158
PENGARUH ETIKA, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AKUNTAN PUBLIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Yulfa Zailia NIM: 108082000009 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013

PENGARUH ETIKA, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23916/1/YULFA... · audit oleh auditor dapat berdampak pada peningkatan

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH ETIKA, PROFESIONALISME DAN

PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN

PEMBERIAN OPINI AKUNTAN PUBLIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Yulfa Zailia

NIM: 108082000009

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013

ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Yulfa Zailia

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Januari 1991

3. Alamat : Jl. Akasia Gg. Musholla Rt/Rw.

002/012 No. 23 Pamulang Timur

4. Telpon : 08568346875

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (1996-2002) : MIS Asy-Syifa Pamulang Timur

2. SMP (2002-2005) : SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

3. SMA (2005-2008) : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

4. S1 (2008-2013) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. PRAMUKA MI Asy-Syifa Pamulang Timur sebagai Anggota

(2000-2001)

2. Keputrian SMP Muhammadiyah 22 Pamulang (2002-2004)

3. Ekskul Majalah Sekolah “La’tahzan” sebagai Sekertaris (2006-

2007)

4. Badan Eksekutif Mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Koordinator Divisi Pemberdayaan Ekonomi (2009-2010)

vi

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. M. Zaini Muhdi

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Maret 1963

3. Pekerjaan : PNS

4. Ibu : Aliyah Achfas

5. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Oktober 1965

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Adik : Syiva Fahlefi

8. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 5 Agustus 1996

9. Alamat : Jl. Akasia Gg. Musholla Rt/Rw.

002/012 No. 23 Pamulang Timur

vii

INFLUENCE OF ETHICS, PROFESSOINALISM AND AUDIT

EXPERIENCE TO THE ACCURACY OF PUBLIC ACCOUNTANT OPINION

ABSTRACT

This study examines the influence of ethic, professionalism, audit experience

to the accuracy of public accountant opinion. Respondents in this study are

auditors who worked for the Public Accounting Firm in Jakarta. The number of

auditor in this study were 72 auditors from 14 Public Accounting Firm in Jakarta.

The method of determining the sample is by using convenience sampling method,

while the data processing methods used by researcher are the multiple regression

analysis.

The result shows that ethics did not have significantly influence to the

accuracy of audit opinion, whereas professionalism and audit experience had

significantly influence to the accuracy of audit opinion.

Keyword: ethics, professionalism, audit experience, the accuracy of audit opinion

viii

PENGARUH ETIKA, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDIT

TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AKUNTAN PUBLIK

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh etika, profesionalisme, dan pengalaman audit

terhadap ketepatan pemberian opini audit. Responden dalam penelitian ini adalah

para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Jumlah

auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 72 responden dari 14 Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan

dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan

data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etika tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit, sedangkan profesionalisme

dan pengalaman audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan

pemberian opini audit.

Kata kunci: etika, profesionalisme, pengalaman audit, ketepatan pemberian opini

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalammualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Pengaruh Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit

Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik”. Penyususnan skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu dan bapak, tercinta yang telah menjadi penyemangat dan selalu

memberikan dukungan, baik doa maupun finansial serta kasih sayang yang

berlimpah kepada penulis untuk tetap semangat serta adikku yang telah

memberikan doa, motivasi dan perhatian kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..

4. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., M.Si, selaku Ketua jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi.

x

7. Ibu Putriesti Mandasari, SE., MSi selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan ilmu serta

semangatnya yang sangat berharga untuk penulis selama proses menyusun

skripsi.

8. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu.

9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas

bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan.

10. Sahabat-sahabatku tercinta Mardiana Febiyeansyah dan Afrianty Arini, terima

kasih untuk semangat dan do’anya.

11. Sahabat-sahabatku, “The U” Siti Zakiah, Tania Kautsarrahmelia, Tisha

Kartika Fitriyani, Tri Suryanti dan Yuni Ersa Syaiful. Terima kasih untuk

canda tawa dan suka duka yang kalian bagi bersama selama ini. Sukses mulia

buat kita semua yaa!

12. Teman-teman seperjuanganku Akuntansi A, B, C, D, dan E angkatan 2008,

khususnya Amelia Yulfa dan Latifah Alfi Hidayati. Terima kasih atas

kebersamaannya yang menyenangkan, ilmu dan pengalaman, serta semangat

yang banyak kalian bagi kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 21 Agustus 2013

Yulfa Zailia

xii

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... viii

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

1. Tujuan Penelitian ................................................................. 7

2. Manfaat Penelitian ............................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

A. Teori yang BerkenaandenganVariabel yang Diambil .................. 10

1. Basis Teori ............................................................................ 10

2. Teori Audit ........................................................................... 11

a. Definisi Audit ................................................................. 11

b. Standar Auditing ............................................................. 13

c. Jenis-jenis Audit ............................................................. 15

d. Jenis-jenis Auditor .......................................................... 17

e. Tujuan Audit ................................................................... 18

xiii

3. PemberianOpini Audit .......................................................... 19

4. Etika ...................................................................................... 23

5. Profesionalisme ..................................................................... 28

6. Pengalaman ........................................................................... 34

B. TinjauanPenelitianTerdahulu ....................................................... 35

C. KerangkaBerfikir ......................................................................... 40

D. Hipotesis ...................................................................................... 42

1. Etika terhadap Ketepaan Pemberian Opini Akuntan

Publik ..................................................................................... 42

2. Profesionalisme terhadap Ketepatan Pemberian

Opini Akuntan Publik ............................................................ 42

3. Pengalaman Audit terhadapKetepatanPemberian

OpiniAkuntanPublik .............................................................. 43

4. Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit

Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik ......... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 46

B. SampelPenelitian.......................................................................... 46

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 47

D. Metode Analisis Data .................................................................. 47

1. Statistik Deskriptif ................................................................ 47

2. Uji Kualitas Data ................................................................... 47

3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 48

4. Analisis Data .......................................................................... 51

E. Definisi Operasional danPengukuranVariabel ............................. 53

1. Variabel Independen ............................................................. 53

a. Etika ................................................................................. 53

b. Profesionalisme ................................................................ 53

c. Pengalaman Audit ........................................................... 54

2. Variabel Dependen ................................................................ 54

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 59

A. Sekilas Umum Gambaran Objek Penelitian ............................... 59

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 59

2. Karakteristik Profil Responden ............................................. 61

B. Hasil Uji Instrumen Pengukuran Variabel Penelitian ................. 65

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 65

2. Hasil Uji Kualitas Data ......................................................... 66

a. Hasil Uji Validitas ........................................................... 66

b. Hasil Uji Reliabilitas ....................................................... 68

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 69

a. Hasil Uji Multikolinearitas ............................................. 69

b. Hasil Uji Normalitas ....................................................... 70

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................... 71

4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 74

a. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 74

b. Hasil Uji Statistik t .......................................................... 75

c. Hasil Uji Statistik F ......................................................... 79

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 82

A. Kesimpulan ................................................................................. 82

B. Implikasi ..................................................................................... 83

C. Saran ............................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 91

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 PenelitianTerdahulu ............................................................................. 35

3.1 Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 55

4.1 Daftar Sampel Penelitian ..................................................................... 60

4.2 Daftar Distribusi Sampel Penelitian ..................................................... 60

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Jenis Kelamin .................... 61

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Usia ..................................... 62

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Jabatan Kerja ..................... 63

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Pendidikan Terakhir ......... 63

4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasar Pengalaman Kerja .............. 64

4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 65

4.9 Hasil Uji Validitas VariabelEtika ......................................................... 66

4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme ...................................... 67

4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit ................................. 67

4.12 Hasil Uji Validitas Variabel KetepatanPemberianOpini ...................... 68

4.13 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 68

4.14 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 69

4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ................ 71

4.16 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ................................................... 73

4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 74

4.18 Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 75

4.19 Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 80

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 40

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................. 70

4.2 Grafik Scatterplot ................................................................................ 72

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Surat Penelitian Skripsi ....................................................................... 90

2. Surat Keterangan Dari KAP ................................................................ 93

3. Kuesioner Penelitian ........................................................................... 97

4. Daftar Jawaban Responden ................................................................. 105

5. Output Hasil Pengujian Data ............................................................... 116

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat

memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai

macam usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola

perusahaan. Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh pihak perusahaan

adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh

pihak ketiga yaitu akuntan publik.

Laporan keuangan yang biasanya digunakan untuk mengetahui hasil

usaha dan posisi keuangan perusahaan, juga dapat digunakan sebagai salah

satu alat pertanggungjawaban pengelolaan manajemen perusahaan kepada

pemilik. Dalam perkembangannya pihak-pihak luar perusahaan juga

memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan

yang berkaitan dengan penanaman modal (investasi) atau yang berhubungan

dengan perusahaan. Ada dua kepentingan yang berbeda, disatu pihak,

manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai

pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar dan dari

pihak luar perusahaan, ingin memperoleh informasi yang andal dari

manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka

investasikan (Sabrina dan Januarti, 2012).

2

Terkait dengan keperluan banyak pihak maka untuk menjalankan proses

pemeriksaan terhadap laporan keuangan suatu entitas diperlukan para akuntan

publik yang handal untuk menghasilkan opini yang tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan. Agar tujuan tersebut tercapai maka pemberian opini

audit seorang akuntan publik dalam menjalankan profesinya harus mengacu

pada standar yang telah ditetapkan yaitu Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pemenuhan standar

audit oleh auditor dapat berdampak pada peningkatan hasil auditnya, yaitu

dengan memberikan opini audit yang semakin akurat. Dengan adanya opini

audit ini semua pihak yang berkepentingan diantaranya bagi pelaku pasar

modal, laporan keuangan adalah pintu untuk melihat isi perusahaan publik.

Hitam putih perusahaan publik dapat dilihat dengan detail melalui laporan

keuangan yang disajikannya (Gusti dan Ali, 2008).

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341

menyebutkan bahwa pertimbangan auditor atas kemampuan kesatuan usaha

dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada

tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu

kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode

satu tahun sejak tanggal keuangan auditan.

Terjadinya kegagalan audit sering dihubungkan sebagai salah satu

penyebab krisis ekonomi yang dimulai di tahun 1997 di Indonesia. Buruknya

praktik akuntansi di Indonesia ditengarai ikut mendorong memburuknya krisis

ekonomi yang terjadi (ADB, 2003 dalam Justiana, 2010). Menurut media

3

massa, integritas dan tanggung jawab auditor Indonesia dipertanyakan,

khususnya pada pengauditan bank. Bank yang memperoleh opini wajar tanpa

pengecualian dalam laporan keuangannya justru mengalami kebangkrutan

(Bisnis Indonesia, 1999 dalam Justiana, 2010). Bertolak dari kasus-kasus

diatas dan kemudian dihubungkan dengan terjadinya krisis ekonomi di

Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang harus mempunyai tanggung

jawab yang paling besar. Karena peran pentingnya dalam masyarakat bisnis,

akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggung

jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia. Bagaimanapun situasi

kontekstual ini memerlukan perhatian dalam berbagai aspek pengembangan

profesionalisme akuntan, termasuk di dalamnya melalui suatu penelitian

terhadap etika seorang akuntan.

Penelitian etika (akuntan) di Indonesia telah banyak dilakukan. Namun,

penelitian ini masih terbatas pada aspek kognitif akuntan (khususnya berkaitan

dengan pengambilan keputusan etis). The American Heritage Directory

manyatakan etika sebagai suatu aturan atau standar yang menentukan tingkah

laku para anggota dari suatu profesi. Pengembangan kesadaran etis/moral

memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan (Louwers, 1997

dalam Gusti dan Ali, 2008).

Sony Keraf (1991) dalam Suraida (2005) bahwa untuk memahami etika

perlu dibedakan dengan moralitas. Moralitas adalah suatu system nilai tentang

bagaimana sesorang harus hidup sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung

dalam ajaran-ajaran, moralitas memberi manusia aturan atau petunjuki konkrit

4

tentang bagaimana harus hidup, bagaimana harus bertindak dalam hidup ini

sebagai manusia yang baik dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku

yang tidak baik. Sedangkan etika berbicara mengenai nilai dan norma moral

yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

Faktor lain yang mempengaruhi opini audit adalah profesionalisme.

Surya dan Alwani (2007), ada dua tanggung jawab yang harus dipikul oleh

akuntan publik dalam menjalankan pekerjaan profesionalnya, yaitu pertama,

menjaga kerahasiaan informasi yang diperolah dalam melaksanakan tugasnya.

Informasi yang diperoleh akuntan publik selama ia menjalankan pekerjaannya

tidak boleh diungkapkan oleh pihak ketiga, kecuali atas ijin kliennya. Namun

jika hukum atau negara menghendaki akuntan publik mengungkapkan

informasi yang diperolehnya selama penugasannya, akuntan publik

berkewajiban untuk mengungkapkan informasi tersebut tanpa harus

mendapatkan persetujuan dari kliennya. Tanggung jawab yang kedua yaitu

menjaga mutu profesionalnya. Setiap akuntan publik harus bisa

mempertanggungjawabkan mutu pekerjaan atau pekerjaan lain pada saat yang

bersamaan, yang bisa menyebabkan penyimpangan obyektivitas atau

ketidakkonsistenan dalam pekerjaannya.

Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin

menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi

kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang

menuntut tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki

wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Menurut

5

Hall (1968) dalam Wahyudi dan Mardiyah (2006) gambaran tentang

profesionalisme tercermin dalam lima hal yaitu: pengabdian pada profesi,

kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan

hubungan dengan rekan seprofesi.

Faktor lain yang mempengaruhi opini audit dijelaskan oleh

Sabrina dan Januarti (2012) pengalaman audit ditunjukkan dengan jam

terbang auditor dalam melakukan prosedur audit terkait dengan pemberian

opini atas laporan auditnya. Pengalaman seorang auditor juga menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor karena auditor

yang lebih berpengalaman dapat mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan

pada laporan keuangan seperti siklus persediaan dan pergudangan, hal ini

disebabkan karena auditor berpengalaman lebih skeptis dibandingkan dengan

auditor yang tidak berpengalaman.

. Literatur psikologi dan auditing menunjukkan bahwa efek dilusi dalam

auditing bisa berkurang oleh auditor yang berpengalaman karena struktur

pengetahuan yang baik dari auditor yang berpengalaman menyebabkan

mereka mengabaikan informasi yang tidak relevan. Kompleksitas tugas yang

dihadapi sebelumnya oleh seorang auditor akan menambah pengalaman serta

pengetahuannya. Pendapat ini didukung oleh Herliansyah dan Ilyas (2006),

yang menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai

tingkat kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang

lebih berpengalaman.

6

Salah satu pengaruh keputusan yang dibuat auditor dapat berasal dari

pengalaman-pengalaman dalam bidang audit dan akuntansi. Berdasarkan

penjelasan diatas dapat diambil simpulan bahwa proses pengambilan

keputusan dalam bidang audit dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang

dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Profesionalisme merupakan

hal yang melekat pada diri auditor, sehingga profesionalisme merupakan

syarat mutlak yang harus dimiliki. Variabel penelitian ini meliputi etika,

profesionalisme, dan pengalaman auditor. Penelitian ini mengevaluasi

hubungan antara etika, profesionalisme, dan pengalaman auditor.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bermaksud untuk meneliti

kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor. Dengan

menggunakan beberapa variabel yang berbeda dengan penelitian terdahulu

diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi opini auditor. Untuk itu penulis melakukan penelitian yang

berjudul : Pengaruh Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit

terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah etika berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan pemberian

opini akuntan publik?

7

2. Apakah profesionalisme berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan

pemberian opini akuntan publik?

3. Apakah pengalaman audit berpengaruh positif signifikan terhadap

ketepatan pemberian opini akuntan publik?

4. Apakah secara bersama-sama etika, profesionalisme, dan pengalaman

audit berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini akuntan

publik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah penulis jabarkan

di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh signifikan etika terhadap

ketepatan pemberian opini akuntan publik.

b. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh signifikan profesinalisme

terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik.

c. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh signifikan pengalaman

audit terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik.

d. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh signifikan etika,

profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian

opini akuntan publik.

8

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan menfaat bagi semua

pihak, diantaranya:

a. Auditor

Auditor diharapkan melakukan pengambilan keputusan secara

profesional dengan pengalaman yang dimiliki bardasarkan Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) sehingga auditor dapat

menghasilkan kinerja yang baik.

b. Bagi Pemakai Jasa Akuntansi

Agar klien auditor dapat mengerti hal-hal yang berhubungan dengan

etika, profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap opini auditor.

Selain itu, diharapkan kepada klien auditor dapat terus

mempertahankan keberlangsungan usahanya sesuai dengan aturan

bisnis yang legal dan tidak melakukan manipulasi bisnis yang dapat

merugikan pihak-pihak lain seperti stakeholder, investor, pemegang

saham, dan lainnya.

c. Pembaca

Pembaca memperoleh tambahan informasi yang menambah wacana

pengetahuan khususnya dibidang auditing serta untuk menambah

informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian.

d. Penulis

Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademis dalam

menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan

9

Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta serta untuk menambah wawasan yang lebih mendalam

mengenai Pengaruh Etika, Profesionalisme, dan Pengalaman audit

terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Basis Teori

Konsep yang mendasari teori tentang ketepatan pemberian opini

merujuk kepada teori akuntansi keprilakuan khususnya teori

atribusi. Teori atribusi merupakan teori yang dikembangkan oleh

Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu

faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan

atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu faktor-faktor

yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau

keberuntungan (Ikhsan, et al., 2005). Sedangkan dalam kompasiana.com

disebutkan bahwa atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang

upaya-upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab

perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya

untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam

beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri.

Teori lain yang juga mendukung penelitian ini adalah teori peran

(role theory). Teori peran membahas bagaimana orang memposisikan

dirinya dan bagaimana tindakan yang dipilih saat melakukan interaksi

dengan orang lain dalam suatu organisasi (Praptapa, 2009). Teori peran

11

merupakan interaksi antara peran sosial (social role), norma (norms), dan

identitas (identity) atas orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi.

Peran sosial adalah kaitan dari hak, tugas dan tanggungjawab, dan

perilaku yang tepat dari orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam

konteks sosial. Norma adalah perilaku yang dianggap tepat dan diharapkan

dalam suatu peran tertentu. Sedangkan identitas adalah berkaitan dengan

bagaimana seseorang menetapkan siapa dirinya dan bagaimana ia akan

bertindak pada suatu situasi tertentu (Praptapa, 2009).

2. Teori Audit

a. Definisi Audit

Hakekat mengenai auditing menurut Arens et. al. (2010) adalah

sebagai berikut:

“The accumulation and evaluation of evidence about information to

determine and report on the degree of correspondence between

information and established criteria. Auditing should be done by a

competent and independent person”.

“Auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau

pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan

melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria

yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten

dan independen”.

Menurut Mulyadi (2010) auditing dijelaskan sebagai berikut:

”Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada

pemakai yang berkepentingan”.

12

Menurut Sukrisno Agoes (2009), pengertian auditing adalah:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh

pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Menurut Rahayu dan Suhayati (2010), pengertian auditing

adalah:

“Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara

tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan,

serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana

auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit

adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten

dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti

dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah

suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti

secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan,

dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan

independen.

13

b. Standar Auditing

Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam

memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas

laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pula pertimbangan

atas kualitas profesional seperti kompetensi dan independensi,

persyaratan pelaporan serta bukti audit.

Standar auditing menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam

SA Seksi 150 berbeda dengan prosedur auditing, yaitu “prosedur”

berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan

“standar” berkaitan dengan kriteria atau tujuan yang hendak dicapai

melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing yang berbeda

dengan prosedur auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas

professional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang

digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.

Berikut standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah Standar Umum, Standar

Pekerja Lapangan dan Standar Pelaporan (Arens, et. al., 2008) sebagai

berikut:

1) Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai

auditor.

14

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh

auditor.

c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat

dan seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika

digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan

lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi

sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang diaudit.

3) Standar Pelaporan

a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia.

b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan

15

dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode

sebelumnya.

c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan

auditor.

d) Laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan keuangan auditor harus memuat

petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang

dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang

dipikul oleh auditor.

c. Jenis-Jenis Audit

Menurut Arens, et.al. (2008) akuntan publik melakukan tiga jenis

utama audit, Audit Operasional, Audit Ketaatan dan Audit Laporan

Keuangan.

1) Audit Operasional ( Operational audit)

Audit operasional (operational audit) mengevaluasi efisiensi

dan efektifitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi

organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya

mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Dalam

audit operasional, review atau penelaahan yang dilakukan tidak

16

terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas

struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi,

pemasaran, dan semua bidang lain dimana auditor menguasainya.

2) Audit Ketaatan (Compliance audit)

Audit ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk

menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan,

atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih

tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada

manajemen, bukan kepada pemakai luar, karena menajemen adalah

kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan

terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu,

sebagian besar pekerjaan jenis ini seringkali dilakukan oleh auditor

yang telah bekerja pada unit organisasi itu.

3) Audit Laporan Keuangan ( Financial statement audit)

Audit Laporan Keuangan (financial statement audit)

dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi

yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kreteria tertentu.

Biasanya, kriteria yang berlaku adalah Prinsip-prinsip Akuntansi

yang Berlaku Umum (Generally Accepted Accounting Principal-

GAAP). Dalam menentukan apakah laporan keuangan telah

dinyatakan secara wajar sesuai GAAP, auditor mengumpulkan

bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung

kesalahan yang material atau salah saji lainnya.

17

d. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Arens et. al (2008) dalam profesi auditor digolongkan

menjadi empat jenis, jenis-jenis tersebut adalah Kantor Akuntan

Publik, Auditor Kantor Pemerintahan, Auditor Pajak, dan Auditor

Internal. Adapun pengertian dari setiap jenis auditor akan dijelaskan

berikut ini.

1) Kantor Akuntan Publik (auditor eksternal)

Kantor akuntan publik seringkali disebut auditor eksternal

atau auditor independen untuk membedakan dirinya dengan auditor

internal. Kantor akuntan publik bertanggung jawab pada audit atas

laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua

perusahaan yang semua sahamnya diperdagangkan dengan maksud

untuk mengeluarkan pendapat atas kewajaran atas laporan

keuangan. Disini akuntan berfungsi sebagai pihak yang independen

dan bertindak sebagai penyaksi terhadap penyajian manajemen itu.

2) Audit Kantor Pemerintahan

Merupakan suatu badan netral yang berada dalam lingkup

legislative pemerintah. Seorang auditor pada pemerintahan

(General Accounting Office-GAO) adalah seorang auditor bekerja

bagi GAO. Di Indonesia auditor pemerintah ini bekerja dibawah

Departemen Keuangan khususnya di Badan Pengawas Keuangan

(BPK). Auditor pemerintah biasanya bekerja untuk melakukan

18

pengawasan terhadap penggunaan uang negara oleh seluruh

aparatur pemerintah.

3) Auditor Pajak

Auditor pajak adalah auditor yang bertanggung jawab untuk

menegakkan undang-undang perpajakkan, tanggung jawab yang

diemban adalah mengaudit pajak penghasilan dari para wajib pajak

untuk menentukan apakah mereka telah memetuhi undang-undang

perpajakkan yang berlaku.

4) Auditor Internal

Auditor internal adalah mereka yang bekerja dibidang

akuntan disuatu perusahaan untuk melakukan audit bagi

kepentingan manajemen perusahaan. Auditor internal wajib

memberikan informasi yang berharga bagi manajemen untuk

pengambilan-pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

operasi perusahaan. Auditor bertanggung jawab langsung kepada

presiden direktur, pimpinan tertinggi perusahaan, atau bahkan

komite audit dari dewan direksi.

e. Tujuan Audit

Tujuan audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran

dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha serta

arus kas apakah telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Untuk mencapai tujuan ini auditor perlu menghimpun bukti

kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan

19

menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan

keuangan (Boynton, et. al., 2006).

Tujuan spesifik audit ditentukan berdasarkan asersi yang dibuat

oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Laporan

keuangan meliputi asersi manajemen yang bersifat eskplisit maupun

implisit. Auditing Standards Board (ASB) dalam SAS 31, Evidential

Matter (AU 326.03) telah mengakui lima kategori asersi laporan

keuangan sebagai berikut:

1) Keberadaan dan keterjadian (existence and ocurance)

2) Kelengkapan (completeness)

3) Hak dan kewajiban (right and obligation)

4) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation)

5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

3. Pemberian Opini Audit

Laporan audit adalah langkah terakhir dari keseluruhan proses audit.

Bagian yang terpenting yang merupakan informasi utama dari laporan

audit adalah opini audit. Menurut standar professional akuntan public

(PSA 29 SA Seksi 508), ada lima (5) jenis opini auditor, yaitu Pendapat

Wajar Tanpa Pengecualian, Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan

Bahasa Penjelas, Pendapat Wajar dengan Pengecualian, Pendapat Tidak

Wajar, dan tidak Memberikan Pendapat.

20

1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapt diberikan auditor apabila

audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar

auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu

yang memerlukan bahasa penjelas. Laporan keuangan yang wajar

dihasilkan setelah melalui (SA 411 paragraf 04), apakah :

a) Prinsip akuntansi yang dipilih dan dilaksanakan telah berlaku

umum

b) Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang

bersangkutan

c) Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi cukup

yang dapat mempengaruhi penggunaannya, pemahamannya, dan

penafsirannya.

d) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan

dan diikhtisarkan dengan semestinya, yang tidak terlalu rinci

ataupun terlalu ringkas.

e) Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang

mendasarinya dalam suatu cara yang menyajikan posisi keuangan,

hasil usaha, dan arus kas dalam batas-batas yang rasional dan

praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan.

21

2) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas

(Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau

diselesaikan sesuai dengan standar auditing. Penyajian laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi

terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahsa

penjelas. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelas

tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor

indepanden lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam

paragraph untuk menegaskan pemisahan tanggung jawab dalam

pelaksanaan audit.

b) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh

IAI. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang terpaksa

dilakukan agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan.

3) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis

pendapat ini diberikan apabila :

a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan

lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan

keuangan secara keseluruhan

b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari

prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material

22

tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

Penyimpangan tersebut dapar berupa pengungkapan yang tidak

memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.

Bentuk dari penyimpangan Prinsip Akuntansi yang Berlaku

Umum yaitu menyangkut resiko atau ketidakpastian dan pertimbangan

materialitas. Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum

di Indonesia yang menyangkut resiko atau ketidakpastian umumnya

dikelompokkan kedalam satu diantara tiga golongan :

a) Pengungkapan yang tidak memadai, jika auditor berkesimpulan

bahwa hal yang berkaitan dengan resiko atau ketidakpastian tidak

diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor

harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau

pendapat tidak wajar.

b) Ketidaktepatan prinsip akuntansi, Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) yang berkaitan dengan kontijensi atau estimasi hasil

peristiwa masa dan tipe tertentu menjelaskan situasi yang

disalamnya ketidakmampuan untul membuat estimasi yang dapat

menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan prinsip akuntansi yang

digunakan, dan jika auditor berkesimpulan bahwa prinsip akuntansi

yang digunakan menyebabkan laporan keuangan salah disajikan

secara material, ia harus menyatakan pendapat wajar dengan

pengecualian atau pendapat tidak wajar.

23

4) Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak

menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas

sesuai denga prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus

menjelaskan alas an pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak

utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan

keuangan. Penjelasan tersebut harus dinyatakan dalam paragraph

terpisah sebelum paragrap pendapat.

5) Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion or No

Opinion)

Pernyataan auditor tidak memberiakan pendapat ini layak

diberikan apabila :

a) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien

maupun karena kondisi tertentu.

b) Auditor tidak independen terhadap klien.

4. Etika

a) Pengertian Etika

Etika dalam bahasa Yunani (Suraida, 2005) terdiri dari dua kata

yaitu: etos berarti kebiasaan atau adat, dan ethiokos bararti perasaan

batin atau kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah

laku. “Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang

kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi

24

tertentu”. Etika (ethics) menurut Arens, et. al. (2008) secara garis besar

dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral.

Sebagai seorang auditor, tuntutan kepercayaan masyarakat atas

mutu audit yang diberikan sangat tinggi, oleh karena itu etika

merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh auditor dalam

melakukan tugasnya sebagai pemberi opini atas laporan keuangan.

Etika yang tinggi akan tercermin pada sikap, tindakan dan perilaku

oleh auditor itu sendiri. Auditor dengan etika yang baik dalam

memperoleh informasi mengenai laporan keuangan klien pasti sesuai

dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Pengembangan

kesadaran etis atau moral memainkan peranan kunci dalam semua area

profesi akuntan (Louwers, 1997 dalam Sabrina dan Juniarti, 2012)

Secara umum bagi kehidupan profesi, kode etik profesi adalah

serangkaian norma temlis yang mengatur perilaku anggota profesi dm

menetapkan prinsip-prinsip yang mendasar yang harus dipatuhi agar

pelaksanaan kinerja profesionalnya dapat mencapai tujuan

penugasannya. Bagi profesi akuntan, kode etik diperlukan sebagai

panduan dan aturan terhadap seluruh anggota baik yang berpraktik

sebagai akuntan publik, bekerja di dunia usaha, di instansi pemerintah,

maupun di dunia pendidikan dalam memenuhi tanggungjawab

profesionalnya.

Untuk kalangan profesional, dimana pengaturan etika dibuat

untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian

25

asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi dan

sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan

mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas

kinerja yang paling baik bagi masyarakat. Dalam kerangka inilah IAI

merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan enam

prinsip etika yang harus dipodomani oleh semua anggota, serta aturan

etika dan interpretasi aturan etika yang wajib dipatuhi oleh masing-

masing anggota kompartemen.

b) Prinsip Etika

Prinsip-prinsip etika menurut Joseph Institute For Advancement

of Ethics (Arens, et. al. 2008) yang merupakan sebuah organisasi

nirlaba bagi pengembangan kualitas etika masyarakat, yaitu Dapat

dipercaya, penghargaan, pertanggungjawaban, kelayakan, perhatian,

dan kewarganegaraan.

1) Dapat dipercaya (trustworthiness)

Mencakup kejujuran, reliabilitas dan loyalitas. Kejujuran

menuntun itikad baik untuk mengemukakan kebenaran. Integritas

berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kesadara yang

tinggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas berarti melakukan semua

usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya. Loyalitas

adalah tanggung jawab untuk mengutamakan dan melindungi

berbagai kepentingan masyarakat dan organisasi tertentu.

26

2) Penghargaan (respect)

Mencakup gagasan seperti kepantasan (civility),

kesopansantunan (courtesy), ehormatan, toleransi, dan penerimaan.

Seseorang yang terhormat akan memperlakukan pihak lainnya

dengan penuh pertimbangan dan menerima perbedaan keyakinan

pribadi tanpa berprasangka buruk.

3) Pertanggungjawaban (responsibility)

Berarti beranggung jawab atas tindakan seseorang serta dapat

menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik

mungkin dan member teladan dengan contoh, mencakup juga

ketekunan serta upaya untuk melakukan perbaikan.

4) Kelayakan (fairness)

Kelayakan dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan

penilaian, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan

keseksamaan. Perlakuan yang layak berarti bahwa situasi yang

serupa akan ditangani dengan cara yang seksama pula.

5) Perhatian (caring)

Berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak

lain dan mecakup tindakan yang mempehatikan kepentingan

sesama serta memperlihatkan perbuatan baik.

6) Kewarganegaraan (citizenship)

Kewarganegaraan termasuk kepatuhan pada undang-undang

serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara agar

27

proses dalam masyarakat berjalan dengan baik, antara lain

pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan di Amerika

Serikat, dan melindungi sumber daya alam yang ada.

c) Dilema Etika

Arens, et. al. (2008) mendefinisikan dilema etika sebagai:

“Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil

keputusan tentang perilaku yang tepat. Para auditor, akuntan, serta

pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilemma etika dalam karier

bisnis mereka. Auditor yang menghadapi klien yang mengancam akan

mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat

wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilemma etika bila

pendapat wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat."

Seorang auditor biasanya menghadapi dilema ketika menajemen

menginginkan opini audit yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan

yang sebenarnya. Karena auditor juga terikat oleh etika serta

profesionalismenya yang melarang auditor untuk melakukan hal

tersebut. Dengan menegakkan etika profesionalismenya, seorang

auditor akan tetap pada jalur yang benar sehingga proses audit yang

dilakukan dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan keadaan

perusahaan yang sebenarnya (Singleton, 2009).

Dalam tahun-tahun terakhir, telah dikembangkan kerangka kerja

formal untuk membantu orang-orang menyelesaikan dilema etika.

Tujuan dari kerangka kerja seperti itu adalah untuk membantu orang-

orang mengidentifikasikan isu-isu etis dan memutuskan serangkaian

tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai dari orang itu sendiri.

Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi

28

suatu pendekatan yang relative sederhana untuk menyelesaikan dilema

etika (Arens, et. al., 2008), yaitu :

1) Memperoleh fakta yang relevan.

2) Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut.

3) Mementukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari

dilemma atika tersebut dan bagimana setiap orang atau kelompok

itu terpengaruhi.

4) Mengidentifikasi berbagai alternative yang tersedia bagi orang

yang harus menyelesaikan dilemma tersebut.

5) Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap

alternatif.

6) Memutuskan tindakan yang tepat.

5. Profesionalisme

a) Pengertian Profesionalisme

Lee (1995) dalam Ikhsan (2007) istilah professional digunakan

untuk menunjukkan pengorganisasian pekerjaan dalam bentuk

institusi, dimana praktisi memiliki komitmen secara jelas untuk

melayani kepentingan publik dan menawarkan pada klien pelayanan

yang berhubungan dengan intelektualitas dan ilmu pengetahuan.

Dalam penelitiannya, Ikhsan (2007) mengemukakan bahwa

profesi harus didasari oleh professional dan keahlian, professional

memerlukan extensive training dan training tersebut dalam akademik

atau teoritical, misal job training dan pengalaman. Sedangkan keahlian

29

atau special knowledge dibutuhkan pengakuan dalam bentuk

sertifikasi. Seorang yang profesional di dalam melakukan suatu profesi

biasanya akan memiliki motivasi yang tinggi. Sejalan dengan ha1

tersebut, Soekmadidjaja (1989) dalam Ikhsan (2007) berpendapat

bahwa karakter yang dimiliki oleh para profesional adalah dorongan

sangat tinggi untuk berprestasi, mempunyai keyakinan dan keberanian

untuk menampilkan prestasi terbaiknya, serta memiliki jiwa kreatif dan

inovatif.

Seorang auditor bisa dikatakan profesional apabila telah

memenuhi dan mematuhi standar-standar kode etik yang telah

ditetapkan oleh IAI (Ikhsan dan Ishak, 2005), antara lain :

1) Prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI yaitu standar ideal dari

perilaku etis yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam

terminologi filosofi.

2) Peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang

ditetapkan sebagai peraturan khusus yang merupakan suatu

keharusan.

3) Inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi

para praktisi harus memahaminya.

4) Ketetapan etika seperti seorang akuntan publik wajib untuk harus

tetap memegang teguh prinsip kebebasan dalam menjalankan

proses auditnya, walaupun auditor dibayar oleh kliennya.

30

b) Konsep Profesionalisme

Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa

kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual

yang penting, tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu

profesi atau tidak. Selama beberapa dekade yang lalu banyak sekali

penelitian empiris yang dilakukan terhadap profesionalisme dalam

organisasi. Beberapa penelitian empiris yang dilakukan terhadap

profesionalisme membuktikan profesionalisme merupakan konstruk

yang bersifat multidimensional.

Menurut Hall (1968) dalam Wahyudi dan Mardiyah (2006)

terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu :

1) Pengabdian pada profesi

Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi

profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan

yang dimilki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan

meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari

pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan

didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi,

sehingga kompensasi utama yang di harapkan dari pekerjaan

adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi.

31

2) Kewajiban sosial

Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya

peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat

maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.

3) Kemandirian

Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan

seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan

sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan

anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap

sebagai hambatan kemandirian secara profesioanal.

4) Keyakinan terhadap peraturan profesi

Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa

yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan

sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai

kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.

5) Hubungan dengan sesama profesi

Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan

ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi

formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam

pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun

kesadaran professional.

32

c) Cara Akuntan Publik Mewujudkan Perilaku Profesional

IAI berwenang menetapkan standar (yang merupakan pedoman)

dan aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota termasuk setiap

kantor akuntan publik lain yang beroperasi sebagai auditor

independen. Persyaratan-persyaratan ini dirumuskan oleh komite-

komite yang dibentuk oleh IAI. Ada empat bidang utama dimana IAI

berwenang menetapkan standar dan memuat aturan yang bisa

meningkatkan perilaku profesioanal seorang auditor.

1) Standar auditing.

Komite Standar Profesional Akuntan Publik (Komite SPAP)

IAI bertanggung jawab untuk menerbitkan standar auditing.

Standar ini disebut sebagai Pernyataan Standar Auditing atau PSA

(sebelumnya disebut sebagai NPA dan PNPA). Di Amerika Serikat

pernyataan ini disebut sebagai SAS (Statement on Auditing

Standard) yang dikeluarkan oleh Auditing Standard Boards (ASB).

Pada tanggal 10 November 1993 dan 1 Agustus 1994 pengurus

pusat IAI telah mensahkan sejumlah pernyataan standar auditing

(sebelumnya disebut sebagai norma pemeriksaan akuntan-NPA).

Penyempurnaan ini terutama sekali bersumber pada SAS dengan

penyesuaian terhadap kondisi Indonesia dan standar auditing

internasional.

33

2) Standar kompilasi dan penelaahan laporan keuangan.

Komite SPAP IAI dan Compilation and Review Standards

Committee bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan

mengenai pertanggungjawaban akuntan publik sehubungan dengan

laporan keuangan suatu perusahaan yang tidak diaudit. Pernyataan

ini di Amerika Serikat disebut Statements on Standards for

Accounting and Review Services (SSARS) dan di Indonesia disebut

Pernyataan Standard Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). PSAR 1

disahkan pada 1 Agustus 1994 menggantikan pernyataan NPA

sebelumnya mengenai hal yang sama. Bidang ini mencakup dua

jenis jasa, pertama, untuk situasi dimana akuntan membantu

kliennya menyusun laporan keuangan tanpa memberikan jaminan

mengenai isinya (jasa kompilasi). Kedua, untuk situasi dimana

akuntan melakukan prosedur-prosedur pengajuan pertanyaan dan

analitis tertentu, sehinggga dapat memberikan suatu keyakinan

terbatas bahwa tidak diperlukan perubahan apapun terhadap

laporan keuangan bersangkutan (jasa review).

3) Standar atestasi lainnya.

Tahun 1986, AICPA menerbitkan Statement on Standards for

Atestation Engagements. IAI sendiri mengeluarkan beberapa

pernyataan standar atestasi pada 1 Agustus 1994 pernyataan ini

mempunyai fungsi ganda, pertama, sebagai kerangka yang harus

diikuti oleh badan penetapan standar yang ada dalam IAI untuk

34

mengembangkan standar yang terinci mengenai jenis jasa atestasi

yang spesifik. Kedua, sebagai kerangka pedoman bagi para praktisi

bila tidak terdapat atau belum ada standar spesifik seperti itu.

Komite Kode Etik IAI di Indonesia dan Committee on Professional

Ethics di Amerika Serikat menetapkan ketentuan perilaku yang

harus dipenuhi oleh seorang akuntan publik yang meliputi standar

teknis. Standar auditing, standar atestasi, serta standar jasa

akuntansi dan review dijadikan satu menjadi Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP).

6. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal

maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang

membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.

Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari

perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek.

Haynes et al. (1998) dalam Koroy (2005) membahas hasil ini

berkaitan dengan insentif yang bertentangan (conflicting incentives) yang

dihadapi auditor yang semakin berpengalaman itu. Di satu pihak, auditor

diharuskan untuk dapat mempertahankan klien yang menuntut auditor

untuk membangun dan menjaga hubungan baik dengan klien. Di pihak

lain, auditor juga harus mencegah kerugian di masa datang yang

diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi hukum dan hilangnya reputasi.

35

Dalam memandang pengaruh pengalaman terhadap pertimbangan auditor

menghadapi preferensi klien, lebih cenderung mengaitkannya dengan

faktor eksternal dari diri auditor, yaitu insentif kontekstual. Hal yang juga

penting dikaitkan dengan hal ini adalah berkaitan dengan karakteristik

individual auditor yang berpengalaman itu. Jadi, efek pengalaman dalam

hal ini dihubungkan sebagai faktor internal dalam karakteristik diri auditor

itu.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelotian-penelitian terdahulu

mengenai topic yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam table

2.1 berikut:

Table 2.1

Penelitian Terdahulu

No.

Peneliti

dan

Tahun

Judul Hasil Penelitian

(Kesimpulan)

Perbedaan dengan

Penelitian Tedahulu

1. Ida

Suraida

(2005).

Pengaruh

Etika,

Kompetensi,

Pengalaman

Audit dan

Resiko Audit

terhadap

Skeptisme

Profesional

dan

Ketepatan

Pemberian

Opini

Akuntan

Publik.

Etika,

kompetensi,

pengalaman audit

dan resiko audit

berpengaruh

terhadap

skeptisme

profesional dan

ketepatan

pemberian opini

akuntan publik

baik secara

parsial maupun

simultan.

Variabel yang

digunakan sekarang

adalah Etika,

Pengalaman Audit,

Ketepatan Pemberian

Opini Akuntan

Publik.

Bersambung pada halaman berikutnya

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

dan Tahun Judul

Hasil

Penelitian

(Kesimpulan)

Perbedaan

dengan Penelitian

Tedahulu

2. Arum

(2007)

Pengaruh

Persuasi atas

Preferensi Klien

dan Pengalaman

Audit terhadap

Pertimbangan

(judgement)

Auditor dalam

Mengevaluasi

Bukti Audit

(Survey

terhadap auditor

yang bekerka

pada KAP di

Kota Bandung)

Keyakinan atas

preferensi klien

dan

pengalaman

audit

berpengaruh

positif terhadap

pertimbangan

auditor

mengevaluasi

bukti audit baik

secara parsial

maupun

simultan.

Variable yang

digunakan

sekarang adalah

Pengalaman Audit.

3. Gusti dan

Ali (2008).

Hubungan

skeptisisme

professional

auditor dan

situasi audit,

etika,

pengalaman

serta keahlian

audit dengan

ketepatan

pemberian opini

auditor oleh

akuntan public.

Hasil penelitian

ditemukan

bahwa antara

skeptisisme

professional

auditor dan

ketepatan

pemberian

opini auditor

oleh akuntan

public terdapat

hubungan yang

signifikan.

Variabel yang

digunakan

sekarang adalah

Etika, Pengalaman,

Ketepatan

pemberian Opini

Auditor.

Bersambung pada halaman selanjutnya

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

dan Tahun Judul

Hasil

Penelitian

(Kesimpulan)

Perbedaan

dengan Penelitian

Tedahulu

4. Sukriah, et.

al. (2009)

Pengaruh

pengalaman

kerja,

independensi,

obyektifitas,

integritas dan

kompetensi

terhadap

kualitas hasil

pemeriksaan.

Pengalaman

kerja,

obyektifitas dan

kompetensi

berpengaruh

positif terhadap

kualitas hasil

pemeriksaan.

Sedangkan

untuk

independensi

dan integritas

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

kualitas hasil

pemeriksaan.

Variable yang

digunakan

sekarang adalah

Pengalaman Kerja.

5. Herawaty

dan

Susanto

(2009)

Pengaruh

profesionalisme,

pengetahuan

mendeteksi

kekeliruan, dan

etika profesi

terhadap

pertimbangan

tingkat

materialitas

akuntan public.

Profesionalisme

, pengetahuan

mendeteksi

kekeliruan dan

etika profesi

berpengaruh

signifikan

positif terhadap

pertimbangan

tingkat

materialitas

dimana berarti

berpengaruh

dalam

ketepatan

pemberian

opini audit oleh

auditor.

Variable yang

digunakan

sekarang adalah

Profesionalisme,

Etika Profesi.

Bersambung pada halaman selanjutnya

38

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

dan Tahun Judul

Hasil

Penelitian

(Kesimpulan)

Perbedaan

dengan Penelitian

Tedahulu

6. Singgih dan

Bawono

(2010)

Pengaruh

independensi,

pengalaman, due

professional care

dan akuntabilitas

terhadap kualitas

audit (studi pada

auditor di KAP

Big Four di

Indonesia)

Independensi,

pengalaman,

due

professional

dan

akuntabilitas

secara

simultan

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

Sedangkan

secara

simultan

pengalaman

tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

Variable yang

digunakan

sekarang adalah

Pengalaman Audit.

7. Sabrina K.

dan Indira

Juniarti

(2012)

Pengaruh

Pengalaman,

Keahlian, Situasi

Audit, Etika dan

Gender terhadap

Ketepatan

Pemberian Opini

Auditor Melalui

Skeptisme

Profesional

Auditor (Studi

Kasus Pada KAP

Big four di

Jakarta)

Penelitian ini

menbuktikan

situasi audit

berpengaruh

positif dengan

ketepatan

pemberian

opini auditor

melalui

skeptisme

professional

auditor.

Variable yang

digunakan

sekarang adalah

Pengalaman, Etika,

Ketepatan

Pemberian Opini.

Bersambung pada halaman selanjutnya

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti

dan Tahun Judul

Hasil

Penelitian

(Kesimpulan)

Perbedaan

dengan Penelitian

Tedahulu

8. Hendra

Gunawan

(2012)

Pengaruh

profesionalisme

auditor dan

tingkat

materialitas

terhadap

ketepatan

pemberian opini

(survey pada

kantor akuntan

publik di kota

Bandung)

Terdapat

pengaruh

signifikan

positif antara

profesionalis

me auditor

dan tingkat

materialitas

terhadap

ketepatan

pemberian

opini baik

secara

simultan

maupun

parsial.

Variable yang

digunakan

sekarang adalah

profesionalisme,

ketepatan

Pemberian Opini.

40

C. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.1.

Bersambung pada halaman berikutnya

Pengaruh Etika, Profesionalismen dan Pengalaman Audit

terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik

Teori Atribusi, Teori Peran, dan Teori Auditing

Variabel Independen Variabel Dependen

Etika

(X1)

Profesionalisme

(X2)

Pengalaman Audit

(X3)

Semakin Kompleksnya Tugas Audit dan Adanya Tuntutan

untuk Meningkatkan untuk Meningkatkan Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Ketepatan Pemberian

Opini Akuntan Publik

(Y)

41

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Model Analisis:

Regresi Berganda

Uji Kualitas Data:

1. Validitas

2. Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik:

1. Multikolonieritas

2. Heteroskedastisitas

3. Normalitas

Uji Hipotesis:

1. Uji R2

2. Uji t

3. Uji F

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

42

D. Hipotesis

1. Etika terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik

Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2009) dan

Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa etika berpengaruh positif

signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dimana berarti

berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.

Berdasarkan hal tersebut, maka keterkaitan antara etika dengan

ketepatan pemberian opini akuntan publik dapat dirumuskan dalam

hipotesis sebagai berikut:

H1: Etika berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini

akuntan publik.

2. Profesionalisme terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan

Publik

Sebagai profesional, auditor mempunyai kewajiban untuk memenuhi

aturan perilaku yang spesifik yang menggambarkan suatu sikap atau hal-

hal yang ideal. Kewajiban tersebut berupa tanggung jawab yang bersifat

fundamental bagi profesi untuk memantapkan jasa yang ditawarkan.

Seseorang yang professional mempunyai tanggung jawab yang lebih besar

karena diasumsikan bahwa seorang professional memiliki kepintaran,

pengetahuan dan pengalaman untuk memahami dampak aktifitas yang

dilakukan (Gunawan, 2012).

43

Wahyudi dan mardiyah (2006), menyatakan bahwa sebagai

profesional, akuntan publik mengakui tanggung jawabnya terhadap

masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, termasuk untuk

berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan pengorbanan pribadi.

Penelitian juga dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2009) yang

menyatakan bahwa auditor professional dalam mendeteksi kekeliruan

memiliki pengaruh positif terhadap tingkat materialitas dimana berarti

berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka keterkaitan antara

profesionalisme dengan ketepatan pemberian opini audit dapat dirumuskan

dalam hipotesis sebagai berikut:

H2: Profesionalisme berpengaruh positif terhadap ketepatan

pemberian opini akuntan publik.

mm

3. Pengalaman terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit

laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani. Libby dan Frederick (1990) dalam

Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor

semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan

temuan audit dan mampu membuat judgement yang relative lebih baik

dalam tugas-tugas profesionalnya.

44

Aji (2009) dalam Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa

semakin banyak tugas yang dikerjakan, akan semakin mengasah

keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan perlakuan

khusus yang banyak dujumpai dalam pekerjaannya dan sangat bervariasi

karakteristiknya. Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang jika melakukan

pekerjan yang sama secara terus menerus, maka akan menjadi lebih cepat

dan lebih baik dalam menyelesaikannya, serta telah banyak mengalami

berbagai hambatan-hambatan atau kesalahan-kesalahan dalam

pekerjaannya tersebut, sehingga dapat lebih cermat dan berhati-hati

menyelesaikannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Herliansyah dan Ilyas

(2006) yang menyatakan bahwa penggunaan pengalaman didasarkan pada

asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan

peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik.

Berdasarkan hal tersebut, maka keterkaitan antara pengalaman

dengan ketepatan pemberian opini akuntan publik dapat dirumuskan dalam

hipotesis sebagai berikut:

H3: Pengalaman berpengaruh positif terhadap ketepatan

pemberian opini akuntan publik.

4. Etika, Profesionalisme dan Pengalaman Audit terhadap Ketepatan

Pemberian Opini Akuntan Publik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),

Wahyudi dan Mardiyah (2006), Herawati dan Susanto (2009), Singgih dan

45

Bawono (2010), Gunawan (2012), serta Sabrina dan Januarti (2012), maka

diduga bahwa etika, profesionalisme dan pengalaman audit secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini

akuntan publik. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H₄: Etika, profesionalisme dan pengalaman audit secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini

akuntan publik.

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada tahun 2012 dengan objek

penelitian auditor Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian ini difokuskan

kepada Pengaruh Etika, Profesionalisme, dan Pengalaman Audit terhadap

Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik dalam proses pemeriksaan

Laporan Keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu

melakukan pengujian pengaruh antara tiga variabel independen, yaitu Etika,

Profesionalisme, dan Pengalaman Audit. Sedangkan sebagai variabel

dependen, yaitu Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Populasi dalam

penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta.

B. Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil objek auditor yang bertugas di Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang ada di Jakarta. Metode sampling yang digunakan adalah

convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan,

sehingga penulis mempunyai kebebasan untuk memilih sampel yang paling

cepat dan mudah.

47

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer,

sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau

tidak melalui media perantara. Pengumpulan data dilakukan melalui metode

survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan kepada

para auditor yang terdaftar di KAP yang tersebar di wilayah Jakarta.

Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik dan analisis data.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtoris, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2009).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti

menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan

kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang

seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

48

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika

pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas

dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-

pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai

di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid

(Ghozali, 2009).

b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Suatu konstuk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0, 60 (Ghozali, 2009)

3. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam

model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi

yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability

Plot (P-Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi

49

dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan

penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal

(Santoso, 2004).

Penilitian ini juga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang

memiliki kriteria untuk normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak

signifikan untuk suatu taraf signifikasi (a) tertentu (dalam penelitian

ini digunakan a sebesar 0,05). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan

maka normalitas tidak terpenuhi.

2) Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji

multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion

Factor (VIF) (Ghozali, 2009). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji

multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion

Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen

(Ghozali, 2009). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko

jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka

tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi

antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan

bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen

50

haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi

problem multiko (Ghozali, 2009).

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas (Ghozali, 2009).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika

tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2009).

Penelitian ini juga menggunakan uji Glejser untuk menguji

heteroskedastisitas. Kriteria dari uji Glejser adalah apabila nilai t-

statistik dari seluruh variabel masing-masing memiliki nilai p value >

0.005, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian variabel tersebut

tidak mengalami masalah heteroskedastisitas dan data tersebut dapat

dikatakan bersifat homoskedastisitas.

51

4. Analisis Data

a. Analisis Regresi Berganda

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi

berganda. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Keterangan:

Y = Ketepatan pemberian opini akuntan publik

α = Konstanta

β1,..3 = Koefisien regresi

X1 = Etika

X2 = Profesionalisme

X3 = Pengalaman Audit

e = error terms

b. Analisis Koefisien Determinan

Untuk mengetahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh

variabel bebas (X) terhadap variabel berikut (Y) dipergunakan

koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinan

r = Koefisien korelasi

52

c. Uji Hipotesis

1) Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada

pengaruh signifikan dari variabel masing-masing independen

terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya

dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat

signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Demikian pula

sebaliknya jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha

ditolak. Bila Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan

signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen

(Ghozali, 2009).

2) Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimasukkan ke dalam variabel model

regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2009). Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan

terhadap hasil uji hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat

signifikansi sebesar 0,05 yang merupakan probabilitas kesalahan

sebesar 5 %.

53

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika Probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak

2) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini merupakan variabel

independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut

dioperasionalkan sebagai berikut:

1) Variabel Independen

a) Etika (X1)

Variabel etika ini diukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan

tentang kesadaran etis dan kepedulian pada etika profesi. Instrument

pengukuran variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel

yang digunakan oleh Justiana (2010). Semua item pertanyaan diukur

pada skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat

setuju).

b) Profesionalisme (X2)

Variabel profesionalisme ini diukur dengan pertanyaan-

pertanyaan seberapa besar seorang auditor menggunakan segenap

pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya dalam melaksanakan

proses pengauditan; seberapa teguh seorang auditor pada profesinya

jika mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih

54

besar; seorang auditor bekerja keras untuk membantu KAP dimana dia

bekerja; selalu berpartisipasi dalam pertemuan eksternal auditor.

Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang

digunakan oleh Syamsiah (2010). Semua item pertanyaan diukur pada

skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat

setuju).

c) Pengalaman (X3)

Variabel pengalaman audit ini diukur berdasarkan jangka waktu

(tahun)/berapa lama seorang auditor bekerja. Instrumen pengukuran

variabel ini menggunakan instrumen yang digunakan oleh

Sari (2011), semua item pertanyaan diukur menggunakan skala likert 1

(sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).

2) Variabel Dependen

a. Ketepatan pemberian Opini Akuntan publik

Variabel ketepatan pemberian opini akuntan publik ini diukur

melalui pemberian opini yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang

ditetapkan dalam macam-macam opini yaitu, Wajar Tanpa

Pengecualian (unqualified opinion), Wajar Tanpa Pengecualian dengan

Bahasa Penjelas (unqualified opinion with explanatory language),

Wajar dengan Pengecualian (qualified opinion), Pendapat Tidak Wajar

(adverse opinion), dan Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

(disclaimer of opinion or no opinion). Instrumen pengukuran ketepatan

pemberian opini akuntan publik ini menggunakan instrumen yang

55

digunakan oleh Sari (2011) dan menggunakan skala likert, yaitu skala

1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Etika

(X1)

1. Menurut anda, etika profesi

menjadi salah satu penentu

kesuksesan auditor.

1

Skala

interval

2. Kepedulian pada etika

profesi adalah sangat baik

untuk dilaksanakan.

2

3. Nilai nilai yang Anda

yakini dengan nilai-nilai

yang ada dalam etika

profesi auditor memiliki

banyak kesamaan.

3

4. Aturan-aturan yang ada

dalam etika profesi yang

dikeluarkan oleh Institusi

Akuntan Publik Indonesia

telah sesuai dengan Standar

Profesional Akuntan

Publik.

4

5. Kepedulian terhadap etika

profesi dapat memberikan

yang terbaik dalam

melakukan setiap pekerjaan

audit.

5

6. Menurut Anda, auditor

adalah profesi terbaik

dibanding dengan profesi

lainnya

6

Bersambung pada halaman selanjutnya

56

Table 3.1 (Lanjutan)

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

7. Dalam situasi saat ini,

apabila ada sedikit

perubahan yang tidak

berkenan dihati Anda

dapat mempengaruhi

kepedulian Anda pada

etika profesi.

7

Profesionalisme

(X2)

1. Saya menggunakan

segenap pengetahuan,

kemampuan, dan

pengalaman saya dalam

melaksanakan proses

pengauditan.

8

Skala

Interval

2. Saya akan tetap teguh

pada profesi sebagai

auditor meskipun saya

mendapat tawaran

pekerjaan lain dengan

imbalan yang lebih besar.

9

3. Saya mau bekerja keras

diatas batas normal untuk

membantu KAP dimana

saya bekerja.

10

4. Saya selalu berpartisipasi

dalam pertemuan para

eksternal auditor.

11

5. Saya merasa terlalu riskan

untuk meninggalkan

pekerjaan saya sekarang.

12

Bersambung pada halaman selanjutnya

57

Table 3.1 (Lanjutan)

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Pengalaman

Audit

(X3)

1. auditor dikatakan

berpengalaman apabila

menjalankan tugasnya lebih

dari 3 tahun.

13

Skala

Interval

2. Pengalaman dapat

membantu auditor

mengetahui kekeliruan

disuatu perusahaan berikut

penyelesaiannya.

14

3. Pengalaman dalam

pekerjaan pada umumnya

dapat mengembangkan

karir.

15

4. Pengalaman membantu

auditor dalam mempertajam

analisis masalah.

16

5. Pengalaman membantu

auditor dalam memprediksi

dan mendeteksi masalah

secara profesional.

17

6. Pengalaman auditor

berpengaruh terhadap

keputusan yang dibuat.

18

7. Semakin banyak

pengalaman yang dimiliki

auditor, semakin besar

kemampuan auditor dalam

mengatasi setiap

permasalahan yang ada.

19

Bersambung pada halaman selanjutnya

58

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Ketepatan

Pemberian

Opini

(Y)

1. Pengalaman menentukan

tepat atau tidaknya

pemberian opini audit.

20

Skala

Interval

2. Memiliki kemahiran

professional dalam

ketepatan pemberian opini

audit.

21

3. Opini audir harus sesuai

dengan temuan dan bukti

audit yang ada.

22

4. Bukti yang cukup dan

kompeten sehingga tepat

dalam memberikan opini

audit

23

5. Kesalahan yang material

dapat mempengaruhi jenis

opini yang akan diberikan

oleh auditor.

24

6. Auditor menolak

memberikan pendapat

dikarenakan ketidakpastian

yang terdapat dalam pos-pos

laporan keuangan.

25

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang

bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta.

Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer,

supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan

pekerjaan di bidang auditing.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden,

melalui e-mail, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada

responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam

Directory Kantor Akuntan Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian

kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 Oktober 2012 hingga 18

Desember 2012.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP dari keseluruhan KAP

yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100

buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 82 kuesioner

atau 82%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 18 buah atau 18%, hal

ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat.

Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 41 buah atau 41%, sedangkan

60

kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai

sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 10 buah

atau 10%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%

2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 18 18%

3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 41 41%

4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 41 41%

Sumber: Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner

dikirim

Kuesioner

dikembalikan

1 Drs. Usman & Rekan 5 4

2 Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan 5 5

3 Nugroho & Rekan 4 4

4 Danny Sughanda & Rekan 8 3

5 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 5 5

6 A. Salam Rauf & Rekan 5 5

7 S. Mannan, Wahjudi & Rekan 5 5

8 Bismar, Munthalib & Yunus 10 10

9 Razikun Tarkusunaryo 10 10

10 Salaki-salaki 10 10

11 Drs. Chaeroni & Rekan 10 8

12 Arman Dhani & Rekan 10 5

Bersambung pada halaman selanjutnya

61

Table 4.2 (Lanjutan)

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner

dikirim

Kuesioner

dikembalikan

13 Adnan Ali 8 5

14 Jan, Ladiman & Rekan 5 3

Sumber: Data Primer

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada

KAP di DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas

responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan kerja,

pendidikan terakhir dan pengalaman kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Deskripsi mengenai data responden berdasarkan jenis kelamin ini

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 31 75.6 75.6 75.6

Perempuan 10 24.4 24.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 31 orang atau

75,6% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya

sebesar 10 orang atau 24,4% responden berjenis kelamin perempuan.

62

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Deskripsi mengenai data responden berdasarkan usia ini dapat dilihat

pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid 20 - 25 tahun 25 61.0 61.0 61.0

26 - 30 tahun 11 26.8 26.8 87.8

31 - 35 tahun 2 4.9 4.9 92.7

36 - 40 tahun 3 7.3 7.3 100.0

Total 41 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.4 menunjukkan responden yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik sebanyak 25 responden atau 61,0% berusia 20-25

tahun. Sedangkan yang berusia 26-30 tahun sebanyak 11 responden

atau 26,8%. Sebanyak 2 responden atau 4,9% berusia 31-35 tahun.

Sedangkan yang berusia 36-40 tahun sebanyak 3 responden atau

7,3%.

c. Deskripsi responden berdasarkan jabatan kerja

Deskripsi mengenai data responden berdasarkan jabatan kerja

ini dapat dilihat pada tabel 4.5.

63

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Auditor Senior 21 51.2 51.2 51.2

Auditor Junior 20 48.8 48.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa

mayoritas responden sebanyak 20 orang atau sebesar 48,8%

menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang

menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 21 orang atau

51,2%.

d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Deskripsi mengenai data responden berdasarkan pendidikan

terakhir ini dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid D3 2 4.9 4.9 4.9

S1 38 92.7 92.7 97.6

S2 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 38

64

responden atau 92,7%. Sebanyak 2 responden atau sekitar 4,9%

berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sisanya sebesar 2,4%

atau sebanyak 1 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2).

e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Deskripsi mengenai data responden berdasarkan pengalaman

kerja ini dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <1 tahun 13 31.7 31.7 31.7

1 - 3 tahun 18 43.9 43.9 75.6

>3 tahun 10 24.4 24.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden sebanyak 31,7% atau sekitar 13 auditor memiliki

pengalaman bekerja kurang dari 1 tahun, 43,9% atau sekitar 18

auditor memiliki pengalaman bekerja 1 sampai 3 tahun dan sisanya

24,4% atau sekitar 10 auditor memiliki pengalaman lebih dari 3

tahun.

65

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diuji secara statistik

deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std.

Deviation

Etika 41 23 35 29.07 3.312

Profesionalisme 41 18 25 21.17 2.036

Pengalaman Audit 41 17 35 25.07 3.958

Ketepatan Pemberian Opini 41 20 30 24.98 2.824

Valid N (listwise) 41

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel Etika jawaban minimum

responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total

jawaban 29,07 dan standar deviasi sebesar 3,312. Variabel

Profesionalisme jawaban minimum responden sebesar 18 dan maksimum

sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 21,17 dan standar deviasi

sebesar 2,036. Variabel Pengalaman Audit jawaban minimum 17 dan

maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 25,07 dan standar

deviasi sebesar 3,958. Sedangkan, variabel Ketepatan Pemberian Opini

jawaban minimum 20 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total

jawaban 24,98 dan standar deviasi 2,824.

66

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat

signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat

dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari

empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Etika

(ETK), Profesionalisme (PRF), Pengalaman Audit (PA), dan

Ketepatan Pemberian Opini (KPO) dengan 41 sampel responden.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Etika

Nomor

Butir Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

1 (ETK1) 0, 727** 0,000 Valid

2 (ETK2) 0, 831** 0,000 Valid

3 (ETK3) 0, 838** 0,000 Valid

4 (ETK4) 0, 721** 0,000 Valid

5 (ETK5) 0, 774** 0,000 Valid

6 (ETK6) 0, 739** 0,000 Valid

7 (ETK7) 0, 645** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan variabel Etika mempunyai kriteria valid

untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05.

67

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Profesionalisme

Nomor

Butir Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

1 (PRF1) 0, 786** 0,000 Valid

2 (PRF2) 0, 861** 0,000 Valid

3 (PRF3) 0, 865** 0,000 Valid

4 (PRF4) 0, 857** 0,000 Valid

5 (PRF5) 0, 762** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4.10 menunjukkan variabel Profesionalisme mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit

Nomor

Butir Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

1 (PA1) 0, 609** 0,000 Valid

2 (PA2) 0, 594** 0,000 Valid

3 (PA3) 0, 885** 0,000 Valid

4 (PA4) 0, 860** 0,000 Valid

5 (PA5) 0, 566** 0,000 Valid

6 (PA6) 0, 653** 0,000 Valid

7 (PA7) 0, 660** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 menunjukkan variabel Pengalaman Audit mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

68

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Ketepatan Pemberian Opini

Nomor

Butir Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

1 (KPO1) 0, 616** 0,000 Valid

2 (KPO2) 0, 832** 0,000 Valid

3 (KPO3) 0, 828** 0,000 Valid

4 (KPO4) 0, 741** 0,000 Valid

5 (KPO5) 0, 847** 0,000 Valid

6 (KPO6) 0, 666** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.12 menunjukkan variabel Ketepatan Pemberian Opini

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan

reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.13

menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk enam variabel penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Etika 0, 871 Reliabel

Profesionalisme 0, 883 Reliabel

Pengalaman Audit 0, 804 Reliabel

Ketepatan Pemberian Opini 0, 837 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

69

Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel

Etika sebesar 0,871, Profesionalisme sebesar 0,883, Pengalaman Audit

sebesar 0,804, dan Ketepatan Pemberian Opini sebesar 0,837. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini

reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan

akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila

pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif

sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat

dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolonieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Etika .946 1.057

Profesionalisme .872 1.147

Pengalaman Audit .829 1.207

a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk

variabel Etika sebesar 1,057, Profesionalisme sebesar 1,147,

70

sedangkan untuk variabel Pengalaman Audit memiliki nilai VIF

sebesar 1,207. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model

persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan

dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer yang diolah

Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot

of regresison standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini

terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti garis diagonal.

71

Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga dengan

melihat uji statistik yaitu dalam penelitian ini dengan menggunakan uji

statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%.

Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar

dari 0,05 berarti data normal.

Tabel 4.15

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 41

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation 2.04454708

Most Extreme

Differences

Absolute .114

Positive .114

Negative -.053

Kolmogorov-Smirnov Z .729

Asymp. Sig. (2-tailed) .663

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data primer yang diolah

Terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,663 dengan

nilai signifikansi di atas 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima atau

nilai residual terdistribusi secara normal.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

72

dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas.

Gambar 4.2

Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa

data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan

tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal

ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan

regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi

Ketepatan Pemberian Opini Audit berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu etika, profesionalisme, dan pengalaman audit.

Analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh

karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin

73

sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan grafik

plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang dapat menjamin

keakuratan hasil, salah satunya menggunakan uji glejser.

Tabel 4.16

Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 6.905 3 2.302 1.365 .269a

Residual 62.398 37 1.686

Total 69.303 40

a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme

b. Dependent Variable: ABS_Res

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.052 3.011 .349 .729

Etika .040 .064 .100 .621 .538 .946 1.057

Profesionalisme .085 .108 .132 .788 .436 .872 1.147

Pengalaman

Audit -.098 .057 -.295 -

1.721

.094 .829 1.207

a. Dependent Variable: ABS_Res

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi f sebesar

0,269 dan nilai signifikansi t sebesar 0,538; 0,436; 0,094. Tingkat

probabilitas di atas 5% tersebut berarti tidak ada indikasi

heteroskedastisitas dalam model regresi.

74

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti

meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap

variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang

digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R

Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang

digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.17

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .690a .476 .433 2.126

a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika,

Profesionalisme

b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel 4.17 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,433

atau 43,3%, ini menunjukkan bahwa variabel ketepatan pemberian

opini yang dapat dijelaskan oleh variabel etika, profesionalisme, dan

pengalaman audit adalah sebesar 43,3%, sedangkan sisanya sebesar

0,567 atau 56,7% (1-0,433) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang

tidak disertakan dalam model penelitian ini, seperti: Independensi,

Situasi Audit, Kompetensi dan lain-lain.

75

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen

secara individu memiliki dampak yang signifikan terhadap variabel

dependen, serta untuk membuktikan variabel mana yang paling

dominan. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak

H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan menolak Ha.

Tabel 4.18 dibawah ini menunjukkan bahwa variabel etika,

profesionalisme, dan pengalaman audit berpengaruh terhadap variabel

k e t ep a t an p em b er i an o p in i au d i t . Variabel etika,

profesionalisme, dan pengalaman audit mempunyai tingkat signifikansi

sebesar 0,095; 0,004; 0,002. Hasil Uji Statistik t dapat dilihat dalam

tabel 4.18 berikut ini:

Tabel 4.18

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .223 4.929 .045 .964

Etika .179 .104 .210 1.715 .095

Profesionalisme .550 .177 .397 3.111 .004

Pengalaman Audit .315 .093 .442 3.380 .002

a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS

76

Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh etika terhadap ketepatan

pemberian opini

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel etika

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,095. Hal ini berarti

menolak H1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel etika tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini

audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel etika lebih

besar dari 0,05.

Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh Etika

Profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia, agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan.

Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi

akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan

keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Dengan menjunjung tinggi

Etika Profesi diharapkan tidak terjadi kecurangan diantara para

akuntan publik, sehingga dapat memberikan pendapat auditan yang

benar-benar sesuai dengan laporan keuangan yang disajikan oleh

perusahaan (Mayasari, 2011).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

Gusti dan Ali (2008) dan Suraida (2005) yang menyatakan bahwa etika

mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan ketepatan

pemberian opini akuntan publik. Seorang auditor diharapkan akan lebih

beretika professional dalam melakukan proses audit. Hal ini

mengindikasikan bahwa auditor yang beretika maka akan cenderung

77

lebih bersikap skeptic dibandingkan dengan auditor yang tidak

beretikan namun hal ini tidak menentukan keputusan pemberian opini

auditor akan lebih baik. Hal ini disebabkan karena ada factor lain yang

mempengaruhi sikap auditor diantaranya adalah fee audit. Ketika

kenyataan laporan keuangan disajikan tidak wajar namun klien

memberikan fee audit yang tinggi maka auditor cenderung mengikuti

keinginan kliem dalam memberikan opini (Gusti dan Ali, 2008).

Berbeda dengan hasil penelitian Herawaty dan Susanto (2009) dan

Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa etika berpengaruh signifikan

positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dimana berarti

berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.

Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh profesionalisme terhadap

ketepatan pemberian opini

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel

profesionalisme mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal

ini berarti menerima H2, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

profesionalisme berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

ketepatan pemberian opini audit karena tingkat signifikansi yang

dimiliki variabel profesionalisme lebih kecil dari 0,05. Dengan

demikian semakin tinggi profesionalisme auditor maka semakin

tinggi juga ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mayasari (2011) dan Gunawan (2012) yang menyatakan

78

bahwa profesionalisme berpengaruh signifikan positif terhadap

ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hal ini dapat

disebabkan karena auditor yang professional memiliki tanggung

jawab yang penuh atas pekerjaannya dalam memberikan opini suatu

laporan audit. Semakin professional seorang auditor maka semakin

tinggi pula rasa tanggung jawabnya terhadap klien, pemerintah dan

masyarakat sehingga pemberian opini audit akan lebih tepat .

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Ikhsan (2007) dan Herawaty dan Susanto (2009) yang

menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh signifikan positif

terhadap pertimbangan tingkat materialitas dimana berarti berpengaruh

dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.

Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh pengalaman audit terhadap

ketepatan pemberian opini

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel

pengetahuan akuntansi dan auditing mempunyai tingkat signifikansi

sebesar 0,002. Hal ini berarti menerima H3, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel pengalaman audit berpengaruh secara signifikan dan

positif terhadap ketepatan pemberian opini audit karena tingkat

signifikansi yang dimiliki variabel pengalaman audit lebih kecil dari

0,05.

79

Hasil ini menunjukkan pengaruh yang positif. Jadi, semakin

tinggi tingkat pengalaman auditor maka semakin besar ketepatan

pemberian opini audit, sesuai dengan teorinya bahwa semakin

banyak pengalaman auditor maka semakin tepat dalam memberikan

penjelasan dari berbagai macam temuan audit. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) dan Suraida

(2005) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan aspek

penting dalam pemberian opini audit. Pengalaman seorang auditor

dalam melakukan audit dipengaruhi baik dari segi waktu maupun

banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Libby and Frederick

(1990) dalam Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak

pengalaman auditor semakiin dapat menghasilkan berbagai macam

dugaan dalam menjelaskan temuan audit.

c. Hasil Uji Statistik F

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.19, jika nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0.

Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2009).

80

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 151.769 3 50.590 11.195 .000a

Residual 167.207 37 4.519

Total 318.976 40

a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme

b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel ketepatan pemberian

opini berpengaruh dalam etika, profesionalisme, dan pengalaman

audit. Tabel dari F test didapat nilai F hitung sebesar 11,195 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi lebih kecil dari

0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

ketepatan pemberian opini atau dapat dikatakan etika, profesionalisme,

dan pengalaman audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian

opini.

Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh etika, profesionalisme dan

pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini audit

Tabel dari F-test didapat nilai F hitung sebesar 11,195

dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi lebih

kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi Ketepatan Pemberian Opini Audit atau dapat dikatakan

etika, profesionalisme dan pengalaman audit berpengaruh terhadap

81

Ketepatan Pemberian Opini Audit. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Suraida (2005), Mayasari (2011), Sari (2011),

Gunawan (2012), serta Sabrina dan Januarti (2012).

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika,

profesionalisme, dan pengalaman audit terhadap ketepatan pemberian opini

audit. Responden dalam penelitian ini berjumlah 41 orang auditor yang

bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di DKI Jakarta dan

berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) pada tahun 2012. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan

dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian

opini audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gusti dan Ali (2008) serta Suraida (2005).

2. Profesionalisme berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

ketepatan pemberian opini audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan (2007), Herawaty dan Susanto

(2009), Mayasari (2011) dan Gunawan (2012).

3. Pengalaman audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan

pemberian opini audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Sari (2011) dan Suraida (2005).

83

4. Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengujian terhadap keempat

variabel independen secara bersama-sama (simultan) ternyata dapat

disimpulkan bahwa etika, profesionalisme, dan pengalaman audit

berpengaruh secara simultan dan positif terhadap ketepatan pemberian

opini audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

penelitian Mayasari (2011), Sari (2011), Gunawan (2012), serta Sabrina

dan Januarti (2012).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa:

1. Penugasan auditor dalam melakukan prosedur audit tidak lepas dari etika

profesi seorang auditor. Auditor dituntut harus bersikap jujur dalam

memeriksa dan mengungkapkan kejadian . apabila seorang auditor tidak

jujur maka laporan auditnya pun tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Ketidakjujuran auditor yang tinggi akan menyebabkan rendahnya kualitas

laporan audit yang dihasilkan. Oleh karena itu, auditor harus berani untuk

mengungkapkan apabila ada temuan dalam penugasannya. Pengetahuan

auditor dalam mendeteksi kekeliruan juga dapat membantu auditor dalam

melaksanakan tugas auditnya. Pengetahuan ini dapat diperoleh auditor

dengan seringnya ia melakukan audit dan mengaudit perusahaan besar.

Hal tersebut dapat melatih kemampuan auditor dalam mendeteksi

kekeliruan sehingga laporan auditnya pun tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

84

2. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan lembaga yang menaungi para

auditor untuk melakukan kegiatannya dalam memberikan jasa

profesionalisme bagi pihak yang memerlukan untuk meningkatkan

keyakinan atas laporan keuangan dan kualitas dalam pengambilan

keputusan. Pemerintah memiliki wewenang atas kebijakan mengenai izin

pendirian KAP. Oleh karena itu, jika terjadi pelanggaran yang dilakukan

suatu KAP maka akan dicabut izin pendirian KAP tersebut.

3. Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memberikan penugasan yang lebih

banyak kepada para auditornya agar dapat menambah pengalaman mereka

dalam mengaudit. Pengalaman audit yang memadai juga diperlukan untuk

menentukan keputusan dan menganalisis masalah terutama masalah yang

jarang terjadi seperti hal-hal yang mengakibatkan berkurangnya keyakinan

going concern perusahaan, semakin banyak pengalaman auditor maka

semakin tepat dalam memberikan penjelasan dari berbagai macam temuan

audit.

4. Variabel etika, profesionalisme, dan pengalaman audit berpengaruh secara

parsial dan simultan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Dalam

menjalakan tugasnya seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi etika,

professional, dan berpengalaman. Pekerjaan seorang auditor sangat

membutuhkan kepercayaan dari masyarakat, terutama klien, pemerintah

dan pihak-pihak yang menggunakan laporan audit. Masyarakat

memberikan kepercayaan tersebut dengan tujuan agar auditor dapat

melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang sudah

85

ditetapkan. Auditor disini harus menjaga kepercayaan tersebut untuk

memberikan jaminan bahwa opini yang diberian dapat

dipertanggungjawabkan.

C. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah atau mengganti

variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini

audit seperti independensi, resiko audit, dan situasi audit sehingga akan

tercapai hasil penelitian yang lebih baik.

2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei,

sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum,

serta diharapkan dapat memfokuskan penelitian pada grup tertentu,

misalnya untuk senior auditor atau junior auditor.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah sampel penelitian yang

lebih banyak agar lebih mendapatkan gambaran keadaan secara lebih luas

dari objek yang diteliti.

4. Penelitian yang menggunakan kuesioner dengan auditor eksternal sebagai

responden disarankan untuk dilakukan pada waktu kantor akuntan publik

sedang low season yakni sekitar bulan April hingga September, hal ini

86

untuk memudahkan peneliti dalam megumpulkan data secara lebih leluasa

dan lengkap dari auditor.

87

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Keempat,

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2009.

Arens, Alvin A. Elder, Randal J dan Beasley, Mark S. “ Auditing dan Jasa Asuransi

Pendekatan Terintegrasi”. Jilid 2, Edisi keduabelas, Erlangga, 2008.

Arens, Alvin A., Randal J.Elder., dan Mark S.Beasley. “ Auditing and Assurance

Services an Integrated Aproach”, 13th

edition, New Jersey: Pearson

Prentice Hall International, 2010.

Arum, Enggar Diah Puspa. “Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan

Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan (Judgement) Auditor dalam

Mengevaluasi Bukti Audit (Survey terhadap Auditor yang Bekerja Pada

KAP di Kota Bandung). The First Accounting Conference Faculty of

Economics Universitas Indonesia Depok, 7-9 November 2007.

Boynton, et. al. “Modern Auditing”. Edisi kedelapan, Erlangga, 2006.

Chen, Liang dan Pflugratsi, Gary. “The Impact Of Codes Of Ethics and

Experience On Auditor Judgements”. Managerial Auditing Journal Vol.

22 No.3, School of Accounting University Of New South Wales,

Australia, 2007.

Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi

Ketiga, Balai Pustaka, 2005.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariance Dengan Program SPSS”,

Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.

Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Gunawan, Hendra. “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Tingkat Materialitas

terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Survey pada Kantor Akuntan

Publik di Kota Bandung”. Penelitian Ilmiah (Auditing), Bandung, 2012.

Gusti, Maghfirah dan Syahril Ali, “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan

Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan

Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik”, Simposium Nasional

Akuntansi XI, Universitas Andalas, Pontianak, 2008.

Guy, et. al. “Auditing”. Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2001.

Halim, Abdul. “Auditing 1 (Dasar-dasar Audit laporan keuangan)”. AMP YKPN,

Yogyakarta, 2001.

88

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. UIN presss, Jakarta, 2012.

Herawaty, Arleen dan Yulius K. Susanto. “Pengaruh Profesionalisme,

Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik”. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan Vol. 11, No. 1, 2009.

Herliansyah, Yudhi dan Ilyas, Meifda. “Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap

Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgement”. Simposium

Nasional Akuntansi IX Padang. Universitas Mercu Buana. 23-26 Agustus

2006.

Ikatan Akuntansi Publik Indonesia. “Kode Etik Profesi Akuntan Publik”, Institut

Akuntan Publik Indonesia. Jakarta, 2009.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. ”Standar Profesional Akuntan Publik”, Jakarta,

2001.

Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. “Akuntansi Keperilakuan”. Salemba

Empat, Jakarta, 2005.

Ikhsan, Arfan. “Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik Dilihat dari

Perbedaan Gender, Kantor Akuntan Publik dan Hirarki Jabatannya“.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 9, No. 3, hal 199 -222. Universitas

Negeri Medan. Desember 2007.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis”, Edisi

Pertama, BPFE, Yogjakarta, 2002.

Institut Akuntan Publik Indonesia. “Directory 2012 kantor Akuntan Publik dan

Akuntan Publik”. Jakarta, 2010.

Koroy, Tri Ramaraya. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit

terhadap Pertimbangan Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Solo. 2005.

Ludigdo, Unti. “Strukturisasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah

Studi Interpretif”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 2006

Mulyadi. "Auditing", Edisi ketujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Noviyani, Putrid an Bandi. “Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadap

Struktur Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan”. Simposium Nasional

Akuntansi V, Semarang, 2002.

Praptapa, Agung. ”Konsep Akuntansi Keprilakuan”.

http://apbehavioralaccounting.blogspot.com/2009/03/konsep-akuntansi-

keperilakuan.html. 2009. diakses pada tanggal 8 April 2013.

89

Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati, Elly. “Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman

Pemeriksaan Akuntan Publik”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta,

2010.

Sabrina dan Indira Januarti. “Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit,

Etika, dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit melalui

Skeptisme profesional Auditor (Studi Kasus pada KAP Big Four di

Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin, 2012.

Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2004.

Sasongko, Noer. ”Konsep Keperilakuan dari Psokilogi dan Psikologi Sosial”.

http://akuntansikeperilakuan.b;ogspot.com/. 2009. Diakses pada tanggal 8

April 2013.

Sawyer, Mortimer dan James. ”Internal Auditing”. Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Singleton, Hall. “Information Technology Auditing and Assurance”. Salemba 4,

Jakarta, 2009.

Singgih, Elisha Muliani dan Bawono, Icuk Rangga. ”Pengaruh Independensi,

Pengalaman, Due Profesional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas

Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four’ di Indonesia)”. Simposium

Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010.

Sukriah, et. al. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,

Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”.

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Palembang, 2009.

Suprianto, Edy dan Setiawan, Hendry. ”Pengaruh Etika, Kompetensi,

Pengalaman Audit dan resiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional

Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik’.

Laporan Penelitian dibiayai DIPA No. 002/006.2/PP/SP/2010, Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung, September 2010.

Suraida, Ida. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit

terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini

Akuntan Publik”. Sosiohumaniora, vol 7 no. 3, Bandung, 2005.

Surya, Arifin dan Alwani. “Pengaruh Kompetensi, Komitmen Profesional dan

Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Auditor Junior”. SNA X Makassar

Jakarta. 2007.

90

Wahyudi, Hendro dan Mardiyah, Aida Ainul. “Pengaruh Profesionalisme Auditor

terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”.

Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. STIE Malangkuçeçwara

Malang. 23-26 Agustus 2006.

Zulaikha. “Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman

Auditor terhadap Audit Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi IX,

Padang, 2006.

90

Lampiran 1

Surat Penelitian Skripsi

91

92

93

94

Lampiran 2

Surat Keterangan Dari KAP

95

96

97

97

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

98

99

100

101

Nomor: ………… (diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : …………………….

(boleh tidak diisi)

Nama KAP : …………………….

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : ………… tahun

Jabatan Kerja : Partner Manajer Supervisor

Auditor Senior Auditor Junior

Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3

Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun > 3 tahun

1. Variabel Etika (X1)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Menurut anda, etika profesi menjadi salah satu penentu

kesuksesan auditor.

2. Kepedulian pada etika profesi adalah sangat baik untuk

dilaksanakan.

3. Nilai nilai yang Anda yakini dengan nilai-nilai yang

ada dalam etika profesi auditor memiliki banyak

kesamaan.

102

No. Pernyataan STS TS N S SS

4. Aturan-aturan yang ada dalam etika profesi yang

dikeluarkan oleh Institusi Akuntan Publik Indonesia

telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan

Publik.

5. Kepedulian terhadap etika profesi dapat memberikan

yang terbaik dalam melakukan setiap pekerjaan audit.

6. Menurut Anda, auditor adalah profesi terbaik dibanding

dengan profesi lainnya.

7. Dalam situasi saat ini, apabila ada sedikit perubahan

yang tidak berkenan dihati Anda dapat mempengaruhi

kepedulian Anda pada etika profesi.

2. Variabel Profesionalisme (X2)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS N S SS

8. Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan,

dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses

pengauditan.

9. Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditor

meskipun saya mendapat tawaran pekerjaan lain

dengan imbalan yang lebih besar.

10. Saya mau bekerja keras diatas batas normal untuk

membantu KAP dimana saya bekerja.

103

11. Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan para

eksternal auditor.

12. Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan

pekerjaan saya sekarang.

3. Variabel Pengalaman Audit (X3)

Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS N S SS

13. Auditor dikatakan berpengalaman apabila menjalankan

tugasnya lebih dari 3 tahun.

14. Pengalaman dapat membantu auditor mengetahui

kekeliruan disuatu perusahaan berikut penyelesaiannya.

15. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat

mengembangkan karir.

16. Pengalaman membantu auditor dalam mempertajam

analisis masalah.

17. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan

mendeteksi masalah secara profesional.

18. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap keputusan

yang dibuat.

19. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor,

semakin besar kemampuan auditor dalam mengatasi

setiap permasalahan yang ada.

104

4. Variabel Opini Akuntan Publik (Y)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS N S SS

20. Pengalaman menentukan tepat atau tidaknya pemberian

opini audit.

21. Memiliki kemahiran professional dalam ketepatan

pemberian opini audit .

22. Opini audir harus sesuai dengan temuan dan bukti audit

yang ada.

23. Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam

memberikan opini audit.

24. Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis

opini yang akan diberikan oleh auditor.

25. Auditor menolak memberikan pendapat dikarenakan

ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan

keuangan.

105

Lampiran 5

Output Hasil Pengujian

Data

106

JawabanRespondenVariabelEtika (X1)

No. Etk1 Etk2 Etk3 Etk4 Etk5 Etk6 Etk7 Etika

1 4 3 4 4 4 4 3 26

2 5 4 4 4 4 5 3 29

3 4 4 4 4 3 4 3 26

4 5 4 5 5 5 4 4 32

5 4 4 4 3 4 4 3 26

6 3 4 4 4 4 4 4 27

7 5 4 3 4 4 4 4 28

8 5 5 5 5 5 5 5 35

9 5 5 5 5 5 5 5 35

10 4 3 3 4 3 3 3 23

11 4 4 4 4 4 4 4 28

12 5 5 5 5 5 3 3 31

13 5 5 5 5 4 5 3 32

14 5 5 5 4 4 5 5 33

15 4 5 4 4 5 3 3 28

16 5 5 5 5 5 5 4 34

17 3 4 4 4 4 4 4 27

18 4 4 4 4 4 4 4 28

19 3 4 4 3 4 4 4 26

20 5 5 5 4 4 5 5 33

21 4 4 4 4 4 4 4 28

22 4 3 4 4 3 4 4 26

23 4 4 4 5 4 4 3 28

24 4 4 4 4 4 4 4 28

25 5 5 5 5 5 5 5 35

26 3 4 4 3 4 4 4 26

27 4 4 4 4 4 4 4 28

28 4 4 4 4 4 4 4 28

29 4 3 4 4 3 4 4 26

30 5 5 4 4 4 4 4 30

31 4 4 4 5 5 4 4 30

32 3 4 4 4 4 4 4 27

33 4 4 4 4 4 4 4 28

34 4 3 4 4 3 3 3 24

35 5 5 5 5 5 5 5 35

107

JawabanResponden variable Etika (X1)

No. Etk1 Etk2 Etk3 Etk4 Etk5 Etk6 Etk7 Etika

36 4 5 5 5 5 4 4 32

37 4 4 4 4 5 5 5 31

38 3 4 4 3 4 4 4 26

39 4 3 3 4 4 4 4 26

40 5 5 5 5 5 5 5 35

41 4 4 4 4 4 4 4 28

108

JawabanRespondenVariabelProfesionalisme (X2)

No. Prf1 Prf2 Prf3 Prf4 Prf5 Profesionalisme

1 4 4 4 3 3 18

2 4 4 4 4 4 20

3 4 4 5 3 4 20

4 5 5 4 4 4 22

5 5 5 4 4 5 23

6 5 5 5 4 4 23

7 5 5 4 4 4 22

8 4 5 5 4 5 23

9 4 4 4 4 4 20

10 4 4 5 5 5 23

11 5 4 4 5 5 23

12 4 4 4 5 4 21

13 5 5 5 5 5 25

14 4 4 4 4 4 20

15 4 4 4 4 4 20

16 3 4 4 4 4 19

17 3 4 4 4 4 19

18 2 2 3 3 3 13

19 3 4 4 3 2 16

20 5 4 5 5 5 24

21 4 4 3 4 4 19

22 4 4 4 4 4 20

23 4 4 4 4 4 20

24 5 5 5 5 5 25

25 4 4 4 4 4 20

26 4 4 4 4 4 20

27 5 5 5 5 5 25

28 4 4 3 4 5 20

29 4 4 4 4 4 20

30 5 5 5 5 5 25

31 4 5 4 4 5 22

32 5 4 4 4 3 20

33 4 4 4 4 4 20

34 5 5 5 5 5 25

35 4 4 4 4 4 20

109

JawabanRespondenVariabelProfesionalisme (X2)

No. Prf1 Prf2 Prf3 Prf4 Prf5 Profesionalisme

36 4 4 5 4 4 21

37 4 4 4 4 4 20

38 4 4 4 4 4 20

39 5 5 5 5 5 25

40 5 5 5 5 5 25

41 4 4 4 4 4 20

110

JawabanRespondenVariabelPangalaman Audit (X3)

No. PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 Pengalaman Audit

1 2 2 2 2 3 2 3 16

2 4 4 3 3 3 4 4 25

3 2 3 2 3 4 3 3 20

4 3 4 3 3 4 4 4 25

5 5 4 3 3 4 4 4 27

6 5 4 4 4 4 5 5 31

7 4 3 3 3 3 3 3 22

8 4 2 3 3 4 4 4 24

9 4 4 4 4 4 4 4 28

10 5 3 4 4 5 4 5 30

11 4 4 5 4 5 5 5 32

12 4 4 5 3 3 3 3 25

13 5 5 5 3 5 5 5 33

14 3 2 4 3 4 4 4 24

15 3 1 4 4 3 3 3 21

16 3 3 4 4 3 3 3 23

17 3 3 2 2 3 3 3 19

18 2 2 3 3 3 3 3 19

19 2 2 3 3 3 4 3 20

20 4 1 3 2 4 4 4 22

21 4 3 3 2 3 3 3 21

22 4 4 4 4 4 4 4 28

23 3 3 3 3 4 4 4 24

24 4 4 5 4 5 4 4 30

25 4 1 2 2 4 4 4 21

26 4 3 4 4 4 4 4 27

27 4 5 4 3 4 3 3 26

28 2 2 2 2 4 5 5 22

29 4 3 4 4 4 4 4 27

30 3 3 1 1 4 3 3 18

31 2 2 2 2 4 4 5 21

32 3 3 3 4 4 4 4 25

33 4 4 4 4 4 4 4 28

34 3 5 5 4 4 4 3 28

35 5 5 3 3 4 3 3 26

111

JawabanRespondenVariabelPangalaman Audit (X3)

No. PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 Pengalaman Audit

36 3 3 1 1 3 3 3 17

37 5 5 3 3 4 3 3 26

38 4 3 3 3 4 4 4 25

39 4 4 3 3 4 2 3 23

40 5 5 4 4 5 4 4 31

41 4 4 4 4 5 5 5 31

112

JawabanRespondenVariabelKetepatanPemberianOpini (Y)

No. KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KetepatanPemberianOpini

1 4 4 4 4 2 3 21

2 5 5 5 5 4 5 29

3 5 5 4 4 3 3 24

4 5 5 5 4 3 3 25

5 4 3 5 4 3 4 23

6 5 5 5 4 4 5 28

7 4 4 4 4 2 3 21

8 4 4 5 5 2 4 24

9 4 4 4 4 3 4 23

10 5 5 5 5 3 3 26

11 4 4 4 4 4 5 25

12 4 4 4 4 5 4 25

13 5 5 5 5 3 4 27

14 4 4 4 4 4 4 24

15 5 4 2 2 3 3 19

16 5 5 4 4 3 4 25

17 4 4 4 4 4 3 23

18 5 5 3 3 3 2 21

19 4 4 2 4 3 3 20

20 5 5 5 5 2 4 26

21 4 4 3 4 3 3 21

22 4 4 4 4 4 4 24

23 4 4 4 4 3 3 22

24 5 5 5 4 4 4 27

25 4 4 4 4 1 4 21

26 4 4 4 4 4 4 24

27 5 5 5 5 5 5 30

28 5 5 5 4 2 4 25

29 4 4 4 4 4 4 24

30 4 4 4 3 2 3 20

31 5 5 4 4 3 4 25

32 4 4 4 4 4 4 24

33 4 4 4 4 4 4 24

34 5 5 4 5 4 4 27

35 4 4 4 4 4 4 24

113

JawabanRespondenVariabelKetepatanPemberianOpini (Y)

No. KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6 KetepatanPemberianOpini

36 5 5 5 4 4 5 28

37 4 4 4 4 4 4 24

38 5 4 4 4 3 4 24

39 4 5 4 4 4 3 24

40 5 5 5 5 5 4 29

41 5 5 5 4 4 4 27

114

IdentitasResponden

Respond

en

JenisKelam

in Usia

JabatanKer

ja

PendidikanTerak

hir

PengalamanKe

rja Total

1 1 23 5 2 1 32

2 1 27 4 2 3 37

3 2 25 5 2 2 36

4 2 20 5 1 1 29

5 1 22 5 2 1 31

6 1 22 5 2 1 31

7 1 22 5 2 1 31

8 2 22 5 1 1 31

9 1 25 4 2 3 35

10 2 21 5 1 2 31

11 1 26 4 2 3 36

12 2 20 5 1 1 29

13 1 24 5 2 1 33

14 1 22 5 2 1 31

15 1 25 5 3 1 35

16 2 36 4 2 2 46

27 2 23 5 1 2 33

18 1 25 5 2 2 35

19 2 22 5 2 1 32

20 2 20 5 1 1 29

21 1 23 5 2 2 33

22 2 26 4 2 2 36

23 1 24 5 2 1 33

24 2 22 5 2 2 33

25 2 38 4 1 3 48

26 2 21 5 1 1 30

27 1 24 4 2 2 33

28 2 35 4 2 2 45

29 1 24 4 2 2 33

30 1 30 4 2 2 39

31 2 26 4 3 3 38

32 1 26 4 2 2 35

33 1 27 4 2 3 37

34 1 25 4 2 2 34

35 1 31 4 2 3 41

115

IdentitasResponden

Respond

en

JenisKelam

in Usia

JabatanKer

ja

PendidikanTerak

hir

PengalamanKe

rja Total

36 2 25 4 2 2 35

37 1 25 4 2 2 34

38 1 30 4 2 3 40

39 2 30 4 2 2 40

40 1 26 4 2 2 35

41 1 22 4 2 2 31

116

Lampiran 5

Output Hasil Pengujian

Data

117

OUTPUT UJI VALIDITAS ETIKA

Correlations

Etk1 Etk2 Etk3 Etk4 Etk5 Etk6 Etk7 Etika

Etk1 Pearson Correlation 1 .532**

.532**

.640**

.389* .478

** .242 .727

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .012 .002 .128 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

Etk2 Pearson Correlation .532**

1 .753**

.476**

.704**

.498**

.411**

.831**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .001 .008 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

Etk3 Pearson Correlation .532**

.753**

1 .601**

.590**

.557**

.422**

.838**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .006 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

Etk4 Pearson Correlation .640**

.476**

.601**

1 .572**

.328* .211 .721

**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .036 .186 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

Etk5 Pearson Correlation .389* .704

** .590

** .572

** 1 .393

* .436

** .774

**

Sig. (2-tailed) .012 .000 .000 .000 .011 .004 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

Etk6 Pearson Correlation .478**

.498**

.557**

.328* .393

* 1 .658

** .739

**

Sig. (2-tailed) .002 .001 .000 .036 .011 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

Etk7 Pearson Correlation .242 .411**

.422**

.211 .436**

.658**

1 .645**

Sig. (2-tailed) .128 .008 .006 .186 .004 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

Etika Pearson Correlation .727**

.831**

.838**

.721**

.774**

.739**

.645**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

118

OUTPUT UJI VALIDITAS PROFESIONALISME

Correlations

Prf1 Prf2 Prf3 Prf4 Prf5 Profesionalisme

Prf1 Pearson

Correlation

1 .582**

.625**

.605**

.440**

.786**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 .000

N 41 41 41 41 41 41

Prf2 Pearson

Correlation

.582**

1 .733**

.605**

.644**

.861**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41

Prf3 Pearson

Correlation

.625**

.733**

1 .746**

.482**

.865**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000

N 41 41 41 41 41 41

Prf4 Pearson

Correlation

.605**

.605**

.746**

1 .572**

.857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41

Prf5 Pearson

Correlation

.440**

.644**

.482**

.572**

1 .762**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .001 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41

Profesionalism

e

Pearson

Correlation

.786**

.861**

.865**

.857**

.762**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

119

OUTPUT UJI VALIDITAS PENGALAMAN AUDIT

Correlations

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7

Pengalaman

Audit

PA1 Pearson

Correlation

1 .347* .395

* .362

* .319

* .149 .163 .609

**

Sig. (2-tailed) .026 .011 .020 .042 .353 .308 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

PA2 Pearson

Correlation

.347* 1 .453

** .489

** .115 .031 .030 .594

**

Sig. (2-tailed) .026 .003 .001 .474 .849 .853 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

PA3 Pearson

Correlation

.395* .453

** 1 .856

** .352

* .596

** .596

** .885

**

Sig. (2-tailed) .011 .003 .000 .024 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

PA4 Pearson

Correlation

.362* .489

** .856

** 1 .378

* .521

** .502

** .860

**

Sig. (2-tailed) .020 .001 .000 .015 .000 .001 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

PA5 Pearson

Correlation

.319* .115 .352

* .378

* 1 .458

** .486

** .566

**

Sig. (2-tailed) .042 .474 .024 .015 .003 .001 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

PA6 Pearson

Correlation

.149 .031 .596**

.521**

.458**

1 .770**

.653**

Sig. (2-tailed) .353 .849 .000 .000 .003 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

PA7 Pearson

Correlation

.163 .030 .596**

.502**

.486**

.770**

1 .660**

Sig. (2-tailed) .308 .853 .000 .001 .001 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

120

Pengalama

n Audit

Pearson

Correlation

.609**

.594**

.885**

.860**

.566**

.653**

.660**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

OUTPUT UJI VALIDITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI

Correlations

KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6

Ketepatan

Pemberian Opini

KPO1 Pearson

Correlation

1 .560**

.448**

.242 .427**

.272 .616**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .127 .005 .086 .000

N 41 41 41 41 41 41 41

KPO2 Pearson

Correlation

.560**

1 .771**

.609**

.603**

.362* .832

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .020 .000

N 41 41 41 41 41 41 41

KPO3 Pearson

Correlation

.448**

.771**

1 .559**

.573**

.484**

.828**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .001 .000

N 41 41 41 41 41 41 41

KPO4 Pearson

Correlation

.242 .609**

.559**

1 .604**

.382* .741

**

Sig. (2-tailed) .127 .000 .000 .000 .014 .000

N 41 41 41 41 41 41 41

KPO5 Pearson

Correlation

.427**

.603**

.573**

.604**

1 .450**

.847**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000 .003 .000

N 41 41 41 41 41 41 41

121

KPO6 Pearson

Correlation

.272 .362* .484

** .382

* .450

** 1 .666

**

Sig. (2-tailed) .086 .020 .001 .014 .003 .000

N 41 41 41 41 41 41 41

Ketepatan

Pemberia

nOpini

Pearson

Correlation

.616**

.832**

.828**

.741**

.847**

.666**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

122

OUTPUT UJI RELIABILITAS ETIKA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 41 100.0

Excludeda 0 .0

Total 41 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.871 .873 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Etk1 4.20 .679 41

Etk2 4.17 .667 41

Etk3 4.22 .571 41

Etk4 4.20 .601 41

Etk5 4.17 .629 41

Etk6 4.17 .587 41

Etk7 3.95 .669 41

123

Inter-Item Correlation Matrix

Etk1 Etk2 Etk3 Etk4 Etk5 Etk6 Etk7

Etk1 1.000 .532 .532 .640 .389 .478 .242

Etk2 .532 1.000 .753 .476 .704 .498 .411

Etk3 .532 .753 1.000 .601 .590 .557 .422

Etk4 .640 .476 .601 1.000 .572 .328 .211

Etk5 .389 .704 .590 .572 1.000 .393 .436

Etk6 .478 .498 .557 .328 .393 1.000 .658

Etk7 .242 .411 .422 .211 .436 .658 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Etk1 24.88 8.160 .606 .549 .859

Etk2 24.90 7.740 .750 .710 .838

Etk3 24.85 8.128 .773 .678 .838

Etk4 24.88 8.460 .615 .608 .857

Etk5 24.90 8.140 .679 .618 .848

Etk6 24.90 8.440 .640 .579 .854

Etk7 25.12 8.560 .501 .492 .873

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

29.07 10.970 3.312 7

124

OUTPUT UJI RELIABILITAS PROFESIONALISME

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 41 100.0

Excludeda 0 .0

Total 41 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.883 .884 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Prf1 4.24 .489 41

Prf2 4.24 .489 41

Prf3 4.22 .475 41

Prf4 4.20 .511 41

Prf5 4.27 .501 41

125

Inter-Item Correlation Matrix

Prf1 Prf2 Prf3 Prf4 Prf5

Prf1 1.000 .582 .625 .605 .440

Prf2 .582 1.000 .733 .605 .644

Prf3 .625 .733 1.000 .746 .482

Prf4 .605 .605 .746 1.000 .572

Prf5 .440 .644 .482 .572 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Prf1 16.93 2.820 .662 .459 .871

Prf2 16.93 2.670 .774 .659 .845

Prf3 16.95 2.698 .783 .703 .844

Prf4 16.98 2.624 .761 .636 .848

Prf5 16.90 2.840 .624 .486 .880

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

21.17 4.145 2.036 5

126

OUTPUT UJI RELIABILITAS PENGALAMAN AUDIT

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 41 100.0

Excludeda 0 .0

Total 41 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.804 .823 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PA1 3.44 .991 72

PA2 3.31 1.096 72

PA3 3.35 .906 72

PA4 3.15 .799 72

PA5 3.96 .568 72

PA6 3.85 .705 72

PA7 3.81 .725 72

127

Inter-Item Correlation Matrix

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7

PA1 1.000 .347 .395 .362 .319 .149 .163

PA2 .347 1.000 .453 .489 .115 .031 .030

PA3 .395 .453 1.000 .856 .352 .596 .596

PA4 .362 .489 .856 1.000 .378 .521 .502

PA5 .319 .115 .352 .378 1.000 .458 .486

PA6 .149 .031 .596 .521 .458 1.000 .770

PA7 .163 .030 .596 .502 .486 .770 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PA1 21.42 11.711 .472 .311 .790

PA2 21.56 11.631 .410 .341 .809

PA3 21.51 10.789 .720 .675 .737

PA4 21.71 11.562 .680 .632 .749

PA5 20.90 13.188 .579 .463 .775

PA6 21.01 12.774 .520 .666 .778

PA7 21.06 12.814 .493 .684 .782

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

25.07 15.670 3.958 7

128

OUTPUT UJI RELIABILITAS KETEPATAN PEMBERIAN OPINI

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 41 100.0

Excludeda 0 .0

Total 41 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.837 .852 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KPO1 4.39 .494 41

KPO2 4.46 .505 41

KPO3 4.37 .581 41

KPO4 4.34 .530 41

KPO5 3.51 .925 41

KPO6 3.90 .664 41

129

Inter-Item Correlation Matrix

KPO1 KPO2 KPO3 KPO4 KPO5 KPO6

KPO1 1.000 .560 .448 .242 .427 .272

KPO2 .560 1.000 .771 .609 .603 .362

KPO3 .448 .771 1.000 .559 .573 .484

KPO4 .242 .609 .559 1.000 .604 .382

KPO5 .427 .603 .573 .604 1.000 .450

KPO6 .272 .362 .484 .382 .450 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KPO1 20.59 6.499 .489 .362 .833

KPO2 20.51 5.856 .763 .708 .789

KPO3 20.61 5.594 .743 .650 .786

KPO4 20.63 6.038 .636 .496 .808

KPO5 21.46 4.405 .699 .509 .808

KPO6 21.07 5.920 .500 .295 .833

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

24.98 7.974 2.824 6

130

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

(UJI MULTIKOLONIERITAS)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) .223 4.929

Etika .179 .104 .210

Profesionalisme .550 .177 .397

Pengalaman Audit .315 .093 .442

a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

Coefficientsa

Model T Sig.

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) .045 .964

Etika 1.715 .095 .946 1.057

Profesionalisme 3.111 .004 .872 1.147

Pengalaman Audit 3.380 .002 .829 1.207

a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

131

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

(UJI NORMALITAS DENGAN GRAFIK P-PLOT)

132

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

(UJI NORMALITAS DENGAN KOLMOGOROV SMIRNOV)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 41

Normal Parametersa,,b

Mean Normal

Parametersa,,b

Std. Deviation

Most Extreme

Differences

Absolute Most Extreme

Differences

Positive

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z .729

Asymp. Sig. (2-tailed) .663

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

(UJI HETEROSKEDASTISITAS DENGAN GRAFIK SCATTERPLOT)

133

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

(UJI HETEROSKEDASTISITAS DENGAN UJI GLEJSER)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.052 3.011

Etika .040 .064 .100

Profesionalisme .085 .108 .132

Pengalaman Audit -.098 .057 -.295

a. Dependent Variable: ABS_Res

Coefficientsa

Model t Sig.

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) .349 .729

Etika .621 .538 .946 1.057

Profesionalisme .788 .436 .872 1.147

Pengalaman Audit -1.721 .094 .829 1.207

a. Dependent Variable: ABS_Res

134

OUTPUT UJI HIPOTESIS

(UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2) )

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .690a .476 .433 2.126

a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika,

Profesionalisme

b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

(UJI STATISTIK F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 151.769 3 50.590 11.195 .000a

Residual 167.207 37 4.519

Total 318.976 40

a. Predictors: (Constant), Pengalaman Audit , Etika, Profesionalisme

b. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

135

OUTPUT UJI HIPOTESIS

(UJI STATISTIK t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) .223 4.929

Etika .179 .104 .210

Profesionalisme .550 .177 .397

Pengalaman Audit .315 .093 .442

a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

Coefficientsa

Model t Sig.

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) .045 .964

Etika 1.715 .095 .946 1.057

Profesionalisme 3.111 .004 .872 1.147

Pengalaman Audit 3.380 .002 .829 1.207

a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini

136

Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanJenisKelamin

Statistics

JenisKelamin

N Valid 41

Missing 0

Mean 1.24

Std. Error of Mean .068

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .435

Variance .189

Range 1

Minimum 1

Maximum 2

Sum 51

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 31 75.6 75.6 75.6

Perempuan 10 24.4 24.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

137

Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanUsia

Statistics

Usia

N Valid 41

Missing 0

Mean 1.59

Std. Error of Mean .140

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .894

Variance .799

Range 3

Minimum 1

Maximum 4

Sum 65

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 - 25 tahun 25 61.0 61.0 61.0

26 - 30 tahun 11 26.8 26.8 87.8

31 - 35 tahun 2 4.9 4.9 92.7

36 - 40 tahun 3 7.3 7.3 100.0

Total 41 100.0 100.0

138

Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanJabatanKerja

Statistics

JabatanKerja

N Valid 41

Missing 0

Mean 4.49

Std. Error of Mean .079

Median 4.00

Mode 4

Std. Deviation .506

Variance .256

Range 1

Minimum 4

Maximum 5

Sum 184

JabatanKerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Auditor Senior 21 51.2 51.2 51.2

Auditor Junior 20 48.8 48.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

139

Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanPendidikanTerakhir

Statistics

PendidikanTerakhir

N Valid 41

Missing 0

Mean 1.98

Std. Error of Mean .043

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .273

Variance .074

Range 2

Minimum 1

Maximum 3

Sum 81

PendidikanTerakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid D3 2 4.9 4.9 4.9

S1 38 92.7 92.7 97.6

S2 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

140

Output UjiDeskriptifRespondenBerdasarkanPengalamanKerja

Statistics

PengalamanKerja

N Valid 41

Missing 0

Mean 1.93

Std. Error of Mean .118

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .755

Variance .570

Range 2

Minimum 1

Maximum 3

Sum 79

PengalamanKerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <1 tahun 13 31.7 31.7 31.7

1 - 3 tahun 18 43.9 43.9 75.6

>3 tahun 10 24.4 24.4 100.0

Total 41 100.0 100.0