Upload
ikippgribali2
View
41
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI MM1 PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SMK NEGERI 1 SUKAWATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS XI MM1 PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
SMK NEGERI 1 SU KAWATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Ni Wayan Ary Rusitayanti, S.Pd
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif
Think Pair Share dapat meningkatkan prestasi belajar kewirahusahaan siswa kelas XI MM1
SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini menggunakan
metode pengumpulan data dan teknis analisis data. Di dalam metode pengumpulan data
digunakan metode observasi, metode tes dan metode wawancara. Observasi digunakan untuk
pengamatan aktivitas belajar siswa. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi
belajar siswa pada pelajaran kewirahusahaan. Wawancaara digunakan untuk melengkapi
kekurangan-kekurangan data. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, terlebih dahulu akan
dicari skor rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penerapan metode pembelajaran Think Pair
Share dapat meningkatkan aktivitas belajr siswa dan hasil belajar kewirausahaan pada pokok
pengolahan makanan khas daerah kelas XI MM1 SMK Negeri 1 Sukawati. . Sehingga
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam pelajaran kewirahusahaan pada siswa kelas XI MM1 SMK Negeri 1
Sukawati sangat efektif dan berhasil, Terkait dengan simpulan dari peneliti adalah penerapan
model pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat meningkatkan prestasi belajar
kewirahusahaan siswa kelas XI MM1 SMK Negeri 1 Sukawati.
Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif think pair share dan prestasi belajar.
Abstract
This study aims to determine the application of cooperative learning model Think Pair
Share kewirahusahaan can improve learning achievement of class XI student of SMK Negeri 1
Sukawati MM1 academic year 2013/2014. In this study using technical methods of data
collection and data analysis. In the data collection methods used method of observation, the test
method and the method of interview. Observation is used for observation of student learning
activities. The test is used to obtain data on student achievement in the subject kewirahusahaan.
Wawancaara used to supplement the deficiencies of data. To determine student achievement, it
will first look for an average score.
The results showed that: the application of learning methods Think Pair Share belajr can
increase the activity of the students and the learning outcomes of entrepreneurship at local
staple food processing typical of class XI MM1 SMK Negeri 1 Sukawati. So that the application
of cooperative learning model Think Pair Share to improve student achievement in
kewirahusahaan lesson in class XI student of SMK Negeri 1 Sukawati MM1 very effective and
successful, related to the conclusion of the researcher is the implementation of cooperative
learning model Think Pair Share kewirahusahaan can improve students' learning achievement
class XI MM1 SMK Negeri 1 Sukawati.
Keywords: Cooperative learning model think pair share and learning achievement.
PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh beberapa aspek yang memiliki peranan
kuat dalam menunjang kemajuan itu sendiri. Salah satu aspek yang memiliki posisi dasar dalam
pembangunan menuju bangsa yang maju adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peranan yang
sangat penting dalam membentuk generasi muda yang merupakan tonggak masa depan bangsa
yang diharapkan mempunyai kualitas yang baik dari segi intelektual maupun dari akhlak dan
budi pekerti. Selain itu generasi muda juga diharapkan dapat memiliki rasa tanggung jawab
serta daya saing dalam menghadapi persaingan global yang semakin kuat. Maka dari itu
perkembangan pendidikan menuju arah yang positif sangat diperlukan dalam upaya membantu
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk kemajuan bangsa.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses
pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik kita lulus dari sekolah mereka pintar secara
teoritis tetapi miskin aplikasi.
Mata pelajaran kewirahusahaan tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk
berfikir kritis dan sistematis, karena metode pembelajaran dan media pembelajaran tidak
digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam suatu proses
belajar mengajar ada dua unsur yang sangat penting adalah metode pembelajaran dan media
pembelajaran, kedua aspek ini saling berkaitan. Metode pembelajaran kooperatif sesuai dengan
fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain,
mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan
dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab,
saling membantu dan berinteraksi, komunikasi, dan sisialisasi karena kooperatif adalah cermin
dari hidup masyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Metode kooperatif juga menekankan belajar dalam kelompok harus saling membantu satu sama
lain, bekerjasama menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk memperoleh
keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual.
Metode kooperatif merupakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan
diskusi. Dengan pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa
juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi dan tujuan
pembelajaran. Kelemahan metode ini siswa lebih banyak menghabiskan waktu dalam perbedaan
pendapat daripada menyelesaikan tugasnya dan adanya siswa yang malas yang tidak mau
memberikan bantuan kepada kelompoknya.
Penelitian salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa
kususnya setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik
siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu untuk mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di SMK N 1 Sukawati, terdapat
delapan kelas XI yaitu XI Multi Media 2, XI TKJ, XI RPL, XI Patung, XI D.Pil, XI Seni Lukis,
XI Multi Media 1, XI DKV. Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah
kelas XI MM 1 (Multi Media) yang dikarenakan prestasi belajar khususnya mata pelajaran
Kewirausahaan di kelas XI MM 1 (Multi Media) masih rendah yakni dibawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 2,67 untuk masing-
masing peserta didik. Di sini dapat dilihat bahwa nilai mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas
XI MM1 SMK N 1 Sukawati adalah 33,78; dengan rata-rata 1,98; daya serap 1,98% serta
ketuntasan klasikal (KK) adalah 23,53%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan
sekolah adalah 2,67. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya 4 orang siswa (23,52%) yang
mampu mencapai KKM. Selain itu hanya 5 orang siswa (29,41%) dikategorikan “B-“, 3 orang
siswa (17,64%) dikategorikan “C+”, 2 orang siswa (11,67%) dikategorikan “C” dan 7 orang
siswa (41,17%) dikategorikan “C-“. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan
siswa kelas XI MM1 dalam mata pelajaran Kewirausahaan dikatagorikan rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa diakibatkan oleh hal – hal sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran Kewirahusahaan masih sangat rendah.
2. Pembelajaran Kewirahusahaan masih dirasakan oleh siswa sebagai pelajaran yang
membosankan.
3. Kurangnya buku panduan yang dapat dipelajari oleh siswa.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran
kewirausahaan siswa kelas XI MM 1 Semester 1 SMK N 1 Sukawati, maka perlu diupayakan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya dengan
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share.
Model pembelajaran Think Pair Share adalah suatu teknik pembelajaran yang bertujuan
untuk memberikan kesempatan terbuka pada siswa dalam menyampaikan pendapat mereka dan
mendorong siswa untuk berinteraksi dengan siswa lainnya. Teknik Think Pair Share juga
memberikan siswa kesempatan untuk berlatih dan bekerja sama dengan kelompok sehingga
interaksi antar siswa akan memberikan timbal balik pada setiap siswa. Melalui teknik ini siswa
dihadapkan pada masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan serta diajarkan berdiskusi atau
belajar secara kelompok sehingga aktivitas belajar siswa khususnya aktivitas mental siswa dapat
terorganisir dengan baik. Melalui pembelajaran ini siswa akan memperoleh pengetahuan yang
bermakna dan dibangun motivasinya sehingga pembelajaran kewirahusahaan dapat terlaksana
optimal.
Berdasarkan acuan yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk menemukan bukti
nyata penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sukawati. Oleh karena itu, peneliti tertarik
mengadakan penelitian yang berjudul sebagai berikut “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MM1
Dalam Mata Pelajaran Kewirahusahaan SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2013/2014”.
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana
belajar aktif, inovatif, kreatis dan menyenangkan.Sidarti (dalam Sony, 2006: 10) menyatakan
bahwa model belajar adalah cara yang teratur dan memiliki sintaks tertentu dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang melibatkan semua kompone n dalam pembelajaran. Dapat
disimpulkan bahwa model adalah kerangka yang memiliki langkah-langkah atau prosedur
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dapat digunakan sebagai
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yangsudah dituntun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.dalam pengimplementasian
metode belajar, tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas tetapi juga dapat dilakukan diluar
kelas dengan managemen waktu dan mata pembelajar serta komponen pembelajaran yang tepat.
B. Pembelajaran Kooperatif
Dalam buku model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru
dikemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif
dan positif dalam kelompok” (Rusman, 2011:201). Sedangkan dalam buku strategi
pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan dikemukakan bahwa, “Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) merupakan bantuan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdirikan dari lima sampai
delapan orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen” (Tarianto, 2009:202)
C. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif (Think Pair Share)
Strategi berfikir berpasangan berbagi atau Think Pair Share (TPS) adalah jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Strategi
Think Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama
kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang
dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif
untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau
diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur
yang digunakan dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu.Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca
tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) adalah cara efektif untuk mengubah pola wacana dalam kelas. Pendekatan ini menantang
asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok, dan
memiliki prosedur-prosedur built-in untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peserta
didik untuk berpikir, untuk merespons, dan untuk saling membantu.
Kompensasi
Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia dikemukakan bahwa, “Kompensasi
adalah semua balas jasa yang diterima seorang karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari
jasa/tenaga yang telah diberikannya pada perusahaan tersebut” (Edy Sutrisno, 2009:182).
Selanjutnya pendapat lain dalam buku yang sama, “Kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan” (Malayu S.P.Hasibuan, 2009:118).
D. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share(TPS)
Didalam buku analisis penerapan pendekatan metode strategi model-model pembelajaran
dikemukakan bahwa,
Ada enam langkah dalam pembelajaran Kooperatif tipe TPS ( Think Pair Share) sebagai
berikut:
Langkah 1). Persiapan
Dalam hal ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat skenario
pembelajaran (SP) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share.
Langkah 2). Pembentukan Kelompok
Dalam pembentukan kelompok sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 2-5 orang orang siswa. Guru
memberikan nomer kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin, dan kemampuan belajar. Selain itu dalam pembentukan kelompok
digunakan nilai tes awal sebagai dasar menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3). Tiap kelompok harus memilki buku paket atau buku panduan.
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKSatau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4). Diskusi masalah.
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakini bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaanyang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang letah diberikan oleh guru.
Langkah 5). Memanggil nomer anggotaatau pemberian jawaban.
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomer dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomer
yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa yang ada di kelas.
Langkah 6). Memberikan kesimpulan.
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang disajikan (La Iru dan La Ode Safiun Arifin, 2009:63).
E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS)
Dalam buku Analisi penerapan pendekatan metode strategi model-model pembelajaran
dikemukakan bahwa, Kelebihan model pembelajaran kooperatif TPS yaitu: (1). Situasi belajar
lebih aktif, hidup, bersemangat dan berdaya guna. (2). Merupakan latihan berpikir ilmiah dalam
menghadapi masalah. (3). Menumbuhkan sifat objektif percaya pada diri sendiri, keberanian
serta tanggung jawab dalam menghadapi atau mengatasi permasalah. (4). Kelas menjadi benar-
benar hidup dan dinamis. (5). Setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berekspresi dan
mengeluarkan pendapat. (6). Munculnya jiwa kompetensi yang sehat. (7). Setiap siswa menjadi
siap semua dalam diskusi dan dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Sedangkan
kelemahan model pembelajaran Kooperatif TPS yaitu : (1). Adanya alokasi waktu yang
panjang. (2). Ketidakbiasaan siswa melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga menimbulkan
siswa cepat bosan dalam pembelajaran, (3). Kemungkinan nomer yang dipanggil, dipanggil lagi
oleh guru sehingga tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru (La Iru dan La Ode
Safiun Arihi, 2009:60)
F. Prestasi Belajar
Penelitian tentunya harus berdasarkan teori-teori yang relevan dengan penelitian yang
dilaksanakan.Teori dapat berfungsi sebagai pembatas dan penguat dalam sebuah penelitian,
sehingga pembahasan materi penelitian mengacu pada suatu pengertian yang jelas, tepat dan
utuh.Teori yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan dan penggarapan penelitian ini
diperoleh dari mempelajari buku-buku kepustakaan yang relevan dan erat hubungannya dengan
permasalahan yang dibahas.Adapun hal-hal yang dibicarakan adalah sebagai berikut (1)
pengertian prestasi belajar, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, (3) Cara
mengukur prestasi belajar.
G. Kewirausahaan
1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan dibentuk dari kata dasar yaitu wirausaha yang merupakan kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk menilai kesempatan bisnis, kemudian mengumpulkan beragam
sumber daya yang dibutuhkan demi mengambil tindakan secara tepat dan memperoleh
keuntungan yang bertujuan dalam pencapaian kesuksesan. Konsep kewirausahaan memang
hampir mirip dengan kemampuan wirausahawan di dalam dunia usaha. Namun pada keadaan
yang nyata bahwa Pengertian Kewirausahaan ini tidak selalu identik terhadap ciri ataupun watak
seorang wirausahawan semata, karena sifat seseorang wirausahawan pun dimiliki juga oleh
seseorang yang akan menjadi wirausahawan.
2. Ruang Lingkup Materi Kewirausahaan
a. Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan dikaitkan dengan nilai pendidikan diwujudkan dalam prosedur
pembuatan. Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan beberapa langkah
yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi social
serta social corporateness melalui pemahaman karya orang lain.
b. Rekayasa
Rekayasa yang diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari
dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan
efisien. Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran mandiri, seperti menggoreng
daging dengan lemaknya sendiri.Oleh karenanya, konsep teknologi untuk mengembangkan
diri dengan kemampuan yang diperoleh dari belajar tersebut.
c. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk
menambah, menumbuhkan dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar
(tumbuh), dan berkembang. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya
hidup, tumbuh dan berkembang. Manfaat edukatif budidaya ini adalah pembinaan perasaan,
pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam menjadi
anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan kesabaran.
d. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi
agar dapat dimanfaatkan secara baik. Pada dasarnya kerja pengolahan adalah mengubah
benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur atau memodifikasi bahan
tersebut. Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta
didik adalah pelatihan rasa ang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari – hari.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam buku Metode Penelitian dan komunikasi disebutkan
bahwa, “Dalam hubungannya dengan penelitian adalah merupakan jalan yang berkaitan cara
kerja dalam mencapai sasaran dengan diharapkannya bagi penggunaannya sehingga dapat
dipahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan dalam
upaya memecahkan masalah” (Sobagio, 2005:34). Sedangkan menurut pendapat yang
dikemukakan dalam buku metedologi penelitian dinyatakan bahwa, “Metode penelitian adalah
mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian”
(Sudarmayati dan Hidayat, 2002:25).
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
suatu cara alat atau jalan yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian ilmiah untuk
memecahkan suatu masalah secara sistematis agar mencapai tujuan yang diinginkan.
TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas dan hasil belajar siswa,
terhadap model pembelajaran Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode
yang digunakan dalam pengolahan data adalah metode analisis deskriptif yaitu cara pengolahan
data dengan menggunakan rumus-rumus yang sederhana untuk memperoleh kesimpulan umum.
Kesimpulan umum yang dimaksud yaitu kesimpulan yang bersifat menyeluruh mengenai
permasalahan yang dibahas.
1.Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas siswa ditentukan dengan menghitung rata-rata persentase siswa yang memenuhi
indikator aktivitas siswa.Jadi persentase skor siswa tertinggi ideal adalah 100 % dan persentase
skor siswa terendah ideal adalah 0%. Dari data aktivitas yang terkumpul akan dihitung rata-rata
persentase aktivitas siswa (X) dengan rumus sebagai berikut:
= ∑
Keterangan:
= Rata-rata persentase aktivitas siswa
∑ = Jumlah persentase aktivitas siswa
N = Banyaknya indikator
(Depdiknas,2004:49)
Untuk melihat rata-rata aktivitas belajar siswa secara kualitatif digunakan pedoman
sebagai berikut:
3,34 ≤ = Sangat Aktif
2,68 ≤ < 3,33 = Aktif
2,01 ≤ < 2,67 = Cukup Aktif
1,34 < 2,00 = Kurang Aktif
< 1,33 = Sangat Kurang Aktif
( Depdiknas, 2013:48 )
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Refleksi Awal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK N 1 Sukawati yang terletak di
kampus SMK Bali di Batubulan Gianyar.Kelas yang digunakan sebagai tempat dilakukannya
tindakan penelitian adalah kelas XI MM1. Kelas ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
Fasilitas yang ada sangat berguna bagi kelancaran tindakan dan proses pembelajaran yang
berlangsung. Tata ruang yang ada di dalam kelas ini terdapat 19 meja dan 19 kursi siswa serta
terdapat 1 meja dan 1 kursi untuk guru, terdapat juga 1 buah papan tulis dan sebuah LCD
proyektor. Di dalam kelas ini terdapat 17 orang siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 8
orang siswa perempuan.
Sebelum peneliti menetapkan metode pembelajaran Think Pair Share, peneliti akan
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran kewirahusahaan di sekolah tersebut.
Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pelajaran
kewirausahaan siswa kelas XI MM1 SMK N 1 Sukawati. Melalui hasil tersebut akan diketahui
bagaimana kemampuan siswa dalam pelajaran kewirausahaann sebelum diterapkannnya metode
pembelajaran Think Pair Share.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar dan
hasil belajar siswa. Dimana rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 50,58% dengan
kategori cukup aktif kemudian pada siklus II meningkat menjadi 77,65% dengan kategori aktif.
Begitu pula dengan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan, dimana pada refleksi awal
rata-rata hasil belajar siswa 1,98 dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai
23,53%, sehingga dilakukan tindakan pada siklus I dimana rata-rata hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar siswa 2,33 dan ketuntasan klasikal
meningkat menjadi 41,17%. Namun dalam tahapan siklus I masih ditemukan masih ditemukan
berbagi permasalahan yang menghambat meningkatnya hasil belajar siswa diantaranya siswa
cepat merasa bosan ketika mengikuti pelajaran dan siswa kurang konsentrasi dalam menerima
pelajaran. Karena itulah peneliti mengadakan siklus II dengan merancang pembelajaran yang
lebih baik terbukti setelah diadakannya siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dengan rata-rata 2,76% dan ketuntasan klasikal mencapai 100%.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan selama dua siklus, dimana masing-masing
siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan satu kali pemberian tes, hasil seluruh pembahasan
serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan metode Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar
kewirausahaan pada pokok bahasan pengolahan makanan khas daerah. Hal ini dapat
dilihat dari semakin meningkatnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
kewirausahaan yaitu pada siklus I adalah 50,58% dengan kategori cukup aktif,
sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu 77,65% dengan
kategori aktif.
2. Penerapan Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan pengolahan makanan khas daerah kelas XI MM1 SMK N 1 Sukawati. Hal ini
dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil tes prestasi belajar siswa dimana pada tes
awal jumlah nilai pada mata pelajaran kewirausahaan adalah 33,78, dengan rata-rata
1,98, daya serap 1,98%, serta ketuntasan klasikal 23,53%, setelah dilaksanakan siklus I
mula mengalami peningkatan menjadi 39,71, dengan rata-rata 2,33 , daya serap 58,25%,
dan ketuntasan klasikal 41,17%, namun setelah terlaksananya siklus I masih terdapat
beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, sehingga peneliti mengadakan
perbaikan tindakan pada siklus II dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dengan jumlah nilai menjadi 47,08, dengan rata-rata 2,76, daya serap 69%, dan
ketuntasan klasikal 100%. Dengan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa
menandakan bahwa metode pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan kelas XI MM1 SMK N 1 Sukawati
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh sebelumnya, agar proses belajar pada mata pelajaran
Kewirausahaan menjadi lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,
maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran kewirausahaan hendaknya mencoba metode
pembelajaran yang lebih bervariasi, salah satu diantaranya adalah metode
pembelajaran Think Pair Share agar siswa tidak merasa cepat bosan ketika berada
didalam kelas dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Diharapkan kepada sekolah agar lebih memperhatikan kedisiplinan para siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga tidak ada siswa yan membolos pada saat jam
pelajaran telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan; Khoiru Ahmadi; dan Tatik Elisah. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu.
Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
Arikanto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
cipta.
Azwar, Saifuddin. 2003.Merode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Depdiknas. 2004. Kurikulum Hasil Belajar. Jakarta: Depdiknas.
Dimyanti dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta
Geufrey G. Meredith et al. (1992). Kewirausahaan Teori dan Praktek.Seri Manajemen No. 97.
PT Pustaka Binman Pressindo
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antarpeserta
didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung Persada.
La Iru dan La Ode Saifun Arihi. 2009. Analisis Penerapan Pendekatan Metode, Strategi Dan
Model Pembelajaran. Kendari : Multi Prasendo.
Mardalis. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.
Narbuko, Cholid. Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Netra, I.B. 1974. Metodologi Penelitian. Singaraja: FKIP Unud.
Nasution, S. 2007. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta Bumi Aksara.
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007)
Widya,I Gede. 1997. Pedoman Penulisan Skripsi. Singaraja: STKIP