52
i PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KECAMATAN PONDOK AREN TAHUN 2010 PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dokter Oleh Nama : Muhammad Kartika Widianto NIM : 107103000904 Program Studi : Pendidikan Dokter FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H

PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

  • Upload
    vudan

  • View
    226

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

i

PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR TERHADAP KINERJA

BIDAN DESA DI KECAMATAN PONDOK AREN TAHUN 2010

PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dokter

Oleh

Nama : Muhammad Kartika Widianto

NIM : 107103000904

Program Studi : Pendidikan Dokter

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H

Page 2: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 8 Oktober 2010

Muhammad Kartika Widianto

Page 3: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

iii

PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR TERHADAP KINERJA

BIDAN DESA DI KECAMATAN PONDOK AREN TAHUN 2010

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.ked)

Oleh

MUHAMMAD KARTIKA WIDIANTO

NIM: 107103000904

Pembimbing

Prof. DR. dr. H. Sardjana, SpOG(K),SH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 4: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul Pengaruh Gaya Supervisi Bidan Senior Terhadap

Kinerja Bidan Desa Di Kecamatan Pondok Aren Tahun 2010 yang diajukan

oleh Muhammad Kartika Widianto (NIM:107103000904), telah diujikan dalam

sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 8 Oktober 2010. Laporan

penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 8 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

Prof. DR. dr. H. Sardjana, Prof. DR. dr. H. Sardjana, dr. Ahmad Husein,

SpOG(K), SH SpOG(K), SH SpOG

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr.MK. Tadjudin, SpAnd DR. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM.

Page 5: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Kartika Widianto

Tempat, Tgl Lahir : Bagan Batu, 9 Juni 1990

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Paket G Harapan Makmur Kecamatan Bagan Sinembah

Kabupaten Rokan hilir RIAU

Telpon/Hp : 0812-8494-7909

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

- SD : SD Negri 010 Harapan Makmur, Rokan hilir

- SMP : SMP Negeri 1 Bagan Sinembah, RIAU

- SMA : SMA Negeri 1 Bagan sinembah, RIAU

- Universitas : Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah,

Jakarta Selatan

Page 6: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb.

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga laporan riset berjudul Pengaruh Gaya Supervisi Bidan

Senior Terhadap Kinerja Bidan Desa Di Kecamatan Pondok Aren dapat

diselesaikan dengan baik. Laporan riset ini disusun untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Dokter pada Program Studi Pendidikan

Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. DR. dr.

H. Sardjana, SpOG(K), SH selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu,

tenaga, pikiran, untuk mengarahkan dan membimbing sejak proposal, pelaksanaan

penelitian, hingga penyusunan laporan ini.

Selanjutnya, ucapan terima kasih tak lupa disampaikan kepada kedua orang tua

tercinta yaitu Ayahanda Warsono dan Ibunda Sumiyati semua saudara kandung

yang saya sayangi, seluruh staf pengajar atas bekal ilmu pengetahuan, bimbingan

selama masa kuliah, serta seluruh teman-teman pendidikan dokter angkatan 2007

yang telah memberikan dukungan selama ini, semoga segala bantuan tersebut

mendapat balasan dari Allah SWT.

Tak dapat dipungkiri bahwa penulis hanyalah makhluk ciptaan Allah SWT

yang tidak sempurna, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk penyempurnaan hasil laporan penelitian ini.

Wabillahitaufiq wal hidayah Wassalamualaikum wr wb

Jakarta, 8 Oktober 2010

Penulis

Page 7: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

RISET, 4 Oktober 2010

MUHAMMAD KARTIKA WIDIANTO, NIM: 107103000904

JUDUL : PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR

TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KECAMATAN

PONDOK AREN TAHUN 2010

ABSTRAK

Gaya Kepemimpinan/Supervisi merupakan suatu cara yang dimiliki oleh

seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja

sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai

keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat

tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang

bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam

suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan

organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama

terlihat dalam kinerja para pegawainya. Pada pokoknya ada tiga gaya yang utama

dalam supervisi yakni : gaya supervisi autokrasi, gaya supervisi anarki, dan gaya

supervisi demokrasi. Gaya supervisi ini digunakan juga oleh bidan senior dalam

menjalankan tugasnya sebagai supervisor.

Penelitian ini dimaksud untuk melihat pengaruh gaya supervisi bidan

senior terhadap kinerja bidan desa did kecamatan Pondok Aren tahun 2010,

dengan desain penelitian kuantitatif.

Page 8: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

viii

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai pv sebesar 0,0367

dimana pada α 5% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi bidan yang

kinerjanya buruk antara yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya

supervisi anarki dengan yang yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan

gaya supervisi demokrasi. Atau ada pengaruh antara gaya supervise bidan senior

dengan kinerja bidan. Dan diperoleh nilai OR sebesar 4,750 artinya gaya

supervise anarki mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi kinerja bidan

menjadi buruk sebesar 4,750 kali dibandingkan gaya supervisi demokrasi.

Daftar bacaan : 14 ( 1978-2004)

Page 9: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

ix

DAFTAR ISI

Lembar judul....................................................................................................i

Lembar Pernyataan Keasliaan Karya...............................................................ii

Lembar Persetujuan Pembimbing....................................................................iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................iv

Riwayat Hidup ................................................................................................v

Kata Pengantar.................................................................................................vi

Abstrak............................................................................................................vii

Daftar Isi..........................................................................................................ix

Daftar Gambar................................................................................................xii

Daftar Tabel…................................................................................................xiii

Daftar Grafik…..............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4

1.3 Pertanyaan penelitian..................................................................................4

1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum.......................................................................................6

2.1.1 Pengertian Bidan di desa.................................................................6

2.1.2 Tujuan Penampilan Bidan di desa..................................................6

Page 10: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

x

2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa.........................6

2.1.4 Kegiatan Bidan Desa…...................................................................7

2.1.5 Pembinaan dan Pengawasan............................................................8

2.2 Landasan Teori........................................................................................9

2.2.1 Pengertian dan Definisi Supervisi..................................................9

2.2.2 Gaya Supervisi..............................................................................10

2.2.3 Kinerja Bidan................................................................................12

2.2.4 Pelayanan Masyarakat..................................................................12

2.2.5 Pengaruh Gaya Supervisi Terhadap Kinerja Bidan......................12

2.3 Kerangka Teori......................................................................................14

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep.................................................................................15

3.2 Definisi Operasional……………………….........................................16

3.3 Hipotesis Penelitian..............................................................................16

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian……...…...................................................................17

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………...17

4.3 Populasi dan Sampel……………………………................................17

4.3.1 Populasi…...................................................................................17

4.3.2 Besar sampel...............................................................................17

4.4 Instrumen Penelitian..............................................................................18

4.5 Prosedur Pengumpulan data..……………………................................18

Page 11: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

xi

4.6 Pengolahan dan Analisis Data.…………………………………..........18

4.7 Analisis Data………..……………………………................................19

4.7.1 Analisis Univariat………………………………………………...19

4.7.2 Analisis Bivariat………………………………………………….19

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian.....................................................21

5.2 Analisis Univariat.....................................................................................22

5.2.1 Gaya supervisi..................................................................................22

5.2.2 Kinerja Bidan...................................................................................23

5.3 Analisis Bivariat.......................................................................................23

5.3.1 Pengaruh Gaya Supervisi Bidan Senior Terhadap Kinerja Bidan

Desa…………………………………………………………………......23

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian............................................................................25

6.2 Gambaran Gaya Supervisi………….......................................................25

6.3 Gambaran Kinerja Bidan Desa.…….......................................................26

6.4 Pengaruh Gaya Supervisi Bidan Senior Terhadap Kinerja Bidan Desa..26

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan..............................................................................................28

7.2 Saran…………………............................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Suatu proses bimbingan antara pembimbing dan pihak yang

dibimbing

Gambar 2.2 Kerangka konsep

Page 13: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Angka Kematian Bayi di Kabupaten Tangerang Tahun 2004-2008

Tabel 4.1 Definisi operasional

Tabel 4.2 Kriteria gaya supervisi menurut skor

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Gaya Supervisi

Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Kinerja Bidan

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Gaya Supervisi dan Kinerja Bidan

Page 14: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Grafik Jumlah Kematian Ibu did Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun

2001-2007

Page 15: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah mencapai kemampuan hidup sehat bagi semua

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2004). Untuk

itu pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang cerdas dan produktif.

Pembangunan manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses

kehidupannya, mulai dari dalam kandungan, bahkan jauh sebelumnya yaitu dengan

memperhatikan tingkat kesejahteraan para calon ibu, kemudian sebagai bayi, balita, usia

sekolah, remaja, pemuda, usia produktif, sampai pada usia lanjut.

Salah satu masalah yang dihadapi di Indonesia adalah tingginya angka kematian ibu,

yang menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 Angka Kematian

Ibu (AKI) sebasar 362/100.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari AKI di negara-

negara Asean (Depkes RI, 2005.b)

Hasil Survei Demografi Kesehatan Ibu (SDKI) tahun 2001 menunjukan bahwa ibu

yang melahirkan dengan menggunakan dukun bayi sebagi penolong sebesar 63,7% sedangkan

menurut SKRT tahun 2002 sebesar 65%. Sumber lain dari SDKI tahun 2004 mengenai

pertolongan pasien juga menunjukan bahwa peranan dukun bayi di pedesaan masih sangat

besar, yang terlihat dari tingginya cakupan pertolongan persalinan oleh dukun di pedesaan

sebesar 75,7% di bandingkan dengan daerah perkotaan sebesar 34,2% (Depkes RI,2004.a).

Sementara itu, berikut ini adalah AKB dan AKI di kabupaten Tangerang.

Tabel 1. 1 Tabel Angka Kematian Bayi di Kab. Tangerang Th. 2004 - 2008

Tahun Angka Kematian Bayi

2006 43

2007 31,28

2008 31,28

Page 16: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

2

Grafik 1.1 Grafik Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2001-

2007

Berdasarkan fakta tersebut menunjukkan bahwa bidan yang bertugas belum mampu

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal. Berdasarkan laporan hasil pemantauan

di lapangan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (Pusdiknakes). Bidan di desa belum

mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik karena pengetahuan dan

keterampilannya belum memadai. Selain itu dipengaruhi oleh kemampuan juga dipengaruhi

oleh motivasi.

Motivasi ini menurut Sugiyono (2004) diperoleh oleh

1 Kondisi fisik tempat kerja seperti cahaya, temperatur, ventilasi, waktu istirahat,

keselamatan kerja, musik, tata ruang.

2 Kebutuhan individu, antara lain aktivitas individu. Tugas administrasi yang di tuntut oleh

puskesmas, sering tidak bisa diselesaikan dengan baik dengan berbagai faktor.

3 Kondisi Sosial

a. Lingkungan tempat kerja, Lingkungan tempat kerja selain geografi dan demografi juga

hal-hal yang terkait dengan sosialisasi pada masyarakat setempat, sehingga dapat

menumbuhkan iklim interaksi yang kondusif. Hal ini dapat dipahami mengingat

kebanyakan bidan yang tempatnya di desa tertentu tidak berasal dari daerah setempat,

sehingga bahasa sebagai sarana komunikasi, adab kebiasaan masyarakat yang berbeda

dalam kenyataannya banyak menghambat pelaksanaan tugas bidan (Istiarti T, 2006).

b. Kesiapan masyarakat menerima bidan desa. Hasil penelitian Istiarti T di Kabupaten

Semarang (2006), kesiapan masyarakat dalam menerima kehadiran bidan desa di

Kabupaten Semarang tergantung pada letak wilayah. Di desa-desa yang relatif dekat

dengan pusat kecamatan atau kota yang jenis pekerjaan penduduknya bervariasi, tidak

diketahui masalah yang bersangkutan dengan kehadiran bidan desa. Di sebagian desa

yang dekat dengan puskesmas, fungsi bidan desa kurang diminati oleh warga

Page 17: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

3

setempat. Hal ini disebabkan masyarakat lebih senang memperoleh pelayanan di

puskesmas karena dokter dan bidanya senior. Di desa-desa yang jauh dan terisolir

yang lebih homogen dalam pekerjaan dan kulturnya, kehadiran bidan desa masih

merupakakn sesuatu yang “baru”. Pola panutan dan minta nasehat tentang kesehatan

dan kesejahteraan keluarga berubah. Peran para tokoh sedikit tergeser oleh bidan

desa. Bagi bidan desa yang tinggal di desa-desa terisolir, tugas mereka lebih berat

karena mereka harus berperan sebagai tokoh yang patut dianut untuk masalah-masalah

kesehatan. Untuk menghadapi kelancaran tugas pelayanan pada masyarakat terisolir,

bidan desa dituntut untuk dapat berperilaku atau menjadi panutan. Sebagian

masyarakat yang tinggal di desa-desa yang jauh dan terpencil ini kadang-kadang

mengeluh atas kehadiran bidan di desa. Di satu sisi masyarakat ”belum siap” di sisi

lain mereka merasa tidak sampai hati atas sambutan yang kurang pada tempatnya

terhadap kehadiran bidan desa. Kesulitan komunikasi sering ditemui, khususnya

apabila bidan desa berasal dari kultur yang berbeda dengan kemampuan berbahasa

setempat (Istiarti T, 2006).

c. Dukungan organisasi

Dukungan organisasi dipengaruhi oleh pembinaan oleh instansi vertikal, baik oleh

bidan koordinator maupun oleh puskesmas atau kandepkes Daerah tingkat II.

Berdasarkan informasi di lapangan, bidan koordinator sebagai Pembina teknis profesi

belum berfungsi sebagai mestinya, satu tahun hanya dilakukan dua kali supervisi,

diasumsikan proses superfiasi tidak berjalan secara efektif, kelancaran pekerjaan

terganggu, sehingga penampilan kerja bidan di desa sampai saat ini masih rendah

yang tercermin pada rendahnya persalinan oleh tenaga kesehatan. Hal ini akan

menghambat program dan juga menghambat kelancaran pengembangan staf.

Penampilan kerja bidan di desa selama ini tidak di pantau, sehingga kontribusinya

terhadap pelayanan kebidanan tidak diketahui.

4 Jastifikasi

Manajemen kesehatan merupakan salah satu kunci keberhasilan pembagunan kesehatan,

meskipun sudah banyak dilakukan berbagai upaya peningkatan, masih dirasakan kurang

memadai hasilnya. Salah satu sebab adalah belum mantapnya pelaksanaan supervisi dari

tiap jenjang tingkat administrasi. Menurut informasi di lapangan, proses supervisi yang

ada tidak berjalan secara efektif, kelancaran pekerjaa terganggu, sehingga penampilan

kerja bidan di desa sampai saat ini masih rendah yang tercermin pada rendahnya

persalinan oleh tenaga kesehatan. Hal ini akan menghambat program dan kelacaran

Page 18: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

4

pengembangan staf. Untuk menghindarinya, supervisi oleh puskesmas dan Daerah

Tingkat II perlu ditingkatkan.

3.1 Masalah

Tugas dan fungsi seorang bidan dapat tergambar melalui kinerjanya. Seperti yang

dipaparkan diatas, bahwa motivasi dipengaruhi juga oleh kebutuhan individu, dukungan

organisasi dan jastifikasi yang mempengaruhi motivasi untuk menghasilkan kinerja yang baik.

Dimana kinerja seorang bidan salah satunya dipengaruhi oleh Peranan seorang

pembimbing/supervisor sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan

termasuk IBI (Ikatan Bidan Indonesia) yang secara tidak langsung berkaitan dengan

peningkatan kinerja bidan dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka perlu diteliti: “Pengaruh Gaya Supervisi Bidan Senior Terhadap Kinerja Bidan

di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Tahun 2010”. Peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tersebut karena sebelumnya belum dilakukan penelitian di lokasi

tersebut.

3.2 Pertanyaan penelitian

Bagaimana gambaran gaya supervisi bidan senior di kecamatan Pondok Aren

Bagaimana gambaran kinerja bidan desa di kecamatan Pondok Aren

Bagaimana pengaruh antara gaya supervisi terhadap penampilan kerja bidan desa di

kecamatan Pondok Aren

3.3 Tujuan

3.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh antara gaya supervisi terhadap penampilan kerja bidan desa di

kecamatan Pondok Aren

3.3.2 Tujuan khusus

Mengetahui gambaran gaya supervisi bidan senior di kecamatan Pondok Aren

Mengetahui gambaran kinerja bidan desa di kecamatan Pondok Aren

Menganalisa pengaruh antara gaya supervisi terhadap penampilan kerja bidan desa di

kecamatan Pondok Aren

Page 19: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

5

3.4 Manfaat

3.4.1 Bagi peneliti

Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan.

3.4.2 Bagi Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan akademis sebagai informasi

terhadap penelitian selanjutnya.

3.4.3 Bagi responden dan masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada responden pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya tentang pengaruh gaya supervisi terhadap kinerja bidan di Kecamatan

Pondok Aren. Sehingga diharapkan kepada responden/masyarakat untuk lebih

memperhatikan mutu pelayanan bidan terhadap kehamilan, proses melahirkan dan

pasca melahirkan agar dapat mengupayakan keturunan yang sehat.

3.4.4 Bagi instansi terkait

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan bahan masukan untuk instansi

terkait dalam peningkatan motivasi bidan dalam pelaksanaan tugas di wilayah

kerjanya.

Page 20: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian Bidan di desa

Yang di maksud bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan

yang berlaku (Permenkes RI no.572/ Menkes/PER/VI/1996). Lulusan pendidikan bidan

tersebut akan ditempatkan di desa-desa dengan kriteria tertentu dalam rangka melaksanakan

upaya kesehatan puskesmas dan pembina posyandu yang lazim disebut bidan di desa.

2.1.2 Tujuan Penampilan Bidan di desa

Penempatan bidan di desa betujuan untuk meningkatkan mutu dan pemeratan

pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan posyandu dalam rangka menurunkan angka

kematian ibu, bayi, anak balita dan menurunkan angka kelahiran,serta meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Di samping itu untuk:

a. menigkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat,

b. meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan khususnya 5 program prioritas di desa,

c. meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan

perinatal, serta pelayanan kontrasepsi,

d. menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit kehamilan,

persalinan dan perinatal,

e. menurunkan jumlah balita dengan gizi buruk dan diare,

f. meningkatkan kemampuam keluarga untuk hidup sehat dengan membantu pembinaan

kesehatan kelompok Dasawisma ,

g. meningkatkan peran serta masyarakat melalui pemdekatan PKMD termasuk gerakan

dana sehat .

2.1.3. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa

Kedudukan bidan di desa yaitu bidan yang ditetapkan dan bertugas di desa,

mempunyai wilayah kerja 1 sampai 2 desa, dan dalam melaksanakan tugas pelayanan medik

baik di dalam maupun di luar jam kerjanya bidan harus tetap bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Puskesmas.

Page 21: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

7

Sedangkan Tugas Pokok dari Bidan desa yaitu:

1) Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan

prioritas masalah kerja yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan

diberikan.

2) Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh

kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup sehat.

Selain itu, fungsi bidan di wilayah kerjanya yaitu:

1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, menangani

persalinan, pelayanan keluarga berencana dan pengayoman medis kontrasepsi,

2) Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan

melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan

setempat,

3) membina dan memberikan bimbingan teknik kepada kader serta dukun bayi,

4) membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan,

5) membina kerjasama lintas program,lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat.

6) melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke puskesmas kecuali dalam

keadaan darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainya,

7) mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi

serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan

kemampuan.

2.1.4 Kegiatan Bidan Desa

Sesuai dengan kewenangan bidan yang diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan

No.363/Menkes/Per/IX/1980, maka kegiatan bidan yang ditempatkan di desa adalah sebagai

berikut :

1) mengenai wilayah, struktur kemasyarakatan dan komposisi penduduk, serta sistem

pemerintahan desa,

2) mengumpulkan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan

untuk merencanakan penanggulanganya,

3) menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan

melaksanakan pertemuan tingkat desa (PTD), survei mawas diri (SMD) dan

musyawarah masyarakat desa (MMD) yang diikuti dengan menghimpun dan melatih

kader sesuai dengan kebutuhan,

Page 22: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

8

4) memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan langsung

di meja 5 pada setiap kegiatan posyandu dalam wilayah kerjanya, terutama pelayanan

KIA dan KB serta membantu pelaksanaan imunisasi,

5) melaksanakan pembinaan anak pra sekolah di TK dan masyarakat,

6) memberikan pertolongan persalinan,

7) memberikan pertolongan pertama pada pasien (orang sakit), kecelakaan dan

kedaruratan,

8) melakukan kunjungan rumah untuk melakukan perawatan kesehatan keluarga,

9) melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan dan

membantu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi,

10) melatih dan membina Ketua Kelompok Dasa Warsa (persepuluh) dalam bidang

kesehatan secara berkala sesuai dengan kebutuhan setempat,

11) menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah

kerjanya,

12) mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan serta berkala kepada

puskesmas sesuai dengan ketentuan,

13) bekerja sama dengan rekan staf puskesmas dan tenaga sektor lain yang ada didesa,

antara lain PLKB, dan pamong setempat dalam rangka pelayanan kesehatan dan

pembinaan peran serta masyarakat,

14) menghadiri rapat staf (Lokakarya Mini ) puskesmas setiap bulan,

15) melaksanakan Upaya Kesehatan Sekolah di desa wilayah kerjanya,

16) merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan perawatan (pengobatan)

tindak lanjut pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk oleh puskesmas (DepKes

RI,1989).

2.1.5 Pembinaan Dan Pengawasan

Pembinaan dan pengawasan terhadap praktek bidan dilakukan secara berjenjang oleh

puskesmas, Dinas Kesehatan, Kantor Wilayah Departemen Kesehatan sampai Direktur

Jenderal. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan diikutsertakan organisasi profesi

terkait (Permenkes RI No.572/MenKes/PER/VI1996). Dalam hal ini organisasi terkait yaitu

IBI (Ikatan Bidan Indonesia).

Page 23: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

9

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Dan Definisi Supervisi

Supervisi atau pembimbingan merupakan salah satu komponen fungsi manajemen

untuk mencapai hasil guna dan daya guna pelaksanaan suatu kegiatan.

Bimbingan itu sendiri dapat dianggap sebagai salah satu bentuk hubungan antar manusia.

Dapat pula diartikan bahwa bimbingan itu tentu menyangkut paling tidak dua pihak, yaitu

pihak yang dibimbing dan pihak yang membimbing. Hubungan timbal balik antara pihak yang

di bimbing dan pihak membimbing itu disebut suatu proses pembimbingan.

Gambar 2.1: Suatu Proses Bimbingan antara Pembimbing dan pihak yang dibimbing.

Sumber : Suwondo AP dalam Kepemimpinan Dalam Bimbingan Pengembangan.

Dengan gambaran tersebut, maka sebenarnya antar hubungan manusia itu dapat

menciptakan suatu situasi, dan situasi itu sendiri akan memungkinkan suatu proses. Bila

situasi yang memungkinkan situasi proses tersebut berlangsung dalam bentuk tertentu, maka

bentuk itu mungkin dapat disebut dengan bentuk hubungan yang bersifat bimbingan. Oleh

karena itu maka bimbingan itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu bantuan yang diberikan

oleh seseorang atau sekelompok orang, kepada seseorang atau kelompok orang lainnya, yang

dilaksanakan secara sadar dan segaja. Bantuan tersebut secara moral dapat dipertanggung

jawabkan dan tujuan agar yang dibimbing dapat mencapai tujuan yang diharapkan (Suwondo

.,2006).

Supervisi merupakan seni kerja sama dengan sekelompok orang, dimana terhadap

mereka dipergunakan wewenang sedemikian rupa, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaanya

dapat memperoleh hasil kerja gabungan yang sebesar-besarnya (Van Dersal W, 1978).

Lingkaran Proses

Pembimbing

Yang

Dibimbing

Page 24: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

10

Supervisi adalah suatu kelompok kegiatan yang bersifat administrative dan edukatif.

Suatu pembinaan yang bertujuan untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban sehari-hari di

puskesmas dapat berjalan lancar.terlaksana sesuai dengan rencana, jadwal dan program yang

telah disusun. Di samping itu dapat ditumbuhkan kegairahan kerja petugas untuk selalu

meningkatkan daya guna dan hasil guna (Martodipuro,dkk, 2003).

Supervisi didefinisikan sebagai pengukuran secara keseluruhan untuk menjamin

bahwa personil dapat meningkatkan aktifitas secara efektif dan lebih kompeten terhadap

pekerjaannya (Flahault D,et al,1998).

Supervisi adalah salah satu upaya pengarahan dengan pemberian petunjuk dan saran,

setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksana dalam mengatasi permasalahan yang

dihadapi (DepKes RI, 2003).

2.2.2. Gaya Supervisi

Supervisi merupakan seni memberikan petunjuk, instruksi dan dorongan inisiatif pada

staf, supervisi harus dilihat sebagai sesuatu yang berharga dan karyawan yang diawasi harus

melihatnya sebagai suatu dorongan dan cara untuk meningkatkan kemampuan. Dalam

kepustakaan dijelaskan berbagai metode pengawasan atau supervisi, yakni metode langsung

yang menerapkan interaksi antara supervisi (pengawas) dan supervisi (yang diawasi) dan

metode tak langsung yang lebih didasarkan pada analisa dokumentasi dan didasarkan pada

jenis tingkatan administrasi. Pada prakteknya seorang supervisor yang baik pada tingkat

daerah, seperti pada tingkatan-tingkatan lainnya, akan selalu harus memilih jenis supervisi

yang paling sesuai pada setiap situasi (Flahault D,et al, 1998).

Pada pokoknya ada tiga gaya yang utama dalam supervisi yakni : gaya supervisi

autokrasi, gaya supervisi anarki, dan gaya supervisi demokrasi (Flahault D,et al, 1998).

a) Gaya supervisi autokrasi

Gaya supervisi ini, seorang supervisor seolah-olah hanya memberikan perintah. Pada

pokoknya, gaya supervisi ini berusaha untuk melihat, mengetahui, dan memahami segala

sesuatu dan berusaha untuk berada dimanapun, tidak melimpahkan tanggung jawab dan sering

mengacaukan atoritas dan dominasi; senang memberikan perintah dan melihat kalau tugas

telah dilaksanakan dengan disiplin (Flahault D,et al, 1998).

Gaya supervisi ini sering menjadi kurang efisien dan berhasil ketika supervisor berada

di tempat yang jauh dan berakibat pada sering terjadinya kesulitan-kesulitan yang bersifat

psikologis, seperti ketakutan, keengganan, kurangnya percaya diri, dan perasaan yang tidak

Page 25: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

11

aman. Penggunaan gaya supervisi ini mungkin saja dapat dilakukan dengan pertimbangan

kontemporer dan hati-hati untuk tugas-tugas yang memerlukan tindakan yang cepat, seperti

suatu keadaan darurat, staf yang memiliki pengalaman atau skill yang terbatas dan tidak

dapat diandalkan.

b) Gaya Supervisi Anarki atau “Laissez-faire”

Gaya ini berkaitan dengan motto “lakukan yang kamu kehendaki”.

Seorang supervisor mempercayai para karyawannya dan bahkan dalam kasus-kasus yang

ekstrim membiarkan mereka melakukan apa saja yang mereka kehendaki, dengan

konsekuensi yang bisa dipredeksi sebelumnya seperti kurangnya koordinasi aktifitas,

melainkan tugas-tugas penting, duplikasi serta kurangnya minat dalam belajar (Flahault D,et

al, 1998).

c) Gaya Supervisi Demokrasi

Supervisi yang demokratis akan mengatakan “ kita setujui saja apa yang akan kita

lakukan “, dan akan mencari keseimbangan antara kebutuhan para pengguna, kebutuhan staf

serta persyaratan-persyaratan program (Flahault D.et al,1998).

Gaya supervisi demokrasi ini terutama sesuai untuk pekerjaan yang memerlukan

kreativitas, seperti riset (penelitian), orang-orang yang sangat berkompenten dan

berpengalaman, orang yang diketahui bisa diandalkan dan orang-orang yang bersedia untuk

bertanggungjawab dan mengambil keputusan. Gaya supervisi ini sebagian dipengaruhi oleh

kepribadian supervisor, dan sebagian besar dipengaruhi keadaan sekitar, keperluan kerja, dan

kemampuan karyawan. Kebanyakan orang lebih suka bekerja pada kondisi manajemen yang

demokratis. Bagaimanapun juga ini tidak berarti bahwa gaya supervisi demokrasi selalu

merupakan yang terbaik.

Pada keadaan tertentu, supervisi harus dilakukan secara otoriter sebagaimana instruksi

yang diberikan tanpa melakukan diskusi. Kadang-kadang gaya supervisi anarki dianjurkan,

karena perlu menempatkan rasa percaya diri para karyawan dan memberikan mereka minat

dan motivasi yang lebih besar dalam tugas-tugas mereka. Dari uraian teori tersebut dapat

disimpulkan bahwa supervisi perlu dilakukan, terutama untuk menigkatkan kemampuan dan

motivasi pada supervisi, serta terdapat berbagai gaya dalam melakukan supervisi (Flahault

D,et al, 1998).

Page 26: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

12

2.3. Kinerja Bidan

Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Dessler (1997),

kinerja merupakan prosedur yang meliputi (1) penetapan standar kinerja; (2) penilaian kinerja

aktual pegawai dalam hubungan dengan standar-standar ini; (3) memberi umpan balik kepada

pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja

atau terus berkinerja lebih tinggi lagi.

Mengenai ukuran-ukuran kinerja pegawai, Ranupandojo dan Husnan (2000)

menjelaskan secara rinci sejumlah aspek yang meliputi:

1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan.

Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan

keberhasilan kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan

kebersihan hasil pekerjaan.

2. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang

perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan.

Kuantitas kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang

rutin saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.

3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif,

rajin, serta sikap hati-hati.

4. Sikap, yaitu sikap terhadap pegawai perusahaan dan pekerjaan serta kerjasama.

Dimana dalam profesinya bidan memegang peranan penting dalam menolong

persalinan ibu hamil dan bayinya. Yang setiap proses perkembangan dan kelahirannya

merupakan hal penting untuk diperhatikan yang dapat menetukan generasi dimasa yang akan

datang.

2.4. Pelayanan Masyarakat

Hakikat berdirinya suatu pusat layanan masyarakat seperti Puskesmas adalah

bertujuan melayani kepentingan masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan yang diberikan

oleh Puskesmas termasuk dalam bentuk pelayanan umum. Menurut Keputusan Menteri

Negara Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, pelayanan umum adalah segala bentuk kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan

Page 27: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

13

badan usaha milik negara/daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dari definisi pelayanan umum tersebut, dapat dikatakan bahwa Puskesmas

merupakan suatu organisasi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dimana pembinaan dan bimbingan yang dilakukan tidak

terlepas dari Organisasi profesi IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

Parasuraman dkk (dalam Zeithamil dan Bitner, 1996) mengemukakan indikator-

indikator pelayanan masyarakat sebagai berikut

1. Responsiveness atau responsivitas adalah kemampuan birokrasi untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta

mengembangkan program-program pelayanan sesuai kebutuhan dan aspirasi

masyarakat.

2. Reliability atau reabilitas adalah kemampuan organisasi untuk menyelenggarakan

pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan

kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customers.

2.5. Pengaruh Gaya Supervisi Terhadap Kinerja Bidan

Gaya Kepemimpinan/Supervisi merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang

dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya

dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam

suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat

dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang

terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan

organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam

kinerja para pegawainya (Siagian, 1999).

Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan

dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang

bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat,

berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi

hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan

Page 28: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

14

agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah

selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan

tinggi.

Sesuai dengan konsep Schermerhorn bahwa kinerja/penampilan kerja merupakan hasil

dari ciri-ciri pribadi individu, upaya yang dilakukan dan dukungan organisasi. Ketiga faktor

ini harus ada untuk mencapai performance atau kinerja yang tinggi. Dukungan organisasi

dalam hal ini adalah supervisi. Menurut Flahault supervisi mempunyai beberapa gaya. Di sini

terdapat keterkaitan antara gaya supervisi dengan penampilan kerja, sehingga dapat

disimpulkan gaya supervisi ikut memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja atau

penampilan kerja.

2.6 Kerangka Teori

Gaya Supervisi

Variabel bebas Variabel penghubung Variabel Tergantung

KINERJA BIDAN

DESA

AUTOKRASI

ANARKI

DEMOKRASI

MOTIVASI

SIKAP SITUASI

KEMAMPUAN

PENGETAHUAN

KETRAMPILAN Mempengaruhi

Pelayanan Masyarakat

Page 29: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

15

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk

memahami fenomena kepemimpinan pada organisasi IBI (Ikatan Bidan Indonesia), khususnya

tentang pengaruh gaya supervisi terhadap kinerja bidan. Terdapat berbagai faktor yang

mempengaruhi gaya supervisi yang diterapkan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya supervisi yang diterapkan digolongkan dalam tiga

kategori yaitu: faktor karakteristik pemimpin, faktor karakteristik pegawai dan faktor situasi.

Gaya supervisi yang digunakan seorang pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja bidan.

Untuk kepentingan penelitian ini, kinerja bidan dipandang sebagai hasil kerja yang

dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan

tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi. Ukuran-ukuran kinerja bidan ini

meliputi kualitas kerja, dan kuantitas kerja.

Kinerja bidan selain dipengaruhi oleh gaya supervisi yang diterapkan oleh

pemimpinnya (Ketua IBI), juga dipengaruhi oleh karakteristik pegawai yang bersangkutan

serta situasi yang terdapat pada lingkup organisasi. Kinerja bidan akan berpengaruh terhadap

Kinerja dalam pelayanan di Puskesmas terhadap masyarakat. Untuk lebih jelasnya

diterangkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Gaya Supervisi Bidan

Senior

Kinerja Bidan desa

Variabel independen Variabel dependen

Page 30: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

16

3.2. Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat

ukur

Hasil ukur Skala

1. Gaya

Supervisi

Pola atau cara supervisor

melihat langsung kegiatan yang

berhubungan dengan tugas

pokok dan fungís bidan di

desa,seperti memberi perintah

langsung,membiarkan supervise

bekerja sendiri,bekerja bersama

dengan supervise.

Responden

Mengisi

kuesioner

kuesioner 1. Autokrasi

(skor 1-16)

2. Anarki

(skor 17-

26)

3. Demokrasi

(skor 27-32

)

Ordinal

2. Kinerja

bidan

hasil kerja yang telah dicapai

seseorang menurut aturan yang

berlaku bagi pekerjaan atau

tugas yang bersangkutan dalam

penelitian ini adalah hasil yang

di capai oleh bidan di desa

dalam melaksanakan 16

kegiatan pokok bidan di

desa,terutama yang berkaitan

dengan kemampuan dan

motivasi. Indikator :akumulasi

hasil penilaian kemampun dan

motivasi

Responden

Mengisi

kuesioner

kuesioner 1. Baik (skor

1-23)

2. Buruk

(skor 24-

30)

Ordinal

3.3 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh gaya supervisi bidan senior terhadap kinerja bidan desa di kecamatan

Pondok Aren Kota tangerang Selatan tahun 2010

Page 31: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain potong

lintang atau rancangan penelitian cross sectional, dimana data variabel independen dan

variable dependen diambil secara bersamaan. Penelitian ini bersifat analitik untuk mengetahui

pengaruh gaya supervisi bidan senior terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Pondok Aren

tahun 2010.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Waktu

penelitian ini dilaksanakan selama bulan Agustus -September 2010.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasinya adalah bidan desa di Kecamatan Pondok Aren. Dimana terdapat 3

Puskesmas dimana tiap puskesmas mempunyai bidan desa yang dinaungi oleh suatu

organisasi IBI (Ikatan Bidan Indonesia) untuk jumlah bidan desa sendiri yaitu ada 25 orang

yang terdiri dari Puskesmas Pondok Aren 10 orang, Puskesmas Parigi 7 orang dan Puskesmas

Jurang Mangu 8 orang.

4.2.3 Besar Sampel

Kriteria sampel pada penelitian ini adalah bidan desa yang bekerja di Puskesmas yang

mendapatkan bimbingan organisasi IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Kecamatan Pondok Aren.

{Z1-α/2 + Z1-β }2

n =

(p1 - p2)2

(sumber : Ariawan, 1998)

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Z1-β = kekuatan uji

Page 32: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

18

= menggunakan 1-β= 80%= 0.84

Z1-α/2 = derajat kepercayaan = menggunakan CI= 95% = 1.96

p1 = proporsi bidan dengan kinerja buruk dan menyatakan bidan senior

menggunakan gaya supervisi anarki = 0,5

p2 = proporsi bidan dengan kinerja buruk dan menyatakan bidan senior

menggunakan gaya supervisi demkrasi = 0,5

P = rata-rata proporsi

p1 + p2 0,5 + 0,5

P = = = 0,5

2 2

n =

= ~ orang

Sehingga, Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu seluruh

populasi yang ada yang memenuhi kriteria saat penelitian berlangsung dijadikan sebagai

sampel dalam penelitian ini.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

disusun peneliti untuk memperoleh data mengenai gaya supervisi bidan senior di puskesmas,

dan kinerja bidan desa yang diisi oleh bidan koordinaor tiap Puskesmas.

4.5 Prosedur Pengumpulan Data

Semua data primer didapat dengan menggunakan kuesioner yang disusun. Responden

yang terdiri dari bidan desa di 3 Puskesmas (Pondok Aren, Parigi, dan Jurang Mangu) di

Kecamatan Pondok Aren, didatangi di puskesmas masing-masing, mengisi kuesioner yang

telah di siapkan dan di awasi langsung oleh peneliti.

4.6 Pengolahan Dan Analisis Data

Pengolahan data yang telah dikumpulkan dilakukan dengan proses komputerisasi

melalui beberapa langkah:

1. Editing

{1,96 √2. 0,5 (1-0,5) + 0,84 √0,5 (1-0,5) + 0,5 (1-0,5)}2

(0,5 - 0,5)2

Page 33: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

19

Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapannya terlebih dahulu

2. Coding

Sebelum dimasukkan komputer, dilakukan proses pemberian koding pada setiap

jawaban pertanyaan dimana urutan poin 1-4 menunjukkan bobot dari pertanyaan

variabel gaya supervisi dan jawaban pertanyaan dengan urutan poin 1-3 untuk

variabel kinerja bidan.

3. Entry

Memasukkan data dengan menggunakan komputer untuk analisa lebih lanjut.

4. Cleaning

Pengecekan kembali untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dengan data

yang dimasukkan baik dalam pengkodean maupun kesalahan dalam membaca

kode. Dengan demikian data telah siap dianalisis menggunakan program SPSS for

windows.

4.7 Analisis Data

4.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menyajikan dan menggambarkan distribusi

frequensi dari setiap variable yang diteliti dalam bentuk persentase dan disajikan dalma

bentuk tabel. Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

variabel independennya yaitu gaya supervisi dan variabel dependen nya yaitu kinerja bidan.

4.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis yang ada antara variabel

dependen dengan variabel independen. Analisis bivariat yang dilakukan menggunakan uji chi-

square untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dengan

tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Uji chi-square dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

X2 = ∑

DF = (k-1)(b-1)

Ketersngsn :

X2 = chi-square

O = Nilai Observasi

E = Nilai Ekspetasi

(0 - E) 2

E

Page 34: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

20

K = Jumlah kolom

B = Jumlah baris

Melalui uji stastistik chi square akan diperoleh nilai P, dimana dalam

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel

dikatakan berhubungan jika mempunyai nilai p<0,05 dan dikatakan tidak berhubungan

jika mempunyai nilai p>0,05.

Page 35: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

21

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kota Tangerang Selatan (Tangsel)dibentuk dengan dasar hukum UU No. 32/2007,

tanggal 29 Oktober 2008, meliputi Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok

Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Jakarta

Selatan (DKI Jaya) dan Kota Depok (Jawa Barat), sebelah selatan berbatasan dengan Kota

Depok dan Kabupaten Bogor (Jawa Barat), sebelah utara berbatasan dengan Kota Tangerang,

dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan meliputi

luas wilayah 210,49 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 966 ribu, dengan kepadatan

penduduk mencapai 4.589 jiwa per km².

Kecamatan Pondok Aren merupakan sentra pengembangan kawasan pemukiman dan

bisnis. Di Pondok Aren misalnya telah berkembang pemukiman Bintaro Jaya dengan berbagai

kelengkapan infrastruktur perkotaannya. Selain itu di beberapa kelurahan seperti Parigi,

Pondok Pucung dan Jurangmangu Barat saat ini berkembang industri rumah tangga untuk

komoditi sepatu, tas dan handuk. Tidak jauh berbeda dengan Kecamatan Serpong, Ciputat dan

Pondok Aren, meskipun tidak berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Kecamatan

Pamulang pun mengalami pertumbuhan yang pesat, bahkan tingkat kepadatan penduduknya

melampaui kawasan lain, saat ini sudah melampaui 8.000 jiwa per km2. Khusus Kecamatan

Cisauk masih banyak memiliki ruang terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut, baik untuk

pemukiman, industri atau bisnis agro. Kepadatan penduduk Cisauk masih sekitar 2.000 jiwa

per km2.

a. Letak wilayah

Letak wilayah Puskesmas Pondok Aren terletak di Kecamatan Pondok Aren

Kabupaten Tangerang Selatan yang berbatasan dengan :

Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug,Tangerang Selatan

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug, DKI Jakarta

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan

b. Jarak Wilayah

Jarak Puskesmas Pondok Aren dengan pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang

Selatan lebih kurang 45 km, sedangkan luas wilayahnya lebih kurang 3037 ha, dengan

ketinggian 35 m dari permukaan laut dan dengan curah hujan rata-rata 35 m/bulan.

Page 36: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

22

c. Jumlah Kelurahan

Jumlah kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pondok Aren terdiri dari 11

Kelurahan, 115 RW dan 721 RT.

d. Sarana Kesehatan

o Puskesmas Kecamatan : 3 buah

o Pos Kesehatan Desa : 0 buah

o Balai Pengobatan Swasta : 19 buah

o Praktek Dokter Umum Swasta : 59 buah

o Praktek Dokter Gigi Swasta : 25 buah

o Praktek Dokter Spesialis : 6 buah

o Praktek Bidan Swasta : 19 buah

o Laboratorium Klinik Swasta : 5 buah

o Optik : 8 buah

o Apotik : 19 buah

o Rumah Sakit Swasta : 1 buah

o Rumah Bersalin Swasta : 4 buah

o Pengobatan Tradisional : 20 buah

o Puskesmas Keliling : 1 buah

5.2 Analisis Univariat

Jumlah sampel yang berhasil terkumpul, diolah dan dianalisis yaitu sebanyak sampel

yang terdiri dari bidan desa di kecamatan Pondok Aren.

5.2.1 Gaya Supervisi

Table 5.1 Distribusi responden menurut Gaya Supervisi

Gaya Supervisi Jumlah (orang) Persentase (%)

Autokrasi

Anarki

Demokrasi

0

2

23

0

8,0

92,0

Total 25 100,0

Hasil penelitian memperlihatkan hanya 8% atau 2 responden yang menyatakan bahwa

bidan senior menggunakan gaya supervisi anarki. Dan 92,0 % atau 23 responden yang

Page 37: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

23

menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi demokrasi. Sedangkan tidak

ada responden yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi autokrasi.

5.2.2 Kinerja Bidan

Table 5.2 Distribusi responden menurut Kinerja Bidan

Kinerja Bidan Jumlah (orang) Persentase (%)

Buruk

Baik

5

20

20,0

80,0

Total 25 100,0

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 20% atau 5 responden memiliki kinerja buruk

sedangkan sebanyak 80% atau 20 responden memiliki kinerja baik.

5.3 Analisis Bivariat

5.3.1 Pengaruh Gaya Supervisi Bidan Senior Terhadap Kinerja Bidan Desa

Table 5.3 Distribusi responden menurut gaya supervisi dan kinerja bidan

Gaya

Supervisi

Kinerja Bidan Total

Buruk Baik N %

N % N %

Autokrasi

Anarki

Demokrasi

0

1

4

0

50

17,4

0

1

19

0

50

82,6

0

2

23

0

100

100

Total 5 20 20 80 25 100

Nilai p = 0,367

Pada bidan yang kinerjanya buruk dan menyatakan bahwa bidan senior menggunakan

gaya supervisi anarki yaitu sebanyak 1 responden atau 50%, sedangkan bidan yang kinerjanya

buruk dan menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi demokrasi yaitu

sebanyak 4 responden atau 17,4 %.

Selain itu, pada bidan yang kinerjanya baik dan menyatakan bahwa bidan senior

menggunakan gaya supervisi anarki yaitu sebanyak 1 responden atau 50%, sedangkan bidan

yang kinerjanya baik dan menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi

demokrasi yaitu sebanyak 19 responden atau 82,6 %.

Page 38: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

24

Dari hasil uji statistik, didapatkan nilai pv sebesar 0,367 dimana pada α 5%

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan proporsi bidan yang kinerjanya buruk

antara yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi anarki dengan yang

yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi demokrasi. Atau ada

pengaruh antara gaya supervise bidan senior dengan kinerja bidan. Dan diperoleh nilai OR

sebesar 4,750 artinya gaya supervise anarki mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi

kinerja bidan menjadi buruk sebesar 4,750 kali dibandingkan gaya supervisi demokrasi.

Page 39: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

25

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Oleh karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, penelitian ini menggunakan desain

cross sectional yang hanya dapat memperlihatkan hubungan dengan cara mengamati variable

independen dan dependen pada saat yang bersamaan. Sehingga tidak dapat ditentukan

hubungan sebab akibat antara keduanya.

Instrument penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

dijawab oleh responden. Alat ukur ini memiliki kelemahan pada jawaban responden yang

subjektif dari sudut pandang responden saja. Dan ada responden yang tidak mencantumkan

namanya sehingga dihawatirkan timbulnya bias dalam pengolahan data.

6.2 Gambaran Gaya Supervisi

Analisis univariat memperlihatkan hanya 8% atau 2 responden yang menyatakan

bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi anarki. Dan 92,0 % atau 23 responden yang

menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi demokrasi. Sedangkan tidak

ada responden yang menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi autokrasi.

Persentase ini menunjukkan fakta bahwa Gaya supervisi demokrasi cukup

mendominasi karena sesuai untuk pekerjaan yang memerlukan kreativitas, seperti pekerjaan

seorang bidan dilakukan oleh orang-orang yang sangat berkompenten dan berpengalaman,

orang yang diketahui bisa diandalkan dan orang-orang yang bersedia untuk bertanggungjawab

dan mengambil keputusan. Dan selain itu juga Gaya supervisi ini sebagian dipengaruhi oleh

kepribadian supervisor, dan sebagian besar dipengaruhi keadaan sekitar, keperluan kerja, dan

kemampuan karyawan.

Jika dibandingkan dengan gaya supervisi anarki yang membiarkan mereka melakukan

apa saja yang mereka kehendaki, dengan konsekuensi yang bisa dipredeksi sebelumnya

seperti kurangnya koordinasi aktifitas, melainkan tugas-tugas penting, duplikasi serta

kurangnya minat dalam belajar. Maka persentasenya pun hanya 8% dari total jumlah

responden. Karena hal tersebut kurang sesuai dengan iklim pekerjaan di puskesmas yang

menuntut banyak koordinasi sosial.

Sedangkan untuk gaya supervise autokrasi gaya supervisi ini, seorang supervisor

seolah-olah hanya memberikan perintah. Dan Gaya supervisi ini sering menjadi kurang

efisien dan berhasil ketika supervisor berada di tempat yang jauh dan berakibat pada sering

Page 40: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

26

terjadinya kesulitan-kesulitan yang bersifat psikologis, seperti ketakutan, keengganan,

kurangnya percaya diri, dan perasaan yang tidak aman. Sehingga hal tersebut akan berdampak

buruk terhadap kinerja bidan desa. Dan pada penelitian ini tidak ada responden yang

menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervise autokrasi, karena sebagian

besar responden menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervise demokrasi

yang dijalankan dalam pembinaan para bidan desa.

6.3 Gambaran Kinerja Bidan Desa

Analisis univariat memperlihatkan bahwa 20% atau 5 responden memiliki kinerja buruk

sedangkan sebanyak 80% atau 20 responden memiliki kinerja baik. Persentase ini

menunjukkan bahwa kinerja bidan desa di kecamatan Pondok Aren sebagian besar baik yang

dapat dilihat dari segi kualitas kerja atau mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar –

standar seperti indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja.

Sedangkan kuantitas kerja dilihat dari banyaknya pekerjaan yang dihasilkan dengan tepat

waktu.

Selain itu untuk bidan desa yang memiliki kinerja yang buruk yaitu sebanyak 20% dari

jumlah responden karena pekerjaan bidan menuntut ketepatan dan kecepatan hasil, karena

selain tuntutan laporan dari pihak atasan, para bidan juga bekerja di puskesmas para bidan

juga ada yang harus membuka praktek di rumah sehingga semakin berat pekerjaan yang harus

dituntaskannya, maka tidak bisa dihindari jika hasilnya ada yang kurang memuaskan.

6.4 Pengaruh Gaya Supervisi Bidan Senior terhadap Kinerja Bidan Desa

Dari hasil analisis Bivariat menunjukkan pada bidan yang kinerjanya buruk dan

menyatakan bahwa bidan senior menggunakan gaya supervisi anarki yaitu sebanyak 1

responden atau 50%, sedangkan bidan yang kinerjanya buruk dan menyatakan bahwa bidan

senior menggunakan gaya supervisi demokrasi yaitu sebanyak 4 responden atau 17,4 %. Hal

ini menujukkan bahwa, dominasi bidan yang memiliki kinerja baik menyatakan bahwa gaya

supervisi bidan senior adalah gaya supervise demokrasi yang lebih banyak menuntut diskusi

dan kerjasama antar bidan senior dan bidan desa dan lebih menghargai sesama profesi bidan.

Hal ini juga mendukung peningkatan kinerja bidan jika gaya supervise

pembimbingnya adalah demokrasi dibanding dengan gaya supervise anarki atau autokrasi

yang kurang mengayomi dan membimbing bidan desa yang menjalankan pekerjaannya. Dan

dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara gaya supervisi bidan

Page 41: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

27

senior dengan kinerja bidan dengan nilai OR sebesar 4,750 artinya gaya supervise anarki

mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi kinerja bidan menjadi buruk sebesar 4,750

kali dibandingkan gaya supervisi demokrasi. Sesuai dengan teori kepemimpinan bahwa mutu

kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat

dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai

kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 1999).

Page 42: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

28

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Hasil penelitian tentang pengaruh gaya supervise bidan senior terhadap kinerja bidan desa di

Kecamatan Pondok Aren dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persentase bidan senior yang menerapkan gaya supervise anarki meningkatkan kinerja

bidan desa menjadi buruk sebesar 50%

2. Ada pengaruh yang signifikan antara gaya supervise bidan senior terhadap kinerja

bidan desa di Kecamatan Pondok Aren

3. Sebagian besar responden yang menyatakan bahwa bidan senior menerapkan gaya

supervisi demokrasi memiliki kinerja yang baik.

7.2 Saran

1. Perlunya dilakukan pembinaan secara intensif dan berkesinambungan oleh

pembimbing kepada bidan-bidan yang menjalankan pekerjaannya baik di puskesmas

maupun praktek swasta agar dapat meningkatkan motivasinya dalam perbaikan derajat

kesehatan masyarakat.

2. Bidan desa dan Pembimbing harus meningkatkan koordinasi dan kerjasama

dilapangan serta menjalin hubungan yang baik antar sesamanya agar tercipta suasana

kerja yang kondusif dan saling mendukung

3. Adanya sanksi yang tegas kepada petugas kesehatan khususnya bidan yang dengan

sengaja tidak melaksanakan pekerjaannya dengan baik, menunda-nunda pekerjaan dan

tidak memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilihat pengaruh motivasi kerja bidan terhadap

angka Kematian Ibu dan Anak.

Page 43: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, Iwan, 1998. Besar dan Metode Pada Sampel Penelitian Kesehatan, Jurusan

Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Indonesia.

Departeman Kesehatan RI, 1984. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Departeman Kesehatan RI,1989. Paduan Bidan di Tingkat Desa

Bagian I. Jakarta: Ditjen Binkesmas.

Departemen Kesehatan RI,1989. Paduan Bidan di Tingkat Desa Bagian 11.

Jakarta:Ditjen Binkesmas.

Departemen Kesehatan RI, 1990. Pedoman Pembimbing/Supervisi. Upaya Kesehatan

Puskesmas. Jakarta. Ditjen Binkesmas.

Departemen Kesehatan RI, 1994. a. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1994.b. Rencana Pembangunan Lima Tahun keenam.

Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1996. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor. 572

/Menkes/PER/VI/1996 tentang registrasi dan Praktek Bidan.

Flahault D., Piot M., Franklin A., 1988. The Supervision of health personnel at

district level. WHO, Geneva.

Istiarti T., 1996. Pemanfaatan Tenaga Bidan Desa. Yogyakarta. Pusat penelitian

Kependudukan UGM.

Martodipoero S., soetedjo H., Suyono., Suiharti., Rahanto S., Prayoga., 1983.

Pelaksanaan Supervisi di Puskesmas. Surabaya : Puslitbang Kesehatan.

Page 44: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

Siagian SP., 1989. Toeri Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta.Penerbit Bina Aksara.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung ; Alfabeta.

Suwondo A.P., 1980. Kepemimpinan Dalam Bimbingan Pengembangan, P4K,

Surabaya.

Van Dersal W., 1978. Prinsip dan tehnik Supervisi dalam pemerintahan. Terjemahan

Handoyo. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.

Page 45: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

Lampiran 1

Nomor Responden :

KUESIONER PENELITIAN

”Pengaruh Gaya Supervisi Bidan Senior Terhadap Kinerja Bidan Desa Di

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Tahun 2010”

Jawaban saudara tidak akan mempengaruhi prestasi dan nama saudara akan

dirahasiakan, jadi diharapkan saudara bisa mengisi jawaban yang betul-betul sesuai

dengan pendapat saudara. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Identitas Responden 1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*

4. Pendidikan :

5. Golongan / Jabatan :

Keterangan : * Coret yang tidak perlu

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda silang (×) pada jawaban pertanyaan yang sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu.

A. Gaya Supervisi Diisi oleh

peneliti

1. Bagaimanakah cara pembimbing (Ketua IBI) dalam pemecahan masalah

berkaitan dengan kesejahteraan bidan?

1.Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dilakukan oleh

pembimbing.

2.Pembimbing mendelegasikan pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah

kepada anggota IBI (bidan).

3.Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh

pembimbing

setelah mendengarkan masukan/saran dari anggota IBI (bidan).

4.Pembimbing dan anggota IBI (bidan) sama-sama terlibat dalam

pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah.

A1 [ ]

Page 46: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

2. Bagaimanakah cara pembimbing (Ketua IBI) anda, ketika anda

memberikan saran/masukan?

1. Tidak menerima saran/masukan.

2. Menerima saran/masukan dan keputusan sepenuhnya ditentukan

anggota IBI (bidan).

3. Menerima tetapi keputusan sepenuhnya ditentukan pembimbing.

4. Menerima dan mendiskusikan saran/masukan dengan anggota IBI

(bidan).

3. Bagaimanakah cara pembimbing (Ketua IBI) ketika memperoleh tugas

dari tingkat yang lebih tinggi seperti dari organisasi IBI tingkat Kota

Tangsel ?

1. Pembimbing melaksanakan dan mengambil keputusan sendiri.

2. Pembimbing mendelegasikan tugas dan pengambilan keputusan

kepada anggota IBI (bidan).

3. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan

dengan tugas tersebut dilakukan oleh pembimbing setelah

mendengarkan masukan/saran dari anggota IBI (bidan).

4. Pembimbing dan anggota IBI (bidan) sama-sama terlibat dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

4. Bagaimanakah perlakuaan yang anda terima ketika sedang melaksanakan

tugas pekerjaan?

1. Anggota memiliki kebebasan dalam melaksanakan pekerjaan.

2. Pembimbing memberikan keleluasaan anggota dalam melaksanakan

pekerjaan.

3. Pembimbing melakukan pengawasan pekerjaan yang ketat.

4. Pembimbing memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada anggota

tetapi dalam pengawasan pembimbing.

5. Ketika anda mengerjakan tugas yang diberikan pembimbing,

bagaimanakah tindakan pembimbing?

1. Anggota memiliki kebebasan dalam melaksanakan pekerjaan.

2. Pembimbing memberikan keleluasaan anggota dalam melaksanakan

pekerjaan.

3. Pembimbing melakukan pengawasan pekerjaan yang ketat.

4. Pembimbing memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada anggota

tetapi dalam pengawasan pembimbing.

A2 [ ]

A3 [ ]

A4 [ ]

A5 [ ]

Page 47: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

6. Bagaimana cara pembimbing dalam pengambilan keputusan pelaksanaan

pekerjaan berkaitan dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat?

1. Pengambilan keputusan dilakukan oleh pembimbing.

2. Pembimbing mendelegasikan pengambilan keputusan kepada anggota

IBI (bidan).

3. Pengambilan keputusan dilakukan oleh pembimbing setelah

mendengarkan masukan/saran dan anggota IBI (bidan).

4. Pembimbing dan anggota IBI (bidan) sama-sama terlibat dalam

pengambilan keputusan.

7. Bagaimanakah cara pembimbing ketika terjadi konflik diantara sesama

bidan?

1. Pembimbing memberi hukuman kepada bidan yang terlibat konflik.

2. Pembimbing menyerahkan penyelesaiannya kepada bidan.

3.Pembimbing mendiskusikan penyelesaian konflik yang terjadi tetapi

tetap memberikan hukuman kepada bidan yang terlibat konflik.

4. Pembimbing bersama bidan menyelesaikan konflik dengan

musyawarah.

8. Bagaimanakah tindakan pembimbing ketika terdapat bidan yang

melakukan kesalahan kerja?

1. Pembimbing memberi hukuman kepada bidan.

2. Pembimbing menyerahkan penyelesaiannya kepada bidan.

3. Pembimbing mendiskusikan penyelesaian masalah yang terjadi tetapi

tetap memberikan hukuman kepada bidan.

4. Pembimbing bersama bidan menyelesaikan masalah dengan

musyawarah.

A6 [ ]

A7 [ ]

A8 [ ]

Page 48: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

Lembar ini diisi oleh Koordinator bidan di masing-masing puskesmas di

Kecamatan Pondok Aren

Nama bidan yang dinilai :

Puskesmas :

B. Kinerja Bidan Diisi oleh

peneliti

a. Kualitas hasil kerja

1. Apakah hasil kerja Anda memiliki ketepatan dalam menjalankan tugas

sesuai dengan pekerjaan?

a. Tidak pernah tepat

b. Tepat.

c. Selalu tepat.

2. Apakah hasil kerja Anda memiliki ketelitian dalam menjalankan tugas

sesuai dengan pekerjaan?

a. Tidak pernah teliti

b. Teliti

c. Selalu teliti.

3. Apakah Anda teliti dalam memeriksa kembali pekerjaan yang telah

diselesaikan sebelum pekerjaan tersebut diperiksa pembimbing?

a. Tidak pernah teliti

b. Teliti

c. Selalu teliti.

4. Apakah hasil kerja Anda selalu menghasilkan pekerjaan yang rapi?

a. Tidak pernah rapi.

b. Rapi.

c. Selalu rapi.

5. Apakah hasil kerja Anda selalu mengahasilkan pekerjaan yang bersih?

a. Tidak pernah bersih

Ba1 [ ]

Ba2 [ ]

Ba3 [ ]

Ba4 [ ]

Ba5 [ ]

Page 49: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

b. Bersih

c. Selalu bersih

b. Kuantitas hasil kerja

6. Apakah setiap bidan pernah dituntut untuk menyelesaikan tugas sehari-

hari dengan cepat dan baik?

a. Tidak dituntut

b. Kadang-kadang dituntut.

c. Selalu dituntut.

7. Seberapa besar persentase jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam

sehari?

a. < 75 %

b. 90 – 76 %

c. > 90 %

8. Seberapa besar persentase Anda dalam menunda pekerjaaan?

a. < 75 %

b. 90 – 76 %

c. > 90 %

9. Apakah Anda selalu melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan oleh

pembimbing dengan tepat waktu?

a. Tidak pernah tepat waktu.

b. Kadang-kadang tepat waktu.

c. Selalu tepat waktu.

10. Apakah Anda pernah mendapatkan teguran dari pembimbing karena

tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu?

a. Selalu mendapat teguran

b. Kadang-kadang.

c. Tidak pernah.

Bb6 [ ]

Bb7 [ ]

Bb8 [ ]

Bb9 [ ]

Bb10[ ]

Page 50: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga
Page 51: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

Lampiran 2

Frequencies

Statistics

gayasprvisi

KINERJA_BIDA

N

N Valid 25 25

Missing 0 0

gayasprvisi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anarki 2 8.0 8.0 8.0

demokrasi 23 92.0 92.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

KINERJA_BIDAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid buruk 5 20.0 20.0 20.0

baik 20 80.0 80.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

gayasprvisi *

KINERJA_BIDAN 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Page 52: PENGARUH GAYA SUPERVISI BIDAN SENIOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 2.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Desa ... dan kesejahteraan keluarga

gayasprvisi * KINERJA_BIDAN Crosstabulation

KINERJA_BIDAN

Total buruk baik

gayasprvisi anarki Count 1 1 2

% within gayasprvisi 50.0% 50.0% 100.0%

demokrasi Count 4 19 23

% within gayasprvisi 17.4% 82.6% 100.0%

Total Count 5 20 25

% within gayasprvisi 20.0% 80.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.223a 1 .269

Continuity Correctionb .034 1 .854

Likelihood Ratio .994 1 .319

Fisher's Exact Test .0367 .0367

Linear-by-Linear Association 1.174 1 .279

N of Valid Casesb 25

a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .40.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for gayasprvisi

(anarki / demokrasi) 4.750 .243 92.970

For cohort KINERJA_BIDAN

= buruk 2.875 .554 14.932

For cohort KINERJA_BIDAN

= baik .605 .149 2.451

N of Valid Cases 25