Upload
lamque
View
251
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA POKOK BAHASAN KPK dan FPB
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Al-Husna Ciledug)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Muhasan
NIM : 809018300388
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IDTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
i
ABSTRAK
“Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan KPK dan FPB”
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah: 1) bagaimanakah
penerapan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar
pokok bahasan KPK dan FPB pada siswa kelas IV di MI Al-Husna Ciledug, 2)
apakah penerapan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil
belajar pokok bahasan KPK dan FPB pada siswa kelas IV di MI Al-Husna
Ciledug. Tujuan dilksanakannya penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui
penerapan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika untuk
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan KPK dan FPB pada siswa kelas IV MI.
Al-Husna Ciledug, 2) untuk meningkatkan hasil belajar pokok bahasan KPK dan
FPB pada siswa kelas IV MI. Al-Husna Ciledug dengan penerapan pendekatan
pemecahan masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Metode penelitian PTK diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang
muncul dalam proses pembelajaran. PTK dilaksanakan dalam empat tahapan
yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Instrument
yang digunakan dalam penelitian ini berupa Instrumen Tes, digunakan untuk
mengukur tingkat capaian hasil belajar yang dilakukan oleh siswa digunakan
lembar tes dan Instrumen Non Tes, berupa lember observasi, digunakan untuk
mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah.dan. Pada siklus pertama hasil belajar siswa 52, 8 %
mencapai KKM, pada siklus kedua capaian hasil belajar siswa meningkat menjadi
63, 9% mencapai KKM, dan pada siklus ketiga meningkat lagi menjadi 80, 6%
yang berarti telah berhasil melampaui target yang ditetapkan yaitu 70% siswa
mencapai nilai KKM. Selain itu aktivitas belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Pada siklus pertama aktivitas belajar siswa 65, 47% berada pada
kategoeri cukup aktif, pada siklus kedua meningkat menjadi 81, 8% dan berada
pada kategori aktif, dan pada siklus ketiga meningkat lagi menjadi 87, 01% berada
pada kategori aktif. Sedangkan aktivitas guru pada siklus pertama 67, 9%, pada
siklus kedua meningkat menjadi 81.5% , dan pada siklus ketiga mencapai 88, 1%
berada pada kategori aktif
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan dapat meningkatkan
aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran matematika.
Kata Kunci: Pendekatan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar
MUHASAN (PGMI)
ii
ABSTRACT
" Application of Problem Solving Approach To Improve Learning Outcomes
At the KPK and FPB Highlights In Fourth Grade Students In MI Al - Husna
Ciledug”
Keywords : Problem Solving Approach and Learning Outcomes
Issues raised in this paper is : 1 ) how the application of problem-solving
approaches to improve learning outcomes and FPB KPK subject in grade IV in
MI Al - Husna Ciledug , 2 ) whether the application of problem-solving approach
to improve learning outcomes subject KPK and FPB in grade IV in MI Al - Husna
Ciledug . Dilksanakannya purpose of this study is : 1 ) To determine the
application of problem-solving approach to teaching mathematics to improve the
learning outcomes of the subject of the Commission and FPB in grade IV MI . Al
- Husna Ciledug , 2 ) to improve learning outcomes and FPB KPK subject in
grade IV MI . Al - Husna Ciledug with the application of problem-solving
approach.
The method used in this research is Classroom Action Research ( CAR). TOD
research methods are expected to cope with problems that arise in the learning
process . PTK implemented in four stages : 1 ) planning , 2 ) implementation , 3 )
observations , and 4 ) reflection . Instruments used in this research is a test
instrument , used to measure the level of achievement of learning outcomes by
students used pieces of test and non- test instruments , such as lember
observations, is used to determine the increase in activity of students and teachers.
Based on the research that has been conducted shows an increase in student
learning outcomes through learning by solving approach masalah.dan . In the first
cycle of student learning outcomes 52 , 8 % achieved KKM , on the second cycle
of the achievement of student learning outcomes increased to 63 , 9 % reaching
KKM , and in the third cycle increased to 80 , 6 %, which has managed to surpass
the target set is 70 % of students reached the KKM . In addition to the students'
learning activities also increased . In the first cycle of 65 students learning
activities , 47 % are at kategoeri active enough , in the second cycle increased to
81 , 8 % , and is in the active category , and the third cycle increased to 87 , 01 %
are in the active category . While the activities of teachers in the first cycle of 67 ,
9 % , in the second cycle increased to 81.5 % , and in the third cycle reaches 88 , 1
% is in the active category.
This sh ows that the application of problem solving approach to learning can
improve student learning outcomes , and can increase the activity of students and
teachers in learning mathematics .
MUHASAN (PGMI)
iii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga
tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw, kepada sekalian
keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana
pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak
mengalami kesulitan dan hambatan. Namun berkat dorongan, do’a, dan
bimbingan dari berbagai pihak, dengan mengucap Alhamdulillah pada akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Nurlena Rifa’I, Ph. D, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Maifalinda Fatra, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai
dosen pembimbing.
3. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, ayahanda Wahad (alm), dan
ibunda Tohaya yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang dan do’anya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Untuk istri tercinta Neneng yang selalu memberikan dorongan moril dan
anak-anak tersayang Dhea Rezky Febriyanti, Nadya Khofifatunnisa, dan
Zakiy Anugerah Nurrandhani yang selalu menginspirasi bagi penulis.
5. Kepala Sekolah MI Al-Husna Ciledug, Ibu Siti Mastiaroh, S. Ag, yang
selalu mengingatkan dan memberikan dorongan demi terselesaikannya
skripsi ini.
iv
6. Sahabat-sahabat terbaik di bangku kuliah PGMI yang selalu saling
mensuport untuk kemajuan bersama.
7. Rekan-rekan guru di MI Al-Husna Ciledug yang kami tidak sebutkan
namanya satu-persatu, terima kasih banyak atas segala dukungan dan
do’anya.
8. Wali Kelas IV Al-Farabi yang setia menemani dan membantu peneliti dalam
proses penelitian dari awal sampai akhir.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran yang membangun demi ksempurnaan penulisan di
masa yang akan datang. Akhir kata semoga keberadaan skripsi ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 28 September 2013
Penulis
Muhasan
v
DAFTAR ISI
ABSTARK………………………………………………………………… i
ABSTRACT………………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR.……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL….…………………………………………………….... viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian……………………… 7
C. Pembatasan Fokus Masalah………………………………….. 8
D. Perumusan Masalah Penelitian………………………………. 8
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian……………………… 9
BAB II KAJIAN TEORITIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Matematika
a. Pengertian Masalah……………………………………10
b. Macam-macam masalah dalam matematika……….….10
c. Pendekatan Pemecahan Masalah…………...………....11
d. Cir-ciri Pendekatan Pemecahan Masalah.......................12
e. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pemecahan
Masalah………………………..………………..……..12
f. Langkah-langkah Pendekatan Pemecahan Masalah…..13
2. Hasil Belajar Matematika
a. Teori Belajar dan Pembelajaran……………………….16
vi
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar…………....19
c. Hasil Belajar……………………………………….…..23
3. Pembelajaran Matematika Pada Jenjang Sekolah Dasar
a. Karakteristik Siswa SD/MI…………………………....29
b. Langkah Pembelajaran Matematika di SD……………32
c. Teori Pembelajaran Matematika……………................33
4. KPK dan FPB
a. Kelipatan Bilangan…………………………………….35
b. Kelipatan Persekutuan………………………………....36
c. Kelipatan Persekutuan Terkecil …………………........38
d. Faktor Bilangan………………………………………..39
e. Faktor Persekutuan……...……………………..………40
f. Faktor Prima dan Faktorisasi Prima………...……..…..41
g. Faktor Persekutuan Terbesar…………………………..41
h. Cara Menentukan KPK dan FPB……………...............42
B. Hasil Penelitian Yang Relevan………………………...………..43
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan…………………….44
D. Hipotesis Penelitian Tindakan…………………………………..45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………….…….46
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian…………………....…46
C. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian………………….….49
D. Subjek Penelitian……………………………………...……...…50
E. Tahapan Intervensi Tindakan………………………….………..50
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan……………...……..54
G. Instrument Pengumpulan Data…………………………….……54
H. Teknik Pengumpulan Data……………………….……………..55
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan……………...……………56
J. Analisis Data dan Interperetasi Hasil Analisis………………….57
K. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan……………………58
vii
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI ANALISIS,
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian…………..……………….....…59
B. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Siklus 1, 2, dan Siklus 3…...90
C. Pembahasan Temuan Penelitian………………………………...94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………...101
B. Saran ……………………………………………………….…102
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………103
LAMPIRAN………………………………………………………….……...…105
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Perincian Waktu Penelitian ……………………...………………47
Tabel 3. 2 Tahapan Pelaksanaan Siklus …………………………………….52
Tabel 3. 3 Kategori Aktivitas Belajar Siswa …………………………..……58
Tabel 3. 4 Kategori Aktivitas Guru …………………………………...…….58
Tabel 4. 1 Hasil Tes Akhir Siklus I ……………………………...………….69
Tabel 4. 2 Observasi Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ……………....70
Tabel 4. 3 Observasi Aktivitas Guru Siklus I ……………………….………72
Tabel 4. 4 Hasil Refleksi Siklus I …………………………………………...74
Tabel 4. 5 Hasil Tes Akhir Siklus II …...……………………………………80
Tabel 4. 6 Observasi Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II……………....81
Tabel 4. 7 Observasi Aktivitas Guru Siklus II ……..……………….………82
Tabel 4. 8 Hasil Refleksi Pembelajaran Pendekatan Masalah Siklus II……..85
Tabel 4. 9 Hasil Tes Akhir Siklus III………………………………………..90
Tabel 4. 10 Observasi Aktivitas Guru Siklus III……………………………...91
Tabel 4. 11 Observasi Aktivitas Guru Siklus III……………………………...93
Tabel 4. 12 Hasil Tes Akhir Siklus ……………………………………..……96
Tabel 4. 13 Aktivitas Pembelajaran Siswa …………………………………...97
Tabel 4. 14 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru…………………...…..99
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………………109
Lampiran 2 Lembar Tes Akhir Siklus……………………………………….129
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa…………………………………………….136
Lampiran 4 Hasil Tes Akhir Siklus………………………………………….144
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru……………………………...147
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa……………………………..149
Lampiran 7 Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa I..…………...…151
Lampiran 8 Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa II..…………... 152
Lampiran 8 Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa III.…………... 153
Lampiran 9 Hasil Try Out Kelas VI Hasan MI. Al-Husna Ciledug Tahun
Pelajaran 2012/2013 ……………………………………………154
Lampiran 10 Nilai Murni Kelas IV MI. Al-Husna Ciledug Tahun Pelajaran
2012/2013 Semester Ganjil ………………………………...…..155
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi kelangsungan peradaban
manusia di muka bumi ini. Kesadaran tentang hal inilah yang menyebabkan
bangsa Indonesia menempatkan pendidikan sebagai suatu yang utama. Hal ini
dapat terlihat di dalam sumber hukum bangsa Indonesia, yaitu UUD 1945. Pada
pembukaan UUD 1945 alinea keempat mengamanatkan bahwa salah satu tujuan
nasional Negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya UU Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada BAB 1 Ketentuan Umum
Pasal 1 menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1
Peran pendidikan menempati posisi yang setrategis dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai kemajuan bangsa.
Dalam hal ini peran guru menempati posisi yang sangat penting. Guru yang
dimaksud tentunya tenaga pendidik yang sesuai dengan yang termaktub dalam
UU di atas yaitu: “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan”.2
Keberhasilan proses belajar mengajar dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak hanya guru dan murid yang
berperan dalam keberhasilan pendidikan akan tetapi ketepatan dalam pemilihan
1 Abd. Rojak, dkk., Konpilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2010), h. 4. 2 Ibid.
2
metode, tekhnik, dan pendekatan pembelajaran menjadi aspek yang penting dalam
menunjang keberhasilan pembelajaran. Ketepatan dalam pemilihan, metode
merupakan kesesuaian antara karakteristik materi dan karakteristik siswa baik secara
psikologis maupun jasmani dan untuk itu diperlukan kejelian dan keterampilan
seorang guru dalam mendiagnosa dan menentukan strategi serta metode yang akan
diterapkan. Karena kesalahan dalam pemilihan metode pembelajaran akan
mengakibatkan tidak maksimalnya pemahaman siswa yang berimbas pada tidak
maksimalnya pencapaian tujuan.
Seorang guru dituntut untuk mampu menemukan cara terbaik dalam
menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran yang
diampunya, sehingga semua siswa dapat menerimanya sebagai suatu yang
dibutuhkannya, dan memang berkaitan dengan permasalahan kehidupan yang
sering dialaminya, sehingga mampu membentuk suatu pemahaman yang utuh.
Faktor-faktor di atas merupakan bagian dari faktor-faktor instrumental yang
mempengaruhi keberhasilan dalam sebuah pembelajaran. Faktor-faktor instrumental
ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,sarana/alat pengajaran, media pengajaran,
guru dan kurikulum/materi pelajaran, serta strategi belajar mengajar yang digunakan.3
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, yang sebenarnya
sangat akrab dengan kehidupan nyata malah menjadi momok bagi kebanyakan
siswa, pelajaran tersebut adalah matematika. Pelajaran matematika dianggap
sebagai mata pelajaran yang sulit, dan image terhadap gurunya seram dan
menakutkan.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta
didik memiliki lima kemampuan sebagaimana terdapat dalam standar isi,
yaitu: Pertama memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Kedua menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
3 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010),h. 59-60.
3
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan pada pernyataan
matematika. Ketiga memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. Keempat mengomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Kelima
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.4
Ilmu matematika banyak dimanfaatkan dalam penerapan sehari-hari.
Banyak kegiatan –kegiatan yang berkaitan erat dengan matematika, seperti jadual
kegiatan les, jadual renang, dan latiahan sepakbola. Dalam membangun rumah
dan dalam perdagangan kita membilang, mengukur dan melakukan perhitungan
sederhana. Kita juga menggunakan bidang dan ruang serta pengukuran untuk
membaca peta rumah kita, untuk menentukan berapa banyak diperlukan cat untuk
mengecat dinding rumah, menentukan berapa banyak keramik yang dibutuhkan
untuk menutupi sebuah ruangan, dan masih banyak lagi kegiatan sehari-hari yang
pemecahannya sangat erat kaitannya dengan konsep-konsep yang terdapat dalam
matematika. Hal ini menunjukkan bahwa matematika sangat dekat dengan
kehidupan keseharian kita.
Bagi sebagian besar siswa, matematika merupakan mata pelajaran yang
ditakuti. Nilai rendah, guru yang galak dan menakutkan, dan pelajaran sulit telah
menjadi label yang melekat pada pelajaran tersebut. Keadaan seperti ini menjadi
tantangan tersendiri bagi guru yang mengajar matematika. Guru dituntut untuk
lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan model, pendekatan, metode, dan
media pembelajaran yang tepat dengan tuntutan pokok bahasan dan
perkembangan intelektual siswa sehingga label miring pelajaran matematika dapat
berubah menjadi lebih positif.
Pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru di MI Al-Husna
Ciledug umumnya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional,
4 Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah, Direktorat Pendidikan Pada Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta;
2006), h. 96.
4
didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber belajar, dan siswa
masih secara pasif menerima apa yang disampaikan guru. Kegiatan siswa meliputi
siswa datang, duduk, menulis materi yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis,
mendengarkan guru menjelaskan materi dan mengerjakan tugas.
Pembelajaran matematika di kelas IV MI Al-Husna Ciledug pada saat ini
masih menggunakan pola-pola pembelajaran transmisi. Guru mengawali
pembelajaran dengan memperkenalkan aturan-aturan, cara-cara, dan konsep
kepada siswa, setelah siswa dianggap sudah memahaminya, kemudian guru
membuat beberapa soal untuk dipecahkan. Sebelum siswa menyelesaikan soal-
soal tersebut, terlebih dahulu dilakukan oleh guru di depan kelas, dan siswa
berperan sebagai penonton yang menyaksikan kepandaian gurunya dalam
menyelesaikan soal-soal di papan tulis. Kemudian guru memberikan beberapa
pertanyaan untuk dicoba dikerjakan oleh siswa sesuai dengan apa yang telah
dicontohkan guru.
Pada pelaksanaan pengajaran konvensional, guru memiliki tiga peran
utama, yaitu sebagai perencana pembelajaran, penyampai informasi, dan
evaluator. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai informasi,
seringkali guru menggunakan metode ceramah yang dianggapnya ampuh dalam
proses pengajaran. Biasanya guru merasa telah mengajar apabila sudah melakukan
ceramah, dan belum mengajar jika tidak melakukan ceramah.5 Keadaan ini
menjadikan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran, tingkat perhatian
siswa rendah, dan cepat bosan bila mendengarkan penjelasan dari guru, serta banyak
siswa yang ngantuk, malas mengerjakan tugas ketika mengikuti pembelajaran
matematika.
Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran
matematika. Hampir di setiap kelas, terutama di kelas IV, V, dan kelas VI. Contohnya
pada perolehan nilai rata-rata kelas pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013
capaian hasil belajar siswa berada di bawah niali KKM, hanya sebagian kecil dari
siswa yang berhasil menuntaskan belajarnya. Fakta ini menunjukkan bahwa
pembelajaran yang telah dilakukan dapat dikatakan belum berhasil.
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 97.
5
Dari hasil try out kelas VI Hasan MI Al-Husna Ciledug yang diadakan
pada tanggal 18 sampai 22 Maret 2013, perolehan nilai rata-rata kelas pada mata
pelajaran matematika adalah 5.13 di bawah nilai rata-rata pelajaran IPA, yaitu
7.12 dan di bawah nilai rata-rata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 8.22. Perolehan
nilai rata-rata kelas 5.13 berarti di bawah nilai KKM, yaitu 5, 56. Jika dilihat dari
perolehan nilai secara individu, hanya terdapat 8 siswa dari 26 siswa kelas VI
Hasan atau sekitar 30, 77 % yang nilainya mencapai nilai KKM, dan sisanya yaitu
18 siswa atau sekitar 69, 23 % belum mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan
sebagian besar dari jumlah siswa tidak tuntas dalam belajar dan harus menjalani
proses remedial, yaitu sekitar 69, 23 % dari keseluruhan siswa kelas VI Hasan.
Siswa yang tuntas dalam belajar hanya sebagian kecil saja, yaitu sekitar 30, 77 %
dari keseluruhan siswa kelas VI Hasan yang berjumlah 26 siswa. Dapat dikatakan
bahwa pembelajaran matematika di kelas VI MI Al-Husna Ciledug pada tahun
pelajaran 2012/2013 belum berhasil.
Hasil nilai murni semester ganjil kelas IV Al-Ghazali tahun pelajaran
2012/2013 menunjukkan bahwa, perolehan nilai rata-rata kelas adalah 3, 75
berarti di bawah nilai KKM mata pelajaran Matematika kelas IV yaitu 5, 00.
Perolehan nilai secara individu tergambar bahwa hanya terdapat 4 orang siswa
dari 30 siswa kelas IV Al-Ghazali atau sekitar 13, 3% yang berhasil mencapai
nilai KKM. Selebihnya yaitu 26 siswa atau sekitar 86, 7% memperoleh nilai di
bawah KKM. Kelas IV Al-Farabi dengan jumlah siswa 32 orang, memperoleh
nilai rata-rata yaitu 4.24 masih di bawah nilai KKM. Dari 32 siswa, 14 siswa, atau
sekitar 43, 75% berhasil mencapai nilai KKM, sisanya yaitu 18 siswa, atau sekitar
56, 25% memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas IV MI Al-Husna semester
ganjil pada tahun pelajaran 2012/2013 belum berhasil.
Setelah dilakukan pemetaan dari soal-soal pada semester ganjil kelas IV
MI. Al-Husna Ciledug tahun pelajaran 2012/2013, ternyata 75,13 % siswa
menjawab salah pada soal-soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan KPK
dan FPB. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas IV MI Al-
Husna Ciledug dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah pada saat itu
6
masih rendah. Berdasarkan pada kenyataan ini, peneliti berusaha agar
permasalahan tersebut tidak terjadi lagi pada siswa kelas IV MI Al-Husna Ciledug
pada tahun ajaran berikutnya. Peneliti terdorong untuk melakukan perbaikan
terutama pada penerapan pendekatan pembelajaran, yaitu penerapan pendekatan
pemecahan masalah. Untuk itulah maka peneliti menulis skripsi penelitian
tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan KPK dan
FPB”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bahwa permasalahan tersebut
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Hasil belajar siswa pada pelajaran matematika rendah.
2) Pembelajaran yang dilakukan guru masih berpusat pada guru, belum
mengoptimalkan aktifitas siswa.
3) Sebagian besar siswa belum mampu menerapkan pengetahuannya tentang
konsep KPK dan FPB dalam memecahkan masalah pada kehidupan nyata.
4) Kurang efektifnya metode pengajaran konvensional yang hanya
mengandalkan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa
5) Guru belum maksimal dalam menerapkan metode pembelajaran yang
mendorong siswa belajar lebih aktif
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Permasalahan yang muncul di dalam latar belakang di atas sangatlah
kompleks. Karena dihadapkan pada keterbatasan waktu dan keterbatasan
pengetahuan yang penulis miliki serta dalam rangka memperjelas dan
memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis
memberikan batasan sesuai dengan judul di atas, antara lain sebagai berikut:
1) Pendekatan Pemecahan Masalah yang diterapkan pada penelitian ini adalah
mengajar melelui pemecahan masalah, yaitu pendekatan pembelajaran
dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang harus dipecahkannya
7
baik secara individu maupun kelompok, pemecahannya didasarkan pada data
dan informasi yang akurat, dan hasil dari pemecahan masalah itu menjadi
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2) Hasil belajar yang diharapkan peningkatannya pada penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan
nyata siswa baik yang bersifat rutin maupun tidak, yang berkaitan dengan
KPK dan FPB pada siswa MI. Al-Husna Ciledug.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah yang menjadi bahan penelitian dalam skripsi ini adalah:
1) Apakah penerapan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan KPK dan FPB ?
2) Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
penerapan pendekatan pemecahan masalah?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah:
1) Untuk mengetahui penerapan pendekatan pemecahan masalah dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar pokok bahasan
KPK dan FPB pada siswa kelas IV MI. Al-Husna Ciledug.
2) Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada penerapan pendekatan
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan
KPK dan FPB.
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1) Bagi Guru; menjadi masukan yang positif dalam memilih dan menerapkan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pokok bahasan, agar
proses pembelajaran menjadi efektif dan bermakna.
2) Bagi Peneliti; menambah asanah keilmuan dalam bidang pendidikan.
8
3) Bagi Siswa; lebih meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika
terutama pada pemecahan masalah matematika.
4) Bagi Sekolah; dapat dijadikan alternatif kebijakan dalam mengatasi
rendahnya hasil belajar matematika terutama pada penerapan KPK dan FPB
berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Masalah
Masalah atau permasalahan merupakan hal yang sangat dekat dengan
kehidupan kita. Seringkali kita dihadapkan oleh permasalahan yang mau tidak
mau harus kita pecahkan. Permasalahan muncul dari pertanyaan, yaitu
pertanyaan yang tidak dapat terjawab, namun setelah pertanyaan itu bisa
terjawab, maka pertanyaan itu sudah tidak lagi menjadi masalah.
Masalah dapat diartikan sebagai suatu situasi dimana individu atau
kelompok terpanggil untuk melakukan suatu tugas di mana tidak tersedia
algoritma yang secara lengkap menentukan penyelesiannya (Lester dalam
As’ari, 1989: 29).6
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang
menjadi masalah adalah jika tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan
prosedur yang rutin, tetapi perlu kerja keras untuk mencari jawabannya,
sehingga pemecahan masalah memerlukan suatu proses penerimaan tantangan
dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian aspek
penting dari makna masalah adalah adanya penyelesaian yang diperoleh tidak
dapat hanya dikerjakan dengan prosedur rutin, tetapi perlu penalaran yang
lebih luas dan dalam.
b. Macam-macam Masalah dalam Matematika
Masalah dalam matematika dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok. Pengelompokkan masalah ditinjau dari cara menganalisis masalah
menurut Polya terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
6 Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini, Matematika Untuk PGSD, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 116.
10
1) Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, konkrit atau
abstrak, termasuk teka-teki. Dalam memecahkan masalah seperti ini
dibutuhkan perumusan terhadap bagian pokok masalahnya, yaitu: Apa
yang dicari?, Bagaimana data yang diketahui?, dan Bagaimana syaratnya?.
Contoh:
Jika di dalam suatu pesta terdapat 50 orang tamu yang saling bersalaman,
berapa kali salaman yang terjadi?
Penyelesaian:
Bagian pokok dari masalah ini adalah:
a) Yang dicari adalah berapa kali salaman yang terjadi?
b) Data yang diketahui adalah di dalam suatu pesta terdapat 50 orang
tamu.
c) Adapun syarat yang harus dipenuhi bahwa setiap tamu dari 50 orang
tersebut saling bersalaman.
2) Masalah yang berkaitan dengan membuktikan adalah untuk menunjukkan
bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah dan tidak keduanya.
Contoh:
Buktikan bahwa jumlah dua bilangan prima kembar yang bukan 3 dan 5
habis dibagi 12!
Bagian pokok dari masalah ini adalah:
a) Hipotesisnya adalah dua bilangan kembar yang dijumlahkan
b) Konklusinya adalah jumlah dua bilangan prima kembar habis dibagi
12.7
c. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan adalah cara umum dalam melihat dan bersikap dalam suatu
masalah. Pemecahan masalah adalah proses, cara, perbuatan, memecah atau
memecahkan. Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan
pembelajaran dimana siswa berlatih memecahkan persoalan. Persoalan tersebut
terkadang sengaja dibuat oleh guru, dari permasalahan yang muncul di dalam
7 Ibid., h. 116 - 117
11
kehidupan siswa sehari-hari. Pendekatan pemecahan masalah mengacu pada
pengembangan fungsi otak anak, mengembangkan daya pikir secara kreatif
untuk mengenali masalah dan mencari pilihan pemecahannya.
Pemahaman siswa tentang pelajaran yang diajarkan dapat terlihat dari
sifat aktif, kreatif, dan inovatif siswa dalam menghadapi pelajaran tersebut.
Keaktifan siswa akan muncul jika guru memberikan persoalan kepada siswa
agar mau mengembangkan pola pikirnya, mau mengemukakan ide-ide dan
lain-lain. Siswa dapat berpikir dan menalar suatu persoalan matematika apabila
telah memahami persoalan matematika. Suatu cara pandang siswa terhadap
persoalam matematika ikut mempengaruhi pola pikir tentang penyelesaian
masalah yang akan dilakukan.
d. Ciri-ciri Pendekatan Pemecahan Masalah
Ciri-ciri pendekatan pemecahan masalah antara lain:
1) Diawali dengan masalah yang tidak rutin
2) Mempunyai penyelesaian yang berbeda
3) Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan seseorang harus memiliki
banyak pengalaman.
Pemecahan masalah bagi sebagian besar siswa merupakan hal yang
sangat sulit. Agar siswa tertarik untuk menyelesaikan masalah, Jacobson,
Lester, dan Stegel mengajukan tiga prinsip yaitu:
1) Berikan kepada siswa pengalaman langsung, aktif, dan berkesinambungan
dalam menyelesaikan soal-soal yang beragam.
2) Ciptakan hubungan yang positif antara minat siswa dalam menyelesaikan
soal dengan keberhasilan mereka.
3) Ciptakan hubungan yang akrab antara siswa, permasalahan, prilaku
pemecahan masalah, dan suasana kelas.8
e. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pemecahan Masalah
8 Gelar Dwi Rahayu, Munasprianto Ramli,”Pendekatan Baru Dalam
Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar” , (Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007), h. 56
12
Pendekatan pemecahan masalah memiliki keunggulan, diantaranya:9
1) Pemecahan masalah merupakan pendekatan yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2) Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6) Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada
dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku- saja.
7) Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
9) Dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kelemahan pendekatan pemecahan masalah diantaranya:
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan pendekatan pembelajaran melalui pemecahan masalah
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidkan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 220-221
13
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari.
f. Langkah-langkah Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam matematika membutuhkan tingkat berfikir
yang lebih tinggi, karena setiap masalah dalam matematika memiliki cara
penyelesaian yang tidak selalu sama karena antara masalah yang satu dan
masalah yang lain tidak selalu sama dalam pemecahannya. Rumus, teorema,
hokum, aturan pengerjaan, tidak dapat secara langsung digunakan dalam
pemecahan masalah. Untuk memecahkan masalah kita perlu merencanakan
langkah-langkah apa saja yang yang harus ditempuh guna memecahkan
masalah tersebut secara sistematis.
Menurut Polya, langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk
pemecahan masalah sebagai berikut:10
Pertama pemahaman terhadap
masalah, maksudnya mengerti masalah dan melihat apa yang
dikehendaki. Cara memahami suatu masalah antara lain sebagai berikut.
a) Masalah harus dibaca secara berulang-ulang agar difahami kata demi
kata, kalimat demi kalimat. b) menentukan/mengidentifikasi apa yang
diketahui dari masalah. c) Menentukan/mengidentifikasi apa yang
ditanyakan/apa yang dikehendaki dari masalah. d) Mengabaikan apa-apa
yang tidak relevan dengan masalah. e) Sebaiknya tidak menambah hal-
hal yang tidak ada, agar tidak menimbulkan masalah yang berbeda
dengan masalah yang seharusnya diselesaikan. Kedua perencanaan
pemecahan masalah, maksudnya melihat bagaimana macam soal
dihubungkan dan bagaimana ketidakjelasan dihubungkan dengan data
agar memperoleh ide membuat suatu rencana pemecahan masalah. untuk
itu dalam menyusun perencanaan pemecahan masalah, dibutuhkan suatu
kreatifitas dalam menyusun strategi pemecahan masalah. Wheler
mengemukakan strategi pemecahan masalah, antara lain sebagai berikut.
a) Membuat tabel. b) Membuat suatu gambar. c) Menduga, mengetes,
dan memperbaiki. d) Mencari pola. e) Menyatakan kembali pernyataan.
f) Menggunakan penalaran. g) Menggunakan variabel. h) Menggunakan
persamaan. i) mencoba menyederhanakan. j) Menghilangkan situasi yang
tidak mungkin. k) Bekerja mundur. l) Menyusun model. m)
10 Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini, Matematika Untuk PGSD,
(Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h. 124-125.
14
Menggunakan algoritma. n) Menggunakan penalaran tidak langsung. o)
Menggunakan sifat-sifat bilangan. p) Menggunakan kasus atau membagi
masalah menjadi bagian-bagian. q) Memvaliditasi semua kemugkinan. r)
Menggunakan rumus. s) Menyelesaikan masalah yang equivalen. t)
Menggunakan simetri. u) Menggunakan informasi yang diketahui untuk
mengembangkan informasi baru. Ketiga melaksanakan perencanaan
pemecahan masalah. Keempat melihat kembali kelengkapan pemecahan
masalah, maksudnya sebelum menjawab permasalahan, perlu mereview
apakah penyelesaian masalah sudah sesuai dengan melakukan kegiatan
sbagai berikut: mengecek hasil, menginterpretasi jawaban yang
diperoleh, meninjau kembali apakah ada cara lain yang dapat digunakan
untuk mendapatkan penyelesaian yang sama, dan meninjau kembali
apakah ada penyelesaian yang lain sehingga dalam memecahkan
masalah dituntut tidak cepat puas dari satu hasil penyelesaian saja, tetapi
perlu dikaji dengan beberapa cara penyelesaian.
Agar penyelesaian masalah dapat memberikan pengetahuan dan
pengalaman kepada siswa secara mendalam dan bermakna. Maka dalam
menentukan strategi pemecahan masalah dapat dikelompokkan sesuai dengan
karakter masalah yang akan diselesaikan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka pengelompokkan strategi pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan menggunakan startegi pembelajaran heuristik,
strategi pembelajaran heuristik merupakan strategi merancang pembelajaran
dari berbagai aspek dan pembentukan sistem pembelajaran yang mengarah
pada keaktifan siswa dalam mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan
konsep yang mereka butuhkan untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.
Dengan kata lain, pendekatan heuristik merupakan pendekatan pemecahan
masalah dengan cara menyajikan jumlah data dan siswa diminta untuk
membuat kesimpulan menggunakan data tersebut. Pendekatan heuristik dalam
pemecahan masalah matematika dapat mendorong siswa bekerja lebih aktif,
kreatif, dan inovatif, sesuai dengan kemampuan sendiri. Pendekatan heuristik
digunakan dalam pembelajaran agar pemahaman siswa tentang pelajaran
matematika lebih mendalam.
15
Adapun pengelompokkan strategi pemecahan masalah secara heuristik,
yaitu:11
a) Strategi heuristik 1 (membuat presentase) dengan cara: membuat diagram,
membuat daftar atau tabel.
b) Strategi heuristik 2 (membuat terkaan atau dugaan perhitungan) dengan
cara: terka atau duga dan mencocokkan, melihat pola, membuat perkiraan.
c) Strategi heuristik 3 (memperhatikan proses perolehan) dengan cara: bekerja
mundur atau maju, konsep sebelum atau sesudah, kegiatan dan hasil
(membuat percobaan).
d) Strategi heuristik 4 (mengubah masalah) dengan cara: meninjau kembali
masalah, menyederhanakan masalah, menyelesaikan tiap bagian dari
masalah.
2. Hasil Belajar Matematika
a. Teori Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu ciri yang membedakan antara manusia
dengan binatang. Dalam menjalani kehidupannya, manusia dituntut untuk
dapat mengikuti perubahan dalam berbagai sektor kehidupan, berbeda dengan
binatang yang di sepanjang hidupnya statis tidak ada tuntutan perubahan hidup.
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibanding
makhluk ciptaan Allah lainnya, hal ini dijelaskan Allah dalam surat At-Tiin
ayat 5, yang artinya; “Sesungguhnya Kami jadikan manusia sebaik-baik
kejadian”.
Manusia dianugerahi akal sehingga mampu melakukan pembelajaran.
Kemampuan belajar dan mengolah informasi pada manusia merupakan ciri
penting yang membedakan manusia dari mahluk lain. Kemampuan belajar itu
memberi manfaat bagi individu dan juga bagi masyarakat. Belajar memiliki arti
penting bagi manusia dalam: 1) melaksanakan kewajiban keagamaan, 2)
11 Ibid., h. 126.
16
meningkatkan derajat kehidupan, dan 3) mempertahankan serta
mengembangkan kehidupan.12
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.13
Dari teori
tersebut terdapat tiga unsur penting yang terkait dengan konsep belajar yaitu,
perubahan tingkah laku, stimulus, dan respon. Seseorang telah dikatakan
belajar jika terdapat perubahan tingkah laku dari sebelumnya. Contohnya siswa
yang belum mampu menentukan KPK dari suatu bilangan, sedangkan materi
itu sudah didapatnya dari pembelajaran yang dilakukan guru, siswa tersebut
dikategorikan belum belajar, karena belum menunjukkan perubahan pada
tingkah lakunya, yaitu kemampuan menentukan KPK dari suatu bilangan.
Stimulus yang dimaksud dalam teori ini adalah segala yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran, seperti; materi pelajaran, pedoman kerja, media,
cara penyelesaian, yang berfungsi membantu siswa dalam belajar, sedangkan
respon yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran.
Thorndike (penganut aliran behavioristik) mendefinisikan belajar sebagai
proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau
hal-hal yang dapat ditangkap melalui alat indra) dan respons (yang juga berupa
pikiran, perasaan, atau hal-hal yang dapat ditangkap oleh alat indra)14
. Dasar
dari belajar adalah asosiasi atau hubungan antara stimulus dan respon.
Aliran Kognitif menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam
diri seorang individu melaui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah tetap mengalir,
12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, cet.ke-15.
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h. 112. 13 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta.
2012), h. 20. 14 Yatim Riyanto, Paradigma Baru pembelajaran, Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 7.
17
bersambung-sambung menyeluruh.15
Aliran kognitif lebih mementingkan
proses daripada sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon.
Menurut Piaget (penganut aliran kognitif), proses belajar sebenarnya
terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1) asimilasi; 2) akomodasi; dan 3) ekuilibrasi.16
Tahap asimilasi adalah proses penyatuan antara materi yang diberikan guru
dengan pengetahuan siswa yang sudah ada sebelum terjadinya pembelajaran,
tahap akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi yang baru, sedangkan tahap equilibrasi adalah proses penyesuaian
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Menurut Gagne (1984), belajar adalah suatu proses dimana suatu
organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Oemar Hamalik
(1995) berpendapat, belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan
mealui pengalaman. Nana Syaodah (1970) mendefinisikan belajar sebagai,
segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif, maupun
psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman.17
Dari beberapa teori tentang belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons secara
berkesinambungan sehingga membuat suatu perubahan tingkah laku pada
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sedangkan pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Muhammad Surya mendefinisikan pembelajaran sebagai
suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.18
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi
15 Ibid., h. 9. 16 Ibid. 17 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Program Peningkatan
Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 3. 18 Ibid, h. 8.
18
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.19
Berdasarkan beberapa teori pembelajaran di atas, dapatlah disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu sistem lingkungan belajar yang mencakup
beberapa unsur yang saling terkait yaitu: tujuan pembelajaran, materi pelajaran,
strategi pembelajaran, alat, siswa, dan guru.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Proses belajar yang dilakukan siswa, dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:20
1) Faktor Internal Siswa
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri, yang meliputi dua aspek, yaitu:
a) Aspek Pisiologis
Aspek pisiologis adalah kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)
yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)
sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk
mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, dianjurkan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bergizi, serta memilih pola istirahat dan olahraga
ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
Kondisi organ-organ khusus, seperti kesehatan indra pendengar dan indra
penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan.
b) Aspek Psikologis
19 Abd. Rojak, dkk., Konpilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan, Cet. 1 (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah, 2010), h. 5. 20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, cet.ke-15.
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h. 129-136.
19
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan belajar siswa. Namun, diantara
faktor-faktor rohaniah siswa yang lebih esensial adalah sebagai berikut, yaitu:
Tingkat kecerdasan / inteligensi siswa
Menurut Reber, inteligensi merupakan psikofisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut berarti bahwa semakin
tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
inteligensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk
memperoleh sukses.
Sikap siswa
Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecerdasan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara
positif atau negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terhadap guru dan
mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi
proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan
mata pelajaran yang guru sajikan, apalagi jika diiringi kebencian kepada
guru atau mata pelajaran yang guru sajikan, dapat menimbulkan kesulitan
belajar siswa tersebut.
Bakat siswa
Menurut Chaplin dalam Reber, bakat (aptitude) adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu dalam
melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan
dan pelatihan. Setiap orang memiliki bakat dalam arti memiliki berpotensi
untuk mencapai suatu perestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
perestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
20
Minat siswa
Minat (interest) dapat diartikan sebagai keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang
menaruh minat besar terhadap pelajaran biologi akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Pemusatan perhatian
yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut
untuk belajar lebih giat, dan pada akhirnya mencapai perestasi yang
diiinginkan.
Motivasi siswa.
Menurut Gleitman dalam Reber, motivasi berarti pemasok daya (energizer)
untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu; 1) motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan kegiatan belajar.
Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi
materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut, misalnya, untuk kehidupan
masa depan siswa yang bersangkutan; 2) motivasi ekstrinsik, yaitu hal dan
keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya
melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/ tata tertib
sekolah, suri teladan orang tua, suri teladan guru, dan seterusnya merupakan
contoh-contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa
untuk belajar. Kekurangan ketiadaan motivasi, baik yangbersifat intrinsik
maupun ekstrinsik, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam
proses belajar.
2) Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini
meliputi dua hal, yaitu:
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, tenaga kependidikan, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Selanjutnya, masyarakat (teman sepermainan dan para tetangga) di lingkungan
21
tempat tinggal siswa juga termasuk lingkungan sosial yang mempengaruhi
aktivitas belajar siswa, misalnya kondisi masyarakat di lingkungan kumuh
yang serba kekurangan atau kondisi masyarakat perkotaan yang pergaulannya
relatif lebih bebas.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar
siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua,
praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga,
semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar
dan hasil yang dicapai siswa.
b) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca ,dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor
tersebut turut menentukan mutu belajar dan keberhasilan belajar siswa.
Sebagai contoh, kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta
perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana untuk kegiatan
remaja (sarana olahraga misalnya) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke
tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan
perkampungan yang seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan
belajar siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)
Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
proses belajar siswa. Pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran, diantaranya adalah pendekatan tinggi
(speculative dan achieving), pendekatan sedang (analitical dan deep), dan
pendekatan rendah (reproductive dan surface).
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Prawiradelaga menyebutkan
beberapa faktor yang mempengaruhi belajar selain yang telah disebutkan di
atas. Menurut mereka proses belajar dapat terjadi karena adanya sinergi
memori jangka pendek dan jangka panjang yang diaktifkan melalui penciptaan
22
faktor eksternal, yaitu pembelajaran atau lingkungan belajar. Melaui inderanya,
siswa dapat menyerap materi secara berbeda. Pemberdayaan yang optimal dari
seluruh indera seseorang dalam proses belajar dapat menghasilkan kesuksesan
bagi seseorang. Mel Silberman menyatakan mengenai paham belajar aktif
yaitu:
What I hear, I forget (Apa yang saya dengar, saya lupa)
What I hear and see, I remember (Apa yang saya dengar dan lihat, saya
ingat sedikit)
What I hear, see, and ask questions about or discuss with someone else, I
begin to understand (Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau
diskusikan dengan beberapa teman/kolega, saya mulai paham)
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knomledge andaskill (Apa
yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, sya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan)
What I teach to another, I master (Apa yang saya ajarkan kepada orang
lain, saya menguasainya).21
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar yang
dilakukan siswa akan memperoleh hasil yang maksimal dengan
mengoptimalkan indera yang dimilikinya, membangun motivasi, dan dukungan
positif lingkungannya. Selain itu strategi belajar dan pembelajaran juga
mempengaruhi optimal atau tidaknya proses belajar siswa.
c. Hasil Belajar
Proses belajar mengajar melibatkan empat unsur penting yaitu; 1) tujuan,
2) bahan, 3) metode, dan 4) alat penilaian. Berbicara tentang hasil belajar
berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran berisi
tentang rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa
setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Sedangkan hasil
belajar sendiri adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar.
21 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 1 – 2.
23
Rumusan tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional, baik
tujuan kurikuler, maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotor.22
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari 6 aspek, yaitu; 1) pengetahuan atau ingatan, 2) pemahaman, 3) aplikasi, 4)
analisia, 5) sintesis, dan 6) evaluasi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu;
1) penerimaan 2) jawaban atas reaksi, 3) penilaian, 4) organisasi, dan 5)
internalisasi.
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu; 1) gerakan
refleks, 2) keterampilan gerakan dasar, 3) kemampuan perceptual, 4)
keharmonisan atau ketepatan, 5) gerakan keterampilan kompleks, dan 6)
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Keterangan lebih lanjut mengenai taksonomi Bloom adalah sebagai
berikut23
.
Ranah Kognitif, ranah ini meliputi:
Mengenal (recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih
jawaban yang tersedia.
Contoh:
Hasil bumi yang terkenal dari daerah Kerawang adalah . . . .
(a) padi
(b) tebu
(c) tembakau
22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya, 2012),h. 22. 23 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009),h. 117 – 122.
24
Mengungkap/mengingat kembali (recall). Berbeda dengan mengenal
maka dalam mengingat kembali ini siswa diminta untuk mengingat kembali
satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.
Contoh:
Tempat keluarnya air dari dalam tanah disebut . . . .
Mengenal dan mengungkap kembali, pada umumnya dikategorikan
menjadi satu jenis yaitu ingatan. Kategori ini merupakan kategori yang
paling rendah tingkatannya karena tidak terlalu banyak meminta energi.
Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederahana diantara fakta-fakta atau konsep.
Contoh:
Di antara gambar-gambar di bawah ini yang dapat disebut sebagai segitiga
siku-siku adalah:
(a)
(b)
(c)
Untuk dapat menentukan gambar mana yang dapat dinamakan segitiga siku-
siku maka ia harus menghubungkan konsep segitiga dan konsep siku-siku.
Penerapan atau aplikasi (application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar.
Contoh:
Untuk menyelesaikan hitungan
51 x 40 = n
25
Maka paling tepat kita gunakan
(a) hukum asosiatif,
(b) hukum komutatif,
(c) hukum distributif.
Analisis (analyses)
Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu
hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
Contoh:
Siswa disuruh menerangkan apa sebab pada suatu mendung dan ada angin
kencang tidak segera turun hujan.
Sintesis (synthesis)
Apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis
maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa menyusun
sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau
menyusun kembali (reorganize) hal-hal yang spesifik agar dapat
mengembangkan suatu struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
Contoh:
“Dengan mengetahui suatu daerah dan milik dalam hal kekayaan bahan
mentah serta semangat penduduk di suatu daerah yang kini dapat
berkembang pesat menjadi kota pelabuhan yang besar maka kota-kota kecil
di tepi pantai mana yang mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kota
pelabuhan yang besar?”
Evaluasi (evaluation)
Mengadakan evaluasi dalam pengukuran aspek kognitif ini tidak sama
dengan mengevaluasi dalam pengukuran aspek afektif. Mengevaluasi dalam
aspek kognitif ini menyangkut masalah”benar/salah” yang di dasarkan atas
dalil, hukum, prinsip pengetahuan. Sedangkan mengevaluasi dalam aspek
afektif menyangkut masalah “baik/buruk” berdasarkan nilai atau norma
yang diakui oleh subjek yang gbersangkutan.
Ranah Afektif. Ranah ini meliputi:
26
Pandangan atau pendapat (opinion)
Mengukur aspek afektif berkaitan dengan pandangan atau pendapat siswa
melibatkan kemampuan berekspresi, berpendapat, dan perasaan pribadi
siswa terhadap suatu permasalahan atau hal-hal yang relatif sederhana tetapi
bukan fakta.
Contoh:
Bagaimana pendapatmu tentang keputusan yang diambil oleh kepala
sekolah mengenai hal tersebut? Jika posisi anda sebagai kepala sekolah,
tindakan apa yang akan anda lakukan?
Sikap atau nilai (attitude, value)
Penilaian afektif berkaitan dengan sikap atau nilai, siswa diminta untuk
mengungkapkan dan mempertahankan responnya terhadap suatu masalah.
Contoh:
“Bagaimana menurut anda jika siswa yang tidak mengerjakan PR diberi
hukuman merangkum satu buku yang ada di perpustakaan? Mengapa
pendapat anda demikian?”
Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor erat kaitanya dengan aktifitas kerja otot, mulai dari hal
yang sederhana seperti melipat kertas, sampai pada hal yang rumit seperti
merangkai beberapa elemen tertentu sehingga membentuk robot.
Contoh:
“Seberapa terampil siswa dalam mempersiapkan peralatan yang diperlukan”
“seberapa terampil siswa dalam menggunakan peralatan tersebut”.
Taksonomi Harrow.24
No Tingkat Uraian dan Contoh
1 Gerakan Refleks (reflex
movement)
Respons gerakan yang tidak disadari yang
dimiliki sejak lahir
* Segmental Reflexes
* Intersegmental Reflexes
* Suprasegmental
Reflexes
Kesemuanya berhubungan dengan gerakan-
gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan
bagian-bagian sumsum tulang belakang.
24 Ibid.,h. 123 – 125.
27
2
Dasar-dasar Gerakan
(basic fundamental
movement)
Gerakan-gerakan yang menuntut pada
keterampilan yang sifatnya kompleks
*Locomotor movement
*Nonlocomotor movement
*Manipulative movement
Gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan
berjalan.
Gerakan-gerakan dinamis di dalam suatu
ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu
tertentu
Gerakan-gerakan yang terkoordinasikan seperti
dalam kegiatan bermain piano, menggambar,
naik sepeda, mengetik dan sebaginya.
3 Perceptual Abilities Kombinasi antara kemampuan kognitif dan
gerakan
*Kinethetic
discrimination
*Body awareness
*Body image
*Body relationship to
surrounding objects in
space
*Visual discrimination
*Auditory discrimination
*Tactile discrimination
*Coordinated activities
Menyadari akan gerakan-gerakan tubuh
seseorang
Menyadari gerakan pada dua sisi tubuhnya,
pada satu sisi, keserbelahan, dan keseimbangan
Perasaan-perasaan tentang adanya gerakan yang
berhubungan dengan badannya sendiri.
Konsep tentang arah dan kesadaran badan
dalam hubungan dengan lingkungan ruang
sekitar.
Kemampuan membedakan bentuk dan bagian,
kemampuan mengikuti objek, mengingat
kembali pengalaman visual,membedakan figure
yang dominandi anrtara latar belakang yang
kabur, dan pengalamankonsep visual.
Meliputi auditory acuity, auditory tracking, dan
auditory memory.
Kemampuan untuk membedakan dengan
sentuhan.
Koordinasi antara mata dengan tangan mata dan
kaki
4 Physical Abilities
Kemampuan yang diperlukan untuk
mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan
tingkat tinggi
*Ketahanan (endurance)
*Kekuatan (strength)
*Flexibility
*Kecerdasan otak (agility)
Kemampuan untuk melakukan aktifitas,
termasuk ketahanan otot dan denyut jantung
Kemampuan menggunakan otot untuk
mengadakan perlawanan
Rentangan gerakan dan sendi
Kemampuan untuk bergerak cepat termasuk
kemampuan untuk merubah arah, memulai dan
berhenti, mengurangi waktu tenggang antara
reaksi dan respon (kecekatan), dan
meningkatkan ketangkasan
5 Skilled Movement Gerakan-gerakan yang memerlukan belajar
(menari, olahraga, rekreasi)
*Simple adaptive skills
Setiap adaptasi yang berhubungan dengan
gerakan dasar
28
*Compound adaptive
skills
*Complex adaptive skills
Gerakan kombinasi untuk menggunakan alat-
alat (raket, parang, dan sebagainya)
Menguasai mekanisme seluruh tubuh seperti
dalam senam.
6 Nondiscoursive
Communication
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan
mrnggunakan gerakan (ekspresi wajah, postur,
dan sebagainya.
*Expressive movement
*Interpretative movement
Gerakan-gerakan yang digunakan sehari-hari
seperti sikap dan gerak tubuh, isyarat, mimic.
Gerakan bentuk seni, seperti gerakan estetis,
gerakan improvisasi.
Taksonomi Gagne.25
Gagne dalam buku The Conditions of Learning (1965) dalam Suharsimi
menyebutkan delapan buah kategori, yaitu: 1) signal learning, 2) stimulus
respons learning, 3) chaining, 4) verbal association, 5) discrimination
learning, 6) concept learning, 7) rule learning, dan 8) problem solving.
Berdasarkan uraian taksonomi dari beberapa ahli di atas, peneliti
membatasi penelitian ini pada hasil belajar berdasarkan taksonomi yang
diungkapkan oleh Bloom, pada ranah kognitif golongan C1, C2, dan C3.
yaitu pengetahuan, pemahaman, dan penerapan atau aplikasi (application).
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar.
Menurut peneliti ranah kognitif C3 ini cocok dijadikan dasar penentuan
dari tujuan hasil belajar yang dituntut. Hal ini didasarkan pada latar
belakang masalah yang dirumuskan sesuai dengan penemuan di lapangan
dan juga terkait dengan penerapan pendekatan pemecahan masalah yang
digunakan pada penelitian ini.
3. Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan Dasar
Pembelajaran matematika pada jenjang sekolah dasar, tentunya berbeda
dengan pembelajaran matematika pada sekolah menengah pertama atau menengah
25 Ibid., h. 127.
29
atas, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan diantara siswa tersebut, terutama
pada kemampuan daya pikirnya.
a. Karakteristik Siswa SD/MI.
Siswa Sekolah Dasar pada umumnya berkisar antara umur 6 atau 7 tahun
sampai 12 atau 13 tahun. Pada kisaran umur ini anak berada pada tahapan daya
pikir pada hal-hal yang nyata, yang dapat dideria oleh panca indra mereka.
Perkembangan kognitif siswa usia SD yang masih terikat dengan objek konkrit,
tentunya berlawanan denga sifat dari pelajaran matematika yang bersifat
abstrak, seperti yang diungkapkan oleh Soedjadi mengenai hakekat matematika
yaitu: matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan
dan pola pikir yang deduktif.26
Piaget menggolongkan perkembangan kognitif anak SD (7 – 11 tahun),
berada tingkat operasional konkrit. Anak telah dapat mengetahui symbol-
simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak,
kecakapan kognitif anak meliputi: 1) kombinasivitas atau klasifikasi, 2)
reversibilitas, 3) asosiativitas, 4) identitas, dan seriasi.27
Ketika siswa berada pada tahapan oprasi konkrit (7 – 12 tahun), mereka
mulai membentuk gambar-gambar mental dari benda-benda dan memikirkan
dalam istilah whole (keseluruhan) daripada hanya sekedar parts (bagian-
bagian).28
Karena mereka mengubah bayangan mental di dalam otaknya, siswa
mencapai keterbalikan. Dalam matematika misalnya, siswa mengenal
hubungan antara penjumlahan sebagai operasi penggabungan dan pengurangan
sebagai operasi pemisahan. Mereka menyaksikan bahwa satu operasi dibalik
dengan apa yang dilakukan pada operasi lainnya. Piaget menyebut aktifitas
mental seperti ini sebagai operasi. Menurut Piaget, anak mestinya
menginternalisasikan operasi mental sebelum mereka dapat berpikir secara
26 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 1. 27 Yatim Riyanto, Pardigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2012), h. 124. 28 Turmudi, Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009), H. 13
30
logis. Sementara anak-anak berada pada operasi konkrit, mereka
mengembangkan konsep-konsep matematika seperti bilangan, panjang, luas,
waktu, masa, dan volume.
Mengingat kemampuan kognitif siswa SD yang masih terikat pada obyek
yang nyata, maka sebaiknya dalam pembelajaran matematika yang bersifat
abstrak diperjelas dengan penggunaan alat bantu sebagai media praga untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Selain itu guru juga dituntut untuk lebih jeli dalam menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menarik bagi siswa dan sesuai dengan tuntutan dan karakter
materi serta tujuan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tersebut
mendapat hasil yang maksimal.
Pemahaman anak terhadap matematika perlu segera diberi penguatan,
agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan
melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk itulah maka diperlukan
adanya pembelajaran melaui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar
hafalan atau menginget fakta saja. Pepatah Cina mangatakan, “Saya mendengar
maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya melakukan maka saya
mengerti.”29
Memperhatikan uraian tentang karakteristik anak usia SD/MI di atas,
perlu diperhatikan tentang kesiapan-kesiapan yang hendaknya dimiliki siswa,
yaitu:30
Kesiapan isi, merujuk pada proses pengetahuan dan keterampilan.
Contoh: seorang siswa yang membilang suatu objek secara tepat, dapat
mendemonstrasikan situasi “take way” (mengambil, pengurangan) dengan
menggunakan kubus-kubus, mengetahui semua atau hampir semua dari 100
pengurangan fakta dasar, dan memahami nilai tempat untuk bilangan antara 9
dan 99, maka siswa tersebut memiliki kesiapan isi yang tinggi untuk
mempelajari algoritma pengurangan.
29 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 2. 30 Turmudi, h. 18 – 20.
31
Kesiapan pedagogi, merujuk pada pemahaman siswa tentang material
seperti benda-benda, gambar, representasi dari benda, symbol-simbol,
kalkulator dan komputer yang mereka gunakan selama mereka belajar
matematika. Misalkan gambar digunakan untuk menyatakan suatu tindakan
yang ia lakukan di kelas.
Kesiapan kematangan, merujuk kepada mental siswa. Siswa sekolah
dasar berubah dari tahapan pre-operasional ke tahap berpikir operasional
konkrit. Siswa yang berada pada tahap operasional konkrit sejak di sekolah
dasar perlu menggunakan benda-benda untuk memodelkan berpikir mereka.
Kesiapan efektif, merujuk pada sikap siswaterhadap matematika. Sikap
akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar dan menggunakan
matematika. Jika mereka berpikir dengan sukses, mereka memiliki peluang
lebih sukses dan dapat diatur untuk berpikir dan bertindak dengan cara-cara
yang positif.
Kesiapan kontekstual, merujuk pada kesadaran siswa tentang cara-cara
matematika itu digunakan. Siswa dalam tingkat kesanggupan kontekstual yang
tinggi menyadari akan pentingnya matematika dan sadar akan banyaknya
aplikasi dalam dunia nyata.
b. Langkah Pembelajaran Matematika di SD/MI.
Tujuan pembelajaran matematika pada jenjang pendidiakan dasar yaitu
agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap keterampilan tersebut
harus melaui langkah-langkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan
lingkungan siswa. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan
pada konsep-konsep matematika, yaitu:31
1) Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajarai konsep tersebut. Kita
dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata
“mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep merupakan jembatan yang harus
dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit, dengan
31 Heruman, Op. cit., h. 3.
32
konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep
dasar ini, media atau alat praga diharapkan dapat digunakan untuk membantu
kemampuan pola pikir siswa.
2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep
dan, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan
dari pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua
pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,
tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan
tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
3) Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan
juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari
pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu
pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada
pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan kelanjutan dari penanaman
dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman
konsep dianggap sudah disamapaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester
atau kelas sebelumnya.
c. Teori Pembelajaran Matematika.
1) Teori belajar Bruner
Menurut Bruner proses belajar terjadi melalui tiga tahapan, yaitu:32
a) Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (enactive)
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-
benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya.
32 Karso, Pendidikan Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),h. 1.12
– 1.13.
33
b) Tahap Ikonik atau Tahap Gambar (iconic)
Pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan
peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental.
c) Tahap Simbolik (symbolic)
Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental
tersebut dalam bentuk symbol dan bahasa.
Jika kita perhatikan dari ketiga tahapan belajar yang dikemukakan
Bruner diatas sangat membantu guru dalam melakukan pembelajaran
matematika yang lebih efektif. Jelas bahwa untuk memudahkan pemahaman
dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika harus dilakukan secara
bertahap.
2) Teori Belajar Dienes
Dienes mengemukakan bahwa konsep-konsep matematika itu akan lebih
berhasil jika dipelajari bila melalui tahapan tertentu. Menurut Dienes
tahapan-tahapan tersebut adalah:33
a) Tahap 1. Bermain bebas (free ply)
Pada tahap awal ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan
menggunakan benda-benda matematika konkrit.
b) Tahap 2. Permainan (games)
Pada tahap kedua ini anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang
terdapat dalam konsep.
c) Tahap 3. Penelahaan kesamaan sifat (searching for communities)
Pada tahap ini siswa mulai diarahkan pada kegiatan menemukan sifat-
sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.
d) Tahap 4. Representasi (representation)
Pada tahap ini para siswa mulai belajar membuat pernyataan atau
representasi tentang sifat-sifat kesamaan untuk konsep matematika.
e) Tahap 5. Simbolisasi (symbolization)
33 Ibid., h. 1.17 – 1. 20.
34
Pada tahap ini siswa perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan
verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang representasinya sudah
diketahuinya pada tahap 4.
f) Tahap 6. Formalisasi (formalitation)
Pada tahap ini siswa belajar mengorganisasikan konsep-konsep
membentuk secara formal, dan harus sampai pada pemahaman aksioma,
sifat, aturan, dan dalil sehingga menjadi struktur dari sistem yang
dibahas.
3) Teori Belajar Van Hiele
Menurut Van Hiele ada lima tahapan yang dilalui anak dalam belajar
geometri, yaitu:34
a) Tahap 1. Pengenalan
Pada tahap ini anak mulai mengenal suatu bangun geometri secara
keseluruhan, tetapi ia belum mampu mengetahui sifat-sifat dari bangun
geometri yang dilihatnya itu.
b) Tahap 2. Analisisi bangun geometri yang dilihatnya.
Pada tahap analisis anak sudah mulai mengenal sifat-sifat dari bangun
geometri yang dilihatnya.
c) Tahap 3. Pengurutan
Pada tahap ini anak sudah mampu mengenal dan memahami sifat-sifat
suatu bangun geometri serta sudah dapat mengurutkan bangun-bangun
geometri yang satu dengan lainnya saling berhubungan.
d) Tahap 4. Deduksi, pada tahap ini anak sudah mampu menarik
kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari suatu yang
bersifat umum menuju ke hal-hal yeng bersifat khusus.
e) Tahap 5. Akurasi, pada tahap ini anak sudah menyadari pentingnya
ketepatan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian
34 Ibid.,h. 1.21 – 1.22.
35
Berdasarkan pada teori-teori tersebut diatas maka dalam
pembelajaran matematika di SD harus dilaksanakan secara bertahap. Tahapan-
tahapan tersebut harus dilalui secara tertib dengan demikian maka pemahaman
dan keberhasilan anak pada pembelajaran matematika akan lebih maksimal.
4. KPK dan FPB.
Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali yang
penyelesaiannya menggunakan kelipatan maupun faktor. Mulai dari kegiatan-
kegiatan yang bersifat rutinitas maupun kegiatan-kegiatan yang bukan rutinitas.
a. Kelipatan Bilangan
Kelipatan atau kelipatan suatu bilangan adalah hasil kali bilangan asli
dengan bilangan itu sendiri.35
Contoh bilangan kelipatan:
Kelipatan 2
1x2 2x2 3x2 4x2 5x2 6x2 7x2 8x2 9x2 10x2
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jadi kelipatan 2 adalah: 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, . . . .
Kelipatan 3
1x3 2x3 3x3 4x3 5x3 6x3 7x3 8x3 9x3 10x3
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Jadi kelipatan 3 adalah: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, . . . .
Kelipatan 4
1x4 2x4 3x4 4x4 5x4 6x4 7x4 8x4 9x4 10x4
4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
Jadi kelipatan 4 adalah: 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, . . . .
Bilangan kelipatan sama dengan membilang loncat, seperti materi di
kelas 1.
Contoh: membilang loncat satu.
Seekor katak meloncati batuan. Setiap loncatan satu satuan bilangan. Bilangan
yang diloncati katak adalah: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, . . . .
35 Tia Purniati, Matematika, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah
dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, cet.ke-1. (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agma Islam RI, 2009), h. 26.
36
Pola bilangannya disebut membilang loncat satu.
Contoh: membilang loncat dua.
Seekor kera meloncat melewati dua bilangan dimulai dari satu. Bilangan yang
diloncati kera adalah: 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, . . . .
Pola bilangannya disebut membilang loncat dua
Contoh: membilang loncat tiga.
Berikut ini adalah loncatan seekor kancil. Setiap kali kancil meloncat melewati
tiga bilangan dimulai dari satu. Bilangan yang diloncati kijang adalah: 1, 4, 7,
10, 13, 16, 19, . . . .
Pola bilangannya disebut membilang loncat tiga.
Begitu seterusnya.
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa, definisi dari
kelipatan bilangan adalah: bilangan asli c disebut kelipatan dari a, jika terdapat
bilangan asli ksedemikian sehingga c = ka.36
b. Kelipatan Persekutuan
Kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama yang dimiliki oleh dua
buah bilangan. 37
Untuk lebih memahami tentang kelipatan persekutuan,
dibawah ini adalah contoh soal cerita yang berkaitan dengan kelipatan
persekutuan.
Contoh:
Berapakah kelipatan dari 2 dan 3?
Penyelesaian:
Kelipatan 2: 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, . . . .
Kelipatan 3: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, . . . .
Kelipaan persekutuan dari 2 dan 3 adalah kelipatan yang sama yang
dimliki bilangan 2 dan 3. Bilangan tersebut adalah: 6, 12, 18, dan 24. Jadi
kelipaan persekutuan dari 2 da 3 adalah: 6, 12, 18, dan 24.
36 Karso, Pendidikan Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),h. 5.6.
37 Purniati, op. cit., h. 26.
37
Contoh cerita:
Fatimah dan Khadijah sekolah di MI Al-Husna. Mereka duduk di kelas
IV Al-Farabi. Kedua anak ini terkenal gemar membaca, keduanya sering
terlihat asik membaca di perpustakaan. Setiap 3 hari sekali Fatimah pergi ke
perpustakaan, sedangkan Khadijah setiap 2 hari sekali. Pada tanggal 2 Februari
mereka terlihat bersama di perpustakaan. Pada tanggal berapakah mereka akan
bersama lagi pergi ke perpustakaan?
Penyelesaian:
Untuk mengetahui kapan saja Fatimah dan Khadijah pergi ke
perpustakaan pada bulan Februari, kita mulai menghitung saat pertama mereka
pergi ke perpustakaan bersama.
Fatimah mengunjungi perpustakaan pada bulan Februari tanggal:
2
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2+3 5+3 8+3 11+3 14+3 17+3 20+3 23+3 26+3
5 8 11 14 17 20 23 26 29
Khadijah mengunjungi perpustakaan pada bulan Februari tanggal:
2
2 2 2 2 2 2 2 2 2
2+2 4+2 6+2 8+2 10+2 12+2 14+2 16+2 18+2
4 6 8 10 12 14 16 18 20
2
2 2 2 2 2
20+2 22+2 24+2 26+2 28+2
22 24 26 28 30
Dari data di atas menunjukkan bahwa,
Fatimah mengunjungi perpustakaan pada tanggal: 5, 8,11, 14, 17, 20, 23, 26,
dan 29 Februari. Khadijah mengunjungi perpustakaan pada tanggal: 4, 6, 8, 10,
12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30 Februari.
Jadi Fatimah dan Khadijah mengunjungi perpustakaan secara bersama-
sama pada tanggal: 8, 14, 20, dan 26 Februari.
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa jika dua bilangan yang akan
dicari kelipatan persekutuannya, yang satu merupakan kelipatan dari yang lain,
ternyata bilangan kelipatan dari bilangan yang lebih besar juga merupakan
38
kelipatan dari bilangan yang lebih kecil. Yaitu jika a, c, dan k bilangan asli dan
c = ka maka kelipatan dari c juga merupakan kelipatan dari a.38
c. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah, kelipatan yang sama dan
terkecil dari dua bilangan atau lebih. 39
Ada dua cara dalam menyelesaikan
soal-soal KPK, yaitu:
Cara 1: menggunakan kelipatan persekutuan.
Contoh:
Berapakah Kelipatan Persekutuan Terkecil ( 4, 6)?
Penyelesaian:
Kelipatan 4: 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, . . . .
Kelipatan 6: 6, 12, 18, 24,30, 36, 42, . . . .
Jadi Kelipatan Persekutuan Terkecil dari 4 dan 6 adalah : 12.
Cara 2: menggunakan fakorisasi prima.
Penyelesaian:
Faktorisasi prima dari 4 adalah: 2 x 2 = 2
2
Faktorisasi prima dari 6 adalah: 2 x 3
Langkah selanjutnya adalah memilih faktor yang sama dengan pangkat
yang paling besar dan dikalihkan faktor-faktor lain. Faktor yang sama dengan
pangkat paling besar adalah: 2 dan faktor lain adalah 3, maka KPK dari 4 dan 6
adalah: 22 x 3 = 12.
Contoh soal cerita:
38 Karso, op.cit.,h. 5.17.
39 Purniati, loc. cit., h. 30.
4
2 2 3 2
6
39
Ilham pergi berenang setiap 6 hari sekali, Hasan pergi berenang setiap 8
hari sekali, sedangkan Ahmad berenang setiap 4 hari sekali. Jika pada tanggal 2
April 2013 mereka berenang bersama, pada tanggal berapakah mereka akan
berenang bersama lagi?
Penyelesaian:
Cara 1:
Kelipatan dari 4 adalah: 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28
Kelipatan dari 6 adalah: 6, 12, 18, 24, 30
Kelipatan dari 8 adalah: 8, 16, 24
Jadi kelipatan persekutuan terkecil dari (4, 6, dan 8) adalah: 24
Cara 2:
Faktorisasi prima dari 4 adalah: 2 x 2 = 22
Faktorisasi prima dari 6 adalah: 2 x 3
Faktorisasi prima dari 8 adalah: 2 x 2 x 2 = 23
Sehingga KPK dari 4, 6, dan 8 adalah: 23 x 3 = 24
Jadi mereka akan berenang bersama lagi pada tanggal: 24 + 2 = 26 April 2013.
d. Faktor Bilangan
Sebelum membahas tentang apa itu faktor, terlebih dahulu marilah kita
kerjakan soal berikut ini.
Contoh 1:
8
6 4
4 2 3 2 2 2
2 2
40
Ahmad memiliki 10 buah kelereng. Ahmad akan menyimpan kelereng ke
dalam beberapa kotak, dengan setiap kotaknya berisi kelereng dengan jumlah
yang sama. Dapat disimpan ke dalam berapa kotak saja kelereng tersebut?
Penyelesaian:
Jika tersedia 1 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 10 buah.
Jika tersedia 2 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 5 buah.
Jika tersedia 5 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 2 buah.
Jika tersedia 10 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 1 buah.
Jika tersedia 3, 4, 6, 7, 8, dan 9 kotak, maka kelereng yang dapat tersimpan
tidak akan sama jumlahnya.
Jadi kotak yang dapat menyimpan 10 kelereng dengan jumlah yang sama
adalah: 1, 2, 5, dan 10. Bilangan 1, 2, 5, dan 10 adalah bilangan-bilangan yang
habis membagi 10.
Dari penyelesaian di atas dapatlah disimpulkan bahwa faktor suatu
bilangan adalah bilangan-bilangan yang dapat membagi habis bilangan
tersebut.40
e. Faktor Persekutuan
Menentukan faktor suatu bilangan telah di bahas di atas. Bagaimana jika
bilangan yang akan dicari faktornya jumlahnya lebih dari satu? Inilah yang
dimaksud dengan faktor persekutuan.
Contoh:
Tentukanlah faktor persekutuan dari 12 dan 15!
Penyelesaian:
Faktor dari 12 Faktor dari 15
12 habis dibagi Faktor 15 habis dibagi Faktor
12 : 1
12 : 2
12 : 3
12 : 4
12 : 6
12 : 12
12
6
4
3
2
1
15 : 1
15 : 3
15 : 5
15 : 15
15
5
3
1
40 Ibid., h. 25.
41
Faktor dari 12: 1, 2, 3, 4, 6, 12
Faktor dari 15: 1, 3, 5, 15
Jadi faktor persekutuan dari 12 dan 15 adalah: 1 dan 3.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa: faktor persekutuan
adalah faktor-faktor yang sama dari dua bilangan atau lebih.41
f. Faktor Prima dan Faktorisasi Prima
Sebelum membahas tentang faktor prima dan faktorisasi prima, terlebih
dahulu tahu apa itu bilangan prima. Bilangan prima adalah bilangan yang
hanya memiliki dua faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Faktor prima dan faktorisasi prima dapat diselesaikan dengan dua cara:
Cara 1: dengan menggunakan faktor
Setelah diketahui faktor dari suatu bilangan, kemudian carilah dari faktor-
faktor tersebut yang merupakan bilangan prima.
Contoh: faktor dari 12 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 12
Jadi faktor prima dari 12 adalah: 2 dan 3
Cara 2: dengan menggunakan pohon faktor
Contoh: tentukan faktor prima dari 12
Jadi faktor prima dari 12 adalah: 2 dan 3
g. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Faktor persekutuan terbesar adalah faktor yang sama dan terbesar dari
dua bilangan atau lebih.
Contoh soal: Tentukanlah FPB dari 18 dan 24!
41 Ibid.
12
6 2
2 3
42
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan soal di atas ada dua cara.
Cara 1: Menggunakan Faktor Persekutuan
Faktor dari 18 adalah: 1, 2, 3, 6, 9, 18.
Faktor dari 24 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24.
Faktor persekutuan dari 18 dan 24 adalah: 1, 2, 3, 6.
Jadi FPB dari 18 dan 24 adalah: 6
Cara 2: Menggunakan Faktorisasi Prima
Faktorisasi prima dari 18 adalah: 2 x 3 x 3 = 2 x 32
Faktorisasi prima dari 24 adalah: 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
Untuk menentukan FPB dengan memilih faktor yang sama, dengan pangkat
terkecil, yaitu 2 dan 3.
Jadi FPB dari 18 dan 24 adalah: 2 x 3 = 6
h. Cara menentukan KPK dan FPB
Apabila diberikan dua atau lebih bilangan bulat positif dan ditentukan faktor-
faktor primanya, maka:
KPK dari bilangan-bilangan tersebut adalah hasil kali dari faktor-faktor
prima persekutuan yang diambil dari faktor prima dengan pangkat
tertinggi dan faktor prima yang bukan sekutunya (apabila ada faktor yang
bukan sekutu).
24
da
ri 12
da
ri
2 18
da
ri 2 6 9 2
2
da
ri
3
da
ri
3 3
da
ri
43
FBP dari bilangan-bilangan tersebut adalah hasil kali faktor-faktor
prima persekutuan yang diambil dari faktor prima dengan pangkat
terkecil.42
Contoh soal: tentukan KPK dan FPB dari 18 dan 60!
18 60
2 2
9 30
2
9 15
3 3
3 5
3
1 5
5
1 1
Maka KPK dari 18 dan 60 adalah: 22 x 3
2 x 5 = 180
FPB dari 18 dan 60 adalah: 2 x 3 = 6
5. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Eria Novitasari tahun 2010, di kelas IV SDN
Banjarnegara 2, kecamatan Pulosari kabupaten Pandeglang, dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada
Pokok Bahasan KPK dan FPB dengan Pendekatan Pemecahan Masalah”, dari
penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan pendekatan pemecahan
masalah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa yaitu dengan
meningkatnya nilai rerata yang diperoleh siswa dari siklus ke siklus dan
peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kesimpulan dari hasil penelitian di atas bahwa, penerapan pendekatan
pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN
42 Abdul Muin, Bahan Ajar PLPG Matematika MI, (Jakarta: FITK UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), h. 10 dari 39.
44
Banjarnegara 2 dalam menyelesaikan soal-soal cerita pada pokok bahasan KPK
dan FPB.
Hasil penelitian Mas Shoryatu Syarifah tahun 2010 di kelas IV SDN
Ciunjuk 3, Cadasari Kabupaten Pandeglang, dengan judul “Penggunaan
Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Penguasaan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan”. Menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
dalam tiga siklus. Pada setiap siklus secara umum terjadi peningkatan terhadap
aktivitas siswa, kinerja guru, dan peningkatan hasil evaluasi. Oleh sebab itu
diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan bagi guru,
khususnya guru kelas IV SDN Ciunjuk 3 dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi pecahan.
B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang dialami dalam
proses pembelajaran matematika khususnya di kelas IV, maka peneliti ingin
merubah keadaan tersebut dengan melakukan penerapan pendekatan masalah
dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan FPB dan KPK, dengan
tujuan untuk menigkatkan hasil belajar siswa.
Peneliti memilih pendekatan pemecahan masalah sebagai solusi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa karena pendekatan pemecahan masalah ini
memiliki keunggulan yang diharapkan dapat mengubah sikap siswa terhadap
pelajaran matematika, yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar.
Pemahaman siswa tentang pelajaran yang diajarkan dapat terlihat dari
sifat aktif, kreatif, dan inovatif siswa dalam menghadapi pelajaran tersebut.
Keaktifan siswa akan muncul jika guru memberikan persoalan kepada siswa agar
mau mengembangkan pola pikirnya, mau mengemukakan ide-ide dan lain-lain.
Siswa dapat berpikir dan menalar suatu persoalan matematika apabila telah
memahami persoalan matematika. Suatu cara pandang siswa terhadap persoalam
matematika ikut mempengaruhi pola pikir tentang penyelesaian masalah yang
akan dilakukan.
45
Pendekatan pemecahan masalah memounyai keunggulan sebagai berikut
yaitu : 43
1) Pemecahan masalah merupakan pendekatan yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2) Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6) Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada
dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku- saja.
7) Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
9) Dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Keunggulan pendekatan pemecahan masalah yang tertera di atas
membuat peneliti merasa yakin bahwa dengan penerapan pendekatan pemecahan
masalah, hasil belajar siswa akan lebih meningkat lagi.
Sehubungan dengan itu dan didukung oleh penelitian terdahulu yang
relevan, maka dapat disimpulkan bahwa, penerapan pendekatan pemecahan
masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
43 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidkan, cet.ke-9. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 220-221
46
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan konseptual, maka dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan adalah “hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dapat ditingkatkan
melalui penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah”.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Al Husna, alamat
Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 37, kelurahan Paninggilan Utara,
Kecamatan Ciledug Kota Tangerang, di kelas IV Al-Farabi, dengan
jumlah siswa 36 siswa.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September
2013, semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
Tabel 3.1
Perincian Waktu Penelitian
Kegiatan Bulan
April Mei Juni Juli Agust. Sept. Okt.
Persiapan √ √ √ √
Kegiatan Penelitian √ √
Analisa Data √ √ √
Laporan Penelitian √
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reaseach (CAR). Menurut
Suharsimi menyatakan bahwa: Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru dan
dilakukan oleh siswa.44
Menurut Borg bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah
pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru di
44 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), h. 3
48
kelasnya, bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang
pendidikan.45
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki kekurangan
dan mencari pemecahan terhadap masalah yang timbul dalam proses pembelajaran
dengan cara praktek langsung di lapangan.
Berdasarkan model penelitian di atas peneliti berkeinginan untuk mengkaji
dan merefleksikan penerapan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam memecahkan soal-soal cerita
yang berkenaan dengan masalah kehidupan nyata yang dihadapi siswa, yang ada
kaitannya dengan konsep KPK dan FPB.
Penerapan pendekatan pemecahan masalah dalam penelitian tindakan ini
diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada
pembahasan KPK dan FPB yang berhubungan dengan masalah kehidupan nyata
siswa. Dengan demikian diharapkan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa
pada pelajaran matematika terutama pada penyelesaian soal-soal pemecahan
masalah KPK dan FPB yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dapat
teratasi.
Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti laksanakan
sesuai prosedur yang meliputi empat langkah, yaitu:46
1) Perencanaan (planning)
Pada langkah perencanaa ini peneliti bersama dengan kolaborator
menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan di dalam pelaksanaan
penelitian. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subyektivitas pengamat serta
mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Peneliti juga menyiapkan lembar
observasi yang diguakan untuk mengamati proses pelaksanaan skenario
pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk RPP, dan untuk mengamati
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran serta aktivitas guru dalam
melaksanankan rencana pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar
penilaian siswa.
2) Tindakan (acting)
45 Ibid., h. 107. 46 Ibid., h. 117.
49
Pada tahapan tindakan (acting) peneliti merencanakan pelaksanaan
penelitian ini minimal melalui tiga siklus. Jika dalam tiga siklus belum mencapai
hasil yang diinginkan, yaitu adanya peningkatan hasil belajar siswa, maka akan
dilakukan siklus berikutnya sampai mencapai apa yang diharapkan. Target
pencapaian yang diharapkan dari penelitian ini adalah 70 % dari siswa kelas IV
MI Al-Husna mencapai nilai KKM, nilai KKM pelajaran Matematika kelas IV
yaitu 66. Jika target ini sudah tercapai maka penelitian dianggap selesai tidak
dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
3) Pengamatan (observation)
Tahap pengamatan berjalan seiring dengan pelaksanaan tindakan
yang dilakukan. Pengamatan dilakukan selain oleh peneliti sendiri, juga
dilakukan oleh rekanan kolaborator. Ada beberapa hal yang dijadikan
objek pengamatan dalam penelitian ini, yaitu:
a) Pelaksanaan skenario yang telah dirancang bersama antara peneliti dan
kolaborator. Kesesuaian antara skenario dengan pelaksanaan tindakan
yang dilakukan peneliti, kelemahan serta kekurangan dari pelaksanaan
tindakan menjadi fokus pada tahap pengamatan. Ketidak sesuaian
anatara skenario dengan pelaksanaan, kekurangan dan kelemahan yang
terjadi selama pelaksanaan tindakan, akan menjadi pertimbangan
dalam pelaksanaan tindakan tahap selanjutnya yang tentunya harus
lebih baik lagi.
b) Aktivitas siswa dalam mengikuti dan melakukan proses pelaksanaan
tindakan. Dalam hal ini yang diamati adalah keaktifan siswa, antusias
siswa, dan mutu diskusi yang dilakukan. Kedua objek pengamatan
diatas diukur dengan menggunakan data kualitatif.
c) Hasil tes yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan yang
berupa data kuantitatif. Data tersebut berfungsi untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa sebelum mengikuti tahapan pembelajaran
dan setelah melakukan suatu tahapan pembelajaran. Hal tersebut
digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah melalui
50
tahapan tertentu. Diantara tes yang dilakukan adalah pree tes, post tes,
tugas, dan LKS.
4) Refleksi (reflection)
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap
pelaksanaan tindakan yang dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan berikutnya, atau menyudahi penelitian karena target telah
tercapai.
Bagan 3.1
Rancangan Siklus Penelitian
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
Permasalahan Alternatif
pemecahan Pelaksanaan
tindakan 1
Alternatif pemecahan
Belum
Analisa data Refleksi 1 Observasi 1
Pelaksanaan tindakan 2
Refleksi 2 Observasi 2 Analisa data
Alternatif pemecahan
Belum Pelaksanaan tindakan 2
Refleksi 2 Observasi 2 Analisa data
Belum Tercapai
Tercapai
Siklus Selanjutnya
Selesai
51
Bagan di atas menggambarkan bahwa penelitian ini dilaksakan minimal 3
siklus. Jika pada siklus ke 3 target yang ditetapkan tercapai maka penelitian
dihentikan, dan jika target belum tercapai maka ditindaklanjuti dengan siklus
selanjutnya.
C. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru, pencetus,
perencana, penilai, dan pelaksana dalam proses penelitian. Dalam hal ini
peneliti adalah guru yang mengajarkan matematika di kelas IV MI Al-
Husna Ciledug, yang secara langsung menemukan permasalahan di
lapangan dan mengangkat permasalahan tersebut sebagai judul skripsi
penelitian ini. Selain itu peneliti juga sebagai perencana, yang menyusun
rancangan pembelajaran, sebagai pelaksana dari rancangan pembelajaran
yang telah disusun, sebagai penilai dari jalannya pelaksanaan penelitian
tindakan.
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti dibantu oleh patner
kerja (wali kelas IV) yang berperan sebagai kolaborator dan observer,
yang membantu merumuskan rancangan pembelajaran, mengamati proses
pembelajaran yang berkaitan dengan aktivitas guru maupun aktivitas
siswa, memberikan masukan dan saran untuk perbaikan pada perencanaan
dan pelaksanaan siklus berikutnya. Selain itu kolaborator juga membantu
dalam melakukan refleksi pada setiap akhir dari pelaksanaan siklus.
D. Subjek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian
Subyek dalam penelitian yang kami lakukan ini berfokus pada siswa-siswi
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Ciledug, yang berjumlah 36 siswa.
Terdiri dari 15 orang siswa laki-laki, dan 21 orang siswa perempuan. Sedangkan
pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah wali kelas IV yang berperan sebagai
patner kerja atau kolaborator yang membantu dan mendampingi peneliti dalam
melakukan penelitian.
52
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Perencanaan tindakan ini diawali dengan identifikasi persoalan di kelas,
identifikasi penyebabnya, rancangan dan rencana alternatif penyelesaiannya.
Alternatif penyelesaian dilaksanakan dalam siklus penelitian yang terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan observasi, evaluasi serta
analisis dan refleksi. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus satu maka
peneliti akan melanjutkan pada perencanaan dan tindakan siklus dua, jika data
yang diperoleh belum mencapai target yang ditentukan dan memerlukan
penyempurnaan, begitu selanjutnya, sampai hasil diakhir tindakan menunjukkan
bahwa kriteria target atau tujuan penelitian yang telah ditetapkan tercapai.
Secara lebih rinci tahapan kegiatan pada siklus dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tahapan Pelaksanaan Siklus I
S
I
K
L
U
S
1
No Tahap Perencanaan
1 Mengkondisikan kelas sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP,
yaitu membagi kelas menjadi beberapa kelompok minimal terdiri dari 4
siswa pada setiap kelopoknya, dengan cara acak dan dilakukan dengan
cara yang menyenangkan.
2 Membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP yang di
dalamnya tercermin penerapan pendekatan pemecahan masalah.
3 Mendiskusikan perencanaan pembelajaran (RPP) kepada dosen
pembimbing dan mitra (kolaborator).
4 Menyiapkan materi ajar.
5 Menyiapkan lembar pree tes, lembar tugas, lembar kerja siswa, lembar
observasi siswa dan guru, catatan lapangan serta keperluan observasi
lainnya.
No Tahap Pelaksanaan
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
53
2 Guru melakukan appersersi dengan mengemukakan suatau
permasalahan yang dihadapi anak ketika memiliki 24 buah kelereng dan
akan disimpan dalam beberapa kotak. Memotivasi siswa agar lebih
tertarik dan tertantang untuk melakukan pemecahan masalah yang
sering dihadapai siswa yang berkaitan dengan FPB dan KPK.
3 Guru mengarahkan siswa dalam menyelesaikan lembar pree tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum mengikuti
proses pembelajaran.
4 Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran yang meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, yang dilakukan secara berkelompok.
5 Guru membagikan lembar tugas dan LKS yang harus diselesaikan siswa
secara berkelompok.
Tahap Observasi
Observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas
dan dilakukan oleh peneliti dan rekanan kolaborator. Obyek observasi
adalah guru, siswa, dan proses yang terjadi. Kejadian selama
pelaksanaan pembelajaran baik hal yang positif maupun yang negatif,
yang menjadi kelebihan maupun kekurangan tercatat secara rinci.
Tahap Refleksi
Melakukan analisa terhadap semua data yang telah terkumpul dari hasil
observasi, hasil pree tes dan post tes. Menentukan keberhasilan dan
kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus satu sebagai
landasan dalam merancang skenario pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
Tahap Pelaksanaan Siklus II
S
No Tahap Perencanaan
1 Memperbaiki kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
siklus pertama.
2 Membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP yang di
dalamnya tercermin penerapan pendekatan pemecahan masalah.
54
I
K
L
U
S
2
3 Mendiskusikan perencanaan pembelajaran (RPP) kepada dosen
pembimbing dan mitra (kolaborator).
4 Menyiapkan materi ajar.
5 Menyiapkan lembar pree tes, lembar tugas, lembar kerja siswa, lembar
observasi siswa dan guru, catatan lapangan serta keperluan observasi
lainnya.
No Tahap Pelaksanaan
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Guru melakukan appersersi dengan mengemukakan suatau
permasalahan yang dihadapi anak ketika memiliki 24 buah kelereng dan
akan disimpan dalam beberapa kotak. Memotivasi siswa agar lebih
tertarik dan tertantang untuk melakukan pemecahan masalah yang
sering dihadapai siswa yang berkaitan dengan FPB dan KPK.
3 Guru mengarahkan siswa dalam menyelesaikan lembar pree tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum mengikuti
proses pembelajaran.
4 Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran yang meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, yang dilakukan secara berkelompok.
5 Guru membagikan lembar tugas dan LKS yang harus diselesaikan siswa
secara berkelompok.
Tahap Observasi
Observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas
dan dilakukan oleh peneliti dan rekanan kolaborator. Obyek observasi
adalah guru, siswa, dan proses yang terjadi. Kejadian selama
pelaksanaan pembelajaran baik hal yang positif maupun yang negatif,
yang menjadi kelebihan maupun kekurangan tercatat secara rinci.
Tahap Refleksi
55
Melakukan analisa terhadap semua data yang telah terkumpul dari hasil
observasi, hasil pree tes dan post tes. Menentukan keberhasilan dan
kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus satu sebagai
landasan dalam merancang skenario pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
Tahap Pelaksanaan Siklus III
S
I
K
L
U
S
3
No Tahap Perencanaan
1 Memperbaiki kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
siklus pertama.
2 Membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP yang di
dalamnya tercermin penerapan pendekatan pemecahan masalah.
3 Mendiskusikan perencanaan pembelajaran (RPP) kepada dosen
pembimbing dan mitra (kolaborator).
4 Menyiapkan materi ajar.
5 Menyiapkan lembar pree tes, lembar tugas, lembar kerja siswa, lembar
observasi siswa dan guru, catatan lapangan serta keperluan observasi
lainnya.
No Tahap Pelaksanaan
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Guru melakukan appersersi dengan mengemukakan suatau
permasalahan yang dihadapi anak ketika memiliki 24 buah kelereng dan
akan disimpan dalam beberapa kotak. Memotivasi siswa agar lebih
tertarik dan tertantang untuk melakukan pemecahan masalah yang
sering dihadapai siswa yang berkaitan dengan FPB dan KPK.
3 Guru mengarahkan siswa dalam menyelesaikan lembar pree tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum mengikuti
proses pembelajaran.
4 Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran yang meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
56
konfirmasi, yang dilakukan secara berkelompok.
5 Guru membagikan lembar tugas dan LKS yang harus diselesaikan siswa
secara berkelompok.
Tahap Observasi
Observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas
dan dilakukan oleh peneliti dan rekanan kolaborator. Obyek observasi
adalah guru, siswa, dan proses yang terjadi. Kejadian selama
pelaksanaan pembelajaran baik hal yang positif maupun yang negatif,
yang menjadi kelebihan maupun kekurangan tercatat secara rinci.
Tahap Refleksi
Melakukan analisa terhadap semua data yang telah terkumpul dari hasil
observasi, hasil pree tes dan post tes. Menentukan keberhasilan dan
kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus satu sebagai
landasan dalam merancang skenario pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pokok bahasan KPK dan
FPB di kelas IV. Peningkatan hasil belajar yang diharapkan adalah pada ranah
kognitif, terutama tingkatan C1 mengenal (recognition), C2 pemahaman
(comprehension), dan C3 tahap penerapan atau aplikasi (application). Pada tahap
aplikasi siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih
suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat
untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.47
Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menerapkan
pembelajaran yang peneliti anggap tepat untuk mencapai target di atas, yaitu
pendekatan pemecahan masalah.
Target pencapaian hasil tindakan yang ditetapkan peneliti adalah jika 70
% dari seluruh siswa kelas IV mencapai target KKM, yaitu 66. Selagi nilai siswa
47 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, cet.ke-10. (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2009),h. 119.
57
belum mencapai target tersebut, maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan
siklus berikutnya.
Selain target di atas, keaktivan siswa dalam proses pembelajaran menjadi
target penelitian. Hal tersebut diharapkan dapat mencapai kategori baik. Aktivitas
guru dalam pelaksanaan rencana pembelajaran juga menjadi target penelitian dan
diharapkan mencapai kategori baik.
G. Instrument Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian yang peneliti lakukan
menggunakan beberapa instrumen yaitu:
1. Instrumen Tes, digunakan untuk mengukur tingkat capaian hasil belajar yang
dilakukan oleh siswa digunakan lembar tes yang terdiri dari:
a) Pree Tes,
b) Pos Tes,
c) Lembar Tugas, dan
d) Lembar Kerja Siswa.
2. Instrumen Non Tes, berupa lember observasi yang terdiri dari:
a. Lembar Observasi Siwa. Instrument ini digunakan untuk mengukur aktifitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran (semangat siswa dalam diskusi
partisipatif, situasi diskusi, dan kelancaran proses yang terjadi).
b. Lembar Observasi Guru. Instrument ini digunakan untuk mengukur
kreatifitas dan aktifitas guru dalam melakukan pembelajaran.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang kami lakukan dalam penelitian ini melalui
dua kategori, yaitu:
a. Data Aktivitas, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
aktivitas siswa dan guru dalam melaksanakan rencana pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran meliputi: partisipasi dalam melaksanakan diskusi,
kemampuan mengungkapkan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberikan
58
pendapat, menyimpulkan hasil diskusi, melaporkan hasil diskusi, dan
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Secara keseluruhan indikator
aktivitas tersebut terinci dalam lembar observasi siswa. Di bawah ini adalah
tabel mengenai kategori aktivitas siswa.
Tabel 3.3
Kategori Aktivitas Belajar Siswa
Skor Kategori Deskripsi
1 Kurang aktif
Aktivitas belajar siswa mencapai ≤ 60%
2 Cukup aktif
Aktivitas belajar siswa mencapai 60, 01 – 74, 99%
3 Aktif
Aktivitas belajar siswa mencapai 75 – 89, 99%
4 Sangat aktif Aktivitas belajar siswa mencapai 90% - 100%
Pelaksana pengamatan dalam penelitian ini dilakukan oleh guru dan
kolaborator. Apa yang diamati dalam observasi ini telah dirancang secara
sistematis (observasi terstruktur). Instrument ini digunakan untuk mengukur
aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Aktifitas guru dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah meliputi beberapa indikator yang secara rinci
tertera dalam lembar observasi guru. Di bawah ini adalah tabel kategori
aktivitas guru.
Tabel 3.4
Kategori Aktivitas Guru
Skor
Kategori
Deskripsi
1
Kurang baik
Aktivitas mengajar guru mencapai ≤ 60%
2
Cukup baik
Aktivitas mengajar guru mencapai 60, 01 – 74, 99%
3
Baik
Aktivitas mengajar guru mencapai 75 – 89, 99%
4
Sangat baik
Aktivitas mengajar guru mencapai 90% - 100%
59
Pelaksana pengematan dalam penelitian ini dilakukan oleh kolaborator.
Instrument ini digunakan untuk mengukur aktifitas guru dalam melakukan
pembelajaran.
b. Data hasil, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap tes hasil
belajar yang dilakuakan, yang terdiri dari pree tes, post tes, tugas, dan LJK.
Data hasil ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan
sesudah pelaksanaan tindakan serta untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
dicanangkan telah tercapai atau belum.
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (trustworthiness)
Keabsahan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakuakan
berkaitan dengan data kualitatif, menggunakan teknik triangulasi sumber.
Teknik triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber.48
Sumber data yang dimaksud
di sini adalah sumber data hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
dan sumber data yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh
kolaborator.
Adapun data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang diperoleh
dari penilaian terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan,
yang berupa instrumen tes, maka sebelum digunakan terlebih dahulu
dilakukan uji validitas. Dalam hal ini yang digunakan adalah pengujian
validitas isi (Content Validity), yang dilakukan dengan cara
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan.49
Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara:
1) Menggunakan kisi-kisi instrumen
2) Dikonsultasikan dengan ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing
48 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet. ke-11,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 274. 49 Ibid., h. 129.
60
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif
dan data kuantitatif. Proses analisa data yang berkaitan dengan data
kualitatif dilakukan selama proses penelitian berlangsung bersamaan
dengan pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data dalam
satu siklus.50
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti dan kolaborator yang disajikan dalam bentuk tabel.
Analisa data yang bersifat kuantitatif diolah secara statistika, yaitu
statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.51
K. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil
yang diharapkan belum mencapai kriteria yang diharapakan yaitu 70%
siswa mencapai nilai KKM, maka akan ditidaklanjuti sebagai rencana
perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Apabila
setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, indikator
keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan
siklus II. Jika pada siklus II belum mancapai target maka penelitian
dilanjutkan dengan siklus III.
Penelitian ini dihentikan apabila peneliti mendapati bahwa penerapan
pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran telah berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa yaitu 70% siswa mencapai nilai KKM. Atau dengan kata lain,
hasil belajar siswa pada pelajaran matematika mengalami peningkatan dari
50 Ibid., h. 246. 51 Ibid., h. 147.
61
pembelajaran sebelumnya. Oleh karena itu kami berharap adanya penelitian lebih
lanjut yang mengemukakan faktor ataupun menggunakan kegiatan lain yang dapat
meningkatkan hasi belajar matematika siswa.
62
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti mulai dengan merumuskan
perencanaan atau skenario dalam bentuk rancangan pembelajaran yang akan
diaktualisasikan dalam bentuk pembelajaran, membuat instrumen tes, lembar
kerja siswa, dan lembar observasi. Penelitian ini dilakukan minimal dalam tiga
siklus dan dalam setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Adapun rincian
kegiatan dari siklus yang dilakuakan adalah sebagai berikut:
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tindakan pembelajaran pada siklus satu menjadi hal yang sangat penting
dalam menentukan langkah-langkah pada tahapan siklus selanjutnya. Hasil
pengamatan dan analisa dari proses pembelajaran pada siklus satu akan dijadikan
sebagai refleksi bagi peneliti dalam melakukan tindakan pembelajaran
selanjutnya.
Materi yang dibahas pada siklus I ini adalah mengenal kelipatan dan faktor
bilangan. Berikut ini adalah rincian dari pelaksanaan siklus I.
a. Tahap Perencanaan
Penelitian tindakan kelas ini peneliti lakukan pada tahun pelajaran
2013/2014 semester ganjil, tepatnya dimulai pada bulan Juli yaitu awal tahun
ajaran baru. Sebagai langkah awal dari kegiatan ini peneliti merancang dan
merumuskan skenario dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), membuat instrumen tes, lembar kerja siswa, dan lembar observasi
(terlampir). Ada dua jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi terhadap kegiatan guru dan observasi terhadap aktifitas siswa.
Sebelum melangkah pada tahap tindakan, lampiran-lampiran di atas terlebih
dahulu didiskusikan bersama kolaborator dan disahkan oleh dosen
pembimbing.
63
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti mengkondisikan kelas sesuai
dengan skenario pembelajaran yang menerapkan strategi pemecahan masalah
yang dibuat yaitu, anggota kelas dibagi menjadi kelompo-kelompok kecil, yang
masing-masing kelompok minimal terdiri dari 5 siswa. Pembagian kelompok
dilakukan dengan cara yang menyenangkan, siswa diminta untuk berhitung
dari satu sampai lima. Siswa yang memiliki nomor sama diminta untuk
berkelompok. Karena jumlah siswa kelas IV Al-Farabi 38 siswa maka
terbentuk 7 kelompok. Kelompok 1, 2, dan 3 terdiri dari 6 siswa, sedangkan
kelompok lainnya masing-masing terdiri dari 5 siswa.
b. Tahap Tindakan
Tindakan penelitian pada siklus satu ini dilaksanakan dalam 3 kali tatap
muka atau 6 jam pelajaran. Satu jam pelajaran yang berlaku di MI. Al-Husna
adalah 35 menit, sehingga dalam satu siklus membutuhkan waktu 3 x 2 x 35 =
210 menit. Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan maka pada setiap
pertemuan tatap muka peneliti menyiapkan satu RPP (terlampir). Berikut ini
adalah deskripsi pelaksanaan tindakan pada siklus I:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 24 Juli, 2013)
Pembelajaran dilaksanakan pada jam ketiga dan keempat mulai dari
pukul 08.25 WIB sampai pukul 09.35 WIB. Pokok bahasan yang diajarkan
adalah kelipatan bilangan dan faktor bilangan. Sebelum sampai pada
pokok bahasan peneliti yang berfungsi sebagai guru menyampaikan
tentang pokok bahasan dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan
diajarkan maka diadakan pree tes, yang dilakukan dengan cara guru
melontarkan satu pertanyaan yang ditujukan kepada semua siswa yaitu
“apa yang kalian ketahui tentang bilangan melompat?” pertanyaan ini
dapat dijawab oleh beberapa siswa dengan jawaban yang berbeda-beda.
Diantara jawaban siswa, “melompat seperti katak” peneliti menanggapi
jawaban-jawaban siswa dengan melengkapinya dan memberikan reward
dengan memuji keberanian siswa. Selanjutnya peneliti mengajak siswa
64
untuk mengingat kembali tentang bilangan meloncat yang mereka dapati
waktu di kelas I.
Peneliti meminta 2 siswa maju ke depan untuk memperagakan
gerakan meloncat. Peneliti berkata: “siapa yang berani maju ke depan?”
hampir semua siswa mengacungkan tangan, bahkan ada siswa yang
langsung maju. Peneliti menentukan dua siswa untuk maju ke depan.
Siswa pertama diminta melakukan gerakan meloncat dua ubin, siswa
kedua tiga ubin. Setiap satu kali loncatan siswa tersebut diminta untuk
memberi tanda pada ubin yang dipijaknya, dan seterusnya. Siswa yang lain
diberi kertas berkotak dan diminta untuk memberikan tanda x pada kotak
yang menjadi pijakan dua siswa di depan. Selanjutnya peneliti meminta
siswa untuk menyebutkan kotak nomor berapa sajakah yang menjadi
pijakan siswa kesatu dan kedua. Setelah itu peneliti mengaitkan apa yang
telah dilakukan dengan materi yang akan dijelaskan yaitu bahwa kelipatan
bisa dikatan sebagai bilangan melompat.
Tahap selanjutnya masuk pada penjelasan pokok bahasan kelipatan
bilangan. Untuk menanamkan konsep kelipatan bilangan peneliti
menyiapkan beberapa kantong berisi sedotan. Setiap kelompok diberikan
satu kantong. Peneliti meminta siswa untuk mengeluarkan isi kantong dan
mengelompokkannya sesuai dengan ketentuan guru. Kelompok 1 diminta
mengelompokkan 2 dari sedotan tersebut, Kelompok 2 diminta
mengelompokkan 3 dari sedotan tersebut, Kelompok 3 diminta
mengelompokkan 4 dari sedotan tersebut, Kelompok 4 diminta
mengelompokkan 5 dari sedotan tersebut, dan seterusnya.
Pada saat mengerjakan tugas tersebut, ada beberapa kelompok yang
masih menanyakan cara pengerjaannya dan ada yang langsung
mengerjakannya dengan asyiknya. Peneliti dengan sabar mendatangi
keompok yang belum mengerti dan memberikan penjelasan.
Hasil kerja kelompok di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
Hasil pengelompokkan dari kelompok 1
65
ii ii ii ii ii ii ii ii ii ii ii ii
24 adalah kelipatan dari 2 sebab 24 : 2 = 12 (24 habis dibagi 2) atau 24
adalah hasil kali dari 2 x 12
Hasil pengelompokkan dari kelompok 2
iii iii iii iii iii iii iii iii
24 adalah kelipatan dari 3 sebab 24 : 3 = 8 (24 habis dibagi 3) atau 24
adalah hasil kali dari 3 x 8
Hasil pengelompokkan dari kelompok 3
iiii iiii iiii iiii iiii iiii
24 adalah kelipatan dari 4 sebab 24 : 4 = 6 (24 habis dibagi 4)
atau 24 adalah hasil kali dari 4 x 6
Hasil pengelompokkan dari kelompok 4
iiiii iiiii iiiii iiiii Sisa iiii
24 bukan kelipatan dari 5 sebab 24 tidak habis dibagi 5 atau 24
bukan hasil perkalian dari 5, dan seterusnya.
Pembelajaran dilanjutkan dengan mengajukan satu permasalahan
yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok dengan menggunakan
lembar kerja yang disiapkan guru. Permasalahan tersebut dirancang
menjadi soal cerita. Permasalahan tersebut adalah: “Seekor katak
melakukan lompatan setiap 3 menit sekali lompatan. Berapa kali katak
melompat dalam waktu setengah jam?” seperti pada tugas pertama ada
beberapa kelompok yang kelihatan masih bingung dan ada yang langsung
mengerjakannya. Pada saat kerja kelompok tidak semua anggota kelompok
aktif mengerjakan tugas, bahkan ada yang asik dengan kegiatan sendiri,
dan ada juga yang berjalan kesana-kemari. Akhirnya sampai batas waktu
yang ditentukan untuk mengerjakan tugas kelompok, masih ada beberapa
kelompok yang belum menyelesaikannya.
Setelah itu peneliti mengarahkan anak untuk berpikir abstrak, dengan
mengabaikan alat praga, siswa diminta untuk mencari suatu bilangan yang
66
kelipatannya merupakan bilangan yang telah diketahui, yaitu
menggunakan sifat perkalian dasar bilangan. siswa diminta untuk
menuliskan perkalian dua bilangan yang hasil kalinya 28. Bentuk
pertanyaannya adalah, “28 merupakan kelipatan dari ….” Kemungkinan
jawaban yang terjadi adalah:
1 x 28 = 28 jadi 28 adalah kelipatan dari 28
2 x 14 = 28 jadi 28 adalah kelipatan dari 14
4 x 12 = 28 jadi 28 adalah kelipatan dari 12
12 x 4 = 28 jadi 28 adalah kelipatan dari 4
14 x 2 = 28 jadi 28 adalah kelipatan dari 2
Kemudian guru menjelaskan bahwa suatu bilangan merupakan kelipatan
dari bilangan itu sendiri.
Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian tugas berupa tes tertulis
yang harus diselesaikan siswa secara individu. Saat menyelesaikan tugas,
siswa diberi kebebasan untuk menggunakan cara yang mereka anggap
lebih mudah dan lebih dimengerti.
Mengakhiri pembahasan materi pokok bahasan kelipatan bilangan,
peneliti menyimpulkan dengan memberikan definisi bahwa bilangan
kelipatan adalah: “Bilangan asli c disebut kelipatan dari bilangan a, jika
membagi habis c”. Sebelum menutup dengan salam peneliti hendak
mengingatkan tentang materi pada pertemuan berikutnya, tapi sayang bel
pergantian jam pelajaran sudah berbunyi, akhirnya peneliti langsung
menutupnya dengan salam.
Setelah selesai pembelajaran peneliti dan kolaborator mendiskusikan
hasil observasi baik dari peneliti sendiri maupun hasil pengamatan dari
observer (kolaborator). Dari hasil observasi terhadap siswa tergambar
bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran belum maksimal
sesuai yang diharapkan. Masih terdapat siswa yang pada saat pembelajaran
ngorol, bercanda, sumbangsih terhadap kegiatan kelompok belum
maksimal, dan belum berani bertanya. Dari guru sendiri masih terlihat
banyak kekurangan. Ada beberapa skenario yang belum sempat dilakoni,
67
seperti masih terlalu banyak ceramah, belum mampu memotivasi siswa
yang kurang aktif, pengawasan terhadap kelompok belum merata, dan ada
kegiatan yang telah tersusun belum terlaksana karena kehabisan waktu.
Semua kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran baik dari
unsur siswa, seperti keaktifannya, perhatiannya, keseriusannya, dan
sikapnya. Hal yang berkaitan dengan guru seperti efektifitas waktu,
penyampaian materi, penguasaan kelas, dan kesesuaian dengan skenario
pembelajaran menjadi catatan penting dan menjadi bahan evaluasi yang
akan ditindak lanjuti pada pertemuan berikutnya agar tidak terjadi lagi hal
di atas atau paling tidak dapat diminimalisir.
2) Pertemuan kedua ( Kamis, 25 Juli 2013)
Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pokok bahasan
kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan. Sebelum sampai pada
pembahasan, peneliti mengulas sedikit tentang materi pertemuan pertama
dan menanyakannya kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa masih
mengingatnya, lalu guru meminta dua orang siswa untuk menuliskan
kelipatan dan faktor bilangan di papan tulis. Kemudian peneliti
mengaitkannya dengan pokok bahasan yang akan dibahas. Hal ini
dilakuakan setelah peneliti mengkondisikan kelas sesuai dengan yang
tercantum dalam RPP. Masuk pada pembahasan peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan kedua.
Pembahasan dimulai dengan menjelaskan materi kelipatan
persekutuan dan faktor persekututan dengan memanfaatkan contoh-contoh
kelipatan dan faktor yang ditulis siswa di papan tulis. Selanjutnya guru
mengemukakan dua permasalahan yang harus diselesaikan secara
kelompok, dengan menggunakan lembar kerja yang saat itu diberikan.
Permasalahan pertama: Farhan dan Sarah adalah kakak beradik, keduanya
pandai menggambar. Farhan mengikuti kursus menggambar 4 hari sekali,
sedangkan Sarah 3 hari sekali. Keduanya mulai kursus berbarengan, yaitu
pada tanggal 5 Mei 2013. Pada tanggal berapa sajakah Farhan dan Sarah
68
kursus menggambar secara bersamaan? Permasalahan kedua: Rahman
memiliki 24 buah jeruk dan 36 apel. Ia membagikan buah tersebut sampai
habis tak tersisa, dengan bagian yang sama kepada teman-temannya.
Berapakah kemungkinan jumlah teman Rahman? Setelah siswa
menyelesaikan tugas secara kelompok, siswa diminta untuk
mengumpulkan hasil kelompoknya dan diserahkan kepada guru.
Setelah itu beberapa siswa diminta untuk menuliskan sebuah
bilangan yang kurang dari 50, kemudian menentukan faktor dari bilangan
tersebut dengan cara faktorisasi prima atau dengan cara tabel faktorisasi.
Siswa yang lain diminta untuk menuliskan dua bilangan yang ditulis
temannya di papan tulis, dan menentukan faktor persekutuan dari kedua
bilangan tersebut dengan panduan guru.
Pada akhir pertemuan kedua ini peneliti mengadakan tes akhir siklus
untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan pembelajaran siklus pertama
ini. Tes akhir siklus satu ini terdiri dari sepuluh soal pilihan ganda dan
empat soal uraian. Tes akhir siklus ini dilakukan secara individu.
c. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap observasi dan analisis pada dasarnya berlangsung bersamaan
dengan proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Observasi
dilakukan baik terhadap siswa maupun terhadap guru. Pengamatan atau
observasi terhadap siswa dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan peneliti.
Kolaborator membuat catatan kekurangan atau kelemahan aktifitas siswa dan
hal-hal yang penting yang terjadi selama proses pembelajaran. Pengamatan
atau observasi terhadap guru dilakukan oleh kolaborator. Kolaborator juga
membuat catatan terhadap kekurangan atau kelemahan guru dalam melakukan
aktifitas selama proses pembelajaran berlangsung.
Selain itu guru juga melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa yang
telah dicapai dalam satu siklus, apakah sudah mencapai target atau belum.
69
Tindak lanjut dari kegiatan tersebut menentukan apakah penelitian dilanjutkan
atau dihentikan. Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tes akhir siklus Pertama
Pada akhir siklus pertama yaitu pada akhir pertemuan kedua diadakan
tes akhir siklus yang terdiri dari sepuluh soal pilihan ganda dan 4 soal
uraian. Tes akhir siklus ini diikuti oleh seluruh siswa kelas IV Al Farabi
yang berjumlah tigapuluh enam siswa.
Tabel 4.1. Hasil Tes Akhir Siklus I.
Nilai KKM= 66
NILAI FREKUENSI
< KKM > KKM < KKM > KKM
44 1
48 2
52 1
56 6
60 5
64 2
68 10
72 3
76 4
80 1
88 1
Jumlah 17 19
Dari hasil tes akhir siklus pertama ini tergambar bahwa dari seluruh
siswa kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 19 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM atau di atas nilai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa hanya sekitar 52, 8 % dari seluruh siswa yang berhasil
70
mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu 17 siswa atau sekitar 47, 2 %
dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum mampu mencapai KKM.
Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
ditargetkan peneliti belum tercapai, dan penelitian dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
2) Aktivitas Pembelajaran
a) Aktivitas pembelajaran siswa
Penilaian terhadap aktifitas belajar siswa dilakukan oleh peneliti
berbarengan dengan berlangsungnya proses pembelajaran yang dilakukan.
Aktifitas siswa dalam kelompok dinilai secara individu, dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.
Tabel 4.2. Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa Siklus I.
No Indikator Pertemuan Jum-
lah
Rata
-rata
Prosen-
tase I II
1 Mengungkapkan pertanyaan jika
ada hal yang tidak dimengerti
baik kepada guru atau teman.
68 70 138 69 47, 9
2 Menjawab pertanyaan baik dari
guru, teman sekelompok atau
dari kelompok lain.
82 84 166 83 57, 6
3
Mengutarakan pendapat berupa
dukungan atau bantahan
terhadap pendapat teman
sekelompok atau pendapat dari
kelompok lain.
68 70 138 69 47, 9
4 Memanfaatkan media yang
tersedia dalam menyelesaikan
tugas secara optimal
88 88 176 88 61, 5
5 Mencatat hasil kerja kelompok
pada lembar kerja yang telah
disiapkan
110 116 226 113 78, 5
6 Melaporkan hasil kerja
kelompok kepada guru, setelah
selesai dikerjakan
103 105 208 104 72, 2
71
7 Mengungkapkan ide-ide saat
pelaksanaan presentase 80 84 164 82 56, 9
8 Mengerjakan tes yang diberikan
menggunakan langkah
pemechan masalah
80 86 166 83 57, 6
9 Membuat kesimpulan terhadap
materi yang telah disampaikan
dengan arahan guru
127 129 256 128 88, 9
10
Mencatat tugas lanjutan yang
diberikan guru pada buku
penghubung untuk ditanda
tangani guru
121 127 248 124 86, 1
Keterangan:
Kurang Aktif : Aktivitas belajar siswa mencapai ≤ 60 %
Cukup aktif : Aktivitas belajar siswa mencapai 60.01 – 74.99 %
Aktif : aktivitas belajar siswa mencapai 75% – 89.99 %
Sangat aktif : aktivitas belajar siswa mencapai 90% - 100 %
Dari data di atas menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa pada indikator 1,
2, 3, 4, 7, dan 8 yaitu; 1) Mengungkapkan pertanyaan jika ada hal yang tidak
dimengerti baik kepada guru atau teman. 2) Mengutarakan pendapat berupa
dukungan atau bantahan terhadap pendapat teman sekelompok atau pendapat dari
kelompok lain. 3) Mengutarakan pendapat berupa dukungan atau bantahan
terhadap pendapat teman sekelompok atau pendapat dari kelompok lain. 4)
Memanfaatkan media yang tersedia dalam menyelesaikan tugas secara optimal,
mencapai kategori cukup aktif. 7) Mengungkapkan ide-ide saat pelaksanaan
presentase, berada pada kategori kurang aktif karena capaiannya kurang dari 60%.
8) Mengerjakan tes yang diberikan menggunakan langkah pemechan masalah,
hanya mencapai kategori kurang aktif. hal ini berarti aktifitas siswa pada
indikator tersebut perlu mendapat perhatian khusus pada pelaksanaan siklus
berikutnya. Aktivitas belajar pada indikator 5, 6, berada pada kategori cukup aktif
yaitu diantara 60.01% – 74.99 % dan 9, 10 berada pada kategori aktif, yaitu
berada pada prosentase 75% – 89.99 %.
72
b) Aktivitas guru
Observasi terhadap aktifitas guru dalam proses pembelajaran dilakukan
oleh rekanan peneliti atau kolaborator, yang dilaksanakan berbarengan
dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan.
Tabel 4.3 Observasi Aktifitas Guru Siklus Pertama
Kegiatan Pendahuluan
No Indikator Pertemuan jml %
I II
1
Mengucapakan salam dan mengecek
kehadiran
siswa
3 4 7 87,5
2 Mengkondisikan siswa sesuai dengan
skenario pembelajaran 3 4 7 87,5
3 Melakukan apersepsi 3 3 6 75
4 Menyampaikan kompetensi dan tujuan
pembelajaran 2 3 5 72,5
Aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan secara umum sudah
baik. Sedikit yang perlu ditingkatkan adalah pada kegiatan apersepsi
dan penyampaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Pada
kegiatan apersepsi guru hanya memberikan pertanyaan dan terhadap
jawaban siswa guru kurang merespon. Sedangkan pada kegiatan
menyampaikan kompetnsi dan tujuan pembelajaran guru hanya
menyampaikan tujuan pembelajaran saja.
Kegiatan Inti
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran 3 4 7 87,5
2 Membuka pembahasan dengan
mengemukakan permasalahan 4 4 8 100
3 Menyajikan materi secara sistematis 2 2 4 50
4 Menggunakan media pembelajaran 3 3 6 75
73
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai 3 3 6 75
6
Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah
ditetapkan
2 2 4 50
7 Melakukan pengawasan secara merata
terhadap kegiatan kelompok 2 2 4 50
8
Memberikan arahan dan bantuan
terhadap kelompok yang mengalami
kesulitan dengan cara yang bijak
2 3 5 62, 5
9
Menunjukkan keterampilan dalam
menggunakan sumber belajar/media
pembelajartan
3 3 6 75
10 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam melakukan kerja kelompok 2 2 4 50
11 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa 2 3 5 62, 5
12 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar 2 3 5 62, 5
13
Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk ucapan dan
hadiah terhadap keberhasilan siswa
3 3 6 75
14 Memberikan tes untuk mengetahui
keberhasilan siswa 4 4 8 100
Aktifitas guru pada kegiatan inti yang meliputi 14 indikator.
Terdapat 4 indikator yang masih berada pada kategori kurang aktif,
yaitu indikator 3, 6, 7, dan 10, 3 indikator yang berada pada
kategori cukup aktif, yaitu indikator 8, 11, dan 12, 5 indikator berada
pada kategori aktif, yaitu indikator 1, 4, 5, 9, dan 13, dan 2
indikator berada pada kategori sangat aktif, yaitu indikator 2 dan 14.
Kelemahan-kelemahan tersebut di atas menjadi perhatian pada
pelaksanaan siklus berikutnya, sehingga diharapkan akan meningkat.
Kegiatan Penutup
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Melakukan refleksi dan membuat 2 3 5 62, 5
74
rangkuman dengan melibatkan siswa
2
Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan, atau kegiatan,
atau tugas sebagai bagian remidial
2 2 4 50
3 Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya. 3 3 6 75
Observasi terhadap kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator. Pada
kegiatan tersebut, 1 indikator berada pada kategori kurang aktif, yaitu
indikator 2, 1 indikator berada pada kategori cukup aktif, yaitu indikator 1,
dan 1 indikator berada pada kategori aktif, yaitu indikator 3.
a. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil pos tes atau tes akhir siklus tergambar bahwa hasil
belajar siswa belum mencapai target yang ditetapkan, yaitu 70% siswa
mencapai nilai KKM. Hasil observasi baik observasi terhadap aktifitas siswa
maupun observasi terhadap aktifitas guru, ditemukan beberapa indikator yang
masih lemah dan perlu mendapat perhatian pada siklus berikutnya. mencapai
nilai KKM. Hasil analisis kegiatan refleksi tersebut terangkum dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Refleksi Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus 1
Aspek Hasil Temuan Rencana Perbaikan
Hasil Tes Akhir
Siklus I
Hanya sekitar 52, 8% dari
seluruh siswa yang berhasil
mencapai KKM. Sebagian
siswa lemah dalam
menyelesaikan soal-soal
pemecahan masalah
Membuat LKS dengan soal-
soal pemecahan masalah
yang diselesaikan secxara
kelompok dengan langkah-
langkah pemecahan
masalah yang lebih jelas
Aktivitas Siswa
Pada Siklus I
Siswa belum berani
mengutarakan pertanyaan,
terkadang mengandalkan
temannya untuk
menyampaikan soal-soal
Pada pertemuan berikutnya
setiap anggota kelompok
diminta menulis pertanyaan
atau pendapat pada
selembar kertas.
75
pemecahan masalah.
Begitu juga saat menjawab
pertanyaan siswa
mengandalkan temannya
untuk menyampaikan
pertanyaannya.
Memberikan bintang pada
siswa yang berani
menjawab pertanyaan
dengan mengabaikan benar
atau salah jawaban yang
diberikan.
Ketika diminta mengutarakan
pendapat atau ide, siswa lebih
banyak diam dan hanya
terlihat bergumam dengan
sesama teman dengan suara
yang pelan.
Menunjuk kelompok secara
bergantian untuk
mengutarakan pendapat dan
siswa yang berani
mengungkapkan pendapat
diberikan
Ketika menghadapi soal-soal
cerita, siswa kurang
memahami soal, kesulitan
dalam menghadapi soal,
sehingga kurang sistematis
dalam pemecahannya.
Berusaha untuk
mengarahkan dan
membimbing siswa dalam
menyelesaikan soal-soal
cerita dengan langkah-
langkah yang benar.
Saat menyajikan materi
terdapat beberapa kegiatan
yang belum sesuai dengan
urutan dan alokasi waktu
yang ditentukan.
Berusaha untuk lebih
mengontrol waktu dan
urutan kegiatan sesuaui
yang direncanakan.
Aktivitas guru
dalam
pembelajaran.
Guru belum melakukan
pengawasan secara merata
terhadap kegiatan yang
dilakukan siswa.
Berusaha untuk lebih
memperhatikan kegiatan
yang dilakukan siswa,
terutama siswa yang belum
aktif dalam melakukan
kegiatan kelompok.
Guru belum membuat
program remedial bagi siswa
yang hasil belajarnya belum
mencapai target
Membuat program remedial
bagi siswa yang hasil
belajarnya belum mencapai
target.
Dalam melalukan refleksi dan
membuat kesimpulan belum
melibatkan siswa secara
maksimal.
Melibatkan siswa dalam
melakukan refleksi dan
membuat kesimpulan.
76
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Tindakan pembelajaran pada siklus dua merupakan langkah
lanjutan dari siklus sebelumnya. Hal-hal yang merupakan kekurangan dan
kelemahan pada siklus satu menjadi hal yang sangat penting dalam
menentukan langkah-langkah pada tahapan siklus ini.
Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK). Berikut ini adalah rincian dari pelaksanaan
siklus II.
a. Tahap Perencanaan
Sebagai langkah awal dari kegiatan ini peneliti merancang dan
merumuskan skenario dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), membuat instrumen tes, lembar kerja siswa, dan lembar observasi
(terlampir), yang kesemuanya itu didasarkan pada hasil tes dan hasil observasi
yang kami lakukan, baik observasi terhadap aktivitas siswa maupun terhadap
guru. Segala kekurangan dan kelemahan pada siklus satu kami jadikan
pertimbangan dalam menyusun RPP pada siklus dua ini.
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti mengkondisikan kelas sesuai
dengan skenario pembelajaran yang menerapkan strategi pemecahan masalah
yang dibuat yaitu, anggota kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil,
yang masing-masing kelompok minimal terdiri dari 5 siswa. Pembagian
kelompok dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan siswa, sehingga
setiap kelompok memiliki kemampuan yang relatif sama, baik pada
kemampuan kognitifnya maupun keaktifannya, sehingga diharapkan akan
terjadi komunikasi dan kerjasama yang baik dengan kelompok maupun antar
kelompok. Dengan demikian diharapkan akan mencapai hasil yang lebih baik.
b. Tahap Tindakan
Tindakan pelaksanaan siklus kedua ini dilaksanakan dalam dua
pertemuan. Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan tindakan pada
siklus II:
77
1) Pertemuan Pertama Siklus II (Rabu, 28 Agustus 2013)
Pembelajaran dilaksanakan pada jam ketiga dan keempat mulai dari
pukul 08.25 WIB sampai pukul 09.35 WIB. Pokok bahasan yang diajarkan
adalah kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Sebelum sampai pada pokok
bahasan peneliti yang berfungsi sebagai guru menyampaikan tentang
pokok bahasan dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan maka
diadakan pree tes, yang dilakukan dengan cara guru melontarkan satu
pertanyaan yang ditujukan kepada semua siswa yaitu “apa yang kalian
ketahui tentang bilangan prima?” pertanyaan ini dapat dijawab oleh
beberapa siswa dengan jawaban yang berbeda-beda. Diantara jawaban
siswa adalah: bilangan prima adalah bilangan yang tidak dapat dibagi.
Peneliti menanggapi jawaban-jawaban siswa dengan melengkapinya dan
memberikan reward dengan memuji keberanian siswa.
Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk mengenal ciri-ciri
bilangan yang habis dibagi 2, 3, dan 5, dengan tujuan untuk mempermudah
siswa dalam mengikuti materi yang akan dibahas. Kemudian guru
menjelaskan tentang materi KPK, dan memperkenalkan dua cara dalam
memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan KPK. Cara pertama
menggunakan pohon faktor dan cara yang kedua menggunakan tabel
faktor. Seorang siswa bertanya, “Pak cara yang mudah yang mana?” guru
menjawab bahwa cara yang mudah adalah cara yang termudah menurut
kalian.
Setelah siswa dianggap mampu menerapkan cara mencari KPK,
peneliti mengemukakan satu permasalahan yang harus diselesaikan secara
kelompok. Permasalahan tersebut adalah: Kucing Zakiy dimandikan setiap
12 hari sekali, sedangkan kucing Nadia setiap 18 hari sekali. Pada hari
keberapakah kucing mereka dimandikan secara bersamaan untuk yang
pertama kali? Permasalahan tersebut harus diselesaikan secara kelompok
dengan mengguanakan LKS yang di dalamnya terdapat langkah-langkah
pemecahan masalah dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam
78
menyelesaikan masalah tersebut. Walaupun pada awalnya sebagian siswa
mengalami kesulitan, namun setelah mendapat bimbingan guru siswa
dapat menyelesaikannya.
Tahap selanjutnya Guru menuliskan beberapa bilangan diantara 20
dan 40 di papan tulis. Guru meminta utusan kelompok untuk memilih satu
bilangan dan menyelesaikan faktorisasi prima dari bilangan yang
dipilihnya. Dengan menggunakan cara yang paling mudah menurutnya.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan
koreksian dan pembetulan dengan cara maju ke depan dan dikerjakan
langsung di papan tulis. Setiap kelompok diminta untuk memilih 2
bilangan yang tertulis di papan tulis dan menentukan KPK dari dua
bilangan tersebut.
Penutup pertemuan pertama dari siklus kedua ini peneliti
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Setelah itu peneliti
menyimpulkan materi yang dibahas hari itu. Dan sebelum salam peneliti
menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
3) Pertemuan kedua siklus kedua (Kamis, 29 Agustus 2013)
Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah faktor
persekutuan terbesar (FPB). Sebelum sampai pada pembahasan, peneliti
mengulas sedikit tentang materi pertemuan pertama dengan cara
menanyakannya kepada siswa, untuk mengetahui apakah siswa masih
mengingatnya.
Langkah selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi
faktor persekutuan terbesar (FPB), dengan menggunakan pohon fakor dan
tabel faktorisasi prima. Setelah beberapa siswa mencoba langkah tersebut,
dan dianggap sudah mampu, maka pembelajaran dilanjutkan.
Guru mengemukakan satu permasalahan yang harus diselesaikan
secara kelompok. Permasalahan tersebut adalah: “Dhea merayakan ulang
tahun dengan membagikan 24 buah minuman kaleng dan 36 buah permen
kepada temannya. Berapakah jumlah terbanyak dari teman Dhea yang
79
dapat menerima kedua benda tersebut secara merata?” pada kegiatan ini
ternyata hampir semua kelompok sudah memahami cara penyelesaian
sesuai dengan langkah-langkah yang ditulis dalam lembar kerja. Perhatian
dan kerja sama antar anggota kelompok sudah terlihat lebih baik,
walaupun masih ada kelompok yang masih lambat dalam menyelesaikan
tugas.
. Guru menuliskan beberapa bilangan diantara 20 dan 40 di papan
tulis. Guru meminta utusan kelompok untuk memilih satu bilangan dan
menentukan faktorisasi prima dari bilangan yang dipilihnya, dengan cara
yang dianggapnya paling mudah.
Setelah semua keompok menyelesaikan tugasnya, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan koreksian dan
pembetulan dengan cara maju ke depan dan dikerjakan langsung di papan
tulis. Setiap siswa diminta untuk memilih 2 bilangan yang tertulis di
papan tulis dan menentukan FPB dari dua bilangan tersebut pada buku
latihan masing-masing.
Pada akhir pertemuan kedua ini peneliti mengadakan tes akhir siklus
untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan pembelajaran siklus kedua
ini. Tes akhir siklus dua ini terdiri dari sepuluh soal pilihan ganda. Tes
akhir siklus ini dilakukan secara individu.
b. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap ini pada dasranya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborartor yang mencatat
seluruh aktifitas siswa dan guru dan hal-hal yang terjadi selama proses
pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
3) Tes akhir siklus
Tes akhir siklus kedua dilakukan pada akhir siklus kedua yaitu
pada akhir pertemuan kedua. Tes tersebut terdiri dari sepuluh soal
pilihan ganda. Tes akhir siklus ini diikuti oleh seluruh siswa kelas
IV Al Farabi yang berjumlah tigapuluh enam siswa.
80
Tabel 4.5. Hasil Tes Akhir Siklus II.
Nilai KKM= 66
NILAI FREKUENSI
< KKM > KKM < KKM > KKM
50 1
58 3
63 5
65 4
71 10
75 8
80 3
83 2
Jumlah 13 23
Dari hasil tes akhir siklus kedua ini tergambar bahwa dari seluruh
siswa kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 23 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM atau di atas nilai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat sekitar 63, 9% dari seluruh siswa yang
berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu 13 siswa atau sekitar
36, 1% dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum mampu mencapai
KKM.
Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus kedua ini mengalami peningkatan. Pada siklus pertama siswa yang
mencapai KKM berjumlah 19 siswa atau 52, 8%, pada siklus kedua
berjumlah 23 siswa atau 63, 9%. Terjadi peningkatan 11, 1%. Namun
demikian apa yang ditargetkan peneliti belum tercapai.
4) Aktivitas Pembelajaran
c) Aktivitas pembelajaran siswa
81
Sebagaimana dilakukan pada siklus pertama, observasi terhadap
aktifitas belajar siswa juga dilakukan oleh peneliti berbarengan dengan
berlangsungnya proses pembelajaran yang dilakukan. Aktifitas siswa dalam
kelompok dinilai secara individu, dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disediakan.
Tabel 4.6. Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa Siklus II
No Indikator Pertemuan Jum-
lah
Rata
-rata
Prosen-
tase I II
1 Mengungkapkan pertanyaan jika
ada hal yang tidak dimengerti
baik kepada guru atau teman.
98 108 206 103 71, 5
2 Menjawab pertanyaan baik dari
guru, teman sekelompok atau
dari kelompok lain.
120 122 242 121 84
3
Mengutarakan pendapat berupa
dukungan atau bantahan
terhadap pendapat teman
sekelompok atau pendapat dari
kelompok lain.
76 78 154 77 53, 5
4 Memanfaatkan media yang
tersedia dalam menyelesaikan
tugas secara optimal
120 124 244 122 84, 7
5 Mencatat hasil kerja kelompok
pada lembar kerja yang telah
disiapkan
144 144 288 144 100
6 Melaporkan hasil kerja
kelompok kepada guru, setelah
selesai dikerjakan
144 144 288 144 100
7 Mengungkapkan ide-ide saat
pelaksanaan presentase 88 90 178 89 61, 8
8 Mengerjakan tes yang diberikan
menggunakan langkah
pemechan masalah
90 90 180 90 62, 5
9 Membuat kesimpulan terhadap
materi yang telah disampaikan
dengan arahan guru
144 144 288 144 100
82
10
Mencatat tugas lanjutan yang
diberikan guru pada buku
penghubung untuk ditanda
tangani guru
144 144 288 144 100
Keterangan:
Kurang Aktif : Aktivitas belajar siswa mencapai ≤ 60 %
Cukup aktif : Aktivitas belajar siswa mencapai 60.01 – 74.99 %
Aktif : aktivitas belajar siswa mencapai 75% – 89.99 %
Sangat aktif : aktivitas belajar siswa mencapai 90% - 100 %
Dari data di atas menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa pada
indikator 1, 3, 7, dan 8 yaitu; 3) Mengutarakan pendapat berupa dukungan
atau bantahan terhadap pendapat teman sekelompok atau pendapat dari
kelompok lain. 7) Mengungkapkan ide-ide saat pelaksanaan presentase. 8)
Mengerjakan tes yang diberikan menggunakan langkah pemechan masalah.
Ketiga indikator aktifitas belajar siswa tersebut baru bisa mencapai kategori
cukup aktif, yaitu berkisar antara 60.01% - 74.99%. Namun demikian secara
umum aktifitas belajar siswa pada siklus kedua ini terjadi peningkatan dari
aktifitas belajar siswa pada siklus pertama.
a) Aktivitas guru
Observasi terhadap aktifitas guru dalam proses pembelajaran dilakukan
oleh rekanan peneliti atau kolaborator, yang dilaksanakan berbarengan
dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan. Di bawah ini tabel
yang menggambarkan aktifitas guru pada siklus kedua.
Tabel 4.7 Observasi Aktifitas Guru Siklus Kedua
Kegiatan Pendahuluan
No Indikator Pertemuan jml %
I II
1 Mengucapakan salam dan mengecek
kehadiran 4 4 8 100
83
siswa
2 Mengkondisikan siswa sesuai dengan
skenario pembelajaran 3 4 7 87, 5
3 Melakukan apersepsi 3 4 7 87, 5
4 Menyampaikan kompetensi dan tujuan
pembelajaran 3 3 6 75
Aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan secara umum sudah
baik. Rata-rata aktifitas guru pada kegiatan pendahuluan berada pada
angka 70% termasuk kategori cukup aktif. Sedikit yang perlu
ditingkatkan adalah pada kegiatan apersepsi dan penyampaian
kompetensi dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran 4 4 8 100
2 Membuka pembahasan dengan
mengemukakan permasalahan 4 4 8 100
3 Menyajikan materi secara sistematis 3 3 6 75
4 Menggunakan media pembelajaran 3 4 7 87, 5
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai 3 4 7 87, 5
6
Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah
ditetapkan
3 4 7 87, 5
7 Melakukan pengawasan secara merata
terhadap kegiatan kelompok 2 3 5 62, 5
8
Memberikan arahan dan bantuan
terhadap kelompok yang mengalami
kesulitan dengan cara yang bijak
3 3 6 75
9
Menunjukkan keterampilan dalam
menggunakan sumber belajar/media
pembelajartan
3 3 6 75
10 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam melakukan kerja kelompok 2 3 5 62, 5
84
11 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa 3 3 6 75
12 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar 3 3 6 75
13
Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk ucapan dan
hadiah terhadap keberhasilan siswa
3 3 6 75
14 Memberikan tes untuk mengetahui
keberhasilan siswa 4 4 8 100
Aktifitas guru pada kegiatan inti pada siklus kedua meliputi 14
indikator. Pada siklus pertama terdapat 4 indikator yang masih
lemah dan perlu mendapat perhatian maka pada siklus kedua ini
hanya dua indikator yang masih lemah, yaitu indikator: 7)
Melakukan pengawasan secara merata terhadap kegiatan kelompok
dan indikator 10) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
melakukan kerja kelompok. Keduanya hanya mencapai angka 62,
5% atau berada pada kategori cukup aktif. Kelemahan-kelemahan
tersebut di atas menjadi perhatian pada pelaksanaan siklus
berikutnya, sehingga diharapkan akan meningkat.
Kegiatan Penutup
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Melakukan refleksi dan membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa 3 4 7 87, 5
2
Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan, atau kegiatan,
atau tugas sebagai bagian remidial
2 3 5 62, 5
3 Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya. 4 4 8 100
Keterangan:
Kurang Aktif : Aktivitas mengajar guru mencapai ≤ 60 %
Cukup aktif : Aktivitas mengajar guru mencapai 60.01 – 74.99 %
85
Aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 75% – 89.99 %
Sangat aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 90% - 100 %
Observasi terhadap kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator. Pada
kegiatan tersebut, 1 indikator berada pada kategori cukup aktif, yaitu
indikator 2 sedangkan 2 indikator lainnya masing-masing berada pada
kategori aktif dan sangat aktif. Secara umum aktifitas kegiatan guru pada
siklus dua ini mengalami peningkatan yang cukup berarti.
c. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil pos tes atau tes akhir siklus tergambar bahwa hasil
belajar siswa belum mencapai target yang ditetapkan, yaitu 70% siswa
mencapai nilai KKM. Hasil observasi baik observasi terhadap aktifitas siswa
maupun observasi terhadap aktifitas guru, ditemukan beberapa indikator yang
masih lemah dan perlu mendapat perhatian pada siklus berikutnya. Namun
secara umum ada peningkatan dari siklus pertama. Hasil analisis kegiatan
refleksi tersebut terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Refleksi Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah Siklus 1I
Aspek Hasil Temuan Rencana Perbaikan
Hasil Tes Akhir
Siklus II
Pada siklus kedua terdapat 23
siswa dari 36 siswa atau 63,
9% mencapai hasil KKM.
Terjadi peningkatan sekitar
11, 1%. Kelemahan yang
ditemukan masih pada kurang
memahami soal-soal cerita.
Membahas secara khusus
langkah-langkah
pemecahan masalah.
Aktivitas Siswa
Pada Siklus II
Siswa belum berani
mengutarakan pendapat baik
berupa dukungan maupun
bantahan terhadap pendapat
kelompok lain.
Menunjuk kelompok secara
bergantian untuk
mengutarakan pendapat dan
memberikan hadiah bagi
siswa yang beradi
berpendapat.
86
Ketika menghadapi soal-soal
cerita, siswa kurang
memahami soal, kesulitan
dalam menghadapi soal,
sehingga kurang sistematis
dalam pemecahannya.
Untuk memudahkan siswa
dalam memahami soal-soal
pemecahan masalah guru
secara khusus membahas
tentang langkah-langkah
pemecahan masalah.
Aktivitas guru
dalam
pembelajaran.
Guru belum melakukan
pengawasan secara merata
terhadap kegiatan yang
dilakukan siswa.
Berusaha untuk lebih
memperhatikan kegiatan
yang dilakukan siswa,
terutama siswa yang belum
aktif dalam melakukan
kegiatan kelompok.
Guru belum membuat
program remedial bagi siswa
yang hasil belajarnya belum
mencapai target
Membuat program remedial
bagi siswa yang hasil
belajarnya belum mencapai
target.
Dalam melalukan refleksi dan
membuat kesimpulan belum
melibatkan siswa secara
maksimal.
Melibatkan siswa dalam
melakukan refleksi dan
membuat kesimpulan.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus III
Tindakan pembelajaran pada siklus ketiga merupakan langkah
lanjutan dari siklus sebelumnya. Hal-hal yang merupakan kekurangan dan
kelemahan pada siklus dua menjadi hal yang sangat penting dalam
menentukan langkah-langkah pada tahapan siklus ini.
Materi yang dibahas pada siklus III ini adalah menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan kelipatan persekutuan terkecil(KPK).
Berikut ini adalah rincian dari pelaksanaan siklus III.
a. Tahap Perencanaan
Sebagai langkah awal dari kegiatan ini peneliti merancang dan
merumuskan skenario dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), membuat instrumen tes, lembar kerja siswa, dan lembar observasi
(terlampir), yang kesemuanya itu didasarkan pada hasil tes dan hasil observasi
yang kami lakukan, baik observasi terhadap aktivitas siswa maupun terhadap
87
guru yang dilakuakan pada siklus sebelumbnya. Segala kekurangan dan
kelemahan pada siklus satu dan dua kami jadikan pertimbangan dalam
menyusun RPP pada siklus tiga ini.
Pada tahap persiapan tindakan, peneliti mengkondisikan kelas sesuai
dengan skenario pembelajaran yang menerapkan strategi pemecahan masalah
yang dibuat yaitu, anggota kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil,
yang masing-masing kelompok minimal terdiri dari 5 siswa. Pembagian
kelompok dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan siswa, sehingga
setiap kelompok memiliki kemampuan yang relatif sama, baik pada
kemampuan kognitifnya maupun keaktifannya, sehingga diharapkan akan
terjadi komunikasi dan kerjasama yang baik dengan kelompok maupun antar
kelompok. Dengan demikian diharapkan akan mencapai hasil yang lebih baik.
b. Tahap Tindakan
Tindakan pelaksanaan siklus ketiga ini dilaksanakan dalam dua
pertemuan. Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan tindakan pada
siklus III:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 4 September 2013)
Pembelajaran dilaksanakan pada jam ketiga dan keempat mulai dari
pukul 08.25 WIB sampai pukul 09.35 WIB. Pokok bahasan yang diajarkan
adalah pemecahan masalah yang brkaitan dengan kelipatan persekutuan
terkecil (KPK). Mengawali pembelajaran guru menyampaikan tentang
pokok bahasan dan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran yang akan
dilakukan. Untuk memantapkan kesiapan siswa dalam menerima materi
yang baru guru mengingatkan kembali tentang faktorisasi prima dan tabel
faktorisasi. Guru meminta wakil kelompok maju ke depan kelas
menuliskan bilangan yang disebutkan guru dan menentukan faktor dari
bilangan tersebut dengan cara faktorisasi prima atau tabel faktorisasi.
Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang langkah-langkah
pemecahan masalah yang berkaitan dengan KPK.
88
Langkah-langkah dalam memahami masalah antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Masalah harus dibaca secara berulang-ulang agar difahami kata demi
kata, kalimat demi kalimat.
b) Menentukan/mengidentifikasi apa yang diketahui dari masalah.
c) Menentukan/mengidentifikasi apa yang ditanyakan/apa yang
dikehendaki dari masalah.
d) Mengabaikan apa-apa yang tidak relevan dengan masalah.
e) Sebaiknya tidak menambah hal-hal yang tidak ada, agar tidak
menimbulkan masalah yang berbeda dengan masalah yang seharusnya
diselesaikan
Setelah siswa dianggap mampu menerapkan cara mencari KPK,
peneliti mengemukakan satu permasalahan yang harus diselesaikan secara
kelompok. Permasalahan tersebut adalah: Kucing Zakiy dimandikan setiap
12 hari sekali, sedangkan kucing Nadia setiap 18 hari sekali. Pada hari
keberapakah kucing mereka dimandikan secara bersamaan untuk yang
pertama kali? Permasalahan tersebut harus diselesaikan secara kelompok
dengan mengguanakan LKS yang di dalamnya terdapat langkah-langkah
pemecahan masalah dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Walaupun pada awalnya sebagian siswa
mengalami kesulitan, namun setelah mendapat bimbingan guru siswa
dapat menyelesaikannya.
Tahap selanjutnya Guru menuliskan beberapa bilangan diantara 20
dan 40 di papan tulis. Guru meminta utusan kelompok untuk memilih satu
bilangan dan menyelesaikan faktorisasi prima dari bilangan yang
dipilihnya. Dengan menggunakan cara yang paling mudah menurutnya.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan
koreksian dan pembetulan dengan cara maju ke depan dan dikerjakan
langsung di papan tulis. Setiap kelompok diminta untuk memilih 2
bilangan yang tertulis di papan tulis dan menentukan KPK dari dua
bilangan tersebut.
89
Penutup pertemuan pertama dari siklus ketiga ini peneliti
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Setelah itu peneliti
menyimpulkan materi yang dibahas hari itu. Dan sebelum salam peneliti
menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan kedua siklus ketiga (Kamis, 5 September 2013)
Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah faktor
persekutuan terbesar (FPB). Sebelum sampai pada pembahasan, peneliti
mengulas sedikit tentang materi pertemuan pertama dengan cara
menanyakannya kepada siswa, untuk mengetahui apakah siswa masih
mengingatnya.
Langkah selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi
faktor persekutuan terbesar (FPB), dengan menggunakan pohon fakor dan
tabel faktorisasi prima. Setelah beberapa siswa mencoba langkah tersebut,
dan dianggap sudah mampu, maka pembelajaran dilanjutkan.
Guru mengemukakan satu permasalahan yang harus diselesaikan
secara kelompok. Permasalahan tersebut adalah: “Dhea merayakan ulang
tahun dengan membagikan 24 buah minuman kaleng dan 36 buah permen
kepada temannya. Berapakah jumlah terbanyak dari teman Dhea yang
dapat menerima kedua benda tersebut secara merata?” pada kegiatan ini
ternyata hampir semua kelompok sudah memahami cara penyelesaian
sesuai dengan langkah-langkah yang ditulis dalam lembar kerja. Perhatian
dan kerja sama antar anggota kelompok sudah terlihat lebih baik,
walaupun masih ada kelompok yang masih lambat dalam menyelesaikan
tugas.
. Guru menuliskan beberapa bilangan diantara 20 dan 40 di papan
tulis. Guru meminta utusan kelompok untuk memilih satu bilangan dan
menentukan faktorisasi prima dari bilangan yang dipilihnya, dengan cara
yang dianggapnya paling mudah.
Setelah semua keompok menyelesaikan tugasnya, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan koreksian dan
90
pembetulan dengan cara maju ke depan dan dikerjakan langsung di papan
tulis. Setiap siswa diminta untuk memilih 2 bilangan yang tertulis di
papan tulis dan menentukan FPB dari dua bilangan tersebut pada buku
latihan masing-masing.
Pada akhir pertemuan kedua ini peneliti mengadakan tes akhir siklus
untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan pembelajaran siklus kedua
ini. Tes akhir siklus dua ini terdiri dari sepuluh soal pilihan ganda. Tes
akhir siklus ini dilakukan secara individu.
c. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap ini pada dasranya berlangsung bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
kolaborartor yang mencatat seluruh aktifitas siswa dan guru dan hal-hal
yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Tes akhir siklus
Tes akhir siklus ketigaa dilakukan pada akhir siklus ketiga yaitu
pada akhir pertemuan kedua. Terdiri dari empat soal cerita. Tes akhir
siklus ini diikuti oleh seluruh siswa kelas IV Al Farabi yang berjumlah
tigapuluh enam siswa. Hasil tes akhir siklus tersebut tergambar pada table
di bawah ini.
Tabel 4.9. Hasil Tes Akhir Siklus III.
NILAI FREKUENSI
< KKM > KKM < KKM > KKM
56 2
60 2
65 3
70
12
75 9
91
85 6
90 2
Jumlah 7 29
Dari hasil tes akhir siklus pertama ini tergambar bahwa dari seluruh
siswa kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 29 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM atau di atas nilai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mencapai 80, 6% dari seluruh siswa
yang berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu 7 siswa atau
sekitar 19, 4% dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum mampu
mencapai KKM.
Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus ketiga ini telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 70% dari
seluruh siswa kelas IV Al-Farabi mencapai atau melampaui KKM pelajaran
matematika yaitu 66. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian dianggap
selesai.
2) Aktivitas Pembelajaran
a) Aktivitas pembelajaran siswa
Sebagaimana dilakukan pada siklus pertama, observasi terhadap
aktifitas belajar siswa juga dilakukan oleh peneliti berbarengan dengan
berlangsungnya proses pembelajaran yang dilakukan. Aktifitas siswa
dalam kelompok dinilai secara individu, dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan.
Tabel 4.10. Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa Siklus III.
No Indikator Pertemuan Jum-
lah
Rata
-rata
Prosen-
tase I II
1 Mengungkapkan pertanyaan jika
ada hal yang tidak dimengerti
baik kepada guru atau teman.
98 108 206 103 71, 5
2 Menjawab pertanyaan baik dari 122 122 244 122 84, 7
92
guru, teman sekelompok atau
dari kelompok lain.
3
Mengutarakan pendapat berupa
dukungan atau bantahan
terhadap pendapat teman
sekelompok atau pendapat dari
kelompok lain.
76 78 154 77 53, 5
4 Memanfaatkan media yang
tersedia dalam menyelesaikan
tugas secara optimal
130 130 260 130 90, 3
5 Mencatat hasil kerja kelompok
pada lembar kerja yang telah
disiapkan
144 144 288 144 100
6 Melaporkan hasil kerja
kelompok kepada guru, setelah
selesai dikerjakan
144 144 288 144 100
7 Mengungkapkan ide-ide saat
pelaksanaan presentase 100 106 206 103 71, 5
8 Mengerjakan tes yang diberikan
menggunakan langkah
pemechan masalah
100 130 230 115 79, 9
9 Membuat kesimpulan terhadap
materi yang telah disampaikan
dengan arahan guru
144 144 288 144 100
10
Mencatat tugas lanjutan yang
diberikan guru pada buku
penghubung untuk ditanda
tangani guru
144 144 288 144 100
Keterangan:
Kurang Aktif : Aktivitas belajar siswa mencapai ≤ 60 %
Cukup aktif : Aktivitas belajar siswa mencapai 60.01 – 74.99 %
Aktif : aktivitas belajar siswa mencapai 75% – 89.99 %
Sangat aktif : aktivitas belajar siswa mencapai 90% - 100 %
Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa prosentase rata-rata
aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang
93
dilakukan pada siklus pertama adalah 87% hal tersebut termasuk
kategori aktif. Dengan rincian tiga indikator berada pada kategori cukup
aktif, yaitu indukator 1, 3, dan 7. Dua indicator berada pada kategori
aktif yaitu indikator 2, 4, dan 8. Sisanya yaitu empat indicator berada
pada kategori sangat aktif yaitu indikator 5, 6, 9, dan 10.
b) Aktivitas guru
Observasi terhadap aktifitas guru dalam proses pembelajaran
dilakukan oleh rekanan peneliti atau kolaborator, yang dilaksanakan
berbarengan dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan.
Tabel 4.11 Observasi Aktifitas Guru Siklus III
Kegiatan Pendahuluan
No Indikator Pertemuan jml %
I II
1
Mengucapakan salam dan mengecek
kehadiran
siswa
4 4 8 100
2 Mengkondisikan siswa sesuai dengan
skenario pembelajaran 4 4 8 100
3 Melakukan apersepsi 4 4 8 100
4 Menyampaikan kompetensi dan tujuan
pembelajaran 3 4 7 87, 5
Aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan secara umum sudah
baik. Rata-rata aktifitas guru pada kegiatan pendahuluan berada pada
angka 96, 9% termasuk kategori sangat aktif.
Kegiatan Inti
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran 4 4 8 100
2 Membuka pembahasan dengan 4 4 8 100
94
mengemukakan permasalahan
3 Menyajikan materi secara sistematis 3 4 7 87, 5
4 Menggunakan media pembelajaran 3 4 7 87, 5
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai 3 4 7 87, 5
6
Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah
ditetapkan
4 4 8 100
7 Melakukan pengawasan secara merata
terhadap kegiatan kelompok 3 3 6 75
8
Memberikan arahan dan bantuan
terhadap kelompok yang mengalami
kesulitan dengan cara yang bijak
3 4 7 87, 5
9
Menunjukkan keterampilan dalam
menggunakan sumber belajar/media
pembelajartan
3 3 6 75
10 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam melakukan kerja kelompok 3 4 7 87, 5
11 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa 3 3 6 75
12 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar 3 3 6 75
13
Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk ucapan dan
hadiah terhadap keberhasilan siswa
3 3 6 75
14 Memberikan tes untuk mengetahui
keberhasilan siswa 4 4 8 100
Aktifitas guru pada kegiatan inti pada siklus kedua meliputi 14
indikator. Pada siklus pertama terdapat 2 indikator yang masih
lemah, yaitu indikator: 7) Melakukan pengawasan secara merata
terhadap kegiatan kelompok dan indikator 10) Menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam melakukan kerja kelompok. Pada siklus
ketiga ini secara umum mengalami peningkatan. Sembilan indikator
berada pada kategori aktif, dan lima indikator berada pada kategori
sangat aktif.
95
Kegiatan Penutup
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Melakukan refleksi dan membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa 3 4 7 87, 5
2
Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan, atau kegiatan,
atau tugas sebagai bagian remidial
3 3 6 75
3 Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya. 4 4 8 100
Keterangan:
Kurang Aktif : Aktivitas mengajar guru mencapai ≤ 60 %
Cukup aktif : Aktivitas mengajar guru mencapai 60.01 – 74.99 %
Aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 75% – 89.99 %
Sangat aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 90% - 100 %
Observasi terhadap kegiatan penutup terdiri dari 3 indikator. Pada
kegiatan tersebut, 1 indikator berada pada kategori aktif, yaitu indikator 2.
Sedangkan 2 indikator lainnya berada pada kategori sangat aktif.
Hasil observasi terhadap aktifitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran
pada siklus ketiga ini, baik pada kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup pada siklus ketiga ini secara umum telah mencapai
kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan
pemecahan masalah yang diterapkan pada penelitian ini telah berhasil
meningkatkan aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru.
B. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Siklus I dan II
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus,
yaitu siklus satu, siklus dua, dan siklus tiga pada penelitian ini, diperoleh
data mengenai peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa
sebagaimana tergambar pada tabel di bawah ini:
96
Tabel 4. 12 Hasil Tes Akhir Siklus
NILAI FREKUENSI
Kurang dari KKM Mencapai KKM Kurang dari KKM Mencapai KKM
I II III I II III I II III I II III
44 50 56 1 1 2
48 58 60 2 3 2
52 63 65 1 5 3
56 65 70 6 4 12
60 71 75 5 10 9
64 75 85 2 8 6
68 80 90 10 3 2
72 83 3 2
76 4
80 1
88 1
Jumlah 17 13 7 19 23 29
Data di atas menggambarkan hasil tes akhir pada setiap siklus.
Pada siklus pertama jumlah siswa yang mencapai KKM berjumlah 19
siswa dari 36 siswa atau sekitar 52, 8%. Pada siklus kedua siswa yang
mencapai KKM jumlahnya bertambah menjadi 23 siswa atau sekitar 63,
9%. Pada siklus ketiga siswa yang mencapai KKM bertambah lagi
menjadi 29 siswa atau sekitar 80, 6%. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Pada siklus
ketiga hasil belajar yang dicapai siswa telah melampaui target yang
ditetapkan pada penelitian ini, yaitu 70% siswa dari seluruh siswa kelas
IV mencapai KKM, berdasarkan hasil tersebut maka penelitian dianggap
selesai.
Aktifitas belajar siswa pada penelitian ini diobservasi dengan
menggunakan lembar observasi oleh guru atau peneliti dan oleh
kolaborator pada setiap siklusnya. Hasil observasi tersebut dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana aktifitas belajar siswa dapat ditingkatkan
pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah.
Berikut ini adalah aktivitas guru selama penelitian berlangsung.
97
Tabel 4. 13
Aktifitas Belajar Siswa
No Indikator
SIKLUS
I II III
Nilai % Nilai % Nilai %
1 Mengungkapkan
pertanyaan jika ada hal
yang tidak dimengerti
baik kepada guru atau
teman.
69 47, 9 103 71, 5 103 71, 5
2 Menjawab pertanyaan
baik dari guru, teman
sekelompok atau dari
kelompok lain.
83 57, 6 121 84 122 84, 7
3 Mengutarakan pendapat
berupa dukungan atau
bantahan terhadap
pendapat teman
sekelompok atau
pendapat dari kelompok
lain.
69 47, 9 77 53, 5 77 53, 5
4 Memanfaatkan media
yang tersedia dalam
menyelesaikan tugas
secara optimal
88 61, 5 122 84, 7 130 90, 3
5 Mencatat hasil kerja
kelompok pada lembar
kerja yang telah
disiapkan
113 78, 5 144 100 144 100
6 Melaporkan hasil kerja
kelompok kepada guru,
setelah selesai
dikerjakan
104 72, 2 144 100 144 100
7 Mengungkapkan ide-
ide saat pelaksanaan
presentase
82 56, 9 89 61, 8 103 71, 5
8 Mengerjakan tes yang
diberikan menggunakan
langkah pemechan
83 57, 6 90 62, 5 115 79, 9
98
masalah
9 Membuat kesimpulan
terhadap materi yang
telah disampaikan
dengan arahan guru
128 88, 9 144 100 144 100
10 Mencatat tugas lanjutan
yang diberikan guru
pada buku penghubung
untuk ditanda tangani
guru
124 86, 1 144 100 144 100
Jumlah 943
Rata-rata
Kategori
Dari data di atas menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa
siklus pertama terdapat empat indikator , yaitu indikator 1, 2, 3, 4, 7, dan
8 hanya mencapai kategori kurang aktif. Aktivitas belajar pada indikator
5, 6, berada pada kategori cukup aktif yaitu diantara 60.01% – 74.99 %
dan 9, 10 berada pada kategori aktif, yaitu berada pada prosentase 75% –
89.99 %.
Aktifitas belajar siswa pada siklus kedua yaitu pada indikator 1,
3, 7, dan 8 baru bisa mencapai kategori cukup aktif, yaitu berkisar antara
60.01% - 74.99%. Namun demikian secara umum aktifitas belajar siswa
pada siklus kedua ini terjadi peningkatan dari aktifitas belajar siswa pada
siklus pertama.
Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
yang dilakukan pada siklus ketiga adalah 87% hal tersebut termasuk
kategori aktif. Dengan rincian tiga indikator berada pada kategori cukup
aktif, yaitu indukator 1, 3, dan 7. Dua indikator berada pada kategori aktif
yaitu indikator 2, 4, dan 8. Sisanya yaitu empat indicator berada pada
kategori sangat aktif yaitu indikator 5, 6, 9, dan 10.
Aktifitas mengajar guru pada penelitian ini diobservasi dengan
menggunakan lembar observasi yang diisi oleh kolaborator pada setiap
siklusnya. Hasil observasi tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh
99
mana aktifitas mengajar siswa dapat ditingkatkan pada pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah. Berikut ini adalah
aktivitas guru selama penelitian berlangsung.
Tabel 4. 14
Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Guru
No Indikator
SIKLUS
I II III
Skor % Skor % Skor %
Pendahuluan
1
Mengucapakan salam dan
mengecek kehadiran
siswa
7 87,5 8 100 8 100
2 Mengkondisikan siswa sesuai
dengan skenario pembelajaran 7 87,5 7 87, 5 8 100
3 Melakukan apersepsi 6 75 7 87, 5 8 100
4 Menyampaikan kompetensi dan
tujuan pembelajaran 5 72,5 6 75 7 87, 5
Kegiatan Inti
1 Menyesuaikan materi dengan
tujuan pembelajaran 7 87,5 8 100 8 100
2 Membuka pembahasan dengan
mengemukakan permasalahan 8 100 8 100 8 100
3 Menyajikan materi secara
sistematis 4 50 6 75 7
87,
5
4 Menggunakan media
pembelajaran 6 75 7 87, 5 7
87,
5
5 Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
6 75 7 87, 5 7 87,
5
6 Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditetapkan
4 50 7 87, 5 8 100
7 Melakukan pengawasan secara
merata terhadap kegiatan
kelompok
4 50 5 62, 5 6 75
100
8 Memberikan arahan dan bantuan
terhadap kelompok yang
mengalami kesulitan dengan
cara yang bijak
5 62, 5 6 75 7 87, 5
9 Menunjukkan keterampilan
dalam menggunakan sumber
belajar/media pembelajartan
6 75 6 75 6 75
10 Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam melakukan kerja
kelompok
4 50 5 62, 5 7 87, 5
11 Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa 5 62, 5 6 75 6 75
12 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar 5 62, 5 6 75 6 75
13 Memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk
ucapan dan hadiah terhadap
keberhasilan siswa
6 75 6 75 6 75
14 Memberikan tes untuk
mengetahui keberhasilan siswa 8 100 8 100 8 100
1 Melakukan refleksi dan
membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
5 62, 5 8 100 7 87, 5
2
Melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan, atau
kegiatan, atau tugas sebagai
bagian remidial
4 50 8 100 6 75
3 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
6 75 6 75 8 100
Jumlah 118 70.2 141 83.9 149 88.7
C. Pembahasan Hasil Temuan
1) Pembelajaran dengan penerapan pendekatan pemecahan masalah
Pembelajaran dengan pendekatan Pemecahan Masalah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan KPK dan FPB.
Pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dilakukan dengan cara
101
mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan siswa untuk
kemudian dipecahkan secara berkelompok dengan menggunakan langkah-
langkah pemecahan masalah seperti yang dikemukakan oleh Polya.
Meminjam pendapat Bruner (dalam Trianto, 2010: 91), bahwa berusaha
sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu
konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan
masalah secara mandiri akan memberi suatu pengalaman konkret, dengan
pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah
serupa, karena pengalaman-pengalaman tersebut memberikan makna
tersendiri bagi peserta didik.
2) Peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika pokok
bahasan FPB dan KPK.
Peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika pokok
bahasan FPB dan KPK dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
dapat dilihat dari peningkatan hasil tes akhir pada setiap siklus yang
dilakukan pada penelitian ini. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa
dapat diuraikan sebagai berikut:
Dari hasil tes akhir siklus pertama tergambar bahwa dari seluruh siswa
kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 19 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM atau sekitar 52, 8 % dari seluruh siswa
berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu 17 siswa atau sekitar
47, 2 % dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum mampu mencapai KKM,
Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
ditargetkan peneliti belum tercapai
Dari hasil tes akhir siklus kedua tergambar bahwa dari seluruh siswa
kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 23 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM atau sekitar 63, 9% dari seluruh siswa yang
berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu 13 siswa atau sekitar
36, 1% dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum mampu mencapai KKM.
102
Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus kedua ini mengalami peningkatan. Pada siklus pertama siswa yang
mencapai KKM berjumlah 19 siswa atau 52, 8%, pada siklus kedua
berjumlah 23 siswa atau 63, 9%. Terjadi peningkatan 11, 1%. Namun
demikian apa yang ditargetkan peneliti belum tercapai.
Dari hasil tes akhir siklus ketiga tergambar bahwa dari seluruh siswa
kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 29 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 80,
6% dari seluruh siswa berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu
7 siswa atau sekitar 19, 4% dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum
mampu mencapai KKM. Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada siklus ketiga ini mengalami peningkatan 19, 4% dari
siklus kedua.
Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus ketiga ini menunjukkan
bahwa target yang ingin dicapai oleh penelitian ini yaitu 70% siswa Kelas IV
Al-Farabi mencapai nilai KKM telah berhasil dicapai bahkan terlampaui, ini
berarti bahwa penelitian ini dianggap telah selesai.
3) Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan penerapan
pendekatan masalah.
Peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika pokok
bahasan FPB dan KPK dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
dapat dilihat dari peningkatan hasil tes akhir pada setiap siklus yang
dilakukan pada penelitian ini. Gambaran peningkatan hasil belajar siswa
dapat diuraikan sebagai berikut:
Dari hasil tes akhir siklus pertama tergambar bahwa dari seluruh siswa
kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 19 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM atau sekitar 52, 8 % dari seluruh siswa
berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu 17 siswa atau sekitar
47, 2 % dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum mampu mencapai KKM,
103
Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
ditargetkan peneliti belum tercapai
Dari hasil tes akhir siklus kedua tergambar bahwa dari seluruh siswa
kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 23 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM atau sekitar 63, 9% dari seluruh siswa yang
berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu 13 siswa atau sekitar
36, 1% dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum mampu mencapai KKM.
Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus kedua ini mengalami peningkatan. Pada siklus pertama siswa yang
mencapai KKM berjumlah 19 siswa atau 52, 8%, pada siklus kedua
berjumlah 23 siswa atau 63, 9%. Terjadi peningkatan 11, 1%. Namun
demikian apa yang ditargetkan peneliti belum tercapai.
Dari hasil tes akhir siklus ketiga tergambar bahwa dari seluruh siswa
kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 29 siswa yang
memperoleh nilai mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 80,
6% dari seluruh siswa berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya yaitu
7 siswa atau sekitar 19, 4% dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum
mampu mencapai KKM. Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada siklus ketiga ini mengalami peningkatan 19, 4% dari
siklus kedua.
Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus ketiga ini menunjukkan
bahwa target yang ingin dicapai oleh penelitian ini yaitu 70% siswa Kelas IV
Al-Farabi mencapai nilai KKM telah berhasil dicapai bahkan terlampaui, ini
berarti bahwa penelitian ini dianggap telah selesai.
4) Aktivitas guru pada pembelajaran dengan penerapan pendekatan
masalah
Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan oleh kolaborator
berbarengan dengan kegiatan penelitian pada setiap siklus. Aktivitas guru
pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti juga mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus. Hal ini disebabkan karena adanya
104
kerjasama yang baik antara peneliti dengan kolaborartor dalam melakukan
refleksi terhadap kekurangan-kekurangan yang terdapat pada setiap siklus.
Masukan, arahan dan pendapat berupa perbaikan dari kolaborator pada setiap
siklusnya sangat membantu peneliti dalam melakukan perbaikan.
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil analisis, dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan penerapan pendekatan “Pemecahan Masalah” dapat
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan KPK dan FPB pada siswa kelas IV
MI Al-Husna Ciledug. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil
belajar siswa yang jelas terlihat pada setiap siklusnya. Pencapaian hasil
belajar siswa pada siklus I adalah dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi yang
berjumlah 36 siswa, terdapat 19 siswa yang memperoleh nilai mencapai
KKM , berarti hanya sekitar 52, 8 % dari seluruh siswa berhasil mencapai
nilai KKM dan dianggap tuntas. Pada siklus II terjadi peningkatan 11, 1%.
Yaitu 63, 9% siswa mencapai KKM atau sekitar 23 siswa dari 36 siswa
mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan pada silus III, tergambar bahwa dari
seluruh siswa kelas IV Al Farabi yang berjumlah 36 siswa, terdapat 29 siswa
yang memperoleh nilai mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar
80, 6% dari seluruh siswa berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya
yaitu 7 siswa atau sekitar 19, 4% dari seluruh siswa kelas IV Al Farabi belum
mampu mencapai KKM. Gambaran hasil di atas menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada siklus ketiga ini mengalami peningkatan 16, 7% dari
siklus kedua. Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus ketiga ini
menunjukkan bahwa target yang ingin dicapai oleh penelitian ini yaitu 70%
siswa Kelas IV Al-Farabi mencapai nilai KKM telah berhasil dicapai bahkan
terlampaui, ini berarti bahwa penelitian ini dianggap telah selesai.
2. Pembelajaran dengan penerapan pendekatan “Pemecahan Masalah” juga
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti dan kolaborator terhadap aktivitas belajar siswa menunjukkan
adanya peningkatan dari siklus ke siklus. Masukan berupa ide atau pendapat
106
dari kolaborator dan kedisiplinan peneliti dalam menerapkannya dalam
pembelajaran merupakan faktor penentu dari peningkatan aktivitas siswa.
3. Aktivitas guru dengan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
“Pemecahan Masalah” pun meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini pun tidak
terlepas dari peranserta dari kolaborator, yang banyak memberikan masukan
berupa ide atau pendapat dari kolaborator dan juga berkat kedisiplinan
peneliti dalam menerapkannya dalam pembelajaran merupakan faktor
penentu dari peningkatan aktivitas siswa
4. Saran-Saran
Setelah melihat hasil penelitian yang cukup signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar siswa, peningkatan aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Bagi sekolah dan pihak guru pada khususnya, hendaknya menggunakan
pendekatan Pemecahan Masalah sebagai alternative dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, khususnya berkaitan dengan
pokok bahasan KPK dan FPB.
2. Proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan masalah sebaiknya selalu
diterapkan terutama pada pokok bahasan KPK dan FPB, sehingga aktifitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat.
3. Pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika harus lebih ditingkatkan agar kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah dalam matematika lebih meningkat.
107
DAFTAR PUSTAKA
Rojak, Abdul dkk, Kompilasi Undangh-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan, Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet. ke-1, 2010.
Muin, Abdul, Bahan Ajar PLPG Matematika MI, (Jakarta: FITK UIN
Syarif Hidayatullah, 2009.
Sabri, Aliuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010.
Budiningsih, C. Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
2012.
Setyo, Endang, Winarni dan Sri Harmini, Matematika Untuk PGSD,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Karso, Pendidikan Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Program Peningkatan
Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama
Islam Pada Sekolah, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009.
Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009.
108
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, cet.ke-
15. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah, Direktorat Pendidikan Pada Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama
Republik Indonesia, Jakarta; 2006.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009.
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Purniati, Tia, Matematika, Program Peningkatan Kualifikasi Guru
Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen
Agma Islam RI, 2009.
Turmudi, Pembelajaran Matematika, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru pembelajaran, Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidkan,. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012
109
110
111
112
109
LAMPIRAN 1
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : MI/SD
Kelas/Semester : IV/Genap
Nama Peneliti : Muhasan
NIM : 809018300388
Parodi : PGMI Dual Mode
Sekolah: MI Al-Husna Ciledug
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
MATA PELAJARAN : Matematika
KELAS/SEMESTER : IV (Empat) /1 (satu)
SIKLUS/PERTEMUAN KE : Pertama/1
ALOKASI WAKTU : 12 x 35 menit (6 x pertemuan)
STANDAR KOMPETENSI : 2. Memahami dan menggunakan faktor
dan Kelipatan dalam pemecahan masalah
I. KOMPETENSI DASAR
2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan
2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan
2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPKdan FPB
II. INDIKATOR PEMBELAJARAN
Siklus I/Pertemuan pertama
Menentukan kelipatan bilangan kurang dari 10
Menentukan faktor bilangan dari 10 sampai 30
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan kelipatan bilangan
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan faktor bilangan
Siklus I/Pertemuan kedua
Menunjukkan kelipatan persekutuan dari 2 bilangan dengan tepat
Menentukan faktor persekutuan dari 2 bilanagan dengan tepat
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep kelipatan dan
faktor persekutuan
Siklus II/Pertemuan pertama
111
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan KPK
Siklus II/Pertemuan kedua
Menentukan faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan FPB
Siklus III/Pertamuan pertama
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK
Menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah pemecahan
masalah
Siklus III/Pertemuan kedua
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB
Menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah pemecahan
masalah
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siklus I/Pertemuan pertama
Siswa dapat menentukan kelipatan bilangan melalui alat praga sedotan
(rasa ingin tahu, tekun)
Siswa dapat menentukan faktor bilangan melalui kerja kelompok
(tekun, kerja sama)
Siswa dapat menerapkan konsep kelipatan dan faktor dalam
pemecahan masalah melaui diskusi kelompok (kreatif, tekun)
Siklus I/Pertemuan kedua
Siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan dari dua bilangan
dengan menggunakan alat praga sedotan melaui diskusi kelompok
(rasa ingin tahu, tekun)
Siswa dapat menentukan faktor persekutuan dari dua bilangan melalui
kerja kelompok (tekun, kerja sama)
112
Siswa dapat menerapkan konsep kelipatan dan faktor persekutuan
dalam pemecahan masalah melaui diskusi kelompok (kreatif, tekun)
Siklus II/Pertemuan pertama
Siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan terkecil melaui kerja
kelompok (kerja sama, rasa ingin tahu, tekun)
Siswa dapat menerapkan konsep kelipatan persekutuan terkecil dalam
pemecahan masalah melaui diskusi kelompok (kreatif, tekun, kerja
sama)
Siklus II/Pertemuan kedua
Siswa dapat menentukan faktor persekutuan terbesar melalui kerja
kelompok (tekun, kerja sama)
Siswa dapat menerapkan konsep faktor persekutuan terbesar dalam
pemecahan masalah melaui diskusi kelompok (kreatif, tekun, kerja
sama)
Siklus III/Pertemuan pertama
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK
melalui kerja kelompok (tekun, kerja sama)
Siswa dapat menerapkan langkah pemecahan masalah melaui diskusi
kelompok (kreatif, tekun, kerja sama)
Siklus III/Pertemuan kedua
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB
melalui kerja kelompok (tekun, kerja sama)
Siswa dapat menerapkan langkah pemecahan masalah melaui diskusi
kelompok (kreatif, tekun, kerja sama)
IV. MATERI
1. Kelipatan dan Faktor bilangan
2. Kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan
3. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
4. Faktor Persekutuan Terresar (FPB)
113
5. Masalah yang berkaitan dengan KPK
6. Masalah yang berkaitan dengan FPB
V. METODE PEMBELAJARAN
Metode : Ekspositori, Kerja kelompok
Pendekatan : Pemecahan Masalah
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Siklus I/Pertemuan pertama
1. Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajak anak untuk berdo’a
Mendata kehadiran siswa
Mengkondisikan siswa, dan
membentuk kelompok minimal 5
siswa/kelompok .
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Mengadakan pree tes untuk
mengetahui kemampuan awal
siswa tentang materi yang akan
dibahas
Apersepsi
Mengingatkan kembali tentang
bilangan lompat-lompat yang
pernah diajarkan di kelas rendah
Guru menunjuk dua siswa untuk ke
depan.
Siswa a diminta melompat 2 ubin
setiap satu lompatan
Siswa b diminta melompat 3 ubin
setiap satu lompatan
Siswa yang lain memperhatikan.
Membaca do’a, dipimpin
oleh ketua kelas
Mengikuti absensi yang
dilakukan guru
Mengatur tempat duduk
berdasarkan kelompok
Menyimak apa yang
disampaikan guru
Mengerjakan soal-soal pree
tes yang diberikan guru
Mendengarkan, menanggapi
dan melakukan petunjuk dan
perintah guru, yaitu:
Siswa a melompat 2 ubin
setiap satu lompatan
Siswa b melompat 3 ubin
setiap satu lompatan
Siswa yang lain
memperhatikan.
Religius
Disiplin
Disiplin,
tanggung
jawab
Rasa ingin
tahu
Perhatian,
tanggung
jawab
Perhatian,
tekun, rasa
ingin tahu.
114
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (9 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan materi kelipatan dan
faktor menggunakan media sedotan.
Guru membagikan 1 kantong
sedotan pada setiap kelompok.
Setiap kelompok diminta
mengeluarkan sedotan tersebut.
Kelompok 1 diminta
mengelompokkan 2 dari sedotan
tersebut
Kelompok 2 diminta
mengelompokkan 3 dari sedotan
tersebut.
Kelompok 3 diminta
mengelompokkan 4 dari sedotan
tersebut.
Kelompok 4 diminta
mengelompokkan 5
dari sedotan tersebut, dan
seterusnya.
Secara kelompok siswa diminta
mencatat dan menyimpulkannya
pada lembar tugas yang saat itu
diberikan.
Guru mengemukakan suatu
permasalahan yang harus
diselesaikan secara kelompok, yaitu:
Seekor katak melakukan lompatan
setiap 3 menit sekali. Berapa kali
katak melompat dalam waktu
setengah jam?
Menyimak dan mengikuti
pembelajaran,
menyelesaikan masalah
kelipatan dengan
menggunakan media
sedotan dan menyimpulkan
hasil kerja kelompoknya
pada lembar tugas.
Siswa mendiskusikan
pemecahan masalah yang
dikemukakan guru secara
berkelompok.
Tekun, kerja
sama, rasa
ingin tahu
Kreatif, kerja
sama
Elaborasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Siswa diarahkan berpikir abstrak
dengan menugaskan utusan
kelompok menuliskan dua bilangan
yang jika dikalikan hasilnya 28
Setiap utusan kelompok
menuliskan dua bilangan
yang jika dikalih-kan
hasilnya 28, di papan tulis.
Kreatif, kerja
sama
115
Secara kelompok siswa diminta
untuk menuliskan bilangan-
bilangan tersebut pada lembar kerja
siswa yang saat itu diberikan.
Secara kelompok siswa
menuliskan bilangan-
bilangan tersebut pada
lembar kerja siswa
Kerja sama,
tanggung
jawab
Konfirmasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dan melakukan
tanya jawab berkaitan dengan
materi yang telah dibahas
Memberikan latihan untuk
mengetahui kemampuan siswa
setelah mengikuti pembelajaran
Memberikan umpan balik dan
penguatan dalam bentuk ucapan
dan hadiah terhadap keberhasilan
siswa.
Melakukan tanya jawab
untuk menambah
pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dibahas
Menyelesaikan latihan
secara individu.
memperhatikan penjelasan
guru
Rasa ingin
tahu
Mandiri,
tanggung
jawab
menghargai
prestasi
3. Penutup (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menyimpulkan hasil pembalajaran
dengan menyampaikan konsep
tentang kelipatan bilangan yaitu:
“Bilangan asli c disebut kelipatan
dari bilangan a, jika membagi habis
c”.
Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
menyimak dan mencatat
penjelasan guru
memperhatikan penjelasan
guru
Tekun, rasa
ingin tahu
Gemar
membaca ,
respek
B. Siklus I/Pertemuan kedua
1. Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajak anak untuk berdo’a
Mendata kehadiran siswa
Membaca do’a, dipimpin
oleh ketua kelas
Mengikuti absensi yang
dilakukan guru
Religius
Disiplin
116
Mengkondisikan siswa, dan
membentuk kelompok minimal 5
siswa/kelompok .
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Apersepsi
Mengingatkan kembali tentang
kelipatan dan faktor bilangan
dengan cara guru menunjuk siswa
untuk menuliskan contoh kelipatan
dan faktor bilangan di papan tulis.
Mengatur tempat duduk
berdasarkan kelompok
Menyimak apa yang
disampaikan guru
Mendengarkan, menanggapi
dan melakukan perintah guru
Disiplin,
tanggung
jawab
Rasa ingin
tahu
Perhatian,
tekun, rasa
ingin tahu.
2. Kegiatan inti
Eksplorasi (9 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan materi kelipatan
persekutuan dan faktor persekutuan
dengan memanfaatkan contoh-
contoh yang telah ditulis oleh siswa
di papan tulis.
Guru mengemukakan dua
permasalahan yang harus
diselesaikan secara kelompok,
dengan menggunakan lembar kerja
yang saat itu diberikan.
Permasalahan pertama: Farhan dan
Sarah adalah kakak beradik,
keduanya pandai menggambar.
Farhan mengikuti kursus
menggambar 4 hari sekali,
sedangkan Sarah 3 hari sekali.
Keduanya mulai kursus
berbarengan, yaitu pada tanggal 5
Mei 2013. Pada tanggal berapa
sajakah Farhan dan Sarah kursus
menggambar secara bersamaan?
Permasalahan kedua: Rahman
meiliki 24 buah jeruk dan 36 apel.
Menyimak dan mengikuti
pembelajaran dengan baik.
Siswa mendiskusikan
pemecahan masalah yang
dikemukakan guru secara
berkelompok, dengan
menggunakan lembar kerja
yang diberikan guru.
Tekun, ,
tanggung
jawab, kerja
sama
Tekun, kerja
sama
117
Ia membagikan buah tersebut
sampai habis tak tersisa, dengan
bagian yang sama kepada teman-
temannya. Berapakah kemungkinan
jumlah teman Rahman?
Elaborasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Siswa diminta menuliskan sebuah
bilangan yang kurang dari 50,
kemudian menentukan faktor dari
bilangan tersebut.
Siswa diminta untuk menuliskan
dua bilangan yang ditulis temannya
di papan tulis, dan menentukan
faktor persekutuan dari kedua
bilangan tersebut.
Setiap utusan kelompok
menuliskan sebuah bilangan
dan menentukan faktor dari
bilangan tersebut, di papan
tulis. kelompok lain
memberikan tanggapan.
Siswa menuliskan dua
bilangan yang ditulis
temannya di papan tulis, dan
menentukan faktor
persekutuan dari kedua
bilangan tersebut.
Kreatif, kerja
sama
Kerja sama,
tanggung
jawab
Konfirmasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dan melakukan
tanya jawab berkaitan dengan
materi yang telah dibahas
Memberikan latihan untuk
mengetahui kemampuan siswa
setelah mengikuti pembelajaran
Memberikan umpan balik dan
penguatan dalam bentuk ucapan
dan hadiah terhadap keberhasilan
siswa.
Melakukan tanya jawab
untuk menambah
pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dibahas
Menyelesaikan latihan
secara individu.
memperhatikan penjelasan
guru
Rasa ingin
tahu
Mandiri,
tanggung
jawab
menghargai
prestasi
3. Penutup (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menyimpulkan hasil pembalajaran
tentang kelipatan persekutuan dan
faktor persekutuan, yaitu:
“kelipatan persekutuan adalah
menyimak dan mencatat
penjelasan guru
Tekun, rasa
ingin tahu
118
kelipatan yang sama-sama dimiliki
oleh dua bilangan, sedangkan
faktor persekutuan adalah faktor
yang sama-sama dimiliki oleh
keduan bilangan tersebut.
Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
memperhatikan penjelasan
guru
Gemar
membaca ,
respek, rasa
ingin tahu.
A. Siklus II/Pertemuan pertama
1. Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajak anak untuk berdo’a
Mendata kehadiran siswa
Mengkondisikan siswa, dan
membentuk kelompok minimal 5
siswa/kelompok dengan
penyebaran yang lebih merata
berdasarkan hasil tes dan hasil
observasi terhadap kelompok pada
siklus pertama .
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Apersepsi
Mengingatkan kembali tentang
bilangan prima dan bilangan-
bilangan yang habis dibagi 2, 3,
dan 5
Membaca do’a, dipimpin
oleh ketua kelas
Mengikuti absensi yang
dilakukan guru
Mengatur tempat duduk
berdasarkan kelompok yang
telah ditentukan guru.
Menyimak apa yang
disampaikan guru
Mendengarkan, menanggapi
dan melakukan petunjuk dan
perintah guru.
.
Religius
Disiplin
Disiplin,
tanggung
jawab
Rasa ingin
tahu
Perhatian,
tekun, rasa
ingin tahu.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (9 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan materi KPK dengan
menggunakan pohon faktordan
Menyimak dan mengikuti
pembelajaran.
Tekun, rasa
ingin tahu
119
tabel faktorisasi prima
Guru mengemukakan satu
permasalahan yang harus
diselesaikan secara kelompok.
Permasalahan: Kucing Zakiy
dimandikan setiap 12 hari sekali,
sedangkan kucing Nadia setiap 18
hari sekali. Pada hari keberapakah
kucing mereka dimandikan secara
bersamaan untuk yang pertama
kali?
Siswa mendiskusikan
pemecahan masalah yang
dikemukakan guru secara
berkelompok dengan
menggunakan lembar kerja
yang disediakan guru.
Kreatif,
tanggung
jawab, kerja
sama
Elaborasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru menuliskan beberapa
bilangan diantara 20 dan 40 di
papan tulis. Guru meminta utusan
kelompok untuk memilih satu
bilangan dan menyelesaikan
faktorisasi prima dari bilangan
yang dipilihnya.
Guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk
memberikan koreksian dan
pembetulan dengan cara maju ke
depan dan dikerjakan langsung di
papan tulis.
Setiap kelompok diminta untuk
memilih 2 bilangan yang tertulis di
papan tulis dan menentukan KPK
dari dua bilangan tersebut
Setiap utusan kelompok
menyelesaikan faktorisasi
prima dari bilangan yang
dipihnya di papan tulis.
Sementara anggota
kelompok lainnya
mengamati dan memberikan
koreksian.
Utusan kelompok
memberikan koreksian dan
pembetulan hasil kerja
kelompok lain langsung di
papan tulis
Setiap kelompok memilih
dua bilangan yang ada di
papan tulis dan menentukan
KPK dan FPB dari kedua
bilangan tersebut.
Kreatif, kerja
sama
Kerja sama,
tanggung
jawab
Kerja sama,
tanggung
jawab
Konfirmasi (8 menit)
Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan penguatan terhadap Melakukan tanya jawab Rasa ingin
120
hasil kerja siswa dan melakukan
tanya jawab berkaitan dengan
materi yang telah dibahas
Memberikan latihan untuk
mengetahui kemampuan siswa
setelah menbgikuti pembelajaran
Memberikan umpan balik dan
penguatan dalam bentuk ucapan
dan hadiah terhadap keberhasilan
siswa.
untuk menambah
pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dibahas
Menyelesaikan latihan
secara individu.
memperhatikan penjelasan
guru
tahu
Mandiri,
tanggung
jawab
menghargai
prestasi
3. Penutup (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menyimpulkan hasil pembalajaran
tentang KPK dan FPB yaitu:
“Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) adalah, kelipatan yang
sama dan terkecil dari dua
bilangan atau lebih.”
Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
menyimak dan mencatat
penjelasan guru
memperhatikan penjelasan
guru
Tekun, rasa
ingin tahu
Gemar
membaca ,
respek
A. Siklus II/Pertemuan kedua
1. Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajak anak untuk berdo’a
Mendata kehadiran siswa
Mengkondisikan siswa, dan
membentuk kelompok minimal 5
siswa/kelompok dengan
penyebaran yang lebih merata
berdasarkan hasil tes dan hasil
observasi terhadap kelompok pada
siklus pertama .
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Membaca do’a, dipimpin
oleh ketua kelas
Mengikuti absensi yang
dilakukan guru
Mengatur tempat duduk
berdasarkan kelompok yang
telah ditentukan guru.
Menyimak apa yang
disampaikan guru
Religius
Disiplin
Disiplin,
tanggung
jawab
Rasa ingin
tahu
121
Apersepsi
Mengingatkan kembali tentang
kelipatan persekutuan terbesar
Mendengarkan, menanggapi
dan melakukan petunjuk dan
perintah guru.
Perhatian,
tekun, rasa
ingin tahu
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (9 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan materi FPB dengan
menggunakan pohon fatkor dan
tabel faktorisasi prima
Guru mengemukakan satu
permasalahan yang harus
diselesaikan secara kelompok.
Permasalahan :
Dhea merayakan ulang tahun
dengan membagikan 24 buah
minuman kaleng dan 36 buah
permen kepada temannya.
Berapakah jumlah terbanyak dari
teman Dhea yang dapat menerima
kedua benda tersebut secara
merata?
Menyimak dan mengikuti
pembelajaran.
Siswa mendiskusikan
pemecahan masalah yang
dikemukakan guru secara
berkelompok dengan
menggunakan lembar kerja
yang disediakan guru.
Tekun, rasa
ingin tahu
Kreatif,
tanggung
jawab, kerja
sama
Elaborasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru menuliskan beberapa
bilangan diantara 20 dan 40 di
papan tulis. Guru meminta utusan
kelompok untuk memilih satu
bilangan dan menentukan
faktorisasi prima dari bilangan
yang dipilihnya, dengan cara yang
dianggapnya mudah.
Guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk
memberikan koreksian dan
pembetulan dengan cara maju ke
depan dan dikerjakan langsung di
Setiap utusan kelompok
menyelesaikan faktorisasi
prima dari bilangan yang
dipihnya di papan tulis.
Sementara anggota kelompok
lainnya mengamati dan
memberikan koreksian.
Utusan kelompok memberikan
koreksian dan pembetulan
hasil kerja kelompok lain
langsung di papan tulis
Kreatif,
kerja sama
Kerja sama,
tanggung
jawab
122
papan tulis.
Setiap siswa diminta untuk
memilih 2 bilangan yang tertulis di
papan tulis dan menentukan FPB
dari dua bilangan tersebut
Setiap siswa memilih dua
bilangan yang ada di papan
tulis dan menentukan KPK
dan FPB dari kedua bilangan
tersebut.
Kerja sama,
tanggung
jawab
Konfirmasi (8 menit)
Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dan melakukan
tanya jawab berkaitan dengan
materi yang telah dibahas
Memberikan tes akhir siklus
Memberikan umpan balik dan
penguatan dalam bentuk ucapan
dan hadiah terhadap keberhasilan
siswa.
Melakukan tanya jawab untuk
menambah pemahaman siswa
terhadap materi yang telah
dibahas
Menyelesaikan tes akhir siklus
secara individu.
memperhatikan penjelasan
guru
Rasa ingin
tahu
Mandiri,
tanggung
jawab
menghargai
prestasi
3. Penutup (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Menyimpulkan hasil pembalajaran
FPB yaitu: “FPB adalah faktor
yang sama dan terbesar dari dua
bilangan atau lebih.”
Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
menyimak dan mencatat
penjelasan guru
memperhatikan penjelasan
guru
Tekun, rasa
ingin tahu
Gemar
membaca ,
respek
A. Siklus III/Pertemuan pertama
1. Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajak anak untuk berdo’a
Mendata kehadiran siswa
Membaca do’a, dipimpin oleh
ketua kelas
Mengikuti absensi yang
dilakukan guru
Religius
Disiplin
123
Mengkondisikan siswa, dan
membentuk kelompok minimal 5
siswa/kelompok dengan
penyebaran yang lebih merata
berdasarkan hasil tes dan hasil
observasi terhadap kelompok pada
siklus pertama .
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Apersepsi
Mengingatkan kembali tentang
KPK
Mengatur tempat duduk
berdasarkan kelompok yang
telah ditentukan guru.
Menyimak apa yang
disampaikan guru
Mendengarkan, menanggapi
dan melakukan petunjuk dan
perintah guru.
Disiplin,
tanggung
jawab
Rasa ingin
tahu
Perhatian,
tekun, rasa
ingin tahu.
2. KEGIATAN INTI
Eksplorasi (9 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan materi cara
menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan KPK
menggunakan langkah pemecahan
masalah yang tepat
Guru mengemukakan satu
permasalahan yang berkaitan
dengan KPK yang harus
diselesaikan secara kelompok,
dengan menggunakan langkah
pemecahan masalah. Masalah
tersebut yaitu: Hasan dan Husen
pergi menabung ke bank pada
tanggal l3 Juli 2013. Untuk
selanjutnya Hasan akan menabung
setiap 4 hari sekali, sedangkan
Husen menabung setiap 6 hari
sekali. Pada tanggal berapakah
mereka menabung ke bank bersama
lagi?
Menyimak dan mengikuti
pembelajaran.
Siswa mendiskusikan
pemecahan masalah yang
dikemukakan guru secara
berkelompok dengan
mengikuti langkah-langkah
pemecahan masalah pada
lembar kerja yang disediakan
guru.
Tekun, rasa
ingin tahu
Kreatif,
tanggung
jawab, kerja
sama
124
Elaborasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru meminta utusan kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas
Guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk
memberikan koreksian dan
pembetulan dengan cara maju ke
depan dan dikerjakan langsung di
papan tulis.
Setiap kelompok mengutus
seorang anggotanya untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas.
Setiap kelompok memberikan
koreksian dan pembetulan
hasil kerja kelompok lain
langsung di papan tulis
Kreatif,
kerja sama
Kerja sama,
tanggung
jawab
Konfirmasi (8 menit)
Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan penguatan terhadap
hasil kerja siswa dan melakukan
tanya jawab berkaitan dengan
materi yang telah dibahas
Memberikan latihan untuk
mengetahui kemampuan siswa
setelah menbgikuti pembelajaran
Memberikan umpan balik dan
penguatan dalam bentuk ucapan
dan hadiah terhadap keberhasilan
siswa.
Melakukan tanya jawab untuk
menambah pemahaman siswa
terhadap materi yang telah
dibahas
Menyelesaikan latihan secara
individu.
memperhatikan penjelasan
guru
Rasa ingin
tahu
Mandiri,
tanggung
jawab
menghargai
prestasi
3. Penutup (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan tugas (PR)
Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selnjutnya.
Mencatat tugas di buku
agenda
menyimak dan mencatat
penjelasan guru
tanggung
jawab
Tekun, rasa
ingin tahu
A. Siklus III/Pertemuan kedua
1. Pendahuluan (5 menit)
125
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajak anak untuk berdo’a
Mendata kehadiran siswa
Mengkondisikan siswa, dan
membentuk kelompok minimal 5
siswa/kelompok dengan
penyebaran yang lebih merata
berdasarkan hasil tes dan hasil
observasi terhadap kelompok pada
siklus pertama .
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Apersepsi
Mengingatkan kembali tentang
KPK
Membaca do’a, dipimpin oleh
ketua kelas
Mengikuti absensi yang
dilakukan guru
Mengatur tempat duduk
berdasarkan kelompok yang
telah ditentukan guru.
Menyimak apa yang
disampaikan guru
Mendengarkan, menanggapi
dan melakukan petunjuk dan
perintah guru.
Religius
Disiplin
Disiplin,
tanggung
jawab
Rasa ingin
tahu
Perhatian,
tekun, rasa
ingin tahu.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (9 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan materi cara
menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan KPK
menggunakan langkah pemecahan
masalah yang tepat
Guru mengemukakan satu
permasalahan yang berkaitan
dengan FPB yang harus
diselesaikan secara kelompok,
dengan menggunakan langkah
pemecahan masalah. Masalah
tersebut yaitu: di lapangan terdapat
36 siswa yang berbaju putih, 48
siswa berbaju batik, dan 60 anak
berbaju pramuka, akan dibentuk
kelompok dengan anggota
campuran. Jika banyaknya anak
Menyimak dan mengikuti
pembelajaran.
Siswa mendiskusikan
pemecahan masalah yang
dikemukakan guru secara
berkelompok dengan
mengikuti langkah-langkah
pemecahan masalah pada
lembar kerja yang disediakan
guru.
Tekun, rasa
ingin tahu
Kreatif,
tanggung
jawab, kerja
sama
126
yang berbaju putih, batik, dan
berbaju pramuka pada tiap
kelompok sama, maka berapakah
jumlah kelompok yang dapat
dibentuk?
Elaborasi (8 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru meminta utusan kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas
Guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk
memberikan koreksian dan
pembetulan dengan cara maju ke
depan dan dikerjakan langsung di
papan tulis.
Setiap kelompok mengutus
seorang anggotanya untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas.
Setiap kelompok memberikan
koreksian dan pembetulan
hasil kerja kelompok lain
langsung di papan tulis
Kreatif,
kerja sama
Kerja sama,
tanggung
jawab
Konfirmasi (8 menit)
Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan penguatan
terhadap hasil kerja siswa dan
melakukan tanya jawab
berkaitan dengan materi yang
telah dibahas
Memberikan latihan untuk
mengetahui kemampuan siswa
setelah menbgikuti
pembelajaran
Memberikan umpan balik dan
penguatan dalam bentuk
ucapan dan hadiah terhadap
keberhasilan siswa.
Melakukan tanya jawab untuk
menambah pemahaman siswa
terhadap materi yang telah
dibahas
Menyelesaikan latihan secara
individu.
memperhatikan penjelasan guru
Rasa ingin tahu
Mandiri,
tanggung jawab
menghargai
prestasi
3. Penutup (5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Memberikan tugas (PR)
Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selnjutnya.
Mencatat tugas di buku
agenda
menyimak dan mencatat
penjelasan guru
tanggung
jawab
Tekun, rasa
ingin tahu
127
VII. ALAT dan SUMBER BELAJAR
Alat
Sedotan
Kalender tahun 2013
Lembar Kerja Siswa
Alat tulis
Sumber belajar
D. Astuti, Penerapan KPK dan FPB dalam kehidupan sehari-hari.
Heri Retnowati, Matematika untuk SD/MI Kelas IV, Arya Duta.
VIII. PENILAIAN
Siklus
Indikator
Penilaian
Tekhnik Bentuk
Instrumen
Instrumen/
Soal
Pertama
Menentukan kelipatan bilangan kurang
dari 10
Tertulis PG
Essay Terlampir
Menentukan faktor bilangan dari 10
sampai 30
Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kelipatan bilangan
Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan faktor bilangan
Menunjukkan kelipatan persekutuan dari
2 bilangan dengan tepat
Menentukan faktor persekutuan dari 2
bilanagan dengan tepat
Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan konsep kelipatan dan faktor
persekutuan
kedua
Menentukan kelipatan persekutuan
terkecil dari dua bilangan
Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan KPK
Tertulis
Essay
Terlampir
Menentukan faktor persekutuan terbesar
128
dari dua bilangan
Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan FPB
Ketiga
Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan KPK
Tertulis Essay Terlampir
Menyelesaikan masalah dengan
menggunakan langkah pemecahan
masalah
Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan FPB
Menyelesaikan masalah dengan
menggunakan langkah pemecahan
masalah
Ciledug, 15 Juni 2013
Peneliti Observer
Muhasan Neneng Atika Wardah
NIM. 809018300388
Mengetahui
Kepala MI Al-Husna
Siti Mastiaroh, S. Ag
NIP. 19691225 199303 2002
129
Lampiran 2
TES AKHIR SIKLUS I
I. Silanglah huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar!
1. Kelipatan bilangan 2 yang kurang dari 10 adalah . . . .
a. 2, 4, 6, 7, 8 c. 0, 2, 4, 6, 8
b. 2, 4, 6, 8, 10 d. 2, 4, 6, 8
2. Usman dan Ali sedang bermain lompatan. Ali yang melakukan lompatan,
sedang Usman mencatat lompatan Ali. Setiap lompatan Ali panjannya 3 ubin.
Ia berhenti pada lompatan ke 8. Jumlah ubin yang dilompati Ali adalah . . . .
a. 5 ubin c. 11 ubin
b. 8 ubin d. 24 ubin
3. Faktor dari 12 adalah . . . .
a. 1, 2, 4, 5, 6, 12 c. 2, 3, 6, 8, 12
a. 1, 2, 3, 4, 6, 12 d. 2, 3, 4, 6, 12
4. Dua buah faktor dari 16, jika dijumlahkan hasilnya 10 adalah . . . .
a. 6 dan 4 c. 8 dan 2
b. 7 dan 3 d. 9 dan 1
5. Hamdi memiliki 26 buah kelereng. Ia ingin menyimpannya dalam kaleng.
Berapakah kemungkinan kaleng yang dibutuhkan Hamdi untuk menyimpan
seluruh kelerengnya dengan jumlah yang sama banyak pada setiap kalengnya?
Jumlah kaleng yang dibutuhkan Hamdi adalah, kecuali . . . .
a. 2 buah kaleng c. 4 buah kaleng
b. 13 buah kaleng d. 26 buah kaleng
6. Halimah berkedip setiap 5 detik. Hamdan berkedip setiap 3 detik. Pada detik
keberapa mereka berkedip secara bersamaan?
a. Detik ke 15 c. detik ke 12
b. Detik ke 10 d. detik ke 9.
Nama : ……………………
Kelas : IV Al-Farabi
130
7. Hamdi dan Sulaiman siswa yang rajin mengunjungi perpustakaan. Hamdi
megunjungi perpustakaan setiap 4 hari sekali, sedangkan Sulaiman 6 hari
sekali. Pada hari keberapakah mereka berkunjung ke perpustakaan secara
bersamaan?
a. Hari ke 8 c. hari ke 12
b. Hari ke 16 d. hari ke 22
8. Kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 yang kurang dari 40 adalah, kecuali . . . .
a. 12 c. 24
b. 18 d. 36
9. Ibu membeli 12 buah jeruk dan 22 buah salak. Ibu ingin menyimpannya dalam
kantong pelastik. Berapakah kemungkinan pelastik yang dibutuhkan Ibu?
a. 2 buah kantong pelastik c. 6 bauh kantong pelastik
b. 3 buah kantong pelastik d. 9 buah kantong pelastik
10. Faktor persekutuan dari 24 dan 36 adalah . . . .
a. 2 dan 3 c. 2 dan 12
b. 3 dan 12 d. 2 da 8
II. Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Rahmat mengikuti kursus komputer setiap 5 hari sekali. Ia mulai kursus pada
tanggal 4 Maret 2013. Tentukanlah jadual kursus Rahmat pada bulan Maret?
2. Organisasi A mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Organisasi B
mengadakan kongres setiap 5 tahun sekali. Jika kedua organisasi tersebut
pernah mengadakan kongres bersama-sama pada tahun 2009, kapankah
organisasi tersebut akan mengadakan kongres bersama lagi?
3. Ibu guru membeli 3 lusin buku tulis, 4 lusin pensil, dan 2 lusin peraut. Benda itu
akan diberikan kepada murid-muridnya. Berapakah kemungkinan jumlah murid Ibu
Guru agar benda-benda tersebut habis terbagi sama rata?
131
KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek Yang Dinilai Penilaian
C1 C2 C3 Teknik
Bentuk
Instrume
n
Nomor
Soal
Menunjukkan
kelipatan bilangan
kurang dari 10
Menunjukkan
faktor bilangan
dari 10 sampai 30
Menjelaskankan
masalah yang
berkaitan dengan
kelipatan bilangan
Menjelaskankan
masalah yang
berkaitan dengan
faktor bilangan
Menunjukkan
kelipatan
persekutuan dari 2
bilangan dengan
tepat
Menunjukkan
faktor persekutuan
dari 2 bilangan
dengan tepat
Memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
konsep kelipatan
persekutuan dan
faktor persekutuan
√
√
√
√
√
√
√
Tes
Tertulis
PG
PG
Essay
PG
PG
PG
Essay
1, 2
3, 4
11
5
6, 7, 8
9, 10
12 dan
13
132
L a m p i r a n
TES AKHIR SIKLUS II Nama : ……………………
Kelas : IV
1) Organisasi A mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Organisasi B
mengadakan kongres setiap 5 tahun sekali. Jika kedua organisasi tersebut
pernah mengadakan kongres bersama-sama pada tahun 2009, kapankah
organisasi tersebut akan mengadakan kongres bersama lagi?
2) Kucing Zakiy dimandikan setiap 12 hari sekali, sedangkan kucing Nadia setiap 18
hari sekali. Pada hari keberapakah kucing mereka dimandikan secara bersamaan
untuk yang pertama kali?
3) Salman merayakan ulang tahun dengan membagikan 24 buah minuman kaleng dan
36 buah permen kepada temannya. Berapakah jumlah terbanyak dari teman Salman
yang dapat menerima kedua benda tersebut secara merata? Selesaikan dengan
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah!
4) Ayah membuat taman di halaman samping. Taman itu dilengkapi dengan lampu
hias. Lampu hias itu ada tiga warna, yaitu merah, kuning, dan biru. Lampu warna
merah menyala setiap 2 detik, lampu warna kuning menyala setiap 3 detik, dan
lampu warna biru menyala setiap 6 detik. Kadang-kadang lampu hias itu menyala
secara berbarengan. Setiap berapa detikah lampu hias itu menyala secara bersamaan?
Selesaikan dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang benar!
Bacalah soal cerita di bawah ini
dengan seksama, kemudian
selesaikan dengan menggunakan
langkah-langkah pemecahan
masalah yang benar!
133
KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS II
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek Yang Dinilai Penilaian
C1 C2 C3 Teknik
Bentuk
Instrume
n
Nomor
Soal
Menyebutkan
kelipatan
persekutuan
terkecil dari dua
bilangan
Memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
KPK
Menyebutkan
faktor
persekutuan
terbesar dari dua
bilangan
Memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
FPB
√
√
√
√
Tes
Tertulis
Essay
1
3
2
4
134
L a m p i r a n
TES AKHIR SIKLUS III Nama : ……………………
Kelas : IV
1) Amir, Budi, dan Halim sangat memperhatikan kesehatan mereka.
Mereka berolahraga secara rutin. Amir bermain bola setiap 2 hari
sekali, Budi setiap 4 hari sekali, sedangkan Halim setiap 5 hari
sekali. Jika pada hari Minggu mereka bermain bola bersama, pada
hari apa mereka bermain bola bersama lagi?
2) Pak Rt akan mengadakan rapat di rumahnya. Ibu Rt telah membuat
60 buah kue bolu, 90 buah kue pukis, dan 45 buah kue pisang. Kue-
kue tersebut akan dikemas ke dalam kotak-kotak kue. Setiap kotak
memuat ketiga jenis kue tersebut sama banyak. Berapakah jumlah
kotak yang harus dipersiapkan Bu Rt?
Bacalah soal cerita di bawah ini
dengan seksama, kemudian
selesaikan dengan menggunakan
langkah-langkah pemecahan
masalah yang benar!
135
KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS III
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek Yang Dinilai Penilaian
C1 C2 C3 Teknik Bentuk
Instrumen
Nomor
Soal
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan KPK
√
Tes
Tertulis
Essay
5
Menyelesaikan
masalah dengan
menggunakan
langkah
pemecahan
masalah
Proses
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan FPB
Tertulis Essay 5
Menyelesaikan
masalah dengan
menggunakan
langkah
pemecahan
masalah
Proses
136
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa 1 Siklus Pertama Pertemuan Pertama
Bilangan Kelipatan Letakkan sedotan yang terdapat
dalam kantong pelastik pada kolom
yang tersedia sesuai
pengelompokannya!
(pengelompokkan 2, 3, 4, 5, 6, 7, . . . .)
Kelompok : . . . .
Anggota: 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 adalah kelipatan dari . . . sebab 24 : . . . = . . . (24
habis dibagi . . . ) atau 24 adalah hasil kali dari . . . x . . . .
137
LEMBAR KERJA SIWA
Siklus Pertama Pertemuan Kedua
Faktor Bilangan
Kelompok: . . . . Anggota:
1. . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . .
5. . . . . . . . . . .
1. Isilah kolom-kolom yang kosong dengan pasangan bilangan, yang jika
dikalikan hasilnya 28
28
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
28 merupakan hasil kali dari
28 = . . . x . . . . (28 : . . . = . . . .)
28 = . . . x . . . . (28 : . . . = . . . .)
28 = . . . x . . . . (28 : . . . = . . . .)
Maka faktor dari 28 adalah: ……………………………………………………
138
Lembar Kerja Siswa
Siklus pertama pertemuan kedua
Permasalahan pertama: Farhan dan Sarah adalah kakak beradik, keduanya pandai
menggambar. Farhan mengikuti kursus menggambar 4 hari sekali, sedangkan Sarah 3 hari
sekali. Keduanya mulai kursus berbarengan, yaitu pada tanggal 5 Mei 2013. Pada tanggal
berapa sajakah Farhan dan Sarah kursus menggambar secara bersamaan?
Langkah pemecahan masalah
Diketahui:
o Farhan mengikuti kursus menggambar . . . . hari sekali, dimulai tanggal . . . . Mei
2013.
Kelipatan 4=
4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
o Sarah mengikuti kursus menggambar . . . . hari sekali, dimulai tanggal . . . . Mei
2013.
Kelipatan 3=
3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
o Kelipatan persekutuan dari 4 dan 3 adalah= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ditanya:
o Kapan mereka kursus menggambar secara bersamaan?
Mereka memulai kursus secara bersamaan pada tanggal 5 Mei 2013
Maka kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 yang kurang dari 31 (jumlah hari pada
bulan Mei) ditambah 5(tanggal pertama mereka memulai kursus).
Hasilnya adalah: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
o Jadi Farhan dan Sarah kursus menggambar secara bersamaan pada tanggal . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Mei 2013.
Permasalahan kedua: Rahman memiliki 24 buah jeruk dan 36 apel. Ia membagikan
buah tersebut sampai habis tak tersisa, dengan bagian yang sama kepada teman-
temannya. Berapakah kemungkinan jumlah teman Rahman?
Langkah pemecahan masalah
139
Diketahui:
o Rahman memiliki 24 buah jeruk dan 36 buah apel.
Ditanya:
o Berapakah kemungkinan jumlah teman Rahman agar seluruh buah milik
Rahman habis terbagi secara merata?
Penyelesaian:
Faktor dari 24 adalah:
24
1 24
. . . . . . . .
. . . . . . . .
. . . . . . . .
. . . . . . . .
Maka faktor dari 24 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Faktor dari 36 adalah:
36
. . . . . . . .
2 18
. . . . . . . .
. . . . . . . .
. . . . . . . .
Maka faktor dari 36 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
o Faktor dari 24 yang juga merupakan faktor dari 36 adalah: . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
o Jadi kemungkinan jumlah kantong yang dibutuhkan oleh Rahman adalah: . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KELOMPOK: . . . . . . . . . . . . . . . . . .
140
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN 1
Sebelum dikerjakan baca dan fahami soal di bawah ini dengan benar!
Kelinci Zakiy dimandikan setiap 12 hari sekali, sedangkan
kelinci Nadia setiap 18 hari sekali. Pada hari keberapakah
kelinci mereka dimandikan secara bersamaan untuk yang
pertama kali?
Langkah pemecahan masalah
Diketahui:
o Kucing Zakiy dimandikan setiap . . . . . . . . hari sekali
o Kucing Nadia setiap . . . . . . . hari sekali.
Ditanya:
o Pada hari keberapakah kucing mereka dimandikan secara bersamaan untuk
yang pertama kali?
Penyelesaian:
KELOMPOK: . . . . . . . . . . . . . . . . .
141
Lembar Kerja Siswa
Siklus II Pertemuan Kedua
Sebelum dikerjakan baca dan fahami soal di bawah ini dengan benar!
Dhea merayakan ulang tahun dengan membagikan 24 buah minuman kaleng dan
36 buah permen kepada temannya. Berapakah jumlah terbanyak dari teman
Dhea yang dapat menerima kedua benda tersebut secara merata?
Langkah pemecahan masalah
Diketahui:
o Dhea merayakan ulang tahun dengan membagikan . . . . . . buah minuman
kaleng.
o Dhea merayakan ulang tahun dengan membagikan . . . . . . buah jeruk.
Ditanya:
o Berapakah jumlah terbanyak dari teman Dhea yang dapat menerima kedua
benda tersebut secara merata?
Penyelesaian:
KELOMPOK: . . . . . . . . . . . . . . . . . .
142
Lembar Kerja Siswa
Siklus III Pertemuan Pertama
Bacalah soal cerita di bawah ini dengan seksama lalu selesaikan bersama
kelompokmu dengan mengikuti langkah di bawah ini!
Hasan dan Husen pergi menabung ke bank pada tanggal l3 Juli 2013. Untuk selanjutnya
Hasan akan menabung setiap 4 hari sekali, sedangkan Husen menabung setiap 6 hari
sekali. Pada tanggal berapakah mereka menabung ke bank bersama lagi?
PENYELESAIAN
Diketahui:
Ditanya:
Jawab:
KELOMPOK: . . . . . . . . . . . . . . . .
143
Lembar Kerja Siswa
Siklusa III Pertemuan Kedua
Bacalah soal cerita di bawah ini dengan seksama lalu selesaikan bersama kelompokmu
dengan mengikuti langkah di bawah ini!
Hasan dan Husen pergi menabung ke bank pada tanggal l3 Juli 2013. Untuk selanjutnya
Hasan akan menabung setiap 4 hari sekali, sedangkan Husen menabung setiap 6 hari
sekali. Pada tanggal berapakah mereka menabung ke bank bersama lagi?
PENYELESAIAN
Diketahui:
Ditanya:
Jawab:
KELOMPOK: . . . . . . . . . . . . . . . . . .
144
Lampiran 4
Hasil Tes Akhir Siklus I.
No Urut Nama Siswa Nilai
1 A1 88
2 A2 76
3 A3 68
4 A4 52
5 A5 72
6 A6 56
7 A7 68
8 A8 68
9 A9 72
10 A10 60
11 A11 68
12 A12 68
13 A13 60
14 A14 56
15 A15 68
16 A16 60
17 A17 76
18 A18 56
19 A19 68
20 A20 56
21 A21 56
22 A22 60
23 A23 80
24 A24 76
25 A25 68
26 A26 44
27 A27 60
28 A28 48
29 A29 48
30 A30 68
31 A31 72
32 A32 64
33 A33 64
34 A34 68
35 A35 76
36 A36 56
Jumlah 2324
Rata-rata 65
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 44
145
Hasil Tes Akhir Siklus II.
No Urut Nama Siswa Nilai
1 A1 83
2 A2 80
3 A3 71
4 A4 58
5 A5 75
6 A6 63
7 A7 71
8 A8 75
9 A9 71
10 A10 71
11 A11 75
12 A12 71
13 A13 71
14 A14 63
15 A15 71
16 A16 65
17 A17 80
18 A18 63
19 A19 71
20 A20 63
21 A21 63
22 A22 65
23 A23 80
24 A24 83
25 A25 75
26 A26 50
27 A27 65
28 A28 58
29 A29 58
30 A30 75
31 A31 75
32 A32 71
33 A33 75
34 A34 75
35 A35 71
36 A36 65
Jumlah 2523
Rata-rata 70,1
Nilai Tertinggi 83
Nilai terendah 50
146
Hasil Tes Akhir Siklus III.
No Urut Nama Siswa Nilai
1 A1 90
2 A2 85
3 A3 85
4 A4 60
5 A5 85
6 A6 65
7 A7 70
8 A8 75
9 A9 70
10 A10 70
11 A11 75
12 A12 70
13 A13 70
14 A14 65
15 A15 70
16 A16 70
17 A17 85
18 A18 65
19 A19 70
20 A20 70
21 A21 70
22 A22 70
23 A23 85
24 A24 90
25 A25 75
26 A26 56
27 A27 70
28 A28 56
29 A29 60
30 A30 75
31 A31 75
32 A32 75
33 A33 75
34 A34 75
35 A35 85
36 A36 75
Jumlah 2632
Rata-rata 73, 1
Nilai Tertinggi 90
Nilai terendah 56
147
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS: …………………
Kegiatan Pendahuluan
No Indikator Pertemuan
jml % I II
1
Mengucapakan salam dan mengecek
kehadiran
siswa
2 Mengkondisikan siswa sesuai dengan
skenario pembelajaran
3 Melakukan apersepsi
4 Menyampaikan kompetensi dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran
2 Membuka pembahasan dengan
mengemukakan permasalahan
3 Menyajikan materi secara sistematis
4 Menggunakan media pembelajaran
5 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai
6
Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah
ditetapkan
7 Melakukan pengawasan secara merata
terhadap kegiatan kelompok
8
Memberikan arahan dan bantuan
terhadap kelompok yang mengalami
kesulitan dengan cara yang bijak
9
Menunjukkan keterampilan dalam
menggunakan sumber belajar/media
pembelajartan
148
10 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam melakukan kerja kelompok
11 Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa
12 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar
13
Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk ucapan dan
hadiah terhadap keberhasilan siswa
14 Memberikan tes untuk mengetahui
keberhasilan siswa
Kegiatan Penutup
No Indikator Pertemuan
Jml % I II
1 Melakukan refleksi dan membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa
2
Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan, atau kegiatan,
atau tugas sebagai bagian remidial
3 Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
Keterangan:
Kurang Aktif : aktivitas mengajar guru mencapai ≤ 60 %
Cukup aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 60.01 – 74.99 %
Aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 75% – 89.99 %
Sangat aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 90% - 100 %
149
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS: …………………
No Indikator Pertemuan Jum-
lah
Rata
-rata
Prosen-
tase I II
1 Mengungkapkan pertanyaan jika
ada hal yang tidak dimengerti
baik kepada guru atau teman.
2 Menjawab pertanyaan baik dari
guru, teman sekelompok atau
dari kelompok lain.
3
Mengutarakan pendapat berupa
dukungan atau bantahan
terhadap pendapat teman
sekelompok atau pendapat dari
kelompok lain.
4 Memanfaatkan media yang
tersedia dalam menyelesaikan
tugas secara optimal
5 Mencatat hasil kerja kelompok
pada lembar kerja yang telah
disiapkan
6 Melaporkan hasil kerja
kelompok kepada guru, setelah
selesai dikerjakan
7 Mengungkapkan ide-ide saat
pelaksanaan presentase
8 Mengerjakan tes yang diberikan
menggunakan langkah
pemechan masalah
9 Membuat kesimpulan terhadap
materi yang telah disampaikan
dengan arahan guru
10
Mencatat tugas lanjutan yang
diberikan guru pada buku
penghubung untuk ditanda
tangani guru
150
Keterangan:
Kurang Aktif : aktivitas mengajar guru mencapai ≤ 60 %
Cukup aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 60.01 – 74.99 %
Aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 75% – 89.99 %
Sangat aktif : aktivitas mengajar guru mencapai 90% - 100 %
151
Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa Siklus I
No Inisial
Siswa
Indikator Jumlah %
1 2 3 4
1 A1 3 3 3 3 12 75
2 A2 3 3 3 3 12 75
3 A3 2 2 2 2 8 50
4 A4 2 2 2 2 8 50
5 A5 3 3 3 3 12 75
6 A6 2 2 2 2 8 50
7 A7 3 3 3 3 12 75
8 A8 3 2 2 2 9 56.25
9 A9 3 3 3 3 12 75
10 A10 2 3 2 2 9 56.25
11 A11 2 2 2 2 8 50
12 A12 2 2 2 2 8 50
13 A13 2 2 2 2 8 50
14 A14 2 2 2 2 8 50
15 A15 3 2 2 2 9 56.25
16 A16 2 2 2 2 8 50
17 A17 3 3 3 3 12 75
18 A18 2 2 2 2 8 50
19 A19 3 2 2 2 9 56.25
20 A20 2 2 2 2 8 50
21 A21 2 2 2 2 8 50
22 A22 2 3 2 2 9 56.25
23 A23 3 3 3 3 12 75
24 A24 3 3 3 3 12 75
25 A25 3 2 2 2 9 56.25
26 A26 2 2 2 2 8 50
27 A27 2 2 2 2 8 50
28 A28 2 2 2 2 8 50
29 A29 2 2 2 2 8 50
30 A30 3 3 2 2 10 71.43
31 A31 3 3 3 3 12 75
32 A32 2 2 2 2 8 50
33 A33 2 2 2 2 8 50
34 A34 3 3 2 3 11 78.57
35 A35 2 2 2 2 8 50
36 A36 3 3 3 3 12 75
Jumlah 88 86 82 83 339 59
Prosentase 61.1 59.7 56.9 57.6
152
Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa Siklus II
No Inisial
Siswa
Indikator Jumlah %
1 2 3 4
1 A1 4 4 3 4 15 93.75
2 A2 3 3 4 4 14 87.5
3 A3 3 3 3 3 12 75
4 A4 2 2 2 2 8 50
5 A5 3 3 3 3 12 75
6 A6 2 3 2 2 9 56.25
7 A7 3 3 3 3 12 75
8 A8 3 3 3 3 12 75
9 A9 3 3 3 3 12 75
10 A10 3 3 3 3 12 75
11 A11 3 3 3 3 12 75
12 A12 3 3 3 3 12 75
13 A13 3 3 3 3 12 75
14 A14 2 2 2 2 8 50
15 A15 3 3 3 3 12 75
16 A16 3 3 3 3 12 75
17 A17 3 3 3 4 13 81.25
18 A18 2 2 2 2 8 50
19 A19 3 3 3 3 12 75
20 A20 2 2 2 2 8 50
21 A21 2 2 2 3 9 56.25
22 A22 2 2 2 3 9 56.25
23 A23 3 3 3 3 12 75
24 A24 3 3 3 4 13 81.25
25 A25 3 3 3 3 12 75
26 A26 2 2 2 2 8 50
27 A27 2 3 3 3 11 68.75
28 A28 2 2 2 2 8 50
29 A29 2 2 2 2 8 50
30 A30 3 3 3 3 12 75
31 A31 3 3 3 3 12 75
32 A32 3 3 3 3 12 75
33 A33 3 3 3 3 12 75
34 A34 3 3 3 3 12 75
35 A35 3 3 3 3 12 75
36 A36 3 3 3 3 12 75
Jumlah 98 100 99 104 401 69.62
Prosentase 68.05 69.44 68.75 72.22
153
Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran Siswa Siklus III
No Inisial
Siswa
Indikator Jumlah %
1 2 3 4
1 A1 4 3 4 4 15 93.75
2 A2 3 4 3 4 14 87.5
3 A3 4 4 3 4 15 93.75
4 A4 3 3 3 3 12 75
5 A5 3 3 3 4 13 81.25
6 A6 3 2 2 3 10 62.5
7 A7 3 3 3 3 12 75
8 A8 3 3 3 4 13 81.25
9 A9 3 3 3 3 12 75
10 A10 3 3 3 3 12 75
11 A11 3 3 3 3 12 75
12 A12 3 3 3 3 12 75
13 A13 3 3 3 3 12 75
14 A14 3 3 3 3 12 75
15 A15 3 3 3 3 12 75
16 A16 3 3 3 3 12 75
17 A17 4 4 3 4 15 93.75
18 A18 3 2 2 4 11 68.75
19 A19 3 3 3 3 12 75
20 A20 3 3 3 3 12 75
21 A21 3 3 3 3 12 75
22 A22 3 3 3 3 12 75
23 A23 3 3 3 4 13 81.25
24 A24 4 4 3 4 15 93.75
25 A25 3 3 3 4 13 81.25
26 A26 3 3 3 3 12 75
27 A27 3 3 3 3 12 75
28 A28 3 2 3 3 11 68.75
29 A29 3 3 3 3 12 75
30 A30 3 3 3 4 13 81.25
31 A31 3 3 3 3 12 75
32 A32 3 3 3 3 12 75
33 A33 3 3 3 3 12 75
34 A34 3 3 3 3 12 75
35 A35 4 3 4 4 15 93.75
36 A36 3 4 3 3 13 81.25
Jumlah 113 110 108 120 451 78.29
Prosentase 78.47 76.39 75 83.33
154
Table I.1
Hasil Try Out Kelas VI Hasan MI Al-Husna Ciledug Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama Siswa Mata Pelajaran
B. Indonesia Matematika IPA
1 S1 9, 40 5, 50 7, 80
2 S2 5, 40 3, 75 7, 20
3 S3 8, 40 5, 00 7, 20
4 S4 8, 20 5, 00 6, 80
5 S5 8, 20 4, 50 5, 00
6 S6 8, 40 5, 50 8, 60
7 S7 7, 00 3, 75 5, 40
8 S8 8, 40 5, 25 8, 20
9 S9 8, 00 6, 50 5, 60
10 S10 8, 80 3, 25 7, 00
11 S11 8, 60 6, 75 7, 60
12 S12 8, 80 6, 00 8, 40
13 S13 6, 40 4, 50 5, 80
14 S14 9, 40 8, 50 9, 20
15 S15 7, 60 5, 25 6, 40
16 S16 9, 00 6, 25 8, 60
17 S17 8, 80 6, 50 5, 40
18 S18 9, 00 3, 75 7, 60
19 S19 7, 80 3, 75 7, 00
20 S20 6, 20 3, 25 4, 80
21 S21 9, 20 7, 25 6, 60
22 S22 9, 20 7, 25 9, 00
23 S23 8, 00 2, 75 7, 40
24 S24 7, 60 4, 50 6, 40
25 S25 9, 00 5, 50 8, 40
26 S26 9,00 3, 50 7, 60
Jumlah 213, 80 133, 25 185, 00
Rerata 8, 22 5, 13 7, 12
155
Table I.2
Nilai Murni Kelas IV MI Al-Husna Ciledug Semester Ganjil 2012/2013
Kelas IV Al-Ghazali Kelas IV Al-Farabi
No Nama Siswa Nilai Nama Siswa Nilai
1 S1 3, 17 S1 3, 83
2 S2 4, 50 S2 5, 17
3 S3 6, 33 S3 7, 33
4 S4 4, 83 S4 5, 33
5 S5 3, 33 S5 4, 67
6 S6 4, 67 S6 5, 00
7 S7 6, 67 S7 2, 50
8 S8 3, 17 S8 2, 00
9 S9 4, 17 S9 2, 00
10 S10 3, 00 S10 2, 83
11 S11 4, 00 S11 4, 17
12 S12 3, 00 S12 3, 00
13 S13 2, 00 S13 2, 67
14 S14 6, 17 S14 3, 00
15 S15 2, 00 S15 3, 00
16 S16 2, 67 S16 5, 83
17 S17 4, 17 S17 2, 17
18 S18 4, 17 S18 2, 33
19 S19 3, 83 S19 7, 17
20 S20 4, 67 S20 5, 83
21 S21 2, 50 S21 5, 67
22 S22 2, 50 S22 2, 00
23 S23 3, 83 S23 5, 17
24 S24 4, 00 S24 5, 83
25 S25 5, 00 S25 3, 33
26 S26 2, 00 S26 6, 67
27 S27 2, 67 S27 5, 50
28 S28 2, 67 S28 5, 50
29 S29 3, 33 S29 4, 83
30 S30 3, 33 S30 2, 50
31 S31 5, 67
32 S32 3, 33
Jumlah 112, 35 Jumlah 135, 83
Rerata 3, 75 Rerata 4, 24
156