95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 OLEH LIA ROSINA ANGGREINI K1303046 PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI

ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN

PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

OLEH

LIA ROSINA ANGGREINI

K1303046

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI

ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN

PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

OLEH

LIA ROSINA ANGGREINI

K1303046

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Lia Rosina Anggreini. PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI ORANG TUA, MINAT BELAJAR MATEMATIKA, DAN PROBLEMA REMAJA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada atau tidak adanya

pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar

matematika, (2) ada atau tidak adanya pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, (3) ada atau tidak adanya pengaruh problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika, (4) ada atau tidak adanya interaksi

pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, (5) ada atau tidak adanya interaksi pemberian

motivasi belajar dari orang tua dan problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika, (6) ada atau tidak adanya interaksi minat belajar siswa dan problema

remaja terhadap prestasi belajar matematika, (7) ada atau tidak adanya interaksi

pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar siswa, dan problema

remaja terhadap prestasi belajar matematika.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali

semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 210 siswa yang terbagi

dalam lima kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A dan VIII-B,

berjumlah 78 siswa yang diambil dengan cara cluster random sampling yaitu

dipilih dua kelas secara acak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

metode angket untuk data pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

matematika, dan problema remaja dan metode dokumentasi untuk data prestasi

belajar matematika. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis

variansi tiga jalan dengan sel sama 3x3x3. Sebelumnya dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan

menggunakan metode Bartlett.

Page 6: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Setelah diadakan penelitian dan perhitungan dengan teknik analisis

variansi tiga jalan dengan sel tak sama, akan diambil kesimpulan sesuai dengan

aturan jika Fobs > Ftabel maka H0 ditolak, sedangkan jika Fobs < Ftabel maka H0 tidak

ditolak. Dari perhitungan, kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Ada

pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar

matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 7,25 > 3,15 = F tabel ,

dengan demikian H0A ditolak, (2) Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 6,49 > 3,15

= F tabel, dengan demikian H0B ditolak, (3) Ada pengaruh problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs =

4,36 > 3,15 = F tabel, dengan demikian H0C ditolak, (4) Tidak adanya interaksi

pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 1,12 < 2,52

= F tabel, dengan demikian H0AB tidak ditolak, (5) Tidak ada interaksi pemberian

motivasi belajar dari orang tua dan problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika, berdasarkan perhitungan diperoleh Fobs = 1,60 < 2,52 = F tabel, dengan

demikian H0AC tidak ditolak, (6) Tidak ada interaksi minat belajar siswa dan

problema remaja terhadap prestasi belajar matematika, berdasarkan perhitungan

diperoleh Fobs = 0,68 < 2,52 = F tabel, dengan demikian H0BC tidak ditolak, (7)

Tidak ada interaksi pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar siswa,

dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika, berdasarkan

perhitungan diperoleh Fobs = 0,74 < 2,10 = F tabel, dengan demikian H0ABC tidak

ditolak.

Page 7: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Lia Rosina Anggreini. THE EFFECT OF LEARNING MOTIVATION GIVEN BY PARENTS, LEARNING MATHEMATIC INTEREST, AND ADOLESCENT PROBLEM TOWARD MATHEMATIC LEARNING ACHIEVEMENT OF EIGHT’S GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 5 BOYOLALI YEAR OF STUDY 2009/2010. Thesis. Surakarta: Teaching and Education Faculty Sebelas Maret University, July 2010 The purpose of this research is to know if: (1) there is influence of learning

motivation given by parents toward learning mathematic achievement, (2) there is

influence of learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, (3) there is influence of adolescent problem toward learning

mathematic achievement, (4) there is interaction between learning motivation

given by parents and learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, (5) there is interaction between learning motivation given by

parents and adolescent problem toward learning mathematic achievement, (6)

there is interaction beetween learning mathematic interest and adolescent problem

toward learning mathematic achievement, (7) there is interaction between learning

motivation given by parents, learning mathematic interest and adolescent problem

toward learning mathematic achievement.

The population of this research is eight’s grade students of SMP Negeri 5

Boyolali at first semester year of study 2009/2010 consist of 210 students devided

into five classes. The sample of this research is class VIII-A and VIII-B, total 78

students taken by cluster random sampling, randomly chosen two classes. Data

collecting technique used is questionnaire methode for data of learning motivation

given by parents, learning mathematic interest, and adolescent problem and

documentation methode for data of learning mathematic achievement. Analysis

technique used is three-ways analysis of variance technique with unequal cell

3x3x3. Before that, we use normality test by Lilliefors methode and homogenity

test by Bartlett methode.

After we did research and calculate by three-ways analysis of variance

technique with unequal cell 3x3x3, we took conclusion appropriate with rule if

Page 8: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Fobs>Flist so H0 is rejected, while if Fobs < Flist so H0 is not rejected. From the

calculation, the conclution of this research are : (1) There is influence of learning

motivation given by parents toward learning mathematic achievement, based on

calculation we got result Fobs = 7,25 > 3,15 = F list, so H0 is rejected, (2) There is

influence of learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, based on calculation we got result Fobs = 6,49 > 3,15 = F list, so H0 is

rejected, (3) There is influence of adolescent problem toward learning

mathematic achievement, based on calculation we got result Fobs = 4,36 > 3,15 =

F list, so H0 is rejected, (4) There is no interaction between learning motivation

given by parents and learning mathematic interest toward learning mathematic

achievement, based on calculation we got result Fobs = 1,12 < 2,52 = F list, so H0AB

is not rejected, (5) There is no interaction between learning motivation given by

parents and adolescent problem toward learning mathematic achievement, based

on calculation we got result Fobs = 1,60 < 2,52 = F list, so H0AC is not rejected, (6)

there is no interaction beetween learning mathematic interest and adolescent

problem toward learning mathematic achievement, based on calculation we got

result Fobs = 0,68 < 2,52 = F list, so H0ABC is not rejected, (7) There is no

interaction beetwen learning motivation given by parents, learning mathematic

interest and adolescent problem toward learning mathematic achievement, based

on calculation we got result Fobs = 0,74 < 2,52 = F list, so H0ABC is not rejected.

Page 9: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Sedikit pengetahuan yang digunakan untuk berkarya sungguh lebih berharga daripada

banyak pengetahuan yang disimpan saja.”

(Kahlil Gibran)

“Tidak ada orang yang melampaui fajar tanpa melalui malam.”

(anonim)

“Segala sesuatu ada waktunya, apa yang tercipta merupakan jawaban dari putaran waktu

yang telah Allah sediakan. Nikmati hidup apa adanya karena semua berawal dari sana.

Yakin segala sesuatu ada waktunya dan terjadi tepat pada waktunya.”

(LEE..)

Page 10: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Sebuah karya bagi mereka yang menantikan

saat-saat indah ini.

Bapak dan Ibu, semoga Allah senantiasa

melindungi dan memberikan guyuran rahmat

kepada keduanya.

Bapak dan Ibu di Boyolali, untuk semangat

dan doa yang selalu ada dan akan terus

mengalir.

SCK, terima kasih untuk semua kebahagiaan

yang kau berikan pada Lee.. semoga Allah

selalu meridhoi kita.

Page 11: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas pertolongan yang

tak terkira dan nikmat sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Problema Remaja dan Minat Belajar Matematika

Terhadap Prestasi Belajar Matematika”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar

kesarjanaan pada Program Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa pada proses penyusunan skripsi ini banyak

bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah

memberikan izin menyusun skripsi ini.

2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang

telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah

memberikan izin menyusun skripsi ini.

4. Drs. Mardjuki, M.Si. Pembimbing I yang telah membimbing penulis hingga

skripsi ini dapat tersusun.

5. Ristu Saptono, S.Si, M.T. Pembimbing II yang telah membimbing penulis

hingga skripsi ini dapat tersusun.

6. Kirdjono, S.Pd, M.M. Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Boyolali yang telah

memberi ijin tryout demi kelancaran penulisan skripsi.

7. Dra. Hj. Widhiani PN, M.Si. Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Boyolali yang

telah memberi ijin penelitian demi kelancaran penulisan skripsi.

8. FX Windoe Poernomo, S.Pd. Guru Matematika SMP Negeri 5 yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk

membantu terlaksananya penelitian ini.

9. Kedua orang tuaku dan Bapak/Ibu Boyolali yang selalu memberikan doa

restu, kasih sayang dan dukungan yang tak ternominalkan.

10. SCK, untuk segalanya…………..

Page 12: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

11. Jojo dan Danang, terimakasih telah memberi warna dalam hidupku, I love u

all..

12. Mas Sofyan Pasca UNS, untuk les privatnya….

13. Teman-teman P.Math ’03 atas segala kebersamaan dan kenangan kita

bersama.

14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan

dari Allah SWT. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya, bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 13: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian....................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

1. Prestasi Belajar Matematika .................................................. 8

a. Prestasi...................... ...................................................... 8

b. Belajar.............................................................................. 8

c. Prestasi Belajar................................................................. 10

d. Hakekat Matematika........................................................ 11

e. Pengertian Prestasi Belajar Matematika........................... 12

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Matematika...................................................................... 13

Page 14: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Motivasi Belajar..................................................................... 13

a. Pengertian Motivasi ........................................................ 13

b. Teori-teori Motivasi ........................................................ 14

c. Macam-macam Motivasi................................................. 16

d. Fungsi Motivasi………………………………………… 17

e. Cara Memotivasi Anak………………………………… 17

f. Tugas dan Tangung Jawab Orang Tua Dalam Keluarga.. 19

g. Bentuk Motivasi dari Orang Tua..................................... 19

h. Indikator Motivasi Belajar dari Orang Tua……………. 20

3. Minat………………………………………………………. 21

4. Problema Remaja…………………. ..................................... 24

a. Pengertian Remaja…………………………………. ..... 24

b. Tugas-tugas Perkembangan Usia Remaja……………. .. 26

c. Pengertian Tentang Problema Remaja…. ....................... 27

B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 31

C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 32

D. Perumusan Hipotesis…………………………………………… 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37

1. Tempat penelitian .................................................................. 37

2. Waktu Penelitian ................................................................... 37

B. Metode Penelitian ...................................................................... 37

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 37

1. Populasi……………………………………………………. 37

2. Sampel……………………………………………………... 38

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 38

1. Metode Pengumpulan Data………………………………… 38

2. Instrumen Penelitian………………………………………... 39

E. Variabel Penelitian ...................................................................... 41

1. Variabel Bebas……………………………………………… 41

2. Variabel Terikat…………………………………………….. 42

Page 15: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 43

1. Uji Normalitas…………………………………………… ... 43

2. Uji Homogenitas………………………………………… ... 44

3. Analisis Variansi Tiga Jalan……………………………….. 45

4. Uji Komparasi Ganda……………………………………… 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 52

A. Deskripsi Data ............................................................................. 52

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen ............................................. 52

2. Data Skor Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ...... 54

3. Data Skor Minat Belajar Siswa ............................................. 55

4. Data Skor Problema Remaja ................................................. 55

5. Data Skor Prestasi Belajar Matematika ................................ 55

B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................... 56

1. Uji Normalitas……………………………………………. .. 56

2. Uji Homogenitas…………………………………………... 57

C. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 58

1. Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama .............. 58

2. Uji Lanjut Pasca Anava......................................................... 59

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................. 61

1. Hipotesis Pertama ................................................................. 61

2. Hipotesis Kedua .................................................................... 62

3. Hipotesis Ketiga .................................................................... 63

4. Hipotesis Keempat ................................................................ 63

5. Hipotesis Kelima ................................................................... 64

6. Hipotesis Keenam ................................................................. 64

7. Hipotesis Ketujuh .................................................................. 65

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................. 66

A. Kesimpulan ................................................................................. 66

B. Implikasi...................................................................................... 69

1. Implikasi Teoritis .................................................................. 69

2. Implikasi Praktis ................................................................... 70

Page 16: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

C. Saran ............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

LAMPIRAN ..................................................................................................... 75

Page 17: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Notasi dan Tata Letak Data .................................................... 46

Tabel 3.2 Rangkuman analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama ........ 49

Tabel 4.1 Rangkuman data prestasi belajar matematika siswa ............... 56

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas ............................ 57

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis Uji Homogenitas ........................ 57

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak

Sama ....................................................................................... 58

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Komparasi Antar Baris ................................. 59

Tabel 4.8 Rangkuman Uji Komparasi Antar Kolom .............................. 60

Tabel 4.9 Rangkuman Uji Komparasi Antar Sub Kolom ....................... 61

Page 18: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua

(Try Out) ................................................................................ 75

Lampiran 2 Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua

(Try Out) ................................................................................. 77

Lampiran 3 Uji Konsistensi Internal Angket Pemberian Motivasi Belajar

Dari Orang Tua ....................................................................... 82

Lampiran 4 Lembar Validasi Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari

Orang Tua ............................................................................. 83

Lampiran 5 Reliabilitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari

Orang Tua ........................................................................... 88

Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang

Tua ........................................................................................ 89

Lampiran 7 Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua ............. 90

Lampiran 8 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Matematika (Try Out) ........... 94

Lampiran 9 Angket Minat Belajar Matematika (Try Out) ......................... 96

Lampiran 10 Uji Konsistensi Internal Angket Minat Belajar Matematika .. 102

Lampiran 11 Lembar Validasi Angket Minat Belajar Matematika .............. 104

Lampiran 12 Reliabilitas Angket Minat Belajar Matematika ..................... 108

Lampiran 13 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Matematika ........................... 110

Lampiran 14 Angket Minat Belajar Matematika .......................................... 112

Lampiran 15 Kisi-kisi Angket Problema Remaja (Try Out) ........................ 117

Lampiran 16 Angket Problema Remaja (Try Out) ....................................... 118

Lampiran 17 Uji Konsistensi Internal Angket Problema Remaja ................ 124

Lampiran 18 Lembar Validasi Angket Problema Remaja............................ 126

Lampiran 19 Reliabilitas Angket Problema Remaja .................................... 130

Lampiran 20 Kisi-kisi Angket Problema Remaja......................................... 132

Lampiran 21 Angket Problema Remaja ....................................................... 133

Lampiran 22 Data Induk Penelitian .............................................................. 138

Lampiran 23 Uji Normalitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari

Page 19: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Orang Tua Rendah .................................................................. 141

Lampiran 24 Uji Normalitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari

Orang Tua Sedang ................................................................... 143

Lampiran 25 Uji Normalitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari

Orang Tua Tinggi .................................................................... 145

Lampiran 26 Uji Normalitas Angket Minat Belajar Matematika Rendah.... 147

Lampiran 27 Uji Normalitas Angket Minat Belajar Matematika Sedang .... 149

Lampiran 28 Uji Normalitas Angket Minat Belajar Matematika Tinggi ..... 151

Lampiran 29 Uji Normalitas Angket Problema Remaja Rendah ................. 153

Lampiran 30 Uji Normalitas Angket Problema Remaja Sedang .................. 155

Lampiran 31 Uji Normalitas Angket Problema Remaja Tinggi ................... 158

Lampiran 32 Uji Homogenitas Angket Pemberian Motivasi Belajar Dari

Orang Tua ............................................................................... 160

Lampiran 33 Uji Homogenitas Angket Minat Belajar Matematika ............. 163

Lampiran 34 Uji Homogenitas Angket Problema Remaja ........................... 166

Lampiran 35 Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama ................ 169

Lampiran 36 Uji Komparasi Ganda.............................................................. 178

Lampiran 37 Daftar Tabel ............................................................................ 181

Lampiran 38 Perijinan .................................................................................. 188

Page 20: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at

Tanggal : 9 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi :

Ketua : Triyanto, S.Si, M.Si. (………………)

Sekretaris : Dyah Ratri Aryuna, S.Pd, M.Si. (………………)

Anggota I : Drs. Mardjuki, M.Si (………………)

Anggota II : Ristu Saptono, S.Si, M.T (………………)

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 21: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Salah satu

faktor penentu bagi kelestarian dan kemajuan bangsa adalah sektor pendidikan.

Pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan meneruskan

kebudayaan dari generasi ke generasi, melainkan dapat menghasilkan perubahan

dan pengembangan kemajuan kehidupan bangsa. Keberhasilan program

pendidikan dapat membantu kelancaran pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilakukan di dalam keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Keberhasilan pendidikan nasional tanggung jawab bersama

antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Peningkatan mutu pendidikan pada masyarakat terutama anak-anak

bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau sekolah saja, melainkan juga

merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan

prinsip yang diberikan oleh Ki Hajar Dewantoro bahwa pendidikan menurut

tempatnya dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan di dalam keluarga, pendidikan

di dalam sekolah, dan pendidikan di dalam masyarakat.

Dalam kaitannya dengan pendidikan yang berlangsung di dalam

keluarga, orang tua mempunyai tugas untuk mendidik dan membimbing putra-

putrinya dengan baik. Orang tua berkewajiban memberikan dasar-dasar

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan kepada putra-putrinya, karena dalam

keluarga anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Keberhasilan

orang tua dalam menanamkan sikap dan pengertian yang baik akan menunjang

keberhasilan pendidikan di sekolah dan di masyarakat. Salah satu hal yang

penting dalam menunjang pendidikan dalam keluarga adalah sikap dan pengertian

orang tua terhadap pentingnya pendidikan sekolah bagi putra-putrinya. Orang tua

harus menyadari bahwa kebutuhan sekolah merupakan kebutuhan anak untuk

bekal hidup saat terjun di masyarakat.

1

Page 22: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor di dalam diri siswa

(intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). Faktor dari dalam diri siswa

merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar.

Hal tersebut dapat dipahami sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah

individu sebagai subjek belajar.

Salah satu faktor ekstern yang ikut menentukan keberhasilan belajar

siswa adalah pemberian motivasi belajar dari orang tua. Pemberian motivasi

belajar dari orang tua adalah dorongan yang berasal dari orang tua untuk

membantu dalam memperoleh prestasi belajar yang baik. Oleh karena siswa

mengalami kehidupan yang pertama dan utama dalam keluarga. Mereka akan

tumbuh dan berkembang sesuai pendidikan yang diperoleh dari orang tuanya.

Dalam hal ini orang tua hendaknya dapat membantu pihak sekolah untuk dapat

memberikan motivasi yang positif agar siswa memperoleh prestasi belajar yang

tinggi. Pemberian motivasi belajar dari orang tua dapat dengan mengadakan

pengawasan, memupuk rasa optimis, memberikan pujian, memberikan hadiah,

memenuhi kebutuhan sekolah, memberi nasehat, dan sebagainya.

Posisi orang tua dalam keluarga adalah sebagai pemimpin dan

penanggung jawab keluarga. Lebih dari itu, dengan adanya anak maka fungsi

orang tua bertambah yaitu sebagai guru, pendidik, pembimbing, serta motivator

dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. Motivasi yang kuat akan dapat

merangsang pengungkapan potensi secara konstruktif yang dapat menimbulkan

kegairahan belajar yang tinggi. Oleh karena itu diharapkan keikutsertaan orang tua

dalam membantu belajar anaknya dengan jalan memotivasi anaknya, juga

mengadakan fasilitas belajar yang diperlukan.

Dalam kaitannya dengan pendidikan yang berlangsung di sekolah, selain

guru, siswa juga berperan penting dalam pencapaian prestasi, diantaranya minat

belajar siswa itu sendiri. Minat belajar siswa merupakan salah satu contoh faktor

intern siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Selanjutnya

minat belajar siswa satu dengan yang lainnya tidak sama. Siswa yang mempunyai

minat belajar yang tinggi kemungkinan akan mempunyai prestasi berbeda dengan

Page 23: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

siswa yang mempunyai minat belajar rendah. Siswa yang mempunyai minat

belajar tinggi akan lebih giat belajar daripada siswa yang mempunyai minat

belajar yang rendah. Siswa yang berperasaan senang dan berminat belajar, akan

mudah berkonsentrasi dalam belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ini

berarti bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditunjang oleh minat belajarnya.

Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa selain dipengaruhi oleh

hal-hal diatas tersebut, yang tak kalah penting adalah keadaan psikis siswa

diantaranya problema yang dihadapi. Usia anak Sekolah Menengah Pertama

(SMP) berkisar antara 13 tahun sampai 15 tahun. Pada usia ini, anak sedang

mengalami masa remaja, tepatnya adalah remaja awal. Masa remaja adalah suatu

fase perkembangan yang berada di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.

Dengan kata lain, masa remaja adalah fase perkembangan yang paling unik di

antara fase-fase perkembangan yang dilalui dalam kehidupan manusia. Pada masa

ini, seorang remaja sedang mengalami pertentangan batin yang memuncak.

Mereka sering dicekam kebingungan, kepedihan dan kadang-kadang muncul

kegembiraan yang menggelora. Pada masa remaja muncul kesadaran akan

kepribadian dan mulai berusaha mencari identitas diri. Mereka tertarik pada

pribadi yang ideal sebagai tokoh atau idola bagi dirinya. Remaja sangat

mengagumi atau memuja tokoh idolanya. Selain itu, pada masa remaja anak mulai

tertarik pada lawan jenisnya. Mereka mulai berusaha untuk mempertampan dan

mempercantik dirinya. Jadi, pada masa ini berbagai perasaan muncul secara silih

berganti pada diri remaja. Keadaan yang demikian sangat membingungkan

mereka, sehingga mereka memerlukan seseorang yang dapat membantu dirinya

dalam mencurahkan perasaan yang membingungkan tersebut.

Pada usianya remaja mempunyai sejumlah tugas yang timbul pada suatu

periode tertentu dalam kehidupan individu yang disebut sebagai tugas

perkembangan. Tugas perkembangan timbul karena adanya kematangan dalam

diri individu, adanya tuntutan khusus terhadap individu serta adanya harapan yang

harus dimiliki oleh individu tersebut. Tugas perkembangan yang tidak dapat

Page 24: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

diselesaikan akan membawa akibat perilaku menyimpang pada remaja. Perilaku

menyimpang ini oleh remaja belum tentu dianggap sesuatu yang buruk. Sebagai

contoh kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan atribut yang diberikan

masyarakat terhadap perilaku remaja yang menyimpang dari aturan-aturan

normatif yang dianut oleh anggota masyarakat dimana remaja itu hidup. Tingkah

laku yang dianggap menyimpang oleh masyarakat, biasanya belum tentu diterima

begitu saja oleh remaja. Apalagi bila atribut itu diberikan oleh masyarakat yang

otoriter. Dalam masyarakat yang seperti ini, komunikasi hanya terjadi satu arah

yaitu dari atas kebawah, yang berupa perintah, celaan, makian, bahkan ancaman.

Remaja sebagai anggota masyarakat sedang berada pada masa berfikir obyektif,

tidak senang melihat adanya kepincangan-kepincangan sosial, bahkan mereka bisa

melakukan kritik spontan yang dapat menimbulkan ketegangan emosional dan

frustasi yang disalurkan dalam bentuk kenakalan.

Problema-problema yang dihadapi remaja karena tugas perkembangan

yang belum terselesaikan ini terjadi pada setiap remaja. Mungkinkah problema

yang dihadapi remaja ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya

pada bidang studi matematika?

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah

pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar matematika, dan

problema yang dihadapi remaja akan berpengaruh terhadap prestasi belajar bidang

studi matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Terdapat siswa yang memperoleh pemberian motivasi belajar dari orang

tua tinggi, dan juga terdapat siswa yang memperoleh pemberian motivasi

belajar dari orang tua sedang maupun rendah. Adanya perbedaan tingkat

pemberian motivasi belajar dari orang tua siswa menyebabkan prestasi

belajar matematika yang dicapai siswa juga berbeda.

Page 25: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Terdapat siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dan ada siswa yang

mempunyai minat belajar sedang maupun rendah. Adanya perbedaan

tingkat minat belajar yang dimiliki siswa menyebabkan prestasi belajar

matematika yang di capai siswa juga berbeda.

3. Pada umumnya banyak remaja yang menghadapi masalah. Hal ini

disebabkan remaja masih dalam mas transisi sehingga memiliki emosi

yang cenderung labil.

4. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika

diantaranya pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

matematika, dan problema remaja. Namun beberapa pihak (pelaku atau

lingkungan sekitar) kurang memperhatikan hal tersebut sehingga

pencapaian hasil belajar kurang optimal.

C. Pembatasan Masalah

Melihat banyaknya permasalahan yang muncul berdasarkan latar

belakang dan identifikasi masalah yang ada, pembatasan masalah dititik beratkan

pada:

1. Minat belajar siswa dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa

terhadap matematika.

2. Pemberian motivasi belajar dari orang tua dalam penelitian ini adalah

pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap matematika.

3. Problema remaja pada penelitian ini adalah problema-problema yang

dihadapi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali semester I tahun

ajaran 2009/2010.

4. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah nilai ujian mid

semester bidang studi matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 5

Boyolali semester I tahun ajaran 2009/2010.

Page 26: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua

terhadap prestasi belajar matematika?

2. Apakah ada pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika?

3. Apakah ada pengaruh problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika?

4. Apakah ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua

dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika?

5. Apakah ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua

dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika?

6. Apakah ada interaksi antara minat belajar siswa dan problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika?

7. Apakah ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua,

minat belajar siswa, dan problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh pemberian motivasi belajar

dari orang tua terhadap prestasi belajar matematika.

2. Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika.

3. Mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh problema remaja terhadap

prestasi belajar matematika.

4. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi pemberian motivasi belajar

dari orang tua dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika.

Page 27: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

5. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi pemberian motivasi belajar

dari orang tua dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika.

6. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi minat belajar siswa dan

problema remaja terhadap prestasi belajar matematika.

7. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi pemberian motivasi belajar

dari orang tua, minat belajar siswa, dan problema remaja terhadap

prestasi belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru agar

mempunyai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi orang tua siswa.

3. Memberikan masukan kepada siswa melalui guru, tentang minat belajar

kaitannya dengan pencapaian prestasi yang maksimal.

Page 28: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Prestasi

Pada akhir proses belajar-mengajar, siswa selalu dituntut untuk

memberikan prestasi-prestasi tertentu yang menampakkan hasil belajar secara

nyata dan relevan bagi tujuan instruksional, sehingga prestasi diperlukan untuk

mengetahui apakah tujuan yang dituju telah tercapai.

Ada beberapa pendapat tentang pengertian prestasi. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2003: 787) kata prestasi mempunyai arti bahwa Prestasi adalah

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).

Sedangkan Zainal Arifin (1990: 3) mengemukakan bahwa prestasi adalah hasil

dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu

hal.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah

bukti nyata atau hasil yang telah dicapai dari kemampuan, keterampilan dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

b. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh

siswa sebagai anak didik.

Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in

behaviour as a result of experience”.

2) Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to

imitate to try something themselves, to listen, follow direction”.

8

Page 29: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3) Geoch mengatakan: “Learning is a change in performance as a result of

practice”.

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman A.M, 2001: 20).

Slameto (1995: 5), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Jadi belajar lebih menekankan pada perubahan tingkah

laku seseorang dalam belajar sebagai hasil pengalaman dan latihan.

Menurut Sardiman A.M. (2001: 21), dalam arti luas belajar dapat diartikan

sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai uasaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya.

Welger, James, dan Gardner (2009: 1) berpendapat bahwa ”Belajar

merupakan proses mendapatkan informasi baru, pengetahuan, keterampilan,

kepercayaan, dan nilai penting pada masa yang akan datang”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan

lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Dalam belajar akan menghasilkan suatu perubahan, tetapi tidak berlaku

sebaliknya, karena perubahan yang terjadi dalam diri manusia banyak sekali

jenisnya dan tidak setiap perubahan dalam diri individu merupakan perubahan

dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan dan

pertumbuhan tidak termasuk dalam pengertian belajar.

Page 30: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Lebih lanjut bahwa didalam proses belajar terdapat ciri-ciri perubahan

tingkah laku dalam pengertian belajar yang menurut pendapat Syaiful Bahri

Djamarah (2002: 15-16) adalah sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa individu dalam belajar, akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi

adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang tejadi dalam diri individu

berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi

menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna dalam proses belajar

berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan ini bersifat aktif artinya bahwa perubahan ini tidak terjadi

dengan sendirinya dan perubahan tersebut bertujuan untuk memperoleh

sesuatu yang lebih baik.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara terjadi hanya untuk beberapa saat saja,

tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam

sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.

c. Prestasi Belajar

Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan

instruksional dapat tercapai. Pada saat tertentu dilakukan penelitian atau penilaian

untuk mengetahui sejauh mana perubahan setelah proses belajar itu tadi. Hasil

Page 31: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

penilaian itu yang memberikan gambaran mengenai hasil dari perubahan. Hasil

dari perubahan itulah yang kemudian disebut sebagai prestasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 787), prestasi adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

guru.

Zainal Arifin (1990: 3) mengemukakan bahwa prestasi adalah

kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dala menyelesaikan suatu hal.

Sedangkan menurut pendapat Sutratinah Tirtonegoro (1984: 43), prestasi adalah

penilaian hasil usaha yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

dalam periode tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi

belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar atau tingkat penguasaan yang

dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan

nilai tes yang diberikan oleh guru.

d. Hakekat Matematika

Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan

dengan ide, proses dan penalaran. Sehingga dalam mempelajari matematika

diperlukan adanya pengertian, pikiran dan penalaran, tidak cukup hanya dengan

hafalan saja.

Ruseffendi (1988: 261) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu

tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasi, mulai dari

unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau

postulat dan akhirnya ke dalil dan matematika adalah pelayan ilmu. Sedangkan

menurut Purwoto (2003 : 12) matematika adalah pengetahuan deduktif, artinya

menerima generalisasi yang didasarkan pembuktian secara deduktif dan tidak

menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 723) dikemukakan bahwa

Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan,

Page 32: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dan prosedur operasional yang digunakan dipenyelesaian masalah mengenai

bilangan.

Alexander Khait (2005: 137 – 159) menyatakan bahwa “Matematika

merupakan sebuah ilmu bahasa yang penting yang dicirikan dengan gabungan

kata-kata yang tepat maknanya”.

Dalam jurnal internasional yang dituliskan oleh Sarno dikemukakan

bahwa matematika merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari dan sebagai

dasar dari semua ilmu. Dengan belajar matematika, siswa dapat

mengorganisasikan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan berpikir logis dan

analitik untuk menyelesaikan masalah. Sarno (2008) menyatakan bahwa:

“Mathematics is known as one of the gate keepers for success in all fields of life. It is a common saying that Mathematics is mother of all subjects. That’s why it is considered to be more than a subjct and is conceived as a key for solving the problem. The first question which arises in our mind as teachers that why should we teach Mathematics to our students? One of the main objectives of teaching and learning Mathematics is to prepare students for practical life. Students can develop their knowledge, skills, logical and analytical thinking while learning Mathematics and all these can lead them for enhancing their curiousity and to develop their ability to solve problems in almost all field of life”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah ilmu tentang bilangan-bilangan hasil pemikiran manusia yang berhubungan

dengan ide dan penalaran yang didasarkan atas pembuktian secara deduktif yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

e. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Dalam setiap aktivitas yang dilakukan manusia selalu menginginkan

keberhasilan. Begitu juga dalam kegiatan mengajar di sekolah. Siswa yang

melakukan kegiatan belajar selalu menginginkan keberhasilan dalam belajar.

Dalam dunia pendidikan keberhasilan belajar ini disebut dengan prestasi belajar.

Dari pengertian belajar, prestasi belajar, dan matematika dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa

setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika yang menunjukkan

kecakapan siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika.

Page 33: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130), prestasi yang

dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal).

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1) Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dsb.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Faktor ini terdiri dari:

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor kecakapan.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, emosi, dan penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1) Faktor sosial, terdiri dari:

a) lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

2. Motivasi Belajar

a . Pengertian Motivasi

Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang

terjadi begitu saja, melainkan faktor yang mendorong dan selalu ada yang dituju.

Faktor pendorong itu adalah motivasi, yang tujuannya adalah untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan mempertahankan keberadaannya.

Page 34: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Menurut Ngalim Purwanto ( 1990: 72) mendefinisikan sebagai berikut :

“Motivasi adalah sesuatu usaha yang disadari untuk menggerak dan mengerahkan,

serta menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.”

Menurut Mc. Donald dalam bukunya Oemar Hamalik ( 1992: 173)

menyatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai

tujuan.

Dari uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

sesuatu usaha atau kekuatan yang timbul dari dalam dan mendorong seseorang

untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu.

b . Teori-teori Motivasi

Tindakan memotivasi akan berhasil apabila tujuan jelas dan didasari oleh

kebutuhan, tetapi perlu diketahui bahwa tujuan dan kebutuhan setiap individu

tidaklah sama, oleh karenanya timbullah motivasi yang berbeda. Hal inilah yang

mendasari munculnya teori-teori motivasi. Teori-teori tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Teori Hedonisme

Menurut teori ini bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah

mencari kesenangan ( hedone ) yang bersifat duniawi. Manusia pada hakekatnya

adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan

kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi masalah yang perlu dipecahkan,

manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan

kesenangan daripada mengakibatkan kesulitan.

Inti dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang cenderung

menghindari hal-hal yang sulit dan lebih suka melakukan sesuatu yang

mendatangkan kesenangan baginya. Misalnya, siswa akan merasa senang apabila

gurunya tidak hadir untuk mengajar. Menurut teori ini para siswa harus diberi

motivasi secara tepat agar tidak malas dalam belajar.

Page 35: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Teori Naluri

Dalam teori ini menugungkapkan bahwa pada dasarnya manusia

memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang disebut naluri, yaitu :

a) Dorongan nafsu mempertahankan diri

b) Dorongan nafsu mengembangkan diri

c) Dorongan nafsu mengembangkan / menyatakan jenis

Oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia yang

diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri

tersebut. Dalam teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri

mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Misalnya seorang pelajar sangat

tekun dan rajin dalam belajarnya karena ia ingin menjadi pandai (naluri

mengembangkan diri).

3) Teori Reaksi yang Dipelajari

Menurut teori ini bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak

berdasarkan pada naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang

dipelajari. Teori ini sering disebut teori lingkungan kebudayaan, karena

berpandangan bahwa orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di

tempat ia hidup dan dibesarkan.

4) Teori Daya Pendorong

Menurut teori ini motivasi timbul didasarkan pada naluri dan teori

reaksi yang dipelajari atau reaksi yang dipelajari dari lingkungan kebudayaan

yang dimilikinya.

5) Teori Kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada

hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun

psikis. Oleh karena itu ada beberapa teori kebutuhan yang dikemukakan oleh

Abraham Maslow dalam Ngalim Purwanto (1990: 80) bahwa ada lima kebutuhan

pokok manusia, yaitu:

a) Kebutuhan fisiologis

b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan

c) Kebutuhan sosial

Page 36: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d) Kebutuhan akan penghargaan

e) Kebutuhan akan aktualisasi diri

Dalam pandangan Maslow, terpenuhinya kebutuhan yang satu akan

mengakibatkan pada kebutuhan yang lain dan kecenderungan pengalihan ini tidak

senantiasa bersifat kaku, dimana kebutuhan seseorang pada kondisi tertentu

cenderung meningkat kekuatannya, sedangkan pada kondisi lain mengalami

penurunan kekuatannya.

c . Macam-macam Motivasi

Woodworth & Marquis/ Ruhiyat dalam bukunya Abdul Rochman Abror (

1993: 119) berpendapat bahwa motivasi itu mempunyai tiga tingkat, yaitu:

1) Kebutuhan organis, yaitu motif-motif yang didasarkan pada kebutuhan rohani

meliputi kebutuhan minum, kebutuhan bernafas, berbuat, dan beristirahat.

2) Motif-motif darurat, yaitu motif-motif untuk melepaskan diri dari bahaya,

melawan, berusaha, mengejar, dan menangkap. Motif ini pada dasarnya

bersifat bawaan yang berkembang karena pengaruh dari belajar.

3) Motif objektif, yaitu motif-motif untuk melaksanakan eksplorasi, manipulasi,

dan menaruh minat. Motif ini diarahkan untuk dapat berhubungan dengan

dunia luar secara efektif (sosial dan non sosial).

WS.Winkel (1990: 92) mengemukakan bahwa motivasi belajar di

sekolah dibedakan dalam dua bentuk:

1) Motivasi Intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsi tanpa dirangsang dari luar.

2) Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang baru berfungsi bila ada rangsangan

dari luar.

Jadi dalam motif intrinsik itu telah ada kesadaran dari individu akan kebutuhan

dan upaya untuk memenuhinya. Yang termasuk motif intrinsik adalah siswa

belajar karena semata-mata ingin mendalami suatu masalah, ingin menjadi orang

yang sukses, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam motif ekstrinsik

adalah siswa belajar karena ingin menghindar dari hukuman, siswa belajar untuk

memperoleh hadiah, pujian, dan sebagainya.

Page 37: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d . Fungsi Motivasi

Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah kegiatan begitu saja

terjadi, tetapi ada faktor yang mendorong yang disebut motivasi.

Menurut Ngalim Purwanto ( 1990: 70-71) fungsi motivasi meliputi :

1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak

2) Menentukan arah kegiatan

3) Menyeleksi perbuatan

Sedangkan Ahmad Tabrani Rustam, Atang Kusndinar, Zaenal Arifin (

1989: 123 ) mengemukakan fungsi motivasi sebagai berikut :

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan.

2) Mengarahkan aktivitas belajar anak didik.

3) Menggerakkan seperti mesin mobil

Seorang ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut.

Dalam kegiatan belajar, berlangsung dan keberhasilannya bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual termasuk salah satunya motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan belajar mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar mengajar itu demi mencapai suatu tujuan. (WS. Winkel, 1990 : 115)

Dari uraian fungsi motivasi di atas dapatlah disimpulkan bahwa pada

pokoknya fungsi motivasi adalah mendorong manusia agar melakukan perbuatan

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi adalah

untuk menggiatkan semangat belajar siswa sehingga siswa akan lebih bergairah

dalam belajar.

e . Cara Memotivasi Anak

Dalam kegiatan belajar mengajar sering dijumpai bahwa motivasi

intrinsik tidak selamanya dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, guru maupun orang

tua siswa diharapkan berusaha menimbulkan motivasi agar siswa giat belajar dan

mencapai prestasi yang memuaskan.

Page 38: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dalam jurnal internasional Othman Talib (2009:9) mengemukakan

bahwa:

”The students tend to be more motivated, and would be more eager to make sure that their ongoing performance meets the expectations of parents. Often, supportive parents would also take all necessary measures within their means to ensure their children succeed academically including sending them for tuition”. Guru maupun orang tua dapat mempergunakan berbagai bentuk motivasi

agar siswa giat belajar dan mencapai prestasi yang memuaskan. Dan hal-hal yang

dapat memotivasi siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan penghargaan

lisan, seperti mengatakan “bagus”, “hebat” dan penghargaan berupa tulisan seperti

memberi nilai dari kegiatan belajarnya. Nilai-nilai yang baik, bagi siswa

merupakan motivasi yang sangat kuat.

f . Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam Keluarga

Orang tua menurut Singgih D. Gunarso (1992 : 35) bahwa orang tua

adalah manusia yang telah dewasa dan mempunyai tanggung jawab dalam

mendidik anak-anaknya. Orang tua yang penulis maksud disini adalah bapak/ibu

atau orang yang menjadi wali bagi anak yang bersangkutan yaitu sebagai

penanggung jawab atas segala keperluan hidupnya, khususnya yang berhubungan

dengan si anak.

Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan pusat pendidikan yang

utama dan pertama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan anak diperoleh

dari orang tua dan keluarga itu sendiri. Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga

mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengantarkan anak-anaknya menuju

kearah kedewasaan agar nantinya dapat mandiri. Peran keluarga yaitu :

1) Melindungi dan memelihara aanggota keluarga.

2) Mendidik anggota keluarga.

3) Mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

4) Penghubung anak dengan lingkungan masyarakat.

5) Menciptakan suasana aman, damai dan bahagia bagi anggota

keluarga.

Page 39: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Oleh karena itu keluarga menduduki tempat terpenting bagi terbentuknya

anak keseluruhan yang akan dibawa sepanjang hidupnya. Keluarga adalah

pembentuk watak, pemberi dasar agama, penanaman sifat,kebiasaan,hobi, cita-cita

dan sebagainya.

g . Bentuk Motivasi dari Orang Tua

1) Mengadakan Persaingan

Persaingan merupakan hal positif sebagai alat untuk mencapai prestasi

yang lebih tinggi. Sikap anak dalam setiap persaingan berbeda satu dengan yang

lain. Ada yang ingin mempertinggi harga diri bila menang, ada yang tidak suka

dan tidak berani bersaing, ada pula yang acuh tak acuh karena tidak ada harapan

untuk menang. Persaingan dapat dilakukan antar teman sekolah saudara, antar

teman sepermainan, antar tetangga, dan sebagainya.

2) Memberi Hadiah

Hadiah tidak selamanya berupa uang dan barang. Hadiah disini adalah

memberikan penguatan pada anak atas prestasi yang dicapainya. Penguatan itu

dapat bersifat verbal yaitu berupa kata-kata, kalimat, pemberian penghargaan.

Sedangkan penguatan non verbal dapat berupa mimik dan goresan badan,

misalnya mengacungkan jempol, sentuhan dengan jabat tangan untuk

mengucapkan selamat atas keberhasilannya.

3) Memberi Hukuman

Menghukum anak bukan berarti melampiaskan nafsu amarah melainkan

supaya anak tersebut bertaubat dari perbuatannya yang salah. Sebelum

memberikan hukuman, anak-anak diterangkan dulu apa kesalahannya. Hukuman

yang baik bertalian dengan kata hati, artinya akibat dari hukuman tersebut dapat

mewujudkan sikap yang positif pada anak dan bukan sebaliknya. Untuk

mengisyaratkan hukuman itu positif, T. Gordon (1996 : 32 ) mengemukakan

pendapatnya :

a) Hukuman harus dapat dirasakan anak yang diawasi sebagai larangan yang

membahayakan, meniadakan, tidak diinginkan, merugikan, yaitu harus aversif

bagi yang diawasi (berlawanan dengan kebutuhan).

Page 40: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b) Hukuman harus cukup aversif agar menghasilkan eliminasi atau hilangnya

perlakuan yang tidak diingikan.

c) Yang diawasi tidak mampu melarikan diri dari situasi hukuman atau terkunci

dalam hubungan karena ketergantungan pada pengawas untuk menyediakan

kebutuhan apa yang diawasi.

4) Nasehat

Nasehat dari orang tua merupakan pendorong semangat dalam belajar

atau melaksanakan suatu kegiatan. Namun demikian orang tua jangan terlalu

sering menasehati anak, karena dengan seringnya menasehati maka akan terjadi

kebosanan dan kurang bebas.

5) Memberikan Tempat dan Alat Belajar

Tempat belajar yang tertata rapi dan nyaman akan dapat membangkitkan

motivasi belajar anak. Orang tua seharusnya menyediakan tempat khusus untuk

belajar, agar anak tidak belajar di sembarang tempat. Di samping itu orang tua

juga harus memperhatikan tersedianya peralatan yang diperlukan untuk belajar

anaknya.

h . Indikator Motivasi Belajar dari Orang Tua

1) Mengadakan persaingan.

2) Memberi hadiah.

3) Memberi hukuman.

4) Memberi nasehat.

5) Memberikan tempat dan alat belajar.

3. Minat

Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih

baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan

sesuatu, karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang

akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun bila minat itu tidak

disertai dengan usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil.

Page 41: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Para ahli psikologi telah mendefinisikan minat dengan berbagai variasi.

Walaupun demikian merupakan pendapat yang saling melengkapi satu sama lain.

Definisi minat sendiri menurut W.S Winkel (1996: 188), minat diartikan sebagai

kecenderungan yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok

bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Siswa yang

berperasaan senang akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. Pada dasarnya

konsentrasi merupakan akibat dari perhatian yang sifatnya spontan dan

ditimbulkan oleh minat terhadap suatu hal. Jika siswa berminat terhadap suatu

pelajaran tertentu, maka ia akan berkonsentrasi terhadap pelajaran itu. Siswa tidak

akan bosan menekuni sesuatu apabila ia memang berminat terhadapnya. Minat

siswa terhadap sesuatu berpengaruh terhadap perilakunya dan perhatiannya.

Sedangkan menurut Slameto (1995: 180), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

Sardiman A.M (1990: 180) mengatakan bahwa minat dapat dibangkitkan

dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Sardiman A.M (1990: 76) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai

suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dihubungkannya dengan keinginan-keinginannya dan kebutuhan-

kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan

membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan

dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan

kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu karena merasa ada kepentingan

dengan sesuatu itu. Jadi jelas bahwa minat selalu berkaitan dengan kebutuhan.

Minat pada dasarnya adalah pencerminan akan suatu hubungan antara

diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minat. Adanya proses belajar pada diri subjek belajar

menumbuhkan interaksi aktif terhadap lingkungan yang menghasilkan perubahan-

Page 42: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Perubahan terjadi relatif konstan dan terbatas. Setiap kegiatan belajar akan

menimbulkan perubahan. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan

yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya,

tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan.

Siswa yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya itu dan sama sekali tidak

menghiraukan sesuatu yang lainnya.

Jadi kesimpulannya, minat adalah perasaan yang didapatkan karena

berhubungan dengan sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan hasil belajar dan cenderung mendukung

aktivitas belajar berikutnya.

Hakekat belajar sangat pribadi dan oleh karenanya minat sangat berbeda

antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, bahkan minat dalam diri

seseorang berbeda dari waktu ke waktu. Minat besar pengaruhnya terhadap

prestasi belajar. Ada tidaknya minat terhadap pelajaran dapat dilihat dari cara

siswa mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan. Minat dan belajar dapat

mempengaruhi seseorang dalam berkonsentrasi didalam kegiatan belajar.

Dari uraian di atas dapat ditentukan beberapa unsur-unsur penting atau

indikator-indikator minat, yaitu sebagai berikut:

a. Perasaan senang

Seseorang akan merasa senang terhadap sesuatu yang diminatinya karena

ia mempunyai sangkut paut dengan subjek di luar dirinya, juga dapat disebabkan

karena ia telah menerima informasi yang jelas mengenai obyek tersebut. Dalam

proses belajar mengajar keadaan yang dihadapi siswa kemungkinan besar akan

berpengaruh besar. Siswa yang tidak merasa senang terhadap guru bidang studi

tertentu akan sangat menghambat dalam proses belajar mengajar, karena perasaan

senang akan membantu mengembangkan minat dalam belajar.

Page 43: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Perhatian

Seseorang yang mempunyai minat terhadap obyek atau bidang tertentu,

ia akan menaruh perhatian pada bidang atau obyek tertentu tersebut. Minat

merupakan kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik terhadap

bidang tertentu. Dalam hubungannya dengan perhatian, Oemar Hamalik (1989:

13) berpendapat bahwa, “Minat menetukan sukses dan gagalnya kegiatan

seseorang. Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dan usaha

belajar, sehingga menghambat studinya”.

c. Kesadaran

Kesadaran merupakan suatu aktifitas psikis yang mampu

mengkonsentrasikan pikiran dan mampu mengesampingkan hal-hal yang

mengganggu aktifitas tersebut. Minat merupakan pemusatan tenaga psikis yang

tertuju pada suatu obyek, yang menetukan banyak atau sedikitnya kesadaran yang

menyertai suatu kreatifitas yang sedang dilakukan.

d. Kemauan

Seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu apabila

seseorang tersebut mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, atau mempunyai kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang

dikehendaki. Dengan demikian kemauan tersebut akan mendorong kehendak yang

dikendalikan oleh pikiran dan terarah pada suatu tujuan.

Dapat disimpulakan pula, bahwa minat belajar matematika adalah

kemauan dan kesadaran untuk mempelajari matematika dengan perasaan senang,

penuh perhatian dan konsentrasi yang tinggi. Dengan demikian makin besar minat

akan makin besar pula perhatiannya, sehingga kesadaran dan kemauan

mempelajari matematika akan semakin besar. Dan pada akhirnya memperoleh

prestasi yang memuaskan.

Page 44: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Problema Remaja

a. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan

tidak mantap. Seorang individu yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang

lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum sampai pada masa atau usia

dewasa yang penuh tanggung jawab baik kepada dirinya sendiri maupun kepada

masyarakat. Lamanya masa peralihan ini tergantung kepada keadaan dan tingkat

sosial masyarakat di mana ia hidup.

Remaja pada masa peralihan ini sama halnya seperti pada masa anak

mengalami perubahan jasmani, kepribadian, intelek dan peranan di dalam maupun

di luar lingkungan. Perbedaan proses perkembangan yang jelas pada masa remaja

ini adalah perkembangan psikoseksualitas dan emosionalitas yang mempengaruhi

tingkah laku para remaja, yang sebelumnya pada masa anak tidak nyata

pengaruhnya.

Pengertian remaja menurut Singgih D. Gunarsa (1991: 6)

mengemukakan, “Masa remaja adalah masa anak ke masa dewasa, meliputi semua

perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa”.

Sedangkan menurut Zakiah Daradjat dalam Sofyan S. Willis (1981: 22), Remaja

adalah usia transisi. Seorang individu, telah meninggalkan usia kanak-kanak yang

lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan

penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat.

Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial

masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia

remaja, karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam

masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya.

Sarlito Wirawan Sarwono (1994: 4) dalam psikologi remaja memberikan

definisi remaja dari berbagai segi, yaitu:

1) Remaja Ditinjau dari Segi Hukum 2) Remaja Ditinjau dari Segi Perkembangan Fisik 3) Batasan Remaja Menurut WHO 4) Remaja Ditinjau dari Segi Sosial-Psikologik 5) Definisi Remaja Untuk Masyarakat Indonesia

Page 45: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Di Indonesia konsep “Remaja” tidak dikenal, hanya mengenal anak-anak

dan dewasa dengan batasan yang bermacam-macam. Dalam pasal 7 UU No.

1/1974 tentang perkawinan menganggap mereka yang di atas usia 16 tahun (untuk

wanita) dan 19 tahun (untuk pria) sebagai bukan anak-anak lagi, tetapi mereka

juga belum dianggap sebagai dewasa penuh, sehingga masih diperlukan ijin orang

tua untuk mengawinkan mereka. Inilah yang dapat disejajarkan dengan

pengertian-pengertian “Remaja” dalam ilmu-ilmu sosial yang lain.

Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terikat (seperti Biologi dan

Faal) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat

kelamin manusia mencapai kematangannya. Perkembangan yang terjadi yaitu

seorang pria yang berotot dan berkumis atau berjanggut yang mampu

menghasilkan beberapa ratus juta sel mani setiap kali ia berejakulasi, aau seorang

wanita yang berpayudara dan berpinggul besar yang setiap bulannya

mengeluarkan sebuah sel telur dari indung telurnya.

Pada tahun 1974, WHO memberikan devinisi tentang remaja ke dalam 3

kriteria yaitu biologi, psikologi dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap

definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:

Remaja adalah suatu masa dimana:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada

yang relatif lebih mandiri.

Masa remaja merupakan masa mulai bangkitnya rasa kepribadian dan

sosial. Keadaan yang demikian mendorong remaja untuk mengenal masyarakat

yang ditampakkan dari jalur kebudayaan yang selalu ia soroti dan mempunyai

ciri-ciri kebudayaan berbeda dari orang tua atau keluarganya. Remaja merupakan

suatu individu yang berusaha lepas dari orang tuanya, baik dari segi pembiayaan,

pola berfikir, situasi kekeluargaan atau bahkan dari segi aturan norma-norma.

Jiwa remaja mengalami transisi dari sifat kejiwaan yang dialami anak-anak

Page 46: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

berubah kearah jiwa dewasa yang dimiliki oleh individu yang sudah

masak/mengalami kedewasaan. Pada masa ini timbul gangguan-gangguan

keseimbangan psikis, sehingga timbul konflik, pertentangan batin,

pemberontakan, dan kegelisahan.

Kita dapat menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah

untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Pada usia 11 tahun tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria

fisik).

2) Banyak masyarakat Indonesia usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh,

baik menurut adat maupun agama (Kriteria sosial).

3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan jiwa seperti

tercapainya identitas diri, fase genital dari perkembangan psikoseksual

dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria

psikologik).

4) Orang-orang yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi

persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologik masih dapat

digolongkan remaja.

5) Definisi remaja di sini dibatasi, khususnya yang belum menikah.

b. Tugas-tugas Perkembangan Usia Remaja

Proses perkembangan yang dialami remaja akan menimbulkan

permasalahan bagi mereka sendiri dan mereka yang dekat dengan lingkungan

hidupnya. Proses remaja menuju kedewasaan tidaklah berjalan lancar, akan tetapi

banyak mengalami rintangan. Besar kecilnya rintangan itu ditentukan oleh faktor-

faktor yang mempengaruhi anak di rumah tangga dan di lingkungan masyarakat di

mana anak itu hidup dan berkembang.

“Tugas perkembangan ialah tugas yang timbul pada periode tertentu

dalam kehidupan individu. Juga tugas itu berhasil akan menimbulkan kebahagiaan

individu, sebaliknya jika tugas itu gagal akan menimbulkan kesulitan baginya

pada masa mendatang” Sofyan S. willis (1981: 8).

Page 47: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tugas yang tidak terselesaikan di masa sebelum remaja merupakan

penyebab utama timbulnya kelainan-kelainan tingkah laku seperti salah satunya

kenakalan remaja.

Sofyan S. Willis (1981: 10) menyebutkan adanya 9 tugas perkembangan

remaja, yaitu:

1) Memperoleh sejumlah norma-norma dan nilai-nilai sebagai pedoman dan pandangan hidup untuk masa depan.

2) Belajar memiliki peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.

3) Menerima kenyataan jasmaniyah serta dapat menggunakan seefektif-efektifnya dan merasa puas terhadap keadaan jasmaninya tersebut.

4) Mencapai kebebasan daripada ketergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.

5) Mencapai kebebasan ekonomi. 6) Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai

dengan bakat dan kesanggupannya. 7) Memperoleh informasi tentang kehidupan perkawinan dan

mempersiapkan diri untuk itu baik persiapan fisik, mental, emosional dan sosial.

8) Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan bermasyarakat.

9) Memiliki konsep-konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat.

Dari tugas-tugas perkembangan tersebut dapatlah terlihat hubungan yang

cukup erat antara lingkungan kehidupan sosial dan tugas-tugas yang diselesaikan

oleh seorang remaja dalam hidupnya. Hal ini merupakan pondasi supaya mereka

dapat hidup dalam masyarakat.

c. Pengertian Tentang Problema Remaja

Seperti pendapat-pendapat yang telah dikemukan di depan bahwa remaja

adalah suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan.

Perubahan-perubahan yang terjadi itu meliputi beberapa segala segi kehidupan

manusia, yaitu: jasmani, rohani, pikiran, perasaan, dan sosial.

Menurut Sofyan S. Wilis (1981: 33) yang dimaksud dengan problema

remaja adalah masalah-masalah yang dihadapi para remaja sehubungan dengan

Page 48: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

adanya kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rangka penyesuaian diri terhadap

lingkungan dimana remaja itu hidup dan berkembang.

Beberapa problema tersebut antara lain:

1) Problema yang berhubungan dengan tujuan hidupnya

Sering dijumpai remaja yang berbadan sehat, tampan dan cerdas, tetapi

kelihatan sedih, rendah diri seolah-olah menderita penyakit sehingga hidupnya

tidak bersemangat. Hal ini sering disebabkan persoalan pribadinya yang tidak bias

dipecahkan oleh dirinya sendiri.

Anak remaja selalu ingin sukses dalam hidupnya. Ia mempunyai cita-cita

dan idealisme yang tinggi. Ia berada dalam gelombang cita-cita dan idealisme.

Karenanya, ia kerap kali ingin mempunyai kedudukan sosial yang tinggi di dalam

lingkungannya, atau di antara kawan-kawannya. Untuk mencapai status tersebut

kadang-kadang para remaja menggunakan jalan ekstrem.

Ia banyak menilai orang lain, juga dirinya sendiri. Oleh sebab itu, ia

sering menyendiri, tetapi kadang-kadang menonjolkan diri untuk menarik

perhatian orang lain. Kadang-kadang semangatnya membaja, namun bisa hancur

dan frustasi bila gagal cita-citanya. Karena itulah masa remaja disebut pula masa

gelombang angin topan. Disinilah orang tua mutlak dibutuhkan oleh remaja.

2) Problema yang berhubungan dengan perubahan jasmaninya

Masalah pertama yang dihadapi oleh para remaja ialah perubahan

jasmaninya. Akibat perubahan itu, sering menggelisahkan mereka sendiri.

Perubahan-perubahan itu antara lain:

a) Pertumbuhan anggota kelamin.

b) Pertumbuhan yang membedakan seks antara laki-laki dan perempuan.

c) Pertumbuhan badan yang sangat cepat.

d) Terjadi menstruasi yang pertama bagi anak perempuan dan mimpi bagi

anak laki-laki.

e) Pertumbuhan anggota badan berjalan tidak seimbang, misalnya hidung

lebih cepat besar daripada bagian muka.

Page 49: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

f) Tumbuhnya jerawat dan bintik-bintik pada muka, punggung dan bagian

lain pada tubuhnya.

Karena perubahan ini sering timbul perubahan tingkah lakunya, misalnya

yang semula lincah dan periang berubah menjadi pemalu, rendah diri, rendah hati,

kadang-kadang kasar, tidak tau malu dan sebagainya.

3) Problema remaja yang berhubungan dengan orang tua

Salah satu yang sering timbul dikalangan para remaja ialah karena orang

tua kurang mengikuti dan memahami ciri-ciri dan sifat-sifat remaja, baik yang

berhubungan dengan perkembangan fisik maupun mentalnya. Hal yang

menimbulkan ketegangan antara orang tua dan anak remajanya ialah peraturan-

peraturan kaku yang dibuat oleh orang tua dan sangat mengikat para remaja.

4) Problema remaja yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya

Masalah-masalah lain yang sering menimbulkan kesukaran-kesukaran

bagi remaja ialah masalah sosial, sebab pada masa remaja ini berada dalam masa

pembentukan kepribadiannya. Ia sering mencontoh apa yang dilihat dan

didengarnya dari lingkungan sekelilingnya.

Persoalan lain lagi, ia sudah merasakan matang fungsi seksnya. Dengan

kematangan ini mereka ingin berkenalan dengan lawan jenisnya. Dari sini timbul

kelakuan-kelakuan yang aneh, baik dalam cara berpakaian, berbicara, maupun

gerak-geraknya seolah-olah disengaja dan dibuat-buat secara berlebih-lebihan

untuk menarik teman dan lawan jenisnya.

Masalah-masalah inilah yang perlu mendapat perhatian sehingga kita

dapat membimbing para remaja kearah yang lebih baik, menjadi warga negara

yang baik, berkepribadian, berbudi pekerti, bermental, dan bermoral tinggi.

5) Problema ekonomi dan mendapatkan pekerjaan

Masalah mendapatkan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi,

merupakan masalah yang cukup menggelisahkan para remaja. Seorang remaja

kelas II SMA mengeluh bahwa dia ingin bekerja menghasilkan uang untuk

Page 50: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

memenuhi kebutuhan dirinya dan membantu meringankan beban orang tuanya. Ia

ingin bekerja sambil belajar. Dari keluhan remaja itu dapat ditarik kesimpulan

bahwa ia ingin melepaskan diri dari orang tua untuk mencapai otonomi dibidang

ekonomi dan keuangan.

Di dalam masyarakat modern orang amat menghargai kerja. Siapa yang

tidak bekerja untuk menghasilkan uang akan tersisihkan, dalam kondisi ini kaum

remaja pun terpengaruh, sehingga terasa pengaruh itu di dalam kelas dimana

remaja itu bersekolah. Perhatian kepada pelajaran berkurang, karena ada anggapan

bahwa bersekolah dan ijasah tidak menentukan pangkat dan penghasilan di

masyarakat. Hal ini diperkuat oleh sementara pendapat orang tua yang

mengatakan kepada anaknya bahwa tanpa sekolah tinggi ia dapat berhasil dalam

bidang ekonomi dan keuangan. Motivasi belajar berkurang, dan bahkan menjadi

putus sekolah karena pengaruh ekonomi.

6) Problema beragama

Masalah agama pada remaja sebenarnya terletak pada tiga hal yaitu

keyakinan beragama, pelaksanaan ajaran agama secara teratur, dan perubahan

tingkah laku karena agama.

a) Keyakinan dan kesadaran beragama

Keyakinan dan kesadaran beragama harus ditumbuhkan dengan sengaja

sejak anak masih kecil. Biasanya melalui latihan-latihan di rumah. Dan yang

paling penting lagi ialah membiasakan perbuatan-perbuatan yang terpuji. Pada

masa remaja kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan pada waktu kecil akan

mengalami tantangan dengan adanya pemikiran rasional dan adanya kenyataan

hidup orang dewasa yang dilihatnya amat bertentangan denga keyakinan yang

telah ia terima. Hal ini menimbulkan kekaburan nilai-nilai yang telah dia terima di

waktu kecil. Akibatnya akan menimbulkan kegoncangan jiwa pada remaja.

b) Pelaksanaan ajaran agama secara teratur

Jika keyakinan beragama atau kesadaran beragama sudah tumbuh dengan

subur, maka untuk melaksanakan ajaran agama dengan konsekuen akan lebih

Page 51: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

mudah. Terutama sekali harus dibina disiplin menjalankan ajaran agama semenjak

kecil, sehingga dimasa remaja kebiasaan itu mudah berkembang.

c) Perubahan tingkah laku karena ajaran agama

Tingkah laku yang perlu ditumbuhkan kepada remaja adalah berbuat

sesuatu karena Allah, karena keinginan Allah dan karena mengharapkan ridhlo

Allah semata. Jika ini sudah berkembang dalam diri mereka, maka tampak

kesungguhan dan kegairahan beribadah dan bekerja, semangat berkorban, toleran

dan kemauan keras.

7) Problema mengisi waktu luang

Waktu terluang ialah waktu kosong setelah sehabis belajar dan bekerja.

Bila anak dan remaja ini dibiarkan mengatur sendiri waktu luangnya tanpa

bimbingan orang tua, guru dan masyarakat, disinilah pangkal pokok terjadinya

hal-hal yang kurang diingini oleh masyarakat.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain,

sebagai berikut.

Wiwit Pitados Ingtyas (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Kemampuan Penalaran, Kemampuan Spasial dan Minat Belajar

Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi

Tiga Siswa Kelas X Semester II SMA N 1 Purworejo”, menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.

Persamaan penelitian yang relevan di atas dengan penelitian yang penulis lakukan

yaitu sama-sama menggunakan tinjauan tentang pengaruh minat belajar

matematika terhadap prestasi belajar matematika. Perbedaannya adalah penelitian

di atas meneliti tentang pengaruh kemampuan penalaran dan kemampuan spasial

terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan dimensi tiga sedangkan

penelitian yang penulis lakukan tidak menggunakan tinjauan tentang kemampuan

penalaran dan kemampuan spasial terhadap prestasi belajar matematika pada

Page 52: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pokok bahasan dimensi tiga, tetapi menggunakan tinjauan tentang pengaruh minat

belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.

Endah Noviasari (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Nilai Ebtanas Murni (NEM) dan Problema Remaja terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas I SMU N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2001/2002”,

menyimpulkan bahwa: (i) Ada pengaruh NEM terhadap prestasi belajar

matematika. (ii) Tidak ada pengaruh problema remaja terhadap prestasi belajar

Matematika. (iii) Tidak terdapat interaksi antara NEM dan problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika. Kesamaan penelitian di atas dengan

penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama menggunakan tinjauan tentang

pengaruh problema remaja terhadap prestasi belajar matematika. Perbedaannya

adalah penelitian di atas meneliti pengaruh NEM terhadap prestasi belajar

matematika sedangkan penelitian yang penulis lakukan tidak menggunakan

tinjauan tentang pengaruh NEM terhadap prestasi belajar matematika, tetapi

menggunakan tinjauan tentang pengaruh minat belajar matematika terhadap

prestasi belajar matematika.

C. Kerangka Berfikir

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasikan, dan

berkembang disebabkan oleh belajar. Anak didik merupakan subjek belajar yang

sangat penting dalam proses belajar mengajar. Proses belajar menunjukkan

adanya suatu rangkaian yang menyeluruh menyangkut berbagai faktor dan situasi

yang berada di sekitarnya. Dengan demikian keberhasilan dalam proses belajar

mengajar tergantung dari faktor yang mempengaruhinya.

Prestasi belajar ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu

contoh faktor internal dan eksternal dalam penelitian ini adalah minat belajar

siswa dan pemberian motivasi belajar dari orang tua. Dengan demikian baik

tidaknya prestasi belajar dipengaruhi juga oleh minat belajar siswa dan pemberian

motivasi belajar dari orang tua.

Page 53: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kegiatan belajar perlu adanya minat belajar karena siswa yang memiliki

minat belajar yang tinggi akan memiliki daya atau energi untuk melakukan

kegiatan belajar sehingga keberhasilan di dalam proses akan tercapai dengan baik.

Sebaliknya seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi mungkin akan

mengalami kegagalan di dalam proses belajar dikarenakan dalam dirinya tidak

tumbuh minat untuk belajar. Jadi ada pengaruh minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika.

Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan pusat pendidikan yang

utama dan pertama, .Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga mempunyai tugas

dan kewajiban untuk mengantarkan anak-anaknya menuju kearah kedewasaan

agar nantinya dapat mandiri. Salah satunya adalah pemberian motivasi belajar dari

orang tua karena tidak semua anak memiliki motivasi intrinsik sehingga perlu

adanya motivasi dari orang lain (orang tua). Dengan adanya pemberian motivasi

belajar dari orang tua memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik dan tepat

sehingga prestasi belajar matematika juga baik. Sebaliknya orang tua yang tidak

pernah atau sedikit dalam memberikan motivasi belajar pada anaknya dapat

mengakibatkan anak kuramg bersemangat untuk belajar sehingga mereka tidak

mampu berprestasi maksimal khususnya dalam bidang studi matematika

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah problema

yang dihadapi siswa atau remaja menuntut untuk mendapatkan penyelesaian.

Kalau problema yang satu tidak segera diselesaikan maka akan menyebabkan

bertambahnya problema pada periode berikutnya. Problema-problema ini akan

terus menumpuk pada siswa. Sehingga siswa akan terganggu jiwanya. Pikirannya

akan tertekan dan sulit untuk berkosentrasi. Problema yang dihadapi siswa

menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Terlebih lagi prestasi belajar

matematikanya. Karena matematika merupakan salah satu kegiatan pikiran. Disini

terlihat dengan jelas bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh keadaan

kejiwaan siswa. Keadaan jiwa ini tergantung pada problema-problema yang

dihadapi siswa. Sehingga problema-problema yang dihadapi siswa akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.

Page 54: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Pada dasarnya, pemberian motivasi belajar dari orang tua memiliki

hubungan yang sangat erat dengan minat belajar matematika. Tinggi rendahnya

motivasi yang diberikan oleh orang tua akan mempengaruhi ada tidaknya minat

untuk belajar matematika. Apabila orang tua kurang memberikan motivasi belajar

pada anak, tentu saja dalam diri mereka tidak akan tumbuh minat untuk

mempelajari matematika. Sebaliknya, jika orang tua memberikan motivasi belajar

pada anak maka akan tumbuh sedikit demi sedikit minat untuk belajar

matematika.

Problema remaja juga berhubungan erat dengan pemberian motivasi

belajar dari orang tua dan minat belajar siswa. Banyak sedikitnya problema

remaja yang dialami akan mempengaruhi ada tidaknya minat untuk belajar

matematika. Apabila remaja sedang mengalami banyak masalah, tentu saja dalam

diri mereka tidak akan tumbuh minat untuk mempelajari matematika. Hal itu

dikarenakan mereka sudah merasa sibuk dengan problema-problema tersebut.

Pemberian motivasi belajar dari orang tua berperan untuk membantu dan

mengarahkan anak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Jika orang

tua kurang memberikan motivasi belajar, maka anak akan terbebani dengan

masalah yang dihadapinya. Sebaliknya, apabila problema yang mereka alami

sedikit, maka akan tumbuh sedikit demi sedikit minat untuk belajar matematika

sebab tidak ada sesuatu yang membebani pikiran mereka.

Hubungan antara pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat

belajar matematika, dan problema remaja seperti yang telah diuraikan di atas, juga

akan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Orang tua yang tidak

memotivasi anaknya untuk belajar dan dengan problema yang dihadapi remaja

tentu akan mengurangi minat belajar matematika sehingga prestasi belajar

matematika akan menurun. Dan jika orang tua memeberikan motivasi belajar

tinggi kepada anak dan sedikitnya problema yang dihadapi remaja maka minat

belajar matematika anak tersebut akan meningkat sehingga prestasi belajar

matematika pun akan lebih baik.

Page 55: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berdasarkan uraian di atas, maka pemberian motivasi belajar dari orang

tua, minat belajar siswa, dan problema remaja saling berinteraksi berpengaruh

terhadap prestasi belajar matematika.

Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan

suatu paradigma penelitian sebagai berikut :

Keterangan :

: pengaruh

D. Perumusan Hipotesis

Dari kerangka pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini diajukan

hipotesis sebagai berikut :

1. Ada pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi

belajar matematika.

2. Ada pengaruh minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.

3. Ada pengaruh problema remaja terhadap prestasi belajar matematika.

4. Ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat

belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.

5. Ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan problema

remaja terhadap prestasi belajar matematika.

6. Ada interaksi antara minat belajar matematika dan problema remaja terhadap

prestasi belajar matematika.

Minat Belajar Siswa

Prestasi Belajar

Matematika

Problema Remaja

Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua

(PMBDOT)

Page 56: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

7. Ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

matematika, dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika.

Page 57: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Boyolali pada kelas VIII

semester I tahun pelajaran 2009/2010. Sedangkan uji coba instrumen dilaksanakan

di SMP yang prestasi belajarnya setara dengan SMP yang diteliti, dimana SMP

yang digunakan untuk uji coba instrumen adalah SMP Negeri 4 Boyolali pada

kelas VIII semester I tahun pelajaran 2009/2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2009 sampai dengan Januari

tahun 2010.

B. Metode Penelitian

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya” (Suharsimi Arikunto, 2002: 151). Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal komparatif, dimana

variabel-variabel bebasnya tidak dikendalikan oleh peneliti dan bersifat expost

facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah

berlangsung atau telah lewat.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2002: 115) menyatakan bahwa populasi adalah

keseluruhan subyek yang akan diteliti. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan

populasi adalah jumlah keseluruhan subjek yang ciri-cirinya akan diteliti. Dalam

penelitian ini populasinya adalah siswa SMP Negeri 5 Boyolali kelas VIII

semester I tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 210 siswa yang terbagi

dalam lima kelas.

37

Page 58: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Sampel

Mengingat besarnya populasi dan keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan

pikiran peneliti, maka tidak mungkin peneliti melakukan penelitian pada seluruh

populasi. Untuk mengatasinya perlu ditetapkan sampel representatif yang dapat

mewakili populasi.

Suharsimi Arikunto (2002: 109) berpendapat bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Untuk memperoleh sampel yang representatif terhadap populasi perlu

digunakan sampling yang tepat. Dalam penelitian ini digunakan teknik random

kluster. Menurut Budiyono (2003: 37), sampling random kluster adalah sampling

random yang dikenakan berturut-turut terhadap unit-unit atau sub-sub populasi”.

Dalam penelitian ini populasi dibagi menjadi lima kluster atau rumpun,

kemudian dari kluster-kluster tersebut diambil satu secara acak untuk menjadi

sampel. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan pengundian kelas mana yang

menjadi sampel, dan diperoleh kelas VIII-A dan VIII-B yang menjadi sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk

mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan suatu alat tertentu.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Metode Angket

Budiyono (2003: 47) berpendapat bahwa metode angket adalah cara

pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada

subjek peneliti, responden atau sumber data yang jawabannya diberikan juga

secara tertulis.

Suharsimi Arikunto (2002: 139) berpendapat bahwa metode angket atau

kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.

Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data data

tentang problema remaja dan minat belajar matematika.

Page 59: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003: 54), metode dokumentasi adalah cara

pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen resmi yang telah

terjamin keakuratannya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan

untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar matematika yaitu dari hasil ujian

mid semester 1 bidang studi matematika kelas VIII-A dan VIII-B SMP Negeri 5

Boyolali.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti (orang lain yang ditugasi) dalam kegiatan pengumpulan data agar

kegiatan pengumpulan data menjadi sistematis dan mudah (Budiyono, 2003: 47).

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket, yaitu

angket pemberian motivasi belajar dari orang tua dan angket minat belajar

matematika. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket disusun dengan

menggunakan skala Likert dan dalam dua bentuk yang bersifat positif dan negatif.

Pemberian skornya adalah sebagai berikut:

a. Untuk pertanyaan / pernyataan positif a = 4, b = 3, c = 2 dan d = 1.

b. Untuk pertanyaan / pernyataan negatif a = 1, b = 2, c = 3 dan d = 4.

Setelah instrumen dibuat dan dikonsultasikan, instrumen akan diuji

cobakan pada siswa. Uji coba dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah angket memenuhi syarat validitas isi, konsistensi internal dan reliabilitas.

Alat pengukur yang berfungsi dengan baik akan mampu mengukur apa

yang diinginkan dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk memenuhi hal itu

diperlukan syarat-syarat validitas isi, konsistensi internal dan reliabilitas.

a. Validitas Isi

Dalam penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas isi adalah: membuat

kisi-kisi butir angket, menyusun soal-soal butir angket, kemudian menelaah butir

angket. Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu

instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah

melalui experts judgment (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Langkah

Page 60: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

berikutnya, para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah

disusun cocok atau relevan dengan kisi-kisi yang ditentukan.

Lebih lanjut lagi, tentang langkah-langkah memvalidasi isi butir soal

menurut Budiyono (2003: 59) adalah penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat

oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah

mewakili isi (substansi) yang akan diukur. Dalam penelitian ini butir angket

dikatakan valid jika memenuhi 8 kriteria penelaahan, yaitu: kesesuaian dengan

kisi-kisi tes, kesesuaian dengan teori pemberian motivasi dari orang tua (minat

belajar), kesesuaian dengan tujuan penelitian, butir soal telah mempresentasikan

jenis pemberian motivasi dari orang tua (minat belajar), butir soal telah

merupakan sampel yang representative, titik berat item yang diujikan telah

seimbang dengan titik berat tahap perkembangan siswa SMP kelas VIII, item soal

tidak memerlukan pengetahuan lain untuk menjawabnya, soal menggunakan

bahasa yang mudah dipahami, tidak ambigu, dan sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

b. Konsistensi Internal

Konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor

butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Biasanya untuk menghitung konsistensi

internal untuk butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen

produk dari Karl Pearson sebagai berikut:

å åååååå

--

-=

))(())(( 2222 YYnXXn

YXXYnrxy

dengan

rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba)

Y = total skor (dari subjek uji coba)

(Budiyono, 2003: 65)

Suatu butir tes disebut valid apabila rxy yang diperoleh lebih besar dari

rxy pada tabel dengan mengambil tingkat signifikansi tertentu. Dalam penelitian

ini digunakan taraf signifikansi 5%

Page 61: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c. Reliabilitas

“Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan

instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengkuran tersebut dilakukan pada

orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang

berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada

waktu yang berlainan” (Budiyono, 2003: 65).

Untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan teknik Cronbach alpha.

÷÷ø

öççè

æ-÷

øö

çèæ

-=

åå

2

2

11 t

ixy S

S

nn

r

dengan

r11 = indeks reliabilitas

n = banyaknya butir instrument

si2 = variansi butir ke-i, i = 1,2,….n

st2 = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba

(Budiyono, 2003: 70)

Untuk memutuskan apakah instrumen yang disusun akan dipakai atau

dibuang, digunakan nilai 0,70 sebagai ukuran standar dimana jika hasil

pengukuran mempunyai indeks reliabilitas ≥ 0,70 maka instrumen akan dipakai,

jika kurang dari 0,70 maka instrumen tidak akan dipakai (Budiyono, 2003: 72).

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

a. Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua

1) Definisi Operasional : Pemberian motivasi belajar dari orang tua yaitu

motivasi yang tumbuh dari orang tua siswa yang bersangkutan yang dapat

mendorong gairah belajar agar memperoleh prestasi belajar matematika

yang memuaskan

Indikator : Skor dari angket yang telah diisi siswa.

2) Skala Pengukuran : Skala interval yang ditransformasi ke skala ordinal

yaitu terdiri dari siswa dengan tingkat pemberian motivasi belajar dari

orang tua rendah (A1), sedang (A2) dan tinggi (A3). Dengan ketentuan,

Page 62: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

rendah jika skor < X - s, sedang jika X - s ≤ skor ≤ X + s dan tinggi jika

skor angket > X + s.

b. Minat Belajar Matematika

1) Definisi Operasional : Minat belajar siswa adalah suatu faktor intern yang

mendorong dan mempengaruhi tingkah laku siswa untuk merasa tertarik

dan menunjukkan perhatian untuk belajar matematika. Skor tentang minat

belajar matematika diperoleh dari angket minat belajar matematika yang

telah diisi oleh siswa.

2) Indikator : Skor angket minat belajar matematika.

3) Skala Pengukuran : Skala interval yang ditransformasi ke sakala ordinal

yaitu terdiri dari siswa dengan tingkat minat belajar matematika rendah

(B1), sedang (B2) dan tinggi (B3). Dengan ketentuan, rendah jika skor <

X - s, sedang jika X - s ≤ skor ≤ X + s dan tinggi jika skor angket > X + s.

c. Problema Remaja

1) Definisi Operasional : Problema remaja adalah sejumlah persoalan yang

dihadapai oleh anak usia remaja akibat perubahan-perubahan yang terjadi

pada dirinya. Skor tentang problema remaja diperoleh dari angket

problema remaja yang telah diisi oleh siswa.

2) Indikator : Skor dari angket yang telah diisi siswa.

3) Skala Pengukuran : Skala interval yang ditransformasi ke sakala ordinal

yaitu terdiri dari siswa dengan tingkat problema remaja rendah (A1),

sedang (A2) dan tinggi (A3). Dengan ketentuan, rendah jika skor < X - s,

sedang jika X - s ≤ skor ≤ X + s dan tinggi jika skor angket > X + s.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.

a. Definisi Operasional : Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang

telah dicapai siswa setelah menikuti proses belajar mengajar bidang studi

Page 63: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

matematika yang berakibat pada perubahan penguasaan dan kecakapan dalam

kurun waktu tertentu. Hasil prestasi belajar diperoleh dari nilai ujian mid

semester I.

b. Indikator : Nilai mata pelajaran matematika pada ujian mid semester 1

c. Skala Pengukuran : Skala interval

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut akan dianalisis guna

menguji kebenaran hipotesis dan juga memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian

ini digunakan analisis anava tiga jalan 3 x 3 x 3. Sebelum melakukan analisis

variansi terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

1. Uji Normalitas

Sebelum data diolah untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu di uji

apakah sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk

keperluan ini digunakan metode Lilliefors, dengan statistik uji sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Statistik Uji

)()( ii ZSZFmaksL -=

dengan

F(Zi) = P(Z ≤ Zi)

Z ~ N(0,1)

S(Zi) = Proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Zi

s

XXZ i

i

-=

s = Simpangan baku

)1(

)( 22

-

-= åå

nn

XXNs

Page 64: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Daerah Kritik

Dk = {L / L > L n;a }

d. Keputusan Uji

H0 ditolak jika LÎDk atau diterima jika ÏDk

(Budiyono,2000: 169)

2. Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai

variansi yang sama atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode Bartlett

dengan statistik uji.

a. Hipotesis

H0 : 222

21 ... ksss === (sampel berasal dari populasi homogen)

H1 : sekurang-kurangnya ada satu variansi yang tidak sama (sampel tidak

homogen)

b. Statistik Uji

å-= )loglog(203.2 22

jj SfRKGfc

X

Dengan

X2 ~ X2 (k – 1)

k = Banyaknya populasi = banyaknya sampel

f = Derajat kebebasan untuk RKG = N – k

fj = Derajat kebebasan untuk Sj2 = nj – 1

j = 1, 2, … k

N = Banyaknya seluruh nilai

nj = Banyaknya nilai (ukuran) ke-j = ukuran sampel ke-j

÷÷ø

öççè

æ-

-+= å ffk

cj

11)1(3

11

( ) 2

22

)1(; jjj

jjj

j

i Snn

XXSS

f

SSRKG -=-== ååå

å

Page 65: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Daerah Kritik

Dk = { X2/X2 > X2 a ;k – 1}

d. Keputusan Uji

H0 ditolak jika X2 ÎDk atau diterima jika X2 ÏDk

(Budiyono, 2000: 176)

3. Analisis Variansi Tiga Jalan

a. Tujuan

Analisis variansi tiga jalan ini bertujuan untuk menguji signifikansi

perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek kolom terhadap variabel

terikat.

b. Model

Xijkl = µ + αi + βi + gk + αβij + αgik + βgjk + αβgijk

Dengan :

Xjkl = Pengamatan ke-i di bawah faktor A (pemberian motivasi belajar

dari orang tua), kategori i, faktor B (minat belajar) kategori j, dan

faktor C (kecemasan menghadapi tes matematika) kategori k.

i = 1,2,3, ..., p; p = cacah kategori A,

j = 1,2,3, ..., q; q = cacah kategori B,

k = 1,2,3, ..., r; r = cacah kategori C,

1 = 1,2,3, ..., n; n = cacah pengamatan setiap sel

nijk = Cacah observasi pada sel abcijk

µ = Rerata besar (pada populasi)

α1 = Efek faktor ke A kategori ke-i

βj = Efek faktor ke B kategori ke j

gk = Efek faktor ke C kategori ke-k

αβij = Interaksi faktor A dan faktor B

αgik = Interaksi faktor A dan faktor C

βgjk = Interaksi faktor B dan faktor C

Page 66: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

αβgijk = Interaksi faktor A, faktor B, dan faktor C

εijkl = Deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang

berdistribusi normal dengan rataan 0 dan variansi σij2.

c. Tata Letak Data

Tabel 3.1 Notasi dan Tata Letak Data

A B B1 B2 B3

C C1 C2 C3 C2 C2 C3 C1 C2 C3

A1 abc111 abc112 abc113 abc121 abc122 abc123 abc121 abc122 abc123

A2 abc211 abc212 abc213 abc221 abc222 abc223 abc221 abc222 abc223

A3 abc311 abc312 abc313 abc321 abc322 abc323 abc321 abc322 abc323

d. Hipotesis

Pada analisis tiga jalan terdapat tujuh pasang hipotesis yang perumusannya

adalah sebagai berikut:

1) (H0)A : αi = 0 untuk semua i

(H1)A : αi ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu i

2) (H0)B : βj = 0 untuk semua j

(Hi)B : βj ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu j

3) (H1)C : gk = 0 untuk semua k

(H0)C : gk ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu k

4) (H0)AB : αβij = 0 untuk semua pasang (i, j)

(H0)AB : αβij ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu (i,j)

5) (H0)AC : αgik = 0 untuk semua pasang (i, k)

(H1)AC : αgik ≠ 0 untuk sekurang-sekurangnya satu (i, k)

6) (H0)BC : βgjk = 0 untuk semua pasang (j, k)

(H1)BC : βgjk ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu (j, k) .

7) (H0)ABC : αβgijk = 0 untuk semua pasang (i,j,k)

(H1)ABC : αβgijk ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu (i, j, k)

Page 67: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

e. Statistik

Untuk hipotesis 1 dengan FA = RKA/RKG

Untuk hipotesis 2 dengan FB = RKB/RKG

Untuk hipotesis 3 dengan FC = RKC/RKG

Untuk hipotesis 4 dengan FAB = RKAB/RKG

Untuk hipotesis 5 dengan FAC = RKAC/RKG

Untuk hipotesis 6 dengan FBC = RKBC/RKG

Untuk hipotesis 7 dengan FABC = RKABC/RKG

Dengan

RKA = JKA/dkA RKB = JKB/dkB

RKC = JKC/dkC RKAB = JKAB/dkAB

RKAC = JKAC/dkAC RKBC = JKBC/dkBC

RKABC = JKABC/dkABC RKG = JKG/dkG

Dengan

dkA = (p-1) dkB = (q-1)

dkC = (r-1) dkAB = (p-1) (q-1)

dkAC = (p-1) (r-1) dkBC = (q-1) (r-1)

dkABC = (p-1) (q-1) (r-1) dkG = N - pqr

Jumlah Kuadrat (JK) diperoleh dari :

a. Komponen JK

(1) =pqrG 2

(6) = åji

2y

r

AB

,

(2) = åijk

ijkSS (7) = åki

2ik

qAC

,

(3) = åi

2j

qr

A (8) = å

kj

2jk

p

BC

,

(4) = åj

2j

pr

B (9) = å

kji

2ijkABC

,,

(5) = åk

2k

pqC

Page 68: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. JK dihitung dengan menggunakan simbol-simbol dari 1) yaitu:

JKA = n h {(3) - (1)}

JKB = n h {(4) - (1)}

JKC = n h {(5) - (1)}

JKAB = n h {(6) - (4) - (3) + (1)}

JKAC = n h {(7) - (5) - (3) + (1)}

JKBC = n h {(8) - (5) - (3) + (1)}

JKABC = n h {(9) - (8) - (7) - (6) + (5) + (4) + (3) + (1)}

JKG = (2)

+

JKT = n h {(9) - (1)} + JKg

Dengan n h =

åijk ijkr

1pqr

f. Daerah Kritik

Daerah kritik atau duerah penolakan untuk hipotesis nol masing-masing

perlakuan sebagai berikut:

Fa = { Fa | Fa > Fa , dka ; N-pqr }

Fb = { Fb | Fb > Fa , dkb ; N-pqr }

Fc = { Fc | Fc > Fa , dkc ; N-pqr }

Fab = { Fab | Fab > Fa , dkab ; N-pqr }

Fac = { Fac | Fac > Fa , dkac ; N-pqr }

Fbc = { Fbc | Fbc > Fa , dkbc ; N-pqr }

Fabc = { Fabc | Fabc > Fa , dkabc ; N-pqr }

Dengan a adalah taraf signifikan.

g. Keputusan Uji

H0 ditolak apabila harga statistik uji yang bersesuaian melebihi harga kritiknya.

Page 69: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 3.2 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fobs Fa P

A JKA dkA RKA FA F* < a atau > a

B JKB dkB RKB FB F* < a atau > a

C JKC dkC RKC FC F* < a atau > a

AB JKAB dkAB RKAB FAB F* < a atau > a

AC JKAC dkAC RKAC FAC F* < a atau > a

BC JKBC dkBC RKBC FBC F* < a atau > a

ABC JKABC dkABC RKABC FABC F* < a atau > a

Galat JKG dkG N-pqr - - -

Total JKT N-1 - - -

Keterangan: p adalah probabilitas amatan; F* adalah nilai F yang diperoleh

dari tabel.

(Budiyono, 2000:237)

4. Uji Komparasi Ganda

Uji ini untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom dan

pasangan sel. Dalam uji ini digunakan metode Scheffe dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan

hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

b. Menentukan tingkat signifikansi a

c. Mencari nilai statistik uji F dan menentukan daerah kritik dengan

menggunakan formula berikut :

1) Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar baris.

( )

úúû

ù

êêë

é+

-=-

..

2

....

11

ji

jiji

nnRKG

XXF

dengan

Page 70: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Fi.-j. = Nilai F pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

.iX = Rataan pada baris ke-i

.jX = Rataan pada baris ke-j

RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

ni. = Ukuran sampel baris ke-i

nj. = Ukuran sampel baris ke-j

Dk = {F / F > (p – 1) Fa ;p-1, N-pq}

2) Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom.

( )

úúû

ù

êêë

é+

-=-

ji

jiji

nnRKG

XXF

..

2

....

11

dengan

F.i-.j = Nilai F pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

iX . = Rataan pada kolom ke-i

jX . = Rataan pada kolom ke-j

RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

n.i = Ukuran sampel kolom ke-i

n.j = Ukuran sampel kolom ke-j

Dk = {Fb / Fb > (q – 1) Fa ;q-1, N-pq}

3) Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama.

( )

úúû

ù

êêë

é+

-=-

ji

jiji

nnRKG

XXF

11

2

dengan

Fij-kj =Nilai F pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj

ijX = Rataan sel ke-ij

Page 71: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kjX = Rataan pada sel ke-kj

RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

nij = Ukuran sampel sel ke-ij

nkj = Ukuran sampel sel ke-kj

Dk = {F / F > (pq-1)Fa ;pq-1,N-pq}

4) Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama.

( )

úúû

ù

êêë

é+

-=-

ji

jiji

nnRKG

XXF

11

2

dengan

Fij-ik =Nilai F pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj

ijX = Rataan sel ke-ij

ikX = Rataan pada sel ke-ik

RKG =Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

nij = Ukuran sampel sel ke-ij

njk =Ukuran sampel sel ke-jk

Dk = {F / F > (pq-1)Fa ;pq-1,N-pq}

d. Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparsi ganda.

e. Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.

Page 72: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data uji coba angket pemberian

motivasi belajar dari orang tua, uji coba angket minat belajar matematika, dan uji

coba problema remaja, data angket pemberian motivasi belajar dari orang tua, data

angket minat belajar matematika, dan data problema remaja dari masing-masing

kelompok sampel penelitian.

Setelah data dari hasil uji coba dan data dari setiap variabel yaitu data

angket pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar matematika, dan

problema remaja siswa terkumpul, selanjutnya data tersebut akan diuji. Berikut ini

akan diberikan uraian tentang data-data yang diperoleh.

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diuji cobakan dalam penelitian ini berupa angket untuk

mengungkapkan data mengenai pemberian motivasi belajar dari orang tua dan

minat belajar matematika.

a. Hasil uji coba angket pemberian motivasi belajar dari orang tua

1) Validitas isi uji coba angket

Angket pemberian motivasi belajar dari orang tua terdiri dari 30

butir. Melalui dua orang validator, yaitu guru SMP Negeri 4 Boyolali dan

guru SMP Negeri 5 Boyolali, diperoleh bahwa 30 butir angket dinyatakan

valid secara validitas isi karena memenuhi kriteria yang diberikan.

2) Konsistensi internal angket

Angket yang diuji cobakan terdiri dari 30 butir. Dari hasil uji

konsistensi internal dengan menggunakan rumus korelasi produk moment

diperoleh 26 butir yang konsisten sebab rhit dari 26 butir tersebut lebih

besar dari rtab = 0,329. Sedang 4 butir tidak valid sebab rhit 4 soal tersebut

kurang dari rtab = 0,329.

(Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 3)

52

Page 73: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3) Reliabilitas uji coba angket

Dengan menggunakan rumus Alpha, diperolah r11 = 0,82315787.

Karena indeks reliabilitasnya lebih dari 0,70, maka angket tentang

pemberian motivasi belajar dari orang tua tersebut akan dipakai dan

karena r11 = 0,82315787 > 0,70, maka angket dikatakan reliabel.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5)

Dari persyaratan di atas diperoleh 26 butir yang dapat digunakan

untuk penelitian, 4 butir tidak digunakan karena tidak memenuhi syarat

yaitu 4, 12, 17, 23.

b. Hasil uji coba angket minat belajar matematika

1) Validitas isi uji coba angket

Angket minat belajar matematika terdiri dari 30 butir. Melalui dua

orang validator, yaitu guru SMP Negeri 4 Boyolali dan guru SMP Negeri

5 Boyolali, diperoleh bahwa 30 butir angket dinyatakan valid secara

validitas isi karena memenuhi kriteria yang diberikan.

2) Konsistensi internal angket

Angket yang diuji cobakan terdiri dari 30 butir. Dari hasil uji

konsistensi internal dengan menggunakan rumus korelasi produk moment

diperoleh 27 butir yang konsisten sebab rhit dari 27 butir tersebut lebih

besar dari rtab = 0,329. Sedang 3 butir tidak valid sebab rhit 3 soal tersebut

kurang dari rtab = 0,329.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10)

3) Reliabilitas uji coba angket

Dengan menggunakan rumus Alpha, diperolah r11 = 0,874234.

Karena indeks reliabilitasnya lebih dari 0,70, maka angket tentang minat

belajar matematika tersebut akan dipakai dan karena r11 = 0,874234 >

0,70, maka angket dikatakan reliabel.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12)

Page 74: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dari persyaratan di atas diperoleh 27 butir yang dapat digunakan

untuk penelitian, 3 butir tidak digunakan karena tidak memenuhi syarat

yaitu nomor 1, 5, 30.

c. Hasil uji coba angket problema remaja

1) Validitas isi uji coba angket

Angket minat belajar matematika terdiri dari 30 butir. Melalui dua

orang validator, yaitu guru SMP Negeri 4 Boyolali dan guru SMP Negeri

5 Boyolali, diperoleh bahwa 30 butir angket dinyatakan valid secara

validitas isi karena memenuhi kriteria yang diberikan.

2) Konsistensi internal angket

Angket yang diuji cobakan terdiri dari 30 butir. Dari hasil uji

konsistensi internal dengan menggunakan rumus korelasi produk moment

diperoleh 26 butir yang konsisten sebab rhit dari 26 butir tersebut lebih

besar dari rtab = 0,329. Sedang 4 butir tidak valid sebab rhit 4 soal tersebut

kurang dari rtab = 0,329.

(Perhitungan selengkapnya tertuang dalam Lampiran 14)

3) Reliabilitas uji coba angket

Dengan menggunakan rumus Alpha, diperolah r11 = 0,880876.

Karena indeks reliabilitasnya lebih dari 0,70, maka angket tentang minat

belajar matematika tersebut akan dipakai dan karena r11 = 0,880876 > 0,70,

maka angket dikatakan reliabel.

(Perhitungan selengkapnya tertulis pada Lampiran 15)

Dari persyaratan di atas diperoleh 27 butir yang dapat digunakan

untuk penelitian, 3 butir tidak digunakan karena tidak memenuhi syarat

yaitu nomor 4, 14, 17, 27.

2. Data Skor Pemberian Motivasi Belajar Dari Oleh Orang Tua

Pemberian motivasi belajar dari orang tua diukur dengan menggunakan

angket. Data skor pemberian motivasi belajar yang diperoleh dikelompokkan

menjadi 3 kategori, yaitu rendah (X < 66,13), sedang (66,13 ≤ X ≤ 84,97), dan

Page 75: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

tinggi (X > 84,97). Berdasarkan perolehan data, dari 78 siswa terdapat 16 siswa

termasuk kategori rendah, 45 siswa termasuk kategori sedang, dan 17 siswa

termasuk kategori tinggi.

(Perhitungan selengkapnya diuraikan dalam Lampiran 22)

3. Data Skor Minat Belajar Matematika

Minat belajar matematika diukur dengan menggunakan angket. Data skor

angket minat belajar matematika yang diperoleh dikelompokkan menjadi 3

kategori, yaitu rendah (X < 63,18), sedang (63,18 ≤ X ≤ 80,98), dan tinggi (X >

80,98). Berdasarkan perolehan data, dari 78 siswa terdapat 22 siswa termasuk

kategori rendah, 35 siswa termasuk kategori sedang, dan 21 siswa termasuk

kategori tinggi.

(Perhitungan selengkapnya tertuang dalam Lampiran 22)

4. Data Skor Problema Remaja

Problema remaja diukur dengan menggunakan angket. Data skor angket

problema remaja yang diperoleh dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu rendah

(X < 42,60), sedang (42,60 ≤ X ≤ 58,58), dan tinggi (X > 58,58). Berdasarkan

perolehan data, dari 78 siswa terdapat 14 siswa termasuk kategori rendah, 53siswa

yang termasuk kategori sedang, dan 11 siswa yang termasuk kategori tinggi.

(Perhitungan selengkapnya diuraikan dalam Lampiran 22)

5. Data Skor Prestasi Belajar Matematika

Data prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari data hasil ujian mid

semester 1. Perolehan nilai masing-masing siswa dapat dilihat dalam daftar

perolehan tes prestasi belajar matematika siswa (Lampiran 22). Data prestasi

belajar matematika siswa ditinjau dari pemberian motivasi belajar dari orang tua

(A), minat belajar matematika (B) dan problema remaja (C), selengkapnya dapat

dilihat dalam rangkuman data dibawah ini.

Page 76: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.1 Rangkuman data prestasi belajar matematika siswa

A B B1 B2 B3

C C1 C2 C3 C1 C2 C3 C1 C2 C3

A1 50 47, 50, 51, 50,

44 50 66

65, 41, 46, 55

55 65 65 69

A2 50

48, 73, 64, 60, 64, 48, 59, 53,

55

48

79, 65, 62, 78, 77

82, 46, 63, 60, 63, 66, 63, 63,60, 60, 57, 65, 71, 69, 55,

43, 71

47, 55, 55

63, 65

78, 67, 69, 69, 95, 85

60

A3 83 64, 79 55 70 63, 63 65 78

90, 86, 87, 80, 70, 90,

78

60

Nilai-nilai diatas adalah data prestasi belajar matematika siswa, yang diambil dari

nilai mid semester 1 kelas VIII-A dan VIII-B SMP Negeri 5 Boyolali tahun

pelajaran 2009/2010. Nilai-nilai tersebut digolongkan sesuai dengan hasil angket

yang diperoleh pada penelitian.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Salah satu syarat dapat digunakannya teknik analisis variansi adalah

terpenuhinya uji normalitas. Untuk menguji normalitas populasi dalam penelitian

ini digunakan metode liliefors. Uji ini dikenakan pada variabel bebas yaitu

pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar matematika, dan

problema remaja. Adapun hasil statistik uji (Lobs) beserta harga kritik (Ltabel) untuk

tiap-tiap kategori adalah seperti tertera dalam tabel dibawah ini.

Page 77: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Faktor Kategori Lobs df Ltabel Kesimpulan

Pemberian motivasi

belajar dari orang

tua (A)

Rendah

Sedang

Tinggi

0,2068

0,1071

0,1439

16

45

17

0,2130

0,1321

0,2060

H0 tidak ditolak

H0 tidak ditolak

H0 tidak ditolak

Minat Belajar (B)

Rendah

Sedang

Tinggi

0,1874

0,1086

0,1853

22

35

21

0,1900

0,1498

0,1900

H0 tidak ditolak

H0 tidak ditolak

H0 tidak ditolak

Problema Remaja

(C)

Rendah

Sedang

Tinggi

0,1428

0,1027

0,2078

14

53

11

0,2270

0,1217

0,2490

H0 tidak ditolak

H0 tidak ditolak

H0 tidak ditolak

Dari Tabel 4.2 tampak bahwa harga statistik uji (Lobs) masing-masing kategori

tidak melebihi Ltabel. Dengan demikian keputusan yang diambil adalah H0 tidak

ditolak atau sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

(Perhitungan selengkapnya tertulis pada Lampiran 23 - 31)

2. Uji Homogenitas

Syarat lain dalam penggunaan analisis variansi adalah bahwa populasi-

populasinya harus homogen dan memiliki variansi yang sama. Untuk mengetahui

apakah syarat tersebut terpenuhi, dalam penelitian ini digunakan salah satu uji

homogenitas, yaitu metode Bartlett. Adapun hasil pengujian homogenitas adalah

seperti tertera dalam rangkuman berikut ini.

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Faktor X2obs X2

tabel Kesimpulan

Pemberian motivasi belajar dari

orang tua (A) 0,988 5,910 H0 tidak ditolak

Minat belajar matematika (B) 0,236 5,910 H0 tidak ditolak

Problema Remaja (C) 5,613 5,910 H0 tidak ditolak

Page 78: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari Tabel 4.3 tampak harga statistik uji (X2obs) masing-masing kelompok tidak

melebihi X2tabel. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa H0 tidak

ditolak atau sampel berasal dari populasi yang homogen.

(Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 32 - 34)

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama

disajikan pada rangkuman dibawah ini.

Tabel 4.4 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama

Sumber JK dk RK Fobs F0,05

PMBDOT (A) 1025,00 2 512,50 7,25 3,15

Minat (B) 917,33 2 458,67 6,49 3,15

Problema (C) 616,87 2 308,43 4,36 3,15

Interaksi AB 315,77 4 78,94 1,12 2,52

Interaksi AC 451,41 4 112,85 1,60 2,52

Interaksi BC 193,45 4 48,36 0,68 2,52

Interaksi ABC 419,15 8 52,39 0,74 2,10

Galat 3604,78 51 70,68 - -

Total 7651 77 - - -

Dari Tabel 4.4 di atas tampak bahwa faktor pemberian motivasi belajar dari orang

tua (A), faktor minat belajar matematika (B) dan faktor problema remaja (C)

harga statistik ujinya (Fobs) lebih besar dari Ftabel. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa H0A ditolak artinya ada pengaruh antara pemberian motivasi

belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar matematika, H0B ditolak artinya

Page 79: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

ada pengaruh antara minat belajar matematika terhadap prestasi belajar

matematika, dan H0C ditolak artinya ada pengaruh problema remaja terhadap

prestasi belajar matematika.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35)

2. Uji Lanjut Pasca Anava

a. Uji Komparasi Rataan Antar Baris

Berdasarkan anava tiga jalan dengan sel tak sama yang terangkum

dalam Tabel 4.4 diperoleh bahwa H0A ditolak. Oleh karenanya perlu

dilakukan uji komparasi ganda antar baris yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Rangkuman Uji Komparasi Antar Baris

Komparasi

RKG F Kritik Keputusan

µ1 vs µ2 33,9889 0,0847 70,68 5,685 6,30 Ho diterima

µ1 vs µ3 382,9849 0,1213 70,68 44,69 6,30 Ho ditolak

µ2 vs µ3 188,7876 0,0810 70,68 32,97 6,30 Ho ditolak

Keterangan:

µ1 = rataan siswa yang mempunyai tingkat pemberian motivasi belajar dari

orang tua rendah

µ2 = rataan siswa yang mempunyai tingkat pemberian motivasi belajar dari

orang tua sedang

µ3 = rataan siswa yang mempunyai tingkatpemberian motivasi belajar dari

orang tua tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua sedang memberikan

pengaruh yang sama baik terhadap prestasi belajar matematika daripada

tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua rendah.

2) Tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi memberikan

pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi belajar matematika daripada

tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua rendah maupun sedang.

( )2ji xx -÷÷ø

öççè

æ+

ji nn

11

Page 80: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b. Uji Komparasi Rataan Antar Kolom

Berdasarkan anava tiga jalan dengan sel tak sama yang terangkum

dalam Tabel 4.4 diperoleh bahwa H0B ditolak, maka perlu dilakukan uji

komparasi ganda antar kolom yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Komparasi

RKG F Kritik Keputusan

µ1 vs µ2 15,3664 0,0740 70,68 2,938 6,30 Ho diterima

µ1 vs µ3 334,5241 0,0930 70,68 50,86 6,30 Ho ditolak

µ2 vs µ3 206,4969 0,0762 70,68 38,35 6,30 Ho ditolak

Keterangan:

µ1 = rataan siswa yang mempunyai tingkat minat belajar matematika rendah

µ2 = rataan siswa yang mempunyai tingkat minat belajar matematika sedang

µ3 = rataan siswa yang mempunyai tingkat minat belajar matematika tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Tingkat minat belajar matematika sedang memberikan pengaruh yang

sama baik terhadap prestasi belajar matematika daripada tingkat minat

belajar matematika rendah.

2) Tingkat minat belajar matematika tinggi memberikan pengaruh yang lebih

baik terhadap prestasi belajar matematika daripada tingkat minat belajar

matematika rendah maupun sedang.

c. Uji Komparasi Rataan Antar Sub Kolom

Berdasarkan anava tiga jalan dengan sel tak sama yang terangkum

dalam Tabel 4.4 diperoleh bahwa H0C ditolak, maka perlu dilakukan uji

komparasi ganda antar sub kolom yang disajikan pada tabel berikut.

( )2ji xx - ÷÷ø

öççè

æ+

ji nn

11

Page 81: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Sub Kolom

Komparasi

RKG F Kritik Keputusan

µ1 vs µ2 59,7529 0,0903 70,68 9,354 6,30 Ho ditolak

µ1 vs µ3 102,8196 0,1098 70,68 8,95 6,30 Ho ditolak

µ2 vs µ3 5,8081 0,0973 70,68 0,75 6,30 Ho diterima

Keterangan:

µ1 = rataan siswa yang mempunyai tingkat problema remaja rendah

µ2 = rataan siswa yang mempunyai tingkat problema remaja sedang

µ3 = rataan siswa yang mempunyai tingkat problema remaja tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Tingkat problema remaja rendah memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap prestasi belajar matematika daripada tingkat problema remaja

sedang maupun tinggi.

2) Tingkat problema remaja sedang memberikan pengaruh yang sama baik

terhadap prestasi belajar matematika daripada tingkat problema remaja

tinggi.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan sel tak sama diperoleh FA =

7,25 > 3,15 = Ftabel. Berarti H0A ditolak, sehingga ada pengaruh pemberian

motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar matematika.

Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F│F > 6,30} dan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

a. F1-2 = 5,685 Ï DK

Hal ini berarti tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi

belajar matematika pada kelompok siswa dengan tingkat pemberian motivasi

belajar dari orang tua sedang (rataan 64,02) dan prestasi belajar matematika

( )2ji xx - ÷÷ø

öççè

æ+

ji nn

11

Page 82: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

pada kelompok siswa dengan tingkatpemberian motivasi belajar dari orang

tua rendah (rataan 58,19).

b. F1-3 = 44,69 Î DK

Hal ini berarti ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan tingkat pemberian motivasi belajar

dari orang tua tinggi (rataan 77,76) dan prestasi belajar matematika pada

kelompok siswa dengan tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua

rendah (rataan 58,19).

c. F2-3 = 32,97 Î DK

Hal ini berarti ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan tingkat pemberian motivasi belajar

dari orang tua sedang (rataan 64,02) dan prestasi belajar matematika pada

kelompok siswa dengan tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua

tinggi (rataan 77,76).

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan sel tak sama diperoleh FB =

6,49 > 3,15 = Ftabel. Berarti H0B ditolak, sehingga ada pengaruh minat belajar

matematika terhadap prestasi belajar matematika.

Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F│F > 6,30} dan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

a. F1-2 = 2,938 Ï DK

Hal ini berarti tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi

belajar matematika pada kelompok siswa dengan tingkat minat belajar rendah

(rataan 59,14) dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan

tingkat minat belajar sedang (rataan 63,06).

b. F1-3 = 50,86 Î DK

Hal ini berarti ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan tingkat minat belajar rendah (rataan

59,14) dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan tingkat

minat belajar tinggi (rataan 77,43).

Page 83: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

c. F2-3 = 38,35 Î DK

Hal ini berarti ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan tingkat minat belajar sedang (rataan

63,06) dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan tingkat

minat belajar tinggi (rataan 77,43).

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan sel tak sama diperoleh FC =

4,36 > 3,15 = Ftabel. Berarti H0C ditolak, sehingga ada pengaruh antara problema

remaja yang dihadapi siswa terhadap prestasi belajar matematika.

Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F│F > 6,30} dan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

a. F1-2 = 9,354 Î DK

Hal ini berarti ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan tingkat problema remaja rendah

(rataan 72,50) dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan

tingkat problema remaja sedang (rataan 64,77).

b. F1-3 = 8,95 Î DK

Hal ini berarti ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan tingkat problema remaja rendah

(rataan 72,50) dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan

tingkat problema remaja tinggi (rataan 62,36).

c. F2-3 = 0,75 Ï DK

Hal ini berarti tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi

belajar matematika pada kelompok siswa dengan tingkat problema remaja

sedang (rataan 64,77) dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa

dengan tingkat problema remaja tinggi (rataan 62,36).

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan sel tak sama diperoleh FAB =

1,12 < 2,52 = Ftabel. Berarti H0AB tidak ditolak, sehingga tidak ada interaksi antara

Page 84: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat belajar matematika terhadap

prestasi belajar matematika. Artinya siswa yang memiliki tingkat pemberian

motivasi belajar dari orang tua tinggi, sedang maupun rendah jika ditinjau dari

kategori minat belajar matematika tinggi akan memperoleh prestasi belajar

matematika yang tidak berbeda dengan siswa yang mempunyai tingkat minat

belajar matematika sedang maupun rendah. Demikian juga untuk siswa yang

mempunyai tingkat minat belajar matematika sedang akan memperoleh prestasi

belajar matematika yang tidak berbeda dengan siswa yang mempunyai tingkat

minat belajar matematika rendah, baik jika ditinjau dari tingkat pemberian

motivasi belajar dari orang tua tinggi, sedang maupun rendah.

5. Hipotesis Kelima

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan sel tak sama diperoleh FAC =

1,60 < 2,52 = Ftabel. Berarti H0AC tidak ditolak, sehingga tidak ada interaksi antara

pemberian motivasi belajar dari orang tua dan problema remaja terhadap prestasi

belajar matematika. Artinya siswa yang memiliki tingkat pemberian motivasi

belajar dari orang tua tinggi, sedang maupun rendah jika ditinjau dari kategori

problema remaja tinggi akan memperoleh prestasi belajar matematika yang tidak

berbeda dengan siswa yang mempunyai tingkat problema remaja sedang maupun

rendah. Demikian juga untuk siswa yang mempunyai tingkat problema remaja

sedang akan memperoleh prestasi belajar matematika yang tidak berbeda dengan

siswa yang mempunyai tingkat problema remaja rendah, baik jika ditinjau dari

tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi, sedang maupun rendah.

6. Hipotesis Keenam

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan sel tak sama diperoleh FBC =

0,68 < 2,52 = Ftabel. Berarti H0BC tidak ditolak, sehingga tidak ada interaksi antara

minat belajar matematika dan problema remaja terhadap prestasi belajar

matematika. Artinya siswa yang memiliki tingkat minat belajar matematika tinggi,

sedang maupun rendah jika ditinjau dari kategori problema remaja tinggi akan

memperoleh prestasi belajar matematika yang tidak berbeda dengan siswa yang

Page 85: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mempunyai tingkat problema remaja sedang maupun rendah. Demikian juga

untuk siswa yang mempunyai tingkat problema remaja sedang akan memperoleh

prestasi belajar matematika yang tidak berbeda dengan siswa yang mempunyai

tingkat problema remaja rendah, baik jika ditinjau dari tingkat minat belajar

matematika tinggi, sedang maupun rendah.

7. Hipotesis Ketujuh

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan sel tak sama diperoleh

FABC = 0,74 < 2,10 = Ftabel. Berarti H0ABC tidak ditolak, sehingga tidak ada

interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

matematika dan problema remaja terhadap prestasi belajar matematika. Artinya

siswa yang memiliki tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi jika

ditinjau dari tingkat minat belajar tinggi, sedang, atau rendah dan tingkat prolema

remaja tinggi, sedang, atau rendah maka akan memperoleh prestasi belajar yang

tidak berbeda dengan siswa yang memperoleh tingkat pemberian motivasi belajar

dari orang tua sedang atau rendah. Selanjutnya siswa yang memiliki tingkat minat

belajar tinggi jika ditinjau dari tingkat pemberian motivasi belajar dari orang tua

tinggi, sedang,atau rendah dan memiliki tingkat problema remaja tinggi, sedang,

atau rendah maka akan memperoleh prestasi belajar yang tidak berbeda dengan

siswa yang memiliki tingkat minat belajar sedang atau rendah.

Tidak ada interaksi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas yang

lain dalam penelitian ini mungkin dikarenakan ketiga variabel bebas tidak berada

pada waktu yang bersamaan. Selain itu, dimungkinkan juga karena banyak faktor

diluar variabel bebas dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi proses

pencapaian prestasi belajar, dimana peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor

luaran tersebut.

Page 86: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap

prestasi belajar matematika siswa. Siswa dengan pemberian motivasi belajar

dari orang tua tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada

siswa yang mendapatkan pemberian motivasi belajar dari orang tua sedang

maupun rendah. Siswa yang mendapatkan pemberian motivasi belajar dari

orang tua sedang memiliki prestasi belajar matematika sama baik dengan

siswa yang mendapatkan pemberian motivasi belajar dari orang tua rendah.

2. Terdapat pengaruh minat belajar matematika terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Siswa dengan minat belajar matematika tinggi memiliki

prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang memiliki minat

belajar matematika sedang maupun rendah. Siswa yang memiliki minat belajar

matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika sama baik dengan

siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah.

3. Terdapat pengaruh problema remaja yang dialami siswa terhadap prestasi

belajar matematika siswa. Siswa dengan problema remaja rendah memiliki

prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki

problema remaja sedang dan tinggi. Siswa yang mengalami problema remaja

sedang memiliki prestasi belajar matematika yang sama baik dengan siswa

yang mengalami problema remaja tinggi.

4. Tidak ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan

minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. Berarti siswa

dengan pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi memiliki prestasi

belajar matematika lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pemberian

motivasi belajar dari orang tua sedang maupun rendah dan siswa yang

66

Page 87: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mendapatkan pemberian motivasi belajar dari orang tua sedang memiliki

prestasi belajar matematika sama baik dengan siswa yang mendapatkan

pemberian motivasi belajar dari orang tua rendah baik untuk minat belajar

kategori tinggi, sedang, atau rendah. Demikian juga untuk siswa dengan minat

belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik

daripada siswa yang memiliki minat belajar matematika sedang maupun

rendah dan siswa yang memiliki minat belajar matematika sedang memiliki

prestasi belajar matematika sama baik dengan siswa yang memiliki minat

belajar matematika rendah baik untuk untuk pemberian motivasi belajar dari

orang tua kategori tinggi, sedang, atau rendah.

5. Tidak ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan

problema remaja terhadap prestasi belajar matematika. Berarti siswa dengan

pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi memiliki prestasi belajar

matematika lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pemberian motivasi

belajar dari orang tua sedang maupun rendah dan siswa yang mendapatkan

pemberian motivasi belajar dari orang tua sedang memiliki prestasi belajar

matematika sama baik dengan siswa yang mendapatkan pemberian motivasi

belajar dari orang tua rendah baik untuk problema remaja kategori tinggi,

sedang, atau rendah. Demikian juga untuk siswa dengan problema remaja

rendah memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

yang memiliki problema remaja sedang dan tinggi, dan siswa yang mengalami

problema remaja sedang memiliki prestasi belajar matematika yang sama baik

dengan siswa yang mengalami problema remaja tinggi untuk pemberian

motivasi belajar dari orang tua kategori tinggi, sedang, atau rendah.

6. Tidak ada interaksi antara minat belajar matematika dan problema remaja

terhadap prestasi belajar matematika. Siswa dengan minat belajar matematika

tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang

memiliki minat belajar matematika sedang maupun rendah dan siswa yang

memiliki minat belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar

matematika sama baik dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika

rendah baik untuk untuk problema remaja kategori tinggi, sedang, atau rendah.

Page 88: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Demikian juga untuk siswa dengan problema remaja rendah memiliki prestasi

belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki problema

remaja sedang dan tinggi, dan siswa yang mengalami problema remaja sedang

memiliki prestasi belajar matematika yang sama baik dengan siswa yang

mengalami problema remaja tinggi untuk minat belajar kategori tinggi, sedang,

atau rendah.

7. Tidak ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat

belajar matematika, dan problema remaja terhadap prestasi belajar siswa.

Berarti siswa dengan pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi

memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang

mendapatkan pemberian motivasi belajar dari orang tua sedang maupun

rendah dan siswa yang mendapatkan pemberian motivasi belajar dari orang

tua sedang memiliki prestasi belajar matematika sama baik dengan siswa yang

mendapatkan pemberian motivasi belajar dari orang tua rendah baik untuk

minat belajar kategori tinggi, sedang, atau rendah dan problema remaj kategori

tinggi, sedang, atau rendah. Siswa dengan minat belajar matematika tinggi

memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang memiliki

minat belajar matematika sedang maupun rendah dan siswa yang memiliki

minat belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika sama

baik dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika rendah baik untuk

untuk pemberian motivasi belajar dari orang tua kategori tinggi, sedang, atau

rendah dan pronlema remaja kategori tinggi, sedang, atau rendah. Demikian

juga untuk siswa dengan problema remaja rendah memiliki prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki problema remaja

sedang dan tinggi, dan siswa yang mengalami problema remaja sedang

memiliki prestasi belajar matematika yang sama baik dengan siswa yang

mengalami problema remaja tinggi untuk pemberian motivasi belajar dari

orang tua kategori tinggi, sedang, atau rendah dan minat belajar kategori tinggi,

sedang, atau rendah.

Page 89: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan pemberian motivasi

belajar dari orang tua tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik

daripada siswa yang memiliki pemberian motivasi belajar dari orang tua

sedang maupun rendah. Siswa yang mendapatkan pemberian motivasi belajar

dari orang tua sedang memiliki prestasi belajar matematika sama baik dengan

siswa yang mendapatkan pemberian motivasi belajar dari orang tua rendah..

Salah satu faktor ekstern yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa

adalah pemberian motivasi belajar dari orang tua. Pemberian motivasi belajar

dari orang tua adalah dorongan yang berasal dari orang tua untuk membantu

dalam memperoleh prestasi belajar yang baik. Oleh karena siswa mengalami

kehidupan yang pertama dan utama dalam keluarga. Mereka akan tumbuh dan

berkembang sesuai pendidikan yang diperoleh dari orang tuanya. Dalam hal ini

orang tua hendaknya dapat membantu pihak sekolah untuk dapat memberikan

motivasi yang positif agar siswa memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Pemberian motivasi belajar dari orang tua dapat dengan mengadakan

pengawasan, memupuk rasa optimis, memberikan pujian, memberikan hadiah,

memenuhi kebutuhan sekolah, memberi nasehat, dan sebagainya.

2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa dengan minat belajar

matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada

siswa yang memiliki minat belajar matematika sedang maupun rendah. Siswa

yang memiliki minat belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar

matematika sama baik dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika

rendah. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang

mempunyai minat belajar tinggi akan lebih giat belajar daripada siswa yang

mempunyai minat belajar yang rendah. Siswa yang berperasaan senang dan

berminat belajar, akan mudah berkonsentrasi dalam belajar.

Page 90: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa dengan problema remaja

rendah memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik dengan siswa

yang memiliki problema remaja sedang dan tinggi. Problema remaja

berpengaruh terhadap konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran. Siswa

yang memiliki tingkat problema tinggi, maka konsentrasinya dalam belajar

akan terganggu, sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi orang tua,

guru dan calon guru dalam upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran dan

prestasi belajar matematika siswa. Para guru dan calon guru sebaiknya

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses

belajar mengajar matematika di sekolah, baik faktor dari dalam maupun dari luar

diri siswa. Masing-masing faktor memiliki kontribusi yang berbeda-beda dalam

mempengaruhi pencapaian prestasi belajar matematika. Oleh karena itu guru tidak

hanya terfokus pada satu atau dua faktor saja seperti minat belajar dan pemberian

motivasi belajar dari orang tua , namun perlu memperhatikan faktor-faktor lain

seperti gaya belajar dan strategi pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut.

a. Kepada guru, alangkah baiknya senantiasa memperhatikan faktor minat

belajar siswa. Guru harus menilai apakah sistem pembelajaran yang

diterapkan mendapatkan respon dan minat yang baik dari siswa. Minat siswa

dalam proses pembelajaran membantu siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam

proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar mereka dapat meningkat.

b. Kepada siswa, sebaiknya mampu memisahkan antara problema yang mereka

hadapi di luar sekolah dengan kondisi di sekolah. Ketika di sekolah, siswa

hendaknya sejenak mampu melupakan problema yang mereka hadapi,

sehingga konsentrasi belajar mereka terjaga dengan baik.

Page 91: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

c. Kepada orang tua, alangkah baiknya menyadari bahwa peran orang tua dalam

keberhasilan belajar anaknya cukup tinggi. Orang tua berperan dalam menjaga

motivasi dan semangat belajar siswa dalam pembelajaran. Motivasi yang

tinggi dalam belajar berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.

d. Kepada para peneliti diharapkan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

dengan subyek yang sama tetapi untuk variabel bebas atau variabel terikat

yang berbeda atau dengan subyek yang berbeda tetapi untuk variabel bebas

atau variabel terikat yang sama guna menentukan faktor-faktor lain yang dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika serta melanjutkan penelitian ini

sehingga diperoleh hasil yang lebih lengkap dan baik.

Page 92: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Pengajaran. Bandung Cipta.

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiyono. 2000. Statistik Dasar untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press.

, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press

Calhoun James F dan Joan Ross. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan (Terjemahan Satmoko). Semarang. IKIP Press.

JJ Hasibuan Moedjiono. 2000. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Joula Eka Ningsih Paimin. 1998. Agar Anak Pintar Matematika. Jakarta : Puspa Swara.

Khait, Alexander. 2005. “The Definition of Mathematics: Philosophical and

Pedagogical Aspect”. Journal of Science and Education. 14(2). 137 –

159.

Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 1989. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, cetakan kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Purwoto. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.

Ruseffendi. 1998. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG. Bandung. Tarsito

Sardiman A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rajawali

Page 93: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sarlito Wirawan Sarwono. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sarno. 2008. “Students Perceptions About The Symbols, Letters, and Signs in Algebra and How Do These Affect Their Learning of Algebra: A Case Study in A Goverment Girls Secondary School Karachi”. Journal of Mathematical Research. 3(4). 363 – 370.

Singgih D. Gunarsa. 1992. Psikologi Remaja. Bandung: Angkasa.

Slametto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sofyan S. Willis. 1981. Problema Remaja dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa.

Suharsini Arikunto. 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Suharno dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta : UNS Press

Sutratinah Tirtonegoro. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bineka Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Rineka Karya.

Talib, Othman. 2009. “Uncovering Malaysian Students Motivation to Learning Science”. European Journal of Social Sciences. 8(2). 266 – 276.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Welger, James, and Gardner. 2009. “Learning: Peering Backward and Looking Forward in The Digital Era”. International Journal of Learning and Media. 1(1). 1-18.

Page 94: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Wilis Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Winkel, W.S. 1990. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosakarya.

Page 95: pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75