Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH GOOD GOVERNANCE DI
PEMERINTAHAN DIY TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DIY
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2
Program Magister Akuntansi
Disusun Oleh:
Ekki Satria Jaya
12.14.00425
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
STIE YKPN YOGYAKARTA
2016
PENGARUH GOOD GOVERNANCE DI
PEMERINTAHAN DIY TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DIY
Oleh: Ekki Satria Jaya*
*)Mahasiswa tingkat akhir Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi
STIE YKPN Yogyakarta 2016
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari Good Governance di Pemerintahan DIY
terhadap kesejahteraan masyarakat DIY. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer yang dihimpun dari 33 SKPD dengan cara mengedarkan kuisioner yang dalam
pengisian menggunakan skala likert sebagai ukurannya. Masa penelitian dilakukan sepanjang
bulan Maret 2016 sampai Agustus 2016. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah Partial
Least Square. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Kualitas SDM pelaksana
anggaran berpengaruh positif tidak signifikan terhadap inclusive governance di pemerintahan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY); 2) Kualitas kebijakan anggaran pemerintah berpengaruh
positif signifikan terhadap inclusive governance di pemerintahan Daerah istimewa Yogyakarta; 3)
Inclusive governance berpengaruh positif signifikan terhadap displin implementasi alokasi
anggaran di pemerintahan DIY; 4) Disiplin implementasi alokasi anggaran berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja anggaran di pemerintahan DIY; 5) Inclusive governance di
pemerintahan DIY berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat DIY; 6)
Kinerja anggaran di Pemerintahan DIY berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan
masyarakat DIY.
Kata kunci : Good Governance, Inclusive Governance, kualitas SDM pelaksana
Anggaran, Kualitas kebijakan anggaran, Disiplin implementasi anggaran,
Kinerja anggaran, Kesejahteraan masyarakat.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
152
ABSTRACT
This study was conducted to determine the effect of Good Governance in the Government
towards public welfare in Yogyakarta. The data used in this study are primary data collected
from 33 working unit (SKPD) to circulate way in filling out the questionnaire using a Likert
scale as the size. Period of research conducted throughout the month of March 2016 to August
2016. Technique data analysis used is Partial Least Square. From the research results as
follows: 1) Quality of human resources budget execution positive effect was not significant to
inclusive governance in government Yogyakarta 2) The quality of the government's budget policy
significant positive effect on inclusive governance in government Yogyakarta; 3) Inclusive
governance significant positive effect on the implementation of discipline in government budget
allocations Yogyakarta 4) Discipline implementation of budget allocations significant positive
effect on the performance of the budget in the DIY government; 5) Inclusive governance at the
DIY government significant positive effect on public welfare DIY; 6) Performance in
Government budget DIY significant positive effect on public welfare DIY
Keyword : Good Governance, Inclusive Governance, quality of human resources
implementing the Budget, the budget policy Quality, Discipline implementation of
the budget, budget performance, Public Welfare.
Latar Belakang Masalah
Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah pemerintahan
negara menurut reformasi sistem perekonomian dan pemerintahan, termasuk birokrasinya,
sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antar daerah dan antar bangsa berlangsung
lebih efisien. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing, dan kunci dari
daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, serta mutu ketepatan dan kepastian kebijakan
publik. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing dan kunci dari daya
saing adalah efisiensi proses pelayanan, mutu, dan kepastian kebijakan publik.
Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat yang perlu dikembangkan
adalah komitmen yang tinggi untuk menerapkan nilai luhur dan prinsip tata kelola (good
governance) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara, sedangkan diamanatkan dalam
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
153
Pembukaan UUD 1945. United Nations Development Program -UNDP, (1997) dalam dokumen
kebijakannya yang berjudul “Governance for Sustainable Human Development”, mendefinisikan
kepemerintahan (governance) sebagai berikut : “Governance is the exercise of economic,
political, and administrative authority to a country’s affairs at all levels and means by which
states promote social cohesion, integration, and ensure the well being of their population”
(Keterampilan adalah pelaksanaan kewenangan/kekuasaan dalam bidang ekonomi, politik, dan
administratif untuk mengelola berbagai urusan Negara pada setiap tingkatannya dan merupakan
instrument kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas dan
kohesitas social dalam masyarakat).
Pemerintah atau “Government” dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “The authoritative
direction and administration of the affairs of men/women in a nation, state, city, etc”
(pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah negara,
negara bagian, kota, dan sebagainya) kamuslengkap.com (2015). Ditinjau dari sisi semantik,
kebahasaan governance berarti tata kepemerintahan dan good governance bermakna tata
kepemerintahan yang baik. Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara berlainan,
sedangkan sisi yang lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja
pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan. Apabila istilah ini dirujuk pada asli
kata dalam bahasa Inggris : governing, maka artinya adalah mengarahkan atau mengendalikan,
Karena itu good governance dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengarahkan,
mengendalikan, atau memengaruhi masalah public seperti yang diungkapkan oleh Pasaribu
(2015). Oleh karena itu ranah good governance tidak terbatas pada negara atau birokrasi
pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang dipresentasikan oleh organisasi
nonpemerintah dan sektor swasta. Singkatnya, tuntutan terhadap good governance tidak hanya
ditujukan kepada penyelenggara negara atau pemerintah, melainkan juga pada masyarakat di luar
struktur birokrasi pemerintahan.
Menurut Pasaribu (2015) Penerapan good governance di Indonesia dilator kontrbelakangi
oleh dua hal yang sangat mendasar:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
154
a. Tuntutan Eksternal
Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan good governance. Good governance
telah menjadi ideology baru negara dan lembaga donor internasional dalam mendorong Negara-
negara anggotanya menghormati prinsip-prinsip ekonomi pasar dan demokrasi sebagai prasyarat
dalam pergaulan internasional. Istilah good governance mulai mengemuka di Indonesia pada
akhir tahun 1990-an, seiring dengan interaksi antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara
luar dan lembaga-lembaga donor yang menyoroti kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi
dan politik dalam negeri Indonesia.
b. Tuntutan Internal
Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis
multidimensional saat ini adalah terjadinya abuse of power yang terwujud dalam bentuk KKN
(korupsi, kolusi, dan nepotisme) dan sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek
kehidupan Dalam struktur organisasi pemerintahan yang pada umumnya, proses check and
balance tidak terwujud dan dampaknya menyeret bangsa Indonesia pada keterpurukan ekonomi
dan ancaman disentegrasi. Berbagai kajian ihwal korupsi di Indonesia memperlihatkan korupsi
berdampak negatif terhadap pembangunan melalui kebocoran, mark up yang menyebabkan
produk high cost dan tidak kompetitif di pasar global (high cost economy), merusakkan tatanan
masyarakat dan kehidupan bernegara. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling mencolok
kualitas dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh cabang-cabang pemerintahan,
eksekutif, legislative, dan yudikatif. Hal ini mengarahkan wacana pada bagaimana menggagas
reformasi birokrasi pemerintahan (governance reform).
Penerapan konsep Good Corporate Governance (GCG) sebenarya telah lama
dilaksanakan oleh semua pihak yaitu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat. Namun pemahaman
masyarakat masih kurang dalam memahami konsep Governance. Secara sederhana, banyak
pihak menerjemahkan governance sebagai Tata Pemerintahan (Denis dan McConnell, 2001).
Corporate governance merupakan sekumpulan mekanisme, baik berbasis institusi maupun pasar
yang mengarah kepada pengelola perusahaan yang biasanya mementingkan kepentingannya
sendiri untuk membuat keputusan yang memaksimumkan nilai perusahaan sehingga memberikan
manfaat bagi pemilik (penyedia dana). Oleh karena itu penerapan GCG dalam perusahaan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
155
maupun pemerintahan sangat penting dalam menentukan tingkat keberhasilan visi dan misi
perusahaan, hal itu diungkapkan oleh Boediono (2006), bahwa GCG adalah suatu pilar dalam
sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan, baik terhadap perusahaan yang
melaksanakannya maupun iklim usaha suatu negara.
Pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan bentuk pemerintahan yang bersih dan
memberikan hasil kinerja yang baik bagi masyrakat dimulai sejak reformasi tahun 1997,
berdasarkan kondisi sebelum krisis ekonomi 1998. Kualitas layanan publik selalu menjadi
perhatian serius pemerintahan, namun yang menjadi kendala adalah tingkat kekecewaan
masyarakat terhadap kinerja pemerintah masih tetap tinggi dan menganggap kinerja pemerintah
saat ini tidak jauh berbeda dengan kinerja pemerintah sebelum era reformasi (Nasution, 2006).
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sistem pemerintahan ataupun korporat di Indonesia
belum secara maksimal dikelola dengan benar dalam bahasa khusus sistem korporat kita belum
menjalankan sistem Governansi seperti yang diungkapkan oleh Moeljono (2006). Berdasarkan
beberapa kondisi penerapan GCG di Indonesia, baik itu di sektor pemerintahan ataupun sektor
swasta dapat diambil kesimpulan jika pelaksanaan GCG ingin benar-benar dijalankan secara
optimal. Berikut pedoman prinsip-prinsip GCG, yaitu: partisipasi, transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, kesetaraan gender, efektifitas, efisiensi, dan keadilan. Prinsip tersebut sebenarnya
sangat mudah dijalankan jika masyarakat dan pemerintah bekerja sama terkoodinir dalam sistem
pemerintahan, di mana seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan harus dapat diakses
masyarakat. Selain itu informasi yang tersedia harus mudah dipahami dan akurat (Nasution,
2007)
Dalam sistem Pemerintahan, peraturan yang mendasari dari GCG untuk Pemerintah
Daerah diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Hal itu nampak pada
Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yang berisi tentang, urusan pemerintahan
kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Isi dari pasal 14 ayat (2) didukung oleh pernyataan
Yanuar (2009) yang mengatakan bahwa era otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan
masing-masing daerah untuk mengelola segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada
pemerintah pusat. Sehingga dengan adanya sistem otonomi daerah ini menuntut daerah untuk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
156
lebih cerdas dalam mengelola rumah tangganya sendiri. Birokrasi yang benar sebagai kunci
terselenggaranya good governance mau tidak mau harus diterapkan. Good governance
mempunyai empat prinsip dasar antara lain; prinsip keadilan, prinsip transparansi, prinsip
tanggung jawab, prinsip pertanggung jawaban (Bismar Nasution, 2003). Prinsip-prinsip ini
senantiasa harus ada jika ingin memberikan pelayanan publik yang prima kepada rakyat.
Apabila konsep good Governance atau tata kelola ini tidak diterapkan secara serius dalam
sebuah Organisasi ataupun dalam sebuah tatanan pemerintahan, menurut Kuncoro (2006) akan
berdampak pada :
1. Kaum miskin tidak mendapatkan akses pelayanan publik yang dibutuhkan karena selalu
berkompromi dengan birokrasi yang korup.
2. Para investor takut dan enggan menanam modal di Indonesia karena ketidakmampuan
sistem peradilan untuk melaksanakan kontrak, meningkatnya kerusuhan, dan tingkat pelanggaran
hukum dan keamanan.
3. Langkanya sumber daya pemerintah ternyata hilang karena sistem manajemen keuangan
dan pengadaan barang yang tidak transparan, manipulasi dan banyak kebocoran.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari penelitian
ini adalah, seperti yang akan di jabarkan di bawah ini :
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas SDM pelaksana anggaran terhadap
inclusive Governance?
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas kebijakan anggaran pemerintah
terhadap inclusive Governance?
3. Untuk menguji dan menganalisis disiplin implemantasi alokasi anggaran berpengaruh
terhadap inclusive Governance?
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh displin implementasi alokasi anggaran
terhadap kinerja anggaran?
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
157
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kinerja anggaran terhadap kesejahteraan
masyarakat ?
6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh inclusive Governance pada kesejahteraan
masyarakat ?
Kontribusi Penelitian
Penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif, baik itu dari
segi teoritis ataupun praktis, hal tersebut akan di jelaskan sebagai beikut :
1. Segi Teoritis
Berdasarkan segi teori, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan mata kuliah Akuntansi sektor Publik karena dapat memberikan
tambahan pemahaman tentang implementasi dari GCG di Indonesia secara umum
dan di DIY secara khusus
2. Segi Praktik
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi ataupun referensi bagi semua pihak
yang tertarik untuk meneliti sejauh mana penerapan GG di lingkungan
Pemerintahan DIY.
b. Untuk mengkaji dan mengetahui sejauh mana penerapan, pelaksanaan dan
kepatuhan pegawai di seluruh jajaran pemerintah Provinsi DIY terhadap sistem
GG yang mereka jalankan.
c. meneliti sistem implementasi GG yang telah jalankan memberi dampak positif
bagi masyarakat DIY, dalam arti apakah masyarakat DIY sudah dikatakan
sejahtera dengan adanya sistem GG di Pem.Prov DIY tersebut.
d. Sebagai masukan dan saran bagi Pem.Prov DIY tentang pelaksanaan GG yang
telah dijalankan saat ini.
Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya, yang ingin meneliti tentang pengaruh GCG di
lingkungan Pemerintahan DIY
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
158
Batasan Penelitian
Batasan Masalah penelitian yang dilakukan penulis agar pembahasan dalam penelitian
tidak meluas dan hanya terbatas pada permasalahan yaitu :
1. Penilitian ini dilakukan hanya di lingkungan Pemerintahan DIY dengan total 33 SKPD.
Waktu pengambilan data menggunakan asumsi tahun berjalan di tahun 2016 sebagai
tolok ukur penerapan GG di seluruh kedinasan.Mengapa Pemerintahan DIY dipilih
sebagai objek peneletian, karena DIY merupakan daerah yang unik dengan berbagai
macam suku dari luar daerah yang semula pendatang kemudian menetap dan bekerja di
DIY. DIY selain beraneka ragam penduduknya, juga memiliki aturan perundangan yang
tidak dimiliki oleh daerah lain, yaitu berkaitan dengan UU keistemawaan, UU tersebut
memiliki UU salah satunya UU 3/1950 disebutkan secara tegas bahwa Yogyakarta
adalah sebuah Daerah Istimewa setingkat Popinsi namun bukan sebuah Propinsi. Di lain
pihak melihat beraneka ragamnya pegawai di lingkungan Pemerintah DIY yang notabene
beberapa para pegawai bukanlah penduduk asli DIY membuat penulis tertarik untuk
meneliti apakah ada dampak terhadap perwujudan tercapainya GG di lingkungan
pemerintah DIY.
2. Penelitian ini di lakukan di lingkungan Pemerintahan DIY dengan objek penelitian 33
SKPD, dengan periode masa penelitian di lakukan bulan Maret – Juni 2016.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu pengamatan
langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan menurut Narbuko
dan Achmadi (2009) mengenai pengaruh Good Governance di pemerintahan DIY terhadap
kesejateraan masyarakat DIY Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian analisis kuantitatif, yaitu menggunakan analisis data secara
mendalam dalam bentuk angka.
Data yang diperoleh selama penelitian akan dikelola lebih lanjut berdasarkan kajian teori
dan empiris yang telah dikemukakan untuk kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
159
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD di bawah Pemerintah
DIY, total SKPD yang menjadi objek penelitian adalah 33 SKPD yang terdiri dari : Inspektorat
DIY, Sekretariat Parampara Praja, Sekretariat DPRD DIY, Satuan Polisi Pamong Praja DIY,
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Dinas Kesehatan
DIY, Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, Dinas Perhubungan DIY,
Dinas Pertanian DIY, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga DIY, Dinas PU, Perumahan dan
ESDM DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Dinas Pendapatan dan pengelolaan
Keuangan dan Asset DIY, Dinas Pariwisata DIY, Dinas Sosial DIY, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi DIY, Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Dinas Komunikasi dan Informatika DIY,
Badan Perencanaan dan Pembangunan DIY, Badan Kepegawaian Daerah DIY, Baan
Lingkungan Hidup DIY, Badan Kerjasama dan Penanaman Modal, Badan diklat dan Pelatihan
DIY, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat DIY, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Perpustakaan dan arsip Daerah
DIY, Bupati Bantul cq. BAPPEDA Bantul, Bupati Gunung Kidul cq. KPPTSP, Bupati Kulon
Prog. cq. Kulon Progo
Model Analisis Data
Model analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model analisis Partial Least
Square (PLS) mengikuti pola model persamaan struktural (SEM) berbasis varians yaitu
WarpPLS yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus
pengujian model struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas,
sedangkan model structural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model
prediksi). Ghozali (2006) menjelaskan bahwa PLS adalah metode analisis yang bersifat soft
modeling karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti
jumlah sampel dapat kecil (kurang dari 100 sampel).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
160
Gender Jumlah (%)
Laki-laki 66 58.93
Perempuan 46 41.07
Kode Usia Jml %
Kode 1 20 - 30 Th 6 5.36
Kode 2 31 - 40 Th 44 39.29
Kode 3 41-50 Th 47 41.96
kode 4 > 51 Th 15 13.39
1.1 Analisis Deskriptif
Analisis data pada penelitian ini menggunakan hasil statistik deskriptif dan analisis partial least
square (PLS). Untuk data responden yang berpartisipasi dalam peneletian ini sebanyak 112
orang, yang terdiri dari 18 SKPD. Spesifikasi umum dari data responden akan disajikan sebagai
berikut :
Tabel 4.1TABEL JENIS KELAMIN RESPONDEN
Sumber: Output (olah data)
Tabel 4.2 Tabel 4.3
TABEL USIA RESPONDEN TABEL JENJANG PENDIDIKAN
Sumber: Output (olah data)
Kode Pddkn Jml %
kode 1 SMU 9 8.04
kode 2 D3 9 8.04
kode 3 S1 79 70.54
kode 4 S2 15 13.39
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
161
RATA-RATA PELAKSANAAN GCG DI PEMDA DIY
mayoritas minoritas mayoritas minoritas54 0.89 61 158 0.89 65 154 0.89 61 158 0.89 65 158 3.6 65 462 3.6 69 462 2.7 69 532 6.3 63 758 0.89 65 158 0.89 65 162 0.89 69 163 0.89 70 1
56.58 1.9432 22 63 1262 11 69 1232 2.7 63 971 5.3 80 668 9 76 1067 5.3 74 663 0.89 71 165 2.7 73 358 1.8 65 2
57.56 6.74
73 2.7 82 1170 2.7 78 1364 2.7 72 1366 2.7 74 1370 9 79 1063 6.3 71 769 6.3 77 767 11 75 1266 0.89 73 171 0.8 80 174 0.89 83 168 9 76 10
68.42 4.58
64 0.89 72 165 5.3 73 663 0.89 70 1
62.5 7.1 70 863 10 71 1164 0.89 72 173 2.7 82 771 7 80 863 13 71 14
65.39 5.31
71 1.8 79 269 4 78 461 10 68 1161 0.89 68 172 4.4 81 569 2.7 77 1371 10 80 1171 0.89 79 169 11 77 1275 3.6 84 469 7.1 77 871 7.1 79 856 7.1 63 8
68.08 5.4370 0.89 78 173 9 82 1065 8 73 960 13 67 1564 1.8 72 263 0.89 70 159 4.4 66 552 0.89 58 160 0.89 67 160 1.8 67 2
62.60 4.16
6
VariabelNo
average
Average
average
average
average
1
2
3
4
5 KA
KMaverage
DIAA
KKAP
IG
Responden (%) Jumlah
KSPA
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
162
Dalam tabel tersebut tampak bahwa variabel kualitas sumber daya manusia pelaksana
anggaran dari total 112 responden sebanyak 56.58 % mayoritas memilih “setuju” atau dalam
lembar kuisioner yang ditunjukkan dengan skala likert dengan angka 4, sedangkan sebanyak
1.9% memilih “tidak setuju” atau dalam lembar kuisioner ditunjukkan dengan angka 2. Untuk
variabel Kualitas kebijakan anggaran pemerintah dalam tabel tersebut menunjukkan sebesar
57.56% mayoritas responden memilih “setuju” sedangkan sebanyak 4.58% memilih “Netral”.
Untuk variabel Inclusive Governance dalam tabel tersebut sebanyak 68.42% memilih “setuju”,
sedangkan sebanyak 4.58% memilih “Netral”. Untuk variabel disiplin implementasi alokasi
anggaran sebanyak 65.39% mayoritas responden memilih “setuju” dan sebanyak 5.31%
responden memilih “Netral”. Untuk variabel kinerja anggaran sebanyak 68.08% mayoritas
responden memilih “setuju”, sedangkan sebanyak 5.43% responden memilih “Netral”. Untuk
variabel Kesejahteraan masyarakat responden secara mayoritas sebesar 62.60% memilih “setuju”
dan untuk minoritas sebesar 4.16% responden memilih “tidak setuju”.
Penetapan klasifikasi kualitas penerapan GCG diatas harus memperhatikan batasan-
batasan yang ada. Penetapan klasifikasi “Sangat Baik” diberikan jika pencapaian nilai akhir
penerapan GCG seluruhnya diatas nilai 75 atau minimal “Baik”. Jika nilai akhir penilaian
penerapan GCG mencapai diatas nilai 85, namun masih terdapat pencapaian nilai akhir aspek
penerapan GCG sama dengan atau dibawah nilai 75, maksimal klasifikasi yang diberikan adalah
“Baik”.
Penetapan klasifikasi “Baik” diberikan jika pencapaian nilai akhir penerapan GCG
seluruhnya diatas nilai 60 atau minimal “Cukup Baik”. Jika nilai akhir penilaian GCG mencapai
diatas nilai 75, namun masih ada pencapaian nilai akhir aspek penerapan GCG sama dengan atau
dibawah nilai 60, maka maksimal klasifikasi yang diberikan adalah “Cukup Baik”.
Melihat persentase per variabel dalam survey yang dilakukan di lingkungan
pemeerintah DIY, tampak bahwa hasil masih di angka 60-70%. Menurut penulis data yang
tersaji tersebut belum mewakili dari kinerja pemerintah DIY terhadap konsistensi mereka dalam
menjalankan GCG di lingkungan pemerintah DIY, sebagai hasil akhir dari implementasi GCG
adalah kesejahteraan masyarakat, Sedangkan salah satu alat untuk mengukur pembangunan
kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM (Todaro,2003:150 maka akan lebih mewakilli
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
pendapat
masyarak
ANALIS
penil
hipot
Hasil pen
Uji valid
denga
perub
sama
meng
menu
sebes
dalam
Cross
t tentang pe
kat DIY
SIS INDUK
Analisis in
aian Outer M
tesis.
nilaiaan Ou
ditas
Pengujian v
an skor ko
bahan pada s
a berubah (a
gukur persep
unjukkan ba
sar >0,05.sed
m penelitian
s Loading fa
engaruh imp
KTIF
duktif deng
Model, Perh
uter Model
validitas unt
nstruknya.
suatu indika
atau dikelua
psi sehingga
ahwa loading
dangkan nil
ini adalah v
actor
plementasi
gan partial l
hitungan Nil
tuk indikato
Pengukuran
ator dalam su
arkan dari m
a penelitian
g factor mem
ai P – Valu
alid atau tela
GG di Pem
least square
lai Goodnes
or reflektif m
n dengan in
uatu konstru
model). Indi
ini menggu
mberikan ni
ue adalah 0.0
ah memenuh
merintahan D
e (PLS) pad
ss Of Fit (In
menggunaka
ndikator ref
uk jika indik
ikator reflek
unakan indik
ilai di atas
07. Berarti i
hi convergen
DIY terhad
da penelitian
nner Model)
an korelasi
flektif menu
kator lain pad
ktif cocok d
kator reflekt
nilai yang
indikator ya
nt validity
ap kesejaht
n ini terdiri
) serta peng
antara skor
unjukkan ad
da konstruk
digunakan u
tif. Tabel di
disarankan
ang dipergun
163
eraan
i dari
gujian
item
danya
yang
untuk
i atas
yaitu
nakan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
suatu ind
dituju d
bahwa lo
lebih ting
dibandin
validity a
disaranka
AVE (Av
Tabel di
penelitian
Uji relia
menguku
atas 0,7.
composit
Tabel di
0,7 yang
kriteria d
dikator dinya
dibandingkan
oading factor
ggi dari pada
Dengan dem
gkan denga
adalah denga
an adalah di
verage Varia
atas membe
n
abilitas dilak
ur konstruk.
Berikut adal
te realiability
atas menunj
g menunjuk
discriminant
atakan valid
n loading f
r untuk indi
a dengan kon
mikian, kon
an indikator
an melihat n
atas 0,5. Be
ance extract
erikan nilai A
kukan denga
Hasil compo
lah nilai com
ty
ukkan bahw
kkan bahwa
validity
d jika mempu
factor kepad
cator KSPA
nstruk yang
ntrak laten m
r di blok y
ilaisquare ro
erikut adalah
ted)
AVE di atas
an melihat
osite reliabil
mposite relia
wa nilai comp
a semua k
unyai loadin
da konstruk
A mempunya
lain.
memprediksi
ang lain. M
oot of averag
h nilai AVE d
0,5 untuk se
nilai compos
lity akan me
ability pada o
posite reliab
onstruk pad
ng factor ter
k lain. Tab
ai loading fa
i indikator p
Metode lain
ge variance
dalam penel
emua konstr
site reliabil
nunjukkan n
output:
bility untuk s
da model
rtinggi kepad
abel di ata
actor kepada
pada blok m
untuk mel
extracted (A
itian ini:
ruk yang terd
lity dari blok
nilai yang m
semua konstr
yang diesti
da konstruk
as menunju
a konstruk K
mereka lebih
lihat discrim
AVE). Nilai
dapat pada m
k indikator
memuaskan ji
ruk adalah d
imasi meme
164
yang
ukkan
KBAP
h baik
minant
yang
model
yang
ika di
di atas
enuhi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
165
Hasil perhitungan inner model
Inner model (inner relation, structural model, dan substantive theory) menggambarkan
hubungan antarvariabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi
dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk
predictive relevance, dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Menilai
model dengan PLS dimulai dengan melihat R2 untuk setiap variabel laten dependen.
Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi yaitu bahwa variasi dari variabel dependen
mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar R2 x 100%, sedangkan sisanya sebesar
100% - (R2 x 100%) dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-
square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-square mengukur seberapa baik nilai
observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Qsquare > 0
menunjukkan model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0
menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2012:42).
Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q 2 = 1 – ( 1 – R1 2 ) ( 1 – R2 2 ) ....... ( 1- Rp 2 )………………….[6] dimana R1 2 , R2 2 ... Rp 2
adalah R-square variabel endogen. Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana
semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien
determinasi total pada analisis jalur (path analysis).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
166
Hasil Inner Model (Nilai R- square)
Variabel R-Square
KSPA -
KBAP -
IG 0.28
DIAA 0.33
KA 0.17
KM 0.11
Dengan demikian, nilai Q Squared predictive relevance sebesar:
Q2 = 1- (1-RIG2)(1-RDIAA
2)(1-RKA2)(1-RKM
2)
= 1- (1-0.28)(1-0.33)(1-0.17)(1-0.11)
= 1- (0.72)(0.67)(0.82)(0.89)
=1 – 0.35
=0.65
Berdasarkan penghitungan tersebut, diperoleh nilai Q-Square predictive relevance
sebesar 0.65 atau 65% sehingga model dikatakan memiliki nilai prediktif yang cukup kuat karena
variabel-variabel dalam model yang meliputi variabel kualitas sdm pelaksana anggaran, variabel
kualitas kebijakan anggaran pemerintah, variabel inclusive governance, variabel disiplin
implementasi alokasi anggaran, dan variabel kinerja anggaran mampu menjelaskan variabel
kesejahteraan masyarakat sebesar 65%, sedangkan sisanya sebesar 35% merupakan variasi
variabel lain diluar model
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Gambar H
Bantarvariprobabilipengujian
Hasil Penguj
Berdasarkan Giabel (hipoteitas ditandai n hipotesis d
ujian Hipotes
Gambar dapsis), sedangkdengan simb
ditelaah seca
sis :
pat diketahuikan simbol bbol P. Penje
ara berturut-t
bahwa tandbeta (β) menlasan dan inturut di bagia
da panah mennunjukkan konterpretasi man berikut:
nunjukkan poefisien dan
masing-masin
pengaruh tingkat
ng hasil
167
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
168
1. Kualitas SDM pelaksana anggaran berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap inclusive governance di pemerintahan DIY
Berdasarkan hasil pengujian bahwa kualitas sdm pelaksana anggaran berpengaruh negatif terhadap inclusive governance di pemerintahan DIY. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien (β) sebesar 0.11 (positif) menunjukkan bahwa variabel KSPA berpengaruh positif terhadap variabel IG, akan tetapi nilai signifikansinya adalah 0.11 yang artinya lebih besar dari nilai 5% atau 0.05 dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yang berarti KSPA memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap IG. Hasil pengujian ini menunjukkan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sdm pelaksana anggaran tidak dapat mempengaruhi inclusive governance di pemerintahan DIY.
2. Kualitas kebijakan anggaran pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap inclusive governance di pemerintahan DIY
Berdasarkan hasil pengujian bahwa kualitas kebijakan anggaran pemerintah berpengaruh positif terhadap inclusive governance di pemerintahan DIY. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien (β) sebesar 0.46 (positif) yang menunjukkan KBAP berpengaruh positif terhadap IG. Tingkat signifikansinya sebesar <0,01 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05 yang berarti KBAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IG. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kebijakan anggaran pemerintah dapat mempengaruhi hasil dari inclusive governance di pemerintahan DIY.
3. Inclusive governance berpengaruh positif signifikan terhadap disiplin implementasi alokasi anggaran di pemerintahan DIY
Berdasarkan hasil pengujian bahwa inclusive governance berpengaruh positif terhadap disiplin implementasi alokasi anggaran di pemerintahan DIY. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien (β) sebesar 0.58 (positif) yang menunjukkan IG berpengaruh positif terhadap DIAA. Tingkat signifikansinya sebesar <0,01 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05 yang berarti IG memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DIAA. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa H3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa inclusive governance dapat mempengaruhi disiplin dan implementasi alokasi anggaran di pemerintahan DIY.
4. Disiplin implementasi anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja anggaran di pemerintahan DIY.
Berdasarkan hasil pengujian bahwa disiplin implementasi alokasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja anggaran di pemerintahan DIY. Hal ini dapat dilihat dari
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
169
nilai koefisien (β) sebesar 0.42 (positif) yang menunjukkan DIAA berpengaruh positif terhadap KA di pemerintahan DIY. Tingkat signifikansinya sebesar <0,01 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05 yang berarti DIAA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KA. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa H4 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin implementasi alokasi anggaran dapat mempengaruhi kinerja anggaran di pemerintahan DIY.
5. Inclusive governance berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di pemerintahan DIY
Berdasarkan hasil pengujian bahwa inclusive governance berpengaruh positif terhadap disiplin implementasi alokasi anggaran di pemerintahan DIY. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien (β) sebesar 0.20 (positif) yang menunjukkan IG berpengaruh positif terhadap KM. Tingkat signifikansinya sebesar 0,02 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05 yang berarti IG memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KM. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa inclusive governance dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di pemerintahan DIY.
6. Kinerja anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di pemerintahan DIY
Berdasarkan hasil pengujian bahwa kinerja anggaran berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat di pemerintahan DIY. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien (β) sebesar 0.24 (positif) yang menunjukkan KA berpengaruh positif terhadap KM. Tingkat signifikansinya sebesar <0,01 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05 yang berarti KA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KM. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa H6 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja anggaran dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di pemerintahan DIY. Kinerja anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat DIY
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Kualitas SDM pelaksana anggaran berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap inclusive governance di pemerintahan DIY.
Hal ini berarti bahwa kualitas sdm dapat berpengaruh secara positif mempengaruhi Inclusive governance akan tetapi belum dapat memberikan signifikansi yang sesuai diharapkan. Apabila kita melihat nilai R2 di angka 28% yang artinya sebesar 72% akan dijelaskan oleh model diluar yang sedang diteliti. Hal ini bisa terjadi ada beberapa kemungkinan yaitu, menurut Zeta (2009)adalah kurangnya pemahaman SDM terhadap peraturan daerah berbasis sektor publik, sehingga terhambatnya beberapa progam pemerintah yang mungkin sangat dibutuhkan masyarakat dalam rangka program pemerataan di masyarakat.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
170
2. Kualitas kebijakan anggaran pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap inclusive governance di pemerintahan DIY
Hal ini berarti bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan program pemerataan ekonomi yang inklusif, yang artinya dengan ketepatan pembuatan kebijakan anggaran sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekonomi yang inklusif untuk masyarakat DIY.
3. Inclusive governance berpengaruh positif signifikan terhadap disiplin implementasi alokasi anggaran di pemerintahan
Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan ekonomi yang inklusif sangatlah dipengaruhi oleh kedisiplinan implementasi dari setiap pegawai di lingkungan pemerintahan DIY, oleh jajaran pemerintahan DIY hal ini ditunjukkan dengan memperoleh pengakuan di oleh pemerintah pusat dengan BPS sebagai pihak yang melakukan survey, yaitu dengan diraihnya prestasi dengan grade A diantara jajaran pemerintah daerah lainnya.
4. Disiplin implementasi anggaran pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja anggaran di pemerintahan DIY
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya tingkat kedisiplinan dalam meaksanakan anggaran di pemerintahan DIY akan memberikan feedback yang poisitif pula pada performa dari kinerja dari jajaran pegawai untuk melaksankan anggaran yang sudah menjadi dasar dari APBD. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, penyusunan APBD dilakukan dengan mengintegrasikan program dan kegiatan masing-masing satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan, perkembangan sistem pelaporan di pemerintahan DIY saat ini telah menggunaka media online untuk menyampaikan berbagai informasi terkait refleksi dari kinerja pemerintah kepada masyarakat, dengan adanya program seperti ini, maka hipotesis ini menjadi cocok dengan kondisi yang ada di pemerintahan DIY
5. Inclusive governance berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di pemerintahan DIY
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya konsep pemerataan ekonomi yang merata maka akan memberikan hasil yang baik untuk kesejahteraan masyarakat DIY, beberap kurun terakhir ini DIY selalu mendapatkan prestasi di bidang bagusnya nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang mana dari IPM ini mencerminkan tingkat kesejahteran masyarakat di suatu daerah. Yogyakarta mendapat peringkat terbaik dalam hal pencapaian atas IPM ini.
6. Kinerja anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di pemerintahan DIY
Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya pegawai meningkatkan kinerja dalam mengelola anggaran maka hal ini memberikan efek positif bagi kesejahteraan masyarakat, untuk tingkat
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
171
kesejahteraan penduduk di DIY sudah tidak diragukan lagi bahwa nilai IPM di DIY tetap menjadi yang terbaik, dan untuk ukuran kualitas kinerja anggaran adalah semakin terbukanya pemerintah DIY dalam memberikan publikasi terkait kegiatan-kegiatan dan pelaporan keuangan agar lebih mudah diketahui dan diakses oleh masyarakat
Keterbatasan dan Saran
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
Perolehan data yang terkumpul hanyalah dari total 33 SKPD di lingkungan PEMDA DIY hanya 18 SKPD yang memberikan respon untuk pengisian kuisioner. Hal ini dirasa masih kurang mencerminkan profil dari pemerintah daerah DIY.
Saran yang dapat digunakan untuk penelitian yang akan datang adalah :
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjabarkan dari variabel kesejahteraan masyarakat, apakah kedepannya bentuk kesejahteraan masyarakat di DIY ini berkembang menjadi lebih baik ataukah mengalami kemunduran, yang dimaksud dengan kemunduran adalah berkembangnya bentuk ekonomi yang eksklusif.
2. Diharapkan dengan adanya penelitian selanjutnya, untuk jajaran SKPD diharapkan dapat mampu lebih bekerja sama dalam melakukan penelitian, dalam arti memberikan kesempatan peneliti baru untuk melakukan sampling wawancara langsung disamping penyebaran kuisioner juga tetap dilakukan.
Penelitian selanjutnya diharapkan memperlebar ruang waktu penelitian, sehingga diperoleh gambaran analisis pada kondisi yang terbaru yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan menggunakan populasi daerah yang lain sebagai pengembangan selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil pada kondisi terbaru dan juga agar penelitian selanjutnya dapat di generalisasikan ke seluruh daerah di Indonesia
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
172
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari Agus, (2000), Anggaran Perusahaan. Pendekatan Kuantitatif Buku II, Yogyakarta: BPFE UGM
Ali, Ifzal and H. Hwa Son, 2007, “Measuring Inclusive Growth, “Asian Development Review, Vol. 24, No. 1, pp.11–31.
Anggraeni, Rafika. 2009. “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap
Kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu”. Skripsi. Universitas Sumatra Utara
Arifah, Dista A. 2012. Praktek Teori Agensi pada Entitas Publik dan Non Publik. Jurnal Prestasi Vol.9, No.1,pp:85-95. Badrudin, Rudy. 2012. "Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Belanja
Modal,Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah." Disertasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
Bappenas. 2004, Menumbuhkan Kesadaran Tata Kepemerintahan yang baik, Jakarta: Sekretariat Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintahan yang Baik, Hal. 1. Cahyono, Faried. Moch dan Hakim, Lukman. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nota Kesepakatan Antara Pemerintah daerah Istimewa Yogyakarta dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2007 . Yogyakarta. 2006.
Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Jakarta: PT INDEKS
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
173
Dwiyanto, Agus 2006, Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public. Yogyakarta: UGM Press, Hal. 78. Efendi. Prof. Dr. Sofian. 2005. “ Membangun Good Governance: Tugas Kita Bersama “
sambutan Rektor Universitas Gajah Mada pada seminar Good Corporate Governance di Bulaksumur; Yogyakarta, 26 Desember 2005.
Ghozali, Imam, 2006, Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Hilmi, Utari dan Ali, Syaiful. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Di BEJ Periode 2004-2006). Simposium Nasional Akuntansi
http:// internationalbudget.org/what-we-do/ open-budget-survey
http://www.jogjaprov.go.id/pemerintahan/kalender-kegiatan/view/dipa-tahun-2016--- untuk-diy-diserahkan
Irawan, Prasetya, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : STIA-LAN Press
Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta: PT Gramedia, 2005, hlm. 93. Kamuslengkap.com. 2015. “ Pengertian dari Government”. Htpp://kamuslengkap.com. Diakses 03 Juli 2016
Kuncoro, Mudrajat. 2006. “Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif”. Erlangga: Yogyakarta
Loina, Lalolo Krina P. ”Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntabikitas, Transparansi dan Partisipasi”. Jakarta. 2003
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
174
Mahsun, Mohamad, Firma Sulistyowati and Heribertus Andre Purwanugraha. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Marwoto, Nuki. 2012. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi dan Komitmen Organisasi Terhadap kinerja Pegawai Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun”. Tesis. Universitas Terbuka
Mustopadidjaja, 2002. Paradigma-Paradigma Pembangunan, Lembaga Administrasi Negara
Nasution, Bismar. 2003. “Peranan Birokrasi Dalam Mengupayakan Good Governance: Suatu Kajian Dari Pandangan Hukum Dan Moral”. disampaikan pada seminar Diseminasi Policy Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance dalam Reformasi Hukum, Medan, 1-2 Oktober 2003
Nafarin. M, (2007). Penganggaran Purusahaan, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm. 46
Nuning Akhmadi (ed). “Tata Kelola Pemerintah dan Penanggulangan Kemiskinan : Bukti-Bukti Awal Desentralisasi di Indonesia”. 2004
Owusu-Ansah, Stephen. 2000. Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence From the Zimbabwe Stock Exchange. Journal Accounting and Business, Vol. 30, No. 3.
Pasaribu, Rowland.B.F. 2015. “ Kewarganegaraan dan Tata Kelola Pemerintah” Bab 13 : Tata Kelola Pemerintah yang Baik. Halaman 397
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
175
Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delays and Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1, Hal 1-10.Sedarmayanti.2004.Good Governance (Kepemerintahan yang Baik).Mandar Maju:Bandung Sejarah Kota Yogyakarta, dalam www.jogja.go.id, diakses 15 Agustus 2016
Suharto, Agus Ali. 2012. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Inspektorat Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 1(3): 67- 79.
Sudjito. 1998. Perkembangan Hukum Tanah Kasultanan Yogyakarta.Yogyakarta: UGM Press. Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. (2003), Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Jakarta: Erlangga UNDP United National Development Programe 1997, New York : Oxford University Press
Undang- Undang Republik Indonesia no. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Wangi, Chitra Ariesta P., dan Ritonga, Irwan T. 2010. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Keterlambatan Dalam Penyusunan APBD (Studi Kasus Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2008-2010). Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto
Widjaja, A.W. 1995, “Administrasi Kepegawaian”, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Widodo, Joko, 2001,Good Governance, Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Surabaya Winarna, Jaka., dan Murni, Sri. 2007. Pengaruh Personal Background, Political Background dan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD
Dalam Pengawaasan Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Karesidenan Surakarta dan Daerah Iatimewa Yogyakarta Tahun 2006). Simposium Nasional Akuntansi X Makasar
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
176
Yanuar, Muharik. 2009. “Pelayanan publik di Banyumas: “Posisi dan Peran Birokrasi Dalam Mewujudkan Good Governance di Era Otonomi Daerah.” https://muharrikyanuar.wordpress.com. Diakses 29 Juni 2016
Zetra, aidinil,SIP,MA. 2009, “Manajemen Sektor Publik Program Pasca Sarjana Konsentrasi Politik Lokal Otonomi Daerah” Disertasi Fakultas sains Politik Universiti Kebangsaan Malaysia
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id