23
Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill) MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 6239 PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L. Merrill) Oleh: Meiyana Hikmawati Fakultas Pertanian Universitas Soerjo Ngawi A. ABSTRACT The objectives of this research is the effect of fertilizer dosage and cleaning on the yield of soyben (Glycine max L. Merrill). The method of the research use factorial design based on the Randomized Block Design with two factors of treatment. The first factor was fertilizer dosage: non feltilizer, 250 kg and 500 kg and second factor was cleaning : non cleaning, 21 day and kombination 21 and 45 day. The result of the research : (1) There was interaction between fertilizer dosage and cleaning. (2) The highest yield was treatment combination P 1 K 2 for all parameter. B. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu jenis tanaman palawija yang cukup penting setelah jagung yang sangat dibutuhkan oleh penduduk Indonesia dan mudah tumbuh diberbagai wilayah di Indonesia. Sebagai bahan makanan, kedelai mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein (40%), lemak (20%), karbohidrat (35%) dan air (8%) (Suprapto, 1997). Di Indonesia, kedelai banyak diolah untuk berbagai macam bahan pangan, seperti: tauge, susu kedelai, tahu, kembang tahu, kecap, oncom, tauco, tempe, es krim, minyak makan, dan tepung kedelai. Selain itu, juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, produksi kedelai pada periode 1978-2008 meningkat rata-rata sebesar 2,08 % per tahun. Peningkatan produksi kedelai disebabkan karena meningkatnya produktivitas kedelai rata-rata sebesar 1,49 % per tahun, serta meningkatnya luas areal panen kedelai rata-rata sebesar 0,56 % per tahun. Walaupun produksi kedelai di Indonesia meningkat, namun hal ini tidak dapat mengimbangi laju konsumsi kedelai. Konsumsi kedelai perkapita meningkat dari 8,13 kg pada tahun 1998 menjadi 9,97 kg pada tahun 2004. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi kedelai di Indonesia berkembang lebih cepat. Dengan jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang dan rata-rata konsumsi per kapita kedelai sebesar 10 kg/tahun maka diperlukan kacang kedelai 158

PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP

PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L. Merrill)

Oleh:

Meiyana Hikmawati

Fakultas Pertanian

Universitas Soerjo Ngawi

A. ABSTRACT

The objectives of this research is the effect of fertilizer dosage and cleaning

on the yield of soyben (Glycine max L. Merrill).

The method of the research use factorial design based on the Randomized

Block Design with two factors of treatment. The first factor was fertilizer

dosage: non feltilizer, 250 kg and 500 kg and second factor was cleaning : non

cleaning, 21 day and kombination 21 and 45 day.

The result of the research : (1) There was interaction between fertilizer

dosage and cleaning. (2) The highest yield was treatment combination P1K2 for

all parameter.

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu

jenis tanaman palawija yang cukup

penting setelah jagung yang sangat

dibutuhkan oleh penduduk

Indonesia dan mudah tumbuh

diberbagai wilayah di Indonesia.

Sebagai bahan makanan, kedelai

mempunyai kandungan gizi yang

tinggi terutama protein (40%),

lemak (20%), karbohidrat (35%)

dan air (8%) (Suprapto, 1997).

Di Indonesia, kedelai banyak

diolah untuk berbagai macam bahan

pangan, seperti: tauge, susu kedelai,

tahu, kembang tahu, kecap, oncom,

tauco, tempe, es krim, minyak

makan, dan tepung kedelai. Selain

itu, juga banyak dimanfaatkan

sebagai bahan pakan ternak.

Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS) tahun 2008,

produksi kedelai pada periode

1978-2008 meningkat rata-rata

sebesar 2,08 % per tahun.

Peningkatan produksi kedelai

disebabkan karena meningkatnya

produktivitas kedelai rata-rata

sebesar 1,49 % per tahun, serta

meningkatnya luas areal panen

kedelai rata-rata sebesar 0,56 % per

tahun. Walaupun produksi kedelai

di Indonesia meningkat, namun hal

ini tidak dapat mengimbangi laju

konsumsi kedelai. Konsumsi

kedelai perkapita meningkat dari

8,13 kg pada tahun 1998 menjadi

9,97 kg pada tahun 2004. Dari data

tersebut dapat dilihat bahwa tingkat

konsumsi kedelai di Indonesia

berkembang lebih cepat. Dengan

jumlah penduduk sebanyak 220 juta

orang dan rata-rata konsumsi per

kapita kedelai sebesar 10 kg/tahun

maka diperlukan kacang kedelai

158

Page 2: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

untuk kebutuhan pangan minimal 2

juta ton per tahun. Sekitar 1,2 juta

ton digunakan untuk produksi

tempe dan tahu, 650 ribu ton untuk

produksi kecap, dan selebihnya

untuk produksi pangan lainnya.

Sebanyak 1 juta ton untuk pakan

ternak dan sekitar 50 ribu ton untuk

benih.

Dalam memproduksi kedelai,

pemerintah juga terkendala dengan

menyempitnya lahan garap petani

yang beralih fungsi menjadi lahan

pemukiman dan industri, sehingga

berdampak pada hasil produksi

kedelai nasional. Upaya pemerintah

untuk memenuhi permintaan

kedelai merupakan awal munculnya

kebijakan impor kedelai di

Indonesia. Pada tahun 1978, volume

impor kedelai di Indonesia hanya

mencapai 160.000 ton, namun pada

tahun 2008 volume impor kedelai

telah menjadi 1.169.016 ton.

Selama periode 1978-2008 volume

impor kedelai meningkat sebesar

14,56 % per tahun. Impor kedelai

cenderung meningkat. Kondisi ini

semakin memperlebar kesenjangan

antara produksi dan konsumsi.

Sehingga tidak heran jika Indonesia

menjadi salah satu negara

pengimpor kedelai di dunia dengan

permintaan yang cukup besar, selain

Belanda, Jepang, Korea Selatan dan

Jerman.

Selain melakukan impor

kedelai, harus ada upaya

peningkatan produksi kedelai dalam

negeri. Hal ini juga bertujuan untuk

mengurangi ketergantungan

terhadap kedelai impor. Untuk

peningkatan produksi tanaman

kedelai yang optimal perlu

diperhatikan faktor lingkungan yang

ada di lahan atau tempat budidaya

tanaman kedelai serta teknik

bercocok tanam yang benar. Untuk

faktor lingkungan meliputi beberapa

faktor yaitu iklim, tanah dan tinggi

tempat tanaman kedelai yang

diperlukan untuk tumbuh secara

optimal, sedangkan untuk cara

bercocok tanam yang benar seperti

pemilihan varietas, pengolahan

tanah, waktu tanam, persiapan

benih, pemupukan dan

pemeliharaan.

Peningkatan produktivitas per

satuan lahan dapat dilakukan

dengan banyak cara, salah satu

usaha intensifikasinya adalah

dengan pemberian pupuk organik.

Pupuk organik yang digunakan

yaitu pupuk phonska. Pupuk

phonska merupakan pupuk

majemuk dengan kandungan lebih

dari satu macam unsur hara

tanaman (makro maupun mikro)

terutama Nitrogen (N), Phospor (P),

dan Kalium (K) (Rosmarkam dan

Yuwono, 2002).

Kelebihan pupuk phonska

yaitu dengan satu kali pemberian

pupuk dapat mencakup beberapa

unsur sehingga lebih efisien dalam

penggunaan bila dibandingkan

dengan pupuk tunggal, menghemat

waktu, tenaga kerja, dan biaya

pengangkutan (Hardjowigeno,

2003).

Untuk setiap unsur hara

memiliki fungsi dan dibutuhkan

tanaman dalam jumlah tertentu. (1)

Nitrogen (N) yang berfungsi untuk

membuat tanaman lebih hijau segar,

mempercepat dan meningatkan

pertumbuhan tanaman (tinggi

159

Page 3: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

tanaman, jumlah cabang, dan

jumlah anakan), meningkatkan

kandungan protein hasil panen, (2)

Fosfat (P2O5) yang berfungsi untuk

memacu pertumbuhan akar dan

pembentukan perakaran yang baik,

mempercepat pembetukan bunga

serta masaknya buah dan biji,

meningkatkan mutu benih dan bibit,

(3) Kalium (K2O) yang berfungsi

untuk membantu tanaman lebih

tegak dan kokoh, meningkatkan

daya tahan tanaman terhadap

serangan hama atau penyakit,

meningkatkan pembentukan gula

dan pati, (4) Sulfur (S) yang

berfungsi untuk meningkatkan kelas

mutu hasil panen (dengan

memperbaiki warna, aroma, dan

rasa), meningkatkan kandungan

protein dan vitamin hasil panen,

meningkatkan ketahanan hasil

panen selama penyimpanan.

Selain itu tidak hanya

penggunaan pupuk phonska saja

untuk mendapatkan pertumbuhan

dan produksi tanaman kedelai yang

baik, dengan cara penyiangan juga

dapat berpengaruh terhadap

peningkatan produksi tanaman

kedelai. Penyiangan adalah

penghilangan gulma (rumput atau

tanaman liar) di sekitar tanaman

yang sedang kita rawat. Gulma

perlu dihilangkan karena

mengganggu tumbuhnya tanaman

yang sedang kita rawat, kompetisi

penyerapan hara, ruang, cahaya, dan

CO2, penularan penyakit,

pemakanan atau perusak tanaman

kita oleh serangga. Tujuan

penyiangan adalah untuk mencegah

persaingan dalam penyerapan air,

unsur hara serta mencegah hama

atau penyakit.

Kedelai merupakan tanaman

tanah kering yang habitusnya

pendek, sehingga gulma merupakan

pesaing berat. Tanpa penyiangan,

penurunan hasil dapat mencapai 10-

50%. Dengan jarak tanam rapat,

seperti 20 cm x 20 cm,

pertumbuhan gulma dapat ditekan

apabila daun tanaman kedelai telah

menaungi tanah (Sumarno, 1987).

Syahrudin (1987)

melakukan penelitian tentang

periode kritis tanaman pada taraf

penyiangan gulma 2 minggu, 4

minggu, dan 6 minggu setelah

tanam terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman kedelai, terlihat

bahwa dengan adanya penyiangan

gulma tersebut dapat berpengaruh

terhadap tinggi tanaman, jumlah

cabang primer, jumlah polong

bernas, dan berat kering tanaman.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh

pupuk Phonska dan penyiangan

terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kedelai (Glycine max L.

Merrill).

3. Hipotesa

Terdapat interaksi antara

pupuk Phonska dan penyiangan

terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kedelai (Glycine max L.

Merrill).

C. TINJAUAN PUSTAKA

1. Botani Tanaman Kedelai

Kedelai dikenal dengan

beberapa nama botani, Glycine soja

dan Soja max. Namun pada tahun

1948 telah disepakati bahwa nama

160

Page 4: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

botani yang dapat diterima dalam

istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.)

Merrill. Menurut Soemarno (1987)

klasifikasi tanaman kedelai yaitu

sebagai berikut : Divisi:

Spermatophyta, Sub divisi:

Angiospermae, Kelas: Dikotiledon,

Ordo: Polypetales, Famili:

Leguminosae, Sub family:

Papilionoideae, Genus: Glycine,

Spesies: Glycine max (L.) Merrill.

Kedelai merupakan tanaman

semusim berupa semak yang rendah

dengan ketinggian tanamannya

antara 30-50 cm, dan dapat

bercabang sedikit atau bercabang

banyak, bergantung pada varietas

dan lingkungan hidupnya (Hidayat,

1985).

Kedelai adalah salah satu

tanaman polong-polongan yang

menjadi bahan dasar banyak

makanan dari Asia Timur seperti

kecap, tahu dan tempe. Kedelai

merupakan tumbuhan yang peka

terhadap pencahayaan. Dalam

pencahayaan sedikit rendah

batangnya akan mengalami

pertumbuhan memanjang sehingga

berwujud seperti tanaman

merambat.

Susunan akar kedelai pada

umumnya sangat baik.

Pertumbuhan akar tunggang lurus

masuk kedalam tanah dan

mempunyai banyak akar cabang.

Pada akar-akar cabang banyak

terdapat bintil-bintil akar berisi

bakteri Rhizobium japonicum, yang

mempunyai kemampuan mengikat

zat lemas bebas (N2) dari udara

yang kemudian dipergunakan untuk

menyuburkan tanah (Andrianto,

2004).

Tanaman kedelai mempunyai

akar tunggang yang membentuk

akar-akar cabang yang tumbuh

menyamping (horizontal) tidak jauh

dari permukaan tanah. Jika

kelembapan tanah turun, akar akan

berkembang lebih ke dalam agar

dapat menyerap unsur hara dan air.

Pertumbuhan ke samping dapat

mencapai jarak 40 cm, dengan

kedalaman hingga 120 cm. Selain

berfungsi sebagai tempat

bertumpunya tanaman dan alat

pengangkut air maupun unsur hara,

akar tanaman kedelai juga

merupakan tempat terbentuknya

bintil-bintil akar (Suprapto, 1997).

Umumnya, bentuk daun

kedelai ada dua, yaitu bulat (oval)

dan lancip (lanceolate). Kedua

bentuk daun tersebut dipengaruhi

oleh faktor genetik. Bentuk daun

diperkirakan mempunyai korelasi

yang sangat erat dengan potensi

produksi biji. Umumnya, daerah

yang mempunyai tingkat kesuburan

tanah tinggi sangat cocok untuk

varietas kedelai yang mempunyai

bentuk daun lebar. Daun

mempunyai stomata, berjumlah

antara 190-320 buah/m2 (Danarti

dkk, 1995 dan Irwan, 2006).

Tanaman kedelai sebagian

besar tumbuh di daerah yang

beriklim tropis dan subtropis.

Sebagai barometer iklim yang

cocok bagi kedelai adalah bila

cocok bagi tanaman jagung. Bahkan

daya tahan kedelai lebih baik

daripada jagung. Iklim kering lebih

disukai tanaman kedelai

dibandingkan iklim lembab

(Sumarno, 1987).

161

Page 5: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Menurut (Suprapto, 1997)

tanaman kedelai dapat tumbuh baik

di daerah yang memiliki curah

hujan sekitar 100-400 mm/bulan.

Sedangkan untuk mendapatkan

hasil optimal, tanaman kedelai

membutuhkan curah hujan antara

100-200 mm/bulan.

Suhu yang dikehendaki

tanaman kedelai antara 21-34 0C,

akan tetapi suhu optimum bagi

pertumbuhan tanaman kedelai 23-

27 0C. Pada proses perkecambahan

benih kedelai memerlukan suhu

yang cocok sekitar 30 0C. Saat

panen kedelai yang jatuh pada

musim kemarau akan lebih baik dari

pada musim hujan, karena

berpengaruh terhadap waktu

pemasakan biji dan pengeringan

hasil (Irwan, 2006).

Kedelai tidak menuntut

struktur tanah yang khusus sebagai

suatu persyaratan tumbuh. Bahkan

pada kondisi lahan yang kurang

subur dan agak asam pun kedelai

dapat tumbuh dengan baik, asal

tidak tergenang air yang akan

menyebabkan busuknya akar.

Kedelai dapat tumbuh baik pada

berbagai jenis tanah, asal drainase

dan aerasi tanah cukup baik

(Danarti, 1995).

Tanah-tanah yang cocok

yaitu: alluvial, regosol, grumosol,

latosol dan andosol. Pada tanah-

tanah podsolik merah kuning dan

tanah yang mengandung banyak

pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai

kurang baik, kecuali bila diberi

tambahan pupuk organik atau

kompos dalam jumlah cukup

(Arsyad dan Syam 1998).

Kedelai juga membutuhkan

tanah yang kaya akan humus atau

bahan organik. Bahan organik yang

cukup dalam tanah akan

memperbaiki daya olah dan juga

merupakan sumber makanan bagi

jasad renik, yang akhirnya akan

membebaskan unsur hara untuk

pertumbuhan tanaman

(Adisarwanto, 2005).

Toleransi keasaman tanah

sebagai syarat tumbuh bagi kedelai

adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH

4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada

pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya

sangat terlambat karena keracunan

aluminium. Pertumbuhan bakteri

bintil dan proses nitrifikasi (proses

oksidasi amoniak menjadi nitrit atau

proses pembusukan) akan berjalan

kurang baik (Sumarno, 1987).

2. Pupuk Phonska

Pupuk phonska atau dikenal

dengan pupuk majemuk NPK

adalah pupuk yang terdiri atas lebih

dari satu unsur hara tersebut bisa

NP, NK, dan NPK. Kekayaan

kandungan zat dalam pupuk ini

memungkinkan pemupukan terpadu

atas tanaman. Tanaman tidak perlu

dipupuk dengan berbagai jenis

pupuk, hanya perlu satu saja. Pupuk

phonska mempermudah petani

dalam teknis pemupukan tanaman.

Pupuk phonska sebagaimana

yang disebutkan sebelumnya

merupakan pupuk majemuk yang

terdiri atas berbagai zat penambah

unsur hara alami. Komposisi pupuk

phonska yang mendasar terdiri atas

(1) Nitrogen (N): 15% yang

berfungsi untuk membuat tanaman

lebih hijau segar, mempercepat dan

162

Page 6: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

meningatkan pertumbuhan tanaman

(tinggi tanaman, jumlah cabang,

dan jumlah anakan), meningkatkan

kandungan protein hasil panen, (2)

Fosfat (P2O5): 15% yang berfungsi

untuk memacu pertumbuhan akar

dan pembentukan perakan yang

baik, mempercepat pembetukan

bunga serta masaknya buah dan biji,

meningkatkan mutu benih dan bibit,

(3) Kalium (K2O): 15% yang

berfungsi untuk membantu tanaman

lebih tegak dan kokoh,

meningkatkan daya tahan tanaman

terhadap serangan hama atau

penyakit, meningkatkan

pembentukan gula dan pati, (4)

Sulfur (S): 10% yang berfungsi

untuk meningkatkan kelas mutu

hasil panen (dengan memperbaiki

warna, aroma, dan rasa),

meningkatkan kandungan protein

dan vitamin hasil

panen,meningkatkan ketahanan

hasil panen selama penyimpanan,

(5) Kadar air maksimal: 2%.

Bentuk pupuk phonska

berupa butiran dan berwarna merah

muda. Oleh perusahaan produsen,

pupuk ini dikemas dalam karung

20-50 kg. sifat pupuk phonska

diantaranya higrokopis. Sifat

tersebut membuatnya mudah larut

dalam air dan diserap oleh tanaman.

Sifat dan keunggulan dari

pupuk phonska antara lain adalah

higroskopis, mudah larut dalam air,

mengandung unsur hara N, P, K

dan S sekaligus, kandungan unsur

hara setiap butir pupuk merata, larut

dalam air sehingga mudah diserap

tanaman, sesuai untuk berbagai

jenis tanaman, meningkatkan

produksi dan kualitas panen,

menambah daya tahan tanaman

terhadap gangguan hama, penyakit

dan kekeringan, menjadikan

tanaman lebih hijau dan segar

karena banyak mengandung butir

hijau daun, memacu pertumbuhan

akar dan sistem perakaran yang

baik, memacu pembentukan bunga,

mempercepat panen dan menambah

kandungan protein, menjadikan

batang lebih tegak, kuat dan dapat

mengurangi risiko rebah.

3. Penyiangan

Penyiangan merupakan suatu

kegiatan mencabut gulma yang

berada di antara sela-sela tanaman

pertanian yang bertujuan untuk

membersihkan tanaman yang sakit,

mengurangi persaingan penyerapan

hara, mengurangi hambatan

produksi anakan dan mengurangi

persaingan penetrasi sinar matahari.

Kedelai merupakan tanaman

tanah kering yang habitusnya

pendek, sehingga gulma dapat

menjadi pesaing berat sehingga

tanpa penyiangan maka penurunan

hasil dapat mencapai 10-50%

(Sumarno, 1987).

Gulma atau tanaman liar

adalah tanaman yang tumbuh secara

spontan tanpa ditanam dimana

sebenarnya tidak dikehedaki oleh

petani, tanaman liar bisa berupa

tumbuhan dari tanaman piaraan

yang berkembang secara luar biasa

dan merajalela. Mendasar pada

pertimbangan tersebut maka waktu

dan intensitas penyiangan harus

diperhatikan juga dalam budidaya

kedelai. Penyiangan pertama ketika

tanaman umur 2-4 minggu, gulma

perlu dihilangkan bersih.

163

Page 7: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Penyiangan kedua dilakukan setelah

tanaman selesai berbunga yaitu

pada umur sekitar 45 hari atau 60

hari. Kadang –kadang diperlukan

penyiangan ketiga bila gulma

tumbuh amat banyak.

Penyiangan kedelai dapat

dilakukan dengan menggunakan

alat-alat sederhana misalnya sabit,

wangkil, cangkul kecil. Pada saat

tanaman kekeringan jangan

dilakukan penyiangan karena akan

menambah kekeringan sehingga

dapat mengakibatkan tanaman

menjadi layu dan mati.

D. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu

Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

Lahan persawahan Dusun Paron,

Desa Paron, Kecamatan Paron,

Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa

Timur. Waktu penelitian pada bulan

April sampai Juni 2014.

2. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang akan digunakan

antara lain benih kedelai varietas

Wilis, pupuk kandang, pupuk

phonska, pupuk urea, SP-36, KCl,

insektisida, sedangkan alat yang

digunakan yaitu alat olah tanah

seperti cangkul dan tugal, alat ukur

seperti roll meter, gelas ukur,

timbangan dan hand sprayer.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini akan

menggunakan metode faktorial

dengan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) yang terdiri dari dua faktor

dan 9 kombinasi yang diulang

sebanyak 3 kali. Selanjutnya data

yang diperoleh dari hasil

pengamatan dan analisa secara

statistik serta untuk membedakan

antar perlakuan digunakan uji jarak

berganda Duncan (DMRT) pada

jenjang nyata 5%. Faktor penelitian

dimaksud :

1. Pupuk Phonska (P) terdiri

dari 3 taraf, yaitu :

- Tanpa pupuk

(P0)

- Penggunaan pupuk

250 kg/ha (P1)

- Penggunaan pupuk

500 kg/ha (P2)

2. Penyiangan (K) terdiri

dari 3 perlakuan yaitu:

- Tanpa penyiangan

(K0)

- Penyiangan satu kali

pada umur 21 hari

(K1)

- Penyiangan dua kali

pada umur 21 dan umur 45

hari (K2)

Sehingga diperoleh kombinasi

sebagai berikut :

P0K0 P1K0 P2K0

P0K1 P1K1 P2K1

P0K2 P1K2 P2K2

4. Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Pengolahan tanah dengan

mencangkul tanah sedalam 15-20

cm, setelah itu dibuat petak-petak

dengan ukuran 2 m x 2,5 m, jarak

antar petak dalam satu ulangan 20

cm, sedangkan jarak antar petak 20

cm. Saluran keliling untuk drainase

dengan kedalaman 15-20 cm.

Penanaman

164

Page 8: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Penanaman benih dengan

cara ditugal sedalam 2-4 cm dan

satu lubang diisi 4-5 biji, kemudian

setelah itu lubang ditutup dengan

tanah yang gembur. Jarak tanam

yang dipakai adalah 20 cm x 30 cm.

Pemupukan

Pemupukan pupuk phonska

dilakukan dua kali yaitu sebagai

pupuk dasar dengan dosis 125 kg/ha

diberikan satu hari sebelum tanam

dengan cara disebar merata.

Sedangkan pemupukan pupuk

phonska kedua dengan dosis 125

kg/ha dilakukan setelah tanaman

berumur 20 hari.

Penyulaman dan

Penjarangan

Penyulaman dilaksanakan

pada tanaman berumur 7 hari pada

saat tanaman sudah menampakkan

dua daun pertama. Penjarangan

dilaksanakan saat tanaman berumur

15 HST, tiap lubang disisakan satu

atau dua tanaman yang paling baik,

penjarangan dilaksanakan dengan

cara memotong pangkal tanaman

menggunakan gunting.

Pengairan

Pengairan dilakukan

sebanyak empat kali, yaitu pertama

0 hari, kedua saat fase pembungaan

(15 hari), ketiga saat fase

pembentukan polong dan keempat

pada 60 hari.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada

saat tanaman berumur 21 hari dan

umur 45 hari, penyiangan dilakukan

dengan mencabuti dengan tangan,

menggunakan sabit atau cangkul

kecil.

Pemberantasan Hama

dan Penyakit

Untuk menghindari adanya

hama dalam tanah digunakan

Furadan 3G dengan dosis 25 kg/ha,

yang diberikan pada saat

pengolahan tanah dengan cara

disebar. Sedangkan untuk

menghidari serangan hama cabuk

menyerang digunakan asprint

dengan konsentrasi 2 cc/liter air

yang diaplikasikan pada saat

tanaman berumur 20 hari dengan

intensitas 7 hari sebanyak 2 kali.

Pemungutan Hasil

Pemanenan dilakukan pada

saat tanaman berumur 90 hari,

dengan ciri-ciri kedelai masak

adalah sebagai berikut : daun

menguning dan rontok, batang

mongering dan polong berwana

coklat tua. Pemanenan

menggunakan sabit. Untuk menjaga

agar tidak terlalu mengalami

banyak kehilangan berat produksi.

5. Parameter Pengamatan

Pertumbuhan Vegetativ

a) Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan dilakukan dengan

mengukur tinggi tanaman yang

dimulai dari permukaan tanah

sampai ujung titik tumbuh dan

dilakukan mulai berumur 20

HST dengan interval waktu 3

minggu, setiap perlakuan

diambil 5 tanaman sampel.

b) Jumlah Cabang

Pengamatan jumlah cabang

dilakukan dengan menghitung

jumlah cabang yang telah

tumbuh, dilakukan mulai

berumur 20 HST dengan

interval waktu 3 minggu, setiap

perlakuan diambil 5 tanaman

sampel.

Pertumbuhan Generativ

165

Page 9: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

a) Jumlah polong isi per tanaman

Jumlah polong isi per tanaman

dihitung pada waktu panen

yaitu polong yang berisi

(padat/penuh) dari setiap

tanaman sampel.

b) Jumlah polong hampa per

tanaman

Perhitungan jumlah polong

hampa dilakukan pada waktu

panen, polong yang hampa

(tidak berisi biji) diambil dari

tanaman sampel.

c) Berat biji kering per tanaman

(gram)

Diukur dengan menimbang

seluruh biji per tanaman setelah

dipanen dan dikeringkan

dengan sinar matahari (kering

angin) sampai mencapai berat

konstan dengan kadar air 14%.

d) Berat biji kering per petak

(gram)

Diukur dengan menimbang

seluruh biji per petak tanaman

setelah dipanen dan

dikeringkan dengan sinar

matahari (kering angin) sampai

mencapai berat konstan dengan

kadar air 14%.

e) Berat 100 biji kering (gram)

Berat 100 butir biji kering

dilakukan dengan cara

menimbang 100 butir biji

kering dari tanaman sampel

dalam satuan gram,

dikeringkan dengan sinar

matahari (kering angin) sampai

mencapai berat konstan

E. HASIL DAN

PEMBAHASAN

1. Tinggi Tanaman (cm)

Berdasarkan hasil analisis

statistik menunjukkan bahwa tinggi

tanaman kedelai sangat dipengaruhi

oleh perlakuan dosis pupuk phonska

dan penyiangan pada umur 40 hst

dan 60 hst. Hubungan antara

perlakuan dosis pupuk phonska dan

penyiangan tidak menunjukkan

adanya interaksi. Hasil pengamatan

pengaruh dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap tinggi tanaman

kedelai ditunjukkan pada tabel di

bawah ini.

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska Dan Penyiangan Terhadap

Tinggi Tanaman Kedelai (cm)

Perlakuan

Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)

Umur

20 Hst

Umur

40

Hst

Umu

r

60

Hst

Pupuk Phonska

(P)

P0 15.13 a 29.76

b

47.5

3 c

P1 14.96 a 31.38

a

48.8

7 a

P2 14.82 a 30.00

b

48.3

1 b

166

Page 10: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Penyiangan

(K)

K0 14.98 a 29.76

b

47.7

8 b

K1 14.98 a 30.31

ab

48.2

4 ab

K2 14.96 a 31.07

a

48.6

9 a

S.e. 0,316 0,323 0,17

0

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Hasil pengamatan yang

disajikan pada tabel 1 menunjukkan

bahwa pada umur 20 hst perlakuan

dosis pupuk phonska dan

penyiangan tidak menyebabkan

perbedaan nyata terhadap tinggi

tanaman kedelai. Perlakuan dosis

pupuk phonska yang memberikan

pertumbuhan paling baik terhadap

tinggi tanaman kedelai adalah

perlakuan P0 (tanpa dosis pupuk

phonska) dengan rata-rata tinggi

tanaman 15,13 cm. Sedangkan

tinggi terendah pada perlakuan P2

(dosis pupuk phonska 500 kg/ha)

dengan rata-rata tinggi tanaman

14,82 cm. Perlakuan penyiangan

yang memberikan pertumbuhan

paling baik terhadap tinggi tanaman

kedelai adalah perlakuan K0 (tanpa

penyiangan) dan K1 (intensitas

penyiangan sebanyak 1 kali) dengan

tinggi rata-rata 14,98 cm.

sedangkan tinggi terendah pada

perlakuan K2 (intensitas penyiangan

sebanyak 2 kali) dengan tinggi rata-

rata 14,96 cm.

Pada umur 40 hst perlakuan

dosis pupuk phonska menyebabkan

perbedaan nyata terhadap tinggi

tanaman kedelai sedangkan

perlakuan penyiangan juga

memberikan perbedaan nyata.

Perlakuan dosis pupuk phonska

yang memberikan pertumbuhan

paling baik terhadap tinggi tanaman

kedelai adalah perlakuan P1 (dosis

pupuk phonska 250 kg/ha) dengan

rata-rata tinggi tanaman 31,38 cm

yang berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Sedangkan

tinggi terendah pada perlakuan P0

(tanpa dosis pupuk phonska)

dengan rata-rata tinggi tanaman

29,76 cm yang berbeda nyata

dengan perlakuan P1 tetapi tidak

berbeda nyata dengan P2.

Sedangkan perlakuan penyiangan

yang memberikan pertumbuhan

paling baik terhadap tinggi tanaman

kedelai adalah perlakuan K2

(intensitas penyiangan sebanyak 2

kali) dengan tinggi rata-rata 31,07

cm yang berbeda nyata dengan

perlakuan K0 tetapi tidak berbeda

nyata dengan K1. Sedangkan tinggi

terendah pada perlakuan K0 (tanpa

penyiangan) dengan tinggi rata-rata

29,76 cm.

Pada umur 60 hst perlakuan

dosis pupuk phonska menyebabkan

perbedaan nyata terhadap tinggi

tanaman kedelai sedangkan

perlakuan penyiangan juga

167

Page 11: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

memberikan perbedaan nyata.

Perlakuan dosis pupuk phonska

yang memberikan pertumbuhan

paling baik terhadap tinggi tanaman

kedelai adalah perlakuan P1 (dosis

pupuk phonska 250 kg/ha) dengan

rata-rata tinggi tanaman 48,87 cm

yang berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Sedangkan

tinggi terendah pada perlakuan P0

(tanpa dosis pupuk phonska)

dengan rata-rata tinggi tanaman

47.53 cm. Perlakuan penyiangan

yang memberikan pertumbuhan

paling baik terhadap tinggi tanaman

kedelai adalah perlakuan K2

(intensitas penyiangan sebanyak 2

kali) dengan tinggi rata-rata 48.69

cm yang berbeda nyata dengan

perlakuan K0 (tanpa penyiangan),

tetapi tidak berbeda nyata dengan

perlakuan K1 (intensitas penyiangan

sebanyak 1 kali). Sedangkan tinggi

terendah pada perlakuan K0 (tanpa

penyiangan) dengan tinggi rata-rata

47.78 cm.

Pupuk Phonska mengandung

unsur Nitrogen (N) yang berfungsi

untuk membuat tanaman lebih hijau

segar, mempercepat dan

meningatkan pertumbuhan tanaman

(tinggi tanaman, jumlah cabang,

dan jumlah anakan). Adanya

penyesuaian peningkatan dosis

pupuk phonska pada setiap taraf

perlakuan menunjukkan pengaruh

terhadap tinggi tanaman kedelai.

Banyaknya pupuk yang dibutuhkan

per satuan luas tergantung pada

jumlah hara yang dibutuhkan

tanaman. Apabila pemupukan

dilakukan dengan dosis yang lebih

tinggi akan menyebabkan terjadinya

keracunan bagi tanaman sehingga

tanaman tumbuh tidak normal.

Perbedaan tinggi tanaman

kedelai juga dikarenakan perbedaan

efisiensi penggunaan unsur hara, air

dan sinar matahari serta keadaan

lingkungan sekitar tanaman.

Semakin banyak tanaman

penganggu yang tumbuh disekitar

maka menyebabkan persaingan

akan semakin ketat dalam

penggunaan unsur hara dan cahaya

yang direspon oleh tanaman.

Dikarenakan berkurangnya unsur

hara yang diserap tanaman akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman.

2. Jumlah Cabang

Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa jumlah cabang

pada batang utama per tanaman

kedelai sangat dipengaruhi oleh

perlakuan dosis pupuk phonska dan

penyiangan pada umur 40 hst dan

60 hst. Hubungan antara perlakuan

antara dosis pupuk phonska dan

penyiangan menunjukkan tidak

adanya interaksi. Hasil pengamatan

pengaruh dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap jumlah cabang

pada pertanaman kedelai

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

168

Page 12: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap

Jumlah Cabang Tanaman Kedelai

Perlakuan

Rata-rata Jumlah Cabang

Umur

20 Hst

Umur

40

Hst

Umur

60

Hst

Pupuk Phonska (P)

P0 3.07 a 7.00 c 10.16

c

P1 3.24 a 10.62

a

12.22

a

P2 3.11 a 9.49 b 11.42

b

Penyiangan (K)

K0 3.02 a 8.56 b 10.89

b

K1 3.27 a 9.02 b 11.27

ab

K2 3.13 a 9.53 a 11.64

a

S.e. 0,088 0,162 0,163

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Hasil pengamatan yang

disajikan pada tabel 2 menunjukkan

bahwa pada umur 20 hst perlakuan

dosis pupuk phonska dan

penyiangan tidak menyebabkan

perbedaan nyata terhadap jumlah

cabang tanaman kedelai. Perlakuan

dosis pupuk phonska yang

memberikan pertumbuhan paling

baik terhadap jumlah cabang

tanaman kedelai adalah perlakuan

P1 (dosis pupuk phonska 250 kg/ha)

dengan rata-rata jumlah cabang

tanaman sebesar 3,24. Sedangkan

jumlah cabang terendah pada

perlakuan P0 (tanpa dosis pupuk

phonska) dengan rata-rata jumlah

cabang tanaman sebesar 3,07.

Perlakuan penyiangan yang

memberikan pertumbuhan paling

baik terhadap jumlah cabang

tanaman kedelai adalah perlakuan

K1 (intensitas penyiangan sebanyak

1 kali) dengan rata-rata jumlah

cabang sebesar 3,27. Sedangkan

jumlah cabang terendah pada

perlakuan K0 (tanpa intensitas

penyiangan) dengan rata-rata

jumlah cabang sebesar 3,02.

Pada umur 40 hst perlakuan

dosis pupuk phonska menyebabkan

perbedaan nyata terhadap jumlah

cabang tanaman kedelai sedangkan

perlakuan penyiangan juga

169

Page 13: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

memberikan perbedaan nyata.

Perlakuan dosis pupuk phonska

yang memberikan pertumbuhan

paling baik terhadap jumlah cabang

tanaman kedelai adalah perlakuan

P1 (dosis pupuk phonska 250 kg/ha)

dengan rata-rata jumlah cabang

tanaman 10,62 yang berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya.

Sedangkan jumlah cabang terendah

pada perlakuan P0 (tanpa dosis

pupuk phonska) dengan rata-rata

jumlah cabang tanaman 7,00 yang

berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya. Sedangkan perlakuan

penyiangan yang memberikan

pertumbuhan paling baik terhadap

jumlah cabang tanaman kedelai

adalah perlakuan K2 (intensitas

penyiangan sebanyak 2 kali) dengan

rata-rata jumlah cabang sebesar

9,53 yang berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Sedangkan

jumlah cabang terendah pada

perlakuan K0 (tanpa penyiangan)

dengan rata-rata jumlah cabang

sebesar 8,56 yang berbeda nyata

dengan perlakuan K2 tetapi tidak

berbeda nyata dengan K1.

Pada umur 60 hst perlakuan

dosis pupuk phonska menyebabkan

perbedaan nyata terhadap jumlah

cabang tanaman kedelai sedangkan

perlakuan penyiangan juga

memberikan perbedaan nyata.

Perlakuan dosis pupuk phonska

yang memberikan pertumbuhan

paling baik terhadap jumlah cabang

tanaman kedelai adalah perlakuan

P1 (dosis pupuk phonska 250 kg/ha)

dengan rata-rata jumlah cabang

tanaman 12,22 yang berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya.

Sedangkan jumlah cabang terendah

pada perlakuan P0 (tanpa dosis

pupuk phonska) dengan rata-rata

jumlah cabang tanaman 10,16.

Perlakuan penyiangan yang

memberikan pertumbuhan paling

baik terhadap jumlah cabang

tanaman kedelai adalah perlakuan

K2 (intensitas penyiangan sebanyak

2 kali) dengan rata-rata jumlah

cabang sebesar 11,64 yang berbeda

nyata dengan perlakuan K0, tetapi

tidak berbeda nyata dengan

perlakuan K1. Sedangkan jumlah

cabang terendah pada perlakuan K0

(tanpa penyiangan) dengan jumlah

cabang sebesar 10,89 yang berbeda

nyata dengan perlakuan K2 tetapi

tidak berbeda nyata dengan K1.

Pupuk phonska sebagaimana

yang disebutkan sebelumnya

merupakan pupuk majemuk yang

terdiri atas berbagai zat penambah

unsur hara alami. Komposisi pupuk

phonska yang mengandung unsur

nitrogen (N) berfungsi untuk

membuat tanaman lebih hijau segar,

mempercepat dan meningatkan

pertumbuhan tanaman (tinggi

tanaman, jumlah cabang, dan

jumlah anakan). Apabila

penggunaan dengan dosis dan

waktu yang tepat akan memberikan

pengaruh yang sangat nyata

terhadap pertumbuhan tanaman

kedelai.

Penyiangan merupakan suatu

kegiatan mencabut gulma yang

berada di antara sela-sela tanaman

pertanian yang bertujuan untuk

membersihkan tanaman yang sakit,

mengurangi persaingan penyerapan

hara, mengurangi hambatan

produksi anakan dan mengurangi

persaingan penetrasi sinar matahari.

170

Page 14: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Semakin banyak gulma yang

tumbuh, maka sifat-sifat tanaman

secara individu akan menurun

karena adanya persaingan antar

tanaman lain yang lebih intensif.

Dalam hal ini tanaman kedelai akan

memberikan respon dengan cara

mengurangi bagian-bagian tanaman

seperti cabang dan daun.

3. Jumlah Polong Isi per

Tanaman

Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa jumlah polong

isi per tanaman kedelai sangat

dipengaruhi oleh perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan.

Hubungan antara perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan

terhadap rata-rata jumlah polong isi

per tanaman kedelai menunjukkan

adanya interaksi. Hasil pengamatan

pengaruh dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap rata-rata

jumlah polong isi per tanaman

kedelai ditunjukkan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap

Jumlah Polong Isi Tanaman Kedelai

Kombinasi

Perlakuan

Rata-rata Jumlah Polong Isi per

Tanaman

P0K0 10.87 g

P0K1 10.93 g

P0K2 11.33 fg

P1K0 13.27 cd

P1K1 14.20 b

P1K2 16.20 a

P2K0 12.13 ef

P2K1 12.80 de

P2K2 14.00 bc

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari tabel di atas

memperlihatkan bahwa kombinasi

perlakuan dosis pupuk phonska dan

penyiangan yang makin meningkat

menyebabkan perbedaan terhadap

rata-rata jumlah polong isi per

tanaman kedelai. Pengaruh

kombinasi dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap rata-rata

jumlah polong isi per tanaman

tertinggi dicapai pada kombinasi

perlakuan P1K2 yaitu penggunaan

dosis pupuk phonska 250 kg/ha

dengan rata-rata jumlah polong isi

per tanaman sebesar 16,20 yang

berbeda nyata dengan perlakuan

yang lain, sedangkan rata-rata

jumlah polong isi pertanaman

terendah dicapai pada kombinasi

P0K0 yaitu kombinasi perlakuan

171

Page 15: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

tanpa pupuk phonska dan tanpa

penyiangan sebesar 10,87.

Pupuk Phonska

mengandung unsur fosfat (P2O5)

yang berfungsi untuk memacu

pertumbuhan akar dan pembentukan

peranakan yang baik, mempercepat

pembetukan bunga serta masaknya

buah dan biji, meningkatkan mutu

benih dan bibit. Dengan

penggunaan dosis pupuk dan waktu

yang tepat akan memberikan unsur

hara tambahan bagi tanaman

kedelai yang nantinya akan

disimpan dalam polong-polong

tanaman yang digunakan sebagai

tempat penimbun.

Pada fase generatif dari

perkembangan tanaman, sebagian

besar karbohidrat ditimbun dalam

organ tanaman. Penyimpanan itu

diantaranya polong tanaman. Pada

tanaman yang sekitarnya ditumbuhi

banyak gulma jumlah polong isi per

tanamannya akan semakin rendah.

Hal ini karena terjadinya persaingan

antar masing-masing tanaman yang

semakin besar, terutama kebutuhan

unsur hara dan cahaya matahari

yang mengakibatkan hasil

fotosintesis menurun sehingga

berpengaruh terhadap jumlah

polong tanaman.

4. Jumlah Polong Hampa per

Tanaman

Hasil analisa statistik

menunjukkan bahwa jumlah polong

hampa per tanaman kedelai sangat

dipengaruhi oleh perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan.

Hubungan antara perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan

terhadap rata-rata jumlah polong

hampa per tanaman kedelai

menunjukkan adanya interaksi.

Hasil pengamatan pengaruh

dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap rata-rata

jumlah polong hampa per tanaman

ditunjukkan tabel di bawah ini.

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap

Jumlah Polong Hampa Tanaman Kedelai

Kombinasi

Perlakuan

Rata-rata Jumlah Polong Hampa per

Tanaman

P0K0 8.73 a

P0K1 7.00 b

P0K2 6.00 bc

P1K0 4.33 ef

P1K1 3.93 f

P1K2 3.87 f

P2K0 6.20 cd

P2K1 5.80 cd

P2K2 5.13 de

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

172

Page 16: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Dari hasil tabel diatas

memperlihatkan bahwa kombinasi

perlakuan dosis pupuk phonska dan

penyiangan yang makin meningkat

menyebabkan perbedaan terhadap

terhadap rata-rata jumlah polong

hampa per tanaman kedelai.

Pengaruh kombinasi perlakuan

dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap rata-rata

jumlah polong hampa per tanaman

tertinggi dicapai pada kombinasi

perlakuan P0K0 yaitu tanpa adanya

pemupukan dan tanpa penyiangan

dengan jumlah polong hampa per

tanaman sebesar 8,73 yang berbeda

nyata dengan kombinasi perlakuan

lainnya, sedangkan rata-rata jumlah

polong hampa per tanaman terendah

dicapai pada kombinasi perlakuan

P1K2 yaitu penggunaan dosis pupuk

phonska 250 kg/ha dan intensitas

penyiangan 2 kali dengan jumlah

polong hampa per tanaman sebesar

3,87.

Pupuk Phonska

mengandung unsur fosfat (P2O5)

yang berfungsi untuk memacu

pertumbuhan akar dan pembentukan

peranakan yang baik, mempercepat

pembetukan bunga serta masaknya

buah dan biji, meningkatkan mutu

benih dan bibit. Tetapi banyaknya

pupuk yang dibutuhkan per satuan

luas tergantung pada jumlah hara

yang dibutuhkan oleh tanaman.

Apabila pemupukan dilakukan

dengan dosis yang lebih tinggi akan

menyebabkan terjadinya keracunan

bagi tanaman sehingga tanaman

tumbuh tidak normal.

Sedangkan penyiangan

hubungannya dengan jumlah polong

hampa diduga adanya persaingan

antar individu tanaman dalam

memanfaatkan unsur hara, air dan

cahaya sangat besar. Pada periode

pengisian polong sangat

menentukan produksi kedelai, pada

fase ini unsur hara dan air

dibutuhkan untuk fotosintesis

dengan bantuan cahaya matahari

yang nantinya akan disimpan dalam

biji-biji kedelai. Semakin sedikit

hasil fotosintesis maka jumlah

polong hampa akan meningkat.

5. Berat Biji Kering per Tanaman

(gram)

Hasil analisa statistik

menunjukkan bahwa berat biji

kering per tanaman kedelai sangat

dipengaruhi oleh perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan.

Hubungan antara perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan

terhadap rata-rata berat biji kering

per tanaman kedelai menunjukkan

ada interaksi.

Hasil pengamatan pengaruh

dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap rata-rata berat

biji kering per tanaman kedelai

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap

Rata-rata Berat Biji Kering per Tanaman Kedelai

Kombinasi Rata-rata Berat Biji Kering per

173

Page 17: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Perlakuan Tanaman (gram)

P0K0 4.93 e

P0K1 5.00 de

P0K2 5.27 d

P1K0 6.20 c

P1K1 6.47 b

P1K2 7.27 a

P2K0 6.00 c

P2K1 6.07 c

P2K2 6.27 bc

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari hasil data di atas

memperlihatkan bahwa kombinasi

perlakuan saat dosis pupuk

phonska dan intensitas penyiangan

yang makin meningkat

menyebabkan perbedaan terhadap

rata-rata berat biji kering per

tanaman kedelai. Pengaruh

kombinasi perlakuan dosis pupuk

phonska dan penyiangan terhadap

berat biji kering per tanaman

tertinggi dicapai pada kombinasi

perlakuan P1K2 yaitu kombinasi

antara penggunaan dosis pupuk

phonska 250 kg/ha dan intensitas

penyiangan sebanyak 2 kali sebesar

7,27 gram yang berbeda nyata

dengan kombinasi perlakuan

lainnya. Sedangkan jumlah berat

biji kering per tanaman terendah

sebesar 4,93 gram yang dicapai

pada perlakuan P0K0 yaitu

kombinasi perlakuan tanpa adanya

pemupukan dan tanpa penyiangan.

Tanaman pada fase generatif

akan membentuk organ bunga,

polong dan biji. Tanaman lebih

membutuhkan banyak cahaya dan

unsur hara untuk diolah sebagai

bahan proses fotosintesis. Tanaman

akan menyimpan hasilnya dalam

biji yang ada pada polong-polong

tanaman, dengan demikian semakin

banyak asimilat yang dihasilkan

akan semakin banyak pula biji yang

dihasilkan. Keunggulan dari pupuk

phonska antara lain adalah

higroskopis, mudah larut dalam air,

mengandung unsur hara N, P, K

dan S sekaligus, larut dalam air

sehingga mudah diserap tanaman,

meningkatkan produksi dan kualitas

panen, memacu pembentukan

bunga, mempercepat panen dan

menambah kandungan protein.

Dengan unsur-unsur yang terkadung

dalam pupuk phonska dan

pengaplikasian secara tepat akan

memberikan hasil maksimal pada

tanaman kedelai.

Penyiangan hubungannya

dengan berat kering per tanaman

kedelai diduga dengan tingkat

kepadatan tanaman yang tinggi

174

Page 18: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

akan menimbulkan persaingan yang

berat diantara tanaman kedelai

dengan gulma, akibatnya

mempengaruhi berat biji kering per

tanaman kedelai. Hasil maksimum

akan dicapai apabila penyiangan

dilakukan secara tepat, kesuburan

tanah, iklim, sifat tanaman serta

tindakan manusia yang

membudidayakannya

6. Berat Biji Kering per Petak

(gram)

Berdasarkan hasil analisis

menunjukkan bahwa berat biji

kering per petak tanaman kedelai

sangat dipengaruhi oleh perlakuan

dosis pupuk phonska dan

penyiangan. Hubungan antara

perlakuan dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap rata-rata berat

biji kering per petak tanaman

kedelai menunjukkan adanya

interaksi.

Hasil pengamatan pengaruh

dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap rata-rata berat

kering per petak tanaman kedelai

dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap

Rata-rata Berat Biji Kering per Petak Tanaman Kedelai

Kombinasi

Perlakuan

Rata-rata Berat Biji Kering per

Petak (gram)

P0K0 138.13 e

P0K1 140.00 de

P0K2 147.47 d

P1K0 173.60 bc

P1K1 181.07 b

P1K2 203.47 a

P2K0 168.00 c

P2K1 169.87 c

P2K2 175.47 bc

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari hasil data tabel di atas

memperlihatkan bahwa kombinasi

perlakuan dosis pupuk phonska dan

penyiangan yang makin meningkat

menyebabkan perbedaan terhadap

rata-rata berat biji kering per petak

tanaman kedelai. Pengaruh

kombinasi perlakuan dosis pupuk

phonska dan penyiangan terhadap

berat biji kering per petak tertinggi

dicapai pada kombinasi perlakuan

P1K2 yaitu kombinasi antara

penggunaan dosis pupuk phonska

250 kg/ha dan intensitas penyiangan

175

Page 19: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

sebanyak 2 kali sebesar 203,47

gram yang berbeda nyata dengan

kombinasi perlakuan lainnya.

Sedangkan jumlah berat biji kering

per petak terendah sebesar 138,13

gram dicapai pada kombinasi P0K0

yaitu kombinasi perlakuan tanpa

adanya pemupukan dan tanpa

penyiangan.

Tanaman pada fase

generatif akan membentuk organ

bunga, polong dan biji. Dalam fase

ini dibutuhkan banyak cahaya dan

unsur hara untuk diolah melalui

proses fotosintesis. Tanaman akan

menyimpan hasilnya dalam biji

yang ada pada polong-polong

tanaman, dengan demikian semakin

banyak asimilat yang dihasilkan

akan semakin banyak pula produksi

tanaman. Diduga dengan pemberian

dosis pupuk phonska 250 kg/ha

merupakan konsentrasi yang

optimal sesuai dengan keadaan

lingkungan tanaman. Pupuk

phonska diserap oleh tanaman akan

memperbanyak unsur hara

tambahan yang nantinya tanaman

tumbuh lebih baik yang akhirnya

produksi optimal akan tercapai.

Kepadatan tanaman

mempunyai kerugian yakni polong

pertanaman sangat berkurang dan

akhirnya hasil per satuan luasnya

rendah, hal ini lebih disebabkan

persaingan antar tanaman

(Anonymous, 1985). Pada

penyiangan yang dilakukan secara

tepat, hasil per tanamannya menjadi

lebih tinggi karena tanaman

mempunyai kesempatan yang lebih

baik untuk mendapatkan cahaya,

unsur hara dan air yang cukup.

7. Berat 100 Biji Kering (gram)

Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa berat 100 biji

kering tanaman kedelai sangat

dipengaruhi oleh perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan.

Hubungan antara perlakuan dosis

pupuk phonska dan penyiangan

terhadap berat 100 biji kering

tanaman kedelai tidak menunjukkan

ada interaksi.

Hasil pengamatan pengaruh

dosis pupuk phonska dan

penyiangan terhadap berat 100 biji

kering tanaman kedelai ditunjukkan

pada tabel 7a dan 7b.

Tabel 7a. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska Terhadap Berat 100 Biji

Kering Tanaman Kedelai

Perlakuan Rata-rata Berat 100 Biji Kering

(gram)

Pupuk Phonska (P)

P0 17.16 b

P1 19.71 a

P2 18.78 b

176

Page 20: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

S.e. 0,192

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari tabel diatas

menunjukkan bahwa perlakuan

antara P1 berbeda nyata dengan P0,

perlakuan antara P1 dengan P2

menunjukkan beda nyata,

sedangkan perlakuan antar P0

dengan P2 menunjukkan tidak beda

nyata . Pengaruh perlakuan dosis

pupuk Phonska dengan rata-rata

berat 100 biji kering tanaman

kedelai tertinggi dicapai pada

perlakuan P1 yaitu penggunaan

pupuk Phonska 250 kg /ha sebesar

19.71 gram. Sedangkan rata-rata

berat 100 biji kering tanaman

kedelai yang paling terendah

sebesar 17.16 gram dicapai pada

perlakuan P0 yaitu perlakuan tanpa

pupuk Phonska.

Keunggulan pupuk phonska

antara lain adalah higroskopis,

mudah larut dalam air, mengandung

unsur hara N, P, K dan S sekaligus,

larut dalam air sehingga mudah

diserap tanaman, meningkatkan

produksi dan kualitas panen,

memacu pembentukan bunga,

mempercepat panen dan menambah

kandungan protein. Dengan zat-zat

yang terkandung pada pupuk

phonska akan mampu menambah

unsur hara bagi tanaman yang

dimana nantinya dapat

meningkatkan aktifitas

pembentukan persenyawaan di

dalam sel tanaman, akibatnya

tanaman tumbuh lebih baik dan

produksi optimal akan dapat

tercapai

Tabel 7b. Pengaruh Perlakuan Penyiangan Terhadap Berat 100 Biji Kering

Tanaman Kedelai

Perlakuan Rata-rata Berat 100 Biji Kering

(gram)

Penyiangan (K)

K0 18.27 b

K1 18.47 b

K2 18.91 a

S.e. 0,192

Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari tabel diatas

menunjukkan bahwa perlakuan

antara K2 berbeda nyata dengan K0,

perlakuan antara K1 dengan K2

menunjukkan beda nyata,

sedangkan perlakuan antar K0

177

Page 21: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

dengan K1 menunjukkan tidak beda

nyata. Pengaruh perlakuan

intensitas penyiangan dengan rata-

rata berat 100 biji kering tanaman

kedelai tertinggi dicapai pada

perlakuan K2 yaitu intensitas

penyiangan sebanyak 2 kali sebesar

18.91 gram. Sedangkan rata-rata

berat 100 biji kering tanaman

kedelai yang paling terendah

dicapai perlakuan K0 yaitu tanpa

penyiangan sebesar 18.27 gram.

Perbedaan berat 100 biji

pada tanaman kedelai lebih

disebabkan perbedaan ukuran biji.

Pada tanaman yang dilakukan

penyiangan persaingan dapat

ditekan atau duperkecil, tanaman

akan mendapatkan unsur hara,

cahaya dan air secara maksimal

yang akhirnya pembentukan

karbohidrat lebih banyak digunakan

dalam pembentukan dan pengisian

polong. Pada tanaman tanpa

penyiangan ukuran biji cenderung

lebih kecil dikarenakan banyak

persaingan antar tanaman kedelai

dan tanaman pengganggu.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat interaksi antara

perlakuan penggunaan dosis

pupuk phonska dan intensitas

penyiangan terhadap parameter

jumlah polong isi, jumlah polong

hampa, berat biji kering per

tanaman dan berat biji kering per

petak, sedangkan pada parameter

tinggi tanaman, jumlah cabang,

dan berat 100 biji kering tidak

terdapat interaksi. Kombinasi

perlakuan penggunaan dosis

pupuk phonska dan intensitas

penyiangan (P1K2) menunjukkan

rata-rata produksi per tanaman

tertinggi.

2. Perlakuan penggunaan dosis

pupuk phonska pada parameter

tinggi tanaman untuk umur 20

hst tertinggi P0 (15,13 cm) dan

terendah P2 (14,82 cm), untuk

umur 40 hst tertinggi P1 (31,38

cm) dan terendah P0 (29,76 cm),

untuk umur 60 hst tertinggi P1

(48,87 cm) dan terendah P0

(47.53 cm). Pada parameter

jumlah cabang tanaman untuk

umur 20 hst tertinggi P0 (3,24)

dan terendah dicapai P2 (3,07),

untuk umur 40 hst tertinggi P1

(10,62) dan terendah P0 (7,00),

untuk umur 60 hst tertinggi P1

(12,22) dan terendah P0 (10,16).

Pada parameter berat 100 biji

kering tertinggi P1 (19,71 gram)

dan terendah P0 (17,16 gram).

Perlakuan penyiangan pada

parameter tinggi tanaman untuk

umur 20 hst tertinggi K0 dan K1

(14,98 cm) dan terendah K2

(14,96 cm), untuk umur 40 hst

tertinggi K2 (31,07 cm) dan

terendah K0 (29,76 cm), untuk

umur 60 hst tertinggi K2 (48.69

cm) dan terendah K0 (47.78 cm).

Pada parameter jumlah cabang

tanaman untuk umur 20 hst

tertinggi K1 (3,27) dan terendah

K0 (3,02), untuk umur 40 hst

tertinggi K2 (9,53) dan terendah

K0 (8,56), untuk umur 60 hst

tertinggi K2 (11,64) dan terendah

K0 (10,89). Pada parameter berat

100 biji kering tertinggi K2

178

Page 22: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

(18,91 gram) dan terendah K0

(18,27 gram).

3. Kombinasi perlakuan pada

parameter jumlah polong isi

tanaman tertinggi dicapai P1K2

(16,20) dan terendah P0K0

(10,87). Pada parameter jumlah

polong hampa tanaman tertinggi

dicapai P0K0 (8,73) dan terendah

P1K2 (3,87). Pada parameter

berat biji kering per tanaman

tertinggi dicapai P1K2 (7,27

gram) dan terendah P0K0 (4,93

gram). Pada parameter berat biji

kering per petak tertinggi dicapai

P1K2 (203,47 gram) dan terendah

P0K0 (138,13 gram).

Saran

Dari hasil penelitian yang

dilakukan, perlu kiranya dilakukan

penelitian lanjutan dengan

menerapkan beberapa dosis pupuk

phonska dan intensitas penyiangan

yang berbeda, serta dilakukan pada

lahan dan musim yang berbeda,

sehingga dapat diperoleh informasi

yang lebih akurat tentang dosis

pupuk phonska dan penyiangan

terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kedelai (Glycine max L.

Merrill).

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, R. 2005.

Meningkatkan Hasil Panen

Kedelai di Lahan Sawah

Kering Pasang Surut.

Penerbit Swadaya

Andrianto, I. 2004. Teknologi

Budidaya Intensif Tanaman

Kedelai di Lahan Sawah.

Jurnal Proyek Penelitian

dan Pengembangan

Pertanian Rawa Terpadu

17(1): 1−8

Anonymous. 1985. Menanam

Kedelai Harapan di

Nganjuk. Departemen

Pertanian, Balai Informasi

Pertanian. Jawa Timur. 25

Hal

Arsyad, D. M. dan M. Syam, 1998.

Kedelai. Sumber

Pertumbuhan produksi dan

Teknik Budidaya. Edisi

Revisi. Puslitbangtan. 30

hlm

Bertham, Y. H. 2002. Respon

Tanaman Kedelai (Glycine

max (L.) merill) Terhadap

Pemupukan Fosfor dan

Kompos Jerami Pada

Tanah Ultisol”. Jurnal

Ilmu-ilmu Pertanian

Indonesia Vol.4 No.2 Hal:

78-83

Danarti dan Najati. 1995. Palawija,

Budidaya dan Analisis

Usaha Tani. Penebar

Swadaya Jakarta

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu

Tanah. Akademika

Pressindo, Jakarta

Hasnan. 1973. Kedelai. Bathara.

Jakarta. 89 hal

Hidayat, O. 1985. Morfologi

Tanaman Kedelai pada

Lahan Kering. Badan

Penelitian dan

Perkembangan Pertanian.

Pusat Penelitian dan

179

Page 23: PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP … fileLatar Belakang Kedelai merupakan ... maka diperlukan kacang kedelai 158. Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap

Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239

Perkembangan Tanaman

Pangan. Bogor.

Hidayat. 1995. Morfologi

Kedelai. Puslitbang

Tanaman Pangan.

Sukabumi. 74 p

Irwan, W. A., 2006. Budidaya

Tanaman Kedelai (Glycine

max (L.) Merill).

Universitas Padjajaran:

Jatinangor

Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.

W. 2002. Ilmu Kesuburan

Tanah . Kanisius,

Yogyakarta

Soemaatmadja. 1985. Kedelai.

Ballitan, Bogor. 10 hal

Sumarno. 1987. Kedelai dan Cara

Budidaya. Yasaguna Bogor

Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai.

Penebar Swadaya

Suryana. 2005. Penelitian Dan

Pengembangan Tanaman

Pangan. Bogor. Hal 22-24

Syahrudin. 1987. Gulma dan Teknik

Pengendaliannya. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta

Syarief, S. 1985. Kesuburan dan

Pemupukan Tanah

Pertanian. Pustaka Buana,

Bandung. 182 hal

180