8
Pengalaman Kerja Perawat Di Luar Negeri Posted on November 18, 2010 by irnyirny Kisah 1 Ustzh. Hj. Wiwi Mardiah, AmKeb. SKp. Mkes Cianjur, 30 April 1969 Pendidikan : Akademi Keperawatan Depkes Bandung 1994 Lulus Sarjana Keperawatan Unpad,1998 Lulus Program Master Ilmu Kedokteran Dasar / Pathobiologi Unpad Bandung, 2005 Pekerjaan : 1990-1991: Staf RS Harapan Bunda Kodya Batam 1994 – 1995 : Stap Pengajar di SPK Budi Luhur Cimahi Bandung 1988-1999 : Stap Pengajar di Akper Bidara Mukti Bandung 2007-2008 : King Fahd Hospital 1999 – sekarang : Staf pengajar FIK UNPAD King Fahd Hospital

Pengalaman Kerja Perawat Di

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengalaman Kerja Perawat Di

Pengalaman Kerja Perawat Di Luar NegeriPosted on November 18, 2010 by irnyirny

Kisah 1

Ustzh. Hj. Wiwi Mardiah, AmKeb. SKp. Mkes

Cianjur, 30 April 1969

Pendidikan : Akademi Keperawatan Depkes Bandung 1994 Lulus Sarjana Keperawatan Unpad,1998 Lulus Program Master Ilmu Kedokteran Dasar / Pathobiologi Unpad Bandung, 2005

Pekerjaan :  1990-1991: Staf RS Harapan Bunda Kodya Batam

1994 – 1995 : Stap Pengajar di SPK Budi Luhur Cimahi Bandung

1988-1999 : Stap Pengajar di Akper Bidara Mukti Bandung

2007-2008 : King Fahd Hospital

1999 – sekarang : Staf pengajar FIK UNPAD

 

King Fahd Hospital

Pada tahun 2007, saya membimbing mahasiswa di Madinah. Selain membimbing tentu saya pun bekerja. Tepatnya di King Fahd Hospital, sekitar 15 menit dari Masjidil Haram.

Menurut saya saat bekerja di sana melihat visi dan misi yang berorientasi pada perawat global sangat bagus, kita akan melihat berbagai negara yang mengaplikasikan praktek-

Page 2: Pengalaman Kerja Perawat Di

praktek keperawatan. Pengalaman saya melihat para perawat Indonesia di sana ternyata dari segi skill sangat mampu bersaing dengan perawat dari negara lain. Walaupun pasalnya negara lain seperti Filiphina itu lebih bagus dan maju tapi pada kenyataannya Indonesia tidak kalah dengan Filiphina. Yang menjadi kendala hanya bahasa saja, tapi setelah beradaptasi 3 bulan, paling lama 4 bulan perawat kita sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja tidak hanya beradaptasi dengan bahasa tapi juga beradaptasi dengan budaya.

Kesan yang paling menyenangkan di sana adalah penghargaan, penghargaan terhadap profesi perawat dan hak-hak perawat baik itu dari atasan maupun dari masyarakatnya. Saya punya teman, beliau seorang perawat wanita asal Indonesia juga. Beliau tidak pernah menyentuh pasien laki-laki lalu beliau utarakan itu pada atasannya dan ternyata sangat di respon baik. Kemudian atasannya menempatkan beliau di ruangan khusus wanita. Berarti hak-hak perawat itu sangat dihargai bukan? Selain itu profesi perawat di sana setara dengan profesi kesehatan lainnya karena memang jobdesknya jelas walaupun tidak secara eksplisit, tidak tertulis tetapi sudah dijalankan dengan sangat baik.

Pengalaman saya yang tidak mengesankan adalah mendapatkan pasien yang cerewet-cerewet, yang meminta perhatian lebih pada perawat padahal tenaga perawatnya kurang. Walaupun pasien itu harus dilayani dengan baik tapi jika ada pasien yang bertindak tidak wajar pada perawat, perawat bisa menuntut karena dilindungi oleh undang-undang keperawatan. Ada cerita dari mahasiswi saya, beliau mempunyai teman sesama perawat yang mendapatkan tindakan tidak manusiawi yaitu ditarik pakaiannya hingga robek padahal tidak melakukan kesalahan apa-apa hanya terjadi kesalahpahaman saja. Kemudian beliau menuntut keluarga pasien tersebut secara hukum sampai pengadilan memutuskan keluarga pasien tersebut membayar uang ganti rugi sekitar 25 juta jika dirupiahkan. Selain dari segi salary bedanya menjadi perawat di negara lain dibanding menjadi perawat di negara kita adalah penghargaan.

Page 4: Pengalaman Kerja Perawat Di

Sri Listriani Saputra

Majalengka, 6 Februari

Lulusan AKPER Bhakti Kencana Bandung sekarang lanjut di Fkep UNPAD

Hobi : masak

Email : [email protected]

FB : Maganda Chi

 

Asser Central hospital and Al-Birk General Hospital

Pada tahun 2008 melalui PT AMRI FOUNDANTION yang bertempat di Bekasi, saya mengikuti pelatihan bahasa inggris umum dan praktek keperawatan. Setelah pelatihan saya mengikuti tes bahasa inggris langsung oleh orang Saudi. Alhamdulillah saya lulus tes, kemudian tinggal menunggu proses pembuatan paspor dan visa. Setelah itu saya berangkat ke Saudi Arabia.

Setibanya di sana perasaan saya bercampur aduk, aneh, takut, dan ingin sekali menangis karena saya tidak mengerti sedikit pun bahasa arab. Untungnya ada teman yang sudah berpengalaman kerja di sini dan penempatan kerjanya pun bareng saya jadi tidak terlalu khawatir. Pertama kali tanda tangan kontrak, saya ditawari bekerja di Al-Birk General Hospital yang letaknya jauh dari pusat kota. Sebelumnya saya ditempatkan dahulu di Asser Central Hospital, rumah sakit yang sangat canggih, makan seperti di restaurant dan tidur seperti di apartemen tapi kerjanya sangat berat karena jumlah pasien yang sangat banyak.

Tidak lama saya kemudian di pindahkan ke Al-Birk General Hospital, lokasinya jauh dari pusat kota tepatnya di depan Laut Merah. Buat saya tempat ini mengasikkan walaupun tidak bebas main ke pantai karena kata orang-orang sana kalau perempuan jalan-jalan sendiri itu pamali jadi harus selalu pergi bersama dengan teman dan dikawal supir. Al-Birk General Hospital lebih kecil dari Asser Central Hospital, jika di Indonesia bisa dibilang Rumas Sakit Daerah. Saya mendapatkan berbagai fasilitas seperti makan dan apartemen dan gaji pun naik karena letaknya yang jauh dari pusat kota. Gaji awal dari Indonesia 3000 SR tapi alhamdulillah setelah di Saudi terus naik sesuai penempatan area kerja. Di sana ada special area seperti emergency, OR, DR, dan ICU yang gajinya bisa naik sampai 50%. Saat pertama tiba di sana juga saya mendapatkan uang welcome sebesar 50% dari gaji. Jika dirupiahkan gaji di sana antara 10 juta sampai 18 juta, kalau di Indonesia tidak ada gaji perawat sebesar itu.

Saat awal-awal saya tidak mengerti bahasa arab sehingga sering sekali dimarahi oleh atasan tapi karena saya tekad ingin bisa alhamdulillah dalam kurun waktu satu bulan saya

Page 5: Pengalaman Kerja Perawat Di

sudah bisa berkomuikasi dengan bahasa arab. Saya di sana sebagai perawat penanggung jawab di OPD alias poliklinik, kerjanya tidak begitu berat tapi tanggung jawabnya besar karena memegang 12 poli, paling pusing kalau sudah membuat sensus bulanan.

Hal yang paling menyenangkan adalah fasilitas haji dan umroh gratis. Alhamdulillah saya pun sudah haji. Di sana saya juga mendapatkan banyak teman dengan karakteristik yang berbeda-beda, sampai sekarang saya masih menjalani komunikasi dengan teman-teman dari Filiphina, India, Mesir, dan lain-lain pokoknya dari berbagai negara.

Hal yang  paling membuat saya sedih saat di sana adalah ketika saya jalan-jalan saya ingat dengan keluarga, ingin rasanya bisa jalan-jalan bersama mereka. Paling tidak senang kalau sudah dimarahi pasien karena pasien di sana kalau sudah marah menakutkan. Sekarang saya sudah kembali ke tanah air dengan membawa segudang ilmu dan pengalaman berharga.

Page 6: Pengalaman Kerja Perawat Di

About irnyirny

Saya adalah mahasiswi s1 Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran. Dilahirkan di Bandung, 7 Maret 1991. Anak pertama dari pasangan Wahyu Rohmat Suharyana (46) dan Atin Nurhayati (42). Mempunyai 2 orang adik yang bernama Tasya Kahfia Abshariena (13) dan Zulfan Hadyatul Igmal (8). Cita-cita saya ingin mendirikan sebuah "Home Care" dan menikah saat berumur 21 tahun setelah mendapatkan gelar sarjana. amin :) View all posts by irnyirny → This entry was posted in Uncategorized and tagged perawat. Bookmark th