22
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN TIK UNTUK MENGUKUR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII IPS DI SMA NEGERI 1 SURUH Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Peneliti : Diah Oktie Utami (702010065) Elizabeth Sri Lestari. S. Pd., MLIS George J. L. Nikijuluw, S. Pd Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2014

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN TIK UNTUK

MENGUKUR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII IPS

DI SMA NEGERI 1 SURUH

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Peneliti :

Diah Oktie Utami (702010065)

Elizabeth Sri Lestari. S. Pd., MLIS

George J. L. Nikijuluw, S. Pd

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2014

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

1

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

2

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

3

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

4

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN TIK UNTUK

MENGUKUR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII IPS

DI SMA NEGERI 1 SURUH

1)Diah Oktie Utami,

2) Elisabeth Sri Lestari. S. Pd., MLIS, 3)

George J. L. Nikijuluw, S. Pd

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia

1)[email protected], 2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract This reseach measure student result’s study to know if there is any significant difference

after implementing CTL method in ICT at State Senior High School 1 Suruh. CTL

learning model helps students to develop their thinking to correlate the subject with real life. This reseach is experimental which consists of control class and experimental class.

Analysis technique in the reseach is Mann Witney-test. CTL learning model was

implement on experimental class and the result shows that post-test has higher results

than pre-test. Beside that by implementing CTL learning model, students become more active and creative. In summary there is an elevating significant value that is projected

from CTL based learning results.

Keyords : CTL method, student involvement, learning effectiveness

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur bagaimana peningkatan hasil belajar siswa apakah meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Cotextual Teaching and

Learning (CTL) pada mata pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Suruh. Model pembelajaran

CTL mendorong siswa untuk bisa mengembangkan pola berfikir yang menghubungkan

materi pelajaran dengan kehidupan nyata. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang terdiri dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Teknis analisis data

yang digunakan adalah Uji Mann Witney – test. Model pembelajaran CTL diterapkan

pada kelompok eksperimen dan didapatkan hasil nilai post-test yang lebih tinggi daripada nilai pre-test. Selain dengan menerapkan pembelajaran CTL, siswa mengalami perubahan

sikap menjadi lebih aktif dan kreatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran CTL dapat meningkatkan keaktifan siswa yang dapat mempengaruhi atau meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Metode pembelajaran CTL, keaktifan siswa, efektivitas pembelajaran

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Universitas Kristen Satya Wacana 2)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 3)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

6

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses belajar peserta didik yang menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan

pendidikan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat perlu diupayakan guru

untuk memudahkan proses terbentuknya pengetahuan pada siswa, namun guru

juga harus memperhatikan apakah model pembelajaran yang digunakan itu

penerapannya sudah efektif dan efisien. Di SMA Negeri 1 Suruh pembelajaran

yang berlangsung berfokus pada guru sebagai sumber belajar utama pengetahuan,

karena guru menggunakan metode ceramah yang akan menjadi pilihan utama

dalam menentukan strategi belajar. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi

pasif dalam pembelajaran dikelas. Selain itu siswa juga merasa bosan, mengantuk

dan sulit berkonsntrasi.

Salah satu model yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran TIK

materi CorelDraw adalah pembelajaran kontekstual atau lebih dikenal dengan

Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitu konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran

kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang

dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta

hubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau cara siswa belajar. Siswa

harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri, dan juga perlu

dikondisikan untuk terbiasa memecahkan masalah, menentukan hal-hal yang

berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan gagasan – gagasan. Guru tidak akan

mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa.

Dengan menggunakan model pembelajaran CTL diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK kelas XII. Maka dari

itu model pembelajaran CTL sangat berhubungan atau berpengaruh pada mata

pelajaran TIK karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk agar terbiasa

memecahkan masalah yang tidak asing dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan dengan dua penelitian yang

relevan. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muhammad Subhan Mahasiswa S-

1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Surabaya dengan skripsi berjudul “Penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar dribble bola

basket (studi pada siswa kelas VIII A SMP IT Babussalam Probolinggo)”. Pada

penelitian tersebut dibahas pemanfaatan metode CTL dapat membantu hasil

belajar siswa dalam dribble bola basket di SMP IT Barussalam Propolinggo.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semua(quasi-experiment), karena

di dalamnya terdapat satu ciri khas, yaitu adanya perlakuan pada subjek

penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one

group pretest-postest desain. Untuk mendapatkan data yang relevan dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes.

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

7

Dribble bola basket siswa SMP IT Babussalam Probolinggo setelah pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan CTL adalah sebagai berikut: tidak ada siswa

yang mencapai kategori hasil belajar tinggi sekali, siswa yang mencapai kategori

tinggi 5 orang kategori sedang 2 orang siswa, kategori rendah 7 orang siswa, dan

kategori rendah sekali 11 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan

yang signifikan antara hasil belajar dribble bola basket siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) [12].

Penelitian lainnya dilakukan oleh Hajir tahun 2010 Program studi

pendidikan fisika Universitas Muhamadiyah Purworejo dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Peningkatan

Pemahaman IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Wonosari Sadang” Jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan metode: lembar observasi pemahaman

IPA siswa, angket pemahaman IPA siswa, soal tes. Setelah data diperoleh

kemudian dianalisis menggunakan teknik Deskriptif Persentase. Hasil

penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemahaman IPA pada siswa

meningkat yaitu pada siklus I persentasenya sebesar 63,55%. Setelah dilakukan

tindakan siklus II meningkat menjadi 75,27%. Peningkatan pemahaman siswa ini

berpengaruh yang tadinya 63,64% menjadi 81,82%.

Persamaan dalam kedua penelitian yang dilakukan yaitu sama-sama

menerapkan pembelajaran CTL untuk peningkatan hasil belajar setelah dilakukan

perlakuan atau treatment. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang saya

lakukan yaitu peneliti pertama hanya menilai dari aspek efektif, peneliti kedua

hanya menilai aspek kognitif, sedangkan penelitian saya menilai aspek efektif dan

aspek kognitif karena menilai dari hasil belajar siswa dan perubahan sikap siswa.

Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu

siswa mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses

yang sistematis, melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi[1].

Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa dalam rangka

menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu pola perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer dan lain-lain[2].

Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam merancang pembelajaran

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran

tercapai.

Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai berikut: Sistem CTL adalah

sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di

dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

8

subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,

yaitu dengan konteks pribadi, sosial dan budaya mereka[3].

Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Dalam pandangan ini strategi yang diperoleh lebih diutamakan

dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.

Karena itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara :

a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

b. Memberikan kesempatan pada siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri, dan

c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2. Menemukan (Inquiry)

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang dialami. Metode

inquiry memberi peluang kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam

proses pembelajaran. Pada dasarnya siswa ditantang untuk mencari,

melakukan dan menentukan sendiri. Jadi siswa lebih produktif bukan. Dalam

menerapkan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Tugas guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.

3. Bertanya (Questioning)

Bertanya (questioning) adalah induk dari strategi pembelajaran

kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan dan aspek

penting dari pembelajaran[4]. Orang bertanya karena ingin tahu, menguji,

mengkonfirmasi, mengapersepsi, mengarahkan atau menggiring,

mengaktifkan skemata, mengklarifikasi, memfokuskan dan menghindari

kesalahpahaman. Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu dimulai dari

pertanyaan. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru

untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.

Dalam semua pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya untuk :

a. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis

b. Mengecek pemahaman siswa

c. Memecahkan persoalan yang dihadapi

d. Membangkitkan respon kepada siswa

e. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa

f. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

g. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru

h. Untuk membangkitkan lebih banyak pertanyaan dari siswa, dan

i. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Dalam masyarakat belajar, hasil pembelajaran dapat diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman,

antar kelompok, dan antar mereka yang tahu kepada mereka yang belum tahu.

Siswa bertanya kepada teman-temanya itu sudah mengandung arti learning

community.

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

9

5. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan pada dasarnya adalah membahasakan gagasan yang dipikirkan,

mendemostrasikan bagaimana guru mengiginkan para siswanya untuk belajar,

dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pemodelan

dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep aktifitas

belajar. Dengan kata lain, model itu bisa berupa cara mengoprasikan sesuatu,

cara melempar bola dalam olahraga, contoh karya tulis, cara melafalkan

bahasa inggris, dan sebagainya. Atau, guru memberi contoh cara mengerjakan

sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model bagaimana cara belajar. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat

dirancang dengan melibatkan siswa.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara pikir tentang sesuatu yang baru dipelajari atau

berfikir tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu. Refleksi

merupakan gambaran tentang kegiatan atau pengetahuan yang baru saja

diterima. Siswa mengendapkan apa yang baru saja diterimanya sebagai

struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari

pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,

aktifitas, atau pengetahuan yang baru diterima.

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian autentik adalah prosedur penilaian pada pembelajaran

kontekstual. Prinsip yang dipakai dalam penilaian serta ciri-ciri penilaian

autentik adalah sebagai berikut :

a. Harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses, kinerja, dan produk.

b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pelajaran berlangsung

c. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian

d. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian-

bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari, mereka harus dapat

menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.

e. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa

Karakteristik Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): 1). Dalam CTL,

pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activating knowledge). Artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari

pengetahuan yang sudah dipelajari. 2). Pembelajaran CTL adalah belajar dalam

rangka memperoleh dan menambahkan pengetahuan baru (acquiring knowledge).

3). Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu pengetahuan yang

diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. 4).

Mempraktikkan pemahaman dan pengalaman tersebut (applying knowledge) yaitu

pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam

kehidupan siswa. 5). Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan [4].

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

10

Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

CTL dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1).

Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih

bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan

mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang akan dimilikinya.

2). Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang

diajarkan. 3). Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan

pertanyaan-pertanyaan. 4). Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui

kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya. 5).

Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model,

bahkan media yang sebenarnya. 6). Membiasakan anak untuk melakukan refleksi

dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 7). Melakukan penelitian

secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa [5].

Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mereka

melalui kegiatan pembelajaran[6]. Hasil belajar pada hakikatnya adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya[7].

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima

pengalaman belajar yang ditunjukkan melalui penguasaan pengetahuan,

keterampilan, atau tingkah laku. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan

hasil belajar siswa adalah hasil tes ulangan yang diberikan setelah proses

pembelajaran selesai. Nilai hasil tes ulangan termasuk dalam ranah kognitif.

3. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif khususnya pada metode penelitian eksperimen. Karena penelitian ini

bertujuan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu [8]. Selain itu metode ini

juga dapat mengetahui apakah dengan menggunakan metode penelitian ini dalam

model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Suruh.

Desain Penelitian

Bentuk desain eksperimen ini adalah Quasi Experimental Design dalam

spesifikasi Nonequivalent Control Group Design. Desain eksperimen ini

digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang

digunakan untuk penelitian. Desain ini hampir sama dengan pretest - postest

control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dua kelompok yang ada diberi

pre-test, kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan, kelompok kontrol

tidak diberi perilaku dan terakhir kedua kelompok tersebut diberikan post-test.

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

11

Tabel 3.1

Desain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pre-test-post-test

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Kelas Eksperimen 0 X 0

Kelas Kontrol 0 – 0

Keterangan :

Kelompok Eksperimen (XII IPS 1) : menggunakan metode eksperimen

Kelompok Kontrol (XII IPS 3) : menggunakan metode konvensional

X : perlakuan CTL

– : perlakuan konvensional

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII di SMA Negeri

1 Suruh tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah lima kelas. Sampel yang diambil

pada penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1 yang berjumlah 25 orang dan

kelas XII IPS 3 yang berjumlah 25 orang. Kelas XII IPS 1 merupakan kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penggunaan metode pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL), sedangkan kelas XI IPS 3 sebagai

kelas kontrol yang diberikan metode pembelajaran Konvensional.

Dalam pemilihan kelas yang dilakukan melihat dari hasil rata-rata nilai

UKK untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas

eksperimen diambil dari nilai rata-rata yang terendah yaitu kelas XII IPS 1 dan

kelas kontrol diambil dari nilai rata-rata yang tertinggi yaitu kelas XII IPS 3.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemiudian ditarik kesimpulannya [9]. Dalam penelitian ini ada dua

variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah aktifitas siswa melalui

metode pembelajaran CTL.

2. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa

pada mata pelajaran TIK.

Tahap Persiapan Penelitian

1. Konsultasi dengan pihak sekolah dan guru bidang studi mengenai waktu

penelitian, populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek dalam

penelitian.

2. Penyusunan perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP, skenario

pembelajaran, dan LKS.

3. Pembuatan instrumen penelitian berupa Pilihan Ganda untuk mengukur

keterampilan proses dan hasil belajar, lembar observasi untuk mengukur

keterlaksanaan model yang digunakan.

4. Membuat instrumen tes.

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

12

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengukur keterampilan proses dan

hasil belajar siswa untuk kedua kelas yaitu kelas XII IPS 1 dan XII IPS 3.

Kemudian menentukan kedua kelas tersebut sebagai kelas kontrol dan kelas

eksperimen berdasarkan nilai rata-rata KKM.

Kelas Kontrol

Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran

yang biasanya dipakai oleh guru yaitu model pembelajaran konvensional.

Memberikan tes akhir (post-test) berupa soal pilihan ganda untuk mengukur

peningkatan keterampilan proses dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan

menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Kelas Eksperimen

Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran

CTL pada pembelajaran TIK dengan observer selama pembelajaran. Memberikan

tes akhir (post-test) berupa soal pilihan ganda untuk mengukur peningkatan

keterampilan proses dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan (treatment).

Tahap Akhir Penelitian

1. Mengolah data hasil pre-test dan post-test.

2. Menganalisis data hasil penelitian dan membahas temuan penelitian

3. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data

4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian

Gambar 3.1

Tahapan – tahapan pelaksanaan penelitian

Intrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada Mata

Pelajaran TIK yaitu berupa tes dan check list. Tes ini dibagi menjadi dua waktu

yaitu tes yang diberikan sebelum memulai proses kegiatan belajar mengajar

dinamakan pre-test, sedangkan tes yang diberikan setelah proses kegiatan belajar

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

13

mengajar dinamakan post-test. Test ini berupa tes pilihan ganda. Selain itu

instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah check list untuk mengamati

keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung dilakukan pada kelas ekperimen.

Metode Pengumpulan Data

Berikut metode yang dipakai dalam pengumpulan data yang digunakan :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk mendapatkan

data tentang daftar nama serta jumlah siswa pada penelitian ini. Dokumentasi juga

berupa foto untuk memberikan gambaran secara lebih nyata mengenai suasana

kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Pengamatan / Observasi

Dalam teknik observasi peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan

terhadap yang sistematis objek yang diteliti [10]. Observasi digunakan untuk

mengetahui apakah pembelajaran sesuai dengan skenario atau tidak dan

mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran. Dalam observasi ini

peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan siswa berupa check list untuk

mengamati keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Penelitian yang

berjudul “Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penggunaan Multimedia dalam

Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 10 Palembang.” hal-hal yang diamati adalah

keaktifan siswa pada waktu belajar yang meliputi [11]:

1. Perhatian siswa dalam waktu belajar

a. Siswa tidak mengobrol dengan teman

b. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain pada saat guru mengajar

c. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru

2. Respon siswa dalam belajar

a. Siswa berani bertanya kepada guru

b. Siswa menjawab pertanyaan guru

3. Kedisiplinan siswa dalam belajar

a. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan

b. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu

c. Siswa tidak keluar masuk kelas

d. Siswa tidak membuat keributan saat guru menjelaskan materi

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

14

Tabel 3.2. Cheeklist Observasi

Perilaku siswa No.absen Skor

123456...25

1. Perhatian Siswa Pada

Waktu Belajar

a. Siswa tidak mengobrol

dengan teman

b. Siswa tidak mengerjakan

pekerjaan lain saat guru

mengajar

c. Siswa memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan guru

2.Respon Siswa Dalam

Belajar

a.Siswa berani bertanya

kepada guru

b.Siswa menjawab

pertanyaan guru

3.Kedisiplinan Siswa Dalam

Belajar

a.Siswa mengerjakan tugas

yang diberikan

b.Siswa mengumpulkan tugas

tepat waktu

c.Siswa keluar masuk kelas d.Siswa tidak membuat

keributan saat guru

menjelaskan materi

Skor

Dari hasil lembar observasi keaktifan siswa yang dilakukan sebelum dan

sesudah diberikan metode pembelajaran CTL, didapatkan hasil adanya perubahan

sikap siswa menjadi aktif. Sebelum diberikan model pembelajaran CTL

didapatkan hasil kurang dari 40% siswa aktif. Namun terdapat perubahan yang

signifikan setelah diterapkan model pembelajaran CTL lebih dari 60% siswa aktif. 3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat

yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga

segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik. Wawancara

merupakan sumber informasi yang amat baik. Dalam penelitian ini wawancara

hanya ditujukan kepada guru pengampu mata pelajaran TIK dengan tujuan untuk

lebih mengetahui bagaimana keadaan sistem pembelajaran yang sudah berlaku.

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengampu mata pelajaran

TIK di SMA Negeri 1 Suruh yaitu dalam kegiatan pembelajaran TIK berlangsung

sudah namun kurang efektif dikarenakan siswa kurang konsen dalam kegiatan

belajar mengajar, metode pembelajaran yang dipakai yaitu menggunakan metode

ceramah, siswa dapat memahami materi yang disampaikan dengan menggunakan

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

15

media pembelajaran masih kurang banyak siswa yang pasif, merasa bosan,

mengantuk, kurang berkonsentrasi dan siswa ramai sendiri, prestasi hasil belajar

siswa dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional masih kurang

karena masih banyaknya siswa yang hasil belajarnya dibawah nilai rata-rata.

4. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian berupa tes pilihan ganda dengan

menggunakan materi yang memiliki tingkat yang sama dengan materi belajar pada

tingkatan siswa yang menjadi sampel penelitian.

Tes dilakukan 2 kali, yaitu pre-test dan post-test. Test ini dibagi menjadi

dua waktu yaitu test yang diberikan sebelum memulai proses kegiatan belajar

mengajar dinamakan pre-test, sedangkan tes yang diberikan setelah proses

kegiatan belajar mengajar dinamakan post-test. Adapun jenis tes pilihan ganda

dalam penelitian adalah tes tentang Corel Draw, disini siswa dituntut untuk

mengerjakan soal pilihan ganda sehingga didapatkan hasil berupa data yang

berupa soal kemudian diolah.

Teknik Analisis Data Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah statistik

nonparametrik. Statistik nonparametrik didasarkan dari model yang tidak

mendasarkan bentuk khusus dari distribusi data. Dalam hal ini adalah perbedaan

hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi

perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL).

Analisis data dilakukan dengan teknik uji Mann Whitney-U menggunakan

program SPSS for Windows Release 16.0. Uji Mann Whitney-U biasanya

digunakan dalam berbagai bidang, misalnya pada psikologi digunakan untuk

membandingkan sikap dan perilaku. Dalam bidang pengobatan, digunakan untuk

mengetahui efek obat apakah sama atau tidak. Dalam pendidikan, dapat

digunakan untuk mengetahui prestasi siswa yang berbeda.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 01 Suruh Kabupaten Semarang

yang terletak di Jl. Jatirejo No. 17 Desa Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang Propinsi Jawa Tengah. SMA Negeri 1 Suruh pada tahun terdiri dari

kelas X, XI dan XII yang seluruhnya terdapat 15 kelas, 5 kelas X, 5 kelas XI, dan

5 kelas XII. Subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Suruh

tahun ajaran 2013/2014, yaitu kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas

XII IPS 3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga

September 2014.

Uji Pre-test dan Post-test

Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif penelitian ini menggambarkan nilai awal dan nilai akhir

dari kedua kelas sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Data yang digunakan

adalah nilai pre-test dan post-test yang disebarkan di kelas XII IPS 1 sebagai kelas

eksperimen dan kelas XII IPS 3 sebagai kelas kontrol.

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

16

Tabel 3.2

Perolehan nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Eksperimen Kontrol

Pre-test Max

Min

85

50

95

35

Nilai rata-rata 68 69,40

Post-test Max

Min

92

64

88

40

Nilai rata-rata 76,32 69,44

Uji Hipotesis

Rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen yang sebesar 76,32 ternyata

lebih besar daripada rata-rata nilai pre-test yang sebesar 68. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan rata-rata nilai kelompok eksperimen setelah dilakukan

treatment. Kemudian dari uji Mann Whitney post-test dan pre-testt kelompok

eksperimen diperoleh hasil yaitu nilai Asymp.Sign.2-tailed sebesar 0,008 < 0,050

yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test

kelompok eksperimen.

Pada penghitungan signifikansi perbedaan skor post-test antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan rata-rata kelompok eksperimen

sebesar 30,06 dan rata-rata kelompok kontrol sebesar 20,94. Hasil ini

menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki rata-rata hasil belajar yang

lebih tinggi dengan selisih 9,12. Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada

siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Suruh melalui model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL).

Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis yang menyatakan bahwa

“Ada Peningkatan yang Signifikan pada hasil belajar siswa kelas XII IPS 1 SMA

Negeri 1 Suruh yang diberikan Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL)” diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan awal dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar

mata pelajaran TIK pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Suruh tahun ajaran

2014/2015. Adanya perlakuan yang berbeda diberikan pada kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

dimana proses pembelajaran dikaitkan dengan dunia nyata. Dalam model

pembelajaran ini diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa,

dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak

mereka, menemukan/cara menyadari apa yang dialami, menanyakan apa yang

perlu ditanyakan, bertukar informasi kepada teman atau guru

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

17

Tabel 3.4

Perbedaan Proses Pembelajaran Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Berpusat pada guru Metode pembelajaran CTL

Siswa adalah penerima informasi secara pasif Siswa secara aktif terlibat dalam proses

pembelajaran

Pembelajaran sangat abstrak Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan yang

nyata.

Waktu dalam latihan praktik lebih sedikit,

pemberian materi lebih banyak

Waktu dalam praktik lebih banyak daripada

pemberian materi

Pemberian soal latihan berupa soal yang

sederhana seperti membuat bentuk-bentuk

bidang datar .

Pemberian soal latihan berupa contoh logo

sederhana yang sering mereka temui dalam

kehidupan sehari-hari.

Tabel 3.5

Penerapan CTL pada Pembelajaran

Karakteristik Kegiatan belajar

Guru Siswa

Activating Knowledge Guru mengulas materi tentang

menu dan ikon serta tools-

tools dalam perangkat lunak.

Siswa memperhatikan dan

mempraktekkan langsung

dikomputer masing-masing

Acquiring Knowledge Pemberian materi sesuai untuk

pertemuan tersebut

Siswa memahami dan

mendapatkan materi dari

penjelasan guru dan

mempraktekkan langsung pada

komputer masing-masing.

Understanding Knowledge

Guru memberikan pemodelan

dengan membuat logo.

Siswa memahami dan

memperhatikan guru yang

sedang memberikan pemodelan

Applying Knowledge Guru memberikan soal latihan

untuk mengukur ketrampilan

proses dan hasil belajar siswa.

Siswa mengerjakan soal

latihan dengan membuat logo

sederhana yang sering mereka

temui.

Reflecting Knowledge Guru bertanya kepada siswa

bagaimana tanggapan mereka

tentang materi yang baru saja

mereka terima, keuntungan

apa saja yang bisa didapatkan

dari mempelajari aplikasi

tersebut.

Siswa memberikan tanggapan

tentang materi yang baru saja

dia terima

Pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, peneliti merancang

pembelajaran yaitu memberi masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan CorelDraw contoh membuat logo sederhana. Pada pertemuan pertama,

guru mengulas materi tentang menu dan ikon serta tools-tools dalam perangkat

lunak yang sudah pernah diajarkan menggunakan media aplikasi Paint. Dengan

tujuan sebelum mengajarkan tentang aplikasi baru siswa harus diingatkan tentang

materi yang sudah diajarkan sebelumnya sebagai dasar untuk memberikan aplikasi

baru yang fitur-fiturnya lebih lengkap dari aplikasi sebelumnya. Kemudian guru

mengenalkan program CorelDRAW, menjelaskan pengertian aplikasi grafis

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

18

CorelDRAW, mengenalkan bagian-bagian program CorelDRAW, mengenalkan

fasilitas toolbox pada program CorelDRAW. Siswa memahami dan mendapatkan

materi dari penjelasan guru dan mempraktekkan langsung pada komputer masing-

masing. Guru memberikan pemodelan dengan membuat logo flash distro. Siswa

memahami dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pemodelan. Guru

memberikan soal latihan untuk mengukur ketrampilan proses dan hasil belajar

siswa. Siswa mengerjakan soal latihan dengan membuat logo sederhana yang

sering mereka temui. Guru bertanya kepada siswa untuk menanyakan bagian

mana yang belum dimengerti dan kesulitan apa saja yang ditemui.

Pertemuan kedua, guru menjelaskan tentang mengelola dokumen, membuat

objek dasar, mengolah obyek vektor, membuat teks pada CorelDRAW. Kemudian

guru memberikan latihan untuk mengukur ketrampilan proses dan hasil belajar

siswa. Siswa mengerjakan soal latihan dengan membuat gradasi warna serta

memberikan teks.

Pertemuan ketiga, guru menjelaskan tentang pengelolaan obyek dasar, efek

interaktif pada obyek vektor, menyimpan gambar dalam format bitmap, mencetak

gambar. Siswa mendegarkan guru yang sedang mengajar dan mempraktekkan

langsung di komputer masing-masing. Selanjutnya guru memberikan latihan

untuk mengukur ketrampilan proses dan hasil belajar siswa. Siswa mengerjakan

soal latihan dengan membuat logo sederhana.

Guru bersama-sama siswa membuat refleksi tentang apa yang sudah

dipelajari. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan cukup maksimal, saat

dimulai sudah terlihat semangat karena siswa termotivasi untuk belajar

menggunakan aplikasi CorelDraw. Jalannya proses pembelajaran berjalan cukup

lancar dan sudah baik. Siswa juga terlihat sangat senang saat proses pembelajaran

berlangsung, dan ditunjukan dengan adanya hasil belajar yang lebih baik.

Kelompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Pada kelas

kontrol kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Sedangkan kelompok

eksperimen dengan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL). Dari hasil analisis yang ditunjukkan Asymp sig.2-tailed adalah 0,008 <

0,05 sehingga hasil uji signifikan secara statistik menunjukkan bahwa ada

peningkatan yang signifikan pada hasil belajar kelompok eksperimen setelah

diberikan perlakuan (treatment). Rata-rata kelompok eksperimen meningkat dari

24,42 menjadi 30,06 pada post-test karena kelompok ekperimen ini diberikan

perlakuan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Dengan demikian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) terbukti lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan

peningkatan rata-rata kelompok eksperimen secara signifikan. Contextual

Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang bertujuan

membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya

terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki

pengetahuan atau ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi

sendiri secara aktif pemahamannya. Disamping itu pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) memiliki beberapa keunggulan, diantaranya siswa

lebih aktif untuk menggali pengetahuannya sendiri bersama dengan temannya.

Siswa juga aktif dalam mencari solusi untuk memecahkan dan mencari toolbox

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

19

yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan dari tugas yang diberikan. Tugas

yang diberikan berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari sebagai contoh logo

sederhana yang sering mereka temui sebagai contoh logo indomart dan siswa

diberi kesempatan untuk mengolah dan mengeksplorasi berbagai toolbox pada

aplikasi CorelDraw yang tepat untuk menyelesaikannya. Sehingga pemahaman

siswa akan lebih kuat. Selain itu siswa juga lebih aktif saat kegiatan pembelajaran.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa sangat perlu diberi

perhatian khusus pada penekanan teori serta frekuensi pratikum pada mata

pelajaran TIK terutama pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Suruh tahun

ajaran 2014/2015, melihat dari hasil analisa terdapat beberapa siswa yang

memiliki hasil belajar yang tinggi setelah diberikan metode pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL). Bila keadaan ini dipertahankan terus

menerus maka akan semakin meningkatkan prestasi siswa di masa yang akan

datang.

5. SIMPULAN Permasalahan pada penelitian ini adalah guru menggunakan metode

pembelajaran konvensional (ceramah). Sehingga siswa menjadi pasif dalam

pembelajaran karena guru menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran TIK

di SMA Negeri 1 Suruh. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang menggunakan

metode CTL untuk mengetahui perubahan sikap dan hasil belajar siswa. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang terdiri dari kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan

metode pembelajaran CTL, didapatkan hasil adanya perubahan sikap siswa

menjadi menjadi aktif dan kreatif. Siswa dapat membangun pola pikir yang baru

untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat menemukan beragam cara belajar

siswa yang sesuai dengan masing – masing individu, serta menjadikan siswa lebih

aktif dalam bertanya. Sebelum diberikan model pembelajaran CTL kurang dari

40% siswa aktif. Namun terdapat perubahan yang signifikan setelah diterapkan

model pembelajaran CTL lebih dari 60% siswa aktif.

Selain itu dari hasil perhitungan uji Mann Whitney diperoleh nilai Asymp

sig.2-tailed sebesar 0,008, angka tersebut lebih besar dari 0,050 yang artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test kelompok

eksperimen. Rata – rata pre-test sebesar 68 dan post-test 76,32. Hasil rata – rata

post-test lebih besar dari hasil pre-test. Berdasarkan hasil nilai post-test antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan rata – rata kelompok

eksperimen sebesar 30,06 dan rata – rata kelompok kontrol sebesar 20,94, yang

berarti terdapat juga perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CTL dapat

meningkatkan keaktifan siswa yang dapat mempengaruhi atau meningkatkan hasil

belajar siswa.

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And

20

6. SARAN

Bagi pihak sekolah terutama kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah

diharapkan mendukung maupun memfasilitasi dalam penggunaan berbagai model

pembelajaran yang diterapkan oleh para guru, sehingga tercipta kondisi belajar

mengajar yang kondusif dan mampu menciptakan siswa yang lebih unggul di

masa yang akan datang. Para guru hendaknya menindaklanjuti penerapan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran

TIK dan lain-lain, karena dengan metode pembelajaran ini proses belajar

mengajar menjadi lebih bermakna dan memaksimalkan hasil belajar siswa. Bagi

penelitian yang akan datang perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan pokok

bahasan lain yang menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada mata pelajaran TIK, misalnya penerapan aplikasi Adobe

Photoshop, autoCAD, dan aplikasi lainnya. Dan diharapkan hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian dengan topik

sejenis.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1]. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk

Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar.

Bandung : Alfabeta.

[2]. Joyce dan Weil. 2008. Model of Teaching. Needham Height,

Massachusets : Alyn and Bachon.

[3]. Elaine B. Johnson. 2007 Contextual Teaching and Learning.

Bandung: Mizan Media Utama

[4]. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart

Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

[5]. Drs. Rusman. M. Pd. Model – Model Pembelajaran. Jakarta: Raja

Persindo Persada.

[6]. Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

[7]. Sudjana, Nana. 2010. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar.

Bandung : Algesindo.

[8]. Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

[9]. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND.

Bandung : Alfabeta.

[10]. Abdurahman M dan Muhidin S A. 2007. Analisis Korelasi, Regresi,

dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

[11]. Diedrich, Paul D. Dalam Desi (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

[12]. Subhan, M. 2012. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Dribble Bola Basket, Jurnal

PendidikanJasmani689,http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-

pendidika jasmani/issue/archive. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014.