Author
dinhtuyen
View
248
Download
0
Embed Size (px)
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kinerja Perusahaan yang Diukur Menggunakan Economic Value Added
Desi Aprina
Pondok Ungu Permai, Blok EE 4 No. 45 RT 008 RW 010 Bekasi Utara
Email : [email protected]
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Jl. KH. Noer Ali, Kalimalang, Bekasi
ABSTRAK
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap kinerja
perusahaan Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode penelitian tahun 2009-2011. Perolehan data diambil dari Indonesian
Capital Market Directory dan laporan keuangan periode 2009-2011. Total sampel penelitian
adalah 84 perusahaan yang ditentukan melalui purposive sampling. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional terhadap kinerja perusahaan, sementara pada ukuran perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan kinerja perusahaan.
Kata Kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan,
Economic Value Added
ABSTRACT
The research aims to obtain empirical evidence of the effect of managerial ownership,
institutional ownership and firm size on corporate performance of the study population are
all companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of the study in 2009-2011.
Acquisition of data taken from the Indonesian Capital Market Directory and financial
reporting period of 2009-2011. Total sample is 84 firms determined through purposive
sampling. The analysis tool used is multiple linear regression analysis. The results of this
study showed that there was no significant effect between managerial ownership and
mailto:[email protected]
institutional ownership on corporate performance, while the size of the company has a
significant effect between firm size and company performance.
Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Company Size, Economic Value
Added
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat
dilakukan dengan menambah modal, baik dengan cara utang atau menerbitkan saham di pasar
modal. Pasar modal merupakan wahana berinvestasi bagi para pemilik modal atau pemegang
saham maupun masyarakat luas. Volume perdagangan, nilai total kapitalisasi pasar, harga
saham, dan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebagai indikator pasar modal di Indonesia
menunjukkan kecendrungan yang menggairahkan bagi investor pada sepuluh tahun terakhir
ini. Pemilik modal atau pemegang saham menanamkan modal atau sahamnya bertujuan untuk
mengembangkan usahanya dan untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi agar dapat
bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Dan untuk mengembangkan usaha para pemegang saham menyerahkan pengelolaan
perusahaan kepada para profesional yang disebut manajer. Para manajer yang ditunjuk
diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yaitu
memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan sehingga kemakmuran pemegang saham akan
dapat tercapai. Manajemen sebagai pihak yang melaksanakan operasional perusahaan harus
memenuhi kepentingan pemegang saham dengan mengambil kebijakan yang tepat bagi
perusahaan terutama kebijakan keuangan yang menguntungkan pemegang saham.
Namun pihak manajemen perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan
dengan tujuan utama tersebut. Perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan timbulnya
konflik yang biasa disebut sebagai konflik keagenan (agency conflict). Perbedaan tersebut
terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham
tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut
akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan
perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham.
Pengaruh dari konflik antara pemilik (owners) dan manajer ini akan menyebabkan
menurunkan nilai perusahaan, kerugian inilah yang merupakan agency cost equity bagi
perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut pendekatan keagenan, struktur
kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara
manajer dengan pemegang saham. Dengan memperbesar kepemilikan saham oleh manajemen
dapat meningkatkan proporsi saham yang dimiliki manajer sehingga akan menurunkan
kecendrungan manajer untuk melakukan tindakan yang berlebihan. Proporsi kepemilikan
yang cukup tinggi maka manajer akan merasa ikut memiliki perusahaan sehingga akan
berusaha semaksimal mungkin melakukan tindakan-tindakan yang dapat memaksimalkan
kemakmurannya. Dengan demikian maka akan mempersatukan kepentingan manajer dengan
pemegang saham, hal ini berdampak positif bagi kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai
perusahaan
Selain itu laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat
meminimalkan konflik berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan sebagai
produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunan laporan
keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon
investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan
kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang.
Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan
akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan
keuntungan dari asset, ekuitas, maupun hutang, serta mencerminkan prestasi kerja yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu untuk tetap bertahan dalam era
pasar bebas dan sesuai dengan prinsip going concern, yaitu perusahaan diasumsikan untuk
beroperasi secara terus-menerus menjalankan usahanya maka kinerja perusahaan harus baik.
Kinerja perusahaan dapat dicerminkan melalui beberapa metode pengukuran kinerja. Adapun
salah satu metode pengukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran
pemegang saham adalah dengan menggunakan metode economic value added.
Istilah Economic Value Added pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward
Management Service yang merupakan perusahaan konsultan dari Amerika Serikat pada tahun
1980-an. Economic Value Added telah lama dikenal oleh para ekonom sebagai economic
Profit, yaitu nilai profit yang melebihi (kurang dari) tingkat pengembalian minimum yang
bisa diperoleh (diderita) oleh pemegang saham dan kreditor dengan berinvestasi di sekuritas
lain yang mempunyai risiko sebanding (Wahyudi, 2009).
Penelitian terdahulu mengenai struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan yang telah
dilakukan di Indonesia adalah penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2005) di dalam
penelitiannya mengenai hubungan antara good corporate governance dan struktur
kepemilikan dengan kinerja perusahaan menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan, tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan
yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.
Wahyudi dan Pawestri (2006) didalam penelitiannya mengenai implikasi struktur
kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel
intervening menunjukan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
keputusan investasi dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan deviden, struktur
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai
perusahaan, keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahan tetapi keputusan
investasi dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun
melalui keputusan pendanaan.
Ulfani (2007) di dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan dari segi
total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap
luas ungkapan wajib laporan tahunan perusahaan real estate go publik di BEI tidak
menunjukan pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap luas
ungkapan wajib.
Sabrinna (2010) di dalam penelitiannya mengenai pengaruh corporate governance dan
struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan signifikan antara corporate governance dengan Tobins Q (kinerja pasar) tetapi
terdapat hubungan positif signifikan antara corporate governance dengan ROE (kinerja
operasional). Sedangkan pada struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan signifikan antara
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan.
Putri (2011) di dalam penelitiannya mengenai pengaruh struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan, dan umur perusahaan terhadap kinerja intellectual capital menunjukan bahwa
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja
intellectual capital, sedangkan kepemilikan asing dan ukuran perusahaan berpengaruh positif
yang signifikan terhadap kinerja intellectual capital, serta kepemilikan pemerintah
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan serta umur perusahaan berpengaruh negatif tetapi
signifikan terhadap kinerja intellectual capital.
Fachrudin (2011) di dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh struktur modal,
ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan menunjukan bahwa terdapat
pengaruh signifikan positif struktur modal terhadap agency cost dan pengaruh signifikan
negatif ukuran perusahaan terhadap agency cost, tidak terdapat pengaruh signifikan struktur
modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan, serta tidak terdapat
pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan
melalui agency cost sebagai intervening variable.
Selanjutnya, tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan
economic value added.
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik (emiten) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Emiten dimaksud adalah seluruh perusahaan terbuka dari berbagai sektor
sesuai pengelompokan pada Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan penelitian dilakukan
dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penilitian ini dipilih
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah
data yang sudah diproses oleh pihak tertentu sehingga data tersebut sudah tersedia saat kita
memerlukan (Sarwono, 2012 : 32). Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2009-2011 yang
diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory (ICMD).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua yaitu variabel independen dan
variabel dependen.
1. Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain (Sarwono 2012 : 12). Sebagai variabel independen pada
penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran
perusahaan.
a. Kepemilikan Manajerial
Variabel penelitian ini diukur dengan cara mengidentifikasi apakah ada nama pada
daftar struktur kepemilikan yang masuk pada jajaran dewan komisaris dan dewan
direksi.
b. Kepemilikan Institusional
Variabel penelitian ini diukur dengan cara menghitung proporsi kepemilikan yang
merupakan institusi pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,
institusi luar negeri serta institusi lainnya.
http://www.idx.co.id/
c. Ukuran Perusahaan
Variabel penelitian ini dihitung dengan menggunakan nilai natural logaritma dari
total aktiva perusahaan.
2. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang memberikan reaksi /
respons jika dihubungkan dengan variabel bebas (Sarwono, 2012 :12). Sebagai
variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan
menggunakan economic value added.
Rumus Economic Value Added :
EVA = NOPAT - Capital Charges
Langkah-langkah perhitungan EVA secara sistematis sebagai berikut (Taqwa,
2011).
1. NOPAT
2. Invested Capital
3. Tingkat modal dari hutang (D)
4. Cost of Debt / Biaya Hutang (rd)
5. Persentase pajak penghasilan (T)
6. Cost of Equity / Biaya Ekuitas (re)
NOPAT = EAT + Biaya Bunga
Invested Capital = Kas + Modal Kerja + Aktiva Tidak Lancar
Total Hutang
Tingkat Modal (D) =
Total Hutang & Ekuitas
Biaya Bunga
Biaya Hutang (rd) =
Total Hutang
Beban Pajak
Tingkat Pajak (T) =
Laba Sebelum Pajak
1
Biaya Ekuitas (re) =
PER
7. Tingkat modal dari ekuitas (E)
8. Persentase Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Dimana :
D : tingkat modal dari hutang
rd : biaya hutang
E : tingkat modal dari ekuitas
re : biaya ekuitas
T : pajak dalam persentase (tax)
9. Capital Charges
10. EVA
Teknik Analisis yang Digunakan
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Analisis Regresi Linear Berganda
4. Pengujian Hipotesis
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur dan non-manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009-2011 yang dipilih dengan
metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab III diperoleh
jumlah sampel sebanyak 84 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2009-2011.
Total Ekuitas
Tingkat Modal (E) =
Total Hutang & Ekuitas
WACC = { D x rd (1 T) + (E + re) }
Capital Charges = Invested capital x WACC
EVA = NOPAT Capital Charges
1. Statistik Deskriptif
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Sumber : Output SPSS 18.0 (data diolah)
Berdasarkan analisis statistik deskriptif, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 84 sampel. Untuk variabel Kepemilikan Manajerial (KM)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0300 dan nilai maksimum 12,4000 dengan
nilai rata-rata sebesar 2,965714, sedangkan standar deviasinya adalah 2,7380084.
Pada Kepemilikan Institusional (KI) memiliki nilai minimum sebesar 31,7200 dan
nilai maksimum 93,1200 dengan nilai rata-rata sebesar 67,788214, sedangkan standar
deviasinya adalah 17,1455771. Untuk variabel Ukuran Perusahaan (UP) memiliki
nilai minimum sebesar 11,54 dan nilai maksimum 15,91 dengan nilai rata-rata sebesar
13,9363, sedangkan standar deviasinya adalah 1,03926. Pengukuran statistik
deskriptif selanjutnya yaitu Economic Value Added (EVA) dan nilai minimum untuk
variabel EVA menunjukkan nilai minimum sebesar -293013,0 dan nilai maksimum
531870,0 dengan nilai rata-rata sebesar 72711,381, sedangkan standar deviasinya
adalah 126423,8261.
2. Uji Asumsi Klasik
2.1 Uji Normalitas
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Gambar 1
Grafik Normal Probability Plot
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KM 84 .0300 12.4000 2.965714 2.7380084 KI 84 31.7200 93.1200 67.788214 17.1455771 UP 84 11.54 15.91 13.9363 1.03926 EVA 84 -293013.0 531870.0 72711.381 126423.8261 Valid N (listwise) 84
Berdasarkan hasil gambar grafik normal probability plot dapat dilihat bahwa titik
menyebar sekitar garis diagonal dan penyebaran mengikuti arah garis diagonal.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal.
2.2 Uji Multikolinieritas
Tabel 2
Hasil Uji Multikoloniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -797198.020 195537.382 -4.077 .000
KM -581.886 4647.024 -.013 -.125 .901 .845 1.183
KI -548.063 761.203 -.074 -.720 .474 .803 1.245
UP 65209.947 12010.356 .536 5.429 .000 .878 1.138
a. Dependent Variable: EVA
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari hasil output di atas dapat diketahui bahwa variabel KM, KI, dan UP
menunjukan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikoloniaritas antar variabel independen dalam
model regresi.
2.3 Uji Heterokedasitas
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil gambar grafik Scatterplot, dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 dan
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi, sehingga model regresi layak digunakan dalam melakukan
pengujian.
2.4 Uji Autokorelasi
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari pengujian statistik diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,097. Nilai
tersebut berada diantara nilai du = 1,7199 dan 4 du = 2,2801 yang menunjukan
tidak adanya masalah pada autokorelasi.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4
Hasil Uji Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -797198.020 195537.382 -4.077 .000
KM -581.886 4647.024 -.013 -.125 .901 .845 1.183
KI -548.063 761.203 -.074 -.720 .474 .803 1.245
UP 65209.947 12010.356 .536 5.429 .000 .878 1.138
a. Dependent Variable: EVA
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2012
Data tabel 4 maka dibuat persamaan regersi sebagai berikut :
EVA = -797198,020 - 581,886KM - 548,063KI + 65209,947UP + e
Interpretasi dari regresi diatas adalah sebagai berikut :
1. Konstanta (a)
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel
terikat (b) sebesar -797198,020.
2. KM (X) terhadap EVA (Y)
Nilai koefisien KM untuk variabel X sebesar 581,886. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan KM satu satuan maka variabel beta (Y) akan turun sebesar
581,886 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dianggap tetap.
3. KI (X) terhadap EVA (Y)
Nilai koefisien KI untuk variabel X sebesar - 548,063. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan KI satu satuan maka variabel beta (Y) akan turun sebesar
548,063 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dianggap tetap.
4. UP (X3) terhadap EVA (Y)
Nilai koefisien UP untuk variabel X3 sebesar 65209,947. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan UP satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik sebesar
65209,947 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dianggap tetap.
4. Pengujian Hipotesis
4.1 Uji t
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 3 variabel
yang dimasukkan dalam model regresi, hanya variabel ukuran perusahaan (UP)
yang signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan (EVA). Hal ini dapat dilihat
dari nilai probabilitas signifikansi untuk variabel UP sebesar 0,000 ( p < 0,05).
Sedangkan variabel kepemilikan manajerial (KM) dan variabel kepemilikan
institusional (KI) tidak ditemukan pengaruh yang signifikan. Hal ini terlihat dari
nilai probabilitas signifikansi KM sebesar 0,901 ( p > 0,05) dan nilai probabilitas
signifikansi KI sebesar 0,474 ( p > 0,05).
4.2 Uji f
Tabel 5
Hasil Uji f
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat pada F hitung sebesar 12,262 dan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dibanding taraf signifikansi (0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel KM, KI dan UP secara bersama-sama atau simultann
mempengaruhi kinerja perusahaan.
4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 6
Hasil Uji Determinasi
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa Adjusted R Square (R2
) adalah 0,289. Hal ini
berarti bahwa 28,9% variabel kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya
sebesar 71,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang dianalisis.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.179 3 1.393 12.262 .000a
Residual 9.087 80 1.136
Total 1.327 83
a. Predictors: (Constant), UP, KM, KI
b. Dependent Variable: EVA
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut : (1) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial
dengan kinerja perusahaan. (2) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan
institusional dengan kinerja perusahaan. (3) terdapat pengaruh yang signifikan anatara ukuran
perusahaan dengan kinerja perusahaan.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu agar mengembangkan beberapa hal sebagai
berikut : Menambah tahun penelitian menjadi 5 tahun berurutan atau lebih. Menambah
variabel kepemilikan asing atau kepemilikan publik yang mungkin berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Menggunakan metode pengukuran kinerja lainnya, terutama dengan
metode Balance Scorecard yang banyak digunakan pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. Analisis Pengaruh Strukur Modal, Ukuran Perusahaan, dan
Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13,
No. 1, hlmn 37-46.
Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. SNA VIII Solo, 15-16 September.
Jensen, M. and W. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost
and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, (3): 305 360.
Putri, Gelisha Dian Kharisma. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan,
dan Umur Perusahaan terhadap Kinerja Intellectual Capital. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Sabrinna, Anindhita Ira. 2010. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan
Prosedur SPSS. Jakarta : PT Alex Komputindo.
Taqwa, Cahaya Santika. 2011. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Ukur
Kinerja Keuangan. Universitas Gunadarma.
Ulfani, Risma. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan dari Segi Total Saham, Jumlah
Pemegang Saham dan Ukuran Perusahaan dari Segi Total Aktiva terhadap Luas
Ungkapan Wajib Laporan Tahunan Perusahaan Real Estate Go Publik di BEI.
Universitas Gunadarma.
Wahyudi, M. Fajar. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan
Pendekatan Economic Value Added dan Market Value Added Periode Tahun 2005-
2007. Universitas Islam Negeri, Malang.
Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. SNA XI
Padang, 23-26 Agustus.
www.idx.co.id
http://www.idx.co.id/