Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMAHAMAN NILAI-NILAI SYARIAH TERHADAP
PERILAKU BISNIS PEDAGANG MELAYU JAMBI DI PASAR
KRAMAT TINGGI MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI
SKRIPSI
WARDATUL JANNAH
EES150898
PEMBIMBING:
Drs. Muhammad Ismail, M.Ag
Mohammad Orinaldi, S.E., M.S.AK
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
vi
MOTTO
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (Q.S. An-Nisa’(4): 29).
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas taburan cinta dan kasih
sayangnya yang telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu
pengetahuan serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia Allah SWT
akhirnya skripsi ini dapatterselesaikan.
Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku tercinta bapak
(Samsudin) dan ibu (Siti Rahma). Sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasih yang
tiada terhingga karena telah membesarkanku, mendidikku, membimbingiku,
menjagaku, mendo’akanku dengan ketulusan hati serta memberi motivasi dan
dukungan moril maupun materil sehingga saya dapat menempuh sekaligus
menyelesaikan masa studi di UIN STS Jambi.
Terimakasih untuk orang-orang yang kucintai, abang ku Zarkasih dan M
daud, ayuk ku Tri aprilani, adik ku M rajab, Meliza dan Mirraturrosida. Serta
teman-teman seperjuang.
Teriring do’a dan ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas segala
pengorbanan, motivasi, dan do’a dari mereka semua yang telah memberikan
inspirasi yang sangat berharga hingga selesainya skripsi ini.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemahaman nilai-nilai syariah
pada perilaku bisnis pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dengan cara wawancara,
observasi dan dokumentasi. Adapun subjek dan objek untuk penelitian ini adalah
Pedagang Melayu Jambi yang ada di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
Kabupaten Batanghari. Teknik analisis data bersifat induktif, berdasarkan data
yang diperoleh dan dikembangkan menjadi hipotesis. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa Perilaku pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat
Tinggi Muara Bulian belum sepenuhnya memahami nilai-nilai bisnis syariah.
Karena banyaknya pedagang yang masih menyimpang dari ketentuan syariah.
Dikarenakan kurangnya pengetahuan para pedagang mengenai nilai-nilai bisnis
syariah.
Kata kunci :Pemahaman Nilai-Nilai Syariah, dan Perilaku Pedagang
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa iringan
shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai Syariah Terhadap
Perilaku Bisnis Pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian Kab.Batanghari”.
Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing yaitu:
bapak Drs, Muhammad Ismail, M.Ag. dan bapak Mohammad Orinaldi, S.E.,
M.S.AK selaku pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini. Maka skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan
adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
2. Ibu Dr. Rafidah, S.E., M.EI selaku wakil Dekan I Bidang Akademik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
x
3. Bapak Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E selaku wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama Luar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. Sucipto, M.A. dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E.Sy selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS
Jambi.
6. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwas kripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua pihak untuk dapa
tmemberikan konstribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah swt
kita memohon ampunan Nya dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebaikannya diterima oleh Allah swt.
Jambi, Juli 2019
Penulis
Wardatul Jannah
NIM.EES150898
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................ ii
NOTA DINAS .............................................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Batasan Masalah .......................................................................... 11
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 12
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 12
F. Kerangka Teori ............................................................................ 13
G. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 29
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempatdan Waktu Penelitian ...................................................... 32
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 32
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 32
D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 33
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 34
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 34
xii
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis ........................................................................... 36
B. Tugas dari tiap penangung jawab dan pengelolaan pasar ........... 39
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pemahaman Nilai-nilai Syariah pedagang melayu jambi di Pasar Kramat
Tinggi Muara Bulian .......................................................................... 45
B. Pengaruh Pemahaman Nilai-nilai Syariah Terhadap Perilaku Bisnis
Pedagang Melayu Jambi di Pasar Keramat Tinggi Muara Bulian
Kabupaten Batanghari ....................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 29
Tabel 3.1 Tempat Usaha Pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian ... 36
Tabel 3.2 Daftar Iuran Pemeliharaan Pasar di Kramat Tinggi Muara Bulian .. 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kitab agung dan suci yang dikirimkan Allah kepada
umat manusia untuk memenuhi segala kebutuhan, baik jasmani maupun
rohani. Bagi umat Islam, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi dasar
dan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia.
Al-Qur’an sebagai pegangan hidup umat Islam telah mengatur
kegiatan bisnis secara eksplisit dengan banyaknya intruksi yang sangat detail
tentang hal yang dibolehkan dan tidak dibolehkan dalam menjalankan praktek
bisnis.1
Al-Qur’an sangat menghargai aktivitas bisnis yang selalu menekankan
kejujuran dalam hal berdagang, sebagaimana Allah SWT berfirman:
Artinya:“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakanharta-
harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan
perdagangan yang saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh
diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada
kalian”.2
1Diah Sulistiyani, “Pengaruh Pengetahuan Etika Bisnis Islami dan Religiusitas Terhadap
Perilaku Pedagang Muslim (Studi Kasus pada Pedagang Sembako di Pasar Karangkobar)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, (2015). Hlm. 3.
2 An-Nisa’(4) : 29
2
2
Ayat diatas menjelaskan bahwa aturan main perdagangan Islam
melarang adanya penipuan diantara kedua belah pihak yakni penjual dan
pembeli harus ridha dan sepakat serta harus melaksankan berbagai nilai-nilai
syariah yang harus dilakukan oleh para pedagang dalam melaksanakan jual
beli dengan menggunakan dan mematuhi nilai-nilai syariah dalam
perdagangan tersebut, diharapkan suatu usaha perdagangan seseorang akan
berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah dari Allah SWT di dunia
dan di akhirat.3
Aktivitas bisnis tidak hanya dilakukan sesama manusia, tetapi juga
dilakukan antara manusia dengan Allah SWT. Bisnis harus dilakukan dengan
ketelitian dan kecermatan dalam proses administrasi, perjanjian-perjanjian,
dan bisnis tidak boleh dilakukan dengan cara penipuan atau kebohongan
hanya ingin memperoleh keuntungan.4
Dengan demikian, bisnis dalam Islam yang pada hakikatnya
merupakan usaha manusia untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Bisnis
menurut Islam tidak hanya dilandasi oleh tujuan-tujuan yang bersifat duniawi,
tetapi juga untuk tujuan kehidupan di akhirat dan sebagai bentuk ibadah untuk
memakmurkan bumi.
Rasulullah SAW juga telah memberikan petunjuk mengenai dalam
berbisnis. Rasulullah SAW banyak memberi contoh bisnis yang bermoral
dalam berdagang.
3Umi Mursidah, “Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli di Pasar
Tradisional (Studi Pasar Betung Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat)”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, (2017), hlm. 31.
4Ma’ruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014),
Hlm. 44.
3
3
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
أي الكسب أطيب؟ عن رافع بن خديج قال: قيل: يا رسوللله
جل بيده وكل بيع مبرور قال: عم ل الره
Artinya:“Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada nabi:
‘Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah
menjawab: Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya
dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)”.5
Dari ayat Al-Qur’an dan Hadits yang dikemukakan di atas dapat di
pahami jual beli yang mabrur adalah setiap jual beli yang tidak ada dusta dan
khianat, sedangkan dusta itu adalah penyamaran dalam barang yang dijual,
dan penyamaran itu adalah menyembunyikan aib barang dari penglihatan
pembeli. Adapun makna khianat ia lebih umum dari itu sebab selain
menyamarkan bentuk barang yang dijual, sifat, seperti dia menyifatkan
dengan sifat yang tidak benar atau memberi tahu harga yang dusta.6
Perdagangan merupakan perkerjaan yang halal dan mulia. Apabila
pelakunya jujur maka kedudukan di akhirat nanti setara dengan para nabi,
syuhada dan shiddiqin. Berangkat dari dalil-dalil ini, para ulama mengatakan
bahwa hukum asal setiap perniagaan adalah boleh, selama tidak menyimpang
dari syari’at.7
Pandangan Islam tuntutan bekerja adalah merupakan sebuah
keniscayaan bagi umat muslim agar kebutuhan hidupnya sehari-hari bisa
terpenuhi. Salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan itu antara lain melalui
5 https://pengusahamuslim.com/3719-keutamaan-berdagang-1896.html. Dalam HR. Al-
Baihaqi dalam Al Kubra 5/263, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash- Shahihah 607
6Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi dalam fiqh Islam,
(Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 27.
7Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hlm. 39.
4
4
kebutuhan bisnis sebagaimana telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah
SAW sejak beliau masih muda.
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan umatnya untuk
mengoptimalkan potensi jasmani dan rohani demi meningkatkan kualitas diri,
termasuk dalam berbisnis, begitu pentingnya mendapatkan rezeki secara
halal, seorang muslim tidak di benarkan bermalas-malasan dalam berusaha.
Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk
berbisnis (berdagang), karena dengan berbisnis dapat menimbulkan
kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga, tanpa tergantung atau menjadi
beban orang lain.
Nabi Muhammad SAW juga selalu menunjukkan dirinya sebagai
seorang yang profesional. Profesionalisme Nabi Muhammad SAW dalam
berbisnis tidak dilandasi kecintaan yang besar terhadap harta kekayaan.
Baginya, berbisnis merupakan bagian dari ibadah dalam transaksi bisnis
beliau berlaku jujur dan adil.
Prinsip-prinsip tuntunan menjadi pedagang yang di tekankan oleh
Nabi Muhammad SAW.
1. Penjual dilarang membohongi atau menipu pembeli mengenai barang-
barang yang dijual 8
2. Transaksi bisnis dilakukan, penjual harus menjauhi sumpah yang
berlebihan dalam menjual suatu barang
8Lukman Hakim, Prinsip- Prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 166.
5
5
3. Penjual suatu barang harus berdasarkan kesepakatan bersama dari kedua
belah pihak (penjual dan pembeli), atau dengan suatu usulan dan
penerimaan.
4. Penjual tidak boleh berbuat curang dalam menimbang atau menakar
suatu barang.
5. Dalam berdagang, Nabi Muhammad SAW sangat menghormati dan
menghargai hak dan kedudukan pembeli.
Secara umum, prinsip bisnis dalam berdagang yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW mencakup upaya saling menjaga dan melindungi hak
orang-orang yang terlibat dalam transaksi, saling menjaga kehalalan suatu
transaksi dan tidak sewenang-wenang (memanfaatkan kedudukan) dalam
bertransaksi.9
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kehidupan
manusia dan dikenal oleh banyak kalangan. Dalam kehidupan sehari-hari
bisnis sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat karena pada dasarnya
hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi
ataupun masyarakat. Aktivitas bisnis bukan hanya kegiatan dalam rangka
menghasilkan barang dan jasa, tetapi juga termasuk kegiatan
mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepihak-pihak yang memerlukan
serta aktivitas lain yang mendukung kegiatan produksi dan distribusi tersebut.
9Muhammad Saifullah, “Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bianis Rasulullah”, Skripsi
IAIN Walisongo Semarang, (2003), hlm. 145-150.
6
6
Kegiatan bisnis juga menjadi sumber penghasilandan lapangan pekerjaan
setiap orang.10
Di era global, dunia bisnis semakin maju dan banyak terobosan yang
dilakukan, utamanya dalam mengantisipasi kompetisi dan dinamika usaha
para pebisnis. Arah bisnis yang pada awalnya tertuju pada berbagai pola dan
strategi raih laba yang sebesar-besarnya berganti menjadi maksimalisasi
kepuasan pelanggan.11
Sehingga pemahaman hukum bisnis dirasakan sangat penting, baik
pelaku bisnis dan hukum, praktisi hukum maupun pemerintah sebagai
pembuat regulasi kebijakan yang berkaitan dengan dunia usaha. Seiring
dengan meningkatnya transaksi bisnis, baik yang bersifat lokal, nasional,
regional, maupun global ini sudah tentu akan membawa konsekuensi
perlunya aturan main (rule of the game) yang berupa regulasi yang dapat
menjamin kontinuitas aktifitas dunia usaha itu sendiri secara adil dan pasti.12
Perdagangan (bisnis) selalu memegang peranan yang penting di
dalam kehidupan sosial dan ekonomi manusia sepanjang masa. Kegiatan
bisnis mempengaruhi semua tingkat kehidupan individu, sosial, regional,
nasional dan internasional. Kebaikan dan kesuksesan serta kemajuan suatu
bisnis sangat tergantung pada kesungguhan dan ketekunan para pelaku bisnis
tersebut. Dalam kegiatan perdagangan (bisnis), pelaku usaha dan konsumen
10Diah Sulistiyani, “Pengaruh Pengetahuan Etika Bisnis Islami dan Religiusitas Perilaku
Pedagang Muslim (Studi Kasus Pada Pedagang Sembako di Pasar Karangkobar)”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Walisongo, (2015), hlm. 1.
11Putuhatul Islamiyah, “Status Bonus Dalam Sistem Penjualan Langsung Berjenjang
Syariah”, Skripsi Universitas Islam Negeri Mulana Malik Ibrahim, (2018), hlm. 1-2.
12Maman Suherman Ade, Aspek Hukum dalam Ekonomi Global, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004), hlm. 1.
7
7
(pemakai barang dan jasa) sama-sama mempunyai kebutuhan dan
kepentingan. Pelaku usaha harus memiliki tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan.
Untuk itu, maka menjadi penting bagi pelaku usaha untuk menumbuh
kembangkan hukum, kesadaran moral, serta etika dalam menjalankan
kegiatan usahanya, karena dengan demikian dapat berimplikasi, baik terhadap
konsumen maupun terhadap kemajuan usaha dari pelaku usaha itu sendiri.13
Untuk itu perlunya adanya aturan-aturan dan nilai-nilai yang mengatur
kegitan tersebut, agar tidak ada pihak-pihak yang dieksploitasikan, terutama
pihak konsumen yang berada di posisi lemah. Di Indonesia ada undang-
undang yang mengatur tentang hak dan kewajiaban perilaku usaha dan
konsumen yaitu UU no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dalam
pasal 7 tentang kewajiban pelaku usaha yaitu:
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan perbaikan
dan pemeliharaan.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak deskrimatif.
4. Menjamin mutu barang atau jasa yang di produksi atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang atau jasa yang berlaku.
13Abd Haris Hamid, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Makassar: SAH Media,
2017), hlm. 8.
8
8
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, atau mencoba
barang atau jasa tertentu serta memberi jaminan atau garansi atas barang
yang dibuat atau yang diperdagangkan.
6. Memberi kompensasi, ganti rugi atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang atau jasa yang
diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi, ganti rugi atau penggantian apabila barang atau jasa
yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.14
Dengan demikian, dalam aturan syariat pun, Islam menuntut dan
mengarahkan kaum muslimin untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa
yang dibolehkan dan dilarang oleh Allah SWT. Demikian pula dalam
melakukan aktivitas bisnis yang dijalankan oleh seorang muslim tidak lepas
dari ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh Islam. Seorang muslim tidak
dibenarkan melakukan aktivitas bisnis yang di dalamnya terdapat perilaku
yang menyimpang. Seperti pengurangan timbangan, ukuran, memper-
campurkan kualitas yang baik dengan kualitas yang jelek,membuat barang
palsu, menjadi penada dan lain-lain merupakan suatu perilaku yang tidak
sesuai dengan ketentuan bisnis syariah.15
Adapun norma-norma atau nilai-nilai syariah yang harus di taati
dalam perdagangan oleh para pedagang dalam melaksanakan kegiatan
perdagangan, menurut Yusuf Qardawi, adalah sebagai berikut:
14Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),
hlm. 173.
15Asmuni dan Siti Mujiatun, Bisnis Syariah Suatu Altrernatif Pengembangan Bisnis Yang
Humanistik dan Berkeadilan, (Medan: Perdana Publishing, 2013), hlm. 5.
9
9
1. Menegakkan larangan memperdagangkan barang-barang yang
diharamkan.
2. Bersikap benar, amanah, dan jujur.
3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga
4. Menerapkan kasih sayang dan mengharamkan monopoli.
5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan.
6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju
akhirat.16
Salah satu segmen yang menarik yang untuk dibicarakan adalah
Kabupaten Batanghari sebagai kabupaten jasa dan perdagangan yang
mempunyai pasar yaitu pasar Kramat Tinggi Muara Bulian. Didalamnya
terdapat 394 unit toko dan petak los 272 unit yang semuanya terisi penuh.
Melayu Jambi merupakan suku yang berasal dari Jambi mereka
tinggal di sekitar Jambi, kabupaten Tanjung Jabung, kabupaten Batanghari,
kabupaten Muara Jambi, dan kabupaten Bunga Tebo. Dusun-dusun mereka
saling berjauhan dengan rumah-rumah yang di bangun di pinggiran sungai
besar atau sungai kecil.17Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian Kabupaten
Batanghari diketahui bahwa pedagang Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
terdiri dari berbagai suku, diantaranya suku Minang 205 pedagang, Melayu
16Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),
hlm. 173.
17https://id.wikipidia.ord/wiki/Suku_Jambi
10
10
Jambi 106 pedagang, Batak 53 pedagang, Bugis 13 pedagang dan pedagang
lainnya 43.18
Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian Kabupaten Batanghari diketahui
bahwa pedagang Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian menjual beragam
kebutuhan masyarakat, tidak hanya menjual sayur mayur saja, namun terdapat
juga pedagang yang menjual sembako serta terdapat toko grosiran sembako
sebagai penyalur bagi pedagang kecil, selain itu juga terdapat toko yang
menjual peralatan rumah tangga, pedagang pakaian, dan lain-lain.
Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian, bahwa perilaku para pedagang
Melayu Jambi disana masih melakukan bisnis diluar ketentuan syariah yang
disebabkan kurangnya pemahaman nilai-nilai syariah. Di ketahui hakikatnya
nilai-nilai syariah adalah berkenaan dengan etika berdagang dalam Islam
ditampilkan oleh para pedagang terhadap dalam praktek berdagang sehari-
hari. Diantaranya perilaku pedagang terhadap konsumen/pembelinya meliputi
nilai-nilai kejujuran, selalu memberikan pelayanan yang terbaik, pengambilan
keuntungan yang tidak terlalu besar sehingga tidak dijadikan unsur riba dalam
berdagang.
Berdasarkan dari fenomena yang ada di pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian, banyak dijumpai beberapa pelaku pedagang yang menyimpang dari
nilai-nilai syariah dalam berdagang. Seperti penerapan harga yang terlalu
tinggi dari harga perolehan (mangambil untung yang sebesar-besarnya), serta
ketidakjujuran dan kecurangan dalam menetapkan takaran/timbang. perilaku
18Kepala Dinas, Koperasi, UKM, dan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Batanghari
11
11
tersebut merupakan salah satu bentuk penyimpangan terhadap aturan dalam
agama Islam, sehingga konsumen merasa kesulitan dalam menawarkan harga,
sehingga ada diantara pelanggan (konsumen) yang merasa kurang nyaman
karena merasa tertipu.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat
sebuah penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai
Syariah terhadap Perilaku Bisnis Pedagang Melayu Jambi di Pasar
Kramat Tinggi Muara Bulian Kabupaten Batanghari.”
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang di
harapkan, perlunya adanya batasan masalah. Adapun batasan dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian Kabupaten
Batanghari.
2. Penelitian ini juga membatasi yang menjadi subjek penelitian adalah
pedagang Melayu jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemahaman nilai-nilai syariah para pedagang Melayu Jambi
Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian?
2. Apa pengaruh pemahaman nilai-nilai syariah terhadap perilaku bisnis
pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian?
12
12
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemahaman nilai-nilai syariah pedagang Melayu
Jambi Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman nilai-nilai syariah terhadap
perilaku bisnis pedagang Melayu Jambi Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para
pedagang tentang hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai syariah dalam
Islam.
2. Manfaat teoritis
Sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi pembaca terutama tentang nilai-nilai syariah dalam
berdagang, dan bagi peneliti baru diharapkan dapat dijadikan sumber
informasi dan referensi untuk penelitian topik-topik yang berkaitan baik
yang bersifat melengkapi ataupun lanjutan.
3. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para
mahasiswa yang tertarik untuk melakukan studi relevan mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai syariah di dalam
13
13
perdagangan, sebagai persyaratan guna memperoleh gelar program sarjana
strata satu (S1).
F. Kerangka Teori
1. Pemahaman
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pemahaman didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang diketahui, atau segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan suatu hal. Pemahaman adalah informasi yang telah
dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas
melekat di benak seseorang. Menurut Kottler, Pemahaman adalah suatu
perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman.19
2. Perilaku
Menurut Purwanto yang dikutip oleh Zakiya dan Bintang Wirawan,
perilaku adalah segala tindakan atau perbuatan manusia yang kelihatan atau
tidak kelihatan yang didasari maupun tidak didasari termasuk didalamnyacara
berbicara, cara melakukan sesuatu dan beraksi terhadap segala sesuatu yang
datangnya dari luar maupun dari dalam dirinya.20 Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang
terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan.
Dalam kehidupan sehari-hari istilah perilaku disamakan dengan
tingkah laku. Menurut Koentjaraningrat di kutip oleh Rokhmat Prasatoyo
yang dimaksud tingkah laku adalah perilaku manusia yang perosesnya tidak
19Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, edisi bahasa Indonesia, jilid 2, (Jakarta:
Prenhalindo, 2000), hlm. 401.
20Zakiya dan Bintang Wirawan, “Pemahaman Nilai-Nilai Syari’ah Terhadap Perilaku
Berdagang (Studi Pada Pedagang Di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung)”, Jurnal Sociologie,
(2010), hlm. 331.
14
14
terencana dalam gennya atau yang tidak timbul secara naluri saja, tetapi
sebagai suatu hal yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar.
Perilaku memiliki pengertian yang cukup luas, sehingga mencakup
segenap pernyataan atau ungkapan, artinya bukan hanya sekedar perbuatan
melainkan juga kata-kata, ungkapan tertulis dan gerak- gerik.21
3. Nilai –Nilai Syariah dalam Perdagangan
Definisi nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaaan yang di
yakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus pada pola
pemikiran dan perasaan keterikatan maupun perilaku.22
Syariah berasal dari bahasa Arab “Syara” atau “syariat” yang berarti
hukum Islam, Syariah juga berarti yang terkait dengan nilai-nilai keimanan
dan ketauhidan.23
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya
nilai-nilai syariah yaitu suatu perilaku atau pola pemikiran yang di yakini
sebagai suatu identitas yang terkait dengan nilia-nilai keimanan dan
ketauhidan.
Adapun nilai-nilai syariah dalam berdagang adalah ahlak dalam
menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai syariah sehingga dalam
pelaksanaan bisnis tidak terjadi kekhawatiran karena sudah diyakini sebagai
sesuatu yang baik dan benar.
21Siti Mina Rusnia, “Perilaku Pedagang di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang Dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi Universitas Islam negeri Walisongo Semarang, (2015),
hlm. 20-21.
22Zakiyah Drajat, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang 1984), hlm. 260.
23Ma’ruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014),
hlm. 1.
15
15
Diantara nilai-nilai syariah untuk menjaga hak-hak pelaku pasar
(penjual dan pembeli) dalam menghindarkan transaksi yang menyebabkan
distorsi alam pasar serta mendorong pasar untuk mewujudkan dialetika
kemaslahatan individu maupun masyarakat, di butuhkan suatu aturan dan
kaidah-kaidah umum yang dapat di jadikan sebagai sandaran, yaitu:
a. Larangan Memperdagangkan Barang-Barang Haram. Islam melarang
menjual barang yang memang haram secara zatnya. Hal itu dikarenakan
akan berdampak kepada umat manusia yang tidak akan mendapatkan
berkah dari jual beli atau bahkan berbahaya pada diri manusia itu.24
Komoditi yang di perjual belikan adalah barang yang baik dan halal.
Allah SWT, memerintah hambanya umat islam agar senantiasa
mengkonsumsi, memproduksi dan mendistribusikan serta bertransaksi
barang-barang dagangan yang halal lagi baik sebagaimana dijelaskanfirman
Allah SWT:
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”.25
Seperti yang kita ketahui bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah
SWT, untuk di gunakan dan melayani manusia, namun bukan berarti kita
bebas tanpa batas melanggar larangannya, karena selain dari pada perintah
24Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),
hlm. 173. 25Al-Baqarah (2) : 168
16
16
untuk taat terdapat pula perintah terutama yang berkaitan dengan bisnis
perdagangan yaitu larangan memakan barang yang haram seperti babi, anjing,
minuman keras, ekstasi dan sebagainya tidak di perbolehkan untuk di jadikan
sebagai komoditas bisnis, barang-barang ini diharamkan sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan)
bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan
menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa
memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui
batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.26
b. Benar, Menepati Amanat, dan Jujur.
Benar (Lurus) adalah ruh keimanan, ciri utama orang mukmin, bahkan
ciri para nabi. Tanpa Kebenaran, agama tidak akan tegak dan tidak akan
stabil. Sebaliknya bohong dan dusta adalah sebagian daripada sikap orang
munafik. Bencana terbesar di dalam pasar saat ini adalah meluasnya tindakan
dusta dan batil, misalnya berbohong dalam mempromosikan barang dan
menetapkan harga. Oleh sebab itulah, salah satu karakter pedagang yang
terpenting dan diridhai oleh Allah ialah kebenaran.27
26 An-Nahl (16) : 115
27Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),
hlm. 173.
17
17
Menepati amanat. Maksud amanat adalah mengembalikan hak apa
saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak
mengurangi hak orang lain,baik berupa harga atau upah.28
Seseorang pedagang harus berlaku jujur, dilandasi keinginan agar
orang lain mendapatkan kebaikan dan kebahagian sebagaimana ia
menginginkannya dengan cara menjelaskan cacat barang dagangan yang dia
ketahui dan tidak terlihat oleh pembeli.
Jujur termasuk sikap hati yang wujud dalam banyak kebaikan karena
itu jujur adalah suatu hal yang paling berharga di dalam bisnis. Menurut akal
sehat dan logika normal, jujur itu adalah baik, bagi pelaku bisnis karena
siapapun sebenarnya benci dengan kebohongan dan kepalsuan. Hanya akal
yang kotor dan logika yang tidak normal yang menyenangi kebohongan,
karena kebohongan dan kepalsuan secara umum mendatangkan kerugian,
yaitu kerugian hati nurani dan kerugian fisik (kebendaan) dalam bisnis.29
Dengan bersikap jujur bisnis menjadi berkembang, karena itu jujur
menjadi daya dorong yang sangat kuat bagi pelaku bisnis untuk meraih
kesuksesan, secara syariat, bahkan dalam ajaran agama apapun selalu
menganjurkan kejujuran dan melarang kebohongan.
Oleh sebab itu, salah satu karakter pembisnis yang terpenting dan
diridhai oleh Allah SWT adalah kejujuran. Begitu pentingnya kejujuran bagi
kehidupan disegala aspek terutama dalam kegiatan bisnis yang berkaitan
dengan orang lain.
28Ibid. Hlm. 177. 29Hasan Edi, Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 48-19.
18
18
Selanjutnya salah satu sifat curang adalah melipat gandakan harga
terhadap orang yang tidak mengetahui harga pasaran, pedagang
mengelabui pembeli dengan menetapkan harga di atas harga pasaran.
sebaliknya jika ia membeli ia mengingkan harga di bawah standar. Tindak
penipuan ini dapat terjadi padas usaha sewa menyewa barang, berdagang
mata uang, atau berkerja dengan sistem bagi hasil apabila dilakukan tanpa
kejujuran pastinya akan merugikan orang lain dan juga diri sendiri. Dalam
hal ini terkait tentang bersikap jujur Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa
mereka telah memahami arti kejujuran, yaitu tidak rela terhadap apa yang
menimpa temannya kecuali yang ia rela jika demikian menimpa dirinya
sendiri.
c. Sikap Adil dan Haramnya Bunga (Riba).
Konsep keadilan harus diterapkan dalam mekanisme pasar. Hal itu
dimaksud untuk menghindari praktek kecurangan yang dapat mengakibatkan
kedzaliman bagi suatu pihak.30Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:”celakahlah bagi orang-orang yang curang dalam menakardan
menimbang (1), Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran
dari orang lain mereka minta di penuhi (2), dan apabila mereka
menakar atau menimbang mereka mengurangi (3), tidakkah orang-
orangitumengira bahwa mereka akan dibangkitkan (4) pada suatu
30Ibid. hlm. 175.
19
19
hariyangbesar (5), yaitu hari semua orang dibangkitkan dan
menghadap tuhan semesta (6)”.31
Ayat di atas menjelaskan kecurangan merupakan sebab timbulnya
ketidakadilan dalam masyarakat, padahal keadilan diperlukan dalam setiap
perbuatan agar tidak menimbukkan perselisihan.
Islam mengajarkan bahwa mekanisme pasar harus berangkat dari
ketentuan Allah, perniagaan harus dilaksanakan secara baik atas dasar suka
sama suka.
Rasulullah mengajarkan agar para pedagang senantiasa bersikap adil,
baik, kerjasama, amanah, tawakkal, qana’ah, sabar, dan tabah. Sebaiknya
beliau juga menasehati agar para pedagang meninggalkan sifat kotor dalam
perdagangan yang hanya memberikan keuntungan sesaat, tetapi merugikan
diri sendiri duniawi dan ukhrawi. Akibatnya kredibilitas hilang, pelanggan
lari, dan kesempatan berikutnya sempit. Islam melarang pengkonsumsian dan
pemberdayaan riba.Sebagaimana firman AllahSWT:
Artiya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allahdan
tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.32
Ayat ini membuktikan bahwa dasar perlarangan riba ialah terdapatnya
unsur kezaliman pada kedua pihak.
31 Al-Muthaffifin (83) : 1-6
32 Al-Baqarah (2) : 278
20
20
d. Kasih Sayang dan Larangan Terhadap Monopoli.
Kasih sayang, di sini Islam mewajibkan mengasih sayangi manusia
dan seorang pedagang jangan hendak perhatian utamanya dan tujuan
usahanya untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Islam ingin
menegakkan, kemanusiaan yang besar menghormati yang kecil, yang kuat
membantu yang lemah, yang bodoh belajar dari yang pintar, dan manusia
menentang kezaliman.
Larangan terhadap monopoli. Islam mengharamkan monopoli, yang
dimaksud dengan monopoli adalah menahan barang dari perputaran di pasar
sehingga harganya naik. Praktik monopoli bersumber dari egoisme dan
kekerasan hati terhadap manusia. pelaku monopoli menambah kekayaannya
dengan mempersempit kehidupan orang lain.33
e. Menumbuhkan Toleransi, Persaudaran, dan Sedekah.
Salah satu moral terpuji adalah sikap toleran dan menjauhkan praktik
eksploitasi. Tindakan eksploitasi banyak mewarnai dunia perdagangan,
terutama perdagangan yang berada di bawah naungan kapitalis.
Salah satu etika yang harus dijaga adalah menjaga hak orang lain demi
terpeliharanya persaudaraan, jika individu dalam sistem kapitalis tidak
mengindahkan hal-hal yang berkaitan dengan etika seperti tidak
mengindahkan perasaan orang lain, tidak mengenal ahlak dalam bidang
ekonomi, dan hanya mengejar keuntungan. Maka sebaliknya, Islam sangat
memperhatikanya.
33Hasan Edi, Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 191.
21
21
Contohnya Pada saat berlangsung tawar-menawar antara penjual dan
pembeli, pihak ketiga dilarang ikut melibatkan diri sebelum kedua belah
pihak selesai dengan urusannya.
Sedekah yang sebenarnya. Islam menganjurkan kepada pedagang agar
mereka bersedekah semampunya untuk membersikan pergaulan mereka dari
tipu daya, sumpah palsu dan kebohongan, sedekah ini tidak ada ketentuan,
semua itu bergantung pada hati setiap pelaku.
f. Bekal Pedagang Menuju Akhirat.
Salah satu yang juga tidak boleh dilupakan adalah, meskipun seorang
muslim telah meraih keuntungan perdagangan dan transaksi, ia tidak boleh
lupa kepada Allah SWT.34
Islam pada prinsipnya tidak melarang perdagangan, kecuali ada unsur-
unsur kedzaliman, penipuan, penindasan dan mengarah kepada sesuatu yang
dilarang.35
Selain aturan yang dijelaskan diatas, ada beberapa etika yang harus
dipegang seorang muslim ketika melakukan transaksi dalam pasar:
1. Jangan melakukan transaksi atas sebuah transaksi yang telah dilakukan
orang lain, jangan melakukan intervensi atas transaksi yang telah
dilakukan orang lain.
2. Jangan menjadi orang yang gila akan harta benda.
3. Menanamkan ahlak mulia dalam kehidupan.
4. Perlakukan orang lain seperti kita melakukan untuk diri kita sendiri.
34Ibid. hlm. 193. 35Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), hlm.
173.
22
22
5. Kembangkan ukhwuah dan jangan sampai menimbulkan kemudhratan
bagi kehidupan masyarakat.
Beberapa prinsip nilai-nilai syariah dalam bisnis Islam yang
didasari dari inti ajaran Islam adalah, antara lain:
a. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Menurut Syed Nawab Naqwi R. Lukman Fauroni, kesatuan disini
adalah kesatuan sebagaimana terefleksinya dalam konsep Tauhid yang
memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang
ekonomi, politik, dan sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta
mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.36
Dari konsep Tauhid mengintegrasikan aspek religius, dengan
aspek-aspek lainnya seperti ekonomi, akan mendorong manusia kedalam
suatu keutuhan yang selaras, konsisten dalam dirinya, dan selalu merasa di
awasi oleh Allah SWT. Dalam konsep ini akan menimbulkan perasaan dalam
diri manusia bahwa ia akan merasa direkam segala aktivitas kehidupannya,
termasuk dalam aktivitas ekonomi.
b. Keseimbangan (keadilan/Equilibrium)
Prinsip keseimbangan (equilibrium) yang berisikan ajaran keadilan
yang merupakan salah satu prinsip dasar harus dipegang oleh siapapun dalam
kehidupannya.
36Diah Sulistiyani, “Pengaruh Pengetahuan Etika Bisnis Islami dan Religiusitas Perilaku
Pedagang Muslim (Studi Kasus Pada Pedagang Sembako di Pasar Karangkobar)”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Walisongo, (2015), hlm. 23.
23
23
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan
berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai. Pengertian adil
di dalam Islam di arahkan agar hak orang lain, hak lingkungan sosial, hak
alam semesta dan hak Allah dan Rasulnya berlaku sebagai stakeholder dari
perilaku adil seseorang. Semua hak-hak tersebut harus di tempatkan
sebagaimana mestinya (sesuai aturan syariah). Perilaku keseimbangan dan
keadialan dalam bisnis secara tegas dijelaskan dalam konteks
pembendeharaan bisnis agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran
bila menakar dan menimbang dengan neraca yang benar, karena itu
merupakan perilaku yang terbaik dan membawa akibat yang terbaik pula.37
Dengan demikian jelas bahwa keseimbangan merupakan landasan
pikir kesadaran dalam pendayahgunaan dan pengembangan harta benda tidak
menyebabkan kebinasaan bagi manusia melainkan menjadi media menuju
kesempurnaan jiwa manusia menjadi khalifah.
c. Kehendak Bebas (free will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam,
tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan
individu dibuka lebar. Tidak ada pembatasan pendapat bagi seseorang
mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi
yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus-menerus memenuhi
kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya
kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak, dan
37Ibid. hlm. 24.
24
24
sedakah. Keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah yang
menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak
sistem sosial yang ada.38
d. Tanggung Jawab (Responsibility)
Aksioma tanggung jawab individu begitu mendasar dalam ajaran-
ajaran Islam. Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan
oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban. Untuk
menuntut keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggung jawabkan
tindakannya.
Setelah melaksanakan segala aktifitas bisnis dengan berbagai bentuk
kebebasan, bukan berarti semuanya selesai saat tujuan yang dikehendaki
tercapai,atau ketika sudah mendapatkan keuntungan. Semua itu perlu adanya
pertanggung jawaban atas apa yang telah pembisnis lakukan, baik itu
pertanggung jawaban ketika ia bertransaksi, memproduksi barang, melakukan
jual beli, melakukan perjanjian dan lain sebagainya semua harus di
pertanggung jawabkan sesuai dengan aturan yang telah berlaku.39
e. Ihsan (Benevolence)
Ihsan (Kebajikan) artinya melaksanakan perbuatan baik yang dapat
mendatangkan manfaat kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban tertentu
yang mengharuskan tersebut atau dengan kata lain adalah beribadah maupun
38Ibid. hlm. 25. 39Siti Mina Rusnia, “Perilaku Pedagang di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang Dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi Universitas Islam negeri Walisongo Semarang, (2015),
hlm. 46.
25
25
berbuat baik seakan akan melihat Allah SWT, jika tidak seperti itu, maka
yakinlah bahwa Allah SWT melihat apa yang kita kerjakan.40
4. Bisnis
Bisnis dalam Al-Quran dijelaskan melalui kata tijarah, yang
mencakup dua makna, yaitu: pertama,perniagaan secara umum yang
mencakup perniagaan antara manusia dengan Allah SWT. Ketika seseorang
memilih petunjuk dari Allah SWT, mencintai Allah SWT dan Rasulnya,
berjuang dijalannya, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezekinya,
maka itu adalah sebaik-baiknya perniagaan antara manusia dengan Allah.
Adapun makna yang kedua adalah perniagaan secara khusus, yang
berarti perdagangan ataupun jual beli antar manusia.41
Pengertian bisnis secara umum adalah sebagai suatu aktivitas yang di
lakukan seseorang untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan guna
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Cara yang bisa dilakukan adalah
mengelola sumber daya ekonomi dengan berbagai jenisnya secara efektrif dan
efisien. Menurut Anoraga dan Soegi Astuti, pengertian bisnis adalah jual-beli
dengan pelayanan yang baik. Sementara dalam pandangan Straub dan Attner,
bisnis adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan
penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk
mendapatkan keuntungan. Menurut Skinner pengertian bisnis adalah
40Diah Sulistiyani, “Pengaruh Pengetahuan Etika Bisnis Islami dan Religiusitas Perilaku
Pedagang Muslim (Studi Kasus Pada Pedagang Sembako di Pasar Karangkobar)”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Walisongo, (2015), hlm. 29. 41Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada media Group,
2013), hlm. 7.
26
26
pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat.42
5. Pedagang
Pedagang adalah orang yang menjalankan usaha berjalan, usaha
kerajinan, atau usaha pertukaran kecil, pedagang juga bisa diartikan orang
yang dengan moral relatif berveriasi yang berusaha di bidang produksi dan
penjualan barang atau jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok
masyarakat. Pedagang merupakan pelaku ekonomi yang paling berpengaruh
dalam sektor perdagangan karena kontribusinya adalah sebagai penghubung
dari produsen ke konsumen kesejahteraan seseorang pedagang dapat diukur
dari penghasilannya, oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan pedagang harus diperhatikan supaya pendapatan pedagang stabil
dan kesejahteraan meningkat sehingga kegiatan jual beli di pasar tetap
berjalan lancar, jumlah pedagang yang ada akan tetap bertahan dan semakin
bertambah.43
Prinsip dasar yang telah ditetapkan dalam Islam mengenai
perdagangan adalah tolak ukur dari kejujuran, kepercayaan dan ketulusan.
dewasa ini banyak ketidaksempurnaan pasar, yang seharusnya dapat
dilenyapkan bila prinsip ini di terima oleh masyarakat bisnis dari bangsa-
bangsa berada di dunia. Prinsip perdagangan ini telah ada dalam Al-Quran
42Asmuni dan Siti Mujiatun, Bisnis Syariah Suatu Altrernatif Pengembangan Bisnis Yang
Humanistik dan Berkeadilan, (Medan: Perdana Publishing, 2013), hlm. 11. 43Diah Sulistiyani, “Pengaruh Pengetahuan Etika Bisnis Islami dan Religiusitas Perilaku
Pedagang Muslim (Studi Kasus Pada Pedagang Sembako di Pasar Karangkobar)”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Walisongo, (2015), hlm. 13.
27
27
dan sunnah, seperti mengenai sumpah palsu, memberikan takaran yang tidak
benar, dan menciptakan iktikad baik dalam transaksi bisnis.
6. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dan
melakukan transaksi barang atau jasa. Pasar merupakan sebuah mekanisme
pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak awal
peradaban manusia.44 Islam menempatkan pasar pada kedudukan penting
dalam perekonomian. Praktik ekonomi dapat dilihat pada masa Rasuluallah
menunjukkan adanya peranan pasar besar dalam pembentukkan masyarakat
islam pada masa itu. Rasuluallah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh
mekanisme pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya suatu
intervensi harga, seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar
yang wajar yaitu dikarenakan pergeseran permintaan dan penawaran.
Dalam Islam, pasar merupakan wahana transaksi ekonomi yang ideal,
karena secara teoritis maupun praktis, Islam menciptakan keadaan suatu pasar
yang di bingkai oleh nilai-nilai syariah, meskipun tetap dalam suasana
bersaing.45
Islam menempatkan pasar sebagai tempat perniagaan yang sah dan
halal, sehingga secara umum merupakan mekanisme perdagangan yang ideal.
Penghargaan yang tinggi tidak hanya bersifat normatif tetapi juga telah di
buktikan dalam sejarah panjang kehidupan masyarakat muslim klasik.
44Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 301.
45Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), hlm.
161.
28
28
Gambaran pasar yang Islami adalah pasar yang di dalamnya terdapat
persaingan yang sehat yang dibingkai dengan nilai dan moralitas Islam. Nilai
dan moralitas Islam itu secara garis besar terbagi dua: pertama, norma yang
bersifat khas yaitu hanya berlaku untuk muslim. Kedua, norma yang bersifat
umum yaitu berlaku untuk seluruh masyarakat. Islam mengajarkan bahwa
tidak semua barang dan jasa dapat dikonsumsi dan diproduksi. Seorang
muslim hanya diperkenankan mengonsumsi dan memproduksi barang yang
baik dan halal, dan barang yang haram harus ditinggalkan. Islam juga sangat
memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat umum dan berlaku
secara universal seperti persaingan sehat, kejujuran, keterbukaan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini sangat di tekankan dalam Islam bahkan selalu di
kaitkan dengan keimanan kepada Allah SWT.
G. Tinjauan Pustaka
Penelitian ataupun studi yang menjelaskan tentang pemhaman nilai-
nilai syariah terhadap prilaku bisnis pedagang Melayu Jambi di pasar Kramat
Tinggi Muara Bulian secara umum sudah pernah ditemui dibeberapa jurnal
ataupun skripsi, diantaranya adalah:
29
29
Tabel 1.1
Penelitian terdahulu
No Peneliti judul
Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
1. Roni
Muhamma
d46
Pengaruh
Tingkat
Pemahaman
Agama
terhadap
Perilaku Bisnis
Pedagang
Pasar Minggu
Telaga
Kabupaten
Gorontalo
Hasil penelitian ini
membahas tentang
tingkat pemahaman
agama yang terdari
iman, Islam dan Ihsan
pedagang yang
berpengaruh signifikan
terhadap prilaku
dagang/bisnis pedagang
pasar minggu Telaga
Kabupaten Gorontalo.
Persamaannya yaitu
sama-sama
membahas tentang
perilaku pedagang.
perbedaannya yaitu
peneliti
meneleti.Pemahama
n agama yang terdiri
iman, Islam, dan
Ihsan.
2. Elfina
Yenti47
Pengaruh
Pemahaman
Nilai-Nilai
Syariah
Terhadap
Perilaku Bisnis
pedagang
Minang Pada
Pasar Aur
Kuning Bukit
Tinggi
Jurnal ini membahas
tentang menganalisis
seberapa besar pengaruh
pemahaman nilai-nilai
syariah terhadap perilaku
bisnis pedagang Minang
pada pasar Aur Kuning
Bukit Tinggi. Hasil
penelitian ini didapat
bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara
pemahaman nilai-nilai
syariah dengan perilaku
bisnis pedagang Minang
pada pasar Aur Kuning
Bukit Tinggi.
persamaannya yaitu
sama-sama
membahas tentang
pengaruh
pemahaman nilai-
nilai syariah pada
perilakupedagang.
Perbedaannya yaitu
peneliti meneliti di
pedagang Minang di
pasar Aur Kuning
Bukit Tinggi.
3. Muhamma
d
Saifullah48
Etika Bisnis
Islam dalam
Praktek Bisnis
Rasuluallah
KuantitatifJurnal ini
menjelaskan tentang
etika bisnis yang
dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW.
Bahwa etika bisnis yang
dimiliki oleh Nabi
Persamaannya yaitu
sama-sama
membahas tentang
praktek bisnis yang
di jalankan
rasulullah SAW.
perbedaannya yaitu
46Roni Muhammad dan Mustafa, “Pengaruh Tingkat Pemahaman Agama Terhadap
Perilaku Bisnis Pasar Minggu Telaga Kabupaten Gorontalo”, (2013)
47Yenti Elfina, “Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai Syariah Terhadap Perilaku Bisnis
Pedagang Minang Pada Pasar Aur Kuning Bukit Tinggi”, (2009)
48Muhammad Saifullah, “Etika Bisnis Rasulullah”, (2011)
30
30
Muhammad adalah
bersikap jujur, amanah,
tepat dalam menimbang,
menjauhi gharar, tidak
menimbun barang,tidak
melakukan al-ghab dan
tadlis, dan saling
menguntungkan antar
penjual dan pembeli.Pola
bisnis yang dipraktikkan
Nabi Muhammad SAW
ini tentu perlu diadaptasi
oleh para pembisnis di
masa kini yang terkadang
mudah keluar dari etika-
etika seperti yang
dipraktikkan oleh Nabi
SAW.
peneliti meneleti
Tentang etika bisnis.
4. Agam
Santa
Atmaja49
Analisis
Penerapan
Etika Bisnis
dalam
Perspektif
Ekonomi Islam
( Studi Kasus
Pada Pedagang
Muslim di
Pasar Pagi
Kaliwungu
Kendal)
Jurnal ini menjelaskan
bahwa jumlah pedagang
di Pasar Pagi Kaliwungu
Kendal sebanyak 869
orang. Etika bisnis islam
relavan di terapkan pada
setiap pedagang
khususnya para pedagang
di pasar pagi Kaliwungu
Kendal, berdampak
positif bukan hanya
sebatas keuntungan bagi
pedagang saja, akan
tetapi berdampak pula
pada para konsumen,
supplier, dan produsen.
Selain itu adanya dampak
langsung penerapan etika
berdagang dalam
perspektif ekonomi Islam
di pasar pagi kaliwungu
kendal secara nyata
terlihat dari para
pedagang tetap
mendapatkan keuntungan
perbedaanya yaitu
membahas tentang
penerapan etika
bisnis dalam
perspektif ekonomi
Islam.
49Agam Santa Atmaja, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Perspektif Islam
(Studi Kasus Pada Muslim di Pasar Pagi Kaliwungu Kendal)”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang,
(2014)
31
31
dengan menerapkan etika
bisnis dalam usaha.
5. Zakiyah50 Pemahaman
Nilai-Nilai
Syariah
Terhadap
Perilaku
Berdagang
(Studi Pada
Pedagang di
Pasar Bambu
Kuning Bandar
Lampung).
Jurnal ini membahas
tentang pemahaman
pedagang terhadap nilai-
nilai syariah serta
perilakunya dalam
berdagang yang memiliki
pemahaman serta
perilaku yang cukup
beragam.
persamaannya yaitu
sama-sama
membahas tentang
pengaruh
pemahaman nilai-
nilai syariah pada
perilakupedagang.
Berdasarkan dari beberapa penelitian terdahulu di atas menunjukan
bahwa ada beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki sedikit persamaan
dengan yang peneliti tulis, baik pada sisi subjek, objek maupun sasarannya.
Namun permasalahan yang ditulis peneliti sangat berbeda dengan
peneliti sebelumnya. Dimana para perilaku bisnis pedagang Melayu Jambi di
pasar Kramat Tinggi Muara Bulian, masih melakukan bisnis diluar ketentuan
syariah disebabkan kurangnya pemahaman nilai-nilai syariah.
50Zakiyah, “Pemahaman Nilai-Nilai Syariah Terhadap Perilaku Berdagang (Studi Pada
Pedagang di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung)”, (2010)
32
32
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
Kabupaten Batanghari, dimana peneliti memperoleh informasi dari Pedagang
Melayu Jambi. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 19 Juli 2019 s/d 19
September 2019.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan secara kualitatifdeskriptif. Penelitian kualitatif yaitu suatu
prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Metode ini
disebut juga dengan metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat
seni dan disebut juga dengan metode interpretive karena data hasil penelitian
lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan
dilapangan.51
C. Jenis dan Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya dilapangan. Data primer merupakan data yang di dapat dari
sumber pertama baik dari individu atau perseorang seperti hasil wawancara,
atau hasil kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.
51Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2018), hlm. 7-8.
33
33
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, atau dengan kata lain data
tambahan sebagai penguat data misalnya lewat dokumen atau melalui orang
lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah bentuk dokumen yang
telah ada yang dapat mendukung penelitian ini, seperti buku yang
menjelaskan tentang nilai-nilai bisnis syariah yang dicontohkan Rasulullah
SAW, serta dokumentasi penting yang berkaitan erat dengan permasalahan
penelitian ini.
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi: data diperoleh dengan peneliti langsung datang ke lapangan
untuk melihat keadaan yang sebenarnya di lapangan dalam transaksi jual
beli di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian Kabupaten batanghari.
2. Wawancara: suatu proses interaksi dan komunikasi untuk mendapatkan
informasi yang hanya dapat diperoleh dengan cara bertanya langsung
dengan responden.52 Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dilakukan dengan berhadapan secara langsung
dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar dahulu
untuk dijawab pada kesempatan lain.53
3. Dokumentasi: data diperoleh peneliti dari dokumentasi baik secara
tertulis, gambar dan lain-lain.
52Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: Pustakan LP3ES
Indonesia, 2008), hlm. 192.
53Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2011, hlm. 138.
34
34
E. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,
selanjutnya dicarikan lagi data secara berulang-ulang sehingga selanjutnya
dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan
data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara
berulang-ulang dengan teknik triangulasa, ternyata hipotesis diterima, maka
hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.54
F. Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah memahami proposal penelitian ini, penulis
mencantumkan sistematika penulisan yang lebih sistematis. Penulis
membaginya menjadi V Bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, kerangka
teori dan tinjauan pustaka yang menjadi alasan dasar penulis mengangkat
permasalahan penelitian dan dasar pemilihan lokasi penelitian.
54Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2018), hlm. 245.
35
35
BAB II: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang metode penelitian yang
mencakup pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang keadaan umum Pasar Kramat
Tinggi Muara Bulian, tugas dari tiap bagian penanggung jawab dan pengelola
Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian Kabupaten Batanghari.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang hasil dari penelitian pengaruh
Pemahaman Nilai-Nilai Syariah Terhadap Perilaku Bisnis Pedagang Melayu
Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian.
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini, penulis memaparkan kesimpulan yang diperoleh selama
penulis melakukan penelitian skripsi dan juga berisi saran yang bermanfaat
bagi umum.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM PASAR KRAMAT TINGGI MUARA BULIAN
A. Letak Geografis
Pasar kramat tinggi muara bulian terletak di jalan gajah mada atau
jalan yang menghubungkan antara kota muara bulian dengan muara tembesi.
Pasar kramat tinggi muara bulian dibangun di atas lahan seluas 28.000 M2
yang seluruhnya merupakan tanah datar.55
1. Tempat Usaha
Jumlah tempat pedagang di Pasar Kamat Tinggi Muara Bulian
sebanyak 657 unit terdiri dari bangunan Mall, toko dan kios dengan rincian
sebagai beriku:
Tabel 3.1
Tempat Usaha Pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian.
No Lokasi Ukuran
(M2)
Jumlah
(Unit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mall Atas
Mall Atas
Mall Atas
Mall Bawah
Kios
Los Sayur
5×5
4× 5
4× 18
2,5× 5
4× 6
2× 3
2
16
2
36
106
120
55Kepala Dinas, Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, Muara Bulian
Kabupaten Batanghari .15 juli 2019
37
7.
8.
9.
Los Ikan
Los Ayam
Pedagang Lapak
2,5× 3
5× 2
1,5× 2
64
60
251
Jumlah 657
2. Jenis Pedagang dan Jumlah Pedagang Melayu Jambi
Tabel 3.2
Jenis Pedagang dan Jumlah pedagang Melayu Jambi di Pasar
Kramat Tinggi Muara Bulian
No Jenis Usaha Jumlah Pedagang
1 Pedagang Sembako 17 Orang
2 Pedagang Sayur 8 Orang
3 Pedagang Pecah Belah 7 Orang
4 Pedagang Kuliner 13 Orang
5 Pedagang Sepatu 8 Orang
6 Pedagang Pakaian 14 Orang
7 Pedagang Daging dan Ikan 7 Orang
8 Pedagang Aksesoris 7 Orang
9 Pedagang Buah 5 Orang
10 Pedagang dan Lain-Lain 20 Orang
Jumlah 106 Orang
38
3. Pembeli
Pembeli di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian tidak hanya berasal
dari Kecamatan Muara Bulian saja, tetapi juga berasal dariluar Kecamatan
Muara Bulian. Pembeli juga berasal dari berbagai kalangan masyarakat
seperti Pegawai Negeri Sipil, Swasta, Pengusaha, Petani, Pensiunan, bahkan
Buruh. Mereka datang membeli antara pukul 06.00-09.30 WIB yang
merupakan jam-jam ramai di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian.56
4. Fasilitas Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian memiliki beberapa fasilitas
berupa:
a. PLN sebagai sumber penerapan gedung dan kebutuhan perangkat
elektronik seperti TV, Radio, Mesin Jahit Listrik dan lain-lain.
b. Lokasi yang ada di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian mempunyai
daya tampung ± 50 Kendaraan roda empat dan 110 Kendaraan roda
dua.
c. Kamar mandi/sumur untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi
penjual ikan serta kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK).
d. Kebersihan di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian dilakukan oleh
bidang kebersihan, petugas kebersihan bertanggung jawab
membersihkan sampah dan limbah-limbah yang ada setelah
terjadinya aktivitas pasar.
56Kepala Dinas, Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, Muara Bulian
Kabupaten Batanghari. 15 juli 2019
39
e. Sarana Ibadah (Musholah) terletak dihalaman belakang dekat pos
penjaga.57
5. Retribusi Pasar
Sebagai kompensasi dari pemeliharaan fasilitas yang ada di Pasar, tiap
pedagang yang berdagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian dikenai
iuran dan biaya sewa tempat. Hal tersebut berdasarkan sewa tempat dan Tarif
Iuran pemeliharaan Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian adalah Rp 4.000/Hari,
dan iuran pemeliharaan pasar adalah sebagai berikut:58
Tabel 3.3
Daftar Iuran Pemeliharaan Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
Tahun 2018.
No Jenis Pedagang Besar Retribusi
(Rp/Hari)
1. Pedagang Lesehan (PKL) 4.000
2. Toko Kecil 4.000
3. Toko Sedang 4.000
4. Toko Besar 4.000
5. Apotik 4.000
6. Toko Swalayan 4.000
7. Toko Emas/Unit 4.000
8. Grosir 4.000
9. Rumah Makan 4.000
10. Warung 4.000
57Kepala Dinas, Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan , Muara Bulian
Kabupaten Batanghari. 15 juli 2019
58PERDA Kabupaten Batanghari Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar Pasal 8
Ayat (2) Poin (a).
40
B. Tugas dari Tiap Penanggung Jawab dan Pengelola Pasar
Adapun tugas-tugas dari tiap bagian adalah sebagai berikut:
1. Tempat Usaha
Yang berada di bawah dan tanggung jawab kepada Bupati Batanghari
dalam melaksanakan pengelola pasar (pendapatan pasar) tugas kepala dinas
yaitu:
a. Pelaksanaan pelayanan administrasi kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan umum.
b. Memberikan bimbingan pengarahan dan petunjuk teknik kepada
bawahan.
c. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas ketatausahaan
dilingkungan dinas perkotaan.
d. Menyiapkan bahan dan petumjuk teknis pembinaan perumusan
kebijakan penyelenggaraan bidang perkotaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Mengawasi pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan.59
2. Kepala Bidang Pengelola Pasar
Sub Dinas Pengelola Pasar dipimpin oleh kepala bidang yang berada
di bawah dan tanggung jawab kepada kepala dinas. Kepala dinas pengelola
pasar mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam melakukan
pengelola pasar yang meliputi pengembangan dan pengelola pasar, ketertiban,
keamanan, parkir kawasan pasar pungutan pasar serta melakukan tugas-tugas
59Kepala Dinas, Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan , Muara Bulian
Kabupaten Batanghari. 15 juli 2019
41
lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Tugas
kepala bidang pasar yaitu:
a. Menyusun dan membuat yang menyangkut pengelola pasar,
pembagian tempat atau lokasi berjualan menurut jenisnya serta
merencanakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
b. Melaksanakan semua kegiatan yang menyangkut bidang tugas
pengelola pasar, pengembangan pasar, ketertiban, keamanan parkir
kawasan pasar dan pungutan pasar.
c. Pengelolaan dan penyelenggaraan ketatausahawan/kantor.
d. Meneliti dan mengikuti secara terus menerus keadaan semua sarana
perbaikan dan keindahan pasar.
e. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
f. Mengepaluasi dan membuat laporan pengawasan secara
priodik/berkala kepada kepala dinas.
g. Memberikan pertimbangan dan saran kepada kepala dinas sesuai
bidang tugasnya sebagai bahan pengambilan keputusan oleh kepala
dinas.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas.
i. Melaporkan kepada kepala dinas secara lisan maupun tulisan hasil
pelaksanaan tugas yang telah dicapai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan bahan masukan kepada kepala dinas.
42
j. Disiplin, taat, patuh, mau bekerja keras dan kerjasama demi
tercapainya keberhasilan.
3. Kepala Seksi Pengembangan Pasar
Mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengembangan pasar dilingkungan bidang pengelola pasar.
b. Merencanakan lokasi pengembangan baru yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan pengembangan kabupaten Batanghari.
c. Melakukan penelitian dan perbaikan atas kerusakan toko, kios, los,
dan berbagainya serta alat kantor bidang pengelola pasar.
d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala dinas pengelola
pasar dalam hal yang menyangkut bidang tugasnya.60
4. Kepala Seksi Ketertiban dan Keamanan Parkir kawasan Pasar
Adapun tugas Kepala Seksi Ketertiban dan Keamanan Parkir Kawasan
Pasar adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan semua kegiatan yang menyangkut bidang tugas
keamanan dan ketertiban kawasan parkir.
b. Mengatur dan membuat laporan pertanggung jawaban semua yang
menyangkut masalah keamanan dan ketertiban.
c. Membantu kepala bidang pengelola pasar dalam bidang tugasnya.
d. Mengatur, mengawasi, dan melaksanakan tugas-tugas keamanan dan
ketertiban parkir kawasan Pasar.
60Kepala Dinas, Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, Muara Bulian
Kabupaten Batanghari. 15 juli 2019
43
e. Mengevaluasi, mengamankan dan melakukan tindakan preventif dan
refresif mengadakan kerjasama dengan instansi lain terhadap
kejadian-kejadian yang akan terjadi ataupun yang telah terjadi di
Pasar.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.61
5. Kepala Seksi Pungutan Pasar
Adapun tugas Kepala Seksi Pungutan Pasar adalah sebagai berikut:
a. Membantu kepala bidang pengelola pasar dibidang tugasnya.
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pekerjaan administrasi keuangan
serta memonitor penerimaan daerah dalam lingkungan bidang
pengelolaan Pasar.
c. Melaksanakan semua kegiatan dibidang penetapan pungutan
retribusi jasa parkir, jasa mall, los, WC umum, pembukuan
pendapatan pasar dan sebagainya yang menyangkut bidang
penerimaan.
d. Mempersiapkan rencana dan perhitungan anggaran pendapatan
bidang pengelola pasar setiap tahun.
e. Membuat laporan berhubungan dengan penagihan atau pendapatan
daerah dalam lingkungan tugas bidang pengelola pasar.
61Kepala Dinas, Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdaganagan, Muara Bulian
Kabupaten Batanghari. 15 juli 2019
44
f. Menyiapkan buku Surat Penetapan Pajak (SPP), karcis, formulir, dan
surat penagihan retribusi pasar serta jenis-jenis pendapatan lainya
setiap hari.
g. Melaporkan kepada Kepala Bidang Pengelola Pasar secara lisan
maupun tulisan hasil pelaksanaan tugas yang telah dicapai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan bahan masukan kepada atasan.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
45
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pemahaman Nilai-nilai Syariah Pedagang Melayu Jambi di Pasar
Kramat Tinggi Muara Bulian
Berdagang atau berniaga adalah suatu usaha yang bermotif mencari
profil atau mencari laba (keuntungan). Orientasi hasil ini adalah berupa
keuntungan berdagang tetapi tidak lepas dari nilai-nilai syariah yang
berdampak terhadap perilaku bisnis Pedagang Jambi di Pasar Kramat Tinggi
Muara Bulian.
1. Larangan memperdagangkan barang haram
Pertama yang ditekankan Islam adalah larangan mengedarkan barang-
barang yang haram, baik dengan cara membeli, menjual, memindahkan atau
cara apa saja untuk memudahkan peredarannya. Adapun barang-barang
haram yang dilarang untuk diperdagangkan, sebagai berikut:
a. Khamer, bangkai binatang, babi dan patung (berhala)
ة وهو جابر بن عبد الله ي قول قال رسول الله صلهى الله عليه وسلهم عام الفتح عن بكهتة والنزير والصنام فقيل له عند ذلك ي رسول إنه الله ورسوله حرهم ب يع المر والمي
فن ويدهن با اللود وي تة فإنهه يدهن با الس ستصبح با النهاس الله أرأيت شحوم المي الي هود إنه الله حرهم قال ل هنه حرام ثه قال رسول الله صلهى الله عليه وسلهم قاتل الله
حوم فأجلوه ثه بعوه فأكلوا ثنه. عليهم الش
Artinya: “dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Rasulullan SAW telah
bersabda pada tahun penaklukkan kota makkah ketika beliau
berada di sana, “sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah
mengharamkan penjualan khamer, bangkai binatang, babi dan
patung (berhala)” Kemudian ada seseorang yang berkata,
“Wahai Rasulullah, bagaimana dengan penjualan lemak bangkai
46
binatang yang biasanya digunakan untuk mengecat perahu-
perahu dan kulit-kulit hias, juga digunakan untuk penerangan
oleh manusia?” Rasulullah menjawab, “tidak semua hal tetap
haram.”Selanjutnya beliau bersabda,“sungguh Allah memerangi
kaum yahudi, sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada
mereka lemak bangkai binatang, maka mereka memperindahnya
(memodifikasinya), kemudian menjualnya dan memakan
harganya.”62
b. Termasuk dalam kategori barang yang dilarang beredar adalah segala
jenis komoditi atau barang yang mengancam kesehatan manusia.
Contohnya adalah segala jenis makanan dan minuman yang kadaluarsa,
segala jenis obat yang merusak tubuh, bahan kimia yang membahayakan
dan segala yang terlarang untuk dimakan dan diminum.
c. Termasuk kategori barang yang dilarang beredar adalah media
informasi yang mempromosikan ide-ide rusak, hiburan yang berdampak
negatif, buku-buku porno, dan apa saja yang mengikis akidah dan etika
umat manusia.
Ibu Lilis selaku pedagang sembako di pasar Kramat Tinggi akan
menjelaskan barang- barang apa saja yang dijual di tokoh ini.
“Saya sebagai pedagang yang menjual barang-barang
sembako, seperti gula pasir, minyak goreng, gula merah,
bumbu instant, mie instant, beras dan barang sembako
lainnya”.63
Pak indra selaku pedagang buah di pasar kramat tinggi akan
menjelaskan barang- barang apa saja yang dijual di tokoh ini.
62Abi Abdullah Muhammad bin Yazid Al- Qazwini, Sunan Ibnu Majjah, Jil. 2 , (Dar Al-
Hadis, Qahirah, 2010), No. 1774-2194
63Wawancara dengan Ibu Lilis, Pedagang Sembako Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian,
23Agustus 2019.
47
“saya di pasar ini sebagai pedagang buah-buahan yang
saya jual seperti buah apel, buah jeruk, buah semangka,
buah anggur, buah salak, dan lain-lain”.64
Dari hasil Wawancara di atas disimpulkan bahwa jenis-jenis
produk yang ada di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian, bahwa barang
yang dijual oleh pedagang di pasar tersebut barang yang secara hukum
Islam diperbolehkan karena tidak ada mengadung unsur haram.
2. Benar, Menepati Amanat, dan Jujur dalam bertransaksi
Benar adalah ciri utama orang mukmin, bahkan ciri para nabi. Tanpa
kebenaran, agama tidak akan tegak dan tidak akan stabil. Sebaliknya bohong
dan dusta adalah bagian dari sikap orang munafik. Bencana terbesar di dalam
pasar saat ini adalah meluasnya tindakan dusta dan batil,misalnya berbohong
dalam mempromosikan barang dan menetapkan harga. Oleh sebab itu, salah
satu karakter yang terpenting dan diridhai oleh allah ialah kebenaran.
عليه وسلهم ي قول المسلم أخو المس عت رسول الله صلهى الله لم عن عقبة بن عامر قال سعا فيه عيب نه له ل يل لمسلم بع من أخيه ب ي إله ب ي ه
Artinya: “Dari 'Uqbah bin 'Amir, ia berkata, "Aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, "Seorang muslim adalah saudara bagi
muslim lainnya, tidak diperbolehkan bagi seorangmuslim untuk
menjual sesuatu kepada saudaranya dengan suatu barang yang
memiliki aib, kecuali ia menjelaskan aib barang tersebut telebih
dahulu".65
Amanat adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak
mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain,
baik berupa harga maupun upah.
64Wawancara dengan Pak Indra, Pedagang Buah Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian, 23
Agustus 2019.
65 Abi Abdullah Muhammad bin Yazid Al- Qazwini, Sunan Ibnu Majjah, Jil. 2 , (Dar Al-
Hadis, Qahirah, 2010), No. 1837-2276
48
Dalam ajaran Islam kejujuran merupakan syarat fundamental dalam
kegiatan bisnis. Jujur adalah kesucian nurani yang memberi jaminan terhadap
kebenaran dalam berbuat, ketepatan dalam bekerja dan dapat dipercaya, serta
enggan berbuat dusta.66
Jujur, selain benar dan memegang amanat, seseorang pedagang harus
berlaku jujur, dilandasi keinginan agar orang lain mendapatkan kebaikan dan
kebahagian sebagaimana ia menginginkannya dengan cara menjelaskan cacat
barang dagangan yang diketahui dan tidak terlihat oleh pembeli.
Ibu Lilis selaku pedagang sembako di pasar Kramat Tinggi akan
menjelaskan cara menangani barang dagangan yang ada sedikit kerusakan
atau tidak sempurna:
“ya kalau berbicara masalah kekurangan tentu kita sebagai
pedagang sudah tau bagaimana kondisinya, macam mana
caranya agar barangnya terjual, jadi sepintar-pintarnyalah
mengatur tempatnya supaya pembeli tidak curiga, misalnya
ada barang lama yang masih tersimpan saya campuri dengan
barang yang baru, karena kalau tidak begitu mungkin banyak
barang saya tidak laku”.67
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa apa yang di lakukan
pedagang di pasar Kramat Tinggi Muara Bulian ada sebagian yang belum
sesuai dengan nilai-nilai syariah karena tidak menjelaskan cacat barang
dagangan yang tidak di ketahui dan tidak terlihat oleh prapembeli.
66Ma’ruf Abdulla, Manajemen Bisnis Syariah, (Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2014),
hlm. 11. 67Wawancara dengan Ibu Lilis, Pedagang Sembako di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian, 23 Agustus 2019.
49
Pak Deni Selaku pedagang sembako di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian akan menjelaskan bagaimana cara pengelolaan barang yang
memelurkan timbangan dalam penjualanya:
“ya kalau untuk barang dagangan yang memerlukan timbangan
seperti gula dan tepung itu langsung saya kemas dalam
kantong plastik sesuai dengan ukurannya, jadi enak kalau ada
pembeli yang membeli tanpa susah payah menimbang lagi”.68
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa apa yang di lakukan
Pedagang di pasar Kramat Tinggi Muara Bulian ada sebagian yang belum
sesuai dengan nilai-nilai syariah karena tidak adanya transparansi dalam hal
ini dapat menimbulkan kecurigaan pembeli kepada penjual jika timbangan
ternyata kurang, dan akan menimbulkan kurangnya tingkat kepercayaan
antara pembeli dan penjual.
Ibu Yanti Selaku pedagang Sembako di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian akan menjelaskan bagaimana cara memperoleh kepercayaan dari
konsumen.
“kalau untuk ibu supaya konsumen itu percaya contohnya saja
dalam hal timbang menimbang barang, akan lebih baik dan
memuaskan pembeli jika harus memperlihatkan timbangan
barang yang akan dibeli, dan menjelaskan produk yang dijual,
bagi ibu ini sangatlah penting, agar pembeli tetap menjadikan
ibu sebagai langganan tempat dia membeli”.69
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa apa yang dilakukan
Pedagang pasar bisa menunaikan hak dan kewajiban mereka. Para pembeli
memiliki hak untuk memilih produk yang akan dibeli, begitu juga dengan
68Wawancara dengan Pak Deni, Pedagang Sembako Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian ,
23 Agustus 2019.
69Wawancara dengan Ibu Yanti, Pedagang Sembako Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian,
23 Agustus 2019.
50
pedagang juga punyak hak untuk menjelaskan produk dijualnya. serta
memberikan harga tawar dengan pembeli dengan tawaran yang sesuai. Jika
keduanya sepakat atas harga produk yang ditawarkan, maka akad pembelian
dilakukan.
3. Sikap Adil dan Haramnya Bunga ( Riba).
Islam mengajarkan manusia untuk senantiasa berperilaku adil dalam
keadaan apapun, termasuk berbisnis, bahkan berbisnis secara adil hukumnya
adalah wajib. Sikap adil termasuk diantara nilai-nilai yang telah ditetapkan
oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam. Semua pihak harus merasakan
keadilan, tidak boleh ada satupun pihak yang hak-haknya terzalimi. Terkait
perilaku adil Islam juga melarang seorang perdagang terlalu banyak
mengambil untung.
Nabi Muhammad SAW terkenal dengan sifatnya yang adil dan tidak
memihak. Beliau tidak pernah mendahulukan keluarganya ataupun kaum
krabatnya. Beliau juga mengingatkan agar para orang tua berlaku adil kepada
semua anak-anaknya. Sikap Nabi Muhammad SAW mengutamakan
pelayanan terhadap orang lain.70
Salah satu ciri keadilan adalah tidak memaksa manusia untuk membeli
barang dengan harga tertentu jika mekanisme pasar berjalan dengan normal,
tidak boleh ada monopoli di pasar, tidak boleh ada permainan harga, serta
70Ma’ruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah, (Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2014),
hlm. 12.
51
tidak boleh ada cengkeraman yang bermodal kuat terhadap orang kecil yang
lemah.71
Keadilan merupakan kesadaran dan pelaksanaan untuk memberikan
kepada pihak lain sesuatu yang sudah semestinya harus diterima oleh pihak
lain itu, sehingga masing-masing pihak mendapatkan kesempatan yang sama
untuk melaksanakan hak dan kewajibannya tanpa mengalami rintangan atau
paksaan memberi dan menerima yang selaras dengaan hak dan kewajiban
karena adil pada hakikatnya adalah bahwa kita memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya.
Di antara tanda keadilan adalah haramnya bermuamalah dengan riba.
Rasulullah mengajarkan agar para pedagang bersikap adil, kerja sama,
amanah, tawakal, qana’ah, sabar, dan tabah. Sebaliknya beliau juga
menasehati agar para pedagang meninggalkan sifat kotor dalam perdagangan
yang hanya memberikan keuntungan sesaat, tetapi merugikan diri sendiri
duniawi dan ukhrawi.
Riba dapat diartikan sebgai pengambilan tambahan dalam transaksi
jual beli maupun hutang piutang secara batil atau bertentangan dengan kaidah
syari’at Islam. Riba adalah terdapatnya unsur kezaliman kepada kedua belah
pihak’
71Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),
hlm. 187.
52
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.”72
Pak Yanto selaku pedagang pakaian di pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian akan menjelaskan Bagaimana cara menyediakan persedian barang
menyambut lebaran datang dan Penetuan harga barang yang akan di jual.
“untuk persediaan barang menjelang lebaran datang saya
sudah stokkan barang yang akan dijual, kalau mendekat
lebaran secara otomatis harganya akan naik karena
peminatnya sangat banyak. Di sanalah waktunya saya dapat
untung dua kali lipat banyaknya.73
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa apa yang dilakukan
pedagang di pasar Kramat Tinggi Muara bulian belum sesuai dengan nilai-
nilai syariah karena mengambil untung dari harga perolehan barang yang di
jualnya yang terlalu banyak.
Pak hambali selaku pedagang pakaian di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian akan menjelaskan Bagaimana cara agar tidak rugi dalam menjual
barang.
“Saya sebagai pedagang pakaian, saya perlihatkan barangnya
dan saya tawarkan harga jual pakaiannya, sesuai dengan
kualitas pakaiannya, jika ada pembeli yang menawarkan
terlalu rendah dari harga modal maka tidak saya berikan dan
saya persilakan mencari barang ditempat lain karena kita
sudah dipastikan rugi”.74
72Al-Baqarah (2): 278
73Wawancara dengan Pak Yanto, Pedagang Pakaian Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian ,
23 Agustus 2019. 74Wawancara dengan Pak Hambali, Pedagang Pakaian Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian, 23 Agustus 2019.
53
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa apa yang dilakukan
pedagang di pasar Kramat Tinggi Muara Bulian sudah sesuai dengan
keadilan dimana para pedagang memberikan hak ke pada pembeli kesadaran
dan pelaksanaan untuk memberikan kepada pihak lain sesuatu yang sudah
semestinya harus di terima oleh pihak lain itu, sehingga masing-masing
pihak mendapatkan kesempatan yang sama untuk melaksanakan hak dan
kewajiban.
Pak Jupri selaku pedagang sepatu di Pasar Kramat Tinggi muara
Bulian akan menjelaskan bagaimana cara menetukan harga barang.
“ya kalau untuk harga jual barang di tempat saya ini sayajual
sudah dengan harga pas kepada pembeli sehingga tidak ada
tawaran harga lagi, saya jualnya sesuai harga pas kepada
pembeli”.75
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas bahwa apa yang dilakukan
pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian belum sesuai bersikap adil
dimana para pedagang belum memberikan hak ke pada pembeli kesadaran
dan pelaksanaan untuk memberikan kepada pihak lain sesuatu yang sudah
semestinya harus diterima oleh pihak lain itu, sehingga masing-masing pihak
mendapatkan kesempatan yang sama untuk melaksanakan hak dan kewajiban.
Pak Hendri selaku pedagang Pakaian di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian akan menjelaskan bagaimana cara ia menentukan harga- harga.
“Saya jual barang saya disini dengan ketentuan harga jual saya
sendiri, untuk supaya bisa untung, saya tidak terlalu menuruti
harga pasar”.76
75Wawancara dengan Pak jufri, Pedagang Sepatu Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian , 23
Agustus 2019.
76Wawancara dengan Pak bagus , Pedagang Pakaian Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian,
23 Agustus 2019.
54
Berdasarkan dari hasil wawancara dia atas bahwa apa yang dilakukan
pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian dalam penetuan harga barang
masih dalam riba karena dalam pengambilan keuntungannya secara batil,
dalam transaksi jual beli.
Pak Bagus selaku pedagang pakaian di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian akan menjelaskan sistem jual beli, apa bisa dengan kredit.
“Kalau sistem jual beli disini tidak menggunakan sistem kredit.
Di sini sistem jual beli secara tunai yang mana saya jual sesuai
dengan harga modal dan kualitas barangnya saya”.77
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas bahwa apa yang dilakukan
pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian dalam sistem jual belinya
sendiri tidak menggunakan sistem kredit, berarti disini ttidak terdapat unsur
riba (bunga) yang mana pengambilan keuntungannya tidaklah secara batil.
Dimana penjual menjual harga barangnya sesuai dengan produk atau
kualitasnya.
4. Kasih Sayang dan laranganterhadap Monopoli.
Kasih sayang dijadikan Allah lambang dari risalah Muhammad
SAW, Islam mewajibkan mengasih sayangi manusia dan seseorang pedagang
jangan hendaknya perhatian utamanya dan tujuan usahanya untuk mengeruk
untung sebesar besarnya.
Monopoli secara harfiah berarti di Pasar hanya ada satu penjual.
Frank Fisher menjelaskan kekuatan monopoli sebagai kemampuan bertindak
dalam menentukan harga dengan cara sendiri, sedangkan Besanko
77Wawancara dengan Pak Bagus, Pedagang Pakaian Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian ,
23 Agustus 2019.
55
menjelaskan monopoli sebagai penjual yang menghadapi kecil tau tidak ada
persaing78
Larangan terhadap monopoli. Islam mengharamkan monopoli,
yang di maksud dengan monopoli ialah menahan barang dari perputaran di
pasar sehingga harganya naik.
Praktik monopoli bersumber dari egoisme dan kekerasan hati
terhadap manusia. Pelaku monopoli menambah kekayaannya dengan
mempersempit kehidupan orang lain.79
Pak indra selaku pedagang buah di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian yang akan menjelaskan bagaimana cara menstok barang di tokoh.
“saya tidak terlalu banyak ya menstok barang di toko saya,
karena saya takut kalau barangnya terlalu banyak takutnya
tidak laku . jadi saya menstok barang kira-kira dengan sesuai
kebutuhan”.80
Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa
apa yang di lakukan pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian tidak
melakukan Praktik monopoli yang mana bersumber dari egoisme dan
kekerasan hati terhadap manusia.
5. Menumbuhkan Toleransi, Persaudaraan, dan Sedekah.
Sikap toleransi akan memudahkan dalam menjalankan bisnis, yaitu,
mempermuda terjadinya transaksi, mempermudah hubungan dengan pembeli,
dan mempercepat perputaran modal.
78Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008),
hlm. 175.
79Ibid. hlm. 191. 80Wawancara dengan Pak Indra, Pedagang Buah Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian, 23
Agustus 2019.
56
Salah satu makna toleransi adalah ketika seorang pebisnis mau
menerima permintaan atau membolehkan seorang pembeli yang ingin
mengembalikan barang yang dibelinya. Ia bersikap demikian karena ia
menyadari seorang pembeli tidak akan meminta yang demikian kecuali ia
merasa kecewa dan merasa di rugikan. Tentu saja pebisnis yang memiliki
sikap toleransi tidak mau kalau sampai ia merugikan saudaranya.81
Sedekah Islam menganjurkan kepada pedagang agar mereka
bersedekah semampunya untuk membersikan pergaulan mereka dari tipu
daya, sumpah palsu, dan kebohongan. Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik”.82
6. Bekal Pedagang Menuju Akhirat
Salah satu yang juga tidak boleh dilupakan ialah, meskipun seseorang
telah meraihkan keuntungan di dalam perdagangan dan transaksi, ia tidak
lupa kepada Allah SWT. Ia tidak lupa menegakkan syariat agama, terutama
sholat yang merupakan hubungan abadi antara manusia dan Allah
SWT.Sebagaimana firman Allah SWT:
81Ma’ruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah, (Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2014),
hlm. 28. 82Al-Baqarah (2) : 195
57
Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui, Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung, dan apabila
mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk
menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri
(berkhotbah). Katakanlah apa yang di sisi Allah lebih baik daripada
permainan dan perniagaan dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki”.83
Pak Indra selaku pedagang buah di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian yang akan menjelaskan, apakah pada jam-jam sholat toko ditutup atau
tetap buka.
“kalau untuk toko ini untuk sholat lima waktu tetap buka,
kalau ada orang di toko kadang juga tokoh saya tutup untuk
sementara, untuk sholat jum’at toko ini tutup”.
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
apa yang dilakukan pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
melakakukan prinsip-prinsip nilai-nilai syariah karena Ia tidak lupa
menegakkan syariat agama, terutama sholat yang merupakan hubungan abadi
antara manusia dan Allah SWT.
83AL-Jumu’ah (62) : 9-11
58
B. Pengaruh Pemahaman Nilai-nilai Syariah Terhadap Perilaku Bisnis
Pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
Pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk
atau merupakan suatu efek.84 Pengaruh dapat di definisikan juga sebagai
suatu efek yang tegar dan membentuk terhadap pikiran dan perilaku manusia
baik sendiri-sendiri maupun kolektif.85
Berdasarkan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan suatu reaksi yang timbul (dapat berupa tindakan atau keadaan)
dari suatu perlakuan akibat dorongan untuk mengubah atau membentuk
sesuatu keadaan kearah yang lebih baik. Maka pengaruh yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah pengaruh pemahaman nilai-nilai syariah terhadap
perilaku bisnis pedagang Melayu Jambi di pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian, apa pengaruhnya jika pedagang memahami nilai-nilai syariah
tersebut.
1. Perilaku Pedagang di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
Berdagang yang yang baik sesuai dengan syariah, dapat dicontohkan
dari cara berbisnis Rasulullah SAW. Rasulullah berdagang sejak ia remaja,
keberhasilan Rasulullah dalam berdagang dipengaruhi oleh kepribadian
Rasulullah yang dibangunnya atas dasar realitas sosial masyarakat Jahiliyyah
dengan dirinya. Kemampuan mengelola bisnis tampak pada keberaniannya
membawa dagangan Khadijah dan ditemani hanya seorang karyawan. Berikut
84 Hugiono dan Purwanto, Pengantar Ilmu Sejarah , (Jakarta: PT Bina Aksara: 2000),
hlm. 47. 85 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Depok: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia,
2000), hlm. 171.
59
beberapa perilaku bisnis Rasulullah SAW dalam praktek bisnisnya antara
lain:
a. Kejujuran
Dalam melakukan transaksi bisnis Rasulullah SAW menggunakan
kejujuran sebagai etika dasar. Gelar Al-Amin (dapat dipercaya) yang
diberikan masyarakat Makkah berdasarkan perilaku Rasulullah pada
setiap harinya sebelum ia menjadi pelaku bisnis. Ia berbuat jujur dalam
sehala hal, termasuk menjual barang dagangannya. Cakupan jujur ini
sangat luas, seperti tidak melakukan penipuan, tidak menyembunyikan
cacat pada barang dagangan, menimbang barang dengan timbangan yang
tepat, dan lain-lain.86
Perilaku pedagang di Pasar Kramat Tinggi berdasarkan hasil
penelitian pada sub bab A, perilaku pedagang masih jauh dari
pemahaman nilai-nilai syariah, dikarenakan dari cara melayani konsumen
dalam menjual barang dagangan seperti penangangan dalam timbangan
barang, contohnya menimbang tepung terigu, minya sayur dan lain-lain
yang telah dikemas, tertera dikemasan berat 1 kg, namun berdasarkan
hasil penelitian setelah ditimbang ulang ternyata beratnya tidak sampai 1
kg. Selain itu, dalam penanganan sayuran-sayuran seperti cabai dan
bawang yang di toko sayur, pengelolaan cabe dan bawang yang sisa dan
yang baru dicampur sehingga yang tidak layak jual tercampur dengan
yang masih segar.
86 Mahdi Rizqullah Ahmad, Al-Sirah Nabawiyah Fi Dhaiq’I Al-Masadir Al-Asliyah:
Dirasah Tahliliyyah, Terj. Yessi, HM, (Jakarta: Qisthi Press, 2006), hlm. 157.
60
Perilaku pedagang seperti ini sudah tentu tidak diperbolehkan
dalam berdagang secara syariah, karena dapat merugikan bagi konsumen
atau pembeli. Jika pedagang memahami nilai-nilai syariah dalam
berdagang tentunya tidak akan melakukan hal yang tidak diperboleh
dalam berbisnis.
b. Amanah
Amanah adalah bentuk masdar dari amuna, ya’munu yang artinya
bisa dipercaya. Ia juga memiliki arti pesan perintah. Dalam konteks fiqh,
amanah memiliki arti kepercayaan yang diberikan kepasa seseorang
berkaitan dengan harta benda. Rasulullah dalam berniaga menggunakan
etika ini sebagai prinsip dalam menjalankan aktivitasnya. Ketika
Rasulullah sebagai salah satu karyawan Khadijah, ia memperoleh
kepercayaan penuh membawa barang-barang dagangan Khadijah untuk
dibawa dan dijual di Syam. Rasulullah menjaga barang dagangannya
dengan baik selama dalam perjalanan. Rasulullah menjual barang-barang
tersebut sesuai dengan amanat yang Ia terima dari Khadijah.87
Amanah dalam berdagang dapat diartikan dapat dipercayai mitra
bisnis, konsumen maupun pemerintah. Pedagang yang amanah adalah
pedagang yang profesional dalam menjalankan tugasnya.
Perilaku pedagang pasar Kramat Tinggi Muara Bulian dalam
menangani barang dagangan bisa dikatakan kurang amanah, penjual
jaman sekarang memikirkan bagaimana caranya agar tidak rugi, sehingga
87 Muhammad Saifullah, “Etika Bisnis Islami dalam Praktek Bisnis Rasulullah”, Jurnal
Walisongo, Volume 19, Nomor 1, (Mei 2011), hlm. 147.
61
pelayanan terhadap konsumen berkurang. Sesuai dengan hasil penelitian
di sub bab A telah dijelaskan bagaimana caranya agar barang terjual
habis, dan tidak rugi atau mendapat untung.
c. Tepat menimbang
Etika bisnis Rasulullah dalam menjual barang harus seimbang.
Barang yang kering bisa ditukar dengan barang yang kering. Penukaran
barang kering bisa ditukar dengan barang yang basah. Demikian juga
dalam penimbangan tersebut seseorang tidak boleh menguragi
timbangan. Dalam transaksi jual beli menjauhi apa yang disebut dengan
muzabana dan muhaqala. Muzabana adalah menjual kurma atau anggur
segar (basah) dengan kurma kerng dengan cara menimbang.88
Permainan timbangan saat ini banya dilakukan oleh para penjual
di pasar, sangat jarang menemukan penjula yang jujur dan bersih, apalagi
penjual-penjual yang ada di pasar. Bisa diambil contoh, saat membeli
beras kiloan, terkadang ada beras campuran namun dijual dengan harga
kualitas yang bagus. Sebagai peneliti dan sebagai konsumen sudah sering
merasakan hal yang seperti ini.
d. Gharar
Gharar menurut bahasa berarti Al-Khatar yaitu sesuatu yang
tidak diketahui pasti benar atau tidaknya. Dengan kata lain gharar adalah
akad yang mengandung unsur penipuan karena tidak adanya kepastian,
baik mengenai ada atau tidak adanya objek akad, besar kecilnya jumlah,
88 Imam Malik, Al-Muwatta’, (Jakarta: Rajagrafindo, 1999), hlm. 343.
62
maupun kemampuan menyerahkan objek yang disebutkan dalam akad
tersebut. Dalam prakteknya Rasulullah menjauhi praktek gharar, karena
membuka ruang perselisihan antara pembeli dan penjual. Rasulullah juga
melarang penjualan dengan lebih dahulu memberikan uang muka
(panjer) dan uang itu hilang jika pembelian dibatalkan.89
Pedagang dengan sistem panjer dapat ditemui dalam jenis
pedagang elektronika yang biasa dengan sistem pesanan dengan panjer
terlebih dahulu. Namun jika transaksi gagal uang panjer hangus. Sesuai
dengan penjelasan bapak Rus sebagai pemilik toko elektronika, sebagai
berikut:
“untuk sistem pembelian elektronik disini bisa dengan sistem
pesanan dengan syarat menggunakan uang muka, mau pesan
apasaja bisa sesuai dengan keinginan pembeli, namun jika
pembelian gagal atau tidak jadi maka uang muka hangus,
begitulah sistem jual beli disini”90
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
penjualan panjer sudah tersistematis seperti ini, namun secara Islam ini
tidak diperbolehkan, karena akan merugikan konsumen.
e. Tidak Melakukan Penimbunan Barang
Dalam bahasa Arab penimbunan barang disebut ihtikar.
Penimbunan ini tidak diperbolehkan karena akan menimbulkan
kemadharatan bagi masyarakat karena barang yang dibutuhkan tidak ada
di pasar. Tujuan penimbunan dilakukan dengan sengaja sampai dengan
89 Tim Redaksi Ichtiar Baru Van Hoeve, Ensiklopedi Hukum Islam, Jil.2, (Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2001), hlm. 399-400. 90 Wawancara dengan Bapak Rus pemilik Toko Elektronik di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian, 15 Agustus 2019.
63
batas waktu untuk menunggu tingginya harga barang-barang
tersebut. Rasulullah dalam praktek bisnisnya menjauhi tindakan
penimbunan. Barang dagangan yang dibawanya selalu habis. Bahkan jika
perlu barang-barang dagangan yang dimiliki oleh Khadijah akan dijual
semuanya. Namun karena keterbatasan alat transportasi Rasulullah
membawa barang secukupnya. Muhammad sadar bahwa kebutuhan
sehari-hari harus didistribusikan dengan baik. Barang dagangan tidak
boleh disimpan lama sehingga barang tersebut langka dijumpai di pasar.
Berdasarkan teori pasar, jika barang sedikit dan permintaan pasar
besar maka harga barang menjadi tinggi. Jika harga tinggi maka
keuntungan besar dapat diperoleh para pedagang. Namun konsumen akan
mengalami kesulitan, khususnya mereka yang tidak mampu
membayar sesuai dengat harga tinggi yang menjadi tuntutan pasar.
Dalam tradisi Jahiliyyah, penimbunan barang merupakan salah satu
strategi untuk memperoleh keuntungan besar.91
f. Tidak melakukan Al-Ghab dan Tadlis
Al-ghab artinya al-khada (penipuan), yakni membeli sesuatu
dengan harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga rata-rata.
Sedangkan tadlīs yaitu penipuan yang dilakukan oleh pihak penjual atau
pembeli dengan cara menyembunyikan kecacatan ketika terjadi transaksi.
Dalam bisnis modern perilaku al-ghab atau tadlīs bisa terjadi dalam
proses mark up yang melampaui kewajaran atau wan prestasi.
91 Muhammad Saifullah, “Etika Bisnis Islami dalam Praktek Bisnis Rasulullah”, Jurnal
Walisongo, Volume 1, Nomor 1, (Mei 2011), hlm. 149.
64
Rahasia kesuksesan Rasulullah dalam praktek bisnisnya
dilakukan dengan menerapkan harga yang sedang tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah. Baginya yang penting adalah sirkulasi barang
diantara para pedagang dan pembeli. Jangan sampai barang hanya
berputar pada sekelompok tertentu saja. Tetapi barang tersebut
terdistribusi kelapisan masyarakat. Jika perputaran barang berjalan
dengan baik, maka aktivitas bisnis menjadi stabil, dan harga dapat
dijangkau oleh masyarakat.92
g. Saling Menguntungkan
Prinsip ini mengajarkan bahwa dalam bisnis para pihak harus
merasa untung dan puas. Etika ini pada dasarnya mengakomodasi hakikat
dan tujuan bisnis. Seorang produsen ingin memperoleh keuntungan, dan
seorang konsumen ingin memperoleh barang yang bagus dan
memuaskan, maka sebaiknya bisnis dijalankan dengan saling
menguntungkan.
Dalam berniaga Rasulullah mendeskripsikan barang dagangan
yang akan dibeli oleh konsumen. Jika barang ada cacatnya Rasulullah
mengatakannya terus terang. Jika barang dagangan bagus, ia
mengatakannya sesuai dengan keadaannya. Bahkan dalam satu riwayat,
Rasulullah memberitahukan harga pembeliannya, dan seberapa banyak
92 Ibid, hlm. 150
65
konsumen akan memberikan keuntungan diserahkan sepenuhnya kepada
konsumen. 93
Pemahaman nilai-nilai syariah sangat berpengaruh pada perilaku
bisnis, jika pedagang memahami nilai-nilai syariah maka perilaku
pedagang dalam berdagang pun akan berubah, cara pandang pedagang
pun akan berubah. Dari cara berdagang, pengelolaan barang sampai
sistem berdagang akan sesuai dengan nilai-nilai syariah atau sesuai
sebagaimana Rasulullah berdagang.
Jadi berdasarkan kesimpulan di atas dapat disimpulkan
bahwasannya pemahaman nilai-nilai syariah sangat berpengaruh pada
perilaku pedagang bisnis.
93 Ibid
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka kesimpulan yang didapat sehubung dengan hasil penelitian, sebagai
berikut:
1. Perilaku bisnis pedagang melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara
Bulian belum sepenuhnya memahami nilai-nilai bisnis syariah. Karena
banyaknya pedagang yang masih suka-suka dalam menjual barang
dagangannya, seperti:
a. Pengelolaan barang di toko sembako yang menjual minyak dan
gula yang langsung dikemas, tidak adanya transparansi sehingga
akan menimbulkan kecurigaan terhadap konsumen.
b. Penetapan harga di toko baju, yang menetapkan harga sesuai
dengan kehendak pedagang, yang tidak mengikuti aturan harga
pasar, karena takut rugi. Sehingga menetapkan harga yang
melambung tinggi.
2. Pemahaman pedagang terhadap nilai-nilai syariah di pasar Kramat Tinggi
Muara Bulian tidak begitu memahami. Dikarenakan kurangnya
pengetahuan para pedagang terhadap nilai-nilai syariah itu sendiri.
67
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran
terhadap apa yang menjadi permasalahan dalam pembahasan skripsi ini :
1. Dilihat dari ada sebagian yang rendah terhadap pemahaman nilai-nilai
syariah pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
maka hendaknyanya pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi
Muara Bulian dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai syariah
khususnya dalam jual beli sehingga dengan adanya peningkatan
pemahaman nilai-nilai maka di harapkan perilaku bisnis pedagnag
Melayu Jambi semakin baik.
2. Bagi pedagang Melayu Jambi di Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian
hendaknya dapat lebih giat lagi dalam meningkatkan perilaku bisnis
mereka yang sesuai dengan nilai-nilai bisnis syariah.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Quran Terjemahan. 2015, Departemen Agama RI, (Bandung: CV Darus
Sunnah)
Abd Haris Hamid, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Makassar: SAH
Media, 2017).
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi dalam fiqh
Islam,(Jakarta: Amzah, 2014).
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2008).
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007).
Asmuni dan Siti Mujiatun, Bisnis Syariah Suatu Altrernatif Pengembangan Bisnis
Yang Humanistik dan Berkeadilan,(Medan: Perdana Publishing, 2013).
Hasan Edi, Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Hugiono dan Purwanto, Pengantar Ilmu Sejarah , (Jakarta: PT Bina Aksara:
2000).
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis Dalam Islam,(Jakarta: Kencana Prenada media
Group,2013).
Imam Malik, Al-Muwatta’, (Jakarta: Rajagrafindo, 1999).
Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2011).
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Erlangga, 2012).
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Depok: Yayasan Penerbit Universitas
Indonesia, 2000).
Ma’ruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah,(Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2014).
Mahdi Rizqullah Ahmad, Al-Sirah Nabawiyah Fi Dhaiq’I Al-Masadir Al-
Asliyah: Dirasah Tahliliyyah, Terj. Yessi, (HM, Jakarta: Qisthi Press,
2006).
Maman Suherman Ade, Aspek Hukum dalam Ekonomi Global, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004).
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, edisi bahasa Indonesia jilid 2,(Jakarta:
Prenhalindo, 2000).
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2008).
Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survey,(Jakarta: Pustakan
LP3ES Indonesia, 2008).
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 19920.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,
2018).
Tim Redaksi Ichtiar Baru Van Hoeve, Ensiklopedi Hukum Islam, Jil.2,(Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001).
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,
1997)
B. Lain-lain
Agam Santa Atmaja, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Perspektif
Islam (Studi Kasus Pada Muslim di Pasar Pagi Kaliwungu Kendal)”,
Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (2014)
Diah Sulistiyani, “Pengaruh Pengetahuan Etika Bisnis Islami dan Religiusitas
TerhadapPerilaku Pedagang Muslim (Studi Kasus pada Pedagang
Sembako di Pasar Karangkobar)”, Skripsi Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, (2015)
Muhammad Saifullah, “Etika Bisnis Islam Dalam Praktek Bianis Rasulullah”,
Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (2003)
Muhammad Saifullah, ‘Etika Bisnis Islami dalam Praktek Bisnis Rasulullah”,
Jurnal Walisongo, Volume 1, Nomor 1, (Mei 2011)
Putuhatul Islamiyah, “Status Bonus Dalam Sistem Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah”, Skripsi Universitas Islam Negeri Mulana Malik
Ibrahim, (2018)
Roni Muhammad dan Mustafa, “Pengaruh Tingkat Pemahaman Agama Terhadap
Perilaku Bisnis Pasar Minggu Telaga Kabupaten Gorontalo”, Jurnal,
(2013)
Siti Mina Rusnia, “Perilaku Pedagang di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang
Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi Universitas Islam negeri
Walisongo Semarang, (2015)
Umi Mursidah, “Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli di Pasar
Tradisional (Studi Pasar Betung Kecamatan Sekincau Kabupaten
Lampung Barat)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
(2017)
Yenti Elfina, “Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai Syariah Terhadap Perilaku Bisnis
Pedagang Minang Pada Pasar Aur Kuning Bukit Tinggi”, Jurnal, (2009)
Zakiya dan Bintang Wirawan, “Pemahaman Nilai-Nilai Syari’ah Terhadap
Perilaku Berdagang (Studi Pada Pedagang Di Pasar Bambu Kuning
Bandar Lampung)”, Jurnal Sociologie, (2010)
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Wardatul Jannah
NIM : EES150898
Jur/Smt : Ekonomi Syariah / IX ( Sembilan)
Daftar Pertanyaan
1. Barang-barang apa saja di jual di toko ini ?
2. Bagaimana cara menangani barang dagangan yang ada sedikit
kerusakan atau tidak sempurna ?
3. Bagaimana pengolahan barang yang memerlukan timbangan dalam
penjualannya ?
4. Bagaimana cara ibu/bapak agar memperoleh kepercayaan dari
konsumen ?
5. Bagaimana cara bapak/ibu agar tidak rugi dalam menjual barang ?
6. Apakah di pasar ini ada peraturan yang harus diikuti setiap
pedagang?
7. Bagaimana cara ibu/bapak menentukan harga barang ?
8. Bagaimana sistem jual-beli disini, apakah bisa dengan kredit ?
9. Apakah selama ibu/bapak berdagang pernah mengalami kerugian
atau merasa tidak untung?
10. Bagaimana pendapat ibu/bapak dalam berdagang ini, apakah melihat
dari dua sisi atau satu sisi, maksudnya apakah dalam jual beli sebagai
pedagang kita harus untung, atau kita perlu juga memuaskan
konsumen ?
11. Dan bagaimana cara ibu/bapak agar konsumen merasa puas dengan
membeli barang ditempat ibu ?
12. Apakah pada jam-jam sholat toko ditutup atau tetap buka ?
Lampiran 2
Dokumentasi Penelitian
CURICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Wardatul Jannah
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jelutih 13 Juli 1996
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Samsudin
Nama Ibu : Siti Rahma
Alamat : Jln. Pemancar TVRI Lorong Gang
Klincing RT. 22 Telanaipura
B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar Negeri 39/ 1 Jelutih Pada Tahun 2009
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Jelutih Pada Tahun 2012
3. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Muara Jangga Pada Tahun
2015
4. Memperoleh Gelar SI ( Strata Satu) di UIN STS Jambi Pada Tahun
2019