30
Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia Bagus Guntur Wahyu Andri Prastiwi, SE, M.Si, Akt. Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia ABSTRACT Ownership structure on relationship with agency theory will influence debt policy. The purpose of this research is to test the effect of managerial ownership and institutional ownership to corporate policy in the perspective of agency theory. This research also tested four control variable, there are firm size, asset structure, earning volatility, and stock volatility. This research based on Wahidahwati (2001) research hypothesis, which found that managerial and institutional ownership have the negative and significant effect to debt policy. This research focused on manufacturing companies listed in Bursa Efek Indonesia for period 2003-2007. The method of data collection is done by using pooling method and give 135 firm year observation. The statistical method used in this research is multiple regression. The Result of this research shows that managerial and institusional ownership haven’t the significant effect to the debt policy. But the control variables that are firm size and earning volatility have the significant effect to the debt policy. Keyword : manajerial ownership, institutional ownership, debt policy, firm size, asset structure, earning volatility, stock volatility.

Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di

Indonesia

Bagus Guntur Wahyu

Andri Prastiwi, SE, M.Si, Akt.

Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

ABSTRACT

Ownership structure on relationship with agency theory will influence debt

policy. The purpose of this research is to test the effect of managerial ownership

and institutional ownership to corporate policy in the perspective of agency

theory. This research also tested four control variable, there are firm size, asset

structure, earning volatility, and stock volatility. This research based on

Wahidahwati (2001) research hypothesis, which found that managerial and

institutional ownership have the negative and significant effect to debt policy. This

research focused on manufacturing companies listed in Bursa Efek Indonesia for

period 2003-2007. The method of data collection is done by using pooling method

and give 135 firm year observation. The statistical method used in this research is

multiple regression.

The Result of this research shows that managerial and institusional

ownership haven’t the significant effect to the debt policy. But the control

variables that are firm size and earning volatility have the significant effect to the

debt policy.

Keyword : manajerial ownership, institutional ownership, debt policy, firm size,

asset structure, earning volatility, stock volatility.

Page 2: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Pendahuluan

Pada perkembangan dunia bisnis sekarang ini, didirikannya suatu

perusahaan memiliki suatu tujuan. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan nilai

perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham

(Ross, 2003). Dalam kaitannya dengan kepemilikan terdapat dua masalah

keagenan, yaitu masalah keagenan antara manajemen dan pemegang saham

(Jensen and Meckling, 1976) dan masalah keagenan antara pemegang saham

mayoritas dan pemegang saham minoritas (Shleifer and Vishny, 1997).

Masalah keagenan pertama terjadi apabila kepemilikan saham tersebar,

sehingga pemegang saham secara individual tidak dapat mengendalikan

manajemen. Akibatnya perusahaan bisa dijalankan sesuai keinginan manajemen

itu sendiri. Masalah keagenan kedua terjadi jika terdapat pemegang saham

mayoritas (konsentrasi kepemilikan), sehingga terdapat pemegang saham

mayoritas yang dapat mengendalikan manajemen. Akibatnya pemegang saham

mayoritas memiliki kendali mutlak dibanding pemegang saham minoritas,

sehingga pemegang saham mayoritas bisa melakukan tindakan yang

menguntungkan dirinya, tetapi kemungkinan merugikan pemegang saham

minoritas (Tarjo, 2008).

Perbedaan kepentingan itulah maka timbullah konflik yang biasa disebut

konflik agensi. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham serta

masalah keagenan antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham

minoritas dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Akibat dari

munculnya mekanisme pengawasan tersebut menyebabkan timbulnya suatu kos

yang disebut agency cost.

Teori keagenan menyebutkan bahwa agency cost yaitu jumlah biaya yang

dikeluarkan untuk kepentingan struktural, administrasi, dan pelaksanaan kontrol

(baik formal maupun non-formal), ditambah residual loss (Jensen dan Meckling

dalam Makmun, 2003). Penelitian-penelitian sebelumnya tentang biaya agensi,

telah menemukan bukti bahwa tingginya biaya agensi akan mengakibatkan

turunnya nilai perusahaan dan berakibat buruk bagi para pemegang saham.

Page 3: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Penelitian-penelitian tersebut mengemukakan bahwa terdapat beberapa alternatif

yang bisa digunakan untuk mengurangi biaya agensi, yaitu: Pertama,

meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan

Meckling, 1976). Analisisnya menyatakan bahwa proporsi kepemilikan saham

yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan

perusahaan. Selain itu kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan

manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung

manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan akan merasakan kerugian

sebagai konsekwensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Alternatif Kedua, meningkatkan devidend payout ratio (Crutchley dan

Hansen, 1989). Mereka menyatakan bahwa pembayaran deviden akan menjadi

alat monitoring sekaligus bonding bagi manajemen. Dividen membuat pemegang

saham mempunyai kepastian pendapatan dan mengurangi agency cost of equity

karena tindakan perquisites. Perquisites adalah tindakan manajemen yang

memunculkan aliran kas keluar dalam rangka untuk tujuan bukan kepentingan

perusahaan, misalnya biaya perjalanan dinas dan akomodasi kelas VIP, mobil

dinas mewah, dan lain-lainnya. Pembagian deviden juga akan mengurangi

perilaku tunneling yang dilakukan pihak mayoritas terhadap kepemilikan

minoritas (Claessens et al, 2000). Tunneling merupakan perilaku manajemen atau

pemegang saham mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk

kepentingan mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham

minoritas (Claessens et al, 2000).

Alternatif Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan

hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan

manajemen. Karena hutang akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam

perusahaan, sehingga akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang

dilakukan oleh manajemen (Jensen, et all, 1992 ; Jensen 1986). Pendanaan dengan

hutang juga akan meningkatkan pengawasan pihak debtholder terhadap

kemungkinan tindakan Ekspropriasi yang dilakukan oleh pihak mayoritas dalam

hal ini kepemilikan institusional (Tarjo, 2008). Ekspropriasi merupakan cara

Page 4: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

memaksimumkan kesejahteraan sendiri dengan distribusi kekayaan dari pihak lain

(Claessens et al., 2002).

Alternatif Keempat, institusional investor sebagai pihak yang memonitor

agen (Moh’d, et al, 1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang

saham dari luar seperti institusional investor dapat mengurangi agency cost.

Dengan adanya investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan

yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukan bahwa variabel-

variabel yang penting didalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh hutang,

dan ekuitas, tetapi juga oleh prosentase kepemilikan oleh manajer dan

institusional (Jensen dan Meckling dalam Wahidahwati: 2001). Pendanaan dengan

hutang akan meningkatkan pengawasan pihak debtholder terhadap kemungkinan

tindakan Ekspropriasi yang dilakukan oleh pihak mayoritas dalam hal ini

kepemilikan institusional (Tarjo, 2008). Manfaat lain dari penggunaan hutang

adalah penghematan pajak dan peningkatan earning per share perusahaan (trading

on equity theory) (Tarjo, 2008).

Namun hasil kajian Kinsman and Newman (1998) pada beberapa

penelitian yang menggunakan data selama periode sembilan tahun (1987-1995)

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hutang ternyata berkorelasi negatif

dengan kinerja perusahaan. semakin besar leverage berarti semakin besar aktiva

atau pendanaan perusahaan yang diperoleh dari hutang. Semakin besar hutang

maka semakin besar kemungkinan kegagalan perusahaan untuk tidak mampu

membayar hutangnya, sehingga berisiko mengalami kebangkrutan. Akibatnya

pasar saham akan mereaksi secara negatif yang berupa turunnya volume

perdagangan saham dan harga saham yang berdampak terhadap turunnya nilai

pemegang saham. Di samping itu ada kesan bahwa semakin besar hutang

mencerminkan perusahaan tersebut kesulitan mencari pendanaan melalui

penjualan saham di pasar saham dan ada anggapan bahwa semakin besar hutang,

maka semakin besar perusahaan tersebut untuk tidak diminati oleh para investor

maupun calon investor pasar saham. Dengan demikian, ada suatu pertimbangan

Page 5: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

struktur modal yang optimal dalam memutuskan kebijakan pendanaan dari utang

sehingga tidak merugikan nilai perusahaan.

Telaah Teori

Hutang

Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul di masa

yang akan datang yang disebabkakan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang

dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan memindahkan aktiva atau

memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa datang sebagai akibat dari

transaksi-transaksi yang sudah lalu (Baridwan, 2004).

Hutang didefinisikan sebagai semua kewajiban keuangan perusahaan

kepada pihak lain yang belum terpenuhi. Hutang perusahaan juga merupakan

salah satu mekanisme untuk menyatukan kepentingan manajer dengan pemegang

saham, hutang memberikan sinyal tentang status kondisi keuangan perusahaan

untuk memenuhi kewajibannya. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut

keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh

perusahaan. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan dan di luar

perusahaan. Modal internal berasal dari laba ditahan, sedangkan modal eksternal

dapat bersumber dari modal sendiri dan atau melalui hutang. Dharmastuti et al

(2003) menyatakan bahwa hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan

eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), Penggunaan hutang diharapkan

dapat mengurangi konflik keagenan. Penambahan hutang dalam struktur modal

dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi biaya keagenan

ekuitas. Di sisi lain Sebagai konsekuensi dari kebijakan ini, perusahaan

menghadapi biaya keagenan hutang dan risiko kebangkrutan, (Crutchley dan

Hansen, 1999). Hal ini dikarenakan Perusahaan memiliki kewajiban untuk

mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik. Kondisi

ini menyebabkan manajer bekerja keras untuk meningkatkan laba sehingga dapat

memenuhi kewajiban dari penggunaan hutang. Di sisi lain, apabila manajer tidak

mampu memenuhi kewajiban atas penggunaan hutang maka perusahaan akan

berisiko kebangkrutan sehingga pada gilirannya akan mengancam posisi manajer.

Page 6: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai

perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur modal (Mogdiliani dan

Miller dalam Brigham, 1999). Semakin tinggi proporsi hutang, maka semakin

tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan

menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan

hutang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkannya.

Menurut Brigham dan Houston (2006) mengemukakan bahwa penggunaan

hutang memiliki keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Keuntungan Penggunaan Hutang

• Biaya bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi

penghasilan kena pajak sehingga dapat menurunkan biaya efektif atas

hutang yang digunakan perusahaan tersebut.

• Pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap atas

biaya bunga yang relatif tetap sehingga kelebihan keuntungan

merupakan klaim pemilik perusahaan.

2. Kelemahan Penggunaan Hutang

• Semakin tinggi rasio hutang yang dimiliki perusahaan maka akan

semakin tinggi pula risiko yang dihadapi perusahaan atas penggunaan

hutang tersebut.

• Bila bisnis perusahaan dalam kondisi yang tidak baik, pendapatan

operasinya rendah, dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga maka

akan menyebabkan pemegang saham harus menutup kekurangan itu

dan pada kondisi ekstrim perusahaan dapat terancaman kebangkrutan.

• Bila perusahaan menggunakan hutang terlalu banyak maka dapat

meningkatkan kemungkinan terhambatnya pertumbuhan perusahaan.

Kondisi ini dapat mendorong pemegang saham berpikir dua kali untuk

tetap menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Page 7: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Saham

Manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan hutang yang

tinggi bukan atas dasar maksimalisasi nilai perusahaan melainkan untuk

kepentingan opportunistik mereka. Hal ini dapat dilihat melalui pemilihan proyek-

proyek berisiko tinggi. Hal ini menyebabkan meningkatnya beban bunga

perusahaan sehingga risiko kebangkrutan semakin tinggi yang berdampak pada

biaya agensi hutang semakin tinggi. Peningkatan biaya keagenan tesebut akan

berpengaruh pada penurunan nilai perusahaan.

Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan

(direktur dan komisaris). Dengan adanya kepemilikan manajerial akan

mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga

manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan

benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah terutama

keputusan mengenai hutang. Dengan demikian manajer ikut memiliki perusahaan

sehingga manajer tidak mungkin bertindak opportunistik lagi karena mereka akan

menanggung konsekuensinya dan akan semakin hati-hati dalam menggunakan

hutang dan berusaha meminimumkan biaya keagenan sehingga akan

meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kata lain kepemilikan manajerial

mempunyai pengaruh negatif dengan kebijakan hutang perusahaan.

Kepemilikan institutional merupakan persentase kepemilikan saham oleh

investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi

maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain. Adanya kepemilikan

institutional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal

terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti semakin besar persentase saham yang

dimiliki oleh investor institutional akan menyebabkan usaha monitoring menjadi

semakin efektif karena dapat mengendalikan perilaku opportunistik yang

dilakukan oleh para manajer (Jensen, 1986). Tindakan monitoring tesebut akan

mengurangi biaya keagenan karena memungkinkan perusahaan menggunakan

tingkat hutang yang lebih rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya

financial distress dan kebangkrutan perusahaan (Crutchley, et al, 1999). Semakin

Page 8: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

besar prosentase saham yang dimiliki oleh institutional investors akan

menyebabkan monitoring menjadi semakin efektif, melalui pengendalian perilaku

opportunistik para manajer (Bathala dalam Wahidahwati, 2001).

Manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan hutang yang

tinggi bukan atas dasar maksimalisai nilai perusahaan melainkan untuk

kepentingan opportunistik mereka (Jensen, 1986), sedangkan pemilik tidak

menyukai perilaku opportunistik manajer karena akan menurunkan nilai

perusahaan. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen

dan pemilik, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan

yang diambil dengan benar dan akan merasakan kerugian sebagai konsekwensi

dari pengambilan keputusan yang salah (Jensen dan Meckling, 1976).

Wahidahwati (2002) menyatakan bahwa perusahaan dengan managerial

ownership besar mempunyai andil besar dalam mengurangi hutang. Hal ini

disebabkan karena penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko

kebangkrutan pada perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial, maka

akan memberikan kesempatan pada manajer untuk lebih berhati-hati dalam

menggunakan hutang (Nuringsih, 2006). Pendanaan dengan hutang juga akan

meningkatkan pengawasan pihak debtholder terhadap kemungkinan tindakan

Ekspropriasi yang dilakukan oleh pihak mayoritas dalam hal ini kepemilikan

institusional (Tarjo, 2008).

H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang

Tanpa adanya kepemilikan institusional yang mengawasi perilaku manajer

maka kecenderungan manajer bersikap opportunistik dengan menggunakan

hutang yang tinggi bukan untuk kepentingan pemilik tetapi untuk kepentingan

pribadinya. Adanya kepemilikan institusional menyababkan perilaku manajer

lebih terkontrol dengan baik oleh pihak pemegang saham eksternal. Pengawasan

oleh pihak eksternal ini menyebabkan manajar menggunakan hutang dalam

tingkat rendah untuk menghindari adanya risiko kebangkrutan (Nuriningsih,

2006).

Bathala, Moon, dan Rao (dalam Wahidawati, 2001) menyatakan

kepemilikan institusional yang besar akan dapat memonitor penggunaan hutang

Page 9: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

secara optimal. Tindakan monitoring tesebut akan mengurangi biaya keagenan

karena memungkinkan perusahaan menggunakan tingkat hutang yang lebih

rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan

kebangkrutan perusahaan (Crutchley, et al, 1999). Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa dengan adanya kepemilikan institusional yang semakin tinggi,

menyebabkan kontrol eksternal terhadap perusahaan juga semakin kuat, sehingga

dapat mengurangi biaya keagenan.

Dengan adanya hutang maka akan meningkatkan pengawasan oleh pihak

debtholder sehingga pemilik mayoritas akan meminimalisasi risiko ekspropriasi

terhadap pemegang saham minoritas. Karena jika ekspropriasi dilakukan maka

pemegang saham minoritas dan pasar saham akan mendiskon harga pasar saham

yang justru akan merugikan pemegang saham mayoritas itu sendiri (Tarjo, 2008).

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang

Metode Penelitian

Mason dan Lind (1996) menjelaskan bahwa populasi adalah sebuah

kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, atau ukuran

ketertarikan dari hal yang menjadi perhatian. Populasi dari penelitian ini adalah

seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dasar

pertimbangan pemilihan perusahaan manufaktur adalah untuk menghindari

perbedaan karakteristik antara perusahaan manufaktur dengan jenis perusahaan

lain. Selain itu, jumlah populasi perusahaan manufaktur relatif besar, sehingga

diharapkan dengan menggunakan perusahaan manufaktur dapat diperoleh jumlah

sampel yang mencukupi.

Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

pada tahun 2003-2007. Teknik pemilihan sampel dengan metode purposive

random sampling, metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria

pemilihan sampel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI dan

mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 2003-2007.

Page 10: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan

dengan memuat seluruh data dan informasi yang dibutuhkan dalam

pengukuran variabel dan analisis data.

Jenis data dalam penelitian ini adalah pooled data yaitu data gabungan

antara time series dengan cross section data. Data dalam penelitian ini merupakan

data sekunder, baik untuk variabel independen, variabel dependen maupun

variabel kontrol yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian

yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun

2003-2007. Penggunaan data antara tahun 2003 sampai 2007 dikarenakan adanya

kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini berpengaruh terhadap

perusahaan manufaktur karena kenaikan bahan bakar minyak memiliki multiple

effect terhadap naiknya biaya produksi, operasional perusahaan dan konsumsi

masyarakat (INDEF, 2008). Hal ini berdampak pada kebijakan dalam pembiayaan

perusahaan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dengan

metode dokumentasi selama kurun waktu 2003-2007. Data yang akan diteliti

diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang sudah dipublikasikan dari

perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk

menganalisis uji hipotesis penelitian. Analisis regresi linier berganda pada

persamaan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan, yaitu kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional serta variabel kontrol yaitu ukuran

perusahaan, struktur aktiva, volatilitas pendapatan, dan volatilitas saham terhadap

kebijakan hutang. Untuk menghasilkan output yang BLUE (Best Linear Unbiased

estimator) maka dalam proses pengolahan dilakukan uji normalitas,

multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

Model penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda pada

persamaan hutang. Variabel independennya adalah kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional. Serta variabel kontrolnya ukuran perusahaan, struktur

aktiva, volatilitas pendapatan, dan volatilitas saham. Persamaan kebijakan hutang

Page 11: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

digunakan untuk menguji H1 dan H2. Adapun model yang digunakan adalah

sebagai berikut:

DEBT = β0 + β1(MOWN) + β2(INST) + β3(SIZE) + β4(ASSET) +

β5(EARVOLT) + β6(STOCVOLT)

Keterangan :

DEBT : diukur dengan membagi jumlah hutang jangka panjang dengan

(hutang jangka panjang + equity).

MOWN : rasio kepemilikan saham direktur & komisaris terhadap jumlah

saham biasa yang beredar.

INST : rasio kepemilikan saham institusi terhadap jumlah saham biasa

yang beredar.

SIZE : memakai natural log of sales sebagai proxy dari size.

ASSET : variabel struktur aktiva yang diukur dengan menggunakan hasil

bagi antara fixed asset terhadap total asset.

EARVOLT : variabel volatilitas pendapatan yang merupakan rasio openwriting

income terhadap total asset.

STOCVOLT :variabel volatilitas saham yang merupakan standart deviasi return

saham, dimana return saham didapat dari pengurangan closing

price bulan i oleh closing price bulan i-1 dibandingkan dengan

closing price bulan i-1.

Analisis regresi linear berganda adalah analisis regresi linear digunakan

untuk menguji hubungan antara 2 atau lebih variabel independen dengan variabel

dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Kemudian dilakukan

Uji Koefisiensi Determinasi (R2), Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), dan

Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

1. Uji Koefisiensi Determinasi (R2 )

Pengujian ini digunakan untuk menilai total variasi variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasilnya adalah

koefisien determinasi majemuk disesuaikan (R2 adjusted) yaitu suatu

koefisien determinasi yang menunjukkan besaran variasi dari variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai (R2 adjusted)

Page 12: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

besarnya berkisar antara lebih besar sama dengan 0 dan lebih kecil sama

dengan 1. Jika makin mendekati 1 maka model semakin baik, begitu pula

sebaliknya. Apabila (R2 adjusted) = 1 berarti variabel berpengaruh

sempurna terhadap variabel dependen. Tetapi jika (R2 adjusted) = 0,

berarti variabel independen tidak berpengaruh sempurna terhadap

dependen.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama mempengaruhi secara signifikan

terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian koefisien regresi secara

simultan ini adalah jika Ho diterima atau Ha ditolak apabila nilai F-hitung

lebih kecil dari F-tabel maka menunjukkan bahwa variabel independen

secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,

begitu sebaliknya. Sebaliknya, Ho ditolak atau Ha diterima apabila F-

hitung lebih besar dari F-tabel maka menunjukkan bahwa variabel

independen secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.

3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji ini untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasingvariabel

independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel lainnya konstan.

Kriteria pengujian koefisien regresi parsial ini adalah jika Ho diterima atau Ha

ditolak apabila t-hitung < t-tabel. Ini menunjukkan bahwa variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, Ho

ditolak atau Ha diterima apabila t-hitung (nilai mutlak) lebih besar dari t-tabel (t-

hitung > t-tabel) maka menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen atau dengan melihat tingkat signifikansi

pada hasil regresi. Pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5% , jadi

variabel yang tingkat signifikansinya kurang dari 0,05 dinyatakan berpengaruh

signifikan.

Page 13: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah pooled data yaitu gabungan

antara data cross section dengan data time series (Ghozali, 2005). Data time series

dalam penelitian ini berupa data perusahaan selama 5 periode yaitu antara tahun

2003 sampai 2007, sedangkan data cross section berupa 44 perusahaan

manufaktur. Namun demikian, tidak semua perusahaan manufaktur dari 44 sampel

tersebut mempunyai data yang dibutuhkan untuk semua tahun. Oleh karena itu

data akhir yang diolah berbentuk unbalanced panel data dan diperoleh 135

observasi. Kriteria perolehan 135 observasi dijabarkan pada tabel 4.1 sebagai

berikut:

Tabel

Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Perusahaan

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode

2003-2007

742

Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria pengambilan sampel 549

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2003

sampai dengan tahun 2007 yang memenuhi kriteria pengambilan

sampel melalui metode pooled data (sebelum dikurangi Outlier)

193

Jumlah perusahaan yang dieliminasi karena proses transformasi ke

Logaritma Natural

43

Jumlah perusahaan setelah proses transformasi ke Logaritma

Natural

150

Jumlah perusahaan yang termasuk dalam kategori Outlier 15

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari

tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 yang memenuhi kriteria

pengambilan sampel melalui metode pooled data (Setelah

Dikurangi Outlier)

135

Page 14: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Tabel

Hasil Statistik Deskriptif

Keterangan N Maksimal Minimal Rata-rata Standar

Deviasi

Debt 135 0,816910 0,005298 0,233164 0,189309

Mown 135 0,700000 0,000100 0,055696 0,089123

Inst 135 0,964300 0,215900 0,665227 0,160566

Size 135 17,153357 10,014761 13,182472 1,419536

Asset 135 0,816300 0,059077 0,389963 0,182388

Ernvolt 135 0,276763 0,002761 0,081406 0,058045

Stocvolt 135 0,530377 0,017805 0,150123 0,092958

Data yang diolah dengan Ms. Excel 2007

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif yang tercantum pada

tabel 4.2, diketahui nilai rata rata variable hutang (DEBT) sebesar 0,233164

dengan nilai maksimal sebesar 0,816910 dan minimal sebesar 0,005298 dengan

standart deviasi 0,189309. Hal ini menandakan bahwa perusahaan dalam

membiayai aktivanya melalui hutang jangka panjang tidak lebih dari 23,33%,

karena sisanya dibiayai melalui hutang jangka pendek dan sumber dana internal

perusahaan. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari kebangkrutan akibat

adanya tingkat hutang yang tinggi.

Variabel kepemilikan manajerial (MOWN) memiliki nilai rata-rata sebesar

0,055696 dengan nilai maksimumnya sebesar 0,7 dan nilai minimumnya sebesar

0,0001 serta standar deviasinya sebesar 0,089123. Nilai rata-rata yang kecil senilai

5,57% menandakan bahwa prosentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen

dalam perusahaan sampel masih kecil, karena mayoritas kepemilikan manajerial

dalam perusahaan sedikit.

Variabel kepemilikan institusional (INST) memiliki nilai rata-rata sebesar

0,665227 dengan nilai minimumnya sebesar 0,215900 dan nilai maksimumnya

sebesar 0,964300 serta standar deviasinya sebesar 0,160566. Nilai rata-rata yang

besar senilai 66,52% menandakan bahwa mayoritas perusahaan manufaktur yang

Page 15: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

menjadi sampel penelitian kepemilikan sahamnya dimiliki oleh investor

institusional.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai rata-rata sebesar

13,182472 dengan nilai minimumnya sebesar 10,014761 dan nilai maksimumnya

sebesar 17,153357 serta standar deviasinya sebesar 1,419536. Variasi data yang

tidak terlalu besar menandakan bahwa rata-rata sampel terdiri dari bermacam-

macam perusahaan dengan ukuran yang tidak terlalu berbeda.

Variabel struktur aktiva (ASSET) memiliki nilai rata-rata sebesar

0,389963 dengan nilai minimumnya sebesar 0,059077 dan nilai maksimumnya

sebesar 0,816300 serta standar deviasinya sebesar 0,182388. Nilai rata-rata

sebesar 38,99% menandakan bahwa 38,99% total aktiva yang berupa aktiva tetap

dijadikan jaminan dalam penggunaan hutang.

Variabel volatilitas pendapatan (ERNVOLT) memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,081406 dengan nilai minimumnya sebesar 0,017805 dan nilai

maksimumnya sebesar 0,530377 serta standar deviasinya sebesar 0,058045. Nilai

rata-rata sebesar 8,14% menunjukkan nilai tingkat resiko bisnis dan potensi

kebangkrutan perusahaan.

Variabel volatilitas saham (STOCVOLT) memiliki nilai rata-rata sebesar

0,150123 dengan nilai minimumnya sebesar 0,002761 dan nilai maksimumnya

sebesar 0,276763 serta standar deviasinya sebesar 0,092958. Nilai rata-rata

sebesar 9,29% yang merupakan nilai dari volatilitas saham yang akan memiliki

pengaruh terhadap kepemilikan manajerial yang nantinya akan berpengaruh

terhadap rasio hutang.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Agar hasil regresi bersifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) maka

dilakukan Uji Asumsi Klasik. Uji Asumsi Klasik dalam penelitian ini meliputi Uji

Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Page 16: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Data sebelum transformasi ke

Logaritma Natural

Data sesudah transformasi ke

Logaritma Natural dan eliminasi

Outlier

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Pada gambar 4.1 hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot.

Tampilan Scatterplot sebelum dilakukan proses transformasi data, menunjukkan

terjadinya masalah heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari tampilan scatterplot

pada data yang belum dilakukan transformasi terlihat titik-titik terlihat tidak

menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Setelah dilakukan proses transformasi data ke Logaritma Natural dan proses

eliminasi outlier maka terlihat titik-titik terlihat menyebar secara acak baik diatas

maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini didukung dengan tabel 4.3 Uji

Glejser.

Tabel

Hasil Uji Glejser

Variabel Sebelum Transformasi

Variabel Sesudah Transformasi

Signifikansi Keterangan Signifikansi keterangan

Mown ,611 Homoskedastisitas Ln_Mown ,591 Homoskedastisitas

Inst ,057 Homoskedastisitas Ln_Inst ,080 Homoskedastisitas

Size ,013 Heteroskedastisitas Ln_Size ,490 Homoskedastisitas

Asset ,034 Heteroskedastisitas Ln_Asset ,114 Homoskedastisitas

Page 17: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Berdasarkan tampilan scatterplot sebelum transformasi data terlihat tejadi

masalah heteroskedastisitas pada variabel Size, Asset, Ernvolt, dan Stocvolt

karena nilai signifikansinya kurang dari 5%. Sedangkan sesudah transformasi,

terlihat tidak terdapat masalah heteroskedastisitas karena hasil Uji Glejser

menunjukan bahwa nilai setiap variabel memiliki tingkat signifikan lebih dari 5%.

Hasil Uji Normalitas

Tabel

Hasil Uji Normalitas

Nilai Asymp.Sig.

(2-tailed)

Nilai

K-S Signifikansi Kesimpulan

Model

Kebijakan

Hutang

0,207 1,065 0,05 Data berdistribusi

normal

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai K-S sebesar

1,065 dengan signifikansi sebesar 0,207 yang jauh di atas 0,05 yang berarti nilai

residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas

residual.

Hasil Uji Autokorelasi

Tabel

Hasil Uji Autokorelasi

du D 4-du Kesimpulan

Model Regresi 1,8125

2,095 2,1875 Tidak ada masalah

autokorelasi

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Menurut Ghozali (2005), model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi,

Ernvolt ,003 Heteroskedastisitas Ln_Ernvolt ,081 Homoskedastisitas

Stocvolt ,026 Heteroskedastisitas Ln_Stocvolt ,919 Homoskedastisitas

Page 18: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

penelitian akan menggunakan Uji Durbin-Watson dengan alat bantu SPSS. Jika du

< d < 4 – du maka tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

Tolerance VIF

Ln_Mown ,658 1,520 Tidak ada multikolinearitas

Ln_Inst ,541 1,849 Tidak ada multikolinearitas

Ln_Size ,720 1,389 Tidak ada multikolinearitas

Ln_Asset ,855 1,170 Tidak ada multikolinearitas

Ln_Ernvolt ,703 1,422 Tidak ada multikolinearitas

Ln_Stocvolt ,943 1,060 Tidak ada multikolinearitas

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Hasil nilai tolerance untuk semua variable independen dan variabel

kontrol bernilai lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi ini tidak terdapat gejala

multikolinearitas.

Hasil Uji Hipotesis

Uji Hipotesis meliputi Uji Koefisiensi Determinasi (R2), Uji Signifikansi

Simultan (Uji Statistik F), dan Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

1. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2 )

Tabel

Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,334a ,111 ,070 1,0834402559

04E0

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Page 19: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Dari tampilan output SPSS pada tabel 4.7, diketahui nilai adjusted R2

adalah 0,070, hal ini berarti 7% variasi kebijakan hutang (DEBT) dapat dijelaskan

oleh variasi dari variable independen berupa kepemilikan manajerial (MOWN)

dan kepemilikan institusional (INST), dan variable kontrol berupa ukuran

perusahaan (SIZE), struktur aktiva (ASSET), volatilitas pendapatan (ERNVOLT),

dan volatilitas saham (STOCVOLT). Sedangkan sisanya 93% dijelaskan oleh

sebab-sebab yang lain diluar model.

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

18,839 6 3,140 2,675 ,018a

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Dari uji ANOVA atau F test pada tabel 4.8 maka didapat nilai F hitung

sebesar 2,675 dengan probabilitas 0,018. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05,

maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kebijakan hutang

(DEBT) atau dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial (MOWN),

kepemilikan institusional (INST), ukuran perusahaan (SIZE), struktur aktiva

(ASSET), volatilitas pendapatan (ERNVOLT), dan volatilitas saham

(STOCVOLT) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan hutang

(DEBT).

3. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dan

variabel kontrol terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, untuk

variabel kontrol dalam penelitian ini berupa ukuran perusahaan, struktur aktiva,

volatilitas pendapatan, dan volatilitas saham sedangkan variabel dependen adalah

utang. Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

Page 20: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Tabel

Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5,065 1,338 -3,785 ,000

Ln_Mown ,084 ,053 ,163 1,588 ,115

Ln_Inst -,322 ,461 -,079 -,698 ,486

Ln_Size ,164 ,078 ,208 2,115 ,036

Ln_Asset -,099 ,167 -,054 -,597 ,552

Ln_Ernvolt -,354 ,113 -,310 -3,122 ,002

Ln_Stocvolt -,042 ,151 -,024 -,281 ,780

Sumber : Data yang diolah dengan SPSS 17

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dirumuskan model persamaan

regresi sebagi berikut :

• Persamaan regresi sebelum transformasi dalam bentuk Model Regresi

Double Log :

Debt = β0 + β1Mown + β2Inst + β3Size + β4Asset + β5Ernvolt +

β6Stocvolt

• Persamaan regresi sesudah transformasi dalam bentuk Model Regresi

Double Log :

LnDebt = β0 + β1LnMown + β2LnInst + β3LnSize + β4LnAsset +

β5LnErnvolt + β6LnStocvolt

• Maka hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) adalah

LnDebt = -5.065 + 0,084LnMown – 0,322LnInst + 0, 164LnSize – 0,

099LnAsset – 0,354LnErnvolt – 0,042LnStocvolt

Pengujian secara parsial terhadap pengaruh masing-masing variabel

diperoleh sebagai berikut :

Page 21: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

1. Variabel kepemilikan manajerial

Hipotesis penelitian ini menghipotesiskan adanya pengaruh negatif dari

kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang perusahaan. Namun demikian,

hasil pengujian hipotesis 1 mengenai pengaruh variabel kepemilikan manajerial

(MOWN) terhadap kebijakan hutang (DEBT) perusahaan menunjukkan nilai t

hitung sebesar 1,588 dengan signifikansi sebesar 0,115 (p > 0,05). Hal ini berarti

bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kebijakan hutang perusahaan dan memiliki arah pengaruh positif yang berlawanan

dengan yang dihipotesiskan. Dengan demikian maka Hipotesis 1 ditolak.

2. Variabel kepemilikan institusional

Hipotesis penelitian ini menghipotesiskan adanya pengaruh negatif dari

kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang perusahan. Hasil pengujian

hipotesis 2 mengenai pengaruh variable kepemilikan institusional (INST) terhadap

kebijakan hutang (DEBT) perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,698

dengan signifikansi 0,486 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa kepemilikan

institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang

perusahaan dan memiliki arah pengaruh negatif sesuai dengan yang

dihipotesiskan. Dengan demikian maka Hipotesis 2 ditolak.

3. Variabel ukuran perusahaan

Hipotesis penelitian ini menghipotesiskan adanya pengaruh positif dari

ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang perusahan. Hasil pengujian

mengenai pengaruh variable ukuran perusahaan (SIZE) terhadap kebijakan hutang

(DEBT) perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,115 dengan signifikansi

0,036 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan dan memiliki arah

pengaruh positif sesuai dengan yang dihipotesiskan.

Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

mempunyai arah koefisiensi regresi positif dengan kebijakan hutang sebesar b3 =

0,164 yang berarti setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% maka kebijakan

hutang akan meningkat sebesar 0,164% dengan asumsi variable independen

lainnya konstan.

Page 22: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Hasil penelitian ini konsisten dengan teori dan penelitian sebelumnya yang

dilakukan Homaifar et al (1994), Moh’d et al (1998) dan Wahidahwati (2001),

dalam hal ini perusahaan cenderung untuk meningkatkan utangnya karena mereka

berkembang semakin besar dan perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses

pasar modal ini disebabkan karena perusahaan besar memiliki fleksibilitas dan

kemampuan untuk mendapatkan sumber dana.

4. Variabel struktur aktiva

Hipotesis penelitian ini menghipotesiskan adanya pengaruh positif dari

struktur aktiva terhadap kebijakan hutang perusahan. Hasil pengujian mengenai

pengaruh variable struktur aktiva (ASSET) terhadap kebijakan hutang (DEBT)

perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,597 dengan signifikansi 0,552

(p > 0,05). Hal ini berarti bahwa struktur aktiva tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan dan memiliki arah pengaruh

negatif yang berlawanan dengan yang dihipotesiskan.

5. Variabel volatilitas pendapatan

Hipotesis penelitian ini menghipotesiskan adanya pengaruh negatif dari

volatilitas pendapatan terhadap kebijakan hutang perusahan. Hasil pengujian

mengenai pengaruh variable volatilitas pendapatan (ERNVOLT) terhadap

kebijakan hutang (DEBT) perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar -3,122

dengan signifikansi 0,002 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa volatilitas pendapatan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan dan

memiliki arah pengaruh negatif sesuai dengan yang dihipotesiskan.

Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

mempunyai arah koefisiensi regresi positif dengan kebijakan hutang sebesar b5 =

-0,354 yang berarti setiap kenaikan volatilitas pendapatan sebesar 1% maka

kebijakan hutang akan menurun sebesar 0,354% dengan asumsi variable

independen lainnya konstan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan teori dan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Bradley, et al (1984), Bathala et al (1994), dan Wahidahwati

(2001) yang menemukan adanya hubungan yang signifikan dan negatif antara

volatilitas pendapatan dengan kebijakan hutang perusahaan. Dengan demikian

Page 23: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

volatilitas pendapatan dapat digunakan sebagai instrument penentu untuk

meminimumkan agency cost of debt pada perusahaan-perusahaan manufaktur

yang menjadi sampel penelitian.

6. Variabel volatilitas saham

Hipotesis penelitian ini menghipotesiskan adanya pengaruh positif dari

volatilitas saham terhadap kebijakan hutang perusahan. Hasil pengujian mengenai

pengaruh variable volatilitas saham (STOCVOLT) terhadap kebijakan hutang

(DEBT) perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,281 dengan

signifikansi 0,780 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa volatilitas saham tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan dan

memiliki arah pengaruh negatif yang berlawanan dengan yang dihipotesiskan.

Interpetasi Hasil

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa hipotesis

pertama dan kedua ditolak. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menunjukkan

hasil yang tidak signifikan sehingga tidak dapat diterima. Variabel kontrol yang

berpengaruh signifikan terhadap hubungan kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang adalah ukuran perusahaan

(SIZE) dan volatilitas pendapatan (ERNVOLT). Sedangkan variabel kontrol yang

tidak berpengaruh secara signifikan adalah struktur aktiva (ASSET) dan volatilitas

saham (STOCVOLT).

Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Hasil pengujian terhadap kepemilikan manajerial dalam penelitian ini

tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang

perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan pendanaan yang terjadi pada

perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia tidak terpengaruh oleh adanya

pemilik saham yang mempunyai kedudukan di manajemen perusahaan. Hasil ini

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Makmun (2000), Wahyudi

dan Pawestri (2006). Untuk arah hubungan positif hal ini mungkin disebabkan

karena penggunaan hutang akan mengurangi penerbitan saham baru sehingga

meningkatkan proporsi kepemilikan manajerial (Fitri dan Mamduh, 2003).

Page 24: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Hasil yang tidak signifikan ini, kemungkinan disebabkan oleh masih

rendahnya kepemilikan manajerial dibandingkan dengan kelompok lainnya dalam

perusahaan (Faisal, 2004). Karena kepemilikan manajerial dalam penelitian ini

masih rendah yaitu sebesar 5,56%, jadi dalam pengambilan keputusan masih

dipengaruhi oleh pemilik lain yang lebih dominan. Selain itu, perbedaan periode

pengambilan data yang berbeda juga mungkin saja mempengaruhi hasil

penelitian, karena struktur kebijakan hutang pada periode sebelum krisis dan

pasca krisis moneter juga mungkin saja terdapat perbedaan

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Hasil pengujian pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan

hutang perusahaan diperoleh nilai yang negatif dan tidak signifikan. Hasil yang

tidak signifikan kemungkinan disebabkan karena kepemilikan saham oleh institusi

lain mayoritas terkonsentrasi pada satu atau dua perusahaan saja. Sehingga

kemungkinan kebijakan hutang yang diambil pun didominasi oleh satu atau dua

perusahaan saja (Westri, 2009).

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2006)

yang menyatakan bahwa investor institutional sebagai pihak yang memonitor agen

hanya sebatas mengawasi tindakan manajemen dan tidak berperan secara aktif

dalam pengambilan keputusan mengenai utang. Serta pengaruh yang tidak

signifikan ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kepemilikan silang dalam

perusahaan sehingga pengawasan yang dilakukan tidak terfokus pada satu

perusahaan saja.

Page 25: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Simpulan, Keterbatasan, Saran

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kepemilikan manajerial

dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang perusahaan pada

perusahaan manufaktur di Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis

yang diuji. Variabel dependen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional. Selain menggunakan dua variabel tersebut, juga

digunakan 4 variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva, volatilitas

pendapatan, dan volatilitas pendapatan. Periode pengamatan dalam penelitian ini

adalah tahun 2003-2007 dan menggunakan 44 perusahaan manufaktur sebagai

sampel penelitian. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat dibuat

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan ditolak. Kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang

perusahaan.

2. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan ditolak. Kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang

perusahaan.

3. Variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang dalam penelitian ini adalah

variabel kontrol yaitu berupa ukuran perusahaan dan volatilitas

pendapatan.

Keterbatasan

Dalam penelitian ini, penulis menemukan adanya keterbatasan sehingga

penelitian ini dirasakan kurang sempurna. Adapun keterbatasannya adalah:

1. Data penelitian ini sangat bergantung pada keakuratan dan ketepatan data

yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang

digunakan sebagai sumber pengumpulan data.

Page 26: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

2. Data penelitian ini hanya menggunakan data yang bersifat kuantitatif

sehingga hasil dari penelitian ini juga hanya mencerminkan kondisi

berdasarkan perhitungan atas variabel independen dan variabel kontrol

yang digunakan pada masing-masing persamaan.

Saran

Saran-saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya untuk lebih mengembangkan penelitian dengan

membandingkan pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional terhadap kebijakan hutang sebelum dan sesudah kenaikan

harga BBM.

2. Penelitian selanjutnya untuk menambahkan mekanisme Corporate

Governance untuk mengurangi konflik keagenan.

Page 27: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Daftar Pustaka

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen), Jilid: 1, Jakarta: Salemba Empat.

Berle, Adolph and Means, Gardiner, 1932. The Modern Corporation and

Private Property. New York, N.Y., MacMillan. Baridwan, Zaki. 1999. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Bathala, C.T., Moon, K.P., Rao, R.P. 1994. “Managerial Ownership, Debt

Policy, and The Impact of Institutional Holding: And Agency Perspective”. Financial Management, Vol 23, No.3: 38-50.

Brigham, E.F. & J.F. Houston. 2001. Fundamentals of Financial

Management, 8th Edition. Florida: Harcourt Inc. Chen, Carl R and Thomas L. Steiner. 1999. “Managerial Ownership and

Agency Conflicts: A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy”. The Financial Review 34: 119-13.

Claessens, Stijn, Simeon Jankov and Larry H.P Lang, 2000, the Separation

of Ownership and Control in East Asian Corporation, Journal of Financial Economics Vol.58, p.81-112.

Claessens, Stijn, Simeon Jankov and Larry H.P Lang, 2002. Expropriation

of Minority Shareholders: Evidence from East Asia. The Journal of Financial.

Crutchley Claire and Robert S. Hansen. 1999. “A Test of Agency Theory of

Manajerial Ownership, Corporate Leverage, And Corporate Devidens, Financial Management 18, 36-46.

Damayanti, I. 2006. “Analisa Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur

Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Yokyakarta.

Faisal. 2004. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme

Corporate Governance. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 8, No. 2:175-190.

Fuad. 2005. “Simultanitas dan Trade-Off Pengambilan Keputusan Finansial

dalam Mengurangi Konflik Agensi : Peran dari Corporate Ownership”. Simposium Nasional Akuntansi VII.

Page 28: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometric. International Edition. New

York : McGraw-Hill International. Ismiyati, Fitri dan Mamduh M. Hanafi. 2003. “Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen : Analisis Persamaan Simultan”. Simposium Nasional Akuntansi VI.

Jensen M. and W. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics. Vol 3. No. 4. pp. 305-360.

Makmun. 2003. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang”. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Surakarta. UNS. Masdupi, Erni. 2005. “Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada

Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.20, No.1, 2005: 57-69.

Mason, R.D dan Lind, D.A. 1996. “Teknik Statistika untuk Bisnis dan

Ekonomi”. Jilid: 1, Jakarta: Erlangga. Moh’d, M.A., L.G. Perry., and J.N. Rimbey. 1998. “The Impact of

Ownership Structure On Corporate Debt Policy : A Time Series Cross Sectional Analysis”, Financial Review, August, Vol. 33, 85-99.

Nachrowi dan Usman. 2006. “Pendekatan Populer dan Praktis:

Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nurfauziah, D.Agus Harjito, dan A. Ringayati. 2007. “Analisis Hubungan

Simultan Antara Kepemilikan Manajerial, Risiko, Kebijakan Hutang, Dan Kebijakan Deviden Dalam Masalah Agensi. Sinergi Vol.9 No.2. Hal. 157-166.

Nuringsih, Kartika. 2006. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan

terhadap Kebijakan Dividen dan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan”.

Page 29: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Putri, Imanda Firmantyas dan Muhammad Nasir. 2006. “Analisis Persamaan

Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan”. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Santoso, Singgih. 2000. “Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik”.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Jurnal Ekonomi Tahun XI/03/November.

Shleifer, A., and R. W. Vishny, 1997. A Survey of Corporate Governance.

Journal of Finance, Vol. LII, No. 2, June, pp 737-783. Social Science Research and Instructional Council. 2000. TRD-Glossary.

Available at: www. ssric.com/ssric-trdglossary.htm. Tarjo, 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional Dan Leverage

Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham Serta Cost Of Equity Capital. Universitas Trunojoyo Bangkalan Madura.

Tarjo dan Jogiyanto. 2003. “Analisis Free Cash Flow dan Kepemilikan

Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi VI : 278-295.

Wahidahwati. 2001. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency”. Simposium Nasional Akuntansi IV.

Wahidahwati, 2002, “Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflicts :

Analisis Persamaan Simultan Non Linier dari Kepemilikan Manajerial, Penerimaan Risiko (Risk Taking), Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen,” Simposium Nasional Akuntansi, Vol. 5, h. 601-625.

Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. “Implikasi

Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Weston, J.F. & E.F. Brigham. 1984. Fundamentals of Financial

Management. Florida : Harcourt Inc. Westri, L.H. 2009. “Analisa Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan

Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 30: Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan ...eprints.undip.ac.id/29846/1/Pengaruh_Kepemilikan_Manajerial_dan... · Pengaruh Kepemilikan Managerial dan Kepemilikan Institusional

Widodo, Priyono. 2005, “Pengaruh Managerial Ownership, Institusional

Ownership dan Growth Terhadap Debt Ratio Pada Perusahaan Jasa”, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, Surakarta. UNS.