Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
1
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
KEPUASAN KERJA DENGAN KNOWLEDGE SHARING
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (STUDI PADA PEGAWAI
KANTOR BALAI KOTA BANDA ACEH)
M.SUBKI1, AFRIDA2
1,2)Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study examined the Influence of Organizational Culture on Job Satisfaction
With Knowledge Sharing as Mediation Variables (Study on Employee’s Central Office of
Banda Aceh). The data was collected On the Employee’s Central Office of Banda Aceh. A
total of 114 respondents were included. Analytical methods of this research is Hierachial
Linear Modeling (HLM) and used as a method of analysis to determine the effect of the
variables involved. The results showed: 1) Cultural organizations significant effect to job
satisfaction in employee’s Central Office on Banda Aceh. 2) Cultural organizations
significant effect to knowledge sharing on employee’s Central Office in Banda Aceh. 3)
Knowledge sharing significant effect to job satisfaction on employee’s Central Office in
Banda Aceh. 4) Knowledge sharing mediating the influence of organizational culture to
job satisfaction on employee’s Central Office in Banda Aceh.
Keywords: Organizational Culture, Job Satisfaction, Knowledge Sharing
PENDAHULUAN
Sebuah organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Dalam usaha pencapaian tujuannya, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan
hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja saja, tetapi juga menyangkut
karyawan sumber daya manusia yang mengelola faktor-faktor lainnya. Perusahaan
akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks. Oleh
karenanya, pengelolaan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia harus dilakukan
secara profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi. Budaya
organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai nilai dan norma
yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggotaanggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
2
Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting didalam sebuah
organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan
budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi
(Mangkunegara 2005). Pengaruh pemanfaatan budaya organisasi merupakan salah
satu solusi dalam menghadapi tantangan yang kian kompleks. Dengan adanya
pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas, juga akan menjadi penentu sukses perusahaan. Sehingga budaya
organisasi memiliki dampak yang berarti terhadap kepuasan kerja karyawan yang
menentukan keberhasilan dan kegagalan perusahaan.
Kepuasaan kerja adalah apa yang dirasakan oleh seseorang pekerja atas
pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sejauh mana individu merasakan
hasil yang sesuai dari yang mereka harapkan dari suatu pekerjaan sehingga nantinya
akan secara langsung mempengaruhi kinerja karyawan. Sama seperti hasil survei
yang terjadi di Kantor Balai Kota Banda Aceh, bahwa rata-rata tingkat kepuasan
kerja yang dirasakan oleh seluruh pegawai di kantor tersebut adalah sangat puas.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti gaji, tempat kerja, fasilitas, rekan
kerja serta lingkungan kerja (Locke 1996).
Jika dilihat berdasarkan tempat kerja bahwa, Kantor Balai Kota Banda Aceh
merupakan salah satu tempat kerja yang diminati oleh semua orang serta merupakan
tempat kerja yang bergengsi dan memiliki citra yang baik dimata masyarakat.
Selain itu, dengan lingkungan kerja yang baik serta nyaman dan segala fasilitas
kerja yang sangat memadai pun disediakan seperti, kendaraan, laptop/ komputer,
meja, kursi, ruangan ber AC, dan lain-lain.
Gaji/ upah juga merupakan salah satu alat ukur utama apakah seseorang itu
puas terhadap pekerjaannya (Munandar, 2006). Seperti yang kita ketahui bahwa,
pembagian gaji pokok seorang pegawai negeri sipil rata-rata sama, yang
membedakan besar penghasilan per bulannya adalah TPK (Tunjangan Pelaksana
Kegiatan). TPK merupakan tunjangan yang diberikan kepada pegawai berdasarkan
kinerja yang dihasilkannya, yang mana segala macam kinerja yang pegawai
tersebut lakukan akan direkam di aplikasi e-kinerja.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
3
Untuk menghasilkan kinerja yang baik tentu saja pengetahuan atau
pengalaman yang ada dari diri sendiri tidaklah cukup. Pengetahuan dan pengalaman
dari luar yang mungkin saja kita dapatkan dari rekan kerja atau organisasi tempat
kita bekerja akan sangat membantu seseorang pegawai untuk memperoleh kinerja
yang tinggi. Namun, untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tersebut
tidaklah mudah. Karena tidak semua orang ingin membagikan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimilikinya (knowledge sharing).
Knowledge sharing merupakan sebuah proses sistematis dalam mengirimkan,
mendistribusikan, dan mendiseminasikan pengetahuan dan konteks multidimensi
dari seorang atau organisasi kepada orang atau organisasi lain yang membutuhkan
melalui metode dan media yang variatif. (Lumbantobing, 2012). Seperti yang
terjadi di Kantor Balai Kota Banda Aceh bahwa hampir seluruh pegawai yang ada
di kantor tersebut saling berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada sesama rekan
kerjanya. Dimana segala macam pengetahuan dan pengalaman tersebut didapatkan
dari berbagai macam sosialisasi, pelatihan, seminar, dan lain sebagainya.
Budaya yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi
menjadi kuat dan tujuan perusahaan dapat terakomodasi. Kepuasan kerja yang
dirasakan oleh setiap pegawai memiliki kaitan yang sangat erat dalam hubungannya
dengan budaya organisasi. Selain itu, kepuasan kerja seseorang juga didukung
dengan adanya pengetahuan dan pengalaman yang ia dapatkan dari organisasi
ataupun rekan kerjanya guna menciptakan kinerja yang lebih baik. Sesuai dengan
hasil survei awal yang dilakukan di Kantor Balai Kota Banda Aceh menunjukkan
bahwa hampir secara menyeluruh pegawai yang bekerja di kantor tersebut memiliki
tingkat kepuasan kerja yang tinggi meskipun sistem budaya organisasi yang
diterapkan sangat ketat terkait dengan perilaku kedisiplinan.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Budaya Organisasi
Menurut Harvey dan Brown (dalam Bahan Bacaan Pengantar Imu
Administrasi Bisnis, 2009:135) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu
sistem nilai dan kepercayaan bersama yang berinteraksi dengan orang-orang,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
4
struktur dan sistem suatu organisasi untuk menghasilkan norma-norma perilaku.
Budaya organisasi merupakan pedoman berprilaku bagi orang-orang dalam
perusahaan. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan,
nilai nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan
pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal (Mangkunegara, 2005:113).
Kepuasan Kerja
Kepuasaan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang
menunjukkan perbedaaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerjaan dan
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbin, 2003: 78).
Kepuasan kerja adalah faktor primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri,
sedangkan ketidak puasan berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan
menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan dalam
organisasi. Kepuasan kerja muncul didasari atas faktor-faktor tertentu.
Berbagi Pengetahuan
Paul Lumbantobing menjelaskan bahwa, knowledge sharing adalah proses
yang sistematis dalam mengirimkan, mendistribusikan, dan mendiseminasikan
pengetahuan dan konteks multidimensi dari seorang atau organisasi kepada orang
atau organisasi lain yang membutuhkan melalui metode dan media yang variatif.
(Lumbantobing, 2012 : 24) Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses knowledge sharing bertujuan untuk mengoptimalkan dan mendorong
munculnya pengetahuan baru sebagai hasil pembelajaran dan kombinasi dari
berbagai pengetahuan yang berbeda-beda.
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Kotter dan Hesket (Sutanto, 2002: 129) mengungkapkan bahwa budaya
organisasi yang kuat akan memicu karyawan untuk berfikir, berperilaku, dan
bersikap sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Kesesuaian antara budaya organisasi
dengan anggota organisasi yang mendukungnya akan menimbulkan kepuasan
kerja, sehingga mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
5
baik, yaitu bertahan pada satu perusahaan dan berkarir dalam jangka panjang. Oleh
karena itu, budaya organisasi yang kuat diperlukan oleh setiap organisasi agar
kepuasan kerja dan kinerja karyawan meningkat sehingga akan meningkatkan
kinerja organisasi secara keseluruhan.
H1 : Budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja
Budaya Organisasi terhadap Knowledge Sharing
Studi pada penciptaan pengetahuan dan pembelajaran organisasi
menunjukkan bahwa kegiatan berbagi pengetahuan sangat dipengaruhi oleh nilai-
nilai budaya dari masing-masing pegawai (Jennex, 2006; Hutchings dan
Michailova, 2004; Hofstede, 2001; Pfeffer dan Sutton, 2000), dan lainnya
Penelitian juga menunjukkan bahwa kinerja suatu organisasi tergantung pada
sejauh yang nilai-nilai budaya organisasi dibagi (Lai dan Lee, 2007; De Long dan
Fahey, 2000). Budaya organisasi telah ditemukan tidak hanya mempengaruhi
keberhasilan pencapaian berbagi pengetahuan, tetapi juga moral pekerja
pengetahuan dan produktivitas
(Lai dan Lee, 2007; Ruppel dan Harrington, 2001a; Carayannis, 1998).
H2: Budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap knowledge sharing
Knowledge Sharing terhadap Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dengan komitmen organisasi
(Karatepe dan Tekinkus, 2006) dan komitmen organisasi memiliki pengaruh yang
positif dengan berbagi pengetahuan (Jacobs dan Roodt, 2007), oleh karena itu,
kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dengan berbagi pengetahuan (Rehman,
Mahmood, Salleh, dan Amin, 2010). Semakin besar tingkat keterlibatan karyawan
dalam proses pengambilan keputusan, semakin besar kepuasan kerja dan kinerja
(Tremblay, Sire, dan Dalkin, 2000; Witt, Andrews, dan Kacmar, 2000).
H 3: Knowledge sharing memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
6
Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dimediasi oleh Knowledge
Sharing
Berbagi pengetahuan terdiri dari dua kegiatan dasar yang terdiri dari niat aktif
dan pasif. Sumbangan pengetahuan dan koleksi pengetahuan (De Vries et al.,
2006). Sumbangan pengetahuan dan pengumpulan pengetahuan memainkan peran
penting antara budaya organisasi dan tingkat kepuasan kerja dalam sebuah
organisasi. Penelitian ini mempelajari dampak dari kegiatan berbagi pengetahuan
tentang pengaruh antara budaya organisasi dan kepuasan kerja. De Vries et al.,
(2006) mengatakan model analisis praktek berbagi pengetahuan dalam suatu
organisasi. Literatur menunjukkan bahwa berbagi pengetahuan berkorelasi dengan
budaya organisasi, kepuasan kerja, kepercayaan, jaringan sosial, dan masalah
kepemimpinan.
H4: Budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja dengan
dimediasikan oleh knowledge sharing
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pegawai di Kantor Balai Kota
Banda Aceh.
Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini kuisioner digunakan sebagai metode pengumpulan data
untuk mendapatkan informasi dari beberapa responden yang menjadi sampel.
Kuisioner ini akan mengukur tiga variabel yang ada dalam penelitian ini yaitu,
budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, Knowledge Sharing.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel dependen pada penelitian adalah kepuasan kerja, untuk mengukur
konstruk dari variabel tersebut telah diukur dengan 26 item pertanyaan dari
beberapa dimensi. Uji analisis faktor menunjukkan bahwa pada variabel kepuasan
kerja hanya 5 item pertanyaan yang dapat terlibat dalam penelitian ini, sedangkan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
7
21 item pertanyaan lainnya tidak dapat dilibatkan karena tidak relevan dengan
konteks penelitian ini.
Uji Analisis Faktor
Berdasarkan hasil uji analisis faktor menunjukkan bahwa 5 item pertanyaan
yang terlibat dalam penelitian ini memiliki konstruk korelasi yang baik sehingga
dapat menjadi pengukuran yang tepat, hal ini dapat dilihat dari nilai eigen 2,61
dengan loading factor yang memiliki interval 0,46 hingga 0,92. Varian yang dapat
dijelaskan (varians explained) pada faktor adalah sebesar 52,35%. Nilai Kaiser-
Meiyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy pada variable dependen sebesar 0,61
dan hasil uji Barlet’s Test of Sphericity menunjukkan signifikan yaitu 0,00
(p<0,01).
Variabel independen pada penelitian adalah budaya organisasi, untuk
mengukur konstruk dari variabel tersebut telah diukur dengan 20 item pertanyaan
dari beberapa dimensi. Uji analisis faktor menunjukkan bahwa pada variabel
kepuasan kerja hanya 4 item pertanyaan yang dapat terlibat dalam penelitian ini,
sedangkan 16 item pertanyaan lainnya tidak dapat dilibatkan karena tidak relevan
dengan konteks penelitian ini. Berdasarkan hasil uji analisis faktor menunjukkan
bahwa 4 item pertanyaan yang terlibat dalam penelitian ini memiliki konstruk
korelasi yang baik sehingga dapat menjadi pengukuran yang tepat, hal ini dapat
dilihat dari nilai eigen 2,28 dengan loading factor yang memiliki interval 0,40
hingga 0,96. Varian yang dapat dijelaskan (varians explained) pada faktor adalah
sebesar 57,02%.
Nilai Kaiser-Meiyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy pada variabel
independen sebesar 0,56 dan hasil uji Barlet’s Test of Sphericity menunjukkan
signifikan yaitu 0,00 (p<0,01). Variabel mediasi pada penelitian adalah Knowledge
Sharing, untuk mengukur konstruk dari variabel tersebut telah diukur dengan 8 item
pertanyaan dari beberapa dimensi.
Uji analisis faktor menunjukkan bahwa pada variabel kepuasan kerja hanya
4 item pertanyaan yang dapat terlibat dalam penelitian ini, sedangkan 4 item
pertanyaan lainnya tidak dapat dilibatkan karena tidak relevan dengan konteks
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
8
penelitian ini. Berdasarkan hasil uji analisis faktor menunjukkan bahwa 4 item
pertanyaan yang terlibat dalam penelitian ini memiliki konstruk korelasi yang baik
sehingga dapat menjadi pengukuran yang tepat, hal ini dapat dilihat dari nilai eigen
1,95 dengan loading factor yang memiliki interval 0,66 hingga 0,73.
Varian yang dapat dijelaskan (varians explained) pada faktor adalah sebesar
48,74%. Nilai Kaiser-Meiyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy pada variabel
mediasi sebesar 0,70 dan hasil uji Barlet’s Test of Sphericity menunjukkan
signifikan yaitu 0,00 (p<0,01).
Uji Reliabilitas
Selanjutnya, untuk mengukur apakah instrument (kuisioner) dari penelitian
ini dapat dipercaya/ handal atau tidak sebagai hasil penelitian yang baik maka perlu
dilakukan uji reliabilitas. Suatu konstruk atau variabel dikatakan handal apabila
nilai Cronbach Alphanya > 0,60 menurut Malhotra (2003). Berikut hasil pengujian
reliabilitas.
Tabel. 1 Uji Reliabilitas
No. Variabel Jumlah
Item
Cronbach’s Alpha Keterangan
Hitung Standar
1. Kepuasan Kerja 5 0,75 0,60 Handal
2. Budaya Organisasi 4 0,72 0,60 Handal
3. Knowledge Sharing 4 0,64 0.60 Handal
Sumber: Data Primer (diolah), 2016
Analisis
Hasil analisis pengaruh budaya organisasi terhadap knowledge sharing
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhdap Knowledge Sharing
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,447 0,302 4,795 0,000
Budaya Organisasi 0,614 0,087 0,553 7,028 0,000
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
9
Sumber: Data Primer (diolah), 2016
Menurut Hair, et al (2006) jika dalam penskalaan digunakan skala likert,
maka untuk koefisien regresi digunakan nilai standardized coefficients, dimana
nilai konstantanya tidak perlu di interpretasikan. Dari hasil output SPSS tersebut
dapat dibuat garis persamaan linear adalah sebagai berikut:
Z = 0,553X
Maka dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi
budaya organisasi (X) bernilai positif (0,553) artinya semakin baik budaya
organisasi yang diterapkan maka akan semakin baik pula knowledge sharing yang
didapatkan oleh pegawai Kantor Kantor Balai Kota Banda Aceh.
Hasil analisis pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dengan
knowledge sharing sebagai variabel mediasi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dengan
Knowledge Sharing sebagai Variabel Mediasi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
2 (Constant) 4,023 0,064 62,409 0,000
Budaya Organisasi 0,066 0,019 0,318 3,545 0,001
3
(Constant) 3,959 0,070 56,949 0,000
Budaya Organisasi 0,039 0,022 0,185 1,755 0,082
Knowledge Sharing 0,045 0,020 0,239 2,262 0,026
Sumber: Data Primer (diolah), 2016
Dari Tabel 3 (model 2) dapat dibuat garis persamaan linier adalah sebagai
berikut:
Y = 0,318X
Maka dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil nilai
standardized coefficients tidak terdapat nilai konstanta, hanya terdapat nilai
koefisien regresi. Dari hasil output SPSS pada tabel diatas dapat terlihat bahwa
hubungan linier antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja adalah positif
dengan nilai koefisien 0,318 yang artinya ketika budaya organisasi yang diterapkan
meningkat maka akan meningkatkan kepuasan kerja yang dirasakan pada pegawai
Kantor Kantor Balai Kota Banda Aceh.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
10
Sedangkan pada tabel selanjutnya (model 3), dapat dibuat garis persamaan
linier sebagai berikut:
Y = 0,185X + 0,239Z
Dimana persamaan tersebut menjelaskan bahwa koefisien regresi knowledge
sharing (Z) bernilai positif 0,239 yang artinya semakin besar knowledge sharing
yang didapatkan oleh pegawai tersebut, maka akan semakin besar pula rasa
kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai Kantor Kantor Balai Kota Banda Aceh
tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Hierarchical
Linear Modeling (HLM) untuk mengetahui pengaruh antar variabel, yang meliputi:
1. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja (H1)
2. Budaya organisasi berpengaruh terhadap knowledge sharing (H2)
3. Knowledge sharing berpengaruh terhadap kepuasan kerja (H3)
4. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja melalui mediasi
knowledge sharing (H4)
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian ini didukung oleh
pernyataan yang dikemukakan oleh Kotter dan Hesket (1992) dimana menurut
mereka budaya organisasi yang kuat akan memicu pegawai untuk berfikir,
berperilaku, dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Kesesuaian antara
budaya organisasi dengan anggota organisasi yang mendukungnya akan
menimbulkan kepuasan kerja, sehingga mendorong pegawai untuk meningkatkan
kinerja menjadi lebih baik, yaitu bertahan pada satu perusahaan dan berkarir dalam
jangka panjang.
Oleh karena itu, budaya organisasi yang kuat sangat diperlukan oleh setiap
organisasi agar kepuasan kerja dan kinerja pegawai dapat terus meningkat sehingga
akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu, Hofstede’s
(1980) menjelaskan bahwa komponen-komponen yang terdapat didalam budaya
organisasi juga terdiri atas beberapa variabel yang memiliki hubungan erat dengan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
11
komitmen organisasi (Lok and Crawford, 1999) dan kepuasan kerja (Silverthorne,
2004).
Pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap knowledge sharing. Dimana sebuah studi yang dilakukan
terhadap knowledge creation dan organizational learning oleh Jennex, (2006);
Hutchings dan Michailova, (2004); Hofstede, (2001); dan Pfeffer dan Sutton,
(2000) menunjukkan bahwa kegiatan Knowledge Sharing (knowledge sharing)
sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya organisasi dari masing-masing pegawai.
Disamping itu, kinerja yang dipancarkan dari sebuah organisasi tergantung dari
sejauh mana nilai-nilai budaya organisasi itu sendiri (Lai dan Lee, 2007; De Long
dan Fahey, 2000). Budaya organisasi menunjukkan tidak hanya mempengaruhi
keberhasilan pencapaian dari Knowledge Sharing (knowledge sharing), tetapi juga
moral pengetahuan pekerja dan produktivitasnya (Lai dan Lee, 2007; Ruppel dan
Harrington, 2001; Carayannis, 1998).
Pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa knowledge sharing berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja. Menurut Karatepe dan Tekinkus, (2006)
kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dengan komitmen organisasi dan
komitmen organisasi memiliki pengaruh yang positif dengan Knowledge Sharing
(knowledge sharing) (Jacobs dan Roodt, 2007), oleh karena itu, kepuasan kerja
memiliki pengaruh positif dengan Knowledge Sharing (knowledge sharing)
(Rehman, Mahmood, Salleh, dan Amin, 2010). Karena dengan adanya tingkat
keterlibatan pegawai yang semakin besar dalam proses pengambilan keputusan,
maka akan semakin besar kepuasan kerja dan kinerja yang dihasilkan (Tremblay,
Sire, dan Dalkin, 2000; Witt, Andrews, dan Kacmar, 2000).
Individu yang berkinerja baik akan lebih bersedia dan bersemangat untuk
menyumbangkan dan mengumpulkan pengetahuan dan membantu dalam
membangun mekanisme untuk membuat kelompok yang lebih produktif
(Hollingshead, 2000; Salancik dan Pfeffer, 1977) sehingga hasil kepuasan kerja
akan berdampak positif pada sikap, perilaku dan motivasi. Untuk mendorong
ketersediaan pegawai dalam Knowledge Sharingnya kepada tim, organisasi harus
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
12
menyediakan budaya perusahaan yang positif dan lingkungan kerja yang dapat
dipercaya kepada pegawai (Inkpen and Tsang, 2005).
Literatur sebelumnya mengidentifikasikan bahwa kepuasan kerja sebagai
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi knowledge sharing (Ismail, Nor and
Marjani, 2009; Ismail and Yusof, 2008; Lin, 2007; Borgatti and Cross, 2003). Hal
ini juga menunjukkan bahwa setiap individu dan anggota grup yang menikmati
kepuasan kerjanya akan berkontribusi terhadap Knowledge Sharingnya dibawah
lingkungan kerja yang ramah dan peningkatan dari kepuasan kerja yang dirasakan
oleh individu tersebut dapat meningkatkan Knowledge Sharingnya dalam
membawa kinerja tim menjadi lebih baik.
Pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa knowledge sharing memediasi
pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja. Menurut De Vries et al.,
(2006) knowledge donation dan knowledge collection yang merupakan dimensi dari
knowledge sharing memiliki peran yang sangat penting antara budaya organisasi
dan tingkat kepuasan kerja dalam sebuah organisasi. Penelitian ini mempelajari
dampak dari kegiatan Knowledge Sharing terhadap hubungan antara budaya
organisasi dan kepuasan kerja. Selain itu De Vries et al., (2006) juga mengatakan
model analisis implementasi dari Knowledge Sharing dari praktik Knowledge
Sharing didalam sebuah organisasi. Literatur tersebut menunjukkan bahwa
Knowledge Sharing memiliki korelasi dengan budaya organisasi, kepuasan kerja,
kepercayaan, jaringan sosial, dan masalah kepemimpinan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
2. Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap knowledge sharing.
3. Knowledge sharing berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
4. Knowledge sharing memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap
kepuasan kerja.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
13
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini maka
dapat diberi saran sebagai berikut:
1. Untuk Kantor Balai Kota Banda Aceh sebaiknya agar dapat mempertahankan
atau memperketat budaya organisasi yang telah ada terkait dengan perilaku
kedisiplinan serta agar dapat melestarikan budaya knowledge sharing pada
setiap pegawai, dengan tujuan agar organisasi tersebut kedepannya dapat
meningkatkan kepuasan kerja pegawai yang nantinya akan berdampak pada
kesuksesan organisasi dalam menjalankan setiap program-program yang ada.
Selain itu, dengan terlestarikannya budaya knowledge sharing, maka akan
mempermudah organisasi maupun pegawai ketika membuat keputusan dalam
rangka menetapkan strategi yang tepat dan juga dapat meningkatkan efisiensi
dari sumber daya manusia.
2. Untuk pegawai Kantor Balai Kota Banda Aceh sebaiknya agar terus mampu
mempertahankan tingkat kepuasan kerjanya sehingga akan memicu untuk
timbulnya kinerja yang baik secara terus menerus yang nantinya dapat
memberikan dampak yang positif terhadap keberlangsungan hidup Kantor
Balai Kota Banda Aceh.
REFERENSI
Bassett-Jones, N. and Lloyd, C., (2005). Does Herzberg’s Motivation Theory Have
Staying Power?. Journal of Management Development, Vol. 24 (10), 929-
943.
Baron, R.M. and Kenny, D.A., (1986). The Moderator-Mediator Variable
Distinction In Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and
Statistical Considerations. Journal Of Personality And Social Psychology.
Vol. 51, (6), 1173-1182.
Borgatti, S. P. and Cross, R., (2003). A Relational View of Information Seeking
and Learning In Social Networks. Management Science, Vol. 49, 432-445.
Carayannis, E. G., (1998). The Strategic Management Of Technology Learning In
Project/Program Management: The Role Of Extranets, Intranets and
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
14
Intelligent Agents Knowledge Generation, Diffusion And Leveraging,
Technovation. Journal of Strategic Management, Vol. 18 (11), 697-703.
Dastmalchian, A., Lee, S. and Ng, I., (2000). The Interplay Between Organizational
And National Cultures A Comparison of Organizational Practices In Canada
And South Korea Using The Competing Values Framework. International
Journal of Human Resource Management, Vol. 11 (2) 388-412.
De Long, D. W. and Fahey, L. (2000) Diagnosing cultural barriers to knowledge
management, Academy of Management Executive, Vol. 14 (4), 113-127
De Vries, R. E., Van den Hoff, B. and de Ridder, J. A., (2006). Explaining
Knowledge Sharing: The Role of Team Communication Styles, Job
Satisfaction, And Performance Beliefs, Communication Research. Journal of
Management Development, Vol. 33 (2), 115-135.
Engstrom, T. E. J., (2003) Sharing knowledge through mentoring, Performance
Improvement. Journal of Management Development, Vol. 42 (8), 36-42.
Fahey, L. and Prusak, L. (1998) The eleven deadliest sins of knowledge
management, California Management Review, Vol. 40 (3) 265-276.
Fichter, C. and Cipolla, J., (2010). Role Conflict, Role Ambiguity, Job Satisfaction,
and Burnout Among Financial Advisors. Journal of American Academy of
Business, Vol. 15 (2) 256-261
Ford, D. P. and Chan, Y. E., (2003). Knowledge Sharing in Multicultural Setting:
A Case Study, Knowledge Management Research And Practice. Journal of
Human Relation, Vol. 1 (1), 11-27.
Greenberg, J. and Baron, R.A., (2003) Behavior In Organizations: Understanding
and Managing The Human Side of Work. New Jersey: Prentice-Hall
Gupta, A. K. and Godvindarajan, V., (2000 Knowledge Flows Within Multinational
Corporations. Strategic Management Journal, Vol. 21, 473-496.
Harrison, G., (1994). Culture and management in Australian Accountant. Journal
of Organizational Behavior. Vol. 64 (10), 14-22.
Hawamdeh, S., (2005). Knowledge Management: Nurturing Culture, Innovation
and Technology. New Jersey: World Scientific Publishing Co
Hofstede, G. H., (1980) Culture’s Consequences: International Differences In
Work-Related Attitudes. Canada: Sage Publications
_______(2001). Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviors,
Institutions and Organizations Across Nations. Canada: Sage Publications
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
15
Hollingshead, A. B (2000) Perceptions Of Experience And Transactive Memory In
Work Relationship, Group Processes & Intergroup Relation. Journal of
Human Relation, Vol. 3, 257-267
Hutchings, K. and Michailova, S (2004) Facilitating Knowledge Sharing In Russian
and Chinese Subsidiaries: The Role of Personal Networks and Group
Membership. Journal of Knowledge Management, Vol. 8 (2) 84-94.
Inkpen, A. C. and Tsang, E. W (2005) Social Capital Networks, and Knowledge
Transfer, Academy of Management Review, Vol. 30 (1), 146-165
Ismail, W. K., Nor, K. M. and Marjani, T (2009) The Role of Knowledge Sharing
Practice Inenhancing Project Success. Interdisciplinary Journal Of
Contemporary Research In Business, Vol. 1 (7), 34-52.
Jacobs, E. and Roodt, G (2007) The Development of a Knowledge Sharing
Construct to Predict Turnover Intentions. Journal of Work & Stress, Vol. 59,
229-248
Jennex, M. E., (2006). Culture, Context, And Knowledge Management.
International Journal of Knowledge Management, Vol. 2 (2), 1-4.
Jung, J., Su, X., Baeza, M. and Hong, S (2008) The Effect of Organizational
Culture Stemming From National Culture Towards Quality Management
Deployment. Journal of The TQM Magazine, Vol. 20 (6), 622-635.
Karatepe, O. and Tekinkus, G (2006) The Effects of Work-Family Conflict,
Emotional Exhaustion, and Intrinsic Motivation On Job Outcomes of Front-
Line Employees. International Journal of Bank Marketing, Vol. 24 (3) 173-
193.
Kotter, J. P. and Heskett, J. L. (1992) Corporate culture and performance. New
York: Free Press
Lai, M. F. and Lee, G. G (2007) Risk-Avoiding Cultures Toward Achievement of
Knowledge Sharing. Business Process Management Journal, Vol. 13 (4),
522-527.
Lin, H.F., (2007). Knowledge Sharing and Firm Innovation Capability: An
Empirical Study. International Journal of Manpower, Vol.28, 3-4, 315-332.
Lindholm, N., (2000). National Culture and Performance Management In MNC
Subsidiaries”. International Studies of Management & Organization, Vol. 29,
(4), 45-66.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
16
Lok, P. and Crawford, J (1999) The Relationship Between Commitment and
Organizational Culture, Subculture, Leadership Style, and Job Satisfaction In
Organizational Change and Development. Leadership & Organizational
Development Journal, Vol. 20 (7), 365-373.
Mullins, L. J., (1996). Management and Organizational Behavior, 4th ed., UK:
Pitman Publishing
Pfeffer, J. and Sutton, R. I. (2000) The Knowing Doing Gap: How Smart Companies
Turn Knowledge Into Action. Boston: Harvard Business School Press
Rikowski, R (2007) Knowledge Management: Social, Cultural and Theoretical
Perspectives, England: Chandos Publishing, Oxford
Ruppel, C. P. and Harrington, S. J., (2001) Causal Ambiguity, Barriers to Imitation,
and Sustainable Competitive Advantage. European Management Journal,
Vol. 22 (6), 714-724.
Salancik, G. R. and Pfeffer, J. (1977) An Examination of Need-Satisfaction Models
of Job Attitudes, Administrative Science Quarterly, Vol. 22, 427-456.
Silverthorne, C., (2004) The Impact of Organizational Culture and Person
Organization Fit On Organizational Commitment and Job Satisfaction In
Taiwan. Leadership & Organizational Development Journal, Vol. 30 (4),
186-201.
Simonin, B. L., (1999). Transfer of Marketing Know-How in International Strategic
Alliances: An Empirical Investigation of The Role And Antecedents of
Knowledge Ambiguity. Journal Of International Business Studies, Vol. 30,
(3), 463-490.
Smith, P. B., (2002) Culture’s Consequences: Something Old and Something New.
Journal of Human Relations, Vol. 55 (2), 119-135.
Tata, J. and Prasad, S., (1998). Cultural and Structural Constraints On Total Quality
Management Implementation. Journal of Total Quality Management, Vol.
9 (8), 703-710.
Tampubolon, Manahan P (2008). Budaya Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tika, Mohd. Pabundu (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Tremblay, M., Sire, B. and Dalkin, D. B., (2000) The Role of Organizational Justice
In Pay and Employee Benefit Satisfaction, and Its Effects On Work Attitudes,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 2, November 2016: 1-17
17
Group And Organization Management. International Journal of Business
Studies, Vol. 25, 269-290.
Warr, P., (2007). Searching For Happiness At Work. Journal of Psychologist, Vol.
20 (12), 726-729
Witt, L. A., Andrews, M. C. and Kacmar, K. M (2000) The Role of Participation
In Decision-Making In The Organizational Politics-Job Satisfaction
Relationship. Journal of Human Relations, Vol. 53 (3), 341-358.