15
204 Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA TERHADAP PEMIJAHAN BUATAN PADA IKAN MAS (CYPRINU SCARPIO) Andi Idrus Dosen Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma Palopo ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect ovaprim injection of different doses of the hatching and the survival of larvae carp (cyprinuscarpio). This study took place in May-June 2015 located at a place of execution (BBI) Salupao Village Maroangin Telluwanua District of Palopo. In this study, the results of the P3 highest hatchability of 93.3%, followed by 80.13% P2 and P1 amounted to 71.12%, .So also obtained the highest graduation rate of life followed P2 P3 88.51 90.49% P1% and 78.94%, while the fastest time latency is P1 650 minutes, followed by P2 and P3 669 minutes 693 minutes. This study uses a completely randomized design (CRD) with three treatments and three replications. Keywords: Use of different doses ovaprim A. PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan protein hewani semakin meningkat, hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat.Karena ikan sangat mudah dibudidayakan dan dapat hidup dan berkembang pada perairan umum yang banyak terdapat disebagian besar wilayah Indonesia. Semakin berkembangnya usaha budidaya, kebutuhan benih dirasa masih kurang akibatnya, produksi benih tidak mencukupi. Ketersediaan benih merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kegiatan akuakultur. Namun yang menjadi kendala adalah benih ikan itu sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhan atau dengan kata lain tidak tersedia sepanjangtahun. Peningkatan produksi hasil pembenihan ikan mas (cyprinuscarpio), dalam memenuhi ketersedian benih yang dibutuhkan dari waktu kewaktu adalah dengan jalan pemijahan buatan, sehinga dapat menghasilkan telur yang terbuahi dan jumlah bibit yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan pemijahan secara alami pada ikan mas dan waktu yang digunakan lebih efisien sehingga nantinya dapat memenuhi persediaan benih yang

PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

204

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA

TERHADAP PEMIJAHAN BUATAN PADA IKAN MAS

(CYPRINU SCARPIO)

Andi Idrus

Dosen Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma Palopo

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect ovaprim injection of different

doses of the hatching and the survival of larvae carp (cyprinuscarpio). This study took

place in May-June 2015 located at a place of execution (BBI) Salupao Village Maroangin

Telluwanua District of Palopo.

In this study, the results of the P3 highest hatchability of 93.3%, followed by 80.13%

P2 and P1 amounted to 71.12%, .So also obtained the highest graduation rate of life

followed P2 P3 88.51 90.49% P1% and 78.94%, while the fastest time latency is P1 650

minutes, followed by P2 and P3 669 minutes 693 minutes. This study uses a completely

randomized design (CRD) with three treatments and three replications.

Keywords: Use of different doses ovaprim

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan

protein hewani semakin meningkat, hal

ini sejalan dengan bertambahnya jumlah

penduduk. Ikan merupakan salah satu

sumber protein hewani yang dapat

dipergunakan untuk memenuhi

kebutuhan protein masyarakat.Karena

ikan sangat mudah dibudidayakan dan

dapat hidup dan berkembang pada

perairan umum yang banyak terdapat

disebagian besar wilayah Indonesia.

Semakin berkembangnya usaha

budidaya, kebutuhan benih dirasa masih

kurang akibatnya, produksi benih tidak

mencukupi. Ketersediaan benih

merupakan suatu hal yang sangat penting

bagi kegiatan akuakultur. Namun yang

menjadi kendala adalah benih ikan itu

sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhan

atau dengan kata lain tidak tersedia

sepanjangtahun.

Peningkatan produksi hasil

pembenihan ikan mas (cyprinuscarpio),

dalam memenuhi ketersedian benih yang

dibutuhkan dari waktu kewaktu adalah

dengan jalan pemijahan buatan, sehinga

dapat menghasilkan telur yang terbuahi

dan jumlah bibit yang dihasilkan lebih

banyak dibandingkan pemijahan secara

alami pada ikan mas dan waktu yang

digunakan lebih efisien sehingga nantinya

dapat memenuhi persediaan benih yang

Page 2: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

205

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

dibutuhkan dalam kegiatan usaha

pembenihannya.

Kematangan gonad pada ikan jantan

dan betina sering kali tidak terjadi secara

bersamaan waktunya dan sering kali

didapatkan jumlah sperma sedikit

sehingga tidak cukup untuk pembuahan,

(Anonim, 2014), keakuratan atau

ketepatan dalam peruses pemijahan,

sehingga penelitian dapat dilakukan

dengan penggunaan ovaprim dengan dosis

yang berbeda terhadap pemijahan secara

buatan pada ikan mas (cyprinus carpio).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak penyuntikan

ovaprim dengan dosis yang berbeda

pada ikan mas (cyprinuscarpio),

terhadap daya tetas dan telur ikan mas

(cyprinus carpio)

2. Berapa banyak jumlah kelulusan hidup

larva / survival rate (SR) yang

dihasilkan dengan menggunakan

ovaprim dengan dosis yang berbeda

Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penyuntikan ovaprim dengan

dosis yang berbeda terhadap fertilitas,

daya tetas dan kelulusan hidup larva ikan

mas (cyprinus carpio). Kegunaan

penelitaan ini adalah

memberikan informasi tentang

penyuntikan ovaprim dengan dosis yang

berbeda untuk menghasilkan nilai

fertilitas, daya tetas dan kelulusan hidup

larva ikan mas (cyprinus carpio) dalam

usaha pembenihan.

B. METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari

Bulan Mei sampai dengan Juni 2015, di

(BBI) Salupao Kelurahan Maroangin

Kecamatan Telluwanua Kota Palopo.

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang

digunakan selama penelitian ini dapat

dilihat pada penjelas Tabel dibawah ini.

Page 3: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

206

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Prosedur Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di kolam

pemijahan dengan ukuran hapa 2 m x2 m

dan aquarium dengan ukuran lebar 70 cm

x panjang 1 m melalui beberapa tahapan

pengamatan yaitu penggunaan ovaprim

dengan dosis yang berbeda pada

pemijahan secara buatan ikan mas

(cyprinus carpio)

1. Persiapan Ikan Uji, Ikan Mas

(Cyprinus Carpio)

Menurut (Khairuman dan Amri

2014), sebelum dilakukan penyuntikan

terlebih dahulu dilakukan pengambilan

sampel telur untuk mengetahui diameter

dan kematangan gonad. Ikan uji yang

digunakan adalah ikan matang kelamin

yang siap untuk dipijahkan. Dalam

pemilihan induk jantan dan betina yang

unggul dan sudah matang, gonad

sebaiknya memperhatikan beberapa hal

yaitu;

Tabel 1. Peralatan Yang Digunakan

No Alat Kegunaan

1 Aquarium Tempat Proses Penetasan Telur dan Kelulusan Hidup

Larva

2 Hapa Tempat Sebelum dan Sesudah Ikan Uji Disuntik

3 Jarum Suntik Penyuntikan Ikan Uji (Ikan Mas)

4 Kamera Digital Dokumentasi

5 Keranjang Mengambil Induk Ikan Dikolam Pemeliharaan Induk

6 Mangkuk Telur Sampel Ikan Mas Dari Hasil Pemejitan

7 pH Meter Pengukur pH Air

8 Thermometer Pengukur Suhu Air

9 Timbangan Menimbang Induk Ikan Uji (Ikan Mas)

10 Saringan Penyaring Air

11 Bulu Ayam Pengaduk Telur Hasil Striping Ikan Uji

12 Baskom Tempat Proses Pemijahan

13 Aerator Penyuplai Oksigen Diwadah Uji

14 DO Meter Mengukur Kadar Oksigen

15 Mistar Mengukur Kecerahan

Tabel 2. Bahan Yang Digunakan

No Bahan Kegunaan

1 Induk Betina dan Jantan Hewan Uji (Ikan Mas)

2 Ovaprim Obat Perangsang Matang Gonad

3 NaCL Pencampuran Sperma dan Telur

Page 4: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

207

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

a. Induk jantan berumur 8 bulan dan berat

> 0,5 kg/ekor sedangkan induk betina

berumur 1,5-2 tahun dengan berat 1,5-

2 kg/ekor.

b. Secara fisik ikan tidak cacat

c. Sisik tersusun rapi,cerah dan tidak

kusam

d. Pangkal ekor kuat dan normal dengan

panjang pangkal ekor harus lebih

panjang dibandingkan dengan

lebar/tebal ekor.

2. Penyuntikan dan Pengurutan

Sebelum dilakukan

penyuntikan ikan dipuasakan terlebih

dahulu. Hal ini bertujuan agar

hormon yang akan disuntikan

memberi efek yang lebih baik dan untuk

mengosongkan perut sehingga sedikit

membentuk fase yang mungkin

menggagu pada saat pengeluaran telur

(Khairuman ,Susenda, Gunadi, 2007).

Penyuntikan dilakukan dua kali

secar intra-muskuler, yaitu jarum suntik

ditusukkan kedalam otot

punggung sedalam ± 2 diatas gurat sisi

dengan kemiringan 45º dan

dibawah sirip punggung bagian

depan dengan selang waktu suntikan

pertama dengan selang waktu suntikan

kedua adalah 8 - 11 jam (Khairuman dan

Amri 2014). Hormon ovaprin

disuntikan pertama, pada

penyuntikan kedua tetap diberikan

hormon yang sama dengan penyuntikan

pertama. Hal ini diperkuat oleh perlakuan

masing-masing dosis

yang telah ditentukan sedangkan

pengamatan

terhadap peubah yang diukur

dilakukan 8 - 11 jam setelah

penyuntikan kedua. Secara umum,

urutan striping, sebagai berikut :

a. Siapakan mangkokyang bersih untuk

telur sampel

b. Induk betina yang akan di striping

c. Perut induk betina diurut berlahanlahan

d. Telur yang keluar ditampung didalam

baskom

e. Perut induk jantan juga diurut secara

perlahan-lahan dari bagian depan

f. Telur dan seperma selanjutnya diaduk

sampai rata menggunakan bulu ayam

g. Setelah itu, air dibuang dan diganti

dengan air yang baru sebagi

pembilasan.

h. Pembilasan ini dilakukan 2-3 kali

hingga sisa sperma dan sebagian

gelembung minyak pada telur

berkurang

i. Induk dikembalikan di kolam

pemeliharaan induk.

3. Pengamatan

Pengamatan pemijahan dengan

mengindentifikasi ikan mas (cyprinus

carpio) pada saat setelah proses pemijahan

di lakukan. pengamatan ini dilakunan

setiap hari pada pukul 07.00 – 09.00 dan

pada pukul 16.00 – 17.00, untuk

mengetahui tingkat daya tetas larva, laju

pertumbuhan larva sampai menjadi benih

Page 5: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

208

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

dan tingkat kelulusan hidup larva sampai

studi akhir selama penelitian. 4.

Pengamatan kualitas air

Pengukuran dan pengamatan

kulitas air dilaksanakan pada pukul 07.00

dan 17.00

a. Oksigen terlarut

b. Suhu

c. pH air

d. Kecerahan

A. Analisis Data

Penelitian ini

menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 3 perlakuan dan 3

ulangan. Untuk

Persentase masing-masing dosis

ditentukan berdasarkan pemakaian

ovaprim, menurut (Susanto, 2014)

menggunakan dosis 0,3 ml, penggunaan

dosis ovaprim 0,5 ml (Khairuman dan

Amri, 2014) dan (Suseno, D. 1994) dosis

1,0 ml dengan dosis yang berbeda

terhadap ikan mas satuan percobaan yang

digunakan adalah induk ikan mas

sebanyak tiga (3) yang masing-masing

beratnya kisaran satu kg dan tiga ekor

jantan dengan kisaran berat masingmasing

30 gram untuk induk betina dimasukkan

kedalam kolam yang telah ditentukan

yang didalamnya terdapat hapa yang

berukuran 2 m x 2 m dan kedalaman air

kisaran 50 cm, penempatan percobaan

dilkukan secara acak dengan cara di lot.

Letak masing-masing

perlakuan RAL dalam penelitian ini

setelah di lot adalah sebagai berikut :

P1.3

P1.1

P1.2

mengetahui pengarauh perlakuan (cyprinus carpio), maka dilakukan terhadap

penyuntikan ovaprim dengan analisis ragam terhadap data yang dosis yang berbeda pada

ikan mas diperoleh.

Tabel 3. Perlakuan Yang Diberikan

Perlakuan

No Wadah Dosis

Ovaprim

1 P1 100% 0,3 ml Ovaprim

2 P2 100% 0,5 ml Ovaprim

3 P3 100% 1,0 ml Ovaprim

Page 6: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

209

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

P3.1

P2.1

P2.3

P3.3

P2.2

P3.2

Gambar 1. Layout Wadah

1. Peubah Yang Diukur a. Daya tetas

Peubah yang diukur dalam Daya tetas ditentukan dengan penelitian ini adalah

fertilitas, daya tetas menggunakan rumus yang dikemukakan dan kelulusan hidup larva

ikan uji (%) oleh Yusrisal, M, (2000) rumus dari peubah trsebut adalah:

Daya Tetas (%) = Jumlah Telur Sampel Yang Menetasx 100

Jumlah Telur Sampel yang di Buahi

b. Persentase angka kelulusan

kehidupan Larva / survival Rate

(SR)

Kelulusan kehidupan larva ikan

mas menurut Murtidjo (2001) dapat

dihitung menggunakan rumus yaitu :

SR (%) = NT x 100

NO

Dimana :

SR = tingkat kelulusan hidup (%)

NO = jumlah larva pada awal penelitian

(ekor)

NT = Jumlah larva pada akhir penelitian

(ekor)

2. Asumsi

Asumsi yang diajukan

pada penelitian ini adalah:

a. Kondisi induk setiap ikan uji dianggap

sama

b. Tingkat kematangan gonad ikan uji

dianggap sama

c. Tingkat ketelitian pada masing –

masing dosis perlakuan dianggap sama

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

H a s i l

1. Jumlah Daya Tetas dan Kelulusan

Hidup Larva

Data tingkat daya tetas dan

kelulusan hidup larva ikan mas (cyprinus

Tabel 4. Nilai Daya Tetas dan Kelulusan Hidup Larva Ikan Mas

No Perlakuan Daya Tetas (%) Kelulusan Hidup (%)

1 P1 71,12 78,94

2 P2 80,13 88,51

3 P3 93,9 90,49

Page 7: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

210

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

carpio), selama penelitian dari

masingmasing perlakuan disajikan pada

Table 4.

a. P1: perlakuan 0,3 ovaprim

b. P2: perlakuan 0,5 ovaprim

c. P3 : perlakuan 1,0 ovaprim

Dari Tabel 4 menujukan bahwa

perbedaan penggunaan penyuntikan dosis

ovaprim yang berbeda yang digunakan

selama penelitian memberi perbedaan

terhadap daya tetas. tingkat kelulusan

hidup tingakat daya tetas yang tertinggi

adalah P3. dengandosis 1,0 ml, sedangkan

penggunaan dosis 0,5 ml, tingakat daya

tetas sedangdan dosis 0,3 tingkat daya

tetas yang terendah.

Sedangkan kelulusan hidup larva

ikan mas (cyprinus carpio), tertinggi juga

terdapat pada perlakuan P3 = 1,0 ml

ovaprim dan terendah pada P1 = 0,3 ml

dan untuk jelasnya dapat dilihat pada

grafik gambar 2.

Dari hasil penggunaan dosis

ovaprim yang berbeda tersebut terhadap

penetasan dan kelulusan hidup larva pada

tiap perlakuan yang diberikan,

menunjukan pengaruh yang nyata, yang

ditandai dengan data Tabel 4 dan grafik

gambar 2.

Berdasarkan Penelitian ini

menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 3 perlakuan dan 3

ulangan..Penetasan dan kelulusan hidup

larva menunjukan bahwa

P3.memberikan tingkat penetasan yaitu

93,3 dan kelulusan hidup larva yaitu

93,3tertinggi dan terendah pada

parlakuan P1 dengn tingkat daya tetas

yaitu.71,12 dan kelulusan hidup larva

yaitu78, 94, menurut (Suseno, D. 1994)

Gambar 2 .Grafik Batang Nilai Daya Tetas dan Kelulusan

Larva Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

0

20

40

60

80

100

P1 P2 P3

1 2 3

perlakuan Dosis Ovaprim

Daya tetas (%)

Kelulusan Hidup (%)

Page 8: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

211

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Menggunakan dosis ovaprim 1,0

ml, menghasilkan jumlah daya tetas dan

kelulusan hidup larva yang terbaik.

Perbandingan tiap perlakuan yang

diberikan terhadap daya tetas dan

kelulusan hidup larva yaitu pengguanaan

dosis 1,0 ml menunjukan perbedaan nyata

dengan dua perlakuan lainya (dosis 0,5 ml

dan pengguanaan dosis 0,3 ml). Hal ini

disebabkan oleh jumlah larva pada

pengguanaan dosis 1,0 ml yang berhasil

hidup sampai penelitian selesai lebih

banyak dibandingkan dengan penggunaan

dosis lainnya. Ini menunjukan perbedaan

nyata kerna jumlah larva yang hidup

menunjukan perbedaan yang jauh ini di

akibatat pengaruh tingakat kematangan

gonad ikan mas (Cyprinus carpio),

perlakuan yang diberikan dan pengaruh

kulitas air.(Anonim. 2014).

2. Latensi Waktu Proses Pemijahan

Dalam proses pemijahan latensi

waktu sangat menentukan perbedaan

perlakuan dari tiap kode perlakuan yang

diberikan yang dilakukan selama

penelitian berlasung. Hasil perhitungan

latensi waktu selama penelitian, lebih

Pada Tabel 5 tersebut diatas, hasil

pengukuran latensi waktu pemijahan

dalam penelitian, seblelum melakukan

perhitungan latensi waktu, telebih dahulu

memerikasa kondisi ikan uji yang siap di

pijahkan.dalam perlakuan P1 dengan

dosis 0,3 kondisi induk pada ikan ikan uji

lebih dahulu telah memberikan tanda –

tanda siap memijah serta di ikuti pada

perlakuan P2 dan P3. Latensi waktu

pemijahan ikanmas (Cyprinus carpio),

dihitung berdasarkan data yang diambil

selama proses pemijahan berlangsung

dengan cara menghitung selisih waktu

setelah penyuntikan sampai keluarnya

telur atau ovulasi. yang menujukan

latensi waktu yang paling cepat menetas

pada perlakuan P1. yang menguanakan

dosis 0,3 dengan waktu yang di butukan

650menitini di sebabkan tingkat matang

gonad sangat cepat pada saat striping atau

pengelurutan yang di akukan lebih cepat

jelasnya selisi waktu proses pemijahan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Latensi Waktu Proses Pemijahan

No Perlakuan Latensi Waktu Pemijahan (Menit)

1 P1 650

2 P2 669

3 P3 693

Page 9: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

212

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

dari peda perlakuan lainya dan waktu

paling tertinggi pada P3 yaitu 693 menit

dari perlakuan dan pengguanan dosis

lainya, ini menunjukan adanya perbedaan

nyata lamanya waktu yang diperlukan

sampai proses pemijahan selesai, Dari

hasil penelitia ini menunjukan, bahwa

induk betina ikan mas (Cyprinus carpio)

yang disuntikan dapat meningkatkan

kosentrasi hormon gonedotropin didalam

darah, sehingga merangsang

perkembangan telur dan mempercepat

proses pemijahan ikan uji dengan latensi

waktu 650 menit, sedangkan penyuntikan

ovaprim pada dosis 0,5 ml dan 1,0 ml,

tidak terlalu berpengaruh terhadap

peningkatan gonadtropin.Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Epler

(1981) bahwa PGF2α ini sangat berperan

dalam kontaksi selaput folikel, dengan

meningkatnya PGF2α di dalam darah

akan meningkatkan kontraksi selaput

folikel sehingga folikel dalam waktu

yang lebih cepat akan berkontraksi dan

terjadilah ovulasi.

Perlakuan P1 ikan mas (cyprinus

carpio) yang digunakan sudah maksimum

dengan demikian dapat dikatan bahwa

pemberian hormone ovaprim dapat

mempercepat proses pemijahan dan

menghasilkan latensi waktu tercepat

3. Kualitas Air

setelah penyuntikan dengan penggunaan jelasnya dapat dilihat pada grafik 2. dosis

0,3 ml serta 1,0 ml dan lebih

Gambar 3. Grafik Latensi Waktu Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

620

640

660

680

700

P1 P2 P3

1 2 3

LATENSI WAKTU PEMIJAHAN

LATENSI WAKTU PEMIJAHAN

Page 10: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

213

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Menurut Khairuman dan Amri

2014,air merupakan salah satu faktor

penting bagi kelangsungan hidup ikan dan

harus tersedia dalam kualitas yang

baik,Pergantian air sangat menunjang

kualitas air, proses perputaran air

padawada penelitianberguna agar daya

tetas dan larva tidak stres di akibatkan

kulitas air yang tidak baik, yang diberikan

dan kualitas litas air yang menurunsingga

proses pergantian air dan pemasukan air

pada wada aquariumdengan

menggunakan selang infus guna daya

gerak air tidak berpengaruh pada saat daya

tetas dan larva selama proses pemeliaraan

dari daya tetas serta awal sampai stadia

akhir larva. Fungsi pergantian air yaitu

untuk menyuplai DO, mejaga suhu, pH

dan keceraha agar stabil di wada

aquarium, guna untuk daya tetas dan

kelangsungan hidup larva selama

penelitian, lebih jelasnya disajikan

padaTabel 6. perlakuan, masih berada

pada batas toleransi yang baik sehingga

baik pula untuk dilakukan pemijahan

buatan, selama penelitian kulitas air tidak

berubah.

Pembahasan

Menurut Effendi (1997), telur-telur

hasil pemijahan yang dibuahi selanjutnya

berkembang menjadi embrio dan akhirnya

menetas menjadi larva, sedangkan telur

yang tidak dibuahi akan mati dan

membusuk. Pengaruh penggunaan dosis

ovaprim dengan dosis yang berbeda

menujuhkan perpedaan yang nyata, untuk

tingkat daya tetas pada perlakuan P1 yaitu

71,12 %, serta P2 yaitu 80,13 % dan P3

yaitu 93,9%. Pada tiap perlakuan daya

tetas sangat berpengaruh nyata ini di

sebabkan tingkat kematangan gonad induk

ikan mas (cyprinus carpio) dengan

pengguanaan dosis yang berbeda, dan

kuwalitas telur yang dihasilkan. Pada

perlakuan P3 Tingkat daya tetas daya

tertinggi ini disebabkan kuwalitas telur

yang baik dibandingkan dengan perlakuan

P1 dan P2. Untuk kelulusan hidup larva

sangat berpengaruh, proses pengeluaran

Tabel 6. Pengukuran Parameter Kualitas Air

Perlakuan Suhu (oC) pH Kadar

Oksigen (ppm)

Kecerahan

(Cm)

A 23-24 6,6-6,8 3-4 7-17

B 22-24 6,6-6,7 3-4 7-17

C 22-24 6,6-6,8 3-4 7-17

Dari Tabel 6 diatas menunjukan perlakuan baik dalam proses penetasan bahwa

pengukuran kulitas air dari tiap dan kelulusan hidup larva dari tiap wada

Page 11: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

214

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

sampai stadi akhir larva pada perlakuan P1

yaitu 78,94% serta P2 yaitu 88,51% dan

P3 yaitu 90,49%, ini manandakan adanya

perbedaan tingkat kelululusan hidup larva

ikan mas (cyprinus carpio), ini pengaruhi

oleh kuwalitas larva dan benih yang

hasilkan dari tiap perlakuan yang

diberikan dengan penggunaan dosis

ovaprim, sehingga hasil yang diperoleh

berbeda nyata baik dari daya tetas dan

kelulusan hidup larva.

1. Penyuntikan dan Pengurutan

Sebelum dilakukan penyuntikan

ikan dipuasakan terlebih dahulu. Hal ini

bertujuan agar hormon yang akan

disuntikan memberi efek yang lebih baik

dan untuk mengosongkan perut sehingga

sedikit berbentuk fase yang mengganggu

pada saat pengeluaran telur. Dalam proses

striping dilakukan setelah ada tanda-

tanda ovulasi, biasanya sekitar 8 11 jam

dari penyuntikan. Cara striping yang

umumnya dilakukan adalah striping

dengan metode dry striping atau metode

kering (Khairuman dan Amri, 2014).

a. Penyuntikan

Penyuntikan dengan menggunakan

dosis ovaprim 0,3 ml, 0,5 ml serta 1,0 ml

dilakukan pada induk betina dengan

kemiringan 40°- 45° dan kedalaman jarum

± 1 cm sebaiknya penyuntikan dilakukan

pada sore hari atau malam hari antara

pukul 17.00 – 20.00 frekunsi suntik

dilakukan sebanyak satu kali dengan

menggunakan spoit berukuran 1 ml.

b. Striping

Striping dilakukan 11 jam setelah

penyuntikan , ikan uji dinyatakan ovulasi

saat telur melalui lubang genitalnya.

Proses pengurutan dilakukan dengan cara

berlahan dari atas menuju ke lubang

genital pengurutan di hentikan apabila

telur yang dikeluarkan bercampur dengan

dara, agar hasil yang diharapkan bisa

optimal sesuai yang diharapkan.

Selanjutnya jika ikan uji pada

pengurutan pertama tidak menunjukan

tanda-t anda ovulasi maka pengurutan

berikutnya dilakukan setiap 1 jam sekali

samapai terjadi ovulasi pada ikan uji.

c. Penebaran Telur Diwadah

Penelitian

Setelah telur dan sperma bercampur

dengan NaCl, maka campuran tersebut

diaduk dengan menggunakan bulu ayam

agar menyatu. Telur yang telah diaduk

diambil sebanyak 1 tutup botol aqua

plastik untuk dijadikan sampel dan

kemudian ditimbang dan dihitung jumlah

telur yang akan di teber di akuarium atau

wadah perlakuan. Untuk sampel

penelitian maka diambillah 1 tutup botol

aqua telur yang kemudian ditebar di

wadah.

Page 12: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

215

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

2. Proses Pemijahan dan Daya Tetas

Telur

Proses pemijahan dalam penelitian

dilakukan dengan

menggunakan akuarium, pengambilan

sperma ikan jantan dantelur betina

dilakukan dengan cara pengurutan,

seperma tersebut diletakan di dalam

mangkok kecil kemudian ditambahkan

larutan NaCl. Setelah diperolah telur dan

sperma kemudian di lakukan pembuhan

yakni dengan cara pencampuran telur dan

sperma di dalam baskom dan diaduk

dengan bantuan bulu ayam agar sperma di

dalam baskom dapat membuahi selulur

telur yang ada. Setelah itu pengambilan

sampel ditebar didalam wadah aquarium

yang telah diberikan kode perlakuan.

Perhitungan jumlah telur yang terbuahi

dilakukan dengan cara volumettrik atau

manual yakni menghitung langsung telur

yang berwarna kecoklatan dan transparan

yang dilakukan 1 jam setelah pemijahan.

(Khairuman, Susenda, Gunadi, 2007)

Menetas merupakan saat terakhir

pada masa inkubasi, yakni hasil dari

beberapa proses sehingga embrio keluar

dari cangkang (Wibowo, Bayu,.2011)

jumlah telur yang terbuahi pada P1, P.2

dan P.3 menunjukan bahwa peggunaan

dosis ovaprim yang mempunyai potensi

yang berbeda untuk meningkatkan jumlah

telur yang dibuahi pada ikan yang

diujikan.

Kenyataan ini disebabkan karena

telur yang menetas berasal dari telur yang

dibuahi sebelumnya dengan

meningkatnya nilai daya tetas telur.

Persentase telur yang di tetaskan erat

hubungannya dengan terlur yang

terbuahi, walaupun telur yang dibuahi

belum tentu dapat menjamin penetasan.

Namun semakin banyak telur yang

terbuahi maka semakin besar peluang

telur untuk menetas.Perhitungan jumlah

telur yang menetas dilakukan setelah larva

berumur 3 hari dengan cara mengambil

larva tersebut degan menggunakan

mangkok kecil dan dipindahkan kewadah

aquarium sambil dihitung jumlah hidup

larva ikan mas (cyprinus carpi). Dari hasil

penelitian tarnyata penggunaan dosis

ovaprim 1,0 ml yang menghasilkan

jumlah telur yang terbuahi dan tingkat

daya tetas lebih tinggi dengan

penggunaan dosis ovaprim 0,3 ml dan 0,5

ml. Ini menunjukan perbedaan nyata kerna

jumlah larva yang hidup menunjukan

perbedaan yang jauh ini di akibat

pengaruh tingakat kematangan gonad ikan

mas (cyprinus carpio), perlakuan yang

diberikan dan pengaruh kulitas air selama

penelitian. (Khairuman ,Susenda, Gunadi,

2007).

Page 13: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

216

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Telur yang menetas akan menjadi

larva. Selama 3– 4 hari, larva tidak diberi

pakan karena masih memiliki kuning

telur didalam tubuhnya sebagai cadangan

makanan. Suhu air dalam penelitian ini

berkisar antara 23°C-24°C.Menurut (

Wibowo Bayu P, 2011) hal yang perlu

diperhatikan adalah kondisi air harus

tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya

serta suhu air masih dalam batas normal,

yaitu 26°C-28°C, dengan ketinggian air

sekitar 10-30 cm.

a. Pemeliharaan Larva

Adapun tahapan

pemeliharaan larvaadalah sebagai

berikut :

1. Umur 1 - 3 Hari

Menurut (Anonim, 2014) telur yang

menetas akan menjadi larva. Selama 1 - 3

hari, larva tidak diberi pakan karena masih

memiliki kuning telur sebagai cadangan

makanan di dalam tubunya. Suhu air

dalam penelitian ini berkisar antara. 22°C-

24°C.

Menurut Khairuman dan Amri

2014, hal yang perlu diperhatikan adalah

kondisi air harus tetap terjaga kualitas dan

kuantitasnya. Pastikan suhu air masih

dalam batas normal, yaitu 26°C-28°C,

dengan ketinggian air pada wadah

perlakuan sekitar 7 - 17 cm.

2. Umur 4 -10 hari

Pada hari ke 4 setelah menetas,

barulah larva diberi pakan tambahan.

Pakan yang diberikan bisa berupa telur

yang telah direbus dan diambil kuning

telur, kemudian dihaluskan dan dicampur

air secukupnya. Sebutir kuning telur dapat

memenuhi kebutuhan larva sekitar 65.000

ekor larva.

Pakan yang baik adalah pakan yang

bisa menjadi sumber energi, memelihara

tubuh, mendorong pertumbuhan dan

perkembangbiakan ikan. Artinya, pakan

harus mengandung nutrisi sesuai dengan

kebutuhan ikan. Bila hal ini dipenuhi,

maka ikan bisa terhindar dari

kemungkinan serangan berbagai

penyakit, khususnya penyakit nutrisi

yang disebabkan oleh pemberian pakan

yang sembarangan. (Anonim,

2013).Pakan diberikan dengan frekuensi

2 kali dalam sehari. Waktu pemberiannya

di lakuakan pada pukul 07.00-08.00dan

pada sore hari pukul 16.00-17.00.

Namun menurut Wibowo, B. Prasetya,

2011, frekuensi pemberian pakan

dilakukan 3 kali sehari yaitu pagi pukul

08.00-09.00, kemudian siang pukul

12.00-13.00 dan sore pukul 17.00-18.00.

b. Kelulusan Hidup Larva

Menurut (Susanto, 2014) kualitas

induk sangat menentukan hasil larva

yang dihasilkan. Induk-induk muda dan

Page 14: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

217

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

baru pertama dipijahkan, biasanya akan

menghasilkan larva yang tidak begitu

banyak. Hal ini yang sama juga terlihat

pada induk-induk yang telah berulang

kali menghasilkan larva. Semakin

banyak pemijahan, benih yang dihasilkan

semakin sedikit.Masa paling kritis daur

hidup terhadap pada tahap larva.banyak

factor yang menyebabkan diataranya

penyakit adan juga factor biaotik yang

berhubungan langsung dengan larva ikan

mas (cyprinus carpio) itu sendiri.

Sehubungan dari pergerakan larva atau

tingkalaku larva untuk mendapatkan

persedian makanan yang baik merupakan

fektor yang mempengaruhi keberhasilan

hidup larva. Khairuman dan Amir (2014)

Pada penelitian ini kelulusan hidup

larva dihitung pada hari ke 10 yang di

tentukan dengan menghitung jumlah larva

yang masih bertahan hidup samapai hari

yang di tentukan. Kematian larva bukan

saja di sebabkan oleh kualitas air yang

tidak cocok. Pada umumnya kematian

larva disebabkan oleh factor luar seperti

kompentesi antara larva, ruang gerak dan

penanganan yang kasar,Khairuman dan

Amir (2014) selanjutnya dikatakan

kematian larva disebabkan fator dalam

tubuh ikan itu sendiri, seperti umur dan

kemempuan menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Pengguanan dosis ovaprim

dapat memberikan daya rangsang

pemijahan lebih tinggi, diameter lelur

lebih besar dan,waktu yang di butuhkan

singka dari proses pemijaha sampai telur

menetas.

D. PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa penggunaan dosis

yang berbeda dalam penyuntikan ovaprim

terhadap ikan mas (cyprinus carpio),

memberikanpengaruh terhadap daya tetas

dan kelulusan hidup sampai larva usia 10

hari, perlakuan yang di anggap memberi

perlakuan terbaik adalah perlakuan 1,0 ml

ovaprim yang menghasilkan tingkat daya

tetas dan kelulusan hidup larva lebih

tinggi.

S a r a n

Perlu dilakukan penelitian lanjutan

tentang dosis yang tepat dari pengguanan

ovaprim guna menghasilkan benih yang

berkulitas dari ikan mas (cyprinuscarpio),

dan penting di lakukan penggunaan dosis

– dosis ovaprim pada hewan uji selain ikan

mas (cyprinus carpio), terutama ikan -

ikan yang benihnya tidak tersedia secara

teratur dalam mengembangkan usaha

budidaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kandungan Gizi Pada

Page 15: PENGARUH OVAPRIM DENGAN DODIS YANG BERBEDA …

218

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Telur. tp., tt.

------------2014. Sukses Bisnis dan

Budidaya Ikan Mas. tp., tt.

Hengky. 2014. Efektifitas Ovaprim

Terhadap Lama Waktu Pemijahan,

Daya Tetas Telur dan Sintasan

Larva Ikan Lele Dumbo,

Clariasgariepinus. tp., tt.

Khairuman, dan Amri. 2014. Buku Pintar,

Sukses Bisnis Pembenihan Ikan

Konsumsi. tp., tt.

Khairuman, Susenda, Gunadi. 2007.

Budidaya Ikan Mas Secara

Intensif., Agromedia, Jakarta.

Murtidjo, BA. 2001. Beberapa Metode

Pembenihan Ikan Air

Tawar.

Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Muzakar 2009. Pemberian Hormon “

Ovaprim ” Dengan Dosis 0,2 ml dan

0,4 ml Per Kilogram

BiomassaTerhadap Laju Pemijahan

Induk Betina Ikan Lele Dumbo

(Clariasglaripienus). tp., tt.

Susanto, Heru. 2014. Budidaya 25 Ikan di

Pekarangan. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Suseno, D. 1994. Pengolahan Usaha

Pembenihan Ikan Mas. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Wibowo, Bayu P. 2011. Bisnis Lele

Untung 200%. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Yusrizal. M. 2000. “Perbandingan Nilai

Fertilitas, Daya Tetas. dan

Kelulusan Hidup Larva Ikan Baung

(MyttusNemurus.C,V) Yang

Diperoleh Dari Perairan Alam

Dengan Yang Dimatangkan

Dikolam Akibat Peyuntikan

Hormone Ovaorim. dan

Prostaglandin F2 A (PGF2a)”.

Skripsi Fakultas Perikanan dan

Kelautan, Universitas

Riau,Pekanbaru