Upload
trinhkhanh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH FAKTOR PERMODALAN, KUALITAS
ASET, DAN LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Syariah (Ekonomi Islam)
Oleh:
ROMDAYANAH
072411055
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
Dr. IMAM YAHYA, M.Ag.
Perum Pandana Merdeka H/2 Ngaliyan
Semarang
RATNO AGRIYANTO, S.Pd, SE, M.Si
Perum Griya Sekar Gading blok C/6 Kalisegoro
Gunungpati
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdri Romdayanah
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
IAIN Walisongo
Assalamua'alaikum wr.wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini
saya kirim naskah skripsi Saudari
Nama : Romdayanah
Nomor Induk : 072411055
Judul : Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset dan
Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudari tersebut dapat segera
dimunaqasahkan.
Demikian harap dijadikan maklum.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AH
Jl.Prof. Dr. Hamka KM 2 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Romdayanah NIM : 072411055 Judul : Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan
Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/baik/cukup, pada tanggal : dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 tahun akademik 2011/2012.
Semarang, 22 Desember 2011
iv
MOTTO
Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan kami telah
menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?, dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.1
1 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra,1989, h. 478.
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan rasa syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya
penulisan skripsi ini
Ayah & Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan
segalanya bagiku hingga Aku seperti ini. Tiada yang dapat
penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya
sekuntum do’a yang dapat Aku berikan, jazakum Allah Jazakum
katsir “semoga Allah SWT. Membalas amal kebaikan mereka
dengan balasan yang berlipat ganda” Amin.
Para guru dan dosenku, Karena beliau aku dapat mewujudkan
harapan dan anganku sebagai awal menggapai cita-cita.
Kakakku (mas bani dan mas rudi) tercinta yang selalu
menemaniku dan keluargaku yang telah banyak memberikan
motivasi, semangat dan bantuan hingga terselesainya kuliah ini.
keluarga besar EIB ’07 khususnya ( Itus, Umi, Ani, Mustaqimah,
Aena.. dkk), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar
posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma
Sari yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi.
Almamater Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini
tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 8 Desember 2011
Deklarator,
Romdayanah
vii
Abstrak
Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau
seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan,
kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen
diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas
yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin
meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat
dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring
meningkatnya keuntungan bank.
Adapun tujuan penelitian adalah menganalisa pengaruh faktor permodalan,
kualitas aset, likiuiditas terhadap profitabilitas. Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini yaitu dengan purposive sampling. purposive sampling
merupakan metode pengambilan sampel yang didasakan pada kriteria tertentu.
Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS
14.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Data yang digunakan
adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh
dari Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan (financial ratio analysis), yaitu
rasio permodalan, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas. Kemudian alat
analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah
uji signifikansi simultan (uji statistik f) dan uji signifikansi parameter individual
(uji statistik t).
Hasil penelitian menemukan bahwa, permodalan (KPMM), diketahui
mempunyai nilai Unstandardized Coefficient B sebesar -0.05 yang menunjukkan
bahwa KPMM berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (NOM). Kualitas aset
mempunyai nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 37,003 hal ini
menunjukkan bahwa kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) berpengaruh positif terhadap NOM. Dari kondisi likuiditas
(STM), diketahui bahwa nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 0,007
menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh postif terhadap NOM. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas
perbankan syariah yang diproyeksikan dengan NOM.
viii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya,
sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah
Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluarga, sahabat
dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari
akhir nanti.
Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu
penulis ingin ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya
dalam penyusunan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang
3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
4. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan
bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku sekretaris jurusan, atas kebijakan yang
dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini
5. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ratno
Agriyanto, S.Pd, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga
semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan
skripsi ini
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi selama
ix
penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini
7. Bapak dan Ibu yang telah mengasuh dan membimbing serta memberikan
dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual. Serta kakak-kakak ku
yang memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi ini
8. Terima kasih penulis ucapkan untuk keluarga besar EIB ’07 ( Itus, Umi, Ani,
Mustaqimah, Aena dkk ), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar
posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma Sari yang telah
banyak memberikan semangat dan motivasi.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya
ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas
semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan
dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 8 Desember 2011
ROMDAYANAH
072411055
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................. i
Halaman Persetujuan Pembimbing .............................................................................. ii
Halaman Pengesahan ................................................................................................... iii
Halaman Motto............................................................................................................. iv
Halaman Persembahan ................................................................................................. v
Halaman Deklarasi ....................................................................................................... vi
Halaman Abstrak .......................................................................................................... vii
Halaman Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Halaman Daftar Isi ....................................................................................................... x
Halaman Daftar Gambar .............................................................................................. xv
Halaman Daftar Tabel .................................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9
1.4. Sistematika ................................................................................................ 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Syariah
2.1.1 Pengertian Bank Syariah ......................................................................... 12
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah .............................................................. 13
xi
2.1.3 Produk-Produk Bank Syariah
2.1.3.1 Produk Penyaluran Dana…………………………………….14
2.1.3.2 Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Disewakan……….....15
2.1.3.3 Produk Penghimpunan Dana………………………………..16
2.1.3.4 Jasa Perbankan……………………………………………....17
2.2 Permodalan Bank Syariah ......................................................................... 18
2.3 Kualitas Aset Bank Syariah ........................................................................ 22
2.4. likuiditas Bank syariah .............................................................................. 24
2.5 Profitabilitas Bank Syariah ......................................................................... 27
2.6 Penelitian Terdahulu. ................................................................................. 29
2.7 Kerangka Pemikiran Teoritik ..................................................................... 30
2.8 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 32
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................. 32
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 33
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 34
3.5 Tekhnik Analisis Data
3.5.1 Deskriptif Data Penelitian 35
3.5.2 Statistik Deskriptif Variabel……………………………………......35
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
3.5.3.1 Uji Normalitas…………………………………………………36
xii
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas……………………………………………….36
3.5.3.3 Uji Autokorelasi……………………………………………………37
3.5.3.4 Uji Heteroskedatisitas ....................................................................... 37
3.5.4 Koefisien Determinasi .......................................................................... 37
3.5.5 Analisa Regresi Linear Berganda......................................................... 38
3.5.6 Pengujian Hipotesi
3.5.6.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) ......................................... 39
3.5.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................ 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Objek Penelitian
4.1.1 Bank Muamalat Indonesia.................................................................... 42
4.1.2 Bank Syariah Mandiri .......................................................................... 44
4.1.3 Bank Mega Syariah .............................................................................. 45
4.1.4 BNI Syariah .......................................................................................... 46
4.2. Analisis Data
4.2.1 Deskriptif Data Penelitian
4.2.1.1 Kriteria Penilaian Peringkat Permodalan .................................... 49
4.2.1.2 Kriteria Penilaian Peringkat Kualitas Aset ................................. 50
4.2.1.3 Kriteria Penilaian Peringkat Likuiditas ....................................... 51
4.2.1.4 Kriteria Penilaian Peringkat Profitabilitas .................................. 52
4.2.2. Statistik Deskriptif Variabel ................................................................ 53
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
xiii
4.2.3.1 Uji Normalitas ............................................................................. 55
4.2.3.2 Uji Multikolonieritas ................................................................... 57
4.2.3.3 Uji Autokorelasi .......................................................................... 58
4.2.3.4 Uji Heteroskedatisitas ................................................................. 59
4.2.4 Koefisien Determinasi .......................................................................... 60
4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 62
4.2.6 Pengujian Hipotesis
4.2.6.1 Uji Signifikasi Simultan .............................................................. 62
4.2.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual ........................................... 63
4.3. Pembahasan Hasil Pengujian Statistik
4.3.1 Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas ...................... 66
4.3.2 Pengaruh Variabel Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas ................... 67
4.3.3 Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Profitabilitas ......................... 67
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Pengaruh Permodalan Terhadap Profitabilitas ..................................... 69
5.1.2 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas .................................. 69
5.1.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ........................................ 70
5.1.4 Nilai Adjusted R Squere....................................................................... 70
5.1.5 Perhitungan Uji F ................................................................................. 70
5.2. Saran ............................................................................................................ 71
xiv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Rasio Bank Syariah
Lampiran 2. Uji Statistik Rasio Bank Syariah
Lampiran 3. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah
Lampiran 4. Matriks Penilaian dan Penetapan Peringkat Berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No. 9/24/DPbs.
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas
Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P plot
Gambar 4.3 Diagram Hetroskedasitisitas
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Bank Syariah Tahun 2006-2009
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel
Table 3.2 Ringkasan Definisi Operasional
Tabel 4.1 Resum Data Kweuangan BNI Syariah Tabel 4.2 Kriteria Penilaian
Peringkat KPMM Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Peringkat KAP Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Peringkat STM Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.5 Kriteria penilaian peringkat NOM Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.6 Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Matriks Korelasi
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance Dan VIF
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasis
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik F
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
penting dalam perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi
mempunyai tugas utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.1 Bank
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan atau mengurangi daya beli
masyarakat. Bank dapat meningkatkan daya beli masyarakat dimana, bank
memeberikan pinjaman atau kredit kepada individu dan unit-unit usaha yang
berasal dari dana yang dihimpun dari masyarakat yang berupa tabungan, giro, dan
deposito berjangka. Bank juga dapat mengurangi daya beli masyarakat yaitu
dengan meningkatkan suku bunga. Apabila suku bunga meningkat, mendorong
individu dan unit usaha untuk menyimpan uangnya di bank, sehingga uang yang
beredar di masyarakat berkurang dan kemampuan daya beli masyarakat juga
menurun.2
Perbankan nasional belum mampu menjalakan fungsi intermediasi dengan
baik. Kondisi perbankan nasional berdasarkan data BI, menunjukkan bahwa: dari
total aset pada akhir 2000 sebesar Rp. 1.030,5 Triliun, penyaluran kredit mencapai
Rp. 320,4 Triliun sedangkan total obligasi berjumlah Rp. 658,7 Triliun.
1 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 11.
2 Martono, Bank dan Lambaga Keuangan Lain, Yogyakarta: EKONISIA, 2002, h. 9.
2
Komposisi aset seperti pada data diatas menunjukkan kondisi aset yang kurang
sehat, karena kredit perbankan hanya menyumbang sebanyak 31,1% dari total
aset. Besarnya Loan Deposit Ratio (LDR) pada akhir 2001 sebesar 33,0% dan
41,2% pada akhir Mei 2003, rasio tersebut jauh dari patokan Bank Indonesia
sebesar 90%-110%. Laba parbankan berdasarkan Retruns On Asset (ROA)
sebesar 1,45% pada tahun 2001 dan naik tipis pada bulan maret 2002 sebesar
1,76%.3
Perkembangan perbankan Indonesia mengalami pasang surut. Krisis
finansial tahun 1997 merupakan bukti merosotnya kondisi perbankan Indonesia
yang ditandai dengan dilikuidasinya beberapa bank konvensional oleh Bank
Indonesia (BI). Bunga bank menjadi permasalahan yang pelik, apabila bunga bank
mengalami peningkatan secara otomatis bank akan memberikan kenaikan bunga
sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan dananya di bank, disisi lain bank
akan meningkatkan bunga kredit bagi debitur. Pembebanan bunga yang tinggi
bagi debitur berdampak pada berkurangnya kemampuan mengembalikan dana,
karena beban yang dipikul semakin bertambah. Munculnya bank syariah dieluh-
eluhkan sebagai bank yang tahan terhadap terjangan krisis karena bank syariah
menggunakan sitem bagi hasil yang tidak terpengaruh oleh naik-turunnya tingkat
suku bunga.
Sejarah perbankan syariah di Indonesia mengalami perjalanan yang
panjang. Pada tanggal 27 Oktober 1988 dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan
Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO) yang membuka peluang bagi berdirinya
3 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan Konsep, Teori Dan
Realita, Jakarta: Pustaka LP3ES, 2004, h. 113.
3
bank-bank baru termasuk bank syariah di Indonesia. Pemerintah memandang
perlunya membuka peluang bisnis perbankan seluas-luasnya guna memobilisasi
dana masyarakat untuk menunjang pembangunan.4 Setelah dikeluarkannya
PAKTO kemudian diikuti dengan diterbitkannya Undang-undang No. 7 Tahun
1992. Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pada pasal 6 (m) dan pasal 13
ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank
Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil.5
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,
dimana pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
Undang-undang tersebut menetapkan bahwa bank dalam memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya,
bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan
nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank serta, bank wajib
memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal,
kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek
lainnya yang berhubungan dengan bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha
sesuai dengan prinsip kehati-hatian.6
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dapat melakukan tindakan-
tindakan bagi bank yang melakukan penyimpangan terhadap aturan kesehatan
bank. Tindakan Bank Indonesia (BI) tersebut tertuang dalam Undang-undang No.
4 Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005,
h. 61. 5 Ibid, h. 61.
6 Totok Busantoso dan Siget Triandaru , Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, Jakarta:
Salemba Empat, 2006, h. 52.
4
10 Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa, apabila suatu bank
mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank
Indonesia (BI) dapat melakukan tindakan dengan upaya: penambahan modal oleh
pemegang saham, penggatian dewan komisaris dan direksi bank, bank
menghapuskan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet
dan memperhitungkan kerugian dengan modal, bank melakukan meager,
penjualan bank pada pihak lain, menyerahkan pengelolaan kepada pihak lain,
sampai dengan bank menjual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban bank
tersebut kepada bank atau pihak lain.7
Tingkat kesehatan perbankan syariah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 9/1/PBI/2007. Dalam peraturan tersebut dijelaskan secara spesifik
sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah seperti
yang tertuang dalam pasal 1 angka 6, 8, dan 9 PBI No. 9/1/PBI/2007 dimana,
tingkat kesehatan bank didefinisikan sebagai hasil penilaian kuantitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank atau
Unit Usaha Syariah (UUS) melalui: a. penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif
terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, likuiditas dan sensitivitas
terhadap resiko pasar; dan b. penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen.8
Meningkatnya produk jasa perbankan syariah yang semakin beragam akan
meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank berdasarkan prinsip syariah.
Perubahan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi
7 Ibid, h. 66.
8 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan
Hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 152.
5
profit risiko yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank berdasarkan prinsip
syariah secara keseluruhan.9
Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau
seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan,
kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen
diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas
yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin
meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat
dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring
meningkatnya keuntungan bank.
Kinerja keuangan perbankan syariah dalam penelitian Ekowati dengan
menggunakan tiga sampel bank syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri serta Bank Mega Syariah dapat dilihat dalam tabel 1.110
Tabel 1.1
Rata-rata Rasio Keuangan Bank Syariah Tahun 2006-2009
Nama Bank Tahun CAR
(%)
KAP
(%)
STM
(%)
NOM (%)
Bank Muamalat
Indonesia
2006-2007 13,76 0,96 49,20 1,48
2008-2009 10,74 0,96 50,01 1,27
Bank Syariah 2006-2007 13,16 0.95 27,23 0,36
9 Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian
tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 20
agustus 2011. 10
Ekowati, Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Pasca Krisis Global
Tahun 2008, program S1 Ekonomi Islam IAIN, Semarang, 2010, h. lampiran.
6
Mandiri 2008-2009 12,86 0,95 40,64 0,65
Bank Mega
Syariah
2006-2007 10,14 0,98 61,81 1,71
2008-2009 13,78 0,98 35,01 1,26
Sumber: Penelitian diolah, 2011
Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat perbandingan diantara faktor
permodalan (CAR), kualitas aset (KAP) dan faktor likuiditas (STM) terhadap
profitabilitas bank syariah yang ditunjukan dengan NOM mengalami banyak
perbedaan pada setiap bank syariah. Pada kondisi rasio permodalan dari Bank
Muamalat dan Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan dari periode awal
tahun 2006-2007 hingga periode 2008-2009. Penurunan tersebut mempunyai
pengaruh yang beragam terhadap profitabilitas yang ditunjukan dengan rasio
NOM dimana, pada saat CAR Bank Muamalat mengalami penurunan sebesar
3,02% , NOM menunjukkan penurunan sebesar 0,21%. Hal ini berlawanan arah
dengan rasio pada Bank Syariah Mandiri dimana, disaat CAR mengalami
penurunan sebesar 0,3% dilain sisi NOM mengalami kenaikan sebesar 0,29%.
Berbeda dengan Bank Mega Syariah dimana disaat CAR mengalami kenaikan,
disisi lain NOM mengalami penurunan.
Kualitas aset yang ditunjukkan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
dibandikan dengan profitabilitas (NOM) dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa disaat
KAP tidak mengalami perubahan pada setiap bank syariah, disisi lain NOM
mempunyai perbadaan yang mencolok. Terjadi penurunan NOM pada Bank
Muamalat dan Bank Mega Syariah pada kondisi KAP tetap, sedangkan NOM
pada Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan sebesar 0,21%.
7
Dari tabel 1.1 juga dapat diketahui perbandingan antara faktor likuiditas
(STM) terhadap profitabilitas (NOM). Secara teori bahwa semakin besar rasio
likuiditas maka akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan yang akan
didapat karena, dana yang dicadangkan untuk likuiditas lebih banyak
dibandingkan untuk kegiatan yang menghasilkan keuntungan.11
Teori ini sejalan
dengan kondisi likuiditas dan profitabilitas Bank Muamalat dan Bank Mega
Syariah dimana besarnya rasio likuiditas berbanding terbalik dengan besarnya
rasio profitabilitas. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri mengalami perbedaan
dimana, disaat rasio likuiditas yang ditunjukan dengan STM mengalami kenaikan
sebesar 13,41% diikuti dengan kenaikan rasio profitabilitas yang ditunjukkan
dengan NOM sebesar 0,21%.
Dengan melihat tabel 1.1 dapat diketahui kondisi profitabilitas apabila
dilihat dari penilaian peringkat NOM dari Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri
dan Bank Mega Syariah kurang menujukan hasil yang memuaskan. Bank
Muamalat menduduki peringkat 4 dimana, kemampuan profitabilitas rendah untuk
mengantisipasi potensi kerugian dan peningkatan modal serta penerapan prinsip
akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keunutngan
belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.12
Peringkat faktor profitabilitas pada
Bank Mandiri Syariah menduduki peringakat 5 dimana, kemampuan profitabilitas
sangat rendah untuk mengantisipasi kerugian dan meningkatkan modal serta,
penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, dan
11
Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002, h.
4. 12
Lampiran Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/PBI/2007 tentang sistem penilaian
tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, h. 3.
8
pembagian keuntungan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.13
Rata-rata
NOM Bank Mega Syariah pada tahun 2006-2007 menduduki peringkat 3 dimana,
kemampuan profitabilitas cukup tinggi untuk mengantisipasi kerugian dan
meningkatkan modal serta, penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan,
pengakuan biaya, dan pembagian keuntungan belum sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.14
Sedangkan pada tahun 2008-2009 rata-rata NOM Bank Mega
Syariah hanya menduduki peringkat 3.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Faktor kuantitatif yang berpengaruh terhadap profitabilitas
bank syariah perlu diperhitungkan dengan matang agar lebih efektif menghasilkan
laba yang maksimal. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-
masing faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap faktor
profitabilitas bank syariah yang diwakili oleh rasio utama, maka penulis
melakukan penelitian tentang: “PENGARUH FAKTOR PERMODALAN,
KUALITAS ASET, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM SYARIAH”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas Bank
Umum Syariah?
13
Ibid
14 Ibid
9
2. Bagaimana pengaruh kualitas aset terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah?
3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas
Bank Umum Syariah.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor kualitas aset terhadap profitabilitas
Bank Umum Syariah.
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor likuiditas terhadap profitabilitas Bank
Umum Syariah.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi perbankan syariah, sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan bank
syariah yang berkaitan dengan peningkatan profitabilitas sekaligus dapat
mengetahui besarnya pengaruh faktor finansial baik permodalan, kualitas
aset dan likuiditas terhadap profitabilitas sehingga dapat dijadikan sarana
dalam menetapkan strategi usaha dari waktu kewaktu.
10
2. Bagi penulis
a. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh faktor permodalan,
kualitas aset dan likuiditas Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri
Syariah, Bank Mega Syariah serta BNI Syariah terhadap profitabilitas
bank.
b. Untuk menambah pengetahuan tentang pola perhitungan rasio-rasio
keuangan bank syariah, serta untuk meningkatkan pola berfikir ilmiah
penulis.
1.4 Sistematika Penelitian
Sistematika yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar balakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, pemikiran terdahulu yang
berkaitan dengan judul penelitian, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukurannya, metode analisis yang
digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian.
11
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PERSEMBAHAN
Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data,
dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian yang telah dilakukan serta saran mengenai hasil penelitian.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Syariah
2.1.1 Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam dan tata-cara operasinya mengacu kepada ketentuan Al-Qur’an dan
Hadis. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam yaitu mengikuti
ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya, yang menyangkut tata-cara
bermuamalat secara Islam dengan menjauhi praktek-praktek yang dikhwatirkan
mengandung unsur-unsur riba.15 Larangan riba tertuang dalam surah Al- Baqarah
278 berikut ini:16
$y㕃 r' ¯≈ tƒ šÏ% ©!$# (#θãΖ tΒ#u (#θà)®? $# ©! $# (#ρâ‘ sŒuρ $tΒ u’ Å+ t/ zÏΒ (# #θt/ Ìh9$# βÎ) Ο çFΖ ä. tÏΖ ÏΒ ÷σ•Β ∩⊄∠∇∪
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 6 (m) dan pasal 13
ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank
Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat
(13) menjelaskan maksud dari prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan
15 Karenaen Perwataatmadja dan M Syafi’I Antonio, Apa Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992, h. 1.
16 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra,1989, h. 53.
13
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah
antara lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli
barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya
pemilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain.17
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran Bank Syariah yang diantaranya tercantum dalam
pembukaan Standar Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institution) adalah sebagai berikut:18
1. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
2. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3. Penyedia jasa lalulintas keuangan dan lalulintas pembayaran bank syariah
dapat melakukan kegiatan layanan jasa perbankan sebagaimana lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasi dan mendistribusikan) zakat serta
dana-dana sosial lainnya.
2.1.3 Produk-produk Bank Syariah
17 Wirdayaningsih, op.cit, h. 66. 18 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi,
Yogyakarta: EKONISIA, 2004, h. 39.
14
2.1.3.1 Produk Penyaluran Dana (Financing)
Bank syariah menyalurkan dana yang telah diperolehnya dengan
mengeluarkan produk-produk berikut:
a. Pembiayaan Mudharabah
Al-Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan
pengusaha, dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang
diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha
bersama dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan
ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah. Apabila terjadi kerugian
dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis bukan penyelewengan atau
keluar dari kesepakatan maka, pihak penyedia dana akan menanggung kerugian
manakala pengusaha akan menanggung kerugian manajerial, skill dan waktu.19
b. Pembiayaan Musyarakah
Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan dan risiko yang akan ditanggung bersama. Ketentuan umum
pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut:20
1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan
dikelola secara bersama-sama.
2. Biaya pada saat proyek berlangsung harus diketahui oleh kedua belah
pihak. Keuntungan dibagi sesuai kontribusi modal.
19 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 21. 20 Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004, h. 102.
15
3. Nasabah membayarkan dana yang dipinjam beserta bagi hasil atas
keuntungan setelah proyek tersebut terselesaikan.
c. Pembiayaan Murabahah
Prinsip Murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan
barang investasi. Murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan
barang, tetapi kekurangan dana. Nasabah meminta pada bank agar membiayai
pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima.
Harga jual pada pesanan adalah harga pokok ditambah margin keuntungan yang
disepakati. Kesepakatan harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli.21
d. Pembiayaan Al-Bai Bitsaman Ajil)
Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran cicilan.
Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi).22
2.1.3.2 Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Disewakan
a. Pembiayaan Ijarah
Prinsip Ijarah sama dengan prinsip jual beli hanya saja, ijarah didasari
adanya pemindahan manfaat. Al-ijarah merupakan pembiayaan bank untuk
pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem
pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan.23 Pihak bank dapat menjual
barang yang telah disewakan kepada nasabah setelah masa sewa berakhir, praktek
21 Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2004, h. 44. 22 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h .27. 23 Adiwarman A Karim, op.cit, h. 101.
16
ini sering disebut dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa dengan berpidahnya
kepemilikan).24
b. Pembiayaan Bai Takjiri
Al-Bai Takjiri adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan.
Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga sebagian daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara
berangsur.25
c. Pembiayaan Qurdhul Hasan
Al-Qurdhul Hasan merupakan bentuk peminjaman dana dari bank kepada
nasabah yang bersifat sosial. Nasabah tidak memberikan bagi hasil atas dana yang
dipinjam melainkan hanya mengembalikan pokok yang dipinjam.26
2.1.3.3 Produk Penghimpunan Dana (funding)
a. Prinsip Wadiah
Wadiah merupakan titipan dari nasabah kepada pihak bank, dimana pihak
bank bertanggungjawab untuk menjaga dan mengembalikan kapan saja
penyimpan menghendakinya. Wadiah terdiri dari dua jenis yaitu wadi’ah yad al-
amanah dan wadi’ah yad al-dhamanah. Dalam wadi’ah yad al-amanah barang
yang dititipkan tidak boleh diambil manfaatnya dan penerima titipan
bertanggungjawab atas kerusakan barang apabila terjadi unsur kecerobohan atau
kelalaian. Sebagai kompensasi atas tanggungjawab pemeliharaan maka dapat
dikenakan biaya penitipan. sedangkan Wadi’ah yad al-dhamanah barang yang
dititipkan dapat diambil manfaatnya sebagai konsekuensinya, pihak penerima
24 Martono, op.cit, h. 99. 25 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 32. 26 Adiwarman A Karim, op.cit, h. 105.
17
titipan berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas kerusakan barang yang
dititipkan. Sebagai imbalan kepada pemilik barang, pihak penerima titipan dapat
memberikan bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya.27
b. Prinsip Mudharabah
Penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal dan bank
sebagai mudharib. Dana tersebut digunakan bank untuk pembiayaan kepada pihak
ketiga. Hasil dari pembiayaan kepada pihak ketiga akan dibagikan kepada
penyimpan atau deposan sesuai akad awal. Tabungan dengan prinsip Mudharabah
yaitu simpanan pihak ketiga di bank Islam yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian, bank sebagai mudharib
akan membagi keuntungan kepada shahib al mal sesuai dengan nisbah yang telah
disetujui bersama.28
2.1.3.4 Jasa Perbankan
1. Kafalah, bank Islam dapat memberikan fasilitas Letter of Guarantee (bank
garansi) kepada para nasabah untuk tujuan tertentu atas dasar prinsip kafalah.
Bank garansi dapat diberikan untuk tujuan jaminan pembayaran hutang atau
jaminan prestasi. Untuk fasilitas bank garansi bank syariah dapat memungut
bayaran (fee).29
2. Hiwalah, dalam dunia perbankan Hiwalah dapat diterapkan dalam proses
Debet Transfer.30
27 Ibid, 107. 28 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 20. 29 Ibid, h. 40 30 Ibid
18
3. Jo’alah, merupakan suatu kontrak dimana pihak pertama (jaa’el) menjanjikan
untuk memberikan sejumlah imbalan tertentu (ja’l) kepada pihak kedua (amil)
atas layanan proyek yang sifatnya dan batas-batasannya tertuang dalam
kontrak perjanjian.31
4. Wakalah, merupakan akad pelimpahan kekuasaan dari satu pihak kepada
pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
2.2 Permodalan Bank Syariah
Modal merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan
kegiatan usaha, pada perusahaan umumnya diperoleh dengan cara menerbitkan
saham.32 Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal
bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposure
risiko yang akan muncul.
Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan
penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:33
a. Rasio utama
Rasio utama permodalan yaitu Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Modal
Minimum (KPMM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank
31 Ibid, h. 41. 32 Sigit winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, Bandung: CV Pustaka Grafika,
2006, h. 401 33 Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h. 3. www.bi.go.id diakses tanggal 22 agustus 2011.
19
dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.
KPMM dihitung dengan rumus sebagai berikut:34
M tier 1 + M tier 2 + Mtier 3 - Penyertaan
KPMM =
������������� ���������� ATMR
Dimana:
• M tier1 = Modal inti
• M tier2 = Modal pelengkap
• M tier3 = Modal pelengkap tambahan
• Penyertaan = Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah atau jenis transaksi
tertentu yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
• ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.
Modal BUS dan UUS, sebagaimana dijelaskan dalam PBI No.
7/13/PBI/2005, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank
umum berdasarkan prinsip syariah terdiri dari:
1. Modal Inti (tier 1)
Modal inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal.
Cadangan tambahan terdiri dari faktor penambah dan faktor pengurang. Faktor
34 Lampiran 1 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 25 agustus 2011.
20
penambah cadangan tambahan modal adalah: 1. Agio saham; 2. Modal
sumbangan; 3. Cadangan umum; 4. Cadangan tujuan; 5. Laba tahun lalu setelah
diperhitungkan pajak; 6. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran
pajak sebesar 50%; 7. Selisih dari penjabaran laporan keuangan kantor cabang
luar negeri; 8. Dana setoran modal. Sedangkan faktor pengurang cadangan
cadangan tambahan modal adalah: 1. Disagio; 2. Rugi tahun lalu; 3. Rugi tahu
berjalan; 4. Selisih kekurangan penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar
negeri; 5. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual.35
2. Modal Pelengkap (tier 2)
Modal pelengkap terdiri dari: 1. Selisih penilaian kembali aktiva tetap; 2.
Cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif setinggi-tingginya
1,25% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR); 3. Modal pinjaman yang
memenuhi kriteria Bank Indonesia yaitu pinjaman yang didukung oleh instrumen
atau warkat yang mempunyai ciri-ciri berdasarkan prinsip Qardh, tidak dijamin
oleh bank penerbit dan sifatnya dipersamakan dengan modal serta telah dibayar
penuh, tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan
Bank Indonesia, dan mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi saldo laba dan cadangan-cadangan yang termasuk
modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi; 4. Investasi subordinasi setinggi-
tingginya sebesar 50% dari modal inti dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:
berdasarkan prinsip mudharabah atau musyarakah, adanya perjanjian tertulis
antara bank dengan investor, mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank
35 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan
Hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 61.
21
Indonesia; 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk
dijual setinggi-tingginya sebasar 45%.36
3. Modal Pelengkap Tambahan (tier 3)
Modal pelengkap tambahan (tier 3) digunakan untuk memperhitungkan
risiko pasar. modal pelengkap tambahan digunakan dengan kriteria tidak melebihi
250% dari modal inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan risiko pasar serta
jumlah modal pelengkap tambahan setinggi-tingginya 100% dari modal inti.
Modal pelengkap tambahan dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal
minimum adalah investasi subordinasi jangka pendek yang memenuhi kriteria
Bank Indonesia sebagai berikut: a. berdasarkan prinsip mudharabah atau
musyarakah; b. tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor
penuh; c. memiliki jangka waktu perjanjian sekurang-kurangnya 2 tahun; d. tidak
dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman
dengan persetujuan Bank Indonesia; e. terdapat perjanjian penempatan investasi
subordinasi yang jelas termasuk jadwal pelunasannya; f . memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia.37
b. Rasio penunjang, meliputi:
1. Kemampuan modal inti dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) dalam mengamankan risiko hapus buku (write-off).
2. Kemampuan modal inti untuk menutup kerugian pada saat likuidasi.
3. Trend/ pertumbuhan KPMM.
4. Kemampuan internal bank untuk menambah modal.
36 Ibid, h. 62. 37 Ibid, h. 63.
22
c. Rasio pengamatan (observed), meliputi:
1. Intensitas fungsi keagenan bank syariah
2. Modal inti dibandingkan dengan dana mudharabah
3. Deviden Pay Out Ratio
4. Akses kepada sumber permodalan (eksternal support)
5. Kinerja keuangan Pemegang Saham (PS) untuk meningkatkan permodalan
bank.
2.3 Kualitas Aset Bank Syariah
Aset mempunyai arti, segala sesuatu yang mempunyai nilai moneter,
dimiliki oleh orang atau organisasi, biasanya sebesar biaya atau nilai wajar pasar,
aset biasanya berupa barang sepesifik atau tagihan terhadap pihak lain. Aset
dalam lembaga perbankan didifinisikan sebagai sesuatu yang bisa berupa barang-
barang atau benda yang cepat dijual (current asset) atau aset tetap yang tidak
cepat dijual (fixed asset).38 Sedangkan penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk
menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari
pembiayaan yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan
dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 39
38 Sigit winarno dan Sujana Ismaya, op. cit, h. 28. 39 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 4.
23
a. Rasio utama
Rasio utama faktor kualitas aset yaitu dengan menggunakan Kualitas
Aktiva Produktif (KAP). Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik
kualitas aktiva produktif. Rasio KAP dihitung dengan rumus sebagai berikut:40
APYD (DPK,KL,D,M)
KAP = 1-
Aktiva Produktif
Dimana:
• APYD = Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah aktiva produktif
yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan
penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai
berikut:
- 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus.
- 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar.
- 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan.
- 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet.
• Perhitungan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian
kualitas aktiva bagi bank yang berlaku.
• Cakupan komponen aktiva produktif berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank syariah.
• Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
b. Rasio penunjang, meliputi:
40 Lampiran 1b Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 13.
24
1. Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti.
2. Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti.
3. Kemampuan bank dalam menangani atau mengembalikan aset yang telah
dihapusbuku.
4. Besarnya pembiayaan non perfoming.
c. Rasio pengamatan (observed), meliputi:
1. Tingkat kecukupan agunan
2. Proyaksi atau perkembangan kualitas aset produktif
3. Perkembangan atau trend aktiva produktif bermasalah yang
direstrukturisasi.
2.4 Likuiditas Bank Syariah
Likuid mempunyai dua pengertian. Pengertian likuid yang pertama
merupakan posisi aktiva yang memiliki cukup kas atau harta yang mudah
dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran. Pengertian likuid
yang kedua merupakan posisi aktiva yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas
tanpa kerugian yang berarti.41
Likuiditas bank dipandang dari dua sisi pada neraca bank. Sebagai
lembaga kepercayaan, bank harus sanggup menjalankan fungsinya sebagai
penghimpun dana dan sebagai penyalur dana untuk memperoleh profit yang
wajar. Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah
41 Sigit winarno dan Sujana Ismaya. op.ci, h. 146
25
setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik. Pada sisi aktiva bank harus
menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan.42
Bank dapat dikatakan likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut:43
1. Memegang alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas, rekening pada
bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah
likuiditas yang diperkirakan.
2. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid akan tetapi bank tersebut
memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau
dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo
maupun setelah jatuh tempo.
3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan
hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, atau dengan call money.
Sedangkan yang disebut dengan rasio likuiditas adalah rasio yang
digunakan untuk memenuhi utang jangka pendeknya (termasuk bagian dari utang
jangka pendek yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari
aktiva lancar.44 Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana
deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah
diajukan.45
42 Kasmir, ibid, h. 268. 43 Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik dan Aplikasi Banking Risk
Assessment, Yogyakarta: UPP STIM YKPM YOGYAKARTA, 2006, h. 96 44 Indra bastian, Suhardjono, Akuntansi Perbankan, Jakarta : Salemba Empat, 2006, h.
296 45 Kasmir, loc. cit..
26
Penilaian faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:46
a. Rasio utama
Rasio utama faktor likuiditas yaitu Short Term Mismatch (STM). STM
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan
likuiditas jangka pendek. Rumus untuk mencari STM sebagai berikut:47
Aktiva jangka pendek
STM =
Kewajiban jangka pendek
• Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid kurang dari 3 bulan selain kas,
SWBI dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
• Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban likuid kurang dari 3 bulan.
b. Rasio penunjang, meliputi:
1. Kemampuan aset jangka pendek, kas dan secondary reserve dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
2. Ketergantungan kepada dana deposan inti.
3. Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak ketiga.
4. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi
Mismatch.
5. Ketergantungan pada dana antar bank.
6. Pertumbuhan bank deposan inti terhadap total dana pihak ketiga.
c. Rasio pengamatan (observed)
46 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 6 47 Lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs , op. cit, h. 36.
27
1. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi
Mismatch.
2. Ketergantungan pada dana atara bank.
2.5 Profitabilitas Bank Syariah
Profit (laba) merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.48 Analisa
profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor dan
kreditor. Bagi investir laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan
nilai efek. Bagi kreditor, laba umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga
dan pokok. Penilaian profitabilitas bank syariah dimaksudkan untuk menilai
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor
profitabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-
komponen sebagi berikut:49
a. Rasio utama
Rasio utama yang digunakan untuk menilai profitabilitas bank syariah
dengan menggunakan Net Operating Margin (NOM). NOM digunakan untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. NOM
dihitung dengan rumus sebagai berikut:50
48 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, op.cit, h. 198. 49 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 5. 50 Lampiran 1c Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs , op. cit, h. 13.
28
(PO - DBH) – BO
NOM =
Rata-rata AP
• Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi
hasil dalam 12 bulan terakhir.
• Biaya operasional adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP yang
wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam 12 bulan terakhir.
• Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva produktif 12
bulan terakhir
b. Rasio penunjang, meliputi :
1. Return Of Asset (ROA).
2. Rasio efisiensi kegiatan operasional.
3. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan.
4. Diversifikasi Pendapatan
5. Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO).
c. Rasio pengamatan (observed)
1. Rasio Net Structural Operating Margin Utama (NSOM).
2. Return On Equity (ROE).
3. Komposisi penempatan dana pada surat berharga atau pasar keuangan.
4. Disparitasi imbalan jasa tertinggi dengan terendah.
5. Fungsi edukasi publik atau Corporate Social Responsibility (CSR).
6. Fungsi sosial.
29
7. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return atau bagi hasil yang
diberikan oleh bank syariah.
8. Rasio bagi hasil dan investasi.
9. Penyaluran dana yang driwrite-off dibandingkan dengan biaya operasional.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini berkaitan dengan
rasio keuangan bank syariah yang meliputi faktor permodalan, kualitas aset,
likuiditas dan profitabilitas sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya
sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penelitian Aristya (2010) yang menganalisa pengaruh
ukuran perusahaan, kecukupan modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP),
dan likuiditas terhadap kinerja keuangan bank umum syariah periode 2005-
2009. Kecukupan modal Bank Umum Syariah berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan bank umum syariah namun tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan bank yang diproksi dengan ROA. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki tidak terbukti mempengaruhi
kinerja keuangan perbankan syariah. Hasil penilaian terhadap kualitas aktiva
produktif menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas aktiva produktif
akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perusahaan perbankan
syariah sedangkan bila ditinjau dari likuiditas bank menunjukkan bahwa
30
semakin tinggi likuiditas akan berdampak menurunnya kinerja keuangan
perusahaan perbankan syariah.51
b. Penelitian Indra Prasetyo (2010) yang berjudul Analisa Kinerja Keuangan
Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 dengan pendekatan PBI No.
9/1/PBI/2007. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Syariah Mandiri (BSM)
memiliki modal yang sangat kuat, sehingga jika terjadi kerugian pihak bank
dapat menanggung kerugian tersebut dengan modal yang dimilikinya.
Dilihat dari rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mencerminkan bahwa
BSM belum dapat mengelola aktiva produktif yang dimilikinya dengan
baik, karena aktiva produktif BSM yang diklasifikasikan dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan bahkan macet selama periode perhitungan
rata-ratanya sebesar 5%. Net Operating Margin (NOM) mencerminkan
bahwa BSM merupakan bank syariah yang memiliki tingkat profitabilitas
sangat baik. Jika dilihat dari rasio Short Term Mismatch (STM)
mencerminkan bahwa BSM dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya tanpa mengganggu kebutuhan likuiditas bagi nasabahnya.52
Penelitian ini akan mencoba membuktikan bagaimana pengaruh faktor
permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap profitabilitas bank umum syariah
periode 2009-2011, yang diproyeksikan dengan rasio utama. Faktor permodalan
dihitung dengan menggunakan rasio KPMM, kualitas aset dengan rasio Kualitas
51 Diah Aristya Hesti, Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal,
Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2005-2006), progaram S1 UNDIP, Semarang, 2010, h.90.
52 Indra Prasetyo, Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia, program S1 Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2010, h. 173.
31
Aktiva Produktif (KAP), likuiditas dengan rasio STM dan profitabilitas dengan
rasio NOM.
2.7 Kerangka Pemikiran Teoritik
Dari uraian tinjauan pustaka di atas, maka kerangka pemikiran teoritik
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H1 H2
H3
Sumber data : dikembangkan untuk penelitian, 2011
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1: Ada pengaruh yang signifikan antara faktor permodalan terhadap profitabilitas
bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas aset terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
H3: Ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
Permodalan (X1)
Kualitas Aset (X2)
Likuiditas (X3)
Profitabilitas Bank Syariah
(y)
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang
diperoleh dari literatur atau data-data yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia yang berupa laporan bulanan bank yang
dijadikan sempel dalam penelitian pada periode 2009-2011.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang tergolong
dalam Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia yang meliputi: Bank Muamalat
Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia
serta Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah.
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu dengan cara purposive
sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.53 Kriteria pengambilan sampel
dalam penelitian ini terdapat dalam tabel 3.1 berikut ini:
53 Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Garanit, 2004, h.105
33
Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Sampel Keterangan Jumlah Laporan
Keuangan 1. Bank umum syariah devisa
hingga tahun 2011 4 bank
2 Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank umum syariah devisa dari Januari 2009 hingga April 2011
4 x 28 laporan 112
3 Tidak tersedianya informasi keuangan (neraca, rugi/ laba, KAP dan KPMM)
BNI Syariah:17 Muamalat : 1 BSM: 0 Mega Syariah: 0
(18)
4 Tidak tersedianya laporan KAP dan KPMM
BNI Syariah:1 Muamalat: 3 Mega Syariah: 4 BSM: 4
(12)
82 Sumber: Data dikembangkan untuk penelitian, 2011
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan dokumen dan studi pustaka. Dokumen merupakan proses pengumpulan
data, data tersebut didapat dari laporan keuangan bank yang menjadi sampel.
Studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, literatur dan hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
34
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi:
3.4.1.1 Variabel Independen (X)
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu faktor permodalan yang
diproksi menggunakan KPMM atau Capital Adequacy Ratio (CAR), kualitas aset
yang diproksi menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan likuiditas yang
diproksi menggunakan Short Term Mismatch (STM).
3.4.1.2 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel independen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Net Operating Margin (NOM)
yang merupakan indikator profitabilitas.
3.4.1.3 Definisi Operasional
Berikut ini adalah ringkasan definisi operasional variabel penelitian yang
disajikan dalam tabel 3.2:
Table 3.2
Ringkasan Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Sekala Pengukuran Permodalan
menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposure risiko yang akan muncul.
(KPMM) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
����� � �������
�����
35
Kualitas Aset
menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan yang akan muncul
Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
(1- ���� ���,��,�,��
����� �!"�#�$%&)
Likuiditas
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek
Short Term Mismatch (STM)
aktivajangkapendek
kewajibanjangkapendek
Profitabilitas
menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba.
Pendapatan Operasional Bersih (NOM)
45 � 678� � 75
���� � �����4
Sumber: Data dikembangkan untuk penelitian, 2011
3.5 Teknik Analisa Data
3.5.1 Deskriptif Data Penelitian
Menjelaskan nilai dan peringkat masing-masing faktor baik permodalan
(capital), aset (asset), likuiditas (liquidity) dan profitabilitas dari data yang
terdapat pada laporan bulanan Bank Umum Syariah Devisa yang menjadi sampel
pada periode 2009-2011 dengan menggunakan rasio utama yang sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.
9/24/DPbs.
3.5.2 Statistik Deskriptif Variabel
Staistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu data secara
statistik. Berdasarkan variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti. Dalam
36
penelitian ini statistik deskriptif variabel akan menjelaskan standar deviasi dari
masing-masung variabel.54
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
3.5.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi
normal sehingga analisis dengan validitas, rentabilitas, uji-t, korelasi dan regresi
dapat dilaksanakan. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan cara:55
1. Kertas peluang normal
2. Koefisien kurtosis
3. Koefisien kurtosis persentil
4. Uji chi-kuadrat
5. Lillieford.
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah adanya hubungan linear yang sempurna antara
variabel independen. Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui
kemungkinan adanya inter-korelasi antara beberapa variabel independen.56 Dalam
regresi tidak diperbolehkan adanya multikolonieritas yang sempurna atau
koefisien korelasi antar-variabel bebas = 1. Multikolonieritas dapat diketahui
dengan cara:57
54 Ibid, h 106. 55 Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Pengantar Statistika, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006, h. 110 56 Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik , Jakarta: LP3ES, 1986, h. 338 57 Suharyadi Purwanto, ibid, h. 528
37
1. Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata namun ternyata
setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya tidak nyata.
2. Nilai koefisien determinasi R2 sangat besar, sedangkan variabel bebasnya
berpengaruh tidak nyata.
3. Nilai koefisien korelasi parsialnya ryx1, ryx2 dan ryx3 lebih besar dari
koefisien determinasinya.
3.5.3.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara beberapa anggota observasi yang
disusun menurut urutan waktu. Cara mendeteksi autokorelasi dengan cara:58
1. Metode grafik yang menghubungkan antara error dengan waktu, apabila
terdapat hubungan sistematis baik meningkat atau menurun menunjukkan
adanya autokorelasi.
2. Uji durbin watso, dimana apabila dw berkisar antara du dan 4-du, maka
tidak terjadi autokorelasi.
3.5.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara-nilai Y tidaklah
sama atau hetro. Dampak terjadinya heteroskedastisitas yaitu interval keyakinan
untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikasi kurang kuat.
Cara mendeteksi hetroskedastisitas yaitu:59
1. Melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nilai tertimbang dapat
dilakukan berdasarkan observasi.
58 Ibid, h. 529 59 Ibid
38
2. Melakukan transformasi log yaitu data diubah dalam bentuk log, atau data
ditransformasi kebentuk lain seperti 1/x atau yang lain.
3.5.3.5 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui
kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi
menunjukkan kemampuan variabel X (X1,X2,…XK) yang merupakan variabel
bebas menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel terikat. Semakin besar
koefisien determinasi semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel
Y.60 Pada intinya Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi (R2) akan berkisar 0 sampai 1. Apabila nilai R2 = 1
menunjukkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh variabel persamaan
regresi, atau variabel bebas (X) mampu menerangkan variabel Y sebesar 100%.
Apabila nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan
oleh varian bebas dari persamaan regresi. Kriteria R2 dikatakan baik bila
memenuhi syarat sebagai berikut: 61
1. Nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukkan variabel
bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas dengan baik dan kuat.
2. Nilai koefisien determinasi sama dengan 0,5 dikatakan sedang
3. Nilai koefisien determinasi kurang dari 0,5 relatif kurang baik, hal ini
disebabkan oleh kurang tepatnya pemilihan variabel.
60 Suharyadi Purwanto, ibid, h. 514 61 Ibid, h. 515
39
3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda dimana
akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih
variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas
atau lebih terhadap variabel terikat.62
Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Dimana :
Y: NOM (Net operating margin)
a: konstanta persamaan regresi
β1 – β3: koefisien variabel independen
X1: Permodalan
X2: Kualitas Aktiva Produktif
X3: Likuiditas
e: Variabel pengganggu atau faktor-faktor di luar variable yang tidak
dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residual).
3.5.5 Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari nilai koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya
62 Ibid, h. 241
40
berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak
signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.63
3.5.5.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikasi serentak atau uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan
menyeluruh dari variabel bebas yang mampu menjelaskan keragaman variabel
terikat (Y). Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
memiliki koefisien sama dengan nol. Langkah melakukan uji signifikasi F yaitu:64
1. Menyusun hipotesis. Hipotesis yang akan diuji adalah kemampuan
variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas, apabila variabel bebas
tidak dapat mempengaruhi variabel bebas dianggap nilai koefisien
regresinya sama dengan nol.
2. Menentukan daerah keputusan, dengan menggunakan tabel F. Mencari F
tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas
penyebut pada baris dan taraf nyata. Taraf nyata yang digunakan adalah
5%, sedangkan untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah
variabel kurang dari 1, untuk derajat penyebut digunakan n-k yaitu jumlah
sampel dikurangi jumlah variabel.
3. Menentukan nilai F-hitung.
4. Menentukan daerah keputusan. Menentukan wilayah H0 dan H1, serta
membandingkan dengan nilai F-hitung untuk mengetahui apakah
menerima H0 atau menerima H1.
63 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, h. 87
64 Suharyadi Purwanto, STATISTIKA: Untuk Ekonomi & Keuangan Moderen, Jakarta: Salemba Empat, 2004, h. 523
41
5. Memutuskan hipotesis, bila nilai F-hitung > dari F-tabel dan berada di
daerah terima H1 maka, H1 diterima dan nilai koefisien regresinya tidak
sama dengan nol. Dengan demikian variabel bebas dapat menerangkan
variabel terikat.
3.5.5.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel
bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Untuk mengetahui
apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji-t.
langkah melakukan uji-t adalah sebagai berikut:65
1. Menentukan hipotesis. Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila
nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan varibel bebas akan
berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol.
2. Menentukan daerah kritis yang ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat
bebas yaitu n-k dan taraf nyata 9.
3. Menentukan t-hitung
4. Menentukan daerah keputusan
5. Menentukan keputusan, apabila koefisien regresi berada di daerah H0 hal
ini menunjukkan bahwa variabel X tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel Y.
65 Ibid, h 525
42
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan bank umum syariah
yang tergolong dalam Bank Devisa. Berdasarkan laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia, dapat dihitung dan dianalisa kinerja
keuangan masing-masing bank umum syariah. Laporan keuangan yang digunakan
adalah laporan bulanan mulai dari Januari 2009 sampai dengan April 2011.
Berikut adalah profil singkat bank yang dijadikan objek penelitian:
4.1.1 Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. didirikan pada tanggal 1 Nopember
1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah
Indonesia. Pendirian Bank Muamalat Indonesia mendapat dukungan dari Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), pengusaha muslim serta dukungan
masyarakat Indonesia. Dukungan masyarakat terbukti berdasarkan pembelian
saham Perseroan senilai Rp. 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian
Perseroan. Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang
predikat sebagai Bank Devisa, hal ini berarti memperkokoh posisi Bank Muamalat
sebagai bank syariah pertama dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.66
66
www.muamalatbank.com, diakses tanggal 20 September 2011.
43
Sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan sesuai dengan situasi dan
kondisi di Indonesia, maka Bank Muamalat mempunyai tujuan sebagai berikut:67
1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial, ekonomi
dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara
lain melalui:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha
b. Meningkatkan kesempatan kerja
c. Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses
pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama
ini diketahui masih cukup banyak masyarakat yang enggan
berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga
bank itu riba.
3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat
berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi
masyarakat banyak sehingga menggalakan usaha-usaha ekonomi
rakyat dengan memperluas jaringan lembaga perbankan kedaerah-
daerah terpencil.
Krisis ekonomi 1998 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Bank
Muamalat. Rasio pembiayaan macet (NPL) mencapai lebih dari 60%. Kerugian
Bank Muamalat tercatat sebesar Rp. 105 miliar. Sedangkan ekuitas mencapai titik
67
Karenaen Perwataatmadja dan M Syafi‟I Antonio, op.cit, h. 85
44
terendah yaitu Rp. 39.3 miliar, kurang dari sepertiga modal setoran awal. Kondisi
ekuitas Bank Muamalat segera diperbaiki dengan penambahan modal yang berasal
dari Islamic Development Bank (IDB), sehingga kondisi kerugian yang semula
diderita dapat dipulihkan kembali.68
4.1.2 Bank Syariah Mandiri
Terbentuknya Bank Syariah Mandiri melalui perjalanan yang panjang.
bermula dari marger empat bank yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
Bank Exim, dan Bapindo. Merger tersebut membentuk bank baru yang bernama
PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Menindaklanjuti
keputusan marger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim
pengembangan perbankan syariah pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank
Mandiri, atas respon UU No. 10 Tahun 1998, yang memberikan peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah.69
Terbentuknya Bank Syariah Mandiri diprakarsai oleh tim pengembangan
perbankan syariah yang melakukan konversi PT Bank Susila Bakti (BSB) dari
bank konvensional menjadi bank syariah yang bernama PT Bank Syariah Mandiri
pada tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank
umum syariah dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. BI menyetujui perubahan nama menjadi
68
www.muamalatbank.com, op.cit. 69
http://www.syariahmandiri.co.id, diakses tanggal 22 september 2011.
45
PT Bank Syariah Mandiri dan secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal
25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November1999.70
Bank Syariah Mandiri memiliki modal dasar Rp.2.500.000.000.000 dan
modal disetor Rp.858.243.565.000. Jumlah jaringan ATM BSM yang terdiri atas
220 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 4.795, ATM Prima 14.403 unit.
Kepemilikan saham PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk sebesar 131.648.712
lembar saham (99,999999%) dan PT Mandiri Sekuritas sebanyak 1 lembar saham
(0,000001%).71
4.1.3 Bank Mega Syariah Indonesia
PT Bank Mega Syariah bermula dari sebuah bank konvensional bernama
PT Bank Umum Tugu. Pada tahun 2001 Para Grup mengakusisi PT Bank Umum
Tugu yang resmi bernama PT Bank Mega Syariah Indonesia pada tanggal 23
September 2010. Pada tanggal 16 Oktober 2008 Bank Mega Syariah menyandang
predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan tersebut semakin memperkokoh posisi
perseroan sebagai bank syariah yang dapat menjangkau bisnis yang lebih luas baik
domestik maupun internasional.72
PT Bank Mega Syariah hadir dengan visi menjadi “Bank Syariah
Kebanggaan Bangsa”. Sejalan dengan perkembangannya baik dilihat dari produk
maupun fasilitas perbankan. Bank Mega Syariah memiliki 8 kantor cabang, 13
kantor cabang pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 234 kantor Mega Mitra
70
Ibid 71
Ibid 72
www.bsmi.co.id diakses tanggal 20 September 2011.
46
Syariah (M2S) yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan
dan Sulawesi.73
a. Visi dan Misi
Bank Mega Syariah sebagai lembaga keuangan yang menjalankan
usahanya berdasarkan prinsip syariah memiliki visi “Bank Syariah Kebanggaan
Bangsa”. untuk pencapaian visi maka dibentukalah misi Bank Mega Syariah yaitu
“memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui
kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi
stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa”.
b. Nilai-nilai
Bank Mega Syariah dalam pencapaian visi dan misi terdapat nilai-nilai
yang diterapkan yaitu:74
1. Visioner, yaitu dengan berifikir dan melihat jauh ke depan, serta mampu
menginspirasi dan membangun peran serta orang lain untuk mencapai hasil yang
terbaik.
2. Intrapreneur, yaitu dengan kemampuan mengelola sumber daya dan resiko secara
optimal & inovatif dengan berorientasi pada keuntungan dan nilai tambah bagi
perusahaan, serta tercapainya kepuasan nasabah.
3. Consistent, yaitu dengan berpegang teguh pada prinsip kebenaran dan
menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab.
73
Ibid 74
Ibid
47
4. Teamwork, yaitu dengan membangun sinergi yang bernilai tambah untuk
mencapai tujuan bersama, dengan penghargaan terhadap kemajemukan sebagai
suatu kekuatan.
5. Profesional, yaitu memiliki kompetensi untuk menyelesaikan tugas sesuai standar
yang ditetapkan dengan berlandaskan norma dan etika untuk mencapai tujuan
organisasi / perusahaan.
6. Sharing, yaitu sikap mental kelimpahruahan (abundance mentality) dan saling
ketergantungan (interdependence) secara tulus dan ikhlas dalam membantu
sesama
7. Trustworthy (amanah), yaitu jujur, dapat dipercaya dan senantiasa melaksanakan
tugas dengan penuh tanggungjawab. amanah dari pemegang saham adalah meraih
keuntungan secara maksimal dan berkesinambungan serta taat pada peraturan
perusahaan.
4.1.4 BNI Syariah
BNI membuka layanan perbankan syariah sebagai wujud penerapan visi
menjadi „universal banking’ hal ini menjadikan BNI sebagai bank dengan konsep
dual system banking, yaitu menyediakan layanan perbankan umum dan perbankan
syariah. Untuk kali pertama pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5
kantor cabang syariah yakni di kota Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin.75
BNI Syariah dalam perkembangannya menunjukan pertumbuhan yang
signifikan. Aset meningkatkan dari Rp. 160 miliar dari tahun 2001 menjadi Rp.
75
www.bni.co.id diakses tanggal 21 September 2011.
48
460 miliar di tahun 2002. Kinerja keuangan BNI Syariah mengalami peningkatan
bila dilihat dari laba yang diperoleh pada tahun 2002 sebesar Rp. 7,2 miliar
dibandingkan tahun 2001 yang merugi sebesar Rp. 3,1 miliar. Dana pihak ketiga
meningkat sebesar 88% dari tahun 2001 menjadi Rp. 205 miliar. Pembiayaan
mengalami peningkatan 163% menjadi Rp. 292,9 miliar. Dalam tabel 4.1 dibawah
ini dapat dilihat resume data keuangan BNI Syariah tahun 2002 hingga 2004.76
Tabel 4.1
RESUME DATA KEUANGAN BNI SYARIAH
(Rp.juta)
DES 2002 DES 2003 growth DES 2004* growth
ASSET Rp459,610 Rp685,796 49.21% Rp1,124,259 63.93%
LABA Rp7,190 Rp27,465 281.99% Rp32,943 19.95%
Giro Rp31,078 Rp46,512 49.66% Rp74,514 60.20%
Tabungan Rp113,920 Rp200,657 76.14% Rp334,094 66.50%
Deposito Rp59,986 Rp157,009 161.74% Rp371,722 136.75%
TOTAL DPK Rp204,984 Rp404,178 Rp780,330 93.07%
DES 2002 DES 2003 growth DES 2004* growth
Pembiayaan Rp282,551 Rp490,812 73.71% Rp670,523 36.62%
share share
Murabahah Rp278,905 Rp447,902 91.26% Rp522,316 77.90%
76
Ibid
49
Mudharabah Rp13,975 Rp24,526 5.00% Rp83,645 12.47%
Musyarakah Rp18,384 3.75% Rp64,562 9.63%
FDR 137.84% 121.43% 85.93%
NPL 1.18% 1.92%
Sumber: www.bni.co.id
4.2 Analisis Data
4.2.1 Deskriptif Data Penelitian
Dengan melihat lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs
hasil kriteria penilaian peringkat permodalan, kualitas aset, likuidaitas dan
profitabilitas bank umum syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian pada
periode 2009-2011 dapat dilihat sebagai berikut:
4.2.1.1 Kriteria Penilaian Peringkat Permodalan
Hasil penilaian peringkat permodalan bank umum syariah pada periode
2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama KPMM dapat dilihat dalam
tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Kriteria Penilaian Peringkat KPMM
Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Kriteria Peringkat KPMM Jumlah %
Peringkat 1: KPMM ≥ 12% 52 63,41
Peringkat 2: 9% ≤ KPMM < 12% 30 36,59
Peringkat 3: 8% ≤ KPMM < 9% 0 0
Peringkat 4: 6% < KPMM < 8% 0 0
Peringkat 5: KPMM ≤ 6% 0 0
82 100
Sumber: Penelitian diolah, 2011
50
Berdasarkan tabel 4.2 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat
faktor permodalan pada lampiran 2a SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa
sebanyak 63,41% tingkat modal bank umum syariah secara signifikan berada
lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada
pada tingkat ini untuk 12 bulan mendatang. Sedangkan pada peringkat 2,
sebanyak 36,59% tingkat modal bank syariah berada lebih tinggi dari ketentuan
KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat saat ini untuk 12
bulan mendatang. Posisi permodalan bank syariah pada periode 2009-2011 tidak
berada pada peringkat 3, 4 dan 5 atau dapat dikatakan bahwa posisi permodalan
bank syariah dalam kondisi yang sangat baik karena semakin besar peringkat
permodalan mencerminkan semakin buruk tingkat modal.
4.2.1.2 Kriteria Penilaian Peringkat Kualitas Aset
Hasil penilaian peringkat kualitas aset bank umum syariah pada periode
2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama KAP dapat dilihat dalam tabel
4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Kriteria Penilaian Peringkat KAP
Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Kriteria Peringkat KAP Jumlah %
Peringkat 1: KAP > 0,99 6 7,32
Peringkat 2: 0,96 < KAP ≤ 0,99 30 36,59
Peringkat 3: 0,93 < KAP ≤ 0,96 40 48,78
Peringkat 4: 0,90 < KAP ≤ 0,93 5 6,10
Peringkat 5: KAP ≤ 0,90 1 1,27
82 100
Sumber : Penelitian diolah, 2011
51
Berdasarkan tabel 4.3 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat
faktor kualitas aset pada lampiran 2b SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa
sebanyak 7,32% kualitas aset bank umum syariah dalam kondisi sangat baik
dengan resiko portofolio yang sangat minimal, kebijakan dan prosedur pemberian
pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan
sangat baik dan sesuai dengan sekala usaha bank serta sangat mendukung kegiatan
operasional yang aman dan sehat, pada peringkat 1 ini dokumentasi dan
administrasi dilakukan dengan sangat baik. Sebanyak 36,59% kualitas aset dalam
kondisi yang baik namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan serta prosedur
pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan
baik. Sebagian besar kondisi kualitas aset bank umum syariah berada pada
peringkat 3 yang berarti bahwa kualitas aset cukup baik namun diperkirakan akan
mengalami penurunan apabila tidak dilakukan perbaikan. Kondisi kualitas aset
akan semakin buruk jika berada pada peringkat 4 dan 5 dan akan mengancam
kelangsungan hidup bank.
4.2.1.3 Kriteria Penilaian Peringkat Likuiditas
Hasil penilaian peringkat likuiditas bank umum syariah pada periode
2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama STM dapat dilihat dalam tabel
4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Kriteria Penilaian Peringkat STM
Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Kriteria Peringkat Jumlah %
Peringkat 1: STM > 25% 75 91,46
52
Peringkat 2: 20% < STM ≤ 25% 6 7,32
Peringkat 3: 15% < STM ≤ 20% 1 1,22
Peringkat 4: 10% < STM ≤ 15% 0 0
Peringkat 5: STM ≤ 10% 0 0
82 100
Sumber: Penelitian diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.4 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat
faktor likuiditas pada lampiran 2d SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa
sebagian besar kemampuan likuiditas bank umum syariah untuk mengantisipasi
kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko likuiditas sangat kuat. Pada
peringkat 2 sebanyak 7,32% kemampuan likuiditas bank umum syariah untuk
mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko likuiditas
tergolong kuat dan sebanyak 1,22% kemampuan bank umum syariah untuk
mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko tergolong
memadai.
4.2.1.4 Kriteria Penilaian Peringkat Profitabilitas
Hasil penilaian peringkat profitabilitas bank umum syariah pada periode
2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama NOM dapat dilihat dalam
tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5
Kriteria penilaian peringkat NOM
Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Kriteria Peringkat Jumlah %
Peringkat 1: NOM > 3% 9 10,97
Peringkat 2: 2% < NOM ≤ 3% 2 2,44
Peringkat 3: 1,5% < NOM ≤ 2% 2 2,44
53
Sumber: Penelitian diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.5 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat
faktor profitabilitas pada lampiran 2c SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa
sebanyak 10,97% kemampuan profitabilitas bank umum syariah tinggi dalam
mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal serta penerapan prinsip
akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan
(profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada
peringkat 2, sebanyak 2,44% kemampuan profitabilitas bank umum syariah
tergolong tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan peningkatan modal.
Sebanyak 2,44% kemampuan profitabilitas bank syariah cukup tinggi sedangkan
penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan
pembagian keuntungan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada
peringkat 4, sebanyak 28% kemampuan profitabilitas bank umum syariah
tergolong rendah untuk mengantisipasi kerugian dan peningkatan modal. Sebagian
besar NOM bank umum syariah berada pada peringkat 5 yang berarti bahwa
kemampuan profitabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian
dan meningkatkan modal.
4.2.2 Statistik Deskriptif Variabel
Staistik deskriptif digunakan untuk megambarkan suatu data secara
statistik. Hasil statistik deskriptif dari NOM, KPMM, KAP dan STM dapat dilihat
dalam tabel 4.6 berikut ini:
Peringkat 4: 1% < NOM ≤ 1,5% 28 34,15
Peringkat 5: NOM ≤ 1% 41 50
82 100
54
Tabel 4.6
Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
NOM 1,5927 1,82422 82
KPMM 14,1006 5,34422 82
KAP ,9655 ,02124 82
STM 38,9322 12,63398 82
Sumber: Penelitian diolah, 2011.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa
n yang merupakan jumlah total pada setiap variabel sebesar 82 buah yang berasal
dari 4 bank syariah yang dijadikan sampel pada periode Januari 2009 sampai
dengan April 2011. Variabel Net Operating Margin (NOM) mempunyai standar
deviasi yang lebih besar dari mean. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya variasi
antara nilai maksimum dan mimimum selama periode pengamatan, atau dengan
kata lain terdapat kesenjangan dari Net Operating Margin (NOM) terendah dan
tinggi.
Kualitas Penyediaan Modal Mimimum (KPMM) apabila dilihat dari tabel
4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang
lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan
minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada
kesenjangan yang cukup besar dari Kualitas Penyediaan Modal Mimimum
(KPMM) terendah dan tertinggi.
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) apabila dilihat dari tabel 4.6 mempunyai
standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang lebih kecil dari
mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama
55
43210-1-2
Regression Standardized Residual
20
15
10
5
0
Freq
uenc
y
Mean =6.28E-
15
Std. Dev. =0.
981…
Histogram
Dependent Variable: NOM
periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup
besar dari Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terendah dan teringgi.
Variabel likuiditas yang diproyeksikan dengan Short Term Mismatch
(STM) dilihat dari tabel 4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya.
Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara
nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain
tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari likuiditas terendah dan tertinggi.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi
normal sehingga analisis dengan validitas, rentabilitas, uji-t, korelasi dan regresi
dapat dilaksanakan.77
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak
peneliti menggunakan analisa grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Sumber: Penelitian diolah, 2011.
77
Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar ,op.cit, h.110.
56
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa histogram
menujukkan pola distribusi normal, namun dengan melihat histogram dapat
memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk sampel kecil. Metode lain
yang sering digunakan dan lebih handal yaitu dengan menggunakan normal
probability plot. Grafik normal probability plot dapat dilihat dalam gambar 4.2
berikut ini:
Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan Normal P-P plot
Sumber: Penelitian yang diolah, 2011.
Grafik normal probability plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar
berhimpit disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Ex
pe
cte
d C
um
Pro
b
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: NOM
57
diagonal, dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pada
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
4.2.3.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan menganalisa matriks korelasi
antara variabel independen dan dengan melihat tolerance dan lawan VIF. Hasil uji
multikolonieritas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam matriks korelasi pada
tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolonieritas dengan Matriks Korelasi
Coefficient Correlations(a)
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa hanya variabel STM
yang memiliki korelasi cukup tinggi dengan variabel Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM) dengan tingkat korelasi sebesar 0,492 atau sebesar
49,2%, hal ini berarti bahwa tidak terjadi mulitikoloneritas yang serius karena
masih berada dibawah 95%.
Nilai tolerance dan lawan VIF dapat digunakan untuk mendeteksi
multikolonieritas. Berikut ini hasil uji multikolonieritas dengan melihat nilai
tolerance dan lawannya VIF dalam tabel 4.8:
Model STM KAP KPMM
1 Correlations STM 1,000 ,013 -,492
KAP ,013 1,000 -,385
KPMM -,492 -,385 1,000
Covariances STM ,000 ,002 ,000
KAP ,002 98,507 -,173
KPMM ,000 -,173 ,002
58
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance Dan VIF
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
KPMM ,614 1,628
KAP ,810 1,234
STM ,721 1,387
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011
Hasil perhitungan tolerance pada tabel 4.8 di atas menunjukkan tidak ada
variabel independen yang memiliki tolerance kurang dari 0,10 yang berarti bahwa
tidak terdapat korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam regresi.
4.2.3.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara beberapa anggota observasi yang
disusun menurut urutan waktu.78
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala
autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin-
witson (D-W) pada perhitungan regresi dengan data statistik pada tabel 4.9
berikut:
78
Suharyadi Purwanto, op.cit, h. 529.
59
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM
Sumber: penelitian diolah, 2011.
Dengan melihat tabel 4.9 di atas, nilai tabel pada tingkat signifikasi 5%,
jumlah sampel 82 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka tabel Durbin
Watson akan didapatkan nilai batas atas (du) 1,721 dan batas bawah (dl) 1,575.
Karena nilai DW 0,491 kurang dari batas bawah (dl) 1,575 dan kurang dari 4-
1,575 (4-dl), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi pada model
regresi ini.
4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara-nilai Y tidaklah
sama atau hetro. Dampak terjadinya heteroskedastisitas yaitu interval keyakinan
untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikasi kurang kuat.79
Hetroskedatisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 4.3.
79
Ibid
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,395(a) ,156 ,124 1,70775 ,491
60
Gambar 4.3
Diagram Hetroskedasitisitas
Sumber: Penelitian diolah, 2011.
Terlihat dalam grafik plot antara nilai prediksi independen dengan risidual,
dapat terdeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dari gambar 4.3 di atas dapat
terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.
4.2.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui
kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi
menunjukkan kemampuan variabel X (X1,X2,…XK) yang merupakan variabel
bebas menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel terikat. Semakin besar
210-1-2-3-4
Regression Standardized Predicted Value
4
3
2
1
0
-1
-2
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
Scatterplot
Dependent Variable: NOM
61
koefisien determinasi semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel
Y.80
koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Koefisien Determinasis
Model Summary(b)
a
Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011.
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa angka koefisien
korelasi (R) sebesar 0.395. hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen sebesar 39,5%. Dari angka tersebut dapat
diketahui bahwa hubungan antara variabel independen dangan variabel dependen
cukup kuat.
Adjusted R Square (R2) adalah 0,124, yang berarti bahwa kemampuan
variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen
sebesar 12,4%, sedangkan sisanya sebesar 87,6% diterangkan oleh faktor lain
diluar model regresi yang dianalisis.
4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda dimana
akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih
variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas
80
Suharyadi Purwanto, op.cit., h. 514
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,395(a) ,156 ,124 1,70775 ,491
62
atau lebih terhadap variabel terikat.81
Hasil uji regresi linear berganda dalam
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.11 dibawah ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficients(a)
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian yang diolah, 2011.
Dari hasil perhitungan regresi linear berganda pada tabel 4.11 di atas,
dapat diketahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen yang
dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
NOM = -33,699 – 0,050 KPMM + 37,003 KAP + 0,007 STM
4.2.6 Pengujian Hipotesisi
4.2.6.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat
dilihat dalam tabel 4.12 berikut ini:
81
Suharyadi Purwanto, op.cit, h. 241
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -33,699 9,368 -3,597 ,001
KPMM -,050 ,045 -,147 -1,109 ,271
KAP 37,003 9,925 ,431 3,728 ,000
STM ,007 ,018 ,049 ,398 ,692
63
Tabel 4.12
Hasil Uji Statistik F
ANOVA(b)
a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011
Berdasarkan perhitungan statistik uji F pada tabel 4.12 di atas dapat
diketahui bahwa nilai F adalah 4,809 dimana lebih besar dari 4 dengan nilai
signifikasi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa semua
variabel independen yaitu permodalan diproyeksikan dengan KPMM, kualitas aset
diproyeksikan dengan KAP dan likuiditas yang diproyeksikan dengan rasio STM
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap rasio profitabilitas yang
diproyeksikan dengan Net Operating Margin (NOM).
4.2.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel
bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Hasil uji statistik t
dapat dilihat dalam tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Statistik t
Coefficients(a)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 42,071 3 14,024 4,809 ,004(a)
Residual 227,480 78 2,916
Total 269,551 81
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
64
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui arah dari koefisien beta
regresi dan signifikasi. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t masing-masing
variabel adalah sebagai berikut:
1. H1: Ada pengaruh yang signifikan antara permodalan terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
Hipotesis pertama mengenai variabel permodalan (KPMM), diketahui
bahwa nilai beta Unstandardized Coefficient B sebesar -0,05 menunjukkan bahwa
KPMM berpengaruh negatif terhadap NOM. Hasil yang negatif menunjukkan
bahwa peningkatan KPMM tidak terbukti berpengaruh terhadap peningkatan
NOM. Nilai signifikan variabel permodalan (KPMM) adalah 0,271, dimana nilai
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel permodalan
(KPMM) tidak berpengaruh signifikan terhadap NOM.
Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa KPMM berhubungan negatif
dan tidak signifikan terhadap NOM, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama (H1) ditolak.
2. H2: Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas aset terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama
Hipotesis kedua mengenai variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
diketahui bahwa nilai beta Unstandardized Coefficient B sebesar 37,003 hal ini
1 (Constant) -33,699 9,368 -3,597 ,001
KPMM -,050 ,045 -,147 -1,109 ,271
KAP 37,003 9,925 ,431 3,728 ,000
STM ,007 ,018 ,049 ,398 ,692
65
menunjukkan bahwa kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) berpengaruh positif terhadap NOM. Hasil positif tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan kualitas aset yang diproyeksikan dengan KAP
akan meningkatkan profitabilitas yang diproyeksikan dengan NOM. Nilai
signifikansi variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah 0,000, dimana nilai
ini kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kualitas aset yang
diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terbukti berpengaruh
signifikan terhadap NOM.
Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) berhubungan positif dan signifikan terhadap NOM, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima.
3. H3: adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
Hipotesis ketiga mengenai variabel likuiditas (STM), diketahui bahwa
nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 0,007 menunjukkan bahwa likuiditas
berpengaruh postif terhadap NOM. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah yang diproyeksikan
dengan NOM. Nilai signifikan variabel likuiditas adalah 0,654 dimana, nilai ini
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap NOM.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa likuiditas berhubungan positif
dan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap NOM, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3 ) ditolak.
66
4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Statistik
4.3.1 Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor permodalan yang
diproyeksikan dengan KPMM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilits yang dipoyeksikan dengan NOM. Peningkatan KPMM tidak terbukti
adanya peningkatan NOM. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernelitian Aristya
(2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki tidak terbukti
mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah yang diproyeksikan dengan
ROA.82
Tidak terpengaruhnya modal terhadap profitabilitas dapat disebabkan
karena bank-bank tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini terjadi karena
peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebasar 8% dari
aktiva tertimbang menurut risiko. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya
tidak lebih dari 8%, padahal yang terpenting bagi bank syariah adalah kemampuan
untuk menjaga kepercayaan masyarakat.83
Kepercayaan masyarakat dapat
meningkatkan modal bank terlebih dengan adanya jaminan dari pemerintah
melalui lembaga penjamin simpanan.
82
Diah Aristya Hesti, op.cit, 83
Wisnu Mawardi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank
Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun),
Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, 2005, h. 83-9
67
4.3.2 Pengaruh Variabel Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat
bahwa Kualitas Aset yang diproyeksikan dengan KAP berpengaruh positif dan
signifikan terhadap NOM. Pengaruh positif KAP terhadap NOM berarti bahwa
kenaikan KAP akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas yang diperoyeksikan
dengan NOM, karena apabila aktiva terlalu rendah maka kagiatan usaha yang
menguntungkan juga akan hilang.84
Penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian Aristya (2010) dimana KAP berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan, dimana semakin tinggi kulaitas aktiva produktif akan berdampak
menurunnya kinerja keuangan perbankan syariah.85
Dalam rangka mengejar pertumbuhan aset, selama tahun 2010 rata-rata
bank syariah tumbuh minimal 20% per tahun dan dalam mengejar pertumbuhan
tersebut strategi bank-bank syariah pada tahun 2010 secara umum lebih mengarah
pada penyaluran pembiayaan kepada segmen usaha mikro yang memiliki potensi
resiko yang rendah dan imbalan bagi hasil yang diterima lebih besar.86
4.3.3 Pengaruh Variabel likuiditas Terhadap Profitabilitas
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa likuiditas yang diproyeksikan
dengan STM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang
diproyeksikan dengan NOM. Hubungan yang positif antara STM dengan NOM
mempunyai arti bahwa kenaikan likuiditas akan diikuti oleh kenaikan
84
Eugene F. Brigham dan joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta:
salemba empat 85
Diah Aristya Hesti, op.cit 86
http:/www.bi.go.id/, diakses tanggal 12 oktober 2011
68
profitabilitas bank syariah. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Aristya
(2010) dimana likuiditas berpengeruh negatif terhadap kinerja keuangan bank
syariah.87
Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau
kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap sebagai
keuntungan bank. Sedang apablia terjadi kekurangan likuiditas, maka bank
memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan tersebut.88
Likuiditas yang rendah
menunjukkan bahwa bank lebih banyak menempatkan dananya pada Bank
Indonesia, pada bank lain atau dalam bentuk surat berharga. Rendahnya likuiditas
berdampak pada ekspansi kredit. Hal ini dilakukan karena bank
mempertimbangkan risiko kredit sehingga berdampak pada rendahnya rentabilitas
bank syariah.89
87
Diah Aristya Hesti, op.cit 88
Widyaningseh, op.cit, h. 175 89
Ibid, h. 65.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, landasan teori, analisa data dan hasil
pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Pengaruh Modal terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1), menunjukkan bahwa
secara parsial variabel permodalan yang diproyeksikan dengan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Net Operating Margin (NOM) yang merupakan rasio utama profitabilitas
bank syariah. Nilai signifikan variabel permodalan (KPMM) adalah 0,271 dimana
nilai tersebut lebih besar dari 5% atau 0,05. Hasil regresi menunjukkan bahwa
variabel permodalan (KPMM) bernilai negatif yang berarti bahwa peningkatan
modal tidak terbukti diikuti peningkatan profitabilitas bank syariah.
5.1.2 Pengaruh Kualitas Aset terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa secara
parsial, variabel kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama yaitu Net Operating Margin
(NOM). Nilai signifikasi variabel kualitas aset (KAP) adalah 0,000 dimana nilai
tersebut kurang dari 5% atau 0,05. Nilai negatif dalam persamaan regresi
menunjukkan bahwa, peningkatan kualitas aset yang diproyeksikan dengan
70
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) akan berpengaruh terhadap peningkatan
profitabilitas bank syariah.
5.1.3 Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa secara
parsial, variabel likuiditas yang diproyeksikan dengan Short Term Mismatch
(STM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama yaitu Net Operating Margin
(NOM). Nilai signifikasi variabel adalah 0,654 dimana nilai tersebut lebih dari 5%
atau 0,05. Nilai positif dalam persamaan regresi menunjukkan bahwa,
peningkatan likuiditas yang diproyeksikan dengan STM akan berpengaruh
terhadap peningkatan profitabilitas bank syariah.
5.1.4 Nilai Adjusted R Squere
Nilai Adjusted R Squere sebesar 0,124 menunjukkan 12,4% variabel
dependen yaitu profitabilitas yang diproyeksikan dengan rasio NOM dapat
dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu permodalan, kualitas aset, dan likuiditas,
sedangkan sisanya sebesar 87,6% (100%-12,4%) dijelaskan oleh faktor lain diluar
model regresi yang dianalisis.
5.1.5 Perhitungan Uji F
Dari perhitungan statistik uji F dapat diketahui bahwa nilai F adalah 4,809
dimana lebih besar dari 4 dengan nilai signifikasi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05
hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu permodalan
diproyeksikan dengan KPMM, kualitas aset diproyeksikan dengan KAP dan
likuiditas yang diproyeksikan dengan rasio STM berpengaruh signifikan secara
71
simultan terhadap rasio profitabilitas yang diproyeksikan dengan Net Operating
Margin (NOM).
5.2 Saran
Saran yang bisa diberikan terkait penelitian ini yaitu:
1 Pihak manajemen harus meningkatkan kualitas aktiva produktif yang
dimilikinya serta berupaya lebih berhati-hati terhadap pembiayaan yang
diberikan, karena dalam penelitian ini terbukti bahwa kualitas aktiva
produktif berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
2 Dengan melihat Nilai Adjusted R Sequare dalam penelitian ini, maka
peneliti berharap agar peneliti selanjutnya mampu mempeluas periode
penelitian serta memperluas objek penelitian, bukan hanya terbatas pada
bank umum syariah devisa melainkan juga Unit Usaha Syariah (UUS)
maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
DAFTAR PUSTAKA
Aristya Hesti, Diah ,Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal,
Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Dan Likuiditas Terhadap Kinerja
Keuangan (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 2005-
2006), progaram S1 UNDIP, Semarang, 2010.
Bastian Suhardjono, Indra, Akuntansi Perbankan, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Brigham, F Brigham dan Joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Busantoso, Totok & Siget Triandaru, Bank Dan Lambaga Keuangan Lain,
Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Dajan, Anton, Pengantar Metode Statistik , LP3ES, Jakarta, 1986.
Ekowati, Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Pasca Krisis Global
Tahun 2008, program S1 ekonomi islam IAIN, Semarang, 2011.
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
Hasan, Zubairi, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukuk Islam
Dan Hukum Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 2009.
Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2002.
Indra bastian, Suhardjono, Akuntasi perbankan, salemba empat, Jakarta, 2006.
Kasmir, Manajemen Perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007.
Karim, A Adiwarman, Bank Islam: Analisa Fiqih Dan Keuangan, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.
Martono, Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta, 2002.
Muhamad, Bank Syariah Analisa Kekuatan, Peluang, Kelemahan Dan Ancaman,
EKONISIA, Yogyakarta, 2006.
Mawardi, Wisnu, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan
Total Asset Kurang Dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14,
2005.
Perwataatmadja, Karenaen dan M Syafi’I Antonio, Apa Bagaimana Bank Islam,
Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992.
Purwanto, Suharyadi, STATISTIKA: Untuk Ekonomi & Keuangan Moderen,
Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Puspopranoto, Sawaldjo, Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan Konsep,
Teori Dan Realita, Pustaka LP3ES, Jakarta, 2004.
Prasetyo, Indra, Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Di Indonesia, program S1 Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2010.
Qs-Ali’Imran 130.
Riyanto, Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Garanit, Jakarta, 2004.
Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif Dan Ilustrasi,
EKONISIA, Yogyakarta, 2004.
Suharjono, Indra Bastian, Akuntansi Perbankan, Salemba Empat, Yogyakarta,
2006.
Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik Dan Aplikasi Banking Risk
Assessment, UPP STIM YKPM YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2006.
Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, PT Bumi
Aksara, Jakarta, 2006.
Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2004.
Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, CV Pustaka Grafika,
Bandung, 2006.
Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia, Prenada Media, Jakarta,
2005.
www.bi.go.id diakses tanggal 20 September 2011
___________ diakses tanggal 22 September 2011.
___________ diakses tanggal 25 September 2011.
www.bni.co.id diakses tanggal 21 September 2011.
www.bsmi.co.id diakses tanggal 20 September 2011.
www.muamalatbank.com diakses tanggal 20 September 2011.
www.syariahmandiri.co.id, diakses tanggal 22 september 2011.
LAMPIRAN 1 Perhitungan Rasio Bank Syari'ah
1. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia
a. Rasio Permodalan
Tahun bulan M tier 1 + Mtier 2 + M
tier3 Penyertaan ATMR KPMM Rata-rata
KPMM
2009 Januari 1396630 78815 11204510 11,76146927 11,81347373
febuari 1401828 78815 11200921 11,81164477
maret 1407426 41559 11284252 12,10418732
april 1409524 41559 11321723 12,08265738
mei 1322854 83079 11341506 10,93130842
juni 1337598 83079 11634673 10,78258925
juli 1336789 83079 11746676 10,67289163
agustus 1340807 83079 11580630 10,86061812
september 1305349 83079 11618001 10,52048455
oktober 1329139 83079 11713787 10,63755044
november 1333086 83079 11667528 10,71355475
desember
2010 Januari
febuari
maret 1328071 87982 11809529 10,50074901
april 1380069 83079 12447104 10,42001417
mei 1345856 87983 12729172 9,881813208
juni 1350627 87983 13010108 9,705100065
juli 2026580 87983 13335249 14,53738884
agustus 2044585 87983 13715938 14,26517093
september 2057093 46463 13833151 14,53486628
oktober 2069172 87983 14290491 13,8636874
november 2093042 87983 14827932 13,52217558
desember 2118544 87983 15691119 12,94082978
2011 Januari
febuari 2212925 87983 16780751 12,66297319
maret 2229012 90358 17742111 12,05411239
april 2251285 87983 18231899 11,86547819
b. Rasio Kualitas Aset
tahun bulan APYD(DPK,KL,D,M) AP KAP Rata-rata KAP
febuari 622694,75 12121633 0,948629467 44,66030565
maret 652581 12059896 0,945888339
april 598048,25 12313215 0,951430374
mei 435617,25 12735187 0,965794201
juni 551860 14133171 0,960952853
juli 685700,75 13994857 0,951003376
agustus 763293 13764816 0,944547533
september 968395,25 13884674 0,930254376
oktober 927545 14240098 0,934863861
november 1048841,75 14184583 0,926057625
desember
2010 Januari
febuari
maret 882052,75 13696513 0,935600196
april 883611,25 13840275 0,936156525
mei 935223,25 13809433 0,932276492
juni 909469,75 14160946 0,935776201
juli 988239,75 15385685 0,935768882
agustus 988174,5 14923376 0,933783448
september 860701 16510658 0,947869976
oktober 695707,5 17241625 0,95964954
november 659963 17943678 0,963220305
desember 604323,25 19917892 0,969659277
2011 Januari
febuari 789813,5 19920368 0,96035146
maret 881089,75 20392661 0,956793782
april 925632,25 21059831 0,956047499
c. Rasio Likuiditas
Tahun bulan Aktiva Jgk Pndek Kewjbn Jgk Pendk
STM Rata-rata STM
2009 Januari 805887 1697836 47,46553849 44,66030565
febuari 933964 1690505 55,2476331
maret 999052 1736518 57,53191156
april 960537 1942387 49,45137092
mei 1348780 1842591 73,20018387
juni 862715 1794492 48,07572282
juli 890576 1995497 44,62928283
agustus 873776 2095470 41,69833021
september 547452 1909786 28,66562013
oktober 667073 1999674 33,35908753
november 848514 2143054 39,59368266
desember
2010 Januari 852452 2064331 41,29434669
febuari 826156 2251960 36,68608679
maret 782901 2270972 34,47426917
april 842616 2820618 29,87345326
mei 785854 2604276 30,17552671
juni 800692 3015379 26,55361067
juli 822942 3251336 25,31088759
agustus 842159 2780910 30,28357624
september 854977 2818013 30,33971099
oktober 858492 3098802 27,70399658
november 862251 3417415 25,23108841
desember 1262873 3958422 31,90344536
2011 Januari 1107223 2508668 44,13589204
febuari 1095633 2302668 47,5810234
maret 1063248 2763303 38,47743081
april 1076574 2572147 41,85507282
d. Rasio Profitabilitas
Tahun bulan (PO-DBH)-BO Rata2 AP NOM Rata-rata NOM
2009 Januari 163922,1818 11012398,36 1,488523902 1,096771263
febuari 160953 11166227,45 1,441426844
maret 162288,8182 11345237,27 1,430457683
april 162013,1818 10412997,91 1,555874526
mei 161355,1818 11708019,55 1,378159485
juni 158930,0833 11910115,5 1,334412612
juli 155581,0833 12184128,42 1,276915985
agustus 151474,1667 12412461,33 1,220339485
september 138331,25 12636150,17 1,094726227
oktober 128223,6667 3112604,75 4,119497237
november 117223 13098344,75 0,894945142
desember
2010 Januari
febuari
maret 113370,6667 13660790,44 0,829898293
april 109070,1111 13830463,78 0,788622225
mei 104012,4444 13949824,44 0,745618304
juni 98407,77778 13952910,56 0,705284947
juli 94233,22222 14107447 0,667967934
agustus 92310,22222 14236175,89 0,648420074
september 100856,2222 14527951,89 0,69422189
oktober 103876,4444 14861454,89 0,698965513
november 108710,4444 15279132,11 0,711496201
desember 120143,6 17492231,22 0,686839766
2011 Januari
febuari 114588,1818 16122768,09 0,710722757
maret 117470,9091 16731508,82 0,702093938
april 122587,4545 17387832,09 0,705018624
2. Perhitungan Rasio
Keuangan Bank Mandiri Syariah
a. a. Rasio Permodalan
tahun bulan M tier 1 + Mtier 2 + M tier3
Penyertaan ATMR KPMM Rata-rata
KPMM
2009 Januari 1639285
11064596 14,81558839 13,2925369
febuari 1650364 11253924 14,66478714
maret 1663052 11291314 14,7285958
april 1673853 11285698 14,83163026
mei 1687836 11608103 14,54015355
juni 1702714 12159815 14,00279527
juli 1717545 12377570 13,87626974
agustus 1731024 12868613 13,4515196
september
oktober 1766144 13333669 13,24574654
november 1790011 13542161 13,21806025
desember 1784541 14316109 12,46526553
2010 Januari
febuari
maret 1982476 15861793 12,49843571
april 2002610 16110751 12,43027094
mei 2026630 15608614 12,98404842
juni 2060458 16578479 12,42851048
juli 2086432 17027541 12,25327838
agustus 2121252 17873019 11,86845938
september 2146376 18718810 11,46641266
oktober 2168168 19059759 11,37563177
november 2194910 19151802 11,46059259
desember 2154636 20694663 10,41155394
2011 Januari
febuari 2443389 22244163 10,98440521
maret 2685147 22593300 11,88470476
april 2711676 23039886 11,76948532
b. Rasio Kualitas Aset
Tahun bulan APYD(DPK,KL,D,M) AP KAP Rata-rata
KAP
2009 Januari 3439,25 3451912 0,99900367 0,982680003
febuari 5610 3758764 0,99850749
maret 5521,5 3699734 0,9985076
april 5516,75 2770181 0,99800852
mei 4152,25 2044940 0,9979695
juni 3636,5 3979021 0,999086082
juli 1711308,5 31635043 0,945904657
agustus 1893062,75 32604667 0,941938902
september
oktober 3521392 35824059 0,901703154
november 1400623,75 34655946 0,959584893
desember 1825611,25 37109651 0,950804947
2010 Januari
febuari
maret 28821,25 5680382 0,994926178
april 2148216,25 41488045 0,948220837
mei 1874296,25 42121708 0,955502843
juni 53189,75 5675665 0,990628455
juli 2003110,75 45783563 0,956248256
agustus 2198735,25 44058957 0,950095613
september 2148320,25 47632229 0,954897759
oktober 2045364,5 48294909 0,957648445
november 1837169,25 50578929 0,963677182
desember 1721131 54212604 0,968252198
2011 Januari
febuari 2095485,25 56454592 0,962881934
maret 50841,75 7414138 0,993142595
april 2008607,25 59702398 0,966356339
c. Rasio Likuiditas
Tahun Bulan Aktiva Jgk Pndek Kewjbn Jgk Pendk STM Rata-Rata STM
2009 Januari 1068790 2209339 48,37600748 50,80828398
febuari 1025927 2325955 44,10777509
maret 1109425 2357256 47,06425607
april 905501 4245763 21,32716781
mei 1003864 2578976 38,92490663
juni 1026063 2830242 36,25354298
juli 1188445 2924878 40,63229304
agustus 1050461 3017478 34,81254876
september 1830522 4316578 42,40678612
oktober 1133163 3042774 37,24111617
november 1192000 3117461 38,23624417
desember 1193546 3273595 36,4597942
2010 Januari 1297602 3578705 36,25898195
febuari 1347373 3838257 35,10377236
maret 1354076 3339598 40,5460777
april 1433518 3180454 45,07274748
mei 1514180 3364992 44,99802674
juni 1564625 6949458 22,51434572
juli 1703310 6885796 24,73657367
agustus 1724204 4376636 39,39564542
september 691522 4316578 16,02014373
oktober 1814339 4116242 44,07755909
november 1888328 4592024 41,12191051
desember 2082129 5031060 41,38549332
2011 Januari 2265897 5484731 41,31281917
febuari 2265575 5132884 44,13844147
maret 2387182 5636059 42,35551828
april 2529590 4751246 53,24056048
d. Rasio Profitabilitas
Tahun Bulan (PO-DBH)-BO Rata2 AP NOM Rata-Rata NOM
2009 Januari 222564,9167 2587622,833 8,601134362 4,703337999
febuari 223416,4167 2677889,333 8,343004092
maret 225130,4167 2797583,333 8,047317625
april 227682,25 2782398,417 8,182949237
mei 161925,8333 2773803,083 5,837683082
juni 164676,4167 2853141,333 5,771758123
juli 168315,4167 5274187,25 3,191305289
agustus 172289,1667 7808367,583 2,206468443
september
oktober 177200,3636 11403386,82 1,553927499
november 187736,0909 14340777,27 1,309106803
desember 182839,9167 17412174,36 1,05006941
2010 Januari
febuari
maret 237726 20700432,22 1,148410803
april 242825,8889 25002417,11 0,971209655
mei 249644,3333 29455391,33 0,847533582
juni 259125,6667 29643907,33 0,874127907
juli 272171,6667 31215965,11 0,871898933
agustus 286606 32488664 0,882172317
september 301195,8 34003020,5 0,885791308
oktober 316465,6 35250105,5 0,897772065
november 332284,3 36842403,8 0,90190722
desember 346154,8 38552699,1 0,897874359
2011 Januari
febuari 357201,4 44198158,3 0,808181639
maret 363679,8 44371533,9 0,819624133
april 372103,6 46192969,2 0,805541636
3. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mega Indonesia Syariah
a. Rasio Permodalan
Tahun Bulan M Tier 1 + Mtier 2 + M Tier3 Penyertaan ATMR KPMM
Rata-Rata KPMM
2009 Januari 273385
2124097 12,87064574 13,98426901
febuari 284992
2366305 12,04375598
maret 284992
2366305 12,04375598
april 289626
2378949 12,1745359
mei 289165
2524159 11,45589481
juni 297465
2597210 11,45325176
juli 302161
2646638 11,41678613
agustus 305312
5443822 5,608412619
september 307842
2782163 11,06484415
oktober 312920
2828947 11,06135958
november 317475
2885151 11,00375682
desember 318040
2901523 10,96114006
2010 Januari
febuari
maret
april 364174
3023751 12,04378271
mei 367264
3017078 12,17283743
juni 372774
3078583 12,1086227
juli 376759
3123792 12,06095028
agustus 378840
3103452 12,20705202
september 378493
3063113 12,35648179
oktober 378493
2993348 12,64447034
november 376797
2917462 12,91523249
desember 379609
2904013 13,07187674
2011 Januari
febuari 382081
2789052 13,69931432
maret 384615
2765059 13,90982977
april 415433
2751596 15,09789228
b. Rasio Kualitas Aset
Tahun Bulan (PO-DBH)-BO AP KAP Rata-rata KAP
2009 Januari 53590,75
2868715
0,981318901 0,969424104
febuari 53590,75 2868715 0,981318901
maret 53197,25 2956366 0,982005865
april 70834 3582415 0,980227305
mei 63791,25 3200730 0,980069781
juni 59278,25 3251343 0,981768072
juli 61776,5 3378171 0,981713033
agustus 70561,5 3592891 0,980360801
september 71639,25 3622670 0,980224738
oktober 71718,75 3660040 0,980404927
november 88403,5 3813062 0,976815614
desember 79091,25 3920322 0,979825318
2010 Januari
febuari
maret
april 883611,25 13840275 0,936156525
mei 122632,75 3847315 0,968125108
juni 123516,75 3893384 0,96827522
juli 134579 3969627 0,966097822
agustus 145951,5 4003508 0,963544097
september 150533,75 3905035 0,96145137
oktober 147734,5 3833789 0,961465146
november 166155,25 3819784 0,956501402
desember 111897,75 4187256 0,973276592
2011 Januari
febuari 161932 3813287 0,957534799
maret 153853,75 3917028 0,960721815
april 155355,5 3657946 0,957529307
c. Rasio Likuiditas
Tahun Bulan Aktiva Jgk Pndek Kewjbn Jgk Pendk STM Rata- rata STM
2009 Januari 287104 669270 42,89808299 36,78152315
febuari 505293 738097 68,45888819
maret 298902 811208 36,84653011
april 261361 1037015 25,20320343
mei 263306 1026058 25,66190215
juni 283252 1387918 20,4084103
juli 294725 1219861 24,1605396
agustus 258388 1021421 25,29691479
september 275556 902041 30,54805713
oktober 297286 924395 32,16006145
november 301475 1136952 26,51607104
desember 331805 1019652 32,54100419
2010 Januari
febuari 330479 779735 42,38350209
maret 325703 1073696 30,33475025
april 842616 2820618 29,87345326
mei 349434 1233561 28,32725743
juni 371370 1463196 25,38074188
juli 362765 1125893 32,2202021
agustus 320933 1112683 28,84316557
september 347496 1122234 30,96466512
oktober 318029 1151830 27,61075853
november 297970 1243657 23,95917846
desember 310473 1196514 25,94812932
2011 Januari 333245 945729 35,23683846
febuari 463180 1003826 46,14146276
maret 381482 1179233 32,35001056
april 256839 837565 30,66496332
d. Rasio Profitabilitas
Tahun Bulan (PO-DBH)-BO Rata2 AP NOM Rata2 NOM
2009 Januari 28301,81818 2283392,455 1,239463594 1,331210472
febuari 26867,45455 2357793,636 1,139516798
maret 25057,91667 2407674,667 1,040751768
april 23654,75 2544906,917 0,929493721
mei 21945,08333 2641048,667 0,830923095
juni 21360,08333 2760669,833 0,773728284
juli 21952,08333 2885434,083 0,760789632
agustus 23378,66667 2999890,833 0,779317247
september 25118,5 3100248,833 0,810209159
oktober 27780,83333 3199291,667 0,868343253
november 31399,41667 3298779,167 0,951849611
desember 36383,83333 3392953,333 1,072335212
2010 Januari 3440611,364
febuari 3497801
maret 3557960,444
april 50778,22222 4697722,667 1,080911451
mei 55106,22222 4769565,444 1,15537197
juni 59414,88889 4840903,333 1,227351277
juli 63294,11111 4906620,667 1,289973597
agustus 66592,11111 4952244,778 1,344685372
september 69535,55556 4983618,667 1,395282428
oktober 71259,44444 5002924,111 1,424355894
november 71782,66667 5003671 1,43460005
desember 72656,66667 5033330,333 1,443510794
2011 Januari 5033330,333
febuari 66576,5 4911326 1,355570777
maret 62235,54545 5303028,8 1,173584904
april 60970,81818 4284795,9 1,42295735
4. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mega Indonesia Syariah
a. Rasio Permodalan
Tahun Bulan M tier 1 + Mtier 2 + M tier3
Penyertaan ATMR KPMM Rata-rata KPMM
2009 Januari 26,7922298
febuari
maret
april
mei
juni
juli
agustus
september
oktober
november
desember
2010 Januari
febuari
maret
april
mei
juni 980715 3404673 28,80496894
juli 1000015 3430691 29,14908396
agustus 1003476 3593347 27,92594203
september 1013340 3481746 29,10436316
oktober 1048380 3547112 29,55587531
november 1052544 3716353 28,32195973
desember 1052681 3895191 27,02514459
2011 Januari
febuari 1087185 4041314 26,90177007
maret 1092677 4211723 25,94370522
april 1094634 4417500 24,77949066
b. Rasio Kualitas Aset
Tahun Bulan APYD(DPK,KL,D,M) AP KAP Rata-Rata KAP
2009 Januari 0,991917176
febuari
maret
april
mei
juni
juli
agustus
september
oktober
november
desember
2010 Januari
febuari
maret
april
mei
juni 15463 1953686 0,992085217
juli 15463 1953686 0,992085217
agustus 15855 2471310 0,993584374
september 22376,25 2542471 0,991199015
oktober 22558,25 2409029 0,990635957
november 22729,75 2457245 0,990749905
desember 22713,5 2547695 0,991084686
2011 Januari
febuari 22716,25 2131393 0,989342064
maret 397856 9709506 0,959024074
april 15897 1926707 0,991749135
c. Rasio Likuiditas
Tahun Bulan Aktiva Jgk Pndek
Kewjbn Jgk Pendk STM Rata-Rata STM
2009 Januari 62,4872912
febuari
maret
april
mei
juni
juli
agustus
september
oktober
november
desember
2010 Januari
febuari
maret
april
mei
juni 333237 539610 61,7551565
juli 417178 886904 47,03755987
agustus 405241 797965 50,78430758
september 392703 913562 42,98591666
oktober 379848 639207 59,42488114
november 392293 619474 63,32679015
desember 409663 680183 60,22835031
2011 Januari
febuari 449188 717333 62,61917408
maret 476983 718835 66,35500497
april 472459 747332 63,2194259
d. Rasio Profitabilitas
Tahun Bulan (PO-DBH)-BO Rata2 AP NOM Rata-Rata NOM
2009 Januari 3,166591979
febuari
maret
april
mei
juni
juli
agustus
september
oktober
november
desember
2010 Januari
febuari
maret
april
mei
juni 105047 1953686 5,376861993
juli 34677,5 1953686 1,774978169
agustus 34871,33333 1474998,667 2,364160329
september 3472,75 2230288,25 0,155708573
oktober 10359,6 2266036,4 0,457168296
november 16764 2297904,5 0,729534234
desember 19207,71429 2333588,857 0,823097618
2011 Januari
febuari 21530,625 2308314,375 0,932742318
maret 25086,77778 3130669 0,801323224
april 28787,9 3010272,8 0,956321965
Lampiran 2. Uji Statistik Rasio Bank Syari'ah
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
NOM 1,5927 1,82422 82
KPMM 14,1006 5,34422 82
KAP ,9655 ,02124 82
STM 38,9322 12,63398 82
ANOVA(b)
a
Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM
b Dependent Variable: NOM
Coefficients(a)
Coefficient Correlations(a)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 42,071 3 14,024 4,809 ,004(a)
Residual 227,480 78 2,916
Total 269,551 81
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -33,699 9,368 -3,597 ,001
KPMM -,050 ,045 -,147 -1,109 ,271
KAP 37,003 9,925 ,431 3,728 ,000
STM ,007 ,018 ,049 ,398 ,692
a Dependent
Variable: NOM
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
KPMM ,614 1,628
KAP ,810 1,234
STM ,721 1,387
a Dependent Variable: NOM
Model Summary (b)
a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM
b Dependent Variable: NOM
Model STM KAP KPMM
1 Correlations STM 1,000 ,013 -,492
KAP ,013 1,000 -,385
KPMM -,492 -,385 1,000
Covariances STM ,000 ,002 ,000
KAP ,002 98,507 -,173
KPMM ,000 -,173 ,002
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,395(a) ,156 ,124 1,70775 ,491
Lampiran 3. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syari'ah
a. Laporan Keuangan Bank Mumalat Indonesia
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Neraca
PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220
Telp. (021)2511414-2511451-2511470
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
AKTIVA
Kas 286,692
Penempatan Pada BI 1,347,753
a. Giro Wadiah 722,753
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 625,000
Penempatan Pada Bank Lain 131,345
a. Rupiah 67,470
PPAP -/- (2,692)
b. Valuta asing 63,875
PPAP -/-
Surat Berharga Yang Dimiliki 45,000
a. Rupiah 45,000
I. Dimiliki hingga jatuh tempo 45,000
ii. Lainnya
PPAP -/- (150)
b. Valuta asing
I. Dimiliki hingga jatuh tempo
ii. Lainnya
PPAP -/-
Piutang Murabaha 4,915,342
a. Rupiah 4,456,216
a.1. Terkait dengan bank 28,759
1. Piutang Murabaha 36,021
2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan -/- (7,262)
a.2. Tidak terkait dengan bank 4,427,457
1. Piutang Murabaha 5,873,999
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- (1,446,542)
PPAP -/- (79,768)
b. Valuta asing 459,126
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/-
a.2. Tidak terkait dengan bank 459,126
1. Piutang Murabaha 529,454
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- (70,328)
PPAP -/- (3,162)
Piutang Salam
PPAP -/-
Piutang Istishna' 134,050
Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan -/- (32,420)
PPAP -/- (1,822)
Piutang Qardh 203,333
PPAP -/- (2,454)
Pembiayaan 5,099,316
a. Rupiah 4,839,756
a.1. Terkait dengan bank 22,987
a.2. Tidak terkait dengan bank 4,816,769
PPAP -/- (64,106)
b. Valuta asing 259,560
b.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank 259,560
PPAP -/- (7,467)
Persediaan
Ijarah 323,613
a. Aktiva Ijarah 334,729
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah -/- (11,116)
PPAP -/-
Tagihan Lainnya 113,938
PPAP -/- (1,614)
Penyertaan 78,958
PPAP -/- (1,015)
Aktiva Istishna' dalam penyelesaian
Termin Istishna' -/-
Pendapatan Yang Akan Diterima 105
Biaya dibayar dimuka 73,655
Uang muka pajak 81,937
Aktiva pajak tangguhan 9,374
Aktiva Tetap dan Inventaris 180,317
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris -/- (90,555)
Agunan yang diambil alih 156,797
Aktiva lain-lain 253,166
JUMLAH AKTIVA 13,147,466
PASIVA
Dana Simpanan Wadiah 828,171
a. Giro Wadiah 761,940
b. Tabungan Wadiah 66,231
Kewajiban segera lainnya 155,861
Kewajiban Kepada Bank Indonesia 233
a. FPJPS
b. Lainnya 233
Kewajiban Kepada Bank Lain 713,571
Surat Berharga Yang Diterbitkan 314,000
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima 99,958
a. Rupiah 99,958
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank 99,958
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 3,433
Beban yang masih harus dibayar 21,294
Taksiran pajak penghasilan
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban Lainnya 230,473
Pinjaman Subordinasi
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Rupa-Rupa Pasiva
Modal Pinjaman
Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi)
Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) 9,690,367
a. Tabungan Mudharabah 3,931,549
b. Deposito Mudharabah 5,758,818
b.1. Rupiah 5,211,117
b.2. Valuta asing 547,701
Ekuitas 1,090,105
a. Modal Disetor 492,791
b. Agio (disagio) 132,498
c. Modal Sumbangan
d. Dana Setoran Modal
e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
g. Saldo laba (rugi) 464,816
JUMLAH PASIVA 13,147,466
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laba/Rugi
PT BANK MUAMALAT INDONESIA
ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL 131,946
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 123,155
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 120,286
a.Pendapatan Margin Murabahah 56,584
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel
c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel 288
i.Pendapatan Istishna' 288
ii.Harga Pokok Istishna' -/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah 4,230
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 23,908
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 29,426
g.Pendapatan dari penyertaan
h.Lainnya 5,850
2.Dari Bank Indonesia 1,771
a.Bonus SWBI 1,771
b.Lainnya
3.Dari bank-bank lain di Indonesia 1,098
a.Bonus dari Bank Syariah lain
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 608
i.Tabungan Mudharabah
ii.Deposito Mudharabah 24
iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 584
iv.Lainnya
c.Lainnya 490
B. Pendapatan Operasional Lainnya 8,791
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 33
2. Jasa layanan 7,879
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 5
4. Koreksi PPAP 6
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif
6. Lainnya 868
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 58,039
1.Pihak ketiga bukan bank 57,885
a.Tabungan Mudharabah 8,643
b.Deposito Mudharabah 45,360
c.Lainnya 3,882
2.Bank Indonesia
a.FPJP Syariah
b.Lainnya
3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia 154
a.Tabungan Mudharabah
b.Deposito Mudharabah 154
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d.Lainnya
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I -
II ) 73,907
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (7,082)
V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (400)
VI. Beban Operasional lainnya (57,583)
A.Beban Bonus titipan wadiah (463)
B.Beban administrasi dan umum (5,675)
C.Biaya personalia (24,654)
D.Beban penurunan nilai surat berharga
E.Beban transaksi valuta asing
F.Beban promosi (10,452)
G.Beban lainnya (16,339)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 8,842
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
VIII. Pendapatan Non Operasional 2) 21,985
IX. Beban Non Operasional 3) (773)
X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 21,212
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 30,054
XII. Taksiran Pajak Penghasilan
XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 30,054
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Komitmen dan Kontinjensi PT BANK MUAMALAT INDONESIA
ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220
Telp. (021)2511414-2511451-2511470
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik
Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik 411,399
a. Pembiayaan Mudharabah 128,089
b. Pembiayaan Musyarakah 283,310
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik 19,819
Irrevocable L/C yang masih berjalan 68,447
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan
a.Terkait dengan Bank
b.Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan
a.Terkait dengan Bank
b.Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya
Jumlah Kewajiban Komitmen 499,665
JUMLAH KOMITMEN BERSIH (499,665)
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima
Pendapatan yang akan diterima (non-lancar) 22,334
a.Terkait dengan bank
b.Tidak terkait dengan bank 22,334
Lainnya 173,689
Jumlah Tagihan Kontinjensi 196,023
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 445,743
Lainnya
Jumlah Kewajiban Kontinjensi 445,743
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH (249,720)
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220
Telp. (021)2511414-2511451-2511470
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 01-2009
L DPK KL D M Jumlah
1. Penempatan pada Bank Lain 83,859
96 1,134 85,089
2. Penempatan pada Bank Indonesia 625,000
625,000
3. Surat-surat Berharga Syariah 45,000
45,000
4. Piutang 4,680,227 184,03
7
35,59
2
257,85
6 62,593 5,220,305
a. KUK 130,522 20,332 1,555 61 7,633 160,103
b.Non-KUK 1,572,691 49,881 14,56
0 8,464 21,101 1,666,697
c.Properti 1,052,508 54,660 9,105 4,243 20,178 1,140,694
i. direstrukturisasi 21,291 4,436 211
524 26,462
ii. tidak direstrukturisasi 1,031,217 50,224 8,894 4,243 19,654 1,114,232
d.Non-properti
i.direstrukturisasi 2,897 225
159 3,281
ii.tidak direstrukturisasi 1,921,609 58,939 10,37
2 245,08
8 13,522 2,249,530
5. Pembiayaan : 4,644,582 286,08
7
57,32
6 15,351 95,970 5,099,316
a. KUK 398,056 20,860 2,583 1,044 2,611
b. Non-KUK 1,708,026 93,323 18,10
6 3,734 32,579
c. Properti 540,399 51,724 3,764 1,886 1,504 599,277
i. direstrukturisasi 2,080
2,080
ii. tidak direstrukturisasi 538,319 51,724 3,764 1,886 1,504 597,197
d.Non-properti
i.direstrukturisasi 117,529 4,103 1,912
7,240 130,784
ii.tidak direstrukturisasi 1,880,572 116,07
7
30,96
1 8,687 52,036 2,088,333
6. Penyertaan pada pihak ketiga 78,815
143 78,958
a. Pada perusahaan keuangan non bank 78,815
143 78,958
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lain
nya)
7. Ijarah 323,454
159
323,613
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 113,938
113,938
9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 514,190
514,190
JUMLAH 11,109,06
5
470,12
4
93,07
7
273,30
3
159,84
0
12,105,40
9
10. PPAP yang wajib dibentuk 102,768 9,485 5,158 14,054 36,100 167,565
11. PPAP yang telah dibentuk 102,768 9,485 2,319 6,344 46,768 167,684
12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan 28.55
28.55
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220
Telp. (021)2511414-2511451-2511470
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 01-2009
I. KOMPONEN MODAL
A. MODAL INTI
1. Modal Disetor 492,791
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
a. Agio Saham 132,498
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan 126,445
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak 218,010
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-)
g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) 10,819
h. Rugi tahun berjalan (-/-)
i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri
1) Selisih Lebih
2) Selisih Kurang (-/-)
j. Dana Setoran Modal
k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-)
3. Goodwill (-/-)
B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti)
1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 102,067
3. Modal Pinjaman
4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti) 314,000
5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%)
C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar.
2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana.
3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar.
4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3)
5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar
II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B) 1,396,63
0
III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1,396,63
0
IV. PENYERTAAN (-/-) (78,815)
V. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV) 1,317,81
5
VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV) 1,317,81
5
VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 11,039,0
57
VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR 165,453
IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 11,204,5
10
X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT
(V : VII) 11.94
XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT
DAN RISIKO PASAR (VI : IX) 11.76
XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN 8
b. Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca
PT BANK SYARIAH MANDIRI
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
AKTIVA
Kas 274,134
Penempatan Pada BI 2,379,176
a. Giro Wadiah 939,176
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 1,440,000
Penempatan Pada Bank Lain 174,771
a. Rupiah 87,668
PPAP -/- (2,135)
b. Valuta asing 87,103
PPAP -/- (2,486)
Surat Berharga Yang Dimiliki 1,217,349
a. Rupiah 1,214,226
I. Dimiliki hingga jatuh tempo 1,205,406
ii. Lainnya 8,820
PPAP -/- (12,568)
b. Valuta asing 3,123
I. Dimiliki hingga jatuh tempo 3,123
ii. Lainnya
PPAP -/- (222)
Piutang Murabaha 6,617,948
a. Rupiah 6,073,965
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan -/-
a.2. Tidak terkait dengan bank 6,073,965
1. Piutang Murabaha 8,216,346
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- (2,142,381)
PPAP -/- (303,530)
b. Valuta asing 543,983
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/-
a.2. Tidak terkait dengan bank 543,983
1. Piutang Murabaha 617,625
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- (73,642)
PPAP -/- (5,710)
Piutang Salam
PPAP -/-
Piutang Istishna' 228,141
Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan -/- (85,189)
PPAP -/- (9,264)
Piutang Qardh 685,294
PPAP -/- (7,491)
Pembiayaan 5,464,113
a. Rupiah 5,412,562
a.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank 5,412,562
PPAP -/- (260,722)
b. Valuta asing 51,551
b.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank 51,551
PPAP -/- (416)
Persediaan
Ijarah 145,317
a. Aktiva Ijarah 274,106
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah -/- (128,789)
PPAP -/-
Tagihan Lainnya
PPAP -/-
Penyertaan
PPAP -/-
Aktiva Istishna' dalam penyelesaian
Termin Istishna' -/-
Pendapatan Yang Akan Diterima 33,511
Biaya dibayar dimuka 87,023
Uang muka pajak
Aktiva pajak tangguhan 9,808
Aktiva Tetap dan Inventaris 384,692
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris -/- (194,554)
Agunan yang diambil alih 26,766
Aktiva lain-lain 313,325
JUMLAH AKTIVA 17,157,081
PASIVA
Dana Simpanan Wadiah 1,830,777
a. Giro Wadiah 1,799,206
b. Tabungan Wadiah 31,571
Kewajiban segera lainnya 196,583
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
a. FPJPS
b. Lainnya
Kewajiban Kepada Bank Lain 181,979
Surat Berharga Yang Diterbitkan 200,000
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2,424
Beban yang masih harus dibayar 69,377
Taksiran pajak penghasilan 15,538
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban Lainnya 361,129
Pinjaman Subordinasi
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Rupa-Rupa Pasiva
Modal Pinjaman
Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi)
Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) 12,972,695
a. Tabungan Mudharabah 5,206,846
b. Deposito Mudharabah 7,765,849
b.1. Rupiah 7,441,667
b.2. Valuta asing 324,182
Ekuitas 1,326,579
a. Modal Disetor 658,244
b. Agio (disagio)
c. Modal Sumbangan
d. Dana Setoran Modal
e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan 820
f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
g. Saldo laba (rugi) 667,515
JUMLAH PASIVA 17,157,081
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laba/Rugi
PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL 189,319
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 167,620
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 156,045
a.Pendapatan Margin Murabahah 73,633
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel
c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel 948
i.Pendapatan Istishna' 948
ii.Harga Pokok Istishna' -/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah 5,842
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 37,558
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 23,177
g.Pendapatan dari penyertaan
h.Lainnya 14,887
2.Dari Bank Indonesia 11,035
a.Bonus SWBI 11,035
b.Lainnya
3.Dari bank-bank lain di Indonesia 540
a.Bonus dari Bank Syariah lain 59
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 481
i.Tabungan Mudharabah
ii.Deposito Mudharabah 468
iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 13
iv.Lainnya
c.Lainnya
B. Pendapatan Operasional Lainnya 21,699
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 960
2. Jasa layanan 9,654
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 1,474
4. Koreksi PPAP
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif
6. Lainnya 9,611
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 83,300
1.Pihak ketiga bukan bank 80,863
a.Tabungan Mudharabah 20,233
b.Deposito Mudharabah 58,503
c.Lainnya 2,127
2.Bank Indonesia
a.FPJP Syariah
b.Lainnya
3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia 2,437
a.Tabungan Mudharabah 231
b.Deposito Mudharabah 2,206
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d.Lainnya
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I -
II ) 106,019
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (27,775)
V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
VI. Beban Operasional lainnya (49,133)
A.Beban Bonus titipan wadiah (1,330)
B.Beban administrasi dan umum (16,104)
C.Biaya personalia (26,320)
D.Beban penurunan nilai surat berharga
E.Beban transaksi valuta asing
F.Beban promosi (1,152)
G.Beban lainnya (4,227)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 29,111
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
VIII. Pendapatan Non Operasional 2) 2,157
IX. Beban Non Operasional 3) (1,192)
X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 965
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 30,076
XII. Taksiran Pajak Penghasilan (8,713)
XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 21,363
Laporan Keuangan Publikasi
Bulanan
Komitmen dan Kontinjensi PT BANK SYARIAH MANDIRI
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik 7,027
Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik 659,542
a. Pembiayaan Mudharabah 341,544
b. Pembiayaan Musyarakah 317,998
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik
Irrevocable L/C yang masih berjalan 16,991
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan
a.Terkait dengan Bank
b.Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan
a.Terkait dengan Bank
b.Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya 4,491
Jumlah Kewajiban Komitmen 688,051
JUMLAH KOMITMEN BERSIH (688,051)
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima
Pendapatan yang akan diterima (non-lancar) 33,074
a.Terkait dengan bank
b.Tidak terkait dengan bank 33,074
Lainnya
Jumlah Tagihan Kontinjensi 33,074
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 162,400
Lainnya
Jumlah Kewajiban Kontinjensi 162,400
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH (129,326)
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 01-2009
L DPK KL D M Jumlah
1. Penempatan pada Bank Lain 450,798
450,798
2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,440,00
0
1,440,00
0
3. Surat-surat Berharga Syariah 1,236,40
6
1,236,40
6
4. Piutang
a. KUK 373,220 29,536 5,600 5,636 15,042 429,034
b.Non-KUK 6,297,35
0 338,51
1 73,40
5 49,17
3 258,72
0 7,017,15
9
c.Properti 578,998 35,160 6,484 3,708 10,033 634,383
i. direstrukturisasi 4,223 1,450 1,478 1,323 1,518 9,992
ii. tidak direstrukturisasi 574,775 33,710 5,006 2,385 8,515 624,391
d.Non-properti
i.direstrukturisasi 136,128 112,70
1
29,64
0
43,33
7
222,58
8 544,394
ii.tidak direstrukturisasi 5,955,44
3
220,18
6
42,88
2 7,763 41,141
6,267,41
5
5. Pembiayaan :
a. KUK 354,699 8,065 8,672 3,601 6,438
b. Non-KUK 4,595,03
8
151,38
4
46,00
7
25,04
7
265,16
1
c. Properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d.Non-properti
i.direstrukturisasi 42,273 96,441 7,276 3,186 183,79
8 332,974
ii.tidak direstrukturisasi 4,907,46
4 63,007
47,404
25,463
87,802 5,131,14
0
6. Penyertaan pada pihak ketiga
a. Pada perusahaan keuangan non bank
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainn
ya)
7. Ijarah 141,130 973 163 46 3,005 145,317
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga
9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 179,291
100
179,391
JUMLAH 3,447,62
5 973 163 146 3,005
3,451,91
2
10. PPAP yang wajib dibentuk 132,331 21,854 12,77
1 20,10
8 370,92
4 557,988
11. PPAP yang telah dibentuk 134,015 21,854 12,77
1
20,10
8
418,22
1 606,969
12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 01-2009
I. KOMPONEN MODAL
A. MODAL INTI
1. Modal Disetor 658,244
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
a. Agio Saham
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan 206,993
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak 429,352
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-)
g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) 10,681
h. Rugi tahun berjalan (-/-)
i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri
1) Selisih Lebih
2) Selisih Kurang (-/-)
j. Dana Setoran Modal
k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-)
3. Goodwill (-/-)
B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti)
1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 134,015
3. Modal Pinjaman
4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti) 200,000
5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%)
C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar.
2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana.
3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar.
4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3)
5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar
II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B) 1,639,285
III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1,639,285
IV. PENYERTAAN (-/-)
V. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV) 1,639,285
VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV) 1,639,285
VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 11,009,153
VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR 55,443
IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 11,064,596
X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII)
14.89
XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIK
O KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX) 14.82
XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN 8
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Neraca
PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
AKTIVA
Kas 274,134
Penempatan Pada BI 2,379,1
76
a. Giro Wadiah 939,176
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 1,440,0
00
Penempatan Pada Bank Lain 174,771
a. Rupiah 87,668
PPAP -/- (2,135)
b. Valuta asing 87,103
PPAP -/- (2,486)
Surat Berharga Yang Dimiliki 1,217,3
49
a. Rupiah 1,214,2
26
I. Dimiliki hingga jatuh tempo 1,205,4
06
ii. Lainnya 8,820
PPAP -/- (12,568
)
b. Valuta asing 3,123
I. Dimiliki hingga jatuh tempo 3,123
ii. Lainnya
PPAP -/- (222)
Piutang Murabaha 6,617,9
48
a. Rupiah 6,073,9
65
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan -/-
a.2. Tidak terkait dengan bank 6,073,9
65
1. Piutang Murabaha 8,216,3
46
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- (2,142,3
81)
PPAP -/- (303,53
0)
b. Valuta asing 543,983
a.1. Terkait dengan bank
1. Piutang Murabaha
2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/-
a.2. Tidak terkait dengan bank 543,983
1. Piutang Murabaha 617,625
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan -/- (73,642
)
PPAP -/- (5,710)
Piutang Salam
PPAP -/-
Piutang Istishna' 228,141
Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan -/- (85,189
)
PPAP -/- (9,264)
Piutang Qardh 685,294
PPAP -/- (7,491)
Pembiayaan 5,464,1
13
a. Rupiah 5,412,5
62
a.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank 5,412,5
62
PPAP -/- (260,72
2)
b. Valuta asing 51,551
b.1. Terkait dengan bank
a.2. Tidak terkait dengan bank 51,551
PPAP -/- (416)
Persediaan
Ijarah 145,317
a. Aktiva Ijarah 274,106
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah -/- (128,78
9)
PPAP -/-
Tagihan Lainnya
PPAP -/-
Penyertaan
PPAP -/-
Aktiva Istishna' dalam penyelesaian
Termin Istishna' -/-
Pendapatan Yang Akan Diterima 33,511
Biaya dibayar dimuka 87,023
Uang muka pajak
Aktiva pajak tangguhan 9,808
Aktiva Tetap dan Inventaris 384,692
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris -/- (194,55
4)
Agunan yang diambil alih 26,766
Aktiva lain-lain 313,325
JUMLAH AKTIVA 17,157,
081
PASIVA
Dana Simpanan Wadiah 1,830,7
77
a. Giro Wadiah 1,799,2
06
b. Tabungan Wadiah 31,571
Kewajiban segera lainnya 196,583
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
a. FPJPS
b. Lainnya
Kewajiban Kepada Bank Lain 181,979
Surat Berharga Yang Diterbitkan 200,000
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2,424
Beban yang masih harus dibayar 69,377
Taksiran pajak penghasilan 15,538
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban Lainnya 361,129
Pinjaman Subordinasi
a. Rupiah
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
b. Valuta asing
i. Terkait dengan bank
ii.Tidak terkait dengan bank
Rupa-Rupa Pasiva
Modal Pinjaman
Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi)
Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) 12,972,
695
a. Tabungan Mudharabah 5,206,8
46
b. Deposito Mudharabah 7,765,8
49
b.1. Rupiah 7,441,6
67
b.2. Valuta asing 324,182
Ekuitas 1,326,5
79
a. Modal Disetor 658,244
b. Agio (disagio)
c. Modal Sumbangan
d. Dana Setoran Modal
e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan 820
f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
g. Saldo laba (rugi) 667,515
JUMLAH PASIVA 17,157,
081
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laba/Rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL 189,319
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 167,620
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 156,045
a.Pendapatan Margin Murabahah 73,633
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel
c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel 948
i.Pendapatan Istishna' 948
ii.Harga Pokok Istishna' -/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah 5,842
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 37,558
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 23,177
g.Pendapatan dari penyertaan
h.Lainnya 14,887
2.Dari Bank Indonesia 11,035
a.Bonus SWBI 11,035
b.Lainnya
3.Dari bank-bank lain di Indonesia 540
a.Bonus dari Bank Syariah lain 59
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 481
i.Tabungan Mudharabah
ii.Deposito Mudharabah 468
iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 13
iv.Lainnya
c.Lainnya
B. Pendapatan Operasional Lainnya 21,699
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 960
2. Jasa layanan 9,654
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 1,474
4. Koreksi PPAP
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif
6. Lainnya 9,611
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 83,300
1.Pihak ketiga bukan bank 80,863
a.Tabungan Mudharabah 20,233
b.Deposito Mudharabah 58,503
c.Lainnya 2,127
2.Bank Indonesia
a.FPJP Syariah
b.Lainnya
3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia 2,437
a.Tabungan Mudharabah 231
b.Deposito Mudharabah 2,206
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d.Lainnya
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I -
II ) 106,019
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (27,775)
V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
VI. Beban Operasional lainnya (49,133)
A.Beban Bonus titipan wadiah (1,330)
B.Beban administrasi dan umum (16,104)
C.Biaya personalia (26,320)
D.Beban penurunan nilai surat berharga
E.Beban transaksi valuta asing
F.Beban promosi (1,152)
G.Beban lainnya (4,227)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 29,111
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
VIII. Pendapatan Non Operasional 2) 2,157
IX. Beban Non Operasional 3) (1,192)
X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 965
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 30,076
XII. Taksiran Pajak Penghasilan (8,713)
XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 21,363
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Komitmen dan Kontinjensi PT BANK SYARIAH MANDIRI
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
01-2009
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan
a. Terkait dengan Bank
b. Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen
Kewajiban Komitmen
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik 7,027
Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik 659,542
a. Pembiayaan Mudharabah 341,544
b. Pembiayaan Musyarakah 317,998
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik
Irrevocable L/C yang masih berjalan 16,991
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan
a.Terkait dengan Bank
b.Tidak Terkait dengan Bank
Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan
a.Terkait dengan Bank
b.Tidak Terkait dengan Bank
Lainnya 4,491
Jumlah Kewajiban Komitmen 688,051
JUMLAH KOMITMEN BERSIH (688,051)
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diterima
Pendapatan yang akan diterima (non-lancar) 33,074
a.Terkait dengan bank
b.Tidak terkait dengan bank 33,074
Lainnya
Jumlah Tagihan Kontinjensi 33,074
Kewajiban Kontinjensi
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 162,400
Lainnya
Jumlah Kewajiban Kontinjensi 162,400
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH (129,326)
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 01-2009
L DPK KL D M Jumlah
1. Penempatan pada Bank Lain 450,798
450,798
2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,440,00
0
1,440,00
0
3. Surat-surat Berharga Syariah 1,236,40
6
1,236,40
6
4. Piutang
a. KUK 373,220 29,536 5,600 5,636 15,042 429,034
b.Non-KUK 6,297,35
0
338,51
1
73,40
5
49,17
3
258,72
0
7,017,15
9
c.Properti 578,998 35,160 6,484 3,708 10,033 634,383
i. direstrukturisasi 4,223 1,450 1,478 1,323 1,518 9,992
ii. tidak direstrukturisasi 574,775 33,710 5,006 2,385 8,515 624,391
d.Non-properti
i.direstrukturisasi 136,128 112,70
1 29,64
0 43,33
7 222,58
8 544,394
ii.tidak direstrukturisasi 5,955,44
3
220,18
6
42,88
2 7,763 41,141
6,267,41
5
5. Pembiayaan :
a. KUK 354,699 8,065 8,672 3,601 6,438
b. Non-KUK 4,595,03
8
151,38
4
46,00
7
25,04
7
265,16
1
c. Properti
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
d.Non-properti
i.direstrukturisasi 42,273 96,441 7,276 3,186 183,79
8 332,974
ii.tidak direstrukturisasi 4,907,46 63,007 47,40 25,46 87,802 5,131,14
4 4 3 0
6. Penyertaan pada pihak ketiga
a. Pada perusahaan keuangan non bank
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainn
ya)
7. Ijarah 141,130 973 163 46 3,005 145,317
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga
9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 179,291
100
179,391
JUMLAH 3,447,62
5 973 163 146 3,005
3,451,91
2
10. PPAP yang wajib dibentuk 132,331 21,854 12,77
1
20,10
8
370,92
4 557,988
11. PPAP yang telah dibentuk 134,015 21,854 12,77
1
20,10
8
418,22
1 606,969
12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp. (021) 2300509
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 01-2009
I. KOMPONEN MODAL
A. MODAL INTI
1. Modal Disetor 658,244
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
a. Agio Saham
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan 206,993
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak 429,352
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-)
g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) 10,681
h. Rugi tahun berjalan (-/-)
i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri
1) Selisih Lebih
2) Selisih Kurang (-/-)
j. Dana Setoran Modal
k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-)
3. Goodwill (-/-)
B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti)
1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 134,015
3. Modal Pinjaman
4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti) 200,000
5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%)
C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar.
2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana.
3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar.
4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3)
5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar
II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B) 1,639,28
5
III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1,639,28
5
IV. PENYERTAAN (-/-)
V. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV) 1,639,28
5
VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV) 1,639,28
5
VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT 11,009,1
53
VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR 55,443
IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR 11,064,5
96
X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT
(V : VII) 14.89
XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX)
14.82
XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Romdayanah
Umur : 24 tahun
Tanggal lahir : 23 Mei 1987
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Rumah : jl. Air panas RT 01/RW01
Kec. Limbangan
Kab. Kendal
No. Telp/HP : 085742163785
Menerangkan dengan sesungguhnya
PENDIDIKAN
1. Tamatan SD N 02 Gonoharjo tahun 1999
2. Tamatan SLTP N 3 Boja tahun 2002
3. Tamatan SMA N 1 Boja tahun 2005
4. Mahasiswi semester akhir IAIN Walisongo jurusan Ekonomi Islam
Semarang, 8 Desember 2011
Hormat Saya
Romdayanah