Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR
PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP
KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Mudzilatun Nupus
NIM. 1112016200049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
v
ABSTRAK
Mudzilatun Nupus, “Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) terhadap Kemampuan Komunikasi Verbal Siswa”,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Kemampuan komunikasi verbal siswa kurang terlatih dikarenakan
kurangnya partisipasi siswa selama pembelajaran. Berdasarkan hal
tersebut, dibutuhkan suatu metode ajar yang dapat meningkatkan
partisipasi siswa selama pembelajaran serta kemampuan komunikasi
verbal siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan
metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap
kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi ikatan kimia. Penelitian
ini diberikan kepada kelas X MIA 1 MAN 1 Kota Tangerang Selatan pada
tanggal 20 Februari sampai 1 Maret semester genap tahun ajaran
2016/2017. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
quasi eksperimen. Sampel penelitian berjumlah masing-masing 30 orang
siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu purpossive sampling dengan instrumen tes essay,
lembar kerja siswa dan lembar observasi. Hasil uji hipotesis diperoleh data
thitung > ttabel atau 6,741 > 2,002 pada taraf signifikansi 5% sehingga H0
ditolak dan terima H1. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap
kemampuan komunikasi verbal siswa. Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi verbal siswa.
Kata Kunci: Metode Thinking Aloud pair Problem Solving (TAPPS),
Kemampuan Komunikasi Verbal, Ikatan Kimia.
vi
ABSTRACT
Mudzilatun Nupus, “The Effect of Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) Method on Verbal Communication Skills Students”,
Chemistry Education Studies Program, Science Education Departemen,
Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2017.
The ability of students’verbal communication skills is not trained well
because of students’ participation in learning process is not good. Based
on that fact, teaching method to increase students’ participation in
learning process and students’verbal communication skills. This study
aims to determine the effect of thinking aloud pair problem solving
(TAPPS) method on verbal communication skills students in chemical
bond. This research was conducted at class X MIA 1 MAN 1 Kota
Tangerang Selatan on date 20 February until 1 march even semester of
2016/2017. The method used in this study is quasi-experimental research.
The sample used in this study is 30 student in control and eksperimen
groups. The sample was taken by purposive sampling used students’
worksheet, observation paper and essay. The result showed that tcount >
ttabel or 6,741 > 2,002 at significance level 5%, value tcount lies in the
region reject H0 and accept H1. This shown that there are an effect of
thinking aloud pair problem solving (TAPPS) method on verbal
communication skills students. This study is expected to improve student’s
verbal communication skills.
Keywords : Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), Verbal
Communication Skill, Chemical Bond.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim,
Alhamdullilahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di hari
akhir kelak.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) terhadap Kemampuan Komunikasi Verbal Siswa” ini
ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1)
pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan skrispsi ini, diantaranya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku pembimbing I yang selalu memberikan
semangat, arahan, ide dan saran serta dorongan kepada peneliti.
4. Evi Sapinatul, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, waktu, saran dan perhatiannya kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
5. Dewi Muniarti, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan
kritik dan saran selama proses validasi.
viii
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
7. Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis, selaku Kepala Madrasah MAN 1 Kota
Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
8. Susi Indaharini, S.Pd, selaku guru kimia MAN 1 Kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan dukungan dan meluangkan waktunya selama
penulis melakukan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas X MIA 1 dan X MIA 2 MAN 1 Kota Tangerang Selatan
tahun ajaran 2016/2017 yang telah membantu melanjarkan proses
penelitian
10. Orang tua tercinta (Ayah Son Aji, S.Pd dan Ibu Imas Suryati) yang selalu
memberikan doa, dukungan, dan bantuan moril maupun materil kepada
penulis.
11. Adik-adik tercinta yaitu, Ikbal, Akbar dan Izza yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis selama penulis menyelesaikan
proses skripsi.
12. Grup KISIE yang beranggotakan Wiwiek Anggraeni, S.Pd, Anisfah L
Sangaji, S.Pd, Diah Ayu Pertiwi, S.Pd, Amaliyah Mahmudah, S.Pd., yang
telah memberikan keceriaan kepada penulis selama penulis menjalankan
proses skripsi.
13. Teman-teman Pendidikan Kimia khususnya Pendidikan Kimia B 2012 yang
saling memberikan motivasi.
14. Teman-teman bimbingan Bapak Tonih dan Ibu Evi yang telah berbagi
kesabaran, pengalaman, dan dukungannya.
15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga tersusunnya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
ix
memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum
bagi peningkatan mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang
berkualitas. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 4 Desember 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………………………………… iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI …………………………. iv
ABSTRAK ……………………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR …………………………………………………… vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 5
C. Pembatasan Masalah …………………………………………….... 5
D. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 5
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 5
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………… 7
A. Deskripsi Teoritik………………………………………………….. 7
1. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) …….. 7
2. Kemampuan Komunikasi Siswa………………………………. 13
B. Materi Ikatan Kimia………………………………………………. 19
C. Penelitian yang Relevan …………………………………………. 22
D. Kerangka Pikir …………………………………………………… 24
E. Hipotesis Penelitian ……………………………………………… 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 28
A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………. 28
B. Metode dan Desain Penelitian …………………………………… 28
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 29
xi
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 29
E. Instrumen Penelitian ……………………………………………... 30
F. Validasi Instrumen ……………………………………………….. 35
G. Teknik Analisi Data ……………………………………………… 39
BAB IV HASIL DAN PEMBHASAN………………………………….. 43
A. Hasil Penelitian …………………………………………………… 43
1. Data Hasil Pretest dan Postest pada Kelas Kontrol dan
Eksperimen………………………………………………………..
43
2. Data Hasil Pretest dan Postest berdasarkan Indikator
Kemampuan Komunikasi Verbal pada Kelas Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………………….
44
3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa ………………………………… 45
4. Data Hasil Lembar Observasi …………………………………… 46
5. Hasil Analisis Data ……………………………………………… 46
B. Pembahasan……………………………………………………….. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 61
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 61
B. Saran ……………………………………………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ………………………………………… 28
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 29
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi
Verbal …………………………………………………….
30
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………. 33
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi…………………… 34
Tabel 3.6 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ………………………… 36
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ………………………….. 37
Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ………………… 37
Tabel 3.9 Tingkat Daya Pembeda …………………………………. 38
Tabel 3.10 Skala Kegiatan …………………………………………… 42
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Postest pada Kelas Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………….
43
Tabel 4.2 Presentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal
Siswa Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ……...
44
Tabel 4.3 Presentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal
Siswa Hasil Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ……..
45
Tabel 4.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ……………………………….. 45
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dan Guru ………………. 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………….
47
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretes Kelas Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………….
47
Tabel 4.8 Hasil Uji-t Pretest kelas Kontrol dan Eksperimen ……….. 48
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………….
49
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………….
50
xiii
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Postest Kelas Kontrol dan
Eksperimen ……………………………………………….
50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah Metode TAPPS dalam Pembelajaran …………. 10
Gambar 2.2 Kerangka Pikir …………………………………………... 26
Gambar 4.1 Pembelajaran Siswa ……………………………………... 55
Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Persentase Rata-rata Indikator
Kemampuan Komunikasi Verbal Siswa pada Kelas
Kontrol dan Eksperimen …………………………………
55
Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol ………………….. 59
Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ……………… 59
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis KD dan Indikator …………………………….. 67
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ………………………………... 83
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ……………………………………. 96
Lampiran 4 Lembar Validasi Kisi-kisi Tes Essay …………………. 107
Lampiran 5 Soal Uji Validasi Siswa ……………………………….. 128
Lampiran 6 Analisis Butir Soal Hasil Validasi …………………….. 131
Lampiran 7 Soal Pretest-Postest …………………………………… 137
Lampiran 8 Hasil Validasi LKS ……………………………………. 139
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa …………………………………... 140
Lampiran 10 Hasil nilai Pretest dan Postest KKV Kelas Kontrol dan
Eksperimen …………………………………………….
158
Lampiran 11 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan
Indikator KKV …………………………………………
162
Lampiran 12 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan
Indikator KKV …………………………………………
164
Lampiran 13 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan
Indikator KKV …………………………………………
166
Lampiran 14 Data Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan
Indikator KKV …………………………………………
168
Lampiran 15 Uji Normalitas Nilai Pretest Eksperimen ……………... 170
Lampiran 16 Uji Normalitas Nilai Pretest Kontrol …………………. 172
Lampiran 17 Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ………………………………………………..
174
Lampiran 18 Uji Hipotesis Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ………………………………………………..
176
Lampiran 19 Uji Normalitas Nilai Postest Eksperimen....................... 178
Lampiran 20 Uji Normalitas Nilai Postest Kontrol …………………. 179
xvi
Lampiran 21 Uji Homogenitas Nilai Postest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ……………………………………………….
180
Lampiran 22 Uji Hipotesis Nilai Postest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ………………………………………………..
182
Lampiran 23 Data Hasil Lembar Kerja Siswa ……………………… 184
Lampiran 24 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model TAPPS …… 186
Lampiran 25 Hasil Lembar Observasi ………………………………. 198
Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi................................................. 204
Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……….. 206
Lampiran 28 Contoh Lembar Jawaban Siswa ………………………. 207
Lampiran 29 Contoh Jawaban LKS Siswa ………………………….. 211
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Dokumentasi Penelitian ……………………………….
Hasil Wawancara ………………………………………
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS)…………………..
215
216
217
Lampiran 33 Lembar Uji Referensi …………………………………. 225
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mewarnai dunia
pendidikan kita dewasa ini dan menjadi bagian utama dalam isi pengajaran.
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
kemampuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan, manusia sebagai
subjek pembangunan dapat dididik, dibina dan dikembangkan potensi-
pontensinya. Dalam menunjang kemajuan pendidikan, pemerintah pun
memberikan perhatian besar terhadap pelaksanaan program pendidikan di
Indonesia. Hal ini terbukti bahwa pelaksanaan pendidikan di Indonesia telah
diatur dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 (UUD 1945), yakni pemerintah turut serta dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Selaras dengan tujuan pendidikan yang tertera dalam Undang-Undang
No. 20 tahun 2003 pasal 3, yang merumuskan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Kelembagaan ristekdikti, 2016).
Pencapaian tujuan pendidikan nasional menjadi tantangan termasuk
peningkatan mutu, relevansi dan efektivitas pendidikan sebagai tuntutan
nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat,
berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan dan kurikulum sekolah.
Dalam buku ilmu pendidikan menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan
usaha yang dijalankan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar menjadi
lebih dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi
2
dalam arti mental” (Sudirman, Rusyan, Arifin, dan fathoni, 1999). Selain itu
Mudyahardjo (2012) menyatakan bahwa “pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal”. Selama
melaksanakan program pendidikan tersebut pelaksana pendidikan haruslah
memiliki pedoman pelaksanaan selama proses tersebut berlangsung. Zulfiani,
Feronika, dan Suartini (2009) menekankan bahwa “kurikulum (curriculum)
merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam
kegiatan belajar mengajar”. Dengan demikian, keberadaan kurikulum
sangatlah penting bagi seorang pelaksana pendidikan yaitu guru selama
mendidik muridnya.
Di Indonesia sudah banyak kurikulum yang berlaku, dimulai dari
kurikulum 1947 yang menekankan pada pembentukan karakter kebangsaan
hingga kurikulum 2013 yang menekankan proses belajar pada siswa. Pada
kurikulum 2013 pemerintah memiliki standar pendidikan nasional yang
mencakup standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan dan standar penilaian pendidikan
(BSNP, 2017).
Berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016, pemerintah
mengharapkan “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan fisik serta psikologis peserta didik” (Permendikbud, 2016). Selain
itu, berdasarkan Permendikbud No 20 tahun 2016 menyatakan bahwa salah
satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa adalah komunikatif
(Permendikbud, 2016). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 harus melibatkan keaktifan siswa serta
meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmat, M., Muhardjito
dan Zulaikah (2014) menjelaskan bahwa penerapan strategi pembelajaran di
3
kelas masih bersifat teacher centered yang belum dapat mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah siswa serta keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Salah satu hal yang menjadi kurangnya keaktifan siswa dalam
belajar ialah kemampuan siswa tersebut dalam berkomunikasi di kelas saat
pembelajaran berlangsung.
Kurangnya keaktifan siswa dalam belajar juga dibenarkan oleh guru
bidang studi kimia di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa di
kelas cenderung pasif. Siswa merasa cukup apabila materi yang diajarkan
telah mereka pahami dan hanya menerima apa yang diajarkan guru. Salah satu
hal yang menjadi kurangnya keaktifan siswa dalam belajar ialah kemampuan
siswa tersebut dalam berkomunikasi di kelas saat pembelajaran berlangsung.
Inilah yang menyebabkan pembelajaran di kelas kurang mengaktifan siswa
dalam belajar. Menurut Rahayu (2013), keterampilan berkomunikasi siswa
merupakan partisipasi siswa untuk mengungkapkan pemikiran, gagasan,
pengetahuan, ataupun informasi baru yang dimilikinya berupa verbal dan
nonverbal dalam proses pembelajaran yang akan memudahkan siswa untuk
memahami materi pelajaran serta menambah pengetahuan bagi siswa yang
menyampaikan gagasan. Kurangnya partisipasi siswa ini yang menyebabkan
pembelajaran di kelas kurang mengaktifan siswa dalam belajar.
Komunikasi secara umum terbagi ke dalam komuikasi verbal dan
nonverbal. Menurut Justiani (2014) yang dikatakan komunikasi verbal adalah
bentuk komunikasi yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik secara
tertulis maupun lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi
yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, simbol-
simbol dan intonasi suara. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa
maka diperlukan suatu metode ajar yang mampu memberikan keaktifan
sekaligus peningkatan kemampuan komunikasi siswa. Menurut Pate, Wardlow
dan Johnson seperti yang dikutip Maula (2014), Metode Thinking Aloud Pair
Problem solving merupakan metode pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah melalui penyelidikan dan perluasan verbal.
4
Aktivitas metode TAPPS dilakukan dengan kelompok kecil yang
heterogen. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi yang positif antar siswa
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan
masalah-masalah kimia. Setiap kelompok berpasangan sesuai dengan
kependekan dari TAPPS yaitu pair = berpasangan (Maula, 2014). Seorang
siswa bertugas memecahkan masalah bersama temannya yang secara tidak
langsung membantu proses pemecahan masalah dengan cara meminta
penjelasan seluruh langkah pemecahan masalah yang dilakukan siswa
tersebut (Stice, 2012). Hal ini membuat siswa untuk terus aktif dan
menggunakan kemampuan komunikasi dalam menyelesaikan masalah.
Banyak penelitian yang menggunakan TAPPS sebagai metode
pembelajaran dalam pelajaran sains. Salah satunya ialah penelitian yang
berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode TAPPS
Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa (Mukaromah, Subchan,
dan Pujiastuti, 2008). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode TAPPS dalam pelajaran biologi memberikan pengaruh
signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa (Mukaromah, Subchan, dan
Pujiastuti, 2008). Selain itu, berdasarkan hasil studi lapangan materi ikatan
kimia merupakan materi yang cukup sulit untuk dimengerti oleh kebanyakan
siswa. Selama proses pembelajaran ikatan kimia, siswa hanya mengetahui
pengertian ikatan kimia tanpa megetahui bagaimana proses terbentuknya
ikatan. Metode TAPPS dapat digunakan selama pembelajaran materi ikatan
kimia, karena siswa dapat menggunakan kemampuan komunikasi verbal saat
menjelaskan proses terbentuknya ikatan kimia. Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa metode TAPPS ialah sebuah metode
pembelajaran yang menekankan pada cara komunikasi siswa dalam
menyelesaikan masalah. Oleh karena belum adanya penelitian yang
menerapkan metode TAPPS dalam pelajaran kimia mendorong peneliti untuk
mengkaji bagaimana pengaruh penggunaan metode TAPPS terhadap
kemampuan komunikasi verbal siswa di dalam pelajaran kimia.
5
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Penerapan strategi pembelajaran di kelas masih bersifat teacher centered.
2. Kurangnya partisipasi siswa dalam belajar.
3. Rendahnya kemampuan komunikasi siswa dalam belajar.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka
permasalahan ini dibatasi pada :
1. Metode pembelajaran kimia yang akan diterapkan adalah dengan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).
2. Kemampuan komunikasi yang diukur adalah kemampuan komunikasi
verbal siswa.
3. Materi yang disampaikan adalah ikatan kimia
D. Perumusahan Masalah
Adapun masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa ?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh metode
TAPPS terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
6
1. Bagi siswa
Diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi
verbal siswa.
2. Bagi guru
Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran kimia untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi verbal siswa khususnya yang
menggunakan metode TAPPS.
3. Bagi peneliti
Dapat memberikan gambaran pada penelitian selanjutnya mengenai
pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap
kemampuan komunikasi verbal siswa.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
a. Pengertian Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Secara bahasa pengertian Thinking Aloud adalah berpikir keras,
Pair artinya berpasangan dan Problem Solving artinya penyelesaian
masalah. Maka Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) sesuai
dengan pengertian bahasa dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras
secara berpasangan dalam peneyelesaian masalah (Maula, 2014). Model
pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dapat menciptakan kondisi belajar siswa menjadi lebih aktif. Jenis
pembelajaran ini membuat siswa untuk mencari tahu sumber-sumber
pengetahuan yang relevan. Model pembelajaran Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) memberikan tantangan kepada siswa untuk
belajar berpikir secara sendiri atau berpasangan dalam menyelesaikan
masalah.
Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
merupakan akar dari penelitian psikologi. Metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) berkembang dari instropeksi terdahulu.
Instropeksi merupakan dasar dari ide yang dapat mengobservasi satu
atau lebih suatu pengetahuan yang belum jelas (Someren, Barnard dan
Sandberg, 1994).
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Claparade, Arthur
Whimbey dan Jack Lochhead pada tahun 1987 telah mengembangkan
metode ini lebih jauh dengan maksud untuk mendorong keterampilan
memecahkan masalah pada pengajaran matematika dan fisika. Pada
metode TAPPS, siswa di kelas dibagi dalam beberapa tim, setiap tim
terdiri dari dua orang. Satu orang siswa menjadi Problem solver dan
8
satu orang lagi menjadi Listener. Setiap anggota tim memiliki tugas
masing-masing yang akan mengikuti aturan tertentu (Stice, 2012).
Metode TAPPS merupakan suatu metode pembelajaran yang
melibatkan dua orang siswa bekerja sama menyelesaikan suatu
masalah. Setiap siswa memiliki tugas masing-masing dan guru
dianjurkan untuk mengarahkan siswa sesuai prosedur yang telah
ditentukan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang problem
solver adalah membaca soal yang dilanjutkan dengan mengungkapkan
semua hal yang terpikirkan untuk menyelesaikan masalah dalam soal
tersebut. Berdasarkan tesis oleh Glass (1992) ciri utama dari metode
TAPPS adalah mengungkapkan apa yang dipikirkan siswa selama
memecahkan suatu masalah dengan menggunakan kata-kata. (A hlum
-H eath & DiVesta, 1986; Berry, 1983; Davis, et. al., 1968; Gagne &
Smith, 1962; Gick & Holyoak, 1980). Menurut Lochhead dengan
berpikir keras, siswa mengetahui proses berpikir yang dilaluinya dan
menemukan apa yang ada dalam pikirannya (Glass, 1992). Selain itu
Thomas mengemumakan bahwa dengan menggunakan komunikasi
verbal, siswa lebih seperti mengamati bagaimana membentuk suatu
alasan dan mengidentifikasi kesalahan atau miskonsepsi. Selain itu,
bahasa verbal juga bertindak sebagai mekanisme mengontrol siswa
untuk mengubah ide sebelum membuat kesimpulan. Kegiatan
komunikasi verbal juga membantu elaborasi kognitif dan membangun,
dan membawa pembelajaran yang tidak diketahui menjadi tahu (Glass,
1992).
Seperti yang dikemukakan oleh Pate, Wardlow, & Johnson (2004)
bahwa metode TAPPS merupakan suatu strategi yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan
komunikasi verbal. Dari pernyataan-pernyataan di atas, metode
TAPPS adalah metode pembelajaran yang menantang siswa untuk
belajar melalui pemecahan masalah yang dilakukan secara
berpasangan dan saling bertukar peran, dimana satu siswa
9
memecahkan masalah dan siswa lain mendengarkan sehingga siswa
menjadi pembelajar mandiri yang handal dengan komunikasi verbal
yang dimilikinya.
Menurut Greenfield (1987) dalam penelitian Glass (1992), ketika
seorang problem solver mengungkapkan pemikirannya dengan bahasa
verbal (writing communication atau kemampuan menulis) pada metode
TAPPS, mereka terdesak untuk membuat sebuah struktur pemikiran
yang dapat dengan mudah diterima oleh seorang listener dan menjadi
seorang problem solver akan lebih mudah dalam membangun
pemahaman.
b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS)
Menurut Whimbey dan Lochhead (1987) metode ini
menggambarkan pasangan yang bekerja sama sebagai Problem Solver
dan Listener untuk memecahkan suatu permasalahan setelah selesai
bertukar peran. Setiap siswa memiliki tugas masing-masing, dan guru
dianjurkan untuk mengerahkan siswa sesuai prosedur yang telah
ditentukan.
Langkah-langkah pelaksanaan metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) menurut Stice (2012) sebagai berikut:
1) Problem solver membaca soal dengan keras.
2) Mengungkapkan semua hal yang terpikirkan untuk menyelesaikan
masalah dalam soal tersebut.
3) Selama problem solver mengungkapkan gagasan, tugas utama
seorang Listener adalah memahami setiap langkah maupun
kesalahan yang dibuat Problem Solver. Seorang Listener yang
bagus tidak hanya mengetahui langkah yang diambil Problem
Solver tetapi juga memahami alasan yang digunakan untuk
memilih langkah tersebut. Listener harus berusaha untuk tidak
menyelesaikan masalah Problem Solver. Listener sebaiknya
10
dianjurkan untuk menunjukkan bila telah terjadi kesalahan tetapi
tidak menyebutkan letak kesalahannya.
4) Setelah suatu masalah terselesaikan, kedua siswa saling bertukar
tugas. Sehingga semua siswa memiliki kesempatan untuk menjadi
Problem Solver dan Listener.
Gambar 2.1 Langkah Metode TAPPS dalam Pembelajaran
Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
merupakan suatu strategi pembelajaran yang berorientasi pada
kemampuan berpikir konstruktivisme, dimana fokus pembelajaran
bergantung pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja
mempelajari konsep–konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi
juga metode ilmiah untuk memecakan masalah tersebut. Strategi ini
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan secara berpasangan, kemudian
siswa dapat mengutarakan apa saja yang dipikirkannya sebagai sebuah
solusi atas permasalahan yang diberikan (Widyastuti, 2014). Secara
rinci menurut Stice (2012), tugas menjadi seorang problem solver
meliputi :
Problem solver
1. Membaca
permasalahan dalam
soal
2. Mengungkapkan
semua hal yang
terpikirkan untuk
menyelesaikan
masalah
Listener
1. Mendengarkan
permasalahan
yang dibacakan
2. Memahami
setiap langkah
yang diambil
oleh problem
solver
11
1) Menyiapkan buku catatan, alat tulis, kalkulator, dan segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
2) Membacakan masalah dengan suara keras.
3) Mulai untuk memcahkan masalah sendiri. Problem solver
memecahkan semua pendapat serta gagasan yang terpikirkan,
mengemukakan semua langkah yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut serta menjelaskan apa, mengapa,
dan bagaimana langkah tersebut diambil agar listener mengerti
penjelasan yang dilakukan problem solver.
4) Problem solver harus lebih berani dalam mengungkapkan segala
hasil pemikirannya. Anggaplah bahwa listener tidak sedang
mengevaluasi.
5) Mencoba untuk tetap menyelesaikan masalah tersebut sekalipun
problem solver menganggap masalah tersebut mudah.
Sedangkan tugas menjadi seorang listener menurut Stice (2012)
adalah :
1) Memahami secara detail setiap langkah yang diambil problem
solver.
2) Menuntun problem solver untuk terus berbicara, tetapi tidak
mengganggu problem solver ketika berpikir.
3) Memastikan bahwa langkah dari solusi permasalahan yang
diungkap oleh problem solver tidak ada yang salah, dan tidak ada
langkah dari solusi tersebut yang hilang.
4) Membantu problem solver agar lebih teliti dalam
mengungkapkan solusi dari permasalahannya, memastikan dari
bahwa listener mengerti setiap langkah dari solusi tersebut.
5) Jangan biarkan problem solver melanjutkan pemaparannya jika
listener tidak mengerti apa yang dipaparkan problem solver dan
jika listener berpikir ada suatu kekeliruan.
6) Memberikan isyarat pada problem solver, jika problem solver
melakukan kesalahan dalam proses berpikirnya atau dalam
12
perhitungannya, tetapi listener jangan memberikan jawaban
yang benar.
Dilihat dari kedua peran tersebut proses pembelajaran metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) siswa di kelas dibagi
menjadi beberapa tim, setiap tim terdiri dari dua orang. Satu orang
menjadi problem solver dan satu orang lagi menjadi listener. Setiap
anggota tim memiliki tugas masing-masing yang akan mengikuti
aturan tertentu.
c. Keunggulan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solver (TAPPS)
Dalam metode TAPPS ada beberapa keunggulan yang
dipaparkan oleh para ahli, seperti Elizabeth F. Barkley (2010) dalam
yang dikutip oleh anang (2014) menyatakan TAPPS meningkatkan
kemampuan menganalisa dengan cara membantu siswa untuk
merumuskan pendapat, melatih konsep, mengerti tahapan-tahapan
berpikir mereka, dan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan dalam
penalaran sesorang. TAPPS juga dapat membantu mengembangkan
kesadaran metakognitif sebagaimana disediakan satu struktur agar
siswa mengobservasi dengan baik pelajarannya sendiri. Demikian juga
dengan slavin (2012) yang mengatakan bahwa : “TAPPS permits
student to rehearse the concept, relate them to existing framework, and
produce a deeper understanding of material”. Artinya TAPPS
memungkinkan siswa untuk berlatih konsep, mengaitkannya dengan
langkah kerja yang ada dan menghasilkan pemahaman yang lebih
dalam materi.
Metode TAPPS merupakan suatu metode pembelajaran yang
melibatkan dua orang siswa bekerja sama menyelasikan suatu masalah.
Satu siswa memecahkan masalah dengan memperdengarkannya dan
yang lain mendengar, akan meningkatkan vokalisasi dan akurasi serta
kemampuan komunikasi lisan siswa. TAPPS membantu siswa
mengamati dan memahami proses berpikir mereka sendiri dan
13
pasangannya (Jonassen,2004). Dari beberapa pendapat yang
dikemukakan di atas maka dapat dikatakan bahwa metode TAPPS
memiliki beberapa keunggulan, antara lain mengembangkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan
pemahaman konsep, menguarangi pemikiran implusif, meningkatkan
keahlian mendengarkan aktif dan meningkatkan kemampuan
komunikasi siswa.
Melalui metode TAPPS siswa belajar untuk bertanggung jawab
dalam kegiatan belajar, tidak sekedar menjadi penerima informasi yang
pasif, namun harus aktif mancari informasi yang diperlukan sesuai
dengan kapasitas yang dimiliki. Dalam metode TAPPS siswa dituntut
berpikir aktif untuk terampil bertanya dan mengungkapkan pendapat,
menemukan informasi yang relevan dari sumber yang tersembunyi,
mencari berbagai cara yang paling efektif untuk menyelesaikan
masalah, sehingga dari hal-hal tersebut dapat terlihat jelas aktivitas
yang dilakukan siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi
ketika proses pembelajaran berlangsung (Jatmiko, 2014)
Metode TAPPS mengharuskan siswa untuk mengartikulasikan
pikiran mereka kepada seorang listener. Ketika mereka memecahkan
masalah yang diajukan. Dalam poses tersebut, siswa belajar untuk
mengorganisasikan dan menilai kualitas pemikiran mereka sendiri.
Sebagai listener, siswa belajar untuk menghargai berbagai cara logis
yang digunakan oleh problem solver dalam memecahkan suatu
masalah (Jatmiko, 2014).
2. Kemampuan Komunikasi Siswa
a. Pengertian Komunikasi
Jika kita berbicara mengenai komunikasi satu ungkapan yang
terungkap ialah manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Selama
manusia hidup, ia pasti berkomunikasi dengan dirinya sendiri ataupun
orang lain. Dunia pendidikan merupakan dunia yang memerlukan
14
kegiatan dan proses komunikasi. Manusia perlu berkomunikasi karena,
pertama, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan
bantuan orang lain dan itulah yang menyebabkan manusia disebut
sebagai makhluk sosial. Kedua, manusia berkomunikasi dengan orang
lain untuk menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaannya. Informasi
dipertukarkan diantara sesamanya. Informasi tersebut bisa berupa
informasi faktual atau beberapa konsep (Iriantara dan Syaripudin, 2013).
Pengertian komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu
komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara
paradigmatik. Pengertian komunikasi dalam pengertian umum dapat
dilihat dari dua segi, yaitu pengertian komunikasi secara etimologi dan
pengertian komunikasi secara terminologi. Secara etimologis atau
menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin
communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti
communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama
makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara
orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal
yang dikomunikasikan. Sedangkan secara terminologis komunikasi
berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain. Dari pengertian itu jelaslah bahwa komunikasi melibatkan
sejumlah orang dan disebut juga sebagai komunikasi manusia (human
communication) (Effendy, 1992).
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan
tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui
media. Komunikasi dalam pengertian paradigmatis dapat pula diartikan
sebagai “proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku, baik secara lisan, maupun tak langsung melalui media.”
(Effendy, 1992). Berdasarkan pengertian komunikasi yang telah
dipaparkan di atas, Effendy (1992) melihat adanya sejumlah komponen
atau unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya
15
komunikasi yaitu komunikator (orang yang menyampaikan pesan),
pesan (pernyataan yang didukung oleh lambang), komunikan (orang
yang menerima pesan) dan efek (dampak sebagai pengaruh pesan).
Selama proses pembelajaran, baik guru maupun siswa akan terus
melakukan komunikasi. Baik komunikasi satu arah maupun komunikasi
dua arah. Komunikasi dianggap sangat penting karena dapat menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam proses komunikasi diharapkan
terjadi kegiatan tukar menukar informasi yang akan berdampak pada
perubahan sikap dan perilaku. Selain itu, Handayani (2014) berdasarkan
Permendiknas (2006) menyebutkan bahwa “Komunikasi merupakan cara
untuk berbagi gagasan dan mengklarifikasi pemahaman baik secara lisan
maupun tulisan.” Melalui komunikasi, semua gagasan ataupun masalah
akan menjadi lebih jelas. Proses komunikasi juga dapat membantu dalam
membangun makna gagasan serta menjadikannya mudah diketahui dan
dimengerti oleh orang lain. Sperber dan Wilson (2009) menambahkan
yang dimaksud dengan komunikasi ialah sebuah proses yang melibatkan
dua alat pemrosesan informasi. Alat yang satu membentuk lingkungan
fisik bagi yang lainnya. Sebagai hasilnya alat yang kedua menyusun
perwujudan-perwujudan seperti gambar-gambar yang telah disimpan
pada alat pertama.
Iriantara dan Syarifudin (2013) menyatakan bahwa komunikasi
dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan atau saling
bertukar pesan / informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dan
memilihara relasi. Dalam praktik pembelajaran, komunikasi yang
dilakukan guru dan siswa bukan hanya proses pertukaran dan
penyampaian materi pembelajaran, melainkan ada dimensi relasi guru
dan siswa. Relasi yang baik antara guru dan siswa berpengaruh terhadap
prestasi akademik siswa (Bergin & Bergin, 2009) serta mengembangkan
kemampuan siswa dalam melakukan penyesuaian sosial dan emosional
(Pianta, Nimetz, & Bennet, 1997; Resnick et. al., 1997).
16
Mengenai dampak yang ditimbulkan akibat proses komunikasi
tersebut dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni dampak
kognitif, yang menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkat
intelektualnya, dampak afektif, yang menyebabkan komunikan bukan
hanya tahu tetapi juga tergerak hatinya, dan yang ketiga dampak
behavioral, yakni dampak yang timbul berupa perubahan perilaku
ataupun tindakan (Effendy, 1992). Dalam dunia pendidikan, khususnya
dalam penerapan kurikulum 2013. Ketiga dampak yang ditimbulkan dari
sebuah komunikasi inilah yang diharapkan terwujud dalam hasil
pembelajaran. Siswa tidak hanya tahu mengenai ilmu baru, tetapi mereka
pun mampu menerapkan dan merubah sikap dalam kehidupan sehari-
hari. Berdasarkan uraian di atas menganai komunikasi, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan sutau proses penyampaian
pesan (gagasan, ide) dari komunikator kepada komunikan, dan dari
penyampaian pesan tersebut akan terlihat dampak yang ditimbulkan.
b. Komunikasi Verbal
Pada umumnya terdapat dua bentuk dasar komunikasi yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah
bentuk komunikasi yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik
secara tertulis maupun lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tubuh,
ekspresi wajah, simbol-simbol dan intonasi suara. Dalam proses
komunikasi, kedua bentuk komunikasi tersebut berlangsung secara
bersama-sama, di mana komunikasi nonverbal menjadi komplemen atau
pelengkap dari bahasa verbal. Misalnya di saat kita menyatakan terima
kasih dalam bahasa verbal kita melengkapinya dengan tersenyum dengan
bahasa nonverbal (Justiani, 2014).
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata melainkan dengan
menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak
17
mata. Sedangkan menurut A.Supratiknya (1997) seperti dikutip Novianti
(2013) menyatakan bahwa komunikasi nonverbal memiliki lima fungsi
sebagai berikut: 1) melengkapi informasi; 2) mengatur interaksi; 3)
mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan; 4)
menyajikan sebuah citra; 5) memperlihatkan kekuasaan atau kendali.
Pada saat ini, penyampaian pesan dalam pembelajaran bukan hanya
terjadi pada guru dan siswa melainkan bisa juga terjadi antara siswa
dengan siswa. Dengan pembelajaran seperti ini, akan lebih mengaktifkan
siswa. Siswa didorong untuk terus mengungkapkan pikiran, gagasan
ataupun ide-ide nya dalam pembelajaran melalui proses komunikasi
yang dilakukan bersama siswa lain. Komunikasi yang biasa dilakukan
oleh antar siswa ialah komunikasi verbal seperti ketika proses
pembelajaran di kelas atau percakapan di dalam maupun di luar sekolah.
Komunikasi verbal ini bisa berupa percakapan tatap muka, berbicara
selama pembelajaran atau pembicaraan melalui media. Dalam
penyampaian komunikasi, sering kali dikaitkan dengan menyampaikan
sesuatu secara verbal. Sebenarnya, pada saat melakukan komunikasi,
kita bukan hanya menyampaikan pesan yang bersifat verbal melainkan
juga menyampaikan pesan nonverbal (Iriantara dan Syarifudin, 2013).
“Komunikasi nonverbal biasa kita lakukan melalui gerakan tangan,
ekspresi wajah, postur tubuh, gerak tubuh dan sebagainya” (Iriantara dan
syaripudin, 2013). Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa
komunikasi nonverbal memberikan dampak signifikan dalam
komunikasi. Sime, seperti dikutip Okon (2011) dalam buku Iriantara dan
Syarifudin (2013) mengemukakan adanya tiga area dimana komunikasi
verbal berdampak besar pada pembelajaran di kelas, yaitu : (1)
komunikasi nonverbal bisa memperkuat aspek pembelajaran kognitif; (2)
menguatkan ikatan emosi anatara guru dan siswa; dan (3) menentukan
suasana kelas selama pembelajaran.
Meskipun komunikasi nonverbal tidak menjadi fokus pada
penelitian ini, akan tetapi dengan adanya penggunaan komunikasi
18
nonverbal selama pembelajaran yang dilakukan siswa dapat memberikan
penguatan pemahaman siswa terhadap sutau konsep atau pemasalahan.
Komunikasi verbal dipilih dalam penelitian ini, karena memiliki
keuntungan jika digunakan pada metode penelitian yang akan
digunakan, Schink (1985, 1986a, 1986b) seperti yang dikutip oleh Glass
(1992) menyimpulkan bahwa ada beberapa keuntungan yang didapat jika
kita menggunakan bahasa verbal dalam metode TAPPS, yaitu : 1)
meningkatkan kemampuan berpikir kritis; 2) memperbaiki kesalahan dan
mengingatkan kembali pengetahuan; dan 3) membantu membangun self-
regulated dalam pembelajaran dan kemampuan kognitif.
Adapun indikator komunikasi verbal yang terbagi dalam bahasa
lisan Menurut Alo Liliweri (2011) meliputi :
1) Pengucapan
Semua unit dalam bahasa harus diucapkan secara jelas, benar
dan tepat. Suatu pesan tidak dapat dimengerti jika tanpa artikulasi
suara yang jelas dan tepat meskipun maksud pengucap ini benar.
2) Kejelasan
Kejelasan berkaitan dengan kepadatan isi dan kelengkapan.
Setiap pesan sebaiknya singkat namun tidak boleh mengabaikan
aspek kelengkapan.
3) Kosakata
Kosakata berkaitan dengan banyaknya persedian kosakata.
Percakapan akan terasa sangat membosankan jika kosakata yang
digunakan berkali-kali.
4) Rasa percaya diri
Rasa percaya sangat menentukan dalam bahasa lisan, karena
kerap kali orang gugup saat bercakap-cakap atau berbicara di depan
umum.
5) Pitch atau tinggi rendahnya nada
Percakapan selalu bersandar pada nada suara yang dapat naik,
mendatar dan bisa saja menurun.
19
6) Nada dan gaya
Kata-kata yang diungkapkan mungkin kurang enak didengar
jika tidak dilengkapi dengan nada dan gaya.
Sedangkan indikator komunikasi verbal yang menggunakan bahasa
tulisan menurut Thomas dalam Ismet (2011) meliputi ketepatan kata,
kesesuaian deskripsi dan keruntutan deskripsi.
1) Ketepatan kata
Kata merupakan simbol dasar dalam berkomunikasi. Kata yang
digunakan dalam suatu wacana dapat menentukan ketercapaian suatu
komunikasi (Liliweri, 1994)
2) Kesesuaian deskripsi atau konteks
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang berkaitan dengan
pengalaman panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman dan perasaan (Ayu, 2012).
3) Keruntutan deskripsi atau tingkat deskripsi
B. Deskripsi Materi Ikatan Kimia
Kimiawan Amerika, Lewis dan Langmuir, serta kimiawan jerman Kossel
berpendapat, apabila gas mulia tidak bersenyawa dengan gas lain, tentunya ada
suatu keunikan dalam konfigurasi elektron yang mencegah persenyawaan
dengan unsur lain. Dengan demikian, atom yang bergabung dengan atom lain
membentuk suatu senyawa mungkin mengalami perubahan di dalam
konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan atom-atom itu lebih menyerupai
gas mulia. Teori yang dikembangkan dari gagasan ini dikenal dengan teori
Lewis, menurut Lewis elektron-elektron terutama yang berada pada kulit
terluar (elektron valensi), memainkan peranan utama dalam pembentukan
ikatan kimia (Petrucci,1985).
Dalam beberapa hal, pembentukan ikatan kimia terjadi karena adanya
perpindahan satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom yang lainnya. Hal
ini mendorong pembentukan ion positif dan negatif dan terbentuknya ikatan
ion. Dalam hal lain, pembentukan ikatan kimia terjadi karena pemakaian
20
bersama pasangan elektron diantara atom-atom. Molekul yang dihasilkan ini
mempunyai jenis ikatan kovalen. Perpindahan atau pemakain bersama elektron
berlangsung sedemikian rupa sehingga setiap atom yang terlibat memiliki
susunan konfigurasi elektron yang stabil, yaitu menyerupai konfigurasi gas
mulia yang memiliki 8 elektron pada kulit terluarnya (Petrucci,1985).
1. Ikata ion
Ikatan ion terbentuk karena perpindahan elektron antara sebuah atom
logam dan sebuah atom nonlogam. Dalam perpindahan ini atom logam
menjadi ion bermuatan positif (kation) dan atom non logam menjadi ion
negatif (anion). Atom bukan logam memperoleh sejumlah elektron yang
cukup untuk menghasilkan anion dengan konfigurasi elektron gas mulia.
Kecuali dalam keadaan gas, senyawa ion tidak tersusun dari pasangan ion
sederhana atau sekelompok kecil ion (Petrucci,1985). Berikut ini diberikan
contoh pembentukan ikatan ion dari atom natrium dan juga klor. Natrium
yang merupakan atom golongan I untuk mencapai oktet akan melepaskan
elektron terluarnya dan membentuk kation, sedangkan klor yang merupakan
atom golongan VII akan menerima elektron untuk mencapai oktet dan
membentuk anion (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2001)
Na ● → Na+ + e
-
●●
e- + ●●Cl ● → Cl
-
●●
Na+ + Cl
- → NaCl
Senyawa ionik, kecuali yang mengandung OH- sebagai anion, sering
disebut garam berdasarkan analogi dengan NaCl, yaitu garam dapur. Garam
berwujud padat pada kondisi kamar dan biasanya memiliki titik didih dan
titik leleh yang tinggi. Senyawa ionik biasanya kurang baik menghantarkan
listrik, tetapi hasil lelehannya menghantarkan listrik dengan baik (Oxtoby,
Gillis, dan Nachtrieb, 2001)
21
2. Ikatan kovalen
Pada awal abad ke-20, Gilbert Lewis megajukan sebuah terobosan
besar bahwa ikatan kimia melibatkan penggunaan elektron secara bersama-
sama oleh atom-atom yang berikatan. Lewis menggambarkan pembentukan
ikatan pada molekul H2 sebagai berikut:
H ● + ● H → H : H
Jenis pasangan elektron seperti ini adalah salah satu contoh dari ikatan
kovalen, yaitu ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama dua elektron
oleh dua atom (Chang, 2005). Dalam beberapa molekul, ada lebih dari
sepasang elektron yang digunakan bersama oleh dua atom. Seperti dalam
molekul oksigen yang menggunakan 2 pasang elektron bersama dan molekul
N2 yang menggunakan tiga pasang elektron bersama-sama. Ikatan ini
dinamakan ikatan kovalen rangkap (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2001).
●● ●●
O ●● ●● O atau O = O ●● ●●
● ●
●●N● ●N●● atau N N
● ●
Seperti yang telah kita ketahui bahwa ikatan kovalen ialah ikatan
menggunakan sepasang elektron bersama oleh dua atom. Seperti molekul
H2, yang kedua atomnya identik elektron ikatan akan terbagi merata ke
kedua atom tersebut. Akan tetapi, pada molekul HF, elektron ikatan lebih
besar berada pada atom F. Hal ini terjadi karena nilai keelektronegatifan
atom F lebih besar dari atom H. Ikatan yang terjadi disebut ikatan kovalen
polar (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2001).
22
3. Ikatan logam
Dalam logam litium padat, setiap atom Li terikat dengan delapan atom
terdekat, terlihat bahwa terlalu sedikit elektron yang dipakai untuk mengikat
atom-atom tersebut. Keadaan ini, yaitu lebih banyak orbital kulit valensi
dibanding elektronnya, ditunjukkan oleh semua logam. Adapun sifat dari
ikatan logam diantaranya mampu menghantarkan listrik, menghantarkan
panas, mudah dibentuk dan mengkilap. Sebuah model sederhana yang dapat
menggambarkan ikatan logam ialah model lautan elektron (electron sea
model). Logam digambarkan sebagai jaringan ion positif yang berada dalam
lautan elektron (Petrucci,1985).
4. Gaya Antarmolekul
Gaya tarik diantara molekul-molekul, disebut gaya antarmolekul. Gaya
antarmolekul terbagi ke dalam gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terinduksi,
dan gaya dispersi yang tercakup dalam gaya van der Waals. Gaya dipol-
dipol merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar, yaitu
antara molekul-molekul yang memiliki momen dipol. Sedangkan gaya
dipol-dipol terinduksi terjadi karena interaksi tarik-menarik antara molekul
polar dan dipol terinduksi. Selain itu ada pula ikatan hidrogen yang
merupakan ikatan yang terjadi antara atom hidrogen dalam ikatan polar
dengan atom elektronegatif O, N dan F (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb,
2001).
C. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan penelitian terkait dengan
metode Thinking aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yaitu penelitian
Kyungmoon (2005) dengan judul The Effects of Thinking Aloud Pair Problem
Solving on High school Students’ Chemistry Problem-Solving Perfomance and
Verbal Interactions. Berdasarkan penelitian tersebut, terlihat bahwa
kemampuan komunikasi verbal siswa pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode TAPPS lebih baik dari pada siswa di kelas kontrol.
23
Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan Handayani,
dkk (2014) terhadap siswa SMA, dengan judul penelitian pengaruh Metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan
komunikasi Matematika siswa SMA. Menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematika siswa yang menggunakan metode TAPPS secara
signifikan lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode konvensional.
Penelitian oleh Pate dan Young dari Utah State University (2014) yang
berjudul Compact Power Equipment Troubleshooting Training : Formative
Assesment using TAPPS menyatakan bahwa 66 % dari 56 siswa yang
menggunakan metode TAPPS dalam pembelajarannya mampu
mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan yang mereka buat.
Penelitian yang dilakukan Michael L. Pate dari university Arkansas (2014)
dengan judul Effect of Thinking Aloud Pair Problem Solving on the
Troubleshooting Performance of Undergraduate Agriculture Students in a
Power Technology Course menyatakan bahwa pembelajaran yang
menggunakan metode TAPPS secara signifikan lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran biasa. Siswa yang selama proses pembelajarannya
menggunakan metode TAPPS lebih baik dalam mengetahui kesalahannya dan
mampu memperbaikinya. Hal tersebut terjadi karena siswa melakukan proses
berpikir secara verbal.
Sebuah tesis Alan Raymond Glass dari Universitas Minnesota pada tahun
1992 yang berjudul The Effects of Thinking Aloud Pair Problem Solving on
Technology Education Students Thinking Procces, Procedures, and Problem
Solutions menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda dengan penelitian-
penelitian relevan yang telah disebutkan. Pada penelitian ini, Alan Raymond
Glass pun menemukan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan
metode TAPPS dapat lebih baik menuliskan pendapat dari suatu masalah
untuk diklarifikasi dari pada siswa yang menggunakan metode belajar biasa.
Mazlan, Sui dan Jano (2015) dalam penelitiannya tentang aspek
komunikasi yang berjudul “ Design an Eportfolio Conceptual Framwork to
24
Enhance Written Communication Skills among Undergraduate Students”
menyatakan bahwa komunikasi verbal tertulis lebih efektif dibandingkan
komunikasi verbal lainnya, karena komunikasi verbal tertulis mengurangi
kemungkinan terjadinya miskonsepsi atau kesalahpahaman konsep. Selain itu
komunikasi verbal tertulis memudahkan proses mengartikan pesan dari
komunikator kepada komunikan serta memungkinkan terjadinya koneksi
antara komunikan dengan komunikator dalam berkomunikasi.
Penelitian lain yang menggunakan metode TAPPS dalam pembelajaran
ialah penelitian yang dilakukan oleh Mukaromah, Subchan, dan Pujiastuti
(2008). Penelitian yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Metode TAPPS Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa
memberikan kesimpulan bahwa penggunaan metode TAPPS dalam pelajaran
biologi memberikan pengaruh signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa.
D. Kerangka Berpikir
Pada pembelajaran kimia yang menggunakan metode TAPPS, hal
terpenting yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran ialah keaktifan
siswa selama proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode TAPPS,
siswa dituntut untuk mengkomunikasikan ide-ide komunikasi verbal. Dalam
penelitian ini, komunikasi verbal yang akan diteliti ialah komunikasi verbal
baik yang menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Indikator komunikasi verbal yang akan diukur terlihat dari semua tahapan
yang terdapat dalam metode TAPPS yang digunakan. Selama proses
pembelajaran menggunakan metode TAPPS, siswa yang berperan menjadi
problem solver akan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa verbal
lisan. Kegiatan ini dapat membantu siswa untuk terlatih menggunakan
komunikasi verbal lisan. Adapun indikator yang dapat dilihat dari
berkembangnya kemampuan komunikasi verbal lisan ialah pengucapan,
kejelasan, kosakata, rasa percaya diri, pitch serta nada dan gaya. Siswa yang
menjadi listener akan mengkoreksi dan menuliskan semua kesalahan yang
dilakukan problem solver menggunakan bahasa tulisan. Selain itu, saat siswa
25
menuliskan jawaban dari permasalahan yang mereka kerjakan, maka
kemampuan komunikasi verbal tulis pun akan ikut terlatih. Adapun indikator
komunikasi verbal tulis meliputi ketepatan kata, kesesuaian deskripsi, serta
keruntutan deskripsi.
Penggunaan metode TAPPS diharapkan mampu mengaktifkan partisipasi
siswa selama pembelajaran khususnya keaktifan siswa dalam menyampaikan
pendapat atau gagasan, sehingga kemampuan komunikasi verbal siswa akan
meningkat. Berdasarkan gambar 2.2 dijelaskan lebih rinci mengenai tahapan
pembelajaran serta kemampuan komunikasi verbal yang dituntut selama
pembelajaran.
26
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Pembelajaran kimia
Keaktifan siswa Peran guru
Penguasaan konsep yang dimiliki siswa Memberikan interaksi antar siswa
melalui metode TAPPS
Mengkomunikasikan ide-ide komunikasi verbal
terhadap metode TAPPS
Pembelajaran kimia dalam pelaksanaan metode TAPPS Indikator
Ketepatan kata
Listener mendengarkan dan mengoreksi problem
solver jika melakukan kesalahan
Kesesuaian deskripsi
Pengucapan
keruntutan deskripsi
Kejelasan
Kosakata
Pitch
Nada dan gaya
Rasa percaya diri
Metode TAPPS diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
verbal siswa
Siswa membaca materi ajar berdasarkan LKS yang
diberikan guru
Probem solver mengerjakan permasalahan ikatan
kimia dalam suatu soal
Problem solver membacakan permasalahan dan
penyelesaian mengenai permasalahan yang telah
dikerjakan kepada listener
Problem solver dan listener bertukar peran
Siswa mengerjakan tes tulis
27
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam
penenlitian ini adalah “kemampaun komunikasi verbal siswa pada
pembelajaran kimia dengan menggunakana metode TAPPS lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan komunikasi verbal siswa yang diajarkan
dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional”.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Kota Tangerang Selatan Jl.
Raya Serpong Rt.03/Rw.03 Desa kademangan Serpong-Tangerang Selatan.
Adapun kelas yang dijadikan objek penelitian ialah kelas X MIA 1 dan 2,
sedangkan waktu pelaksanaan dilakukan di semester genap tahun ajaran
2016/2017 tepatnya pada 20 Februari sampai 1 Maret 2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen,
yaitu metode eksperimen semu. Pada metode ini diberi perlakuan yang
berbeda pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sama halnya
seperti metode eksperimen sejati metode ini juga dimaksudkan untuk
menyelidiki pengaruh langsung dari suatu perlakuan (Hadjar, 1999).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eqivalent
control group design yaitu desain yang terdiri dari dua kelompok yakni
kelompok eksperimen dan kontrol, diawali dengan pemberian pretest pada
kelompok eksperimen dan kontrol kemudian kelompok eksperimen diberikan
perlakuan tertentu, dan diakhir dikenakan postest pada kelompok eksperimen
dan kontrol untuk melihat efek dari perlakuan pada kelompok eksperimen
adapun desainnya digambarkan melalui tabel 3.1 sebagai berikut
(Suharsaputra, 2012):
Tabel 3.1 Desain Penelitian
O X O
O Y O
29
Keterangan:
O = pretest/ postest
X = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan metode TAPPS
Y = Perlakuan pada kelas kontrol dengan metode konvensional
(ceramah dan tanya jawab)
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu obyek atau subyek yang mempunyai syarat-syarat
tertentu terkait dengan penelitian (Riduwan, 2015). Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 1 Kota Tangerang Selatan yang terdiri
dari 15 kelas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2008). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purpossive sampling yaitu pengambilan sampel disesuaikan dengan
pertimbangan dan karakteristik tertentu (Suharsaputra, 2012). Adapun
pertimbangan yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini yaitu berdasarkan
nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil siswa dan hasil pretest yang
menunjukan kemampuan awal siswa yang setara pada kedua kelas. Digunakanlah
kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 2 sebagai kelas kontrol
dengan jumlah masing-masing sebanyak 30 orang siswa. Kelas X MIA 1 dipilih
sebagai kelas eksperimen karena kemampuan komunikasi verbal siswa dikelas
tersebut masih rendah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah
menggunakan instrumen yang dapat mengukur indikator kemampuan komunikasi
verbal siswa baik secara lisan maupun tulisan. Berikut ditampilkan tabel 3.2
mengenai teknik pengumpulan data.
Table 3.2 Teknik Pengumpulan Data
No Data Instrumen Teknik
1 Bahasa lisan:
a. Pengucapan Lembar observasi
Tahapan TAPPS yang
dilakukan saat siswa
30
No Data Instrumen Teknik
b. Kejelasan
c. Kosa kata
d. Rasa percaya diri
e. Pitch
f. Nada dan gaya
menyampaikan soal dan
menjelaskan bagaimana
proses penyelesaian soal
tersebut.
2 Bahasa tulisan :
a. Ketepatan kata
b. Kesesuaian
deskripsi
c. Keruntutan
deskripsi
Tes dan LKS
Dilihat melalui lembar
jawaban dari soal yang
diberikan siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga instrumen
yaitu tes essay, lembar observasi dan Lember Kerja Siswa (LKS). Instrumen
tersebut dibedakan menjadi instrumen utama yang berupa tes essay dan instrumen
pendukung seperti lembar observasi dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
1. Tes Essay
Instrumen tes yang digunakan berupa soal essay. Soal essay ini diberikan
kepada kelas kontrol dan eksperimen pada saat postest. Dari jawaban yang
diberikan siswa akan diketahui kemampuan komunikasi verbal yang
menggunakan bahasa tulisan. Berikut tabel 3.3 mengenai kisi-kisi instrumen
kemampuan komunikasi verbal:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Verbal
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
No soal
3.5.1
Menjelaskan proses
pembentukan ikatan
ion dan hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
Siswa diminta
menyebutkan pengertian
ikatan ion
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
1*,2
Siswa diminta untuk
menyebutkan sifat fisik
dari senyawa ion
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
3*,4*,5*
3.5.2
Menjelaskan proses
Siswa diminta
menyebutkan pengertian
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
6,7
31
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
No soal
pembentukan ikatan
kovalen dan
hubungannya dengan
sifat fisik materi.
ikatan kovalen Keruntutan deskripsi
Siswa diminta untuk
menyebutkan sifat fisik
dari molekul kovalen
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
8,9
3.5.3
Menjelaskan proses
pembentukan ikatan
kovalen koordinasi
dan hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
Disajikan dua senyawa
yang saling berikatan.
Siswa diminta untuk
menjelaskan bagaimana
ikatan kovalen
koordinasi bisa terjadi
diantara dua senyawa
tersebut
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
10*,11
3.5.4 Menjelaskan
proses pembentukan
ikatan logam dan
hubungannya dengan
sifat fisik materi.
Siswa diminta untuk
menyebutkan sifat fisik
materi dari senyawa
logam
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
12,13,14
Siswa diminta untuk
menjelaskan bagaimana
proses terbentuknya
ikatan logam
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
15
3.5.5 Menjelaskan
proses interaksi antar
partikel dan
hubungannya dengan
sifat fisik materi.
Siswa diminta untuk
menjelaskan apa yang
dimaksud dengan gaya
antar molekul, gaya Van
der Waals dan jenisnya
serta ikatan hidrogen
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
16,17
3.5.6
Membandingkan
proses pembentukan
ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan
kovalen koordinasi,
dan ikatan logam
serta interaksi antar
partikel
Siswa diminta untuk
membedakan antara
proses terbentuknya
ikatan ion dan ikatan
kovalen
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
18,19
Siswa diminta untuk
membedakan antara
gaya London dan gaya
dipol-dipol pada gaya
Van der Waals
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
20
3.5.7
Membandingkan sifat
fisik senyawa ion,
molekul kovalen dan
kovalen koordinasi,
ikatan logam dan
interaksi antar
partikel
Siswa diminta untuk
membandingkan sifat
fisik yang dimiliki
senyawa ion dengan
molekul kovalen
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
21
32
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
No soal
4.5.1
Menguraikan
perbandingan proses
pembentukan ikatan
ion, ikatan kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi, ikatan
logam serta interaksi
antar partikel
Siswa diminta untuk
menguraikan sekaligus
membandingkan proses
pembentukan ikatan ion
dengan ikatan kovalen
dan ikatan kovalen
koordinasi
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
22
Disajikan dua atom,
siswa diminta untuk
menyebutkan ikatan
yang terbentuk, proses
terjadinya ikatan
tersebut dan
menunjukkan sifat fisik
materi dari senyawa
tersebut berdasarkan
ikatan yang terbentuk
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
23
4.5.2
Menguraikan
perbandingan sifat
fisik senyawa ion,
molekul kovalen dan
kovalen koordinasi,
ikatan logam serta
interaksi antar
partikel
Disajikan titik didih dari
beberapa senyawa.
Siswa diminta untuk
menganalisis titik didih
dari logam
Ketepatan kata
Kesesuaian deskripsi
Keruntutan deskripsi
24,25
Jumlah soal valid 20
Jumlah soal tidak valid 5
Jumlah soal 25
Keterangan:
* : soal yang tidak valid
: soal yang digunakan untuk instrumen tes essay
Berdasarkan data hasil validitas terdapat 20 soal valid dari 25 soal yang
diuji. Adapun soal yang digunakan untuk tes essay sebanyak 13 soal. Hal
tersebut dikarenakan beberapa alasan yaitu: 1) karena tiga belas soal tersebut
telah mewakili setiap indikator pembelajaran dan indikator kemampuan
komunikasi verbal; 2) instrumen ini berupa tes essay, sehingga peneliti hanya
memilih jumlah terkecil dari jumlah total instrumen yang valid dan mewakili
33
setiap indikator pembelajaran dan indikator kemampuan komunikasi verbal,
13 soal yang dipilih agar tidak memberatkan siswa dalam menjawab soal-soal
yang diberikan dan mampu mencukupi alokasi waktu sekitar 90 menit.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penunjang yang didalamnya terdapat
permasalahan – permasalahan yang diselesaikan melalui langkah-langkah
TAPPS. Lembar Kerja Siswa diberikan kepada siswa selama proses
pembelajaran menggunakan metode TAPPS. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
diberikan kepada siswa merupakan instrumen yang dapat mengukur
kemampuan komunikasi verbal lisan maupun tulisan. Lembar Kerja Siswa
(LKS) tersebut digunakan pula sebagai bukti bahwa model pembelajaran
TAPPS telah dilaksanakan. Berikut akan ditampilkan kisi-kisi Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada tabel 3.4:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Kerja Siswa (LKS)
No Langkah
Pembelajaran
TAPPS
Aktifitas Indikator
Komunikasi Verbal
1 Pendahuluan Siswa menggali pengetahuan
awal dari pertanyaan yang
diajukan guru
a. Pengucapan
b. Kejelasan
c. Kosakata
d. Rasa percaya diri
e. Pitch
f. Nada dan gaya
2 Penyelesaian masalah Siswa mengerjakan
permasalahan terkait ikatan
kimia yang dapat
meningkatkan kemampuan
komunikais verbal tulis
siswa
a. Ketepatan kata
b. Kesesuaian
deskripsi
c. Keruntutan
deskripsi
3 Mengungkapkan
gagasan atau ide
Siswa mengungkapkan
gagasan mengenai
penyelesaian dari
permasalahan yang
dikerjakan
a. Pengucapan
b. Kejelasan
c. Kosakata
d. Rasa percaya diri
e. Pitch
f. Nada dan gaya
4 Bertukar peran Siswa bertukar peran dengan
teman sekelompoknya
-
34
Berdasarkan hasil validasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan
kepada siswa harus lebih mengarahkan siswa untuk melaksanakan semua
tahapan TAPPS selama pemebelajaran.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan verbal siswa
yang menggunakan bahasa lisan. Instrumen ini akan diisi oleh guru di saat
proses pembelajaran berlangsung, yaitu ketika siswa melakukan salah satu
tahapan metode TAPPS menyampaikan dan menjelaskan persoalan yang telah
dikerjakan siswa. Berikut ditampilkan kisi-kisi instrumen lembar observasi
pada tabel 3.5:
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Obeservasi
No Langkah Pembelajaran TAPPS Indikator Komunikasi
Verbal Lisan
1 Pendahuluan a. Pengucapan
b. Kejelasan
c. Kosakata
d. Rasa percaya diri
e. Pitch
f. Nada dan gaya
2 Penyelesaian masalah -
3 Mengungkapkan gagasan atau ide a. Pengucapan
b. Kejelasan
c. Kosakata
d. Rasa percaya diri
e. Pitch
f. Nada dan gaya
4 Bertukar peran -
Berdasarkan hasil validasi, instrumen lembar observasi yang digunakan
harus lebih jelas dan terperinci pada setiap indikator komunikasi verbal lisan.
Pada penelitian ini dibutuhkan lebih dari dua observer untuk mengamati
komunikasi verbal lisan siswa proses pembelajaran.
35
F. Validasi Instrumen
1. Validasi Instrumen Tes
Sebuah tes terlebih dahulu diujicobakan sebelum digunakan sehingga
memenuhi kriteria instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk
memperoleh validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas
instrumen. Sebuah Instrumen dikatakan baik sebagai alat pengukur jika
memenuhi persyaratan berikut:
a. Validitas
Menurut Arikunto (2015) suatu instrumen dikatakan valid jika
dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan
kenyataan atau keadaan sebenarnya. Menurut Sugiyono (2015) bahwa
validitas instrumen tes harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas
isi. Oleh sebab itu, pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini
dibagi menjadi 2 uji validitas:
1) Validitas konstruksi, dalam pengujian kontruksi para ahli diminta
pendapatnya (judgement experts). Dalam hal ini setelah instrumen
dikonstruksikan menurut teori-teori tertentu, selanjutnya instrumen
dikonsultasikan dengan para ahli (Sugiyono, 2015)
2) Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah
instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran ynag
dievaluasi (Arikunto, 2015). Pada penelitian ini untuk menghitung
validitas isi menggunakan software Anates versi 4,0. Software ini
mengukur reliabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Suatu
soal dikatakan valid atau tidak apabila pada bagian analisis butir soal,
nomor soal tersebut bertuliskan sangat signifikan atau signifikan pada
kolom keterangan. Dan apabila soal tersebut tidak valid maka muncul
tanda (-) pada kolom keterangan.
36
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf kepercayaan yaitu berdasarkan hasil tes
apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap maka dapat dikatakan
memiliki reliabilitas yang tinggi (Arikunto, 2015). Reliabilitas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut (Arikunto,
2015):
rii =
i [
]
Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas
K = jumlah butir valid
piqi = varians skor butir
Pi = proporsi jawaban benar untuk butir no.i
qi = proporsi jawaban salah untuk butir no.i
s2
t = varians skor total
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dengan tes bentuk
essay menurut Sukardi (2009) reliabilitas suatu test pada umumnya
disajikan secara numerik dengan rentang -1 > 0 > +1, semakin tinggi
koefisien suatu test maka semakin tinggi pula reliabilitasnya. Begitu juga
sebaliknya, koefisien rendah menunjukkan reliabilitas suatu tes rendah.
Dalam penelitian ini, perhitungan uji reliabilitas soal menggunakan
bantuan software Anates versi 4,0. Hasil Anates uji reliabilitas instrumen
tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Statistik
rhitung 0,96
Kesimpulan Sangat tinggi
37
c. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar (Arikunto,2005). Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan
rumus :
P =
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = skor siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = skor maksimal seluruh soal
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan ditampilkan pada tabel 3.7 sebagai berikut (Arikunto,
2005) :
Table 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai P Tingkat Kesukaran
0,0- 0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal
Sukar 1
Sedang 16
Mudah 8
Jumlah 25
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto, 2005). Adapun rumus daya pembeda
menurut Arikunto (2015) yaitu :
38
DP = PA – PB =
Keterangan:
DP = Daya pembeda soal
JBA = Jumlah nilai kelompok atas yang menjawab benar
JBB = Jumlah nilai kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = Jumlah peserta kelompok atas x jumlah skor maksimal butir soal
JSB = Jumlah peserta kelompok bawah x jumlah skor maksimal butir soal
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Sebagai acuan tolak ukur koefisien daya pembeda menurut Arikunto
(2005) dapat digunakan kriteria pada tabel 3.9 sebagai berikut :
Tabel 3.9 Tingkat Daya Pembeda
Nilai D Daya Pembeda
0,00- 0,20 Jelek (poor)
0,21- 0,40 Cukup ( satisfactory)
0,41-0,70 Baik (good)
0,71-1,00 Baik sekali (excellent)
< 0,00 (negatif) Tidak baik (dibuang saja)
Pengujian daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4,0. Setelah diuji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda, maka didapat hasil uji instrumen yang valid dan
tidak valid.
2. Validasi Instrumen Non-Tes
Validasi ini yang dilakukan pada lembar kerja siswa dan lembar
observasi adalah validitas logis. Menurut Sugiyono (2010) validitas instrumen
nontes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas
konstruksi (construct). Adapun validitas konstruk sebuah instrumen
menunjukan instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala
sesuai dengan yang didefiniskan. Validitas konstruksi dilakukan dengan
39
mengkonsultasikan lembar kerja siswa dan lembar observasi yang akan
digunakan pada praktisi sebagai validator ahli.
G. Teknik analisis data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik
analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan perhitungan, karena
berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes yang diberikan pada siswa.
Penganalisaan dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
1. Data Hasil Tes Essay
a. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
yaitu:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap serangkaian data untuk
mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak,
bila data diketahui berdistribusi normal maka digunakan uji
statistik parametrik sedangkan bila data tidak berdistribusi normal
maka dilakukan uji statistik non paramterik (Misbahuddin dan
Hasan, 2013). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan software SPSS versi 22 dengan uji Kolmogorov-
Smirnov. Uji normalitas Kolmogorv Smirnov merupakan koreksi
terhadap uji normalitas Liliefors (Riadi, 2016) dengan kriteria
pengujian:
H0 : populasi data berdistribusi normal
H1 : populasi data tidak berdistribusi normal
Jika probabilitas (sig) > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika probabilitas (sig) < α (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima.
Dtabel didapatkan melalui rumus: Dt =
√ =
√ = 0,24
40
Kriteria pengujian yaitu jika Dhitung ≤ Dtabel maka data
berdistribusi normal (Siregar, 2013).
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
objek yang diteliti mempunyai varian yang sama (Siregar, 2013).
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan software SPSS versi 22 dengan uji Levene. Uji
homogenitas Levene dengan SPSS paling umum digunakan untuk
menguji sebaran data dari dua varian atau lebih (Riadi,2016).
Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:
H0 : μ0 = μ1 (sampel berasal dari populasi yang homogen).
H1 : μ0 ≠ μ1 (sampel berasal dari populasi yang tidak homogen).
Jika sig > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika sig < α (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima.
Ftabel didapat berdasarkan rumus Ftabel = (α; k-1; n-k) = (0,05; 2-1;
60-2) = 4,01
Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka sampel berasal
dari populasi yang homogen.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat untuk
melihat perbandingan variabel dari rata-rata kedua sampel (Riduwan,
2015). Uji hipotesis dilakukan terhadap data pretest dan postest. Uji
hipotesis pada data pretest untuk melihat keadaan awal apakah sampel
layak digunakan untuk penelitian atau tidak. Sedangkan uji hipotesis
pada data postest digunakan untuk melihat apakah terdapat pengaruh
model pembelajaran PBL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan software SPSS versi
22 dengan uji Independent Sample Test yang bertujuan untuk menguji
41
beda rata-rata dua kelompok dan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen (Trihendradi, 2010).
Pengujian hipotesis statistik ialah sebagai berikut:
H0 : μ0 = μ1
H1 : μ0 ≠ μ1
Pengujian dilakukan dengan mengajukan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H0 = Tidak terdapat pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa pada
materi sistem ikatan kimia
H1 = Terdapat pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi
sistem ikatan kimia dengan kriteria:
Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, H1 diterima.
ttabel dengan α = 0,05 didapatkan berdasarkan ttabel = dk = (n1+n2)-2 =
(30+30)-2 sebesar 2,002.
2. Data Hasil Lembar Observasi
Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif
atau dikonversi kedalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan
jumlah guru atau siswa yang memunculkan setiap indikator. Menurut
Purwanto (2010) didalam bukunya disebutkan bahwa nilai persentase
dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
42
Tabel 3.10 Skala Kegiatan (Riduwan,2015)
No Angka Prestasi (%) Kategori
1 81-100 Sangat baik
2 61-80 Baik
3 41-60 Cukup
4 21-40 Kurang
5 0-20 Sangat kurang
3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa
a. Memberi skor terhadap jawaban lembar kerja siswa (LKS)
berdasarkan penilaian yang telah dibuat dengan menggunakan skala
likert (0-4).
b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul.
Menurut Purwanto (2010) didalam bukunya disebutkan bahwa nilai
persentase dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pretest
dan postest pada kelas kontrol dan eksperimen. Data tersebut diperoleh dengan
menggunakan instrumen tes essay sebanyak 13 soal. Adapun data hasil penelitian
yang diperoleh dari kelas kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Data Hasil Prestest dan Postest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data hasil pretest dan postest pada kelas kontrol dan eksperimen dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Postest pada Kontrol dan
Eksperimen
Data Pretest Postest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Jumlah siswa 30 30 30 30
Nilai Tertinggi 62 62 78 91
Nilai Terendah 30 30 53 61
Rata-rata 42,50 44,46 65,53 79,60
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest kelas
kontrol sebesar 42,5 dengan nilai tertinggi sebesar 62 dan nilai terendah
sebesar 30. Pada kelas eksperimen rata-rata nilai pretes yaitu sebesar 44,46
dengan nilai tertinggi sebesar 62 dan nilai terendah sebesar 30.
Adapun hasil postest pada kelas kontrol rata-ratanya sebesar 65,53
dengan nilai tertinggi sebesar 78 dan nilai terendah sebesar 53. Pada kelas
eksperimen rata-rata nilai postest sebesar 79,60 dengan nilai tertinggi sebesar
91 dan nilai terendah sebesar 61. Secara keseluruhan setelah diberikan
perlakuan yang berbeda antara kelas kontrol dan eksperimen, hasilnya terlihat
lebih baik pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.
44
2. Data Hasil Pretest dan Postest Berdasarkan Indikator Kemampuan
Komunikasi Verbal pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
a. Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data hasil pretest mengenai analisis indikator kemampuan
komunikasi verbal pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Persentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal
Siswa Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
No Indikator
Komunikasi Verbal
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Persentase
(%)
Persentase
(%)
1 Ketepatan Kata 41,85 44,10
2 Kesesuaian Deskripsi 41,85 44,10
3 Keruntutan Deskripsi 42,50 44,35
Rata-rata 42,50 44,46
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan rata-rata persentase indikator
komunikasi verbal tulis siswa berdasarkan nilai pretest. Pada kelas kontrol
didapat rata-rata indikator komunikasi verbal tulis sebesar 42,50
sedangkan kelas eksperimen sebesar 44,46. Jika dilihat dari setiap nilai,
indikator tertinggi pada kelas eksperimen maupun kontrol adalah indikator
keruntutan deskripsi serta indikator terendah adalah indikator ketepatan
kata dan kesesuaian deskripsi.
b. Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan data hasil postest dapat dilakukan perhitungan
persentase dari masing-masing indikator kemampuan komunikasi verbal
45
tulis kelas eksperimen dan kontrol. Adapun hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Persentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal
Siswa Hasil Postest Kelas Kontrol Eksperimen
No Indikator
Komunikasi Verbal
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Persentase (%) Persentase (%)
1 Ketepatan Kata 66,20 79,95
2 Kesesuaian Deskripsi 66,20 79,95
3 Keruntutan Deskripsi 63,55 78,50
Rata-rata 65,53 79,60
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata persentase indikator
kemampuan komunikasi verbal tulis siswa dari nilai postest lebih tinggi
jika dibandingkan dengan nilai pretest. Jika dilihat dari setiap nilai,
indikator tertinggi pada kelas eksperimen maupun kontrol yaitu indikator
ketepatan kata dan kesesuaian deskripsi, serta indikator terendah yaitu
indikator keruntutan deskripsi.
3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa
Berdasarkan data hasil lembar kerja siswa dapat dilakukan perhitungan
persentase dari masing-masing indikator kemampuan komunikasi verbal
yang muncul yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4 Persentase (%) Hasil Lembar Kerja Siswa
Indikator Komunikasi Verbal Tulis Rata-rata Persentase (%)
Ketepatan kata 92,50
Kesesuaian deskripsi 80,64
Keruntutan deskripsi 75,42
Rata-rata 82,85
Kategori Sangat baik
46
4. Data Hasil Lembar Observasi
Observasi dilakukan terhadap siswa untuk menilai kemampuan
komunikasi verbal lisan siswa sekaligus melihat apakah langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran telah sesuai
dengan langkah-langkah TAPPS. Hal ini untuk meyakinkan bahwa pengaruh
yang didapat benar berasal dari model pembelajaran yang digunakan. Hasil
observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Persentase (%) Hasil Lembar Observasi
Indikator Kemampuan
Komunikasi Verbal lisan
Rata-rata Persentase (%)
Pengucapan 82,91
Kejelasan 77,08
Kosakata 86,27
Rasa percaya diri 76,24
Pitch 77.5
Nada dan gaya 73,75
Rata-rata 78,95
Kategori Baik
5. Hasil Analisis Data
a. Uji Prasyarat Analisis
Dalam melaksanakan penelitian, penentuan kelayakan sampel
dilakukan berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.
1). Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian
ini dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov menggunakan software
47
SPSS versi 22. Data dikatakan normal apabila Sig > α dan Dh < Dt.
Berikut data hasil uji normalitas:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
dan Eksperimen
Statistik Pretest Postest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
α 0,05 0,05 0,05 0,05
Sig 0,06 0,176 0,177 0,188
Dhitung 0,154 0,134 0,134 0,133
Dtabel 0,24 0,24 0,24 0,24
Kesimpulan Sig > α dan Dh < Dt ( kelas berdistribusi normal)
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa hasil pengujian normalitas
data pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen dengan taraf
signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 5% dan
Dtabel untuk n = 30 dengan rumus Dt =
√ = 0,24. Diperoleh bahwa
sig > α dan Dh < Dt. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan
postest baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi
normal.
2). Uji Homogenitas
Setelah data pretest dinyatakan normal, selanjutnya dilakukan
uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
kesamaan dua keadaan atau populasi. Dalam penelitian ini, uji
homogenitas yang digunakan yaitu uji Levene dengan software SPSS
versi 22. Dua populasi dikatakan homogen apabila Sig > α dan Fhitung <
Ftabel. Data hasil uji homogenitas nilai pretest dan postest dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut:
48
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol
dan Eksperimen
Statistik Pretest
Postest Kesimpulan
α 0,05 0,05 Sig > α dan Fh < Ft
(homogen) Sig 0,114 0,799
Fhitung 2,576 0,066
Ftabel 4,01 4,01
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa hasil pengujian homogenitas
data pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen dengan taraf
signifikansi (α) = 0,05; jumlah siswa 60 (n1 = 30, n2 = 30) maka rumus
Ft (α; k-1 ; n-k). Didapat harga Ftabel = 4,01. Hasil uji homogenitas
diperoleh bahwa sig > α dan Fh < Ft. Hal ini menunjukkan bahwa data
pretest dan postest adalah homogen.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji independent sample
test menggunakan software SPSS versi 22. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest
kelas kontrol dan eksperimen. Hasil uji hipotesis data pretest yang
dilakukan pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Statistik Kesimpulan
α 0,05 Sig > α
Sig 0,461
thitung 0,743 thitung < ttabel
ttabel 2,002
Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesis
berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa pada kelas
49
kontrol dan eksperimen
H1 : Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa pada kelas kontrol
dan eksperimen
Dimana, kriterianya adalah:
H0 diterima jika Sig > α; dan H0 ditolak jika Sig < α
Diperoleh Sig > α, yaitu 0,461 > 0,05 sehingga H0 diterima,
dengan demikian hasil pretest siswa antara kelas kontrol dan
eksperimen menunjukkan tidak adanya perbedaan. Artinya, dari uji
hipotesis yang dilakukan pada kedua kelas yang belum mendapat
perlakuan, menunjukkan kemampuan awal siswa setara atau sama
antara kelas kontrol dan eksperimen sehingga sampel layak digunakan
untuk penelitian.
Hasil uji hipotesis data postest untuk kelas kelas kontrol dan
eksperimen dan secara umum dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Postest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Statistik Kesimpulan
α 0,05 Sig < α
Sig 0,000
thitung 6,741 thitung > ttabel
ttabel 2,002
Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesis
berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh metode TAPPS terhadap
kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi ikatan kimia
H1 : Terdapat pengaruh metode TAPPS terhadap
kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi ikatan kimia
Dimana, kriterianya adalah:
H0 diterima jika Sig > α; dan H0 ditolak jika Sig < α
50
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh Sig < α, yaitu
0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil postest siswa
antara kelas kontrol dan eksperimen. Artinya, dari uji hipotesis yang
dilakukan pada kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh metode TAPPS terhadap kemampuan komunikasi verbal
siswa pada kelas eksperimen.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi
verbal siswa pada materi ikatan kimia. Pada kelas eksperimen diterapkan metode
TAPPS sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini, dilakukan terlebih
dahulu uji prasyarat sampel terhadap data pretest dan uji prasyarat analisis
terhadap data postest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil yang
diperoleh, yaitu data tersebut berdistribusi normal dan homogen. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel yang diambil memiliki keadaan awal yang sama.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah metode TAPPS berpengaruh atau
tidak terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa, maka dilakukan uji
hipotesis. Uji hipotesis dilakukan terhadap data pretest dan postest. Hasil dari uji
hipotesis pretest menunjukkan H0 diterima, dapat diartikan bahwa antar kelas
eksperimen dengan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir
kritis siswa sehingga kedua kelas tersebut cocok dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian. Berdasarkan hasil dari uji hipotesis data postest menunjukkan adanya
penolakan H0 dan penerimaan H1 dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan rata-
rata kemampuan komunkasi verbal siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil postest menunjukkan bahwa rata-rata indikator
kemampuan komunikasi verbal siswa lebih besar pada kelas eksperimen
dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan pada kelompok kontrol dapat diketahui
51
bahwa hasil kemampuan komunikasi verbal siswa lebih rendah. Hal ini
dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan hanya ceramah dan tanya
jawab. Dengan metode tersebut siswa hanya mendengarkan penjelasan yang
diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung dan mendapatkan penjelasan secara
langsung dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi kurang aktif dalam
memahami materi dan menggunakan kemampuan komunikasinya selama
pembelajaran. Dengan metode konvensional tersebut, siswa pun cenderung
merasa bosan dan tidak fokus ketika berlangsungnya pembelajaran. Siswa tidak
memiliki kesempatan yang besar dalam memahami materi, karena guru yang
menjadi pusat dalam pembelajaran.
Hasil yang kurang baik pada kelas kontrol dibandingkan kelas eksperimen
disebabkan pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan penjelasan materi yang
diberikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat mandiri dalam melakukan
identifikasi dari masalah yang ada dalam pembelajaran. Siswa masih banyak yang
cenderung hanya menerima informasi tanpa mendapatkan informasi untuk
memperoleh penjelasan ilmiah secara langsung dan mandiri. Berdasarkan tesis
oleh Glass (1992) ciri utama dari metode TAPPS adalah mengungkapkan apa
yang dipikirkan siswa selama memecahkan suatu masalah dengan menggunakan
kata-kata. Hal inilah yang menyebabkan kelas kontrol memiliki hasil yang kurang
baik dibandingkan dengan kelas eksperimen. Karena selama pembelajaran
berlangsung, siswa di kelas kontrol tidak melibatkan kemampuan komunikasi
verbal dalam menyelesaikan masalah.
Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dirancang berdasarkan
karakteristik metode TAPPS yang tercermin di dalam langkah pembelajaran
tersebut. LKS yang digunakan sesuai dengan langkah-langkah metode TAPPS
selain itu penggunaan LKS selama pembelajaran pun digunakan untuk mengukur
seluruh indikator kemampuan komunikasi verbal siswa.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan metode
TAPPS menjadikan siswa terlibat langsung sehingga pembelajaran akan menjadi
lebih bermakna. Hal ini menjadikan siswa lebih mandiri dalam membangun
pengetahuan yang diperolehnya. Kondisi tersebut dikarenakan selama proses
52
pembelajaran siswa diminta untuk memecahkan masalah yang disajikan dengan
menggunakan kemampuan komunikasi verbal, baik dalam bentuk tulisan maupun
lisan.
Pembelajaran dengan metode TAPPS diawali dengan pertanyaan yang
diajukan kepada siswa sebagai apersepsi yang bersangkutan dengan materi ikatan
kimia serta sebagai pengantar agar siswa mendapatkan gambaran mengenai materi
yang akan mereka pelajari. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses
pembentukan ikatan ion, kovalen, dan logam. Setelah diberikan pertanyaan, siswa
dibentuk berkelompok dan diberikan LKS yang memuat permasalahan mengenai
ikatan kimia. LKS menyajikan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah
yang dapat diselesaikan dengan kemampuan komunikasi verbal siswa, sehingga
mengasah kemampuan komunikasi verbal siswa.
Selama pembelajaran berlangsung, siswa pun melakukan berbagai
aktivitas dan saling membantu antara sesama anggota dalam kelompok untuk
memecahkan masalah yang disajikan oleh guru. Dengan pembelajaran seperti itu,
siswa menjadi lebih mudah memahami ketika merasa kesulitan terhadap materi
atau permasalahan yang belum dimengerti. Setiap anggota dalam kelompok
adalah teman sebaya yang menjadikan siswa tidak merasa canggung untuk
bertanya antara sesama teman yang lebih paham ketika ada hal yang belum
dimengerti, sehingga kegiatan belajar pada siswa pun dapat terlaksana dengan
baik. Hal ini sejalan dengan teori belajar menurut Huda (2011) yang menyatakan
bahwa ketika siswa bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas, mereka saling
memberikan dorongan, anjuran dan informasi kepada teman sebayanya yang
membutuhkan bantuan. Dengan menggunakan metode TAPPS dalam
pembelajaran, siswa akan berinteraksi langsung dengan teman sebayanya,
sehingga siswa akan lebih mudah memahami hal dengan kerja sama. Berdasarkan
data hasil LKS yang mengukur kemampuan komunikasi verbal tulis siswa
diperoleh persentase sebesar 92,50% pada indikator ketepatan kata, 80,64% pada
indikator kesesuaian deskripsi dan 75,42% pada indikator keruntutan deskripsi.
Dengan rata-rata persentase sebesar 82,85% maka kemampuan komunikasi verbal
53
tulis siswa selama pembelajaran menggunakan metode TAPPS berada dalam
kategori sangat baik.
Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) sesuai dengan
pengertian bahasa dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras secara
berpasangan dalam penyelesaian masalah (Maula, 2011). Berdasarkan tesis oleh
Glass (1992), ciri utama dari metode TAPPS adalah mengungkapkan apa yang
dipikirkan siswa selama memecahkan suatu masalah dengan menggunakan kata-
kata. Pada metode TAPPS, siswa di kelas dibagi dalam beberapa tim, setiap tim
terdiri dari dua orang. Satu orang siswa menjadi Problem solver dan satu orang
lagi menjadi Listener. Setiap anggota tim memiliki tugas masing-masing yang
akan mengkuti aturan tertentu (Stice, 2012). Dengan menjadi problem solver dan
listener selama proses pembelajaran, siswa dapat dengan maksimal menggunakan
kemampuan komunikasi verbal lisan.
Selama pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS siswa
menggunakan kemampuan komunikasi verbal lisan saat mengungkapkan gagasan
atau pemikirannya sesuai dengan tahapan TAPPS yang terdapat dalam LKS. Oleh
sebab itu, digunakanlah lembar observasi untuk mengukur kemampuan
komunikasi tulis siswa. Berdasarkan data hasil lembar observasi diperoleh
persentase indikator kemampuan komunikasi verbal lisan siswa indikator
pengucapan sebesar 82,91%, kejelasan 77,08%, kosakata 86,27%, rasa percaya
diri 76,24%, pitch 77,5% serta nada dan gaya sebesar 73,75%. Dengan hasil
tersebut diperoleh persentase rata-rata indikator kemampuan komunikasi verbal
siswa sebesar 78,95% dengan kategori baik. Gambar 4.1 menampilkan contoh
kegiatan siswa pada indikator komunikasi verbal lisan siswa.
Gambar 4.1 Pembelajaran Siswa
54
Berdasarkan contoh tersebut dapat dilihat bahwa siswa melakukan salah
satu tahapan dalam metode TAPPS. Salah satu siswa sedang menjalankan
tugasnya sebagai problem solver dan satu orang lagi menjadi listener.
Berdasarkan hasil postest menunjukkan bahwa rata-rata indikator
kemampuan komunikasi verbal siswa lebih besar pada kelas eksperimen
dibandingkan kelas kontrol. Gambar 4.2 menampilkan perbandingan rata-rata
indikator kemampuan komunikasi verbal tulis siswa.
Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Persentase Rata-rata Indikator Kemampuan
Komunikasi Verbal Siswa pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa persentase rata-rata kelas
eksperimen yaitu sebesar 79,60 dan kelas kontrol hanya 65,53. Persentase yang
lebih besar yang diperoleh kelas eksperimen menunjukkan bahwa metode TAPPS
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal siswa. Hal ini terjadi karena
siswa pada kelas eksperimen terlatih untuk mengungkapkan pemikiran dengan
kemampuan komunikasi verbal yang dimilikinya.
Pada umumnya terdapat dua bentuk dasar komunikasi yaitu komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi
yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik secara tertulis maupun lisan
(Justiani, 2014). Selama proses pembelajaran menggunakan metode TAPPS,
siswa menggunakan kemampuan komunikasi verbal lisan dalam menyampaikan
gagasan atau pemikirannya, sedangkan kemampuan komunikasi verbal tulis
0
20
40
60
80
100
Ketepatan kata Kesesuaiandeskripsi
Keruntutandeskripsi
kelas kontrol kelas eksperimen
55
dituangkan selama menjawab soal yang diberikan. Dalam buku komunikasi verbal
dan nonverbal oleh Liliweri (1994), Tubs (1978) mengutip karya Menning dan
Wilkonson mengemukakan bahwa tema-tema komunikasi verbal tertulis terletak
pada faktor keterbacaan. Keterbacaan, menurut keduanya, berkaitan dengan
semantik suatu bahasa yang mempertimbangkan apakah setiap pembaca dapat
mengerti dengan tulisan dalam suatu wacana.
Indikator kemampuan komunikasi verbal tulis siswa yang pertama yaitu
ketepatan kata. Menurut Liliweri (1994), kata merupakan simbol dasar dalam
berkomunikasi. Kata yang digunakan dalam suatu wacana dapat menentukan
ketercapaian suatu komunikasi. Hasil dari pencapaian kemampuan komunikasi
verbal tulis indikator ketepatan kata setelah diberikan metode pembelajaran yang
berbeda yaitu sebesar 75,95% pada kelas kontrol dan 66,20% pada kelas
eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat proses pembelajaran TAPPS
siswa dilatih untuk berdikusi hasil jawaban yang mereka miliki.
Selama problem solver mengungkapkan jawaban kepada listener, seorang
Listener harus membuat Problem Solver tetap berbicara. Listener sebaiknya
dianjurkan untuk menunjukkan bila telah terjadi kesalahan tetapi tidak
menyebutkan letak kesalahannya (Whimbey dan Lochhead,2012). Selain itu,
berdasarkan data hasil Lembar Kerja Siswa (LKS), diperoleh persentase indikator
ketepatan kata sebesar 92.50%. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses
pembelajaran menggunakan metode TAPPS siswa sudah terlatih untuk
menggunakan kata yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan.Sehingga,
setelah mengungkapkan jawaban tersebut, problem solver akan mudah mengingat
jawaban atau kata yang paling tepat. Inilah yang menyebabkan hasil indikator
ketepatan kata pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas
kontrol. Pendapat ini pun didukung oleh (Kyungmoon, dkk, 2005) dalam
penelitiannya yang menyebutkan bahwa TAPPS dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi verbal.
Indikator kemampuan komunikasi verbal tulis selanjutnya ialah kesesuaian
deskripsi. Kalimat deskripsi adalah kalimat yang berkaitan dengan pengalaman
panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan perasaan
56
(Ayu, 2012). Tulisan deskripsi ini memberikan suatu gambaran tentang suatu
peristiwa atau kejadian. Hasil dari pencapaian kemampuan komunikasi verbal
tulis indikator kesesuaian deskripsi yaitu sebesar 75,95% pada kelas kontrol dan
66,20% pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat proses
pembelajaran TAPPS siswa dilatih untuk berdiskusi hasil jawaban yang mereka
miliki.
Setiap siswa pasti memiliki tingkat deskripsi yang berbeda. Dengan
memainkan peran sebagai problem solver dan listener, siswa mendiskusikan hasil
pemikirannya dengan menggunakan kemampuan komunikasi verbal yang
dimilikinya. Saat problem solver mengungkapkan hasil pemikirannya tugas utama
seorang Listener adalah memahami setiap langkah maupun kesalahan yang dibuat
Problem Solver. Selain itu, berdasarkan data hasil Lembar Kerja Siswa (LKS),
diperoleh persentase indikator kesesuaian deskripsi sebesar 80.64%. Hal ini
menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran yang menggunakan metode
TAPPS siswa sudah terlatih untuk menentukan deskripsi sesuai dengan jawaban
yang diperolehnya.
Seorang Listener yang bagus tidak hanya mengetahui langkah yang
diambil Problem Solver tetapi juga memahami alasan yang digunakan untuk
memilih langkah tersebut. Listener harus berusaha untuk tidak menyelesaikan
masalah Problem Solver (Whimbey dan Lochhead, 2012). Langkah ini akan
mengurangi kesalahan dalam mendeskripsikan jawaban yang diungkapkan
problem solver dan siswa mampu memilih jawaban mana yang paling benar.
Sedangkan pada kelas kontrol siswa tidak memiliki kesempatan untuk saling
mengoreksi jawaban satu sama lain. Ketika siswa melakukan kesalahan dalam
mendeskripsikan jawaban, maka kemungkinan ketidaksesuaian deskripsi akan
semakin besar. Selain itu, dengan menggunakan bahasa verbal tulis akan
mengurangi miskonsepsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Mazlan, Sui dan Jano (2015) yang menyatakan bahwa komunikasi verbal
tertulis lebih efektif dibandingkan komunikasi verbal lainnya, karena komunikasi
verbal tertulis mengurangi kemungkinan terjadinya miskonsepsi atau
57
kesalahpahaman konsep. Selain itu, komunikasi verbal tertulis memudahkan
proses mengartikan pesan dari komunikator kepada komunikan.
Indikator kemampuan komunikasi verbal tulis selanjutnya ialah keruntutan
deskripsi. Agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, maka jawaban yang
disajikan harus berurutan. Konteks yang ingin disampaikan dapat terlihat dengan
jelas dari suatu jawaban. Hasil dari pencapaian kemampuan komunikasi verbal
tulis indikator keruntutan deskripsi yaitu sebesar 78,50% pada kelas kontrol dan
63,55% pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat proses
yang dilakukan oleh problem solver dan listener selama pembelajaran TAPPS
tugas listener ialah memahami secara detail setiap langkah yang diambil problem
solver (Whimbey dan Lochhead, 2012), tidak hanya menganalisis jawaban
problem solver sesuai dengan jawabannya saja, akan tetapi juga harus sesuai
urutan jawaban yang dibuat oleh problem solver dalam lembar jawaban. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Alan Raymond Glass dari Universitas Minnesota
(1992) pun menemukan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode
TAPPS dapat lebih baik menuliskan pendapat dari suatu masalah untuk
diklarifikasi dari pada siswa yang menggunakan metode belajar biasa. Selain itu,
berdasarkan data hasil Lembar Kerja Siswa (LKS), diperoleh persentase indikator
keruntutan deskripsi sebesar 75,42%. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses
pembelajaran menggunakan metode TAPPS siswa sudah terlatih untuk
mengurutkan deskripsi sesuai dengan aturannya. Gambar 4.3 dan 4.4
menampilkan contoh jawaban siswa untuk indikator komunikasi verbal tulis
siswa.
Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol
58
Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Jawaban di atas dapat menjelaskan perbedaan ketercapain indikator
komunikasi verbal tulis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Siswa di
kelas eksperimen menjawab dengan kata yang tepat, sesuai dengan deskripsi dan
runtut dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan siswa pada kelas kontrol
menuliskan jawaban tidak sesuai indikator kesesuaian deskripsi dan keruntutan
deskripsi.
Selain menggunakan komunikasi verbal tulis, siswa pun dilatih
kemampuan komunikasi verbal lisannya dengan cara mengungkapkan gagasan
atau proses penyelesaian dari suatu masalah. Selama siswa mengungkapkan
gagasan menggunakan komunikasi verbal lisan, guru akan mengamati setiap
indikator lisan yang diucapkan siswa. Berdasarkan data hasil lembar observasi
diperoleh persentase rata-rata indikator kemampuan komunikasi verbal siswa
sebesar 78,95% yang termasuk ke dalam kategori baik.
Seperti yang dikemukakan oleh Pate, Wardlow, & Johnson (2004) bahwa
metode TAPPS merupakan suatu strategi yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan komunikasi verbal.
Dengan menggunakan metode TAPPS selama pembelajaran, siswa dilatih untuk
mencari pemecahan suatu masalah dan yang terpenting mereka belajar
memberikan pendapat atau argumen dengan menggunakan kemampuan
komunikasi verbalnya. Sedangkan siswa yang belajar dengan metode belajar biasa
tidak dilatih untuk melakukan hal tersebut. Hal ini yang menyebabkan nilai yang
diperoleh kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol.
59
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa metode TAPPS berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi verbal
siswa pada materi ikatan kimia. Kelas eksperimen pada data postest yang
menggunakan metode TAPPS mempunyai rata-rata nilai sebesar 79,60 dan
kelas kontrol mempunyai rata-rata nilai sebesar 65,53. Adanya pengaruh
metode TAPPS terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi
ikatan kimia, didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif untuk mengungkapkan gagasan melalui komunikasi verbal
yang dimiliki selama proses pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan,
diantaranya :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Thingking Aloud pair Problem
Solving (TAPPS) membutuhkan keaktifan siswa untuk menyampaikan
gagasan atau ide-ide menggunakan bahasa verbal lisan ataupun tulisan,
oleh karena itu, sebaiknya guru yang ingin menerapkan metode TAPPS
diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar sehingga
siswa akan terlatih menggunakan bahasa verbal.
2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode TAPPS membutuhkan
waktu yang cukup banyak, oleh karena itu sebaiknya guru yang ingin
menerapkan pendekatan pembelajaran ini dapat mengatur waktu dengan
baik agar tahapan TAPPS dapat berjalan secara optimal.
62
3. Pelaksanaan pembelajaran mengunakan metode TAPPS diharapkan
mampu meningkatkan kemampan komunikasi verbal siswa. Selain
tahapan metode TAPPS yang dilakukan siswa, guru yang menggunakan
metode TAPPS selama pembelajarannya harus mampu mengajukan
pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk melatih kemampuan
komunikasi verbalnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Ayu, D.P. (2012). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi dengan
Teknik Tanya Jawab Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas VIII
3 SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1), 339-425.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2017). bsnp-indonesia.org
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta:
Erlangga.
Effendy, O.U. (1992). Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
David H. Jonassen. (2004). Learning to Solve Problem An Instructional
Design Guide. San Francisco: Pfeiffer
Eka Indah Justisiani. (2014). Persepsi Masyarakat Tentang Bentuk
Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal pada Pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
E-jurnal ilmu komunikasi, 2(3).
Glass, Raymond Alan. (1992). The Effect of TAPPS in Technology
Education Students Thinking Procces, Prcedur, and Problem
Solution. USA
Hadjar, Ibnu. (1999). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif
Dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Handayani, LS, Syafriandi, Mirna. (2014) . Pengaruh Metode Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan
Komunikasi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1),
50-55.
Huda, Miftahul. (2012). Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur
dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iriantara, Yosal dan Usep Syaripudin. (2013). Komunikasi pendidikan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
64
Ismet, M. (2014). Melatih Komunikais Saintifik Verbal Siswa dalam
Pembelajaran Sains Menggunakan Strategi Penayangan
Visualisasi. Riau
Jatmiko, A. (2014). Pengaruh Metode TAPPS terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Justisiani, E, I., (2014). Persepsi Masyarakat Tentang bentuk Komunikasi
Verbal dan Komunikasi Nonverbal pada Pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah abdul Wahab Sjahranie Samarinda. eJournal Ilmu
Komunikasi, Vol.2, No.3, hal 193-206
Jonassen, David H. (2004). Learning to Solve problem An Instructinal
Design guide. San Fransisco : Pfeiffer.
Kelembagaan Ristekdikti. (2016). http://www.ristekdikti.go.id
Kyungmoon, Taehee dan Douglas. (2005). The Effect of Thinking Aloud
Pair Problem Solving on High School Student’s Chemistry
Problem Solving Performance and Verbal Interaction.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta:
Kencana.
Liliweri, A. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: Citra
Adiya Bakti.
Maula, N, Rochmad, Soedjoko,E. (2014). Efektiveness of TAPPS
Learning Model Assisted Worksheet Toward Problem Solving
Ability on Circle Topic. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains.
Tahun II, 1.
Mazlan, K,S, Sui, L,K,M, Jano, Z. (2015). Designing an Eportfolio
Conceptual Framework to Enhance Written Communication Skills
among Undergraduate Students. Asian Social Science, 11(17).
Michael, L. (2014). Effect of Thinking Aloud Pair Problem Solving on the
Troubleshooting Performace of Undergraduate Agriculture
Students in a Power Technology Course. University Arkansas
Misbahuddin, & Hasan, Iqbal (2013). Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
65
Mudyaharo, Redja. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Mukaromah,M., Subchan,W., dan Pujiastuti. (2014). Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) terhadap Hasil Belajar Biologi dan
Aktivitas Siswa. Pancaran, 3(1), 49-58.
Novianti, ines. (2013). Persepsi Siswa Terhadap Komunikasi Guru
Pembimbing dalam Pelaksanaan Layanan Informasi di SMP 26
Padang. Jurnal konseling, 2 (1), XX-YY
Oxtoby, D.W, Gillis, H.P, Nachtrieb, N.H. 2001. Kimia Modern. Jakarta :
Erlangga.
Pate, L, M, Wardlow, G W, Johnson, DM. (2004). Effect of TAPPS on
The Troubleshooting Performance of Undergraduate Agriculture
Students in a Power Technology Course. Jurnal Of Agricultural
Education, 45(4).
Pate dan Young. (2014). Compact Power Equipment Troubleshooting
Training: Formative Assesment using TAPPS. Utah State
University.
Petrucci, R.H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga.
Purwanto, Ngalim. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahayu, E.L. (2013). Penggunaan Media Persentasi Powerpoint untuk
meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Belajar IPS pada Siswa
Kelas VII A SMP Negeri 4 Kalasan Tahun Ajaran 2012/2013. UNY
Rahmat, M., Muhardjito., Zulaikah, S., (2014). Kemampuan Pemecahan
Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair
Problem Solving Siswa Kelas X SMA. Jurnal Fisika Indonesia,
No.54, Vol XVIII.
Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Mendikbud. Jakarta
Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Mendikbud. Jakarta
66
Riadi, Edi. (2016). Statstik Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Siregar, Sofyan. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Bumi Aksara.
Slavin. (2012) Thinking Aloud Pair Problem Solving.
http://www.wcer.wisc.edu
Someren, M, Barnad, Y, Sendberg, J. (1994) The Think Aloud Method.
Department of social Science Informatics. University of Amsterdam.
London : Academic Press.
Sperber, Dan & Wilson Deirdre. Editor Prof. Dr. Abd. Syukur Ibrahim.
(2009). Teori relevansi komunikasi dan kognisi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Stice,J.E. (2012). Teaching Problem Solving. http ://www.csi.uinian
Sudirman, N, Rusyan, T, Arifin, Z, Fathoni, T. (1991). Ilmu pendidikan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta
Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
tindakan. Bandung: Refika Aditama.
Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:
Bumi Aksara
Trihendradi, C. (2010). Analisis data statistic. Yogyakarta: C.V Andi
Offset
Whinbey, Arthur dan Lochhead, J. (2010). Problem Solving &
Comprehesion. (http://books.google.co.id)
Widiyastuti, D., Elniati, S., Nasution, M,L. (2014). Penerapan Startegi
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam
Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP 11 Padang. Jurnal
Pendidikan Matematika, 1(3).
Zulfiani, Feronika, T, Suartini, K. (2009). Strategi pembelajaran sains.
Jakarta : Lembaga penelitian UIN Jakarta.
LAMPIRAN
67
Lampiran 1
ANALISIS INDIKATOR IKATAN KIMIA
Mata Pelajaran : Ikatan kimia
Kelas : X
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Kompetensi Dasar
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi
antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Indikator
3.5.1 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan ion
3.5.2 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen
3.5.3 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi
3.5.4 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan logam
3.5.5 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.6 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.7 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.8 Membandingkan (C2) proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
3.5.9. Membandingkan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya dengan
sifat fisik materi
68
4.5.1 Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya dengan
sifat fisik materi
4.5.3 Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya
dengan sifat fisik materi
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Ikatan ion Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai materi ikatan ion melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Siswa mempelajari materi katan ion dari
buku dan sumber referensi lain berdasarkan
arahan guru
LKS
3.5.1 Menjelaskan proses
pembentukan ikatan ion
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi ikatan ion yang diberikan
oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap
atom akan saling berikatan untuk mencapai
kestabilan. Begitupun dengan atom natrium
dan klorin. Jelaskan bagaimana
terbentuknya ikatan antar atom tersebut !
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
69
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Permasalahan II
Senyawa ion merupakan senyawa yang
terbentuk karena adanya serah terima
elektron antar atom. Berikan contoh proses
pembentukan senyawa ion.
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan kovalen Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai materi ikatan kovalen melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Siswa mempelajari materi katan kovalen
dari buku dan sumber referensi lain
berdasarkan arahan guru
LKS
3.5.2.Menjelaskan proses
pembentukan ikatan kovalen
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi ikatan kovalen yang
diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Kalian telah mempelajari bahwa ikatan ion
terjadi karena adanya serah terima elektron.
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
70
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Apakah ada ikatan yang saling
menggunakan elektron bersama ?
selidikilah ikatan yang terbentuk dari atom
hidrogen dan klor !
Permasalahan II
Daftar senyawa dan molekul
1. CaCl2
2. NH3
3. CO2
4. NaCl
Tunjukkanlah mana dari senyawa di atas
yang berikatan kovalen
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan kovalen
koordinasi
Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai materi ikatan kovalen koordinasi
melalui motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Siswa mempelajari materi katan kovalen
koordinasi dari buku dan sumber referensi
lain berdasarkan arahan guru
LKS
3.5.3 Menjelaskan proses
pembentukan ikatan
Menyelesaikan
masalah Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi ikatan kovalen koordinasi Verbal tulisan
Ketepatan kata
LKS
71
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
kovalen koordinasi.
yang diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Jelaskan bagaimana terbentuknya ikatan
kovalen koordinasi !
Permasalahan II
H3O+ terbentuk dari reaksi antara H2O doan
ion H+ Jelaskan bagaimana senyawa
tersebut terbentuk dan ikatan apa yang
terjadi dalam senyawa tersebut ?
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa
II menjadi problem solver dan
siswa I menjadi listener. Ikatan logam Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai materi ikatan logam melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Siswa mempelajari materi katan logam dari
buku dan sumber referensi lain berdasarkan
arahan guru
LKS
3.5.4 Menjelaskan proses
pembentukan ikatan logam
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi ikatan logam yang
diberikan oleh guru melalui LKS
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
LKS
72
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Permasalahan I
Apakah yang kalian ketahui mengenai
ikatan logam dan jelaskan bagaimana
ikatan logam dari suatu logam dapat
terbentuk !
Permasalahan II
Gambarkan bagaimana proses
pembentukan ikatan ogam pada logam besi
!
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan ion Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai proses interaksi antar partikel
senyawa ion dan hubungannya dengan sifat
fisik materi.melalui motivasi yang
diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Siswa mempelajari materi proses interaksi
antar partikel senyawa ion dan
hubungannya dengan sifat fisik materi dari
buku dan sumber referensi lain berdasarkan
arahan guru
LKS
73
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
3.5.5 Menjelaskan (C2) proses
interaksi antar partikel
senyawa ion dan
hubungannya dengan sifat
fisik materi.
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai proses interaksi antar partikel
senyawa ion dan hubungannya dengan sifat
fisik materi yang diberikan oleh guru
melalui LKS
Permasalahan I
Senyawa ion memiliki titik didih dan titik
leleh yang tinggi serta dapat
menghantarkan arus listrik. Jelaskan
bagaimana sifat fisik tersebut dimiliki oleh
senyawa ion !
Permasalahan II
Selain memiliki titik diidh dan titik leleh
yang tinggi. senyawa ion dalam bentuk
cairan mampu menghantarkan arus listrik.
Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi
!
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan kovalen Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai proses interaksi antar partikel
senyawa ion dan hubungannya dengan sifat
fisik materi.melalui motivasi yang
diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
74
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Nada dan gaya
Siswa mempelajari materi proses interaksi
antar partikel molekul kovalen dan
hubungannya dengan sifat fisik materi dari
buku dan sumber referensi lain berdasarkan
arahan guru
LKS
3.5.6 Menjelaskan (C2) proses
interaksi antar partikel
molekul kovalen dan
hubungannya dengan sifat
fisik materi.
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses interaksi antar
partikel molekul kovalen dan hubungannya
dengan sifat fisik materi yang diberikan
oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Senyawa ion cenderung memiliki titik didih
dan titik leleh yang tinggi dibandingkan
dengan senyawa kovalen. Mengapa hal
demikian bisa terjadi pada molekul kovalen
?
Permasalahan II
Mengapa pada umumnya molekul kovalen
tidak dapat mengahantarkan arus listrik ?
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
observasi dan
Dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan logam Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
75
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai proses interaksi antar partikel
logam dan hubungannya dengan sifat fisik
materi.melalui motivasi yang diberikan
guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Siswa mempelajari materi proses interaksi
antar partikel molekul kovalen dan
hubungannya dengan sifat fisik materi dari
buku dan sumber referensi lain berdasarkan
arahan guru
LKS
3.5.7 Menjelaskan (C2) proses
interaksi antar partikel
senyawa logam dan
hubungannya dengan sifat
fisik materi.
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses interaksi antar
partikel molekul kovalen dan hubungannya
dengan sifat fisik materi yang diberikan
oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Jelaskan bagaimana interaksi antar atom
senyawa logam dapat membuat logam
memiliki ikatan yang sangat kuat !
Permasalahan II
Salah satu kelebihan logam ialah mampu
menjadi penghantar listrik yang baik.
Jelaskan bagaimana logam mampu menjadi
penghantar listrik yang baik !
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
76
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
menjadi listener.
Ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan
logam
Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan logam melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan logam dari buku dan
sumber referensi lain berdasarkan arahan
guru
LKS
3.5.8 Membandingkan (C2)
proses pembentukan ikatan
ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi dan
ikatan logam
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam
yang diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Jelaskan perbedaan proses pembentukan
ikatan ion dengan ikatan kovalen !
Permasalahan II
Jelaskan perbedaan proses pembentukan
ikatan logam dengan ikatan kovalen
koordinasi !
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
77
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
menjadi listener.
Ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan
logam
Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan logam melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan logam dari buku dan
sumber referensi lain berdasarkan arahan
guru
LKS
3.5.9. Membandingkan (C2)
proses interaksi antar
partikel senyawa ion,
melekul kovalen dan
kovalen koordinasi serta
senyawa logam
hubungannya dengan sifat
fisik materi
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam
yang diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Jelaskan proses interaksi antar partikel
yang terjadi pada senyawa ion dan molekul
kovalen yang menyebabkan senyawa ion
memiliki titik didih dan titik leleh yang
tinggi sedangkan molekul kovalen tidak
memiliki titik didih dan titik leleh yang
tinggi !
Permasalahan I
Apa yang menyebabkan senyawa yang
terbentuk dari ikatan logam memiliki titik
didih dan titik leleh yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan senyawa ion dna
molekul kovalen?
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
78
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan
logam
Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan logam melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan logam dari buku dan
sumber referensi lain berdasarkan arahan
guru
LKS
4.5.1 Mengolah perbandingan
proses pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, ikatan logam
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam
yang diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Jelaskan jenis ikatan yang terbentuk serta
proses pembentukan ikatan yang terjadi
antara senyawa magnesium dan flour
dengan ikatan yang terjadi antar atom
oksigen !
Permasalahan II
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
79
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Jelaskan jenis ikatan yang terbentuk serta
proses pembentukan ikatan yang terjadi
pada alumunium !
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan
logam
Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan logam melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan logam dari buku dan
sumber referensi lain berdasarkan arahan
guru
LKS
4.5.2 Mengolah perbandingan
proses interaksi antar
partikel senyawa ion,
melekul kovalen dan
kovalen koordinasi serta
senyawa logam
hubungannya dengan sifat
fisik materi
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam
yang diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Buatlah tabel perbandingan sifat fisik
antara senyawa ion, kovalen dan logam ?
Permasalahan II
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
80
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan
logam
Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan logam melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan logam dari buku dan
sumber referensi lain berdasarkan arahan
guru
LKS
4.5.3 Menganalisis perbandingan
proses pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, ikatan logam
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam
yang diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa
senyawa ion terbentuk karena adanya serah
terima elektron, sedangkan molekul
kovalen terjadi karena adanya pasangan
elektron yang digunakan bersama.
Mengapa hal demikian bisa terjadi ?
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
81
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
Permasalahan I
Mengapa ikatan yang terjadi pada senyawa
logam sangat tinggi jika dibandingkan
dengan ikatan yang terbentuk pada
senyawa ion !
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
Ikatan ion, ikatan
kvalen dan ikatan
logam
Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
LKS
Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan logam melalui
motivasi yang diberikan guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan logam dari buku dan
sumber referensi lain berdasarkan arahan
guru
LKS
4.5.4 Menganalisis perbandingan
proses interaksi antar partikel
senyawa ion, melekul kovalen
dan kovalen koordinasi serta
senyawa logam hubungannya
dengan sifat fisik materi
Menyelesaikan
masalah
Siswa menyelesaikan permasalahan
mengenai materi proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam
yang diberikan oleh guru melalui LKS
Permasalahan I .Perhatikan tabel titi didih beberapa senyawa
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
LKS
82
Indikator Pembelajaran Materi
Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran
Indikator
Komunikasi Verbal Instrumen
dan molekul berikut !
Molekul dan
senyawa
Titik didih
(0C)
NaCl 1413
MgO 3600
O2 -183
Cl2 -35
Mengapa senyawa natrium klorida memiliki
titik didih tertinggi dibanding senyawa dan
molekul lain sedangkan molekul Cl2 memiliki
titik didih terendah?
Permasalahan II
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya
bahwa jika massa atom relatif (Mr) makin
besar, maka titik didih makin tinggi. Akan
tetapi, pada golongan VIA, H2O
mempunyai titik didih yang paling tinggi
padahal mempunyai Mr yang paling kecil
dibandingkan H2Te, H2Se, dan H2S.
mengapa hal demikian bisa terjadi ?
Mengungkapkan
gagasan melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi listener.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Lembar
Observasi dan
dokumentasi
Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II
menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
83
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Eksperimen)
Satuan pendidikan : MAN 1 Tangerang Selatan
Bidang Studi : Kimia
Kelas / semester : X
Materi pokok : Ikatan kimia
Alokasi waktu :
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.Kompetensi Dasar
2.2 Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
84
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi
antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
C. Indikator
3.5.1 Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion
3.5.2 Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen
3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi
3.5.4 Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam
3.5.5 Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.6 Menjelaskan proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.7 Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.8 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
3.5.9 Membandingkan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya dengan
sifat fisik materi
4.5.1 Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya
dengan sifat fisik materi
4.5.3 Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.4 Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya
dengan sifat fisik materi
D. Tujuan pembelajaran
3.5.1 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan ion
3.5.2 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen
85
3.5.3 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi
3.5.4 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan logam
3.5.5 Siswa mampu menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.6 Siswa mampu menjelaskan proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.7 Siswa mampu menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.8 Siswa mampu membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
3.5.9. Siswa mampu membandingkan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
4.5.1 Siswa mampu mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Siswa mampu mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
4.5.3 Siswa mampu menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Siswa mampu enganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
E. Materi Ajar
Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi
elektronnya sama dengan gas mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan dinamakan senyawa ion.
Umumnya, ikatan ion terjadi antara atom logam yang cenderung melepaskan elektron dengan atom nonlogam yang cenderung menerima elektron.
Contohnya, ikatan yang terjadi antara atom Na dengan atom Cl.
86
Sifat senyawa ion
1. Berwujud padat pada suhu kamar
2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
3. Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk cairan atau lelehan
4. Mempunyai sifat keras, namun mudah rapuh
Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian bersama pasangan elektron. Umumnya, ikatan kovalen dibentuk oleh atom-
atom nonlogam.
Pembentukan ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan. Contohnya,
ikatan yang terjadi antara 2 atom Cl.
87
Pembentukan ikatan kovalen rangkap
Ikatan kovalen rangkap merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan.
Contoh ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom Oksigen.
Contoh ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom nitrogen.
Ikatan kovalen koordinasi
Pada bebrapa molekul, pasangan elektron yang digunakan untuk berikatan kovalen hanya berasal dari salah satu atom. Sementara itu, atom atau
molekul yang lain tidak memberikan elektron. Ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara seperti itu dinamakan ikatan kovalen koordinasi. Contoh ikatan
kovalen koordinasi terdapat pada senyawa HNO3
Sifat-sifat senyawa kovalen
1. Berwujud gas, cair dan padat pada suhu kamar
2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah
88
3. Kebanyakan tidak dapat menghantarkan listrik
4. Umumnya bersifat lunak
Kepolaran senyawa kovalen
Prinsip dasar ikatan kovalen adalah pemakaian elektron bersama oleh atom-atom yang berikatan. Jika elektron-elektron yang digunakan bersama
tersebut cenderung lebih tertarik ke salah satu atom, maka akan terjadi pengutuban (polarisasi). Ikata kovalen seperti itu dinamakan ikatan kovalen
polar. Jika elektron-elektron yang digunakana bersama tersebar merata ke setiap atom yang berikatan atau daya tarik atom untuk menarik elketron sama
kuat, maka tidak akan terjadi polarisasi. Ikatan kovalen seperti ini dinamakan ikatan kovalen non polar.
Ikatan logam
Ikatan yang mungkin terbentuk antaratom logam dinamakan ikata logam. Atom logam cenderung melepaskan elektron dan bermuatan positif.
Antaratom logam dapat saling berikatan akibat gaya tarik-menarik antara ion logam bermuatan positif dengan elektron valensi yang bermuatan negatif.
Gambar ion positif di tengan awan elektron
Sifat –sifat logam
1. Umumnya bersifat keras
2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
3. Merupakan penghantar panas dan listrik yang baik
4. Mempunyai permukaan yang mengkilap
5. Dapat ditempa
89
Gaya antar molekul
Gaya antarmolekul merupakan gaya tarik diantara molekul-molekul.
1. Gaya van der waals
Antarmolekul yang mempunyai perbedaan elektronegatifan yang sangat kecil terdapat gaya tarik-menarik walaupun sangat lemah. Gaya
tarik ini dinamakan gaya van der waals. Dalam gaya van der waals terdapat dua gaya, yait gaya London dan gaya diol-dipol.
Gaya London (dipol sesaat)
Gaya ini tejadi pada molekul gas mulia dan pada molekul diaotomik atau pada molekul yag memiliki perbedaan ekelektronegatifan nol. Dipol
ini bersifat sementara, karena lektron selalu bergerak dalam orbital sehingga pada saat berikutnya dipol itu hilang.
Gaya dipol-dipol
Molekul polar adalah molekul-molekul yang memiliki momen dipol, yang distribusi rapatn elketronnya tidak simetris. Molekul-molekul
polar yang mempunyai kutub positif dan kutub negatif yang slaing berdekatan akan menghasilkan gaya tarik menarik yang disebut gaya tarik
dipol-dipol. Gaya tarik dipol-dipol ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London atau dipol sesaat. Sehingga titik didih senyawa kovalen polar
(gaya dipol-dipol) lebih tinggi dibandingkan senyawa kovalen nonpolar yang memiliki gaya London atau dipol sesaat.
2. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk antara molekul-molekul yang snagat polar den mengandung atom hidrogen. Kutub positif pada
kedudukan H berikatan dengan kutub negatif pada kedudukan atom yang keelektronegatifannya besar, sperti atom flour, oksigen dan nitrogen.
Contoh ikatan hidrogen antarmolekul H2O
Gambar ikatan hidrogen antarmolekul H2O
90
G. Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Problem solving
Metode : Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1 (Pretest)
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
Memberikan salam pembuka
Mempersilahkan salah satu siswa memimpin doa
Guru memberikan arahan mengenai pretest yang
akan dikerjakan siswa
Kegiatan awal
Siwa menjawab salam
Siswa berdoa
Siswa mendengarkan arahan dari guru
5 menit
Kegiatan inti Guru memberikan lembar soal dan jawabanan kepada
siswa
Guru meminta siswa untuk mulai mengerjakan soal
pretest
Siswa menerima lembar soal dan jawaban dari
guru
Siswa mengerjakan soal pretest
Komunikais verbal tulis 80 menit
Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya
o Meminta siswa berdo’a.
o Guru memberi salam penutup.
Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan
dipelajari di pertemuan berikutnya
o Siswa berdo’a
o Siswa menjawab salam
5 menit
91
Pertemuan 2
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
Memberikan salam pembuka
Mempersilahkan salah satu siswa memimpin
doa
Mempersilahkan siswa untuk membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
Guru memberikan motivasi kepada siswa
mengenai pengetahuan awal tentang materi
proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan
logam melalui pertanyaan yang diajukan.
Mengajukan pertanyaan yang membuka
wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin
tahu siswa
- “guru bertanya kepada siswa, mengapa antar atom
terjadi sebuah ikatan ? dan tahu kah kalian apa
itu ikatan kimia ?” dan apa saja macam-macam
ikatan kimia ?
Kegiatan awal
Siwa menjawab salam
Siswa berdoa
Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
Siswa menggali pengetahuan awal mengenai
materi proses pembentukan ikatan ion,
kovalen dan logam melalui motivasi yang
diberikan guru
Menyimak motivasi dari guru dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
Komunikasi verbal
lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
15 menit
Kegiatan inti
Menyelesaikan
masalah
Mengungkapkan
gagasan melalui
o Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan
logam dari LKS dan sumber referensi lain
o Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
permasalahan mengenai materi proses
pembentukan ikatan ion, kovalen dan logam
yang diberikan melalui LKS
o Meminta semua siswa menjalankan peran
o Siswa mempelajari materi ikatan ion dari LKS
dan sumber referensi lain berdasarkan arahan
guru
o Siswa menyelesaikan permasalahan mengenai
materi proses pembentukan ikatan ion,
kovalen dan logam yang diberikan oleh guru
melalui LKS
o Siswa menjalankan peran masing-masing
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
Verbal lisan
65 menit
92
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
bahasa lisan
Bertukar peran
masing-masing untuk mengungkapkan
penjelasan mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem solver
dan siswa II menjadi listener.
o Guru meminta siswa untuk saling bertukar peran
Siswa II menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener.
untuk mengungkapkan penjelasan mengenai
permasalahan yang telah diselesaikan. Siswa
I menjadi problem solver dan siswa II menjadi
listener.
o Siswa saling bertukar peran Siswa II menjadi
problem solver dan siswa I menjadi listener.
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Penutup Penutup o Guru memancing siswa untuk membuat
kesimpulan dari proses pembentukan ikatan ion,
kovalen dan logam yang telah dipelajari
o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya
o Meminta siswa berdo’a.
o Guru memberi salam penutup.
Penutup o Siswa membuat kesimpulan dari materi proses
pembentukan ikatan ion, kovalen dan logam
yang telah dipelajarai
o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan
dipelajari di pertemuan berikutnya
o Siswa berdo’a
o Siswa menjawab salam
10 menit
5 5
5
5
93
Pertemuan 3
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
Memberikan salam pembuka
Mempersilahkan salah satu siswa memimpin
doa
Mempersilahkan siswa untuk membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
Guru memberikan motivasi kepada siswa
mengenai pengetahuan awal tentang materi
interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi melalui pertanyaan yang diajukan.
Mengajukan pertanyaan yang membuka
wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin
tahu siswa
- “guru bertanya kepada siswa, mengapa senyawa
ion dalam bentuk cairan atau lelehan dapat
menghantarkan listrik sedangkan senyawa
kovalen tidak dapat menghantarkan listrik ?
Kegiatan awal
Siwa menjawab salam
Siswa berdoa
Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 2 orang
Siswa menggali pengetahuan awal mengenai
materi interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan
sifat fisik materi melalui motivasi yang
diberikan guru
Menyimak motivasi dari guru dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
Komunikasi verbal
lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
15 menit
Kegiatan inti
Menyelesaikan
masalah
Mengungkapkan
gagasan melalui
o Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi dari LKS dan sumber referensi lain
o Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
permasalahan mengenai materi interaksi antar
partikel (atom, ion, molekul) materi dan
hubungannya dengan sifat fisik materi yang
diberikan melalui LKS
o Siswa mempelajari materi interaksi antar
partikel (atom, ion, molekul) materi dan
hubungannya dengan sifat fisik materi dari
LKS dan sumber referensi lain berdasarkan
arahan guru
o Siswa menyelesaikan permasalahan mengenai
materi interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan
sifat fisik materi yang diberikan oleh guru
melalui LKS
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
65 menit
94
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
bahasa lisan
Bertukar peran
o Meminta semua siswa menjalankan peran
masing-masing untuk mengungkapkan
penjelasan mengenai permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I menjadi problem solver
dan siswa II menjadi listener.
o Guru meminta siswa untuk saling bertukar peran
Siswa II menjadi problem solver dan siswa I
menjadi listener
o Siswa menjalankan peran masing-masing
untuk mengungkapkan penjelasan mengenai
permasalahan yang telah diselesaikan. Siswa
I menjadi problem solver dan siswa II menjadi
listener.
o Siswa saling bertukar peran Siswa II menjadi
problem solver dan siswa I menjadi listener.
deskripsi
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Penutup Penutup o Guru memancing siswa untuk membuat
kesimpulan dari materi interaksi antar partikel
(atom, ion, molekul) materi dan hubungannya
dengan sifat fisik materi yang telah dipelajari
o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya
o Meminta siswa berdo’a.
o Guru memberi salam penutup.
Penutup o Siswa membuat kesimpulan dari materi
interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi yang telah dipelajarai
o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan
dipelajari di pertemuan berikutnya
o Siswa berdo’a
o Siswa menjawab salam
10 menit
5 5
5
5
Pertemuan 4 (Post-test)
95
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
Memberikan salam pembuka
Mempersilahkan salah satu siswa memimpin
doa
Guru memberikan arahan mengenai post-test
yang akan dikerjakan siswa
Kegiatan awal
Siwa menjawab salam
Siswa berdoa
Siswa mendengarkan arahan dari guru
5 menit
Kegiatan inti Guru memberikan lembar soal dan jawabanan
kepada siswa
Guru meminta siswa untuk mulai mengerjakan soal
post-test
Siswa menerima lembar soal dan jawaban dari
guru
Siswa mengerjakan soal pretest
Komunikais verbal tulis 80 menit
Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya
o Meminta siswa berdo’a.
o Guru memberi salam penutup.
Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan
dipelajari di pertemuan berikutnya
o Siswa berdo’a
o Siswa menjawab salam
5 menit
H. Sumber Belajar
a. Media : Alat tulis, white board, dan LKS
b. Sumber : Rahayu N, Sri, dkk. 2014. KIMIA SMA/MA Kelas X. Jakarta : Bumi Aksara
96
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan pendidikan : MAN 1 Tangerang Selatan
Bidang Studi : Kimia
Kelas / semester : X
Materi pokok : Ikatan kimia
Alokasi waktu :
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.Kompetensi Dasar
2.2 Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi
antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
97
C. Indikator
3.5.1 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan ion
3.5.2 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen
3.5.3 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi
3.5.4 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan logam
3.5.5 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.6 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.7 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.8 Membandingkan (C2) proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
3.5.9 Membandingkan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya
dengan sifat fisik materi
4.5.1 Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya
dengan sifat fisik materi
4.5.3 Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.4 Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya
dengan sifat fisik materi
D. Tujuan pembelajaran
3.5.1 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan ion
3.5.2 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen
3.5.3 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi
3.5.4 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan logam
98
3.5.5 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.6 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.7 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.5.8 Siswa mampu membandingkan (C2) proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
3.5.9. Siswa mampu membandingkan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
4.5.1 Siswa mampu mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Siswa mampu mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
4.5.3 Siswa mampu menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
4.5.2 Siswa mampu enganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
E. Karakter yang diharapkan
Jujur, Peduli, Disiplin, Tanggung jawab, Menghargai, Kerjasama, Percaya diri, Berani
F. Materi Ajar
Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi
elektronnya sama dengan gas mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan dinamakan senyawa ion.
Umumnya, ikatan ion terjadi antara atom logam yang cenderung melepaskan elektron dengan atom nonlogam yang cenderung menerima elektron.
Contohnya, ikatan yang terjadi antara atom Na dengan atom Cl.
99
Sifat senyawa ion
1. Berwujud padat pada suhu kamar
2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
3. Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk cairan atau lelehan
4. Mempunyai sifat keras, namun mudah rapuh
Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian bersama pasangan elektron. Umumnya, ikatan kovalen dibentuk oleh atom-
atom nonlogam.
Pembentukan ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan. Contohnya,
ikatan yang terjadi antara 2 atom Cl.
Pembentukan ikatan kovalen rangkap
100
Ikatan kovalen rangkap merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan.
Contoh ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom Oksigen.
Contoh ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom nitrogen.
Ikatan kovalen koordinasi
Pada bebrapa molekul, pasangan elektron yang digunakan untuk berikatan kovalen hanya berasal dari salah satu atom. Sementara itu, atom atau
molekul yang lain tidak memberikan elektron. Ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara seperti itu dinamakan ikatan kovalen koordinasi. Contoh ikatan
kovalen koordinasi terdapat pada senyawa HNO3
Sifat-sifat senyawa kovalen
1. Berwujud gas, cair dan padat pada suhu kamar
2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah
3. Kebanyakan tidak dapat menghantarkan listrik
101
4. Umumnya bersifat lunak
Kepolaran senyawa kovalen
Prinsip dasar ikatan kovalen adalah pemakaian elektron bersama oleh atom-atom yang berikatan. Jika elektron-elektron yang digunakan bersama
tersebut cenderung lebih tertarik ke salah satu atom, maka akan terjadi pengutuban (polarisasi). Ikata kovalen seperti itu dinamakan ikatan kovalen
polar. Jika elektron-elektron yang digunakana bersama tersebar merata ke setiap atom yang berikatan atau daya tarik atom untuk menarik elketron sama
kuat, maka tidak akan terjadi polarisasi. Ikatan kovalen seperti ini dinamakan ikatan kovalen non polar.
Ikatan logam
Ikatan yang mungkin terbentuk antaratom logam dinamakan ikata logam. Atom logam cenderung melepaskan elektron dan bermuatan positif.
Antaratom logam dapat saling berikatan akibat gaya tarik-menarik antara ion logam bermuatan positif dengan elektron valensi yang bermuatan negatif.
Gambar ion positif di tengan awan elektron
Sifat –sifat logam
1. Umumnya bersifat keras
2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
3. Merupakan penghantar panas dan listrik yang baik
4. Mempunyai permukaan yang mengkilap
5. Dapat ditempa
Gaya antar molekul
102
Gaya antarmolekul merupakan gaya tarik diantara molekul-molekul.
1. Gaya van der waals
Antarmolekul yang mempunyai perbedaan elektronegatifan yang sangat kecil terdapat gaya tarik-menarik walaupun sangat lemah. Gaya
tarik ini dinamakan gaya van der waals. Dalam gaya van der waals terdapat dua gaya, yait gaya London dan gaya diol-dipol.
Gaya London (dipol sesaat)
Gaya ini tejadi pada molekul gas mulia dan pada molekul diaotomik atau pada molekul yag memiliki perebdaan ekelektronegatifan nol. dipol
ini bersifat sementara, karena lektron selalu bergerak dalam orbital sehingga pada saat berikutnya dipol itu hilang.
Gaya dipol-dipol
Molekul polar adalah molekul-molekul yang memiliki momen dipol, yang distribusi rapatn elketronnya tidak simetris. Molekul-molekul
polar yang mempunyai kutub positif dan kutub negatif yang slaing berdekatan akan menghasilkan gaya tarik menarik yang disebut gaya tarik
dipol-dipol. Gaya tarik dipol-dipol ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London atau dipol sesaat. Sehingga titik didih senyawa kovalen polar
(gaya dipol-dipol) lebih tinggi dibandingkan senyawa kovalen nonpolar yang memiliki gaya London atau dipol sesaat.
2. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk antara molekul-molekul yang snagat polar den mengandung atom hidrogen. Kutub positif pada
kedudukan H berikatan dengan kutub negatif pada kedudukan atom yang keelektronegatifannya besar, sperti atom flour, oksigen dan nitrogen.
Contoh ikatan hidrogen antarmolekul H2O
Gambar ikatan hidrogen antarmolekul H2O
103
G. Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Problem solving
Metode : Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
Memberikan salam pembuka
Mempersilahkan salah satu siswa memimpin
doa
Mempersilahkan siswa untuk membuat
kelompok yang terdiri atas 5 orang
Guru memberikan motivasi kepada siswa
mengenai pengetahuan awal tentang materi
proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan
logam melalui pertanyaan yang diajukan.
Mengajukan pertanyaan yang membuka
wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin
tahu siswa
- “guru bertanya kepada siswa, mengapa antar atom
terjadi sebuah ikatan ? dan tahu kah kalian apa
itu ikatan kimia ?” dan apa saja macam-macam
ikatan kimia ?
Kegiatan awal
Siwa menjawab salam
Siswa berdoa
Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 5 orang
Siswa menggali pengetahuan awal mengenai
materi proses pembentukan ikatan ion,
kovalen dan logam melalui motivasi yang
diberikan guru
Menyimak motivasi dari guru dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
15 menit
Kegiatan inti
Guru memberikan beberapa senyawa kepada
setiap kelompok. Dan meminta siswa untuk
mengamati jenis ikatan yang terjadi pada
senyawa tersebut.
Guru meminta siswa untuk menuliskan hal-hal
Siswa mengamati jenis ikatan yang terjadi
pada senyawa tersebut.
Siswa menuliskan hal-hal yang ingin
Verbal tulisan
70 menit
104
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
yang ingin ditanyakan berdasarkan hasil
pengamatan siswa terhadap senyawa yang
diberikan.
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
permasalahan atau hal-hal yang dipertanyakan
berdasarkan hasil pengamatan siswa terhadap
senyawa dengan cara mencari sumber referensi.
Guru meminta siswa untuk menjelaskan
pemahaman mengenai jenis ikatan yang terjadi
pada senyawa kepada teman satu kelompok
dengan saling bertanya/berdiskusi selama
diskusi.
Guru meminta perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk membuat kesimpulan dari
proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan
logam.
ditanyakan berdasarkan hasil pengamatan
Siswa menyelesaikan permasalahan atau hal-
hal yang dipertanyakan berdasarkan hasil
pengamatan siswa terhadap senyawa dengan
cara mencari sumber referensi pengamatan
siswa terhadap senyawa dengan cara mencari
sumber referensi
Siswa menjelaskan pemahaman mengenai
jenis ikatan yang terjadi pada senyawa kepada
teman satu kelompok dengan saling
bertanya/berdiskusi selama diskusi.
Siswa perwakilan dari masing-masing
kelompok membuat kesimpulan dari proses
pembentukan ikatan ion, kovalen dan logam.
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya
o Meminta siswa berdo’a.
o Guru memberi salam penutup.
Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan
dipelajari di pertemuan berikutnya
o Siswa berdo’a
o Siswa menjawab salam
5 menit
5 5
5
5
105
Pertemuan 2
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Kegiatan awal
Memberikan salam pembuka
Mempersilahkan salah satu siswa memimpin
doa
Mempersilahkan siswa untuk membuat
kelompok yang terdiri atas 5 orang
Guru memberikan motivasi kepada siswa
mengenai pengetahuan awal tentang materi
interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi melalui pertanyaan yang diajukan.
Mengajukan pertanyaan yang membuka
wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin
tahu siswa
- ““guru bertanya kepada siswa, mengapa senyawa
ion dalam bentuk cairan atau lelehan dapat
menghantarkan listrik sedangkan sneyawa
koovalen tidak dapat menghantarkan listrik ?
Kegiatan awal
Siwa menjawab salam
Siswa berdoa
Siswa bertemu dikelas dan membuat
kelompok yang terdiri atas 5 orang
Siswa menggali pengetahuan awal mengenai
materi interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan
sifat fisik materi melalui motivasi yang
diberikan guru
Menyimak motivasi dari guru dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
15 menit
Kegiatan inti
Guru memberikan beberapa sifat fisik dari
senyawa ion, kovalen dan logam kepada setiap
kelompok. Dan meminta siswa untuk
mengamati bagaimana sifat fisik tersebut
dimiliki oleh suatu senyawa.
Guru meminta siswa untuk menuliskan hal-hal
yang ingin ditanyakan berdasarkan hasil
pengamatan siswa terhadap sifat fisik yang
dimiliki suatu senyawa
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
permasalahan atau hal-hal yang dipertanyakan
berdasarkan hasil pengamatan siswa terhadap
Siswa mengamati sifat fisik yang dimiliki oleh
suatu senyawa
Siswa menuliskan hal-hal yang ingin
ditanyakan berdasarkan hasil pengamatan
Siswa menyelesaikan permasalahan atau hal-
hal yang dipertanyakan berdasarkan hasil
pengamatan siswa terhadap senyawa dengan
Verbal tulisan
Ketepatan kata
Kesesuaian
deskripsi
Keruntutan
deskripsi
70 menit
106
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator
komunikasi verbal
Alokasi
waktu
senyawa dengan cara mencari sumber referensi
Guru meminta siswa untuk menjelaskan
pemahaman mengenai sifat fisik yang dimiliki
suatu senyawa kepada teman satu kelompok
dengan saling bertanya/berdiskusi selama
diskusi.
Guru meminta perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk membuat kesimpulan
mengenai sifat fisik yang dimiliki suatu
senyawa
cara mencari sumber referensi pengamatan
siswa terhadap senyawa dengan cara mencari
sumber referensi
Siswa menjelaskan pemahaman mengenai
sifat fisik yang dimiliki suatu senyawa kepada
teman satu kelompok dengan saling
bertanya/berdiskusi selama diskusi.
Siswa perwakilan dari masing-masing
kelompok membuat kesimpulan mengenai
sifat fisik yang dimiliki suatu senyawa.
Verbal lisan
Pengucapan
Kejelasan
Kosakata
Rasa percaya diri
Pitch
Nada dan gaya
Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya
o Meminta siswa berdo’a.
o Guru memberi salam penutup.
Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan
dipelajari di pertemuan berikutnya
o Siswa berdo’a
o Siswa menjawab salam
5 menit
5 5
5
5
H. Sumber Belajar
a. Media : Alat tulis, white board, dan LKS
b. Sumber : Rahayu N, Sri, dkk. 2014. KIMIA SMA/MA Kelas X. Jakarta : Bumi Aksara
Justiana, S dan muchtaridi. 2008. Kimia 1. Jakarta : Yudhistira
107
107
Lampiran 4
`VALIDASI INSTRUMEN TES KOMUNIKASI VERBAL
(Ikatan Kimia)
Mata pelajaran : Kimia
Kelas : X
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Jumlah soal : 25
Bentuk soal : Uraian
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
3.5
Membandingkan
proses
pembentukan
ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan
kovalen
koordinasi, dan
ikatan logam
serta interaksi
antar partikel
(atom, ion,
molekul) materi
dan hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
3.5.1 Menjelaskan
proses
pembentukan
ikatan ion
Siswa diminta
menjelaskan proses terbentuknya
ikatan ion
Bagaimanakah proses
terbentuknya senyawa
KCl ?
Bobot 4
a. Atom kalium merupakan
unsur logam, sedangkan
atom Cl merupakan unsur
non logam.
Konfigurasi elektron
19K = 2 8 8 1
17Cl = 2 8 8 7
b. Untuk mencapai kestabilan,
atom K harus melepaskan
satu elektron terluar dan
atom Cl membutuhkan satu
elektron. Oleh sebab itu,
terjadilah serah terima
elektron c. Atom yang melepaskan
elektron akan menjadi
kation dan atom yang
menerima elektron akan
menjadi anion
d. Reaksi antarion inilah yang
menghasilkan senyawa
ionik KCl
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Jika siswa hanya menjawab a 1
Jika siswa menjawab a-b 2
Jika siswa menjawab a-b-c 3
Jika siswa menjawab berurutan dari a- 4
108
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
b-c-d
Siswa diminta
memberikan
contoh sebuah
senyawa yang
terbentuk karena
adanya ikatan ion
Berikanlah 4 contoh
senyawa yang terbentuk
dari ikatan ion !
Bobot 4
Senyawa yang terbentuk oleh
unsur logam dan nonlogam,
seperti :
NaCl, KF, MgCl2, dan AlF3
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
3.5.2
Menjelaskan
(C2) proses
pembentukan
ikatan kovalen
Siswa diminta
menjelaskan
proses
terbentuknya
ikatan kovalen
Bagaimanakah proses
terbentuknya ikatan
kovalen !
Bobot 4
Terjadi karena pemakaian
pasangan elektron bersama
Antar atom memberikan satu
elektron untuk dijadikan
pasangan elektron
Membentuk sebuah molekul
Pada umumnya unsur
pembentuknya adalah unsur
non logam
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan Jika siswa tidak menjawab 0
109
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
deskripsi Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
Siswa diminta
menentukan
ikatan yang
terbentuk dari
atom hidrogen
dan bromin
Apakah jenis ikatan yang
terbentuk antara atom
hidrogen dan bromin ?
Bobot 4
Atom hidrogen dan bromin
merupakan unsur non logam
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antar unsur nonlogam
ialah ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena
adanya pemakaian bersama
pasangan elektron
Struktur lewis pembentukan
ikatan kovalen
1H = 1
35Br = 2 8 18 7
●●
H ● ●Br ●●
●●
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Siswa diminta
menentukan
molekul yang
terbentuk dari
ikatan kovalen
Dari molekul-molekul
berikut ini, manakah yang
termasuk molekul kovalen
a. C2H4
b. MgO
c. F2
d. AlF3
Bobot 4
a. C2H4
b. MgO
c. F2
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
110
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
d. AlF3
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban
4
3.5.3
Menjelaskan
(C2) proses
pembentukan
ikatan kovalen
koordinasi
Siswa diminta
menjelaskan
proses
terbentuknya
ikatan kovalen
koordinasi
Bagaimanakah proses
terbentuknya ikatan
kovalen koordinasi pada
senyawa H2SO4 !
Bobot 4
Konfigurasi elektron
1H = 1
16 S = 2 8 6
6O = 2 6
unsur pembentuknya adalah
unsur non logam
Terjadi karena pemakaian
pasangan elektron bersama
Pasangan elektron yang
digunakan bersama berasal
hanya dari salah satu atom
Membentuk sebuah molekul
Struktur lewis
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
Siswa diminta
memberikan
contoh sebuah
Berikanlah contoh
senyawa yang terbentuk
karena adanya ikatan
Bobot 4
Iaktan kovalen koordinasi Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
111
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
senyawa yang
terbentuk karena
adanya ikatan
kovalen
kovalen koordinasi pada senyawa O3
Ikatan kovalen pada senyawa
CO
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
3.5.4
Menjelaskan
(C2) proses
pembentukan
ikatan logam
Siswa diminta
untuk
menjelaskan
proses
terbentuknya
ikatan logam
pada natrium
Jelaskan bagaimana
terbentuknya ikatan logam
pada logam natrium
Bobot 4
Ikatan logam terbentuk
karena adanya gaya tarik
menarik antara partikel yang
bermuatan positif dengan
awan elektron yang tersebar
bagaikan lautan
Konfigurasi natrium
11Na = 2 8 1
Elektron valensi dari logam
natrium, akan saling
berikatan dengan partikel
positif dari logam natrium
yang lain
Gaya Tarik itulah yang
menimbulkan ikatan logam
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Siswa diminta
menggambarkan
pembentukan
sebuah logam
Berikanlah gambar proses
terbentuknya ikatan logam
?
Bobot 4 Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan 3
112
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
Ada elektron yang
tersebar merata
Ada inti bermuatan postif
Ada gaya tarik antara
elektron dan inti
bermuatan postif
Tersusun rapat
kunci jawaban
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban
4
3.5.5
Menjelaskan
(C2) proses
interaksi antar
partikel senyawa
ion dan
hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
Disajikan tabel
sifat fisik dari
senyawa ion dan
molekul kovalen.
Siswa diminta
untuk
mengkategorika
n sifat fisik yang
terbentuk karena
adanya interaksi
antar partikel
senyawa ion
Berikut sifat fisik yang
beberapa senyawa
I. Memiliki titik didih
dan titik leleh yang
tinggi
II. Dapat menghantarkan
arus listrik dalam
bentuk cairan
III. Memiliki titik didih
dan leleh yag rendah
IV. Tidak dapat
mengahantarkan arus
listrik dalam bentuk
cairan Berdasarkan sifat fisik di
atas, manakah yang
merupakan sifat fisik dari
senyawa ion ?
Bobot 4
Sifat fisik senyawa ion adalah
Memiliki titik didih dan titik
leleh yang tinggi
Dapat menghantarkan arus
listrik dalam bentuk cairan
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
113
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
Siswa diminta
menjelaskan proses interaksi
antar partikel
senyawa ion
terhadap sifat
fisik senyawa ion
yang memiliki
titik didih dan
titik leleh yang
tinggi
Seperti yang telah kita
ketahui, bahwa senyawa
ion memiliki titik didih
yang tinggi. Jelaskan
bagaimana sifat fisik
tersebut dimiliki senyawa
ion berdasarkan interaksi
antar partikelnya !
Bobot 4
Senyawa ion terjadi
karena serah terima
elektron
Interaksi yang
ditimbulkan antara atom
positif dan negatif
cukup besar
membentuk suatu ikatan
yang kuat dengan
bentuk yang rapat
Dibutuhkan energi yang
lebih besar untuk
memutuskan ikatan
tersebut, sehingga titik
didih senyawa ion
semakin tinggi
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
3.5.6
Menjelaskan
(C2) proses
interaksi antar
Siswa diminta
menjelaskan
proses interaksi
antar partikel
Pada umumnya molekul
kovalen memiliki titik
didih dan titik leleh yang
rendah, bagaimanakah
Bobot 4
Pada umumnya molekul
kovalen terbentuk antar atom
nonlogam
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
114
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
partikel molekul
kovalen dan
hubungannya
dengan sifat
fisik materi
molekul kovalen
terhadap sifat
fisik molekul
kovalen yang
memiliki titik
didih dan titik
leleh yang rendah
interaksi antar atom
sehingga menimbulkan
titik didih dan titik leleh
senyawa kovalen rendah ?
Biasanya memiliki
perbedaan kelektronegatifan
yang rendah
Karena rendahnya perbedaan
kelektronegatifan inilah
menyebabkan ikatan yang
terbentuk antar atom tersebut
rendah
Sehingga mudah untuk
memutuskannya, sehingga
titik didih dan titik leleh
molekul kovalen randah
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
Siswa diminta
untuk
menjelaskan bagaimana suatu
molekul kovalen
polar terbentuk
Senyawa kovalen ada
yang bersifat polar dan
ada yang bersifat
nonpolar. Jelaskan
bagaimana molekul
kovalen polar terbentuk ?
Bobot 4
Senyawa kovalen terbentuk
antar atom nonlogam
Antar atom nonlogam akan
memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang
rendah
Apabila atom yang berikatan
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
115
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
memiliki perbedaan
kelektronegatifan yang
cukup besar, maka atom
yang memiliki nilai
kelektronegatifan yang lebih
besar akan menarik elektron
mendekatinya membentuk
kutub negatif. Sedangkan
atom yang memiliki nilai
kelektronegatifan lebih
rendah, akan membentuk
kutub positif.
Molekul yang dapat
membentuk dua kutub atau
dipol bersifat polar.
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
Siswa diminta
untuk
menjelaskan bagaimana suatu
molekul kovalen
nonpolar
terbentuk
Senyawa kovalen ada
yang bersifat polar dan
ada yang bersifat
nonpolar. Molekul
kovalen yang termasuk
molekul nonpolar
biasanya terjadi pada
molekul diatomik, seperti
Cl2, N2 dan H2. Jelaskan
bagaimana molekul-
molekul di atas dapat
digolongkan kedalam
molekul nonpolar ?
Bobot 4
Senyawa kovalen terbentuk
antar atom nonlogam
Antar atom nonlogam akan
memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang
rendah
Apabila atom yang berikatan
diatomik (molekul yang
terdiri dari dua atom yang
sama) maka ataom tersebut
memiliki nilai
keelektronegatifan yang
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
116
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
sama
Artinya, perbedaan
keelektronegatifan antar
atom tersebut sama dengan
0, sehingga kemampuan
untuk menarik pasangan
elektron antar kedua atom itu
sama kuat dan molekul
tersebut non polar.
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
3.5.7
Menjelaskan
(C2) proses
interaksi antar
partikel senyawa
logam dan
hubungannya
dengan sifat
fisik materi.
Disajikan salah
satu kegunanaan
logam, yaitu
dapat
menghantarkan
panas. Siswa
diminta untuk
menjelaskan sifat fisik yang
dimiliki oleh
logam tersebut
Pernahkah anda
memperhatikan wajan
yang digunakan saat
memasak ?
Pada umumnya wajan-
wajan tersebut terbuat dari
logam. Dengan bantuan
panas dari api, beberapa
saat kemudian maka
makanan yang kita masak
akan matang. Berdasarkan
uraian di atas, sifat fisik
apakah yang dimiliki oleh
logam yang terdapat pada
wajan tersebut ?
Bobot 4
Pada umumnya wajan
terbuat dari logam
alumunium
Pada ikatan logam gaya
elketrostatis yang terbentuk
cukup besar
Ikatan ini sulit untuk
diputuskan sehingga dapat
menghantarkan panas
Sifat fisik yang dimiliki oleh
wajan yang terbuat dari
logam alumunium adalah
dapat mengahantarkan panas
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
117
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
3.5.8
Membandingkan
(C2) proses
pembentukan
ikatan ion,
ikatan kovalen
dan ikatan logam
Disajikan dua
buah senyawa
BaBr2 dan F2.
Siswa diminta
untuk
membandingkan
proses
pembentukan
ikatan pada dua
senyawa tersebut.
Apakah jenis katan yang
terjadi antara senyawa
BaBr2 dan F2 !
Bobot 4
Senyawa BaBr2
Terdiri dari atom barium
(logam) dan atom bromin
(non logam)
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antara atom logam
dan non logam ialah ikatan
ion
Senyawa F2
Terdiri dari dua unsur flor
(non logam)
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antar atom non logam
ialah ikatan kovalen
Jadi, ikatan yang terbentuk pada
senyawa BaBr2 adalah ikatan ion
dan F2 adalah ikatan kovalen
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
118
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
Siswa diminta
untuk
membandingkan
proses
pembentukan
senyawa logam
dan senyawa ion
Kalsium termasuk unsur
logam. kalsium biasa kita
jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu jika
direaksikan dengan
oksigen membentuk
kapur. Akan tetapi
kalsium pun dapat
membentuk ikatan antar
logamnya. Apakah jenis
ikatan yang terjadi antara
kalsium dengan oksigen
dan kalsium dengan
kalsium ?
Bobot 4
Ikatan yang terjadi antara
kalsium dengan oksigen
ialah ikatan ion, karena
terjadi pada unsur logam
(kalsium) dan unsur
nonlogam (Oksigen)
Kedua ataom tersebut akan
saling berikatan dengan
serah terima elektron.
Sedangkan ikatan yang
terjadi antar atom kalsium
ialah ikatan logam. Karena
kalsium merupakan unsur
logam.
Ikatan ini terjadi karena
adanya gaya tarik
elektrostatis antara muatan
positif logam dengan
elektron valensi yang
tersebar diantara logam-
logam tersebut.
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban
4
3.5.9.
Membandingkan
(C2) proses
interaksi antar
partikel senyawa
ion, melekul
kovalen dan
kovalen
koordinasi serta
senyawa logam
hubungannya
dengan sifat
Disajikan
beberapa sifat
fisik senyawa ion,
kovalen dan
logam. Siswa
diminta untuk
membandingkan
sifat-sifat yang
dimiliki oleh
senyawa ion,
kovalen dan
logam
Berikut beberapa sifat
fisik senyawa
a. Berbentuk
padatan tetapi
mudah rapuh
b. Mengkilap
c. Memiliki titik
didih dan titik
leleh yang
cukup tinggi
d. Penghantar
panas yang baik
Bobot 4
Sifat fisik senyawa ion adalah
poin a, c dan e
Sifat fisik senyawa logam adalah
poin b, d dan f
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
119
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
fisik materi e. Memiliki titik
didih dan titik
leleh yang
sangat tinggi
f. Dalam bentuk
cairan dapat
menghantarkan
listrik
Berdasarkan sifat fisik di
atas, klasifikasikan sifat
fisik yang dimiliki oleh
senyawa logam dan ion !
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban
4
Disajikan
senyawa kovalen
Cl2, N2, NH3 dan
H2O. siswa
diminta untuk
mengkategorika
n senyawa
kovalen polar dan
senyawa kovalen
nonpolar
Di bawah ini merupakan
senyawa-senyawa kovalen
a. Cl2
b. N2
c. NH3
d. H2O.
Dari keempat senyawa
tersebut, manakah yang
termasuk senyawa kovalen
polar dan senyawa
kovalen non polar ?
Bobot 4
Senyawa Cl2=non polar
Senyawa N2 = non polar
Senyawa NH3 =senyawa
polar
Senyawa H2O =senyawa
polar
Maka senyawa yang
termasuk kovalen polar
adalah NH3 dan H2O.
Sedangkan sneyawa yang
termausk senywa kovalen
non polar adalah Cl2 dan N2.
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban
4
4.5
Mengolah dan
menganalisis
perbandingan
4.5.1
Mengolah
perbandingan
proses
Siswa diminta
untuk
membandingkan proses
Berikanlah penjelasan,
serta contoh proses
terbentuknya ikatan ion,
iktan kovalen dan ikatan
Bobot 6
Ikatan ion
Terjadi karena serah terima
elektron,
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
120
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
proses
pembentukan
ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan
kovalen
koordinasi, dan
ikatan logam
serta interaksi
antar partikel
(atom, ion,
molekul)materi
dan hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
pembentukan
ikatan ion,
ikatan kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi,
ikatan logam
terbentuknya
ikatan ion,
kovalen dan
logam serta
memberikan
contoh senyawa
ion, kovalen dan
logam
logam ? Atom yang satu melepaskan
elektron dan yang lain
menerima elektron
Membentuk senyawa ionic
Pada umumnya unsur
pembentuknya adalah unsur
logam dan non logam
Ikatan kovalen
Terjadi karena pemakaian
pasangan elektron bersama
Antar atom memberikan satu
elektron untuk dijadikan
pasangan elektron
Membentuk sebuah molekul
Pada umumnya unsur
pembentuknya adalah unsur
non logam
Ikatan logam
Ikatan logam terbentuk
karena adanya gaya tarik
menarik antara partikel yang
bermuatan positif dengan
awan elektron yang tersebar
bagaikan lautan
Elektron valensi dari logam
akan saling berikatan dengan
partikel positif dari logam
yang lain
Gaya Tarik itulah yang
menimbulkan ikatan logam
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
4.5.2
Mengolah
perbandingan
proses interaksi
antar partikel
senyawa ion,
Siswa diminta
untuk
menganalisis
pengaruh ikatan
hidrogen terhadap
titik didih
Bagimanakah pengaruh
ikatan hidrogen terhadap
titik didih senyawa
metanol (CH3OH) dengan
propana (C3H8) !
Bobot 6
Senyawa metanol
Senyawa metanol jika
direaksikan antarmolekulnya
dapat menghasilkan ikatan
hidrogen
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
121
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
melekul kovalen
dan kovalen
koordinasi serta
senyawa logam
hubungannya
dengan sifat
fisik materi
senyawa
CH3-----O----H
CH3-----O----H
Jika suatu senyawa dapat
membentuk ikatan hidrogen
antarmolekulnya, maka
senyawa tersebut memiliki
titik didih yang tinggi
Senyawa propana
Senyawa propana jika
direakiskan antarmolekulnya
tidak dapat menghasilkan
ikatan hidrogen
CH3---CH2----CH3
CH3---CH2----CH3
Tidak terbentuk ikatan
hidrogen, karena tidak ada
atom polar atau atom yang
memiliki keelketronegatifan
yang besar seperti nitrogen,
flour dan oksigen. Sehingga
tidak adanya ikatan antar
atom H dengan atom N, O
atau F untuk membentuk
ikatan hidrogen.
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
4.5.3
Menganalisis
perbandingan
proses
pembentukan
ikatan ion,
ikatan kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi,
ikatan logam
Siswa diminta
untuk
menganalisis
(C3) proses
terbentuknya
ikatan pada
senyawa CaCl2,
PCl3, NH3 dan
H+
Jelaskanlah ikatan yang
terjadi pada senyawa-
senyawa berikut ini CaCl2,
PCl3, NH3 dan H+
Bobot 8
Senyawa CaCl2
Terdiri dari atom kalsium
(logam) dan atom klor (non
logam)
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antara atom logam
dan non logam ialah ikata
ion
Konfgurasi
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
122
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
20Ca = 2 8 8 2
17Cl = 2 8 7
Untuk mencapai
kestabilannya, atom Ca akan
melepaskan 2 elektron
terluar, sedangkan atom Cl
harus menerima satu
elektron untuk mencapai
stabil
Struktur lewis CaCl2
Senyawa PCl3
Terdiri dari dua unsur non
logam, yaitu posfor dan klor
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antar atom non logam
ialah ikatan kovalen
Konfigurasi elektron
15P = 2 8 5
17Cl = 2 8 7
Setiap atom posfor
membutuhkan tiga elektron
untuk mencapai kestabilan,
sedangkan atom klor
membutuhkan satu elektron
untuk mencapai stabil. Oleh
sebab itu kedua unsur
tersebut menggunakan
pasangan elektron bersama
untuk mencapai
kestabilannya
Struktur lewis PCl3
Senyawa NH3 dan H+
Jenis ikatan yang terjadi
antara NH3 dan H+ ialah
ikatan kovalen koordinasi.
Hal ini terjadi karena
pasangan elektron yang
digunakan H+ untuk
mencapai kestabilannya
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
123
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
berasal dari sepasangan
elektron dari atom nitrogen.
Struktur lewis NH3 dan H+
Jadi, ikatan yang terjadi pada
senyawa CaCl2 ialah ikatan ion,
PCl3 ikatan kovalen, serta ikatan
yang terjadi antara NH3 dan H+
ialah ikatan kovalen koordinasi.
Siswa diminta
untuk
mengidentifikasi
(C4) ikatan yang
terjadi pada
senyawa yang
selalu
bersentuhan
dengan
kehidupan sehari-
hari. Seperti, air,
karbon dioksida
dan garam.
Pada era modern saat ini,
masih ada saja orang yang
beranggapan bahwa hal-
hal yang berbau kimia
sangatlah berbahaya.
Padahal apabila kita amati,
sebagian benda-benda
yang kita gunakan setiap
harinya berhubungan
langsung dengan kimia.
Seperti garam dapur yang
kita gunakan saat
memasak, air sebagai
sumber kehidupan serta
karbon dioksida yang tak
terasa kita keluarkan. Hal-
hal tersebut sangat erat
kaitannya dengan kimia.
Hubungannya dengan
ikatan kimia, tentu
senyawa-senyawa tersebut
terbentuk karena adanya
suatu ikatan. Jelaskan
jenis ikatan yang terjadi
pada garam dapur, air dan
karbon dioksida !
Bobot 8
Garam dapur (NaCl)
Senyawa NaCl
Terdiri dari atom natrium
(logam) dan atom klor (non
logam)
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antara atom logam
dan non logam ialah ikata
ion
Konfgurasi
11Na = 2 8 1
17Cl = 2 8 7
Untuk mencapai
kestabilannya, atom Na akan
melepaskan 1 elektron
terluar, sedangkan atom Cl
harus menerima satu
elektron untuk mencapai
stabil
Struktur lewis NaCl
Air (H2O)
Senyawa H2O
Terdiri dari dua unsur non
logam, yaitu hidrogen dan
oksigen
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
124
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antar atom non logam
ialah ikatan kovalen
Konfigurasi elektron
1H = 1
16O = 2 8 6
Setiap atom oksigen
membutuhkan dua elektron
untuk mencapai kestabilan,
sedangkan atom hidrogen
harus melepaskan satu
elektron untuk mencapai
stabil. Oleh sebab itu kedua
unsur tersebut menggunakan
pasangan elektron bersama
untuk mencapai
kestabilannya
Struktur lewis H2O
Karbon dioksida (CO2)
Senyawa CO2
Terdiri dari dua unsur non
logam, yaitu karbon dan
oksigen
Pada umumnya ikatan yang
terjadi antar atom non logam
ialah ikatan kovalen
Konfigurasi elektron
6C = 2 4
16O = 2 8 6
Setiap atom oksigen
membutuhkan dua elektron
untuk mencapai kestabilan,
sedangkan atom karbon
membutuhkan 4 elektron
untuk mencapai stabil. Oleh
sebab itu kedua unsur
tersebut menggunakan
pasangan elektron bersama
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi
4
125
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
untuk mencapai
kestabilannya
Struktur lewis CO2
Jadi, ikatan yang terjadi pada
garam dapur ialah ikatan ion,
sedangkan ikatan yang terjadi
pada air dan karbon dioksida
adalah ikatan kovalen
4.5.4
Menganalisis
perbandingan
proses interaksi
antar partikel
senyawa ion,
melekul kovalen
dan kovalen
koordinasi serta
senyawa logam
hubungannya
dengan sifat
fisik materi
Disajikan titik
didih dari
beberapa
senyawa yang
terdiri dari
senyawa ion,
kovalen dan
logam. Siswa
diminta untuk
menganalisis
(C4) titik didih
dari logam yang
memiliki nilai
tertinggi
Perhatikan tabel titik didih
beberapa senyawa dan
molekul berikut !
Molekul
dan
senyawa
Titik
didih
(0C)
NaCl 1413
MgO 3600
O2 -183
Cl2 -35
Besi 2861
Mengapa logam besi
memiliki titik didih
tertinggi dibanding
senyawa lain ?
Bobot 8
Ikatan logam terbentuk
karena gaya tarik menarik
(elektrostatis) antara awan
elektron dengan kation
Tarikan elektrostatis ini
mengikat seluruh kristal
sebagai satu kesatuan yang
sangat kuat
Karena satu kesatuan yang
kuat inilah ikatan logam
sangat sulit untuk diputuskan
sehingga titik leleh dan titik
didihnya sangat tinggi
Sedangakn molekul Cl2
merupakan molekul yang
terbentuk karena ikatan
kovalen. Ikatan antar atom
Cl ini sangatlah lemah,
karena memiliki peredaan
keelekrtonegatifan nol,
sehingga gaya tariknya kecil.
Inilah yang menyebabkan
molekul Cl2 memiliki titik
didih yang kecil
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
126
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4
Disajikan
beberapa
senyawa kovalen.
Siswa diminta
menganalisis
(C4) senyawa
yang termasuk
kovalen polar dan
nonpolar
Diantara senyawa-
senyawa berikut, senyawa
manakah yang bersifat
polar dan senyawa
manakah yang bersifat
non polar?
a. I2
b. HBr
c. CH4
d. PCl3
Bobot 8
Senyawa I2
Terdiri dari dua unsur iod,
sehingga memiliki nilai
kelektronegatifan yang sama.
Maka, perbedaan
keelektronegatifannya 0.
Sehingga senyawa tersebut non
polar
Senyawa HBr Terdiri dari dua unsur hidrogen
dan bromin. Bromin memiliki
nilai kelektronegatifan yang lebih
besar dibandingkan dengan
hidrogen, sehingga senyawa ini
akan menghasilkan dwikutub (dua
kutub). Kutub positif pada atom
hidrogen dan kutub negatif pada
atom bromin. Sehingga perbedaan
kelektronegatifannya tidak sama
dengan 0. Maka senyawa polar
Senyawa CH4
Terdiri dari unsur karbon dan
hidrogen. Terdapat perbedaan
keelektronegatifan antara atom
karbon dan hidrogen sehingga
membentuk dwi kutub. Akan
tetapi 4 ikatan C-H akan
menghasilkan momen dipol nol.
Sehingga molekul CH4 bersifat
non polar
Senyawa PCl3
Terdiri dari unsur posfor dan klor.
Terdapat perbedaan
keelektronegatifan antara atom
posfor dan klor sehingga
membentuk dwi kutub. Akan
Ketepatan
kata
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 1
Terdapat 2 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 2
Terdapat 3 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan
deskripsi
Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1
Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2
Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3
Terdapat 4 keruntutan deskripsi
4
127
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
Rubrik Skor Saran
tetapi 3 ikatan P-Cl akan
menghasilkan momen dipol tidak
sama dengan nol. Sehingga
molekul CH4 bersifat polar
128
Lampiran 5
SOAL VALIDASI IKATAN KIMIA KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Isilah pertanyaan berikut ini dengan teliti !
1. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan ion ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
2. Berikanlah 4 contoh senyawa yang terbentuk dari ikatan ion !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
3. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
4. Apakah jenis ikatan yang terbentuk antara atom hidrogen dan bromin (Jelaskan proses terbentuknya)?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
5. Dari molekul-molekul berikut ini, mankah yang termasuk molekul kovalen, C2H4, MgO, F2 dan AlF3
(Jelaskan dengan struktur lewis) !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
6. Bagimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
7. Berikanlah contoh senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan kovalen koordinasi !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
8. Jelaskanlah bagaimana terbentuknya ikatan logam pada logam natrium ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
9. Berikanlah gambar proses terbentuknya ikatan logam ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
10. Berikut sifat fisik yang beberapa senyawa
a. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi
b. Dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk cairan
c. Memiliki titik didih dan leleh yang rendah
d. Tidak dapat mengahantarkan arus listrik dalam bentuk cairan
Berdasarkan sifat fisik di atas, manakah yang merupakan sifat fisik dari senyawa ion ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
11. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa senyawa ion memiliki titik didih yang tinggi. Jelaskan
bagaimana sifat fisik tersebut dimiliki senyawa ion berdasarkan interaksi antar partikelnya !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………
12. Pada umumnya molekul kovalen memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah, bagaimanakah
interaksi antar atom sehingga menimbulkan titik didih dan titik leleh senyawa kovalen rendah ?
Jawab :
……………………………………………………………………………………………………………
13. Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Jelaskan bagaimana molekul
kovalen polar terbentuk ?
Jawab :
129
…………………………………………………………………………………………………………….
14. Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Molekul kovalen yang
termasuk molekul nonpolar biasanya terjadi pada molekul diatomik, seperti Cl2, N2 dan H2. Jelaskan
bagaimana molekul-molekul di atas dapat digolongkan kedalam molekul nonpolar ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
15. Pernahkah anda memperhatikan wajan yang digunakan saat memasak ? Pada umumnya wajan-wajan
tersebut terbuat dari logam. Dengan bantuan panas dari api, beberapa saat kemudian maka makanan
yang kita masak akan matang. Berdasarkan uraian di atas, sifat fisik apakah yang dimiliki oleh logam
yang terdapat pada wajan tersebut ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
16. Apakah jenis katan yang terjadi antara senyawa BaBr2 dan F2 ! (Gambarkan struktur lewis)
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
17. Kalsium termasuk unsur logam. kalsium biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jika
direaksikan dengan oksigen membentuk kapur. Akan tetapi kalsium pun dapat membentuk ikatan antar
logamnya. Apakah jenis ikatan yang terjadi antara kalsium dengan oksigen dan kalsium dengan
kalsium ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
18. Berikut beberapa sifat fisik senyawa
a. Berbentuk padatan tetapi mudah rapuh
b. Mengkilap
c. Memiliki titik didih dan titik leleh yang cukup tinggi
d. Penghantar panas yang baik
e. Memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat tinggi
f. Dalam bentuk cairan dapat menghantarkan listrik
Berdasarkan sifat fisik di atas, klasifikasikan sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa logam dan ion !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
19. Di bawah ini merupakan senyawa-senyawa kovalen
a. Cl2 b. N2 c. NH3 d. H2O
Dari keempat senyawa tersebut, manakah yang termasuk senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen
nonpolar !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
20. Berikanlah penjelasan, serta contoh proses terbentuknya ikatan ion, iktan kovalen dan ikatan logam ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
21. Bagimanakah pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik didih senyawa metanol (CH3OH) dengan
propana (C3H8) !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
22. Jelaskanlah ikatan yang terjadi pada senyawa-senyawa berikut ini CaCl2, PCl3, NH3 dan H+
!
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
23. Pada era modern saat ini, masih ada saja orang yang beranggapan bahwa hal-hal yang berbau kimia
sangatlah berbahaya. Padahal apabila kita amati, sebagian benda-benda yang kita gunakan setiap
harinya berhubungan langsung dengan kimia. Seperti garam dapur yang kita gunakan saat memasak,
air sebagai sumber kehidupan serta karbon dioksida yang tak terasa kita keluarkan. Hal-hal tersebut
130
sangat erat kaitannya dengan kimia. Hubungannya dengan ikatan kimia, tentu senyawa-senyawa
tersebut terbentuk karena adanya suatu ikatan. Jelaskan jenis ikatan yang terjadi pada garam dapur, air
dan karbon dioksida !
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
24. Perhatikan tabel titik didih beberapa senyawa dan molekul berikut !
Molekul
dan
senyawa
Titik
didih
(0C)
NaCl 1413
MgO 3600
O2 -183
Cl2 -35
Besi 2861
Mengapa logam besi memiliki titik didih tertinggi dibanding senyawa lain ?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
25. Diantara senyawa-senyawa berikut, senyawa manakah yang bersifat polar dan senyawa manakah yang
bersifat non polar? (berikan penjelasan)
a. I2 b. HBr c. CH4 d. PCl3
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………….
131
Lampiran 6
Analisis Butir Soal Hasil Validasi
132
133
134
135
136
137
Lampiran 7
SOAL PRE TEST-POSTEST KEMAMPUAN KOMUIKASI VERBAL SISWA
IKATAN KIMIA
Nama :
Kelas :
===========================================================================
1. Jelaskan proses terbentuknya senyawa KCl dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi elektron, unsur
penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan proses terbentuknya senyawa HBr dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi elektron, unsur
penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………………………
3. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada senyawa H2SO4 dengan menjabarkan terlebih
dahulu konfigurasi elektron, unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………
4. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan logam dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi elektron,
unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………
5. Berikut sifat fisik yang beberapa senyawa
I. Memiliki titik didih tinggi
II. Dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk cairan
III. Memiliki titik leleh rendah
IV. Memiliki titik didih rendah
V. Tidak dapat mengahantarkan arus listrik dalam bentuk cairan
VI. Keras tapi rapuh
VII. Memiliki titik leleh tinggi
Berdasarkan sifat fisik di atas, jealaskan manakah yang merupakan sifat fisik dari senyawa ion ?
Jawab:
6. Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Molekul kovalen yang termasuk
molekul nonpolar biasanya terjadi pada molekul diatomik, seperti Cl2, N2 dan H2. Jelaskan bagaimana molekul-
molekul di atas dapat digolongkan kedalam molekul nonpolar ?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………
7. Pernahkah anda memperhatikan wajan yang digunakan saat memasak ?
Pada umumnya wajan-wajan tersebut terbuat dari logam. Dengan bantuan panas dari api, beberapa saat
kemudian maka makanan yang kita masak akan matang. Berdasarkan uraian di atas, sifat fisik apakah yang
dimiliki oleh logam yang terdapat pada wajan tersebut ?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………
138
8. Apakah jenis ikatan yang terjadi antara senyawa BaBr2 dan F2 (dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi
elektron, unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis)!
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………………
9. Berikut beberapa sifat fisik senyawa
a. Berbentuk padatan tetapi mudah rapuh
b. Mengkilap
c. Memiliki titik didih dan titik leleh yang cukup tinggi
d. Penghantar panas yang baik
Berdasarkan sifat fisik di atas, klasifikasikan sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa logam dan ion dengan
memberikan penjelasan!
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………………………
10. Berikanlah penjelasan, serta contoh proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam ?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………………………
11. Bagimanakah pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik didih senyawa metanol (CH3OH) dengan propana (C3H8) !
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………
12. Pada era modern saat ini, masih ada saja orang yang beranggapan bahwa hal-hal yang berbau kimia sangatlah
berbahaya. Padahal apabila kita amati, sebagian benda-benda yang kita gunakan setiap harinya berhubungan
langsung dengan kimia. Seperti garam dapur yang kita gunakan saat memasak, air sebagai sumber kehidupan
serta karbon dioksida yang tak terasa kita keluarkan. Hal-hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kimia.
Hubungannya dengan ikatan kimia, tentu senyawa-senyawa tersebut terbentuk karena adanya suatu ikatan.
Jelaskan jenis ikatan yang terjadi pada garam dapur, air dan karbon dioksida (dengan menjabarkan terlebih
dahulu konfigurasi elektron, unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis) !
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………
13. Perhatikan tabel titik didih beberapa senyawa dan molekul berikut !
Molekul
dan
senyawa
Titik
didih (0C)
NaCl 1413
MgO 3600
O2 -183
Cl2 -35
Besi 2861
Berdasarkan tabel di atas, berikan penjelasan mengapa logam besi memiliki titik didih tertinggi dibandingkan
dengan senyawa lain?
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………………………
139
Lampiran 8
140
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama :
Kelompok :
Kelas :
141
Kita butuh otak yang diberkahi agar belajar kita menyenangkan
Oleh karena itu, mari kita membaca basmallah sebelum belajar
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang
Petunjuk Coba perhatikan petunjuk berikut ini.
Setiap kelompok terdiri dari problem solver dan listener
Problem solver pertama bertugas menjelaskan permasalahan I kepada listener
pertama.
Lalu setelah permasalahan I selesai dijelaskan, setiap pasangan bertukar peran.
Listener pertama menjadi problem solver kedua dan problem solver pertama
menjadi listener kedua.
Problem solver kedua bertugas menjelaskan permasalahan II kepada listener
kedua.
Selamat mengerjakan dan jangan lupa tersenyum
Tugas untuk kamu yang menjadi Problem Solver
Bacakanlah permasalahan yang harus kamu selesaikan dengan suara yang
lantang agar listener dapat mengetahui permasalahan yang akan
diselesaikan.
Setelah itu, kamu ditugaskan untuk menganalisa cara penyelesaiannya
sesuai konsep yang kamu ketahui dan dibantu dengan langkah-langkah pada
LKS ini.
Sampaikanlah analisa atau pemikiranmu kepada listener
Tugas buat kamu yang menjadi Listener :
Dengarkanlah permasalahan yang disampaikan oleh problem solver agar
kamu memahami masalah yang akan diselesaikan olehnya.
Pahami secara detail setiap langkah, jawaban, dan analisa yang disampaikan
oleh problem solver.
142
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari LKS ini, diharapkan kamu mampu :
o Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion
o Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen
o Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi
o Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam
o Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi dan ikatan logam
o Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, ikatan logam
o Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen,
ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam
143
Kamu harus tahu
Mungkin kalian pernah mendengar istilah ikatan kimia. Ya, ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antara
atom-atom dalam unsur kimia membentuk sebuah molekul. Namun, apakah kalian tahu, apa itu ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan logam ? bagaimana proses terbentuk ikatan tersebut ? dan apa saja atom-atom
yang menyusun ikatan tersebut ?
Untuk menjawab semua pertanyaan di atas, lengkapilah tabel pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen dan
ikatan logam di bawah ini !
Senyawa Unsur
penyusun Jenis unsur
Konfigurasi
elektron
Hal yang harus dilakukan
atom untuk mencapai
kestabilan
Struktur lewis /
gambar
Ikatan
yang
terbentuk Garam (……………..)
Natrium = Na
…………………..
11 Na = …………….
…………………………………………………………
Struktur lewis …………………………………. Na+ + Cl- → NaCl
Ikatan ion ……………….
Non logam
17 Cl = ……............ Atom Cl harus menerima satu elektron
artinya, harus ada serah terima elektron antara atom Na dengan Cl
Air (……….)
Hidrogen = H2
…………………..
1H = 1 Atom hidrogen membutuhkan satu elektron untuk mencapai kestabilan
●● H● ●O ● ●H ●●
Pasangan elektron yang digunakan bersama
Ikatan kovalen
……………………
Non logam
8 O = ……………….
……………………………………………………….
Artinya, harus ada pemakaian pasangan elektron bersama
Logam besi (Fe)
Besi = Fe ………………….
26 Fe = ……………
Harus terjadi ikatan antara ………………………… atom besi dengan ………………………
Ikatan logam
Besi = Fe ………………….
144
Proses pembentukan ikatan kovalen
Senyawa Unsur
penyusun Jenis unsur
Konfigurasi
elektron
Hal yang harus dilakukan atom
untuk mencapai kestabilan
Struktur lewis /
gambar
Ikatan
yang
terbentuk Gas oksigen (O2)
Dua atom Oksigen
Non logam 8 O = 2 6
Setiap atom oksigen membutuhkan dua elektron untuk mencapai kastabilan
Sehingga ada dua pasang elektron yang digunakan bersama.
Dua pasang elektron tersebut berasal dari kedua atom
●● ●●
●● O O ●●
Ikatan kovalen rangkap 2
Gas nitrogen (N2)
Dua atom nitrogen
Non logam 7 O = 2 5 Setiap atom nitrogen membutuhkan tiga elektron untuk mencapai kastabilan
Sehingga ada tiga pasang elektron yang digunakan bersama.
Tiga pasang elektron tersebut berasal dari kedua atom
●● N N●●
Ikatan kovalen rangkap 3
Asam sulfat (H2SO4)
Hidrogen Sulfur Oksigen
-
1 H = 1 16S = 2 8 6 8O = 2 6
Setiap atom hidrogen membutuhkan satu elektron untuk stabil. Sehingga, atom hidrogen menggunakan pasangan elektron bersama yang berasal dari kedua atom.
Sedangkan atom sulfur dan oksigen harus memenuhi kaidah oktet.
Terjadi pemakaian pasangan elektron bersama oleh atom oksigen dan sulfur. Akan tetapi pasangan elektron ini berasal hanya dari atom sulfur.
Ikatan kovalen koordinasi
Jika sudah, bagaimana dengan permasalahan berikut, dapatkah kalian menyelesaikan
permasalahan berikut ? Siswa yang menjadi problem solver mengerjakan permasalahan I dan
siswa yang menjadi listener mengerjakan permasalahan II. Dan tulislah jawaban kalian dalam
kotak jawaban !
145
Permasalahan I
Jelaskanlah proses terbentuknya ikatan ion !
Jelaskanlah proses terbentuknya ikatan kovalen (tunggal, rangkap 2, rangkap 3 dan kovalen koordinasi)
!
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Hasil analisa listener :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
146
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Hasil analisa listener :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Permasalahan II
Jelaskanlah proses terbentuknya ikatan logam !
Bandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen dan ikatan logam
147
Jika telah menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan tugas masing-masing, tulislah kesimpulan dari
penjelasan temanmu di kolom berikut !!!
Kesimpulan
Alhamdulillah ……
Proses pembentukan ikatan ion
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Proses pembentukan ikatan kovalen
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Proses pembentukan ikatan logam
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
148
148
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama :
Kelompok :
Kelas :
149
Petunjuk Coba perhatikan petunjuk berikut ini. Setiap kelompok terdiri dari problem solver dan listener
Problem solver pertama bertugas menjelaskan permasalahan I kepada listener pertama. (10 menit)
Lalu setelah permasalahan I selesai dijelaskan, setiap pasangan bertukar peran. Listener pertama menjadi problem solver kedua dan
problem solver pertama menjadi listener kedua.
Problem solver kedua bertugas menjelaskan permasalahan II kepada listener kedua. (10 menit)
Selamat mengerjakan dan jangan lupa tersenyum
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari LKS ini, diharapkan kamu mampu :
Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi
Menjelaskan proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi
Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi
Membandingkan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam
hubungannya dengan sifat fisik materi
Tugas buat kamu yang menjadi Problem Solver
Bacakanlah permasalahan yang harus kamu
selesaikan dengan suara yang lantang agar listener
dapat mengetahui permasalahan yang akan
diselesaikan.
Setelah itu, kamu ditugaskan untuk menganalisa cara
penyelesaiannya sesuai konsep yang kamu ketahui
dan dibantu dengan langkah-langkah pada LKS ini.
Sampaikanlah analisa atau pemikiranmu kepada
listener
Tugas buat kamu yang menjadi Problem Solver
Bacakanlah permasalahan yang harus kamu selesaikan dengan
suara yang lantang agar listener dapat mengetahui permasalahan
yang akan diselesaikan.
Setelah itu, kamu ditugaskan untuk menganalisa cara
penyelesaiannya sesuai konsep yang kamu ketahui dan dibantu
dengan langkah-langkah pada LKS ini.
Sampaikanlah analisa atau pemikiranmu kepada listener
150
Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa
logam hubungannya dengan sifat fisik materi
Kamu harus tahu…
Interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) dalam sebuah senyawa dapat mempengaruhi sifat fisik dari senyawa tersebut. Interaksi ini akan
membedakan sifat fisik senyawa yang satu dengan senyawa yang lain.
Untuk mempelajari itu semua, isilah tabel sifat fisik suatu senyawa yang ditimbulkan akibat interaksi partikel (atom, ion, molekul) berikut ini !
Senyawa Interaksi antar partikel
Atom Ion Molekul
Ion Pada ikatan ion, terjadi gaya tarik-menarik antara
……………dan …………………
Gaya tarik-menarik ini tidak berhenti sampai
terbentuknya sepasang ikatan ion, tetapi sampai
pada terbentuknya sebuah Kristal.
Gaya tarik menarik antar ion sangat kuat sehingga
posisi ion-ion tidak mudah berubah dan diperlukan
energi yang cukup besar untuk memutuskan ikatan
ionnya.
Itulah yang menyebabkan senyawa ion berwujud
…………… pada suhu kamar dan memiliki
…………………dan …………………yang tinggi.
Dalam bentuk cairan atau lelehan, ion-ion pada
senyawa ion akan …………………………………,
sehingga dapat menghantarkan listrik.
Sedangkan dalam bentuk padatan, seyawa ion tidak
dapat mengahntarkan arus litsrik karena ion-
ionnnya tidak bergerak bebas
Perhatikan gambar di bawah ini !
151
Susunan kation dan anion saat senyawa ion sebelum
diberikan sebuah energi
Susunan kation dan anion saat senyawa ion sesudah
diberikan sebuah energi
Posisi kation dan anion pada senyawa ion
………………………… untuk memaksimalkan daya
tarik antarion.
Pada saat senyawa ion dikenakan suatu
energi,lapisan yang terkena pukulan akan bergeser,
sehingga ion-ion yang bermuatan sama akan
……………………
ion-ion yang muatannya sama akan
………………………………Tolak-menolak antarion
itulah yang menyebabkan kekuatan ikatan ion
berkurang sehingga jika dikenakan suatu energi
akan mudah rapuh.
Kovalen a. Ikatan kovalen polar
Prinsip dasar ikatan kovalen adalah
pemakaian elektron bersama oleh atom-
atom yang berikatan.
Jika elektron-elektron yang digunakan
bersama tersebut cenderung lebih
tertarik ke salah satu atom, maka akan
terjadi pengutuban (polarisasi). Ikata
Gaya van der waals
Gaya London (dipol sesaat)
Gaya ini tejadi pada molekul gas mulia dan
pada molekul diaotomik atau pada molekul
yang memiliki perbedaan elektronegatifan
nol.
dipol ini bersifat sementara, karena
lektron selalu bergerak dalam orbital
152
kovalen seperti itu dinamakan ikatan
kovalen polar.
b. Ikatan kovalen polar
Jika elektron-elektron yang
digunakana bersama tersebar merata
ke setiap atom yang berikatan atau
daya tarik atom untuk menarik
elektron sama kuat,
maka tidak akan terjadi polarisasi.
Ikatan kovalen seperti ini dinamakan
ikatan kovalen non polar
sehingga pada saat berikutnya dipol itu
hilang.
Gaya dipol-dipol
Molekul polar adalah molekul-molekul
yang memiliki momen dipol, yang
distribusi rapatn elektronnya tidak
simetris.
Molekul-molekul polar yang mempunyai
kutub positif dan kutub negatif yang slaing
berdekatan akan menghasilkan gaya tarik
menarik yang disebut gaya tarik dipol-
dipol.
Gaya tarik dipol-dipol ini lebih kuat
dibandingkan dengan gaya London atau
dipol sesaat. Sehingga titik didih senyawa
kovalen polar (gaya dipol-dipol) lebih
tinggi dibandingkan senyawa kovalen
nonpolar yang memiliki gaya London atau
dipol sesaat
a. Molekul-molekul kovalen dapat saling
berikatan membentuk kumpuan
molekul. Ikatan yang terputus pada
saat senyawa kovalen sederhana
dipanaskan adalah ikatan antar
molekul, bukan ikatan anatar atom.
Ikatan antar molekul kovalen sangat
lemah sehingga untuk memutuskannya
hanya diperlukan energi yang kecil.
Oleh sebab itu, senyawa yang
terbentuk oleh ikatan kovalen
memiliki
………………………………………….
b. Ikatan antar molekul yang lemah juga
menyebabkan pergerakan partikel-
partikel lebih bebas, sehingga
sebagaian besar senyawa kovalen
berwujud ………………………………….
153
c. Senyawa kovalen tersusun atas
……………………………… (bukan ion)
sehinga muatannnya bersifat netral.
Listrik hanya dapat dihantarkan oleh
partikel-partikel ion. Sehingga
senyawa kovalen tidak dapat
…………………………………
Logam a. Gaya tarik-menarik yang terjadi antar
kation logam dan elektron valensi cukup
kuat, untuk memutuskan ikatan tersebut
diperlukan energi yang sangat besar pula.
Itulah sebabnya, logam memiliki
……………………………………. yang
tinggi.
b. Perhatikan gambar berikut ini !
Cahaya yang mengenai logam akan
………………………………. oleh elektron.
Itulah sebabnya permukaan logam
…………………………………..
c. Perhatikan gambar berikut ini !
Saat arus listrik dialirkan ke logam, elektron akan berpindah sekaligus menghantarkan listrik dari kutub negatif ke kutub postif
d. Perhatikan gambar di bawah ini !
154
Energi panas menyebabkan elektron bergerak lebih cepat serta tumbukan antara elektron dan proton semakin banyak sehingga panas adapat dihantarkan.
e. Perhatikan gambar di bawah ini !
Susunan muatan postif atom dengan elektron pada
logam sebelum ditempa
Susunan muatan positif dengan elektron pada logam
setelah ditempa Jika kita perhatikan gambar di atas, maka saat logam sebelum dan sesudah diberikan pukulan susunan muatan positif dengan elektronnya ………………….. itulah yang menyebabkan, logam dapat ………………..
155
Jika sudah, bagaimana dengan permasalahan berikut, dapatkah kalian menyelesaikan permasalahan berikut ? Siswa yang menjadi
problem solver mengerjakan permasalahan I dan siswa yang menjadi listener mengerjakan permasalahan II. Dan tulislah jawaban
kalian dalam kotak jawaban !
Permasalahan I
Jelaskan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa ion ( Berdasarkan interaksi antar partikel ion)!
Jelaskan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh suatu logam ( Berdasarkan interaksi antar logam)!
Jawab :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Hasil analisa listener
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
156
Jawab :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Hasil analisa listener :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Permasalahan II
1. Jelaskan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa kovalen (berdasarkan interaksi antar molekul) !
2. Bandingkanlah sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa ion, kovalen dan logam !
157
Jika telah menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan tugas masing-masing, tulislah kesimpulan dari penjelasan temanmu
di kolom berikut !!!
Kesimpulan
Alhamdulillah ……
Sifat fisik yang dimiliki senyawa ion, meliputi :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sifat fisik yang dimiliki senyawa kovalen, meliputi :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sifat fisik yang dimiliki senyawa ion, meliputi :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
158
Lampiran 10
HASIL PRETEST KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL
KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA SISWA NILAI
1 Aina Alifia 50
2 Amelia Dwi Septiyanti 60
3 Anisa Ulul Fadilah 54
4 Bunga Misella Novita 30
5 Caesanie Juliannisa 60
6 Daffa Firda Rahmadani 32
7 Della Estiningtyas 44
8 Faiza Nasywa Haya 32
9 Fitri Apriliawati 54
10 Habibah Nabila 62
11 Kamilia Miftahul Jannah 42
12 Masropathul Uluwiah 34
13 Maulana Hafidz Adzani 30
14 M Fairuz Ibnu M 30
15 M Hanan Azhar J 50
16 M Wildan Azizi 42
17 Nur Afifah Husna 40
18 Nuraini Dwi Agustina P 32
19 Nurul Anin 30
20 Rizki Amarullah 40
21 Royyan Abdurrahman 52
22 Satria Akmal Febriansyah 52
23 Shalzafatihah Salamah 40
24 Sri Mulyani 42
25 Syamsul Fajri Hamami 30
26 Tamiza 60
27 Tasya Syifaunajah 60
28 Umi Zakia Elyas 50
29 Wardani Indah W 40
30 Zahwa Fadhila 60
159
HASIL POSTTES KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL
KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA SISWA NILAI
1 Aina Alifia 76
2 Amelia Dwi Septiyanti 90
3 Anisa Ulul FadilahBunga 91
4 Bunga Misella Novita 88
5 Caesanie Juliannisa 77
6 Daffa Firda Rahmadani 81
7 Della Estiningtyas 82
8 Faiza Nasywa Haya 77
9 Fitri Apriliawati 67
10 Habibah Nabila 79
11 Kamilia Miftahul Jannah 75
12 Masropathul Uluwiah 87
13 Maulana Hafidz Adzani 65
14 M Fairuz Ibnu M 68
15 M Hanan Azhar J 84
16 M Wildan Azizi 73
17 Nur Afifah Husna 84
18 Nuraini Dwi Agustina P 76
19 Nurul Anin 85
20 Rizki Amarullah 61
21 Royyan Abdurrahman 87
22 Satria Akmal Febriansyah 86
23 Shalzafatihah Salamah 82
24 Sri Mulyani 62
25 Syamsul Fajri Hamami 82
26 Tamiza 88
27 Tasya Syifaunajah 90
28 Umi Zakia Elyas 87
29 Wardani Indah W 81
30 Zahwa Fadhila 77
160
HASIL PRETEST KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL
KELAS KONTROL
NO NAMA SISWA NILAI
1 Abyan F 30
2 Aldyra Rizqa R 60
3 Alfira Antika Putri 44
4 Alifa Khaerunisa V 52
5 Ansor Tariq Z 52
6 Aribah Rafidah 53
7 Atikah Kamilia 40
8 Bagus Bintara 52
9 Bakhtiar Hamzah 50
10 Bella Septika Putri 34
11 Fadhilah Hakim 30
12 Firdausa Febrina 52
13 Harumiana A 44
14 Lucky Ferriandi S 32
15 M H Fikri 34
16 Maghfiroh Khaerunnisa 42
17 Mas Okta S 40
18 Mirza Ikbal Fadhilah 30
19 Mutia Fauziah 44
20 Nurkhoirunnisa 34
21 Nurzahra Tahir 42
22 Putri Lisda Risa 40
23 Rahmawati Noorilla 32
24 Rifky R 50
25 Rika Malia 42
26 Selawati Dewi 32
27 Setiani Rahma Dewi 50
28 Trias Annisa Fara 44
29 Yumna Faiza M 62
30 Zalsyabila Nawanda 32
161
HASIL POSTEST KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL
KELAS KONTROL
NO NAMA SISWA NILAI
1 Abyan F 53
2 Aldyra Rizqa R 75
3 Alfira Antika Putri 75
4 Alifa Khaerunisa V 72
5 Ansor Tariq Z 75
6 Aribah Rafidah 78
7 Atikah Kamilia 72
8 Bagus Bintara 59
9 Bakhtiar Hamzah 66
10 Bella Septika Putri 66
11 Fadhilah Hakim 53
12 Firdausa Febrina 66
13 Harumiana A 75
14 Lucky Ferriandi S 58
15 M H Fikri 58
16 Maghfiroh Khaerunnisa 72
17 Mas Okta S 72
18 Mirza Ikbal Fadhilah 53
19 Mutia Fauziah 75
20 Nurkhoirunnisa 63
21 Nurzahra Tahir 67
22 Putri Lisda Risa 53
23 Rahmawati Noorilla 59
24 Rifky R 68
25 Rika Malia 68
26 Selawati Dewi 59
27 Setiani Rahma Dewi 67
28 Trias Annisa Fara 63
29 Yumna Faiza M 68
30 Zalsyabila Nawanda 58
162
Lampiran 11
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikatot KKV
No Nama No Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c
1 AF 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
2 ARR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
3 AAP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 AKV 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 ATZ 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
6 AR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2
7 AK 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 0 0 0 1 1 2 1 1 2
8 BB 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2
9 BH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2
10 BSP 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 FH 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
12 FF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13 HA 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
14 LFS 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
15 MHF 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 MK 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
17 MOS 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
18 MIF 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 MF 0 0 3 0 0 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
20 NK 3 3 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 NT 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
22 PLR 0 0 3 0 0 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 RN 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 RR 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
25 RM 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
163
26 SD 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 SRD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2
28 TAF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
29 YFM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
30 ZN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
Jumlah 55 55 50 55 55 50 50 50 50 40 40 40 40 50 50 50 42 42 50 50 42 42 42 30 30 35 30 30 35 30 30 35 30 30 35
Rata-rata a = 41.85 b = 41.85 42.50
*keterangan: a = indikator ketepatan kata
b = indikator kesesuaian deskripsi
c = indikator keruntutan deskripsi
164
Lampiran 12
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikatot KKV
No Nama No Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c
1 AA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 ADS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 1 1 1
3 AUF 3 3 3 3 3 3 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 1 1 1
4 BMN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 CJ 3 3 3 3 3 3 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 1 1 1
6 DFR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 DE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 FNH 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 FA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 HN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 1 1 1 4 4 4 2 2 2
11 KMJ 2 2 2 2 2 2 2 2 3 0 0 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 MU 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 MHA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 MFIM 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 NHAJ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 MWA 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 NAH 2 2 2 2 2 2 2 2 3 0 0 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 NDAP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 NA 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 RA 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
21 RAb 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 1 1 1 0 0 0 1 1 1
22 SAF 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 1 1 1 0 0 0 1 1 1
23 SS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 SM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 SFH 2 2 2 2 2 2 1 1 2 0 0 1 1 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 1 0 0 0 3 3 3 0 0 0
165
26 T 2 2 2 2 2 2 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 0 0 0 2 2 2 1 1 1
27 TS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1
28 UZE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
29 WIW 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 ZF 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 1 1 1
Jumlah 65 65 65 65 65 65 55 55 60 13 13 55 55 60 60 60 46 46 54 54 50 54 54 43 43 40 15 15 15 30 30 30 15 15 15
Rata-rata a = 44.1 b = 44.1 c = 44.35
*keterangan: a = indikator ketepatan kata
b = indikator kesesuaian deskripsi
c = indikator keruntutan deskripsi
166
Lampiran 13
Data Hasil Postest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikatot KKV
No Nama No Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c
1 AF 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 ARR 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
3 AAP 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 AKV 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 ATZ 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 AR 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 2
7 AK 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2
8 BB 4 4 4 1 1 1 2 2 2 1 1 4 4 2 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 1 1 2 2 2
9 BH 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 2 2 2
10 BSP 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 FH 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
12 FF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
13 HA 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2
14 LFS 4 4 4 1 1 1 2 2 2 1 1 4 4 1 1 1 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 MHF 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1
16 MK 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 1 1 1
17 MOS 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18 MIF 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1
19 MF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2
20 NK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 NT 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
22 PLR 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3
23 RN 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2
24 RR 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2
25 RM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
167
26 SD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
27 SRD 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 3 3 3
28 TAF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2
29 YFM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
30 ZN 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3
Jumlah 55 71 71 69 68 68 68 61 61 61 68 68 75 75 56 56 56 65 65 75 75 73 76 76 79 79 79 46 46 46 62 62 62 58 58
Rata-rata a = 66.20 b = 66,20 c = 63.55
*keterangan: a = indikator ketepatan kata
b = indikator kesesuaian deskripsi
c = indikator keruntutan deskripsi
168
Lampiran 14
Data Hasil Postest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator KKV
No Nama No Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c
1 AA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 1 1
2 ADS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2
3 AUF 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 1 1 2
4 BMN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
5 CJ 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 1 1 2
6 DFR 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2
7 DE 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2
8 FNH 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2
9 FA 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2
10 HN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 KMJ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 MU 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2
13 MHA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 1 1
14 MFIM 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2
15 NHAJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1
16 MWA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1
17 NAH 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
18 NDAP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
19 NA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2
20 RA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
21 RAb 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2
22 SAF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2
23 SS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
24 SM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
25 SFH 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1
169
26 T 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 1 1 1
27 TS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2
28 UZE 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1
29 WIW 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1
30 ZF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
Jumlah 65 89 89 89 88 88 88 81 81 81 79 79 91 91 74 74 74 79 79 89 89 89 93 93 78 78 78 70 70 70 89 89 89 43 43
Rata-rata a = 79.95 b = 79.95 c = 78.85
*keterangan: a = indikator ketepatan kata
b = indikator kesesuaian deskripsi
c = indikator keruntutan deskripsi
170
Lampiran 15
DATA UJI NORMALITAS PRE TEST KELAS EKSPERIMEN
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =
√ =
0,24.
Descriptives
Statistic Std. Error
norpreeks Mean 44.4667 2.04025
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 40.2939
Upper Bound 48.6394
5% Trimmed Mean 44.3333
Median 42.0000
Variance 124.878
Std. Deviation 11.17489
Minimum 30.00
Maximum 62.00
Range 32.00
Interquartile Range 22.00
Skewness .125 .427
Kurtosis -1.388 .833
1. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
2. Kriteria pengujian:
Sig > α, maka H0 diterima
Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Stati
stic df Sig.
Stati
stic df Sig.
norpr
eeks .134 30 .176 .899 30 .008
171
D hitung < D tabel, maka H0 diterima
3. Sig (0,176) > α (0,05) sehingga H0 diterima
4. Untuk Dtabel =
√ = 0,24
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,134
D hitung < D tabel; 0,134 < 0,24 sehingga H0 diterima
5. Kesimpulan:
Data berdistribusi normal.
172
Lampiran 16
DATA UJI NORMALITAS PRE TEST KELAS KONTROL
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =
√ =
0,24.
Descriptives
Statistic Std. Error
norprekon Mean 42.5000 1.68888
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 39.0459
Upper Bound 45.9541
5% Trimmed Mean 42.1481
Median 42.0000
Variance 85.569
Std. Deviation 9.25035
Minimum 30.00
Maximum 62.00
Range 32.00
Interquartile Range 17.00
Skewness .292 .427
Kurtosis -.845 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Stat
istic df Sig.
Stati
stic df Sig.
norp
reko
n
.154 30 .066 .932 30 .054
1. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
2. Kriteria pengujian:
173
Sig > α, maka H0 diterima
D hitung < D tabel, maka H0 diterima
3. Sig (0,06) > α (0,05) sehingga H0 diterima
4. Untuk Dtabel =
√ = 0,24
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,154
D hitung < D tabel; 0,154 < 0,24 sehingga H0 diterima
5. Kesimpulan:
Data berdistribusi normal.
174
Lampiran 17
DATA UJI NORMALITAS POSTEST KELAS EKSPERIMEN
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =
√ =
0,24.
Descriptives
Statistic Std. Error
norposteks Mean 79.6000 1.53698
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 76.4565
Upper Bound 82.7435
5% Trimmed Mean 80.0000
Median 81.5000
Variance 70.869
Std. Deviation 8.41837
Minimum 61.00
Maximum 91.00
Range 30.00
Interquartile Range 11.25
Skewness -.763 .427
Kurtosis -.214 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
norposteks .133 30 .188 .926 30 .038
1. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
2. Kriteria pengujian:
Sig > α, maka H0 diterima
D hitung < D tabel, maka H0 diterima
3. Sig (0,188) > α (0,05) sehingga H0 diterima
175
4. Untuk Dtabel =
√ = 0,24
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,133
D hitung < D tabel; 0,133 < 0,24 sehingga H0 diterima
5. Kesimpulan:
Data berdistribusi normal.
176
Lampiran 18
DATA UJI NORMALITAS POSTEST KELAS KONTROL
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =
√ =
0,24.
Descriptives
Statistic Std. Error
Norpostkon Mean 65.5333 1.41156
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 62.6464
Upper Bound 68.4203
5% Trimmed Mean 65.5926
Median 66.5000
Variance 59.775
Std. Deviation 7.73141
Minimum 53.00
Maximum 78.00
Range 25.00
Interquartile Range 13.25
Skewness -.217 .427
Kurtosis -1.137 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Norpostkon .134 30 .177 .928 30 .045
1. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
2. Kriteria pengujian:
Sig > α, maka H0 diterima
D hitung < D tabel, maka H0 diterima
3. Sig (0,177) > α (0,05) sehingga H0 diterima
4. Untuk Dtabel =
√ = 0,24
177
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,134
D hitung < D tabel; 0,134 < 0,24 sehingga H0 diterima
5. Kesimpulan:
Data berdistribusi normal.
178
Lampiran 19
DATA UJI HOMOGENITAS PRE TEST
Perhitungan uji homogenitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene. Nilai Ftabel
(Ft) dengan n=60 dihitung dengan menggunakan rumus Ft (α ; k-1; n-k) ↔ Ft
(0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58) didapatkan nilai sebesar 4,01.
Test of Homogeneity of Variances
1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.576 1 58 .114
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 58.017 1 58.017 .551 .461
Within Groups 6102.967 58 105.224
Total 6160.983 59
1. H0 = data homogen
H1 = data tidak homogen
2. Kriteria pengujian:
Sig > α, maka H0 diterima
Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
3. Sig (0,114) > α (0,05) sehingga H0 diterima
4. Untuk Ftabel (α ; k-1; n-k) ↔ Ft (0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58)
didapatkan nilai sebesar 4,01
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai F hitung sebesar 2,576
F hitung < F tabel; 2,576 < 4,01 sehingga H0 diterima
5. Kesimpulan : Data berasal dari varian yang sama atau homogen.
179
Lampiran 20
DATA UJI HOMOGENITAS POSTEST
Perhitungan uji homogenitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene. Nilai Ftabel
(Ft) dengan n=60 dihitung dengan menggunakan rumus Ft (α ; k-1; n-k) ↔ Ft
(0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58) didapatkan nilai sebesar 4,01.
Test of Homogeneity of Variances
1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.066 1 58 .799
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2968.067 1 2968.067 45.438 .000
Within Groups 3788.667 58 65.322
Total 6756.733 59
1. H0 = data homogen
H1 = data tidak homogen
2. Kriteria pengujian:
Sig > α, maka H0 diterima
Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
3. Sig (0,799) > α (0,05) sehingga H0 diterima
4. Untuk Ftabel (α ; k-1; n-k) ↔ Ft (0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58)
didapatkan nilai sebesar 4,01
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai F hitung sebesar 0,066
F hitung < F tabel; 0,066 < 4,01 sehingga H0 diterima
5. Kesimpulan : Data berasal dari varian yang sama atau homogen.
180
Lampiran 21
DATA UJI HIPOTESIS POSTES
Perhitungan uji hipotesis adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji independent sample
test. Nilai t tabel dengan n1 = 30 dan n2 = 30 dihitung dengan menggunakan
rumus dk = (n1+n2) -2. Ttabel (0,05; 58) didapatkan nilai sebesar 2,002.
Group Statistics
2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
1 1.00 30 44.4667 11.17489 2.04025
2.00 30 42.5000 9.25035 1.68888
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
1 Equal
variances
assumed
2.576 .114 .743 58 .461 1.96667 2.64857 -
3.33502
7.2683
5
Equal
variances not
assumed
.743 56.0
45 .461 1.96667 2.64857
-
3.33896
7.2722
9
1. H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan
eksperimen
H1 = Ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan
eksperimen
2. Kriteria pengujian:
Sig (2 tailed) > α, maka H0 diterima
181
t hitung < t tabel, maka H0 diterima
3. Sig (2 tailed) (0,461) > α (0,05) sehingga H0 diterima
4. Untuk dk = (n1+n2) -2 = (30+30) – 2 = 58
Dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,002
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai t hitung sebesar -1,082
t hitung < t tabel; 0,7432 < 2,002 sehingga H0 diterima
5. Kesimpulan:
Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretes antara kelas kontrol dan
eksperimen
182
Lampiran 22
DATA UJI HIPOTESIS POSTES
Perhitungan uji hipotesis adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,
dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji independent sample
test. Nilai t tabel dengan n1 = 30 dan n2 = 30 dihitung dengan menggunakan
rumus dk = (n1+n2) -2. Ttabel (0,05; 58) didapatkan nilai sebesar 2,002.
Group Statistics
2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
1 1.00 30 79.6000 8.41837 1.53698
2.00 30 65.5333 7.73141 1.41156
1. H0 = tidak ada perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas kontrol dan
eksperimen
H1 = ada perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas kontrol dan
eksperimen
2. Kriteria pengujian:
Sig (2 tailed) > α, maka H0 diterima
thitung < ttabel, maka H0 diterima
3. Sig (2 tailed) (0,000) < α (0,05) sehingga H0 ditolak
4. Untuk dk = (n1+n2) -2 = (30+30) – 2 = 58
Dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,002
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
1 Equal variances
assumed .066 .799 6.741 58 .000
14.0
6667 2.08681 9.88946
18.2438
8
Equal variances not
assumed 6.741 57.585 .000
14.0
6667 2.08681 9.88881
18.2445
2
183
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai thitung sebesar 6,741
thitung > ttabel; 6,741 > 2,002 sehingga H0 ditolak
5. Kesimpulan:
Ada perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas kontrol dan eksperimen
yang menandakan terdapat pengaruh metode TAPPS terhadap kemampuan
komunikasi siswa.
184
Lampiran 23
HASIL LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERDASARKAN INDIKATOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL
No Nama Siswa
LKS 1 LKS 2
Soal 1 Soal 2 Soal 1 Soal 2
Indikator
KK KD RD KK KD RD KK KD RD KK KD RD
1 Aina Alifia 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3
2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Anisa Ulul Fadilah 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Bunga Misella Novita 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3
5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 Daffa Firda Rahmadani 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 Della Estiningtyas 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
8 Faiza Nasywa Haya 2 2 1 3 3 2 4 3 3 4 3 3
9 Fitri Apriliawati 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2
10 Habibah Nabila 3 2 2 4 4 4 3 3 2 3 3 2
11 Kamilia Miftahul Jannah 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3
12 Masropathul Uluwiah 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3
13 Maulana Hafidz Adzani 4 3 4 2 2 2 4 3 3 4 3 3
14 M Fairuz Ibnu M 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
15 M Hanan Azhar J 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 2 3
16 M Wildan Azizi 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
17 Nur Afifah Husna 4 2 3 4 2 3 3 2 2 4 3 4
18 Nuraini Dwi Agustina P 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2
19 Nurul Anin 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3
20 Rizki Amarullah 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2
21 Royyan Abdurrahman 4 4 4 0 0 0 4 3 4 4 4 4
22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4
23 Shalzafatihah Salamah 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2
24 Sri Mulyani 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3
25 Syamsul Fajri Hamami 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3
185
No Nama Siswa
LKS 1 LKS 2
Soal 1 Soal 2 Soal 1 Soal 2
Indikator
KK KD RD KK KD RD KK KD RD KK KD RD
26 Tamiza 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4
27 Tasya Syifaunajah 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2
28 Umi Zakia Elyas 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
29 Wardani Indah W 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2
30 Zahwa Fadhila 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 Jumlah 113 98 95 109 96 93 110 95 86 112 98 88 Persentase 94.16 81.66 79.16 90.83 80 77,5 91.66 79.16 71.66 93.33 81.66 73.33 Rata-rata indikator 92.5 80.64 75.42
186
Lampiran 24
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA
(Ikatan Kimia)
Jenis Sekolah : MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Alokasi Waktu :
Kompetensi Dasar :
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi
antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
LKS 1
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
1. Pendahuluan Ikatan ion,
ikatan kovalen
dan ikatan
logam
Siswa bertemu dikelas dan
membuat kelompok yang
terdiri atas 2 orang
Siswa menggali
pengetahuan awal
mengenai materi ikatan ion,
ikatan kovalen dan ikatan
logam melalui motivasi
yang diberikan guru
1. Atom-atom unsur selain gas
mulia cenderung untuk
mencapai susunan elektron
yang stabil seperti gas mulia.
Untuk mencapai susunan
elektron yang stabil dapat
dilakukan dengan melepas
atau menerima elektron dari
atom lain. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu ikatan yang
dapat menstabilkan atom-
atom tersebut. Dan ikatan
tersebut dinamakan ikatan
kimia.
Pengucapan
Jelas
Benar
Tepat
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar dan tepat
4
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar, tetapi kurang tepat
3
Jika siswa mengucapkan kurang
jelas, benar dan tepat
2
Jika siswa mengucapkan secara
tidak jelas, tidak benar dan tidak
tepat
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kejelasan
Kepadatan
isi
Kelengkapan
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat dan lengkap
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat tetapi kurang lengkap
3
187
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
2. Ikatan kimia terdiri dari
ikatan ion, ikatan kovalen
dan ikatan logam
Jika siswa mengucapkan isi dengan
kurang padat dan lengkap
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak padat dan lengkap
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kosakata Persediaan
kosakata
Tidak ada
pengulangan
kata
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata tetapi ada
pengulangan kata
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata da nada
pengulangan kata
1
Jika siswa tidak bicara 0
Rasa percaya
diri
Gugup
Merasa
rendah diri
ketika
berbicara
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup dan tidak rendah diri
(malu)
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup tetapi rendah diri (malu)
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup tetapi tidak rendah diri (malu)
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup dan rendah diri (malu)
1
Jika siswa tidak bicara 0
Pitch
Nada suara
naik,
mendatar
dan
menurun
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik, mendatar dan menurun
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dan mendatar
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dari awal sampai akhir
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada mendatar
1
Jika siswa tidak bicara 0
Nada dan gaya
Enak
didengar
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar dan
memiliki gaya berkomunikasi
4
188
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
Memiliki
gaya
berkomunika
si
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar tetapi tidak
memiliki gaya berkomunikasi
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar tetapi
memiliki gaya berkomunikasi
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar dan
tidak memiliki gaya berkomunikasi
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Siswa mempelajari materi
ikatan ion, ikatan kovalen
dan ikatan logam dari buku
dan sumber referensi lain
berdasarkan arahan guru
2 Menyelesaik
an masalah
Siswa menyelesaikan
permasalahan mengenai
materi Ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan logam
yang diberikan oleh guru
melalui LKS
3 Mengungkap
kan gagasan
melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran
masing-masing untuk
mengungkapkan penjelasan
mengenai permasalahan
yang telah diselesaikan.
Siswa I menjadi problem
solver dan siswa II menjadi
listener.
Jawaban permasalahan I
Proses terbentuknya ikatan ion
Pada umumnya terbentuk
antara unsur logam dan
nonlogam
Unsur logam cenderung
melepaskan elektron
terluarnya untuk mencapai
kestabilan, sedangkan unsur
nonlogam cenderung
menerima elektron untuk
mencapai kestabilan.
Karena harus ada atom yang
melepas dan menerima
elektron, oleh sebab itu
ikatan ion terjadi karena
adanya serah terima elektron
Proses pembentukan ikatan
kovalen
Pengucapan
Jelas
Benar
Tepat
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar dan tepat
4
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar, tetapi kurang tepat
3
Jika siswa mengucapkan kurang
jelas, benar dan tepat
2
Jika siswa mengucapkan secara
tidak jelas, tidak benar dan tidak
tepat
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kejelasan
Kepadatan
isi
Kelengkapan
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat dan lengkap
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat tetapi kurang lengkap
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
kurang padat dan lengkap
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak padat dan lengkap
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kosakata Persediaan Jika siswa mengucapkan isi dengan 4
189
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
Pada umumnya terbentuk
antar unsur nonlogam
Untuk mencapai kestabilan,
setiap atom akan
menggunakan pasangan
elektron bersama yang
berasal dari atom-atom yang
berikatan
Berdasarkan jumlah pasangan
elektron yang digunakan bersama,
ikatan kovalen dibedakan
menjadi:
Ikatan kovalen rangkap 2,
berarti ada dua pasang
elektron yang digunakan
bersama oleh atom-atom
yang saling berikatan
Ikatan kovalen rangkap 3,
berarti ada tiga pasang
elektron yang digunakan
bersama oleh atom-atom
yang saling berikatan
Sedangkan yang dimaksud
dengan ikatan kovalen
koordinasi ialah ikatan
kovalen yang memakai
bersama pasangan elektron,
hanya saja elektron yang
digunakan bersama berasal
dari salah satu atom saja
kosakata
Tidak ada
pengulangan
kata
banyak kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata tetapi ada
pengulangan kata
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata da nada
pengulangan kata
1
Jika siswa tidak bicara 0
Rasa percaya
diri
Gugup
Merasa
rendah diri
ketika
berbicara
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup dan tidak rendah diri
(malu)
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup tetapi rendah diri (malu)
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup tetapi tidak rendah diri (malu)
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup dan rendah diri (malu)
1
Jika siswa tidak bicara 0
Pitch
Nada suara
naik,
mendatar
dan
menurun
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik, mendatar dan menurun
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dan mendatar
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dari awal sampai akhir
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada mendatar
1
Jika siswa tidak bicara 0
Nada dan gaya
Enak
didengar
Memiliki
gaya
berkomunika
si
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar dan
memiliki gaya berkomunikasi
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar tetapi tidak
memiliki gaya berkomunikasi
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar tetapi
memiliki gaya berkomunikasi
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan 1
190
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
nada yang tidak enak didengar dan
tidak memiliki gaya berkomunikasi
Jika siswa tidak berbicara 0
4 Bertukar
peran
Siswa saling bertukar peran
Siswa II menjadi problem
solver dan siswa I menjadi
listener.
Jawaban permasalahan II
Proses pembentukan ikatan
logam
Ikatan logam terbentuk
karena adanya gaya tarik
menarik antara partikel yang
bermuatan positif dengan
awan elektron yang tersebar
bagaikan lautan
Perbandingan proses
terbentuknya ikatan ion,
Kovalen dan logam
Ikatan ion
Terjadi karena serah terima
elektron,
Atom yang satu melepaskan
elektron dan yang lain
menerima elektron
Membentuk senyawa ionic
Pada umumnya unsur
pembentuknya adalah unsur
logam dan non logam
Ikatan kovalen
Terjadi karena pemakaian
pasangan elektron bersama
Antar atom memberikan satu
elektron untuk dijadikan
pasangan elektron
Membentuk sebuah molekul
Pada umumnya unsur
pembentuknya adalah unsur
non logam
Ikatan logam
Ikatan logam terbentuk
karena adanya gaya tarik
menarik antara partikel yang
Pengucapan
Jelas
Benar
Tepat
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar dan tepat
4
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar, tetapi kurang tepat
3
Jika siswa mengucapkan kurang
jelas, benar dan tepat
2
Jika siswa mengucapkan secara
tidak jelas, tidak benar dan tidak
tepat
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kejelasan
Kepadatan
isi
Kelengkapan
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat dan lengkap
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat tetapi kurang lengkap
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
kurang padat dan lengkap
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak padat dan lengkap
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kosakata Persediaan
kosakata
Tidak ada
pengulangan
kata
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata tetapi ada
pengulangan kata
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata da nada
pengulangan kata
1
Jika siswa tidak bicara 0
Rasa percaya
diri
Gugup
Merasa
rendah diri
ketika
berbicara
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup dan tidak rendah diri
(malu)
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup tetapi rendah diri (malu)
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan 2
191
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
bermuatan positif dengan
awan elektron yang tersebar
bagaikan lautan
Elektron valensi dari logam
akan saling berikatan dengan
partikel positif dari logam
yang lain
Gaya Tarik itulah yang
menimbulkan ikatan logam
gugup tetapi tidak rendah diri (malu)
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup dan rendah diri (malu)
1
Jika siswa tidak bicara 0
Pitch
Nada suara
naik,
mendatar
dan
menurun
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik, mendatar dan menurun
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dan mendatar
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dari awal sampai akhir
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada mendatar
1
Jika siswa tidak bicara 0
Nada dan gaya
Enak
didengar
Memiliki
gaya
berkomunika
si
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar dan
memiliki gaya berkomunikasi
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar tetapi tidak
memiliki gaya berkomunikasi
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar tetapi
memiliki gaya berkomunikasi
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar dan
tidak memiliki gaya berkomunikasi
1
Jika siswa tidak berbicara 0
192
LKS 2
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
(Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
1. Pendahuluan Interaksi antar
partikel (atom,
ion atau
molekul) serta
hubungannya
dengan sifat
fisik senyawa
Siswa bertemu dikelas
dan membuat kelompok
yang terdiri atas 2 orang
Siswa menggali
pengetahuan awal
mengenai materi
Interaksi antar partikel
(atom, ion atau molekul)
serta hubungannya
dengan sifat fisik
senyawa melalui
motivasi yang diberikan
guru
Senyawa ion dalam bentuk cairan
atau lelehan dapat menghantarkan
listrik karena ion-ionnya dapat
bergerak bebas
Sedangkan senyawa kovalen pada
umumnya tidak dapat
mnghantarkan listrik karena
merupakan senyawa netral yang
tidak dapat terurai menjadi ion-
ion
Pengucapan
Jelas
Benar
Tepat
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar dan tepat
4
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar, tetapi kurang tepat
3
Jika siswa mengucapkan kurang
jelas, benar dan tepat
2
Jika siswa mengucapkan secara
tidak jelas, tidak benar dan tidak
tepat
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kejelasan
Kepadatan
isi
Kelengkapan
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat dan lengkap
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat tetapi kurang lengkap
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
kurang padat dan lengkap
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak padat dan lengkap
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kosakata Persediaan
kosakata
Tidak ada
pengulangan
kata
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata tetapi ada
pengulangan kata
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata da nada
pengulangan kata
1
Jika siswa tidak bicara 0
Rasa percaya Gugup Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup dan tidak rendah diri
4
193
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
(Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
diri Merasa
rendah diri
ketika
berbicara
(malu)
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup tetapi rendah diri (malu)
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup tetapi tidak rendah diri (malu)
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup dan rendah diri (malu)
1
Jika siswa tidak bicara 0
Pitch
Nada suara
naik,
mendatar
dan
menurun
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik, mendatar dan menurun
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dan mendatar
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dari awal sampai akhir
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada mendatar
1
Jika siswa tidak bicara 0
Nada dan
gaya
Enak
didengar
Memiliki
gaya
berkomunika
si
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar dan
memiliki gaya berkomunikasi
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar tetapi tidak
memiliki gaya berkomunikasi
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar tetapi
memiliki gaya berkomunikasi
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar dan
tidak memiliki gaya berkomunikasi
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Siswa mempelajari
materi ikatan ion, ikatan
kovalen dan ikatan
logam dari buku dan
sumber referensi lain
berdasarkan arahan guru
2 Menyelesaik
an masalah
Siswa menyelesaikan
permasalahan mengenai
materi Ikatan ion, ikatan
194
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
(Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
kovalen dan ikatan
logam yang diberikan
oleh guru melalui LKS
3 Mengungkap
kan gagasan
melalui
bahasa lisan
Siswa menjalankan peran
masing-masing untuk
mengungkapkan
penjelasan mengenai
permasalahan yang telah
diselesaikan. Siswa I
menjadi problem solver
dan siswa II menjadi
listener.
Jawaban permasalahan I
Sifat fisk senyawa ion
Dapat menghantarkan listrik,
karena adanya ion-ion yang
bergerak bebas
Titik didih dan leleh yang
tinggi, karena danya gaya
elektrostatis yang kuat antara
katian dan anion
Keras tapi rapuh, Posisi kation
dan anion pada senyawa ion
berselang-seling untuk
memaksimalkan daya tarik
antarion. Pada saat senyawa ion
dikenakan suatu energi,lapisan
yang terkena pukulan akan
bergeser, sehingga ion-ion yang
bermuatan sama akan saling
berhadapan . ion-ion yang
muatannya sama akan saling
menolak. Tolak-menolak antarion
itulah yang menyebabkan
kekuatan ikatan ion berkurang
sehingga jika dikenakan suatu
energi akan mudah rapuh.
Sifat fisik logam
Titik didih dan titik leleh ynag
tinggi, Gaya tarik-menarik yang
terjadi antar kation logam dan
elketron valensi cukup kuat,
untuk memutuskan ikatan tersebut
diperlukan energi yang sangat
besar pula.
Mengkilap, Logam mengkilap
karena cahay yang mengenai
permukaan logam dipantulkan
Pengucapan
Jelas
Benar
Tepat
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar dan tepat
4
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar, tetapi kurang tepat
3
Jika siswa mengucapkan kurang
jelas, benar dan tepat
2
Jika siswa mengucapkan secara
tidak jelas, tidak benar dan tidak
tepat
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kejelasan
Kepadatan
isi
Kelengkapan
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat dan lengkap
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat tetapi kurang lengkap
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
kurang padat dan lengkap
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak padat dan lengkap
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kosakata Persediaan
kosakata
Tidak ada
pengulangan
kata
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata tetapi ada
pengulangan kata
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata da nada
pengulangan kata
1
Jika siswa tidak bicara 0
Rasa percaya
diri
Gugup
Merasa
rendah diri
ketika
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup dan tidak rendah diri
(malu)
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup tetapi rendah diri (malu)
3
195
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
(Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
oleh elektron
Dapat menghantarkan listrik,
Saat arus listrik dialirkan ke
logam, elektron akan berpindah
sekaligus menghantarkan listrik
dari kutub negatif ke kutub postif
Dapat menghantarkan panas,
Energi panas menyebabkan
elektron bergerak lebih cepat serta
tumbukan antara elektron dan
proton semakin banyak sehingga
panas adapat dihantarkan.
Mudah ditempa, Pada saat
dikenakan energi, susunan atom-
atom pada logam tidak berubah,
meskipun posisi atom berubah,
namun ion logam tetap berikatan
dengan elektron. Itulah yang
menyebabkan logam dapat
ditempa.
berbicara Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup tetapi tidak rendah diri (malu)
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup dan rendah diri (malu)
1
Jika siswa tidak bicara 0
Pitch
Nada suara
naik,
mendatar
dan
menurun
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik, mendatar dan menurun
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dan mendatar
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dari awal sampai akhir
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada mendatar
1
Jika siswa tidak bicara 0
Nada dan
gaya
Enak
didengar
Memiliki
gaya
berkomunika
si
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar dan
memiliki gaya berkomunikasi
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar tetapi tidak
memiliki gaya berkomunikasi
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar tetapi
memiliki gaya berkomunikasi
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar dan
tidak memiliki gaya berkomunikasi
1
Jika siswa tidak berbicara 0
4 Bertukar
peran
Siswa saling bertukar
peran Siswa II menjadi
problem solver dan
siswa I menjadi listener.
Jawaban permasalahan II
Sifat fisik senyawa kovalen
Titik didih dan titik leleh
rendah, Molekul-molekul
kovalen dapat saling berikatan
membentuk kumpuan molekul.
Ikatan yang terputus pada saat
senyawa kovalen sederhana
dipanaskan adalah ikatan antar
molekul, bukan ikatan anatar
atom. Ikatan anatr molekul
kovalen sangat lemah sehingga
untuk memutuskannya hanya
Pengucapan
Jelas
Benar
Tepat
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar dan tepat
4
Jika siswa mengucapkan secara
jelas, benar, tetapi kurang tepat
3
Jika siswa mengucapkan kurang
jelas, benar dan tepat
2
Jika siswa mengucapkan secara
tidak jelas, tidak benar dan tidak
tepat
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kejelasan
Kepadatan
isi
Jika siswa mengucapkan isi dengan
padat dan lengkap
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan 3
196
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
(Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
diperlukan energi yang kecil
Berwujud cair dan gas, Ikatan
antar molekul yang lemah juga
menyebabkan pergerakan
partikel-partikel lebih bebas,
sehingga sebagaian besar sneyawa
kovalen berwujud cair dan gas
Tidak dapat mengahantarkan
listrik, Senyawa kovalen tersusun
atas molekul-molekul (bukan ion)
sehinga muatannnya bersifat
netral. Listrik hanya dapat
dihantarkan oleh partikel-partikel
ion. Perbandingan sifat fisik senyawa
ion, kovalen dan logam
ion kovalen logam
Titik
didih dan
leleh
tinggi
Titik
didih dan
leleh
rendah
Titik
didih dan
leleh
sangat
tinggi
Dapat
menghant
arkan
listrik
Kecuali
ikatan
kovalen
polar,
ikatan
kovalen
tidak
dapat
menghant
arkan
listrik
Dapat
menghant
arkan
listrik
Berwujud
Padat tapi
rapuh
Umumny
a
berwujud
gas atau
cairan
Berwujud
padatan
Dapat
Menghan
Kelengkapan padat tetapi kurang lengkap
Jika siswa mengucapkan isi dengan
kurang padat dan lengkap
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak padat dan lengkap
1
Jika siswa tidak berbicara 0
Kosakata Persediaan
kosakata
Tidak ada
pengulangan
kata
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
banyak kosakata tetapi ada
pengulangan kata
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata dan tidak ada
pengulangan kata
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
sedikit kosakata da nada
pengulangan kata
1
Jika siswa tidak bicara 0
Rasa percaya
diri
Gugup
Merasa
rendah diri
ketika
berbicara
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup dan tidak rendah diri
(malu)
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
tidak gugup tetapi rendah diri (malu)
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup tetapi tidak rendah diri (malu)
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
gugup dan rendah diri (malu)
1
Jika siswa tidak bicara 0
Pitch
Nada suara
naik,
mendatar
dan
menurun
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik, mendatar dan menurun
4
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dan mendatar
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada naik dari awal sampai akhir
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada mendatar
1
Jika siswa tidak bicara 0
Nada dan
gaya Enak Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar dan
4
197
No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban
Indikator
Komunikasi
Verbal
(Lisan)
Sub-indikator
Komunikasi
Verbal (Lisan)
Rubrik Skor
tarkan
panas
Bersipat
mudah
ditempa
didengar
Memiliki
gaya
berkomunika
si
memiliki gaya berkomunikasi
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang enak didengar tetapi tidak
memiliki gaya berkomunikasi
3
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar tetapi
memiliki gaya berkomunikasi
2
Jika siswa mengucapkan isi dengan
nada yang tidak enak didengar dan
tidak memiliki gaya berkomunikasi
1
Jika siswa tidak berbicara 0
198
Lampiran 25
HASIL LEMBAR OBSERVASI BERDASARKAN INDIKATOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA
Observer 1
No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
Indikator
PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG
1 Aina Alifia 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3
2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
3 Anisa Ulul Fadilah 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
4 Bunga Misella Novita 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3
5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3
6 Daffa Firda Rahmadani 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3
7 Della Estiningtyas 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3
8 Faiza Nasywa Haya 4 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3
9 Fitri Apriliawati 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 2 3
10 Habibah Nabila 3 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3 2
11 Kamilia Miftahul Jannah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 Masropathul Uluwiah 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 Maulana Hafidz Adzani 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3
14 M Fairuz Ibnu M 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2
15 M Hanan Azhar J 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3
16 M Wildan Azizi 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
17 Nur Afifah Husna 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3
18 Nuraini Dwi Agustina P 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3
19 Nurul Anin 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
20 Rizki Amarullah 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
21 Royyan Abdurrahman 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3
22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2
23 Shalzafatihah Salamah 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
24 Sri Mulyani 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
25 Syamsul Fajri Hamami 3 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2
26 Tamiza 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
199
No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
Indikator
PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG
27 Tasya Syifaunajah 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
28 Umi Zakia Elyas 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4
29 Wardani Indah W 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3
30 Zahwa Fadhila 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
Jumlah 101 91 102 89 90 87 98 94 105 94 96 90
Persentase 84,16 75,83 85 74,16 75 72,5 81,66 78,33 87,55 78,33 80 75
Rata-rata indikator 82,91 77,08 86,27 76,24 77,5 73,75
200
Observer 2
No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
Indikator
PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG
1 Aina Alifia 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3
2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
3 Anisa Ulul Fadilah 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4
4 Bunga Misella Novita 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3
5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4
6 Daffa Firda Rahmadani 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
7 Della Estiningtyas 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
8 Faiza Nasywa Haya 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3
9 Fitri Apriliawati 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3
10 Habibah Nabila 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 2
11 Kamilia Miftahul Jannah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
12 Masropathul Uluwiah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 Maulana Hafidz Adzani 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 4
14 M Fairuz Ibnu M 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2
15 M Hanan Azhar J 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2
16 M Wildan Azizi 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3
17 Nur Afifah Husna 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3
18 Nuraini Dwi Agustina P 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
19 Nurul Anin 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
20 Rizki Amarullah 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3
21 Royyan Abdurrahman 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3
22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3
23 Shalzafatihah Salamah 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
24 Sri Mulyani 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
201
No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
Indikator
PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG
25 Syamsul Fajri Hamami 3 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3
26 Tamiza 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
27 Tasya Syifaunajah 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
28 Umi Zakia Elyas 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4
29 Wardani Indah W 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3
30 Zahwa Fadhila 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
Jumlah 97 96 100 85 92 91 102 98 103 90 95 93
Persentase 80,83 80 83,33 70,83 76,77 75,83 85 81,66 85,83 75 79,16 77,5
Rata-rata indikator 82,92 80,83 84,58 72,92 77,97 76,67
202
Observer 3
No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
Indikator
PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG
1 Aina Alifia 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3
2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
3 Anisa Ulul Fadilah 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
4 Bunga Misella Novita 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3
5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
6 Daffa Firda Rahmadani 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3
7 Della Estiningtyas 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3
8 Faiza Nasywa Haya 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3
9 Fitri Apriliawati 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3
10 Habibah Nabila 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2
11 Kamilia Miftahul Jannah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 Masropathul Uluwiah 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 Maulana Hafidz Adzani 3 3 2 2 3 3 4 3 4 2 4 3
14 M Fairuz Ibnu M 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3
15 M Hanan Azhar J 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3
16 M Wildan Azizi 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
17 Nur Afifah Husna 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3
18 Nuraini Dwi Agustina P 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3
19 Nurul Anin 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
20 Rizki Amarullah 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
21 Royyan Abdurrahman 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4
22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2
23 Shalzafatihah Salamah 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
24 Sri Mulyani 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
25 Syamsul Fajri Hamami 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2
26 Tamiza 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
27 Tasya Syifaunajah 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
203
No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
Indikator
PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG
28 Umi Zakia Elyas 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4
29 Wardani Indah W 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3
30 Zahwa Fadhila 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
Jumlah 103 92 99 90 96 90 104 94 102 94 99 93
Persentase 85,83 76,66 82,5 72,92 80 72,92 86,66 78,33 85 78,33 82,5 77,5
Rata-rata indikator 86,25 77,50 83,75 75,63 81,25 75,21
204
Lampiran 26
205
206
Lampiran 27
207
Lampiran 28
208
209
210
211
Lampiran 29
212
213
214
215
Lampiran 30
Dokumentasi
216
Lampiran 31
HASIL WAWANCARA GURU
1. Identitas Narasumber
Nama : Susi Indaharini, S.Pd
Instansi : MAN 1 Kota Tangerang Selatan
2. Hasil Wawancara
No Pertanyaan Narasumber
1 Apakah sekolah ini telah menerapkan
kurikulum 2013
Ya, setelah ada kurikulum terbaru,
kami sebisa mungkin menerapkan
proses pembelajaran menggunakan
kurikulum tersebut
2 Bagaimana kondisi saat proses belajar
mengajar berlangsung?
Seperti biasa saja
3 Bagaimana keaktifan siswa selama
pembelajaran ?
Biasanya dikelas siswa kurang aktif, ya
mereka hanya aktif jika saya yang
suruh saja. Belajarnya cenderung pasif,
biasanya mereka hanya menerima yang
saya ajarkan saya. Tidak sering
mengajukan pertanyaan dan proses
pembelajarannya kurang komunikatif.
4 Metode ajar apa yang diterapkan
dalam pembelajaran ?
Ya, saya menggunakan metode ajar
biasa aja, seperti diskusi
5 Materi apa yang biasanya sulit
dipahami oleh siswa? Berikan alasan!
Pada semester ganjil ini anak sering
kesulitan pada materi ikatan kimia.
Biasanya siswa hanya tahu
pengertiannya saja tanpa tahu proses
pembentkannya.
6 Apa harapan ibu untuk proses
pembelajaran dikelas?
Ya saya harap siswa juga aktif dalam
pembelajaran, jadi tidak hanya guru
saja yang aktif selama pembelajaran
217
Lampiran 32
KISI-KISI LEMBAR KERJA SISWA
Materi Pelajaran : Ikatan Kimia
Kelas / Semester : X
Tahun Ajaran : 2016/2017
Kompetensi Dasar :
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel
(atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta
interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
LKS 1
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
Siswa diminta untuk
menjelaskan proses
terentuknya ikatan
ion
Jelaskan proses
terbentuknya
ikatan ion !
a. Umumnya terbentuk dari unsur logam
dan nonlogam
b. Unsur logam cenderung melepaskan
elektron terluar untuk mencapai
kestabilan membentuk ion positif
c. Unsur nonlogam cenderung menerima
elektron membentuk ion negatif untuk
mencapai kestabilan
d. Terjadi karena adanya serah terima
leketron
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci
jawaban
4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan 3
218
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
kunci jawaban
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
4
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Jika siswa hanya menjawab a 1
Jika siswa menjawab a-b 2
Jika siswa menjawab a-b-c 3
Jika siswa menjawab berurutan dari a-b-
c-d
4
Siswa diminta untuk
menjelaskan proses
terentuknya ikatan
kovalen
Jelaskanlah
proses
terbentuknya
ikatan kovalen
(tunggal,
rangkap 2,
rangkap 3 dan
kovalen
koordinasi) !
a. Umumnya terbentuk antar unsur
nonlogam
b. Terjadi karena pemakaian pasangan
elektron bersama
c. Ikatan kovalen tunggal: Antar atom
memberikan satu elektron untuk
dijadikan pasangan elektron
Ikatan kovalen rangkap 2: Antar atom
memberikan dua elektron untuk
dijadikan pasangan elektron
Ikatan kovalen rangkap 3: Antar atom
memberikan tiga elektron untuk
dijadikan pasangan elektron
Ikatan kovalen koordinasi: Pasangan
elektron yang digunakan bersama
berasal dari salah satu atom
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci
jawaban
4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
4
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Jika siswa hanya menjawab a 1
Jika siswa menjawab a-b 2
Jika siswa menjawab a-b-c 3
Jika siswa menjawab berurutan dari a-b-
c-d
4
Siswa diminta untuk
menjelaskan proses
terbentuknya ikatan
logam
Jelaskanlah
proses
terbentuknya
ikatan logam !
a. Ikatan logam terbentuk karena adanya
gaya tarik menarik antara partikel
yang bermuatan positif dengan awan
elektron yang tersebar bagaikan lautan
b. Elektron valensi dari suatu logam,
akan saling berikatan dengan partikel
positif dari logam yang lain
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
3
219
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
c. Gaya tarik yang ditimbulkan disebut
gaya elektrostatis
d. Gaya tarik itulah yang menimbulkan
ikatan logam
Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci
jawaban
4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
4
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Jika siswa hanya menjawab a 1
Jika siswa menjawab a-b 2
Jika siswa menjawab a-b-c 3
Jika siswa menjawab berurutan dari a-b-
c-d
4
Siswa diminta untuk
membandingkan
proses terentuknya
ikatan ion, kovalen,
dan logam
Bandingkan
proses
pembentukan
ikatan ion,
ikatan kovalen,
ikatan kovalen
dan ikatan
logam
Ikatan ion
a. Terjadi karena serah terima elektron,
b. Atom yang satu melepaskan elektron
dan yang lain menerima elektron
c. Membentuk senyawa ionic
d. Pada umumnya unsur pembentuknya
adalah unsur logam dan non logam
Ikatan kovalen
a. Terjadi karena pemakaian pasangan
elektron bersama
b. Antar atom memberikan satu elektron
untuk dijadikan pasangan elektron
c. Membentuk sebuah molekul
d. Pada umumnya unsur pembentuknya
adalah unsur non logam
Ikatan logam
a. Ikatan logam terbentuk karena adanya
gaya tarik menarik antara partikel
yang bermuatan positif dengan awan
elektron yang tersebar bagaikan lautan
b. Elektron valensi dari logam akan
saling berikatan dengan partikel
positif dari logam yang lain
c. Gaya Tarik itulah yang menimbulkan
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban
3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci
jawaban
4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan
kunci jawaban
4
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0
Jika siswa hanya menjawab a 1
Jika siswa menjawab a-b 2
Jika siswa menjawab a-b-c 3
Jika siswa menjawab berurutan dari a-b- 4
220
Indikator Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
ikatan logam c-d
LKS 2
Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
Siswa diminta
menjelaskan sifat
fisik yang dimiliki
senyawa ion
Jelaskan sifat-
sifat fisik yang
dimiliki oleh
senyawa ion (
Berdasarkan
interaksi antar
partikel ion)!
Berwujud padat pada suhu kamar dan
Mempunyai titik didih dan titik leleh yang
tinggi
Pada ikatan ion, terjadi gaya tarik-menarik
(elektrostatik) antara katon dan anion. Gaya
tarik-menarik ini tidak berhenti sampai
terbentuknya sepasang ikatan ion, tetapi
sampai pada terbentuknya sebuah Kristal. Gaya
tarik menarik antar ion sangat kuat sehingga
posisi ion-ion tidak mudah berubah dan
diperlukan energi yang cukup besar untuk
memutuskan ikatan ionnya.
Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk
cairan atau lelehan
Dalam bentuk cairan atau lelehan, ion-ion pada
senyawa ion akan dapat bergerak bebas,
sehingga dapat menghantarkan listrik.
Sedangkan dalam bentuk padatan, seyawa ion
tidak dapat mengahntarkan arus litsrik karena
ion-ionnnya tidak bergerak bebas
Mempunyai sifat keras, namun mudah
rapuh
Susunan kation dan anion saat senyawa ion
sebelum diberikan sebuah energi
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3 Jika siswa menjawab berurutan dari a-
b-c-d 4
Siswa diminta
menjelaskan sifat
fisik yang dimiliki
senyawa logam
Jelaskan sifat-
sifat fisik yang
dimiliki oleh
suatu logam (
Berdasarkan
interaksi antar
221
Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
logam)!
Susunan kation dan anion saat senyawa ion
sesudah diberikan sebuah energi
Posisi kation dan anion pada senyawa ion
berselng-seling untuk memaksimalkan daya
tarik antarion. Pada saat senyawa ion dikeakan
suatu energi,lapisan yang terkena pukulan akan
bergeser, sehingga ion-ion yang bermuatan
sama akan slaing berhadapan . ion-ion yang
muatannya sama akan saling menolak. Tolak-
menolak antarion itulah yang menyebabkan
kekuatan ikatan ion berkurang sehingga jika
dikenakan suatu energi akan mudah rapuh.
Titik didih dan titik leleh ynag tinggi
Gaya tarik-menarik yang terjadi antar kation
logam dan elketron valensi cukup kuat, untuk
memutuskan ikatan tersebut diperlukan energi
yang sangat besar pula.
Mengkilap
Logam mengkilap karena cahay yang
mengenai permukaan logam dipantulkan oleh
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
222
Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
elektron
Penghantar listrik
Saat arus listrik dialirkan ke logam, elektron
akan berpindah sekaligus menghantarkan
listrik dari kutub negatif ke kutub postif
Penghantar panas
Energi panas menyebabkan elektron bergerak
lebih cepat serta tumbukan antara elektron dan
proton semakin banyak sehingga panas adapat
dihantarkan.
Mudah ditempa
Susunan muatan postif atom dengan elektron
pada logam sebelum ditempa
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3 Jika siswa menjawab berurutan dari a-
b-c-d 4
223
Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
Susunan muatan positif dengan elektron pada
logam setelah ditempa
Pada saat dikenakan energi, susunan atom-
atom pada logam tidak berubah, meskipun
posisi atom berubah, namun ion logam tetap
berikatan dengan elektron. Itulah yang
menyebabkan logam dapat ditempa.
Siswa diminta
menjelaskan sifat
fisik yang dimiliki
molekul kovalen
Jelaskan sifat-
sifat fisik yang
dimiliki oleh
senyawa
kovalen
(berdasarkan
interaksi antar
molekul) !
Titik didih dan titik leleh rendah Molekul-molekul kovalen dapat saling berikatan membentuk kumpuan molekul. Ikatan yang terputus pada saat senyawa kovalen sederhana dipanaskan adalah ikatan antar molekul, bukan ikatan anatar atom. Ikatan anatr molekul kovalen sangat lemah sehingga untuk memutuskannya hanya diperlukan energi yang kecil. Berwujud cair dan gas Ikatan antar molekul yang lemah juga menyebabkan pergerakan partikel-partikel lebih bebas, sehingga sebagaian besar sneyawa kovalen berwujud cair dan gas Tidak dapat mengahntarkan listrik Senyawa kovalen tersusun atas molekul-molekul (bukan ion) sehinga muatannnya bersifat netral. Listrik hanya dapat dihantarkan oleh partikel-partikel ion.
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3
224
Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator
Kemampuan
Komunikasi Verbal
Tulis
Rubrik Skor
Jika siswa menjawab berurutan dari a-
b-c-d 4
Siswa diminta
untuk
memandingkan
sifat fisis yang
dimiliki oleh
senyawa ion,
molekul kovalen
dan logam
Bandingkanlah
sifat fisik yang
dimiliki oleh
senyawa ion,
kovalen dan
logam !
Senyawa ion a. Berwujud padat pada suhu kamar
b. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang
tinggi
c. Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk
cairan atau lelehan
d. Mempunyai sifat keras, namun mudah
rapuh
Logam a. Titik didih dan titik leleh ynag tinggi
b. Mengkilap
c. Penghantar listrik dan panas
d. Mudah ditempa
Molekul kovalen
a. Titik didih dan titik leleh rendah
b. Berwujud cair dan gas
c. Tidak dapat mengahntarkan listrik
Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 kata yang tepat dengan
kunci jawaban 4
Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 1
Terdapat 2 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 2
Terdapat 3 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 3
Terdapat 4 deskripsi yang sesuai
dengan kunci jawaban 4
Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3 Jika siswa menjawab berurutan dari a-
b-c-d 4
225
Lampiran 33
226
227
228
229
230
231
232
233