159
PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MENGGOSOK GIGI DI SD INPRES 02 CIREUNDEU TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH MAFTUHATIN NI’MAH 1113104000028 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1438 H/2017

PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI

TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN

MENGGOSOK GIGI DI SD INPRES 02 CIREUNDEU

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH

MAFTUHATIN NI’MAH

1113104000028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 1438 H/2017

Page 2: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Page 3: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SCHOOL OF NURSING

ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Undergraduate, Thesis, June 2017

Maftuhatin Ni’mah

The Effect of Health Education Tooth Package Torwards Toothbrushing’s

Knowledge, Attitude, and Skill in Elementary School 02 Inpes Cireundeu,

Tangerang Selatan.

xix +90 pages +2 picture +2 charts +11 tables +9 appendixes

ABSTRACT

Caries is the high amount of children dental health problem. In elementary school 02

inpres cireundeu south of tangerang, there are 20 students of seven years olds (75% of

the children) have problem in caries. The Dental practice improper can caused caries.

A combination of health education’s methods and tools can be maked as a health

education package. The aim of this study is to know the effect of health education

package in knowledge, attitude and skill of toothbrushing method for children in

elementary school 02 Inpres Cireundeu, south of Tangerang. This health education

package is health education series by giving intervention to respondent using the

speech, poster, sing a song, video, simulation, experiment and picture, giving

intervention to parent using a letter, leaflet and remember card, and giving intervention

to teacher using jargon. This study was using pre exsperiment design one group pretest-

posttest with 27 sample in seven years olds using random sampling. The result of this

study showed that there is a significan effect in knowledge, attitude and skill of

toothbrushing method among pre-test and post test. The increased mean of knowledge,

attitude, and skill scores are 23,33, 23,24 and 31,31. Based on the test result obtained

that the value of knowledge , attitudes and the skill are 0,000 ( p <0,005). So it can be

concluded that the health education package could effect on knowledge, attitudes and

skill of toothbrushing on children in SD inpres 02 Cireundeu, south of Tangerang. It is

expected that health education package can be used for method the next of health

education of children with 7 years old.

Keyword: Health education package , dental health, toothbrushing, Caries

Reference: 57 (2005-2016)

Page 4: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Maftuhatin Ni’mah, NIM : 1113104000028

Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Pengetahuan, Sikap, dan

Tindakan Gosok Gigi di SD Inpres 02 Cireundeu Tangerang Selatan

xix +90 halaman +2 gambar +2 skema +11 tabel +9 lampiran

ABSTRAK

Karies merupakan masalah kesehatan gigi yang banyak terjadi pada anak. Di

SD Inpes 02 Cireundeu Tangerang Selatan, anak yang berusia 7 tahun dari 20 anak,

75% mengalami karies. Perilaku perawatan gigi yang kurang menyebabkan karies.

Pemberian informasi melalui pendidikan kesehatan bertujuan meningkatkan

pengetahuan, sikap dan tindakan. Kombinasi dari metode dan media pendidikan

kesehatan dapat dijadikan paket pendidikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh paket pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan

tindakan menggosok gigi di SD Inpres 02 Cireundeu Tangerang Selatan. Paket

pendidikan kesehatan ini merupakan rangkaian pendidikan kesehatan dengan

memberikan intervensi kepada responden menggunakan ceramah, poster, menyanyi,

video, simulasi, eksperiment, dan media kertas bergambar, intervensi kepada orang tua

responden diberikan menggunakan media surat untuk wali yang berisi leaflet, kartu

remember dan penjelasan prosedural penelitian serta intervensi kepada guru diberikan

menggunakan jargon. Penelitian ini merupakan pre exsperiment design dengan

rancangan one group pretest posttest dengan sampel 27 anak berumur 7 tahun

menggunakan random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner

pengetahuan, kuesioner sikap dan lembar observasi. Analisis menggunakan uji

wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan nilai pengetahuan, sikap

serta tindakan menggosok gigi antara pretest dan posttest. Rata-rata peningkatan

pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebesar 23,33, 23,24, dan 31,31. Hasil

analisis menunjukkan nilai signifikan pengetahuan, sikap dan tindakan masing-masing

adalah 0,000 (P<0,005), sehingga dapat disimpulkan paket pendidikan kesehatan

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi.

Keefektifan paket pendidikan kesehatan ini dapat dijadikan satu metode pendidikan

kesehatan selanjutnya untuk siswa/i yang berumur 7 tahun.

Kata Kunci : Paket Pendidikan Kesehatan, Kesehatan gigi, Menggosok gigi, Karies

Daftar Bacaan: 57 (2005-2016)

Page 5: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

v

Page 6: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

vi

Page 7: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

vii

ll

Page 8: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PENDIDIKAN

1.

2.

2000 - 2001

2001 - 2007

:

:

TK Masyitoh Cebolek Kidul, Kec Margoyoso, Kab Pati

Sekolah Dasar Negeri 01 Cebolek Kidul, Kec Margoyoso, Kab Pati

2. 2007 - 2010 : MTS Darun Najah Ngemplak Kidul, Kec Margoyoso, Kab Pati

3. 2010 - 2013 : MA Darun Najah Ngemplak Kidul, Kec Margoyoso, Kab Pati

4. 2013-

sekarang

: S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

7. 2016-2017 Sekretaris

Masyarakat Relawan Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Name : Maftuhatin Ni’mah

Alamat : Tanjung Rejo (RT 13, RW 04), Kec. Margoyoso, Kab. Pati

No Hp : +62313721951

Email : [email protected] & [email protected]

TTL : Pati, 28 Desember, 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

FB : Maftuhatin Ni’mah

Instagram : Maftuha_Snaver

1. 2010 - 2011 Bendahara 2

OSIS MA Darun Najah

2. 2011 - 2012 Bendahara 2

OSIS MA Darun Najah

3. 2014 - 2015 Pengurus Asrama Putri Fakultas Kedokteran dan Ilm Kesehatan

5. 2015 - 2016 Ketua Departemen Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan

Asrama Putri Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta

6. 2016 - 2017 Anggota Departemen Pendidikan dan Penelitian

Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

Page 9: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, tiada kata yang indah untuk diucapkan, selain

pujian kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahnya

sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul pengaruh paket

pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan menggosok gigi

di SD Inpres Cireundeu Tangerang Selatan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami kesulitan

dan tantangan yang tak terkira, namun berkat pertolonganMu Ya Allah serta bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM.,M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,M.Sc, selaku ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB, selaku sekretaris Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS & Dwi Setiowati, S.Kep, Ns, M.Kep

Page 10: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

x

selaku dosen pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah

meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya

selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen di Program Studi Ilmu Keperawatan dan staff akademik Fakultas

Kedokteran dan Ilm Kesehatan terima kasih sebesar-besarnya untuk segala bentuk

jasanya yang telah saya rasakan selama di bangku kuliah ini.

5. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama proses

perkuliahan, tanpa beasiswa tersebut saya belum tentu bisa menikmati indahnya

kuliah di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Orang tua saya, Bapak Abdul Muiz dan Ibu Muslikah yang telah dengan tanpa lelah

dan ikhlas mendidik, mencurahkan semua kasih sayang, mendo’akan keberhasilan,

serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil tak terhingga kepada saya.

Tak lupa, Adikku, Nora Shihin dan Imma Lia Nailatuz Zulfa dan seluruh keluarga

tercinta yang selalu memberikan semangat tanpa henti dan putus asa.

7. Muhammad Aqibun Najih yang telah memberikan motivasi, perhatian, dan

berkontribusi langsung dalam pembuatan media dalam pendidikan kesehatan di

penelitian ini.

8. Sahabat terbaikku segenap TOAK PSIK yang tak pernah bosan mengingatkan dan

memberikan support serta berbagi ilmu dalam proses penyelesaian Skripsi ini.

9. Saudara-saudaraku CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman tak terhingga.

Page 11: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xi

10. Keluargaku tercinta angkatan PSIK 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

senantiasa berbagi suka duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman berharga selama

pembelajaran kuliah maupun dalam proses kegiatan lainnya.

11. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran Skripsi ini hingga selesai.

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT.

senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita semua

senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang tak

terhingga oleh Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, Juni 2017

Maftuhatin Ni’mah

Page 12: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... ii

ABSTRACT ................................................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii

DAFTAR SKEMA ................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

1. Tujuan Umum ................................................................................................... 8

2. Tujuan Khusus .................................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8

1. Bagi Peneliti ................................................................................................ 9

2. Bagi Responden .......................................................................................... 9

3. Bagi Instansi ............................................................................................... 9

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................................ 9

E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................... 11

A. Pendidikan Kesehatan .................................................................................. 11

1. Konsep Umum Pendidikan Kesehatan ..................................................... 11

2. Metode Pendidikan Kesehatan.................................................................. 11

3. Media Pendidikan Kesehatan.................................................................... 16

Page 13: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xiii

4. Pendidikan Kesehatan sebagai Proses Perubahan Perilaku ...................... 18

5. Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut ..................................................... 19

B. Konsep Perilaku Kesehatan .......................................................................... 19

1. Batasan Perilaku ....................................................................................... 19

2. Perilaku Kesehatan ................................................................................... 21

3. Domain Perilaku ....................................................................................... 21

4. Determinan Perilaku Kesehatan................................................................ 27

5. Teory Health Belief Model ....................................................................... 29

C. Kesehatan Gigi dan Mulut ............................................................................ 30

1. Perubahan Perkembangan ......................................................................... 30

2. Konsep Umum Kesehatan Gigi dan Mulut ............................................... 30

3. Perawatan Gigi .......................................................................................... 31

D. Anak Usia Sekolah ....................................................................................... 36

E. Penelitian Terkait ......................................................................................... 37

F. Kerangka Teori ............................................................................................. 40

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL . 42

A. Kerangka Konsep ......................................................................................... 42

B. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 43

C. Definisi Operasional ..................................................................................... 44

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................. 46

A. Desain Penelitian .......................................................................................... 46

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 46

C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 46

D. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 49

E. Validitas dan Reabilitas ................................................................................ 50

F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data ......................................................... 52

G. Pengolahan Data ........................................................................................... 60

H. Analisis Data ................................................................................................ 61

I. Etika Penelitian ............................................................................................. 64

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 64

Page 14: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xiv

A. Gambaran Lokasi Penelitian......................................................................... 64

B. Analisis Univariat ......................................................................................... 67

1. Jenis Kelamin Responden ......................................................................... 67

2. Pengetahuan Responden ........................................................................... 67

3. Sikap Responden....................................................................................... 69

4. Tindakan Responden................................................................................. 70

C. Analisis Bivariat ........................................................................................... 71

1. Pengaruh Metode Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Tingkat

Pengetahuan Responden..................................................................................... 71

2. Pengaruh Metode Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Tingkat

Sikap Responden ................................................................................................ 73

3. Pengaruh Metode Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Tindakan

Responden ........................................................................................................... 74

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................... 76

A. Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Nilai Pengetahuan

Responden ............................................................................................................... 76

B. Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Sikap ....................... 80

C. Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan terhadap Tindakan Menggosok Gigi

82

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 86

BAB VII Kesimpulan dan saran ................................................................................. 88

A. Kesimpulan ................................................................................................... 88

B. Saran ............................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 91

Page 15: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xv

DAFTAR SINGKATAN

Keterangan

ADA : American Dental Association

DVD : Digital Versatile Disc

KEMENKES : Kementrian Kesehatan

PHBS : Perilaku Hidup Bersih & Sehat

PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

SD : Sekolah Dasar

UIN : Universitas Islam Negeri

WHO : World Health Organization

Page 16: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Kerucut Pengalaman Belajar .................................................................. 17

Gambar 4. 1 Desain Penelitian .................................................................................... 46

Page 17: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Pekembangan Fisiologis Mulut ................................................................. 30

Tabel 3. 1 Definisi Operasional .................................................................................. 44

Tabel 4. 1 Klasifikasi Pertanyaan dalam Kuesioner ................................................... 50

Tabel 4. 2 Tabel Uji Normalitas Data Skor Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Responden ................................................................................................................... 62

Tabel 4. 3 Tabel Uji Normalitas Data Tansformasi Hasil Skor Pengetahuan, Sikap

dan Tindakan Responden ............................................................................................ 63

Tabel 5. 1 Distribusi Jenis Kelamin Responden Penelitian ........................................ 67

Tabel 5. 2 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pengaruh Paket Pendidikan

kesehatan Gigi ............................................................................................................. 68

Tabel 5. 3 Gambaran Sikap Responden terhadap Pengaruh Paket Pendidikan

Kesehatan Gigi ............................................................................................................ 69

Tabel 5. 4 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pengaruh Paket Pendidikan

Kesehatan Gigi ............................................................................................................ 70

Tabel 5. 5 Analisa Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi tehadap Pengetahuan

..................................................................................................................................... 72

Tabel 5. 6 Analisa Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi tehadap Sikap ........ 73

Tabel 5. 7 Analisa Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi tehadap Tindakan .. 74

Page 18: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xviii

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2. 1 Kerangka Teori ......................................................................................... 41

Skema 3. 1 Kerangka Penelitian ................................................................................. 42

Page 19: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Perizinan

Lampian 2 Inform Consent

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 5 Media Pendidikan Kesehatan

Lampiran 6 Uji Validitas & Reliabilitas

Lampiran 7 Uji Univariat

Lampiran 8 Uji Normalitas

Lampiran 9 Uji Bivariat Wilcoxon

Page 20: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak usia sekolah adalah

kesehatan gigi dan mulut. Hasil survai Riset Kesehatan Dasar 2007 menyatakan

bahwa prevalensi penduduk Indonesia berumur 5-9 tahun yang mempunyai

masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 21,6% dan pada tahun 2013

mengalami peningkatan menjadi 28,9% (RISKESDAS, 2013). Karies dan

penyakit periodontal adalah dua patologi masalah gigi dan mulut terbanyak

yang terjadi dan terdapat pada semua populasi diseluruh umur (Sharda &

Shetty, 2010). Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan menjelaskan masalah

karies gigi termasuk 15 besar dari masalah masyarakat yang mengunjungi

puskesmas setempat (DINKES TANGERANG SELATAN, 2015).

Karies banyak terjadi pada anak. Anak-anak yang mengalami masalah

gigi akan beresiko pada kesehatan mulutnya saat dewasa. Misalnya, apabila

jaringan gigi bagian porsio sentral terinfeksi, kemungkinan, abses yang

ditimbulkan nantinya akan merusak gigi permanen (America’s Pediatric

Dentist, 2013). Gangguan kualitas hidup anak yang menderita karies juga

menimbulkan masalah serius, yaitu adanya rasa sakit dan ketidaknyamanan

pada gigi yang menyebabkan ketidakberdayaan, infeksi kronis & akut, serta

gangguan pola makan dan tidur. Karena masalah gigi tersebut, anak juga

Page 21: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

2

berpotensi dilakukannya hospitalisasi sehingga pengeluaran untuk biaya

pengobatan tinggi, serta dapat menyebabkan anak kehilangan jam sekolah dan

hambatan pada proses belajarnya (Çolak, Dülgergil, & Hamidi, 2013). Masalah

kesehatan gigi juga dapat menyebabkan kematian bila infeksinya sudah parah

karena akan mempengaruhi jaringan lain tubuh seperti otak (Dewanti, 2012).

Karies pada anak biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

kerusakan enamel, frekuensi konsumsi gula (permen, coklat, minuman)

kurangnya florida, penyakit kronis, obat-obatan, bernafas dengan mulut dan

kebersihan mulut yang kurang (America’s Pediatric Dentist, 2013).

Pembersihan gigi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya akumulasi

plak. Akumulasi plak ini merupakan awal mula timbulnya karies (Kadir, 2015).

Salah satu cara menghilangkan plak yaitu dengan menggosok gigi (Pantow,

Warouw, & Gunawan, 2014). Kebiasaan menggosok gigi juga dapat

memengaruhi berat ringannya karies, responden yang menggosok gigi

mempunyai kecenderungan terjadinya karies lebih ringan dibandingkan yang

tidak menggosok gigi (Budisuari & Mikrajab, 2010). Menggosok gigi juga

dapat mencegah terjadinya karies (Watanabe et al., 2014).

Usia 6-8 tahun merupakan usia awal dimana gigi susu mulai berganti

menjadi gigi permanen (Potter & Perry, 2012). Adanya perubahan tersebut, gigi

lebih rentan mengalami kerusakan. Hal ini disebut juga masa gigi campuran.

Pendidikan atau edukasi dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk

mencegah terjadinya kerusakan gigi penting dilakukan (Wong, 2008).

Page 22: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

3

Pada anak usia sekolah juga terjadi perubahan peningkatan motorik

maupun kognitif. Usia ini merupakan periode kritis untuk penerimaan latihan

perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat. Terdapat

hubungan antara kemampuan melakukan sikat gigi dengan perkembangan

psikomotor pada anak. Gambaran perilaku menggosok gigi yang baik pada usia

kelas satu masih dalam kategori kurang baik, padahal berdasarkan

perkembangan psikomotornya anak dengan usia tersebut seharusnya sudah

mampu melakukan cara menggosok gigi dengan benar (Prasada, 2016;

Mahmoodi et al., 2014). Rendahnya pengetahuan akan berpengaruh terhadap

perilaku yang kurang. Faktor yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan

antara lain karena sumber informasi yang kurang (Dewanti, 2012). Sehingga

penting dilaksanakannya pendidikan kesehatan menggosok gigi pada anak

(Potter & Perry, 2012).

Metode pendidikan kesehatan adalah cara dalam melakukan proses

pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat diberikan dengan

menggunakan berbagai macam metode, seperti ceramah, diskusi kelompok,

bermain peran, simulasi, demonstrasi, dll (Fitriani, 2011). Metode pendidikan

kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses

pendidikan untuk penyampaian pesan kepada sasaran baik individu, kelompok

atau masyarakat (Aisyah, 2010).

Media pembelajaran juga diperlukan agar kegiatan pembelajaran lebih

efektif saat melakukan pendidikan kesehatan (Kholid, 2014). Kombinasi dari

Page 23: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

4

metode dan media pendidikan kesehatan dapat dijadikan sebuah paket

pendidikan kesehatan (Putri, 2014). Paket dalam pendidikan kesehatan

diharapkan satu metode dengan metode yang lain dapat saling melengkapi dan

mengatasi kekurangan antar metode.

Ceramah merupakan salah satu metode pendidikan kesehatan yang

biasa digunakan pada kelompok besar baik untuk yang berpendidikan tinggi

maupun rendah (Stošić, 2015). Metode ceramah cenderung membosankan

karena hanya berfokus pada teacher center. Metode ceramah sebaiknya

diselingi alat peraga agar lebih menarik (Anas, 2014). Alat bantu pendidikan

kesehatan sangat berperan penting dalam penangkapan jumlah informasi yang

diberikan. Semakin banyak panca indra yang dilibatkan, informasi yang diserap

otak lebih banyak (Nursalam, 2008).

Penelitian yang dilakukan H. A. Putri (2009) yang berjudul perbedaan

pengaruh media pembelajaran lagu dan slide pada praktik mencuci tangan, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa media lagu lebih efektif dibandingkan

dengan metode slide. Lagu dapat digunakan untuk menyampaikan informasi

karena didalamnya mengandung lirik yang mudah diingat (Smolinski, 2011).

Kerucut pengalaman belajar edgar dale juga menyebutkan bahwa dengan

mengucapkan sambil mengerjakan materi yang diberikan, dalam kurun waktu

2 minggu, maka ia akan mengingat 90% dari materi yang diterima. Hal tersebut

bisa diaplikasikan ketika menyanyi (Nursalam, 2008).

Page 24: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

5

Penelitian yang dilakukan Andriany dkk (2016) tentang perbandingan

efektifitas media penyuluhan poster dan kartun animasi terhadap pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut menyatakan bahwa media poster dan kartun animasi

efektif dalam meningkatkan pengetahuan. Media poster dapat digunakan untuk

pendidikan kesehatan yang berupaya dalam melakukan perubahan secara

kognitif. Media poster ini akan berisi gambar yang dikombinasikan dengan

tulisan dengan tujuan untuk menarik perhatian pembaca (Gilbert, Sawyer, &

McNeill, 2010).

Penelitian yang dilakukan Papilaya & Juliatri 2016, berjudul

perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan

media audio visual tehadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD, hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa media audio visual lebih baik dalam

meningkatkan perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa dibandingkan dengan

media audio. Media audio visual dapat digunakan dalam pelaksanaan

pendidikan kesehatan dalam upaya untuk perubahan kognitif dan juga

memungkinkan untuk perubahan afektif dan psikomotor pada anak (Gilbert et

al., 2010).

Pencapaian pendidikan kesehatan yang berorientasi terhadap kegiatan

praktek dapat disiasati dengan metode simulasi (Gilbert et al., 2010).

Kesempatan anak mencoba secara terpimpin dan mandiri dapat dicapai dengan

metde ini. Hal ini akan membuat anak lebih memiliki makna terhadap proses

pendidikan kesehatan cara menggosok gigi yang diberikan, sehingga mereka

Page 25: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

6

lebih mengingat proses yang telah diajarkan. Penelitian yang dilakukan Sari,

dkk (2012) tentang efektivitas metode simulasi dalam ketrampilan menggosok

gigi teknik modifikasi bass dengan ketrampilan dan kebersihan gigi mulut pada

anak MI At-Taufiq kelas V bahwa pendidikan kesehatan dengan metode

simulasi berpengaruh terhadap perubahan tindakan menggosok gigi.

Hasil dari studi pendahuluan melalui observasi di SD Inpres Cireundeu

Tangerang Selatan, didapatkan bahwa pada anak yang berusia 7 tahun dari 20

siswa, 15 anak mengalami karies (75%). Hasil wawancara dari 20 siswa bahwa

sebanyak 13 anak menyatakan bahwa waktu dalam melakukan gosok gigi

setelah mandi pagi dan sore hari (65%). Di samping itu dari hasil wawancara

dengan kepala sekolah SD Inpres menyatakan bahwa belum pernah

dilakukannya pendidikan kesehatan mengenai menggosok gigi sebelumnya.

Peneliti tetarik untuk meneliti tentang pengaruh paket pendidikan

kesehatan gigi terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan menggosok gigi di

SD Inpres 02 Cireundeu Tangerang Selatan berdasarkan dari latar belakang di

atas.

B. Rumusan Masalah

Kejadian karies di SD Inpres 02 Cireundeu Tangerang Selatan

mencapai 75% sehingga hal ini merupakan masalah serius kesehatan gigi.

Karies menimbulkan berbagai dampak yaitu ketidaknyamanan pada gigi

karena sakit, infeksi kronis & akut, serta gangguan pola makan dan tidur.

Page 26: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

7

Karies juga dapat menyebabkan kematian bila infeksinya sudah parah karena

akan mempengaruhi jaringan lain tubuh seperti otak.

Menggosok gigi adalah salah satu perilaku yang dapat mencegah

karies. Gambaran perilaku menggosok gigi pada usia 7 tahun masih dalam

kategori kurang baik. padahal berdasarkan perkembangan psikomotornya

anak dengan usia tersebut seharusnya sudah mampu melakukan cara

menggosok gigi dengan benar. Rendahnya pengetahuan akan berpengaruh

terhadap perilaku yang kurang. Faktor yang mempengaruhi rendahnya

pengetahuan antara lain karena sumber informasi yang kurang sehingga

penting dilakukan pendidikan kesehatan.

Paket pendidikaan kesehatan dalam penelitian ini menggunakan

gabungan dari metode dan media pendidikan kesehatan. Paket pendidikan

kesehatan ini dilaksanakan dengan melakukan intervensi kepada responden,

orang tua responden dan guru. Intervensi kepada responden diberikan

menggunakan ceramah, poster, menyanyi, video, simulasi, eksperiment, dan

media kertas bergambar. Intervensi kepada orang tua responden diberikan

menggunakan media surat untuk wali yang berisi leaflet, kartu remember dan

penjelasan prosedural penelitian. Intervensi kepada guru diberikan

menggunakan jargon. Penelitian sebelumnya menyebutkan metode-metode

tersebut efektif dalam menunjang pengetahuan seseorang. Penggabungkan

metode dan media tesebut dalam paket pendidikan kesehatan ini perlu diteliti

untuk selanjutnya dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan

Page 27: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

8

menggosok gigi. Sehingga paket pendidikan kesehatan ini diharapkan lebih

efektif serta masalah karies pada SD tesebut dapat dicegah.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dalakukan untuk mengetahui pengaruh paket

pendidikan kesehatan gigi dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan

tindakan menggosok gigi pada anak di SD Inpres Cireundeu Tangerang

Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan responden terhadap menggosok gigi

pada saat pretest dan setelah postest

b. Untuk mengetahui sikap responden terhadap menggosok gigi pada saat

pretest dan setelah postest

c. Untuk mengetahui tindakan responden terhadap menggosok gigi pada

pada saat pretest dan setelah postest

d. Untuk mengetahui pengaruh paket pendidikan kesehatan gigi terhadap

pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi di SD Inpres

Cireundeu Tangerang Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dari penelitiannya dapat memberikan manfaat:

Page 28: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

9

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada penulis

terkait pengaruh paket pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan,

sikap dan tindakan menggosok gigi pada anak di SD inpres Cireundeu

Tangerang Selatan.

2. Bagi Responden

Responden diharapkan dapat terhindar dari masalah karies gigi

dengan cara berperilaku menggosok gigi dengan benar

3. Bagi Instansi

Paket pendidikan kesehatan ini dapat digunakan oleh sekolah dalam

program pencegahan karies.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini nantinya dapat

bermaanfaat menjadi informasi serta rujukan teori yang selanjutnya dapat

diteliti lebih dalam lagi efektifitas paket pendidikan kesehatan ini.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh paket pendidikan

kesehatan gigi terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi pada

anak di SD Inpres Cireundeu Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan

di SD Inpres Cireundeu Tangerang Selatan pada bulan Februari-Maret 2016.

Jenis penelitian ini ialah Pre Experiment design dengan rancangan pretest dan

Page 29: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

10

post test without control. Populasi terdiri dari seluruh siswa SD Inpres

Cireundeu Tangerang Selatan yang berumur 7 tahun.

Page 30: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pendidikan Kesehatan

1. Konsep Umum Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, karena dengan adanya pendidikan kesehatan tersebut diharapkan

adanya kesadaran diri dalam diri individu, kelompok atau masyarakat

sendiri. Tujuan utama dari pendidikan kesehatan ini sendiri adalah untuk

meningkatkan taraf hidup sehat sehingga kesejahteraan masyarakat

meningkat. UU No. 23 tahun 1992 maupun WHO menyatakan untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya, sehingga

produktif secara ekonomi maupun secara social, pendidikan kesehatan ini

dapat mendukung semua program kesehatan baik pemberantasan penyakit

menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan

maupun program kesehatan lainnya (Mubarak & Chayatin, 2009).

2. Metode Pendidikan Kesehatan

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah sebuah metode pengajaran dengan

menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

sejumlah siswa, yang pada umumnya mengikuti secara pasif

Page 31: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

(Simamora, 2009). Metode Ceramah merupakan suatu metode

pendidikan kesehatan yang sering digunakan pada kelompok besar

dengan peserta lebih dari 15 orang dimana sasaran untuk metode ini

baik digunakan untuk yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

Metode ini baik digunakan apabila penceramah atau penyuluh dapat

menguasai materi dengan baik. Alat-alat bantu pengajaran dapat

digunakan misalnya makalah singkat, slide, dan lain sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah:

1) Membuat peserta didik pasif

2) Mengandung unsur paksaan ke peserta didik

3) Mengandung sedikit daya kritis peserta didik

4) Bagi peserta didik yang dengan tipe belajar visual akan lebih

sulit dibanding dengan peserta didik audio

5) Sukar mengendalikan sejauh mana pemahaman peserta

didik

6) Kegiatan pelajaran menjadi verbalisme

7) Jika terlalu lama akan membuat jenuh

Simamora, (2009) menyebutkan bahwa kelebihan metode

ceramah adalah

1) Pendidik mudah menguasai kelas

Page 32: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

2) Pendidik mudah menjelaskan banyak materi dengan jumlah

banyak

3) Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar

4) Mudah dilaksanakan.

b. Metode Audio Visual

Gilbert et al., (2010) menyatakan contoh penggunaan

metode audio visual meliputi DVD, slide presentasion, film, flip

chart, dll. Berikut adalah manfaat dari penggunaan metode audio

visual yaitu

1) Menyediakan beragam pilihan yang dapat digunakan

2) Menjaga perhatian para pendengar

3) Mudah digunakan karena lebih efisien dan ekonomis

4) Dapat disajikan kepada sebagian kelompok atau individu

5) Lebih aman digunakan untuk mengenalkan suatu topik

6) Menyediakan hal-hal yang dapat dijadikan dasar diskusi

selanjutnya

Kerugian metode audio visual

1) Outcame yang diinginkan tidak dapat diprediksi

2) Dapat menyebabkan kebosanan sehingga partisipan

memungkinkan lebih memilih melakukan aktifitas semau

mereka sendiri

Page 33: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

3) Meningkatkan banyak pandangan berbeda sehingga harus

disamakan melalui diskusi

c. Metode Simulasi

Simulasi adalah salah satu metode penyuluhan, yang dalam

pelaksanaannya penyuluh dapat melakukan suatu kegiatan belajar

mengajar yang berorientasi pada penghayatan ketrampilan,

aktualisasi dan praktik dalam situasi keseluruhan atau sebagian

merupakan tiruan dari situasi. Metode simulasi merupakan suatu

aktifitas dimana menampilkan beberapa dari kejadian nyata.

Metode ini dirancang dengan suatu percobaan yang digunakan

untuk menjelaskan suatu kondisi tertentu. Dengan metode simulsi,

memungkinkan peserta akan mengobservasi dan mencoba hal

tersebut (Gilbert et al., 2010). Macam-macam metode simulasi

1) Peer Teaching, metode ini digunakan untuk memperoleh

ketrampilan dalam memberikan penyuluhan sebelum terjun ke

situasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, biasanya sebelum

terjun pada praktik/ situasi sebenarnya mereka berlatih dengan

temannya untuk menghindari atau mengurangi berbagai

kesalahan dan kekurangan.

2) Sosiodama, yaitu peniruan kejadian atau masalah yang benar-

benar terjadi di masyarakat. Masalah tersebut disusun

Page 34: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

sedemikian rupa sehingga memungkinkan masalah yang ada

dalam drama menggambarkan kejadian nyata yang ada.

3) Simulasi games, yaitu situasi yang diciptakan tiruan atau

adanya unsur tidak sebenarnya. Misalnya kader memberikan

penyuluhan memandikan bayi dengan metode simulasi. Alat

pragaan yang digunakan untuk memandikan bayi adalah

boneka.

Berikut ini merupakan keuntungan dari metode simulasi

1) Menyediakan pemahaman yang berdasarkan realita

2) Dapat digunakan dalam untuk materi yang susah dengan

penyelanggaraan yang tetap nyaman dan menarik

3) Dapat dengan menggunakan beragam cara yang beragam

4) Memungkinkan adanya kesempatan berulang pada

pencapaian target skill yang penting dan susah

5) Metode ini memungkinkan sangat potensial untuk strategi

pendidikan kesehatan dalam upaya meningkatan kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Gilbert et al., (2010) menyatakan kerugian dari metode ini adalah

1) Membutuhkan waktu yang banyak

2) Memungkinkan memakan biaya yang mahal

3) Meungkinkan sulit dilaksanakan dalam kelompok besar

Page 35: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Metode simulasi yang digunakan untuk teknik pendidikan

kesehatan menggosok gigi, memungkinkan akan lebih mudah dipahami

karena dilakukan secara bersama-sama dengan meniru dan

mengaplikasikan secara langsung.

3. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan merupakan salah satu unsur input yang

berpengaruh pada pelakanaan pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Alat bantu pendidikan kesehatan merupakan alat yang digunakan oleh

pendidik dalam menyampaikan pengarahan pendidikan kesehatan (Fitriani,

2011). Secara garis besar ada 3 macam alat bantu pendidikan, yaitu:

a. Alat bantu lihat

Alat ini berguna untuk menstimulasi indra mata (penglihatan)

saat dilakukan proses pendidikan kesehatan. Contohnya adalah poster

(Kholid, 2014). Poster merupakan suatu tampilan khusus dimana berisi

kombinasi gambar dan tulisan untuk menarik pembaca. Poster

mendukung lingkungan edukatif yang positif dan menekankan pada

anjuran suatu hal. Keuntungan dari media poster adalah (Gilbert et al.,

2010):

1) Menciptakan lingkungan yang positif

2) Dapat digunakan sebagai alat saat pendidikan kesehatan sedang

dilaksanakan

Page 36: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

3) Dapat dijangkau semua populasi karena terlihat

4) Bervariasi

Kerugian

1) Membutuhkan ketampilan khusus dalam pembuatannya

2) Menghabiskan banyak waktu

3) Mudah dirusak

b. Alat bantu dengar

Alat ini berguna untuk menstimulasi indra pendengaran saat

proses pendidikan kesehatan.

c. Alat bantu lihat-dengar

Alat ini digunakan untuk menstimulasi indra penglihatan dan

pendengaran sekaligus, misalnya video. Berikut merupakan gambaran

tingkat intensitas alat bantu menurut Edgar Dale (1946):

Gambar 2. 1 Kerucut Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar partisipan dalam kurun waktu 2 minggu, akan

mendapat hal berikut

Page 37: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

1) Membaca, ia akan mengingat 10% dari materi yang dibacanya

2) Mendengar, maka ia akan mengingat 20% dari yang

didengarnya

3) Melihat, ia akan mengingat 30% dari apa yang dilihatnya

4) Mendengar dan melihat, maka ia akan mengingat 50% apa yang

telah didengar dan dilihatnya

5) Mengucapkan kata-katanya sendiri, ia akan mengingat 70% dari

apa yang diucapkannya

6) Mengucapkan sambil mengerjakan sendiri suatu materi yang

diberikan maka ia akan mengingat 90% dari materi yang

diterima (Nursalam, 2008).

4. Pendidikan Kesehatan sebagai Proses Perubahan Perilaku

a. Tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku individu,

kelompok dan masyarakat menuju hal-hal positif secara terencana

melalui proses belajar.

b. Perubahan perilaku mencakup 3 ranah perilaku, yaitu pengetahuan,

sikap dan ketrampilan melalui pendidikan kesehatan. Perilaku yang

sehat dapat didapatkan dari pengetahuan yang baik dari proses

pendidikan kesehatan tersebut ( Mubarak & Chayatin, 2009).

Page 38: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

5. Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dalam sebuah

kelompok maupun secara individu misalnya pada saat perawatan pasien.

Fokus utama dari pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah anjuran untuk

mengurangi konsumsi gula dan mempromosikan efektifitas sikat gigi

dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung flourida. Beberapa

penelitian menyimpulkan bahwa dengan dilakukan pendidikan kesehatan

dapat secara efektif meningkatkan tingkat pengetahuan. Dengan adanya

perubahan pengetahuan diharapkan akan membawa perubahan yang positif

pada perilaku dan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut (Health

Research Board, 2009).

B. Konsep Perilaku Kesehatan

1. Batasan Perilaku

Perilaku adalah suatu keadaan atau aktifitas organisme/ makhluk

hidup yang bersangkutan. Skiner (1938), seorang ahli psikologi,

merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku

manusia terjadi melalui proses: Stimulus → Organisme → Respons,

sehingga teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” (Stimulus-Organisme-

Respons). Selanjutnya, teori Skiners menjelaskan adanya dua jenis respon,

yaitu:

Page 39: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

a. Respondent respons atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting

stimuli, karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.

Misalnya: cahaya terang akan menimbulkan reaksi mata tertutup.

Respon-dent respons juga mencakup perilaku emosional, misalnya

mendengar berita musibah akan menimbulkan rasa sedih.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang

lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau

reinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons. Misalnya

apabila petugas kesehatan melakukan pekerjaannya dengan baik

sebagai respons terhadap gaji yang cukup. Kemudian pekerjaan yang

baik itu sebagai stimulus untuk memperoleh promosi pekerjaan. Jadi

kerja yang baik tersbut menjadi reinforcer untuk memperoleh promosi

pekerjaan.

Perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R” dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku Tertutup, yakni bila respons terhadap stimulus tersebut masih

belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons

seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk

perilaku tertutup ini dapat diukur dari pengetahuan dan sikap. Contoh:

Page 40: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

ibu hamil tahu pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk kesehatan

bayinya dan dirinya (pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya

kepada tetangganya tentang tempat pemeriksaan kehamilan (sikap).

b. Perilaku Terbuka, yaitu bila respons terhadap stimulus itu sudah berupa

tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar. Contoh :

anak menggosok gigi setelah makan (Notoatmodjo, 2010).

2. Perilaku Kesehatan

Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skiner, maka perilaku

kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang

berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi sehat sakit, seperti lingkungan, makanan, minuman dan

pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain, perilaku kesehatan adalah

semua aktifitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati, maupun

yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah

atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain,

meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau

terkena masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

3. Domain Perilaku

Perilaku dibedakan menjadi perilaku terbuka dan perilaku tertutup

seperti yang telah diuraikan sebelumya, tetapi perilaku merupakan totalitas

Page 41: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

pemahaman dan aktifitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara

faktor internal dan faktor eksternal. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli

psikologi pendidikan, membedakan perilaku menjadi 3 area, ranah atau

domain yakni, kognitif, afektif dan psikomotor.

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain

oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan

ke dalam tiga ranah perilaku sebagai berikut:

a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dll). Dari proses pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan, sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran, dan indra penglihatan. Pengetahuan seseorang terhadap

objek memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya

dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

1) Tahu (Know), yaitu diartikan hanya sebatas recall (memanggil)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

Untuk mngukur bahwa orang tahu sesuatu, dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan, misalnya: bagaimana cara mencegah sakit

gigi?

Page 42: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

2) Memahami (comprehension), yaitu bukan sekedar tahu tentang

objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang

tersebut harus bisa menginterprestasikan secara benar tentang objek

yang diketahuinya. Misalnya, orang yang memahami cara

mencegah sakit gigi dengan menggosok gigi, dan mampu

menjelaskan mengapa menggosok gigi dapat mencegah sakit gigi.

3) Aplikasi (application), yaitu kemampuan seseorang untuk

menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu

sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut

telah mampu membedakan, memisahkan, mengelompokkan,

membuat diagram terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

Misalnya, dapat membedakan metode menggosok gigi yang baik.

4) Sintesis (synthesis), yaitu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki. Misalnya, dapat

membuat/meringkas kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal

yang dibaca/didengar, dapat membuat kesimpulan atas artikel yang

dibaca.

Page 43: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

5) Evaluasi (evaluation), yaitu, kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Misalnya,

seseorang dapat menilai manfaat menggosok gigi dan sebagainya.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1) Pendidikan: yaitu bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar mereka memahami. Semakin

tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah mereka dalam

menerima informasi dan akhirnya banyak pula pengetahuan yang

dimiliki.

2) Pekerjaan: lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung maupun

tidak langsung

3) Umur: bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

apek psikis dan psikologis (mental).

4) Pengalaman: suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungan. Jika pengalaman seseorang baik,

maka dapat menimbulkan kesan yang membekas dan emosi

sehingga membentuk sikap yang positif.

5) Minat: suatu keinginan atau kecenderungan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal

dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

Page 44: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

6) Kebudayaan: kebudayaan mempunyai peranan besar terhadap

pembentukan sikap. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai

budaya untuk menjaga kebersihan diri seperti menggosok gigi,

maka sangat mungkin masyarakat disana untuk selalu menjaga

kebersihan gigi karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap

pembentukan sikap atau pribadi seseorang.

7) Informasi: kemudahan dalam memperoleh informasi, dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan

yang baru

(Mubarak, 2007).

b. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Seperti halnya pengetahuan, sikap

juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, yaitu sebagai

berikut:

1) Menerima (receiving), yaitu ketika seseorang atau subjek mampu

menerima stimulus yang diberikan.

2) Menanggapi (responding), yaitu memberikan tanggapan atau jawaban

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Memberi jawaban bila

ditanya, mngerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari

Page 45: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

pekerjaan tersebut benar atau salah, artinya orang tersebut menerima ide

tersebut.

3) Menghargai (valuing), yaitu memberikan nilai yang positif terhadap

objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, dan

bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk merespons juga

stimulus tersebut.

4) Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas yang

diyakininya.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Pengukuran sikap dapat dengan ditanyakan bagaimana pendapat atau

pertanyaan kepada responden terhadap suatu objek. Memberikan tanggapan

atau jawaban terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi yang diberikan

adalah suatu indikasi dari sikap seseorang.

Pernyataan sikap dapat berisi hal-hal yang positif mengenai objek

sikap, yaitu bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap.

Pernyataan tersebut disebut dengan pernyataan yang favourable.

Sebaliknya, pernyataan sikap juga dapat berisi hal-hal negatif mengenai

objek sikap dan bersifat tidak mendukung atau kontra terhadap objek sikap.

Pernyataan seperti ini disebut pernyataan yang tidak favourable. Suatu

skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri dari pernyataan yang

favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan

demikian, pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua

Page 46: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama

sekali (Azwar, 2008).

c. Tindakan/ Praktik (practice)

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, sikap belum tentu

terwujud dalam tindakan, sebab memerlukan faktor lain. Praktik ini dapat

dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu

1) Praktik terpimpin, apabila subjek atau seseorang telah melakukan

sesuatu tapi masih bergantung terhadap panduan. Misalnya, seorang

anak kecil menggosok gigi tetapi masih diingatkan ibunya.

2) Praktik secara mekanisme (mechanism), ketika seorang anak/ secara

otomatis menggosok gigi tanpa disuruh oleh ibunya.

3) Adopsi (adoption), suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.

Misalnya, seorang anak menggosok gigi dengan teknik-teknik yang

benar.

4. Determinan Perilaku Kesehatan

Notoadmojo (2010) menyatakan perilaku seseorang dapat

ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar maupun dari dalam

subjek. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut

determinan. Ada beberapa teori tentang determinan perilaku ini, yaitu

Page 47: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

1) Teori Lawrence Green

Green menganalisis bahwa fakor perilaku sendiri ditentukan oleh 3

faktor utama, yaitu

1) Faktor-faktor predisposisi, yaitu faktor-faktor yang mempermudah

atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain,

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, umur,

motivasi, dan sebagainya.

2) Faktor-faktor pemungkin, merupakan faktor yang memungkinkan

atau memfasilitasi perilaku atau tindakan contoh informasi

kesehatan, puskesmas, peralatan kesehatan.

3) Faktor-faktor penguat, adalah faktor penguat atau yang mendorong

terjadinya perilaku contohnya tokoh masyarakat, guru, orang tua

2) Teori Snehandu B. Karr

Karr mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku

1) Adanya niat seseorang untuk bertindak dengan objek atau stimulus

di luar dirinya.

2) Adanya dukungan dari masyarakat sekitar

3) Ketersediaan informasi terkait dengan tindakan-tindakan yang akan

diambil seseorang

4) Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil

keputusan

Page 48: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

5) Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan untuk bertindak

(Notoatmodjo, 2010).

5. Teory Health Belief Model

Kholid (2014) menjelaskan bahwa adanya suatu perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan dari keyakinan tentang perilaku kesehatan

yang dianjurkan karena adanya masalah-masalah kesehatan tertentu. Dalam

model ini menjelaskan bahwa hal yang dapat mengubah perilaku kesehatan

dapat terjadi pada empat kondisi berikut:

a. Seseorang percaya bahwa kesehatan mereka dalam keadaan bahaya.

Misalnya ketika seseorang mengalami sakit gigi, maka keadaanya

tersebut akan membawanya pada perilaku untuk mencari pengobatan.

b. Orang yang mempersepsikan bahwa adanya keseriusan potensial akibat

kondisi sakitnya. Misalnya karena sakit, dia akan kehilangan waktu

belajar, pengeluaran ekonominya meningkat, dll.

c. Orang tersebut percaya bahwa dari perilaku kesehatan yang

direkomendasikan lebih menguntungkan daripada ketidaknyamanan

akibat masalah kesehatan karena sakit. Misalnya seseorang yakin bahwa

dengan menggosok gigi dapat mencegah terjadinya sakit gigi karena

mengakibatkan rasa tidak nyaman, tingginya biaya pengobatan, dll.

d. Orang tersebut menerima stimulus untuk merubah perilaku yang lebih

sehat.

Page 49: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

C. Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Perubahan Perkembangan

Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologis

mempengaruhi kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut.

Berikut merupakan table perkembangan fisiologis mulut dari tahun ke

tahun.

Tabel 2. 1 Pekembangan Fisiologis Mulut

Tingkat

perkembangan

Perubahan

Bayi Gigi susu mulai tumbuh sekitar usia 5 bulan

8 bulan - 6 tahun Dua puluh gigi susu telah ada

6 - 12 tahun Gigi susu digantikan dengan gigi permanen. Gigi

permanen ada pada usia 12 tahun kecuali geraham kedua

dan ketiga

12-18 bulan Semua gigi pemanen telah ada

8 - 40 tahun Geraham ketiga terlihat

Kehamilan Adanya perubahan pada hormonal perempuan

menyebabkan peningkatan reaksi iritasi pada plak gigi,

yang menyebabkan penyakit gingivitis dan meningkatkan

resiko penyakit periodontal hebat

40 - 65 tahun Mulai kehilangan beberapa gigi atau semua gigi

65 tahun atau

lebih

Gigi yang berumur menjadi rapuh, lebih kering, dan

berwarna lebih gelap. Gigi menjadi tidak rata dan

bergerigi, dan patah setelah bertahun-tahun di gosok. Gusi

kehilangan vaskularitas dan elastisitas jaringan, terjadinya

penurunan sensitivitas rasa, penipisan mukosa, dan

penurunan massa dan kekuatan otot mastikasi juga terjadi.

(Potter & Perry, 2012)

2. Konsep Umum Kesehatan Gigi dan Mulut

Kesehatan mulut memiliki kontribusi yang penting untuk

keseluruhan dari kesehatan tubuh seseorang dan dibutuhkan management,

promosi serta perawatan yang baik. Definisi dari kesehatan mulut secara

Page 50: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

umum adalah keadaan dimana kemampuan untuk berbicara, tersenyum,

merasakan, mengunyah, menelan dan mengekspresikan berbagai macam

emosi tidak ada gangguan/ tanpa rasa sakit dan terbebas dari penyakit

(World Dental Federation, 2016). Segala macam keadaan yang di sebut

kesehatan mulut berhubungan dengan kesehatan gigi. Kebersihan mulut

membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir

(Potter & Perry, 2012).

3. Perawatan Gigi

Perawatan gigi tujuannya untuk mempertahankan kebersihan mulut

yang meliputi, oral hygine yaitu tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut

untuk menghindari karies (Nathe, 2016).

a. Menggosok Gigi

1) Cara Menggosok Gigi

Menggosok gigi setiap hari mempunyai peranan penting

dalam menjaga kesehatan mulut seseorang. Menggosok gigi adalah

upaya membersihkan mulut dari partikel-partikel makanan, plak,

dan bakteri & memasage gusi, untuk mengurangi ketidaknyamanan

yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman (Potter &

Perry, 2012). Plak yang terakumulasi di gigi akan mengakibatkan

terbentuknya karang gigi (American Dental Association, 2016).

Menggosok gigi merupakan suatu cara pengangkatan plak harian

Page 51: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

secara mekanis (Putri, 2015). Menggosok gigi juga dianggap alat

untuk mengaplikasikan florida secara topikal untuk mencegah

karies (Hall & Novak, 2008). Kebiasaan tidak menyikat gigi

menyebabkan tingginya angka karies pada anak usia 6-12 tahun

(Dwiandhana, 2010).

Rekomendasi menyikat gigi yang dianjurkan oleh ADA adalah sebagai

berikut:

1. Tempatkan sikat gigi pada sudut 45º pada gusi

2. Gerakkan sikat gigi dengan lembut dan bolak-balik

3. Sikat permukaan bukal, labial, lingual, palatal dan permukaan

oklusal

4. Untuk membersihkan bagian dalam perukaan gigi depan,

miringkan sikat secara vertical dan membuat beberapa stroke up

dan stroke down secara vertical

5. Bersihkan lidah dan jagalah bau nafas tetap segar (American

Dental Association, 2005).

2) Frekuensi dan Waktu Menggosok Gigi

Menggosok gigi dengan teliti sedikitnya 4 kali sehari

(setelah makan dan sebelum tidur) adalah dasar hygine mulut yang

efektif. American Dental Association (ADA) menyatakan, menyikat

gigi harus secara teratur, minimal dua kali sehari yaitu pagi hari

setelah sarapan, dan malam hari sebelum tidur (American Dental

Page 52: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Association, 2016). Menyikat gigi sebelum tidur penting karena

selama tidur, aliran saliva hampir berhenti dan tidak ada kapasitas

buffer sehingga pH rongga mulut turun dan kondisi mulut yang

menjadi asam memicu terjadinya karies (Mount, Hume, Ngo, &

Wolff, 2016). Penelitian yang dilakukan Setiyawan (2012) tentang

hubungan kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur dengan kejadian

karies di MI Al Istiqomah Tangerang, bahwa terdapat hubungan

antara kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur dengan kejadian

karies (Setiyawan, 2012). Durasi sikat gigi yang dianjurkan adalah

selama 2 menit (American Dental Association, 2016).

3) Sikat Gigi

Sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan bulunya

cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Bulu halus

yang bundar menstimlasi gusi tanpa menyebabkan perdarahan atau

abrasi. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan (Potter & Perry, 2012).

Khusus untuk anak gunakan sikat gigi kecil dengan bulu lembut,

membulat, terbuat dari nilon yang pendek dan rata, dan ganti sikat

gigi dengan sering dan segera setelah bulu melengkung dan

berjumbai (Wong, 2008).

4) Pasta Gigi

Pendidikan kesehatan tentang kebersihan gigi dan mulut

harus memasukkan anjuran kebiasaan menyikat gigi dengan pasta

Page 53: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

gigi yang mengandung flour (KEMENKES, 2012). Fluoride dalam

jumlah kecil dapat meningkatkan ketahanan struktur gigi terhadap

demineralisasi dan hal tersebut sangat penting, terutama sekali

dalam pencegahan karies. Ketika flourida tersedia dalam siklus

demineralisasi gigi, flourida tersebut menjadi faktor utama yang

dapat mengurangi aktifitas karies (Putri,2015). Penelitian

menunjukkan terdapat hubungan antara efektifitas flour dalam

mencegah karies gigi serta cara menyikat gigi yang benar. Pasta gigi

yang mengandung flour adalah cara aplikasi secara topikal yang

sangat efisien. Berkumur setelah menyikat gigi mengurangi

efektifitas flour karena akan mengurangi jumlahnya di permukaan

gigi sampai konsentrasi di bawah optimal. Kebiasaan tidak

berkumur atau berkumur sekali saja setelah menyikat gigi diikuti

dengan membuang sisa pasta gigi sangat direkomendasikan

(KEMENKES, 2012).

b. Diet

Diet adalah satu hal penting yang menyebabkan resiko karies

terjadi (Hall & Novak, 2008). Untuk mencegah kerusakan gigi, klien

harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi karbohidrat, terutama

kudapan manis diantara waktu makan. Makanan manis/ yang

mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Jika

memakan makanan manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30

Page 54: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

menit untuk mengurangi aksi plak. Memakan buah yang mengandung

asam & makanan berserat juga mengurangi plak. Kualitas keasaman

makanan mengeliminasi bakteri yang ada pada gigi (Potter & Perry,

2012). Diet pada anak kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut

dengan menjaga makanan & minuman manis dalam jumlahnya,

terutama permen yang lengket, atau permen kunyah, dll. Hindari

makanan yang dapat menimbulkan kudapan yang bersifat manis dan

sering, serta rencanakan dalam mengkonsumsi makanan manis setelah

makan jika anak mempunyai kebiasaan menyikat gigi setelah makan

(Wong, 2008).

c. Mengunjungi Dokter Gigi

Setiap anak harus mengunjungi dokter gigi setelah gigi pertama

permanen tumbuh antara rentan waktu 6 bulan dan paling lambat 1

tahun setelahnya. Hal tersebut akan membantu dalam mengetahui

kesehatan gigi anak. Selain itu, dengan mengunjungi dokter gigi, akan

dilakukan penilaian dimana anak dapat mengetahui potensi gigi tersebut

terhadap karies, meskipun belum timbul manifestasi atau lesi dari

adanya karies tersebut (Peariasamy et al., 2012). Secara umum

mengunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali (Mansjoer, 2009).

Page 55: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

D. Anak Usia Sekolah

Periode anak usia sekolah adalah periode yang dimulai saat anak masuk

sekolah sekitar 6 tahun sampai usia 12 tahun. Mereka akan mengalami

perubahan pertumbuhan & perkembangan. Perkembangan fisik, kognitif,

neuromuskular, psikososial, seiring bertambahnya usia akan meningkat. Pada

perkembangan fungsi neuromuskular, anak usia sekolah akan menjadi lebih

lentur karena koordinasi otot-otot besar meningkat dan kekuatannya dua kali

lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik dasar yaitu berlari, melompat,

menyeimbangkan gerak tubuh, dll. Ketrampillan motorik kasar ini berkembang

lebih baik dibandingkan dengan ketrampilan motorik halus, tetapi kecepatan

berkembang keduanya kira-kira dalam kecepatan yang sama. Kemampuan

meningkatkan motorik halus pada anak-anak membuat mereka sangat mandiri

untuk berpakaian, makan, melakukan kebutuhan personal misalnya menggosok

gigi. Pada anak usia 6-10 tahun, anak akan belajar membersihkan gigi dengan

sikat gigi secara efektif dan mandiri (Wong, 2008).

Perkembangan kognitif pada anak juga ikut meningkat pada usia

sekolah ini. Menurut piaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret,

yaitu anak akan mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan

simbol. Anak-anak usia sekolah semakin mempraktikkan aturan-aturan

berdasarkan fenomena yang dapat diamati, fator pada banyak dimensi dan

pandangan serta menginterprestasikan persepsi-persepsinya berdasarkan teori-

teori yang realistik (Potter & Perry, 2012). Selain itu, anak usia sekolah mampu

Page 56: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

mengingat lebih banyak dibandingkan dengan anak prasekolah dan mampu

menghubungkan dengan informasi-informasi yang sebelumnya (Gustian,

2004). Kemampuan kognitif pada masa ini sudah cukup untuk menjadikan

dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir

atau daya nalarnya. Untuk mengembangkan daya nalarnya dapat dilakukan

dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat atau gagasan atau

penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa

yang terjadi di sekitarnya (Yusuf, 2011).

Pada saat periode sekolah, banyak dilakukan pendidikan kesehatan

tentang kesehatan gigi dan mulut. Ahli Kesehatan gigi menyarankan

dilakukannya pendidikan kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut pada

periode ini (Health Research Board, 2009). Pendidikan kesehatan menggosok

gigi yang benar dapat dilakukan pada periode ini.

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian Sari & Sekar dkk (2012) tentang pengaruh pendidikan kesehatan

metode simulasi menggosok gigi teknik modifikasi bass dengan

ketrampilan dan kebersihan gigi mulut pada anak MI At-Taufiq kelas V.

desain. Desain penelitian ini menggunakan pre eksperiment design,

pemilihan sampel dengan purposive sampling pada anak sekolah (usia 10-

12 tahun) di MI AT-Taufiq Lakarsantri Surabaya sebanyak 29 anak.

Pendidikan kesehatan metode simulasi sangat baik dalam merubah perilaku

Page 57: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

seseorang. Hal ini ditunjukkan dengan uji statistik mengunakan

wilcoxonsigned rank test adalah p = 0,000, sehingga p ≤ 0,05 maka H0

ditolak artinya pendidikan kesehatan dengan metode simulasi berpengaruh

terhadap perubahan tindakan menggosok gigi. Sedangkan penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dalam memilih metode penelitian yaitu metode

paket pendidikan kesehatan dan teknik pengambilan sampel secara simple

random sampling.

2. Andriany dkk (2016) tentang perbandingan efektifitas media penyuluhan

poster dan kartun animasi terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Desain penelitian ini menggunakan quasy eksperiment dengan pendekatan

pre test & post test design dengan teknik pengambilan sampel total

sampling. Jumlah total sampel adalah 42 responden. Hasil penelitian ini

bahwa media poster dan kartun animasi efektif dalam meningkatkan

pengetahuan. Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan uji t

berpasangan. Hasil dari uji t berpasangan menunjukkan signifikansi nilai p

yaitu 0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang

bermakna tingkat penegetahuan sebelum dan sesudah diberikan media

penyuluhan poster dan kartun animasi. Sedangkan penelitian yang

dilakukan penulis berbeda dalam metode pendidikan kesehatan dalam

penelitian serta desain penelitian.

3. Penelitian Sedangkan penelitian yang dilakukan Papilaya & Juliatri (2016)

berjudul perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media

Page 58: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

audio dengan media audio visual tehadap perilaku kesehatan gigi dan mulut

siswa SD. Desain penelitian ini menggunakan quasy eksperiment dengan

pendekatan pre test & post test design dengan teknik pengambilan sampel

simple random sampling. Jumlah responden 56 siswa. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan perbedaan nilai rerata pada kelompok audio-visual

dengan kelompok audio. Nilai rerata kelompok audio-visual sebesar 46,42

sedangkan nilai rerata kelompok audio sebesar 29,48. Jadi dapat disimpulkan

media audio visual lebih baik dalam meningkatkan perilaku kesehatan gigi

dan mulut siswa dibandingkan dengan media audio. Sedangkan penelitian

yang dilakukan penulis berbeda dalam metode pelaksanaan pendidikan

kesehatan yang dilakukan, serta kategori umur responden pada penelitian.

4. Penelitian yang dilakukan Maziyah (2015) tentang perbedaan perilaku

menyikat gigi pada anak usia 10-11 tahun setelah mendapat pendidikan

kesehatan gigi dan mulut dengan dan tanpa metode teach-back. Penelitian

ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan desain eksperimental.

Besar sampel adalah 30 responden dengan teknik penganbilan sampel

secara random sampling. Hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-

Whitney U-test terhadap perbedaan perilaku, skor plak, dan ketrampilan

menyikat gigi pada kelompok kontrol dan intervensi didapatkan nilai p

maing-masing secara berurutan adalah 0,055 (> 0,050), 0,001 (> 0,050), dan

0,060 (> 0,050) artinya perbedaan bermakna hanya terjadi pada perubahan

plak. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berbeda dalam metode

Page 59: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

pendidikan kesehatan yang digunakan, desain penelitian, serta uji analisis

yang digunakan.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori dibawah ini mengacu pada tiga teori, (1) teori Gilbert et

al (2010) mengenai metode dan media pendidikan kesehatan sebagai

pencapaian peubahan secara pengetahuan, sikap dan tindakan, dan (2) teori

yang mencakup tiga domain perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) oleh

Benyamin Bloom (1908) yang dikutip dari Notoatmodjo (2008). Berdasarkan

beberapa teori yang dipaparkan diatas, berikut dibawah ini merupakan

kerangka teori dalam penelitian ini :

Page 60: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Skema 2.1 Kerangka Teori dimodifikasi dari Teori Gilbert et al (2010) dan Teori

Benyamin Bloom (1908) yang dikutip dari Notoatmodjo (2008)

Tingkatan Sikap

menggosok gigi

1. Menerima

2. Menaggapi

3. Menghargai

4. Bertanggung

Jawab

Skema 2. 1 Kerangka Teori

Anak Usia 7

Tahun Faktor Pengetahuan:

1. Usia

2. Pendidikan

3. Minat &

kreativasi

4. Pengalaman

5. Motivasi

6. Kebudayaan

lingkungan

sekitar

7. Informasi

(Bloom, 1908)

Tingkatan

Pengetahuan

menggosok gigi

1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

4. Analisis

5. Sintetis

6. Evaluasi

Tindakan

menggosok gigi

1. Praktik

Terpimpin

2. Praktik

secara

mekanisme

3. Adopsi

Paket Pendidikan

Kesehatan

Menyanyi,

Simulasi

Poster,

Leaflet,Egg

Eksperiment

Video,

Identifikasi

Kertas

Bergambar

Mencegah

Karies

Page 61: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

42

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak, logika secara harfiah

yang dapat membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan

body of knowledge (Nursalam, 2008). Berdasarkan teori yang telah diuraikan di

tinjauan teori, maka peneliti memebuat kerangka konsep yang digambarkan

dalam skema, yaitu sebagai berikut

(Variabel Independen)

Paket pendidikan kesehatan gigi

(Variabel Dependen)

Post Test

Pengetahuan, sikap dan

tindakan menggosok gigi

(Variabel Dependen)

Pre Test

Pengetahuan, sikap dan

tindakan menggosok gigi

Skema 3. 1 Kerangka Penelitian

Page 62: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

43

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh paket pendidikan

kesehatan gigi terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi yang

diukur setelah intervensi. Paket pendidikan kesehatan kesehatan merupakan

variabel independen yang yang akan mempengaruhi variabel dependen yaitu

pengetahuan, sikap dan perilaku anak sebelum dilakukannya intervensi dan

setelah dilakukannya intervensi.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah:

H1 : Ada pengaruh metode paket pendidikan kesehatan gigi terhadap

pengetahuan menggosok gigi di SD Inpres.

H2: Ada pengaruh metode paket pendidikan kesehatan gigi terhadap sikap

menggosok gigi di SD Inpres

H3: Ada pengaruh metode paket pendidikan kesehatan gigi terhadap tindakan

menggosok gigi di SD Inpres.

Page 63: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

44

C. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel

Dependent

Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

a. Pengetahuan Tahu atau tidaknya anak

mengenai pandangannya

tentang masalah umum

kesehatan gigi dan menggosok gigi (waktu,

frekuensi, cara) diet, dan

mengunjungi tenaga

kesehatan

Kuesioner

Kuesioner pengetahuan berisi total

10 butir pertanyaan. Dimana nilai

0= untuk jawaban salah jika

pertanyaan positif & jawaban

benar jika pertanyaan negatif

1= untuk jawaban benar jika

pertanyaan positif & jawaban

salah jika pertanyaan negatif

Skor

a Baik =76-100%

b Cukup=56-75%

c Kurang = < 55%

(Arikunto, 2012)

Ordinal

b. Sikap Respon anak terhadap

pernyataan, pandangannya

mengenai masalah umum

kesehatan gigi dan menggosok gigi (waktu,

frekuensi, cara) diet, dan

mengunjungi tenaga

kesehatan

Kuesioner Kuesioner sikap berisi total 10

butir pernyataan. Nilai

0= jika pernyataan positif jawaban

tidak setuju & pernyataan negatif

jawaban setuju

1 =jika pernyataan positif jawaban

setuju & pernyataan negatif

jawaban tidak setuju

Skor

a Baik =76-100%

b Cukup=56-75%

c Kurang = < 55%

(Arikunto, 2012)

Ordinal

c.Tindakan Kemampuan anak dalam

melakukan tindakan

menyikat gigi dengan benar

Lembar

observasi

Menggunakan lembar

pengamatan berisi 20 butir

0 = Tidak Sempurna

1 = Dilakukan Tidak Sempurna

2 = Dilakukan Sempurna

Skor

a Baik =76-100%

b Cukup=56-75%

c Kurang = < 55%

(Arikunto, 2012)

Ordinal

Page 64: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

45

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh paket pendidikan

kesehatan gigi terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi pada

anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode Pre Eksperimen One group pretest & posttest design (Nursalam, 2008).

Evaluasi atau post test dilaksanakan sebagai tolok ukur dari intervensi yang

dilaksanakan setelah semua intervensi diberikan. Efektifitas perlakuan dinilai

dengan cara membandingkan nilai pre test dengan post test (Hidayat, 2007).

Bentuk rancangan metode ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Desain Penelitian

Pretest Intervensi Post Test

O1 A O2

Keterangan:

O1 : Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku anak sebelum intervensi di SD

Inpres

Page 65: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

A : Intervensi paket pendidikan kesehatan

O2: Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan anak setelah intervensi di SD

Inpres.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SD Inpres Cireundeu,

Tangerang Selatan, Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret

sampai April 2017.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel

adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2012). Pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan jenis probability sampling dengan menggunakan

teknik random sampling (Hidayat, 2007). Probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama bagi anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel, teknik random sampling artinya

pemilihan sampel yang dilakukan secara acak karena anggota populasi

dianggap homogen (Setiadi, 2007).

Total siswa kelas satu yang menjadi populasi penelitian ini berjumlah

66 anak. Kelas satu dibagi menjadi dua kelas dengan usia yang mendominasi

adalah 7 tahun serta terdapat juga beberapa anak yang berusia 8 tahun.

Page 66: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Responden diperoleh melalui sistem kocokan secara merata pada kedua kelas

tersebut. Responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 29

responden sehingga diamdddbil 15 responden dari kelas A dan 14 responden

dari kelas B.

Pengambilan sampel dimulai dari membuat list nama dan nomor urut,

kemudian semua nomor urut siswa dimasukkan secara random dengan cara

dikocok. Setiap siswa yang keluar pada kocokan diambil sebagai sampel. Dari

29 siswa yang keluar dari kocokan tidak ada yang menolak untuk menjadi

responden.

Kriteria Inklusi

a) Anak warga negara Indonesia

b) Bersedia mengikuti penelitian dengan izin orang tua dan

menandatangani inform consent

Kriteria Eksklusi

a) Anak yang tidak bersedia untuk menjadi responden

b) Anak yang tidak hadir pada saat penelitian

c) Anak yang sedang sakit

Estimasi besar sampel untuk penelitian analitis numerik berpasangan

ditentukan dengan menggunakan rumus (Dahlan, 2009):

n1=n2= [(Zα+ Zβ)S]²

[X1-X2]²

Page 67: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Keterangan:

n : Besar sampel

Zα : Deviat baku beta (derajat kepercayaan 95% = 1,96)

Zβ : Deviat baku beta (derajat kepercayaan 90%= 1,28)

S : Simpang baku dari selisih nilai antar kelompok

X1-X2 : Perbedaan minimal rerata yang dianggap bermakna

Penelitian terdahulu oleh (Maziyah, 2015) tentang perbedaan perilaku

menyikat gigi pada anak usia 10-11 tahun setelah mendapatkan pendidikan

kesehatan gigi dan mulut dengan dan tanpa metode teach-back didapatkan

simpang baku yaitu sebesar 1,037 sedangkan nilai X1= 15,17 & X2 = 14,50.

Jadi setelah dilakukan perhitungan jumlah sampel sebesar

n1= n2 = [(1,96+1,28) 1,037]²

[15,17-14,50]²

n= 25,14

Diperoleh besar sampel minimum adalah 26 (hasil pembulatan dari

25,14). Untuk menghindari droup out peneliti menambahkan 10 % dari

perkiraan besar sampel Maka 26 x 10%= 2,6. Jadi total sampel dalam penelitian

adalah 26+3=29 (3 adalah pembulatan dari 2,6).

Page 68: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian

untuk pengambilan data. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 3 bagian yaitu 2 kuesioner & lembar observasi. Instrumen penelitian ini

sebelumnya akan dilakukan uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu.

Bagian yang pertama adalah kuesioner pengetahuan untuk mengukur

pengetahuan anak tentang menggosok gigi dan perawatan gigi. Kuesioner ini

merupakan kuesioner peneliti yang telah di uji valid dengan menggunakan

pearson product moment dan uji content expert. Kuesioner pengetahuan terdiri

dari 10 pertanyaan pilihan ganda. Pertanyaan terdiri dari pertanyaan dengan

jawaban benar dan pertanyaan dengan jawaban salah. Pertanyaan dengan

jawaban benar terdapat dalam nomor 1,2,3,5,7, dan 8 sedangkan pertanyaan

dengan jawaban salah terdapat dalam nomor 4,6,9, dan 10.

Kuesioner bagian kedua berisi pernyataan tentang sikap mengenai

menggosok gigi dan perawatan gigi. Kuesioner sikap terdiri dari 11 pertanyaan

yang berisi pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif sebanyak 5

pernyataan yang terdapat dalam kuesioner nomor 1,3,4,8 dan 10, sedangkan

pernyataan negatif terdapat dalam nomor 2,5,6,7,9, dan 11.

Bagian ketiga yaitu berupa lembar observasi tentang kemampuan anak

dalam melakukan gosok gigi dengan benar. Lemba observasi ini merupakan

lembar observasi dari penelitian (Rahandini, 2014). Lembar check list aplikasi

tindakan gosok gigi menggunakan berupa check list, apabila langkah tersebut

Page 69: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

tidak dilakukan skor 0, jika dilakukan tidak sempurna skor 1, dan jika dilakukan

sempurna skor 2.

Tabel 4. 1 Klasifikasi Pertanyaan dalam Kuesioner

No Variabel Sub Variabel Nomor

1 Pengetahuan

menggosok

gigi

a. Konsep Umum Kesehatan Mulut

dan Gigi

b. Perawatan Gigi

1. Menggosok Gigi

2. Diet

3. Mengunjungi Tenaga

kesehatan

2,8

1,3,4,9,10

6,7

5

2 Sikap

menggosok

gigi

a. Konsep Umum Kesehatan Mulut

dan Gigi

b. Perawatan Gigi

1. Menggosok Gigi

2. Diet

3. Mengnjungi Tenaga

Kesehatan

7,8

1,2,5,6,10,11

4

3,9

E. Validitas dan Reabilitas

Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Suatu alat ukur

dinyatakan valid jika alat tesebut dapat mengukur variabel/sesuatu yang ingin

diukur peneliti (Riyanto, 2011). Pada penelitian ini peneliti melakukan uji

validitas berdasarkan theory relatet validity dengan tipe content validity dan

Uji validitas instrumen dengan teknik korelasi pearson product moment

(Hastono, 2006).

Validitas isi mennjukkan kemampuan item pertanyaan dalam instrumen

mewaliki semua unsur dimensi konsep yang sedang diteliti. Cara melakukan

validitas isi instrument dilakukan dengan cara meminta pendapat pakar bidang

Page 70: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

angs edang diteliti. Seorang pakar akan diminta untuk menelaah instrumen dan

menentkan apakah seluruh item pertanyaan telah mencakp isi dari suatu konsep

yang diteliti (Dharma, 2011). Dalam penelitian ini ditelaah oleh satu pakar

keperawatan anak yaitu Ns. Mardiyanti, M.Kep., MDS, dan dua pakar dalam

bidang gigi yaitu drg. Sinta Rosmini dan Resti Hilda Hanifah, AMKG.

Uji validitas instrumen dengan teknik korelasi pearson product moment

dilakukan peneliti setelah uji content validity. Untuk mengetahui validitas suatu

instrumen (dalam hal ini kuesioner) dilakukan dengan cara melakukan korelasi

antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel

(pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara

signifikan dengan skor totalnya. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah

teknik korelasi pearson product moment (Hastono, 2006). Kuesioner

dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,361) (Dahlan, 2012).

Peneliti melakukan uji validitas di SDN 01 Ciputat sebanyak 30 siswa yang

berusia 7 tahun. Uji validitas dengan teknik korelasi pearson product moment

didapatkan bahwa dari 16 kuesioner untuk mengukur pengetahuan, didapatkan

10 pertanyaan yang valid, sedangkan dari 16 pertanyaan variabel sikap

didapatkan 11 pernyataan yang valid. Nilai valid kuesioner pengetahuan yang

dignakan peneliti adalah dalam rentang 0,373* - 0,788**, sedangkan sikap yang

digunakan peneliti dalam rentang 0,373* - 0,858**. Selanjutnya, 5 pertanyaan

dari variabel pengetahuan dan 6 pernyataan dari variabel sikap di buang karena

Page 71: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

pertanyaan yang tidak valid sudah diwakili dalam mengukur tingkat

pengetahuan dan sikap dalam penelitian ini.

Setelah semua pertanyaan valid semua, analisis dilanjutkan dengan uji

reliabilitas. Hasil uji reliabilitas diketahui dengan cara; membandingkan nilai r

hasil dengan r tabel. Pertanyaan dinyatakan reliabel jika r alpha lebih besar

dibandingkan dengan r tabel. Nilai reliabel kuesioner variabel pengetahuan

adalah 0,820, sedangkan kuesioner variabel sikap adalah sebesar 0,839.

F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data

1. Prosedur Administrasi

a. Peneliti mengajukan surat izin dari Fakultas mengenai izin mnegambil

data dan melakukan penelitian di SD Inpres 02 Cireundeu Tangerang

Selatan

b. Peneliti mendapatkan pelatihan tata cara pemeriksaan karies gigi dan

gigi berlubang oleh dokter dan perawat gigi di Puskesmas Pisangan

c. Pengambilan data dilakukan setelah peneliti mendapat izin dari kepala

sekolah sebagai tempat penelitian

d. Peneliti melakukan pengambilan data masalah karies pada anak usia 7

tahun di SD Inpres

e. Peneliti melakukan sosialisasi penelitian kepada pihak sekolah dan

responden yang akan dilibatkan dalam penelitian

Page 72: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

f. Calon responden yang terpilih akan dijelaskan oleh peneliti mengenai

prosedur penelitian yaitu: tujuan, manfaat, hak dan kewajiban saat

menjadi responden. Responden yang bersedia kemudian diberikan

inform consent dan lembar penjelasan prosedur penelitian untuk

meminta izin kepada wali responden selanjutnya diminta

menandatanganinya

g. Memberikan pengumuman kepada responden yang telah mendapatkan

izin dari walinya mengenai waktu, tempat dan penyelenggaraan

pendidikan kesehatan

2. Prosedur Sebelum Intervensi

a. Peneliti melakukan breafing prosedur dan materi penelitian kepada

asisten peneliti dan guru yang dilibatkan dalam penelitian

b. Peneliti menyiapkan metode dan media yang akan digunakan dalam

penelitian

c. Peneliti dibantu asisten peneliti dalam mengatur posisi responden

d. Peneliti, dan asisten peneliti mengenalkan diri pada responden

e. Peneliti menjelaskan prosedur kegiatan yang akan dilakukan

3. Prosedur Intervensi

Paket pendidikaan kesehatan dalam penelitian ini menggunakan

gabungan dari metode dan media pendidikan kesehatan. Paket pendidikan

kesehatan ini dilaksanakan dengan melakukan intervensi kepada responden,

orang tua responden dan guru. Intervensi kepada responden diberikan

Page 73: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

menggunakan ceramah, poster, menyanyi, video, simulasi, eksperiment,

dan media kertas bergambar. Intervensi kepada orang tua responden

diberikan menggunakan media surat untuk wali yang berisi leaflet, kartu

remember dan penjelasan prosedural penelitian. Intervensi kepada guru

diberikan menggunakan jargon. Hal ini diharapkan adanya perubahan

pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi pada responden setelah

diberikan intervensi tersebut.

Pelaksanaan paket pendidikan kesehatan pada responden ini akan

dilaksanakan dalam waktu 6 hari.

a. Hari pertama, dilaksanakannya pre test, kemudian setelah pelaksanaan

pre test akan diajarkan menyanyikan lagu menggosok gigi disertai

dengan gerakan dan menempelkan poster. Pretest pengetahuan dan

sikap dilaksanakan dengan dibacakan pertanyaan yang ada dalam

kuesioner oleh peneliti langsung. Saat pretest peneliti juga melibatkan

guru dan asisten peneliti sebagai pengawas agar pelaksanaan pretest

kondusif dan menghindari contek-menyontek jawaban. Sedangkan

pelaksanaan pretest tindakan menggosok gigi, peneliti dibantu 2 asisten

peneliti dalam memvideokan praktik menggosok gigi responden dengan

estimasi 3 menit/anak. Poster ditempel di dinding kelas bagian belakang

dengan jumlah 3 poster berukuran A3 (29,3 cm x 42 cm).

b. Hari kedua, akan dilaksanakan serangkaian acara pendidikan kesehatan

dengan menggunakan kombinasi metode dan media pendidikan

Page 74: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

kesehatan yaitu metode ceramah dengan poster, metode video, dan

simulasi.

1) Langkah pertama, saat penyuluhan berlangsung, pemateri

menyampaikan materi dengan metode ceramah tentang kesehatan

gigi dengan media poster, hal ini untuk mencapai goal perubahan

pengetahuan. Materi yang disampaikan mengenai perawatan gigi

adalah sebagai berikut

a) Penyebab masalah kesehatan gigi

b) Akibat masalah kesehatan gigi

c) Pentingnya mengogsok gigi

d) Menggosok gigi : waktu & frekuensi menggosok gigi,

penggunaan sikat gigi, cara menggosok gigi, penggunaan

flouride

e) Pengaturan makanan

f) Pemeriksaan gigi ke dokter gigi

2) Responden menyimak materi yang disampaikan dengan melihat

poster yang disediakan. Poster berukuran A0 (84,1 cm x 118,9 cm).

3) Responden dapat menanyakan hal-hal yang kurang jelas atau

kurang di mengerti selama proses penyampaian materi berlangsung

4) Responden dipaparkan video mengenai seseorang yang

mengalami masalah gigi karena tidak melakukan perawatan gigi

dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mencapai goal perubahan sikap.

Page 75: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Setelah pemutaran video, akan dilakukan review mengenai isi video

serta akan diberikan waktu untuk beberapa responden menanggapi

isi video tersebut. Video tersebut akan berisi beberapa tema

a) Masalah kesehatan gigi akibat tidak melakukan perawatan

b) Beberapa sikap terhadap perawatan gigi : Cara menyikat gigi

dengan benar, diet, dan mengunjungi dokter gigi

5) Simulasi cara menyikat gigi langsung dilakukan oleh pemateri dan

di ikuti responden secara serentak sambil menyanyikan lagu

menggosok gigi. Sambil melakukan praktek menggosok gigi

responden akan membawa kaca untuk melihat secara langsung cara

menggosok gigi. Dilakukannya simulasi menggosok gigi ini

diharapkan akan berpengaruh terhadap perubahan skill anak dalam

melakukan gosok gigi secara benar.

6) Responden dibagi secara merata dalam 4 kelompok dan dikoordinir

langsung oleh 3 asisten peneliti dan peneliti untuk mempragakan

cara menggosok gigi secara langsung

7) Waktu yang diperlukan dalam proses pembelajaran dari

pendahuluan sampai penutup adalah 60 menit.

c. Hari ketiga

Saat hari ke tiga akan dilaksanakannya menyanyi lagu gosok gigi

bersama dan dilakukannya egg eksperiment observation hal ini

diharapkan agar anak dapat menilai dalam memilih minuman yang

Page 76: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

merusak dan menyehatkan gigi. Pelaksanaan egg eksperiment

observation ini responden dibagi menjadi 2 kelompok yang dikoordinir

oleh peneliti dan 1 asisten peneliti. Tiap kelompok mendapatkan 4

sediaan untuk mencoba secara terpimpin egg eksperiment nya. Sebelum

melakukan percobaan anak akan dijelaskan mengenai:

1) Cara perawatan gigi

2) Pentingnya perawatan gigi

3) Minuman yang merusak gigi

Dalam teori disebutkan bahwa stuktur kulit telur matang mirip dengan

struktur enamel gigi anak kecil.

Bahan-bahan yang dibutuhkan

a) 8 telur rebus d) Soda

b) Air e) Gelas plastik

c) Cuka f) Teh

Cara kerja

a) Rebus telur, pastikan kulit telur tidak pecah saat di rebus karena

akan mempengaruhi hasil

b) Setelah telur dingin, bantu anak-anak untuk memasukkan telur ke

dalam gelas plastik, kemudian isi masing-masing gelas plastik

dengan air, soda, cuka dan teh untuk membandingkan

c) Diamkan semalaman untuk menunggu hasilnya (Davala, 2013).

Page 77: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Setelah eksperiment dilakukan, telur yang sudah direbus didiamkan

dan pada saat hari ke empat akan dilakukan observasi kembali dari hasil

percobaan.

d. Hari ke empat

Hari ke empat akan dilaksanakannya menyanyikan lagu menggosok

gigi, kemudian dilakukan observasi dari egg exsperiment dari hari

sebelumnya. Anak-anak akan dijelaskan perbedaan pengaruh masing-

masing sediaan dan dilanjutkan dengan review materi. Peneliti di bantu

oleh 1 asisten peneliti dalam menjelaskan egg eksperiment kepada

seluruh responden.

e. Hari ke lima

Hari ke lima akan dilakukan menyanyikan lagu menggosok gigi secara

bersama sebelum pembelajaran sekolah dimulai serta review tentang

1) Cara perawatan gigi

2) Menggosok gigi (frekuensi, waktu, cara dan menggunakan pasta

gigi yang baik).

Setelah itu responden akan diajak belajar cara mengidentifikasi

makanan penyebab gigi berlubang. Masing-masing responden

diberikan kertas bergambar makanan yang menyehatkan gigi dan

merusak gigi, kemudian responden diminta untuk memilih

menempelkan kertas tersebut di 2 papan kertas yang telah disediakan.

Pada bagian akhir sesi akan diadakan review tentang identifikasi

Page 78: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

makanan dan minuman yang menyehatkan dan merusak gigi. Peneliti

dibantu 1 asisten peneliti dalam pelaksanaan identifikasi kertas

bergambar.

f. Hari ke enam

Peneliti dibantu oleh fasilitator dalam melakukan post test dengan

menggunakan metode yang sama seperti pre test sebelumnya dengan

bantan 2 asisten peneliti.

Intervensi yang diberikan kepada orang tua dalam penelitian ini adalah

surat untuk wali. Surat tersebut diberikan pada hari ke-2 penelitian yang

didalamnya berisi penjelasan penelitian, kartu remember menggosok gigi anak

dan leaflet. Leaflet memiliki ukuran A4, sedangkan kartu remember berukuran

3 cm x 7 cm). Adapun isi leaflet adalah sebagai berikut

a. Pentingnya menggosok gigi

b. Menggosok gigi : waktu & frekuensi menggosok gigi, penggunaan sikat

gigi, cara menggosok gigi, dan penggunaan flouride

c. Pengaturan makanan

d. Pemeriksaan gigi ke dokter gigi

Surat untuk wali tersebut juga berisi penjelasan prosedural penelitian

dimana hal ini diharapkan agar wali juga terlibat dalam penelitian ini dengan

cara dapat mengingatkan kepada anaknya (responden) untuk menggosok gigi

dengan benar (frekuensi, cara dan waktu), dan mendukung agar responden

bersedia mengurangi makanan-makanan manis.

Page 79: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Intervensi yang diberikan kepada guru adalah berupa jargon dalam

upaya mendukung peningkatan kesehatan gigi dan mulut. Terdapat 3 jargon

yang akan di ajarkan. Hal ini diharapkan guru yang bersangkutan dapat

mengingatkan kesehatan gigi dan mulut siswa (responden) dengan jargon

tersebut. Adapun isi dari jargon tersebut adalah waktu yang benar dalam

menggosok gigi, anjuran mengurangi makanan yang manis, serta anjuran ke

dokter gigi. Jargon dipimpin oleh guru dan di ikuti responden minimal 1x

sehari. Adapun jagon yang diajarkan adalah

a) 2x sikat gigi : setelah sarapan, sebelum tidur

b) Makan-makanan manis : No

c) Mengunjungi dokter gigi : 6 bulan sekali

G. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah

pengelolaan data antara lain sebagai berikut (Hidayat, 2007):

1. Editing yaitu kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir

kuesioner; lengkap, jelas (jawaban semua terbaca), relevan, dan konsisten.

2. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk bilangan. Tujuannya untuk mempermudah saat analisis data,

mempercepat saat (entry) data.

Page 80: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

3. Scoring yaitu setiap sub variabel diberikan skor dengan kategori data dan

jumlah butir pertanyaan dari subvariabel yang bersangkutan. Hasil skor

tersebut kemudian dijumlahkan.

4. Entry data yaitu memasukkan data pada program statistik komputer.

5. Cleaning setelah semua data dimasukkan langkah selanjutnya adalah

pengecekan kembali data untuk melihat kemungkinan ada kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan lain sebagainya.

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dilakukan analisis dalam bentuk

analisis univariat dan bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap karakteristik responden dan

variabel dependen. Tujuan analisis ini adalah untuk menjelaskan masing-

masing variabel yang diteliti. Analisis data yang berjenis numerik yang

meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan, maka dilakukan dengan tendency

central yaitu dengan mean jika datanya berdistribusi normal, jika data tidak

berdistribusi normal maka dengan median (Hastono, 2006).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara

dua variabel, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Analisis

dalam penelitian ini adalah uji t dependen untuk mengetahui pengaruh paket

Page 81: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan

menggosok gigi sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Uji T dependen

digunakan jika data terdistribusi normal, sedangkan Uji wilcoxon

digunakan jika data tidak terdistribusi normal. Data tidak terdistribusi

normal jika p value < α, dan terdistribusi normal jika p value > α (Dahlan,

2008). Skala ukur dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal.

Sebelum dilakukan analisis bivariat peneliti melakukan uji

normalitas terlebih dahulu terhadap data yang ada dengan menggunakan

shapiro-wilk yaitu, uji normalitas untuk sampel yang sedikit (kurang dari

50). Data dikatakan normal jika nilai probibilitas lebih dari 0,05 (P value >

α). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel beikut:

Tabel 4. 2 Tabel Uji Normalitas Data Skor Pengetahuan, Sikap dan

Tindakan Responden

Vaiabel pengetahuan berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat diketahui

bahwa saat pretest data yang didapatkan terdistribusi normal dengan P

value sebesar 0,061 > (0,05), sedangkan skor pengetahuan posttest (0,002

Variabel Uji Normalitas

shapiro-wilk (P-Value)

Keterangan

Pengetahuan Pre-test 0,061 Normal

Post-test 0,002 Tidak Normal

Sikap Pre-test 0,060 Normal

Post-test 0,024 Tidak Normal

Tindakan Pre-test 0,001 Tidak Normal

Post-test 0,002 Tidak Normal

Page 82: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

< 0,05) tidak terdistribusi normal. Skor nilai sikap pretest terdistribusi

normal dengan nilai p value 0,060 > (0,05) sedangkan skor posttest tidak

terdistribusi normal (0,024 < 0,05). Nilai skor tindakan pretest (0,001 <

0,05) dan posttest (0,002 < 0,005) sehingga dapat diketahui bahwa data

pada variabel tindakan juga tidak terdistribusi normal. Jadi pada semua data

di atas dari 3 variabel yaitu, pengetahuan, sikap, dan tindakan tidak

terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi normal dilakukan

tranformasi data dengan tujuan agar data dapat terdistribusi normal. Setelah

dilakukan tansformasi data hasil transformasi data ang diperoleh sebagai

berikut yaitu pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 3 Tabel Uji Normalitas Data Tansformasi Hasil Skor

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden

Variabel Uji Normalitas

shapiro-wilk (P-

Value)

Keterangan

Pengetahuan Pre-test 0,001 Tidak Normal

Post-test 0,003 Tidak Normal

Sikap Pre-test 0,000 Tidak Normal

Post-test 0,015 Tidak Normal

Tindakan Pre-test 0,044 Tidak Normal

Post-test 0,001 Tidak Normal

Variabel nilai pengetahuan, sikap dan tindakan setelah dilakukan

transformasi data, hasilnya bahwa ketiga data tersebut tidak terdistribusi

normal. Jadi, analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji

wilcoxon.

Page 83: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

I. Etika Penelitian

Setiadi (2007) penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek

tidak boleh bertentangan dengan etik. Penelitian yang akan dilakukan harus

mengikuti aturan etik penelitian yaitu adanya persetujuan dari responden.

Bentuk etika penelitian ini adalah:

1. Lembar persetujuan (Inform Concent)

Tujuan dari lembar persetujuan ini agar responden mengetahui

maksud, tujuan dan dampak yang mungkin terjadi selama penelitian. Jika

responden bersedia diikutsertakan dalam penelitian maka responden harus

bersedia menandatangani lembar persetujuan dan akan diteliti oleh peneliti

dengan tetap menghormati hak-haknya sebagai subjek penelitian

2. Kerahasiaan

Peneliti dalam menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi

yang diberikan. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai

dokumentasi penelitian.

3. Asas Kemanfaatan

Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko dari

penelitian yang dilakukan yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan

apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko atau dampak

negatif yang akan terjadi. Peneliti akan melaksanakan penelitian sesuai

prosedur yang penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat

semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan di

Page 84: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

tingkat populasi. Penelitian yang dilakukan harus bebas dari penderitaan

yaitu dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan khususnya jika

menggunakan tindakan khusus.

4. Asas Keadilan

Asas keadilan menunjukkan bahwa peneliti harus adil dalam

memberikan perlakuan. Peneliti memperlakukan seseorang secara adil

tanpa membeda-bedakan responden saat penelitian (Setiadi, 2007)

Page 85: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

66

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan memaparkan hasil penelitian dari pengaruh paket pendidikan

kesehatan tehadap pengetahuan, sikap dan tindakan siswa di SDN 02 Cireundeu,

Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini dilakukan selama 7 hari dimulai dari tanggal

18 maret-23 maret (kecuali hari minggu). Jumlah total responden yang mengikuti

penelitian ini adalah 29 responden dengan menggunakan satu kelompok intervensi.

Setelah dilakukan analisis, 3 anak dieliminasi karena tidak mengikuti penelitian ini

secara keseluruhan (tidak masuk sekolah). Sehingga total data yang diolah adalah 27

responden yang telah diberikan intervensi paket pendidikan kesehatan gigi.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD inpres 02 Cireundeu, Tangerang Selatan,

Banten yang beralamat di Jl. SD Inpes No. 60, Pisangan Barat, Cireundeu,

Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini melibatkan responden yang berumur

7 tahun, sehingga responden terdapat pada kelas satu pada SD tersebut. Pada

penelitian ini akan dilakukan paket pendidikan kesehatan gigi tehadap

pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi pada responden. Pada SD

Inpes 02 Cireundeu belum dilaksanakannya pendidikan kesehatan tentang

kesehatan gigi pada responden yang akan dijadikan penelitian. SD Inpres 02

Cireundeu belum memiliki UKS, selain itu belum adanya kerjaama dari

Page 86: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

puskesmas setempat untuk upaya kesehatan gigi. Jadi peneliti melakukan

penelitian di SD tersebut.

B. Analisis Univariat

1. Jenis Kelamin Responden

Distribusi jenis kelamin responden yang terlibat dalam penelitian ini

dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 5. 1 Distribusi Jenis Kelamin Responden Penelitian

Variabel

Jenis Kelamin

N %

Laki-Laki 20 74,1

Perempuan 7 25,9

Total 27 100

Tabel 5.1 tersebut menunjukkan bahwa presentase jenis kelamin

laki-laki lebih besar dari pada perempuan, yaitu laki-laki sebesar 74% (20

orang) dan perempuan 25,9% (7 orang). Responden yang terlibat dalam

penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki.

2. Pengetahuan Responden

Perbedaan pengetahuan responden sebelum diberikan paket

pendidikan kesehatan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat

dilihat dari tabel 5.2 di bawah ini:

Page 87: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Tabel 5. 2 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pengaruh

Paket Pendidikan kesehatan Gigi

Karakteristik

Pengetahuan

Pre Test Post Test

Frekuensi Presentase

(%)

Frekuensi Presentase

(%)

Baik 4 14,8 13 48,1

Cukup 10 37,0 14 51,9

Kurang 13 48,1 - -

Total 27 100 27 100

Penilaian tingkat pengetahuan, diklasifikasikan menjadi 3

kategori yaitu pengetahuan baik, cukup, dan kurang. Tingkat

pengetahuan responden berdasarkan data tersebut sebelum diberikan

paket pendidikan kesehatan gigi, yang termasuk dalam kategori baik

terdapat 4 responden yaitu 14,8%, responden dengan kategori

pengetahuan cukup sebanyak 10 responden yaitu 37,0%, sedangkan

responden dengan kategori pengetahuan kurang lebih besar yaitu

sebanyak 13 responden atau 48%. Saat pretest responden didominasi

oleh kategori pengetahuan yang kurang, sedangkan setelah posttest

tidak ada responden yang memiliki pengetahuan yang kurang.

Tingkat pengetahuan responden diukur kembali dengan soal

yang sama setelah diberikan paket pendidikan kesehatan gigi. Hasilnya

adalah sebanyak 13 responden yaitu 48,1% responden berpengetahuan

baik dan 14 responden atau 51,9% responden berpengetahuan cukup

Page 88: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

serta tidak ada responden yang masuk dalam kategori pengetahuan

kurang.

3. Sikap Responden

Perbedaan sikap responden sebelum diberikan paket pendidikan

kesehatan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat di lihat dari

tabel 5.3 di bawah ini:

Tabel 5. 3 Gambaran Sikap Responden terhadap Pengaruh Paket

Pendidikan Kesehatan Gigi

Karakteristik

Sikap

Pre Test Post Test

Frekuensi Presentase

(%)

Frekuensi Presentase

(%)

Baik - - 8 29,6

Cukup 4 14,8 16 59,3

Kurang 23 85,2 3 11,1

Total 27 100 27 100

Tingkat sikap dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 3

kategori yaitu sikap baik, cukup dan kurang tehadap menggosok gigi.

Tingkat sikap responden sebelum diberikan paket pendidikan kesehatan

gigi berdasarkan tabel 5.3, yang termasuk dalam kategori baik tidak ada,

terdapat 4 responden yaitu 14,8% responden dengan kategori sikap yang

cukup, sedangkan sisanya sebanyak 23 responden yaitu 85,2% termasuk

dalam kategori sikap terhadap kesehatan gigi kurang. Sikap responden yang

kurang terhadap kesehatan gigi ditemukan paling besar. Pretest kategori

Page 89: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

sikap responden didominasi oleh kategori sikap yang kurang terhadap

menggosok gigi yang benar.

Setelah diberikan paket pendidikan kesehatan gigi, tingkat sikap

responden diukur kembali dengan soal yang sama. Hasilnya adalah

sebanyak 8 responden yaitu 29,6% responden memiliki sikap yang baik dan

16 responden atau 59,3% responden memiliki sikap yang cukup serta 3

responden atau 11,1% yang masih masuk dalam kategori sikap yang

kurang. Presentase responden yang memiliki sikap yang kurang paling

sedikit di antara kedua kategori lainnya.

4. Tindakan Responden

Perbedaan tindakan responden sebelum diberikan paket pendidikan

kesehatan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat dari

tabel 5.4 di bawah ini:

Tabel 5. 4 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pengaruh Paket

Pendidikan Kesehatan Gigi

Karakteristik

Tindakan

Pre Test Post Test

Frekuensi Presentase

(%)

Frekuensi Presentase

(%)

Baik 2 7,4 21 77,8

Cukup 3 11,1 6 22,2

Kurang 22 81,5 - -

Total 27 100 27 100

Page 90: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Penilaian tindakan responden dalam menggosok gigi,

diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu tindakan baik, cukup dan kurang.

Tingkat tindakan responden berdasarkan tabel 5.4 tersebut sebelum

diberikan paket pendidikan kesehatan gigi yang termasuk dalam kategori

baik 2 responden yaitu 7,4%, terdapat 3 responden yaitu 11,1%, responden

dengan kategori sikap yang cukup, sedangkan sisanya yang mendominasi

adalah sebanyak 22 responden yaitu 81,5% termasuk dalam kategori

tindakan menggosok gigi yang kurang.

Tingkat tindakan responden diukur kembali dengan soal yang sama

setelah diberikan paket pendidikan kesehatan gigi. Hasilnya adalah

tindakan responden dalam menggosok gigi yang benar didominasi oleh

kategori baik yaitu sebanyak 21 responden atau 77,8%% responden dan 6

responden atau 22,2% responden masih memiliki sikap yang cukup dan

responden yang masuk dalam kategori tindakan menggosok gigi yang

kurang baik setelah posttest tidak ditemukan lagi.

C. Analisis Bivariat

1. Pengaruh Metode Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Tingkat

Pengetahuan Responden

Hasil uji wilcoxon pada variabel pengetahuan penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 5.5 di bawah ini

Page 91: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Tabel 5. 5 Analisa Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi

tehadap Pengetahuan

Pengetahuan Mean Standart

Deviasi

(SD)

Min-

Max

P Value Z

Pre Test 55,93 16,701 20-80 0,000 -0,966 Post Test 79,26 14,392 60-100

Kuesioner pengetahuan yang berisi 10 pertanyaan, berdasarkan

tabel 5.5 di atas setelah dilakukan analisis bahwa, nilai rata-rata tingkat

pengetahuan responden sebelum diberikan paket pendidikan kesehatan

gigi sebesar 55,93, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan

meningkat menjadi 79,26. Rata-rata pretest dan posttest pengetahuan

mengalami peningkatan sebanyak 23,33 poin. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa terdapat peningkatan skor pengetahuan responden terhadap

kesehatan gigi. Standart deviasi saat pretest 16,701 dan setelah posttest

menjadi 14,392. Nilai minimum antara pretest dan posttest memiliki

selisih 40 poin, sedangkan nilai maksimum antara pretest dan posttest

hanya memiliki selisih 20 poin.

Setelah dianalisis menggunakan uji wilcoxon berdasarkan tabel

5.7, bahwa perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah

dilakukan paket pendidikan kesehatan gigi dipeoleh nilai z sebesar -

0,966 dan nilai p value sebesar 0,000 (α < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa paket pendidikan kesehatan bepengaruh terhadap tingkat

Page 92: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

pengetahuan responden. Jadi disimpulkan bahwa pada alpha 5%

terdapat pengaruh paket pendidikan kesehatan yang bermakna

(signifikan) tehadap perubahan pengetahuan responden tentang

kesehatan gigi.

2. Pengaruh Metode Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Tingkat

Sikap Responden

Hasil uji wilcoxon pada variabel sikap penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 5.6 di bawah ini:

Tabel 5. 6 Analisa Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi tehadap

Sikap

Sikap Mean Standart

Deviasi

(SD)

Min-

Max

P Value Z

Pre Test 46,46 14,774 9-73 0,000 -4,490

Post Test 69,70 10,697 45-91

Kuesioner sikap yang berisi 11 pertanyaan berdasarkan tabel 5.4

tesebut, setelah dilakukan analisis bahwa, nilai rata-rata tingkat sikap

responden sebelum diberikan paket pendidikan kesehatan gigi sebesar

46,46, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan meningkat

menjadi 69,70. Nilai rata-rata pretest dan posttest tingkat sikap mengalami

kenaikan sebesar 23,24 poin. Standart deviasi saat pretest 14,774 dan

setelah posttest menjadi 10,697. Nilai minimum sikap responden saat

Page 93: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

pretest sebesar 9 dan meningkat menjadi 45 saat posttest. Nilai maksimum

pretest sebesar 73 dan meningkat saat posttest menjadi 91.

Setelah dianalisis menggunakan uji wilcoxon berdasarkan tabel 5.6

di atas, bahwa perbedaan tingkat sikap responden sebelum dan sesudah

dilakukan paket pendidikan kesehatan gigi diperoleh nilai z sebesar -4,490

dan nilai p value sebesar 0,000 (α < 0,05) Jadi disimpulkan bahwa pada

alpha 5%, terdapat pengaruh paket pendidikan kesehatan yang bermakna

(signifikan) tehadap perubahan sikap responden tentang kesehatan gigi. Hal

ini menunjukkan bahwa paket pendidikan kesehatan bepengaruh terhadap

tingkat sikap responden.

3. Pengaruh Metode Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap

Tindakan Responden

Hasil uji wilcoxon pada variabel tindakan penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 5.7 di bawah ini

Tabel 5. 7 Analisa Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi

tehadap Tindakan

Tindakan Mean Standart

Deviasi

(SD)

Min-

Max

P Value Z

Pre Test 47,53 13,476 29-86 0,000 -4,462

Post Test 78,84 5,172 67-86

Page 94: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Kuesioner tindakan yang berisi 21 item cara menggosok gigi

berdasarkan tabel 5.7 di atas, setelah dilakukan analisis bahwa, nilai rata-

rata tindakan responden menggosok gigi sebelum diberikan paket

pendidikan kesehatan gigi sebesar 47,53, sedangkan setelah diberikan

pendidikan kesehatan meningkat menjadi 78,84. Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat peningkatan nilai rata-rata antara pretest dan posttest

sebesar 31,31 poin. Standart deviasi saat pretest 13,476 dan setelah posttest

menjadi 5,172. Nilai minimum tindakan responden saat pretest sebesar 29

dan meningkat menjadi 67 saat posttest. Sedangkan, nilai maksimum saat

petest dan posttest tidak ada peningkatan.

Setelah dianalisis menggunakan uji wilcoxon pada tabel 5.9 bahwa

perbedaan tingkat tindakan menggosok gigi responden sebelum dan

sesudah dilakukan paket pendidikan kesehatan gigi diperoleh nilai z sebesar

-4,462 dan nilai p value sebesar 0,000 (α < 0,05) sehingga dapat

disimpulkan, dengan alpha 5% bahwa paket pendidikan kesehatan ini

berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan tindakan dalam

menggosok gigi. Hal ini menunjukkan bahwa paket pendidikan kesehatan

berpengaruh terhadap tingkat tindakan menggosok gigi responden.

Page 95: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

76

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan hasil penelitian mengenai

paket pendidikan kesehatan gigi dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan

menggosok gigi di SD Inpes 02 Cireundeu Tangerang Selatan Banten. Pembahasan ini

terdiri atas interpretasi dan diskusi hasil serta keterkaitan amtara hasil penelitian

dengan tinjauan teori dan hasil penelitian sebelumnya. Bab ini juga menjelaskan

tentang keterbatasan penelitian.

A. Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Nilai Pengetahuan

Responden

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

dll) (W. I. Mubarak, 2007). Pada penelitian ini menggunakan bebagai metode

dan media pendidikan kesehatan. Media pendidikan kesehatan merupakan salah

satu unsur input yang berpengaruh pada pelakanaan pendidikan kesehatan

(Notoatmodjo, 2010). Alat bantu pendidikan kesehatan merupakan alat yang

digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan pengarahan pendidikan

kesehatan (Fitriani, 2011). Penelitian ini menggunakan metode paket

pendidikan kesehatan yang menggunakan metode poster, kertas bergambar,

Page 96: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

eksperimen, video, simulasi, menyanyi, serta intervensi yang dilakukan ke guru

dan orang tua responden untuk meningkatan pengetahuan responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh paket pendidikan

kesehatan yang bermakna (signifikan) tehadap perubahan pengetahuan

responden tentang kesehatan gigi. Paket pendidikan kesehatan ini dikemas

menggunakan berbagai macam metode dan media. Salah satu media yang

digunakan dalam upaya meningkatkan pengetahuan adalah dengan media

poster serta kertas bergambar. Penelitian yang telah dilakukan Friedman,

Cosby, Boyko, & Turnbull tahun (2009) yang berjudul “effective teaching

strategies and methods of delivery for patient education: evidentiary base”,

salah satu strategi pembelajaran yang diteliti adalah media tulis, bahwa media

tulis effektif untuk strategi pembelajaran sebagai recall informasi dan menarik

perhatian. Hal ini didukung oleh penelitian Andriany dkk (2016) tentang

perbandingan efektifitas media penyuluhan poster dan kartun animasi terhadap

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Hasil dari uji t berpasangan

menunjukkan signifikansi nilai p yaitu 0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan

terdapat perbedaan yang bermakna tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan media penyuluhan poster.

Poster termasuk dalam ketegori alat bantu lihat. Poster merupakan suatu

tampilan khusus dimana berisi kombinasi gambar. Poster mendukung

lingkungan edukatif yang positif dan menekankan pada anjuran suatu hal.

Page 97: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Sehingga dengan media tersebut anak lebih memahami tentang materi yang

disampaikan (Gilbert et al., 2010), akibatnya terjadi peningkatan nilai posttest.

Menurut teori kerucut pengalaman belajar Edgar, bahwa poster yang

disampaikan dengan metode ceramah termasuk dalam kategori alat bantu

dengar dan lihat. Maka dalam kurun waktu 2 minggu responden akan dapat

mengingat 50% apa yang telah didengar dan dilihatnya. Sehingga

memungkinkan dalam penelitian ini retensi responden terhadap materi yang

didapatkan masih ada (Nursalam, 2008). Untuk menambahkan presentase dari

informasi yang dapat diingat responden dalam menyasar peningkatan

pengetahuan ini peneliti juga menggunakan metode kertas bergambar. Paket

pendidikan kesehatan yang terdiri dari metode dan media pendidikan kesehatan

ini tujuannya agar menstimulasi banyak indra yang digunakan oleh responden

dalam menerima informasi, sehingga retensi informasi tersebut lebih besar

diterima.

Metode kertas bergambar diharapkan dapat memacu responden untuk

mengidentifikasi materi tentang makanan yang menyehatkan dan merusak gigi.

Hal itu sesuai dengan satu teori bahwa dalam mengembangkan daya nalar anak,

dapat dilakukan dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat atau

gagasan atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun

peristiwa yang terjadi di sekitarnya (Yusuf, 2011). Penelitian yang dilakukan

Friedman, Cosby, Boyko, & Turnbull tahun (2009) dalam membandingkan

Page 98: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

antara keefektifan kombinasi strategi ceramah dan media tulis dengan strategi

ceramah saja ditemukan bahwa kombinasi strategi ceramah dan media tulis

lebih meningkatkan pengetahuan secara signifikan. Sehingga dapat

disimpulkan media tersebut meningkatkan kemampuan kognitif responden

yang dapat dilihat secara objektif dari hasil posttest pengetahuan yang

mengalami peningkatan. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor predisposisi,

yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, pengalaman, minat, kebudayaan, informasi.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarakan teori tersebut dalam

penelitian ini adalah informasi dan umur. Faktor informasi mengacu pada

pendidikan kesehatan yang telah diberikan sesuai yang dipaparkan di atas,

sedangkan faktor umur mempengaruhi terhadap kemampuan kognitif anak

(Notoatmodjo, 2010). Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik (Notoatmodjo, 2008). Responden yang terpilih dalam penelitian ini

adalah siswa yang berumur 7 tahun, dimana anak usia 7-11 tahun secara tahap

perkembangan sudah memasuki tahapan cara berpikir logis, masuk akal, dan

semakin tersosialisasi (mampu mempertimbangkan sudut pandang orang lain

yang berbeda dan sudut pandang mereka sendiri). Kemampuan kognitif pada

masa ini juga sudah cukup untuk menjadikan dasar diberikannya berbagai

kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya.

Kecakapan yang diberikan pada responden dalam penelitian ini adalah berupa

Page 99: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

sumber informasi melalui paket pendidikan kesehatan. Hal ini mengakibatkan

terjadinya peningkatan nilai post test.

B. Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus/objek (Notoadmodjo, 2007). Sikap dalam penelitian ini

diukur menggunakan pernyataan sikap yang berisi hal-hal yang positif

mengenai objek sikap, yaitu bersifat mendukung atau memihak pada objek

dalam upaya menjaga kesehatan gigi serta berisi hal-hal negatif mengenai objek

sikap dan bersifat tidak mendukung atau kontra terhadap kesehatan gigi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Pengukuran sikap dapat dengan ditanyakan bagaimana pendapat atau

pertanyaan kepada responden terhadap suatu objek. memberikan tanggapan

atau jawaban terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi yang diberikan

adalah suatu indikasi dari sikap seseorang (Azwar, 2008).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh paket pendidikan

kesehatan terhadap sikap anak dalam menggosok gigi. Hal ini mendukung

penelitian sebelumnya yaitu penelitian Aisyah (2010) bahwa paket pendidikan

kesehatan yang diberikan dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap dengan

nilai p value =0,017 sehingga terjadi perbedaan sikap ibu post partum primipara

anatara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi. Penelitian ini juga

mendukung penelitian Yani, Mudzakkir, & Hardjito (2010) yaitu pendidikan

Page 100: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

kesehatan effektif terhadap perubahan nilai sikap responden dengan nilai p

value sebesar 0,000, penelitian tersebut menggunakan alat bantu booklet dan

alat peraga, hal tesebut bertujuan untuk melibatkan indra sebanyak-banyaknya.

Penelitian ini juga menggunakan beberapa metode dan media pendidikan

kesehatan sehingga banyak indra yang terlibat untuk menerima informasi yang

diberikan.

Informasi yang diterima oleh subjek sehingga dapat berpengaruh pada

suatu perubahan sikap membutuhkan pengulangan agar terjadi proses dan

pemahaman dalam diri subjek (Azwar, 2008). Informasi yang diberikan secara

berulang-ulang, memudahkan membantu responden dalam memahami

informasi sehingga responden bisa menentukan sikap yang sesuai tentang

gosok gigi. Penelitian yang dilakukan (Sari, Ulfianana, & Dian, 2012)

menyebutkan bahwa penggunaan metode permainan ular tangga yang

dilakukan secara berulang yaitu sebanyak empat kali dapat menyebabkan

perubahan sikap menggosok gigi yang positif. Hal ini sesuai dengan prosedural

saat dilakukan paket pendidikan kesehatan dengan diberikan informasi yang

berulang-ulang selama 1 minggu sehingga hasil penelitian ini terdapat

perubahan peningkatan sikap anak terhadap menggosok gigi .

Pengetahuan, sikap dan tindakan adalah satu kesatuan. Pengetahuan

merupakan sesuatu yang seseorang ketahui, sikap adalah apa yang telah

seseorang yakini, sedangkan tindakan adalah sesuatu yang mampu orang

Page 101: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

lakukan. Sikap adalah tingkatan kedua dalam perilaku. Sikap akan

mempresentasikan kecondongan seseorang terhadap sesuatu untuk bertindak

(Gilbert et al., 2010). Bloom dalam Notoatmodjo (2008) mengungkapkan

bahwa orang akan mengubah sikap, jika ia mampu mengubah komponen

kognitif terlebih dahulu. Informasi yang disampaikan dalam video memberikan

pengaruh pada kemampuan kognitif serta afektif seseorang (Gilbert et al.,

2010). Adanya informasi baru mengenai gosok gigi yang dikemas di dalam

video dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap gosok

gigi responden. Informasi tentang gosok gigi dalam video membawa pesan

persuasif sehingga dapat memberikan dasar yang cukup kuat dalam menilai

suatu hal dan membentuk suatu sikap tertentu. Akibatnya terjadi peningkatan

nilai sikap pada responden.

C. Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan terhadap Tindakan Menggosok

Gigi

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh paket pendidikan

kesehatan terhadap tindakan menggosok gigi pada anak. Penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) bahwa pendidikan

kesehatan gosok gigi dengan metode permainan simulasi ular tangga dapat

meningkatkan nilai aplikasi tindakan gosok gigi pada responden kelompok

perlakuan. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Pujiyasari, Hartini, & Nurullita (2014) yang menyebutkan

Page 102: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

bahwa metode latihan menggosok gigi dapat diterapkan dalam mengajakan

kemandirian anak untuk menggosok gigi. Hal ini sesuai penelitian ini yaitu

adanya metode simulasi dapat mendorong kemandirian karena anak mencoba

praktik secara langsung dalam menggosok gigi serta terpimpin.

Pada anak usia sekolah terjadi perubahan peningkatan motorik maupun

kognitif. Terdapat hubungan antara kemampuan melakukan sikat gigi dengan

perkembangan psikomotor pada anak (Prasada, 2016; Mahmoodi et al., 2014).

Dalam penelitian ini responden yang dilibatkan adalah yang berumur 7 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh paket pendidikan kesehatan

dalam meningkatkan tindakan. Hal ini mendukung teori yang menyebutkan

bahwa berdasarkan perkembangan psikomotornya anak dengan usia tersebut

sudah mampu melakukan cara menggosok gigi dengan benar (Mahmoodi et al.,

2014).

Bermaknanya perubahan tindakan dalam menggosok gigi pada anak

dapat dilihat dari perbedaan perubahan skor antara pretest dan posttest dan

posttest karena dengan adanya pemahaman informasi yang diperoleh. Sejalan

dengan hal tersebut, adanya peningkatan ketrampilan psikomotorik yaitu

perilaku yang terampil dalam kesehatan gigi adalah sebagai hasil dari

pengetahuan dan perubahan sikap (Notoatmodjo,2007). Penelitian yang

dilakukan (Bornstein, Cote, Haynes, Hahn, & Park, 2012) menyebutkan bahwa

faktor predisposisi penting yang membentuk tindakan adalah pengetahuan dan

Page 103: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

sikap. Hal ini sesuai penelitian ini, bahwa terdapatnya peningkatan skor

pengetahuan dan sikap, sehingga terjadinya peningkatan skor tindakan.

Peningkatan skor tindakan dalam menggosok gigi yang benar juga dapat

disebabkan karena penggunaan metode pendidikan kesehatan yang beragam.

Metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya

sehingga antar metode dapat melengkapi satu sama lain. Seseorang dapat

mempelajari sesuatu dengan lebih baik apabila menggunakan lebih dari satu

indera ketika menerima pendidikan kesehatan, apa yang diingat dari isi

penyuluhan adalah 50% dari apa yang didengar dan dilihat. Semakin banyak

dalam menggunakan penginderaan dalam belajar maka akan semakin baik

(Dinkes, 2008). Penelitian yang dilakukan Obaid (2013) yang berjudul ”the

impact of using multi-sensory approach for teaching students with learning

disabilities” bahwa setelah membandingkan dua kelompok yang diberikan

intervensi multi sensory ( melibatkan visual, audio dan taktil) dengan kelompok

kontrol yang hanya diberikan pengajaan tadisional (ceramah) hasil

penelitiannya bahwa kelompok intervensi antara skor pre test dan post test

terdapat peningkatan skor yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol.

Paket pendidikan kesehatan dengan beragam metode dan media pendidikan

kesehatan memungkinkan sangat potensial untuk strategi pendidikan kesehatan

dalam upaya meningkatan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Page 104: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Konsep yang mendasari terbentuknya perilaku adalah pengetahuan dan

tindakan, untuk diwujudkan dalam bentuk perilaku ia harus mengetahui

tindakan yang ia lakukan (Gilbert et al., 2010). Perilaku hidup sehat anak

tentang gosok gigi harus terus terpelihara. Upaya untuk memelihara perilaku

tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak, seperti pihak sekolah,

orang tua, dan petugas kesehatan di wilayah tersebut (Sari et al., 2012). Faktor

faktor penguat atau yang mendorong terjadinya perilaku pada anak di antaranya

adalah orang tua dan guru (Notoatmodjo, 2010). Faktor penguat dapat

mendukung alasan untuk terus melakukan kebiasaan tertentu (Gilbert et al.,

2010). Pihak tesebut sebaiknya dilibatkan dalam upaya membentuk kebiasaan

anak yang baik.

Orang tua merupakan role model dalam pelaksanaan perilaku hidup

sehat di rumah. Pengetahuan orang tua sangat penting untuk menunjang

perilaku anak (Bornstein et al., 2012). Penelitian yang dilakukan Miller (2013)

menyebutkan bahwa program edukasi pada orang tua dapat meningkatankan

pengetahuannya. Pengetahuan orang tua yang baik juga berdampak pada

perilaku menjaga kesehatan mulut pada anak yang baik. Paket pendidikan

kesehatan ini peneliti juga melibatkan peran orang tua yaitu dengan diberikan

intervensi pendidikan kesehatan dengan metode leaflet serta peran guru dengan

diberikan intervensi melalui jargon. Penelitian serupa juga dilakukan oleh

(Besha et al., 2016) bahwa setelah dilakukan analisis mengenai faktor penguat

Page 105: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

dari tindakan mencuci tangan pada anak bahwa yang melakukan tindakan

mencuci tangan atas dorongan orang tua memiliki presentase tebesar dan

selanjutnya adalah guru. Orang tua dan guru sangat berpengaruh terhadap

tindakan mencuci tangan anak dikarenakan mereka yang tinggal bersama anak

dan cenderung mempengaruhi mereka. Jadi teori tersebut juga mendukung

penelitian ini yaitu dengan dilibatkannya pera orang tua dan guru dalam paket

pendidikan kesehatan.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini melibatkan orang tua responden untuk diberikan intervensi

berupa surat untuk wali serta leaflet dimana peneliti tidak dapat melakukan

follow up secara langsung kepada orang tua responden terkait dengan materi

yang diberikan sehingga memungkinkan informasi dari orang tua responden

menjadi salah satu hal yang menjadikan bias dalam penelitian ini

2. Pengukuran pretest dan posttest tidak dilakukan di hari yang sama, faktor-

faktor konfending mungkin mempengaruhi dalam penelitian ini dalam

tejadinya peubahan pengetahuan, sikap dan tindakan menggosok gigi

3. Salah satu media poster yang digunakan secara konten berisi tulisan lebih

banyak, padahal terdapat beberapa responden yang kemampuan baca tulisnya

masih kurang. Hal ini menyebabkan media poster kurang menarik responden.

Penempelan media poster yang diletakkan di dinding kelas bagian belakang

Page 106: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

dirasa kurang strategis, sehingga jarang untuk dijangkau dan di perhatikan oleh

anak. Sehingga informasi yang diharapkan melalui penempelan media tersebut

kurang efektif.

Page 107: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

88

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan paket pendidikan

kesehatan gigi dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar 55,93,

sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi 79,26.

Nilai minimum antara pretest dan posttest meningkat sebesar 60, sedangkan

nilai maksimum antara pretest dan posttest meningkat sebesar 20 poin.

Pengaruh paket pendidikan kesehatan tehadap pengetahuan memiliki nilai

signifikan 0,000, artinya pada nilai alpha 5% tedapat perbedaan yang signifikan

rata-rata skor sebelum dan sesudah intervensi. Sehingga terbukti bahwa paket

pendidikan kesehatan gigi efektif dan memiliki pengaruh yang besar terhadap

pengetahuan menggosok gigi responden.

2. Tingkat sikap responden sebelum diberikan paket pendidikan kesehatan gigi

dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar 46,46, sedangkan setelah

diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi 69,70. Nilai minimum

antara pretest dan posttest meningkat sebesar 36, sedangkan nilai maksimum

antara pretest dan posttest meningkat sebesar 18 poin. Pengaruh paket

pendidikan kesehatan tehadap sikap memiliki nilai signifikan 0,000, artinya

pada nilai alpha 5% tedapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor sebelum

Page 108: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

dan sesudah intervensi. Sehingga terbukti bahwa paket pendidikan kesehatan

gigi efektif dan memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap menggosok gigi

responden.

3. Tindakan responden dalam menggosok gigi yang benar sebelum diberikan

paket pendidikan kesehatan gigi dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata

sebesar 47,53, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan meningkat

menjadi 78,84. Nilai minimum antara pretest dan posttest meningkat sebesar

38, sedangkan nilai maksimum antara pretest dan posttest tidak ada

peningkatan. Pengaruh paket pendidikan kesehatan tehadap tindakan

menggosok gigi memiliki nilai signifikan 0,000, artinya pada nilai alpha 5%

tedapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor sebelum dan sesudah

intervensi. Sehingga terbukti bahwa paket pendidikan kesehatan gigi efektif

dan memiliki pengaruh yang besar terhadap tindakan menggosok gigi

responden.

B. Saran

1. Bagi responden

Responden diharapkan agar lebih meningkat dalam upaya menjaga

kesehatan gigi. Serta, adanya penelitian ini juga diharapkan agar dapat memicu

terjadinya perilaku yang positif terhadap upaya menjaga kesehatan gigi yaitu

menggosok gigi dengan benar.

Page 109: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

2. Bagi Sekolah

SDN 02 Cireundeu Tangerang Selatan diharapkan mampu menjalin

kerjasama kembali dengan puskesmas untuk mengadakan pendidikan

kesehatan gigi secara berkala. Selain itu, guru juga diharapkan memiliki

kemampuan perawatan gigi (menggosok gigi yang benar) karena terbatasnya

tenaga dari puskesmas setempat. Hal tersebut diharapkan agar semua siswa/i

mendapatkan informasi secara menyeluruh tentang kesehatan gigi. Sekolah

juga diharapkan mengaktifkan kembali UKS sebagai wadah dalam upaya

meningkatkan kesehatan sekolah. Paket pendidikan kesehatan ini dapat

dijadikan rujukan pembelajaran yang efektif untuk anak usia 7 tahun.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap

dan tindakan menggosok gigi dengan benar setelah dilakukannya paket

pendidikan kesehatan gigi, untuk selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih

mendalam tentang perubahan perilaku menggosok gigi sebagai kelanjutan dari

3 domain perilaku yang telah diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti

selanjutnya diharapkan menggunakan kelompok pembanding sehingga

pengaruh intervensi akan lebih jelas lagi.

Page 110: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. (2010). Pengaruh Pemberian Paket Pendidikan Kesehatan Perawatan Ibu

Nifas yang Dimodifikasi Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Post

Partum Primipara dalam Merawat Diri di Paembang.

America’s Pediatric Dentist. (2013). Dangers of Tooth Decay to Young Children. USA:

America’s Pediatric Dentists.

American Dental Association. (2005). How to Brush, 2005.

American Dental Association. (2016). Toothbrushes. Retrieved from

http://www.ada.org/en/science-research/ada-seal-of-acceptance/product-

category-information/toothbrushes

Anas, M. (2014). mengenal Metodologi Pembeajaran. Retrieved from

https://books.google.co.id/books?id=o7b5AwAAQBAJ

Azwar, S. (2008). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Besha, B., Guche, H., Chare, D., Amare, A., Kassahun, A., Kebede, E., … Yesuf, A.

(2016). Assessment of Hand Washing Practice and it ’ s Associated Factors among

First Cycle Primary School Children in Arba Minch Town, Ethiopia, 2015, 6(3).

Bornstein, M. H., Cote, L. R., Haynes, O. M., Hahn, C., & Park, Y. (2012). Parenting

Knowledge : Experiental and Sociodemographic Factors in European American

Mothers of Young Children, 46(6), 1677–1693.

https://doi.org/10.1037/a0020677.Parenting

Budisuari, M. A., & Mikrajab, M. A. (2010). Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan

Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia, (17), 83–

91.

Çolak, H., Dülgergil, Ç., & Hamidi, M. M. (2013). Early Childhood Caries Update: A

Review of Causes, Diagnoses and Treatments. Retrieved from

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3633299/

Dahlan, S. M. (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Davala, S. (2013). Simple Science Experiment: The Rubber Egg. Metro Family

Magazine.

Page 111: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Dewanti. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dengan

Perilaku Perawatan Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok.

Fakultas Ilmu Keperawatan Program Sarjana Reguler Universitas Indonesia.

DINKES TANGERANG SELATAN. (2015). Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan 2015.

Dwiandhana, R. (2010). Faktor-Faktor Resiko Karies pada Anak Usia 6-12 Tahun di

Desa Menes Pandeglang.

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Jogyakarta: Graha Ilmu.

Friedman, A. J., Cosby, R., Boyko, S., & Turnbull, G. (2009). Effective Teaching

Strategies and Methods of Delivery for Patient Education, 26(1), 12–21.

Gilbert, G. G., Sawyer, R. G., & McNeill, E. B. (2010). Health Education: Creating

Strategies for School & Community Health (Third Edit). Uited States of America:

Jones & Bartlett Publisher. Retrieved from

http://books.google.co.za/books?id=cAcY8L5wAVIC

Hall, R., & Novak, A. (2008). Handbook of Pediatric Dentistry (Third edit). Australia:

Mosby Elsevier.

Hastono, S. P. (2006). Analisis Data. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Health Research Board. (2009). Strategies To Prevent Dental Caries in Strategies To

Prevent.

Hidayat, A. (2007). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Kadir, Y. (2015). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Anak dengan Status Karies

Gigi Molar Pertama Permanen Murid Kelas III-V SD IT Ar-Rahman Tamalanrea.

KEMENKES. (2012). Pedoman Paket Dasar Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut di

Puskesmas.

Kholid, A. (2014). Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan

Aplikasinya. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Mahmoodi, P., Salimi, P., Ashtiyani, R., Valaii, N., Azarshab, M., & Shafizadeh, N.

(2014). Assessment of Fine Motor Skills and Tooth Brushing Skills in 5-6 Year

Olds in Tehran. J Res Dent Sci, 11(3), 176–181.

Mansjoer, A. (2009). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Ausculapieus.

Page 112: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Maziyah, S. (2015). Perbedaan Perilaku Menyikat Gigi pada Anak Usia 10-11 Tahun

Setelah Mendapatkan Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan dan Tanpa

Metode Teach-Back.

Miller, A. P. (2013). The efficacy of an Oral Health Education Program on Knowledge

in Caregivers of Head Start Children Ages Two to Five, 3(2), 4172.

Mount, G. J., Hume, W. R., Ngo, H., & Wolff, M. (2016). Preservation and Restoration

of Tooth Structure.

Mubarak, W., & Chayatin, N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat: teori dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W. I. (2007). Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:

Salemba Medika.

Nathe, C. N. (2016). Dental Public Health and Research, Contemporary Practice for

the Dental Hygienist.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi (Revisi 201). Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Obaid, M. S. (2013). The Impact Of Using Multi-Sensory Approach For Teaching

Students With Learning Disabilities, 9(1), 75–82.

Pantow, C. B., Warouw, S. M., & Gunawan, P. N. (2014). Pengaruh Penyuluhan Cara

Menyikat Gigi Terhadap Indeks Plak Gigi pada Siswa SD Inpres Lapangan 1.

Peariasamy, K., Marsom, A., Junid, N. Z., Ibrahim, N., Vengadasalam, S.,

Subramaniam, S. D., … Saripudin, B. (2012). Management of Severe Early

Childhood Caries, 60.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (4th ed.).

Jakarta: EGC.

Prasada, I. dewa. (2016). Gambaran Perilaku Menggosok Gii pada Siswa Kelas Satu

dengan Karies Gigi di Wilayah Kerja Puskesmas Rendang Karangasem Bali

Oktober 2014.

Pujiyasari, S., Hartini, S., & Nurullita, U. (2014). Pengaruh Metode LAtihan

Menggosok Gigi Dengan Kemandiian Menggosok Gigi Anak Retadasi Mental

Usia Sekolah, 1–11.

Putri, H. A. (2009). Perbedaan Pengaruh Media Pembelajaran Lagu dan Slide pada

Page 113: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Praktik Mencuci Tangan Ditinjau dari Jenis Kelamin, 116–123.

Putri, M. H. (2015). Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung

Gigi. Jakarta: EGC.

Rahandini, K. (2014). Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Ketrampilan Menyikat

Gigi Setelah Intervensi Video Animasi dan Non Animasi pada Anak Tunagrahita

Ringan.

RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional

2013. https://doi.org/1 Desember 2013

Sari, E., Ulfianana, E., & Dian, P. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi

dengan Metode Permainan Simulasi Ular Tangga terhadap Perubahan

Pengetahuan, Sikap, dan Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah di SD

Wilayah Paron Ngawi.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jogyakarta: Graha Ilmu.

Setiyawan, R. (2012). Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Sebelum Tidur Malam

dengan Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di Madrasah Ibtida’iyah Al

Istiqomah Tangerang.

Sharda, A. J., & Shetty, S. (2010). A Comparative Study of Oral Health Knowledge,

Attitude and Behaviour of Non-medical, Para-medical and Medical Students in

Udaipur city, Rajasthan, India. International Journal of Dental Hygiene, 8(2),

101–109.

Simamora, R. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Smolinski, K. (2011). Learning Science Using Music, 42–46.

Stošić, L. (2015). The Importance of Educational Technology In Teaching. Retrieved

from http://ijcrsee.com/index.php/ijcrsee/article/view/166/316

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Watanabe, M., Wang, D., Ijichi, A., Shirai, C., Zou, Y., Kubo, M., … Ogino, K. (2014).

The Influence of Lifestyle on the Incidence of Dental Caries among 3-Year-Old

Japanese Children, 12611–12622.

Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (9th ed.). Jakarta: EGC.

World Dental Federation. (2016). FDI’s Definition of Oral Health. Retrieved from

http://www.fdiworldental.org/oral-health/vision-2020/fdis-definition-of-oral-

Page 114: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

health.aspx

Yani, E., Mudzakkir, M., & Hardjito, K. (2010). Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan

”Rindu” Terhadap Kesiapan Ibu Merawat Bayi Prematur Setelah Pulang dari

Rumah Sakit di Kediri.

Page 115: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 1

Page 116: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 117: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 118: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 119: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 120: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 121: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN YTH. Bapak/Ibu

dari.....

Dengan hormat

Bersama ini, saya Maftuhatin Ni’mah, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan,

memohon kesediaan Ibu untuk mengizinkan putra/i ibu berpartisipasi dalam penelitian

saya yang berjudul “PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI

TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MENGGOSOK

GIGI DI SD INPRES CIPUTAT” .

Dalam kegiatan ini, anak bapak/ibu akan diberikan penyuluhan terkait dengan

kesehatan mulut, kemudian saya minta untuk mengisi kuesioner serta akan dilihat

ketrampilannya dalam menggosok gigi.

Saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu untuk berkenan memberikan izin

kepada putra/i Bapak/Ibu untuk memperlancar jalannya penelitian yang saya lakukan.

Jika bapak/ibu bersedia mengizinkan anak bapak/ibu berpartisipasi dalam penelitian

ini , bapak/ibu diminta untuk menandatangani persetujuan dibawah ini, dan dimohon

lembaran ini dikembalikan kepada saya melalui anak ibu saat dilakukan penyuluhan.

Jika bapak/ibu terdapat hal-hal yang kurang jelas, bapak/ibu dapat

menghubungi kepada Maftuhatin Ni’mah (082313721951)

Page 122: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang prosedur penelitian ini,

menyatakan bahwa Saya sebagai Wali Murid di SD Inpres akan memberikan ijin untuk

dilakukannya penelitian dan bersedia untuk ikut dalam penelitian yang berjudul

“PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI TERHADAP

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MENGGOSOK GIGI DI SD INPRES

CIPUTAT”.

Demikian surat pernyataan bersedia ikut dalam penelitian ini, saya buat untuk

dipergunakan seperlunya

Ciputat, Maret 2017

( )

Page 123: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 3

Nama Responden :

Usia :

Jenis Kelamin :

1. KUESIONER 1

Berilah tanda (√) pada jawaban yang kamu anggap benar

No Pernyataan Benar Salah

1 Jika sering makan coklat tanpa menggosok gigi

dapat menyebabkan gigi berlubang.

2 Jika kita tidak membersihkan gigi, maka sisa

makanan akan menempel di gigi dan menjadi plak

3 Waktu terbaik menggosok gigi pada pagi hari adalah

setelah makan pagi.

4 Menggosok gigi tidak perlu menggunakan pasta

gigi.

5 Pemeriksaan gigi sebaiknya setiap 6 bulan sekali √

6 Makan makanan manis adalah makanan yang dapat

menyehatkan gigi.

7 Buah-buahan adalah makanan yang dapat

menyehatkan gigi.

8 Sakit gigi adalah penyakit yang menular √

9 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi

dan sore hari

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang secara

bergantian

Page 124: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

2. KUESIONER 2

Bacalah dengan teliti pertanyaan dibawah ini, berilah tanda (X) pada jawaban

yang adik anggap paling sesuai

No Pernyataan SETUJU TIDAK

SETUJU

1 Menurut saya, menggunakan pasta gigi yang

mengandung flour penting untuk mencegah

gigi berlubang

2 Menurut saya, mengganti sikat gigi setiap 3

bulan sekali tidak penting

3 Menurut saya, mengunjungi dokter gigi 6

bulan sekali penting meskipun saya tidak

sakit gigi

4 Menurut saya sisa-sisa makanan yang ada di

mulut jika tidak dibersihkan dapat

menyebabkan gigi berlubang.

5 Menurut saya, sebelum tidur pada malam

hari sebaiknya menyikat gigi dahulu dan

setelah itu boleh makan lagi.

6 Menurut saya, saya lebih suka menggosok

gigi 2x sehari setelah mandi pagi dan sore

hari

7 Menurut saya, ketika sakit gigi, saya biarkan

saja hingga sembuh dengan sendirinya.

8 Saya tidak mau punya gigi berlubang karena

menimbulkan rasa sakit

Page 125: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

3. LEMBAR OBSERVASI

No Ketrampilan Pre Test Post Test

0 1 2 0 1 2

1 Mengoles pasta gigi ke sikat gigi

2 Berkumur dengan air

3 Menyikat gigi posterior atas kanan permukaan

bukal

4 Menyikat gigi posterior bawah kanan permukaan

bukal

5 Menyikat gigi posterior atas kiri permukaan

bukal

6 Menyikat gigi posterior bawah kiri permukaan

bukal

7 Menyikat gigi anterior atas permukaan labial

8 Menyikat gigi anterior bawah permukaan labial

9 Menyikat gigi posterior atas kanan permukaan

oklusal

10 Menyikat gigi posterior atas kiri permukaan

oklusal

9 Saat gigi saya sakit saya lebih suka pergi ke

tukang gigi daripada dokter gigi

10 Saya tidak mau memakai sikat gigi

bergantian dengan orang lain

11 Saya malas menggosok gigi sebelum tidur

karena ngantuk

Page 126: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

11 Menyikat gigi posterior bawah kiri permukaan

oklusal

12 Menyikat gigi posterior bawah kanan

permukaan oklusal

13 Menyikat gigi anterior atas permukaan palatal

14 Menyikat gigi posterior atas kanan permukaan

palatal

15 Menyikat gigi posterior atas kiri permukaan

palatal

16 Menyikat gigi anterior bawah permukaan lingual

17 Menyikat gigi posterior bawah kanan permukaan

lingual

18 Menyikat gigi posterior bawah kiri permukaan

lingual

19 Menyikat lidah 1x

20 Berkumur 2x dengan air

21 Cuci sikat gigi

Keterangan:

0 = Tidak Sempurna

1 = Dilakukan Tidak Sempurna

2 = Dilakukan Sempurna

Jumlah Skore =

Page 127: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 4

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI

TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN

MENGGOSOK GIGI DI SD INPRES 02 CIREUNDEU

TANGERANG SELATAN

Disusun Oleh:

Maftuhatin Ni’mah

NIM 1113104000028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 1438 H/2017 M

Page 128: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Bahasan : Kesehatan Gigi

Sub Bahasan : Pendidikan Kesehatan tentang Menggosok Gigi pada Anak

Sasaran : Anak yang berusia 7 tahun di SD Inpres Cireundeu Tangerang

Selatan

Hari dan tanggal : Februari-Maret 2017

Waktu : 60 menit dan 45 menit untuk pre test dan post test

Tempat : Ruang Kelas

Metode : Ceramah dan Simulasi

Media : Poster & Video

Narasumber : Maftuhatin Ni’mah

Pertemuan : 1 Kali

A. Tujuan

1. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mendapatkan kegiatan penyuluhan selama 1 x 60 menit tentang

menggosok gigi pada anak maka peserta diharapkan mengetahui pentingnya

menggosok gigi pada anak

Page 129: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

2. Tujuan intruksional khusus

Setelah mendapat pembelajaran selama 60 menit diharapkan peseta

mampu:

a. Penyebab masalah kesehatan gigi

b. Akibat masalah kesehatan gigi

c. Pentingnya Perawatan Gigi

d. Cara Perawatan Gigi

e. Menggosok gigi dengan benar

f. Mampu mempraktekkan menggosok gigi dengan benar

B. Materi

Terlampir

Page 130: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Hari Pertama

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu Alat dan Media

1 Pembukaan

(07.00-07.10) - Mengucapkan salam

- Memperkenalkan diri

- Menjelaskan tujuan dan

prosedur

- Menyampaikan kontrak waktu

- Melakukan kontrak

penempelan poster

- Menjawab salam

- Mendengarkan

Memperhatikan

10 menit Poster

2 Pretest (07.10-

07.55)

- Melaksanakan pretest dengan

mengisi kuesioner pengetahan dan

sikap yang dibacakan peneliti

- Membagi dalam 3 group yang

dibantu oleh asisten peneliti dalam

pelaksanaan pre test dengan

mempraktikkan langsung tindakan

menggosok gigi

- Melakukan pre test

45 menit Kuesioner

3 Memperkenalkan

lagu menggosok

gigi (07.55-

08.10)

- Manyanyikan lagu menggosok

gigi

- Menyanyikan lagu

menggosok gigi

10 menit Selembaran

kertas yang berisi

lirik lagu

4 Penutup (08.10-

08.15

-Kontrak waktu yang akan datang

-Penutup

-Mendengarkan 5 menit

2 Hari kedua

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu Alat & Media

1 Pembukaan

(08.00-08.05) - Mengucapkan salam

- Memperkenalkan diri

- Menjawab salam

- Mendengarkan

- Memperhatikan

5 menit -

Page 131: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

- Menjelaskan tujuan dan

prosedur

- Menyampaikan kontrak waktu

2 Penyampaian

materi (08.05-

08.20)

Menyampaikan materi :

a. Penyebab masalah kesehatan gigi

b. Akibat masalah kesehatan gigi

c. Pentingnya Perawatan Gigi

e. Menggosok gigi dengan benar

f . Pengaturan makanan

g.. Mengunjungi tenaga kesehatan

Mendengarkan dan

memperhatikan

dengan seksama

15 Menit Poster

3 Pemutaran video

(09.05-09-20)

- Memutarkan video

- Mereview isi video

- Menyimak dengan

seksama

-Memberikan

tanggapan isi video

15 menit Proyektor,

Speaker,

Video

4 Simulasi (09.20-

09.45)

Mempragakan cara menyikat gigi - Mengikuti cara

menyikat gigi sambil

menanyi

15 menit Sikat gigi

5 Penutup (09.45-

10.00)

- Memberikan kesimpulan

- Memberikan kesempatan bertanya

- Menutup acara

- Mendengarkan

dengan seksama

- Menanyakan materi

yang tidak difahami

15 menit -

1. Hari ke tiga

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu Alat dan

Media

1 Pembukaan

(07.00-07.05)

-Mengucapkan salam

-kontrak waktu

-Menjawab salam

-Mendengarkan

5 menit -

2 Menanyikan lagu

menggosok gigi

(07.05-07.10)

-Menanyikan lagu menggosok gigi -Menanyikan lagu

menggosok gigi

5 menit -

3 Melakukan egg

eksperiment

-Membagi respnden ke dalam 2

kelompok

-Melakukan

eksperiment

5 menit 8 telur rebus,

8 gelas aqua

Page 132: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

observation

(07.10-07.15)

Masing-masing kelompok

melakukan egg eksperiment

observasion dengan 4 macam

pecobaan

Yaitu telur yang direndam air soda,

air putih, air teh & air cuka

didampingi oleh

penyuluh

plastik, air

soda, air teh,

air cuka

4. Hari ke empat

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu Alat dan

Media

1 Pembukaan

(07.00-07.03)

-Mengucapkan salam

-kontrak waktu

-Menjawab salam

-Mendengarkan

5 menit -

2 Menanyikan lagu

menggosok gigi &

Review

(07.03-07.08)

-Menanyikan lagu menggosok gigi -Menanyikan lagu

menggosok gigi

5 menit -

3 Mengobsevasi

hasil egg

experiment

observation

(07.08-07.15)

-Menjelaskan hasil dari egg

experiment

-Mendengarkan

penjelasan

5 menit Bahan hari ke

3

5. Hari ke lima

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu Alat dan

Media

1 Pembukaan

(07.00-07.05)

-Mengucapkan salam

-kontrak waktu

-Menjawab salam

-Mendengarkan

5 menit -

2 Menanyikan lagu

menggosok gigi

(07.05-07.10)

-Menanyikan lagu menggosok gigi -Menanyikan lagu

menggosok gigi

5 menit -

3 Review materi

tentang gigi

Memberikan pertanyaan kepada

siswa

-Menjawab

pertanyaan

5 menit -

Page 133: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

4 07.10-07.15 - Memberikan 2 kertas bergambar

makanan kepada responden

- Menempelkan

kertas pada papan

karton yang

disediakan sesuai

kategori makanan

5 menit kertas

bergambar

makanan, dan

papan kertas

karton

6. Hari ke enam

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu Alat dan

Media

1 Pembukaan

(07.00-07.05)

-Mengucapkan salam

-kontrak waktu

-Menjawab salam

-Mendengarkan

5 menit -

2 Menyanyikan

lagu menggosok

gigi (07.05-

07.10)

-Menanyikan lagu menggosok gigi -Menanyikan lagu

menggosok gigi

5 menit -

3 Post test

07.10-07.55)

- Melaksanakan pretest dengan

mengisi kuesioner pengetahan dan

sikap yang dibacakan peneliti

- Membagi dalam 3 group yang

dibantu oleh asisten peneliti dalam

pelaksanaan pre test dengan

mempraktikkan langsung tindakan

menggosok gigi

- Melakukan post test 45 menit Kuesioner

Page 134: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

D. Struktur Ruangan

1. Hari Pertama (Pretest)

2. Hari Kedua

v v

v v

Page 135: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

3. Hari Ketiga (Egg Exsperiment)

4. Hari Keempat (Egg Eksperiment Observation)

Meja Meja

Meja

Page 136: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

5. Hari Kelima

6. Hari Keenam (Posttest)

Page 137: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Keterangan

E. Evaluasi

Prosedur : Evaluasi pendidikan kesehatan ini dilakukan dengan memberikan

post test

Metode : Metode yang digunakan dalam post test ini adalah dengan mengisi

lembar kuesioner yang diberikan serta mepraktikkan kegiatan gosok gigi setelah

dilakukan intervensi pendidikan kesehatan.

1) Kriteria Evaluasi

Evaluasi struktur

a. SAP sudah siap tiga hari sebelum dilaksanakan kegiatan pendidikan

kesehatan

b. Menyiapkan materi dan media

c. Kontrak waktu dengan sasaran sesuai rencana yaitu H-1 sebelum

dilakukan pendidikan kesehatan

d. Tempat sudah tersedia sesuai rencana yaitu di kelas 1B

Evaluasi proses

a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes

berlangsung.

b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti.

: Asisten Peneliti

: Pemateri (Peneliti)

: Guru

: Responden

Page 138: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi.

d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung.

e. Tanya jawab berjalan dengan baik.

f. Sasaran dapat menerapkan materi yang disampaikan melalui praktik.

Evaluasi hasil

a. Penkes dikatakan berhasil

Responden hadir 93% saat diberikan intervensi paket pendidikan

kesehatan selama 1 minggu

b. 83% peserta dapat meningkat tingkat pengetahuannya setelah

diberikan pendidikan kesehatan

c. 100% peserta mengalami peningkatan nilai sikap setelah diberikan

intervensi pendidikan kesehatan

d. 96% peseta dapat mengalami peningkatan skor tindakan menggosok

gigi

Page 139: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

F. Lampiran Materi

1. Penyebab masalah kesehatan gigi

Mulut kita penuh dengan bakteri yang terdapat pada gigi, dalam bentuk

plak, yang berasal dari saliva, maupun sisa-sisa makanan. Bakteri-bakteri tersebut

memakan sisa makanan yang tertinggal pada gigi, kemudian bakteri tersebut akan

memproduksi asam. Asam yang dihasilkan bakteri tersebut yang akan memakan

lapisan email gigi sehingga terbentuk suatu kavitis. Normalnya, ketika asam

menggerogoti email, tidak terasa sakit. Tetapi karena tidak dirawat, asam yang

menimbulkan kavitas tersebut menembus lapisan dentin dan sampai rongga pulpa

dari gigi, sehingga dapat menimbulkan rasa sakit. Kavitas yang tidak dirawat,

dapat menghancurkan lapisan dentin dan pulpa serta dapat mematika syaraf dari

gigi tersebut (Maulani, 2005).

2. Akibat masalah kesehatan gigi

Anak-anak yang mengalami masalah gigi akan beresiko pada kesehatan

mulutnya saat dewasa. Misalnya, apabila jaringan gigi bagian porsio sentral

terinfeksi, kemungkinan, abses yang ditimbulkan nantinya akan merusak gigi

permanen (America’s Pediatric Dentist, 2013). Gangguan kualitas hidup anak

yang menderita karies juga menimbulkan masalah serius, yaitu adanya rasa sakit

dan ketidaknyamanan pada gigi yang menyebabkan ketidakberdayaan, infeksi

kronis & akut, serta gangguan pola makan dan tidur. Karena masalah gigi

tersebut, anak juga berpotensi dilakukannya hospitalisasi sehingga pengeluaran

untuk biaya pengobatan tinggi, serta dapat menyebabkan anak kehilangan jam

sekolah dan hambatan pada proses belajarnya (Çolak et al., 2013). Gigi

merupakan fokus infeksi terjadinya penyakit sistemik, antara lain penyakit ginjal

dan jantung (Budisuari & Mikrajab, 2010). Masalah kesehatan gigi akan

menyebabkan kematian bila infeksinya sudah parah karena akan mempengaruhi

jaringan lain tubuh seperti otak (Dewanti, 2012).

Page 140: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

3. Pentingnya Perawatan Gigi

Perawatan gigi tujuannya untuk mempertahankan kebersihan mulut yang

meliputi,oral hygine yaitu tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk

menghindari karies (Nathe, 2016).

4. Cara Perawatan Gigi

a) Menggosok Gigi

1) Cara Menggosok Gigi

Menggosok gigi setiap hari mempunyai peranan penting dalam

menjaga kesehatan mulut seseorang. Menggosok gigi adalah upaya

membersihkan mulut dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri

& memasage gusi, untuk mengurangi ketidaknyamanan yang

dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman (Potter & Perry,

2012). Plak yang terakumulasi di gigi akan mengakibatkan

terbentuknya karang gigi (American Dental Association, 2016).

Menggosok gigi merupakan suatu cara pengangkatan plak harian

secara mekanis (M. H. Putri, 2015). Menggosok gigi juga dianggap

alat untuk mengaplikasikan florida secara topikal untuk mencegah

karies (Hall & Novak, 2008). Kebiasaan tidak menyikat gigi

menyebabkan tingginya angka karies pada anak usia 6-12 tahun

(Dwiandhana, 2010).

Rekomendasi menyikat gigi yang dianjurkan oleh ADA adalah

sebagai berikut:

1. Tempatkan sikat gigi pada sudut 45º pada gusi

2. Gerakkan sikat gigi dengan lembut dan bolak-balik

3. Sikat permukaan bukal, labia, lingual, palatal dan permukaan

oklusal

4. Untuk membersihkan bagian dalam perukaan gigi depan,

miringkan sikat secara vertical dan membuat beberapa stroke up

dan stroke down secara vertical

Page 141: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

5. Bersihkan lidah dan jagalah bau nafas tetap segar (American

Dental Association, 2005).

2) Frekuensi dan Waktu Menggosok Gigi

Gosok gigi dengan teliti sedikitnya 4 kali sehari (setelah makan dan

sebelum tidur) adalah dasar hygine mulut yang efektif. Menurut American

Dental Association (ADA), menyikat gigi harus secara teratur, minimal dua

kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan, dan malam hari sebelum tidur

(American Dental Association, 2016). Menyikat gigi sebelum tidur penting

karena selama tidur, aliran saliva hampir berhenti dan tidak ada kapasitas

buffer sehingga pH rongga mulut turun dan kondisi mulut yang menjadi asam

memicu terjadinya karies (Mount et al., 2016). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Setiyawan (2012) tentang hubungan kebiasaan menggosok gigi

sebelum tidur dengan kejadian karies di MI Al Istiqomah Tangerang, bahwa

terdapat hubungan antara kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur dengan

kejadian karies (Setiyawan, 2012). Durasi sikat gigi yang dianjurkan adalah

selama 2 menit (American Dental Association, 2016).

3) Sikat Gigi

Sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan bulunya cukup

kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Bulu halus yang bundar

menstimlasi gusi tanpa menyebabkan perdarahan atau abrasi. Sikat gigi harus

diganti setiap 3 bulan (Potter & Perry, 2012). Khusus untuk anak gunakan

sikat gigi kecil dengan bulu lembut, membulat, terbuat dari nilon yang pendek

dan rata, dan ganti sikat gigi dengan sering dan segera setelah bulu

melengkung dan berjumbai (Wong, 2008).

4) Pasta Gigi

Pendidikan kesehatan tentang kebersihan gigi dan mulut harus

memasukkan anjuran kebiasaan menyikat gigi dengan pasta gigi yang

mengandung flour (KEMENKES, 2012). Fluoride dalam jumlah kecil dapat

meningkatkan ketahanan struktur gigi terhadap demineralisasi dan hal

Page 142: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

tersebut sangat penting, terutama sekali dalam pencegahan karies. Ketika

flourida tersedia dalam siklus demineralisasi gigi, flourida tersebut menjadi

faktor utama yang dapat mengurangi aktifitas karies (Putri,2015). Penelitian

menunjukkan terdapat hubungan antara efektifitas flour dalam mencegah

karies gigi serta cara menyikat gigi yang benar. Pasta gigi yang mengandung

flour adalah cara aplikasi secara topical yang sangat efisien. Berkumur setelah

menyikat gigi mengurangi efektifitas flour karena akan mengurangi

jumlahnya di permukaan gigi sampai konsentrasi di bawah optimal.

Kebiasaan tidak berkumur atau berkumur sekali saja setelah menyikat gigi

diikuti dengan membuang sisa pasta gigi sangat direkomendasikan

(KEMENKES, 2012).

b) Diet

Diet adalah satu hal penting yang menyebabkan resiko karies terjadi (Hall &

Novak, 2008). Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan

makan, mengurangi karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan.

Makanan manis/ yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi.

setelah memakan makanan manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit

untuk mengurangi aksi plak. Memakan buah yang mengandung asam & makanan

berserat juga mengurangi plak. Kualitas keasaman makanan mengeliminasi bakteri

yang ada pada gigi (Potter & Perry, 2012). Diet pada anak kaitannya dengan

kesehatan gigi dan mulut dengan menjaga makanan & minuman manis dalam

jumlahnya, terutama permen yang lengket, atau permen kunyah, dll. Hindari makanan

yang dapat menimbulkan kudapan yang bersifat manis dan sering, serta rencanakan

dalam mengkonsumsi makanan manis setelah makan jika anak mempunyai kebiasaan

menyikat gigi setelah makan (Wong, 2008).

c) Mengunjungi Dokter Gigi

Page 143: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Setiap anak harus mengunjungi dokter gigi setelah gigi pertama permanen

tumbuh antara rentan waktu 6 bulan dan paling lambat 1 tahun setelahnya. Hal

tersebut akan membantu dalam mengetahui kesehatan gigi anak. Selain itu, dengan

mengunjungi dokter gigi, akan dilakukan penilaian dimana anak dapat mengetahui

potensi gigi tersebut terhadap karies, meskipun belum timbul manifestasi atau lesi

dari adanya karies tersebut (Peariasamy et al., 2012). Secara umum mengunjungi

dokter gigi minimal 6 bulan sekali (Mansjoer, 2009).

Page 144: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 5

YTH. Bapak/Ibu dari wali murid kelas 1

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bersama ini, saya Maftuhatin Ni’mah, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan, memohon

kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian saya yang berjudul “PENGARUH

PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP,

DAN TINDAKAN MENGGOSOK GIGI DI SD INPRES CIPUTAT”.

Sebelumnya saya sudah melakukan penyuluhan kesehatan gigi kepada anak-anak

bapak/ibu, mengajarkan lagu menggosok gigi, mengajak mereka mempraktikkan cara

menggosok gigi dengan benar, mengajak anak ibu/bapak melakukan percobaan observasi

telur, serta belajar mengidentifikasi makanan yang menyehatkan dan merusak gigi. Hal ini

dalam upaya mempelajari kesehatan gigi. Sekiranya bapak/ibu berkenan untuk membantu

mengingatkan kepada anak-anak bapak/ibu untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan

mulutnya dengan cara:

1. Menggosok gigi minimal 2x sehari yaitu sebelum tidur dan setelah sarapan

2. Mengurangi makan-makanan manis seperti: coklat, permen manis, biskuit.

Makanan manis yang di maksud adalah makanan manis kecuali buah-buahan dan

sayur sayuran. Buah-buahan dan sayur sayuran memiliki kandungan yang baik

untuk menguatkan gigi.

3. Mengunjungi dokter gigi 6 bulan sekali untuk mengidentifikasi terjadinya gigi

berlubang

Demikian surat ini saya sampaikan atas perhatiannya dan partisipasinya saya ucapkan

terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat Saya

Maftuhatin Ni’mah

Page 145: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

1. Media Pendidikan Kesehataan

Page 146: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Poster 1 Poster 2 Poster 3

Poster 1 diakses dari:

https://indonesia.savethechildren.net/sites/indonesia.savethechildren.net/files/library/1%20gosok%20gigi%20copy_.jpg

Page 147: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Media Video merupakan modifikasi dari video yang di akses dari:

https://www.youtube.com/watch?v=Ay5Sfr-1fI8

Sikat, Sikat gigi jangan lupa pastanya

Bulat kiri bulat kanan, bulat juga depan

Sapu atas kiri kanan

Sapu bawah kiri kanan

Lurus atas kiri kanan

Lurus bawah kiri kanan

Sikat juga lidahnya satu kali saja

Lalu kumur dua kali dan buang airnya

mmmmmmmmmmmmdddd

Page 148: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 6

1. UJI VALIDITAS & RELIABILITAS PENGETAHUAN & SIKAP

Page 149: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 150: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 151: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …
Page 152: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 7

Analisis Univariat

Gambaran Rata-Rata Skor Pengetahuan, Sikap Responden Pretest dan Posttest

Gambaran Rata-Rata Skor Tindakan Responden Pretest dan Posttest

Statistics

Nilai_Tindakan_

Pre

Nilai_Tindakan_

Post

N Valid 27 27

Missing 0 0

Mean 47.53 78.84

Median 45.24 80.95

Std. Deviation 13.476 5.172

Minimum 29 67

Maximum 86 86

Nilai_Pengetahuan_

pretest

Nilai_Pengetahuan_

Posttest

Nilai_Sikap_

Pretest

Nilai_Sikap_

Posttest

N Valid 27 27 27 27

Missing 0 0 0 0

Mean 55.93 79.26 46.46 69.70

Median 60.00 70.00 54.55 63.64

Std. Deviation 16.701 14.392 14.774 10.697

Minimum 20 60 9 45

Maximum 80 100 73 91

Page 153: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Deskipsi Frekuensi Pengetahuan, Sikap Responden bedasarkan Kategori

Pengetahuan_pre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 4 14.8 14.8 14.8

cukup 10 37.0 37.0 51.9

kurang 13 48.1 48.1 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pengetahuan_post

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 13 48.1 48.1 48.1

cukup 14 51.9 51.9 100.0

Total 27 100.0 100.0

Sikap_Pre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid cukup 4 14.8 14.8 14.8

kurang 23 85.2 85.2 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 154: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Sikap_post

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 8 29.6 29.6 29.6

cukup 16 59.3 59.3 88.9

kurang 3 11.1 11.1 100.0

Total 27 100.0 100.0

Deskipsi Frekuensi Pengetahuan, Sikap Responden bedasarkan Kategori

Tindakan_Pre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 2 7.4 7.4 7.4

cukup 3 11.1 11.1 18.5

kurang 22 81.5 81.5 100.0

Total 27 100.0 100.0

Tindakan_Post

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 21 77.8 77.8 77.8

cukup 6 22.2 22.2 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 155: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Nilai_Pengetahuan_pretest .176 27 .031 .928 27 .061

Nilai_Pengetahuan_Posttest .259 27 .000 .858 27 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai_Tindakan_Pre .201 27 .007 .850 27 .001

Nilai_Tindakan_Post .288 27 .000 .864 27 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Normalitas Data setelah Transformasi data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Ln1pengetahuan_Pre .253 27 .000 .840 27 .001

Ln2pengetahuan_Post .245 27 .000 .870 27 .003

Ln1Sikap_Pre .220 27 .002 .787 27 .000

Ln2Sikap_Post .210 27 .003 .902 27 .015

a. Lilliefors Significance Correction

Page 156: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Ln_Tindakan_Pre .149 27 .130 .922 27 .044

Ln_Tindakan_Post .294 27 .000 .853 27 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Page 157: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

LAMPIRAN 9

Analisis Bivariat (Uji wilcoxson)

Pengetahuan

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai_Pengetahuan_Posttest

- Nilai_Pengetahuan_pretest

Negative Ranks 1a 8.50 8.50

Positive Ranks 22b 12.16 267.50

Ties 4c

Total 27

a. Nilai_Pengetahuan_Posttest < Nilai_Pengetahuan_pretest

b. Nilai_Pengetahuan_Posttest > Nilai_Pengetahuan_pretest

c. Nilai_Pengetahuan_Posttest = Nilai_Pengetahuan_pretest

Test Statisticsb

Nilai_Pengetahu

an_Posttest -

Nilai_Pengetahu

an_pretest

Z -3.966a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 158: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Sikap

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai_Sikap_Posttest -

Nilai_Sikap_Pretest

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 26b 13.50 351.00

Ties 1c

Total 27

a. Nilai_Sikap_Posttest < Nilai_Sikap_Pretest

b. Nilai_Sikap_Posttest > Nilai_Sikap_Pretest

c. Nilai_Sikap_Posttest = Nilai_Sikap_Pretest

Test Statisticsb

Nilai_Sikap_Post

test -

Nilai_Sikap_Pret

est

Z -4.490a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 159: PENGARUH PAKET PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI …

Tindakan

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai_Tindakan_Post -

Nilai_Tindakan_Pre

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 26b 13.50 351.00

Ties 1c

Total 27

a. Nilai_Tindakan_Post < Nilai_Tindakan_Pre

b. Nilai_Tindakan_Post > Nilai_Tindakan_Pre

c. Nilai_Tindakan_Post = Nilai_Tindakan_Pre

Test Statisticsb

Nilai_Tindakan_

Post -

Nilai_Tindakan_

Pre

Z -4.462a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test