Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    1/66

    i

    PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA

    PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI

    BURSA EFEK INDONESIA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna

    Memperoleh Gelar S1 Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret

    Disusun Oleh:

    Aldhi Rahardyan Dananjaya

    F0309005

    JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    2/66

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    3/66

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

    Surakarta, Juli 2013

    Tim Penguji Skripsi:

    1. Sulardi, S.E., M.Si., Ak. Ketua (..)NIP. 19691123 200012 1 001

    2. Dr. Bandi, M.Si., Ak. Anggota (..)NIP. 19641120 199103 1 002

    3. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. Pembimbing (..)NIP.19690924 199402 1 001

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    4/66

    iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    1. Percaya pada Tuhan YME2. Sertakan Doa dalam setiap usaha

    3. Selalu bersyukur atas segala nikmat yang kita dapat4. Saling memaafkan itu indah

    5. Pahami Pancasila demi kehidupan berbangsa dan bernegara6. Persaingan boleh saja, tetapi jangan saling bermusuhan

    7. Bagaimanapun, tepatilah janji8. Jagalah selalu kebersihan

    9. Bangun tidur, jangan tidur lagi dong!10.Jangan lupa makan sayur dan buah

    Skripsi ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia khususnya

    para civitas akademisi, dengan rasa ikhlas dan semangat yang tinggi tanpa

    melupakan jiwa nasionalisme.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    5/66

    v

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala

    rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai Gelar Sarjana

    Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

    Sebelas Maret.

    Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bimbingan

    dan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini.

    Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah yang penulis terima,2. Keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, dukungan,

    semangat serta doa yang luar biasa dan tiada hentinya,

    3. Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi UniversitasSebelas Maret Surakarta,

    4. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret sekaligus pembimbing

    skripsi atas semua kritik, saran, dan perhatiannya yang sangat membantu

    penulis untuk mencapai hasil yang terbaik.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    6/66

    vi

    5. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitassebelas Maret, yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan,

    6. Indria Pradesti untuk segala pengertian selama ini dalam mendengarkankeluh kesah, serta motivasi untuk terus berjuang menyelesaikan segala

    masalah yang dihadapi,

    7. Sahabat baru, MBT (Adhika Jalu Richahyantara, Febrian Danu Pradana,Galih Gilang Danurwendo) atas bantuan dan kebahagiaan dalam segala hal

    selama kita bersama.

    8. Teman-teman akuntansi FE UNS angkatan 2009 atas segala kebersamaanyang telah kita jalin selama ini, dan pelajaran-pelajaran baik yang dapat

    membimbing kita untuk lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan

    berbangsa dan bernegara.

    9. Sebagian teman-teman akuntansi angkatan 2008 (Adit, Dio, Vendi), sertateman-teman akuntansi 2008 lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu

    per satu, atas segala bantuan dan dukungan selama masa perkuliahan.

    10.Keluarga besar kost Wiryomartono (Daru, Fuad, Tomy, Abi, Gatot, Erik,Dwi, Wiema, Rafy, Rifqi, Agung, Toni) untuk segala kebersamaan dalam

    suka dan duka selama menjalani kehidupan perkuliahan.

    11.Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    7/66

    vii

    Penulis menyadari bahwa segala hal yang manusia lakukan pasti banyak

    kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

    dan kritik untuk memperbaiki segala kekurangan dikemudian hari. Semoga skripsi

    ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada

    umumnya.

    Wassalammualaikum Wr. Wb

    Surakarta, 3 Juli 2013

    Penulis,

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    8/66

    viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... ...........i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ......... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ........ iii

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... ........ iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................. ......... v

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ...... viii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... ........ xi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ....... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ...... xiii

    ABSTRAK ................................................................................................... ...... xiv

    ABSTRACT ................................................................................................. ....... xv

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... ......... 1

    1.1 Latar Belakang ...................................................................... ......... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................. ......... 3

    1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. ......... 4

    1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ ......... 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Asimetri Informasi dan TeoriBid-Ask-Spread..................... ......... 6

    2.1.1 Asimetri Informasi .................................................... ......... 6

    2.1.2 TeoriBid-Ask Spread ............................................... .........7

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    9/66

    ix

    2.2 Manajemen Laba .................................................................. ......... 9

    2.2.1 Pengertian Manajemen Laba .................................... ......... 9

    2.2.2 Faktor-Faktor Pendorong Manajemen Laba ............. ....... 11

    2.2.3 Bentuk-Bentuk Manajemen Laba ............................ ....... 14

    2.2.4 Teknik Manajemen Laba .......................................... ....... 15

    2.3 Teori Keagenan (Agency Theory) ......................................... ....... 16

    2.4 Penelitian Sebelumnya .......................................................... ....... 18

    2.5 Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian ......................... ....... 19

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................... ....... 21

    3.1.1 Variabel Dependen ................................................... ....... 21

    3.1.2 Variabel independen.................................................. ....... 23

    3.1.3 Variabel Kontrol ....................................................... ....... 24

    3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................... ....... 24

    3.3 Sumber Data ......................................................................... ....... 26

    3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... ....... 26

    3.5 Metode Analisis Data ............................................................ ....... 27

    3.6 Uji Hipotesis ......................................................................... ....... 30

    3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................. ....... 30

    3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................. ....... 30

    3.6.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ............ ....... 31

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    10/66

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    11/66

    xi

    DAFTAR TABEL

    4.1 Sampel Penelitian ................................................................................. ....... 33

    4.2 Perhitungan KoefisienDiscretionary Accrual..................................... ....... 34

    4.3 Analisis Deskriptif Variabel ................................................................. ....... 35

    4.4 Hasil Uji Normalitas Data .................................................................... ....... 38

    4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... ....... 38

    4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... ....... 39

    4.7 Hasil Uji Autokorelasi.......................................................................... ....... 40

    4.8 Hasil Uji Goodness of Fit..................................................................... ....... 40

    4.9 Uji Statistik F ......................................................................................... ....... 41

    4.10 Uji Statistik t ........................................................................................ ....... 43

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    12/66

    xii

    DAFTAR GAMBAR

    2.1 Kerangka Berpikir Teoritis .................................................................. ....... 19

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    13/66

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A Daftar Perusahaan Sampel ..................................................... ....... 52

    Lampiran B Data Penelitian ....................................................................... ....... 55

    Lampiran C Hasil RegresiModified Jones Model ..................................... .......57

    Lampiran D Deskripsi Data ....................................................................... ....... 58

    Lampiran E Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................ ....... 58

    Lampiran F Hasil Uji Hipotesis ................................................................. ....... 60

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    14/66

    ABSTRAK

    PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA

    PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI

    BURSA EFEK INDONESIA

    Aldhi Rahardyan D.

    F0309005

    Penelitian ini dilakukan atas dasar untuk mengetahui apakah asimetri

    informasi mempunyai pengaruh terhadap praktik manajemen laba setelah

    penetapan IFRS di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu seperti yang

    dilakukan oleh Cheng (2006) dan Rahmawati, dkk. (2006) menunjukkan bahwa

    asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asimetri informasi berpengaruh

    positif signifikan terhadap manajemen laba.

    Penelitian ini menggunakan The Modified Jones Model untuk menghitung

    discretionary accrual sebagai proksi dari manajemen laba, sedangkan proksi

    untuk asimetri informasi menggunakan AdjSpread. Sebagai sampel penelitian,

    penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia pada tahun 2011. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

    menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

    Kata kunci: asimetri informasi, manajemen laba

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    15/66

    ABSTRACT

    PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA

    PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI

    BURSA EFEK INDONESIA

    Aldhi Rahardyan D.

    F0309005

    This study is conducted to determine whether the basis of information

    asymmetry has an influence on the determination of earnings management

    practices after IFRS in Indonesia. Several previous studies Cheng (2006) and

    Rahmawati, et al (2006) show that the significant positive of information

    asymmetry affect earnings management. This study aims to determine whether

    there is the significant positive effect of information asymmetry on earnings

    management.

    This study uses the Modified Jones model to calculate discretionary

    accruals as a proxy of earnings management, while a proxy for information

    asymmetry using AdjSpread. As a sample study, this study uses the manufacturing

    companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011. Testing this

    hypothesis using multiple linear regression analysis. These result indicate that the

    effect of information asymmetry on earnings management is not significant.Keywords: information asymmetry, earnings management

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    16/66

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangBerbagai cara dilakukan oleh pelaku usaha, baik pihak manajemen

    maupun pemilik usaha untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan

    usahanya. Dalam kondisi dunia usaha yang semakin pesat saat ini, tentu

    persaingan berbagai usaha semakin meningkat. Laporan keuangan menjadi sarana

    penyajian informasi untuk melihat sejauh mana perkembangan dan kondisi suatu

    perusahaan. Agar laporan keuangan perusahaan selalu terlihat baik, pihak

    manajemen akan selalu berusaha meningkatkan kinerja perusahaan. Laporan

    keuangan yang baik tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan para investor dan

    kreditor agar tertarik berinvestasi atau menyalurkan dananya pada perusahaan.

    Dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi

    keuangan perusahaan secara riil ketika menyusun laporan keuangan, namun disisi

    lain penggunaan dasar akrual memiliki kelemahan karena dapat memberikan

    keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama

    tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku

    (Rahmawati, dkk. 2006). Terdapat berbagai pilihan metode akuntansi yang secara

    sengaja dipilih manajemen untuk tujuan tertentu yang dikenal dengan earnings

    management.

    Apabila terjadi kondisi di mana perusahaan tidak mampu memperoleh laba

    sesuai dengan target perusahaan, maka pihak manajemen akan memanfaatkan

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    17/66

    2

    fleksibilitas dalam Standar Akuntansi Keuangan untuk memanipulasi laba yang

    dilaporkan sesuai keinginan manajemen. Dibanding para pemegang saham, pihak

    manajemen sebagai pengelola perusahaan tentu lebih mengetahui informasi

    tentang perusahaan, sehingga memberikan mereka peluang melakukan praktik

    akuntansi yang berorientasi pada angka laba untuk memberikan kesan tertentu.

    Hal tersebut dikenal sebagai ketidak-simetrisan informasi atau asimetri informasi.

    Asimetri informasi dapat terjadi karena manajer lebih mengetahui informasi

    perusahaan dibandingkan dengan pemilik atau pemegang saham, sehingga

    manajer akan berusaha memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan untuk

    kepentingannya sendiri (Herawaty, 2008). Adanya asimetri informasi memberikan

    kesempatan pada manajer untuk melakukan earnings management.

    Oleh karena itu, adanya asimetri informasi ini dianggap sebagai salah satu

    penyebab munculnya manajemen laba. Richardson (1998) berpendapat bahwa

    terdapat hubungan yang sistimatis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat

    manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk

    menyajikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut

    berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer (Muliati, 2011). Hal tersebut

    menunjukkan bahwa pihak manajemen cenderung berusaha melindungi karirnya

    agar tidak diberhentikan oleh pemilik perusahaan dengan cara memanipulasi laba.

    Karena pemilik dan investor akan menilai kinerja perusahaan melalui laba yang

    tersaji pada laporan keuangan perusahaan, meskipun laba tersebut tidak sesuai

    dengan laba sebenarnya yang dicapai perusahaan. Kepentingan pribadi manajer

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    18/66

    3

    sebagian besar bertentangan dengan kepentingan pemilik perusahaan, sehingga

    memunculkan masalah keagenan.

    Akhir-akhir ini praktik manajemen laba menjadi hal yang umum dilakukan

    oleh sebagian perusahaan dan keberadaan asimetri informasi dipandang sebagai

    salah satu penyebabnya. Tahun 2011 menjadi awal penerapan IFRS di Indonesia,

    di mana terdapat peraturan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan.

    Peraturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan transparasi laporan keuangan

    karena mengharuskan perusahaan untuk memberikan berbagai informasi lain yang

    sebelumnya tidak perlu disajikan dalam pelaporan keuangan perusahaan.

    Penelitian yang dilakukan Cheng (2006) meneliti mengenai hubungan asimetri

    informasi dan manajemen Laba pada perusahaan teknologi di Taiwan yang go

    public. Penelitian lain yang juga meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap

    manajemen laba juga dilakukan oleh Rahmawati, dkk. (2006) pada perusahaan

    perbankan di BEI tahun 2000-2004.

    Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rahmawati, dkk. (2006).

    Dengan adanya penerapan IFRS di tahun 2011, dalam penelitian ini penulis

    menggunakan data perusahaan tahun 2011 dan menetapkan kategori perusahaan

    manufaktur go public di Indonesia untuk melihat hubungan asimetri informasi

    terhadap manajemen laba setelah adanya penetapan IFRS di Indonesia. Hal inilah

    yang menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan

    asimetri informasi dan manajemen laba di Indonesia.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    19/66

    4

    1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah: apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap

    manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek

    Indonesia?

    1.3 Tujuan PenelitianSesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

    dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai

    pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba.

    1.4 Manfaat PenelitianBerdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka

    manfaat yang diharapkan dari penelitian sebagai berikut ini.

    1. Bagi perusahaanHasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan

    informasi pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan

    dan penentuan kebijakan terkait manajemen laba.

    2. Bagi akademisHasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai acuan dan

    pedoman bagi penelitian selanjutnya, terutama terkait masalah dalam

    penelitian ini.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    20/66

    5

    3. Bagi penelitiHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pembanding

    antara teori yang diterima selama kuliah dengan praktik yang

    dilakukan oleh perusahaan.

    4. Bagi investorHasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu masukan

    dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama terkait

    dengan penilaian kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan

    keuangan.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    21/66

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Asimetri Informasi dan Teori Bid-Ask-Spread2.1.1 Asimetri informasi

    Sarana pengkomunikasian informasi perusahaan antara pihak internal

    (manajemen) perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan (pemegang saham)

    yaitu dengan adanya penyajian laporan keuangan. Namun, laporan keuangan yang

    disajikan tersebut tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Hal ini karena manajemen

    (agent) lebih banyak mengetahui informasi perusahaan dibandingkan para

    pemegang saham (principal) sehingga dalam menyajikan laporan keuangan,

    terjadi kemungkinan manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan demi

    kepentingannya. Keadaan manajer yang mempunyai akses informasi lebih banyak

    inilah yang disebut dengan asimetri informasi.

    Jensen dan Meckling (1976) menambahkan bahwa jika agent dan

    principal merupakan orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya,

    maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agent tidak akan selalu

    bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal. Untuk membatasi tindakan

    agentdalam memanipulasi laporan keuangan,principaldapat menetapkan insentif

    yang tepat bagi agent dan melakukan monitor agar aktivitasnya tidak

    menyimpang.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    22/66

    7

    Menurut Scott (2000) dalam Wisnumurti (2010), terdapat dua tipe asimetri

    informasi sebagai berikut ini.

    a. Adverse selectionJenis asimetri informasi di mana manajemen dan pihak internal di dalam

    lainnya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan

    dibandingkan pihak eksternal perusahaan.

    b. Moral hazardJenis asimetri informasi di mana kegiatan yang dilakukan oleh pihak

    manajemen tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham, sehingga

    manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham.

    2.1.2 Teori Bid-ask SpreadBid-ask Spread merupakan selisih antara harga beli dengan harga jual

    saham dalam perdagangan saham di pasar modal. Penggunaan bid-ask spread

    sebagai proksi dari asimetri informasi menurut Komalasari (2001) dalam

    Wisnumurti (2010) karena dalam mekanisme pasar modal, pelaku pasar modal

    juga menghadapi masalah keagenan. Partisipan pasar modal saling berinteraksi

    untuk mewujudkan tujuannya yaitu membeli atau menjual sekuritasnya, sehingga

    aktivitas yang mereka lakukan dipengaruhi oleh informasi yang diterima baik

    secara langsung (laporan publik) maupun tidak langsung (insider trading).

    Dealersatau market-makersmemiliki daya pikir terbatas terhadap persepsi masa

    depan dan menghadapi potensi kerugian ketika berhadapan dengan informed

    traders. Hal inilah yang menimbulkan adverse selectionyang mendorong dealers

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    23/66

    8

    untuk menutupi kerugian dari pedagang terinformasi dengan meningkatkan

    spread-nya terhadap pedagang likuid. Jadi dapat dikatakan bahwa asimetri

    informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi tercermin pada

    spreadyang ditentukannya.

    Literatur mikrostruktur mengenai bid-ask spread dalam penelitian

    Rahmawati, dkk. (2006) menyatakan bahwa terdapat suatu komponen spread

    yang memberikan kontribusi terhadap kerugian yang dialami dealer ketika

    bertransaksi dengan pedagang terinformasi sebagai berikut:

    a. Kos pemrosesan pesanan (order processing cost)Kos ini terdiri dari biaya yang dibebankan pedagang sekuritas (efek) atas

    kesiapannya mempertemukan pesanan pembelian dan penjualan, serta

    kompensasi untuk waktu yang diluangkan guna menyelesaikan transaksi.

    b. Kos penyimpanan persediaan (inventory holding cost)Kos yang ditanggung pedagang sekuritas untuk membawa persediaan

    saham agar dapat diperdagangkan sesuai dengan permintaan.

    c. Adverse selection componentKomponen ini menggambarkan suatu upah (reward) yang diberikan

    kepada pedagang sekuritas karena mengambil suatu risiko ketika

    berhadapan dengan investor yang memiliki informasi superior. Komponen

    ini terkait erat dengan arus informasi di pasar modal.

    Pembahasan lebih lanjut mengenai spreaddikemukakan oleh Cohen dkk.

    (1986) dalam Rahmawati, dkk. (2006) yang menekankan bahwa riset mengenai

    kos transaksi/kos kesegeraan (immediacy cost)harus membedakan antara spread

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    24/66

    9

    dealerdanspreadpasar.Spread dealeruntuk suatu saham merupakan perbedaan

    harga biddan ask yang ditentukan oleh dealer secara individual ketika ia hendak

    memperdagangkan saham tersebut, sedangkan spread pasar untuk suatu saham

    merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah di antara beberapa

    dealeryang sama-sama melakukan transaksi untuk saham tersebut. Berdasarkan

    perbedaan tersebut, maka spread pasar dapat lebih kecil dibandingkan dengan

    spread dealer.

    2.2 Manajemen Laba2.2.1 Pengertian Manajemen Laba

    Scott (2000) dalam Rahmawati, dkk. (2006) membagi pemahaman atas

    manajemen laba menjadi dua. Pertama, sebagai perilaku oportunistik manajer

    dalam memaksimumkan utilitasnya menghadapi kontrak kompensasi, kontrak

    utang, dan political costs (oportunistic Earnings Management). Kedua,

    memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient

    Earnings Management), di mana manajemen laba memberi manajer suatu

    fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi

    kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat

    dalam kontrak.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    25/66

    10

    Sedangkan Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) memberikan

    definisi mengenai manajemen laba menjadi dua, sebagai berikut ini.

    a. Definisi sempitManajemen laba hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi.

    Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku

    manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals

    dalam menentukan besarnya laba.

    b. Definisi luasManajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan

    atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit di mana

    manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan atau

    penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.

    Setiawati dan Naim (2000) dalam Wisnumurti (2010) menyatakan bahwa

    manajemen laba merupakan campur tangan dalam proses pelaporan keuangan

    eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba

    mengakibatkan berkurangnya kredibilitas laporan keuangan, menambah bias

    dalam laporan keuangan dan membuat pengguna laporan keuangan mempercayai

    laba tersebut tanpa rekayasa.

    Healy dan Wahlen (1998) menyatakan manajemen laba terjadi ketika

    manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan dan penyusunan

    transaksi untuk mengubah laba pada laporan keuangan. Tujuan dari manajemen

    laba adalah untuk menyesatkan beberapa stakeholder tentang kinerja ekonomi

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    26/66

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    27/66

    12

    untuk mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi). Apabila

    laba perusahaan di bawah bogey, maka manajer tidak akan

    mendapatkan bonus. Sedangkan apabila laba berada di atas cap, maka

    manajer tidak akan mendapatkan tambahan bonus. Oleh karena itu,

    manajer akan berusaha untuk membuat laba perusahaan berada di

    anatara bogey dan capagar bonus yang diperoleh dapat maksimum.

    b. The Debt to Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis)Rasio debt to equity yang tinggi akan mengakibatkan perusahaan

    mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak

    kreditor, bahkan perusahaan terancam akan melanggar perjanjian

    utang. Oleh karena itu, manajer perusahaan cenderung menggunakan

    metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba agar kepercayaan

    kreditor terhadap perusahaan tidak menurun.

    c. The Political Cost Hypothesis (Size Hypothesis)Pada perusahaan besar, maka semakin besar juga kemungkinan

    perusahaan memiliki laba yang tinggi. Manajer akan memilih metode

    akuntansi yang dapat menurunkan laba. Hal ini dikarenakan dengan

    laba yang tinggi pemerintah dapat menerapkan pajak yang tinggi

    terhadap perusahaan.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    28/66

    13

    Faktor lain menurut Scott (2003) dalam Rama (2010) menyebutkan bahwa

    manajemen laba dapat terjadi karena adanya motivasi yang mendorong manajer

    untuk melakukannya, seperti:

    a. Bonus schemeAdanya asimetri informasi di mana manajer mengetahui lebih banyak

    informasi atas laba perusahaan dibandingkan dengan pemilik maupun

    investor. Manajer akan melakukan manajemen laba untuk

    memaksimalkan laba saat ini demi memperoleh bonus yang maksimal

    juga.

    b. Debt covenantManajemen laba dalam konteks debt covenant sering dilakukan

    perusahaan yang berada dalam ancaman kebangkrutan agar tetap

    bertahan. Hal ini juga bertujuan agar keyakinan kreditur terhadap

    kontrak perjanjian kredit yang dilakukan berjalan lancar.

    c. Political motivationPerusahaan dalam skala besar dan industri strategis yang aktivitasnya

    melibatkan hajat hidup orang banyak cenderung akan menurunkan

    labanya, misalnya dengan praktik dan prosedur akuntansi untuk

    menghindari peraturan ketat yang akan diterapkan pemerintah.

    d. Taxation MotivationMasalah perpajakan merupakan salah satu alasan mengapa pihak

    manajemen perusahaan berusaha mengurangi tingkat laba bersih yang

    dilaporkan agar pajak yang dipungut oleh pemerintah juga kecil.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    29/66

    14

    e. Pergantian CEO (Chief Executive Officer)CEO yang akan pensiun biasanya berusaha memaksimalkan laba yang

    dilaporkan untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima.

    Demikian pula dengan CEO yang kurang berhasil dalam meningkatkan

    kinerja perusahaannya, maka dia akan melakukan manipulasi laba

    yang dilaporkan dengan mengakui biaya di masa yang akan datang

    untuk masa kini agar laba masa yang akan datang menjadi tinggi.

    f. Initial Public Offerings(IPO)Perusahaan yang akan go publicbelum memiliki nilai pasar, sehingga

    manajer perusahaan tersebut akan melakukan manajemen laba untuk

    memanipulasi tingkat laba bersih perusahaan dengan harapan untuk

    menaikkan harga saham di dalamprospectus mereka.

    g. Mengkomunikasikan informasi kepada investorInformasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada

    investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap

    menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

    2.2.3

    Bentuk-Bentuk Manajemen Laba

    Scott (2000) dalam Rama (2010) menyatakan bentuk-bentuk manajemen

    laba sebagai berikut.

    a. Taking a bathBentuk manajemen laba yang dilakukan ketika terjadi keadaan yang

    tidak menguntungkan tidak bisa dihindari pada periode berjalan,

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    30/66

    15

    dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode-periode yang akan

    datang dan kerugian periode berjalan.

    b. Income minimizationBentuk manajemen laba yang dilakukan pada saat perusahaan

    mencapai profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat

    perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil dapat berupa

    pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat

    dan sebagainya. Bentuk ini mirip dengan taking a bath namun tidak

    terlalu ekstrim.

    c. Income maximizationBentuk manajemen laba yang memaksimalkan laba agar memperoleh

    bonus yang lebih besar. Bentuk seperti ini biasanya terjadi pada

    perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka

    panjang.

    d. Income smoothingBentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan oleh manajer

    karena melalui income smoothing, manajer cenderung menaikkan atau

    menurunkan laba agar laba yang dilaporkan terlihat stabil. Investor

    lebih menyukai untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki

    fluktuasi laba relatif stabil karena resikonya tidak terlalu tinggi.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    31/66

    16

    2.2.4 Teknik Manajemen LabaTeknik-teknik yang dapat digunakan dalam manajemen laba menurut

    Setiawan dan Naim (2000) dalam Muliati (2011) ada 3, yaitu sebagi berikut ini.

    a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansiCara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan)

    terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak

    tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi

    aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.

    b. Mengubah metode akuntansiPerubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu

    transaksi, contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode

    depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.

    c. Menggeser periode biaya atau pendapatan.Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain:

    mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan

    pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya,

    mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode

    berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan,

    mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai.

    2.3 Teori Keagenan (Agency Theory)Dalam pencapaian tujuan sebuah perusahaan dibutuhkan strategi yang baik

    dan pengambilan keputusan yang tepat. Sejumlah pihak dalam perusahaan harus

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    32/66

    17

    saling bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan

    tersebut. Pihak-pihak yang terlibat dalam masalah ini yaitu para pemilik saham

    (principal)dan manajemen perusahaan (agent).

    Berdasarkan teori keagenan (agency theory) yang didefinisikan oleh

    Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara

    pemilik saham (principal)dengan manajer (agent). Dalam hubungan iniprincipal

    mendelegasikan wewenangnya dalam beberapa pengambilan keputusan terkait

    dengan perusahaan kepada agent. Apabila kedua belah pihak tersebut memiliki

    tujuan yang sama untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka agent akan

    melakukan tindakan dengan cara yang sesuai dengan kepentingan principal.

    Tanggung jawab serta wewenang principal dan agent seluruhnya diatur dalam

    kontrak kerja yang telah disetujui bersama.

    Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Widyaningdyah (2001)

    memperkuat definisi teori keagenan yang diungkapkan Jensen dan Meckling

    (1976) yang menyatakan bahwa agency theorymerupakan hubungan atau kontrak

    yang terjadi antara principal dan agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri

    atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief

    Executive Officer) sebagai agent. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk

    bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Hal tersebut dapat diartikan

    bahwa apabila kinerja keuangan perusahaan buruk, maka penilaian dari principal

    terhadap CEO (agent)juga akan buruk. Atas dasar inilah manajemen laba muncul

    sebagai alat bagi agent agar penilaian terhadap dirinya tetap bagus demi

    mendapatkan kompensasi (reward) dari principal atas kinerjanya. Manajemen

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    33/66

    18

    laba dapat terjadi dikarenakan agentmengetahui informasi lebih banyak mengenai

    perusahaan dibandingkan dengan principal, kondisi inilah yang disebut dengan

    asimetri informasi.

    Eisenhardt (1989) dalam Priantinah (2008) menyatakan bahwa teori agensi

    menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu:

    1. manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest),2. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

    mendatang (bounded rationality),

    3. manusia selalu menghindari risiko (risk averse).Berdasarkan tiga asumsi sifat manusia tersebut menujukkan bahwa

    principal maupun agent termotivasi melakukan tindakan sesuai dengan

    kepentingannya masing-masing. Principal termotivasi untuk melakukan

    perjanjian kontrak yang memberikan kesejahteraan dirinya berupa profitabilitas

    perusahaan yang selalu meningkat. Sedangkan agent juga termotivasi untuk

    melakukan berbagai tindakan demi mensejahterakan dirinya, misalnya agar

    mendapatkan kompensasi. Terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam

    sebuah perusahaan yang menimbulkan suatu masalah yang sering disebut dengan

    masalah keagenan (agency problems).

    2.4 Penelitian SebelumnyaPenelitian serupa telah dilakukan oleh Cheng (2006) yang meneliti

    hubungan asimetri informasi dengan manajemen laba. Dalam penelitian tersebut

    asimetri informasi dijadikan variabel independen dan manajemen laba sebagai

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    34/66

    19

    variabel dependen. Penelitian tersebut mengambil sampel perusahaan hi-tech di

    Taiwan yang go-public. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cheng tersebut

    menunjukkan adanya hubungan antara asimetri informasi dengan manajemen

    laba.

    Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen

    laba. Richardson (1998) meneliti hubungan asimetri informasi dan manajemen

    laba pada semua perusahaan yang terdaftar di NYSE periode akhir Juni selama

    1988-1992. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

    sistematis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat manajemen laba.

    Fleksibilitas manajemen untuk memanajemenkan laba dapat dikurangi dengan

    menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan

    keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.

    Penelitian yang dilakukan Rahmawati dkk. (2006) menunjukkan bahwa

    asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.

    Ujiyantho (2007) mengungkapkan bahwa asimetri informasi terjadi karena

    manajer lebih superior dalam menguasai informasi mengenai perusahaan,

    sehingga praktik manajemen laba seringkali dilakukan demi kepentingannya

    sendiri. Salah satu cara yang digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan

    membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah dengan adanya corporate

    governance. Berkaitan dengan masalah keagenan, corporate governance yang

    merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa

    berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa

    mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    35/66

    20

    2.5 Kerangka Berpikir dan Hipotesis PenelitianKerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

    ini.

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Variabel Kontrol

    Gambar 2.1

    Kerangka Berpikir Teoritis

    Teori keagenan menunjukkan adanya asimetri informasi antara pemilik

    perusahaan (principal) dengan manajer perusahaan (agent). Pemilik perusahaan

    selalu menginginkan manajer agar bekerja keras untuk kepentingan dirinya. Di

    sisi lain, manajer juga bekerja atas kepentingan pribadinya. Masalah keagenan

    muncul karena adanya tindakan oportunistik dari agent dalam mencapai

    kepentingan pribadinya yang berbeda dengan kepentingan principal. Tindakan

    oportunistik yang biasanya dilakukan oleh manajer perusahan yaitu pemilihan

    Asimetri Informasi

    Bid-ask Spread

    Manajemen Laba

    Discretionary

    Accrual

    Ukuran Perusahaan

    Size

    Growth

    Resiko Perusahaan

    CFVAR

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    36/66

    21

    metode akuntansi yang dapat menunjukkan kinerja baiknya. Hal tersebut

    dilakukan agar manajer mendapatkan bonus dariprincipalsesuai dengan apa yang

    dijanjikan dalam kontrak kerja.

    Praktik manajemen laba sebenarnya tidak layak dilakukan perusahaan

    karena akan mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Praktik manajemen laba

    menjadi salah satu alat yang sering digunakan oleh manajer untuk menyesuaikan

    laba sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Walaupun praktik tersebut dapat

    menyesatkan para pengguna laporan keuangan, tetapi hal tersebut lepas dari

    masalah hukum karena manajer biasanya memanfaatkan celah yang tidak

    melanggar standar akuntansi keuangan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Cheng (2006), Rahmawati, dkk. (2006),

    dan Muliati (2012) menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif

    terhadap manajemen laba. Dari penelitian tersebut penulis juga ingin

    membuktikan apakah terdapat hubungan antara asimetri informasi dengan

    manajemen laba, sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    H1: Ketika asimetri informasi tinggi maka praktik manajemen laba juga tinggi.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    37/66

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    38/66

    23

    Keterangan:

    = Total pendapatan akrual perusahaan i selama tahun t,

    (NI adalah total laba perusahaan

    pada tahun t dan CFO adalah arus kas bersih operasi

    perusahaan pada tahun t),

    = Total aset perusahaan i pada tahun t-1,

    = Pendapatan bersih perusahaan i tahun t dikurangi pendapatan

    bersih tahun t-1,

    = Piutang usaha perusahaan i tahun t dikurangi piutang usaha

    tahun t-1,

    = Nilai aset tetap perusahaan i pada tahun t, dan

    = Error termperusahaan i pada tahun t.

    2) Menggunakan nilai koefisien untuk menghitung non-discretionary accruals (NDACC) dengan memasukkannya ke dalam

    model regresi berikut ini:

    (2)

    3) Dari kedua model regresi di atas,discretionary accrual (DACC) sebagaiproksi dari manajemen laba dapat dihitung dengan cara:

    |

    Nilai absolut dari discretionary accrual digunakan karena yang menjadi

    perhatian dalam penelitian ini adalah besaran dari manajemen laba (discretionary

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    39/66

    24

    accrual), bukan arah (positif atau negatif) (Veronica dan Siddharta, 2005 dalam

    Wahyuni, 2010).

    3.1.2 Variabel IndependenVariabel independen dalam penelitian ini adalah asimetri informasi.

    Asimetri informasi merupakan keadaan di mana manajer lebih mengetahui

    informasi perusahaan dan prospek perusahaan kedepannya dibandingkan para

    pemegang saham dan stakeholder lainnya. Penelitian ini menghitung besarnya

    relative bid-ask spread untuk mengukur asimetri informasi menggunakan model

    yang digunakan Rahmawati, dkk. (2006) yaitu:

    SPREAD = (aski,tbidi,t) / {(aski,t + bidi,t) /2} x 100

    Model untuk menyesuaikanspread adalah :

    SPREADi,t

    = 0

    + 1PRICE

    i,t+

    2VAR

    i,t+

    3TRANS

    i,t+

    4DEPTH

    i,t+

    ADJSPREADi,t (3)

    Keterangan:

    Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t

    (pada tanggal publikasi laporan keuangan)

    Bidi,t : harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t

    (pada tanggal publikasi laporan keuangan)

    PRICEi,t

    : harga penutupan saham perusahaan i pada hari t

    TRANSi,t

    : jumlah transaksi suatu saham perusahaan i pada hari t

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    40/66

    25

    VARi,t

    : varian return harian selama periode penelitian pada saham

    perusahaan i dan hari ke t. Return harian merupakan persentase

    perubahan harga saham pad hari ke t dengan harga saham pada

    hari sebelumnya (t1)2

    DEPTHi,t

    : rata-rata jumlah saham perusahaan i dalam semua quotes

    (jumlah yang tersedia pada ask ditambah jumlah yang tersedia

    pada saat bid dibagi dua) selama setiap hari t.

    ADJSPREADi,t

    : residual error yang digunakan sebagai ukuran SPREAD yang

    telah disesuaikan untuk perusahaan i pada hari ke t.

    3.1.3 Variabel KontrolVariabel kontrol merupakan variabel yang faktornya dikontrol oleh

    peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Variabel kontrol digunakan untuk

    menghindari adanya bias dalam hasil penelitian. Variabel kontrol yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (diukur dengan size dan growth)

    dan risiko perusahaan (diukur dengan CFVAR).

    3.2 Metode Penentuan SampelPenelitian ini didesain untuk melihat pengaruh asimetri informasi terhadap

    manajemen laba yang dilakukan perusahaan manufaktur yang go-public.

    Berdasarkan dimensi waktu dan urutan waktu, penelitian ini bersifat cross-

    sectional, karena pengumpulan data hanya satu kali dalam kurun waktu tertentu.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    41/66

    26

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

    go-public di Indonesia pada tahun 2011. Perusahaan manufaktur dipilih karena

    populasinya paling banyak di antara jenis perusahaan lainnya sehingga hasil yang

    akan didapat nantinya akan mencerminkan karakteristik populasi di Bursa Efek

    Indonesia. Selain itu, minimnya aturan atau regulasi dari pemerintah atas

    kebijakan-kebijakan ekonomi pada perusahaan manufaktur juga menjadi alasan

    penulis memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel dalam penelitian ini.

    Laporan keuangan tahun 2011 dipilih sebagai sampel karena pada tahun tersebut

    telah dilakukan penerapan IFRS dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan

    go-public di Indonesia.

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

    manufaktur yang memiliki kriteria tertentu. Metode pengambilan sampel yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, di mana sampel

    perusahaan diambil dengan beberapa kriteria berikut ini:

    1. perusahaan termasuk perusahaan manufaktur yang go-public danterdaftar di BEI pada tahun 2011,

    2. data laporan keuangan perusahaan tersedia untuk tahun pelaporan2011,

    3. perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuanganauditan dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal

    31 Desember 2011,

    4. data harga saham tersedia selama periode pengamatan,

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    42/66

    27

    5. data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia padapublikasi periode 31 Desember 2011 yang digunakan untuk

    mendeteksi asimetri informasi dan manajemen laba).

    3.3 Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

    yang telah disediakan oleh pihak ketiga dan bukan merupakan data yang diperoleh

    dari observasi langsung penulis. Data penelitian ini adalah laporan keuangan

    tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan manufaktur go-publicyang terdapat di

    Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang dipergunakan adalah ICMD dan laporan

    keuangan tahun 2011. Selain itu dalam penelitian ini juga digunakan data harga

    saham selama periode pengamatan serta laporan tahunan yang dikeluarkan oleh

    perusahaan sampel.

    3.4 Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga

    metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data arsip

    (archival), yaitu metode pengumpulan data di basis data. Data tersebut berupa

    laporan keuangan dan daftar harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Data asimetri informasi diperoleh

    melalui data harga saham yang diperoleh dari pojok BEI Universitas Sebelas

    Maret, sedangkan data yang berkaitan dengan manajemen laba diperoleh dari

    laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI selama periode penelitian.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    43/66

    28

    3.5 Metode Analisis DataPengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

    berganda dengan model persamaan sebagai berikut ini.

    Keterangan :

    = discretionary accrual,

    = proksi asimetri informasi,

    = standar deviasi dari arus kas operasional,

    = rata-rata kapitalisasi pasar,

    = penghasilan bersih pada akhir tahun dikurangi,

    penghasilan bersih pada awal tahun,

    = error.

    Kemudian dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut untuk menghasilkan

    analisis regresi yang baik.

    1. Statistik DeskriptifStatistik deskriptif berfungsi menganalisis data dengan menggambarkan

    sampel data yang telah dikumpulkan tanpa penggeneralisasian. Penelitian

    ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum,

    dan standar deviasi.

    2. Uji Asumsi KlasikUntuk memperoleh model regresi yang memberikan hasil Best Linear

    Unbiased Estimator (BLUE), model tersebut perlu diuji asumsi klasik

    (4)

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    44/66

    29

    dengan metode Ordinary Least Square (OLS) atau pangkat kuadrat

    terkecil biasa. Model regresi dikatakan BLUE apabila tidak terdapat

    autokorelasi, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas.

    Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan.

    a. Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk menghindari adanya bias yaitu

    memenuhi asumsi normalitas. Data yang digunakan sebaiknya

    berdistribusi normal. Uji normalitas juga melihat apakah model

    regresi yang digunakan sudah baik. Model regresi yang baik adalah

    data yang memiliki distribusi yang normal atau mendekati normal

    (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan

    Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat

    angka probabilitas, dengan ketentuan:

    1) probabilitas > 0,05: hipotesis diterima karena data berdistribusisecara normal, dan

    2) probabilitas < 0,05: hipotesis ditolak karena data tidak berdistribusinormal.

    b.

    Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam regresi

    terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

    berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    45/66

    30

    yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

    Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Park

    yaitu dengan menguadratkan nilai unstandardized residual dari model

    regresi (4) yang kemudian nilai tersebut ditransformasi menggunakan

    logaritma natural. Nilai yang diperoleh tersebut kemudian

    diregresikan sebagai variabel dependen. Jika koefisien t hitung dari

    model regresi tersebut lebih besar dari t tabel, maka dalam model yang

    diestimasi terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika koefisien t

    hitung lebih kecil dari t tabel, maka dalam model tersebut tidak ada

    heteroskedastisitas.

    c. Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

    yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi di antara variabel-

    variabel independen. Pendeteksian keberadaan multikolinearitas dapat

    dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor

    (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah

    yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila nilai

    tolerance di atas 10 persen dan VIF di bawah 10, maka dapat

    disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas.

    d. Uji AutokorelasiUji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model

    regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    46/66

    31

    periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila

    terjadi korelasi, disinyalir ada problem autokorelasi. Autokorelasi

    muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu

    berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

    penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya.

    Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series

    karena gangguan pada seorang individu/kelompok cenderung

    mempengaruhi gangguan pada individu/kelompok yang sama pada

    periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

    dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka

    dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Model dikatakan bebas

    dari autokorelasi jika nilai DW lebih besar dari nilai du pada tabel.

    3.6 Uji Hipotesis3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) (Goodness of Fit)

    Ketepatan Perkiraan Model (Goodness of Fit) atau R2 bertujuan untuk

    mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

    dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R

    2

    yang

    kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

    variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

    variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

    memprediksi variasi variabel independen. Bila terdapat nilai adjustedR2bernilai

    negatif, maka nilai adjustedR2dianggap bernilai nol.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    47/66

    32

    3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)Uji signifikansi simultan (uji statistik F) bertujuan untuk mengukur apakah

    semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

    secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian secara simultan ini

    dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi F dari hasil

    pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara

    pengujian simultan terhadap variabel independen yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut.

    a. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainyalebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen

    maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara

    simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

    b. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainyalebih besar dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen

    maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara

    simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

    3.6.3

    Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

    Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) bertujuan untuk

    mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

    dalam menerangkan variasi variabel independen. Pengujian secara simultan ini

    dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi t dari hasil

    pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    48/66

    33

    pengujian parsial terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut.

    a. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperolehdari pengujian lebih kecil dari nilai signifikansi yang dipergunakan

    yaitu sebesar 5 persen maka secara parsial variabel independen

    berpengaruh terhadap variabel dependen.

    b. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperolehdari pengujian lebih besar dari nilai signifikansi yang dipergunakan

    yaitu sebesar 5 persen maka secara parsial variabel independen tidak

    berpengaruh terhadap variabel dependen.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    49/66

    34

    BAB IV

    HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pemilihan Sampel dan Penggunaan DataSampel penelitian yang telah ditentukan secara purposive sampling dengan

    beberapa kriteria dapat secara ringkas dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

    Tabel 4.1

    Sampel Penelitian

    Total Perusahaan 442

    Perusahaan Non-Manufakur 311

    Perusahaan Manufaktur 131

    Tidak terdapat data harga saham 20

    Total Sampel 101

    Outliers 19

    Total Observasi 82

    Sumber: data sekunder diolah

    Dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

    2011, sebanyak 131 perusahaan tergolong dalam sektor manufaktur dan

    memenuhi kriteria menjadi sampel penelitian. Dari 131 perusahaan tersebut

    terdapat 20 perusahaan yang tidak terdapat data harga saham karena askdan bid

    bernilai 0 sehingga spread tidak bisa dihitung. Dalam proses pengolahan data,

    terdapat 19 outliers yang mengganggu normalitas data. Agar asumsi ordinary

    least squares (OLS) tidak terganggu, maka 19 data outlierstersebut dihapus.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    50/66

    35

    4.2 Analisis Data4.2.1 Variabel Manajemen Laba

    Variabel manajemen laba dalam penelitian ini dihitung menggunakan

    Modified Jones Model sesuai dengan yang digunakan Dechow et al., (1995) dalam

    Rahmawati, dkk. (2006). Langkah-langkah penelitian perhitungannya sebagai

    berikut.

    1. Mencari nilai koefisienPerhitungan dilakukan model regresi (1). Regresi ini adalah

    untuk mendeteksi adanya discretionary accruals dan non-discretionary accruals.

    Berikut hasil perhitungan model regresi (1).

    Tabel 4.2

    Perhitungan Koefisien Discretionary Accruals

    Model Standardized Coefficients ( )t

    ( )

    Sig.

    Std. Error

    1 (Constant) 1,180 0,241

    REV-REC_TA 0,101 1,020 0,310

    PPE_TA -0,192 -1,933 0,056

    1/TA -0,079 -0,795 0,429

    Sumber: data sekunder diolah

    Keterangan:

    REV-REC_TA : (pendapatan tahun t-pendapatan tahun t-1)-(piutang usaha

    tahun t-piutang usaha tahun t-1)/total aset tahun t-1

    PPE_TA : aset tetap tahun t/total aset tahun t-1

    1/TA : total accruals/total aset tahun t-1

    Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien masing-

    masing sebesar 0,101, -0,192, dan -0,079. Ketiga nilai koefisien tersebut

    selanjutnya dipergunakan untuk menghitung nilai non-discretionary accruals.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    51/66

    36

    2. Menghitung nilai Discretionary Accruals (DACC)Sebelum menghitung nilai discretionary accruals (DACC), terlebih dahulu

    dilakukan penghitungan non-discretionary accruals (NDACC) dengan cara

    memasukkan nilai koefisien ke dalam model regresi (2). Dengan

    menselisihkan nilai TACC dan NDACC maka akan diperoleh nilai DACC.

    4.2.2 Variabel Asimetri InformasiVariabel asimetri informasi merupakan nilai residual error dari regresi

    SPREAD terhadapPRICE, VAR, TRANS dan DEPTH yang dinyatakan dengan

    ADJSPREAD.

    4.2.3 Deskriptif Variabel PenelitianTabel 4.3 berikut adalah deskripsi terhadap variabel-variabel digunakan

    dalam penelitian.

    Tabel 4.3

    Analisis Deskriptif Variabel

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    DACC 82 0,00 0,19 0,0721 0,04488

    ADJSPREAD 82 -161,87 82,20 0,0070 26,05414

    CFVAR 82 -79,05 4,48 -0,6250 8,87217

    SIZE 82 23,19 31,68 27,8868 1,55880

    GROWTH 82 -0,67 1,01 0,1549 0,21035

    Sumber: data sekunder diolah

    Keterangan:

    DACC : discretionary accruals SIZE : ukuran perusahaan

    ADJSPREAD :bid-ask spread GROWTH : pertumbuhan perusahaan

    CFVAR : cash flow varians

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    52/66

    37

    Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai DACC yang merupakan proksi

    dari manajemen laba adalah antara 0,00 sampai dengan 0,19 dengan rata-rata

    sebesar 0,0721 dan standar deviasi sebesar 0,04488. Semakin tinggi nilai DACC

    berarti semakin tinggi manajemen laba yang dilakukan, baik dengan cara

    menaikkan atau menurunkan laba perusahaan. DACC dalam penelitian ini

    digunakan sebagai variabel dependen untuk model regresi (4).

    Variabel ADJSPREAD dalam penelitian ini merupakan variabel

    independen untuk model regresi (4). Variabel ini digunakan untuk mengukur

    asimetri informasi. Nilai asimetri informasi adalah antara -161,87 sampai dengan

    82,20 dengan rata-rata sebesar 0,0070 dan standar deviasi sebesar 26,05414. Nilai

    negatif menunjukkan bahwa pihak investor mempunyai informasi yang cukup dan

    nilai positif menunjukkan bahwa pihak manajemen memegang informasi yang

    lebih banyak dari pada informasi yang dipegang oleh pihak investor.

    Variabel CFVAR dalam penelitian ini merupakan variabel kontrol untuk

    model regresi (4). Variabel ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar risiko

    sebuah perusahaan. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai CFVAR antara -79,05

    sampai dengan 4,48 dengan nilai rata-rata sebesar -0,6250 dan standar deviasi

    sebesar 8,87217.

    Variabel SIZE dan GROWTH dalam penelitian ini juga merupakan

    variabel kontrol untuk model regresi (4). Variabel ini digunakan untuk mengukur

    seberapa besar sebuah perusahaan. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai SIZE

    antara 23,19 sampai dengan 31,68 dengan nilai rata-rata sebesar 27,8868 dan

    standar deviasi sebesar 1,55880. Nilai GROWTH dari tabel 4.3 dapat diketahui

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    53/66

    38

    antara -0,67 sampai dengan 1,01 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1549 dan standar

    deviasi 0,21035.

    4.3 Hasil Pengujian Asumsi KlasikAgar model regresi linear berganda layak untuk digunakan, diperlukan

    beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan penelitian ini adalah Uji Normalitas,

    Uji Heteroskedastisitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji Autokorelasi. Selain itu,

    agar model menjadi lebih fit, maka dalam penelitian ini menghilangkan data

    outliers. Dalam penelitian ini terdapat 19 data outliersyang menyimpang terlalu

    jauh dari data yang lain sehingga dikeluarkan dari model regresi (4). Jika data-

    data tersebut tidak dikeluarkan, maka dapat mengganggu normalitas data.

    4.3.1 Uji NormalitasUji normalitas adalah pengujian kenormalan distribusi data. Uji ini

    bertujuan untuk menguji model regresi variabel dependen dan variabel

    independen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

    mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011).

    Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah data

    terdistribusi normal atau tidak adalah one-sample kolmogrov-smirnov.

    Penentuan normal atau tidaknya suatu distribusi data ditentukan dengan

    pengujian dua arah atau two tailedyang mempunyai batas nilai signifikansi adalah

    0,05 dengan ketentuan data terdistribusi normal jika taraf signifikansi di atas 0,05,

    dan sebaliknya, jika taraf signifikansi di bawah 0,05 maka diinterpretasikan

    bahwa data tidak terdistribusi normal.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    54/66

    39

    Tabel 4.4

    Hasil Uji Normalitas Data

    Objek Pengujian Asymp. Sig Kesimpulan

    Unstandardized Residual

    dari model regresi (4) 0,599 Normal

    Sumber: data sekunder diolah

    Tabel 4.4 menunjukkan bahwa taraf signifikansi sebesar 0,599 lebih besar

    dari 0,05. Hal tersebut menginterpretasikan bahwa nilai residual dari model

    regresi (4) terdistribusi normal.

    4.3.2 Uji HeteroskedastisitasUntuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Park

    yaitu dengan menguadratkan nilai unstandardized residual dari model regresi (4)

    yang kemudian nilai tersebut ditransformasi menggunakan logaritma natural.

    Nilai yang diperoleh tersebut kemudian diregresikan sebagai variabel dependen.

    Jika koefisien t hitung dari model regresi tersebut lebih besar dari t tabel, maka

    dalam model yang diestimasi terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika

    koefisien t hitung lebih kecil dari t tabel, maka dalam model tersebut tidak ada

    heteroskedastisitas.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    55/66

    40

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Heteroskedastisitas

    Variabel t

    ADJSPREAD 1,975 1,990

    CFVAR -0,484 1,990

    SIZE -0,594 1,990

    GROWTH -0,942 1,990

    Sumber: data sekunder diolah

    Keterangan:

    ADJSPREAD :bid-ask spread

    CFVAR : cash flow varians

    SIZE : ukuran perusahaanGROWTH : pertumbuhan perusahaan

    Tabel 4.5 menujukkan bahwa probabilitas t hitung variabel independen

    dan variabel kontrol lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 5% yang berarti

    tidak terdapat adanya heteroskedastisitas pada model regresi (4).

    4.3.3 Uji MultikolinieritasDalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dengan melihat

    variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Model dinyatakan terbebas dari

    gangguan multikolinieritas jika mempunyai nilai tolerance tidak kurang dari 0,1

    dan nilai VIF tidak lebih dari 10.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    56/66

    41

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Multikolinieritas

    Variabel Tolerance VIF

    ADJSPREAD 0,997 1,003

    CFVAR 0,971 1,030

    SIZE 0,973 1,028

    GROWTH 0,988 1,012

    Sumber: data sekunder diolah

    Keterangan:ADJSPREAD :bid-ask spread

    CFVAR : cash flow varians

    SIZE : ukuran perusahaanGROWTH : pertumbuhan perusahaan

    Tabel 4.6 menunjukkan hasil perhitungan nilai tolerance di atas 0,1 atau

    nilai VIF di bawah 10. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada gejala

    multikolinieritas antar variabel independen dan variabel kontrol dalam model

    regresi (4).

    4.3.4 Uji AutokorelasiDalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson untuk

    menunjukkan jika dU < dW < (4-dU) maka tidak terjadi autokorelasi pada model

    regresi (4). Adapun nilau dU untuk jumlah sampel 82 dengan variabel bebas 4

    pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,7446. Berikut adalah hasil uji

    autokorelasi pada model regresi (4) dalam penelitian ini.

    Tabel 4.7

    Uji Autokorelasi

    dW

    Model regresi (4) 2,024

    Sumber: data sekunder diolah

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    57/66

    42

    Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji autokorelasi pada model regresi (4)

    bahwa nilai dW sebesar 2,024 atau 2. Maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi

    autokorelasi baik positif maupun negatif pada model regresi (4) karena nilai dW

    berada pada dU < dW < 4-dU (1,7446 < 2,024 < 2,256).

    4.4 Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of F it/R

    2)

    Ujigoodness of fit adalah pengujian untuk melihat kesesuaian model, atau

    seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel

    terikatnya. Berikut hasil perhitungan nilai R dan koefisien determinasi dalam

    penelitian ini.

    Tabel 4.8

    Uji Goodness of F it

    Model R R SquareAdjusted

    R Square

    Std. Error of

    the Estimate

    1 0,587 0,344 0,301 0,03776Sumber: data sekunder diolah

    Tabel di atas menunjukkan nilai R2 adalah 0,344. Tampak bahwa

    presentase sumbangan pengaruh variabel independen (ADJSPREAD) dan variabel

    kontrol (CFVAR, SIZE, GROWTH) terhadap variabel dependen (DACC) relatif

    rendah yaitu hanya sebesar 34,4% saja. Masih terdapat 65,6% dipengaruhi atau

    dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

    Standard Error of the Estimate (SEE) merupakan suatu ukuran banyaknya

    kesalahan pada model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Dari hasil

    regresi pada tabel 4.8 di dapat nilai 0,03776. Hal ini menunjukkan banyaknya

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    58/66

    43

    kesalahan dalam memprediksi manajemen laba (DACC) sebesar 0,03776. Jika

    nilai SEE kurang dari standar deviasi variabel DACC, maka model regresi yang

    digunakan akan semakin baik dalam memprediksi nilai DACC. Dalam penelitian

    ini diketahui nilai SEE kurang dari nilai standar deviasi DACC (0,03776 F tabel (6,916 > 2,489), sehingga Ha diterima.

    Sedangkan taraf signifikansi dari F statistik adalah 0,000. Dengan

    membandingkan taraf signifikansi F statistik dengan tingkat = 5% dapat

    dinyatakan bahwa nilai signifikansi F statistik < (0,000 < 0,05). Dapat

    disimpulkan bahwa model regresi (4) dapat digunakan untuk memprediksi

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    59/66

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    60/66

    45

    hitung sebesar 0,698 < t tabel 1,990. Dapat disimpulkan bahwa variabel

    ADJSPREAD tidak berpengaruh signifikan secara positif terhadap variabel

    DACC.

    Variabel kontrol dalam penelitian ini terdapat dua variabel (SIZE)

    memiliki hubungan negatif terhadap variabel dependen (DACC) yang ditunjukkan

    dari nilai t hitung yang bernilai negatif. Variabel SIZE tersebut juga tidak

    berpengaruh secara signifikan terhadap variabel DACC. Sedangkan untuk variabel

    kontrol (CFVAR, GROWTH) memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh

    secara signifikan terhadap variabel dependen (DACC), ditunjukkan dengan nilai t

    hitung yang bernilai negatif. Variabel GROWTH menghasilkan nilai signifikansi

    sebesar 0,000 kurang dari 0,05 dan t hitung sebesar -3,707 < dari t tabel 1,990.

    Sementara variabel CFVAR menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,021 dan t

    hitung sebesar -2,363 < t tabel 1,990.

    4.4.4 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

    Hasil dari uji t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

    independen asimetri informasi (ADJSPREAD) tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap manajemen laba (DACC) atau hipotesis dalam penelitian ini

    ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi variabel ADJSPREAD

    sebesar 0,487 jauh lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar

    0,05. Sementara itu, t hitung dari variabel ADJSPREAD sebesar 0,698 jauh lebih

    kecil dibandingkan t tabel yang sebesar 1,990. Dari nilai t hitung yang positif

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    61/66

    46

    menunjukkan bahwa asimetri informasi memiliki hubungan positif terhadap

    manajemen laba.

    Sementara itu dari tiga variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian

    ini terdapat dua variabel yang tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, yaitu

    cash flow varians (CFVAR)dan pertumbuhan perusahaan (GROWTH). Variabel

    CFVAR memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,021 dan t hitung sebesar -2,363,

    sedangkan variabel GROWTH memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 dengan

    t hitung sebesar -0,3707. Dari tingkat signifikansi yang dihasilkan kedua variabel

    tersebut dapat dipastikan bahwa keduanya berpengaruh secara signifikan terhadap

    manajemen laba. Variabel kontrol ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh

    signifikan terhadap manajemen laba. Variabel SIZE menghasilkan nilai

    signifikansi sebesar 0,069 dan t hitung sebesar -1,847.

    Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini

    berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng (2006) pada perusahaan hi-

    tech yang go-public di Taiwan. Penelitian Cheng (2006) menunjukkan bahwa

    asimetri informasi memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba dan

    memiliki hubungan yang positif. Penelitian Cheng (2006) juga menunjukkan

    semakin tinggi adanya asimetri informasi maka semakin tinggi praktik manajemen

    laba. Sedangkan dalam penelitian ini, secara parsial asimetri informasi memiliki

    hubungan positif di mana ketika terjadi asimetri informasi antara agent dan

    principal tinggi maka praktik manajemen akan tinggi, tetapi hubungan tersebut

    tidak berpengaruh signifikan.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    62/66

    47

    Temuan dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

    Healy et.al (2001) tentang information asymetri, corporate disclosure, and the

    capital markets: A review of the empirical disclosure literature. Yang

    menemukan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap manajemen

    laba. Dalam penelitian ini temuan juga konsisten dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Firdaus (2013) yang menyatakan bahwa asimetri informasi tidak

    berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

    Asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan, kemungkinan karena

    sampel pada penelitian ini yang diambil dari laporan keuangan setelah adanya

    penetapan IFRS di Indonesia. Dalam penyajiannya, laporan keuangan saat ini

    harus mengungkapkan beberapa informasi yang sebelumnya tidak perlu

    dilaporkan, dengan contoh seperti other comprehensive income.

    Informasi-informasi yang harus dilaporkan tersebut akan membatasi pihak

    manajemen dalam praktik manajemen laba, walaupun terdapat asimetri informasi

    antara manajer dengan pemegang saham.

    Hal lain yang membuat hipotesis dalam penelitian ini ditolak

    kemungkinan karena proksi yang kurang kuat dalam memperhitungkan asimetri

    informasi. Khomsiyah (2003) yang dikutip dari penelitian I. Firdaus (2013)

    menyatakan pengukuran dispersi dan volatilitasforecastanalisis merupakan suatu

    pengukuran alternatif bagi asimetri informasi dibandingkan relative bid-ask

    spread. Kemudian periode waktu pengambilan sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini relatif lebih pendek dibandingkan penelitian sebelumnya. Kemudian

    hasil penelitian Siregar (2006) yang dikutip dari penelitian Firdaus (2013)

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    63/66

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    64/66

    49

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 KesimpulanTujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai

    pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba pada perusahaan

    manufaktur yang go-public di Indonesia pada tahun 2011. Berdasarkan

    pembahasan hasil analisis dalam bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut ini.

    1. Berdasarkan nilai adjusted R2 dapat disimpulkan bahwa variabelindependen dalam penelitian mampu menjelaskan variabel dependen

    dengan baik. Nilai probabilitas dari F statistik lebih rendah dari tingkat

    signifikansi yang ditetapkan sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa

    secara statistik, model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan

    untuk memprediksi manajemen laba atau variabel independen secara

    bersama-sama yang mampu mempengaruhi variabel dependen.

    2. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwaasimetri informasi berhubungan positif dan tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap manajemen laba yang berarti hipotesis dalam

    penelitian ini ditolak. Hal ini dimungkinan karena dalam penyajian

    laporan keuangan setelah penetapan IFRS terdapat hal-hal yang

    membatasi manajer untuk melakukan praktik manajemen laba.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    65/66

    50

    5.2 KeterbatasanKeterbatasan yang ada dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai

    berikut ini.

    1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan yang termasukdalam kategori manufaktur saja, tidak menggunakan seluruh perusahaan

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menambah sampel

    yang lebih banyak, dimungkinkan terdapat hasil yang berbeda dengan

    hasil penelitian ini.

    2. Penelitian ini menggunakan proksi relative bid ask spread untukmengukur variabel asimetri informasi dengan hasil tidak berpengaruh

    signifikan terhadap manajemen laba, hal tersebut mungkin karena

    pengaruh pemakaian proksi yang kurang tepat dalam pengukurannya.

    3. Penelitian ini menggunakan periode satu tahun (2011). Denganmenggunakan periode waktu yang lebih panjang dimungkinkan terdapat

    hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini.

    5.3 SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran untuk

    penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut.

    1. Dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahaandari beberapa kategori perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia.

  • 8/13/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    66/66

    2. Dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan periode tahunsampel dalam penelitian yang serupa agar mendapatkan sampel yang

    lebih banyak untuk diteliti.

    3. Dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran dispersidan volatilitasforecast analisis, karena menunjukkan suatu pengukuran

    yang lebih tepat untuk asimetri informasi dibandingkan relative bid

    ask spread.