21
Penerapan Pembelajaran Langsung Pada Pembelajaran Tematik PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO Nur Arbaatin PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected] ) Supriyono PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Menurut data yang diperoleh pada observasi awal, kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA pada tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto pada semester 2 tahun pelajaran 2014 - 2015, nilai rata - ratanya yaitu 65,2% sedangkan nilai rata – rata pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 67,4% padahal kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia adalah 70. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian ini adalah penelitian awal dan pelaksanaan tindakan. Pada pelaksanaan tindakan terhadap 3 tahapan yang harus dilakukan yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan dan evaluasi, (3) analisis dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi aktivitas guru dan siswa, dan tes hasil belajar. Teknik Analisis data yang dilakukan adalah untuk menganalisi hasil observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa sedangkan hasil belajar dilakukan dengan memberikan latihan soal.Pada kegiatan pembelajaran aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 69.4% dan siklus II aktivitas guru mencapai 90.3%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I mencapai 66.1%, dan siklus II aktivitas siswa mencapai 89.3%. Data hasil tes siswa pada siklus I mencapai 67.4%, dan siklus II mencapai 82.6%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar tematik pada siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto. Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, IPA dan hasil belajar Abstract According to the data obtained in the initial observation, minimum completeness criteria (KKM) science subjects on the theme permainan in class I SDN Mojogeneng Mojokerto in the 2nd half of the school year 2014-2015, the average value - that means are 65.2% while the value of average - the average Indonesian subjects namely 67.4% whereas the minimum completeness criteria (KKM) science subjects and Indonesian was 70. This research is a class act. The procedure of this study is preliminary research and the implementation of the action. In the implementation of the action against the three steps that must be done: (1) planning actions, (2) implementation of the action and observation and evaluation, (3) analysis and reflection. Subjects in this study were students of class I SDN Mojogeneng Mojokerto consisting of 46 students. Data collection techniques using the method of observation activities of teachers and 628

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NUR ARBAATIN

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Penerapan Pembelajaran Langsung Pada Pembelajaran Tematik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Nur ArbaatinPGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])

Supriyono PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

AbstrakMenurut data yang diperoleh pada observasi awal, kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA pada tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto pada semester 2 tahun pelajaran 2014 - 2015, nilai rata - ratanya yaitu 65,2% sedangkan nilai rata – rata pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 67,4% padahal kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia adalah 70. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian ini adalah penelitian awal dan pelaksanaan tindakan. Pada pelaksanaan tindakan terhadap 3 tahapan yang harus dilakukan yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan dan evaluasi, (3) analisis dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi aktivitas guru dan siswa, dan tes hasil belajar. Teknik Analisis data yang dilakukan adalah untuk menganalisi hasil observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa sedangkan hasil belajar dilakukan dengan memberikan latihan soal.Pada kegiatan pembelajaran aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 69.4% dan siklus II aktivitas guru mencapai 90.3%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I mencapai 66.1%, dan siklus II aktivitas siswa mencapai 89.3%. Data hasil tes siswa pada siklus I mencapai 67.4%, dan siklus II mencapai 82.6%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar tematik pada siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto. Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, IPA dan hasil belajar

AbstractAccording to the data obtained in the initial observation, minimum completeness criteria (KKM) science subjects on the theme permainan in class I SDN Mojogeneng Mojokerto in the 2nd half of the school year 2014-2015, the average value - that means are 65.2% while the value of average - the average Indonesian subjects namely 67.4% whereas the minimum completeness criteria (KKM) science subjects and Indonesian was 70. This research is a class act. The procedure of this study is preliminary research and the implementation of the action. In the implementation of the action against the three steps that must be done: (1) planning actions, (2) implementation of the action and observation and evaluation, (3) analysis and reflection. Subjects in this study were students of class I SDN Mojogeneng Mojokerto consisting of 46 students. Data collection techniques using the method of observation activities of teachers and students, and the achievement test. Data analysis technique is to analyze the results of observations of the activity of the teacher and student activities while learning outcomes accomplished by providing exercises b. In the learning activities of teachers increased activity of the first cycle and cycle II. In the first cycle of teacher activity reached 69.4% and the second cycle of teacher activity reached 90.3%. While the activities of students in the first cycle reached 66.1%, and the second cycle of student activity reached 89.3%. Test data of students in the first cycle reaches 67.4%, and cycle II reached 82.6%. From these results it can be concluded that the use of direct learning model can improve student learning outcomes thematic class I SDN Mojogeneng Mojokerto. Keywords: STAD cooperative learning model, science and learning out comes .

628

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010 : 2). Proses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar disekolah, guru harus lebih mengutamakan siswa sebagai objek mengajar sehingga kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa. Melalui pembelajaran dan pengembangan potensi diri pada pembelajaran disekolah dasar, siswa dapat memperoleh bekal pengetahuan, ketrampilan dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan yang terjadi dilingkungan sekitar.

Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah. Model ini paling sesuai untuk mata pelajaran yang beroriebtasi pada penampilan / ketrampilan kinerja seperti menulis, membaca, matematika, musik dan pendidikan jasmani. Disamping itu, pembelajaran langsung cocok untuk mengajarkan komponen – komponen keterampilan dari mata pelajaran sejarah dan sains (Julianto dkk. 2011 : 6)

Sesuai hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 2014 di SDN Mojogeneng Mojokerto menunjukan masih terdapat kelemahan pada proses pembelajaran dengan kegiatan yang hanya menggunakan metode ceramah. Sehingga membuat siswa kurang aktif, suasana kelas kurang menyenangkan siswa banyak berbincang sendiri dengan temannya dan menimbulkan kebosanan. Sehingga materi yang diterima siswa kurang bermanfaat dan hasil belajar siswa kurang dari criteria ketuntasan minimal (KKM)

Menurut data yang diperoleh pada observasi awal, kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA pada tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto pada semester 2 tahun pelajaran 2014 – 2015, nilai rata – ratanya yaitu 65,2% sedangkan nilai rata – rata pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 67,4% padahal kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia adalah 70. Oleh karena itu penulis mengajukan solusi untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan model pembelajaran

langsung dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih aktif, dengan suasana belajar yang menyenangkan, dapat memahami konsep dengan baik.

Bertolak dari latar belakang tersebut maka peneliti mengajukan judul penelitian ”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO” dengan demikian maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut : (1) Bagaimana aktivitas guru dengan penerapan model pembelajaran langsung tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto; (2) Bagaimana aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar tema permainan pada siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto; (3) Bagaimana peningkatan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatan hasil belajar tema permainan siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto.Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang peneliti tuangkan, maka tujuan dari penulisan penelitian adalah : (1) Mendeskripsikan aktivitas guru dengan penerapan model pembelajaran langsung tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto; (2) Mendeskripsikan aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran langsung tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto;(3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran langsung tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto. Manfaat Penalitian

Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah : (1) Bagi Guru, penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas untuk memecahkan permasalahan secara terancam dan sistematis melalui model pembelajaran langsung yang terkait dengan pembelajaran tematik di sekolah dasar khususnya pada siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto; (2) Bagi Siswa, melalui penulisan ini dapat menciptakan sebuah pembelajaran yang lebih menarik dan menantang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I di SDN Mojogeneng Mojokerto ; (3) Bagi

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Sekolah, Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah sebagai amanat KTSP.Antara lain merintis pelaksanaan pembelajaran tematik yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan kompetensi realistik sekolah yang bersangkutan. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah : Penelitian ini terbatas pada penerapan model pembelajaran langsung pada pembelajaran tema permainan pada kelas I di SDN Mojogeneng Mojokerto.

Definisi Operasional Adapun definisi operasional dalam

peneliitian ini adalah : (1) Model pembelajaran langsung merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola kegiatan bertahap selangkah demi selangkah; (2) Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa; (3) Hasil Belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan–tujuan intruksional karena isi rumusan dikuasai oleh siswa berupa kemampuan– kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya.

METODE PENELITIANBerdasarkan judul penelitian penerapan

model pembelajaran langsung pada tema permainan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto . Maka jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran Tematik IPA dan Bahasa Indonesia dengan Tema permainan pada siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto . Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang memecahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan (Eka warna,2010:4)

Penelitian ini betujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan aktifitas guru dan aktifitas siswa. Selain itu juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan tema permainan dalam proses pembelajaran.

Jenis penelitian yang dugunakan oleh penelitian adalah diskripsi kualitatif dan kuantitatif. Karena penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah serta metode alamiah sehinga dapat disajikan secara langsung dan akan menghasilkan suatu data deskripsi yaitu berupa,kata-kata penulis maupun lisan. Hal ini dapat diukur dengan angkah meskipun hanya dengan cara kualitifikasikan yang sederhana dalam bentuk persentase. Sedangkan diskripsi kuantitatif dapat diperoleh dari hasil tes siswa selama. Menggunakan model Pembelajaran yang dilakukan Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto. Jumlah siswa sebanyak 20 orang siswa dengan 9 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan dikelas I SDN Mojogeneng Mojokerto. Alasan penelitian ini karena sekolah masih menggunakan pembelajaran konvensional. Alasan lain penelitian memilih lokasi ini karena nilai siswa kelas I di SDN Mojogeneng Mojokerto pada tema permainan mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia masih dibahwa KKM. Prosedur Penelitian

Proses pelaksanaan tindakan dilakukan secara bertahap sampai penelitian ini berhasil. Prosedur tindakan dimulai dari 1. Perencanaan Tindakan 2. Pelaksana Tindakan 3. Pengamatan dan Evaluasi 4. Analisis dan Refleksi (Muslich, 2009:40) Tahap perencanaan Pada tahap ini penulis melakukan perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar; (2) menyusun perencanan pembelajaran yaitu guru membuat RPP (Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran)dengan model pembelajaran langsung dan menganalisis materi pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia kelas I; (3) merancang prosedur kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung dan mempersiapkan materi pelajaran; (4) menyusun lembar kerja siswa; (5) merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam pembelajaran dan merancang lember observasi kegiatan guru; (6) menyusun alat evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi tertulis. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini melaksanakan kegiatan Pembelajaran sebagaimana yang telah dirancang. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang terdiri dari berbagai siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

refleksi. Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan 2 siklus dan setiap siklus dilaksanakan selama 1 kali pertemuan, waktu untuk setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Observasi (Pengamatan)

Tahap pengamatan yang diamati yaitu aktivitas siswa dan aktivitas guru didalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Penelitian membawa instrument penelitian dan teman sejawat mengamati penelitian dalam menggunakan pembelajaran langsung. Pengamatan ini dilakukan ini dari proses awal sampai akhir pembelajaran. Selanjutnya mendokumentasikan dan mengumpulkan data-data tersebut karena diperlukan dalam proses perbaikan untuk siklus berikutnya. Tahap refleksi

Tahap refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus yaitu pada saat presentasi siswa berakhir. Dalam melakukan refleksi diri guru tetap berperan sebagai moderator. Dan hasil refleksi tersebut akan member kesempatan siswa dalam rangkah memperbaiki belajar siswa selanjutnya.

Hasil refleksi siklus 1 disimpulkan, apabila belum berhasil maka peneliti mengulang kembali di siklus II. Hasil siklus Idapat dijadikan pijakan untuk pelaksanaan siklus berikutnya yang merupakan perencanaan yang sudah direfisi dari siklus I, kemudian dijadikan pijakan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II. Bila hasil belajar pada siklus II belum berhasil maka dilakukan refisi pada sisklus berikutnya tetapi apabila hasil belajar sudah mencapai hasil yang diinginkan maka tidak perlu diulang kembali. Data dan Instrumen Penelitian Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: (a) hasil pengamatan tentang aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam belajar; (b) hasil pekerjaan siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan tema Lingkungan Instrument penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lenih cermat, lengkap dan sistematis sehinnga lebih mudah diolah (Arikunto,2008:127) Peneliti mengunakan lembar observasi sebagai alat pengumpulan data kegiatan guru dan siswa serta pengumpulan data nilai siswa. Lembar observasi ini berupa table kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran, sedangkan tes ini berupa tes tertulis yang dibuat oleh peneliti. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah metode observasi dan tes Teknik observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakuakan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara system matis terhadap fenomene-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Sudijono,2006:76) Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik observasi langsung. Observasi langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek kejadian atau berlangsungnya perisriwa sehingga observasi berda bersama objek yang diselidiki ini. Observasi ini dilakukan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun pada siklus II. Untuk memudahkan pengumpulan data aktifitas guru dan siswa maka penulis mengunakan lembar observasi. Lembar observasi dibuat sesuai dengan komponen-komponen kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran.

Dalam pelaksanaan observasi di kelas, penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengawasi guru dan siswa dalam belajar mengajar di kelas dengan membawa lembar observasi yang sudah disediahkan. Dalam observasi ini penulis membuat lembar penelitian yang terdiri dari beberapa item yang telah direncanakan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta situasi dan kondisi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Teknik tes

Tes adalah seretetan pernyataan atau latihan serta alat lain yang dugunakan untuk mengukur keterampilan,pengetahuan intelekgensi,kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu (Arikunto,2010:193). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran yang mengunakan model pembelajaran langsung. Pengumpulan data hasil belejar siswa dalam penelitian ini mengunakan lembar soal tertulis. Tes tulis berupa tes evaluasi individu. Tes tertlis dilakukan dengan memberikan buturan soal yaitu 10 butir pilihan ganda 10 butir isian 5 butir essay. Tes tertulis diberikan dengan tujuan untuk memperoleh data berupa nilai hasil belajar siswa secara individu.

Teknik Analisis Data Analisis Hasil Observasi

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa, penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut. P= f X 100% NKeterangan : P : Presentase f : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa (Aqib, 2009: 41) Analisis Hasil Tes Untuk mengetahui ketuntasan klasikal belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran langsung dihitung dengan menggunakan rumus :

P= f X 100% NKeterangan : P : Presentase f : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa (Aqib, 2009: 41) Setelah dihitung persentase yang ada, data ditafsirkan dengan pedoman sebagai berikut : 80% - 100 % = baik sekali 66% - 79% = baik 56% - 65% = cukup 40% - 55 % = kurang Kurang dari 40% = gagal (Arikunto, 2007 : 245) Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan merupakan kriteria penerimaan ataupun penolakan hipotesis penelitian ( tindakan ) yang telah dirumuskan di bagian awal penelitian. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini ditentukan sebagai berikut: (1) penerapan model pembelajaran langsung untuk mencapai keberhasilan dengan tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto jika aktifitas guru dan siswa mencapai 80%; (2) ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai keberhasilan, jika 85% siswa dalam satu kelas memperoleh hasil belajar mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) untuk pembelajaran Tematik IPA dan Bahasa Indonesia. Yang telah ditetapkan oleh guru yaitu 70; (3) Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran mencapai keberhasilan, jika presentasi skor yang diperoleh dari jawaban seluruh siswa dalam angket mencapai 80% dari skor ideal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian

penerapan model pembelajaran langsung tema permainanan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan beberapa siklus, untuk setiap siklus diuraikan menjadi empat tahapan utama yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta refleksi. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini ada tiga jenis yaitu data hasil observasi aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung, data hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, dan data hasil belajar siswa. Pelaksanaan setiap siklus pada penelitian ini dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut: Hasil Pelaksanaan Siklus I Tahapan-tahapan dalam setiap siklus yaitu : Perencanaan Tindakan Siklus I

Sebelum melaksanakan tahap perencanaan tindakan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran tematik tema permainan di kelas I SDN Mojogeneng Mojokerto. Observasi awal dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Desember 2014. Hasil yang diperoleh dari observasi awal, dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Hal ini berakibat aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran menjadi pasif. Selain itu hasil belajar yang diperoleh siswa belum optimal mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti melakukan perencanaan tindakan pada siklus I meliputi: Menganalisa Kurikulum.

Pada tahap ini peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan materi pokok yang akan disampaikan. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dalam tema permainan dengan penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) untuk meningkatkan hasil belajar. Analisis yang dilaksanakan mengacu pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) dengan 8 Standar Kompetensi.Merancang dan Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Analisis kurikulum tersebut kemudian dikembangkan menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP mencakup satuan pendidikan, tema, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,tujuan pembelajaran, materi pokok, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, serta penilaian. Proses pembelajaran pada siklus I direncanakan pada 25 Maret 2015 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Mempersiapkan Media dan Sumber Belajar.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Media yang digunakan berkaitan dengan materi berupa gambar-gambar tentang benda-benda langit dan keadaan cuaca yang ada dilingkungan sekitar. Model pembelajaran langsung ini digunakan untuk memudahkan guru memberikan pemahaman materi kepada siswa selama pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan terdiri dari beberapa buku IPA dan Bahasa Indonesia Kelas I, yaitu : Rachmat. Sunarto. 2004 Sains Sahabatku 1. Jakarta. Ganesa exact Tim Pro Basic. 2012. LKS Bahasa Indonesia I Semester 2. Surabaya. MEDIA PUSTAKA Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Komponen-komponen dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) meliputi identitas siswa, judul, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, alat dan bahan, langkah-langkah, analisis, dan simpulan. Menyusun Evaluasi.

Evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan meliputi evaluasi proses dan hasil belajar siswa. Evaluasi proses digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek afektif dan aspek psikomotor selama proses pembelajaran dengan mengggunakan lembar pengamatan. Sedangkan evaluasi hasil digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dengan menggunakan lembar penilaian dan dilaksanakan di akhir pembelajaran yang dikerjakan secara individu. Soal evaluasi terdiri dari 5 butir soal isian dan 5 butir soal uraian. Menyusun Instrumen Penilaian.

Peneliti menyusun instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian, meliputi : (a) lembar observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Introduction) untuk meningkatkan hasil belajar; (b) lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencakup dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor.Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015 pukul 07.00 – 09.00 wib. Pada siklus ini, melaksanakan proses pembelajaran tematik dengan tema permainan sesuai dengan RPP yang disusun dan menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Introduction). Alokasi waktu pembelajaran adalah 4 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : Kegiatan Awal a) Guru mengecek kesiapan belajar siswa, ruang

kelas, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, selanjutnya guru mengucapkan salam pembuka. b) Guru mengecek kehadiran siswa.c) Guru melakukan apersepsi dengan cara memotivasi siswa bersama-sama menyanyikan lagu “Bunyi Hujan” dan bertanya jawab tentang lagu tersebut. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pembuktian pengaruh musim terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan Inti a) Guru bercerita tentang pengaruh musim terhadap kegiatan manusia dengan gambar tentang musim hujan dan musim kemarau b) Guru bertanya tentang cerita tersebut yang berkaitan dengan materi, misalnya : Apa yang terjadi jika hujan turun terus menerus ? Apa yang terjadi bila tidak ada hujan berkepanjangan terhadap kegiatan manusia.c) Guru menjelaskan tentang pengaruh musim hujan dan musim kemarau terhadap kehidupan manusia d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang penjelasan guru e) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. f) Guru meminta sala satu siswa, dari salah satu siswa menuliskan atau mempresentasikan hasil pengamatan dari kelompok lain memberi tanggapan. g) Guru membagikan dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok h) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS i) Guru memberikan umpan baik terhadap hasil kerja siswa. j) Guru mengomentari cerita yang disampaikan oleh siswa dan memberikan pujian. k) Guru memberikan LP kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah jelas. l) Guru memberikan kesempatan kepada siswa LP m) Siswa mengumpulkan hasil kerjanya Kegiatan Akhir a) Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang diajarkan. b) Guru memberikan tugas lain kepada siswa untuk membacakan sebuah puisi secara bersama-sama yaitu puisi tentang “Bunga Mawar” yang tumbuh subur dilingkungan sekitar pada waktu hujan tiba. c) Guru memberikan tugas untuk menyalin puisi anak tersebut dengan tegak bersambung yang rapi dan benar d) Guru menyampaikan pesan moral kepada siswa. e) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Pengamatan Siklus I Kegiatan pengamatan selama proses

pembelajaran berlangsung dilakukan oleh dua orang observer, yaitu Ifa Zuliana selaku wali kelas IV sebagai observer 1 dan Kholifatur Rohmah selaku teman sejawat sebagai observer 2. Ada dua hal yang diamati oleh observer yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan panduan lembar observasi yanag telah disiapkan. Aktivitas Guru

Kemampuan guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran langsung dapat diukur dengan mengggunakan lembar observasi aktivitas guru.

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa aktivitas guru dalam kegiatan mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, melakukan apersepsi dan memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menunjukkan gambar musim hujan dan musim kemarau, membagikan lembar penilaian, serta mengucap salam penutup memperoleh skor 3,5 dikategorikan baik.

Aktivitas guru dalam menyajikan / menyampaikan informasi melalui pengamatan, meminta siswa melakukan pengamatan sederhana, bertanya jawab tentang hasil pengamatan, membagikan LKS, dan memberi tugas rumah memperoleh skor 3 dikategorikan baik.

Aktivitas guru dalam menyimpulkan perbedaan pengaruh musim hujan dan musim kemarau terhadap kegiatan manusia, membimbing siswa yang mengalami kesulitan, dan menunjukkan pembetulan dengan tepat memperoleh skor 2,5 dikategorikan cukup.

Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I memperoleh persentase sebesar 78,5 %. Dengan demikian aktivitas guru pada siklus I belum mencapai persentase indikator keberhasilan aktivitas guru yang telah ditetapkan yaitu 80 %. Oleh karena itu perlu dilakukan siklus II dalam upaya meningkatkan aktivitas guru. Aktivitas Siswa

Selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan gambar musim hujan dan musim kemarau dengan penerapan model pembelajaran langsung, aktivitas siswa penting untuk diamati dengan menggunakan lembar aktivitas siswa. Pengamatan dilaksanakan sejak awal hingga akhir pembelajaran pada siklus I.

Berdasarkan tabel 4.2 secara rinci aktivitas siswa yang diamati adalah bersama-sama menyanyikan lagu “Bunyi Hujan”, menjawab pertanyaan tentang lagu tersebut, mengamati dengan seksama dan menanggapi cerita yang dilakukan guru, mengerjakan lembar penilaian, serta menjawab

salam penutup memperoleh skor 3,5 dikategorikan baik.

Aktivitas siswa dalam membaca dan menyalin puisi, menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan hasil pengamatan, melakukan presentasi sederhana sesuai dengan petunjuk LKS, dan bertanya atau berpendapat untuk meralat bila terjadi kesalahan pada saat menanggapi teman yang presentasi memperoleh skor 3 dikategorikan baik.

Aktivitas siswa dalam menyimpulkan hasil pengamatan serta mempresentasikan hasil pengamatan dalam memasangkan gambar yang sesuai dengan kalimat di depan kelas memperoleh skor 2,5 dikategorikan cukup.

Persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 78,4 % sedangkan persentase yang ditetapkan dalam indikator keberhasilan adalah 80 %. Dengan demikian aktivitas siswa belum mencapai indikator keberhasilan. Dalam proses pembelajaran siklus I siswa cenderung pasif. Oleh sebab itu siswa masih memerlukan banyak bimbingan dari guru agar aktivitas siswa siklus berikutnya dapat mencapai hasil yang maksimal. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran langsung, diakhir pembelajaran siklus I dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar penilaian.

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ketuntasan sebesar 73,36 %. Sekitar 16 siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan KKM yaitu 70. Sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 4 siswa dengan persentase 26,63 %.

Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I hanya mencapai persentase sebesar 73,36 %. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran siklus I belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetepkan yaitu 85 %, untuk itu perlu diadakan siklus selanjutnya. Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor

Berdasarkan tabel 4.4 perhitungan hasil belajar siswa aspek psikomotor pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,25 %. Dengan demikian hasil belajar siswa aspek psikomotor siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 85 %. Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Berdasarkan tabel 4.5 perhitungan hasil belajar siswa aspek afektif pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,67 %. Dengan demikian hasil belajar siswa aspek afektif siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 85 %.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil aktivitas guru, hasil

aktivitas siswa dan hasil evaluasi siswa pada siklus I ada beberapa hal yang perlu direfleksi sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya, antara lain : (1) dapat diketahui kegiatan guru masih belum maksimal. Guru harus meningkatkan kemampuan menggunakan media benda konkret untuk menyajikan materi pembelajaran. Media benda konkret perlu diperbanyak sebagai upaya pendalaman materi pembelajaran. Guru harus meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa agar siswa lebih berani dan percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan, dan mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas; (2) dalam proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran langsung, kegiatan siswa melakukan pengamatan dianggap belum maksimal. Siswa cenderung masih pasif. Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya guru lebih telaten membimbing siswa agar suasana pembelajaran di kelas melalui pengamatan sederhana yang menggunakan model pembelajaran langsung lebih aktif, atraktif, menyenangkan, dan pengalaman belajar yang diperoleh siswa lebih bermakna; (3) pada akhir pembelajaran guru membagikan lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa. Dari hasil evaluasi yang diperoleh, tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan pada siklus I dinyatakan belum berhasil karena belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85 %.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I baik aktivitas guru, aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa belum mencapai persentase indikator keberhasilan. Maka pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II. Hasil Pelaksanaan Siklus II Tahapan-tahapan dalam setiap siklus yaitu : Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan untuk melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II. Perencanaan dilakukan dengan memberikan pengembangan sebagai upaya perbaikan dari siklus sebelumnya.

Kegiatan pada tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi : Menganalisa Kurikulum.

Peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan materi pokok yang akan disampaikan. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction). Analisis yang dilaksanakan mengacu pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) dengan 8 Standar Kompetensi. Merancang dan Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Merancang dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP mencakup satuan pendidikan, tema, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, serta penilaian. Proses pembelajaran pada siklus II direncanakan pada 1 April 2015 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Mempersiapkan Media dan Sumber Belajar.

Media yang digunakan berkaitan dengan materi berupa media gambar yang ada di lingkungan sekitar diperbanyak. Model pembelajaran langsung digunakan untuk memudahkan guru memberikan pemahaman materi kepada siswa selama pembelajaran. Model pembelajaran langsung tersebut antara lain gambar benda-benda langit dan keadaan cuaca.

Penambahan model pembelajaran langsung siklus II berupa payung, jashujan, topi dan jaket. Sumber belajar yang digunakan lebih bervariasi dibandingkan pada siklus II terdiri dari beberapa buku IPA dan Matematika Kelas I, yaitu : - Rachmat.Sunarto. 2004 Sains Sahabatku 1.Jakarta.

Ganesa exact.- Haryanto, Drs. 2004. Sains untuk SD Kelas I.

Jakarta : Erlangga - Maolani, Rukaesih. A, dkk. 2007. Aku Senang

Belajar Tematik untuk SD Kelas I Jilid IC. Jakarta : Ganeca Exact.

- Tim Pro Basic. 2012. LKS Bahasa Indonesia I Semester 2. Surabaya. MEDIA PUSTAKA

- Rositawati, S dan Muharam, Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas I. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Komponen-komponen dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) meliputi identitas siswa, judul, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, alat dan bahan, langkah-langkah, tabel hasil pengamatan, analisis hasil pengamatan, dan simpulan. Menyusun Evaluasi.

Evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan meliputi evaluasi proses dan hasil belajar siswa.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Evaluasi proses digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek afektif dan aspek psikomotor selama proses pembelajaran dengan mengggunakan lembar pengamatan. Sedangkan evaluasi hasil digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dengan menggunakan lembar penilaian dan dilaksanakan diakhir pembelajaran yang dikerjakan secara individu. Soal evaluasi terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 10 butir soal isian. Menyusun Instrumen Penilaian.

Peneliti menyusun instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian, meliputi : (1) Lembar observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction); (2) lembar observasi aktivtas siswa dalam proses pembelajaran mencakup dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan siklus II pada hari Selasa, 1 April 2015 pukul 07.00 – 09.00 wib. Pada siklus ini, melaksanakan proses pembelajaran tematik dengan tema lingkungan sesuai dengan RPP yang disusun dan menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Instruction). Alokasi waktu pembelajaran adalah 4 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : Kegiatan Awal a) Guru mengecek kesiapan belajar siswa, teras kelas dan halaman serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran, selanjutnya guru mengucapkan salam pembuka. b) Guru mengecek kehadiran siswa.c) Guru melakukan apersepsi dengan cara memotivasi siswa bersama-sama menyanyikan lagu “Bunyi Hujan” dan bertanya jawab tentang lagu tersebut. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengaruh musim hujan dan musim kemarau. Kegiatan Inti a) Guru bercerita tentang pengaruh musim terhadap kegiatan manusia dengan gambar tentang musim hujan dan musim kemarau b) Guru bertanya tentang cerita tersebut yang berkaitan dengan materi, misalnya : apa yang terjadi jika hujan turun terus menerus ? Apa yang terjadi bila tidak ada hujan berkepanjangan terhadap kegiatan manusia. c) Guru menjelaskan tentang pengaruh musim hujan dan musim kemarau terhadap kehidupan manusia d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang penjelasan guru

e) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. f) Guru meminta sala satu siswa, dari salah satu siswa menuliskan atau mempresentasikan hasil pengamatan dari kelompok lain memberi tanggapan. g) Guru membagikan dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok h) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS i) Guru memberikan umpan baik terhadap hasil kerja siswa. j) Guru mengomentari cerita yang disampaikan oleh siswa dan memberikan pujian. k) Guru memberikan LP kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah jelas. l) Guru memberikan kesempatan kepada siswa LP m) Siswa mengumpulkan hasil kerjanya Kegiatan Akhir a) Guru membagi Lembar Penilaian (LP) b) Siswa mengerjakan soal evaluasi pada LP secara mandiri sebagai tindak lanjut (penilaian kognitif). c) Guru memberikan tugas rumah untuk pelatihan lanjutan. d) Guru menyampaikan pesan moral kepada siswa. e) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Pengamatan Siklus II

Kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh dua orang observer, yaitu Ifa Zuliana selaku wali kelas IV sebagai observer 1 dan Kholifatur Rohmah selaku teman sejawat sebagai observer 2. Ada dua hal yang diamati oleh observer yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswadenganmenggunakan panduan lembar observasi yang telah disiapkan. Aktivitas Guru

Kemampuan guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran langsung dapat diukur dengan mengggunakan lembar observasi aktivitas guru.

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa aktivitas guru dalam kegiatan mengecek kehadiran siswa, melakukan apersepsi dan memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menunjukkan media gambar tentang musim, menyajikan/ menyampaikan informasi melalui pengamatan, membagikan LKS, meminta siswa melakukan presentasikan dengan memasangkan gambar yang sesuai dengan kalimat yang ada, serta membagikan lembar penilaian, memperoleh skor 4 dikategorikan sangat baik.

Aktivitas guru dalam mengecek kesiapan siswa, mengucap salam pembuka, dan mengakhiri

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

pembelajaran dengan salam penutup memperoleh skor 3,5 dikategorikan baik.

Aktivitas guru dalam menjelaskan cara mengerjakan LKS, membimbing siswa yang mengalami kesulitan, mengecek pemahaman siswa , menunjukkan pembetulan dengan tepat, memberi tugas rumah, serta menyampaikan pesan moral kepada siswa memperoleh skor 3 dikategorikan baik.

Untuk persentase aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II adalah 83,33 %. Dengan demikian aktivitas guru pada siklus II melebihi persentase indikator keberhasilan aktivitas guru yaitu 80 %. Aktivitas Siswa

Selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa dapat diamati menggunakan lembar aktivitas siswa. Pengamatan dilaksanakan sejak awal hingga akhir pembelajaran pada siklus II. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di luar kelas.

Berdasarkan tabel 4.7 secara rinci aktivitas siswa yang diamati adalah bersama-sama menyanyikan lagu “Sekuntum Mawar”, menjawab pertanyaan tentang lagu tersebut, mengamati dengan seksama dan menanggapi pengamatan yang dilakukan guru, mengerjakan lembar penilaian, serta menjawab salam penutup memperoleh skor 4 dikategorikan sangat baik.

Aktivitas siswa dalam menghitung jumlah batu kerikil, menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan hasil percobaan, menyimpulkan hasil pengamatan percobaan sederhana, membacakan hasil pengamatan percobaan sederhana di depan kelas, memperoleh skor 3,5 dikategorikan baik.

Persentase aktivitas siswa pada siklus II adalah 95,45 % sedangkan persentase yang ditetapkan dalam indikator keberhasilan adalah 80 %. Dengan demikian aktivitas siswa telah mencapai dan bahkan melebihi indikator keberhasilan. Dalam proses pembelajaran silklus II siswa tampak lebih aktif. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung, diakhir pembelajaran siklus II dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar penilaian.

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mencapai ketuntasan sebesar 84,28 %. Sekitar 46 siswa yang yang mendapat nilai lebih atau sama dengan KKM yaitu 70. Sedangkan yang

memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 6 siswa dengan persentase 15,71 %.

Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II adalah 84,28%. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 85 %. a) Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor

Berdasarkan tabel 4.9 perhitungan hasil belajar siswa aspek psikomotor pada siklus II memperoleh persentase sebesar 80,61%. Dengan demikian hasil belajar siswa aspek psikomotor siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 85 %.

b) Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Berdasarkan tabel 4.10 perhitungan hasil

belajar siswa aspek afektif pada siklus II memperoleh persentase sebesar 84,92 %. Dengan demikian hasil belajar siswa aspek afektif siklus II mencapai atau bahkan melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85 %

Refleksi Siklus II Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

penerapan model pembelajaran langsung tema permainan siklus I dengan siklus II agak berbeda ditinjau dari segi penggunaan model, kemampuan guru dalam pengelolaan ruang belajar, dan buku sumber yang digunakan. model pembelajaran langsung yang digunakan pada siklus II lebih banyak dan beragam. Tempat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dialihkan, yang semula pada siklus I pembelajaran dilaksanakan di dalam ruang kelas pada siklus II kegiatan pembelajaran berada di teras dan halaman sekolah. Tujuannya agar pembelajaran bagi siswa tidak membosankan dan lebih menyenangkan. Buku sumber yang mendukung materi pembelajaran lebih bervariasi.

Berdasarkan seluruh data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II, dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah mencapai seluruh persentase yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan, baik hasil aktivitas guru, hasil aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dengan demikian penelitian penggunaan model pembelajaran langsung tema lingkungan di kelas I telah tuntas. Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dipaparkan perkembangan pelaksanaan penggunaan model pembelajaran langsung tema lingkungan.

Keberhasilan penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan ketercapaian setiap indikator dalam penelitian. Perbandingan ketercapaian indikator siklus I dan siklus II pada aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa secara keseluruhan, dan

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

hasil belajar siswa aspek psikomotor maupun aspek afektif tersaji dalam diagram sebagai berikut : Aktivitas Guru

Dari data observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 78,5 % dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 83,33 %. Jika ditinjau dari tingkat keberhasilan aktivitas guru telah mengalami kenaikan sebesar 12,47 %. Dengan melaksanakan refleksi pada siklus I guru memperbaiki kekurangankekurangan yang ada dengan melakukan perbaikan terhadap kinerja guru. Maka diperoleh peningkatan hasil pada siklus II.

Berdasarkan grafik 4.1 terlihat aktivitas guru pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Pada siklus II hasil aktivitas guru menunjukkan skor rata-rata mencapai 3,3 dengan kategori “baik” dan pencapaian persentase sebesar 83,33 %. Dengan hasil tersebut aktivitas guru dalam menggunakan model pembelajaran langsung telah tercapai atau berhasil karena keberhasilan yang telah ditetapkan adalah 80%. Aktivitas Siswa

Selain aktivitas guru, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan dalam suatu pelaksanaan pembelajaran, siswa merupakan konsentrasi terpenting selain guru. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru juga mempengaruhi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Pada siklus I dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa masih tergolong rendah, hal tersebut mendorong guru untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dan mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada siklus I.

Berdasarkan grafik 4.2 terlihat hasil aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Hasil aktivitas siswa pada siklus I mencapai persentase sebesar 78,4 % dan pencapaian persentase pada siklus II sebesar 95,45 %. Dengan demikian aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 13,05 %. Berdasarkan hasil tersebut aktivitas siswa dalam penggunaan model pembelajaran langsung telah berhasil dan melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%. Hasil Belajar Siswa

Keberhasilan penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan ketercapaian setiap indikator dalam penelitian, terutama pada ketuntasan hasil belajar siswa.

Berdasarkan grafik 4.3 terbukti bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,92 % dari siklus I. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I

menunjukkan persentase sebesar 73,36%, sedangkan pada siklus II menunjukkan persentase sebesar 84,28 %. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai dan melebihi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 85 %. Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotor :

Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek psikomotor dalam setiap siklus dapat diamati pada grafik. Berdasarkan grafik 4.4 terlihat aktivitas siswa aspek psikomotor siklus I memperoleh persentase sebesar 76,25 %. Pada siklus II memperoleh persentase sebesar 80,61 %. Dalam hal ini terbukti hasil belajar siswa aspek psikomotor mengalami peningkatan sebesar 4,36 %. Dengan demikian hasil belajar siswa aspek psikomotor mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 85 %. Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif

Berdasarkan grafik 4.5 terlihat bahwa aktivitas siswa aspek afektif pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,67 %. Pada siklus II memperoleh persentase sebesar 84,92 %. Hal ini terbukti bahwa hasil belajar siswa aspek afektif mengalami peningkatan sebesar 8,25 %. Dengan demikian hasil belajar siswa aspek afektif telah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan sebesar 85 %.

Secara keseluruhan, penerapan model pembelajaran langsung tema lingkungan pada setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan kualitas. Aktivitas guru, aktivitas siswa, ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal, serta perkembangan hasil belajar siswa pada aspek psikomotor dan aspek afektif mengalami peningkatan hingga mencapai persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan. Dengan demikian penerapanan model pembelajaran langsung tema permainan bagi siswa kelas I sudah efektif.

Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator yang menuntun dan membimbing siswa agar dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa dapat membuat hubungan antara hasil belajar yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga pengetahuan siswa lebih bermakna.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada bab IV, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran langsung tema permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I di SDN Mojogeneng Mojokerto. Dibuktikan dengan : (1) aktivitas guru selama penggunaan tema lingkungan

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

dengan menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase aktivitas guru pada siklus I dan siklus II. Aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 12,47 % yaitu dari 78,5 % pada siklus I menjadi 83,33 % pada siklus II. Pengamatan aktivitas guru dalam penggunaan media benda konkret tema permainan dengan penerapan model pembelajaran langsung berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan; (2) aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menggunakan media benda konkret pada tema permainan dengan penerapan model pembelajaran langsung juga mengalami peningkatan. Hal ini dengan dibuktikan adanya peningkatan persentase aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan aktivitas siswa sebesar 13,05 % yaitu dari 78,4 % pada siklus I menjadi 95,45 % pada siklus II. Pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan media benda konkret berjalan dengan baik dan lancar serta mencapai keberhasilan; (3) hasil belajar yang diperoleh siswa kelas I di SDN Mojogeneng Mojokerto dengan penggunaan media benda konkret tema permainan mengalami peningkatan. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 10,92 %, yaitu dari 73,26 % siklus I menjadi 84,28 % pada siklus II. Selain itu perkembangan hasil belajar siswa pada aspek psikomotor dan aspek afektif juga mengalami peningkatan. Aspek psikomotor siswa mengalami peningkatan sebesar 4,36 % yaitu dari 76,25 % pada siklus I menjadi 80,61 % pada siklus II. Sedangkan aspek afektif mengalami peningkatan sebesar 8,25 % yaitu dari 76,67 % pada siklus I menjadi 84,92 % pada siklus II. Hasil belajar siswa dari seluruh aspek baik aspek kognitif, aspek psikomotor, maupun aspek afektif telah mencapai keberhasilan. Saran

Berdasarkan hasil penilitian yang diperoleh, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : (1) agar aktivitas guru menjadi lebih baik dan berkualitas, maka guru perlu meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret yang meliputi kemampuan mengelola kelas, kemampuan memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam aktivitas belajar, kemampuan menggunakan media pembelajaran dengan tepat, dan kemampuan mengelola sumber belajar. Dengan demikian indikator keberhasilan aktivitas guru dapat tercapai; (2) agar aktivitas siswa selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret mengalami peningkatan, maka perlu

ditunjang oleh peran aktif guru. Siswa hendaknya diperlakukan sebagai peserta yang aktif selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran lebih aktraktif dan tidak membosankan bagi siswa akan menumbuhkan serta meningkatkan semangat belajar siswa. Selain itu siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan tahan lama tersimpan dalam dirinya. Dengan demikian aktivitas siswa mengalami peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan; (3) Agar hasil belajar siswa yang diperlukan dalam rangka optimalisasi pembelajaran di Sekolah Dasar mengalami peningkatan, maka dapat ditunjang dengan peran aktif serta kejelian guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi ajar. Kesesuaian penggunaan media benda konkret tema lingkungan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan juga dapat tercapai dengan baik

Daftar PustakaArifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, dkk. 2011:2. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Arsyad,Azhar. 2009 : 4. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Aqib Zaenal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yama Widya.

Bachtiyar, Harja. W. 2010 : 827 Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri,dkk. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Hanim, Faridah. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Ilmiah. Surabaya: FBS UNESA

Kemendikbud, 2014. 88 Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta, Kemendikbud.

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS I SDN MOJOGENENG MOJOKERTO

Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Surabaya. 2012. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Modul Guru Sekolah Dasar. Surabaya: Rayon 114.

Trianto.2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya