12
e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31 20 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNGDENGAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MEMBUAT POLA CELANA DISMK NEGERI 1 BAURENO-BOJONEGORO Nikmatul Iza Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Anneke Endang Karyaningrum Dosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran membuat busana Pria belum tuntas belajar, siswa belum mampu memahami dan menguasai matari yang diajarkan terutama pada materi membuat pola celana formal pria diatas kain. Untuk menyikapi permasalahan yang ada peneliti melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), dengan menerapkan model pembelajaran langsung menggunakan media video, Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajarsiswa, dan untuk mengetahui respon siswa. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus berisi tahap persiapan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, subjek penelitian ini adalah seorang guru dan 27 siswa kelas XI Busana Butik.Objek penelitian adalah aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon siswa.Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, tes hasil belajar, dan angket.Instrument penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar, dan lembar angket respon siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa aktivitas guru pada siklus I terlaksana “sangat baik” dengan persentase 94.43%, pada siklus II terlaksana “sangat baik” dengan persentase 98.13% mengalami peningkatan sebesar 3.7%. Aktivitas siswa pada siklus I persentase skor yang diperoleh sebesar 97.96% dengan kategori “sangat baik” pada siklus II persentase skor yang diperoleh sebesar 98.80% dengan kategori “sangat baik” mengalami peningkatan sebesar 0.84%. Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 88.89% dan pada siklus II hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 100% dengan kategori “Tuntas” mengalami peningkatan sebesar 11.11% dan hasil respon siswa persentase yang diperoleh sebesar 83.19 % dengan kategori “sangat baik”. Kata Kunci: Pembelajaran langsung, Media video, Membuat pola celana diatas kain, hasil belajar siswa Abstract The students study result have not passed the learning objective in the man fashion making learning subject. They do not understand and master the materials taught especially in the trousers pattern making on cloth learning materials the researcher conducts a research in the form of classroom action research to solve this problem by using direct learning model trough video. This research aims to improve the teacher’s activity, student activity, study result, and get data of students’response. This research is conducted in two cycles. Each cycle has four steps there are planin, action, observation and reflection. There are a teachers and 27 students of eleventh grade in fashion major who become the subject of the research. The objects of the research are the teacher’s activity, student’s activity, study result and student’s response. The research methods used are observation, study result test, and questionnaire. The research instruments used are observation, sheet for teacher activity, observation sheet for student’s activity, study result test sheet, and questionnaire for student’s response. The data analysis used is qualitative descriptive analysis by using percentage. The result of the research shows that the teacher’s activity is “very good” in the first cycle. It is 94.43%. it maintains its criteria of being very good by improving for 3.7%. it becomes 98.13% in the second cycle. The students’ activities are very good in the first cycle. It is 97.96%. it maintains its criteria of being “very good” by improving its percentage for 0.84%. it becomes 98.80% in the second cycle. The students’ study result classically is 88.89% in the first cycle. It is improved for 11.11% and becomes 100% in the second cycle. It is in the “passed” criteria. The students’ study result is 83.19% which is in the “very good” category. Keyword: Direct learning, Video, Making trousers pattern on cloth. The students study result.

Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NIKMATUL IZA

Citation preview

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNGDENGAN VIDEO UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MEMBUAT POLA CELANA

DISMK NEGERI 1 BAURENO-BOJONEGORO

Nikmatul IzaMahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

Anneke Endang KaryaningrumDosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

AbstrakHasil belajar siswa dalam mata pelajaran membuat busana Pria belum tuntas belajar, siswa belum mampu

memahami dan menguasai matari yang diajarkan terutama pada materi membuat pola celana formal pria diatas kain.Untuk menyikapi permasalahan yang ada peneliti melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK),dengan menerapkan model pembelajaran langsung menggunakan media video, Tujuan penelitian ini untukmeningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajarsiswa, dan untuk mengetahui respon siswa.

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus berisi tahap persiapan, pelaksanaan, observasi, danrefleksi, subjek penelitian ini adalah seorang guru dan 27 siswa kelas XI Busana Butik.Objek penelitian adalah aktivitasguru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon siswa.Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, tes hasilbelajar, dan angket.Instrument penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa,lembar tes hasil belajar, dan lembar angket respon siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptifkuantitatif dengan persentase.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa aktivitas guru pada siklus I terlaksana “sangat baik”dengan persentase 94.43%, pada siklus II terlaksana “sangat baik” dengan persentase 98.13% mengalami peningkatansebesar 3.7%. Aktivitas siswa pada siklus I persentase skor yang diperoleh sebesar 97.96% dengan kategori “sangatbaik” pada siklus II persentase skor yang diperoleh sebesar 98.80% dengan kategori “sangat baik” mengalamipeningkatan sebesar 0.84%. Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 88.89% dan pada siklus II hasilbelajar siswa secara klasikal sebesar 100% dengan kategori “Tuntas” mengalami peningkatan sebesar 11.11% dan hasilrespon siswa persentase yang diperoleh sebesar 83.19 % dengan kategori “sangat baik”.

Kata Kunci: Pembelajaran langsung, Media video, Membuat pola celana diatas kain, hasil belajar siswa

AbstractThe students study result have not passed the learning objective in the man fashion making learning subject.

They do not understand and master the materials taught especially in the trousers pattern making on cloth learningmaterials the researcher conducts a research in the form of classroom action research to solve this problem by usingdirect learning model trough video. This research aims to improve the teacher’s activity, student activity, study result,and get data of students’response.

This research is conducted in two cycles. Each cycle has four steps there are planin, action, observation andreflection. There are a teachers and 27 students of eleventh grade in fashion major who become the subject of theresearch. The objects of the research are the teacher’s activity, student’s activity, study result and student’s response.The research methods used are observation, study result test, and questionnaire. The research instruments used areobservation, sheet for teacher activity, observation sheet for student’s activity, study result test sheet, and questionnairefor student’s response. The data analysis used is qualitative descriptive analysis by using percentage.

The result of the research shows that the teacher’s activity is “very good” in the first cycle. It is 94.43%. itmaintains its criteria of being very good by improving for 3.7%. it becomes 98.13% in the second cycle. The students’activities are very good in the first cycle. It is 97.96%. it maintains its criteria of being “very good” by improving itspercentage for 0.84%. it becomes 98.80% in the second cycle. The students’ study result classically is 88.89% in thefirst cycle. It is improved for 11.11% and becomes 100% in the second cycle. It is in the “passed” criteria. The students’study result is 83.19% which is in the “very good” category.

Keyword: Direct learning, Video, Making trousers pattern on cloth. The students study result.

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

21

PENDAHULUANMata pelajaran membuat busana pria

merupakan salah satu mata pelajaran praktik yangdiajarkan di kelas XI pada semester genap SMKNegeri 1 Baureno, Bojonegoro, yang terdiri darikompetensi membuat kemeja dan membuat celana,dengan materi pelajaran megambil ukuran,membuat pola, dan menjahit. Dari hasil wawancarakepada guru membuat busana pria yang dilakukanoleh peneliti, diketahui bahwa sebagian besarsiswa belum memahami dan menguasai materimembuat pola, terutama pada materi membuat polacelana, hasil belajar siswa belum mencapaiketuntasan belajar, hal ini kemungkinandisebabkan oleh minat belajar dan motivasi siswayang masih rendah dapat dilihat dari pembuatanpola oleh siswa yang tidak selesai pada waktu yangsudah ditentukan oleh guru , serta pembuatan polayang tidak sesuai dengan ukuran dan bentuk. Siswacenderung pasif tanpa ada respon dalam kegiatanbelajar mengajar, tanpa ada rasa ingin tahu tentangapa, dan bagaimana dengan apa yangdipraktikan,hal ini dapat dilihat dari antusias siswauntuk bertanya kepada guru ketika tidak memahamilangkah-langkah pembuatan pola, Proses belajarmengajar yang mereka anggap membosankankarena penyampaian materi pembelajaran yangkurang variatif, sehingga mempengaruhi minatbelajar mereka.

Menyikapi permasalahan yang ada penelitimencoba melakukan penelitian dengan menerapkanmodel pembelajaran langsung, karena modelpembelajaran langsung dinilai sangat tepat untukditerapkan pada materi membuat pola celanaformal pria diatas kain, karena mata pelajaranmembuat busana pria merupakan mata pelajaranpraktik yang tidak hanya mengajarkan sebataspengetahuan namun juga mengajarkanketerampilan pada siswa sehingga modelpembelajaran ini sesuai diterapkan pada matapelajaran praktik.Dengan menggunakan Videosebagai media pembelajaran agar penyampaianmateri lebih bervariatif.Kemampuan Videomelukiskan gambar hidup dan suara memberinyadaya tarik tersendiri, Video dapat menyajikaninformasi, memaparkan proses, menjelaskankonsep-konsep yang rumit, mengajarkanketerampilan, menyingkat atau memperpanjangwaktu, dan mempengaruhi sikap.

A. Pembelajaran Langsung1. Pengertian pembelajaran langsung

Model pembelajaran langsung menurutNur, Muhamad (2008: 16) adalah sebuahpendekatan yang mengajarkan keterampilan-keterampilan dasar dimana pelajaran sangatberorientasi pada tujuan dan lingkunganpelajaran yang terstruktur secara ketat.

Menurut Arends (Trianto, 2011:29)Model pembelajaran langsung adalah:“Salah

satu pendekatan mengajar yang dirancangkhusus untuk menunjang proses belajar siswayang berkaitan dengan pengetahuan deklaratifdan pengetahuan prosedural yang terstrukturdengan baik yang dapat diajarkan dengan polakegiatan yang bertahap, selangkah demiselangkah”.

Sedangkan menurut Kardi dan Nur(2005: 5) “Pembelajaran langsung adalahModelpembelajaran yang didesain khusus untukmengembangkan belajar siswa tentangpengetahuan prosedural dan pengetahuandeklaratif, yang terstruktur dengan baik, dandapat dipelajari selangkah demi selangkah.”

Berdasarkan uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaranlangsung merupakan model pembelajaran yangdirancang untuk menunjang terlaksananyaproses belajar setiap siswa yang erat berkaitandenganpengetahuan cara prosedural danpengetahuan deklaratif yang terprogram denganbaik dan dapat dipraktikkan dengan polakegiatan secara bertahap, selangkah demiselangkah.2. Ciri-ciri model pembelajaran langsung.Ciri-ciri pembelajaran langsung menurut Nur,Muhamad (2008:21) yaitu:a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh

model pada siswa termasuk prosedurpenilaian hasil belajar siswa.

b. Adanya sintak atau pola keseluruhan danalur kegiatan pengajaran, suatu sintak modelpengajaran langsung menggambarkankeseluruhan urutan alur langkah yang padaumumnya diikuti oleh serangkaian kegiatanpembelajaran, dalam pelaksanaanpembelajaran langsung terdapat 5 tahapanatau fase

c. Adanya lingkungan belajar dan sistempengelolaan

d. Pengajaran langsung agar berjalan denganefektif mensyaratkan tiap detailketerampilan atau isi yang didefinisikansecara langsung dan dilaksanakan secaraseksama

3. Pelaksanaan pembelajaran langsungPelaksanaan dalam pembelajaran langsungmemerlukan tindakan.

Sedangkan ciri-ciri pembelajaran langsungmenurut Kardi dan Nur (2005: 3) adalahsebagai berikut :a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh

model pembelajaran pada siswa termasukprosedur penilaian belajar.

b. Sintak dan pola keseluruhan dan alurkegiatan pembelajaran.

c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajarmodel yang diperlukan agar keinginan

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

22

pembelajaran tertentu dapat berlangsungdengan berhasil.

4. Sintak Model pembelajaran langsung

Sintak dari suatu model pembelajarankeseluruhan untuk alur langkah yang padaumumnya diikuti dengan serangkaian kegiatanpembelajaran.Pembelajaran boleh diawalidengan hal-hal yang menarik perhatian siswadan mempunyai proses tahapan menutuppelajaran yang berarti merangkap pokok–pokokpembelajaran yang dilakukan oleh siswa denganbimbingan guru.

Tabel 2.1Tabel Sintak Model Pembelajaran Langsung

(Sumber : Nur, Muhamad, 2008: 36)

Menurut Nur, Muhamad (2008: 34),langkah-langkah/fase pelaksanaan pembelajaranlangsung meliputi:a. Menyampaiakan tujuan dan memotivasi

siswaGuru mengawali pelajaran denganmenyampaikan tujuan pembelajaran secarasingkat, guru memberikan informasi latarbelakang pelajaran, pentingnya pelajaran halini sesuai yang diungkapkan Nur,Muhamad (2008: 34).

b. Melaksanakan demonstrasiMenurut Sanjaya (2011b: 152) demonstrasimerupakan kegiatan memperagakan danmenunjukan kepada siswa tentang suatuproses, situasi atau benda tertentu, baiksebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

c. Memberi latihan terbimbingMenurut Nur, Muhamad (2008: 40) Latihanterbimbing mampu meningkatkan dayaserap, membuat keterampilan lebihotomatis, dan menunjang transfer kesituasi-situasi baru

d. Mengecek pengetahuan dan memberi umpanbalikMenurut Trianto (2011: 38) Mengecekpengetahuan dan memberi umpan balikdisebut juga dengan tahap resitase, Padafase ini ditandai dengan guru mengajukanpertanyaan kepada siswa dan siswa memberijawaban yang mereka yakini benar, dan

guru memberikan respon terhadap jawabansiswa.

e. Memberi latihan lanjutan dan transferPada tahap ini guru memberikan tugaskepada siswa untuk menerapkanketerampilan yang baru saja diperolehsecara mandiri.

B. Media pembelajaran1. Pengertian video

Menurut Arsyad (2009: 3), Media berasaldari bahasa latin yaitu medius yang secaraharfiah berarti ‘tengah’ ‘perantara’ atau‘pengantar’.

Menurut Sanjaya (2011: 163) “Mediapembelajaran adalah seluruh alat dan bahanyang dapat dipakai untuk mencapai tujuanpendidikan seperti Radio, Televisi, buku,Koran, majalah, dan sebagainya.

Sedangkan media menurut Djamarah(2006: 121) media alat bantu apa saja yangdapat dijadikan sabagai penyalur pesan gunamencapai tujuan pembelajaran

Dari beberapa pendapat di atas dapatdisimpulkan bahwa media bukan hanya alatperantara seperti Televisi, Radio, Slide, bahancetakan, tetapi meliputi orang atau manusiasebagai sumber belajar atau juga merupakankegiatan diskusi, seminar, karya wisata,simulasi, dan lain sebagainya dikondisikanuntuk menambah pengetahuan dan wawasan,mengubah sikap siswa, atau untuk menambahketerampilan.2. Macam- macam mediaa. Dilihat dari sifatnya, menurut Sanjaya

(2011a : 172), media dapat dibagi menjadibeberapa macam yaitu:1) Media auditif, yaitu media yang dapat

didengar saja, atau media yang hanyamemiliki unsur suara, seperti radio danrekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanyadapat dilihat, tidak memiliki unsur suara,yang termasuk media ini adalah filmslide, foto, transparansi, lukisan, gambar,dan berbagai bentuk bahan yang dicetakseperti media grafis dan lain sebagainya.

3) Media AudioVisual, Yaitu jenis mediayang selain mengandung unsur suarajuga mengandung unsur gambaran yangbisa dilihat, misalnya rekaman vidio,berbagai ukuran film, slide suara, danlain sebagainya. Kemampuan media inidianggap lebih baik dan lebih menarik,sebab mengandung kedua unsur jenismedia pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya,menurut Sanjaya (2011 a: 172), mediadibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

23

1) Media yang memiliki daya liput yangluas dan serentak seperti radio danTelevisi. Melalui media ini siswa dapatmempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentaktanpa harus menggunakan ruangankhusus.

2) Media yang mempunyai daya liputterbatas oleh ruang dan waktu seperti fileslide, film, video, dan lain sebagainya.

C. Video1. Pengertian video

Video menurut Sudjana dan Rivai(2005:156) berasal dari latin video-vidi-visumyang artinya melihat (mempunyai dayapenglihatan).

Menurut Arsyad (2009: 48) video adalahgambar hidup dalam frame, dimana frame demiframe diproyeksikan melalui lensa proyektorsecara mekanis sehingga pada layar terlihatgambar itu hidup.”

Sedangkan Menurut Sadiman (2011:165) video merupakan rekaman gambar hidupyang bergerak, proses perekamannya danpenayangannya menggunakan teknologi.

Dari beberapa pendapat para ahli di atasdapat disimpulkan bahwa video adalah gambarhidup yang bergerak berada didalam frame,perekamannya menggunakan teknologi danpenanyangaanya dengan cara diproyeksikanmelalui lensa proyektor secara mekanissehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.

2. Kelebihan dan kekurangan media Videoa.Kelebihan media Video

Menurut Arsyad (2009: 49) MediaVideo memiliki kelebihan, yaitu sebagaiberikut:1) Video dapat melengkapi pengalaman-

pengalaman dasar dari siswa ketikamereka membaca, berdiskusi, berpraktik,dan lain-lain. Video merupakanpengganti alam sekitar dan bahkan dapatmenunjukan objek yang secara normaltidak dapat dilihat.

2) Video dapat menggambarkan suatuproses secara tepat yang dapatdisaksikan secara berulang-ulang jikadipandang perlu.

3) Selain mendorong dan meningkatkanmotivasi, Video menanamkan sikap dansegi afektif lain.

4) Video yang mengandung nilai-nilaipositif dapat mengundang pemikiran danpembahasan dalam kelompok siswa.Bahkan Video dapat membawa dunia kedalam kelas.

5) Video dapat menyajikan peristiwa yangberbahaya dalam dunia nyata secara

langsung kehadapan siswa, sehinggasiswa terimajinasi dan dapat merasakankejadian yang sebenarnya

6) Video dapat ditunjukan kepadakelompok besar atau kelompok kecil,kelompok yang heterogen maupunperorangan.

7) Dengan kemampuan dan teknikpengambilan gambar frame demi frame,film yang dalam kecepatan normalmemakan waktu satu minggu dapatditampilkan satu atau dua menit.

b. Kekurangan media VideoKekurangan dari media video menurut

Arsyad (2009: 50) adalah sebagai berikut:1) Pengadaan Video umumnya memerlukan

biaya mahal dan waktu yang banyak.2) Pada saat Video diputar, gambar-gambar

bergerak terus sehingga tidak semuasiswa mampu mengikuti informasi yangingin disampaikan melalui film tersebut.

3) Vidio yang tersedia tidak selalu sesuaidengan kebutuhan dan tujuan belajaryang diinginkan kecuali Video dirancangdan diproduksi khusus untuk kebutuhansendiri.

3. Manfaat media videoMenurut Sadiman (2011: 282) manfaat

video dalam meningkatkan efektivitas danefesiensi proses pembelajaran, di antaranyaadalah:a. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa

masa lalu secara realistis dalam waktu yangsingkat.

b. Video dapat diulang-ulang bila perlu untukmenambah kejelasan

c. Pesan yang disampaikan secara cepat danmudah di ingat.

d. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.e. Dapat membawa anak dari Negara satu ke

Negara yang lain, dan dari masa yang satukemasa yang lain.

f. Mengembangkan pikiran, imajinasi, danpendapat para siswa.

g. Memperjelas hal-hal yang abstrak danmemberikan gambaran yang lebih realistis.

h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dandapat menjelaskan suatu keterampilan, danlain-lain.

i. Semua peserta didik dapat belajar darivideo, baik yang pandai maupun yangkurang pandai.

j. Mampu berperan sebagai media utamauntuk mendokumentasikan realitas sosialyang akan dibedah di dalam kelas.

k. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

24

D. Hasil belajarMenurut Sudjana (2005: 22), “Hasil

belajar sebagai kemampuan-kemampuan yangdimiliki siswa setelah ia menerima pengalamanbelajarnya.”

Menurut Dimyati dan Mujiono (2009:243) “Hasil belajar merupakan puncak dariproses belajar”.

Sedangkan menurut Sudjana, Nana (2009:3) mendefinisikan” hasil belajar padahakekatnya adalah perubahan tingkah lakusebagai hasil belajar dalam pengertian yanglebih luas mencakup bidang kognitif, afektifdan psikomotorik.”

Dari pengertian hasil belajar di atas dapatdisimpulkan bahwa hasil belajar adalahkemampuan-kemampuan yang dimiliki siswasetelah menerima pengalaman belajarnya,kemampuan-kemampuan tersebut mencakupaspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dimyati dan Mujiono (2009: 202),menjelaskan ketiga ranah tersebut sebagaiberikut :a. Ranah kognitif

Berkaitan dengan hasil belajar intelektualyang terdiri dari enam aspek, yaitupengetahuan atau ingatan (kognitif tingkatrendah) dan pemahaman, aplikasi, analisadan evaluasi, (kognitif tingkat tinggi).

b. Ranah afektif.Berkenaan dengan sikap yang terdiri ataslima aspek yaitu : penerimaan, jawaban ataureaksi, penilaian, organisasi daninternalisasi.

c. Ranah psikomotorik.Berkenaan dengan hasil keterampilan dankemampuan bertindak meliputi: gerakanreflek, keteraturan gerakan dasar,keharmonisan atau ketepatan, gerakanketerampilan komplek dan gerakanekspresif.

Menurut Dimyati & Mujiono (2009: 200),Hasil belajar pada akhirnya difungsikan danditunjukan untuk keperluan sebagai berikut:a. Untuk diagnosis dan pengembanganb. Untuk seleksic. Untuk kenaikan kelasd. Untuk penempatan

E. Ketuntasan Hasil BelajarMenurut Mulyasa (2007: 237),”Belajar

tuntas merupakan suatu kondisi dimana semuasiswa mampu belajar dengan baik, denganmemperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruhmateri yang dipelajari, Sedangkan hasil belajarmerupakan hasil akhir yang dicapai peserta didikdari kegiatan proses belajar mengajar yang dapatdilihat dari penguasaan pengetahuan yangdiperoleh peserta didik.” Ketuntasan hasil belajarpeserta didik merupakan tingkat pencapaian

peserta didik dalam kegiatan belajar mengajarterhadap materi yang diajarkan pada peserta didikdan memperoleh hasil yang maksimal

Menurut Mulyasa (2007: 254), Berdasarkanteori belajar tuntas, maka seorang pesertadidikdipandang tuntas belajar jika iamampumenyelesaikan,menguasai kompetensi ataumencapai tujuan pembelajaran minimal 70% dariseluruh tujuan pembelajaran. Sedangkankeberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didikyang mampu menyelesaiakan atau mencapai nilaiminimal 70, sekurang-kurangnya 85% dari jumlahpeserta didik yang ada dikelas.Berdasarkan kriteriaketuntasan belajar peserta didik yang berlaku diSMK Negeri 1 Baureno, Bojonegoro pada matapelajaran Membuat busana pria, peserta didikdinyatakan tuntas belajar secara individu jikamencapai ketuntasan belajar dengan nilai ≥ 75 dansuatu kelas dinyatakan tuntas belajarnya(ketuntasan belajar klasikal) apabila di kelastersebut ≥ 85 % peserta didik mencapai nilai ≥ 75.

F. Respon SiswaMenurut Mar’at (Sanjaya, 2011 b: 187)

respon siswa adalah reaksi akibat penerimaanstimulus, dimana stimulus adalah berita,pengetahuan, informasi, sebelum diproses atauditerima oleh indera.

Menurut Sadiman (2011: 109) “Responadalah perilaku yang muncul karena adanyarangsang dari lingkungan.”

Sedangkan menurut Suyoto dan Harianto(2012: 112) “Respon siswa dalam kegiatan belajarmengajar mempengaruhi kegiatan pembelajaran.”

Dari pendapat para ahli tentang respon siswadapat disimpulkan bahwa Respon siswa adalahperilaku yang lahir sebagai tanggapan karenaadanya rangsangan , hasil masuknya stimulus yangdiberikan guru kepadanya.

G. Pola celana di atas kainMenurut Widiastuty, dkk (2005: 14)

“Pola celana diatas kain adalah Teknikpembuatan pola celana yang dikerjakanlangsung di atas kain dengan menggunakanbantuan alat tulis berupa kapur jahit, pensilkapur atau pensil merah biru.”

Materi membuat pola celana di atas kainpada mata pelajaran membuat busana pria yangmerupakan salah satu materi penting yang harusdikuasi oleh seluruh siswa program keahlianbusana butik, diharapkan siswa tidak hanyamampu membuat pola kontruksi diatas kertasnamun juga menguasai materi membuat pola diatas kain khususnya membuat pola celana, agarsiswa memiliki bekal lebih ketika terjun didunia kerja dan dunia industri, dibawah iniadalah beberapa gambar membuat pola celanadi atas kain:

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

25

Gambar 2.1 Membuat pola celana di atas kainbagian garis tepi celana

Gambar 2.2 Membuat garis horizontal yangmerupakan bagian celana

Gambar 2.3 Membuat garis sisi celana

Gambar 2.4 Membuat pesak celana

METODE PENELITIANPenelitian dalam bentuk penelitian tindakan

kelas (PTK), Tujuan penelitian ini untukmeningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasilbelajar, dan untuk mengetahui respon siswa padamata pelajaran membuat pola celana di atas kain.

Menurut Mulyasa (2009: 34) Penelitiantindakan kelas sebagai upaya yang ditunjukanuntuk memperbaiki proses pembelajaran ataumemecahkan masalah yang dihadapi dalampembelajaran.

Rancangan penelitian tindakan kelas (PTK)dibuat berdasarkan tujuan penelitian yang telahditetapkan, penelitian tindakan kelas yaitu

penelitian yang dicirikan dengan adanya tindakandalam menyelesaikan permasalahan yang adadalam kegiatan belajar mengajar dan di cirikanadanya siklus.

Apabila pada siklus pertama yang dilakukanbelum mencapai tujuan yang di kehendaki danmeningkatnya hasil belajar siswa maka dilakukansiklus berikutnya.

Subjek penelitian yang dilakukan adalahseorang guru dan 27 siswa kelas XI BusanaButik.Objek penelitian adalah aktivitas guru,aktivitas siswa, hasil belajar, dan responsiswa.Metode penelitian yang digunakan adalahobservasi, tes hasil belajar, dan angket.Instrumentpenelitian berupa lembar observasi aktivitas guru,lembar observasi aktivitas siswa, lembar tes hasilbelajar, dan lembar angket respon siswa.Teknikanalisis data yang digunakan adalah analisisdeskriptif kuantitatif dengan persentase.

A. Prosedur pelaksanaan penelitian1. Tahap persiapan

Peneliti melakukan observasi awal kesekolah,meminta ijin untuk melakukan penelitian.membuatkesepakatan dengan guru pengajar mengenai matapelajaran dan materi pelajaran yang akan ditelitidan menanyakan waktu atau jadwal Kemudianmenyusun perangkat pembelajaran yang terdiridari:a. Silabus

Penelitian ini menerapkan model pembelajaranlangsung dengan media video.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang dibuat mengacu pada kurikulum2013.

c. Media videod. Validasi perangkat pembelajaran2. Tahap pelaksanaan pembelajaran.

Siklus Ia. Perencanaan

Pada tahap awal, ada beberapa hal yang perludiperhatikan oleh guru yaitu :1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP). Siklus

1 sub materi : membuat pola celana formalpria di atas kain ukuran kecil/skala.

2) Membuat media pembelajaran berupa Videomembuat pola celana pria di atas kain

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan KelasSumber: Arikunto (2010: 132)

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

26

3) Mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatanpenelitian

4) Menyiapkan instrument penilaian, alat evaluasipembelajaran (soal tes siklus 1) dan lembarobservasi.

b. Perlakuan1) Kegiatan awal

a) Guru mempersiapkan siswa untuk belajar didalam kelas dan siap untuk menerima materiyang akan diajarkan.

b) Guru menyampaikan topik materi yang akandipelajari dengan membuat rasa ingin tahusiswa.

c) GuruMenyampaikan tujuan pembelajaranmembuat pola celana pria di atas kain

2) Kegiatan intia) Guru memutar video tutorial untuk

mendemonstrasikan secara bertahap kepadasiswa tentang langkah-langkah pembuatanpola celana formal pria di atas kain.

b) Guru membimbing siswa dalam melakukanpekerjaan praktik membuat pola celanaformal pria ukuran kecil/skala denganmelihat tampilan video tutorial.

c) Guru mengecek pemahaman siswa, apakahsiswa telah berhasil mengikuti pelajarandengan baik dengan cara bertanya kepadasiswa, dan memberi umpan balik setelahsiswa menjawab dengan cara memberikanumpan balik dengan cara lisan, tes, ataukomentar tertulis.

d) Siswa diberikan kesempatan untukmelakukan latihan praktik sendiri secaramandiri tanpa didampingi guru denganmenerapkan media video pembelajaransebelum dilakukan tes terhadap hasil belajarsiswa.

3) Kegiatan penutupa) Mengevaluasi hasil praktik siswa membuat

pola celana pria di atas kain ukurankecil/skala, sesuai lembar penilaian.

b) Dengan melibatkan siswa keseluruhan, gurumenarik kesimpulan tentang membuat polacelana formal pria ukuran kecil/skala.

c) Guru mempersiapkan latihan kepada siswadengan mengadakan post tes membuat polacelana formal pria ukuran kecil/skala

d) Meginformasikan pertemuan berikutnyauntuk membawaalat dan bahan membuatpola celana di atas kain.

e) Guru mengajak Berdo’a dan mengucapkansalam.

c. Pengamatan1) Melakukan observasi terhadap proses dan hasil

pelaksanaan pembelajaran dengan modelpembelajaran langsung menggunakan mediavideo pada siklusI.

2) Mengamati proses pembelajaran siklus I denganinstrumen lembar observasi sebagai bahan

refleksi untuk hasil aktivitas guru dan aktivitassiswa selama proses belajar mengajarberlangsung.

3) Melihat hasil tes siklus I sebagai hasilbelajarsiswa yang dapat digunakan sebagai landasandalam refleksi.

4) Mengevaluasi hasil kinerja siswa pada praktiksiklus I, untuk mengetahui pemahaman siswamembuat pola celana formal pria ukurankecil/skala.

d. RefleksiMerefleksi semua kegiatan mulai dari tahap

perencanaan, Pengamatan sampai perlakuan,dengan mendata semua kekurangan dan kelebihanyang telah dicapai di siklus I yang dijadikansebagai acuan untuk perbaikan pada siklus II.

Siklus IIa. Perencanaan1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP). Siklus

1 sub materi : membuat pola celana pria di ataskain

2) Mempersiapkan media pembelajaran berupaVideo membuat pola celana pria di atas kain

3) Mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatanpenelitian

4) Menyiapkan instrument penilaian, alat evaluasipembelajaran (soaltes siklus II) dan lembarobservasi.

b. Perlakuan1) Kegiatan awal

a) Guru mempersiapkan siswa untuk belajardidalam kelas dan siap untuk menerimamateri yang akan diajarkan.

b) Guru menyampaikan topik materi yang akandipelajari dengan membuat rasa ingin tahusiswa.

c) GuruMenyampaikan tujuan pembelajaranmembuat pola celana pria di atas kain

2) Kegiatan intia) Guru memutar video tutorial untuk

mendemonstrasikan secara pertahap kepadasiswa tentang langkah-langkah pembuatanpola celana formal pria di atas kain.

b) Guru membimbing siswa dalam melakukanpekerjaan praktik membuat pola celanaformal pria di atas kain dengan melihattampilan video tutorial.

c) Guru mengecek pemahaman siswa, apakahsiswa telah berhasil mengikuti pelajarandengan baik dengan cara bertanya kepadasiswa, dan memberi umpan balik setelahsiswa menjawab dengan cara memberikanumpan balik dengan cara lisan, tes, ataukomentar tertulis.

d) Siswa diberikan kesempatan untukmelakukan latihan praktik sendiri secaramandiri tanpa didampingi guru denganmenerapkan media video pembelajaran

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

27

Jumlah siswa yang tuntasyang tuntas

Jumlah Seluruh siswaSiswa

sebelum dilakukan tes terhadap hasil belajarsiswa.

3) Kegiatan akhira) Mengevaluasi hasil praktik siswa membuat

pola celana pria di atas kain sesuai lembarpenilaian.

b) Dengan melibatkan siswa keseluruhan, gurumenarik kesimpulan tentang materimembuat pola celana formal pria di ataskain.

c) Guru mempersiapkan latihan kepada siswadengan mengadakan post tes membuat polacelana formal pria di atas kain.

d) Guru mengajak Berdo’a dan mengucapkansalam.

c. Pengamatan1) Melakukan observasi terhadap proses dan hasil

pelaksanaan pembelajaran dengan modelpembelajaran langsung menggunakan mediavideo pada siklus II.

2) Mengamati proses pembelajaran siklus IIdengan instrumenlembar observasi sebagaibahan refleksi untuk hasil aktivitas guru danaktivitas siswa selama proses belajar mengajarberlangsung.

3) Melihat hasil tes siklus II sebagai hasilbelajarsiswa yang dapat digunakan sebagai landasandalam refleksi.

d. RefleksiKegiatan refleksi pada penelitian ini digunakanuntuk mengetahui perubahan hasil belajar siswasetelah siklus I dan II selesai.Refleksi meliputianalisis mengenai perbaikan-perbaikan darikelemahan siklus II yang telah dilaksanakan.

B. Tahap analisis dataPersentase skor aktivitas guru dan aktivitas

siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:Skor yang diberikan observer

Persentase = X 100%Skor maksimal

Ketuntasan belajar siswa secara individualdapat diketahui dengan perhitungan sebagaiberikut:

Ketuntasan Individual = X

Untuk menentukan kategoripenilaianaktivitas Guru dan siswa menggunakanaturan dari Riduwan (2012 : 13)

Tabel 3.1Kategori penilaian ketercapaian aktivitas

gurudan siswa

Sumber: Riduwan (2012 : 13)

Sedangkan ketuntasan belajar siswa secaraklasikal dapat diketahui dengan perhitungansebagai berikut :

Ketuntasan Klasikal = X

Untuk mengetahui hasil persentase (%)pada setiap indikator angket respon siswa dapatdihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah responden menjawab “YA”P = X 100% X 100Jumlah seluruh responden

Untuk menentukan kategori persentase (%)respon siswa terhadap media pembelajaran videotutorial, adalah sebagai berikut:

Table 3.7Kategori persentase respon siswa terhadap media

videoPersentase Kategori

0-20 % Sangat kurang21-40 % Kurang41-60 % Cukup61-80 % Baik

81-100 % Sangat baik(Adaptasi Riduwan, 2012)

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Validasi kelayakan Media Video

Diagram berikut ini menunjukkan hasilvalidasi media video pada setiap aspek oleh 4validator yang terdiri dari ahli materi, ahli bidangmedia, dan bidang pendidikan:

Gambar 4.1 Diagram persentase skor rata-ratahasil validasi media video

No Tingkat ketercapaianaktivitas

kategori

2 0- 40% Kurang3 41-60 % Cukup4 61-80 % Baik5 81 -100 % Sangat baik

Skor siswaSkor total 100

100%

Pers

enta

seV

alid

asi k

elay

akan

vid

eo

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

28

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapatdiketahui bahwa Pada aspek format video totalskor rata-rata diperoleh dengan persentase95.31% aspek efektivitas video persentase100%, dan pada aspek kejelasan materi danmedia persentase 97.39%, sehingga dapatdisimpulkan bahwa media video dengan materimembuat pola celana formal pria diatas kainyang sudah divalidasi sangat layak digunakanuntuk penelitian.

2. Analisis hasil pelaksanaan Pembelajaransiklus Ia. Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan aktivitas guru padasiklus 1 di setiap tahap pembelajaran dapatdilihat pada gambar 4.2 diagram persentasepenilaian aktivitas guru pada siklus 1 di bawahini:

Gambar 4.2 Diagram persentase skoraktivitas guru pada siklus 1

Berdasarkan gambar diagram diatasdiketahui bahwa Pada tahap kegiatan awal totalskor rata-rata diperoleh dengan persentase95.56% Pada tahap kegiatan inti denganpersentase 97.94 % pada tahap kegiatan akhirdengan persentase 96 % Pada tahap pengelolaanpembelajaran persentase 89.33% Dan padasuasana kelas dengan persentase 93.33%. Nilaitertinggi terdapat pada tahap kegiatan inti, dannilai terendah terdapat pada tahap kegiatanpengelolaan pembelajaran, Dan dapatdisimpulkan bahwa aktivitas guru pada siklus 1telah berjalan dengan sangat baik, denganperolehan persentase skor rata-rata dari seluruhaspek tahapan kegiatan pembelajaran yaitu94.43 %.

b. Aktivitas siswaBerikut ini merupakan skor penilaian

aktivitas siswa yang akan dijabarkan dalambentuk diagram pada gambar 4.3 sebagaiberikut:

Gambar 4.3 Diagram persentase skor penilaianaktivitas siswa siklus1

Berdasarkan gambar diagram diatas dapatdiketahui bahwa pada tahap kegiatan awalsejumlah siswa yang melakukan aktivitasdengan baik yaitu sebesar 96,70%, dan sebesar3,30% siswa yang kurang perhatian dan kurangmelakukan aktivitas dengan baik, pada tahapkegiatan inti sejumlah siswa yang melakukanaktivitas dengan baik yaitu sebesar 99,43% dansiswa yang kurang aktif dan kurang perhatianpada proses pembelajaran dengan skor 3,70%,dan pada tahap kegiatan akhir siswa yangmelakukan aktifitas dengan baik denganpersentase skor 97,74%, dan 2,26% siswakurang aktif dalam aktivitas belajar, sehinggadapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa padapelaksanaan pembelajaran siklus 1 telahberjalan dengan “sangat baik”, hal ini dapatdilihat dari perolehan total skor persentaseaktivitas siswa yang diamati oleh ketigaobserver yaitu sebesar 97,96% jumlah siswayang melakukan aktivitas sesuai pada lembarobservasi, sedangkan untuk persentase siswayang tidak melaksanakan aktivitas siswa sesuaipada lembar observasi sebesar 2,04 %.

c. Analisis hasil belajar siswaKetuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

disajikan dalam diagram berikut ini:

Dalam gambar diagram di atas di perolehnilai akhir ketuntasan belajar siswa pada siklus Idiketahui bahwa 88.89% siswa dinyatakantuntas belajar dan sudah menguasai materimembuat pola celana ukuran kecil (skala), dansebesar 11.11% .

Pers

enta

seA

ktiv

itas g

uru

Pers

enta

seA

ktiv

itas S

isw

a

Gambar 4.4 Diagram persentase hasilbelajar siswa siklus I

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

28

88.89%

11.11%

Hasil belajar siswa

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapatdiketahui bahwa Pada aspek format video totalskor rata-rata diperoleh dengan persentase95.31% aspek efektivitas video persentase100%, dan pada aspek kejelasan materi danmedia persentase 97.39%, sehingga dapatdisimpulkan bahwa media video dengan materimembuat pola celana formal pria diatas kainyang sudah divalidasi sangat layak digunakanuntuk penelitian.

2. Analisis hasil pelaksanaan Pembelajaransiklus Ia. Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan aktivitas guru padasiklus 1 di setiap tahap pembelajaran dapatdilihat pada gambar 4.2 diagram persentasepenilaian aktivitas guru pada siklus 1 di bawahini:

Gambar 4.2 Diagram persentase skoraktivitas guru pada siklus 1

Berdasarkan gambar diagram diatasdiketahui bahwa Pada tahap kegiatan awal totalskor rata-rata diperoleh dengan persentase95.56% Pada tahap kegiatan inti denganpersentase 97.94 % pada tahap kegiatan akhirdengan persentase 96 % Pada tahap pengelolaanpembelajaran persentase 89.33% Dan padasuasana kelas dengan persentase 93.33%. Nilaitertinggi terdapat pada tahap kegiatan inti, dannilai terendah terdapat pada tahap kegiatanpengelolaan pembelajaran, Dan dapatdisimpulkan bahwa aktivitas guru pada siklus 1telah berjalan dengan sangat baik, denganperolehan persentase skor rata-rata dari seluruhaspek tahapan kegiatan pembelajaran yaitu94.43 %.

b. Aktivitas siswaBerikut ini merupakan skor penilaian

aktivitas siswa yang akan dijabarkan dalambentuk diagram pada gambar 4.3 sebagaiberikut:

Gambar 4.3 Diagram persentase skor penilaianaktivitas siswa siklus1

Berdasarkan gambar diagram diatas dapatdiketahui bahwa pada tahap kegiatan awalsejumlah siswa yang melakukan aktivitasdengan baik yaitu sebesar 96,70%, dan sebesar3,30% siswa yang kurang perhatian dan kurangmelakukan aktivitas dengan baik, pada tahapkegiatan inti sejumlah siswa yang melakukanaktivitas dengan baik yaitu sebesar 99,43% dansiswa yang kurang aktif dan kurang perhatianpada proses pembelajaran dengan skor 3,70%,dan pada tahap kegiatan akhir siswa yangmelakukan aktifitas dengan baik denganpersentase skor 97,74%, dan 2,26% siswakurang aktif dalam aktivitas belajar, sehinggadapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa padapelaksanaan pembelajaran siklus 1 telahberjalan dengan “sangat baik”, hal ini dapatdilihat dari perolehan total skor persentaseaktivitas siswa yang diamati oleh ketigaobserver yaitu sebesar 97,96% jumlah siswayang melakukan aktivitas sesuai pada lembarobservasi, sedangkan untuk persentase siswayang tidak melaksanakan aktivitas siswa sesuaipada lembar observasi sebesar 2,04 %.

c. Analisis hasil belajar siswaKetuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

disajikan dalam diagram berikut ini:

Dalam gambar diagram di atas di perolehnilai akhir ketuntasan belajar siswa pada siklus Idiketahui bahwa 88.89% siswa dinyatakantuntas belajar dan sudah menguasai materimembuat pola celana ukuran kecil (skala), dansebesar 11.11% .

Pers

enta

seA

ktiv

itas g

uru

Pers

enta

seA

ktiv

itas S

isw

a

Gambar 4.4 Diagram persentase hasilbelajar siswa siklus I

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

28

Hasil belajar siswa

Tuntas

tidak tuntas

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapatdiketahui bahwa Pada aspek format video totalskor rata-rata diperoleh dengan persentase95.31% aspek efektivitas video persentase100%, dan pada aspek kejelasan materi danmedia persentase 97.39%, sehingga dapatdisimpulkan bahwa media video dengan materimembuat pola celana formal pria diatas kainyang sudah divalidasi sangat layak digunakanuntuk penelitian.

2. Analisis hasil pelaksanaan Pembelajaransiklus Ia. Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan aktivitas guru padasiklus 1 di setiap tahap pembelajaran dapatdilihat pada gambar 4.2 diagram persentasepenilaian aktivitas guru pada siklus 1 di bawahini:

Gambar 4.2 Diagram persentase skoraktivitas guru pada siklus 1

Berdasarkan gambar diagram diatasdiketahui bahwa Pada tahap kegiatan awal totalskor rata-rata diperoleh dengan persentase95.56% Pada tahap kegiatan inti denganpersentase 97.94 % pada tahap kegiatan akhirdengan persentase 96 % Pada tahap pengelolaanpembelajaran persentase 89.33% Dan padasuasana kelas dengan persentase 93.33%. Nilaitertinggi terdapat pada tahap kegiatan inti, dannilai terendah terdapat pada tahap kegiatanpengelolaan pembelajaran, Dan dapatdisimpulkan bahwa aktivitas guru pada siklus 1telah berjalan dengan sangat baik, denganperolehan persentase skor rata-rata dari seluruhaspek tahapan kegiatan pembelajaran yaitu94.43 %.

b. Aktivitas siswaBerikut ini merupakan skor penilaian

aktivitas siswa yang akan dijabarkan dalambentuk diagram pada gambar 4.3 sebagaiberikut:

Gambar 4.3 Diagram persentase skor penilaianaktivitas siswa siklus1

Berdasarkan gambar diagram diatas dapatdiketahui bahwa pada tahap kegiatan awalsejumlah siswa yang melakukan aktivitasdengan baik yaitu sebesar 96,70%, dan sebesar3,30% siswa yang kurang perhatian dan kurangmelakukan aktivitas dengan baik, pada tahapkegiatan inti sejumlah siswa yang melakukanaktivitas dengan baik yaitu sebesar 99,43% dansiswa yang kurang aktif dan kurang perhatianpada proses pembelajaran dengan skor 3,70%,dan pada tahap kegiatan akhir siswa yangmelakukan aktifitas dengan baik denganpersentase skor 97,74%, dan 2,26% siswakurang aktif dalam aktivitas belajar, sehinggadapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa padapelaksanaan pembelajaran siklus 1 telahberjalan dengan “sangat baik”, hal ini dapatdilihat dari perolehan total skor persentaseaktivitas siswa yang diamati oleh ketigaobserver yaitu sebesar 97,96% jumlah siswayang melakukan aktivitas sesuai pada lembarobservasi, sedangkan untuk persentase siswayang tidak melaksanakan aktivitas siswa sesuaipada lembar observasi sebesar 2,04 %.

c. Analisis hasil belajar siswaKetuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

disajikan dalam diagram berikut ini:

Dalam gambar diagram di atas di perolehnilai akhir ketuntasan belajar siswa pada siklus Idiketahui bahwa 88.89% siswa dinyatakantuntas belajar dan sudah menguasai materimembuat pola celana ukuran kecil (skala), dansebesar 11.11% .

Pers

enta

seA

ktiv

itas g

uru

Pers

enta

seA

ktiv

itas S

isw

a

Gambar 4.4 Diagram persentase hasilbelajar siswa siklus I

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

29

3. Analisis hasil pelaksanaan Pembelajaransiklus IIa. Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan aktivitas guru padasiklus 2 pada setiap tahap pembelajaran dapatdilihat pada gambar 4.9 diagram persentase

penilaian aktivitas guru pada siklus 2 dibawah ini:

Gambar 4.9 Diagram persentase skor aktivitasguru siklus 2

Berdasarkan gambar diagram diatasdiketahui bahwa Pada tahapkegiatan awal totalskor rata-rata diperoleh dengan persentase97.78%. Pada tahap kegiatan inti denganpersentase 98.86% pada tahap kegiatan akhirdengan persentase 97.33% Pada tahappengelolaan pembelajaran total skor rata-ratadiperoleh dengan persentase 100% Dan padasuasana kelas dengan persentase 96.67%.Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitasguru pada siklus 2 telah berjalan dengan sangatbaik, dengan perolehan persentase skor rata-ratadari seluruh aspek tahapan kegiatanpembelajaran yaitu 98.13% terjadi peningkatandari siklus sebelumnya sebesar 3.7% hal inidisebabkan guru mampu memenejemen waktudengan baik sehingga seluruh proses kegiatanpembelajaran dapat dilaksanakan sesuai denganperencanaan guru

b. Aktivitas siswaSkor rata-rata penilaian aktivitas siswa

siklus II pada setiap tahap pembelajaran dariseluruh observer, skor tersebut di atas akandijabarkan dalam bentuk diagram aktivitassiswa siklus II pada gambar 4.10 sebagaiberikut:

Gambar 4.10 Diagram persentse skorpenilaianaktivitas siswa siklus II

Berdasarkan gambar diagram tersebutdapat diketahui bahwa pada tahap kegiatan awalsejumlah siswa yang melakukan aktivitasdengan baik yaitu sebesar 98,28%, dan sebesar1,72% siswa melakukan aktivitas yang tidaksesuai dengan lembar observasi, pada tahapkegiatan inti sejumlah siswa yang melakukanaktivitas dengan baik yaitu sebesar 99,79% dansiswa yang kurang aktif dan kurang perhatianpada proses pembelajaran dengan skor 0,21%,dan pada tahap kegiatan akhir siswa yangmelakukan aktivitas dengan baik denganpersentase skor 98,35%, dan 1,20% siswakurang aktif dalam melaksanakan aktivitasbelajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwaaktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaransiklus II telah berjalan dengan “sangat baik”,hal ini dapat dilihat dari perolehan total skorpersentase aktivitas siswa yang diamati olehketiga observer yaitu sebesar 98,80% jumlahsiswa yang melakukan aktivitas sesuai padalembar observasi, sedangkan untuk persentasesiswa yang tidak melaksanakan aktivitas siswasesuai pada lembar observasi sebesar 1,20 %sehingga terjadi peningkatan dari aktivitassiswa sebelumnya, sebesar 0.84%.terjadipeningkatan dari siklus sebelumnyasebesar 3.7%, dari siklus sebelumnya karenasiswa mampu melaksanakan aktivitas sesuaidengan lembar observasi, siswa sangat antusiasdan aktif dalam mengikuti kegiatanpembelajaran.

c. Analisis hasil belajar siswaKetuntasan hasil belajar siswa pada siklus

II disajikan dalam diagram berikut ini:

Pada gambar diagram diatas diketahuiperolehan nilai akhir ketuntasan belajar siswapada materi membuat pola celana formal priadiatas kain, bahwa pada pembelajaran siklus IIseluruh siswa dinyatakan tuntas belajar denganpersentase 100% dan seluruh siswa dinyatakansudah menguasai materi membuat pola celanaformal pria di atas kain mengalami peningkatansebesar 11.11% karena siswa mampumenguasai materi dengan baik, dan mampumelaksanakan praktik membuat pola celana di

Pers

enta

seA

ktiv

itas g

uru

Pers

enta

seA

ktiv

itas S

isw

a

Gambar 4.11 Diagram Persentase ketuntasanbelajar siswa siklus II

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

30

atas kain sesuai dengan video tutorial yang diputarkan guru.

d. Analisis hasil angket respon siswaHasil persentase rata-rata respon siswa

terhadap pembelajaran langsung denganmenggunakan media video pada materimembuat pola celana formal pria diatas kaindapat dilihat pada gambar diagram berikut:

Gambar 4.12 Diagram skor persentase rata-rata respon siswa

Berdasarkan gambar diagram diatasdapat diketahui bahwa sebanyak 83.19%responden menjawab “YA” dan sebesar16.81% responden menyatakan “TIDAK”sehingga dapat disimpulkan bahwa prosespembelajaran dengan media video padamateri membuat pola celana formal pria diataskain secara keseluruhan mendapat responsangat baik dari responden

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitiantentang pelaksanaan pembelajaran langsung denganmedia video pada materi membuat pola celanaformal pria diatas kain pada kelas XI Busana Butik1 SMK Negeri 1 Baureno, Bojonegoro, makadiperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. Aktivitas guru pada yang dilakukan dalam 2

siklus terlaksana dengan kategori “sangat baik”.Kualitas pembelajaran yang dilakukan dalam 2siklus mengalami peningkatan, karena adanyarefleksi yang telah dilakukan pada siklus I dapatditerima dan dilaksanakan dengan sangat baikpada siklus II, sehingga pelaksanaan siklus IIini dapat tercapai sesuai dengan perencanaanyang dilaksanakan guru

2. Aktivitas siswa pada siklus I dan siklus IIterlaksana dengan kategori “sangat baik” danpada siklus II mengalami peningkatan. Dengandemikian aktivitas siswa dalam mengikutikegiatan pembelajaran dapat dilaksanakandengan sangat baik dan kualitas pembelajaranmeningkat.

3. Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus Iterlaksana dengan kategori “tuntas” , dan padasiklus II hasil belajar siswa terlaksana dengankategori “tuntas” sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa pada penerapanmodel pembelajaran langsung dengan mediavideo pada siklus I dan siklus II dinyatakan“Tuntas” dan siswa sudah memahami danmenguasai materi dengan sangat baik.

4. Hasil respon siswa memperoleh respon dengankategori “sangat baik”, sehingga dapatdisimpulkan bahwa proses belajar mengajarlebih efektif dengan digunakannya media videosebagai media pembelajaran modern daninovatif, sehingga dapat menarik minat danmemberikan motivasi belajar siswa.

SaranDari kesimpulan yang diperoleh diatas,

peneliti memberikan saran terkait pembelajaranlangsung dengan menggunakan media videoanatara lain:1. Dalam melaksanakan pembelajaran pada mata

pelajaran praktik disarankan guru menerapkanmodel pembelajaran langsung, karena modelpembelajaran langsung merupakan modelpembelajaran yang dirancang untuk menunjangterlaksananya proses belajar setiap siswa yangerat berkaitan denganpengetahuan caraprosedural dan pengetahuan deklaratif yangterprogram dengan baik dan dapat dipraktikkandengan pola kegiatan secara bertahap,selangkah demi selangkah, sehinggapembelajaran langsung dirasa sangat tepatuntuk diterapkan pada mata pelajaran praktik.

2. Media pembelajaran berupa media video dapatdijadikan sebagai salah satu media yang dapatmembantu guru dalam proses belajar mengajaragar proses pembelajaran dapat lebih menarikdan inovatif, dan agar penyampaian pesandalam pembelajaran dapat lebih jelas.

3. Penerapan model pembelajaran menggunakanmedia video dapat digunakan sebagai mediapembelajaran dalam rangka menuntaskan hasilbelajar siswa, sehingga model pembelajaranlangsung dengan media video ini dapatditetapkan pada mata pelajaran lain yang sesuai.

4. Lembaga pendidikan, guru, maupun penelitidisarankan mampu meningkatkan kualitas darimedia video agar menjadi lebih baik dan sesuaidengan perkembangan teknologi yang semakincanggih ketika menggunakan media videosebagai media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKAArsyad Azhar. 2009. Media pembelajaran.Jakart:

Rajawali Pers.Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan

pembeljaran. Jakarta:Rineka Cipta.Kardi, SoeparmandanNur, Muhammad.

2005.Pengajaranlangsung, Surabaya:PusatSainsdanMatematikasekolah UNESA

Mulyasa E.2009. penelitian Tindakan Kelas.Bandung PT RemajaRosda Karya.

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro

e-Journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 20-31

31

Nur, Muhammad. 2008. ModelpengajaranLangsung. Surabaya:PusatSainsdanMatematikasekolah UNESA

Riduwan.B.M.A. 2012.SkalaPengukuranVariabel-VariabelPenelitian. Bandung: ALFABETA

Sadiman, Arif.dkk. 2011. MediaPendidikan.Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi pembeljaranberorientasi standart proses pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sanjaya, Wina. 2011.Perencanaan Dan DesainSystem Pembelajaran, Jakarta: Kencana

Sudjana.2005.Cara BelajarSiswaEfektif.Bandung:SinarBaruAglesindo.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil BelajarMengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana dan Rivai. 2005. Mediapengajaran.Jakarta: Sinar baru Algensindo.

Tim PenyusunPedomanPenulisanskripsi. 2006.PanduanPenulisan DanPenilaianSkripsiUniversitasNegeriSurabaya:Unipers.

Trianto. 2011, Model-ModelpembelajaranInovativBerorientasiKonstruktivisti, Jakarta: PrestasiPustaka.

WidiastutyHendrina, DH Maiyarnis,HandayaniEmy. 2005.PolaCelanaDiatasKain.JakartaDirektoratPembinaanSekolahMenengahKejuruanDirektoratJenderalManajemenPendidikanDasar DanMenengahDepartemenPendidikanNasional