120
1 PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI KELAS VII SMP NEGERI KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR THE EFFECT OF SOCIAL COMPETENCY OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION TEACHERS TO MOTIVATION LEARNING PARTICIPANTS THROUGH EXTRACURRICULAR ACTIVITIES RELIGIOUS EDUCATION ISLAM IN CLASS VII SENIOR HIGH SCHOOL POLONGBANGKENG UTARA DISTRICT TAKALAR TESIS JUMRIANI Nomor Induk Mahasiswa : 105 01 15 026 14 PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

1

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENDIDIKAN AGAMA

ISLAMDI KELAS VII SMP NEGERI KECAMATAN

POLONGBANGKENG UTARA

KABUPATEN TAKALAR

THE EFFECT OF SOCIAL COMPETENCY OF ISLAMIC RELIGIOUS

EDUCATION TEACHERS TO MOTIVATION LEARNING PARTICIPANTS

THROUGH EXTRACURRICULAR ACTIVITIES RELIGIOUS EDUCATION

ISLAM IN CLASS VII SENIOR HIGH SCHOOL

POLONGBANGKENG UTARA

DISTRICT TAKALAR

TESIS

JUMRIANI

Nomor Induk Mahasiswa : 105 01 15 026 14

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

2

Page 3: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

3

Page 4: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

4

Page 5: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

5

ABSTRAK Jumriani. 2017. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, di bimbing oleh Abd. Rahman Getteng dan Misykat Malik Ibrahim.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam, motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan pengaruh kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Kecamatan Polongbangkeng Utara, SMP Negeri 5 Kecamatan Polongbangkeng Utara, dan SMP Negeri 2 Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel 44 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

Analisis data yang digunakan adalah anilisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menujukkan bahwa deskripsi tingkat kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam cenderung sedang dengan rata-rata 82,3. Sedangkan deskripsi motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam cenderung sedang dengan rata-rata 85,11. Berdasarkan hasil analisis

statistik inferensial diperoleh persamaan regresinya yaitu . Hasil uji hipotesis menggunakan Regression Linear pada program SPSS for windows diperoleh p-value= 0,400 > 0,05, hal iniberarti H0 diterima. Dengan demikian, tidak ada pengaruh kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Kata kunci: Kompetensi Sosial Guru, Motivasi Belajar, Kegiatan Ekstrakurikuler, PAI

Page 6: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

6

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas rahmat

dan hidayah-nya sehingga penelitian dan penyusunan tesis dengan judul

“Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar” dapat diselesaikan dengan baik.Salam dan shalawat

senantiasa penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu’

Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya uswahtun hazanah dalam

menjalankan aktivitas keseharian kita.

Proses penyelesaian tesis ini, merupakan suatu perjuangan yang

panjang bagi penulis. Selama proses penelitian dan penyusunan tesis ini,

tidak sedikit kendala yang dihadapi. Namun, berkat keseriusan

pembimbing mengarahkan dan membimbing penulis sehingga tesis ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis patut

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada pembimbing Prof. Dr. H. Abd. Rahman Getteng, dan Dr.

Misykat Malik Ibrahim, M. Si. Ucapan terima kasih tak lupa pula

disampaikan kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Direktur Program Pascasarjana, Asisten Direktur I, Asisten Direktur II, dan

Ketua Prodi Pendidikan Islam yang telah memberikan kemudahan kepada

Page 7: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

7

penulis, baik pada saat mengikuti perkuliahan, maupun pada saat

pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Mudah-mudahan

bantuan dan bimbingan yang diberikan mendapat pahala dari Allah Swt.

Terwujudnya tesis ini juga atas doa, dorongan, dan restu keluarga.

Oleh karena itu, terima kasih penulis ucapkan kepada suami tercinta,

anakda serta seluruh keluarga yang telah meluangkan waktunya dengan

penuh kesabaran, dukungan, dan perhatian membantu merampungkan

selesainya penulisan tesis ini, rekan-rekan mahasiswa Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan moril dalam

perkuliahan, dan penyusunan tesis ini. Ucapan terimakasih juga penulis

sampaikan kepada rekan-rekan guru dan siswa SMP Negeri Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar yang turut membantu dalam

penelitian ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga segala bantuan yang telah

diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai ibadah dan mendapatkan

pahala dari Allah Swt.

Makassar, Mei 2017

Jumriani

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI............................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................ iv

ABSTAK ....................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................. vi

ABSTRAK BAHASA ARAB ........................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................... viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xiv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Kompetensi Sosial Guru ...................................... 9

B. Motivasi Belajar Peserta Didik ......................................... 18

C. Pendidikan Agama Islam (PAI) ......................................... 26

D. Kegiatan Ekstrakurikuler PAI ........................................... 34

E. Penelitian yang Relevan ................................................... 44

F. Kerangka Pikir .................................................................. 45

G. Hipotesis Penelitian .......................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian…………… ........................... 48

B. Lokasi Penelitian .............................................................. 49

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

9

C. Variabel Penelitian ........................................................... 49

D. Definisi Operasional Variabel .......................................... 49

E. Populasi Sampel .............................................................. 50

F. Instrumen Penelitan ......................................................... 53

G. Prosedur Penelitian .......................................................... 54

H. Teknik Analisis Data ......................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................ 64

B. Pembahasan .................................................................... 76

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................................... 80

B. Saran ............................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 82

LAMPIRAN…………………………………………………………….. 85

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

10

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

3.1

Jumlah Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 3 Kecamatan

Polongbangkeng Utara, SMP Negeri 5 Kecamatan

Polongbangkeng Utara, dan SMP Negeri 2 Kecamatan

Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar…………..................

51

4.1 Statistik Deskriptif Skor Kompetensi Sosial Guru Pendidikan

Agama Islam Kelas VII SMP Negeri Kecamatan .

Polongbangkeng Utara Kabupaten. Takalar ……………………..

66

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kompetensi Sosial Guru

Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri Kecamatan.

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar……………………....

66

4.3 Statistik Deskriptif Skor Motivasi Belajar Peserta Didik melalui

Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Kelas VII

SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar……………………………………………………………

68

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Peserta

Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar …………………………….............................

69

4.5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test……………....... 70

4.6 Hasil Uji Linieritas Data Kompetensi Sosial Guru Pendidikan

Agama Islam dengan Motivasi Belajar Peserta Didik melalui

Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam……………..

72

4.7 Hasil Uji Koefisien Korelasi Data Kompetensi Sosial Guru

Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi Belajar Peserta Didik

melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam........

75

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2

Desain Penelitian ……………………………………………..

Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam Kelas

VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar…………………………………………….

Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP

Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar….............................................................................

.

48 67 70

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran teks Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Sosial Guru Pendidikan

Agama Islam……………………………………………………….. 85

2. Instrumen Angket Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama

Islam………………………………………………………………….. 88

3. Kisi-kisis Instrumen Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pendidikan Agama Islam…... 92

4. Instrumen Angket Motivasi Belajar Peserta Didik melalui

Kegiatan Ekstra Kurikuler Pendidikan Agama Islam………….… 93

5. Analisis Data …………………………………………………….….. 97

6. Foto-foto Penelitian …….....……………………………………....... 105

7. Persuratan………………………….………………………………… 08

8. Riwayat Hidup………………………………………………..………. 109

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk

mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar

akan tujuan (Djamarah, 2005: 22). Aktivitas dalam mendidik yang

merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dalam

pelaksanaannya terjadi suatu proses yang berkesinambungan di setiap

jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem

pendidikan yang integral.

Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan

untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh

potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.

Menumbuhkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Tuhan,

manusia dan alam semesta (Hidayat, 2011: 31). Adapun tujuan

Pendidikan Agama Islam di sekolah ialah agar murid memahami, terampil

merealisasikan pengetahuannya, serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi, berkeluarga, dan bermasyarakat.

Menurut Mulyasa (2007: 175), faktor penting dalam pendidikan,

termasuk Pendidikan Agama Islam adalah guru. Guru merupakan

komponen paling menentukan dalam pendidikan dan memegang peran

utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang

diselenggarakan secara formal di sekolah. Selain itu, guru di mata

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

14

masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh

dan merupakan suri-teladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus

mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran

terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran peserta didik.

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan

dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan

hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah

makhluk lemah,yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan

orang lain, sejak lahir,bahkan pada saat meninggal. Semua itu

menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam

perkembangannya, demikian halnya dengan peserta didik; ketika orang

tua mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh

harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.

Tujuan tersebut bisa tercapai jika seorang guru memiliki kompetensi yang

tinggi. Salah satu yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi sosial.

Uno, (2008: 19) mengemukakan bahwa dalam kompetensi sosial,

sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis.

Ia harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan

bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing

perserta didik. Ia harus memahami dan menerapkan prinsip belajar

humanistik yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar ditentukan

oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik tersebut. Instruktur

Page 15: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

15

hanya bertugas melayani mereka sesuai kebutuhan mereka masing-

masing. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut

kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka

(seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman).

Kunandar (2007: 76) mengemukakan bahwa kompetensi sosial

merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Adapun guru yang

memiliki kompetensi sosial memiliki ciri-ciri: 1) Mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, 2) Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga

kependidikan, 3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru

sebagai pendidik harus memiliki kompetensi sosial. Karena berkaitan

dengan pendidik atau sumber belajar, guru selalu menjalin komunikasi

yang baik dengan peserta didik, orang tua, tetangga, dan teman

seprofesi. Kompetensi sosial guru berhubungan dengan pencapaian

hasil belajar anak.Karena bagaimana mungkin anak dapat menyerap

bahan pelajaran dengan baik jika guru kurang kemampuannya dalam

berkomunikasi dengan peserta didik. Di dalam proses pembelajaran, guru

menjadi alat motivasi eksterinsik guna memberikan dorongan dari luar diri

peserta didik. Motivasi diberikan agar murid belajar lebih bergairah, baik

Page 16: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

16

dalam mendengarkan pelajaran maupun di saat diskusi dengan guru dan

dengan teman lainnya di dalam kelas maupun di luar kelas.

Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran disebut kegiatan

ekstrakurikuler.Sekolah tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan

intrakurikuler, akan tetapi sekolah juga menyediakan kegiatan

ekstrakurikuler yang berguna untuk lebih memantapkan bakat yang ada

dalam diri peserta didik di luar kemampuan akademiknya.Keberadaan

ekstrakurikuler sangat baik apabila diletakkan pada perannya dengan

tujuan yang jelas. Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya sebagai

pelengkap pembelajaran di sekolah,tetapi justru menjadi sebuah tempat

pengembangan bakat yang tertanam dalam diri peserta didik.

Peserta didik yang tertarik atau menyukai suatu aktivitas maka

peserta didik tersebut dikatakan memiliki minat, kemudian di saat peserta

didik bergerak melakukan aktivitas apa yang peserta didik tersebut suka

maka dikatakan peserta didik tersebut memiliki motivasi karena ada

dorongan yang timbul dalam diri peserta didik tersebut.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan SMP Negeri 3

Kecamatan Polongbangkeng Utara, SMP Negeri 5 Kecamatan

Polongbangkeng Utara, dan SMP Negeri 2 Kecamatan Polongbangkeng

Kabupaten Takalar, menyimpulkan bahwa secara umun peserta didik di

sekolah tersebut secara rutin mengikuti ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam yang diselenggarakan di sekolah, namun motivasi belajar

peserta didik masih kurang. Mereka kurang memaksimalkan bakat yang

Page 17: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

17

mereka miliki melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

karena masih merasa canggung dengan guru mereka. Guru kurang

berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik

sehingga peserta didik merasa ada sekat yang membatasi ruang gerak

mereka untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan mereka di

hadapan guru melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gusfar Efendi, dkk

yang berjudul “Kompetensi Sosial Guru BK/Konselor Sekolah (Studi

Deskriptif di SMA Negeri Kota Padang) menyimpulkan bahwa kompetensi

sosial guru BK/konselor sekolah di SMA Negeri Padang dilihat dari

kolaborasi interndi tempat bekerja berada pada kategori cukup baik,

kompetensi sosial guru BK/konselor sekolahdi SMA Negeri Padang dilihat

dari peran dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling

berada pada kategori cukup baik, dan kompetensi sosial guru BK/konselor

sekolah di SMA Negeri Padang dilihat dari kolaborasi antar profesi berada

pada kategori cukup baik.

Artikel yang dibuat oleh Muh. Ilyas Ismail yang berjudul “Kinerja dan

Kompetensi Guru dalam Pembelajaran” menyatakan bahwa kinerja lebih

berkonotasi pada sejauh mana seseorang melakukan aktivitas baik yang

berkenaan dengan tugas dan kewajiban yang sesuai dengan tingkat

kompetensi yang dikuasainya atau dengan kata lain kinerja sebagai

perilaku lebih banyak dimotori dan dikoordinasikan oleh sejumlah

Page 18: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

18

pengetahuan maupun informasi yang dikuasai seseorang dalam

melaksanakan kegiatan sesuai dengan tuntutan tugasnya.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Pendidikan

Agama Islam terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islamdi Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar?

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islamdi Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar?

3. Adakah pengaruh kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam

terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar?

Page 19: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

19

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

2. Mengetahui gambaran motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar.

3. Menganalisis pengaruh kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam meningkatkan motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan

memberikan kontribusi pemikiran kepada berbagai pihak antara lain:

Page 20: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

20

a. Bagi Sekolah

Dengan mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maka

diharapkan terjalin komunikasi dan interaksi yang positif antara guru dan

peserta didik sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar peserta

didik.

b. Bagi Guru

Guru diharapkan memiliki kompetensi sosial agar dapat menjalin

komunikasi yang baik dengan peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

c. Bagi Peserta didik

Komunikasi yang efektif dan menyenangkan antara guru dan

peserta didik diharapkan mampu membangkitkan motivasi belajar peserta

didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

Page 21: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Kompetensi Sosial Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi berasal dari kata kompeten yang berarti wenang;

cakap; berkuasa menentukan atau memutuskan sesuatu. Sedangkan

kompetensi itu sendiri berarti kewenangan atau kekuasaan untuk

menentukan suatu hal (Depdikbud,2014: 453). Istilah kompetensi

berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung

pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang

dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh

seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan

sebaik-baiknya.

Menurut Usman (2006: 4), kompetensi diartikan sebagai

kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan

atau pelatihan. Kompetensi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki

oleh setiap guru. Jika guru tidak memiliki kompetensi , mustahil ia akan

menjalankan tugasnya dengan baik dan optimal. Mengenai kompetensi

dalam pandangan Islam, meski tidak dijelaskan secara eksplisit dan

Page 22: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

22

terperinci tapi ada hadits Nabi menyatakan bahwa suatu urusan atau

perkara harus diserahkan kepada ahlinya (orang yang berkompoten)

sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shohih

Bukhorinya (Al-Ju’fi dalam Irfan, 2011) berikut:

اعةفان روسدإذاالس لهغي رإلىالأم تظرأه

Artinya: “Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan

ahlinya maka tunggulah kehancurannya”. (H.R. Bukhori)

Hadits tersebut menerangkan bahwa suatu urusan atau perkara

harus diserahkan kepada ahlinya, begitu pula dalam hal mengajar dan

mendidik. Hendaklah seorang guru harus memiliki kompetensi dan

keprofesionalan yang tinggi dalam bidangnya karena jika tidak memiliki

keduanya maka tunggulah saat kehancurannya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005, dijelaskan dalam bab I pasal 1 ayat 1 bahwa guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Lebih lanjut mengenai kedudukan, fungsi, dan

tujuan guru dijelaskan dalam pasal 2 bahwa guru mempunyai kedudukan

sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal

yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Kedudukan

guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat

Page 23: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

23

dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “guru adalah orang yang

pekerjaannya (mata pencaharian profesinya) mengajar”. Usman (2006: 5)

mendefinisikan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Adapun Daulay (2004: 75)

menyatakan bahwa:

Guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki perasaan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya pemain yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Di tangan guru yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, tetapi sebaliknya di tangan guru yang kurang cakap, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat.

Disamping itu, guru bukan hanya berprofesi sebagai pengajar saja,

tetapi lebih dari itu guru juga berperan sebagai pendidik. Dengan kata lain,

guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan

dan ikutan di dalam dan di luar sekolah, serta bertingkah laku sesuai

dengan harapan masyarakat dan agama yang dianutnya.

Melihat pendapat para ahli di atas tentang pengertian guru dapat

diambil kesimpulan bahwa seseorang bisa dikatakan guru oleh oranglain

jika ia memiliki keahlian-keahlian khusus yang diperlukan oleh seorang

guru dan juga ia tidak hanya sekedar mengajar semata tetapi harus dapat

menjadi pendidik yang menjadi teladan di dalam dan di luar sekolah.

Dalam pasal 8 bab IV Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2005, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

Page 24: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

24

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru

sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan atau kewenangan

seorang guru dimana dalam melaksanakan segala kewajibannya dituntut

kualitasnya sebagai seorang guru, memiliki profesionalitas yang tinggi

serta memenuhi persyaratan yang diperlukan sebagai guru yang

berkompeten sesuai undang-undang yang berlaku.

2. Kompetensi Sosial Guru

Dalam Standar Nasional Pendidikan penjelasan pasal 28 ayat 3

butir (d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial

adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar (Mulyasa, 2007: 173). Hal tersebut diuraikan lebih

lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-

kurangnya memiliki kompetensi untuk:

a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.

b. Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

Page 25: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

25

c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik.

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Rahman (2009:173) menyatakan bahwa:

Kompetensi sosial guru dapat berarti kecakapan dan kemampuan guru berinteraksi dengan murid dan lingkungan masyarakat. Karena guru merupakan tokoh atau tipe makhluk yang diberikan tugas dalam membina dan membimbing murid atau masyarakat ke arah norma yang berlaku, sehingga harus memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat.

Kompetensi sosial menurut Slamet (Syaiful Sagala, 2009: 38)

terdiri atas sub kompetensi yaitu :

a. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan

mengelola konflik dan benturan.

b. Melaksanakan kerja sama secara harmonis.

c. Membangun kerja team (team work) yang kompak, cerdas, dinamis

dan lincah

d. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan.

e. Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan

lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya.

f. Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam system nilai yang

berlaku di masyarakat.

g. Melaksanakan prinsip tata kelola yang baik.

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai

makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk

sosial guru berprilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi

Page 26: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

26

dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati

terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan

tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat

sekolah dan dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak

berkepentingan dengan sekolah.

Peraturan Menteri Agama No.16/2010 tentang Pengelolaan

Pendidikan Agama pada Sekolah Pasal 16 “ kompetensi sosial guru

pendidikan agama yaitu sebagai berikut:

Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan

jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi.

b. Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas

c. Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga

masyarakat.

Dengan kompetensi sosial yang dimiliki dan diharapkan guru

Pendidikan Agama Islam mampu untuk mengatasi masalah yang dialami

peserta didik yaitu kurangnya pembentukan karakter yang baik bagi

peserta didik, dengan melihat idikator-indikator kompetensi sosial guru,

yaitu:

a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri

tauladan bagi anak didiknya.

Page 27: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

27

b. Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil

serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab

c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.

d. Guru seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan kepada

muridnya sendiri dengan memungut bayaran.

Berdasarkan beberapa pengertian kompetensi sosial di atas, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan dan

kecakapan seorang guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif pada pelaksanaan proses pembelajaran serta masyarakat sekitar.

Ada dua karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial, yaitu:

a. Berkomunikasi secara santun

Lima cara terampil dalam melakukan komunikasi dengan santun,

yaitu:

1) Ketahuilah apa yang ingin anda katakan

2) Katakanlah dan duduklah

3) Pandanglah pendengar

4) Bicarakan apa yang menarik minat pendengar

5) Janganlah membuat sebuah pidato.

b. Bergaul secara efektif

Bergaul secara efektif mencakup mengembangkan hubungan

secara efektif dengan peserta didik. Dalam bergaul dengan peserta didik,

haruslah menggunakan prinsip saling menghormati, mengasah,

mengasuh dan mengasihi.

Page 28: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

28

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru

berkaitan dengan kompetensi sosial dalam berkomunikasi dengan orang

lain, antara lain:

a. Bekerjasama dengan teman sejawat

Danim (2011: 229) menyatakan bahwa jagalah hubungan baik

dengan sejawat, buahnya adalah kebahagiaan. Guru-guru harus

berinteraksi dengan sejawat. Mereka harus dapat bekerja sama dan saling

menukar pengalaman. Dalam bekerjasama, akan tumbuh semangat dan

gairah kerja yang tinggi.

Dalam ayat 7 kode etik guru disebutkan bahwa “Guru memelihara

hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan

sosial”. Ini berarti bahwa: (1) guru hendaknya menciptakan dan

memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2)

guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan

dan kesetiakawanan sosial didalam dan diluar lingkungan kerjanya.

b. Bekerjasama dengan kepala sekolah

Kepala sekolah merupakan unsur pembina guru yang paling

strategis dalam jabaran tugas di lingkungan pendidikan formal. Menurut

Smith, mereka harus mampu menciptakan sistem kerja yang harmonis,

menampakkan suatu tim kerja yang mampu mendorong guru bekerja lebih

efektif.

Page 29: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

29

c. Bekerjasama dengan peserta didik

Guru bertugas menciptakan iklim belajar yang menyenangkan

sehingga peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan gembira.

Kreatifitas peserta didik dapat dikembangkan apabila guru tidak

mendominasi proses komunikasi belajar, tetapi guru lebih banyak

mengajar, memberi inspirasi agar mereka dapat mengembangkan

kreatifitas melalui berbagai kegiatan belajar sehingga peserta didik

memperoleh berbagai pengalaman belajar. Hal itu dapat memberi

kesegaran psikologis dalam menerima informasi. Disinilah terjadi proses

individualisasi dan proses sosialisasi dalam mendidik.

Adapun hal-hal yang menentukan keberhasilan komunikasi dalam

kompetensi sosial seorang guru adalah:

a. Audience atau sasaran komunikasi, yakni dalam berkomunikasi

hendaknya memperhatikan siapa sasarannya sehingga komunikator

bisa menyesuaikan gaya dan “irama” komunikasi menurut karakteristik

sasaran. Berkomunikasi dengan peserta didik SD tentu berbeda

dengan peserta didik SMA

b. Behaviour atau perilaku, yakni perilaku apa yang diharapkan dari

sasaran setelah berlangsung dan selesainya komunikasi. Misalnya

seorang guru sejarah sebagai komunikator ketika sedang berlangsung

dan setelah selesai menjelaskan Peristiwa Pangeran Diponegoro,

perilaku peserta didik apa yang diharapkan. Apakah peserta didik

menjadi sedih dan menangis merenungi nasib bangsanya, atau

Page 30: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

30

peserta didik mengepalkan tangan seolah-olah akan menerjang

penjajah Belanda. Hal ini sangat terkait dengan keberhasilan

komunikasi guru sejarah tersebut.

c. Condition atau kondisi, yakni dalam kondisi yang seperti apa ketika

komunikasi sedang berlangsung. Misalnya ketika guru Matematika

mau menjelaskan rumus-rumus yang sulit. Seorang guru harus

mengetahui kondisi peserta didik tersebut, apakah sedang gembira

atau sedang sedih, atau sedang kantuk karena semalam ada acara.

Dengan memahami kondisi seperti ini maka guru dapat menentukan

strategi apa yang ia gunakan agar nantinya apa yang diajarkan bisa

diterima oleh peserta didik.

d. Degree atau tingkatan, yakni tingkatan manakah target bahan

komunikasi yang harus dikuasai oleh sasaran itu sendiri. Misalnya

saja ketika seorang guru Bahasa Inggris menjelaskan kata kerja

menurut satuan waktunya, past tense, present tense dan future tense,

berapa jumlah minimal kata kerja yang harus dihafal oleh peserta didik

pada hari itu. Jumlah minimal kata kerja yang dikuasai oleh peserta

didik dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan guru Bahasa

Inggris tersebut. Apabila tercapai berarti ia berhasil, sebaliknya

apabila tidak tercapai berarti ia gagal.

B. Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi berawal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya

penggerak atau pendorong. Motif dapat diartikan sebagai kekuatan yang

Page 31: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

31

terdapat dalam individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak

atau berbuat sesuatu yang mempunyai tujuan. Jadi, motivasi merupakan

keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke

arah tujuan.

Sumantri (2015: 374) mendefinisikan motivasi sebagai suatu

rangkaian usaha berbentuk kekuatan yang berfungsi mendorong

seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sardiman (2007) dalam Sumantri (2015: 374), memotivasi

merupakan perubahan-perubahan energi yang terjadi di dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan James Drever

dalam Sumantri (2015: 375) menjelaskan bahwa motif adalah sebuah

faktor alamiah yang efektif yang bergerak dalam menentukan arah

tingkah laku seseorang menuju pada tujuan akhir atau cita-cita, baik

dipahami secara sadar atau tidak.

Motivasi dalam diri individu mempunyai kekuatan yang berbeda,

ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif-motif lainnya. Motif

yang paling kuat adalah motif yang menjadi penyebab utama tingkah laku

individu.

Page 32: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

32

Terjemahannya:“bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya

atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan[768] yang ada pada

diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak

ada pelindung bagi mereka selain Dia” (Shihab, 2002).

Dalam islam kita memang diharuskan start action (baca : ikhtiar) ,

kita tidak bisa hanya berdoa saja (baca tawakkal) dan berpangku tangan

saja apalagi hanya bermimpi (baca dreaming) . Makna doa itu sendiri

adalah berusaha, jadi salah kaprah kalau ada orang berdoa saja dan tidak

berusaha.Memang segala sesuatu telah diatur oleh Allah SWT, namun

Allah SWT juga benci kepada orang yang hanya berpangku tangan saja.

Kita tidak akan memiliki keterampilan dan kemampuan begitu saja tanpa

kita belajar dan berusaha.

Sumantri (2015) menjelaskan tiga fungsi motivasi sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energy motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

Page 33: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

33

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah segala sesuatu kekuatan atau energi yang mampu

menggerakkan tingkah laku seseorang yang timbul oleh adanya

rangsangan baik dari dalam maupun dari luar individu yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan akhir.

Motivasi belajar dalam proses pembelajaran sangat diperlukan dan

guru harus senantiasa memberikan motivasi-motivasi dalam setiap proses

pembelajaran karena itu akan sangat berguna dalam keberhasilan proses

pembelajaran yang akan dilakukan. Uno (2008) dalam Sumantri (2015:

378), motivasi belajar adalah dorongan dan kekuatan dalam diri

seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dengan

kata lain motivasi belajar dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang

ada pada diri seseorang sehingga seseorang mau melakukan aktivitas

atau kegiatan belajar guna mendapatkan beberapa keterampilan dan

pengalaman.

Lebih lanjut Uno (2008) menegaskan bahwa motivasi belajar

adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang

belajar sehingga mengadakan perubahan tingkah laku dengan indicator

sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk sukses dan berhasil.

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Page 34: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

34

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

4. Adanya penghargaan dalam kelompok.

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6. Adanya lingkungan yang kondusif sehingga peserta didik dapat

belajar dengan baik.

Bomia et al. (1997: 1) dalam Yunus (2009: 93), motivasi mengacu

pada kesediaan, kebutuhan, keinginan dan dorongan peserta didik untuk

berpartisipasi, dan menjadi sukses dalam proses pembelajaran. Sobel &

Maletsky (2004: 31-32) dalam Farhan & Retnawati (2014: 229)

menegaskan bahwa penting untuk dicatat bahwa murid-murid seharusnya

diberi waktu yang cukup untuk menformulasikan dugaan dan

mendiskusikannya di dalam kelas sebelum mencoba mencari jawaban

yang benar melalui perhitungan. Jika tidak disediakan waktu yang cukup,

topik yang disampaikan hanya akan membuat murid-murid melakukan

perhitungan dan kehilangan aspek motivasi.

Motivasi merupakan suatu stimulus yang memberikan kekuatan

(energi) kepada seseorang untuk melaksanakan suatu aktivitas, yang

mengarahkannnya agar tepat pada tujuan yang diharapkan dan menjaga

agar tetap stabil terhadap apa yang telah dilakukan. Kecenderungan

motivasi dalam diri seorang individu akan terlihat pada kinerja peserta

didik pada aktivitas pembelajaran matematika. Santrock (2009: 199)

dalam Farhan & Retnawati (2014: 299) mengatakan bahwa motivasi

Page 35: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

35

melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan

mempertahankan perilaku.

Motivasi belajar dalam proses pembelajaran sangat diperlukan dan

guru harus senantiasa memberikan motivasi-motivasi dalam setiap proses

pembelajaran karena itu akan sangat berguna dalam keberhasilan proses

pembelajaran yang akan dilakukan. Winkel (1995) dalam Sumantri (2015:

379) memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau

semangat dalam belajar, sehingga peserta didik yang bermotivasi kuat

memiliki energy banyak untuk melakukan kegiatan belajar.

Woolfolk (1993) dalam Sumantri (2015: 381) mengemukakan

beberapa pandangan dasar yang berhubungan dengan motivasi belajar,

yaitu:

1. Pandangan behavioris, menekankan pengaruh dari unsur

rangsangan, kontiguitas, penguatan/peneguhan, dan hukuman pada

masalah motivasi. Seseorang termotivasi untuk berperilaku tertentu,

agar mendapatkan penguatan/ peneguhan atau dapat menghindarkan

dirinya dari suatu hukuman. Kejadian yang berlangsung ialah adanya

perangsangan (stimulus), diikuti dengan adanya reaksi (respons)

sehingga menimbulkan akibat tertentu. Motivasi dalam hal ini

berfungsi sebagai daya penggerak yang ada pada orang itu untuk

berperilaku tertentu guna mendapatkan akibat yang diinginkan.

2. Pandangan humanistis, menekankan kebebasan perorangan, hak

memilih sendiri, mengatur sendiri, menentukan sendiri,

Page 36: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

36

mengembangkan diri secara optimal, dan dorongan memperkaya diri.

Daya penggerak yang menimbulkan perilaku bersumber pada unsur-

unsur internal. Hubungannya dengan motivasi ialah peran kebutuhan

yang mendasari unsur-unsur internal.

3. Pandangan kognitivis, menentukan peranan keyakinan, tujuan,

penafsiran, harapan, minat, dan kemampuan. Berbeda dengan

pandangan behavioris, maka pandangan ini membahas apa yang

berlangsung dalam diri subjek yang berhadapan dengan pengalaman

dan kejadian. Daya motivasional menurut pandangan ini adalah isi

interpretasi yang diberikan kepada rangsangan baik dari dalam

maupun dari luar. Sejalan dengan pandangan kognitivis, maka orang

sebagai sumber motivasinya sendiri.

4. Pandangan belajar sosial, memperhatikan baik pengaruh dari akibat

maupun peranan dari interpretasi individu. Pandangan yang

memadukan pandangan behavioris dan pandangan kognitivis ini

dapat dicirikan sebagai konseptulisasi “pengharapan dan

penghargaan” (expenctancy value). Hal ini berarti bahwa motivasi

belajar pada diri seseorang dilihat sebagai produk dari pengharapan

untuk mendapatkan suatu akibat dan penafsiran terhadap arti akibat

itu untuk dirinya sendiri.

Motivasi berdasarkan sumber yang menimbulkannya dibagi

menjadi dua, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. W. S. Winkel

(1995) dalam Sumantri (2015: 381) mengatakan bahwa motivasi belajar

Page 37: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

37

dibedakan dalam motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik, yakni kegiatan belajarnya dimulai dan dilanjutkan berdasarkan

atas kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berhubungan

dengan kegiatan belajar itu sendiri. Misalnya, rajin belajar karena ingin

mendapatkan hadiah yang dijanjikan kepadanya jika dia mendapatkan

hasil yang baik. Motivasi intrinsik, yakni kegiatan belajarnya dimulai dan

diteruskan berdasarkan penghayatan suatu keinginan dan dorongan yang

secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar. Misalkan, peserta didik

belajar ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah.

Menurut Uno (2011: 9) dalam Farhan & Retnawati (2014: 230),

motivasi intrinsik berisi:

1. Penyesuaian tugas dengan minat,

2. Perencanaan yang penuh variasi,

3. Umpan balik atas respon peserta didik,

4. Kesempatan respon peserta didik yang aktif, dan

5. Kesempatan peserta didik untuk menyelesaikan tugasnya.

Lebih lanjut Uno (2011: 9) dalam Farhan & Retnawati (2014: 230)

mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik mencakup antara lain:

1. Penyesuaian tugas dengan minat,

2. Perencanaan yang penuh variasi,

3. Respon peserta didik,

4. Kesempatan peserta didik yang aktif,

5. Kesempatan peserta didik untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya.

Page 38: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

38

6. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Indikator motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat

disimpulkan berdasarkan pendapat Uno (2011: 10) dalam Farhan &

Retnawati (2014: 230) bahwa motivasi adalah dorongan internal dan

eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan,

2. Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan,

3. Adanya harapan dan cita-cita,

4. Penghargaan dan penghormatan atas diri,

5. Adanya lingkungan yang baik, dan

6. Adanya kegiatan yang menarik.

C. Pendidikan Agama Islam.

Kalimat Pendidikan Agama Islam secara bahasa terbagi tiga kata

yaitu pendidikan, agama dan kata Islam. Pendidikan menurut Routledge

(2011: 12) adalah process of acquiring or imparting knowledge and skills.

Yang berarti bahwa proses mendapatkan atau menanamkan pengetahuan

dan keterampilan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Depdikbud,2014: 172) pendidikan mengandung maksud suatu proses

dalam rangka mengubah sikap dan tata tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui kegiatan

pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah The art of imparting or

Page 39: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

39

acquiring knowledge and habit through instructional as study (Joe Park,

1962: 3).

Kata agama berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta

tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia

serta lingkungannya. Kata Islam berasal dari bahasa Arab asal katanya

salima-yaslamu-salaamatan-salaaman yang berarti selamat, sentosa

Yunus, 1990: 177).

Ada beberapa definisi terkait dengan pendidikan agama Islam,

diantaranya Tayar Yusuf (2006: 67) berpendapat bahwa Pendidikan

Agama Islam merupakan usaha sadar generasi tua kepada generasi

muda untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan,

keterampilan agar mereka kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah

Swt.

Darajat (2006:3) berpendapat bahwa maksud dari Pendidikan

Agama Islam adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa mampu memahami ajaran Islam

secara menyeluruh kemudian menghayati tujuan yang pada akhirnya

peserta didik tersebut dapat mengamalkan serta menjadikan Islam

sebagai way of life.

Pendidikan Agama Islam adalah kegiatan yang dilakukan bertujuan

untuk menghasilkan orang-orang beragama, sehingga pendidikan agama

perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan akhlak peserta didik

Page 40: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

40

(Zuhairini & Abdul Ghofir, 2004: 1). Pendidikan Agama Islam merupakan

sebutan yang diberikan pada salah satu subyek mata pelajaran yang ada

di sekolah yang harus dipelajari oleh peserta didik yang beragama Islam

dalam menyelesaikan pendidikannya dalam tingkatan tertentu.

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang berorientasi

pada penanaman nilai-nilai Islam, baik yang bersumber dari ajaran Islam

(al-Qur’an dan hadits), maupun bersumber dari nilai-nilai kemanusiaan

yang sesuai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Yang nantinya

nilai-nilai Islami tersebut akan mempengaruhi pola aktivitas manusia

dalam segala aspek, baik aktivitas manusia dalam hubungannya dengan

Tuhan, sesama manusia dan hubungannya dengan aktivitas manusia

dalam mengelola alam ini.

Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang

wajib diberikan kepada peserta didik di sekolah umum. Pendidikan Agama

Islam di sekolah umum adalah suatu program pendidikan yang berfungsi

untuk menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses pembelajaran baik di

kelas maupun di luar kelas yang dikemas dengan nama Pendidikan

Agama Islam dan disingkat dengan PAI.

Dari beberapa defenisi tersebut, dapat diketahui bahwa yang

dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum adalah

penanaman nilai-nilai ajaran Islam oleh generasi tua kepada generasi

selanjutnya yang dikemas dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) baik melalaui kegiatan intrakurikuler di kelas atau ekstrakurikuler di

Page 41: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

41

luar jam pelajaran formal dengan tujuan agar peserta didik dapat

menguasai, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan

bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan

manusia yang bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia

(Nazaruddin, 2007: 95).

Ada tiga aspek yang dapat dilihat dalam pelaksanaan pendidikan

agama Islam, yaitu:

1. Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari pokok ajaran

Islam yaitu al-Qur’an dan hadits (Alim, 2006: 5). Mengenai dasar

Pendidikan Agama Islam ini adalah al-Qur’an dan hadits yang tidak perlu

diragukan lagi kebenarannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada

Q.S. An-Nahl/016: 64

Terjemahannya: “dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab

(Al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka

apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi

kaum yang beriman”.

M. Quraisy Shihab (2002: 634) dalam tafsirnya menyebutkan

bahwa dalam ayat ini Allah tidak menurunkan kepada Nabi Muhammad

Page 42: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

42

Saw alkitab yakni al-Qur’an kecuali agar beliau dapat menjelaskan kepada

manusia, apa yang mereka perselisihkan khususnya dalam persoalan

agama dan menjadi petunjuk serta rahmat bagi mereka yang beriman,

demikian juga bagi mereka yang benar-benar bermaksud dan siap hati

dan pikirannya untuk beriman.

2. Dasar Hukum

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 adalah landasan dasar dalam pendidikan Nasional. Dua

landasan tersebut berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (Assegaf, 2005: 3).

Selanjutnya yang digunakan sebagai dasar dari Undang-Undang

Dasar 1945 mengenai Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang

tertera dalam pasal 29 ayat 2 yang berbunyi “Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama masing-masing dan

beribadah menurut agamanya itu”.

Adapun dasar yuridis ini juga tercermin dalam Undang-Undang

No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka

Page 43: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

43

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari keterangan tersebut diketahui bahwa dasar Pendidikan Agama

Islam bukan hanya terdapat pada al-Qur’an dan hadits, akan tetapi juga

terdapat dalam undang-undang yang mempunyai tujuan yang sama

dengan tujuan yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits.

3. Dasar Sosial Psikologi

Dasar psikologis artinya dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat, hal ini didasarkan pada pendapat

bahwa dalam hidupnya manusia baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya

tidak tenang dan tidak tentram, sehingga memerlukan adanya pegangan

hidup, semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan

hidup yang disebut dengan agama.

Manusia pada hakikatnya menginginkan segala kebutuhannya bisa

terpenuhi dengan sempurna dalam rangka mencapai keharmonisan dan

kebahagiaan dunia dan akhirat. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

merupakan kendali dan tolak ukur bagi manusia dalam mencapai

ketenangan dalam hidupnya. Selama ini Pendidikan Agama Islam

mempunyai peran sentral dalam membentuk perilaku manusia yang

sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia. Karena Pendidikan Agama

Page 44: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

44

Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan

ajaran-ajaran Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan Islami.

Manusia adalah makhluk hidup yang diberi kelebihan dari makhluk

lainnya. Dalam kehidupan manusia menghadapi berbagai fenomena yang

ada. Manusia mempunyai sifat optimis dan pesimis. Oleh karena itu

agama bagi manusia merupakan pegangan dalam hidupnya. Orang akan

merasa tenang dan tentram dalam hidupnya kalau mereka dapat

mendekatkan diri kepada Allah Swt sesuai dengan firman Allah Q.S ar-

Ra’du/013: 28

Terjemahannya: “28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati

mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya

dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.

Adapun tujuan secara umum dilaksanakannya Pendidikan Agama

Islam seperti yang dikemukakan oleh Harun Nasution yaitu untuk

menghasilkan manusia yang berjiwa agama yang tidak hanya cukup

berpengetahuan agama saja (Nasution, 1995: 5). M. Arifin (2000: 39)

mengatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum

adalah untuk “Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan

pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta

Page 45: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

45

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan

tersebut senada dengan tujuan yang tercantum dalam undang-undang

bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi

spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak

mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagai

perwujudan sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman

dan penanaman nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut

dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. peningkatan

potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi

berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan

harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan (Depertemen Pendidikan

Nasional, 2003: 1).

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 tahun

2006 mengenai standar isi untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah,

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk:

a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

Page 46: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

46

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan

dan ketakwaannya kepada Allah Swt.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil dan etis, Berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),

menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta

mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Berdasarkan penjelasan pada dua poin di atas diketahui bahwa

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan baik

di dunia dan di akhirat.

D. Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan

perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler.

Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi peserta didik yang

memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan

pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif

terhadap kegiatan yang diikuti oleh para peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh peserta

didik baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar peserta didik

dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat

dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong

pembinaan sikap atau nilai-nilai.

Page 47: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

47

Muhaimin (2008: 74) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran

intrakurikuler di kelas dan pelayanan konseling yang bertujuan untuk

membantu mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang

berkewenangan atau berkemampuan di sekolah atau madrasah.

Djaelani (2000: 122) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan secara

berkala atau hanya dilaksanakan pada waktu tertentu termasuk pada

waktu libur, baik yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah

dengan maksud untuk memperluas pengetahuan peserta didik dalam

mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat

serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat diketahui

bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang

dilaksanakan di luar jam mata pelajaran intrakurikuler yang bisa

dilaksanakan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk

menambah wawasan, pengalaman, pengamalan peserta didik serta

mengembangkan bakat yang mereka miliki.

Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari

pengembangan institusi sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan

intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum,

Page 48: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

48

kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah. Secara

yuridis, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan hukum

yang kuat, karena diatur dalam surat keputusan Menteri yang harus

dilaksanakan oleh sekolah.

Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu

cara penambahan pendidikan agama Islam, sehingga harus disusun

secara terencana agar semua pihak yang terkait dalam penyelanggaraan

Pendidikan Agama Islam dapat berperan secara aktif mendukung

tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.

Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam yang

dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah upaya

pemantapan, pengayaan, dan perbaikan nilai-nilai, norma, dan

pengembangan bakat, minat, kepribadian, kreativitas peserta didik dalam

aspek keimanan, ketaqwaan kepada Allah Swt, akhlak mulia, penguasaan

kitab suci Al-Qur’an, ibadah, sejarah, kebudayaan dan seni agama Islam

yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah

atau di luar sekolah untuk lebih memperluas pengetahuan, wawasan,

pengalaman dan pengamalan sekaitan dengan mata pelajaran pendidikan

agama Islam.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada SMP adalah

kegiatan kurikuler Pendidikan Agama Islam pada SMP yang dilakukan

oleh peserta didik pada jenjang SMP di luar jam belajar kegiatan

Page 49: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

49

intrakurikuler Pendidikan Agama Islam dan kegiatan kokurikuler, di bawah

bimbingan guru Pendidikan Agama Islam dan pengawasan satuan

pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,

kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik

secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan Pendidikan Agama

Islam.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

selain memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengekspresikan atau mengembangkan minat dan bakatnya, juga

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memadukan,

mengintegrasikan, menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler ke dalam situasi

kehidupan nyata, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun

masyarakat. Oleh karena itulah, setiap sekolah perlu mengembangkan

dan menyelenggarakan program ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

agar tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai Pendidikan Agama Islam

melalui penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam dapat memenuhi

standar yang diharapkan.

Sebagai suatu kegiatan keagamaan untuk mencapai tujuan

bersama, kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam berangkat dari

pandangan hidup (filosofi) dan pemikiran dasar (pendekatan) yang

berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Konteks pengertian

yang dimaksud dalam filosofi dan pemikiran dasar disini adalah yang

Page 50: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

50

berkaitan dengan perbaikan mental-moral para remaja atau lebih spesifik

lagi upaya pembangunan dan pengembangan kepribadian peserta didik

sebagai calon pemimpin bangsa dimasa selanjutnya. Oleh karenanya,

dasar pendirian kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam ini

harus mengarah pada kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang

terdapat dalam bidang pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam

yang tercermin dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Filosofi kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam bisa

diketahui dengan melihat pemikiran dasar atau pandangan yang ada.

Oleh karena itu, bentuk pendekatan yang dipilih dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam adalah pendekatan sosio-

transformatif, yakni pendekatan yang berdasarkan keyakinan bahwa

pembangunan dan pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah

perubahan pandangan, pemikiran, sikap dan tingkah laku bersama

menuju kepada keswadayaan dan kemandirian, mulai dari asas

pengenalan masalah, penentuan rencana kegiatan untuk menyelesaikan

masalah sampai pada bagaimana evaluasinya.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

secara umum bertujuan untuk mendukung tujuan Pendidikan Agama

Islam yaitu untuk menumbuhkan serta meningkatkan keimanan melalui

pemberian dan pemupukan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan

Page 51: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

51

ketaqwaan kepada Allah Swt, disamping juga memiliki akhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.

Dalam pedoman ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam SMP

(Kementerian Agama RI, 2015: 3) diuraikan fungsi kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam SMP, yaitu:

1. Pembinaan, yaitu membentuk perilaku Islami dalam kehidupan

sehari-hari dan memberikan bantuan klinis bagi peserta didik yang

mengalami kesulitan dalam penguasaan kompetensi Pendidikan

Agama Islam;

2. Pengembangan,yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan

bakat, minat,dan kreativitas;

3. Sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab sosial

keagamaan peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan

dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memperluas pengalaman, praktik keterampilan sosial, dan

internalisasi nilai moral dan nilai sosial keagamaan;

4. Rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam

suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga

menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan

Page 52: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

52

ekstrakurikuler harus mengembangkan kehidupan budaya Islami di

sekolah yang lebih menarik bagi peserta didik;

5. Persiapan karier, yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir peserta

didik melalui pengembangan kapasitas dan kompetensi Pendidikan

Agama Islam.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam pada SMP, yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

peserta didik;

2. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam pembinaan

kepribadian muslim;

3. Mewujudkan budaya keberagamaan (religious culture) pada tingkat

satuan pendidikan;

4. Meningkatkan syi’ar Islam.

Adapun prinsip penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam pada SMP adalah sebagai berikut:

1. Bersifat individual, yaitu dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat,

dan minat peserta didik masing-masing.

2. Bersifat wajib, bagi peserta didik yang belum menguasai kompetensi

Pendidikan Agama Islam tertentu;

3. Bersifat pilihan, yaitu dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti

oleh peserta didik secara sukarela;

Page 53: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

53

4. Partisipasi aktif, yaitu menuntut keikutsertaan peserta didik secara

penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing;

5. Menyenangkan, yaitu dilaksanakan dalam suasana yang

menggembirakan bagi peserta didik;

6. Membangun etos kerja, yaitu dikembangkan dan dilaksanakan dengan

prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan

bekerja dengan giat dan baik;

Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 3 Kecamatan

Polongbangkeng Utara, SMP Negeri 5 Kecamatan Polongbangkeng

Utara, dan SMP Negeri 2 Kecamatan Polongbangkeng Utara,Kabupaten

Takalar, diperoleh data dari bagian tata usaha masing-masing sekolah

tentang kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah sebagai

berikut:

1. Pembiasaan:

a. Shalat berjamaah

b. Membaca Al-Qur’an mengawali dan mengakhiri suatu hari proses

pembelajaran.

c. Membaca doa mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran

dan pekerjaan lainnya

d. Mengucapkan dan menjawab salam

e. Menjaga kebersihan, kesehatan dan lainnya.

2. Mengikuti Pentas Pendidikan Agama Islam:

a. Musabaqah Tilawatil Qur’an

Page 54: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

54

b. Kaligrafi

c. Hafalan surat pendek

d. Pidato

e. Cerdas cermat

f. Lomba mengarang tentang sejarah Islam

g. Membaca puisi dan sajak

3. Pesantren Kilat (materi pesantren kilat)

a. Keimanan

b. Ibadah

c. Akhlak

d. Praktik-praktik dan latihan-latihan

e. Latihan pengendalian diri dan kebersamaan.

4. Amaliyah Ramadhan

Sekolah membagikan buku laporan amaliyah Ramadhan yang

berisi laporan perkembangan :

a. Puasa Ramadhan

b. Sahur dan Berbuka Puasa Bersama

c. Shalat Lail (Tarawih)

d. Tadarrus Al-Qur’an

e. I’tikaf

f. Infak dan Shadaqah

g. Zakat Fitrah.

h. Pesantren Kilat Ramadhan

Page 55: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

55

i. Peringatan Nuzulul Qur’an

j. Mendengarkan Ceramah Ramadhan

k. Shalat Idul Fitri

l. Halal Bil Halal

5. Rohani Islam (ROHIS)

a. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt dan pemahaman

ajaran Islam

b. Kesadaran untuk berorganisasi

c. Mengorganisasikan tugas sehari-hari

d. Kemampuan keterampilan hidup yang sadar

e. Keterampilan berbahasa yang santun

f. Kesadaran berestetika

g. Kesadaran mentaati peraturan

h. Keterampilan sosial

i. Keterampilan Pengelolaan agresivitas

j. Keterampilan mengelola stress

k. Keterampilan merencanakan.

6. Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)

a. Mengenal huruf-huruf dalam Al-Qur’an

b. Mengenal kata dalam Al-Qur’an

c. Mengenal kata-kata pilihan dalam Al-Qur’an

d. Mengenal ayat-ayat dalam Al-Qur’an.

e. Mengenal surat-surat dalam Al-Qur’an

Page 56: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

56

f. Mengenal hukum baca dalam Al-Qur’an berkaitan dengan Tajwid.

7. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

a. Tahun Baru Hijriyah

b. Maulid Nabi Muhammad saw

c. Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw

d. Nuzulul Qur’an

e. Hari Raya Idul Fitri

f. Hari Raya Idul Adha

8. Praktek Ibadah

a. Praktek berwudhu

b. Praktek Tayammum

c. Praktek Shalat

d. Praktek Memandikan Jenazah

e. Praktek Zakat

f. Praktek Haji dan Umrah

g. Praktek Muamalah dan lainnya.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitiannya yang dilakukan oleh Sutarno, dkk yang berjudul

“Pengaruh Kompetensi Guru Mata Pelajaran TIK terhadap Motivasi

dan Hasil Belajar Peserta Didik” menyimpulkan bahwa motivasi belajar

pada mata pelajaran TIK didukung oleh kompetensi guru, meskipun

Page 57: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

57

hanya kompetensi sosial dan profesional saja yang terbukti secara

persial mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Dalam kasus ini,

kompetensi guru serta motivasi belajar berpengaruh sangat besar

dalam meningkatkan hasil belajar. Banyak faktor lain di luar objek

penelitian yang meningkatkan hasil belajar selain dari motivasi dan

kompetensi guru.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Atik Alami yang berjudul “Pengaruh

Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial Guru Ekonomi

Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik SMA di Kota PATI

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kompetensi

profesional dan kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi terhadap

prestasi belajar peserta didik di kota Pati. Guru yang memiliki

kompetensi baik akan menghasilkan peserta didik berprestasi baik

pula. Kompetensi sosial guru ekonomi akuntansi berpengaruh positif

terhadap prestasi belajar peserta didik SMA di kota Pati. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan guru berkomunikasi dengan

sesama pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik sudah

sangat baik.

F. Kerangka Pikir

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai

makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk

sosial guru berprilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi

dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati

Page 58: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

58

terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan

tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat

sekolah dan dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak

berkepentingan dengan sekolah.

Dengan kompetensi sosial yang dimiliki dan diharapkan guru

Pendidikan Agama Islam mampu untuk mengatasi masalah yang dialami

peserta didik termasuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Motivasi merupakan faktor yang menentukan seseorang dalam

memilih kegiatan, sehingga besar sekali pengaruhnya terhadap

pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Ditinjau dari asalnya motivasi dari

dalam diri individu (intrinsik) dan motivasi dari luar individu (ekstrinsik)

sangat bergantung pada individu. Masing-masing individu berbeda dalam

memilih satu kegiatan atau satu aktivitas, tetapi apabila mereka memilih

satu kegiatan yang sama pada hakikatnya akan memiliki motivasi yang

berbeda.

Keikutsertaan peserta didik mengikuti suatu kegiatan

ekstrakurikuler khususnya ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam sangat

besar dipengaruhi oleh adanya motivasi, baik motivasi yang berasal dari

dalam individu peserta didik (intrinsik) atau motivasi yang berasal dari luar

individu peserta didik (ekstrinsik). Untuk itu diharapkan peserta didik

mempunyai motivasi yang tinggi baik motivasi intrinsik atau ekstrinsik,

Page 59: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

59

sehingga minat untuk mengikuti suatu kegiatan khusunya ekstrakurikuler

akan tinggi juga.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo

berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi,

atau pertanyaan yang disajikan sebagai bukti. Jadi hipotesis dapat

diartikan sebagai suatu pertanyaan yang masih lemah kebenarannya dan

perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara (Hasan,

2010: 140).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Terdapat pengaruh kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Page 60: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

60

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian korelasi, yaitu korelasi sebab-akibat. Menurut Arikunto (2010:

76) antara keadaan yang pertama dengan yang kedua terdapat hubungan

sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab yang

kedua. Keadaan pertama berpengaruh terhadap yang kedua. Oleh

karenanya, penelitian korelasional ini disebut sebagai penelitian pengaruh.

Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

= Kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam

= Motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam

Y X

Page 61: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

61

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Polongbangkeng Utara,

Kabupaten Takalar. Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP

Negeri 2 Kecamatan Polongbangkeng Utara, SMP Negeri 3 Kecamatan

Polongbangkeng Utara,dan SMP Negeri 5 Kecamatan Polongbangkeng

Utara, Kabupaten Takalar.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain

atau biasa disebut dengan variabel penyebab. Adapun variabel bebas

dalam penelitian ini adalah Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama

Islam.

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain

atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

D. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan

gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan. Adapun

Page 62: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

62

defenisi operasional variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Kompetensi sosial adalah kemampuan dan kecakapan seorang guru

dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif pada

pelaksanaan proses pembelajaran serta masyarakat sekitar.

2. Motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam adalah suatu dorongan yang ada pada diri

peserta didik sehingga dia mau melakukan aktivitas atau kegiatan

melalui kurikuler Pendidikan Agama Islam pada jenjang SMP di

luar jam belajar kegiatan intrakurikuler Pendidikan Agama Islam

dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan guru Pendidikan

Agama Islam dan pengawasan pendidikan, bertujuan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,

kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk

mendukung pencapaian tujuan pendidikan agama Islam.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi,

populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam

yang lain (Sugiyono, 2012: 60). Selain itu, menurut Arikunto (2010: 173)

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Page 63: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

63

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII

di SMP Negeri 3 Kecamatan Polongbangkeng Utara,SMP Negeri 5

Kecamatan Polongbangkeng Utara, dan SMP Negeri 2 Kecamatan

Polongbangkeng Utara,Kabupaten Takalar tahun pelajaran 2016/ 2017

yang berjumlah 294 orang.

Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan jumlah peserta didik

SMP Negeri 3 Kecamatan Polongbangkeng Utara, SMP Negeri 5

Kecamatan Polongbangkeng Utara, dan SMP Negeri 2 Kecamatan

Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar:

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 3 Kecamatan Polongbangkeng Utara, SMP Negeri 5 Kecamatan Polongbangkeng

Utara, dan SMP Negeri 2 Kecamatan Polongbangkeng Utara,Kabupaten Takalar

Nama Sekolah Jumlah Peserta Didik Kelas VII

SMP Negeri 2 Polongbangkeng Utara 158

SMP Negeri 3 Polongbangkeng Utara 88

SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara 48

Jumlah Keseluruhan 294

Sumber: http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/

Page 64: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

64

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 118). Arif Tiro (2008: 4)

mengemukakan bahwa sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih/

diambil dari suatu populasi. Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya

data atau pengamatan dalam sampel itu. Besarnya sampel yang

diperlukan bervariasi menurut tujuan pengambilannya dan tingkat

kehomogenan populasi.

Arikunto menyarankan mengambil semua sampel apabila

subjeknya kurang dari 100 sehinga penelitiannya merupakan penelitian

populasi.Tetapi jika populasinya lebih dari 100 maka dapat diambil 10% -

15% atau 20%-25% atau lebih.Merujuk dari penjelasan Arikunto maka

sampel dalam penelitian ini adalah 15% dari populasi yakni sebanyak 44

orang.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple

random sampling. Penentuan sampel dengan cara memilih secara random

peserta didik di SMP Negeri 3 Kecamatan Polongbangkeng Utara, SMP

Negeri 5 Kecamatan Polongbangkeng Utara, dan SMP Negeri 2

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar.

Cara perhitungan sampel adalah sebagai berikut:

SMP Negeri 2 Polongbangkeng Utara=

(dibulatkan jadi

24)

Page 65: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

65

SMP Negeri 3 Polongbangkeng Utara=

(dibulatkan jadi

13)

SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara=

(dibulatkan jadi

7)

Jadi jumlah sampel keseluruhan adalah 24 + 13 + 7 = 44 orang.

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka

harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya

dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen

untuk mengumpulkan data. Adapun instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket kompetensi sosial guru adalah angket yang digunakan

untuk mengukur kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam.

2. Angket motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam adalah angket yang

digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

Page 66: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

66

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan suatu

kegiatan sebelum peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan

untuk mengumpulkan data. Pada tahap ini, peneliti membuat proposal

tesis, mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian kepada pihak-

pihak yang bersangkutan serta mempersiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan dalam penelitian.

2. Tahap Penyusunan

Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui

permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam

pengumpulan data. Selain itu, menyusun instrumen penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Adapun cara yang dilakukan dalam tahap ini yaitu dengan

melakukan penelitian di lapangan untuk mendapatkan data yang kongkrit

dengan menggunakan instrumen penelitian serta dengan jalan membaca

referensi/ literatur yang berkaitan dengan pembahasan ini baik dengan

menggunakan kutipan langsung ataupun kutipan tidak langsung. Tahap

pelaksanaan dalam hal ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan angket kepada peserta didik untuk diisi sesuai dengan

data yang sebenarnya terjadi pada peserta didik. Angket yang

Page 67: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

67

diberikan kepada peserta didik adalah angket kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam dan angket motivasi belajar peserta didik

melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

b. Memberikan penjelasan kepada peserta didik bagaimana proses

pengisian angket tersebut yaitu dengan menjawab pertanyaan yang

ada pada angket tersebut dengan jujur.

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Dalam hal ini, statistik deskriptif berfungsi untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas untuk menjawab permasalahan yang ada

dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tabel distribusi frekuensi, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Range/jangkauan (R), yaitu nilai terbesar (NT) dikurang nilai terkecil

(NK)

R = NT – NK

2) Banyak kelas interval (k)

k = 1 + (3,3) log n n = banyak data

3) Menentukan panjang kelas dengan rumus:

RI

k

b. Menghitung rata-rata dengan rumus:

i i

i

f xX

f

Page 68: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

68

Keterangan:

X = Rata-rata variabel

if = Frekuensi untuk variabel

ix = Tanda kelas interval variabel

c. Menghitung Standar Deviasi

√∑

Keterangan: xi = Tanda kelas interval variabel

= Rata-rata

= Jumlah sampel

d. Menentukan kategori

Pada analisis deskriptif ini, peneliti menggunakan kategorisasi

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

Untuk kategorisasi tingkat kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam dan motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam digunakan kategorisasi untuk dengan rumus

sebagai berikut :

Rendah : x <(µ - 1,0 ( ))

Sedang : (µ - 1,0 ( ))≤ x < (µ + 1,0 ( ))

Tinggi : (µ + 1,0 ( ))≤ x

Keterangan : Mean/ Rata-rata.

: Standar Deviasi (Azwar, 2013:109)

Page 69: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

69

e. Menghitung persentase nilai rata-rata, dengan rumus:

x100%f

PN

Keterangan: P = Angka persentase f = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya sampel (Tiro, 2000:116).

2. Statistik Inferensial

Untuk keperluan pengujian hipotesis, maka rumus yang digunakan

untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi

dalam analisis parametrik. Pengujian normalitas data bertujuan

mengetahui apakah populasi data dapat berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

Test pada program SPSS for windows.

Adapun data yang diuji normalitas adalah data kompetensi sosial

guru Pendidikan Agama Islam (X) dan motivasi belajar peserta didik

melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (Y).Data

populasi dapat diasumsikan berdistribusi normal apabila nilai p-value α

dengan taraf nyata α = 0,05, dengan syarat:

Jika Pvalue≥ 0,05 maka distribusi data adalah normal

Page 70: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

70

Jika Pvalue< 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal

2) Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji yang akan memastikan apakah data yang

kita miliki sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji linearitas digunakan

untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang

diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi

yang ada.

Adapun kriteria pengujian linearitas dengan hasil olahan program

SPSS for windows, yaitu:

Jika Pvalue≥ 0,05 maka data linear

Jika Pvalue< 0,05 maka data tidak linear

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

1) Persamaan garis regresi linear sederhana

Analisis regresi digunakan untuk menentukan bentuk dari

hubungan antar variabel.Tujuan utama dalam penggunaan analisis itu

adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel

dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui melalui

persamaan garis regresinya. Bentuk persamaannya adalah :

Keterangan :

= variabel terikat (variabel yang diduga)

= variabel bebas (variabel yang diketahui) = intersep (nilai , bila ) = slope (kemiringan garis regresi)

Page 71: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

71

Persamaan memberikan arti jika variabel

mengeluarkan satu satuan maka variabel akan mengalami peningkatan

atau penurunan sebesar .

Untuk membuat peramalan, penaksiran atau pendugaan dengan

persamaan regresi, maka nilai dan harus ditentukan terlebih dahulu.

Dengan metode kuadrat kecil (least square), nilai dan dapat ditentukan

dengan rumus berikut:

= ∑ ∑ ∑

∑ ∑

= ∑ ∑

2) Kesalahan baku regresi dan koefisien regresi sederhana

Kesalahan baku atau selisih taksir standar merupakan indeks yang

digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan regresi (pendugaan) dan

koefisien regresi (penduga) atau mengukur variasi titik-titik observasi di

sekitar garis regresi.

Untuk regresi, kesalahan bakunya dirumuskan:

= √∑ ∑ – ∑

Untuk koefisien regresi b (penduga b), kesalahan bakunya

dirumuskan:

=

√∑ ∑

Page 72: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

72

3) Uji Korelasi

Untuk menguji hubungan kedua variabel dengan menggunakan

rumus Pearson Product Moment. Adapun rumusnya adalah sebagai

berikut:

=

2 22 2

n XY X Y

n X X n Y Y

Keterangan:

= koefisien korelasi

XY = jumlah hasil kali skor x dengan skor y yang berpasangan

2X = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

2X = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Nilai koefisien korelasi sederhana ( ) berkisar antara -1 sampai +1

yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:

1. Jika nila ,menunjukkan hubungan linear positif sempurna

antara motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dan kompetensi sosial

guru Pendidikan Agama Islam artinya semakin tinggi kompetensi

sosial guru Pendidikan Agama Islam maka semakin tinggi pula

motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam atau semakin rendah kompetensi sosial

guru Pendidikan Agama Islam, maka semakin rendah pula

motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam.

Page 73: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

73

2. , menunjukkan hubungan linear negatif sempurna antara

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam artinya semakin tinggi kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam maka semakin rendah motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam atau semakin rendah kompetensi sosial guru Pendidikan

Agama Islam maka semakin tinggi motivasi belajar peserta didik

melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

3. Jika nilai , maka telah terjadi hubungan yang linear positif,

yaitu semakin tinggi kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam maka semakin tinggi pula motivasi belajar peserta didik

melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

4. Jika nilai , maka telah terjadi hubungan yang linear negatif,

yaitu semakin tinggi kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam maka semakin rendah motivasi belajar peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam atau semakin

rendah kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam maka

semakin motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

5. Jika nilai , artinya tidak ada hubungan sama sekali antara

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi

Page 74: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

74

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam.

Untuk menentukan keeratan hubungan/korelasi antar variabel

(kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam) dan variabel

(motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam), berikut ini diberikan nilai r sebagai patokan.

1. r = 0; tidak ada korelasi

2. 0 <r ≤ 0,20 ; korelasi sangat rendah/lemah sekali

3. 0,20 <r ≤ 0,40 ; korelasi rendah/lemah tapi pasti

4. 0,40 <r ≤ 0,70 ; korelasi yang cukup berarti

5. 0,70 <r ≤ 0,90 ; korelasi yang tinggi ; kuat

6. 0,90 <r< 1,00 ; korelasi sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan

7. r = 1 ; korelasi sempurna.

c. PengujianHipotesis

Pengujian hipotesis merupakan pengujian hipotesis koefisien

regresi sederhana dengan hanya satu X yang mempengaruhi Y.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan one sample t test.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika p-value α maka diterima

dan jika p-value < α maka ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H0: Tidak ada pengaruh kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

Page 75: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

75

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

H1: Terdapat pengaruh kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Page 76: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan menjawab rumusan masalah yang

diajukan. Dalam tesis ini peneliti menetapkan 3 rumusan masalah yang

akan dijawab. Rumusan masalah 1 dan 2 menggunakan statistik

deskriptif, sedangkan rumusan masalah ke-3 diselesaikan dengan

menggunakan statistik inferensial. Analisis statistik inferensial sekaligus

akan menjawab hipotesis yang diajukan. Berikut ini hasil penelitian yang

telah dilakukan di kelas VII SMP Negeri se-Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi

sosial guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar peserta

didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII

SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.Data

tentang kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam dengan menggunakan angket skala Likert. Setelah data terkumpul,

selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui

gambaran dari masing-masing variabel dan statistik inferensial

menggunakan uji asumsi klasik, regresi linear sederhana, dan uji

hipotesis.

Page 77: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

77

Berikut hasil penelitian tentang pengaruh kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

1. Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan deskripsi tentang

karakteristik distribusi skor kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam dan skor motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

a) Deskripsi Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam

Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar

Kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam diperoleh

berdasarkan data dari angket kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam.Angket diberikan kepada 44 peserta didik kelas VII dan kemudian

peneliti memberikan skor pada pilihan peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 44

orang terkait kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam, maka

penulis dapat mengumpulkan data melalui skala yang diisi oleh peserta

didik, yang kemudian diberikan skor pada masing-masing item. Berikut ini

adalah tabel hasil analisis deskriptif data kompetensi sosial guru

Page 78: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

78

Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri Kec.Polongbangkeng

Utara Kab. Takalar

Statistik Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam

Jumlah Sampel 44 Skor Terendah 53,00 Skor Tertinggi 97,00

Rata-Rata 81,23 Standar Deviasi 11,60

Range (Rentang Nilai) 44,00

Distribusi frekuensi dan persentase kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada 44 peserta didik sebagai

sampel penelitian disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri Kec.

Polongbangkeng Utara Kab. Takalar

Interval Kategori

Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam

Frekuensi Persentase

(%)

Rendah 6 13,64

≤ < Sedang 29 65,91

≤ Tinggi 9 20,45

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 di atas dapat digambarkan bahwa

dari 44 peserta didik kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar yang dijadikan sampel penelitian untuk

mengukur tingkat kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam kelas

VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar,

pada umumnya memiliki tingkat kompetensi sosial guru Pendidikan

Page 79: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

79

Agama Islam cenderung sedang dengan rata-rata tingkat kompetensi

sosial guru Pendidikan Agama Islam 81,23 dan standar deviasi 11,60.

Selain itu, skor tertinggi 97,00, skor terendah 53,00, dan range (rentang

data) 44.

Berikut disajikan diagram batang untuk memperjelas gambaran

mengenai kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP

Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Gambar 4.1 Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa kompetensi sosial

guru Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP Negeri Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar pada umumnya berada pada

kategori sedang dengan frekuensi 29, selanjutnya kategori rendah dengan

frekuensi 6, dan kategori tinggi dengan frekuensi 9 dari 44 sampel

penelitian.

b) Deskripsi Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam diperoleh berdasarkan data dari angket motivasi

0

20

40

Rendah Sedang Tinggi

6

29

9

Frek

uen

si

Kompetensi Sosial Guru PAI

Frekuensi

Page 80: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

80

belajar.Angket diberikan kepada 44 peserta didik kelas VII dan kemudian

peneliti memberikan skor pada pilihan peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 44

orang terkait motivasi belajar peserta didik, maka penulis dapat

mengumpulkan data melalui skala yang diisi oleh peserta didik, yang

kemudian diberikan skor pada masing-masing item. Berikut ini adalah

tabel hasil analisis deskriptif data motivasi belajar peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Skor Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

Kelas VII SMP Negeri KecamatanPolongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Statistik Motivasi Belajar Peserta Didik

melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

Jumlah Sampel 44 Skor Terendah 58,00 Skor Tertinggi 110,00

Rata-Rata 85,11 Standar Deviasi 9,97

Range (Rentang Nilai) 52,00

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi belajar peserta didik

melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam yang diberikan

kepada 44 peserta didik sebagai sampel penelitian disajikan dalam tabel

4.2 sebagai berikut:

Page 81: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

81

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Interval Kategori

Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

Frekuensi Persentase

(%)

Rendah 2 4,55

≤ < Sedang 32 72,73

≤ Tinggi 10 22,73

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 di atas dapat digambarkan bahwa

dari 44 peserta didik kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar yang dijadikan sampel penelitian untuk

mengukur tingkat motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP Negeri Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, pada umumnya memiliki

tingkat motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam cenderung sedang dengan rata-rata tingkat

motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam 85,11dan standar deviasi 9,97. Selain itu, skor tertinggi

110,00, skor terendah 58,00, dan range (rentang data) 52.

Berikut disajikan diagram batang untuk memperjelas gambaran

mengenai motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP Negeri Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Page 82: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

82

Gambar 4.2 Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar pada umumnya berada pada kategori sedang dengan frekuensi

32, selanjutnya kategori rendah dengan frekuensi 2, dan kategori tinggi

dengan frekuensi 10 dari 44 sampel penelitian.

2. Analisis Data Inferensial

Pada bagian ini akan menjawab rumusan masalah 3. Analisis yang

digunakan adalah analisis statistik inferensial dan pengujiannya dilakukan

menggunakan SPSS for Windows.Namun, sebelum melakukan pengujian

untuk menjawab rumusan masalah tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat sebagai berikut.

a) Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

0

10

20

30

40

Rendah Sedang Tinggi

2

32

10 Fr

eku

ensi

Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler PAI

Frekuensi

Page 83: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

83

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data

sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji

normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

Test pada program SPSS for windows.Hasil uji normalitas data disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji NormalitasKolmogorov-Smirnov Test

Variabel Nilai p-value

Kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam

0,200

Motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikulerpendidikan

agama islam 0,200

Berdasarkan pengujian normalitas yang dilakukan pada data

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam dan data motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

kelas VII SMP Negeri Kec.Polongbangkeng Utara Kab.Takalar. Taraf

signifikansi nyata yang ditetapkan adalah α = 0,05. Hasil pengujian

normalitas data kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS for

windows diperoleh nilai p-value=0,200 >α = 0,05. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa data kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam

berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS for

windows diperoleh nilai p-value= 0,200 >α = 0,05. Dengan demikian,

Page 84: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

84

dapat disimpulkan bahwa data motivasi belajar peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Pengujian lineritas dilakukan untuk mengetahui kelinearan

hubungan antara variabel bebas yakni kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam dengan variabel terikat yakni motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam .

Selain itu uji linieritas akan memastikan apakah data yang kita miliki

sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji linieritas ini dianalisis dengan

menggunakan SPSS for windoews. Taraf signifikansi yang ditetapkan

adalah Hasil uji liniearitas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas Data Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi Belajar Peserta Didik

melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam * Kompetensi

Sosial Guru Pendidikan Agama Islam

Fhitung 0,388

Nilai p-value 0,985

Berdasarkan pengolahan dengan SPSS maka diperoleh dari baris

Deviation from Linearity, yaitu Fhitung= 0,388, dengan p-value= 0,985

> . Sehingga dapat disimpulkan antara kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam dengan motivasi belajar peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam mempunyai hubungan

yang linier.

Page 85: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

85

b) Analisis Regresi Linear Sederhana

1) Persamaan Regresi Linear Sederhana

= ∑ ∑ ∑

∑ ∑

=

=

= ∑ ∑

=

= 94,205

Jadi, persamaan regresinya adalah .

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel memiliki

hubungan dengan variabel , yaitu jika variabel X mengalami peningkatan

satu satuan, maka variabel Y juga akan mengalami perubahan.

2) Kesalahan Baku Regresi dan Kesalahan Baku Koefisien Korelasi

Sebelum dilanjutkan dengan pengujian hipotesis yang telah

ditentukan maka terlebih dahulu dicari kesalahan baku regresi dan

kesalahan baku koefisien regresi b (penduga b) sebagai berikut:

Se = √∑ ∑ ∑

Page 86: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

86

Untuk koefisien regresi b (penduga b), kesalahan bakunya

dirumuskan:

=

√∑ ∑

3) Koefisien Korelasi

= ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Page 87: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

87

√( )

Uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh rxy= < 0, maka

telah terjadi hubungan yang linear negatif, yaitu semakin tinggi

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam maka semakin rendah

motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam atau semakin rendah kompetensi sosial guru Pendidikan

Agama Islam maka semakin tinggi motivasi belajar peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

Adapun hasil koefisien korelasi yang dianalisis dengan

menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Korelasi Data Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi Belajar Peserta Didik

melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam*Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam

rhitung 0,130

RSquare 0,017

Page 88: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

88

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai 0,130,

sedangkan nilai rtabel (5%) ( – – ) adalah 0,2973.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yakni 0,130 < 0,2973.Hal

ini berarti diterima atau ditolak. Dengan demikian, koefisien korelasi

X dan Y adalah tidak berarti atau tidak signifikan yang artinya bahwa

hasilnya tidak dapat diberlakukan pada populasi dimana sampel diambil.

Sedangkan koefisien determinasi diperoleh dari nilai Rsquare= 0,017, yang

mengandung makna bahwa hanya 1,7 % variasi variabel motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam

dipengaruhi oleh variabel kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam

dan sisanya ditentukan faktor lain.

c) Pengujian Hipotesis

Hasil uji hipotesis menggunakan Regression Linear pada program

SPSS for windows diperoleh p-value= 0,400 > 0,05. Hal ini berarti H0

diterima. Dengan demikian, regresi Y atas X adalah tidak signifikan atau

dengan kata lain kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam tidak

berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

B. Pembahasan

Pembahasan berikut berdasarkan analisis statistik deskriptif dan

statistik inferensial yang dilakukan:

Page 89: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

89

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa

kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar yang berjumlah 44 peserta didik. Variabel kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam pada penelitian ini menggunakan 20 item

pernyataan, dan pada tabel 4.1 menunjukkan rata-rata tingkat kompetensi

sosial guru Pendidikan Agama Islam adalah 81,23. Berdasarkan

perhitungan statistik deskriptif tersebut disimpulkan bahwa tingkat

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam berada pada kategori

sedang dengan persentasi 65,91% dengan jumlah peserta didik yaitu 29

orang. Adapun variabel motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada penelitian ini menggunakan

22 item pertanyaan dan pada tabel 4.3 menunjukkan rata-rata motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam adalah 85,11. Berdasarkan perhitungan statistik deskriptif tersebut

disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam berada pada kategori sedang

dengan persentasi 72,73 % dengan jumlah peserta didik yaitu 32 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan tidak ada pengaruh

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di

Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar.Hal ini jelas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Page 90: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

90

HandraYani (2011) yang menyatakan bahwa ada pengaruh kompetensi

sosial guru terhadap hasil belajar peserta didik.

Hasil penelitian didukung dengan pendapat Irham dan Wiyani

(2013) yang menyatakan bahwa kompetensi sosial guru meliputi hal-hal

seperti berkomunikasi secara santun, bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik lain, orangtua atau wali

murid dan masyarakat luas, mengindahkan norma-norma masyarakat

yang berlaku, dan beradaptasi dengan budaya masyarakat. Lebih lanjut

Ross-Krassnor (Denham, 2003) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai

keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang

memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka

pendek maupun dalam jangka panjang.

Hal yang serupa terjadi pada peserta didik kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar yang komptensi

sosial guru Pendidikan Agama Islam tidak mempengaruhi motivasi belajar

peserta didik.Hal ini dikarenakan interaksi komunikasi yang terjalin antara

guru Pendidikan Agama Islam dengan peserta didik tidak berlangsung

intens. Kenyataannya guru Pendidikan Agama Islam hanya berinteraksi

dengan peserta didik pada saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam

berlangsung di dalam kelas, pada saat kegiatan ektrakurikuler

dilaksanakan di luar kelas, dan pada waktu-waktu tertentu saja, misalnya

jam istirahat untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Page 91: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

91

Interaksi komunikasi yang terjadi pada saat pembelajaran dalam

kelas terjadi hanya satu kali dalam satu pekan. Hal ini berakibat guru

Pendidikan Agama Islam tidak memiliki banyak waktu untuk memotivasi

peserta didik di dalam kelas yang hanya berlangsung selama beberapa

jam pada saat pembelajaran.

Berdasarkan uji hipotesis yang telah ditentukan bahwa tidak

terdapat pengaruh antara kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini tidak terbukti, artinya

tidak terdapat pengaruh antara kompetensi sosial guru Pendidikan Agama

Islam terhadap motivasi belajar peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Kesimpulan ini

juga diperkuat dengan hasil uji hipotesis menggunakan Regression Linear

pada programSPSS for windows diperoleh p-value= 0,400 > 0,05, yang

berarti bahwa Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh

antara kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam terhadap motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

Page 92: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

92

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat

ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kompetensi sosial

guru Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar pada

umumnya memiliki tingkat kompetensi sosial guru Pendidikan

Agama Islam cenderung sedang dengan rata-rata tingkat

kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam 81,23.

2. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai motivasi belajar

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam kelas VII SMP Negeri Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar, pada umumnya memiliki tingkat motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam cenderung sedang dengan rata-rata tingkat motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam 85,11.

3. Berdasarkan hasil statistik inferensial, kompetensi sosial guru

Pendidikan Agama Islam tidak berpengaruh terhadap motivasi

belajar peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Page 93: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

93

Agama Islam di Kelas VII SMP Negeri Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Persamaan regresi

linear sederhana adalah :

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini,

maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi guru, diharapkan dapat lebih meningkatkan kompetensi sosial

dalam mengajar dan dalam melakukan kontrol terhadap proses

belajar mengajar serta penemuan cara belajar yang tepat bagi

peserta didik.

2. Bagi peserta didik, sebaiknya dapat digunakan sebagai acuan

untuk meningkatkan keinginan atau motivasi untuk belajar, menjalin

dan menjaga hubungan yang baik dengan guru maupun sesama

peserta didik.

3. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

faktor lain yang mempengaruhi motivasi.

Page 94: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

94

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad.Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran

dan Kepribadian Muslim. Bandung: Rosdakarya.2006.

Al-Ju’fi, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin

Bardizbah al-Bukhori. Shohih Bukhori. Penerjemah Zainuddin Hamidy,

dkk., Jakarta: Wijaya. 1992.

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Bumi Aksara.2000

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.2010.

Assegaf, Abd. Rachman. Pendidikan Nasional; Pergeseran Kebijakan Pendidikan

Agama Islam dari Proklamasi ke Reformasi. Yogyakarta: Kurnia

Kalam.2005.

Azwar, Saifuddin.Penyusunan Skala Psikologi, (Cet III, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2013.

Danim, Sudarwan.Pengembangan Profesi Guru: dari Pra-Jabatan, Induksi, ke

Profesional Madani. Jakarta: Kencana.2011.

Darajat, Zakiyah. Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan

Bintang.2006.

Departemen Pendidikan Nasional. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Agama

Islam Sekolah Menengah Peratama dan Tsanawiyah . Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.2003.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia. Jakarta: Kencana.2004.

Depdikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.2014.

Djaelani, A. Timur. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pengembangan

Perguruan Agama. Jakarta: Dermaga.2000.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu

Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.2005.

Efendi, Gusfar, Nurfarhanah, dan Yusri. Kompetensi Sosial Guru Bk/Konselor

Sekolah (Studi Deskriptif di SMA Negeri Kota Padang). Jurnal Ilmiah

Konseling (online). Vol.2 No.1.2013.

Page 95: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

95

(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor. diakses tanggal 1 Agustus

2016).

Farhan, Muhamad, & Heri Retnawati. Keefektifan PBL dan IBL Ditinjau dari

Prestasi Belajar, Kemampuan Representasi Matematis, dan Motivasi

Belajar, Jurnal Riset Pendidikan Matematika Universitas Negeri

Yogyakarta, 1 (2). 2014.

Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistika 2 Statistik Inferensial. Jakarta:

Bumi Aksara.2010.

Hidayat, Komaruddin. Psikologi Beragama. Bandung: Mizan.2011.

Irham, Muhamad&Wiyani, Novan A. Psikologi Pendidikan: Teori dan

Aplikasinya dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

2013.

Kementerian Agama RI. Pedoman Ekstrakurikuler SMP (Berikut Panduan

Kegiatan Ekstrakurikuler PAI SMP).2015.

Kunandar. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.2007.

Muhaimin. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta:

PT Raja Grapindo Persada.2008.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi & Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda

Karya.2007.

Nasution, Harun. Islam Rasional. Bandung: Mizan.1995.

Nazaruddin. Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik

dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Jogjakarta:

Sukses Offset.2007.

Park, Joe. Selected Reading in the Philosophy of Education. New York: The

Macmillan Company.1962.

Peraturan-Menteri-Agama-Nomor-16-Tahun.html.

Rahman, Nazarudin. Regulasi Pendidikan Menjadi Guru Profesional Pasca-

Sertifikasi. Yogyakarta: Pustaka Felichan.2009.

Routledge.Key Wood Education the Basics.New York: Routledge.2011.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.2009.

Page 96: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

96

Shihab, M Quraisy. Tafsir Al-Misbah, Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran.

Jakarta: Lentera Hati, Vol.6.2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.2012.

Sumantri, Mohamad Syarif. Strategi Pembelajaran. Cet I; Jakarta: Rajawali

Pers. 2015.

Sutarno, Heri, Dedi Rohendi, dan Gigin Gantini Putri. Pengaruh Kompetensi

Guru Mata Pelajaran TIK terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa.

Jurnal Pengajaran MIPA. 6(2) h. 134-141.2011.

Tiro, Muhammad Arif. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher.2008.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab

II Pasal 3. Bandung: Citra Umbara.2014.

Uno, Hamzah B. Profesi Keguruan, Jakarta: Bumi Aksara.2008.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

2006.

Yani, Handra. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru terhadap Hasil Belajar Siswa

di Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Kota Pekanbaru.Naskah

Publikasi, Program Studi Pendidikan Agama IslamFakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan

SyarifKasim RiauPekanbaru. 2011.

Yunus, Aida S. 2009. Motivation in the Learning of Mathematics.European

Journal of Social Sciences, 7 (4).

Yunus, Mahmud.Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Karya Agung. 1990.

Yusuf, Tayar. Ilmu Praktik Mengajar. Bandung: PT. Al-Ma’rif.2006.

Zuhairini & Abdul Ghofir. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Malang: Universitas Malang.2004.

Page 97: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

97

KISI-KISI INSTRUMEN KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI

No. Indikator

Nomor

Item

Pernyataan

1.

Berkomunikasi

dan bergaul

secara efektif

dengan siswa

1

Guru PAI selalu menghargai siswa

ketika siswa mengemukakan

pendapat

3

Guru PAI selalu berhubungan baik

dengan siswa

2.

Selalu

memberikan

contoh yang

baik di

lingkungan

sekolah

2

Guru PAI selalu menggunakan

bahasa yang sopan ketika

menyampaikan materi pelajaran

4

Guru PAI ketika mengajar bersikap

lemah lembut kepada semua siswa

6

Guru PAI selalu mencontohkan

Akhlak yang baik di lingkungan

Sekolah

16

Guru PAI selalu mencerminkan

sikap tolong menolong

20 Guru PAI selalu memberikan saran/

Page 98: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

98

nasihat kepada siswa yang

bermasalah

17

Guru PAI mampu menunjukkan

sikap tanggung jawab

3.

Hubungan

guru dengan

sesama Guru/

Tenaga

Kependidikan

8

Guru PAI menjalin hubungan baik

dengan sesama guru

9

Guru PAI selalu bekerja sama

dengan guru lainnya dalam pekerjaan

4.

Agen

perubahan

sosial siswa

5

Guru PAI aktif dalam kegiatan hari-

hari besar Islam

7

Guru PAI kepada siswanya selalu

mengingatkan untuk selalu bersyukur

apa yang Allah berikan

11

Guru PAI dalam pembelajaran selalu

menginformasikan topik baru yang

terjadi di masyarakat

12

Guru PAI anda selalu mengajarkan

toleransi terhadap sesama siswa

13 Guru PAI selalu memberikan nasihat

Page 99: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

99

untuk peduli kepada sesama manusia

14

Guru PAI selalu mengingatkan

kepada siswanya untuk selalu

bersabar

15

Guru PAI menyarankan kepada

siswanya untuk berpartisipasi dalam

kegiatan sosial di masyarakat

18

Guru PAI selalu mengingatkan siswa

untuk memiliki rasa peduli terhadap

sesame

19

Guru PAI selalu mengajak siswa

untuk ikut serta dalam setiap

kegiatan sosial di sekolah

10

Guru PAI selalu mengingatkan siswa

untuk selalu patuh kepada orang tua

Page 100: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

100

Instrumen Angket Kompetensi Sosial Guru PAI

Nama :…………………………………………………….

NIS :…………………………………………………….

Kelas :…………………………………………………….

Petunjuk:

1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama!

2. Anda diminta untuk menilai tingkat kesesuaian Guru PAI Anda dengan

pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara memilih salah satu dari lima

alternatif jawaban yang tersedia pada masing-masing pernyataan.

3. Apapun pilihan jawaban Anda tidak akan dinilai “Benar” atau “Salah”.

Karena itu Anda diharapkan memberikan jawaban yang benar-benar

berdasarkan penilaian Anda sendiri.

4. Beri tanda cek (√) pada kolom di sebelah pernyataan

SS : Bila Sangat Sering Anda lakukan

S : Bila Sering Anda lakukan

K : Bila Kadang-Kadang Anda lakukan

P : Bila Pernah Anda lakukan

TP : Bila Tidak Pernah Anda lakukan

Page 101: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

101

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S K P TP

1.

Guru PAI selalu menghargai siswa

ketika siswa mengemukakan pendapat

2.

Guru PAI selalu menggunakan bahasa

yang sopan ketika menyampaikan

materi pelajaran

3.

Guru PAI selalu berhubungan baik

dengan siswa

4.

Guru PAI ketika mengajar bersikap

lemah lembut kepada semua siswa

5.

Guru PAI aktif dalam kegiatan hari-hari

besar Islam

6.

Guru PAI selalu mencontohkan Akhlak

yang baik di lingkungan Sekolah

7.

Guru PAI kepada siswanya selalu

mengingatkan untuk selalu bersyukur

apa yang Allah berikan

Page 102: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

102

8.

Guru PAI menjalin hubungan baik

dengan sesama guru

9.

Guru PAI selalu bekerja sama dengan

guru lainnya dalam pekerjaan

10.

Guru PAI selalu mengingatkan siswa

untuk selalu patuh kepada orang tua

11.

Guru PAI dalam pembelajaran selalu

menginformasikan topik baru yang

terjadi di masyarakat

12.

Guru PAI anda selalu mengajarkan

toleransi terhadap sesama siswa

13.

Guru PAI selalu memberikan nasihat

untuk peduli kepada sesama manusia

14.

Guru PAI selalu mengingatkan kepada

siswanya untuk selalu bersabar

15.

Guru PAI menyarankan kepada

siswanya untuk berpartisipasi dalam

kegiatan sosial di masyarakat

16. Guru PAI selalu mencerminkan sikap

Page 103: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

103

tolong menolong

17.

Guru PAI mampu menunjukkan sikap

tanggung jawab

18.

Guru PAI selalu mengingatkan siswa

untuk memiliki rasa peduli terhadap

sesama

19.

Guru PAI selalu mengajak siswa untuk

ikut serta dalam setiap kegiatan sosial di

sekolah

20.

Guru PAI selalu memberikan saran/

nasihat kepada siswa yang bermasalah

Page 104: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

104

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR PESERTA

DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PAI

No. Indikator

No. Item Pernyataan

Positif Negatif

1. Tekun menghadapi tugas 14 2, 16

2. Ulet menghadapi kesulitan 10 21

3.

Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam

masalah

1, 20, 3 12, 17

4. Lebih senang bekerja mandiri 5 22

5.

Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

(mempunyai perhatian)

7, 8 19, 13

6. Dapat mempertahankan pendapatnya 15 18

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 6 9

8. Senang mencari dan memecahkan masalah 11 4

Page 105: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

105

Instrumen Angket Motivasi Belajar Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler PAI

Nama :…………………………………………………….

NIS :…………………………………………………….

Kelas :…………………………………………………….

Petunjuk:

5. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama!

6. Anda diminta untuk menilai tingkat kesesuaian diri Anda dengan pernyataan-

pernyataan tersebut dengan cara memilih salah satu dari lima alternatif

jawaban yang tersedia pada masing-masing pernyataan.

7. Apapun pilihan jawaban Anda tidak akan dinilai “Benar” atau “Salah”.

Karena itu Anda diharapkan memberikan jawaban yang benar-benar

berdasarkan penilaian Anda sendiri.

8. Beri tanda cek (√) pada kolom di sebelah pernyataan

SS : Bila Sangat Sering Anda lakukan

S : Bila Sering Anda lakukan

K : Bila Kadang-Kadang Anda lakukan

P : Bila Pernah Anda lakukan

TP : Bila Tidak Pernah Anda lakukan

Page 106: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

106

No. Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S K P TP

1.

Ketika diskusi/kerja kelompok pelajaran

PAI dikelas berlangsung, saya

mengemukakan pendapat.

2. Saya tidak membaca buku pelajaran PAI

3.

Saya tertarik mengikuti pelajaran PAI

apabila guru menggunakan media

pembelajaran

4.

Saya tidak peduli walaupun nilai PAI saya

jelek

5.

Saya lebih suka mengerjakan tugas PAI

sendiri dari pada dibantu teman.

6.

Saya mengerjakan tugas-tugas PAI dengan

sungguh-sungguh

7.

Saya berusaha memperhatikan penjelasan

guru PAI dengan baik

8. Saya merasa terganggu ketika pelajaran

Page 107: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

107

berlangsung teman-teman gaduh/ ribut

9.

Saya tidak pernah bersungguh-sungguh

dalam mengerjakan soal-soal tugas PAI

10.

Saya tetap mengerjakan tugas PAI meskipun

soal tersebut sulit.

11.

Saya selalu berusaha untuk mendapatkan

nilai PAI yang tinggi.

12.

Saya malas mengikuti pelajaran PAI

meskipunguru menggunakan media

pembelajaran

13.

Saya tidak peduli apabila teman-teman

gaduh/ ribut walaupun pelajaran sedang

berlangsung

14.

Saya rajn membaca buku PAI terutama jika

akan diadakan ulangan

15.

Saya berusaha mengumpulkan tugas PAI

tepatwaktu

16.

Saya membaca buku PAI hanya jika akan

diadakan ulangan

Page 108: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

108

17.

Ketika diskusi/kerja kelompok pembelajaran

PAI di kelas berlangsung, saya tidak

berkomentar (malas berpartisipasi)

18.

Saya mengabaikan tugas-tugas PAI yang

diberikan guru sebelum ada yang menegur

19.

Saya mengobrol dengan teman ketika guru

menyampaikan pelajaran PAI

20. Saya selalu bersemangat ketika belajar PAI

21. Saya putus asa apabila soal/tugas PAI sulit

22.

Saya tidak dapat mengerjakan tugas PAI

tanpa adanya bantuan teman/orang lain.

Page 109: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

109

ANALISIS DATA

A. Data Hasil Penelitian

No.

Responden

Kompetensi

Guru PAI Kategori

Motivasi Belajar

Peserta Didik

melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler

Kategori

1. 91 Sedang 71 Sedang

2. 90 Sedang 82 Sedang

3. 86 Sedang 92 Sedang

4. 95 Tinggi 87 Sedang

5. 95 Tinggi 110 Tinggi

6. 94 Tinggi 95 Tinggi

7 79 Sedang 82 Sedang

8 87 Sedang 83 Sedang

9 86 Sedang 77 Sedang

10 91 Sedang 87 Sedang

11 95 Tinggi 76 Sedang

12 97 Tinggi 92 Sedang

13 94 Tinggi 70 Sedang

14 95 Tinggi 69 Rendah

15 83 Sedang 78 Sedang

16 97 Tinggi 85 Sedang

17 97 Tinggi 76 Sedang

18 81 Sedang 73 Sedang

19 81 Sedang 58 Rendah

20 80 Sedang 79 Sedang

21 81 Sedang 96 Tinggi

22 73 Sedang 99 Tinggi

23 82 Sedang 81 Sedang

24 90 Sedang 82 Sedang

25 71 Sedang 79 Sedang

26 62 Rendah 94 Tinggi

27 75 Sedang 97 Tinggi

28 76 Sedang 100 Tinggi

20 85 Sedang 99 Tinggi

30 53 Rendah 94 Tinggi

31 59 Rendah 87 Sedang

32 60 Rendah 77 Sedang

33 81 Sedang 89 Sedang

34 77 Sedang 87 Sedang

35 76 Sedang 84 Sedang

36 67 Rendah 75 Sedang

37 77 Sedang 80 Sedang

38 80 Sedang 79 Sedang

Page 110: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

110

39 76 Sedang 91 Sedang

40 85 Sedang 94 Tinggi

41 78 Sedang 90 Sedang

42 72 Sedang 89 Sedang

43 55 Rendah 89 Sedang

44 89 Sedang 91 Sedang

Rata-rata 81,23 85,11

Standar

Deviasi 11,60 9,97

Page 111: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

111

B. Analisis Data dengan SPSS for Windows

1. Deskriptif Kompetensi Sosial Guru PAI dan Motivasi Belajar Peserta

Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

Descriptives

Statistic Std. Error

Motivasi Belajar PAI Peserta

Didik

Mean 85.1136 1.50377

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 82.0810

Upper Bound 88.1463

5% Trimmed Mean 85.2071

Median 86.0000

Variance 99.498

Std. Deviation 9.97489

Minimum 58.00

Maximum 110.00

Range 52.00

Interquartile Range 13.75

Skewness -.138 .357

Kurtosis .397 .702

Kompetensi Sosial Guru PAI Mean 81.2273 1.74811

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 77.7019

Upper Bound 84.7527

5% Trimmed Mean 81.8384

Median 81.0000

Variance 134.459

Std. Deviation 11.59564

Minimum 53.00

Maximum 97.00

Range 44.00

Interquartile Range 14.75

Skewness -.684 .357

Kurtosis .002 .702

Page 112: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

112

Page 113: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

113

2. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Motivasi Belajar PAI Peserta

Didik .075 44 .200

* .990 44 .958

Kompetensi Sosial Guru PAI .099 44 .200* .939 44 .022

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 114: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

114

Page 115: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

115

3. Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Motivasi Belajar

PAI Peserta Didik

* Kompetensi

Sosial Guru PAI

Between

Groups

(Combined) 1600.098 26 61.542 .391 .985

Linearity 72.433 1 72.433 .460 .507

Deviation from

Linearity 1527.666 25 61.107 .388 .985

Within Groups 2678.333 17 157.549

Total 4278.432 43

4. Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 94.205 10.796 8.726 .000

Kompetensi Sosial Guru

PAI -.112 .132 -.130 -.850 .400

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Peserta Didik

5. Uji Korelasi

Correlations

Motivasi Belajar

Peserta Didik

Kompetensi

Sosial Guru PAI

Pearson Correlation Motivasi Belajar Peserta

Didik 1.000 -.130

Kompetensi Sosial Guru PAI -.130 1.000

Sig. (1-tailed) Motivasi Belajar Peserta

Didik . .200

Kompetensi Sosial Guru PAI .200 .

N Motivasi Belajar Peserta

Didik 44 44

Kompetensi Sosial Guru PAI 44 44

Page 116: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

116

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Motivasi Belajar PAI Peserta

Didik * Kompetensi Sosial

Guru PAI

-.130 .017 .612 .374

6. Uji Hipotesis

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 72.433 1 72.433 .723 .400b

Residual 4205.999 42 100.143

Total 4278.432 43

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Peserta Didik

b. Predictors: (Constant), Kompetensi Sosial Guru PAI

Page 117: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

117

DOKUMENTASI

Page 118: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

118

Page 119: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

119

Page 120: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11326-Full... · 2020. 7. 12. · digunakan adalah angket kompetensi sosial guru dan angket motivasi

120

RIWAYAT HIDUP

Jumriani. Penulis adalah anak ketiga dari lima

bersaudara.Lahir dari buah cinta dan kasih sayang

dari Ayahanda Dg. Bali dengan Ibunda Dg. Mami

pada tanggal 15 Agustus 1972, bertempat di

Mattompodalle, Kecamatan Polongbangkeng Utara,

Kabupaten Takalar. Riwayat pendidikan, penulis menamatkan Sekolah

Dasar pada tahun 1986 di SD Inpres Mattompodalle Kecamatan

Polongbangkeng Utara kemudian pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan tamat pada

tahun 1989 di SMP Negeri 1 Palleko, Kecamatan Polongbangkeng Utara.

Pada tahun 1989 penulis melanjutkan lagi ke Sekolah Menengah Atas

dan Alhamdulillah tamat pada tahun 1992 di SMEA Negeri Limbung

Kabupaten Gowa. Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa

Strata-1 di FakultasTarbiyah dan Keguruan di STAI DDI Jeneponto dan

selesai pada tahun 2007.

Pada tahun 2010, penulis terangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil

(PNS) sebagai Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 5 Polongbangkeng Utara sampai sekarang.Kemudian, pada tahun

2014 penulis melanjutkan studinya di Program Pascasarjana Magister

Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Makassar sampai sekarang.