Upload
sand-bae
View
1.081
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
buat semua rekan yang mau di wisuda
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
karena matematika dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis,
sistematis, kreatif dan analisis, sehingga mampu menghadapi perkembangan
IPTEK yang semakin pesat. Cara berfikir seperti ini dikembangkan melalui
belajar matematika, karena memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat antara
konsepnya sehingga memungkinkan siswa terampil berfikir rasional. Sesuai
dengan pendapat Erman (2004:58) bahwa :
Tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal yaitu : 1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan
didalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, jujur, efektif dan efisien.
2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pendidikan.
Mengingat begitu pentingnya peranan matematika dalam kehidupan, maka
berbagai pihak yang terkait dalam dunia pendidikan khususnya bidang
matematika selalu mengusahakan agar pelajaran matematika di setiap jenjang
pendidikan selalu baik dan berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
mewujudkan hal itu yaitu mulai dari pengembangan dan penyempurnaan
kurikulum, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas
guru melalui penataran-penataran dan seminar-seminar serta penyediaan buku
1
2
pegangan untuk siswa dan guru. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan namun
hasil belajar matematika siswa belum memuaskan dengan kata lain hasil belajar
matematika masih rendah, seperti yang terjadi di SMAN 1 Lintau Buo.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa di SMAN 1 Lintau Buo dapat
dilihat dari rata-rata hasil kuis siswa kelas X SMAN 1 Lintau Buo tahun pelajaran
2010-2011 seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Rata-rata dan Persentase Ketuntasan Nilai Kuis Siswa Kelas X SMAN 1 Lintau Buo Tahun Pelajaran 2010-2011
Kelas Rata-rata
Jumlah Siswa
Tuntas Tidak TuntasJumlah Persentase
(%)Jumlah Persentase
(%)
X1 54,28 17 48,57 18 51,43X2 50,71 13 37,14 22 62,86X3 55,40 20 54,05 17 45,95X4 52,89 15 39,47 23 60,53X5 58,24 21 56,75 16 43,25X6 54,72 21 58,33 15 41,67X7 61,38 23 65,71 12 34,29X8 58,33 19 57,57 14 42,43
Sumber : Guru matematika SMAN 1 Lintau Buo
Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa rata-rata hasil belajar
matematika siswa masih dibawah KKM matematika yang ditetapkan di sekolah
yaitu 60. Selain itu dapat dilihat dari tabel secara keseluruhan nilai rata-rata siswa
yang tuntas lebih sedikit dari pada yang tidak tuntas.
Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dengan guru SMAN 1
Lintau Buo pada tanggal 13 Januari 2010, ada beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Diantaranya karena
pembelajaran yang dilaksanakan guru bersifat monoton, dimana guru yang banyak
berperan dalam belajar sedangkan siswa kurang aktif atau cendrung pasif,
3
sehingga aktifitas siswa hanya mencatat dan mendengarkan saja. Jarang siswa
yang mau bertanya atau berdiskusi sehingga siswa kurang bisa menyelesaikan
masalah-masalah yang diberikan guru. Dengan demikian siswa kurang bisa
berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif dan analisis.
Menurut guru matematika di SMAN 1 Lintau Buo, mereka mencoba
mengatasi permasalahan di atas, yaitu dengan menerapkan beberapa metode
dalam pembelajaran matematika seperti menerapkan model pembelajaran
kooperatif yang banyak melibatkan siswa dalam belajar. Namun hasil belajar
matematika siswa belum juga maksimal. Menurut pengamatan penulis dalam
pembelajaran kooperatif yang diterapkan, guru kurang membimbing siswa dalam
menyelesaikan masalah. Siswa dibiarkan saja bekerja dengan kelompoknya
masing-masing sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sangat
rendah.
Berpangkal tolak pada permasalahan di atas, maka penulis mencoba
mengatasinya dengan melaksanakan suatu strategi pembelajaran yang dapat
mengajak siswa untuk mampu berfikir lebih kritis dan menjadi lebih aktif dalam
pelaksanaan proses pembelajaran serta mampu dalam memecahkan masalah
pembelajaran yang dihadapinya. Salah satu strategi yang dapat dilaksanakan
untuk mewujudkan hal di atas agar siswa mampu dalam memecahkan masalah
sehingga siswa dapat berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif dan analisis adalah
Strategi Pemecahan Masalah Solso.
Pemecahan masalah merupakan strategi pembelajaran yang efektif yang
akan mendorong peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran. Anak yang
4
terbiasa memecahkan masalah berarti mereka sudah terbiasa berfikir tingkat
tinggi.
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pemecahan masalah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Model pembelajaran NHT ini lebih banyak melibatkan siswa dalam belajar. NHT
merupakan model diskusi kelompok yang lebih banyak menuntut keaktifan siswa
dan setiap siswa harus dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru, karena
setiap anggota kelompok harus menguasai jawaban dari pertanyaan yang
diberikan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul : “Penerapan Strategi Pemecahan Masalah Solso
dalam Model Numbered Head Together (NHT) pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas X SMAN 1 Lintau Buo Tahun Pelajaran 2010-
2011”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar matematika siswa rendah
2. Proses pembelajaran matematika siswa berlangsung monoton
3. Siswa kurang aktif dan kurang berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif dan
analisis
4. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah
5
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dana, kemampuan penulis dan agar
penelitian ini lebih terarah maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti
pada hasil belajar matematika siswa yang rendah dan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah yang masih rendah. Hal ini diperkirakan dapat diatasi
dengan menerapkan strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model Numbered
Head Together (NHT).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang dikemukakan di
atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah hasil belajar
matematika siswa dengan menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam
Model Numbered Head Together (NHT) lebih baik dari hasil belajar matematika
dengan menggunakan metode konvensional pada kelas X SMAN 1 Lintau Buo ?”
E. Asumsi
Asumsi dalam penelitian ini adalah :
1. Setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk belajar matematika di
sekolah
2. Materi yang diberikan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
3. Guru dapat menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran matematika
6
4. Hasil tes yang diberikan pada akhir penelitian merupakan gambaran tentang
hasil belajar siswa
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
dengan menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model Numbered
Head Together (NHT) lebih baik dari hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN 1 Lintau Buo.
G. Kegunaan Penelitian
Selesainya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi kontribusi positif
untuk dimanfaatkan sebagai berikut :
1. Bagi peneliti sebagai bekal calon guru yang nantinya bisa diterapkan di
sekolah
2. Bagi guru matematika SMAN 1 Lintau Buo, diharapkan menjadi salah satu
alternatif dalam merencanakan dan mengembangkan model pembelajaran
untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mengajar matematika
3. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan
hasil belajar matematika siswa di SMAN 1 Lintau Buo
4. Memberi kesempatan dan pengalaman belajar yang baru kepada siswa
sehingga motivasi dan hasil belajar siswa meningkat
7
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar dan Pembelajaran matematika
Proses belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang
terjadi sekaligus. Belajar merupakan proses perubahan pengetahuan, sikap
dan tingkah laku seperti dijelaskan oleh Abu (2002:279) bahwa : “Belajar
adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan
latihan”. Demikian pula Slameto (2003:2) mengungkapkan :
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sumadi (2001:230) juga berpendapat bahwa :
a. Belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, actual maupun potensial)
b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatnya kecakapan baruc. Perubahan itu terjadi karena usaha dan sengaja
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses yang terjadi pada diri seseorang, sehingga setelah
melalui proses tersebut terjadi perubahan pada dirinya.
Guru dalam belajar matematika perlu melakukan suatu proses yang
disebut pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu prosedur penciptaan
kondisi belajar yang memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung
7
8
dengan mudah dan sistematik untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik. Erman (2004:7) menegaskan “Pembelajaran merupakan upaya
penataan lingkungan yang memberikan nuansa agar program belajar
tumbuh dan berkembang secara optimal”. Hubungan dengan matematika
seperti dikemukakan Nikson dalam Muliyardi (2002:3) bahwa :
Pembelajaran matematika adalah upaya untuk membantu siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sebagai konsep dan prinsip itu terbangun kembali
Dalam pembelajaran siswa yang lebih banyak mengkonstruksi
pengetahuan bagi dirinya sendiri dan bukan hanya transformasi dari guru.
Untuk itu dalam pembelajaran matematika guru dituntut untuk bisa
memilih dan menggunakan strategi, model, metode, teknik dan
pendekatan yang banyak melibatkan siswa dalam belajar. Salah satu
strategi yang dapat membuat peserta didik berfikir kritis, logis, sistematis,
kreatif dan analisis adalah dengan menerapkan strategi Pemecahan
Masalah Solso. Salah satu model pembelajaran yang banyak melibatkan
siswa dalam belajar adalah Numbered Head Together (NHT).
2. Pembentukan Kelompok pada Strategi Pemecahan Masalah Solso
dalam Model NHT
Pembentukan kelompok secara heterogen adalah salah satu cara
pembentukan kelompok dalam pembelajaran kooperatif. Pembentukan
kelompok secara heterogen dapat dilakukan dengan memperhatikan
9
keanekaragaman jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, suku dan
kemampuan akademik.
Pembentukan kelompok pada penelitian ini diprioritaskan pada
kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan akademik, setiap kelompok
terdiri dari siswa dengan kemampuan akademik rendah, sedang dan tinggi.
Pengelompokan secara heterogen mempunyai beberapa keunggulan.
Adapun keunggulan tersebut menurut Anita (2002: 42) adalah:
1. Memberikan kesempatan saling mengajar dan mendukung.2. Meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik dan gender.3. Memudahkan pengelolaan kelas karena adanya satu orang
dengan kemampuan akademis tinggi, guru mendapat satu asisten untuk tiap tiga orang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengelompokan secara heterogen bermanfaat bagi proses pembelajaran
terutama dalam hal meningkatkan hubungan dan kemampuan akademik
setiap anggota kelompoknya. Hal ini dikarenakan setiap anggota
kelompok berusaha mengembangkan hubungan yang baik dengan teman
sekelompoknya dan saling membantu untuk mencapai tujuan belajar yang
sama. Selain itu, pengelolaan kelas menjadi semakin mudah di mana guru
telah mendapat asisten untuk masing-masing kelompok.
Berikut ini disajikan langkah-langkah pembentukan kelompok
berdasarkan kemampuan akademik menurut Anita (2002: 41) adalah
sebagai berikut :
10
Tabel 3. Prosedur Pengelompokan Heterogenitas Berdasarkan Kemampuan Akademis.
Langkah IMengurutkan siswa berdasarkan kemampuan akademis
Langkah IIMembentuk kelompok pertama
Langkah IIIMembentuk kelompok selanjutnya
1. Ani2. David3.4.5.6.7.8.9.10.11. Yusuf12. Citra13. Rini14. Basuki15.16.17.18.19.20.21.22.23.24. Slamet25. Dian
1. Ani2. David3.4.5. Citra Ani 6.7.8.9.10. Dian Rini 11. Yusuf12. Citra13. Rini14. Basuki15.16.17.18.19.20.21.22.23.24. Slamet25. Dian
1. Ani2. David3.4.5. Yusuf David6.7.8.9.10. Slamet Basuki11. Yusuf12. Citra13. Rini14. Basuki15.16.17.18.19.20.21.22.23.24. Slamet25. Dian
Sumber : Anita (2002:41)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa siswa diurutkan dari
tingkat kemampuan tinggi sampai tingkat kemampuan rendah.
Pembentukan kelompok satu dapat dilakukan dengan mengambil siswa
dari urutan nomor 1 (kemampuan tinggi), siswa nomor 25 (kemampuan
rendah), dan siswa nomor 12 dan 13 (kemampuan sedang). Untuk
kelompok dua dapat diambil dengan menempatkan siswa dari urutan
11
nomor 2, 24, 11, dan 14. Kemudian untuk kelompok selanjutnya dilakukan
proses yang sama (mengambil siswa dari urutan kemampuan tinggi
berikutnya, seorang siswa berkemampuan rendah berikutnya dan dua
orang siswa berkemampuan sedang berikutnya).
3. Strategi Pemecahan Masalah Solso
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk
menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam
upaya mengatasi situasi baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai
bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui
kegiatan-kegiatan belajar terlebih dahulu, melainkan lebih dari itu, yaitu
merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat
yang lebih tinggi.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika
yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaian masalah akan membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan intelektual mereka dan mengajarkan kepada siswa
bagaimana memecahkan masalah dan menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah. Sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan Gagne
dalam Erman (2004:89) bahwa : “Keterampilan intelektual tingkat tinggi
dapat dikembangkan dalam pemecahan masalah”.
Hal yang perlu ditingkatkan dalam mengembangkan kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah adalah kemampuan menyangkut teknik
12
dan strategi pemecahan masalah. Pengetahuan, keterampilan dan
pemahaman merupakan elemen-elemen penting dalam belajar matematika.
Dalam pemecahan masalah, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk
mensintesis elemen-elemen tersebut sehingga akhirnya dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan baik.
Menurut Solso dalam Made (2009:56) mengemukakan enam tahap
pemecahan masalah:
a.Identifikasi permasalahanb. Representasi permasalahan c.Perencanaan pemecahand. Menerapkan / mengimplementasikan perencanaane.Menilai perencanaan f. Menilai hasil pemecahan
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :
13
Tabel 2. Tahap-tahap Pelaksanaan Pemecahan Masalah Solso
No Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan siswa
1. Identifikasi Permasalahan
Memberi permasalahan pada siswa
Memahami permasalahan
Membimbing siswa dalam melakukan identifikasi permasalahan
Melakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi
2. Representasi/ penyajian permasalahan
Membantu siswa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar
Merumuskan dan pengenalan permasalahan
3. Perencanaan Pemecahan
Membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
Melakukan perencanaan pemecahan masalah
4. Menerapkan / mengimplementasikan perencanaan
Membimbing siswa menerapkan perencanaan yang telah dibuat
Menerapkan rencana pemecahan masalah
5. Menilai Perencanaan
Membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
Melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
6. Menilai hasil pemecahan
Membimbing siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Sumber : Made (2009: 56)
Proses pembelajaran dengan strategi pemecaan masalah solso
mempunyai kelebihan dan kekurangan, meskipun dalam pembelajaran
kita sudah membuat perencanaan yang baik dan diterapkan sesuai dengan
skenario yang sudah dibuat. Menurut Herman (1988:121) penerapan
pemecahan masalah mempunyai kelebihan yaitu :
1. Dengan pendekatan problem solving situasi belajar siswa menjadi lebih aktif, hidup, bersemangat, bermutu dan berdaya guna.
2. Disamping penguasaan para siswa terhadap bahan pelajaran lebih mendalam, sekaligus merupakan latihan berfikir ilmiah dalam menghadapi suatu masalah apa saja.
14
3. Menumbuhkan sikap objektif, percaya pada diri sendiri, kesanggupan, keberanian, serta rasa tanggung jawab dalam mengatasi segala permasalahan hidupnya kelak
Selain itu kekurangan dari penerapan pemecahan masalah menurut
Herman (1988:121) adalah
1. Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru untuk menentukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa.
2. Proses belajar mengajar dengan strategi ini memerlukan waktu yang cukup banyak.
3. Mengubah kebiasaan belajar siswa dari mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan masalah secara sendiri maupun kelompok terkadang memerlukan banyak sumber belajar dan merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
Kelemahan-kelemahan tersebut harus diantisipasi dalam
pelaksanaan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Antisipasi yang
dapat dilakukan adalah memberikan pengarahan tentang pelaksanaan
pemecahan masalah dalam kegiatan belajar sebelum pembelajaran
dimulai. Selama pembelajaran siswa tetap diarahkan dalam mencari solusi
dari permasalahan yang diberikan guru.
4. Model Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh
Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
15
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama
merupakan pola jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional.
Langkah-langkah pelaksanaan NHT menurut Trianto (2009:82)
adalah sebagai berikut
a. Fase 1 : PenomoranDalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.
b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi.
c. Fase 3 : Befikir BersamaSiswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d. Fase 4 : MenjawabGuru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Ciri khas dari NHT adalah guru menunjuk seorang siswa dengan
menyebutkan salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Sehingga masing-masing
anggota kelompok harus paham dengan hasil kerja kelompoknya dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja kelompoknya. Dengan sendirinya
siswa merasa dirinya harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
NHT merupakan model diskusi kelompok yang lebih banyak
menuntut keaktifan siswa dan setiap siswa harus dapat menjawab
16
pertanyaan yang diberikan guru, karena setiap anggota kelompok harus
menguasai jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
Selama proses pembelajaran anggota dari kelompok lain boleh
menjawab pertanyaan seandainya kelompok yang diajukan pertanyaan
tidak dapat menjawabnya. Anggota yang menjawab dengan benar
pertanyaan tersebut akan mendapat skor individu.
5. Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model NHT
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran matematika,
guru harus mampu menggunakan strategi dan model yang dapat
mengaktifkan siswa dalam belajar dan meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah. Salah satunya adalah Strategi Pemecahan
Masalah Solso dalam Model Numbered Head Together (NHT).
Menurut Suryadi dalam Erman (2004:89) bahwa :
Pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap paling baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Umun (SMU).
Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam model pembelajaran NHT
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
sehingga siswa bisa berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif dan analisis.
Adapun langkah-langkah dari Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam
Model NHT adalah sebagai berikut :
17
a. Fase 1 : Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang, kemudian masing-masing anggota
kelompok diberi nomor antara 1-5.
b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Dalam fase ini guru memberikan pertanyaan atau masalah kepada
siswa.
c. Fase 3 : Berfikir Bersama
Dalam fase ini siswa akan mencari solusi dari pertanyaan atau
masalah yang diberikan guru. Siswa akan menyatukan pendapatnya
terhadap masalah yang diberikan guru dan meyakinkan setiap
anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban yang disepakati
kelompok. Dalam mencari solusi terhadap masalah tersebut
digunakan Strategi Pemecahan Masalah Solso. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi permasalahan
2) Representasi permasalahan
3) Perencanaan pemecahan
4) Menerapkan / mengimplementasikan perencanaan
5) Menilai perencanaan
6) Menilai hasil pemecahan
18
d. Fase 4 : Menjawab
Dalam fase ini guru akan memanggil satu nomor dari kelompok
tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan
tangan dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Dengan mengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok
kecil akan memberi peluang bagi mereka untuk mendiskusikan masalah
yang dihadapi, saling tukar ide antar siswa dan memperdebatkan alternatif
pemecahan masalah yang digunakan. Selain itu, dalam kelompok kecil
siswa dimungkinkan untuk mampu menyelesaikan masalah yang lebih
baik dibandingkan kalau mereka belajar sendiri-sendiri.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu mata
pelajaran. Wina (2005:27) menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan
gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar”.
Menurut Sudjana (1989:22) bahwa “Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”. Jadi hasil belajar dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa menguasai dan memahami pelajaran yang
diterimanya.
19
7. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang
dilakukan secara klasikal dengan metode ceramah dan pemberian tugas
secara individu. Menurut Muslimin (2000:178) :
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang hanya ceramah saja. Hal ini menuntut guru tidak memerlukan waktu yang lama dan tidak memerlukan biaya sehingga pembelajaran yang diberikan sangat monoton.
Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah tempat penelitian.
Dimana guru menjelaskan materi secara rinci di depan kelas kemudian
diberikan contoh soal dan siswa disuruh mengerjakan latihan.
8. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wilfa Hidayati (2009) yang meneliti
tentang pembelajaran matematika dengan pendekatan Problem Solving
yang dipakai adalah tipe Polya. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
Wilfa Hidayati ini menyatakan bahwa penerapan Problem Solving di kelas
X SMAN 1 Solok dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Oktaria (2009) yang meneliti tentang
pembelajaran matematika dengan model NHT. Kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian Dewi Oktaria menyatakan bahwa penggunaan model NHT
di kelas X SMAN 3 Bukit Tinggi dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
20
Penelitian tentang problem solving yang dilakukan pada penelitian
sebelumnya adalah dengan mengunakan tipe Polya. Pada penelitian ini
peneliti menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
B. Kerangka konseptual
Semakin canggihnya teknologi informasi dan semakin cepatnya penemuan
baru dibidang IPTEK maka semakin tinggi pula tuntunan untuk lulusan sekolah
yang memiliki sikap kritis, sistematis, logis, kreatif, dan mau bekerja sama secara
efektif. Untuk itu penerapan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk memajukan pembelajaran matematika.
Guru dan siswa merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran
di kelas. Aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran tergantung pada
strategi atau model pembelajaran yang diterapkan. Strategi Pemecahan Masalah
Solso dalam model NHT membutuhkan peran guru untuk membimbing dan
mengarahkan cara berfikir siswa, sehingga terlatih untuk berfikir secara kritis,
logis, sistematis, kreatif dan analisis.
Penerapan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model NHT ini
siswa benar-benar terlibat aktif dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa
mampu menyelesaikan masalah. Dengan keterlibatan siswa secara aktif dan
mampu menyelesaikan masalah yang diberikan guru, diharapkan siswa lebih
memahami materi sehingga diperoleh hasil belajar matematika yang lebih baik.
21
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema berikut ini :
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam
penelitian yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan latar
belakang masalah dan kajian teori maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
“Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Strategi Pemecahan Masalah
Solso dalam Model Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada
kelas X SMAN 1 Lintau Buo”.
SiswaStrategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model NHT
Hasil Belajar
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimen. Suharsimi (2005:207) menjelaskan
bahwa “Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu tindakan atau perlakuan”.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian eksperimen maka
objek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Maka rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized control
group only design seperti tabel berikut:
Tabel 4. Rancangan PenelitianKelas Perlakuan Tes akhir
Eksperimen X T
Kontrol - TSumber : Sumadi (2004 : 104)
Keterangan :
X = Penerapan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam model NHT
T = Tes Akhir
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Walpole (1992:7) “populasi adalah keseluruhan
pengamatan yang menjadi perhatian kita”. Populasi dalam penelitian ini
22
23
adalah siswa kelas X SMAN 1 Lintau Buo yang terdaftar pada tahun
pelajaran 2010-2011.
Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas X SMAN 1 Lintau Buo Tahun Pelajaran 2010-2011
Kelas Jumlah siswa
X1 35X2 35X3 37X4 38X5 37X6 35X7 35X8 33
Sumber : Tata usaha SMAN 1 Lintau Buo
2. Sampel
Menurut Walpole (1992:7) “sampel adalah suatu himpunan bagian
dari populasi”. Sesuai dengan rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan, maka sampel yang dibutuhkan ada dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Prosedur pengambilan sampel antara lain:
a. Mengumpulkan nilai kuis siswa kelas X semester 1 SMAN 1 Lintau
Buo tahun pelajaran 2010-2011 untuk dijadikan populasi.
b. Melakukan uji normalitas populasi menggunakan uji Anderson
Darling dengan bantuan software Minitab. Uji normalitas bertujuan
untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak.
24
Dengan hipotesis statistik :
H0 : Populasi berdistribusi normalH1 : Populasi tidak berdistribusi normal
Untuk interpretasi uji ini dapat dilakukan dengan memperhatikan P-
Value. Syafriandi (2004:4) mengemukakan “Jika P-Value yang
diperoleh lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (α ) maka tolak
H0 dan sebaliknya terima H0”.
Setelah dilakukan uji normalitas terhadap kedelapan kelas yang
menjadi populasi terlihat bahwa pencaran titik-titik mendekati garis
lurus dengan nilai P-value seperti dibawah ini :
Tabel 6. P-value Uji Normalitas Populasi Kelas X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8P-value 0,341 0,106 0,075 0,066 0,195 0,054 0,144 0,323
Sumber : Perhitungan Normalitas pada Lampiran II Hal. 47
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa P-value dari kedelapan kelas
populasi lebih besar dari taraf nyata yang ditetapkan yaitu α=0,05,
jadi dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal.
c. Melakukan uji homogenitas variansi dengan menggunakan uji Bartlet
dengan bantuan software Minitab. Uji homogenitas variansi dilakukan
untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi yang
homogen atau tidak. Dengan hipotesis statistik :
H0 : σ 1
2=σ22=σ3
2=σ 42=σ 5
2=σ62=σ 7
2=σ82
H1 : jika salah satu tanda tidak sama
Untuk interpretasi uji ini, dapat kita lihat chart yang dihasilkan . Jika
irisan selang kepercayaan itu kosong, maka dikatakan kelompok
perlakuan tersebut tidak homogen dan sebaliknya dikatakan homogen
(Syafriandi,2001:5).
25
Setelah dilakukan uji homogenitas terlihat bahwa terdapat irisan pada
tiap-tiap selang kepercayaan maka dapat disimpulkan bahwa populasi
mempunyai variansi yang homogen (Lampiran III Hal. 51)
d. Populasi berdistribusi normal dan homogen maka pengambilan sampel
dapat dilakukan secara acak dengan ketentuan kelas yang terambil
pertama adalah kelas eksperimen yaitu kelas X.5 dan kelas yang
terambil kedua adalah kelas kontrol yaitu kelas X.1
C. Variabel dan Data
1. Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah menerapkan Strategi
Pemecahan Masalah Solso dalam Model NHT
b. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika
siswa kelas sampel.
2. Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
26
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian.
Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang yang diperoleh dari orang lain. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang jumlah siswa dan
hasil kuis siswa kelas X SMAN 1 Lintau Buo tahun pelajaran 2010-
2011
b. Sumber Data
1. Data primer bersumber dari seluruh siswa kelas X SMAN 1 Lintau
Buo yang terpilih sebagai kelas sampel pada penelitian ini.
2. Data sekunder bersumber dari tata usaha dan guru bibang studi
matematika kelas X SMAN 1 Lintau Buo tahun pelajaran 2010-2011
D. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas 3 tahap yaitu
persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian, antara lain :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian, antara lain :
a. Memilih 2 kelas sampel
27
b. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model NHT
c. Membuat kisi-kisi soal tes akhir
d. Membuat soal tes akhir
2. Tahap Pelaksanaan
Perlakuan yang diberikan :
a. Kelas Eksperimen
Tabel 7. Pelaksanaan Kelas Eksperimen
Perkiraan AktivitasGuru Siswa
1) Pendahuluan (± 10 menit)a) Guru membuka pelajaranb) Guru menyampaikan apersepsic) Guru menyampaikan tujuan
pembelajarand) Guru memotivasi siswae) Guru memperkenalkan Strategi
Pemecahan Masalah Solso dalam model NHT
2) Kegiatan inti (± 70 menit)
Fase 1 : Penomorana) Guru mengelompokkan siswa secara
heterogen, masing-masing kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5
Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan a) Guru menjelaskan materi secara garis
besarb) Guru memberikan pertanyaan atau
masalah kepada siswaFase 3 : Berfikir Bersamaa) Guru meminta siswa menyelesaikan
masalah dengan menggunakan Strategi Pemecahan Masalah Solso
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing
Siswa memperhatikan penjelasan guruSiswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa bekerja dalam kelompok masing-masing untuk menyelesaikan masalah yang
28
b) Guru mengontrol siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara :1) Guru membimbing siswa dalam
melakukan identifikasi masalah
2) Guru membantu siswa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar
3) Guru membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
4) Guru membimbing siswa menerapkan perencanaan yang telah dibuat
5) Guru membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
6) Guru membimbing siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Fase 4 : Menjawaba) Guru memanggil satu nomor dari
kelompok tertentu secara acakb) Guru menyuruh siswa yang sudah
dipanggil nomornya tersebut untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
c) Guru memberikan penegasan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan
3) Penutup (± 10 menit)
1) Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
2) Guru memberikan PR tentang materi yang sudah dipelajari
3) Guru menutup pelajaran
diberikan guru
Siswa melakukan identifikasi terhadap masalah yang diberikan guru Siswa merumuskan permasalahan
Siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
Siswa menerapkan rencana pemecahan masalah
Siswa melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
Siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan Siswa yang terpanggil mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa menyimpulkan materi
Siswa mencatat PR yang diberikan guru
29
b. Kelas Kontrol
Tabel 8. Pelaksanaan Kelas Kontrol
Perkiraan KegiatanGuru Siswa
a. Pendahuluan (± 10 menit)
1) Guru membuka pelajaran2) Guru menyampaikan apersepsi3) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran4) Guru memotivasi siswa
b. Kegiatan inti (± 70 menit)
Eksplorasi :1) Guru menjelaskan materi secara rinci2) Guru memberikan contoh soal3) Guru meminta siswa bertanya
mengenai hal-hal yang tidak mengerti
Elaborasi :Guru menyuruh siswa mengerjakan latihan
Konfirmasi :Guru membahas soal yang dianggap sulit bagi siswa
c. Penutup (10 menit)
1) Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
2) Guru memberikan PR tentang materi yang sudah dipelajari
3) Guru menutup pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guruSiswa bertanya kepada guru
Siswa mengerjakan latihan yang disuruh guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa menyimpulkan materi
Siswa mencatat PR yang diberikan guru
3. Tahap Penyelesaian
Tahap ini dilaksanakan tes akhir. Tes akhir ini dilaksanakan setelah
pokok bahasan berakhir, tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
30
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan
dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
adalah tes hasil belajar matematika yang dilaksanakan setelah eksperimen
berlangsung. Bentuk tes yang digunakan adalah uraian.
Untuk mendapatkan tes akhir yang baik maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menyusun Tes
Dalam menyusun tes, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut
a) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu memperoleh hasil belajar
matematika siswa
b) Membuat pembatasan terhadap bahan yang akan diujikan
c) Munyusun kisi-kisi soal
d) Menyusun butir-butir soal yang akan diujikan
e) Memvalidasi soal tes
2. Validitas soal tes
Suharsimi (2002:144) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah validitas isi atau validitas kurikulum. Menurut Suharsimi (1997:64)
mengemukakan bahwa :
Sebuah soal dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dangan materi dan isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi sering disebut validitas kurikuler.
31
Tes yang diberikan pada penelitian ini berdasarkan kurikulum dan
materinya telah diajarkan oleh guru serta didahului dengan pembuatan
kisi-kisi soal, sehingga tes yang diberikan memiliki validitas isi.
3. Melaksanakan tes uji coba
Hasil dari suatu penelitian reliabel apabila alat pengumpul data
yang digunakan telah memiliki validitas, indeks pembeda dan indeks
kesukaran. Agar soal yang disusun itu memiliki kriteria yang baik maka
perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan tes uji coba di SMAN 2 Lintau Buo karena berdasarkan
informasi dari Depdiknas Kabupaten Tanah Datar bahwa sekolah
penelitian dan sekolah uji coba memiliki kemampuan akademis yang tidak
jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat dari KKM sekolah tempat penelitian
dengan sekolah tempat uji coba yang sama-sama 60.
4. Melakukan Analisis Item
Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan analisis item untuk
mengetahui baik atau buruknya suatu soal.
a) Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran soal digunakan untuk menentukan apakah butir soal
tes tergolong mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan taraf kesukaran
soal digunakan rumus :
IK= XSkor maksimalbutir soal
32
Ket :X = Rata-rata
Tabel 9. Kriteria Indeks KesukaranIndeks Kesukaran Kriteria0,00 ≤ IK ≤0,30 Sukar0,30< IK ≤ 0,70 Sedang0,70< IK ≤ 1,00 Mudah
Sumber : Depdiknas (2001:27)
Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran setiap butir soal tes uji coba maka
soal yang termasuk mudah adalah soal nomor 1a, 2a, dan 3b, sedangkan soal yang
termasuk sedang adalah soal nomor 1b, 2b, 3a, 4a, 4b (lampiran XI hal. 80)
b) Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang
pandai dengan siswa yang tidak pandai. Untuk menentukan daya pembeda soal
digunakan rumus :
DP = Mean kelompok atas – mean kelompok bawah Skor maksimal soal
Tabel 10. Kriteria Daya Pembeda soalDaya Pembeda Soal Kriteria0,40 ≤ DP ≤1,00 Soal diterima / baik0,30 ≤ DP < 0,40 Soal diterima tetapi perlu diperbaiki0,20 ≤ DP < 0,30 Soal diperbaiki0,00 ≤ DP <0,20 Soal tidak dipakai / dibuang
Sumber : Depdiknas (2001:28)
Berdasarkan hasil analisis soal uji coba, maka semua soal diterima
(lampiran XII hal.82 )
33
c) Reliabilitas Soal
Reliabilitas tes adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menentukan reliabilitas
digunakan rumus seperti yang dinyatakan oleh Suharsimi (2002:171) yaitu :
r11=k
k−1 (1−∑ σb2
σt2 )
Dimana :
r11 = Reliabilitas tes
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑ σb2= Jumlah variansi butir
σt2 = Variansi total
Tabel 11. Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Kriteria 0,80<r11 ≤1,00 Sangat Tinggi0,60<r11 ≤0,80 Tinggi 0,40<r11 ≤0,60 Sedang 0,20<r11 ≤0,40 Rendah0,00<r11 ≤0,20 Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi (2002:171)
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal uji coba diperoleh r11= 0,71
yang berarti soal berada pada kriteria reliabilitas tinggi, ini menunjukkan bahwa
soal tes dapat dipercaya ( lampiran XIII hal 83)
5. Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan, apakah
diterima atau ditolak. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
34
adalah dengan menggunakan uji t. Sebelum menguji hipotesis dengan uji t terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, karena kedua uji ini
merupakan syarat perlu dan cukup untuk uji t. Untuk menguji ketiganya
digunakan software minitab.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel berdistribusi
normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : Skor hasil belajar siswa kelas sampel berdistribusi normal
H1 : Skor hasil belajar siswa kelas sampel tidak berdistribusi normal
Uji yang digunakan adalah uji Anderson Darling dengan bantuan software
Minitab. Untuk interpretasi uji ini dengan memperhatikan P-Value. Jika P-Value
yang diperoleh lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (α ) maka tolak H0 dan
sebaliknya terima H0 (Syafriandi,2001:4).
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah skor hasil belajar
pada kedua sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak.
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : σ 12=σ2
2
H1 : σ 12≠σ2
2
Uji yang digunakan adalah uji F dengan menggunakan rumus menurut
Sudjana (2005 : 250) :
F=Variansi terbesarVariansi terkecil
35
Kriteria pengujian, tolak H o jika F ≥ F12
α ( v1, v2) dengan F 12
α ( v1 ,v2 ) didapat dari
daftar dari distribusi F dengan peluang 12∝ sedangkan derajat kebebasan ( v1 , v2 )
Pengujian ini peneliti lakukan dengan menggunakan bantuan software
minitab. Untuk interpretasi uji ini, dapat kita lihat chart yang dihasilkan . Jika
irisan selang kepercayaan itu kosong, maka dikatakan kelompok perlakuan
tersebut tidak homogen dan sebaliknya dikatakan homogen (Syafriandi,2001:5).
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap sampel,
maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik
dari hasil belajar matematika kelas kontrol. Berdasarkan hipotesis penelitian yang
dikemukakan maka dilakukan uji satu pihak dengan hipotesis statistik sebagai
berikut :
H0 : μ1=μ2
H1 : μ1 >μ2
Dimana :
μ1 = Rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen
μ2 = Rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol
Untuk pengujian tersebut, menurut Sudjana (2005:239) :
36
Karena kedua kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi
yang homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan rata-
rata yaitu uji satu pihak dengan rumus :
t=x1−x2
s √ 1n1
+ 1n2
dengan:
s2=(n1−1 ) s1
2+(n1−1)s22
n1+n2−2dimana :
x1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
x2 = nilai rata-rata kelas kontrol
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2= jumlah siswa kelas kontrol
s12= variansi kelas eksperimen
s22= variansi kelas kontrol
s=¿ simpangan baku kedua kelompok data
Kriteria pengujian adalah:
terima hipotesis H 0 : jika thitung ¿ t tabel (1−α ) dengan dk = (n1+n2−2 ) selain itu
H 0 ditolak.
Pengujian ini peneliti lakukan dengan menggunakan bantuan
software minitab. Untuk interpretasi dari uji ini biasanya memperlihatkan
P-Value, Syafriandi (2001:10) mengemukakan “jika P-Value yang
diperoleh lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (α) maka tolak H0
dan sebaliknya terima H0”
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang
diperoleh dari tes akhir yang diberikan pada kedua kelas sampel, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen yang berjumlah 37 siswa,
yang mengukuti tes 36 siswa dan pada kelas kontrol berjumlah 35 siswa, yang
mengikuti tes 31 siswa. Dari skor tes hasil belajar siswa pada kedua kelas ini
dilakukan perhitungan rata-rata (x), simpangan baku (S), skor tertinggi (Xmaks )
dan skor terendah (Xmin ), hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel:
Tabel 12. Perhitungan Rata-Rata (x), Simpangan Baku (s), Skor Tertinggi
(Xmaks ) dan Skor Terendah (Xmin ) Tes Hasil Belajar Siswa pada Kelas Sampel.
Kelas Sampel x sXmaks Xmin
Eksperimen 74,11 12,30 100 48Kontrol 63,09 11,93 85 35
Sumber: Data dalam tabel dapat dilihat pada lampiran XX hal 88
Tabel di atas memperlihatkan bahwa skor rata-rata siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari skor rata-rata siswa pada kelas kontrol dan simpangan
baku skor siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari pada simpangan baku
kelas kontrol yang artinya kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
bila dibandingkan dengan kemampuan siswa pada kelas kontrol.
38
38
B. Analisis Data
Sesuai hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa
dengan menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model Numbered
Head Together (NHT) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X SMAN 1 Lintau Buo. Untuk
mengetahui apakah hipotesis ini diterima atau ditolak maka penulis
membandingkan hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dengan
hasil belajar matematika pada kelas kontrol. Rumus yang digunakan yaitu uji t
satu pihak. Untuk menggunakan uji t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel berdistribusi
normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah :
H 0=¿ Skor hasil belajar siswa kelas sampel berdistribusi normal
H 1=¿ Skor hasil belajar siswa kelas sampel tidak berdistribusi normal
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas kedua kelas sampel dengan
bantuan software MINITAB, untuk kelas eksperimen diperoleh P-value = 0,100
dan kelas kontrol diperoleh P-value = 0,172 berarti P-value kelas sampel lebih
besar dari α maka H 0 diterima. Demikian juga pada grafik, menunjukkan
bahwa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pencaran titik mendekati garis
lurus. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kedua kelas sampel
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XVIII
hal 85.
39
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah skor hasil belajar
pada kedua sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Hipotesis
yang digunakan adalah :
H 0 :σ12=σ2
2
H 1: σ12 ≠ σ2
2
Berdasarkan analisis hasil uji homogenitas dengan software MINITAB,
diperoleh P-value = 0,870 lebih besar dari α dan terdapat irisan pada tiap
selang maka H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan skor hasil belajar kedua
kelas sampel adalah homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran XIX hal 86.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap sampel,
maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik
dari hasil belajar matematika kelas kontrol. Berdasarkan hipotesis penelitian
yang dikemukakan maka dilakukan uji satu pihak dengan hipotesis statistik
sebagai berikut :
H 0 : μ1❑=μ2
❑
H 1: μ1❑>μ2
❑
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homegenitas diketahui bahwa skor
tes hasil belajar siswa pada kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki
40
variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji-t satu pihak dengan bantuan
software MINITAB pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05) dengan derajat
kebebasan 65 diperoleh P-value ¿0,000 karena P-value lebih besar dari α
maka tolak H 0dan terima H 1 (lampiran XX hal 87). Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan Strategi
Pemecahan Masalah Solso dalam model Numbered Head Together (NHT)
lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional di kelas X SMAN 1 Lintau Buo tahun pelajaran
2010-2011.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis tes akhir terdapat bahwa rata-rata hasil belajar
matematika siswa kelas eksperimen adalah 74,11 dengan simpangan baku
12,30 dan kelas kontrol adalah 63,09 dengan simpangan baku 11,93. Berarti
lebih tinggi hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi
Pemecahan Masalah Solso dalam model Numbered Head Together (NHT).
Setelah dilakukan pengujian dengan bantuan software MINITAB diperoleh P-
value = 0.000 lebih kecil dari α=0,05, ini berarti terima hipotesis yang
berbunyi hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi
pemecahan masalah Solso dalam model Numbered Head Together (NHT) lebih
baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional di kelas X SMAN 1 Lintau Buo tahun pelajaran
2010-2011.
41
Lebih baiknya hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen
dengan menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam model
Numbered Head Together (NHT) karena Strategi Pemecahan Masalah Solso
dalam model pembelajaran NHT dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah sehingga siswa bisa berfikir kritis, logis, sistematis,
kreatif dan analisis. Selain itu, dengan mengelompokkan siswa kedalam
kelompok-kelompok kecil akan memberi peluang bagi mereka untuk
mendiskusikan masalah yang dihadapi, saling tukar ide antar siswa dan
memperdebatkan alternatif pemecahan masalah yang digunakan.
Selama melakukan penelitian peneliti mengalami beberapa kendala
diantaranya sulitnya siswa dalam berdiskusi kelompok karena belum terbiasa
belajar dalam kelompok. Namun hal ini dapat diatasi dengan memberitahukan
manfaat yang bisa mereka dapat dengan belajar kelompok.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa: hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi
Pemecahan Masalah Solso dalam Model Numbered Head Together (NHT)
lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
B. Saran-Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh maka penulis dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru di SMAN 1 Lintau Buo, khususnya guru matematika diharapkan
dapat menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
Numbered Head Together (NHT) sebagai alternatif dalam pembelajaran.
2. Bagi peneliti lain yang berminat melanjutkan penelitian ini diharapkan
dapat menerapkan pada sekolah dan materi yang berbeda.
3. Penerapan Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model Numbered
Head Together (NHT) akan lebih berhasil apabila guru mampu
mengorganisasikan siswa kedalam kelompok–kelompok yang tepat dan
dapat mengelola kelompok tersebut dengan sebaik–baiknya.
43
43
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi (2002). Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Anita Lie (2003). Coopeartif Learning Memperaktekkan Cooperative Learning Diruang-Ruang kelas. Jakarta : Grasindo
Depdiknas (2001). Penyusunan Butir-butir Soal dan Instrumen Penilaian. Jakarta : Diknasmen
Dewi Oktavia (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X SMAN 3 Bukit Tinggi Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi. Padang : FMIPA UNP
Erman Suherman (2004). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Universitas Indonesia
Herman Hudoyo (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : pplptk daepdikbud.
Made Wena (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyardi (2002). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Padang : FMIPA UNP
Muslimin Ibrahim (2006). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA
Nana Sudjana (1989). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Riduan (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Mudah. Bandung : Alfabeta
Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsindo
Suharsimi Arikunto (2001). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
_________________ (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka cipta
44
Sumadi Suryabrata (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grafindo Persada
Syafriandi (2001). Pengantar Statistika Inferensial Dengan Menggunakan Minitab (Makalah). Padang : UNP
Tim Penyusun (2008). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang : UNP
Trianto (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana
Walpole, Ronald (1992). Pengantar Statistika. Jakarta : Gramedia
Wilfa Hidayati (2009). Penerapan Pendekatan Problem Solving Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas X SMAN I Kota Solok. Skripsi. Padang. FMIPA UNP
Wina Sanjaya (2005). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Winkel,WS (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Grasindo
45
Lampiran I
Daftar Nilai Kuis Siswa Kelas X SMAN 1 Lintau Buo Tahun Pelajaran 2010-2011
NoKelasX.1
Kelas X.2
Kelas X.3
Kelas X.4
Kelas X.5
Kelas X.6
Kelas X.7
Kelas X.8
1 20 60 60 60 60 60 80 652 35 40 40 35 50 75 60 703 80 50 80 40 45 40 60 304 75 80 50 40 60 70 70 405 60 75 70 65 40 60 70 806 50 50 60 70 75 60 55 607 30 50 70 35 60 55 65 558 50 60 90 50 75 50 70 409 40 60 55 50 50 35 45 4510 60 35 45 70 65 65 50 8011 70 45 30 35 40 40 50 7012 60 65 35 40 60 80 30 7513 40 30 60 40 40 50 60 6514 60 60 60 75 80 65 60 4015 80 70 60 35 100 55 75 3516 70 80 40 70 80 60 70 5017 45 50 30 55 70 75 80 6018 20 40 45 30 60 60 45 6519 35 40 55 60 60 45 65 7020 80 30 65 55 40 60 50 8021 55 35 75 60 55 60 60 5022 75 45 35 75 50 75 75 6023 60 60 35 35 45 75 40 6524 60 35 70 40 35 60 70 5525 75 30 75 40 60 30 35 3526 65 70 60 35 60 35 60 8027 50 50 75 60 55 55 50 5028 40 60 40 60 50 40 80 6029 50 35 60 45 40 60 75 7530 60 40 55 90 50 70 65 6031 65 55 60 75 35 30 70 4532 55 50 60 55 65 65 55 6533 40 40 60 80 70 50 65 5034 35 40 60 55 60 65 4535 55 65 35 50 80 60 8036 50 65 70 50 7537 50 30 6538 50
46
Lampiran II
UJI NORMALITAS POPULASI
47
48
49
50
Lampiran III
51
Lampiran IV
PEMBAGIAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN
Kelompok 1
1. Raudatul jannah2. Wardian Yuliansyah3. Galang Sattia Budiman4. Leni Fitri
Kelompok 2
1. Nanda Rahim2. Widia Asri Wulandari3. Kensi Kanesta4. Lelen Elfina
Kelompok 3
1. Anisa FItratul Husna2. Ariano Sagita3. Nanda Alzeta Pratama4. Indah Prmata Sari
Kelompok 4
1. Emilya Febriani2. M. Iqbal3. Santi Palupi4. Wita Rahmawat
Kelompok 5
1. Risky ALfitri2. Iftita Rahmi3. Robi Parlint4. Dila Novri Yeni
Kelompok 6
1. Eka Pramana Putri2. Elfita Nuriski3. Fauzi Mariani4. Darma Yulia Inanda
Kelompok 7
1. Siska Amelia2. Noval Adrianto3. Ahmad Rivandi4. Ririn Syafiti
Kelompok 8
1. Dwi Putri Arizona2. Diki Kurniadi3. Fajar Ramadan4. Retno Novita
Kelompok 9
1. Lailatul Isra2. Lina Mala Sari3. Sintia Amriza Melia4. Fillia Narulita5. Yola Musa Fitri
52
Lampiran V
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Lintau Buo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / 1
Jumlah Pertemuan : 1 kali
A. Standar Kompetensi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Mengetahui bentuk pangkat positif
2. Mengetahui bentuk pangkat negatif
3. Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat :
1. Mengetahui bentuk pangkat positif
2. Mengetahui bentuk pangkat negatif
3. Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya
E. Materi ajar
Bentuk pangkat positif dan bentuk pangkat negatif
F. Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
G. Metode pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
NHT
53
H. Kegiatan Pembelajaran:
Kegiatan Perkiraan aktivitas WaktuGuru Siswa
Pendahuluan (±10 menit)
Kegiatan Inti(70 menit)
Eksplorasi
Elaborasi
a. Apersepsi :Guru mengingatkan kembali pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan bentuk pangkat
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Motivasi : Guru menyebutkan contoh penggunaan bentuk pangkat dalam kehidupan sehari-hari
d. Guru memperkenalkan strategi pemecahan masalah solso dalam model NHT
a. Guru mengelompokkan siswa secara heterogen, masing-masing kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5 ( fase 1)
b. Guru menanyakan kepada siswa siapa yang tahu bentuk bilangan berpangkat
c. Guru menjelaskan bentuk bilangan berpangkat positif dan berpangkat negatif (fase 2)
d. Guru memberikan contoh soal dengan pemecahan masalah solso
e. Guru memberikan latihan kepada siswa ( fase 2)
f. Guru meminta siswa mengerjakan latihan dengan strategi pemecahan masalah solso
g. Guru mengontrol siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara:
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guruSiswa mencatat soal latihan yang diberikan guruSiswa mengerjakan latihan yang diberikan guru
10’
70’
54
Konfirmasi
Penutup (10 menit)
1) Guru membimbing siswa dalam melakukan identifikasi masalah
2) Guru membantu siswa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar
3) Guru membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
4) Guru membimbing siswa menerapkan perencanaan yang telah dibuat
5) Guru membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
6) Guru membimbing siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
h. Guru memanggil satu nomor dari kelompok tertentu secara acak
i. Guru menyuruh siswa yang sudah dipanggil nomornya tersebut untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
j. Guru memberikan penegasan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan
k. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
l. Guru memberikan PR tentang materi yang telah dipelajari
m. Guru menutup pelajaran
Siswa melakukan identifikasi terhadap masalah yang diberikan guru Siswa merumuskan permasalahan
Siswa melakukan perencanaan pemecahan masalahSiswa menerapkan rencana pemecahan masalahSiswa melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah Siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan Siswa yang terpanggil mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa menyimpulkan materiSiswa mencatat PR yang diberikan guru
10’
I. Sumber Belajar : buku matematika SMA kelas X karangan Sartono
Wirodikromo penerbit Erlangga
55
J. Penilaian :
Teknik : tes
Bentuk instrumen : uraian
Instrumen :
Tulislah bentuk-bentuk dibawah ini dalam bentuk pangkat bulat positif!
a. a−3 b2 c−1
b. 3 ×5−2
c. ( p+q )−3
d. p−2−q−2
Penyelesaian :
No Soal Penyelesaian Skor Bobot
soal
a.
b.
c
d.
a−3 b2 c−1
3 ×5−2
( p+q )−3
p−2−q−2
¿a−3× b2 ×c−1
¿ 1
a3× b2 ×
1
c1
¿ b2
a3 c
¿3 ×1
52
¿ 3
52
¿ 1
( p+q )3
¿ 1
p2− 1
q2
10
10
10
10
10
20
10
30
20
20
30
56
¿ q2−p2
p2q2
20
Total 100 100
Mengetahui
Guru matematika SMAN 1 Lintau Buo
YONA JUITA, S.Pd
Lintau, Juli 2010
Peneliti
WIWI OKTOVERA
57
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Lintau Buo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / 1
Jumlah Pertemuan : 1 kali
A. Standar Kompetesi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Menjelaskan bentuk akar
2. Menjelaskan bentuk pangkat pecahan
3. Mengubah bentuk akar ke bentuk pangkat pecahan dan sebaliknya.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa dapat:
1. Menjelaskan bentuk akar
2. Menjelaskan bentuk pangkat pecahan
3. Mengubah bentuk akar ke pangkat pecahan dan sebaliknya
E. Materi ajar
Bentuk akar dan bentuk pangkat pecahan
F. Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
G. Metode pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
NHT
H. Kegiatan Pembelajaran:
58
Kegiatan Perkiraan aktivitas WaktuGuru Siswa
Pendahuluan (±10 menit)
Kegiatan Inti(70 menit)
Eksplorasi
Elaborasi
a. Apersepsi :Guru mengingatkan kembali pelajaran terdahulu tentang bentuk pangkat
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Motivasi : Guru menyebutkan contoh penggunaan bentuk pangkat dan akar
d. Guru memperkenalkan strategi pemecahan masalah solso dalam model NHT
a. Guru mengelompokkan siswa secara heterogen, masing-masing kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5 ( fase 1)
b. Guru menanyakan kepada siswa siapa yang tahu bentuk akar dan bentuk pangkat pecahan
c. Guru menjelaskan bentuk akar dan bentuk pangkat pecahan (fase 2)
d. Guru memberikan contoh soal dengan pemecahan masalah solso
e. Guru memberikan latihan kepada siswa ( fase 2)
f. Guru meminta siswa mengerjakan latihan dengan strategi pemecahan masalah solso
g. Guru mengontrol siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara:
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat soal latihan yang diberikan guruSiswa mengerjakan latihan yang diberikan guru
10’
70’
59
Konfirmasi
7) Guru membimbing siswa dalam melakukan identifikasi masalah
8) Guru membantu sisiwa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar
9) Guru membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
10) Guru membimbing siswa menerapkan perencanaan yang telah dibuat
11) Guru membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
12) Guru membimbing siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
h. Guru memanggil satu nomor dari kelompok tertentu secara acak
i. Guru menyuruh siswa yang sudah dipanggil nomornya tersebut untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
j. Guru memberikan penegasan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan
Siswa melakukan identifikasi terhadap masalah yang diberikan guru Siswa merumuskan permasalahan
Siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
Siswa menerapkan rencana pemecahan masalah
Siswa melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
Siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan Siswa yang terpanggil mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Siswa memperhatikan penjelasan guru
60
Penutup (10 menit)
k. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
l. Guru memberikan PR tentang materi yang telah dipelajari
m. Guru menutup pelajaran
Siswa menyimpulkan materi
Siswa mencatat PR yang diberikan guru
10’
I. Sumber Belajar : buku matematika SMA kelas X karangan Sartono
Wirodikromo penerbit Erlangga
J. Penilaian :
Teknik : tes
Bentuk instrumen : uraian
Instrumen :
1. Nyatakan bilangan berikut dalam bentuk tanda akar!
a. x53
b. 223
2. Nyatakan tiap bilangan berikut dalam pangkat pecahan dengan bilangan
pokok 2!
a. 3√16
b. 4 3√2
Penyelesaian :
No Soal Penyelesaian skor Bobot
soal
1. a. x53
b.223
¿ 3√ x5
¿ 3√22
¿ 3√4
12,5
12,512,5
37,5
61
2. a. 3√16
b. 4. 3√4
¿ 3√24
¿243
¿4. 213
¿22 .213
¿273
12,512,5
12,512,512,5
25
37,5
Total 100 100
Mengetahui
Guru matematika SMAN 1 Lintau Buo
YONA JUITA, S.Pd
Lintau, Juli 2010
Peneliti
WIWI OKTOVERA
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Lintau Buo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / 1
Jumlah Pertemuan : 1 kali
A. Standar Kompetesi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Menjelaskan sifat-sifat pangkat rasional dan akar
2. Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat dan akar.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat pangkat rasional dan akar
2. Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat dan akar.
E. Materi ajar
Sifat-sifat pangkat rasional dan akar
F. Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
G. Metode pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
NHT
H. Kegiatan Pembelajaran:
63
Kegiatan Perkiraan aktivitas WaktuGuru Siswa
Pendahuluan (±10 menit)
Kegiatan Inti(70 menit)
Eksplorasi
Elaborasi
a. Apersepsi :Guru mengingatkan kembali pelajaran terdahulu tentang bentuk pangkat dan akar
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Motivasi : Guru menyebutkan contoh penggunaan bentuk pangkat dalam kehidupan sehari-hari
d. Guru memperkenalkan strategi pemecahan masalah solso dalam model NHT
a. Guru mengelompokkan siswa secara heterogen, masing-masing kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5 ( fase 1)
b. Guru menanyakan kepada siswa siapa yang tahu sifat-sifat pangkat rasional
c. Guru menjelaskan sifat-sifat pangkat rasional dan operasi aljabar bentuk bilangan berpangkat positif dan negatif serta bentuk akar (fase 2)
d. Guru memberikan contoh soal dengan pemecahan masalah solso
e. Guru memberikan latihan kepada siswa ( fase 2)
f. Guru meminta siswa mengerjakan latihan dengan strategi pemecahan masalah solso
g. Guru mengontrol siswa dalam
Siswa mendengarkan penjelasan guruSiswa mendengarkan penjelasan guruSiswa mendengarkan penjelasan guruSiswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guruSiswa mencatat soal latihan yang diberikan guruSiswa mengerjakan latihan yang diberikan guru
10’
70’
64
Konfirmasi
Penutup (10 menit)
menyelesaikan masalah dengan cara:1) Guru membimbing siswa
dalam melakukan identifikasi masalah
2) Guru membantu sisiwa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar
3) Guru membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
4) Guru membimbing siswa menerapkan perencanaan yang telah dibuat
5) Guru membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
6) Guru membimbing siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
h. Guru memanggil satu nomor dari kelompok tertentu secara acak
i. Guru menyuruh siswa yang sudah dipanggil nomornya tersebut untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
j. Guru memberikan penegasan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan
k. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
l. Guru memberikan PR tentang materi yang telah dipelajari
m. Guru menutup pelajaran
Siswa melakukan identifikasi terhadap masalah yang diberikan guru Siswa merumuskan permasalahanSiswa melakukan perencanaan pemecahan masalahSiswa menerapkan rencana pemecahan masalahSiswa melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah Siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan Siswa yang terpanggil mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa menyimpulkan materiSiswa mencatat PR yang diberikan guru
10’
65
I. Sumber Belajar : buku matematika SMA kelas X karangan sartono
wirodikromo penerbit erlangga
J. Penilaian :
Teknik : tes
Bentuk instrumen : uraian
Instrument :
1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut ini!
e. a−3× a2
f. ( x2 )4
g. √6×√8
h. 2√3× 4 √6
i. (√5−√2 ) (√5+√2 )
Penyelesaian :
No Soal Penyelesaian skor Bobot soal1. a. a−3× a2
b. ( x2 )4
c. √6×√8
d. 2√3× 4 √6
¿a(−3+ 2) ¿a−1
¿ 1a
¿¿
¿ x8
¿√6.8 ¿√48 ¿√16.3 ¿4 √3
¿ (2.4 ) .¿)¿8.√3.6 ¿8.√18 ¿8√9.2 ¿8.3√2 ¿24√2
555
55
5555
555555
15
10
20
30
66
e. (√5−√2 ) (√5+√2 ) ¿¿ ¿5−2 ¿3
1555
25
Total 100 100
Mengetahui
Guru matematika SMAN 1 Lintau Buo
YONA JUITA, S.Pd
Lintau, Juli 2010
Peneliti
WIWI OKTOVERA
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Lintau Buo
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / 1
Jumlah Pertemuan : 1 kali
A. Standar Kompetesi
1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar dan
logaritma
B. Kompetesi Dasar
1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
C. Indikator
1. Merasionalkan bentuk akar.
D. Tujuan pembelajaran
1. Setelah mempelajari materi ini, siswa dapat merasionalkan bentuk akar
E. Materi ajar
Bentuk akar
F. Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
G. Metode pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model
NHT
H. Kegiatan Pembelajaran:
68
Kegiatan Perkiraan aktivitas WaktuGuru Siswa
Pendahuluan (±10 menit)
Kegiatan Inti(70 menit)
Eksplorasi
Elaborasi
a. Apersepsi :Guru mengingatkan kembali pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan sifat-sifat pangkat rasional
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Motivasi : Guru menyebutkan contoh penggunaan bentuk pangkat dalam kehidupan sehari-hari
d. Guru memperkenalkan strategi pemecahan masalah solso dalam model NHT
a) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen, masing-masing kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5 ( fase 1)
b) Guru menanyakan kepada siswa siapa yang bisa merasionalkan bentuk akar
c) Guru menjelaskan cara merasionalkan bentuk akar (fase 2)
d) Guru memberikan contoh soal dengan pemecahan masalah solso
e) Guru memberikan latihan kepada siswa ( fase 2)
f) Guru meminta siswa mengerjakan latihan dengan strategi pemecahan masalah solso
g) Guru mengontrol siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara:
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa duduk dalam kelompok masing-masing
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa memperhatikan penjelasan guruSiswa mencatat soal latihan yang diberikan guruSiswa mengerjakan latihan yang diberikan guru
10’
70’
69
Konfirmasi
Penutup (10 menit)
1) Guru membimbing siswa dalam melakukan identifikasi masalah
2) Guru membantu sisiwa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar
3) Guru membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
4) Guru membimbing siswa menerapkan perencanaan yang telah dibuat
5) Guru membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
6) Guru membimbing siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
h) Guru memanggil satu nomor dari kelompok tertentu secara acak
i) Guru menyuruh siswa yang sudah dipanggil nomornya tersebut untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
j) Guru memberikan penegasan terhadap hasil kerja kelompok yang dipresentasikan
k) Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
l) Guru memberikan PR tentang materi yang telah dipelajari
m) Guru menutup pelajaran
Siswa melakukan identifikasi terhadap masalah yang diberikan guru Siswa merumuskan permasalahan
Siswa melakukan perencanaan pemecahan masalahSiswa menerapkan rencana pemecahan masalahSiswa melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah Siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan
Siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan Siswa yang terpanggil mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa menyimpulkan materiSiswa mencatat PR yang diberikan guru
10’
I. Sumber Belajar : buku matematika SMA kelas X karangan sartono
wirodikromo penerbit erlangga
70
J. Penilaian :
Teknik : tes
Bentuk instrumen : uraian
Instrumen :
2. Rasionalkan penyebut pecahan berikut ini :
a.4
√2
b.3
√5+√2
c.3−√23+√2
d.2
√2+√3+√5
Penyelesaian :
No Soal Penyelesaian skor Bobot soal
71
1.a.
4
√2
b.3
√5+√2
c.3−√23+√2
d.2
√2+√3+√5
¿ 4√2
. √2√2
¿ 42
√2
¿2√2
¿ 3√5+√2
. √5−√2√5−√2
¿ 3√5−3√25−2
¿3(√5−√2)
3
¿√5 .√2
¿ 3−√23+√2
.3−√23−√2
¿ 9−3√2−3√2+29−2
¿ 11−6 √29
¿ 2(√2+√3)+√5
.(√2+√3 )−√5
(√2+√3 )−√5
¿2 (√2+√3 )−2√5
(√2+√3)2+¿¿¿
¿ 2√2+2√3−2√52+2√6+3−5
¿2(√2+√3−√5)
2√6. √6√6
¿2 (√2+√3−√5 )√6
12
¿¿¿
433
5555
988
8
6
6
86
6
15
20
25
40
Total 100 100
72
Lampiran VI
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Bahasan : Beentuk pangkat dan Akar
Alokasi Waktu : 90 menit
Bentuk Soal : Essay
Mengetahui
Guru matematika SMAN 1 Lintau Buo
YONA JUITA, S.Pd
Lintau, Juli 2010
Peneliti
WIWI OKTOVERA
73
No Konsep / Uraian Materi No
Soal
Bobot
Soal
Aspek yang diukur
C1 C2 C3
1
2
3
4
Mengubah bentuk pangkat
negatif ke pangkat positif dan
sebaliknya
Mengubah bentuk akar ke
bentuk pangkat dan
sebaliknya
Melakukan operasi aljabar
pada bentuk akar dan pangkat
Merasionalkan bentuk akar
1.a
1.b
2.a
2.b
3.a
3.b
4.a
4.b
5
15
10
10
15
15
15
15
√
√
√
√
Keterangan :
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
Lampiran VII
SOAL UJI COBA TES
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Bahasan : Bentuk pangkat dan akar
Waktu : 90 menit
Petunjuk :
a. Bacalah basmalah dan berdoa sebelum dimulai
74
b. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban
c. Bacalah soal dengan teliti dan cermat
d. Kerjakan soal yang dianggap mudah
SOAL :
1. Tulislah bentuk-bentuk dibawah ini dalam bentuk pangkat bulat positif!
a. a−2b3
b.a3b−2 c−1
p2q−1 r−3
2. a. Nyatakan bilangan x53 ke dalam bentuk tanda akar!
b. Nyatakan bilangan √8 ke dalam pangkat pecahan dengan bilangan
pokok 2!
3. Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut ini :
a. 2√3× 4 √6
b. ( p2 q3 )4÷ p3 q4
4. Rasionalkan tiap pecahan berikut
a.3−√23+√2
b.√3−√5√3+√5
75
LAMPIRAN VIII
KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA
No Soa
lKunci Jawaban Skor
Bobot Soal
1.a a−2b3= 1
a2× b3
¿ b3
a2
5
510
76
1.b a3b−2 c−1
p2q−1 r−3 ¿ a3× b−2 ×c−1
p2× q−2 ×r−3
¿a3×
1
b2×
1c
p2×1q
×1r3
¿
a3
b2cp2
q r3
¿ a3
b2 c×
q r3
p2
¿ a3 q r3
b2 c p2
4
4
4
4
4
20
2.ax
53=
3√ x5 55
2.b √8=√23
¿232
55
3.a 2√3× 4 √6=(2 ×4 ) × (√3 ×√6 )¿8 ×√3.6 ¿8 ×√18 ¿8 ×√9.2 ¿8 ×3√2 ¿24√2
343433
20
3.b ( p2 q3 )4÷ p3 q4=p8q12÷ p3 q4
¿ p( 8−3 ) q(12−4 ) ¿ p5 . q8
343
10
4.a 3−√23+√2
.3−√23−√2
¿32−2.3√2+(√2)2
9−2
¿ 9−6 √2+27
5
3
215
77
b.
¿ 11−6 √27
√3−√5√3+√5
=√3−√5√3+√5
. √3−√5√3−√5
¿ 3−√15−√15−53−5
¿ −2−2√15−2
¿1+√15
5
3
33
15
Total 100 100
78
Lampiran IX
Daftar nilai uji coba tes siswa kelas X SMAN 2 Lintau Buo
No
No Soal dan Skor1.a 10
1.b 20
2.a 5
2.b 5
3.a 20
3.b 10
4.a 15
4.b 15
Skor Siswa
Skor Kuadrat Siswa
1 10 20 5 5 20 10 15 10 95 90252 10 20 5 5 20 10 15 10 95 90253 10 20 5 5 20 10 10 10 90 81004 10 10 5 5 20 10 15 10 85 72255 10 0 5 5 20 10 10 10 70 49006 10 0 5 0 10 10 15 15 65 42257 10 10 5 5 0 10 15 10 65 42258 10 10 5 0 0 10 15 10 60 36009 10 20 5 5 0 10 10 0 60 360010 10 10 5 0 0 10 15 10 60 360011 10 10 5 0 0 10 10 10 55 302512 10 10 5 0 0 10 10 10 55 302513 0 0 0 0 20 10 10 10 50 250014 0 0 0 0 20 8 10 10 48 230415 0 0 0 5 20 0 5 10 40 160016 10 0 0 0 0 10 5 0 30 90017 5 0 5 0 0 10 10 0 30 90018 5 0 5 0 0 10 0 5 25 62519 10 0 5 0 0 0 5 0 20 40020 0 0 0 5 10 0 5 0 20 40021 0 0 0 0 20 0 0 0 20 400x 7,14 6,67 3,57 2,14 9,52 8 9,76 6,67 45,19
∑ x 150 140 75 45 200 168 205 140 1138 73.604
∑ x2
1.450 2.200 375 225 3.800 1.664 2.475 1.350 73.604
79
Lampiran X
Daftar Skor Nilai Uji Coba Menurut Kelompok Tinggi Dan Kelompok Rendah
Data besar : kelompok tinggi = kelompok rendah = 27% x 21 = 6 orang
Distribusi skor nilai uji coba tes kelompok tinggi
NoNo Soal dan Skor
1.a 10
1.b 20
2.a 5
2.b 5
3.a 20
3.b 10
4.a 15
4.b 15
Jumlah
1 10 20 5 5 20 10 15 10 952 10 20 5 5 20 10 15 10 953 10 20 5 5 20 10 10 10 904 10 10 5 5 20 10 15 10 855 10 0 5 5 20 10 10 10 706 10 0 5 0 10 10 15 15 65
x¿
10 11,66 5 4,16 18,33 10 13,33 10,83 83,33
∑ x 60 70 30 25 110 60 80 65 500
∑ x2
600 1.300 150 125 2.100 600 1.100 725 42.500
Distribusi skor nilai uji coba tes kelompok rendah
NoNo Soal dan Skor
Jumlah1.a 10
1.b 20
2.a 5
2.b 5
3.a 20
3.b 10
4.a 15
4.b 15
1 10 0 0 5 0 10 5 30 302 5 0 5 0 0 10 10 30 303 5 0 5 0 0 10 0 25 254 0 0 0 0 20 0 0 20 205 10 0 5 0 0 0 5 20 206 0 0 0 5 10 0 5 20 20
x¿
5 0 2,5 1,66 5 5 4,167 0,83 25
∑ x 30 0 15 10 30 60 25 5 150
∑ x2
250 0 75 50 500 800 175 25 3.850
80
Lampiran XI
TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA
TK =
1. Soal No. 1.a
Skor Maksimum = 10, = 7,14
TK = =
7 ,1410
=0 ,714 (mudah)
2. Soal No. 1.b
Skor Maksimum = 20, = 6,67
TK = =
6 ,6720
=0 , 33 (sedang)
3. Soal No. 2.a
Skor Maksimum = 5, = 3,47
TK = =
3 ,575
=3 , 47 (Mudah)
4. Soal No. 2.b
Skor Maksimum = 5, = 2,38
TK = =
2 ,385
=0 , 476 (sedang)
5. Soal No. 3.a
Skor Maksimum = 20, = 9,57
TK = =
9 ,5720
=0 ,476 (sedang)
6. Soal No. 3.b
Skor Maksimum = 10, = 8
81
TK = =
810
=0,8 (Mudah)
7. Soal No. 4.a
Skor Maksimum = 15, = 9,76
TK = =
9 ,7615
=0 , 65 (sedang)
8. Soal No. 4.b
Skor Maksimum = 15, = 6,67
TK = =
6 ,6715
=0 , 44 (sedang)
82
Lampiran XIIDAYA PEMBEDA (DP)
1. Soal No.1.a (Diterima)
DP=10−510
=0,5
2. Soal No. 1.b (Diterima)
DP=11,66−020
=0,58
3. Soal No. 2.a (Diterima)
DP=5−2,55
=0,5
4. Soal No. 2.b (Diterima)
DP=4,16−1,665
=0,5
5. Soal No. 3.a (Diterima)
DP=18,33−520
=0,66
6. Soal No. 3.b (Diterima)
DP=10−510
=0,5
7. Soal No. 4.a (Diterima)
DP=13,33−4,1615
=0,61
8. Soal No. 4.b (Diterima)
DP=10,83−0,8315
=0,66
83
Lampiran XIII
PERHITUNGAN RELIABILITAS TES UJI COBA
No Soal ∑ X i ∑ X i2 σ i
2
1a 150 1450 18,021b 140 2200 60,312a 75 375 5,102b 45 225 6,123a 200 3800 90,243b 168 1664 15,234a 205 2475 22,564b 140 1350 19,84
∑ 217,582
r11=( kk−1 )(1−
∑ σ i2
σ t2 )denganσ i
2=∑ x i
2−(∑ x i )
2
NN
1 a . σ1a2 =
1450−(150 )2
2121
=1450−22500
2121
=1450−1071,4221
=18,02
1 b . σ1 b
2 =2200−
(140 )2
2121
=2200−19600
2121
=2200−933,3321
=60,31
2a. σ 2a
2 =375−
(75 )2
2121
=375−5625
2121
=375−267,8521
=5,10
2b. σ 2b
2 =225−
(45 )2
2121
=225−2025
2121
=225−96,4221
=6,12
3a. σ 3a
2 =3800−
(200 )2
2121
=3800− 40000
2121
=3800−1904,7621
=90,24
84
3b. σ 3b
2 =1664−
(168 )2
121
=1664−28224
2121
=1664−134421
=15,23
4a. σ 4a
2 =2475−
(205 )2
2121
=2475−42025
2121
=2475−2001,1921
=22,56
4b. σ 4b
2 =1350−
(140 )2
2121
=1350−19600
2121
=1350−933,3321
=19,84
∑σ i2 = 217,58
σ t2=
∑ x t2−
(∑ x t )2
NN
=73604−
(1138 )2
2121
=73604−129504421
=568,34
r11=( kk−1 )(1−
∑ σ i2
σ t2 )=( 8
8−1 )(1−217,58568,34 )
¿( 87 ) (1−0,38 )
¿0,71
85
Lampiran XIV
DAFTAR NILAI AKHIR KELAS EKSPRIMEN
NO EKSPERIMEN KONTROLKETERANGAN
EKSPERIMEN KONTROL1 80 76 Tuntas Tuntas2 80 73 Tuntas Tuntas3 63 68 Tuntas Tuntas4 93 61 Tuntas Tuntas5 68 71 Tuntas Tuntas6 64 75 Tuntas Tuntas7 75 61 Tuntas Tuntas8 55 60 Tidak Tuntas Tuntas9 80 75 Tuntas Tuntas10 65 43 Tuntas Tidak Tuntas11 80 60 Tuntas Tuntas12 78 65 Tuntas Tuntas13 80 60 Tuntas Tuntas14 63 45 Tuntas Tidak Tuntas15 100 35 Tuntas Tidak Tuntas16 80 65 Tuntas Tuntas17 80 60 Tuntas Tuntas18 48 48 Tidak Tuntas Tidak Tuntas19 51 68 Tidak Tuntas Tuntas20 60 53 Tuntas Tidak Tuntas
86
21 65 61 Tuntas Tuntas22 90 40 Tuntas Tuntas23 69 65 Tuntas Tuntas24 70 85 Tuntas Tuntas25 65 80 Tuntas Tuntas26 75 63 Tuntas Tuntas27 75 70 Tuntas Tuntas28 80 55 Tuntas Tidak Tuntas29 76 65 Tuntas Tuntas30 75 75 Tuntas Tuntas31 100 75 Tuntas Tuntas32 62 Tuntas Tuntas33 70 Tuntas Tuntas34 80 Tuntas Tuntas35 80 Tuntas Tuntas36 93 Tuntas Tuntas
Lampiran XV
UJI NORMALITAS KELAS SAMPEL
87
Lampiran XVI
UJI HOMOGENITAS KELAS SAMPEL
88
Lampiran XVII
UJI HIPOTESIS KELAS SAMPEL
Two-Sample T-Test and CI: X.5; X.1
Two-sample T for X.5 vs X.1
N Mean StDev SE MeanX.5 36 74,1 12,3 2,1X.1 31 63,1 11,9 2,1
Difference = mu X.5 - mu X.1Estimate for difference: 11,0195% lower bound for difference: 6,06T-Test of difference = 0 (vs >): T-Value = 3,71 P-Value = 0,000 DF = 64
89
Lampiran XVIII
HASIL KERJA KELOMPOK SISWA
90
91
Lampiran XIX
DOKUMENTASI PENELITIAN
Guru menjelaskan materi