180
i PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VI SDN BUTUNG II KOTA MAKASSAR EFFECT OF INTERESTS READING, MOTIVATION, AND MASTERY VOCABULARY TO STUDENTS SPEAKING SKILLS CLASS VI SDN BUTUNG II MAKASSAR TESIS Oleh: SAHARIAH NIM: 04.07.740.2012 PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2014

PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

i

PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VI SDN BUTUNG II KOTA MAKASSAR

EFFECT OF INTERESTS READING, MOTIVATION, AND MASTERY VOCABULARY TO STUDENTS SPEAKING

SKILLS CLASS VI SDN BUTUNG II MAKASSAR

TESIS

Oleh:

SAHARIAH NIM: 04.07.740.2012

PROGRAM PASCASARJANA

MEGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

Page 2: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

i

PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VI SDN BUTUNG II KOTA MAKASSAR

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister

Program Studi

Megister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

SAHARIAH

NIM: 04.07.740.2012

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

Page 3: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

ii

TESIS

PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VI SDN BUTUNG II KOTA MAKASSAR

Yang disusun dan diajukan oleh

SAHARIAH NIM: 04.07.740.2012

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 13 Juni 2014

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M. Pd. Dr. Munirah, M. Pd.

Mengetahui

Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Universitas Muhammadiya dan Sastra Indonesia, Makassar, Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum. Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M. Pd. NBM 866922 NBM 988463

Page 4: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

iii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI

Judul Tesis : Pengaruh Minat Membaca, Motivasi, dan Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

Nama : Sahariah NIM : 04.07.740.2012 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada tanggal 13

Juni 2014 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan dapat diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 17 Juni 2014

Tim Penguji:

1. Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M.,M.Pd. (………………………….)

(Ketua/Pembimbig/Penguji)

2. Dr. Munirah, M. Pd. (………………………….)

(Sekretaris/Pembimbing/Penguji)

3. Prof. Dr. H. Kamaruddin, M. A. (………………………….)

(Penguji)

4. Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum. (………………………….)

(Penguji)

Page 5: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sahariah

NIM : 04.07.740.2012

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini

hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 13 Juni 2014 Yang menyatakan, Sahariah

Page 6: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

v

ABSTRAK

SAHARIAH, 2014. Pengaruh Minat Membaca, Motivasi, dan Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VI SDN Butung II Kota Makassar. Tesis. Dibimbing oleh M. Ide Said D.M. sebagai Ketua dan Munirah sebagai Sekretaris.

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan tingkat minat, dna motivasi membaca, dan penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar. Selain itu, mengetahui dan menganalisis pengaruh minat membaca, motivasi membaca, dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat ekspost facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar berjumlah 40 orang. Sampel pada penelitian ini ditetapkan 40 orang atau total sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan guna memperoleh data yang sesuai dengan variabel penelitian adalah angket dan tes berbicara. Pengelolaan data pada penelitian ini didasarkan pada pendekatan deskriptif statistik deskriptif dan inferensial model regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat minat membaca siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar tergolong tinggi. (2) Motivasi membaca siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar tergolong tinggi. (3) Penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar tergolong tinggi. (4) Keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar tergolong tinggi. (5) Tingginya minat baca, motivasi membaca, dan penguasaan kosakata berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar. Artinya, minat baca, motivasi membaca, dan penguasaan kosakata berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar. Semakin tinggi minat baca, motivasi membaca, dan penguasaan kosakata siswa, maka akan semakin tinggi pula keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.

Page 7: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

vi

ABSTRACT SAHARIAH, 2014. Effect of Interests Reading, Motivation, and Mastery Vocabulary to Students Speaking Skills Class VI SDN Butung II Makassar. Thesis. Supervised by M. Ide Said D.M. Munirah as Chairman and Secretary. The purpose of this study is to describe the level of interest, motivation dna reading, and vocabulary mastery sixth grade students of SDN Butung II Makassar. In addition, investigate and analyze the effect of reading interests, reading motivation, and mastery of the vocabulary of the sixth grade students' speaking skills SDN Butung II Makassar. This study is a survey research that is ekspost facto. The population of this study were all students of class VI Makassar SDN Butung II of 40 people. The sample in this study determined a total of 40 people or sampling. Data collection techniques were performed in order to obtain data relevant to the research variables are questionnaires and tests speak. Management of data in this study was based on a descriptive approach descriptive and inferential statistical regression models. The results showed that (1) The level of interest in reading the sixth grade students of SDN Butung II Makassar is high. (2) the sixth grade students' reading motivation SDN Butung II Makassar is high. (3) The control vocabulary sixth grade students of SDN Butung II Makassar is high. (4) Skill talk sixth grade students of SDN Butung II Makassar is high. (5) The high interest in reading, reading motivation, and mastery of vocabulary effect on sixth grade students' speaking skills SDN Butung II Makassar. That is, interest in reading, reading motivation, and mastery of vocabulary and a significant positive effect on sixth grade students' speaking skills SDN Butung II Makassar. The higher interest in reading, reading motivation, and students' vocabulary mastery, then the higher the speaking skills of sixth grade students of SDN Butung II Makassar.

Page 8: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu

wa taala berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul ”Pengaruh Minat Membaca, Motivasi,

dan Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara Siswa

Kelas VI SDN Butung II Kota Makassar” Tesis ini diajukan guna memenuhi

salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan,

saran, dan dorongan dari berbagai pihak. Hal ini yang mendukung

terwujudnya tesis ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M. Pd. pembimbing I dan

Dr. Munirah, M. Pd. pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan,

dan memberikan saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar dan Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar beserta staf, yang telah memberikan bantuan dan

Page 9: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

viii

kemudahan kepada penulis, baik pada waktu mengikuti perkuliahan,

penelitian, maupun pada saat penulisan tesis. Ucapan terima kasih pula

kepada seluruh dosen dan Ketua Prodi. Pendidikan Bahasa Indonesia yang

telah membekali penulis berbagai pengetahuan selama perkuliahan sampai

pada hasil penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru selaku teman

sejawat di sekolah yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian, dan semua guru yang telah membantu selama penelitian

berlangsung. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada seluruh keluarga yang senantiasa setia mendoakan

dan mendampingi penulis agar dapat meraih kesuksesan.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat terhadap

pengembangan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Semoga bantuan

yang penulis terima dari berbagai pihak mendapatkan pahala dari Allah swt.

Makassar, Juni 2014

Penulis,

Page 10: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

PRAKATA vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 9

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 12

A. Kajian Pustaka 12

1. Penelitian Sebelumnya yang Relevan 12

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 13

3. Membaca 18

Page 11: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

x

4. Minat Baca 24

5. Motivasi 34

6. Kosataka 37

7. Hakikat Pembelajaran Berbicara 48

B. Kerangka Pikir 62

C. Hipotesis Penelitian 64

BAB III METODE PENELITIAN 65

A. Jenis Penelitian 65

B. Variabel dan Desain Penelitian 65

C. Definisi Operasional Variabel 66

D. Waktu dan Lokasi Penelitian 67

E. Populasi dan Sampel 67

F. Teknik Pengumpulan Data 68

G. Teknik Analisis Data 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73

A. Hasil Penelitian 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 102

A. Simpulan 102

B. Saran 103

DAFTAR PUSTAKA 104

LAMPIRAN 108

Page 12: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Keadaan Populasi 68

3.2 Format Pedoman Penskoran Keterampilan Berbicara 69

3.3 Format Kategori Penilaian Variabel 71

4.1 Statistik Minat Belajar 74

4.2 Klasifikasi Minat Baca 74

4.3 Statistik Motivasi Membaca 76

4.4 Klasifikasi Motivasi Membaca 76

4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Penguasaan Kosakata 78

4.6 Statistik Nilai Penguasaan Kosakata 79

4.7 Klasifikasi Penguasaan Kosakata 80

4.8 Klasifikasi Ketuntasan Belajar Siswa 81

4.9 Klasifikasi nilai Aspek Pilihan Kata 82

4.10 Klasifikasi Nilai Aspek Lafal 83

4.11 Klasifikasi Nilai Aspek Irama 84

4.12 Klasifikasi Nilai Aspek Jeda 85

4.13 Klasifikasi Nilai Aspek Mimik 86

4.14 Klasifikasi Nilai Aspek Gerak-gerik 87

4.15 Statistik Nilai Keterampilan Berbicara 88

4.16 Klasifikasi Keterampilan Berbicara 88

4.17 Klasifikasi Ketuntasan Belajar Siswa Aspek Berbicara 89

4.18 Analisis ANOVA(b) 90

4.19 Hasil Analisis Coefficients(a) 91

4.20 Analisis ANOVA(b) 92

4.21 Hasil Analisis Coefficients(a) 93

4.22 Analisis ANOVA(b) 94

4.23 Hasil Analisis Coefficients(a) 94

Page 13: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Angket Penelitian Minat Baca 109

2. Angket Penelitian Motivasi Pembelajaran Membaca 113

3. Instrumen Penelitian Penguasaan Kosakata 117

4. Kunci Jawaban Tes Penguasaan Kosakata 119

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 121

6. Skor Minat Baca 126

7. Data Skor Motivasi Membaca 128

8. Nilai Penguasaan Kosakata 130

9. Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara 131

10. Analisis Deskriptif Tiap Variabel 134

11. Analisis Regresi Variabel X terhadap Y 141

Page 14: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Standar kompetensi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

menyatakan bahwa pembelajaran bahasa diarahkan untuk membantu

siswa mengenal diri, budaya, mengemukakan gagasan dan perasaan, dan

berpartisipasi dalam masyarakat. Selain itu, pembelajaran bahasa

diarahkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan kemampuan

analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, peserta

didik diharapkan dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik

secara lisan maupun tertulis (Depdiknas, 2006: 1).

Dalam proses belajar berbahasa di sekolah, siswa

mengembangkan kemampuan berbicara dengan multiarah dengan makna

yang jelas, yaitu berbicara kepada guru dan siswa lainnya. Maksudnya,

siswa diharapkan dapat mengungkapkan pesan kepada guru dan siswa

secara lengkap, sempurna, strukturnya baik, pilihan kata tepat, kalimat

bervariasi. Penyampaian terebut dapat juga ditujukan kepada lawan tutur

yang statusnya lebih tinggi.

Pada hakikatnya, berbicara merupakan suatu proses

berkomunikasi sebab di dalamnya terdapat pemindahan pesan dari suatu

sumber ke tempat lain. Bahkan, telah disebutkan dalam KTSP bahwa

hakikat pembelajaran berbicara pada dasarnya adalah menggunakan

1

Page 15: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

2

wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi,

pengalaman, pendapat, dan komentar dalam kegiatan wawancara,

presentasi laporan, diskusi, protokol, dan pidato, serta dalam berbagai

karya sastra berbentuk cerita pendek, novel remaja, puisi, dan drama

(Depdiknas, 2006: 1).

Pada dasarnya, setiap guru mengharapkan kepada semua siswa

agar mampu terampil berbicara sebagai acuan untuk mengukur

kemampuan berkomunikasi secara lisan. Demikian hal ini siswa selalu

dituntut agar mampu berbicara dalam kondisi apa pun dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang efektif. Namun, realitas yang

terjadi adalah kemampuan setiap siswa dalam berbicara belum memadai.

Ada yang mampu berbicara dengan lancar, namun penyajian topik

pembicaraannya kurang menarik sehingga menimbulkan kebosanan bagi

penyimaknya. Ada pula pembicara yang hanya menyajikan topik biasa-

biasa saja, tetapi justru menarik karena disajikan dengan gaya dan cara

yang tepat. Kondisi tersebut menuntut penyajian topik yang menarik

dalam pembelajaran. Penyajian topik yang menarik dengan gaya dan cara

yang menarik pula didukung oleh penyajian metode atau strategi

pembelajaran yang tepat di dalam pembelajaran berbicara. Oleh karena

itu, pemilihan strategi pembelajaran berbicara yang tepat sangat

diharapkan sebagai sebuah alternatif.

Penguasaan teori berbicara bukanlah menjadi tujuan utama dalam

pembelajaran berbicara. Hal terpenting dalam pembelajaran berbicara

Page 16: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

3

adalah siswa mampu berbicara sesuai dengan konteks. Pembelajaran

berbicara harus berorientasi pada penggunaan bahasa, bukan pada

aturan pemakaiannya (Pageyasa, 2004: 5).

Pembelajaran berbicara diarahkan untuk mendorong siswa mampu

mengemukakan pendapat, bercerita, melakukan wawancara, berdiskusi,

bertanya jawab, dan berpidato. Tingkat perkembangan intelektual siswa

sudah berada pada tingkat operasional formal yang sangat membantu

dalam proses pembelajaran berbicara. Pada tahap ini, siswa memerlukan

bantuan benda-benda konkret untuk berpikir agar mampu berpikir kritis.

Akan tetapi, berdasarkan hasil observasi awal dan waancara dengan

guru, ditemukan bahwa penggunaan benda-benda konkret tidak

ditemukan dalam pembelajaran berbicar sehingga yang sulit berbicara

tanpa bantuan mdia. Dengan kata lain, kemampuan berbicara siswa

masih rendah. Bila dikaitkan dengan pembelajaran berbicara, maka tentu

ada masalah yang menyebabkan kemampuan berbicara siswa masih

rendah. Praktik pembelajaran yang kurang efektif dan kurang disenangi

siswa menjadi salah satu penyebabnya.

Sebenarnya, guru telah menggunakan berbagai metode yang

diharapkan menjadi daya tarik (minat) dan sebagai motivator bagi siswa

untuk belajar berbicara, tetapi tampak kelemahan yang cukup mendasar,

yaitu siswa belum terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok

dan siswa belum mampu mengemukakan pendapat dan memberikan

tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya.

Page 17: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

4

Berdasarkan uraian tersebut, faktor yang menentukan keberhasilan

berbicara dapat dipengaruhi oleh minat dan tingkat intensitas minat dan

motivasi membaca serta penguasaan kosakata. Semakin intens dalam

membaca, maka akan semakin banyak kosakata yang diketahui dan

berpengaruh pada kemampuan berbicara. Sebab, keterampilan berbicara

merupakan cerminan dna ukuran tingkat intensitas membaca dan

sejumlah kosakata yang dikuasai.

Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (1995: 57)

bahwa minat besar pengaruh terhadap belajar termasuk berbicara, karena

bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,

siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh

kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa,

lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan

belajar.

Siswa yang memiliki minat belajar tinggi, kemudian diwujudkan

dengan aktivitas belajar yang baik, tentu akan memperoleh hasil belajar

yang lebih optimal jika dibandingkan siswa yang kurang atau sama sekali

tidak memiliki minat belajar kemudian melaksanakan aktivitas belajar.

Adanya minat belajar dalam diri siswa dapat menjadi pendorong untuk

belajar dengan baik, sehingga minat belajar yang didasari kesadaran

merupakan faktor yang paling penting bagi setiap siswa yang ingin

Page 18: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

5

sukses, bahkan menjadi prasyarat dalam meningkatkan kemampuan

belajar siswa di sekolah dasar.

Selain minat membaca, juga membaca turut memengaruhi

keterampilan berbicara. Motivasi merupakan dorongan baik itu dari

internal seseorang maupun merupakan hasil pengkondisian terhadap

suatu keadaan yang memungkinkan seseorang meraih tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Seorang siswa yang termotivasi membaca belum

tentu ia terampil berbicara, sebaliknya seorang siswa yang terampil

berbicara belum tentu ia memiliki motivasi membaca. Oleh sebab itu,

motivasi belajar membaca adalah sebuah poin utama untuk membantu

mengarahkan perhatian dan fokus siswa terhadap proses pembelajaran

membaca yang dilakukan. Melalui dorongan semangat serta bentuk

penguatan positif yang diberikan kepada siswa, akan sangat mendorong

keberhasilan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Tanpa upaya

tersebut sangat mustahil siswa akan mampu menjalani proses

pembelajaran yang dilaluinya dengan baik. Siswa yang tidak memiliki

motivasi akan cenderung menganggap bahwa proses pembelajaran

adalah suatu hal yang membosankan dan dihindari. Kemudian mereka

akan mencari kompensasi lain di luar tujuan proses pembelajaran itu

sendiri. Tugas berat tentunya bagi kita semua untuk dapat menciptakan

dan menjaga motivasi belajar siswa.

Pada aspek kosakata juga sangat mentukan keberhasilan siswa

dalam berbicara. Kosakata adalah sejumlah perbendaharaan kata yang

Page 19: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

6

dikuasai oleh siswa. Semakin banyak kosakata yang dikuasai siswa, akan

semakin terampil berbicara. Sebab, kualiats isi pembicaraan seseorang

bergantung pada kosakatanya yang disampaikan dalam berbicara.

Berdasarkan uraian tersebut, maka berbicara sangat penting bagi

eksistensi sosial dan budaya siswa. Oleh karena itu, kemampuan

berbicara perlu dimiliki siswa, termasuk siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar. Siswa membutuhkan keterampilan berbicara dalam interaksi

sosial. Siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara

efektif jika terampil berbicara. Agar terampil berbicara, siswa mutlak

memerlukan pembelajaran berbicara. Tanpa pembelajaran, keterampilan

itu tidak mungkin diperoleh.

Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak siswa mengalami

kesulitan untuk berkomunikasi secara lisan dalam situasi formal di kelas.

Ketika guru menyampaikan pertanyaan, banyak siswa yang tidak memiliki

keberanian. Demikian juga, ketika guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya. Hampir tidak pernah ada seorang siswa pun yang

mau bertanya kepada guru.

Kondisi lain yang terjadi berdasarkan hasil observasi awal di kelas

VI Butung II Kota Makassar yaitu pelaksanaan kegiatan berbicara hanya

berorentasi pada hasil, bukan pada proses. Jika kondisi semacam ini terus

terjadi, maka tujuan pembelajaran keterampilan berbicara bagi siswa,

sebagaimana tercantum dalam standar kompetensi mata pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia KTSP, tidak akan pernah bisa terwujud.

Page 20: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

7

Adapun tujuan pembelajaran keterampilan berbicara berdasarkan standar

kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah agar

siswa mampu berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan

gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, dalam berbagai bentuk kepada

berbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan

(Depdiknas, 2006: 4).

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dinyatakan bahwa

kegagalan siswa dalam berbicara menjadi problematika yang diduga ada

faktor yang memengaruhinya, seperti minat dan motivasi membaca, serta

penguasaan kosakata siswa. Hal ini dinyatakan sebab, minat, motivasi,

dan penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

sangat rendah.

Minat baca siswa yang rendah tercermin ketika siswa ditugasi

membaca teks bacaan, maka jarang yang menyelesaikan dengan cepat.

Bahkan ada siswa yang kadang menyatakan jenuh dengan membaca

wacana. Faktor ini menjadi faktor kurangnya pengetahuan siswa yang

diperoleh dengan alasan malas membaca. Dari semua siswa di kelas VI,

sekitar 75% yang kurang berminat dengan membaca. Demikian halnya

dengan motivasi siswa yang rendah yang tergambar saat belajar

membaca. Siswa melaksanakan kegiatan membaca dengan seadanya,

kurang serius, dan acuh terhadap materi bacaan. Pada aspek

penguasaan kosakata juga masih kurang. Ketika siswa ditugasi

mengartikan istilah-istilah tertetu, maka jarang siswa memahami istilah

Page 21: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

8

tersebut. Tampak pula ketika ditugasi berbicara lisan, maka tampak sekali

kurangnya kosakata siswa sebab sulit mengungkapkan sepatah dua kata.

Data yang diperoleh di kelas VI adalah hanya sekitar 65% siswa yang

memiliki penguasaan kosakata yang memadai. Kosakata yang dikuasai itu

pun tergolong kosakata lama. Sementara yang diharapkan adalah siswa

dapat memahami kosakata dan istilah baru.

Pada aspek keterampilan berbicara di kelas VI SDN Butung II

Makassarjuga memprihatinkan. Hal ini tampak pada penyajian materi

berbicara. Data yang diperoleh dari bagian kurikulum menunjukkan bahwa

hasil keterampilan berbicara siswa tahun pelajaran 2013/2014 berkisar

35% dari 40 siswa yang sudah memiliki keberanian untuk berbicara di

depan kelas. Hasil ini jauh dari standar ketuntasan belajar minimal

(SKBM) nasional, yaitu 75%.

Mencermati uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa minat dan

motivasi membaca serta penguasaan kosakata menjadi penentu

seseorang dalam berbicara. Oleh karena itu, penulis termotivasi

melakukan penelitian dengan judul: ”Pengaruh Minat Membaca dan

Motivasi Penguasaan Kosakata terhadap Keterampilan Berbicara Siswa

Kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.” Hal ini dilakukan karena

penelitian yang relevan kurang mendapat perhatian. Penelitian

sebelumnya sebagaimana dipaparkan di atas mengkaji pembelajaran

berbicara dengan metode dan strategi pembelajaran, sementara dalam

Page 22: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

9

pengaruhnya dengan minat baca dan penguasaan kosakata masih kurang

dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dirumuskan masalah

masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat minat membaca siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar?

2. Bagaimanakah motivasi membaca siswa kelas VI SDN Butung

II Kota Makassar?

3. Bagaimanakah penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar?

4. Bagaimanakah keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar?

5. Bagaimanakah pengaruh minat membaca, motivasi membaca,

dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut,

diuraikan tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tingkat minat membaca siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar.

Page 23: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

10

2. Mendeskripsikan motivasi membaca siswa kelas VI SDN Butung

II Kota Makassar.

3. Mendeskripsikan penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar.

4. Mendeskripsikan keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar.

5. Mengetahui dan menganalisis pengaruh minat membaca,

motivasi membaca, dan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar.

D . Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat dikemukakan seperti berikut

ini.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini adalah:

1. Menambah teori pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya

teori pembelajaran berbicara di tingkat satuan pendidikan SD.

2. Memberikan informasi teoretis tentang pengaruh minat

membaca dan motivasi penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar.

Page 24: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

11

3. Memperkaya khasanah teori pembelajaran keterampilan

berbicara yang dipengaruhi oleh minat membaca dan motivasi

penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa,

dan peneliti sebagai berikut.

1. Bagi guru, memberikan masukan dan pertimbangan empiris

untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui

intensitas dan motivasi membaca dan penguasaan kosakata

untuk mampu menciptakan pembelajaran.

2. Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan

kemampuan mengungkapkan pendapat serta melatih siswa

untuk menyampaikan dan menerima informasi secara lisan.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan

referensi dalam meneliti masalah yang relevan dengan

penelitian ini.

Page 25: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain diteliti oleh

Jafar (2012) tentang keterampilan berbicara dengan judul “Penerapan

Media Flash card dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Murid

Kelas VI SDN KIP V Bara-Baraya, Kota Makassar”. Selanjutnya, masalah

kosakata diteliti oleh Haruna (2012) dengan judul “Keefektifan Buletin

Board sebagai Media Pembelajaran Kosakata Bahasa Indonesia di Kelas

IV SDN 008 Galang Kota Batam”. Penelitian minat dan motivasi diteliti

oleh Rusdyana (2010) dengan judul ”Pengaruh Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar Siswa di MTsN Batu Malang”. Wardhani, dkk. (2012)

meneliti dengan judul ”Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi

Belajar Siswa Kelas V SD 14 Koto Panjang Kecamatan Pauh Kota

Padang.” Hasilnya menunjukkan bahwa minat dan motivasi siswa sangat

berpengaruh pada pencapaian hasil belajarnya dalam berbagai konteks

pembelajaran.

Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut, dapat disimpulkan

bahwa rata-rata telah meneliti yang relevan. Namun, berfokus pada

tindakan kelas dan eksperimen. Adapun penelitian ini mengaji pengaruh

secara kausal antara variabel minat, motivasi, penguasaan kosakata

12

Page 26: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

13

terhadap keterampilan berbicara. Oleh karena itu, penelitian sebelumnya

dan penelitian ini tampak memiliki perbedaan dari segi lokasi, subjek, jenis

penelitian yang digunakan, serta substansi penelitiannya.

Substansi penelitian ini adalah pengkajian pengaruh variabel minat

membaca, motivasi, penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara, sedangkan beberapa penelitian sebelumnya belum mengkaji

variabel tersebut secara simultan. Penelitian Jafar (2012) mengkaji

keterampilan berbicara dengan media pembelajaran; Haruna (2012)

mengkaji penguasaan kosakata dengan media pembelajaran; Rusdyana

(201)) mengkaji pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar; dan

Wardhani (2012) mengkaji hubungan motivasi dan prestasi belajar.

Mencermati penelitian sebelumnya, tampak belum mengaitkan antara

berbagai variabel sebagaimana dalam penelitian ini yang mengaitkan

antara variabel minat, motivasi, penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia di SD penekanannya

terletak pada cara penggunaan bahasa secara benar sesuai dengan

sistem bahasa (Depdiknas, 2003:1). Dalam buku Terampil Berbahasa

Indonesia, Keraf (1995:33) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa

tidak lain dari cara memanifestasikan sistem bahasa dalam aktivitas

praktis atau aktivitas komunikasi disebut kemampuan (ability) komunikatif,

yang dalam hal ini sama pengertiannya dengan use. Oleh karena itu,

Page 27: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

14

kemampuan komunikatif mencakup keterampilan kebahasaan, bukan

sebaliknya. Seorang yang menguasai semua kaidah kebahasaan (usage)

belum tentu mampu berkomunikasi yang baik.

Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan linguistik

(ejaan, kosakata, dan tata bahasa) dan kemampuan komunikatif

(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Struktur bahasa tersebut

sangat penting, namun kemampuan linguistik tidak hanya berhenti sampai

pada struktur bahasa tersebut, tetapi harus dilanjutkan pada latihan

kemampuan agar siswa dapat menggunakan bahasa dalam berbagai

keperluan dan komunikasi (Jufri, 2002:34).

Menurut Widjono (2005:4) bahwa mekanisme pembelajaran yang

tepat harus mengaktifkan siswa untuk berbahasa (menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis), memahami, mengaplikasi, menganalisis, dan

mengevaluasi pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat

diajarkan melalui pembelajaran menyimak/mendengar, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut di dalamnya terintegrasi

materi kebahasaan atau tata bahasa.

Aspek pertama adalah menyimak. Menyimak adalah suatu proses

kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang

disampaikan oleh pembicara melalui ujaran (Tarigan, 1993:80).

Selanjutnya, menyimak adalah salah satu keterampilan berkomunikasi

Page 28: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

15

(communication skill) yang paling sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari, dalam situasi bicara tatap muka, mengikuti kuliah,

mendengarkan radio, ceramah, di dalam kegiatan-kegiatan profesional,

perdagangan, dan lain-lain.

Dalam kegiatan menyimak, bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat

pendengar diidentifikasi, dikelompokkan menjadi suku kata, kata, frasa,

klausa, kalimat, dan akhirnya menjadi wacana. Selain itu, menyimak harus

memperhatikan aspek-aspek nonkebahasaan seperti: 1) tekanan (keras

lembutnya suara), 2) jangka (panjang pendeknya suara), 3) nada (tinggi

rendahnya suara), 4) intonasi (naik turunnya suara, 5) ritme (pemberian

tekanan nada dalam kalimat). Bunyi bahasa yang diterimanya kemudian

diinterpretasi maknanya, ditelaah, dinilai kebenarannya, lalu diambil

keputusan untuk menerima atau menolaknya (Sutari dkk., 1997/1998:18).

Aspek kedua adalah berbicara. Keterampilan berbicara merupakan

keterampilan berbahasa yang kedua setelah menyimak. Berbicara

merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Keterampilan

berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan

pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai bentuk atau wujudnya berbicara

disebut sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan

yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan

sang pendengar atau penyimak (Tarigan, 1993:12).

Page 29: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

16

Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan

yang dilakukan secara lisan. Rofiuddin dan Zuhdi (1998:13) mengatakan

bahwa berbicara merupakan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan secara lisan.

Aspek ketiga adalah membaca. Membaca pada hakikatnya adalah

suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar

melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,

psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca

merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata

lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas

pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan

pemahaman kreatif.

Said (1991:2) mengatakan bahwa membaca adalah alat untuk

belajar, dan alat untuk mencapai tujuan, membaca dapat mengisi waktu

senggang dan pelerai duka yang akan mengantar pembaca kepada

kesenangan. Selanjutnya, Soedarsono (2006: 4) mengemukakan bahwa

membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah

besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi pembaca harus

menggunakan pemahaman yang khayali, mengamati, dan mengingat-

ingat. Klein dkk., (dalam Rahiem, 2005:13) mengemukakan bahwa

membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses; (2)

membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif.

Page 30: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

17

Membaca merupakan proses menyerap informasi dari teks oleh pembaca

yang mempunyai peranan utama dalam membentuk makna.

Membaca adalah kegiatan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan

teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks

yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya,

teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi

interaksi antara pembaca dan teks. Selain itu, Oka (1983:21) berpendapat

bahwa membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif

yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat

menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai,

fungsi, dan dampak bacaan itu.

Aspek keempat adalah menulis. Menulis merupakan keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, melainkan dengan

cara mengungkapkan ide atau gagasan produktif dan ekspresif. Dalam

kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan kosakata dan

struktur kalimat dengan lebih baik sehingga karya tulisnya dapat

dimengerti orang lain.

Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.

Tarigan (1997:21) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

Page 31: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

18

membaca lambang-lambang grafik tersebut sepanjang mereka memahami

bahasa dan gambaran grafik tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa keterampilan

berbahasa Indonesia terdiri atas empat, yaitu keterampilan menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Sesuai dengan penelitian ini yang

mengkaji tentang keterampilan berbicara, maka butir 2 berikut ini

dipaparkan teori berbicara.

3. Membaca

a. Pengertian Membaca

Menurut Nurhadi (2005), aktivitas yang kompleks yang melibatkan

berbagai faktor datangnya dari dalam diri pembaca dan dari luar. Selain

itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai salah satu jenis kemampuan

manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan

yang bersifat instingtif atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu,

proses membaca yang dilakukan orang dewasa (dapat membaca)

merupakan usaha mengelola dan menghasilkan sesuatu melalui

penggunaan tertentu. Secara garis besar aktivitas membaca juga

mengolah inilah yang dipeerlukan model tertentu.

Selanjutnya Hudson (dalam Tarigan 1993) berpendapat bahwa

membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh

penulis melalui media kata – kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang

menuntut agar kelompok kata ynag merupakan suatu kesatuan yang

Page 32: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

19

terlihat dalam suatu pandangan sekilas angan – angan makna kata – kata

secara individual dapat diketahui. kalau hal ini tidak terpenuhi, maka peran

yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau tidak dipahami dan

proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Di samping pengertian tersebut, Anderson (dalam Tarigan, 1993: 8)

menjelaskan pengertian membaca, yaitu: Membaca dapat pula diartikan

sebagai metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan diri kitra

sendiri dan orang tersirat dalam lambang tertulis. Bahkan ada pula

beberapa penulis seolah-olah beranggapan bahwa membaca adalah

suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis melalui topik

(phonis suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan berdasarkan

interpretasi fonetik terhadap ejaan) menjadi bacaan lisan membaca dapat

pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersurat

dalam yang tersirat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata

yang tertulis.

Tingkat hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh

penulis dengan penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan

ketepatan pembaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis

tetapi berada pada pilihan pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah

karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang

dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

Page 33: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

20

b. Tujuan Membaca

Pada hakikatnya, tujuan membaca adalah model utama dalam

kegiatan membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi yang

besar bagi seseorang. Dengan demikian, seseorang yang menyadari

tujuan membaca sebelumnya dapat mengarahkan sasaran daya pikir

kritisnya dalam mengolah bacaan yang dihadapinya.

Berdasarkan kenyataan inilah para pakar dalam bidang ini meneliti

aspek tujuan membaca dalam kaitannya dengan proses dan kemampuan

membaca. Kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat oleh pakar dari

berbagai penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa:

1) Gerakkan bola mata kecepatannya sejalan dengan

perubahan tujuan membaca

2) Kemampuan seseorang dalam memahami bahan bacaan

secara nyata dipengaruhi oleh tujuan membacanya (tujuan

yang jelas akan meningkatkan pemahaman bacaan,

sedangkan tujuan tentang kurang jelas akan menghambat

pemahaman)

3) Tujuan membaca akan dirumuskan secara jelas akan

mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan

4) Seseorang yang mempunyai daya baca tinggi (baik), mampu

memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi sejalan

dengan tujuan membaca yang akan dicapainya (Dowing dan

Tampubolong, 1987: 137-135).

Page 34: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

21

Uraian tersebut mengindikasikan bahwa ada pengaruh tujuan

membaca yang diterima dalam proses membaca, terutama terhadap

pemahaman yang dibaca. Anderson dalam Tarigan (1993: 9) dalam

keterangan tentang tujuan membaca mengungkapkan bahwa tujuan

membaca utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memproleh

informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Selanjutnnya, Said

(1991: 14) mengemukakan tentang tujuan membaca yaitu:

1) Pembaca dapat memahami kata-kata yang dibacanya.

2) Pembaca mampu memahami arti keseluruhan isi wacana.

3) Pembaca mampu mengidentifikasi suatu makna yang cocok

dengan makna konteks (wacana).

4) Pembaca mampu menemukan ide pokok penulis dan ide umum

yang terdapat dalam wacana.

5) Pembaca mampu menemukan isi bacaan secara terinci, yaitu

melihat hubungan sebuah kalimat yang lainnya dan sebuah

paragraf dengan paragraph yang lainnya.

6) Pembaca mampu menelusuri pengorganisasian teks bacaan

atau buku.

7) Pembaca mampu memahami isi bacaan tanpa terpengaruh

pada kata-kata sulit atau ungkapan – ungkapan yang terdapat

di dalam wacana.

Page 35: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

22

8) Pembaca mampu mengidentifikasi kata-kata atau ungkapan-

ungkapan yang akan mengikuti kalimat-kalimat atau paragraf-

paragraf yang sedang dibaca.

9) Pembaca mampu memahami isi wacana, baik yang tersurat

maupaun yang tersirat.

10) Pembaca mampu membaca cepat dan memahami apa yang

sedang dibaca.

11) Pembaca mampu menagkap isi wacana dan mampu

membedakan makna, fakta, dan opini yang terdapat dalam

wacana. Pembaca mampu berpikir kritis terhadap apa yang

dibaca (isi wacana).

c. Proses Membaca

Aspek penting dalam proses membaca menurut Rahiem (2005: 10)

adalah:

1) membaca dimulai dengan menghadapi suatu bentuk bahasa

tulis,

2) tujuan membaca adalah merekonstruksi makna dengan catatan

bahwa makna itu tidak terdapat pada bahasa tulis itu tetapi

pada diri pengarang bacaan pada saat dia menulis bacaan itu.

Dengan cara tertentu, pembaca merekonstruksi makna tersebut

pada saat ia membaca,

3) dalam system penulisan bahasa yang alfabetis ada hubungan

langsung anatara bahasa lisan dengan bahasa tulis,

Page 36: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

23

4) persepsi visual termasuk ke dalam proses membaca,

5) bentuk huruf, urutannya, serta kelompok-kelompoknya tidak

sama sekali membawa makna dalam drinya sendiri,

6) makna hanya ada dalam jiwa pengarang dan pembaca, dan

7) pembaca pada umumnya mampu merekonstruksi makna atau

pesan yang ditekankan oleh pengarang.

Dalam rangka memahami proses membaca, orang harus

memahami (a) tulisan atau bahasa tulisan yang merupakan input, (b)

bagaimana bahasa itu bekerja dan bagaimana bahasa itu digunakan oleh

pembaca, (c) seberapa banyak hasil belajar serta pengalamn pembaca

yang dimanfaatkannya dalam merekonstruksi makna, (d) system

perceptual yang termasuk ke dalam membaca. Selain itu, orang harus

mengakui kenyataan bahwa pembaca adalah pemakai bahasa.

Menurut Burns dkk. (Rahiem 2005:12), proses membaca terdiri dari

sembilan aspek, yaitu: (1) sensori, diperoleh melalui pengungkapan

symbol-simbol grafis melalui indra penglihatan yang digunakan untuk

mempersentasikan bahasa lisan; (2) perseptual, yaitu aktivitas mengenal

suatu kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu,

(3) urutan, dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti

rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umunya tampil pada

satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah, (4) pengalaman

yang banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam

mengembangkan pemahaman kosa kata dan konsep dihadapi dalam

Page 37: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

24

membaca, (5) berpikir, untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih

dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya melalui

proses asosiasi dan eksperimental, (6) pembelajaran, dalam pembelajaran

guru memberikan pertanyaan-pertanyan yang memungkinkan mereka bisa

meningkatkan kemampuan berpikirnya, (7) asosiasi, mengenal hubungan

antara symbol dengan bunyi bahasa dan makna, (8) Afektif atau sikap

merupakan proses membaca yang berkenaan dengan kegiatan

memusatkanb perhatian, membangkitkan kegemaran membaca dan

menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca,

Pemberian gagasan, dimulai dengan penggunaan sensori dan

perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta

membangun makna teks yang dibaca.

4. Minat Baca

a. Pengertian Minat Baca

Slameto (1995: 180) “mengemukakan minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada

yang menyuruh atau penerimaan atau sesuatu hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar diri sendiri”. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

luar diri.” Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

minat seseorang.

Minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

menyebabkan seseorang untuk mencari ataupun mencoba aktivitas dalam

Page 38: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

25

bidang tertentu. Minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan menikmati satu aktivitas disertai dengan rasa

senang”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

mengandung pengertian keinginan memperhatikan atau melakukan

sesuatu, yang disenangi tanpa ada ikatan atau paksaan yang dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Siswa yang memiliki minat

terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang

lebih besar terhadap subjek tertentu.

Minat tidak dibawa sejak lahir, tetapi diperoleh kemudian. Minat

terhadap suatu pelajaran akan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat baru. Minat merupakan suatu sifat yang

relatif menetap pada diri seseorang. Oleh karena itu, minat sangat besar

pengaruhnya terhadap belajar. Sebab tanpa dengan minat seseorang

akan melakukan sesuatu yang diminatinya, sebaliknya tanpa minat

seseorang tidak akan mungkin melakukan sesuatu.

Membaca berasal dari kata baca yang artinya memahami arti

tulisan. Membaca dalam bahasa Arab “Iqra” yang artinya bacalah, telitilah,

dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman,

dan sejarah. Membaca merupakan sesuatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan

penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Page 39: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

26

Alexander, Ed. (1988) “memandang membaca sebagai suatu

proses untuk memahami maksud suatu tulisan. Kemampuan membaca

merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerjasama antara

sejumlah kemampuan.”

Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk

membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Kepandaian

membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar, dan

angka-angka saja, akan tetapi menyangkut kemampuan seseorang untuk

dapat memahami makna dan sesuatu yang diminatinya.

Tarigan (1985 : 102-103) mengemukakan pengertian minat baca

ialah: “Sikap mencurahkan perhatian akan sikap ingin tahu yang

intelektual yang bijaksana, serta ditambah dengan suatu usaha yang

konstan untuk menggali bidang-bidang pengetahuan (informasi) baru dan

adanya kesediaan untuk menyediakan waktu guna melakukan kegiatan

membaca.”

Dalam pengertian inilah bahwa makna membaca pada dasarnya

sama dengan mencari tambahan pengetahuan baru melalui

penginterprestasian lambang-lambang bacaan. Minat baca siswa

menyangkut minat baca spontan yaitu kegiatan membaca yang dilakukan

oleh kemauan atau kreatif sendiri tanpa pengaruh pihak lain atau pihak

luar, dan minat baca terpola, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan oleh

siswa sebagai akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui

Page 40: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

27

serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama dalam kegiatan

proses belajar-mengajar di Sekolah orang lain.

Dengan demikian, minat baca adalah keinginan yang kuat disertai

usaha-usaha seseorang untuk membaca. Karena orang yang mempunyai

minat baca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk

mendapatkan bahan bacaan kemudian membacanya atas kesadarannya

sendiri.

b. Fungsi Minat Baca

Membaca adalah berpikir, tidak ada manusia yang hidup tanpa

berpikir, karena sebagai makhluk sosial ia selalu menghadapi berbagai

masalah yang perlu dipecahkan. Dengan membaca kita dapat

menyelesaikan persoalan atau masalah karena dapat belajar dan

pengalaman orang lain sehingga kita dapat memperoleh jalan keluar dan

masalah.

Melalui membaca orang bisa menjelajahi batas-batas ruang dan

waktu. Peristiwa-peristiwa yang jauh terjadi pada masa lampau bisa

diketahui melalui membaca. Demikian pula peristiwa yang terjadi di

berbagai tempat di dunia dapat diketahui melalui membaca. Dengan

demikian membaca mempunyai kedudukan yang amat penting dalam

kehidupan manusia.

Sesuatu yang diketahui melalui kegiatan membaca pada

hakikatnya adalah informasi. Artinya, membaca ia memperoleh informasi

Page 41: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

28

yang dapat mempengaruhi sikap dan pandangan-pandangannya tentang

perilaku kehidupannya.

Sikap dapat berubah karena adanya terpaan informasi”. Perilaku

manusia bisa berubah karena membaca, meskipun membaca sebenarnya

bukan satu-satunya faktor yang turut mempengaruhi sikap seseorang.”

Melalui membaca, diketahui banyak hal tentang perkembangan

pendidikan, politik, ekonomi, budaya, dan hal lainnya yang dapat

membuat seseorang pintar, karena aktivitas membaca dapat merangsang

otak. Selain itu, membaca dapat meningkatkan kemampuan dalam

berbahasa.

Membaca adalah salah satu faktor penting dalam hidup, sebab di

dunia yang semakin cepat perubahannya seperti sekarang ini, tanpa

membaca seseorang akan semakin tertinggal dengan kemajuan di bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi. Memang tidak setiap orang harus

menguasai teknologi, namun setidaknya mengetahui perkembangan

supaya tidak hidup dalam keterasingan akibat miskin informasi yang

berkembang di sekitarnya.

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Baca

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca siswa

terdiri atas faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan

faktor eksternal yang berasal dari luar diri seseorang. Slameto (1995: 180)

mengemukakan minat merupakan satu hasil belajar dan menyokong

Page 42: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

29

belajar. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sardiman (2001: 87) yang

mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:

1) Minat intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2) Minat ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena ada rangsangan dan luar sebagai contoh, seseorang itu

belajar dengan harapan mendapat nilai baik sehingga akan

dipuji.

Berdasarkan pendapat di atas, tampak bahwa faktor intrinsik dan

ekstrinsik dapat mempengaruhi minat siswa dalam membaca. Faktor

intrinsik seperti faktor fisiologis dan psikiologis, sedangkan faktor ekstrinsik

seperti pengaruh dan lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan

lingkungan sekolah, di mana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi

kurangnya minat baca siswa.

1) Faktor dari Dalam Diri Anak (Faktor Intrinsik)

Faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi minat baca dapat

berupa faktor fisiologis yang dibedakan atas keadaan jasmani, seperti

kesegaran tubuh, keadaan fungsi-fungsi fisiologis yang meliputi

pancaindera. Faktor psikologis merupakan faktor internal yang

mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas belajar seperti

rendahnya keingintahuan terhadap apa yang ingin dipelajari, kurangnya

Page 43: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

30

sifat kreatif yang ada pada diri individu dan tidak adanya keinginan untuk

selalu maju.

Faktor dan dalam diri siswa dapat menyebabkan minat bacanya

rendah. Sebagai faktor fisiologis dan psikologis tentu akan menumbuhkan

kesadaran sekaligus keinginan yang kuat dan dalam dirinya agar

kurangnya minat baca dalam dirinya dapat dihilangkan. Kesadaran akan

muncul jika yang dipelajari atau yang dibaca dapat memberi manfaat

baginya baik dan segi aspek pengetahuan, sikap maupun peningkatan

keterampilannya.

2) Faktor dari Luar Diri Anak (Faktor Ekstrinsik)

Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi kurangnya minat

baca siswa dapat dibagi atas dua aspek. Faktor nonsosial dalam belajar

yang mempengaruhi kurangnya minat baca siswa dapat berupa keadaan

udara, cuaca, waktu, tempat belajar dan alat-alat yang digunakan dalam

belajar. Faktor sosial berupa manusia, yaitu kehadiran orang lain dalam

kegiatan belajar. Jika tidak ada orang yang memberi semangat untuk

belajar, seperti orang tua, teman dekat, saudara dan sebagainya tidak

akan dapat memacu minat baca siswa. Namun, dalam suatu kelas atau

pada lingkungan sosialnya cenderung terjadi keributan yang dapat

mempengaruhi minat baca siswa.

d. Prinsip-prinsip Pengembangan Minat Baca

Banyak siswa yang merasa enggan kalau hanya ditugaskan oleh

gurunya untuk membaca. Banyak tingkah yang diperlihatkan oleh siswa

Page 44: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

31

yang menunjukkan siswa enggan atau tidak memiliki minat baca. Padahal,

dengan membaca siswa tidak perlu banyak pikir, tidak memerlukan tenaga

yang cukup besar seperti olahraga, ia cukup duduk di kelas membuka

buku lalu membacanya.

Agar guru dapat mengembangkan minat baca siswanya, guru harus

menumbuhkan terlebih dahulu minat baca agar siswa yang membaca

buku ikhlas tanpa ada paksaan. Karena seorang siswa yang dipaksa

untuk membaca tidak akan ada pesan atau informasi dan bacaan yang

dibacanya, dan jika siswa itu ikhlas maka akan muncul dengan sendirinya

minat baca siswa.

Guru dapat juga menugaskan kepada siswa untuk melakukan

penelitian awal atau survei dengan cara membaca sekilas bacaan yang

akan dibaca. Membaca sekilas dapat dilakukan dengan cara membaca

daftar isi terlebih dahulu untuk mengetahui keseluruhan isi bacaan,

setelah itu guru dapat merangsang minat baca siswa dengan cara

memberikan pertanyaan terkait dengan yang akan dibaca.

Untuk mendapatkan informasi atau pesan dan bacaan siswa dapat

melakukannya dengan membaca saksama dan mengingat apa yang

sudah dibaca. Untuk mempermudah dan memahami bacaan dapat

dilakukan dengan cara mencari ide pokok tiap paragraf kemudian

menggabungkannya setiap ide pokok dalam bacaan. Langkah yang

dibacanya dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan cara itulah

Page 45: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

32

dapat dibiasakan untuk membaca buku, karena membaca buku adalah hal

yang sangat penting.

e) Upaya Guru Meningkatkan Minat Baca

Sikap dan minat merupakan unsur kunci motivasi. Apabila guru

telah menilai sikap dan minat siswa, guru siap menggunakan informasi itu

untuk membuat keputusan pembelajaran yang dirancang untuk membantu

memotivasi siswa agar mau membaca. Oleh sebab itu, guru perlu

memikirkan cara-cara yang lebih efektif dan efisien untuk membantu siswa

memahami dan menghargai cara belajar secara individu, potensi belajar

dan kemampuan menguasai keterampilan membaca. Guru hendaknya

memberikan kesempatan siswa mengalami suatu keberhasilan dengan

memberikan tugas yang lebih mudah atau tugas yang sesuai dengan

kemampuan siswa, karena hal tersebut dapat membantu siswa

mengembangkan rasa percaya diri, siswa butuh sikap positif dan minat

yang kuat.

Eanes (1997) mengemukakan beberapa kebutuhan yang

dipersepsi dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap belajar, yaitu:

1) Memuaskan rasa ingin tahu.

2) Mengembangkan minat pribadi.

3) Menjadi orang yang berpengetahuan tentang dunia di sekitar

kita.

4) Untuk meningkatkan prestasi.

5) Meningkatkan konsep diri melalui peningkatan diri.

Page 46: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

33

6) Mengambil keuntungan apa saja yang telah ditawarkan

kehidupan.

7) Membangun percaya diri.

Apabila siswa dapat mengembangkan dan mengidentifikasi

kebutuhan sendiri untuk belajar, siswa akan lebih siap mempersepsi nilai

belajar membaca, akibatnya sikap positif terhadap membaca akan

meningkat. Sebab buku adalah gudang ilmu, dan membaca adalah

pintunya, maka seorang guru wajib menanamkan budaya gemar

membaca kepada siswanya. Namun, apabila siswa sudah terlanjur tidak

suka membaca mau tidak mau guru harus bertindak segera.

Menurut Eanes (1997), upaya-upaya yang dilakukan oleh guru

untuk meningkatkan minat baca siswa adalah:

1) Menceritakan sebuah cerita anak-anak.

2) Menanamkan kepada siswa pentingnya membaca.

3) Memberikan perhatian / menyediakan waktu khusus kepada

siswa.

4) Memberikan bahan bacaan yang sesuai usianya kalau perlu

pilihlah bacaan yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi

yang menarik seperti komik.

5) Menyediakan ruang baca yang memadai seperti perpustakaan.

6) Menyediakan berbagai jenis bahan bacaan di perpustakaan.

7) Mengadakan kunjungan ke perpustakaan sekolah.

8) Mengadakan berbagai lomba yang berkaitan dengan

Page 47: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

34

peningkatan minat dan kegemaran membaca.

9) Menugasi siswa membaca di depan kelas.

10) Menugaskan siswa membuat kliping dan majalah dan surat

kabar.

11) Menugaskan siswa untuk mencari informasi tambahan di

perpustakaan untuk memperkaya pengetahuan.

12) Memberikan hadiah kepada siswa yang meningkat minat

bacanya berupa buku.

5. Motivasi

Menurut Sardiman (2003: 75) bahwa motivasi adalah serangkaian

usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang

mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar yang tercapai. Keseluruhan maksudnya,

karena pada umumnya banyak motif yang secara bersama-sama

menggerakkan siswa untuk belajar.

Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan guru. Motivasi

belajar bagi siswa adalah untuk menginformasikan usaha belajar,

mengarahkan kegiatan belajar, meninggikan semangat belajar dan

Page 48: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

35

menginformasikan akhir dari kegiatan belajarnya, sedang motivasi belajar

bagi guru terletak pada tantangan profesionalnya, yakni mengubah siswa

yang kurang/dan atau tidak berminat menjadi berminat dan penuh

semangat belajar dengan berbagai macam teknik dan metodologisnya,

sehingga siswa termotivasi untuk aktif dan penuh perhatian dengan

perasaan senang dan gembira.

Berdasar dari pendapat di atas, disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah faktor psikis yang bersifat nonintelektual, dan peranannya

yang khas, yaitu menumbuhkan gairah, merasa senang dan bersemangat

dalam belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar.

Motivasi sangat bervariasi. Ia akan muncul jika ada dorongan dari

dalam dan dari luar diri seorang dan stimulus dari lingkungan sekitarnya,

tinggi dan rendahnya frekuensi motivasi ditentukan oleh dorongan yang

ada. Jenis-jenis motivasi, yakni :

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang mencakup dalam situasi

belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri.

Hamalik (2002: 112) mengatakan bahwa motivasi instrinsik adalah bersifat

nyata atau motivasi sesungguhnya yang disebut motivasi tinggi. Motivasi

instrinsik sering disebut dengan motivasi murni atau motivasi yang

sebenarnya yang timbul dalam diri peserta didik, misalnyal; keinginan

siswa untuk mengetahui atau mendapatkan keterampilan tertentu,

memperoleh informasi dan pemahaman, adanya sikap untuk berhasil,

Page 49: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

36

ingin hidup lebih santai, ingin dihormati dan disayangi dan lain

sebagainya. Motivasi ini timbul dari dalam diri tanpa apa pengaruh dari

luar.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena ada

ransangan dari luar. Faktor ini biasanya didorong oleh motivasi yang

bersifat positif dan negatif. Faktor positif misalnya, angka, kredit, hadiah,

ijazah, tingkat (rangking) dan sebagainya. Sedang faktor negatif biasanya

seperti pertentangan dan persaingan, ejekan, hukuman dan sebagainya.

Hal inilah biasanya membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan

sesuatu aktivitas pembelajaran. Motivasi esktrinsik ini juga berupa kondisi

lingkungan (sekolah, rumah tangga, masyarakat), media (TV, Video,

buku). Perbedaan sosial ekonomi dan lain sebagainya.

Menurut Dimiyati (2004: 86) bahwa banyak perbedaan dalam

prestasi akademik siswa bukan disebabkan oleh berbedanya kemampuan

motif, tetapi karena bedanya lingkungan tempat kemampuan dan motif itu

ditunjukkan. Kegiatan belajar, baik motivasi instrinsik maupun ekstrinsik,

sangat diperlukan dan keduanya sulit ditentukan mana yang lebih baik

atau lebih berpengaruh. Kebangkitan motivasi diri sendiri bagi peserta

didik sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : (1) ia belajar karena di

dorong oleh keinginan untuk mengetahuinya, (2) ia belajar supaya

mendapat angka yang baik, naik kelas dan mendapat ijazah.

Page 50: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

37

6. Kosataka

a. Pengajaran Kosakata

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kualitas

keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan

kuantitas kosakatanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

keberhasilan seorang siswa dalam bidang studi bahasa, khususnya

bahasa Indonesia, dapat menjadi petunjuk akan adanya peningkatan

kualitas dan kuantitas penguasaan kosakatanya. Tinggi rendahnya

penguasaan kosakata siswa mencerminkan tinggi rendahnya

keterampihan berbahasa mereka.

Terdapat tiga belas kategori pengembangan kosakata, yaitu: (1)

ujian sebagai pengajaran, (2) petunjuk konteks, 3) sinonim, antonim, dan

homonim, (4) asal-usul kata, (5) prefiks, (6) sufiks, (7) akar kata, (8)

ucapan, (9) majas, (10) semantik, (11) sastra dan pengembangan

kosakata, (12) penggunaan kamus, dan (13) permainan kata.

Dalam pengajaran kosakata, guru sebaiknya dapat memanfaatkan

aneka teknik pengembangan kata dalam proses belajar-mengajar. Satu

hal yang perlu diingat adalah teknik pengembangan kata tersebut

hendaknya berupa teknik yang efektif, menarik serta mudah dipahami oleh

para siswa. Guru juga perlu memberikan dorongan dan latihan agar siswa

dapat memanfaatkan salah satu teknik pengembangan kata. Teknik

permainan kata merupakan salah satu teknik yang efektif untuk

meningkatkan keterampilan kosakata para siswa. Jadi, dapat disimpulkan

Page 51: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

38

bahwa pengajaran kosakata harus dapat meningkatkan kualitas dan

kuantitas penguasaan kosakata para siswa. Guru dapat menggunakan

sinonim, antonim, homonim, serta penggunaan konsep denotasi dan

konotasi sebagai metode telaah kosakata.

b. Pengertian Kosakata

Pada hakikatnya, yang paling utama disajikan dalam pengajaran

bahasa Indonesia adalah kosakata. Mungkin tidak berlebihan kalau

dikatakan bahwa mempelajari sangat bahasa berarti mempelajari kata-

kata dari bahasa itu sendiri. Tanpa penguasaan kosakata yang memadai,

seseorang tidak akan pernah memiliki kererampilan berbahasa yang baik.

Dengan kata lain, penguasaan kosakata perlu dimiliki setiap orang untuk

menguasai keterampilan berbahasa. Jadi, semakin banyak kosakata yang

dikuasai seseorang, pendapat terampil pula dalam berbahasa.

Kosakata sama artinya dengan perbendaharaan kata. Keraf (1986:

80) mengatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang berada

dalam ingatan seseorang yang segera akan menimbulkan reaksi bila

mendengar materi membaca. Selanjutnya, Adwinarta (dalam Martono

dkk., 1990: 5) mengaitkan kosakata sebagai berikut: (1) semua kata yang

terdapat dalam semua bahasa, (2) kata yang dikuasai oleh seseorang

atau kata-kata yang dipakai oleh segolongan orang dalam lingkungan

yang sama, (3) daftar sejumlah kata atau frase dari sebuah bahasa yang

disusun secara ailfabetis disertai bahasa dan keterangannya.

Page 52: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

39

Menurut Kridalaksana (1993: 127), bahwa kosakata adalah (1)

komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna/arti

dan pemakaian kata dalam bahasa, (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh

seseorang pembicara, penulis dari suatu bahasa. Selanjutnya,

dikemukakan bahwa kosakata dapat diartikan sebagai: (1) semua

katakata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang

dialami oleh pembicara dan penulis; (3) kata yang dipakai dalam satu

bidang ilmu pengetahuan; (4) daftar kata yang disusun seperti kamus

yang disertai penjelasan singkat dan praktis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata

adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa, baik yang

diucapkan, didengar, ditulis, maupun dibaca. Sementara itu, yang

dimaksud dengan penguasaan kosakata dalam penelitian ini adalah

kemampuan seseorang memperdalam dan mengguanakan kekayaan kata

atau pun istilah-istilah suatu bahasa, baik dalam menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis konsep-konsep yang ditentukam.

c. Kosakata Dasar

Kosakata dasar atau basic vocabulary adalah kata-kata yang tidak

mudah berubah dan sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa

lain. Kosakata dasar ini di dalamnya termasuk:

1) Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek,

kakek, paman, bibi, menantu, dan mertua.

Page 53: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

40

2) Nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala rambut, mata, telinga,

bidung, mu1ut bibir, gigi, lidah, pipi, leher, dagu, bahu, tangan, jari,

dada, perut, pinggang, paha, kaki, betis, telapak, punggung, darah,

napas.

d. Fungsi dan Peranan Kosakata

Kosakata memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam

kehidupan berbahasa, khususnya dalam berkomunikasi. Seseorang yang

mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan

perasaan secara tepat apabila ia tidak menguasai kosakata secara baik.

Secara umum, kosakata memegang peranan dan fungsi yang

sangat penting seperti yang dikemukakan Tarigan (1984: 15) bahwa bila

seorang guru báhasa mengatur serta melengkapi suatu program

pengembangan kosakata dengan sistematis, pada prinsipnya dia telah

mengubah kehidupan para siswa.

Penguasaan sebuah kata barus akan membawa efek serta

pengaruh luas dalam kehidupan. Siswa yang mempelajari kata-kata baru

akan terpacu untuk mencari penerapan-penerapan baru dalam

kehidupannya. Jadi, kosakata dapat mengubah kehidupan berbahasa

siswa. Para siswa dapat belajar dengan baik membuat perbeadaharaan

makna kata-kata dengan tepat dengan cara (a) memperhatikan kata-kata

yang termasuk ke dalam kelas atau kelompok kata tertentu dan (b)

memakainya sesuai dengan tuntutan situasi.

Page 54: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

41

Dengan mengetahui tingkatan kosakata dan kemampuan mental

para siswa, maka dapat diketahui segala sesuatu yang telah mereka

pelajari, tempat mereka berada, seluk-beluk mereka, kehalusan budi

bahasa dan akal pikiran mereka. Lebih jelasnya, dapat dikatakan bahwa

antara berbahasa dan proses berpikir terdapat hubungan yang begitu erat.

Oleh karena itu, intelegensi Question (IQ) atau mutu kemampuan mental

seseorang juga dapat diketahui melalui ujian kosakata.

Kosakata dapat berfungsi untuk meningkatkan taraf perkembangan

konseptual para siswa. Yang dimaksud dengan perkembangan konseptual

aialah perkembangan pengertian atau koasepsi para siswa terhadap

sebuah kata yang mempelajari kaidah-kaidah pada perubahan-perubahan

kata dan jenis kata yang sama ke jenis kata yang lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata

memegang funsi dan peranan yang amat penting dalam keterarnpi]an

berbahasa. Kosakata dapat menambah ilmu bahasa seseorang dan

mempertajam proses berpikir seseorang sehingga pengetahuan dan

pandangan hidup mereka semakin luas.

e. Bagian Kosakata dalam Bahasa Indonesia

Pembagian kosakata atau kelas kata dalam bahasa Indonesia telah

banyak dilakukan oleh para ahli bahasa. Berikut ini diuraikan beberapa

pembagian kosakata tersbut.

1) Menurut Zain (dalam Kridalaksana, 1992: 16) kelas kata terbagi atas

(a) kata pekerjaan (b) nama benda, (c) pengganti atau pelanjut benda,

Page 55: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

42

(d) nama bilangan, (e) nama sifat, (f) kata tambahan, (g) kata

perangkai, (h) kata peugbubung, dan (i) kata seru.

2) Kata terdiri atas (a) kata benda, (b) kata kerja, (c) kata sifat, (d) kata

tambah, (e) kata penghubung, (f) kata seru, (g) kata bikngan, (h) kata

ganti, dan (i) kata depan.

3) Jenis kata dikelompokan ke dalam tujuh kelas, yaitu:

a) Verba atau kata kerja adalah semua kata yang menyatakan

perbuatan, misalnya: mengetik, meraba, melihat, mencuci, dan lain-

lain.

b) Nomina atau kata benda adalah nama dari semua benda dan

segala yang diadakan, misalnya: Tuhan, angin, meja, kursi, tas,

jam, dan lain-lain.

c) Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina.

Pronominal ini meliputi (1) pronomina persona, (aku, Anda, dia,

mereka), (2) pronomina petunjuk (ini, begini, demikian), dan (3)

pronomina penanya apa, siapa di mana, kapan, bagaimana).

d) Numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya

wujud konsep. Numeralia dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (1)

pokok (enam, sepuluh, seribu, juta), (2) tingkat (pertama, kedua...),

(3) pecahan (seperdua, sepersepuluh, tiga koma lima).

e) Adjektiva adalah kata yang dipakai untuk menyatakan sifat atau

keadaan orang, benda, binatang (putih, bersihi, gemuk, kurus, dan

lain-lain).

Page 56: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

43

f) Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba.

g) Kata tugas adalah kata yang tidak mempunyai makna leksikal,

hanya mempunyai makna gramatikal. Semua kata tugas tidak

mengalami perubahan bentuk.

Konsep tentang pembagian jenis kata bahasa Indonesia, para ahli

bahasa tidak mempunyai konsep yang seragam, dalam arti setiap ahli

menghasilkan pembagian jenis kata yang berbeda-beda. Ha ini

disebabkan oleh setiap ahli berpiak pada sudut tinjauan dan penggunaan

kriteria yang berbeda dalam menetapkan jenis kata. Dalam Tata Bahasa

Baru Bahasa Indonesia, jenis kata dapat dibedakan atas sepuluh jenis,

yaitu: (1) kata benda atau substantif, (2) kata kerja atau verba, (3) kata

keadaan atau adjektif, (4) kata keterangan atau adverbia, (5) kata ganti

atau pronomina, (6) kata bilangan atau numeralia, (7) kata depan atau

preposisi, (8) kata sambung atau konjungsi, (9) kata sandang atau artikel,

(10) kata seru atau interjeksi (Alisjahbana, 1980: 77).

Lain halnya dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, jenis kata

dibedakan ke dalam delapan kelas, yaitu: verba, adverbia, nomina,

pronomina, kata tugas, numeralia, adjektiva, dan preposisi (Moeliono dkk.

Eds., 2005: 21). Setiap jenis kata tersebut dije1askan sebagai berikut.

a) Verba atau kata kerja adalah semua kata yang menyatakan perbuatan

atau tingkah laku. Misalnya: mengetik, meraba, tidur, makan, mandi,

duduk, dan sebagainya.

Page 57: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

44

b) Nomina atau kata benda, nama dan semua yang dibendakan.

Misalnya: Tuhan, angin, meja, kursi, rumah, buku, batu, dan

sebagainya.

c) Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina. (1)

pronomina persona, misalnya: aku, dia, Anda; (2) pronomina penunjuk,

misalnya: ini, begitu, demikian; (3) pronoinina penanya, misalnya:

siapa, darimana, apa.

d) Numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung wujud dan

konsep. Numeralia dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) pokok, misalnya:

enam, delapan, juta; (2) tingkat, misalnya: kedua, ketiga; dan (3)

pecaham misalnya: seperempat, dua koma lima.

e) Adjektiva adalah kata yang dipakai untuk menyatakan keadaan orang,

benda, dan binatang.

f) Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, nomina

adjektiva atau kalimat yang disebut adverbia itu.

g) Kata tugas, selain verba, nomina, adjektiva, numeralia, juga ada kata

tugas. Kata ini hanya mempunyai makna gramatikal, dan hampir

semua kata tugas tidak dapat mengalami perubahan bentuk. Berbeda

dengan verba datang, Nisa mendatangkan, pendatang. Kata tugas di,

ke, dan dari, tetap saja di, ke, dan.

h) Preposisi atau kata depan adalah kata yang menjadi kata pengantar

kata lain, kata yang merangkaikan kata atau kalimat. Misalnya: akan,

tetapi, bagaikan, beserta, antara, dan sebagainya.

Page 58: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

45

f. Sumber Kosakata Bahasa Indonesia

Kosakata bahasa Indonesia dapat bersumber dari kosakaa bahasa

Indonesia, kosakata bahasa serumpun (bahasa daerah), dan kosakata

bahasa asing.

1) Kosakata bahasa Indonesia

Kata Indonesia yang dapat dijadikan bahasa istilah adalah kata

umum, baik yang lazim maupun yang tidak lazim yang memenuhi salah

satu syarat atau lebih berikut ini.

a) Kata yang dengan tepat mengungkapkan makna konsep,

proses, keadaan atau sifat yang dimaksudkan, seperti tunak

(steady), tulus (percolate), imak (simulate).

b) Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang beracuan

sama, seperti gulma jika dibandingkan dengan tumbuhan

pengganggu, suaka (politik jika dibandingkan dengan

perlingdungan (politik miring).

c) Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap

didengar (eufonik), seperti pramuria jika dibandingkan dengan

hostes, tuna karya jika dibandingkan dengan pengangguran.

Di samping itu, istilah dapat berupa kata umum yang diberi makna

baru atau makna khusus dengan cara menyempitkan atau menghiaskan

makna asalnya. Misalnya, berumah dua, garam, garis bapak, gaya, hari

jatuh, hitung dagang, pejabat teras, suak politik, tapak, titik sudut.

Page 59: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

46

2) Koskata Bahasa Serumpun

Jika di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang

dengan tepat dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,

aatau sifat yang dimaksudkan, maka yang dipilih untuk mewakili konsep

tersebut adalah kosakata yang berasal dari bahasa serumpun, baik yang

lazim maupun yang tidak lazim, yang memenuhi ketiga syarat yang telah

disebutkan. Misalnya:

Istilah yang lazim:

gambut (Banjar)

nyeri (Sunda)

Istilah yang tidak lazim atau kuno:

gawai (Jawa)

luah (Bali, Bugis, Minangkabau, Sunda).

3) Kosakata Bahasa Asing

Jika dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun tidak

ditemukan istilah yang tepat, maka bahasa asing dapat diajikan sumber

peristilahan Indonesia. Istilah baru dapat dibentuk dengan jalan

menerjemahkan, dan menyerap sekaligus menerjemahkan istilah asing.

Misalnya:

Istilah dari bahasa Sansekerta:

saya nama

guru mutiara

Page 60: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

47

Istilah dari bahasa Arab:

badan sial

awal pasal

Istilah dari bahasa Portugis:

jendela bendera

kemeja Minggu

g. Aspek Tata Bahasa Peristilahan

1) Penggunaan Kata Dasar

Istilah dapat berbentuk kata dasar. Misalnya: asam, gaya rumput,

sudut, volt, dan watt. Jika bentuk istilah dapat dipilih antara kata dasar dan

kata turunan, bentuk kata dasarlah yang diperioritaskan dengan syarat

bahwa konsep dasarnya tidak berubah.

Misalnya:

Gulma lebih baik daripada tumbuhan pengganggu.

Harga jual lebih baik daripada harga penjualan.

2) Proses Pengimbuhan

Perangkat istiah berimbuhan menunjukkan pertalian yang teratur

antara bentuk dan maknanya. Keteraturan itu hendaknya dimanfaatkan

dalam pengungkapan makna konsep yang berbeda-beda.

3) Proses Pengulangan

Istilah yang mengungkapkan konsep keanekaan, kemiripan,

kumpulan, pengaburan, atau perampatan (generalisasi) dapat dibentuk

dengan reduplikasi.

Page 61: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

48

Misalnya:

baris baris-berbaris

daun dedaunan

kanak kekanak-kanakan

4) Proses Penggabungan

Istilah yang berupa gabungan kata sedapat-dapatnya berbentuk

singkat mengikuti contoh meja tulis, kerja sama, sekolah menengah,

misalnya: angkat besi, balok kotak (box girder), daya angkat, direktur

utama, garis lintang atau getaran transversal, jembatan putar, sistem.

7. Hakikat Pembelajaran Berbicara

a. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan

yang dilakukan secara lisan. Rofiuddin dan Zuhdi (1998:13) mengatakan

bahwa berbicara merupakan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan secara lisan.

Salah satu keterampilan pembicara adalah keterampilan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan,

dan perasaan. Sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai

suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta

Page 62: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

49

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau

penyimak (Tarigan, 1993:12)

Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan

faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik. Pada

saat berbicara, seseorang memanfaatkan faktor fisik yaitu alat ucap untuk

menghasilkan bunyi bahasa. Faktor psikologis memberikan andil yang

cukup besar dalam kelancaran berbicara, seperti stabilitas emosi sangat

mendukung. Berbicara tidak lepas dari faktor neurologis yaitu jaringan

saraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga dan organ

tubuh lain yang ikut dalam aktivitas berbicara.

Berbicara sebagai salah satu unsur keterampilan berbahasa sering

dianggap sebagai suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Hal ini dibuktikan

dari kegiatan pengajaran berbicara yang selama ini dilakukan. Dalam

praktiknya, pengajaran berbicara dilakukan dengan menyuruh siswa

berdiri di depan kelas untuk berbicara, misalnya bercerita atau berpidato.

Siswa yang lain diminta mendengarkan dan tidak mengganggu.

Akibatnya, pengajaran berbicara di sekolah-sekolah itu kurang menarik.

Siswa yang mendapat giliran merasa tertekan sebab di samping siswa itu

harus mempersiapkan bahan seringkali guru melontarkan kritik yang

berlebih-lebihan. Sementara itu, siswa yang lain merasa kurang terikat

pada kegiatan itu kecuali ketika mendapatkan giliran.

Agar seluruh anggota kelas dapat terlibat dalam kegiatan

pembelajaran berbicara, hendaklah selalu diingat bahwa pada hakikatnya

Page 63: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

50

berbicara itu berhubungan dengan kegiatan berbicara yang lain seperti

menyimak, membaca, dan menulis sesuai dengan pokok pembicaraan.

Dengan demikian, sebaiknya pembelajaran berbicara memperhatikan

komunikasi dua arah dan fungsional. Tugas pengajar adalah

mengembangkan pembelajaran berbicara agar aktivitas kelas dinamis,

hidup dan diminati oleh anak sehingga benar-benar dirasakan sebagai

sesuatu kebutuhan untuk memepersiapkan diri terjun ke masyarakat.

Untuk mencapai hal itu, dalam pembelajaran berbicara harus diperhatikan

beberapa faktor, misalnya pembicara, pendengar, dan pokok

pembicaraan.

Tujuan berbicara untuk menyampaikan pesan kepada orang, yakni

untuk mampu berkomunikasi mengenai sesuatu dalam bahasa. Tujuan

kedua ialah menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang

secara sosial dapat diterima. Tujuan pertama dapat dicapai dengan

aktivitas-aktivitas yang boleh disebut kinerja komunikatif’, sedangkan

tujuan kedua dengan latihan-latihan untuk mengembangkan kemampuan

komunikatif (Subyakto dan Nababan, 1993:173).

b. Prinsip Pembelajaran Berbicara

Rofi’uddin dan Zuhdi (1998:18) mengemukakan beberapa prinsip

pembelajaran berbicara sebagai berikut:

1) berbicara bercirikan oleh pertemuan antara dua orang atau lebih

yang melangsungkan komunikasi secara lisan, ada pembicara

dan ada penyimak;

Page 64: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

51

2) ada banyak tipe dalam komunikasi lisan antara pembicara dan

penyimak, mulai dari orang berbincang-bincang sampai ke

pertemuan umum di lapangan;

3) pembelajaran berbicara tidak dapat mencakup semua variasi

atau tipe pertemuan lisan itu;

4) pembelajaran berbicara harus bersifat fungsional.

Agar prinsip pembelajaran berbicara dapat terlaksana dengan baik,

hendaknya seorang guru juga memperhatikan kriteria pemilihan bahan

ajar berbicara, sebagai berikut:

1) Bahan yang dipilih harus memiliki nilai tambah, (1)

memperkenalkan gagasan baru, (2) mengandung informasi

yang belum diketahui siswa, (3) membantu siswa memahami

cara berpikir orang lain, dan (4) mendorong siswa untuk

membaca tanpa disuruh.

2) Meningkatkan kecerdasan siswa.

3) Memperluas kosakata yang dapat dikuasai siswa dalam jumlah

yang memadai.

4) Bahan bacaan memberikan kemungkinan kepada guru untuk

mengajukan pertanyaan, yakni (1) membuat gambar, (2)

mengolah kembali informasi dalam teks, (3) melakukan

permainan peran, percakapan.

5) Saduran sesuai dengan tingkat keterampilan siswa.

Page 65: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

52

6) Karangan guru terdiri atas, (1) sesuai dengan tujuan pendidikan,

(2) sesuai dengan jiwa Pancasila, (3) sesuai dengan tujuan

pembelajaran, (4) sesuai dengan tema, dan (5) tidak

bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku.

c. Strategi Pembelajaran Berbicara

Kalau diterapkan Model Ellis dan Sinclair (1989: 18) pada

pembelajaran berbicara, maka akan berimplikasi seperti berikut ini.

1) Personal strategies yang digunakan adalah:

a) menemukan kesempatan-kesempatan praktik latihan (self-

management and cooperation);

b) memimpin/mengarahkan percakapan-percakapan mental imajeri

(auditory representation).

2) Risk taking yang digunakan adalah:

a) penggunaan teknik-teknik keraguan untuk menyediakan waktu

berpikir dalam suatu percakapan (self-management dan

organzational planning);

b) latihan (advance pre-paration);

c) bertahan pada kosa-bahasa sendiri (organizational planning

dan self-evaluation).

d) Getting organized yang dipakai adalah:

e) pengorganisasian sumber;

f) pengorganisasian materi;

g) pengorganisasian waktu.

Page 66: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

53

Menurut Tarigan (1997: 197) bahwa strategi-strategi pokok yang

diajarkan dalam kegiatan berbicara untuk berbagai tugas meliputi hal-hal

di bawah ini.

1) Substitution. Sang instruktur/guru menyuruh para pembelajar

memakai sinonim-sinonim, parafrase-parafrase, dan gerak-gerik

untuk menjelaskan artinya dalam tuas penceritaan kembali

suatu teks.

2) Cooperatio. Sang instruktur/guru menyuruh para pembelajar

bekerja dalam kelompok-kelompok mengenai penugasan

berbicara dan mendorong mereka saling menolong satu sama

lain mengerjakan tugas.

3) Self-Evaluation. Sang guru memberi kesempatan kepada para

pembelajar untuk mengecek seberapa baik mereka membuat

diri keefektifan komunikasinya.

d. Faktor-faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan sebagai

Penunjang Keefektifan Berbicara

1) Aspek Kebahasaan

a) Ketepatan Pengucapan

Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-

bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat

dapat mengalihkan perhatian pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan

artikulasi yang digunakan tidak selalu sama. Setiap orang mempunyai

gaya tersendiri dan gaya bahasa yang dipakai berubah-ubah sesuai

Page 67: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

54

dengan pokok pembicaraan, perasaan, dan sasaran. Kalau perbedaan

atau perubahan itu terlalu mencolok, dan menyimpang, maka keefektifan

komunikasi akan terganggu.

Setiap penutur tentu sangat dipengaruhi oleh bahasa ibunya. Misal-

nya, pengucapan kan untuk akhiran -kan yang kurang tepat,

memasukkan. Memang kita belum memiliki lafal baku, namun sebaiknya

ucapan kita jangan terlalu diwarnai oleh bahasa daerah, sehingga dapat

mengalihkan perhatian pendengar. Demikian juga halnya dengan

pengucapan tiap suku kata. Tidak jarang kita dengar orang mengucapkan

kata-kata yang tidak jelas suku katanya.

Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat atau cacat akan

menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik

sehingga dapat mengalihkan perhatian pendengar, mengganggu

komunikasi, atau pemakainya dianggap aneh (Arsyad dan Mukti, 1991:

12).

b) Ketepatan Intonasi

Kesesuaian intonasi merupakan daya tarik tersendiri dalam

berbicara dan merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang

dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan intonasi yang sesuai

dengan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya, jika penyampaiannya

datar saja, maka dapat dipastikan menimbulkan kejemuan dan keefektifan

berbicara berkurang.

Page 68: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

55

Demikian juga halnya dalam pemberian intonasi pada kata atau

suku kata. Tekanan suara yang biasanya jatuh pada suku kata terakhir

atau suku kata kedua dari belakang, kemudian ditempatkan pada suku

kata pertama. Misalnya kata peyanggah, pemberani, kesempatan, diberi

tekanan pada pe-, pem-, ke-, tentu kedengarannya janggal (Arsyad dan

Mukti, 1991: 12).

c) Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata (diksi) hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas

maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran.

Pendengar akan lebih terangsang dan lebih paham, kalau kata-kata yang

digunakan sudah dikenal oleh pendengar. Misalnya, kata-kata populer

tentu akan lebih efektif daripada kata-kata yang muluk-muluk dan kata-

kata yang berasal dari bahasa asing. Kata-kata yang belum dikenal

memang membangkitkan rasa ingin tahu, namun menghambat kelancaran

komunikasi. Pilihan kata itu tentu harus disesuaikan dengan pokok

pembicaraan dan dengan siapa kita berbicara (pendengar) (Arsyad dan

Mukti, 1991: 15).

d) Kelancaran

Seorang pembicara yang lancar berbicara memudahkan pendengar

menangkap isi pembicaraannya. Seringkali kita dengar pembicara

berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu

diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat mengganggu penangkapan

pendengar, misalnya menyelipkan bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya.

Page 69: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

56

Sebaliknya, pembicara yang terlalu cepat berbicara juga menyulitkan

pendengar menangkap pokok pembicarannya (Arsyad dan Mukti,

1991:17).

2) Aspek Nonkebahasaan

Selain aspek kebahasaan, keterampilan berbicara juga didukung

oleh aspek nonkebahasaan. Bahkan dalam pembicaraan formal, aspek

nonkebahasaan sangat memengaruhi keterampilan berbicara. Dalam

proses belajar mengajar berbicara, aspek nonkebahasaan juga perlu

diperhatikan. Aspek nonkebahasaan yang dimaksud adalah fluensi

(kefasihan/kelancaran, keterbukaan, relevansi, keberanian, dan

ketenangan) dalam berbicara.

Arsyad dan Mukti (1991:34) mengungkapkan bahwa pembicara

yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi

pembicaraannya. Seringkali ada pembicara yang berbicara terputus-putus,

bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi

tertentu yang sangat mengganggu pendengar, misalnya bunyi “ee”, “oo”,

dan sebagainya. Sebaliknya, pembicara yang terlalu cepat berbicara juga

menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan.

Aspek keterampilan berbicara yang menjadi fokus dalam penelitian

ini ada dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan.

Aspek kebahasaan menyangkut lafal, pilihan kata, dan kalimat efektif.

Sedangkan, aspek nonkebahasaan adalah kefasihan/kelancaran,

keterbukaan, relevansi, keberanian, dan ketenangan. Dalam

Page 70: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

57

pembelajaran keterampilan berbicara, kedua aspek inilah yang harus

mendapat perhatian oleh guru, agar siswa dapat memiliki keterampilan

berbicara yang memadai sesuai dengan tuntutan standar kompetensi

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Berbicara dalam situasi formal seperti di kelas VI SDN Butung II

Kota Makassar, tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun

secara alamiah setiap orang mampu berbicara secara formal atau dalam

situasi resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang

dikemukakan menjadi tidak teratur dan akhirnya bahasanya pun tidak

teratur. Bahkan lebih parah lagi, ada yang tidak berani berbicara sama

sekali. Berbicara dalam situasi formal seperti di kelas VI SDN Butung II

Kota Makassar memerlukan persiapan dan menuntut keterampilan serta

bimbingan dan latihan yang intensif.

e. Evaluasi Pembelajaran Berbicara

Berbicara merupakan suatu kemampuan kompleks yang

melibatkan beberapa faktor, yaitu kesiapan belajar, kesiapan berpikir,

kesiapan mempraktikkan, motivasi, dan bimbingan; Apabila salah satu

faktor tidak dapat dikuasai dengan baik, akan terjadi kelambatan dan mutu

bicara akan menurun (Hasuti, dkk., 1985:9). Semakin tinggi kemampuan

seseorang menguasai kelima unsur itu, semakin baik pula penampilan

dan penguasaan berbicaranya. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

seseorang untuk menguasai kelima unsur itu, semakin rendah pula

penguasaan berbicaranya.

Page 71: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

58

Berdasarkan fakta bahwa kegiatan berbicara cenderung dapat

diamati dalam konteks nyata saat siswa berbicara, maka dalam kegiatan

berbicara dapat dikembangkan penilaian kinerja yang bertujuan menguji

kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan

keterampilannya (apa yang mereka ketahui dan dapat mereka lakukan)

pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu (Johnson and Johnson,

2004:11).

Penilaian kinerja mempunyai dua karakteristik dasar yaitu (1) siswa

diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan

suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan), misalnya

berpidato, (2) produk dari penilaian kinerja lebih penting daripada kinerja

(performance)-nya.

Penilaian mengenai apakah yang akan dinilai itu produk atau

kinerjanya akan sangat bergantung pada karakteristik domain yang

diukur. Dalam bidang sastra, misalnya acting dan menari, kinerja dan

produknya sama penting.

Penilaian mengenai kemampuan kinerja dapat juga dilakukan

dengan menggunakan skala penilaian (rating scale). Walaupun cara ini

serupa dengan checklist, tetapi skala penilaian memungkinkan penilai

menilai kemampuan peserta didik secara kontinum tidak lagi dengan

model dikotomi. Dengan kata lain, kedua cara ini sama-sama berdasarkan

pada beberapa kumpulan keterampilan atau kemampuan kerja yang

hendak diukur: checklist hanya memberikan dua katagori penilaian,

Page 72: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

59

sedangkan skala penilaian memberikan lebih dari dua kategori penilaian.

Ada tiga jenis skala penilaian, yaitu: (1) numerical rating scale, (2) graphic

rating scale, dan (3) descriptive rating scale. Selain itu, alat penilaian

dalam berbicara dapat berwujud penilaian yang terdiri atas komponen-

komponen tekanan, tata bahasa, kosakata, kefasihan, dan pemahaman.

Penilaian ini adalah deskripsi masing-masing komponen (Nurgiyantoro,

2005: 156).

1) Tekanan

a) Ucapan sering tak dapat dipahami.

b) Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan

pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang.

c) Pengaruh ucapan asing (daerah) yang mengganggu dan

menimbulkan salah ucap yang dapat menyebabkan

kesalahpahaman.

d) Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan yang tidak

menyebabkan kesalahpahaman.

e) Tidak ada salah ucap yang menolak, mendekati ucapan standar

f) Ucapan sudah standar.

2) Tata Bahasa

a) Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat.

b) Ada kesalahan dalam peggunaan pola-pola pokok secara tetap

yang selalu mengganggu komunikasi.

Page 73: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

60

c) Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat

yang dapat mengganggu komunikasi.

d) Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola tertentu,

tetapi tidak mengganggu komunikasi.

e) Sedikit terjadi kesalahan, tetapi bukan pada penggunaan pola.

f) Tidak lebih dari dua kesalahan selama berlangsungnya kegiatan

wawancara.

3) Kosakata

a) Penggunaan kosakata tidak tepat dalam percakapan yang paling

sederhana sekalipun.

b) Penguasaan kosakata sangat terbatas pada keperluan dasar

personal (waktu, makanan, transportasi, keluar).

c) Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan

penggunaannya menghambat kelancaran komunikasi dalam

masalah sosial dan profesional.

d) Penggnaan kosakata teknis tepat dalam pembicaraan tentang

masalah tertentu, tetapi penggunaan kosakata umum terasa

berlebihan.

e) Penggunaan kosakata teknis lebih luas dan cermat, kosakata

umum tepat digunakan sesuai dengan situasi sosial.

f) Penggunaan kosakata teknis dan umum terkesan luas dan tepat

sekali.

Page 74: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

61

4) Kelancaran

a) Pembicaraan selalu berhenti dan terputus-putus.

b) Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajeg kecuali untuk kalimat

pendek dan rutin.

c) Pembicaraan sering nampak ragu, kalimat tidak lengkap.

d) Pembicaraan kadang-kadang masih ragu, pengelompokan kata

kadang-kadang tidak tepat.

e) Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-kali masih kurang ajeg.

f) Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus.

5) Pemahaman

a) Memahami sedikit isi percakapan yang paling sederhana.

b) Memahami dengan lambat percakapan sederhana, perlu

penjelasan dan pengulangan.

c) Memahami percakapan sederhana dengan baik, dalam hal tertentu

masih perlu penjelasan dan pengulangan.

d) Memahami percakapan normal dengan lebih baik, kadang-kadang

masih perlu pengulangan dan penjelasan.

e) Memahami segala sesuatu dalam percakapan normal kecuali yang

bersifat koloqial.

f) Memahami segala sesuatu dalam percakapan normal dan koloqial.

Page 75: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

62

B. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran berbahasa sesuai dengan KTSP jenjang

pendidikan SD, perserta didik dituntut mampu menguasai empat

keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).

Salah satu keterampilan berbahasa yang diuraikan dalam penelitian ini

adalah keterampilan berbicara.

Keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai bentuk atau

wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan

gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Faktor yang menentukan keberhasilan berbicara dapat dipengaruhi

oleh minat dan tingkat intensitas membaca dan penguasaan kosakata.

Semakin intens dalam membaca, maka akan semakin banyak kosakata

yang diketahui dan berpengaruh pada kemampuan berbicara. Sebab,

keterampilan berbicara merupakan cerminan dna ukuran tingkat intensitas

membaca dan sejumlah kosakat yang dikuasai.

Dalam penelitian ini dikaji aspek keterampilan berbicara dalam

hubungannya dengan minat baca dan penguasaan kosakata. Peneliti

akan membuktikan secara empiris hubungan di antaravariabel minat baca,

penguasaan kosakata dengan keterampilan siswa mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta

Page 76: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

63

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai bentuk atau

wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan

gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Gambar 2.3 Bagan Alur Kerangka Pikir

Pengajaran Bahasa Indonesia

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Minat Baca

Temuan

Keterampilan Berbicara

Penguasaan Kosakata

KTSP

Pilihan kata Pengucapan/lafal Irama Jeda Mimik Gerak-gerik/kinesik

Motivasi

Page 77: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

64

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, hipotesis yang

diajukan yaitu:

1. Minat membaca memiliki pengaruh terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.

2. Motivasi membaca memiliki pengaruh terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.

3. Penguasaan kosakata memiliki pengaruh terhadap keterampilan

berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.

Page 78: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

65

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yaitu penelitian yang

bermaksud mempelajari dan mengungkapkan data yang ada di lapangan

untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan secara sistematis,

faktual dan akurat. Sedangkan berdasarkan bentuk permasalahannya,

maka penelitian ini termasuk kuantitatif

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel

yaitu minat baca (X1), motivasi membaca (X2), dan penguasaan kosakata

(X3) sebagai variabel bebas serta keterampilan berbicara sebagai variabel

terikat yang disimbolkan Y.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu untuk

mengetahui minat dan motivasi membaca, serta penguasaan kosakata

dengan keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar.

Sedangkan pola hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 79: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

66

Keterangan:

X1 = Minat Baca

X2 = Motivasi membaca

X3 = Penguasaan Kosakata

Y = Keterampilan Berbicara

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahan pengertian, maka secara operasional

variabel penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Minat baca adalah ketertarikan dan kecenderungan untuk membaca

bahan bacaan. Indikator minat baca yaitu menyenangi kegiatan

membaca, Kesadaran akan manfaat membaca, Frekuensi membaca

tinggi, Jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.

2. Motivasi adalah faktor psikis siswa yang bersifat nonintelektual dan

peranannya yang khas, yaitu menumbuhkan gairah, merasa senang

dan bersemangat dalam membaca yang pada gilirannya dapat

meningkatkan keterampilan berbicara.

3. Penguasaan kosakata adalah tingkat pemahaman dan pengetahuan

sejumlah kata-kata bagi siswa. Indikator penilaian penguasaan

X1 Y

X2

X3

Page 80: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

67

kosakata yaitu penguasaan kata bersinonim, antonim, istilah baru, dan

diksi, dan kelas kata.

4. Keterampilan berbicara adalah tingkat pengetahuan dan keterampilan

mengomunikasikan suatu topik, pesan, informasi pembicaraan dengan

kriteria keterampilan berbicara, yakni pilihan kata yang tepat,

ketepatan ekspresi (pengucapan/lafal, irama, jeda, mimik, gerak-

gerik/kinesik).

D. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih tiga

bulan, yaitu dimulai dari bulan Januari sampai dengan Maret 2014,

dengan lokasi penelitian di kelas VI SDN Butung II Kota Makassar dan

instansi pemerintah yang terkait sesuai perkembangan kebutuhan data.

Alasan sehingga memilih lokasi penelitian adalah berdasarkan

pertimbangan ilmiah dan pertimbangan efisiensi. Secara ilmiah, pada

lokasi penelitian, peneliti dapat lebih mengkaji data dan melakukan

eksplorasi data karena subjek memiliki kedekatan dan keterbukaan

kepada peneliti. Sementara secara efisien penelitian dapat dilakukan

karena dekat dan menjadi wilayah tugas peneliti.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

Page 81: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

68

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Pada penelitian ini, populasi adalah siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar yang berjumlah 40 orang.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi

No Jenis Kelamin Jumlah Ket. 1. 2.

L P

17 23

Jumlah 40 orang

Sumber: SDN Butung II Kota Makassar Tahun Pelajaran 2013/2014

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Namun, dalam penelitian ini jumlah populasi tidak

terlalu besar (40 orang siswa) maka sampel yang dipergunakan sampel

total. Arikunto (2006: 63), menyebutkan bahwa dalam hal populasi tidak

besar dipergunakan teknik penarikan sampel total, yaitu menetapkan

seluruh populasi sebagai sumber data penelitian (sampel).

F. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan, meliputi:

1. Angket. Angket digunakan untuk mengukur minat dan motivasi

membaca siswa.

Pengukuran variabel tersebut menggunakan skala Likert (Narbuko

dan Adi, 2009: 76). Penilaian tersebut berdasarkan tingkat skala berupa

angka-angka dari setiap jawaban yang diberikan atas tanggapan

responden terhadap penyataan atau pertanyaan yang diberikan. Total

Page 82: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

69

skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-

masing item dari individu tersebut.

Selanjutnya, pengukuran setiap indikator variabel di atas

menggunakan skala tingkat lima (5 tingkatan) dengan skor masing-

masing sebagai berikut:

a. Sangat Tinggi/Sangat Setuju dengan skor 5.

b. Tinggi/Setuju dengan skor 4.

c. Kurang Tinggi/Agak Setuju dengan skor 3.

d. Rendah/Kurang Setuju dengan skor 2.

e. Sangat Rendah/Tidak Setuju dengan skor 1.

2. Tes. Teknk ini digunakan untuk memperoleh data penguasaan

kosakata dan keterampilan berbicara siswa.

Penguasaan kosakata diukur dengan tes pemahaman kata

bersinonim, antonim, istilah baru, dan diksi, dan kelas kata. Adapun

kriteria penilaian beserta skor setiap aspek, tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Format Pedoman Penskoran Keterampilan Berbicara

No. Aspek yang Dinilai Skor 1 Pilihan Kata (Diksi)

a. Penggunaan kata dan ungkapannya tepat b. Kadang-kadang menggunakan kata yang tidak

tepat c. Sering menggunakan kata yang salah/tidak tepat d. Salah menggunakan kata dan sangat terbatas e. Kata-kata yang digunakan sangat terbatas

1-5 5 4 3 2 1

2. Ketepatan Ekspresi a. Pengucapan/lafal

1) Tepat dan jelas 2) Tepat dan kurang jelas 3) Tidak tepat, tetapi jelas

1-3 3 2 1

Page 83: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

70

b. Irama 1) Sesuai dengan situasi 2) Sedikit sesuai dengan situasi 3) Tidak sesuai dengan situasi

1-3 3 2 1

c. Jeda (Batas Perhentian/Bernafas) 1) Tepat 2) Sedikit salah 3) Banyak salah

1-3 3 2 1

d. Mimik 1) Sesuai dengan keadaan 2) Dipaksakan 3) Dibuat-buat

1-3 3 2 1

e. Gerak-gerik (Kinesik) 1) Sesuai dengan isi pembicaraan 2) Masih terdapat kesesuaian 3) Tidak ada kesesuaian

1-3 3 2 1

(Kurniawan, 2005: 30-34)

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis berdasarkan

langkah analisis sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dipergunakan untuk menjawab permasalahan

yang diajukan, bertujuan untuk mendeskripsikan variabel tingkat minat

dan motivasi membaca serta penguasaan kosakata dengan keterampilan

berbicara.

Analisis data dengan teknik deskriptif dinyatakan dalam sebuah

predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran, seperti tinggi

atau baik, cukup atau sedang, kurang, dan rendah. Hal ini tampak pada

tabel 3.3 berikut ini.

Page 84: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

71

Tabel 3.3 Format Kategori Penilaian Variabel

Interval Nilai Kategori 76 – 100 Sangat Baik 56 – 75 Baik 40 – 55 Sedang

21 – 39 Kurang Baik

< 20 Tidak Baik

2. Analisis Inferensial

Model analisis data yang digunakan adalah regresi untuk

mengukur hubungan kausal antara variabel independen (X) dengan

variabel dependen (Y). hubungan yang akan dicari masing-masing; variabel

minat baca (X1), motivasi membaca (X2), dan penguasana kosakata (X3)

sebagai variabel independen dan keterampilan berbicara (Y) sebagai

variabel dependen.

Dengan demikian, data variable X dan Y diolah dan dianalisis

dengan teknik analisis inferensial, sedangkan untuk pengujian hipotesis

digunakan analisis statistik parametrik dengan model regresi linier

berganda yang diolah dengan program Statistical Products dan Solution

Service (SPSS) versi 19.

Untuk pengambilan keputusan penerimaan hipotesis digunakan

kriteria sebagai berikut:

1. Probabilitas Sig. > 0.05, maka Ho diterima. Berarti tidak terdapat

hubungan minat dan motivasi membaca serta penguasaan kosakata

Page 85: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

72

dengan keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar.

2. Probabilitas Sig. <0.05, maka Ho ditolak. Berarti terdapat hubungan

minat dan motivasi membaca serta penguasaan kosakata dengan

keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.

Page 86: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data penelitian, berikut diuraikan dan

dideskripsikan hasil tentang (1) tingkat minat membaca siswa kelas VI

SDN Butung II Kota Makassar; (2) motivasi membaca siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar; (3) penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar; (4) keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN

Butung II Kota Makassar; serta (5) pengaruh minat membaca, motivasi

membaca, dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.

1. Tingkat Minat Membaca Siswa Kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar

Minat baca adalah ketertarikan dan kecenderungan untuk

membaca bahan bacaan. Indikator minat baca yaitu menyenangi kegiatan

membaca, Kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca tinggi,

jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.

Berdasarkan hasil analisis data dengan 40 orang siswa yang

dianalisis diperoleh gambaran minat baca, yaitu sebanyak 1 siswa yang

mampu memperoleh nilai 100 sebagai nilai maksimal. Selanjutnya,

gambaran yang lebih jelas dan tersusun rapi dari nilai dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

73

Page 87: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

74

Tabel 4.1 Statistik Minat Belajar

Minat Baca N Valid 40 Missing 0 Mean 80.69 Median 82.60 Std. Deviation 9.433 Variance 88.987 Minimum 67 Maximum 100 Sum 3228

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa nilai rata-rata minat baca

siswa yang dijadikan sampel adalah 80,69. Nilai tersebut tersebar dengan

nilai tertinggi 100 dan terendah 67 dengan median 82,60, serta standar

deviasi 9,433.

Tabel 4.2 Klasifikasi Minat Baca

No. Interval Skor Frekuensi (f)

Persentase (%) Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

86-100

76-85

66-75

56-65

55 ke bawah

9

14

17

0

0

22,5

35

42,5

0

0

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

Jumlah 40 100

Sumber: Hasil Olahan Angket 2014

Page 88: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

75

Berdasarkan kategori tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebanyak

9 siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat tinggi

(22,5%). Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan tinggi sebanyak 14 orang (35%); sampel yang memperoleh

nilai pada kategori kemampuan sedang sebanyak 17 orang (42,50%);

tidak ada yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan rendah (0%);

dan tidak ada yang memperoleh nilai pada rentang sangat rendah (0%).

Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa berada pada rentang

kategori sedang sampai sangat tinggi. Tampak bahwa paling banyak

siswa yang berkategori sedang, lalu kategori tinggi dan sangat tinggi.

Mencermati hal tersebut dapat disimpulkan bahwa intensitas minat baca

siswa rata-rata tinggi. Artinya, siswa memiliki minat baca yang ada

hubungannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Motivasi Membaca Siswa Kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

Motivasi adalah faktor psikis siswa yang bersifat nonintelektual dan

peranannya yang khas, yaitu menumbuhkan gairah, merasa senang dan

bersemangat dalam membaca yang pada gilirannya dapat meningkatkan

keterampilan berbicara.

Berdasarkan hasil analisis data dengan 40 orang siswa yang

dianalisis diperoleh gambaran motivasi membaca, yaitu tidak ada siswa

yang mampu memperoleh nilai 100 sebagai nilai maksimal. Nilai tertinggi

adalah 92 yang dicapai oleh 1 orang (2,5%). Selanjutnya, gambaran yang

lebih jelas dan tersusun rapi dari nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 89: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

76

Tabel 4.3 Statistik Motivasi Membaca

Motivasi Membaca N Valid 40

Missing 0

Mean 77.14

Median 76.00

Std. Deviation 4.751

Variance 22.576

Minimum 72

Maximum 92

Sum 3086

Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa nilai rata-rata motivasi

membaca siswa yang dijadikan sampel adalah 77,14. Nilai tersebut

tersebar dengan nilai tertinggi 92 dan terendah 72 dengan median 76,

serta standar deviasi 4,751.

Tabel 4.4 Klasifikasi Motivasi Membaca

No. Interval Skor

Frekuensi

(f)

Persentase

(%) Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

86-100

76-85

66-75

56-65

55 ke bawah

1

20

19

0

0

2,5

50

47,5

0

0

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

Jumlah 40 100

Sumber: Hasil Olahan Angket 2014

Page 90: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

77

Berdasarkan kategori tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebanyak 1

siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat tinggi

(2,5%). Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan tinggi sebanyak 20 orang (50%); sampel yang memperoleh

nilai pada kategori kemampuan sedang sebanyak 19 orang (47,50%);

tidak ada yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan rendah (0%);

dan tidak ada yang memperoleh nilai pada rentang sangat rendah (0%).

Hal ini menunjukkan bahwa motivasi membaca siswa berada pada

rentang kategori sedang sampai sangat tinggi. Tampak bahwa paling

banyak siswa yang berkategori tinggi, lalu kategori sedang dan sangat

tinggi. Mencermati hal tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

membaca siswa rata-rata tinggi. Artinya, siswa memiliki motivasi

membaca yang ada hubungannya dengan pembelajaran bahasa

Indonesia.

3. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar

Berdasarkan hasil analisis data dengan 40 orang siswa yang

dianalisis diperoleh gambaran, yaitu tidak ada siswa yang mampu

memperoleh nilai 100 sebagai nilai maksimal. Gambaran yang lebih jelas

dan tersusun rapi dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah yang

diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 91: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

78

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Penguasaan Kosakata

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 91 1 2.5 2.5 2.5

90 5 12.5 12.5 15.0 89 3 7.5 7.5 22.5 88 3 7.5 7.5 30.0 87 1 2.5 2.5 32.5 86 3 7.5 7.5 40.0 85 3 7.5 7.5 47.5 83 1 2.5 2.5 50.0 82 1 2.5 2.5 52.5 80 4 10.0 10.0 62.5 79 4 10.0 10.0 72.5 78 2 5.0 5.0 77.5 77 2 5.0 5.0 82.5 75 2 5.0 5.0 87.5 74 1 2.5 2.5 90.0 72 1 2.5 2.5 92.5 71 1 2.5 2.5 95.0 70 2 5.0 5.0 100.0 Total 40 100.0 100.0

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa nilai tertinggi yang

dicapai oleh siswa adalah 91 yang dicapai oleh 1 orang (2,5%) dan nilai

terendah yang diperoleh oleh siswa adalah 70 yang dicapai oleh 2 siswa

(5,0%). Selanjutnya, sampel yang mendapat nilai 90 berjumlah 5 orang

(12,5%); sampel yang mendapat nilai 89 berjumlah 3 orang (7,5%);

sampel yang mendapat nilai 88 berjumlah 3 orang (7,5%); sampel yang

mendapat nilai 87 berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang mendapat nilai

86 berjumlah 3 orang (7,5%); sampel yang mendapat nilai 85 berjumlah 3

orang (7,5%); sampel yang mendapat nilai 83 berjumlah 1 orang (2,5%);

sampel yang mendapat nilai 82 berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang

mendapat nilai 80 berjumlah 4 orang (10%); sampel yang mendapat nilai

Page 92: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

79

79 berjumlah 4 orang (10%); sampel yang mendapat nilai 78 berjumlah 2

orang (5,0%); sampel yang mendapat nilai 77 berjumlah 2 orang (5,0%);

sampel yang mendapat nilai 75 berjumlah 2 orang (5,0%); sampel yang

mendapat nilai 74 berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang mendapat nilai

72 berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang mendapat nilai 71 berjumlah 1

orang (2,5%); sampel yang mendapat nilai 70 berjumlah 2 orang (5,0%).

Berdasarkan perolehan nilai dan persentase pada tabel tersebut,

dapat diketahui statistik nilai penguasaan kosakata, seperti tampak pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Statistik Nilai Penguasaan Kosakata

Penguasaan Kosakata N Valid 40 Missing 0 Mean 82.25 Median 82.50 Std. Deviation 6.324 Variance 39.987 Minimum 70 Maximum 91 Sum 3290

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui bahwa nilai rata-rata penguasaan

kosakata siswa yang dijadikan sampel adalah 82,25. Nilai tersebut

tersebar dengan nilai tertinggi 91 dan terendah 70 dengan median 82,50.

Page 93: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

80

Tabel 4.7 Klasifikasi Penguasaan Kosakata

No. Interval Skor Frekuensi (f)

Persentase (%) Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

86-100

76-85

66-75

56-65

55 ke bawah

16

17

7

0

0

40

42,50

17,50

0

0

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

Jumlah 40 100

(Adaptasi dari Depdiknas, 2006)

Berdasarkan kategori tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebanyak

16 siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat tinggi

(40%). Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan tinggi sebanyak 17 orang (42,50%); sampel yang

memperoleh nilai pada kategori kemampuan sedang sebanyak 7 orang

(17,50%); tidak ada sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan rendah dan sangat rendah (0%). Hal ini menunjukkan bahwa

penguasaan kosakata siswa rata-rata dikategorikan tinggi.

Nilai siswa tersebut dapat dikonversikan ke dalam tabel klasifikasi

ketuntasan belajar bahasa Indonesia. Untuk mengetahui ketuntasan

belajar bahasa Indonesia, dapat dilihat tabel 4.8 berikut ini.

Page 94: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

81

Tabel 4.8 Klasifikasi Ketuntasan Belajar Siswa

Nilai Frekuensi Persentase (%)

75 ke atas

di bawah 75

35

5

87,5

12,5

Jumlah 40 100

Mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal, khususnya pada mata

pelajaran bahasa Indonesia, yaitu 75, maka dapat diketahui ketuntasan

atau pencapaian KKM siswa yakni sampel yang memperoleh nilai 75 ke

atas berjumlah 35 siswa (87,50%) dan sebanyak 5 siswa sampel yang

memperoleh nilai di bawah 75 (12,50%). Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa rata-rata nilai bahasa Indonesia siswa, khususnya

penguasaan kosakata mencapai KKM. Hal ini dibuktikan dari nilai yang

diperoleh siswa sampel yang memperoleh nilai 75 ke atas mencapai

kriteria tingkat kemampuan siswa sampel yaitu 87,50%.

4. Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar

Uraian tentang aspek yang dinilai dari hasil menceritakan atau

mengungkapkan pesan dalam gambar dinilai berdasarkan pilihan kata,

Page 95: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

82

lafal, irama, jeda, mimik, dan gerak-gerik. Aspek tersebut dijabarkan

sebagai berikut.

a. Pilihan Kata

Adapun hal yang ditekankan dalam aspek ini adalah penggunaan

kata yang tepat sesuai dengan konteks pada saat berbicara di depan

umum sehingga lancar dan jelas ketika mengungkapkan pesan dengan

pilihan kata yang tepat. Kemampuan siswa dinilai dilihat dari ketepatan

pemilihan katanya.

Tabel 4.9 Klasifikasi nilai Aspek Pilihan Kata

No Rentangan Skor Frekuensi Persentase (%)

Tingkat Penguasaan

1. 5 14 35 Sangat Baik

2. 4 26 65 Baik

3. 3 0 0 Sedang

4. 2 0 0 Kurang

5. 1 0 0 Sangat Kurang

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak

sebanyak 14 siswa yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik

(35%). Kemampuan baik sebanyak 26 siswa (65%), tidak ada siswa

memperoleh nilai pada kategori sedang, kurang, dan sangat kurang (0%).

Dengan demikian, tingkat kemampuan berbicara siswa pada aspek pilihan

kata tergolong baik.

Page 96: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

83

b. Lafal

Aspek kedua yang dinilai adalah lafal yang mencakup kemampuan

siswa menceritaan pesan dalam gambar dengan pengucapan dan lafal

yang jelas, lafal yang jelas sangat menentukan kebermaknaan suatu

tuturan yang diungkapkan oleh pembicara.

Tabel 4.10 Klasifikasi Nilai Aspek Lafal

No Rentangan Skor Frekuensi Persentase (%)

Tingkat Penguasaan

1. 3 40 100 Baik

2. 2 0 0 Sedang

3. 1 0 0 Kurang

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa sebanyak 40

siswa yang memperoleh nilai pada kategori baik (100%). Tidak ada

kemampuan sedang, dan kategori kurang (0%). Dengan demikian, tingkat

kemampuan berbicara siswa pada aspek lafal tergolong baik. Hal ini

disebabkan oleh kemmapuan siswa mengucapkan kata-kata dengan

suara yang jelas sehingga dapat dipahami oleh pendengar dengan baik.

c. Irama

Irama berkaitan dengan nada yang menggambarkan variasi atau

tinggi rendahnya pengucapan siswa. Irama dalam berbicara merupakan

bentuk estetis tuturan yang dapat menarik perhatian pendengar

Page 97: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

84

dibandingkan dengan sebuah pembicaraan yang disampaikan dengan

monoton tanpa variasi bunyi.

Tabel 4.11 Klasifikasi Nilai Aspek Irama

No Rentangan Skor Frekuensi Persentase (%)

Tingkat Penguasaan

1. 3 17 42,50 Baik

2. 2 23 57,50 Sedang

3. 1 0 0 Kurang

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak

sebanyak 17 siswa yang memperoleh nilai pada kategori baik (42,50%).

Kemampuan sedang sebanyak 23 siswa (57,50%), dan tidak ada berada

pada kategori kurang (0%). Dengan demikian, tingkat kemampuan

berbicara siswa pada aspek irama tergolong sedang. Hal ini disebabkan

oleh pembicaraan siswa sudah diiringi dengan nada yang variatif. Artinya,

siswa berbicara dengan memperhatian variasi bunyi dalam berbahasa.

d. Jeda

Jeda adalah jarak dan pemberhentian untuk sementara dalam

berbicara sebagai suatu bentuk penekanan kalimat atau ungkapan yang

disampaikan pembicara. Jeda sangat menentukan keefektifan sebuah

kalimat.

Page 98: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

85

Tabel 4.12 Klasifikasi Nilai Aspek Jeda

No Rentangan Skor Frekuensi Persentase (%)

Tingkat Penguasaan

1. 3 20 50 Baik

2. 2 20 50 Sedang

3. 1 0 0 Kurang

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa sebanyak 20

siswa yang memperoleh nilai pada kategori baik (50%). Kemampuan

sedang sebanyak 20 siswa (50%), dan tidak ada yang berada pada

kategori kurang (0%). Dengan demikian, tingkat kemampuan berbicara

siswa pada aspek jeda tergolong baik. Hal ini disebabkan oleh siswa rata-

rata berbicara dengan memperhatikan saat yang tepat untuk berhenti

sejenak demi memetakan konten dan isi pembicaraan.

e. Mimik

Mimik mencakup sikap dan ekspresi siswa pada saat menceritakan

pesan dalam gambar. siswa diharapkan dapat mengontrol emosi, tetapi

menampilkan mimik ketika bercerita sehingga tampak penyampaian pesan

yang disertai dengan perwajahan/bahasa tubuh. Mimik atau raut wajah

pembicara sangat menentukan penyampaian isi pembicaraan.

Page 99: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

86

Tabel 4.13 Klasifikasi Nilai Aspek Mimik

No Rentangan Skor Frekuensi Persentase (%)

Tingkat Penguasaan

1. 3 4 10 Baik

2. 2 32 80 Sedang

3. 1 4 10 Kurang

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa sebanyak 4

siswa yang memperoleh nilai pada kategori baik (10%). Kategori sedang

sebanyak 32 siswa (80%) dan kategori kurang sebanyak 4 siswa (10%).

Dengan demikian, tingkat kemampuan berbicara siswa pada aspek mimik

tergolong sedang. Hal ini disebabkan oleh siswa rata-rata berbicara

dengan memperhatikan raut wajahnya sehingga pembicaraan

disampaikan dengan memfungsikan pengucapan/suara dan sudah

mampu melibatkan unsur mimik. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa

berbicara masih sudah mulai percaya diri.

f. Gerak-gerik

Aspek yang dinilai pada gerak-gerik yakni gerakan salah satu

bagian anggota tubuh siswa siswa ketika menceritakan pesan dalam

gambar sehingga tampak alat Bantu pendengar memahami pesan yang

disampaikan oleh pembicara. Salah satu anggota tubuh yang dapat

digunakan dalam berbicara adalah tangan. Pembicara dapat

memanfaatkan tangannya sebagai media dalam membantu

Page 100: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

87

mengungkapkan suatu pesan dengan menggerak-gerakkan sesuai

dengan isi pembicaraan.

Tabel 4.14 Klasifikasi Nilai Aspek Gerak-gerik

No Rentangan Skor Frekuensi Persentase (%)

Tingkat Penguasaan

1. 3 1 2,50 Baik

2. 2 33 82,50 Sedang

3. 1 6 15 Kurang

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa sebanyak 1

siswa yang memperoleh nilai pada kategori baik (2,5%). Kategori sedang

sebanyak 33 siswa (82,50%). Kategori kurang sebanyak 6 siswa (15%).

Dengan demikian, tingkat kemampuan berbicara siswa pada aspek gerak-

gerik tergolong sedang. Hal ini disebabkan oleh siswa rata-rata berbicara

dengan disertai gerak dalam menunjang penyampaian pesan dalam

berbicara.

Berdasarkan perolehan nilai dan persentase pada setiap aspek

berbicara, dapat diketahui statistik nilai kegterampilan berbicara, seperti

tampak pada tabel berikut ini.

Page 101: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

88

Tabel 4.15 Statistik Nilai Keterampilan Berbicara

Keterampilan Berbicara N Valid 40 Missing 0 Mean 80.88 Median 80.00 Std. Deviation 7.501 Variance 56.266 Minimum 70 Maximum 95 Sum 3235

Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui bahwa nilai rata-rata

keterampilan berbicara siswa yang dijadikan sampel adalah 80,88. Nilai

tersebut tersebar dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 70 dengan

median 80.

Tabel 4.16 Klasifikasi Keterampilan Berbicara

No. Interval Skor Frekuensi (f)

Persentase (%) Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

86-100

76-85

66-75

56-65

55 ke bawah

9

19

12

0

0

22,50

47,50

30

0

0

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

Jumlah 40 100

(Adaptasi dari Depdiknas, 2006)

Berdasarkan kategori tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebanyak

9 siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat tinggi

Page 102: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

89

(22,50%). Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan tinggi sebanyak 19 orang (47,50%); sampel yang

memperoleh nilai pada kategori kemampuan sedang sebanyak 12 orang

(30%); tidak ada sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan rendah dan sangat rendah (0%). Hal ini menunjukkan bahwa

keterampilan berbicara siswa rata-rata dikategorikan tinggi.

Nilai siswa tersebut dapat dikonversikan ke dalam tabel klasifikasi

ketuntasan belajar bahasa Indonesia. Untuk mengetahui ketuntasan

belajar bahasa Indonesia, dapat dilihat tabel 4.17 berikut ini.

Tabel 4.17 Klasifikasi Ketuntasan Belajar Siswa Aspek Berbicara

Nilai Frekuensi Persentase (%)

75 ke atas

di bawah 75

32

8

80

20

Jumlah 40 100

Mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal, khususnya pada mata

pelajaran bahasa Indonesia, yaitu 75, maka dapat diketahui ketuntasan

atau pencapaian KKM siswa yakni sampel yang memperoleh nilai 75 ke

atas berjumlah 32 siswa (80%) dan sebanyak 8 siswa sampel yang

memperoleh nilai di bawah 75 (20%). Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa rata-rata nilai bahasa Indonesia siswa, khususnya keterampilan

Page 103: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

90

berbicara mencapai KKM. Hal ini dibuktikan dari nilai yang diperoleh siswa

sampel yang memperoleh nilai 75 ke atas mencapai kriteria tingkat

kemampuan siswa sampel yaitu 80%.

5. Analisis Regresi Pengaruh Minat Baca (X1) terhadap Keterampilan Berbicara (Y)

Data yang diperoleh dari minat baca dan keterampilan berbicara

siswa selanjutnya dianalisis secara statistik parametrik dengan model

regresi yang diolah dengan program Statistical Products dan Solution

Service (SPSS) versi 19.

Untuk pengambilan keputusan pengaruh minat baca terhadap

keterampilan berbicara tampak pada hasil analisis seperti tampak pada

tabel 4.18 dan 4.19 berikut.

Tabel 4.18 Analisis ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. 1 Regression 2.143 1 2.143 .037 .848(a)

Residual 2192.232 38 57.690 Total 2194.375 39

a Predictors: (Constant), Minat Baca b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Berdasarkan tabel hasil analisis model ANOVA seperti tabel 4.18

tersebut dapat diperoleh nilai F = 0,037 dengan tingkat probabilitas Sig. =

0,848. Oleh karena probabilitas (0,848) jauh lebih besar dari 0.05, maka

model regresi dapat dipakai untuk memprediksi pengaruh minat

Page 104: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

91

membaca terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II

Kota Makassar.

Selanjutnya, pengambilan keputusan pengaruh minat membaca

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar tampak tabel berikut ini.

Tabel 4.19 Hasil Analisis Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) 82.880 10.473 7.914 .000 Minat Baca -.025 .129 -.031 -.193 .848

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Data pada tabel tersebut menggambarkan bahwa nilai constant

(82,880) dan nilai B = 0.025 serta harga t hitung dan tingkat signifikansi

0.848. Dari tabel cofficients diperoleh persamaan perhitungan regresi

sederhana.

Tingkat signifikansi (a=0,05) untuk uji dua pihak dan df atau dk

(derajat kebebasan) = N-2 atau 40-2 = 38. Dengan demikian, diperoleh t

tabel = 2.021. Dengan demikian t hitung (7,914) > t tabel (2.021). Oleh

karena itu, hipotesis penelitian ini diterima yang berarti semakin tinggi

minat baca siswa, maka semakin tinggi pula keterampilannya dalam

berbicara.

Page 105: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

92

6. Analisis Regresi Pengaruh Motivasi Membaca (X2) terhadap Keterampilan Berbicara (Y)

Data yang diperoleh dari motivasi membaca dan keterampilan

berbicara siswa selanjutnya dianalisis secara statistik parametrik dengan

model regresi yang diolah dengan program Statistical Products dan

Solution Service (SPSS) versi 19.

Untuk pengambilan keputusan pengaruh motivasi membaca

terhadap keterampilan berbicara tampak pada hasil analisis seperti

tampak pada tabel 4.20 dan 4.21 berikut.

Tabel 4.20 Analisis ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. 1 Regression 2.762 1 2.762 .048 .828(a)

Residual 2191.613 38 57.674 Total 2194.375 39

a Predictors: (Constant), Motivasi Membaca b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Berdasarkan tabel hasil analisis model ANOVA seperti tabel 4.20

tersebut dapat diperoleh nilai F = 0,048 dengan tingkat probabilitas Sig. =

0,828. Oleh karena probabilitas (0,828) jauh lebih besar dari 0.05, maka

model regresi dapat dipakai untuk memprediksi pengaruh motivasi

membaca terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II

Kota Makassar.

Selanjutnya, pengambilan keputusan pengaruh motivasi membaca

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar tampak tabel berikut ini.

Page 106: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

93

Tabel 4.21 Hasil Analisis Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) 85.195 19.779 4.307 .000 Motivasi Membaca -.056 .256 -.035 -.219 .828

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Data pada tabel tersebut menggambarkan bahwa nilai constant

(85,195) dan nilai B = 0.056 serta harga t hitung dan tingkat signifikansi

0.828. Dari tabel cofficients diperoleh persamaan perhitungan regresi

sederhana.

Tingkat signifikansi (a=0,05) untuk uji dua pihak dan df atau dk

(derajat kebebasan) = N-2 atau 40-2 = 38. Dengan demikian, diperoleh t

tabel = 2.021. Dengan demikian t hitung (4,307) > t tabel (2.021). Oleh

karena itu, hipotesis penelitian ini diterima yang berarti semakin tinggi

motivasi membaca siswa, maka semakin tinggi pula keterampilannya

dalam berbicara.

7. Analisis Regresi Pengaruh Penguasaan Kosakata (X3) terhadap Keterampilan Berbicara (Y)

Data yang diperoleh dari penguasaan kosakata dan keterampilan

berbicara siswa selanjutnya dianalisis secara statistik parametrik dengan

model regresi yang diolah dengan program Statistical Products dan

Solution Service (SPSS) versi 19.

Page 107: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

94

Untuk pengambilan keputusan pengaruh penguasaan kosakata

terhadap keterampilan berbicara tampak pada hasil analisis seperti

tampak pada tabel 4.22 dan 4.23 berikut.

Tabel 4.22 Analisis ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 209.251 1 209.251 4.006 .053(a)

Residual 1985.124 38 52.240 Total 2194.375 39

a Predictors: (Constant), Penguasaan Kosakata b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Berdasarkan tabel hasil analisis model ANOVA seperti tabel 4.22

tersebut dapat diperoleh nilai F = 4,006 dengan tingkat probabilitas Sig. =

0,053. Oleh karena probabilitas (0,053) jauh besar atau sama dengan

0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI

SDN Butung II Kota Makassar.

Selanjutnya, pengambilan keputusan pengaruh penguasaan

kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II

Kota Makassar tampak tabel berikut ini.

Tabel 4.23 Hasil Analisis Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) 50.747 15.097 3.361 .002 Penguasaan Kosakata .366 .183 .309 2.001 .053

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 108: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

95

Data pada tabel tersebut menggambarkan bahwa nilai constant

(50,747) dan nilai B = 0.366 serta harga t hitung dan tingkat signifikansi

0.053. Dari tabel cofficients diperoleh persamaan perhitungan regresi

sederhana.

Tingkat signifikansi (a=0,05) untuk uji dua pihak dan df atau dk

(derajat kebebasan) = N-2 atau 40-2 = 38. Dengan demikian, diperoleh t

tabel = 2.021. Dengan demikian t hitung (3,361) > t tabel (2.021). Oleh

karena itu, hipotesis penelitian ini diterima yang berarti semakin tinggi

penguasaan kosakata siswa, maka semakin tinggi pula keterampilannya

dalam berbicara.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penyajian hasil analisis data, terbukti bahwa minat

baca, motivasi membaca, serta penguasaan kosakata secara simultan

berpengaruh terhadap keterampilan berbicara. Hal ini lebih memperkuat

teori Slameto (1995: 180) bahwa minat merrupakan suatu rasa lebih suka

dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh atau penerimaan atau sesuatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri sendiri dan hal ini. Siswa yang memiliki minat,

memperoleh hasil yang memuaskan terhadap aktivitas yang dilakukan.

Hal ini tampak di kelas VI SDN Butung II Kota Makassar bahwa minat dan

motivasi murid berkontribusi positif terhadap tindakannya, termasuk minat

Page 109: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

96

membaca, motivasi membaca, dan penguasaan kosakata terhadap

keterampilan berbicara siswa.

Temuan tersbeut juga mendukung teori Sardiman (2003: 75) bahwa

motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorang dapat memeproleh hasil yang terbaik untuk

dirinya. Hal ini ditemukan pada siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar bahwa rata-rata yang memiliki motivasi membaca, semakin

terampil dalam berbicara dan mendapatkan haisl belajar yang

memuaskan.

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya bahwa rata-rata siswa

memiliki minat baca yang tinggi terhadap materi pembelajaran bahasa

Indonesia. Demikian pula halnya dengan motivasi siswa yang tergolong

tinggi. Tingginya minat dan motivasi siswa didukung oleh penguasaan

kosakata. Kualitas minat, motivasi, dan penguasaan kosakata inilah yang

berkontribusi positif terhadap keterampilan siswa dalam menyampaikan

ide dan gagasan secara lisan. Artinya, semakin tinggi, minat, motivasi, dan

penguasaan kosakata, maka semakin tinggi pula keterampilan murid

dalam berkomunikasi.

Keterikatan keterampilan berbicara dari variabel minat, motivasi,

dan penguasaan kosakata tampak saat pembelajaran berlangsung. Siswa

yang sering membaca tentu memiliki perbendaharaan kosakata dan

memiliki banyak pengetahuan untuk dikomunikasikan. Setelah memiliki

kosakata, tentu akan lebih mudah menyampaikan informasi dan pesan.

Page 110: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

97

Sebaliknya, siswa yang tidak berminat membaca, kurang termotivasi

membaca, serta kurang memiliki perbendaharaan kosakata, terhambat

dalam komunikasinya. Bahkan, sulit mengungkapkan kata, frasa, klausa,

dan kalimat. Hal ini tergambar saat pembelajaran berlangsung, yang

sangat mudah dibedakan pada siswa yang kurang memiliki minat,

motivasi membaca, dan kurang memiliki perbendaharaan kosakata. Siswa

yang demikian hanya tinggal diam dan mendengar tanpa ada upaya

mengajukan tanggapan dan pendapat.

Terdapatnya kontribusi atau pengaruh yang signifikan variabel

minat, motivasi, dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan

berbicara tampak jelas pada setiap indikator yang dinilai dalam berbicara.

Siswa rata-rata mampu mengomunikasikan pesan dengan baik pada

aspek diksi, lafal, jeda, mimik, ekspresi, dan sebagainya. Kemampuan ini

didukung oleh media yang digunakan dalam pembelajaran berbicara,

seperti bantuan media flash card yang digunakan oleh guru saat

mengajarkan keterampilan berbicara. Media flash card sebagai alat bantu

dalam pembelajaran keterampilan berbicara mudah dipahami oleh siswa

yang memiliki intensitas membaca dan yang memiliki banyak kosakata.

Ketika guru menampilkan flash card, tampak siswa menyebutkan

langsung pesan dalam gambar flash card tersebut.

Pembelajaran ketepatan pelafalan dalam berbicara penting

diberikan kepada siswa karena apabila pelafalan tidak tepat, maka akan

mempengaruhi kualitas komunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat

Page 111: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

98

Arsyad dan Mukti (1988) menyatakan bahwa pelafalan bunyi-bunyi

bahasa yang tidak tepat akan menimbulkan kebosanan, kurang

menyenangkan, atau kurang menarik, atau dapat mengalihkan perhatian

pendengar.

Ketepatan penggunaan kalimat menyangkut pemakaian kalimat

efektif. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan

pendengar menangkap isi pembicaraannya. Kalimat efektif memunyai ciri

keutuhan, perpautan, pemusatan perhatian, dan kehematan. Ciri keutuhan

akan terlihat jika setiap kata betul-betul merupakan bagian yang padu dari

sebuah kalimat. Perpautan, bertalian dengan hubungan antara unsur-

unsur kalimat, misalnya antara kata dengan kata, frase dengan frase,

dalam sebuah kalimat. Hubungan itu harus jelas dan logis. Pemusatan

perhatian pada bagian yang terpenting dalam kalimat dapat dicapai

dengan menempatkan bagian tersebut pada awal atau akhir kalimat,

sehingga bagian ini mendapat tekanan pada waktu berbicara. Selain itu,

kalimat efektif juga harus hemat dalam pemakaian kata, sehingga tidak

ada kata yang mubazir.

Berdasarkan deskripsi kualitatif pengaruh minat baca, motivasi

membaca, dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara

tersebut, berikut ini diuraikan secara kuantitatif pengaruh variabel-variabel

tersebut. Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa minat baca siswa

tergolong tinggi dengan nilai rata-rata dengan nilai rata-rata 80.69.

Demikian halnya dengan motivasi membaca yang tergolong tinggi dengan

Page 112: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

99

nilai rata-rata 77.14. Pada penguasaan kosakata tergolong tinggi dengan

nilai rata-rata 82.25. Tingginya kategori variabel X1, X2, dan X3 tersebut

berkontribusi positif terhadap variabel Y yakni keterampilan berbicara

dengan mencapai kategori tinggi dengan nilai rata-rata 80,00 dengan

ketuntasan mencapai 80% atau 32 orang dari 40 siswa yang diteliti.

Pengaruh variabel X1 terhadap Y tampak lebih jelas pada hasil

analisis model ANOVA yang diperoleh nilai F = 0,037 dengan tingkat

probabilitas Sig. = 0,848. Nilai probabilitas (0,848) jauh lebih besar dari

0.05, maka model regresi menunjukkan adanya pengaruh minat membaca

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar. Pengambilan keputusan pengaruh minat membaca terhadap

keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

tampak pada analisis koefisien yang menunjukkan nilai constant (82,880)

dan nilai B = 0.025 serta harga t hitung dan tingkat signifikansi 0.848.

Tingkat signifikansi (a=0,05) untuk uji dua pihak dan df atau dk (derajat

kebebasan) = N-2 atau 40-2 = 38. Dengan demikian, diperoleh t tabel =

2.021. Dengan demikian t hitung (7,914) > t tabel (2.021). Oleh karena

itu, hipotesis penelitian ini diterima yang berarti semakin tinggi minat baca

siswa, maka semakin tinggi pula keterampilannya dalam berbicara.

Pengaruh variabel X2 terhadap Y tampak lebih jelas pada hasil

analisis model ANOVA yang diperoleh nilai F = 0,048 dengan tingkat

probabilitas Sig. = 0,828. Oleh karena probabilitas (0,828) jauh lebih besar

dari 0.05, maka model regresi memprediksi pengaruh motivasi membaca

Page 113: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

100

terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota

Makassar. Selanjutnya, pengambilan keputusan pengaruh motivasi

membaca terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II

Kota Makassar tampak pada analisis koefisien nilai constant (85,195) dan

nilai B = 0.056 serta harga t hitung dan tingkat signifikansi 0.828. Tingkat

signifikansi (a=0,05) untuk uji dua pihak dan df atau dk (derajat

kebebasan) = N-2 atau 40-2 = 38. Dengan demikian, diperoleh t tabel =

2.021. Dengan demikian t hitung (4,307) > t tabel (2.021). Oleh karena

itu, hipotesis penelitian ini diterima yang berarti semakin tinggi motivasi

membaca siswa, maka semakin tinggi pula keterampilannya dalam

berbicara.

Pengaruh variabel X2 terhadap Y tampak lebih jelas pada hasil

analisis model ANOVA yang diperoleh nilai F = 4,006 dengan tingkat

probabilitas Sig. = 0,053. Oleh karena probabilitas (0,053) jauh besar atau

sama dengan 0.05, maka model regresi memprediksi pengaruh

penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI

SDN Butung II Kota Makassar. Selanjutnya, pengambilan keputusan

pengaruh penguasaan kosakata terhadap keterampilan berbicara siswa

kelas VI SDN Butung II Kota Makassar tampak analisis koefisien yang

menunjukkan nilai constant (50,747) dan nilai B = 0.366 serta harga t

hitung dan tingkat signifikansi 0.053. Tingkat signifikansi (a=0,05) untuk uji

dua pihak dan df atau dk (derajat kebebasan) = N-2 atau 40-2 = 38.

Dengan demikian, diperoleh t tabel = 2.021. Dengan demikian t hitung

Page 114: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

101

(3,361) > t tabel (2.021). Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini diterima

yang berarti semakin tinggi penguasaan kosakata siswa, maka semakin

tinggi pula keterampilannya dalam berbicara.

Page 115: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

102

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan penyajian analisis data dan pembahasan, disimpulkan

hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Tingkat minat membaca siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

tergolong tinggi dengan nilai rata-rata 80.69.

2. Motivasi membaca siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

tergolong tinggi dengan nilai rata-rata 77,14

3. Penguasaan kosakata siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

tergolong tinggi dengan nilai rata-rata 82,25 dan ketuntasan mencapai

87,5%.

4. Keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar

tergolong tinggi dengan nilai rata-rata 80,00 dan ketuntasan mencapai

80%.

5. Minat baca, motivasi membaca, dan penguasaan kosakata

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan berbicara

siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar. Artinya, minat baca,

motivasi membaca, dan penguasaan kosakata berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung

II Kota Makassar. Semakin tinggi minat baca, motivasi membaca, dan

102

Page 116: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

103

penguasaan kosakata siswa, maka akan semakin tinggi pula

keterampilan berbicara siswa kelas VI SDN Butung II Kota Makassar.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian diajukan saran sebagai

berikut:

1. Sesuai dengan minat baca, motivasi, dan penguasaan kosakata siswa

yang dikategorikan tinggi, maka disarankan kepada siswa agar lebih

meningkatkan minat, motivasi,dan penguasaan kosakata supaya dapat

mempengaruhi peningkatan hasil belajarnya pada semua keterampilan

berbahasa, termasuk berbicara.

2. Penguasaan kosakata siswa dikategorikan tinggi sehingga disarankan

kepada siswa agar lebih meningkatkan cara belajarnya menjadi amat

baik dengan lebih rajin belajar dna tetap meningkatkan minat untuk

belajar kosakata baru.

3. Guru hendaknya lebih mengintensifkan pembelajaran berbicara

dengan media yang inovatif karena masih ada sedikit siswa yang

kesulitan menyampaikan gagasan dengan pola kalimat yang sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia baku.

Page 117: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

104

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, J.E., (Ed.)., 1988. Teaching Reading. Boston: Scott, Foresman, and Company.

Alisjahbana, S.T., 1980. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Maidar G. dan Mukti. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP dan MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dowing dan Tampubolon, Manahan P. 1987. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif, dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Dimiyati. 2004. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Eanes, Robin. 1997. Content Area Literacy: Teaching for Today and Tomorrow. Albany: Delmar Publisher.

Ellis, G. dan B. Sinclair. 1989. Learning to Learn English. Cambridge: Cambridge University Press.

Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Haruna. 2012. “Keefektifan Buletin Board sebagai Media Pembelajaran Kosakata Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN 008 Galang Kota Batam”. Tesis. Makassar: PPS UNISMUH.

Hastuti P.H., Sri. dkk. 1985. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar VI Kotamadya Surabaya. Jakarta: Depdiknas.

Jafar, Muhammad. 2012. “Penerapan Media Flash Card dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Murid Kelas VI SDN KIP V Bara-Baraya, Kota Makassar”. Tesis. Makassar: PPS UNISMUH.

106

Page 118: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

105

Johnson, David W and Rogert T. Johnson. 2004. Meaningfuul Assessment: A Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon.

Jufri. 2002. Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Bahasa. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Keraf, Gorys. 1986. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores: Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 1995. Terampil Berbahasa Indonesia II. Petunjuk Guru Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Kurniawan, Endang. 2005. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Martono, Sugiyo Hadi dkk., 1990. Kosakata Bahasa Tulang Mamak. Jakarta: Depdikbud.

Moeliono, Anton Moedarto. dkk. Eds., 2005. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Narbuko, Cholid dan Adi Achmadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Oka, I Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.

Pageyasa, Wayan. 2004. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas 1 MTs Sunan Kalijaga Malang melalui Strategi Pemetaan Pikiran”. Tesis. Malang: PPs Universitas Negeri Malang.

Rahiem, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 119: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

106

Rofi’uddin, Ahmad & Zuhdi, Darmiyati. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud.

Rofi’uddin, Ahmad. 2002. Rancangan Penelitian Tindakan. Disajikan pada Lokakarya Tingkat Lanjut Penelitian Kualitatif Angkatan V Tahun 1996/1997. Tanggal 14 Oktober s.d. 13 Desember 1996 yang Diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian IKIP Malang. Malang: IKIP malang.

Rusdyana, Dwi. 2010. ”Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTsN Batu Malang”. Jurnal. Malang: UMM.

Said D. M., M. Ide. 1991. Diktat Mata Kuliah Keterampilan Membaca. Ujung Pandang: IKIP UP.

Sardiman A.M. 2003. Tugas dan Tanggung Jawab Guru serta Orang Tua dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta : Transito.

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedarsono, A. 2006. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Mandar Maju.

Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Sutari, Ide, K.Y. dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Dosen SLTP Setara D-III.

Tarigan, Djago. 1985. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1997. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Page 120: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

107

Wardhani, dkk. 2012. ”Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD 14 Koto Panjang Kecamatan Pauh Kota Padang. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang.

Widjono, H. S. 2005. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembang Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Page 121: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

108

LAMPIRAN

Page 122: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

109

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN MINAT BACA

A. Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda silang (X) salah satu huruf di depan jawaban

yang anda anggap paling benar dari pentanyaan/pernyataan

di bawah ini.

2. Bacalah setiap pertanyaan/pernyataan dengan baik sebelum

menjawab.

3. Tulislah identitas Anda pada tamen yang tersedia.

B. Identitas Responden

N a m a : ……………………….

N I S : ……………………….

Kelas : ……………………….

1. Saya senang dengan pelajaran membaca.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

2. Saya tidak pernah merasa bosan dengan aktivitas membaca.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

Page 123: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

110

3. Saya merasakan bahwa membaca merupakan bagian kehidupan

saya yang tidak terpisahkan

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

4. Saya tidak merasa kesulitan dalam menemukan ide pokok bacaan

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

5. Saya menggunakan metode atau teknik tertentu pada saat

membaca

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

6. Saya menyediakan waktu khusus untuk membaca (misalnya 1 hari

2 jam)?

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

7. Saya menyempatkan membaca koran, majalah, dan sejenisnya

baik di rumah maupun di tempat lain

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

8. Saya membuat target buku bacaan yang harus saya baca selama

satu minggu atau satu bulan?

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

Page 124: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

111

9. Saya menyisihkan uang untuk membeli buku kesukaan Anda

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

10. Jika teman saya memiliki buku baru, saya meminjamnya.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

11. Saya merasa bahwa pembelajaran membaca memberikan banyak

kepuasan.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

12. Dalam pembelajaran membaca, saya selalu menentukan standar

keberhasilan yang sempurna

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

13. Saya tidak pernah mengaitkan intensitas membaca dengan

penghargaan dari guru.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

14. Saya tetap membacabuku walaupun tanpa adatugas dari sekolah

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

Page 125: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

112

15. Berapa banyak jumlah buku, artikel, atau cerita yang pernah Anda

baca?

a. > 1000 judul c. < 300 judul e. < 50 judul

b. < 500 judul d. < 100 judul

Page 126: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

113

Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MEMBACA

A. Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda silang (X) salah satu huruf di depan jawaban

yang anda anggap paling benar dari pentanyaan/pernyataan

di bawah ini.

2. Bacalah setiap pertanyaan/pernyataan dengan baik sebelum

menjawab.

3. Tulislah identitas Anda pada tamen yang tersedia.

B. Identitas Responden

N a m a : ……………………….

N I S : ……………………….

Kelas : ……………………….

1. Pertama kali saya mengikuti pembelajaran membaca, saya percaya

bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

2. Pada awal pembelajaran membaca, ada sesuatu yang menarik bagi

saya.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

Page 127: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

114

3. Materi pembelajaran membaca lebih mudah dipahami daripada yang

saya harapkan.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

4. Setelah membaca informasi, saya yakin bahwa saya mengetahui apa

yang harus saya pelajari dari pembelajaran ini.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran membaca membuat

saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

6. Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi pembelajaran membaca

dengan apa yang telah saya ketahui.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

7. Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi pembelajaran membaca

dengan semua jenis materi.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

8. Materi pembelajaran membaca sangat menarik perhatian.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

Page 128: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

115

9. Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukkan kepada saya

bagaimana manfaat pembelajaran membaca.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

10. Saya sangat senang pada pembelajaran membaca sehingga saya

ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

11. Pada pembelajaran membaca ada hal-hal yang merangsang rasa

ingin tahu saya.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

12. Pembelajaran membaca relevan dengan kebutuhan saya.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

13. Keanekaragaman pada bacaan, tugas, ilustrasi dan lainlainnya

memukau perhatian saya pada pembelajaran.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

Page 129: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

116

14. Membaca memperoleh banyak ilmu sehingga saya dapat

menghubungkan isi pembelajaran ini dengan hal-hal yang telah saya

lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari.

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

15. Saya meyakini bahwa sering membaca berarti selalu mau maju dan

berkembang

a. Sangat setuju c. Agak setuju/Ragu-ragu e. Tidak setuju

b. Setuju d. Kurang setuju

Page 130: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

117

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN PENGUASAAN KOSAKATA

A. Identitas Responden

N a m a : ……………………….

N I S : ……………………….

Kelas : ……………………….

B. Tuliskan arti istilah berikut ini!

1. geng motor 2. proaktif 3. narkoba 4. korupsi 5. koruptor 6. caleg 7. tersangka 8. intelektual 9. kutu buku 10. prestasi

C. Tuliskan sinonim pada kata bercetak miring dalam kalimat berikut!

1. Zaman sekarang, setia murid diharapkan memiliki kreativitas dalam segala aspek.

2. Setiap Caleg tidak boleh pesimis melihat hasil perhitungan suara sementara.

3. Murid di SD Butng II rata-rata memiliki talenta bermain musik.

4. Jika Anda terbiasa lalai sejak kecil dalam melaksanakan shalat, maka akan berlanjut sampai usia tua.

5. Dia selalu mendapat peringkat di kelasnya karena memiliki kompetensi menjawab soal ujian pada semua mata pelajaran.

Page 131: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

118

D. Tuliskan antonim pada kata-kata berikut!

1. optimis

2. jujur

3. pandai

4. update

5. kuno

Page 132: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

119

Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Penguasaan Kosakata

A. Arti istilah berikut ini:

1. Geng motor: bentuk perkumpulan bagi anak remaja

yang selalu melakukan balapan liar dan

aksi kekerasan dan kejahatan

2. Proaktif: Sangat aktif/lebih aktif

3. Narkoba: bahan konsumsi haram yang

mengandung unsur narkotika dan obat

terlarang

4. Korupsi: penyelewengan atau penyalahgunaan

uang negara (perusahaan dsb) untuk

keuntungan pribadi atau orang lain.

5. Koruptor: orang yang menyelewengkan atau

menyalahgunakan uang negara

(perusahaan dsb) untuk keuntungan

pribadi atau orang lain.

6. Caleg: Orang mencalonkan diri menjadi

anggota legislatif

7. Tersangka: Pelaku kejahatan

8. Intelektual: Cerdas, berakal, dan berpikiran jernih

berdasarkan ilmu pengetahuan serta

mempunyai kecerdasan tinggi;

cendekiawan; totalitas pengertian atau

kesadaran, terutama yg menyangkut

pemikiran dan pemahaman

9. Kutu buku: Rajin membaca

10. Prestasi: Hasil dan nilai memuaskan yang dicapai

sebagai efek dari tindakan

Page 133: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

120

B. Sinonim pada kata bercetak miring pada kalimat berikut!

1. Zaman sekarang, setia murid diharapkan memiliki kreativitas

dalam segala aspek. Kreativitas: kemampuan untuk mencipta; daya cipta; 2 perihal

berkreasi; kekreatifan 2. Setiap Caleg tidak boleh pesimis melihat hasil perhitungan

suara sementara.

Pesimis: Putus harapan, kurang yakin akan berhasil 3. Murid di SD Butng II rata-rata memiliki talenta bermain

musik.

Talenta: Bakat, kemampuan 4. Jika Anda terbiasa lalai sejak kecil dalam melaksanakan

shalat, maka akan berlanjut sampai usia tua.

Lalai: Ceroboh, kurang teliti 5. Dia selalu mendapat peringkat di kelasnya karena memiliki

kompetensi menjawab soal ujian pada semua mata

pelajaran. Kompetensi: kemampuan, keterampilan

C. Antonim pada kata-kata berikut!

1. Optimis: Pesimis

2. Jujur: Bohong

3. Pandai: Bodoh

4. Update: Lama, Zaman dulu

5. Kuno: Modern

Page 134: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

121

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi: Berbicara

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VI (enam) Tahun Pelajaran : 2013 / 2014 Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit

Standar Kompetensi :

2. Memberikan informasi dan tanggapan lisan Kompetensi Dasar :

2.1 Menyampaikan pesan / informasi yang diperoleh dari berbagai Media dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

Indikator : 1. Murid dapat menjelaskan isi / maksud gambar yang disajikan

dengan bahasa yang runtut, baik dan benar. 2. Menanggapi (memuji sesuatu hal yang terdapat pada gambar

disertai alasan dengan bahasa yang santun A. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menjelaskan isi / maksud gambar yang disajikan dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

2. Peserta didik dapat menanggapi (memuji sesuatu hal yang terdapat pada gambar disertai alas an dengan bahasa yang santun

B. Materi Ajar Berbicara

C. Metode Pembelajaran - Pembelajaran PAIKEM - Metode pemberian tugas - Metode tanya jawab

D. Kegiatan Pembelajaran

Skenario Pembelajaran Nilai Karakter a. Kegiatan Awal

- Guru memeriksa kesiapan peserta didik

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Disiplin Rasa ingin tahu

Page 135: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

122

b. Kegiatan Inti a) Eksplorasi - Peserta didik

Mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran yang akan dicapai.

- Guru menampilkan / memperlihatkan beberapa media gambar yang menarik kepada peserta didik.

b) Elaborasi - Secara individu peserta didik dapat

menjelaskan isi / maksud gambar yang disajikan dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

- Secara individu peserta didik dapat menanggapi (memuji sesuatu hal yang terdapat pada gambar disertai alasan dengan bahasa yang santun)

- Secara individu peserta didik dapat menanggapi (mengkritik) sesuatu hal yang terdapat pada gambar disertai alasan dengan bahasa yang santun.

c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru:

- Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui murid

- Guru bersama murid melakukananya jawab meluruskan kesalah pahaman

- Memberikan penguatan dan merumuskan kesimpulan.

c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, Guru merefleksi pembelajaran, motivasi dan penugasan

E. Media dan Sumber Belajar

- Media : Flash card tentang Geng Motor dan tawuran, `Sumber Belajar : Koran, dan Buku Belajar Aktif Bahasa Indonesia Kelas VI hal. 47.

- KTSP 2006

Page 136: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

123

F. Penilaian Penilaian yang digunakan adalah Penilaian Proses. Tes yang digunakan adalah tes perbuatan tentang keterampilan berbicara. Makassar, Mei 2014 Guru Kelas Peneliti Sohoda, S. Pd. Sahariah, S. Pd.

Diketahui

Kepala Sekolah,

Muhtar, S. Pd.

Page 137: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

124

Format Penilaian Berbicara Kompetensi Dasar : Menyampaikan informasi / pesan yang

diperoleh dari berbagai media dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

Kelas : VI (enam) Media : Flash Card tentang Geng Motor dan tawuran

No Kode

Peserta Didik

Jumlah Pilihan Kata

(1 – 5)

Lafal (1 – 3)

Irama (1 – 3)

Jeda (1 – 3)

Mimik (1 – 3)

Gerak-gerik

(1 – 3) Jumlah

1 01

2 02

3 03

4 04

5 05

6 06

7 07

8 08

9 09

10 010

11 011

12 012

13 013

14 014

15 015

16 016

17 017

18 018

19 019

20 020

21 021

Bersambung….

Page 138: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

125

22 022

23 023

24 024

25 025

26 026

27 027

28 028

29 029

30 030

31 031

32 032

33 033

34 034

35 035

36 036

37 037

38 038

39 039

40 040

Keterangan: Skor Maksimal = 20

Nilai = 100xMaksimalSkorPerolehanSkor

Sambungan tabel lampiran penilaian

Page 139: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

126

Lampiran 6. Skor Minat Baca

No. Item/Soal Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 50 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 55 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 55 6 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 54 7 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 52 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 56 9 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 65

10 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 73 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 70 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 74 13 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 66 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 15 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 16 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 17 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 55 18 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 19 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 56 21 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 22 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 53 23 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 56 24 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 50 25 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 62 26 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 57 27 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 72 28 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 62 29 4 4 4 4 3 3 3 5 5 3 4 4 4 3 4 57 30 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 68 31 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 68 32 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 54 33 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 34 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 64 35 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 36 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 56 38 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 39 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 53 40 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 56

Page 140: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

127

Konversi Skor Minat Baca ke dalam Nilai Skala 1-100

No. Skor Nilai

1 50 66.6 2 52 69.3 3 50 66.6 4 55 73.3 5 55 73.3 6 54 72 7 52 69.3 8 56 74.6 9 65 86.6

10 73 97.3 11 70 93.3 12 74 98.6 13 66 88 14 75 100 15 64 85.3 16 64 85.3 17 55 73.3 18 64 85.3 19 64 85.3 20 56 74.6 21 64 85.3 22 53 70.6 23 56 74.6 24 50 66.6 25 62 82.6 26 57 76 27 72 96 28 62 82.6 29 57 76 30 68 90.6 31 68 90.6 32 54 72 33 64 85.3 34 64 85.3 35 64 85.3 36 64 85.3 37 56 74.6 38 64 85.3 39 53 70.6 40 56 74.6

Skor Maksimal = 75 Nilai = SkorPerolehan/Skor MaksimalX100

Page 141: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

128

Lampiran 7. Data Skor Motivasi Membaca No. Urt Sampel

Item Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 55 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61 6 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 62 7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 57 8 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 9 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61

10 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61 11 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 12 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61 13 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 56 14 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 58 15 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 16 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61 17 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 18 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61 19 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 20 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 21 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 5 4 62 22 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 54 23 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 4 54 24 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 57 25 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 4 54 26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 3 4 4 60 27 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 57 28 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 54 29 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 5 4 62 30 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 56 31 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 4 54 32 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 69 33 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 64 34 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 5 4 62 35 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 58 36 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 37 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61 38 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55 39 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 61 40 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 55

Page 142: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

129

Konversisi Skor Motivasi Membaca ke dalam Nilai Skala 1-100

No. Skor Nilai

1 55 73.3 2 55 73.3 3 57 76 4 55 73.3 5 61 81.3 6 62 82.6 7 57 76 8 55 73.3 9 61 81.3

10 61 81.3 11 55 73.3 12 61 81.3 13 56 74.6 14 58 77.3 15 55 73.3 16 61 81.3 17 55 73.3 18 61 81.3 19 55 73.3 20 55 73.3 21 62 82.6 22 54 72 23 54 72 24 57 76 25 54 72 26 60 80 27 57 76 28 54 72 29 62 82.6 30 56 74.6 31 54 72 32 69 92 33 64 85.3 34 62 82.6 35 58 77.3 36 55 73.3 37 61 81.3 38 55 73.3 39 61 81.3 40 55 73.3

Skor Maksimal = 75 Nilai = SkorPerolehan/Skor MaksimalX100

Page 143: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

130

Lampiran 8. Nilai Penguasaan Kosakata No. Kode Sampel Nilai

1 01 88 2 02 74 3 03 79 4 04 85 5 05 90 6 06 88 7 07 85 8 08 77 9 09 87

10 010 86 11 011 80 12 012 75 13 013 86 14 014 79 15 015 85 16 016 82 17 017 70 18 018 79 19 019 86 20 020 90 21 021 89 22 022 89 23 023 78 24 024 90 25 025 78 26 026 79 27 027 91 28 028 70 29 029 89 30 030 90 31 031 72 32 032 80 33 033 71 34 034 75 35 035 80 36 036 88 37 037 80 38 038 77 39 039 90 40 040 83

Page 144: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

131

Lampiran 9. Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara

Kompetensi Dasar : Menyampaikan informasi / pesan yang diperoleh dari berbagai media dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

Skor Perolehan Keterampilan Berbicara

No Kode

Peserta Didik

Jumlah Pilihan Kata

(1 – 5)

Lafal (1 – 3)

Irama (1 – 3)

Jeda (1 – 3)

Mimik (1 – 3)

Gerak-gerik

(1 – 3) Jumlah

1 01 5 3 2 3 2 3 18 2 02 4 3 2 2 2 2 15 3 03 4 2 2 3 2 1 14 4 04 4 3 2 2 2 1 14 5 05 5 3 3 3 2 2 18 6 06 4 3 3 2 2 2 16 7 07 4 3 2 2 2 1 14 8 08 4 3 2 2 1 2 14 9 09 5 3 3 2 2 2 17

10 010 5 3 2 3 2 2 17 11 011 4 3 2 2 2 2 15 12 012 4 3 2 2 2 2 15 13 013 5 3 3 3 3 2 19 14 014 4 3 2 2 1 1 14 15 015 4 3 2 3 2 2 16 16 016 4 3 2 3 2 2 16 17 017 4 3 3 2 2 2 16 18 018 5 3 3 3 2 2 18 19 019 4 3 3 2 2 2 16 20 020 4 3 2 3 2 2 16 21 021 4 3 2 3 2 2 16 22 022 5 3 3 3 2 2 18 23 023 4 3 2 3 2 2 16 24 024 4 3 3 2 2 2 16 25 025 4 3 2 2 2 2 15 26 026 5 3 3 3 3 2 19 27 027 4 3 2 2 1 1 14 28 028 4 3 2 3 2 2 16 29 029 4 3 2 3 2 2 16 30 030 5 3 3 3 2 2 18 31 031 4 3 3 2 2 2 16 32 032 4 3 2 2 2 1 14 33 033 4 3 2 2 1 2 14

Bersambung….

Page 145: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

132

34 034 5 3 3 2 2 2 17 35 035 5 3 2 3 2 2 17 36 036 4 3 3 3 3 2 18 37 037 5 3 3 2 2 2 17 38 038 5 3 2 3 2 2 17 39 039 4 3 3 3 3 2 18 40 040 5 3 3 2 2 2 17

Sambungan tabel lampiran 8

Page 146: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

133

Konversi Skor ke dalam Nilai Berskala 1-100

No Kode Peserta Didik Skor Nilai

1 01 18 90 2 02 15 75 3 03 14 70 4 04 14 70 5 05 18 90 6 06 16 80 7 07 14 70 8 08 14 70 9 09 17 85

10 010 17 85 11 011 15 75 12 012 15 75 13 013 19 95 14 014 14 70 15 015 16 80 16 016 16 80 17 017 16 80 18 018 18 90 19 019 16 80 20 020 16 80 21 021 16 80 22 022 18 90 23 023 16 80 24 024 16 80 25 025 15 75 26 026 19 95 27 027 14 70 28 028 16 80 29 029 16 80 30 030 18 90 31 031 16 80 32 032 14 70 33 033 14 70 34 034 17 85 35 035 17 85 36 036 18 90 37 037 17 85 38 038 17 85 39 039 18 90 40 040 17 85

Page 147: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

134

Lampiran 10. Analisis Deskriptif Tiap Variabel Statistics

Minat Baca

Motivasi Membaca

Penguasaan Kosakata

Keterampilan Berbicara

N Valid 40 40 40 40 Missing 0 0 0 0

Mean 80.69 77.14 82.25 80.88 Median 82.60 76.00 82.50 80.00 Std. Deviation 9.433 4.751 6.324 7.501

Variance 88.987 22.576 39.987 56.266 Minimum 67 72 70 70 Maximum 100 92 91 95 Sum 3228 3086 3290 3235

Page 148: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

135

Frequency Table Minat Baca

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 100 1 2.5 2.5 2.5

99 1 2.5 2.5 5.0 97 1 2.5 2.5 7.5 96 1 2.5 2.5 10.0 93 1 2.5 2.5 12.5 91 2 5.0 5.0 17.5 88 1 2.5 2.5 20.0 87 1 2.5 2.5 22.5 85 10 25.0 25.0 47.5 83 2 5.0 5.0 52.5 76 2 5.0 5.0 57.5 75 5 12.5 12.5 70.0 73 3 7.5 7.5 77.5 72 2 5.0 5.0 82.5 71 2 5.0 5.0 87.5 69 2 5.0 5.0 92.5 67 3 7.5 7.5 100.0 Total 40 100.0 100.0

Page 149: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

136

Motivasi Membaca

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 92 1 2.5 2.5 2.5

85 1 2.5 2.5 5.0 83 4 10.0 10.0 15.0 81 8 20.0 20.0 35.0 80 1 2.5 2.5 37.5 77 2 5.0 5.0 42.5 76 4 10.0 10.0 52.5 75 2 5.0 5.0 57.5 73 12 30.0 30.0 87.5 72 5 12.5 12.5 100.0 Total 40 100.0 100.0

Page 150: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

137

Penguasaan Kosakata

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 91 1 2.5 2.5 2.5

90 5 12.5 12.5 15.0 89 3 7.5 7.5 22.5 88 3 7.5 7.5 30.0 87 1 2.5 2.5 32.5 86 3 7.5 7.5 40.0 85 3 7.5 7.5 47.5 83 1 2.5 2.5 50.0 82 1 2.5 2.5 52.5 80 4 10.0 10.0 62.5 79 4 10.0 10.0 72.5 78 2 5.0 5.0 77.5 77 2 5.0 5.0 82.5 75 2 5.0 5.0 87.5 74 1 2.5 2.5 90.0 72 1 2.5 2.5 92.5 71 1 2.5 2.5 95.0 70 2 5.0 5.0 100.0 Total 40 100.0 100.0

Page 151: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

138

Keterampilan Berbicara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 95 2 5.0 5.0 5.0

90 7 17.5 17.5 22.5 85 7 17.5 17.5 40.0 80 12 30.0 30.0 70.0 75 4 10.0 10.0 80.0 70 8 20.0 20.0 100.0 Total 40 100.0 100.0

Page 152: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

139

Pie Chart

67697172737576838587889193969799100

Minat Baca

72737576778081838592

Motivasi Membaca

Page 153: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

140

707172747577787980828385868788899091

Penguasaan Kosakata

707580859095

Keterampilan Berbicara

Page 154: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

141

Lampiran 11. Analisis Regresi Variabel X terhadap Y Regression Minat Baca (X1) terhadap Keterampilan Berbicara (Y) Descriptive Statistics

Mean Std.

Deviation N Keterampilan Berbicara 80.88 7.501 40

Minat Baca 80.69 9.433 40 Correlations

Keterampilan

Berbicara Minat Baca

Pearson Correlation

Keterampilan Berbicara 1.000 -.031

Minat Baca -.031 1.000 Sig. (1-tailed) Keterampilan

Berbicara . .424

Minat Baca .424 . N Keterampilan

Berbicara 40 40

Minat Baca 40 40 Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Minat Baca(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 155: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

142

Model Summary(b)

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

R Square Change

F Change df1 df2

1 .031(a) .001 -.025 7.595 .001 .037 1 38 .848 a Predictors: (Constant), Minat Baca b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara ANOVA(b) Model

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 2.143 1 2.143 .037 .848(a)

Residual 2192.232 38 57.690

Total 2194.375 39

a Predictors: (Constant), Minat Baca b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) 82.880 10.473 7.914 .000

Minat Baca -.025 .129 -.031 -.193 .848

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 156: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

143

Residuals Statistics(a)

Minimu

m Maximu

m Mean Std.

Deviation N Predicted Value 80.40 81.23 80.88 .234 40 Std. Predicted Value -2.047 1.494 .000 1.000 40

Standard Error of Predicted Value 1.226 2.764 1.652 .400 40

Adjusted Predicted Value 79.93 82.23 80.94 .508 40

Residual -11.225 14.307 .000 7.497 40 Std. Residual -1.478 1.884 .000 .987 40 Stud. Residual -1.543 1.923 -.004 1.015 40 Deleted Residual -12.231 14.909 -.065 7.937 40 Stud. Deleted Residual -1.572 1.997 -.004 1.031 40

Mahal. Distance .041 4.189 .975 1.027 40 Cook's Distance .000 .165 .030 .037 40 Centered Leverage Value .001 .107 .025 .026 40

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 157: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

144

Charts

Regression Standardized Residual210-1-2

Freq

uenc

y

12

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Mean =-4.11Std. Dev. =

N =40

Page 158: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

145

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 159: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

146

Regression Standardized Predicted Value10-1-2-3

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed D

elet

ed (P

ress

) R

esid

ual

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 160: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

147

Regression Standardized Predicted Value10-1-2-3

Ket

eram

pila

n B

erbi

cara

95

90

85

80

75

70

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 161: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

148

Regression Motivasi Membaca (X2) terhadap Keterampilan Berbicara (Y) Descriptive Statistics

Mean Std.

Deviation N Keterampilan Berbicara 80.88 7.501 40

Motivasi Membaca 77.14 4.751 40 Correlations

Keterampilan

Berbicara

Motivasi Membac

a Pearson Correlation

Keterampilan Berbicara 1.000 -.035

Motivasi Membaca -.035 1.000 Sig. (1-tailed) Keterampilan

Berbicara . .414

Motivasi Membaca .414 . N Keterampilan

Berbicara 40 40

Motivasi Membaca 40 40 Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Motivasi Membaca(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 162: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

149

Model Summary(b)

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

R Square Change

F Change df1 df2

1 .035(a) .001 -.025 7.594 .001 .048 1 38 .828

a Predictors: (Constant), Motivasi Membaca b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara ANOVA(b) Model

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 2.762 1 2.762 .048 .828(a)

Residual 2191.613 38 57.674

Total 2194.375 39

a Predictors: (Constant), Motivasi Membaca b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) 85.195 19.779 4.307 .000 Motivasi Membaca -.056 .256 -.035 -.219 .828

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 163: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

150

Residuals Statistics(a)

Minimu

m Maximu

m Mean Std.

Deviation N Predicted Value 80.04 81.16 80.88 .266 40 Std. Predicted Value -3.128 1.081 .000 1.000 40

Standard Error of Predicted Value 1.201 3.989 1.640 .445 40

Adjusted Predicted Value 80.20 83.87 80.97 .627 40

Residual -11.090 14.285 .000 7.496 40 Std. Residual -1.460 1.881 .000 .987 40 Stud. Residual -1.554 1.914 -.005 1.015 40 Deleted Residual -13.869 14.793 -.091 7.951 40 Stud. Deleted Residual -1.585 1.987 -.005 1.030 40

Mahal. Distance .001 9.784 .975 1.522 40 Cook's Distance .000 .460 .032 .073 40 Centered Leverage Value .000 .251 .025 .039 40

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 164: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

151

Charts

Regression Standardized Residual210-1-2

Freq

uenc

y

12

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Mean =-6.37Std. Dev. =

N =40

Page 165: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

152

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 166: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

153

Regression Standardized Predicted Value10-1-2-3-4

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed D

elet

ed (P

ress

) R

esid

ual

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 167: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

154

Regression Standardized Predicted Value10-1-2-3-4

Ket

eram

pila

n B

erbi

cara

95

90

85

80

75

70

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 168: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

155

Regression Standardized Predicted Value10-1-2-3-4

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed D

elet

ed (P

ress

) R

esid

ual

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 169: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

156

Regression Standardized Predicted Value10-1-2-3-4

Ket

eram

pila

n B

erbi

cara

95

90

85

80

75

70

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 170: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

157

Regression Penguasaan Kosakata (X3) terhadap Keterampilan Berbicara (Y) Descriptive Statistics

Mean Std.

Deviation N Keterampilan Berbicara 80.88 7.501 40

Penguasaan Kosakata 82.25 6.324 40

Correlations

Keterampilan

Berbicara Penguasaan Kosakata

Pearson Correlation

Keterampilan Berbicara 1.000 .309

Penguasaan Kosakata .309 1.000

Sig. (1-tailed) Keterampilan Berbicara . .026

Penguasaan Kosakata .026 .

N Keterampilan Berbicara 40 40

Penguasaan Kosakata 40 40

Page 171: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

158

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Penguasaan Kosakata(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara Model Summary(b)

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

R Square Change

F Change df1 df2

1 .309(a) .095 .072 7.228 .095 4.006 1 38 .053 a Predictors: (Constant), Penguasaan Kosakata b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara ANOVA(b) Model

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 209.251 1 209.251 4.006 .053(a)

Residual 1985.124 38 52.240

Total 2194.375 39

a Predictors: (Constant), Penguasaan Kosakata b Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 172: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

159

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) 50.747 15.097 3.361 .002 Penguasaan Kosakata .366 .183 .309 2.001 .053

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara Residuals Statistics(a)

Minimu

m Maximu

m Mean Std.

Deviation N Predicted Value 76.39 84.08 80.87 2.316 40 Std. Predicted Value -1.937 1.384 .000 1.000 40

Standard Error of Predicted Value 1.144 2.517 1.575 .367 40

Adjusted Predicted Value 75.89 85.21 80.87 2.369 40

Residual -14.080 15.315 .000 7.134 40 Std. Residual -1.948 2.119 .000 .987 40 Stud. Residual -2.025 2.153 .001 1.010 40 Deleted Residual -15.207 15.818 .008 7.470 40 Stud. Deleted Residual -2.115 2.268 -.001 1.029 40

Mahal. Distance .002 3.753 .975 .971 40 Cook's Distance .000 .164 .023 .029 40 Centered Leverage Value .000 .096 .025 .025 40

a Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 173: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

160

Charts

Regression Standardized Residual3210-1-2

Freq

uenc

y

12

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Mean =-5.1Std. Dev. =

N =40

Page 174: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

161

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 175: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

162

Regression Standardized Predicted Value10-1-2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed D

elet

ed (P

ress

) R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 176: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

163

Regression Standardized Predicted Value10-1-2

Ket

eram

pila

n B

erbi

cara

95

90

85

80

75

70

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 177: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

164

Regression Standardized Predicted Value10-1-2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed D

elet

ed (P

ress

) R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 178: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

165

Regression Standardized Predicted Value10-1-2

Ket

eram

pila

n B

erbi

cara

95

90

85

80

75

70

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 179: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

166

Regression Standardized Predicted Value10-1-2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed D

elet

ed (P

ress

) R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara

Page 180: PENGARUH MINAT MEMBACA, MOTIVASI, DAN PENGUASAAN …

167

Regression Standardized Predicted Value10-1-2

Ket

eram

pila

n B

erbi

cara

95

90

85

80

75

70

Scatterplot

Dependent Variable: Keterampilan Berbicara