179
i PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Dwi Ranti Cahayu NIM. 109082000011 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

i

PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN TERHADAP

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DENGAN MOTIVASI

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik

Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Dwi Ranti Cahayu

NIM. 109082000011

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

ii

Page 3: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

iii

Page 4: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

iv

Page 5: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

v

Page 6: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi:

Nama : Dwi Ranti Cahayu

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juni 1991

Alamat : Jl. Dewi Sartika No. 49 RT. 003/01 Ciputat

Email : [email protected]

II. Riwayat Pendidikan:

TK Bunga Mawar Ciputat 1996 – 1997

SD Negeri Ciputat IX 1997 – 2003

SMP Negeri 2 Ciputat 2003 – 2006

SMA Negeri 1 Ciputat 2006 – 2009

III. Pendidikan Non-Formal:

Kursus Bahasa Inggris di LIA Ciputat 2007 – 2010

IV. Pengalaman Organisasi:

Sekretaris OSIS SMA Negeri 1 Ciputat periode 2007-2008

V. Pengalaman Kerja:

Freelance Accounting Support di PT Agrakom Para Relatika

VI. Seminar:

1. Seminar Nasional “Pengembangan Wirausaha Untuk Memperkuat

Kemandirian Bangsa”

2. Sekolah Pasar`Modal – Basic Training of Fundamental & Technical

Analysis

3. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK

4. Internal Accounting Competition 2010

Page 7: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

vii

VII. Data Orang Tua:

Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yaitu pasangan dari:

Nama Ayah : Drs. Suryanto, MM

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Nama Ibu : Rismoyati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang tua : Jl. Dewi Sartika No. 49 Rt. 003/01 Ciputat

Page 8: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

viii

THE EFFECTS OF ETHICS, EDUCATION, AND EXPERIENCE TO

PROFESSIONALISM OF INTERNAL AUDITOR WITH MOTIVATION AS

AN INTERVENING VARIABLE

By: Dwi Ranti Cahayu

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze about the effects of ethics,

education, and experience, to professionalism of internal auditor with motivation

as an intervening variable. This research used primary data by the questionnaires.

Questionnaires were distributed to the auditors General Inspectorate of The

Ministry of Trade of Republic Indonesia as much as 67 questionnaires. Number of

questionnaires returned was 55 questionnaires. The analyzing method to examine

hypothesis was path analysis.

The result of this research showed that the direct effect of ethics, education,

and experience, to professionalism were significantly, and the indirect effect with

passing motivation also showed significantly effect.

Key words: ethics, education, experience, professionalism, motivation, path

analysis

Page 9: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

ix

PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, PENGALAMAN TERHADAP

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DENGAN MOTIVASI

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Oleh: Dwi Ranti Cahayu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh etika, pendidikan, dan

pengalaman terhadap profesionalisme auditor internal dengan motivasi sebagai

variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner.

Kuesioner dibagikan kepada auditor internal pada Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia sebanyak 67 kuesioner. Kuesioner

yang terkumpul sejumlah 55 kuesioner. Metode analisis untuk menguji hipotesis

adalah analisis jalur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung etika,

pendidikan, dan pengalaman terhadap profesionalisme menunjukkan hasil yang

signifikan, dan pengaruh tidak langsungnya jika terlebih dahulu melewati

motivasi menunjukkan hasil yang signifikan pula.

Kata kunci: etika, pendidikan, pengalaman, profesionalisme, motivasi, analisis

jalur

Page 10: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas barokah yang selalu

diberikan-Nya. Maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu

syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

jurusan Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan doa, dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya atas bantuan dan do’a kepada:

1. Mamaku Rismoyati, papaku Suryanto, kakakku Eka Putri Pertiwi serta

adikku Tri Rosma Yanti tercinta yang senantiasa memberikan kasih, sayang,

semangat, dan do’a.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.

3. Ibu Dr. Rini, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.

4. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si,, selaku Dosen Pembimbing 1 yang

dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu

bagi penulis.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM, selaku Dosen Pembimbing 2 yang

telah menuntun dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Akuntansi,

terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya.

7. Bapak H. Syafruddin dan Ibu Dra. Miswarti Yaunin, terima kasih banyak

Pak, Bu atas ilmu-ilmu agama yang telah kalian berikan kepada saya dan

terima kasih atas do’anya.

8. Teman-temanku Rani, Juwita, Mulya, Titah, dan Ryandhio terima kasih

untuk support dan semangatnya

Page 11: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xi

9. Teman-teman Akuntansi kelas A 2009 terima kasih untuk do’a dan

semangat dari kalian semua. Ayo semangat perjalanan masi panjang.

10. Seluruh pihak Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan atas

partisipasinya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

selesainya Skripsi ini.

Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran-

saran yang sifatnya membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi

ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 19 September 2013

Penulis

Page 12: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xii

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... .ii

LEMBAR PEGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. .iii

LEMBAR PEGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... .iv

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................... .v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi

ABSTRAKSI ................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1

B Perumusan Masalah ...................................................................... 6

C Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

D Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

A Tinjauan Umum Atas Audit Internal ............................................ 9

1 Definisi Audit Internal ........................................................... 9

2 Standar Umum Internal Audit .............................................. 11

Page 13: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xiii

3 Fungsi Internal Auditor .......................................................... 15

4 Pengertian Audit Sektor Publik ............................................. 17

B Profesionalisme ............................................................................ 18

C Etika ............................................................................................. 21

D Pendidikan .................................................................................... 24

E Pengalaman .................................................................................. 25

F Motivasi ....................................................................................... 26

G Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 30

H Perumusan Hipotesis .................................................................... 33

I Kerangka Pemikiran ..................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 49

A Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 49

B Metode Penentuan Sampel ........................................................... 49

C Metode Pengumpulan Data .......................................................... 50

1 Sumber Data ........................................................................... 50

2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 50

D Metode Analisis Data ................................................................... 51

1 Statistik Deskriptif ................................................................. 51

2 Uji Kualitas Data .................................................................... 51

a Validitas ........................................................................... 51

b Reliabilitas ....................................................................... 52

3 Uji Hipotesis .......................................................................... 52

a Uji Koefisien Determinasi (R²) ........................................ 56

Page 14: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xiv

b Uji Korelasi ...................................................................... 57

c Uji Statistik t .................................................................... 57

d Uji Statistik F ................................................................... 58

E Definisi Operasional Variabel Penelitian Dan Pengukurannya ...... 58

1 Variabel Independen .............................................................. 59

2 Variabel Intervening .............................................................. 60

3 Variabel Dependen ................................................................. 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 63

A Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 63

1 Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan ........................................................................... 64

2 Tugas Pokok Dan Fungsi Oraganisasi Inspektorat Jenderal .. 65

3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 68

4 Karakteristik Responden ........................................................ 70

B Hasil Uji Instrumen Penelitian..................................................... 74

1 Hasil Uji Kualitas Data .......................................................... 74

a Hasil Uji Validitas ............................................................. 74

b Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 77

2 Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 78

a Hasil Uji Persamaan Analisis Jalur 1 ............................... 78

1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 1 ...................... 78

2) Hasil Uji Korelasi ...................................................... 80

3) Hasil Uji Statistik t ..................................................... 82

Page 15: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xv

4) Hasil Uji Statistik F .................................................... 85

b Hasil Uji Persamaan Analisis Jalur 2 ............................... 87

1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 1 ...................... 87

2) Hasil Uji Korelasi ...................................................... 90

3) Hasil Uji Statistik t ..................................................... 92

4) Hasil Uji Statistik F .................................................... 95

C Diagram Analisis Jalur ................................................................... 98

D Pembahasan .................................................................................... 99

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 115

A Kesimpulan ........................................................................... 115

B Implikasi ............................................................................... 116

C Saran ..................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 120

LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xvi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Eksternal ...... 10

2.2 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .................................................... 31

3.1 Operasional Variabel....................................................................... 62

4.1 Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan ............................................................. 65

4.2 Pegawai Pada Keempat Wilayah Kerja Pemeriksaan ..................... 69

4.3 Karakteristik Data Kuesioner .......................................................... 70

4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional 71

4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan 71

4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan ................... 72

4.7 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman............. 73

4.8 Hasil Uji Validitas Etika ................................................................. 74

4.9 Hasil Uji Validitas Pendidikan ........................................................ 75

4.10 Hasil Uji Validitas Pengalaman ...................................................... 75

4.11 Hasil Uji Validitas Motivasi ........................................................... 76

4.12 Hasil Uji Validitas Profesionalisme ................................................ 76

4.13 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 77

4.14 Koefisien Jalur Persamaan 1 ........................................................... 78

4.15 Koefisien Determinasi (R²) Persamaan 1 ........................................ 79

4.16 Korelasi ........................................................................................... 81

4.17 Pengujian Hubungan Antar Variabel .............................................. 81

Page 17: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xvii

4.18 Hasil Uji Statistik t Persamaan 1 .................................................... 83

4.19 Hasil Uji Statistik F Persamaan 1 ................................................... 85

4.20 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, dan Kontribusi Tidak

Langsung ......................................................................................... 86

4.21 Koefisien Jalur Persamaan 2 ........................................................... 87

4.22 Koefisien Determinasi (R²) Persamaan 2 ........................................ 88

4.23 Korelasi ........................................................................................... 90

4.24 Pengujian Hubungan Antar Variabel .............................................. 91

4.25 Hasil Uji Statistik t Persamaan 2 .................................................... 93

4.26 Hasil Uji Statistik F Persamaan 2 ................................................... 95

4.27 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, dan Kontribusi Tidak

Langsung ......................................................................................... 96

Page 18: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 47

3.1 Diagram Jalur ..................................................................................... 54

4.1 Struktur Organisasi Kementrian Perdagangan .................................. 64

4.2 Struktur Oraganisasi Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan ....................................................................................... 65

4.3 Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 1 ..................................... 86

4.4 Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 2 ...................................... 96

4.5 Diagram Jalur ..................................................................................... 99

Page 19: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1. Lampiran-lampiran ................................................................................. 125

2. Surat Izin Peneltian ................................................................................. 126

3. Kuesioner ................................................................................................ 127

4. Data Jawaban Kuesioner ......................................................................... 134

5. Hasil Uji SPSS ........................................................................................ 145

Page 20: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kinerja pemerintah sedang menjadi perhatian masyarakat. Hal ini

disebabkan semakin banyak aparat yang tersangkut dengan kasus korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan penangkapan-

penangkapan terhadap pelaku korupsi (Rosnidah, 2011:456). Menurut

Mulyadi (2012), dalam setahun anggaran perjalanan dinas lewat dalam

APBN mencapai Rp 18 triliun. Jika terjadi manipulasi melalui tiket dan

boarding pass serta kuitansi palsu hingga 40 persen, rata-rata penyimpangan

anggaran lebih dari Rp 7,2 triliun. Wakil ketua BPK Hasan Bisri menilai

inspektorat jenderal di kementerian ataupun lembaga pemerintah kerap kali

menemukan adanya laporan perjalanan dinas fiktif (mark up). Namun

karena membela korps atau kolega, itjen kementerian adakalanya menutup-

nutupi kasus tersebut. Akibatnya, perjalanan dinas fiktif dan mark up tidak

ditindaklanjuti. Sikap ini membuat manipulasi atau korupsi atas biaya

perjalanan dinas lewat kegiatan fiktif terus berkembang.

Oleh karena itu seorang auditor yang baik dituntut untuk memiliki

profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Profesionalisme adalah

tuntutan tanggung jawab dari seorang profesional yang menentukan mutu

dan kualitas dalam menjalankan suatu pekerjaan (Rosnidah, 2011:457).

Profesionalisme sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kerjanya

Page 21: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

2

agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

dan kasus korupsi seperti diatas. Lembaga pemeriksa seperti inspektorat

jenderal kementerian tersebut akan efektif bila melaksanakan fungsi dan

kewenangannya secara baik serta mengawasi dan melaporkan secara internal

adanya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran di kementerian dan

lembaga. Jika pencegahan kecurangan dan penyimpangan anggaran bisa

diterapkan secara dini oleh Itjen kementerian dan lembaga, maka prinsip

pelaksanaan anggaran yang bersih, transparan, serta akuntabel dapat

dilaksanakan secara baik dan menyeluruh.

Walaupun sudah ada standar dan kode etik profesi, tapi masih sering

terjadi kasus-kasus kolusi dan korupsi atau penyelewengan, sehingga

masyarakat mulai menyangsikan komitmen auditor terhadap kode etik

profesinya. Jika kode etik dan standar dijalankan dengan benar dan

konsisten, maka kasus-kasus penyimpangan tersebut tidak seharusnya

terjadi (Rosnidah, 2011:457).

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi profesionalisme seorang

auditor adalah pendidikan di bidang akuntansi, karena dengan pendidikan di

bidang akuntansi maka seorang auditor dapat memperoleh pengetahuan dan

pemahaman dalam kaitannya untuk melaksanakan tugas audit.

Profesionalisme auditor pemerintah juga dapat dipengaruhi oleh pelatihan-

pelatihan yang diikuti. Pelatihan ini harus mencakup aspek teknis maupun

pengetahuan umum, karena dengan pelatihan akan dapat meningkatkan

Page 22: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

3

reaksi positif yang pada akhirnya akan meningkatkan job performance

seseorang (Widiyanto dan Indrawati, 2005:2).

Untuk membuktikan keahlian atau profesionalisme seorang auditor juga

harus memiliki pengalaman dalam praktek audit, karena auditor yang tidak

berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan

auditor yang berpengalaman. Oleh karena itu seorang auditor yang baik

dituntut untuk memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya,yang

dimaksud adalah professional yang telah dididik untuk menjalankan tugas-

tugasnya yang kompleks secara independen dan memecahkan permasalahan

yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut dengan menggunakan

keahlian dan pengalaman mereka (Derber dan Schwartz, 1991 dalam

Widiyanto dan Indrawati, 2005:2).

Dalam standar pengauditan, khususnya standar umum, disebutkan

bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor serta dalam pelaksanaan

audit dan penyusunan laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran

profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Audit

menuntut kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi tersebut

tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain

yang mempengaruhi, antara lain pengalaman (Kursharyanti, 2003: 26).

Profesionalisme seorang auditor juga dapat dipengaruhi oleh motivasi

yang dimilikinya. Motivasi merupakan dorongan auditor untuk

melaksanakan audit secara berkualitas. Perilaku seseorang pada hakikatnya

Page 23: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

4

ditentukan oleh motivasi atau keinginan. Motivasi sangat penting karena

motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai

tujuan atau hasil yang optimal (Rosnidah, 2011:457).

Motivasi merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi

seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Motivasi yang ada

pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan untuk

mencapai kepuasan kerja. Motivasi auditor dalam bekerja akan sangat

mendukung tercapainya tujuan organisasi. Motivasi kerja yang tinggi

diharapkan akan membawa keberhasilan kerja bagi auditor dan dapat

mendorong tercapainya profesionalisme (Badjuri, 2009:118).

Penelitian ini merupakan studi lanjutan dari penelitian Widiyanto dan

Indrawati (2005). Hasil penelitian oleh Widiyanto dan Indrawati (2005)

adalah pendidikan dan pelatihan auditor berpengaruh positif terhadap

profesionalisme auditor, sedangkan pengalaman berpengaruh negatif

terhadap profesionalisme auditor. Adapun perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut:

1. Pada waktu penelitian, jika penelitian Widiyanto dan Indrawati

dilakukan pada tahun 2005 sedangkan penelitian sekarang pada

tahun 2012.

2. Objek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

sampel yang terdiri dari internal auditor yang berada pada

Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan sedangkan

Page 24: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

5

penelitian Widiyanto dan Indrawati pada auditor pemerintah yang

bekerja di Badan Pengawas Kota Surabaya.

3. Perbedaan lainnya adalah penambahan variabel independen yaitu

etika dan variabel intervening motivasi, yang mana disarankan

dalam penelitian terdahulu untuk menggali faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. Selain itu, dalam

kaidah etika dan motivasi juga terdapat kaidah profesional yang

khusus berlaku dalam kelompok profesi auditor internal, untuk

mengamalkan kode etik dalam menjalankan tugasnya.

4. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

metode analisis jalur (path analysis) untuk menguji korelasi dan

hubungan langsung maupun tidak langsung antara variabel

independen terhadap variabel intervening dan variabel dependen.

Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode regresi

linear berganda untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

Studi ini menguji apakah etika, pendidikan, dan pengalaman

berpengaruh terhadap profesionalisme auditor internal dengan motivasi

sebagai variabel intervening yang dilakukan oleh auditor Inspektorat

Jenderal Kementerian Perdagangan. Dimana, lembaga ini berfungsi sebagai

lembaga audit atau lembaga pemeriksa pada unit kerja di bawah naungan

Kementerian Perdagangan. Sebagai lembaga pemeriksa, inspektorat jenderal

Page 25: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

6

kementerian harus menjalankan tugas pengawasan internal dengan baik serta

mengungkapkan kecurangan yang terjadi.

Berdasarkan pemaparan diatas, oleh sebab itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian di inspektorat jenderal kementrian, dan berdasarkan

literatur yang ada sebelumnya, masih sangat sedikit penelitian yang

menjadikan auditor instansi pemerintah khususnya auditor Kementerian

Perdagangan dijadikan objek dalam penelitian-penelitian ilmiah

sebelumnya. Dengan demikian, judul skripsi ini ialah ”Pengaruh Etika,

Pendidikan, Dan Pengalaman Terhadap Profesionalisme Auditor

Internal Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis akan mengemukakan

permasalahan yang dijadikan sebagai dasar penelitian, yaitu:

1. Apakah etika, pendidikan dan pengalaman berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap motivasi?

2. Apakah etika berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor

internal?

3. Apakah pendidikan berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

auditor internal?

4. Apakah pengalaman berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

auditor internal?

5. Apakah motivasi berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

auditor internal?

Page 26: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

7

6. Apakah etika, pendidikan dan pengalaman berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap profesionalisme auditor internal

dengan motivasi sebagai variabel intervening?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini terbagi menjadi enam poin, yaitu:

1. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh etika,

pendidikan dan pengalaman terhadap motivasi.

2. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh etika terhadap

profesionalisme auditor internal.

3. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh pendidikan

terhadap profesionalisme auditor internal.

4. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh pengalaman

terhadap profesionalisme auditor internal.

5. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh motivasi

terhadap profesionalisme auditor internal.

6. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh etika,

pendidikan dan pengalaman terhadap profesionalisme auditor internal

dengan motivasi sebagai variabel intervening

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis berharap agar hasil dari

penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan juga bagi

penulis.

Page 27: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

8

Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan tersebut antara lain:

1. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan

penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

2. Bagi Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan

Untuk memahami apakah penerapan etika, pendidikan, pengalaman,

dan motivasi di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan

berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan profesionalisme

auditor internal.

3. Bagi Auditor Internal

Sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk

meningkatkan kinerja auditor internal Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan serta menjalankan fungsi pengawasan

dengan baik.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis

tentang pentingnya keahlian auditor internal pemerintah, serta terutama

tentang komponen-komponen yang mempengaruhi profesionalisme

auditor internal sehingga dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang

akan datang.

Page 28: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Atas Audit Internal

1. Definsi Audit Internal

Pengertian Audit Internal menurut Sawyer’s et.al., (2005:3)

adalah sebagai berikut:

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan

objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan

kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan

apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan

dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah

diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta

kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti;

(4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber

daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; (6) tujuan

organisasi telah dicapai secara efektif- semua dilakukan dengan

tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu

anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya

secara efektif”.

Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam

organisasi auditi. Organisasi auditi misalnya adalah pemerintah daerah,

kementerian negara, lembaga negara, perusahaan, atau bahkan

pemerintah pusat. Sebagai contoh, organisasi kementerian negara audit

intern dilakukan oleh inspektorat jenderal departemen dan dalam

organisasi pemerintah pusat audit intern dilakukan oleh Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Audit intern

dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dalam

manajemen. Jadi pelaksanaan audit intern lebih diarahkan pada upaya

Page 29: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

10

membantu bupati/walikota/gubernur/menteri/presiden meyakinkan

pencapaian tujuan organisasi (edahumardani.blogspot.com/2013/02).

Audit internal telah berkembang dari profesi yang hanya

memfokuskan diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi

profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi

manajemen. Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai adik dari

profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas

keakuratan angka-angka keuangan (Sawyer’s et.al., 2005:3).

Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disajikan

pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Eksternal

Auditor Internal Auditor Eksternal

Merupakan karyawan perusahaan,

atau bisa saja merupakan entitas

independen.

Merupakan orang yang

independen di luar perusahaan .

Melayani kebutuhan organisasi

meskipun fungsinya harus dikelola

oleh perusahaan.

Melayani pihak ketiga yang

memerlukan informasi keuangan

yang dapat diandalkan.

Fokus pada kejadian-kejadian di

masa depan dengan mengevaluasi

kontrol yang dirancang untuk

meyakinkan pencapaian tujuan

organisasi.

Fokus pada ketepatan dan

kemudahan pemahaman dari

kejadian masa lalu yang

dinyatakan dalam laporan

keuangan.

Langsung berkaitan dengan

pencegahan kecurangan dalam

segala bentuknya atau perluasan

dalam setiap aktivitas yang

ditelaah.

Memerhatikan pencegahan dan

pendeteksian kecurangan secara

umum, namun akan memberikan

perhatian lebih bila kecurangan

tersebut akan mempengaruhi

laporan keuangan secara material.

Independen terhadap aktivitas

yang diaudit, tetapi siap untuk

menanggapi kebutuhan dan

keinginan semua tingkatan

Independen terhadap manajemen

dan dewan direksi baik dalam

kenyataan maupun secara mental.

Sumber: Sawyer’s et.al., (2005:8)

Page 30: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

11

Dari pemaparan diatas terlihat jelas perbedaan antara auditor

internal dengan auditor eksternal. Auditor internal merupakan karyawan

perusahaan yang independen dan objektif, serta melakukan fungsi

pengawasan yang berkelanjutan dengan menilai sistem internal control,

menilai efesiensi dan efektivitas prosedur operasional keuangan serta

semua kegiatan perusahaan, pencegahan kecurangan dalam semua

aktivitas perusahaan, dan membantu semua tingkatan manajemen agar

tanggung jawab yang diberikan dapat dijalankan dengan baik, serta

memberikan suatu laporan hasil audit berupa rekomendasi atas

penilaiannya untuk perbaikan. Sedangkan auditor eksternal merupakan

pihak luar perusahaan yang independen, yang melakukan pemeriksaan

secara periodik/tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan serta

mencegah dan mendeteksi bila terjadi kecurangan dalam laporan

keuangan yang material, serta memberikan opini atau pendapat atas

penilaian terhadap laporang keuangan tersebut.

2. Standar Umum Internal Audit

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Standar umum

mengatur tentang:

1. Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab

Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) harus dinyatakan secara

Page 31: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

12

tertulis, disetujui dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi

organisasi. Pernyataan tertulis tentang visi, misi, tujuan,

kewenangan dan tanggung jawab APIP dalam organisasi dibuat

dengan tujuan agar auditi dapat mengetahui visi, misi, tujuan,

kewenangan dan tanggungjawab APIP sehingga tugas dan fungsi

APIP dapat berjalan dengan semestinya, terutama dalam hal APIP

mengakses informasi dari personel auditi. Pernyataan tertulis

tentang visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab APIP

dalam organisasi direviu secara periodik untuk disesuaikan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi, karena kegiatan pengawasan

yang dilakukan APIP bersifat berkelanjutan.

2. Independensi dan Obyektifitas

Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP) harus independen dan para auditornya

harus obyektif dalam pelaksanaan tugasnya. Pimpinan APIP

bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar

tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi. Posisi APIP

ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan

memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi

organisasi sehingga dapat bekerja sama dengan auditi dan

melaksanakan pekerjaan dengan leluasa. Meskipun demikian,

APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi

terutama dalam saling memahami diantara peranan masing-masing

Page 32: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

13

lembaga. Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias

serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan,

melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya.

Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip

obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan

jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak

diperkenankan menempatkan auditor dalam situasi yang membuat

auditor tidak mampu mengambil keputusan berdasarkan

pertimbangan profesionalnya. Jika independensi atau obyektifitas

terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka

gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

3. Keahlian

Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung

jawabnya. Pimpinan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan

kompetensi teknis auditor memadai untuk pekerjaan audit yang

akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan APIP wajib

menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan

pengalaman dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP.

Page 33: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

14

4. Kecermatan Profesional

Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan

cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati

(prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care dapat

diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional

judgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan kesimpulan

yang tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama. Due

professional care dilakukan pada berbagai aspek audit,

diantaranya:

• Formulasi tujuan audit;

• Penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;

• Pemilihan pengujian dan hasilnya;

•Pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk

mencapai tujuan audit;

• Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam

audit dan efek/dampaknya;

• Pengumpulan bukti audit;

• Penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil

pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit.

5. Kepatuhan Terhadap Kode Etik

Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan

audit harus mengacu kepada Standar Audit ini, dan auditor wajib

Page 34: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

15

mematuhi Kode Etik yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Standar Audit ini.

Dari penjelasan standar praktik umum diatas sangatlah jelas bahwa

para auditor internal harus independen dari aktivitas-aktivitas yang

mereka audit. Dalam melaksanakan audit internal seorang auditor juga

harus memiliki keahlian, kompetensi, kemahiran professional dan

kepatuhan pada kode etik, agar dalam melakukan pekerjaan dalam

lingkup yang mungkin meluas melampaui pertimbangan pengendalian

internal dalam audit dapat dilaksanakan dengan baik. Apalagi

pelaksanaan pekerjaan audit dari mulai perencanaan, pemeriksaan dan

evaluasi informasi, pengkomunikasian hasil, dan tindak lanjut

sangatlah memerlukan kemahiran professional.

3. Fungsi Internal Auditor

Internal auditor bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit

bagi kepentingan manajemen perusahaan. Bagian audit di suatu

peusahaan bisa beranggotakan lebih dari seratus orang dan biasanya

bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur, direktur

eksekutif, atau kepala komite audit dari dewan atau komisaris. Untuk

menjalankan tugas dengan baik, internal auditor harus berada diluar

fungsi lini suatu organisasi tetapi tidak terlepas dari hubungan atasan-

bawahan seperti lainnya. Internal auditor wajib memberikan informasi

yang berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan operasi perusahaan. Biasanya pihak-pihak ekstern

Page 35: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

16

enggan memanfaatkan informasi dari internal auditor karena

independensinya yang terbatas. Keterbatasannya independensi ini

merupakan perbedaan utama antara auditor internal dengan auditor

eksternal (Asikin, 2006:799).

Menurut Asikin (2006:799), auditor biasanya meminta keterangan

dari manajemen yang semestinya dan dari staf internal auditor

mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi internal auditor

berikut ini:

1. Status internal auditor dalam organisasi entitas.

2. Penetapan standar professional

3. Perencanaan audit, termasuk sifat, saat, dan lingkup pekerjaan

audit.

4. Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan ruang lingkup

aktivitas mereka.

Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem

pengawasan internal yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan

baik dan efisien, apakah laporan keuangan menunjukkan posisi

keuangan dan hasil usaha yang akurat serta setiap bagian benar-benar

melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang

ditetapkan. Audit internal memberikan informasi yang tepat dan

objektif untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan

sehingga dapat mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan

Page 36: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

17

perusahaan, serta membantu manajemen dalam mencapai tujuan

perusahaan.

4. Audit Sektor Publik

Pengertian audit sektor publik menurut Rai (2008:29) adalah

sebagai berikut:

“Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap

entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang

pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan

negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara

kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.”

Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan

yang memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi

prinsip akuntansi berterima umum, peraturan perundang-undangan dan

pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas sektor publik

dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan efektif. Dalam kekerbatasan

yang ada, audit tetap perlu dilakukan agar tercipta akuntabilitas publik

yang lebih transparan dan akuntabel.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor: PER/05/M,PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), terdapat dua jenis audit yang

dilakukan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), yaitu:

1. Audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan dan

rekomendasi atas pengelolaan instansi pemerintah secara ekonomis,

efisien dan efektif.

Page 37: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

18

2. Audit dengan tujuan tertentu yaitu audit yang bertujuan untuk

memberikan simpulan atas suatu hal yang diaudit. Yang termasuk

dalam kategori ini adalah audit investigatif, audit terhadap masalah

yang menjadi fokus perhatian pimpinan organisasi dan audit yang

bersifat khas.

Menurut Rai (2008:31), audit kinerja, meliputi audit ekonomi,

efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya merupakan perluasan dari audit

keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit

kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan

kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau

fungsi yang diaudit. Sedangkan audit dengan tujuan tertentu,

merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan audit kinerja yang

bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit

dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination),

reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures).

Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang

keuangan, audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian

internal.

B. Profesionalisme

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika

memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan

tugas sesuai dengan bidangnya melaksanakan suatu tugas atau profesi

dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan

Page 38: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

19

menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah

ditetapkan . Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa

kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual

yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu

profesi atau tidak (Lekatompessy, 2003 dalam Herawaty dan Susanto,

2009:15).

Menurut Tugiman (1996) dalam Asikin (2006:800), seseorang yang

profesional disamping mempunyai keahlian dan kecakapan teknis harus

mempunyai kesungguhan dan ketelitian bekerja, mengejar kepuasan orang

lain, keberanian menanggung risiko, ketekunan dan ketabahan hati,

integritas tinggi, konsistensi dan kesatuan pikiran, kata, dan perbuatan.

Menurut Irwansyah (2010) dalam Rosnidah (2011:458),

profesionalisme dapat dicerminkan kedalam lima hal, yaitu pengabdian

pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi,

dan hubungan dengan sesama profesi.

1. Pengabdian pada profesi

Pengabdian pada profesi merupakan suatu sikap yang teguh untuk

melakukan pekerjaan dengan menggunakan pengetahuan dan

kecakapan yang dimiliki walaupun imbalannya berkurang.

2. Pemenuhan kewajiban sosialnya

Pemenuhan kewajiban sosial merupakan suatu paradigma

mengenai pentingnya peranan sebuah profesi dan manfaat yang

Page 39: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

20

didapat baik oleh masyarakat maupun kalangan profesional lainnya

karena adanya pekerjaan tersebut.

3. Sikap kemandiriannya

Sikap kemandirian adalah suatu sikap dari seseorang yang

profesional yang dapat membuat sebuah keputusan tanpa

dipengaruhi oleh pihak lain.

4. Keyakinan terhadap peraturan profesi

Keyakinan terhadap peraturan profesi merupakan suatu

kepercayaan bahwa yang paling berhak menilai pekerjaan dianggap

profesional atau tidaknya adalah rekan seprofesi atau yang

mempunyai kompetensi yang sama dalam bidang ilmu atau

pekerjaan tersebut.

5. Kualitas hubungannya dengan sesama profesi

Kualitas hubungan dengan sesama profesi dapat terbentuk baik

melalui organisasi formal maupun dalam kelompok kolega sebagai

ide utama dalam melaksanakan pekerjaan.

Sikap profesionalisme internal auditor menurut Tugiman (1996)

dalam Asikin (2006:803) adalah:

1. Kesesuaian dengan standar profesi

2. Pengetahuan dan kecakapan

3. Hubungan antar manusia dan komunikasi

4. Pendidikan berkelanjutan

5. Ketelitian professional

Page 40: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

21

Dengan adanya sikap profesionalisme internal audit yang handal,

diharapkan dalam upaya mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap

tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang

dan mengungkapkannnya. Profesionalisme akan meningkat dengan

sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental seorang auditor

internal dalam melakukan pekerjaannya. Seorang auditor yang profesional

harus menjalankan tanggung jawab dan dedikasi terhadap profesinya

supaya ia akan dapat berkomitmen untuk menjalankan profesinya secara

baik.

C. Etika

Menurut Boynton et al., (2006:97) etika secara harfiah berasal dari

kata Yunani “Ethos” yang artinya sama persis dengan moralitas yaitu adat

kebiasaan yang baik, adat kebiasaan yang ini menjadi sistem nilai yang

berfungsi sebagai pedoman dan tolak ukur tingkah laku yang baik dan

buruk.

Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim (2007:5) mendefinisikan

etika sebagai seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur perilaku

manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang

dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau

profesi. Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) kode etik adalah pernyataan

Page 41: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

22

tentang prinsip moral dan nilai yang digunakan oleh auditor sebagai pedoman

tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan.

Dasar yang melandasi penyusunan kode etik setiap profesi adalah

kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan oleh profesi.

Setiap profesi termasuk auditor yang menjual jasanya kepada masyarakat

memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Oleh karena

itu, profesi tersebut perlu mengatur dan menetapkan ukuran mutu yang

harus dicapai oleh auditornya. Aturan yang ditetapkan menyangkut aturan

perilaku, yang mengatur perilaku auditor sesuai dengan tuntutan profesi,

yang disebut dengan kode etik ( Pusdiklatwas BPKP, 2008).

Kode etik salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga

integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang

dapat muncul dari dirinya atau pihak luar. Anggota profesi seharusnya

mentaati kode etik profesi sebagai wujud kontra profesi bagi masyarakat

dan kepercayaan yang diberikannya (Saryanti, 2012:2).

Maksud ditetapkan Kode Etik Auditor adalah memberikan pedoman

perilaku bagi auditor dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya.

Untuk itu disyaratkan, diberlakukan dan dipatuhinya aturan perilaku yang

menuntuk disiplin dari auditor APIP yang melebihi tuntutan peraturan

perundang-undangan berupa kode etik yang mengatur nilai-nilai dasar dan

pedoman perilaku, yang dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan

yang seksama dari masing-masing auditor. Pelanggaran kode etik dapat

mengakibatkan auditor diberi peringatan, diberhentikan dari tugas audit

Page 42: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

23

dan atau organisasi (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008). Kode etik menurut Standar Audit

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai berikut:

1. Integritas

Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur,

berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun

kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan

yang andal.

2. Obyektifitas

Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam

mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi auditi.

Auditor APIP membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang

relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain

dalam mengambil keputusan.

3. Kerahasiaan

Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang

diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa

diotorisasi memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-

undangan.

4. Kompetensi

Auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan

keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

Page 43: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

24

Sebagai seorang auditor, tuntutan kepercayaan masyarakat atas mutu

audit yang diberikan sangat tinggi, oleh karena itu etika merupakan hal

penting yang harus dimiliki oleh auditor internal dalam melakukan

tugasnya sebagai pemberi rekomendasi. Etika yang tinggi akan tercermin

pada sikap, tindakan dan perilaku oleh auditor itu sendiri. Auditor dengan

etika yang baik dalam memperoleh informasi pasti sesuai dengan standar-

standar yang telah ditetapkan.

D. Pendidikan

Standar umum auditing mengemukakan bahwa audit harus

dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sehingga dalam melakukan

auditing diperlukan pendidikan formal. Tingkat pendidikan yang

memadai, akan mempermudah seorang auditor dalam menjalankan

profesinya dengan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini tentu akan

berpengaruh pada kinerja dimana dapat diindikasikan dari jumlah temuan

dan kualitas hasil pemeriksaannya (Prayanti dan Sujana, 2012:161).

Pendidikan pada penelitian ini adalah pendidikan jangka panjang atau

pendidikan formal yang didapat oleh seorang auditor. Menurut Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang standar audit APIP, latar belakang

pendidikan pemeriksa adalah auditor Aparat Pemeriksa Intern Pemerintah

(APIP) minimal Strata satu (S-1) atau yang setara, untuk itu diperlukan

pengembangan teknik dan metodelogi pemeriksaan melalui pelatihan,

Page 44: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

25

pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik. Aturan tentang

tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus

dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi

yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Auditor harus mempunyai

sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan

pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education).

Pemeriksa juga wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi

terkatual dalam standar, metodelogi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.

Pimpinan APIP wajib memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan

dan pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam

pengusulan auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai

dengan jenjangnya, pimpinan APIP mendasarkan keputusannya pada

formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti

kepangkatan dan pengumpulan angka kredit yang dimilikinya.

E. Pengalaman

Menurut Widiyanto dan Indrawati (2005:5), pengalaman adalah

keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa

yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Marinus (1997) dalam Sukriah

(2011:6) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur

dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau

tugas (job). Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang

tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1)

Page 45: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

26

mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab

munculnya kesalahan.

Fazio & Zanna (1978) serta Regan & Fazio (1977) dalam Wardoyo

dan Seruni (2011:10) merumuskan bahwa auditor yang kurang

berpengalaman memiliki tingkat keparcayaan diri lebih rendah

dibandingkan dengan auditor yang sudah berpengalaman. Fazio & Zanna

menyebutkan dua alasan mengapa pengalaman menghasilkan tingkat

kepercayaan diri yang lebih tinggi. Pertama, pengalaman menghasilkan

banyak simpanan informasi dalam memori jangka panjang auditor. Bila

auditor menghadapi tugas yang sama selain mereka dapat dengan mudah

mengakses informasi yang tersimpan dalam memori mereka, mereka juga

dapat mengakses lebih banyak informasi. Dengan dukungan banyak

informasi, auditor dapat mengerjakan tugasnya dengan lebih percaya diri.

Kedua, saat auditor menjalankan suatu tugas, maka perilakunya akan

terfokus pada tugas tersebut. Dengan memfokuskan perilaku pada tugas,

auditor dapat lebih cepat membiasakan diri dengan tugas tersebut dan

mereka juga akan memperoleh lebih banyak pengetahuan yang berkaitan

dengan tugas tersebut.

F. Motivasi

Pengertian motivasi menurut Luthans (2006:270) dalam Rosnidah

(2011:457) adalah proses yang dimulai dengan defisiensi fisiologis atau

psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan

untuk tujuan atau insentif. Perilaku seseorang pada hakikatnya ditentukan

Page 46: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

27

oleh motivasi atau keinginan. Motivasi sangat penting karena motivasi

adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku

manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai tujuan atau

hasil yang optimal.

Dalam konteks organisasi, motivasi adalah pemaduan antara

kebutuhan organisasi dengan kebutuhan personil. Hal ini akan mencegah

terjadinya ketegangan / konflik sehingga akan membawa pada pencapaian

tujuan organisasi secara efektif (Suwandi , 2005 dalam Efendy, 2010:36).

Dari berbagai jenis teori motivasi, teori yang sekarang banyak dianut

adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia

pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Ahli yang

mencoba merumuskan kebutuhankebutuhan manusia, di antaranya adalah

Abraham Maslow. Maslow merumuskan lima jenjang kebutuhan manusia,

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut (Wahjosumidjo, 1987 dalam

Efendy, 2010:36):

1. Kebutuhan mempertahankan hidup (Physiological Needs).

Manifestasi kebutuhan ini tampak pada tiga hal yaitu sandang,

pangan, dan papan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer

untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan biologis.

2. Kebutuhan rasa aman (Safety Needs). Manifestasi kebutuhan ini

antara lain adalah kebutuhan akan keamanan jiwa, di mana

manusia berada, kebutuhan keamanan harta, perlakuan yang adil,

pensiun, dan jaminan hari tua.

Page 47: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

28

3. Kebutuhan social (Social Needs). Manifestasi kebutuhan ini antara

lain tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain

(sense of belonging), kebutuhan untuk maju dan tidak gagal (sense

of achievement), kekuatan ikut serta (sense of participation).

4. Kebutuhan akan penghargaan/prestise (esteem needs), semakin

tinggi status, semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status

ini dimanifestasikan dalam banyak hal, misalnya mobil mercy,

kamar kerja yang full AC, dan lain-lain.

5. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization),

kebutuhan ini bermanifestasi pada keinginan mengembangkan

kapasitas mental dan kerja melalui seminar, konferensi, pendidikan

akademis, dan lain-lain.

Motivasi dalam diri manusia dapat berupa motivasi internal diri dan

eksternal. Motivasi internal diri merupakan motivasi yang muncul dari

dalam pikiran, hati sanubari dan keinginan diri. Motivasi eksternal

merupakan motivasi yang muncul karena adanya dorongan dari luar

pribadi, misalnya dari orang lain dan organisasi tempat bekerja. Motivasi

auditor dalam bekerja akan sangat mendukung tercapainya tujuan

organisasi. Motivasi kerja yang tinggi diharapkan akan membawa

keberhasilan kerja bagi auditor dan dapat mendorong tercapainya

kepuasan kerja (Badjuri, 2009:119).

Page 48: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

29

Motivasi seorang dalam melaksanakan tugasnya dalam penelitian

Efendy (2010) dalam Rosnidah (2011:458) dicerminkan dalam empat hal,

yaitu:

1. Tingkat Aspirasi: Urgensi audit yang berkualitas

Keikutsertaan seorang aparat Inspektorat untuk melakukan audit

yang berkualitas dikenal dengan tingkat aspirasi. Maksud dari

tingkat aspirasi ini adalah keterlibatan semua komponen yang

terlibat dalam melakukan pemeriksaan untuk ikut berpartisipasi

dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide – ide,

rekomendasi dalam proses pemeriksaan. Tingkat aspirasi ini sesuai

dengan salah satu asas motivasi, yaitu asas mengikutsertakan.

2. Ketangguhan

Seorang auditor yang tangguh akan melaporkan temuan sekecil

apapun dan akan selalu mempertahankan pendapat yang menurut

dia benar.

3. Keuletan

kemampuan untuk bertahan, pantang menyerah dan tidak mudah

putus asa. Merupakan sikap dari seseorang yang tabah, tahan, dan

tangguh dalam menjalankan tugasnya.

4. Konsistensi

Merupakan keteguhan sikap seseorang dalam mempertahankan

sesuatu. Konsisten dalam hal audit, yaitu konsisten untuk

melaksanakan tugas pemeriksaan sesuai dengan standar,

Page 49: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

30

kesungguhan dalam melaksanakan tugas, dan mempertahankan

hasil audit, meskipun hasil audit yang dihasilkan berbeda dengan

hasil audit yang dihasilkan oleh rekan lain dalam tim.

Berdasarkan penjelasan diatas, motivasi merupakan satu penggerak

dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan.

Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju

kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi

adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang

mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk

memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

G. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel 2.2.

Page 50: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

31

Tabel 2.2

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Bersambung ke halaman berikutnya

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Widiyanto

dan

Indrawati

(2005)

Pengaruh

Pendidikan,

Pengalaman Dan

Pelatihan

Terhadap

Profesionalisme

Auditor

Pemerintah Yang

Bekerja Pada

Badan Pengawas

Kota Surabaya

Variabel

pendidikan, dan

pengalaman

sebagai variabel

independen dan

variabel

profesionalisme

sebagai variabel

dependen. Studi

pada auditor di

pemerintahan.

Tidak

terdapat

variabel

Independen

yaitu

variabel

pelatihan.

Metode

analisis

regresi

linear

berganda.

pendidikan

(X1) dan

pelatihan

(X3)

berpengaruh

positif

terhadap

profesionalis

me (Y),

sedangkan

pengalaman

(X2)

berpengaruh

negatif.

2 Ida

Rosnidah,

(2011)

Analisis Dampak

Motivasi dan

Profesionalisme

Terhadap

Kualitas Audit

Aparat

Inspektorat

Dalam

Pengawasan

Keuangan

Daerah

Variabel

motivasi dan

profesionalisme.

Populasi

penelitian pada

auditor internal

di Inspektorat.

Tidak

terdapat

variabel

kompetensi

dan kualitas

audit.

Metode

analisis

regresi

linear

berganda.

Motivasi

(X1) dan

professionali

sme (X2)

secara

simultan

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit (Y).

Page 51: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

32

Tabel 2.2 (lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

3 Achmad

Badjuri

(2009)

Pengaruh

Komitmen

Organisasional

dan

Profesionalisme

Terhadap

Kepuasan Kerja

Auditor

Dengan

Motivasi

Sebagai

Variabel

Intervening

Variabel

profesionalisme

dan variabel

motivasi

sebagai

variabel

intervening.

Metode analisis

data

menggunakan

analisis jalur

(path analysis).

Variabel

komitmen

organisasional

dan varaibel

kepuasan

kerja. Objek

penelitian

pada KAP.

Komitmen

organisasional

(X1) dan

professional

(X2) memiliki

pengaruh tidak

langsung

terhadap

kepuasan kerja

(Z) auditor

melalui motivasi

(Y) sebagai

variabel

intervening.

4 Rizal

Iskandar

Batubara

(2008)

Analisis

Pengaruh Latar

Belakang

Pendidikan,

Kecakapan

Profesional,

Pendidikan

Berkelanjutan

dan

Independensi

Pemeriksa

Terhadap

Kualitas Hasil

Pemeriksaan

(Studi Empiris

Pada Badan

Pengawas

Kota Medan)

Variabel latar

belakang

pendidikan

kecakapan

profesional,

pendidikan

berkelanjutan

sebagai

variabel

independen.

Studi pada

auditor di

pemerintahan.

Tidak

terdapat

variabel

independensi

dan kualitas

hasil

pemeriksaan.

Metode

analisis

regresi linear

berganda.

Secara

simultan latar

belakang

pendidikan

(X1),

kecakapan

professional

(X2),

pendidikan

berkelanjutan

(X3) dan

independensi

pemeriksa (X4)

berpengaruh

terhadap

kualitas hasil

pemeriksaan

(Y). Secara

parsial hanya

latar belakang

pendidikan

(X1) yang tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas hasil

pemeriksaan.

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 52: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

33

Tabel 2.2 (lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

6 Gary

Pflugrath,

Nonna

Martinov-

Bennie and

Liang Chen

(2007)

The Impact Of

Code Eyhics

and

Experience on

Auditor

Judgment

Variabel Code

Ethics dan

Experience

Variabel

Auditor

Judgment

Kode etik

berpengaruh

signifikan

terhadap

kualitas audit

7 Gunasti

Hudiwinarsih

(2010)

Auditor’s

Experience,

Competency,

And Their

Independency

As The

Influencial

Factors In

Profesionalism

Variabel

independen

pengalaman dan

variable

dependen

profesionalisme.

Tidak terdapat

variabel

Independen

yaitu variable

kompetensi

dan

independensi.

Metode

regresi linear

berganda.

Terdapat

pengaruh

signifikan

antara

pengalaman,

kompetensi,

dan

independensi

terhadap sikap

profesional.

H. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

a. Pengaruh Etika Terhadap Motivasi

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat

harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip

moral yang mengatur tentang perilaku professional. Etika profesi

merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi

dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para

anggotanya (Murtanto dan Marini, 2003 dalam Herawati dan Susanto,

2009:16). Sedangkan motivasi adalah sesuatu yang memulai

gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku

dalam cara-cara tertentu (Trisnaningsih, 2003:201). Agar auditor

dapat menerapkan etika secara nyata dalam menjalankan tugasnya,

Page 53: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

34

tentu dibutuhkan motivasi yang mendalam dari diri mereka sendiri

untuk mengetahui dan memahami keterikatannya atas etika. Robbins

(1996) dalam Tranggono dan Kartika (2008:82), mengatakan bahwa

motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya,

sehingga manusia mempunyai inovasi berbeda antara satu dengan

yang lain. Dengan adanya kode etik pada seseorang, akan

menimbulkan motivasi untuk bekerja sebaik-baiknya pada suatu

organisasi sebagai upaya mewujudkan tujuan bersama, sebagai

konsekuensi bahwa komitmen tersebut dapat terwujud atau tercapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Minanda dan Dul (2013), serta

Herawati dan Susanto (2009) mengenai pengaruh etika terhadap

pertimbangan tingkat materialitas, menunjukkan hubungan yang

signifikan dan positif. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh

Lubis (2009) mengenai hubungan etika dengan kualitas audit,

menunjukkan hubungan positif yang signifikan. Penelitian yang

dilakukan oleh Irawati dan Supriyadi (2012) mengenai orientasi etika

terhadap komitmen professional, hasilnya juga menunjukkan

hubungan yang signifikan dan positif. Agar dapat melatih

sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika, auditor harus dapat

menyadari ada masalah etika dalam pekerjaannya, dan sensitivitas

tersebut merupakan tahap awal dalam dalam proses pengambilan

keputusan etika

Page 54: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

35

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Minanda dan Dul

(2013), Herawati dan Susanto (2009), Lubis (2009), serta Irawati dan

Supriyadi (2012), maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

Ha1: Etika berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi.

b. Pengaruh Pendidikan Terhadap Motivasi

Motivasi dicapai ketika orang memiliki kompetensi (pendidikan,

pengalaman, keahlian). Kompetensi disini merupakan pencapaian yang

dirasakan seseorang saat melakukan kegiatan pilihannya dengan cara

yang amat terampil (Robbins dan Judge, 2007 dalam Nor, 2012:5).

Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pemeriksa adalah yang

memiliki pendidikan auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan,

dan komunikasi (Mulyono, 2009:9).

Penelitian yang dilakukan oleh Nor (2012) mengenai hubungan

kompetensi dengan motivasi, menujukkan hubungan yang positif dan

signifikan antara kompetensi dengan motivasi. Penelitian yang

dilakukan oleh Mulyono (2009) dan Subhan (2012) mengenai

hubungan pendidikan dengan kinerja inspektorat, hasilnya

menunjukkan hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

kinerja inspektorat. Hal ini menunjukkan pendidikan yang baik akan

meningkatkan kinerja aparat inspektorat.

Page 55: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

36

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nor (2012), Mulyono

(2009), Subhan (2012) dan Batubara (2008), maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ha2: Pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi.

c. Pengaruh Pengalaman Terhadap Motivasi

Pengalaman merupakan atribut yang penting yang dimiliki oleh

audit, hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh

auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor yang

berpengalaman. Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja

yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal

diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3)

mencari penyebab munculnya kesalahan (Purnamasari, 2005 dalam

Salim, 2012:4).

Kompetensi seseorang (pendidikan, keahlian dan pengalaman)

berpengaruh terhadap motivasi seseorang dalam bekerja. Menurut Nor

(2012:6) untuk dapat melaksanakan tugas audit dengan baik, maka

seorang auditor dalam melaksanakan pemeriksaan selain memiliki

pengetahuan juga harus memiliki keahlian. Keahlian audit dapat

dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan

keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar

seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan

klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum.

Page 56: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

37

Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri

seseorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal

dan pengalaman.

Penelitian yang dilakukan oleh Salim`(2012), Saripudin (2012)

dan Nugraha (2012) mengenai hubungan pengalaman kerja terhadap

kualitas audit, menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini berarti

bahwa auditor yang berpengalaman dapat memberikan kualitas audit

yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum

berpengalaman. Secara teknis, semakin banyak tugas yang auditor

kerjakan, akan semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi

suatu hal yang memerlukan perlakuan khusus yang banyak dijumpai

dalam melakukan pekerjaannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nor (2012), Salim

(2012), Saripudin (2012), Nugraha (2012), maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ha3: Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap

motivasi.

d. Pengaruh Etika, Pendidikan dan Pengalaman Terhadap Motivasi

Motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. Motivasi merupakan

proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan

individu dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Motivasi muncul

Page 57: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

38

karena adanya kebutuhan dan motivasi mendorong munculnya

tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Motivasi dalam

diri manusia dapat berupa motivasi internal diri dan eksternal.

Motivasi internal diri merupakan motivasi yang muncul dari dalam

pikiran, hati sanubari dan keinginan diri. Motivasi eksternal

merupakan motivasi yang muncul karena adanya dorongan dari luar

pribadi, misalnya dari orang lain dan organisasi tempat bekerja

(Badjuri, 2009:119).

Penelitian yang dilakukan oleh Nor (2012) mengenai pengaruh fee

audit, kompetensi auditor dan pelimpahan kewenangan terhadap

motivasi auditor, menunjukkan hubungan positif dan signifikan.

Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Marganingsih dan Martini

(2010) mengenai hubungan tekanan anggaran waktu dan reviu dalam

audit terhadap motivasi auditor, hasilnya menunjukkan hubungan yang

signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Tranggono dan Kartika

(2008) mengenai hubungan komitmen organisasional dan professional

terhadap motivasi, menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan.

hal ini menunjukkan seseorang yang bergabung dengan suatu

organisasi tentunya membawa keinginan-keinginan, kebutuhan, dan

pengalaman masa lalu yang membentuk harapan kerja baginya, dan

bersama-sama dengan organisasinya berusaha mencapai tujuan

bersama. Tingkat kepuasan kerja banyak menunjukkan kesesuaiannya

dengan harapan kerja yang sering merupakan motivasi kerja.

Page 58: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

39

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2009), Nor

(2012), Marganingsih dan Martini (2010) serta Tranggono dan Kartika

(2008), maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha4: Etika, pendidikan dan pengalaman berpengaruh secara

signifikan terhadap motivasi.

e. Pengaruh Etika Terhadap Profesionalisme Auditor Internal

Etika sebagai seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur

perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus

ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia

atau masyarakat atau profesi (Alim, 2007:5). Penelitian yang dilakukan

oleh Gustati (2011) mengenai hubungan kepatuhan kode etik dengan

kinerja auditor, hasilnya menunjukan hubungan yang kuat. Setiap

profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat harus

memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral

dan mengatur tentang perilaku professional.

Penelitian oleh Suraida (2005) secara simultan etika memiliki

pengaruh yang cukup besar terhadap skeptisisme profesional auditor.

Etika professional terdiri dari lima dimensi prinsip etis yaitu tanggung

jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektifitas serta

kompetensi dan kemahiran profesional. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian oleh Saryanti (2012) mengenai pengaruh etika

terhadap pengambilan keputusan, hasilnya menunjukkan pengaruh

signifikan diantara keduanya. Kode etik profesi merupakan salah satu

Page 59: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

40

upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga integritas profesi

tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang dapat muncul

dari dirinya atau pihak luar. Anggota profesi seharusnya mentaati kode

etik profesi sebagai wujud kontra profesi bagi masyarakat dan

kepercayaan yang diberikannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2011), Daigle

et al.,(2008), Suraida (2005), dan Saryanti (2012), maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ha5: Etika berpengaruh secara signifikan terhadap

profesionalisme auditor internal.

f. Pengaruh Pendidikan Terhadap Profesionalisme Auditor Internal

Standar umum auditing mengemukakan bahwa audit harus

dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sehingga dalam

melakukan auditing diperlukan pendidikan formal. Tingkat pendidikan

yang memadai, akan mempermudah seorang auditor dalam

menjalankan profesinya dengan seefektif dan seefisien mungkin. Hal

ini tentu akan berpengaruh pada kinerja dimana dapat diindikasikan

dari jumlah temuan dan kualitas hasil pemeriksaannya (Prayanti dan

Sujana, 2012:161).

Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh aparat pemeriksa

hendaknya disesuaikan dengan tugas yang dilaksanakan. Menurut

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

Page 60: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

41

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah. Menyatakan bahwa auditor APIP harus mempunyai

tingkat pendidikan formal minimal strata satu ( S-1) atau yang setara.

Hal itu agar tercipta kualitas hasil pemeriksaan yang baik, maka APIP

harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan untuk

merencanakan audit mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor

dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh

APIP.

Pengawasan yang dilakukan oleh auditor memiliki peran yang

sangat penting dalam menciptakan efisiensi, sehingga auditor harus

menjaga dan senantiasa meningkatkan profesionalisme dalam

melaksanakan tugasnya, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

adalah pendidikan di bidang akuntansi , karena dengan pendidikan di

bidang akuntansi maka seorang auditor dapat memperoleh

pengetahuan dan pemahaman dalam kaitannya untuk melaksanakan

tugas audit. Profesionalisme auditor pemerintah juga dapat dipengaruhi

oleh pelatihan-pelatihan yang diikuti. Pelatihan ini harus mencakup

aspek teknis maupun pengetahuan umum, karena dengan pelatihan

akan dapat meningkatkan reaksi positif yang pada akhirnya akan

meningkatkan job performance seseorang (Widiyanto dan Indrawati,

2005:2).

Page 61: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

42

Penelitian yang dilakukan oleh Widiyanto dan Indrawati (2005)

serta Sulandari (2012) mengenai pendidikan dan pelatihan kerja

terhadap perofesionalisme auditor, hasilnya menunjukan bahwa

variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profesionalisme auditor dan variabel pendidikan adalah variabel yang

paling dominan pengaruhnya. Begitu pula penelitian yang dilakukan

oleh Prayanti dan Sujana (2012) bahwa pendidikan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Widiyanto dan

Indrawati (2005), Sulandari (2012), Prayanti dan Sujana (2012), maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha6: Pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap

profesionalisme auditor internal.

g. Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Auditor Internal

Menurut Tugiman (1997) dalam Asikin (2006:803) terdapat salah

satu indikator profesionalisme yaitu mempunyai pengetahuan,

kecakapan dan berbagai disiplin ilmu dalam melakukan audit,

indikator tersebut ada hubungannya dengan pendidikan yaitu agar

peserta didik lulus dengan keahlian yang berarti menerapkan

pengetahuan pada persoalan yang umumnya dihadapi. Oleh karena itu,

dapat dipahami bahwa audit harus dilaksanakan oleh orang yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor

Page 62: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

43

Penelitian yang dilakukan oleh Sumardi (2001) bahwa

pengalaman memiliki pengaruh positif terhadap profesionalisme

auditor. Lamanya bekerja sebagai auditor (ukuran pengalaman)

menjadi bagian penting yang mempengaruhi sikap profesionalisme.

Dimana pengalaman yang diperoleh auditor akan bisa meningkatkan

audit expertise dan professional judgment dalam pemeriksaan. Hal-hal

tersebut tentu berkaitan dengan pembentukan sikap profesionalisme.

Penelitian yang dilakukan Hudiwinarsih (2010) mengenai

pengalaman terhadap sikap professional auditor yang hasilnya

menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap

sikap professional auditor, serta peneltian yang dilakukan oleh

Sukriah (2010), Singgih dan Bawono (2010) dan Wardoyo dan Seruni

(2011) mengenai pengalaman terhadap kualitas bahan bukti audit,

hasilnya menunjukan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kualitas bahan bukti audit yang dikumpulkan,

baik secara langsung maupun pengaruh tidak langsung melalui

pertimbangan profesional auditor. Menurut penelitian Pflugrath, et al.,

(2007) pengalaman audit dari para peserta yang dioperasionalisasikan

pertama oleh akuntan profesional. Hal ini juga diukur berdasarkan

lamanya pengalaman audit.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hudiwinarsih

(2010), Sukriah (2010), Singgih dan Bawono (2010), Wardoyo dan

Page 63: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

44

Seruni (2011) dan Pflugrath et al., (2007), maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ha7: Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap

profesionalisme auditor internal.

h. Pengaruh Motivasi Terhadap Profesionalisme Auditor Internal

Komitmen professional dikatakan sebagai tingkat loyalitas

individu pada profesinya seperti yang telah dipersepsikan oleh

individu tersebut. Komitmen profesional mendasari perilaku, sikap,

dan orientasi seseorang dalam menjalankan tugasnya atau

pekerjaannya. Sedangkan motivasi merupakan keadaan pada diri

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

hal-hal tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan demikian,

komitmen profesional akan mempengaruhi motivasi menjadi

seorang profesional sejati sebagai suatu kebanggaan dalam suatu

asosiasi profesi (Tranggono dan Kartika, 2008:82).

Menurut oleh Goleman (2001) dalam Efendy (2010:20), hanya

dengan adanya motivasi maka seseorang akan mempunyai semangat

juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang

ada. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk

auditor, untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta

memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi. Penelitian yang

dilakukan oleh Gustati (2011) dan Saryanti (2012) mengenai motivasi

terhadap kinerja audior, hasilnya menunjukan bahwa motivasi

Page 64: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

45

memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja auditor. Hasil ini sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosnidah (2011) dan Efendy

(2010) yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap

kualitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Tranggono dan Kartika

(2008), hasilnya menunjukkan motivasi mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2011),

Saryanti (2012), Efendy (2010), Rosnidah (2011), dan Tranggono dan

Kartika (2008), maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha8: Motivasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

profesionalisme internal.

i. Pengaruh Etika, Pendidikan dan Pengalaman Terhadap

Profesionalisme Auditor Internal Melalui Motivasi Sebagai Variabel

Intervening

Profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting

tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau

tidak. Seorang auditor internal yang professional harus memenuhi

tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan

seprofesi untuk berperilaku semestinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2009), Trisnaningsih

(2003) serta Tranggono dan Kartika (2008) mengenai pengaruh

komitmen organisasional dan professional terhadap kepuasan kerja

melalui motivasi sebagai variabel intervening. Suatu komitmen

Page 65: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

46

profesional pada dasarnya merupakan presepsi yang berintikan

loyalitas, tekad dan harapan seseorang dengan dituntun oleh sistem

nilai atau norma yang akan mengarahkan orang tersebut untuk

bertindak atau bekerja sesuai prosedur-prosedur tertentu dalam upaya

menjalankan tugasnya dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Hal ini

dapat menjadikan etika, pendidikan, dan pengalaman sebagai gagasan

yang mendorong motivasi seseorang dalam bekerja.

Motivasi merupakan sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu yang

membuat orang bertindak dan berperilaku dalam cara-cara tertentu.

Memotivasi orang adalah menunjukkan arah tertentu kepada mereka

dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan bahwa

mereka sampai kesuatu tujuan (Amstrong, 1994 dalam Badjuri,

2009:120).

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2006) mengenai

pengaruh tindakan supervisi terhadap kinerja auditor internal melalui

motivasi sebagai variabel intervening, menunjukkan bahwa tindakan

supervisi secara tidak langsung mempengaruhi positif kinerja auditor

internal yang dimediasi melalui motivasi kerja. Tanpa adanya motivasi

kerja dari auditor internal itu sendiri maka semakin banyak hambatan

untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2009),

Trisnaningsih (2003),Tranggono dan Kartika (2008) serta Chandra

(2006), maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:

Page 66: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

47

Ha9: Etika, pendidikan dan pengalaman berpengaruh secara

signifikan terhadap profesionalisme auditor internal melalui

motivasi sebagai variabel intervening.

I. Kerangka Penelitian

Model kerangka penelitian pada penelitian saat ini dapat

digambarkan pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Penelitian

Є1 Є2

ρzx1

r12 ρyx1

Bersambung ke halaman berikutnya

Basis Teori: Teori Audit Internal Dan Audit

Sektor Publik

Pentingnya Audit Internal

Fenomena dan Kasus Korupsi di Pemerintahan

Є1 Є2

ρzx1

ρyx1

r12

r13

ρyx2 ρzy

r23 ρzx2

ρyx3 ρzx3

Etika

(X1)

Pengalaman (X3)

Pendidikan (X2) Motivasi

(Y)

Profesionalisme

(Z)

Page 67: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

48

Gambar 2.1 (lanjutan)

Hasil dan Pembahasan

Metode Analisis Jalur (Path Analysis)

Kesimpulan dan Saran

Page 68: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi objek studi penelitian adalah

auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Dengan populasi seluruh auditor yang terdapat dalam empat wilayah kerja

pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik

Indonesia.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah auditor Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan yang terdapat dalam empat wilayah kerja

pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan, masing-masing

terdapat di Inspektorat I, Inspektorat II, Inspektorat III, dan Inspektorat IV.

Penelitian ini tidak menggunakan sampel penelitian dikarenakan jumlah

pegawai yang sedikit dan jumlah individu dalam kelompok memiliki jumlah

tetap dan terhitung, oleh karena itu digunakanlah teknik sensus. Penelitian

populasi atau sensus digunakan karena subjek kurang dari 100 dan

ditentukan pula oleh berbagai pertimbangan berikut:

1) Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek,

karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.

Page 69: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

50

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk

penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel

besar hasilnya akan lebih baik.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner yang dibagikan

kepada auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal,

dan sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang

diteliti. Untuk data sekunder, peneliti mengumpulkannya dengan

studi kepustakaan, literatur pada berbagai perpustakaan di dalam

dan di luar kampus maupun pada toko-toko buku, dan website

Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan (Indriantoro dan

Supomo, 2002:147).

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan

instrumen berupa kuesioner yang diberikan kepada auditor yang

bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan di

Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally

administered questionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan

Page 70: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

51

dikumpulkan secara langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo,

2002:147).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penilitian ini adalah

metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan

menggunakan SPSS 19. Analisis ini bertujuan untuk menentukan:

a. Pengaruh antara variabel etika (X1), pendidikan (X2), pengalaman

(X3) terhadap profesionalisme auditor internal (Z) dengan motivasi

(Y) sebagai variabel intervening.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan

informasi mengenai karakteristik daftar demografi responden. Statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali,

2011:19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dimasudkan untuk mengukur sejauh mana variabel

yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam daftar pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid

Page 71: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

52

jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Corrected

item-Total Correlation dengan nilai r tabel, untuk degree of

fredom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sample dan alpha

=0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka

butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,

2011:52).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel

yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga

menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali.

Hasil uji reabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan

Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel (andal)

bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.70 (Nunnaly, 1994

dalam Ghozali 2011:48).

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis)

sebagai uji hipotesisnya. Analisis jalur (path analysis) digunakan

untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan

untuk mengetahui pengaruh hubungan langsung maupun tidak

langsung seperangkat variabel eksogen terhadap variabel endogen

Page 72: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

53

(Riduwan dan Kuncoro, 2007:2). Seluruh pengujian dan analisis

data menggunakan bantuan SPSS 19.0.

Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan

statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati, agar kesimpulan

yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-

langkah pengujian analisis jalur (path analysis) menurut Riduwan

dan Kuncoro (2007:128) adalah sebagai berikut:

a. Menggambarkan diagram jalur lengkap;

b. Merumuskan persamaan struktural;

c. Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub struktur

yang telah dirumuskan;

d. Menghitung koefisien jalur secara individual maupun

secara simultan (keseluruhan);

e. Merangkum ke dalam tabel, kemudian memaknai dan

menyimpulkan hasil analisis jalur.

Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan

kausalitas antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan

implikasi prioritas hubungan kasual variabel yang dekat kesebelah

kiri. Setiap nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur

(Ghozali, 2011:250).

Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam

pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien

jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel

Page 73: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

54

etika (X1), pendidikan (X2), pengalaman (X3) dan motivasi (Y)

terhadap profesionalisme auditor internal (Z).

Gambar 3.1

Diagram Jalur

Є1 Є2

ρzx1

r12 ρyx1

r13 ρyx2 ρzy

r23 ρzx2

ρyx3 ρzx3

Keterangan:

ρyx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1

terhadapY.

ρyx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2

terhadap Y.

ρyx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3

terhadap Y.

ρzx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1

terhadap Z.

ρzx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2

terhadap Z.

Etika

(X1)

Pengalaman (X3)

Pendidikan (X2) Motivasi

(Y)

Profesionalisme

(Z)

Page 74: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

55

ρzx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3

terhadap Z.

ρyЄ1: Besarnya pengaruh variable lain

ρzЄ2: Besarnya pengaruh variable lain

X1: Varibel eksogen etika

X2: Variabel eksogen pendidikan

X3: Variabel eksogen pengalaman

Y: Variebel intervening motivasi

Z: Variabel endogen profesionalisme

Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan bahwa etika,

pendidikan dan pengalaman mempunyai pengaruh langsung terhadap

profesionalisme. Namun demikian etika, pendidikan dan pengalaman

juga mempunyai hubungan tidak langsung terhadap profesionalisme

yaitu dari etika, pendidikan dan pengalaman terhadap motivasi baru

kemudian ke profesionalisme.

Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi

variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi

(intervening) hubungan kedua variabel tadi. Hubungan tidak langsung

adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua

variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen

variabel) akan ada anak panah yang menuju ke variabel ini dan ini

berfungsi untuk menjelaskan jumlah varians yang tak dapat dijelaskan

Page 75: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

56

(unexplained variance) oleh variabel itu (Ghozali, 2011:211).

Berdasarkan diagram jalur di atas dibuat dua persamaan struktural:

a. Persamaan 1

Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3+ ρyЄ1

b. Persamaan 2

Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzx3 X3+ ρzy Y+ ρzЄ2

Pengujian dalam analisis jalur yang dapat dilakukan antara lain:

1. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan variabel independen terhadap variabel

dependen serta seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian. Nilai koefisien determinasi (R²)

adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2011:97).

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel

eksogen terhadap variabel endogen. Koefisien jalur adalah

koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang

dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku.

Page 76: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

57

Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient)

ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas

(eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai

variabel terikat (endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2007:116).

2. Uji Korelasi

Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan kausal

atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung

matriks korelasi dari variabel etika, pendidikan, dan pengalaman.

Untuk menafsirkan angka, digunakan kriteria korelasi menurut

Riduwan dan Kuncoro (2007:62):

1) 0.00 – 0.199 : korelasi sangat rendah

2) 0.20 – 0.399 : korelasi rendah

3) 0.40-0.599 : korelasi cukup kuat

4) 0.60 -0.799 : korelasi kuat

5) 0.80 – 1.00 : korelasi sangat kuat

3. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis

ini digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan

menurut Riduwan dan Kuncoro (2007:64) adalah sebagai berikut:

Page 77: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

58

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 > Sig), maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

4. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk

pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari Tabel Anova yang

nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat nilai probabilitas (sig).

Jika nilai sig < 0.05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha

diterima artinya signifikan (Ghazali, 2011:98).

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai

(Indriantoro dan Supomo, 2002:61). Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini

diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu variabel independen, variabel

intervening dan variabel dependen.

Seluruh variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan tiga hingga

sembilan indikator dan masing-masing indikator berupa pertanyaan yang

akan mengukur keahlian internal auditor. Selanjutnya variabel yang ada

Page 78: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

59

akan dijabarkan dalam beberapa pertanyaan di mana masing-masing

pertanyaan mempunyai skor jawaban mulai 1 sampai dengan 5.

Maka operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Etika

Etika profesional terdiri dari empat dimensi prinsip etis yaitu

integritas, objektifitas, kerahasiaan, dan kompetensi. Instrumen

pengukuran variabel ini menggunakan instrument variabel yang

digunakan oleh Kisnawati (2012). Variabel ini digali dengan 4

indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval

(likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu:

nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju,

dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pernyataan negatif maka

skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju,

(4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.

b. Pendidikan

Pendidikan disini adalah pendidikan jangka panjang atau

pendidikan formal yang didapat oleh seorang auditor. Pendidikan

pada penelitian ini merupakan tingkat pendidikan, pendidikan

dan pelatihan berkelanjutan, pengembangan teknik dan metode

Page 79: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

60

audit, evaluasi pendidikan dan pelatihan. Instrumen pengukuran

variabel ini menggunakan instrument variabel yang digunakan

oleh Mulyono (2009) Variabel ini digali dengan 4 indikator.

Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) l

sampai 5.

c. Pengalaman

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam

melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya

waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan.

Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrument

variabel yang digunakan oleh Sukriah (2010) Variabel ini digali

dengan 2 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala

interval (likert) l sampai 5.

2. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah tipe variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan variable dependen

menjadi hubungan tidak langsung (Indriantoro dan Supomo, 2002: 66).

Variabel intervening dalam penelitian ini adalah Motivasi.

Motivasi seseorang dalam pelaksanaan tugasnya dicerminkan

dalam empat hal, yaitu tingkat aspirasi, ketangguhan, keuletan, dan

konsistensi. Motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor,

untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki

inisiatif dan optimisme yang tinggi. Instrumen pengukuran variabel ini

Page 80: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

61

menggunakan instrument variabel yang digunakan oleh Efendy (2010).

Variabel ini digali dengan 4 indikator. Respon dari responden direkam

dengan skala interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan

dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3)

netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pernyataan

negatif maka skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat

tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat

setuju.

3. Variabel Terikat ( Dependent variable )

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Profesionalisme Auditor Internal.

Profesionalisme merupakan komponen penting dalam suatu

kinerja auditor. Komponen profesionalisme meliputi komponen-

komponen seperti pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,

kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan

sesama profesi. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan

instrument variabel yang digunakan oleh Rosnidah (2011). Variabel ini

digali dengan 5 indikator. Respon dari responden direkam dengan

skala interval (likert) 1 sampai 5.

Page 81: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

62

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Indikator No Butir

Pernyataan Pengukuran

Etika (X1)

Kisnawati

(2012)

1. Integritas

2. Objektifitas

3. Kerahasian

4. Kompetensi

1, 2

3

4

5

Skala

Interval

Pendidikan

(X2)

Mulyono

(2009)

1. Tingkat Pendidikan

2. Pendidikan dan pelatihan

berkelanjutan.

4. Pengembangan teknik dan

metode audit.

3. Evaluasi Pendidikan dan

Pelatihan

6

7

8

9

Skala

Interval

Pengalaman

(X3)

Ika Sukriah

(2010)

1. Lamanya bekerja

2. Banyaknya penugasan

10, 11, 12

13, 14, 15

Skala

Interval

Motivasi (Y)

(Muh. Taufiq

Efendy, 2010)

1.Tingkat aspirasi: Urgensi

yang berkualitas

2. Ketangguhan

3. Keuletan

4. Konsistensi

16, 17

18, 19, 20

21, 22, 23

24, 25

Skala

Interval

Profesionalisme

(Y)

(Ida Rosnidah,

2011)

1. Pengabdian pada profesi

2. Pemenuhan kewajiban

sosialnya

3. Kemandirian

4. Keyakinan pada profesi

5. Hubungan dengan rekan

seprofesi

26, 27

28, 29

30

31, 32

33

Skala

Interval

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 82: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan Republik Indonesia

Inspektorat Jenderal sebagai unsur pembantu pimpinan di bidang

pengawasan fungsional di lingkungan Kementerian Perdagangan, memiliki

tugas dan tanggung jawab mengamankan pelaksanaan tugas umum dan

pembangunan bidang perdagangan termasuk kebijakan yang diambil oleh

Menteri agar dapat mencapai tujuan dan sasaran secara efisien dan efektif.

Dalam penyelenggaraan tugas pengawasan dimaksud diperlukan

peningkatan kualitas hasil pengawasan, sehingga dapat memberikan

kontribusi bagi terlaksananya semua kegiatan dan kebijakan secara baik,

bertanggung jawab dan akuntabel. Berkaitan dengan hal tersebut Inspektorat

Jenderal telah menetapkan arah pengawasan yang komprehensif dan

implementatif untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin

dicapai. Disamping itu peran pengawasan juga ditingkatkan tidak hanya

sebagai watch dog tetapi merupakan mitra untuk memecahkan permasalahan

dan teladan bagi obyek pemeriksaan dalam membangun kinerja yang lebih

baik.

Untuk mewujudkan penyelenggara negara yang mampu menjalankan

fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab,

Kementerian Perdagangan dalam hal ini Inspektorat Jenderal mempunyai

tugas dan fungsi sebagai penyelenggara pengawasan perlu konsistensi

Page 83: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

64

penanganan yang serius dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai aparat

pengawas.

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang melanda bangsa

Indonesia, sudah kronis, dan merupakan kejahatan yang luar biasa dan

menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu

Inspektorat Jenderal sebagai unsur pengawasan mempunyai tugas dalam

mengamankan kebijakan yang dikembangkan pada Sektor Perdagangan.

1. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 berikuut merupakan struktur organisasi Kementerian

Perdagangan.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Gambar 4.2 berikut merupakan struktur organisasi Inspektorat

Jenderal Kementerian Perdagangan.

Page 84: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

65

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan

2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan

Tugas pokok dan fungsi organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan disajikan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan

No Jabatan Tugas Pokok Fungsi

1. Inspektorat

Jenderal

Melaksanakan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan tugas

di lingkungan

Kementrian

a. Penyiapan perumusan

kebijakan pengawasan;

b. Pelaksanaan pengawasan

kinerja, keuangan dan

pengawasan untuk tujuan

tertentu atas petunjuk

Menteri;

c. Pelaksanaan urusan

administrasi Inspektorat

Jenderal;

d. Penyusunan laporan hasil

pengawasan

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 85: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

66

Tabel 4.1 (lanjutan)

No Jabatan Tugas Pokok Fungsi

2. Sekretariat

Inspektorat

Jenderal

Melaksanakan

pelayanan teknis

dan administratif

kepada seluruh

satuan organisasi

di lingkungan

Inspektorat

Jenderal

a. Pelaksanaan koordinasi,

penyusunan rencana dan

program kerja pengawasan;

b. Penyelesaian laporan hasil

pemeriksaan dan pemeriksaan

serta pengawasan masyarakat;

c. Pengumpulan, pengelolaan,

analisis laporan hasil

pengawasan dan penyajian

laporan hasil pengawasan;

d. Pengelolaan urusan

kepegawaian, keuangan,

perlengkapan, rumah tangga,

surat menyurat, dokumentasi

dan kearsipan.

3. Inspektorat

I

Melaksanakan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

kebijakan dan

peraturan

perundang-

undangan serta

administrasi di

lingkungan

Direktorat Jenderal

Perdagangan

Dalam Negeri dan

Badan

Pengawasan

Perdagangan

Berjangka

Komoditi serta

Atase Perdagangan

negara-negara

Afrika, Timur

Tengah, Asia dan

Eropa I, serta

cakupan tugas lain

yang ditetapkan

oleh Inspektur

Jenderal

a. Pelaksanaan penyiapan

rencana pengawasan dan

program kerja pemeriksaan;

b. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian dan pengusutan

terhadap pelaksanaan

kebijakan dan peraturan

perundang-undangan serta

administrasi;

c. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian dan pengusutan

terhadap kebenaran laporan

pengaduan tentang

penyimpangan atau

penyalahgunaan wewenang;

d. Perumusan laporan hasil

pengawasan.

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 86: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

67

Tabel 4.1 (lanjutan)

No Jabatan Tugas Pokok Fungsi

4. Inspektorat

II

Melaksanakan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

kebijakan dan

peraturan

perundang-

undangan serta

administrasi di

lingkungan

Direktorat Jenderal

Perdagangan Luar

Negeri dan Badan

Penelitian dan

Pengembangan

serta Atase

Perdagangan

negara-negara

Eropa II, serta

cakupan tugas lain.

a. Pelaksanaan penyiapan

rencana pengawasan dan

program kerja pemeriksaan;

b. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian dan pengusutan

terhadap pelaksanaan

kebijakan dan peraturan

perundang-undangan serta

administrasi;

c. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian dan pengusutan

terhadap kebenaran laporan

pengaduan tentang

penyimpangan atau

penyalahgunaan wewenang;

d. Perumusan laporan hasil

pengawasan.

5. Inspektorat

III

Melaksanakan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

kebijakan dan

peraturan

perundang-

undangan serta

administrasi di

lingkungan

Direktorat Jenderal

Kerjasama

Perdagangan

Internasional dan

Sekretariat

Jenderal serta

Atase Perdagangan

negara-negara

Asia serta cakupan

tugas lain.

a. Pelaksanaan penyiapan

rencana pengawasan dan

program kerja pemeriksaan;

b. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian dan pengusutan

terhadap pelaksanaan

kebijakan dan peraturan

perundang-undangan serta

administrasi;

c. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian, dan pengusutan

terhadap kebenaran laporan

pengaduan tentang

penyimpangan atau

penyalahgunaan wewenang;

d. Perumusan laporan hasil

pengawasan.

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 87: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

68

Tabel 4.1 (lanjutan)

No Jabatan Tugas Pokok Fungsi

6. Inspektorat

IV

Melaksanakan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

kebijakan dan

peraturan

perundang-

undangan serta

administrasi di

lingkungan

Inspektorat

Jenderal, Badan

Pengembangan

Ekspor Nasional

serta Atase

Perdagangan

negara-negara

Amerika, Australia

dan Asia, serta

cakupan tugas lain

yang ditetapkan

oleh Inspektur

Jenderal

a. Pelaksanaan Penyiapan

rencana pengawasan dan

program kerja pemeriksaan;

b. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian dan pengusutan

terhadap pelaksanaan

kebijakan dan peraturan

perundang-undangan serta

administrasi;

c. Pemeriksaan, penilaian,

pengujian dan pengusutan

terhadap kebenaran laporan

pengaduan tentang

penyimpangan atau

penyalahgunaan wewenang;

d. Perumusan laporan hasil

pengawasan.

7. Jabatan

Fungsional

Auditor

Melaksanaan

tugasnya

didasarkan pada

keahlian dan atau

keterampilan di

bidang

pengawasan dan

bersifat mandiri

Menjamin pembinaan profesi dan

karier, kepangkatan dan jabatan

bagi PNS yang melaksanakan

pengawasan pada instansi

pemerintah dalam rangka

mendukung peningkatan kinerja

instansi pemerintah.

Sumber: Tim Kementerian Perdagangan (Tugas dan Fungsi Pokok)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Inspektorat jenderal Kementerian

Perdagangan Republik Indonesia yang beralamat di di Jl. Kramat Raya

No. 172 Jakarta Pusat. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh

etika, pendidikan dan pengalaman terhadap profesionalisme dengan

Page 88: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

69

motivasi sebagai variabel intervening pada auditor yang terdapat dalam

empat wilayah kerja pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan. Adapun jumlah keseluruhan pegawai dalam keempat

wilayah kerja pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan berjumlah 71 orang.

Tabel 4.2

Pegawai Pada Keempat Wilayah Kerja Pemeriksaan

Jabatan Inspektorat

I II III IV

Inspektur

Auditor Madya

Auditor Muda

Auditor Pertama

Ka. SubBagian

Tata Usaha

Sumber: Data primer yang diolah

Jumlah keseluruhan pegawai pada keempat wilayah kerja

pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan yang

berjumlah 71 orang tersebut tidak dijadikan responden dalam

penelitian ini karena beberapa diantaranya tidak memenuhi kriteria

sebagai auditor.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner

secara langsung kepada responden. Penyebaran kuesioner dimulai dari

30 Januari 2013 sampai 8 Maret 2013. Kuesioner diberikan dan

diterima kembali oleh peneliti dengan waktu yang sudah ditentukan

serta menyesuaikan dengan jadwal kerja Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan.

Page 89: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

70

4. Karakteristik Responden Penelitian

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian

ini, kuesioner yang dibagikan berjumlah 67 eksemplar berdasarkan

jumlah auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan, akan

tetapi hanya 55 auditor yang bersedia menjawab atau mengisi

kuesioner yang diberikan. Adapun gambaran karakteristik data

kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini

Tabel. 4.3

Karakteristik Data Kuesioner

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Kuesioner yang disebar 67 100 %

a. Inspektorat wilayah I 17 25.4%

b. Inspektorat wilayah II 16 23.9%

c. Inspektorat wilayah III 16 23.9%

d. Inspektorat wilayah IV 18 26.9%

2 Kuesioner yang tidak kembali 12 17.9%

a. Inspektorat wilayah I 2 2.9%

b. Inspektorat wilayah II 2 2.9%

c. Inspektorat wilayah III 2 2.9%

d. Inspektorat wilayah IV 6 8.01%

3 Kuesioner yang tidak dapat diolah - -

4 Kuesioner yang dapat diolah 55 82.1%

Sumber: Data primer yang diolah

Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk

mengolah data sebanyak 55 kuesioner yaitu 82.1 % dari total kuesioner

yang disebar. Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini

dapat dilihat berikut ini:

a. Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional

Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden

berdasarkan jabatan fungsional.

Page 90: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

71

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan

Fungsional Jabatan Fungsional

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Auditor Madya 15 27.3 27.3 27.3

Auditor Muda 13 23.6 23.6 50.9

Auditor Pertama 27 49.1 49.1 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui responden yang

menjabat sebagai auditor ahli madya berjumlah 15 orang (27.3%),

untuk responden yang menjabat sebagai auditor muda berjumlah

13 orang (23.6%), dan untuk responden yang menjabat sebagai

auditor ahli pertama berjumlah 27 orang (49.1%).

b. Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden

berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid S1 40 72.7 72.7 72.7

S2 15 27.3 27.3 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa responden yang berada

pada jenjang pendidikan S1 berjumlah 40 orang (72.7%), dan

Page 91: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

72

untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan S2

berjumlah 15 orang (27.3%). Hal ini dikarenakan di Indonesia pada

umumnya standar pendidikan untuk direkrut menjadi auditor

minimal Strata Satu (S1).

c. Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan Dalam Jenjang

Pendidikan

Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden

berdasarkan jurusan.

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Administrasi Negara 5 9.1 9.1 9.1

Administrasi Publik 1 1.8 1.8 10.9

Akuntansi 19 34.5 34.5 45.5

Ekonomi Pembangunan 1 1.8 1.8 47.3

Ekonomi Pertanian 1 1.8 1.8 49.1

Hukum 14 25.5 25.5 74.5

Manajemen 14 25.5 25.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Untuk responden berdasarkan jurusan pada pendidikan

terakhir, didapat bahwa responden yang berasal dari jurusan

administrasi Negara berjumlah 5 orang (9.1%), responden yang

berasal dari jurusan administrasi publik 1 orang (1.8%), jurusan

akuntansi berjumlah 19 orang (34.5%), responden yang berasal

dari jurusan ekonomi pembangunan berjumlah 1 (1.8%) untuk

responden yang berasal dari, untuk responden dari jurusan

ekonomi pertanian berjumlah 1 orang (1.8%), untuk responden

Page 92: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

73

yang berasal dari jurusan hukum berjumlah 14 orang (25.5%),

untuk responden yang berasal dari jurusan manajemen berjumlah

14 orang (25.5%). Hal ini dikarenakan untuk menjadi seorang

auditor internal tidak harus memiliki latar belakang pendidikan

formal di bidang akuntansi saja, tetapi bisa dari berbagai jurusan

ekonomi lainnya.

d. Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Tabel 4.7 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden

berdasarkan pengalaman kerja.

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan

Pengalaman Kerja

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid > 11 thn 10 18.2 18.2 18.2

1 - 3 thn 21 38.2 38.2 56.4

4 - 7 thn 20 36.4 36.4 92.7

8 - 11 thn 4 7.3 7.3 100.0 Total 55 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan pengalaman bekerja didapatkan bahwa responden

yang lama bekerja 1-3 tahun berjumlah 21 orang (38.2%), untuk

responden yang lama bekerja 4-7 tahun berjumlah 20 orang

(36.4%), untuk responden yang lama bekerja 8-11 tahun berjumlah

4 orang (7.3 %), dan untuk responden yang lama bekerja lebih dari

11 tahun berjumlah 10 orang (18.2%).

Page 93: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

74

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r

hitung (Corrected Item-Total Correlation) dengan r tabel. Jika r

hitung lebih besar dari nilai r tabel maka item valid dan sebaliknya r

hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka item tidak valid. Dalam

penelitian ini jumlah sampel (n) = 55, maka besarnya df = 55-2 = 53.

Dengan alpha = 0,05, maka didapat nilai r tabel = 0.265.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel etika dalam

tabel 4.9.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Etika

No. Corrected Item- Total Correlation

(r hitung) r table Kriteria

ET1 0.549 0.265 Valid

ET2 0.366 0.265 Valid

ET3 0.525 0.265 Valid

ET4 0.394 0.265 Valid

ET5 0.514 0.265 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan etika,

semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0.265, maka

dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan etika adalah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel pendidikan

dalam tabel 4.9.

Page 94: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

75

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Pendidikan

No. Corrected Item- Total Correlation

(r hitung) r table Kriteria

PD1 0.405 0.265 Valid

PD2 0.603 0.265 Valid

PD3 0.583 0.265 Valid

PD4 0.664 0.265 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan

pendidikan, semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar

0.265, maka dapat disimpulkan butir pertanyaan pendidikan adalah

valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel pengalaman

dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Pengalaman

No. Corrected Item- Total Correlation

(r hitung) r table Kriteria

PE1 0.711 0.265 Valid

PE2 0.613 0.265 Valid

PE3 0.424 0.265 Valid

PE4 0.373 0.265 Valid

PE5 0.644 0.265 Valid

PE6 0.654 0.265 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan

pengalaman, semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar,

maka dapat disimpulkan butir pertanyaan pengalaman adalah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel motivasi dalam

tabel 4.11.

Page 95: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

76

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Motivasi

No. Corrected Item- Total Correlation

(r hitung) r table Kriteria

M1 0.420 0.265 Valid

M2 0.439 0.265 Valid

M3 0.459 0.265 Valid

M4 0.268 0.265 Valid

M5 0.495 0.265 Valid

M6 0.525 0.265 Valid

M7 0.323 0.265 Valid

M8 0.481 0.265 Valid

M9 0.545 0.265 Valid

M10 0.441 0.265 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan motivasi,

semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar 0.265, maka

dapat disimpulkan butir pertanyaan motivasi adalah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel profesionalisme

dalam tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Profesionalisme

No. Corrected Item- Total Correlation

(r hitung) r table Kriteria

PF1 0.423 0.265 Valid

PF2 0.443 0.265 Valid

PF3 0.453 0.265 Valid

PF4 0.471 0.265 Valid

PF5 0.469 0.265 Valid

PF6 0.425 0.265 Valid

PF7 0.425 0.265 Valid

PF8 0.274 0.265 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Page 96: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

77

Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan

profesionalisme, semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar

0.265, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan

profesionalisme adalah valid.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha berada diatas 0.70. Berikut adalah hasil pengujian

reliabilitas variabel etika, pendidikan, pengalaman, motivasi, dan

profesionalisme dalam tabel 4.13.

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas Konstruk

Variabel Cronbach's

Alpha

Jumlah

Item

Keterangan

Etika 0.704 5 Reliabel

Pendidikan 0.760 4 Reliabel

Pengalaman 0.798 6 Reliabel

Motivasi 0.768 10 Reliabel

Profesionalisme 0.720 8 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel

etika sebesar 0.704, pendidikan sebesar 0.760, pengalaman sebesar

0.798, motivasi 0.768, dan profesionalisme 0.720 . Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini

reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari

0.70.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang

Page 97: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

78

berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban

yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

2. Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji

hipotesisnya. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dari dua

persamaan, yaitu persamaan 1 dan persamaan 2. Seluruh pengujian dan

analisis data menggunakan bantuan SPSS 19.0 sebagai berikut:

a. Menguji Persamaan Analisis Jalur 1

1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 1

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan

variabel eksogen terhadap variabel endogen. Berikut hasil

pengolahan koefisien jalur pada tabel 4.14:

Tabel 4.14

Koefisien Jalur Persamaan 1 Coefficients

a

Model

Standardized Coefficients

Beta

1 (Constant) Etika .279

Pendidikan .054

Pengalaman .372

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 dibawah ini merupakan besarnya angka koefisien

determinasi pada persamaan analisis jalur 1.

Page 98: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

79

Tabel 4.15

Koefisien Determinasi (R²) 1

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .541a .293 .251 4.605

Sumber: Data primer yang diolah

Untuk melihat besarnya pengaruh etika, pendidikan dan

pengalaman kerja auditor internal terhadap motivasi dilihat dari

hasil perhitungan dalam tabel 4.15, khusunya angka Adjusted

RSquare. Besarnya angka Adjusted RSquare (r²) adalah 0.251.

Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

KD = r² x 100%

KD = 0.251 x 100%

KD = 25.1%

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

r² : RSquare

Kerangka hubungan kausal Persamaan 1 dapat dibuat melalui

persamaan struktural sebagai berikut:

Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3+ ρyЄ1

Diketahui:

R² = 0.251

ρyЄ1 =√( ) = √ = 0.865 = 86.5%

Page 99: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

80

Keterangan:

ρyx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung

X1 terhadapY.

ρyx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung

X2 terhadap Y.

ρyx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung

X3 terhadap Y.

ρyЄ1: Besarnya pengaruh variabel lain

X1: Varibel eksogen etika

X2: Variabel eksogen pendidikan

X3: Variabel eksogen pengalaman

Y: Variebel intervening motivasi

Jadi ρyЄ1 menunjukkan jumlah varians variabel motivasi yang

tidak dapat dijelaskan oleh variabel etika, pendidikan dan

pengalaman atau dengan kata lain dipengaruhi variabel lain sebesar

86.5%. Maka dari itu, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah

sebagai berikut:

2) Hasil Uji Korelasi Hubungan Korelasi Antara Etika (X1),

Pendidikan (X2) dan Pengalaman (X3)

Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan

kausal atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih

Y = 0.279 X1 + 0.054 X2 + 0.372 X3 + 0.86.5Є1

Page 100: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

81

dahulu dihitung matriks korelasi dari variabel etika,

pendidikan, dan pengalaman dalam tabel 4.16.

Tabel 4.16

Korelasi

Berdasarkan uraian diatas, maka hasil pengujian tersebut

dapat disimpulkan dengan tabel 4.17 yang terdapat dibawah ini:

Tabel 4.17

Pengujian Hubungan Antar Variabel

Hubungan Koefisien

Korelasi

Kategori Probabilitas Kesimpulan

Etika (X1)

dengan

Pendidikan

(X2)

0.300 Rendah 0.026 Signifikan

Etika (X1)

dengan

Pengalaman

(X3)

0.277 Rendah 0.040 Signifikan

Pendidikan

(X2) dengan

Pengalaman

(X3)

0.177 Sangat

Rendah

0.197 Tidak

Signifikan

Sumber: Data primer yang diolah

Etika Pendidikan Pengalaman Motivasi

Etika Pearson Correlation

1 .300* .277

* .398

**

Sig. (2-tailed) .026 .040 .003

N 55 55 55 55

Pendidikan Pearson Correlation

.300* 1 .177 .203

Sig. (2-tailed) .026 .197 .137

N 55 55 55 55

Pengalaman Pearson Correlation

.277* .177 1 .459

**

Sig. (2-tailed) .040 .197 .000

N 55 55 55 55

Motivasi Pearson Correlation

.398** .203 .459

** 1

Sig. (2-tailed) .003 .137 .000 N 55 55 55 55

Sumber: Data primer yang diolah

Page 101: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

82

Korelasi sebesar 0.300 mempunyai maksud hubungan

antara variabel etika dan pendidikan rendah dan searah (karena

hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat signifikan

karena`angka signifikansinya sebesar 0.026<005. Korelasi

sebesar 0.277 mempunyai maksud hubungan antara variabel

etika dan pengalaman rendah dan searah (karena hasilnya

positif). Korelasi antar dua variabel bersifat signifikan

karena`angka signifikansinya sebesar 0.040<0.05. Korelasi

sebesar 0.177 mempunyai maksud hubungan antara variabel

pendidikan dan pengalaman sangat rendah dan searah (karena

hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat tidak

signifikan karena`angka signifikansinya sebesar 0.197>0.05.

3) Hasil Uji Statistik Secara Individual (t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0.05.

Page 102: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

83

a. dependent Variable: Motivasi Sumber: Data primer diolah

A. Etika (X1) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap

Motivasi (Y)

Hasil uji statistik t dapat terlihat pada kolom Sig pada

tabel 4.18 Coefficient diperoleh variabel etika dengan nilai

sig 0.033. Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, nilai

probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau

(0.05>0.033), maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya

signifikan pengaruh etika terhadap motivasi. Koefisien

lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan

positif antara variabel etika terhadap motivasi sebesar 0.279

atau 27.9%.

Tabel 4.18

Hasil Uji Statistik t Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 12.026 6.592 1.824 .074

Etika .545 .248 .279 2.195 .033

Pendidikan .112 .260 .054 .432 .668

Pengalaman .631 .209 .372 3.019 .004

Page 103: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

84

B. Pendidikan (X2) Berpengaruh Secara Signifikan

Terhadap Motivasi (Y)

Hasil uji statistik t terlihat pada kolom Sig pada tabel

4.18 Coefficients diperoleh variabel pendidikan dengan

nilai sig 0.668. Dibandingkan dengan probabilitas 0.05,

ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai

probabilitas sig atau (0.05<0.668), maka Ho2 diterima dan

Ha2 ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh pendidikan

terhadap motivasi. Koefisien lintasan parsial (path

coefficient) menunjukkan hubungan positif antara variabel

pendidikan terhadap motivasi sebesar 0.054 atau 5.4%.

C. Pengalaman (X3) Berpengaruh Secara Signifikan

Terhadap Motivasi (Y)

Hasil uji statistic t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig

pada tabel 4.18 Coefficients diperoleh variabel pengalaman

dengan nilai sig 0.004. Dibandingkan dengan probabilitas

0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai

probabilitas sig atau (0.05>0.004), maka Ho3 ditolak dan

Ha3 diterima, artinya signifikan pengaruh pengalaman

terhadap motivasi. Koefisien lintasan parsial (path

coefficient) menunjukkan hubungan positif antara variabel

pengalaman terhadap motivasi sebesar 0.372 atau 37.2%.

Page 104: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

85

4) Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F)

Hasil pengujian secara simultan variabel etika,

pendidikan, dan pengalaman ditunjukkan pada tabel 4.19

berikut.

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 447.522 3 149.174 7.036 .000a

Residual 1081.315 51 21.202

Total 1528.836 54

a. Predictors: (Constant), Pengalaman, Pendidikan, Etika

b. Dependent Variable: Motivasi

Sumber: Data primer yang diolah

Uji secara simultan ditunjukkan oleh tabel 4.19 hasil

uji F (ANOVA). Dari tabel 4.19 diperoleh nilai F sebesar

7.036 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.000 karena

nilai sig < 0.05, maka keputusannya adalah Ho4 ditolak dan

Ha4 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah

signifikan.

Page 105: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

86

Gambar 4.3

Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 1

ρyЄ1 = 0.865

r12= 0.300 ρyx1 = 0.279

r13= 0.277 ρyx2= 0.054

r23= 0.177 ρyx3= 0.372

Hasil Pengujian persamaan 1 dapat diringkas seperti pada

tabel 4.20 sebagai berikut:

Tabel 4.20

Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,

Kontribusi Total, Kontribusi Etika (X1), Pendidikan (X2) dan

Pengalaman (X3) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap

Motivasi (Y)

Variabel Koefisien

Jalur

Kontribusi Kontribusi

Bersama Langsung Tidak

Langsung

Total

X1 0.279 0.279 - 0.279

X2 0.054 0.054 - 0.054

X3 0.372 0.372 - 0.372

Є1 0.865 0.749 - -

X1, X2

dan X3

- - - - 0.251

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur persamaan 1

tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai

berikut:

1. Besarnya kontribusi etika (X1) yang secara langsung

mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.279 atau 27.9%.

Pengalaman (X3)

Pendidikan (X2) Motivasi (Y)

Etika

(X1)

Page 106: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

87

2. Besarnya kontribusi pendidikan (X2) yang secara langsung

mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.054 atau 5.4%.

3. Besarnya kontribusi pengalaman (X3) yang secara langsung

mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.372 atau 37.2%.

4. Besarnya kontribusi etika (X1), pendidikan (X2), dan

pengalaman (X3) secara simultan yang secara langsung

mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.251 = 25.1%. Sisanya

sebesar 0.749 atau 74.9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

seperti (Nor, 2012) pengaruh fee audit, kompetensi auditor,

dan perubahan kewenangan.

b. Menguji Persamaan Analisis Jalur 2

1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 2

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara

keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan

variabel eksogen terhadap variabel endogen. Berikut hasil

pengolahan koefisien jalur pada tabel 4.21:

Tabel 4.21

Koefisien Jalur Persamaan 1 Coefficients

a

Model

Standardized Coefficients

Beta

1 (Constant) Etika .320

Pendidikan .142

Pengalaman .094

Motivasi .333

Sumber: Data primer yang diolah

Page 107: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

88

Tabel 4.22 dibawah ini merupakan besarnya angka

koefisien determinasi pada persamaan analisis jalur 1.

Tabel 4.22

Koefisien Determinasi (R²) 2 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .650a .423 .377 3.574

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan, Etika, Pengalaman

b. Dependent Variable: Profesionalisme

Sumber: Data primer diolah

Untuk melihat besarnya pengaruh etika, pendidikan dan

pengalaman terhadap profesionalisme auditor internal melalui

motivasi sebagai variabel intervening dilihat dari hasil

perhitungan dalam tabel 4.22, khusunya angka Adjusted

Rsquare. Besarnya angka Adjusted Rsquare (r²) adalah 0.377.

Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

KD = r² x 100%

KD = 0.377 x 100%

KD = 37.7%

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

r² : RSquare

Kerangka hubungan kausal persamaan 2 dapat dibuat

melalui persamaan struktural sebagai berikut:

Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzx3 X3+ ρzy Y+ ρzЄ2

Page 108: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

89

Diketahui:

R² = 0.377

ρzЄ2 =√( ) = √ = 0.789 = 78.9%

Keterangan:

ρzx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh

langsung X1 terhadap Z.

ρzx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh

langsung X2 terhadap Z.

ρzx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh

langsung X3 terhadap Z.

ρzЄ2: Besarnya pengaruh variable lain

X1 : Varibel eksogen etika

X2 : Variabel eksogen pendidikan

X3 : Variabel eksogen pengalaman

Y : Variebel intervening motivasi

Z : Variabel endogen profesionalisme

Jadi ρzЄ2 menunjukkan jumlah varians variabel

profesionalisme yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel etika,

pendidikan, pengalaman dan motivasi atau dengan kata lain

dipengaruhi variabel lain sebesar 78.9%. Maka dari itu,

persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Z = 0.320 X1 + 0.142 X2 + 0.094 X3 + 0.333 Y + 0.789 Є2

Page 109: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

90

2) Hasil Uji Korelasi Hubungan Korelasi Antara Etika (X1),

Pendidikan (X2), Pengalaman (X3), dan Motivasi (Y)

Berikut hasil uji korelasi hubungan variabel etika,

pendidikan, dan pengalaman dalam tabel 4.23.

Tabel 4.23

Korelasi

Etika Pendidikan Pengalaman Motivasi

Profesio

nalisme

Etika Pearson

Correlation

1 .300* .277

* .398

** .521

**

Sig. (2-tailed) .026 .040 .003 .000

N 55 55 55 55 55

Pendidikan Pearson

Correlation

.300* 1 .177 .203 .322

*

Sig. (2-tailed) .026 .197 .137 .017

N 55 55 55 55 55

Pengalaman Pearson

Correlation

.277* .177 1 .459

** .360

**

Sig. (2-tailed) .040 .197 .000 .007

N 55 55 55 55 55

Motivasi Pearson

Correlation

.398** .203 .459

** 1 .532

**

Sig. (2-tailed) .003 .137 .000 .000

N 55 55 55 55 55

Profesionali

sme

Pearson

Correlation

.521** .322

* .360

** .532

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .017 .007 .000

N 55 55 55 55 55

Sumber: Data primer yang diolah

Page 110: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

91

Berdasarkan uraian diatas, maka hasil pengujian tersebut

dapat disimpulkan dengan tabel 4.24 yang terdapat dibawah ini:

Tabel 4.24

Pengujian Hubungan Antar Variabel

Hubungan Koefisien

Korelasi

Kategori Probabilitas Kesimpulan

Etika (X1)

dengan

Pendidikan

(X2)

0.300 Rendah 0.026 Signifikan

Etika (X1)

dengan

Pengalaman

(X3)

0.277 Rendah 0.040 Signifikan

Etika (X1)

dengan

Motivasi (Y)

0.398 Rendah 0.003 Signifikan

Pendidikan

(X2) dengan

Pengalaman

(X3)

0.177 Rendah 0.197 Tidak

Signifikan

Pendidikan

(X2) dengan

Motivasi (Y)

0.203 Rendah 0.177 Tidak

Signifikan

Pengalaman

(X3)dengan

Motivasi (Y)

0.459 Cukup

Kuat

0.000 Signifikan

Sumber: Data primer yang diolah

Korelasi sebesar 0.300 mempunyai maksud hubungan antara

variabel etika dan pendidikan rendah dan searah (karena hasilnya

positif). Korelasi antar dua variabel bersifat signifikan

karena`angka signifikansinya sebesar 0.026<0.05. Korelasi

sebesar 0.277 mempunyai maksud hubungan antara variabel etika

dan pengalaman rendah dan searah (karena hasilnya positif).

Korelasi antar dua variabel bersifat signifikan karena`angka

Page 111: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

92

signifikansinya sebesar 0.040<0.05. Korelasi sebesar 0.398

mempunyai maksud hubungan antara variabel etika dan motivasi

rendah dan searah (karena hasilnya positif). Korelasi antar dua

variabel bersifat signifikan karena`angka signifikansinya sebesar

0.003<0.05. Korelasi sebesar 0.177 mempunyai maksud

hubungan antara variabel pendidikan dan pengalaman rendah

dansearah (karena hasilnya negatif). Korelasi antar dua variabel

bersifat tidak signifikan karena`angka signifikansinya sebesar

0.197>0.05. Korelasi sebesar 0.203 mempunyai maksud

hubungan antara variabel pendidikan dan motivasi rendah dan

searah (karena hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel

bersifat tidak signifikan karena`angka signifikansinya sebesar

0.177>0.05. Korelasi sebesar 0.459 mempunyai maksud

hubungan antara variabel pengalaman dan motivasi sangat cukup

kuat dan searah (karena hasilnya positif). Korelasi antar dua

variabel bersifat signifikan karena`angka signifikansinya sebesar

0.000<0.05.

3) Hasil Uji Statistik Secara Individual (t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi

0.05.

Page 112: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

93

Tabel 4.25

Hasil Uji Statistik t Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.570 5.282 .297 .768

Etika .531 .202 .320 2.635 .011

Pendidikan .253 .202 .142 1.253 .216

Pengalaman .135 .176 .094 .767 .447

Motivasi .283 .109 .333 2.604 .012

a. Dependent Variable: Profesionalisme

Sumber: Data primer yang diolah

A. Etika (X1) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap

Profesionalisme Auditor Internal (Z)

Hasil uji statistik t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig

pada tabel 4.25 Coefficients diperoleh variabel etika dengan

nilai sig 0.011. Dibandingkan dengan probabilitas 0.05,

ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai

probabilitas sig atau (0.05>0.011), maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan pengaruh etika terhadap

profesionalisme. Dan koefisien lintasan parsial (path

coefficient) menunjukkan hubungan positif antara variabel

etika terhadap profesionalisme sebesar 0.320 atau 32%.

B. Pendidikan (X2) Berpengaruh Secara Signifikan

Terhadap Profesionalisme Auditor Internal (Z)

Hasil uji statistik t dapat terlihat pada kolom Sig pada

tabel 4.25 Coefficients diperoleh variabel pendidikan

Page 113: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

94

dengan nilai sig 0.216. Kemudian dibandingkan dengan

probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil

dari nilai probabilitas sig atau (0.05<0.216), maka Ho6

diterima dan Ha6 ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh

pendidikan terhadap profesionalisme. Namun koefisien

lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan

positif antara variabel pendidikan terhadap motivasi sebesar

0.142 atau 14.2%.

C. Pengalaman (X3) Berpengaruh Secara Signifikan

Terhadap Profesionalisme Auditor Internal (Z)

Hasil uji statistik t dapat terlihat pada kolom Sig pada

tabel 4.25 Coefficients diperoleh variabel pengalaman

dengan nilai sig 0.447. Dibandingkan dengan probabilitas

0.05, nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai

probabilitas sig atau (0.05<0.447), maka Ho7 diterima dan

Ha7 ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh pengalaman

terhadap profesionalisme. Koefisien lintasan parsial (path

coefficient) menunjukkan hubungan negatif antara variabel

pengalaman terhadap profesionalisme sebesar 0.094 atau

9.4%.

Page 114: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

95

D. Motivasi (Y) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap

Profesionalisme Auditor Internal (Z)

Hasil uji statisik t dapat terlihat pada kolom Sig pada

tabel 4.25 Coefficients diperoleh variabel motivasi dengan

nilai sig 0.012. Kemudian dibandingkan dengan

probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar

dari nilai probabilitas sig atau (0.05>0.012), maka Ho8

ditolak dan Ha8 diterima, artinya signifikan pengaruh

motivasi terhadap profesionalisme. Koefisien lintasan

parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan positif

antara variabel motivasi terhadap profesionalisme sebesar

0.333 atau 33.3%.

4) Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F)

Hasil pengujian secara simultan variabel etika, pendidikan,

dan pengalaman ditunjukkan pada tabel 4.26 berikut.

Tabel 4.26

Hasil Uji Statistik F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 468.079 4 117.020 9.159 .000a

Residual 638.830 50 12.777 Total 1106.909 54

a. Predictors: (Constant), Etika, Pendidikan, Pengalaman, Motivasi b. Dependent Variable: Profesionalisme

Sumber: Data primer diolah

Page 115: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

96

Dari tabel 4.26 diperoleh nilai F sebesar 9.159 dengan nilai

probabilitas (sig) sebesar 0.000 karena nilai sig < 0.05, maka

keputusannya adalah Ho9 ditolak dan Ha9 diterima, artinya

koefisien analisis jalur adalah signifikan.

Gambar 4.4

Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 2

Є2 = 0.789

ρzx1=0.320

r12 = 0.300

r13=0.277 ρzy=0.333

r23 = 0.177 ρzx2=0.142

ρzx3= 0.094

Hasil Pengujian persamaan 2 dapat diringkas seperti pada tabel

4.27 sebagai berikut:

Tabel 4.27

Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,

Kontribusi Total, Kontribusi Etika (X1), Pendidikan (X2),

Pengalaman (X3) dan Motivasi (Y) Secara Simultan dan

Signifikan Terhadap Profesionalisme

Pengaruh

Variabel

Koefisien

Jalur

Kontribusi Kontribusi

Bersama Langsung Tidak

Langsung

Melalui

Motivasi

(Y)

Total

X1

terhadap Y 0.279 0.279 - 0.279

Bersambung ke halaman berikutnya

Etika

(X1)

Pengalaman (X3)

Pendidikan (X2) Motivasi

(Y)

Profesionalisme

(Z)

Page 116: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

97

Tabel 4.27 (lanjutan)

Pengaruh

Variabel

Koefisien

Jalur

Kontribusi Kontribusi

Bersama Langsung Tidak

Langsung

Melalui

Motivasi

(Y)

Total

X1

terhadap Z 0.320 0.320 0.092 0.412

X2

terhadap Y 0.054 0.054 - 0.054

X2

terhadap Z 0.142 0.142 0.017 0.159

X3

terhadap Y 0.372 0.372 - 0.372

X3

terhadap Z 0.094 0.094 0.123 0.217

Y terhadap

Z 0.333 0.333 - 0.333

Є2 0.789 0.623 - -

X1, X2, X3

dan Y

- - - - 0.377

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Persamaan 1

tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai

berikut:

1. Besarnya kontribusi etika (X1) yang secara langsung

mempengaruhi profesionalisme (Z) adalah 0.320 atau

32.0%. Sedangkan besarnya kontribusi etika (X1) secara

tidak langsung mempengaruhi profesionalisme (Z) melalui

motivasi (Y) X1 Z Y = 0.279 x 0.333 = 0.092.

2. Besarnya kontribusi pendidikan (X2) secara langsung

mempengaruhi profesionalisme (Z) adalah 0.142 atau

Page 117: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

98

14.2%. Sedangkan besarnya kontribusi pendidikan (X2)

secara tidak langsung mempengaruhi profesionalisme (Z)

melalui motivasi adalah X2 Z Y = 0.054 x 0.333 =

0.017.

3. Besarnya kontribusi pengalaman (X3) yang secara langsung

mempengaruhi profesionalisme (Z) adalah 0.094 atau 9.4%.

Sedangkan besarnya kontribusi pengalaman (X3) secara

tidak langsung mempengaruhi profesionalisme (Z) melaui

motivasi (Y) adalah X3 Z Y = 0.372 x 0.333 = 0.123.

4. Besarnya kontribusi motivasi (Y) yang secara langsung

mempengaruhi profesionalisme (Z) adalah 0.333 atau

33.3%.

5. Besarnya kontribusi etika (X1), pendidikan (X2), dan

pengalaman (X3) yang mempengaruhi profesionalisme (Z)

melalui motivasi (Y) sebagai variabel intervening secara

simultan dalah 0.377 = 37.7%. Sisanya sebesar 0.623 atau

62.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti (Sabrina

dan Januarti, 2012) keahlian, situasi audit, dan gender.

C. Diagram Analisis Jalur

Diagram jalur yang dapat digambarkan dari hasil pengaruh langsung

dan tidak langsung dalam gambar 4.7 berikut:

Page 118: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

99

Gambar 4.5

Diagram Jalur

Є2 = 0.789

ρzx1=0.320

r12 = 0.300 ρyx1=0.279

r13=0.277 ρyx2 =0.054 ρzy=0.333

r23 = 0.177 ρzx2=0.142

ρyx3 =0.372 ρzx3= 0.094

Є2 = 0.865

Sumber: Data primer yang diolah

D. Pembahasan

1. Pengaruh Etika Terhadap Motivasi

Etika berpengaruh yang signifikan terhadap motivasi auditor internal

di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan dengan tingkat

signifikansi 0.033<0.05 sehingga Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Koefisien

lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan positif antara

etika dengan motivasi auditor internal sebesar 0.279 atau 27.9%.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur

Negara yaitu PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah pada bagian standar umum poin kelima

disebutkan bahwa ”auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan”.

Auditor tidak saja harus menggunakan seluruh kemampuan dan

kecermatannya tetapi juga dituntut untuk mematuhi kode etik yang

Etika

(X1)

Pengalaman (X3)

Pendidikan (X2) Motivasi

(Y)

Profesionalisme

(Z)

Page 119: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

100

ditetapkan. Dengan adanya kode etik pada seseorang, akan

menimbulkan motivasi untuk bekerja sebaik-baiknya pada suatu

organisasi sebagai upaya mewujudkan tujuan bersama, sebagai

konsekuensi bahwa komitmen tersebut dapat terwujud atau tercapai.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Minanda dan Dul (2013), serta Herawati dan Susanto (2009) mengenai

pengaruh etika terhadap pertimbangan tingkat materialitas, menunjukkan

hubungan yang signifikan dan positif. Begitu pula penelitian yang

dilakukan oleh Lubis (2009) mengenai hubungan etika dengan kualitas

audit, menunjukkan hubungan positif yang signifikan. Penelitian yang

dilakukan oleh Irawati dan Supriyadi (2012) mengenai orientasi etika

terhadap komitmen professional, hasilnya juga menunjukkan hubungan

yang signifikan dan positif.

Setiap auditor diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah

ditetapkan. Dengan menjunjung tinggi etika profesi diharapkan tidak

terjadi kecurangan diantara para auditor, sehingga dapat memberikan

rekomendasi yang benar-benar sesuai dengan laporan yang disajikan

oleh perusahaan. Agar auditor dapat menerapkan etika secara nyata

dalam menjalankan tuganya, tentu dibutuhkan motivasi yang mendalam

dari diri mereka sendiri untuk mengetahui dan memahami keterikatannya

atas etika.

2. Pengaruh Pendidikan Terhadap Motivasi

Page 120: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

101

Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan dengan

tingkat signifikansi 0.668>0.05 sehingga Ho2 diterima dan Ha2 ditolak.

Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan

positif antara pendidikan dengan motivasi auditor internal sebesar 0.054

atau 5.4%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tidak memiliki

pengaruh signifikan dengan motivasi auditor internal. Pengaruh tidak

signifikan menunjukkan bahwa pendidikan tidak mempunyai peranan

yang signifikan dalam meningkatkan motivasi auditor internal di

Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan.

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang standar audit Aparat

Pengawasan Iintern Pemerintah (APIP) latar belakang pendidikan

pemeriksa adalah auditor APIP harus mempunyai minimal pendidikan

formal adalah strata satu (S-1) atau setara. Agar tercipta kinerja audit

yang baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor

yang diperlukan Untuk merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan

profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi

audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang

dilayani oleh APIP. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan juga

merupakan salah satu faktor penentu kualitas hasil pemeriksaan.

Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurut standar

Page 121: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

102

pemeriksaan harus memelihara kompetensinya melalui pendidikan

profesional berkelanjutan.

Menurut Thomas dalam Robbins dan Judge (2007: 181) dalam Nor

(2012) mengemukakan bahwa motivasi dicapai ketika orang memiliki

kompetensi (pendidikan, pengalaman, keahlian). Kompetensi disini

merupakan pencapaian yang dirasakan seseorang saat melakukan

kegiatan pilihannya dengan cara yang amat terampil. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan Batubara (2008) mengenai

hubungan latar belakang pendidikan dengan kualitas audit, menunjukkan

bahwa pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mulyono (2009) dan Subhan (2012) mengenai hubungan

pendidikan dengan kinerja inspektorat, hasilnya menunjukkan hubungan

yang signifikan antara pendidikan dengan kinerja inspektorat. Hal ini

menunjukkan pendidikan dapat meningkatkan motivasi kerja auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Semakin baik

pendidikan auditor internal maka semakin termotivasi untuk bekerja.

Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan

pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta

kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

Page 122: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

103

3. Pengaruh Pengalaman Terhadap Motivasi

Pengalaman berpengaruh signifikan terhadap motivasi auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan dengan

tingkat signifikansi 0.004>0.05 sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima.

Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan

positif antara pengalaman dengan motivasi auditor internal sebesar 0.372

atau 37.2%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengalaman memiliki pengaruh

signifikan dengan peningkatan profesionalisme auditor internal.

Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa pengalaman mempunyai

peranan yang signifikan dalam meningkatkan motivasi auditor internal

di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan.

Pengalaman merupakan atribut yang penting yang dimiliki oleh

audit, hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor

yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor yang

berpengalaman. Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja

yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya:

1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari

penyebab munculnya kesalahan (Purnamasari, 2005 dalam Salim,

2012:4). Semakin baik pengalaman seseorang maka akan semakim

termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Salim (2012), Saripudin (2012), Nugraha (2012), dan Salim (2013)

Page 123: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

104

mengenai hubungan pengalaman kerja terhadap kualitas audit,

menunjukkan hubungan yang signifikan. Namun hasil penelitian ini

berebeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamudji (2012)

mengenai hubungan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja klien,

menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Karena klien

menganggap bahwa pengalaman yang tidak dimilikinya tidak

berpengaruh terhadap persepsi atas kepuasan dalam auditor

melaksanakan pekerjaannya. Sehingga bagi klien hal itu tidak

berpengaruh signifikan. Secara teknis, semakin banyak tugas yang

auditor kerjakan, akan semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi

suatu hal yang memerlukan perlakuan khusus yang banyak dijumpai

dalam melakukan pekerjaannya.

4. Pengaruh Etika, Pendidikan dan Pengalaman Terhadap Motivasi

Etika (X1), pendidikan (X2) dan pengalaman (X3) secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi dengan tingkat

signifikansi 0.000<0.05 sehingga Ho4 ditolak dan Ha4 diterima. Besarnya

kontribusi etika (X1),pendidikan (X2) dan pengalaman (X3) yang

langsung mempengaruhi motivasi (Y) adalah 25.1%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin baik/tinggi etika (X1),

pendidikan (X2) dan pengalaman (X3) maka semakin baik pula motivasi

(Y) seorang auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan untuk melaksanakan audit dengan baik. Motivasi sebagai

keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

Page 124: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

105

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai

suatu tujuan. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan dan motivasi

mendorong munculnya tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan

tersebut (Badjuri, 2009:119). Adanya kode etik pada seseorang juga

akan menimbulkan motivasi untuk bekerja sebaik- baiknya pada

suatu organisasi sebagai upaya mewujudkan tujuan bersama, sebagai

konsekuensi bahwa komitmen tersebut dapat terwujud atau tercapai

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Badjuri (2009) serta Tranggono dan Kartika (2008) mengenai pengaruh

komitmen organisasional dan profesional terhadap motivasi, hasilnya

menunjukkan hubungan positif dan signifikan. Robbins (1996) dalam

Badjuri (2009) mengatakan bahwa motivasi merupakan hasil interaksi

antara individu dan situasinya, sehingga manusia mempunyai inovasi

berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan adanya komitmen

organisasional dan professional pada seseorang, akan menimbulkan

motivasi untuk bekerja sebaik-baiknya pada suatu organisasi sebagai

upaya mewujudkan tujuan bersama, sebagai bahwa komitmen tersebut

dapat terwujud atau tercapai.

Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nor

(2012) serta Marganingsih dan Martini (2010) mengenai kompetensi

terhadap motivasi auditor, hasilnya menunjukkan hubungan yang positif

dan signifikan. Motivasi dicapai ketika orang memiliki kompetensi

(pendidikan, keahlian dan pengalaman). Kompetensi disini merupakan

Page 125: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

106

pencapaian yang dirasakan seseorang saat melakukan kegiatan

pilihannya dengan cara yang amat terampil. Kompetensi salah satu

faktor penting dalam meningkatkan motivasi dalam bekerja. Semakin

baik kompetensi seseorang maka semakin termotivasi seseorang bekerja,

hal ini disebabkan dengan kompetensi yang dimiliki, orang itu akan

lebih mudah untuk berkerja.

5. Pengaruh Etika Terhadap Profesionalisme Auditor Internal

Etika berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan dengan

tingkat signifikansi 0.011<0.05 sehingga Ho5 diterima dan Ha5 ditolak.

Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan

positif antara etika dengan profesionalisme auditor internal sebesar 0.320

atau 32.0%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa etika memiliki pengaruh

signifikan dengan peningkatan profesionalisme auditor internal.

Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa etika mempunyai peranan

yang signifikan dalam meningkatkan profesionalisme auditor internal di

Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Hal ini menunjukkan

penerapan aturan etika telah dilaksanakan dengan baik oleh auditor

internal di Inspektorat Kementrian Perdagangan. Semakin mampu

auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan berperilaku etis,

maka akan semakin besar pula kecenderungan auditor untuk dapat

bersikap profesional.

Page 126: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

107

Beradasarkan Permenpan No.4/2008 dalam Gustati (2011)

ditetapkannya kode etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

adalah tersedianya pedoman perilaku bagi auditor dalam menjalankan

profesinya dan bagi atasan auditor APIP dalam mengevaluasi perilaku

auditor. Jika terjadi pelanggaran oleh auditor, maka pimpinan APIP

harus melaporkan pelanggaran Kode Etik oleh auditor kepada pimpinan

organisasi. Hasil diatas menunjukkan bahwa auditor Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan cenderung lebih dapat menerapkan

profesionalisme karena memiliki etika sebagai auditor internal

pemerintah karena telah mampu untuk mematuhi kode etik sebagai

auditor internal pemerintah.

Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian yang dilakukan

oleh Suraida (2005), Gustati (2011), Saryanti (2012) mengenai

penerapan aturan etika terhadap profesionalisme, hasilnya menunjukan

hubungan positif dan signifikan diantara keduanya, di mana semakin

baik penerapan aturan etika maka profesionalisme auditor internal

semakin meningkat. Akan tetapi, berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sabrina dan Juniarti (2011) mengenai pengaruh etika

terhadap skeptisisme profesional, menunjukan hubungan yang tidak

signifikan. Etika yang tinggi akan tercermin pada sikap, tindakan dan

perilaku oleh auditor itu sendiri. Pengembangan kesadaran etis atau

moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan,

termasuk melatih sikap skeptisisme profesional auditor.

Page 127: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

108

6. Pengaruh Pendidikan Profesionalisme Auditor Internal

Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan

dengan tingkat signifikansi 0.216>0.05 sehingga Ho6 diterima dan Ha6

ditolak. Namun koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan

hubungan positif antara pendidikan dengan profesionalisme auditor

internal sebesar 0.142 atau 14.2%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tidak memiliki

pengaruh signifikan. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa

pendidikan tidak mempunyai peranan yang signifikan dalam

meningkatkan profesionalisme auditor internal di Inspektorat Jenderal

Kementerian Perdagangan.

Menurut Mutmainah (2006) dalam Batubara (2008) terdapat

perbedaan orientasi etis dari berbagai disiplin ilmu. Latar belakang

pendidikan akuntansi lebih mampu menilai dilema etis dibandingkan

latar belakang pendidikan lain. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan akuntansi mempunyai kemauan yang paling

kuat untuk tidak melakukan perbuatan tidak etis. Dalam penelitian ini,

auditor yang menjadi responden adalah yang berasal dari berbagai latar

belakang pendidikan ekonomi, tidak hanya akuntansi.

Dengan pendidikan yang tinggi auditor akan memperoleh

pengetahuan dan pemahaman terhadap tugas pengawasan sehingga

dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut auditor internal akan

Page 128: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

109

semakin profesional atau ahli dalam menyelesaikan tugas pengawasan

yang dibebankan. Oleh karena itu auditor internal di pemerintahan harus

secara rutin mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis untuk dapat

menjaga kemampuannya, selain itu dengan pelatihan para auditor

internal di pemerintahan dapat memperoleh hal baru menyangkut cara-

cara pemeriksaan dan pengawasan sehingga menambah pengetahuan dan

kemampuan untuk semakin profesional dalam melaksanakan setiap tugas

pengawasan yang dibebankan (Widiyanto dan Indrawati, 2005).

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Widiyanto dan Indrawati (2005), yang menyatakan bahwa pendidikan

dan pelatihan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

profesionalisme auditor internal, serta penelitian oleh Sulandari (2012)

yang menujukkan bahwa pelatihan auditor berpengaruh positif signifikan

terhadap profesionalisme auditor. Penelitian ini juga berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Prayanti dan Sujana (2012) di mana

tingkat pendidikan yang tinggi mempengaruhi kinerja auditor. untuk

memelihara dan meningkatkan kemampuan serta pengetahuannya

melalui pendidikan formal ataupun tidak formal yang disebut pendidikan

profesional berkelanjutan. Tingkat pendidikan berpengaruh positif pada

kinerja auditor dikarenakan dengan tingkat pendidikan yang memadai,

seorang auditor tentu dapat menjalankan profesinya seefektif dan

seefisien mungkin. Hal ini tentu akan berpengaruh pada jumlah temuan

dan hasil pemeriksannya.

Page 129: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

110

7. Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Auditor Internal

Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan

dengan tingkat signifikansi 0.447>0.05 sehingga Ho7 diterima dan Ha7

ditolak. Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan

hubungan positif antara pengalaman dengan profesionalisme auditor

internal sebesar 0.094 atau 9.4%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengalaman tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap profesionalisme. Lamanya bekerja sebagai

auditor (ukuran pengalaman) menjadi bagian penting yang

mempengaruhi sikap profesionalisme. Bertambahnya waktu bekerja bagi

seorang auditor tentu akan diperoleh berbagai hal baru menyangkut

praktik-praktik audit dan akuntansi yang terjadi pada objek pemeriksaan.

Dimana pengalaman yang diperoleh auditor akan bisa meningkatkan

audit expertise dan professional judgment dalam pemeriksaan (Sumardi,

2001). Pengalaman dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap profeisonalisme auditor intenal disebabkan mayoritas

auditor yang memiliki masa kerja antara satu sampai dengan tiga tahun

sebesar 38.2%.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Sabrina dan Juniarti (2011), yang menyatakan pengalaman tidak

berpengaruh terhadap profesionalisme auditor, bahwa semakin tinggi

pengalaman seorang auditor maka profesionalisme semakin rendah.

Page 130: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

111

Akan tetapi, penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Widiyanto dan Indrawati (2005), Sukriah (2010), Singgih dan

Bawono (2010), Wardoyo dan Seruni (2011) yang menunjukkan bahwa

pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit

serta profesonalisme auditor. Pada penelitian ini pengukuran pengalaman

tidak mengukur pengalaman auditor dalam menilai kualitas hasil audit,

penelitian ini mengukur pengalaman auditor berdasarkan lama kerja dan

jumlah penugasan audit. Oleh karena itu meskipun auditor mempunyai

masa kerja yang lebih lama tetapi kurang berpengalaman terhadap

kecurangan maka skeptisisme profesionalnya tidak tinggi sehingga

berpengaruh terhadap pemberian opini yang tidak tepat.

8. Pengaruh Motivasi Terhadap Profesionalisme Auditor Internal

Motivasi berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan dengan

tingkat signifikansi 0,012<0,05 sehingga Ho8 ditolak dan Ha8 diterima.

Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan

positif antara pengalaman dengan profesionalisme auditor internal

sebesar 0.333 atau 33.3%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi memiliki hubungan

positif dan signifikan dengan peningkatan profesionalisme auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Perilaku

seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh motivasi atau keinginan.

Motivasi sangat penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,

Page 131: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

112

menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat

dan antusias untuk mencapai tujuan atau hasil yang optimal (Rosnidah,

2011:457). Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang

memotivasi semangat seseorang, karena kebutuhan berprestasi

mendorong seseorang mengembangkan kreativitas dan mengaktualkan

semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi

yang maksimal (Gustati, 2011:5).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Gustati (2011) dan Saryanti (2012) yang menyatakan bahwa motivasi

berpengaruh terhadap kinerja auditor serta pengambilan keputusan. Jadi

ketika akan mengambil keputusan sebaiknya memperhatikan motivasi

sebagai pertimbangan professional. Penelitian ini juga mendukung

penelitian oleh Efendy (2010) dan Rosnidah (2011) yang menunjukkan

motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit, di mana profesionalisme

yang tinggi harus ditunjang oleh motivasi yang tinggi juga.

9. Pengaruh Etika, Pendidikan dan Pengalaman Terhadap

Profesionalisme Auditor Internal Dengan Motivasi Sebagai Variabel

Intervening

Etika (X1), pendidikan (X2) dan pengalaman (X3) secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor internal

melalui motivasi sebagai variabel intervening dengan tingkat signifikansi

0.000<0.05 sehingga Ho8 ditolak dan Ha8 diterima. Besarnya kontribusi

etika (X1), pendidikan (X2) dan pengalaman (X3) secara bersama yang

Page 132: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

113

langsung mempengaruhi profesionalisme auditor internal (Z) melalui

motivasi (Y) sebagai variabel intervening adalah 37.7% adapun sisanya

sebesar 62.3% (100%-37.7%) dipengaruhi variabel lain yang tidak dapat

dijelaskan dalam penelitian ini. Angka ini lebih besar dibandingkan

kontribusi etika, pendidikan dan pengalaman tanpa menggunakan

motivasi sebagai variabel intervening adalah 25.1%.

Berdasarkan hasil hubungan langsung maupun tidak langsung ini

dapat dijelaskan bahwa motivasi merupakan variabel intervening dimana

hasilnya positif (searah). Dalam penelitian ini, motivasi memediasi

antara etika, pendidikan dan pengalaman terhadap profesionalisme

auditor internal. Yang artinya semakin baik/tinggi etika, pendidikan dan

pengalaman makan akan semakin baik/tinggi profesionalisme auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan melalui

motivasi yang baik/tinggi pula.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Badjuri (2009), Trisnaningsih (2003) serta Tranggono dan Kartika

(2008) mengenai pengaruh komitmen organisasional dan professional

terhadap kepuasan kerja melalui motivasi sebagai variabel intervening.

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2006) mengenai

pengaruh tindakan supervisi terhadap kinerja auditor internal melalui

motivasi sebagai variabel intervening, menunjukkan bahwa tindakan

supervisi secara tidak langsung mempengaruhi positif kinerja auditor

internal yang dimediasi melalui motivasi kerja. Tanpa adanya motivasi

Page 133: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

114

kerja dari auditor internal itu sendiri maka semakin banyak hambatan

untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang didorong oleh suatu

kekuasaan dari dalam diri orang tersebut. Kekuatan pendorong inilah

yang disebut motivasi. Motivasi yang ada pada diri seseorang yang akan

mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan guna mencapai

sasaran akhir yaitu kepuasan kerja dengan profesionalisme yang tinggi.

Dengan demikian etika, pendidikan dan pengalaman dapat

menumbuhkan motivasi kerja atau keinginan dari dalam diri auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan untuk dapat

melaksanakan audit dengan profesionalisme yang tinggi.

Page 134: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

115

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh etika,

pendidikan dan pengalaman terhadap profesionalisme auditor internal

dengan motivasi sebagai variabel intervening. Responden penelitian ini

berjumlah 55 auditor yang bekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan Republik Indonesia. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan metode analisis jalur (path analysis),

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Etika, pendidikan dan pengalaman secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap motivasi. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2009), Tranggono dan Kartika

(2008), Nor (2012), Marganingsih dan Martini (2010).

2. Etika berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor internal.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suraida

(2005), Gustati (2011), Saryanti (2012).

3. Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

auditor internal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Batubara (2008).

Page 135: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

116

4. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme

auditor internal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Sabrina dan Juniarti (2011)

5. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor

internal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Gustati (2011), Saryanti (2012), Efendy (2010), Rosnidah (2011)

6. Etika, pendidikan dan pengalaman memiliki pengaruh signifikan

terhadap profesionalisme auditor internal dengan motivasi sebagai

variabel intervening.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

pertimbangan bagi Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan untuk

lebih meningkatkan etika, pendidikan dan pengalaman kerja auditor internal

serta motivasi. Hal ini bertujuan agar sikap profesionalisme auditor internal

di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan semakin meningkat demi

terciptanya kinerja dan hasil audit yang baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan etika,

pendidikan dan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap motivasi

auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan, terutama

pengalaman yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap motivasi.

Hasil tersebut berimplikasi dengan adanya kode etik akan menimbulkan

motivasi untuk bekerja sebaik- baiknya pada suatu organisasi sebagai

Page 136: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

117

upaya mewujudkan tujuan bersama. Selain itu, dengan adanya pendidikan

dan pengalaman akan meningkatkan motivasi auditor untuk bekerja.

Etika berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor internal

di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Hasil tersebut

berimplikasi pada auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan bahwa etika memegang peranan signifikan dalam peningkatan

profesionalisme. Etika auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan sudah diterapkan dengan baik, tetapi tetap harus ditingkatkan

sebagai salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga integritas

profesi tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang muncul.

Pendidikan tidak berpengaruh terhadap profesionalisme auditor internal

di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Hasil tersebut

berimplikasi pada auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan bahwa pendidikan tidak memegang peranan signifikan dalam

peningkatan profesionalisme. Akan tetapi, dengan pendidikan auditor akan

memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap tugas pengawasan

sehingga dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut auditor internal akan

semakin profesional atau ahli dalam menyelesaikan tugas pengawasan yang

dibebankan.

Pengalaman tidak berpengaruh terhadap profesionalisme auditor internal

di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Hasil tersebut

berimplikasi pada auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan harus meningkatkan pengalaman kerja dalam melaksanakan

Page 137: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

118

audit, pengalaman yang diperoleh auditor akan bisa meningkatkan audit

expertise dan professional judgment dalam pemeriksaan.

Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme auditor

internal di Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan. Hasil tersebut

berimplikasi pada auditor internal di Inspektorat Jenderal Kementerian

Perdagangan sudah meningkatkan motivasi dalam bekerja. Motivasi sangat

penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan

mendukung perilaku auditor, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk

mencapai tujuan atau hasil yang optimal, di mana profesionalisme yang

tinggi harus ditunjang oleh motivasi yang tinggi juga.

C. Saran

Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai

berikut :

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas area

penelitian, tidak hanya pada satu kementerian saja, sehingga lebih

dapat digeneralisasikan.

2. Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan hendaknya lebih

meningkatkan perhatiannya terhadap etika, pendidikan, pengalaman

dan motivasi para auditornya sehingga mampu untuk menjaga dan

meningkatkan profesionalisme auditornya untuk dapat melaksanakan

tugas pengawasan dalam rangka menciptakan efisiensi nasional.

Terutama perlunya menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan bagi

auditor internal untuk mengatasi SDM yang kurang memadai

Page 138: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

119

3. Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan hendaknya

lebih sadar lagi akan pentingnya etika, pendidikan, pengalaman dan

motivasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama dalam

menerapkan sikap profesionalisme.

4. Ketika membagi kuesioner kepada responden, sebaiknya peneliti

memastikan bahwa responden mengerti maksud dari kuesioner yang

akan diisi, misalnya dengan cara peneliti memberikan penjelasan

secara langsung kepada responden agar data yang diperoleh nantinya

tidak bias dan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini.

Page 139: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

120

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. Nizarul., Trisna Hapsari., dan Liliek Purwanti, “Pengaruh Kompetensi

dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai

Variabel Moderasi”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar 2007.

Anonim, “Tugas Pokok Inspektorat Jenderal”, Diakses melalui:

http://www.kemendag.go.id/id/about-us/main-duty/inspectorate-general, Pada

tanggal: 15 Januari 2013.

Asikin, Bachtiar, ”Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor terhadap

Peranan Internal Auditor dalam PengungkapanTemuan Audit”,Jurnal Bisnis,

Manajemen, dan Ekonomi, Vol. 7, No. 3, Hal.792-810, 2006.

Badjuri, Achmad, ”Pengaruh Komitmen Organisasional dan Profesional terhadap

Kepuasan Kerja Auditor dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening”,

Kajian Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Hal.117-132, Agustus 2009.

Batubara, Rizal Iskandar, ”Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan

Profesional, Pendidikan Berkelanjutan dan Independensi terhadap Kualitas

Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan)”, Tesis Universitas

Sumatera Utara Medan, 2008.

Boynton, W.C., RaymonN. Johnson, dan Walter G.Kell, “Modern Auditing”,

Edisi Ketujuh, Jakarta: Erlangga, 2006.

Chandra, Ferdinand, “Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kinerja Auditor

Internal dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening”, Tesis Universitas

Diponegoro, 2006.

Efendy, Muh. Taufiq, “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Motivasi

terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan

Daerah”, Tesis, Universitas Diponogoro, Semarang, 2010.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Gustati, “Hubungan Antara Komponen Standar Umum Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP), Motivasi, dan Komitmen Organisasi dengan Kinerja

Auditor BPKP”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 6 No. 2, Desember

2011.

Herawaty, Arleen dan Yulius Kurnia Susanto, “Pengaruh Profesionalisme,

Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi terhadap

Page 140: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

121

Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol. 11, No. 1, Hal.13-20, Mei 2009.

Hudiwinarsih, Gunasti, “Auditors’ Experience, Competency, And Their

Independency As The Influencal Factors In Profesionalism”, Journal of

Economics, Business and Accountancy Ventura, Volume 13 No. 3, Pages 253-

264, December, 2010.

Humardani, Arieda, “Jenis-Jenis Audit Sektor Publik”, Diakses melalui:

http://edahumardani.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-audit-sektor-publik

.html, Pada tanggal: 27 Juli 2013.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Peneltian Bisnis”, Edisi

Pertama, Yogyakarta: BPFE, 2002.

Irawati, Anik dan Supriyadi, “Pengaruh Orientasi Etika Pada Komitmen

Profesional, Komitmen Organisasional dan Sensitivitas Etika Pemeriksa

dengan Gender sebagai Variabel Pemoderasi”, Simposium Nasional

Akuntansi XV, Banjarmasin 2012.

Kisnawati, Baiq, ”Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Profesi

Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Kabupaten dan Kota

Se-Pulau Lombok)”, Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol.8, No.3, Hal. 158-

169, November 2012.

Koes, Rr. Sabrina dan Indira Januarti, “Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi

Audit, Etika dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor Melalui

Skeptisisme Profesional Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XV,

Banjarmasin 2012.

Kusharyanti, “Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan

Topik Penelitian di Masa yang Akan Datang”, Jurnal Ekonomi dan

Manajemen, Hal.25-34, Desember, 2003.

Lubis, Haslinda, “Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan

Kepatuhan Pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat

Provinsi Sumatera Utara”, Tesis Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009.

Marganingsih, Arywarti dan Dwi Martani, ”Anteseden Komitmen Organisasi dan

Motivasi: Konsekuensinya terhadap Kinerja Auditor Intern Pemerintah”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 7, No. 1, Hal. 79-108,

Juni 2010.

Minanda, Reza dan Dul Muid, “Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan

Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman Bekerja Auditor dan Etika Profesi

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik (Studi Empiris

Page 141: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

122

Pada Auditor KAP di Semarang)”, Diponegoro Journal Of Accounting,

Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-8, 2013.

Mulyadi, Agus, “BPK Minta Itjen Kementerian Laporkan Tiket Palsu”, Diakses

melalui:http://nasional.kompas.com/read/2012/05/17/21461584/BPK.Minta.Itj

en.Kementerian.Laporkan.Tiket.Palsu, Pada tanggal: 30 September 2012.

Mulyono, Agus, “Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan

Pengaruhnya terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang”, Tesis

Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009.

Nor, Wahyudin, “Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor dan Perubahan

Kewenangan terhadap Motivasi Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi

XV, Banjarmasin 2012.

Nugraha, A Basit Fauzi, “Pengaruh Pengalaman, Due Profesional Care, dan

Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey pada Auditor

Inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)”, Tesis Universitas

Komputer Indonesia, 2012.

Pamudji, Sugeng, ”Pengaruh Kualitas Audit dan Auditor Baru Serta Pengalaman

Bagian Akuntansi terhadap Kepuasan dan Loyaltas Klien”, JAAI Volume 13

No. 2, Desember 2009.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/04/M.PAN/03/2008, Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008, Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 (pasal 24), Pedoman Pembinaan

dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Pflugrath, Gary., Nonna Martinov-Bennie and Liang Chen “The impact of codes

of ethics and experience on auditor Judgments”, Managerial Auditing Journal,

Vol. 22 No. 6, 2007.

Prayanti, Ni Nyoman Ristya dan I Ketut Sujana, “Pengaruh Supervisi,

Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, dan Komunikasi dalam Tim Pada

Kinerja Auditor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) Provinsi Bali”, Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 2, Hal. 156-165,

Agustus, 2012.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP ,Kode Etik dan Standar Audit,

2008.

Page 142: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

123

Rai, I Gusti Agung, “Audit Kinerja Pada Sektor Publik”, Jakarta: Salemba

Empat, 2008.

Riduwan dan Kuncoro Engkos Ahmad, “Cara Menggunakan Dan Memaknai

Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Jakarta, 2007.

Rosnidah, Ida, “Analisis Dampak Motivasi dan Profesionalisme terhadap Kualitas

Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah”, Pekbis

Jurnal, Vol.3, No.2, Hal. 456-466, Juli, 2011.

Salim, Anisa Rahmatika, “Pengaruh Pengalaman Kerja, Indpendensi, Kompetensi,

dan Integritas terhadap Kualitas terhadap Kualitas Audit”, Diakses melalui:

repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1728/1/jurnal.pdf‎, Pada tanggal: 5

Oktober 2012.

Samsi, Nur, “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi

terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”, Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 Nomor 2, 207-226, Maret 2013.

Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu, “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due

Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap

Auditor KAP di Jambi dan Palembang)”, E-Jurnal Binar Akuntansi,Vol. 1,

No. 1, Hal. 5-13, September 2012.

Saryanti, Endang, “Pengaruh Motivasi Kerja dan Etika Profesi terhadap

Pengambilan Keputusan Auditor”, Diakses melalui: e-journal.stie-aub.ac.id/e-

journal/index.php/probank/article/.../107/89‎, Pada tanggal: 28 September

2012.

Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H Sceiner, ”Internal

Auditing”, Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Buwono, “Pengaruh Independensi,

Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas terhadap Kualitas

Audit”, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010.

Subhan, ”Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kompetensi Teknis, Pendidikan

dan Pelatihan Berkelanjutan dan Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil

Pemeriksaan (Studi pada Inspektorat Kabupaten Pamekasan)”, Diakses

melalui: http://fe.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/Makalah-IV.pdf,

Pada tanggal: 5 Oktober 2012.

Sukriah, Ika, “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas

dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”, Diakses melalui:

Page 143: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

124

http://blog.umy.ac.id/ervin/files/2012/06/aspsia13.pdf, Pada tanggal: 4

November 2012.

Sulandari, Nensitriyas, “Pengaruh Tindakan Supervisi dan Pelatihan Auditor

terhadap Profesionalisme Auditor Pemula”, Jurnal Ekonomi, Vol. 1 No. 3,

2012.

Sumardi, “Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Serta Pengaruh

Profesionalisme Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja”, Tesis Program Studi

Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro, 2001.

Suraidah, Ida, “Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko

Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor”, Jurnal Akuntansi/Th.IX,

Mei, 2005.

Tranggono, Rahadyan Pobo dan Andi Kartika, “Pengaruh Komitmen Organisasional

dan Profesional terhadap Kepuasan Kerja Auditor dengan Motivasi sebagai

Variabel Intervening”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 15, No. 1, Hal. 80-90,

Maret 2008.

Trisnaningsih, Sri, “Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja: Motivasi Sebagai

Variabel Intervening”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 2, Hal. 199-

216, Mei 2003.

Wardoyo, Trimanto Setyo dan Putri Ayu Seruni, “Pengaruh Pengalaman dan

Pertimbangan Profesional Auditor terhadap Kualitas Bahan Bukti Audit

yang Dikumpulkan”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Nomor 06 Tahun ke-2

September-Desember 2011.

Widiyanto, Adi Kurniawan Dwi dan Indrawati Yuhertian, “Pengaruh Pendidikan,

Pengalaman dan Pelatihan terhadap Profesionalisme Auditor Pemerintah yang

Bekerja Pada Badan Pengawas Kota Surabaya”, Konferensi Nasional

Akuntansi, Jakarta, 2005.

Page 144: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

125

LAMPIRAN

Page 145: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

126

LAMPIRAN 1

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 146: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan
Page 147: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

127

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

Page 148: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

128

PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN TERHADAP

PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

(Studi Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia)

KUESIONER

Nama : Dwi Ranti Cahayu

Nim : 109082000011

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 149: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

129

No (Diisi oleh peneliti):………………..

Kepada

Yth. Bapak/Ibu/Saudara

Auditor Internal/Manajer/Supervisor

Inspektorat Jenderal Kementrian Perdagangan RI

Dengan Hormat,

Saya adalah mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri(UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana ekonomi (SE), dengan ini saya :

Nama : Dwi RantiCahayu

Nim : 109082000011

Jurusan : Akuntansi

Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap.

Kuesioner ini akan dijadikan data dalam penelitian saya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara

diminta untuk membacanya dengan teliti dan menjawabnya dengan lengkap. Segala

informasi yang diperoleh dari kuesioner ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan

untuk kepentingan akademis.

Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terima kasih. Mohon maaf

atas waktu Bapak/Ibu/Saudara yang telah saya gunakan.

Hormat Saya,

Peneliti

Dwi Ranti Cahayu

Page 150: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

130

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : …………………………………….

2. Jabatan fungsional : ……………………………….........

3. Pendidikan terakhir : 1. Dibawah strata 1

2. Strata 1 (Sarjana)

3. Strata 2 (Master)

4. Strata 3 (Doktoral)

4. Jurusan : 1. Akuntansi

2. Manajemen

3. Hukum

4. Lainnya………………..

5. Berapa lamakah Anda telah menjadi Auditor ditempat Anda bekerja sekarang:

1. 1 – 3 Tahun

2. 4 – 7 Tahun

3. 8 – 11 Tahun

4. > 11 Tahun

Page 151: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

131

1. Varibel Etika (X1)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju

TS= Tidak Setuju S= Setuju

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Auditor internal harus mengemukakan pendapat

secara jujur dan bijaksana sesuai dengan hasil

penemuannya.

2 Auditor internal tidak dapat sepenuhnya

menerapkan sikap jujur dalam melaksanakan

tugasnya.

3 Hasil kerja auditor internal akan dapat di

pertanggungjawabkan apabila ia menerapkan sikap

objektif yag dimiliki.

4 Auditor internal tidak boleh mengungkapkan

informasi tanpa persetujuan perusahaan.

5 Auditor internal harus memiliki pengetahuan,

keahlian, pengalaman dan keterampilan yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas.

2. Varibel Pendidikan (X2)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju

TS= Tidak Setuju S= Setuju

No Pernyataan STS TS N S SS

6 Auditor internal harus memiliki latar belakang

pendidikan formal minimal S1.

7 Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan dapat

meningkatkan keahlian dan pengetahuan auditor

internal.

8 Diperlukan pengembangan teknik dan metodelogi

audit melalui pelatihan untuk meningkatkan kinerja.

9 Pendidikan dan pelatihan perlu di evaluasi secara

periodik.

Page 152: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

132

3. Varibel Pengalaman (X3)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju

TS= Tidak Setuju S= Setuju

No Pernyataan STS TS N S SS

10 Semakin lama menjadi auditor, semakin mengerti

bagaimana menghadapi entitas/obyek pemeriksaan

dalam memperoleh data dan informasi yang

dibutuhkan.

11 Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat

mengetahui informasi yang relevan untuk mengambil

pertimbangan dalam membuat keputusan.

12 Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat

mendeteksi kesalahan yang dilakukan obyek

pemeriksaan.

13 Semakin kompleks tugas yang saya kerjakan,

pengalaman saya semakin berkembang.

14 Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan

kesempatan untuk belajar dari kegagalan dan

keberhasilan yang pernah dialami.

15 Banyaknya tugas yang diterima dapat memacu

auditor untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat

dan tanpa terjadi penumpukan tugas.

4. Varibel Motivasi (X4)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju

TS= Tidak Setuju S= Setuju

No Pernyataan STS TS N S SS

16 Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk

berbuat yang terbaik.

17 Hasil audit saya benar-benar dimanfatkan oleh

penentu kebijkan sehingga akan memberi pengaruh

yang cukup besar bagi peningkatan kualitas

pelayanan publik.

18 Saya cenderung memafkan jika ada sedikit

penyimpangan karena saya pun mungkin akan

melakukan kesalahan yang sama jika ada pada posisi

tersebut.

19 Saya akan melaporkan temuan sekecil apapun dalam

pelaksanaan audit.

20 Perlakuan perusahaan memotivasi saya untuk

berbuat yang terbaik dalam melaksanakan tugas.

Page 153: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

133

No Pernyataan STS TS N S SS

21 Promosi jabatan yang pernah saya terima

memotivasi saya bekerja lebih baik lagi.

22 Apa yang saya lakukan selama ini sudah cukup baik,

tidak perlu adanya perbaikan.

23 Saya sering melakukan instropeksi diri.

24 Saya akan mempertahankan hasil audit saya meskipun

berbeda degan hasil audit rekan lain dalam tim

25 Kesungguhan saya dalam menjalankan tugas sering

dipengaruhi mood (suasana hati).

5. Varibel Profesionalisme (Y)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju

TS= Tidak Setuju S= Setuju

No Pernyataan STS TS N S SS

26 Saya menggunakan segenap pengetahuan,

kemampuan dan pengalaman saya dalam

melaksanakan proses pengauditan.

27 Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditor

meskipun saya mendapatkan tawaran pekerjaan lain

dengan imbalan yang besar.

28 Profesi auditor pemerintah mampu menjaga kekayaan

Negara atau masyarakat.

29 Profesi auditor pemerintah merupakan profesi yang

dapat dijadikan dasar kepercayaan pemerintah dan

masyarakat terhadap pengelolaan kekayaan Negara.

30 Saya merencanakan dan memutuskan hasil audit saya

berdasarkan fakta yang saya temui dalam proses

pemeriksaan.

31 Auditor internal mempunyai cara yang dapat

diandalkan untuk menilai kompetensi auditor lainnya.

32 Auditor internal mempunyai cara dan kekuatan

sendiri dalam melaksanakan standar audit.

33 Saya sering mengajak teman – teman seprofesi untuk

bertukar pendapat tentang masalah yang ada baik

dalam satu organisasi maupun organisasi lain.

Page 154: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

134

LAMPIRAN 3

DATA JAWABAN KUESIONER

Data Jawaban Kuesioner

Page 155: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

135

Data Deskripitif Responden

No Jabatan

Fungsional

Pendidikan

Terakhir Jurusan

Pengalaman

Kerja

1 Auditor Muda S2 Hukum 1 - 3 thn

2 Auditor Madya S1 Akuntansi 8 - 11 thn

3 Auditor Madya S2 Manajemen > 11 thn

4 Auditor Muda S1 Hukum 4 - 7 thn

5 Auditor Muda S1 Akuntansi 1 - 3 thn

6 Auditor Pertama S1 Manajemen 4 - 7 thn

7 Auditor Pertama S1

Administrasi

Negara 4 - 7 thn

8 Auditor Pertama S1 Akuntansi 4 - 7 thn

9 Auditor Pertama S1 Akuntansi 4 - 7 thn

10 Auditor Pertama S2 Manajemen 4 - 7 thn

11 Auditor Pertama S1 Hukum 1 - 3 thn

12 Auditor Madya S2 Manajemen > 11 thn

13 Auditor Madya S1 Akuntansi 1 - 3 thn

14 Auditor Pertama S1 Akuntansi 4 - 7 thn

15 Auditor Madya S1 Akuntansi 1 - 3 thn

16 Auditor Muda S1 Akuntansi 1 - 3 thn

17 Auditor Muda S1

Administrasi

Negara 4 - 7 thn

18 Auditor Pertama S1 Hukum 4 - 7 thn

19 Auditor Pertama S1 Hukum 1 - 3 thn

20 Auditor Pertama S1 Akuntansi 4 - 7 thn

21 Auditor Pertama S1

Ekonomi

Pembangunan 1 - 3 thn

22 Auditor Pertama S2 Manajemen 4 - 7 thn

23 Auditor Madya S1 Hukum 1 - 3 thn

24 Auditor Muda S1 Akuntansi 1 - 3 thn

25 Auditor Pertama S1 Akuntansi 1 - 3 thn

26 Auditor Madya S1

Administrasi

Negara > 11 thn

27 Auditor Muda S1 Hukum 1 - 3 thn

28 Auditor Madya S1 Hukum > 11 thn

29 Auditor Madya

S1

Administrasi

Negara > 11 thn

30 Auditor Madya S2 Manajemen > 11 thn

31 Auditor Muda S1 Akuntansi 1 - 3 thn

32 Auditor Muda S1 Manajemen 1 - 3 thn

33 Auditor Pertama S1 Akuntansi 8 - 11 thn

34 Auditor Pertama S1 Manajemen > 11 thn

35 Auditor Pertama S1 Akuntansi 4 - 7 thn

Page 156: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

136

Data Deskriptif Responden (Lanjutan)

No Jabatan

Fungsional

Pendidikan

Terakhir Jurusan

Pengalaman

Kerja

36 Auditor Pertama S2 Manajemen 4 - 7 thn

37 Auditor Pertama S2

Administrasi

Publik 4 - 7 thn

38 Auditor Pertama S2 Hukum 4 - 7 thn

39 Auditor Pertama S2 Manajemen 4 - 7 thn

40 Auditor Pertama S2 Hukum 1 - 3 thn

41 Auditor Madya

S2

Ekonomi

Pertanian > 11 thn

42 Auditor Muda S1 Hukum 4 - 7 thn

43 Auditor Pertama S2 Hukum 4 - 7 thn

44 Auditor Madya S1 Akuntansi > 11 thn

45 Auditor Madya S1 Akuntansi 1 - 3 thn

46 Auditor Madya S2 Manajemen > 11 thn

47 Auditor Muda

S1

Administrasi

Negara 1 - 3 thn

48 Auditor Muda S1 Akuntansi 1 - 3 thn

49 Auditor Pertama S1 Manajemen 4 - 7 thn

50 Auditor Madya S2 Hukum 8 - 11 thn

51 Auditor Pertama S1 Hukum 1 - 3 thn

52 Auditor Pertama S1 Akuntansi 8 - 11 thn

53 Auditor Pertama S1 Manajemen 4 - 7 thn

54 Auditor Pertama S1 Manajemen 1 - 3 thn

55 Auditor Muda S1 Akuntansi 1 - 3 thn

Page 157: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

137

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Etika (X1)

No ET1 ET2 ET3 ET4 ET5

1 5 5 4 4 4

2 4 4 4 5 5

3 5 5 5 5 5

4 4 4 5 5 5

5 5 4 4 3 4

6 5 5 5 5 5

7 4 4 4 5 5

8 4 4 5 4 5

9 4 5 4 4 4

10 5 4 3 5 4

11 4 4 4 4 4

12 4 5 5 4 4

13 4 4 4 4 4

14 4 5 4 5 4

15 4 5 4 4 4

16 1 4 1 4 1

17 4 4 3 4 4

18 4 4 4 4 4

19 3 4 1 4 4

20 4 4 4 4 4

21 5 5 5 5 5

22 5 4 5 5 5

23 3 4 4 5 5

24 4 4 4 5 4

25 5 4 5 5 5

26 3 4 1 5 5

27 4 4 4 5 4

28 4 4 4 4 4

29 4 4 4 4 4

30 4 4 4 4 5

31 4 4 4 5 4

32 4 4 4 4 4

33 4 5 4 5 4

34 5 5 5 5 5

35 5 4 4 5 5

36 3 4 5 5 5

37 3 4 4 5 5

38 5 5 5 5 5

39 4 4 4 4 4

40 4 4 4 4 4

41 4 4 4 2 4

Page 158: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

138

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Etika (X1) (lanjutan)

No ET1 ET2 ET3 ET4 ET5

42 4 4 4 4 4

43 5 4 5 5 5

44 1 4 4 1 4

45 4 5 4 4 5

46 4 4 4 4 4

47 4 4 4 4 5

48 3 4 5 5 5

49 4 3 3 4 1

50 5 4 3 5 5

51 4 5 4 4 4

52 4 4 3 3 4

53 4 4 4 4 1

54 3 4 3 4 4

55 4 4 4 4 4

Page 159: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

139

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Pendidikan (X2)

No PD1 PD2 PD3 PD4

1 4 4 4 5

2 5 4 5 5

3 5 4 5 5

4 3 5 5 4

5 4 5 4 4

6 5 5 4 5

7 5 4 4 4

8 5 5 3 5

9 4 5 4 5

10 4 4 1 3

11 4 3 4 4

12 5 5 4 4

13 4 4 4 4

14 4 4 5 4

15 4 4 4 4

16 5 4 4 5

17 4 4 4 4

18 4 4 4 4

19 2 4 1 5

20 5 4 5 5

21 5 4 5 5

22 5 4 5 3

23 4 5 4 4

24 4 5 4 4

25 5 5 4 4

26 4 5 4 4

27 4 4 4 4

28 4 4 4 4

29 4 5 4 5

30 3 5 4 5

31 4 4 4 4

32 4 4 4 4

33 3 4 4 4

34 5 4 5 4

35 4 4 5 4

36 5 4 4 4

37 4 4 4 4

38 4 4 4 4

39 4 4 4 4

40 4 4 4 4

41 4 4 4 4

Page 160: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

140

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Pendidikan (X2) (lanjutan)

No PD1 PD2 PD3 PD4

42 4 4 4 4

43 4 4 4 4

44 4 4 4 4

45 1 4 4 4

46 4 4 4 4

47 4 5 4 5

48 5 5 5 5

49 4 5 3 3

50 5 5 3 5

51 4 4 4 4

52 4 4 4 4

53 4 4 4 4

54 3 1 1 1

55 3 1 1 1

Page 161: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

141

Daftar Jawaban Kuesioner Pengalaman (X3)

No PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 PE6

1 4 4 4 4 4 4

2 5 5 5 5 5 5

3 5 5 5 5 5 5

4 4 5 5 5 4 5

5 5 5 4 4 4 4

6 5 5 5 5 5 5

7 5 5 5 5 5 5

8 2 4 4 5 3 2

9 4 4 4 4 4 4

10 3 4 4 4 1 1

11 4 4 4 4 4 4

12 5 4 5 5 5 5

13 4 4 4 4 4 4

14 4 4 4 5 4 4

15 4 5 5 4 4 4

16 4 5 5 4 4 5

17 4 4 4 4 4 4

18 4 4 4 5 1 4

19 3 4 4 4 1 1

20 4 5 5 5 4 5

21 5 5 5 5 5 5

22 5 5 5 5 5 5

23 4 4 4 4 4 4

24 4 4 4 4 4 4

25 4 4 4 4 4 4

26 4 4 4 4 4 4

27 4 4 4 4 4 5

28 4 3 4 4 4 4

29 4 4 4 4 4 4

30 4 4 5 5 4 5

31 4 4 5 4 4 4

32 5 4 4 4 4 4

33 4 4 4 4 4 4

34 5 5 5 5 5 5

35 4 4 5 4 2 4

36 4 4 4 3 4 3

37 4 4 4 5 5 4

38 4 5 4 5 5 3

39 4 4 4 4 4 4

40 3 4 4 3 3 4

41 4 4 5 4 4 4

Page 162: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

142

Daftar Jawaban Kuesioner Pengalaman (X3) (lanjutan)

No PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 PE6

42 5 5 5 5 5 5

43 5 5 5 4 5 4

44 5 5 4 5 4 4

45 5 5 4 2 5 5

46 4 4 4 4 4 4

47 4 4 3 2 4 4

48 3 4 4 4 3 4

49 4 4 5 4 4 4

50 4 5 5 5 5 3

51 4 4 4 4 4 4

52 3 4 5 3 3 4

53 4 4 4 4 4 4

54 5 5 5 5 5 5

55 5 5 2 4 5 4

Page 163: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

143

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi (Y)

No MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 MO6 MO7 MO8 MO9 MO10

1 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4

2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5

3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4

4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5

5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

7 4 5 5 5 2 4 1 2 5 5

8 4 2 4 4 1 1 4 4 2 2

9 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4

10 4 1 1 4 4 4 4 1 1 4

11 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4

12 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5

13 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

14 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

15 1 4 4 4 1 1 4 4 4 4

16 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4

17 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

18 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4

19 5 1 1 5 5 4 4 4 1 4

20 5 5 4 5 5 5 2 5 4 4

21 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5

22 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5

23 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4

24 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

26 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4

27 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

29 5 4 4 5 5 2 2 4 4 4

30 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

33 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4

34 5 1 4 5 5 5 5 5 4 4

35 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

37 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4

38 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5

39 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5

40 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4

41 4 1 1 4 4 4 4 4 1 5

Page 164: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

144

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi (Y) (lanjutan)

No MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 MO6 MO7 MO8 MO9 MO10

42 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4

43 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

44 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4

45 5 4 1 4 5 5 4 5 1 4

46 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5

47 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4

48 5 5 5 1 3 3 4 4 5 5

49 5 3 3 4 5 5 4 5 3 4

50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

51 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5

52 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4

53 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4

54 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

55 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4

Page 165: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

145

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Profesionalisme (Z)

No PF1 PF2 PF3 PF4 PF5 PF6 PF7 PF8

1 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 2 5 4 5 5 5 5

3 4 5 5 4 5 4 5 5

4 5 2 5 5 5 4 4 4

5 4 4 4 4 5 4 4 4

6 5 5 5 4 5 5 5 5

7 4 5 5 5 5 5 5 5

8 5 2 4 1 2 3 4 3

9 4 4 1 4 4 4 4 4

10 4 1 1 3 4 4 1 4

11 4 4 4 4 4 4 4 4

12 5 4 3 3 5 1 5 5

13 4 4 4 4 4 3 4 4

14 5 4 4 4 4 4 4 4

15 4 4 4 4 4 4 4 5

16 4 1 1 3 4 3 1 4

17 4 4 4 4 4 4 3 3

18 5 4 4 4 4 4 4 1

19 4 1 4 3 4 4 1 4

20 5 4 4 4 4 4 4 4

21 5 5 5 2 5 4 2 5

22 5 5 5 4 5 5 5 5

23 4 4 5 4 4 4 1 4

24 4 4 3 4 5 4 5 5

25 4 4 4 4 4 1 1 4

26 4 4 4 4 4 4 1 4

27 4 5 4 4 4 4 4 5

28 4 4 4 4 4 4 4 4

29 4 4 4 4 4 2 4 4

30 5 5 4 3 4 4 4 4

31 4 4 3 4 4 4 4 5

32 4 4 4 4 4 4 4 4

33 4 4 3 4 4 4 4 4

34 4 1 4 4 4 5 4 4

35 5 5 5 5 5 5 4 4

36 4 4 4 4 4 4 1 4

37 4 4 4 3 4 3 1 4

38 5 4 5 3 5 5 5 4

39 5 5 5 5 5 5 4 5

40 4 4 4 4 4 4 4 4

41 4 1 1 4 4 5 5 5

Page 166: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

146

Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Profesionalisme (Z) (lanjutan)

No PF1 PF2 PF3 PF4 PF5 PF6 PF7 PF8

42 4 4 4 4 4 4 4 4

43 5 4 4 5 4 4 4 4

44 4 4 4 4 4 4 4 4

45 4 4 1 4 4 4 4 4

46 4 5 5 4 5 4 5 4

47 5 4 4 5 4 4 4 4

48 5 5 5 5 5 5 5 5

49 1 3 3 1 4 1 1 4

50 4 5 5 4 5 5 1 5

51 5 5 5 5 5 5 4 4

52 4 4 4 4 4 4 4 4

53 5 5 4 3 4 1 4 4

54 5 4 4 1 4 4 4 4

55 3 4 4 4 1 4 4 4

Page 167: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

147

LAMPIRAN 4

HASIL OUTPUT UJI SPSS

Page 168: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

148

A. Hasil Uji Deskriptif Responden

Statistics

Jabatan

Fungsional

Pendidikan

Terakhir Jurusan

Pengalaman

Kerja

N Valid 55 55 55 55

Missing 0 0 0 0

Jabatan Fungsional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Auditor Madya 15 27.3 27.3 27.3

Auditor Muda 13 23.6 23.6 50.9

Auditor Pertama 27 49.1 49.1 100.0

Total 55 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S1 40 72.7 72.7 72.7

S2 15 27.3 27.3 100.0

Total 55 100.0 100.0

Jurusan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Administrasi Negara 5 9.1 9.1 9.1

Administrasi Publik 1 1.8 1.8 10.9

Akuntansi 19 34.5 34.5 45.5

Ekonomi Pembangunan 1 1.8 1.8 47.3

Ekonomi Pertanian 1 1.8 1.8 49.1

Hukum 14 25.5 25.5 74.5

Manajemen 14 25.5 25.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Page 169: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

149

Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid > 11 thn 10 18.2 18.2 18.2

1 - 3 thn 21 38.2 38.2 56.4

4 - 7 thn 20 36.4 36.4 92.7

8 - 11 thn 4 7.3 7.3 100.0

Total 55 100.0 100.0

B. Hasil Uji Validitas

1. Etika (X1)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

ET1 16.73 4.721 .549 .334 .617

ET2 16.51 6.366 .366 .143 .699

ET3 16.76 4.517 .525 .346 .628

ET4 16.42 5.359 .394 .216 .683

ET5 16.49 4.551 .514 .285 .633

2. Pendidikan (X2)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PD1 12.18 4.522 .405 .186 .779

PD2 12.11 3.951 .603 .497 .681

PD3 12.36 3.495 .583 .349 .694

PD4 12.16 3.732 .664 .544 .647

Page 170: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

150

3. Pengalaman (X3)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PE1 21.04 6.925 .711 .631 .734

PE2 20.85 7.793 .613 .456 .765

PE3 20.85 7.978 .424 .353 .793

PE4 20.96 7.813 .373 .256 .806

PE5 21.18 5.855 .644 .555 .748

PE6 21.11 6.247 .654 .568 .741

4. Motivasi (Y)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

MO1 36.75 25.082 .420 .487 .752

MO2 37.07 22.439 .439 .667 .749

MO3 37.13 22.113 .459 .796 .746

MO4 36.71 25.914 .268 .211 .767

MO5 37.04 21.813 .495 .745 .740

MO6 37.11 21.432 .525 .675 .735

MO7 36.93 25.106 .323 .348 .761

MO8 36.85 24.312 .481 .388 .745

MO9 37.13 21.521 .545 .833 .731

MO10 36.78 25.507 .441 .393 .753

Page 171: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

151

5. Profesionalisme (Z)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PF1 27.45 17.623 .423 .280 .696

PF2 27.87 15.224 .443 .358 .686

PF3 27.82 15.411 .453 .342 .683

PF4 27.93 16.217 .471 .299 .681

PF5 27.51 17.218 .469 .333 .688

PF6 27.84 16.028 .425 .328 .690

PF7 28.13 14.372 .425 .252 .698

PF8 27.55 18.475 .274 .249 .716

C. Hasil Uji Reliabilitas

1. Etika (X1)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 55 100.0

Excludeda 0 .0

Total 55 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.704 .707 5

Page 172: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

152

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ET1 4.00 .839 55

ET2 4.22 .459 55

ET3 3.96 .922 55

ET4 4.31 .791 55

ET5 4.24 .922 55

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.73 7.424 2.725 5

2. Pendidikan (X2)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 55 100.0

Excludeda 0 .0

Total 55 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.760 .761 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PD1 4.09 .776 55

PD2 4.16 .788 55

PD3 3.91 .948 55

PD4 4.11 .809 55

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation

N of

Items

16.27 6.461 2.542 4

Page 173: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

153

3. Pengalaman (X3)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 55 100.0

Excludeda 0 .0

Total 55 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.798 .807 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PE1 4.16 .660 55

PE2 4.35 .517 55

PE3 4.35 .615 55

PE4 4.24 .719 55

PE5 4.02 .972 55

PE6 4.09 .867 55

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

25.20 9.830 3.135 6

Page 174: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

154

4. Motivasi (Y)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 55 100.0

Excludeda 0 .0

Total 55 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.768 .772 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

MO1 4.31 .663 55

MO2 3.98 1.114 55

MO3 3.93 1.136 55

MO4 4.35 .700 55

MO5 4.02 1.130 55

MO6 3.95 1.145 55

MO7 4.13 .795 55

MO8 4.20 .730 55

MO9 3.93 1.103 55

MO10 4.27 .560 55

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

41.05 28.312 5.321 10

Page 175: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

155

5. Profesionalisme (Z)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 55 100.0

Excludeda 0 .0

Total 55 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.720 .732 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PF1 4.27 .679 55

PF2 3.85 1.145 55

PF3 3.91 1.093 55

PF4 3.80 .911 55

PF5 4.22 .712 55

PF6 3.89 1.012 55

PF7 3.60 1.342 55

PF8 4.18 .669 55

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

31.73 20.498 4.528 8

Page 176: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

156

D. Hasil Uji Hipotesis Persamaan 1

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Pengalaman,

Pendidikan,

Etika

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Motivasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .541a .293 .251 4.605

a. Predictors: (Constant), Pengalaman, Pendidikan, Etika

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 447.522 3 149.174 7.036 .000a

Residual 1081.315 51 21.202

Total 1528.836 54

a. Predictors: (Constant), Pengalaman, Pendidikan, Etika

b. Dependent Variable: Motivasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.026 6.592 1.824 .074

Etika .545 .248 .279 2.195 .033

Pendidikan .112 .260 .054 .432 .668

Pengalaman .631 .209 .372 3.019 .004

a. Dependent Variable: Motivasi

Page 177: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

157

E. Hasil Uji Korelasi Persamaan 1

Correlations

Etika Pendidikan Pengalaman Motivasi

Etika Pearson Correlation 1 .300* .277

* .398

**

Sig. (2-tailed) .026 .040 .003

N 55 55 55 55

Pendidikan Pearson Correlation .300* 1 .177 .203

Sig. (2-tailed) .026 .197 .137

N 55 55 55 55

Pengalaman Pearson Correlation .277* .177 1 .459

**

Sig. (2-tailed) .040 .197 .000

N 55 55 55 55

Motivasi Pearson Correlation .398** .203 .459

** 1

Sig. (2-tailed) .003 .137 .000

N 55 55 55 55

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

F. Hasil Uji Hipotesis Persamaan 2

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Motivasi,

Pendidikan,

Etika,

Pengalaman

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Profesionalisme

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .650a .423 .377 3.574

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan, Etika, Pengalaman

b. Dependent Variable: Profesionalisme

Page 178: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

158

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 468.079 4 117.020 9.159 .000a

Residual 638.830 50 12.777

Total 1106.909 54

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan, Etika, Pengalaman

b. Dependent Variable: Profesionalisme

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.570 5.282 .297 .768

Etika .531 .202 .320 2.635 .011

Pendidikan .253 .202 .142 1.253 .216

Pengalaman .135 .176 .094 .767 .447

Motivasi .283 .109 .333 2.604 .012

a. Dependent Variable: Profesionalisme

Page 179: PENGARUH ETIKA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23937/1/Dwi... · agar dapat mencegah, mendeteksi, dan mengungkap terjadinya kecurangan

159

G. Hasil Uji Korelasi Persamaan 2

Correlations

Etika Pendidikan Pengalaman Motivasi Profesionalisme

Etika Pearson

Correlation

1 .300* .277

* .398

** .521

**

Sig. (2-tailed) .026 .040 .003 .000

N 55 55 55 55 55

Pendidikan Pearson

Correlation

.300* 1 .177 .203 .322

*

Sig. (2-tailed) .026 .197 .137 .017

N 55 55 55 55 55

Pengalaman Pearson

Correlation

.277* .177 1 .459

** .360

**

Sig. (2-tailed) .040 .197 .000 .007

N 55 55 55 55 55

Motivasi Pearson

Correlation

.398** .203 .459

** 1 .532

**

Sig. (2-tailed) .003 .137 .000 .000

N 55 55 55 55 55

Profesionali

sme

Pearson

Correlation

.521** .322

* .360

** .532

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .017 .007 .000

N 55 55 55 55 55

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).