52
PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP KADAR SGPT MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ARISTA NOVI ERDIANA G.0005064 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica)

TERHADAP KADAR SGPT MENCIT (Mus musculus) YANG

DIINDUKSI PARASETAMOL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ARISTA NOVI ERDIANA

G.0005064

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica)

Terhadap Kadar SGPT Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Parasetamol

Arista Novi Erdiana,NIM/Semester : G0005064/VIII, Tahun 2009

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Jum’at, Tanggal 17 Juli 2009

Surakarta, .................................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Sri Wahjono, dr., MKes. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS.

NIP 030 134 646 NIP 030 134 565

Pembimbing Utama

Nama : Dra. M. Titiek Marminah, Apt.SU

NIP : 130 786 877

Pembimbing Pendamping

Nama : dr. Achmad SubakirNIP : 130 543 177 .

Penguji Utama

Nama : Dr. dr. Muchsin Douwes, SU MARSNIP : 130 543 161

Anggota Penguji

Nama : dr. Ratih Puspita.NIP : 132 318 017

………………………………….

………………………………….

………………………………….

………………………………….

Page 3: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

ABSTRAK

Arista Novi Erdiana, G0005064, 2009, Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) terhadap Kadar SGPT Mencit yang Diinduksi Parasetamol, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pegagan (Centella asiatica) mengandung beberapa senyawa aktif yaitu terpenoid, flavonoid, dan glikosida. Senyawa flavonoid merupakan antioksidan yang dapat melindungi hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada efek hepatoprotektif ekstrak pegagan terhadap peningkatan kadar SGPT mencit yang diinduksi parasetamol.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian posttest only control group design. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan, galur Swiss webster, berumur 2 bulan dengan berat badan ± 20g, sebanyak 30 ekor. Subyek dibagi dalam 5 kelompok dengan randomisasi kelompok subjek dan tiap kelompok terdiri dari enam mencit. Kelompok 1 sebagai kontrol negatif dengan pemberian makanan standar. Kelompok 2 sebagai kontrol positif dengan pemberian parasetamol dosis toksik (0.78mg/20g BB mencit). Kelompok 3, 4, dan 5 merupakan kelompok uji dengan pemberian dosis ekstrak pegagan yang berbeda, yaitu ¾ dosis terapi (0.6ml/20g BB mencit), 1 dosis terapi (0.8ml/20g BB mencit), dan 1¼ dosis terapi (1.0ml/20g BB mencit). Satu jam kemudian kelompok 3, 4, dan 5 diberi parasetamol dosis toksik (0.78 mg/20g BB mencit). Perlakuan diberikan selama 6 hari berturut-berturut dan pada hari ke-7 dilakukan pengambilan darah melalui sinus orbitalis, untuk mengukur kadar SGPT sesudah perlakuan dengan menggunakan metode IFCC tanpa pyridoxal phosphat. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan uji Kruskal wallis.

Secara deskriptif hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar SGPT. Penurunan terlihat paling besar pada pemberian ekstrak pegagan ¾ dosis terapi. Hasil analisis statistik tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna, dimana p untuk SGPT adalah 0.145 dengan taraf signifikansi sebesar 0.05.

Simpulan dari penelitian ini bahwa pemberian ekstrak pegagan terhadap mencit yang diinduksi parasetamol tidak terjadi penurunan kadar SGPT secara bermakna (p >0.05)

Kata kunci: ekstrak pegagan (Centella asiatica) – antioksidan -hepatoprotektif

Page 4: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

ABSTRACT

Arista Novi Erdiana, G0005064, 2009, The Effect of Centella asiatica Extract against The SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase)Level of Mice Induced by Paracetamol, Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.

Centella asiatica contains several active substances that are terpenoids, flavonoids and glicosides. Flavonoid is antioxidant protecting liver from free radicals. The aim of this research was to know thehepatoprotective effect of Centella asiatica against the SGPT level of mice induced by paracetamol.

This research used experimental laboratory method with posttest only control group design. A total of 30 male Swiss webster mice, at about 2 month, and 20 grams were used. They were classified into 5 groups with groups randomization, and each group consists of six mice. Group 1 was negative control, given by a standart diet. Group 2 was positive control, given by toxic paracetamol dose (0.78mg/20g bw). The treated groups such as group 3, group 4, and group 5, were given Centella asiatica extract in different doses: ¾ therapeutic dose(0.6ml/20g bw), 1 therapeutic dose (0.8ml/20g bw), and 1¼ therapeutic dose (1.0ml/20g bw). An hour later group 3, 4, and 5 would be given toxic paracetamol dose (0.78mg/20g bw).The treatment of all groups were given continually within 6 days. In the 7th day, the blood taken from mice orbitalis sinuses to measure SGPT level with IFCC without pyridoxal-phosphate method were done. The acumulated data were analyzed by Kruskal wallis.

The result of one kruskal wallis analysis show unsignificant differences statistically. Value of P for SGPT is 0.145 with significant value more than 0.05. Although the datas shows there is change in degreesSGPT, a decrease in degreeSGPT. The decrease seen most of group with ¾ therapeutic dose Centella asiatica extract.

The conclusion of this research was that Centella asiatica extract had not a significant (p>0.05) hepatoprotective effect against the SGPT level of rat increased by paracetamol induced

Key words : Centella asiatica extract - antioxidant - hepatoprotection

Page 5: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat dan kasih-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) terhadap Kadar SGPT Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Parasetamol” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas atas dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.2. Sri Wahjono, dr., MKes. Selaku Ketua Tim Skripsi beserta seluruh staf skripsi

yang telah memberikan pengarahan dan bantuan.3. Dra. M. Titiek Marminah, Apt.SU Selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi bagi peneliti.4. Achmad Subakir, dr. Selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi bagi peneliti.5. Dr. Muchsin Douwes,dr., SU MARS. Selaku Penguji Utama yang telah

menguji skripsi ini.6. Ratih puspita,dr. Selaku Anggota Penguji yang telah menguji skripsi ini.7. Bapak (Ahmad Tolkah), Ibu (Widayatiningsih), dan Adikku (M. Dony Dian

Ardianyah dan M. Diky Dian Ardiansyah) tercinta yang senantiasa memberikan doa, bimbingan dan motivasi bagi peneliti.

8. Seluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, Histologi, mas Kidi yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.

9. Indra, mas Arie, ayu, berli, cempaka, mas adi dan seluruh teman angkatan 2005 atas semangat dan bantuannya.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bermanfaat untuk semua pihak, bagi ilmu kedokteran pada umumnya dan bagi pembaca pada khususnya.

Surakarta, 10 juli 2009

Arista Novi Erdiana

Page 6: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA…………………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. vii

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. ix

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………. x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………….. 5

C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 5

D. Manfaat Penelitian ………………………………………… 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka…..……………………………………….. 7

1. Herba Pegagan………………………………………….. 7

2. Ekstrak Pegagan................................................................ 11

3. Fisiologi dan Patofisiologi Hati………………………… 11

4. SGPT(Serum Glutamat-piruvat transaminase)................. 14

5. Farmakologi Parasetamol………………………………. 18

6. Hewan coba ………………………………………. 21

B. Kerangka Pemikiran………………………………………... 23

Page 7: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

C. Hipotesis …………………………………………………… 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian……………………………………………... 24

B. Lokasi Penelitian…………………………………………… 24

C. Subjek Penelitian…………………………………………… 24

D. Teknik Sampling…………………………………………… 24

E. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………….. 25

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………... 26

G. Rancangan Penelitian………………………………………. 28

H. Alat dan Bahan …………………………………………… 29

I. Cara Kerja............. …………………………………………. 29

J. Analisis Statistik……………………………………………. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian……………………………………………... 34

B. Analisis Data………………………………………………... 35

BAB V PEMBAHASAN........................................................................... 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan……………………………………………………. 41

B. Saran………………………………………………………... 41

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 37

LAMPIRAN

Page 8: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit hati adalah permasalahan dunia dengan angka

kesakitan dan kematian yang tinggi. Meskipun manajemen kedokteran

sudah maju, tetapi belum ada pemberian terapi yang efektif hingga

saat ini. Bahkan perkembangan pengobatan yang terbaru untuk

mengobati penyakit hati sering menimbulkan efek samping yang tidak

diinginkan(Madani et al., 2008). Maka dari itu masyarakat saat ini

cenderung untuk kembali ke alam(back to nature) (Handajani, 2007)

dan lebih memilih untuk memakai substansi bioaktif alami untuk agen

terapeutik(Son et al., 2004).Kandungan zat aktif dalam obat tradisional

banyak yang bersifat hepatoprotektor, antaralain pada temulawak, kunyit,

meniran, dan pegagan. Sehingga efektif untuk digunakan pada kondisi

peradangan hati. Selain itu, obat yang berasal dari bahan alam ini relatif

aman, mudah diperoleh dan murah(Usia, 2007).

Hepar merupakan pusat metabolisme tubuh yang

mempunyai banyak fungsi dan penting untuk mempertahankan hidup.

Kapasitas cadangannya sangat besar, hanya dengan 10- 20% jaringan

hepar yang masih berfungsi ternyata sudah cukup untuk

mempertahankan hidup pemiliknya. Kemampuan mengganti jaringan

mati dengan yang baru (regenerasi) pada hepar pun cukup besar.

Page 9: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Itulah sebabnya pengangkatan sebagian jaringan hati yang rusak

akibat penyakit akan cepat digantikan dengan jaringan baru(

Dalimartha, 2006).

Gangguan hepar selain disebabkan oleh mikroorganisme,

seperti virus dan bakteri juga dapat disebabkan oleh obat-obatan

misalnya parasetamol, hidroksi urea, dan rifampisin serta berbagai

konsumsi makanan misalnya alkohol(Akbar, 2007).

Parasetamol merupakan obat analgesik yang umum

dipakai, dapat diperoleh tanpa menggunakan resep dokter. Sejak tahun

1970 di Amerika jumlah overdosis dari parasetamol meningkat.

Sekarang parasetamol menjadi obat yang paling sering menyebabkan

keracunan sendiri di United Kingdom. Antara tahun 1993-1997, di

Inggris dan Wales didapatkan 500 kematian yang berhubungan

dengan overdosis parasetamol setiap tahunnya(Christopher, 2002).

Menurut Mahadevan, 2006 overdosis parasetamol kira-kira 10% dari

hasil penyelidikan tentang keracunan di United Kingdom poisons

Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic Exposure

Surveillance Scheme of the American Association of Poison Control

Centres. Sedangkan pada tahun 2004, terdapat 94 kematian yang

dikarenakan overdosis parasetamol di United Kingdom.

Sesungguhnya pada dosis normal terapeutik, parasetamol

relatif aman, akan tetapi ketika dipakai dalam dosis tinggi atau dosis

rendah tetapi akumulatif, maka parasetamol dapat menimbulkan efek

Page 10: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

toksik yaitu kerusakan hati akut. Efek toksik parasetamol juga dapat

ditingkatkan oleh faktor-faktor resiko seperti: komsumsi alkohol,

malnutrisi, obat-obatan yang turut menginduksi sitokrom P450, HIV,

variasi genetik, dan penyakit hati(Defendi, 2008).

Parasetamol atau N-asetil-p-aminofenol merupakan

derivat para-amino fenol yang berkhasiat sebagai analgesik-

antipiretik. Di dalam hati, sebagian besar parasetamol (± 80%)

terkonjugasi dengan asam glukuronat dan sulfat dan sebagian kecil

dioksidasi oleh sistem sitokrom P-450 MFO hati menjadi metabolit

rektif N-asetil-p-benzoquinonimina (NAPBQI)(Gibson dan Skett,

1991; Dollery, 1991; Vandenberghe, 1996).

Parasetamol dapat menimbulkan hepatotoksisitas pada

pemberian dosis tunggal 10-15 gram (200-250 mg/kg BB) (Wilmana,

1995). Pada pemberian parasetamol dosis toksik, metabolit reaktif ini

sebagai senyawa yang menimbulkan kerusakan hati. Mekanisme

toksisitasnya sampai saat ini masih kontroversial, yaitu melalui

interaksi kovalen dan interaksi nirkovalen. Interaksi kovalen, terjadi

karena pemberian parasetamol dosis toksik akan menguras kandungan

GSH-sitosol sehingga N-asetil-p-benzoquininomina (NAPBQI) akan

berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein sel hati, yang

mengakibatkan terjadinya kerusakan sel(Gillette, 1981; Tirmenstein

dan Nelson, 1990). Sedangkan interaksi nirkovalen, melibatkan

pembentukan radikal bebas N-asetil-p-semiquinonimina (NAPSQI).

Page 11: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Enzim yang sering berkaitan dengan kerusakan

hepatoseluler adalah aminotransferase. Aspartat aminotransferase

(AST/SGOT) memerantai reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-

ketoglutamat. Alanin aminotransferase (ALT/SGPT) memindahkan

satu gugus amino antara alanin dan asam alfa-ketoglutamat. Walaupun

SGOT dan SGPT sering dipakai sebagai enzim hati karena tingginya

konsentrasi keduanya dalam hepatostit, namun hanya SGPT yang

spesifik. SGOT terdapat di miokardium, otot rangka, otak, dan ginjal.

Melihat cukup besarnya dampak yang ditimbulkan oleh

keracunan parasetamol, maka perlu ditemukan bahan hepatoprotektor

baru, yang alami dan sedikit menimbulkan efek samping. Salah satu

tanaman yang menarik untuk diteliti untuk hepatoprotektor adalah

pegagan (Centella asiatica)(Dalimartha, 2006).

Pegagan berkhasiat tonik, antiinfeksi, antipiretik,

antitoksik, pembersih darah, hemostasis, memperbanyak pengeluaran

empedu, dan sedatif. Bagi penderita hepatitis ikterik akut dengan

pembengkakan hati, minum rebusan ini akan mempercepat

penyembuhan dan menghilangkan keluhan seperti ikterik di kulit dan

bagian putih bola mata, perut kembung(Dalimartha, 2006). Hasil

penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pegagan mengandung

beberapa senyawa aktif yaitu terpenoid, flavonoid, dan glikosida.

Senyawa flavonoid dalam tanaman diketahui merupakan senyawa

antioksidan dan berpotensi mencegah kerusakan sel-sel tubuh

Page 12: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

diantaranya sel hepar(Crawford, 1995). Oleh sebab itu, atas dasar

kandungan kimia dan penelitian tentang khasiat pegagan yang pernah

dilakukan sebelumnya, penulis ingin mengetahui apakah ada efek

hepatoproktektif dari pegagan (Centella asiatica) yang diberikan pada

mencit (Mus musculus) yang diinduksi parasetamol, berdasarkan

perubahan kadar serum transaminase SGPT (Serum Glutamat Piruvat

Transaminase).

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak pegagan

(Centella asiatica) terhadap kadar SGPT mencit (Mus musculus) yang

diinduksi Parasetamol?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh ekstrak pegagan (Centella asiatica) terhadap kadar SGPT

mencit yang diinduksi parasetamol .

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek

hepatoprotektor ekstrak pegagan( Centella Asiatica) pada mencit.

Page 13: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

2. Manfaat aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian uji klinis

pada manusia untuk mencari dosis yang tepat dan efektif.

Page 14: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Herba Pegagan

a. Taksonomi

Klasifkasi tanaman :

Filum : Angiospermae

Sub filum : Dycotiledones

Divisi : Sphermatophita

Famili : Umbilliferae

Genus : Centella

Species : C. asiatica & Hydrocotyle asiatica

Nama ilmiah : C. asiatica & Hydrocotyle asiatica

(Newal et al, 1996)

b. Nama daerah

Sumatera : Pegaga (Aceh), Pegago (Minangkabau),

Kaki Kuda (Melayu)

Jawa : Antanan Bener (Sunda), Kerok Batok

(Jawa Tengah), Gan Gagan (Madura)

Bali : Bali

Nusa Tenggara : Belele (Sasak), Kelai Lere (Sawo)

Page 15: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Sulawesi : Wisu-wisu (Makasar), Cipubalawo

(Bugis), Hisu-hisu (Salayar)

Maluku : Sarowati (Halmahera), Kolotidi Manora

(Ternate)

Irian : Dogauke

(Newal et al, 1996)

c. Deskripsi

Habitus : Herba, tahunan, menjalar, panjang ± 10 m.

Batang : Tidak berbatang.

Daun : Tunggal, tersusun dalam roset akar, dua

sampai sepuluh, bentuk ginjal, pangkal

membulat, tepi beringgit, diameter 1-7 cm,

pertulangan meyirip, tangkai 1-5 cm, hijau.

Bunga : Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun,

tangkai ± 3 cm, daun pelindung dua, bulat

telur, panjang ± 4 mm, hijau kekuningan,

mahkota bentuk terompet, panjang ± 1½

cm, lebar ± 8 mm, biru muda.

Buah : Pipih, berlekuk dua, berusuk, ungu

kecoklatan.

Akar : Tunggang, bulat, putih

(Newal et al, 1996)

Page 16: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

c. Daerah Distribusi, Habitat, dan Budidaya

Pegagan bersifat kosmopolitan tumbuh liar di

tempat-tempat yang lembab pada intensitas sinar yang

rendah (ternaungi) hingga pada tempat-tempat terbuka,

seperti di padang rumput, pinggir selokan, pematang sawah.

Ketinggian tempat optimum untuk tanaman ini

adalah 200 – 800 m dpl. Di atas 1.000 m dpl. produksi dan

mutunya akan menjadi lebih rendah. Tanaman ini dapat

tumbuh dan berproduksi dengan baik hampir pada semua

jenis tanah lahan kering. (Newal et al, 1996)

d. Kandungan kimia

Amino acids: Alanine dan serine (komponen

utama), aminobutyrate, aspartate, glutamate, histidine,

lysine, threonine. Lebih banyak terdapat pada akar.

Flavonoids: Quercetine, kaempferol, dan

beberapa macam glikosida.

Terpenoids: triterpenes, asiaticosid, centelloside,

madecasoside, brahmoside dan brahminoside (saponin

glikosida), Aglycones berkaitan dengan hydrocotylegenin

A-E, senyawa A-D dilaporkan merupakan ester triterpen

alcohol R-barrigenol. Asiaticentoic acid, centellic acid,

centoic acid dan madecassic acid.

Valatile oils Berbagai macam terpenoids

Page 17: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

termasuk β-caryophyllene, trans-β-farnesene dan

germacrene D (sesquiterpenes) sebagai komponen utama,

α-pinene dan β-pinene.

Unsur-unsur lain Hydrocotylin (alkaloid),

vallerine (zat pahit), asam lemak (linoleic acid, linolenic

acid, lignocene, oleic acid, palmitid acid, stearid acid),

phytosterols(campesterol, sitosterol, stigmasterol),

resin,tannin. (Newall et al, 1996)

f. Khasiat dan penggunaan

Daun :

Re-Vitalisasi sel dan pembuluh darah, antiseptik, antibiotik,

antipiretik, diuretik, hepatomegali, meningkatkan fertilitas

wanita, mengurangi gejala asma, mengobati hipotensi.

(Riana, 2006)

Herba :

Radang hati disertai kuning, campak, demam, sakit

tenggorokan, asma, bronchitis, radang pleura, radang mata

merah, keputihan, infeksi, batu saluran kencing, tekanan

darah tinggi/hipertensi, reumatik, pendarahan (muntah

darah, batuk darah, mimisan, kencing darah), wasir, sakit

perut, disentri, cacingan, tidak nafsu makan, lepra, TBC,

keracunan makanan (jengkol, udang, kepiting), keracunan

bahan kimia/obat-obatan. (Riana, 2006)

Page 18: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

2. Ekstrak Pegagan

Ektrak pegagan adalah sari herba pegagan yang diambil

dengan menggunakan pelarut ethanol 70%. Dalam penelitian ini,

ekstrak pegagan diperoleh dengan metode Soxhletasi. Soxhletasi

merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan

penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari

terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik

dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya

masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa

sifon. Ekstrak pegagan didapatkan dari BPTO Tawangmangu.

3. Fisiologi dan Patofisiologi Hati

Hati merupakan pusat metabolisme tubuh yang

mempunyai banyak fungsi dan penting untuk mempertahankan

tubuh. Kapasitas cadangannya sangat besar, hanya dengan 10-20%

jaringan hati yang masih berfungsi ternyata sudah cukup untuk

mempertahankan hidup pemiliknya. Kemampuan mengganti

jaringan mati dengan yang baru (regeneasi) pada hati pun cukup

besar. Itulah sebabnya pengangkatan sebagian hati yang rusak

akibat penyakit akan cepat digantikan dengan jaringan yang baru.

(Dalimartha, 2006)

Ada 4 macam fungsi hati, yakni untuk pembentukan dan

ekskresi empedu, metabolisme zat-zat penting bagi tubuh,

pertahanan tubuh, serta fungsi vaskuler.

Page 19: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

a. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu

Empedu dibentuk oleh hati melalui saluran empedu

interlobular yang terdapat dalam hati, empedu yang dihasilkan

dialirkan ke kandung empedu untuk disimpan. Bila kita

mengkonsumsi makanan berlemak maka empedu yang

tersimpan tadi akan dikeluarkan dan dialirkan ke dalam

duodenum. Dalam sehari, sekitar 1 liter empedu diekskresikan

oleh hati. Empedu sebagian terdiri dari air (97%), sisanya terdiri

atas elektrolit, garam empedu, fosfolipid, kolesterol, dan

bilirubin. Garam empedu penting untuk pencernaan dan

penyerapan lemak dalam usus halus. Garam ini sebagian diserap

kembali oleh usus halus dan dialirkan kembal ke hati. Bilirubin

atau pigmen empedu yang dapat menyebabkan warna kuning

pada jaringan dan cairan tubuh sangat penting sebagai indikator

penyakit hati dan saluran empedu. (Amirudin, 2007)

b. Fungsi metabolik

Di samping menghasilkan energi dan tenaga, hati

mempunai peran penting pada metabolisme karbohidrat, protein,

lemak, dan vitamin.

Karbohidrat setelah diolah di saluran cerna akan

menjadi glukosa, lalu diserap melalui usus masuk ke dalam

peredaran darah dan masuk ke dalam hati melalui vena porta. Di

dalam hati sebagian glukosa dimetabolisir sehingga terbentuk

Page 20: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

energi yang berfungsi menjaga temperatur tubuh dan tenaga

untuk bergerak. Glukosa yang tersisa diubah menjadi glikogen

dan disimpan di dalam hati dan otot atau diubah menjadi lemak

yang disimpan di dalam jaringan subkutan.

Metabolisme protein oleh hati juga penting untuk

mempertahankan hidup.hati membuat albumin dan faktor

pembekuan darah seperti protombin dan fibrinogen. Albumin

dibuat oleh hati sebanyak 12-14 g dalam 24 jam yang

merupakan sekitar 50% dari total protein yang disintesis hati.

Albumin dan protein lain seperti globulin dan fibrinogen

merupakan protein terbanyak dalam plasma.

Hati juga mengubah amonia menjadi urea, untuk

dikeluarkan melalui ginjal dan usus. Metabolisme lemak yang

dilakukan hati berupa pembentukan lipoprotein, kolesterol, dan

fosfolipid, juga mengubah karbohidrat dan protein menjadi

lemak. (Amirudin, 2007)

c. Fungsi pertahanan tubuh

Hati juga berperan dalam pertahanan tubuh, baik

berupa proses detoksikasi maupun fungsi perlindungan.

Detoksikasi dilakukan dengan berbagai proses yang

dilakukan oleh enzim-enzim hatiterhadap zat-zat beracun, baik

yang masuk dari luar maupun yang dihasilkan oleh tubuh

sendiri. Dengan proses detoksikasi, zat berbahaya akan dirubah

Page 21: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif.

Fungsi perlindungan dilakukan oleh sel-sel kupffer

yang berada pada dinding sinusoid hati. Dengan cara fagositosis,

sel kupffer dapat membersihkan sebagian besar kuman yang

masuk ke dalam hati melalui vena porta sehingga tidak

menyebar ke seluruh tubuh. Sel kupffer juga menghasilkan

imunoglobulin yang merupakan kekebalan humoral serta

menghasilkan berbagai macam antibodi akibat kelainan hati

tertentu seperti antimichondrial antibody (AMA), smooth

muscle antibody (SMA), dan antinuclear antibody (ANA).

d. Fungsi vaskular hati

Pada orang dewasa, jumlah aliran darah ke hati

diperkirakan sekitar 1.200-1.500 cc per menit. Darah tersebut

berasal dari vena porta sekitar 1.200cc dan dari arteria hepatika

sekitar 350 cc. Bila terjadi kelemahan fungsi jantung kanan

dalam memompa darah seperti pada penderita payah jantung

kanan, maka darah dari hati yang dialirkan ke jantung melalui

vena hepatika dan selanjutnya masuk ke dalam vena kava

inferior akan terhambat. Akibatnya terjadi pembesaran hati

karena bendungan pasif oleh darah yang jumlahnya sangat

besar.

4. SGPT (Serum Glutamat-Piruvat Transaminase)

Tes laboratorium sering kali digunakan untuk memastikan

Page 22: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

diagnosis (bersama-sama dengan riwayat kesehatan dan

pemeriksaan jasmani) serta untuk memantau penyakit dan

pengobatan. Pemeriksaan enzim dapat dibagi dalam beberapa

bagian:

1). Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel yaitu

SGOT, SGPT, GLDH, dan LDH.

2). Enzim yang berhubungan dengan penanda kolestasis seperti

gamma GT dan fosfatase alkali.

3). Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati

misalnya kolinesterase. (Akbar, 2007)

Dua enzim yang sering berkaitan dengan kerusakan

hepatoseluler adalah aminotransferase. Aspartat aminotransferase

(AST) memerantai reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-

ketoglutamat; yang dikenal dengan serum glutamat-oksaloasetat

transaminase (SGOT). Alanin aminotransferase (ALT)

memindahkan satu gugus amino antara alanin dan asam alfa-

ketoglutamat yang dikenal dengan serum glutamat-piruvat

transaminase (SGPT). Walaupun SGPT dan SGOT sering

dianggapnsebagai enzim hati karena tinggina konsentrasi keduanya

dalam hepatosit, namun hanya SGPT yang spesifik, karena SGOT

terdapat di miokardium, otot rangka, otak, dan ginjal. (Sacher dan

McPherson, 2004).

Pada penyakit hepatitis, kenaikan kembali atau

Page 23: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

bertahannya nilai transaminase yang tinggi menunjukkan kelainan

yang berlanjut dan terjadinya nekrosis hati. (Dalimartha, 2006)

Tabel 2.1 Kriteria hepatotoksisitas menurut Common Toxicity

Critera

Grade 0 1 2 3 4

SGOT

SGPT

DBN

DBN

>BAN-2.5

x BAN

>BAN-2.5

x BAN

>2,5-5,0

x BAN

>2,5-5,0

x BAN

>5,0-

20,0 x

BAN

>5,0-

20,0 x

BAN

> 20,0

x BAN

> 20,0

x BAN

DBN = Dalam Batas Normal, BAN = Batas Atas Normal (King PD & Perry MC, 2001)

Page 24: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Tabel 2.2 Karakteristik aminotranferase terkait hati

Karakteristik Aspartat

aminotranferase(SGOT)

Alanin

aminotranferase(SGPT)

Terdapat di

jaringan

selain hati

Lokasi di

hepatosit

Rentang

rujukan

dalam darah

orang dewasa

Waktu paruh

dalam darah

Perubahan

pada

kerusakan

inflamatorik

akut

Perubahan

pada

neoplasma

primer atau

sekunder

Perubahan

pada infark

miokardium

Perubahan

pada sirosis

Lebih banyak di

jantung dibandingkan di

hati, juga otot rangka,

ginjal, dan otak

Mitokhondria dan

sitpplasma

5-40 IU/liter

12-22 jam

Sensitif sedang

Meningkat secara

bermakna

Meningkat secara

bermakna

Meningkat sedang

Konsentrasinya relatif

rendah di jaringan lain

Hanya sitoplasma

5-35 IU/liter

35-57 jam

Sangat sensitif

Peningkatan sedang

atau tidak ada

peningkatan

Meningkat ringan atau

sedang

Meningkat ringan atau

sedang

(Sacher dan McPherson, 2004)

Page 25: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

5. Farmakologi Paracetamol

Asetaminofen atau parasetamol adalah salah satu obat

yang terpenting untuk pengobatan nyeri ringan sampai sedang, bila

efek antiinflamasi tidak diperlukan. (Furst dan Munster, 2001)

Asetaminofen adalah metabolit fenasetin yang

bertanggung jawab atas efek analgesiknya. Obat ini adalah

penghambat prostaglandin yan lemah pada jaringan perifer dan

tidak mempunyai efek anti-inflamasi yang bermakna. (Furst dan

Munster, 2001)

a. Farmakokinetik

Asetaminofen diberikan per oral. Absorpsi

tergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar

pucak di dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60

menit. Asetaminofen sedikit terikat dengan protein plasma dan

sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah

menjadi asetaminofen sulfat dan glukoronida, yang secara

farmakologi tidak aktif. Kurang dari 5% diekskresikan dalam

bentuk tidak berubah. Suatu metabolit minor tetapi sangat aktif

(N-asetil-p-benzokuinon), penting pada dosis besar, karena

toksisitasnya terhadap hati dan ginjal. Pada jumlah toksik atau

adanya penyakit hati, waktu paruhnya bisa meningkat dua kali

lipat atau lebih. (Furst dan Munster, 2001)

Page 26: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Asetaminofen (parasetamol)

b. Indikasi

Walaupu efek analgesik dan antipiretiknya setara

dengan aspirin (Styrt, 1990), asetaminofen berbeda karena tidak

adanya efek anti-inflamasinya. Obat ini tidak mempengaruhi

kadar asam urat dan tidak mempunyai sifat menghambat

trombosit. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai nyeri

sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri pasca-persalinan, dan

keadaan lain dimana aspirin efektif sebagai analgesik.

Asetaminofen sendiri tidak adequat untuk terapi keadan

peradangan seperti artritis rematoid, walaupun dapat digunakan

sebagai analgesik tambahan pada terapi anti-inflamasi. Untuk

analgesia ringan, asetaminofen merupakan obat yang lebih

disukai pada pederita yang alergi dengan aspirin atau jika

salisilat tidak dapat ditoleransi.

Obat ini lebih disukai daripada aspirin untuk penderita

hemofilia atau dengan riwayat tukak lambung dan pada

penderita yang mendapat bronkospasme yang dicetuskan oleh

Page 27: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

oleh aspirin. Tidak seperti aspirin, asetaminofen tidak

mengantagonis efek obat urikosurik; dapat diberikan bersama

dengan probenesid pada pengobatan gout. Pada anak-anak,

aspirin lebih disukai pada infeksi virus. (Furst dan Munster,

2001)

c. Efek samping

Pada dosis terapi, kadang-kadang timbul peningkatan

ringan enzim hati tanpa ikterus; keadan ini reversible bila obat

dihentikan. Pada dosis yang lebih besar, dapat timbul pusing,

mudah terangsang, dan disorientasi. Pemakaian 15 g

asetaminofen dapat berakibat fatal; kematian disebabkan oleh

hepatotoksisitas yang berat dengan nekrosis lobulus sentral,

kadang-kadang berhubungan dengan nekrosis tubulus ginjal

akut. Gejala dini kerusakan hati meliputi mual, muntah, diare,

dan nyeri abdomen. Pengobatan sangat tidak memuaskan

dibandingkan terapi kelebihan dosis aspirin. Di samping terapi

suportif, tindakan yang terbukti menggembirakan adalah sifat

gugusan sulfihidril yang dapat menetralisasi metabolit toksik.

Untuk tujuan ini digunakan asetilsistein. (Furst dan Munster,

2001)

Fenasetin yang dilaporkan dapat menimbulkan anemia

hemolitik dan metemoglobinemia, jarang ditemukan pada

asetaminofen. Nefritis interstisialis dan nekrosis papiler, yang

Page 28: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

merupakan komplikasi fenasetin tidak terjadi, walaupun

diantisipasi dengan pemakaian asetaminofen yang luas dan

menahun, meskipun kenyataannya 80% fenasetin cepat

dimetabolisme menjadi asetaminofen. Tidak terjadi perdarahan

saluran cerna. Harus hati-hati pada penderita penyakit hati.

(Furst dan Munster, 2001)

d. Dosis

Nyeri akut dan demam dapat ditanggulangi dengan

325-500 mg 4 kali sehari dan untuk anak-anak dalam dosis lebih

kecil yang sebanding. Kadar mantap dalam darah dicapai dalam

satu hari. (Katzung, 2001) Parasetamol dapat menimbulkan

hepatotoksisitas pada pemberian dosis tunggal 10-15 gram (200-

250 mg/kg BB). (Wilmana, 1995)

6. Hewan coba

Hewan coba membahas tentang mencit karena dalam

percobaan ini hanya menggunakan mencit saja.

Mencit termasuk hewan percobaan yang paling banyak

digunakan dalam penelitian, tiap tahun tidak kurang dari 30 juta

ekor mencit dipaka dalam penelitian. Mencit bentuknya kecil,

reproduksi cepat dan relative murah harganya. (Mangkoewidjojo,

1998)

a. Sistematika hewan percobaan

Filum : Chordata

Page 29: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Sub filum : Vertebrata

Classis : Mamalia

Sub classis : Placentalia

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus Musculus

(Sugiyanto,1995)

b. Karakteristik utama mencit

Mencit juga termasuk mamalia yang dianggap memiliki

struktur anatomi pencernaan mirip manusia, mudah ditangani

dan mudah diperolehdengan harga relatif murah dibandingkan

hewan uji yang lain (Mangkoewidjojo, 1998).

c. Biologi umum

Mencit yang digunakan dalam penelitian adalah mencit

laboratorium. Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-

kira sama dengan mencit liar yaitu mencapai 18- 20 g pada umur

4 minggu. Setiap penelitian di bidang farmakologi yang

menggunakan mencit sebagai hewan uji umumnya

menggunakan mencit berbulu putih, berbobot 18- 22 g dan satu

galur (Swiss Webster) (Mangkoewidjojo, 1998

Page 30: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Ada pengaruh pemberian ekstrak pegagan (Centella asiatica)

terhadap kadar SGPT mencit (Mus musculus) yang diinduksi

Parasetamol.

Ekstrak Pegagan Parasetamol

Antioksidan:Flavonoid

Kerusakan sel hati

mencitjantan

Parameter:Kenaikan SGPT Bandingkan

Parameter:Kenaikan SGPT

Metabolit reaktif:N-acetyl-p-benze quinone imine

(NAPQI)

Memperbaiki kerusakan hati dan menetralisir radikal bebas di hati

mencit jantan

Page 31: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian true

experimental randomized control trial with posttest only group

design. ( Arief, 2004; Murti, 2008) Penelitian ini merupakan

langkah awal dalam penelitian sebelum hasil penelitian

diterapkan pada manusia (trial clinic). Peneliti memberikan

perlakuan terhadap subyek yang berupa hewan coba di

laboratorium. (Taufiqqurohman, 2004)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Histologi

Fakultas Kedokteran UNS.

C. Subjek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mencit berjenis kelamin jantan berusia 2-3 bulan, berat ± 20

gram sebanyak 30 ekor.

D. Teknik Sampling

Tiga puluh ekor mencit dibagi secara acak (randomisasi

kelompok sibjek) dalam lima kelompok perlakuan yang masing-

masing terdiri atas enam ekor mencit.

Menurut patokan umum (Rule of Thumb), setiap penelitian

Page 32: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

yang datanya dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat

membutuhkan sampel minimal 30 subyek penelitian. (Murti, B.,

2006)

Besar sampel tiap kelompok didapat dengan rumus

Federer, dimana (t) adalah jumlah ulangan untuk tiap perlakuan

dan (n) adalah jumlah kelompok perlakuan.

(n-1) (t-1) > 15

(5-1) (t-1) > 15

4t > 19

t > 4.75 = 5

Hasil perhitungan dengan rumus Federer diperoleh hasil,

bahwa dalam tiap kelompok harus mengandung sampel lebih dari

5 subyek, oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan sampel

sebesar 6 subyek untuk tiap kelompok.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : ekstrak pegagan (Centella asiatica)

2. Variabel Terikat : kadar SGPT (Serum Glutamat Piruvat

Transaminase) tikus.

3. Variabel Luar : Makanan, Varietas pegagan, iklim dan

penyimpanan, suhu udara, Kondisi psikologis mencit, Variasi

kepekaan mencit putih terhadap zat dan obat yang digunakan,

Keadaan hati mencit, Bioavailibitas obat/zat pada mencit

(Wilmana, F. P., 1995).

Page 33: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

F. Definisi Operasional Variabel penelitian

1. Ekstrak Pegagan

Ektrak pegagan adalah sari herba pegagan yang diambil

dengan menggunakan pelarut ethanol 70%. Dalam penelitian

ini, ekstrak pegagan diperoleh dengan metode Soxhletasi.

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara

berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga

menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-

molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia

dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam

labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Ekstrak pegagan

didapatkan dari BPTO Tawangmangu.

2. Kadar SGPT

Parameter kerusakan hati diukur dengan kadar GPT

serum karena GPT terutama paling banyak terdapat dalam

sitoplasma sel hati, sedangkan dalam jaringan tubuh yang lain

konsentrasinya rendah. Perubahan kadar SGPT terhadap

kerusakan akibat peradangan akut hati, memiliki sensitivitas

yang sangat tinggi dibandingkan SGOT, sehingga dapat

mengukur sejauh mana efek hepatoprotektif dari ekstrak

pegagan (Widmann, 1995).

Pengukuran kadar SGPT, menggunakan metode IFCC

tanpa pyridoxal phosphat. Aktivitas enzim dibaca pada suhu

Page 34: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

37°C. Aktivitas SGPT dinyatakan dalam UI/L, skala rasio

(Widmann, 1995).

Page 35: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

G. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan posttest only control group design

Populasi (P)

mencit putih jantan, galur Swiss Webster,2-3 bulan, ± 20 gram

Sampel (S)n=30

K 1Kel. Kontrol

negatifn1=6

K2Kel. Kontrol

positifn2=6

K3Kel. Uji Dosis In3=6

K4Kel. Uji dosis IIn4=6

K5Kel. Uji dosis IIIn5= 6

Makanan standar

+Parasetamol

(6 hari)

Makanan standar

+Ekstrak pegagan dosis I

+Parasetamol

1 jam kemudian (6 hari )

Makanan standar

+Ekstrak pegagan dosis II

+Parasetamol

1 jam kemudian (6 hari)

Makanan standar

+Ekstrak pegagan dosis III

+Parasetamol

1 jam kemudian (6 hari )

GPengukuran akhir kadar SGPT serum (hari ke-7)

One Way Anova atau Kruskall Walis

Post hoc test atau Mann Whitney test

Kesimpulan

Pemberianmakanan standar (6 hari)

Adaptasi selama 7 hari

Randomisasi subjek

Page 36: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

H. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

a. Timbangan analitik

b. Timbangan digital mencit

c. Kandang hewan

d. Spuit injeksi 1 ml

e. Alat-alat gelas (beker glass, gelas ukur, batang pengaduk,

tabung reaksi, pipet tetes

f. Pipa kapiler yang dibasahi heparin

2. Bahan yang digunakan

a. Mencit jantan putih galur Swiss webster, berumur 2-3 bulan,

dengan berat badan ± 20 gram.

b. Sediaan uji berupa ekstrak pegagan (Centella asiatica)

c. Senyawa hepatoksin berupa parasetamol.

d. Aquades

e. Makanan standart

f. Reagen untuk pemeriksaan ALT

I. Cara Kerja

1. Persiapan Percobaan

a. Sampel

Sampel mencit 30 ekor dilakukan pengelompokan

secara random menjadi 5 kelompok dimana masing-masing

Page 37: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

kelompok 6 mencit. Sampel diadaptasikan di laboratorium

Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,

Surakarta selama 7 hari. Kemudian dilakukan penimbangan

dan penandaan untuk menentukan dosis.

b. Ekstrak Pegagan

Ekstrak pegagan diperoleh dari Balai Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat (BPTO) Tawangmangu.

Pemberian ekstrak pegagan dilakukan peroral dengan

menggunakan sonde lambung. Pemberian ekstrak dilakukan

sekali sehari selama 6 hari. Dosis pegagan diperoleh dari

orientasi.

Dari hasil penelitian sebelumnya didapatkan bahwa

pemberian ekstrak pegagan pada mencit dengan dosis

40mg/kg BB secara signifikan menurunkan kadar SGPT

mencit.

Dosis terapi = 40mg/1000g BB

= 0,8 mg/ 20g BB mencit

Dosis I (3/4 x dosis terapi) = ¾ x 0,8/20 g BB mencit

= 0,6 mg/ 20 g BB mencit

Dosis II (1x dosis terapi) = 1x 0,8 mg/20 g BB mencit

= 0,8 mg/ 20 mg BB mencit

Dosis III (1½ x dosis terapi) = 1¼ x 0,8 mg/20g BB

mencit

Page 38: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

= 1 mg/ 20 mg BB mencit

c. Parasetamol

Parasetamol didapatkan dari apotik terdekat. Dosis

toksik parasetamol terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-

15 gram (200-250 mg/kg BB) parasetamol (Wilmana, 1995).

Maka dosis toksik parasetamol untuk mencit berdasarkan

tabel konversi manusia dengan berat badan 70 kg.

Bila dosis toksik parasetamol yang digunakan 15

gram, dengan faktor konversi 0,0026 adalah:

= 0,0026 x 15 g/1000 g BB

= 0,039 g/ 1000g BB

= 0,78 mg/20g BB mencit

Dosis yang akan diberikan sebesar 0,78 mg/20g BB

mencit / hari secara peroral. Parasetamol diberikan setiap hari

selama 6 hari.

2. Pelaksanaan Percobaan

Percobaaan mulai dilakukan setelah dilakukan adaptasi

selama 7 hari dan percobaan berlangsung selama 6 hari.

Pengelompokan subjek:

K1 : sebagai kelompok kontrol, terdiri dari 6 mencit yang

diberikan diet standar selama 6 hari.

K2 : sebagai kelompok perlakuan I, terdiri dari 6 ekor mencit

Page 39: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

yang diberi diet standar selama 6 hari dan parasetamol

dengan dosis 0,78 mg/ 20g BB mencit / hari selama 6

hari.

K3 : sebagai kelompok perlakuan II, terdiri dari 6 ekor mencit

yang diberi diet standar dan ekstrak pegagan dosis I

selama 6 hari dan parasetamol dosis 0,78 mg/20g BB

mencit / hari setelah 1 jam pemberian ekstrak pegagan

selama 6 hari.

K4 : sebagai kelompok perlakuan III, terdiri dari 6 ekor mencit

yang diberi diet standar dan ekstrak pegagan dosis II

selama 6 hari dan parasetamol dosis 0,78 mg/20g BB

mencit / hari setelah 1 jam pemberian ekstrak pegagan

selama 6 hari.

K5 : sebagai kelompok perlakuan IV, terdiri dari 6 ekor mencit

yang diberi diet standar dan ekstrak pegagan dosis III

selama 6 hari dan parasetamol dosis 0,78 mg/20g BB

mencit / hari setelah 1 jam pemberian ekstrak pegagan

selama 6 hari

3. Pengukuran Hasil

Pada hari ke-7 setelah perlakuan dengan ekstrak pegagan,

semua mencit kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 diambil darahnya

melalui sinus orbitalis dengan menggunakan tabung

Page 40: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

mikrokapiler sebanyak 2 ml kemudian disentrifuge dengan

kecepatan 3000 rpm selama 60 menit hingga didapatkan serum

dan diukur kadar SGPT dari masing-masing kelompok.

J. Analisis Statistik

Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak

pegagan dalam menghambat peningkatan kadar SGPT, maka

dilakukan uji Anova bila data berdistribusi normal, akan tetapi bila

distribusi data tidak normal dapat dilakukan uji Kruskall Wallis

sebagai alternatif uji Anova yang setara. Setelah itu analisis statistik

dilanjutkan dengan post hoc test bila distribusi data normal, atau

Mann Whitney test bila distribusi data tidak normal, kedua uji ini

bertujuan untuk mengetahui kekuatan efek hepatoprotektif

kelompok perlakuan. Data hasil penelitian diolah dengan

menggunakan SPSS 16.0 dengan taraf kepercayaan 95% atau

tingkat kemaknaan (α) 0,05 (Murti, 1994; Santoso, 2008)

Page 41: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian mengenai efek hepatoprotektif pemberian

ekstrak pegagan per oral terhadap mencit putih jantan, didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Hasil pengukuran kadar SGPT darah mencit tiap kelompok

Kelompok Perlakuan n Mean (U/l)

K1 6 76.83

K2 6 135.00

K3 5 93.40

K4 6 118.17

K5 6 119.00

Sumber: data primer

Keterangan:K1 : kelompok kontrol negatif, makanan standar.K2 : kelompok parasetamol dosis toksik 0,78 mg/20g BB per oral.K3 : kelompok ¾ dosis terapi ekstrak pegagan (0,6 mg/20g BB per

oral),1 jam kemudian parasetamol dosis toksik 0,78mg/20g BB per oral.

K4 : kelompok 1 dosis terapi ekstrak pegagan (0,8 ml/20g BB per oral),1 jam kemudian parasetamol dosis toksik 0,78 mg/20g BB per oral.

K5 : kelompok 1¼ dosis terapi ekstrak pegagan (1 mg/20g BB per oral), 1 jam kemudian parasetamol dosis toksik 0,78 mg/20g BB per oral.

Page 42: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Dari hasil tabel 4.1, dapat dilihat bahwa kadar SGPT tertinggi

terdapat pada kelompok kontrol positif, yaitu mencit dengan paparan

parasetamol dosis toksik dan makanan standart selama 6 hari.

Sedangkan mencit yang diberi ekstrak pegagan menunjukkan

penurunan kadar SGPT dibanding dengan kelompok kontrol positif.

Penurunan kadar SGPT semakin meningkat sesuai dengan penurunan

dosis terapi ekstrak pegagan.

Perbandingan penurunan kadar SGPT mencit dari tiap dosis

ekstrak pegagan dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 4.1 Perbandingan Kadar SGPT

B. Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan uji Kruskall wallis dengan

SPSS 16.0 for Windows, karena distribusi data tidak normal. Uji

Kruskall Wallis dilakukan jika asumsi pada uji Anova tidak terpenuhi,

yaitu apabila data hanya sedikit dan berdistribusi bebas (distribution

free statistic) (Murti, 1994; Santoso, 2008).

Page 43: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Hasil uji Kruskall Wallis (α = 0,05) sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil uji Kruskall Wallis terhadap kadar SGPT mencitsesudah perlakuan

Kelompok Perlakuan

Mean SD Kruskall Wallis (X2)

p

K1 78.83 25.57 6.83 0.145K2 135.00 70.53K3 93.40 30.05K4 118.17 63.16K5 119.00 62.49

Sumber: data primer

Keterangan:K1: Kelompok kontrol negatifK2: Kelompok kontrol positifK3: Kelompok ¾ dosis terapi ekstrak pegaganK4: Kelompok 1 dosis terapi ekstrak pegaganK5: Kelompok 1¼ dosis terapi

Perubahan kadar SGPT pada kelima kelompok perlakuan

tidak signifikan secara statistik. Setelah dilakuan uji Kruskall wallis

yaitu membandingkan perubahan kadar SGPT pada kelima kelompok

perlakuan, didapat nilai p sebesar 0,145 sedang dengan taraf

signifikansi 0,05. Pada penelitian ini nilai p lebih besar dari 0,05 yang

berarti tidak ada perbedaan bermakna antara keempat kelompok

perlakuan. Analisis tidak dilanjutkan dengan uji untuk

membandingkan kekuatan efek hepatoprotektif masing-masing

kelompok yaitu dengan menggunakan uji Mann-Whitney (α = 0,05)

karena hasil analisis Kruskall wallis menunjukkan hasil tidak

signifikan secara statistik.

Page 44: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

BAB V

PEMBAHASAN

Dari grafik 4.1 menunjukkan rata-rata kadar SGPT kelompok

kontrol positif paling tinggi, sedangkan rata-rata kadar SGPT kelompok

kontrol negatif paling rendah. Dalam penelitian ini digunakan dosis

ekstrak pegagan yang semakin meningkat diharapkan dengan

peningkatan dosis kadar ekstrak akan meningkat, sehingga kadar

kandungannya meningkat dan efeknya pun meningkat. Tetapi dari

gambar 4.1 menunjukkan penurunan kadar SGPT mencit pada kelompok

dengan terapi ekstrak pegagan, semakin meningkat seiring penurunan

dosis ekstrak pegagan.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pegagan

mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid, lignan asiklik, terpenoid,

alkaloid dan glokosida. Salah satu senyawa aktifnya yaitu flavonoid,

yang dapat diperoleh dari tanaman ini, telah diketahui merupakan

senyawa antioksidan dan berpotensi untuk mencegah kerusakan sel tubuh

terutama sel hepar.

Flavonoid merupakan senyawa antioksidan sehingga proses

biotransfomasi parasetamol menjadi senyawa yang lebih toksik dapat

dihindari dengan adanya senyawa flavonoid tersebut.

Aktivasi oleh enzim-enzim monooksigenase dalam retikulum

endoplasma diperlukan sebagian zat kimia agar menjadi unsur yang

Page 45: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

bersifat karsinogenik. Senyawa-senyawa epoksida merupakan hasil kerja

enzim-enzim monooksigenase tertentu pada sebagian substrat

prokarsinogen. Senyawa-senyawa epoksida ini bersifat sangat reaktif dan

mutagenik serta atau karsinogenik karena dapat membentuk ikatan

kovalen dengan DNA (DNA adduct). Lebih lanjut ikatan ini dapat

menyebabkan mutasi, sehingga sel normal kemudian menjadi sel kanker.

Turunnya kadar SGPT pada kelompok dengan pemberian

ekstrak pegagan, mungkin merupakan kerja flavonoid sebagai anti

oksidan, yaitu menekan sistem enzim sitokrom P-450 maka epoksida

menjadi kurang terbentuk.

Flavonoid dapat bersifat antioksidan karena memiliki gugus

hidroksi fenolik dalam strutur molekulnya yang memiliki daya tangkap

radikal bebas dan sebagai pengkhelat logam. Dengan adanya energi,

flavonoid akan melepaskan radikal hidrogen dan membangkitkan radikal

baru yang relatif lebih stabil dan tidak reaktif karena adanya efek

resonansi inti aromatis. Jumlah gugus OH pada flavonoid sangat

mempengaruhi aktivitas antioksidan tersebut.

Penelitian terhadap efektifitas ekstrak pegagan dalam

menurunkan aktivitas SGPT mencit yang diinduksi oleh CCL4 pernah

dilakukan B Antony, G Santhakumari, B Merina, V Sheeba, dan J

Mukkadan di India pada tahun 2006. Pada kelompok tikus yang diberikan

dosis sebesar 20mg/kg BB menunjukkan penurunan kadar SGPT secara

signifikan dan kadar SGPT menjadi kembali normal pada dosis 40mg/kg

Page 46: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

BB.

Penelitian ini secara deskriptif menunjukkan terjadinya pola

penurunan kadar SGPT, tetapi secara statistik penurunan tersebut tidak

bermakna. Hal yang memungkinkan penurunan tidak bermakna secara

statistik tersebut dapat dikarenakan densitas dari waktu perlakuan yang

kurang lama. Pada penelitian yang dilakukan oleh B Antony, et all waktu

yang digunakan untuk perlakuan adalah selama 3 bulan sehingga

kerusakan hepar yang terjadi sudah kronis, sedangkan dalam penelitian

ini perlakuan hanya diberikan selama 6 hari dimana kerusakan hepar

masih akut.

Selain masalah waktu, perusak hepar yang digunakan pada

penelitian ini adalah parasetamol. Sedangkan pada penelitian terdahulu

menggunakan CCL4, sehingga kerusakan hepar semakin parah dan kadar

SGPT semakin meningkat. Selain masalah di atas, hal ini juga dapat

dikarenakan respon biologis dari tiap mencit yang berbeda sehingga akan

mempengaruhi hasil percobaan. Masalah cuaca dan lingkungan juga

dapat ikut mempengaruhi. Karena cuaca dan lingkungan yang kurang

mendukung akan meningkatkan stress pada mencit sehingga akan

mempengaruhi hasil percobaan juga.

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa

pemberian ekstrak pegagan dapat menurunkan kadar SGPT. Pemberian

ekstrak pegagan dengan dosis 0,6 mg/kgBB, 0.8 mg/kgBB dan 1

mg/kgBB dapat menurunkan kadar SGPT mencit yang diinduksi

Page 47: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

parasetamol dosis toksik walaupun secara statistik penurunan tersebut

tidak bermakana. Penurunan kadar SGPT tersebut meningkat seiring

dengan penurunan dosis terapi ekstrak pegagan. Mekanisme penurunan

kadar SGPT pada kelompok dengan pemberian ekstrak pegagan,

mungkin merupakan kerja flavonoid sebagai antioksidan, yaitu menekan

sistem enzim sitokrom P-450 maka epoksida menjadi kurang terbentuk

tetapi mekanisme secara pasti pengaruh ekstrak pegagan terhadap

penurunan aktivitas enzim SGPT masih memerlukan penelitian lebih

lanjut.

Page 48: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pemberian ekstrak pegagan dengan dosis terapi sebesar

0.6 mg/kgBB, 0.8 mg/kgBB, dan 1 mg/kgBB terhadap mencit putih

yang diinduksi parasetamol dosis toksik selama 6 hari tidak

menunjukkan penurunan kadar SGPT pada mencit secara bermakna (p

= 0.145)

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian ini, tentang adanya efek

hepatoprotektif dari ekstrak pegagan terhadap mencit jantan yang

diinduksi parasetamol, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memperbesar ukuran sampel, agar dapat dilakukan uji statistik

yang lebih baik dan tepat

2. Mencari dosis yang paling efektif untuk menimbulkan efek

hepatoprotektif, misalnya dengan interval dosis yang lebih sempit

dan berkisar antara 0,4 mg -0,8mg dosis ekstrak pegagan. Karena

dari hasil penelitian, dosis yang semakin besar akan meningkatkan

kadar SGPT

3. Melakukan ekstraksi dengan pelarut lain yang lebih sesuai

misalnya dengan menggunakan air saja

4. Memberikan bahan uji kepada hewan percobaan dengan secara

Page 49: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

para enteral

5. Melakukan percobaan pada hewan percobaan lain misal tikus

sehingga bisa dilakukan pemeriksaan kadar SGPT tikus sebelum

dilakukan percobaan. Bila menggunakan mencit tidak dapat

dilakukan pretest kadar SGPT karena mencit akan langsung mati

setelah diambil darahnya

6. Uji toksisitas terhadap ekstrak pegagan terhadap organ hewan uji

7. Memperpanjang waktu pemaparan

8. Menggunakan hewan coba yang standart dengan perlakuan antara

lain pemberian pakan yang standart dan kandang hewan uji yang

standart

Page 50: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Daftar Pustaka

Akbar N, 2007. Kelainan Enzim pada Penyakit Hati. Dalam : Buku Ajar Ilmi

Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal :

424

Amirudin, R., 2007. Fisiologi dan biokimiawi hati. Dalam: Aru W. Sudoyo

dkk. (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Penerbit

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. Hal: 417.

Arief, M., 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.

Klaten: CSGF. Hal: 97,114

Crawford, S., 1995. Gotu Kola. The Gale Encyclopedia of Alternative

Medicine

Christopher, Dillon, Bateman, Simpson, and MacDonaldet al., 2002.

Paracetamol-related deaths in Scotland, 1994–2000. Br J Clin

Pharmacol. October; 54(4): 430–432.

Dalimartha, Setiawan, 2006. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis.

Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Defendi, L.G., 2008. Paracetamol Poisoning.

http://www.patient.co.uk/showdoc. (2 Juli 2008)

Dollery, 1991. Therapeutic Drugs. New York: Churchill Livingstone. Pp:13-5.

Gibson dan Skett, 1991. Pengantar Metabolisme Obat. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia.

Gillete, J.R., 1981. An integrated approach to the study of chemically reactive

metabolites of acetaminophen. Arcf. Intern.Med. 141:375-9.

Page 51: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Handajani. 2007. The Queen of Seeds: Potensi Agrobisnis Komoditas Wijen.

Yogyakarta : Andi.

Furst dan Munster, 2001. Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, obat-obat

Antireumatik Pemodifikasi-Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-

obat untuk Pirai. Jakarta : Salemba Medika.

King PD and Perry MC, 2001. Hepatotoxycity of Chemotherapy. The

oncologist.

Madani H., Talebolhosseini M., Asgary S., Naderi G.H. 2008.

Hepatoprotective activity of Silybum marianum and Cichorium intybus

against thioacetamide in rat. Pakistan Journal of Nutrition 7(1): 172

Mahadevan, S.B.K., McKiernan P.J., Davies P, and Kelly, 2006. Paracetamol

InducedHepatotoxicity. BMJ. July; 91(7): 598–603.

Mangkoewidjojo, S, 1998. Pemeliharaan, pembiakan dan penggunaan hewan

percobaan di daerah tropis. UI press. Jakarta. Hal : 10- 18.

Medica farma, 2009. Ekstraksi. http:// pl.medicafarma.org. 25 Juni 2009.

Murti, B., 1994. Penerapan Metode Statistik Non-Parametrik dalam Ilmu-ilmu

Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal:28, 127.

Murti, B., 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. Hal:136-7.

Murti, B., 2008. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Edisi 8. Yogyakarta:

Gadjah Mada University (in press).

Newall C.A., Anderson L.A., Philipson J.D., 1996. Herbal Medicines. London

: The Pharmaceutical Pers.

Riana, S., 2006. Pegagan. http://webspawner.com. (2 juli 2008)

Page 52: PENGARUH EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica · PDF fileSeluruh staf Laboratorium Farmakologi, PK, ... Sevice pada tahun 1996 dan 73000 laporan ke Toxic ... antiinfeksi, antipiretik,

Sacher dan McPherson, 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Jakarta: EGC.

Santoso, S., 2008. Panduan Lengkap Mengenai SPSS 16. Jakarta: Elex Media

Komputindo. Hal: 237, 246, 314.

Son Y.O., Lee K.Y., Kook S.H., Lee J.C., Kim J.G., Jeon Y.M., Jang Y.S.

2004. Selective effects of quercetin on the cell growth and antioxidant

defense system in normal versus transformed mouse hepatic cell lines.

European Journal of Pharmacology 502: 195– 204.

Sugiyanto, 1995. Petunjuk Praktikum Farmakologi, Edisi IV. Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta.

Styrt B, 1990. Antipyresis and fever.Arch Intern Med 150:1589.

Tirmenstein, M.A. and Nelson S.D., 1990. Acetaminophen-induced oxidation

of protein thiols. J.Biol. Chem. 265:3059-65.

Usia, T., 2007. Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Sakit Hati. Edisi 2. Jakarta:

ISFI Penerbitan.

Vandenberghe, 1996. Hepatotoxicology: Mechanism of liver toxicity and

methodological aspect. In: Niesink et al (eds). Toxicology: Principles

and Applications. New York: CRC Press. Pp: 710-5.

Wilmana, F.P., 1995. Analgesik-antipiretik, analgesik-antiinflamasi non

steroid. Dalam: Ganiswara, dkk. (eds). Farmakologi dan Terapan. Edisi

4. Jakarta: Bagian Farmakologi FK-UI. Hal: 3-4, 15.