131
PENGARUH INDEPENDENSI, FEE AUDIT DAN ROTASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR KIMIA, PLASTIK DAN KEMASAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2018) SKRIPSI Oleh: CELINA MONICA 20160100186 JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2020

PENGARUH INDEPENDENSI, FEE AUDIT DAN ROTASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT …repositori.buddhidharma.ac.id/602/1/SKRIPSI CELINA MONICA... · 2020. 8. 28. · pengaruh independensi,

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH INDEPENDENSI, FEE AUDIT DAN ROTASI

    AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

    (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR

    KIMIA, PLASTIK DAN KEMASAN DI BURSA EFEK

    INDONESIA TAHUN 2014-2018)

    SKRIPSI

    Oleh:

    CELINA MONICA

    20160100186

    JURUSAN AKUNTANSI

    KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI

    FAKULTAS BISNIS

    UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

    2020

  • PENGARUH INDEPENDENSI, FEE AUDIT DAN ROTASI

    AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

    (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR

    KIMIA, PLASTIK DAN KEMASAN DI BURSA EFEK

    INDONESIA TAHUN 2014-2018)

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

    Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

    Universitas Buddhi Dharma Tangerang

    Jenjang Pendidikan Strata 1

    Oleh:

    CELINA MONICA

    20160100186

    FAKULTAS BISNIS

    UNIVERSITAS BUDDHI DHARMATANGERANG

    2020

  • UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

  • i

    PENGARUH INDEPENSI, FEE AUDIT DAN ROTASI AUDITOR

    TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Kimia, Plastik dan

    kemasan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh independensi, fee audit dan

    rotasi auditor terhadap kualitas audit. Penelitian ini berfokus pada perusahaan

    manufaktur sub sektor kimia, plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia selama tahun 2014-2018.

    Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk

    mengumpulkan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah untuk semua

    perusahaan manufaktur sub sektor kimia, plastik dan kemasan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014-2018. Berdasarkan kriteria tertentu, terdapat 7 dari 27 perusahaan manufaktur sub sektor kimia, plastik dan kemasan yang

    cocok dengan kriteria sampel.Data penelitian ini menggunakan SPSS versi 25 dengan uji

    statistik deskriptif, ujiregresi logistik dan uji hipotesis.

    Hasil penelitian ini membuktikan bahwa independensi secara parsial tidak

    memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit, fee audit serta secara parsial

    memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit, dan rotasi auditor secara parsial

    tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.Independensi, fee audit dan

    rotasi auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.

    Kata kunci : Kualitas audit, independensi, fee audit, rotasi auditor

  • ii

    THE INFLUENCE INDEPENDENCY, FEE AUDIT AND AUDIT SWITCHING TO

    THE AUDIT QUALITY

    (Study on Manufacturing Companies sub sector chemichal, plastic and the packaging

    in Bursa Efek Indonesia year 2014-2018)

    ABSTRACT

    This study aims to examine the effect of independency, fee audit and audit

    switching on to the audit quality. The study focused on manufacturing companies in

    Bursa Efek Indonesia sub sector chemical, plastic and the packaging during 2014-2018.

    The study used purposive sampling method in order to collect the sample.

    Population in this study was to all manufacturing companies especially for company sub

    sector chemical, plastic and the packaging listed in Bursa Efek Indonesia during 2014-

    2018. Based on certain criteria, there were 7 of 27 manufacturing companiessub sector

    chemical, plastic and the packaging that matched with the sample. This research data

    using SPSS version 25 with descriptive statistical test, binary logistic test and hipotesis

    test.

    The result of this study prove that independency partially does not have an effect

    on audit quality, partial fee audit has an effect on audit quality, and partial audit

    switching do not have an effect on audit quality. Independency, fee audit and audit

    switching simultaneous effect on audit quality.

    Keyword : Audit quality, independency, fee audit, audit switching

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua

    berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan

    dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini,

    penulis ingin memberi ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA selaku Rektor Universitas Buddhi

    Dharma Tangerang.

    2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si.selaku Dekan Fakultas Bisnis

    Universitas Buddhi Dharma.

    3. Bapak Susanto Wibowo, S.E.,M.Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi S1

    Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma.

    4. Bapak Sabam Simbolon, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar,

    bijaksana, serta sistematis membimbing penelitian dalam menyelesaikan

    skripsi ini. Terima kasih untuk waktu, pikiran, bimbingan dan motivasi yang

    telah Ibu berikan untuk penulis.

    5. Segenap Dosen dan Staff pengajar Universitas Buddhi Dharma yang telah

    memberikan ilmu dan membimbing selama menuntut ilmu di Universitas

    Buddhi Dharma.

    6. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan baik secara moril

    maupun materil, serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penelitian ini dengan baik.

  • iv

    7. Untuk teman-teman penulis yang selalu memberikan bantuan, dukungan,

    dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini, masih jauh dari

    kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati, mohon

    diberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga

    penilaian ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

    Tangerang, 03 Desember 2019

    Penulis,

    Celina Monica

    NIM : 20160100186

  • v

    DAFTAR ISI

    Hal

    JUDUL LUAR

    JUDUL DALAM

    LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

    LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

    REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

    LEMBAR PENGESAHAN

    SURAT PERNYATAAN

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    ABSTRAK ................................................................................................................ i

    ABSTRACT ............................................................................................................. ii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5

    C. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

  • vi

    D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

    E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

    F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................. 8

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 10

    A. Gambaran Umum Teori ......................................................................... 10

    1. Independensi ....................................................................................... 10

    2. Fee Audit ............................................................................................ 17

    3. Rotasi Auditor .................................................................................... 19

    4. Kualitas Audit .................................................................................... 21

    B. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 24

    C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 30

    D. Perumusan Hipotesis .............................................................................. 31

    1. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit ............................... 31

    2. Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit ..................................... 32

    3. Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit ............................. 33

    4. Pengaruh Independensi, Fee Audit dan Rotasi Auditor terhadap

    Kualitas Audit ........................................................................................ 34

    BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 36

    A. Jenis penelitian ....................................................................................... 36

    B. Objek Penelitian ..................................................................................... 37

    C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 37

    D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 38

  • vii

    E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 40

    F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................................................... 41

    1. Variabel Independen .......................................................................... 41

    2. Variabel Dependen ............................................................................. 43

    G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 45

    1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 46

    2. Analisis Regresi Logistik ................................................................... 46

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 53

    A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................. 53

    1. Independensi ....................................................................................... 55

    2. Fee Audit ............................................................................................ 58

    3. Rotasi Auditor .................................................................................... 60

    4. Kualitas Audit .................................................................................... 62

    B. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................ 64

    1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 64

    2. Analisis Regresi Logistik ................................................................... 68

    a. Menguji Kelayakan Model Regresi ................................................... 68

    b. Menilai Keseluruhan Model Regresi Logistik .................................. 69

    c. Koefisien Determinasi ....................................................................... 72

    d. Tabel Klasifikasi ............................................................................... 73

    e. Persamaan Model Regresi Logistik .................................................. 75

    3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 78

  • viii

    C. Pembahasan ............................................................................................ 83

    1. Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit ......... 83

    2. Fee Audit berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit ............... 84

    3. Rotasi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit ....... 85

    4. Independensi, Fee Audit dan Rotasi Auditor berpengaruh secara si-

    multan terhadap Kualitas Audit .......................................................... 86

    BAB V PENUTUP ................................................................................................... 88

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 88

    B. Implikasi ................................................................................................. 89

    C. Saran ....................................................................................................... 90

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    SURAT RISET PENELITIAN

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel II.1 Penelitian Terdahulu.................................................................................. 27

    Tabel III.1 Operasional Variabel ............................................................................... 44

    Tabel IV.1 Proses Pemilihan Sampel ........................................................................ 53

    Tabel IV.2 Daftar Sampel Emitmen .......................................................................... 55

    Tabel IV.3 Data Independensi Auditor yang diukur dengan Audit Tenure .............. 56

    Tabel IV.4 Data Fee Audit yang diukur menggunakan Logaritma Natural .............. 58

    Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Rotasi Auditor ........................................................... 61

    Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Kualitas Audit dengan Reputasi KAP ....................... 63

    Tabel IV.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 65

    Tabel IV.8 Hasil Uji Kelayakan Model Hosmer and Lemeshow Test ....................... 69

    Tabel IV.9 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 0) ................................................. 70

    Tabel IV.10 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1) ............................................... 71

    Tabel IV.11 Koefisien Determinasi .......................................................................... 72

    Tabel IV.12 Hasil Uji Klasifikasi .............................................................................. 74

    Tabel IV.13 Hasil Uji Regresi Logistik .................................................................... 75

    Tabel IV.14 Perbandingan Nilai -2LL ...................................................................... 81

    Tabel IV.15 Ringkasan Pengujian Hipotesis ............................................................ 82

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar II.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 31

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Variabel Independensi

    Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Variabel Fee Audit

    Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Variabel Rotasi Auditor

    Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Variabel Kualitas Audit tahun 2014-2018

    Lampiran 5 : Hasil Uji Olah SPSS Versi 25 For Windows

    Lampiran 6 : Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Sampel

    Lampiran 7 : Surat Izin Riset

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Laporan keuangan menurut Hery (2016:3) dalam buku Praktisi

    Menyusun Laporan Keuangan, yaitu “Laporan keuangan merupakan hasil

    dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

    mengkomumunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada

    pihak-pihak yang berkepentingan.”

    Sedangkan menurut Bahri (2016:134) dalam buku Pengantar Akuntansi,

    laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

    transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan

    dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya

    oleh pihak pemilik perusahaan. Manajemen perusahaan bertanggungjawab

    atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Laporan

    keuangan perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-

    pihak yang berkepentingan.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

    merupakan sebuah ringkasan dari proses pencatatan atas transaksi-transaksi

    keuangan yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam suatu periode

    tertentu. Laporan keuangan adalah satu sarana pengambilan keputusan baik

    oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan, dengan demikian

    laporan keuangan harus dibuat berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima

  • 2

    secara umum atau dengan kata lain sesuai dengan Standar Akuntansi

    Keuangan.

    Menurut FASB, ada dua karakter penting yang harus ada dalam laporan

    keuangan yaitu relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Untuk

    mengukur kedua karakter tersebut, pihak perusahaan membutuhkan bantuan

    pihak ketiga, yaitu auditor. Auditor memberikan jasanya kepada perusahaan

    untuk memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang telah dibuat oleh

    manajemen perusahaan tersebut sudah terjamin dapat diandalkan dan

    relevan. Apabila laporan keuangan tersebut sudah terjamin dapat diandalkan

    dan relevan, para pihak yang berkepentingan dalam penggunaan informasi

    akan lebih percaya. Sehingga perusahaan akan semakin mendapatkan

    kemudahan-kemudahan dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan.

    Dalam melaksanakan proses audit, auditor sebagai pihak ketiga harus

    memperoleh kepercayaan dari klien dan para pengguna laporan keuangan

    lainnya untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan

    disajikan oleh klien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai

    kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, auditor harus bersikap

    independen terhadap kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan,

    maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri.

    Independensi merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

    dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi

    dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

    mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak

  • 3

    memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

    pendapatnya.

    Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas auditnya, seorang auditor

    tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian saja, tetapi juga dituntut untuk

    bersikap independen. Walaupun seorang auditor mempunyai keahlian

    tinggi, tetapi jika auditor tersebut tidak memiliki sikap independen, maka

    pengguna laporan keuangan jugatidak sepenuhnya yakin bahwa informasi

    yang disajikan itu kredibel.

    Di sisi lain, ada faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit yang

    diberikan oleh auditor, yaitu fee audit yang diberikan dan rotasi audit.

    Ukuran Fee audit menurut Mulyadi (2009:63) adalah imbalan yang diterima

    akuntan publik setelah melaksanakan jasa audit.Menurut DeAngelo (1981)

    dan Dye (1991), pengertian fee audit adalah “pendapatan (fee) yang besarnya

    bervariasi karena tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti

    ukuran perusahaan klien (client size), kompleksitas audit yang dihadapi auditor

    (audit complexity), risiko audit yang dihadapi auditor (audit risk), dan reputasi

    kantor akuntan publik yang melakukan jasa audit (The Big 4 Auditors).”

    Penetapan fee audit memiliki pengaruh terhadap kualitas audit yang

    dihasilkan oleh auditor. Besaran Fee audit yang akan diterima auditor

    diduga berpengaruh terhadap kualitas audit. Oleh sebab itu, penentuan fee

    audit perlu disepakati antara klien dengan auditor, supaya tidak terjadi

    perang tarif yang dapat merusak kredibilitas akuntan publik.

  • 4

    Selain independensi dan fee audit, rotasi auditor merupakan salah satu

    factor yang mempengaruhi kualitas audit. Karena dalam mengukur kualitas

    audit yang dihasilkan oleh auditor, akan muncul regulasi yang mengatur

    tentang batasan waktu seorang auditor dalam melakukan audit pada suatu

    perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas audit, agar perusahaan

    tidak memiliki hubungan dekat dengan pihak auditor. Apabila pemerintah

    tidak menetapkan regulasi tersebut memungkinkan perusahaan akan

    memiliki kedekatan dengan auditornya, sehingga akan menimbulkan

    pertanyaan mengenai professionalitas yang dimiliki auditor tersebut dalam

    memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

    sedang diaudit.

    Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya

    maka diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk melakukan audit

    daripada ketika auditor melanjutkan penugasan pada klien terdahulunya

    (Chen et al., 2004). Maka dengan diterapkannya rotasi audit diharapkan para

    auditor dapat menghasilkan opini atas laporan keuangan secara professional

    dan independen tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Rotasi audit

    secara tidak langsung berperan untuk mencegah terjadinya fraud.

    Sehubungan dengan fenomena, teori dan penelitian yang diungkapkan

    di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kualitas

    audit. Di samping itu, perusahaan manufaktur sub sector kimia, plastik dan

    kemasan juga cukup banyak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    sehingga relevansi hasil penelitiannya diharapkan dapat mewakili seluruh

  • 5

    industri kimia, plastik dan kemasan yang ada di Indonesia. Berdasarkan

    latar belakang masalah yang telah disebutkan, penulis bermaksud untuk

    melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Independensi, Fee Audit dan

    Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi pada perusahaan

    manufaktur sub sektor kimia, plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia

    tahun 2014-2018).”

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi

    berbagai masalah sebagai berikut:

    1. Dalam melakukan proses audit, auditor harus memiliki kepercayaan

    dari pihak manajemen dan pihak yang membutuhkan informasi.

    2. Fee audit yang diberikan oleh pihak manajemen kepada pihak pemberi

    jasa (auditor) memiliki pengaruh terhadap keandalan laporan keuangan

    yang diperiksa.

    3. Untuk menghindari adanya hubungan dekat antara pihak auditor dengan

    perusahaan, maka dibuatlah sebuah regulasi oleh pemerintah yang

    bertujuan untuk membatasi waktu seorang auditor melakukan kegiatan

    audit di suatu perusahaan.

    4. Pihak manajemen membutuhkan bantuan dari pihak ketiga dalam

    mengambil keputusan, dikarenakan pihak manajemen membutuhkan

    laporan keuangan yang relevan dan dapat diandalkan.

  • 6

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka pokok

    permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

    1. Apakah independensi memberikan pengaruh terhadap kualitas audit

    secara signifikan pada perusahaan manufaktur sub sektor kimia, plastik

    dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

    periode 2014-2018?

    2. Apakah fee audit memberikan pengaruh terhadap kualitas audit secara

    signifikan pada perusahaan manufaktur sub sektor kimia, plastik dan

    kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

    2014-2018?

    3. Apakah rotasi auditor memberikan pengaruh terhadap kualitas audit

    secara signifikan pada perusahaan manufaktur sub sektor kimia, plastik

    dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

    periode 2014-2018?

    4. Apakah independensi, fee audit dan rotasi auditor memberikan

    pengaruh terhadap kualitas audit secara simultan pada perusahaan

    manufaktur sub sektor kimia, plastik dan kemasan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2018?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

  • 7

    1. Untuk menguji apakah independensi memberikan pengaruh secara

    signifikan terhadap kualitas audit.

    2. Untuk menguji apakah fee audit memberikan pengaruh secara

    signifikan terhadap kualitas audit.

    3. Untuk menguji apakah rotasi audit memberikan pengaruh secara

    signifikan terhadap kualitas audit.

    4. Untuk menguji apakah independensi, fee audit dan rotasi auditor

    memberikan pengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

    teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan

    pemikiran bagi dunia akademis dan penelitian yang selanjutnya.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Umum

    Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan

    memperluas pengetahuan mengenai pengaruh independensi, fee

    audit serta rotasi auditor terhadap kualitas audit.

    b. Bagi Penulis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

    penulis mengenai kualitas audit dan faktor penjelasnya, serta

  • 8

    untuk selanjutnya dijadikan acuan dalam menyikapi kualitas

    audit dalam kehidupan sehari-hari.

    c. Bagi Investor

    Dengan penelitian ini, diharapkan investor dapat digunakan

    sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan

    keputusan investasi pada perusahaan yang akan ditanamkan

    dananya dengan melihat pada kualitas laporan keuangan

    perusahaan yang telah diaudit oleh pihak ketiga (auditor).

    F. Sistematika Penulisan Skripsi

    Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh serta mempermudah

    arahan yang jelas mengenai hal yang tertulis, maka penelitian ini dibagi

    menjadi 5 bab dengan sistematika sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi

    masalah, rumusan masalah,tujuan dan manfaat,dan

    sistematika pembahasan yang berisi uraian singkat

    mengenai bab-bab dalam skripsi.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini membahas mengenai gambaran umum teori terkait

    dengan variabel independen dan variabel

  • 9

    dependen,penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan

    perumusan hipotesa.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, objek

    penelitian, jenis dan sumber data,populasi dan sampel,

    teknik pengumpulan data, operasionalisasi variabel

    penelitian dan teknik analisis data.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang data hasil penelitian yang telah

    dilakukan terhadap variabel independen dan dependen.

    Setelah memperoleh hasil perhitungan dari data maka

    hasilnya akan diolah untuk mendapatkan hasil penelitian

    yang dapat digunakan sebagai kesimpulan penelitian.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang didapat dari

    hasil penelitian, implikasi, serta saran yang

    berhubungan dengan masalah yang diteliti.

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Gambaran Umum Teori

    1. Independensi

    “An independent audit is one of the most important determinants

    of whether quality accounting standards have been implemented

    effectively” (Glaum and Street, 2003) dalam Mishari (2015). Yang

    artinya audit independen adalah salah satu faktor penentu penting dari

    kualitas standar akuntansi telah diterapkan secara efektif.

    Tandiontong (2016:169) dalam bukunya, menekankan bahwa

    independensi adalah standar pengauditan yang esensial untuk

    menunjukkan kredibilitas laporan keuangan yang menjadi tanggung

    jawab manajemen. Ia menekankan bahwa jika akuntan tidak bersikap

    independen, maka opini yang diberikannya tidak akan memberi

    tambahan nilai apapun.

    AICPA mengusulkan definisi yang mengatakan bahwa auditor

    harus bersikap independen terhadap informasi bukannya independen

    terhadap klien. Artinya, auditor tidak akan bisa independen terhadap

    klien yang menyewa dan memberi penghasilan kepada mereka,

    termasuk jika penghasilan itu selain daripada jasa nonaudit

    (Tandiontong, 2016:169).

  • 11

    Menurut Sukrisno Agoes (2012:34-35) dalah bukunya yang

    berjudul Auditing : Petunjuk Praktis Akuntan oleh Akuntan Publik,

    Independent in Appearance adalah independen dilihat dari

    penampilannya di struktur organisasi perusahaan. Independent in Fact

    adalah independen dalam kenyataannya/dalam menjalankan tugasnya.

    Independent in Mind adalah Independensi dalam pikiran.

    Independensi menurut Arens et al (2012) dapat diartikan

    mengambil sudut pandang yang tidak biasa.Auditor tidak hanya harus

    independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam

    penampilan. Independen dalam fakta ada bila auditor benar-benar

    mampu mempertahankan sikap yang tidak biasa sepanjang audit,

    sedangkan dalam penampilan adalah hasil dari interpretasi lain atas

    independensi ini.

    Keadaan yang sering kali mengganggu sikap mental independen

    auditor adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2010) :

    1. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen,

    auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut.

    2. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan

    untuk memuaskan keinginan kliennya.

    3. Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat

    menyebabkan lepasnya klien.

  • 12

    Alim et al. (2007) dan Christiawan (2002) menemukan bahwa

    independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor

    harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam

    pengambilan keputusan audit di mana hal tersebut harus didukung

    dengan sikap independen.

    Hasil penelitian oleh Tjun Tjun et al (2012) dengan mengukur

    independensinya menggunakan 4 faktor, yaitu: (1) Hubungan dengan

    klien, (2) Tekanan dari klien, (3) Telaah dari rekan auditor dan (4)

    Pemberian jasa non audit. Sedangkan pada artikel Reni Febriyanti

    (2014:6-7) peneliti mengukur independensi dengan cara menanyakan

    lama hubungan antara auditor dengan klien, telaah dari rekanan auditor

    dan pemberian jasa non audit.

    1. Lama Hubungan dengan Klien (AuditTenure)

    Di Indonesia, masalah kerja auditor dengan klien sudah

    diatur pada pasal 3 dalam Peraturan Menteri Keuangan

    No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Peraturan

    menteri tersebut membatasi masa kerja Auditor paling lama untuk

    3 (tiga) tahun berturut-turut untuk klien yang sama, sedangkan

    untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama 6 (enam) tahun

    berturut-turut. Namun terdapat perubahan terhadap peraturan

    tersebut pada tanggal 6 April 2015 dengan diterbitkannya Peraturan

    Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan

    Publik bab V tentang Pembatasan Jasa Audit pasal 11 bahwa

  • 13

    pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana

    dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas

    oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima)

    tahun buku berturut-turut. Berdasarkan PP No. 20 Tahun 2015

    tersebut juga meniadakan rotasi audit bagi Kantor Akuntan Publik

    (KAP).

    Pembatasan ini agar jarak antara auditor dengan klien tidak

    terlalu dekat sehingga tidak akan menimbulkan skandal akuntansi

    yang akan mempengaruhi sikap independensi (Tuanakotta, 2011).

    Untuk mengetahui lama hubungan auditor dengan klien digunakan

    indikator “lama mengaudit klien”.

    Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang

    bertentangan mengenai lamanya hubungan dengan klien. Penelitian

    yang dilakukan oleh Kasidi (2007) bahwa lamanya hubungan audit

    antara auditor yang mengaudit dengan klien yang diaudit tidak

    mempengaruhi independensi auditor. Pada temuan ini mengartikan

    bahwa lamanya hubungan anatara auditor dengan klien tidak

    mempengaruhi independensi sehingga kualitas audit tetap terjaga.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuvisa, Rohman,

    Handayani (2008) menemukan bahwa lamanya hubungan

    keterikatan anatara auditor dengan klien dapat semakin mempererat

    hubungan antara auditor dengan pihak klien.

  • 14

    2. Tekanan dari Klien

    Tekanan dari klien dapat timbul pada situasi konflik antara

    auditor dengan klien. Situasi konflik terjadi ketika auditor dengan

    manajemen atau klien tidak sependapat dengan beberapa aspek

    hasil pelaksanaan pengujian laporan keuangan.Klien berusaha

    mempengaruhi fungsi pengujian laporan keuangan yang dilakukan

    auditor dengan memaksa auditor untuk melakukan tindakan yang

    melanggar standar profesi, kode etik, standar akuntansi keuangan

    yang berlaku di Indonesia, termasuk dalam pemberian opini yang

    tidak sesuai dengan keadaan klien.

    Dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami

    konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen

    mungkin ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil

    yakni tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud

    untuk menciptakan penghargaan. Sedangkan auditor harus tetap

    menerapkan standar auditing dan kode etik profesi sebagai auditor.

    Pada situasi ini, auditor mengalami dilema. Pada satu sisi, jika

    auditor mengikuti keinginan klien, maka melanggar standar profesi.

    Pada sisi lainnya, jika permintaan klien tidak terpenuhi, maka klien

    dapat memberikan sanksi yang dapat berupa penghentian

    penugasan atau mengganti Kantor Akuntan Publik auditornya.

    Menurut Tuanakotta (2011), perusahaan memutuskan untuk

    memberhentikan Kantor Akuntan Publik karena berbagai sebab,

  • 15

    salah satunya adalah jika Kantor Akuntan Publik tidak setuju

    dengan manajemen perusahaan mengenai masalah akuntansi,

    perusahaan dapat mencari Kantor Akuntan Publiklain (shopping

    around) yang dapat “memahami” pandanganmanajemen.

    Berdasarkan uraian di atas, maka auditor memiliki posisi yang

    strategis baik di mata manajemen maupun di mata pemakai laporan

    keuangan. Selain itu pemakai laporan keuangan menaruh

    kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan auditor dalam

    mengaudit laporan keuangan. Untuk dapat memenuhi kualitas audit

    yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai

    pemeriksa harus berpedoman pada kode etik, standar profesi dan

    standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap

    auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam

    menjalankan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas sehingga dia

    dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan

    pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya.

    3. Telaah dari rekan auditor (Peer Review)

    Menurut Arens et al (2012) peer review adalah review

    (penelaahan) yang dilakukan akuntan publik terhadap ketaatan

    kantor akuntan publik (KAP) pada sistem pengendalian mutu.

    Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan

    apakah Kantor Akuntan Publik yang ditelaah telah

    mengembangkan prosedur dan kebijakan yang cukup atas ke-5

  • 16

    elemen pengendalian mutu dan menerapkannya dalam praktik.

    Lima unsur pengendalian mutu seperti (1) Independensi, integritas,

    dan objektivitas; (2) Manajemen kepegawaian; (3) Penerimaan dan

    kelanjutan klien serta penugasan; (4) Kinerja penugasan konsultasi;

    (5) Pemantauan prosedur.

    Untuk menjaga kualitas audit yang dilakukan auditor, telaah

    dari rekan seprofesi yang menjadi sumber penilaian obyektif

    sangatlah penting karena telaah dari rekan auditor dapat menjaga

    auditor untuk tetap menghasilkan kualitas audit yang baik. Indah

    (2010) menyatakan bahwa telaah dari rekan auditor dapat

    meningkatkan pelaksanaan pengendalian kualitas yang dilakukan

    kantor akuntan untuk menjaga kinerjanya.

    4. Jasa Non Audit

    Jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik bukan hanya

    jasa atestasi melainkan juga jasa non atestasi yang berupa jasa

    konsultasi manajemen dan perpajakan serta jasa akuntansi seperti

    jasa penyusunan laporan keuangan (Kusharyanti, 2003). Dalam

    Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang

    jasa akuntan publik pada pasal 2, bahwa akuntan publik dan KAP

    dapat memberikan jasa audit lainnya dan jasa yang berkaitan

    dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan,

    dan konsultansi sesuai dengan kompetensi akuntan publik dan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adanya dua jenis

  • 17

    jasa yang diberikan oleh suatu KAP menjadikan independensi

    auditor terhadap kliennya dipertanyakan yang nantinya akan

    mempengaruhi kualitas audit (Elfarini, 2007).

    Independensi yang dimiliki oleh seorang auditor sangat

    berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan, apabila seorang

    auditor tidak menerapkan independensi dalam penugasannya hasil audit

    atas laporan keuangan maka laporan keuangan itu dapat dikatakan tidak

    cukup kredibel. Independensi harus diterapkan untuk menghindari

    tekanan-tekanan yang diberikan oleh berbagai pihak. Sehingga pihak

    auditor dapat melaksanakan tugasnya dan memberikan opini audit yang

    kredibel dan laporan keuangan tersebut dapat digunakan oleh para

    pihak yang membutuhkan sebagai pedoman dalam penggambilan

    keputusan.

    2. Fee Audit

    Kurniasih (2014:19) menyatakan fee audit dapat didefinisikan

    sebagai jumlah biaya (upah) yang dibebankan oleh auditor untuk proses

    audit kepada perusahaan (auditee). Penentuan fee audit biasanya

    didasarkan pada kontrak antara auditor dan auditee sesuai dengan waktu

    yang dilakukannya proses audit, layanan dan jumlah staf yang

    dibutuhkan untuk proses audit. Fee audit biasanya ditentukan sebelum

    memulai proses audit.

  • 18

    Menurut Sukrisno Agoes (2017:18) mendefinisikan Fee Audit

    sebagai besarnya biaya tergantung antara lain resiko penugasan,

    kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan

    untuk melaksanakan jasa tesebut, struktur biaya Kantor Akuntan Publik

    yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainya.

    Lavin dalam Dwimilten dan Riduwan (2015) meneliti 3 faktor

    yang mempengaruhi independensi akuntan publik, yaitu :

    a. Ikatan keuangan dan hubungan usaha dengan klien.

    b. Pemberian jasa lain selain jasa audit kepada klien.

    c. Lamanya hubungan antara akuntan publik dengan klien.

    Berdasarkan aturan etika kompartemen akuntan publik, bahwa fee

    audit besarannya dapat bervariasi, tergantung pada resiko penugasan,

    kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan

    untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya Kantor Akuntan

    Publik yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

    Dalam aturan itu disebutkan pula bahwa anggota Kantor Akuntan

    Publik tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara

    menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

    Sedangkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Institut

    Akuntan Publik Indonesia No: Kep.024/IAPI/VII/2008 bahwa dalam

    menetapkan imbal jasa (fee) audit, akuntan publik harus

    mempertimbangkan hal-hal sbb:

    Kebutuhan klien

  • 19

    Tugas dan tanggung jawab menurut hokum

    Independensi

    Tingkat keahlian dan tanggung jawab yang melekat pada pekerjaan

    yang dilakukan, serta tingkat kompleksitas pekerjaan

    Banyaknya waktu yang diperlukan secara efektif digunakan oleh

    akuntan publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan

    asis penetapan fee yang disepakati.

    Untuk meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor,

    maka perusahaan sebagai penggunaan jasa wajib memperhatikan

    besaran fee audit yang diberikan kepada pihak auditor. Fee yang

    diberikan harus sesuai dengan reputasi auditor dan kinerja auditor.

    Perusahaan juga harus memberikan kewajibannya sebagai pengguna

    jasa tepat pada waktunya. Sehingga pihak auditor lebih professional

    dalam menjalankan tugasnya, dan hasil dari pekerjaannya maksimal.

    3. Rotasi Auditor

    Di Indonesia, rotasi bersifat mandatory dengan ditetapkannya

    Keputusan Menteri Keuangan nomor: 17/KMK.01/2008 tentang “Jasa

    Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan tersebut mengatur bahwa pemberian

    jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan

    oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan

    oleh seorang Akuntan Publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut –

    turut.

  • 20

    Namun terdapat perubahan terhadap peraturan tersebut pada

    tanggal 6 April 2015 dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP)

    No. 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik bab V tentang

    Pembatasan Jasa Audit pasal 11 bahwa pemberian jasa audit atas

    informasi keuangan historis sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat

    (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi

    paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Berdasarkan PP

    No. 20 Tahun 2015 tersebut juga meniadakan rotasi audit bagi Kantor

    Akuntan Publik (KAP).

    Rotasi audit adalah peraturan perputaran auditor yang harus

    dilakukan oleh sebuah entitas. Febriyanti dan Mertha (2014:507),

    menyatakan bahwa peraturan tentang kewajiban rotasi KAP diperlukan

    untuk dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas sehingga

    informasinya dapat diandalkan untuk berbagai kepentingan.

    Rotasi auditor atau kantor akuntan publik (KAP) dapat terjadi

    karena berdasarkan aturan pemerintah (mandatory) ataupun keinginan

    perusahaan sendiri (voluntary). Rotasi audit yang dilakukan perusahaan

    secara sukarela (voluntary) yang telah mengaudit laporan keuangannya

    akan mengakibatkan hilangnya kepentingan ekonomi yang dapat

    diminimalisir dengan periode rotasi audit berakhir untuk jangka waktu

    yang pendek. Sehingga auditor dapat mempertahankan independensinya

    dalam melakukan audit (Ishak, 2014 dalam Adib, 2017).

    Rotasi auditor adalah perpindahan auditor yang terjadi karena

  • 21

    adanya regulasi yang mewajibkan (mandatory) dan bisa terjadi secara

    sukarela yang opsional (voluntary) dari auditor dan berdasarkan

    keputusan manajemen.

    Rotasi partner audit memiliki tujuan untuk mendapatkan

    kepercayaan dari masyarakat, dimana auditor pada hakikatya harus

    independen dan bebas dari keterkaitan emosional maupun kepentingan.

    Sehingga rotasi audit diperlukan dalam menjaga objektivitas serta

    independensinya. Rotasi audit yang dilaksanakan akan menyebabkan

    kualitas audit meningkat. Begitupun jika rotasi audit tersebut tidak

    dilakukan akan menyebabkan kualitas audit menurun. Oleh karena itu,

    rotasi audit memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit.

    4. Kualitas Audit

    Kualitas audit (audit quality), merupakan probabilitas seorang

    auditor dalam menemukan dan melaporkan suatu kekeliruan atau

    penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem klien. Kualitas audit

    diukur dengan menggunakan indikator kualitas yang seimbang

    (keuangan dan non keuangan) dari empat kategori: input, proses hasil

    dan konteks (Tandiontong, 2016:80).

    Kualitas audit tercermin dari (Tandiontong, 2016:80) :

    1. Orientasi masukan (Input Orientation), meliputi penugasan

    personel oleh KAP untuk melaksanakan perjanjian, konsultasi,

    supervise, pengangkatan pengembangan profesi, promosi dan

  • 22

    inspeksi.

    2. Orientasi Proses (Processes Orientation), meliputi: independensi,

    kepatuhan pada standar audit, pengendalian audit dan kompetensi

    auditor

    3. Orientasi Keluaran (Output Orientation), meliputi: kinerja auditor,

    penerimaan dan kelangsungan kerja sama dengan klien, dan due

    professional care.

    4. Tindak Lanjut atas Rekomendasi Audit, meliputi jajaran

    manajemen klien mendukung implementasi rekomendasi auditor,

    peraturan nternal klien memungkinkan untuk

    mengimplementasikan rekomendasi audit, sistem di perusahaan

    klien memungkinkan untuk mengimplementasikan rekomendasi

    audit, budaya di perusahaan klien memungkinkan untuk

    mengimplementasikan rekomendasi dari auditor, dan fasilitas

    fisik di persahaan klien memungkinkan untuk

    mengimplementasikan rekomendasi dari auditor.

    Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor

    ketika mengaudit laporan keuangan klien bisa menemukan suatu

    pelanggaran yang terjadi didalam laporan keuangan klien dan

    melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan auditan, yang dimana

    ketika melakukan pekerjaannya tersebut auditor berpedoman pada

    standart auditing dan kode etik akuntan publik (Rahayu dan Suryono,

    2016).

  • 23

    Menurut De Angelo (1981:186), kualitas audit merupakan

    probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan

    pelanggaran pada sistem akuntansi klien.

    Habib et al (2014) dalam Mishari (2016) “argue that audit quality

    is a matter of great regulatory importance and paramount for

    investors’ protection, as managers could expropriate minority

    shareholders’ resources if not monitored properly”

    Yang artinya, karena kualitas audit masalah yang sangat penting

    dan penting bagi perlindungan investor, karena manajer dapat

    mengambil alih sumber daya pemegang saham minoritas jika tidak

    dimonitor dengan benar.

    PCAOB (public company accounting oversight board) (2013)

    dalam Sitorus (2017:15) mendefenisikan kualitas audit sebagai kualitas

    dimana kebutuhan investor akan sifat independen dan reliabel agar

    untuk audit yang terpenuhi dan memperkuat komunikasi antara komite

    audit terkait; (1) laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang

    berkaitan; (2) perikatan terkait pengendalian internal; dan (3) peringatan

    untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

    Menurut Lukman Harahap (2015:18) kualitas audit merupakan

    suatu hasil akhir proses audit yang sesuai dengan standar pemeriksaan

    dan pelaporan dan juga sesuai dengan pengendalian mutu yang telah

    ditetapkan, dimana bentuk etis profesinya adalah pertanggungjawaban

    dari pelaksanaan praktik-praktik dalam melakukan audit.

  • 24

    B. Hasil Penelitian Terdahulu

    Sebagai referensi penelitian ini, penulis mengumpulkan artikel maupun

    jurnal-jurnal penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Berikut ini

    beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini :

    Penelitian yang dilakukan oleh Restu Agusti dan Nastia Putri Pertiwi

    tahun 2013 menunjukkan bahwa kompetensi, independensi dan

    professionalisme memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Metode analisa

    data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linier

    Berganda.Penelitian ini memiliki variable independen yang terdiri dari

    Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme. Sedangkan, variable

    dependennya adalah Kualitas Audit.

    Penelitian yang dilakukan oleh Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa

    tahun 2014 menunjukkan independensi, professionalisme dan pengalaman

    tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan, tingkat

    pendidikan professionalisme, etika professi dan kepuasan kerja auditor

    memiliki penggaruh positif terhadap kualitas audit. Penelitian ini memiliki

    variabel independen yang terdiri dari Independensi, Professionalisme,

    Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman dan Kepuasan Kerja

    Auditor. Sedangkan, variabel dependennya adalah Kualitas Audit.

    Penelitian yang dilakukan oleh K. Dwiyani Pratistha dan Ni Luh Sari

    Widhiyani tahun 2014 menunjukkan bahwa independensi auditor dan

    besaran fee audit secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan

  • 25

    signifikan terhadap kualitas proses audit. Berdasarkan pembahasan hasil

    penelitian dan simpulan di atas maka saran yang dapat diberikan yaitu

    auditor dan kantor akuntan publik (KAP) diharapkan untuk dapat menjaga

    dan mempertahankan independensi serta tidak bergantung pada besaran fee

    audit dalam memberikan jasa audit, sehingga kualitas proses audit dapat

    dipertahankan. Dalam melakukan teknik pengujian hipotesis, metode yang

    digunakan adalah analisa Regresi Linear Berganda.

    Penelitian yang digunakan oleh Ni Made Dewi Febriyanti dan I Made

    Mertha tahun 2014 menunjukkan variabel masa perikatan audit, rotasi

    kantor akuntan publik dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh

    pada kualitas audit, sedangkan variabel ukuran perusahaan klien

    berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.

    Penelitian yang dilakukan oleh William Jefferson Wiratama dan Ketut

    Budiartha tahun 2015 menunjukkan hasil bahwa independensi, pengalaman

    kerja, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh positif signifikan

    pada kualitas audit, sehingga memiliki arti semakin tinggi tingkat

    independensi, pengalaman kerja, due professional care auditor akan

    meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan auditor. Penelitian ini memiliki

    variabel independen yang terdiri dari Independensi, Pengalaman Kerja, Due

    Profesional Care dan Akuntabilitas. Selanjutnya, variable dependen yang

    digunakan adalah Kualitas Audit.

  • 26

    Penelitian yang digunakan oleh Ade Wisteri Sawitri Nandari dan Made

    Yenni Latrini tahun 2015 menunjukkan bahwa Sikap Skeptis, Independensi

    dan akuntabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas

    Audit. Kode Etik Akuntan Publik memiliki pengaruh secara signifikan

    terhadap Kualitas Audit.

    Penelitian yang dilakukan oleh Rifki Ramdani tahun 2016

    menunjukkan bahwa fee audit, audit tenure dan rotasi audit tidak

    berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan, ukuran perusahaan

    berpengaruh terhadap kualitas audit. Variabel independen yang digunakan

    adalah Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit dan Ukuran Perusahaan.

    Sedangkan variable dependen yang digunakan adalah Kualitas Audit.

    Metode penentuan sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

    Penelitian yang digunakan oleh Adib Azinudin Nizar tahun 2017yang

    berjudul Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor terhadap

    Kualitas Audit menunjukkan bahwa variabel rotasi auditor tidak

    berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Artinya bahwa perusahaan

    yang melakukan rotasi maupun tidak, akan mengungkapkan hal yang sama

    apa yang terjadi didalam perusahaan untuk menjaga independensinya.

    Variabel reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

    audit. Dan untuk variabel spesialisasi auditor juga tidak berpengaruh

    terhadap kualitas audit.

  • 27

    Tabel II.1

    Penelitian Terdahulu dan Hasilnya

    NO. Nama Peneliti Judul Variabel Hasil

    1.

    Restu Agusti

    Nastia Putri

    Pertiwi (2013)

    Pengaruh

    Kompetensi,

    Independensi dan

    Proffesionalisme

    terhadap Kualitas

    Audit

    Variabel

    Independen :

    Kompetensi,

    Independensi dan

    Profesionalisme

    Variabel dependen :

    Kualitas Audit

    Kompetensi,

    Independensi dan

    Profesionalisme

    memiliki pengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    2.

    Putu Septiani

    Futri

    Gede Juliarsa

    (2014)

    Pengaruh

    Interdependensi,

    Profesionalisme,

    Tingkat

    Pendidikan, Etika

    Profesi,

    Pengalaman, dan

    Kepuasan Kerja

    Auditor pada

    Kualitas Audit

    Kantor Akuntan

    Publik di Bali

    Variabel

    Independen :

    Interdependensi,

    Profesionalisme,

    Tingkat

    Pendidikan, Etika

    Profesi,

    Pengalaman, dan

    Kepuasan Kerja

    Auditor

    Variabel Dependen

    : Kualitas Audit

    Kantor Akuntan

    Publik di Bali

    Independensi tidak

    berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Profesionalisme

    tidak berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Tingkat pendidikan

    profesionalisme

    berpengaruh positif

    terhadap kualitas

    audit.

    Etika profesi

    berpengaruh positif

    terhadap kualitas

    audit.

    Pengalaman

    berpengaruh tidak

    berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Kepuasan kerja

    auditor

    berpengaruh positif

    terhadap kualitas

    audit.

    3.

    K. Dwiyani

    Pratistha

    Ni Luh Sari

    Widhiyani

    Pengaruh

    Independensi

    Auditor dan

    Besaran Fee

    Audit terhadap

    Variabel

    Independen :

    Independensi

    Auditor dan

    Besaran Fee Audit

    Independensi

    auditor dan besaran

    fee audit secara

    simultan maupun

    parsial berpengaruh

  • 28

    (2014) Kualitas Audit Variabel dependen :

    Kualitas Audit

    positif dan

    signifikan terhadap

    kualitas proses

    audit.

    4. Ni Made Dewi

    Febriyanti

    I Made Mertha

    tahun (2014)

    Pengaruh Masa

    Perikatan Audit,

    Rotasi KAP,

    Ukuran

    Perusahaan Klien,

    dan Ukuran KAP

    terhadap Kualitas

    Audit.

    Variabel

    Independen : Masa

    Perikatan Audit,

    Rotasi KAP,

    Ukuran Perusahaan

    Klien, dan Ukuran

    KAP

    Variabel dependen :

    Kualitas Audit

    variabel masa

    perikatan audit,

    rotasi KAP, dan

    ukuran KAP tidak

    berpengaruh pada

    kualitas audit,

    sedangkan variabel

    ukuran perusahaan

    klien berpengaruh

    positif dan

    signifikan pada

    kualitas audit.

    5. William

    Jefferson

    Wiratama

    Ketut Budiartha

    (2015)

    Pengaruh

    Independensi,

    Pengalaman

    Kerja, Due

    Profesional Care

    dan Akuntabilitas

    terhadap Kualitas

    Audit

    Variabel

    Independen :

    Independensi,

    Pengalaman Kerja,

    Due Profesional

    Care dan

    Akuntabilitas

    Variabel dependen :

    Kualitas Audit

    Independensi

    berpengaruh positif

    signifikan pada

    kualitas audit.

    Pengalaman kerja

    berpengaruh positif

    signifikan pada

    kualitas audit.

    Due professional

    care berpengaruh

    positif signifikan

    pada kualitas audit.

    Akuntabilitas

    berpengaruh positif

    signifikan pada

    kualitas audit.

    6. Ade Wisteri

    Sawitri Nandari

    Made Yenni

    Latrini (2015)

    Pengaruh Sikap

    Skeptis,

    Independensi,

    Penerapan Kode

    Etik dan

    Akuntabilitas

    terhadap Kualitas

    Audit

    Variabel

    Independen : Sikap

    Skeptis,

    Independensi,

    Penerapan Kode

    Etik dan

    Akuntabilitas

    Variabel dependen :

    Kualitas Audit

    Sikap Skeptis tidak

    berpengaruh secara

    signifikan

    terhadapKualitas

    Audit.

    Independensi

    Auditor tidak

    memiliki pengaruh

    secara signifikan

    Terhadap Kualitas

    Audit.

  • 29

    Kode Etik Akuntan

    Publik berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    Terhadap Kualitas

    Audit.

    Akuntabilitas tidak

    memiliki pengaruh

    secara signifikan

    terhadap Kualitas

    Audit.

    7. Reni Febrianti

    (2014)

    Pengaruh

    Independensi,

    Due Profesional

    Care dan

    Akuntabilitas

    terhdapa Kualitas

    Audit

    Variabel

    Independen :

    Independensi, Due

    Profedional Care

    dan Akuntabilitas

    Variabel dependen :

    Kualitas Audit

    Independensi tidak

    berpengaruh

    signifikan positif

    terhadap kualitas

    audit.

    Due profesional

    Care berpengaruh

    signifikan positif

    terhadap kualitas

    audit.

    Akuntabilitas tidak

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    kualitas audit.

    8. Rifki Hamdani

    (2016)

    Pengaruh Fee

    Audit, Audit

    Tenure, Rotasi

    Audit dan Ukuran

    Perusahaan Klien

    terhadap Kualitas

    Audit

    Variabel

    Independen : Fee

    Audit, Audit

    Tenure, Rotasi

    Audit dan Ukuran

    Perusahaan Klien

    Variabel dependen :

    Kualitas Audit

    Audit fee tidak

    berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Audit tenure tidak

    berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Rotasi audit tidak

    berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Ukuran perusahaan

    berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

  • 30

    9. Adib Azinudin

    Nizar

    (2017)

    Pengaruh Rotasi,

    Reputasi dan

    Spesialisasi

    Auditor terhadap

    Kualitas Audit

    (Studi Empiris

    pada perusahaan

    manufaktur listed

    di BEI)

    Variabel Dependen:

    Kualitas Audit

    Variabel

    Independen :

    Rotasi, Reputasi

    dan Spesialisasi

    Auditor

    Rotasi Auditor

    tidak berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Reputasi Auditor

    tidak berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    Spesialisasi tidak

    berpengaruh

    terhadap kualitas

    audit.

    C. Kerangka Pemikiran

    Batubara (2008:38) mendefinisikan kualitas audit adalah pelaporan

    tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan,

    tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan

    pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil

    pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan. Kualitas audit diukur dengan menggunakan

    kantor akuntan publik yang melakukan jasa audit (The Big 4 Auditors) pada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia khususnya

    pada sub sektor Plastik dan Kemasan. Penelitian ini menggunakan reputasi The

    Big 4 Auditors karena mengindikasikan kualitas audit yang dihasilkan oleh

    auditor.

    Berdasarkan konsep yang sudah dikemukakan diatas, maka kerangka

    pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 31

    Tabel II.2

    Kerangka Pemikiran

    D. Perumusan Hipotesa

    1. Pengaruh independensi terhadap kualitas audit

    Dalam pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan oleh pihak

    perusahaan, maka dibutuhkanlah sebuah laporan keuangan yang

    kredibel dan relevan. Dimana didalam Ikatan Akuntan Indonesia

    (2015:2) dijelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

    menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

    perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

    sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

    Dengan demikian untuk mendapatkan laporan keuangan yang kredibel

    dan relevan maka perusahaan membutuhkan jasa pihak ketiga, yaitu

    auditor independen.

    Menurut Mulyadi (2002:26-27) dalam bukunya yang berjudul

    Auditing menyatakan bahwa : Independensi dapat diartikan sikap

    Independensi (X1)

    Rotasi Auditor (X3)

    Fee Audit (X2) Kualitas Audit (Y)

  • 32

    mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,

    tidak tergantung pada orang lain. Seorang auditor harus menerapkan

    independensi dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Dengan

    memiliki sikap independensi, maka keputusan yang diberikan oleh

    auditor lebih kredibel sehingga laporan keuangan yang telah dibuat

    dapat digunakan oleh para pihak yang berkepentingan dalam

    mengambil sebuah keputusan. Hal ini wajib diperhatikan oleh para

    auditor, sehingga mereka tidak mudah dipengaruhi oleh pihak lain dan

    dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut tanpa

    pengaruh dari pihak lain.

    H1 : Independensi memberikan pengaruh terhadap kualitas audit

    secara signifikan.

    2. Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit

    Fee audit menurut Mulyadi (2009:63) merupakan fee yang

    diterima akuntan publik setelah melaksanakan jasa audit. Seorang

    auditor bekerja untuk mendapatkan imbalan atau upah yaitu berupa fee

    audit. Fee audit yang diberikan oleh pihak penerima jasa juga dianggap

    mempengaruhi kualitas audit yang diberikan oleh auditor. Oleh sebab

    itu, seharusnya pihak penerima jasa dan pihak pemberi jasa berdiskusi

    dahulu mengenai besarnya fee audit yang akan diberikan agar tidak

    terjadi kesalahpahaman dikemudian hari. Perusahaan sebagai pihak

    penerima jasa audit juga wajib membayarkan kewajibannya tepat pada

  • 33

    waktunya dan sesuai dengan nominal yang telah disepakati agar

    hubungan antara kedua pihak terjalin dengan baik dan menghasilkan

    kualitas audit yang baik. Besaran fee audit yang terima auditor juga

    dipengaruhi oleh besarnya reputasi auditor, semakin besar atau terkenal

    baik reputasi auditor maka akan semakin besar fee audit yang

    dikeluarkan oleh perusahaan.

    H2 :Fee Audit memberikan pengaruh terhadap kualitas audit

    secara signifikan.

    3. Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit

    Dalam melaksanakan proses audit, seorang auditor memiliki

    pembatasan masa kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    Peraturan atau regulasi tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)

    No. 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik bab V tentang

    Pembatasan Jasa Audit pasal 11 bahwa pemberian jasa audit atas

    informasi keuangan historis sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat

    (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi

    paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Berdasarkan PP

    No. 20 Tahun 2015 tersebut juga meniadakan rotasi audit bagi Kantor

    Akuntan Publik (KAP).

    Dengan demikian Rotasi auditor merupakan perpindahan auditor

    yang terjadi karena adanya regulasi yang mewajibkan (mandatory) dan

    bisa terjadi secara sukarela yang opsional (voluntary) dari auditor dan

  • 34

    berdasarkan keputusan manajemen. Hal ini perlu diperhatikan oleh

    pihak auditor, agar kepercayaan publik semakin terjaga terhadap kantor

    akuntan publik dan auditor. Sehingga para auditor juga dapat menjaga

    kualitas audit yang diberikan kepada perusahaan yang di audit.

    H3 :Rotasi Auditor memberikan pengaruh terhadap kualitas audit

    secara signifikan.

    4. Pengaruh Independensi, Fee Audit dan Rotasi Auditor

    terhadapKualitas Audit

    Menurut De Angelo (1981), kualitas audit merupakan probabilitas

    bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada

    sistem akuntansi klien. Auditor dalam melaksanakan tugas audit

    diharuskan untuk memiliki sikap independen dan melaksanakan

    regulasi rotasi auditor yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam

    melaksanakan kerjanya agar mereka dapat menemukan dan melaporkan

    kecurangan atau pelanggaran yang terdapat pada laporan keuangan

    tanpa adanya intimidasi dari pihak lain. Selain itu, para auditor dan

    pihak perusahaan diharapkan terlebih dahulu membuat kesepakatan

    mengenai fee yang akan dibayarkan atas jasa audit yang diberikan.

    Agar tidak terjadinya perang tarif. Sehingga, mereka dapat memberikan

    pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa dengan

    maksimal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di

    Indonesia. Laporan tersebut juga kemudian dapat digunakan dalam

  • 35

    pengambilan keputusan perusahaan dalam menentukan tujuan dimasa

    mendatang.

    H4 : Independensi, Fee Audit dan Rotasi Audit memberikan

    pengaruh terhadap kualitas audit secara simultan.

  • 36

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian adalah suatu proses berpikir, menguji serta kritis berbagai

    aspek keseharian, memahami dan memformulasikan tuntutan untuk

    pelaksanaan suatu prosedur, pengembangan dan pengujian teori baru

    untuk peningkatan pemahaman dan pengetahuan. Menurut Sugiyono

    (2017:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data

    dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian dibagi menjadi 2

    yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang

    berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan dan gambar

    foto. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau

    kualitatif yang diangkakan (scoring).

    Dalam penulisan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan

    adalah pendekatan kuantitatif yakni suatu data berupa angka dan dapat

    diukur serta diuji menggunakan metode statistik. Jenis pendekatan

    kuantitatif yaitu jenis hubungan asosiatif kausalitas, yaitu penelitian yang

    mencari hubungan (pengaruh) sebab-akibat dari variabel independen atau

    variabel yang memengaruhi (X) terhadap variabel dependen atau variabel

    yang dipengaruhi (Y). Statistik yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan metode-metode

  • 37

    yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data

    sehingga memberikan informasi yang sama.

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    sekunder. Data sekunder merupakan data yang bersumber melalui media

    perantara atau diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya.Data

    sekunder diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

    2014-2018.

    B. Objek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan

    manufaktur sub sektor kimia serta plastik dan kemasan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Faktor-faktor yang akan diuji

    pengaruhnya terhadap Kualitas Audit tersebut terdiri dari Independensi

    Auditor, Fee Audit dan Rotasi Auditor.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

    Data sekunder merupakan sebuah data yang bersumber melalui media

    perantara atau diperoleh secara tidak langsung dari narasumbernya. Data

    sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui annual report perusahaan

    manufaktur sub sektor kimia, plastik dan kemasan yang diambil dari website

    Bursa Efek Indonesia. Data sekunder dalam penelitian ini berhubungan

  • 38

    dengan Independensi, Fee Audit dan Rotasi Audit. Dimana data yang

    berhubungan dengan independensi adalah lama hubungan perikatan antara

    auditor dan perusahaan yang dapat ditemukan dalam annual report

    perusahaan dengan melihat siapa auditor yang melaksanakan proses audit.

    Untuk data yang berhubungan dengan fee audit, data yang digunakan adalah

    professional fee yang terdapat pada laporan rugi laba perusahaan tepatnya

    pada kolom beban administrasi dan umum. Sedangkan, untuk data rotasi

    audit, data yang digunakan adalah data yang terdapat pada annual report,

    dimana yang digunakan adalah nama auditor yang melaksanakan

    pemeriksaan laporan keuangan.

    Sedangkan berdasarkan sifatnya, jenis data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang berbentuk

    angka atau bilangan. Data kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung

    menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistik. Data yang

    digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan tahunan (annual

    report) perusahaan manufaktur sub sektor kimia, plastik dan kemasan yang

    terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia serta mempublikasikan laporan

    keuangannya pada periode 2014-2018.

    D. Populasi atau Sample

    Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013:405), populasi merupakan

    semua item dalam perkiraan atau kelompok yang diaudit. Populasi adalah

    totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu,

  • 39

    jelas, dan lengkap yang akan diteliti. Dengan kata lain populasi adalah

    kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang

    dikaji. Dengan kata lain, populasi merupakan sekumpulan besar dari

    sampel-sampel (data) yang didalamnya terdapat objek serta subjek yang

    mempunyai karakteristik tertentu yang nantinya akan dipilih oleh peneliti

    untuk dipelajari, dipahami, diuji dan kemudian akan ditarik sebuah

    kesimpulan.

    Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur yang

    bergerak di bidang kimia, plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia selama periode 2014-2018 yaitu sebanyak 27 perusahaan, yang

    terdiri dari 14 perusahaan yang bergerak disektor plastic dan kemasan dan

    13 perusahaan yang bergerak disektor kimia.

    Sample merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui suatu

    cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap

    yang dianggap bisa mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini dipilih

    berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel

    secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan

    pertimbangan tertentu menurut Sugiyono (2017:85). Adapun kriteria

    perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :

    a. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub

    sektor kimia, plastik dan kemasan pada periode penelitian (tahun 2014-

    2018).

  • 40

    b. Perusahaan yang tidak terdaftar atau delisting Bursa Efek Indonesia

    (BEI) dalam periode penelitian.

    c. Perusahaan menyajikan laporan keuangan secara lengkap dari tahun

    2014-2018 serta menggunakan mata uang Rupiah.

    d. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus

    meyertakan informasi di laporan keuangan besarnya fee audit yang

    dikeluarkan perusahaan untuk jasa audit.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

    1. Metode Studi Pustaka

    Metode pengumpulan data dengan cara ini yaitu dengan melakukan

    telaah pustaka, eksplorasi secara mengkaji berbagai literature pustaka

    seperti buku-buku, jurnal, masalah, literature, dan sumber-sumber lain

    yang berkaitan dengan penelitian.

    2. Dokumentasi

    Metode pengumpulan data dengan cara ini yaitu mengumpulkan

    data-data dengan cara mencatat serta mengarsipkan dokumen yang

    berhubungan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini.

  • 41

    F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

    1. Variabel Independen

    a. Independensi

    Independensi merupakan sikap seseorang yang tidak mudah

    dipengaruhi oleh pihak lain dalam melaksanakan tugas atau

    pekerjaannya untuk kepentingan umum. Sikap independensi harus

    dimiliki dan diterapkan oleh auditor dalam melakukan

    perkerjaannya, sehingga laporan yang diperiksa hasilnya dapat

    dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan oleh pihak-pihak

    yang berkepentingan. Dengan sikap independensi yang diterapkam

    oleh auditor juga dapat meningkatkan kredibilitas laporan

    keuangan.

    Independensi seorang auditor dapat diukur dengan audit tenure

    (masa perikatan), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan

    jasa non audit. Dalam hal ini, independensi diukur dengan

    menggunakan audit tenure (masa perikatan antara suatu Kantor

    Akuntan Publik (KAP) dengan klien terkait dengan jasa audit yang

    disepakati.Audit Tenure diukur dengan cara menghitung jumlah

    tahun perikatan dimana auditor dari kantor akuntan publik yang

    sama melakukan perikatan audit terhadap auditee, tahun pertama

    perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk

    tahun-tahun berikutnya.

  • 42

    b. Fee Audit

    Fee audit merupakan besaran fee atau imbalan yang diberikan

    oleh pihak penerima jasa audit kepada auditor sesuai dengan

    besaran yang disepakati pada awal kesepakatan. Besaran fee audit

    yang diberikan kepada pihak auditor tidak kalah penting dalam

    penerimaan penugasan, karena fee audit juga memiliki peranan

    yang cukup penting terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Dalam

    penelitian ini, fee audit diukur dengan professional fee pada annual

    report perusahaan manufaktur sub sector kimia yang terdaftar pada

    Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Evlin Adelina Sinaga dan Sistya Rachmawati

    (2018:25). Professional fee audit untuk kasus di Indonesia adalah

    alternative pengukuran fee audit yang paling rasional, dikarenakan

    ketersediaan tersendiri terkait fee audit belum ada.

    c. Rotasi Auditor

    Rotasi Auditor adalah pergantian auditor maupun KAP yang

    melakukan penugasan audit pada suatu perusahaan. Untuk menjaga

    independensi auditor, maka pemerintah mengeluarkan aturan yang

    mengatur rotasi auditor. Pada awalnya kewajiban rotasi auditor

    diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

    Nomor 423/KMK.06/2002 pasal 6 yang menyatakan bahwa

    pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu

    entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun

  • 43

    buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama

    untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.Namun terdapat perubahan

    terhadap peraturan tersebut pada tanggal 6 April 2015 dengan

    diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 2015

    tentang Praktik Akuntan Publik bab V tentang Pembatasan Jasa

    Audit pasal 11 bahwa pemberian jasa audit atas informasi

    keuangan historis sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1)

    huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi

    paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Berdasarkan

    PP No. 20 Tahun 2015 tersebut juga meniadakan rotasi audit bagi

    Kantor Akuntan Publik (KAP).

    Variabel rotasi audit mengacu pada penelitian yang dilakukan

    oleh Siregar (2011:8) yaitu rotasi audit diukur dengan

    menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 jika terjadi rotasi

    auditor; nilai 0 jika tidak terjadi rotasi auditor.

    2. Variabel Dependen

    Variable dependen adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari

    adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena

    variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas).

    Variabel Dependen disebut juga dengan variabel terikat, variabel

    output, konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh,

  • 44

    dan variabel efek. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah Kualitas Audit.

    PCAOB (public company accounting oversight board) (2013)

    dalam Sitorus (2017:15) mendefenisikan kualitas audit sebagai kualitas

    dimana kebutuhan investor akan sifat independen dan reliabel agar

    untuk audit yang terpenuhi dan memperkuat komunikasi antara komite

    audit terkait; (1) laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang

    berkaitan; (2) perikatan terkait pengendalian internal; dan (3) peringatan

    untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

    Menurut Wooten (2003:48-51), indikator yang dapat digunakan

    untuk mengukur kualitas audit adalah sebagai berikut : (1) deteksi salah

    saji, (2) kesesuaian dengan Standar Umum yang berlaku, dan (3)

    kepatuhan terhadap SOP. Dalam penelitian ini digunakan proksi ukuran

    Kantor Akuntan Publik sebagai pengukuran kualitas audit yaitu dengan

    menguji secara terpisah terhadap perusahaan sampel yang merupakan

    klien KAP Big Four dan klien KAP Non Big Four. Jika klien

    merupakan klien KAP Big Four maka akan diberi nilai 1, apabila klien

    bukan merupakan klien KAP Big Four maka akan diberi nilai 0.

    Tabel III.1

    Operasional Variabel

    No Variabel Indikator Skala Sumber

    1 Independensi

    (X1)

    Audit Tenure

    Tahun 1 = 1

    Tahun 2, 3,4 = +1 (bila KAP =

    Interval Laporan

    keuangan

  • 45

    Sumber: Data diolah peneliti

    G. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan tujuan

    untuk menganalisa seberapa besar pengaruh dari setiap variabel independen

    terhadap variabel dependen. Serta melakukan uji statistik dan uji hipotesa.

    Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan aplikasi

    program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 25 for

    windows. Adapun pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    tahun 1,2,3)

    Bila pada tahun ke 2, 3, 4, 5

    KAP berbeda dari tahun

    sebelumnya maka point kembali

    menjadi 1.

    2 Fee Audit

    (X2)

    Professional Fee

    Logaritma Natural

    Nominal Laporan

    keuangan

    3

    Rotasi

    Auditor

    (X3)

    Bernilai 1 apabila perusahaan

    melakukan rotasi auditor dalam

    tahun penelitian, dan bernilai 0

    apabila perusahaan tidak

    melakukan rotasi auditor dalam

    tahun penelitian.

    Nominal Laporan

    keuangan

    4 Kualitas

    Audit

    (Y)

    Apabila perusahaan

    menggunakan jasa KAP Big

    Four maka diberi kode 1,

    sdangkan bila perusahaan

    menggunakan jasa KAP non big

    four maka diberi kode 0.

    Nominal Laporan

    keuangan

  • 46

    1. Statistik Deskriptif

    Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan

    pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan

    informasi yang berguna.

    Menurut (Sugiyono, 2017:232) dalam bukunya yang berjudul

    Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Menyatakan bahwa:

    “Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

    menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

    menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

    tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

    atau generalisasi.”

    Menurut Ghozali (2016:19), uji statistik deskriptif memberikan

    gambaran atau dekripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

    (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

    kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

    Uji statistik deskriptif digunakan untuk mencari seberapa kuat

    hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi

    dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan

    membandingkan rata-rata data sample dan populasi.

    2. Analisa Regresi Logistik

    Dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini, peneliti

    menggunakan analisis multivariate dengan menggunakan regresi

    logistic (logistic regression). Asumsi multivariate normal distribution

  • 47

    tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara

    variable kontinyu (metric) dan kategorial (non-metrik).

    Dalam hal ini dapat dianalisis menggunakan logistic regression

    karena tidak membutuhkan asumsi normalitas data pada variable

    bebasnya. Jadi, logistic regression umumnya digunakan jika asumsi

    multivariate normal distribution tidak dipenuhi (Ghozali 2018, 325).

    Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh Independensi, Fee

    Audit dan Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit.

    a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

    Ghozali (2018:332) menyatakan bahwa penilaian model fit

    digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit

    atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah :

    H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data

    H1= Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

    Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus

    diterima sedangkan H1 harus ditolak, sehingga model tersebut fit

    dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi

    likelihood. L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

    dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji

    hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL.

    Output SPSS memberikan dua nilai -2LogL yaitu satu model yang

    hanya memasukkan konstanta (Block Number = 0) dan model

  • 48

    yang kedua untuk model dengan konstanta serta dengan model

    dengan konstanta variabel independen (Block Number = 1).

    Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (Block

    Number = 0) dengan -2LogL pada langkah berikutnya (Block

    Number = 1) menunjukan bahwa model yang dihipotesiskan fit

    dengan data. Apabila nilai –2 LogL Block Number = 0 > nilai –2

    LogL Block Number = 1, maka menunjukkan model regresi yang

    baik. Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian

    “sum of square error” pada model regresi, sehingga penurunan

    Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.

    b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

    Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

    besar kombinasi variabel independen mampu menjelaskan

    variabilitas variabel dependen. Besar nilai koefisien determinasi

    dalam regresi logistik biner ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke’s

    R Square. Menurut Ghozali (2018:33), Nagelkerke’s R Square

    merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa

    besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi

    variabel dependen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-

    variabel luar model penelitian.

    Nilai Nagelkerke’s R Square bervariasi antara 1 (satu) dan 0

    (nol). Jika nilai mendekati nilai 1 maka dapat dikatakan model

  • 49

    semakin goodness of fit, sedangkan jika nilai semakin mendekati

    nilai 0 maka model semakin tidak goodness of fit.

    Menurut Ghozali (2018:97) koefisien determinasi (R2)

    adalah sebagai berikut:

    “Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur

    seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

    variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

    adalah antara nol dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti

    kemampuan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai

    yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

    memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

    memprediksi variasi variabel dependen.”

    Besarnya koefisien determinasi (R2) terletak diantara 0 dan 1

    atau diantara 0% sampai dengan 100%. Sebaliknya jika R2 = 0,

    model tadi tidak menjelaskan sedikitpun pengaruh variasi variabel

    X terhadap Y.

    1. Jika R2 = 1 atau mendekati 1, maka menunjukkan adanya

    pengaruh positif dan korelasi antara variabel yang diuji sangat

    kuat.

    2. Tanda negatif menunjukkan adanya korelasi negatif antara

    variabel-variabel yang diuji, berarti setiap kenaikan nilai-nilai

    X akan diikuti dengan penurunan nilai Y dan sebaliknya. Jika

    R2 = -1 atau mendekati -1, maka menunjukkan adanya

    pengaruh negatif dan korelasi antara variabelvariabel yang

    diuji lemah.

  • 50

    3. Jika R2 = 0 atau mendakati 0, maka menunjukkan korelasi

    yang lemah atau tidak ada korelasi sama sekali antara

    variabel-variabel yang diteliti.

    c. Menguji Kelayakan Model Regresi

    Ghozali (2018:333) menyatakan bahwa pengujian kelayakan

    model regresi logistik dinilai dengan menggunakan hosmer and

    lemeshow’s goodness of fit test yang diukur dengan chi-square.

    Model ini digunakan untuk menguji hipotesis nol apakah data

    empiris sesuai dengan model. Hasilnya (Ghozali 2018, 337)

    adalah:

    1. Jika nilai statistik hosmer and lemeshow’s goodness of fit test

    sama dengan atau kurang dari 0,05 (≤ 0,05), maka hipotesis

    nol (H1) ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara

    model dengan nilai observasinya sehingga goodness of fit test

    tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai

    observasinya.

    2. Jika nilai statistik hosmer and lemeshow’s goodness of fit test

    lebih besar dari 0,05 (>0,05), maka hipotesis nol (H0) diterima

    dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau

    dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan

    data observasinya.

  • 51

    d. Matriks Klasifikasi

    Menurut Ghozali (2018:338) tabel klasifikasi merupakan

    tabel yang menjelaskan nilai estimasi yang benar (correct) dan

    yang salah (incorrect) dari variabel independen, serta digunakan

    untuk menunjukkan prediksi dari model regresi logistik dari

    kemungkinan variabel independen.

    Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari

    model regresi untuk memprediksi kemungkinan hasil kualitas audit

    pada perusahaan kimia, plastik dan kemasan yang terdaftar pada

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018.

    e. Persamaan Model Regresi Logistik dan Uji