41
PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH ( Studi Kasus Instansi Pemerintah se- Kota Madiun) SHOFFIYATUZ ZAHRO Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh langsung faktor keperilakuan organisasional seperti Dukungan atasan, keselarasan tujuan dan pelatihan dalam meningkatkan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Penelitian ini menggunakan Faktor Keperilakuan Organisasi sebagai Variabel Independen dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sebagai Variabel Dependen. Sampel penelitian ini adalah pegawai negeri yang menjabat sebagai bendahara di instansi Pemerintah Kota Madiun. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Convenieance Samping Sampel yang digunakan sebanyak 16 instansi Pemerintah di Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana untuk analisis data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dukungan atasan ,Kejelasan tujuan, dan Pelatihan mempengaruhi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Kata kunci : Faktor Keperilakuan Organisasi, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN

ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI SISTEM

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

( Studi Kasus Instansi Pemerintah se- Kota Madiun)

SHOFFIYATUZ ZAHROUniversitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh langsung faktor

keperilakuan organisasional seperti Dukungan atasan, keselarasan tujuan dan

pelatihan dalam meningkatkan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.

Penelitian ini menggunakan Faktor Keperilakuan Organisasi sebagai Variabel

Independen dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sebagai Variabel Dependen.

Sampel penelitian ini adalah pegawai negeri yang menjabat sebagai bendahara di

instansi Pemerintah Kota Madiun. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode Convenieance Samping Sampel yang digunakan sebanyak

16 instansi Pemerintah di Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan regresi linier

sederhana untuk analisis data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

Dukungan atasan ,Kejelasan tujuan, dan Pelatihan mempengaruhi Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah.

Kata kunci : Faktor Keperilakuan Organisasi, Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah.

Page 2: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Otonomi daerah merupakan bagian dari demokratisasi dalam

menciptakan sebuah sistem yang powershare pada setiap level pemerintahan

serta menuntut kemandirian sistem manajemen di daerah. Distribusi

kewenangan/kekuasaan, disesuaikan dengan kewenangan pusat dan daerah

termasuk kewenangan keuangan. Untuk melakukan pengambilan keputusan

ekonomi, sosial, dan politik, diperlukan informasi akuntansi, yang salah

satunya berupa laporan keuangan.

Selain itu peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan

oleh pemerintah menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket

peraturan perundang-undangan tersebut diantaranya adalah: Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor

33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Peraturan

Pemerintah Nomor 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, berbagai

peraturan serta perundang-undangan tersebut di atas diharapkan dapat

Page 3: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

dijadikan landasan yang kokoh bagi pengelola keuangan Negara dalam

rangka menjadikan good governance dan clean government Pemerintah

Daerah selaku pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi

keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat

dipercaya sehingga dituntut untuk memiliki sistem informasi yang andal.

Dalam rangka memantapkan otonomi daerah dan desentralisasi, Pemerintah

Daerah hendaknya sudah mulai memikirkan investasi untuk pengembangan

sistem informasi akuntansi (Sri Dewi Wahyundaru 2001,dalam Lyna Latifah

dan Arifin Sabeni 2007).

2. Rumusan Masalah

Perumusan dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah faktor organisasi seperti Dukungan atasan akan berpengaruh

langsung meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah?

b. Apakah faktor organisasi seperti kejelasan tujuan akan berpengaruh

langsung meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah?

c. Apakah faktor organisasi seperti pelatihan akan berpengaruh langsung

meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah?

3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

menguji pengaruh langsung faktor organisasional seperti Dukungan atasan,

kejelasan tujuan dan pelatihan dalam meningkatkan kegunaan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah.

Page 4: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

4. Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi para praktisi Akuntansi Sektor Publik, penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan dalam mengembangkan profesinya.

b. Bagi pemerintah , mungkin dapat memadai bahan masukan mengenai

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang saat itu ditetapkan.

c. Bagi Akademisi, penelitian ini dapat menambah pangalaman dan ilmu

lebih.

d. Bagi pembaca, dapat menjadi sumber informasi dan bahan masukan yang

dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.

Page 5: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

II. Telaah Teori

A. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang

terdiri atas subsistem-subsistem atau kesatuan yang terdiri atas kesatuan yang

lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan tertentu.

Menurut Siti Nurlela dan Rahmawati ( 2010) Suatu sistem mengolah input

(masukan) menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti-

bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Output –nya adalah

laporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian

proses ataupun prosedur, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan

peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan

dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah.

Tahap-tahap dalam siklus akuntansi dimulai dari bukti transaksi,

jurnal, posting ke buku besar, membuat neraca saldo, membuat jurnal

penyesuaian, menyusun neraca saldo, membuat laporan keuangan, jurnal

penutupan, dan neraca setelah penutupan. Laporan Keuangan, sesuai dengan

siklus akuntansi, setelah penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian

disusun laporan-laporan keuangan dengan mengambil data neraca saldo

setelah penyesuaian. Berdasarkan neraca saldo setelah penyesuaian maka

dibuatlah: Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas

dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Dalam rangka penyusunan dan

penyajian laporan keuangan pemerintah daerah yang mengacu pada Peraturan

Page 6: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP), pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, dan dalam pasal 239 Peraturan Mentri Dalam

Negri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimna telah diubah dengan Peraturan

Mentri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, bahwa untuk tertib administrasi pengelolaan keuangan

daerah, kepala daerah menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang

kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dengan mengacu pada SAP.

Sistem akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam

pelaporan keuangan dan dapat dijadikan pedoman dalam menyajikan

informasi yang diperlukan berbagai pihak untuk berbagai kepentingan

(general purposes financial statements), karena sistem akuntansi memberikan

landasan tentang prosedur, teknik, dan metode yang layak untuk merekam

segala peristiwa penting kegiatan pemerintah. Hasilnya terbukti bahwa

implementasi sistem akuntansi pemerintahan terdapat kinerja pemda terbukti,

implementasi sistem akuntansi pemerintahan memberikan manfaat dan

kemudahan bagi pemda dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah. Oleh karena itu diperlukan sistem dan prosedur

pengelolaan keuangan daerah yang baru untuk menggantikan sistem lama

yang selama ini digunakan oleh Pemerintah Daerah yaitu Manual

Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) yang telah diterapkan sejak

1981. Sistem MAKUDA tersebut sudah tidak dapat lagi mendukung

Page 7: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

kebutuhan pemerintah untuk menghasilkan laporan keuangan yang

diperlukan saat ini.

Sistem MAKUDA tersebut sudah tidak dapat lagi mendukung

kebutuhan pemerintah untuk menghasilkan laporan keuangan yang

diperlukan saat ini. Adapun perbedaan prinsip-prinsip yang mendasar antara

system yang lama dengan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ( SAKD) yang

baru , sebagaimana yang dimaksudkan dalam PP No 105/2000 adalah:

Sistem lama (MAKUDA 1981) Sistem yg baru (PP.105/2000)

Sistem lama (MAKUDA 1981) Sistem yg baru (PP.105/2000)

Sistem pencatatan single entry

(Pembukuan tunggal / tidak berpasangan)

Sistem pencatatan Double entry,

untuk dapat menyusun neraca

diperlukan adanya sistem pencatatan

yang akurat (approriate recording)

Dual budget (rutin dan pembangunan),

dokumen anggaran DIKDA dan DIPDA

Unified budget (anggaran terpadu),

tidak mengenal lagi rutin dan

pembangunan (DIKDA dan DIPDA)

Incremental budget , didasarkan pada jenis

belanja dan lebih input oriented

Performance budget (berbasis

kinerja), dan lebih output oriented.

Laporan yang dihasilkan berupa laporan

perhitungan anggaran dan nota

perhitungan

Laporan yang dihasilkan berupa

laporan perhitungan anggaran dan

nota perhitungan, neraca daerah dan

laporan arus kas.

Pengakuan belanja dan pendapatan

berdasarkan kas basis, artinya belanja &

pendapatan daerah diakui pada saat kas

dikeluarkan dari/diterima di kas daerah.

Pengeluaran belanja modal hanya

dilaporkan dalam laporan realisasi

Pengakuan belanja dan pendapatan

daerah pada dasarnya sama yaitu kas

basis, tetapi untuk kepentingan

penyusunan neraca digunakan

modified accrual basis. Artinya

belanja modal atau investasi dicatat

Page 8: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

anggaran, tidak dicatat sebagai aset tetap. sebagai aset di neraca daerah melalui

jurnal korolari : Debet : Aset Tetap

Kredit : Ekuitas Dana Sedangkan

pengeluaran kasnya dijurnal dalam

laporan realisasi anggaran :

Debet : Belanja Modal

Kredit : Kas Daerah

Anggaran berimbang dan dinamis, dengan

struktur anggaran Pendapatan Daerah

sama dengan Belanja Daerah, tidak

mengenal defisit atau surplus anggaran.

Pinjaman yang diperoleh oleh daerah

dicatat sebagai penerimaan daerah, yang

seharusnya merupakan sumber

pembiayaan yang digunakan untuk

menutup defisit anggaran.

Surplus/(defisit) anggaran, dengan

struktur anggaran :

Pendapatan Daerah : xxx

Belanja Daerah : xxx

Surplus/(Defisit) : (xxx)

Pembiayaan : xxx

Pembiayaan digunakan untuk

menutup defisit anggaran, seperti

sumber dana dari pinjaman dan

penjualan aset daerah/kekayaan

daerah yg dipisahkan.

Tujuan Akuntansi Pemerintah Daerah, dalam (Arif, 2002 :5) adalah

untuk memberikan informasi keuangan atas transaksi keuanga yang dilakukan

organisasi tersebut dalam periode tertentu dan posisi keuangan pada tanggal

tertentu kepada para penggunanya dalam rangka pengambilan keputusan.

Sedangkan Perubahan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah : Dalam Abdul

(2002: 26) terdapat kerakteristik pelaksanaan pemerintahan yang baik yaitu :

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan

hasil dari setiap kegiatan penyelenggara kegiatan harus dapat

Page 9: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat/rakyat sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

undangan yang berlaku.

2. Keterbukaan dan Transparansi

Merupakan suatu kondisi dimana masyarakat mengetahui apa-apa

yang terjadi dan dilakukan oleh pemerintah termasuk berbagai prosedur, serta

keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam pelaksanaan urusan

publik.

3. Ketaatan pada Hukum

4. Partisipasi masyarakat.

B. Sistem Informasi Keuangan Pemerintah Daerah (Implementasi dan

Kendalanya di Daerah)

Dalam hal ini sistem informasi dapat di artikan sebagai suatu sistem

yang meliputi mendapatkan dan menerima data sebagai input, kemudian

mengelola dan menerima data tersebut, serta menghasilkan informasi bagi

mereka yang membutuhkan.Menurut Djunadi (1996) dalam Abdul Halim

(2002) Sistem Informasi mempunyai siklus kegiatan sebagai berikut:

1. Analisis yaitu menganalisa masalah informasi yang dihadapi oleh

perusahaan atau organisasi dan mengurangi kekurangan – kekurangan

dalam siatem yang sedang berlaku untuk menyesuaikan sistem sesuai

dengan kebutuhan.

Page 10: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

2. Perancangan (design), yaitu kegiatan menyusun sistem baru atau kegiatan

mengubah sistem lama.

3. Implementasi, yaitu penerapan sistem yang baru untuk menggantikan

sistem yang lama.

4. Follow up, yaitu kegiatan mengawasi pelaksanaan sistem baru untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan dalam sistem baru dan kemudian

mengevaluasinya.

Teknologi informasi mempunyai lima fungsi :

a. Mengumpulkan data

b. Pengolahan data

c. Pelaporan data

d. Penyimpanan

e. Pengiriman

1. Untuk kebutuhan Pemerintah Daerah itu sendiri. Penerapan Sistem Informasi

Keuangan Daerah harus lebih ditekankan pada pencapaian visi dan misi dari

daerah itu sendiri. Untuk menyediakan segala kebutuhan informasi kebutuhan

informasi keuangan di daerah yang baik perlu dukungan perangkat computer

dengan segala pendukungnya. Untuk mendukung manajemen pemerintah

daerah ada 3 tahap yang biasa dipergunakan:

a. Sistem pemrosesan transaksi Sistem ini dipergunakan untuk mendukung

manajeman tingkat bawah, tugas pokok sistem ini untuk meningkatkan

efisiensi di dalam pemrosesan data transaksi sehari-hari.

Page 11: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

b. Sistem informasi Pengendalian Sistem ini bertujuan untuk membantu

menajemen tingkat menengah agar dapat mengendalikan instansi atau

organisasi mencapai sasaran yang sudah ditetapkan secara efektif.

c. Sistem Informasi pengambilan keputusan Sistem informasi ini diharapkan

dapat membantu manajemen tingkat atas untuk pengambilan keputuasan

yang bersifat strategis.

2. Untuk kebutuhan Pemerintahan yang lebih tinggi. Disamping untuk kebutuhan

Daerah masing-masing SIKD diharapkan juga dapat memberikan data

mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat, akurat, dan up to

date. Sehingga tugas pemerintah pusat sebagai pengendali akan lebih mudah

menjalankannya.

3. Untuk kepentingan masyarakat umum sebagai bagian dari transparansi

penyelenggaraan pemerintah di daerah. Dari tinjauan di atas maka daerah

seharusnya sudah saatnya untuk mempersiapkan pelaksanaannya. Elemen-

elemen yang perlu di persiapkan daerah dalam hubungannya dengan Sistem

Informasi Keuangan Daerah ( SIKD) di antara lain :

a. Perangkat keras

b. Perangkat lunak

c. Pelatihan tenaga operator komputer

d. Pelatihan tenaga programmer

e. Pelatihan tenaga analis program

f. Pelatihan-pelatihan yang bersifat khusus misalnya dalam bidang internet

dan lain-lain.

Page 12: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

g. Lokakarya atau seminar

Selain itu dalam pelaksanaan implementasi keuangan daerah tentu tidak

terlepas dari beberapa permasalahan dan keterbatasan yang ada di daerah antara

lain ( Abdul Halim : 2002 ):

1. Sumber daya manusia yang terbatas.

Masih sedikitnya pegawai-pegawai yang mengetahui cara kerja komputer

secara rinci, sehingga menyebabkan lebih seringnya pemborosan, misalnya

sering memanggil teknisi komputer.

2. Standar akuntansi yang belum siap

Pelaksanaan Sistem Informasi Keuangan di Daerah tidak lepas dari tansaksi

keuangan yang kemudian diakuntansikan. Hal ini membutuhkan standar

akuntansi yang jelas dari Pemerintah Pusat. Apakah memakai basis akrual atau

kas.

3. Ego sector

Pemanfaatan teknologi informasi kadang akan membuat kerja semakin efektif

dan efisien, tetapi hal ini akan menciptakan beberapa sector dalam organisasi

akan semakin berkurang pekerjaannya. Pekerjaan yang biasa dikerjakan secara

manual akan tergantikan dengan mesin yang bekerja secara otomatis. Hal ini

akan menyebabkan beberapa sektor untuk cenderung mempertahankan

eksistensinya, meskipun dikerjakan secara manual.

4. Masih mahalnya teknologi informasi.

Penggunaan terknologi informasi ( TI ) sampai sekarang masih tergolong

mahal bagi beberapa daerah yang tidak mempunyai sumber dana yang cukup.

Page 13: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

Belanja teknologi informasi ini tidak saja beli komputer tetapi ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam menajemen teknologi computer yaitu :

Perangkat lunak komputer (software), penyiapan sumber daya manusia

(brainware), dan tentu saja biaya operasional dan maintenance yang cukup

besar.

Sedangkan Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah diharapkan

dapat memenuhi tuntutan dari masyarakat tentang transparansi dan

akuntabilitas dari lembaga sektor publik. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

dapat berguna untuk mengelola dana secara transparan, ekonomis, efektif, dan

akuntabel. Pengukuran kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah

berdasarkan item yang dikembangkan dengan memodifikasi instrumen yang

digunakan oleh Chenhall (2004) dan disesuaikan dengan kegunaan sistem

keuangan daerah.

C. Faktor- Faktor Keperilakuan Organisasi

Faktor organisasi dalam implementasi sistem ada tiga aspek, meliputi

dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan. Faktor-faktor tersebut

didefinisikan sebagai berikut menurut Chenhall (2004) dalam dalam Lyna

Latifah dan Arifin Sabeni ( 2007). Dukungan Atasan diartikan sebagai

keterlibatan manajer dalam kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya

yang diperlukan, selain itu dapat diartikan juga sebagai bantuan yang diberikan

oleh pimpinan yang lebih tinggi kepada bawahan untuk mencapai suatu tujuan

yang ingin di capai. Kejelasan Tujuan didefinisikan Suatu organisasi yang

Page 14: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauhmana organisasi tersebut

dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Pelatihan merupakan suatu usaha pengarahan dan pelatihan untuk

meningkatkan pemahaman mengenai sistem selain itu dapat dijelaskan pula

bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan melatih yang bertujuan menyediakan

sarana bagi pengguna / peserta untuk dapat mengerti , menerima dan merasa

nyaman dari perasaan tertekan atau khawatir dalam proses implementasi

D. Hubungan antara factor keperilakuan organisasional dan kegunaan

sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD)

Selain faktor teknis, beberapa penelitian menunjukkan bukti empiris

bahwa faktor keperilakuan organisasional seperti pelatihan, kejelasan tujuan

serta dukungan atasan, berpengaruh positif terhadap implementasi suatu

inovasi sistem maupun perubahan model akuntansi manajemen. Dalam

Kejelasan tujuan dapat menentukan suatu keberhasilan sistem karena individu

dengan suatu kejelasan tujuan, target yang jelas dan paham bagaimana

mencapai tujuan, mereka dapat melaksanakan tugas dengan ketrampilan dan

kompetensi yang dimiliki.

Menurut Shield (1995) dalam Lyna Latifah dan Arifin Sabeni ( 2007)

Dukungan atasan juga berpengaruh dalam mendukung suksesnya implementasi

sistem baru selain itu dukungan atasan juga berpengaruh dalam mendukung

suksesnya implementasi sistem baru. Menurut Shield (1995) dalam Lyna

Latifah dan Arifin Sabeni (2007) berpendapat bahwa dukungan manajemen

puncak (atasan) dalam suatu inovasi sangat penting dikarenakan adanya

Page 15: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

kekuasaan manajer terkait dengan sumber daya. Menurut Shield (1995) dalam

Lyna Latifah dan Arifin Sabeni (2007) berpendapat bahwa dukungan

manajemen puncak (atasan) dalam suatu inovasi sangat penting dikarenakan

adanya kekuasaan manajer terkait dengan sumber daya. Manajer (atasan) dapat

fokus terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif, menurut

shield (1995) dalam Lyna Latifah dan Arifin Sabeni (2007) berpendapat bahwa

pelatihan dalam desain, implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti

adanya sistem baru memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat

mengartikulasi hubungan antara implementasi sistem baru tersebut dengan

tujuan organisasi Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di

Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-

lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan

sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban

yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003, dalam Mardiasmo, 2006).

Penelitian yang dilakukan Abdul Rohman (2009) tentang Pengaruh

Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap

Fungsi Pengawasan dan kinerja pemerintah Daerah (survei pada Pemerintah

Daerah di Jawa Tengah) penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi

sistem akuntansi pemerintahan dan implementasi pengelolaan keuangan daerah

berpengaruh terhadap fungsi pengawasan intern. Hasil ini mengidentifikasikan

bahwa implementasi sistem akuntansi dan sistem pengelolaan keuangan daerah

Page 16: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

dapat mempengaruhi atau memperlancar pelaksanaan serta Hasilnya terbukti

bahwa implementasi sistem akuntansi pemerintahan terdapat kinerja pemda

terbukti, implementasi sistem akuntansi pemerintahan memberikan manfaat

dan kemudahan .bagi pemda dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah.

Page 17: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

III. Metode Penelitian

A. Populasi , Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil pada

Instansi Pemerintah se- Kota Madiun sebanyak 2097 . Sampel diambil dari

Pegawai Negeri Sipil bagian keuangan atau bendahara pada instansi terkait.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Convenieance Samping. Convenience sampling adalah pengambilan sampling

didasarkan atas ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya atau

dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehandak perisetnya . Dengan kata

lain sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat ( Jogiyanto, 2005:

46).

B. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut dengan variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya vaiabel bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam

variabel Dependen adalah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah .Skala yang

digunakan adalah skala Likert lima point.

2. Variabel Independen

Variabel Independen sering disebut dengan variabel bebas.

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat ).

Page 18: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen adalah faktor

keperilakuan yang meliputi:

a. Dukungan atasan

b. Kejelasan Tujuan

c. Pelatihan

C. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan tingkat kemampuan suatu instrumen untuk

mengungkapkan sesuatu yang menjadi objek pengukuran yang dilakukan

dengan instrumen penelitian tersebut. Jika suatu item pernyataan dinyatakan

tidak valid, maka item pernyataan itu tidak dapat digunakan dalam uji-uji

selanjutnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas konstruk (construct validity) yaitu dengan mengkorelasikan skor

tiap-tiap item dengan skor total. Teknik korelasi yang digunakan adalah

Pearson’s Correlation Product Moment untuk pengujian dua sisi yang

terdapat pada program komputer SPSS 15.0 for Windows. Alasan digunakan

teknik ini karena skor item yang digunakan bukan skor dikotomi 0 dan 1

seperti yang digunakan dalam teknik Point Biserial. Hasil uji korelasi

tersebut bisa dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari

Corrected Item-Total Correlation lebih besar

dari r-tabel. ( Ghozali, 2006).

2. Uji Reliabilitas

Page 19: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

Uji reliabilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang

sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten

apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang sama dengan alat

ukur yang sama. Pengujian reliabilitas hanya memperhitungkan butir

pertanyaan yang valid. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah

reliabilitas internal (internal conssitency reliability). Untuk mengukur

konsistensi internal hanya digunakan sekali pengujian dengan menggunakan

teknik Cronbach’s Alpha. Tingkat reliabilitas kuesioner diukur dengan

reliabilitas Cronbach’s Alpha yang dipergunakan untuk kuesioner yang

berbentuk angket. Suatu intrumen dapat disebut reliabel apabila memiliki

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 (Nunnally dalam Imam Ghozali,

2006: 42).

D. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

berasal dari populasi yang didistribusikan secara normal atau tidak. Uji

ini dilakukan sebelum penerapan suatu rumus statistik untuk pengujian

hipotesis. Pengujian normalitas ini dilakukan untuk menentukan statistik

induktif yang seharusnya digunakan, apakah menggunakan statistik

parametik atau statistik non-parametik. Apabila data berdistribusi normal,

maka statistik induktif yang digunakan adalah statistik parametik.

Sebaliknya, apabila data tidak terdistribusi normal, maka statistik

Page 20: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

induktif yang digunakan adalah statistik non parametik-Uji normalitas

yang digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini untuk

mengetahui apakah nilai-nilai sampel yang diamati terdistribusi secara

normal. Kriteria pengujian yaitu dengan membandingkan nilai

signifikansi atau nilai probabilitas (p) yang diperoleh dengan taraf

signifikansi (= 0,05) yang telah ditentukan.

Deteksi kenormalan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut

(Ghozali, 2006: 115):

1) Apabila nilai probabilitas p> (0,05), maka data dikatakan terdistribusi

normal.

2) Apabila nilai probabilitas p< (0,05), maka data dikatakan tidak

terdistribusi normal

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah antar variabel independen

mempunyai varian yang sam atau tidak. Suatu asumsi kritis model regresi

linier klasik adalah bahwa antar variabel 34 independen mempunyai

varian yang sama, yang merupakan suatu bilangan yang konstan. Jika

asumsi ini tidak terpenuhi, maka terjadi heteroskedastisitas. Pendeteksian

heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan jika nilai probabilitas

p> (0,05), maka tidak terjadi heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

c. Uji Multikolinieritas

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah pada model

regresi berganda ditemukan korelasi antar variabel independen. Jika

Page 21: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas dalam model

regresi berganda tersebut. Multikolinieritas berhubungan dengan situasi

dimana ada hubungan linier secara pasti atau mendekati pasti di antara

variabel independen (Gujarati, 2001: 211). Variabel yang menyebabkan

multikolinieritas adalah variabel memiliki nilai tolerance yang lebih kecil

dari 0,1 atau memiliki nilai Varience Inflation Factor (VIF) mendekati 10

(Ghozali, 2006: 93).

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi linier berganda yang digunakan diformulasikan sebagai

berikut (Sugiyono, 2009: 63):

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

SAKD = α + b1 DA + b2 KT + b3 P+ e

Keterangan :

Y = Variabel dependen Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

α = Konstanta

x1 = Variabel independen Dukungan Atasan

x2 = Variabel independen Kejelasan Tujuan

x3 = Variabel independen Pelatihan

b1, b2, b3 ................................. = Koefisien regresi variabel independen

b. Uji-t

Uji-t digunakan untuk menguji validitas pengaruh variabel independen

secara sendiri-sendiri. Langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut:

Page 22: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

1) Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif H0 : ß1 = 0, artinya

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

2) Menentukan level of significance ( ), dimana = 5% (0,05)

3) Menentukan kriteria pengujian dengan pengujian dua sisi :

Ho diterima bila : -t( /2, n-k) ≤ t-hitung ≤ t( /2, n-k)

Ho ditolak bila: t-hitung > t( /2, n-k) atau t-hitung < -t( /2, n-k)

4) Menentukan t-hitung

5) Menarik kesimpulan : H0 diterima atau ditolak

c. Uji Ketepatan Model

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas

(independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen). Nilai F

signifikan apabila Fhitung > Ftabel. Dalam penelitian ini uji F

dilakukan dengan bantuan program SPSS. Kriteria pengujiannya

adalah apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas (P) < 0,05 maka

uji F signifikan dan Ho ditolak.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

varian dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Ryang digunakan dalam penelitian ini adalah Ryang mempertimbangkan

jumlah variabel independen dalam suatu model atau disebut R yang telah

disesuaikan (Adjusted-R ). Penelitian ini menggunakan Adjusted-Rkarena

jika jumlah variabel independen yang diteliti lebih dari dua, lebih baik

Page 23: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

digunakan adjusted-R2. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan

untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 .Koefisien determinasi Adjusted-

Rmenunjukkan persentase total variasi dari variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Nilai R2 menunjukkan

bahwa variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen. ( Ghozali, 2006:87)

Page 24: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Madiun dengan mengambil sampel

pegawai negeri yang menjabat sebagai bendahara di instansi Pemerintah Kota

Madiun.. Adapun daftar dinas yang diberikan kuesioner adalah sebagai berikut:

Daftar Dinas di Pemerintah Kota Madiun yang Diberikan Kuesioner

No Kantor Distribusi

Kuesioner

Kuesioner

Kembali

1 Kantor Lingkungan Hidup 3 2

2 Dinas Pendidikan 4 3

3 Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Pariwisata 4 3

4 Dinas Kesehatan 2 2

5 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 2 2

6 Dinas Pertamanan dan Kebersihan 2 2

7 Dinas Pemberdayaan Masyarakat, KB, dan

Kesehatan Pangan

2 2

8 Badan Kepegawaian Daerah 3 3

9 Kantor Satpol PP 2 2

10 Kesbanglinmas 2 2

11 Dinas Pasar 2 2

12 Inspektorat 2 2

13 Kantor Catatan Sipil 2 2

14 Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah

(Bappeda)

4 3

15 Dinas Pekerjaan Umum 2 2

16 Kecamatan Taman 2 2

Jumlah kuesioner yang didistribusikan 40 36

% tingkat pengembalian kuesioner 90,0%

Page 25: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience

sampling yaitu pengambilan sampel terhadap responden yang mudah ditemui dan

bersedia menjadi sampel. Selanjutnya didistribusikan kuesioner terhadap 40 orang

pegawai. Dari sejumlah kuesioner yang dibagikan, kuesioner yang dikembalikan

sebanyak 36 kuesioner (90%). Kemudian dari jumlah tersebut, seluruh kuesioner

diisi secara lengkap, sehingga seluruhnya dapat digunakan dalam analisis data.

Gambaran Umum Responden sebagian besar responden merupakan PNS

di lingkungan pemerintah Kota Madiun yang berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak 61,1%. Sedangkan 38,9% sisanya adalah pegawai perempuan, sebagian

besar responden dan memiliki pendidikan terakhir Sarjana Sebanyak 75 % dan

terendah selain itu pegawai sebagian besar berpendidikan setingkat Diploma

sebanyak 8,3%. Hal ini berarti mayoritas PNS di lingkungan pemerintah Kota

Madiun adalah berpendidikan Sarjana. responden sudah memiliki masa kerja

antara 6 – 10 tahun yaitu sebanyak 50% dan terendah 42 adalah responden yang

memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 11,1%.,selanjutnya

sebagian besar responden memiliki jabatan Bendahara Penerimaan yaitu sebanyak

42 %, kemudian bagian Bendahara Pengeluaran sebanyak 15 %.

2. Pengujian Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan

masing-masing item kuesioner, Teknik korelasi yang digunakan adalah

korelasi product moment Pearson. Data diolah dengan bantuan program

SPSS for Windows release 15.0 Hasil pengujian Validitas menunjukkan

Page 26: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

bahwa semua item pernyataan valid karena nilai rproduct moment,

diterima pada taraf signifikansi 5% atau lebih besar rtabel (0,329), jadi

semua item pertanyaan berkorelasi dengan skor skor totalnya. Artinya

semua item pernyataan adalah valid, kemudian untuk selanjutnya semua

butir pernyataan ini dapat diikutsertakan dalam uji reliabilitas

b. Uji Reliabilitas

Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji tingkat

keandalan (reliability) dari masing-masing angket variabel. Apabila

nilai Cronbach Alpha semakin mendekati 1 mengidentifikasikan bahwa

semakin tinggi pula konsistensi internal reliabilitasnya., dari penelitian

tersebut data menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha lebih besar

dari 0,6.

3. Uji Asumsi Model

a. Pengujian Asumsi Klasik

1. Normalitas

Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. dengan cara membandingkan pvalue dengan

taraf signifikansi ( ) sebesar 0,05. Jika p-value > 0,05, maka data

berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov,

dapat diketahui bahwa p-value 0,214 dari unstandardized resdiual

ternyata lebih besar dari α (p>0,05), sehingga keseluruhan data

tersebut dinyatakan memiliki distribusi normal atau memiliki sebaran

data yang normal.

Page 27: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

2. Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi

di antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya,

dilakukan dengan melihat besarnya Tolerance Value dan Variance

Inflation Factor (VIF). Value dan Variance Inflation Factor (VIF).

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabel bebas

yang memiliki tolerance lebih dari 0,1 (>0,1) dan semua variabel

bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10 (<10). Jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak ada gejala multikolinieritas dalam model regresi

3. Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi memiliki variansi yang sama (homoskedastisitas) dari

residual satu ke pengamatan yang lain. Jika asumsi ini tidak dipenuhi,

maka terjadi heteroskedastisitas. Dari hasil perhitungan menunjukkan

tidak ada gangguan heteroskedastisitas, karena nilai t tabel sebesar

2,042 berada tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%. Jadi secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah

heteroskedastisitas dalam penelitian.

4. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

SAKD = α+ b1 DA + b2 KT + b3 P + e i

Keterangan :

Y : sistem akuntansi keuangan daerah

: konstanta

b1 …b5 : koefisien regresi variabel independen

Page 28: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

X1 : dukungan atasan

X2 : kejelasan tujuan

X3 : pelatihan

ei : standart error

Model persamaan regresi linier berganda yang dapat disusun adalah

sebagai berikut:

Y = 4,747 + 0,323 (X1) + 0,257 (X2) + 0,283 (X3) + ei

Nilai konstanta adalah sebesar 4,747, artinya jika tidak ada

pengaruh dari dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan, maka

kegunaan sistem informasi hanya sebesar 4,747.

Nilai koefisien b1 adalah sebesar 0,323 dengan signifikansi 0,002

(p<0,05), berarti dukungan atasan berpengaruh positif terhadap kegunaan

sistem akuntansi keuangan daerah

Nilai koefisien b2 adalah sebesar 0,257 dengan signifikansi 0,013

(p<0,05), berarti kejelasan tujuan berpengaruh positif terhadap

kegunaansistem akuntansi keuangan daerah

Nilai koefisien b3 adalah sebesar 0,283 dengan signifikansi 0,009

(p<0,05), berarti pelatihan berpengaruh positif terhadap kegunaan system

akuntansi keuangan daerah.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

dalam model. Dari pengujian yang telah dilaksanakan menghasilkan

Page 29: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

nilai Adjusted R2 sebesar 0,749, Nilai koefisien determinasi bernilai

positif, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 74,9% variasi dari kegunaan

sistem akuntansi keuangan daerah dapat dijelaskan oleh variable

dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan. Sedangkan 25,1%

sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

c. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model

regresi yang digunakan. Teknik yang digunakan adalah dengan

membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Dari hasil pengolahan data

diperoleh nilai F sebesar 35,779, sedangkan Ftabel pada taraf

signifikansi 5% dengan def= (3;32) adalah sebesar 2,92. Dikarenakan

Fhitung lebih besar dari Ftabel (35,779 > 2,92) dengan nilai p-value

sebesar 0,000 diterima pada taraf signifikansi 5%. Artinya model

regresi sudah fix atau cocok, maka model pengaruh dukungan atasan,

kejelasan tujuan, dan pelatihan terhadap kegunaan sistem akuntansi

keuangan daerah adalah sudah cocok.

d. Uji t (Uji Hipotesis)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi dari

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

individual. Variabel dukungan atasan memiliki nilai t = 3,363 lebih

besar dari T tabel yaitu (3,363 > 2,042) dengan nilai p-value sebesar

0,002 diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Nilai positif

Page 30: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

menunjukkan adanya pengaruh positif. Artinya dukungan atasan

berpengaruh terhadap kegunaan

sistem akuntansi keuangan daerah dan H1 dinyatakan diterima.

Variabel kejelasan tujuan memiliki nilai t = 2,645 lebih besar dari t

tabel sebesar 2,042 yaitu 2,645 > 2,042 atau nilai p-value sebesar 0,013

diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya kejelasan tujuan

berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah dan

H2 dinyatakan diterima Variabel pelatihan memiliki nilai t = 2,762

lebih besar dari t tabel sebesar 2,042 yaitu 2,762 > 2,042 atau nilai p-

value sebesar 0,009 diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05).

Artinya pelatihan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi

keuangan daerah dan H3 dinyatakan diterima.

5. Pembahasan

a. Pengaruh dukungan atasan terhadap kegunaan sistem akuntansi

keuangan daerah Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan

berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan

daerah. Hasil analisis regresi memperoleh nilai koefisien b1 adalah

sebesar 0,323 dengan nilai t = 3,363 terbukti signifikan dengan nilai

p<0,05 dan H1 diterima. Artinya semakin tinggi tingkat dukungan

atasan, maka kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah akan semakin

tinggi. Sebaliknya semakin rendah tingkat dukungan atasan, maka

semakin kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah akan semakin

rendah. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis H1 dan

Page 31: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Cavaluzzo dan Ittner

(2004), Latifah dan Sabeni (2007), dan Abdul Rohman (2009) yang

membuktikan bahwa dukungan atasan berpengaruh terhadap suksesnya

implementasi sistem akuntansi keuangan daerah.

b. Pengaruh kejelasan tujuan terhadap kegunaan sistem akuntansi

keuangan Daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan

tujuan berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem akuntansi

keuangan daerah. Hasil analisi regresi memperoleh nilai koefisien b2

adalah sebesar 0,257 dengan nilai t sebesar 2,645 terbukti signifikan

dengan nilai p<0,05 dan H2 diterima. Artinya semakin jelas tujuan,

maka kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah akan semakin tinggi.

Sebaliknya semakin kurang jelas tujuan, maka semakin kegunaan

sistem akuntansi keuangan daerah akan semakin berkurang. Kejelasan

tujuan dapat menentukan suatu keberhasilan system karena individu

dengan suatu kejelasan tujuan, target yang jelas dan paham bagaimana

mencapai tujuan, mereka dapat melaksanakan tugas dengan ketrampilan

dan kompetensi yang dimiliki. Hasil penelitian ini berhasil mendukung

hipotesis H2 namun tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya

oleh Cavaluzzo dan Ittner (2004), Latifah dan Sabeni (2007), dan Abdul

Rohman (2009) yang membuktikan bahwa kejelasan tujuan tidak

mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah

c. Pengaruh pelatihan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan

daerah Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh

Page 32: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Hasil

analisis regresi memperoleh nilai koefisien b3 adalah sebesar 0,283

dengan nilai t = 2,762 terbukti signifikan dengan nilai p<0,05 dan H3

diterima. Artinya semakin tinggi intensitas pelatihan, maka kegunaan

sistem akuntansi keuangan daerah akan semakin tinggi. Sebaliknya

semakin rendah intensitas pelatihan, maka semakin kegunaan sistem

akuntansi keuangan daerah akan semakin berkurang. Hasil penelitian

ini berhasil mendukung hipotesis H3 namun tidak konsisten dengan

hasil penelitian sebelumnya oleh Cavaluzzo dan Ittner (2004), Latifah

dan Sabeni (2007), dan Abdul Rohman (2009) yang membuktikan

bahwa pelatihan tidak mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi

keuangan daerah

Page 33: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa dari faktor organisasional yang diuji, factor

keperilakuan organisasi yang meliputi Dukungan atasan, kejelasan tujuan dan

pelatihan mempengaruhi SAKD ( Sistem Akuntansi Keuangan Daerah).

IMPLIKASI

Penelitian ini mempunyai implikasi yang luas di masa yang akan

datang, khususnya untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

hubungan faktor perilaku dalam implementasi inovasi system. Penelitian ini

juga di harapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada Pemerintah

Daerah bahwa kesuksesan implementasi sistem tidak hanya ditentukan oleh

faktor teknis dan dana, namun faktor perilaku dari pengguna juga perlu

diperhatikan.

KETERBATASAN

Dalam penelitian ini mengambil responden terbatas pada bagian

keuangan saja di beberapa instansi di Kota Madiun, sehingga kemungkinan

akan menghasilkan hasil yang berbeda,maka perlu diperluas di bagian-bagian

yang lain dan intansi yang lebih banyak lagi

SARAN

Penelitian selanjutnya dapat menambah variiabel lain tidak terbatas

pada faktor perilaku tapi juga faktor teknis dalam rangka implementasi

SAKD perlu untuk diteliti dan untuk sample agar diperluas tidak hanya di

Intansi saja.

Page 34: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

DAFTAR PUSTAKA

Abdul , 2003. “ Persepsi aparat Pemerintah Daerah Wilayah Surakartaterhadap penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ( Studi Kasusaparat bidang keuangan daerah di eks Karesidenan Surakarta”. Skripsitidak diterbitkan, Surakarta : UMS

Abdul Halim, 2002, “ Akuntansi dan pengendalian keuangan daerah “.Yogyakarta : Seri bunga rampai.

Abdul Rohman, 2009, Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi,PengelolaanKeuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan dan KinerjaPemerintah Daerah (survey pada Pemda di Jawa Tengah), JurnalAkuntansi & Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Amrul, Sadat dan Ahyadi Syar’ie, 2005. Analisis Beberapa Faktor yangBerpengaruh Terhadap Proses Pengembangan Kualitas Sistem SNAVIII Solo, 15 – 16 September 2005

Bastari, Imam,2007. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan StandarAkuntansi Pemerintahan sebagai wujud reformasi manajemenkeuangan daerah Jurnal Akuntansi & Bisnis. Anggota Komite KerjaStandar Akuntansi Pemerintahan, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: BPUNDIP.

Jogiyanto.2005.Metodologi Penelitian Bisnis.Yogyakarta: BPFE

Latifah, Lyna dan Arifin Sabeni Faktor keperilakuan organisasi dalamimplementasi Sistem Akuntansi Keuangan daerah , SimposiumNasional Akuntansi X 2007, Universitas Hasanuddin 26-28 Juli ,Makasar

Nirzawar. Tinjauan Umum terhadap Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah diKabupaten Bengkulu Utara, Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP YKPN, 2001.

Nurlela, Siti. Rahmawati, , Pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadapkegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Pemda

Page 35: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

SUBOSUKOWONOSRATEN, Simposium Nasional Akuntansi XII2010, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah

Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan AtasPermendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah.

Rahman, Syaiful, Muhammad Nasir, dan Sri Handayani. 2007. Pengaruh SistemPengukuran Kinerja Terhadap Kejelasan Peran, PemberdayaanPsikologis Dan Kinerja Manajerial (Pendekatan Partial Least Square)Penelitian Terhadap Manajer Perusahaan Manufaktur Di Jawa Tengah).Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007. AMKP-01

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto,2006.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. PT.Rineka Cipta: Jakarta

Suwardjono, 2006, Studi Kebutuhan Informasi Pengguna Laporan KeuanganPemerintah, Simposium Nasional Akuntansi XII 2009, Palembang

Page 36: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

LAMPIRAN

QUESIONER / PERTANYAAN(YANG HARUS DIISI RESPONDEN)

PERTANYAAN KAREKTERISTIK RESPONDEN

Berilah tanda centang (√) pada tempat jawaban yang tersedia , sesuai dengan

pendapat Bapak/ Ibu / Saudara/ i yang di anggap paling tepat atau paling sesuai.

Nama : .....................................................

( Responden berhak untuk tidak menyebutkan nama )

Umur : 1. ( ) 20-25 Tahun 4. ( ) 36-40 Tahun

2. ( ) 26-30 Tahun 5. ( ) 41-45 Tahun

3. ( ) 31-35 Tahun 6.( ) > 45 Tahun

Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki- Laki 2. ( ) Perempuan

Pendidikan : 1.( ) SMA 2.( ) Diploma 3.( ) Sarjana

Masa kerja : 1.( ) < 5 tahun 3.( ) 10 tahun 5.( ) 20 tahun

2.( ) > 5 tahun 4.( ) > 10 tahun 6.( )>20 tahun

Jabatan/ golongan : 1. ( ) IIA 5.( ) III A 9.( ) IV A

2. ( ) IIB 6. ( ) IIIB 10.( ) IV B

3. ( ) IIC 7. ( ) IIIC 11.( ) IV C

4. ( ) IID 8. ( ) III D 12. ( ) IV D

Page 37: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

Petunjuk pengisisan :Berilah jawaban dengan memberi tanda centang ( ) untuk setiap

pertanyaan berikut. Anda akan bersikap netral pada sejumlah pertanyaan yangbersifat kontroversial, akan tetapi usahakan memilih rating yang lebihmenunjukkan perasaan anda.Keterangan : Angka 1 STS : Sangat Tidak Sesuai

Angka 2 S : SesuaiAngka 3 N : NetralAngka 4 TS : Tidak sesuaiAngka 5 SS : Sangat Sesuai

Page 38: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

VARIABEL SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

No URAIAN STS

(1)

S

(2)

N

(3)

TS

(4)

SS

(5)

1 Pencatatan transaksi keuangan dalam jurnal

selalu menggunakan bukti transaksi yang sah

dilakukukan secara kroniologis.

2 Posting dari jurnal ke buku besar dilakukan

secara periodic (berkala) ?

3 Laporan keuangan disusun oleh PPK- SKPD,

Laporan berupa LRA, Neraca, CALK..

4 Paling lambat Laporan Realisasi Semester I

diserahkan ke PPKD tidak lebih dari 10 hari

setelah semester pertama tahun anggaran

terakhir.

5 Laporan Keuangan mendorong SKPD untuk

menggunakan Sumber Daya secara efisiensi

dan efektif .

6 Prosedur antara keuangan yang ada tidak

bertentangan dengan Permendagri No. 13

Tahun 2006 dan Permendagri No. 59 tahun

2007 serta Prosedur yang disusun Pejabat

berwenang daerah/ perda.

7 Laporan Keuangan yang baik mencerminkan

tatakelola pemerintahan yang baik .

8 Pengguna Anggaran ( PA) bertanggungjawab

atas pengguna anggaran melalui laporan

keuangan yang disusun telah berdasarkan

Permendagri No. 13 tahun 2006 dan

Permendahri no.59 tahun 2007 .

Page 39: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

VARIABEL DUKUNGAN ATASAN

No URAIAN STS

(1)

S

(2)

N

(3)

TS

(4)

SS

(5)

1 Atasan mendukung pada keputusan yang anda

buat dalam pekerjaan.

2 Para pegawai patuh dan loyal kepada pimpinan.

3 Para pegawai selalu menekankan untuk dapat

melaksanakan pekerjaan dengan kualitas yang

tingg

4 Para pegawai merasa bebas dan tidak takut

untuk tidak menyetujui pendapat dan tindakan

atasan.

5 Pimpinan menaruh kepercayaan kepada anda ?

6 Pimpinan menyetujui pendapat dan inisiatif

anda.

7 Anda diberikan kebebasan untuk

mendiskusikan berbagai masalah dengan

atasan anda.

8 Atasan selalu memperhatikan problem yang

anda hadapi.

9 Semua dukungan dari atasan diterima semua

oleh pegawai.

10 Atasan memberi wewenang kepada anda untuk

melakukan pekerjaan menurut cara anda.

Page 40: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

VARIABEL KEJELASAN TUJUAN

No URAIAN STS

(1)

S

(2)

N

(3)

TS

(4)

SS

(5)

1 Tugas-tugas yang diberikan telah

disederhanakan sehingga setiap pegawai dapat

mengerjakannya

2 Tujuan setiap pekerjaan yang anda kerjakan

didefinisikan dengan jelas.

3 Tujuan organisasi diberikan dengan jelas oleh

pimpinan .

4 Anda telah mengetahui bahwa pekerjaan anda

berkaitan dengan tujuan kelompok/ organisasi.

5 Pencapaian tujuan dari setiap tugas selalu

ditekan pada lembaga anda

6 Tingkat sasaran prestasi yang ingin dicapai

oleh organisasi sangat tinggi

Page 41: PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI · PDF filelaporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian ... mengenai daerahnya kapada pemerintah pusat dengan cepat,

VARIABEL PELATIHAN

No URAIAN STS

(1)

S

(2)

N

(3)

TS

(4)

SS

(5)

1 Cara-cara kerja spesifik telah dijelaskan.

2 Apakah berbagai bidang ketrampilan kerja

dipunyai pimpinan ?

3 Melaksanakan pekerjaan dengan kualitas

bagus membuat saya merasa dapat

mengembangkan kemampuan saya.

4 Kontribusi anda kepada lembaga mendapat

tanggapan yang menyenangkan.

5 Pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan

pekerjaan telah diberikan cukup banyak jenis

pelatihan.

6 Fasilitas pelatihan yang diberikan sangat bagus.

7. Jenis Pelatihan yang diberikan sudah sesuai

dengan yang diinginkan dan sesuai dengan

pekerjaan.

8. Yang dikirim dalam pelatihan adalah mereka

yang bekerja sesuai dengan bidangnya.

9. Setiap ada penerapan sistem baru selalu

diberikan pelatihan terlebih dahulu.

Sumber : ( Lyna Latifah dan Arifin Sabeni, 2007 )