29

Click here to load reader

Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

TUGAS PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN

PENGARUH PEMBERIAN SERESAH DAN CACING TANAH

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LAMTORO(Leucaena

leucocephala Lam De Wit) DAN TURI (Sesbania gradiflora) PADA MEDIA

TANAM TANAH BEKAS PENAMBANGAN BATU BARA

OLEH :

NASHIRATUN AMANAH

H1E108038

DOSEN

NOPI STIYATI P, S.Si, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

ABSTRACT

Population of human being which progressively mount, causing requirement of human being also progressively mount. At the present day this processing of experienced resource come up with mining products dredging. Requirement of human being will petrify embers often don’t in line with activity mining of that matter can cause environmental damage, like change unfold nature and can eliminate land;ground of sprout which is good for crop fertility. Intention of writing of this handing out is give understanding about influence of gift of serasah and earth-worm at farm of ex- coal mine as activity of reklamasi pasca mine in order to farm of ex- mine regain fertility and can be made as farm of agriculture like crop of lamtoro(Leucaena leucocephala lam de wit) and turi ( Sesbania gradiflora). Result of attempt indicate that crop at ground of ex- coal mine which is adding serasah and earth-worm more is fertile compared to by topsoil in area of mining and also ground of ex- mine which don’t use serasah and earth-worm. But crop more fertile if only added just serasah.

Key words : management of environmental quality, ground of ex- mine, serasah, earth-worm, lamtoro and turi.

ABSTRAK

Populasi manusia yang semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan manusia juga semakin meningkat. Pada zaman sekarang ini pengolahan sumber daya alam sampai pada pengerukan hasil tambang. Kebutuhan manusia akan batu bara sering tidak sejalan dengan kegiatan pertambangan hal itu dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti perubahan bentang alam dan dapat menghilangkan tanah pucuk yang berguna untuk kesuburan tanaman. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan pemahaman tentang pengaruh pemberian serasah dan cacing tanah pada lahan bekas tambang batu bara sebagai kegiatan reklamasi pasca tambang agar lahan bekas tambang dapat kembali kesuburannya dan dapat dijadikan sebagai lahan pertanian seperti tanaman lamtoro(leucaena leucocephala lam de wit) dan turi (sesbania gradiflora). Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanaman pada tanah bekas tambang batu bara yang di tambah serasah dan cacing tanah lebih subur dibandingkan dengan dengan topsoil di area pertambangan maupun tanah bekas tambang yang tidak ditambah apa – apa. Tetapi tanaman lebih subur jika hanya ditambah serasah saja.

Kata kunci : pengelolaan kualitas lingkungan, tanah bekas tambang, serasah, cacing tanah, lamtoro dan turi.

Page 3: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya

alam, berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang termasuk

ke dalam sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tak terbarukan. Setiap

aktivitas yang dilakukan oleh manusia, akan memberikan dampak dan efek bagi

manusia lainnya, lingkungan, serta tatanan kehidupan sekitarnya. Pelestarian

lingkungan hidup perlu mendapatkan perhatian serius dan tegas oleh semua

lapisan masyarakat. Masalah penurunan kualitas lingkungan akan terus meningkat

semakin meningkatnya perkembanagn zaman oleh maraknya masalah global dan

industrialisasi serta pertambangan.

Banyaknya usaha pertambangan saat ini berkaitan erat dengan kebutuhan

dunia akan bahan tambang bagi keperluan industri hilir yang sangat tinggi,

sehingga menjadikan kegiatan pertambangan menjadi berharga. Tetapi dari dulu

hingga kini masalah pertambangan masih sering menjadi topik utama di berbagai

media masa selain masalah politik, topik yang menjadi pemberitaan maupun

pendapat mengenai pertambangan lebih sering di ekspose sisi negatifnya dari pada

sisi positif yang ditimbulkannya. Seringkali kegiatan pertambangan dianggap dan

dinilai lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya. Hal ini disebabkan adanya

paradoks dalam kegiatan eksplorasi pertambangan yang seringkali berbenturan

dengan kepentingan konservasi sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan

hidup.

Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari makalah ini adalah bagaimana manusia

mengelola kualitas lingkungan saat ini, hal itu di perparah dengan kegaitan

pertambangan, untuk itu uji pertumbuhan tanaman pada tanah bekas

penambangan batu bara dengan penambahan cacing tanah dan serasah pada

tanaman lamtoro dan turi

Page 4: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

memberikan penjelasan mengenai pengelolaan kualitas lingkungan, mengenalkan

tentang tanaman lamtoro dan turi, memberikan pengetahuan tentang serasah dan

cacing tanah, memberikan pemahaman mengenai pertambangan batu bara, sejarah

seta dampaknya. Selain itu juga menjelaskan tentang pengaruh pemberian serasah

dan cacing tanah pada tanah bekas tambang.

Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, digunakan teori kajian pustaka yang berasal

dari buku yang menunjang pembahasan tentang pengelolaan kualitas lingkungan.

Selain itu juga berasal dari referensi-referensi di internet yang tentunya

memberikan informasi-informasi tambahan yang terbaru. Sumber – sumber

tersebut kemudian dikumpulkan dan menjadi analisis untuk pembahasan masalah.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Kualitas Lingkungan

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya

alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang

termasuk ke dalam sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tak

terbarukan. Namun demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita

perlukan mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang

ketersediaan menurut kuantitas dan kualitasnya. Sumberdaya alam tertentu juga

mempunyai keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan

pengelolaan sumberdaya alam yang baik dan bijaksana.

Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan

aktivitas manusia sehari-hari. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan

oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan kerusakan

Page 5: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran udara,

pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak

terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu

sendiri (Anonim, 2008).

Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam, namun

eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya

dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak

faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan

lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan, oleh sebab itu

dalam makalah ini dicoba diungkap secara umum sebagai gambaran potret

lingkungan hidup, khususnya dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan

hidup di era otonomi daerah.

Kegiatan pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan

kerusakan dan pencemaran serta pemulihan kualitas lingkungan telah menuntut

dikembangkannya berbagai perangkat kebijaksanaan dan program serta kegiatan

yang didukung oleh sistem pendukung pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem

tersebut mencakup kemantapan kelembagaan, sumberdaya manusia dan kemitraan

lingkungan, di samping perangkat hukum dan perundangan, informasi serta

pendanaan. Sifat keterkaitan (interdependensi) dan keseluruhan (holistik) dari

esensi lingkungan telah membawa konsekuensi bahwa pengelolaan lingkungan,

termasuk sistem pendukungnya tidak dapat berdiri sendiri. Akan tetapi

terintegrasi, menjadi roh, dan bersenyawa dengan seluruh pelaksanaan

pembangunan di semua sektor (Nasution, 2008).

Tanaman Lamtoro dan Turi

a. Tanaman Lamtoro

Tanaman lamtoro tumbuh hampir di seluruh wilayah indonesia. Rasa asal

tanaman lamtoro ini agak pahit dan bersifat netral. Beberapa bahan kimia yang

terkandung dalam tanaman lamtoro antara lain adalah kalsium, lemak,fosfor, besi,

protein serta vitamin A, B1 dan C. Sementara bijinya mengandung mimosin,

leukanin, protein dan leukanol. Biasanya orang-orang mengembangbiakkan

Page 6: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

tanaman lamtoro dengan menyebarkan bijinya. Cara merawatnya pun relatif

mudah. Tanaman lamtoro cukup disiram air secukupnya, dijaga kelembapan

tanahnya dan dipupuk dengan pupuk organik.

Klasifikasi ilmiah Tanaman Lamtoro

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Upafamili: Mimosoideae

Genus: Leucaena

Spesies: L. leucocephala

Tanaman lamtoro dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan. Manfaat

tanaman lamtoro diantaranya adalah sebagai obat cacing, peluruh kencing, patah

tulang, luka terpukul, susah tidur (insomnia), bengkak (oedem), radang ginjal, dan

kencing manis. Akar tanaman lamtoro ini pun dapat dimanfaatkan sebagai peluruh

haid.

Selain itu lamtoro juga dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, pencegah

erosi, sumber kayu bakar dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang cukup subur,

lamtoro tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran dewasanya (tinggi 13—

18 m) dalam waktu 3 sampai 5 tahun. Tegakan yang padat (lebih dari 5000

pohon/ha) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20 hingga 60 m³ perhektare

pertahun. Pohon yang ditanam sendirian dapat tumbuh mencapai gemang 50 cm.

Kegunaan lain tanaman ini adalah sebagai pagar hidup, sekat api, penahan

angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang melilit seperti lada,

panili, markisa dan gadung, serta pohon penaung di perkebunan kopi dan kakao

karena pohon lamtoro ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 3—10 m, di

antara larikan-larikan tanaman pokok. Tanaman lamtoro juga kerap ditanam

sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan tanah (erosi) dan

meningkatkan kesuburan tanah. Perakaran lamtoro memiliki nodul-nodul akar

tempat mengikat nitrogen.

Page 7: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

b. Tanaman Turi

Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan

sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan.

Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon 'kurus' berumur

pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit luar berwarna

kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak

beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit

berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun

majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1

cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun

yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi

rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar dalam tandan yang keluar

dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai,

kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, bunganya berbentuk

kupu-kupu.

Ada 2 varietas tanaman turi, yaitu berbunga putih dan berbunga merah.

Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara,

panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong.

Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen,

sehingga bisa menyuburkan tanah.

Kegunaan tanaman turi bermacam – macam dan hamper seluruh bagian

tubuhnya dapat di manfaatkan. Daun, bunga dan polong muda dapat dimakan

sebagai sayur atau dipecel. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna

putih yang dikukus dan dimakan sebagai pecel. Daun dan ranting muda juga

merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk

hijau. Daunnya mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti

sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian. Sari kulit batang

pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi

merah kadang dijual dengan nama kayu timor. Turi berbunga merah lebih banyak

dipakai dalam pengobatan, karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar

Page 8: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun

disentri. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.

Serasah dan Cacing Tanah

a. Serasah

Serasah atau seresah adalah tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan

berbagai sisa vegetasi lainnya di atas lantai hutan atau kebun. Serasah yang telah

membusuk (mengalami dekomposisi) berubah menjadi humus (bunga tanah), dan

akhirnya menjadi tanah. Lapisan serasah juga merupakan dunia kecil di atas tanah,

yang menyediakan tempat hidup bagi berbagai makhluk terutama para

dekomposer. Berbagai jenis kumbang tanah, lipan, kaki seribu, cacing tanah,

kapang dan jamur serta bakteri bekerja keras menguraikan bahan-bahan organik

yang menumpuk, sehingga menjadi unsur-unsur yang dapat dimanfaatkan kembali

oleh makhluk hidup lainnya. Jadi serasah dapat berguna untuk pertumbuhan

tanaman.

b. Cacing Tanah

Planet bumi telah diciptakan untuk menjadi tempat kehidupan yang baik.

Didalamnya terdapat berbagai jenis makluk hidup yang memiliki peran dan fungsi

berbeda. Segala perbedaan peran yang dijumpai dalam kehidupan mendukung

fungsi kehidupan agar dapat berjalan dengan baik. Manusia sebagai makluk

dengan tingkatan tertinggi, bertanggung jawab menjaga keseimbangan kehidupan

dan kelestarian semua makluk hidup. Salah satu hewan yang berperan penting

bagi lingkungan dan kesejahtraan manusia secara umum adalah cacing tanah.

Klasifikasi Cacing Tanah

Kingdom : Animalia

Phylum : Annelida

Class : Oligochaeta

Famili : Lumbridae

Genus : Lumbricus

Spesies : Lumbricus sp

Page 9: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

Charles Darwin telah menghabiskan waktunya selama hampir 40 tahun

untuk mengamati kehidupan cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah sebagai

mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi. Para petani pun telah

mengetahui secara turun-temurun, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan

kesuburan tanah pertanian. Lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada

umumnya akan lebih subur karena tanah yang bercampur dengan kotoran cacing

tanah sudah siap untuk diserap oleh akar tanaman. Cacing tanah yang ada di

dalam tanah akan mencampurkan bahan organik pasir ataupun bahan antara

lapisan atas dan bawah. Aktivitas ini juga menyebabkan bahan organik akan

tercampur lebih merata. Kotoran cacing tanah juga kaya akan unsur hara. Ahli-

ahli pertanian di luar negeri dari tahun ke tahun tertarik oleh gerak-gerak cacing

tanah. Mereka menyatakam bahwa kadar kimiawi kotoran cacing dan tanah asli-

nya banyak perbedaannya.

Pada tahun 1941 hasil penelitian T.C. Puh menyatakan, bahwa karena akti-

vitas cacing tanah, maka N, P, K tersedia dan bahan organik dalam tanah dapat

meningkat. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi tanaman. Tahun

1949 Stockli dalam penelitiannya menjelaskan, bahwa humus dan mikroflora

kotoran cacing tanah lebih tinggi dari tanah aslinya. Demikian juga percobaan

pada tanah-tanah gundul bekas tambang di Ohio (Amerika Serikat) menunjukan,

bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P tersedia

165%. Ahun 1979, Wollny juga menyatakan bahwa cacing tanah mempengaruhi

kesuburan dan produktivitas tanah. Dengan adanya cacing tanah, kesuburan dan

produkvitas tanah akan meningkat. Selain itu cacing tanah juga dapat mening-

katkan daya serap air permukaan (Harun, 2009).

Penambangan Batu Bara

Batu bara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa

tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses

fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batu bara

termasuk dalam kategori bahan bakar fosil (Raharjo, 2006a). Batu bara adalah

bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari tetumbuhan dalam lingkungan

bebas oksigen dan terkena pengaruh panas serta tekanan yang berlangsung lama

Page 10: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

(Kepmen LH, 2003). Batu bara dibagi dalam empat kelas: anthracite, bituminous,

sub-bituminous, dan lignite.

Sejarah Batu Bara

Di Indonesia pertambangan batu bara dimulai pada tahun 1849 di

Pengaran, Kalimantan Timur. Kegiatan pertambangan secara besar-besaran di

Pulau Sumatera dimulai pada tahun 1880 di lapangan Sungai Durian – Sumatera

Barat. Walaupun usaha ini mengalami kegagalan, penyelidikan tetap dilakukan,

yaitu sekitar tahun 1868 – 1873 dan kemudian dibukalah tambang batu bara

Proses pembentukan batu bara terdiri dari dua tahap, yaitu tahap biokimia

(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan

(peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi

tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang

buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 meter. Sedangkan tahap

pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses biologi, kimia, dan

fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang menutupinya,

temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut.

Dampak Pertambangan Batu Bara

Penambangan batu bara secara terbuka diawali dengan menebas vegetasi

penutup tanah, mengupas tanah lapisan atas yang relatif subur kemudian

menimbun kembali areal bekas penambangan. Cara ini berpotensi menimbulkan

kerusakan lahan, antara lain terjadinya perubahan sifat tanah, munculnya lapisan

bahan induk yang produktivitasnya rendah, timbulnya lahan masam dan garam-

Page 11: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

garam yang dapat meracuni tanaman, rusaknya bentang alam, serta terjadinya

erosi dan sedimentasi. Perubahan sifat tanah terjadi karena dalam proses

penambangan batu bara, bahan-bahan nonbatubara yang jumlahnya 3-6 kali

jumlah batu bara yang diperoleh perlu dibongkar dan dipindahkan. Tanah hasil

pembongkaran tersebut mempunyai sifat yang berbeda dengan keadaan sebelum

dibongkar, yaitu tanah terlalu padat, struktur tidak mantap, aerasi dan drainase

buruk, serta lambat meresapkan air.

Masalah lain adalah timbulnya tanah masam. Pirit (FeS2), jarosit, dan

epsonit bila teroksidasi menyebabkan pH tanah menjadi masam (4-5). Bahkan

pada areal timbunan yang baru, pH tanah sangat masam (2,6-3,6). Kation yang

dapat ditukar tinggi, seperti Al (1,7-6,25), Mg (4,45-13,84), dan Ca (3,01-8,72)

me/100 g tanah. Kandungan garam-garam sulfat yang tinggi seperti MgSO4,

CaSO4, dan AlSO4 dapat menyebabkan tanaman mengalami keracunan

Penambangan batu bara secara terbuka akan memunculkan lubang-lubang galian

yang sangat dalam dan luas. Tanah yang dibongkar kemudian dipindahkan ke

areal tertentu. Sering terjadi lahan yang sebelumnya bukit setelah tanahnya

dibongkar berubah menjadi lembah, atau lahan yang sebelumnya lembah lalu

ditimbun menjadi bukit. Hal ini menyebabkan stabilitas lingkungan berubah dan

tanah mudah longsor (Fitriani, 2007).

Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara

Setelah dilakukan kegiatan penambangan, dilakukan kegiatan reklamasi

lahan yang merupakan upaya rehabilitasi tanah dan lahan. Reklamasi adalah

kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang

terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya

guna sesuai peruntukannya. agar menghasilkan lingkungan ekosistem yang baik.

Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam penetapan rencana reklamasi

meliputi:

Pengisian kembali bekas tambang, penebaran tanah pucuk dan penataan

kembali lahan bekas tambang serta lahan bagi pertambangan yang kegiatannya

tidak dilakukan pengisian kembali.

Page 12: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng, dan

permukaan timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air.

Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya

radiasi

Karakteristik kandungan bahan nutrien dan sifat beracun tailing atau

limbah batuan yang dapat berpengaruh pada kegiatan revegatasi.

Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang.

Penanganan potensi timbulnya gas metan dan emisinya dari tambang

batubara.

Rekonstruksi tanah.

Revegatasi lahan (Sofyan, 2009).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di rumah kawat Fakultas Pertanian, Universitas

Bengkulu pada tahun 1999 – 2002. Tanah bekas tambang diambil dari Bukit

Sunur, Taba Penanjung, Bengkulu Utara. Tanah topsoil diambil dari lahan di

sekitar daerah pertambangan tersebut. Tanah-tanah tersebut dikeringkan kemudian

disaring dengan ayakan berdiameter 5 mm, selanjutnya dimasukkan ke karung

tempat penanaman. Dari masing – masing karung diambil sedikit tanah, kemudian

di campur untuk setiap jenis perlakuan yang akan dilakukan., sehingga terdapat

empat sampel komposit, yaitu tanah topsoil dan 3 tanah tambang(tanah tambang

yang tidak akan ditambah apapun dalam percobaan, tanah tambang yang akan

diberi serasah dan tanah tambang yang akan diberi serasah dan cacing tanah).

Sampel tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kandungan Ca, Mg, K, N,

P, C organik, Al, pH, tekstur dan kadar airnya.

Penelitian ini menggunakan eksperimen faktorial dengan Rancangan Acak

Lengkap. Faktor pertama adalah media tumbuh, yaitu:

1) top soil

2) tanah bekas tambang

3) tanah bekas tambang dan serasah

Page 13: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

4) tanah bekas tambang, serasah dan cacing tanah

Serasah yang digunakan adalah jenis Euphatorium odoratum karena jenis ini

terbukti palimg cepat terdekomposisi. Cacing tanah yang digunakan adalah jenis

Pontoscolex corethrurus karena jenis ini merupakan jenis lokal di Bengkulu.

Faktor kedua adalah jenis tanaman, yaitu:

1) Lamtoro (Leucaena leucocephala Lam de Wit)

2) Turi(Sesbania grandiflora).

Tanah topsoil dan tanah tambang masing – masing dimasukkan dalam

polibag berukuran 5 L. Setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan dan setiap ulangan

terdiri atas 3 tanaman. bibit berusia tiga minggu di tanam pada setiap polibag.

Kelembaban tanah dijaga dengan penyiraman secara teratur. Serasah kering angin

sebayak 50 gram diberikan pada setipa plot,dua minggu sekali untuk perlakuan

yang menggunakan serasah. Cacing sebanayk 15 ekor diberikan pada setiap plot

untuk perlakuan cacing.

Variabel yang diamati adalah kesuburan tanah(kandungan Ca, Mg, K, N,

P, C organik, Al dan pH) dan pertumbuhan tanaman (tinggi, diameter batang,

jumlah daun dan berat kering biomassa). Pengukuran data pertumbuhan tanamaan

dilakukan satu mnggu sekali selama sepuluh minggu. Data dianalisis dengan

Anava untuk mengetahiu pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan tanamaan.

Uji beda rata – rata dengan LSD digunakan untuk perlakuan yang berpengaruh

nyata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Permasalah lingkungan yang sering terjadi adalah ulah manusia sendiri.

Sudah diketahui bahwa, penambangan batu bara secara terbuka berpotensi

menimbulkan kerusakan lahan, antara lain terjadinya perubahan sifat tanah,

munculnya lapisan bahan induk yang produktivitasnya rendah, timbulnya lahan

masam dan garam-garam yang dapat meracuni tanaman, rusaknya bentang alam,

serta terjadinya erosi dan sedimentasi. Tanah hasil pembongkaran pada kegiatan

pertambangan mempunyai sifat yang berbeda dengan keadaan sebelum dibongkar,

Page 14: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

yaitu tanahnya terlalu padat, struktur tidak mantap, aerasi dan drainasenya buruk,

serta lambat dalam meresapkan air.

Hasil kegiatan tambang yang merugikan dapat ditanggulangi yaitu dengan

cara reklamasi lahan bekas tambang batu bara. Reklamasi adalah kegiatan yang

bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai

akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna

sesuai peruntukannya. Salah satu usaha reklamasi ialah menjadikan tanah bekas

tambang sebagai lahan pertanian. Dalam mereklamasi lahan tambang untuk

pertanian atau yang disebut revegatasi. Pada kegiatan revegatasi diperlukan

perbaikan kondisi tanah meliputi perbaikan ruang tubuh, pemberian tanah pucuk

dan bahan organik serta pemupukan dasar dan pemberian kapur untuk

menetralkankan pH. Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi

dengan iklim setempat tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan

pemilihan spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis

yang cepat tumbuh, misalnya Turi dan Lamtoro. Tanaman lamtoro dan turi dipilih

karena tanaman ini tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia, perawatannya

mudah karena hanay denagn menjaga kelebaban denagn penyiraman yang teratur,

selain itu tanaman lamtoro dapat di jadikan pagar hidup, dapat mengendalikan

hanyutan tanah dan dapat menjaga kesuburan tanah, jadi baik untuk di tanam pada

lahan bekas tambang.

Pada pertambangan batubara, ada yang hilang percuma tanpa harga,

padahal nilainya sangat tinggi sekali, yaitu humus tanah atau biasa disebut topsoil,

berupa pucuk tanah yang subur mengandung humus. Pertumbuhan, perkembangan

dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik

dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan

lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah

tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Unsur – unsur yang

penting dalam kesuburan tanah diantaranya :

1.Nitrogen (N)

      Tanaman menyerap unsur N dalam bentuk ion NO3 dan (NH4 ). Ion mana

yang akan lebih dahulu diserap tergantung pada keadaan pH. Pada pH di atas 7

( keadaan basa) maka ion NH4 ( amonium) yang akan lebih cepat diserap

Page 15: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

sedangkan pada pH dibawah 7 ( keadaan asam ) maka ion NO3 ( nitrat) yang lebih

besar peluang untuk diserap. Hal ini disebabkan karena pada pH di atas 7 ( ke

adaan basa ) banyak terdapat ion (OH ) sehingga ion NH3 yang sama - sama

valensi satu dan bermuatan negatif akan saling bersaing akibatnya ion NH4 yang

berpeluang lebih besar untuk diserap sebaliknya pada pH rendah banyak tersedia

ion H berarti ion NH4 yang sama-sama valensi satu dan bermuatan positif akan

berkompetisi sehingga peluang ion NO3 untuk diserap akan jauh lebih besar.     

2. Phospor ( P )

      Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan

dan mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman

pada pH sekitar 6-7 (Hardjowigeno 2003). Siklus Fosfor sendiri dapat dilihat pada

Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu

fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat

banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik

dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 – 0,5

%. Tanah-tanah tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P

rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan

suplai P kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah 2005).

Menurut Foth (1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman

terhambat dan pertumbuhannya kerdil.

3.C-Organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang

berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini

dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun

biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah

C-Organik

4. Kalium ( K )

      Elemen ini diserap dalam bentuk hampir pada semua proses metabolisme

tanaman, mulai dari proses penyerapan air, transpirasi, fotosintesis, respirasi,

sintesa enzim dan aktifitas enzim. Esensi unsur K adalah sebagai berikut:

1. K merupakan elemen yang higrokopis ( mudah menyerap air) ini menyebabkan

Page 16: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

air banyak diserap didalam stomata, tekanan osmotik naik, stomata membuka

sehingga gas CO2 dapat masuk untuk proses fotosintesis.

2. K berperan sebagai aktifitas untuk semua kerja enzim terutama pada sintesa

protein.

5. Kalsium (Ca)

      Elemen ini diserap dalam bentuk Ca. Sebagaian basar terdapat dalam daun

dan batang dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam lamella pada dinding sel

yang menyebabkan tanaman menpunyai dinding sel yang lebih tebal sehingga

tahan serangan hama dan penyakit. Fungsi fisiologis Kalium yang sangat penting

dalam tubuh tanaman adalah dalam hubungan dengan sintesa protein yang

dibutuhkan untuk pembelahan dan pembesaran sel-sel tanaman, disamping dapat

menetralkan asam - asam organik yang dihasilkan pada proses metabolisme

tanaman sehingga tanaman terhindardari keracunan, Selain berpengaruh pada

pem-bentukan Net pada tanaman melon, elemen ini berperan dalam menaikkan

pH.

6. Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan

beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna

yang khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya

merupakan akibat dari kekurangan magnesium.

7. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

KTK merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan

kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat

tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan

bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK

tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan tanah topsoil memilki kandingan K, C, N

dan Mg lebih tinggi dibangdingkan tanah tambang sedangakn kandungan Pnya

lebih rendah dari tanah tambang. Pada sifat fisika tanah, tanah tambang memiliki

persentase pasir yang lebih tinggi daripada topsoil. Hal itu berakibat pada tanah

tambang kadar airnya menjadi sedikit.

Page 17: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

Selain itu yang perlu diperhatikan dalam kesuburan tanaman adalah pH

tanah. Pengaruh tingkatan pH tanah terhadap tanaman adalah sebagai berikut:

a. pH dibawah 4.5 (terlalu asam), menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan

jumlah panen turun. Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetatif ke

generatif.

b. pH 5.5 sampai 6 (rata-rata tanah di Indonesia), terdapat unsur hara yang

optimum untuk tanaman

c. pH diatas 6, pada tingkatan ini, tanaman akan terlalu vegetatif.

Pada penelitian tersebut secara umum di dapat bahwa semua tanah bekas tambang

memilki pH rendah yang berarti tanah bekas tambang bersifat asam karena apabila

Pirit (FeS2), jarosit, dan epsonit bila teroksidasi menyebabkan pH tanah menjadi

masam (4-5). Kandungan garam-garam sulfat yang tinggi seperti MgSO4, CaSO4,

dan AlSO4 dapat menyebabkan tanaman mengalami keracunan. Tetapi pada tanah

berkas tambang yang diberi serasah atau tanah bekas tambang yang diberi serasah

dan cacing tanah pHnya meningkat, hal ini dapat disebabkan menurunnya kadar H

dan Al serta meningkatnya nilai K, Ca dan Mg.

Secara umum dilihat dari hasil penelitian tersebut, terlihat perbedaan yang

jelas dari keempat perlakuaan yang telah dilakukan. Letak perbedaan yang

dilakukan yaitu pada media tanam. Pada media tanam yang pertama dan kedua

yang berupa topsoil dan tanah bekas tambang batu bara, hasil tanamannya jauh

tertinggal dengan tanaman yang ditanam pada media tanah bekas tambang di

tambah serasah dan tanah bekas tambang yang ditambah serasah dan cacing tanah

hal ini dapat disebabkan karena kandungan C dan N meningkat. Sedangkan pada

media perlakuan tanaman di tambah seresah dan tanaman yang ditambah seresah

dan cacing tanah hasilnya lebih bagus hasil yang di tambah seresah saja hal itu

dikarenakan kurang maksimalnya pemberian cacing tanah yang berakar dari

permasalahan musuh alami cacing tanah. Hal itu terlihat dari banyaknya cacing

yang mati pada awal percobaan dan pada akhir percobaan, populasi cacing

mengalami penurunan. Padahal pada penelitian ini pemberian cacing tanah

bertujuan untuk mempercepat dekomposisi bahan organik yang terkandung pada

lahan bekas tambang tersebut. Tetapi secara umum disimpulkan bahwa

Page 18: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

penambahan serasah atau serasah dan cacing tanah pada tanah bekas tambang

dapat meningkatkan kesuburan pada tanah.

Indikator yang digunakan untuk peningkatan tanah adalah kesuburan

tanaman yaitu dilihat dari tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat

kering dan massa. Pertambahan tinggi, diameter dan jumlah daun pada tanah

tambang lebih rendah dibandingkan ketiga media lain. Sedangkan pada tanah

yang diberi serasah atau serasah dan cacing tanah pertumbuhan tanamananya

lebih baik dari pada tanaman pada tanah tambang yang tidak di tambah apa - apa.

Tingginya pertumbuhan tanaman ini kemungkinan disebabkan karena cepatnya

dekomposisi seresah sehingga ketersediaan hara dalam tanah meningkat.

KESIMPULAN

Pengelolaan kualitas lingkungan penting dilakukan, kegiatan tersebut

meliputi pencegahan, penanggulangan kerusakan dan pencemaran serta pemulihan

kualitas lingkungan. Kegiatan pertambangan dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan seperti perubahan bentang alam, terjadinya erosi dan sedimentasi,

serta dapat menimbulkan tanah asam yang dapat menyebabkan penurunan

kesuburan tanah. Perlu dilakukan kegiatan reklamasi atau revegetasi kegiatan

pasca penambangan untuk pengelolaan kualitas lingkungan. Tanaman lamtoro dan

turi tersebar hingga diseluruh wilayah Indonesia dan mudah pemeliharaannya

serta dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga baik ditanam pada tanah

bekas tambang batu bara. Seresah dan cacing tanah digunakan dalam peningkatan

kesuburan tanah karena dapat terdekomposisi dengan mudah. Penambahan

serasah atau serasah dan cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah pada

tanah bekas tambang, hal ini dilihat dari pertumbuhan tanaman yaitu

bertambahnya tinggi, diameter batang dan jumlah daun.

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: Pengaruh Pemberian Seresah Dan Cacing Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro(Leucaena Leucocephala Lam de Wit) Dan Turi (Sesbania Gradiflora

Andre. 2009. Sifat Kimia Tanahhttp://boymarpaung.wordpress.com/2009/02/19/sifat-kimia-tanah/Diakses tanggal 11 Maret 2010.

Anonim1. 2008. Pembangunan Berklelanjutan, Lingkungan Hidup dan Otonomi Daerah.http://geo.ugm.ac.id/archives/125Diakses tanggal 11 Maret 2010.

Anonim2. 2009. Pengaruh pH Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman. http://ganitri.blogspot.com/2009/05/pengaruh-ph-tanah-terhadap-pertumbuhan.htmlDiakses tanggal 11 Maret 2010.

Fitriani, Diana. 2007. Teknologi Ucg (Underground Coal Gasification) Sebagai Pengelolaan Batubara Ramah Lingkungan.http://anafio.multiply.com/reviews/item/2Diakses tanggal 11 Maret 2010.

Harun, Rochajat. 2009. Manfaat Cacing Tanah.http://tmo-sumberagung.blogspot.com/2009/05/manfaat-cacing-tanah.html Diakses tanggal 11 Maret 2010.

Joko, Sabtanto. 2008. Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang Dan Aspek Konservasi Bahan Galian.http://www.dim.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=609&Itemid=528Diakses tanggal 11 Maret 2010.

Madjid, Abdul. 2008. Dasar – Dasar Ilmu Tanah.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2008/03/sifat-kimia-tanah.htmlDiakses tanggal 11 Maret 2010

Nasution B dkk. 2008. Dilema Pengelolaan Lingkungan di Era Otonomi Daerahhttp://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=46511:dilema-pengelolaan-lingkungan-di-era-otonomi-daerah--bagian-pertama-dari-dua-tulisan-&catid=78:umum&Itemid=139Diakses tanggal 11 Maret 2010.

Sofyan, H. 2009. Dampak Lingkungan Ekspoitasi Tambang Batubara http://haniyahsofyan.blogspot.com/2009/11/dampak-lingkungan-e kspoitasi- tambang.htmlDiakses tanggal 11 Maret 2010.