130
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nurmalinda NIM. 109018300040 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK TWO STAY TWO STRAY TERHADAP

KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA

KELAS V MIN 15 BINTARO

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nurmalinda NIM. 109018300040

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

i

ABSTRAK

NURMALINDA (109018300040), “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak

Ceritasiswa Kelas V Min 15 Bintaro Jakarta Selatan”. Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

mendalam tentang cara menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif teknik

Two Stay Two Stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa. Penelitian

ini dilakukan di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen

dengan desain penelitian The One Group Pretest-Posttest Design. Sampel

dalam penelitian ini adalah tujuh puluh delapan siswa yang terdiri dari tiga

puluh sembilan siswa untuk kelas eksperimen dan tiga puluh sembilan siswa

untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes yang

berbentuk soal uraian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa keterampilan

menyimak siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif teknik Two Stay Two Stray lebih baik daripada yang menggunakan

model pembelajaran konvensional. Dan dilihat dari hasil rata-rata, siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two

Stay Two Stray mendapat nilai rata-rata lebih tinggi dibanding siswa yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Two Stay Two Stray, Keterampilan

Menyimak.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

ii

ABSTRACT

NURMALINDA (109018300040), “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Ceritasiswa

Kelas V Min 15 Bintaro Jakarta Selatan”. Skripsi of Department of Elementary

School Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic University, 2013.

This research is aimed to get a deep understanding about the use of

cooperative learning, specifically in Two Stay Two Stray technique on students’

listening story comprehension. This research was conducted at MIN 15 Bintaro

Tangerang Selatan academic year 2012/2013. The research method used in this

research was a quasi-experimental study with The One Group Pretest-Posttest

Design. The sample in this research was 78 students, consisting of 39 students

from the experimental class and 39 students from the control class. The

research instrument used in this research was essay questions. The result of the

study revealed that students’ listening comprehension taught by using Two Stay

Two Stray technique was better than by using conventional teaching. It could be

seen from the mean scores in the class that was taught by using Two Stay Two

Stray technique was higher than the class that was taught by using conventional

teaching.

Keywords : Cooperative Leraning, Two Stay Two Stray, Listening

Comprehension.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis

diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita

yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah. Penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari

berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifai’I M.Ed, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sekaligus dosen

pembimbing.

3. Ibu Hindun, M.Pd, dosen pembimbing yang telah memberi masukan,

ilmu, semangat, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis

selama penyusunan skripsi.

4. Seluruh staf dan dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis

selama kuliah.

5. Bapak A. Taufiqillah S.Ag., M.M, kepala MIN 15 Bintaro, Jakarta

Selatan yang telah memberikan izin serta bimbingan, dan masukan

selama penelitian.

6. Para siswa dan siswi MIN 15 Bintaro khususnya VA dan VB yang

telah banyak membantu selama proses penelitian berlangsung.

7. Teristimewa kepada Ayah dan Ibuku, Bapak Asiandi dan Ibu Saida

yang tidak henti-hentinya memberikan do’a, melimpahkan kasih

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

iv

sayang, dan memberikan dukungannya baik moril maupun materil

kepada penulis sampai terselesaikannya skripsi ini, dan adik-adikku

tersayang Muhammad Fachri, Ayu Nurhalyzah, dan Muhammad

Azhar Arbian yang selalu memberi semangat dan mendoakan selama

penulisan skripsi ini.

8. Rizky Chairani, Diah Nuriza, Yanita Puspitasari, dan Maria Ulfah,

sahabat tersayang yang selalu memberikan doa, semangat, dan

motivasi selama penulisan skripsi ini.

9. Deswinda, Anike, Nurfaizah, Nety, Haffas, Didin, Awal, dan Frendi

yang selalu memberikan semangat serta tempat berkeluh kesah.

10. Teman-teman PGMI B 2009 yang telah memberikan semangat dan

pengaruh positif dalam menyusun skripsi ini.

11. Adik-adik kelas PGMI yang telah membantu, memberi semangat dan

mendoakan selama penulisan skripsi ini.

12. Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di HMI Cab. Ciputat

khususnya HMI Komtar, HMI Komfaksy, dan DEMA UIN Jakarta

yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mengajarkan dan

memberikan pengalaman penulis dalam berorganisasi serta

memberikan semangat penulis dalam menyusun skripsi.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhir kata, harapan

penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya

mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta, Februari 2014

Penulis

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ............................................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 6

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan teoretis ................................................................................... 8

1. Hakikat Keterampilan Menyimak Cerita ................................................. 8

a. Pengertian Menyimak .......................................................................... 8

b. Tahap – Tahap Menyimak ................................................................... 8

c. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar .................................... 10

d. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Menyimak ............................... 11

e. Unsur – Unsur Menyimak ................................................................... 14

f. Definisi Cerita ..................................................................................... 15

2. Hakikat Model Pembelajaran ................................................................... 16

a. Pengertian Model Pembelajaran ......................................................... 16

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................... 16

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ............................................... 18

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

vi

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 19

e. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif ............................................ 20

f. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ....................................... 22

g. Model Pembelajaran Tipe Two Stay Two Stray ................................. 23

h. Langkah-Langkah Model – Model Pembelajaran Tipe Two Stay

Two Stray ............................................................................................ 24

i. Kelebihan dan Kekurangan Two Stay Two Stray ............................... 26

B. KERANGKA BERPIKIR ........................................................................ 27

C. PENELITIAN YANG RELEVAN .......................................................... 38

D. HIPOTESIS PENELITIAN ..................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 32

B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 34

a. Populasi ............................................................................................... 34

b. Sampel ................................................................................................. 34

D. Variabel Penelitian ................................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 35

F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 35

G. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 36

a. Uji Validitas ......................................................................................... 36

b. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 36

c. Taraf Kesukaran .................................................................................. 37

d. Daya Pembeda ..................................................................................... 37

H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 38

a. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................ 38

I. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 39

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah .......................................................................................... 40

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 42

C. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................... 46

D. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................... 50

E. Analisis Data ............................................................................................ 54

F. Pengajuan Hipotesis ................................................................................. 57

G. Pembahasan .............................................................................................. 59

H. Keterbatasan Peneltitian ........................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................. 63

B. Saran ......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 20 - 21

Tabel 3.1 Indeks Taraf Kesukaran 33

Tabel 3.2 Indeks Daya Pembeda 33

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen 39-40

Table 4.2 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol 40-42

Table 4.3 Deskripsi Data Statistik Nilai Pretest Kelas Eksperimen 42

Table 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Eksperimen 43

Table 4.5 Deskripsi Data Statistik Nilai Pretest Kelas Kelas Kontrol 44

Table 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol 45

Table 4.7 Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Eksperimen 46

Table 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Eksperimen 47

Table 4.9 Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Kontrol 48

Table 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kontrol 49

Table 4.11 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 50

Table 4.12 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 51

Table 4.13 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol 52

Table 4.14 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 53

Table 4.15 Hasil Uji T-Test 54

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara Guru

Lampiran 2 Kisi – Kisi Instrumen

Lampiran 3 Instrumen Penelitian

Lampiran 4 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian

Lampiran 5 Silabus Pembelajaran

Lampiran 6 Materi Ajar

Lampiran 7 RPP Kelas Eksperimen pertemuan ke-I

Lampiran 8 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan ke-II

Lampiran 9 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-I

Lampiran 10 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-II

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-I Kelas Eksperimen

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-II Kelas Eksperimen

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-I Kelas Kontrol

Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-II Kelas Kontrol

Lampiran 15 Cerita Rakyat Untuk Lembar Kerja Siswa

Lampiran 16 Cerita Rakyat Untuk Pretest-Posttest

Lampiran 17 Pedoman Penskoran

Lampiran 18 Hasil Uji Validitas

Lampiran 19 Soal Pretest Dan Posttest

Lampiran 20 Nilai Hasil Belajar Siswa Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 21 Kegiatan Belajar Mengajar

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang menentukan

maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya

manusia sebagai subjek pembangunan yang baik, diperlukan modal dari

hasil pendidikan itu sendiri, salah satunya dengan menyelenggarakan proses

pembelajaran yang memadai. Proses pembelajaran dapat berlangsung pada

pendidikan formal maupun non formal. Bahkan dikenal pula dengan istilah

“long life education” atau pendidikan sepanjang hayat, sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja.

Program pengajaran di lembaga pendidikan diatur dalam UU No.20

tahun 2003, begitu pula dengan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

telah diterapkan dalam kurikulum. Pembaharuan-pembaharuan dalam

kurikulum telah terlaksana, dari mulai kurikulum 1994 sampai dengan

kurikulum 2013. Saat ini semua lembaga pendidikan menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bertujuan untuk

mengembangkan kompetensi dasar siswa sesuai dengan fungsi bahasa

Indonesia itu sendiri. Hakikat fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

Penguasaan bahasa yang baik akan mempermudah proses komunikasi dan

memberikan kepercayaan diri bagi seseorang untuk berekspresi dan

bersosialisasi.

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah-sekolah terdiri

dari empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

membaca, menulis, dan berbicara. Empat keterampilan tersebut saling

mempengaruhi untuk bersosaliasi, dari empat keterampilan tersebut maka

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

2

peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran

keterampilan berbahasa bukan pengajaran tentang bahasa semata.

Keterampilan berbahasa tersebut yaitu keterampilan reseptif (menyimak dan

membaca) dan keterampilan produktif (menulis dan berbicara). Pengajaran

bahasa diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif dan kemudian

dilanjutkan dengan pengajaran produktif untuk tahap selanjutnya, yang

kemudian keempat keterampilan tersebut dapat bersatu padu sebagai

kegiatan berbahasa yang terpadu.

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus kita latih adalah

keterampilan menyimak. Disadari atau tidak, setiap hari hari kita tidak

pernah luput dari kegiatan menyimak karena menyimak merupakan sendi

pertama dalam mempelajari bahasa. Sebelum anak berbicara, yang pertama

dilakukan adalah menyimak atau medengarkan. Begitu pula saat dia belajar

membaca dan menulis, pertama-tama dia menyimak dan hasil yang

disimaknya selama ini akan diinterpretasikan dalam bentuk tulisan.

Kegiatan menyimak mempunyai tujuan yang berbeda-beda, tetapi

tujuan utamanya untuk mendapatkan suatu informasi. Keterampilan

menyimak perlu konsentrasi tinggi dan harus dapat menghiraukan

gangguan-gangguan yang ada. Dalam kegiatan pembelajaran keterampilan

menyimak tidak mudah dilakukan oleh para siswa jika mereka tidak dapat

mengabaikan faktor-faktor yang dapat menghambat terjadinya proses

menyimak. Banyak faktor yang dapat menghambat terjadinya proses

menyimak dengan baik, yaitu faktor internal yang ditimbulkan dari dalam

diri siswa/penyimak seperti gangguan kesehatan dan tidak berkonsentrasi.

Faktor lain, timbul dari faktor eksternal siswa, seperti kondisi kelas yang

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

3

kurang kondusif, cuaca yang tidak mendukung dan suara-suara yang dapat

mengganggu konsentrasi seperti suara kendaraan.

Hal tersebut senada dengan kenyataan yang ada, yakni hasil belajar

siswa dalam pembelajaran menyimak masih rendah, karena adanya siswa

yang tidak memiliki keberanian dalam mengungkapkan kembali apa yang

dijelaskan oleh guru, kosakata yang digunakan ketika menjelaskan kembali

masih tidak jelas, dan kurangnya motivasi dan aksi dari siswa dalam

pembelajaran menyimak. Selain faktor dari siswa, terdapat juga faktor dari

guru yaitu belum efektifnya model pengajaran yang digunakan. Dalam

proses belajar mengajar, biasanya guru hanya menggunakan teknik dikte

(imla) pada pengajaran mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran

menyimak, sehingga siswa cenderung merasa bosan dalam menerima

pengajaran menyimak Dalam pembelajaran menyimak siswa tidak hanya

semata-mata menyimak lalu ditinggalkan begitu saja, tetapi siswa juga

harus mampu menjabarkan kembali apa yang disampaikan atau dijelaskan

oleh guru.

Guru sebagai pengelola proses belajar dan salah satu sumber belajar

memang memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.

Sehingga guru menciptakan tantangan baru dalam belajar agar siswa

antusias dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi dan

situasi dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana, salah satu

pembelajaran yang berhasil diantaranya dilihat dari kadar kegiatan siswa

belajar. Makin tinggi kegiatan siswa, makin tinggi peluang berhasilnya

pengajaran. Ini berarti guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi,

pendekatan dan metode yang banyak meibatkan keaktifan siswa dalam

belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

4

Berkaitan dengan hal tersebut, peranan guru sebagai salah satu

komponen pembelajaran sangat penting dalam menentukan keberhasilan

pembelajaran. Untuk itu, guru harus menentukan bentuk kegiatan

pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang dapat melibatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran

kelompok.

Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya pembelajaran menyimak pada bidang studi bahasa Indonesia,

diantaranya guru harus lebih dapat memahami siswa secara psikologis.

Seperti diketahui bahwa siswa lebih suka bertanya pada temannya daripada

bertanya pada guru, dari titik ini guru dapat mengarahkan siswa untuk

belajar secara kelompok dengan teman-temannya. Pembelajaran kelompok

sejak dahulu sudah dilaksanakan, tapi masih belum efektif. Berdasarkan

wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia di MIN 15 Bintaro,

beliau mengatakan pembelajaran tidak efektif dikarenakan pembelajaran

kelompok hanya didominasi oleh siswa yang pandai. Dan kerjasama antar

siswa tidak terjalin dengan rapih, dan penguasaan materi yang minim.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu variasi dari model

pembelajaran dimana siswa belajar dengan kelompok-kelompok kecil yang

memiliki tingkat kemampuan yang heterogen sehingga mereka saling

memabntu antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Dalam

pembelajaran siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan

strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif.

Ada beberapa macam teknik kooperatif learning yang dapat

diterapkan, salah satunya Two Stay Two Stray. Teknik Two Stay Two Stray

dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa

bertugas sebagai pemberi informasi bagi tamunya dan dua siswa lagi

bertamu ke kelompok lain yang secara terpisah. Pembelajaran dengan

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

5

menggunakan model Two Stay Two Stray ini belum pernah diterapkan pada

MIN 15 Bintaro.

Model pembelajaran teknik Two Stay Two Stray menekankan pada

pemberian dan pencarian informasi kepada kelompok lain. Dengan begitu

tentunya siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang

diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak

langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh

anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Selain itu, tujuan

penggunaan model pembelajaran ini adalah guna meningkatkan

keterampilan belajar siswa dalam menyimak cerita pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengajukan judul

tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two

Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V MIN 15

Bintaro, Jakarta Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam menyimak materi pelajaran masih sangat

rendah.

2. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan kembali

penjelasan atau materi yang telah disampaikan guru.

3. Guru tidak menggunakan model-model pembelajaran yang dapat

meningkatkan minat belajar siswa.

4. Model pembelajaran konvensional yang tidak efektif

C. Pembatasan Masalah

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

6

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis dalam hal ini

membatasi permasalahan pada:

1. Kemampuan siswa dalam menyimak materi pelajaran masih sangat

rendah.

2. Guru tidak menggunakan model-model pembelajaran yang dapat

meningkatkan minat belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat

pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray terhadap

keterampilan menyimak cerita siswa kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif teknik

Two Stay Two Stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V MIN

15 Bintaro, Jakarta Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Bagi Siswa

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

menyimak siswa.

Bagi Guru

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi atau

masukan untuk memperoleh gambaran mengenai model pembelajaran

kooperatif teknik two stay two stray dalam meningkatkan

keterampilan menyimak cerita siswa sehingga dapat dijadikan

alternatif pembelajaran disekolah.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

7

Bagi Sekolah

1.Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar di sekolah dasar sebagai perbaikan dan

mengembangkan mutu pendidikan.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

8

BAB II

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoretis

1. Hakikat Keterampilan Menyimak Cerita

a. Pengertian Menyimak

Keterampilan menyimak adalah salah satu bentuk

keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Pada waktu proses

pembelajaran, keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas ssiwa

atau mahasiswa dibanding keterampilan lainnya.1 Menyimak adalah

suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan

penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami

makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui

ujaran atau bahasa lisan.2

b. Tahap-tahap Menyimak

Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan

menyimak pada para siswa sekolah dasar, Ruth G.Strickland (dalam

Henry Guntur Tarigan) menyimpulkan adanya sembilan tahap

menyimak, mulai dari yang ridak berketentuan sampai pada yang

amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu dapat dilukiskan

sebagai berikut:

1 Op.cit., Iskandar Wassid h.227

2 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa Bandung, 2008) h.31

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

9

Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak

merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai

dirinya.

Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat

gangguan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal

diluar pembicaraan.

Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu

kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan

apa yang terpendam dalam hati sang anak.

Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau

mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting.

Menyimak sekali-kali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang

disimak; perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan

lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang

menarik hatinya saja.

Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman

pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak

benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang

disampaikan sang pembicara.

Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan

membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;

Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti

jalan pikiran sang pembicara.

Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan

pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.3

3 Ibid., h.31-32

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

10

c. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar

Tujuan utama pengajaran bahasa ialah agar para siswa

terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil

berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.

Khusus mengenai keterampilan menyimak, terdapat uraian

sebagai berikut :

Taman Kanak-Kanak (4 - 6 tahun) :

Menyimak pada teman-teman sebaya dalam kelompok,

kelompok bermain

Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap

cerita atau dongeng.

Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang

sederhana.

Kelas Satu ( 5 - 7 tahun) :

Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran atau

untuk dapat mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-

pertanyaan.

Dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah didengarnya

Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan

Kelas Dua ( 6 - 8 tahun ) :

Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat

Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan

pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek pengertiannya.

Sadar akan situasi, kapan sebaiknya menyimak, kapan pula

sebaiknya tidak usah menyimak.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

11

Kelas Tiga dan Empat ( 7 - 10 tahun ) :

Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu

sumber informasi dan sumber kesenangan.

Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan

mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud

tertentuserta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

bersangkutan dengan hal itu.

Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi –

ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.

Kelas Lima dan Enam ( 9 - 12 tahun )

Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan - kekeliruan,

kesalahan – kesalahan – kesalahan, propaganda – propaganda,

dan petunjuk – petunjuk yang keliru.

Menyimak pada aneka ragam cerita, puisi, rima kata-kata, dan

memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru.4

d. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Menyimak

1) Faktor lingkungan

Para guru harus menyadari benar betapa besar pengaruh

lingkungan terhadap keberhasilan menyimak khususnya

keberhasilan belajar para siswa pada umumnya; baik yang

menyangkut lingkungan fisik ruangan kelas, maupun yang

berkaitan dengan suasana sosial kelas.

2) Faktor fisik

Lingkungan fisik juga mungkin sekali turut bertanggung jawab

atas ketidakefektifan menyimak seseorang. Ruangan mungkin

4 Ibid.,h.64

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

12

sekali terlalu panas, lembap, ataupun terlalu dingin, suara atau

bunyi bising yang mengganggu dari jalan, dari kamar sebelah,

atau dari beberapa ruangan tempat penyimak berada. Disekolah,

para guru hendaklah dengan cermat dan teliti mempersiapkan

suatu lingkungan kelas belajar yang tidak mudah mendatangkan

bagi kegiatan menyimak.

3) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis mencakup masalah-masalah antara lain:

a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara

dengan aneka sebab dan alasan

b. Keegosentrisan dan asyiknya terhadap minat pribadi serta

masalah pribadi

c. Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya

perhatian sama sekali terhadap pokok pembicaraan

d. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru,

terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap pembicara

Faktor psikologis yang baik dapat memberikan pengaruh

yang baik, dan faktor psikologis yang negatif memberi pengaruh

yang buruk terhadap kegiatan menyimak. Guru yang bijaksana

akan meningkatkan serta memanfaatkan faktor psikologis yang

positif ini; dan sebaliknya, guru harus mengurangi serta

mencegah timbulnya faktor psikologis yang negatif bagi

penyimak.

4) Faktor pengalaman

Pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan

menyimak. Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas

menyimak. Makna-makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

13

cenderung untuk mengurangi serta menyingkirkan perhatian para

siswa.

5) Faktor sikap

Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama

mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak,

orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan

menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal

yang tidak menarik dan menguntungkan baginya. Kedua hal ini

memberi dampak bagi penyimak, masing-masing dampak positif

dan dampak negatif. Sebagai pendidik, tentunya para guru akan

memilih dan menanmkan dampak positif kepada anak didiknya

dari segala bahan yang disajikannya, khususnya bahan simakan.

Menyajikan pelajaran dengan baik dengan materi yang menarik,

ditambah lagi dengan penampilan yang mengasikkan dan

mengagumkan, jelas sangat menguntungkan dan sekaligus juga

membentuk sikap yang positif kepada para siswa

6) Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan

seseorang. Kalau kita sebagai penyimak tidak yakin bahwa kita

akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari suatu

penyimakan, sedikit sekali kemungkinan bahwa kita akan mau,

apalagi bergairah, menyimak pada sesuatu apabila kita sedang

melamun, mengantuk, atau tidur-tiduran.

7) Faktor jenis kelamin

Beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada

umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara

memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. Sebagai

guru harus lebih bijaksana mengahadapi para siswa putra dan

siswa putri dalam kegiatan menyimak dalam keadaan kelas,

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

14

misalnya dalam pemilihan bahan dan cara mengevaluasi

keberhasilan keaktifan atau kegiatan menyimak itu.

8) Faktor Peranan Dalam Masyarakat

Kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita

dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, kita ingin sekali

menyimak ceramah, kuliah, atau siaran-siaran radio dan televisi

yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran

baik di tanah air kita maupun luar negeri. Sebagai seorang

berpendidikan (mahasiswa), kita diharapkan dapat menyimak

lebih seksama dan penuh perhatian.5

e. Unsur-unsur Menyimak

Unsur-unsur dasar menyimak ialah sebagai berikut :

1. Pembicara, yang dimaksud pembicara adalah orang yang

menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan

oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah nara

sumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang

menerima pesan.

2. Penyimak, penyimak yang baik ialah yang memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika

penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak

dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik.

Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat

melakukan kegiatan menyimak dengan intensif.

3. Bahan simakan, bahan simakan merupaakn unsur penting dalam

komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud

dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan

pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa

konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak

5 Ibid., h.104-114

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

15

menyampaikan bahan siamakan dengan baik, pesan itu tidak

dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya

kegagalan dalam berkomunikasi.

4. Bahasa lisan, bahasa lisan merupakan media yang dipakai untuk

menyimak. Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa

lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang disampaikan

pembicara dan dianggap penyimak melalui alat pendengaran.

Untuk menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-

kata, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat untuk mewadahi

gagasan agar ia dapat menyampaikan gagasan.6

f. Definisi Cerita

Cerita sama dengan tuturan yang membentangkan

bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian).7 Bercerita

cenderung interaksinya searah, yakni dari pembicara, kepada

pendengar. Sebaliknya pendengar tidak berkesempatan berinteraksi

dengan pembicara.

Fungsi cerita :

1. Sarana menyampaikan pesan seperti menjelaskan sesuatu hal,

kejadian, peristiwa, dan sebagainya kepada pendengar.

2. Dapat meningkatkan keterampilan berbahasa.8

6 Isah Cahyani dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar,

(Bandung: UPI PRESS, 2007), cet.1, h. 28 7 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:Universitas Terbuka,

2005), cet.17, h.6.5 8 Ibid., h.6.11

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

16

2. Hakikat Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,

moetode, dan teknik pembelajran.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran, termasuk didalamnya buku-buku,

film, computer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran

mengarahkan kita ke dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik

sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Adapun

menurut Soekamto, model pembelajaran.

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang

menekankan aktivitas siswa bersama-sama secara kelompok dan tidak

individual. Siswa secara berkelompok mengembangkan kecakapan

hidupnya, seperti menemukan dan memecahkan masalah, pengambilan

keputusan, berfikir logis, berkomunikasi efektif, dan bekerja sama.9

Menurut Nuruhayati (dalam Rusman) ,pembelajaran kooperatif

adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam

satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar

kooperatif, siswa belajar dengan anggota lainnya.10

Dalam model ini

9 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV WACANA PRIMA,

2009), h.54 10

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) cet. 2 h.203

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

17

siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya

sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa

belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat

melakukannya seorang diri.

Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2007) mengemukakan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama.11

Senada dengan Eggen and Kauchak, Lie

(dalam Made Wena,2009) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif

dikembangkan dengan dasar asumsi bahwa proses belajar akan lebih

bermakna jika peserta didik dapat saling mengajari. Walaupun dalam

pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar dari dua sumber belajar

utama, yaitu pengajar dan teman belajar lain.12

Sejauh ini, pembelajaran kooperatif dipercaya sebagai

pembelajaran yang efektif bagi semua siswa, pembelajaran yang

menjadi bagian integratif bagi perubahan paradigma sekolah saat ini,

dan pembelajaran yang mendorong terwujudnya interaksi dan

kerjasama yang sehat diantara guru-guru yang terbiasa bekerja secara

terpisah dari orang lain.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar

dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-

asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran

11

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), cet.1, h.42. 12

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta:Bumi

Aksara,2009), Cet.1, h.189

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

18

kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas

dengan lebih efektif. 13

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan

secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.

Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar.

Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Terdapat tiga fungsi manajemen, yaitu: (a) Fungsi

manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan

bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah

ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai,

bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan

untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. (b) Fungsi

manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang

matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. (c)

Fungsi manajemen sebagai control, menunjukkan bahwa

dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria

keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.

13

Rusman, op.cit., h. 203

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

19

3. Kemauan Untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip

kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam

pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik,

pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang

maksimal.

4. Keterampilan Bekerja Sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas

dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan

demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup

berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam

rangka mancapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.14

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran

kooperatif adalah ketika siswa belajar dalam kelompok mereka dapat

saling menghargai pendapat orang lain, memberi kesempatan kepada

orang lain untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan

pendapat mereka secara berkelompok sehingga melatih siswa untuk

mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Model pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga

tujuan, yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif adalah bahwa

selain membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan

14

Rusman, op.cit., h. 207-208

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

20

hubungan kelompok yang lebih baik diantara para siswa, pada

saat yang sama juga dapat membantu siswa memperbaiki

prestasi siswa dan tugas-tugas akademik lainnya. Beberapa ahli

berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep sulit.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek terhadap penerimaan

yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata

sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran

kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar

belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama

lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur

penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama

lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial.

Tujuan ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki karena

manusia adalah makhluk sosial.15

e. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa prinsip yang

membedakannya dengan pelajaran lain. Perbedaan tersebut dapat

dilihat dari proses pembelajarannya yang lebih menekankan pada

proses kerja sama dalam kelompok. Ada empat prinsip dalam

pembelajaran kooperatif, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

15

Muslimin Ibrahim, dkk. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: University Press,

2001), Cet.2, h. 7-10

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

21

1) Prinsip Ketergantungan Positif

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu

penyelesaian tugas sangat tergantng kepada usaha yang

dilakukan setiap anggota kelompoknya. Dengan demikian,

semua anggota dalam kelompok akan merasa saling

ketergantugan.

2) Tanggung Jawab Perseorangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang

pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada

setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus

memiliki tanggung jawab sebagai tugasnya.

3) Interaksi Tatap Muka

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan

yang luas kepada setiap angota kelompok untuk bertatap muka

saling memberikan informasi dan saling membelajarkan.

Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang

berharga kepada setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan

masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-

masing.

4) Partisipasi dan Komunikasi Aktif

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat

mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini

sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan. Oleh

sebab itu, sebelum melakukan koperatif, guru harus membekali

siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan cara memberi

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

22

kesempatan siswa menyampaikan gagasan dan ide-ide yang

dianggap baik dan berguna.16

f. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan didalam

pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-

langkah itu ditunjukkan pada Tabel 2.1

Table 2.1

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Fase-2

Menyajikan informasi

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok - kelompok belajar

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

16

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta:Kencana, 2009), h.102

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

23

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Fase-5

Evaluasi

Fase-6

Memberikan penghargaan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.17

g. Model Pembelajaran Tipe Two Stay Two Stray

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Two

Stay Two Stray (TSTS) atau “Dua Tinggal Dua Tamu”. Teknik Two

Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik ini

digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

anak usia didik. Struktur Dua Tinggal Dua Tamu dapat memberikan

17

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,

2010), Ed.1, Cet.4, h.66-67

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

24

kesempatan kepada siswa untuk membagikan informasi dengan

kelompok lain.18

Struktur Two Stray Two Stay memberikan kesempatan

kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada

kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai

dengan kegiatan-kegiatan individu. Dalam kondisi ini siswa bekerja

sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain.

Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja

manusia saling bergantung satu sama lainnya.

3. Langkah – langkah Model Pembelajaran Two Stay Two

Stray:

Siswa bekerja sama dengan kelompok berempat sebagaimana

bisa

Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk

didiskusikan dan dikerjakan bersama.

Setelah selesai, dua anggota dari masing-masing kelompok

diminta meninggalkan kelompoknya dan masin-masing bertamu

kedua anggota dari kelompok lain.

Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing

informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

“Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan

melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil

pekerjaan mereka semua.19

18

Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang Ruang Kelas, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), Cet.IV, h.61 19

Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011)

h.140-141

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

25

Agus Suprijono (dalam Agus Supriyono) mengemukakan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk

guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang

harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok

usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan

kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain untuk saling

berkomunikasi, kemudian anggota kelompok yang tidak

mendapatkan tugas sebagai duta atau tamu mempunyai kewajiban

menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah

menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut, lalu dua

orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada

semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya,

mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali

ke kelompok asal, baik siswa yang bertugas bertamu maupun

mereka yang bertugas menerima tamu mencocokan dan membahas

hasil kerja yang mereka tunaikan.20

Dalam pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray

guru berperan sebagai pembimbing dan pengarah jalannya proses

pembelajaran. Guru membimbing kelompok-kelompok yang

mengalami kesulitan ketika bertukar informasi dan berdiskusi

dengan temannya. Setelah pelaksanaan teknik Two Stay Two Stray

siswa bersama guru membahas pekerjaan kelompok dan membuat

kesimpulan, sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai

tujuan yang ingin dicapai.

20

Agus Supriyono, Cooperative learning Teori dan Aplikasi Paikem,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), h.29

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

26

h. Kelebihan dan Kekurangan Two Stay Two Stray

Model pembelajaran Two Stay Two Stray memiliki kelebihan antara

lain:

1) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan

2) Belajar siswa lebih bermakna

3) Lebih berorientasi pada keaktifan berfikir siswa

4) Meningkatkan motivasi dan belajar siswa

5) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan

konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah

6) Memberikan kesempata kepada siswa untuk menciptakan

kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman

sekelompoknya

7) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap temannya

8) Meningkatkan motivasi belajar

Sedangkan kekurangan model pembelajaran Two Stay Two Stray

adalah:

1) Membutuhkan waktu yang lama

2) Siswa cenderung tidak mau belajar kelompok, terutama yang

terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan sulit untuk

bekerja sama.

3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana, dan

tenaga)

4) Seperti kelompok biasa, siswa yang pandai menguasai jalannya

diskusi, dan siswa yang kurang pandai memiliki kesemapatan

yang sedikit untuk mengeluarkan pendapat.

5) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolan kelas.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

27

B. Kerangka Berpikir

Keterampilan berbahasa

terdiri dari empat aspek.

Keterampilan

menyimak

Keterampilan

berbicara

Keterampilan

membaca

Keterampilan

menulis

Keterampilan menyimak

cerita bagi peserta didik

Kesulitan mengungkapkan

kembali isi cerita

Kurangnya motivasi Pendidik menggunakan

teknik dikte (imla)

Memilih model

pembelajaran yang bisa

meningkatkan

keterampilan menyimak.

Model pembelajaran kooperatif Two

Stay Two Stray

Meningkatkan keterampilan belajar siswa

dalam menyimak cerita.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

28

C. Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan

Menyimak Cerita Siswa peneliti mengutip penelitian yang relevan yaitu:

a. Penelitian terdahulu yang relevan di bidang pendidikan, yaitu: penelitian

yang telah dilakukan berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif

yang diterapkan di antaranya : Fitriah Ulfah dengan judul Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa di Mts Al Falah, Grogol

Utara, Jakarta Barat tahun 2010. Persamaan penelitian Fitriah Ulfah

dengan skripsi ini yaitu menggunakan model pembelajaran Two Stay

Two Stray, sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian Fitria Ulfah

meneliti mata pelajaran Matematika di Mts Al Falah, sedangkan

penelitian ini meneliti mata pelajaran Bahasa Indonesia di MIN 15

Bintaro, Jakarta Selatan, peneliti ingin mengetahui apakah keberhasilan

metode ini dapat diimplementasikan pada semua mata pelajaran.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fitriah dengan judul Penerapan

Model Pembelajaran Koperatif dengan Teknik Two Stay Two Stray untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS di MTs Mathlaul Anwar Bogor tahun

2011. Penelitian Nurul Fitriah memiliki persamaan dengan skripsi ini

yaitu menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Adapun

perbedaannya yaitu pada penelitian Nurul Fitrian meneliti pada mata

pelajaran IPS di MTs Mathlaul Anwar dengan menggunakan metode

penelitian kelas atau Classroom Action Research, sedangkan penelitian

ini meneliti pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MIN 15 Bintaro

dengan metode Quasi Eksperimen.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Ita Qamariah dengan judul Upaya

Meningkatkan Keterampilan Berargumentasi Pendidikan Agama Islam

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

29

dengan Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas XI di SMA Al

Muniroh Ujung Pangkah Gresik, Jawa Timur pada tahun 2010

menunjukkan dari hasil kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

Metode Two Stay Two Stray memiliki dampak positif dalam

meningkatkan keterampilan berargumentasi siswa yang ditandai dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu rata-rata

siklus I (6,2%), dan siklus II (8,6%). Sedangkan penggunaan Metode

Two Stay Two Stray di SMA Al Muniroh Ujung Pangkah Gresik

termasuk kategori cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil presentasi

yang diperoleh sebesar (49,3%) dan keterampilan berargumentasi siswa

menunjukkan presentasi sebesar (41,7%). Persamaan penelitian Ita

Qamariah dengan skripsi ini yaitu menggunakan model pembelajaran

Two Stay Two Stray, sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian Ita

Qamariah meneliti pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk

peningkatan keterampilan berargumentasi siswa dengan metode

Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan penelitian ini meneliti pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia untuk pemahaman siswa terhadap

keterampilan menyimak cerita dengan menggunakan Metode Quasi

Eksperimen.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Diyah Saraswati dengan judul Penerapan

Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemahaman

Konsep dan Minat pada mata pelajaran Matematika di kelas VIII SMPN

5 Pemalang, Jawa Tengah tahun 2012 menunjukkan hasil penelitiannya

bahwa presentasi minat belajar siswa sebelum diterapkan model Two

Stay Two Stray sebesar 15, 8 %. Sedangkan presentasi minat belajar

siswa setelah diterapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray

sebesar 31,58%, sedangkan peserta didik yang sangat berminat pada

kelas ekspositori sebesar 18,42%. Persamaan penelitian Diyah Saraswati

dengan skripsi ini yaitu menggunakan model pembelajaran Two Stay

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

30

Two Stray. Adapun perbedaannya yaitu pada penelitian Diyah Saraswati

meneliti mata pelajaran Matematika di kelas VIII SMPN 5 Pemalang,

sedangkan penelitian ini meneliti mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

pemahaman keterampilan menyimak cerita siswa di MIN 15 Bintaro,

Jakarta Selatan, peneliti ingin mengetahui apakah keberhasilan model ini

dapat diimplementasikan pada semua mata pelajaran.

e. Penelitian yang dilakukan oleh Nanang Khuzaini dengan judul

Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Pokok

Bahasan Trigonometri Siswa Kelas XB MAN Godean Yogyakarta tahun

2012 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray prestasi belajar

siswa mengalami peningkatan dari 66,73 % pada siklus I menjadi 79,60

pada siklus II. Penelitian Nanang Khuzaini dengan skripsi ini yaitu

menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray.

Adapun perbedaannya yaitu penelitian Nanang Khuzaini meneliti mata

pelajaran Matematika di MAN Godean Yogyakarta untuk peningkatan

minat dan prestasi, sedangkan penelitian ini meneliti pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia di MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan terhadap

keterampilan menyimak cerita.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

31

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan deskripsi teoretis

yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Ho : tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay Two Stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V

MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan.

H1 : terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two

Stay Two Stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V MIN

15 Bintaro, Jakarta Selatan

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan pada semester

ganjil tahun pelajaran 2013-2014 yaitu pada tanggal 4 November – 4 Desember 2013.

Adapun tahapan-tahapannya meliputi:

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat judul, pembuatan proposal,

pembuatan instrumen penelitian, permohonan izin ke sekolah yang

direncanakan sebagai tempat penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah uji coba instrumen dan pengambilan

data di lapangan.

3. Tahap penyusunan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pengolahan data dan konsultasi untuk

menyusun laporan dan persiapan ujian.

B. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi

eksperimen. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 . Kelompok yang dikenai tindakan atau

treatment disebut kelompok eksperimen (Experimental Group), sedangkan

kelompok lain yang tidak dikenai tindakan atau treatment disebut kelompok

kontrol (Control Group).2 Dalam penelitian ini kelompok eksperimen

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2010), cet.VIII, h.77 2 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), Cet.I, h.211

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

33

memperoleh perlakuan khusus yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

Two Stay Two Stray, sedangkan kelompok kontrol dengan menerapkan model

pembelajaran konvensional

Desain penelitian yang digunakan yaitu Desain penelitian ini

menggunakan Non Randomized Subject Pretest-Posttest Only .3 Pada desain ini,

kelompok eksperimen maupun kelompok kelompok kontrol tidak dipilih secara

random. Model desainnya adalah:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Pretest

Eksperimen

T

XE

T

Kontrol -

Keterangan:

XE : Perlakuan yang diberi Model pembelaran kooperatif teknik Two Stay

Two Stray

T : Tes yang diberikan pada kedua kelompok

Berdasarkan tabel dan keterangan diatas, perlakuan yang dimaksud yaitu

dapat berupa penggunaan metode mengajar tertentu, model penilaian, dan

sebagainya.4 Pretest yang diberikan adalah tes baku untuk mengukur

keberhasilan pencapaian tujuan instruksional. Setelah treatment atau

3 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2011), Cet.I,

h.77 4 Zainal Arifin, loc.cit

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

34

perlakuan diberikan (diajar dengan metode A dalam periode tertentu)

diadakan posttest. (Posttest ini bisa sama dengan pretest atau yang

seperti/setaraf pretest).5

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

a. Populasi

Menurut Hadari Nawawi (dalam S. Margono) populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai

sumber data yang memiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian.6

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MIN 15

Bintaro, Jakarta Selatan. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa

kelas V MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.7 Sampel ini diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V-A

berjumlah 39 siswa dan kelas V-B berjumlah 39 siswa MIN 15 Bintaro

semester genap tahun pelajaran 2012/2013 .

D. VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu:

1. Variabel Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray . Variabel ini

menduduki posisi sebagai variabel independen (bebas) yakni masukan yang

memberi pengaruh terhadap hasil, variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

5 Moh Kasiram, op.cit., h.215

6 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 118

7 Sugiyono. op. cit ,h.118

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

35

2. Variabel kemampuan menyimak cerita. Variabel ini menduduki posisi sebagai

variabel dependen (terikat) yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen,

variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh data diperlukan teknik atau

cara pengumpulan data. Pada penelitian ini cara yang digunakan untuk

memperoleh data yaitu menggunakan tes.

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.8 Tes yang dipergunakan

adalah tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis

tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang

diberikan secara tertulis pula.9 Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa

pretest dan postest. Pretest adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum penerapan model

pembelajaran Two Stay Two Stray dan postest adalah tes hasil belajar sesudah

menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Tes tersebut berupa tes

keterampilan menyimak cerita siswa kelas V MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan,

pada pokok bahasan Cerita Rakyat yang berbentuk uraian.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang

digunakan adalah tes objektif berupa soal uraian pada konsep cerita rakyat untuk

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka

Cipta, 2006) cet.XIII, h.150 9 S.Margono, op.cit., h.170

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

36

mengetahui kemampuan menyimak siswa. Sebelum penelitian dilaksanakan,

terlebih dahulu instrumen di uji cobakan kepada kelas VI (enam) untuk

mengetahui nilai validitas dan reliabilitas instrumen.

G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes ini terlebih dahulu

diujicobakan kepada responden diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran soal.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil

tes sesuai dengan penggunaan tujuan tes. Validitas terkait dengan ranah yang

akan diukur dengan alat yang dipakai untuk mengukur serta skor hasil

pengukurannya.10

Setelah dilakukan uji validitas pada tiap-tiap butir soal dengan

menggunakan ANATES uraian versi 4.0.5, maka didapat 10 butir soal yang valid

dari 12 soal yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, dan 12 yang akan diujikan

sebagai soal pretest dan posttest siswa. (Hasil Pengolahan Data Terlampir Pada

Lampiran 18)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat evaluasi, menunjuk pada satu pengertian bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai

taraf kepercayaan yang jika tes tersebut sudah dapat memberikan hasil yang

tetap.11

Adapun perhitungannya menggunakan ANATES uraian versi 4.0.5. hasil

pengujian reliabilitas tes yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien

10

Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta, 2012), cet.3, h.152 11

Suharsismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,2007),

Cet.VII, h.86

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

37

reliabilitas internal seluruh item sebesar 0,64. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran. (Hasil Pengolahan Data Terlampir Pada Lampiran 18)

c. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran instrumen bertujuan mengetahui soal-soal yang

mudah, sedang, dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah atau tidak terlalu sukar.12

Adapun perhitungannya menggunakan

ANATES uraian versi 4.0.5.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran diklasifikasikan

dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Indeks Taraf Kesukaran

Nilai (P) Kategori

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 - 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

Daya beda butir soal (item discrimination) merupakan suatu

pernyataan tentang seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan

kemampuan antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah.13

Adapun

perhitungannya menggunakan program ANATES uraian Versi 4.0.5.

12

Ibid., h.207 13

Nurgiyantoro, op.cit., h.197

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

38

Klarifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Indeks Daya Pembeda

Daya beda soal Keterangan

0,00-0,20 Jelek

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik sekali

H. TEKNIK ANALISIS DATA

Untuk mendapatkan hipotesis penelitian dari data yang

diperoleh,dilakukan perhitungan statistik dan membandingkan kemampuan

menyimak cerita siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perhitungan

statistik meliputi uji persyaratan analisis dan uji hipotesis. Uji persyaratan

analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homonegitas.

a. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada

dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui normalitas data,

dalam peneliltian ini peneliti menggunakan bantuan program komputer

SPSS 16.0.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai Signifikansi (Asym

Sig 2 tailed) > 0,05, maka data berdistribusi normal, tetapi jika nilai

Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data tidak berdistribusi

normal.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

39

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Untuk mengetahui homogenitas suatu data,

dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program komputer

SPSS 16.0 pada Analiyze-Compare Means-One-way ANOVA.

3. Uji Hipotesis (Uji-t)

Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan program computer

SPSS 16.0 pada Paired Sample T-Test yang bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan antara dua variabel yang

terdapat dalam penelitian ini.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi t-

test lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima,

tetapi jika nilai signifikansi t-test lebih besar dari taraf signifikansi

0,05 maka hipotesis ditolak.

I. HIPOTESIS STATISTIK

Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah:

21: oH

211 : H

1 : Nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita siswa yang diberi

pembelajaran Two Stay Two Stray.

2 : Nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita siswa yang diberi

pembelajaran konvensional.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

1. Sejarah Singkat Berdirinya MIN Bintaro

Sebelum lahirnya MIN Bintaro, ada proses perjuangan yang

cukup panjang yang melibatkan guru, orangtua siswa dan warga

sekitar tempat berdirinya MIN Bintaro, yaitu di kelurahan Bintaro

Kecamatan Pesanggrahan

MIN Bintaro sebelumnya merupakan kelas jauh (KJ) dari

MIN Petukangan Selatan. Sejak berdirinya pada tahun 1996 MIN

Bintaro dan MIN Petukangan Selatan di pimpin oleh satu orang

kepala madrasah. Baru pada tahun 2004 MIN Bintaro dinyatakan

mandiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen

Agama Provinsi DKI Jakarta. Sejak Tahun 2004 MIN Bintaro

dipimpin oleh Kepala Madrasahnya, Bapak Asim S.Ag.

Ada perjuangan yang tidak boleh dilupakan, beberapa orang

guru yang boleh dikatakan penggagas berdirinya MIN Bintaro, yang

pada waktu itu menjadi guru dan kepala madrasah si MIN

Petukangan Selatan, yaitu Bapak Abd. Rosyid, Bapak A.Taufiqillah,

dan Bapak Muhimin, merekalah yang berulang kali mengusulkan

agar dibangun gedung untuk MIN Bintaro. Setelah berdirinya

gedung untuk MIN Bintaro, mereka jualah yang berjuang mencari

siswa, membersihkan gedung dari semak belukar, dan yang lebih

berat lagi menyelesaikan sengketa jalan menuju MIN Bintaro,

Antara Depag, warga sekitar asli dan ahli waris masing mengklaim

tanah milik mereka.

Secara berurutan, kepala sekolah yang pernah memimpin

MIN Bintaro adalah sebagai berikut:

a. Drs. Abdul Rosyid : 1997 – 1999

b. H. Moh. Noor Hasan : 2000 – 2004

c. Asim, S.Ag : 2004 – 2008

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

41

d. Drs. H. Cecep Suhendi : 2009 – 2010

e. A. Taufiqillah, S.Ag : 2010 – Sampai Sekarang

2. Lokasi Sekolah

MIN 15 Bintaro terletak di Jalan Mawar Raya Nomor 1 RT

002/013, Jakarta Selatan 12330.

3. Visi dan Misi

Visi MIN 15 Bintaro:

“Terwujudnya lembaga pendidikan dasar yang kompeten dalam

pembinaan imtaq sertta berkualitas dalam pengembangan ilmu,

sejalan kemajuan iptek”.

Indikator Visi:

a. Terwujudnya lingkungan madrasah yang islami

b. Terwujudnya lingkungan madrasah yang kondusif untuk

terciptanya proses pembelajaran yang inovatif

c. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik

dan tenaga kependidikan)

d. Meningkatnya proses pembelajaran yang memanfaatkan

kemajuan IPTEK

e. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana

pendidikan

f. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam akademik

maupun non akademik

g. Terwujudnya madrasah sebagai pusat pembelajaran, pusat

disiplin, pusat kebudayaan, dan pusat dakwah.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

42

Misi MIN 15 Bintaro:

a. Menanamkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia

melalui pengamalan ajaran agama.

b. Mengoptimalkan proses KBM dan Bimbingan Keagamaan.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

(MIN) 15 Bintaro, Jakarta Selatan sebanyak empat kali pertemuan

terhadap dua kelompok siswa di kelas V, yaitu kelas Va sebagai

kelas eksperimen dan kelas Vb sebagai kelas kontrol. Sampel yang

digunakan sebanyak tujuh puuh delapan siswa, tiga puluh sembilan

siswa di kelas eksperimen dan tiga puluh sembilan di kelas kontrol.

Kelas Va sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran Bahasa

Indonesia secara koonvensional dan kelas Vb sebagai kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

Two stay two stray.

Materi yang diajarkan adalah materi tentang cerita rakyat.

Untuk mengetahui kemampuan keterampilan menyimak siswa pada

pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest) yang diberikan kepada kedua kelompok kelas.

Instrumen penelitian adalah tes berbentuk uraian dengan

jumlah 10 butir soal yang telah melalui proses validasi. Kedua kelas

diteliti yaitu kelas Vb sebagai kelas eksperimen yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray dan kelas

Va sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

konvensional diberikan tes soal tentang cerita rakyat yang sama. Hal

ini bertujuan agar dapat mengetahui perbedaan hasil belajar

kemampuan menyimak Bahasa Indonesia dari kedua kelas tersebut.

Berikut akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil

perhitungan akhir. Data pada penelitian ini adalah data yang

terkumpul dari tes yang telah diberikan kepada siswa MIN 15

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

43

Bintaro Jakarta Selatan, berupa data hasil tes keterampilan

menyimak yang dilaksanakan sebelum pembelajaran (pretest) dan

sesudah pembelajaran (posttest).

Tabel 4.1

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

No Nama Pretest Posttest

1 AA 42.5 50

2 AB 52.5 85

3 AC 80 90

4 AD 75 77.5

5 AE 75 92.5

6 AF 37.5 40

7 AG 57.5 82.5

8 AH 37.5 80

9 AI 70 75

10 AJ 40 55

11 AK 55 77.5

12 AL 40 62.5

13 AM 50 50

14 AN 30 67.5

15 AO 35 75

16 AP 72.5 80

17 AQ 70 77.5

18 AR 37.5 57.5

19 AS 70 80

20 AT 60 67.5

21 AU 42.5 75

22 AV 40 77.5

23 AW 35 50

24 AY 62.5 72.5

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

44

25 AZ 67.5 87.5

26 BA 47.5 65

27 BB 65 80

28 BC 62.5 75

29 BD 57.5 77.5

30 BE 37.5 50

31 BF 55 62.5

32 BG 67.5 82.5

33 BH 67.5 70

34 BI 50 67.5

35 BJ 67.5 67.5

36 BK 52.5 57.5

37 BL 30 50

38 BM 50 77.5

39 BN 42.5 50

Jumlah 2087 2920

Rata-Rata 53,52 74,87

Tabel 4.2

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

No Nama Pretest Posttest

1 AA 50 67.5

2 AB 30 45

3 AC 52.5 85

4 AD 45 52.5

5 AE 37.5 82.5

6 AF 52.5 85

7 AG 55 55

8 AH 70 80

9 AI 60 85

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

45

10 AJ 37.5 70

11 AK 62.5 65

12 AL 57.5 57.5

13 AM 50 60

14 AN 47.5 87.5

15 AO 75 80

16 AP 75 90

17 AQ 52.5 82.5

18 AR 55 67.5

19 AS 30 52.5

20 AT 42.5 42.5

21 AU 45 70

22 AV 37.5 55

23 AW 70 77.5

24 AY 52.5 75

25 AZ 60 65

26 BA 62.5 65

27 BB 42.5 55

28 BC 37.5 50

29 BD 70 85

30 BE 62.5 90

31 BF 47.5 65

32 BG 50 82.5

33 BH 42.5 50

34 BI 40 57.5

35 BJ 27.5 40

36 BK 60 82.5

37 BL 42.5 50

38 BM 65 82.5

39 BN 50 60

Jumlah 2002 2482

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

46

Rata-Rata 51,34 63,65

C. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

teknik two stay two stray. Nilai yang diperoleh siswa dari pretest

yang dilakukan terhadap kelompok Two stay two stray dapat

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Deskripsi Data Statistik Nilai Pretest Kelas Eksperimen

N Valid 39

Missing 0

Mean 53.52

Median 52.50

Mode 37.50

Std. Deviation 1.428

Variance 204.1

Range 50.00

Minimum 30.00

Maximum 80.00

Sum 2087

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa untuk hasil

kelompok eksperimen diperoleh data sebanyak 39 dengan jumlah 2087.

Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 53,52 dengan varians

204,1dan standar deviasi sebesar 1,428. Nilai tertinggi dikelas eksperimen

adalah 80,00 dan nilai terendahnya yaitu 30,00. Nilai tengah pada kelas

eksperimen adalah 52,50 dan modus pada data pretest kelompok

eksperimen yaitu 37,50.

Data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi sebagai berikut:

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

47

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Eksperimen

Nilai Frekuensi Frekuensi %

27,5 1 2.6

30 2 5.1

37,5 4 10.3

40 1 2.6

42,5 4 10.3

45 2 5.1

47,5 2 5.1

50 4 10.3

52,5 4 10.3

55 2 5.1

57,5 1 2.6

60 3 7.7

62,5 3 7.7

65 1 2.6

70 3 7.7

72,5 2 5.1

75 2 5.1

80 1 2.6

Total 39 100.0

Selain bentuk tabel data pretest kelompok eksperimen, juga

disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

48

Gambar 4.1

Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

27.5 30 37.5 40 42.5 45 47.5 50 52.5 55 57.5 60 62.5 65 70 72.5 75 80

Tabel 4.5

Deskripsi Data Statistik Nilai Pretest Kelas Kontrol

N Valid 39

Missing 0

Mean 51.34

Median 50.00

Mode 37.50

Std. Deviation 1.237

Variance 153.2

Range 47.50

Minimum 27.50

Maximum 75.00

Sum 2002

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa untuk hasil

kelompok kontrol diperoleh data sebanyak 39 dengan jumlah 2002. Nilai

rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 51,54 dengan varians 153,2 dan

standar deviasi sebesar 1,237. Nilai tertinggi dikelas kontrol adalah 75,00

dan nilai terendahnya yaitu 27,50. Nilai tengah pada kelas kontrol adalah

50,00 dan modus pada data pretest kelompok kontrol yaitu 37,50.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

49

Data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol

Selain bentuk tabel data pretest kelompok kontrol, juga digambarkan

ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Nilai Frekuensi Frekuensi %

27,5 1 2.6

30 2 5.1

37,5 4 10.3

40 1 2.6

42,5 4 10.3

45 2 5.1

47,5 2 5.1

50 4 10.3

52,5 4 10.3

55 2 5.1

57,5 1 2.6

60 3 7.7

62,5 3 7.7

65 1 2.6

70 3 7.7

75 2 5.1

Total 39 100.0

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

50

Gambar 4.2

Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Kontrol

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

27.5 30 37.5 40 42.5 45 47.5 50 52.5 55 57.5 60 62.5 65 70 75

D. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah dilaksanakan pretest dan dilanjutkan dengan 2 kali

pertemuan, maka pada tahap terakhir yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah pemberian posttest kepada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis deskripsi data

posttest kelompok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.7

N Valid 39

Missing 0

Mean 74.87

Median 75.00

Mode 67.50

Std. Deviation 9.596

Variance 92.08

Range 42.50

Minimum 50.00

Maximum 92.50

Sum 2920

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

51

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa untuk hasil

kelompok eksperimen diperoleh data sebanyak 39 dengan jumlah 2920.

Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 74,87 dengan varians

92,08 dan standar deviasi sebesar 9,596. Nilai tertinggi dikelas eksperimen

adalah 92,50 dan nilai terendahnya yaitu 50,00. Nilai tengah pada kelas

eksperimen adalah 75,00 dan modus pada data posttest kelompok

eksperimen yaitu 67,50.

Data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Eksperimen

Nilai Frekuensi Frekuensi %

50 1 2.6

60 2 5.1

62,5 1 2.6

65 3 7.7

67,5 5 12.8

70 4 10.3

75 5 12.8

77,5 3 7.7

80 3 7.7

82,5 5 12.8

85 3 7.7

87,5 1 2.6

90 2 5.1

92,5 1 2.6

Total 39 100.0

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

52

Selain bentuk tabel data posttest kelompok eksperimen, juga

digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Gambar 4.3

Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok

Eksperimen

0

1

2

3

4

5

6

50 60 62.5 65 67.5 70 75 77.5 80 82.5 85 87.5 90 92.5

East

Tabel 4.9

Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Kontrol

N Valid 39

Missing 0

Mean 63.65

Median 65.00

Mode 55.00

Std. Deviation 1.279

Variance 163.7

Range 52.50

Minimum 40.00

Maximum 92.50

Sum 2482

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa untuk hasil

posttest kelompok kontrol diperoleh data sebanyak 39 dengan

jumlah 2482. Nilai rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 63,65

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

53

dengan varians 163.7 dan standar deviasi sebesar 1.279. Nilai

tertinggi dikelas eksperimen adalah 92,50 dan nilai terendahnya

yaitu 40,00. Nilai tengah pada kelas kontrol adalah 65,00 dan modus

pada data posttest kelompok kontrol yaitu 55,00.

Data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kontrol

Nilai Frekuensi Frekuensi %

40 1 2.6

42,5 1 2.6

45 1 2.6

50 4 10.3

52,5 2 5.1

55 5 12.8

57,5 3 7.7

62,5 2 5.1

65 5 12.8

67,5 2 5.1

70 2 5.1

72,5 1 2.6

75 4 10.3

77,5 1 2.6

80 1 2.6

82,5 1 2.6

85 1 2.6

87,5 1 2.6

92,5 1 2.6

Total 39 100.0

Selain bentuk tabel data posttest kelompok kontrol, juga

digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

54

Gambar 4.4

Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol

0

1

2

3

4

5

6

40

42.5 45 50

52.5 55

57.5

62.5 65

67.5 70

72.5 75

77.5 80 85

87.5

92.5

E. ANALISIS DATA

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas Pretest

Untuk menentukan normalitas, peneliti menggunakan SPSS

16 for Windows pada. Uji normalitas data ini dilakukan untuk

mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan

metode Kolmogorov-Smirnov.

Syarat suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai > 0,05.

Hasil uji normalitas data pretest dari kedua sampel penelitian

dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

KELAS

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

PRETEST 1EKSPERIMEN .139 39 .056

2KONTROL .078 39 .200*

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

55

KELAS

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

PRETEST 1EKSPERIMEN .139 39 .056

2KONTROL .078 39 .200*

Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan

bahwa hasil pretest kelompok eksperimen signifikansinya 0,056. Hal

itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena

signifikansinya 0,056 > 0,05. Begitu pun dengan hasil pretest

kelompok kontrol signifikansinya 0,200. Hal itu juga menunjukkan

bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest baik kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi

normal

b. Uji Normalitas Posttest

Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui

apakah data tersbut berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows dalam

menghitung uji normalitas hasil posttest yang berfungsi untuk

mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas data menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Syarat

suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai

> 0,05.

Hasil uji normalitas data posttest dari kedua sampel

penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut:

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

56

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

KELAS

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

POSTTEST 1.EKSPERIMEN .104 39 .200*

2.KONTROL .121 39 .162

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data hasil

posttest kelompok eksperimen signifikansinya 0,200. Hal itu

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena

signifikansinya 0,200 > 0,05. Sedangkan data hasil posttest

kelompok kontrol signifikansinya 0,162. Hal itu juga menunjukkan

bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,162 > 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan dari data hasil posttest bahwa baik

kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdistribusi

normal.

c. Uji Homogenitas Pretest

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

hasil kedua kelompok memiliki tingkat varian data yang sama atau

tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. kemudian dapat dilihat

hasil uji homogenitas pada tabel berikut: SPSS 16.0 for Windows

yaitu One Way Anova.

Tabel 4.13

Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.195 1 76 .143

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

57

Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas,

menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,143. Maka

dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa

varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,143 > 0,05.

d. Uji Homogenitas Posttest

Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data

hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan yaitu

model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray untuk

kelompok eksperimen dan metode konvensional untuk kelompok

kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah signifikansinya lebih

dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 16.0 for

Windows yaitu One Way Anova

Tabel 4.14

Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.400 1 76 .069

Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di

atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,069.

Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa

varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,069 > 0,05.

F. Pengajuan Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan menggunakan T-Test bertujuan

untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes pemahaman bacaan

antara kelompok eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray dengan kelompok

kontrol yang menggunakan metode konvensional. Analisis data

dengan T-Test menggunakan program SPSS 16.0 for Windows yaitu

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

58

Paired Sample Test. Kriteria pengujian hipotesis adalah jika

signifikansi t-test > 0,05 maka terima H0 dan jika signifikansi t-test

< 0,05 maka tolak H0 atau terima H1.

Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata

tes keterampilan menyimak cerita antara kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two

stray dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode

konvensional dalam pembelajaran.

Tabel 4.15

Hasil Uji T-Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

posttest

Eksperimen

- Kontrol

1.12179E1 11.94659 1.91299 7.34531 15.09058 5.864 38 .000

Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dijelaskan di bab II, bahwa:

a. H0

Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Two

stay two stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa

a. H1

Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Two stay

two stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa

Berdasarkan tabel 4.14 pada sig. (2-tailed) adalah 0,000. Hal

tersebut dapat terlihat dari perhitungan uji tes keterampilan menyimak

antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu jika > 0,05 maka H0

diterima. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,000 < 0,05,

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

59

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai

rata-rata tes keterampilan menyimak cerita kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

G. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray dan

kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara nyata.

Hal ini dapat ditunjukkan dari pretest dan posttest siswa. Nilai tertinggi

yang didapatkan dari hasil pretest kelas eksperimen adalah 80, dan terendah

30, hingga didapatkan nilai rata-rata 53. Sedangkan hasil pretest yang

didapatkan dari kelas kontrol adalah 75, dan terendah 27.5, hingga

mendapatkan nilai rata-rata 51. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pretest

siswa kelas eksperimen tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol.

Namun, setelah dilakukan penelitian peningkatan nilai dapat dilihat

dari hasil posttest siswa. Kelas eksperimen mendapatkan nilai 92.5 untuk

nilai tertinggi, 50 untuk nilai terendah, dan 75 untuk nilai rata-ratanya.

Sedangkan hasil posttest yang didapatkan dari kelas kontrol yaitu 92.5 untuk

nilai tertinggi, 40 untuk nilai terendah, dan 64 untuk nilai rata-rata. Dengan

demikian setelah perlakuan menunjukkan adanya pengaruh Two stay two

stray terhadap penguasaan konsep, dimana kelas eksperimen menunjukkan

nilai yang lebih baik daripada kelas kontrol. Karena dalam teknik Two stay

two stray siswa belajar dengan sesama siswa dalam keadaan gotong royong

dan mempunyai banyak kesempatan untuk bertukar informasi dan

meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray ada proses demokrasi

dan peran aktif siswa. Sehingga susasana belajar pun berlangsung dalam

interaksi yang saling percaya, terbuka, dan memberikan kesempatan bagi

siswa untuk memproleh dan memberi masukan diantara anggota

kelompoknya maupun dengan anggota kelompok lainnya.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

60

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran secara

diskusi. Dalam pembelajarn kooperatif, semua siswa (semua anggota

kelompok) terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing-

masing, sementara belajar diskusi walaupun juga berkelompok tetapi hanya

didominasi oleh siswa tertentu saja. Dalam belajar diskusi, struktur

kelompok tidak teridentifikasi, sementara dalam pembelajaran kooperatif

setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Dengan

demikian, dinamika kelompok pada pemeblajaran kooperatif lebih terlihat.

Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama berlangsungnya

pembelajaran, diketahui bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray siswa dituntut

untuk dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya yang berbeda-beda

dan jumlah yang sedikit. Pada kelompok dengan jumlah anggota yang besar

menyebabkan diskusi berlangsung kurang efektif karena hanya anggota

tertentu saja yang mendominasi diskusi pada masing-masing kelompok.

Namun, pada awal pembelajaran, pelaksanaan treatment pada

kelompok eksperimen mengalami sedikit hambatan. Pembelajaran yang

baru bagi guru maupun siswa membutuhkan waktu untuk penyesuaian.

Selain itu pada waktu pengelompokkan, terkadang menimbulkan kegaduhan

dalam kelas yang cukup menyita waktu pembelajaran. Karena pada

pembelajaran biasanya, guru tidak terbiasa membentuk kelompok belajar.

Selain itu, dari beberapa siswa yang merasa tidak cocok dengan teman

dalam satu kelompoknya sehingga menimbulkan perselisihan yang bisa

menyita waktu dan juga proses penyerapan materi pelajaran dari siswa dan

untuk siswa menjadi kurang maksimal. Hambatan yang terjadi secara

perlahan-lahan dapat berkurang dikarenakan siswa mulai tertarik dengan

model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray. Terlihat dari

siswa yang mulai terbiasa dengan teman lain dalam kelompoknya dan mulai

menerima perbedaan, yang membuat siswa saling membutuhkan karena

adanya suatu masalah yang harus dikerjakan bersama. Hal ini

mempermudah siswa dalam memahami permasalahan yang diberikan.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

61

Berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol,

dimana siswa kurang dapat termotivasi untuk meningkatkan aktivitas

pembelajaran. Seringkali siswa yang pandai merasa dirinya mampu

mengerjakan tugasnya sendiri, sedangkan siswa yang kurang pandai hanya

bertugas menyalin saja. Hal ini dapat berakibat kemampuan siswa kurang

dapat meningkat. Selain itu siwa juga masih merasa takut untuk

mengeluarkan pendapat atau bertanya jika ada sesuatu hal yang belum

dimengerti. Ini membuat guru kurang memahami siswa mana yang kurang

dapat menyerap materi pelajaran.

Secara umum dari kedua objek kelompok yang diteliti, nampak

bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

teknik Two stay two stray lebih membuat siswa aktif dan kooperatif. Siswa

aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menggali informasi dari berbagai

sumber serta kooperatif dalam memecahkan pertanyaan-pertanyaan selama

berdiskusi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan hasil penelitian Rima

Ulfah Dewi “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two stay

two stray(TSTS) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep

Archaebacteria dan Eubacteria di SMAN 3 Karawang” telah didapatkan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray

dianggap berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Demikian hal ini lebih

menguatkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif

teknik Two stay two stray berpengaruh terhadap keterampilan menyimak

siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

H. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya

telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian agar diperoleh hasil yang

maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan

sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan

diantaranya :

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

62

1. Kondisi siswa yang sempat merasa bingung karena tidak terbiasa

dengan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray.

2. Siswa yang terbiasa hanya menerima informasi yang diberikan

oleh guru (teacher centered)

3. Alokasi waktu yang masih kurang sehingga diperlukan persiapan

dan pengaturan kelas yang baik.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

63

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dapat

mempengaruhi keterampilan menyimak cerita siswa di MIN 15 Bintaro

Jakarta Selatan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen

sebesar 74,87 dan posttest kelas kontrol sebesar 63,65. Uji Hipotesis pada

hasil posttest dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows yang

menghasilkan kelompok eskperimen dan kelompok kontrol signifikansinya

0,000 < 0,05 karena H1 dapat diterima jika < 0,05.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan

beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang:

1. Model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam upaya

meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk itu, penelitian

selanjutnya, disarankan untuk mencoba menerapkan model kooperatif

teknik Two Stay Two Stray pada materi lain.

2. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya sebelum

melakukan penelitian, pada kelas yang akan menggunakan model

kooperatif teknik Two Stay Two Stray dilakukan pembiasaan terlebih

dahulu. Misalnya, dalam beberapa pertemuan sebelum penelitian, pada

kelas tersebut diterapkan teknik Two Stay Two Stray sehingga pada waktu

penelitian mereka sudah terbiasa dan tidak kesulitan mengikuti proses

pembelajaran.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

64

3. Guru hendaknya memiliki kemampuan pengelolaan kelas pada saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga setiap siswa dapat ikut

aktif dalam belajar.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara,2009

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT

Rineka Cipta, 2006

Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Bandung: UPI PRESS, 2007

Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,

2009

Huda, Miftahul. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011

Ibrahim, Muslimin, dkk. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya, 2000

Kasiram. Moh. Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008

Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo, 2008

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2012

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2009

Sahara, Siti dkk. Keterampilan Berbahasa Indonesia.. Jakarta: FITK PRESS,2009

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta:Kencana, 2009

Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung:

Pustaka Setia, 2000

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Supriyono, Agus. Cooperative learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009

Suralaga, Fadhilah dan Solicha, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga

Penelitian, 2010

Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta:Universitas

Terbuka, 2005

Tarigan, Henry Guntur. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung, 2008

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,

2010

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007

Wassis, Iskandar dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 1

WAWANCARA GURU

Penulis : “Bagaimana keadaan siswa pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia

berlangsung?”

Guru : “ Pada saat pembelajaran berlangsung biasanya tidak semua fokus,

ada beberapa siswa yang menyimak dan ada pula yang bersenda gurau dengan

temannya”

Penulis : “Apakah siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan

pada saat pembelajaran berlangsung?”

Guru : “ Hanya beberapa siswa yang aktif dan cenderung malu-malu ketika

ada pertanyaan yang saya lontarkan”

Penulis : “ Apa saja bentuk kesulitan yang dialami ketika proses pembelajaran

berlangsung?”

Guru : “ selalu ada kendala yang biasanya memang terjadi pada saat

pembelajaran berlangsung, misalnya siswa yang gaduh jadi sulit buat

mengkondisikannya.”

Penulis : “Metode apa yang biasa digunakan pada saat pembelajaran Bahasa

Indonesia?”

Guru : “ saya biasanya menggunakan metode diskusi kelompok sama

ceramah saja, tapi saya menggunakan ice breaking kalau siswa sudah kelihatan

jenuh”

Penulis : “ Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, ada beberapa keterampilan

yang diantaranya adalah keterampilan menyimak. Bagaimana hasil belajar siswa

mengenai keterampilan menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas V?”

Guru :“ ada siswa yang memiliki hasil belajar tinggi, dan ada pula siswa

yang memiliki hasil belajar rendah”

Penulis : “Bagaimana kemampuan menyimak yang dimiliki oleh siswa kelas V

?”

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Guru :”kemampuan menyimak siswa masih kurang yah, seperti siswa yang

kurang berani mengungkapkan kembali apa yang disampaikan oleh gurunya, tidak

ada aksi jadinya. Dan kosakata yang disampaikan oleh siswa pun masih kurang dan

terlihat kurang mendapat respon dari teman-temannya”

Penulis : “Apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

menyimak cerita siswa?”

Guru : “ Dari guru sendiri terutama harus meningkatkan kinerja

mengajarnya, dan menggunkan metode-metode atau model pembelajaran yang bisa

menumbuhkan semangat belajar anak sehingga anak menjadi percaya diri dan bisa

untuk menyampaikan apa yang ditelah diajarkan gurunya”

Penulis : “Pernahkah menerapkan model pembelajaran kooperatif ?”

Guru : “ belum pernah”

Guru Bidang Study

Kuratul Aeni, S.Pd

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

KISI KISI SOAL INSTRUMEN

Nama Sekolah : MIN 15 Bintaro

Kelas/ Semester : V/1(satu)

Standar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat

secara lisan

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya

Materi Indikator Soal Nomor Soal

Cerita

Rakyat

1. Menyebutkan

pengertian cerita

rakyat

2. Menyebutkan

unsur intrinsik

cerita rakyat.

3. Menyebutkan

contoh cerita

rakyat beserta

asal daerah cerita

rakyat .

4. Menjelaskan

tema pada cerita

rakyat.

5. Menjelaskan

tokoh utama dan

tokoh tambahan

pada cerita

rakyat.

1. Apa yang dimaksud

dengan cerita rakyat ?

2. Sebutkan unsur-unsur

instrinsik yang ada

dalam cerita rakyat!

3. Sebutkan tiga contoh

judul cerita rakyat

beserta daerah

asalnya!

4. Jelaskan tema yang

terdapat pada cerita

rakyat diatas!

5. Jelaskan apa yang

dimaksud dengan

tokoh utama dan

tokoh tambahan pada

cerita rakyat?

6. Siapakah tokoh utama

dan tokoh tambahan

dalam cerita tersebut?

1

2

3

4

5

6

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

6. Menyebutkan

nama-nama

tokoh dalam

cerita rakyat

7. Menyebutkan

watak tokoh

dalam cerita

rakyat

8. Menjelaskan alur

dalam cerita

rakyat

9. Menyebutkan

pengertian latar

dan jenis latar

pada cerita

rakyat.

10. Menjelaskan

amanat dalam

sebuah cerita

rakyat.

7. Sebutkan tokoh-tokoh

yang terdapat dalam

cerita rakyat di atas!

8. Jelaskan watak dari

setiap tokoh-tokoh

dalam cerita tersebut.

9. Bagaimanakah alur

yang terdapat pada

cerita tersebut?

10. Apa yang dimaksud

dengan latar (setting)

dalam cerita rakyat?

11. Bagaimanakah latar

tempat, waktu, dan

suasana dalam cerita

tersebut?

12. Jelaskan amanat yang

terkandung dalam

cerita tersebut .

7

8

9

10

11

12

Jumlah soal 12

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 3

SOAL INSTRUMEN

UJI VALIDITAS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VI (enam)

==========================================================

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!

1. Apa yang dimaksud dengan cerita rakyat ?

2. Sebutkan unsur-unsur instrinsik yang ada dalam cerita rakyat!

3. Sebutkan tiga cerita rakyat yang kamu ketahui beserta daerah asalnya!

4. Jelaskan tema yang terdapat pada cerita “Mencari Raja Tidur” diatas?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tokoh utama dan tokoh pendamping dalam cerita

rakyat?

6. Siapa sajakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita “Mencari Raja Tidur”?

7. Sebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita rakyat diatas!

8. Jelaskan watak dari setiap tokoh-tokoh dalam cerita “Mencari Raja Tidur”?

9. Bagaimanakah alur yamg terdapat pada cerita “Mencari Raja Tidur”?

10. Apa yang dimaksud dengan latar (setting) dalam cerita rakyat?

11. Jelaskan latar tempat, waktu, dan suasana dalam cerita “Mencari Raja Tidur” ?

12. Jelaskan amanat yang terkandung dalam cerita “Mencari Raja Tidur” ?

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 4

Kunci Jawaban Pretest Posttest

1. Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu masyarakat atau daerah yang

kemudian diwariskan secara turun-temurun.

2. Malin Kundang berasal dari Sumatra Barat

Danau Toba berasal dari Sumatra Utara

Tangkuban Perahu berasal dari Jawa Barat

3. Tema dalam cerita Mencari Raja Tidur adalah Kesungguhan seseorang akan

menghasilkan sesuatu yang baik.

4. Tokoh utama adalah tokoh yang menggerakan cerita dari awal hingga akhir.

Tokoh tambahan adalah tokoh yang peranannya lebih sedikit dari tokoh utama atau biasa

disebut tokoh pendamping.

5. Tokoh utama dalam cerita ini yaitu Raja Jungur, Putri Serindu, dan Anak Lumang.

Sedangkan tokoh tambahannya yaitu Pengawal dan Menteri.

6. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita Mencari Raja Tidur

- Raja Jungur

- Putrid Serindu

- AnakLumang

7. Raja Jungur : Arif dan Bijaksana

Putri Serrindu : Baik hati dan bijaksana

Anak Lumang : Ulet, suka bekerja, dan rajin

8. Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu, dan susasana dalam

cerita rakyat.

9. Latar tempat : istana, dan pedesaan

Latar waktu : pagihari

Latar suasana : bingung dan bahagia

10. Amanat dalam cerita ini adalah kita harus memiliki sifat ulet, rajin, dan tekun supaya

mudah mendapatkan sesuatu. Karena barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan

berhasil.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 5

S I L A B U S

Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA

Kelas / Semester : V / 1

Mendengarkan: 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Nilai-Nilai Indikator Kegiatan Pembelajaran Waktu Penilaian Alat/Sumber

1.1Menanggapi penjelasan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll) dengan memperhatikan santun berbahasa.

Penjelasan nara sumber

Bersahabat/ Berkomunikatif

o Menentukan pokok-pokok pembicaraan

o Mengajukan pertanyaan sesuai dengan pokok-pokok pembicaraan

o Menanggapi isi penjelasan nara sumber

o Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya*)

o Mendengarkan cerita dari berbaga nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll)

o Mencatat pokok-pokok isi penjelasan dari nara sumber

o Menyimpulkan isi penjelasan dari nara sumber

4 JP - Tes Lisan - Tes praktek

- Buku cerita - Radio - CD

1.2Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya

Teks cerita rakyat

Gemar Membaca

o Menyebutkan nama-nama tokoh dalam cerita rakyat

o Menjelaskan watak tokoh dalam cerita

o Menentukan latar cerita o Mencari bahan bacaan dari

perpustakaan daerah*) o Membaca buku novel dan cerita

pendek*)

o Membaca teks cerita rakyat ( sesuai dengan buku cerita yang ada)

o Mendaftar nama-nama tokoh dalam cerita rakyat

o Diskusi tentang watak tokoh, latar, amanat dalam cerita rakyat

o Menceritakan kembali secara tertulis dengan kalimat runtut dan mudah dipahami

6 JP - Tes Lisan - Tes praktek

Buku cerita rakyat (disesuaikan dengan yang ada)

Berbicara: 2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

Kompetensi Dasar Materi Pokok Nilai-Nilai Indikator Kegiatan Pembelajaran Waktu Penilaian Alat/Sumber

2.1Menanggapi sesuatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran

Persoalan atau peristiwa

Bersahabat / Berkomunikasi

o Menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi di sekolah dengan runtut

o Memberikan komentar atau

o Menjgamati kebersihan lingkungan kelas dan halaman sekolah

o Memanggapi keadaan atau

8 JP

- Tes Lisan - Tes praktek

- Ruang Kelas - Lingkungan Sekolah

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 5

pemecahannya dengan memperhati-kan pilihan kata dan santun berbahasa

saran dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun

o Memberi dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas*)

keadaan yang dilihat o Memecahkan masalah yang

dilihat siswa

2.2Menceritakan hasil pengamatan / kunjungan dengan bahasa runtut, baik, dan benar

Laporan hasil pengamatan

Kreatif o Menulis pokok-pokok hasil pengamatan

o Melaporkan hasil pengamatan dengan kalimat efektif dan bahasa yang runtut

o Membuat karya tulis tentang hal baru tapi terkait dengan materi pelajaran*)

o Mengamati Taman Sekolah o Menyusun hasil pengamatan o Melaporkan hasil pengamatan

dengan kalimat efektif dan bahasa yang runtut

o Menanggapi hasil laporan pengamatan

8 JP

- Tes Lisan - Tes praktek

- Taman Sekolah

2.3Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhati-kan pilihan kata dan santun berbahasa

Wawancara dengan nara sumber

Rasa ingin tahu

o Menentukan pokok-pokok isi wawancara dengan nara sumber

o Menyimpulkan isi wawancara o Bertanya atau membaca

sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran*)

o Menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara sesuai dengan topik serta menggunakan kalimat tanya yang benar

o Melakukan wawacara terhadap dengan tokoh (polisi, pedagang, petani, perajin, dll)

o Menyusun laporan hasil wawancara

o Menyampaikan hasil laporan wawancara

8 JP

- Tes Lisan - Tes praktek

- Pedagang disekitar Sekolah

Membaca: 3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi

Kompetensi Dasar Materi Pokok Nilai-Nilai Indikator Kegiatan Pembelajaran Waktu Penilaian Alat/Sumber

3.1Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat

Teks percakapan (Tanda baca: tanda seru, tanda petik Imbuhan ter- Preposisi alat (dengan), sebab (karena))

Gemar membaca

o Menentukan pokok-pokok isi percakapan

o Menentukan tanda baca, imbuhan, dan preposisi.

o Menuliskan rangkuman isi percakapan

o Membaca buku dan tulisan yang terkait dengan mata pelajaran*)

o Mengamati teks percakapan o Membacakan teks percakapan

dengan lafal dan intonasi yang wajar

o Diskusi membahas tentang tokoh-tokoh/pelaku dalam percakapan, isi pokok percakapan atau tema percakapan

10 JP - Tes Lisan - Tes Tertulis

Buku Bahasa Indonesia Kls. V

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 5

o Membaca buku novel dan cerita pendek*)

3.2Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit

Teks bacaan yang panjang-nya 200–300 kata

Rasa ingin tahu

o Menentukan gagasan utama suatu teks

o Mencatat gagasan utama suatu teks

o Mengajukan pertanyaan sesuai dengan isi teks

o Menjawab pertanyaan tentang isi teks

o Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran*)

o Mengamati teks yang panjangnya kurang lebih 200-300 kata.

o Membaca teks bacaan dengan batas waktu tertentu

o Menuliskan pikiran utama o Membuat pertanyaan sesuai

dengan teks o Menjawab pertanyaan sesuai

dengan teks

12 JP - Tes Lisan - Tes Tertulis

- Buku Bahasa Indonesia Kls. V

3.3 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat

Puisi Gemar membaca

o Menentukan jeda/ penggalan kata yang tepat untuk memperjelas arti/makna

o Menjelaskan arti kata tertentu dalam puisi

o Membaca buku novel dan cerita pendek*)

o Membaca buku atau tulisan tentang alam, sosial, budaya, seni, teknologi*)

o Mengamati dan memperhati-kan contoh puisi

o Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat

o Menggunakan ekspresi yang tepat (sedih, haru, gembira, dll)

o Membacakan puisinya ke depan kelas

10 JP - Tes Lisan - Tes Tertulis

- Creativitas Siswa

Menulis: 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis

Kompetensi Dasar Materi Pokok Nilai-Nilai Indikator Kegiatan Pembelajaran Waktu Penilaian Alat/Sumber

4.1Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan

Gambar Seri Preposisi: tanpa Imbuhan: ber- Kalimat utama dan kalimat penjelas

Kreatif o Mengurutkan gambar seri secara logis

o Menentukan judul karangan o Membuat berbagai kalimat baru

dari sebuah kata*) o Membuat karya tulis tentang hal

baru tapi terkait dengan materi pelajaran*)

o Siswa mengamati empat gambar seri yang diacak

o Mengurutkan empat gambar seri yang diacak

o Menuliskan judul cerita seri o Mengembangkan butir-butir

pokok karangan menjadi karangan yang padu

12 JP - Tes Lisan - Tes Tertulis

- Gambar seri

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 5

4.2Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan

Surat Undangan

Kreatif o Menyebutkan jenis-jenis surat undangan

o Mengidentifikasi cirri-ciri bahasa surat undangan

o Menggunakan ejaan yang tepat dalam membuat surat undangan

o Membuat berbagai kalimat baru dari sebuah kata*)

o Membuat karya tulis tentang hal baru tapi terkait dengan materi pelajaran*)

o Mengamati contoh-contoh surat undangan

o Membuat surat undangan (ulangan tahun, kegiatan sekolah, dll)

o Menyampaikan informasi untuk orang lain dalam bentuk surat undangan dengan kalimat yang efektif

12 JP - Tes Lisan - Tes Tertulis

- Surat undangan - Kreativitas Siswa

4.3Menulis dialog sederhana antara

dua atau tiga tokoh dengan memperha-tikan isi serta perannya

Naskah dialog (Percakapan)

Kreatif o Menyusun kerangka dialog/ percakapan

o Memerankan dialog/percakapan o Menjelaskan isi percakapan o Menentukan peran tokoh dalam

percakapan o Membuat berbagai kalimat baru

dari sebuah kata*) o Membuat karya tulis tentang hal

baru tapi terkait dengan materi pelajaran*)

o Mengamati contoh naskah percakapan/ dialog

o Menyusun teks dialog/ percakapan

o Membacakan teks dialog di depan kelas

o Diskusi membahas dialog dan peran masing-masing pelaku dalam dialog

10 JP - Tes Lisan - Tes Tertulis

- Buku Bahasa Indonesia Kls. V

Keterangan: Tanda bintang (*) adalah indikator Nilai PBKB

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 6

MATERI AJAR

Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah suatu cerita yang berkembang di masyarakat dan diwariskan secara turun

temurun melalui lisan. Cerita rakyat juga merupakan cerita yang dikaitkan dengan keadaan atau

bukti-bukti peninggalan.Beberapa contoh cerita rakyat yang berkembang di Indonesia adalah:

a. Malin Kundang

b. Ande-ande Lumut

c. Bawang Merah - Bawang Putih

d. Wayang Beber

Unsur – Unsur Instrinsik dalam cerita rakyat terdiri dari :

1. Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai

pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, religius dan sebagainya. Dalam

hal tersebut, tema sering diartikan sebagai ide atau tujuan utama cerita.

2. Watak

Watak dalam cerita rakyat adalah sifat yang dimiliki oleh masing-masing tokoh –tokoh yang ada

dalam cerita. Sifat-sifat dalam cerita biasay terdapat sifat antagonis yaitu sifat yang kurang baik

seperti, jahat, sombong, angkuh, dan lain-lain. Sedangkan kebalikan dari sifat antagonis yaitu

sifat protagonist yaitu sifat baik yang dimiliki suatu tokoh dalam cerita, seperti baik hati, suka

menolong, dan sebagainya.

3. Latar

Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai, tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.

Jadi, latar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, waktu,dan suasana.

a. Latar Tempat

Latar tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa

dalam cerita.

b. Latar Waktu

Latar waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita..

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

c. Latar Suasana

Latar suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi.

4. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari sebuah karya sastra.

Adakalanya amanat berupa pesan moral.

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

NAMA SEKOLAH : MIN 15 Bintaro

KELAS/SEMESTER : V/I (satu)

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

ALOKASI WAKTU : 2x35 menit

PERTEMUAN KE : 1

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan

B. KOMPETENSI DASAR

Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya

C. INDIKATOR

Menyebutkan pengertian cerita rakyat

Menyebutkan asal daerah cerita rakyat .

Menjelaskan tema pada cerita rakyat.

Menjelaskan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita rakyat

Menyebutkan nama tokoh dalam cerita rakyat

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menyebutkan pengertian cerita rakyat

Siswa dapat menyebutkan asal daerah cerita rakyat .

Siswa dapat menjelaskan tema pada cerita rakyat.

Siswa dapat menjelaskan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita rakyat

Siswa dapat menyebutkan nama tokoh dalam cerita rakyat

E. NILAI KARAKTER

Religious, Rasa Ingin Tahu, Tekun, Semangat, Aktif, Percaya Diri, Bersahabat

F. MATERI

Cerita Rakyat

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray

Metode Pembelajaran : diskusi kelompok, pemberian tugas

H. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Nilai Karakter

a. Kegiatan awal 10 menit Religius

Disiplin

Semangat

Rasa ingintahu

Tekun

Aktif

Percayadiri

- Guru memberikan salam dan memulai pelajaran

dengan mengucapkan basmallah dan kemudian

berdoa sebelum memulai pelajaran.

- Ice breaking untuk membangkitkan semangat siswa

- Guru menyampaikan materi yang akan diadakan

serta tujuannya.

- Untuk mengetahui pengetahuan siswa guru

melakukanapersepsi

b. Kegiatan inti 50 menit

b.1 Eksplorasi 20 menit

- Guru memberi penjelasan tentang materi cerita

rakyat

- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,

masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang

(pembagian kelompok bersifat heterogen)

- Guru memberikan Lembar Kerja Siswa kepada tiap

kelompok

- Setiap kelompok membaca uraian materi yang ada

dalam Lembar Kerja Siswa.

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

b.2 Elaborasi

- Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi

mengerjakan Lembar Kerja Siswa untuk membahas

permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kerja

Siswa.

- Dua orang siswa dari tiap kelompok pergi bertamu

ke kelompok yang lain sesuai dengan format yang

telah ditentukan oleh guru.

- Dua orang siswa ini bertukar pendapat dengan

kelompok lain mengenai permasalahan dalam LKS

dan anggota kelompok yang tetap tinggal dalam

kelompok bertugas sebagai tuan rumah yang akan

memberikan penjelasan dan tukar pendapat

mengenai permasalahan dalam LKS dengan anggota

dari kelompok lain.

- Siswa yang bertamu kembali ke kelompok masing-

masing dan menjelaskan hasil temuannya kepada

temannya yang tetap tinggal dalam kelompok.

- Siswa mempresentasikan jawaban hasil diskusi

kelompoknya didepan kelas.

20 menit

b.3 Konfirmasi 10 menit

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

c. Kegiatan Penutup 10 menit

Guru mengulang kembali mengenai materi cerita

rakyat dan menginformasikan materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

I. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar

J. PENILAIAN

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen

1.

2.

3.

4.

5.

Menyebutkan pengertian cerita rakyat

Menyebutkan asal daerah cerita rakyat .

Menjelaskan tema pada cerita rakyat.

Menjelaskan tokoh utama dan tokoh

tambahan dalam cerita rakyat

Menyebutkan nama nama tokoh dalam

cerita rakyat.

Tes

Tulisan

Terlampir

Mengetahui, Jakarta, 22 November 2013

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Kuratul Aeni, S.Pd. Nurmalinda

NIP.197610032003122002 NIM. 109018300040

Mengetahui,

Kepala MIN 15 Bintaro

A.Taufiqillah, S.Ag

NIP. 196812291997031002

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

NAMA SEKOLAH : MIN 15 Bintaro

KELAS/SEMESTER : V/I (satu)

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

ALOKASI WAKTU : 2x35 menit

PERTEMUAN KE : 2

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan

B. KOMPETENSI DASAR

Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya

C. INDIKATOR

Menyebutkan watak tokoh dalam cerita rakyat

Menyebutkan pengertian latar pada cerita rakyat.

Menjelaskan macam-macam latar pada cerita rakyat

Menjelaskan amanat dalam cerita rakyat

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menyebutkan watak tokoh dalam cerita rakyat

Siswa dapat menjelaskan pengertian latar pada cerita rakyat

Siswa dapat menjelaskan macam-macam latar pada cerita rakyat

Siswa dapat menjelaskan amanat dalam certa rakyat

E. NILAI KARAKTER

Religious, Rasa Ingin Tahu, Tekun, Semangat, Aktif, Percaya Diri, Bersahabat

F. MATERI

Cerita Rakyat

Lampiran 8

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray

Metode Pembelajaran : diskusi kelompok, pemberian tugas

H. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Nilai

Karakter

a. Kegiatan awal 10 menit Religius

Disiplin

Semangat

Rasa ingin

tahu

Tekun

Aktif

Percaya diri

- Guru memberikan salam dan memulai pelajaran

dengan mengucapkan basmallah dan kemudian

berdoa sebelum memulai pelajaran.

- Ice breaking untuk membangkitkan semangat siswa

- Guru menyampaikan materi yang akan diadakan

serta tujuannya.

- Untuk mengetahui pengetahuan siswa guru

melakukan apersepsi

b. Kegiatan inti 50 menit

b.1 Eksplorasi 20 menit

- Guru memberi penjelasan tentang materi cerita

rakyat

- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,

masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang

(pembagian kelompok bersifat heterogen)

- Guru memberikan Lembar Kerja Siswa kepada tiap

kelompok

- Setiap kelompok membaca uraian materi yang ada

dalam Lembar Kerja Siswa.

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

b.2 Elaborasi 20 menit

- Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi

mengerjakan Lembar Kerja Siswa untuk membahas

permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kerja

Siswa.

- Dua orang siswa dari tiap kelompok pergi bertamu

ke kelompok yang lain sesuai dengan format yang

telah ditentukan oleh guru.

- Dua orang siswa ini bertukar pendapat dengan

kelompok lain mengenai permasalahan dalam LKS

dan anggota kelompok yang tetap tinggal dalam

kelompok bertugas sebagai tuan rumah yang akan

memberikan penjelasan dan tukar pendapat

mengenai permasalahan dalam LKS dengan anggota

dari kelompok lain.

- Siswa yang bertamu kembali ke kelompok masing-

masing dan menjelaskan hasil temuannya kepada

temannya yang tetap tinggal dalam kelompok.

- Siswa mempresentasikan jawaban hasil diskusi

kelompoknya didepan kelas.

b.3 Konfirmasi 10 menit

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

c. Kegiatan Penutup 10 menit

Guru mengulang kembali mengenai materi cerita

rakyat dan menginformasikan materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

I. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar

J. Penilaian

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen

1.

2.

3.

4.

Menyebutkan watak tokoh dalam

cerita rakyat

Menyebutkan pengertian latar pada

cerita rakyat.

Menjelaskan macam-macam latar

pada cerita rakyat

Menjelaskan amanat dalam cerita

rakyat

Tes

Tulisan

Terlampir

Mengetahui, Jakarta, 22 November 2013

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Kuratul Aeni, S.Pd. Nurmalinda

NIP.197610032003122002 NIM. 109018300040

Mengetahui,

Kepala MIN 15 Bintaro

A.Taufiqillah, S.Ag

NIP. 196812291997031002

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

NAMA SEKOLAH : MIN 15 Bintaro

KELAS/SEMESTER : V/I (satu)

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

ALOKASI WAKTU : 2x35 menit

PERTEMUAN KE : 1

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan

B. KOMPETENSI DASAR

Mengidentifikasi unsurcerita rakyat yang didengarnya

C. INDIKATOR

Menyebutkan pengertian cerita rakyat

Menyebutkan asal daerah cerita rakyat .

Menjelaskan tema pada cerita rakyat.

Menjelaskan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita rakyat

Menyebutkan nama tokoh dalam cerita rakyat

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menyebutkan pengertian cerita rakyat

Siswa dapat menyebutkan asal daerah cerita rakyat .

Siswa dapat menjelaskan tema pada cerita rakyat.

Siswa dapat menjelaskan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita rakyat

Siswa dapat menyebutkan nama tokoh dalam cerita rakyat

E. NILAI KARAKTER

Religious, Rasa Ingin Tahu, Tekun, Semangat, Aktif, Percaya Diri, Bersahabat

F. MATERI

Cerita Rakyat

Lampiran 9

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran : Pembelajaran Konvensional

Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya jawab

H. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Nilai

Karakter

a. Kegiatan awal 10 menit Religius

Disiplin

Semangtat

Rasa ingin

tahu

Tekun

Aktif

Percaya

diri

- Guru memberikan salam dan memulai pelajaran

dengan mengucapkan basmallah dan kemudian

berdoa sebelum memulai pelajaran.

- Ice breaking untuk membangkitkan semangat siswa

- Guru menyampaikan materi yang akan diadakan

serta tujuannya.

- Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru

melakukan apersepsi

b. Kegiatan inti 50 menit

b.1 eksplorasi 20 menit

- Guru memberi penjelasan tentang materi cerita

rakyat

- Guru memberikan arahan tentang materi pelajaran.

b.2 elaborasi 20 menit

- Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa,

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap materi yang telah disajikan.

- Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal-soal

yang ada di buku tulis.

- Setelah soal-soal latihan dikerjakan, kemudian hasil

kerja siswa dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.

b.3 konfirmasi 10 menit

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

c. Kegiatan Penutup 10 menit

Guru mengulang kembali mengenai materi cerita

rakyat dan menginformasikan materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

I. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar

J. PENILAIAN

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen

1.

2.

3.

4.

5.

Menyebutkan pengertian cerita rakyat

Menyebutkan asal daerah cerita

rakyat .

Menjelaskan tema pada cerita rakyat.

Menjelaskan tokoh utama dan tokoh

tambahan dalam cerita rakyat

Menyebutkan nama nama tokoh

dalam cerita rakyat.

Tes

Tulisan

Terlampir

Mengetahui, Jakarta, 22 November 2013

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Kuratul Aeni, S.Pd. Nurmalinda

NIP.197610032003122002 NIM. 109018300040

Mengetahui,

Kepala MIN 15 Bintaro

A.Taufiqillah, S.Ag

NIP. 196812291997031002

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

NAMA SEKOLAH : MIN 15 Bintaro

KELAS/SEMESTER : V/I (satu)

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

ALOKASI WAKTU : 2x35 menit

PERTEMUAN KE : 2

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan

B. KOMPETENSI DASAR

Mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya

C. INDIKATOR

Menyebutkan watak tokoh dalam cerita rakyat

Menyebutkan pengertian latar pada cerita rakyat.

Menjelaskan macam-macam latar pada cerita rakyat

Menjelaskan amanat dalam cerita rakyat

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menyebutkan watak tokoh dalam cerita rakyat

Siswa dapat menjelaskan pengertian latar pada cerita rakyat

Siswa dapat menjelaskan macam-macam latar pada cerita rakyat

Siswa dapat menjelaskan amanat dalam cerita rakyat

E. NILAI KARAKTER

Religious, Rasa Ingin Tahu, Tekun, Semangat, Aktif, Percaya Diri, Bersahabat

F. MATERI

Cerita Rakyat

Lampiran 10

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray

Metode Pembelajaran : diskusi kelompok, pemberian tugas

H. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Nilai

Karakter

a. Kegiatan awal 10 menit Religius

Disiplin

Semangat

Rasa ingin

tahu

Aktif

Tekun

Percaya

diri

- Guru memberikan salam dan memulai pelajaran

dengan mengucapkan basmallah dan kemudian

berdoa sebelum memulai pelajaran.

- Ice breaking untuk membangkitkan semangat siswa

- Guru menyampaikan materi yang akan diadakan

serta tujuannya.

- Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru

melakukan apersepsi.

b. Kegiatan inti 50 menit

b.1 eksplorasi 20 menit

- Guru memberi penjelasan tentang materi cerita

rakyat

- Guru memberikan arahan tentang materi pelajaran.

b.2 elaborasi 20 menit

- Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa,

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap materi yang telah disajikan.

- Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal-soal

yang ada di LKS.

- Setelah soal-soal latihan dikerjakan, kemudian hasil

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

kerja siswa dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.

b.3 konfirmasi 10 menit

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan.

c. Kegiatan Penutup 10 menit

Guru mengulang kembali mengenai materi cerita

rakyat dan menginformasikan materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya.

I. SUMBER BELAJAR

Buku Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar

J. Penilaian

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen

1.

2.

3.

4.

Menyebutkan watak tokoh dalam

cerita rakyat

Menyebutkan pengertian latar pada

cerita rakyat.

Menjelaskan macam-macam latar

pada cerita rakyat

Menjelaskan amanat dalam cerita

rakyat

Tes

Tulisan

Terlampir

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Mengetahui, Jakarta, 22 November 2013

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Kuratul Aeni, S.Pd. Nurmalinda

NIP.197610032003122002 NIM. 109018300040

Mengetahui,

Kepala MIN 15 Bintaro

A.Taufiqillah, S.Ag

NIP. 196812291997031002

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA

====================================================================

NAMA KELOMPOK : 1.

2.

3.

4.

KELAS :

Jawablah pertanyaan-pertanyaam dibawah ini !

1. Apa yang dimaksud dengan cerita rakyat ?

2. Sebutkan tiga contoh judul cerita rakyat beserta daerah asalnya!

3. Jelaskan tema yang terdapat pada cerita “Si Lancang” diatas!

4. Apa yang dimaksud dengan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita

rakyat?

5. Siapa sajakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita “Si

Lancang” ?

6. Sebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita “Si Lancang” diatas!

Lampiran 11

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA

====================================================================

NAMA KELOMPOK : 1.

2.

3.

4.

KELAS :

Jawablah pertanyaan-pertanyaam dibawah ini !

1. Jelaskan watak dari setiap tokoh-tokoh dalam cerita “Si Lancang”?

2. Apa yang dimaksud dengan latar (setting) dalam cerita rakyat?

3. Tuliskan latar tempat, waktu, dan suasana dalam cerita “Si Lancang”?

4. Tuliskan amanat yang terkandung dalam cerita “Si Lancang”?

Lampiran 12

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA

====================================================================

NAMA KELOMPOK : 1. 5.

2. 6.

3. 7.

4. 8.

KELAS :

Jawablah pertanyaan-pertanyaam dibawah ini !

1. Apa yang dimaksud dengan cerita rakyat ?

2. Sebutkan tiga contoh judul cerita rakyat beserta daerah asalnya!

3. Jelaskan tema yang terdapat pada cerita “Si Lancang” diatas!

4. Apa yang dimaksud dengan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita

rakyat?

5. Siapa sajakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita “Si

Lancang” ?

6. Sebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita “Si Lancang” diatas!

Lampiran 13

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA

====================================================================

NAMA KELOMPOK : 1. 5.

2. 6.

3. 7.

4. 8.

KELAS :

Jawablah pertanyaan-pertanyaam dibawah ini !

1. Jelaskan watak dari setiap tokoh-tokoh dalam cerita “Si Lancang”?

2. Apa yang dimaksud dengan latar (setting) dalam cerita rakyat?

3. Tuliskan latar tempat, waktu, dan suasana dalam cerita “Si Lancang”?

4. Tuliskan amanat yang terkandung dalam cerita “Si Lancang”?

Lampiran 14

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

MENCARI RAJA TIDUR

Tersebutlah Raja Jungur yang arif dan bijaksana dari tanah Rejang,

Bengkulu. Ia mempunyai seorang putri cantik jelita bernama Putri Serindu. Sudah

lama sang Raja ingin punya menantu.

Ketika ditanya, Putri Serindu ingin menikah dengan Raja Tidur. Raja pun

mengadakan sayembara. Siapa saja yang bisa tidur paling lama, maka dia yang

akan dijadikan sebagai Raja Tidur dan akan menjadi suami Putri Serindu.

Banyak orang mengikuti sayembara itu. Diantaranya, Anak Lumang,

seorang pemuda yatim piatu pembuat bubu yang tampan. Setiap hari ia membuat

bubu dan menjualnya di pasar. Bubu adalah alat untuk menangkap ikan.

Anak Lumang ingin mengikuti sayembara itu sambil membuat bubu.

Akhirnya, ia akan membuat bubu dulu sebelum mengikuti sayembara itu.

Saat perlombaan dimulai, semua peserta mulai memejamkan matanya.

Namun, Anak Lumang malah bekerja membuat bubu. Pekerjaannya sbaru selesai

menjelang subuh. Walau tugasnya sudah selesai dan sudah merasa mengantuk, ia

tak langsung tidur. Ia membereskan dulu semua sisa-sisa pekerjaannya itu. Setelah

semuanya beres, barulah ia tidur dengan amat pulas.

Pagi-pagi sekali Putri Serindu berkeliling untuk menilai semua peserta

satu persatu didampingi Raja, pengawal dan para Menteri. Putri Serindu terpesona

dengan keindahan bubu yang digantung di dinding milik Anak Lumang. Ia juga

sempat melihat tas Anak Lumang yang berisi perlengkapan membuat bubu.

Putri Serindu jadi tahu, rupanya pemuda ini membuat bubu dulu sebelum

tidur. Tentu saja ia menjadi kelelahan dan bisa tidur nyenyak. Putri Serindu

tersenyum bahagia dan merasa lega hatinya. Ia sudah menemukan tambatan

hatinya.

Ternyata, Raja Tidur yang dimaksud bukanlah pemuda yang suka tidur,

melainkan yang suka bekerja, ulet, dan rajin, sehingga ketika waktu tidur tiba, ia

Lampiran 15

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

bisa tidur dengan nyenyak. Akhirnya, Anak Lumang memenangkan sayembara.

Raja Jungur dan Permaisuri gembira. Pesta pernikahan berlangsung meriah

selama tujuh hari tujuh malam. Kedua mempelai pun hidup rukun dan bahagia.

Sumber: 101 Cerita Nusantara

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

SI LANCANG

Pada zaman dahulu di daerah Kampar, Riau hiduplah si Lancang bersama

ibunya. Mereka hidup sangat miskin. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, si

Lancang berniat merantau.

Pada suatu hari, ia meminta izin kepada ibunya. Ibunya berpesan agar di

rantau orang kelak, si Lancang selalu inggat kepada ibu dan kampung

halamannya. Ibunya berpesan agar si Lancang jangan menjadi anak durhaka. Si

Lancang pun berjanji kepada ibunya akan selalu ingat ibu dan kampung

halamannya. Ibunya menjadi terharu saat si Lancang mencium lututnya untuk

minta doa.

Di rantau si Lancang sangat beruntung. Ia menjadi saudagar yang kaya

raya. Ia memiliki berpuluh-puluh buah kapal dagang. Dikabarkan pula, ia pun

mempunyai tujuh orang istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang

kaya. Sementara itu, ibu si Lancang masih tinggal di Kampar dalam keadaan yang

sangat miskin.

Pada suatu hari, si Lancang berlayar ke Andalas. Berita kedatangan si

Lancang didengar oleh ibunya. Dengan perasaan terharu, ia bergegas menyambut

kedatangan anak satu-satunya tersebut. Begitu menyatakan bahwa dirinya adalah

ibu si Lancang, tidak ada seorang kelasi pun yang mempercayainya. Dengan

kasarnya, ia mengusir ibu tua tersebut. Ia bersikeras minta untuk dipertemukan

dengan anaknya si Lancang. Keadaan itu menimbulkan keributan. Mendengar

kegaduhan di atas geladak, si Lancang dengan diiringi ketujuh istrinya

mendatangi tempat itu. “Engkau Lancang.....anakku! Oh.... betapa rindunya hati

emak padamu!”

Mendengar sapaan itu, dengan congkaknya si Lancang menepis. Anak

durhaka ini pun teriak, “Mana mungkin aku mempunyai ibu perempuan miskin

seperti kamu. Kelasi! Usir perempuan ini!” Ibu yang malang ini akhirnya pulang

Lampiran 16

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

dengan perasaan hancur. Sesampainya di rumah ia berdoa, “Ya, Tuhanku ...

hukumlah si anak durhaka itu.”

Dalam sekejap, turunlah badai topan. Badai tersebut menghancurkan

kapal-kapal dagang milik si Lancang. Harta benda miliknya juga terbang kemana-

mana. Kain sutranya melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipat Kain yang

terletak di Kampar Kiri. Gongnya terlempar ke Kampar Kanan dan menjadi

sungai Oguong. Tembikarnya melayang menjadi Pasubilah, sedangkan tiang

bendera kapal si Lancang terlempar hingga sampai di sebuah danau yang di beri

nama Danau si Lancang.

----- SELESAI -----

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

PEDOMAN PENSKORAN

1. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab “cerita dari daerah” 2

Siswa menjawab “cerita yang berasal dari suatu daerah” 3

Siswa menjawab “cerita yang berkembang disuatu

masyarakat atau daerah kemudian diwariskan secara

turun temurun”

4

2. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab satu cerita rakyat beserta daerahnya 2

Siswa menjawab dua cerita rakyat beserta daerahnya 3

Siswa menjawab tiga cerita rakyat beserta daerahnya 4

3. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab “seseorang yang ulet” 2

Siswa menjawab “kerajinan seseorang” 3

Siswa menjawab “kesungguhan seseorang akan

menghasilkan sesuatu yang baik” 4

4. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab “tokoh utama adalah tokoh paling

utama dan tokoh tambahan adalahh tokoh pendamping.” 2

Siswa menjawab “tokoh utama adalah tokoh yang selalu

ada dalam cerita, dan tokoh tambahan adalah tokoh

pendamping.”

3

Siswa menjawab “tokoh utama adalah tokoh yang

menggerakan cerita dari awal hingga akhir, dan tokoh

tambahan adalah tokoh yang peranannnya lebih sedikit

4

Lampiran 17

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

dari tokoh utama.”

5. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab “Tokoh utamanya yaitu Raja Jungur

dan Putri Serindu. Tokoh tambahannya anak Lumang” 2

Siswa menjawab “Tokoh utamanya Putri Serindu dan

Anak Lumang. Tokoh tambahannya Raja Jungur dan

pengawal”

3

Siswa menjawab “Tokoh utamanya Raja Jungur, Putri

Serindu, Anak Lumang. Tokoh Tambahannya Pengawal

dan Menteri”

4

6. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab satu tokoh 2

Siswa menjawab dua tokoh 3

Siswa menjawab semua tokoh yang ada dalam cerita 4

7. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab satu tokoh dengan wataknya 2

Siswa menjawab dua tokoh dengan wataknya 3

Siswa menjawab semua tokoh yang ada dalam cerita

dengan wataknya 4

8. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab “latar adalah tempat” 2

Siswa menjawab “latar adalah waktu dan tempat dalam

cerita” 3

Siswa menjawab “segala keterangan mengenai tempat,

waktu, dan susasana dalam cerita rakyat” 4

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

9. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat 1

Siswa menjawab latar tempat 2

Siswa menjawab latar tempat dan waktu 3

Siswa menjawab latar tempat, waktu, dan suasana. 4

10. Kriteria Jawaban Skor

Siswa tidak memberikan jawaban 0

Siswa menjawab akan tetapi tidak tepat 1

Siswa menjawab “Setiap orang harus rajin” 2

Siswa menjawab “haruus bersungguh-sungguh dalam

melakukan sesuatu” 3

Siswa menjawab “kita harus memiliki sifat ulet, rajin,

dan tekun supaya mudah mendapatkan sesuatu. Karena

barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan

berhasil.

4

Skor jadi yang diperoleh siswa yang menjawab suatu butir soal uraian ditetapkan dengan

jalan membagi skor mentah yang diperoleh dengan skor mentah maksimumnya kemudian

dikalikan dengan bobot soal tersebut. Rumus yang dipakai untuk penghitungan skor butir soal

(SBS) adalah :

cb

aSBS

Keterangan:

SBS = skor butir soal

A = skor mentah yang diperoleh siswa untuk butir soal

B = skor mentah maksimum soal

C = bobot soal

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 18

Hasil Anates Uji Validitas Tes Keterampilan Menyimak Siswa

RekapAnalisisButir

Rata-Rata = 16.29 (26,26)

SimpangBaku = 7,56 (3,25)

KorelasiXy = 0.67 (0,47)

ReliabilitasTes = 0.81 (0,64)

ButirSoal = 12

JumlahSubyek = 31

No No ButirAsli T Dp (%) T.Kesukaran Korelasi Sign.Korelasi

1 1 4.29 12.50 Sedang 0.493 Signifikan

2 2 1.44 9.38 Sedang 0.257 -

3 3 1.53 37.50 Mudah 0.605 SangatSignifikan

4 4 3.21 11.00 Sukar 0.448 Signifikan

5 5 3.56 21.88 Sukar 0.635 SangatSignifikan

6 6 2.85 31.25 Sedang 0.556 Signifikan

7 7 4.33 40.63 SangatMudah 0.650 SangatSignifikan

8 8 4.58 28.13 Sedang 0.545 SangatSignifikan

9 9 -… -6.25 Sukar 0.108 -

10 10 3.03 12.50 Sedang 0.474 Signifikan

11 11 3.42 12.00 Sedang 0.569 SangatSignifikan

12 12 4.97 10.00 Sukar 0.570 SangatSignifikan

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

SOAL PRETEST & POSTTEST

Nama :

No. Absen :

Kelas :

==========================================================

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!

1. Apa yang dimaksud dengan cerita rakyat ?

2. Sebutkan tiga contoh judul cerita rakyat yang kamu ketahui beserta daerah asalnya!

3. Apa tema pada cerita“Mencari Raja Tidur”?

4. Apa yang dimaksud dengan tokoh utama dan tokoh tambahan?

5. Siapa sajakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita “Mencari Raja Tidur”?

6. Sebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita rakyat diatas!

7. Jelaskan watak dari setiap tokoh-tokoh dalam cerita “Mencari Raja Tidur”?

8. Apa yang dimaksud dengan latar (setting) dalam cerita rakyat?

9. Tuliskan latar tempat, waktu, dan suasana dalam cerita “MencariRaja Tidur” ?

10. Tuliskan amanat yang terkandung dalam cerita “Mencari Raja Tidur” ?

Lampiran 19

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

No Nama Pretest Posttest Nama PreTest PostTest

1 Ahmad Amar Amrullah 42.5 50 Adrian Nurmahesa 50 67.5

2 Aditya Bayu Prakoso 52.5 85 Agits Bundanaeji 30 45

3 Afifa Syafarina 80 90 Akhla Sabila 52.5 85

4 Aisyah Yunita 75 77.5 Akira Naposo 45 52.5

5 Alfira Nurislami 75 92.5 Alfina Putri 37.5 82.5

6 Alya Nursafina 37.5 40 Andhika Rizki 52.5 85

7 Ana Nursyifa 57.5 82.5 Anindya Putri 55 55

8 Ardina Salsabila 37.5 80 Arya Raihan Akbar 70 80

9 Asa Ramadhan 70 75 Asyifa Berti 60 85

10 Bintang Radjasa 40 55 Awwalia Syifa 37.5 70

11 Daffa Dwi Saputra 55 77.5 Azimah Wafda 62.5 65

12 Devi Nanda Rosalia 40 62.5 Azzahra Feby 57.5 57.5

13 Gilang Fathiraja 50 50 Cyndi Zahwalia 50 60

14 Haikal Fakhrin Junaedi 30 67.5 Danica Damayanti 47.5 87.5

15 Harina Islami 35 75 Defa Antlu 75 80

16 Herbrian Kurnia Alam 72.5 80 Farkha Mutiara 75 90

17 Kaila Malinda 70 77.5 Felicia P 52.5 82.5

18 Kaila Safa 37.5 57.5 Friska Wiwit 55 67.5

19 Lyra Nurazizah 70 80 Hendar Rasyid 30 52.5

20 M. Al Hazami 60 67.5 Ivan Fadhilah 42.5 42.5

21 M. Andri Ramadhan 42.5 75 Kinanti Zahra 45 70

22 M. Danang Ikhsanuddin 40 77.5 M. Aditya Anta 37.5 55

23 M. Ilham Hansiz 35 50 M. Amar 70 77.5

24 M. Novendra Khadafi 62.5 72.5 M. Putra Rizki 52.5 75

25 Maya Salsabila 67.5 87.5 M. Rozi N 60 65

26 Maulidya Fatma Rani 47.5 65 Muamar Khadafi 62.5 65

27 Mayra Azahra Larasati 65 80 Muzaki Audi 42.5 55

28 Mutiara Nazila 62.5 75 Nabila Fahdah 37.5 50

Lampiran 20

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

29 Nadya Fadhilla Utami 57.5 77.5 Nuha Amirah 70 85

30 Raihan Nurikhsan 37.5 50 Nunji Abdiya 62.5 90

31 Rangga Adi Pratama 55 62.5 Razwan Sakti 47.5 65

32 Rayhan Danu Putra 67.5 82.5 Rendi Kurnia 50 82.5

33 Rifdah Ananda 67.5 70 Shalihah B.C 42.5 50

34 Satrio Wicaksono 50 67.5 Shakila Elza 40 57.5

35 Silmi Ridhaiya Ulya 67.5 67.5 Syahrul Arya 27.5 40

36 Syalwa Desrinda 52.5 57.5 Syifa Aulia 60 82.5

37 Syifa Arofah 30 50 Yasmin Hana Fatin 42.5 50

38 Wahyu Aji Sukmawan 50 77.5 Yesita Maya Zahra 65 82.5

39 Zuhad Dzawafa 42.5 50 Yudha Trijaya 50 60

JUMLAH

2087.5

2717.5

JUMLAH

2002.5

2650

NILAI TERTINGGI 80 92.5 NILAI TINGGI 75 90

RATA-RATA 53.52564 69.67949 RATA-RATA 51.34615 67.94872

NILAI TERENDAH 30 40 NILAI RENDAH 27.5 40

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 21

KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24985/3/NURMA... · Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Nurmalinda

adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah. Tempat dan tanggal lahir di

Tangerang 02 Mei 1991. Penulis bertempat

tinggal di jalan Haji Abdullah RT 004 RW 003

nomor 05, Kec. Kelapa Dua, Tangerang.

Penulis menempuh pendidikan di TK

Kartika X (1996-1997). Melanjutkan pendidikan

Sekolah Dasar di SD Negeri Pakulonan 1 (1997-

2003). Melanjutkan pendidikannya menengah pertamanya di MTs Negeri 1

Tangerang (2003-2006), dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA

Negeri 2 Tangerang (2006-2009).

Penulis aktif berkecimpung dalam organisasi kampus baik internal

maupun eksternal. Pada tahun 2010-2012 penulis tercatat sebagai pengurus Badan

Eksekutif Mahasiswa Jurusan PGMI, tahun 2012-2013 penulis menjabat sebagai

Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan serta merangkap sebagai Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah, dan tahun 2013-2014

penulis tercatat sebagai Sekretaris Bidang Ekonomi Dewan Eksekutif Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini penulis tengah menjadi pengajar di SD

Islam Al Kautsar, Bintaro.