14
STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 1 PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Efrina Santya 1 , Anna Fauziah 2 , Dona Ningrum 3 STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau”. Rumusan masalah: (1) Apakah ada pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau? (2) Bagaimana respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau, (2) respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni dengan desain yang digunakan adalah control gruop pre-test-post-test. Hasil penelitian menunjukkan: (1) rata-rata tes akhir kelas eksperimen sebesar 79,02 dan kelas kontrol sebesar 62,41, (2) respon siswa terhadap model discovery learning sangatlah positif. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan 05 , 0 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Kata Kunci: Discovery Learning, Hasil Belajar, Respon Siswa.

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 1

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7

LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:

Efrina Santya1, Anna Fauziah

2, Dona Ningrum

3

STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau”. Rumusan masalah:

(1) Apakah ada pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau? (2) Bagaimana respon

siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery

learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh model

discovery learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP

Negeri 7 Lubuklinggau, (2) respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model discovery learning. Jenis penelitian ini adalah eksperimen

murni dengan desain yang digunakan adalah control gruop pre-test-post-test.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) rata-rata tes akhir kelas eksperimen sebesar

79,02 dan kelas kontrol sebesar 62,41, (2) respon siswa terhadap model discovery

learning sangatlah positif. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t.

Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan 05,0 dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.

Kata Kunci: Discovery Learning, Hasil Belajar, Respon Siswa.

Page 2: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 2

A. Latar Belakang

Mata pelajaran matematika diarahkan untuk mendorong siswa lebih

berpikir kritis sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Menurut

Mulyono (2010:251), masih banyak siswa yang memandang matematika sebagai

mata pelajaran yang paling sulit. Meskipun demikian, mata pelajaran matematika

harus dipelajari oleh setiap siswa. Hal ini dikarenakan matematika merupakan

ilmu dasar yang diperlukan oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran lain.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan guru mata pelajaran matematika bahwa di kelas VIII SMP Negeri 7

Lubuklinggau, diperoleh pada ulangan harian matematika masih banyak siswa

yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dari keseluruhan

siswa kelas VIII sebanyak 235 orang, terdapat 95 siswa (40,43%) yang mencapai

KKM dan sebanyak 140 siswa (59,57%) yang belum mencapai KKM, sedangkan

KKM yang telah ditetapkan di sekolah tersebut sebesar 75. Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran matematika masih lemah,

sehingga mereka yang belum mencapai KKM harus mengikuti ujian remedial

atau perbaikan.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika adalah terletak

pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Hal ini juga dapat mempengaruhi kurangnya respon siswa terhadap matematika

karena munculnya sikap apatis, kurang peduli dan tidak aktif sehingga siswa

malas untuk diajak berpikir analisis pada materi pembelajaran matematika.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka menyebabkan siswa tidak dapat

mengembangkan konsep sendiri dalam belajar sehingga memungkinkan siswa

hanya diberikan ilmu tanpa mereka ketahui dari mana konsep itu didapatkan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran matematika, maka guru harus berusaha mencari strategi

dalam menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi yang

sedang dipelajari agar siswa mampu menangkap pelajaran dengan mudah,

Page 3: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 3

menguasai konsep dan memicu siswa untuk berperan lebih aktif lagi dalam

kegiatan belajar-mengajar di kelas.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2015/2016.

Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Apakah

ada pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VIII SMP Negeri 7 lubuklinggau ? 2) Bagaimana respon siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan menggunakan model discovery learning?

Kemudian dengan adanya penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah:

(1) dapat melatih untuk terlibat aktif dalam pembelajaran matematika dan proses

berpikirnya, (2) dapat meningkatkan pengetahuan guru sebagai solusi alternatif

model baru dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran

matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi dengan

menggunakan model discovery learning.

B. TEORI

Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa “belajar matematika

akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan

struktur-struktur yang tersebut dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping

hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur” (dalam

Suherman, dkk., 2001:44). Menurut Bruner, dengan mengenal konsep dan

struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, siswa akan

memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi

yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan

diingat siswa.

Selanjutnya menurut Suherman, dkk., (2001:21) “matematika sebagai ilmu

deduktif”. Ini berarti proses pengajaran matematika harus bersifat deduktif.

Page 4: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 4

Matematika tidak menerima generalilasi berdasarkan pengamatan (induktif),

tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Meskipun demikian untuk

membantu pemikiran, pada tahap-tahap permulaan sering kali kita memerlukan

bantuan contoh-contoh khusus atau ilustrasi geometris. Matematika sekolah

adalah matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di

Pendidikan Dasar (SD dan SMP) dan Pendidikan Menengah (SMU dan SMK).

Fungsi mata pelajaran matematika, yaitu sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau

pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan

dalam pembelajaran matematika disekolah, terutama di SMP (Sekolah Menengah

Pertama).

Ada dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran

matematika, yaitu pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif. Dua hal

tersebut harus dipupuk dan ditumbuhkembangkan. Siswa harus dibiasakan untuk

diberi kesempatan bertanya dan berpendapat, agar siswa dapat belajar aktif

sehingga diharapkan proses pembelajaran matematika lebih bermakna. Prinsip

belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran pembelajaran

matematika yang kreatif dan kritis.

Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar

siswa. Hasil belajar siswa merupakan tolak ukur yang digunakan untuk

menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep belajar. Hamalik

(2008:7) menyatakan bahwa hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melainkan pengubahan kelakuan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Menurut Suprijono (2009:5) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Sedangkan

menurut Slameto (2010:15), hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku

yang secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam berinteraksi.

Dalam hasil belajar terdapat tiga aspek yaitu: kognitif, afektif, dan

psikomotor. Aspek kognitif merupakan pusat dan mempunyai peran yang sangat

Page 5: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 5

penting dalam pengembangan kurikulum dan pengembangan evaluasi berupa tes.

Aspek kognitif (Dimyati dan Mudjiono, 2006:26) terdiri dari enam tahap yang

tersusun mulai dari kemampuan berpikir paling rendah sampai pada kemampuan

berpikir paling tinggi (kompleks). Keenam tahap tersebut adalah mengingat (C1),

memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mensintesis (C5), dan

mengevaluasi (C6). Afektif adalah hal-hal yang berhubungan dengan sikap

sebagai perwujudan dari minat, motivasi, kecemasan, apresiasi perasaan,

penyesuaian diri, bakat. Perwujudan dari sikap tersebut dapat bermacam-macam,

bisa bersikap menerima, memberikan respon, menilai, mengorganisasikan, dan

karakteristikasi, karena kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

disadari, maka perubahan tingkah laku siswa dalam bidang afektif pun harus

disadari oleh guru maupun oleh siswa sendiri. Evaluasi bidang afektif

dikategorikan ke dalam evaluasi non-tes, misalnya angket skala sikap. Daerah

psikomotorik yang berkenaan dengan keterampilan yang sifatnya fisik.

Menurut Slameto (2010:54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua

faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga

menentukan kualitas hasil belajar. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Yang termasuk faktor intern adalah: (1) faktor

jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh, (2) faktor psikologis

yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan, (3) faktor kelelahan fisik maupun psikis.

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Yang tergolong faktor

ekstern adalah: (1) faktor keluarga yang terdiri dari cara orang tua mendidik,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan, (2) faktor sekolah yang terdiri dari atas metode mengajar,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, metode belajar, dan

tugas rumah, (3) faktor masyarakat yang terdiri atas kegiatan siswa dalam

Page 6: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 6

masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya

mempengaruhi belajar.

“Respon adalah tanggapan” (Dalyono, 2010:204). Keterlibatan siswa atau

respon siswa terhadap guru yang mengajar bisa meliputi berbagai bentuk seperti

perhatian, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar. Menurut

Zulhelmi (2009:11) menyatakan bahwa respon siswa adalah penerimaan,

tanggapan dan aktivitas yang diberikan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa respon siswa adalah penerimaan atau

tanggapan siswa yang timbul karena adanya perangsang dengan cara

berpartisipasi dalam berbagai bentuk seperti perhatian serta tindakan nyata siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

Pemilihan model yang digunakan oleh guru sangat dipengaruhi oleh sifat

dari materi yang akan diajarkan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai

dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan siswa. Selain itu juga setiap

model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap yang dilakukan oleh dengan

bimbingan guru. Oleh karena itu guru perlu menguasai dan dapat menerapkan

berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan.

Model discovery learning merupakan model pembelajaran kognitif yang

menuntut guru untuk lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat siswa

belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2013:221). Menurut Hosnan

(2014:280) “model discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan

cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil

yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah

dilupakan siswa”.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

murni. Pada eksperimen murni, penelitian dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. “Variabel penelitian adalah objek penelitian atau

Page 7: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 7

apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Arikunto, 2010:94).

Dalam penelitian ini, terdiri dari dua variabel yang terdiri atas variabel bebas dan

variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas adalah model discovery

learning dan konvensional, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar

matematika.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berbentuk Random, Pre-test, Post-test Group Desain yang melibatkan dua

kelompok yang dapat digambarkan sebagai berikut:

E O1 X O2

K O3 − O4 (Arikunto, 2010:126)

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

K = Kelas kontrol

X = Pembelajaran dengan model discovery learning

O1O3 = Pre-test

O2O4 = Post-test

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 7

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 6 kelas yang dianggap

memiliki kemampuan yang sama. Teknik dalam pengambilan sampel dilakukan

secara sampel random atau acak sederhana dengan cara pengundian. Kelas yang

terpilih sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII.1 yang berjumlah 39 siswa dan

kelas yang terpilih sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIII.2 yang berjumlah 38

siswa.

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data

kuantitatif adalah data dari keseluruhan skor hasil belajar siswa. Sedangkan data

kualitatif adalah saran dan kritik validator terhadap respon siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning.

Sehingga teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa data tes dan

angket.

R

Page 8: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 8

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENELITIAN

Penelitian model discovery learning ini telah dilaksanakan di kelas VIII

SMP Negeri 7 Lubuklinggau pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan

menggunakan materi faktorisasi aljabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 29 Juli

2015 sampai 29 Agustus 2015. Jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan

adalah lima kali pertemuan dengan rincian satu kali pemberian tes awal (pre-test)

untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dilakukan penelitian yang diikuti

oleh, tiga kali pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka dengan

menggunakan model discovery learning, dan setelah melaksanakan kegiatan

pembelajaran peneliti mengadakan tes akhir (post-test) pada pertemuan kelima.

Data hasil tes akhir digunakan untuk mengetahui pengaruh model discovery

learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Lubuklinggau 2015/2016.

a. Kemampuan Awal

Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi

faktorisasi aljabar merupakan data penelitian yang didapat dari pre-test atau

sebelum dilakukan pembelajaran. Pre-test dilakukan pada pertemuan pertama

tanggal 04 Agustus 2015 yang diikuti oleh 39 siswa di kelas eksperimen dan 39

siswa di kelas kontrol. Soal yang digunakan berbentuk essay yang terdiri dari

enam soal. Rekapitulasi hasil pre-test siswa dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1.

Rata-rata Nilai (𝒙 ) dan Simpangan Baku (s) Pre-test Siswa

Kelas N Rata-rata (𝑥 ) Simpangan Baku (S)

Eksperimen 39 37,82 10,33

Kontrol 39 35,96 9,07

b. Kemampuan Akhir

Kemampuan akhir siswa diperoleh melalui post-test (tes akhir). Hasil post-

test diukur dengan memberikan soal yang sama diberikan pada saat pre-test,

Page 9: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 9

dengan demikian dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran yang diterapkan baik pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Post-test dilakukan pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan kelima

pada tanggal 29 Agustus 2015, yang diikuti oleh 39 siswa di kelas eksperimen dan

39 siswa dikelas kontrol. Rekapitulasi hasil post-test siswa dapat dilihat pada tabel

2 berikut.

Tabel 2.

Rata-rata Nilai (𝒙 ) dan Simpangan Baku (s) Post-test Siswa

Kelas N Rata-rata (𝑥 ) Simpangan Baku (S)

Eksperimen 39 79,02 11,75

Kontrol 39 62,41 9,71

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat disimpulkan bahwa nilai

rata-rata post-test pada kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 71,79%

dan rata-rata post-test pada kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 12,82%.

Hal ini berarti peningkatan rata-rata nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas konrol. Rata-rata pre-test dan post-test kelas ekperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1.

Grafik 1.

Rata-rata Nilai Hasil Pre-test dan Post-test

Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika

menggunakan model discovery learning, di lima belas menit terakhir pada

pertemuan kelima tanggal 29 Agustus 2015, siswa diminta untuk mengisi angket

37,82

79,02

35,96

62,41

0

20

40

60

80

100

Pre-test Post-test

Kelas Eksperimen

Kelas kontrol

Page 10: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 10

respon siswa yang terdiri dari dua puluh empat item, sebanyak 19 butir untuk

pernyataan positif dan 5 butir untuk pernyataan negatif. Angket yang diberikan

kepada diolah dengan menggunakan skala Guttman, kemudian diambil

persentasenya. Rekapitulasi angket respon siswa terhadap pembelajaran

menggunakan model discovery learning dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3.

Rekapitulasi Hasil Analisis Data Respon Siswa

No Jenis

Penilaian Indikator

Jumlah

Skor %

1

Penilaian

terhadap

model

pembelajaran

Pemakaian model pembelajaran 38 97,44

Materi pembelajaran 38 97,44

Ketertarikan terhadap model pembelajaran 39 100

Manfaat yang didapat dengan model

pembelajaran 39 100

2

Penilaian

terhadap

pelaksanaan

pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran 39 100

Pengelolaan kelas 39 100

Kendala selama proses pembelajaran 39 100

3 Penilaian

terhadap alat

peraga

Perintah dalam menggunakan alat peraga 39 100

Materi 39 100

Rata-rata 99,79

2. PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau Tahun

Pelajaran 2015/2016. Penelitian diawali dengan pemberian tes awal (pre-test) dan

di akhiri dengan tes akhir (post-test). Berdasarkan hasil pre-test siswa dapat

disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada pengetahuan awal sama-sama

masih rendah dan tidak ada perbedaan yang begitu besar antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol sedangkan hasil post-test siswa, terdapat perbedaan kemampuan

akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh

Page 11: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 11

peningkatan rata-rata nilai sebesar 71,79% sedangkan pada kelas kontrol sebesar

12,82%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan di kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan peningkatan di kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data

respon siswa memperoleh rata-rata sebesar 99,79% siswa memberikan respon

yang sangat baik terhadap pembelajaran menggunakan model discovery learning.

Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat analisis

terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis tersebut adalah uji normalitas dan uji

homogenitas. Hasil perhitungan uji normalitas, menunjukkan bahwa nilai

tabelhitung22 hal ini menunjukkan bahwa data kedua kelas berdistribusi

normal. Begitu juga dengan hasil perhitungan uji homogenitas, karena pada pre-

test tabelhitung FF , begitu juga dengan post-test

tabelhitung FF , dengan demikian

kedua varians pre-test dan post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah homogen.

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas yang

telah dilakukan, maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan homogen

sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Pada perhitungan pre-test,

tabelhitung tt maka H0 diterima, dengan kata lain rata-rata kelas eksperimen dan

rata-rata kelas kontrol adalah sama. Sedangkan hasil post-test didapat

tabelhitung tt sehingga H0 ditolak, dengan kata lain rata-rata hasil belajar

matematika pada kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Dengan demikian

hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh model discovery learning terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau” dapat diterima.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 7

Lubuklinggau dengan menggunakan model discovery learning dalam materi

faktorisasi aljabar, siswa terlihat lebih aktif dan cenderung siap dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan mengetahui terlebih dahulu tujuan pembelajaran

menggunakan model discovery learning.

Melalui model discovery learning, siswa dapat membangun konsep dan

prinsip sehingga siswa menemukan pengetahuannya sendiri tanpa penjelasan dari

Page 12: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 12

guru, selain itu guru lebih banyak bertindak sebagai pembimbing atau

memberikan pengarahan kepada siswa dalam belajar. Perubahan ini dapat dilihat

pada pertemuan pertama hingga pertemuan berikutnya, hasil kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan model discovery learning semakin meningkat.

Untuk menciptakan situasi yang dapat membuat siswa belajar aktif menemukan

pengetahuannya sendiri, guru memberikan alat peraga yang berkaitan dengan

materi faktorisasi aljabar. Contoh alat peraga yang digunakan dapat dilihat pada

gambar 4.1.

Gambar 4.1

Alat Peraga untuk Faktorisasi Aljabar

Pada tahap pertama, kerjasama dalam kelompok belum terlaksana dengan

baik, karena siswa masih bekerja sendiri-sendiri dalam menemukan konsep, serta

adanya kekacauan dalam kelas karena siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok

kecil yang beranggotakan antara 4-5 orang secara heterogen sehingga banyak

siswa yang kurang senang untuk bekerja sama dengan siswa yang lain, dan hanya

ingin berkelompok dengan teman yang dipilihnya sendiri.

Selanjutnya, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan guna untuk

memberikan rangsangan kognitif kepada siswa, lalu siswa diminta untuk

berdiskusi. Siswa yang belum menemukan konsep operasi-operasi aljabar, harus

aktif bertanya sesama kelompoknya atau bertanya kepada guru. Sedangkan siswa

yang memiliki kemampuan harus membantu siswa yang belum menemukan

konsep pada materi tersebut.

Page 13: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 13

Setelah siswa menemukan pengetahuannya, guru meminta salah satu

perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil discovery (penemuan),

kemudian guru memperjelas kembali hasil discovery (penemuan) yang telah

dipresentasikan, lalu siswa diminta untuk menarik kesimpulan dari hasil discovery

(penemuan) yang telah mereka ketahui mengenai materi faktorisasi aljabar. Pada

pertemuan ini, respon siswa menggunakan model discovery learning belum

terlihat, siswa belum menunjukkan respon yang baik terhadap pembelajaran

tersebut. Selama proses pembelajaran siswa telah memberikan respon yang sangat

baik yang terlihat pada penilaian angket dengan menunjukkan nilai rata-rata

respon sebesar 99,79%.

Berdasarkan analisis secara statistik terbukti bahwa pembelajaran

matematika dengan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan dalam

penelitian ini dapat diterima kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa rata-

rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau

dengan model discovery learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional.

3. Keterbatasan Penelitian

Adapun kendala yang ditemukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran,

yaitu:

1. Kondisi kelas yang kacau karena siswa dibentuk menjadi kelompok-

kelompok kecil secara heterogen dan masih banyak siswa yang kurang serius

dalam melakukan tahap-tahap model discovery learning.

2. Segi waktu, yaitu alokasi waktu yang kurang dalam penerapan model

pembelajaran ini untuk menyelesaiakan permasalahan dalam kelompok dan

saling berbagi (bertukar pikiran) dalam menemukan konsep pengetahuan

siswa, sehingga model ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

3. Kondisi siswa yang tidak semuanya mampu melakukan proses discovery

(penemuan), hanya ada beberapa siswa yang dapat melakukan proses

discovery (penemuan).

Page 14: PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah..pdf · matematika, (3) sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU Page 14

4. SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar matematika siswa yang

menggunakan model discovery learning lebih baik daripada rata-rata hasil

belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional,

yaitu pada kelas eksperimen sebesar 79,02 dan kelas kontrol sebesar 62,41.

2. Rata-rata 99,79% siswa memberikan respon yang sangat baik terhadap

pembelajaran matematika dengan menggunakan model discovery learning.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penelliti menyampaikan saran-saran

kiranya dapat dipertimbangkan untuk kelangsungan proses belajar dan mengajar

selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Siswa, agar dapat melatih untuk keterlibatan aktif dalam pembelajaran

matematika dan proses berpikirnya.

2. Guru, agar dapat meningkatkan pengetahuan guru sebagai solusi alternatif

model baru dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran

matematika.

3. Peneliti, sebagai fasilitator dalam mengajarkan suatu materi dengan

menggunakan model discovery learning.