Upload
truongkhanh
View
238
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH MEDIA MOBILE LEARNING TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP ALAT OPTIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DENNY RISMANTO
NIM 1112016300045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
DENNY RISMANTO 1112016300045. Pengaruh Media Mobile Learning
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Alat Optik. Skripsi
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017
Permasalahan utama dalam penelitian ini siswa kesulitan dalam bidang sains
khususnya pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone yang disalahgunakan
oleh siswa dapat berdampak buruk terhadap hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berbantuan android terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Penelitian dilaksanakan di SMK AL-HASRA. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen semu, dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKJ 1 sebagai kelas
eksperimen dan X TKJ 2 sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes berupa angket. Penelitian ini
belum pernah dilakukan sebelumnya. Temuan yang menarik dari penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan content validity index (CVI)
untuk menentukan kesesuaian pada instumen tes. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji analisis statistik nonparametrik
dengan Mann-Whitney U, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi
data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh bahwa >sig.(2-tailed).
Artinya, terdapat pengaruh aplikasi latihan aplikasi alat optik terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Selain itu, pembelajaran menggunakan
aplikasi berbantuan android lebih tinggi dalam meningkatkan ranah kognitif C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Hasil
analisis data nontes menunjukkan respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik secara keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik.
Kata kunci: Aplikasi berbantuan android, Hasil Belajar, Mobile learning, Alat
optik.
v
DENNY RISMANTO 1112016300045. The Effect of Media Mobile Learning
Android Assisted Of Student Learning Outcomes On the Concept of Optical
Tools . Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departement,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic University of Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017.
The main problem in this research that students have difficulty in science, especially physics lesson, and the use of smartphones that are abused by students
can adversely affect the learning outcomes. This research aims to determine the effect of optical learning tools application by mobile learning android assisted on
student learning outcomes. The research was conducted at SMK AL-HASRA. The
research method used is quasi experimental, with nonequivalent control group design. The sample in this research was X TKJ 1 as experiment class and X TKJ 2
as control class. Sample is determined by purposive sampling technique. Instrument used is test instrument in the form of multiple choice and questionnaire.
This research has never been done before. An interesting finding from this research, the researchers done the validity test of the constructs with content
validity index (CVI) to determine the suitability of the test instrument. The test instrument result data was analyzed quantitatively using nonparametric statistical
analysis test with Mann-Whitney U, while nontest instrument result data was
analyzed quantitatively obtaining data in percentage, then was converted to
qualitative data. Based on the analysis of test data,it was found that >sig.(2-
tailed). It means, there is effect of optical learning tools application by mobile
learning android assisted on student learning outcomes. In addition, learning using android assisted application is higher in improving cognitive domain C1
(remember), C2 (understand), C3 (apply), and C4 (analyze). Nontest analysis data
result showed students’ responses to the optical learning tools application obtained good category results overall.
Key words: android assisted application, learning outcomes, mobile learning,
optical tools
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Aplikasi Latihan Alat Optik
berbasis mobile learning berbantuan android terhadap hasil belajar”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Seluruh dosen, staff, dam karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Drs. Cik Hakim, selaku kepala madrasah SMK Al-Hasra.
7. Baihaki Ari Nugraha, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika SMK Al-Hasra yang telah
memberikan izin penelitian dan membimbing selama penelitian berlangsung.
8. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswa SMK Al-Hasra khususnya X TKJ I dan
X TKJ II yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.
vii
9. Keluarga tercinta Ayahanda Triyono, dan Ibunda Sariyem, serta semua keluarga yang
selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan
meraih cita-cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu.
10. Teman sejawat Pendidikan Fisika angkatan 2012 beserta kakak-kakak tingkat
pendidikan Fisika yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih bayak
kekurangan. Sehingga, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat
dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, 15 Juni 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 6
A. Deskripsi Teoritik ........................................................................................ 6
1. Media pembelajaran .............................................................................. 6
2. Hakikat android .................................................................................. 10
3. Hasil belajar ........................................................................................ 15
4. Materi alat optik .................................................................................. 17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 35
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 36
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 38
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 38
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 39
1. Tahap Persiapan .................................................................................. 39
2. Tahap Pengambilan Data .................................................................... 39
3. Tahap Analisis dan Pelaporan............................................................. 40
D. Variabel Penelitian .................................................................................... 43
ix
E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 43
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 43
1. Instrumen Tes ..................................................................................... 44
2. Instrumen Nontes ................................................................................ 48
3. Kalibrasi instrument tes ...................................................................... 50
4. Kalibrasi Instrumen nontes ................................................................. 58
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 58
1. Analisis Data Tes ................................................................................ 58
2. Analisis Data Nontes .......................................................................... 63
I. Hipotesis Statistika .................................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 65
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 65
1. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penerapan Aplikasi Latihan
Alat Optik .................................................................................................. 65
2. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Penerapan Aplikasi Latihan Alat
Optik .......................................................................................................... 67
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ...................................... 70
4. Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan
Kontrol ...................................................................................................... 72
5. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan
Aplikasi Latihan Alat Optik ...................................................................... 74
6. Hasil Uji Prasyarat .............................................................................. 75
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85
A. Kesimpulan ................................................................................................ 85
x
B. Saran-saran ................................................................................................ 85
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 86
Lampiran .............................................................................................................. 89
xi
Daftar Gambar
Gambar 2. 1 Pemantulan teratur............................................................................ 18
Gambar 2. 2 Pemantulan baur ............................................................................... 19
Gambar 2. 3 Hukum pemantulan cahaya .............................................................. 19
Gambar 2. 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar .................................... 20
Gambar 2. 5 Sinar istimewa pada cermin cekung ................................................. 20
Gambar 2. 6 Sinar istimewa pada cermin cembung .............................................. 21
Gambar 2. 7 Pemantulan sempurna ...................................................................... 22
Gambar 2. 8 Pembiasan pada kaca plan paralel .................................................... 23
Gambar 2. 9 Pembiasan pada prisma .................................................................... 23
Gambar 2. 10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung ..................................... 24
Gambar 2. 11 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa ..................................... 24
Gambar 2. 12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung......................................... 25
Gambar 2. 13 Anotomi mata ................................................................................. 26
Gambar 2. 14 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung .................................. 27
Gambar 2. 15 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung ............................... 27
Gambar 2. 16 Lup ................................................................................................. 28
Gambar 2. 17 Bagian-bagian mikroskop .............................................................. 30
Gambar 2. 18 Teleskop Pembias ........................................................................... 32
Gambar 2. 19 Bagian-bagian kamera .................................................................... 35
Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen ............................................................................................................. 65
Gambar 4. 2 Diagram pretest berdasarkan jenjang kognitif .................................. 67
Gambar 4. 3 Diagram distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol .................................................................................................................... 68
Gambar 4. 4 Diagram posttest berdasarkan jenjang kognitif ................................. 70
Gambar 4. 5 Diagram posttest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif ............. 71
Gambar 4. 6 Diagram perbandingan hasil belajar siswa berdasarkan N-gain ....... 73
xii
Daftar Tabel
Tabel 3. 1 Desain Penelitian.................................................................................. 38
Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen tes ......................................................................... 44
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen nontes ................................................................... 49
Tabel 3. 4 Kategori Validitas ................................................................................ 51
Tabel 3. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ................................................. 52
Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ........................................................ 52
Tabel 3. 7 Kategori Content Validity Index (CVI) ............................................... 54
Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Konstruk ................................................................ 54
Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas ............................................................. 55
Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 55
Tabel 3. 11 Indeks Kesukaran ............................................................................... 56
Tabel 3. 12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran.............................................................. 56
Tabel 3. 13 Daya Pembeda.................................................................................... 57
Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda .................................................................... 57
Tabel 3. 15 Uji Validitas Instrumen Nontes ......................................................... 58
Tabel 3. 16 Pennilaian Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ............................ 63
Tabel 3. 17 Kategori angket siswa ........................................................................ 63
Tabel 4. 1 Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................. 66
Tabel 4. 2 Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................ 69
Tabel 4. 3 Tabel Rekapitulasi Data Pretest – Posttest ........................................... 70
Tabel 4. 4 Hasil Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol..................... 72
Tabel 4. 5 Respons Siswa Pada Aplikasi Latihan Alat Optik ................................ 74
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ................................................... 75
Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest ................................ 76
Tabel 4. 8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 77
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ....................................... 89
Lampiran A 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan ....................... 89
Lampiran A 2 RPP Kelas Eksperimen ................................................................... 91
Lampiran A 3 RPP Kelas Kontrol ........................................................................ 145
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ............................................... 198
Lampiran B 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................... 198
Lampiran B 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .............................................. 201
Lampiran B 3 Analisis Validasi Materi .............................................................. 234
Lampiran B 4 Analisis Validasi Konstruk .......................................................... 238
Lampiran B 5 Analisis Validasi Bahasa.............................................................. 244
Lampiran B 6 Validitas Instrumen Tes ............................................................... 248
Lampiran B 7 Reliabilitas Instrumen Tes ........................................................... 249
Lampiran B 8 Daya Pembeda Instrumen Tes ..................................................... 250
Lampiran B 9 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ............................................... 251
Lampiran B 10 Lembar Soal ............................................................................... 252
Lampiran B 11 Kisi-kisi Nontes ......................................................................... 266
Lampiran B 12 Instrumen Nontes ....................................................................... 268
Lampiran B 13 Uji Validasi Nontes .................................................................... 269
Lampiran B 14 Uji Validasi Media ..................................................................... 270
LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN ......................................... 280
Lampiran C 1 Hasil PreTest ................................................................................. 280
Lampiran C 2 Hasil PostTest ............................................................................... 282
Lampiran C 3 Analisis Kemampuan Kognitif ..................................................... 284
Lampiran C 4 Perhitungan N-Gain ...................................................................... 288
Lampiran C 5 Uji Normalitas ............................................................................... 290
Lampiran C 6 Uji Homogenitas ........................................................................... 290
Lampiran C 7 Uji Hipotesis ................................................................................. 292
Lampiran C 8 Analisis Data Respon Siswa ......................................................... 294
xiv
LAMPIRAN D TAMPILAN APLIKASI LATIHAN ALAT OPTIK ........... 295
LAMPIRAN E SURAT-SURAT PENELITIAN ............................................. 296
Lampiran E 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 296
Lampiran E 2 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 297
Lampiran E 3 Lembar Uji Refrensi ...................................................................... 298
Lampiran E 4 Biodata Penulis.............................................................................. 304
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menciptakan kultur baru dalam
dunia pendidikan. Di era perkembangan teknologi ini, user lebih cepat dalam
mencari informasi dan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang bersifat
abstrak menjadi konkret. Pada kurikulum 2013 menekankan media yang dapat
menunjang dalam proses pembelajaran diantaranya dengan berbantuan teknologi.
Dengan memanfaatkan teknologi pada setiap mata pelajaran, maka kualitas sumber
daya manusia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat ditingkatkan guna
menghadapi tantangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Guru
dapat menggunakan fasilitas teknologi dalam pembelajaran fisika, karena konsep
fisika banyak yang bersifat matematis dan sulit dipahami oleh siswa.
Fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat
dari hasil PISA tahun 2015 yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada
peringkat 62 dari 70 negara untuk bidang sains. 1 Selain itu, berdasarkan hasil Ujian
Nasional pada SMK swasta tahun 2015/2016 diperoleh informasi bahwa nilai rerata
UN pada mata pelajaran fisika 57,48. Sementara hasil wawancara pada studi
pendahuluan diperoleh informasi bahwa persentase tingkat ketuntasan siswa sangat
kecil, salah satunya pada konsep alat optik sebesar 50%. Dengan kata lain, siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran fisika, khususnya pada konsep
alat optik. 2
Kesulitan siswa dalam memahami fisika disebabkan oleh beberapa hal.
Menurut Byun, Ha& Lee, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran
fisika karena mereka tidak suka dengan mata pelajarannya.3 Siswa tidak dapat
memahami, menyimpulkan, dan tidak mampu merespons apa yang ditanyakan pada
1 Programme For International Student Assassment (PISA), Result From PISA 2015 2 Pemaparan hasil ujian nasional 2016 3 Susana Anggraheni, Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal materi pokok cahaya
pada siswa kelas VIII SMPN 1 Wonosegoro tahun ajaran 2011/2012, Skripsi pada Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2012, h.2
2
soal fisika, khususnya materi optik yang disajikan guru.4 Hal ini menyebabkan
siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal dan mendapat hasil yang
kurang maksimal. Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar
siswa kurang maksimal, salah satunya adalah penggunaan gadget yang
disalahgunakan.
Gadget digunakan hanya untuk bermain game online, mengakses berbagai
media sosial, dan mereka cenderung memiliki gadget untuk mengikuti trend yang
ada saat ini. Berdasarkan pemaparan di atas, penggunaan gadget belum digunakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan, hasil belajar fisika tidak
akan meningkat, menyebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran di
kelas, serta rendahnya pemahaman konsep siswa.5 Upaya untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran fisika dengan bantuan gadget salah satunya adalah
penggunaan mobile learning.
Penggunaan mobile learning yang dilakukan melalui perangkat komunikasi
nirkabel di perkirakan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam
pembelajaran fisika.6 Mobile learning memiliki karakteristik yang praktis dibawa
kemanapun. Salah satu media yang dapat digunakan dalam mobile learning adalah
Smartphone.
Smartphone memiliki fungsi multimedia yang menyajikan suara, gambar,
teks, video, dan dapat digunakan untuk mengakses internet. Mobile learning dengan
menggunakan smartphone bersistem operasi android juga dapat memfasilitasi
siswa agar dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem
operasi android ini memiliki kelebihan, yaitu platform terbuka (open source)
sehingga semua aplikasi android dapat diunduh secara gratis. Pengembangan dari
media ini dengan yang lain, yaitu media yang dibuat lebih ditekankan kepada
4 Anik Surnarsih, Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok
bahasan alat optik berdasarkan taksonomi solo, Skripsi pada Universitas Jember, 2002, h.33 5 Beauty Manupil dkk, Hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi siswa di
sma negeri 9 manado, ejoural keperawatan Volume 3 Nomor 2, 2015, h.1 6 Hafizul, dan Khairulanuar, Mobile Learning Environment System (MLES): The Case of
Android-based Learning Application on Undergraduates’ Learning, International Journal of
Advanced Computer Science and Applications Vol 3 No 3, 2012, h.1
3
latihan soal-soal. Beberapa latihan soal berupa video agar siswa lebih memahami
fenomena terkait materi alat optik yang bersifat abstrak, lalu media dilengkapi
penjelasan jawaban melalui suara agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal
pemahaman maupun perhitungan, dan disediakan video pembelajaran untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan dapat mengurangi
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, dapat melatih keterampilan siswa dalam
mengerjakan soal, meningkatkan minat belajar siswa, serta meningkatkan hasil
belajar fisika siswa. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Media Mobile Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada
Konsep Alat Optik”.
B. Identifikasi Masalah
Dengan mengacu dari latar belakang di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa khususnya materi optik
2. Kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran di kelas
3. Siswa belum mampu memanfaatkan smartphone secara maksimal untuk proses
pembelajaran khususnya fisika
4. Siswa kurang terlatih dalam mengerjakan latihan soal-soal
5. Rendahnya pemahaman siswa terhadap rumus karena siswa hanya menghafal
rumus-rumus yang disajikan guru di dalam kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
permasalahan tersebut tidak mungkin untuk diteliti semua karena keterbatasan
penelitian ini. Sebagai berikut:
1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom dimulai dari tahap mengingat (C1) hingga
menganalisis (C4) saja.
4
2. Mobile Learning dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berupa
aplikasi latihan alat optik (LAO) dengan berbantuan smartphone yang
memiliki system operasi android.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di
atas, peneliti ingin membuktikan apakah media pembelajaran dengan menggunakan
android ini dapat memberikan pengaruh dalam hasil belajar siswa, serta melihat
respon siswa terhadap media pembelajaran untuk mendapatkan informasi yang
lebih mendalam dari penelitian ini. Sehingga dibuat beberapa rumusan masalah
dalam penelitian, sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh media mobile learning terhadap hasil belajar fisika
siswa pada konsep alat optik?
2. Bagaimana respon siswa terhadap media mobile learning dengan berbantuan
android pada konsep alat optik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berbantuan android terhadap hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap media
mobile learning.
F. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan, sebagai berikut:
1. Bagi siswa, aplikasi latihan alat optik dapat digunakan untuk belajar atau
berlatih mengerjakan soal-soal oleh siswa.
2. Bagi siswa, aplikasi latihan alat optik dapat membantu siswa untuk belajar
secara mandiri.
3. Bagi guru, aplikasi latihan alat optik dapat digunakan sebagai alternatif dalam
kegiatan belajar mengajar pada materi alat optik guna meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran fisika.
4. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
5
memberikan informasi yang bermanfaat tentang penggunaan android dalam
proses pembelajaran fisika.
5. Bagi pembaca dan peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan guna mengembangkan penelitian lebih lanjut.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Media pembelajaran
a) Definisi media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’.7 Menurut Gerlach & Ely dalam bukuya
Azhar Arsyad, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan menurut Gagne,
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.8
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.9 Hal tersebut diartikan
sebagai suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu pihak
ke pihak lainnya. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
pesan atau media. Pada dunia pendidikan, guru memberikan informasi kepada
siswa mengenai materi pelajaran dengan menggunakan suatu alat bantu atau media
perantara. Dalam hal ini, dapat dikatakan guru menggunakan media dalam proses
pembelajaran di kelas. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran
merupakan media pendidikan atau media pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 3 8 Ibid hal 3 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Jakarta:Kencana Prenada Group, 2013 ) hal 162
7
sumber secara terencana sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.10
b) Fungsi media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat
menyalurkan informasi. Melalui media pembelajaran hal yang sifat abstrak bisa
menjadi lebih kongkret. Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi,
sebagai berikut:11
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Pendapat lain fungsi media pembelajaran diantaranya: 12
1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi.
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi.
4. Menambah variasi penyajian materi.
5. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan
mencegah kebosanan siswa untuk belajar.
6. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah
dilupakan siswa.
7. Memberikan pengalaman yang lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak.
8. Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa.
9. Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.
10 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta:Gaung
Persada Press, 2008), hal 7 11 Wina Sanjaya, op.cit. hal 169-171 12 Azhar Arsyad, op.cit. hal 26-27
8
Menurut Encyclopedia of Educational Reasearch, nilai atau manfaat
media pendidikan adalah sebagai berikut: 13
1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi “Verbalisme” ,
2. Memperbesar perhatian para siswa,
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena
itu membuat pelajaran lebih mantap,
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat
dalam gambar hidup
6. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan
kemampuan berbahasa
7. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh cara lain
secara membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta
keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
c) Praktik dan latihan (Drills)
Metode praktik dan latihan cocok digunakan untuk pemecahan masalah dan
latihan seperti matematika, statistik, fisika, dll.14 Metode drills merupakan salah
satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang
lebih kongkret melalui penyediaan latihan-latihan soal yang bertujuan untuk
menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan.15
Secara umum, tahapan materi aplikasi drills, sebagai berikut:
1. Masalah-masalah yang disajikan dalam bentuk latihan soal pada tingkat
tertentu
2. Siswa mengerjakan soal-soal latihan
13 Ibid, hal 25 14 Karim Q Hussein, Authoring System Of Drill & Practice E-Learning Modules For
Hearing Impaired Students, Journal of Computer Science & Information Technology(IJCSIT) Vol.
7 No.1, 2015, h.132 15 Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012)
hal 105-106
9
3. Aplikasi merekam pekerjaan siswa, kemudian memberikan umpan balik
4. Jika jawaban siswa benar, maka aplikasi menyajikan materi berikutnya dan
jika jawaban salah, maka aplikasi menyediakan fasilitas pembahasan soal,
dan mengulangi latihan.
d) Mobile learning
Mobile learning didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan perangkat tanpa kabel seperti handphone, personal digital assistants
(PDAs), atau laptop.16 Mobile learning adalah salah satu alternatif bahwa layanan
pembelajaran harus dilaksanakan di mana pun dan kapan pun. Pemikiran dalam
mengembangkan mobile learning ini didasari oleh alasan-alasan pokok, yaitu:
(1) Dapat digunakan kapan pun dan dimana pun
(2) Cangkupannya luas
(3) Lebih banyak digunakan daripada PC
(4) Lebih mudah dioperasikan dari pada PC
(5) Perangkat mobile dapat digunakan sebagai media belajar
Untuk mampu memanfaatkan mobile learning ini dapat diklasifikasikan
berdasarkan kegunaan, yaitu: 17
(1) Jenis perangkat yang digunakan
(2) Teknologi komunikasi nirkabel yang digunakan
(3) Tipe informasi yang dapat diakses
(4) Tipe pengaksesan (online/offline)
(5) Lokasi
(6) Tipe komunikasi
(7) Dukungan standar mobile learning.
16 Claire O’Maley, Guidelines for Learning/Teaching/Tutoring in a Mobile Enviroment,
MOBllearn, 2005, h.6 17 Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012)
hal 15-17
10
2. Hakikat android
a) Sistem operasi android
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara
pemakai komputer dan perangkat keras komputer.18 Pendapat lain sistem operasi
merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk mempermudah pengguna atau
program aplikasi dalam mengakses sumber daya komputer mobile device.19
Android merupakan sebuah software yang digunakan pada perangkat
mobile yang mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang
dirilis oleh Google.20 Pendapat lain, android merupakan sebuah sistem operasi
perangkat mobile berbasis Linux yang mencangkup sistem operasi, middleware dan
aplikasi.21
Jadi, sistem operasi android adalah sebuah program yang digunakan dalam
perangkat smartphone. Fungsinya sama seperti sistem operasi symbian di Nokia,
iOS di Apple dan Blackberry OS.
b) Versi android
Hingga saat ini, terdapat beberapa versi dari sistem operasi android, antara lain:
1) Android versi 1.0-1.1
Pada 9 Maret 2009, Google merilis android versi 1.1. Android versi ini
dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search
(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.22
2) Android versi 1.2-1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis seluler dengan
menggunakan android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5
(Cupcake). Terdapat pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam
seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus
18 Bambang Hariyanto, Sistem Operasi, (Bandung: Informatika Bandung, 2009), cet. 4,
h.1 19 Kusnadi, dkk, Sistem Operasi, (Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2008), h.v 20 Tim EMS, Pemrograman Android dalam Sehari, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2015), h.1 21 Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR,
(Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2014), hal 2 22 Nazaruddin Safaat H, Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet
PC berbasis Android Revisi Kedua, (Bandung: Informatika Bandung,2015), h.10
11
kamera, men upload video ke youtube dan gambar ke picasa langsung dari telpon,
dukungan bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset
bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan
sistem.23
3) Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September 2009 dengan menampilkan proses
pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan
kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna
untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder, dan galeri yang
diintegrasikan, CDMA/EVDO, 802.IX, VPN, gestures, dan text-to-speech engine,
kemampuan dial ponsel, pengadaan resolusi VWGA.24
4) Android versi 2.0-2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel android dengan versi
2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware
dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP,
digital zoom, dan bluetooth 2.1.25
5) Android versi 2.2-2.2.3 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Pada bulan Mei 2010 android versi 2.2 rev 1 diluncurkan. Fitur yang
tersedia di android versi ini sudah kompleks diantaranya, yaitu kerangka aplikasi
memungkinkan pengguna dan penghapusan komponen yang tersedia; dalvik virtual
machine dioptimalkan untuk perangkat mobile; grafis 2D dan grafis 3D berdasarkan
libraries openGL; SQLite: untuk menyimpan data; mendukung media: audio, video,
dan berbagai format gambar(MPEG4, H264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF);
GSM, bluetooth, EDGE, 3G, dan wifi (hardware independent), kamera, Global
Positioning System (GPS), kompas, dan accelerometer(tergantung hardware).26
6) Android versi 2.3-2.4 (Gingerbread)
Android versi 2.3 diluncurkan pada Desember 2010, hal-hal yang direvisi
dari versi sebelumnya adalah kemampuan seperti berikut: SIP-based VolP, Near
23 Ibid, h.10
24 Ibid, h.11 25 Ibid, h.11 26 Ibid, h.11
12
Field Communications (NFC), gyroscope dan sensor, multiple cameras support,
mixable audio effect, download manager.27
7) Android versi 3.0-3.2 (Honeycomb)
Nama honeycomb diambil dari nama sereal manis yang terbuat dari jagung
dengan rasa madu yang terbentuk sarang lebah, makanan ini yang populer sejak
tahun 1965. Untuk versi ini merupakan versi yang ditujukan untuk gadget tablet.
Android honeycomb rilis pada Februari 2011, kemudian upgrade ke versi 3.1 dan
3.2.28
8) Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)
Android ice cream sandwich atau biasa dikenal dengan android 4.0 ICS
adalah versi terbaru android yang sangat mendukung baik untuk smartphone,
tablet, dan lainnya. Android ini rilis pada 19 Oktober 2011. Fitur baru dalam
android ini adalah perubahan interface dari android sebelumnya, antara lain
pengoptimalan multitasking, versi layar beranda yang bisa disesuaikan dan
interaktivitas mendalam serta cara baru yang ampuh untuk berkomunikasi dan
berbagi konten.29
9) Android versi 4.1-4.3 (Jelly Bean)
Android 4.1 jelly bean secara resmi dikenal ke publik sekitar Oktober 2012.
Versi ini yang tercepat dan terhalus dari semua versi android. Android 4.2 jelly
bean juga menawarkan peningkatan kecepatan dan kemudahan android 4.1 serta
mencakup semua fitur baru seperti photo sphere dan desain baru aplikasi kamera,
keyboard gesture typing, google now, dan lainnya.30
10) Android versi 4.4 (Kitkat)
Pada Oktober 2013 Google merilis kitkat sebagai generasi android
berikutnya. Android versi ini memiliki banyak fitur & semakin memanjakan para
pengguna android. Diantaranya: immersive mode, akses kontak langsung dari
27 Ibid, h.11 28 Aan, Mengenal Android, 19 September 2016 (www.aan.my.id) 29 Ibid, h.1 30 Ibid, h.1
13
aplikasi telpon, google now launcher, dan pastinya memiliki interface UI yang
baru.31
11) Android versi 5.0 (Lolipop)
Android versi 5.0 merupakan versi paling baru dari sistem operasi android.
Android versi 5.0 sendiri dianggap membawa update yang fantastis, banyak
perubahan yang disertakan google di dalamnya.32
(gambar)
c) Kelebihan android
Menurut TIM EMS berikut kelebihan android, sebagai berikut:33
1) Multitasking, artinya android bisa menjalankan beberapa aplikasi secara
bersamaan. Seperti ber-facebook-an sambil whatsapp-an dan bbm-an. Plus
sambil menerima telpon dari teman.
2) Terdapat notifikasi ketika ada panggilan/sms, ketika ada sms dan email yang
masuk, akan terdapat notifikasi pada home screen di layar ponsel diikuti
dengan indikator yang berkedip-kedip, atau bunyi, sehingga tidak akan
ketinggalan ketika ada pesan/email yang masuk
3) Dukungan ribuan aplikasi terpercaya melalui situs Google Play, Google
menyediakan situs Google Play(Android Market) bagi para pengguna android
untuk mendapatkan berbagai aplikasi yang diperlukan
4) Penggunaan widget pada home screen, sehingga akan memudahkan dan
mempercepat penggunaan ketika membuka aplikasi.
d) Kelemahan android
Menurut TIM EMS berikut kelemahan android, sebagai berikut:34
1) Boros pada penggunaan baterai, hal ini karena banyakanya fitur android,
seperti 3G, maps, lattitude, GPS, gmail, dan seterusnya.
2) Sentralisasi Google, karena android merupakan produk open source dari
Google, maka aplikasi yang berjalan pada android kebanyakan menyatu
dengan layanan Google
31 Ibid, h.1 32 Ibid, h.1 33 Tim EMS, op.cit, h.6 34 Tim EMS, op.cit, h.7
14
3) Tidak mendukung penggunaan J2ME, hal ini berakibat pada seorang
programmer java harus belajar dari awal lagi. Bagi pengguna, aplikasi yang
disukai tidak akan dapat berjalan pada android. Disebabkan android hanya
menggunakan bahasaya saja. sedangkan library dan user interface-nya berbeda
dengan yang ada di J2ME.
4) Security yang masih tergolong rendah, banyaknya malware yang menyerang
aplikasi. Sehingga beberapa produsen antivirus menyediakan aplikasi antivirus
mereka dalam versi android, seperti AVG, Lookout, Security, Super Security,
dan Smartguard Security.
e) Adobe flash CS6
Flash adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk membuat animasi dan
game dengan mudah. Perangkat lunak ini diperkenalkan pertama kali oleh
Macromedia Flash pada tahun 1996, sebagai perangkat lunak komputer yang
digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi. Pada tahun 2005,
Adobe mengakuisisi Macromedia Flash semua produk-produknya, sehingga yang
sebelumnya adalah Macromedia Flash berubah menjadi Adobe Flash.35 Adobe
flash CS 6 merupakan salah satu produk yang dikembangkan Adobe yang
menambahkan beberapa fitur, sehingga proses pembuatan menjadi lebih mudah dan
mendapat hasil yang lebih baik. Fitur-fitur yang tersedia di Adobe Flash CS6, yaitu:
pertama, GUI (Graphical User Interface) yang lebih menarik dan lebih mudah.
Kedua, Simulasi perangkat mobile, merupakan fitur tambahan di Adobe Flash CS6
berfungsi untuk membantu Anda dalam menggambarkan bentuk ponsel yang akan
digunakan. Ketiga, Mendukung Adobe AIR versi 3.4 dan iOS dengan Adobe Flash
Player terbaru. Keempat, Toolkit untuk CreateJS berfungsi untuk membantu
pengguna Flash Pro untuk membuat transisi ke HTML 5.36
f) Adobe Integrated Runtime (AIR)
Adobe AIR adalah sebuah cross operating system runtime yang
dikembangkan oleh Adobe sehingga memungkinkan pengembang memanfaatkan
35 Ardy Saputro, Membuat Game Adventure Adobe Flash CS 6 ActionScript 3.0
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2016), h.5 36 Ibid, h.5
15
keterampilan mereka (seperti Flash, Flex, HTML, Javascript, dan PDF) untuk
membangun Rich Internet Application(RIA), dan kontennya kedalam platform
baru. Adobe AIR merupakan fitur pengembangan adobe flash cs6, yang berfungsi
untuk memungkinkan penggunaan tools yang dimiliki Adobe Flash dapat
dikembangkan kedalam aplikasi berbasis android. Aplikasi ini hanya mendukung
OS Android 2.2(Froyo) ke atas, serta perangkat dengan prosessor ARMv7 atau
lebih tinggi. AIR untuk android tidak dapat bekerja pada versi sebelumnya.37
3. Hasil belajar
Definisi hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.38 Sedangkan, proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian,
maka dalam proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal
cenderung menunjukkan hasil yang berciri, sebagai berikut:
a) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
b) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya
c) Hasil belajar diperoleh dari kemampuan dan kemauannya sendiri, sehingga
dapat bermakna bagi dirinya
d) Hasil belajar diperoleh secara komprehensif
e) Kemampuan siswa untuk mengontrol dan mengendalikan diri dalam menilai
hasil yang dicapainya. Sehingga, siswa sadar bahwa tinggi-rendahnya hasil
belajar yang dicapainya begantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya
sendiri.
Benyamin S.Bloom mengklarifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.39 Dari ketiga ranah
tersebut, ranah kognitiflah yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di
37 Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2014), h.3 38 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hal. 22 39 Ibid, hal. 22
16
sekolah karena berhubungan langsung dengan tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan oleh guru selama di dalam kelas.
Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan
intelektual (knowledge) yang terdiri dari enam aspek, sebagai berikut:40
a) Mengingat (C1), yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang. Pengetahuan yang disampaikan dalam ingatan akan digali
pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali dan mengingat kembali.
b) Memahami (C2), yaitu mengkonstruksi makna dari materi atau pesan-pesan
pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses
kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan
menjelaskan.
c) Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengeksekusi
dan mengimplementasikan merupakan kategori dari proses-proses kognitif
dalam kategori mengaplikasikan.
d) Menganalisis (C4), yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan
menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan
keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori
menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan.
e) Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standard. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa
dan mengkritik.
f) Mencipta (C6), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta meliputi tiga
proses kognitif, diantaranya merumuskan, merencanakan dan memproduksi.
40 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128
17
Ranah afektif meliputi ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai terbagi
menjadi lima kategori, yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan
peneranan.41
Ranah psikomotorik meliputi ranah yang berkaitan dengan keterampilan
terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: persepsi, persiapan, repon terpimpin,
mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.42
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua
golongan, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi
jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor dari dalam diri siswa sendiri meliputi
tiga faktor, yaitu:43
a) Faktor fisiologis (bersifat jasmaniah)
b) Faktor psikologis (yang bersifat rohaniah)
c) Faktor kelelahan.
Faktor ekternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor
eksternal dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor masyarakat.44
4. Materi alat optik
Konsep alat optik mempelajari sifat pemantulan cahaya, dan pembiasan
cahaya dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
41 Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67-68 42 Ibid, h. 68-69 43 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), h. 54-60 44 Ibid, h.60-72
18
a) Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu
penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah. 45
1) Jenis pemantulan cahaya
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:46
(a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu berkas
cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan
mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju ke suatu
arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada permukaan
cermin dan pada permukaan air yang tenang.
Gambar 2. 1 Pemantulan teratur
(b) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata),
45 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta:
Erlangga,2013), hal.376 46 Ibid, h.376-377
19
sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan baur adalah
pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai karpet.
Gambar 2. 2 Pemantulan baur
2) Hukum Snellius untuk pemantulan
Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:47
(1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
(2) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.
Gambar 2. 3 Hukum pemantulan cahaya
3) Pemantulan cahaya pada cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah
bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:48
(1) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(2) Bayangannya maya
(3) Bayangan yang terbentuk tegak
(4) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda
(5) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
47 Ibid., h.377 48 Ibid., h.379
20
Gambar 2. 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar
Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka
banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah:
n = 𝟑𝟔𝟎𝐎
𝛂 – 1
Persamaan 2. 1
4) Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola.
Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:49
(1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
(F).
(2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama.
(3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan cermin tersebut.
Gambar 2. 5 Sinar istimewa pada cermin cekung
49 Ibid., h.383
21
5) Pemantulan cahaya pada cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola.
Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:50
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus (F).
(2) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu
utama.
(3) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
Gambar 2. 6 Sinar istimewa pada cermin cembung
b) Pembiasan cahaya
Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu
medium menuju medium lain.
1) Hukum Snellius untuk pembiasan
Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis
normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum Snellius II)
berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah menuju
medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal,
sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju
medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Pada pembiasan cahaya berlaku:51
𝒔𝒊𝒏 𝒊
𝒔𝒊𝒏 𝒓 =
𝒗𝟏
𝒗𝟐 =
𝟏
𝟐 =
𝒏𝟏
𝒏𝟐
50 Ibid., h.388 51 Ibid., h.394
22
Persamaan 2. 2
2) Indeks bias
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara
dengan cepat rambat cahaya pada medium.52
n = 𝒄
𝒗
Persamaan 2. 3
Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
n21 = 𝒗𝟏
𝒗𝟐 =
𝒏𝟏
𝒏𝟐
Persamaan 2. 4
3) Pemantulan sempurna
Bila seberkas sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut batasnya maka sinar-sinar itu tidak
akan dibiaskan melainkan dipantulkan. Peristiwa pemantulan ini dinamakan
pemantulan sempurna.
Syarat terjadinya pemantulan sempurna:53
1. Dua cahaya datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat.
2. Sudut bias lebih besar dari sudut kritis.
Gambar 2. 7 Pemantulan sempurna
4) Pembiasan pada kaca plan parallel
Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan
paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar
dengan sinar yang masuk.
52 Ibid., h.396 53 Ibid., h.408
23
Gambar 2. 8 Pembiasan pada kaca plan paralel
Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan:
t = 𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓)
𝒄𝒐𝒔 𝒓
5) Pembiasan pada prisma
Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas
yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.54
Gambar 2. 9 Pembiasan pada prisma
Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku:
sin = 𝟏
𝟐 ( + 𝒎) =
𝒏𝒑
𝒏𝒎 x sin
𝟏
𝟐
Persamaan 2. 5
54 Ibid., h.403
24
6) Pembiasan pada lensa
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung
atau satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan
kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:55
(a) Pembiasan pada Lensa Cembung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa
cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu
titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa
konvergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
Gambar 2. 10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
(1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik
fokus F1.
(2) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
(3) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan).
Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat
ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut
Gambar 2. 11 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa
55 Ibid., h.412
25
(1) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut.
Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(2) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(3) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan
diperkecil.
(4) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(5) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
(b) Pembiasan pada Lensa Cekung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka
sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik.
Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus F1.
(2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
Gambar 2. 12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu:
(1) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung.
26
(2) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di belakang
lensa.
s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan
di depan lensa.
c) Alat optik
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Gambar 2. 13 Anotomi mata
(a) Daya akomodasi
Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan
benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai
kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis
dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi.
Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat benda-
benda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
27
(b) Cacat mata
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:
Gambar 2. 14 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung
(2) Rabun dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik
dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit
membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong
dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:
Gambar 2. 15 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung
(3) Mata Tua (Presbiopi)
28
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.56
2) Lup
Gambar 2. 16 Lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.57
56 Ibid., h.425-432 57 Ibid., h.433
29
(1) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di
titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
M = 𝒔𝒏
𝒇
Persamaan 2. 6
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(2) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
M = 𝒔𝒏
𝒇 +1
Persamaan 2. 7
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
30
3) Mikroskop
Gambar 2. 17 Bagian-bagian mikroskop
Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga
jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa
objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa
okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.
(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi
Perbesaran dari lensa objektif:
MOB = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁
Persamaan 2. 8
Perbesaran dari lensa okuler:
MOK = 𝐬′𝐎𝐊
𝐬𝐎𝐊 atau MOK =
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊
Persamaan 2. 9
Perbesaran mikroskop:
31
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = |𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁 𝐱
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊|
Persamaan 2. 10
Panjang mikroskop:
Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler:
d = s’OB + sOK d = s’OB + fOK
Persamaan 2. 11
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum
Perbesaran dari lensa objektif:
MOB = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁
Persamaan 2. 12
Perbesaran dari lensa okuler:
MOK = 𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊 + 1
Persamaan 2. 13
Perbesaran mikroskop:
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁 x
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊 + 1)
Persamaan 2. 14
Panjang mikroskop:
32
Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler
d = s’OB + sOK
Persamaan 2. 15
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.58
4) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi
teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.
Gambar 2. 18 Teleskop Pembias
58 Ibid., h.437-439
33
(a) Teropong bintang
Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊
Persamaan 2. 16
Panjang teropong:
d = fOB + fOK
Persamaan 2. 17
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐊
𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊 (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐬𝐧)
Persamaan 2. 18
Panjang teropong
d = fOB + sOK
Persamaan 2. 19
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.
34
(b) Teropong bumi
Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi
Perbesaran teropong, s’OK = -
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊
Persamaan 2. 20
Panjang teropong
d = fOB + 4 fpb + fOK
Persamaan 2. 21
Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊 = (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐬𝐧)
Persamaan 2. 22
Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Persamaan 2. 23
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.59
59 Ibid., h.441-448
35
5) Kamera
Gambar 2. 19 Bagian-bagian kamera
Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat
optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk
memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran
pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera,
sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan
diperkecil.60
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan mobile learning dan
pembelajaran berbantuan android, sebagai berikut:
1. Gwo-Jen Hwang, yang berjudul A formative assessment-based mobile learning
approach to improving the learning attitudes and achievements of students,
menyimpulkan bahwa mobile learning selain dapat meningkatkan minat
belajar dan sikap siswa, juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.61
2. M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis
Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, menunjukkan respon positif
dengan presentase rata-rata sebesar 84,88% yang dikategorikan sangat layak,
dan menunjukkan ketertarikan siswa dalam menggunakan media belajar.62
3. Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada
Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, menyimpulkan
60 Ibid., h.432 61 Gwo-Jen Hwang, A formative assessment-based mobile learning approach to
improving the learning attitudes and achievements of students, Computers & Education 56 (2011),
h.1023-1031 62 M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android
Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei
2015, h.183
36
keunggulan aplikasi mobile learning pada kemampuan kognitif siswa berada
pada jenjang C3 (Mengaplikasikan) dan kelemahan aplikasi m-learning ini
pada jenjang C4(Menganalisis). Penggunaan media mobile learning mampu
meningkatkan jenjang kognitif siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini
memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.63
4. Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, Development of Mobile Learning Using
Android Platform, menunjukkan mobile learning dapat dikembangkan untuk
memahami, menjelaskan, dan memprediksi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pembelajaran mobile learning secara individual.64
5. Hafizul, dan Khairulanuar, Mobile Learning Environment System (MLES): The
Case of Android-based Learning Application on Undergraduates Learning
International Journal of Advanced Computer Science and Applications,
Penggunaan media mobile learning menunjukkan respon yang sangat baik
terhadap interaktivitas, aksesibilitas, dan kenyamanan sistem dalam
penggunaannya.
C. Kerangka Berpikir
Permasalahan dalam pembelajaran fisika terletak pada kurangnya pemahaman
siswa. Kurangnya pemahaman siswa pada pelajaran fisika karena siswa hanya
menghafal rumus yang disajikan oleh guru. Selain itu siswa tidak suka pelajaran
fisika karena mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan fisika.
Penggunaan smartphone belum dimanfaatkan secara optimal kepada hal-hal yang
positif, sehingga berdampak buruk bagi nilai akademis atau hasil belajar siswa.
Masalah dalam pembelajaran fisika tersebut dapat diatasi dengan
memanfaatkan aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan smartphone bersistem
operasi android untuk sarana belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan
begitu siswa dapat belajar di dalam maupun di luar sekolah. Di dalam aplikasi
latihan alat optik terdapat video pembelajaran yang dapat menarik minat siswa pada
pelajaran fisika. Selain itu juga terdapat latihan-latihan soal yang dilengkapi
penjelasan jawaban melalui suara yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam mengerjakan soal-soal fisika. Aplikasi latihan alat optik ini juga memiliki
63 Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep
Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016,
h. 55 64 Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using
Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9
Number 1 Issue on May/June 2013, h. 105
37
alat evaluasi berupa kuis disetiap akhir pembelajaran dan seluruh materi optik agar
setiap tugas siswa dapat terkoreksi dengan baik.
Apabila siswa menggunakan aplikasi latihan alat optik dengan baik akan
meningkatkan pemahaman dalam mempelajari pelajaran fisika, menarik minat
siswa pada pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone dioptimalkan dengan baik
. Dengan begitu, hasil belajar siswa akan meningkat.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas,
maka rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh media mobile
learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep alat optik.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hasra yang beralamat di Jl. Ciputat,
Bojongsari Baru, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung
selama sepuluh bulan, sedangkan pengambilan data dilakukan mulai tanggal 15
Februari 2017 hingga 2 Maret 2017 pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experiment). Eksperimen semu merupakan metode yang mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol
variable-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Pemilihan metode ini
dikarenakan kelas yang jadikan objek penelitian sulit untuk dikontrol dari variable-
variabel lain yang diukur dalam penelitian.65 Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design.66
Tabel 3. 1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
K T1 X1 T2
E T1 X2 T2
Keterangan:
K = kelompok kontrol
E = kelompok eksperimen
T1 = tes awal (pretest) terhadap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)
T2 = tes akhir (posttest) terhadap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)
X1 = perlakuan terhadap kelas kontrol yaitu pembelajaran konvensional.
65 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2011),
hal 77 66 Ibid, hal. 79
39
X2 = perlakuan terhadap kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning dengan
berbantuan android.
Desain ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen yang tidak dipilih secara acak. Kedua dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep alat optik.
Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok kelas
kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional, sedangkan
kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran dengan berbantuan android yang di dalamnya dilengkapi soal-soal.
Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan posttest untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep alat optik.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yang meliputi:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian. Tahap persiapan di
dalamnya meliputi: merumuskan masalah yang akan diteliti, melakukan studi
pendahuluan, pengambilan sampel, penyusunan RPP, pembuatan intrumen tes dan
intrumen nontes. Intrumen yang disusun kemudian dianalisis untuk dipergunakan
pada pretest dan posttest sebagai tes pengukuran variabel yang akan dicapai.
Kemudian, peniliti akan menguji kelayakan instrumen yang telah dibuat kepada
beberapa para ahli. Sebelum melakukan uji instrumen, peneliti terlebih dahulu akan
membuat surat perizinan untuk melakukan uji instrumen penelitian dan perizinan
untuk melakukan penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data dimulai dengan memberikan pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk megetahui kemampuan awal
peserta didik terhadap konsep yang akan dipelajari. Kemudian, dilanjutkan dengan
memberi perlakuan kepada kelas eksperimen menggunakan aplikasi latihan alat
40
optik berbantuan android, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran dan pemberian perlakuan
selesai, peserta didik diberikan posttest untuk mengetahui adanya pengaruh
terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran fisika khususnya materi alat optik.
Angket dibagikan kepada peserta didik untuk mengetahui respon terhadap aplikasi
latihan alat optik yang telah diterapkan selama proses pembelajaran.
3. Tahap Analisis dan Pelaporan
Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini,
peneliti akan melakuan pengelolaan dan analisis terhadap data yang dihasilkan.
Kemudian akan diuji hipotesis penelitian sampai pada penarikan kesimpulan.
41
Tahap
penelitian Alur penelitian Subyek Instrumen
Tahap
persiapan
Menganalisis
data hasil uji
coba instrumen
Uji coba
instrumen, dan
validasi
aplikasi LAO
Menyelesaikan
perizinan uji
instrumen,
validasi
aplikasi LAO
dan penelitian
Menyusun
RPP, instrumen
(tes dan
nontes), dan
pembuatan
aplikasi LAO
Merumuskan
hipotesis
Studi
pendahuluan Guru dan siswa
Angket dan
panduan
wawancara
Guru, siswa,
ahli media, dan
ahli materi Angket
42
Tahap
penelitian Alur penelitian Subyek Instrumen
Tahap
pengambilan
data
Tahap
analisis dan
pelaporan
Pretest
Kelas
eksperimen:
Pembelajaran
dengan
menggunakan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
Kelas kontrol:
Pembelajaran
konvensional
Posttest dan
membagikan
angket respon
siswa
Menganalisis
data hasil
penelitian
Menguji
hipotesis
Penarikan
kesimpulan
penelitian
Siswa
Siswa
Siswa
Tes
Tes dan nontes
43
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) yaitu media mobile learning dengan berbantuan android.
2. Variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian
yang saya rencanakan, yaitu seluruh siswa kelas X di SMK Al-Hasra yang
berjumlah sekitar 142 siswa.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 72 siswa.67 Sampel
ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sampling
diambil secara purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan
pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel melihat dari hasil studi pendahuluan
yang mempertimbangkan kelompok siswa yang memiliki android. Jumlah sampel
kelas kontrol terdiri dari 36 siswa dan kelas eksperimen terdiri dari 36 siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
tes dan nontes yang telah diujicobakan atau sudah memenuhi prasyarat instrumen
tes yang baik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur
hasil belajar. Nontes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengukur respon siswa terhadap penggunaan aplikasi latihan alat optik. Tes
digunakan pada saat pretest dan posttest bertujuan untuk mengukur hasil belajar
fisika siswa sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan (diberi perlakuan). Nontes
digunakan pada saat setelah pelaksanaan pemberian perlakuan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.68
67Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2005), hal.115 68 Sugiono, op.cit., hal 102
44
1. Instrumen Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah untuk mengukur hasil belajar
siswa pada ranah kognitif. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif dengan
lima pilihan jawaban. Instrumen tes ini untuk mengukur hasil belajar siswa pada
ranah kognitif, yaitu mengingat(C1), memahami(C2), menerapkan(C3), dan
menganalisis(C4). Tes dilakukan sebelum(pretest) dan setelah (posttest) diberikan
perlakuan. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen tes
Sub
Konsep Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Pemantula
n cahaya
Menyebutkan
definisi
pemantulan
cahaya
1*,2 2 soal
Menjelaskan
pemantulan
cahaya secara
teratur dan baur
berdasarkan
hukum
pemantulan
3,4,5* 2 soal
Menghitung
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
6* 1 soal
Menghitung
pemantulan
7*,8 2 soal
45
Sub
Konsep Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
cahaya pada
bidang lengkung
Menganalisis
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
9* 2 soal
Menganalisis
pemantulan
cahaya pada
bidang lengkung
10*,
11
3 soal
Pembiasan
cahaya
Menyebutkan
definisi
pembiasan
cahaya
12*,
13
1 soal
Menjelaskan
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
14 1 soal
Menjelaskan
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
15*
46
Sub
Konsep Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Menunjukkan
pembiasan
cahaya pada
prisma
16
Menghitung
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
18* 2 soal
Menganalisis
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
19* 2 soal
Menganalisis
pembiasan
cahaya pada
prisma
20* 2 soal
Menganalisis
pembiasan
cahaya pada
lensa
17* 21* 5 soal
Alat
optik(mata
Mengenal
kembali bagian-
bagian alat optik
22, 23 29 3 soal
47
Sub
Konsep Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
, kamera,
dan lup)
(mata, kamera,
dan lup)
Menjelaskan
macam-macam
cacat mata
25* 24 2 soal
Menghitung
kekuatan lensa
dan perbesaran
pada alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
26,
27,
28*
3 soal
Menganalisis
kekuatan lensa
dan perbesaran
pada alat
optik(kacamata,
kamera, dan lup)
30*,
31*
2 soal
Alat-alat
optik(mikr
oskop dan
teropong)
Mengenal
kembali bagian
alat optik
(mikroskop, dan
teropong) dan
fungsinya;
32*,
33*,
34
1 soal
Menjelaskan
kembali bagian
alat optik
35*,
36*
2 soal
48
Sub
Konsep Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
(mikroskop, dan
teropong) dan
fungsinya;
Menghitung
perbesaran pada
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong);
37*,
38*
2 soal
Menganalisis
perbesaran pada
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong).
39*,
40*
3 soal
Jumlah soal 10
soal
10
soal
10
soal
10
soal 40 soal
Keterangan: (*) = butir soal yang valid
2. Instrumen Nontes
Instrumen non tes yang digunakan berupa angket. Angket merupakan teknik
pengumpulan data secara tidak langsung berisi sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden.69 Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui
respon siswa terhadap aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan android.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala likert yang
berbentuk chek list. Siswa dapat memberi respon terhadap pertanyaan-pertanyaan
dengan pilihan jawaban, yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), Netral (N), TS
69 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), hal. 219
49
(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun kisi-kisi instrumen nontes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen nontes
No Kondisi Indikator Nomor pertanyaan Jumlah
soal Positif Negatif
1 Perhatian
(Attention)
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android dalam
belajar secara
mandiri
1
2
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android dalam
peningkatan hasil
belajar
2
2 Relevansi
(Relevance)
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
mengamati (C1)
3
4
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
memahami (C2)
4
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
5
50
3. Kalibrasi instrument tes
Sebelum instrumen ini diberikan kepada sampel, maka instrumen tes ini
akan diuji coba kepada siswa yang sudah mempelajari materi tersebut. Uji coba ini
bermaksud untuk menganalisis kualitas setiap butir soal. Dalam penelitian ini
menggunakan bantuan anatest versi empat untuk menguji validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran dan daya pembeda. Berikut ini persyaratan yang harus dipenuhi,
antara lain:
ranah kognitif
menerapkan (C3)
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
menganalisis (C4)
6
3 Percaya diri
(Confidence)
Dampak latihan
soal dalam
aplikasi latihan
alat optik pada
siswa
7
2
Penyajian aplikasi
latihan alat optik
dalam
mengerjakan soal
8
4 Kepuasan
(Satisfaction)
Penyajian audio
dalam aplikasi
latihan alat optik
9
2
Aplikasi latihan
alat optik dapat
digunakan dengan
mudah
10
51
Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.70 Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan
secara dua tahap yaitu validitas lapangan dan validitas konstruk. Berikut merupakan
penjaabaran dari kedua validitas tersebut.
1) Validitas Lapangan
Validitas lapangan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan
instumen berdasarkan uji coba kepada responden yang memahami konsep yang
diujikan. Dalam pengukuran instrumen tes ini peneliti menggunakan cara validitas
korelasi biserial. Rumus yang digunakan: 71
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√(𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2)(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2)
Persamaan 3. 1
Keterangan:
rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
N: banyaknya peserta didik
X: nilai butir soal
Y: nilai total
Uji validitas lapangan dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori
validitaas lapangan didasarkan pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Kategori Validitas
Ketentuan nilai
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kategori
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
70 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta:Rineka Cipta, 2013), hal 211 71 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h.
87
52
Ketentuan nilai
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kategori
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Tidak valid
Kriteria nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.5
berikut ini:72
Tabel 3. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat baik
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 Baik
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Kecil
Hasil uji validitas lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:
Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 52
Nomor Soal yang Digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40
Jumlah Soal yang Digunakan 40
Presentase Soal yang Digunakan 100%
72 Ibid., h. 75
53
Tabel 3.6 menunjukan butir soal yang akan digunakan sebagai pretest dan
posttest setelah melalui proses validasi lapangan. Jumlah soal yang digunakan yaitu
40 soal, sehingga seluruh soal digunakan sebagai pretest dan posttest. Korelasi yang
dimunculkan pada data rekapitulasi hasil anates. Rekapitulasi data anates dapat
dilihat secara rinci pada lampiran b6.
2) Validitas Konstruk
Validitas konstruk dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian
judggement / ahli dalam menilai kesesuiannya antara instrumen dengan beberapa
aspek yang diukur. Validitas konstruk dalam penilitan ini memiliki tiga aspek yang
diukur yaitu pertama aspek konten, mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam
soal dengan konten fisika yang digunakan yaitu alat optik. Kedua aspek konstruksi,
mengukur kesesuaian badan instrumen soal yaitu diantaranya kesesuaian antara
indikator ranah kognitif, dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan di dalam
RPP. Ketiga aspek bahasa, mengukur bahasa yang digunakan di dalam soal
berdasarkan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Ketiga aspek tersebut masing-
masing memiliki indikator yang akan diukur, sehingga soal di dalam instrumen
harus menunjukan indikator yang representatif dengan aspek-aspek yang hendak
dicapai. Hasil validitas konstruk dapat diolah dengan menggunakan content validity
index (CVI), namun sebelum menghitung nilai CVI terlebih dahulu menentukan
content validity ratio (CVR) untuk merekap data nilai yang diberikan oleh masing-
masing ahli atau judgement pada tiap nomor soal. Rumus untuk menentukan CVR
dengan cara:73
𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −
𝑁2
𝑁2
Persamaan 3. 2
73 Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan
“ Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Progrema Studi Pendidikan Fisika”, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 50
54
Keterangan:
CVR = ratio validitas konstruk
𝑛𝑒 = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = jumalah ahli atau judgement.
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah panelis menilai sebagai penting/esensial. Semakin lebih
besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dam semakin tinggi validitasnya.
Setelah telah ditentukan CVR tiap nomor soal, selanjutnya mencari nilai CVI.
Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR.74
𝐶𝑉𝐼 =∑𝐶𝑉𝑅
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙
Persamaan 3. 3
Kategori hasil perhitungan CVI:
Tabel 3. 7 Kategori Content Validity Index (CVI)
Rentang nilai Kategori
0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat sesuai
Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:
Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Konstruk
Aspek yang Dinilai Nilai CVI Kategori
Konten materi 0,91 Sangat sesuai
Konstruksi 0,91 Sangat sesuai
Bahasa 0,96 Sangat sesuai
74 Ibid.,h. 51
55
Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
yang dapat dipercaya, sehingga akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga.75 Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang
berbentuk uraian adalah menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu:76
𝑟11 = (𝑛
𝑛 − 1) (1 −
∑ 𝜎𝑖2
𝜎𝑡2 )
Persamaan 3. 4
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas yang dicari
𝜎𝑡2 : varians total
∑ 𝜎𝑖2 : jumlah varians nilai tiap-tiap item
Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Koefisien Reliabilitas
0,80 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 1,00 Sangat baik
0,60 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,80 Baik
0,40 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,20 Kecil
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas Soal
𝑟11 0,88
Kesimpulan Sangat Baik
75 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, loc.cit. , hal 221 76 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, loc. cit.,h. 122
56
Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu
sukar sehinga memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk menjawab soal.
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index).77 Rumusan yang digunakan untuk mencari taraf
kesukaran butir-butir soal adalah sebagai berikut:
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Persamaan 3. 5
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes. 78
Tabel 3. 11 Indeks Kesukaran
Interval P Kriteria soal
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel
3.12 berikut ini:
Tabel 3. 12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Mudah 11 23%
Sedang 21 60%
Sukar 8 17%
Jumlah 30 100%
77 Ibid, hal 222 78 Ibid, hal 223
57
Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemapuan rendah.79
Rumus yang digunakan:
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵
Persamaan 3. 6
Keterangan:
D = Daya Pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelopok atas
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JB = Banyakanya perata kelompok bawah.80
Tabel 3. 13 Daya Pembeda
Interval D Kriteria soal
Bernilai Negatif Drop
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1.00 Sangat Baik
Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:
Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Drop 5 12,5%
Buruk 6 15%
Cukup 10 25%
Baik 13 32,5%
Sangat Baik 6 15%
Jumlah 30 100%
79 Ibid., hal 226 80 Ibid, hal 228
58
4. Kalibrasi Instrumen nontes
Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan
ahli. Pertimbangan-pertimbangan tesebut terlihat pada Tabel 3.7, sebagai berikut:
Tabel 3. 15 Uji Validitas Instrumen Nontes
No Aspek yang Diuji Kriteria
Baik Cukup Kurang
1
Pengembangan
indikor dari setiap
tahap pembelajaran
2
Keterwakilan
semua tahap
pembelajaran oleh
indikator yang
dikembangkan
3
Pemilihan kata dan
kalimat dalam
pengembangan
indikator
4
Kejelasan dan
keefektifan bahasa
yang digunakan
H. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis. Teknik analisis data tes dalam penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS 22 mulai dari uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis. Teknik
analisis data nontes menggunakan analisis data skala likert. Perhitungan teknik
analisis data tes dan nontes menggunakan cara sebagai berikut:
1. Analisis Data Tes
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan/normalitas sampel.81 Perhitungan uji normalitas pada software SPSS
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
81 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
59
1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi nomal
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2) Tingkat signifikan = 5%
3) Persamaan uji Shapiro-Wilk, sebagai berikut:
Keterangan:
G = Indentik dengan nilai Z
T3 = Nilai T3
bn,cn,dn = Kontersi statistik Shapiro-Wilk pendekatan distribusi.
4) Jika:
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.82
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih.83 Perhitungan uji homogenitas(uji Levene)
pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen
H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen
2) Tingkat signifikan = 5% = 0,05
3) Persamaan uji homogenitas variansi Levene, sebagai berikut:
82 Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta:PT Elex Media
Komputindo, 2015), hal 24-28 83 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan, (Bandung:IKIP Bandung
Press, 1998), hal 294
60
k
i
n
j
iij
k
i
i
i
ZZk
ZiZNkN
W
1 1
2
1
2
.
.)()1(
)...()(
Keterangan:
Zi = median data pada kelompok ke-i
Z.. = median untuk keseluruhan data.
4) Jika:
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1
ditolak.
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1
diterima.84
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data
hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:
1) Untuk data yang berdistribusi normal dan homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunakan
statistik parametrik yaitu uji t.85 Perhitungan uji independent samples t-test pada
software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut:
Group Statistics
Hasil
belajar
Siswa N Mean Std
Deviation
Std.Error
Mean
Siswa kelas A 50 125.22 12.11053 1.71269
Siswa kelas B 50 133.24 10.661681 1.50144
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara
siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari
tabel di atas maka siswa kelas B memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari
siswa kelas A.
84 Pramesti, op.cit, hal 28 85 Sudjana, op.cit., h.239.
61
b) Perhatikan tabel output hasil signifikansi, sebagai berikut:
Independent Samples Test
t-test of Equality of Means
t df
Sig.(2
-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.Error
Differen
ce
95% Confidence
interval of the
Difference
Lower Upper
Has
il B
elaj
ar
Equal
variance
assumed
-3.521 98 .001 -8.02000 2.27764 -
12.539
9
-
3.500
1
Equal
variance
s not
assumed
-3.521 96.3
5
.001 -8.02000 2.27764 -
12.540
8
-
3.499
1
c) Jika:
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan
H1 ditolak.
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1
diterima.86
2) Untuk data yang jika salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal atau
homogen
Uji Mann-Whitney adalah uji nonparametrik yang cukup kuat sebagai
pengganti uji-t, dalam hal asumsi distribusi-t tidak terpenuhi.87 Perhitungan uji
Mann-Whitney pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut:
86 Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2013), hal 115-121 87 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian dan Pendidikan, CV Andira, Bandung,
1998, hlm. 398
62
Group Statistics
Hasil
belajar
Siswa N Mean
Rank
Sum of
Ranks
Siswa kelas A 120 129.92 15591.00
Siswa kelas B 120 111.08 13329.00
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara
siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari
tabel di atas maka siswa kelas A memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari
siswa kelas B.
b) Perhatikan tabel output hasil signifikansi, sebagai berikut:
Test Statistics
Hasil belajar
Mann-Whitney U 6069.000
Asymp.Sig.(2-tailed) .032
c) Jika:
Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan
H1 ditolak.
Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1
diterima.88
d. Uji N-gain
Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif
siswa, uji N-gain memiliki persamaan:
𝑵 − 𝒈𝒂𝒊𝒏 =𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒊𝒅𝒆𝒂𝒍 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
N-gain dikatakan tinggi jika N-gain≥ 0,7. Jika N-gain besarnya antara 0,3 sampai
0,7 maka termasuk ke dalam kategori sedang, sedangkan nilai N-gain < 0,3 maka
termasuk ke dalam kategori rendah.
88 Sufren dan Yonathan Natanael, op.cit, hal. 122-127
63
2. Analisis Data Nontes
Analisis data instrumen nontes pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis data dengan skala Likert. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua,
yaitu: penyataan positif dan pernyataan negatif. Analisis dilakukan melalui tahap
pengumpulan data dari angket. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket
bergradasi 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif
jawaban.
Tabel 3. 16 Penilaian Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket
Jawaban Nilai
Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak setuju (S) 2 4
Sangat tidak setuju (STS) 1 5
Kemudian, data dari angket diolah secara kuantitatif menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 7
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.89
Data yang diperoleh selanjutnya diubah ke dalam bentuk persentase,
kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori berikut ini:90
Tabel 3. 17 Kategori angket siswa
Rentang Nilai Kategori
0 − 20% Sangat kurang
89 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika,(Bandung: Alfabeta,
2013), hal 16-17 90 Ibid, hal. 18
64
Rentang Nilai Kategori
21 − 40% Kurang
41 − 60% Cukup
61 − 80% Baik
81 − 100% Baik Sekali
I. Hipotesis Statistika
Hipotesis statistik dari penelitian ini terdiri dari:
Ho = Tidak terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile
learning dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa
Ha = Terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum data penelitian yang telah
diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data pretest dan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas eksperimen.
1. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penerapan Aplikasi
Latihan Alat Optik
Kemampuan awal siswa diketahui dari hasil pretest. Hasil perhitungan
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dari 36 siswa, disajikan data sebagai
berikut:
Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan
kelas eksperimen
Nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh
berbeda. Pada kelas kontrol, perolehan nilai siswa pada interval 17,5-21,5 sebanyak
enam siswa, interval 22,5-26,5 sebanyak 14 siswa, interval 27,5-31,5 sebanyak 10
siswa, interval 32,5-36,5 sebanyak empat siswa, interval 37,5-41,5 sebanyak dua
6
14
10
4
2
0
7
9 98
21
0
2
4
6
8
10
12
14
16
17,5-21,5 22,5-26,5 27,5-31,5 32,5-36,5 37,5-41,5 42,5-46,5
Jum
lah
Sis
wa
Interval nilai
Kelas kontrol Kelas Eksperimen
66
siswa, dan tidak seorang pun siswa pada interval 42,5-46,5 sebanyak 0 siswa.
Sedangkan pada kelas eksperimen, perolehan nilai siswa pada interval 17,5-21,5
sebanyak tujuh siswa, interval 22,5-26,5 sebanyak sembilan siswa, interval 27,5-
31,5 sebanyak sembilan siswa, interval 32,5-36,5 sebanyak delapan siswa, pada
interval 15-16 sebanyak dua siswa, dan interval 42,5-46,5 sebanyak satu siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa pada interval tinggi kelas eksperimen lebih unggul
dibanding dengan kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan
penyebaran data nilai pretest yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 1 Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol pada saat pretest, yaitu 38,00,
sementara pada kelas eksperimen, yaitu 45,00. Nilai terendah kelas kontrol yaitu
17,50, sedangkan kelas eksperimen sebesar 17,50. Rata-rata kelas kontrol sebesar
26,39 dan kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 27,99. Nilai tengah
(median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 25,50, sedangkan kelas eksperimen
sebesar 29,00. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol adalah
25,00 dan pada kelas eksperimen sebesar 30,00. Pada kelas kontrol diperoleh
standar deviasi sebesar 05,29 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 06,73.
Berikut analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif:
No. Pemusatan dan
Penyebaran Data
Pretest
Kontrol Eksperimen
1. Nilai tertinggi 38,00 45,00
2. Nilai terendah 17,50 17,50
3. Rata-rata 26,39 27,99
4. Median 25,50 29,00
5. Modus 25,00 30,00
6. Standar Deviasi 05,29 06,73
67
Gambar 4. 2 Diagram pretest berdasarkan jenjang kognitif
Persentase hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh
berbeda. Persentase kemampuan siswa kelas kontrol untuk jenjang kognitif
mengingat (C1), dan menerapkan(C3) kelas eksperimen lebih unggul dari kelas
kontrol. Sedangkan memahami (C2), dan menganalisis (C4) kelas kontrol lebih
unggul dibandingkan siswa kelas eksperimen. Persentase terbesar terdapat pada
kelas eksperimen untuk jenjang kognitif mengingat (C1), yaitu 52%, sedangkan
persentase terkecil terdapat pada kelas kontrol untuk jenjang kognitif menerapkan
(C3), yaitu 10%.
2. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Penerapan Aplikasi Latihan
Alat Optik
Kemampuan akhir siswa diketahui dari hasil postest. Berdasarkan hasil
perhitungan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari 36 siswa,
disajikan data sebagai berikut:
42%36%
10%17%
52%
27%
16% 14%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
C1 C2 C3 C4
Pe
rse
nta
se(%
)
Ranah kognitif
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
68
Gambar 4. 3 Diagram distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol
Terdapat perbedaan hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol pada
beberapa interval nilai. Pada kelas eksperimen pada interval 47,5-53,5 sebanyak
satu siswa, interval 54,5-60,5 sebanyak lima siswa, interval 61,5-67,5 sebanyak
delapan siswa, interval 68,5-74,5 sebanyak 14 siswa, interval 75,5-81,5 sebanyak
enam siswa, dan interval 82,5-88,5 sebanyak dua siswa. Sedangkan pada kelas
kontrol, tidak terlihat perolehan nilai siswa pada interval 47,5-53,5 sebanyak 0
siswa, interval 54,5-60,5 sebanyak 16 siswa, interval 61,5-67,5 sebanyak 10 siswa,
interval 68,7-74,5 sebanyak 14 siswa, tidak terdapat seorang pun pada interval 75,5-
81,5 dan pada interval 82,5-88,5 sebanyak 0 siswa. Perbedaan yang sangat
mencolok pada kedua kelas tersebut adalah pada interval 31-33 dan interval 34-36
(interval tinggi), siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada interval
tersebut, yaitu enam dan dua siswa, sedangkan pada kelas kontrol tidak terdapat
siswa pada interval tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pada interval tinggi kelas
eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest tersebut yang ditunjukkan pada
tabel berikut ini:
0
16
10 10
0 01
5
8
14
6
2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
47,5-53,5 54,5-60,5 61,5-67,5 68,5-74,5 75,5-81,5 82,5-88,5
Jum
lah
sis
wa
Interval nilai
Kelas kontrol Kelas Eksperimen
69
Tabel 4. 2 Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen pada saat posttest, yaitu
47,50, sementara nilai terendah kelas kontrol, yaitu 55,00. Selanjutnya, nilai
tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen, yaitu 85,00 sedangkan nilai tertinggi
kelas kontrol, yaitu 73,00. Nilai rata-rata kelas eksperimen, yaitu 70,07, sementara
nilai rata-rata kelas kontrol, yaitu 62,71. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas
eksperimen yaitu 70,00, sedangkan median kelas kontrol sebesar 63,00. Nilai yang
paling banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 67,50 dan pada kelas
kontrol sebesar 55,00. Pada kelas eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar
08,69 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 06,30.
Adapun analisis data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan jenjang kognitif dapat digambarkan pada grafik berikut:
No. Pemusatan dan
Penyebaran Data
Posttest
Kontrol Eksperimen
1. Nilai tertinggi 73,00 85,00
2. Nilai terendah 55,00 47,50
3. Rata-rata 62,71 70,07
4. Median 63,00 70,00
5. Modus 55,00 67,50
6. Standar Deviasi 06,30 08,69
70
Gambar 4. 4 Diagram posttest berdasarkan jenjang kognitif
Persentase posttest siswa kelas eksperimen untuk jenjang kognitif
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) lebih
unggul dibandingkan siswa kelas kontrol. Persentase terbesar terdapat pada kelas
eksperimen untuk ranah kognitif menerapkan (C3), yaitu 78%, sedangkan
persentase terkecil terdapat pada kelas kontrol untuk ranah kognitif memahami
(C2), yaitu 50%.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang terdiri dari 36 siswa, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Tabel Rekapitulasi Data Pretest – Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Distribusi
Frekuensi
Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
1. Nilai tertinggi 38,00 45,00 73,00 85,00
2. Nilai terendah 17,50 17,50 55,00 47,50
3. Rata-rata 26,39 27,99 62,71 70,07
55%50%
72% 72%73%
55%
78% 75%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
C1 C2 C3 C4
Per
sen
tase
(%)
Ranah kognitif
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
71
No. Distribusi
Frekuensi
Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
4. Median 25,50 29,00 63,00 70,00
5. Modus 25,00 30,00 55,00 67,50
6. Standar deviasi 05,29 06,73 06,30 08,69
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Berdasarkan hasil
pretest diperoleh rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 27,99 dan rata-rata kelas
kontrol yaitu 26,39. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut
mempunyai kemampuan awal yang hampir sama sebelum diberikan perlakuan.
Kemampuan akhir siswa dapat dilihat setelah diberikan perlakuan terhadap
kelas eksperimen berupa aplikasi latihan soal alat optik menggunakan smartphone
dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional, data di atas
memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan hasil belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Perubahan terbesar terjadi pada rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen yaitu 27,99 menjadi 70,07. Pada kelas kontrol perubahan rata-rata
hasil belajar yaitu 26,39 menjadi 62,71. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berikut ini analisis data pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif:
Gambar 4. 5 Diagram posttest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif
52%42%
27%36%
16%10% 14% 17%
73%
55% 55%50%
78%72% 75% 72%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
C1 C1 C2 C2 C3 C3 C4 C4
Pretest kelas eksperimen Posttest kelas eksperimen
Pretest kelas kontrol Posttest kelas kontrol
72
Kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada
jenjang ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4
(menganalisis) mengalami peningkatan. Hasil pretest dan posttest yang
persentasenya meningkat jauh, yaitu pada kemampuan menerapkan (C3) dan
menganalisis (C4). Pada jenjang ranah kognitif C3 (menerapkan), perolehan
persentase pretest untuk kelas eksperimen sebesar 16%, sedangkan kelas kontrol
sebesar 10%. Pada saat posttest, persentase kemampuan menerapkan (C3) untuk
kelas eksperimen sebesar 78%, sedangkan kelas kontrol sebesar 72%.
Pada jenjang ranah kognitif C4 (menganalisis), perolehan pretest persentase
untuk kelas kelas eksperimen sebesar 14%, sedangkan kelas kontrol sebesar 17%.
Pada saat posttest, persentase kemampuan menganalisis (C4) untuk kelas
eksperimen sebesar 75%, sedangkan kelas kontrol 72%.
4. Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Normal gain (N-Gain) digunakan untuk menunjukkan peningkatan
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Berikut nilai rata-rata N-Gain dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4. 4 Hasil Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
N-Gain Eksperimen Kontrol
Rata-rata 0,59 0,49
Kategori Sedang Sedang
Nilai N-gain untuk kelas eksperimen dan kontrol diperoleh rata-rata N-Gain
kelas eksperimen 0,59 dengan kategori sedang sedangkan kelas kontrol 0,49 dengan
kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-Gain siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik
berbantuan smartphone lebih tinggi dari pada nilai rata-rata N-Gain siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan aplikasi alat optik berbantuan smartphone lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil belajar siswa tanpa menggunakan aplikasi latihan alat
73
optik berbantuan smartphone, pengaruh tersebut telah memberikan konstribusi
yang maksimal terhadap hasil belajar siswa.
Gambar 4. 6 Diagram perbandingan hasil belajar siswa berdasarkan N-gain
kelas eksperimen dan kontrol
Berdasarkan hasil nilai N-gain, terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap jenjang kognitifnya. Pada jenjang
kognitif C1 (mengingat) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,44
dalam kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar
0,22 dalam kategori rendah. Kelas eksperimen mengalami peningkatan dua kali
lipat dari kelas kontrol pada kemampuan mengingat. Pada jenjang kognitif C2
(memahami) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,38 dalam
kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,22
dalam kategori rendah. Pada jenjang kognitif C3 (menerapkan) pada kelas
eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,73 dalam kategori tinggi, sedangkan pada
kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,69 dalam kategori sedang. Dan untuk
jenjang kognitif C4 (menganalisis) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan 0,71
dalam kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol 0,66 dalam kategori sedang.
0,22 0,22
0,69 0,66
0,440,38
0,73 0,71
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
C1 C2 C3 C4
Nila
i
Jenjang Kognitif
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
74
5. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan
Aplikasi Latihan Alat Optik
Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan nilai masing-masing untuk
setiap indikator. Nilai yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan
dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan data angket dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4. 5 Respons Siswa Pada Aplikasi Latihan Alat Optik
Indikator Angket Kelas Eksperimen
Persentase Kriteria
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android dalam belajar secara mandiri 79% Baik
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android dalam peningkatan hasil belajar 74% Baik
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah
kognitif mengamati (C1)
82% Baik Sekali
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah
kognitif memahami (C2)
69% Baik
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah
kognitif menerapkan (C3)
70% Baik
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android terhadap hasil belajar dalam ranah
kognitif menganalisis (C4)
76% Baik
Penggunaan latihan soal dalam aplikasi latihan
alat optik 78% Baik
Penyajian aplikasi latihan alat optik dalam
mengerjakan soal 75% Baik
Penyajian audio dalam aplikasi latihan alat optik 76% Baik
Aplikasi latihan soal optik dapat digunakan
dengan mudah 92% Baik sekali
Rata-rata 77% Baik
Secara keseluruhan penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan
android dalam pembelajaran pada konsep alat optik mendapatkan respons baik dari
siswa dengan rata-rata persentase keseluruhan indikator sebesar 77%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik berbantuan
75
android pembelajaran dapat membuat siswa aktif dan antusias dalam mengerjakan
latihan soal pada materi alat optik yang diberikan.
6. Hasil Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut ini adalah uji
prasyarat yang dilakukan dalam penelitian.
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest dan
posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Untuk
menguji normalitas kedua data digunakan rumus uji liliefors atau pada SPSS
disebut Shapiro-Wilk pada taraf signifikansi (α) = 0,05. Kriteria pengujian data
adalah jika tingkat signifikansi() < nilai signifikansi SPSS, data berdistribusi
normal dan jika tingkat signifikansi() > nilai signifikansi SPSS, data berdistribusi
tidak normal.
Hasil pengujian normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Shapiro-Wilk Kesimpulan
Statistic df Sig.
Pretest Kelas
eksperimen 0,956 36 0,16 Normal
Kelas
Kontrol 0,955 36 0,15 Normal
Posttest Kelas
eksperimen 0,971 36 0,44 Normal
Kelas
kontrol 0,880 36 0,00
Tidak
Normal
76
Nilai signifikansi pada posttest kelas kontrol lebih kecil tingkat
signifikansi() atau 0,05, sehingga data tersebut tidak berdistribusi normal. Data
berdistribusi normal, jika nilai signifikansi lebih besar dibandingkan dengan tingkat
signifikansi() atau 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Sedangkan posttest kelas
eksperimen berdistribusi normal, dan kelas kontrol terdistribusi tidak normal. Hal
ini disebabkan peneliti mengasumsikan data kedua kelas tidak terdistribusi dengan
normal, oleh karena itu peneliti menggunakan uji normalitas untuk memastikan
sebaran data sama atau tidak.
Uji Homogenitas
Setelah data kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Sama halnya yang dilakukan pada uji
normalitas, uji homogenitas juga diperlukan untuk uji prasyarat analisis statistik
terhadap kedua data nilai pretest dan posttest. Pengujian homogenitas terhadap
kedua data menggunakan uji Levene dengan menggunakan SPSS yang disajikan
pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Test of Homogenity of Variance
Pretest Posttest
Levene
statistic 3,291 1,112
Df1 1 1
Df2 70 70
Sig. 0,07 0,29
Kesimpulan Homogen Homogen
Data pretest diperoleh nilai signifikansi = 0,07 dan data posttest = 0,29. Dari
kedua data diperoleh nilai signifikansi SPSS lebih besar dibandingkan dengan
77
tingkat signifikansi(), maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua
kelas tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pretest-
posttest mempunyai varians yang sama atau homogen. Data pretest pada kelas
kontrol maupun eksperimen berdistribusi normal, akan tetapi untuk posttest pada
kelas eksperimen berdistribusi normal sedangkan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal, karena peneliti mengasumsikan kelompok memiliki sebaran data yang
normal, lalu menggunakan uji normalitas untuk memastikan kelompok memiliki
sebaran data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian hipotesis jika data tidak
terdistribusi normal adalah dengan menggunakan Mann-Whitney U (statistik non
parametrik).91 Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan kriteria
pengujian, yaitu jika tingkat signifikansi() lebih besar nilai signifikansi(2-tailed),
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika tingkat signifikansi() lebih kecil nilai
signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4. 8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 36,00 36,00 36,00 36,00
Mean rank 38,72 34,28 45,88 27,13
Sum of
Ranks 1394,00 1234,00 1651,00 976,50
Sig.(2-
tailed) 0,36 0,00
0,05 0,05
Kesimpulan Tidak Terdapat Perbedaan Terdapat Perbedaan
91 Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 122
78
Hasil pretest siswa sebelum diberikan perlakuan, terlihat bahwa >sig.(2-
tailed), yaitu 0,36>0,05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif
(H1) ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, kedua kelas memiliki
kemampuan yang sama dan kedua kelas layak untuk dijadikan sampel penelitian.
Setelah kedua kelas diberikan perlakuan pembelajaran, dimana kelas
eksperimen menggunakan aplikasi latihan alat optik menggunakan smartphone
sementara kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional, terlihat
perbedaan hasil belajar antara kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil uji hipotesis
nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5%
diperoleh 0,00<0,05, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu terdapat pengaruh aplikasi latihan alat
optik berbantuan android terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Hal
ini dapat ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Kondisi kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum
diberikan perlakuan masih rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pretest
pada kedua kelas. Rata-rata nilai pretest pada kedua kelas masih sangat rendah yaitu
26,39 pada kelas kontrol dan 27,99 pada kelas ekperimen. Rendahnya nilai pretest
disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya: Pertama, kesiapan siswa sebelum
menghadapi pretest; Kedua, pembelajaran fisika yang menjenuhkan; Ketiga, siswa
merasa kesulitan dalam pembelajaran fisika yang terlalu banyak dengan rumus.
Nilai terendah kelas eksperimen dan kontrol sama. Nilai tertinggi kelas eksperimen
lebih tinggi tiga poin dibandingkan kelas kontrol. Faktor yang mempengaruhinya
yaitu kemungkinan menebakan jawaban cukup besar, dan proses berpikir siswa
tidak dapat dilihat dengan nyata.92
92 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hal. 22
79
Hasil kemampuan awal siswa pada ranah kognitif mengingat (C1), dan
menerapkan (C3) kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: daya ingatan siswa dalam memperoleh
informasi dan tingkat kemampuan intelektual siswa dalam menangani persoalan-
persoalan kuantitatif.93 Contohnya pada soal tes nomor 12 siswa mampu
menyebutkan benda-benda yang dapat membiasan cahaya. Hal ini dibuktikan
berdasarkan hasil analisis butir soal nomor 12 menunjukkan 30 siswa yang
menjawab dengan benar. Ranah kognitif memahami (C2) dan menganalisis (C4)
kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu persepsi siswa dalam memahami materi alat optik, dan
tingkat kemampuan intelektual siswa dalam memecahkan masalah secara logis.94
Contohnya pada soal tes nomor 11 siswa belum mampu menelaah pembentukan
bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung. Hal ini dibuktikan berdasarkan
hasil analisis butir soal nomor 11 menunjukkan tidak ada siswa yang menjawab
dengan benar.
Kondisi kemampuan akhir siswa dilakukan setelah kedua kelas diberikan
perlakuan pembelajaran. Kelas eksperimen pembelajaran berbasis mobile learning
dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai posttest pada
kedua kelas yaitu 62,71 pada kelas kontrol dan 70,07 pada kelas ekperimen. Hal
tersebut menunjukkan aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Nilai tertinggi pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan perbedaan sebesar lima.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu siswa aktif ketika pembelajaran,
memperhatikan guru ketika pembelajaran berlangsung, dan siswa dapat belajar
secara mandiri melaui smartphone. Nilai terendah pada kelas eksperimen lebih
rendah dibandingkan kelas kontrol dengan perbedaan sebesar tiga. Faktor-faktor
yang mempengaruhinya yaitu siswa pasif ketika pelajaran, dan kurang
93 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), h. 102-130 94 Ibid, h. 102-130
80
memperhatikan guru karena membuka aplikasi lain (BBM, whatss app, dll) pada
smartphone ketika pembelajaran.
Hasil kemampuan akhir siswa berdasarkan ranah kognitif secara
keseluruhan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Ranah
kognitif tersebut meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan
menganalisis (C4). Fitur-fitur pada aplikasi LAO yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Ranah kognitif C1 yaitu tersedia video pembelajaran berupa
fenomena fisika terkait alat optik, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam
mengingat pelajaran. Ranah kognitif C2 yaitu tersedia latihan soal berupa video
sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi alat optik. Ranah
kognitif C3 yaitu tersedia soal-soal hitungan berikut pembahasan yang dapat
digunakan secara berulang-ulang sehingga siswa dapat berlatih mengerjakan soal
dimana pun dan kapan pun. Dan ranah kognitif C4 yaitu tersedia soal-soal berupa
fenomena terkait alat optik berikut pembahasan yang dapat digunakan secara
berulang-ulang. Hasil persentase terbesar diantara empat ranah kognitif tersebut
yaitu pada ranah mengingat (C3) sebesar 78%. Hal tersebut membuktikan, bahwa
pembelajaran berbasis mobile learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif.
Hal ini membuktikan bahwa dengan menyediakan aplikasi mobile learning siswa
dapat mengulang kembali materi dan melakukan latihan berulang-ulang yang
berada pada aplikasi dimana saja dan kapan saja.95 Dalam aplikasi latihan alat optik
juga menyediakan beberapa menu: menu latihan soal yang menjadi terlatih dalam
mengerjakan soal-soal yang bersifat perhitungan karena pada aplikasi terdapat
latihan soal yang bervariatif dan terkategorikan berdasarkan sub materi pada alat
optik, dan menu pembahasan berupa audio agar siswa lebih terarah dalam
mengerjakan soal hitungan. Hal ini didukung dengan respons siswa pada indikator
penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar
dalam ranah kognitif menerapkan (C3) sebesar 70% dengan kategori baik.
95Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep
Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, h.
53
81
Kondisi peningkatan kemampuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan pada jenjang
kognitif mengingat (C1) memiliki perbedaan nilai N-gain tertinggi sebesar 0,22.
Aplikasi latihan alat optik terdapat video pembelajaran dan sehingga siswa lebih
mengerti karena video yang disajikan berupa fenomena terkait alat optik. Didukung
dengan respons siswa pada indikator penggunaan aplikasi latihan alat optik
berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif mengamati (C1)
sebesar 82% dengan kategori baik sekali. Peningkatan pada jenjang kognitif
menerapkan (C3) memiliki perbedaan nilai N-gain terendah sebesar 0,04. Aplikasi
latihan alat optik terdapat latihan soal sehingga siswa dapat melatih siswa dalam
mengerjakan soal. Didukung dengan respons siswa pada indikator penggunaan
aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah
kognitif mengamati (C3) sebesar 70% dengan kategori baik.
Hasil uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney U bahwa, terdapat
perbedaan nilai posstest pada kedua kelas, yaitu nilai posttest kelas eksperimen dan
nilai posttest kelas kontrol. Rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,59 (kategori
sedang) sedangkan kelas kontrol 0,49 (kategori sedang). Hal ini menunjukkan
aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning berbantuan android berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Hasil angket respons siswa
terhadap penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android memperoleh
persentase rata-rata sebesar 77%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android pada konsep alat optik
memperoleh respons pada kategori baik dari siswa. Hasil persentase respons siswa
pada aplikasi latihan alat optik untuk penggunaan aplikasi latihan alat optik
berbantuan android dalam belajar secara mandiri sebesar 79% dengan kategori
baik. Media yang dikembangkan praktis, ditinjau dari siswa dapat mengoperasikan
secara mandiri dan lancar.96
96 M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android
Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei
2015, h.183
82
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penggunaan aplikasi
latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dengan rata-rata sebesar
74% dalam kategori baik, sesuai pada penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar
berdasarkan hasil rata-rata nilai N-gain sebesar 0,59 dengan kriteria sedang.
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk dampak latihan soal dalam
aplikasi latihan alat optik sebesar 78% dalam kategori baik. Dalam aplikasi latihan
alat optik tersebut terdapat latihan soal. Latihan soal pada aplikasi tersebut
diberikan pembahasan, sehingga siswa dapat mengetahui prosedur penyelesaian
soal dengan jelas. Dengan adanya latihan soal tersebut siswa menjadi terbiasa untuk
mengerjakan soal dan membuat siswa menjadi percaya diri dalam menjawab soal-
soal yang diberikan oleh guru. Latihan soal pada aplikasi latihan alat optik dikaitkan
dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui
penerapan dari materi tersebut. Pembelajaran menggunakan pendekatan mobile
learning mendorong siswa untuk memecahkan masalah mereka sendiri, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar, dan prestasi belajar.97
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penyajian aplikasi
latihan alat optik dalam mengerjakan soal pada siswa sebesar 75% dalam kategori
baik. Hal ini menunjukkan dengan siswa mengetahui nilai tugas-tugasnya dengan
cepat, maka siswa akan melakukan latihan soal secara berulang-ulang dan membuat
siswa menjadi terbiasa dalam mengerjakan soal. Sedangkan, hasil persentase
respons siswa pada aplikasi latihan alat optik pada indikator penyajian audio dalam
aplikasi latihan alat optik sebesar 76% dalam kategori baik. Dalam hal ini dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya dalam
mengerjakan soal, dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa ketika mengerjakan soal
agar tidak terjadi kesalahan kembali. Dan hasil persentase respons siswa pada
aplikasi latihan alat optik pada indikator aplikasi latihan alat optik optik dapat
digunakan dengan mudah sebesar 92% dalam kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan android sangat efektif
97 Gwo-Jen Hwang, “A formative assessment-based mobile learning approach to
improving the learning attitudes and achievements of students”, Computers & Education 56
(2011), h.1023-1031
83
digunakan pada saat pembelajaran. Mobile learning memungkinkan siswa untuk
mencari informasi secara langsung, dan melakukan pembelajaran dimana dan
kapan saja sesuai kebutuhan masing-masing. Media pembelajaran menggunakan
android suatu perangkat nikabel sehingga proses pembelajaran dan informasi dapat
diakses dengan cepat. Selain itu, informasi yang dipelajari dalam proses belajar
mengajar menjadi lebih luas, otentik, dan kontekstual.98
Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan android dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Artinya, dapat dikatakan aplikasi latihan alat
optik memiliki beberapa kelebihan: Pertama, latihan soal dilengkapi pembahasan
berupa audio agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal; Kedua siswa
menjadi terbiasa untuk mengerjakan soal dan membuat siswa menjadi percaya diri
dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru; Ketiga siswa dapat belajar
secara mandiri menggunakan aplikasi sebagai sumber belajar; Keempat siswa dapat
mengetahui nilai tugas-tugasnya dengan cepat, maka siswa akan melakukan latihan
soal secara berulang-ulang, sehingga membuat siswa menjadi terbiasa dalam
mengerjakan soal; Kelima meningkatkan motivasi belajar siswa untuk
memperbaiki kesalahannya dalam mengerjakan soal; Keenam dapat digunakan
kapan pun dan dimana pun. Ketujuh, aplikasi menyediakan fitur-fitur yang dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa, diantaranya video pembelajaran berupa
fenomena fisika terkait alat optik, latihan soal berupa video, dan pembahasan soal
berupa audio Adapun kekurangan pada aplikasi latihan alat optik: Pertama, guru
harus melakukan pegawasan yang lebih ekstra, agar pembelajaran berjalan dengan
baik; Kedua, aplikasi ini hanya dapat digunakan untuk smartphone bersistem
operasi android, sehingga bila ada siswa yang menggunakan smartphone bersistem
operasi seperti iOS, BlackBerry, dll tidak masuk kedalam penelitian;
98 Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using
Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9
Number 1 Issue on May/June 2013, h. 99
84
Ketiga, transfer file antara guru dengan siswa terbatas dikarenakan aplikasi harus
dikirim satu per satu kepada siswa, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
aplikasi latihan alat optik berbantuan android berpengaruh dalam meningkatan
hasil belajar siswa SMK pada kelas X di SMK Al-Hasra. Pengaruh tersebut dapat
terlihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan antara nilai
posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Terjadi peningkatan hasil belajar
siswa yang menggunakan aplikasi latihan alat optik lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional.
Respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning
berkategori baik (77%). Siswa memberikan respons yang positif terhadap aplikasi
latihan alat optik dalam pembelajaran.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penulis mengajukan
beberapa saran, sebagai berikut:
1. Aplikasi latihan alat optik hanya dapat digunakan untuk smartphone bersistem
operasi android, sehingga peneliti selanjutnya bisa mengembangkan aplikasi
agar dapat digunakan pada smartphone bersistem operasi seperti iOS,
BlackBerry, dll.
2. Aplikasi hanya membahas pada materi alat optik, sehingga dapat dilakukan
penelitian serupa dengan materi yang berbeda.
3. Peneliti harus melakukan pengawasan yang lebih ekstra, agar pembelajaran
berjalan dengan baik.
4. Transfer file memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga diperlukan waktu
sebelum penelitian untuk menyebar aplikasi.
86
Daftar Pustaka Aan. (2016, September 19). Mengenal Android. Retrieved Agustus 25, 2016, from
http://www.aan.my.id
Alfian, M. A., & Kustijono, R. (2015). Pengembangan Softwere Fisika Berbasis
Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika (JIPF) Vol.04 No. 2, 183.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Anggraheni, S. (2012). Analisis dalam menyelesaikan soal materi pokok cahaya
pada siswa kelas VII SMPN 1 Wonosegoro tahun ajaran 2011/2012. Skripsi
pada Universitas Sebelas Maret, 2.
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Bungin, B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Darmawan, D. (2012). Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
G, C. L., & Cabanban. (2013). Development of Mobile Learning Using Android
Platform. Journal of Information Technology & Computer Science (IJITCS)
Volume 9 Number 1, 105.
H., N. S. (2015). Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet
PC berbasis Android Revisi Kedua. Bandung: Informatika Bandung.
Hanafi, H. F., & Samsudin, K. (2012). Mobile Learning Environment System
(MLES): The Case of Android Based Learning Application on
Undergraduates' Learning. International Journal of Advanced Computer
Science and Applications Vol.3 No.3, 1.
Hariyanto, B. (2009). Sistem Operasi. Bandung: Informatika Bandung.
87
Hartanto. (2016). Pengemebangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android
Pada Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 55.
Hussein, K. Q. (2015). Authoring System Of Drill & Practice E-Learning Modules
For Hearing Impaired Student. Journal of Computer Science & Information
Technology (IJCSIT) Vol. 7 No.1, 132.
Hwang, G.-J. (2011). A Formative Assesment-Based Mobile Learning Approach
To Improving The Learning Attitudes and Achivement of Sutudents.
Computer & Education 56, 1023-1031.
Kanginan, M. (2013). Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta:
Erlangga.
Kusnadi, Anindito, K., & Purnomo, Y. (2008). Sistem Operasi. Yogyakarta: CV
Andi OFFSET.
Manupil, B., Ismanto, Y., & Onibala, F. (2015). Hubungan penggunaan gadget
dengan tingkat prestasi siswa di SMA Negeri 9 Manado. eJoural
Keperawatan Vol.3 No.2, 1.
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada.
O'Maley, C. (2005). Guidelines for Learning /Teaching/Tutoring in a Mobile
Enviroment. MOBllearn, 6.
Pramesti, G. (2015). Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Riduwan, & Akdon. (2013). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Russefendi. (1998). Statistika Dasar untuk Pendidikan . Jakarta: CV Andira.
Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.
88
Saputro, A. (2016). Membuat Game Adventure Adobe Flash CS 6 ActionScript 3.0.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Sufren, & Natanael, Y. (2013). Mahir Menggunakan SPSS secara otodidak.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Surnarsih, A. (2002). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika
pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi solo. Skripsi pada
Universitas Jember, 33.
Suwarna, I. P. (2016). Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
TIM EMS. (2015). Pemrograman Android Dalam Sehari. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Tim Litbang Wahana Komputer. (2014). Mudah Membuat Game Android Berbasis
Adobe AIR. Yogyakarta: CV Andi OFFSET.
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
89
Lampiran A (Perangkat Pembelajaran)
Lampiran A 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan
90
91
Lampiran A 2 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pemantulan cahaya
2. Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum
pemantulan
3. Menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum pemantulan
92
4. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar
5. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar
6. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
7. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian dari pemantulan cahaya dengan benar
setelah melihat video tentang pemantulan cahaya pada aplikasi latihan alat
optik . yang berbantuan android.
2. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan
hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan
alat optik yang berbantuan android.
3. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum
pemantulan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat
optik yang berbantuan android.
4. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar
setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang
berbantuan android.
5. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar
setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban
secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
6. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan
benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang
berbantuan android.
7. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan
benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi
jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan
android.
E. Materi Ajar
Optika adalah bagian ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Ada dua cabang
optika, yaitu optik geometris dan optik fisis. Dalam materi alat optik terdapat
sifat pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. 99
Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu
penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah.100
a) Jenis pemantulan cahaya
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:101
99 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga),
hal.375 100 Ibid., h.376 101 Ibid., h.376-377
93
(c) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata)
dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju
ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada
permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.
Gambar 1 Pemantulan teratur
(d) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak
rata), sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan
baur adalah pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai
karpet.
Gambar 2 Pemantulan Baur
b) Hukum pemantulan cahaya
Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:102
(3) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
(4) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.
Gambar 3 Hukum pemantulan cahaya
c) Pemantulan cahaya pada cermin datar
102 Ibid., h.377
94
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah
bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:103
(6) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(7) Bayangannya maya
(8) Bayangan yang terbentuk tegak
(9) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda
(10) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap
bendanya.
Gambar 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar
Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka
banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah:
n = 𝟑𝟔𝟎𝐎
𝛂 - 1
d) Pemantulan cahaya pada cermin lengkung
a. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:104
(4) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui
titik fokus (F).
(5) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama.
(6) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut.
103 Ibid., h.379 104 Ibid., h.383
95
Gambar 5 Sinar istimewa pada cermin cekung
b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:105
(4) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus (F).
(5) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan
sejajar sumbu utama.
(6) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan
cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
Gambar 6 Sinar istimewa pada cermin cembung
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apersepsi Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
pemantulan
cahaya?”
Menjawab
pertanyaan
yang diberikan
oleh guru.
3 menit
105 Ibid., h.388
96
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
menjawab
pertanyaan tersebut
Siswa yang
ditunjuk
menjawab
pertanyaan
yang
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
tujuan
pembelajaran
yang
disampaikan
oleh guru
2 menit
Inti
Mengamati Menyajikan video
melalui aplikasi
latihan alat optik
yang berbantuan
android berkaitan
dengan materi
pemantulan cahaya
pada bidang datar
dan lengkung
Memperhatika
n video melaui
aplikasi latihan
alat optik yang
berbantuan
android
berkaitan
dengan materi
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung
10
menit
Memberikan
contoh soal terkait
pemantulan cahaya
pada bidang datar
dan lengkung pada
aplikasi latihan alat
optik berbantuan
android
Mengamati
contoh soal
terkait
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung
pada aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
15
menit
97
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Menanya Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya terkait
materi pemantulan
cahaya pada bidang
datar dan lengkung
Mengajukan
pertanyaan
terkait materi
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung
yang disajikan
pada aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
2 menit
Guru memberikan
kesempatan untuk
mengajukan
pertanyaan terkait
contoh soal tentang
pemantulan cahaya
Mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang
pemantulan
cahaya
3 menit
Mengumpulk
an informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan
diskusi dengan
teman
sebangkunya
5 menit
Mengasosiasi Guru meminta
siswa menjawab
pertanyaan-
pertanyaan latihan
soal pada aplikasi
latihan alat optik
berbantuan android
terkait pemantulan
cahaya pada bidang
datar dan lengkung
Menjawab
latihan-latihan
soal mengenai
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung
yang disajikan
pada aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
25
menit
Mengkomuni
kasikan
Guru bertanya
kepada siswa yang
memiliki nilai
paling tinggi
Siswa yang
merasa nilai
paling tinggi
mengakat
tangan
10
menit
98
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Guru meminta
siswa yang
memiliki nilai
paling besar untuk
maju
mengkomunikasika
n jawabannya.
Menjelaskan
pertanyaan
terkait
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung,
siswa lain
memperhatika
n pejelasan
dari siswa
tersebut
Penutup
Menarik
Kesimpulan
Membimbing siswa
untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait pemantulan
cahaya pada bidang
datar dan lengkung.
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
5 menit
Evaluasi Memberikan quiz
melalui android
sebanyak 7 soal
terkait pemantulan
cahaya pada bidang
datar dan lengkung.
Mengerjakan
quiz melalui
android
sebanyak 7
soal terkait
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
10
menit
H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi latihan alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
99
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
Baihaki Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
100
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 8
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
101
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 9
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
102
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar
adalah....
Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan kasar dipantulkan kesegala arah
dan tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas
sinar sejajar yang mengenai permukaan halus
dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar
sejajar juga adalah .... .
A Pemantulan
baur
B Pemantulan
teratur 1
2. Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
C (1), (2), dan
(3)
1
3. Dua buah cermin datar ditempatkan
sedemikian rupa sehingga satu dengan yang
lainnya membentuk sudut 90 derajat, sebuah
benda berada diantara kedua cermin. Jumlah
bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin
adalah . . . .
a. 3 buah
b. 4 buah
c. 5 buah
d. 6 buah
e. 7 buah
A 3 buah
1
4. Seorang pengendara yang berada di dalam
mobil yang diam melihat bayangan mobil
pada spion berada pada jarak 20 m dan mobil
tersebut nampak sedang bergerak mendekat
dengan kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus
cermin yang dipakainya adalah -25m, maka
posisi mobil yang di belakang yang
sebenarnya adalah . . . .
a. 50 m
b. 100 m
B 100 m
1
103
c. 150 m
d. 200 m
e. 400 m
5. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin
sehingga bayangan dapat ditangkap layar,
seperti pada gambar, maka:
(1) Cermin tersebut adalah cermin cekung
(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari
jari-jari kelengkungan cermin
(3) Jarak fokus cermin negatif
(4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-
jari kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah…..
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1) dan (2)
d. (1), (2) dan (4)
e. (1), (3) dan (4)
D (1), (2) dan
(4)
1
6. Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian
kemudian disusun kembali menjadi cermin
datar. Jumlah bayangan yang akan dihasilkan
cermin yang baru adalah…..
a. 1 buah
b. 2 buah
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama
sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang
terpisah-pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah
pecahan kaca nya
A 1 buah
1
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-tahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa
4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma
5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
6. Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
105
7. Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma
8. Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan definisi pembiasan cahaya dengan benar
setelah melihat video pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan
android.
2. Siswa dapat menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan soal
optik yang berbantuan android.
3. Siswa dapat mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah melihat video pada aplikasi latihan soal alat optik yang berbantuan
android
4. Siswa dapat menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah melihat video pada aplikasi latihan soal alat optik yang berbantuan
android
5. Siswa dapat menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi
latihan soal optik yang berbantuan android.
6. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain
gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal
optik yang berbantuan android.
7. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi
jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan
android.
8. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi
jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan
android.
E. Materi Ajar
a) Hukum Snellius untuk pembiasan
Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu
medium menuju medium lain. Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang,
sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum
Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah
menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal,
sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju
medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Pada pembiasan cahaya berlaku:106
106 Ibid., h.394
106
𝒔𝒊𝒏 𝒊
𝒔𝒊𝒏 𝒓 =
𝒗𝟏
𝒗𝟐 =
𝟏
𝟐 =
𝒏𝟏
𝒏𝟐
b) Indeks bias
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium.107
n = 𝒄
𝒗
Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
n21 = 𝒗𝟏
𝒗𝟐 =
𝒏𝟏
𝒏𝟐
c) Pembiasan pada kaca plan parallel
Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan
paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar
dengan sinar yang masuk.
Gambar 7 Pembiasan pada kaca plan paralel
Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan:
t = 𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓)
𝒄𝒐𝒔 𝒓
d) Pembiasan pada prisma
Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas yang
dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.108
107 Ibid., h.396 108 Ibid., h.403
107
Gambar 2.11 Pembiasan pada prisma
Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku:
sin = 𝟏
𝟐 ( + 𝒎) =
𝒏𝒑
𝒏𝒎 x sin
𝟏
𝟐
e) Pembiasan pada lensa
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung atau
satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan
kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:109
(a) Pembiasan pada Lensa Cembung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa
cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu
titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa
konvergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
109 Ibid., h.412
108
Gambar 2.12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
(4) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik
fokus F1.
(5) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
(6) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan).
Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat
ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut
Gambar 2.13 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa
(6) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut.
Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(7) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(8) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan
diperkecil.
(9) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(10) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
(b) Pembiasan pada Lensa Cekung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka
sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik.
Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(4) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus F1.
(5) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(6) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
109
Gambar 2.14 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu:
(3) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung.
(4) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di
belakang lensa.
s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan
di depan lensa.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apersepsi Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian
ketahui mengenai
pembiasan
cahaya?”
Menjawab
pertanyaan
yang diberikan
oleh guru
3 menit
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut
Siswa yang
ditunjuk
menjawab
pertanyaan
yang
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
penjelasan
guru
2 menit
110
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Inti
Mengamati Menyajikan video
melalui aplikasi
latihan alat optik
yang berbantuan
android berkaitan
dengan materi
pembiasan cahaya
Memperhatika
n video
aplikasi latihan
alat optik yang
berbantuan
android
berkaitan
dengan materi
pembiasan
cahaya
10
menit
Memberikan
contoh soal
terkait pembiasan
cahaya pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
Mengamati
contoh soal
terkait
pembiasan
cahaya pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
15
menit
Menanya Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
terkait materi
pembiasan cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan prisma
Mengajukan
pertanyaan
terkait materi
pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma yang
disajikan pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
2 menit
Guru memberikan
kesempatan untuk
mengajukan
pertanyaan terkait
contoh soal
tentang
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan prisma
Mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang
pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma
3 menit
111
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Mengumpulkan
informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan
diskusi dengan
teman
sebangkunya
5 menit
Mengasosiasi Guru meminta
siswa menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
latihan soal pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terkait
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan prisma
Menjawab
latihan-latihan
soal mengenai
pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma yang
disajikan pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
25
menit
Mengkomunikasikan Guru bertanya
kepada siswa
yang memiliki
nilai paling tinggi
Siswa yang
merasa nilai
paling tinggi
mengakat
tangan
10
menit
Guru meminta
siswa yang
memiliki nilai
paling besar
untuk maju
mengkomunikasi
kan jawabannya.
Menjelaskan
pertanyaan
terkait
pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma
Penutup
Menarik Kesimpulan Membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca plan
parallel, lensa,
dan prisma
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi
pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma
5 menit
112
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Evaluasi Memberikan quiz
melalui android
sebanyak 6 soal
terkait pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca plan
parallel, lensa,
dan prisma
Mengerjakan
quiz melalui
android
sebanyak 6
soal terkait
pembiasan
cahaya pada
cermin, kaca
plan parallel,
lensa, dan
prisma
10
menit
H. Penilaian
Tes dengan kuis melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
113
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 10
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
114
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 11
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
115
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
C (4), dan (5)
1
2. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca
masuk ke udara, maka akan mengalami . . . .
a.Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar tidak pada bidang datar
b.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius II, sinar mendekati garis normal
c.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius II sinar mengalami pembiasan
menjauhi garis normal
d.Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar menjauhi garis normal
e.Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II
sinar mendekati normal
C Pembiasan
cahaya, sesuai
dengan Hukum
Snellius II
sinar
mengalami
pembiasan
menjauhi garis
normal
1
3. Berkas cahaya datang dari medium A ke medium
B dengan sudut datang 300 dan dibiaskan dengan
sudut sebesar 450. Indeks bias relatif medium A
terhadap medium B adalah . . . .
a. 2
1
b. 22
1
c. 32
1
d. 2
e. 2
C 2
1
4. Perhatikan gambar di bawah ini! D Lebih dekat,
dan sifat 1
116
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang
berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata
siswa yang diarahkan untuk mengamati koin
tersebut persis diatasnya. Maka jarak dan sifat
bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah .
. . .
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
bayangan
maya
5. Gambar berikut ini menunjukkan peristiwa
pembiasan cahaya monokromatis pada prisma.
Berikut ini adalah kemungkinan data yang
diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu:
(1) Sudut pembias prisma 60 derajat
(2) Indeks bias bahan prisma = akar 2
(3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30
derajat
(4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50 derajat
Pernyataan yang benar mengenai pembiasa
prisma cahaya monokromatis pada prisma
tersebut adalah . . . .
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (1), (2) dan (3)
E (1), (2) dan
(3)
1
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 3
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
8. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
9. Menjelaskan macam-macam cacat mata
10. Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik
(kacamata, kamera, dan lup)
118
11. Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optik(kacamata,
kamera, dan lup)
D. Tujuan Pembelajaran
8. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera,
dan lup) dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat
optik yang berbantuan android.
9. Siswa dapat macam-macam cacat mata dengan benar setelah melihat
video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
10. Siswa dapat menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat
optik (kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati
contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
11. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat
optik(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati
permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara
langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android.
E. Materi Ajar
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Gambar 2.15 Anotomi mata
(c) Daya akomodasi
Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan
benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai
kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis
dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi.
Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat benda-
benda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
119
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
(d) Cacat mata
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:
Gambar 2.16 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung
(2) Rabun dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik
dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit
membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong
dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:
Gambar 2.17 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung
(3) Mata Tua (Presbiopi)
120
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.110
2) Lup
Gambar 2.18 Lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.111
(3) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di
titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka
110 Ibid., h.425-432 111Ibid., h.433
121
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
M = 𝒔𝒏
𝒇
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(4) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
M = 𝒔𝒏
𝒇 +1
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
3) Kamera
Gambar 2.21 Bagian-bagian kamera
Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat
optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk
memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran
pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera,
122
sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan
diperkecil.112
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apersepsi Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian
ketahui mengenai
alat optik (mata,
kamera, dan
lup)?”
Menjawab
pertanyaan
yang diberikan
oleh guru
3
menit
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut
Siswa yang
ditunjuk
menjawab
pertanyaan
yang
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
penjelasan guru
2
menit
Inti
Mengamati Menyajikan
video melalui
aplikasi latihan
alat optik yang
berbantuan
android
berkaitan
dengan materi
alat optik (mata,
kamera, dan
lup)
Memperhatikan
video melaui
aplikasi latihan
alat optik yang
berbantuan
android
berkaitan
dengan materi
alat optik
(mata, kamera,
dan lup)
10
menit
112 Ibid., h.432
123
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Memberikan
contoh soal
terkait alat optik
(mata, kamera,
dan lup) melalui
aplikasi latihan
alat optik yang
berbantuan
android
Mengamati
contoh soal
terkait alat
optik (mata,
kamera, dan
lup) pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
15
menit
Menanya Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
terkait materi
alat optik (mata,
kamera, dan
lup)
Mengajukan
pertanyaan
terkait materi
alat optik
(mata, kamera,
dan lup) yang
disajikan pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
2
menit
Guru
memberikan
kesempatan
untuk
mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
Mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang
alat optik
(mata, kamera,
dan lup)
3
menit
Mengumpulkan
informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan
diskusi dengan
teman
sebangkunya
5
menit
Mengasosiasi Guru meminta
siswa menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
latihan soal pada
aplikasi latihan
alat optik
Menjawab
latihan-latihan
soal mengenai
alat optik
(mata, kamera,
dan lup) yang
disajikan pada
25
menit
124
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
berbantuan
android terkait
alat optik (mata,
kamera, dan
lup)
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
Mengkomunikasikan Guru bertanya
kepada siswa
yang memiliki
nilai paling
tinggi
Siswa yang
merasa nilai
paling tinggi
mengakat
tangan
10
menit
Guru meminta
siswa yang
memiliki nilai
paling besar
untuk maju
mengkomunikas
ikan
jawabannya.
Menjelaskan
pertanyaan
terkait alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
Penutup
Menarik Kesimpulan Membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait alat optik
(mata, kamera,
dan lup)
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
5
menit
Evaluasi Memberikan
quiz melalui
android
sebanyak 4 soal
terkait alat optik
(mata, kamera,
dan lup)
Mengerjakan
quiz melalui
android
sebanyak 4 soal
terkait alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
10
menit
H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 4 butir soal pilihan ganda
(terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
125
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
126
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 12
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
127
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 13
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
128
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya
cahaya ditunjukkan pada nomer . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
B 2
1
2. Mata miopi memiliki ciri . . . .
a. Tidak dapat melihat benda jauh
b. Tidak dapat melihat benda dekat
c. Hanya dapat melihat benda dekat
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun
dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis
horizontal secara bersamaan
A Tidak dapat
melihat benda
jauh
1
3. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat
dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm.
Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah
. . . .
a. 2
3
b. 3
2
c. 3
4
d. 4
3
e. 4
1
B 3
2
1
4. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai
kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari
mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu
E 50 cm
1
129
hari karena terlupa tidak membawa kacamata,
dia meminjam kacamata +1 dari temannya. Pada
hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan
bacaannya adalah . . . .
a. 10 cm
b. 20 cm
c. 30 cm
d. 40 cm
e. 50 cm
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 4
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan
fungsinya;
2. Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong)
3. Menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya;
4. Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong);
131
5. Menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong);
6. Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong).
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan
teropong) dan fungsinya dengan benar setelah melihat video pada aplikasi
latihan alat optik yang berbantuan android.
2. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan
teropong) dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat
optik yang berbantuan android.
3. Siswa dapat menjelaskan bagian alat optik (mikroskop, dan teropong),
dan fungsinya dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan
alat optik yang berbantuan android.
4. Siswa dapat menghitung panjang pada alat optik (mikroskop, dan
teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi
latihan alat optik yang berbantuan android.
5. Siswa dapat menghitung perbesaran pada alat optik (mikroskop, dan
teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi
latihan alat optik yang berbantuan android.
6. Siswa dapat menganalisis perbesarannya pada alat (mikroskop, dan
teropong) setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan
koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang
berbantuan android.
E. Materi Ajar
1) Mikroskop
Gambar 2.19 Bagian-bagian mikroskop
132
Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga
jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa
objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa
okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.
(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi
Perbesaran dari lensa objektif:
MOB = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler:
MOK = 𝐬′𝐎𝐊
𝐬𝐎𝐊 atau MOK =
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊
Perbesaran mikroskop:
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = |𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁 𝐱
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊|
Panjang mikroskop:
Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler:
d = s’OB + sOK d = s’OB + fOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
133
(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum
Perbesaran dari lensa objektif:
MOB = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler:
MOK = 𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊 + 1
Perbesaran mikroskop:
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁 x
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊 + 1)
Panjang mikroskop:
Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler
d = s’OB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.113
2) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:
113 Ibid., h.437-439
134
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias
meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong
panggung.
Gambar 2.20 Teleskop Pembias
(1) Teropong bintang
Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊
Panjang teropong:
d = fOB + fOK
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐊
𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊 (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐬𝐧)
Panjang teropong
d = fOB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
135
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.
(2) Teropong bumi
Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi
Perbesaran teropong, s’OK = -
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊
Panjang teropong
d = fOB + 4 fpb + fOK
Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊 = (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐬𝐧)
Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.114
114 Ibid., h.441-448
136
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apersepsi Menggali
pengetahuan
awal siswa
dengan
memberikan
pertanyaan,
“Apa yang
kalian ketahui
mengenai alat
(mikroskop, dan
teropong)?”
Menjawab
pertanyaan
yang
diberikan
oleh guru
3 menit
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut
Siswa yang
ditunjuk
menjawab
pertanyaan
yang
dikemukaka
n oleh guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
penjelasan
guru
2 menit
Inti
Mengamati Menyajikan
video melalui
aplikasi latihan
alat optik yang
berbantuan
android
berkaitan
dengan materi
alat (mikroskop,
dan teropong)
Memperhati
kan video
melalui
aplikasi
latihan alat
optik yang
berbantuan
android
berkaitan
dengan
materi alat
(mikroskop,
dan
teropong)
10
menit
137
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Memberikan
contoh soal
terkait alat
(mikroskop, dan
teropong) pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android
Mengamati
contoh soal
terkait alat
(mikroskop,
dan
teropong)
pada
aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
15
menit
Menanya Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
terkait materi
alat (mikroskop,
dan teropong)
Mengajukan
pertanyaan
terkait alat
(mikroskop,
dan
teropong)
yang
disajikan
pada
aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
2 menit
Guru
memberikan
kesempatan
untuk
mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang alat
(mikroskop, dan
teropong)
Mengajukan
pertanyaan
terkait
contoh soal
tentang alat
(mikroskop,
dan
teropong)
3 menit
Mengumpulkan
informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan
diskusi
dengan
teman
sebangkuny
a
5 menit
Mengasosiasi Guru meminta
siswa menjawab
Menjawab
latihan-
25
menit
138
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
pertanyaan-
pertanyaan
latihan soal pada
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terkait
alat (mikroskop,
dan teropong)
latihan soal
mengenai
alat
(mikroskop,
dan
teropong)
yang
disajikan
pada
aplikasi
latihan alat
optik
berbantuan
android
Mengkomunikasikan Guru bertanya
kepada siswa
yang memiliki
nilai paling
tinggi
Siswa yang
merasa nilai
paling
tinggi
mengakat
tangan
10
menit
Guru meminta
siswa yang
memiliki nilai
paling besar
untuk maju
mengkomunikas
ikan
jawabannya.
Menjelaska
n
pertanyaan
terkait alat
(mikroskop,
dan
teropong)
Penutup
Menarik Kesimpulan Membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait alat
(mikroskop, dan
teropong)
Menyimpul
kan hasil
pembelajara
n materi alat
(mikroskop,
dan
teropong)
5 menit
Evaluasi Memberikan
quiz melalui
android
sebanyak 6 soal
terkait alat
(mikroskop, dan
teropong)
Mengerjaka
n quiz
melalui
android
sebanyak 6
soal terkait
alat
(mikroskop,
10
menit
139
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
dan
teropong)
H. Penilaian
Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik
J. Sumber Belajar
1. Aplikasi latihan alat optik
2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
140
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 14
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
141
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 15
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
142
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar berikut ini!
Bagian yang ditunjukan pada gambar adalah .
. . .
a. Cermin
b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif
C Lensa okuler
1
2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop
adalah . . . .
a. maya, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperbesar
c. maya, tegak, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan diperkecil
e. nyata, terbalik, dan diperbesar
E nyata,
terbalik, dan
diperbesar
1
3. Perhatikan gambar berikut ini!
Jelaskan fungsi bagian mikroskop yang
ditunjukan pada gambar di atas . . . .
a. Menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima
b. Mengatur cahaya yang masuk dan
mengenai preparat
D
Memperbesar
bayangan dari
lensa objektif
agar dapat
terlihat dengan
jelas oleh mata
1
143
c. Memperbesar bayangan benda agar dapat
terlihat dengan jelas oleh mata
d. Memperbesar bayangan dari lensa objektif
agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata
e. Menaikkan atau menurunkan tabung
secara cepat untuk pengaturan
mendapatkan kelelasan dari gambaran
objek yang diinginkan
4. Sebuah teropong bintang digunakan untuk
mengamati benda pada jarak tak terhingga.
Jika mata tak berakomodasi dengan jarak
fokus lensa objektif, dan lensa okuler masing-
masing 30cm, dan 5cm maka panjang
teropong adalah . . . .
a. 15 cm
b. 25 cm
c. 35 cm
d. 50 cm
e. 60 cm
C 35 cm
1
5. Panjang fokus lensa objektif dan okuler
sebuah mikroskop berturut-turut adalah 10 cm
dan 5 cm. Jika untuk mata tak berakomodasi
jarak antara lensa objektif dan okuler adalah
35 cm, maka perbesaran total mikroskop itu
adalah . . . .
a. 10x
b. 12x
c. 15x
d. 18x
e. 20x
A 10x
1
6. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di
bawah objektif mikroskop yang jarak titik
apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya
6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm
melihat bayangan itu dan berakomodasi
maksimum maka pernyataan dibawah ini
yang benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang
dekat dengan mata
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif
berada 8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh
23 cm
D 1, 3, dan 4
1
144
Pernyataan yang tepat adalah…..
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
145
Lampiran A 3 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan pengertian pemantulan cahaya
146
2. Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum
pemantulan
3. Menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum
pemantulan
4. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar
5. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
6. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar
7. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian dari pemantulan cahaya dengan
benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan
hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video dengan LCD
proyektor.
3. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan
hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video dengan LCD
proyektor.
4. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar dengan
benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor.
5. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor.
6. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar dengan
benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD
proyektor.
7. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan
LCD proyektor.
E. Materi Ajar
Optika adalah bagian ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Ada dua cabang
optika, yaitu optik geometris dan optik fisis. Dalam materi alat optik terdapat
sifat pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. 115
1. Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu
penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah.116
a) Jenis pemantulan cahaya
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:117
115 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga),
hal.375 116 Ibid., h.376 117 Ibid., h.376-377
147
(a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata)
dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju
ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada
permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.
Gambar 1 Pemantulan teratur
(b) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu
berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak
rata), sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan
baur adalah pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai
karpet.
Gambar 2 Pemantulan Baur
b) Hukum pemantulan cahaya
Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:118
(1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
(2) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.
Gambar 3 Hukum pemantulan cahaya
c) Pemantulan cahaya pada cermin datar
118 Ibid., h.377
148
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah
bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:119
(1) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(2) Bayangannya maya
(3) Bayangan yang terbentuk tegak
(4) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda
(5) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
Gambar 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar
Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka
banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah:
n = 𝟑𝟔𝟎𝐎
𝛂 - 1
d) Pemantulan cahaya pada cermin lengkung
a. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:120
(1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui
titik fokus (F).
(2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama.
(3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut.
119 Ibid., h.379 120 Ibid., h.383
149
Gambar 5 Sinar istimewa pada cermin cekung
b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari
suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah
sebagai berikut:121
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus (F).
(2) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan
sejajar sumbu utama.
(3) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan
cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
Gambar 6 Sinar istimewa pada cermin cembung
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apresepsi Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
pemantulan
cahaya?”
Menjawab
pertanyaan
yang diberikan
oleh guru
3 menit
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
menjawab
pertanyaan tersebut
Siswa yang
ditunjuk
menjawab
pertanyaan
yang
121 Ibid., h.388
150
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
penjelasan
guru
2 menit
Inti
Mengamati Menyajikan video
melalui LCD
proyektor berkaitan
dengan materi
pemantulan cahaya
Memperhatika
n video melaui
LCD proyektor
berkaitan
dengan materi
pemantulan
cahaya
10 menit
Memberikan
contoh soal terkait
pemantulan cahaya
melalui LCD
proyektor
Mengamati
contoh soal
yang disajikan
guru
15 menit
Menanya Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya terkait
materi pemantulan
cahaya pada bidang
datar dan lengkung
Mengajukan
pertanyaan
terkait dengan
materi
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung
2 menit
Guru memberikan
kesempatan untuk
mengajukan
pertanyaan terkait
contoh soal tentang
pemantulan cahaya
Mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang
pemantulan
cahaya
3 menit
Mengumpu
lkan
informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan
diskusi dengan
teman
sebangkunya
5 menit
Mengasosia
si
Memberikan
pertanyaan kepada
siswa dengan
latihan-latihan soal
berupa hardcopy
terkait dengan
materi pemantulan
Menjawab
pertanyaan
mengenai
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
25 menit
151
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
cahaya pada bidang
datar dan lengkung.
Mengkomu
nikasikan
Meminta siswa
untuk menjelaskan
jawaban terkait
pemantulan cahaya
pada bidang datar
dan lengkung.
Menjelaskan
jawaban yang
sudah
dikerjakan
terkait
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
10 menit
Penutup
Menarik
Kesimpulan
Membimbing siswa
untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait pemantulan
cahaya pada bidang
datar dan lengkung.
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
materi
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
5 menit
Evaluasi Memberikan quiz
sebanyak 6 soal
terkait pemantulan
cahaya pada bidang
datar dan lengkung.
Mengerjakan
quiz sebanyak
6 soal terkait
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
dan lengkung.
10 menit
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
152
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
153
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 16
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
154
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 17
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
155
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar
adalah....
Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan
tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas sinar
sejajar yang mengenai permukaan halus
dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar sejajar
juga adalah .... .
A Pemantulan
baur
B Pemantulan
teratur 1
2. Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (5)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
C (1), (2), dan
(3)
1
3. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian
rupa sehingga satu dengan yang lainnya
membentuk sudut 90 derajat, sebuah benda
berada diantara kedua cermin. Jumlah bayangan
yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . .
a. 3 buah
b. 4 buah
c. 5 buah
d. 6 buah
e. 7 buah
A 3 buah
1
4. Seorang pengendara yang berada di dalam mobil
yang diam melihat bayangan mobil pada spion
berada pada jarak 20 m dan mobil tersebut
nampak sedang bergerak mendekat dengan
kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus cermin yang
dipakainya adalah -25m, maka posisi mobil yang
di belakang yang sebenarnya adalah . . . .
a. 50 m
b. 100 m
c. 150 m
d. 200 m
e. 400 m
B 100 m
1
156
5. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin
sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti
pada gambar, maka:
(1) Cermin tersebut adalah cermin cekung
(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari
jari-jari kelengkungan cermin
(3) Jarak fokus cermin negatif
(4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari
kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah…..
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1) dan (2)
d. (1), (2) dan (4)
e. (1), (3) dan (4)
D (1), (2) dan
(4)
1
6. Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian
kemudian disusun kembali menjadi cermin datar.
Jumlah bayangan yang akan dihasilkan cermin
yang baru adalah…..
a. 1 buah
b. 2 buah
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang
terpisah-pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah
pecahan kaca nya
A 1 buah
1
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
157
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa
4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma
5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
158
6. Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
7. Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma
8. Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan definisi pembiasan cahaya dengan benar
setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
3. Siswa dapat mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah melihat video dengan LCD proyektor.
4. Siswa dapat menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah melihat video dengan LCD proyektor.
5. Siswa dapat menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah diberikan contoh soal dengan LCD
proyektor.
6. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum
pembiasan dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan
fisika dengan LCD proyektor.
7. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada prisma dengan benar
setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD
proyektor.
8. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada lensa dengan benar
setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD
proyektor.
E. Materi Ajar
a) Hukum Snellius untuk pembiasan
Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu
medium menuju medium lain. Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang,
sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum
Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah
menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal,
sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju
medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Pada pembiasan cahaya berlaku:122 𝒔𝒊𝒏 𝒊
𝒔𝒊𝒏 𝒓 =
𝒗𝟏
𝒗𝟐 =
𝟏
𝟐 =
𝒏𝟏
𝒏𝟐
b) Indeks bias
122 Ibid., h.394
159
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium.123
n = 𝒄
𝒗
Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium
satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain
n21 = 𝒗𝟏
𝒗𝟐 =
𝒏𝟏
𝒏𝟐
c) Pembiasan pada kaca plan parallel
Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan
paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar
dengan sinar yang masuk.
Gambar 7 Pembiasan pada kaca plan paralel
Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan:
t = 𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓)
𝒄𝒐𝒔 𝒓
d) Pembiasan pada prisma
Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas yang
dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.124
123 Ibid., h.396 124 Ibid., h.403
160
Gambar 2.11 Pembiasan pada prisma
Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku:
sin = 𝟏
𝟐 ( + 𝒎) =
𝒏𝒑
𝒏𝒎 x sin
𝟏
𝟐
e) Pembiasan pada lensa
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung atau
satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan
kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:125
(a) Pembiasan pada Lensa Cembung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa
cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu
titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa
konvergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
125 Ibid., h.412
161
Gambar 2.12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
(1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik
fokus F1.
(2) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama.
(3) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan).
Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat
ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut:
Gambar 2.13 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa
Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut:
(1) Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(2) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan
diperbesar.
(3) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan
akan diperkecil.
(4) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
(5) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
(b) Pembiasan pada Lensa Cekung
Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka
sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik.
Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen.
Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa
juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari
titik fokus F1.
(2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar
dengan sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
162
Gambar 2.14 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu:
(1) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung.
(2) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di
belakang lensa.
s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan
di depan lensa.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apresepsi Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian ketahui
mengenai
pembiasan
cahaya?”
Menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
3 menit
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
menjawab
pertanyaan tersebut
Siswa yang
ditunjuk menjawab
pertanyaan yang
dikemukakan oleh
guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
penjelasan guru
2 menit
163
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Inti
Mengamati Menyajikan video
melalui LCD
proyektor berkaitan
dengan materi
pembiasan cahaya
Memperhatikan
video melaui LCD
proyektor berkaitan
dengan materi
pembiasancahaya
10
menit
Memberikan
contoh soal terkait
pembiasan cahaya
melalui LCD
proyektor
Mengamati contoh
soal yang disajikan
guru
15
menit
Menanya Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya terkait
materi pembiasan
cahaya berdasarkan
hukum pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Mengajukan
pertanyaan terkait
dengan materi
pembiasan cahaya
berdasarkan hukum
pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
2 menit
Guru memberikan
kesempatan untuk
mengajukan
pertanyaan terkait
contoh soal tentang
pembiasan cahaya
berdasarkan hukum
pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Mengajukan
pertanyaan terkait
contoh soal tentang
pembiasan cahaya
berdasarkan hukum
pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
3 menit
Mengumpulk
an informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan diskusi
dengan teman
sebangkunya
5 menit
Mengasosias
i
Memberikan
pertanyaan kepada
siswa dengan
latihan-latihan soal
Menjawab
pertanyaan
mengenai
pembiasan cahaya
25
menit
164
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
berupa hardcopy
terkait dengan
materi pembiasan
cahaya berdasarkan
hukum pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
berdasarkan hukum
pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Mengkomuni
kasikan
Meminta siswa
untuk menjelaskan
jawaban kepada
siswa terkait
pembiasan cahaya
berdasarkan hukum
pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Menjelaskan
jawaban yang
sudah dikerjakan
terkait pembiasan
cahaya berdasarkan
hukum pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
10
menit
Penutup
Menarik
Kesimpulan
Membimbing siswa
untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait pembiasan
cahaya berdasarkan
hukum pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Menyimpulkan
hasil pembelajaran
materi pembiasan
cahaya berdasarkan
hukum pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
5 menit
Evaluasi Memberikan quiz
sebanyak 6 soal
terkait pembiasan
cahaya berdasarkan
hukum pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
Mengerjakan quiz
sebanyak 6 soal
terkait pembiasan
cahaya berdasarkan
hukum pembiasan,
pembiasan cahaya
pada cermin, kaca
plan parallel, lensa,
dan prisma
10
menit
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
165
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
166
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 18
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
167
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 19
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
168
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
(1) Spion mobil
(2) Cermin cembung
(3) Bercermin
(4) Pensil di dalam gelas berisi air
(5) Kaca plan paralel
Pernyataan yang benar adalah….
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (2), (3) dan (4)
C (4), dan (5)
1
2. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca
masuk ke udara, maka akan mengalami . . . .
a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar tidak pada bidang datar
b. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius II, sinar mendekati garis normal
c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius II sinar mengalami pembiasan
menjauhi garis normal
d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar menjauhi garis normal
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II
sinar mendekati normal
C Pembiasan
cahaya, sesuai
dengan Hukum
Snellius II
sinar
mengalami
pembiasan
menjauhi garis
normal
1
3. Berkas cahaya datang dari medium A ke medium
B dengan sudut datang 300 dan dibiaskan dengan
sudut sebesar 450. Indeks bias relatif medium A
terhadap medium B adalah . . . .
a. 2
1
b. 22
1
c. 32
1
d. 2
e. 2
C 2
1
4. Perhatikan gambar di bawah ini! D Lebih dekat,
dan sifat 1
169
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang
berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata
siswa yang diarahkan untuk mengamati koin
tersebut persis diatasnya. Maka jarak dan sifat
bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah . .
. .
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
bayangan
maya
5. Gambar berikut ini menunjukkan peristiwa
pembiasan cahaya monokromatis pada prisma.
Berikut ini adalah kemungkinan data yang
diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu:
(1) Sudut pembias prisma 60 derajat
(2) Indeks bias bahan prisma = akar 2
(3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30 derajat
(4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50 derajat
Pernyataan yang benar mengenai pembiasa prisma
cahaya monokromatis pada prisma tersebut adalah
. . . .
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (5)
c. (4), dan (5)
d. (1), (3) dan (5)
e. (1), (2) dan (3)
E (1), (2) dan
(3)
1
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
170
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 3
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
1. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
171
2. Menjelaskan macam-macam cacat mata
3. Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata,
kamera, dan lup)
4. Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optic(kacamata,
kamera, dan lup)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan
lup) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam cacat mata dengan benar setelah
melihat video dengan LCD proyektor.
3. Siswa dapat menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik
(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati contoh soal
dengan LCD proyektor.
4. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat
optic(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah diberikan
permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor.
E. Materi Ajar
1) Mata
Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Gambar 2.15 Anotomi mata
(a) Daya akomodasi
Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan
benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai
kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis
dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi.
172
Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat benda-
benda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata
melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata
menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
(b) Cacat mata
Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga,
maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata.
Berikut penjelasan cacat mata.
(1) Rabun jauh (miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau
miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan
lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar,
sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak
seperti pada gambar:
Gambar 2.16 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung
(2) Rabun dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik
dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit
membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong
dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:
173
Gambar 2.17 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung
(3) Mata Tua (Presbiopi)
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata
yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata
normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia.
Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu
positif dan negatif).
(4) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya
bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal,
katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas
pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa
silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun
dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang
bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang
berbeda.126
2) Lup
Gambar 2.18 Lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak
126 Ibid., h.425-432
174
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.127
(5) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di
titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f
dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi
adalah:
M = 𝒔𝒏
𝒇
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
(6) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup
terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang
berakomodasi maksimum adalah:
M = 𝒔𝒏
𝒇 +1
Keterangan:
M = Perbesaran total
f = Jarak fokus lensa
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
3) Kamera
127Ibid., h.433
175
Gambar 2.21 Bagian-bagian kamera
Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat
optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk
memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran
pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera,
sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan
diperkecil.128
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Apresepsi Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan, “Apa
yang kalian
ketahui mengenai
alat-alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)?”
Menjawab
pertanyaan
yang
diberikan
oleh guru
3 menit
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
Siswa yang
ditunjuk
menjawab
128 Ibid., h.432
176
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Guru Siswa
menjawab
pertanyaan
tersebut
pertanyaan
yang
dikemukakan
oleh guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
penjelasan
guru
2 menit
Inti
Mengamati Menyajikan video
melalui LCD
proyektor
berkaitan dengan
materi alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
Memperhatik
an video
melaui LCD
proyektor
berkaitan
dengan
materi alat-
alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
10 menit
Memberikan
contoh soal
terkait alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
melalui LCD
proyektor
Mengamati
contoh soal
yang
disajikan
guru
15 menit
Menanya Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
terkait materi
alat-alat optik
(kacamata,
kamera, dan lup)
Mengajukan
pertanyaan
terkait
dengan
materi alat-
alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
2 menit
Guru memberikan
kesempatan untuk
mengajukan
pertanyaan terkait
contoh soal
tentang alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
Mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang
alat-alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
3 menit
177
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Guru Siswa
Mengumpulka
n informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan
diskusi
dengan teman
sebangkunya
5 menit
Mengasosiasi Memberikan
pertanyaan
kepada siswa
dengan latihan-
latihan soal
berupa hardcopy
terkait dengan
materi alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
Menjawab
pertanyaan
mengenai
alat-alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
25 menit
Mengkomunik
asikan
Meminta siswa
untuk
menjelaskan
jawaban kepada
siswa terkait alat-
alat optik
(kacamata,
kamera, dan lup)
Menjelaskan
jawaban yang
sudah
dikerjakan
terkait alat-
alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
10 menit
Penutup
Menarik
Kesimpulan
Membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
Menyimpulk
an hasil
pembelajaran
materi alat-
alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
5 menit
Evaluasi Memberikan quiz
sebanyak 4 soal
terkait alat-alat
optik (kacamata,
kamera, dan lup)
Mengerjakan
quiz
sebanyak 4
soal terkait
alat-alat optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
10 menit
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 4 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
178
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
179
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 20
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
180
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 21
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
181
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya
cahaya ditunjukkan pada nomer . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
B 2
1
2. Mata miopi memiliki ciri . . . .
a. Tidak dapat melihat benda jauh
b. Tidak dapat melihat benda dekat
c. Hanya dapat melihat benda dekat
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun
dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis
horizontal secara bersamaan
A Tidak dapat
melihat benda
jauh
1
3. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat
dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm.
Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah
. . . .
a. 2
3
b. 3
2
c. 3
4
d. 4
3
e. 4
1
B 3
2
1
4. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai
kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari
E 50 cm 1
182
mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu
hari karena terlupa tidak membawa kacamata, dia
meminjam kacamata +1 dari temannya. Pada hal
ini maka jarak dia dapat membaca bahan
bacaannya adalah . . . .
a. 10 cm
b. 20 cm
c. 30 cm
d. 40 cm
e. 50 cm
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Alat-alat optik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 4
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-
tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
C. Indikator
184
1. Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan
fungsinya;
2. Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong)
3. Menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya;
4. Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong);
5. Menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong);
6. Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong).
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat-alat optik (mikroskop,
dan teropong) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
2. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan
teropong) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
3. Siswa dapat menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan
fungsinya dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor.
4. Siswa dapat menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong)
dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor.
5. Siswa dapat menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan
teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD
proyektor.
6. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat
optik (mikroskop, dan teropong) dengan benar setelah diberikan
permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor.
E. Materi Ajar
1) Mikroskop
Gambar 2.19 Bagian-bagian mikroskop
185
Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga
jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa
objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa
okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.
(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi
Perbesaran dari lensa objektif:
MOB = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler:
MOK = 𝐬′𝐎𝐊
𝐬𝐎𝐊 atau MOK =
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊
Perbesaran mikroskop:
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = |𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁 𝐱
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊|
Panjang mikroskop:
Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler:
d = s’OB + sOK d = s’OB + fOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat
186
(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum
Perbesaran dari lensa objektif:
MOB = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler:
MOK = 𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊 + 1
Perbesaran mikroskop:
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = 𝐬′𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐁 x
𝐬𝐧
𝐟𝐎𝐊 + 1)
Panjang mikroskop:
Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler
d = s’OB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa objektif
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.129
2) Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis
teropong, yaitu:
129 Ibid., h.437-439
187
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin.
(2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi
teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.
Gambar 2.20 Teleskop Pembias
(3) Teropong bintang
Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊
Panjang teropong:
d = fOB + fOK
Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐬𝐎𝐊
𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊 (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐬𝐧)
Panjang teropong
d = fOB + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
188
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.
(4) Teropong bumi
Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi
Perbesaran teropong, s’OK = -
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊
Panjang teropong
d = fOB + 4 fpb + fOK
Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum
Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐟𝐎𝐊 = (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐬𝐧)
Panjang teropong
d = s’OB + 4 fpb + sOK
Keterangan:
MOB = Perbesaran dari lensa objektif
MOK = Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop
fOB = Jarak fokus lensa objektif
fOK = Jarak fokus lensa okuler
fpb = Jarak fokus lensa pembalik
sOB = Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB = Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK = Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK = Jarak bayangan terhadap lensa okuler
189
sn = Jarak titik dekat mata pengamat.130
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Konvensional
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Apresepsi Menggali
pengetahuan
awal siswa
dengan
memberikan
pertanyaan,
“Apa yang
kalian ketahui
mengenai alat-
alat optik
(mikroskop, dan
teropong) ?”
Menjawab
pertanyaan
yang
diberikan
oleh guru
3 menit
Guru menunjuk
beberapa orang
siswa untuk
menjawab
pertanyaan
tersebut
Siswa yang
ditunjuk
menjawab
pertanyaan
yang
dikemukaka
n oleh guru
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Menyimak
penjelasan
guru
2 menit
Inti
Mengamati Menyajikan
video melalui
LCD proyektor
berkaitan
dengan materi
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong)
Memperhati
kan video
melaui LCD
proyektor
berkaitan
dengan
materi alat-
alat optik
(mikroskop,
10 menit
130 Ibid., h.441-448
190
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Guru Siswa
dan
teropong)
Memberikan
contoh soal
terkait alat-alat
optik
(mikroskop, dan
teropong)
melalui LCD
proyektor
Mengamati
contoh soal
yang
disajikan
guru
15 menit
Menanya Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
terkait materi
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong)
Mengajukan
pertanyaan
pada terkait
dengan
materi alat-
alat optik
(mikroskop,
dan
teropong)
2 menit
Guru
memberikan
kesempatan
untuk
mengajukan
pertanyaan
terkait contoh
soal tentang
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong)
Mengajukan
pertanyaan
terkait
contoh soal
tentang alat-
alat optik
(mikroskop,
dan
teropong)
3 menit
Mengumpulkan
informasi
Guru meminta
siswa berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
terkait alat optik
Melalukan
diskusi
dengan
teman
sebangkuny
a
5 menit
Mengasosiasi Memberikan
pertanyaan
kepada siswa
Menjawab
pertanyaan
mengenai
25 menit
191
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Guru Siswa
dengan latihan-
latihan soal
berupa hardcopy
terkait dengan
materi alat-alat
optik
(mikroskop, dan
teropong)
alat-alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong)
Mengkomunikasi
kan
Meminta siswa
untuk
menjelaskan
jawaban kepada
siswa terkait
alat-alat optik
(mikroskop, dan
teropong)
Menjelaska
n jawaban
yang sudah
dikerjakan
terkait alat-
alat optik
(mikroskop,
dan
teropong)
10 menit
Penutup
Menarik
Kesimpulan
Membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran
terkait alat-alat
optik
(mikroskop, dan
teropong)
Menyimpul
kan hasil
pembelajara
n materi
alat-alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong)
5 menit
Evaluasi Memberikan
quiz sebanyak 3
soal terkait alat-
alat optik
(mikroskop, dan
teropong)
Mengerjaka
n quiz
sebanyak 3
soal terkait
alat-alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong)
10 menit
H. Penilaian
Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
I. Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor
2. Papan tulis
3. Spidol
4. Buku mata pelajaran fisika
192
J. Sumber Belajar
1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Jakarta, 02 Maret 2017
Guru mata pelajaran fisika Mahasiswa Peneliti
\
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd Denny Rismanto
193
Penilaian spiritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4 5
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Allah saat melihat
kebesaran Allah
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 22
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
194
Penilaian sikap
No Sikap yang diamati
Melakukan
1 2 3 4 5
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah
Indikator skor:
1 Buruk sekali
2 Buruk
3 Sedang
4 Baik
5 Sangat baik
Pengolahan data:
𝑷 =𝑭
𝑵× 𝟏𝟎𝟎%
Persamaan 3. 23
Keterangan:
𝑃 = angka persentase
𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah individu.
195
Evaluasi
No Soal Jawaban Nilai
1. Perhatikan gambar berikut ini!
Bagian yang ditunjukan pada gambar adalah .
. . .
a. Cermin
b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif
C Lensa okuler
1
2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop
adalah . . . .
a. maya, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperbesar
c. maya, tegak, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan diperkecil
e. nyata, terbalik, dan diperbesar
E nyata,
terbalik, dan
diperbesar
1
3. Perhatikan gambar berikut ini!
Jelaskan fungsi bagian mikroskop yang
ditunjukan pada gambar di atas . . . .
D
Memperbesar
bayangan dari
lensa objektif
agar dapat
terlihat dengan
jelas oleh mata 1
196
a. Menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima
b. Mengatur cahaya yang masuk dan
mengenai preparat
c. Memperbesar bayangan benda agar dapat
terlihat dengan jelas oleh mata
d. Memperbesar bayangan dari lensa objektif
agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata
e. Menaikkan atau menurunkan tabung
secara cepat untuk pengaturan
mendapatkan kelelasan dari gambaran
objek yang diinginkan
4. Sebuah teropong bintang digunakan untuk
mengamati benda pada jarak tak terhingga.
Jika mata tak berakomodasi dengan jarak
fokus lensa objektif, dan lensa okuler masing-
masing 30cm, dan 5cm maka panjang
teropong adalah . . . .
a. 15 cm
b. 25 cm
c. 35 cm
d. 50 cm
e. 60 cm
C 35 cm
1
5. Panjang fokus lensa objektif dan okuler sebuah
mikroskop berturut-turut adalah 10 cm dan 5
cm. Jika untuk mata tak berakomodasi jarak
antara lensa objektif dan okuler adalah 35 cm,
maka perbesaran total mikroskop itu adalah . .
. .
a. 10x
b. 12x
c. 15x
d. 18x
e. 20x
A 10x
1
6. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di
bawah objektif mikroskop yang jarak titik
apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya
6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm
melihat bayangan itu dan berakomodasi
maksimum maka pernyataan dibawah ini yang
benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang
dekat dengan mata
D 1, 3, dan 4
1
197
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif
berada 8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 23
cm
Pernyataan yang tepat adalah…..
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
Nilaing:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
198
Lampiran B (Instrumen Penelitian)
Lampiran B 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Alat-alat optik
Kompetensi Dasar : Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat
pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
Kelas / Semester : XI / Genap
Bentuk Soal : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal : 40 Soal
Sub Konsep Indikator Nomer Soal Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Pemantulan cahaya Menyebutkan definisi
pemantulan cahaya
1,2 2 soal
Menjelaskan pemantulan cahaya
secara teratur dan baur
berdasarkan hukum pemantulan
3,4,5 3 soal
Menghitung pemantulan cahaya
pada bidang datar
6 1 soal
Menghitung pemantulan cahaya
pada bidang lengkung
7,8 2 soal
Menganalisis pemantulan cahaya
pada bidang datar
9 1 soal
Menganalisis pemantulan cahaya
pada bidang lengkung
10,11 2 soal
199
Sub Konsep Indikator Nomer Soal Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Pembiasan cahaya Menyebutkan definisi pembiasan
cahaya
12,13 2 soal
Menjelaskan pembiasan cahaya
berdasarkan hukum pembiasan
14 1 soal
Menunjukkan pembiasan cahaya
pada prisma
15 1 soal
Mengklasifikasi pembiasan
cahaya pada lensa
16 1 soal
Menghitung pembiasan cahaya
berdasarkan hukum pembiasan
18 1 soal
Menganalisis pembiasan cahaya
berdasarkan hukum pembiasan
19 1 soal
Menganalisis pembiasan cahaya
pada prisma
20 2 soal
Menganalisis pembiasan cahaya
pada lensa
17 21 3 soal
Alat optik(mata,
kamera, dan lup)
Mengenal kembali bagian-bagian
alat optik (mata, kamera, dan lup)
22, 23 2 soal
Membedakan macam-macam
cacat mata
25 24,
29
3 soal
Menghitung kekuatan lensa dan
perbesaran pada alat-alat optik
(kacamata, kamera, dan lup).
26,27,
28
3 soal
200
Sub Konsep Indikator Nomer Soal Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Menganalisis kekuatan lensa dan
perbesaran pada alat optik
(kacamata, kamera, dan lup).
30,31 2 soal
Alat-alat
optik(mikroskop
dan teropong)
Mengenal kembali bagian alat
optik (mikroskop, dan teropong)
dan fungsinya.
33, 34 1 soal
Menyebutkan sifat bayangan
pada alat optik (mikroskop dan
teropong).
32 1 soal
Menjelaskan bagian alat optik
(mikroskop, dan teropong) dan
fungsinya.
35,
36
2 soal
Menghitung panjang pada alat
optik (mikroskop dan teropong)
37 1 soal
Menghitung perbesaran pada alat
optik (mikroskop, dan teropong).
38
1 soal
Menganalisis perbesaran pada
alat-alat optik (mikroskop, dan
teropong).
39,40 3 soal
Jumlah soal 10
soal
10
soal
10
soal
10
soal 40 soal
201
Lampiran B 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
(Alat-alat Optik)
Mata pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / 2 (Genap)
Alokasi waktu : 4 x 45 menit
Jumlah Soal : 40
Bentuk soal : Pilihan ganda
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
3.11.1
Menyebutkan
definisi
pemantulan
cahaya
Disajikan
gambar
pemantulan
cahaya.
Peserta didik
mampu
menunjukkan
gambar yang
sesuai
berdasarkan
hukum
pemantulan.
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar yang menunjukkan hukum pemantulan
cahaya adalah . . . .
a. 3*
b. 1, dan 2
Kunci Jawaban: A
Gambar yang paling tepat, yaitu
gambar 3 karena sesuai dengan
Hukum Snellius, bahwa sinar datang
sama dengan sinar pantul
C1 Menunjuk
kan
202
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
c. 1 dan 4
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
3.11.1
Menyebutkan
definisi
pemantulan
cahaya
Disajikan
sebuah
gambar
cermin
cembung.
Peserta didik
mampu
menyebutkan
contoh
peristiwa
pemantulan
cahaya dalam
kehidupan
sehari-hari.
2. Perhatikan gambar berikut ini!
Proses yang terjadi pada gambar adalah . . . .
a. Dispersi
b. Polarisasi
c. Interferensi
d. Pembiasan cahaya
e. Pemantulan cahaya *
Kunci Jawaban: E
Gambar berikut merupakan
pemantulan cahaya pada cermin
cembung
C1 Menyebut
kan
3.11.2
Menjelaskan
pemantulan
cahaya secara
teratur dan
baur
berdasarkan
hukum
pemantulan
Disajikan
sebuah
pertanyaan.
Peserta didik
dapat
mengidentifi
kasi jenis-
jenis
pemantulan
3. Pengemudi mobil harus lebih berhati-hati di
malam hari saat jalanan masih basah dibandingkan
dengan jalan kering. Alasannya adalah . . . .
a. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
halus dan memantulkan cahaya lampu mobil
secara teratur, cahaya ini tidak menyilaukan
pengemudi
Kunci Jawaban: B
Pengemudi mobil akan lebih berhati-
hati mengendarai mobilnya pada
malam hari pada saat jalan basah
dibandingkan dengan jalan kering.
Hal ini terjadi karena pada saat
jalanan basah, jalan yang kasar
ditutup oleh air sehingga
C2 Mengiden
tifikasi
203
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
dengan
meninjau
hukum
pemantulan
cahaya.
b. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
halus dan memantulkan cahaya lampu mobil
secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
*
c. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
kasar dan memantulkan cahaya lampu mobil
secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
d. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
kasar dan menyerap cahaya lampu mobil secara
teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
e. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup
oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan
halus dan menyerap cahaya lampu mobil secara
baur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
berkelakuan sebagai permukaan
halus dan memantulkan cahaya
lampu mobil secara teratur, cahaya
ini menyilaukan pengemudi
3.11.2
Menjelaskan
pemantulan
cahaya secara
teratur dan
baur
berdasarkan
Disajikan
sebuah
gambar
peristiwa
pemantulan
cahaya pada
jam. Peserta
didik mampu
4. Diagram berikut ini menunjukkan bayangan dari
sebuah jam di depan sebuah cermin datar. Jam
sebenarnya menunjukkan angka . . . .
Kunci Jawaban: B
Sifat-sifat bayangan pada cermin
datar,yaitu:
1. Jarak bayangan ke cermin sama
dengan jarak benda ke cermin
2. Bayangannya maya
C2 Menafsirk
an
204
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
hukum
pemantulan
menafsirkan
sifat
bayangan
cermin datar.
a. 09: 00
b. 11: 45 *
c. 14: 30
d. 20: 30
e. 21: 30
3. Bentuk bayangan sama dengan
bentuk benda
4. Bayangan yang terbentuk tegak
dan menghadap berlawanan arah
terhadap bendanya
3.11.2
Menjelaskan
pemantulan
cahaya secara
teratur dan
baur
berdasarkan
hukum
pemantulan
Disajikan
pertanyaan.
Peserta didik
dapat
menjelaskan
jenis-jenis
pemantulan
pada hukum
pemantulan
cahaya.
5. Pemantulan baur adalah…..
a. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan
tidak teratur *
b. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan halus dipantulkan kesegala arah dan
tidak teratur
c. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan halus dipantulkan sebagai berkas-
berkas sinar sejajar juga
d. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai
permukaan kasar dipantulkan sebagai berkas-
berkas sinar sejajar juga
Kunci Jawaban: A
Pemantulan baur (difus) adalah
pemantulan cahaya yang terjadi jika
suatu berkas cahaya jatuh pada benda
yang mempunyai permukaan kasar
(tidak rata), sehingga arah
pemantulan cahaya tidak teratur.
C2 Menjelask
an
205
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
e. Medium lebih rapat ke medium kurang rapat
dengan sudut datang yang lebih besar dan sudut
batasnya maka sinar itu tidak akan dibiaskan
melainkan dipantulkan
a. Pemantulan teratur
b. Pemantulan baur
3.11.3
Menghitung
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
Disajikan
sebuah kasus
tentang
pemantulan
cahaya pada
cermin datar.
Peserta didik
dapat
menghitung
jumlah
bayangan
pada cermin
datar.
6. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian
rupa sehingga satu dengan yang lainnya membentuk
sudut 60o, sebuah benda berada diantara kedua
cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua
cermin adalah . . . .
a. 4 buah
b. 5 buah *
c. 6 buah
d. 7 buah
e. 8 buah
Kunci Jawaban: B
Dik: α = 60o
Dit: n ?
Jawab:
n = 360
𝛼 – 1
= 360
60 – 1
= 6 – 1
= 5
C3 Menghitu
ng
3.11.4
Menghitung
pemantulan
cahaya pada
bidang
lengkung
Diberikan
sebuah kasus
pemantulan
cahaya pada
cermin
cekung.
Peserta didik
dapat
menghitung
7. Sebuah benda terletak 15 cm di depan cermin
cekung. Bayangan terbentuk di depan cermin pada
jarak 60 cm. Panjang jari-jari kelengkungan cermin
tersebut adalah …..
a. 2,0 cm
b. 6,0 cm
c. 12 cm
d. 18 cm
e. 24 cm *
Kunci Jawaban: E
Dik: s = 15 cm
s’ = + 60 cm
Dit: f ?
Jawab: 1
s +
1
s′ =
1
f
1
15 +
1
60 =
1
f
C3 Menghitu
ng
206
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
panjang jari-
jari pada
cermin
cekung
4
60 +
1
60 =
1
f
5
60 =
1
f
f = 12
R = 2f
= 2(12) = 24 cm
3.11.4
Menghitung
pemantulan
cahaya pada
bidang
lengkung
Disajikan
sebuah kasus
tentang
pemantulan
cahaya pada
cermin
cembung
Peserta didik
mampu
menghitung
jarak benda
pada cermin
cembung
8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8
cm. Jika jarak bayangan ke cermin 6 cm, maka jarak
benda ke cermin adalah …..
a. -24 cm
b. -12 cm
c. 8,0 cm
d. 12 cm
e. 24 cm *
Kunci Jawaban: E
Dik: f = -8 cm (cermin cembung)
s’= -6 cm (bayangan maya)
Dit: s ?
Jawab: 1
s +
1
s′ =
1
f
1
s = -
1
s′ - (−
1
f)
1
s = -
1
8 +
1
6
1
s = -
3
24 +
4
24
1
s =
1
24
s = 24
C3 Menghitu
ng
3.11.5
Menganalisis
pemantulan
cahaya pada
bidang datar
Disajikan
sebuah
peristiwa
bercermin
pada cermin
9. Perhatikan ilustrasi gambar Obama yang sedang
bercermin !
Kunci Jawaban: A
Sesuai rumus bayangan cermin:
(360
∝)-1 = n
C4 Menganal
sis
207
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
datar. Peserta
didik dapat
menafsirkan
jumlah
bayangan
pada cermin
datar Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian
kemudian disusun kembali menjadi cermin datar.
Jumlah bayangan akan dihasilkan cermin yang baru
adalah…..
a. 1 buah *
b. 2 buah
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-
pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan
kaca nya
Bagaimana pun bentuk cermin itu,
baik pecah atau tidak, bayangan yang
dihasilkan akan berjumlah 1 buah
bayangan.
Hal ini karena cermin memiliki sudut
180o.
(360
∝) -1 = n
(360
180) -1 = 1 buah
3.11.6
Menganalisis
pemantulan
cahaya pada
bidang
lengkung
Disajikan
contoh kasus
tentang
pemantulan
cahaya pada
cermin
cekung.
Peserta didik
10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung
yang jari-jarinya 30 cm. Pernyataan berikut yang
benar adalah:
1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin
2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula
3) Bayangan bersifat maya
4) Bayangan bersifat terbalik
Pernyataan yang benar adalah…..
Kunci Jawaban: A
Dik: s = 7,5 cm
r = 30 cm
f = 15 cm
Jawab:
1) 1
f =
1
s +
1
s′
C4 Menganal
sis
208
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
dapat
menelaah
pembentukan
bayangan
pada cermin
cekung
a. 1 dan 3 *
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
1
15 -
1
7,5 =
1
s′
1
15 -
2
15 =
1
s′
1
s′ = -
1
15
s’ = -15 cm
2) M = s′
s =
15
7,5 = 2 kali
3) Karena memiliki nilai minus,
maka bayangan yang terbentuk
bersifat maya.
4) Terlihat pada gambar bayangan
yang terbentuk adalah maya, tegak,
di perbesar
3.11.6
Menganalisis
pemantulan
cahaya pada
bidang
lengkung
Disajikan
peristiwa
sebuah
bayangan
lilin yang
ditangkap
layar. Peserta
didik dapat
11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin
sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti
pada gambar, maka:
Kunci Jawaban: B
1) Benda di depan cermin bayangan
terbalik (nyata) merupakan cermin
cekung (salah)
C4 Menelaah
209
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
menelaah
pembentukan
bayangan
pada cermin
cekung dan
cermin
cembung.
(1) Cermin tersebut adalah cermin cembung
(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari
kelengkungan cermin
(3) Jarak fokus cermin negatif
(4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari
kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4 *
c. 1 dan 2
d. 1,2, dan 3
e. 1, 3, dan 4
2) Bayangan nyata diperbesar maka
benda berada diruang 2 lebih kecil
dari jari-jari kelengkungan (benar)
3) Cermin cekung memiliki jarak
fokus positif (salah)
4) Bayangan diruang 3 maka lebih
besar dari jari-jari kelengkungan
(benar)
3.11.7
Menyebutkan
definisi
pembiasan
cahaya
Disajikan
sebuah
pertanyaan.
Siswa dapat
menyebutkan
pembiasan
cahaya pada
kehidupan
sehari-hari.
12. Benda yang dapat membiaskan cahaya adalah . . .
.
a. Air, kaca, dan berlian *
b. Air, cermin, dan lensa
c. Lensa, batu, dan berlian
d. Air, meja kayu, dan batu
e. Cermin, lensa, dan berlian
Jawaban: A
Karena air, kaca, dan berlian
merupakan suatu benda yang dapat
membias. Dikarenakan ketika kita
mengarahkan cahaya ke benda
tersebut, maka cahaya datang dari
udara (medium kurang rapat) menuju
air (medium lebih rapat) sehingga
pensil terlihat membelok mendekati
garis normal.
C1 Menyebut
kan
3.11.7 Disajikan
peristiwa
13. Perhatikan gambar berikut ini! Kunci Jawaban: E
C1 Menyebut
kan
210
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
Menyebutkan
definisi
pembiasan
cahaya
pembiasan
pensil pada
air. Peserta
didik dapat
menyebutkan
nama proses
peristiwa
optik.
Proses optik apa yang terjadi pada gambar adalah. . .
. .
a. Dispersi
b. Polarisasi
c. Interferensi
d. Pemantulan cahaya
e. Pembiasan cahaya *
Gambar berikut merupakan
pembiasan cahaya berdasarkan
hukum pembiasan cahaya
3.11.8
Menjelaskan
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
Disajikan
pertanyaan
ketika cahaya
yang masuk
ke udara.
Peserta didik
dapat
menjelaskan
proses
pembiasan
14. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca
masuk ke udara, maka akan mengalami . . . .
a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius I sinar tidak pada bidang datar
b. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius II, sinar mendekati garis normal
c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum
Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi
garis normal *
d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius
I sinar menjauhi garis normal
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II
sinar mendekati normal
Kunci Jawaban: C
Hukum pembiasan ke II (Hukum
Snellius II) berbunyi: sinar yang
datang dari medium yang
kerapatannya rendah menuju
medium yang kerapatannya tinggi
akan dibiaskan mendekati garis
normal. Sebaliknya sinar yang
datang dari medium yang
kerapatannya lebih tinggi menuju
medium yang kerapatannya lebih
rendah akan dibiaskan menjauhi
garis normal. Kaca merupakan
C2 Menjelask
an
211
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
medium yang kerapatannya tinggi
dan udara merupakan medium yang
kerapatannya rendah, maka cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis
normal.
3.11.11
Menunjukkan
pembiasan
cahaya pada
prisma
Disajikan
pertanyaan.
Peserta didik
dapat
menunjukkan
pembiasan
pada prisma
15. Gambar yang menunjukkan pembiasan cahaya
pada prisma adalah . . . .
a.
b.
c.
d. *
e.
Kunci Jawaban: D
Proses pembiasan Cahaya pada
Prisma
Cahaya yang datang dari udara
menuju bidang pembias 1 pada
prisma cahaya dibiaskan mendekati
garis normal. Selanjutnya cahaya
akan sampai pada bidang pembias
kedua pada prisma maka cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis
normal, sebelum pada akahirnya
cahaya keluar meninggalkan prisma.
Proses pembiasan cahaya pada
prisma ditunjukkan oleh gambar
C2 Menunjuk
kan
212
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
3.11.12
Mengklasifik
asi
pembiasan
cahaya pada
lensa
Disajikan
lima gambar
alat optik
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Peserta didik
dapat
mengklasifik
asikan sifat
bayangan
pada lensa
cembung.
16. Di bawah ini merupakan gambar pemanfaatan
lensa dalam kehidupan sehari-hari:
Gambar yang benar mengenai pemanfaatan lensa
cembung adalah…..
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 3, dan 4*
Kunci Jawaban: E
Pemanfaatan lensa cembung dalam
kehidupan sehari-hari yaitu kaca
mata, lupa, dan mikroskop.
C2 Mengklasi
fikasi
3.11.12
Menganalisis
pembiasan
cahaya pada
lensa
Disajikan
sebuah
gambar lensa
cembung.
Peserta didik
dapat
menghitung
kekuatan
17. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban: D
Dik: f = 50 cm = 0,5 m
Dit: P ?
Jawab:
P = 1
f
= 1
0,5
= 2 dioptri
C3 Menghitu
ng
213
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
pada lensa
cembung
Kekuatan lensa pada gambar berikut adalah . . . .
a. 0,5 dioptri
b. 1,0 dioptri
c. 1,5 dioptri
d. 2,0 dioptri *
e. 2,5 dioptri
3.11.9
Menghitung
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
Disajikan
peristiwa
melaser dari
udara ke air
dengan sudut
datang
tertentu.
Peserta didik
dapat
menghitung
sudut bias
sinar
18. Perhatikan gambar berikut ini!
Jika diketahui nair = 3
4, nudara = 1, maka besarnya
sudut bias sinar adalah . . . .
a. Arcsin 38
3
b. Arcsin 8
3*
c. Arcsin 6
4
Kunci Jawaban: B
Dik: i = 30o
nair = 4
3
nudara = 1
Dit: r ?
Jawab:
sin i . nudara = sin r . nair
sin 30 (1) = sin r 4
3
sin r = 1
2 x
3
4
r = arcsin 3
8
Sebagai pengecoh bila sudut
datangnya bernilai 600, sebagai
berikut:
Dik: i = 60o
nair = 4
3
nudara = 1
C3 Menghitu
ng
214
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
d. Arcsin 36
4
e. Arcsin 3
4
Dit: r ?
Jawab:
sin i . nudara = sin r . nair
sin 60 (1) = sin r 4
3
sin r = 1
2√3 x
3
4
r = arcsin 3
8√3
3.11.10
Menganalisis
pembiasan
cahaya
berdasarkan
hukum
pembiasan
Disajikan
sebuah
gambar
ketika siswa
mengamati
sebuah koin
berisi air.
Peserta didik
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban: D
Pembentukkan bayangan yang
diterima mata adalah oleh sinar-sinar
yang datang dari koin dan jatuh
dimata pengamat. Perjalanan sinar-
sinar tersebut ditunjukkan oleh
gambar di bawah ini
C4 Menganal
sis
215
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
dapat
menganalisis
jarak yang
terbentuk
pada benda
mengalami
pembiasan
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada
di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata siswa yang
diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis
diatasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang
diterima oleh mata siswa adalah . . . .
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya*
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
Dari sisi-sisi benda cukup diambil
dua sinar datang kedua sinar datang
tersebut pada bidang atas dibiaskan
menjauhi normal. Sedangkan kesan
mata mengamati benda berupa garis
lurus. Pembelokkan sinar oleh posisi
mata seperti itu tidak teramati dan
seaka-akan mata mengamati benda
asli. Jika diperpanjang ke belakang,
sinar-sinar bias akan berpotongan di
suatu titik. Di situlah tempat
bayangan, dan bayangan itulah yang
diterima mata menjadi lebih dekat
dari jarak sebenarnya.
Perhatikan bahwa bayangan yang
terbentuk adalah tempat perpotongan
perpanjangan sinar-sinar bias, jadi
benda yang teramati adalah bayangan
maya.
216
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
3.11.11
Menganalisis
pembiasan
cahaya pada
prisma
Disajikan
peristiwa
pembiasan
monokromati
s pada
prisma.
Peserta didik
dapat
menganalisis
pembiasan
cahaya pada
prisma
20. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar di atas menunjukkan peristiwa pembiasan
cahaya monokromatis pada prisma. Berikut ini
adalah kemungkinan data yang diperoleh dari
percobaan tersebut, yaitu:
1) Sudut pembias prisma 60o
2) Indeks bias bahan prisma = 2
3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30o
4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50o
Pernyataan yang benar mengenai pembiasan cahaya
monokromatis pada prisma tersebut adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3 *
e. 1, 2, 3, dan 4
Kunci Jawaban: D
1) Sudut pembias
= 180o – (60o + 60o) = 60o (benar)
2) Pada deviasi minimum berlaku i2
= r1. Maka,
= i2 + r1
60 = 2r1
r1 = 30
n = sin 𝑖
sin 𝑟 =
sin 45𝑜
sin 30𝑜 =
1
2 √2
1
2
= √2 (benar)
3) Karena sudut datang i1 sama
dengan sudut bias r2 maka terjadi
deviasi minimum
= 2i1 -
= 2(45o) – 60o = 30o (benar)
4) Sudut kritis (ik)
C4 Menganal
sis
217
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
Sin (ik) = 𝑛𝑘
𝑛𝑝 =
1
√2 =
1
2 √2 = 45o
(salah)
3.11.12
Menganalisis
pembiasan
cahaya pada
lensa
Disajikan
sebuah kasus
pada lensa
cembung.
Peserta didik
dapat
menganalisis
jarak
bayangan,
jarak benda,
dan sifat
bayangan
lensa
21. Lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan
indeks bias 3
2. Sebuah benda terletak di depan lensa
dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran 2
kali, maka:
1) Letak benda 60 cm di depan lensa
2) Jarak fokus lensa 60 cm
3) Letak bayangan 120 cm di belakang lensa
4) Bayangan bersifat tegak
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3 *
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 4
e. 1, 2, dan 3
Kunci Jawaban: A
Dik: R = 20 cm
i = 3
2
M = 2 kali
1) Bayangan nyata
M = +2 s′
s = +2
s′ = 2 s 1
s +
1
s′ =
1
f
1
s +
1
2s =
1
40
2
2s +
1
2s =
1
40
3
2s =
1
40
2s = 120
s = 60 cm
benda terletak 60 cm di depan lensa
(benar)
2) 1
f = (
n2
n1− 1) (
1
R1+
1
R2)
C4 Meganalis
is
218
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
1
f = (
1,5
1− 1) (
1
+
1
20)
= (1,5 – 1) (0 + 1
20)
= 0,5 x 1
20
f = 40 cm
(salah)
3) Bayangan terletak pada jarak
s = 2s = 2 x 60 = 120 cm di belakang
lensa (benar)
4) Bayangan terbalik karena benda
terletak di ruang kedua (antara f
dan 2f)
(salah)
3.11.13
Mengenal
kembali
bagian-
bagian alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
Disajikan
sebuah
pernyataan
beserta
alasannya.
Peserta didik
dapat
Mengingat
kembali alat
optik (mata).
22. Tempat jatuhnya bayangan pada mata, di . . . .
a. Retina*
b. Kornea
c. Saraf mata
d. Lensa mata
e. Cairan mata
Kunci Jawaban: A
Pada permukaan belakang mata
terdapat bagian yang disebut selaput
jala atau retina yang berfungsi
menangkap bayangan yang dibentuk
oleh lensa mata.
C1 Menginga
t kembali
219
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
3.11.13
Mengenal
kembali
bagian-
bagian alat
optik (mata,
kamera, dan
lup)
Disajikan
gambar
bagian mata.
Peserta didik
dapat
menunjukkan
bagian-
bagian mata
serta
fungsinya
23. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagian dari mata yang berfungsi membiaskan cahaya
ditunjukkan pada nomor . . . .
a. 1
b. 2
c. 3*
d. 4
e. 5
Kunci Jawaban: C
- Pupil merupakan bagian mata
yang terletak di tengah-tengah iris
- Lensa mata merupakan bahan
bening, berserat, kenyal, dan
berbentuk cembung. Berfungsi
untuk membiaskan cahaya
sehingga menghasilkan bayangan
yang tajam dan jatuh di retina
- Iris merupakan lapisan tipis di
depan lensa mata yang berfungsi
untuk mengatur besar kecilnya
celah pupil dan memberi warna
- Retina merupakan layar tempat
bayangan mata
- Sklera merupakan jaringan kuat,
dengan serat yang kuat, berwarna
putih buram (tidak tembus
cahaya). Berfungsi melindungi
mata
C1 Menunjuk
kan
3.11.14
Membedakan
macam-
macam cacat
mata
Disajikan
pernyataan
dan
alasannya
berupa tabel.
24. Gambar yang menunjukkan penglihatan orang
dalam keadaan normal adalah . . . .
Kunci Jawaban: C
Mata normal yang dimiliki seseorang
dapat melihat titik dekat dengan
jarak 25 cm, sedangkan jarak
C2 Menggam
barkan
220
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
Peserta didik
dapat
menggambar
kan
pembentukan
bayangan
pada mata.
Titik
Jauh
Titik
Dek
at
Gambar
a. 100
cm
10
cm
b. ~ 10
cm
c. ~ 25
cm*
d. ~ 25
cm
e. ~ 50
cm
terjauhnya tak hingga, dan bayangan
terbalik
3.11.14
Membedakan
macam-
macam cacat
mata
Disajikan
sebuah
pertanyaan.
Peserta didik
dapat
menyebutkan
ciri cacat
mata.
25. Mata presbiopi memiliki ciri. . .
a. Tidak dapat melihat benda jauh
b. Tidak dapat melihat benda dekat
c. Hanya dapat melihat benda dekat
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat *
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis
horizontal secara bersamaan
Kunci Jawaban: D
Presbiopi disebabkan karena gaya
akomodasi lensa mata tidak bekerja
dengan baik akibatnya tidak dapat
memfokuskan cahaya ke titik kuning
dengan tepat, sehingga mata tidak
bisa melihat benda jauh maupun
dekat
C1 Menyebut
kan
221
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
3.11.15
Menghitung
kekuatan
lensa dan
perbesaran
pada alat-alat
optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
Disajikan
kasus
penderita
miopi.
Peserta didik
dapat
menghitung
kekuatan
lensa pada
kacamata.
26. Seorang anak penderita miopi memiliki titik jauh
50 cm, supaya dapat melihat dengan normal
harus menggunakan kacamata berkekuatan . . . .
a. -2,0 dioptri *
b. -1,0 dioptri
c. 1,0 dioptri
d. 2,0 dioptri
e. 2,5 dioptri
Kunci Jawaban: A
Dik: s’ = PR = -50 cm
sn =
Dit: P ?
Jawab: 1
f =
1
s +
1
s′
= 1
~ + (−
1
50)
= 0 + (−1
50)
= (−1
50)
= - 50 cm
P = 100
f =
100
− 50 = - 2 dioptri
C3 Menghitu
ng
3.11.15
Menghitung
kekuatan
lensa dan
perbesaran
pada alat-alat
optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
Disajikan
sebuah kasus
penderita
miopi.
Peserta didik
dapat
menghitung
kekuatan
lensa
kacamata.
27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2
meter. Agar orang tersebut dapat melihat seperti
orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang
diperlukan adalah . . . .
a. -1/2 dioptri*
b. -1 dioptri
c. 1/2 dioptri
d. 1 dioptri
e. 2 dioptri
Kunci Jawaban: A
Dik: s’ = -2 m
s =
Dit: P ?
Jawab: 1
f =
1
s +
1
s′
= 1
~ + (−
1
2)
= 0 −1
2
C3 Menghitu
ng
222
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
= - 2 m
P = 1
f = −
1
2 dioptri
3.11.15
Menghitung
kekuatan
lensa dan
perbesaran
pada alat-alat
optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
Disajikan
berupa
gambar
seorang
fotografer
yang sedang
melakukan
pemotretan.
Peserta didik
dapat
menghitung
perbesaran
pada kamera
28. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seorang fotografer sedang melakukan pemotretan
gedung dengan tinggi 150 m. Bayangan dari foto
sebuah gedung yang tercetak pada film memiliki
tinggi 75 mm. Jika jarak antara pemotret dengan
gedung 100 m, maka perbesaran kamera tersebut
adalah . . . .
a. 5,0 x 10-4 kali *
b. 10 x 10-4 kali
c. 15 x 10-4 kali
d. 20 x 10-3 kali
e. 25 x 10-3 kali
Kunci Jawaban: A
Dik: h’ = 75 mm = 0.075 m
h = 150 m
Dit: h ?
Jawab:
M= h′
h
M= 0,075
150 = 5 x 10-4 x
C3 Menghitu
ng
223
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
3.11.14
Membedakan
macam-
macam cacat
mata
Disajikan
sebuah
pernyataan
dan
alasannya.
Peserta didik
mampu
membedakan
sifat
akomodasi
lup pada
mata
29. Seorang mengamati benda kecil dengan kaca
pembesar (lup). Agar mata seorang pengamat
tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, maka:
1. Mata tidak berakomodasi
2. Mata berakomodasi
3. Benda yang dilihat harus terletak antara titik
fokus dan titik pusat sumbu lensa
4. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat
pada titik fokus lup
Penyataan yang benar adalah…..
a. 1 dan 2
b. 3 dan 4
c. 1 dan 3
d. 1 dan 4*
e. 1 , 2, dan 3
Kunci Jawaban: D
Menggunakan lup dengan mata yang
tidak berakomodasi maka lup harus
membentuk bayangan tak berhingga,
sehingga benda harus diletakkan
tepat pada titik fokus lup. Dengan
begitu mata tidak akan cepat lelah.
C2 Membeda
kan
3.11.16
Menganalisis
kekuatan
lensa dan
perbesaran
pada alat
optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
Disajikan
sebuah kasus
seorang
penderita
hipermetropi.
Peserta didik
dapat
menganalisis
kekuatan
30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai
kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari mata
ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari
karena terlupa tidak membawa kacamata, dia
meminjam kacamata +2 dari temannya. Maka jarak
dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . .
a. 15 cm
b. 33 cm *
c. 40 cm
d. 50 cm
Kunci Jawaban: B
Dik: x = 100 cm
sn = 25 cm
Kekuatan kacamata orang tua = +3
D
Dit: P untuk orang tua peminjam
kacamata ?
Jawab:
Jarak fokus f1 = 100
P cm
C4 Menganal
sis
224
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
lensa pada
kacamata
e. 66 cm
Secara umum jarak fokus lensa: f2 = f
= x sn
x− sn
f1 = f2
x sn
x− sn =
100
P
x (25)
x−25 =
100
3
3 (25x) = 100 (x-25)
75x = 100x – 2500
75x - 100x = 2500
x = 100
Ketika orang tua meminjam
kacamata temannya, dengan p = +2
dioptri dan x = 100 cm (tetap). Jarak
fokus kacamata teman:
f = 100
P cm =
100
2 = 50 cm
50 cm = 100sn
100− sn
50 (100-sn) = 100sn
5000 - 50sn = 100sn
5000 = 150sn
sn=5000
150 = 33,33 cm
3.11.16
Menganalisis
kekuatan
Disajikan
pernyataan
dan
31. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak baca
minimumnya 25 cm) mengamati benda kecil melalui
Kunci Jawaban: B
Dik: sn = s’= -PP = -25 cm
C4 Menganal
sis
225
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
lensa dan
perbesaran
pada alat
optik
(kacamata,
kamera, dan
lup)
alasannya.
Peserta didik
dapat
menganalisis
jarak fokus,
kekuatan
lensa dan
perbesaran
bayangan
pada lup.
lup dengan berakomodasi maksimum. Jika benda itu
10 cm di depan lup maka:
1) Jarak fokus lensa di depan lup adalah 162
3 cm
2) Kekuatan lensa lup adalah 8 dioptri
3) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali
4) Perbesaran bayangan menjadi 2 kali
dibandingkan dengan pengamatan tanpa
akomodasi
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 2 dan 4
b. 1 dan 3 *
c. 1 dan 4
d. 1,2, dan 3
e. 1, 2, 3, dan 4
s = 10 cm
Jawab:
1) 1
f =
1
s +
1
s′
1
f =
1
10 + (−
1
25)
1
f =
5
50 -
2
50
f = 50
3 cm = 16
2
3 cm (benar)
2) P = 100
f =
10050
3
= 6 dioptri (salah)
3) Mmax = sn
f + 1 =
2550
3
+ 1 = 2,5
dioptri (benar)
4) Mmin = sn
f =
2550
3
= 1,5 dioptri
(salah)
3.11.18
Menyebutkan
sifat
bayangan
pada alat
optik
(mikroskop
dan
teropong)
Disajikan
pertanyaan.
Peserta didik
dapat
menyebutkan
sifat
bayangan
teropong
bintang
32. Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong
bintang adalah . . . .
a. maya, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperbesar
c. maya, tegak, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan diperkecil
e. nyata, terbalik, dan diperbesar *
Kunci Jawaban: E
Pada teropong bintang membentuk
sifat bayangan nyata, terbalik, dan
diperbesar
C1 Menyebut
kan
226
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
3.11.17
Mengenal
kembali
bagian alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong)
dan
fungsinya.
Disajikan
gambar
sebuah
mikroskop
yang
menunjukkan
suatu bagian
pada titik X.
Peserta didik
dapat
menunjukkan
bagian-
bagian dari
mikroskop
33. Perhatikan gambar berikut ini!
Sebutkan bagian apakah yang ditunjukan pada
gambar di atas . . . .
a. Cermin
b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif *
Kunci Jawaban: E
Karena lensa objektif merupakan
bagian terdekat dari benda atau objek
yang akan diamati
C1 Menunjuk
kan
3.11.17
Mengenal
kembali
bagian alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong)
Disajikan
suatu kasus
yang ingin
membeli
sebuah
teropong
dengan
kriteria
tertentu.
34. Nani ingin membeli sebuah teropong yang
memiliki ciri khas terdapat cermin dalam
bagiannya, ketika sudah di toko penjual teropong
menanyakan “jenis teropong bias apa yang ingin
kamu beli?”, jawaban apa yang tepat untuk
menjawab pertanyaan tersebut adalah . . . .
a. Teropong bumi
b. Teropong pantul*
c. Teropong prisma
Kunci Jawaban: B
Karena pada teropong pantul terdiri
dari cermin dan lensa. Cermin
berfungsi untuk memantulan cahaya,
sedangkan lensa berfungi untuk
membiaskan cahaya
C1 Menyebut
kan
227
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
dan
fungsinya.
Peserta didik
dapat
menyebutkan
macam-
macam
teropong
d. Teropong bintang
e. Teropong panggung
3.11.19
Menjelaskan
bagian alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong)
dan
fungsinya.
Disajikan
pernyataan
dan alasan.
Peserta didik
dapat
mengklasifik
asi ciri-ciri
mikroskop
35. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Disusun dari dua buah lensa
2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif
dan lensa yang dekat mata disebut lensa
okuler
3) Lensa objektif bersifat seperti lensa,
sedangkan lensa okuler memiliki sifat seperti
lup
4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung
Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan
ciri-ciri mikroskop adalah . . . .
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 1, 2, dan 3*
d. 1, 2, dan 4
e. 1, 3, dan 4
Kunci Jawaban: C
- Disusun dari dua lensa cembung
- Lensa yang dekat dengan benda
disebut lensa objektif dan yang
dekat dengan mata disebut lensa
okuler
- Lensa objektif bersifat seperti
lensa biasa, lensa okuler bersifat
seperti lup
- Kedua lensa mikroskop
merupakan lensa cembung
C2 Mengklasi
fikasi
3.11.19
Menjelaskan
bagian alat
optik
Disajikan
tabel
perbedaan
antara
36. Perhatikan tabel perbedaan antara binokuler
dengan teropong bintang berikut ini!
Kunci Jawaban: B
1. Binokuler memiliki sepasang
lensa cembung sedangkan
C2 Membeda
kan
228
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
(mikroskop,
dan
teropong)
dan
fungsinya.
binokuler
dengan
teropong
bintang.
Peserta didik
dapat
membedakan
bagian-
bagian yang
terdapat pada
teropong.
No Binokuler Teropong bintang
1 Memiliki
sepasang
lensa
cembung
Memiliki
sepasang lensa
cekung
2 Memiliki
sepasang
lensa
cembung, dan
menghasilkan
bayangan
tegak
Memiliki
sepasang lensa
cembung, dan
menghasilkan
bayangan yang
terbalik
3 Memiliki
cermin untuk
memantulkan
cahaya
Memiliki
sepasang lensa
cekung
4 Memiliki
sepasang
lensa
cembung dan
menyisipkan
dua prisma
siku-siku
Memiliki
sepasang lensa
cembung dan
tidak
menyisipkan dua
prisma siku-siku
5 Memiliki
sepasang
lensa cekung
Memiliki lensa
cembung dan
teropong bintang meliliki lensa
cekung (salah). Karena
binokuler dan teropong bintang
keduanya memiliki sepasang
lensa cembung.
2. Binokuler memiliki sepasang
lensa cembung, dan
menghasilkan bayangan tegak
sedangkan teropong bintang
memiliki sepasang lensa
cembung, dan menghasilkan
bayangan terbalik (salah).
Karena binokuler menggunakan
dua prisma untuk membalikan
cahaya agar bayangan menjadi
tegak.
3. Binokuler menggunakan cermin
untuk memantulkan cahaya, dan
teropong bintang memiliki
sepasang lensa cekung (salah).
Karena binokuler dan teropong
bintang keduanya memiliki
sepasang lensa cembung.
4. Binokuler memiliki sepasang
lensa cembung dan menyisipkan
dua prisma siku-siku, dan
229
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
dan
menyisipkan
dua prisma
siku-siku
menyisipkan dua
prisma siku-siku
Pernyataan yang paling tepat dari tabel perbedaan
antara binokuler dengan teropong bintang pada
nomer. . . .
a. 1 saja
b. 4 saja*
c. 1 dan 4
d. 1 dan 5
e. 2 dan 4
teropong bintang memiliki
sepasang lensa cembung dan
tidak menyisipkan dua prisma
siku-siku (benar). Karena
binokuler menggunakan dua
prisma untuk membalikan
cahaya agar bayangan menjadi
tegak sedangkan teropong
bintang tidak memiliki dua
prisma siku-siku.
5. Binokuler memiliki sepasang
lensa cekung dan menyisipkan
dua prisma siku-siku, dan
teropong bintang memiliki
sepasang lensa cekung dan
menyisipkan dua prisma siku-
siku (salah). Karena binokuler
tidak memiliki sepasang lensa
cekung, dan teropong bintang
tidak memiliki dua prisma siku-
siku.
3.11.20
Menghitung
panjang pada
alat optik
(mikroskop
Disajikan
sebuah
pertanyaan
tentang
panjang
37. Sebuah teropong bumi digunakan untuk
mengamati benda pada jarak tak terhingga. Jika mata
tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif,
lensa pembalik, dan lensa okuler masing-masing
Kunci Jawaban: D
Dik: fob = 40 cm
fok = 5 cm
fpb = 3 cm
C3 Menghitu
ng
230
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
dan
teropong)
teropong.
Peserta didik
dapat
menghitung
panjang
teropong
40cm, 3cm, dan 5cm maka panjang teropong adalah .
. . .
a. 5,0 cm
b. 32 cm
c. 48 cm
d. 57 cm*
e. 70 cm
Dit: d ?
Jawab:
d = fob + 4 fpb + fok
= 40 + 4 (3) + 5
= 57 cm
3.11.21
Menghitung
perbesaran
pada alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong).
Disajikan
sebuah
pertanyaan
tentang
perbesaran
total pada
mikroskop.
Peserta didik
dapat
menghitung
perbesaran
total pada
mikroskop
38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan
mata tak berakomodasi. Jarak fokus lensa objektif
adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler
adalah 9 cm. jika jarak lensa objektif dan okuler
adalah 27 cm, maka perbesaran totalnya adalah . . . .
a. 17 kali
b. 18 kali
c. 19 kali*
d. 20 kali
e. 21 kali
Kunci Jawaban: C
Dik: fob = 2 cm
fok = 9 cm
Dit: M ?
Jawab:
d = s’ob + fok
27 = s’ob + 9
s’ob = 18 cm 1
fob =
1
sob +
1
s′ob
1
2 =
1
s +
1
18
1
2 -
1
18 =
1
s
sob = 2,67 cm
M = (s′ob
sob) (
PP
fok)
C3 Menghitu
ng
231
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
M = (18
2,67) (
25
9) = 19 kali
3.11.22
Menganalisis
perbesaran
pada alat-alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong).
Disajikan
pernyataan
dan alasan
tentang
perbesaran,
jarak
bayangan,
jarak antara
lensa objektif
dan okuler
pada
mikroskop.
Peserta didik
dapat
menganalisis
perbesaran,
jarak
bayangan,
jarak antara
lensa objektif
dan okuler
pada
mikroskop
39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah
objektif mikroskop yang jarak titik apinya 1,8 cm
sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang
dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan
berakomodasi maksimum maka pernyataan dibawah
ini yang benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang
dekat dengan mata
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada
8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm
Pernyataan yang tepat adalah . . . .
a. 1 dan 3*
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
Kunci Jawaban: A
Dik: fob = 1,8 cm
fok = 6 cm
sob = 2 cm
sn = 30 cm
Jawab:
1) Lensa okuler adalah lensa
cembung yang dekat dengan mata
(benar)
2) Dik: s’ok = -sn = -30 cm
(berakomodasi maksimum) 1
fok =
1
sok +
1
s′ok
1
6 =
1
sok -
1
30
1
6 +
1
30 =
1
sok
sok = 5 cm (salah)
3) 1
sob +
1
s′ob =
1
fob
1
sob +
1
2 =
1
1,8
C4 Menganali
sis
232
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
s’ob = 18 cm
M = 𝑠′𝑜𝑏
𝑠𝑜𝑏 (
𝑠𝑛
𝑓𝑜𝑘+ 1)
= 18
2 (
30
5+ 1) = 63 kali (benar)
4) d = s’ob + sok
= 18 + 5
= 23 cm (salah)
3.11.22
Menganalisis
perbesaran
pada alat-alat
optik
(mikroskop,
dan
teropong).
Disajikan
tabel ciri-ciri
teropong dan
harganya.
Peserta didik
dapat
menganalisis
perbesaran
pada
teropong
40. Perhatikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya !
No Ciri-ciri teropong Harga
1 Jarak titik fokus
objektif 100 cm dan
jarak fokus okuler
10 cm
Rp.
50.000,-
2 Jarak titik fokus
objektif 80 cm dan
jarak fokus okuler 2
cm
Rp.
48.000,-
3 Jarak titik fokus
objektif 70 cm dan
jarak fokus okuler 2
cm
Rp.60.000,-
4 Jarak titik fokus
objektif 45 cm dan
Rp.55.000,-
Kunci Jawaban: D
1. x
f
fM
ok
ob 1010
100
, memiliki
harga yang relatif murah, dan
terlalu panjang untuk digunakan
2. x
f
fM
ok
ob 402
80
, memiliki harga
yang relatif murah, dan terlalu
panjang untuk digunakan
3. x
f
fM
ok
ob 352
70
, memiliki harga
yang relatif mahal, akan tetapi
terlalu panjang untuk digunakan
4. x
f
fM
ok
ob 4501,0
45
, memiliki harga
yang relatif murah, akan tetapi
nyaman untuk digunakan
C4 Menganali
sis
233
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal Soal dan Nomor Soal Kunci Jawaban
Ranah
kognitif
Indikator
Kognitif Komentar
jarak fokus okuler 1
mm
5 Jarak titik fokus
objektif 50 cm dan
jarak fokus okuler 2
mm
Rp.70.000,-
Seorang teman memiliki uang sebesar Rp.75.000,-
ingin membeli sebuah teropong bintang yang
memiliki perbesaran tinggi, nyaman, dan murah.
Anda merekomendasikan teropong pada nomer. . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4*
e. 5
5. x
f
fM
ok
ob 2502,0
50
, memiliki harga
yang mahal, dan nyaman untuk
digunakan
234
Lampiran B 3 Analisis Validasi Materi
Nomor
Soal
Validator Rata-rata
CVR Ai Nurlaela, M.Si. Taufiq Alfarizi, M.Pfis
A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 0 0 1 1 1 1 0,25
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1 0,75
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 0 1 0 0 1 1 1 1 0,25
16 0 1 0 1 1 1 1 1 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1
235
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 0 1 1 1 1 1 1 0,25
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 36,5
CVI 0,91
Kategori
Sangat
sesuai
236
237
238
Lampiran B 4 Analisis Validasi Konstruk
Nomor
Soal
Validator Rata-rata
CVR Najiullah, M.Pd. Diah Mulhayatiah, M.Pd.
A B C D E F G H I A B C D E F G H I
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0,89
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,89
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0,78
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
239
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0,89
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0,89
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00
Jumlah CVR 36,5
CVI 0,91
Kategori
Sangat
sesuai
240
241
242
243
244
Lampiran B 5 Analisis Validasi Bahasa
Nomor Soal Validator
Rata-rata
CVR Najiullah, M.Pd Nani Kartini, S.Pd
A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1
245
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 0 0 1 1 0,5
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 38,5
CVI 0,96
Kategori
Sangat
sesuai
246
247
248
Lampiran B 6 Validitas Instrumen Tes
249
Lampiran B 7 Reliabilitas Instrumen Tes
250
Lampiran B 8 Daya Pembeda Instrumen Tes
251
Lampiran B 9 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
252
Lampiran B 10 Lembar Soal
Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi waktu : 120 menit
Kelas : XI / 2 (Genap) Hari/Tgl. : Jum’at, 2
Februari 2017
PETUNJUK UMUM 1. Periksalah naskah soal yang anda terima meliputi:
a. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya.
b. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya.
2. Laporkan kepada pengawas apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang tidak
lengkap atau tidak urut.
3. Naskah terdiri dari 40 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan
jawaban.
4. Gunakan pensil 2B untuk mengisi Lembar Jawab Tes
5. Berikan tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E di kolom jawaban yang
tersedia dengan baik dan benar!
6. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, tabel matematika atau alat bantu hitung
lainnya.
7. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang.
8. Soal tidak boleh dicoret dan dibawa pulang.
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar yang menunjukkan hukum pemantulan cahaya adalah . . . .
a. 3
b. 1, dan 2
c. 1, dan 4
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
2. Perhatikan gambar berikut ini!
253
Proses yang terjadi pada gambar adalah . . . .
a. Dispersi
b. Polarisasi
c. Interferensi
d. Pembiasan cahaya
e. Pemantulan cahaya
3. Pengemudi mobil harus lebih berhati-hati di malam hari saat jalanan masih
basah dibandingkan dengan jalan kering. Alasannya adalah . . . .
a. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini tidak menyilaukan pengemudi
b. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
c. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan kasar dan memantulkan cahaya lampu
mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
d. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan kasar dan menyerap cahaya lampu mobil
secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
e. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
berkelakuan sebagai permukaan halus dan menyerap cahaya lampu mobil
secara baur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
4. Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar berikut ini menunjukkan bayangan dari sebuah jam di depan sebuah
cermin datar. Jam sebenarnya menunjukkan angka . . . .
a. 09: 00
b. 11: 45
c. 12: 15
d. 14: 30
e. 21: 30
5. Pemantulan baur adalah . . . .
a. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan
ke segala arah dan tidak teratur
b. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan
ke segala arah dan tidak teratur
254
c. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan
sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga
d. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan
sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga
e. Medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan sudut datang yang
lebih besar dan sudut batasnya maka sinar itu tidak akan dibiaskan
melainkan dipantulkan
6. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian rupa sehingga satu dengan
yang lainnya membentuk sudut 60o, sebuah benda berada diantara kedua
cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . .
a. 4 buah
b. 5 buah
c. 6 buah
d. 7 buah
e. 8 buah
7. Sebuah benda terletak 15 cm di depan cermin cekung. Bayangan terbentuk di
depan cermin pada jarak 60 cm. Panjang jari-jari kelengkungan cermin
tersebut adalah . . . .
a. 2,0 cm
b. 6,0 cm
c. 12 cm
d. 18 cm
e. 24 cm
8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8 cm. Jika jarak bayangan ke
cermin 6 cm, maka jarak benda ke cermin adalah . . . .
a. -24 cm
b. -12 cm
c. 8,0 cm
d. 12 cm
e. 24 cm
9. Perhatikan ilustrasi gambar Obama yang sedang bercermin !
Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian kemudian disusun kembali
menjadi cermin datar. Jumlah bayangan yang akan dihasilkan cermin yang
baru adalah . . . .
255
a. 1 buah
b. 2 buah
c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali
d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-pisah
e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan kaca nya
10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung yang jari-jarinya 30 cm.
Pernyataan berikut yang benar adalah:
1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin
2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula
3) Bayangan bersifat maya
4) Bayangan bersifat terbalik
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin sehingga bayangan dapat
ditangkap layar, seperti pada gambar, maka:
(1) Cermin tersebut adalah cermin cembung
(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari kelengkungan cermin
(3) Jarak fokus cermin negatif
(4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari kelengkungan cermin
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 3, dan 4
12. Benda yang dapat membiaskan cahaya adalah . . . .
a. Air, kaca, dan berlian
b. Air, cermin, dan lensa
c. Lensa, batu, dan berlian
d. Air, meja kayu, dan batu
e. Cermin, lensa, dan berlian
13. Perhatikan gambar berikut ini!
256
Proses optik apa yang terjadi pada gambar adalah . . . .
a. Dispersi
b. Polarisasi
c. Interferensi
d. Pemantulan cahaya
e. Pembiasan cahaya
14. Cahaya yang merambat dari kaca masuk ke udara, maka akan mengalami
peristiwa . . . .
a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar tidak pada
bidang datar
b. Pembiasan cahaya sesuai dengan Hukum Snellius II, sinar mendekati
garis normal
c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar menjauhi garis
normal
d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar menjauhi garis
normal
e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mendekati normal
15. Gambar yang menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma adalah . . . .
a.
b.
c.
d.
e.
257
16. Di bawah ini merupakan gambar pemanfaatan lensa dalam kehidupan sehari-
hari:
Gambar yang benar mengenai pemanfaatan lensa cembung adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 3, dan 4
17. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kekuatan lensa pada gambar berikut adalah . . . .
a. 0,5 dioptri
b. 1,0 dioptri
c. 1,5 dioptri
d. 2,0 dioptri
e. 2,5 dioptri
258
18. Perhatikan gambar berikut ini!
Jika diketahui nair = 4/3, nudara = 1, maka besarnya sudut bias sinar adalah . . . .
a. Arcsin 3
8
3
b. Arcsin 8
3
c. Arcsin 6
4
d. Arcsin 3
6
4
e. Arcsin 3
4
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada di dasar bejana berisi air.
Jika posisi mata siswa yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis
di atasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang diterima oleh mata siswa
adalah . . . .
a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya
b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata
c. Sama persis dan sifat bayangan nyata
d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya
e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
259
20. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar di atas menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya monokromatis
pada prisma. Berikut ini adalah kemungkinan data yang diperoleh dari
percobaan tersebut, yaitu:
1) Sudut pembias prisma 60o
2) Indeks bias bahan prisma = 2
3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30o
4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50o
Pernyataan yang benar mengenai pembiasan cahaya monokromatis pada
prisma tersebut adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 2, 3, dan 4
21. Sebuah lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan indeks bias 3
2. Sebuah
benda terletak di depan lensa dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran
2 kali, maka:
1) Letak benda 60 cm di depan lensa
2) Jarak fokus lensa 60 cm
3) Letak bayangan 120 cm di belakang lensa
4) Bayangan bersifat tegak
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 1, 2, dan 4
e. 1, 2, dan 3
22. Tempat jatuhnya bayangan pada mata, di . . . .
260
a. Retina
b. Kornea
c. Saraf mata
d. Lensa mata
e. Cairan mata
23. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagian dari mata yang berfungsi membiaskan cahaya ditunjukkan pada
nomor . . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
24. Gambar yang menunjukkan penglihatan orang dalam keadaan normal adalah .
. . .
Titik Jauh Titik Dekat Gambar
a. 100 cm 10 cm
b. ~ 10 cm
c. ~ 25 cm
261
Titik Jauh Titik Dekat Gambar
d. ~ 25 cm
e. ~ 50 cm
25. Mata presbiopi memiliki ciri. . .
a. Tidak dapat melihat benda jauh
b. Tidak dapat melihat benda dekat
c. Hanya dapat melihat benda dekat
d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat
e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis horizontal secara bersamaan
26. Seorang anak penderita miopi memiliki titik jauh 50 cm, supaya dapat
melihat dengan normal harus menggunakan kacamata berkekuatan . . . .
a. -2,0 dioptri
b. -1,0 dioptri
c. 1,0 dioptri
d. 2,0 dioptri
e. 2,5 dioptri
27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2 meter. Agar orang tersebut
dapat melihat seperti orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang
diperlukan adalah . . . .
a. -1/2 dioptri
b. -1 dioptri
c. 1/2 dioptri
d. 1 dioptri
e. 2 dioptri
28. Perhatikan gambar di bawah ini!
262
Seorang fotografer sedang melakukan pemotretan gedung dengan tinggi 150
m. Bayangan dari foto sebuah gedung yang tercetak pada film memiliki tinggi
75 mm. Jika jarak antara pemotret dengan gedung 100 m, maka perbesaran
kamera tersebut adalah . . . .
a. 5,0 x 10-4 kali
b. 10 x 10-4 kali
c. 15 x 10-4 kali
d. 20 x 10-3 kali
e. 25 x 10-3 kali
29. Seorang mengamati benda kecil dengan kaca pembesar (lup). Agar mata
seorang pengamat tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, maka:
1. Mata tidak ber akomodasi
2. Mata ber akomodasi
3. Benda yang dilihat harus terletak antara titik focus dan titik pusat sumbu
lensa
4. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup
Penyataan yang benar adalah . . . .
a. 1, dan 2
b. 3, dan 4
c. 1, dan 3
d. 1, dan 4
e. 1 , 2, dan 3
30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai kacamata +3 untuk membaca
dengan jarak dari mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari karena
terlupa tidak membawa kacamata, dia meminjam kacamata +2 dari temannya.
Pada hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . .
a. 15 cm
b. 33 cm
c. 40 cm
d. 50 cm
e. 66 cm
31. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak baca minimumnya 25 cm)
mengamati benda kecil melalui lup dengan berakomodasi maksimum. Jika
benda itu 10 cm di depan lup maka:
1) Jarak fokus lensa di depan lup adalah 162
3 cm
2) Kekuatan lensa lup adalah 8 dioptri
3) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali
4) Perbesaran bayangan menjadi 2 kali dibandingkan dengan pengamatan
tanpa akomodasi
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. 2 dan 4
263
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 1, 2, dan 3
e. 1, 2, 3, dan 4
32. Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang adalah . . . .
a. maya, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperbesar
c. maya, tegak, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan diperkecil
e. nyata, terbalik, dan diperbesar
33. Perhatikan gambar berikut ini!
Sebutkan bagian apakah yang ditunjukkan pada gambar di atas . . . .
a. Cermin
b. Diafragma
c. Lensa okuler
d. Pemutar kasar
e. Lensa objektif
34. Nani ingin membeli sebuah teropong yang memiliki ciri khas terdapat cermin
dalam bagiannya, ketika sudah di toko penjual teropong menanyakan “jenis
teropong bias apa yang ingin kamu beli?”, jawaban apa yang tepat untuk
menjawab pertanyaan tersebut adalah . . . .
a. Teropong bumi
b. Teropong pantul
c. Teropong prisma
d. Teropong bintang
e. Teropong panggung
35. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Disusun dari dua buah lensa
2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat mata
disebut lensa okuler
3) Lensa objektif bersifat seperti lensa, sedangkan lensa okuler memiliki
sifat seperti lup
4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung
264
Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan ciri-ciri mikroskop
adalah . . . .
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 2, dan 4
e. 1, 3, dan 4
36. Perhatikan tabel perbedaan antara binokuler dengan teropong bintang berikut
ini!
No Binokuler Teropong bintang
1 Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cekung
2 Memiliki sepasang lensa cembung,
dan menghasilkan bayangan tegak
Memiliki sepasang lensa cembung, dan
menghasilkan bayangan yang terbalik
3 Memiliki cermin untuk
memantulkan cahaya
Memiliki sepasang lensa cekung
4 Memiliki sepasang lensa cembung
dan menyisipkan dua prisma siku-
siku
Memiliki sepasang lensa cembung dan
tidak menyisipkan dua prisma siku-siku
5 Memiliki sepasang lensa cekung
dan menyisipkan dua prisma siku-
siku
Memiliki lensa cembung dan
menyisipkan dua prisma siku-siku
Pernyataan yang paling tepat dari tabel perbedaan antara binokuler dengan
teropong bintang pada nomor. . . .
a. 1 saja
b. 4 saja
c. 1 dan 4
d. 1 dan 5
e. 2 dan 4
37. Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati benda pada jarak tak
terhingga. Jika mata tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif,
lensa pembalik, dan lensa okuler masing-masing 40cm, 3cm, dan 5cm maka
panjang teropong adalah . . . .
a. 5,0 cm
b. 32 cm
c. 48 cm
d. 57 cm
e. 70 cm
265
38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan mata tak berakomodasi. Jarak
fokus lensa objektif adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler adalah 9
cm. jika jarak lensa objektif dan okuler adalah 27 cm, maka perbesaran
totalnya adalah . . . .
a. 17 kali
b. 18 kali
c. 19 kali
d. 20 kali
e. 21 kali
39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah objektif mikroskop yang
jarak titik apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang
dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan berakomodasi maksimum
maka pernyataan dibawah ini yang benar:
1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 8 cm di depan okuler
3) Perbesarannya 63 kali
4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm
Pernyataan yang tepat adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 3, dan 4
e. 1, 2, dan 4
40. Perhatikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya !
No Ciri-ciri teropong Harga
1 Jarak titik fokus objektif 100 cm dan jarak fokus okuler 10 cm Rp. 50.000,-
2 Jarak titik fokus objektif 80 cm dan jarak fokus okuler 2 cm Rp. 48.000,-
3 Jarak titik fokus objektif 70 cm dan jarak fokus okuler 2 cm Rp.60.000,-
4 Jarak titik fokus objektif 45 cm dan jarak fokus okuler 1 mm Rp.55.000,-
5 Jarak titik fokus objektif 50 cm dan jarak fokus okuler 2 mm Rp.70.000,-
Seorang teman memiliki uang sebesar Rp.75.000, - ingin membeli sebuah
teropong bintang yang memiliki perbesaran tinggi, nyaman, dan murah.
Anda merekomendasikan teropong pada nomor. . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
266
Lampiran B 11 Kisi-kisi Nontes
Kisi-Kisi Instrumen Nontes
No Kondisi Indikator Nomor pertanyaan Jumlah
soal Positif Negatif
1 Perhatian
(Attention)
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android dalam
belajar secara
mandiri
1
2
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android dalam
peningkatan hasil
belajar
2
2 Relevansi
(Relevance)
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
mengamati (C1)
3
4
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
memahami (C2)
4
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
5
267
No Kondisi Indikator Nomor pertanyaan Jumlah
soal Positif Negatif
ranah kognitif
menerapkan (C3)
Penggunaan
aplikasi latihan
alat optik
berbantuan
android terhadap
hasil belajar dalam
ranah kognitif
menganalisis (C4)
6
3 Percaya diri
(Confidence)
Dampak latihan
soal dalam
aplikasi latihan
alat optik pada
siswa
7
2
Penyajian aplikasi
latihan alat optik
dalam
mengerjakan soal
8
4 Kepuasan
(Satisfaction)
Penyajian audio
dalam aplikasi
latihan alat optik
9
2
Aplikasi latihan
alat optik dapat
digunakan dengan
mudah
10
268
Lampiran B 12 Instrumen Nontes
269
Lampiran B 13 Uji Validasi Nontes
270
Lampiran B 14 Uji Validasi Media
271
272
273
274
275
276
277
278
279
\
280
Lampiran C (Analisis Hasil Penelitian)
Lampiran C 1 Hasil PreTest
Siswa Pretest Eksperimen PretestKontrol
1 7 7
2 7 7
3 8 7
4 8 8
5 8 8
6 8 8
7 8 9
8 9 9
9 9 9
10 9 9
11 9 10
12 9 10
13 10 10
14 10 10
15 10 10
16 10 10
17 11 10
18 11 10
19 12 10
20 12 10
21 12 11
22 12 11
23 12 11
24 12 11
25 12 11
26 13 12
27 13 12
28 13 12
29 14 12
30 14 12
31 14 13
32 14 13
33 14 14
34 15 14
35 16 15
36 18 15
Jumlah 403 340
Rata-rata 10,56 11,19
SD 2,69 2,11
281
Descriptives
KELAS Statistic
Std.
Error
PRETEST Kelas Eksperimen Mean 11,19 ,449
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 10,28
Upper Bound 12,11
5% Trimmed Mean 11,10
Median 11,50
Modus 12
Variance 7,247
Std. Deviation 2,692
Minimum 7
Maximum 18
Range 11
Interquartile Range 4
Skewness ,376 ,393
Kurtosis -,371 ,768
Kelas Kontrol Mean 10,56 ,353
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 9,84
Upper Bound 11,27
5% Trimmed Mean 10,51
Median 10,00
Modus 10
Variance 4,483
Std. Deviation 2,117
Minimum 7
Maximum 15
Range 8
Interquartile Range 3
Skewness ,320 ,393
Kurtosis -,259 ,768
282
Lampiran C 2 Hasil PostTest
Siswa Pretest Eksperimen PretestKontrol
1 19 22
2 22 22
3 22 22
4 23 22
5 24 22
6 24 22
7 25 22
8 25 22
9 26 22
10 27 22
11 27 23
12 27 23
13 27 24
14 27 24
15 28 24
16 28 24
17 28 25
18 28 25
19 28 25
20 29 26
21 29 26
22 29 26
23 29 26
24 29 26
25 30 26
26 30 27
27 30 28
28 30 28
29 31 28
30 31 28
31 31 28
32 32 28
33 33 28
34 33 29
35 34 29
36 34 29
Jumlah 1009 903
Rata-rata 28,03 25,08
SD 3,48 2,52
283
Descriptives
KELAS Statistic
Std.
Error
POSTTEST Kelas Eksperimen Mean 28,03 ,579
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 26,85
Upper Bound 29,20
5% Trimmed Mean 28,12
Median 28,00
Modus 27,00
Variance 12,085
Std. Deviation 3,476
Minimum 19
Maximum 34
Range 15
Interquartile Range 4
Skewness -,470 ,393
Kurtosis ,198 ,768
Kelas Kontrol Mean 25,08 ,420
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 24,23
Upper Bound 25,94
5% Trimmed Mean 25,04
Median 25,00
Modus 22,00
Variance 6,364
Std. Deviation 2,523
Minimum 22
Maximum 29
Range 7
Interquartile Range 6
Skewness ,093 ,393
Kurtosis -1,452 ,768
284
Lampiran C 3 Analisis Kemampuan Kognitif
Perhitungan Data PreTest Kemampuan Kognitif
Kelas Eksperimen
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
9 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
11 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
13 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
14 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
18 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
19 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
20 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
22 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
23 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
24 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
28 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
31 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
33 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
34 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
35 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
Jumlah 30 26 34 25 29 21 8 1 10 1 16 30 6 3 6 12 6 7 3 9 12 0 19 10 3 5 1 2 3 4 9 10 0 12 1 0 9 2 2 7
Rata-rata 0,8 0,7 0,9 0,7 0,8 0,6 0,2 0 0,3 0 0,4 0,8 0,2 0,1 0,2 0,3 0,2 0,2 0,1 0,3 0,3 0 0,5 0,3 0,1 0,1 0 0,1 0,1 0,1 0,3 0,3 0 0,3 0 0 0,3 0,1 0,1 0,2
Presentase 83% 72% 94% 69% 81% 58% 22% 3% 28% 3% 44% 83% 17% 8% 17% 33% 17% 19% 8% 25% 33% 0% 53% 28% 8% 14% 3% 6% 8% 11% 25% 28% 0% 33% 3% 0% 25% 6% 6% 19%
Presentase per Indikator 51% 27% 16% 14%
Nomor
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3) Menganalisis(C4)
285
Perhitungan Data PreTest Kemampuan Kognitif
Kelas Kontrol
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
6 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
7 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
8 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
9 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
10 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
11 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
13 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
14 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
15 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
16 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
17 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
19 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
20 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
21 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
22 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
23 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
24 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
26 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
27 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
29 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
31 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
32 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
33 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
35 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
36 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
Jumlah 14 29 14 21 21 15 1 12 7 18 22 27 8 10 17 11 7 11 3 13 2 2 6 0 4 6 6 0 4 5 9 10 15 2 11 2 1 6 1 5
Rata-rata 0,4 0,8 0,4 0,6 0,6 0,4 0 0,3 0,2 0,5 0,6 0,8 0,2 0,3 0,5 0,3 0,2 0,3 0,1 0,4 0,1 0,1 0,2 0 0,1 0,2 0,2 0 0,1 0,1 0,3 0,3 0,4 0,1 0,3 0,1 0 0,2 0 0,1
Presentase 39% 81% 39% 58% 58% 42% 3% 33% 19% 50% 61% 75% 22% 28% 47% 31% 19% 31% 8% 36% 6% 6% 17% 0% 11% 17% 17% 0% 11% 14% 25% 28% 42% 6% 31% 6% 3% 17% 3% 14%
Presentase per Indikator 42% 36% 10% 17%
NomorMenganalisis(C4)Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3)
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
286
Perhitungan Data PostTest Kemampuan Kognitif
Kelas Eksperimen
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
3 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
7 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
10 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
14 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
17 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0
27 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
Jumlah 33 32 32 36 34 23 25 31 14 3 26 35 24 13 19 34 13 2 23 9 35 33 5 31 35 20 26 35 31 28 33 3 35 27 32 26 23 31 33 28
Rata-rata 0,9 0,9 0,9 1 0,9 0,6 0,7 0,9 0,4 0,1 0,7 1 0,7 0,4 0,5 0,9 0,4 0,1 0,6 0,3 1 0,9 0,1 0,9 1 0,6 0,7 1 0,9 0,8 0,9 0,1 1 0,8 0,9 0,7 0,6 0,9 0,9 0,8
Presentase 92% 89% 89% 100% 94% 64% 69% 86% 39% 8% 72% 97% 67% 36% 53% 94% 36% 6% 64% 25% 97% 92% 14% 86% 97% 56% 72% 97% 86% 78% 92% 8% 97% 75% 89% 72% 64% 86% 92% 78%
Presentase per Indikator 73% 55% 78% 75%
Nomor
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3) Menganalisis(C4)
287
Perhitungan Data PostTest Kemampuan Kognitif
Kelas Kontrol
1 2 12 13 22 23 25 32 33 34 3 4 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 10 11 19 20 21 30 31 39 40
A E B B A B E E A A B A E C D E D B D D A A C C D A A A D B B E E B C B D C A D
1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
2 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
6 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
8 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
11 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
12 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
13 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
14 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
15 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
16 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
17 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
18 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
19 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
21 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
22 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
23 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
24 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
25 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
26 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
27 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
28 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
29 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
30 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
31 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
32 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
33 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
34 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
35 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
36 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
Jumlah 11 34 34 36 32 2 15 5 26 2 10 34 32 5 30 8 10 11 31 9 34 32 26 34 28 0 28 27 24 27 23 32 35 4 34 33 26 25 28 18
Rata-rata 0,3 0,9 0,9 1 0,9 0,1 0,4 0,1 0,7 0,1 0,3 0,9 0,9 0,1 0,8 0,2 0,3 0,3 0,9 0,3 0,9 0,9 0,7 0,9 0,8 0 0,8 0,8 0,7 0,8 0,6 0,9 1 0,1 0,9 0,9 0,7 0,7 0,8 0,5
Presentase 31% 94% 94% 100% 89% 6% 42% 14% 72% 6% 28% 94% 89% 14% 83% 22% 28% 31% 86% 25% 94% 89% 72% 94% 78% 0% 78% 75% 67% 75% 64% 89% 97% 11% 94% 92% 72% 69% 78% 50%
Presentase per Indikator 55% 50% 72% 72%
Nomor
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat (C1) Memahami(C2) Menghitung(C3) Menganalisis(C4)
288
Lampiran C 4 Perhitungan N-Gain
N-gain Kelas Eksperimen
a) Mengingat(C1)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =263 − 186
360 − 186
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =77
174
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,44
Kategori: Sedang
b) Memahami(C2)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =198 − 98
360 − 98
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =100
262
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,38 Kategori: Sedang
c) Menerapkan(C3)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =279 − 59
360 − 59
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =220
301
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,73 Kategori: Tinggi
d) Menganalisis(C4)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =271 − 52
360 − 52
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =219
308
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,71 Kategori: Tinggi
289
N-gain Kelas Kontrol
a) Mengingat(C1)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =197 − 152
360 − 152
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =45
208
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22 Kategori: Rendah
b) Memahami(C2)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =180 − 130
360 − 130
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =50
230
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22 Kategori: Rendah
c) Menerapkan(C3)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =260 − 35
360 − 35
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =225
325
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,69 Kategori: Sedang
d) Menganalisis(C4)
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =258 − 62
360 − 62
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =196
298
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,66 Kategori: Sedang
290
Lampiran C 5 Uji Normalitas
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Tingkat signifikan 𝜶 = 𝟓%
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukan oleh significance pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika 𝜶 = 𝟓% = 𝟎, 𝟎𝟓 < 𝒔𝒊𝒈, maka H0 diterima H1 ditolak.
Jika 𝜶 = 𝟓% = 𝟎, 𝟎𝟓 > 𝒔𝒊𝒈, maka H0 ditolak H1 diterima.
Tests of Normality
KELAS
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST Kelas Eksperimen ,13 36 ,16 ,96 36 ,16
Kelas Kontrol ,16 36 ,02 ,96 36 ,15
POSTTEST Kelas Eksperimen ,13 36 ,10 ,97 36 ,44
Kelas Kontrol ,17 36 ,01 ,88 36 ,00
Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
Pretest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,16, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Pretest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,15, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Posttest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,44, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal.
Posttest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,00, maka H0 diterima H1
ditolak, sehingga sampel berdistribusi tidak normal.
Lampiran C 6 Uji Homogenitas
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
291
1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, seperti halnya pada perhitungan
secara manual yaitu:
H0 = varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok sama atau homogen.
H1 = varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok berbeda atau tidak
homogen.
2) Tingkat signifikan 𝜶 = 𝟓%
3) Untuk memutuskan hipoesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukan oleh significance pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”.
4) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi (𝒑) ≤ (𝜶 = 𝟎, 𝟎𝟓) maka H0 ditolak, yaitu varian kedua
kelompok berbeda atau tidak homogen.
Jika signifikansi (𝑝) ≥ (𝛼 = 0,05) maka H0 diterima, yaitu varian kedua
kelompok sama atau homogen
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
PRETEST Based on Mean 3,30 1 70 ,07
Based on Median 3,45 1 70 ,068
Based on Median and with
adjusted df 3,45 1 70,00 ,068
Based on trimmed mean 3,33 1 70 ,072
POSTTEST Based on Mean 1,11 1 70 ,29
Based on Median 1,12 1 70 ,29
Based on Median and with
adjusted df 1,12 1 53,62 ,29
Based on trimmed mean 1,15 1 70 ,29
Kesimpulan:
Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,07 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen.
Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,29 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen.
292
Lampiran C 7 Uji Hipotesis
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 = Rata-rata kemapuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih
kecil sama dengan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok
kontrol.
H1 = Rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih
tinggi dari rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol.
2. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukan oleh Sig. (2-tailed) pada output yang dihasilkan setelah pengolahan
data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”.
3. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi (p) ≤ (𝛼 = 0,05) maka H0 ditolak H1 diterima.
Jika signifikansi (p) ≥ (𝛼 = 0,05) maka H0 diterima H1 ditolak.
Ranks
KELAS N Mean Rank Sum of Ranks
PRETEST Kelas Eksperimen 36 38,72 1394,00
Kelas Kontrol 36 34,28 1234,00
Total 72
POSTTEST Kelas Eksperimen 36 45,88 1651,50
Kelas Kontrol 36 27,13 976,50
Total 72
Test Statisticsa
PRETEST POSTTEST
Mann-Whitney U 568,000 310,500
Wilcoxon W 1234,000 976,500
Z -,909 -3,826
Asymp. Sig. (2-tailed) ,363 ,000
Kesimpulan:
293
Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,363 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka
hipotesis ditolak.
Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,000 ≤ 𝛼 = 5% = 0,05, maka
hipotesis diterima.
294
Lampiran C 8 Analisis Data Respon Siswa
No Jenis
kelamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 L 4 2 5 4 4 5 3 4 5 5
2 L 4 4 5 4 3 4 5 3 3 5
3 L 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3
4 L 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
5 P 4 4 4 3 3 5 3 5 3 4
6 P 4 4 5 3 4 3 5 4 5 5
7 L 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
8 L 3 4 4 4 2 5 3 4 5 5
9 L 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4
10 L 4 4 5 5 4 5 5 3 4 5
11 L 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4
12 L 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5
13 L 5 3 3 2 2 3 5 5 2 5
14 L 5 3 4 4 3 5 5 5 4 5
15 L 4 5 2 2 4 1 4 3 4 4
16 L 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4
17 L 5 1 4 4 4 2 4 4 4 5
18 L 3 4 4 4 4 2 4 4 3 5
19 L 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5
20 L 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5
21 L 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
22 L 3 4 5 2 3 4 2 4 2 5
23 L 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4
24 L 4 5 4 3 4 4 3 3 4 5
25 L 3 4 3 3 4 5 5 4 5 5
26 L 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
27 L 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4
28 L 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5
29 L 5 4 4 3 3 4 4 3 4 5
30 L 5 1 5 3 4 5 5 4 4 4
31 L 4 4 5 3 3 3 3 4 5 5
32 L 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5
33 L 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5
34 L 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4
35 L 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5
36 L 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5
Jumlah 142 134 147 125 126 136 140 135 137 165
Persentase
79
%
74
%
82
%
69
%
70
%
76
%
78
%
75
%
76
%
92
%
Rata-rata 77%
295
Lampiran D Tampilan Aplikasi Latihan Alat Optik
296
Lampiran E (Surat-surat Penelitian)
Lampiran E 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
297
Lampiran E 2 Surat Keterangan Penelitian
298
Lampiran E 3 Lembar Uji Refrensi
299
300
301
302
303
304
Lampiran E 4 Biodata Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DENNY RISMANTO. Anak tunggal pasangan Triyono dan
Sariyem. Lahir di Jakarta pada tanggal 06 Juli 1995 dan bertempat
tinggall di Jalan Kemiri IX No.79 RT 04/04 Kel. Pondok Cabe
Udik, Kec. Pamulang. Kota Tangerang Selatan.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya
SD Negeri 1 Cikuya lulus pada 2006, SMP Negeri 3 Pamulang lulus pada 2009,
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan lulus pada 2012. Penulis tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Fisika melalui jalur ujian
mandiri.