Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, HARGA,
DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
SMARTPHONE MEREK OPPO
(Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Starta Satu (S1) Ekonomi Syariah
OLEH :
ANA ABDILLAH
NIM: EES.160304
PEMBIMBING:
Dr.Halimah Dja’far,M.Fil.l
Efni Anita,M.E.Sy
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AJARAN 2019/2020
3
MOTTO
ُمْْسِ ْ ُيِحبُّ ال
َ َل
ُهَّوا ۚ ِإن
ُف ْْسِ
ُ تَُبوا َوَل َ
ْوا َواْش
ُلُلِّ َمْسِجٍد َوك
ُ كَدْْم ِعن
ُكَتَوا ِزين
ُذَُم خ
َي آد ِ
ِفي َ ۞ َيا َبن
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan”. (Q.S. Al-A’raa f : 31)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang tuaku yang sangat ku
cintai dan kusayangi Bapak Raflis dan Ibu Lismarni dengan segala dukungan
dikala ak merasa dititik lemah mereka yang begitu semangat akan pendidikan ku
selama ini dan selalu mengusahakan yang terbaik untukku serta seluruh kasih
sayang yang tiada mungkin dapat terbalaskan. Teruntuk saudara sedarahku satu-
satunya, Riyadhi dia orang yang begitu mensuport saat ingin masuk kuliah, terima
kasih atas segala dorongan, motivasi, kesabaran, dan do’anya sehingga Penulis
dapat mencapai keberhasilan ini. dan Terimakasih juga untuk keluarga besarku
dan sepupuku messy anastasia putri yang selalu memberi semangat dan
penyemangatku dalam meyelesaikan skripsi ini.
Untuk Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bantuan dan
bimbingan yang tiada batasnya diberikan oleh Ibuk Dr.Halimah Dja’far,M.Fil.l
selaku pembimbing I dan Ibuk Efni Anita,SE.,M.E.Sy selaku pembimbing II,
terimakasih atas bimbingannya selama ini.
Dan tak lupa ku ucapkan terima kasih teruntuk sahabat-sahabat ku yang
tercinta Novi Arfiani, Destina Mae Tika, Dila Nurdiah, Missri Violiyanti
Simatupang yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah ku selama kita
bersama dan semangat serta doa yang tak pernah lupa untuk ku, Anggota Kelas A
Ekonomi Syariah angkatan 2016, dan KKN posko 10 terima kasih untuk berbagai
keceriaan, suka dan duka selama kuliah dan Tiada hari yang indah tanpa kalian
semua, sekali lagi ku ucapkan terima kasih.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel secara parsial
dan simultan antara variabel citra merek, kualitas produk, harga, dan promosi
terhadap keputusan pembelian smartphone merek Oppo. Metodologi penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode
pengumpulan data melalui angket dan dokumentasi. populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa prodi ekonomi syariah FEBI UIN STS Jambi yaitu
1.674 mahasiswa dan sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling
dengan rumus slovin didapat 100 responden bagi mahasiswa pengguna
smartphone merek Oppo angkatan tahun 2017-2018-2019. Data yang diperoleh
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS 22.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara parsial terdapat pengaruh
pada citra merek, kualitas produk, harga, dan promosi, terhadap keputusan
pembelian smartphone merek Oppo pada mahasiswa/i prodi ekonomi syariah
FEBI UIN STS Jambi, terlihat pada hasil uji T. Dan secara simultan juga terdapat
pengaruh dilihat dari nilai F hitung sebesar 51,494. Dan variabel yang paling
dominan mempengaruhi keputusan pembelian smartphone merek Oppo adalah
Promosi.
Kata Kunci : Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Keputusan
Pembelian
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang Berjudul
“Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Smartphone Merek Oppo (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi)“.
Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan
kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Oleh karena itu, hal
yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Ibu Dr.Halimah Dja’far,M.Fil.l selaku dosen pembimbing I.
2. Ibu Efni Anita,S.E.,M.E.Sy selaku dosen pembimbing II.
3. Bapak Prof. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS
Jambi.
4. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
5. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Bapak, Dr. Novi Mubyarto, M.E selaku wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. Sucipto, MA , selaku wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
8. Bapak Ambok Pangiuk,S. Ag., M.Si dan Bapak M.Yunus,M.,Si ,selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
10. Bapak dan Ibu Karyawan/Karyawati di lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
Kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada ALLAH
SWT kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon maafnya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh ALLAH SWT.
Jambi, Juni 2020
Ana Abdillah
NIM: EES.160304
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ...................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR SINGKAT .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 9
C. Batasan Masalah.............................................................. 10
D. Tujuan Penelitian ............................................................ 10
E. Manfaat Penelitian........................................................... 11
F. Kerangka Teori ............................................................... 11
G. Penelitian Terdahulu........................................................ 38
H. Kerangka Pemikiran ........................................................ 42
I. Hipotesis Penelitian ......................................................... 43
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ...................................................... 44
B. Sumber Data.................................................................... 44
C. Populasi .......................................................................... 45
D. Sampel ............................................................................ 45
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 47
F. Teknik Analisis Data ....................................................... 48
G. Definisi dan Operasional Variabel ................................... 53
H. Sistematika Penulisan ...................................................... 55
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ....................... 57
B. Latar Belakang FEBI ....................................................... 57
C. Visi,Misi,dan Tujuan FEBI .............................................. 59
D. Sasaran dan Strategi Pencapaian FEBI............................. 60
E. Struktur Organisasi FEBI ................................................ 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................... 66
1. Karakteristik Responden ............................................. 66
2. Metode Analisis Data .................................................. 69
B. Pembahasan .................................................................... 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 88
B. Saran ............................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
DAFTAR SINGKAT
UIN : Universitas Islam Negeri
STS : Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
FEBI : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
PMB : Penerimaan Mahasiswa Baru
BAN PT : Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Penjualan Smartphone Asal China di Indonesia Tahun 2015 2019
Tabel 1.2 : Jumlah Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi
Tabel 1.3 : Jumlah Pengguna Smartphone Asal China Pada Mahasiswa Prodi
Ekonomi Syariah FEBI Tahun Angkatan 2017-2018-2019
Tabel 1.4 : Penelitian Terdahulu
Tabel 1.5 : Skala Instrumen
Tabel 1.6 : Tabel Indikator
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan
Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Smartphone Oppo
yang digunakan
Tabel 4.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan
Tabel 4.6-4.10 : Hasil Pengujian Uji Validitas
Tabel 4.11-4.15: Hasil Pengujian Uji Reliabilitas
Tabel 4.16 : Hasil Pengujian Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov)
Tabel 4.17 : Hasil Pengujian Uji Multikolinearitas
Tabel 4.18 : Hasil Pengujian Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.19 : Hasil Pengujian Uji T
Tabel 4.20 : Hasil Pengujian Uji F
Tabel 4.21 : Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 1.2 : Kerangka Pemikiran Teoritik
Gambar 1.3 : Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Gambar 4.1 : Hasil Pengujian Uji Heteroskedastisitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia teknologi saat ini, mengalami peningkatan sangat
pesat menjadikan kebutuhan manusia juga ikut meningkat dan semakin kompleks.
Salah satu teknologi, yang mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir ini
yaitu smartphone atau sering disebut dengan telepon pintar yang kini menjadi
trend dikalangan masyarakat saat ini khususnya remaja. Smartphone merupakan
alat komunikasi yang dilengkapi dengan fitur dan spesifikasi yang bagus serta
berteknologi canggih dapat membuat segala aktivitas masyarakat menjadi lebih
mudah dan praktis.1 dan kemudahan ini berdampak pada meningkatnya
permintaan konsumen akan produk tersebut. Sehingga menimbulkan adanya
persaingan dalam dunia bisnis, Seperti banyaknya perusahaan menawarkan
berbagai jenis produk baru smartphone dengan merek-merek tertentu, serta
dilengkapi juga dengan inovasi yang berbeda dari produk-produk sebelumnya
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, sehingga membuat
perusahaan bersaing secara secara kompetitif.2
Oppo adalah salah satu merek smartphone asal china, yang sedang marak-
maraknya beredar di pasaran sejak awal kemunculannya. karena Oppo muncul
dengan keunggulan dari kualitas kameranya yang baik dalam mengambil gambar.
1Maria Novaliana Butar-Butar, Pengaruh Harga, Iklan, Kualitas Produk, Positioning,
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone (Studi Kasus Pada Pembeli Handphone Merk Oppo),
Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :
2017, hlm. 1
2Cleryan Ari Wibowo & Muhammad Edwar, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Oppo jenis Android, Jurnal Ekonomi, Program
Studi Pendidikan Tata Niaga, Universitas Negeri Surabaya, hlm. 2
Hal ini penting, bagi pengguna yang memiliki hobby selfie untuk mendapatkan
hasil foto terbaik dan dibagikan lewat sosial media. berada di Era Narsisme saat
ini, dimana segala momen di abadikan melalui kamera dan di posting ke media
sosial guna untuk memenuhi kepentingan sosial maupun kepuasan tersendiri.3
Oleh karena itu, Sebelum memutuskan membeli smartphone, konsumen
akan dihadapkan pada Proses Pengambilan Keputusan seperti mengenali
masalahnya, mencari informasi, mengevaluasi produk atau jasa, memutuskan
membeli dan menyatakan kesan setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk
tersebut.4 Serta faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan
membeli salah satunya yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi.
Menurut Kotler, citra merek yaitu seperangkat keyakinan, ide dan kesan
yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu produk.5 memiliki produk dengan
merek terkenal akan memberikan rasa kepercayaan diri seseorang meningkat
karena dapat menunjukkan bahwa produk dengan merek tersebut di kenal baik
oleh berbagai kalangan, namun tidak terlepas dari kualitas produk yang
diperhatikan karena akan memberikan kesan yang baik atau buruk bagi konsumen,
Semakin baik kesan yang di dapatkan dari konsumen semakin baik juga citra dari
merek tersebut, sebagai contoh “apabila konsumen merasa puas dengan
produknya maka konsumen akan kembali membeli atau mengkonsumsi produk
3Www.google.com/amp/s/review.bukalapak./com/amp/gadjet/sejarah-perkembangan
oppo-di-indonesia-hingga-sepopuler-saat-ini. Di Akses pada 19 Oktober 2019
4Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2008), hlm. 184
5Murni Kaila, Pengaruh Citra Merek dan Garansi Terhadap Keputusan Pembelian Smart
Phone Merek Oppo, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Universitas Pasir Pengarayan, Pasir
Pengaraian, Vol 01 , No. 01, Tahun 2019, hlm. 2
http://www.google.com/amp/s/review.bukalapak./com/amp/gadjet/sejarah-perkembangan%20oppo-di-indonesia-hingga-sepopuler-saat-inihttp://www.google.com/amp/s/review.bukalapak./com/amp/gadjet/sejarah-perkembangan%20oppo-di-indonesia-hingga-sepopuler-saat-ini
tersebut, begitupun sebaliknya”.6 dan hal ini membangun kepercayaan konsumen
dalam menentukan pilihan pada suatu produk.
Kondisi sekarang ini produk yang berkualitas mempunyai nilai lebih
dibandingkan dengan produk pesaing,7 dimana samsung adalah merek
smartphone yang lebih dulu berkembang di pasaran karena kualitas dan ketahanan
yang dimiliki telah melekat dihati konsumen. kemudian muncul merek lain seperti
vivo, xiaomi, dan Oppo merupakan merek yang dapat menyaingi samsung karena
memiliki nilai lebih dari segi kameranya yang bagus dengan berbagai macam
pilihan bentuk, hal ini dibutuhkan mengingat daya kebutuhan sosmed (sosial
media) yang besar pada masyarakat sekarang ini khususnya kalangan anak muda.8
Hal tersebut dapat diketahui dari penilaian pasca pembelian oleh konsumen
sehingga kualitas dengan kebutuhan yang utama menjadi perhatian konsumen
sebelum melakukan pembelian.
Tabel 1.1
Penjualan Smartphone Asal China di Indonesia
Tahun 2015-2019
No. Merek
Smartphone 2019 2018 2017 2016 2015
1. Samsung 26,9% 27% 29,1% 23,0% 21,5%
2. Oppo 21,5% 18,1% 18% 16,8% 8,2%
3. Vivo 17,0% 9% 15,4% 14,8% 8,2%
4. Xiaomi 16,8% 25% 12,4% 8,9% 15,1%
6Ibid., hlm. 2 7Ahmad Baihakki Zaini, Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah :
2013), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1, Di Akses Pada Tanggal
10/05/2020
8Ucong Boston Simanjuntak, Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Promosi, Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo, http://repositori.usu.ac.id/handle/
12345678/9827/, Di Akses Pada Tanggal 10/05/2020
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1http://repositori.usu.ac.id/handle/%2012345678/9827/http://repositori.usu.ac.id/handle/%2012345678/9827/
5. Others 17,8% 21% 25% 36,5% 47%
Total 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber : IDC, Quarterly, Quarterly mobile phone tracker,2019
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh International Data Corporation
(IDC), Dari tabel 1.1 diatas membuktikan bahwa smartphone merek Samsung
lebih dulu dikenal dipasaran terlihat dari setiap tahunnya memiliki penjualan
terbanyak dibandingkan merek lain namun mengalami penurunan 1% pada tahun
2019, karena diikuti dengan kemunculan smartphone merek Oppo yang dapat
besaing menyaingi samsung dengan jumlah penjualan terus meningkat dan di
tahun 2019 mengalami penjualan yang sama pada tingkat 20% ini terbukti bahwa
kualitas Oppo juga cukup diperhitungkan konsumen.
Karena dalam pembahasan diatas telah dijelaskan mengenai kualitas
produk, maka selanjutnya akan dibahas mengenai faktor harga. Jika kesesuaian
harga berkaitan dengan kualitas produk yang ditawarkan, Maka harga merupakan
jumlah uang yang harus di bayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk.9
dimana biasanya konsumen akan mengeluarkan budget sesuai dengan kemampuan
membeli. Namun tak dapat dipungkiri untuk produk tertentu, biasanya konsumen
tidak keberatan apabila harus membeli dengan harga relatif mahal asalkan kualitas
produknya baik. Tetapi konsumen lebih menginginkan produk dengan harga
murah dan kualitasnya baik.
Keputusan konsumen dalam membeli smаrtphone juga tidak terlepas dari
faktor promosi akan produk tersebut. Menurut Gitosudarmo, Promosi merupakan
kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat
9Philip Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Perlahindo, 2008), hlm.
63.
menjadi kenal dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian
mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut, Serta sebagai alat yang
digunakan perusahaan untuk memberikan informasi tentang kelebihan produknya
kepada konsumen.10
Fenomena saat ini, Oppo secara aktif memperkenalkan produk terbarunya
lewat media digital yaitu media televisi di mana OPPO smаrtphone bekerjа sаmа
dengаn sаlаh sаtu аrtis dаn penyаnyi terbаik di Indonesiа seperti Reza Rahadian,
Raisa, Isyana Sarasvati, Chelsea Islan, Vanesha Prescilia, dan tampil sebagai
pendukung dari iklan yang sedang diiklankan, sehingga menarik perhatian
konsumen untuk membeli produk tersebut.11
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Baihakki Zaini (2013)
tentang Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian (studi kasus pada pengguna produk pepsodent di wilayah jakarta timur)
menyatakan bahwa citra merek, kualitas produk dan promosi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Adapun terdapat perbedaan dari penelitian yang dilakukan Malonda Deisy
,dkk (2018) dengan judul Analisis Citra Merek, Harga Produk dan Kualitas
Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Pada Seluruh Gerai-Gerai
Seluler di IT Center Manado menyatakan bahwa kualitas produk yang
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan variabel
10Denty Viana Putri, Pengaruh Fitur Produk, Desain Produk, dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Merk Oppo Type F5 Pro Pada Cabang Imago Madiun, Skripsi
S1, (Universitas Muhamadiyah Ponorogo : 2018), hlm. 17-18
11Https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/techno/2018/06/11/oppo-
berikan-bocoran-brand-ambassador-terbarunya, Di akses pada 14 oktober 2019
https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/techno/2018/06/11/oppo-berikan-bocoran-brand-ambassador-terbarunyahttps://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/techno/2018/06/11/oppo-berikan-bocoran-brand-ambassador-terbarunya
citra merek dan harga tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.12
Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi dijаdikаn subjek penelitiаn karena
hampir semua mahasiswa menggunakan smаrtphone untuk berkomunikasi,
mencari informasi dan kepentingan lainnya serta kalangan milenial yang aktif
mengetahui trend teknologi masa kini. Meski begitu belum ada data pasti yang
menyatakan bahwa mahasiswa cenderung memakai smartphone pada satu merek
saja. Sehingga peneliti melakukan survei langsung ke lapangan, Pada Mahasiswa
aktif FEBI Prodi Ekonomi Syariah pada tahun angkatan 2017-2018-2019 maka
ditemukan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 1.2
Jumlah Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi
No Jurusan
Jumlah Mahasiswa
Angkatan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Ekonomi
Syariah 4 10 40 214 359 340 331 376
2. Akuntansi - - - - - 109 132 104
3.
Manajemen
Keuangan
Syariah
- - - - - 91 113 100
4. Perbankan
Syariah - - - - - 144 111 137
Jumlah 4 10 40 214 359 684 687 717
Jumlah
Keseluruhan 2.715 Mahasiswa
Sumber : Data Arsip Kasubbag, FEBI UIN STS Jambi, 29 Oktober 2019.
12Malonda Deisy, Analisis Citra Merek, Harga Produk dan Kualitas Terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Samsung Pada Seluruh Gerai-Gerai Seluler di IT Center Manado, Jurnal
Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi Manado, Vol 06 , No. 04 September
2018, hlm. 2296
Tabel 1.3
Jumlah Pengguna Smartphone Asal China Pada Mahasiswa Prodi Ekonomi
Syariah Angkatan Tahun 2017-2018-2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi
No Merek Smartphone Angkatan
2017
Angkatan
2018
Angkatan
2019
1. Samsung 27,5% 23,6% 25,3%
2. Oppo 37,9% 34,7% 28,1%
3. Vivo 10,3% 14,8% 10,5%
4. Xiaomi 16,7% 18,4% 16,7%
5. Others 7,6% 8,5% 19,4%
Total 100% 100% 100%
Sumber : Data Primer Peneliti, 04 Desember 2019 & 20 februari 2020
Berdasarkan survei awal ditemukan bahwa pengguna smartphone
terbanyak diraih oleh merek Oppo, artinya mahasiswa banyak menggunakan
smartphone dengan merek Oppo dibandingkan dengan merek-merek lain. Terlihat
pengguna Oppo pada angkatan 2017 sebanyak 37,9%, angkatan 2018 sebanyak
34,7%, dan pada angkatan 2019 sebanyak 28,1%. Tetapi ada mengalami
penurunan sebesar 3,2% dan 6,6% pada angkatan 2018 & 2019. Namun dengan
segala kelebihannya Oppo tetap terpilih menjadi merek yang berkualitas dimata
konsumen.
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah dipilih karena termasuk mahasiswa
yang telah mempelajari ilmu ekonomi dan bisnis baik secara konvensional
maupun syariah. Namun, gaya hidup mahasiswa cenderung masih mengikuti gaya
trend sekarang ini, seperti mengganti baru atau menggunakan smartphone yang
sedang booming. Tentu, hal ini bertentangan dengan Etika Konsumsi Islami.
dimana perilaku konsumen muslim lebih mengedepankan kebutuhan bukan
keinginan semata. Islam membagi kebutuhan manusia dalam tiga bagian yaitu :
Al-Dharuriyah (Primer), Al-Hjjiyah (Sekunder), Al-Tahsiniyah (Tersier). Dan jika
kita selalu mengedepankan hawa nafsu (keinginan), maka akan timbul sifat boros
atau berlebih-lebihan dalam menikmati keindahan dan kenikmatan dunia. dan
Allah tidak menyukai terhadap sifat tersebut, Sebagaimana seperti yang telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 31, yaitu :13
َدْْم ِعن
ُكَتَوا ِزين
ُذَُم خ
َي آد ِ
ُبوا وَ ۞ َيا َبن َْ
وا َواْشُلُلِّ َمْسِجٍد َوك
ُِفي َ ك ُمْْسِ
ْ ُيِحبُّ ال
َ َل
ُهَّوا ۚ ِإن
ُف ْْسِ
ُ تََل
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan”. (Q.S. Al-A’raa f : 31)14
Berdasarkan fenomena dilapangan ditemukan bahwa mahasiswa banyak
menggunakan smartphone dengan merek oppo, dibandingkan merek lainnya
seperti Samsung, Vivo, dan Xiaomi. dari segi citra mereknya Oppo memiliki
kesan baik dimata konsumen dikarenakan manfaat kualitas produk yang dirasakan
seperti kualitas kameranya yang bagus, dan mereknya sudah terkenal diberbagai
kalangan.15 dari segi kualitasnya Oppo memiliki fitur-fitur yang memenuhi
kebutuhan masa kini termasuk kalangan anak muda. dari segi harganya Oppo
memiliki harga yang dapat dijangkau oleh konsumen walaupun ada harga yang
lebih murah pada merek lain, tetapi konsumen cenderung memilih produk dengan
13Aulia Rahman dan Muh Fitrah, Perilaku Konsumsi Masyarakat Dalam Perspektif Islam
di Kelurahan Barombong Kota Makassar, Jurnal Ekonomi Syariah, Uin Alauddin Makassar,
Volume 5, Nomor 1, Januari 2018: 18-43, hlm. 19-20
14Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahannya, Semarang: Diponegoro (2015), hlm. 155 15Destina Mae Tika, Mahasiswi Febi Prodi Ekonomi Syariah, Wawancara, Jambi, 20
Februari 2020
harga murah dan berkualitas. dari segi promosinya Oppo kiat mempromosikan
produk terbarunya dimedia televisi dan media sosial lainnya, sehingga produk
tersebut dapat dikenal luas oleh masyarakat dan membuat konsumen tertarik
dengan fitur-fitur dan spesifikasi produk ditawarkan serta beralih menggunakan
produk tersebut. Dan mahasiswa prodi ekonomi syariah dipilih untuk melihat
perilaku konsumsi mahasiswa telah sesuai atau tidak dengan nilai-nilai etika
konsumsi islami yang dipelajari pada saat kuliah. Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk,
Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek
Oppo (Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti, yaitu :
1. Apakah citra merek, kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh
secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap keputusan pembelian smartphone
merek Oppo?
2. Apakah citra merek, kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh
secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan pembelian
smartphone merek Oppo?
3. variabel mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian
smartphone merek Oppo?
4. Apakah perilaku konsumsi mahasiswa ekonomi syariah sudah sesuai
dengan nilai-nilai etika konsumsi islami?
C. Batasan Masalah
Agar dalam penyusunan skripsi ini terfokus pada ruang lingkup penelitian
maka penulis membatasi permasalahan pada pengaruh citra merek, kualitas
produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian smartphone merek
Oppo. penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Angkatan
Tahun 2017-2018-2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang sudah memutuskan membeli dan
menggunakan smartphone merek Oppo.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian yang ingin diketahui yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk, harga dan
promosi secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap keputusan pembelian
smartphone merek Oppo.
2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk, harga dan
promosi secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan pembelian
smartphone merek Oppo.
3. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pembelian smartphone merek Oppo.
4. Untuk mengetahui perilaku konsumsi mahasiswa ekonomi syariah sudah
sesuai atau tidak dengan nilai-nilai etika konsumsi islami.
E. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pembendaharaan
kepustakaan khususnya yang berhubungan dengan keputusan pembelian,
pemasaran dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi Penulis
Dapat memberikan gambaran bagi penulis mengenai pengaruh citra
merek, kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan
pembelian smartphone merek Oppo pada Mahasiswa Prodi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
3. Bagi Pihak Lain
Untuk memberikan informasi tambahan dan wacana baru kepada
yang membaca penelitian ini dan khususnya kepada konsumen yang
menggunakan smartphone merek Oppo.
F. Kerangka Teori
1. Etika Konsumsi Islam
a. Pengertian Etika Konsumsi Islam
Perbedaan Islam dengan materialisme adalah bahwa Islam tidak pernah
memisahkan ekonomi dengan etika. Sebagaimana ilmu dengan akhlak tidak akan
terpisahkan. Islam adalah risalah yang diturunkan Allah melalui rasul untuk
membenahi akhlak manusia. Manusia muslim, individu maupun kelompok dalam
ekonomi atau bisnis disatu sisi diberi kebebasan untuk mendapatkan keuntungan
semaksimal mungkin.16
Namun, dalam Islam terikat dengan iman dan etika sehingga tidak bebas
mutlak dalam menggunakan hartanya. Para pakar ekonomi nonmuslim mengakui
keunggulan sistem ekonomi Islam. Menurut mereka, Islam telah berhasil
menggabungkan etika dengan ekonomi, sementara sistem kapitalis dan sosialis
memisahkan keduanya.17
Etika Islam dalam hal konsumsi adalah sebagai berikut :
1. Tauhid (unity atau kesatuan)
Dalam perspektif Islam, kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka
beribadah kepada Allah SWT.
2. Adil (equilibrium atau keadilan)
Islam memperbolehkan manusia untuk menikmati berbagai karunia
kehidupan dunia yang disediakan Allah.
3. Free will (kehendak bebas)
Alam semesta adalah milik Allah yang memiliki kemahakuasaan
(kedaulatan) sepenuhnya dan kesempurnaan atas mahluk-mahluknya.
4. Amanah (responsibility atau pertanggungjawaban)
Manusia adalah khalifah pengemban amanah Allah. Manusia diberi
kekuasaan untuk melakukan tugas kekhalifahannya ini dan untuk mengambil
keuntungan dan manfaat sebanyak-banyaknya atas ciptaan Allah.
16Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1997,
hlm.51
17Ibid., hlm.55
5. Halal
Dalam kerangka acuan Islam, barang-barang yang dapat dikonsumsi
hanyalah barang-barang yang menunjukkan nilai-nilai kebaikan, kesucian,
keindahan serta akan menciptakan kemaslahatan untuk umat baik secara
material maupun spiritual.
6. Sederhana
Islam sangat melarang perbuatan yang melampaui batas (israf), termasuk
pemborosan dan berlebih-lebihan (bermewah-mewahan).
b. Batasan Konsumsi Dalam Islam
Konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan
keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang
dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia.
Batasan konsumsi dalam Islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-
haram saja tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok,
bersih, tidak menjijikkan, larangan israf dan larangan bermegah-megahan. Karena
Perhitungan antara pendapatan, konsumsi dan simpanan sebaiknya ditetapkan atas
dasar keadilan sehingga tidak melampaui batas dengan terjebak pada sifat boros
(tabzir) maupun kikir (bakhil).18
c. Tujuan Konsumsi Dalam Islam
Tujuan konsumsi adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.
Sehingga dalam memenuhi kebutuhan, Islam lebih mengedepankan aspek
kebutuhan dari pada aspek keingingan demi membatasi kebutuhan dan kengingan
18Aulia Rahman dan Muh Fitrah, Perilaku Konsumsi Masyarakat Dalam Perspektif Islam
di Kelurahan Barombong Kota Makassar, Jurnal Ekonomi Syariah, Uin Alauddin Makassar,
Volume 5, Nomor 1, Januari 2018: 18-43, hlm. 28-29
manusia yang sifatnya senantiasa tidak terbatas. Menurut Al-Syathibi, kebutuhan
manusia dalam Islam terdiri dari 3 tingkatan, yaitu : kebutuhan al-dharuriyyah,
al-hajiyyah, dan al-tahsiniyyah. Berikut penjelasan dari 3 tingkatan kebutuhan
manusia Menurut Al-Syathibi :19
1. Kebutuhan Primer (al-dharuriyyah)
Kebutuhan (need) merupakan konsep yang lebih bernilai daripada
keinginan (want). Keinginan hanya ditetapkan berdasarkan konsep utility (nilai
guna), tetapi kebutuhan didasarkan atas konsep maslahah (manfaat/
kesejahteraan). Adapun kebutuhan dharuriyyah mencakup lima unsur pokok,
yaitu: Hifzh al-din (pemeliharaan agama). Hifzhal-Nafs (pemeliharaan jiwa). Hifzh
al-Aql (pemeliharaan akal). Hifzh al-Nasl (pemeliharaan keturunan). Hifzh al-Mal
(pemeliharaan harta).
2. Kebutuhan Sekunder (al-hajiyyah)
Kebutuhan al-hajiyyah adalah suatu yang diperlukan oleh manusia dengan
maksud untuk membuat ringan, lapang dan nyaman dalam menanggulangi
kesulitan-kesulitan kehidupan.
3. Kebutuhan Tersier (al-tahsiniyyah)
Kebutuhan al-tahsiniyyah dimaksudkan untuk mewujudkan dan
memelihara hal-hal yang menunjang peningkatan kualitas kelima pokok
kebutuhan mendasar manusia dan menyangkut hal-hal yang terkait akhlak mulia.
Dengan kata lain al-tahsiniyyah “dimaksudkan agar manusia dapat melakukan
yang terbaik untuk penyempurnaan pemeliharaan lima unsur pokok”.
19Ibid., hlm. 22-23
d. Prinsip-Prinsip Konsumsi Dalam Islam
Menurut Abdul Mannan, Ada 5 Prinsip Konsumsi Dalam Islam,
Sebagai Berikut :20
1. Prinsip Keadilan
Berkonsumsi tidak boleh menimbulkan kedzaliman, berada dalam
koridor aturan atau hukum agama, serta menjunjung tinggi kepantasan atau
kebaikan. Islam memiliki berbagai ketentuan tentang benda ekonomi yang
boleh dikonsumsi dan yang tidak boleh dikonsumsi.
2. Prinsip Kebersihan
Bersih dalam arti sempit adalah bebas dari kotoran atau penyakit
yang dapat merusak fisik dan mental manusia, sementara dalam arti luas
adalah bebas dari segala sesuatu yang diberkahi Allah SWT. Tentu saja
benda yang dikonsumsi memiliki manfaat bukan kemubaziran atau bahkan
merusak.
3. Prinsip Kesederhanaan
Sikap berlebih-lebihan (israf) sangat dibenci oleh Allah SWT dan
merupakan pangkal dari berbagai kerusakan di muka bumi. Sikap berlebih-
lebihan ini mengandung makna melebihi dari kebutuhan yang wajar dan
cenderung memperturutkan hawa nafsu atau sebaliknya terlampau kikir
sehingga justru menyiksa diri sendiri. Islam menghendaki suatu kuantitas
dan kualitas konsumsi yang wajar bagi kebutuhan manusia sehingga
20Aldila Septiana, Analisis Perilaku Konsumsi Dalam Islam, Jurnal Ekonomi Syariah,
Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura, Vol.1 No. 2 Januari 2015, hlm. 11
tercipta pola konsumsi yang efisien dan efektif secara individual maupun
sosial
4. Prinsip Kemurahan Hati
Dengan mentaati ajaran Islam maka tidak ada bahaya atau dosa
ketika mengkonsumsi benda-benda ekonomi yang halal yang disediakan
Allah karena kemurahan-Nya. Selama konsumsi ini merupakan upaya
pemenuhan kebutuhan yang membawa kemanfaatan bagi kehidupan dan
peran manusia untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, maka
Allah SWT telah memberikan anugerah-Nya bagi manusia.
5. Prinsip Moralitas
Pada akhirnya konsumsi seorang Muslim secara keseluruhan harus
dibingkai oleh moralitas yang dikandung dalam Islam sehingga tidak
semata-mata memenuhi segala kebutuhan. Dan seorang muslim diajarkan
untuk menyebut nama Allah sebelum makan dan menyatakan
kesyukurannya kepada-Nya setelah makan.
2. Bauran Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah konsep kunci keberhasilan suatu bisnis
dengan memperhatikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk
tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan memberi
dampak positif bagi perkembangan usaha suatu perusahaan di tengah era
persaingan bisnis yang begitu ketat, sebagian besar masyarakat sering
mengartikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila
dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas
dari pada pengertian tersebut. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan
manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep
pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price),
pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang
yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar sebaiknya memiliki
pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat
tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak
konsumen yang dituju.21
Menurut Shintha, Marketing mix atau disebut juga dengan bauran
pemasaran adalah perangkat alat pemasaran tektis yang dapat dikendalikan, yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
sasaran. Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh seseorang
manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
barang dan jasa. faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu : product, place, price,
promotion atau (4P), dan termasuk bauran pemasaran yang paling banyak
digunakan.22
21Ahmad Baihakki Zaini, Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah :
2013), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1, Di Akses Pada Tanggal
10/05/2020
22Denty Viana Putri, Pengaruh Fitur Produk, Desain Produk, dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Merk Oppo Type F5 Pro Pada Cabang Imago Madiun, Skripsi
S1, (Universitas Muhamadiyah Ponorogo : 2018), hlm. 11
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1
3. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian merupakan suatu keputusan yang diambil
seseorang/ kelompok dari dua atau lebih pilihan alternatif. alternatif yang
dimaksud ialah mempertimbangkan sesuatu hal sebelum melakukan keputusan
pembelian. Sebelum membeli, konsumen akan dihadapkan pada pilihan, apakah
akan membeli atau tidak. Jika konsumen kemudian memutuskan salah satunya
maka konsumen sudah melakukan keputusannya.23
Menurut Fandy Tjiptono, Keputusan pembelian merupakan sebuah proses
dimana pembeli mengetahui apa yang dibutuhkannya, mencari informasi
mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi beberapa dari masing-
masing alternatif tersebut untuk dapat digunakan dalam memecahkan masalah,
yang kemudian mengarahkannya kepada keputusan pembelian.24
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
merupakan bentuk perilaku konsumen dalam memilih untuk menggunakan suatu
produk. dan mengalami suatu proses dalam menganalisis berbagai macam pilihan
untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian.
b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Ada 5 model proses
pengambilan keputusan pembelian, sebagai berikut :25
23Prof. Dr. Veithzal Rivai Zainal, S.E.,M.M.,M.B.A.,CRGP.,CRMP dkk, Islamic
Marketing Management, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2017), hlm. 248
24Lenggang Kurnia Intan Devi, Op. Cit., hlm. 32
25Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, (Jakarta :
Penerbit Erlangga, 2008), hlm. 184
Gambar 1.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Berdasarkan gambar diatas, dapat diartikan bahwa :
1) Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini konsumen terlebih dahulu dimulai dengan mengenali
masalah atau kebutuhannya. dimana Pembeli merasakan perbedaan antara
keadaan nyata dengan keadaan yang dinginkan yang dapat dipicu oleh
rangsangan internal (dari dalam diri) dan rangsangan eksternal (lingkungan).
Ditahap ini para pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan
jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan
mereka, dan bagaimana kebutuhan mengarahkan konsumen pada produk
tertentu. Dengan mengumpulkan informasi semacam itu, para pemasar dapat
mengidentifikasi respon yang paling sering memicu minat pada suatu produk
tertentu Kemudian para pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang
dapat memicu minat konsumen.
2) Pencarian Informasi
Konsumen yang telah memahami dan mengenali kebutuhannya akan
mencari informasi lebih banyak mengenai barang yang di butuhkannya. Jika
dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam
jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Kemudian jika
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
tidak, konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau
melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan itu. 26
3) Evaluasi Alternatif
Pada tahap ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan
produk dan merek yang akan dibelinya. Untuk itu konsumen melakukan
evaluasi terhadap barang mana yang benar-benar paling cocok untuk dibeli
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Bagaimana konsumen
mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-
masing individu dan situasi membeli spesifik.27
4) Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen membuat
keputusan akhir apakah membeli atau tidak setelah melalui evaluasi dengan
pertimbangan yang matang. dan konsumen akan melakukan pembelian
berdasarkan produk yang paling disukai.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian, konsumen menggunakan produk itu dan
kemudian mengevaluasi pengalaman ini untuk menentukan tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu. Konsumen akan memperlihatkan sikap dan
perilaku positif terhadap produk yang dibelinya apabila konsumen merasa
26Wayan Adi Virawan, Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Pengguna Helm Merek Ink), Skripsi S1, Universitas Negeri Yogyakarta : 2013, hlm. 25-26
27Prof. Dr. Veithzal Rivai Zainal, S.E.,M.M.,M.B.A.,CRGP.,CRMP dkk, Op. Cit., hlm.
246-247
puas. Kemungkinan konsumen akan membeli lagi, dan loyal atau bahkan
tidak segan-segan untuk merekomendasikan kepada orang lain.28
Sebaliknya, jika konsumen kecewa maka cenderung akan bersikap negatif,
menghentikan pembelian berikutnya atau menceritakan hal-hal yang tidak
menyenangkan mengenai produk atau jasa yang dibelinya kepada konsumen
lain. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya.29
Oleh karena itu, Sebelum memutuskan membeli, konsumen selalu melakukan
pertimbangan terhadap produk yang akan dibeli. Dan dipengaruhi dari berbagai
macam faktor, Salah Satunya yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan
Promosi.
4. Citra Merek
Menurut American Marketing Association, mendefinisikan Merek sebagai
“nаmа, istilаh, tаndа, simbol, аtаu desаin аtаu kombinаsi dari keseluruhannya
yang dimaksudkan untuk mengidentifikаsi bаrаng аtаu jаsа dаri penjuаl аtаu
sekelompok penjuаl, agar dapat dibedakan dari kompetitornya”.30 Dan menjadi
salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran, karena kegiatan
memperkenalkan dan menawarkan produk barang dan jasa tidak terlepas dari
28Kardita Magda, Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Lokasi Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Pada El’s Coffee Kartini Bandar Lampung), Skripsi S1, Universitas Lampung :
2017, hlm. 32-33
29Agus Susanto, Op. Cit., hlm. 31
30Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu Jilid 1 Edisi Kelima, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2003), hlm. 32
merek yang dapat diandalkan, serta menempatkan merek pada posisi yang baik
dimata konsumen.31
Menurut Kotler, Citra Merek yaitu seperangkat keyakinan, ide dan kesan
yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu produk, oleh sebab itu sikap dan
tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek yang
dimiliki. Citra merek dapat memberikan kesan tersendiri terhadap para konsumen,
apabila konsumen merasa puas dengan produknya maka konsumen akan kembali
membeli atau mengkonsumsi produk tersebut.32
Faktor Yang Mempengaruhi Citra Merek Sebagai Berikut :33
a. Citra Pembuat/Perusahaan (Corporate Image) merupakan sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat
suatu produk atau jasa. Citra pembuat/perusahaan tersebut seperti
popularitas perusahaan, kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dalam
menyampaikan produknya, banyaknya cabang perusahaan.
b. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang di
persepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan barang atau
jasa. Citra Pemakai tersebut seperti pemakai itu sendiri, serta status sosial
dan gaya hidupnya.
c. Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Citra Produk tersebut
31Gregorius Klemencino Baha, Analisis Pengaruh Brand Image, Harga, Fasilitas, dan
Kualitas Terhadap Perilaku Konsumen dalam Membeli Sebuah Produk, (Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma, 2017), hlm. 31
32Murni Kaila, Pengaruh Citra Merek dan Garansi Terhadap Keputusan Pembelian
Smart Phone Merek Oppo, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Universitas Pasir Pengarayan,
Pasir Pengaraian, Vol 01 , No. 01, Tahun 2019, hlm. 2
33Gregorius Klemencino Baha, Op. Cit., hlm. 33
seperti kualitas suatu produk, manfaat produk bagi konsumen, dan jaminan
kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan.
Citra Merek Terdiri Dari Tiga Komponen Yaitu :34
a. Atribut Produk (Product Attributes) merupakan hal-hal yang berkaitan
dengan merek tersebut sendiri seperti harga, desain, fitur, kemasan, dll.
b. Keuntungan Konsumen (Consumer Benefits) merupakan kegunaan dari
merek tersebut.
c. Kepribadian Merek (Brand Personality) merupakan asosiasi/persepsi yang
membayangkan mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut
seorang manusia.
Faktor-Faktor Terbentuknya Citra Merek :35
a. Keunggulan Produk merupakan salah satu faktor pembentuk citra merek
atau brand image, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena
keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dari ciri khas itulah yang
menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi
konsumen. Keunggulan Produk adalah asosiasi merek dimana konsumen
percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek akan dapat
memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sehingga
mereka membentuk sikap positif terhadap merek.
b. Kekuatan Merek merupakan asosiasi merek tergantung pada bagaimana
informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan
34Firda Ridhania, Pengaruh Citra Merek Terhadap Gaya Keputusan Konsumen pada
Produk Starbucks, Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol. 1, No.1, Oktober 2012, hlm.
94
35Gregorius Klemencino Baha, Op. Cit., hlm. 34-35
sebagai bagian dari citra merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan
fungsi dari jumlah pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding.
Ketika seorang konsumen secara aktif menguraikan arti informasi suatu
produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada
ingatan konsumen. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan konsumen
tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut dipertimbangkan.
c. Keunikan Merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus
terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan
keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk
memilih suatu merek tertentu. Dengan memposisikan merek lebih
mengarah kepada pengalaman atau keuntungan diri dari image produk
tersebut. Dari perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil,
dan saluran yang diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang
dapat memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen.
5. Kualitas Produk
a. Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler, Produk merupakan segala sesuatu yang di tawarkan ke
pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.36 Menurut Tjiptono,
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan produsen untuk dapat
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat
untuk dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.37
36Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT.Prenhallindo, 2000), hlm. 448
37Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi 3, (Yogyakarta : Andi Offset, 2008), hlm. 95
Menurut American Society for Quality Control : Kualitas Produk (Product
Quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. ini
jelas merupakan definisi yang berpusat pada kebutuhan pelanggan, produk dapat
dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi atau melebihi ekspektasi
pelanggan.38
Mayoritas produk terdapat dalam satu di antara empat kategori kualitas,
yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat
baik. Beberapa dari atribut yang disebutkan diatas dapat diukur secara objektif.
Namun demikian dari sudut pandang pemasaran kualitas harus diukur dari segi
persepsi pembeli mengenai kualitas produk tersebut.39
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen, hal ini
penting karena yang akan dijual adalah produk dan konsumen akan mengenal
perusahaan melalui produk yang ditawarkan. Dengan kualitas yang baik,
konsumen akan merasakan tingkat kepuasan yang tinggi. Konsumen atau pembeli
yang kurang berpengalaman seringkali mengukur kualitas produk dari segi harga
daripada harus mempelajari karakteristik suatu produk terlebih dahulu. Kualitas
produk adalah karakteristik produk yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.40
38Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2, (Jakarta:
PT. indeks, 2007), hlm. 143
39Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 2, (Jakarta : PT.Indeks, 2008),
hlm. 330
40Dr. Kasmir SE,MM, Kewirausahaan-Edisi Revisi, PT Raja Grafindo persada, (Jakarta :
2014), hlm. 188
Kepuasan akan didapatkan apabila konsumen mempunyai nilai positif bahwa
produk tersebut berkualitas.41
Sebaliknya, Produk dengan kualitas yang buruk sangat mengecewakan
bagi pembeli atau konsumen dan hanya meruntuhkan kredibilitas dan kepercayaan
konsumen terhadap perusahaan tersebut. Maka perusahaan harus menjaga mutu
atau kualitas dari produk yang di tawarkan terjamin. Semakin menarik dan
bermutu produk yang diciptakan perusahaan, maka akan mempermudah para
konsumen untuk mengingat dan mengenali produknya. Oleh sebab itu, perusahaan
perlu menciptakan sesuatu yang berbeda agar konsumen dapat memilih produknya
dan menyingkirkan produk lainnya.42
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk, Sebagai Berikut :43
1. Proses pembuatan produk dan perlengkapan serta pengaturan yang di
gunakan dalam proses produksi.
2. Aspek Penjualan
Apabila barang yang dihasilkan terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi
membuat harga jual semakin mahal sehingga jumlah yang terjual semakin
rendah karena kemampuan beli terbatas. Sedangkan Apabila kualitas dari
barang yang terlalu rendah akan dapat menyebabkan berkurangnya
penjualan.
41Deswika Haryani Dinanti, Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pempek Selamat Kota Jambi, Skripsi S1, Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi : 2018, hlm. 16
42Khaidir, Pengaruh Labelisasi Halal, Kualitas Produk, dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Restoran CFC (California Fried Chicken) Abadi
Jambi, UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, 2017), hlm. 16
43Mochamad Yunus, Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas Produk Terhadap
Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada UKM Bandeng Tandu Kendal), Skripsi Jurusan Ekonomi
Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015,
hlm. 25
3. Perubahan Permintaan
Konsumen atau pemakai sering menginginkan adanya perubahan-perubahan
barang yang dipakainya baik berupa kuantitas maupun kualitas.
4. Peranan Inspeksi
Selain dapat mengawasi atau menjadi kualitas standar yang telah di tetapkan
juga berusaha untuk memperkecil biaya produksi.
Menurut Kotler dan Keller, di Dalam Kualitas Produk Terdapat Sembilan
Dimensi Produk, Antara Lain :44
a) Bentuk (from) adalah produk yang diferensiasikan berdasarkan bentuk
ukuran, dan bentuk atau struktur fisik produk.
b) Fitur (features) adalah karakteristik pelengkap dari sebagain besar produk
yang dapat ditawarkan dengan memvariasikan fitur yang melengkapi fungsi
dasar mereka.
c) Kualitas Kinerja (perfomance quality) adalah sebagian besar produk
ditetapkan pada satu dari empat tingkat kinerja : rendah, rata-rata tinggi,
atau unggul. Kinerja (perfomance) merupakan karakteristik dasar produk
serta tingkat dimana produk mampu menjalankan fungsinya.
d) Kesan Kualitas (perceived quality) adalah pembeli mengharapkan produk
mempunyai kualitas kesesuaian yang tinggi.
e) Ketahanan (durability) adalah ukuran umum operasi harapan produk dalam
kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk-
44Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 13, (Jakarta : Erlangga, 2008),
hlm. 8
produk tertentu. hal ini mencakup berapa lama produk tersebut dapat terus
di gunakan.
f) Keandalan (reability) adalah pembeli biasanya akan membayar lebih untuk
produk yang lebih dapat diandalkan.
g) Kemudahan Perbaikan (repairability) adalah ukuran kemudahan perbaikan
produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal.
h) Gaya (style) adalah menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada
pembeli.
i) Desain (design) adalah ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan
suatu cara potensial untuk mendeferensiasikan serta memposisikan produk
perusahaan.
j) Kesesuaian (conformance) merupakan derajat atau tingkat dimana sebuah
barang memenuhi penetapan suatu standar. Kesesuaian dengan spesifikasi
(conformance to specification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi produk memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.45
b. Bentuk Produk
Bentuk suatu produk dapat ditawarkan dalam berbagai model. perusahaan
dapat menciptakan bentuk dengan mengembangkan berbagai variasi model.
Penampilan bentuk produk merupakan alat untuk membedakan, produk sebuah
perusahaan dari produk perusahaan lain yang menjadi pesaingnya. Untuk
mengetahui bentuk dan menentukan pilihan yang akan diterapkan untuk inovasi
45Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi Offset, 2017), hlm. 76-77
produk, perusahaan secara berkala harus melakukan survei pembeli yang
memanfaatkan produknya dan menanyakan alasan menyukai produk tersebut, ciri
produk yang disukai dan bagian yang perlu dikembangkan. Jawaban konsumen
akan memperkayakan ide untuk inovasi produk.46
6. Harga
a. Pengertian Harga
Menurut Kotler dan Amstrong, Harga merupakan jumlah uang yang harus
di bayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk.47 Harga merupakan satu-
satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Sedangkan
elemen-elemen lain menimbulkan atau merupakan biaya. Harga harus diukur
dengan nilai yang di rasakan dari tawaran itu, atau kalau tidak, maka pembeli akan
membeli produk yang menyainginya.48
Menurut Saladin, Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk
memperoleh barang atau jasa atau dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu
produk di benak konsumen.49
Harga mempunyai dampak psikologis bagi pembeli. penetapan harga yang
terlalu tinggi akan menciptakan kesan negatif di benak konsumen mengenai suatu
bisnis. Demikian sebaliknya, penetapan harga yang terjangkau akan menciptakan
46Mas’ud Mchfoedz, Kewirausahaan Metode, Manajemen, dan Implementasi, Edisi Ke-2,
(Yogyakarta BPFE, 2015), hlm. 136
47Philip Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Perlahindo, 2008),
hlm. 63.
48Dr.Rozalinda,M.Ag. Ekonomi Islam, cet.ke-1, (Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada,2014), hlm. 155
49Bagus Pebrianto Radete, Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Smartphone Oppo (Studi Pada Mahasiswa UMS), Artikel Publikasi
Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhamadiyah Surakarta : 2015, hlm. 6
kesan positif di benak konsumen. Namun berbeda halnya dengan produk yang
berkualitas. Harga yang tinggi mencerminkan kualitas produk yang tinggi pula.
Harga juga merupakan suatu cara bagi produsen untuk membedakan
penawaran barangnya dari pesaing. Perbedaan harga diantara pesaing dapat
menarik konsumen dan tidak beralih ke pesaing lainnya.
Konsumen sangat mempertimbangkan harga sebelum melakukan
keputusan pembelian. Menurut Stanton, terdapat tiga ukuran harga, yaitu :50
1. Harga yang sesuai dengan kualitas suatu produk
2. Harga yang sesuai dengan manfaat suatu produk
3. Perbandingan harga dengan produk lain
b. Tujuan Penetapan Harga
Sebelum harga di tetapkan, manajer mempunyai wewenang dalam
menetapkan tujuan penetapan harga tersebut. Menurut Kotler, pada dasarnya ada
lima jenis tujuan penetapan harga sebagai berikut :51
1) Survival (Bertahan Hidup)
Tujuan ini dipilih perusahaan jika perusahaan mengalami kelebihan
kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah.
Karena itu perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah dengan harapan
pasar akan peka terhadap harga.
50Dahlina Lubis, Analisis Pengaruh Lokasi, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Pada Waroeng Steak dan Shake Jl. Dr. Mansyur No. 85 Medan),
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara : 2013, hlm. 39-40
51Suri Amilia dan M.Oloan Asmara Nst, Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Lengsa, Fakultas
Ekonomi, Universitas Samudra, Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol.6, No.1, Mei 2017, hlm.
662-663
2) Maximum Current Profit (Laba Sekarang Maksimum)
Perusahaan memilih tujuan ini untuk memperkirakan permintaan dan biaya
yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga yang akan
menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang
maksimum.
3) Maximum Market Share (Pangsa Pasar Maksimum)
Perusahaan yang memilih tujuan ini yakin bahwa volume penjualan yang
lebih tinggi akan menghasilkan biaya per-unit yang lebih rendah dan laba jangka
panjang yang lebih tinggi. perusahaan menetapkan harga terendah dengan asumsi
bahwa pasar sangat peka terhadap perubahan harga, sehingga harga rendah
tersebut dapat merangsang pertumbuhan pasar, itu disebut harga penetrasi-pasar
(market penetration pricing).
4) Maximum Market Skimming (Menyaring Pasar Secara Maksimum)
Dalam tujuan ini perusahaan menetapkan harga tertinggi bagi setiap
produk baru yang dikeluarkan, dimana kemudian secara berangsur-angsur
perusahaan menurunkan harga untuk menarik segmen lain yang peka terhadap
harga. Tujuan ini dapat diterapkan dengan adanya kondisi-kondisi atau asumsi-
asumsi sebagai berikut :
a. Sejumlah pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang yang
tinggi
b. Biaya perunit untuk memproduksi volume kecil tidak terlalu tinggi
c. Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing kepasar
d. Harga yang tinggi menyatakan citra produk yang unggul
5) Product-Quality Leadership (Kepemimpinan Mutu-Produk)
Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika perusahaan ingin menjadi
pemimpin pasar dalam hal kualitas produk, dan harga yang ditetapkan menjadi
relatif tinggi untuk menutupi biaya-biaya penelitian dan pengembangan serta
biaya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.
c. Indikator Harga
Menurut kotler, Indikator-indikator harga yaitu sebagai berikut :52
1. Keterjangkauan harga
Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen sebelum mereka
melakukan pembelian. Konsumen akan mencari produk-produk yang
harganya dapat mereka jangkau.
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Untuk produk tertentu, biasanya konsumen tidak keberatan apabila
harus membeli dengan harga relatif mahal asalkan kualitas produknya
baik. Namun konsumen lebih menginginkan produk dengan harga
murah dan kualitasnya baik.
3. Daya saing harga
Perusahaan menetapkan harga jual suatu produk dengan
mempertimbangkan harga produk yang dijual oleh pesaingnya agar
produknya dapat bersaing dipasar.
52Ibid. hlm. 663
4. Kesesuaian harga dengan manfaat yang dirasakan
Konsumen terkadang mengabaikan harga suatu produk namun lebih
mementingkan manfaat dari produk tersebut.
7. Promosi
a. Pengertian Promosi
Promosi adalah komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak,
membujuk, meyakinkan. Ciri-ciri komunikasi persuasif adalah ada komunikator
yang secara terencana mengatur berita dan cara penyampaiannya untuk
mendapatkan akibat tertentu dalam sikap dan tingkah laku si penerima (target
pendengar).53
Menurut Gitosudarmo, Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
produk tersebut, Serta alat yang digunakan perusahaan untuk memberikan
informasi tentang kelebihan produknya kepada konsumen.54
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memasarkan suatu
produk perusahaan pasti perlu melakukan promosi dalam memperkenalkan
produknya kepada konsumen. memberikan informasi tentang kelebihan-kelebihan
produk tersebut. Promosi yang digunakan biasanya seperti media televisi, radio,
poster, iklan, dan lain-lain yang bertujuan untuk menarik minat konsumen.
53Drs. M. Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 95
54Denty Viana Putri, Op. Cit., hlm. 17-18
b. Tujuan Promosi
Menurut Swasta dan Irawan, Praktek promosi dapat dilakukan dengan
mendasarkan pada tujuan-tujuan sebagai berikut :55
1. Menginformasikan
Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju
tentang penawaran perusahaan baik berupa barang atau jasa.
2. Membujuk pelanggan sasaran
Memberikan pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.
Promosi ini diarahkan untuk mendorong pelanggan melakukan pembelian.
3. Mengingatkan
Promosi dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati
masyarakat, sehingga perusahaan berusaha untuk mempertahankan
pembeli yang ada.
4. Modifikasi tingkah laku konsumen
Seseorang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan,
antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, mengemukakan ide dan
pendapat. Promosi bisa merubah tingkah laku dan pendapat konsumen
tentang produk tersebut dan mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian produk.
c. Jenis-Jenis Promosi
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, ada 4 jenis promosi,
sebagai berikut :56
55Agus Susanto, Pengaruh Promosi, Harga, dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan
Pembelian pada Batik Tulis Karangmlati Demak, Skripsi S1, Universitas Negeri Semarang : 2013,
hlm. 10
1. Periklanan (Advertising)
Bentuk presentasi yang bukan personal dan promosi atas gagasan,
barang atau jasa oleh seseorang atau sponsor yang teridentifikasi dalam
media digital atau media cetak. Menurut Kotler dan Armstrong, tujuan
periklanan adalah komunikasi tertentu yang dicapai dengan calon
konsumen pada sasaran tertentu dan selama periode waktu tertentu. Tujuan
dari periklanan itu bisa digolongkan berdasarkan tujuan utama yaitu
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan.57
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Yaitu kegiatan perusahaan untuk menjalankan produk yang
dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk
melihatnya. dan bertujuan untuk menarik perhatian pelanggan dalam
mengambil keputusan pembelian, seperti pemberian contoh produk, kupon
berhadiah, cashback, diskon langsung dari harga resmi dan lain-lain.58
3. Penjualan Personal (Personal Selling)
Yaitu sebuah interaksi langsung, komunikasi tatap muka antara
penjual dengan satu atau beberapa pembeli yang bertujuan untuk
melakukan penjualan. Menurut Kotler dan Armstrong, penjualan personal
adalah salah satu profesi yang paling tua di dunia. Banyak perusahaan
menggunakan penjualan personal karena dapat berfungsi sebagai
penghubung antara perusahaan dan pelanggannya. Dalam banyak kasus,
56Prof. Dr. H. Buchari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, (Bandung :
Penerbit Alfabeta, 2011), hlm. 181
57Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1 (Jakarta:
Erlangga, 2001), hlm. 205
58Denty Viana Putri, Op. Cit., hlm. 19
penjualan personal mewakili dua komponen penting yaitu penjual dan
pembeli.59
4. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Yaitu upaya komunikasi menyeluruh untuk mempengaruhi opini,
keyakinan dan sikap konsumen terhadap perusahaan serta produknya.60
d. Indikator Promosi
Menurut Kotler dan Keller, indikator promosi yaitu sebagai berikut :61
1. Jangkauan promosi, yaitu jumlah promosi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam waktu tertentu melalui media promosi yang tersedia
dalam rangka memperkenalkan produknya kepada konsumen
2. Kualitas promosi, yaitu tolak ukur yang menjadi acuan penilaian dari
promosi yang telah dilakukan
3. Kuantitas promosi, yaitu penilaian yang diberikan konsumen dari
promosi yang telah dilakukan
4. Waktu promosi, yaitu jangka waktu promosi yang dilakukan oleh
perusahaan
5. Ketepatan sasaran promosi, yaitu kesesuaian target yang diperlukan
ketika melakukan promosi untuk mencapai sasaran yang menjadi tujuan
perusahaan
59Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op. Cit., hlm. 182
60Denty Viana Putri, Op. Cit., hlm. 19
61Lenggang Kurnia Intan Devi, Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian pada Marketplace Shopee (Studi Kasus Pada Mahasiswa di
Surabaya), Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya : 2019, hlm. 31-32
8. Etika Konsumsi di Dalam Islam
Dalam kegiatannya islam telah memberikan petunjuk bahwa dalam
berkonsumsi lebih mengedepankan kebutuhan bukan keinginan semata. Islam
membagi kebutuhan manusia dalam tiga bagian yaitu : Al-Dharuriyah (Primer),
Al-Hjjiyah (Sekunder), Al-Tahsiniyah (Tersier). Dan jika kita selalu
mengedepankan hawa nafsu (keinginan), maka akan timbul sifat boros atau
berlebih-lebihan dalam menikmati keindahan dan kenikmatan dunia. dan Allah
tidak menyukai terhadap sifat tersebut, Sebagaimana seperti yang telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 31, yaitu :62
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan”. (Q.S. Al-A’raa f : 31)63
Dari ayat 31 diatas sudah jelas bahwa dalam berkonsumsi ataupun
berbelanja tidak boleh berlebih-lebihan atau mengikuti hawa nafsu. Selera atau
hawa nafsu dapat menjadikan sesuatu yang hanya merupakan keinginan (want) dapat
menjadi seperti kebutuhan (need). Pada konteks inilah, perilaku konsumsi pada
dasarnya harus sesuai dengan kadar atau standar kebutuhan dan bukan standar
keinginan seperti mengikuti trend.
62Aulia Rahman dan Muh Fitrah, Perilaku Konsumsi Masyarakat Dalam Perspektif Islam
di Kelurahan Barombong Kota Makassar, Jurnal Ekonomi Syariah, Uin Alauddin Makassar,
Volume 5, Nomor 1, Januari 2018: 18-43, hlm. 19-20
63Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahannya, Semarang: Diponegoro (2015), hlm. 155
G. Penelitian Terdahulu
Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1 Deni
Rian
Pratama
Pengaruh
Persepsi
Produk,
Harga,
Promosi, dan
Distribusi
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Produk
Gawai Oppo
Kuantitatif
1. Variabel Persepsi Produk memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk
Gawai Oppo. Hal ini
mengandung arti bahwa
semakin baik kualitas produk
Gawai Oppo maka akan
semakin meningkatkan
keputusan konsumen untuk
membeli produk Gawai Oppo.
2. Variabel Persepsi terhadap Harga memiliki pengaruh yang
positif namun tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian
produk Gawai Oppo. Hal ini
mengandung arti bahwa harga
produk Gawai Oppo yang di
tawarkan akan mempengaruhi
keputusan pembelian
meskipun pengaruhnya tidak
signifikan.
3. Variabel Persepsi terhadap Promosi memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian
produk Gawai Oppo. Hal ini
mengandung arti bahwa
semakin ditingkatkan promosi
produk Gawai Oppo maka
akan semakin meningkatkan
keputusan pembelian
konsumen.
4. Variabel Persepsi terhadap Distribusi memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian
produk Gawai Oppo. Hal ini
mengandung arti bahwa
semakin distribusi produk
Gawai Oppo ditingkatkan
akan semakin meningkatkan
keputusan pembelian
konsumen.
2 Grace
Marleen
Wariki,
dkk
Pengaruh
Bauran
Promosi,
Persepsi
Harga dan
Lokasi
Terhadap
Keputusan
Pembelian
dan
Kepuasan
Konsumen
Pada
Perumahan
Taman Sari
Metropolitan
Manado
Kuantitatif 1. Variabel Bauran Promosi (x1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian dan kepuasan
konsumen Pada Perumahan
Taman Sari Metropolitan
Manado (y).
2. Variabel Persepsi Harga (x2) tidak berpengaruh positif
namun signifikan terhadap
keputusan pembelian dan
kepuasan konsumen Pada
Perumahan Taman Sari
Metropolitan Manado (y).
3. Variabel Lokasi (x3) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian dan kepuasan
konsumen Pada Perumahan
Taman Sari Metropolitan
Manado (y).
4. Hasil pengujian hipotesis dari Uji F menunjukkan bahwa
secara serempak variabel
bebas yang terdiri dari bauran
promosi, persepsi harga, dan
lokasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian dan kepuasan
konsumen Pada Perumahan
Taman Sari Metropolitan
Manado (y).
3 Murni
Kaila
Pengaruh
Citra Merek
dan Garansi
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Smart Phone
Merek Oppo
Kuantitatif 1. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan t hitung sebesar
1,979 dengan nilai signifikan
0,051 lebih besar dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa
citra merek tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian smartphone merek
Oppo.
2. Hasil ini menjelaskan bahwa citra merek tidak dapat
menjadi salah satu referensi
bagi calon konsumen dan
menjadi pertimbangan
terhadap produk yang
diinginkan.
3. Sebagian konsumen lebih mempertimbangkan hal lain,
contohnya seperti harga
produk, kualitas, rekomendasi
dari teman atau sesuai.
4 Lengga
ng
Kurnia
Intan
Devi
Pengaruh
Kualitas
Produk,
Harga, dan
Promosi
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Pada
Marketplace
Shopee
Kuantitatif 1. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial, maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas
produk tidak berpengaruh
secara parsial terhadap
keputusan pembelian pada
marketplace Shopee.
2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial, maka dapat
disimpulkan bahwa harga
berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian
pada marketplace Shopee.
3. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial, maka dapat
disimpulkan bahwa promosi
berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian
pada marketplace Shopee.
4. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji simultan, maka
dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk, harga dan
promosi berpengaruh secara
simultan terhadap keputusan
pembelian pada marketplace
Shopee, hal tersebut
dibuktikan berdasarkan
tahapan keputusan pembelian
yang dilakukan oleh
konsumen, produk yang
ditawarkan oleh marketplace
Shopee dinilai telah sesuai
dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
5 Gangsar
Upoyo
Faktor-faktor
yang
mempengaru
hi konsumen
membeli
smartphone
oppo
Kuantitatif 1. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini terdapat 10
faktor yang mempengaruhi
konsumen membeli
smartphone Oppo yaitu
memiliki bentuk, warna, dan
ukuran yang berkelas,
memiliki perangkat keras
untuk penyimpanan data
sementara (RAM) yang sesuai
kebutuhan, kapasitas baterai
yang sesuai kebutuhan, harga
yang terjangkau, pusat
pelayanan (service center)
yang mudah ditemukan,
adanya duta besar merek
(brand ambassador) yang
disukai, rekomendasi teman,
pengalaman pembelian oppo
sebelumnya dan penggemar
foto selfie.
Dari beberapa contoh hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan
beberapa persamaan dan perbedaannya. persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil
penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam
membahas pokok permasalahan, yaitu keputusan pembelian smartphone.
Sedangkan, perbedaan antara skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya
adalah pada tempat penelitian dan alasan faktor yang mempengaruhi konsumen
melakukan keputusan pembelian smartphone. Pada skripsi ini kajian lebih
difokuskan untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai pengaruh citra merek,
kualitas produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian smartphone
merek Oppo pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2017-
2018-2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
H. Kerangka Pemikiran
Uraian dalam kerangka pemikiran menjelaskan hubungan dan keterkaitan
antar variabel penelitian, hubungan variabel yang dimaksud ialah hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat.64
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan peneliti bahwa pengaruh citra
merek, kualitas produk, harga dan promosi (sebagai variabel bebas) terhadap
keputusan pembelian smartphone merek oppo (sebagai variabel terikat) pada
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2017-2018-2019 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Maka secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian ini di
jelaskan pada gambar di bawah ini :
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran Teoritik
Sumber : Dikembangkan dari peneliti
64Dr. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 8.
Citra Merek
(X1)
Kualitas Produk
(X2)
Harga
(X3)
Keputusan
Pembelian
(Y)
Promosi
(X4)
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan kerangka pemikiran terhadap
masalah. maka diajukan hipotesis sementara dalam penelitian ini sebagai berikut :
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek (x1), kualitas produk
(x2), harga (x3) dan promosi (x4) terhadap keputusan pembelian
smartphone merek oppo.
H0 : Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek (x1), kualitas
produk (x2), harga (x3) dan promosi (x4) terhadap keputusan pembelian
smartphone merek oppo.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Peneliti menggunakan paradigma deskriptif kuantitatif yaitu penelitian
dengan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah
dengan metode statiska, dan memberi gambaran yang lebih jelas tentang hasil
penelitian dengan memusatkan pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan
pengaruh antara berbagai variabel.65
B. Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer dan
sumber data sekunder.
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau ada
hubungannya dengan objek yang di teliti.66 pengumpulannya dilakukan
dengan cara melalui kuesioner. Data primer didapatkan langsung melalui
pihak pertama. Pihak pertama dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Prodi
Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2017-2018-2019 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
menggunakan smartphone merek Oppo melalui teknik pengisian Angket
(kuesioner).
65DR. Riduwan, M.B.A, Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 65
66Pabundu Tika, Metedeologi Riset Bisnis, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), hlm. 57
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak-pihak pengumpul data primer.67 Dalam penelitian
ini, peneliti memperoleh data sekunder dari hasil dokumentasi, literature
seperti buku, skripsi, jurnal, artikel dan lainnya yang membahas mengenai
penelitian ini.
C. Populasi
Populasi adalah wilayah dari generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.68 Jadi populasi
dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FEBI Prodi Ekonomi Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi jumlahnya 1.674 mahasiswa.69
D. Sampel
Teknik pengambilan sampel untuk responden yang akan dijadikan sampel
menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang mendasarkan pa