Upload
phungtuyen
View
223
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGETAHUAN
AUDIT DAN GENDER TERHADAP KUALITAS HASIL
KERJA AUDITOR INTERNAL (Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AINIA SALSABILA
107082003391
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H / 2011 M
ii
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ainia Salsabila
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 18 Juni 1989
3. Alamat : Jl. KH. Mukmin RT 05/09 Kel. Belendung
Kec. Benda, Kota Tangerang
4. Status dalam Keluarga : Anak ke 4 dari 6 bersaudara
5. Telepon : 085694058895
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MI Attaqwa II Tahun 1995-2001
2. MTS Attaqwa Tahun 2001-2004
3. SMA Negeri 2 Tangerang Tahun 2004-2007
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2011
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Rahmatullah Munaf (Alm.)
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Juli 1948
3. Ibu : Yayah Athiyah
4. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 27 Juli 1963
5. Alamat : Jl. KH. Mukmin RT 05/09 Kel. Belendung
Kec. Benda, Kota Tangerang
vii
THE INFLUENCE OF ACCOUNTIBILITY, AUDIT KNOWLEDGE, AND
GENDER TO QUALITY OF WORK OF INTERNAL AUDITORS
( Empirical Studies On The Inspectorate of DKI Jakarta Province)
ABSTRACT
This study examines the influence of accountability, audit knowledge, and
gender to quality of work of internal auditors. The respondents in this study were
auditors who worked for The Inspectorate of DKI Jakarta Province. The number
of auditor who observed in this study was 68 auditors. They came from some
auditors who worked in The Inspectorate of DKI Jakarta Province. The method of
determining the sample was purposive sampling method, the data processing
methods. That used by researcher were the multiple regression analysis.
The result shows that the accountability, audit knowledge and gender
simultaneously and significantly to quality of work of internal auditors.
Keyword: accountability, audit knowledge, gender, quality of work of internal
auditor.
viii
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGETAHUAN AUDIT DAN GENDER
TERHADAP KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL
(Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta)
ABSTRAK
Penelitian ini menguji akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender
terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Responden dalam penelitian ini
adalah para auditor yang bekerja di Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 68 auditor dari seluruh
auditor yang berada pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Metode penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan
metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas, pengetahuan audit,
dan gender secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas hasil
kerja auditor internal.
Kata kunci: akuntabilitas, pengetahuan audit, gender, kualitas hasil kerja auditor
internal
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Gender terhadap
Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal”. Shalawat serta salam senantiasa selalu
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah
membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tuaku tercinta Abi (Alm.) yang selalu dihati dan Umi yang telah
memberikan rasa cinta, perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa yang
tiada henti-hentinya kepada penulis.
2. Kakak-kakak dan adik-adik yang selama ini memberikan keceriaan, semangat,
motivasi, dan dukungan serta doa baik moril maupun materil sehingga penulis
bisa menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang sarjana.
x
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan
selama ini.
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE,Ak,MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan
dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.
8. Bapak H. Haerudin, SH, MM, selaku Kepala Sub Bagian Umum Inspektorat
Provinsi DKI Jakarta yang telah memberikan izin dan membantu penulis
dalam mengadakan penelitian di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.
9. Bapak Raditya Teguh, yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
penyebaran kuesioner kepada auditor di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.
10. Seluruh auditor dan pegawai pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah
memberikan waktunya dalam pengisian kuesioner penelitian penulis dan
kerja samanya dalam membantu menyelesaikan penelitian ini.
xi
11. Seluruh keluarga besar H. M. Idrus dan H. Muh. Nafis yang selalu membantu
dan memberikan dukungan penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
12. Teman dan sahabat Akuntansi D Angkatan 2007 terutama sahabatku tersuneh
Zamiroh, Ida Farida, Honimah dan Nursofie yang selalu memberikan
keceriaan dan semangat serta motivasi selama kuliah dan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh keluarga besar Karate UIN Jakarta yang telah memberikan ilmu
beladiri dan memberikan banyak pengalaman dalam berorganisasi.
14. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2011
(Ainia Salsabila)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ................................................................... iv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat .............................................................. v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................ vii
Abstrak ........................................................................................................... viii
Kata Pengantar .............................................................................................. xi
Daftar Isi ......................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................... xvi
Daftar Gambar .............................................................................................. xvii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 13
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 13
2. Manfaat Penelitian .......................................................... 14
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ....................................................................... 15
1. Pengertian Audit ............................................................ 15
2. Tujuan Audit ................................................................... 15
3. Jenis-jenis Audit .............................................................. 16
4. Standar Audit .................................................................. 17
5. Auditor Internal ............................................................... 19
6. Kualitas Hasil Kerja ........................................................ 31
7. Akuntabilitas ................................................................... 33
8. Pengetahuan Audit .......................................................... 37
9. Pengertian dan Pandangan Gender ................................. 41
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 43
C. Hubungan Antar Variabel ..................................................... 45
1. Akuntabilitas dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor ...... 45
2. Pengetahuan Audit dengan Kualitas Hasil Kerja
Auditor ............................................................................ 47
3. Gender dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor ................. 48
D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 49
D. Hipotesis ............................................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 52
1. Tempat Penelitian ........................................................... 52
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 52
xiv
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 53
D. Metode Analisis Data ............................................................ 53
1. Uji Kualitas Data ............................................................. 53
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 54
3. Uji Hipotesis ................................................................... 55
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................... 58
1. Variabel Independen ....................................................... 58
2. Variabel Dependen .......................................................... 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 62
1. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 63
2. Struktur Organisasi ......................................................... 65
3. Rincian Kegiatan Auditor ............................................... 67
4. Karakteristik Responden ................................................. 68
B. Analisis Deskriftif Kualitatif ................................................. 72
1. Uji Validitas .................................................................... 72
2. Uji Reliabilitas ................................................................ 74
C. Analisis dan Pembahasan ....................................................... 76
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 76
2. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 79
3. Pembahasan ..................................................................... 83
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 86
B. Implikasi .............................................................................. 87
C. Keterbatasan dan Saran ......................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal .............................................. 22
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 44
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................................................... 60
4.1 Auditor Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta ............................... 64
4.2 Rincian Kegiatan Auditor Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta .. 68
4.3 Karakteristik Data Kuesioner ................................................................. 69
4.4 Deskriptif Responden .............................................................................. 69
4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas ............................................. 72
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Audit ................................... 73
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal ......... 73
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Setelah
Menghilangkan Pertanyaan Tidak Valid .................................................. 74
4.9 Hasil Uji Reliabitas ................................................................................... 75
4.10 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 77
4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 79
4.12 Hasil Uji F Statistik ................................................................................... 81
4.13 Hasil Uji Statistik t .................................................................................... 82
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 50
4.1 Bagan Organisasi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta .................. 65
4.2 Hasil Uji Normalitas Data ......................................................................... 76
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 78
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ........................................................................ 95
2 Surat Rekomendasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta 96
3 Surat Keterangan Penelitian Sekretariat Daerah .................................. 97
4 Kuesioner Penelitian ........................................................................... 98
5 Deskriptif Responden ........................................................................... 104
6 Daftar Jawaban Responden .................................................................. 106
7 Output Analisis Data ............................................................................ 113
8. Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta ......................... 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup
besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk
penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu
pengawasan yang cukup andal guna menjamin pendistribusian dana yang
merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan efisiensi
penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Auditor pemerintah terdiri
dari Inspektorat Jendral Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di
lingkungan lembaga Negara dan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Inspektorat Wilayah
Propinsi (Itwilprop), Inspektorat Wilayah Kabupaten/ Kota
(Itwilkab/Itwilkot), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan lembaga
pemeriksa eksternal yang independen.
Kondisi pengawasan terhadap aset-aset negara saat ini banyak
mulai diperhatikan. Tingkat penyelewangan dan penyalahgunaan asset-
aset yang dimiliki oleh Negara sangat tinggi, ini terbukti dari banyaknya
para pejabat yang tertangkap karena terlibat kasus-kasus penyelewengan
dan penyalahgunaan aset-aset negara. Maka dari itu sangatlah penting
untuk pemerintah melakukan pengamanan terhadap asset-aset yang
dimiliki oleh negara.
2
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
PER/05/M.PAN/03/2008 menyatakan bahwa Pengawasan intern
pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat
diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai
dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain
itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan
untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government
dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien,
transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Pengawasan intern di lingkungan Departemen, Kementerian dan
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh
lnspektorat Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat untuk kepentingan
Menteri/Pimpinan LPND dalam upaya pemantauan terhadap kinerja unit
organisasi yang ada dalam kendalinya. Pelaksanaan fungsi lnspektorat
Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat tidak terbatas pada fungsi
audit tapi juga fungsi pembinaan terhadap pengelolaan keuangan negara.
Pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
dilaksanakan oleh Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan
terhadap kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya.
3
Sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang
berada di bawah Presiden melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Keberadaan beberapa unsur Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) seperti disebutkan di atas perlu didukung dengan pedoman dan
peraturan perundang-undangan tentang pengawasan intern pemerintah
yang merumuskan ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang pengawasan
intern pemerintah dalam rangka menjamin terlaksananya pengawasan
intern pemerintah yang efektif dan efisien. Mengingat sampai saat ini
belum seluruh APIP mempunyai standar yang seragam, untuk itu perlu
disusun standar audit yang berlaku bagi seluruh APlP.
Audit internal adalah salah satu bentuk upaya dalam mencegah
terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan asset-aset negara. Oleh
karena itu, diperlukanlah orang-orang yang memiliki kemampuan yang
memiliki keahlian khusus dalam mencegah terjadinya hal-hal yang
mengakibatkan kerugian yang dapat terjadi di lingkungan pemerintahan.
Berbeda dengan akuntan publik yang bisa bersikap etis dengan
menolak memberikan opini atas laporan keuangan yang mengandung salah
saji dan meminta klien mencari akuntan lain, tetapi hal ini tidak akan
menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan atau kehilangan keanggotaan
dari organisasinya. Sebagai pekerja, auditor internal mendapatkan
penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, berarti auditor internal
4
sangat bergantung kepada organisasinya sebagai pemberi kerja. Disini
konflik audit muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas audit
internal. Auditor internal sebagai pekerja didalam organisasi yang
diauditnya akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuan-
temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja
manajemen atau objek audit yang dilakukannya. Jika auditor internal
diminta untuk melanggar kode etik mereka atau standar praktik
professional, pilihan yang tersedia bisa tidak menyenangkan. Menolak
permintaan klien bisa menyebabkan auditor internal kehilangan pekerjaan
mereka, apalagi bila mereka tidak memiliki independensi (Sawyer,
2009:35).
Oleh karenanya, Profesi akuntan harus memiliki integritas,
independen dan bebas dari semua kepentingan, menegakkan kebenaran,
kemampuan teknis dan profesionalisme harus selalu dijaga dengan
menempatkan aspek moralitas ditempat yang tertinggi. Akuntan bukan
hanya sekedar ahli tetapi harus dapat melaksanakan pekerjaan profesinya
dengan hati-hati (due professional care) dan selalu menjunjung tinggi
kode etik profesi yang ada.
Dalam fungsinya sebagai pengawas dan konsultan intern
pemerintah, tentu kualitas hasil kerja auditor ini secara tidak langsung juga
akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil serta
mempengaruhi kualitas hasil auditnya. Menurut Tan dan Alison (1999),
kualitas hasil kerja audit tersebut berhubungan dengan seberapa baik
5
sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang
dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon
yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan.
Berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi
kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan
mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh
pihak luar perusahaan. Sehingga auditor dituntut harus memiliki rasa
kebertanggungjawaban (akuntabilitas) dalam setiap melaksanakan
pekerjaanya dan memliki sikap profesional, agar dapat mengurangi
pelanggaran atau penyimpangan yang dapat terjadi pada proses
pengauditan, sehingga akuntabilitas dan profesionalisme merupakan
elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor.
Mardisar dan Sari (2007:2) kualitas dari hasil pekerjaan auditor
dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang
dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas
merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk
menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada
lingkungannya. Menurut Messier dan Quilliam (1992) dalam Mardisar dan
Sari (2007:3) mengungkapkan bahwa akuntabilitas yang dimiliki auditor
dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan.
Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas)
BPKP (2007) dijelaskan bahwa akuntabilitas juga dapat berarti sebagai
6
perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam
mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka
pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas
kinerja secara periodik. Sumber daya dalam hal ini merupakan sarana
pendukung yang diberikan kepada seseorang atau unit organisasi dalam
rangka memperlancar pelaksanaan tugas yang telah dibebankan
kepadanya. Wujud dari sumber daya tersebut pada umumnya berupa
sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, dan metode kerja.
Sedangkan pengertian sumber daya dalam konteks negara dapat berupa
aparatur pemerintah, sumber daya alam, peralatan, uang, dan kekuasaan
hukum dan politik.
Selain itu, akuntabilitas juga dapat diuraikan sebagai kewajiban
untuk menjawab dan menjelaskan kinerja dari tindakan seseorang atau
badan kepada pihak-pihak yang memiliki hak untuk meminta jawaban atau
keterangan dari orang atau badan yang telah diberikan wewenang untuk
mengelola sumber daya tertentu. Dalam konteks ini, pengertian
akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian dan tolok ukur
pengukuran kinerja.
Dalam penelitian Mardisar dan Sari (2007:11), akuntabilitas diukur
dengan seberapa besar motivasi auditor dalam menyelesaikan pekerjaan,
dan keyakinan bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan serta
mengukur seberapa besar usaha (daya pikir) auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa
7
akuntabilitas memiliki hubungan positif dengan kualitas hasil kerja
auditor.
Banyak penelitian psikologi sosial yang membuktikan adanya
hubungan serta pengaruh akuntabilitas seseorang terhadap kualitas
pekerjaannya. Messier dan Quilliam (1992) dalam Mardisar dan Sari
(2007:3) mengungkapkan bahwa akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat
meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan.
Tetlock dan Kim (1987), juga mengkaji tentang permasalahan
akuntabilitas auditor dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Penelitian ini
dilakukan dengan memmbagi subjek penelitian menjadi tiga kelompok:
pertama, kelompok yang diberikan intruksi bahwa pekerjaan mereka tidak
akan diperiksa oleh atasan (no accountability); kedua, kelompok yang
diberikan intruksi awal (sebelum melaksanakan pekerjaan) bahwa
pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan (preexpore accountability);
ketiga, kelompok yang diberikan intruksi bahwa pekerjaan mereka akan
diperiksa oleh atasan, tetapi intruksi ini baru disampaikan setelah meraka
menyelesaikan pekerjaan (postexposure accountability). Dari hasil
penelitian ini terbukti bahwa subjek penelitian dalam kelompok
preexposure accountability menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas
dibanding kelompok lainnya. Mereka melakukan proses kognitif yang
lebih lengkap, respon yang lebih tepat dan melaporkan keputusan yang
dapat dipercaya dan realistis.
8
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
akuntabilitas individu dalam melakukan suatu pekerjaan menentukan
bagaimana sebuah informasi diproses. Hasil dari informasi yang diproses
tersebut, akan mempengaruhi respon, keputusan ataupun tindakan yang
akan diambil.
Selain akuntabilitas yang harus ada dalam seorang auditor,
Pengetahuan seorang auditor dalam bidang audit juga dapat
mempengaruhi kualitas hasil audit yang dilakukan. Menurut Mardisar dan
Sari (2007:20), akuntabilitas memiliki interaksi dengan pengetahuan untuk
menghasilkan kualitas hasil kerja auditor yang baik sehingga pengujian
yang dilakukan menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
hasil kerja auditor tersebut.
Pengetahuan sangat penting untuk dimiliki oleh semua auditor,
terlebih pengetahuan di bidang akuntansi dan auditing. Kedua
pengetahuan tersebut merupakan dasar yang penting yang menjadi modal
selama mereka bekerja sebagai seorang akuntan, terlebih pada saat
melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Pengetahuan audit bisa
diperoleh dari berbagai pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus,
berupa kegiatan seminar, loka karya, serta pengarahan dari auditor senior
kepada auditor juniornya. Pengetahuan juga bisa di peroleh dari frekuensi
seorang akuntan public dalam melakukan pekerjaan dalam proses audit
laporan keuangan. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik
9
dari pada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai
akan tugasnya.
Menurut Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan
Sari (2007:8), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh
terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam mendeteksi
sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan
tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi.
Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999), membuktikan
bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi hubungan akuntabilitas dengan
kualitas hasil kerja auditor jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi
sedang/menengah. Adapun Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit,
auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup.
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan audit dalam melakukan sebuah pekerjaan akan
mempengaruhi auditor dalam menyeleksi kesalahan dan mendeteksi
risiko-risiko yang akan terjadi selama proses audit. Hasil yang diperoleh
auditor akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil.
Kualitas hasil kerja auditor juga sangat dipengaruhi oleh
karakteristik individu masing-masing akuntan. Karakteristik individu
tersebut salah satunya adalah jenis kelamin yang telah membedakan
individu sebagai sifat dasar pada kodrat manusia. Perjuangan kesetaraan
gender adalah terkait dengan kesetaraan sosial antara pria dan wanita,
10
dilandaskan kepada pengakuan bahwa, ketidaksetaraan gender yang
disebabkan oleh diskriminasi struktural dan kelembagaan. Perbedaan
hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak dapat diganggu gugat
(misalnya secara biologis wanita mengandung), perbedaan peran gender
dapat diubah karena bertumpu pada faktor-faktor sosial dan sejarah.
Menjadi laki-laki atau perempuan bukanlah sebuah pilihan, itu
sudah menjadi satu paket yang diberikan Tuhan termasuk sifat dan
karakteristik seseorang. Sejauh mana sifat dan karakter ini mampu
mempengaruhi cara kerja seseorang. Profesi auditor, khususnya internal
auditor atau lebih sering dikenal dengan sebutan Satuan Pengawas Intern
(SPI) saat ini didominasi oleh kaum adam. Komposisi antara laki-laki dan
perempuan yang berprofesi menjadi auditor sangat jauh berbeda. Memang
profesi ini sama sekali tidak bersinggungan dengan persoalan gender,
karena kompetensi yang dibutuhkan untuk profesi ini pun tidak ada
kaitannya dengan gender. Meskipun demikian fakta dan data yang ada,
keberadaan perempuan dalam profesi ini sangat minim sekali.
Adapun cara pandang auditor dalam menyelesaikan suatu
informasi berhubungan dengan tanggung jawab (akuntabilitas) dan risiko
audit yang akan dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgement yang
dibuatnya akan mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor tersebut. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor dalam menanggapi
dan mengevaluasi informasi ini antara lain meliputi faktor akuntabilitas,
pengetahuan audit dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, serta
11
kompleksitas tugas dalam melakukan pemeriksaan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah faktor gender juga akan
mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal. (Jamilah, 2007:2).
Menurut Jamilah (2007:2), gender diduga menjadi salah satu faktor
level individu yang turut mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor
internal seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan
pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur
psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita
diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya
kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan
pria. Ruegger dan King (1992) dalam Jamilah (2007:2) menyatakan wanita
umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi daripada
pria.
Sedangkan menurut hasil penelitian Trisnaningsih (2003:1045),
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan atau kesetaraan komitmen
organisasional, komitmen professional, motivasi dan kesempatan kerja
antara auditor pria dan wanita, tetapi untuk kepuasan kerja, menunjukkan
adanya perbedaan antara auditor pria dan wanita. Artinya antara auditor
pria dan wanita memiliki komitmen yang sama dalam melakukan suatu
pekerjaan audit tetapi memiliki kepuasan yang berbeda dalam
menghasilkan sebuah hasil kerja yang berkualitas.
Dalam uraian-uraian tersebut, peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-
12
faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal.
Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender mempengaruhi variabel
kualitas hasil kerja auditor internal, khususnya pada auditor pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Gender
Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal”.
Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007). Dimana perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Tahun penelitian, dimana penelitian sebelumnya adalah pada tahun
2007, sedangkan penelitian sekarang dilakukan pada tahun 2011.
2. Pada penelitian sebelumnya menggunakan dua variabel independen.
Pada penelitian sekarang, penulis menambahkan satu variabel
independen yaitu gender, yang telah disarankan pula oleh peneliti
sebelumnya. Selain itu, variabel tersebut juga merupakan bagian dari
karakteristik dalam menetukan kualitas hasil kerja auditor internal dan
peneliti juga ingin mengetahui apakah dalam auditor pemerintah
terdapat perbedaan kualitas dalam menghasilkan suatu pekerjaan
audit,khususnya dari segi gender.
3. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah akuntan public
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di
Pekanbaru dan Padang oleh Mardisar dan Sari (2007), sedangkan
13
penelitian sekarang objek penelitian adalah auditor pada Inspektorat
Wilayah Provinsi DKI Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja
auditor internal?
2. Apakah pengetahuan audit berpengaruh terhadap kualitas hasil
kerja auditor internal?
3. Apakah gender berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal?
4. Apakah akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender bersama-
sama berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas
hasil kerja auditor internal.
b. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan audit auditor terhadap
kualitas hasil kerja auditor internal.
c. Untuk mengetahui pengaruh gender terhadap kualitas hasil kerja
auditor internal.
d. Untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, pengetahuan audit dan
gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal.
14
2. Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat diantaranya :
a. Bagi Dunia Akademis
Penelitian ini hendaknya diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang akuntansi
khususnya masalah auditing dan pemeriksaan keuangan. Hasil
penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya
yang ingin memperdalam masalah auditing yang berkaitan dengan
kualitas hasil kerja auditor internal.
b. Bagi Auditor Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, auditor pemerintah DKI
Jakarta dapat memberikan motivasi dan koreksi dalam peningkatan
kinerja serta agar dapat memacu semangat untuk berusaha
memperoleh hasil kerja audit yang berkualitas agar bermanfaat
untuk pengembangan daerah khususnya DKI Jakarta.
c. Bagi penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
serta dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil
kerja auditor internal. Penelitian ini juga digunakan sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Audit
Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, maka berikut
ini akan dikemukakan definisi-definisi pengauditan yang diambil dari
beberapa sumber, yaitu:
a. “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukunganya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” (Sukrisno Agoes,
2004)
b. “Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh
seorang yang independen dan kompeten.” (Arens dan Loebbecke,
2003)
c. “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.” (Mulyadi, 2002)
2. Tujuan Audit
Tujuan umum audit dalam Kell, Johnson dan Boynton (2002: 6)
adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semu hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, sedangkan tujuan audit spesifik
15
16
ditentukan berdasarkan asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang
tercantum dalam laporan keuangan. Asersi manajemen adalah pernyataan
yang tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai
jenis transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan. Asersi
manajemen berhubungan langsung dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, sehingga auditor harus memahami asersi-asersi manajemen agar
audit dapat dilaksanakan dengan memadai.
3. Jenis-jenis Audit
Menurut Kell, Johnson dan Boynton (2002: 8-9) terdapat tiga (3)
jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang
tercakup dalam definisi audit. Jenis-jenis audit tersebut adalah:
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-
kriteria tertentu. Kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
b. Audit Ketaatan
Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah audittee
(klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah
ditetapkan pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi.
c. Audit Operasional
Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
17
dan efektivitasnya. Pada saat selesainya audit operasional, auditor akan
memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki
jalannya operasi perusahaan.
4. Standar Audit
Standar audit di Indonesia dikenal dengan nama Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang disusun oleh suatu komite
khusus dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, terdiri dari 10
(sepuluh) standar yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok
besar. Standar auditing ini diikhtisarkan sebagai berikut:
a. Standar Umum, berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor.
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan, berfungsi untuk mengatur mutu
pelaksanaan auditing.
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
18
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan, berfungsi sebagai panduan bagi auditor dalam
mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada pemakai
informasi keuangan.
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
19
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
5. Auditor Internal
a. Pengertian Auditor Internal
Auditor internal seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka
secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan
menejemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai
aktivitas yang dilakukan auditor.
Menurut Agoes (2004:221) pengertian audit internal adalah:
“Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian perusahaan, baik terhadap
laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah
ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku”.
Menurut Mulyadi (2008:29) pengertian audit internal adalah:
“Auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah
menetukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menetukan baik tidaknya
penjagaan terhadapkekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menetukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi”.
Sawyer (2009) menyatakan bahwa audit internal adalah
“Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan
auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menetukan apakah (1) informasi keuangan
dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3)
peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
20
diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah
dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan
ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif,
semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan
manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan
tanggung jawab secara efektif.”
Pengertian audit internal menurut Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) PSA (Pernyataan Standar Auditing) no. 69
paragraf 6 ialah:
“Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tigagolongan tujuan berikut ini:
keandalan pelaporan, efektifitas dan efisiensi operasi, kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.
Sedangkan pengertian audit internal menurut “Professional
Practices Framework” : International Standards for The
Professional Practice of Internal Audit, IIA (2004) adalah suatu
aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta
konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan suatu nilai
tambah (to add value) serta meningkatkan kegiatan operasi
organisasi. Internal auditing membantu organisasi dalam usaha
mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan
disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manejemen risiko (risk management), pengendalian
(control) dan proses tata kelola (governance prosses).
Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya
yang beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan,
21
ukuran, maupun struktur dan oleh orang didalam atau diluar
organisasi. Perbedaan ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor
internal disetiap kondisi. Namun kepatuhan terhadap Standard for
The Professional Practice of Internal Auditing (standar) merupakan
hal yang penting untuk mencapai tanggung jawab auditor internal.
Pada pemerintahan, auditor internal merupakan unit
pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi.
Auditor internal terdiri dari Inspektorat Jendral Kementerian, Satuan
Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga Negara dan
BUMN/BUMD, Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kota
(Itwilkab/Itwilkot), dan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) yang merupakan lembaga pemeriksa
independen. Auditor eksternal sendiri merupakan unit pemeriksa
yang berada diluar organisasi yang diperiksa.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan tentang
pengertian audit internal. Audit internal adalah suatu fungsi atau
kegiatan yang bebas dalam suatu organisasi dan sebagai pelayanan
jasa dalam organisasi tersebut.
b. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal
Aktivitas auditor internal dan eksternal bisa jadi tumpang
tindih dalam hal penelaah kecukupan control pada fungsi akuntansi,
namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak daripada
kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda.
22
Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini
atas laporan keuangan perusahaan yang bertujuan menentukan
kewajaran penyajian posisi keuangan perusahaan dan hasil untuk
periode tersebut. Mereka juga meyakinkan bahwa laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima
umum GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dan
diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya, bahwa aktiva
telah diamankan dengan semestinya.
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan
manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif
dan bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah
operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi
kecukupan control serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Auditor internal memiliki peranan penting dalam semua hal yang
berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko terkait dalam
menjalankan usaha. Perbedaan Auditor Eksternal dan Internal adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Ekternal
AUDITOR INTERNAL AUDITOR EKSTERNAL
Merupakan karyawan perusahaan,
atau bisa saja merupakan entitas
independen.
Merupakan orang yang independen
diluar perusahaan.
Melayani kebutuhan organisasi,
meskipun fungsinya harus dikelola
oleh perusahaan.
Melayani pihak ketiga yang
memerlukan informasi keuangan
yang dapat diandalkan.
23
AUDITOR INTERNAL AUDITOR EKSTERNAL
Fokus pada kejadian-kejadian
dimasa depan dengan mengevaluasi
kontrol yang dirancang untuk
meyakinkan pencapaian tujuan
organisasi.
Fokus pada ketepatan dan
kemudahan pemahaman dari
kejadian masa lalu yang
dinyatakan dalam laporan
keuangan.
Langsung berkaitan dengan
pencegahan kecurangan dalam
segala bentuknya/perluasan dalam
setiap aktivitas yang ditelaah.
Sekali-sekali memperhatikan
pencegahan dan pendeteksian
kecurangan secara umum, namun
akan memberikan perhatian lebih
bila kecurangan tersebut akan
mempengaruhi laporan keuangan
secara material.
Independen terhadap aktivitas yang
diaudit, tetapi siap sedia untuk
menanggapi kebutuhan dan
keinginan dari semua tingkatan
manajemen.
Independen terhadap manajemen
dan dewan direksi baik dalam
kenyataan meupun secara mental.
Menelaah aktivitas terus menerus. Menelaah catatan-catatan yang
mendukung laporan keuangan
secara periodik-biasanya sekali
setahun.
Laporan auditor internal tidak berisi
opini mengenai kewajaran laporan
keuangna tetapi berupa temuan
pemeriksaan (audit finding)
mengenai penyimpangan dan
kecurangan yang ditemukan,
kelemahan pengendalian intern,
besera saran-saran perbaikkannya.
Laporan auditor eksternal berisi
opini mengenai kewajaran laporan
keuangan, selain itu berupa
management letter, yang berisi
pemberitahuan kepada manajemen
mengenai kelemahan-kelemahan
dalam pengendalian intern beserta
sran-saran perbaikkannya.
Auditor internal mendapatkan gaji
dan tunjangan lainnya sebagai
pegawai perusahaan.
Auditor eksternal mendapat audit
fee atas jasa yang diberikannya.
Sumber: Sawyer, 2009:8
c. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Menurut Agoes (2004:225), terdapat lima persamaan diantara
auditor internal dengan auditor eksternal, yaitu:
24
1) Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan,
perpajakan, manajemen dan komputer.
2) Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan),
program pemeriksaan (audit program) secara tertulis.
3) Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus
didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas kerja
pemeriksaan (audit working papers).
4) Audit staf harus selalu melakukan Continuing Profesional
Education (Pendidikan Profesi Berkelanjutan).
5) Baik Internal Auditor maupun Eksternal Auditor harus mempunyai
Audit Manual, sebagai pedoman dalam melaksanakan
pemeriksaannya dan harus memiliki Kode Etik serta sistem
pengendalian mutu.
d. Fungsi Auditor Internal
Sawyer (2009) mengemukakan bahwa fungsi audit internal
adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna
menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan
untuk memberikan saran-saran kepada manajemen. Tujuannya adalah
membantu tingkatan manajemen, agar tanggung jawabnya
dilaksanakan secara efektif.
Adapun fungsi audit internal secara menyeluruh mengenai
pelaksanaan kerja audit internal dalam mencapai tujuannya:
25
1) Membahas, menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan
pengandallian akuntansi, keuangan serta operasi.
2) Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan,
rencana dan prosedur yang ditetapkan.
3) Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman
terhadap segala kemungkinan risiko kerugian.
4) Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang
dikembangkan dalam organisasi.
5) Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah
dibebankan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan fungsi audit internal
adalah untuk membantu manajemen dalam menilai kinerja, prosedur,
dan kebijakan yang ditetapkan dalam organisasi agar dapat
meyakinkan dan memperbaiki pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
manajemen untuk mengurangi risiko-risiko yang terdapat dalam
organisasi sehingga dalam organisasi dapat berjalan efektif dan
merupakan penilaian independen.
e. Teknik-teknik Audit Internal
Sawyer (2009:109-403), menjelaskan tentang teknik-teknik
audit internal sebagai berikut:
26
1) Penentuan Risiko
Penentuan risiko (risk assessment) adalah identifikasi dan anallisis
risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan (entitas), yang
membentuk suatu dasar untuk menetukan cara pengelolaan risiko.
Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko ke
dalam program audit untuk mengurangi risiko. Risiko terdiri atas:
a) Risiko bawaan, yaitu kerentanan suatu asersi atas terjadinya
salah saji yag material, dengan mengasumsikan bahwa tidak
ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait
yang ditetapkan.
b) Risiko control, yaitu risiko bahwa salah saji material yang bisa
terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan atau prosedur
kontrol internal suatu entitas.
c) Risiko deteksi, yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi.
2) Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit
yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang
keberhasilan audit. Dalam survey pendahuluan, auditor internal
mengidentifikasi tujuan operasi, dan control yang diterapkan.
Auditor internal sebaiknya melakukan survey dalam langkah dasar,
sebagai berikut:
27
a) Melakukan studi awal, mencakup penelahaana atas kertas kerja
tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan
dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek
audit.
b) Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal auditor
dengan manajer.
c) Mengumpulkan bahan bukti
d) Mengamati, pengamatan dilakukan terus selama survey
pendahuluan.
e) Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam
survey pendahuluan.
3) Program Audit
Langkah-langkah audit dirancang untuk mengumpulkan bahan
bukti audit dan untuk memungkinkan auditor internal
mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis dan
efektifitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan alat yang
menghubungkan survey pendahuluan dengan pekerjaan lapangan.
4) Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan lapangan merupakan proses untuk mendapatkan
keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif
mengenai aktivitas entitas atau instansi pemerintah.
Mengevaluasinya dan melihat apakah aktivitas tersebut memenuhi
standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah
28
ditetapkan, serta menyediakan informasi untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen.
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian
keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada
di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan
audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk
menetukan apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi
sebagaimana mstinya dan mencapai tuuan-tujuan operasi. Tujuan
operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan operasi adalah hasil-
hasil yang ingin dicapai manajer, sedangkan tujuan audit
ditetapkan oleh auditor.
5) Temuan Audit
Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi
kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan.
Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau criteria yang dapat
diterima disebut temuan audit (audit findings). Beberapa
kelemahan (temuan) bersifat kecil dan tidak membutuhkan
perhatian manajemen. Semua temuan audit yang dapat dilaporkan
haruslah:
a) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
b) Di dokumentasikan dengan fakta, opini, dan dengan bukti yang
memadai, kompeten dan relevan.
c) Secara objektif dibuat tanpa bias prasangka.
29
d) Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
e) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan
memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
Dalam temuan audit ini, auditor memberikan rekomendasi kepada
manajemen. Rekmendasi menggambarkan tindakan yang mungkin
dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi
yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem
kontrol.
Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung
jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab
manajemen. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode
tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen.
Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit
adalah membahasnya denag manajemen operasional sebelum
laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai
kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan
untuk memperbaiki kekurangan.
6) Kertas Kerja
Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang
diperoleh dan analilsis yang dilakukan selama proses audit. Kertas
kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor
menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas
30
kerja bersi dokumenttasi atas langkah-langkah berikut ini dalam
proses audit:
a) Rencana audit, termasuk program audit.
b) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektifitas system
control internal.
c) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.
d) Penelahaan kertas kerja oleh penyelia.
e) Laporan audit.
f) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan
yang berbeda, yaitu:
a) Untuk mendukung laporan audit.
b) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya
jawab, penelahaan instruksi dan arahan, analisis system dan
proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.
c) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-
temuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk
menetukan terjaid dan luasnya kondisi-kondisi yang
mengandung kelemahan.
d) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan.
e) Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan
penyelesaian audit.
31
f) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah
yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum dan klaim
asuransi.
g) Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam
mengevaluasi pekerjaan audit internal dan kemudian
menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem
control internal organisasi.
h) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelahaan
selanjutnya.
i) Untuk membantu memfasilitasi penelahaan baik auditor
eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit
internal.
j) Menjadi bagian dokumentasi.
6. Kualitas Hasil Kerja
Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah
pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan
yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar
dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan (Tan dan Alison, 1999).
Menurut Irahandayani (2003) dalam Mardisar dan Sari (2007),
kualitas kerja auditor dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: berkualitas
(dapat dipertanggungjawabkan) dan tidak berkualitas (tidak dapat
dipertanggungjawabkan).
32
Kualitas hasil kerja juga tidak terlepas dari kualitas audit yang
dimiliki oleh auditor. Menurut Basuki dan Krisna (2006:209), menyatakan
bahwa kualitas audit meerupakan suatu issue yang komplek. Terdapat
begitu banyak factor yang dapat mempengaruhi kualitas audit, tergantung
dari sudut mana masing-masing pihak memandangnya. Kualitas audit
merupakan hal ynag sulit untuk diukur sehingga membuatnya menjadi
suatu hal yang sensitive bagi perilaku individual yang melakukan audit.
Secara teoritis kualitas pekerjaan auditor biasanya dihubungkan dengan
kualifikasi keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan
bukti pemeriksaan yang kompeten pada biaya yang paling rendah serta
independensinya dengan klien.
Selain itu, Otley dan Pierce (1996) dalam Basuki dan Krisna
(2006:210), menyatakan kualitas audit sebenarnya melekat pada auditor
sebagai pihak pelaksana dari audit, sehingga kualitas audit sangat
bergantung pada judgement dan integritas dari auditor itu sendiri. Jika
auditor adalah seseorang yang berkualitas tinggi dan melakukan
pekerjaannya dengan professional, maka dia akan menghasilkan output
yang berkualitas pula,karena diasumsikan mampu mencegah dan
mendeteksi praktek-praktek akuntansi yang dipertanyakan dan melaporkan
error dan irregularities dalam akuntansi klie. (Basuki dan Krisna,
2006:210).
33
7. Akuntabilitas
Tetclock (1984) mendefinisikan akuntabilitas sebagai bentuk
dorongan psikologi yang membuat sesorang berusaha
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil
kepada lingkungannnya. Manakala Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997)
dan Tan dan Alison (1999) melihat ada tiga indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur akuntabilitas individu. Pertama, seberapa
besar motivasi mereka untuk meyelesaikan pekerjaan tesebut. Motivasi
secara umum adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan. Menurut Libby dan Luft (1993), dalam kaitannya dengan
akuntabilitas seseorang, orang dengan akuntabilitas tinggi juga memiliki
motivasi tinggi dalam mengerjakan sesuatu.
Kedua, seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Orang dengan akuntabilitas tinggi
mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan
akuntabilitas rendah ketika menyelesaikan pekerjaan (Cloyd, 1997) dan
ketiga, seberapa yakin mereka bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa
oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa atau
dinilai orang lain dapat meningkatkan keingian dan usaha seseorang untuk
menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Menurut Tan dan Alison
(1999), seseorang dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang
lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh
34
supervisor/manajer/pimpinan dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki akuntabilitas rendah.
Cloyd (1997) meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas
hasil kerja auditor. Hasil penelitian Cloyd (1997) membuktikan
akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika
pengetahuan audit yang dimiliki tinggi. Asumsi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bahwa kompleksitas pekerjaan yang dihadapi tinggi.
Penelitian Cloyd (1997) ini dikembangkan oleh Tan dan Alison (1999)
dengan menilai kualitas hasil kerja berdasarkan kompleksitas kerja yang
dihadapi. Hasil penelitian Tan dan Alison (1999) ini tidak konsisten
dengan Cloyd (1997). Tan dan Alison (1999) membuktikan bahwa
akuntabilitas (secara langsung) tidak mempengaruhi kualitas hasil kerja
baik untuk pekerjaan dengan kompleksitas kerja rendah, menengah
ataupun tinggi.
Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas)
BPKP (2007) dijelaskan bahwa akuntabilitas juga dapat berarti sebagai
perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam
mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka
pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas
kinerja secara periodik. Sumber daya dalam hal ini merupakan sarana
pendukung yang diberikan kepada seseorang atau unit organisasi dalam
rangka memperlancar pelaksanaan tugas yang telah dibebankan
kepadanya. Wujud dari sumber daya tersebut pada umumnya berupa
35
sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, dan metode kerja.
Sedangkan pengertian sumber daya dalam konteks negara dapat berupa
aparatur pemerintah, sumber daya alam, peralatan, uang, dan kekuasaan
hukum dan politik.
Selain itu, akuntabilitas juga dapat diuraikan sebagai kewajiban
untuk menjawab dan menjelaskan kinerja dari tindakan seseorang atau
badan kepada pihak-pihak yang memiliki hak untuk meminta jawaban atau
keterangan dari orang atau badan yang telah diberikan wewenang untuk
mengelola sumber daya tertentu. Dalam konteks ini, pengertian
akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian dan tolok ukur
pengukuran kinerja.
Dari sisi internal seseorang, akuntabilitas merupakan
pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhannya. Akuntabilitas yang
demikian ini meliputi pertanggungjawaban diri sendiri mengenai segala
sesuatu yang dijalankannya yang hanya diketahui dan dipahami oleh dia
sendiri. Oleh karena itu, akuntabilitas internal ini disebut juga sebagai
akuntabilitas spiritual. Ledivina V. Carino (Pusdiklatwas, 2007),
mengatakan bahwa dengan disadarinya akuntabilitas spiritual ini, maka
pengertian accountable atau tidaknya seseorang bukan hanya dikarenakan
dia tidak sensitif terhadap lingkungannya. Akan tetapi, lebih jauh dari itu
yakni seperti adanya perasaan malu atas warna kulitnya, tidak bangga
menjadi bagian dari suatu bangsa, kurang nasionalis, dan sebagainya.
Akuntabilitas yang satu ini sangat sulit untuk diukur karena tidak adanya
36
indikator yang jelas dan diterima oleh semua orang serta tidak ada yang
melakukan pengecekan, pengevaluasian, dan pemantauan baik sejak tahap
proses sampai dengan tahap pertanggungjawaban kegiatan itu sendiri.
Semua tindakan akuntabilitas spiritual didasarkan pada hubungan
seseorang tersebut dengan Tuhan. Namun, apabila benar-benar
dilaksanakan dengan penuh iman dan takwa, kesadaran akan akuntabilitas
spiritual ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada
pencapaian kinerja orang tersebut. Itulah sebabnya mengapa seseorang
dapat melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang berbeda dengan orang
lain, atau mengapa suatu instansi dengan instansi yang lainnya dapat
menghasilkan kuantitas dan kualitas yang berbeda terhadap suatu
pekerjaan yang sama.
Akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang
tersebut kepada lingkungannya baik lingkungan formal (atasan-bawahan)
maupun lingkungan masyarakat. Kegagalan seseorang untuk memenuhi
akuntabilitas eksternal mengakibatkan pemborosan waktu, pemborosan
sumber dana dan sumber-sumber daya yang lain, penyimpangan
kewenangan, dan menurunnya kepercayaan masyarakat kepadanya.
Akuntabilitas eksternal lebih mudah diukur mengingat norma dan
standar yang tersedia memang sudah jelas. Kontrol dan penilaian dari
pihak eksternal sudah ada dalam mekanisme yang terbentuk dalam suatu
system dan prosedur kerja. Akuntabilitas eksternal baik di dalam
organisasi maupun di luar organisasi merupakan hal yang paling banyak
37
dibicarakan dalam konteks akuntabilitas. Akuntabilitas eksternal terdiri
dari :
a. Akuntabilitas Eksternal untuk Pelayanan Publik pada Organisasi
Sendiri
Dalam akuntabilitas ini, setiap tingkatan pada hierarki
organisasi diwajibkan untuk accountable kepada atasannya dan kepada
yang mengontrol pekerjaannya. Untuk itu, diperlukan komitmen dari
seluruh petugas untuk memenuhi kriteria pengetahuan dan keahlian
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sesuai dengan posisi tersebut.
b. Akuntabilitas Eksternal untuk Individu dan Organisasi Pelayanan
Publik di luar Organisasi Sendiri
Akuntabilitas ini mengandung pengertian akan kemampuan
untuk menjawab setiap pertanyaan yang berhubungan dengan capaian
kinerja atas pelaksanaan tugas dan wewenang. Untuk itu, selain
kebutuhan akan pengetahuan dan keahlian seperti yang disebutkan
sebelumnya, juga dibutuhkan komitmen untuk melaksanakan
kebijakan dan program-program yang telah dijanjikan/dipersyaratkan
sebelum dia memangku jabatan tersebut.
8. Pengetahuan Audit
Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari
(2007:8), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh
terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah
38
pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Kesalahan diartikan dengan seberapa banyak perbedaan
(deviasi) antara kebijakan-kebijakan perusahaan tentang pencatatan
akuntansi dengan kriteria yang telah distandarkan.
Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang audior
melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangna seseorang yang
melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan
memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki
pengethauan yang cukup memadai akan tugasnya.
Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus
didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan
tersebut terjadi (Tubbs 1992). Secara umum seorang auditor harus
memiliki pengetahuan-pengetahuan mengenai General auditing,
Functional Area, computer auditing, Accounting Issue, Specific Industri,
General World knowledge (pengetahuan umum), dan Problem solving
knowledge (Bedard & Michelene 1993) dalam Mardisar dan Sari (2007:8).
Pengetahuan auditor digunakan sebagai salah satu kunci kefektifan
kerja. Dalam audit, pnegetahuan tentang bermacam-macam pola yang
berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan
penting unutk membuat perencanaan audit yang efektif (Noviyani,2002)
dalam Herawaty dan Susanto (2008:16). Seorang auditor yang memiliki
banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli dalam
melaksankan tugasnya terutama dengan pengungkapan kekeliruan.
39
Cloyd (1997) menemukan bahwa besarnya usaha (proksi dari
variabel akuntabilitas) yang dicurahkan seseorang untuk menyelesaikan
sebuah pekerjaan berbeda-beda sesuai dengan tingkat pengetahuan yang
dimiliki. Cloyd (1997) juga menemukan bahwa tingkat pengetahuan
seseorang dapat meningkatkan kualitas hasil kerja.
Spilker (1995) dalam Mardisar dan Sari (2007:8) mengungkapkan
bahwa karakteristik sebuah pekerjaan seperti tingkat kerumitan dan jumlah
informasi yang disajikan/tersedia mempengaruhi hubungan pengetahuan,
akuntabilitas dan kualitas hasil kerja. Pada pekerjaan yang lebih sederhana
faktor usaha dapat menggantikan tingkat pengetahuan yang dimiliki
seseorang (bersifat subsitusi) dan pengetahuan memiliki hubungan yang
positif terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk pekerjaan yang lebih
rumit, akuntabilitas tidak lagi bersifat subsitusi dengan pengetahuan yang
dimiliki seseorang.
Penelitian Cloyd (1997) juga membuktikan bahwa akuntabilitas
dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika didukung oleh
pengetahuan audit yang tinggi. Tan dan Alison (1999) melakukan
penelitian yang sama dengan Cloyd (1997) dan membutikan bahwa
pengetahuan dapat memperkuat hubungan akuntabilitas dengan kualitas
hasil kerja jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah.
Untuk pekerjaan dengan kompleksitas rendah akuntabilitas dan
pengetahuan serta interaksinya tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk kompleksitas
40
pekerjaan tinggi, akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja jika
didukung oleh pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah yang
tinggi.
Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999), membuktikan
bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi hubungan akuntabilitas dengan
kualitas hasil kerja auditor jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi
sedang/menengah. Adapun SPAP 2001 tentang standar umum,
menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki
keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup.
Pernyataan standar umum pertama SPKN (Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara) yang tertuang dalam Peraturan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007. adalah: “Pemeriksa
secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk
melaksanakan tugas pemeriksaan”. Dengan Pernyataan Standar
Pemeriksaan ini semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa
yang secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Oleh karena itu,
organisasi pemeriksa harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan,
pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas pemeriksa untuk
membantu organisasi pemeriksa dalam mempertahankan pemeriksa yang
memiliki kompetensi yang memadai. Audit harus dilaksanakan oleh
seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
41
cukup sebagai auditor. Auditor harus memiliki dan meningkatkan
pengetahuan mengenai metode dan teknik audit serta segala hal yang
menyangkut pemerintahan seperti organisasi, fungsi, program, dan
kegiatan pemerintahan. Keahlian auditor menurut Tampubolon (2005)
dalam Efendy (2010) dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan
yang berkelanjutan serta pengalaman yang memadai dalam melaksanakan
audit.
9. Pengertian dan Pandangan Gender
Pengertian dari gender yang pertama ditemukan dalam kamus
adalah penggolongan secara gramatikal terhadap kata-kata benda dan kata-
kata lain yang berkaitan dengannya, yang secara garis besar berhubungan
dengan keberadaan dua jenis kelamin serta ketiadaan jenis kelamin atau
kenetralan.
Pandangan mengenai gender dapat diklasifikasikan, pertama;
kedalam dua model yaitu equity model dan complementary contribution
model, kedua; kedalam dua stereotipe yaitu Sex Role Stereotypes dan
Managerial Stereotypes (Gill Palmer dan Tamilselvi Kandasaami, 1997)
dalam Trisnaningsih (2003:1038). Model pertama mengasumsikan bahwa
antara laki-laki dan wanita sebagai profesional adalah identik sehingga
perlu ada satu cara yang sama dalam mengelola dan wanita harus
diuraikan akses yang sama. Model kedua berasumsi bahwa antara laki-laki
dan wanita mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga perlu ada
perbedaan dalam mengelola dan cara menilai, mencatat serta
42
mengkombinasikan untuk menghasilkan suatu sinergi. Pengertian
klasifikasi stereotype merupakan proses pengelompokan individu kedalam
suatu kelompok, dan pemberian atribut karakteristik pada individu
berdasarkan anggota kelompok. Sex role stereotypes dihubungkan dengan
pandangan umum bahwa laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan,
obyektif, independen, agresif, dan pada umumnya mempunyai
kemampuan lebih dibandingkan wanita dalam pertanggungjawaban
manajerial. Wanita dilain pihak dipandang lebih pasif, lembut, orientasi
pada pertimbangan, lebih sensitif dan lebih rendah posisinya pada
pertanggung jawaban dalam organisasi dibandingkan laki-laki. Manajerial
stereotypes memberikan pengertian manajer yang sukses sebagai
seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan temperamen yang umumnya
lebih dimiliki laki-laki dibandingkan wanita.
Menurut Schwartz (1996) dalam Trisnaningsih (2006:1038) bidang
akuntan publik merupakan salah satu bidang kerja yang paling sulit bagi
wanita karena intensitas pekerjaannya. Meski demikian, bidang ini adalah
bidang yang sangat potensial terhadap perubahan, dan perubahan tersebut
dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi wanita. Schwartz juga
mengungkapkan bahwa sangat mudah untuk mengetahui mengapa jumlah
wanita yang menjadi partner lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki.
Salah satu alasan yang dikemukakannya adalah adanya kebudayaan yang
diciptakan untuk laki laki (patriarkhi), kemudian adanya stereotype
tentang wanita, terutama adanya pendapat yang menyatakan bahwa wanita
43
mempunyai keterikatan (komitmen) pada keluarga yang lebih besar
daripada keterikatan (komitmen) terhadap karir.
Menurut Jamilah (2007:2), gender diduga menjadi salah satu faktor
level individu yang turut mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor
internal seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan
pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur
psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita
diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya
kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan
pria. Ruegger dan King (1992) dalam Jamilah (2007:2) menyatakan wanita
umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi daripada
pria
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kualitas hasil kerja auditor internal serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya seperti, akuntabilitas, pengetahuan audit dan
gender telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-
penelitian tersebut bayak memberikan masukan serta kontribusi tambahan
bagi auditor internal untuk menghasilkan para auditor yang berkualitas serta
menunjukkan hasil- hasil penelitian terdahulu mengenai kualitas hasil kerja
audit internal.
44
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti &
Tahun
Judul Variabel yang
Diteliti
Hasil Penelitian
1 Mardisar dan
Sari
(2007)
Pengaruh
Akuntabilitas dan
Pengetahuan
terhadap Kualitas
Hasil Kerja Auditor
Kualitas hasil
kerja auditor,
akuntabililtas
dan pengetahuan
Untuk menghasilkan
pekerjaan yang
berkualitas seorang
auditor harus memiliki
akuntabilitas dan
pengetahuan yang tinggi.
2 Yanti Pia
(2009)
Pengaruh
Akuntabilitas,
Kompetensi dan
Independensi
terhadap Kualitas
Hasil Kerja Auditor
Kualitas hasil
kerja auditor,
akuntabilitas,
kompetensi dan
independensi
Kompetensi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil
kerja auditor, tetapi
akuntabilitas dan
independensi berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas hasil kerja
auditor.
4 Hafifah (2010) Pengaruh
Akuntabilitas,
Independensi,
Pengetahuan dan
Pengalaman Audit
terhadap Kualitas
Hasil Kerja Auditor
Kualitas hasil
kerja auditor,
independensi,
pengetahuan dan
pengalaman
audit
Akuntabilitas,
independensi, dan
pengetahuan berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas hasil kerja
auditor, tetapi
pengalaman audit tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kulaitas hasil
kerja auditor.
5 Mabruri &
Winarna
(2010)
Analisis Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi
kualitas Hasil Kerja
Auditor di
Lingkunagan
Pemerintah Daerah
Kualitas hasil
kerja auditor,
independensi,
obyektifitas,
pengalaman
kerja,
pengetahuan dan
integritas
auditor.
Obyektifitas, pengalaman
kerja, pengetahuan dan
intergritas auditor
berpengaruh signifikan
terhadasp kualitas hasil
kerja auditor, sedangkan
independensi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil
kerja auditor.
45
No. Peneliti &
Tahun
Judul Variabel yang
Diteliti
Hasil Penelitian
6 Istihayu Putri
Buansari
(2010)
Pengaruh
Akuntabilitas,
Kompetensi,
Independensi,
Kecerdasan
emosional terhadap
kualitas hasil kerja
auditor internal
Akuntabilitas,
kompetensi,
independensi,
kecerdasan
emosional dan
kualitas hasil
kerja auditor
internal
Akuntabilitas dan
independensi tidak
signifikan terhadap
kualitas hasil auditor
internal, sedangkan
kompetensi dan
kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil
kerja auditor internal.
7 Jamilah, dkk
(2007)
Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan,
dan Kompleksitas
Audit Judgement
Audit
judgement,
gender, tekanan
ketaatan dan
kompleksitas
tugas.
Gender dan komplesitas
tugas tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit
judgement, sedangkan
tekanan ketaatan
berpengaruh signifikan
terhadap audit judgement.
Sumber: Data yang diolah
C. Hubungan Antar Variabel
1. Akuntabilitas dengan Kualitas Hasil Kerja Audit Internal
Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
Kualitas audit menjadi sangat penting, karena auditor menarik
kesimpulan berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukannya dan
kemudian pekerjaa audit yang telah dilakukannya dan kemudian
menyampaikan kesimpulan dan juga rekomendasi kepada para pemakai
46
yang berkepentingan. Berkualitas atau tidaknya hasil audit akan
mempengaruhi kesimpulan akhir auditor. Semakin kompleks dan rumitnya
system kerja dan kegiatan operasional suatu entitas menjadi penyebab
semakin penting dan diperlukannya seorang akuntan yang memiliki
akuntabilitas yang tinggi. Seorang auditor yang berperan sebagai pihak
ketiga yang menjembatani pihak dalam dan luar entitas, tentu kualitas
audit menjadi factor yang secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Dewasa ini auditor memiliki peran yang
cukup penting sebagai pihak yang memberikan penilaian dan saran-saran
dalam bentuk opini dan rekomendasi.
Disamping, semakin kompleks dan rumitnya system kerja dan
kegiatan operasional suatu entitas, mengakibatkan semakin sulitnya
memeriksa laporan keuangan sebagai salah satu objek pemeriksaan. Selain
laporan keuangan, kegiatan operasional yang juga merupakan objek
pemeriksaan, semakin rumit untuk dievaluasi dan diberikan saran atau
rekomendasi jika terjadi ketidakefektifan, ketidakefisienan, dan
ketidakekonomisan dalam entitas.
Besarnya peran seorang auditor maka semakin besar pula tanggung
jawabnya, karena itu auditor harus memiliki rasa kebertanggungjawaban
(akuntabilitas) yang tinggi atas setiap tugas dan pekerjaan yang telah
dilakukannya.
47
Menurut penelitian yang dilakukan Cloyd (1997), meneliti
pengaruh akuntabilitas terhadap kulitas hasil kerja auditor. Hasil penelitian
Cloyd (1997) membuktikan akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas
hasil kerja auditor jika pengetahuan audit yang dimiliki tinggi.
Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999) melakukan
penelitian dengan mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan oleh
Cloyd, hasil penelitiannya membuktikan bahwa akuntabilitas tidak
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas hasil kerja baik untuk
pekerjaan dengan kompleksitas kerja rendah, sedang maupun tinggi.
Sedangkan menurut penelitian Mardisar dan Sari (2007:20) menunjukkan
bahwa akuntabilitas memiliki hubungan positif dengan kuallitas hasil kerja
dengan kompleksitas tugas yang rendah.
2. Pengetahuan Audit dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Pengetahuan akuntan publik bisa diperoleh dari berbagai pelatihan
formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar,
lokakarya serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor yuniornya.
Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang akuntan public
melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangan. Seseorang
yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak
memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya.
Pengetahuan akuntan publik digunakan sebagai salah satu kunci
keefektifan kerja. Dalam audit, pengetahuan tentang bermacam-macam
48
pola yang berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan
keuangan penting untuk membuat perencanaan audit yang efektif
(Noviyani dan Bandi, 2002). Seorang akuntan publik yang memiliki
banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli dalam
melaksanakan tugasnya terutama yang berhubungan dengan
pengungkapan kekeliruan.
Penelitian Cloyd (1997) membuktikan bahwa akuntabilitas dapat
meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika didukung oleh pengetahuan
audit yang tinggi. Tan dan Alison (1999) melakukan penelitian yang sama
dengan Cloyd (1997) membutikan bahwa pengetahuan dapat memperkuat
hubungan akuntabilitas dengan kualitas hasil kerja jika kompleksitas
pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah. Untuk pekerjaan dengan
kompleksitas rendah akuntabilitas dan pengetahuan serta interaksinya
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil kerja.
Sedangkan untuk kompleksitas pekerjaan tinggi, akuntabilitas dapat
meningkatkan kualitas hasil kerja jika didukung oleh pengetahuan dan
kemampuan pemecahan masalah yang tinggi.
3. Gender dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Pengambilan keputusan harus didukung oleh informasi yang
memadai. Kaum pria dalam pengolahan informasi tersebut biasanya tidak
menggunakan seluruh informasi yang tersedia sehingga keputusan yang
diambil kurang komprehensif dan kualitas hasil kerjanya kurang baik. Lain
halnya dengan wanita, mereka dalam mengolah informasi cenderung lebih
49
teliti dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap dan
mengevaluasi kembali informasi tersebut dan tidak gampang menyerah
(Meyer dan Levy, 1986) dalam Jamilah (2007). Kaum wanita relatif lebih
efisien dibandingkan kaum pria selagi mendapat akses informasi. Selain
itu, kaum wanita juga memiliki daya ingat yang lebih tajam terhadap suatu
informasi baru dibandingkan kaum pria dan demikian halnya kemampuan
dalam mengolah informasi yang sedikit menjadi lebih tajam. Argumen ini
didukung oleh hasil penelitian dari Giligan (1982), Sweeney dan Robert
(1997), Barbeau dan Brabeck dalam Hartanto (1999), dan Cohen, et al.
(1999) dalam Jamilah (2007).
D. Kerangka Pemikiran
Model hubungan antar variabel untuk penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
50
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan Gender
Terhadap Kualitas Kerja Auditor Internal
Basis Teori: Teori Peran dan Teori Auditing
Akuntabilitas (X1)
Pengetahuan Audit
(X2) Kualitas Hasil Kerja
Auditor Internal (Y)
Gender (D)
Uji Kualitas Data 1. Validitas
2. Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Multikolonieritas
Uji Hipotesis 1. R
2
2. Uji t
3. Uji F
4. Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan,Implikasi, Keterbatasan
dan Saran
Metode Analisis:
Regresi Berganda
51
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan penelitian
sebagai berikut:
Ha1: Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal
Ha2: Pengetahuan audit berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal
Ha3: Gender berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal
Ha4: Akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal.
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI
Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan No.8-9 Kompleks Balaikota Blok
G Lt. 17-18 Jakarta Pusat, yang akan menjadi objek penelitian oleh penulis
ialah auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta yaitu
meliputi auditor yang bekerja pada kantor Gubernur Provinsi DKI Jakarta,
kantor Walikota Jakarta Pusat, kantor Walikota Jakarta Selatan, kantor
Walikota Jakarta Timur, dan kantor Walikota Jakarta Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris yang
dapat diuji hipotesisnya dengan menggunakan metode kausalitas.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mngetahui pengaruh variabel
independensi (akuntabilitas, pengetahuan audit, gender) terhadap variabel
dependen (kualitas hasil kerja auditor internal).
B. Metode Penentuan Sampel
Prosedur pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Elemen
populasi yang dipilih sebagai sampel yang dibatasi pada elemen-elemen yang
dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan. (Indriantoro dan
Supomo, 2002:131). Adapun kriteria sampel berdasarkan pertimbangan adalah
52
53
sebagai berikut: 1) Auditor PNS, 2) Auditor yang memiliki pengalaman audit
minimal 1 (satu) tahun, dan 3) Auditor yang sudah mengikuti pelatihan dan
pendidikan oleh BPKP minimal 2 (dua) kali.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secar langsung dari
sumber asli (Indriantoro dan Supomo, 2002:145) . Adapun cara untuk
mendapatkan data primer yaitu dengan meninjau secara langsung obyek
penelitian, data yang diperoleh adalah dengan mendistribusikan kuesioner
yang menggunakan skala ordinal.
D. Metode Analisis
Data diuji dan dianalisis dengan statistical package for the social
sciences. Adapaun anallisa data yang digunakan dalam penellitian ini adalah:
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini
menggunakan pearson correlation, yaitu dengan cara menghitung
korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor.
Jika antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
54
mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka butir pertanyaan
dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009:49)
b. Uji Reliabilitas Data
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas digunakan untuk menguukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga mengahasilkan
hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. SPSS memberikan
fasillitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach
Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2009:45).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Uji normallitas ini dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka regresi mengikuti asumsi
normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau
tidak mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas (Ghozali, 2009:110).
55
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variebel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2009:95).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan unuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain ke pengamatan lain. Jika variance dari residual
satu pengaamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2009:105).
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi
besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen
yang sudah diketahui besarnya. Model regresi berganda umumnya
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
56
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio
dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211).
Variabel independen terdiri dari akuntabilitas, pengetahuan audit dan
gender sedangkan variabel dependennya adalah kualitas hasil kerja auditor
internal.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi
yang digunakan adalah sebagai berikut
Dimana:
Y adalah kualitas hasil kerja auditor internal
a adalah konstanta
b1 – b3 adalah koefisien regresi
X1 adalah variabel akuntabilitas
X2 adalah variabel pengetahuan audit
D adalah variabel gender (variabel dummy)
e adalah error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2
yang
Y = a + b1x1+b2x2+b3D+e
57
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2009:87).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:91).
Menurut Singgih Santoso (2000) dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas
tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel
dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen
atau terikat.
58
c. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistic F digunakan
untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen
yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2009:91).
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender.
a. Akuntabilitas (X1)
Akuntabilitas merupakan bentuk dorongan psikologi yang membuat
seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan
keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Akuntabiltas merupakan
variabel independen yang diukur dengan menggunakan skala ordinal
dari angka 1 sampai dengan 5. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai
dengan sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3;
setuju 4; sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative
dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; ragu-
ragu 3; setuju 2; sangat setuju 1. Adapun pertanyaan positif adalah no.
1,2,3,7,8 dan pertanyaan negative adalah 4,5,6.
59
b. Pengetahuan Audit (X2)
Pengetahuan menggambarkan segala atau semua ilmu yang dimilliki
auditor yang berguna dalam melaksanakan pemeriksaan baik itu
akuntansi, ekonomi dan lain-lain. Pengetahuan merupakan variabel
independen yang diukur dengan menggunakan skala ordinal dari angka 1
sampai dengan 5. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai dengan
sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3; setuju 4;
sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative dinilai dengan
sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; ragu-ragu 3; setuju 2;
sangat setuju 1. Adapun pertanyaan positif adalah no.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dan pertanyaan negative tidak ada.
c. Gender (D)
Suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction)
dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara
laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender
merupakan variabel independen yang dibedakan menjadi dua kategori
yaitu pria dan wanita. Gender merupakan variabel dummy dimana 1=
pria dan 0 = wanita
2. Variabel Dependen
a. Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
pelaksanaaan hasil kerja auditor yaitu pelaksanaan dalam mengambil
sikap sebuah keputusan agar pekerjaan yang dikerjakan sesuai dan tepat
60
waktu sehingga kualitas pekerjaan tersebut baik. Kualitas hasil kerja
auditor internal merupakan variabel dependen yang diukur dengan
menggunakan skala ordinal. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai
dengan sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3;
setuju 4; sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative
dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; ragu-
ragu 3; setuju 2; sangat setuju 1. Adapun pertanyaan positif adalah no.
1,7,8,9,10,11,12,13,14 dan pertanyaan negative adalah no. 2,3,4,5,6.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub
Variabel
Indikator No.
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Akuntabilitas
(X1)
(Tan dan Kao,
1999)
Motivasi 1. Motivasi untuk
menyelesaikan pekerjaan
2. Bertanggung jawab dalam
mengambil tindakan untuk
menyelesaikan pekerjaan
1,3
2
Skala
Ordinal
Kemampu
an berfikir
1. Berfikir secara objektif dan
mengambil keputusan
dengan analisa baik
2. Kemampuan untuk
memfokuskan pada fakta-
fakta yang relevan
3. berfikir secara cepat dan
terperinci
4
5
6,7
Skala
Ordinal
Keyakinan 4. pemeriksaan hasil
pekerjaan oleh atasan
8
Skala
Ordinal
61
Variabel Sub
Variabel
Indikator No.
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Pengetahuan
Audit
(X2)
(Bedard dan
Michelence,
1993 dalam
Mardisar dan
Sari)
Komponen
pengetahu
an
1. General Auditing
2. Functional Area
3. Computer Auditing
4. Accounting Issue
5. Spesific Industri
6. General World Knowledge
7. Problem solving knowledge
1,2,3,4,5,6,7,
8,9,10
Skala
Ordinal
Gender
(D)
(Jamilah, dkk,
2007)
Perbedaan
auditor
laki-laki
dan
perempuan
dalam
pengolaha
n
informasi
Suatu konsep kultural yang
berupaya membuat
pembedaan (distinction)
dalam hal peran, perilaku,
mentalitas, dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang
dalam masyarakat. Gender
merupakan variabel
independen yang dibedakan
menjadi dua kategori yaitu
pria dan wanita. Gender
merupakan variabel dummy
dimana 1= pria dan 0 =
wanita
Skala
Nominal
Kualitas Hasil
Kerja Auditor
Internal
(Y)
(Nasution,
2009)
Komplek-
sitas Tugas
1. Pekerjaan yang
membingungkan
(ambiguitas)
2. Kurangnya pemahaman
terhadap tugas
3. Perbedaan antara informasi
yang tersedia dengan apa
yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas
4. Auditor mengetahui
kemampuannya dalam
menyelesaikan tugas
5. Kurangnya pengalaman
dalam menjalani tugas
tersebut
6. Keterbatasan waktu dalam
menyelesaikan tugas
2,8
3,9,4
5,10,11,12
1,13,14,7
6
4
Skala
Ordinal
62
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Inspektorat Provinsi sebagai unsur pembantu pimpinan di bidang
pengawasan fungsional di lingkungan Pemerintahan DKI Jakarta,
memiliki tugas dan tanggung jawab mengamankan pelaksanaan tugas
umum dan pembangunan DKI Jakarta termasuk kebijakan yang diambil
oleh Gubernur DKI Jakarta agar dapat mencapai tujuan dan sasaran secara
efektif dan efisien. Dalam penyelenggaraan tugas pengawasan yang
dimaksud diperlukan peningkatan kualitas hasil pengawasan, sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi terlaksannya semua kegiatan dan
kebijakan secara baik, bertanggung jawab dan akuntabel. Berkaitan
dengan hal tersebut Inspektorat Provinsi telah menetapkan arah
pengawasan yang komprehensif dan implementatif untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin di capai. Disamping itu peran
pengawasan juga ditingkatkan tidak hanya sebagai watch dog tetapi
merupakan mitra untuk memecahkan permasalahan dan teladan bagi
obyek pemeriksaan dalam membangun kinerja yang lebih baik.
Untuk mewujudkan penyelenggara negara yang mampu
menjalankan fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini
Inspektorat Provinsi mempunyai tugas dan fungsi sebagai penyelenggara
62
63
pengawasan perlu konsistensi penanganan yang serius dalam rangka
menjalankan fungsinya sebagai aparat pengawas.
Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melanda bangsa
Indonesia, sudah sangat kronis dan merupakan kejahatan yang luar biasa
dan menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk itu, Inspektorat Provinsi sebagai unsur pengawasan mempunyai
tugas dalam mengamankan kebijakan yang dikembangkan pada Provinsi
DKI Jakarta.
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Inspektorat Wilayah Provinsi
DKI Jakarta yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Selatan No.8-9
Kompleks Balaikota Blok G Lt. 17-18 Jakarta Pusat dan kantor-kantor
Walikota Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta
Timur. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh akuntabilitas,
pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal yang terdapat dalam Inspektorat Wilayah Provinsi DKI
Jakarta. Adapun jumlah keseluruhan auditor dalam Inspektorat
Wilayah Provinsi DKI Jakarta berjumlah 84 orang. Berikut adalah
daftar jumlah seluruh auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI
Jakarta:
64
Tabel 4.1
Auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta
No. Keterangan Jumlah
1 Sekretariat 4
2 Irban Bid. Pemerintahan dan Khusus 8
3 Irban Bid. Perekonomian 11
4 Irban Bid. Keuangan dan Aset 1
5 Irban Bid. Pembangunan 8
6 Irban Bid. Kesejahteraan Masyarakat 9
7 Itbanko Jakarta Barat 3
8 Itbanko Jakarta Pusat 11
9 Itbanko Jakarta Selatan 5
10 Itbanko Jakarta Timur 10
11 Itbanko Jakarta Utara 10
12 Itban Kab. Kepulauan Seribu 4
JUMLAH 84
Sumber: Subbagian Umum Inspektorat Provinsi DKI Jakarta
Jumlah keseluruhan pegawai yang berjumlah 84 orang tersebut
tidak dijadikan responden dalam penelitian ini karena hal ini
dikarenakan adanya pegawai yang cuti dan dinas keluar kota pada saat
penyebaran kuisioner dilakukan, akibatnya perantara tidak sempat
memberikan kuesioner sampai batas waktu yang ditentukan.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner
secara langsung kepada responden. Penyebaran keusioner dimulai dari
tanggal 4 Mei 2011 sampai dengan tanggal 3 Juni 2011. Penyebaran
kuesioner diberikan dan diterima kembali oleh peneliti dengan waktu
yang sudah ditentukan serta menyesuaikan dengan jadwal kerja
Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta.
65
2. Struktur Organisasi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Gambar 4.1
Bagan Organisasi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta
INSPEKTUR
Sekretariat
Subbagian umum
Subbagian Program & Anggaran
Subbagian keuangan
Subbagian
Evaluasi &
Pelaporan
Irban Bidang Pemerintahan & Khusus
Irban Bidang Ekonomi & BUMD
Irban Bidang Kesejahteraan Masyarakat
Irban Bidang keuangan & Aset
Irban Bidang pembangunan
Inspektorat pembantu Kota Administrasi
Inspektorat pembantu Kabupaten Administrasi
Sub. Kelompok Jabatan Fungsional
Sub. Kelompok Jabatan Fungsional
Sub. Kelompok Jabatan Fungsional
Sumber: Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 102 Tahun 2009
66
Penjelasan mengenai susunan organisasi inspektorat, sebagai berikut:
a. Inspektur
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Subbagian Umum
2) Subbagian Program dan Anggaran
3) Subbagian Keuangan, dan
4) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan
c. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Pemerintahan dan
Khusus, terdiri dari:
1) Seksi Tata Praja
2) Seksi Aparatur
3) Seksi Khusus
d. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Perekonomian dan
BUMD, terdiri dari:
1) Seksi Industri, Koperasi, Perdagangan, Kelautan dan
Pertanian
2) Seksi Transportasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3) Seksi BUMD
e. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Keuangan dan Aset,
terdiri dari:
1) Seksi Pendapatan Daerah
2) Seksi Pekerjaan Umum
3) Seksi Belanja Daerah
67
4) Seksi Aset Daerah
f. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Kesejahteraan
Masyarakat, terdiri dari:
1) Seksi Kesehatan Masyarakat
2) Seksi Pendidikan dan Olahraga
3) Seksi Mental Spiritual dan Sosial
g. Inspektorat Pembantu Kota Administrasi (Itbanko)
h. Inspektorat Pembantu Kabupaten Administrasi (Itbankab)
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Rincian Kegiatan Auditor Inspektorat Provinsi DKI Jakarta
Pengawasan intern di lingkungan Departemen, Kementerian
dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh
lnspektorat Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat untuk
kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam upaya pemantauan
terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya.
Pelaksanaan fungsi lnspektorat Jenderal dan lnspektorat
Utama/lnspektorat tidak terbatas pada fungsi audit tapi juga fungsi
pembinaan terhadap pengelolaan keuangan negara. Pengawasan intern
di lingkungan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh
Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan
Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan terhadap
kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya. Adapun
kegiatan auditor pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.
68
Tabel 4.2
Rincian Kegiatan Auditor Inspektorat Provinsi DKI Jakarta
Jabatan Rincian Kegiatan
Auditor Ahli
1. Auditor Utama Mengendalikan mutu
pelaksanaan kegiatan
pengawasan.
2. Auditor Madya Mengendalikan teknis
pelaksanaan kegiatan
pengawasan
3. Auditor Muda Memimpin pelaksanaan atau
penugasan audit
4. Auditor Pertama Melaksanakan tugas-tugas
pengawasan dengan
kompleksitas tinggi dalam
mengaudit.
Jabatan Rincian Kegiatan
Auditor Terampil
1. Auditor Pelaksana Melaksanakan tugas-tugas
pengawasan sederhana dalam
mengaudit.
2. Auditor Pelaksana Lanjutan Melaksanakan tugas-tugas
pengawasan dengan
kompleksitas rendah dalam
mengaudit.
3. Auditor Penyelia Melaksanakan tugas-tugas
pengawasan dengan
kompleksitas sedang dalam
mengaudit.
Sumber:BPKP, 2009
4. Karakteristik Responden
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian
ini, kuesioner yang dibagikan berjumlah 75 eksemplar berdasarkan
jumlah auditor di Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta, akan
tetapi hanya 68 auditor yang bersedia menjawab atau mengisi
kuesioner yang diberikan. Adapun gambaran karakteristik data
kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
69
Tabel 4.3
Karakteristik Data Kuesioner
Identifikasi sample Jumlah Persentase
Total kuesioner yang disebar 75 100%
Total kuesioner yang tidak direspon 7 9%
Total kuesioner yang direspon 68 91%
Total kuesioner yang tidak diisi
lengkap
- -
Total kuesioner yang dapat digunakan - -
Sumber: Data primer yang diolah
Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk
mengolah data sebanyak 68 kuesioner yaitu 91% dari total kuesioner
yang disebar. Adapun data deskriftif responden dalam tabel 44 di
bawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi
responden yang ditemukan di lapangan. Tabel 4.4 berisi informasi
yang disajikan, antara lain wilayah pemriksaan, jenis kelamin, jabatan
fungsional, bidang pemeriksaan, bidang pendidikan, pengalaman yang
dimiliki dan pelatihan yang sudah diikuti. Deskriktif responden dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Deskriptif responden
Deskriptif Keterangan Frekuensi Persentase
Jumlah sampel - 68 100%
Wilayah
pemeriksaan
Provinsi
Jakarta Pusat
Jakarta Timur
Jakarta Utara
Jakarta Selatan
36
9
9
10
4
53%
13%
13%
15%
6%
Jenis Kelamin Pria
Wanita
45
23
66,2%
33,8%
Jabatan Fungsional
Auditor Pertama
Auditor Muda
29
23
42,6%
33,8%
70
Auditor
Terampil
16 23,5%
Jenjang Pendidikan Strata 1
Strata 2
Diploma 3
SMA
41
19
3
5
60,3%
27,9%
4,4%
7,4%
Bidang Pendidikan Akuntansi
Manajemen
Sosial
Hukum
Lain-lain
13
20
12
12
9
19,7%
30,3%
18,2%
18,2%
13,6%
Pengalaman 1-3 Tahun
3-10 tahun
>10 tahun
1
11
56
1,5%
16,2%
82,4%
Pelatihan 1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
>5 kali
7
9
8
11
33
10,3%
13,2%
11,8%
16,2%
48,5%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui responden yang
terjaring dalam sampel penelitian ini adalah responden pria berjumlah
45 orang (66,2%) dan responden wanita 23 orang (33,8%). Adapun
responden yang menjabat sebagai auditor ahli pertama berjumlah 29
orang (42,6%), untuk responden yang menjabat sebagai auditor ahli
muda berjumlah 23 orang (33,8%), dan untuk responden yang
menjabat sebagai auditor terampil berjumlah 16 orang (23,5%).
Adapun responden yang berada pada jenjang pendidikan S1
berjumlah 41 orang (60,3%), untuk responden yang berada pada
jenjang pendidikan S2 berjumlah 19 orang (27,9%), untuk responden
yang berada pada jenjang pendidikan Diploma 3 berjumlah 3 orang
71
(4,4%) dan untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan
SMA berjumlah 5 orang (7,4%).
Adapun untuk responden berdasarkan bidang pendidikan
terakhir, didapat bahwa responden yang berasal dari akuntansi
berjumlah 13 orang (19,7%), responden yang berasal dari manajemen
berjumlah 20 orang (30,3%), responden yang berasal dari Sosial
berjumlah 12 orang (18,2%), responden yang berasal dari Hukum
berjumlah 12 orang (18,2%) dan responden yang berjumlah 9 orang
(13,6%) berasal dari berbagi jurusan.
Adapun responden berdasarkan pengalaman, didapat bahwa
responden yang memiliki pengalaman 1-3 tahun berjumlah 1 orang
(1,5%), untuk responden yang memiliki pengalaman 3-10 tahun
berjumlah 11 orang (16,2%), dan untuk responden yang memiliki
pengalaman lebih dari 10 tahun berjumlah 56 orang (82,4%).
Adapun responden berdasarkan pelatihan yang diikuti yaitu
untuk responden yang mengikuti pelatihan 2 kali berjumlah 7 orang
(10,3%), responden yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 3 kali
berjumlah 9 orang (13,2%), responden yang telah mengikuti pelatihan
sebanyak 4 kali berjumlah 8 orang (11,8%), responden yang telah
mengikuti pelatihan sebanyak 5 kali berjumlah 11 orang (16,2%), dan
responden yang telah mengikuti pelatihan lebih dari 5 kali berjumlah
33 orang (48,5%).
72
B. Analisis Deskiptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan
menginterpretasikan hasil uji validitas dan reliabilitas dengan cara data
skor pertanyaan untuk setiap variabel sehingga menghasilkan correlation
matrix dan reliability coeffecients.
1. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas ini menggunakan pearson correlation, yaitu
dangan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antar skor masing-masing
butir pertanyaan denga total skor mempunyai tingkat signifikansi
dibawah 0,05, maka butir pertanyaan dinyatakan valid dan
sebaliknya(Ghozali, 2009:49). Hasil pengujian validitas ditampilkan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas
Item Variabel Sig Pearson
Correlation
Keterangan
Pertanyaan 1 Akuntabilitas 0,002 0,375** Valid
Pertanyaan 2 Akuntabilitas 0,000 0,416** Valid
Pertanyaan 3 Akuntabilitas 0,009 0,316** Valid
Pertanyaan 4 Akuntabilitas 0,000 0,554** Valid
Pertanyaan 5 Akuntabilitas 0,044 0,245* Valid
Pertanyaan 6 Akuntabilitas 0,000 0,421** Valid
Pertanyaan 7 Akuntabilitas 0,000 0,463** Valid
Pertanyaan 8 Akuntabilitas 0,002 0,363** Valid
Sumber : Data primer yang diolah
73
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel
akuntabilitas terdiri dari 8 butir pertanyaan dan seluruhnya dinyatakan
valid karena mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Audit
Item Variabel Sig Pearson
Correlation
Keterangan
Pertanyaan 1 Pengetahuan Audit 0,000 0,477** Valid
Pertanyaan 2 Pengetahuan Audit 0,000 0,596** Valid
Pertanyaan 3 Pengetahuan Audit 0,000 0,672** Valid
Pertanyaan 4 Pengetahuan Audit 0,000 0,543** Valid
Pertanyaan 5 Pengetahuan Audit 0,006 0,332** Valid
Pertanyaan 6 Pengetahuan Audit 0,000 0,567** Valid
Pertanyaan 7 Pengetahuan Audit 0,000 0,422** Valid
Pertanyaan 8 Pengetahuan Audit 0,000 0,683** Valid
Pertanyaan 9 Pengetahuan Audit 0,000 0,672** Valid
Pertanyaan10 Pengetahuan Audit 0,000 0,459** Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan audit terdiri dari 10 butir pertanyaan dan seluruhnya
dinyatakan valid karena mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Item Variabel Sig Pearson
Correlation
Keterangan
Pertanyaan 1 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,425** Valid
Pertanyaan 2 Kualitas Hasil Kerja 0,011 0,308** Valid
Pertanyaan 3 Kualitas Hasil Kerja 0,063 0,227 Tidak Valid
Pertanyaan 4 Kualitas Hasil Kerja 0,002 0,375** Valid
Pertanyaan 5 Kualitas Hasil Kerja 0,089 0,208 Tidak Valid
Pertanyaan 6 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,497** Valid
Pertanyaan 7 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,633** Valid
Pertanyaan 8 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,526** Valid
Pertanyaan 9 Kualitas Hasil Kerja 0,001 0,339** Valid
74
Pertanyaan 10 Kualitas Hasil Kerja 0,012 0,303** Valid
Pertanyaan 11 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,463** Valid
Pertanyaan 12 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,487** Valid
Pertanyaan 13 Kualitas Hasil Kerja 0,004 0,342** Valid
Pertanyaan 14 Kualitas Hasil Kerja 0,078 0,215 Tidak Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kualitas
hasil kerja auditor internal terdiri dari 14 butir pertanyaan dan ada 3
butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid yaitu pertanyaan dengan
nomor 3, 5, dan 14 karena mempunayai tingkat signifikansi diatas
0,05.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Setelah Menghilangkan Pertanyaan yang Tidak Valid
Item Variabel Sig Pearson
Correlation
Keterangan
Pertanyaan 1 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,425** Valid
Pertanyaan 2 Kualitas Hasil Kerja 0,011 0,308** Valid
Pertanyaan 3 Kualitas Hasil Kerja 0,002 0,375** Valid
Pertanyaan 4 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,497** Valid
Pertanyaan 5 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,633** Valid
Pertanyaan 6 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,526** Valid
Pertanyaan 7 Kualitas Hasil Kerja 0,001 0,339** Valid
Pertanyaan 8 Kualitas Hasil Kerja 0,012 0,303** Valid
Pertanyaan 9 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,463** Valid
Pertanyaan 10 Kualitas Hasil Kerja 0,000 0,487** Valid
Pertanyaan 11 Kualitas Hasil Kerja 0,004 0,342** Valid
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variebel atau konstruk. Suatu kuesioner
Sumber : Data primer yang diolah
75
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseornag terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu
konstruk atas variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2009:45). Hasil pengujian reliabilitas
dalam tabel berikut ini
Tabel 4.9
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha
Akuntabilitas 0,771
Pengetahuan Audit 0,753
Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal 0,686
Terlihat dari hasil analisis bahwa semua butir pertanyaan pada
kolom cronbach alpha mempunyai nilai diatas 0,60, kesimpulannya
semua butir pertanyaan diatas sudah reliabel. Pada variabel
akuntabilitas memiliki α hitung 0,771 > 0,60, dapat disimpulkan
bahwa variabel akuntabilitas reliabel. Pada variabel pengetahuan audit
memiliki α hitung 0,753 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa variabel
pengetahuan audit reliable dan pada variabel kualitas hasil kerja
auditor internal memiliki α hitung 0,686 > 0,60. dapat disimpulkan
bahwa variabel kualitas hasil kerja auditor internal cukup reliabel
(Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:48). Hal ini mengindikasikan
bahwa ada beberapa responden yang menjawab tidak konsisten. Hasil
tersebut mengindikasikan bahwa instrumen penelitian ini akan
menghasilkan data yang sama walaupun digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama.
Sumber: Data primer yang diolah
76
C. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
kontribusi normal. Hasil pengujian normalitas dapat berupa grafik
normal probability plot, berikut ini hasil pengujian normalitas:
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Data
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan
normal plot dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada gambar tersebut
menunjukkan bahwa titik-titik data berada disekitar garis diagonal
77
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi
normal dan model regresi tersebut sudah layak dipakai untuk
memprediksi variabel dependen yaitu kualitas hasil kerja auditor
internal berdasarkan masukan variabel independen yaitu
akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat (1)
nilai tolerance (TOL) dan lawannya, (2) Variance Inflation Factor
(VIF). Berikut ini hasil pengujian multikolonieritas:
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Dependent Variable: Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel diatas menggambarkan bahwa tidak ada problem
multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai variance inflation
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.917 6.734
Akuntabilitas 0.668 0.21 0.356 0.881 1.135
Pengetahuan 0.463 0.151 0.333 0.924 1.082
Gender -1.023 1.027 -0.107 0.948 1.055
78
factor (VIF) ≤ 10 dan nilai tolerance (TOL) ≥ 0,10. Pada variabel
akuntabilitas memiliki nilai Tolerance sebesar 0,881 ≥ 0,10,
sedangkan nilai VIF 1,135 ≤ 10. Variabel pengetahuan audit
memiliki nilai Tolerance 0,924 ≥ 0,10, sedangkan nilai VIF 1,082
≤ 10. Variabel gender memiliki nilai tolerance 0,948 ≥ 0,10
,sedangkan nilai VIF 1,055 ≤ 10.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Hasil pengujian
heteroskedastisitas berupa grafik scatterplot, berikut hasil
pengujiannya.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
79
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
berganda.
2. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi-asumsi klasik statistik dan
telah terbukti bahwa data terbebas dari asumsi-asumsi klasik tersebut,
maka data dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk
melakukan uji statistik untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis.
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-
variabel independen, yaitu akuntabilitas, pengetahuan audit, dan
gender dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu kualitas
hasil kerja auditor internal. Hasil koefisien determinasi dapat
dilihat pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .545a .297 .264 3.901
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, Gender
b. Dependent Variable: Kualitas Hasil Kerja
Sumber : Data primer yang diolah
80
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien
adjusted R square adalah sebesar 0,264 atau jika dijadikan persen
adalah 26,4 %. Dapat disimpulkan bahwa variabilitas variabel
kualitas hasil kerja auditor internal (Y) yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas variabel akuntabilitas (X1), pengetahuan audit (X2), dan
gender (D) adalah sebesar 26,4 %. Sedangkan sisanya 73,6%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam
model regresi seperti pengalaman, kompetensi, keahlian, integritas,
komitmen organisasi, dan sebagainya.
Angka koefsisien korelasi (R) pada tabel 4.11 sebesar 0,545
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien
korelasi diatas 0,5. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar
3,901, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin
tepat dalam memprediksi variabel dependen.
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Analisis regresi secara multivariate dengan menggunakan
metode uji F dengan tarif signifikansi 5% untuk mengetahui
pengaruh seluruh variabel independen secara serentak atau
simultan terhadap variabel dependen.
81
Tabel 4.12
Hasil Uji F Statistik
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 411.048 3 137.016 9.002 .000a
Residual 974.173 64 15.221
Total 1385.221 67
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas, pengetahuan audit, Gender
b. Dependent Variabel: Kualitas Hasil Kerja
Sumber: data primer yang diolah
Pada tabel diatas dapat diketahuai hasil ANOVA atau hasil
F test menunjukkan bahwa F hitung adalah 9,002 lebih besar dari 4
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari α (0,000 < 0,005). Hal ini berarti bahwa variabel
independen akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender secara
bersama-sama atau secara simultan mempengaruhi kualitas hasil
kerja auditor internal.
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian regresi secra parsial (uji t) berguna untuk
menguji pengaruh dari maisng-masing variabel independen secara
parsial terhadap dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai
probabilitas (p-value) dari masing-masing variabel dengan tingkat
signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 jika p-value lebih kecil
82
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Statistic t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.917 6.734 1.918 .060
Akuntabilitas .668 .210 .356 3.184 .002
Pengetahuan .463 .151 .333 3.057 .003
Gender -1.023 1.027 -.107 -.996 .323
a. Dependent Variable: TKH
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel 4.13 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Variabel akuntabilitas adalah signifikan, hal ini dapat dilihat
probabilitas signifikannya sebesar 0,002 jauh lebih kecil dari
0,05 yang berarti Ha1 diterima.
2) Variabel pengetahuan audit adalah signifikan, hal ini dapat
dilihat probabilitas signifikan untuk variabel pengetahuan audit
sebesar 0,003, hal ini berarti Ha2 diterima.
3) Variabel gender adalah tidak signifikan,hal ini dapat dilhat
probabilitas signifikan untuk variabel gender sebesar 0.323
jauh lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha3 ditolak.
83
3. Pembahasan
a. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Hasil Kerja
Auditor Internal
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa akuntabilitas
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007:20) yang menunjukkan
bahwa akuntabilitas berhubungan positif terhadap kualitas hasil
kerja auditor internal. Semakin besar akuntabilitas seorang auditor
maka semakin tinggi tingkat kualitas hasil kerja. Hal ini konsisten
pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti Pia (2009) dan
Hafifah (2010), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Istihayu
(2010) akuntabiitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil kerja auditor internal.
Kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat di pengaruhi
oleh rasa tanggung jawab (akuntabilitas) yang dimiliki auditor
dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Tetlock (1987) dalam
Mardisar dan Sari (2007:6) mendeifnisikan akuntabilitas sebagai
bentuk dorongan psikologi yang mmbuat seseorang berusaha
mempertanggungjwabkan semua tindakan dan keputusan yang
diambil kepada lingkungnnya.
84
b. Pengaruh Pengetahuan Audit Terhadap Kualitas Hasil Kerja
Auditor Internal
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengetahuan audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Mardisar dan Sari (2007:20) yang menunjukkan bahwa
pengetahuan berhubungan positif terhadap kualitas hasil kerja
auditor. Hasil tersebut juga konsisten dengan penelitian Mabruri
dan Winarna (2010) dan Hafifah (2010). Semakin besar
pengetahuan seorang audtitor maka semakin tinggi tingkat kualitas
hasil kerja.
Pengetahuan menurut ruang lingkup audit adalah
kemampuan penguasaan auditor atau akuntan pemeriksa terhadap
medan audit (penganalisisaan terhadap laporan keuangan
perusahaan). Perbedaan pengetahuan diantara auditor akan
berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah
pekerjaan. Seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah
pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang
dimillikinya (Brown dan Stanner, 1983 dalam Mardisar dan
Sari,2007:8).
85
c. Pengaruh Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor
Internal
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa gender tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Jamilah dkk
(2007:14) menyatakan bahwa perbedaan gender antara auditor pria
dan wanita dengan perbedaan karakter dan sifat yang melekat pada
individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap judgment
yang akan diambilnya. Menurut penelitian yang dilakukan
Hartanto (1999) dalam Jamilah dkk (2007:14) menyatakan bahwa
gender tidak berpengaruh sifnifikan terhadap audit judgment. Hal
ini disebabkan karena tidak ada perbedaan kinerja auditor dilihat
dari perbedaan gender antara pria dan wanita jika dilihat dari
kesetaraan komitmen organisasional, komitmen professional,
motivasi dan kesempatan kerja, kecuali kepuasan kerja
menunjukkan adanya perbedaan antara kinerja pria dan wanita.
(Trisnaningsih dan Iswati,2003:1045).
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntabillitas,
pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal. Responden penelitian ini berjumlah 68 orang pada Inspektorat
Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil kerja auditor internal
menunjukkan hasil yang signifikan, dengan tingkat signifikansi sebesar
0,002.
2. Pengaruh pengetahuan audit terhadap kualitas hasil kerja auditor
internal menunjukkan hasil yang signifikan, dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,003.
3. Pengaruh gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal
menunjukkan hasil yang tidak signifikan, dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,323.
4. Pengaruh akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara simultan
terhadap kualitas hasil kerja auditor internal menunjukkan hasil yang
signifikan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
86
87
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan menunjukkan bahwa variabel
akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Dalam
menjalankan tugas audit, seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi
aturan serta standar professional agar dapat menghasilkan pekerjaan yng
berkualitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Hal ini
menunjukkan bahwa tingginya motivasi auditor untuk mencurahkan
segenap kemampuannya untuk menghasilkan pekerjaan yang berkualitas
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga sesuai dengan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta memilki
akuntabilitas dalam menyelesaikan pekerjaannya auditnya, tanpa harus
menunggu perintah atasan. Selain itu, para auditornya juga memiliki
motivasi yang tinggi untuk dapat menghasilkan pekerjaan audit yang
berkualitas. Dalam hal ini, baik auditor ahli maupun auditor terampil
sama-sama memiliki akuntabilitas dalam menghasilkan pekerjaan yang
berkualitas. Oleh karena itu, dengan adanya akuntabilitas, tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dapat tercapai sesuai criteria yang ditetapkan.
Pengetahuan audit mempunyai kontribusi yang besar terhadap
kualitas hasil kerja. Pengetahuan audit diartikan dengan tingkat
88
pemahaman auditor terhadap sebuah pekerjaan, secara konseptual atau
teoritis. Sehingga seorang auditor dengan pengetahuan yang tinggi akan
lebih mencurahkan pengetahuannya untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan audit. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan audit yang
dimiliki auditor pemerintah khususnya Inspektorat Wilayah Provinsi DKI
Jakarta mempunyai pengaruh signifikan dalam menghasilkan hasil kerja
yang berkualitas. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan audit
begitu penting dalam melakukan pekerjaan audit. Karena semakin tinggi
pengetahuan seseorang dalam mengaudit akan semakin berkualitas hasil
yang dicapai.
Dengan adanya pengetahuan audit, auditor akan lebih hati-hati
dalam menyeleksi setiap temuan audit dan dapat mendeteksi risiko-risiko
yang akan terjadi dalam proses audit. Menurut data responden yang diolah,
para auditor di Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta mayoritas
memiliki pengalaman lebih dari 10 (sepuluh) tahun, sehingga
menghasilkan pengaruh yang signifikan antara pengetahuan audit terhadap
kualitas hasil kerja auditor internal, karena dengan banyaknya pengalaman
yang didapat oleh auditor tersebut maka akan semakin banyak
pengetahuan audit yang didapat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
pengetahuan audit mempengaruhi auditor Inspektorat Wilayah Provinsi
DKI Jakarta untuk dapat menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas.
Gender tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja
auditor internal. Hal tersebut terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,323
89
yang lebih besar dari 0,05 dan besarnya B -1,023 yang berarti gender
tidak mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal karena nilainya
yang sangat lemah dibawah angka 0. Hal ini mengindikasikan bahwa pria
atau wanita sama-sama mencurahkan kemampuan dan tanggungjawabnya
sebagai auditor pemerintah, sehingga pria atau wanita dapat menghasilkan
hasil kerja yang berkualitas tanpa memandang status gender auditor. Oleh
karena itu, gender bukanlah penghalang untuk dapat menghasilkan
pekerjaan audit yang berkualitas.
C. Keterbatasan dan Saran
1. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu
diperhatikan bagi penelitian yang akan datang, yaitu sebagai berikut:
a. Kemungkinan timbulnya bias terhadap respon dari responden,
karena adanya ketidakseriusan responden dalam menjawab semua
pertanyaan yang ada dalam kuesioner serta kesalahan interpretasi
oleh responden mengenai maksud pertanyaan yang sesungguhnya,
sehingga menyebabkan variabel tidak terukur secara sempurna.
b. Ruang lingkup penelitian hanya auditor pemerintah di Provinsi
DKI Jakarta, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta
Timur, dan Kota Jakarta Utara sedangkan Kota Jakara Barat dan
Kabupaten Kepulauan Seribu tidak termasuk ruang lingkup
penelitian karena kesibukan para auditor sehingga kurang bisa
90
mewakili auditor pemerintahan Provinsi DKI Jakarta secara
menyeluruh.
c. Masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi
variasi dalam variabel kualitas hasil audit yang belum tergali pada
penelitian ini.
2. Saran
1. Bagi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan bagi instansi terkait untuk lebih meningkatkan hasil
kerja audit yang berkualitas. Hal ini terkait dengan akuntabilitas
dan pengetahuan audit yang berpengaruh signifikan terhadap hasil
kerja auditor internal, sehingga para auditor internal pemerintah
selalu diberikan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan hasil kerja
yang semakin berkualitas.
2. Bagi peneliti selanjutnya.
a. Untuk penelitian berikutnya, dapat memperluas sampel
penelitian dengan memasukkan atau menambah sampel dari
seluruh pemerintahan pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI
Jakarta.
b. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya menambah veriabel
independen atau variabel moderating guna mengetahui
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dan
memperkuat/memprlemah variabel dependen, seperti
91
pengalaman, keahlian, kompetensi, integritas, komitmen
organisasi dan sebagainya.
c. Untuk penelitian berikutnya, disarankan menggunakan metode
lain, misalnya dengan wawancara secara langsung atau
mengamati secara langsung kinerja auditor pemerintah DKI
Jakarta agar lebih mengetahui kinerja auditor pemerintah yang
sebenarnya.
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, “Buku Panduan Penulisan Skipsi” Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, “Auditing dan Jasa
Assurance”, Jilid I, Erlangga, Jakarta, 2008.
Andin Prasita , dan Priyo Hari Adi, “Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan
Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman
Terhadap Sistem Informasi”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol XIII No. 13,
Maret 2007.
Arleon Herawaty, dan Yulius Kurnia Susanto, “Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi
dan Bisnis, Vol. 11, No. 1, Mei, 2009:19-20.
Basuki, dan Krisna Yunika Mahardani, “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu
Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit Pada Kantor
Akuntan Publik di Surabaya” Jurnal Maksi, Vol. 6 No. 2, Agustus, 2006.
Cloyd, and C. Bryan, “Performance in Reseach Task: The Joint Effect of
Knowledge and Accountability”. Journal of Accounting Review 72, 1997:
111-131.
Diani Mardisar, dan Ria Nelly Sari, “Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan
Terhadap Kualitas Hasil Kerja Audit”, Simposium Nasional Akuntansi X,
Makassar, 2007.
“Kualitas Hasil Kerja Auditor: Penilaian Pengaruh
Akuntabilitas, Usaha dan Kompleksitas Tugas”, The 1st Accounting
Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 2007.
Hafifah Nasution,“Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, Pengetahuan dan
Pengalaman Audit Terhadap Kualitas Hasil Audit Auditor”, Skripsi
Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Havidz Mabruri, dan Jaka Winarna, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”, Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
93
Hun Tong Tan, dan Alison Kao, “Accountability Effect on Auditor’s
Performance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and
Task Complexity”, Journal of Accounting Reseach 2, 1999:209-223.
Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Cetakan
IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009
Istihayu Putri Buansari“Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, Independensi,
Kecerdasan emosional terhadap kualitas hasil kerja auditor internal”,
Skripsi Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2010.
Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, and James H. Scheiner, “Audit
Internal Sawyer”, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Muh. Taufik Effendy, “Pengaruh Kompetensi, Inpendensi, dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah
(Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo)” Tesis Sains Akuntansi,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.
Mulyadi, “Auditing”, Edisi Keenam, Buku I, Universitas Gadjah Mada, Salemba
Empat, Jakarta, 2008
Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta,
Yogyakarta, 2002.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 102 Tahun
2009. Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat. Jakarta
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor:
PER/220/M.PAN/7/2008. Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya. Jakarta
, Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008.
Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta
Philip E. Tetclock dan J.L. Kim, “Accountability and judgment processes in a
personality prediction task”. Journal of Personality and Social psychology
, Vol. 52, No. 4, April: 700-709.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Pusat Pelatihan dan
Pendidikan Pengawasan, 2007.
94
, Pusat Pelatihan dan Pendidikan Pengawasan,
2009.
Siti Jamilah, dan Zaenal Fanani, “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan dan
Kompleksitas Tugas Terhadap Audir Judgement”, Simposium Nasional
Akuntansi X, Makassar, 2007.
Soekrisno Agoes, “Pemeriksaan oleh KAP (Auditing)” , Edisi Ketiga, Buku I,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
Sri Trinaningsih, dan Sri Iswati, “Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari Segi
Gender”, Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 2003.
Tim Penyusun, “Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta”,Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
95
96
97
98
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGETAHUAN
AUDIT DAN GENDER TERHADAP KUALITAS
HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL (Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah DKI Jakarta)
Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
AINIA SALSABILA
107082003391
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
99
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 29 Maret 2011
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya:
Nama : Ainia Salsabila
NIM : 107082003391
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII
Telpon : 085694058895
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “
Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Gender Terhadap Kualitas
Hasil Kerja Auditor Internal”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi
responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang
diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga
kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab
semua pertanyaan dalam kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Hormat Saya,
Dosen Pembimbing Peneliti
(Dr.Yahya Hamja) (Ainia Salsabila)
100
DATA RESPONDEN
Nama/Inisial : ………....................
Jenis Kelamin* : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi di Inspektorat* : Auditor Pertama Auditor Madya
Auditor Muda Auditor Terampil
Pendidikan Terakhir* : S1 S2 S3
D3 SMA/SMK
Bidang Pemeriksaan* : Tata Praja Perekonomian
Pembangunan Aparatur dan Khusus
Kes. Sosial
Bidang Pendidikan* : Akuntansi Manajemen
Sosial Hukum
Lainnya. Sebutkan………..
Pengalaman Kerja* : < 1 tahun 1-3 tahun
3-10 tahun 10 tahun
Pelatihan yang pernah ditempuh terkait pada tugas pemeriksaan/profesi anda:
2 kali 5 kali
3 kali > 5 kali
4 kali
*Berilah tanda check list (√) pada kotak yang tersedia
101
Tanggal Pengisian: / /2011
Bagian I : Akuntabilitas (X1)
Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai akuntabilitas.
Sejauhmana pernyataan-pernyataan berikut menggambarkan diri anda atau sesuai
dengan keyakinan anda. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas
pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang
disediakan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 2= Tidak Setuju (TS) 3= Ragu-ragu
(R)
4= Setuju (S) 5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Seorang auditor dengan akuntabilitas tinggi akan
mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar ketika
menyelesaikan pekerjaan.
2. Auditor harus memiliki tanggung jawab yang tinggi
dalam mengambil tindakan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
3. Auditor yang memiliki akuntabilitas yang tinggi juga
memiliki motivasi tinggi dalam mengerjakan sesuatu.
4. Dalam menyelesaikan audit dan penyusunan
laporannya, auditor hanya membutuhkan informasi
saja.
5. Seorang auditor tidak harus memiliki fakta-fakta yang
relevan dalam mengungkapkan suatu hal.
6. Akuntabilitas dapat meningkatkan kuallitas hasil kerja
auditor tanpa didukung dengan pengetahuan audit yang
tinggi.
7. Kurangnya informasi mengenai suatu pekerjaan akan
berdampak buruk terhadap hasil kerja auditor
8. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa oleh
atasan dapat meningkatkan keinginan untuk
menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas.
102
Bagian II : Pengetahuan Audit (X2)
Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai pengetahuan audit.
Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut dengan
memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai
dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 2= Tidak Setuju (TS) 3= Ragu-ragu
(R)
4= Setuju (S) 5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Pengalaman merupakan faktor yang mempengaruhi
kemampuan prediksi dan deteksi auditor.
2. Auditor dituntut harus mengetahui standar audit untuk
menguji kelayakan suatu laporan keuangan.
3. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
digunakan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan
prosedur audit.
4. Prinsip penandingan (matching principle) menyatakan
bahwa beban ditanding dengan pendapatan sepanjang
hal ini rasional dan dapat diterapkan.
5. Keterampilan, komunikasi, keterampilan intelektual,
katerampilan antar pribadi (interpersonal), pengetahuan
umum, pengetahuan organisasioanal dan usaha,
pengetahuan akuntansi dan auditing merupakan atribut
yang diperlukan oleh seorang auditor.
6. Untuk melakukan audit yang baik, auditor perlu,
mengetahui jenis industri atau entitas yang diperiksa.
7. Akuntansi merupakan proses mencatat,
menggolongkan, dan mengikhtisarkan kejadian
ekonomi dalam suatu keadaan yang logis untuk tujuan
memberikan informasi keuangan untuk pengambilan
keputusan.
8. Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Neraca,
Laporan Perubahan merupakan komponen laporan
keuangan.
9. Audit operasional bertujuan untuk menentukan
efisiensi, ekonomi dan efektivitas operasi.
10. Kegagalan auditor dalam menemukan
kesalahan/kecurangan karena kurangnya pengetahuan.
103
Bagian III : Gender (D)
Dibawah ini adalah pernyataan mengenai gender. Bapak/ibu dimohon untuk
memberikan keterangan atas pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list
( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana:
No. Pernyataan Wanita Pria
1.
Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari
dari segi pengaruh social budaya. Gender dalam arti ini adalah
suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions),
bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Gender merupakan
variabel independen yang dibedakan menjadi dua kategori yaitu
pria dan wanita. Gender merupakan variabel dummy dimana
1=pria dan 0=wanita.
Bagian IV : Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal (Y)
Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai pengetahuan audit.
Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut dengan
memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai
dengan penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 2= Tidak Setuju (TS) 3= Ragu-ragu
(R)
4= Setuju (S) 5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Saya selalu dapat mengetahui dengan jelas bahwa
suatu pekerjaan telah dapat saya selesaikan.
2. Sangatlah tidak jelas bagi saya cara mengerjakan
setiap jenis pekerjaan yang harus saya lakukan selama
ini.
3. Saya mengetahui tanggung jawab saya dalam setiap
pekerjaan audit.
4. Saya diberikan waktu sedikit untuk mengerjakan apa
yang diharapkan dari pekerjaan saya.
5. Seorang auditor tidak perlu menjaga identitas sebagai
ahli dalam pemeriksaan suatu pekerjaan.
104
6. Kualitas hasil kerja auditor diukur dari banyaknya
jawaban yang benar yang diberikan subjek untuk
menyelesaikan kasus atau pekerjaan.
7. Semakin banyak jawaban atau respon yang benar
diberikan auditor, maka pekerjaan auditor tersebut
dianggap semakin berkualitas.
Bersambung kehalaman berikutnya
(Lanjutan bagian II Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal)
No. Pernyataan STS TS R S SS
8. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi kualitas
kerja seseorang adalah tingkat kerumitan kerja yang
dihadapi
9. Kompleksitas kerja dapat dijadikan sebagai alat dalam
meningkatkan kualitas hasil pekerjaan.
10. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, tingkat
kesabaran sangat dibutuhkan dalam pemeriksaan.
11. Sebuah pekerjaan dianggap semakin rumit jika
informasi yang harus diproses dan tahap-tahap yang
harus dilakukan semakin banyak.
12. Sebuah pekerjaan dianggap semakin rumit ketika
pekerjaan tersebut memiliki keterkaitan dengan
pekerjaan-pekerjaan lainnya.
13. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan dalam
menyeleksi pekerjaan.
14. Untuk mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang baik
seorang auditor harus konsistensi berfikir dengan
cermat.
….Terima Kasih….
105
DESKRIPTIF RESPONDEN
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Wanita 23 33.8 33.8 33.8
Pria 45 66.2 66.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
JABATAN FUNGSIONAL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Auditor Pertama 29 42.6 42.6 42.6
Auditor Muda 23 33.8 33.8 76.5
Auditor Terampil 16 23.5 23.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S1 41 60.3 60.3 60.3
S2 19 27.9 27.9 88.2
D3 3 4.4 4.4 92.6
SMA 5 7.4 7.4 100.0
Total 68 100.0 100.0 BIDANG AUDIT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tata Praja 6 8.8 8.8 8.8
Perekonomian 20 29.4 29.4 38.2
Pembangunan 14 20.6 20.6 58.8
Pemerintahan & Khusus 10 14.7 14.7 73.5
Kes. Sosial 18 26.5 26.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
106
BIDANG PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Akuntansi 13 19.1 19.7 19.7
Manajemen 20 29.4 30.3 50.0
Sosial 12 17.6 18.2 68.2
Hukum 12 17.6 18.2 86.4
Lain-lain 9 13.2 13.6 100.0
Total 66 97.1 100.0
Missing System 2 2.9
Total 68 100.0
PENGALAMAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-3 tahun 1 1.5 1.5 1.5
3-10 tahun 11 16.2 16.2 17.6
> 10 tahun 56 82.4 82.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
PELATIHAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 kali 7 10.3 10.3 10.3
3 kali 9 13.2 13.2 23.5
4 kali 8 11.8 11.8 35.3
5 kali 11 16.2 16.2 51.5
> 5 kali 33 48.5 48.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
107
JAWABAN VARIABEL AKUNTABILITAS
RESP. AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 AK7 AK8 T.AK
1 4 5 5 4 4 5 5 5 23
2 5 5 5 4 4 2 5 5 28
3 4 4 4 2 5 5 4 5 22
4 5 5 4 4 5 5 5 5 27
5 5 5 5 4 4 4 5 5 28
6 4 4 4 2 5 2 4 5 26
7 5 5 5 4 4 3 5 5 28
8 4 4 4 2 2 5 4 4 26
9 4 4 4 2 4 2 4 4 26
10 4 5 5 4 5 2 4 4 26
11 5 5 5 4 4 5 5 5 28
12 5 5 5 4 2 4 5 5 28
13 5 5 5 4 5 4 5 5 28
14 5 5 5 4 4 4 5 5 28
15 5 4 5 4 4 5 5 5 25
16 5 5 5 4 5 2 5 5 28
17 5 5 5 4 2 5 4 4 31
18 5 5 4 4 4 5 5 5 28
19 5 5 5 4 5 5 5 5 28
20 4 4 4 4 4 3 3 4 29
21 5 5 4 2 3 3 4 5 29
22 4 4 4 4 4 2 4 4 28
23 4 5 4 4 4 2 3 4 26
24 5 4 4 2 4 4 5 5 26
25 4 4 4 4 4 2 4 4 28
26 4 4 5 4 4 2 4 4 25
27 4 4 5 4 4 4 5 5 26
28 4 4 4 4 2 2 4 4 26
29 4 5 5 4 5 2 5 5 24
30 5 5 5 4 4 2 4 4 28
31 5 5 5 4 5 4 5 5 28
32 4 4 4 4 2 4 2 4 29
33 5 5 5 4 5 4 5 5 28
34 4 4 3 2 2 2 4 5 24
35 4 5 5 4 4 2 5 5 25
36 4 5 3 4 2 3 5 5 29
108
37 5 5 5 4 4 4 5 5 24
38 5 4 5 2 4 4 5 5 27
39 4 4 4 4 2 2 3 4 25
40 5 5 5 4 5 4 5 5 24
41 5 5 5 4 4 4 4 4 28
42 5 5 5 4 4 2 4 4 26
RESP. AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 AK7 AK8 T.AK
43 4 4 4 2 4 2 4 4 25
44 5 5 5 4 5 3 2 4 27
45 5 5 5 4 2 4 2 4 25
46 4 4 4 4 2 4 4 4 28
47 4 4 3 4 2 3 4 4 26
48 4 4 4 4 4 2 2 4 23
49 5 5 5 4 5 2 5 5 30
50 4 4 4 4 4 2 4 5 22
51 5 5 5 4 4 1 5 5 29
52 4 5 4 4 2 2 4 4 27
53 4 5 4 4 4 4 4 4 27
54 5 5 5 4 5 4 5 5 29
55 5 5 5 4 4 4 5 5 26
56 5 5 5 4 4 4 5 5 28
57 4 4 3 4 4 4 4 5 20
58 5 5 5 4 5 2 4 4 27
59 5 5 5 4 4 4 5 5 28
60 5 5 5 4 2 4 5 5 32
61 5 4 5 4 4 2 4 4 25
62 4 4 4 5 5 4 4 5 30
63 5 4 4 4 4 3 4 5 22
64 5 5 5 5 5 4 5 5 32
65 4 5 4 4 4 4 4 4 27
66 5 5 5 4 4 2 5 5 30
67 4 5 5 4 2 4 4 4 32
68 5 5 5 4 5 4 5 5 28
109
JAWABAN VARIABEL PENGETAHUAN AUDIT
RESP. PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 T.PA
1 5 5 2 3 4 4 4 4 4 4 35
2 4 5 4 4 4 5 5 5 5 2 39
3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 1 40
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
7 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 42
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 4 4 5 3 5 4 4 4 4 1 33
11 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 36
12 2 5 5 3 5 5 5 5 4 5 39
13 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 39
14 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 39
15 4 5 4 2 5 4 4 4 4 4 35
16 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 39
17 4 5 4 4 5 4 5 3 5 3 37
18 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 39
19 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 43
20 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 31
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
22 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 32
23 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 31
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
26 5 4 5 3 5 5 4 4 5 3 38
27 5 5 4 2 5 5 4 4 4 4 37
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
29 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 35
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
31 4 5 5 3 4 4 4 4 5 2 36
32 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 36
33 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 43
34 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
35 4 5 5 3 4 5 5 5 5 2 39
36 4 4 4 3 5 5 2 4 4 5 35
37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 40
38 4 5 2 2 5 4 4 2 4 2 29
110
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
40 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 40
41 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 43
RESP PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 T.PA
42 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 41
43 4 5 4 5 4 5 4 4 5 2 38
44 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 35
45 4 5 4 3 4 4 5 4 5 2 36
46 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
47 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
48 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
49 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 40
50 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
51 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 41
52 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
53 4 5 4 3 4 4 4 5 4 2 35
54 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 42
55 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 37
56 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 38
57 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 29
58 4 5 4 3 5 4 5 5 5 4 39
59 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 41
60 5 4 4 2 4 4 5 5 4 4 37
61 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 36
62 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 33
63 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 37
64 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 44
65 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 33
66 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 36
67 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
68 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 39
111
JAWABAN VARIABEL KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR
INTERNAL
RESP. KH1 KH2 KH3 KH4 KH5 KH6 KH7 KH8 KH9 KH10 KH11 KH12 KH13 KH14 T.KH
1 4 1 5 2 2 2 4 4 4 4 1 4 5 5 48
2 4 2 5 3 1 2 2 4 4 4 2 4 5 5 48
3 4 1 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 5 4 46
4 4 2 4 2 1 2 2 3 4 4 4 4 4 5 45
5 5 1 5 5 2 2 3 5 5 5 4 5 5 5 56
6 2 2 4 2 1 4 4 4 4 4 2 4 5 5 50
7 4 2 5 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 5 50
8 4 1 4 3 2 2 2 4 4 4 2 3 5 5 47
9 4 2 4 4 1 2 2 4 4 3 2 2 4 5 43
10 4 1 5 2 2 4 4 4 3 5 4 4 5 5 48
11 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 5 5 44
12 4 2 4 3 1 2 2 4 4 4 2 2 5 4 46
13 4 2 5 2 1 2 2 4 2 4 1 5 4 5 46
14 4 1 4 2 2 2 2 4 2 4 1 5 5 5 46
15 4 2 5 2 1 2 2 2 3 4 2 4 5 4 41
16 4 1 4 2 2 2 2 4 2 4 4 5 5 4 46
17 4 1 5 4 1 4 4 5 4 4 2 2 5 5 55
18 4 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 5 5 5 46
19 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 54
20 4 2 4 3 1 2 4 3 3 4 2 4 4 5 44
21 4 1 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 5 5 48
22 2 2 5 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 42
23 2 1 4 3 1 3 2 2 3 4 2 4 5 5 42
24 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 51
25 4 2 4 3 1 2 2 3 4 4 4 4 4 5 46
26 4 1 5 4 1 1 1 4 4 4 2 2 5 5 45
27 5 4 5 2 1 2 2 4 4 5 2 4 5 5 46
28 4 1 5 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 42
29 4 1 5 2 1 2 2 2 2 4 4 4 5 5 45
112
30 4 2 4 2 1 2 2 4 4 4 2 2 5 5 42
31 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 5 4 50
32 4 1 5 2 1 2 4 4 4 4 4 4 5 5 52
33 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 52
34 4 1 5 3 2 3 3 2 4 4 4 4 5 5 45
35 4 1 4 2 1 2 2 2 2 4 4 2 4 5 37
36 4 4 5 2 1 5 5 4 4 4 5 4 5 5 55
37 4 4 5 4 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 50
38 4 1 4 2 1 4 4 2 2 5 4 4 5 5 46
39 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 42
40 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 5 5 50
41 4 4 5 2 2 2 3 2 4 5 4 2 4 5 47
42 4 3 5 3 1 3 3 4 2 5 4 4 5 5 50
RESP. KH1 KH2 KH3 KH4 KH5 KH6 KH7 KH8 KH9 KH10 KH11 KH12 KH13 KH14 T.KH
43 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 52
44 2 1 5 2 1 2 2 5 4 4 4 2 5 5 44
45 4 1 4 2 2 2 3 2 4 4 2 2 5 4 43
46 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 2 5 5 44
47 4 1 4 2 2 2 4 3 3 4 2 2 4 5 44
48 4 2 4 2 1 2 4 2 4 4 2 2 4 5 44
49 4 4 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 5 5 49
50 4 1 4 2 1 2 2 3 4 4 3 2 5 5 43
51 5 4 5 4 2 4 3 3 4 4 4 5 5 5 55
52 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 52
53 5 4 4 3 2 4 5 4 4 5 4 2 5 5 54
54 4 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 5 4 49
55 5 4 4 2 1 4 2 2 4 5 4 4 5 5 48
56 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 52
57 3 3 4 3 1 2 2 5 3 4 3 4 4 5 45
58 4 1 5 2 2 2 3 2 4 3 3 2 4 4 43
59 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 49
60 4 4 5 2 2 2 4 4 4 5 4 4 5 5 56
61 4 2 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 5 5 50
62 2 1 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 36
63 2 2 4 2 1 4 2 2 4 4 2 2 5 5 41
64 5 1 5 2 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 57
65 4 2 4 2 1 2 4 2 4 4 2 4 5 5 46
66 4 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 5 5 52
67 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 52
68 4 1 4 4 1 2 1 4 5 5 4 1 4 5 45
113
HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS DATA
A. VARIABEL AKUNTABILITAS
HASIL UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.700 .771 8
HASIL UJI VALIDITAS
Correlations
AK1 AK2 AK3 AK4 AK5 AK6 AK7 AK8 T.AK
AK1 Pearson Correlation 1 .655** .405
** -.189 -.419
** -.266
* .267
* .378
** .375
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .122 .000 .028 .028 .001 .002
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
AK2 Pearson Correlation .655** 1 .391
** -.113 -.424
** -.130 .131 .491
** .416
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .358 .000 .290 .288 .000 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
AK3 Pearson Correlation .405** .391
** 1 -.006 -.222 -.086 -.128 .142 .316
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .958 .069 .488 .297 .250 .009
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
AK4 Pearson Correlation -.189 -.113 -.006 1 .390** .397
** .025 -.089 .554
**
Sig. (2-tailed) .122 .358 .958 .001 .001 .842 .469 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
114
B. VARIABEL PENGETAHUAN AUDIT
HASIL UJI RELIABILITAS
HASIL UJI VALIDITAS
AK5
Pearson Correlation
-.419** -.424
** -.222 .390
** 1 .406
** -.123 -.367
** .245
*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .069 .001 .001 .319 .002 .044
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
AK6 Pearson Correlation -.266* -.130 -.086 .397
** .406
** 1 -.114 -.195 .421
**
Sig. (2-tailed) .028 .290 .488 .001 .001 .357 .112 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
AK7 Pearson Correlation .267* .131 -.128 .025 -.123 -.114 1 .166 .465
**
Sig. (2-tailed) .028 .288 .297 .842 .319 .357 .177 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
AK8 Pearson Correlation .378** .491
** .142 -.089 -.367
** -.195 .166 1 .363
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .250 .469 .002 .112 .177 .002
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
T.AK Pearson Correlation .375** .416
** .316
** .554
** .245
* .421
** .465
** .363
** 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .009 .000 .044 .000 .000 .002
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.721 .753 10
Correlations
115
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 TPA
PA1 Pearson
Correlation
1 .234 .264* .097 .107 .261
* -.016 .194 .338
** .155 .477
**
Sig. (2-tailed) .055 .030 .430 .385 .031 .894 .113 .005 .208 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA2 Pearson
Correlation
.234 1 .361** .198 .390
** .261
* .413
** .361
** .491
** .021 .596
**
Sig. (2-tailed) .055 .002 .106 .001 .032 .000 .003 .000 .863 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA3 Pearson
Correlation
.264* .361
** 1 .400
** .321
** .306
* .230 .349
** .382
** .125 .672
**
Sig. (2-tailed) .030 .002 .001 .008 .011 .060 .004 .001 .309 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA4 Pearson
Correlation
.097 .198 .400** 1 .201 .197 .167 .127 .205 .201 .543
**
Sig. (2-tailed) .430 .106 .001 .099 .107 .173 .303 .094 .101 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA5 Pearson
Correlation
.107 .390** .321
** .201 1 .272
* .137 .076 .137 .095 .332
**
Sig. (2-tailed) .385 .001 .008 .099 .025 .264 .536 .266 .440 .006
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA6 Pearson
Correlation
.261* .261
* .306
* .197 .272
* 1 .126 .405
** .466
** .085 .567
**
Sig. (2-tailed) .031 .032 .011 .107 .025 .304 .001 .000 .493 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA7 Pearson
Correlation
-.016 .413** .230 .167 .137 .126 1 .339
** .391
** -.124 .422
**
Sig. (2-tailed) .894 .000 .060 .173 .264 .304 .005 .001 .314 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA8 Pearson
Correlation
.194 .361** .349
** .127 .076 .405
** .339
** 1 .525
** .249
* .683
**
Sig. (2-tailed) .113 .003 .004 .303 .536 .001 .005 .000 .040 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
116
C. VARIABEL KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL
HASIL UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
0.687 0.686 14
HASIL UJI VALIDITAS
KH1 KH2 KH3 KH4 KH5 KH6 KH7 KH8 KH9 KH10 KH11 KH12 KH13 KH14 Kualitas
Hasil Kerja
KH1 Pearson Correlation
1 .240* .125 .239
* .133 .028 .178 .084 .178 .275
* .175 .173 .119 .048 .425
**
PA9 Pearson
Correlation
.338** .491
** .382
** .205 .137 .466
** .391
** .525
** 1 -.007 .672
**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .001 .094 .266 .000 .001 .000 .957 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PA1
0
Pearson
Correlation
.155 .021 .125 .201 .095 .085 -.124 .249* -.007 1 .459
**
Sig. (2-tailed) .208 .863 .309 .101 .440 .493 .314 .040 .957 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TPA Pearson
Correlation
.477** .596
** .672
** .543
** .332
** .567
** .422
** .683
** .672
** .459
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
117
Sig. (2-tailed) .049 .310 .049 .281 .821 .146 .496 .147 .023 .154 .158 .334 .700 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH2 Pearson Correlation
.240* 1 .041 .050 .125 .302
* .226 .041 .174 .269
* .136 .098 .033 .057 .308
*
Sig. (2-tailed) .049 .742 .685 .309 .012 .064 .738 .156 .027 .269 .426 .789 .642 .011
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH3 Pearson Correlation
.125 .041 1 .064 .047 -.050 .011 .189 .070 .182 .066 .141 .091 .058 .227
Sig. (2-tailed) .310 .742 .605 .705 .688 .929 .123 .572 .137 .593 .250 .463 .637 .063
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH4 Pearson Correlation
.239* .050 .064 1 .058 .140 .044 .297
* .305
* -.031 .166 .075 .035 .166 .375
**
Sig. (2-tailed) .049 .685 .605 .640 .254 .723 .014 .011 .803 .177 .545 .778 .177 .002
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH1 KH2 KH3 KH4 KH5 KH6 KH7 KH8 KH9 KH10 KH11 KH12 KH13 KH14 Kualitas
Hasil Kerja
KH5 Pearson Correlation
.133 .125 .047 .058 1 .161 .217 .141 .122 .015 .129 .155 .038 -.142 .208
Sig. (2-tailed) .281 .309 .705 .640 .190 .075 .252 .321 .901 .294 .206 .758 .248 .089
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH6 Pearson Correlation
.028 .302* -.050 .140 .161 1 .571
** .084 .142 .139 .337
** .194 .314
** .158 .497
**
Sig. (2-tailed) .821 .012 .688 .254 .190 .000 .493 .248 .258 .005 .112 .009 .197 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH7 Pearson Correlation
.178 .226 .011 .044 .217 .571** 1 .099 .204 .036 .283
* .212 .180 .075 .633
**
Sig. (2-tailed) .146 .064 .929 .723 .075 .000 .424 .094 .770 .019 .082 .141 .542 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH8 Pearson Correlation
.084 .041 .189 .297* .141 .084 .099 1 .252
* .091 .103 .222 .092 .125 .526
**
Sig. (2-tailed) .496 .738 .123 .014 .252 .493 .424 .039 .462 .402 .069 .454 .309 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH9 Pearson Correlation
.178 .174 .070 .305* .122 .142 .204 .252
* 1 .034 .220 -.183 .078 .105 .399
**
Sig. (2-tailed) .147 .156 .572 .011 .321 .248 .094 .039 .784 .072 .136 .526 .392 .001
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH10 Pearson Correlation
.275* .269
* .182 -.031 .015 .139 .036 .091 .034 1 .294
* .113 .190 .214 .303
*
Sig. (2-tailed) .023 .027 .137 .803 .901 .258 .770 .462 .784 .015 .359 .122 .080 .012
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH11 Pearson Correlation
.175 .136 .066 .166 .129 .337** .283
* .103 .220 .294
* 1 .276
* .118 .095 .463
**
Sig. (2-tailed) .154 .269 .593 .177 .294 .005 .019 .402 .072 .015 .023 .336 .439 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
118
KH12 Pearson Correlation
.173 .098 .141 .075 .155 .194 .212 .222 -.183 .113 .276* 1 .298
* .073 .487
**
Sig. (2-tailed) .158 .426 .250 .545 .206 .112 .082 .069 .136 .359 .023 .013 .553 .000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH13 Pearson Correlation
.119 .033 .091 .035 .038 .314** .180 .092 .078 .190 .118 .298
* 1 -.086 .342
**
Sig. (2-tailed) .334 .789 .463 .778 .758 .009 .141 .454 .526 .122 .336 .013 .487 .004
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
KH14 Pearson Correlation
.048 .057 .058 .166 -.142 .158 .075 .125 .105 .214 .095 .073 -.086 1 .215
Sig. (2-tailed) .700 .642 .637 .177 .248 .197 .542 .309 .392 .080 .439 .553 .487 .078
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
Kualitas Hasil Kerja
Pearson Correlation
.425** .308
* .227 .375
** .208 .497
** .633
** .526
** .399
** .303
* .463
** .487
** .342
** .215 1
Sig. (2-tailed) .000 .011 .063 .002 .089 .000 .000 .000 .001 .012 .000 .000 .004 .078
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
119
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
A. HASIL UJI NORMALITAS
B. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
95.0% Confidence Interval for B Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Lower Bound
Upper Bound Tolerance VIF
1 (Constant) 12.917 6.734
-.536 26.371
120
TAK .668 .210 .356 .249 1.087 .881 1.135
TPA .463 .151 .333 .160 .765 .924 1.082
JENIS KELAMIN
-1.023 1.027 -.107 -3.074 1.029 .948 1.055
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) TAK TPA JENIS
KELAMIN
1 1 3.723 1.000 .00 .00 .00 .02
2 .269 3.722 .00 .00 .00 .94
3 .006 26.013 .00 .65 .62 .04
4 .003 33.682 1.00 .35 .37 .00
C. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 39.70 53.63 47.34 2.477 68
Std. Predicted Value -3.084 2.542 .000 1.000 68
Standard Error of Predicted
Value
.611 1.722 .917 .237 68
Adjusted Predicted Value 38.42 53.16 47.31 2.513 68
Residual -11.208 7.535 .000 3.813 68
Std. Residual -2.873 1.931 .000 .977 68
Stud. Residual -2.995 1.972 .004 1.009 68
Deleted Residual -12.185 7.855 .032 4.068 68
Stud. Deleted Residual -3.205 2.019 .001 1.027 68
Mahal. Distance .655 12.064 2.956 2.137 68
Cook's Distance .000 .195 .017 .031 68
Centered Leverage Value .010 .180 .044 .032 68
121
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 39.70 53.63 47.34 2.477 68
Std. Predicted Value -3.084 2.542 .000 1.000 68
Standard Error of Predicted
Value
.611 1.722 .917 .237 68
Adjusted Predicted Value 38.42 53.16 47.31 2.513 68
Residual -11.208 7.535 .000 3.813 68
Std. Residual -2.873 1.931 .000 .977 68
Stud. Residual -2.995 1.972 .004 1.009 68
Deleted Residual -12.185 7.855 .032 4.068 68
Stud. Deleted Residual -3.205 2.019 .001 1.027 68
Mahal. Distance .655 12.064 2.956 2.137 68
Cook's Distance .000 .195 .017 .031 68
Centered Leverage Value .010 .180 .044 .032 68
a. Dependent Variable: TKH
122
123
HASIL UJI ANALISIS REGRESI
A. KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .545a .297 .264 3.901
a. Predictors: (Constant), JENIS KELAMIN, TPA, TAK
b. Dependent Variable: TKH
B. HASIL UJI F STATISTIK
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 411.048 3 137.016 9.002 .000a
Residual 974.173 64 15.221
Total 1385.221 67
a. Predictors: (Constant), JENIS KELAMIN, TPA, TAK
b. Dependent Variable: TKH
C. HASIL UJI t STATISTIK
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.917 6.734 1.918 .060
TAK .668 .210 .356 3.184 .002
TPA .463 .151 .333 3.057 .003
JENIS KELAMIN -1.023 1.027 -.107 -.996 .323
a. Dependent Variable: TKH
124