Upload
tranthuy
View
217
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TINDAKANAGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL MODERATING(Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)
(Skripsi)
Oleh
MUHAMMAD PANDU SOLIHIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TINDAKANAGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
VARIABEL MODERATING(Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)
Oleh
MUHAMMAD PANDU SOLIHIN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakter eksekutif terhadaptindakan agresivitas pajak dengan corporate governance sebagai moderating.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakter eksekutif sebagaivariabel independen dan tindakan agresivitas pajak sebagai variabel dependen,kemudian corporate governance sebgai variabel moderating.
Sampel penelitian ini adalah sebanyak 32 perusahaan property dan real estateyang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015. Jenis data yangdigunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan yangdijadikan sampel. Alat uji data menggunakan software SPSS 16 meliputi analisisdeskriptif, uji asumsi klasik, regresi moderasi, uji koefisien determinasi, ujikelayakan model regresi, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel risk taker menunjukkan nilainegatif dan sesuai teori. Nilai ini berarti semakin manajer bersifat risk takersemakin rendah pula nilai effective tax rate. Tetapi setelah risk taker dimediasioleh komisaris independen maka hubungannya menjadi positif. Artinya meskipunkarakter manajemen itu bersifat risk taker keberadaan dewan komisarisindependen dapat menekan tindakan agresivitas pajak (meningkatkan effective taxrate).
Kata Kunci: Agresivitas Pajak, Karakter Eksekutif, Corporate Governance.
ABSTRACT
THE IMPACT OF EXECUTIVE CHARACTER AGAINST TAXAGGRESSIVENESS WITH CORPORATE GOVERNANCE AS
MODERATING VARIABLE(Empirical Study on Company Property and Real Estate
Listed on the Stock Exchange 2011-2015 Period)
By
MUHAMMAD PANDU SOLIHIN
This research aimed to examine the effect of executive character to the actions ofthe tax aggressiveness with corporate governance as a moderating. Variables ofthis study using the executive character as the independent variable and actionsthe aggressiveness of tax as the dependent variable, then corporate governanceas moderating variables.
Samples of this research were 32 property and real estate company listed on theIndonesia Stock Exchange in the period of 2011-2015. The data used aresecondary data from the annual reports of companies sampled. Data tool testusing SPSS 16 software includes descriptive analysis, classic assumption test,regression moderation, coefficient determination test, test the feasibility ofregression models, and hypothesis test.
The results of risk taker as variable showed a negative value similar tocorresponding theory. This value means the manager is a risk taker so the valueof the effective tax rate will be lower. But after a risk taker mediated by anindependent commissioner the relationship become positive. This means eventhough the character of the management are risk taker, the presence ofindependent commissioner can reduce the actions of tax aggressiveness (increaseof the effective tax rate).
Keywords: Tax Aggressiveness, Executive Character, Corporate Governance.
PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TINDAKANAGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)
Oleh
Muhammad Pandu Solihin
SkripsiSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Muhammad Pandu Solihin. Lahir di Bandar Lampung, 20
Maret 1994 merupakan anak kedua, dari dua bersaudara yang merupakan buah hati
dari Bapak Satria Wirawan dan Ny. Miharni Selvi Penulis menempuh pendidikan
formal diawali di TK Al-Kautsar Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2000.
Pendidikan Lanjut di SD Swasta Al-Kautsar Bandarlampung yang diselesaikan pada
tahun 2006, Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMAN 2
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur tulis SNMPTN. Semasa menjadi
mahasiswa, penulis aktif di organisasi EEC FEB UNILA sebagai kepala bidang
creativity and insight. Penulis mengabdikan ilmu dan keahlian yang dimiliki kepada
masyarakat dengan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumber Rejo,
Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat dan pada Juli 2015.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Papa dan Mama, atas segala kasih sayang,
doa, dukungan, pengorbanan, dan segala sesuatunya yang telah diberikan.
Nenek-nenekku dan kakakku tersayang, untuk semangat, doa, bantuan,
keceriaan dan dukungan yang selalu diberikan.
Seluruh keluarga besarku dan saudara-saudaraku, atas segala dukungan,
doa, nasihat, dan motivasi yang selalu diberikan.
Sahabat dan teman-temanku, untuk keceriaan, nasihat, dan dukungan yang
selalu diberikan.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“To see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, draw closer,
to find each other, and to feel. That is the purpose of life.”
“If you fall a thousand times, stand up millions of times because you do not know
how close you are to success”
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Karakter Eksekutif
Terhadap Tindakan Agresivitas Pajak Dengan Corporate Governance Sebagai
Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate
yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015)”sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas rahmat dan ridho-
Nya telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan batin
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
2. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi;
4. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi;
5. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., C.A., Akt., selaku Pembimbing Utama atas
kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dan dukungan
selama proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini;
6. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., C.A., Akt., selaku Pembimbing
Pendamping atas kesediannya dalam memberikan waktu, bimbingan,
pengetahuan, nasihat, pengalaman serta pembelajaran diri selama proses
penyelesaian skripsi ini;
7. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama atas
saran dan kritik, serta nasihat yang membangun baik bagi penyelesaian
skripsi maupun bagi diri penulis;
8. Ibu Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik atas
kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan,nasihat dan dukungan
selama proses perkuliahan. Semoga pendidikan doktoral yang sedang ibu
tempuh diberikan kemudahan;
9. Bapak dan Ibu Dosen serta staf di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung, atas ilmu, dukungan dan pembelajaran yang
telah diberikan;
10. Kedua orang tuaku, Papa tercinta Satria Wirawan dan Mama tersayang
Miharni Selvi.Terima kasih atas limpahan kasih sayang,
dukungan,perlindungan, nasihat, semangat, dan ajaran hidup yang dengan
setia akan selalu membimbing setiap langkah penulis untuk mewujudkan
mimpi dan cita penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa syukur
dan rasa terima kasih penulis atas segala hal yang telah diberikan;
11. Terimakasih untuk Siti dan Nyai atas setiap doanya hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Atuku Ayu Puspita Sari, S.Si., dan kiyai Zico
Hermawan, S.T., M.Kom., serta keponakanku Shezia Quitta Assyabiya yang
cantik terima kasih untuk setiap doa, dukungan, motivasi dan semangat yang
diberikan kepadaku selama ini;
12. Keluarga besar dari kedua belah pihak orangtuaku. Kiranya penyelesaian
skripsi ini dapat menjadi kebanggaan untuk mereka semua. Terima kasih
untuk setiap kasih sayang, nasihat, dan dukungan semangat yang diberikan
kepada penulis. Semoga Allah memberikan kesehatan dan panjang umur
untuk kalian semua;
13. Semprotan Family, Abang Agung, Abang Rizki, A’ Unzi, Kak Fajar, Nuy,
Kak Tia, Vita, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan, membuat
pengetahuan tentang dunia ini semakin luas sehingga dapat memudahkan serta
mempercepat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
14. Rekan Typomark (Talytha Alethea, Rio, Nana, Alan, Mirza) atas kerjasama,
kerja keras, kegigihan, dan keluh yang sama kita rasakan untuk sama-sama
menjadi lebih dewasa, bijak, mengambil keputusan yang tepat, dan mencapai
kesuksesan yang ingin kita raih bersama. Thank you for every time we spend
together, i hope it will last forever;
15. Sahabat-sahabat perjuangan dikampus tercinta yang sudah seperti menjadi
bagian dari keluarga, Family Swing: Anggie, Claudia, Novita, Nadia, Sindi,
Adel, Hanief, Ferryansyah, Hadi, Fakhrul, Naufal, Dewo, dan Fatur
terimakasih untuk semua suka,duka, semangat, dukungan, nasihat, bantuan
dan kesabaran kalian. Love youall swings, seeyou on top;
16. Teman-teman sejawat Akuntansi 2012 Trida, Shaumi, Priska, Ayu, Evi,
Fatkur, Umi, Yunita, Elia, Citra, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
per satu terimakasihatas semua bantuan dan dukungan kepada penulis.
Terima kasih untuk sudah bersama-sama berjuang di bangku perkuliahan;
17. Keluarga KKN Desa Sumber Rejo, Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu
Iman, Adit, Novi, Nikken, Mirawati, Catur, Bapak Daryono dan Ibu, Bude,
Mas Har, dan Daffa. Semoga kita bisa selalu menjaga tali silaturahmi;
18. Dan yang tidak sempat disebutkan satu persatu, yang memberikan motivasi
melalui cara pandangku kepada mereka begitu, kepada yang tidak disadari
memberikan semangat dan mendoa’kan, terimakasih telah meng-aamiin-kan;
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga skripsi ini bermanfaat
dikemudian hari.
Bandar Lampung, 22 Februari 2017
Penulis
Muhammad Pandu Solihin
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii
BAB I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 9
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................... 10
2.1.1 Agency Theory ...................................................... 10
2.1.2 Agresivitas Pajak .................................................. 11
2.1.3 Karakter Eksekutif ................................................ 15
2.1.4 Corporate Governance ......................................... 18
ii
2.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian ................................ 19
2.2.1 Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap
Tindakan Agresivitas pajak.................................... 19
2.2.2 Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Tindakan Agresivitas Pajak ................................... 20
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ....................................................... 23
3.2 Pengukuran Variabel ....................................................... 24
3.2.1 Variabel Dependen................................................. 24
3.2.2 Variabel Independen .............................................. 24
3.2.3 Variabel Moderating .............................................. 25
3.3 Metode Analisis Data...................................................... 26
3.3.1 Uji Asumsi Klasik ................................................ 26
3.3.1.1 Uji Normalitas ......................................... 26
3.3.1.2 Uji Multikolinearitas................................ 26
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas ............................ 26
3.3.1.4 Uji Autokorelasi....................................... 27
3.3.2 Uji Regresi Moderasi ............................................ 27
3.3.3 Uji Hipotesis ......................................................... 27
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif ....................................................... 29
iii
4.2 Uji Asumsi Klasik........................................................ 32
4.2.1 Uji Normalitas Data ........................................... 32
4.2.2 Uji Multikolinearitas.......................................... 34
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................... 35
4.2.4 Uji Autokorelasi................................................. 36
4.3 Uji Hipotesis ................................................................ 37
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi ................................ 37
4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........ 37
4.3.3 Uji Hipotesis ...................................................... 38
4.4 Pengujian Hipotesis .................................................... 40
4.4.1 Hipotesis 1 ......................................................... 40
4.4.2 Hipotesis 2 ......................................................... 40
4.5 Pembahasan ................................................................ 41
4.5.1 Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap
Tindakan Agresivitas Pajakk............................. 41
4.5.2 Pengaruh Corporate Governance Sebagai
Variabel Moderating Dalam Hubungan antara
Karakter Eksekutif dan Tindakan Agresivitas
Pajak .................................................................. 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan......................................................................... 44
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................. 45
iv
5.3 Saran............................................................................... 45
5.4 Implikasi Hasil Penelitian ............................................. 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Uji Normalitas .................................................................................. 33
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas............................................................ 35
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Sampel Penelitian Tahun 2011-2015 ................................................. 29
4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................. 30
4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................... 32
4.4 Uji Multikolinearitas .......................................................................... 34
4.5 Uji Autokorelasi ................................................................................. 36
4.6 Koefisien Determinasi........................................................................ 37
4.7 Hasil Uji F .......................................................................................... 38
4.8 Uji Hipotesis ...................................................................................... 39
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Tabulasi....................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan unsur penting bagi suatu negara. Tidak hanya sebagai
wujud kepatuhan terhadap negara, pajak juga merupakan sumber penerimaan
negara yang sangat strategis dan sangat diandalkan. Oleh karena itu, negara
selalu berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan di sektor pajak. Namun
berbeda dengan negara, perusahaan sebagai wajib pajak menempatkan pajak
sebagai suatu beban. Perusahaan sebagai wajib pajak akan berusaha untuk
memaksimalkan laba melalui berbagai macam efisiensi beban, termasuk
beban pajak (Hanafi, 2014).
Dalam upaya efisiensi beban pajak, banyak perusahaan melakukan
penghindaran pajak. Beban pajak dihitung berdasarkan tarif pajak dikali
dengan laba perusahaan. Laba perusahaan menurut PSAK 46 dibagi menjadi
laba akuntansi dan laba fiskal. Perbedaan perhitungan laba akuntansi yang
terdapat dalam laporan keuangan dengan laba fiskal yang dihitung menurut
peraturan perpajakan merupakan celah yang dapat dimanfaatkan untuk
menghindari pembayaran pajak (Hanafi, 2014). Fenomena seperti itulah yang
2
menyebabkan banyak perusahaan berusaha mencari cara untuk
meminimalkan biaya pajak yang dibayar.
Biaya yang ditimbulkan dari pajak signifikan jumlahnya untuk semua jenis
perusahaan. Oleh karenanya, umumnya diterima bahwa perusahaan dan
pemegang saham lebih suka membayar jumlah pajak yang lebih kecil dan
menggunakan strategi-strategi perpajakan yang agresif (Bauweraerts &
Vandernoot, 2013). Tindakan agresivitas pajak didefinisikan sebagai suatu
pengelolaan yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui
perencanaan pajak.
Agresivitas pajak dapat dilakukan dengan cara tax avoidance dan tax evasion
(Pohan, 2013). Secara garis besar perbedaan utama dari kedua cara
agresivitas pajak adalah dari sisi legalitas. Tax evasion menggunakan cara
yang tidak diperkenankan oleh ketentuan undang-undang yang berlaku.
Berbeda dengan tax evasion, tax avoidance menggunakan cara yang
diperkenankan oleh ketentuan undang–undang atau dapat juga dengan
memanfaatkan kelemahan dalam undang–undang perpajakan.
Tax avoidance sering dikaitkan dengan tax planning, dimana keduanya sama-
sama menggunakan cara yang legal untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan kewajiban pajak. Secara konseptual tax planning meliputi
pengurangan pajak secara permanen maupun kemungkinan penangguhannya.
Penghematan pajak dapat diperoleh dari tax planning dengan melibatkan
3
beberapa konsep seperti: pemanfaatan pengecualian pajak, pengurangan tarif
pajak menyeluruh, maksimalisasi pengurangan penghasilan, percepatan
pengeluaran, penundaan objek pajak, strukturisasi transaksi kena pajak
menjadi tidak kena pajak, dan sebagainya.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan (UU PPh)
yang masih berlaku hingga saat ini belum memberikan definisi yang jelas
mengenai agresivitas pajak. Tetapi praktik agresivitas pajak ini tidak selalu
dapat dilaksanakan karena wajib pajak tidak selalu bisa menghindari semua
unsur atau fakta yang dikenakan dalam perpajakan.
Agresivitas pajak masih banyak dilakukan perusahaan. Terdapat fenomena
bahwa di Sumatera Utara terjadi kasus penghindaran pajak. Kepala kantor
wilayah direktorat jendral pajak Sumatra Utara (Kakanwill Ditjen Pajak
Sumut) I Medan Harta Indra Tarigan mengungkapkan satu kasus tax
avoidance yang ditemukan pihaknya saat bertugas di Kanwil Pajak Sumut II
Pematangsiantar (Tarigan, 2013). Dirjen pajak menemukan tujuh modus yang
dilakukan para pengembang property dalam melakukan tax avoidance
(Tarigan, 2013). Pertama, penggunaan harga di bawah harga jual sebenarnya
dalam menghitung Dasar Pengenaan Pajak (DPP), kedua, tidak mendaftarkan
diri menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) namun menagih Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), ketiga, tidak melaporkan seluruh penjualan,
keempat, tidak memotong dan memungut Pajak Penghasilan (PPh), kelima,
mengkreditkan pajak masukan secara tidak sah, keenam, penghindaran PPN
Barang Mewah dan PPh Pasal 22 atas hunian mewah, ketujuh, menjual tanah
4
dan bangunan, namun yang dilaporkan hanya penjualan tanah (Tarigan,
2013).
Agresivitas pajak yang dilakukan oleh perusahaan bukan merupakan suatu
kebetulan. Praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak badan
(perusahaan) sering kali dilakukan melalui kebijakan yang diambil oleh
pimpinan perusahaan. Dimana pimpinan perusahaan sebagai pengambil
keputusan dan kebijakan dalam perusahaan tentu memiliki karakater yang
berbeda-beda (Dewi, 2014).
Seorang pemimpin perusahaan bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk
averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. (Dalam Dewi,
2014) Semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung
bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka
eksekutif cenderung bersifat risk averse. Pemimpin perusahaan yang bersifat
risk taker akan cenderung lebih berani dalam mengambil keputusan walaupun
keputusan tersebut berisiko tinggi. Selain itu pemilik karakter ini juga tidak
ragu dalam melakukan pembiayaan yang berasal dari hutang untuk
pertumbuhan perusahaan yang lebih cepat. Eksekutif yang memiliki karakter
risk taker akan lebih berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan
dibandingkan dengan eksekutif yang bersifat risk averse.
Selain karakter eksekutif, corporate governance juga mempengaruhi suatu
perusahaan dalam melakukan tindakan agresivitas pajak. Corporate
5
governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan
antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja
perusahaan. Corporate Governance adalah mekanisme untuk melakukan
sesuatu yang benar, secara benar (doing the right things right). Corporate
governance memberikan penekanan pada the right things sebelum dikerjakan
secara benar. Manipulasi data-data keuangan untuk kepentingan apapun dan
siapapun adalah “salah” (tidak benar). Hal ini memberikan justifikasi bahwa
sesuatu kebenaran dan dalam hal ini berkaitan dengan etika bisnis adalah
universal adanya (Siahaan, 2015).
Fenomena mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di
Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
berkepanjangan. Kasus-kasus mengenai corporate governance sampai saat ini
masih terjadi di Indonesia, seperti pada PT Kimia Farma (2002), PT Indo
Farma (2004), atau PT Waskita Karya (2009) (Nurcahyani, 2013). Bahkan
menurut hasil survey ACGA (Asian Corporate Governance Association) pada
11 negara terhadap pelaku bisnis asing di Asia tahun 2012 menempatkan
Indonesia sebagai negara terburuk di bidang corporate governance
(Nurcahyani, 2013). Hal ini mencerminkan praktik corporate governance
yang masih kurang baik pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, merusak
citra dan reputasi perusahaan (Susanto, 2013).
Peran Good Corporate Governance sebagai mekanisme struktur dan sistem
dalam mendorong kepatuhan manajemen terhadap pembayaran pajak
6
dianggap sangat diperlukan. Good Corporate Governance diduga dapat
mendorong ketaatan perusahaan sebagai wajib pajak untuk menjalankan
kewajiban perpajakannya. Apabila suatu perusahaan memiliki suatu
mekanisme corporate governance yang terstruktur dengan baik maka akan
berbanding lurus dengan kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya (Annisa, 2012).
Corporate governance mengimplementasikan perbedaan kepentingan antara
manajer dan pemilik suatu perusahaan yang berkaitan dengan keadaan baik-
buruknya corporate governance suatu perusahaan dengan tindakan
pengambilan keputusan perpajakannya. Banyaknya perusahaan yang
melakukan agresivitas pajak membuktikan bahwa corporate covernance
belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah go-
public di Indonesia.
Adanya hubungan antara karakter eksekutif dengan tindakan agresivitas pajak
diduga berkaitan dengan masalah corporate governance perusahaan. Aplikasi
dari corporate governance diharapkan mampu mengatasi masalah agency
yang dialami oleh perusahaan. Masalah agency ini timbul karena asimetri
informasi akibat pemisahan kepemilikan dan manajemen perusahaan. Hal ini
dapat memberikan celah bagi manajemen untuk melakukan tindakan
oportunis. Penerapan corporate governance yang baik diharapkan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan efisiensi pembayaran pajak perusahaan.
7
Perkembangan bisnis properti di Indonesia berkembang makin pesat yang
ditandai dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung perkantoran,
apartemen, perumahan, dan juga pusat-pusat perbelanjaan. Selain
perkembangan yang cukup pesat, bisnis property juga merupakan usaha yang
dipastikan tidak akan mati, mengingat makin besarnya angka pertumbuhan
penduduk di Indonesia yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan
tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi.
Permintaan akan tempat tinggal semakin meningkat sedangkan jumlah tanah
dibumi ini tidak akan bertambah akan membuat harga tanah dan sektor
properti lainnya akan semakin mahal dari tahun ketahun. Permintaan properti
residensial di Indonesia dengan jumlah 800.000 unit atau hampir dua kali
lipat kapasitas pasokan pengembang. Diperkirakan bahwa properti komersial
akan tumbuh 200% sepanjang 2011-2021 dengan total kontribusi properti
Indonesia mencapai 2,5% pasar global. (https://www.ipotnews.com, diakses
pada 2 Oktober 2016).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena, beberapa hal baru
yang terdapat dalam penelitian ini adalah: (1) Pengujian tingkat agresivitas
tindakan pajak perusahaan publik di Indonesia (khususnya perusahaan
property dan real estate); dan (2) Pengujian interaksi antara corporate
governance dengan pajak.
8
Berdasarkan uraian di atas maka judul yang akan diteliti, yaitu ”Pengaruh
Karakter Eksekutif Terhadap Tindakan Agresivitas Pajak dengan
Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2015)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka ditentukan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah karakter eksekutif berpengaruh terhadap tindakan agresivitas
pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2011–2015?
2. Apakah corporate governance sebagai variabel moderating berpengaruh
terhadap hubungan antara karakter eksekutif dengan tindakan agresivitas
pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2011 – 2015?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan pengaruh karakter eksekutif terhadap tindakan
agresivitas pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar
di BEI tahun 2011–2015.
9
2. Untuk membuktikan corporate governance sebagai variabel moderating
berpengaruh terhadap hubungan antara karakter eksekutif dengan tindakan
agresivitas pajak pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar
di BEI tahun 2011–2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi perusahaan untuk mengurangi tindakan penghindaran pajak, dan
dapat memberikan informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan
perusahaan untuk melakukan evaluasi pengambilan keputusan.
2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan
mengenai keadaan perusahaan yang melakukan penghindaran agresivitas
pajak dan tindakan perusahaan terhadap pihak pemerintah.
3. Bagi Direktorat Jendral Pajak, Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dalam membuat kebijakan dan regulasi mengenai
tindakan agresivitas pajak.
4. Bagi Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi
bahan penelitian dan sebagai media tambahan informasi bagi penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Agency Theory
Masalah agency muncul dalam dua bentuk, yaitu antara principal dengan
pihak agent dan antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Tujuan
normatif pengambilan keputusan keuangan yang menyatakan bahwa
keputusan diambil untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik
perusahaan (Husnan dan Pudhiastuti, 2006:12).
Principal mempercayakan pengambilan keputusan kepada agent, yang
berarti kedua belah pihak telah mempunyai kesepakatan bersama atas
tanggung jawab yang diserahkan pada pihak agent tersebut. Akan tetapi
timbul asymmetry information, yaitu agent yang menjalakan perusahaan
secara langsung memiliki informasi lebih banyak dibanding principal yang
hanya mengetahui sebagian yang dilaporkan saja. Ketidakseimbangan
informasi yang didapat ini, dimana agent mempunyai informasi lebih
banyak cenderung melakukan tindakan yang sesuai keinginan untuk
memaksimumkan utilitinya. Sehingga terkadang menimbulkan kebijakan-
11
kebijakan tertentu yang hanya diketahui oleh pihak agent saja tanpa
sepengetahuan principal.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency theory memberikan penjelasan
hubungan antara pemilik perusahaan dengan pihak manajemen. Hubungan
agensi adalah hubungan yang bersifat kontraktual dimana pemegang saham
yang disebut sebagai principal meminta manajemen sebagai agent
perusahaan untuk mengambil tindakan dalam setiap kegiatan perusahaan
atas nama principal. Lebih lanjut lagi, Jensen dan Meckling (1976)
menjelaskan bahwa terdapat dua permasalahan yang disebabkan adanya
kesulitan principal dalam memonitor dan melakukan kontrol terhadap
tindakan agent, yaitu:
1. Moral hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agent tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak
kerja.
2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent benar-
benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi
sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
2.1.2 Agresivitas Pajak
Tindakan Agresivitas pajak merupakan suatu pengelolaan yang ditujukan
untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik
memakai cara yang termasuk tax avoidance atau tidak. Tax evasion
12
merupakan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi beban
pajaknya dengan cara-cara yang tidak mematuhi peraturan perpajakan.
Walau tidak semua tindakan yang dilakukan melanggar peraturan, namun
semakin banyak celah yang digunakan perusahaan maka perusahaan
tersebut dianggap semakin agresif.
Perilaku ketidakpatuhan sering kali menjadi perhatian para peneliti dan
dijadikan objek penelitian. Kebanyakan hasil penelitian menunjukkan
perilaku ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk mendapat keuntungan
dengan menghitung cost dan benefit secara rasional. Hal ini berlaku pula
dalam konteks perpajakan. Perusahaan sebagai wajib pajak sering kali tidak
mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku demi melakukan penghematan
pajak. Terlebih lagi dengan adanya agency problem dan contractual
problem yang mampu memicu dilakukannya penghematan pajak.
Murphy (2004) menyatakan suatu agresivitas pelaporan pajak adalah situasi
ketika perusahaan melakukan kebijakan pajak tertentu dan suatu hari terdapat
kemungkinan tindakan pajak tersebut tidak akan diaudit atau dipermasalahkan
dari sisi hukum, namun tindakan ini berisiko karena ketidakjelasan posisi akhir
(apakah tindakan pajak tersebut dianggap melanggar atau tidak melanggar
hukum yang berlaku).
Tindakan agresivitas pajak tidak selalu berawal dari perilaku ketidakpatuhan
akan peraturan perpajakan, tapi juga dari penghematan pajak yang
dilakukan sesuai dengan peraturan. Semakin perusahaan memanfaatkan
13
celah peraturan untuk menghemat beban pajak maka perusahaan dapat
dianggap telah melakukan tindakan agresivitas pajak meskipun tindakan
tersebut tidak menyalahi peraturan yang ada.
Tindakan agresivitas pajak dapat diklasifikasikan menjadi dua, pandangan
tradisional dan kontemporer (Desai dan Dharmapala, 2006). Pandangan
tradisional mengartikan tindakan agresivitas pajak sebagai bentuk
pengamanan kekayaan dimana tindakan agresivitas pajak dilakukan semata-
mata ditujukan untuk mengurangi beban pajak. Dalam pandangan
kontemporer tindakan agresivitas pajak didefinisikan sebagai bentuk rent
extraction. Rent extraction adalah tindakan manajer yang dilakukan tidak
untuk memaksimalkan kepentingan pemilik atau pemegang saham,
melainkan untuk kepentingan pribadi. Tindakan agresivitas pajak dalam
pandangan kontemporer mempunyai dua tujuan. Tidak hanya untuk
menutup-nutupi pendapatan dari otoritas pajak, tapi juga untuk menutup-
nutupi aktivitas tersembunyi yang dapat merugikan pemilik atau pemegang
saham.
Tujuan utama dari dilakukannya agresivitas pajak adalah untuk
meminimalisir beban pajak perusahaan. Beban pajak diperoleh dari
mengalikan pendapatan kena pajak dengan tax rate yang telah ditetapkan
oleh negara. Pendapatan kena pajak sendiri diperoleh dari laba perusahaan
dikurangi dengan koreksi pajak. Beban pajak yang ditanggung perusahaan
bergantung pada koreksi pajak atau selisih antara laba dengan pendapatan
14
kena pajak. Maka teknik dalam melakukan agresivitas pajak adalah dengan
mengatur book-tax difference.
Book-tax difference terdiri dari dua komponen, perbedaan permanen dan
perbedaan temporer. Perbedaan permanen adalah perbedaan secara
substantive antara laba akuntansi dan laba fiskal sehingga perbedaan ini
selamanya akan muncul. Pada dasarnya perbedaan ini muncul karena
adanya kebijakan dari otoritas perpajakan yang menghendaki penghapusan
peraturan perundang-undangan agar tidak memberatkan salah satu sektor
dari subsektor perekonomian sehingga menjadi insentif tersendiri bagi wajib
pajak (Zain, 2008).
Sedangkan, perbedaan temporer adalah perbedaan waktu pengakuan
pendapatan atau beban menurut akuntansi dan pajak, sehingga secara total
tidak terjadi perbedaan tapi dalam satu periode terdapat perbedaan. Menurut
Zain (2008) perbedaan ini dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
penghasilan yang berdasarkan akuntansi pajak diakui terlebih dahulu
sedangkan menurut akuntansi merupakan penghasilan yang masih akan
diterima, penghasilan menurut pajak merupakan penghasilan tetapi
berdasarkan akuntansi merupakan penghasilan yang diterima di muka,
beban yang berdasarkan pajak sudah dapat dikurangkan sebagai biaya,
tetapi berdasarkan akuntansi merupakan beban dibayar di muka dan beban
berdasarkan pajak sudah dapat dikurangkan sebagai biaya, tapi berdasarkan
akuntansi merupakan beban yang masih akan dibayar.
15
Menurut Chen et.al (2010), setidaknya ada tiga keuntungan yang diperoleh dari
tindakan agresivitas pajak, baik keuntungan yang didapat pemilik atau
pemegang saham maupun manajer. Keuntungan pertama adalah adanya
penghematan pajak yang dibayarkan perusahaan kepada negara, sehingga porsi
yang dinikmati pemilik atau pemegang saham menjadi lebih besar. Kedua,
adanya bonus atau kompensasi yang mungkin diberikan pemilik atau pemegang
saham kepada manager atas tindakan agresivitas pajak yang telah dilakukannya
dan menjadi keuntungan tersendiri bagi pemilik atau pemegang saham. Ketiga,
adanya kesempatan bagi manager untuk melakukan rent extraction. Rent
extraction adalah tindakan manajer yang dilakukan tidak untuk
memaksimalkan kepentingan pemilik, melainkan untuk kepentingan pribadi.
Tindakan ini dapat berupa penyusunan laporan keuangan agresif atau
melakukan transaksi dengan pihak istimewa.
2.1.3 Karakter Eksekutif
Menurut Budiman dalam Dewi (2014) Seorang pemimpin bisa saja
memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar
kecilnya risiko perusahaan. Semakin tinggi risiko suatu perusahaan , maka
eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko
suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse. Jenis
karakter individu (executive) yang duduk dalam manajemen perusahaan
apakah mereka merupakan risk taker atau risk averse tercermin pada besar
kecilnya risiko perusahaan yang ada (Budiman dan Setiyono, 2012).
16
Menurut Hartono (2008) risiko ada kaitanya dengan return yang diperoleh
perusahaan, bahwa risiko merupakan penyimpangan atau deviasi dari
outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Dengan demikian dapat
diartikan semakin besar deviasi antara outcome yang diterima dengan
diekspektasikan mengindikasikan semakin besar pula risiko yang ada.
Seorang investor akan menghadapi risiko investasi berupa kemungkinan
terjadinya perbedaan hasil yang diharapkan (expected return) dengan hasil
yang benar-benar terjadi (Penman, 2007).
Hampir senada dengan Hartono (2008), Paligorova (2010) mengartikan
risiko perusahaan merupakan volatilitas earning perusahaan, yang bisa
diukur dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian dapat dimaknai
bahwa risiko perusahaan merupakan penyimpangan atau deviasi standar dari
earning baik penyimpangan itu bersifat downside risk atau upside potential,
semakin besar deviasi earning perusahaan mengindikasikan semakin besar
pula risiko perusahaan yang ada. Tinggi rendahnya risiko perusahaan ini
mengindikasikan karakter eksekutif apakah termasuk risk taker atau risk
averse (Paligorova, 2010).
Fenomena tersebut mengindikasikan, pemimpin perusahaan eksekutif
memiliki dua karakter yakni sebagai risk taker dan risk averse. Eksekutif
yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam
mengambil keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk
memiliki penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih
17
tinggi. Sedangkan eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah
eksekutif yang cenderung tidak menyukai risiko sehingga kurang berani
dalam mengambil keputusan bisnis.
Untuk mengetahui karakter eksekutif maka digunakan risiko perusahaan
yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya risiko perusahaan
mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif (Dewi, 2014). Tingkat
risiko yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih
bersifat risk taker. Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan
bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse (Dewi, 2014).
Risiko perusahaan dapat dihitung dengan:
= ∑( − )− 1(Sumber: Budiman, 2012)
Keterangan: x = Earning Before Interest and Tax dibagi total aset
n= Jumlah sample
Faktor–faktor keberhasilan dalam pengelolaan risiko pada eksekutif itu
sendiri terdiri dari komitmen, tanggung jawab, kesadaran, kebijakan,
metodologi, keterampilan, pemantauan.
18
2.1.4 Corporate Governance
Menurut (Fahmi, 2013) Corporate governance adalah seperangkat aturan
yang mengatur hubungan antara para pemegang saham, manajer, keditur,
pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik
internal maupun eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka.
Menurut Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) ada 5 yang menjadi
prinsip-prinsip Corporate Governance, yaitu:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Pertanggungjawaban
4. Kemandirian
5. Kesetaraan dan Kewajaran
Corporate Governance dalam penelitian ini akan diukur menggunakan
proporsi dewan komisaris independen. Berdasarkan teori keagenan, dewan
komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi, yang
bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak (Prastitih,
2013). Berdasarkan teori keagenan, semakin besar jumlah komisaris
independen, maka semakin baik mereka bisa memenuhi peran mereka
dalam mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan para direktur eksekutif
(Prastitih, 2013).
19
Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan
persentase jumlah komisaris independen terhadap jumlah total dewan
komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan (Kurniasih, 2013).
2.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian
Dari uraian di atas dan beberapa penelitian terdahulu, maka dapat dijelaskan
hubungan antara karakter eksekutif dan tindakan agresivitas pajak melalui
corporate governance sebagai variabel moderating.
Gambar-1
Model Empiris
2.2.1 Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Tindakan Agresivitas Pajak.
Penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan biasanya dilakukan
melalui kebijakan yang diambil oleh pimpinan perusahaan dan bukanlah
merupakan tanpa sengaja (Budiman, 2012). Keputusan untuk melakukan
penghindaran merupakan hasil kebijakan perusahaan. Kebijakan yang
diambil pimpinan perusahaan didasari oleh laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen perusahaan. Secara langsung, individu yang terlibat dalam
pembuatan keputusan pajak adalah direktur pajak dan juga konsultan pajak
Corporate Governance
KarakterEksekutif
TindakanAgresivitas Pajak
20
perusahaan, (Hanafi: 2). Namun eksekutif (direktur utama atau presiden
direktur) sebagai pimpinan perusahaan secara langsung ataupun tidak
langsung juga memiliki pengaruh terhadap segala keputusan yang terjadi
dalam perusahaan, termasuk keputusan penghindaran pajak perusahaan.
(Swingly, 2015:49).
Eksekutif yang memiliki preferensi risk taker memiliki keberanian lebih
dalam menentukan suatu kebijakan meskipun risikonya tinggi. Namun, risk
taker dengan keberaniannya juga dituntut untuk menghasilkan cash flow
yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk menyeimbangkan risiko
yang timbul atas keberaniannya mengambil suatu tindakan atau keputusan.
Di antara berbagai keputusan eksekutif, terdapat keputusan penghindaran
pajak perusahaan. Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan akan
mempengaruhi beban pajak yang harus dibayarkan perusahaan menjadi
lebih kecil. Implikasi dari kecilnya beban pajak yang harus dibayar
perusahaan akan menaikkan cash flow perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut, hipotesis pertama dari penelitian ini adalah:
H1: Semakin risk taker karakter eksekutif, semakin tinggi tingkat
agresivitas pajak dan sebaliknya.
2.2.2 Pengaruh Corporate Governance terhadap Tindakan Agresivitas Pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Sartori (2010) terkait pengaruh strategi
perpajakan terhadap corporate governance menjelaskan bahwa apabila
suatu perusahaan memiliki suatu mekanisme corporate governance yang
21
terstruktur dengan baik maka akan berbanding lurus dengan kepatuhan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Di tingkat internasional, interaksi antara corporate governance dan pajak
sudah mulai diobservasi. Diketahui dari Schon (2008) dalam Sari (2010),
peraturan corporate governance telah dijadikan alat oleh pemerintah untuk
memerangi usaha penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.
Manfaat penerapan corporate governance bagi perusahaan adalah
meningkatkan kinerja perusahaan. Penerapan corporate governance dapat
mendorong manajemen mengelola perusahaan lebih efisien dan menerapkan
langkah-langkah yang tepat untuk kepentingan perusahaan. Penerapan
corporate governance diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan
melalui pengelolaan pajak yang efisien.
Penelitian yang dilakukan oleh Desai dan Dharmapala (2006) adalah salah
satu contoh penelitian empiris yang memperlihatkan pengaruh corporate
governance terhadap pajak. Desai dan Dharmapala (2006) dengan
menggunakan data perusahaan yang terdapat dalam S&P Compustat
database (Periode 1993-2001), telah meneliti pengaruh praktik corporate
governance terhadap hubungan antara kompensasi/insentif manajemen
dengan tindakan penghindaran pajak.
22
Desai dan Dharmapala (2006) menemukan bahwa hubungan antara
kompensasi/insentif manajemen dengan tindakan penghindaran pajak lebih
berefek negatif pada perusahaan dengan tingkat praktik corporate
governance buruk, yang dalam pengelolaan perusahaan sifat oportunis
manajer diduga merupakan faktor yang dominan.
Hasil penelitian Desai dan Dharmapala (2006) yang memberi bukti bahwa
adanya praktik corporate governance yang baik atau buruk dapat membuat
beda pengaruh dari suatu determinan terhadap tindakan penghindaran
pajak. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis kedua
sebagai berikut :
H2: Komisaris independen memainkan peran pada pengaruh antara
karakter penerimaan risiko dengan tindakan agresivitas pajak.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diterbitkan dalam
Indonesian Capital Market Directory pada tahun 2011 sampai dengan 2015.
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2011 sampai dengan 2015.
2. Perusahaan property dan real estate yang menerbitkan laporan keuangan
tidak mengalami kerugian untuk periode yang berakhir pada 31
Desember dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Karena perusahaan
tersebut akan menghasilkan tarif pajak efektif yang terdistorsi.
(Zimmerman, 1983, omer et al, 1993, dalam Richardson dan Lanis,
2007).
3. Perusahaan property dan real estate yang memiliki kelengkapan data
terkait dengan variabel yang digunakan dalam penelitian dari tahun 2011
sampai dengan 2015.
24
4. Perusahaan tidak boleh memiliki pengembalian pajak (tax refund) selama
periode 2011 sampai dengan 2015 karena tarif pajak efektif perusahaan-
perusahaan ini terdistorsi (Zimmerman, 1983, omer et al, 1993, dalam
Richardson dan Lanis, 2007).
5. Laporan keuangan tidak bermata uang asing.
3.2 Pengukuran Variabel
3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen penelitian ini adalah perilaku agresivitas pajak, yaitu
pengelolaan yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui
perencanaan pajak baik memakai cara yang termasuk tax avoidance atau
tidak. Agresivitas pajak pada penelitian ini diukur dengan menggunakan
effective tax rate (ETR), yaitu dengan membagi total beban pajak
perusahaan dengan laba sebelum pajak penghasilan.
=3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen penelitian ini adalah karakter eksekutif yang
diklasifikasikan sebagai risiko perusahaan yang merupakan cermin dari
policy yang diambil oleh pimpinan perusahaan. Jenis karakter eksekutif
yang duduk dalam manajemen perusahaan apakah mereka merupakan risk
taker atau risk averse tercermin pada besar-kecilnya risiko perusahaan yang
ada.
25
3.2.3 Variabel Moderating
Variabel moderating pada penelitian ini adalah Corporate Governance
(CG). Forum for Corporate governance in Indonesia (FCGI)
mendefinisikan corporate governance sebagai suatu perangkat peraturan
yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.
Dalam penelitian ini corporate governance diukur dengan menggunakan
proksi komposisi komisaris independen. Proksi komposisi komisaris
independen diukur menggunakan persentase jumlah komisaris independen
terhadap jumlah total komisaris perusahaan di sampel tahun amatan.
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh BEI, ketentuan jumlah
komisaris independen sekurang-kurangnya tiga puluh persen (30%) dari
seluruh anggota komisaris.
Kehadiran komisaris independen dalam dewan komisaris mampu
meningkatkan pengawasan kinerja direksi. Semakin banyak komisaris
independen maka pengawasan terhadap kinerja manajer dianggap lebih
efektif. Dengan adanya pengawasan yang ketat tindakan direksi,
sehubungan dengan perilaku oportunistik mereka. Teori keagenan menilai
bahwa semakin besar proporsi komisaris independen pada dewan komisaris,
maka semakin baik mereka bisa memenuhi peran mereka di dalam
mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan para direktur eksekutif.
26
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui
apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari
adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala
autokorelasi.
3.3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
3.3.1.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas.
27
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain.
3.3.1.4 Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1.
3.3.2 Uji Regresi Moderasi
Analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
Moderated Regression Analysis (MRA) sebagai alat untuk menganalisis
hubungan antara variabel. Metode ini dilakukan dengan menambahkan uji
interaksi variabel antara variabel bebas dengan variabel moderatingnya,
sehingga persamaan umumnya adalah sebagai berikut:
TaxAggίt = α + β1RISKίt + β2KIίt + β3RISK*KIίt + e
Keterangan:
TaxAggit = Agresivitas pajak perusahaan diukur dengan effective taxrate (ETR).
α = Konstanta.
RISKίt =Karakter eksekutif diukur dengan Risiko Perusahaan(RISK).
KIίt = Persentase jumlah komisaris independen terhadap jumlahtotal komisaris perusahaan di sampel tahun amatan.
28
RISK*KIίt = Interaksi antara Karakter eksekutif dengan komisarisindependen.
3.3.3 Uji Hipotesis
Penelitian ini akan menggunakan metode regresi moderasi untuk
menganalisis pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Pada penelitian ini analisis moderasi dimaksudkan untuk menguji
pengaruh dari variabel bebas yang di proksikan dengan karakter eksekutif
terhadap variabel terikat yaitu agresivitas pajak dan corporate governance
sebagai variabel moderasi. Analisis regresi dapat memberikan jawaban
mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
dependennya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakter eksekutif terhadap
tindakan agresivitas pajak dengan corporate governance sebagai variabel
moderating. Sampel penelitian ini adalah 32 perusahaan property dan real
estate yang tercatat di BEI dengan periode observasi dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015. Dari hasil pengujian dan analisis hasil penelitian
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakter eksekutif terbukti berpengaruh signifikan terhadap tindakan
agresivitas pajak. Karakter eksekutif dapat secara optimal menggunakan
kekuasaannya untuk melakukan aktivitas perencanaan pajak. Hal ini
berarti seorang karakter yang memiliki sifat risk taker cenderung
melakukan tindakan agresivitas pajak walaupun hal tersebut berisiko
begitu juga sebaliknya.
2. Corporate governance yang diproksikan dengan dewan pengawas yaitu
dewan komisaris independen terbukti signifikan memainkan peran pada
pengaruh dalam mencegah tindakan agresivitas pajak. Keberadaan
45
komisaris independen sebagai mediator dapat menekan para risk taker
untuk melakukan tindakan agresivitas pajak.
Kesimpulan tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
menyimpulkan bahwa eksekutif memiliki peranan signifikan terhadap
adanya tindakan agresivitas pajak perusahaan (Dewi, 2014). Tindakan
agresivitas pajak merupakan suatu perencaan pajak yang memang sesuatu
yang legal, tetapi juga merupakan sesuatu yang tidak menjadi selera
pemerintah. Hanya pihak-pihak yang berani mengambil risiko yang mau
melakukan hal tersebut, walaupun dalam perusahaan itu terdapat seorang
dewan pengawas.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Proksi untuk tindakan agresivitas pajak hanya terbatas pada tarif pajak
efektif (ETR), seperti menggunakan book-tax different berdasarkan
peneitian Desai-Dharmapala (2006).
2. Pengukuran Karakter eksekutif hanya menggunakan risiko perusahaan
yang diproksikan dengan standar deviasi dari return, tetapi tidak
menggunakan dari segi psikologi eksekutif itu sendiri.
5.3 Saran
Dari hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut:
46
1. Menambah jangka waktu penelitian agar semakin banyak data
perusahaan yang dapat dijadikan sampel sehingga data yang digunakan
dalam penelitian bisa semakin valid.
2. Menambahkan variabel lain karena masih banyak faktor-faktor penentu
perusahaan dalam melakukan tindakan agresivitas pajak, sehingga data
yang digunakan dalam peneitian bisa semakin valid.
3. Memperbanyak sampel penelitian agar data dan analisis yang dihasilkan
bisa semakin valid.
5.4 Implikasi Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah karakter eksekutif terbukti berpengaruh
terhadap tindakan agresivitas pajak. Secara logika keuntungan dan kerugian
yang bisa didapat dari melakukan tindakan pajak agresif lebih dirasakan
oleh manajer pada perusahaan dibandingkan pihak stakeholder. Para
karakter penerima risiko lebih memilih risiko untuk melakukan tindakan
tersebut untuk dapat meningkatkan output perusahaan yang didapat dari
margin laba yang seharusnya disetorkan kepada pemerintah.
Corporate governance sebagai dewan pengawas yang mengatur hubungan
antara para pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya berperan penting terhadap
interaksi antara karakter eksekutif dan tindakan agresivitas pajak. Oleh
47
karena itu, corporate governance diharapkan dapat menjadi pengawas yang
independen.
Selain itu, Direktorat Jenderal Pajak juga sebaiknya melakukan
pengembangan lebih lanjut dalam sistem perpajakan terutama mengenai
peraturan perpajakan dan sistem pemeriksaan pajak yang bersih agar
penerimaan negara yang bersumber dari pajak dapat dioptimalkan. Dalam
membuat kebijakan reformasi perpajakan sebaiknya Direktorat Jenderal
Pajak mempertimbangakn akibat potensial baik dari sisi perpajakan dan sisi
non-pajak karena saat ini perusahaan semakin jeli dalam mencari celah
untuk melakukan penghematan dan penghindaran pajak.
Bagi para investor sebaiknya lebih berhati-hati dalam menanamkan
modalnya di perusahaan karena perusahaan yang agresif pada tindakan
perpajakannya kemungkinan jga akan agresif pada laporan keuangannya.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Frank (2009) yang
menemukan pengaruh yang positif dan signifikan dari tindakan agresivitas
pajak terhadap pelaporan keuangan komersial perusahaan yang agresif.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Lulus Kurniasih. 2012. Pengaruh CorporateGovernance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol.VIII: 95-189.
Bauweraerts, Jonathan., Vandernoot, Julien. 2013. Allowance for CorporateEquity and Tax Aggressiveness: Do Family Firms Differ from Non-FamilyFirms? Journal of Management Research.
Budiman, Judi dan Setyono. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif TerhadapPenghindaran Pajak (Tax Avoidance). SNA XV.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., dan Shevlin, T. 2010. Are Family Firm More TaxAgressive than Non-Family Firm? Journal of Financial Economics.
Desai, M.A dan Dharmapala, D. 2006. Corporate Tax Avoidance and HighPowered Incentives. Jounal of Financial Economics.
Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif,Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang BaikPada Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal AkuntansiUniversitas Udayana. 6.2: 249-260.
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis. Bandung: Alfabeta.
Fatharani, Nazhaira. 2012. Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga DanCorporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Skripsi. FEUniversitas Indonesia.
Frank, M., Lynch, L., dan Rego, S. 2009. Tax Reporting Aggressiveness and ItsRelation to Aggressive Financial Reporting. The Accounting Review.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Yogyakarta: Badan Penerbit BPFE.
Hanafi, Umi dan Puji Harto. 2014. Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif,Kepemilikan Saham Eksekutif dan Preferensi Risiko Eksekutif TerhadapPenghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting. Vol.3; No. 2, Hal. 1-11.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.
Haryanto, Sugeng. 2012. Karakteristik Perusahaan dan Risiko Bisnis TerhadapStruktur Modal Pada Perusahaan Otomotif. Jurnal Keuangan danPerbankan Vol. 16.2: 205-214.
Hidayanti, Alfiyani Nur. 2013. Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga DanCorporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Skripsi. FEBUniversitas Diponegoro Semarang.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan(Edissi Kelima). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kurniasih, Tommy dan Maria Ratna. 2013. Pengaruh Return On Asset, Leverage,Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi FiskalPada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi. Vol. 18.1: 58-65.
Maharani, I Gusti Ayu Cahya dan Ketut Alit Suardana. 2014. PengaruhCorporate Governance, Profitabilitas dan Karakter Eksekutif Pada TaxAvoidance Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi UniversitasUdayana.
Murphy, K. 2004. Aggressive tax planning: Differentiating those playing thegame from those who don’t. Journal of Economic Psychology, 25, 307-329.
Nurcahyani. 2013. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance danKepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal AdministrasiBisnis Universitas Brawijaya.
Paligorova, Teodora. 2010. Corporate Risk Taking and Ownership Structure.Bank of Canada Working Paper. 2010-3.
Penman, S. 2007. Financial Statement Analysis and Security Valuation, 3rd Ed.New York: The Mcgraw-Hill Companies.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan: Strategi PerencanaanPajak dan Bisnis. Jakarta: Gramedia, Edisi Revisi.
Prastiti, Anindyah dan Wahyu Meiranto. 2013. Pengaruh Karakteristik DewanKomisaris Dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. DiponegoroJournal Of Accounting.
Putu, Luh. 2012. Kajian Normatif Yuridis Mengenai Peraturan AntiPenghindaran Pajak (Anti Avoidance Rule) Menurut Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Di Indonesia.
Rahayu, Ning. 2010. Praktik Penghindaran Pajak Oleh Foreign DirectInvestment Berbentuk Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing. JurnalIlmu Administrasi Negara. Vol. 10; 171-180.
Sari, Dewi K. 2010. Pengaruh Karakteristik Kepemilikan dan CorporateGovernance Terhadap Pajak Agresif. Thesis. Depok FEUI.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat, Edisi Keempat.
Susanto. 2013. Reputasi dan Corporate Governance. Diakses melalui:http://knkg-indonesia.com/home/news/94-reputasi-a-good-corporate-governance.html.
Swingly, Calvin dan I Made S. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit,Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth Pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Tarigan, Harta Indra. 2013. Ditjen Pajak Temukan 7 Modus Penghindaran PajakProperty. Medan: Bisnis Daily.
Zain, Muhammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat, EdisiKetiga.
(https://www.ipotnews.com, diakses pada jam 10.00 WIB, 2 Oktober 2016).