66
PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh KARTIKA JAYA PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILANMETAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

KARTIKA JAYA

PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

ABSTRAK

PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILANMETAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

Oleh

KARTIKA JAYA

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh Discovery Learning terhadap

keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini

menggunakan nonequivalent pretest-posttest control group design. Sampel

penelitian adalah peserta didik kelas VIIB dan VIIC yang berjumlah 60 dan dipilih

dengan teknik cluster random sampling. Data keterampilan metakognisi diperoleh

mengunakan angket dan data hasil belajar (aspek kognitif) menggunakan nilai

pretest dan posttest. Angket keterampilan metakognisi dianalisis secara deskriptif

sedangkan hasil belajar dianalisis dengan uji Independent Sample t-Test pada taraf

kepercayaan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan metakognisi baik tahap

perencanaan, pemantauan maupun evaluasi pada kelas ekperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil belajar kognitif kelas ekperimen

berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen

sebesar 0,66 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,36. Jadi dapat disimpulkan

Page 3: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

iii

bahwa Discovery Learning berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan

metakognisi dan hasil belajar peserta didik.

Kata kunci: Discovery Learning, hasil belajar, keterampilan metakognisi

Page 4: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILANMETAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG

Oleh

KARTIKA JAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian
Page 6: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian
Page 7: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian
Page 8: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 03

Januari 1997, merupakan anak sulung dari pasangan

Bapak Kasjaya dengan Ibu Kamsinah. Penulis tinggal

di sebuah rumah beralamat di jalan PB Marga No 98

Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Tanjung Karang

Barat, Bandar Lampung. Nomor Handphone penulis

089631561715.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Sukadanaham Kecamatan

Tanjung Karang Barat (2002-2008), SMP Negeri 7 Bandar Lampung (2008-

2011), dan SMA Negeri 9 Bandar Lampung (2011-2014). Pada tahun 2014,

penulis terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

SNMPTN (jalur undangan). Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi

asisten praktikum Biologi Dasar, Botani Tumbuhan Rendah, Botani Tumbuhan

Tinggi, dan Perkembangan Hewan. Penulis melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Belalau, Kabupaten Lampung Barat dan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Kejadian, Kecamatan Belalau, Kabupaten

Lampung Barat (Tahun 2017).

Page 9: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

Motto

“Allah tempat meminta segala sesuatu”

(QS. Al- Ikhlas: 2)

“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan

ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran”

(James Thurber)

“If you cant fly, then run. If you cant run, then walk. If you cant walk, then crawl.

But whatever you do, you have to keep moving forward.”

(Martin Luther King)

“All our dream can come true, if we have courage to pursue them.”

(Walt Disney)

Page 10: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHANAlhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,

atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta kekuatan, kesehatan, dankesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungankuNabi Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepadaorang-orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:

Ayahku (Kasjaya) dan Ibuku (Kamsinah)Kedua orangtuaku yang dengan penuh kesabaran dalam mendidik dan merawatkusedari kecil hingga mengantarkanku ke perguruan tinggi dan meraih cita-cita yang

selama ini aku impikan.

KeluargakuAdikku dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungannya ketika

aku berada di dalam kesulitan, membimbingku dan menasihatiku ketika akuhilang arah.

Para PendidikPara guru dan para dosen, atas ilmu, nasihat, bimbingan, kesabaran, waktu, dan

arahan yang telah diberikan sehingga aku dapat menjadi pribadi yang lebih beranidalam mewujudkan impian dan cita-citaku.

Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Page 11: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

xi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH DISCOVERY LEARNING

TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG”.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan

bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu,penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Universitas Lampung dan Pembimbing Akademik serta Pembimbing I

yang telah memberikan saran, bimbingan dan juga motivasi hingga skripsi ini

dapat terselesaikan;

4. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan saran dan bimbingan hingga skripsi ini dapat terselesaikan;

5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan kritik dan

masukan positif untuk skripsi ini;

6. Seluruh dosen FKIP Pendidikan Biologi yang telah mendidik, memberikan

Page 12: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

xii

ilmu dan nasihat selama penulis menempuh pendidikan;

7. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf, dan guru-guru pamong di SMP

Negeri 14 Bandar Lampung, yang telah memberikan izin dan bantuan selama

penelitian berlangsung;

8. Rekan-rekan Tim Skripsi (Devi Andriani, Dian Priyanti, Dini Aji Pangestuti,

Elan Dwi Novita, Isra Mirana Putri, dan Lusi Rahayu) yang telah bersama-

sama berjuang keras menyelesaikan skripsi;

9. Sahabat dan teman baik (Huuiiik Family dan Pejuang Skripsi) serta rekan-

rekan Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang telah menemani masa studiku

dan selalu memberikan semangat dalam menempuh studi;

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, November 2018Penulis

Kartika Jaya

Page 13: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5E. Ruang Lingkup .................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Discovery Learning ................................................................. 8B. Keterampilan Metakognisi .................................................................. 12C. Hasil Belajar ........................................................................................ 18D. Kerangka Pikir .................................................................................... 21E. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 23

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 25B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 25C. Desain Penelitian ................................................................................ 26D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 27E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ................................................... 33F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 44B. Pembahasan ......................................................................................... 46

Page 14: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 55B. Saran ................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57

LAMPIRAN ...................................................................................................... 62

1. Silabus ................................................................................................. 632. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 663. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ................................................. 864. Kisi-Kisi Pretest-Posttest .................................................................... 1155. Soal Pretest-Posttest ............................................................................ 1246. Angket Metakognisi ............................................................................ 1267. Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat

Kesukaran .......................................................................................... 1288. Daftar Nilai Pretest, Posttest dan N-gain ........................................... 1339. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas .............................................. 13410. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata ..................................................... 13511. Foto-Foto Penelitian ............................................................................ 13612. Surat Telah Melaksanakan Penelitian ................................................. 138

Page 15: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Hubungan antar variabel penelitian ....................................................... 23

Page 16: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Desain pretest-posttest kelompok non ekuivalen ................................... 26

2. Tabulasi data nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas ........................... 34

3. Tabulasi perbandingan nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas ............ 35

4. Kisi-kisi angket metakognisi .................................................................. 35

5. Hasil analisis validitas instrumen soal ................................................... 36

6. Indeks validitas ....................................................................................... 36

7. Kriteria validitas instrument ................................................................... 37

8. Indeks reliabilitas ................................................................................... 37

9. Kriteria indeks daya pembeda ................................................................ 38

10. Kriteria indeks kesukaran ....................................................................... 39

11. Interpretasi N-gain aspek kuantitatif ..................................................... 40

12. Pedoman penskoran angket ................................................................... 42

13. Tabulasi data angket metakognisi ......................................................... 42

14. Kriteria persentase keterampilan metakognisi peserta didik .................. 42

15. Hasil analisis angket keterampilan metakognisi .................................... 44

16. Hasil uji statistik data pretest, posttest dan N-gain peserta didik .......... 45

Page 17: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerapan kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan

mandiri dalam setiap kegiatan pembelajaran (Kuriniasih dan Sani, 2013: 66).

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat peserta didik lebih mandiri

adalah dengan menumbuhkan keterampilan metakognisi peserta didik.

Keterampilan metakognisi menurut Woolfolk (2008: 35) yaitu keterampilan

yang melibatkan pengetahuan dan kesadaran seseorang tantang aktivitas

kognitifnya sendiri atau segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas

kognitifnya. Yunanti (2016: 81) mengungkapkan bahwa kemampuan

metakognisi sangat penting dimiliki oleh setiap peserta didik, karena berkaitan

dengan kemandirian peserta didik dalam belajar. Hal serupa juga dikemukakan

oleh Susantini (dalam Yuwono, 2014: 3) bahwa melalui keterampilan

metakognisi peserta didik mampu menumbuhkan sikap jujur, berani mengakui

kesalahan, menjadi pelajar mandiri dan meningkatkan hasil belajar secara

nyata.

Keterampilan metakognisi dapat membantu mengembangkan kemampuan

berpikir peserta didik yang selanjutnya juga berpengaruh terhadap hasil belajar

peserta didik. Livingston (1997: 1) menyatakan bahwa metakognisi memegang

Page 18: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

2

salah satu peranan kritis (sangat penting) agar pembelajaran berhasil.

Metakognisi mengarah pada kemampuan berpikir tinggi (high order thinking)

yang meliputi kontrol aktif terhadap proses kognitif dalam pembelajaran.

Aktivitas seperti merencanakan bagaimana menyelesaikan tugas yang

diberikan, memonitor pemahaman, dan mengevaluasi perkembangan kognitif

merupakan metakognisi yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari. Pemahaman

tentang keterampilan metakognisi penting untuk menentukan bagaimana

peserta didik dapat diajarkan untuk lebih menerapkan sumber daya kognitif

melalui kontrol metakognitif. Keterampilan metakognisi memungkinkan

peserta didik untuk melakukan perencanaan, mengikuti perkembangan, dan

memantau proses belajarnya (Imel, 2002).

Fakta di SMP Negeri 14 Bandar Lampung yang diperoleh dari studi

pendahuluan pada 25 Oktober 2017 menunjukkan bahwa keterampilan

metakognisi peserta didik masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hasil

analisis kuesioner peserta didik bahwa dari 10 pernyataan terkait keterampilan

metakognisi, sebanyak 5 pernyataan menunjukkan bahwa keterampilan

metakognisi peserta didik untuk ketiga indikator yaitu perencanaan,

pengawasan dan evaluasi masih tergolong rendah. Hasil studi pendahuluan ini

didukung oleh pendapat Suratno (2011: 12) yang menyatakan bahwa saat ini

keterampilan metakognisi serta berpikir tingkat tinggi lainnya belum

dikembangkan secara sengaja dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh

karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan keterampilan

metakognisi karena keterampilan tersebut penting untuk peserta didik dalam

meningkatkan kognitifnya (Nindiasari dalam Iskandar, 2014: 14).

Page 19: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

3

Hasil studi pendahuluan juga menunjukkan bahwa 70% dari sampel yang

dicuplik belum mencapai kompetensi yang diharapkan pada ujian tengah

semester, yang berarti bahwa hasil belajar masih tergolong rendah. Hal serupa

dikemukakan oleh Sarnapi (2016: 1) bahwa kualitas pendidikan di Indonesia

masih tergolong rendah dengan dibuktikan dari beberapa hasil survei seperti

Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 yang

menempatkan Indonesia di peringkat 69 dari 76 negara dan hasil studi Trends

in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang menunjukkan

siswa Indonesia berada pada ranking 36 dari 49 negara dalam hal melakukan

prosedur ilmiah.

Menghadapi kenyataan tersebut, diperlukan suatu upaya mengembangkan

keterampilan metakognisi peserta didik agar nantinya berdampak pada

peningkatan hasil belajar. Salah satunya adalah dengan cara menerapkan model

pembelajaran yang membuat peserta didik terlibat aktif dan mandiri dalam

proses pembelajaran. Peneliti tertarik untuk menggunakan model Discovery

Learning dalam penelitian ini karena berdasarkan beberapa penelitian

terdahulu terbukti bahwa penggunaan model Discovery Learning dapat

meningkatkan keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Salah

satu penelitian yang menunjukkan fakta tersebut dilakukan oleh Windasari

(2016: 71) bahwa penerapan model Guided Discovery dengan menggunakan

langkah-langkah yang tepat dan disertai kinerja guru yang baik, berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan kesadaran metakognitif dan hasil belajar

kognitif peserta didik pada materi sistem reproduksi manusia. Selain itu

penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2017: 317-318) juga membuktikan

Page 20: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

4

bahwa Discovery Learning memiliki kepratisan yang sangat tinggi dalam

meningkatkan kemampuan metakognisi peserta didik. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Muliasari pada tahun 2017 juga membuktikan bahwa terdapat

pengaruh penerapan model Discovery Learning yang signifikan terhadap

keterampilan metakognisi peserta didik dengan nilai signifikansi 0,000001 < α

(0,05).

Discovery Learning memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan model

pembelajaran yang lainnya. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh

Hosnan (2014: 287) bahwa Discovery Learning dapat melatih peserta didik

belajar mandiri dan membantu peserta didik untuk memperbaiki serta

meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Hal

serupa juga dikemukakan oleh Suryosubroto (2002: 192) bahwa model

Discovery Learning dapat melatih keterampilan-keterampilan kognitif peserta

didik untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang

lain karena metode ini melatih peserta didik lebih banyak belajar secara sendiri.

Berdasarkan uraian, maka dapat diketahui bahwa Discovery Learning dapat

menjadi salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan

metakognisi dan hasil belajar peserta didik di SMP Negeri 14 Bandar

Lampung. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Discovery Learning Terhadap Keterampilan

Metakognisi dan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 14 Bandar

Lampung”.

Page 21: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh Discovery Learning terhadap keterampilan

metakognisi peserta didik SMP Negeri 14 Bandar Lampung pada materi

sistem organisasi kehidupan?

2. Bagaimanakah pengaruh Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta

didik SMP Negeri 14 Bandar Lampung pada materi sistem organisasi

kehidupan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menentukan pengaruh dari model Discovery Learning terhadap

keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik SMP Negeri 14

Bandar Lampung kelas VII semester genap pada materi sistem organisasi

kehidupan.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman mengajar yang

dapat dijadikan bekal untuk menjadi seorang guru yang profesional dengan

menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

Page 22: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

6

2. Bagi guru, yaitu memberikan alternatif cara mengajar yang berfokus pada

keterampilan metakogisi peserta didik sehingga dapat menjadi salah satu

cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pembelajaran

IPA di sekolah dengan penerapan model Discovery Learning untuk

meningkatkan keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

1. Model Discovery Learning adalah suatu model pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik yang menuntut peserta didik untuk lebih aktif

dan mandiri dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya bertindak

sebagai fasilitator. Penerapan model ini didasarkan pada beberapa sintaks

yaitu pemberian rangsang (stimulation), identifikasi masalah (problem

statement), pengumpulan data (data collection), pengolahan data (data

processing), verifikasi (verification) dan generalisasi (generalization).

2. Keterampilan metakognisi merupakan keterampilan yang dimiliki peserta

didik untuk dapat memahami, mengontrol dan mengevaluasi proses

kognitifnya. Adapun keterampilan metakognisi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tentang bagaimana peserta didik dapat merencanakan,

memantau, dan mengevaluasi pembelajarannya sendiri.

3. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah pemahaman yang

diperoleh peserta didik terkait materi sistem organisasi kehidupan yang

Page 23: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

7

diajarkan selama jangka waktu tertentu. Hasil belajar yang diteliti berupa

hasil belajar kognitif dari skor yang diperoleh peserta didik pada test

formatif.

4. Materi pokok pada penelitian ini adalah sistem organisasi kehidupan di

kelas VII semester 2 yang terdapat dalam KD 3.6 yaitu mengidentifikasi

sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme dan

komposisi utama penyusun sel, dan KD 4.6 yaitu membuat model struktur

sel tumbuhan atau hewan.

Page 24: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Discovery Learning

Discovery Learning merupakan salah satu model pembelajaran pada kurikulum

2013 yang dapat melatih peserta didik untuk dapat menemukan sendiri suatu

konsep dalam pembelajaran. Menurut Kurniasih dan Sani (2013: 64) Discovery

Learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan

dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik

mengorganisasikan sendiri. Discovery adalah menemukan konsep melalui

serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau

percobaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh Hosnan (2014: 282), Discovery

Learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan

menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia

dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, peserta didik juga

bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang

dihadapi.

Model Discovery Learning menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam

proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Wilcox (dalam Hosnan, 2014:

281) bahwa pembelajaran dengan model penemuan dapat mendorong peserta

didik untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-

Page 25: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

9

konsep atau prinsip-prinsip dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki

pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka

menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Adapun ciri-ciri utama

Discovery Learning, yaitu (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk

menciptakan, menggabungkan dan menggenerlisasikan pengetahuan; (2)

berpusat pada peserta didik; dan (3) kegiatan untuk menggabungkan

pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada (Hosnan, 2014: 284).

Belajar penemuan (discovery) pada umumnya membutuhkan kemampuan

untuk bertanya, mengobservasi, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan membuat kesimpulan berdasarkan data/informasi sehingga

dapat menemukan hubungan antarvariabel atau menguji hipotesis yang

diajukan (Kurniasih dan Sani, 2013: 97). Prinsip belajar yang nampak jelas

pada Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan

disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik

sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin

diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian

mengorganisasikan atau membentuk (konstruksi) apa yang mereka ketahui dan

mereka pahami dalam suatu bentuk akhir (Komara, 2014: 107).

Bell (dalam Hosnan, 2014: 284) mengemukakan beberapa tujuan spesifik

dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut.

a. Dalam penemuan, peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara

aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi

banyak peserta didik dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan

digunakan.

Page 26: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

10

b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan

pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga peserta didik banyak

meramalkan informasi tambahan yang diberikan.

c. Peserta didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak

rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang

bermanfaat dalam menemukan.

d. Pembelajaran dengan penemuan membantu peserta didik membentuk cara

kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan

menggunakan ide-ide orang lain.

e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-

keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui

penemuan lebih bermakna.

f. Keterampilam yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam

beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan

diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,

begitupula dengan model Discovery Learning. Seperti yang diungkapkan

Hosnan (2014: 287-288) bahwa Discovery Learning memiliki beberapa

kelebihan yaitu (1) membantu peserta didik untuk memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif; (2)

pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh

karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer; (3) dapat meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah; (4) membantu

memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama

Page 27: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

11

dengan yang lain; (5) mendorong keterlibatan peserta didik; (6) mendorong

peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; (7) melatih

peserta didik belajar mandiri; dan (8) peserta didik aktif dalam kegiatan belajar

mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan

hasil akhir.

Selain memiliki beberapa kelebihan, menurut Hosnan (2014: 288-289),

Discovery Learning juga memiliki beberapa kekurangan yaitu (1) menyita

banyak waktu karena guru dituntut megubah kebiasaan mengajar yang

umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan

pembimbing; (2) kemampuan berpikir rasional peserta didik ada yang masih

terbatas; dan (3) tidak semua peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan

cara ini.

Penerapan model Discovery Learning harus dilaksanakan berdasarkan langkah-

langkah yang tepat. Menurut Syah (dalam Abidin, 2014: 177-178), Discovery

Learning dapat diaplikasikan dalam sebuah pembelajaran dengan tahapan

sebagai berikut:

1. Stimulasi (stimulation). Pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada

sesuatu yang menimbulkan kebingungan dan dirangsang untuk melakukan

kegiatan penyelidikan guna menjawab kebingungan tersebut. Kebingungan

dalam diri peserta didik ini sejalan dengan adanya informasi yang belum

tuntas disajikan guru.

2. Menyatakan masalah (problem statement). Pada tahap ini peserta didik

diarahkan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan

dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan

Page 28: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

12

dalam bentuk hipotesis.

3. Pengumpulan data (data collection). Pada tahap ini peserta didik ditugaskan

untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pencarian, dan penelusuran dalam

rangka mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk

membutikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah diajukan. Kegiatan ini

dapat dilakukan melalui aktivitas wawancara, praktikum, kunjungan

lapangan, dan atau kunjungan pustaka.

4. Pengolahan data (data processing). Pada tahap ini peserta didik mengolah

data dan informasi yang telah diperolehnya baik melalui wawancara,

observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

5. Pembuktian (verification). Pada tahap ini peserta didik melakukan

pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, kemudian

dihubungkan dengan hasil pengolahan data.

6. Menarik kesimpulan (generalization). Pada tahap ini peserta didik menarik

sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk

semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil

verifikasi.

B. Keterampilan Metakognisi

Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada

tahun 1976. Definisi keterampilan metakognisi dikemukakan oleh beberapa

ahli salah satunya adalah Weinert dan Kluwe (dalam Iskandar, 2014: 14) yang

mengartikan keterampilan metakognisi sebagai second-order cognition yaitu

Page 29: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

13

pengetahuan tentang pengetahuan, berpikir tentang berpikir, atau refleksi

tentang tindakan-tindakan. Pendapat serupa dikemukakan oleh Huitt (dalam

Sudia, 2015: 30) yang mendefinisikan metakognisi sebagai pengetahuan

seseorang tentang kognitifnya, berpikir seseorang tentang berpikirnya, dan

keterampilan esensial seseorang dalam belajar untuk belajar.

Definisi keterampilan metakognisi juga dikemukakan oleh Woolfolk (2008:

35) yaitu keterampilan yang melibatkan pengetahuan dan kesadaran seseorang

tantang aktivitas kognitifnya sendiri atau segala sesuatu yang berhubungan

dengan aktivitas kognitifnya. Aktivitas metakognitif terjadi saat peserta didik

secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran mereka pada saat

memecahkan masalah dan memikirkan sesuatu tujuan (Tamalene, 2010: 32).

Project (2008: 1) mendeskripsikan pengertian metakognisi sebagai berikut: (a)

metakognisi adalah bagian dari perencanaan, pemantauan dan evaluasi dari

proses belajar; (b) metakognisi adalah pengetahuan tentang proses kognitif

sendiri, berpikir tentang berpikir itu sendiri, keterampilan penting untuk belajar

bagaiamana belajar itu; (c) metakognisi mencangkup pemikiran tentang apa

yang kita tahu atau apa yang kita tidak tahu dan regulasi bagaimana cara kita

untuk belajar; (d) metakognisi melibatkan kesadaran dan kontrol terhadap

kesadaran tersebut dalam pembelajaran; (e) metakognisi adalah belajar

bagaimana belajar, termasuk memproses atau memperoleh pengetahuan dan

keterampilan untuk belajar secara efektif dalam situasi belajar apa pun.

Berdasarkan beberapa pengertian keterampilan metakognisi yang diungkapkan

oleh beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

Page 30: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

14

keterampilan metakognisi adalah suatu keterampilan yang dimiliki seseorang

untuk dapat memahami dan mengatur proses kognitifnya sendiri yang dimulai

dari proses perencanaan, pemantauan dan evaluasi dari hasil belajar.

Lai (2011: 2) menyebutkan bahwa metakognisi terdiri dari 2 komponen yaitu

pengetahuan metakognisi dan regulasi metakognisi. Pengetahuan metakognisi

adalah pengetahuan yang mengacu pada pengetahuan tentang keterampilan,

strategi belajar yang baik dan bagaimana serta kapan keterampilan dan strategi

tersebut akan digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan regulasi metakognisi

mangacu kepada kegiatan-kegiatan seperti merencanakan, memonitor

pemahaman dan mengevaluasi.

Flavell (dalam Desmita, 2011: 134) membagi pengetahuan metakognisi

menjadi tiga variabel yaitu:

1. Variabel Individu

Pengetahuan tentang variabel individu mengacu pada pengetahuan tentang

person atau manusia (diri sendiri dan juga orang lain) memiliki keterbatasan

dalam jumlah informasi yang dapat diproses. Dalam variabel individu ini

tercakup pula pengetahuan bahwa kita lebih paham dalam suatu bidang dan

lemah di bidang lain. Demikian juga pengetahuan tentang perbedaan

kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan orang lain.

2. Variabel Tugas

Pengetahuan tentang variabel tugas mencakup pengetahuan tentang tugas-

tugas, yang mengandung wawasan bahwa beberapa kondisi sering

menyebabkan seseorang lebih sulit atau lebih mudah dalam memecahkan

suatu masalah atau menyelesaikan suatu tugas. Misalnya, semakin banyak

Page 31: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

15

waktu yang saya luangkan untuk memecahkan suatu masalah, semakin baik

saya mengerjakannya. Sekiranya materi pembelajaran yang disampaikan

guru sukar dan tidak akan diulangi lagi, maka saya harus lebih berkosentrasi

dan mendengarkan keterangan guru dengan seksama.

3. Variabel Strategi

Variabel strategi mencakup pengetahuan tentang strategi, pengetahuan

tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana mengatasi kesulitan.

Peirce (2003: 2-3) berpendapat bahwa untuk meningkatkan kemampuan

metakognisi, peserta didik harus memiliki dan menyadari tiga jenis

pengetahuan, yaitu:

1. Pengetahuan deklaratif adalah informasi faktual yang dimengerti seseorang

dan dinyatakan dengan lisan atau tertulis.

2. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan

sesuatu dan bagaimana melakukan langkah-langkah dalam suatu proses.

3. Pengetahuan kondisional adalah pengetahuan tentang kapan harus

menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan kapan tidak

menggunakannya, mengapa prosedur dapat digunakan dan dalam kondisi

apa, serta mengapa suatu prosedur tersebut lebih baik dari yang lainnya.

Metakognisi pada dasarnya adalah kemampuan belajar bagaimana seharusnya

belajar. Menurut Project (2008: 1) di dalam metakognisi dilakukan aktivitas-

aktivitas sebagai berikut: (1) mengembangkan suatu rencana kegiatan belajar;

(2) mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya berkenaan dengan kegiatan

belajar; (3) memanfaatkan teknologi modern sebagai sumber belajar; (4)

memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah

Page 32: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

16

kelompok; (5) belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman orang-orang

tertentu yang telah berhasil dalam bidang tertentu; (6) memahami faktor-faktor

pendukung keberhasilan belajarnya.

Woolfolk (2008: 36) mengemukakan bahwa ada tiga macam keterampilan

esensial yang diperlukan untuk melakukan metakognisi. Keterampilan tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Merencanakan (planning), keterampilan ini melibatkan keputusan tentang

berapa banyak waktu yang diperlukan untuk sebuah tugas, strategi mana

yang akan digunakan, bagaimana memulainya, sumber daya apa yang akan

digunakan, urutan apa yang akan diikuti, apa yang akan diberi perhatian

lebih, dan sebagainya.

b. Memantau (monitoring), keterampilan ini merupakan kesadaran penuh

tentang bagaimana seseorang bekerja.

c. Mengevaluasi (evaluating), keterampilan ini melibatkan penilaian tentang

proses dan hasil berpikir.

Tingkat keterampilan metakognisi yang dimiliki individu yang satu dengan

yang lainnya berbeda tergantung dari aktivitas belajar yang dilakukannya

(Novitasari, 2015: 4). Pada dasarnya, setiap individu sudah memiliki

keterampilan metakognisi. Ketika mempelajari sesuatu, maka secara tidak

sadar individu akan merefleksikan kemampuan yang ada dalam dirinya untuk

memikirkan bagaimana belajar akan dilakukan dan strategi-strategi apa yang

dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi dalam

proses belajarnya. Namun, individu tersebut tidak mengetahui bahwa hal yang

Page 33: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

17

ia lakukan merupakan keterampilan metakognisi, sehingga masih sulit untuk

dapat mengembangkannya.

Seorang peserta didik yang baik akan mengawali aktivitas belajarnya dengan

merencanakan apa yang akan dilakukannya ketika belajar dan akan

memutuskan apakah siswa mampu menguasai apa yang telah dipelajarinya atau

tidak. Ketika siswa merasa bahwa suatu pelajaran atau pembahasan pelajaran

tidak dimengerti, maka siswa akan lebih aktif untuk mempelajarinya. Seperti

membuat perencanaan apa yang akan dipelajari, melakukan pemantauan

terhadap hasil belajar, megevaluasi hasil belajar yang diperoleh, mengulang,

mengorganisasi belajarnya, dan berusaha untuk mencapai hasil belajar yang

optimal.

Keterampilan metakognisi memiliki banyak manfaat untuk dikembangkan.

Keterampilan metakognisi dapat membantu peserta didik untuk memonitor

prosesnya dalam belajar dan mengontrol proses belajarnya seperti membaca,

menulis dan memecahkan masalah. Keterampilan metakognisi menolong

peserta didik untuk dapat mentransfer apa yang sudah mereka pelajari dari 1

konteks ke konteks selanjutnya atau dari tugas sebelumnya ke tugas

selanjutnya. Dignath, Buettner dan Langfeldt (2008: 231) mengatakan bahwa

keterampilan metakognisi telah terbukti dapat meningkatkan prestasi akademik

di berbagai usia, kemampuan kognitif dan ranah belajar termasuk membaca,

memahami teks, menulis, matematika, penalaran, pemecahan masalah dan

mengingat. Menurut Flavell dalam Khairil (2009: 55) metakognisi memainkan

peran penting dalam hal komunikasi, pengontrolan diri, ingatan, pemecahan

masalah, dan pengembangan kepribadian.

Page 34: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

18

Indikator-indikator keterampilan metakognisi peserta didik yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: (1) mengidentifikasi tugas yang

sedang dikerjakan; (2) mengawasi kemajuan pekerjaannya; (3) mengevaluasi

kemajuan penyelesaian tugas; dan (4) memprediksi hasil yang akan diperoleh.

Selanjutnya proses-proses yang diarahkan pada pengaturan proses berpikir juga

akan membantu (1) mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang dimiliki

untuk mengerjakan tugas; (2) menentukan langkah-langkah penyelesaian tugas;

(3) menentukan intensitas; dan (4) kecepatan dalam menyelesaikan tugas

(Lestari dan Yudhanegara, 2007: 1).

C. Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik,

hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Hasil belajar diartikan sebagai pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau

proses belajar yang dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat yang

menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Supratiknya (2012: 5) juga mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan

kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh peserta didik sesudah mereka

mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu.

Kemampuan baru yang dimiliki individu adalah hasil dari aktifitas belajar-

mengajar untuk tercapainya sebuah tujuan dalam jangka waktu tertentu.

Page 35: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

19

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan yang berupa: (1) informasi verbal yaitu

kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan

maupun tertulis; (2) keterampilan intelektual yaitu kemampuan

mempresentasikan konsep dan lambang atau kemampuan melakukan aktivitas

kognitif bersifat khas; (3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; (4) keterampilan motorik yaitu

kemampuan melakukan serangakaian gerak jasmani; dan (5) sikap adalah

kemampuan menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai-nilai (Suprijono,

2010: 6)

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan baru yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor diperoleh setelah mereka mengikuti proses belajar-mengajar atau

hasil dari interaksi dalam jangka waktu tertentu.

Purwanto (2008: 91-93) secara umum menjelaskan jenis hasil belajar atau

taksonomi tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (1)

ranah kognitif; (2) ranah psikomotorik; dan (3) ranah afektif. Secara rinci,

uraian masing-masing ranah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Ranah kognitif, yakni tujuan pendidikan yang sifatnya menambah

pengetahuan atau hasil belajar yang berupa pengetahuan.

2) Ranah afektif, yakni hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan

dengan sikap atau afektif.

3) Ranah psikomotorik, yakni hasil belajar atau tujuan yang berhubungan

dengan keterampilan atau keaktifan fisik (motor skills).

Page 36: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

20

Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes

hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan

bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Penilaian

ranah kognitif dapat dilakukan dengan memberikan tes tertulis kepada peserta

didik. Tes tertulis ini merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan

kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Penyusunan instrumen pada tes

tertulis harus memperhatikan beberapa hal yaitu keluasan ruang lingkup materi,

kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai,

rumusan soal harus jelas dan tidak menimbulkan maksud ganda (Departemen

Pendidikan Nasional, 2007: 17).

Hasil belajar dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa jenis tes.

Macam-macam tes hasil belajar menurut Gronlund dan Lin (dalam Purwanto,

2013: 67-69) menyebutkan bahwa tes hasil belajar dibagi menjadi empat

macam yaitu sebagai berikut:

1. Tes formatif yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana

setelah proses pembelajaran dapat membentuk peserta didik. Tes formatif

dalam praktik pembelajaran sering dikenal dengan nama ulangan harian.

2. Tes sumatif yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui penguasaan atas

semua jumlah materi yang diberikan peserta didik dalam satuan waktu

tertentu misalnya semester atau catur wulan. Tes sumatif dalam praktik

pembelajaran dikenal dengan ujian akhir semester atau catur wulan.

3. Tes penempatan yaitu pengumpulan data tes hasil belajar yang digunakan

untuk menempatkan peserta didik dalam kelompok berdasarkan kesesuaian

minat dan bakat. Pengelompokan ini dilakukan agar pemberian layanan

Page 37: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

21

pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.

4. Tes diagnostik merupakan tes hasil belajar yang digunakan sebagai dasar

dalam melakukan evaluasi diagnostik. Evaluasi diagnostik memerlukan tes

hasil belajar untuk mengidentifikasi peserta didik-peserta didik yang

mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi serta

mengusahakan memecahkan masalah tersebut.

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal

mapun eksternal. Menurut Munadi (dalam Rusman, 2013: 124) faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.

Pendapat serupa dikemukakan oleh Sugihartono dkk (2007: 76-77),

menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: (a)

faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar

meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis; dan (b) faktor eksternal adalah

faktor yang ada di luar individu, meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

D. Kerangka Pikir

Pelaksanaan kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk dapat mandiri dan

aktif dalam proses belajar. Namun, masih banyak kendala yang dialami

sekolah, salah satunya SMP Negeri 14 Bandar Lampung untuk dapat

menjadikan peserta didik yang mandiri dan aktif melalui kurikulum 2013 ini.

Untuk mencapai tujuan dari kurikulum 2013, maka harus ada inovasi dalam

Page 38: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

22

sebuah pembelajaran yang akan berdampak pada tingkat kemandirian dan hasil

belajar peserta didik. Salah satunya adalah dengan menggunakan model

Discovery Learning karena model pembelajaran ini mampu menjadikan peserta

didik lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran. Kemandirian

peserta didik dapat dimunculkan dengan memberdayakan keterampilan

metakognisi. Keterampilan metakognisi adalah keterampilan dimana peserta

didik mampu memahami proses kognitifnya sendiri. Keterampilan metakognisi

merupakan keterampilan yang seharusnya ada dalam diri peserta didik karena

jika peserta didik memiliki keterampilan metakognisi yang baik maka ia akan

mampu memahami dan mengontrol serta mengevaluasi aktifitas kognitifnya

sendiri. Terdapat 3 aspek keterampilan metakognisi yang harus ada dalam

pembelajaran yaitu perencanaan, pemantauan dan evaluasi.

Model Discovery Learning menuntut peserta didik agar aktif dalam belajar

untuk dapat menemukan sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran yang

dilakukan, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Dalam

penerapan model ini guru dapat membimbing dan memberikan rangsangan

kepada peserta didik untuk dapat berpikir terlebih dahulu dengan cara mereka

terkait materi yang dipelajari. Guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan

yang dapat merangsang peserta didik untuk dapat menyadari tingkat

kognitifnya sendiri kemudian peserta didik akan melakukan regulasi terhadap

kognitifnya melalui keterampilan metakognisi sehingga hasil belajarpun akan

menjadi lebih baik. Langkah-langkah pembelajaran dalam model Discovery

Learning dapat membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan

keterampilan metakognisi.

Page 39: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

23

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pengaruh Discovery Learning

terhadap keterampilan metakognisi dan hasil belajar kognitif peserta didik.

Adapun variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Discovery

Learning, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan metakognisi dan

hasil belajar peserta didik. Hubungan antara ketiga variabel tersebut dapat

dilihat dalam diagram di bawah ini.

Gambar 1. Hubungan antar variabel penelitian(Sumber: Sugiyono, 2010: 45).

Keterangan:X : Variabel bebas (model Discovery Learning)Y1 : Variabel terikat (keterampilan metakognisi)Y2 : Variabel terikat (hasil belajar kognitif)

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Hipotesis 1

H0 : Tidak terdapat pengaruh Discovery Learning terhadap peningkatan

keterampilan metakognisi peserta didik.

H1 : Terdapat pengaruh Discovery Learning terhadap peningkatan

keterampilan metakognisi peserta didik.

Y1

X

Y2

Page 40: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

24

Hipotesis 2

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Discovery Learning terhadap

hasil belajar peserta didik.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan Discovery Learning terhadap

hasil belajar peserta didik.

Page 41: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Tahun Pelajaran 2017/2018.

Adapun sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian merupakan salah

satu sekolah di Bandar Lampung yang sudah menerapkan pembelajaran

berbasis kurikulum 2013 yaitu SMP Negeri 14 Bandar Lampung yang

beralamat di jalan Teuku Cik Ditro, Beringin Raya, Kemiling, Bandar

Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri

14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 454 orang.

Adapun jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 orang yang terdiri dari 2

kelas yaitu VII B dan VII C. Sampel dicuplik dengan menggunakan teknik

cluster random sampling yaitu teknik yang digunakan jika populasi yang

dijumpai bersifat heterogen, dimana subpopulasi merupakan suatu kelompok

(cluster) yang juga mempunyai sifat heterogen (Yatim, 1996: 60). Teknik ini

digunakan karena sampel yang dicuplik sudah terbentuk dalam cluster berupa

kelas-kelas.

Page 42: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

26

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen

design (desain eksperimen semu). Penelitian ini dilakukan dengan memberikan

perlakuan kepada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol

sebagai pembanding. Bentuk desain dalam penelitian ini adalah nonequivalent

pretest-posttest control group design, yaitu jenis desain yang biasanya dipakai

pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai

kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan

atau kondisinya (Sugiyono, 2010: 112).

Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa

pambelajaran dengan model Discovery Learning sedangkan kelompok kontrol

dengan metode diskusi. Kedua kelompok tersebut diberi pretest dan posttest

kemudian hasilnya dibandingkan, sehingga struktur desain penelitiannya

sebagai berikut.

Tabel 1. Desain pretest-posttest kelompok non ekuivalen

Kelompok Pretest Variabel Bebas PosttestE Y1 X Y2

C Y1 - Y2

(Diadaptasi dari Ary, 2006: 305)

Keterangan:E = Kelompok eksperimenC = Kelompok kontrolY1 = PretestY2 = PosttestX = Perlakuan yang diberikan berupa pembelajaran menggunakan

model Discovery Learning

Page 43: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

27

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari kedua tahap tersebut yaitu sebagai

berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan untuk observasi ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD).

e. Membuat instrumen penelitian berupa angket keterampilan metakognisi

dan soal pretest/posttest. Angket dimodifikasi dari Schraw dan Dennison,

sedangkan soal pretest/posttest diperoleh dari soal yang sudah diuji

validitas, reliabilitas, daya beda soal dan tingkat kesukaran.

f. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol yang terdiri dari 5-6 orang. Kelompok diskusi

ditentukan berdasarkan nilai akademik yang diperoleh peserta didik pada

semester ganjil.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Melakukan pretest untuk seluruh sampel penelitian.

Page 44: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

28

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery

Learning pada kelas eksperimen dan metode diskusi pada kelas kontrol.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Tahap pelaksanaan

penelitian meliputi kegiatan sebagai berikut:

Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan Discovery Learning)

a. Kegiatan awal

1) Apersepsi :

a. Pertemuan 1: guru meminta peserta didik untuk memperhatikan

keadaan kelas, kemudian bertanya apa saja isi yang terdapat di

dalam kelas? Guru menggunakan kelas sebagai gambaran suatu

organisasi kehidupan yang mana di dalamnya terdapat beberapa

barang yang menunjang fungsi kelas itu sendiri. Kelas

diibaratkan sebagai suatu sel. Guru menstimulasi peserta didik

dengan beberapa pertanyaan yang merujuk pada bagaimana

tubuh manusia, hewan atau tumbuhan dapat disusun. Apakah

kalian tahu bahwa makluk hidup itu tersusun atas komponen

yang paling sederhana? Menurut kalian, apa nama komponen

paling sederhana itu?

b. Pertemuan 2 : Guru menunjukkan sebuah tanaman kemudian

bertanya kepada peserta didik, apa yang dapat kalian lihat dari

tanaman ini? Guru menstimulasi peserta didik dengan beberapa

pertanyaan yang merujuk pada perbedaan organ yang dimiliki

oleh tumbuhan dan hewan serta bagaimana organ tersebut dapat

terbentuk.

Page 45: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

29

2) Motivasi

a. Pertemuan 1 : Setelah mempelajari materi sel sebagai unit

struktural dan fungsional kehidupan, maka kita dapat

mengetahui bahwa tubuh kita tersusun atas beberapa hal yang

lebih kecil yang fungsinya sangat berarti dalam kehidupan kita

sehari-hari. Oleh karena itu, dengan mempelajari materi ini kita

akan merasa takjub kepada Tuhan yang sedemikian rupa dapat

membentuk mahluk hidup dari berjuta-juta sel yang saling

bekerja sama hingga membentuk mahluk hidup.

b. Pertemuan 2 : Setelah mempelajari materi jaringan, organ,

sistem organ dan organisme, maka siswa dapat mengetahui lebih

banyak tentang bagaimana tubuh mahluk hidup disusun. Oleh

karena itu, sebagai mahluk hidup kita wajib menjaga kesehatan

organ yang menyusun tubuh kita agar organ-organ tersebut bisa

terus bekerja sama membentuk sistem organ yang tentunya

memiliki peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari.

b. Kegiatan Inti

1. Seluruh peserta didik berkumpul dalam kelompoknya masing-

masing. Setiap kelompok berjumlah 5 sampai 6 orang. Dalam satu

kelas terdapat 5 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan pada

hari sebelumnya, berdasarkan nilai kognitif peserta didik pada

semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.

2. Guru membagikan LKPD I yang berisi beberapa pertanyaan terkait

gambar sel prokariotik dan sel eukariotik (sel tumbuhan dan sel

Page 46: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

30

hewan) dan prosedur kerja untuk membuat model struktur sel

hewan ataupun sel tumbuhan (untuk pertemuan I). Guru

membagikan LKPD II yang berisi beberapa pertanyaan terkait

gambar beberapa contoh jaringan, organ, sistem organ dan

organisme (untuk pertemuan II).

3. Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi berbagai

permasalahan pada gambar yang ada di LKPD, lalu

merumuskannya dalam bentuk hipotesis (pernyataan sebagai

jawaban sementara atas permasalahan yang diberikan).

4. Guru membimbing peserta didik dalam mengumpulkan

data/informasi dari sumber yang relevan, misalnya mengamati

gambar untuk memperoleh data ataupun melakukan studi pustaka

dari berbagai sumber belajar yang relevan dalam rangka

membuktikan kebenaran hiotesis.

5. Guru meminta setiap kelompok untuk menganalisis seluruh data

yang telah diperoleh dari kegiatan penyelidikan.

6. Guru meminta peserta didik untuk memverifikasi data berdasarkan

hasil pengolahan dan analisis data, sehingga dapat diketahui

hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu diterima atau ditolak.

7. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil

penemuannya.

8. Guru membimbing peserta didik dalam diskusi kelas untuk

mendapatkan jawaban yang paling benar untuk setiap

permasalahan yang ada di LKPD.

Page 47: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

31

9. Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan

menguatkan kembali kesimpulan yang telah disepakati.

2) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk bertanya mengenai

hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode diskusi)

a. Kegiatan awal

1) Apersepsi :

a. Pertemuan 1: Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan

keadaan kelas, kemudian bertanya apa saja isi yang terdapat di

dalam kelas? Guru menggunakan kelas sebagai gambaran suatu

organisasi kehidupan yang mana di dalamnya terdapat beberapa

barang yang menunjang fungsi kelas itu sendiri. Kelas

diibaratkan sebagai suatu sel. Guru menstimulasi peserta didik

dengan beberapa pertanyaan yang merujuk pada bagaimana

tubuh manusia, hewan atau tumbuhan dapat disusun. Apakah

kalian tahu bahwa makluk hidup itu tersusun atas komponen

yang paling sederhana? Menurut kalian, apa nama komponen

paling sederhana itu?

b. Pertemuan 2 : Guru menunjukkan sebuah tanaman kemudian

bertanya kepada peserta didik, apa yang dapat kalian lihat dari

tanaman ini? Guru menstimulasi peserta didik dengan beberapa

Page 48: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

32

pertanyaan yang merujuk pada perbedaan organ yang dimiliki

oleh tumbuhan dan hewan serta bagaimana organ tersebut dapat

terbentuk.

2) Motivasi

a. Pertemuan 1 : Setelah mempelajari materi sel sebagai unit

struktural dan fungsional kehidupan, maka kita dapat

mengetahui bahwa tubuh kita tersusun atas beberapa hal yang

lebih kecil yang fungsinya sangat berarti dalam kehidupan kita

sehari-hari. Oleh karena itu, dengan mempelajari materi ini kita

akan merasa takjub kepada Tuhan yang sedemikian rupa dapat

membentuk mahluk hidup dari berjuta-juta sel yang saling

bekerja sama hingga membentuk mahluk hidup.

b. Pertemuan 2 : Setelah mempelajari materi jaringan, organ,

sistem organ dan organisme, maka peserta didik dapat

mengetahui lebih banyak tentang bagaimana tubuh mahluk

hidup disusun. Oleh karena itu, sebagai mahluk hidup kita wajib

menjaga kesehatan organ yang menyusun tubuh kita agar organ-

organ tersebut bisa terus bekerja sama membentuk sistem organ

yang tentunya memiliki peranan penting dalam kehidupan kita

sehari-hari.

b. Kegiatan Inti

1. Seluruh peserta didik duduk dalam kelompoknya masing-masing.

Setiap kelompok berjumlah 5 sampai 6 orang siswa. Dalam satu

kelas terdapat 5 kelompok.

Page 49: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

33

2. Guru membagikan LKPD I yang berisi beberapa pertanyaan terkait

materi sel dan prosedur kerja untuk membuat model struktur sel

(untuk pertemuan I). Guru membagikan LKPD II yang berisi

pertanyaan tentang materi jaringan, organ, sistem organ dan

organisme (untuk pertemuan II).

3. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

4. Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

1. Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan

menguatkan kembali kesimpulan yang telah disepakati.

2. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk bertanya mengenai

hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

c. Memberikan angket keterampilan metakognisi kepada sampel penelitian.

d. Melakukan posttest untuk melihat pengaruh pembelajaran yang diberikan

terhadap hasil belajar siswa.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Terdapat 2 jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

kualitatif (angket keterampilan metakognisi) dan data kuantitatif (hasil

belajar kognitif). Data angket digunakan untuk menganalisis keterampilan

metakognisi peserta didik berdasarkan indikator yaitu perencanaan,

Page 50: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

34

pemantauan dan evaluasi. Data berbentuk hasil belajar digunakan untuk

mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terkait materi yang diajarkan.

2. Teknik Pengambilan Data

a. Pretest dan Posttest

Data kuantitatif diperoleh melalui pretest dan posttest. Pretest dilakukan

saat awal pembelajaran pada pertemuan I, sedangkan posttest dilakukan

di akhir pertemuan II baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Bentuk soal yang diberikan berupa soal pilihan jamak. Soal pretest yang

digunakan di pertemuan I memiliki bentuk dan jumlah yang sama dengan

soal posttest yang diberikan di pertemuan II hanya saja urutan nomor soal

berbeda. Data nilai pretest, posttest, dan N-gain (selisih nilai pretest dan

posttest) ditabulasikan pada Tabel 2. Kemudian, untuk mengetahui

perbandingan nilai pretest, posttest, dan N-gain antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen maka dilakukan pentabulasian terhadap rata-rata nilai

pretest, posttest, dan N-gain kelas pada Tabel 3.

Nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus berikut:

Nilai = X 100

Tabel 2.Tabulasi data nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas

No. Nama PesertaDidik

NilaiPretest

NilaiPosttest

Post-pre N-gain

1.2.

dst.

X Sd

Ket: = Rata-rata; Sd = Standar deviasi

Perhitungan rata-rata nilai akhir hasil belajar menggunakan rumus:

Rata-rata nilai pretest peserta didik =∑∑

Page 51: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

35

Rata-rata nilai posttest peserta didik =∑∑

Rata-rata N-gain peserta didik =∑∑

Tabel 3. Tabulasi perbandingan nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas

No Kelas X Sd N-gainIntrepetasi

N-gainPertemuan I (Pretest) Pertemuan II (Posttest)1. Kontrol2. Eksperimen

Ket: = Rata-rata; Sd = Standar deviasi

b. Angket Metakognisi

Keterampilan metakognisi peserta didik diamati melalui setiap tanda

checklist pada angket. Angket diberikan kepada seluruh sampel pada

akhir pertemuan. Berikut merupakan kisi-kisi angket metakognisi peserta

didik.

Tabel 4. Kisi-kisi angket metakognisiDeskriptor Nomor Pernyataan

Indikator keterampilan metakognisi: perencanaan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6Indikator keterampilan metakognisi: pemantauan 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan13Indikator keterampilan metakognisi: evaluasi 14, 15, 16, 17, dan 18

(Diadaptasi dari Schraw dan Denisson, 1994: 474-475)

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian diambil dari hasil belajar peserta didik (berupa nilai pretest,

posttest dan N-gain) dan data hasil analisis angket keterampilan metakognisi.

Istrumen soal yang digunakan untuk mengambil data hasil belajar terlebih

dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Instrumen Tes

a. Uji Validitas

Instrumen tes hasil belajar berupa soal pilihan jamak yang digunakan

Page 52: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

36

untuk pretest dan posttest. Sebelum digunakan, instrumen terlebih dahulu

diuji validitas, reliabilitas, daya beda soal dan tingkat kesukaran

menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah instrumen tes yang digunakan telah memenuhi syarat

dan layak digunakan sebagai pengumpul data. Instrumen tes diujikan

pada peserta didik yang telah mendapatkan materi sistem organisasi

kehidupan, yaitu kelas VII A di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

Validitas soal instrumen tes ditentukan dengan membandingan nilai rhitung

dan rtabel. Nilai rhitung didapatkan dari hasil perhitungan dengan SPSS 17.0

dan nilai rtabel (product moment) didapatkan dari tabel nilai kritik sebaran

r dengan jumlah sampel yang digunakan (n) = 30 dan taraf signifikansi

5%. Menurut Arikunto (2010: 75) intrumen tes dikatakan valid apabila

nilai rhitung > rtabel. Hasil perhitungan SPSS 17.0 dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Tabel 5. Hasil analisis validitas instrumen soalNomor Kriteria soal Nomor soal Jumlah soal

1 Valid 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 26, 27, 29,31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40

32

2 Tidak valid 1, 5, 20, 24, 25, 28, 30, 34 8

Arikunto (2010: 75) menjelaskan bahwa koefesien korelasi dapat

diinterpretasikan ke dalam tingkat validitas sebagai berikut:

Tabel 6. Indeks validitasKoefesien korelasi Kriteria validitas

0,81 - 1,00 Sangat tinggi0,61 - 0,80 Tinggi0,41 - 0,60 Cukup0,21 - 0,40 Rendah0,00 - 0,20 Sangat rendah

Page 53: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

37

b

b

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat 32 soal yang

valid dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 7. Kriteria validitas instrumenNomor soal Jumlah soal Kriteria

validitas8, 12, 14, 18, 33 5 Tinggi2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 15,17, 19, 22, 23, 29, 31, 35, 36,38, 39, 40

21 Cukup

16, 21, 26, 27, 32, 37 6 Rendah

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen tes ditentukan menggunakan rumus Alpha

Cronbach dengan membandingkan rii dan rtabel . Instrumen tes dikatakan

reliabel jika rii ≥ r tabel. Nilai Alpha Cronbach dapat diperoleh dari

perhitungan SPSS atau dapat dihitung menggunakan rumus berikut.

Keterangan :rii : Reabilitask : Banyak butir yang valid

2 : Jumlah Varians butir

2 : Varians total

(Sumber: Arikunto, 2010: 196)

Tabel 8. Indeks reabilitasKoefesien korelasi Kriteria validitas

0,00 - 0,199 Sangat lemah0,20 - 0,399 Lemah0,40 - 0,599 Sedang0,60 - 0,799 Kuat0,80 - 1,000 Sangat kuat

(Sumber: Sugiyono, 2012: 184)

Nilai Alpha Cronbach (rii) yang diperoleh sebesar 0,898 (reliabilitas

sangat kuat). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rii ≥ rtabel, sehingga

Page 54: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

38

instrumen tes dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengukur

hasil belajar peserta didik.

c. Uji Daya Beda Soal

Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

peserta didik yang pandai (berkemampuan yang tinggi) dengan peserta

didik yang berkemampuan rendah. Menghitung daya pembeda ditentukan

dengan rumus menurut sebagai berikut:

Keterangan:D : daya pembedaBA : banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benarBB : banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab

benarJA : banyaknya peserta didik kelompok atasJB : banyaknya peserta didik kelompok bawah

(Sumber: Arikunto, 2010: 213)

Adapun kriteria indeks daya pembeda dalam Arikunto (2010: 218) adalah

sebagai berikut:

Tabel 9. Kriteria indeks daya pembedaIndeks daya pembeda Kriteria

0,00 - 0,20 Buruk0,21 - 0,40 Cukup0,41 - 0,70 Baik0,71 – 1,00 Baik sekali

Negatif Tidak baik, harus dibuang

Berdasarkan hasil uji, didapatkan 26 soal yang memiliki daya pembeda

dengan kriteria baik, 12 soal dengan kriteria cukup dan 2 soal dengan

kriteria buruk.

Page 55: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

39

d. Tingkat Kesukaran Soal

Analisis taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal

tersebut mudah atau sukar. Indeks kesukaran (dificult index) adalah

bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto,

2010: 207). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal dapat

digunakan SPSS atau persamaan berikut:

P = BJS

Keterangan:P : Indeks kesukaranB : banyaknya peserta didik yang menjawab benarJS : jumlah peserta didik yang mengikuti tes

(Sumber: Arikunto, 2010: 208)

Adapun indeks kesukaran dalam Arikunto (2010: 210) adalah sebagai

berikut:

Tabel 10. Kriteria indeks kesukaran

Indeks kesukaran Kriteria0,00 - 0,30 Soal sukar0,31 - 0,70 Soal sedang0,71 - 1,00 Soal mudah

Berdasarkan hasil analisis SPSS diperoleh 4 soal yang termasuk kriteria

sukar, 34 soal termasuk kriteria sedang dan 2 soal termasuk kriteria

mudah.

2. Data Aspek Kuantitatif (Hasil Belajar Peserta Didik)

Menurut Hake (2005:4) rata-rata N-gain didapatkan dengan rumus berikut:

N-gain =–– 100

Page 56: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

40

Keterangan:= rata-rata nilai posttest= rata-rata nilai pretest

Z= skor maksimum

Tabel 11 . Interpretasi N-gain aspek kuantitatifGain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah(Sumber: Hake, 2005: 1)

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan program

SPSS 17.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas

dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa keabsahan/

normalitas sampel. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data

menggunakan Kolmogorov-Smirnov.

1. Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal.

H1 = Sampel yang tidak berdistribusi normal.

2. Kriteria Pengujian

H0 diterima jika sig > 0,05 atau Lhitung < Ltabel.

H0 ditolak jika sig < 0,05 atau Lhitung > Ltabel (Santoso, 2010: 46).

b. Uji Homogenitas

Data diuji homogenitasnya untuk mengetahui variasi populasi data yang

diuji sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji

Levene Test pada taraf signifikasi 5% atau = 0,05.

Page 57: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

41

1. Hipotesis

H0 = Data yang diuji homogen.

H1 = Data yang diuji tidak homogen.

2. Kriteria Pengujian

H0 diterima jika sig. > 0,05 atau Fhitung < Ftabel.

H0 ditolak jika sig. < 0,05 atau Fhitung > Ftabel (Trihendradi, 2009: 122).

c. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil

belajar peserta didik pada aspek kognitif antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua rata-

rata. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Independent Sampel t-Test

dengan taraf signifikan 5%.

1. Hipotesis

H0 = Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen dan kelas kontrol

H1= Terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

dan kelas kontrol

2. Kriteria Pengujian

Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika nilai sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

(Sutiarso, 2011: 41).

2. Data Aspek Kualitatif (Angket Metakognisi)

Angket metakognisi dianalisis dengan cara berikut.

Page 58: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

42

1. Melakukan penskoran angket metakognisi dari setiap indikator

keterampilan metakognisi berdasarkan Tabel 12.

Tabel 12. Pedoman penskoran angket

Sifat PernyataanSkor

SS S R TS STSPositif 4 3 2 1 0Negatif 0 1 2 3 4

Keterangan:SS = Sangat Setuju; S= Setuju; R= Ragu-Ragu; TS = Tidak Setuju;STS = Sangat Tidak Setuju

(Diadaptasi dari Sugiyono, 2010: 94)

2. Menghitung persentase dari setiap indikator keterampilan metakognisi

dengan menggunakan rumus.

Persentase = X 100%

3. Gambaran frekuensi dan kecendrungan dari setiap jawaban berdasarkan

pernyataan angket.

Tabel 13. Tabulasi data angket metakognisi

IndikatorNomor

PernyataanNomor Responden

Jumlah Persentase Kriteria1 2 3 Dst

Perencanaan1

sd 6

Pemantauan7

sd 13

Evaluasi14

sd 18(Diadaptasi dari Sugiyono, 2010: 94)

4. Melakukan penafsiran data angket metakognisi berdasarkan Tabel 14.

Tabel 14. Kriteria persentase keterampilan metakognisi peserta didikPersentase Kriteria Keterangan

0-25 % Belumberkembang

Belum mampu memisahkan apa yang dipikirkan,bagaimana cara dalam berfikir,dan belummempunyai perencanaan yang baik dalambelajar.

26-50 % Mulaiberkembang

Sudah mampu bagaimana cara melakukansesuatu, dapat dimotivasi dengan memberikandukungan terhadap cara berfikirnya.

51-75 % Sudahberkembang

Mampu memahami cara berpikirnya, sadarsebagai pemikir dan dapat membedakan

Page 59: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

43

elaborasi input dan output dari proses berpikirdan mampu belajar mandiri.

76-100 % Berkembangsangat baik

Menggunakan kemampuan metakognisi secaraateratur untuk mengatur proses berpikirbelajarnya secara mandiri. Dapat merefleksikanproses berpikirnya. Serta mampu menilai diridalam belajar.

(Diadaptasi dari Bahri, 2010: 54)

Page 60: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Discovery Learning berpengaruh terhadap peningkatan

keterampilan metakognisi peserta didik.

2. Model Discovery Learning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar

peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, peneliti menyarankan:

1. Pembelajaran menggunakan model Discovery Learning dapat digunakan

oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif yang dapat meningkatkan

hasil belajar dan keterampilan metakognisi peserta didik pada materi

pokok sistem organisasi kehidupan.

2. Guru perlu memperhatikan keterampilan metakognisi peserta didiknya

karena jika keterampilan metakognisi peserta didik baik maka penguasaan

konsepnya terhadap materi pelajaran juga akan baik.

3. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya peneliti membuat perencanaan

kegiatan yang lebih matang untuk mengoptimalkan penggunaan waktu,

sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan maksimal, terumata dalam

Page 61: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

56

sintaks pengolahan data yang memerlukan cukup banyak waktu. Oleh

karena itu, sebelum melakukan penelitian menggunakan Discovery

Learning waktu yang digunakan untuk melaksanakan setiap sintaks harus

diperhitungkan terlebih dahulu.

Page 62: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.Refika Aditama. Bandung. 336 hlm.

Andriani, D. 2017. Pembelajaran Discovery Learning untuk MeningkatkanKemampuan Metakognisi dan Pengasaan Konsep Siswa.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 6 (2): 308-320. (Online),http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPK/article/view/13308, diaksespada 28 Oktober 2017 pukul 15.30 WIB.

Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. 506 hlm.

Ary, D., dkk. 2006. Introduction to Research in Education. 8th Edition.Wadsworth, Cengage Learning. United State of Amerika. 688 hlm.

Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.Jakarta. 226 hlm.

Delvecchio. 2011. Student’s Use Meta-cognitive Skills While Problem Solving InSchool Chemistry. Queen’s University. Canada. 161 hlm.

Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta. 33 hlm.

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT Remaja Rosdakarya.Bandung. 314 hlm.

Dignath, C., Buettner, G., dan Langfeldt, H. P. 2008. How Can Primary SchoolStudents Learn Self-Regulated Learning Strategies Most Effectively?: AMeta-Analysis On Self-Regulation Training Programmes. EducationalResearch Review. 3(2): 101–129. (Online), https://www.researchgate.net/publication/223009722_How_can_primary_school_students_learn_SRL_strategies_most_effectively_A_meta-analysis_on_self-regulation_training_programmes, diakses pada 25 Oktober 2017 pukul 14.00 WIB.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.298 hlm.

Page 63: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

58

Fatihatul, U. D., dkk. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Guided DiscoveryLearning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo.Jurnal Pendidikan Biologi. 7: (2). 69.

Hake, R. R. 2005. Analyzi g Change/Gain Scores. Diakses dari www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, pada 18 Oktober 2016 pukul21.31 WIB. 4 hlm.

Haryani, S. 2013. Membangun Metakognisi dan Karakter Calon Guru MelaluiPembelajaran Praktikum Kimia Analitik Berbasis Masalah. Unnes Press.Semarang. 142 hlm.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam PembelajaranAbad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Ghalia Indonesia.Bogor. 456 hlm.

Illahi, M. T. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocatioal Skill.DIVA Press. Yogyakarta. 229 hlm.

Imel, S. 2002. Metacognition Background Brief from the QLRC News Summer2004. (Online), (http://www.cete.org/acve/docs/tia.0017.pdf), diakses pada28 September 2018.

Iskandar, S. M. 2014. Pendekatan Ketrampilan Metakognitif dalam PembelajaranSains di Kelas. ERUDIO. 2(2): 14. (Online), erudio.ub.ac.id/index.php/erudio/issue/view/17/showToc, diakses pada 9 Oktober pukul 19.11 WIB.

Khairil. 2009. Pengaruh Model Perkuliahan Genetika di Jurusan Biologi FMIPAUM Terhadap Kemampuan Metakognisi Mahasiswa. Jurnal Unsyiah. 01(02): 55. (Online), http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110701&val=3929, diakses pada 23 Oktober 2017 pukul 14.40 WIB.

Komara, E. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. PT Refika Aditama.Bandung. 273 hlm.

Kurniasih, I dan Berlin, S. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Kata Pena.Surabaya. 126 hlm.

Lai, E. R. 2011. Metacognition: A Literature Review. Pearson’s ResearchReviews. Diakses dari https://images.pearsonassessments.com/images/tmrs/Metacognition_ Literature_Review_Final.pdf , pada 28 Oktober2017. 2 hlm.

Lestari, K. E., dan Mokhammad, R. Y. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.Refika Aditama. Bandung. 182 hlm.

Melani, R., dkk. 2012. Pengaruh Metode Guide Discovery Learning TerhadapSikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Peserta didik SMA Negeri

Page 64: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

59

7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi UNS.4 (1): 97-105. (Online), https://core.ac.uk/ download/pdf/20334644.pdf,diakses pada 12 Juli 2018 pukul 16.00 WIB.

Novitasari, N. 2015. Kontribusi Motivasi Terhadap Kemampuan MetakognitifMahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI. UniversitasPendidikan Indonesia. Bandung. 75 hlm.

Pierce, W. 2003. Metacognition: Study Strategies, Monitoring, and Motivation.Diakses dari http://academic.pg.cc.md.us/~wpeirce/MCCCTR/metacognition.htm, pada 21 Oktober 2017 pukul 17.00 WIB. 11 hlm.

Project, T. 2008. Metacognition. Diakses dari http://www.careers.hku.hk/taccasu/ref/metacogn.htm, pada 27 Oktober 2017 pukul 19.00 WIB. 4 hlm.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. RemajaRosdakarya. Bandung. 169 hlm.

Purwanto, E. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Semarang. Semarang. 238 hlm.

Putri, N. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran (PBL dan RT) terhadapKeterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi SiswaBerkemampuan Akademik Rendah Kelas X pada SMA yang Berbeda.Universitas Negeri Malang. Malang. 12 hlm.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan ProfesionalismeGuru). Raja Grafindo Persada. Jakarta. 436 hlm.

Santoso, S. 2010. Statistik Multivart. Elex Media Komputindo. Jakarta. 339 hlm.

Sarnapi. 2016. Peringkat Pendidikan Indonesia Masih Rendah. Diakses darihttp://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2016/06/18/peringkat-pendidikan-indonesia-masih-rendah-372187 pada 18 Oktober 2016 Pukul20.26 WIB. 1 hlm.

Schraw, G dan Dennison, R. S. 1994. Assesing Metacognitive Awareness.Contemporary Educational Psychology. 19 (4): 460-475. (Online),https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0361476X84710332?via%3Dihub, diakses pada 29 Oktober 2017 pukul 15.00 WIB.

Simamora, Y. 2010. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif dan PemecahanMasalah Matematika Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.Program Pascasarjana UNIMED. Medan. 117 hlm.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.Jakarta. 195 hlm.

Page 65: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

60

Sudia, M. 2015. Profil Metakognisi Siswa SMP Dalam Memecahkan MasalahOpen-Ended Ditinjau Dari Tingkat Kemampuan Siswa. Jurnal MathEducator Nusantara. 1 (1): 30. (Online), http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/matematika/article/view/121, diakses pada 29 Oktober 2017pukul 18.30 WIB.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Universitas Negeri YogyakartaPress. Yogyakarta. 192 hlm.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. 458 hlm.

_______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. 234 hlm.

. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D). Alfabeta. Bandung.

Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Non Tes.Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. 164 hlm.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 190 hlm.

Suratno. 2010. Potensi Jigsaw IV Sebagai Strategi Pembelajaran Biologi yangMemberdayakan Keterampilan Metakognisi pada Kemampuan AkademikBerbeda. Prosiding Seminar Biologi FKIP UNS 2010. 7 (1): 82-87.

. 2011. Kemampuan Metakognisi dengan Metacognitive AwarenessInventory (MAI) pada Pembelajaran Biologi SMA dengan Strategi Jigsaw,Reciprocal Teaching (RT), dan Gabungan Jigsaw-RT. Jurnal Pendidikandan Pembelajaran. 18(1): 11-18.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.313 hlm.

Tamalene, H. 2010. Pembelajaran Matematika dengan Model CORE melaluiPendekatan Keterampilan Metakognitif untuk Meningkatkan KemampuanPenalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 90 hlm.

Thohari, K. 2010. Peningkatan Kemampuan Problem Solving melaluiPeningkatan Kemampuan Metakognisi. (Online), http://karinakiki.files.wordpress.com/2012/06/metakognisi.pdf, diakses pada tanggal 2 Juli 2018.

Trihendradi, C. 2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis StatistikMenggunakan SPSS 17. CV Andi Offset. Yogyakarta. 228 hlm.

Widiadnyana I .W., Sadia I. W., dan Suastra I. W. 2014. Pengaruh ModelDiscovery Learning terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah

Page 66: PENGARUH DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ...digilib.unila.ac.id/54699/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik. Penelitian

61

Siswa SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas PendidikanGanesha Program Studi IPA. 4(2): 1-13.

Windasari, C. 2016. Pengaruh Model Guided Discovery Terhadap KesadaranMetakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Pada Materi SistemReproduksi Manusia Di Mas Babun Najah Banda Aceh. Jurnal Biotik. 4(1): 66-74. (Online), https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/biotik/article/view/1072, diakses pada 28 Oktober 2017 pukul 15.00 WIB.

Woolfolk, A. 2008. Educational Psychology, Active Learning Edition. PearsonEducation Inc. Boston. 704 hlm.

Yatim, R. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan: Suatu Tinjauan Dasar. SIC.Surabaya. 97 hlm.

Yunanti, E. 2016. Hubungan Antara Kemampuan Metakognitif dan MotivasiBelajar dengan Hasil Belajar Biologi Kelas IX MTs Negeri Metro TahunPelajaran 2013-2014. Bioedukasi Jurnal Pendidikan Biologi UniversitasMuhammadiyah Metro. 7 (2): 81-82. (Online), https://fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/biologi/article/.../488, diakses pada 27 Oktober 2017pukul 05.00 WIB.

Yuwono, C. S. M. 2014. Peningkatan Keterampilan Metakognisi Siswa denganPembelajaran Kooperatif Jigsaw-Modifikasi. Jurnal Santiaji Pendidikan.4 (1): 3. (Online), ojs.unmas.ac.id/index.php/JSP/article/view/51, diaksespada 27 Oktober 2017 pukul 19.20 WIB.