145
PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK OPPO (Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S1) Ekonomi Syariah OLEH : ANA ABDILLAH NIM: EES.160304 PEMBIMBING: Dr.Halimah Dja’far,M.Fil.l Efni Anita,M.E.Sy PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN AJARAN 2019/2020

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, HARGA ...repository.uinjambi.ac.id/3633/1/EES160304 Judul...Ekonomi Syariah angkatan 2016, dan KKN posko 10 terima kasih untuk berbagai keceriaan,

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, HARGA,

    DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

    SMARTPHONE MEREK OPPO

    (Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam UIN STS Jambi)

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Starta Satu (S1) Ekonomi Syariah

    OLEH :

    ANA ABDILLAH

    NIM: EES.160304

    PEMBIMBING:

    Dr.Halimah Dja’far,M.Fil.l

    Efni Anita,M.E.Sy

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    TAHUN AJARAN 2019/2020

  • 3

  • MOTTO

    ُمْْسِ ْ ُيِحبُّ ال

    َ َل

    ُهَّوا ۚ ِإن

    ُف ْْسِ

    ُ تَُبوا َوَل َ

    ْوا َواْش

    ُلُلِّ َمْسِجٍد َوك

    ُ كَدْْم ِعن

    ُكَتَوا ِزين

    ُذَُم خ

    َي آد ِ

    ِفي َ ۞ َيا َبن

    Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

    masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

    Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-

    lebihan”. (Q.S. Al-A’raa f : 31)

  • PERSEMBAHAN

    Bismillahirrahmanirrahim

    Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih

    sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta

    memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau

    berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

    salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

    Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang tuaku yang sangat ku

    cintai dan kusayangi Bapak Raflis dan Ibu Lismarni dengan segala dukungan

    dikala ak merasa dititik lemah mereka yang begitu semangat akan pendidikan ku

    selama ini dan selalu mengusahakan yang terbaik untukku serta seluruh kasih

    sayang yang tiada mungkin dapat terbalaskan. Teruntuk saudara sedarahku satu-

    satunya, Riyadhi dia orang yang begitu mensuport saat ingin masuk kuliah, terima

    kasih atas segala dorongan, motivasi, kesabaran, dan do’anya sehingga Penulis

    dapat mencapai keberhasilan ini. dan Terimakasih juga untuk keluarga besarku

    dan sepupuku messy anastasia putri yang selalu memberi semangat dan

    penyemangatku dalam meyelesaikan skripsi ini.

    Untuk Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bantuan dan

    bimbingan yang tiada batasnya diberikan oleh Ibuk Dr.Halimah Dja’far,M.Fil.l

    selaku pembimbing I dan Ibuk Efni Anita,SE.,M.E.Sy selaku pembimbing II,

    terimakasih atas bimbingannya selama ini.

    Dan tak lupa ku ucapkan terima kasih teruntuk sahabat-sahabat ku yang

    tercinta Novi Arfiani, Destina Mae Tika, Dila Nurdiah, Missri Violiyanti

    Simatupang yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah ku selama kita

    bersama dan semangat serta doa yang tak pernah lupa untuk ku, Anggota Kelas A

    Ekonomi Syariah angkatan 2016, dan KKN posko 10 terima kasih untuk berbagai

    keceriaan, suka dan duka selama kuliah dan Tiada hari yang indah tanpa kalian

    semua, sekali lagi ku ucapkan terima kasih.

  • ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel secara parsial

    dan simultan antara variabel citra merek, kualitas produk, harga, dan promosi

    terhadap keputusan pembelian smartphone merek Oppo. Metodologi penelitian

    yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode

    pengumpulan data melalui angket dan dokumentasi. populasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh mahasiswa prodi ekonomi syariah FEBI UIN STS Jambi yaitu

    1.674 mahasiswa dan sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling

    dengan rumus slovin didapat 100 responden bagi mahasiswa pengguna

    smartphone merek Oppo angkatan tahun 2017-2018-2019. Data yang diperoleh

    menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS 22.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara parsial terdapat pengaruh

    pada citra merek, kualitas produk, harga, dan promosi, terhadap keputusan

    pembelian smartphone merek Oppo pada mahasiswa/i prodi ekonomi syariah

    FEBI UIN STS Jambi, terlihat pada hasil uji T. Dan secara simultan juga terdapat

    pengaruh dilihat dari nilai F hitung sebesar 51,494. Dan variabel yang paling

    dominan mempengaruhi keputusan pembelian smartphone merek Oppo adalah

    Promosi.

    Kata Kunci : Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Keputusan

    Pembelian

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat

    dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang Berjudul

    “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap

    Keputusan Pembelian Smartphone Merek Oppo (Studi Kasus Pada Mahasiswa

    Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi)“.

    Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan

    kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Oleh karena itu, hal

    yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang

    turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

    1. Ibu Dr.Halimah Dja’far,M.Fil.l selaku dosen pembimbing I.

    2. Ibu Efni Anita,S.E.,M.E.Sy selaku dosen pembimbing II.

    3. Bapak Prof. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS

    Jambi.

    4. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    5. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    6. Bapak, Dr. Novi Mubyarto, M.E selaku wakil Dekan II Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    7. Bapak Dr. Sucipto, MA , selaku wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN STS Jambi.

  • 8. Bapak Ambok Pangiuk,S. Ag., M.Si dan Bapak M.Yunus,M.,Si ,selaku

    Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    10. Bapak dan Ibu Karyawan/Karyawati di lingkungan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

    maupun tidak langsung.

    Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

    Kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

    memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada ALLAH

    SWT kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon maafnya.

    Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh ALLAH SWT.

    Jambi, Juni 2020

    Ana Abdillah

    NIM: EES.160304

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL. ...................................................................................

    LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

    MOTTO........................................................................................................ iv

    PERSEMBAHAN ......................................................................................... v

    ABSTRAK ................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

    DAFTAR SINGKAT .................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................... 9

    C. Batasan Masalah.............................................................. 10

    D. Tujuan Penelitian ............................................................ 10

    E. Manfaat Penelitian........................................................... 11

    F. Kerangka Teori ............................................................... 11

    G. Penelitian Terdahulu........................................................ 38

    H. Kerangka Pemikiran ........................................................ 42

    I. Hipotesis Penelitian ......................................................... 43

  • BAB II METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian ...................................................... 44

    B. Sumber Data.................................................................... 44

    C. Populasi .......................................................................... 45

    D. Sampel ............................................................................ 45

    E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 47

    F. Teknik Analisis Data ....................................................... 48

    G. Definisi dan Operasional Variabel ................................... 53

    H. Sistematika Penulisan ...................................................... 55

    BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

    A. Profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ....................... 57

    B. Latar Belakang FEBI ....................................................... 57

    C. Visi,Misi,dan Tujuan FEBI .............................................. 59

    D. Sasaran dan Strategi Pencapaian FEBI............................. 60

    E. Struktur Organisasi FEBI ................................................ 65

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ............................................................... 66

    1. Karakteristik Responden ............................................. 66

    2. Metode Analisis Data .................................................. 69

    B. Pembahasan .................................................................... 85

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................... 88

    B. Saran ............................................................................... 90

  • DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURICULUM VITAE

  • DAFTAR SINGKAT

    UIN : Universitas Islam Negeri

    STS : Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    FEBI : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    PMB : Penerimaan Mahasiswa Baru

    BAN PT : Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 : Penjualan Smartphone Asal China di Indonesia Tahun 2015 2019

    Tabel 1.2 : Jumlah Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi

    Tabel 1.3 : Jumlah Pengguna Smartphone Asal China Pada Mahasiswa Prodi

    Ekonomi Syariah FEBI Tahun Angkatan 2017-2018-2019

    Tabel 1.4 : Penelitian Terdahulu

    Tabel 1.5 : Skala Instrumen

    Tabel 1.6 : Tabel Indikator

    Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

    Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

    Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Smartphone Oppo

    yang digunakan

    Tabel 4.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan

    Tabel 4.6-4.10 : Hasil Pengujian Uji Validitas

    Tabel 4.11-4.15: Hasil Pengujian Uji Reliabilitas

    Tabel 4.16 : Hasil Pengujian Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov)

    Tabel 4.17 : Hasil Pengujian Uji Multikolinearitas

    Tabel 4.18 : Hasil Pengujian Uji Analisis Regresi Linier Berganda

    Tabel 4.19 : Hasil Pengujian Uji T

    Tabel 4.20 : Hasil Pengujian Uji F

    Tabel 4.21 : Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

    Gambar 1.2 : Kerangka Pemikiran Teoritik

    Gambar 1.3 : Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Gambar 4.1 : Hasil Pengujian Uji Heteroskedastisitas

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan dunia teknologi saat ini, mengalami peningkatan sangat

    pesat menjadikan kebutuhan manusia juga ikut meningkat dan semakin kompleks.

    Salah satu teknologi, yang mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir ini

    yaitu smartphone atau sering disebut dengan telepon pintar yang kini menjadi

    trend dikalangan masyarakat saat ini khususnya remaja. Smartphone merupakan

    alat komunikasi yang dilengkapi dengan fitur dan spesifikasi yang bagus serta

    berteknologi canggih dapat membuat segala aktivitas masyarakat menjadi lebih

    mudah dan praktis.1 dan kemudahan ini berdampak pada meningkatnya

    permintaan konsumen akan produk tersebut. Sehingga menimbulkan adanya

    persaingan dalam dunia bisnis, Seperti banyaknya perusahaan menawarkan

    berbagai jenis produk baru smartphone dengan merek-merek tertentu, serta

    dilengkapi juga dengan inovasi yang berbeda dari produk-produk sebelumnya

    untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, sehingga membuat

    perusahaan bersaing secara secara kompetitif.2

    Oppo adalah salah satu merek smartphone asal china, yang sedang marak-

    maraknya beredar di pasaran sejak awal kemunculannya. karena Oppo muncul

    dengan keunggulan dari kualitas kameranya yang baik dalam mengambil gambar.

    1Maria Novaliana Butar-Butar, Pengaruh Harga, Iklan, Kualitas Produk, Positioning,

    Terhadap Keputusan Pembelian Handphone (Studi Kasus Pada Pembeli Handphone Merk Oppo),

    Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :

    2017, hlm. 1

    2Cleryan Ari Wibowo & Muhammad Edwar, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Oppo jenis Android, Jurnal Ekonomi, Program

    Studi Pendidikan Tata Niaga, Universitas Negeri Surabaya, hlm. 2

  • Hal ini penting, bagi pengguna yang memiliki hobby selfie untuk mendapatkan

    hasil foto terbaik dan dibagikan lewat sosial media. berada di Era Narsisme saat

    ini, dimana segala momen di abadikan melalui kamera dan di posting ke media

    sosial guna untuk memenuhi kepentingan sosial maupun kepuasan tersendiri.3

    Oleh karena itu, Sebelum memutuskan membeli smartphone, konsumen

    akan dihadapkan pada Proses Pengambilan Keputusan seperti mengenali

    masalahnya, mencari informasi, mengevaluasi produk atau jasa, memutuskan

    membeli dan menyatakan kesan setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk

    tersebut.4 Serta faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan

    membeli salah satunya yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi.

    Menurut Kotler, citra merek yaitu seperangkat keyakinan, ide dan kesan

    yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu produk.5 memiliki produk dengan

    merek terkenal akan memberikan rasa kepercayaan diri seseorang meningkat

    karena dapat menunjukkan bahwa produk dengan merek tersebut di kenal baik

    oleh berbagai kalangan, namun tidak terlepas dari kualitas produk yang

    diperhatikan karena akan memberikan kesan yang baik atau buruk bagi konsumen,

    Semakin baik kesan yang di dapatkan dari konsumen semakin baik juga citra dari

    merek tersebut, sebagai contoh “apabila konsumen merasa puas dengan

    produknya maka konsumen akan kembali membeli atau mengkonsumsi produk

    3Www.google.com/amp/s/review.bukalapak./com/amp/gadjet/sejarah-perkembangan

    oppo-di-indonesia-hingga-sepopuler-saat-ini. Di Akses pada 19 Oktober 2019

    4Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2008), hlm. 184

    5Murni Kaila, Pengaruh Citra Merek dan Garansi Terhadap Keputusan Pembelian Smart

    Phone Merek Oppo, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Universitas Pasir Pengarayan, Pasir

    Pengaraian, Vol 01 , No. 01, Tahun 2019, hlm. 2

    http://www.google.com/amp/s/review.bukalapak./com/amp/gadjet/sejarah-perkembangan%20oppo-di-indonesia-hingga-sepopuler-saat-inihttp://www.google.com/amp/s/review.bukalapak./com/amp/gadjet/sejarah-perkembangan%20oppo-di-indonesia-hingga-sepopuler-saat-ini

  • tersebut, begitupun sebaliknya”.6 dan hal ini membangun kepercayaan konsumen

    dalam menentukan pilihan pada suatu produk.

    Kondisi sekarang ini produk yang berkualitas mempunyai nilai lebih

    dibandingkan dengan produk pesaing,7 dimana samsung adalah merek

    smartphone yang lebih dulu berkembang di pasaran karena kualitas dan ketahanan

    yang dimiliki telah melekat dihati konsumen. kemudian muncul merek lain seperti

    vivo, xiaomi, dan Oppo merupakan merek yang dapat menyaingi samsung karena

    memiliki nilai lebih dari segi kameranya yang bagus dengan berbagai macam

    pilihan bentuk, hal ini dibutuhkan mengingat daya kebutuhan sosmed (sosial

    media) yang besar pada masyarakat sekarang ini khususnya kalangan anak muda.8

    Hal tersebut dapat diketahui dari penilaian pasca pembelian oleh konsumen

    sehingga kualitas dengan kebutuhan yang utama menjadi perhatian konsumen

    sebelum melakukan pembelian.

    Tabel 1.1

    Penjualan Smartphone Asal China di Indonesia

    Tahun 2015-2019

    No. Merek

    Smartphone 2019 2018 2017 2016 2015

    1. Samsung 26,9% 27% 29,1% 23,0% 21,5%

    2. Oppo 21,5% 18,1% 18% 16,8% 8,2%

    3. Vivo 17,0% 9% 15,4% 14,8% 8,2%

    4. Xiaomi 16,8% 25% 12,4% 8,9% 15,1%

    6Ibid., hlm. 2 7Ahmad Baihakki Zaini, Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap

    Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah :

    2013), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1, Di Akses Pada Tanggal

    10/05/2020

    8Ucong Boston Simanjuntak, Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Promosi, Kualitas Produk

    Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo, http://repositori.usu.ac.id/handle/

    12345678/9827/, Di Akses Pada Tanggal 10/05/2020

    http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1http://repositori.usu.ac.id/handle/%2012345678/9827/http://repositori.usu.ac.id/handle/%2012345678/9827/

  • 5. Others 17,8% 21% 25% 36,5% 47%

    Total 100% 100% 100% 100% 100%

    Sumber : IDC, Quarterly, Quarterly mobile phone tracker,2019

    Berdasarkan survei yang dilakukan oleh International Data Corporation

    (IDC), Dari tabel 1.1 diatas membuktikan bahwa smartphone merek Samsung

    lebih dulu dikenal dipasaran terlihat dari setiap tahunnya memiliki penjualan

    terbanyak dibandingkan merek lain namun mengalami penurunan 1% pada tahun

    2019, karena diikuti dengan kemunculan smartphone merek Oppo yang dapat

    besaing menyaingi samsung dengan jumlah penjualan terus meningkat dan di

    tahun 2019 mengalami penjualan yang sama pada tingkat 20% ini terbukti bahwa

    kualitas Oppo juga cukup diperhitungkan konsumen.

    Karena dalam pembahasan diatas telah dijelaskan mengenai kualitas

    produk, maka selanjutnya akan dibahas mengenai faktor harga. Jika kesesuaian

    harga berkaitan dengan kualitas produk yang ditawarkan, Maka harga merupakan

    jumlah uang yang harus di bayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk.9

    dimana biasanya konsumen akan mengeluarkan budget sesuai dengan kemampuan

    membeli. Namun tak dapat dipungkiri untuk produk tertentu, biasanya konsumen

    tidak keberatan apabila harus membeli dengan harga relatif mahal asalkan kualitas

    produknya baik. Tetapi konsumen lebih menginginkan produk dengan harga

    murah dan kualitasnya baik.

    Keputusan konsumen dalam membeli smаrtphone juga tidak terlepas dari

    faktor promosi akan produk tersebut. Menurut Gitosudarmo, Promosi merupakan

    kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat

    9Philip Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Perlahindo, 2008), hlm.

    63.

  • menjadi kenal dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian

    mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut, Serta sebagai alat yang

    digunakan perusahaan untuk memberikan informasi tentang kelebihan produknya

    kepada konsumen.10

    Fenomena saat ini, Oppo secara aktif memperkenalkan produk terbarunya

    lewat media digital yaitu media televisi di mana OPPO smаrtphone bekerjа sаmа

    dengаn sаlаh sаtu аrtis dаn penyаnyi terbаik di Indonesiа seperti Reza Rahadian,

    Raisa, Isyana Sarasvati, Chelsea Islan, Vanesha Prescilia, dan tampil sebagai

    pendukung dari iklan yang sedang diiklankan, sehingga menarik perhatian

    konsumen untuk membeli produk tersebut.11

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Baihakki Zaini (2013)

    tentang Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan

    Pembelian (studi kasus pada pengguna produk pepsodent di wilayah jakarta timur)

    menyatakan bahwa citra merek, kualitas produk dan promosi berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

    Adapun terdapat perbedaan dari penelitian yang dilakukan Malonda Deisy

    ,dkk (2018) dengan judul Analisis Citra Merek, Harga Produk dan Kualitas

    Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Pada Seluruh Gerai-Gerai

    Seluler di IT Center Manado menyatakan bahwa kualitas produk yang

    berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan variabel

    10Denty Viana Putri, Pengaruh Fitur Produk, Desain Produk, dan Promosi Terhadap

    Keputusan Pembelian Handphone Merk Oppo Type F5 Pro Pada Cabang Imago Madiun, Skripsi

    S1, (Universitas Muhamadiyah Ponorogo : 2018), hlm. 17-18

    11Https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/techno/2018/06/11/oppo-

    berikan-bocoran-brand-ambassador-terbarunya, Di akses pada 14 oktober 2019

    https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/techno/2018/06/11/oppo-berikan-bocoran-brand-ambassador-terbarunyahttps://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/techno/2018/06/11/oppo-berikan-bocoran-brand-ambassador-terbarunya

  • citra merek dan harga tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

    pembelian.12

    Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi dijаdikаn subjek penelitiаn karena

    hampir semua mahasiswa menggunakan smаrtphone untuk berkomunikasi,

    mencari informasi dan kepentingan lainnya serta kalangan milenial yang aktif

    mengetahui trend teknologi masa kini. Meski begitu belum ada data pasti yang

    menyatakan bahwa mahasiswa cenderung memakai smartphone pada satu merek

    saja. Sehingga peneliti melakukan survei langsung ke lapangan, Pada Mahasiswa

    aktif FEBI Prodi Ekonomi Syariah pada tahun angkatan 2017-2018-2019 maka

    ditemukan hasilnya sebagai berikut :

    Tabel 1.2

    Jumlah Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi

    No Jurusan

    Jumlah Mahasiswa

    Angkatan

    2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    1. Ekonomi

    Syariah 4 10 40 214 359 340 331 376

    2. Akuntansi - - - - - 109 132 104

    3.

    Manajemen

    Keuangan

    Syariah

    - - - - - 91 113 100

    4. Perbankan

    Syariah - - - - - 144 111 137

    Jumlah 4 10 40 214 359 684 687 717

    Jumlah

    Keseluruhan 2.715 Mahasiswa

    Sumber : Data Arsip Kasubbag, FEBI UIN STS Jambi, 29 Oktober 2019.

    12Malonda Deisy, Analisis Citra Merek, Harga Produk dan Kualitas Terhadap Keputusan

    Pembelian Smartphone Samsung Pada Seluruh Gerai-Gerai Seluler di IT Center Manado, Jurnal

    Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi Manado, Vol 06 , No. 04 September

    2018, hlm. 2296

  • Tabel 1.3

    Jumlah Pengguna Smartphone Asal China Pada Mahasiswa Prodi Ekonomi

    Syariah Angkatan Tahun 2017-2018-2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam UIN STS Jambi

    No Merek Smartphone Angkatan

    2017

    Angkatan

    2018

    Angkatan

    2019

    1. Samsung 27,5% 23,6% 25,3%

    2. Oppo 37,9% 34,7% 28,1%

    3. Vivo 10,3% 14,8% 10,5%

    4. Xiaomi 16,7% 18,4% 16,7%

    5. Others 7,6% 8,5% 19,4%

    Total 100% 100% 100%

    Sumber : Data Primer Peneliti, 04 Desember 2019 & 20 februari 2020

    Berdasarkan survei awal ditemukan bahwa pengguna smartphone

    terbanyak diraih oleh merek Oppo, artinya mahasiswa banyak menggunakan

    smartphone dengan merek Oppo dibandingkan dengan merek-merek lain. Terlihat

    pengguna Oppo pada angkatan 2017 sebanyak 37,9%, angkatan 2018 sebanyak

    34,7%, dan pada angkatan 2019 sebanyak 28,1%. Tetapi ada mengalami

    penurunan sebesar 3,2% dan 6,6% pada angkatan 2018 & 2019. Namun dengan

    segala kelebihannya Oppo tetap terpilih menjadi merek yang berkualitas dimata

    konsumen.

    Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah dipilih karena termasuk mahasiswa

    yang telah mempelajari ilmu ekonomi dan bisnis baik secara konvensional

    maupun syariah. Namun, gaya hidup mahasiswa cenderung masih mengikuti gaya

    trend sekarang ini, seperti mengganti baru atau menggunakan smartphone yang

    sedang booming. Tentu, hal ini bertentangan dengan Etika Konsumsi Islami.

  • dimana perilaku konsumen muslim lebih mengedepankan kebutuhan bukan

    keinginan semata. Islam membagi kebutuhan manusia dalam tiga bagian yaitu :

    Al-Dharuriyah (Primer), Al-Hjjiyah (Sekunder), Al-Tahsiniyah (Tersier). Dan jika

    kita selalu mengedepankan hawa nafsu (keinginan), maka akan timbul sifat boros

    atau berlebih-lebihan dalam menikmati keindahan dan kenikmatan dunia. dan

    Allah tidak menyukai terhadap sifat tersebut, Sebagaimana seperti yang telah

    dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 31, yaitu :13

    َدْْم ِعن

    ُكَتَوا ِزين

    ُذَُم خ

    َي آد ِ

    ُبوا وَ ۞ َيا َبن َْ

    وا َواْشُلُلِّ َمْسِجٍد َوك

    ُِفي َ ك ُمْْسِ

    ْ ُيِحبُّ ال

    َ َل

    ُهَّوا ۚ ِإن

    ُف ْْسِ

    ُ تََل

    Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di

    setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah,

    dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya

    Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-

    lebihan”. (Q.S. Al-A’raa f : 31)14

    Berdasarkan fenomena dilapangan ditemukan bahwa mahasiswa banyak

    menggunakan smartphone dengan merek oppo, dibandingkan merek lainnya

    seperti Samsung, Vivo, dan Xiaomi. dari segi citra mereknya Oppo memiliki

    kesan baik dimata konsumen dikarenakan manfaat kualitas produk yang dirasakan

    seperti kualitas kameranya yang bagus, dan mereknya sudah terkenal diberbagai

    kalangan.15 dari segi kualitasnya Oppo memiliki fitur-fitur yang memenuhi

    kebutuhan masa kini termasuk kalangan anak muda. dari segi harganya Oppo

    memiliki harga yang dapat dijangkau oleh konsumen walaupun ada harga yang

    lebih murah pada merek lain, tetapi konsumen cenderung memilih produk dengan

    13Aulia Rahman dan Muh Fitrah, Perilaku Konsumsi Masyarakat Dalam Perspektif Islam

    di Kelurahan Barombong Kota Makassar, Jurnal Ekonomi Syariah, Uin Alauddin Makassar,

    Volume 5, Nomor 1, Januari 2018: 18-43, hlm. 19-20

    14Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Agama RI, Al-Qur’an dan

    Terjemahannya, Semarang: Diponegoro (2015), hlm. 155 15Destina Mae Tika, Mahasiswi Febi Prodi Ekonomi Syariah, Wawancara, Jambi, 20

    Februari 2020

  • harga murah dan berkualitas. dari segi promosinya Oppo kiat mempromosikan

    produk terbarunya dimedia televisi dan media sosial lainnya, sehingga produk

    tersebut dapat dikenal luas oleh masyarakat dan membuat konsumen tertarik

    dengan fitur-fitur dan spesifikasi produk ditawarkan serta beralih menggunakan

    produk tersebut. Dan mahasiswa prodi ekonomi syariah dipilih untuk melihat

    perilaku konsumsi mahasiswa telah sesuai atau tidak dengan nilai-nilai etika

    konsumsi islami yang dipelajari pada saat kuliah. Maka peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk,

    Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek

    Oppo (Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat

    dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti, yaitu :

    1. Apakah citra merek, kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh

    secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap keputusan pembelian smartphone

    merek Oppo?

    2. Apakah citra merek, kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh

    secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan pembelian

    smartphone merek Oppo?

    3. variabel mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian

    smartphone merek Oppo?

  • 4. Apakah perilaku konsumsi mahasiswa ekonomi syariah sudah sesuai

    dengan nilai-nilai etika konsumsi islami?

    C. Batasan Masalah

    Agar dalam penyusunan skripsi ini terfokus pada ruang lingkup penelitian

    maka penulis membatasi permasalahan pada pengaruh citra merek, kualitas

    produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian smartphone merek

    Oppo. penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Angkatan

    Tahun 2017-2018-2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang sudah memutuskan membeli dan

    menggunakan smartphone merek Oppo.

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

    penelitian yang ingin diketahui yaitu :

    1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk, harga dan

    promosi secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap keputusan pembelian

    smartphone merek Oppo.

    2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk, harga dan

    promosi secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan pembelian

    smartphone merek Oppo.

    3. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi

    keputusan pembelian smartphone merek Oppo.

    4. Untuk mengetahui perilaku konsumsi mahasiswa ekonomi syariah sudah

    sesuai atau tidak dengan nilai-nilai etika konsumsi islami.

  • E. Manfaat Penelitian

    Penulis mengharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan

    manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi Akademisi

    Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pembendaharaan

    kepustakaan khususnya yang berhubungan dengan keputusan pembelian,

    pemasaran dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

    2. Bagi Penulis

    Dapat memberikan gambaran bagi penulis mengenai pengaruh citra

    merek, kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan

    pembelian smartphone merek Oppo pada Mahasiswa Prodi Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    3. Bagi Pihak Lain

    Untuk memberikan informasi tambahan dan wacana baru kepada

    yang membaca penelitian ini dan khususnya kepada konsumen yang

    menggunakan smartphone merek Oppo.

    F. Kerangka Teori

    1. Etika Konsumsi Islam

    a. Pengertian Etika Konsumsi Islam

    Perbedaan Islam dengan materialisme adalah bahwa Islam tidak pernah

    memisahkan ekonomi dengan etika. Sebagaimana ilmu dengan akhlak tidak akan

    terpisahkan. Islam adalah risalah yang diturunkan Allah melalui rasul untuk

    membenahi akhlak manusia. Manusia muslim, individu maupun kelompok dalam

  • ekonomi atau bisnis disatu sisi diberi kebebasan untuk mendapatkan keuntungan

    semaksimal mungkin.16

    Namun, dalam Islam terikat dengan iman dan etika sehingga tidak bebas

    mutlak dalam menggunakan hartanya. Para pakar ekonomi nonmuslim mengakui

    keunggulan sistem ekonomi Islam. Menurut mereka, Islam telah berhasil

    menggabungkan etika dengan ekonomi, sementara sistem kapitalis dan sosialis

    memisahkan keduanya.17

    Etika Islam dalam hal konsumsi adalah sebagai berikut :

    1. Tauhid (unity atau kesatuan)

    Dalam perspektif Islam, kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka

    beribadah kepada Allah SWT.

    2. Adil (equilibrium atau keadilan)

    Islam memperbolehkan manusia untuk menikmati berbagai karunia

    kehidupan dunia yang disediakan Allah.

    3. Free will (kehendak bebas)

    Alam semesta adalah milik Allah yang memiliki kemahakuasaan

    (kedaulatan) sepenuhnya dan kesempurnaan atas mahluk-mahluknya.

    4. Amanah (responsibility atau pertanggungjawaban)

    Manusia adalah khalifah pengemban amanah Allah. Manusia diberi

    kekuasaan untuk melakukan tugas kekhalifahannya ini dan untuk mengambil

    keuntungan dan manfaat sebanyak-banyaknya atas ciptaan Allah.

    16Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1997,

    hlm.51

    17Ibid., hlm.55

  • 5. Halal

    Dalam kerangka acuan Islam, barang-barang yang dapat dikonsumsi

    hanyalah barang-barang yang menunjukkan nilai-nilai kebaikan, kesucian,

    keindahan serta akan menciptakan kemaslahatan untuk umat baik secara

    material maupun spiritual.

    6. Sederhana

    Islam sangat melarang perbuatan yang melampaui batas (israf), termasuk

    pemborosan dan berlebih-lebihan (bermewah-mewahan).

    b. Batasan Konsumsi Dalam Islam

    Konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan

    keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang

    dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia.

    Batasan konsumsi dalam Islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-

    haram saja tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok,

    bersih, tidak menjijikkan, larangan israf dan larangan bermegah-megahan. Karena

    Perhitungan antara pendapatan, konsumsi dan simpanan sebaiknya ditetapkan atas

    dasar keadilan sehingga tidak melampaui batas dengan terjebak pada sifat boros

    (tabzir) maupun kikir (bakhil).18

    c. Tujuan Konsumsi Dalam Islam

    Tujuan konsumsi adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

    Sehingga dalam memenuhi kebutuhan, Islam lebih mengedepankan aspek

    kebutuhan dari pada aspek keingingan demi membatasi kebutuhan dan kengingan

    18Aulia Rahman dan Muh Fitrah, Perilaku Konsumsi Masyarakat Dalam Perspektif Islam

    di Kelurahan Barombong Kota Makassar, Jurnal Ekonomi Syariah, Uin Alauddin Makassar,

    Volume 5, Nomor 1, Januari 2018: 18-43, hlm. 28-29

  • manusia yang sifatnya senantiasa tidak terbatas. Menurut Al-Syathibi, kebutuhan

    manusia dalam Islam terdiri dari 3 tingkatan, yaitu : kebutuhan al-dharuriyyah,

    al-hajiyyah, dan al-tahsiniyyah. Berikut penjelasan dari 3 tingkatan kebutuhan

    manusia Menurut Al-Syathibi :19

    1. Kebutuhan Primer (al-dharuriyyah)

    Kebutuhan (need) merupakan konsep yang lebih bernilai daripada

    keinginan (want). Keinginan hanya ditetapkan berdasarkan konsep utility (nilai

    guna), tetapi kebutuhan didasarkan atas konsep maslahah (manfaat/

    kesejahteraan). Adapun kebutuhan dharuriyyah mencakup lima unsur pokok,

    yaitu: Hifzh al-din (pemeliharaan agama). Hifzhal-Nafs (pemeliharaan jiwa). Hifzh

    al-Aql (pemeliharaan akal). Hifzh al-Nasl (pemeliharaan keturunan). Hifzh al-Mal

    (pemeliharaan harta).

    2. Kebutuhan Sekunder (al-hajiyyah)

    Kebutuhan al-hajiyyah adalah suatu yang diperlukan oleh manusia dengan

    maksud untuk membuat ringan, lapang dan nyaman dalam menanggulangi

    kesulitan-kesulitan kehidupan.

    3. Kebutuhan Tersier (al-tahsiniyyah)

    Kebutuhan al-tahsiniyyah dimaksudkan untuk mewujudkan dan

    memelihara hal-hal yang menunjang peningkatan kualitas kelima pokok

    kebutuhan mendasar manusia dan menyangkut hal-hal yang terkait akhlak mulia.

    Dengan kata lain al-tahsiniyyah “dimaksudkan agar manusia dapat melakukan

    yang terbaik untuk penyempurnaan pemeliharaan lima unsur pokok”.

    19Ibid., hlm. 22-23

  • d. Prinsip-Prinsip Konsumsi Dalam Islam

    Menurut Abdul Mannan, Ada 5 Prinsip Konsumsi Dalam Islam,

    Sebagai Berikut :20

    1. Prinsip Keadilan

    Berkonsumsi tidak boleh menimbulkan kedzaliman, berada dalam

    koridor aturan atau hukum agama, serta menjunjung tinggi kepantasan atau

    kebaikan. Islam memiliki berbagai ketentuan tentang benda ekonomi yang

    boleh dikonsumsi dan yang tidak boleh dikonsumsi.

    2. Prinsip Kebersihan

    Bersih dalam arti sempit adalah bebas dari kotoran atau penyakit

    yang dapat merusak fisik dan mental manusia, sementara dalam arti luas

    adalah bebas dari segala sesuatu yang diberkahi Allah SWT. Tentu saja

    benda yang dikonsumsi memiliki manfaat bukan kemubaziran atau bahkan

    merusak.

    3. Prinsip Kesederhanaan

    Sikap berlebih-lebihan (israf) sangat dibenci oleh Allah SWT dan

    merupakan pangkal dari berbagai kerusakan di muka bumi. Sikap berlebih-

    lebihan ini mengandung makna melebihi dari kebutuhan yang wajar dan

    cenderung memperturutkan hawa nafsu atau sebaliknya terlampau kikir

    sehingga justru menyiksa diri sendiri. Islam menghendaki suatu kuantitas

    dan kualitas konsumsi yang wajar bagi kebutuhan manusia sehingga

    20Aldila Septiana, Analisis Perilaku Konsumsi Dalam Islam, Jurnal Ekonomi Syariah,

    Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura, Vol.1 No. 2 Januari 2015, hlm. 11

  • tercipta pola konsumsi yang efisien dan efektif secara individual maupun

    sosial

    4. Prinsip Kemurahan Hati

    Dengan mentaati ajaran Islam maka tidak ada bahaya atau dosa

    ketika mengkonsumsi benda-benda ekonomi yang halal yang disediakan

    Allah karena kemurahan-Nya. Selama konsumsi ini merupakan upaya

    pemenuhan kebutuhan yang membawa kemanfaatan bagi kehidupan dan

    peran manusia untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, maka

    Allah SWT telah memberikan anugerah-Nya bagi manusia.

    5. Prinsip Moralitas

    Pada akhirnya konsumsi seorang Muslim secara keseluruhan harus

    dibingkai oleh moralitas yang dikandung dalam Islam sehingga tidak

    semata-mata memenuhi segala kebutuhan. Dan seorang muslim diajarkan

    untuk menyebut nama Allah sebelum makan dan menyatakan

    kesyukurannya kepada-Nya setelah makan.

    2. Bauran Pemasaran

    Pemasaran merupakan sebuah konsep kunci keberhasilan suatu bisnis

    dengan memperhatikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk

    tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan memberi

    dampak positif bagi perkembangan usaha suatu perusahaan di tengah era

    persaingan bisnis yang begitu ketat, sebagian besar masyarakat sering

    mengartikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila

    dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas

  • dari pada pengertian tersebut. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan

    manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam

    pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep

    pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price),

    pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang

    yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar sebaiknya memiliki

    pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat

    tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak

    konsumen yang dituju.21

    Menurut Shintha, Marketing mix atau disebut juga dengan bauran

    pemasaran adalah perangkat alat pemasaran tektis yang dapat dikendalikan, yang

    dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar

    sasaran. Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh seseorang

    manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap

    barang dan jasa. faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu : product, place, price,

    promotion atau (4P), dan termasuk bauran pemasaran yang paling banyak

    digunakan.22

    21Ahmad Baihakki Zaini, Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap

    Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah :

    2013), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1, Di Akses Pada Tanggal

    10/05/2020

    22Denty Viana Putri, Pengaruh Fitur Produk, Desain Produk, dan Promosi Terhadap

    Keputusan Pembelian Handphone Merk Oppo Type F5 Pro Pada Cabang Imago Madiun, Skripsi

    S1, (Universitas Muhamadiyah Ponorogo : 2018), hlm. 11

    http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12345678/23962/1

  • 3. Keputusan Pembelian

    a. Pengertian Keputusan Pembelian

    Keputusan Pembelian merupakan suatu keputusan yang diambil

    seseorang/ kelompok dari dua atau lebih pilihan alternatif. alternatif yang

    dimaksud ialah mempertimbangkan sesuatu hal sebelum melakukan keputusan

    pembelian. Sebelum membeli, konsumen akan dihadapkan pada pilihan, apakah

    akan membeli atau tidak. Jika konsumen kemudian memutuskan salah satunya

    maka konsumen sudah melakukan keputusannya.23

    Menurut Fandy Tjiptono, Keputusan pembelian merupakan sebuah proses

    dimana pembeli mengetahui apa yang dibutuhkannya, mencari informasi

    mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi beberapa dari masing-

    masing alternatif tersebut untuk dapat digunakan dalam memecahkan masalah,

    yang kemudian mengarahkannya kepada keputusan pembelian.24

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian

    merupakan bentuk perilaku konsumen dalam memilih untuk menggunakan suatu

    produk. dan mengalami suatu proses dalam menganalisis berbagai macam pilihan

    untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian.

    b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

    Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Ada 5 model proses

    pengambilan keputusan pembelian, sebagai berikut :25

    23Prof. Dr. Veithzal Rivai Zainal, S.E.,M.M.,M.B.A.,CRGP.,CRMP dkk, Islamic

    Marketing Management, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2017), hlm. 248

    24Lenggang Kurnia Intan Devi, Op. Cit., hlm. 32

    25Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, (Jakarta :

    Penerbit Erlangga, 2008), hlm. 184

  • Gambar 1.1

    Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

    Berdasarkan gambar diatas, dapat diartikan bahwa :

    1) Pengenalan Masalah

    Dalam tahap ini konsumen terlebih dahulu dimulai dengan mengenali

    masalah atau kebutuhannya. dimana Pembeli merasakan perbedaan antara

    keadaan nyata dengan keadaan yang dinginkan yang dapat dipicu oleh

    rangsangan internal (dari dalam diri) dan rangsangan eksternal (lingkungan).

    Ditahap ini para pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan

    jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan

    mereka, dan bagaimana kebutuhan mengarahkan konsumen pada produk

    tertentu. Dengan mengumpulkan informasi semacam itu, para pemasar dapat

    mengidentifikasi respon yang paling sering memicu minat pada suatu produk

    tertentu Kemudian para pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang

    dapat memicu minat konsumen.

    2) Pencarian Informasi

    Konsumen yang telah memahami dan mengenali kebutuhannya akan

    mencari informasi lebih banyak mengenai barang yang di butuhkannya. Jika

    dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam

    jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Kemudian jika

    Pengenalan Masalah

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Keputusan Pembelian

    Perilaku Pasca

    Pembelian

  • tidak, konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau

    melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan itu. 26

    3) Evaluasi Alternatif

    Pada tahap ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan

    produk dan merek yang akan dibelinya. Untuk itu konsumen melakukan

    evaluasi terhadap barang mana yang benar-benar paling cocok untuk dibeli

    sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Bagaimana konsumen

    mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-

    masing individu dan situasi membeli spesifik.27

    4) Keputusan Pembelian

    Keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen membuat

    keputusan akhir apakah membeli atau tidak setelah melalui evaluasi dengan

    pertimbangan yang matang. dan konsumen akan melakukan pembelian

    berdasarkan produk yang paling disukai.

    5) Perilaku Pasca Pembelian

    Setelah melakukan pembelian, konsumen menggunakan produk itu dan

    kemudian mengevaluasi pengalaman ini untuk menentukan tingkat kepuasan

    atau ketidakpuasan tertentu. Konsumen akan memperlihatkan sikap dan

    perilaku positif terhadap produk yang dibelinya apabila konsumen merasa

    26Wayan Adi Virawan, Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap

    Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

    Pengguna Helm Merek Ink), Skripsi S1, Universitas Negeri Yogyakarta : 2013, hlm. 25-26

    27Prof. Dr. Veithzal Rivai Zainal, S.E.,M.M.,M.B.A.,CRGP.,CRMP dkk, Op. Cit., hlm.

    246-247

  • puas. Kemungkinan konsumen akan membeli lagi, dan loyal atau bahkan

    tidak segan-segan untuk merekomendasikan kepada orang lain.28

    Sebaliknya, jika konsumen kecewa maka cenderung akan bersikap negatif,

    menghentikan pembelian berikutnya atau menceritakan hal-hal yang tidak

    menyenangkan mengenai produk atau jasa yang dibelinya kepada konsumen

    lain. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan

    mempengaruhi perilaku selanjutnya.29

    Oleh karena itu, Sebelum memutuskan membeli, konsumen selalu melakukan

    pertimbangan terhadap produk yang akan dibeli. Dan dipengaruhi dari berbagai

    macam faktor, Salah Satunya yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan

    Promosi.

    4. Citra Merek

    Menurut American Marketing Association, mendefinisikan Merek sebagai

    “nаmа, istilаh, tаndа, simbol, аtаu desаin аtаu kombinаsi dari keseluruhannya

    yang dimaksudkan untuk mengidentifikаsi bаrаng аtаu jаsа dаri penjuаl аtаu

    sekelompok penjuаl, agar dapat dibedakan dari kompetitornya”.30 Dan menjadi

    salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran, karena kegiatan

    memperkenalkan dan menawarkan produk barang dan jasa tidak terlepas dari

    28Kardita Magda, Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Lokasi Terhadap Keputusan

    Pembelian (Studi Pada El’s Coffee Kartini Bandar Lampung), Skripsi S1, Universitas Lampung :

    2017, hlm. 32-33

    29Agus Susanto, Op. Cit., hlm. 31

    30Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran

    Terpadu Jilid 1 Edisi Kelima, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2003), hlm. 32

  • merek yang dapat diandalkan, serta menempatkan merek pada posisi yang baik

    dimata konsumen.31

    Menurut Kotler, Citra Merek yaitu seperangkat keyakinan, ide dan kesan

    yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu produk, oleh sebab itu sikap dan

    tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek yang

    dimiliki. Citra merek dapat memberikan kesan tersendiri terhadap para konsumen,

    apabila konsumen merasa puas dengan produknya maka konsumen akan kembali

    membeli atau mengkonsumsi produk tersebut.32

    Faktor Yang Mempengaruhi Citra Merek Sebagai Berikut :33

    a. Citra Pembuat/Perusahaan (Corporate Image) merupakan sekumpulan

    asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat

    suatu produk atau jasa. Citra pembuat/perusahaan tersebut seperti

    popularitas perusahaan, kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dalam

    menyampaikan produknya, banyaknya cabang perusahaan.

    b. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang di

    persepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan barang atau

    jasa. Citra Pemakai tersebut seperti pemakai itu sendiri, serta status sosial

    dan gaya hidupnya.

    c. Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang

    dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Citra Produk tersebut

    31Gregorius Klemencino Baha, Analisis Pengaruh Brand Image, Harga, Fasilitas, dan

    Kualitas Terhadap Perilaku Konsumen dalam Membeli Sebuah Produk, (Yogyakarta : Universitas

    Sanata Dharma, 2017), hlm. 31

    32Murni Kaila, Pengaruh Citra Merek dan Garansi Terhadap Keputusan Pembelian

    Smart Phone Merek Oppo, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Universitas Pasir Pengarayan,

    Pasir Pengaraian, Vol 01 , No. 01, Tahun 2019, hlm. 2

    33Gregorius Klemencino Baha, Op. Cit., hlm. 33

  • seperti kualitas suatu produk, manfaat produk bagi konsumen, dan jaminan

    kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan.

    Citra Merek Terdiri Dari Tiga Komponen Yaitu :34

    a. Atribut Produk (Product Attributes) merupakan hal-hal yang berkaitan

    dengan merek tersebut sendiri seperti harga, desain, fitur, kemasan, dll.

    b. Keuntungan Konsumen (Consumer Benefits) merupakan kegunaan dari

    merek tersebut.

    c. Kepribadian Merek (Brand Personality) merupakan asosiasi/persepsi yang

    membayangkan mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut

    seorang manusia.

    Faktor-Faktor Terbentuknya Citra Merek :35

    a. Keunggulan Produk merupakan salah satu faktor pembentuk citra merek

    atau brand image, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena

    keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dari ciri khas itulah yang

    menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi

    konsumen. Keunggulan Produk adalah asosiasi merek dimana konsumen

    percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek akan dapat

    memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sehingga

    mereka membentuk sikap positif terhadap merek.

    b. Kekuatan Merek merupakan asosiasi merek tergantung pada bagaimana

    informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan

    34Firda Ridhania, Pengaruh Citra Merek Terhadap Gaya Keputusan Konsumen pada

    Produk Starbucks, Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol. 1, No.1, Oktober 2012, hlm.

    94

    35Gregorius Klemencino Baha, Op. Cit., hlm. 34-35

  • sebagai bagian dari citra merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan

    fungsi dari jumlah pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding.

    Ketika seorang konsumen secara aktif menguraikan arti informasi suatu

    produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada

    ingatan konsumen. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan konsumen

    tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut dipertimbangkan.

    c. Keunikan Merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus

    terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan

    keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk

    memilih suatu merek tertentu. Dengan memposisikan merek lebih

    mengarah kepada pengalaman atau keuntungan diri dari image produk

    tersebut. Dari perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil,

    dan saluran yang diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang

    dapat memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen.

    5. Kualitas Produk

    a. Pengertian Kualitas Produk

    Menurut Kotler, Produk merupakan segala sesuatu yang di tawarkan ke

    pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.36 Menurut Tjiptono,

    Produk merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan produsen untuk dapat

    diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat

    untuk dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.37

    36Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT.Prenhallindo, 2000), hlm. 448

    37Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi 3, (Yogyakarta : Andi Offset, 2008), hlm. 95

  • Menurut American Society for Quality Control : Kualitas Produk (Product

    Quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk yang bergantung pada

    kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. ini

    jelas merupakan definisi yang berpusat pada kebutuhan pelanggan, produk dapat

    dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi atau melebihi ekspektasi

    pelanggan.38

    Mayoritas produk terdapat dalam satu di antara empat kategori kualitas,

    yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat

    baik. Beberapa dari atribut yang disebutkan diatas dapat diukur secara objektif.

    Namun demikian dari sudut pandang pemasaran kualitas harus diukur dari segi

    persepsi pembeli mengenai kualitas produk tersebut.39

    Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen, hal ini

    penting karena yang akan dijual adalah produk dan konsumen akan mengenal

    perusahaan melalui produk yang ditawarkan. Dengan kualitas yang baik,

    konsumen akan merasakan tingkat kepuasan yang tinggi. Konsumen atau pembeli

    yang kurang berpengalaman seringkali mengukur kualitas produk dari segi harga

    daripada harus mempelajari karakteristik suatu produk terlebih dahulu. Kualitas

    produk adalah karakteristik produk yang bergantung pada kemampuannya untuk

    memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.40

    38Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2, (Jakarta:

    PT. indeks, 2007), hlm. 143

    39Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 2, (Jakarta : PT.Indeks, 2008),

    hlm. 330

    40Dr. Kasmir SE,MM, Kewirausahaan-Edisi Revisi, PT Raja Grafindo persada, (Jakarta :

    2014), hlm. 188

  • Kepuasan akan didapatkan apabila konsumen mempunyai nilai positif bahwa

    produk tersebut berkualitas.41

    Sebaliknya, Produk dengan kualitas yang buruk sangat mengecewakan

    bagi pembeli atau konsumen dan hanya meruntuhkan kredibilitas dan kepercayaan

    konsumen terhadap perusahaan tersebut. Maka perusahaan harus menjaga mutu

    atau kualitas dari produk yang di tawarkan terjamin. Semakin menarik dan

    bermutu produk yang diciptakan perusahaan, maka akan mempermudah para

    konsumen untuk mengingat dan mengenali produknya. Oleh sebab itu, perusahaan

    perlu menciptakan sesuatu yang berbeda agar konsumen dapat memilih produknya

    dan menyingkirkan produk lainnya.42

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk, Sebagai Berikut :43

    1. Proses pembuatan produk dan perlengkapan serta pengaturan yang di

    gunakan dalam proses produksi.

    2. Aspek Penjualan

    Apabila barang yang dihasilkan terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi

    membuat harga jual semakin mahal sehingga jumlah yang terjual semakin

    rendah karena kemampuan beli terbatas. Sedangkan Apabila kualitas dari

    barang yang terlalu rendah akan dapat menyebabkan berkurangnya

    penjualan.

    41Deswika Haryani Dinanti, Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pempek Selamat Kota Jambi, Skripsi S1, Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi : 2018, hlm. 16

    42Khaidir, Pengaruh Labelisasi Halal, Kualitas Produk, dan Kualitas Pelayanan

    Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Restoran CFC (California Fried Chicken) Abadi

    Jambi, UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, 2017), hlm. 16

    43Mochamad Yunus, Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas Produk Terhadap

    Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada UKM Bandeng Tandu Kendal), Skripsi Jurusan Ekonomi

    Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015,

    hlm. 25

  • 3. Perubahan Permintaan

    Konsumen atau pemakai sering menginginkan adanya perubahan-perubahan

    barang yang dipakainya baik berupa kuantitas maupun kualitas.

    4. Peranan Inspeksi

    Selain dapat mengawasi atau menjadi kualitas standar yang telah di tetapkan

    juga berusaha untuk memperkecil biaya produksi.

    Menurut Kotler dan Keller, di Dalam Kualitas Produk Terdapat Sembilan

    Dimensi Produk, Antara Lain :44

    a) Bentuk (from) adalah produk yang diferensiasikan berdasarkan bentuk

    ukuran, dan bentuk atau struktur fisik produk.

    b) Fitur (features) adalah karakteristik pelengkap dari sebagain besar produk

    yang dapat ditawarkan dengan memvariasikan fitur yang melengkapi fungsi

    dasar mereka.

    c) Kualitas Kinerja (perfomance quality) adalah sebagian besar produk

    ditetapkan pada satu dari empat tingkat kinerja : rendah, rata-rata tinggi,

    atau unggul. Kinerja (perfomance) merupakan karakteristik dasar produk

    serta tingkat dimana produk mampu menjalankan fungsinya.

    d) Kesan Kualitas (perceived quality) adalah pembeli mengharapkan produk

    mempunyai kualitas kesesuaian yang tinggi.

    e) Ketahanan (durability) adalah ukuran umum operasi harapan produk dalam

    kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk-

    44Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 13, (Jakarta : Erlangga, 2008),

    hlm. 8

  • produk tertentu. hal ini mencakup berapa lama produk tersebut dapat terus

    di gunakan.

    f) Keandalan (reability) adalah pembeli biasanya akan membayar lebih untuk

    produk yang lebih dapat diandalkan.

    g) Kemudahan Perbaikan (repairability) adalah ukuran kemudahan perbaikan

    produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal.

    h) Gaya (style) adalah menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada

    pembeli.

    i) Desain (design) adalah ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan

    suatu cara potensial untuk mendeferensiasikan serta memposisikan produk

    perusahaan.

    j) Kesesuaian (conformance) merupakan derajat atau tingkat dimana sebuah

    barang memenuhi penetapan suatu standar. Kesesuaian dengan spesifikasi

    (conformance to specification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan

    operasi produk memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

    sebelumnya.45

    b. Bentuk Produk

    Bentuk suatu produk dapat ditawarkan dalam berbagai model. perusahaan

    dapat menciptakan bentuk dengan mengembangkan berbagai variasi model.

    Penampilan bentuk produk merupakan alat untuk membedakan, produk sebuah

    perusahaan dari produk perusahaan lain yang menjadi pesaingnya. Untuk

    mengetahui bentuk dan menentukan pilihan yang akan diterapkan untuk inovasi

    45Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi Offset, 2017), hlm. 76-77

  • produk, perusahaan secara berkala harus melakukan survei pembeli yang

    memanfaatkan produknya dan menanyakan alasan menyukai produk tersebut, ciri

    produk yang disukai dan bagian yang perlu dikembangkan. Jawaban konsumen

    akan memperkayakan ide untuk inovasi produk.46

    6. Harga

    a. Pengertian Harga

    Menurut Kotler dan Amstrong, Harga merupakan jumlah uang yang harus

    di bayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk.47 Harga merupakan satu-

    satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Sedangkan

    elemen-elemen lain menimbulkan atau merupakan biaya. Harga harus diukur

    dengan nilai yang di rasakan dari tawaran itu, atau kalau tidak, maka pembeli akan

    membeli produk yang menyainginya.48

    Menurut Saladin, Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk

    memperoleh barang atau jasa atau dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu

    produk di benak konsumen.49

    Harga mempunyai dampak psikologis bagi pembeli. penetapan harga yang

    terlalu tinggi akan menciptakan kesan negatif di benak konsumen mengenai suatu

    bisnis. Demikian sebaliknya, penetapan harga yang terjangkau akan menciptakan

    46Mas’ud Mchfoedz, Kewirausahaan Metode, Manajemen, dan Implementasi, Edisi Ke-2,

    (Yogyakarta BPFE, 2015), hlm. 136

    47Philip Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Perlahindo, 2008),

    hlm. 63.

    48Dr.Rozalinda,M.Ag. Ekonomi Islam, cet.ke-1, (Jakarta, PT Raja Grafindo

    Persada,2014), hlm. 155

    49Bagus Pebrianto Radete, Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap

    Keputusan Pembelian Produk Smartphone Oppo (Studi Pada Mahasiswa UMS), Artikel Publikasi

    Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhamadiyah Surakarta : 2015, hlm. 6

  • kesan positif di benak konsumen. Namun berbeda halnya dengan produk yang

    berkualitas. Harga yang tinggi mencerminkan kualitas produk yang tinggi pula.

    Harga juga merupakan suatu cara bagi produsen untuk membedakan

    penawaran barangnya dari pesaing. Perbedaan harga diantara pesaing dapat

    menarik konsumen dan tidak beralih ke pesaing lainnya.

    Konsumen sangat mempertimbangkan harga sebelum melakukan

    keputusan pembelian. Menurut Stanton, terdapat tiga ukuran harga, yaitu :50

    1. Harga yang sesuai dengan kualitas suatu produk

    2. Harga yang sesuai dengan manfaat suatu produk

    3. Perbandingan harga dengan produk lain

    b. Tujuan Penetapan Harga

    Sebelum harga di tetapkan, manajer mempunyai wewenang dalam

    menetapkan tujuan penetapan harga tersebut. Menurut Kotler, pada dasarnya ada

    lima jenis tujuan penetapan harga sebagai berikut :51

    1) Survival (Bertahan Hidup)

    Tujuan ini dipilih perusahaan jika perusahaan mengalami kelebihan

    kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah.

    Karena itu perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah dengan harapan

    pasar akan peka terhadap harga.

    50Dahlina Lubis, Analisis Pengaruh Lokasi, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap

    Keputusan Pembelian (Studi Pada Waroeng Steak dan Shake Jl. Dr. Mansyur No. 85 Medan),

    Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara : 2013, hlm. 39-40

    51Suri Amilia dan M.Oloan Asmara Nst, Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas

    Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Lengsa, Fakultas

    Ekonomi, Universitas Samudra, Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol.6, No.1, Mei 2017, hlm.

    662-663

  • 2) Maximum Current Profit (Laba Sekarang Maksimum)

    Perusahaan memilih tujuan ini untuk memperkirakan permintaan dan biaya

    yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga yang akan

    menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang

    maksimum.

    3) Maximum Market Share (Pangsa Pasar Maksimum)

    Perusahaan yang memilih tujuan ini yakin bahwa volume penjualan yang

    lebih tinggi akan menghasilkan biaya per-unit yang lebih rendah dan laba jangka

    panjang yang lebih tinggi. perusahaan menetapkan harga terendah dengan asumsi

    bahwa pasar sangat peka terhadap perubahan harga, sehingga harga rendah

    tersebut dapat merangsang pertumbuhan pasar, itu disebut harga penetrasi-pasar

    (market penetration pricing).

    4) Maximum Market Skimming (Menyaring Pasar Secara Maksimum)

    Dalam tujuan ini perusahaan menetapkan harga tertinggi bagi setiap

    produk baru yang dikeluarkan, dimana kemudian secara berangsur-angsur

    perusahaan menurunkan harga untuk menarik segmen lain yang peka terhadap

    harga. Tujuan ini dapat diterapkan dengan adanya kondisi-kondisi atau asumsi-

    asumsi sebagai berikut :

    a. Sejumlah pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang yang

    tinggi

    b. Biaya perunit untuk memproduksi volume kecil tidak terlalu tinggi

    c. Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing kepasar

    d. Harga yang tinggi menyatakan citra produk yang unggul

  • 5) Product-Quality Leadership (Kepemimpinan Mutu-Produk)

    Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika perusahaan ingin menjadi

    pemimpin pasar dalam hal kualitas produk, dan harga yang ditetapkan menjadi

    relatif tinggi untuk menutupi biaya-biaya penelitian dan pengembangan serta

    biaya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.

    c. Indikator Harga

    Menurut kotler, Indikator-indikator harga yaitu sebagai berikut :52

    1. Keterjangkauan harga

    Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen sebelum mereka

    melakukan pembelian. Konsumen akan mencari produk-produk yang

    harganya dapat mereka jangkau.

    2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

    Untuk produk tertentu, biasanya konsumen tidak keberatan apabila

    harus membeli dengan harga relatif mahal asalkan kualitas produknya

    baik. Namun konsumen lebih menginginkan produk dengan harga

    murah dan kualitasnya baik.

    3. Daya saing harga

    Perusahaan menetapkan harga jual suatu produk dengan

    mempertimbangkan harga produk yang dijual oleh pesaingnya agar

    produknya dapat bersaing dipasar.

    52Ibid. hlm. 663

  • 4. Kesesuaian harga dengan manfaat yang dirasakan

    Konsumen terkadang mengabaikan harga suatu produk namun lebih

    mementingkan manfaat dari produk tersebut.

    7. Promosi

    a. Pengertian Promosi

    Promosi adalah komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak,

    membujuk, meyakinkan. Ciri-ciri komunikasi persuasif adalah ada komunikator

    yang secara terencana mengatur berita dan cara penyampaiannya untuk

    mendapatkan akibat tertentu dalam sikap dan tingkah laku si penerima (target

    pendengar).53

    Menurut Gitosudarmo, Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk

    mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal dengan produk yang

    ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli

    produk tersebut, Serta alat yang digunakan perusahaan untuk memberikan

    informasi tentang kelebihan produknya kepada konsumen.54

    Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memasarkan suatu

    produk perusahaan pasti perlu melakukan promosi dalam memperkenalkan

    produknya kepada konsumen. memberikan informasi tentang kelebihan-kelebihan

    produk tersebut. Promosi yang digunakan biasanya seperti media televisi, radio,

    poster, iklan, dan lain-lain yang bertujuan untuk menarik minat konsumen.

    53Drs. M. Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 95

    54Denty Viana Putri, Op. Cit., hlm. 17-18

  • b. Tujuan Promosi

    Menurut Swasta dan Irawan, Praktek promosi dapat dilakukan dengan

    mendasarkan pada tujuan-tujuan sebagai berikut :55

    1. Menginformasikan

    Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju

    tentang penawaran perusahaan baik berupa barang atau jasa.

    2. Membujuk pelanggan sasaran

    Memberikan pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.

    Promosi ini diarahkan untuk mendorong pelanggan melakukan pembelian.

    3. Mengingatkan

    Promosi dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati

    masyarakat, sehingga perusahaan berusaha untuk mempertahankan

    pembeli yang ada.

    4. Modifikasi tingkah laku konsumen

    Seseorang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan,

    antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, mengemukakan ide dan

    pendapat. Promosi bisa merubah tingkah laku dan pendapat konsumen

    tentang produk tersebut dan mendorong konsumen untuk melakukan

    pembelian produk.

    c. Jenis-Jenis Promosi

    Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, ada 4 jenis promosi,

    sebagai berikut :56

    55Agus Susanto, Pengaruh Promosi, Harga, dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan

    Pembelian pada Batik Tulis Karangmlati Demak, Skripsi S1, Universitas Negeri Semarang : 2013,

    hlm. 10

  • 1. Periklanan (Advertising)

    Bentuk presentasi yang bukan personal dan promosi atas gagasan,

    barang atau jasa oleh seseorang atau sponsor yang teridentifikasi dalam

    media digital atau media cetak. Menurut Kotler dan Armstrong, tujuan

    periklanan adalah komunikasi tertentu yang dicapai dengan calon

    konsumen pada sasaran tertentu dan selama periode waktu tertentu. Tujuan

    dari periklanan itu bisa digolongkan berdasarkan tujuan utama yaitu

    menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan.57

    2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

    Yaitu kegiatan perusahaan untuk menjalankan produk yang

    dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk

    melihatnya. dan bertujuan untuk menarik perhatian pelanggan dalam

    mengambil keputusan pembelian, seperti pemberian contoh produk, kupon

    berhadiah, cashback, diskon langsung dari harga resmi dan lain-lain.58

    3. Penjualan Personal (Personal Selling)

    Yaitu sebuah interaksi langsung, komunikasi tatap muka antara

    penjual dengan satu atau beberapa pembeli yang bertujuan untuk

    melakukan penjualan. Menurut Kotler dan Armstrong, penjualan personal

    adalah salah satu profesi yang paling tua di dunia. Banyak perusahaan

    menggunakan penjualan personal karena dapat berfungsi sebagai

    penghubung antara perusahaan dan pelanggannya. Dalam banyak kasus,

    56Prof. Dr. H. Buchari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, (Bandung :

    Penerbit Alfabeta, 2011), hlm. 181

    57Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1 (Jakarta:

    Erlangga, 2001), hlm. 205

    58Denty Viana Putri, Op. Cit., hlm. 19

  • penjualan personal mewakili dua komponen penting yaitu penjual dan

    pembeli.59

    4. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

    Yaitu upaya komunikasi menyeluruh untuk mempengaruhi opini,

    keyakinan dan sikap konsumen terhadap perusahaan serta produknya.60

    d. Indikator Promosi

    Menurut Kotler dan Keller, indikator promosi yaitu sebagai berikut :61

    1. Jangkauan promosi, yaitu jumlah promosi yang dilakukan oleh

    perusahaan dalam waktu tertentu melalui media promosi yang tersedia

    dalam rangka memperkenalkan produknya kepada konsumen

    2. Kualitas promosi, yaitu tolak ukur yang menjadi acuan penilaian dari

    promosi yang telah dilakukan

    3. Kuantitas promosi, yaitu penilaian yang diberikan konsumen dari

    promosi yang telah dilakukan

    4. Waktu promosi, yaitu jangka waktu promosi yang dilakukan oleh

    perusahaan

    5. Ketepatan sasaran promosi, yaitu kesesuaian target yang diperlukan

    ketika melakukan promosi untuk mencapai sasaran yang menjadi tujuan

    perusahaan

    59Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op. Cit., hlm. 182

    60Denty Viana Putri, Op. Cit., hlm. 19

    61Lenggang Kurnia Intan Devi, Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi

    Terhadap Keputusan Pembelian pada Marketplace Shopee (Studi Kasus Pada Mahasiswa di

    Surabaya), Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan

    Ampel Surabaya : 2019, hlm. 31-32

  • 8. Etika Konsumsi di Dalam Islam

    Dalam kegiatannya islam telah memberikan petunjuk bahwa dalam

    berkonsumsi lebih mengedepankan kebutuhan bukan keinginan semata. Islam

    membagi kebutuhan manusia dalam tiga bagian yaitu : Al-Dharuriyah (Primer),

    Al-Hjjiyah (Sekunder), Al-Tahsiniyah (Tersier). Dan jika kita selalu

    mengedepankan hawa nafsu (keinginan), maka akan timbul sifat boros atau

    berlebih-lebihan dalam menikmati keindahan dan kenikmatan dunia. dan Allah

    tidak menyukai terhadap sifat tersebut, Sebagaimana seperti yang telah dijelaskan

    dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 31, yaitu :62

    Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di

    setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah,

    dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya

    Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-

    lebihan”. (Q.S. Al-A’raa f : 31)63

    Dari ayat 31 diatas sudah jelas bahwa dalam berkonsumsi ataupun

    berbelanja tidak boleh berlebih-lebihan atau mengikuti hawa nafsu. Selera atau

    hawa nafsu dapat menjadikan sesuatu yang hanya merupakan keinginan (want) dapat

    menjadi seperti kebutuhan (need). Pada konteks inilah, perilaku konsumsi pada

    dasarnya harus sesuai dengan kadar atau standar kebutuhan dan bukan standar

    keinginan seperti mengikuti trend.

    62Aulia Rahman dan Muh Fitrah, Perilaku Konsumsi Masyarakat Dalam Perspektif Islam

    di Kelurahan Barombong Kota Makassar, Jurnal Ekonomi Syariah, Uin Alauddin Makassar,

    Volume 5, Nomor 1, Januari 2018: 18-43, hlm. 19-20

    63Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Agama RI, Al-Qur’an dan

    Terjemahannya, Semarang: Diponegoro (2015), hlm. 155

  • G. Penelitian Terdahulu

    Tabel 1.4

    Penelitian Terdahulu

    No Nama Judul

    Metode

    Penelitian Hasil Penelitian

    1 Deni

    Rian

    Pratama

    Pengaruh

    Persepsi

    Produk,

    Harga,

    Promosi, dan

    Distribusi

    Terhadap

    Keputusan

    Pembelian

    Produk

    Gawai Oppo

    Kuantitatif

    1. Variabel Persepsi Produk memiliki pengaruh yang

    positif dan signifikan terhadap

    keputusan pembelian produk

    Gawai Oppo. Hal ini

    mengandung arti bahwa

    semakin baik kualitas produk

    Gawai Oppo maka akan

    semakin meningkatkan

    keputusan konsumen untuk

    membeli produk Gawai Oppo.

    2. Variabel Persepsi terhadap Harga memiliki pengaruh yang

    positif namun tidak signifikan

    terhadap keputusan pembelian

    produk Gawai Oppo. Hal ini

    mengandung arti bahwa harga

    produk Gawai Oppo yang di

    tawarkan akan mempengaruhi

    keputusan pembelian

    meskipun pengaruhnya tidak

    signifikan.

    3. Variabel Persepsi terhadap Promosi memiliki pengaruh

    yang positif dan signifikan

    terhadap keputusan pembelian

    produk Gawai Oppo. Hal ini

    mengandung arti bahwa

    semakin ditingkatkan promosi

    produk Gawai Oppo maka

    akan semakin meningkatkan

    keputusan pembelian

    konsumen.

    4. Variabel Persepsi terhadap Distribusi memiliki pengaruh

    yang positif dan signifikan

    terhadap keputusan pembelian

    produk Gawai Oppo. Hal ini

  • mengandung arti bahwa

    semakin distribusi produk

    Gawai Oppo ditingkatkan

    akan semakin meningkatkan

    keputusan pembelian

    konsumen.

    2 Grace

    Marleen

    Wariki,

    dkk

    Pengaruh

    Bauran

    Promosi,

    Persepsi

    Harga dan

    Lokasi

    Terhadap

    Keputusan

    Pembelian

    dan

    Kepuasan

    Konsumen

    Pada

    Perumahan

    Taman Sari

    Metropolitan

    Manado

    Kuantitatif 1. Variabel Bauran Promosi (x1) berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap keputusan

    pembelian dan kepuasan

    konsumen Pada Perumahan

    Taman Sari Metropolitan

    Manado (y).

    2. Variabel Persepsi Harga (x2) tidak berpengaruh positif

    namun signifikan terhadap

    keputusan pembelian dan

    kepuasan konsumen Pada

    Perumahan Taman Sari

    Metropolitan Manado (y).

    3. Variabel Lokasi (x3) berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap keputusan

    pembelian dan kepuasan

    konsumen Pada Perumahan

    Taman Sari Metropolitan

    Manado (y).

    4. Hasil pengujian hipotesis dari Uji F menunjukkan bahwa

    secara serempak variabel

    bebas yang terdiri dari bauran

    promosi, persepsi harga, dan

    lokasi berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap keputusan

    pembelian dan kepuasan

    konsumen Pada Perumahan

    Taman Sari Metropolitan

    Manado (y).

    3 Murni

    Kaila

    Pengaruh

    Citra Merek

    dan Garansi

    Terhadap

    Keputusan

    Pembelian

    Smart Phone

    Merek Oppo

    Kuantitatif 1. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan t hitung sebesar

    1,979 dengan nilai signifikan

    0,051 lebih besar dari 0,05

    maka dapat diartikan bahwa

    citra merek tidak berpengaruh

    signifikan terhadap keputusan

    pembelian smartphone merek

  • Oppo.

    2. Hasil ini menjelaskan bahwa citra merek tidak dapat

    menjadi salah satu referensi

    bagi calon konsumen dan

    menjadi pertimbangan

    terhadap produk yang

    diinginkan.

    3. Sebagian konsumen lebih mempertimbangkan hal lain,

    contohnya seperti harga

    produk, kualitas, rekomendasi

    dari teman atau sesuai.

    4 Lengga

    ng

    Kurnia

    Intan

    Devi

    Pengaruh

    Kualitas

    Produk,

    Harga, dan

    Promosi

    Terhadap

    Keputusan

    Pembelian

    Pada

    Marketplace

    Shopee

    Kuantitatif 1. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial, maka dapat

    disimpulkan bahwa kualitas

    produk tidak berpengaruh

    secara parsial terhadap

    keputusan pembelian pada

    marketplace Shopee.

    2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial, maka dapat

    disimpulkan bahwa harga

    berpengaruh secara parsial

    terhadap keputusan pembelian

    pada marketplace Shopee.

    3. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial, maka dapat

    disimpulkan bahwa promosi

    berpengaruh secara parsial

    terhadap keputusan pembelian

    pada marketplace Shopee.

    4. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji simultan, maka

    dapat disimpulkan bahwa

    kualitas produk, harga dan

    promosi berpengaruh secara

    simultan terhadap keputusan

    pembelian pada marketplace

    Shopee, hal tersebut

    dibuktikan berdasarkan

    tahapan keputusan pembelian

    yang dilakukan oleh

    konsumen, produk yang

    ditawarkan oleh marketplace

    Shopee dinilai telah sesuai

  • dengan kebutuhan dan

    keinginan konsumen.

    5 Gangsar

    Upoyo

    Faktor-faktor

    yang

    mempengaru

    hi konsumen

    membeli

    smartphone

    oppo

    Kuantitatif 1. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini terdapat 10

    faktor yang mempengaruhi

    konsumen membeli

    smartphone Oppo yaitu

    memiliki bentuk, warna, dan

    ukuran yang berkelas,

    memiliki perangkat keras

    untuk penyimpanan data

    sementara (RAM) yang sesuai

    kebutuhan, kapasitas baterai

    yang sesuai kebutuhan, harga

    yang terjangkau, pusat

    pelayanan (service center)

    yang mudah ditemukan,

    adanya duta besar merek

    (brand ambassador) yang

    disukai, rekomendasi teman,

    pengalaman pembelian oppo

    sebelumnya dan penggemar

    foto selfie.

    Dari beberapa contoh hasil penelitian diatas, maka dapat digambarkan

    beberapa persamaan dan perbedaannya. persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil

    penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam

    membahas pokok permasalahan, yaitu keputusan pembelian smartphone.

    Sedangkan, perbedaan antara skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya

    adalah pada tempat penelitian dan alasan faktor yang mempengaruhi konsumen

    melakukan keputusan pembelian smartphone. Pada skripsi ini kajian lebih

    difokuskan untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai pengaruh citra merek,

    kualitas produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian smartphone

    merek Oppo pada Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2017-

    2018-2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

  • H. Kerangka Pemikiran

    Uraian dalam kerangka pemikiran menjelaskan hubungan dan keterkaitan

    antar variabel penelitian, hubungan variabel yang dimaksud ialah hubungan antara

    variabel bebas dan variabel terikat.64

    Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan peneliti bahwa pengaruh citra

    merek, kualitas produk, harga dan promosi (sebagai variabel bebas) terhadap

    keputusan pembelian smartphone merek oppo (sebagai variabel terikat) pada

    Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2017-2018-2019 Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    Maka secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian ini di

    jelaskan pada gambar di bawah ini :

    Gambar 1.2

    Kerangka Pemikiran Teoritik

    Sumber : Dikembangkan dari peneliti

    64Dr. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 8.

    Citra Merek

    (X1)

    Kualitas Produk

    (X2)

    Harga

    (X3)

    Keputusan

    Pembelian

    (Y)

    Promosi

    (X4)

  • I. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan kerangka pemikiran terhadap

    masalah. maka diajukan hipotesis sementara dalam penelitian ini sebagai berikut :

    Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek (x1), kualitas produk

    (x2), harga (x3) dan promosi (x4) terhadap keputusan pembelian

    smartphone merek oppo.

    H0 : Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek (x1), kualitas

    produk (x2), harga (x3) dan promosi (x4) terhadap keputusan pembelian

    smartphone merek oppo.

  • BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Peneliti menggunakan paradigma deskriptif kuantitatif yaitu penelitian

    dengan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

    dengan metode statiska, dan memberi gambaran yang lebih jelas tentang hasil

    penelitian dengan memusatkan pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan

    pengaruh antara berbagai variabel.65

    B. Sumber Data

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer dan

    sumber data sekunder.

    a) Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau ada

    hubungannya dengan objek yang di teliti.66 pengumpulannya dilakukan

    dengan cara melalui kuesioner. Data primer didapatkan langsung melalui

    pihak pertama. Pihak pertama dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Prodi

    Ekonomi Syariah Angkatan Tahun 2017-2018-2019 Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang

    menggunakan smartphone merek Oppo melalui teknik pengisian Angket

    (kuesioner).

    65DR. Riduwan, M.B.A, Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 65

    66Pabundu Tika, Metedeologi Riset Bisnis, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), hlm. 57

  • b) Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

    disajikan baik oleh pihak-pihak pengumpul data primer.67 Dalam penelitian

    ini, peneliti memperoleh data sekunder dari hasil dokumentasi, literature

    seperti buku, skripsi, jurnal, artikel dan lainnya yang membahas mengenai

    penelitian ini.

    C. Populasi

    Populasi adalah wilayah dari generalisasi yang terdiri atas objek atau

    subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.68 Jadi populasi

    dalam penelitian ini adalah Mahasiswa FEBI Prodi Ekonomi Syariah Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi jumlahnya 1.674 mahasiswa.69

    D. Sampel

    Teknik pengambilan sampel untuk responden yang akan dijadikan sampel

    menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel

    yang mendasarkan pa