209
i PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SDN 3 GLEMPANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : NURUL CHUJAEMAH NIM X7210106 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

i

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 GLEMPANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

NURUL CHUJAEMAH

NIM X7210106

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul Chujaemah

NIM : X7210106

Jurusan/Program Studi: FKIP / SI PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENERAPAN MODEL

KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TENTANG BANGUN RUANG SEDERHANA PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 3 GLEMPANG TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar

merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasin yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 14 Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Nurul Chujaemah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

iii

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 GLEMPANG

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

NURUL CHUJAEMAH

X7210106

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pengetahuan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

vi

MOTTO

Jadilah manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi

hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang

menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.

(Mahatma Gandhi)

Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh

kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati.

(Albert Einstein)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

( Khalifah Umar)

Barangsiapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia tidak

pernah mencoba sesuatu yang baru.

(Albert Einstein)

Sukses adalah satu persen bakat dan sembilan puluh sembilan persen kerja keras.

(Thomas Alva Edison)

Dengan senyum kita mampu menyelesaikan banyak masalah, dan dengan diam

mampu membuat kita terhindar dari banyak masalah.

(Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya kecil ini atas cinta bakti dan sayangku kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, terima kasih atas segala kasih sayangmu

kepadaku dan maafkan aku tak mampu menjadi yang terbaik.

2. Suamiku terkasih yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Anakku tersayang, yang senantiasa mewarnai hari-hariku dengan keceriaan.

4. Adikku yang selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Sahabat-sahabatku semoga persahabatan kita tak akan lekang oleh waktu

6. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, tempat aku menimba ilmu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

viii

ABSTRAK

Nurul Chujaemah. PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 GLEMPANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari. 2013. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan Penerapan model konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 3 Glempang Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Mendeskripsikan kendala dan solusi yang ditemui dalam penerapan model konstruktivisme.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan selama tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa dengan perincian 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan dokumen. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif yang digunakan yaitu tes hasil belajar, sedangkan teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Dalam memvalidasi hasil penelitian, digunakan triangulasi data antara peneliti, observer dan siswa.

Hasil penelitian menunujukan bahwa penerapan model konstruktivisme dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa pada setiap fase konstruktivisme tandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dan meningkatnya hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Keaktifan siswa pada siklus I mencapai 45,87%, pada siklus II meningkat menjadi 72,69%, pada siklus III meningkat lagi menjadi 91,31%. Ketuntasan belajar siswa juga selalu mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu ketuntasan belajar mencapai 96% setelah diadakan tindakan siklus III. Adapun ketuntasan nilai pre test sebesar 12%, siklus I meningkat menjadi 52%, pada siklus II meningkat menjadi 84% dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 96%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Penerapan model konstruktivisme yang diterapkan sesuai dengan langkah-langkah konstruktivisme dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran sesuai dengan indikator kerja yang telah ditetapkan. (2) Kendala dalam penerapan model konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang dapat diatasi dengan solusi yang tepat. Kata kunci : konstruktivisme, pembelajaran matematika, bangun ruang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

ix

ABSTRAC

Nurul Chujaemah. APPLYING OF CONSTRUCTIVISM METHOD IN MATHEMATICS LEARNING OF GEOMETRY IN FOURTH GRADE STUDENTS OF GLEMPANG STATE ELEMENTARY SCHOOL 3 IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Faculty of Education and Teacher Training Sebelas Maret University Surakarta. January 2013.

The purpose of this research are: (1) Description of applying of constructivism approach in mathematics learning of geometry in fourth grade students of glempang state elementary school 3 in academic year 2011/2012, (2) Description of the obstacle and finding the solution in using constructivism.

This research is classroom action research (CAR). This research was done in three cycles and every cycle consist of three meetings. The subjects in this reserach are stundents in fourth grade of Glempang state elementary school 3 in academic year 2011/2012 with the number of students 25 consist of 11 boys and 14 girls. This research is classroom action be held with four phases those are planing, acting, observating, and reflecting. The data sources in the research are from students, teacher (researcher), collegas and document. The technique to collect the data using qualitative and quantitative datas. the technique to collect quantitative data using lesson result test and the technique to collect qualitative data using observation and interview. To validate the research result using triangulation data among researcher, observer and students.

The results showed that applying constructivism approach improve students Involvement in teaching learning process. It can be seen from students involvement in every contructivsm approach phase it proved by the improving of students activity and lesson result in each cycle. The involvement in first cycle up to 45,87%, in the second cycle increased to 72,69% and the third cycle increased to 91,31%. The grade of exhaustiveness achive 100% after the cycle action I-III be held. The exhaustiveness achive is 12% pre-test, in the first cycle up to 52%, in the second cycle increased to 84% and the third cycle increased to 96%.

Based on this research can be concluded: (1) The applying of constructivism approach could improve the students involvement if implemented according to appropriate step based on scenarios that have been made, (2) The obstacle in constructivism approach in mathematics learning of geometry can be solved with the right solution. Keywords: Constructivism, Learning Mathematics, Geometry.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL

KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TENTANG BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3

GELMPANG TAHUN AJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu,

peneliti menyampailkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

3. Ketua Program S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

4. Koordinator Pelaksana Program S1 PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen.

5. Drs. Triyono, M. Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. H. Setyo Budi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

7. Suami yang selalu mendukung untuk selalu berkarya.

8. Ayah dan Ibu yang selalu mendukung, mendo’akan dan memberikan yang

terbaik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xi

9. Rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang

membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu guru SD Negeri 3 Glempang, UPT Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara yang selalu

memberi motivasi kepada penulis.

11. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah tulus

ikhlas membantu dan memberi semangat sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan. Akhirnya peneliti

berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi para

pembaca.

Surakarta, 14 Januari 2013

Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka .......................................................................... 8

1. Pembelajaran Matematika tentang Bangun

Ruang Siswa Kelas IV SD…………………………........... 8

a. Karakteristik Siswa kelas IV SD………......................... 8

b. Hakikat Matematika ........................................................... 11

c. Bangun Ruang…………………....................................... 13

Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xiii

d. Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika ………. 16

e. Hakikat Pembelajaran…………………………………… 22

f. Hakikat Belajar ………………………………………….. 26

2. Model konstruktivisme ………….…………………………. 32

a. Pengertian Konstruktivisme............................................... 32

b. Prinsip Dasar konstruktivisme .......................................... 35

c. Penerapan Model konstruktivisme ……………………… 37

d. Pembelajaran Matematika Konstruktivisme …………….. 39

e. Alasan Penggunaan Model konstruktivisme ……………. 40

B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 42

C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 46

1. Tempat Penelitian .................................................................. 46

2. Waktu Penelitian .................................................................... 46

B. Subjek Penelitian ........................................................................ 48

C. Data dan Sumber Data ................................................................. 48

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data............................................. 49

1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 49

2. Alat Pengumpulan Data .......................................................... 52

E. Uji Validitas data.......................................................................... 53

F. Analisis Data................................................................................ 53

G. Indikator Kinerja ………….......................................................... 55

H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 55

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 64

B. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ….......................................... 66

C. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ………………………….... 102

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xiv

D. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III ………………………….. 137

E. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus................................... 170

F. Pembahasan ................................................................................. 174

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................... 186

B. Implikasi....................................................................................... 189

C. Saran ............................................................................................ 189

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 191

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 194

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xv

DAFTAR TABEL

3.1 Jadwal Penelitian ………………………………………………… 47

4.1 Frekuensi Nilai Pretes ……………………………………………. 64

4.2 Analisis Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 ………………….. 69

4.3 Analisis Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 ………………….. 70

4.4 Analisis Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 1 …………………. 71

4.5 Frekuensi Nilai Tes Siklus I Pertemuan 1 ………………………… 73

4.6 Analisis Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 …………………… 78

4.7 Analisis Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 ………………….. 79

4.8 Analisis Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 2 ………………….. 81

4.9 Frekuensi Nilai Tes SIklus I Pertemuan 2 ………………………… 82

4.10 Analisis Observasi Guru Siklus I Pertemuan 3 ………………….... 87

4.11 Analisis Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 3 ………………….. 89

4.12 Analisis Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 3 …………………… 90

4.13 Frekuensi Nilai Tes Siklus I Pertemuan 3 ………………………… 91

4.14 Analisis Observasi Guru Siklus I …………………………………. 95

4.15 Analisis Observasi Siswa Siklus I ………………………………… 96

4.16 Analisis Keaktifan Siswa Siklus I ………………………………… 97

4.17 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………………………………… 98

4.18 Analisis Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 ………………….. 104

4.19 Analisis Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 ……………….. .. 105

4.20 Analisis Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 1 ………………. .. 106

4.21 Frekuensi Nilai Tes Siklus II Pertemuan 1 ………………………… 108

4.22 Analisis Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 …………………… 114

4.23 Analisis Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 ……………….. .. 115

4.24 Analisis Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 2 ……………….. .. 116

4.25 Frekuensi Nilai Tes SIklus II Pertemuan 2 ………………………… 117

Tabel Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xvi

4.26 Analisis Observasi Guru Siklus II Pertemuan 3 ………………….... 123

4.27 Analisis Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 3 ……………….. .. 124

4.28 Analisis Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 3 …………………… 125

4.29 Frekuensi Nilai Tes Siklus II Pertemuan 3 ………………………… 127

4.30 Analisis Observasi Guru Siklus II …………………………………. 130

4.31 Analisis Observasi Siswa Siklus II ………………………………… 131

4.32 Analisis Keaktifan Siswa Siklus II ………………………………… 132

4.33 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ………………………………… 133

4.34 Analisis Observasi Guru Siklus III Pertemuan 1 ……………….. .. 139

4.35 Analisis Observasi Siswa Siklus III Pertemuan 1 ……………….. 140

4.36 Analisis Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 1 ………………. . 141

4.37 Frekuensi Nilai Tes Siklus III Pertemuan 1 ………………………… 143

4.38 Analisis Observasi Guru Siklus III Pertemuan 2 …………………… 148

4.39 Analisis Observasi Siswa Siklus III Pertemuan 2 ……………….. 149

4.40 Analisis Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 2 ……………….. . 150

4.41 Frekuensi Nilai Tes SIklus III Pertemuan 2 ………………………… 151

4.42 Analisis Observasi Guru Siklus III Pertemuan 3 ………………….... 156

4.43 Analisis Observasi Siswa Siklus III Pertemuan 3 ……………….. 157

4.44 Analisis Keaktifan Siswa Siklus III Pertemuan 3 …………………… 158

4.45 Frekuensi Nilai Tes Siklus III Pertemuan 3 ………………………… 160

4.46 Analisis Observasi Guru Siklus III …………………………………. 162

4.47 Analisis Observasi Siswa Siklus III ………………………………… 163

4.48 Analisis Keaktifan Siswa Siklus III ………………………………… 164

4.49 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ………………………………… 166

4.50 Perbandingan Proses Pembelajaran …………………………………. 169

4.51 Perbandingan Tindakan Guru ………………………………………. 171

4.52 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ……………………… 171

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xvii

DAFTAR GAMBAR

1

2.1 Gambar Bangun Prisma ..................................................................... 18

2.2 Ciri-ciri Bangun Ruang Kubus …………………………………… . 19

2.3 Jaring-jaring Kubus ………………………………………………. 19

2.4 Bangun Ruang Balok …………………………………………….. 20

2.5 Bangun Ruang Balok ……………………………………………. . 21

2.6 Bangun Datar Persegi Panjang …………………………………… 21

2.7 Jaring-jaring Balok ………………………………………………. 22

2.8 Bagan Kerangka Berpikir ……………………………………….. . 44

3.1 Alur PTK ………………………………………………………… 56

4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I ............................ 100

4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II ….…………… 135

4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus III .......................... 167

4.4 Perbandingan Penilaian Proses Siswa ............................................. 171

4.5 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar …………………………. 173

Gambar Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1

1 Silabus Pembelajaran ....................................................................... 185

2 Skenario Pembelajaran Siklus I …………………………………... 187

3 Skenario Pembelajaran Siklus II ……………………………….. ... 190

4 Skenario Pembelajaran Siklus III ………………………………… 193

5 Kisi-kisi Instrumen Observasi ……………………………………. 196

6 Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran ............... 207

7 Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme .. 208

8 Lembar Observasi Guru ................................................................... 210

9 Pedoman Wawancara ...................................................................... 211

10 Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ............... 213

11 Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II.. ............ 216

12 Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus III ……… 219

13 Observasi Siswa dalam Fase Konstruktivisme Siklus I................... 222

14 Observasi Siswa dalam Fase Konstruktivisme Siklus II …………. 223

15 Observasi Siswa dalam Fase Konstruktivisme Siklus III ………… 224

16 Lembar Observasi Guru Siklus I.……………………………….. .. 225

17 Lembar Observasi Guru Siklus II ………………………………… 228

18 Lembar Observasi Guru Siklus III ………………………………. . 231

19 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................... 234

20 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................................. 235

21 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ................................................. 236

22 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................... 237

23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. 249

24 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ................................ 262

25 Daftar Presensi Siswa Siklus I ......................................................... 273

26 Daftar Presensi Siswa Siklus II ....................................................... 274

27 Daftar Presensi Siswa Siklus III ...................................................... 275

Lampiran Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

xix

28 Dokumentasi Siklus I....................................................................... 276

29 Dokumentasi Siklus II ..................................................................... 277

30 Dokumentasi Siklus III .................................................................... 278

31 Surat Keterangan Observer .............................................................. 279

32 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 282

33 Surat Keterangan Mengadakan Penelitian ....................................... 283

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

menyiapkan peserta didik menghadapi masa yang akan datang. Pendidikan

berperan penting dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi berbagai

tantangan hidup di masa yang akan datang. Saat ini dunia pendidikan telah

mengalami kemajuan yang sangat pesat. Jika pendidikan di Indonesia tidak

ditingkatkan mutu dan kualitasnya, maka pendidikan di Indonesia akan tertinggal

dengan pendidikan di Negara lain. Jika pendidikan di suatu negara mengalami

kemajuan yang baik, itu berarti generasi penerusnya akan semakin cerdas dan

mampu menghadapi tantangan perkembangan jaman, tetapi sebaliknya jika suatu

negara mengalami penurunan dalam hal pendidikan, maka generasi penerusnya

juga akan mengalami kemunduran dalam pendidikannya dan akan berimbas

kepada keterbelakangan pendidikan suatu Negara.

Upaya pembaharuan dunia pendidikan bukan hanya tanggung jawab

pemerintah saja, guru sebagai pelaksana pendidikan juga memegang peran besar

dalam memajukan pendidikan. Bahkan kemajuan dunia pendidikan bisa dikatakan

tergantung kepada guru dalam mendidik anak didiknya agar menjadi seseorang

yang kompeten dan kreatif. Pembelajaran yang disampaikan harus dapat dipahami

oleh anak didik secara benar. Guru seharusnya menjadi panutan yang baik untuk

anak didiknya dan dapat menyampaikan informasi dengan beberapa pendekatan

sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan.

Guru perlu merancang dan melaksanakan suatu pembelajaran yang

memungkinkan siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri untuk menemukan

konsep pembelajaran, serta mengetahui untuk apa konsep tersebut dipelajari. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa mengkonstruksi pemikirannya sendiri,

agar siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif, menumbuhkan kesan bermakna dan

menarik bagi siswa, sehingga kualitas belajar yang diharapkan dalam

pembelajaran dapat tercapai.

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

2

Terutama pada mata pelajaran matematika yang selama ini dianggap

sangat sulit dan ditakuti oleh para siswa. Seorang guru hendaknya memberi kesan

yang menyenangkan bagi siswanya dalam mempelajari matematika yang selama

ini di anggap sebagai mata pelajaran yang sangat menakutkan. Kesan matematika

sebagai pelajaran yang sangat sulit di kalangan siswa hendaknya digantikan

dengan kesan yang menyenangkan dan menarik. Pembelajaran saharusnya tidak

hanya menekankan pada hasil tetapi juga menekankan pada proses pembelajaran

untuk memahami konsep dan prinsip pembelajaran, sehingga dapat membantu

siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang matematika.

Jika guru dalam mengajarkan konsep matematika lebih menekankan pada proses

dan siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, maka dapat membawa

dampak positif bagi kemajuan belajar siswa yang berorientasi pada peningkatan

kualitas dan prestasi belajar siswa.

Pembelajaran matematika dalam prosesnya adalah untuk meningkatkan

keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan hanya mampu menghafal

melainkan juga terampil dalam bidang psikomotorik. Guru hendaknya tidak

hanya mengharapkan setiap siswa akan menjadi ahli menghitung dan menghafal,

melainkan dapat mengemukakan ide dalam mengkontruksi pengetahuannya

kedalam pembelajaran matematika.

Salah satu materi matematika yang terdapat dalam sekolah dasar kelas IV

adalah materi tentang bangun ruang sederhana. Materi tersebut sangat dekat

hubungannya dengan benda-benda yang ditemui oleh peserta didik dalam

kehidupan mereka sehari-hari, untuk itu penyampaian materi harus lebih berkesan

dan menarik agar siswa lebih memahami penggunaannya dalam kehidupan dan

bukan bersifat hafalan konsep saja.

Pendekatan pembelajaran matematika yang dapat digunakan dalam

meningkatkan pemahaman siswa serta dapat meningkatkan kualitas belajar siswa

dalam memahami konsep dan prinsip matematika di sekolah dasar adalah salah

satunya dengan menggunakan Pendekatan Kontruktivisme. Mengenai model

konstruktivisme Daniel Muijs dan David Reynolds (2008) mengemukakan bahwa

“Di dalam pendidikan, ide-ide konstruktivis sebagai berarti bahwa “semua pelajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

3

benar-benar mengkonstruksikan pengetahuan untuk dirinya sendiri, dan bukan

pengetahuan yang datang dari guru “diserap” oleh murid” (hlm. 79). Hal ini

berarti didalam pembelajaran siswa menggunakan pengetahuannya sendiri yang

kemudian dikonstruksikan kedalam pembelajaran, pengetahuan yang didapatkan

oleh siswa bukan berasal dari seorang guru.

Model konstruktivisme akan menciptakan siswa menjadi lebih aktif dalam

memahami materi yang diberikan, sehingga pengalaman belajar siswa akan

bertambah sesuai dengan apa yang mereka lakukan dalam memproses belajarnya.

Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu

dilakukan oleh siswa untuk memperoleh kualitas belajar yang lebih baik.

Model konstruktivisme dapat menjadikan siswa lebih mudah memahami

konsep apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh kongkrit sesuai

dengan benda-benda yang terdapat di sekitar siswa. Siswa dapat lebih mudah

dalam menerima konsep-konsep matematika karena dengan model

konstruktivisme akan memudahkan pengembangan konsep-konsep tersebut.

Siswa akan terpancing semangat belajarnya dengan cara yang menyenangkan

sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan tetap teringat dalam waktu yang

lama.

Model konstruktivisme dapat menjadikan siswa lebih mudah memahami

konsep, dalam pembelajaran bangun ruang diharapkan siswa akan memahami

konsep bangun ruang secara utuh dari pengetahuan riil menuju pengetahuan

secara abstrak. Pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang sederhana

yang didapatkan akan berupa pengalaman yang didapatkan sendiri dari proses

eksplorasi dengan menggunakan bahan riil yang mereka gunakan dalam kegiatan

eksplorasi. Sehingga ketika mereka dihadapkan pada gambar abstrak bangun

ruang, mereka telah mengetahui dengan tepat sifat-sifat bangun ruang tersebut dan

dapat menunjukkan sifat-sifat bangun ruang tersebut dengan tepat.

Penggunaan bahan riil yang sesuai dengan pengalaman siswa akan

mempermudah siswa untuk memahami konsep-konsep sifat bangun ruang,

sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan akan teringat dalam waktu yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

4

lama. Sehingga siswa akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan yang

mungkin akan mereka hadapi dalam kehidupan mereka di masa yang akan datang.

Peneliti melakukan wawancara langsung kepada guru kelas IV di sekolah

tersebut, peneliti memperoleh data sebagai berikut : (1) guru beranggapan sulit

menemukan dan melaksanakan pendekatan mengajar yang tepat dalam

mengajarkan matematika di sekolah dasar khususnya terhadap materi bangun

ruang sederhana; (2) guru juga beranggapan bahwa jika lebih banyak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat peraga akan memerlukan

waktu yang lebih banyak sementara waktu mengajarnya terbatas; (3) guru juga

beranggapan jika menggunakan metode eksperimen dan observasi hanya

membuat siswa akan ribut di kelas; (4) Guru merasa disibukan apabila

menggunakan eksperimen dalam menyampaikan pelajaran di kelas karena

sebelumnya harus mempersiapkan alat dan bahan meskipun alat dan bahan dapat

disiapkan oleh siswa.

Selain dari wawancara yang dilakukan, peneliti melakukan pengambilan

data hasil tes dari guru kelas IV untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman

siswa mengenai konsep bangun ruang sederhana, tampak bahwa pada umumnya

siswa kurang memahami konsep bangun ruang, hal ini terlihat dari ketidakaktifan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru,dengan

hasil penilaian proses yang masih rendah. Siswa tidak kondusif di dalam kelas

karena tidak diatur dengan baik dan banyak siswa yang tidak fokus terhadap

pelajaran, tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tidak jarang pula

dibaikan oleh siswa dengan berbagai macam alasan seperti lupa, ketinggalan,

malas, dan lain-lain. Jika siswa mengalami kesulitan atau belum jelas akan materi

matematika yang disampaikan, mereka cenderung memilih untuk diam saja, entah

malu atau takut untuk bertanya. Kurangnya persaingan yang positif diantara

peserta didik untuk berlomba-lomba memperoleh pengetahuan tentang mata

pelajaran matematika, hal ini ditunjukan dengan sebagian besar siswa malas

membaca buku pelajaran yang sebenarnya masing-masing dari mereka telah

memiliki buku pelajaran tentang matematika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

5

Hal itulah yang menyebabkan rendahnya kualitas belajar siswa akan

konsep bangun ruang di sekolah dasar. Jika masalah tersebut tidak dapat diatasi

maka akan berdampak buruk bagi siswa, terutama pada mutu dan hasil

pembelajaran matematika di sekolah dasar. Peneliti bermaksud untuk mengatasi

permasalahan tersebut dengan mengadakan suatu Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan judul “Penerapan Model konstruktivisme dalam Pembelajaran

Matematika Tentang Bangun Ruang Sederhana pada Kelas IV SDN 3 Glempang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan model konstruktivisme yang dapat membuat siswa

aktif dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang sederhana pada

siswa Kelas IV SD Negeri 3 Glempang?

2. Apakah kendala dan solusi yang dihadapi dalam penerapan model

konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang

sederhana pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Glempang?

C. Tujuan Penelitian

Semua penelitian yang dilakasanakan pasti memiliki tujuan tertentu sesuai

dengan penelitian yang dilakukan. Melalui permasalahan yang telah dipaparkan di

atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah

untuk:

1. Mendeskripsikan Penerapan Model Konstruktivisme yang dapat membuat

siswa aktif dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang sederhana

pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang.

2. Mendeskripsikan kendala dan solusi yang dihadapi dalam penerapan model

konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang

sederhana pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Glempang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Melalui penelitian ini diharapkan pembaca dapat memperoleh pengetahuan

dan wawasan tentang penggunaan model konstruktivisme dalam pembelajaran

matematika tentang bangun ruang sederhana .

2. Manfaat Praktis

a. Guru

1) Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru SD memiliki pengetahuan

dan wawasan tentang teori model konstruktivisme dalam pembelajaran

matematika tentang bangun ruang sederhana.

2) Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru SD memiliki pengetahuan

mengenai teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk

meningkatkan proses pembelajaran matematika di sekolah dasar.

b. Siswa

1) Dapat lebih mudah menerima materi pembelajaran karena pembelajaran

sesuai dengan pengalaman peserta didik.

2) Dapat menarik perhatian siswa dengan variasi pembelajaran

matematika sehingga menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif dalam

mengikuti pelajaran.

3) Mendorong munculnya kreatifitas baru dari siswa.

c. Peneliti

Hasil penelitian ini di harapkan peneliti mendapat pengalaman nyata

dan dapat menerapkan model konstruktivisme dalam pembelajaran

matematika jika menjadi guru di SD yang menjadikan guru penuh inovasi

baru, ide-ide baru untuk lebih meningkatkan kualitas belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

7

d. Lembaga

1) Memberikan kontribusi yang baik berupa masukan tentang penerapan

model konstruktivisme dalam pembelajaran matematika.

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan simulasi atau

praktek mengajar siswa SD.

3) Lembaga pendidikan SD maupun PGSD dapat bekerjasama dan

menjalin hubungan yang baik guna kelancaran pelaksanaan program

lembaga pendidikan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika tentang Bangun Ruang kelas IV SD

a. Karakteristik Siswa Kelas IV SD

Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang

berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sepuluh tahun atau

dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka

menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan

bidang.

Anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang,

barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah

dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang

lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial

maupun non sosial meningkat. Pada masa ini anak berada pada fase

operasional konkret. Anak aktif dan mempunyai perhatian yang besar pada

lingkungan.

Tantang karakteristik Heruman (2007) menyatakan bahwa “Siswa

Sekolah Dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 tahun atau 7 tahun, sampai

12 atau 13 tahun. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

kemampuan dalam proses berfikir untuk megoperasikan kaidah-kaidah

logika, mekipun masih terikat dengan objek kongkret yang dapat

ditangkap oleh panca indra” (hlm: 1).

Masa usia sekolah terbagi menjadi dua fase yaitu masa kelas

rendah dan masa kelas tinggi, Yusuf menjelaskan fase usia sekolah

menjadi dua fase yaitu fase kelas rendah dan fase kelas tinggi (2010). Pada

fasekelas rendah sifat anak-anak pada masa ini antara lain sebagai berikut:

(a) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan

prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh); (b)

Sikap tunduk terhadap peraturan-peraturan permainan tradisional; (c)

8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

9

Adanya kecenderungan untuk memuji diri sendiri (menyebut nama

sendiri); (d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain;

(e) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap

tidak penting; (f) Pada masa ini anak menghendaki nilai yang baik, tanpa

mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak. Masa

kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini

antara lain sebagai berikut: (a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis

sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan

untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis; (b) Amat

realistik, ingin mengetahui, ingin belajar; (c) Menjelang akhir masa ini

telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus; (d) Sampai

kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa

lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya; (e) Pada

masa ini anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai

prestasi sekolah; (f) Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok

sebaya biasanya untuk dapat bermain secara bersama-sama.

Karakteristik anak sekolah dasar, Bassett menyatakan karakteristik

anak sekolah dasar terdiri dari enam karakterikstik,keenam karakteristik

tersebut adalah sebagai berikut: (a) Mereka secara alamiah memiliki rasa

ingin tahu yang sangat kuat dan tertarik dengan dunia sekitar yang

mengelilingi diri mereka sendiri; (b) Mereka senang bermain dan lebih

suka bergembira; (c) mereka suka mengatur dirinya untuk menangani

berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha

baru; (d) mereka biasanya tergetar hatinya dan terdorong untuk berprestasi

sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak

kegagalan-kegagalan; (e) Mereka belajar dengan efektif ketika mereka

merasa puas dengan situasi yang terjadi; (f) mereka belajar dengan cara

bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya

(Sumantri dan Permana. 2001: 11).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

10

Masa perkembangan anak merupakan suatu masa yang penuh

dengan kegiatan menyenangkan untuk mendukung pertumbuhan agar

berjalan dengan baik tanpa adanya suatu hambatan. Usia pada anak

sekolah dasar dibagi ke dalam dua fase yaitu fase kelas rendah dan fase

kelas tinggi. Fase kelas rendah anak cenderung memiliki keegoisan

terhadap sesuatu masalah yang lebih tinggi dan anak kurang peduli

terhadap suatu kejadian, sebaliknya pada fase kelas tinggi anak berkurang

dalam sikap egoisnya dan mempunyai keinginan untuk memiliki kelompok

tertentu meskipun masih mengandalkan guru atau orang dewasa lainnya

dalam membantu menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.

Anak usia SD cenderung menyukai pujian yang didatangkan

untuknya yang berfungsi untuk lebih memacu tingkat belajar mereka,

tetapi pujian tersebut juga sering diiringi dengan kata ejekan terhadap

teman sebaya yang prestasi belajarnya tidak setingkat dengannya. Masa

anak SD sangat membutuhkan perhatian dari orang dewasa dalam

beberapa hal, umumnya mereka masih bergantung atas perintah dan

motivasi yang diberikan oleh orang dewasa tersebut, mereka baru akan

menyelesaikan tugas yang diberikan setelah mendapat dorongan atau

bantuan dari orang dewasa. Persaingan yang terjadi cukup baik, jika

ditemui teman sebaya yang melebihi kemampuannya maka anak lain akan

mencoba hal yang sama untuk mencapai hasil belajar atau hal yang lain

yang memuaskan, selain itu mereka lebih suka mengelompok dengan

susunan anggota tertentu yang sebelumnya merupakan teman dalam satu

wilayah sebagai sebuah group bermain yang baik. Keegoisan akan muncul

ketika mereka mendapatkan suatu tekanan dalam kelompok karena pada

dasarnya masa anak-anak hanya mencari kegembiraan semata yang datang

dari teman sebaya mereka atau dari lingkungan tertentu. Masa anak

sekolah merupakan masa anak aktif yang jika dapat dikembangkan melalui

cara tertentu justru keaktifan akan menuju hal positif yang sangat

menunjang prestasi belajar. Banyak anak SD yang mendapatkan nama

sebagai anak nakal bagi teman sebaya mereka yang sebenarnya jika digali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

11

dan diamati mereka justru memiliki kelebihan dalam hal tertentu dan jika

diarahkan dengan benar, bukan kenakalan semata yang bisa menurun

tetapi potensi yang positif justru akan terlihat.

Berdasarkan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas,

guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar

yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal

yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga

materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi

anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan

mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam

kelompok.

b. Matematika

1) Pengertian Matematika

Pembelajaran matematika bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Matematika

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang bagaimana penyelesaian

suatu masalah, yang nantinya akan berguna dalam kehidupan seseorang.

Pentelesaian suatu masalah memerlukan kretifitas agar masalah tersebut

dapat terselesaikan dengan tepat. Selain kretifitas, siswa juga dapat

menyelesaikannya dengan menggunakan pengalaman yang pernah mereka

alami atau pelajari sebelumnya. Mereka harus mengkontruksikan

pengalaman meraka dalam menyelesaikan masalah tersebut, sehingga

mereka dapat menemukan konsep sendiri dalam pembelajaran, sehingga

konsep pembelajaran akan membekas dalam ingatan dalam jangka waktu

yang lama. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik.

Johnson dan Myklebust (Abdurrahman 2009: 252) menyatakan

bahwa “ matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

12

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir”.

Berdasarkan pengrtian matematika tersebut, berarti didalam matematika

bukan hanya mempelajari hubungan kuantitatif tetapi juga mempelajari

keruangan.

Tentang pengertian matematika Ruseffendi menyataka bahwa

“matematika adalah bahasa simbolis; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur

yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma

atau postulat, dan akhirnya ke dalil” (Heruman 2007: 1).

Pengertian matematika juga dikemukakan oleh Lerner (1988) yang

mendefinisikan bahwa “matematika disamping sebagai bahasa simbolis

juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia

memikirkan, mencatat, mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan

kuantitas” (Abdurrahman 2009: 252).

Pengertian matematika juga dikemukakan oleh Kline (1981)

menyatak bahwa “matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri

utamanya adalah penggunanaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak

melupakan cara berfikir induktif” (Abdurrahman 2009: 252).

Mengenai pengertian matematika, Muijs dan Reynolds

menerangkan bahwa “Matematika lebih penting dibanding penerapan

keterampilan numerasi dasar semata. Matematika juga merupakan

“kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan

keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak. Ia juga

memainkan peran penting disejumlah bidang ilmiah lain, seperti fisika,

teknik, dan statistik” (2008: 333).

Berdsarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah bahasa simbolis yang berfungsi untuk mengekspresikan

hubungan-hubungan kualitatif dan mempunyai ciri utama menggunakan

cara bernalar deduktif dan tidak melupakan cara berfikir induktif, juga

berperan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan

keterampilan kognitif pada anak-anak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

13

2) Bangun Ruang dalam Matematika

Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat

kompetensi matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa

pada akhir periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam

kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar,

statistika, trigonometri dan kalkulasi (”Kurikulum tahun 2004,” (2003).

Ruang lingkup pembelajaran matematika secara garis besar di

dijabarkan oleh Karso, dkk (2000) yang menjabarkan bahwa ”ruang

lingkup pembelajaran matematika secara garis besar adalah (a) unit

aritmatika (berhitung); (b) unit aljabar; (c) unit geometri; (d) unit

pengukuran; (e) unit kajian data (hlm. 2.109) .

Sedangkan menurut sumber lain menegaskan bahwa ruang

lingkup pelajaran matematika yaitu bilangan, geometri dan pengukuran,

dan pengelolaan data(”Kurikulum KTSP,” 2008).

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

matematika meliputi bilangan, geometri dan pengukurn, aljabar,

trigonometri, statistika, dan pengelolaan data. Bangun ruang sederhana

terdapat didalam geometri dan pengukuran, didalam geometri

membahas bangun ruang dan pengukurannya.

c. Bangun Ruang

1) Hakikat Bangun ruang

Mengenai pengertian bangun ruang, Kustandi dan Sutjipto

mengemukakan bahwa Bangun ruang adalah bangun matematika yang

mempunyai isi atau pun volume. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari

bangun ruang yaitu: (a) sisi, bidang pada bangun yang membatasi antara

bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya; (b) rusuk, pertemuan dua sisi

yang berupa ruas garis pada bangu ruang; (c) titik sudut, titik hasil

pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih. Adapun jenis bangun

ruang yang umum dikenal sebagai media pembelajaran adalah balok,

kubus, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola (2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

14

Mengenai unsur-unsur bangun ruang, Muhsetyo, dkk menyatakan

bahwa: (a) titik, sebuah titik tidak mempunyai ukuran atau dimensi.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa secra sederhana kita dapat

mendefinisikan bahwa geometri merupakan suatu bidang studi tentang

himpunan titik. Titim juga dapat disebut sebagai noktah yang digambar

pada sehelai kertas atau pada papan tulis untuk mewujudkan sebuah model

dari titik tersebut. Noktah-noktah ini akan memberikan suatu ide tentang

lokasi atau letak titik yang dibicarakan. Untuk mempermudah pemahaman

kita dapat memberi nama bagi setiap titik yang menjadi perhatian kita; (b)

garis, yaitu bagian atau patahan dari sebuah garis, sedangkan jika ruas

garis itu diperpanjang terus-menerus ke suatu arah, maka terjadilah sinar;

(c) bidang, aecara intuitif kita dapat membayangkan suatu bidang sebagai

permukaan suatu meja yang sangat rat, atau permukaan lantai, atau

permukaan suatu dinding, atau permukaan rata yang lain (2008).

Mengenai bangun ruang prisma, Heruman (2007) berpendapat

bahwa ”prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar,

serta beberapa bidang yang saling berpotongan menurut garis sejajar”

(hlm. 110). Menurut pengertian tersebut maka bangun ruang kubus dan

balok termasuk kedalam bagian dari bangun prisma, karena bangun ruang

kubus dan balok juga memiliki dua bidang sejajar yaitu, bidang alas,

bidang atas, dan bidang tegak.

Berdasarkan ketiga pendapat diatas, maka dapat dimpulkan bahwa

bangun ruang adalah bangun yang mempunyai volume, mempunyai unsur

titik, garis, dan bidang serta dibatasi oleh dua bidang sejajar, beberapa

bidang yang saling berpotongan menurut garis sejajar. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bangun kubus dan

balok termasuk bangun ruang, karena mempunyai volume, titk, garis,

bidang serta dibatasi oleh dua bidang sejajar dan beberapa bidang yang

saling berpotongan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

15

2) Bangun Ruang Kubus

Pengertian bangun ruang kubus dikemukakan oleh Heruman (2007)

yang menyatakan bahwa ”bangun ruang kubus merupakan bagian dari

prisma. Kubus mempunyai ciri khas, yaitu memiliki sisi yang sama” (hlm.

110). Berdasarkan pengertian tersebut, bangun ruang kubus berarti sebuah

bangun ruang yang termasuk bagian dari bangun ruang prisma yang

mempunyai ciri khusus yaitu memiliki enam sisi yang ukurannya sama.

Semua sisi yang dimiliki oleh bangun ruang kubus memilik panjang dan

lebar yang ukurannya sama. Bangun ruang kubus ini merupakan bagian

dari bangun ruang prisma karena mempunyai dua bidang sejajar yaitu

bidang alas, bidang atas, dan bidang tegak, sedangkan jarak antara kedua

bidang biasanya disebut juga sebagai tinggi prisma.

Mengenai pengertian bangun ruang kubus, Muhsetyo, dkk (2008)

mengemukakan ”jika alas dari sisi-sisi tegak sebuah balok adalah bujur

sangkar atau persegi, maka balok itu disebut sebuah kubus” (hlm. 5.15).

Tentang pengertian bangun ruang prisma, Heruman (2007)

berpendapat” prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang

sejajar, serta beberapa bidang yang saling berpotongan menurut garis

sejajar” (hlm. 110). Menurut pengertian tersebut maka bangun ruang

kubus termasuk kedalam bagian dari bangun ruang prisma, karena bangun

ruang kubus juga memiliki dua bidang sejajar bahkan memiliki tiga bidang

yang sejajar yaitu, bidang alas, bidang atas, dan bidang tegak.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, bangun ruang kubus

adalah merupakan bagian dari prisma yang dibatasi oleh dua bidang

sejajar, serta beberapa bidang yang saling berpotongan. Bangu kubus

memiliki enam sisi yang ukuran semua sisinya sama, bangun ruang kubus

juga termasuk kedalam bagian dari bangun ruang prisma, karena memilik

beberapa bidang yang sejajar yaitu bidang alas, bidang atas, dan bidang

tegak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

16

3) Bangun Ruang Balok

Mengenai pengertian bangun ruang balok, Muhsetyo, dkk (2008)

menyatakan bahwa ”Paralelepipida tegak yang alasnya daerah

persegipanjang disebut balok. Paralelepipida adalah prisma yang alasnya

berbentuk jajargenjang. Paralelepipida dapat dikelompokkan atas dua

jenis, yaitu paralelepipida tegak dan paralelepipida miring” (hlm. 5.15).

Pengenalah bangun ruang balok bagi siswa Sekolah Dasar,

Heruman (2007) mengemukakan bahwa ”Bagi siswa Sekolah Dasar,

pengenalan bangun ruang balok sama halnya dengan pengenalan bangu

kubus, yaitu melalui identifikasi bentuk bangun serta analisis ciri-cirinya.

Meskipun demikian, tetap diperlukan konsep pembelajaran yang benar,

serta dengan menggunakan media peraga yang dapat digunakan” (hlm.

113)

Bangun ruang balok juga merupakan bagian dari bangun ruang

prisma, karena memilika dua bidang sejajar, yaitu bidang alas dan bidang

atas, namun tidak seperti bangun ruang kubus yang memiliki sisi sama.

Pada bangun ruang balok sisi yang sama ada tiga pasang yaitu sisi atas dan

sisi bawah, sisi samping kanan dan sisi kiri, serta kedua sisi tegak.

Bangun ruang balok mempunyai sisi sebanyak enam buah,

mempunyai rusuk sebanyak duabelas, dan bentuk sisi-sisi baloknya

berbentuk persegi panjang. Persamaan bangun ruang kubus dan balok

adalah kedua bangun tersebut memiliki jumlah rusuk yang sama yaitu

berjumlah 12 dan mempunyai sisi sebanyak 6 buah.

d. Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD

Mengenai pengetahuan geometri untuk siswa SD, Muhsetyo, dkk

(2008:) berpendapat bahwa ”Pengetahuan geometri termasuk bangun ruang

dapat mengembangkan pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya. Bukan

hanya kemampuan mengenal bangun datar saja, namun kemampuan tentang

bangun ruang pun dapat dikenalkan pada anak usia SD, bahkan pada anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

17

Taman Kanak-kanak (TK) asalkan menggunakan pendekatan yang sesuai

dengan tahap berpikir mereka” (hlm. 5.1).

Geometri tentang bangun ruang merupakan pengetahuan dasar yang

harus dipelajari siswa. Para siswa diharapkan mengenal konsep titik, garis,

bidang, kubus dan balok, serta pengukuran bangun ruang tersebut. Konsep

bangun ruang sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Para siswa sering menemukan bangun-bangun ruang seperti bentuk ruang

kelas, televisi, almari, kotak kapur, bahkan komputer. Pengetahuan anak

tentang bangun ruang dapat mengembangkan pemahaman anak terhadap

dunia sekitar. Siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari bangun ruang jika

mereka terlibat aktif dalam kegiatan yang dilakukan secara individu maupun

kelompok berkenaan dengan bangun ruang. Siswa hendaknya diberi

kesempatan untuk melakukan investigasi secara individu atau kelompok

dengan bantuan benda-benda konkret di sekitar lingkungan hidup mereka

sehari-hari.

Mengenai pembelajaran geometri, Heruman menyatakan bahwa

selama ini guru seringkali langsung memberi informasi pada siswa tentang

ciri-ciri bangun geometri ruang tersebut (2008). Sebenarnya, hal ini

menunjukkan kekurangpahaman guru dalam penyampaian topik geometri

ruang melalui metode dan teknik pembelajaran metematika yang benar.

Dalam banyak kasus guru hanya menggambar bangun geometri ruang

tersebut di papan tulis, atau cukup hanya dengan menunjukkan gambar yang

ada dalam buku sumber yang digunakan siswa. Bahkan, walaupun

menggunakan alat peraga, siswa hanya melihat saja bangun ruang yang

ditunjukkan guru tersebut. Kegiatan pembelajaran ini memang efisien, karena

tidak membutuhkan waktu dan alat yang banyak. Akan tetapi, keefektifannya

bagi pengalaman belajar siswa harus dipertanyakan, karena siswa tidak

dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri ciri-ciri bangun geometri

ruang yang dipelajari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

18

1) Silabus Pembelajaran Bangun Ruang Kelas IV SD

Standar kompetensi mata pelajaran matematika materi bangun

ruang kelas IV SD semester 2 yaitu memahami sifat-sifat bangun ruang

sederhana dan hubungan antar bangun datar.

Kompetensi dasar mata pelajaran matematika materi bangun

ruang kelas IV Sd semester 2 yaitu: (1) menentukan sifat-sifat bangun

ruang sederhana; (2) menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

Indikator dalam mata pelajaran matematika materi bangun ruang

kelas IV semester 2 ada tiga yaitu: (1) mengidentifikasi sifat-sifat bangun

ruang sederhana; (2) menggambar jaring-jaring kubu; (3) menggambar

jaring-jaring balok.

2) Materi Pelajaran Bangun Ruang Kelas IV

Sebelum membahas tentang berbagai bangu ruang, siswa harus

telebi dahulu diperkenalkan dengan konsep prisma. Prisma adalah

bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar, serta beberapa

bidang yang saling berpotongan menurut garis sejajar. Dua bidang sejajar

tersebut dinamakan bidang alas, dan bidang atas. Bidang-bidang lainnya

disebut bidang tegak, sedangkan jarak antara kedua bidang yaitu bidang

alas dan bidang atas prisma tersebut disebut tinggi prisma.

Tinggi prisma Bidang atas

Bidang alas Bidang tegak

Gambar 2.1. Bangun Prisma (Sumber: Soerya, 2011: 4)

Bangun ruang kubus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) semua

sisinya berjumlah 6 buah; (2) semua sisinya berbentuk persegi; (3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

19

memiliki rusuk sebanyak 12 buah, dan; (4) memiliki titik sudut sebanyak

8 buah.

Bangun ruang kubus memiliki ciri yang khas yaitu keenam

sisinya berbentuk bangun persegi, yaitu isi atas, sisi bawah, sisi kanan,

sisi kiri, sisi depan, dan sisi belakang. Ciri khas tersebut yang menjadikan

bangun ruang kubus mudah dikenal dan dipahami oleh siswa.

Gambar 2.2. Ciri-ciri Bangun Ruang Kubus

(Sumber: M. Fery Fadhly, 2010: 11)

Selain harus mengetahui ciri-ciri dari bangun kubus, siswa juga

harus diperkenalkan dengan jaring-jaring dari bangun kubus tersebut,

karena untuk membuat sebuah bangun ruang kubus siswa terlebih dahulu

harus membuat jaring-jaring kubus terlebih dahulu.

Gambar 2.3. Jaring-jaring Kubus

(Sumber: Soerya, 2011: 4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

20

Jaring-jaring kubus tersebut dapat dijadikan sebagai langkah awal

membuat bangun ruang kubus. Siswa dapat menggambarkannya terlebih

dahulu pada sebuah kertas, kemudian siswa menggunting pola gambar

jaring-jaring kubus tersebut dan merangkainya agar menjadi sebuah

bangun ruang kubus.

Selain bangun ruang kubus, bangun ruang balok juga termasuk

kedalam bangun ruang sederhana, yang harus diperkenalkan kepada

siswa karena mereka sering sekali menjumpai benda-benda yang

berbentuk balok dalam kehidupan mereka sehari-hari.bagoi siswa

Sekolah Dasar, pengenalan bangun ruang balok sama halnya dengan

pengenalan bangun ruang kubus, yaitu melalui identifikasi bentuk

bangun serta analisi ciri-cirinya. Meskipun demikian, tetap diperlukan

konsep pembelajaran yang benar, serta dengan menggunakan media

peraga yang dapat digunakan sendiri oleh siswa.

Bangun ruang balok mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1)

mempunyai 6 buah sisi; (2) sisi depan, belakang, atas, dan sisi bawah

berbentuk bangun datar persegi panjang; (3) mempunyai rusuk sebanyak

12 buah; (4) mempunyai titik sudut sebanyak 8 buah. Ciri-ciri tersebut

dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

Gambar 2.4. Bangun Ruang Balok

(Sumber: Revina Nurlistya 2011: 3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

21

Bangun ruang balok mempunyai rusuk sebanyak 12 buah, sama

dengan bangun ruang kubus. Rusuk-rusuk tersebut dapat dilihat dalam

gambar berikut ini:

Gambar 2.5. Gambar Bangun Ruang Balok

(Sumber: Revina Nurlistya 2011: 4)

Selain harus mengetahui ciri-ciri dari bangun ruang balok, siswa

juga harus diperkenalkan dengan jaring-jaring dari bangun ruang balok

tersebut, karena untuk membuat sebuah bangun ruang balok siswa

terlebih dahulu harus membuat jaring-jaring balok tersebut. Jaring-jaring

bangun ruang balok terdiri dari enam buah bangun datar persegi panjang.

Bangun datar persegi panjang ini menjadi sisi dalam bangun ruang balok

yaitu sisi kanan, sisi kiri, sisi atas, sisi bawah, sisi depan, dan sisi

belakang. Bangun datar persegi panjang yang terdapat dalam bangun

ruang balok ini terdiri dari tiga pasang yang setiap pasangnya memiliki

ukuran yang sama.

Gambar 2.6. Bangun datar persegi panjang

Bangun datar persegi panjang ini menjadi empat sisi yaitu sisi

depan, sisi belakang, sisi atas, dan sisi bawah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

22

Gambar 2.7. Jaring-jaring Balok

(Sumber: Zoerisca 2011: 4)

Jaring-jaring balok tersebut dapat dijadikan sebagai langkah awal

membuat bangun ruang balok. Siswa dapat menggambarkannya terlebih

dahulu pada sebuah kertas, kemudian siswa menggunting pola gambar

jaring-jaring balok tersebut dan merangkainya agar menjadi sebuah

bangun ruang balok.

e. Hakikat Pembelajaran

1) Pengertian Pembelajaran

Mengenai pengertian pembelajaran, Nasution (2005) menyatakan

bahwa “pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau

mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan

anak didik sehingga terjadi proses belajar’. Pengertian pembelajaran

menurut pendapat tersebut adalah sebagai aktivitas mengatur lingkungan

dan menghubungkannya dengan anak didik. Proses menghubungkan

lingkungan dengan anak didik tersebut yang dimaksud sebagai proses

belajar” (Sugihartono, dkk 2007: 80).

Pengertian pembelajaran juga dikemukakan oleh Degeng (1989)

yang mengemukakan bahwa “pembelajaran berarti upaya membelajarkan

siswa” (Wena, 2009: 2). Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran

merupakan suatu proses membuat siswa belajar yang dibimbing oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

23

seorang guru. Pembelajaran sebagai proses membuat siswa dalam kondisi

belajar dan bertujuan agar siswa melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan yang diharapkan, maka pembelajaran seharusnya dapat menarik

perhatian peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan.

Mengenai proses pembelajaran, Gulo (2004) mendefinisikan bahwa

“pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang

mengoptimalkan kegiatan belajar” (Sugihartono, dkk 2007: 80).

Pengertian pembelajaran juga dikemukakan oleh Nasution (2005)

menyatakan bahwa “pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi

atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan

anak didik sehingga terjadi proses belajar” (Sugihartono, dkk 2007: 80).

Pengertian pembelajaran menurut pendapat tersebut adalah sebagai

aktivitas mengatur lingkungan dan menghubungkannya dengan anak didik.

Proses menghubungkan lingkungan dengan anak didik tersebut yang

dimaksud sebagai proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian pembelajaran adalah sebagai usaha membelajarkan siswa dan

menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar,

dengan menghubungkan lingkungan dengan anak didiknya dalam kegiatan

belajar mengajar. Kondisi belajar mengajar diartikan sebagai proses

menghubungkan lingkungan dengan peserta didik, proses menghubungkan

lingkungan dengan pesrta didik tersebut biasanya disebut sebagai proses

belajar.

2) Kondisi Pembelajaran

Mengenai kondisi pembelajaran, Wena (2009) menyatakan bahwa “

Kondisi pembelajaran merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran” (hlm. 4).

Variabel kondisi pembelajaran dikemukakan oleh Degeng (1989)

yang mengemukakan bahwa “variabel kondisi pembelajaran

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (a) tujuan dan karakteristik bidang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

24

studi,(b) kendala dan karakteristik bidang studi, serta (c) karakteristik

siswa” (Wena, 2009: 4). Berdasarkan pendapat tersebut, kondisi

pembelajaran dipengaruhi oleh tiga hal yang berhubungan langsung

dengan proses pembelajaran yaitu, tujuan, kendala dan siswa itu sendiri.

Variabel yang mempengaruhi kondisi pembelajaran yang sangat

berpengaruh adalah karekteristik siswa, karena karakteristik dari masing-

masing siswa berbeda sesuai dengan latar belakang masing-masing siswa

itu sendiri.

Mengenai variabel kondisi pembelajaran, Degeng (1989)

berpendapat bahwa variabel kondisi pembelajaran dikelompkkan menjadi

tiga, yaitu: (a) tujuan dan karakteristik bidang studi; (b) kendala dan

karakteristik bidang studi; (c) karakteristik siswa (Wena, 2009: 4).

Berdasarkan ketiga pendapat di atas tentang kondisi pembelajaran,

maka dapat disimpulkan bahwa kondisi pembelajaran adalah proses

pembelajaran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan, kendala,

dan siswa, untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Faktor-faktor

tersebutlah yang nantinya akan menentukan hasil pembelajaran

3) Strategi Pembelajaran

Mengenai strategi pembelajaran, Wena (2009) menyatakan bahwa

“strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing)

dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang

berkaitan, suatu isi pembalajaran” (hlm. 7).

Strategi pembelajaran menurut Reigeluth (1983) berpendapat bahwa

“strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai

hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda” (Wena,

2009: 5). Berdasarkan pendapat diatas, strategi pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara-cara yang digunakan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan.

Seorang guru tidak hanya menggunakan satu strategi dalam pembelajarn,

melainkan menggunakan berbagai strategi untuk mendapatkan hasil yang

berbeda. Strategi yang digunakan disesuaikan dengan kondisi pembelajaran,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

25

agar strategi pembelajaran tersebut dapat digunakan dengan tepat dan

mendapatkan hasil yang lebih baik.

Mengenai variabel strategi pembelajaran, Wena mengemukakan

bahwa variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (a)

strategi pengorganisasian (organizational strategy), (b) strategi

penyampaian (delivery strategy), dan (c) strategi pengelolaan (management

strategy)” (2009). (a) Strategi Pengorganisasian merupakan cara untuk

menata isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan

tindakan pemilihan isi/ materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan

sejenisnya; (b) Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan

pambelajaran pada siwa dan/ atau untuk menerima serata merespon

masukan dari siswa; (c) Strategi pengelolaan adalah cara untuk menata

interaksi antara siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya (stategi

pengorganisasian dan strategi penyampaian). Strategi pengelolaan

pembalajaran berhubungan dangan pemilihan tentang strategi

pengorganisasian dan strategi penyampaian yang disampaikan selam proses

pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan

dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar, dan motivasi

(hlm. 5).

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, stategi

pembelajaran adalah cara yang diterapkan oleh seorang guru dalam proses

pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah

kondisi yang berbeda pula. Agar hasil pembelajaran sesuai dengan yang

diharapkan perlu adanya strategi pengorganisasian dalsm proses

pembelajaran, variabel strategi pembelajaran tersebut terdiri dari tiga yaitu,

strategi pengorganisasian yang berfungsi untuk mengorganisasika proses

pembelajara agar menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif, strategi

penyampaian yang beguna untuk memilih cara penyampaian pembelajaran

kepada siswa agar proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh

siswa, strategi pengelolaan yang berfungsi sebagai cara untuk mengelola

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

26

proses pembelajaran yang berhubungan dengan pembuatan jadwal

pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar yang dialami oleh setiap

siswa sebagai peserta pembelajaran, dan untuk memberikan motivasi kepada

siswa agar siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan

antusias dan menghasilkan suatu proses pembelajaran yang lebih bermakna

dan bermanfaat bagi setiap individu.

f. Hakikat Belajar

1) Pengertian Belajar

Menurut pandangan Skinner bahwa “belajar adalah suatu perilaku.

Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya,

bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan

adanya hal berikut: (a) Kesempatan terjadinya peristiwa yang

menimbulkan respons pebelajar; (b) Respons si pebelajar; dan (c)

Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi

pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi,

perilaku respon si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku

respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman” (Dimyati dan

Mudjiono, 2006: 9).

Mengenai pengertian belajar, Hamalik (2010) mengemukakan

bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil

belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan

kelakuan” (hlm. 36).

Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2010) yang

mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya” (hlm. 2).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

27

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu keadaan di mana seseorang mampu mengingat

dan memodifikasi semua pengalaman yang didapatnya untuk perubahan

tingkah laku dari si pembelajar sesuai dengan yang dialaminya sehingga

respon yang ditimbulkan saat seseorang melakukan kegiatan belajar akan

semakin meningkat, tetapi jika seseorang menyatakan untuk berhenti

belajar maka respon yang akan ditimbulkan dari kegiatan tersebut akan

menurun. Belajar merupakan suatu proses penemuan atas hasil

interaksinya dengan lingkungan sekitar yang membawa dampak

munculnya pengalaman baru mendapatkan aneka ragam kemampuan,

keterampilan, dan sikap yang akan membawa dalam perubahan manusia

menjadi lebih berkualitas. Belajar akan membawa diri kita menjadi

manusia yang lebih baik dari sebelumnya walaupun kegiatan belajar

dilakukan dari bayi hingga tua nanti, tetapi jika kegiatan belajar terus

dilakukan maka akan menimbulkan sesuatu yang positif dan berguna

untuk pribadi individu karena belajar merupakan sesuatu yang

memerlukan proses untuk mendapatkan informasi baru dan bukan semata

berdasarkan hasil.

Kata kunci dari belajar adalah perubahan tingkah laku. Slameto

mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu perubahan terjadi

secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu, perubahan dalam

belajar bersifat positif dan aktif, dan perubahan dalam belajar bersifat tidak

sementara (2010). Menurut pendapat tersebut bahwa perubahan tingkah

laku terbagi menjadi empat macam yaitu: (a) Perubahan terjadi secara

sadar, ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia bisa merasakan telah terjadi

adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa

pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya

bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau

dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian

belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

28

itu; (b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional,

perubahan yang terjadi pada diri seseorang terjadi secara

berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan

mengakibatkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan

ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar

menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis

sampai ia dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga

kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna; (c) Perubahan

dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan-perubahan itu senantiasa

bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan,

makin banyak dan makin baik perubahan itu diperoleh. Perubahan yang

bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya

melainkan karena usaha individu itu sendiri; (d) Perubahan dalam belajar

tidak bersifat sementara, perubahan yang bersifat sementara atau temporer

terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata,

bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolongkan ke dalam

perubahan arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar

bersifat tetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi

setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak

dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja

melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus

dipergunakan atau dilatih; (e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau

terarah, ini berarti bahwa perubahan tingkah laku individu itu terjadi

karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya seseorang yang belajar

mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin bisa dicapai

dengan belajar mengetik. Dengan demikian perbuatan belajar yang

dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah

ditetapkannya; (f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku,

perubahan yang diperoleh seseorang melalui proses belajar meliputi

perubahan seluruh tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

29

hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh

dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan

temporer dari subjek. Hamalik mengemukakan ciri-ciri belajar yaitu

belajar dengan kematangan, belajar dibedakan dari perubahan fisik dan

mental, dan hasil belajar yang relative menetap (2010). Berdasarkan

pendapat tersebut, cirri-ciri belajar adalah sebagai berikut: (a) Belajar

berbeda dengan kematangan, pertumbuhan adalah saingan utama sebagai

pengubah tingkah laku. Bila serangkaian tingkah laku matang melalui

secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa

perkembangan itu adalah berkat kematangan dan bukan karena belajar.

Bila prosedur latihan tidak secara tepat mengubah tingkah laku, maka

berarti prosedur tersebut bukan penyebab yang penting dan perubahan-

perubahan tidak dapat diklasifikasikan sebagai belajar; (b) Belajar

dibedakan dari perubahan fisik dan mental, perubahan tingkah laku juga

dapat disebabkan oleh terjadinya perubahan pada fisik dan mental karena

melakukan suatu perbuatan berulang kali yang mengakibatkan badan

menjadi lelah. Sakit atau kurang gizi juga dapat mengakibatkan perubahan

tingkah laku; (c) Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap, hasil belajar

dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar berlangsung dalam bentuk

latihan dan pengalaman. Tingkah laku yang dihasilkan bersifat menetap

dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tingkah laku itu berupa

perilaku yang nyata dan dapat diamati. Misalnya, seseorang bukan hanya

mengetahui sesuatu yang diperbuat, melainkan juga melakukan perbuatan

itu sendiri secara nyata. Jadi istilah menetap dalam hal ini, bahwa perilaku

itu dikuasai secara tepat.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa: (a)

Dalam belajar terjadi perubahan yang disadari dari tidak bisa menjadi bisa

karena dalam belajar berlaku sesuatu yang membuat lebih memahami dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

30

mengerti sehingga terjadi peningkatan kemampuan; (b) Perubahan yang

diakibatkan karena proses belajar terjadi tidak untuk sementara tetapi akan

berkesinambungan dan jika terus ditingkatkan akan menimbulkan

kemampuan yang meningkat dan akan terus bertambah jika kemampuan

tersebut diimbangi dengan pelaksanaan langsung hasil belajar yang

diperoleh, misalnya seorang yang belum bisa memainkan gitar setelah

belajar memainkan gitar dan bisa menggunakanya dengan memakai kunci

gitar yang benar dalam menyanyikan sebuah lagu maka walaupun selang

waktu yang lama tidak memainkan gitar tetapi memori tentang gitar akan

selalu tersimpan dengan baik; (c) Perubahan dalam proses belajar

merupakan perubahan yang terarah, misalnya seseorang belajar menaiki

sepeda motor pastinya telah memiliki tujuan tertentu sebelumnya yang

akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantunya lebih

memudahkan kegiatannya; (d) Terdapat penguasaan perilaku secara tepat

sebagai tanda perubahan tingkah laku dalam belajar; (e) Dengan proses

belajar akan menimbulkan perubahan fisik dan mental bagi seseorang yang

melakukan kegiatan belajar, perubahan tersebut terjadi karena proses

latihan yang dilakukan.

2) Proses Belajar

Mengenai proses belajar, Dimyati dan Mujiono (2006) menyatakan

bahwa “proses belajar merupakan proses internal siswa yang tidak bisa

diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut terlihat

melalui perilaku siswa mempelajari bahan belajar” (hlm. 18).

Proses belajar juga disampaikan oleh Mikasa, dkk (2009) yang

menyatakan bahwa “proses belajar terjadi melalui 3 komponen pokok

yaitu: (a) Stimulus adalah sesuatu yang datang dari lingkungan yang dapat

membangkitkan respons individu; (b) Respon yang menimbulkan perilaku

jawaban atas stimulus; (c) Akibat, yang merupakan sesuatu yang terjadi

setelah individu merespon baik sesuatu yang bersifat positif atau negative”

(hlm. 6.5).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

31

Proses belajar melibatkan guru dan siswa, meskipun tidak bisa

diamati kegiatan dalam menemukan proses belajar, tetapi dapat dipahami

dengan baik oleh responden yang melihat dengan cara memperhatikan

sesuatu yang menjadi bahan ajar. Proses belajar dialami sepanjang hayat

seorang manusia dari manusia itu dilahirkan sampai manusia itu kembali

lagi kepada kodratnya serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun tanpa

ada batas waktu dan usia. Proses belajar mempunyai tingkatan yaitu

datangnya sesuatu yang berasal dari lingkungan atau yang lainnya

sehingga nantinya akan menimbulkan jawaban yang bersifat baik atau

tidak baik sehingga dari jawaban tersebut akan mengakibatkan dampak

positif atau negatif.

Proses belajar sangat diperlukan oleh setiap manusia disamping

hasil belajar yang diperoleh karena dengan mereka mengetahui proses

munculnya suatu masalah dan pemecahannya, mereka dapat mengingatnya

dalam jangka waktu yang lama. Kegiatan untuk memproses sesuatu

memerlukan keaktifan dan keantusiasan langsung dari sipebelajar sehingga

besar kecilnya hasil yang diperoleh dapat berwujud baik dan tidak baik

sesuai dengan keadaan orang yang melakukan tindakan.

3) Prinsip-prinsip Belajar

Mengenai prinsip-prinsip belajar, Dimyati dan Mujiono (2006)

menyatakan bahwa, “prinsip belajar terdiri dari perhatian, motivasi,

keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan, dan

perbedaan individual” (hlm. 42).

Prinsip-prinsip belajar juga dikemukakan oleh Mikasa dkk, (2009):

6.7) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

(a) Manusia mempunyai dorongan alamiah untuk belajar; (b) Belajar akan bermakna apabila materi yang dipelajari sesuai dengan kebutuhan anak; (c) Belajar harus diperkuat dengan mengurangi ancaman eksternal yang meliputi hukuman, penilaian, sikap merendahkan murid, dan mencemoohkan; (d) Belajar atas inisiatif sendiri; (e) Sikap mandiri, kreatifitas, dan percaya diri diperkuat dengan penilaian atas diri sendiri (hlm. 6.9).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

32

Prinsip belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang

dicapai, apabila perhatian yang diberikan disesuaikan dengan karakter anak

yang selalu menuntut perhatian yang lebih terhadap semua hal yang

dilakukannya itu, motivasi dalam proses belajar diberikan untuk

merangsang semangat anak untuk lebih memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

terhadap materi pelajaran, keaktifan dalam lingkup suasana belajar

ditingkatkan dengan cara memberikan sesuatu yang bersifat memacu

semangat siswa secara fisik maupun batin, keterlibatan langsung seorang

guru dalam bergaul dengan siswa ditingkatkan, pengulangan, tantangan,

balikan, dan perbedaan individual untuk siswa ditingkatkan dan dilakukan

dengan baik, maka akan terlihat peningkatan hasil belajar siswa yang

berkualitas tinggi. Hal yang dapat mengurangi bahkan menurunkan

keaktifan siswa harus dihilangkan dari diri seorang pengajar, seperti

mencemooh siswa saat siswa tersebut mengalami kesulitan belajar yang

disebabkan karena suatu hal, memberi hukuman siswa yang dapat

menyebabkan siswa tersebut memiliki rasa takut di atas normal,

memberikan penilaian tertentu terhadap keadaan suatu siswa sehingga

mengakibatkan siswa kekurangan rasa percaya diri, dan berlaku tidak adil

terhadap siswa tertentu.

2. Model konstruktivisme

a. Pengertian Konstruktivisme

Mengenai pendektan konstruktivisme, Rosalin menyatakan bahwa

Konstruktivisme merupakan cara pandang (filosofis) yang menganjurkan

perubahan proses pembelajaran skolastik (baik formal maupun nonformal

dan informal) melalui pengenalan, penyusunan, dan penetapan tangkapan

pengetahuan berdasar reaksi (di dalam pikiran) peserta didik (2008). Ilmu

pengetahuan tidak boleh dipindahkan kepada peserta didik (transfer

knowledge) dalam bentuk yang serba “jadi” melalui program pengajaran

guru (Teacher Centered Learning). Guru bukan lagi satu-satunya sumber

belajar, dan kedua, Guru bukan pula satu-satunya sumber kebenaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

33

ilmiah. Dengan demikian, secara otomatis terjadi perubahan orientasi

belajar di sekolah dari Teacher Centered Learning ke Student Centered

Learning.

Pengertian model konstruktivisme juga dikemukakan oleh Nurhadi,

dkk (2004) mengemukakan bahwa “konstruktivisme merupakan landasan

berpikir (filosofis) pembelajaran kotekstual, yaitu bahwa pengetahuan

dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang

siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi

pengetahuan itu dan member makna melalui pengalaman nyata” (hlm. 33).

Mengenai pembelajaran yang berciri konstruktivisme, Muslich

(2009) menyatakan bahwa “Pembelajaran yang berciri konstruktivisme

menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan

produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari

pengalaman belajar yang bermakna” (hlm. 44). Pengetahuan bukanlah

serangkaian fakta, konsep, dan kaidah yang siap dipraktikkannya. Manusia

harus mengkonstruksikannya terlebih dahulu pengetahuan tersebut dan

member makna melalui pengalaman nyata, karena itu siswa perlu

dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguana bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada ada dirinya.

Model konstruktivisme juga disampaikan oleh Rosalin (2008)

yang berpendapat bahwa “konstruktivisme adalah proses membangun atau

menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu berasal dari luar,

tapi dikonstruksi oleh dan dari dalan diri seseorang oleh sebab itu,

pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu obyek yang menjadi

bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasikan

oyek tersebut. Kedua faktor tersebut sama pentingnya dengan demikian,

pengetahuan itu tidak bersifat statis, tetapi bersifat dinamis, bergantung

individu yang melihat dan mengkonstruksikannya (hlm. 6).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

34

Mengenai ide-ide konstruktivis, Muijs dan Reynolds (2008)

menyatakan bahwa “Di dalam pendidikan, ide-ide konstruktivis

diterjemahkan sebagai berarti bahwa semua pelajar benar-benar

mengkonstruksikan pengetahuan untuk dirinya sendiri, dan bukan

pengetahuan yang datang dari guru “diserap” oleh murid” (hlm. 97).

Berdasarkan keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran konstruktivisme adalah proses pembelajaran yang

menekankan terbangunnya pemahaman dari diri sendiri berdasarkan

pengetahuan siswa, dan pengetahuan yang diperoleh bukan dari seorang

guru melainkan pengetahuan dari diri sendiri melalui pengalaman belajar.

Model konstruktivisme ini dipandang sebagai pendekatan yang paling

sesuai diterapkan untuk menjadikan siswa aktif, kreatif dan produktif

dalam proses pembalajaran, sehingga proses pembelajaran akan

berlangsung menyenangkan dan siswa akan dapat mengingat pelajaran itu

serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-sehari.

Pendekatan konstuktivisme akan efektif jika sesuai dengan

kesiapan intelektual. Oleh karena itu, model konstruktivisme harus

tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan

pengalaman siswa. Misalnya sebelum pembelajaran dilaksanakan, siswa

terlebih dahulu harus mengamati benda-benda yang ada di lingkungan

hidup sehari-hari. Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa dapat

menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu

mengkonstruksikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam

belajar matematika menggunakan model konstruktivisme adalah suatu

perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap

pembelajaran matematika yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham

dan mengerti permasalahannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

35

b. Prinsip Dasar Konstruktivisme

Mengenai prinsip dasar konstruktivisme, Masnur menyatakan

terdapat tujuh prinsip dasar konstruktivisme (2009). Prinsip dasar

kontruktivisme yang dalam praktik pembelajaran harus dipegang guru-

adalah sebagai berikut: (1) proses pembelajaran lebih utama daripada

pembelajaran; (2) informasi lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan

nyata siswa lebih penting daripada informasi verbalistis; (3) siswa

mendapatkan kesempatanseluas-luasnya untuk menemukan dan

menerapkan idenya sendiri; (4) siswa diberikan kebebasan untuk

menerapkan strateginya sendiri dalam belajar; (5) pengetahuan siswa

tumbuh dan berkembang melalui pengalaman sendiri; (6) pemahaman

siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji

dengan pengalaman baru; (7) pengalamana siswa bias dibangun secara

asimilasi (yaitu pengetahuan baru dibangun dari struktur pengetahuan

yang sudah ada) maupun akomodasi (yaitu struktur pengetahuan yang

sudah ada dimodifikasi untuk menampung/menyesuaikan hadirnya

pengalaman baru).

Mengenai landasan berpikir konstruktivisme, Nurhadi, dkk (2004)

mengemukakan bahwa landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda

dengan kaum obyektivis dalam hal tujuan pembelajaran. Kaum obyektif

menekankan pada hasil pembelajaran yang berupa pengatahuan. Berbeda

dengan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih diutamakan seberapa

banyak siswa memperoleh dan mengingat pengatahuan. Tugas guru adalah

memfasilitasi proses tersebut dengan cara: (1) menjadikan pengetahuan

bermakna dan relevan bagi siswa; (2) memberikan kesempatan siswa

menemukan dan menerapkan ide, dan; (3) menyadarkan siswa agar

menerapkan strategi mereka selama belajar (hlm. 34).

Mengenai lingkungan belajar yang sesuai dengan pandangan

konstruktivisme, Indrawati (1999) mengemukakan bahwa ada enam

lingkungan belajar yang sesuai dengan pandangan konstruktivis (dalam

Rosalin 2008). Lingkungan belajar yang sesuai dengan pandangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

36

konstruktivis adalah sebagai berikut: (1) siswa tidak dipandang sebagai

sesuatu yang pasif, tetapi memiliki tujuan serta dapat merespons situasi

pembelajaran dengan membawa konsepsi awal sebelumnya; (2) belajar

mempertimbangkan seoptimal mungkin melibatkan proses aktif siswa

dalam mongkonstriksi pengetahuan yang kerapkali melibatkan negosiasi

interpersonal; (3) pengetahuan hukan sesuatu yang datang dari luar,

melainkan dikonstruksi secara personal dan sosial; (4) seperti siswa, guru

juga membawa konsepsi awal kedalam situasi pembelajaran, baik

mengenai materi pelajaran maupun pandangan mereka tentang

pembelajaran; (5) pembelajaran bukanlah bukanlah transmisi pengetahuan,

melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas serta tatanan pembelajaran

yang memungkinkan siswa dapat berpikir secara ilmiah; (6) kurikulum

bukanlah sesuatu yang sekedar dipelajari, melainkan seperangkat program

pembelajaran, materi, sumber, serta pembahasan yang merupakan titik

tolak siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan (Elin Rosalin, 2008: 7).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

prinsip dasar konstruktivisme yang harus diketahui oleh seorang guru

meliputi: (1) proses pembelajaran lebih utama dari pada pembelajaran; (2)

pengetahuan lebih bermakna dan relevan; (3) memberikan kesempatan

kepada siswa seluas-luasnya untuk menemukan dan menerapkan strategi

dan idenya; (4) pengetahuan siswa berkembang melalui pengalaman

sendiri, karena pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar,

melainkan dikonstruksikansecara personal; (5) lebih mementingkan

pelibatan siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran; (6) guru dan siswa

memberikan konsepsi awal tentang nateri pembelajaran; (7) kurikulum

tidak hanya dipelajari, melainkan juga berperan sebagai program

pembelajaran, materi pelajaran, dan sumber belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

37

c. Penerapan Model konstruktivisme

Mengenai langkah struktur pembelajaran konstruktivisme, Muijs dan

Reynolds mengemukakan bahwa terdapat empat langkah struktur

pembelajaran konstruktivis (2008). Empat langkah struktur pembelajaran

konstruktivis yaitu sebagai berikut: (1) fase start, dalam fase ini guru

mungkin ingin mulai dengan mengukur pengetahuan murid sebelumnya dan

menetapkan sebagai kegiatan. Guru dapat memulai dengan pertanyaan

umum terbuka, lalu mendorong murid untuk memberikan jawaban-jawaban

terbuka dan mendiskusikan tentang subjek ini. Sebagai alternatif adalah

mulai dengan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari;

(2) fase eksplorasi, dalam fase ini murid mengerjakan kegiatan yang

ditetapkan guru di fase 1. Kegiatan ini biasanya bersifat eksploratik,

melibatkan situasi atau bahan riil, dan memberikan kesempatan untuk kerja

kelompok; (3) fase refleksi, dalam fase ini mungkin diminta untuk

menengok kembali kegiatan itu dan menganalisis serta mendiskusikan apa

yang telah mereka kerjakan, baik dengan kelompok-kelompok lain atau

dengan guru; (4) fase aplikasi dan diskusi, dalam fase ini guru meminta

seluruh kelas untuk mendiskusikan berbagai temuan dan menarik

kesimpulan.

Mengenai konsep belajar jean piaget, Nurhadi menyatakan bahwa

ada empat konsep belajar (2004). Empat konsep belajar konstruktivisme

jean piaget yaitu: (1) schemata adalah sekumpulan konsep-konsep atau

kategori yang digunakan individu ketika ia berinteraksi dengan lingkungan.

Schemata itu senantiasa berkembang. Artinya, semasa kecil seorang anak

memiliki skemata saja, tetapi setelah beranjak dewasa skematanya secara

berangsur-angsur menjadi lebih luas, lebih kompleks, dan beraneka ragam;

(2) asimilasi dimaksudkan sebagai suatu proses kognitif dan penyerapan

pengalaman baru, dimana seseorang memadukan stimulus atau persepsi

kedalam skemata atau perilaku yang telah ada; (3) akomodasi yaitu suatu

proses struktur kognitif yang berlangsung sesuai dengan pengalaman baru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

38

Proses kognitif tersebut menghasilkan terbentuknya skemata baru dan

berubahnya skemata lama; (4) keseimbangan dalam proses adaptasi

terhadap lingkungan, individu berusaha untuk mencapai struktur mental dan

skemata yang stabil. Stabil dalam arti bahwa terjadi keseimbangan antara

proses asimilasi dan akomodasi.

Tahap dalam pembelajaran konstruktivisme juga dikemukakan oleh

Yager (1991) yang berpendapat bahwa tahap pembelajaran dengan

menggunakan model konstruktivisme terdiri atas 4 tahap (Rosalin, 2008:

17)tahap pembelajaran dengan menggunakan model konstruktivisme terdiri

atas 4 tahap, yaitu: (1) invitasi: diperlukan untuk mengidentifikasi konsep

awal siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan; (2) eksplorasi

adalah tahap pelaksanaan pembelajaran dengan melibatkan siswa secara

aktif menggali informasi-informasi baru; (3) pengajuan eksplanasi dan

solusi: merupakan tahapan diskusi yang dilakukan diantara siswa, baik

secara individu maupun secara kelompok; (4) taking action atau tahap

pengambilan tindakan: merupakan tahap akhir pembelajaran. Pada tahap ini

siswa merumuskan hasil eksplorasi dan diskusinya. Pada tahap ini juga

diberikan evaluasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan guru, baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka langkah-langkah

model konstruktivisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)

Fase Start yaitu guru mengukur pengetahuan siswa melalui pertanyaan.

Pengetahuan yang didapat oleh siswa tentu saja didapat dari pengalam

mereka dalam kehidupan sehari-hari, siswa menjawab pertanyaan dari guru;

(2) Fase Eksplorasi yaitu guru memberikan tugas utuk bereksplorasi baik

secara berkelompok, siswa melakukan kegiatan eksplorasi secara

berkelompok; (3) Fase Refleksi yaitu guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan hasil kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan

secara berkelompok, siswa menyampaikan hasil kegiatan eksplorasi yang

telah mereka lakukan; (4) Fase Aplikasi dan Diskusi yaitu guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

39

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan pengetahuan

yang telah mereka dapatkan, siswa mendiskusikan pengetahuan yang telah

mereka dapatkan.

d. Pembelajaran Matematika Konstruktivisme

Mengenai pembelajaran matematika, Muhsetyo berpendapat bahwa

pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga

peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang

dipelajari (2008). Pembelajaran matematika menggunakan model

konstruktivisme bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar kepada

siswa dan kompetensi tentang konsep bangun ruang sederhana, sifat-sifat

bangun ruang, serta dapat membuat jaring-jaring dan bangun ruang kubus

dan balok menggunakan kertas sesuai dengan sifat-sifat bangun ruang yang

telah mereka peroleh sebelumnya, serta dengan menerapkan pengetahuan

yang telah mereka dapatkan dari pengalaman yang mereka peroleh

sebelumnya. Tujuan akhir dari pembelajaran matematika tentang bangun

ruang sederhana menggunkan model konstruktivisme yaitu memberikan

pengalaman belajar kepada siswa, serta menerapkan pengalaman tersebut

untuk membuat bangun ruang kubus dan balok sebagai hasil dari proses

pembelajaran yang berupa produk (hlm. 1.26).

Mengenai strategi pembelajaran matematika, Muhsetyo (2008)

mengemukakan bahwa ada beberapa strategi pembelajaran matematika yang

konstruktivistik dan dianggap sesuai pada saat ini antara lain (1) problem

solving, (2) problem posing, (3) open-ended problem, (4) mathematical

investigastion, (5) guided discovery, (6) contextual learning, dan (7)

cooperative learning (1.26).

Mengenai penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika,

Muhsetyo (2008) mengemukakan bahwa Penemuan terbimbing adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang mana guru membimbing siswa-siswanya

dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

40

merasa menemukan sesuatu. Apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-

temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai

temuan baru. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami proses

penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunkan

pengamatan dan pengukuran langsung atau diarahkan untuk mencari

hubungan dalam wujud pola atau bekerja induktif berdasarkan fakta-fakta

khusus untuk memperoleh aturan umum (hlm. 1.35).

Siswa dibimbing untuk menemukan sifat-sifat bangun ruang kubus

dan balok, dan menerapkannya dalam membuat jaring-jaring dan

mengkonstruksi bangun ruang kubus dan balok. Melalui strategi ini, siswa

juga dibimbing untuk menemukan benda-benda disekitar yang berupa

bangun ruang kubus dan balok.

e. Alasan Penggunaan model konstruktivisme

Mengenai alasan penggunaan model konstruktivisme, McDavin

(1994) menyatakan bahwa ”perbandingan secara eksplisit murid-murid yang

diajar dengan menggunakan metode-metode eksperiensial konstruktivis

dengan murid-murid yang diajar dengan metode ekspositorik (paparan)

tradisional menemukan bahwa kelompok eksperimental (eksperiensial)

menunjukkan hasil yang lebih baik secara signifikan pada postes daripada

kelompok kontrol (Muijs dan Reynolds, 2008: 108).

Mengenai alasan penggunaan model konstruktivisme

dalampembelajaran matematika, Madden et al (1999) menegaskan bahwa:

Sebuah program perbaikan mengajar dan belajar matematika yang menggunakan pendekatan konstruktivis untuk mengajar menunjukkan hasil-hasil positif dibanding sejumlah distrik sekolah yang berbeda. Perbandingan antara sekolah-sekolah yang menggunakan program itu dan sekolah-sekolah sebanding yang tidak menggunakannya menunjukkan efek-efek positif pada tes tersetandar. Tes-tes yang digunakan berbeda dari satu negara bagian ke negara bagian lain, tetapi disemua kasus anak-anak di sekolah yang mengikuti program itu secara rata-rata menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding sekolah-sekolah yang dimatched dengannya. Tes-tes yang berbeda difokuskan pada keterampilan-keterampilan tingkat tinggi (Muijs dan Reynolds, 2008: 108).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

41

Pendapat di atas sesuai dengan pernyataan Caprano (2001) yang

menyatakan bahwa ”murid-murid dikelas dengan guru-guru yang memiliki

keyakinan konstruktivis lebih kuat menunjukkan kinerja yang lebih baik di

dalam penyelesaian soal matematika” (Muijs dan Reynolds, 2008: 109).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model konstruktivisme dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan pembelajaran matematika. Model konstruktivisme pada

pembelajaran matematika bukan hanya dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, namun proses belajar siswa yaitu keaktifan siswa dalam pembelajaran

juga dapat meningkat. Kekatifan siswa dalam pembelajaran dapat

meningkat karena model konstruktivisme menekankan terbangunnya

pemahaman siswa terhadap materi melalui proses belajar, keaktifan siswa

dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Semakin aktif seorang siswa dalam proses pembelajaran, maka siswa

tersebut mempunyai kemungkinan besar utnuk dapat menyelesaikan soal

evaluasi pada akhir pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

42

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan matematika dapat menjadi suatu wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi kehidupan

lingkungan hidup mereka. Pengembangan pendidikan matematika dapat

diterapkan lebih lanjut didalam kehidupan sehari-hari yang dapat bermanfaat

untuk kehidupan bermasyarakat. Salah satu materi matematika yang terdapat

dalam sekolah dasar kelas IV adalah materi tentang bangun ruang sederhana.

Materi tersebut sangat dekat hubungannya dengan benda-benda yang ditemui oleh

peserta didik dalam kehidupan mereka sehari-hari, untuk itu penyampaian materi

harus lebih berkesan dan menarik agar siswa lebih memahami penggunaannya

dalam kehidupan dan bukan bersifat hafalan konsep saja.

Pembelajaran menggunakan model konstruktivisme adalah proses

pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman dari diri sendiri

berdasarkan pengetahuan siswa, dan pengetahuan yang diperoleh bukan dari

seorang guru melainkan pengetahuan dari diri sendiri melalui pengalaman belajar.

Model konstruktivisme ini dipandang sebagai pendekatan yang paling sesuai

diterapkan untuk menjadikan siswa aktif, kreatif dan produktif dalam proses

pembalajaran, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung menyenangkan

dan siswa akan dapat mengingat pelajaran tersebut serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-sehari. Pembelajaran konstruktivisme menekankan

terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan

pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang

bermakna. Model konstruktivisme merupakan suatu pendekatan yang digunakan

dalam pembelajaran matematika di sekolah yang dilaksanakan dengan

menempatkan siswa sebagai titik awal pembelajaran, pengelolaan belajar-

mengajar berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam mencerna

suatu masalah dan menemukan jalan keluar pemecahan masalah tersebut. Melalui

model konstruktivisme siswa dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-

konsep matematika dalam pembelajaran. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan

menerapkan konsep-kosep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari

yang berhubungan dengan bangun ruang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

43

Penerapan model konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang

bangun ruang sederhana akan menumbuhkan keaktifan dan kreatifitas siswa

dalam mengikuti pembelajaran matematika tentang bangun ruang sederhana.

Keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran menjadikan suasana

pembelajaran menjadi kondusif karena proses pembelajaran tidak didominasi oleh

guru, melainkan siswa juga ikut aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru dengan bekerja

kelompok menjadikan siswa semakin menyukai dan memahami secara penuh

materi bangun ruang sederhan karena siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran. Keaktifan dalam pembelajaran, dengan mengkonstruksikan

pengalaman dan ide-ide mereka kedalam materi pembelajaran, maka pengalaman

yang didapatkan siswa akan terkesan dalam waktu yang lama dan dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari karena konsep pembelajaran yang

mereka dapatkan adalah berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan mereka

dapatkan sendiri dengan mengkonstruk ide dan pengalaman mereka sendiri,

dengan keaktifan mereka dalam proses pembelajaran sehingga keaktifan dan hasil

belajar siswa semakin meningkat.

Model konstruktivisme sangat tepat digunakan dalam pembelajaran

matematika. Pembelajaran matematika tentang bangun ruang juga sangat

memerlukan adanya peran aktif siswa dalam pembelajaran, sehingga dengan

penerapan model konstruktivisme dapat membantu meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang

sederhana. Oleh karena itu, peneliti menggunakan model konstruktivisme yang

dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang bangun ruang sederhana

pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat

kita lihat pada bagan berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

44

Gambar 2.8 Bagan kerangka berpikir

Kondisi

awal

Pembelajaran masih didominasi

oleh guru

Keaktifan dan hasil belajar siswa rendah

(dibawah KKM yaitu 70)

Pelaksanaan tindakan

menggunakan model

konstruktivisme

Model konstruktivisme yang diterapkan sesuai langkah

konstruktivisme yaitu fase start, fase eksplorasi,

fase refleksi, dan fase aplikasi dan

diskusi

Siklus I Model

Konstruktivisme yang diterapkan pada

materi pengertian bangun ruang

Siklus II Model

konstruktivisme yang diterapkan pada materi sifat-sifat

bangun ruang

Siklus III Model

konstruktivisme yang diterapkan pada

materi jarring-jaring bangun ruang

Hasil Akhir

Setelah diterapkan model

konstruktivisme dalam proses pembelajaran

Keaktifan siswa mencapai 80%

Hasil belajar siswa mencapai 80% Kinerja guru

mencapai 80%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

45

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan

hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Penggunaan model

konstruktivisme dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

matematika bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3

Glempang Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Sekolah Dasar

yang beralamatkan di Desa Glempang RT 03 RW IV ini sebenarnya adalah

sekolah dasar yang cukup strategis karena letaknya di pinggir jalan raya

walaupun kondisi jalan yang naik turun.

Kondisi bangunan di SD Negeri 3 Glempang cukup bagus dan kuat, ini

dikarenakan dalam dua tahun terakhir secara berturut-turut menerima dana

bantuan untuk rehabilitasi ruang kelas. Tembok sekolah yang berdinding warna

hijau, menjadikan suasana belajar terasa nyaman. Lantai yang juga beralaskan

keramik menjadikan murid-murid berusaha meningkatkan kebersihan sekolah

dengan jadwal piket yang selalu terpampang di tembok ruang kelas IV.

Sekolah Dasar Negeri 3 Glempang mempunyai 6 ruang kelas, satu ruang guru

yang bergabung dengan ruang kepala sekolah, satu gudang, satu ruang UKS,

dua WC siswa, dan dua WC guru.

Sekolah Dasar Negeri 3 Glempang mempunyai 1 orang kepala sekolah, 5

orang guru PNS, 3 orang guru wiyata bhakti, 1 orang tenaga perpustakaan dan

1 tenaga penjaga sekolah. Sarana buku-buku pelajaran dapat dikatakan cukup

memuaskan, ini dikarenakan SD Negeri 3 Glempang mengalokasikan secara

bertahap dana BOS untuk membeli buku-buku pelajaran guna dipinjamkan

kepada muridnya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran

2011/2012 tepatnya dari bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2012. Adapun

untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui jadwal penelitian dalam table berikut

ini:

46

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

47

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Kegiatan Penelitian 2011 2012 2013

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Jan 1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti

dengan kepala sekolah dan guru kelas II

b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan

c. Menyusun Proposal Penelitian

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (lemar observasi dan pedoman wawancara)

e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus 1 - perencanaan - pelaksanaan

Tindakan - observasi - refleksi

b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan

Tindakan - observasi - refleksi

c. Siklus III - perencanaan - pelaksanaan

Tindakan - observasi - refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan

a. Analisis data (hasil tindakan 3 siklus)

b. Menyusun Laporan Skripsi

c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan

pengumpulan laporan

3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

48

Jadwal penelitian ini hanya menyangkut bulan dan minggu sedangkan

tanggal dan waktu penelitian menyesuaikan dengan teknis dan kebijakan

sekolah.

B. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengambil subjek penelitian siswa kelas IV

SD Negeri 3 Glempang. Siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang berjumlah 25

anak yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan

berasal dari desa Glempang itu sendiri. Selain siswa kelas IV SD Negeri 3

Glempang penelitian ini juga mengambil subjek dari pihak sekolah yang terdiri

dari guru dan kepala sekolah.

C. Sumber Data

Selama penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini, sumber data

yang diambil meliputi siswa ,dokumen, dan teman sejawat.

1. Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang

Tahun Pelajaran 2011/2012. Data yang didapatkan adalah berupa hasil

penilaian proses yang dilakukan guru terhadap siswa selama pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar penilaian proses, data ketika siswa

melakukan kegiatan eksplorasi menggunakan lembar kerja siswa, dan data

hasil belajar siwa setelah siswa mengerjakan evaluasi.

2. Dokumen

Arsip atau dokumen yang dapat dijadikan sumber data adalah semua

arsip yang berkaitan dengan penelitian. Misalnya buku daftar nilai, buku

rapor, dan juga buku tentang catatan kelakuan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

49

3. Guru/Teman Sejawat

Data yang diperoleh dari guru atau teman sejawat berupa data

tentang pelaksanaan model pembelajaran Model konstruktivisme di kelas

IV SD Negeri 3 Glempang tahun ajaran 2011/2012.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data selama pelaksanaan penelitian berlangsung,

peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data baik secara langsung

maupun melalui narasumber. Adapun teknik tersebut adalah sebagai berikut:

a) Observasi

Pengertian observasi Nazir (2005) berpendapat bahwa

“Pegumpulan data dengan pengamatan langsung atau observasi langsung

adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut” (hlm. 175).

Sedangkan Sanjaya (2010) berpendapat, “Oberseravi merupakan tekhnik

pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang

berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang

akan diamati atau diteliti” (hlm. 96).

Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif

menurut Arikunto (2006) adalah melengkapi dengan format atau blanko

pengamatan sebagai instrumen. Pedoman observasi berisi sebuah daftar

jenis kegiatan jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

Dalam proses observasi, observator (pengamat) hanya tinggal memberikan

tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan

bahwa observasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya

dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.

Observasi dilakukan pada proses pembelajaran matematika tentang

bangun ruang sederhana siswa kelas IV. Dalam melaksanakan observasi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

50

observer diberi pedoman observasi/blangko pengamatan proses

pembelajaran matematika tentang bangun ruang sederhana menggunakan

model konstruktivisme.

b) Tes

Mengenai pengertian tes, Arikunto (2006) mengemukakan bahwa

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (hlm. 150).

Menurut Padmono (2002) tes adalah suatu cara untuk mengadakan

pengukuran berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang harus dilakukan

subjek sehingga menghasilkan informasi tentang performan atau

penampilan perilaku tertentu yang dapat dibandingkan dengan skor standard

atau dengan kelompoknya. Sedangkan Sanjaya (2010) mengemukakan

bahwa “Tes merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasan

materi pembelajaran” (hlm. 99).

Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa tes

adalah teknik pengumpulan data yang berupa serentetan pertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dapat

dibandingkan dengan skor standard atau dengan kelompoknya

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur hasil

belajar adalah dengan tes tertulis. Sanjaya (2010) berpendapat, tes tertulis

adalah “ tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal

dengan cara tertulis” (hlm. 100). Penelitian ini, menggunakan tes subjektif,

yang bentuk soalnya terdiri dari item (pokok soal) uraian. Dimana tes

tersebut diambil dari materi matematika siswa kelas IV SD Negeri 3

Glempang tentang bangun ruang sederhana.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

51

c) Wawancara

Mengenai pengertian wawancara, Nazir (2005) berpendapat bahwa

“Wawancara ialah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat

yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara”.

Hal tersebut sama dengan pandapat yang dinyatakan oleh Sanjaya

(2010) yang menyatakan bahwa “wawancara dapat diartikan sebagai teknik

pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap

muka ataupun melalui saluran media tertentu” (hlm. 96). Sedangkan

menurut Arikunto (2006) wawancara adalah “sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara (interviewer) untuk memeperoleh informasi

terwawancara (interviewer)” (hlm. 155).

Mengenai macam-macam wawancara Anggoro, dkk (2007)

menyatakan bahwa wawancara meliputi:

(1) wawancara terstruktur, terdiri dari seperangkat pertanyaan yang dapat dijawab dengan jawaban ya atau tidak; (2) wawancara semi terstuktur, terdiri dari seperangkat pertanyaan yang diperdalam dengan pertanyaan terbuka; (3) wawancara tidak terstruktur, tidak dibutuhkan pedoman wawancara yang detail tetapi semacam rencana umum untuk menanyakan pendapat responden tentang suatu topik (hlm. 5.17).

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka ataupun melalui

saluran media yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk

memeperoleh informasi terwawancara (interviewer) dengan menggunakan

alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Wawancara yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini dilaksanakan

ketika siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang telah selesai mengikuti

pelajaran menggunakan model konstruktivisme dengan menggunakan jenis

wawancara semi terstruktur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

52

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan teknik pengumpulan data. Berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat

yang digunakan antara lain:

a) Lembar Observasi

Alat pengumpulan data dengan teknik observasi yang dilakukan

oleh teman sejawat kepada peneliti ialah menggunakan lembar observasi.

Lembar observasi atau pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang

dapat memperlihatkan pengelolaan pembelajaran matematika menggunakan

model konstruktivisme oleh guru, siswa, dan partisipasi siswa pada proses

pembelajaran secara keseluruhan. Lembar pengamatan ini mengukur secara

individual tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan

model konstruktivisme.

b) Lembar Tes

Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu

berupa soal-soal tes. Adapun soal yang digunakan berisi tentang soal materi

bangun ruang sederhana yang telah disampaikan menggunakan pendekaatan

konstruktivisme.

c) Lembar Wawancara

Alat pengumpulan data dengan teknik wawancara ini yaitu

wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa tentang tanggapan

mereka terhadap proses belajar mengajar, serta kesan mereka selama

pembelajaran dengan menggunakan model konstruktivisme. Selain itu,

peneliti juga melaksanakan wawancara secara tidak terstruktur dan bersifat

terbuka kepada staf guru pada umumnya dan guru kelas IV pada khususnya

tentang kesulitan yang dialami siswa kelas IV pada proses pembelajaran dan

hasil belajar siswa. Setelah itu dilanjutkan melaksanakan wawancara secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

53

terstruktur setelah pelaksanaan siklus tindakan, yang ditujukan kepada siswa

dan guru

E. Validitas Data

Mengenai validitas data, Anggoro, dkk (2007) menjelaskan bahwa

”validitas sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena validitas juga

merupakan ukuran mutu dan kebermaknaan dalam suatu penelitian. Validitas

mencerminkan ukuran kejituan instrumen penelitian untuk mengukur dan

menggali fakta yang tersembunyi” (hlm. 5.29).

Untuk menghasilkan informasi yang akurat agar tidak salah dalam

pengambilan keputusan, maka dapat digunakan triangulasi data. Sanjaya (2010)

berpendapat, ”Triangulasi data adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi

yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi tersebut dapat

dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah dalam mengabil keputusan”

(hlm. 112).

Penelitian ini menggunakan triangulasi yang dilakukan berdasarkan tiga

sudut pandangan, yakni sudut pandang siswa, pengamat, dan peneliti. Peneliti

berada di posisi terbaik untuk melakukan instrospeksi diri terhadap kinerjanya

sendiri dalam sasaran dan tujuan pembelajaran. Para siswa berada dalam posisi

terbaik untuk menjelaskan, bagaimana pengaruh tindakan guru terhadap respon

yang mereka berikan pada waktu pembelajaran berlangsung. Sedangkan

pengamat, berada pada posisi terbaik untuk mengumpulkan data hasil observasi

dari interaksi guru dengan siswa pada waktu pembelajaran berlangsung.

Dengan membandingkannya dengan ketiga sudut pandang tersebut,

terbukalah kesempatan untuk menguji kebenaran yang lebih akurat.

F. Analisis Data

Mengenai analisis data, Tripp (1996) berpendapat bahwa “Analisis data

merupakan proses mengurai (memecah sesuatu kedalam bagian-bagiannya”

(Sukidin, Basrowi & Suranto, 2010: 111). Sedangkan Wardani dan Wihardit

(2008) menyatakan bahwa ”analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

54

peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam

bentuk yang dapat dipercaya dan benar” (hlm. 2.30).

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif dengan didukung data kualitatif dan kuantitatif. Nilai hasil belajar

siswa akan dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif. Data kualitatif berupa

informasi gambaran tentang pelaksanaan langkah-langkah penggunan media

konkret pada pembeljaran soal cerita. Data kualitatif berupa hasil wawancara dan

observasi.

Bentuk analisis data dalam penelitian ini meliputi 3 alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data.

Berikut ini tahapan analisis data:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

mengorganisasikan data dengan sedemikian rupa sehingga disimpulkan dan

diverifikasi

Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan reduksi data dengan cara

mengelompokkan data, membuang data yang tidak perlu dari teknik

pengumpulan data yang digunakan. Jika data yang diperoleh dalam

penggunaan media konkret tidak perlu dianalisis maka peneliti akan

membuang data tersebut.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun untuk

menarik kesimpulan dan mengambil tindakan yang tepat. Penyajian data

dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, diagram dan ringkasan.

Pada tahap penyajian data, peneliti menyajikan data hasil pembelajaran

baik dari proses maupun hasil pembelajaran matematika dengan

menggunakan media konkret. Kedua data tersebut disajikan dalam bentuk

tabel dan diagram.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

55

3. Penarikan kesimpulan

Pada tahap penarikan kesimpulan, peneliti menyimpulkan data hasil

penelitian yang telah dilakukan yaitu hasil pembelajaran yang mencakup

proses dan hasil belajar matematika soal cerita dengah menggunakan media

konkret.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam

pembelajaran bangun ruang sederhana di kelas IV SD Negeri 3 Glempang.

Sebagai tolak ukur (kriteria) penelitian keberhasilan tindakan kelas ini

berhasil bila:

1. Guru dalam pembelajaran menggunakan model konstruktivisme mencapai

keberhasilan 80%.

2. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model

konstruktivisme mencapai 80% dari jumlah siswa.

3. Hasil belajar siswa yaitu 80% dari jumlah siswa dapat mencapai KKM ( .

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana dalam

setiap siklus terdapat tiga pertemuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian tindakan kelas. Secara garis besar menurut Suharsimi

Arikunto, dkk (2008) “terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian

tindakan kelas yaitu (1) planning (perencanaan), (2) acting (pelaksanaan), (3)

observing (pengamatan), dan reflecting (refleksi)” (hlm.16). Adapun model dan

penjelasan untuk masing –masing tahap adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

56

Gambar 3.1. Alur PTK menurut Suharsimi Arikunto

1. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti mengawali kegiatan dengan meminta izin kepada

pihak sekolah yang dalam hal ini diwakili oleh kepala sekolah dan dilanjutkan

dengan menyusun rencana kegiatan berdasarkan permasalahan yang ada.

Penyusunan rencana kegiatan meliputi kegiatan apa saja yang akan

dilaksanakan, materi apa yang akan disampaikan, sumber apa saja yang bisa

digunakan, media dan metode apa saja yang akan digunakan, bagaimana

bentuk evaluasi yang akan dipakai untuk mengukur keberhasilan penelitian,

serta bagaimana cara pelaksanaanya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan

lembar observasi dan menghubungi teman sejawat yang akan dijadikan sebagai

observer.

Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

57

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Tahap pelaksanaan ini didasarkan pada perencanaan yang telah

ditetapkan. Tahap ini merupakan tahap untuk melaksanaan pembelajaran

sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pada tahap ini peneliti membagi

menjadi beberapa satuan tindakan atau lebih dikenal dengan siklus tindakan.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Pengamatan (observing) memiliki fungsi untuk mendokumentasikan

berbagai pengaruh tindakan yang terkait. Pengamatan berorientasi ke masa

yang akan datang, artinya observasi dimaksudkan untuk memperoleh

berbagai keterangan yang digunakan untuk langkah-langkah yang akan

datang. Hasil pengamatan yang cermat akan memberikan masukan yang

digunakan pada langkah refleksi untuk memperbaiki tindakan atau

mempertahankan tindakan. Perlu diperhatikan bahwa dalam pengamatan

sering menemui berbagai hambatan, sebab tindakan dibatasi oleh kendala

realitas dan semua kendala yang belum pernah ditemui dan dilihat pada masa

lalu. Sehubungan dengan itu, observasi perlu direncanakan secara cermat,

sehingga ada dasar dokumenter untuk refleksi berikutnya.

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang

dilakukan. Obsevasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan,

maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Obsevasi terhadap

pelaksanaan tindakan, digunakan untuk menyusun rencana tindakan

berikutnya.

4. Tahap Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali

suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat. Refleksi berusaha memahami

proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.

Refleksi mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada

situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan timbulnya persoalan itu.

Refleksi biasanya dibantu dan dan atau dilakukan oleh seluruh anggota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

58

peneliti melalui diskusi. Rekonstruksi tindakan akan diungkap kembali,

sehingga seluruh peneliti memiliki pandangan dan persepsi yang sama

tentang kendala dan faktor pendukung. Berdasarkan analisis kasus dan

berbagai pertimbangan dapat diputuskan berbagai rencana (revisi rencana

tindakan). Refleksi ini mempunyai sifat evaluatif, sebab melalui refleksi

seluruh anggota penelitian menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah

mencapai harapan atau belum, apakah tindakan perlu diadakan perbaikan atau

tidak.

Rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan dalam tiga siklus

dan dalam setiap siklus terdapat tiga pertemuan,akan direncanakan sebagai

berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan dibuat agar pelaksanaan penelitian

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan ini

meliputi: (a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; (b)

Menyusun alat yang akan digunakan; (c) Menyusun lembar

kegiatan siswa dan lembar jawaban; (d) Menyusun lembar

observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yaitu

materi tentang pengertian bangun ruang dengan menggunakan

model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

b) Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 2 yaitu

materi tentang pengertian bangun ruang kubus dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya

.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

59

c) Pertemuan 3

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 3 yaitu

materi tentang pengertian bangun ruang kubus dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan

tindakan, peneliti melibatkan rekan sejawat (guru) sebagai

observer. Observasi dilakukan untuk mengamati dan

mengumpulkan data tentang proses pembelajaran. Observasi

dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi

instrument pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga

perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dialami dapat

teramati.

4) Refleksi

Kegiatan pada siklus I diakhiri dengan kegiatan refleksi

yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pengamatan observer dan

peneliti sendiri. Hasil refleksi dari observer digunakan untuk

mengetahui kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran

(tindakan) yang telah dilakukan peneliti sehingga dijadikan

pedoman perbaikan untuk siklus berikutnya. Dengan adanya

refleksi peneliti dapat melihat kekurangan dan kelebihan dari

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sehingga pada

pelaksanaan tindakan berikutnya lebih baik.

b. Siklus II

Tahap pelaksanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi

siklus I. Materi pelajaran yang dipelajari pada siklus II adalah kelanjutan

dari materi yang dipelajari pada siklus I. Siswa dan guru melakukan

kegiatan yang terbagi dalam rincian sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

60

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan dibuat agar pelaksanaan penelitian dapat

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan ini meliputi: (1)

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; (2) Menyusun alat

yang akan digunakan; (3) Menyusun lembar kegiatan siswa dan

lembar jawaban; (4) Menyusun lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 1 yaitu

materi tentang pengertian sisi, titik sudut, dan rusuk dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

b) Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 2 yaitu

materi tentang sifat-sifat bangun ruang kubus dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

c) Pertemuan 3

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 3 yaitu

materi tentang sifat-sifat bangun ruang balok dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan

tindakan, peneliti melibatkan rekan sejawat (guru) sebagai observer.

Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengumpulkan data

tentang proses pembelajaran. Observasi dilakukan selama

pembelajaran berlangsung dengan mengisi instrument pengamatan

yang telah disusun sebelumnya. Sehingga perubahan-perubahan dan

kemajuan dapat diamati.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

61

4) Refleksi

Kegiatan pada pertemuan pertama siklus dua diakhiri dengan

kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan

pengamatan observer dan peneliti sendiri. Hasil refleksi dari

observer digunakan untuk mengetahui kekurangan yang terjadi

dalam pembelajaran (tindakan) yang telah dilakukan peneliti

sehingga dijadikan pedoman perbaikan untuk siklus berikutnya.

Dengan adanya refleksi peneliti dapat melihat kekurangan dan

kelebihan dari pelaksanaan tindakan/pembelajaran yang

dilaksanakan sehingga pada pelaksanaan tindakan berikutnya lebih

baik.

c. Siklus III

Tahap pelaksanaan pada siklus III didasarkan pada hasil refleksi

siklus II. Materi pelajaran yang dipelajari pada siklus III adalah kelanjutan

dari materi yang dipelajari pada siklusII.

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan dibuat agar pelaksanaan penelitian

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan ini

meliputi: (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; (2)

Menyusun alat yang akan digunakan; (3) Menyusun lembar

kegiatan siswa dan lembar jawaban; (4) Menyusun lembar

observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan pada siklus III pertemuan 1

yaitu materi tentang jarring-jaring bangun ruang dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

62

b) Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan pada siklus III pertemuan 2

yaitu materi tentang jarring-jaring bangun ruang kubus dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

c) Pertemuan 3

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 3 yaitu

materi tentang jarring-jaring bangun ruang balok dengan

menggunakan model konstruktivisme dalam pembelajarannya.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan

tindakan, peneliti melibatkan rekan sejawat (guru) sebagai

observer. Observasi dilakukan untuk mengamati dan

mengumpulkan data tentang proses pembelajaran. Observasi

dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi

instrument pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga

perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dialami dapat

teramati.

4) Refleksi

Kegiatan pada pertemuan pertama siklus tiga diakhiri

dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan

pengamatan observer dan peneliti sendiri. Hasil refleksi dari

observer digunakan untuk mengetahui kekurangan yang terjadi

dalam pembelajaran (tindakan) yang telah dilakukan peneliti

sehingga dijadikan pedoman perbaikan untuk siklus berikutnya.

Dengan adanya refleksi peneliti dapat melihat kekurangan dan

kelebihan dari pelaksanaan tindakan/pembelajaran yang

dilaksanakan sehingga pada pelaksanaan tindakan berikutnya lebih

baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

63

Sebelum melaksanakan kegiatan, peneliti membuat

rancangan kegiatan dalam kegiatan perencanaan untuk setiap

Siklus. Untuk skenario pelaksanaan terdapat pada Bab 4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar

Negeri 3 Glempang Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Adapun

subjeknya adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Glempang tahun pelajaran

2011/2012. Kelas IV terletak di antara ruang UKS dan ruang Kelas V. Letak

lingkungan SD Negeri 3 Glempang berada di daerah pegunungan sehingga

membuat kelas tidak bisa sejajar melainkan terlihat seperti teras sering. Di

dalam ruang kelas IV terdapat satu meja guru dan satu kursi guru, 13 meja

siswa, 25 kursi siswa, dan satu almari yang letaknya bersebelahan dengan

meja guru.

Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kelas IV

SD Negeri 3 Glempang sudah berjalan cukup baik. Dalam mengajar guru

sudah melaksanakan sesuai dengan petunjuk dalam kurikulum yang berlaku,

akan tetapi guru kurang menggunakan pendekatan dalam proses pembelajaran

yang dapat mengajak siswa untuk lebih aktif dalam menemukan dan

memecahkan suatu masalah sendiri dengan cara yang menyenangkan, sehingga

keaktifan dan motivasi siswa bertambah menjadi lebih baik. Guru terlalu sering

menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran, oleh

sebab itu siswa masih banyak yang mengalami kesulitan menerima materi

pelajaran yang mengakibatkan kualitas belajar siswa kurang memuaskan.

Pelaksanaan proses pembelajaran sebelumnya menunjukan kekurangan

siswa dalam memahami materi yang disebabkan guru tidak menggunakan

pendekatan dalam proses pembelajaran yang sesuai, siswa tidak bisa

dikondisikan dengan baik sehingga mengganggu siswa lain yang sebenarnya

ingin memperhatikan pelajaran dengan serius menjadi terganggu

keseriusannya, siswa kurang aktif saat pembelajaran karena kejenuhan mereka

dengan gaya mengajar dari guru yang selalu memakai metode yang sama dan

tidak menuntut siswa untuk aktif mengikuti pelajaran karena dalam hal ini

64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

65

siswa lebih sering menjadi pendengar yang baik, siswa malas untuk

memperhatikan penjelasan dari guru, semangat siswa saat mengikuti pelajaran

kurang terlihat, dan siswa tidak semangat jika mendapatkan tugas yang harus

dikerjakan sekalipun tugas itu dapat dikerjakan di rumah dalam bentuk

pekerjaan rumah.

Untuk mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan pretest

atau tes awal yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 20 Maret 2012. Hasilnya

sebagian besar siswa kelas IV kurang aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran matematika pada materi bangun ruang sederhana yang diberikan

oleh guru menggunakan metode ceramah, hasil belajar mereka pun masih

rendah. Hal ini terbukti bahwa dari 25 siswa pada kelas IV yang mencapai nilai

ketuntasan belajar yang diukur tes akhir hanya 3 siswa yang memenuhi nilai

ketuntasan belajar, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 yaitu 22

siswa dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 75 dengan perolehan nilai

rata-rata kelas 52. Distribusi frekuensi nilai pretes sebagai berikut:

Tabel 4.1. Frekuensi Nilai Pretes

No Interval Frekuensi Persen (%)

1 20-29 1 4% 2 30-39 3 12% 3 40-49 1 4% 4 50-59 13 52% 5 60-69 4 16% 6 70-79 3 12%

Berdasarkan data pada tabel 4.1 menunjukan jumlah dari 25 siswa yang

terdapat pada kelas IV yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dalam

belajar sebanyak 3 siswa, jika di jadikan dalam bentuk persen sebesar 12%.

Jumlah anak yang belum tuntas dalam belajar sebanyak 22 anak, nilai yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

66

mereka capai bagi yang belum tuntas berada di bawah angka 70, jika

dipersentasekan sebesar 88%. Hasil belajar siswa pada saat sebelum diadakan

tindakan terlihat sangat rendah bahkan jauh dari kriteria ketuntasan belajar

yang telah ditentukan, sangat terlihat sekali dari siswa ingin mendapatkan

inovasi pembelajaran yang lain untuk menghilangkan kejenuhan mereka

dengan cara pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membuat siswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Dari keterangan di atas, maka peneliti akan melaksanakan penelitian

tindakan kelas untuk memberi suasana baru terhadap cara belajar siswa agar

lebih menarik menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan tujuan

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika pokok bahasan bangun ruang sederhana sesuai dengan proposal

penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

B. Deskripsi Siklus I

Untuk mengawali tindakan sebagai wujud dari peningkatan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar sesuai dengan yang

diinginkan, peneliti menggunakan beberapa siklus yang akan dilakukan.

Kegiatan pada siklus I yang akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu

pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga ini terdiri dari 4

tahap yaitu tahap perencanaaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi,

dan tahap evaluasi.

1. Siklus I Pertemuan 1

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan awal peneliti merancang pelaksanaan

pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada pembelajaran

matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti memilih kegiatan

tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme, siswa diajak untuk

melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif sehingga mendapatkan

pengalaman belajar secara langsung dan siswa diharapkan mampu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

67

beradaptasi dengan cara belajar yang akan disajikan yang menjurus pada

kegiatan tersebut, kegiatan belajar mampu memberikan kesenangan

untuk siswa yang merasa jenuh dengan cara belajar sebelumnya sehingga

diharapkan keaktifan siswadapat meningkat. Pelaksanaan siklus I

Pertemuan 1 ini direncanakan sesuai dengan jadwal mata pelajaran

matematika yang sudah ada di SD tersebut yaitu pada hari Senin tanggal

26 Maret 2012 di kelas IV SD Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan

penelitian ini dilakukan dengan cara kolaborasi bersama teman sejawat

yang sebelumnya sudah dimintai kesediaannya untuk ikut membantu

dalam beberapa hal.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I peneliti menyiapkan

langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala sekolah untuk

melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang di dalamnya terdapat kegiatan fase-fase konstruktivisme yaitu fase

start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan fase aplikasi dan diskusi ; (3)

Menyiapkan media; (4) Membuat lembar penilaian proses dan lembar

kerja siswa untuk siswa; (5) Meminta kesediaan teman sejawat untuk

menjadi observer; (6) Membuat lembar pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang baik untuk melaksanakan tindakan agar tidak keluar

dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan siklus I

ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran matematika kelas IV pada hari

Senin tanggal 26 Maret 2012. Kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3

kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini, terlebih dahulu guru mengawali dengan

membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa

kelas IV dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

68

kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran. Pada saat pelaksanaan

penelitian pertemuan pertama semua siswa hadir di dalam kelas.

Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu

melakukan tes penjajagan tentang materi bangun ruang sederhana

dengan cara memberi pertanyaan seputar pengertian bangun ruang

kepada siswa yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh

pengalaman dan kemampuan awal siswa mengenai pengertian bangun

ruang tersebut. Dari kegiatan tersebut justru terdapat pendapat dari

salah satu siswa mengenai pengertian bangun ruang, menurutnya

bangun ruang yang dimaksud adalah bangun tidur, yang selanjutnya

mendapatkan gelak tawa dari siswa lain yang mendengarkan. Langkah

selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing

pengetahuan siswa terhadap materi bangun ruang sederhana yang akan

diberikan. Guru menanyakan kepada semua siswa yang berada di

kelas mengenai kotak infak, tempat kapur, dan almari yang ada di

ruang kelas, semuanya merupakan benda ruang yang sering dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan inti yaitu

berupa : (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa diberi pertanyaan

seputar materi bangun ruang sederhana untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan sebelum pembelajaran dilakukan guru

sudah meminta siswa untuk mencari informasi yang berhubungan

dengan materi yang akan diajarkan; (b) fase eksplorasi, siswa bekerja

kelompok mengidentifikasi pengertian bangun ruang dengan

mengamati langsung bangun ruang; (c) fase refleksi, siswa

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka dan

mendiskusikannya dengan kelompok lain; (d) fase palikasi dan

diskusi, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan berbagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

69

temuan yang telah mereka temukan dan menarik kesimpulan tentang

hasil temuan mereka.

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat pelajaran

berlangsung sehingga siswa diharapkan akan lebih memahami materi

yang diajarkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mulai

memancing keberanian siswa dalam bertanya kemudian dilanjutkan

dengan memberikan evaluasi yang telah disiapkan. Setelah selesai,

guru mengakhiri pelajaran dengan salam disertai pemberian motivasi

kepada siswa untuk selalu belajar dengan tekun disertai selalu

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

c. Observasi

Hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan siswa masih

banyak menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada siklus

berikutnya untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran yang

diharapkan serta mengetahui kendala dan solusi pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme.

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 16 halaman 234.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

70

Tabel 4.2 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 2,00 40% 2. Pengelolaan Kelas 3,00 60% 3. Penggunaan Media 2,00 40% 4. Pemanfaatan Waktu 2,00 40% Rerata 2,25 45%

Berdasarkan data pada tabel 4.2 pelaksanakan pembelajaran

menggunakan media bangun ruang sudah tepat, guru belum aktif

menjadi fasilitator pembelajaran. Guru belum mampu mampu

menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif, guru terlalu cepat

menyampaikan materi sehingga siswa sulit menangkap isi materi

yang disampaikan. Pada dasarnya siswa sudah mulai menyukai gaya

mengajar guru menggunakan pendekatan konstruktivisme dan

terlihat antusias mengikuti pelajaran tetapi cara penyampaiannya

yang belum bisa diterima langsung oleh beberapa siswa. Selain itu

guru terlihat kurang kreatif pada saat memberikan contoh bangun

ruang yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan mereka sehari-

hari. Guru belum mampu menumbuhkan semangat siswa dalam

proses pembelajaran, karena siswa masih takut untuk mengutarakan

pendapatnya dan terlihat wajah tegang pada siswa sehingga kondisi

dikelas sedikit kaku. Pembelajaran belum terpusat pada siswa karena

guru terlalu banyak menyampaikan materi yang seharusnya materi

tersebut bisa untuk memancing keaktifan siswa dalam belajar, materi

tersebut bisa ditanyakan kepada siswa untuk memancing keberanian

siswa untuk menjawab. Guru belum bisa mengajar secara

demokratis. Guru belum bisa memanfaatkan waktu dengan efektif

yang terlihat dari kegiatan kerja kelompok dalam bereksplorasi yang

memerlukan waktu terlalu banyak tanpa ada kontrol yang tepat

dalam pemanfaatan waktu yang tersedia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

71

2) Siswa

a) Proses Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

10 halaman 222.

Tabel 4.3 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Indikator Rerata Persentase (%)

1. Kehadiran Siswa 3,5 70% 2. Keaktifan Siswa 1,5 30% 3. Bekerja Kelompok 1,5 30% 4. Menyelesaikan Tugas 1,5 30% Rerata 2 40%

Berdasarkan data pada tabel 4.3 hasil observasi yang

dilakukan untuk siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan

bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam

pertemuan selanjutnya. Kekurangan-kekurangan tersebut antara

lain; (1) Siswa kurang terlibat secara aktif dalam mengikuti

pelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir, karena masih

banyak siswa yang tidak memperhatikan perintah guru dan

melaksanakan tugas dari guru dan mereka asyik bermain atau

membuat gaduh di kelas pada saat pembelajaran sedang

berlangsung; (2) Siswa belum mampu menyelesaikan tugas

dengan baik, masih banyak siswa yang mengerjakan tugas

dengan cepat tetapi dengan hasil yang kurang baik; (3) Siswa

belum maksimal berperan aktif dalam kegiatan bekerja

kelompok, masih banyak siswa yang bermain atau mengganggu

teman yang lain pada saat bekerja kelompok; (4) Siswa masih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

72

terlalu kaku dan takut untuk mengungkapkan pendapatnya,

akibatnya pada saat diberikan kesempatan oleh guru untuk

menyampaikan pendapatnya hanya beberapa siswa yang berani

berpendapat.

b) Keaktifan siswa pada fase pendekatan konstruktivisme

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam fase

konstruktivisme. Adapun daftar nilai observasi siswa dalam

pembelajaran pada lampiran 13 halaman 228.

Tabel 4. 4. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 1,32 33% C

2 Eksplorasi 1,75 43,75% C

3 Refleksi 1,56 39% C

4 Aplikasi dan Diskusi

1,44 36% C

A = nilai 3 - 4 (baik sekali)

B = nilai 2 - 3 (baik)

C = nilai 1- 2 (cukup baik)

Besrdasarkan data tabel 4.4 hasil observasi yang

dilakukan dalam pelaksanaan fase-fase konstruktivisme yang

terdiri dari fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan fase

aplikasi dan diskusi masih terlihat beberapa kendala sebagai

berikut: (1) fase start, keaktifan yang dinilai adalah keaktifan

bertanya dan menjawab. Siswa belum aktif dalam menjawab

pertanyaan dari guru tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

73

menunjukan siswa kurang mampu mencari informasi dari dalam

atau luar kelas yang dapat digunakan sehubungan dengan materi

pengertian bangun ruang yang diajarkan oleh guru. Siswa

kurang melibatkan diri secara aktif mencari pengetahuan awal

untuk materi yang sedang diberikan guru, sehingga siswa kurang

aktif bertanya dan menjawab tentang materi yang akan

disampaikan. (2) fase eksplorasi, keaktifan yang dinilai adalah

keaktifan bekerja kelompok. Siswa kurang mampu menuangkan

ide-idenya kedalam materi pembelajaran, siswa juga masih

kurang terlibat aktif dalam kegiatan bereksplorasi yang

dilaksanakan secara berkelompok. (3) fase refleksi, keaktifan

yang dinilai adalah keaktifan berdiskusi. Siswa kurang mampu

dalam menyimpulkan hasil kegiatan kerja kelompok yang

dilakukan karena siswa masih kesulitan dalam mengungkapkan

pendapatnya secara lisan tentang kegiatan yang telah dilakukan.

Siswa masih kesulitan dalam merangkai kata-kata untuk

menyampaikan pendapatanya. Siswa juga masih ragu-ragu

dalam menyampaikan pendapatnya dan tidak percaya diri (4)

fase aplikasi dan diskusi , keaktifan yang dinilai adalah

keaktifan mengeluarkan pendapat. Keaktifan siswa dalam fase

ini menunjukan kurang mampunya siswa untuk berbicara di

depan kelas dalam menyampaikan hasil kegiatannya atau

pendapatnya seputar materi bangun ruang sederhana yang

diberikan oleh guru. Siswa kurang percaya diri yang disertai rasa

malu jika diminta untuk berbicara di depan kelas.

c) Penilaian Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus I

pertemuan 1. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus I

pertemuan 1 pada lampiran 19 halaman 243.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

74

Tabel 4.5. Frekuensi Nilai Hasil Tes Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Interval Frekuensi Persen (%) 1 40-46 4 16% 2 47-53 5 20% 3 54-60 6 24% 4 61-66 4 16% 5 67-73 5 20%

4% 6 74-80 1

Berdasarkan data pada tabel 4.5 menunjukan frekuensi

nilai siklus I pertemuan 1 ketuntasan belajar siswa mengalami

kenaikan sebanyak 12% yaitu menjadi 24% atau sebanyak 6

siswa yang tuntas belajar.

d) Tahap wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa mengalami ketegangan yang masih

berlebihan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan yang

mengakibatkan kurang mampunya siswa memahami materi

yang diberikan dan ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran

matematika, dikarenakan anggapan mereka terhadap mata

pelajaran matematika yang terlalu sulit dibandingkan dengan

mata pelajaran lainnya. Siswa jarang menyempatkan waktunya

untuk belajar di rumah dikarenakan rasa malas dan menganggap

belajar itu tidak penting dan tidak berguna bagi mereka padahal

seharusnya masa mereka adalah masa emas perkembangan otak

yang harus diisi dengan kegiatan bersifat positif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

75

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilaksanakan

untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus I pertemuan 1, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan pada

fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase dengan nilai rata-rata

1,32 atau 33%, yang menandakan kurang aktif dalam kegiatan tanya

jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan pada fase eksplorasi

nilai rata-rata 1,75 atau 43,75% yang menandakan bahwa siswa kurang

aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi mencapai nilai 1,56 atau

39% yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Keaktifan

siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai 1,44 atau 36% yang berarti

siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan menyimpulkan materi

pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami sedikit peningkatan. Pada

hasil evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 6 siswa yang tuntas

belajar atau 24 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 58.

Meskipun peningkatan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan

namun pembelajaran dikatakan belum berhasil karena siswa yang tidak

tuntas ( i setengah jumlah siswa yaitu 19 anak

atau 76% dari jumlah siswa. Peneliti memberikan tindakan berupa

penjelasan materi kembali dan memberikan soal evaluasi sesuai materi

yang telah diajarkan.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa masih ragu dan malu untuk bertanya dan menjawab seputar materi

yang akan dipelajari; (2) Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran

terutama pada saat bekerja kelompok melakukan eksplorasi

mengidentifikasi pengertian bangun ruang, karena beberapa siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

76

menganggap bahwa tugas kelompok telah dikerjakan beberapa anggota

kelompok dan anggota yang lain bebas dari tugas; (3) Siswa masih terlalu

kaku dan takut untuk mengungkapkan pendapatnya dalam mengikuti

pembelajaran, karena belum terbiasa dilatih untuk berpendapat karena

selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah yang hanya

membuat siswa sebagai pendengar yang baik ; (4) Siswa belum mampu

menyelesaikan tugas dengan baik, baik tugas yang dikerjakan secara

kerja kelompok maupun yang dikerjakan secara individu.

Berdasarkan kendala tersebut peneliti memberikan solusi yaitu:

(1) Guru memberikan pertanyaan yang mudah untuk dijawab dan

menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab dengan dibantu

merangkai kata-kata yang akan disampaikan; (2) Guru memberikan

arahan kepada semua siswa bahwa tugas kelompok menjadi tanggung

jawab semua anggota kelompok untuk menyelesaikannya, bukan hanya

dikerjakan oleh beberapa anggota kelompok sebagai perwakilan dari

kelompok tersebut, sehingga semua siswa turut aktif dalam bekerja

kelompok; (3) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk berpendapat

dengan menggunakan beberapa pertanyaan untuk memancing siswa

mengungkapkan pendapatnya; (4) Guru memberikan arahan agar siswa

termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan

guru juga memberikan beberapa penghargaan bagi siswa yang dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar agar siswa yang lain

termotivasi untuk mengerjakan tugasnya dengan baik.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan

siklus I pertemuan 1, maka peneliti perlu melaksanakan siklus I

pertemuan 2 untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa, serta

untuk menuntaskan 19 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

77

2. Siklus I Pertemuan 2 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

maupun individu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan pembelajaran

secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang dibangun sendiri

dan diharapkan pengalaman tersebut dapat membekas pada diri siswa

dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus I Pertemuan 2 ini

direncanakan pada hari Selasa tanggal 27 Maret 2012 di kelas IV SD

Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara

kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I Pertemuan 2 peneliti

menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala sekolah

untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang didalamnya menggunakan pendekatan

konstruktivisme; (3) Menyiapkan media; (4) Membuat lembar penilaian

proses, lembar kerja siswa, dan evaluasi untuk siswa; (5) Meminta

kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer; (6) Membuat lembar

pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan

siklus I Pertemuan 2 ini dilaksanakan sesuai jadwal

pelajaranmatematika kelas IV pada hari Selasa tanggal 27 Maret 2012.

Kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

78

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini, terlebih dahulu guru mengawali dengan

membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa

kelas IV dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui

seberapa banyak kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran.

Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan kedua semua siswa

hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti

pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan tes penjajagan

tentang materi bangun ruang kubus dengan cara memberi

pertanyaan seputar bangun ruang kubus kepada siswa yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman dan

kemampuan awal siswa. Langkah selanjutnya guru memberikan

apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa terhadap materi

bangun ruang kubus yang akan diberikan. Guru menanyakan

kepada semua siswa yang berada di kelas mengenai contoh bangun

ruang kubus yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase model konstruktivisme dalam kegiatan inti yaitu berupa

kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa diberi

pertanyaan seputar materi bangun ruang kubus untuk mengetahui

kemampuan awal siswa; (b) fase eksplorasi, siswa bekerja

kelompok mengidentifikasi dan mencari pengertian bangun ruang

kubus; (c) fase refleksi siswa mendiskusikan hasil kerja semua

kelompok yang telah dipresentasikan; (d) fase aplikasi dan diskusi,

siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan hasil kerja

kelompok dan berbagai temuan yang telah mereka temukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

79

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat

pelajaran berlangsung dan kemudian dilanjutkan dengan

memberikan evaluasi. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran

dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk

selalu belajar dengan rajin.

c. Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan siswa

masih beberapa kekurangan yang memerlukan perbaikan pada

pertemuan berikutnya serta kendala dan solusi yang ditemui pada

proses pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme.

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 16 halaman

235.

Tabel 4.6 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 2,5 50% 2. Pengelolaan Kelas 3,0 60% 3. Penggunaan Media 2,5 50% 4. Pemanfaatan Waktu 2,6 52% Rerata 2,65 53%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

80

Berdasarkan data pada tabel 4.6 guru belum mampu

menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif walopun sebagian

siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mulai

menyukai cara mengajar guru. Guru belum maksimal dalam

menumbuhkan semangat siswa, terlihat beberapa siswa yang masih

ragu dan malu untuk aktif mengeluarkan pendapat mereka. Guru

sudah bisa berinteraksi secara langsung dengan siswa saat pelajaran

dimulai, tetapi kedekatan antara guru dan siswa harus diberi batas

agar nilai-nilai sebagai figur seorang guru tetap dianggap oleh

siswa. Pemanfaatan waktu belum berjalan dengan baik karena

masih sedikit melebihi jadwal yang telah ditentukan.

2) Siswa

Hasil observasi yang dilakukan, tindakan siswa masih

menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya. Kekurangan tersebut terjadi pada tahap

pelaksanaan proses belajar, tahap penilaian fase konstruktivisme

dan tahap wawancara.

a) Proses Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam pembelajaran

menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar nilai

observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran 10 halaman

223.

Tabel 4.7 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2

No Indikator Rerata Persentase (%)

1. Kehadiran Siswa 4,0 80% 2. Keaktifan Siswa 2,5 50% 3. Bekerja Kelompok 2,0 40% 4. Menyelesaikan Tugas 2,0 40% Rerata 2,625 5,25%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

81

Berdasarkan data pada tabel 4.7 observasi untuk siswa

sudah menunjukan hasil yang cukup baik dibandingkan dengan

pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dalam

menyiapkan materi yang akan dibahas yang sebelumnya telah

dipelajari terlebih dahulu oleh siswa meskipun masih terdapat

beberapa siswa yang belum siap dengan materi yang akan

dipelajari. Kekurangan yang masih harus diperbaiki dalam

pertemuan selanjutnya adalah: (1) Siswa belum berani mengajukan

pertanyaan kepada guru tentang materi pelajaran, meskipun ada

beberapa siswa yang sudah aktif; (2) Siswa belum sepenuhnya aktif

dalam bekerja kelompok, karena kurang adanya rasa tanggung

jawab pada setiap anggota kelompok, sehingga tugas kelompok

hanya dikerjakan oleh beberapa anggota kelompok saja; (3) Siswa

kurang aktif dalam mengerjakan tugas baik tugas individu maupun

tuhas kelompok, karena beberapa siswa masih belum memiliki rasa

tanggung jawab terhadap tugas mereka; (4) Siswa sudah terlihat

menyukai kegiatan bereksplorasi meskipun belum semua siswa

terlibat aktif dalam kegiatan bereksplorasi , karena masih terlihat

beberapa siswa yang asyik bermain sendiri pada saat kegiatan

eksplorasi berlangsung; (5) Siswa belum sepenuhnya aktif dalam

menyelesaikan tugas kelompok, karena tugas kelompok hanya

dikerjakan oleh beberapa siswa saja.

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam fase

konstruktivisme. Adapun daftar nilai observasi siswa dalam

pembelajaran pada lampiran 13 halaman 231.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

82

Tabel 4. 8. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 1,64 41% C

2 Eksplorasi 2,12 53% B

3 Refleksi 1,8 45% C

4 Aplikasi dan Diskusi

1,56 39% C

A = nilai 3 - 4 (baik sekali) B = nilai 2 - 3 (baik) C = nilai 1- 2 (cukup baik)

Berdasarkan data pada tabel 4.7 hasil observasi yang

dilakukan dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang terdiri dari

keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan fase

aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan sebagai

berikut: (1) fase start, yaitu keaktifan bertanya dan menjawab.

Keaktifan siswa dalam fase ini mengalami peningkatan

kemampuan siswa dalam mencari tahu terlebih dahulu informasi

untuk menunjang materi yang akan dipelajari baik berasal dari luar

atau dalam kelas dan mampu menjawab pertanyaan dari guru

tentang materi yang akan dipelajari. ; (2) fase eksplorasi, yaitu

keaktifan bekerja kelompok. Beberapa Siswa sudah mampu

melakukan kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok, akan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang

kesulitan untuk mengidentifikasi pengertian bangun ruang kubus;

(3) fase refleksi, yaitu keaktifan berdiskusi. Keaktifan siswa dalam

fase ini menunjukan adanya peningkatan siswa dalam

mendiskusikan apa yang telah mereka temukan dalam kegiatan

eksplorasi, meskipun terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam

berdiskusi dan menganalisis pengertian bangun ruang kubus,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

83

meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam

berdiskusi; (4) fase aplikasi dan diskusi, yaitu keaktifan

mengeluarkan pendapa. Meskipun sudah mengalami peningkatan

dari kegiatan belajar sebelumnya tetapi masih menunjukan kurang

mampunya siswa untuk berpendapat untuk mendiskusikan

pengertian bangun ruang kubus dan menarik kesimpulan tentang

pengertian bangun ruang kubus. Rasa percaya diri siswa sudah

meningkat tetapi masih sangat perlu ditingkatkan lagi agar siswa

lebih berani mengungkapkan pendapatnya.

c) Penilaian Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus I

pertemuan 2. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus I

pertemuan 2 pada lampiran 19 halaman 243.

Tabel 4.9. Frekuensi Nilai Hasil Tes Siswa Siklus I Pertemuan 2 No Interval Frekuensi Persen (%)

1 40-47 4 16% 2 48-55 9 36% 3 56-63 2 8% 4 64-71 5 20% 5 72-79 4 16% 6 80-87 1 4%

Berdasarkan data pada tabel 4.9 menunjukan frekuensi nilai

siklus I pertemuan 2 ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan

sebanyak 8% yaitu menjadi 32% atau sebanyak 8 siswa yang tuntas

belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

84

d) Tahap wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru terhadap

perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai tertinggi dan dua

siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh hasil bahwa siswa

sudah mulai senang belajar dan gemar membaca untuk mengetahui

terlebih dahulu materi yang akan diajarkan walaupun kegiatan

tersebut hanya dilakukan dalam waktu yang tidak lama dan jika ada

tugas saja dari guru. Ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran

matematika masih banyak dialami oleh beberapa siswa yang

mengakibatkan keaktifan siswa hanya mengalami kenaikan yang

belum maksimal.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilaksanakan

untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus I pertemuan 2, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

pada fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase dengan nilai

rata-rata 1,64 atau 41%, yang menandakan kurang aktif dalam kegiatan

tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan pada fase

eksplorasi nilai rata-rata 2,12 atau 53% yang menandakan bahwa siswa

kurang aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi mencapai nilai 1,8

atau 45% yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi.

Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai 1,56 atau 39%

yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan

menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 9 siswa yang tuntas belajar

atau 36 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 60,80. Meskipun

peningkatan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan namun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

85

pembelajaran dikatakan belum berhasil karena siswa yang tidak tuntas

( i setengah jumlah siswa yaitu 16 anak atau

64% dari jumlah siswa. Peneliti memberikan tindakan berupa

penjelasan materi kembali dan memberikan soal evaluasi sesuai materi

yang telah diajarkan.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

siswa belum berani mengajukan pertanyaan; (2) siswa belum terlibat

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yaitu dalam kegiatan kerja

kelompok; (3) siswa belum maksimal dalam menyelesaikan tugas; (4)

siswa belum sepenuhnya aktif melaksanakan eskplorasi yang

dilaksanakan secara berkelompok; (5) siswa belum terlibat secara aktif

dalam menyelesaikan tugas kelompok; (6) waktu yang diberikan untuk

bekerja kelompok melakukan eksplorasi belum dapat digunakan dengan

efektif.

Berdasarkan kendala yang ditemui peneliti memberikan solusi

sebagai berikut: (1) guru berusaha untuk memberikan motivasi kepada

semua siswa agar mereka berani untuk mengajukan pertanyaan tentang

materi pelajaran, dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai

pancingan agar mereka berani bertanya; (2) guru memberikan motivasi

terhadap siswa agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan eksplorasi yang

dilakukan secara kelompok, guru juga memberikan kegiatan yang

menarik agar siswa antusias mengikuti kegiatan kerja kelompok; (3)

guru terus memberikan pengertian dan motivasi kepada siswa agar siwa

rajin mengerjakan tugas yang diberikan guru dan memberika pengertian

kepada mereka tentang rasa tanggung jawab terhadap tugas mereka; (4)

guru lebih sering memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam

kegiatan bereksplorasi yang dilakukan secara berkelompok, guru

berusaha untuk memberikan tugas yang sama terhadap setiap siswa agar

mereka merasa mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakannya;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

86

(5) guru memberikan motivasi dan tugas yang harus diselesaikan oleh

setiap siswa, meskipun tugas itu adalah tugas kelompok; (6) guru

memberikan batas waktu dan memandu jalannya kegiatan eksplorasi

agar waktu yang digunakan untuk kegiatan bereksplorasi berjalan

dengan efektif.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan

siklus I pertemuan 1, maka peneliti perlu melaksanakan siklus I

pertemuan 3 untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa, serta

untuk menuntaskan 16 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

3. Siklus I Pertemuan 3 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

maupun individu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan pembelajaran

secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang dibangun sendiri

dan diharapkan pengalaman tersebut dapat membekas pada diri siswa

dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus I Pertemuan 3 ini

direncanakan pada hari Jum’at tanggal 30 Maret 2012 di kelas IV SD

Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara

kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I Pertemuan 3 peneliti

menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala sekolah

untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme; (3)

Menyiapkan media; (4) Membuat lembar penilaian proses, lembar kerja

siswa, dan evaluasi untuk siswa; (5) Meminta kesediaan teman sejawat

untuk menjadi observer; (6) Membuat lembar pengamatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

87

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan

siklus I Pertemuan 3 ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran

matematika kelas IV pada hari Jum’at tanggal 30 Maret 2012. Kegiatan

pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini, terlebih dahulu guru mengawali dengan

membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa

kelas IV dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui

seberapa banyak kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran.

Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan ketiga semua siswa

hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti

pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan tes penjajagan

tentang materi bangun ruang balok dengan cara memberi

pertanyaan seputar bangun ruang balok kepada siswa yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman dan

kemampuan awal siswa. Langkah selanjutnya guru memberikan

apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa terhadap materi

bangun ruang balok yang akan diberikan. Guru menanyakan

kepada semua siswa yang berada di kelas mengenai contoh bangun

ruang balok yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase pendekatan konstruktivisme pada kegiatan inti yaitu

berupa kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa diberi

pertanyaan seputar materi bangun ruang balok untuk mengetahui

kemampuan awal siswa; (b) fase eksplorasi, siswa bekerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

88

kelompok mengidentifikasi dan mencari pengertian bangun ruang

balok; (c) fase refleksi siswa mendiskusikan hasil temuan dari

semua kelompok yang telah dipresentasikan; (d) fase aplikasi dan

diskusi, siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan hasil kerja

kelompok dan berbagai temuan yang telah mereka temukan.

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat

pelajaran berlangsung dan kemudian dilanjutkan dengan

memberikan evaluasi. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran

dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk

selalu belajar dengan rajin.

c. Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan

siswa masih terdapat beberapa kekurangan yang memerlukan perbaikan

pada siklus berikutnya serta kendala dan solusi yang ditemui pada

proses pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme.

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 16 halaman 236.

Tabel 4.10 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 3

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 3,0 60% 2. Pengelolaan Kelas 2,5 50% 3. Penggunaan Media 2,5 50% 4. Pemanfaatan Waktu 3,0 60% Rerata 2,75 55%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

89

Berdasarkan data pada tabel 4.10 pada saat guru

menyampaikan materi menggunakan media bangun ruang balok,

media yang digunakan sudah sesuai dengan materi, tetapi materi

yang disampaikan terlalu luas yang seharusnya dapat menjadi

bahan temuan siswa dalam berdiskusi dan bereksplorasi secara

berkelompok, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam

proses pembelajaran. Guru belum mampu menumbuhkan semangat

siswa, karena masih banyak siswa yang belum terlibat aktif dalam

proses pembelajaran, siswa mulai aktif dan berani sedikit berbicara

di dalam kelas meskipun masih sebagian besar siswa belum bisa

merangkai kata-kata untuk menyampaikan hasil kegiatan yang

telah dilakukan. Pemanfaatan waktu sudah berjalan cukup baik

meskipun masih sedikit melebihi jadwal yang telah ditentukan.

2) Siswa

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan siswa masih

menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada siklus

selanjutnya. Kekurangan tersebut terjadi pada tahap pelaksanaan

proses belajar, tahap penilaian fase konstruktivisme dan tahap

wawancara.

a) Proses Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

10 halaman 224.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

90

Tabel 4.11 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Kehadiran Siswa 4,0 80% 2. Keaktifan Siswa 2,5 50% 3. Bekerja Kelompok 2,0 40% 4. Menyelesaikan Tugas 3,0 60% Rerata 2,875 57,5%

Berdasarkan data pada tabel 4.11 observasi untuk siswa

sudah menunjukan peningkatan yang cukup baik dibandingkan

dengan pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat dari keaktifan

siswa dalam menyiapkan materi yang akan dibahas yang

sebelumnya telah dipelajari terlebih dahulu oleh siswa meskipun

masih terdapat beberapa siswa yang belum siap dengan materi

yang akan dipelajari. Peningkatan cara berbicara untuk

menyampaikan pendapatnya di depan kelas menggunakan

bahasa yang baik dan benar meskipun masih ada beberapa siswa

yang terlihat tegang untuk menyampaikan pendapatnya di depan

kelas. Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan tugas tepat

waktu sesuai jadwal yang ditentukan meskipun masih terdapat

banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai kriteria

ketuntasan minimal.

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Pendekatan Konstruktivisme

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam fase

konstruktivisme. Adapun daftar nilai observasi siswa dalam

pembelajaran pada lampiran 13 halaman 231.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

91

Tabel 4. 12. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 2,22 55,5% B

2 Eksplorasi 2,44 61% B

3 Refleksi 2,16 54% B

4 Aplikasi dan Diskusi

2,0 50% B

A = nilai 3 - 4 (baik sekali) B = nilai 2 - 3 (baik) C = nilai 1- 2 (cukup baik)

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi yang dilakukan

dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang terdiri dari

keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan fase

aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan sebagai

berikut: (1) fase start, yaitu keaktifan dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran.

Keaktifan siswa dalam fase ini sudah terdapat peningkatan

keaktifan siswa dalam mencari tahu terlebih dahulu informasi

untuk menunjang materi yang akan dipelajari baik berasal dari

luar atau dalam kelas, sehingga siswa aktif dalam menjawab dan

bertanya tentang nateri pelajaran; (2) fase eksplorasi, yaitu

keaktifan dalam bekerja kelompok. Beberapa Siswa sudah

mampu melakukan kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok, akan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang

kesulitan untuk mengidentifikasi pengertian bangun ruang

balok; (3) fase refleksi, yaitu keaktifan siswa dalam berdiskusi.

Keaktifan siswa dalam fase ini menunjukan sudah ada

peningkatan siswa dalam mendiskusikan apa yang telah mereka

temukan dalam kegiatan eksplorasi, meskipun terdapat beberapa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

92

siswa yang kesulitan dalam berdiskusi dan menganalisis

pengertian bangun ruang balok; (4) fase aplikasi dan diskusi,

yaitu keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat . Meskipun

sudah mengalami peningkatan dari kegiatan belajar sebelumnya

tetapi masih menunjukan kurang mampunya siswa untuk

berpendapat untuk mendiskusikan pengertian bangun ruang

balok dan menarik kesimpulan tentang pengertian bangun ruang

balok. Rasa percaya diri siswa sudah meningkat tetapi masih

sangat perlu ditingkatkan lagi agar siswa lebih berani

mengungkapkan pendapatnya.

c) Penilaian Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus I

pertemuan 3. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus I

pertemuan 3 pada lampiran 19 halaman 243.

Tabel 4.13. Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 3 No Interval Frekuensi Persen (%)

1 40-48 3 12% 2 49-57 8 32% 3 58-65 1 4% 4 66-74 7 28% 5 75-83 4 16% 6 84-92 2 8%

Berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukan

frekuensi nilai siklus I pertemuan 3 ketuntasan belajar siswa

mengalami kenaikan sebanyak 16% yaitu menjadi 48% atau

sebanyak 12 siswa yang tuntas belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

93

d) Tahap wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa sudah mulai suka dengan pelajaran

matematika. Ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran

matematika masih banyak dialami oleh siswa yang

mengakibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

hanya mengalami kenaikan yang belum maksimal.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus I pertemuan 3, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

pada fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase dengan nilai

rata-rata 2,22 atau 55,5%, yang menandakan kurang aktif dalam

kegiatan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan

pada fase eksplorasi nilai rata-rata 2,44 atau 61% yang menandakan

bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang

dilakukan secara berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi

mencapai nilai 2,16 atau 54% yang berarti siswa kurang aktif dalam

kegiatan diskusi. Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai

nilai 2,0 atau 50% yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan

diskusi dan menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 13 siswa yang tuntas belajar

atau 52 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 63,2. Meskipun

peningkatan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan namun

pembelajaran dikatakan belum berhasil karena siswa yang tidak tuntas

( 12 anak atau 48% dari jumlah siswa. Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

94

memberikan tindakan berupa penjelasan materi kembali dan

memberikan soal evaluasi sesuai materi yang telah diajarkan.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa belum berani mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran

atau tentang hal-hal yang belum dimengerti mengenai materi maupun

tugas kelompok dan tugas individu; (2) Siswa belum terlibat aktif dalam

bekerja kelompok yaitu kegiatan bereksplorasi mencari tau pengertian

bangun ruang balok; (3) Siswa belum maksimal dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru, baik tugas kelompok maupun tugas

individu dikarenakan belum ada rasa tanggung jawab untuk

mengerjakan tugas pada diri mereka; (4) Siswa masih ragu untuk

mengemukakan pendapatnya meskipun mereka telah menemukan

beberapa ide dan pendapat; (5) Keaktifan siswa dan hasil belajar belum

mencapai nilai maksimal meskipun sudah mulai ada peningkatan yaitu

dari 25 anak sebanyak 13 anak sudah memenuhi kriteria ketuntasan

minimal; (6) Waktu yang diberikan untuk bekerja kelompok melakukan

eksplorasi belum dapat digunakan dengan efektif.

Berdasarkan kendala yang ditemui peneliti menerapkan solusi

yaitu: (1) Guru berusaha untuk memotivasi seluruh siswa agar

mempunyai rasa percaya diri dan keberanian mengajukan pertanyaan

tentang materi pelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan

seputar materi pelajaran untuk memancing keberanian siswa dalam

bertanya dan mengemukakan pendapat mereka; (2) Guru memberikan

motivasi terhadap siswa agar semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan

eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok, memberikan kegiatan

yang menarik dan menggunakan median yang dapat menarik minat

siswa untuk mengikuti kerja kelompok; (3) Guru memberikan

pengertian dan motivasi kepada siswa agar tertanam rasa tanggung

jawab pada diri mereka dalam mengerjakan tugas, dan memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

95

beberapa penghargaan terhadap siswa yang dapat menyelesaikan tugas

dengan baik dan tepat waktu agar siswa yang lain termotivasi untuk

mengerjakan tugas dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan; (4) Guru memotivasi siswa agar mempunyai rasa percaya

diri untuk menyampaikan pendapatnya dan melarang siswa untuk

menertawakan siswa lain yang sedang menyampaikan pendapatnya

dengan alasan semua siswa mempunyai pendapat yang berbeda dan kita

harus menghargai pendapat orang lain, guru membantu iswa yang

berkesulitan merangkai kata-kata yang akan disampaikan; (5) Guru

memperbaiki semua tindakan yang masih kurang dalam proses

pembelajaran demi meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa; (6)

Guru memberikan batas waktu dan memandu jalannya kegiatan

eksplorasi agar waktu yang digunakan untuk kegiatan bereksplorasi

berjalan dengan efektif dan siswa lebih berkonsentrasi mengerjakan

tugas mereka dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan meskipun tugas itu adalah tugas kelompok.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus I pertemuan 3, maka peneliti perlu melaksanakan siklus

II untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa, serta untuk

menuntaskan 12 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

4. Kesimpulan Siklus

a. Analisis Observasi Terhadap Guru

Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat. Observer

mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah

disediakan oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh observer

adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

96

Tabel 4.14. Analisis Observasi Terhadap Guru Oleh Observer No Siklus Rata-rata

skor Persentase Keterangan

1 2 3

Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus I Pertemuan 3

2,22 2,67 2,78

44,4% 53,4% 55,6%

B B B

Keterangan:

A = nilai 41 - 50 (baik sekali)

B = nilai 31- 40 (baik)

C = nilai 21- 30 (cukup baik)

D = nilai 10- 20 (kurang baik)

Dari tabel 4.14 pembelajaran sudah berlangsung dengan baik.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik dan sudah sesuai

langkah-langkah dalam pendekatan konstruktivisme. Skor rata-rata

yang diperoleh pada siklus I 2,56 dengan klasifikasi B dan presentase

51,2%. Dalam pembelajaran guru sudah bias menjadi fasilitator

pembelajaran. Guru juga sudah mengajar dengan demokratis dengan

memperlakukan semua siswa secara sama. Guru juga sudah dapat

menggunakan waktu sesuai dengan yang telah direncanakan dalam

pembelajaran.

b. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Selain mengobservasi guru, penulis juga mengobservasi siswa.

Hasil observasi siswa oleh observer siklus 1. Adapun analisis hasil

observasi siswa oleh observer adalah sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

97

Tabel 4.15. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

No Siklus I Rata2 skor

Presentase Ket

1. Pertemuan 1 2,00 40 % C 2. Pertemuan 2 2,62 52,4 % C 3. Pertemuan 3 2,87 57,4 % C

A = nilai 41 - 50 (baik sekali)

B = nilai 31 - 40 (baik)

C = nilai 21- 30 (cukup baik)

D = nilai 10 - 20 (kurang baik)

Berdasarkan tebel 4.15 keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sudah cukup baik. Skor rata-rata yang diperoleh 2,50

dengan klasifikasi nilai C dan presentase 50%. Dalam pembelajaran

siswa sudah dilibatkan dalam pembelajaran. Kehadiran siswa dalam

pembelajaran mencapai 100% yang menandakan semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran sangat tinggi. Siswa juga sudah aktif dalam

kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok. Siswa juga

sudah baik dalam mengerjakan tugas kelompok, yang menandakan

bahwa kesadaran mereka terhadap tugas kelompok semakin meningkat.

c. Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap siswa dalam

fase pendekatan konstrktivisme adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

98

Tabel 4. 16. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 1,73 43,25% C

2 Eksplorasi 2,10 52,5% B

3 Refleksi 1,84 46% C

4 Aplikasi dan Diskusi

1,67 41,75% C

A = nilai 31 - 40 (baik sekali)

B = nilai 21 - 30 (baik)

C = nilai 10- 20 (cukup baik)

Berdasarkan data pada tabel 4.16 hasil observasi keaktifan

siswa dalam fase start belum sesuai dengan yang diharapkan, nilai yang

didapatkan yaitu 1,73 dengan persentase 43,25% dan klasifikasi

penilaian C. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru tentang

materi yang akan dipelajari belum sesuai yang diharapkan, siswa masih

banyak yang belum berani menjawab pertanyaan dari guru karena

mereka tidak membaca materi yang akan dipelajari terlebih dahulu.

Siswa juga belum banyak yang bertanya tentang materi yang akan

disampaikan dan tugas yang akan dilaksanakan karena mereka tidak

mempunyai keberanian untuk bertanya.

Keaktifan siswa dalam fase eksplorasi mencapai nilai 2,10

dengan persentase sebesar 52,5% dan klasifikasi nilai B. Siswa belum

sepenuhnya aktif dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok, masih banyak siswa yang bermain pada saat kegiatan

eksplorasi berlangsung. Siswa juga masih banyak yang tidak ikut dalam

mengerjakan tugas kelompok karena LKS hanya terdapat satu dalam

setiap kelompok, sehingga LKS hanya dikerjakan oleh beberapa orang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

99

saja dan yang lain tidak mempedulikan tugas tersebut karena sudah ada

yang mengerjakan.

Kekatifan siswa dalam fase refleksi mencapai nilai 1,84

dengan persentase sebesar 46% dan klasifikasi nilai C. hal ini

menunjukkan bahwa siswa belum terlibat aktif dalam mendiskusikan

hasil temuan mereka dalam kegiatan eksplorasi. Siswa tidak berani

berpendapat karena tidak mempunyai rasa percaya diri dan mereka

masih sulit untuk merangkai kata-kata dalam menyampaikan pendapat

mereka, sehingga kegiatan diskusi hanya didominasi oleh beberapa

orang saja.

Keaktifan siswa dalam fase aplikasi dan diskusi mencapai

nilai 1,67 dengan persentase sebesar 41,75% dan klasifikasi nilai C.

Keaktifan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran belum sesuai

dengan yang diharapkan.

d. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa berhubungan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh

tes. Ringkasan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan

pendekatan konstruktivisme dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.17. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I No Siklus Kriteria (%) Rata- rata

nilai Tuntas Belum tuntas 1 2 3 4

Sebelum tindakan Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus I Pertemuan 3

12% 24% 36% 52%

88% 76% 64% 48%

52 58

60,8 63,2

Berdasarkan tabel 4.17 diawali dengan kegiatan sebelum

tindakan yang menunjukan ketuntasan belajar siswa masih jauh dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

100

harapan yaitu sebesar 12% hanya terdapat 3 siswa yang tuntas belajar

dengan rata-rata nilai siswa adalah 52. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan

1 sudah mengalami peningkatan walaupun belum mencapai indikator

ketuntasan yang diharapkan, terdapat 24% siswa yang mendapatkan

predikat tuntas belajar dijumpai pada 5 siswa dengan nilai rata-rata

semua siswa adalah 58. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 2 juga

mengalami kenaikan ketuntasan belajar menjadi 36% atau 9 siswa

mendapatkan predikat tuntas dengan rata-rata perolehan nilai rata-rata

semua siswa adalah 60,8. Pelaksanaan Siklus I Peretemuan 3

mengalami kenaikan ketuntasan belajar siswa menjadi 52% yaitu ada

13 siswa yang mendapatkan predikat tuntas dengan nilai rata-rata

semua siswa 63,2.

Peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan, siklus I

pertemuan 1, siklus I pertemuan 2, dan siklus I pertemuan 3 dapat

dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:

52%

12%24%

0

10

20

30

40

50

60

sebelum tindakan siklus 1/1 siklus 1/2 siklus 1/3

persentaseketuntasan belajar36%

Gambar 4.1. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I

Awal sebelum tindakan terdapat 12% siswa mendapatkan

ketuntasan belajar sehingga diadakan tindakan Siklus I pertemuan1

yang mengakibatkan mengalami kenaikan hasil belajar sebesar 12%

menjadi 24%. Pada Siklus I Pertemuan 2 mengalami kenaikan sebesar

12% sehingga ketuntasan belajar siswa menjadi 36%. Pada siklus I

Pertemuan 3 ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar 16%

sehingga ketuntasan belajar menjadi 52%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

101

e. Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa diperoleh bahwa

sebagian besar siswa sudah tertarik dan menyukai proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme. Siswa suka dengan kegiatan

eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok karena kegiatan

eksplorasi jarang dilakukan sebelumnya. Siswa juga merasa dapat

memahami materi pelajaran dengan pendekatan konstruktivisme,

karena mereka menemukan sendiri konsep materi pelajaran melalui

kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok. Siswa lebih

senang dengan diskusi yang dilakukan karena dapat bertukat pikiran

dengan siswa lain.

f. Kendala dan Solusi

Kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat diatasi dengan solusi

yang tepat. Adapun kendala dan solusi siklus I yaitu: (1) Kendala yang

dihadapi siswa masih ragu dan malu untuk bertanya dan menjawab

seputar materi yang akan dipelajari. Solusi yang diterapkan yaitu guru

memberikan pertanyaan yang mudah untuk dijawab dan menunjuk

salah seorang siswa untuk menjawab dengan dibantu merangkai kata-

kata yang akan disampaikan; (2) Kendala yang dihadapi yaitu siswa

kurang aktif dalam mengikuti pelajaran terutama pada saat bekerja

kelompok melakukan eksplorasi mengidentifikasi pengertian bangun

ruang, karena beberapa siswa menganggap bahwa tugas kelompok telah

dikerjakan beberapa anggota kelompok dan anggota yang lain bebas

dari tugas. Solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru

memberikan arahan kepada semua siswa bahwa tugas kelompok

menjadi tanggung jawab semua anggota kelompok untuk

menyelesaikannya, bukan hanya dikerjakan oleh beberapa anggota

kelompok sebagai perwakilan dari kelompok tersebut, sehingga semua

siswa turut aktif dalam bekerja kelompok; (3) Kendala yang dihadapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

102

adalah siswa masih terlalu kaku dan takut untuk mengungkapkan

pendapatnya dalam mengikuti pembelajaran, karena belum terbiasa

dilatih untuk berpendapat karena selama ini guru hanya menggunakan

metode ceramah yang hanya membuat siswa sebagai pendengar yang

baik. Solusi yang digunakan untuk mengatsi kendala tersebut adalah

guru memberikan arahan kepada siswa untuk berpendapat dengan

menggunakan beberapa pertanyaan untuk memancing siswa

mengungkapkan pendapatnya; (4) Kendala yang dihadapi yaitu Siswa

belum mampu menyelesaikan tugas dengan baik, baik tugas yang

dikerjakan secara kerja kelompok maupun yang dikerjakan secara

individu. Solusi yang diterapkan adalah guru memberikan arahan agar

siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

guru, dan guru juga memberikan beberapa penghargaan bagi siswa yang

dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar agar siswa yang

lain termotivasi untuk mengerjakan tugasnya dengan baik.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus I, maka peneliti perlu melaksanakan siklus II untuk

memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa, serta untuk

menuntaskan 12 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

C. Deskripsi Siklus II

Kegiatan pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan dan pada setiap

pertemuan terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaaan, tahap pelaksanaan

tindakan, tahap observasi, dan tahap evaluasi. Kegiatan yang dilakukan pada

siklus II ini adalah sebagai perbaikan dari sikus 1 yang dianggap masih kurang

baik hasilnya. Peneliti akan memperbaiki segala tindakan yang masih kurang

pada siklus I, sehingga pada siklus II ini keaktifan dan hasil belajar siswa akan

meningkat dan bertamabah baik sesuai dengan harapan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

103

1. Siklus II Pertemuan 1

Kegiatan pada siklus II pertemuan 1 ini terdiri dari 4 tahap tindakan

yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap

evaluasi.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

maupun individu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan pembelajaran

secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang dibangun sendiri

dan diharapkan pengalaman tersebut dapat membekas pada diri siswa

dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus II Pertemuan 1 ini

direncanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 di kelas IV SD

Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara

kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II Pertemuan 1

peneliti menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala

sekolah untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran; (3) Menyiapkan media; (4) Membuat

lembar penilaian proses, lembar kerja siswa, dan evaluasi untuk siswa;

(5) Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer; (6)

Membuat lembar pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan

siklus II Pertemuan 1 ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran

matematika kelas IV pada hari Senin tanggal 9 April 2012. Kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

104

pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran

siswa. Pada saat hari pelaksanaan penelitian berlangsung semua

siswa hadir. Sebelum masuk kegiatan inti pembelajaran, guru

melakukan tes penjajagan tentang materi sifat-sifat bangun ruang

sederhana dan memberikan acuan dalam pembelajaran tersebut.

Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing

pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan dengan

cara memberikan pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa

mengenai sifat-sifat bangun ruang sederhana dan beberapa siswa

diminta memberikan pendapatnya mengenai materi tersebut

tersebut.

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan inti

yaitu berupa kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa

diberi pertanyaan seputar materi sifat-sifat bangun ruang sederhana

untuk mengetahui kemampuan awal siswa; (b) fase eksplorasi,

siswa bekerja kelompok mengidentifikasi dan mencari sifat-sifat

bangun ruang sederhanak; (c) fase refleksi siswa mendiskusikan

hasil temuan dari semua kelompok yang telah dipresentasikan; (d)

fase aplikasi dan diskusi, siswa diberi kesempatan untuk

menyimpulkan hasil kerja kelompok dan berbagai temuan yang

telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

105

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat

pelajaran berlangsung dan kemudian dilanjutkan dengan

memberikan evaluasi. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran

dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk

selalu belajar dengan rajin.

c. Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan

siswa serta kendala dan solusi yang dialami dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme terlihat sebagai berikut:

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 17 halaman 237.

Tabel 4.18 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 3,5 70% 2. Pengelolaan Kelas 3,5 70% 3. Penggunaan Media 2,5 50% 4. Pemanfaatan Waktu 3,3 66% Rerata 3,2 64%

Berdasarkan data pada tabel 4.18 guru sudah mampu

menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif meskipun belum

sempurna. Guru sudah mampu menumbuhkan semangat siswa dan

lebih dekat dengan siswa. Guru sudah dapat mengelola kelas

dengan baik, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

106

kondusif. Pembelajaran sudah terpusat kepada siswa yang berperan

aktif dalam mencari tahu tentang materi yang dibahas dan

menjawab pertanyaan guru tentang materi yang akan dipelajari,

siswa mulai menyukai kegiatan eksplorasi yang menimbulkan

pengetahuan baru, siswa mulai aktif dan berani berbicara di dalam

kelas. Guru sudah dapat mengajar secara demokratis kepada semua

siswa tanpa ada yang dibedakan. Pemanfaatan waktu sudah

semakin baik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

sebelumnya.

2) Siswa

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan siswa masih

menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya. Kekurangan tersebut terjadi pada tahap

pelaksanaan proses belajar, tahap penilaian fase konstruktivisme

dan tahap wawancara.

a) Proses Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

12 halaman 228.

Tabel 4.19 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1

No Indikator Rerata Persentase (%)

1. Kehadiran Siswa 4,5 90% 2. Keaktifan Siswa 3,5 70% 3. Bekerja Kelompok 2,5 50% 4. Menyelesaikan Tugas 3,0 60% Rerata 3,375 67,5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

107

Berdasarkan data pada tabel 4.19 bservasi untuk siswa

sudah menunjukan peningkatan yang cukup baik dibandingkan

dengan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa

dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran yang

akan dipelajari. Peningkatan cara berbicara siswa untuk

menyampaikan pendapatnya di depan kelas menggunakan

bahasa yang baik dan benar meskipun masih ada beberapa siswa

yang terlihat tegang untuk menyampaikan pendapatnya di depan

kelas. Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan tugas tepat

waktu sesuai jadwal yang ditentukan meskipun masih terdapat

banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai kriteria

ketuntasan minimal.

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam fase

konstruktivisme. Adapun daftar nilai observasi siswa dalam

pembelajaran pada lampiran 14 halaman 232.

Tabel 4. 20. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase

Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 2,2 55% B

2 Eksplorasi 2,96 74% B

3 Refleksi 2,24 56% B

4 Aplikasi dan Diskusi

2,0 50% B

A = nilai 3 - 4 (baik sekali)

B = nilai 2 - 3 (baik)

C = nilai 1- 2 (cukup baik)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

108

Berdasarkan data dari tabel 4.20 dari hasil observasi

yang dilakukan dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang

terdiri dari keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi,

dan fase aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan

sebagai berikut: (1) fase start, keaktifan dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran yang

akan dipelajari. Keaktifan dalam fase ini menunjukan

peningkatan keaktifan siswa dalam mencari tahu terlebih dahulu

informasi untuk menunjang materi yang akan dipelajari,

sehingga siswa aktif dalam menjawab dan bertanya tentang

materi pelajaran; (2) fase eksplorasi, yaitu keaktifan dalam

bekerja kelompok. Keaktifan siswa dalam kegiatan eksplorasi

masih perlu ditingkatkan, agar semua siswa terlibat aktif dalam

kegiatan eksplorasi tersebuti; (3) fase refleksi, yaitu keaktifan

siswa dalam berdiskusi. Keaktifan siswa dalam berdiskusi

mengalami peningkatan, siswa mulai aktif mendiskusikan apa

yang telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi,

meskipun terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam

berdiskusi dan menganalisis sifat-sifat bangun ruang sederhana;

(4) fase aplikasi dan diskusi, yaitu keaktifan siswa dalam

mengeluarkan pendapat . Meskipun sudah mengalami

peningkatan dari kegiatan belajar sebelumnya tetapi masih

menunjukan kurang mampunya siswa untuk berpendapat dan

mendiskusikan sifat-sifat bangun ruang sederhana dan menarik

kesimpulan tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana. Rasa

percaya diri siswa sudah meningkat tetapi masih sangat perlu

ditingkatkan lagi agar siswa lebih berani mengungkapkan

pendapatnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

109

c) Penilaian Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus II

pertemuan 1. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus II

pertemuan 1 pada lampiran 20 halaman 224.

Tabel 4.21.Frekuensi Nilai Hasil Tes Siswa Siklus II Pertemuan 1

No Interval Frekuensi Persen 1 45-60 9 36% 2 61-76 8 32% 3 77-92 7 28% 4 93-100 1 4%

Berdasarkan data pada tabel 4.21 menunjukan

frekuensi nilai siklus II pertemuan 1 ketuntasan belajar siswa

mengalami kenaikan sebanyak 12% yaitu menjadi 60% atau

sebanyak 15 siswa yang tuntas belajar.

d) Tahap wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa sudah mulai suka dengan pelajaran

matematika. Kegiatan eksplorasi dan diskusi membuat mereka

mulai menyukai pelajaran matematika karena memberikan

suasana berbeda dalam proses pembelajaran matematika.,

sehingga mereka mulai tertarik untuk mengikuti proses

pembelajaran dan aktif didalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

110

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus II pertemuan 1, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

pada fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase dengan nilai

rata-rata 2,2 atau 55%, yang menandakan kurang aktif dalam kegiatan

tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan pada fase

eksplorasi nilai rata-rata 2,96 atau 74% yang menandakan bahwa siswa

kurang aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi mencapai nilai 2,24

atau 56% yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi.

Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai 2,0 atau 50%

yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan

menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 15 siswa yang tuntas belajar

atau 60 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 69,4. Meskipun

peningkatan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan namun

pembelajaran dikatakan belum berhasil karena siswa yang tidak tuntas

( 10 anak atau 40% dari jumlah siswa. Peneliti

memberikan tindakan berupa penjelasan materi kembali dan

memberikan soal evaluasi sesuai materi yang telah diajarkan.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa belum berani mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari pada awal pembelajaran atau tentang hal-hal yang

belum dimengerti mengenai materi maupun tugas kelompok dan tugas

individu; (2) Siswa belum semuanya terlibat aktif dalam bekerja

kelompok yaitu kegiatan bereksplorasi mencari tahu sifat-sifat bangun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

111

ruang sederhana; (3) Siswa belum maksimal dalam mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru, baik tugas kelompok maupun tugas individu,

sehingga hasil yang mereka capai belum maksimal; (4) Siswa belum

sepenuhnya aktif dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi meskipun

guru telah memberikan acuan dan lembar kerja siswa, tetapi masih

banyak siswa yang ragu dalam melakukan kegiatan eksplorasi; (5)

Keaktifan siswa dan hasil belajar belum mencapai nilai maksimal

meskipun sudah mulai ada peningkatan yaitu dari 25 anak sebanyak 15

anak sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal; (6) Waktu yang

diberikan untuk bekerja kelompok melakukan eksplorasi belum dapat

digunakan dengan efektif.

Berdasarkan kendala yang ditemui peneliti mengatasi kendala

tersebut dengan solusi sebagai berikut:(1) Guru berusaha untuk

memotivasi seluruh siswa agar mempunyai rasa percaya diri dan

keberanian mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran, guru

memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi pelajaran untuk

memancing keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan

pendapat mereka, guru memberikan penghargaan kepada siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan benar agar siswa yang lain

termotivasi untuk menjawab pertanyaan guru; (2) Guru memberikan

motivasi terhadap siswa agar semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan

eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok, memberikan kegiatan

yang menarik dan menggunakan media yang dapat menarik minat siswa

untuk mengikuti kerja kelompok dan memberikan tugas kelompok agar

mereka dapat membagi tugas kepada setiap anggota kelompok; (3)

Guru memberikan pengertian dan motivasi kepada siswa agar tertanam

rasa tanggung jawab pada diri mereka dalam mengerjakan tugas, dan

memberikan beberapa penghargaan terhadap siswa yang dapat

menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu agar siswa yang lain

termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan baik dan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan; (4) Guru memberikan kegiatan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

112

menarik dan tugas kelompok agar semua siswa terlibat aktif dalam

kegiatan eksplorasi dan kegiatan eksplorasi tidak didominasi oleh

beberapa anggota kelompok saja; (5) Guru memperbaiki semua

tindakan yang masih kurang dalam proses pembelajaran demi

meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa; (6) Guru memberikan

batas waktu dan memandu jalannya kegiatan eksplorasi agar waktu

yang digunakan untuk kegiatan bereksplorasi berjalan dengan efektif

dan siswa lebih berkonsentrasi mengerjakan tugas mereka dan

memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan meskipun

tugas itu adalah tugas kelompok.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus II pertemuan 1, maka peneliti perlu melaksanakan siklus

II pertemuan 2 untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa.

2. Siklus II Pertemuan 2

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

maupun individu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan pembelajaran

secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang dibangun sendiri

dan diharapkan pengalaman tersebut dapat membekas pada diri siswa

dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus II Pertemuan 2 ini

direncanakan pada hari Selasa tanggal 10 April 2012 di kelas IV SD

Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara

kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II Pertemuan 2

peneliti menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

113

sekolah untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran; (3) Menyiapkan media; (4) Membuat

lembar penilaian proses, lembar kerja siswa, dan evaluasi untuk siswa;

(5) Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer; (6)

Membuat lembar pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan

siklus II Pertemuan 2 ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran

matematika kelas IV pada hari Selasa tanggal 10 April 2012. Kegiatan

pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran

siswa. Pada saat hari pelaksanaan penelitian berlangsung semua

siswa hadir. Sebelum masuk kegiatan inti pembelajaran, guru

melakukan tes penjajagan tentang materi sifat-sifat bangun ruang

kubus dan memberikan acuan dalam pembelajaran tersebut.

Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing

pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan dengan

cara memberikan pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa

mengenai sifat-sifat bangun ruang kubus dan beberapa siswa

diminta memberikan pendapatnya mengenai materi tersebut

tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

114

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan inti yaitu

berupa kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa diberi

pertanyaan seputar materi sifat-sifat bangun ruang kubus untuk

mengetahui kemampuan awal siswa; (b) fase eksplorasi, siswa

bekerja kelompok mengidentifikasi dan mencari sifat-sifat bangun

ruang kubus; (c) fase refleksi siswa mendiskusikan hasil temuan

dari semua kelompok yang telah dipresentasikan; (d) fase aplikasi

dan diskusi, siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan hasil

kerja kelompok dan berbagai temuan yang telah mereka temukan

dalam kegiatan eksplorasi.

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat

pelajaran berlangsung dan kemudian dilanjutkan dengan

memberikan evaluasi. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran

dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk

selalu belajar dengan rajin.

c. Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan siswa

serta kendala dan solusi yang dialami dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme terlihat sebagai berikut:

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 17 halaman 237.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

115

Tabel 4.22 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 3,5 70% 2. Pengelolaan Kelas 3,5 70% 3. Penggunaan Media 3,0 60% 4. Pemanfaatan Waktu 3,7 74% Rerata 3,425 68,5%

Gerdasarkan tabel 4.22 guru sudah mampu menciptakan

pembelajaran yang aktif dan kreatif meskipun belum sempurna.

Guru sudah mampu menumbuhkan semangat siswa meskipun belum

seluruhnya dan guru sudah lebih dekat dengan siswa. Guru sudah

dapat mengelola kelas dengan baik, sehingga proses pembelajaran

berjalan dengan kondusif. Pembelajaran sudah terpusat kepada siswa

yang berperan aktif dalam mencari tahu tentang materi yang akan

dibahas dan menjawab pertanyaan guru tentang materi yang akan

dipelajari, siswa mulai menyukai kegiatan eksplorasi yang

menimbulkan pengetahuan baru bagi mereka, siswa mulai aktif dan

berani berbicara di dalam kelas. Guru sudah dapat mengajar secara

demokratis kepada semua siswa tanpa ada yang dibedakan.

Pemanfaatan waktu sudah dalam pembelajaran sudah efektif.

2) Siswa

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan siswa masih

menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya. Kekurangan tersebut terjadi pada tahap

pelaksanaan proses belajar, tahap penilaian fase konstruktivisme

dan tahap wawancara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

116

a) Proses Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

11 halaman 226.

Tabel 4.23 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2

No Indikator Rerata Persentase (%)

1. Kehadiran Siswa 4,5 90% 2. Keaktifan Siswa 3,5 70% 3. Bekerja Kelompok 3,5 70% 4. Menyelesaikan Tugas 3,5 70% Rerata 3,75 75%

Berdasarkan data pada tabel 4.23 observasi untuk siswa

sudah menunjukan peningkatan yang cukup baik dibandingkan

dengan pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat dari keaktifan

siswa dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari. Peningkatan cara berbicara siswa untuk

menyampaikan pendapatnya di depan kelas menggunakan

bahasa yang baik dan benar meskipun masih ada beberapa siswa

yang terlihat tegang untuk menyampaikan pendapatnya di depan

kelas. Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan tugas tepat

waktu sesuai jadwal yang ditentukan meskipun masih terdapat

beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai kriteria

ketuntasan minimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

117

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam fase

konstruktivisme. Adapun daftar nilai observasi siswa dalam

pembelajaran pada lampiran 14 halaman 232.

Tabel 4. 24. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase

Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 3,0 75% A

2 Eksplorasi 3,36 84% A

3 Refleksi 3,0 75% A

4 Aplikasi dan Diskusi

3,04 76% A

A = nilai 3 - 4 (baik sekali)

B = nilai 2 - 3 (baik)

C = nilai 1- 2 (cukup baik)

Berdasarkan data pada tabel 4.24 hasil observasi yang

dilakukan dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang terdiri

dari keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan

fase aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan

sebagai berikut: (1) fase start, yaitu keaktifan dalam bertanya

dan menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari. Keaktifan siswa dalam fase ini

menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam mencari

tahu terlebih dahulu informasi untuk menunjang materi yang

akan dipelajari, sehingga siswa aktif dalam menjawab dan

bertanya tentang materi pelajaran; (2) fase eksplorasi, yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

118

keaktifan dalam bekerja kelompok. Siswa sebagian besar sudah

menyukai kegiatan eksplorasi dan mereka sudah mulai terlibat

aktif dalam kegiatan eksplorasi tersebut, namun keaktifan siswa

masih perlu ditingkatkan lagi agar tercipta pembelajaran yang

aktif dan kreatif; (3) fase refleksi, yaitu keaktifan siswa dalam

berdiskusi. Keaktifan siswa dalam mendiskusikan apa yang

telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi mengalami

peningkatan, meskipun terdapat beberapa siswa yang belum

aktif dalam berdiskusi dan menganalisis sifat-sifat bangun ruang

kubus. Siswa masih terlihat ragu dalam berdiskusi dan tidak

percaya diri; (4) fase aplikasi dan diskusi, yaitu keaktifan siswa

dalam mengeluarkan pendapat . Kegiatan berdiskusi mengalami

peningkatan meskipun tidak terlalu tinggi, karena masih ada

beberapa siswa yang masih belum aktif dalam menyampaikan

pendapat mereka untuk menyimpulkan sifat-sifat bangun ruang

kubus. Rasa percaya diri siswa sudah meningkat tetapi masih

sangat perlu ditingkatkan lagi agar siswa lebih berani

mengungkapkan pendapatnya.

c) Tahap Penilaian Tes

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus II

pertemuan 2. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus II

pertemuan 2 pada lampiran 20 halaman 244.

Tabel 4.25. Frekuensi Nilai Hasil Tes Siswa Siklus II Pertemuan 2

No Interval Frekuensi Persen 1 50-57 4 16% 2 58-65 3 12% 3 66-72 2 8% 4 73-80 9 36% 5 81-88 3 12% 6 89-96 4 16%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

119

Berdasarkan data pada tabel 4.25 menunjukan

frekuensi nilai siklus II pertemuan 2 ketuntasan belajar siswa

mengalami kenaikan sebanyak 12% yaitu menjadi 72% atau

sebanyak 7 siswa yang tuntas belajar.

d) Tahap Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa sudah mulai menyuka pelajaran matematika.

Kegiatan eksplorasi dan diskusi membuat mereka mulai

menyukai pelajaran matematika karena memberikan suasana

berbeda dalam proses pembelajaran matematika., sehingga

mereka mulai tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan

aktif didalam pembelajaran. Pembelajaran matematika dengan

pendekatan konstruktivisme menjadikan kegiatan pembelajaran

lebih efektif.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus II pertemuan 2, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

pada fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase dengan nilai

rata-rata 3,00 atau 75%, yang menandakan kurang aktif dalam kegiatan

tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan pada fase

eksplorasi nilai rata-rata 3,36 atau 84% yang menandakan bahwa siswa

kurang aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi mencapai nilai 3,00

atau 75% yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi.

Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai 3,04 atau 76%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

120

yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan

menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 18 siswa yang tuntas belajar

atau 72 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 74,6.

Peningkatan hasil belajar siswa telah mengalami peningkata dan

pembelajaran dikatakan berhasil karena siswa yang tuntas belajar

sebanyak 72%.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa belum seluruhnya berani mengajukan pertanyaan tentang materi

pelajaran yang akan dipelajari pada awal pembelajaran atau tentang hal-

hal yang belum dimengerti mengenai materi pelajaran maupun tugas

kelompok dan tugas individu yang diberikan oleh guru, meskipun

mereka belum paham; (2) Siswa belum maksimal dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru, baik tugas kelompok maupun tugas

individu, sehingga hasil yang mereka capai belum maksimal, hal

tersebut dikarenakan belum adanya rasa tanggung jawab siswa terhadap

tugas yang mereka terima; (3) Siswa belum sepenuhnya aktif dalam

melaksanakan kegiatan eksplorasi mencari sifat-sifat bangun ruang

kubus, meskipun guru telah memberikan acuan dan lembar kerja siswa,

tetapi masih banyak siswa yang ragu dalam melakukan kegiatan

eksplorasi; (4) Keaktifan siswa dan hasil belajar belum mencapai nilai

maksimal meskipun sudah mulai ada peningkatan.

Berdasarkan kendala yang dihadapi peneliti mengatasi

dengan solusi sebagai berikut: (1) Guru berusaha untuk memotivasi

seluruh siswa agar mempunyai rasa percaya diri dan keberanian

mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran, guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan seputar materi pelajaran untuk memancing

keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat mereka,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

121

guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dengan benar agar siswa yang lain termotivasi untuk

menjawab pertanyaan guru; (2) Guru memberikan pengertian dan

motivasi kepada siswa agar tertanam rasa tanggung jawab pada diri

mereka dalam mengerjakan tugas, dan memberikan beberapa

penghargaan terhadap siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan

baik dan tepat waktu agar siswa yang lain termotivasi untuk

mengerjakan tugas dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan; (3) Guru memberikan kegiatan yang menarik dan tugas

kelompok agar semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan eksplorasi dan

kegiatan eksplorasi tidak didominasi oleh beberapa anggota kelompok

saja; (4) Guru memperbaiki semua tindakan yang masih kurang dalam

proses pembelajaran demi meningkatnya keaktifan dan hasil belajar

siswa.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus II pertemuan 2, maka peneliti perlu melaksanakan siklus

II pertemuan 3 untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa.

3. Siklus II Pertemuan 3

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

maupun individu dan dengan kegiatan eksplorasi tersebut diharapakan

siswa dapat aktif menuangkan ide-ide mereka untuk menemukan

pengetahuan baru bagi siswa. Siswa diajak untuk melakukan kegiatan

pembelajaran secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang

dibangun sendiri dan diharapkan pengalaman tersebut dapat membekas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

122

pada diri siswa dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus II

Pertemuan 3 ini direncanakan pada hari Jum’at tanggal 13 April 2012

di kelas IV SD Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini

dilakukan dengan cara kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II Pertemuan 3

peneliti menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala

sekolah untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran; (3) Menyiapkan media; (4) Membuat

lembar penilaian proses, lembar kerja siswa, dan evaluasi untuk siswa;

(5) Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer; (6)

Membuat lembar pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan

siklus II Pertemuan 3 ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran

matematika kelas IV pada hari Jum’at tanggal 13 April 2012. Kegiatan

pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran

siswa. Pada saat hari pelaksanaan penelitian berlangsung semua

siswa hadir. Sebelum masuk kegiatan inti pembelajaran, guru

melakukan tes penjajagan tentang materi sifat-sifat bangun ruang

balok dan memberikan acuan dalam pembelajaran tersebut.

Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing

pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan dengan

cara memberikan pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

123

mengenai sifat-sifat bangun ruang balok dan beberapa siswa

diminta memberikan pendapatnya mengenai materi tersebut

tersebut.

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan inti yaitu

berupa kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa diberi

pertanyaan seputar materi sifat-sifat bangun ruang balok untuk

mengetahui kemampuan awal siswa; (b) fase eksplorasi, siswa

bekerja kelompok mengidentifikasi dan mencari sifat-sifat bangun

ruang balok; (c) fase refleksi siswa mendiskusikan hasil temuan

dari semua kelompok yang telah dipresentasikan; (d) fase aplikasi

dan diskusi, siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan hasil

kerja kelompok dan berbagai temuan yang telah mereka temukan

dalam kegiatan eksplorasi.

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat

pelajaran berlangsung dan kemudian dilanjutkan dengan

memberikan evaluasi. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran

dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk

selalu belajar dengan rajin.

c. Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan siswa

serta kendala dan solusi yang dialami dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme terlihat sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

124

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 17 halaman 239.

Tabel 4.26 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 3

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 4,0 80% 2. Pengelolaan Kelas 4,0 80% 3. Penggunaan Media 3,5 70% 4. Pemanfaatan Waktu 3,7 74% Rerata 3,8 76%

Berdasarkan tabel 4.26 guru sudah mampu menciptakan

pembelajaran yang aktif dan kreatif meskipun belum sempurna.

Guru sudah dapat mengelola kelas dengan baik, sehingga proses

pembelajaran berjalan dengan kondusif. Guru sudah mampu

menumbuhkan semangat siswa, tetapi masih harus ditingkatkan agar

semua siswa semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran sudah

terpusat kepada siswa yang berperan aktif dalam mencari tahu

tentang materi yang akan dibahas dan menjawab pertanyaan guru

tentang materi yang akan dipelajari, siswa mulai menyukai kegiatan

eksplorasi yang menimbulkan pengetahuan baru bagi mereka, siswa

mulai aktif dan berani berbicara di dalam kelas. Guru sudah dapat

mengajar secara demokratis kepada semua siswa, tetapi masih perlu

ditingkatkan lagi agar siswa tidak merasa ada yang dibedakan dan

semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama dari guru.

Pemanfaatan waktu dalam pembelajaran sudah efektif, karena waktu

yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

125

2) Siswa

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan siswa masih

menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya. Kekurangan tersebut terjadi pada tahap

pelaksanaan proses belajar, tahap penilaian fase konstruktivisme dan

tahap wawancara.

a) Proses Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

11 halaman 227.

Tabel 4.27 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 3

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Kehadiran Siswa 4,5 90% 2. Keaktifan Siswa 4,0 80% 3. Bekerja Kelompok 4,0 80% 4. Menyelesaikan Tugas 4,0 80% Rerata 4,125 82,5%

Berdasarkan data pada tabel 4.27 observasi untuk siswa

sudah menunjukan peningkatan yang cukup baik dibandingkan

dengan pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat dari keaktifan

siswa dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari. Peningkatan cara berbicara siswa untuk

menyampaikan pendapatnya di depan kelas menggunakan

bahasa yang baik dan benar meskipun masih ada beberapa siswa

yang terlihat tegang untuk menyampaikan pendapatnya di depan

kelas. Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan tugas tepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

126

waktu sesuai jadwal yang ditentukan meskipun masih terdapat

beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai kriteria

ketuntasan minimal.

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam fase

konstruktivisme. Adapun daftar nilai observasi siswa dalam

pembelajaran pada lampiran 14 halaman 232.

Tabel 4. 28. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase

Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 3,32 83% A

2 Eksplorasi 3,44 86% A

3 Refleksi 3,12 78% A

4 Aplikasi dan Diskusi

3,2 80% A

A = nilai 3 - 4 (baik sekali)

B = nilai 2 - 3 (baik)

C = nilai 1- 2 (cukup baik)

Berdasarkan data pada tabel 4.28 hasil observasi yang

dilakukan dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang terdiri

dari keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan

fase aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan

sebagai berikut: (1) fase start, yaitu keaktifan dalam bertanya

dan menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari. Kekatifan siswa dalam fase sudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

127

mengalami peningkatan keaktifan siswa dalam mencari tahu

terlebih dahulu informasi untuk menunjang materi yang akan

dipelajari, sehingga siswa aktif dalam menjawab dan bertanya

tentang materi pelajaran; (2) fase eksplorasi, yaitu keaktifan

dalam bekerja kelompok. Observasi yang dilakukan pada fase

ini menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam menjalankan

kegiatan eksplorasi; (3) fase refleksi, yaitu keaktifan siswa

dalam berdiskusi. Keaktifan siswa dalam mendiskusikan apa

yang telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi

mengalami peningkatan, meskipun terdapat beberapa siswa yang

belum sepenuhnya aktif dalam berdiskusi dan menganalisis

sifat-sifat bangun ruang balok; (4) fase aplikasi dan diskusi,

yaitu keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat . Observasi

dalam fase ini menunjukkan siswa masih kurang aktif dalam

kegiatan berdiskusi, karena nilai keaktifan mengeluarkan

pendapat masih rendah dibandingkan dengan kegiatan lainnya.

Rasa percaya diri siswa sudah meningkat tetapi masih sangat

perlu ditingkatkan lagi agar siswa lebih berani mengungkapkan

pendapatnya.

c) Penilaian Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus II

pertemuan 3. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus II

pertemuan 3 pada lampiran 20 halaman 244.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

128

Tabel 4.29. Frekuensi Nilai Hasil Tes Siswa Siklus II Pertemuan 3

No Interval Frekuensi Persen 1 60-67 4 16% 2 68-75 6 24% 3 76-83 7 28% 4 84-91 3 12% 5 92-100 5 20%

Berdasarkan data pada tabel 4.29 menunjukan

frekuensi nilai siklus II pertemuan 3 ketuntasan belajar siswa

mengalami kenaikan sebanyak 12% yaitu menjadi 84% atau

sebanyak 21 siswa yang tuntas belajar.

d) Tahap wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa sudah menyukai pelajaran matematika.

Kegiatan eksplorasi dan diskusi membuat mereka mulai

menyukai pelajaran matematika karena memberikan suasana

berbeda dalam proses pembelajaran matematika., sehingga

mereka mulai tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan

aktif didalam pembelajaran. Pembelajaran matematika dengan

pendekatan konstruktivisme menjadikan kegiatan pembelajaran

lebih efektif. Pembelajaran matematika menggunakan

pendekatan konstruktivisme membuat nilai hasil belajar siswa

meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

129

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus II pertemuan 3, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

pada fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase dengan nilai

rata-rata 3,32 atau 83%, yang menandakan kurang aktif dalam kegiatan

tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan pada fase

eksplorasi nilai rata-rata 3,44 atau 86% yang menandakan bahwa siswa

kurang aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi mencapai nilai 3,12

atau 78% yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi.

Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai 3,2 atau 80%

yang berarti siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan

menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 21 siswa yang tuntas belajar

atau 84 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 80. Meskipun

peningkatan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan siswa

yang tidak jumlahnya 4 anak atau 16% dari jumlah siswa.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa belum seluruhnya berani mengajukan pertanyaan tentang materi

pelajaran yang akan dipelajari pada awal pembelajaran atau tentang hal-

hal yang belum dimengerti mengenai materi pelajaran maupun tugas

kelompok dan tugas individu yang diberikan oleh guru, meskipun sudah

mengalami peningkatan; (2) Siswa sudah mengalami peningkatan yang

baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, baik tugas

kelompok maupun tugas individu, sehingga hasil yang mereka capai

semakin baik, meskipun belum seluruh siswa aktif menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

130

dan hasil yang mereka capai belum maksimal; (3) Siswa belum

sepenuhnya aktif dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi mencari

sifat-sifat bangun ruang balok, meskipun sudah ada peningkatan yang

cukup baik; (4) Keaktifan siswa dan hasil belajar belum mencapai nilai

maksimal meskipun sudah mulai ada peningkatan.

Berdasarkan kendala yang dihadapi peneliti mengatasi dengan

solusi sebagai berikut: (1) Guru berusaha untuk memotivasi seluruh

siswa agar mempunyai rasa percaya diri dan keberanian mengajukan

pertanyaan tentang materi pelajaran, guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan seputar materi pelajaran untuk memancing keberanian siswa

dalam bertanya dan mengemukakan pendapat mereka, guru

memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dengan benar agar siswa yang lain termotivasi untuk

menjawab pertanyaan guru; (2) Guru memberikan pengertian dan

motivasi kepada siswa agar tertanam rasa tanggung jawab pada diri

mereka dalam mengerjakan tugas, dan memberikan beberapa

penghargaan terhadap siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan

baik dan tepat waktu agar siswa yang lain termotivasi untuk

mengerjakan tugas dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, sehingga hasil yang mereka capai juga semakin baik; (3)

Guru memberikan kegiatan yang menarik dan tugas kelompok agar

semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan eksplorasi dan kegiatan

eksplorasi tidak didominasi oleh beberapa anggota kelompok saja,

melainkan semua anggota kelompok aktif dalam kegiatan eksplorasi

dan mendapatkan pengetahuan baru yang dapat berakibat kepada

meningkatnya hasil belajar siswa ; (4) Guru memperbaiki semua

tindakan yang masih kurang dalam proses pembelajaran demi

meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus II pertemuan 1, maka peneliti perlu melaksanakan siklus

II pertemuan 2 untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

131

4. Kesimpulan Siklus II

a. Analisis Observasi Terhadap Guru

Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat. Observer

mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah

disediakan oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh observer

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.30. Analisis Observasi Terhadap Guru Oleh Observer No Siklus Rata-rata

skor Persentase Keterangan

1 2 3

Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 3

3,22 3,44 3,78

64,4% 68,8% 75,6%

B B B

Keterangan:

A = nilai 41 - 50 (baik sekali)

B = nilai 31- 40 (baik)

C = nilai 21- 30 (cukup baik)

D = nilai 10- 20 (kurang baik)

Dari tabel 4.30 pembelajaran sudah berlangsung dengan baik.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik dan sudah sesuai

langkah-langkah dalam pendekatan konstruktivisme. Skor rata-rata

yang diperoleh pada siklus II 3,48 dengan klasifikasi B dan presentase

69,6%. Dalam pembelajaran guru sudah bias menjadi fasilitator

pembelajaran. Guru juga sudah mengajar dengan demokratis dengan

memperlakukan semua siswa secara sama. Guru juga sudah dapat

menggunakan waktu sesuai dengan yang telah direncanakan dalam

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

132

b. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Selain mengobservasi guru, penulis juga mengobservasi siswa.

Hasil observasi siswa oleh observer siklus II. Adapun analisis hasil

observasi siswa oleh observer adalah sebagai berikut :

Tabel 4.31. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

No Siklus II Rata2 skor Presentase Ket

1. Pertemuan 1 3,37 67,4% B 2. Pertemuan 2 3,75 75 % B 3. Pertemuan 3 4,12 82,4 % A

A = nilai 41 - 50 (baik sekali)

B = nilai 31 - 40 (baik)

C = nilai 21- 30 (cukup baik)

D = nilai 10 - 20 (kurang baik)

Berdasarkan tebel 4.31 keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sudah cukup baik. Skor rata-rata yang diperoleh 3,75

dengan klasifikasi nilai B dan presentase 75%. Dalam pembelajaran

siswa sudah dilibatkan dalam pembelajaran. Kehadiran siswa dalam

pembelajaran mencapai 100% yang menandakan semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran sangat tinggi. Siswa juga sudah aktif dalam

kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok. Siswa juga

sudah baik dalam mengerjakan tugas kelompok, yang menandakan

bahwa kesadaran mereka terhadap tugas kelompok semakin meningkat.

c. Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap siswa dalam

fase pendekatan konstrktivisme adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

133

Tabel 4.32. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 2,84 71% B

2 Eksplorasi 3,25 81,25% A

3 Refleksi 2,79 69,75% B

4 Aplikasi dan Diskusi

2,75 68,75% B

A = nilai 31 - 40 (baik sekali)

B = nilai 21 - 30 (baik)

C = nilai 10- 20 (cukup baik)

Berdasarkan data dari tabel 4.32 hasil observasi keaktifan siswa

dalam fase start sudah mengalami peningkatan, nilai yang didapatkan

yaitu 2,84 dengan persentase 71% dan klasifikasi penilaian B.

Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi yang

akan dipelajari sudah mengalami peningkatan, meskipun masih banyak

siswa yang masih kesulitan untuk merangkai kata-kata dalam

menyampaikan pertanyaannya. Siswa juga sudah mulai berani

menanyakan materi yang akan dipelajari dan menanyakan tugas yang

akan diselesaikan.

Keaktifan siswa dalam fase eksplorasi mencapai nilai 3,25

dengan persentase sebesar 81,25% dan klasifikasi nilai A. Siswa sudah

aktif dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok,

siswa mulai menyukai kegiatan eksplorasi dan mereka mengerjakan

LKS secara bersama-sama.

Kekatifan siswa dalam fase refleksi mencapai nilai 2,79 dengan

persentase sebesar 69,75% dan klasifikasi nilai B. hal ini menunjukkan

bahwa siswa belum terlibat aktif dalam mendiskusikan hasil temuan

mereka dalam kegiatan eksplorasi. Siswa tidak berani berpendapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

134

karena tidak mempunyai rasa percaya diri dan mereka masih sulit untuk

merangkai kata-kata dalam menyampaikan pendapat mereka, sehingga

kegiatan diskusi hanya didominasi oleh beberapa orang saja.

Keaktifan siswa dalam fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai

2,75 dengan persentase sebesar 68,75% dan klasifikasi nilai B.

Keaktifan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran belum sesuai

dengan yang diharapkan. Siswa masih ragu untuk berpendapat karena

kurang percaya diri dan kesulitan untuk merangkai kata-kata.

d. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa berhubungan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh

tes. Ringkasan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan

pendekatan konstruktivisme dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.33. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II No Siklus Kriteria (%) Rata- rata

nilai Tuntas Belum tuntas 1 2 3

Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 3

60% 72% 84%

40% 28% 16%

69,4 74,6 80

Berdasarkan tabel 4.33 hasil belajar pada siklus II pertemuan 1

terdapat 15 siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata nilai siswa adalah

69,4. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 2 sudah mengalami peningkatan

walaupun belum mencapai indikator ketuntasan yang diharapkan,

terdapat 18 siswa yang mendapatkan predikat tuntas belajar dijumpai

pada 7 siswa dengan nilai rata-rata semua siswa adalah 74,6.

Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 3 juga mengalami kenaikan ketuntasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

135

belajar menjadi 21 siswa mendapatkan predikat tuntas dengan rata-rata

perolehan nilai rata-rata semua siswa adalah 80.

Peningkatan hasil belajar siswa sebelum, siklus II pertemuan 1,

siklus II pertemuan 2, dan siklus II pertemuan 3 dapat dilihat pada

gambar 4.2 berikut ini:

0

20

40

60

80

100

siklus II/1 siklus II/2 siklus II/3

persentaseketuntasan belajar

Gambar 4.2. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Hasil belajar siklus II pertemuan 1 mengalami kenaikan hasil

belajar menjadi 60%. Pada Siklus II Pertemuan 2 mengalami kenaikan

sebesar 12% sehingga ketuntasan belajar siswa menjadi 72%. Pada

siklus II Pertemuan 3 ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar

12% sehingga ketuntasan belajar menjadi 84%.

e. Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa diperoleh bahwa

sebagian besar siswa sudah tertarik dan menyukai proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme. Siswa suka dengan kegiatan

eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok karena kegiatan

eksplorasi jarang dilakukan sebelumnya. Siswa juga merasa dapat

memahami materi pelajaran dengan pendekatan konstruktivisme,

karena mereka menemukan sendiri konsep materi pelajaran melalui

kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok. Siswa lebih

senang dengan diskusi yang dilakukan karena dapat bertukat pikiran

dengan siswa lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

136

f. Kendala dan Solusi

Kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat diatasi dengan solusi

yang tepat. Adapun kendala dan solusi siklus II yaitu: (1) Kendala yang

dihadapi yaitu siswa belum seluruhnya berani mengajukan pertanyaan

tentang materi pelajaran yang akan dipelajari pada awal pembelajaran

atau tentang hal-hal yang belum dimengerti mengenai materi pelajaran

maupun tugas kelompok dan tugas individu yang diberikan oleh guru,

meskipun sudah mengalami peningkatan. Solusi yang terapkan untuk

mengatasi kendala tersebut adalah guru berusaha untuk memotivasi

seluruh siswa agar mempunyai rasa percaya diri dan keberanian

mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran, guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan seputar materi pelajaran untuk memancing

keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat mereka,

guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dengan benar agar siswa yang lain termotivasi untuk

menjawab pertanyaan guru; (2) Kendala yang dihadapi adalah siswa

sudah mengalami peningkatan yang baik dalam mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru, baik tugas kelompok maupun tugas individu,

sehingga hasil yang mereka capai semakin baik, meskipun belum

seluruh siswa aktif menyelesaikan tugas dan hasil yang mereka capai

belum maksimal. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi kendala

tersebut adalah guru memberikan pengertian dan motivasi kepada

siswa agar tertanam rasa tanggung jawab pada diri mereka dalam

mengerjakan tugas, dan memberikan beberapa penghargaan terhadap

siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu

agar siswa yang lain termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan baik

dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga hasil yang

mereka capai juga semakin baik; (3) Kendala yang dihadapi adalah

siswa belum sepenuhnya aktif dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi

mencari sifat-sifat bangun ruang balok, meskipun sudah ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

137

peningkatan yang cukup baik. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi

kendala tersebut adalah guru memberikan kegiatan yang menarik dan

tugas kelompok agar semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan

eksplorasi dan kegiatan eksplorasi tidak didominasi oleh beberapa

anggota kelompok saja, melainkan semua anggota kelompok aktif

dalam kegiatan eksplorasi dan mendapatkan pengetahuan baru yang

dapat berakibat kepada meningkatnya hasil belajar siswa; (4) Kendala

yang dihadapi adalah keaktifan siswa dan hasil belajar belum mencapai

nilai maksimal meskipun sudah mulai ada peningkatan. Solusi yang

diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memperbaiki

semua tindakan yang masih kurang dalam proses pembelajaran demi

meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus II, maka peneliti perlu melaksanakan siklus III untuk

memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa.

D. Deskripsi Siklus III

Kegiatan pada siklus III terdiri dari 3 pertemuan dan pada setiap

pertemuan terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaaan, tahap pelaksanaan

tindakan, tahap observasi, dan tahap evaluasi. Kegiatan yang dilakukan pada

siklus III ini adalah sebagai perbaikan dari sikus II yang dianggap masih

kurang baik hasilnya. Peneliti akan memperbaiki segala tindakan yang masih

kurang pada siklus I dan siklus II, sehingga pada siklus III ini keaktifan dan

hasil belajar siswa akan meningkat sesuai dengan harapan, sehingga penelitian

dapat dikatakan berhasil.

1. Siklus III Pertemuan 1

Kegiatan pada siklus III pertemuan 1 ini terdiri dari 4 tahap

tindakan yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi,

dan tahap evaluasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

138

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

maupun individu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan

pembelajaran secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang

dibangun sendiri dan diharapkan pengalaman tersebut dapat

membekas pada diri siswa dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus

III Pertemuan 1 ini direncanakan pada hari Senin tanggal 16 April

2012 di kelas IV SD Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini

dilakukan dengan cara kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus III Pertemuan 1

peneliti menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala

sekolah untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran; (3) Menyiapkan media; (4) Membuat

lembar penilaian proses, lembar kerja siswa, dan evaluasi untuk siswa;

(5) Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer; (6)

Membuat lembar pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan

tindakan siklus III Pertemuan 1 ini dilaksanakan sesuai jadwal

pelajaran matematika kelas IV pada hari Senin tanggal 16 April 2012.

Kegiatan pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

139

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran

siswa. Pada saat hari pelaksanaan penelitian berlangsung semua

siswa hadir. Sebelum masuk kegiatan inti pembelajaran, guru

melakukan tes penjajagan tentang materi jaring-jaring bangun

ruang kubus dan memberikan acuan dalam pembelajaran tersebut.

Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk

memancing pengetahuan siswa terhadap materi yang akan

diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan untuk memancing

pengetahuan siswa mengenai jaring-jaring bangun ruang kubus

dan beberapa siswa diminta memberikan pendapatnya mengenai

materi tersebut tersebut.

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan inti

yaitu berupa kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa

diberi pertanyaan seputar materi jaring-jaring bangun ruang

kubus untuk mengetahui kemampuan awal siswa; (b) fase

eksplorasi, siswa bekerja kelompok mencari tahu bagaimanakah

bentuk dari jaring-jaring bangun ruang kubus; (c) fase refleksi

siswa mendiskusikan hasil temuan dari semua kelompok yang

telah dipresentasikan; (d) fase aplikasi dan diskusi, siswa diberi

kesempatan untuk menyimpulkan hasil kerja kelompok dan

berbagai temuan yang telah mereka temukan dalam kegiatan

eksplorasi.

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada

saat pelajaran berlangsung dan kemudian dilanjutkan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

140

memberikan evaluasi. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran

dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk

selalu belajar dengan rajin.

c. Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan siswa

serta kendala dan solusi yang dialami dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme terlihat sebagai berikut:

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 18 halaman 240.

Tabel 4.34 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus III Pertemuan 1

No Indikator Rerata Persentase (%)

1. Fasilitator Pembelajaran 4,0 80% 2. Pengelolaan Kelas 5,0 100% 3. Penggunaan Media 4,5 90% 4. Pemanfaatan Waktu 4,7 94% Rerata 4,55 91%

Berdasarkan data pada tabel 4.32 guru sudah mampu

menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif meskipun belum

sempurna. Guru sudah mampu menumbuhkan semangat siswa

dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih antusias

mengikuti proses pembelajaran dan guru sudah dapat lebih dekat

dengan siswa. Guru sudah dapat mengajar secara demokratis dan

memberikan perlakukan yang sama kepada semua siswa tanpa ada

yang dibedakan, sehingga semua siswa dapat merasakan bahwa

mereka berada pada posisi yang sama dihadapan guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

141

Pemanfaatan waktu dalam proses pembelajaran sudah semakin baik

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

2) Siswa

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan siswa masih

menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya. Kekurangan tersebut terjadi pada tahap

pelaksanaan proses belajar, tahap penilaian fase konstruktivisme

dan tahap wawancara.

a) Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

12 halaman 228.

Tabel 4.35 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus III Pertemuan 1

No Indikator Rerata Persentase (%)

1. Kehadiran Siswa 5,0 100% 2. Keaktifan Siswa 4,5 90% 3. Bekerja Kelompok 5,0 100% 4. Menyelesaikan Tugas 4,5 90% Rerata 47,5 95%

Berdasarkan data pada tabel 4.35 observasi untuk siswa

sudah menunjukan peningkatan yang cukup baik dibandingkan

dengan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa

dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran yang

akan dipelajari. Peningkatan cara berbicara siswa untuk

menyampaikan pendapatnya di depan kelas menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 161: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

142

bahasa yang baik dan benar, siswa sudah mulai terbiasa untuk

menyampaikan pendapat mereka di depan kelas karena mereka

sudah mulai menyukai suasana belajar menggunakan

pendekatan konstruktivisme. Sebagian besar siswa mampu

menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan

dan hasil yang mereka dapatkan semakin baik.

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap

siswa dalam fase pendekatan konstrktivisme adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.36. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 3,4 85% A

2 Eksplorasi 3,84 96% A

3 Refleksi 3,44 86% A

4 Aplikasi dan Diskusi

3,36 84% A

A = nilai 31 - 40 (baik sekali)

B = nilai 21 - 30 (baik)

C = nilai 10- 20 (cukup baik)

Berdasarkan data dari tabel 4.36 hasil observasi yang

dilakukan dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang terdiri

dari keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan

fase aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan

sebagai berikut: (1) fase start, yaitu keaktifan dalam bertanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 162: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

143

dan menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari. Kekatifan siswa dalam fase ini sudah

mengalami peningkatan keaktifan siswa dalam mencari tahu

terlebih dahulu informasi untuk menunjang materi yang akan

dipelajari, sehingga siswa aktif dalam menjawab dan bertanya

tentang materi pelajaran. Siswa sudah mulai berani bertanya

tentang materi atau tugas yang belum jelas menggunakan kata-

kata yang baik; (2) fase eksplorasi, yaitu keaktifan dalam

bekerja kelompok. Observasi yang dilakukan pada fase ini

menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam menjalankan

kegiatan eksplorasi. Semua siswa terlihat aktif mengikuti

kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok. Tugas

kelompok pun dikerjakan bersama-sama meskipun LKS hanya

terdapat satu dalam setiap kelompok; (3) fase refleksi yaitu

keaktifan siswa dalam berdiskusi. Keaktifan siswa dalam

mendiskusikan apa yang telah mereka temukan dalam kegiatan

eksplorasi mengalami peningkatan, siswa mulai berani

berpendapat dan menyampaikan pendapat mereka dengan kata-

kata yang baik, meskipun belum semua siswa lancar dalam

menyampaikan pendapatnya.; (4) fase aplikasi dan diskusi, yaitu

keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat . Observasi

dalam fase ini menunjukkan siswa masih kurang aktif dalam

kegiatan berdiskusi, ada beberapa siswa yang belum berani

menyamapikan pendapatnya karena tidak memiliki rasa percaya

diri yang tinggi dan masih sulit untuk merangkai kata-kata

dalam menyampaikan pendapatnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 163: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

144

c) Penilaian Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus III

pertemuan 1. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus III

pertemuan 1 pada lampiran 21 halaman 245.

Tabel 4.37. Frekuensi Nilai Siklus III Pertemuan 1

No Interval Frekuensi Persen 1 50-58 2 8% 2 59-66 1 4% 3 67-74 1 4% 4 75-82 6 24% 5 83-90 9 36% 6 91-100 6 24%

Berdasarkan data pada tabel 4.37 menunjukan

frekuensi nilai siklus III pertemuan 1 ketuntasan belajar siswa

mengalami kenaikan sebanyak 4% yaitu menjadi 88% atau

sebanyak 22 siswa yang tuntas belajar.

d) Tahap wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa sudah menyukai pelajaran matematika.

Kegiatan eksplorasi dan diskusi membuat mereka mulai

menyukai pelajaran matematika karena memberikan suasana

berbeda dalam proses pembelajaran matematika dibandingkan

sebelumnya, sehingga mereka mulai tertarik untuk mengikuti

proses pembelajaran dan aktif didalam pembelajaran.

Pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 164: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

145

menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif. Pembelajaran

matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme

membuat nilai hasil belajar siswa meningkat. Materi pelajaran

yang mereka dapatkan akan membekas dalam jangka waktu

yang lama karena proses menemukan konsep pembelajaran

mereka temukan sendiri dari hasil kegiatan eksplorasi dan

diskusi.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus III pertemuan 1, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

pada fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase start dengan

nilai rata-rata 3,4 atau 85%, yang menandakan siswa sudah aktif dalam

kegiatan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan

pada fase eksplorasi nilai rata-rata 3,84 atau 96% yang menandakan

bahwa siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang

dilakukan secara berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi

mencapai nilai 3,44 atau 86% yang berarti siswa sudah aktif dalam

kegiatan diskusi. Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai

nilai 3,36 atau 84% yang berarti siswa sudah aktif dalam kegiatan

diskusi dan menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 22 siswa yang tuntas belajar

atau 88 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 83,8. Meskipun

peningkatan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan siswa

yang tidak tuntas belajar jumlahnya 3 anak atau 12% dari jumlah siswa.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 165: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

146

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa belum mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menjawab

pertanyaan dari guru dan bertanya tentang tugas yang belum jelas,

sehingga mereka terlihat masih ragu dalam bertanya dan menjawab; (2)

Siswa sudah aktif dalam kegiatan ekslporasi yang dilakukan secara

berkelompok, namun ada beberapa siswa yang mengganggu siswa lain

karena kelompok mereka telah selesai mengerjakan tugas; (3) Siswa

sudah aktif dalam melaksanakan kegiatan diskusi meskipun mereka

masih kesulitan untuk merangkai kata-kata. Siswa menjadi ragu dalam

menyampaikan pendapatnya karena ada beberapa siswa yang mengejek

pendapat siswa lain; (4) Keaktifan siswa dalam berdiskusi terlihat

semakin baik karena semua siswa ikut dalam kegiatan tersebut dan

tidak ada siswa yang bermain atau membuat gaduh di kelas.

Berdasarkan kendala yang dihadapi peneliti mengatasi dengan

solusi sebagai berikut:

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus III pertemuan 1, maka peneliti perlu melaksanakan

siklus III pertemuan 2 untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar

siswa.

2. Siklus III Pertemuan 2

Kegiatan pada siklus III pertemuan 2 ini terdiri dari 4 tahap

tindakan yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi,

dan tahap evaluasi.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 166: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

147

maupun individu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan pembelajaran

secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang dibangun sendiri

dan diharapkan pengalaman tersebut dapat membekas pada diri siswa

dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus III Pertemuan 2 ini

direncanakan pada hari Selasa tanggal 17 April 2012 di kelas IV SD

Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara

kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus III Pertemuan 2 peneliti

menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala sekolah

untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran; (3) Menyiapkan media; (4) Membuat lembar penilaian

proses, lembar kerja siswa, dan evaluasi untuk siswa; (5) Meminta

kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer; (6) Membuat lembar

pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan

siklus III Pertemuan 2 ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran

matematika kelas IV pada hari Senin tanggal 17 April 2012. Kegiatan

pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa.

Pada saat hari pelaksanaan penelitian berlangsung satu orang siswa

tidak hadir. Sebelum masuk kegiatan inti pembelajaran, guru

melakukan tes penjajagan tentang materi jaring-jaring bangun ruang

balok dan memberikan acuan dalam pembelajaran tersebut. Langkah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 167: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

148

selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk memancing

pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan dengan cara

memberikan pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa

mengenai jaring-jaring bangun ruang balok dan beberapa siswa

diminta memberikan pendapatnya mengenai materi tersebut tersebut.

2) Kegiatan Inti (± 35 menit)

Fase pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan inti yaitu

berupa kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa diberi

pertanyaan seputar materi jaring-jaring bangun ruang balok untuk

mengetahui kemampuan awal siswa; (b) fase eksplorasi, siswa

bekerja kelompok mencari tahu bagaimanakah bentuk dari jaring-

jaring bangun ruang balok; (c) fase refleksi siswa mendiskusikan

hasil temuan dari semua kelompok yang telah dipresentasikan; (d)

fase aplikasi dan diskusi, siswa diberi kesempatan untuk

menyimpulkan hasil kerja kelompok dan berbagai temuan yang telah

mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi.

3) Kegiatan Akhir (± 25 menit)

Pada kegiatan akhir ini guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas pada saat

pelajaran berlangsung dan kemudian dilanjutkan dengan

memberikan evaluasi. Setelah selesai, guru mengakhiri pelajaran

dengan salam disertai pemberian motivasi kepada siswa untuk selalu

belajar dengan rajin.

c. Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan siswa

serta kendala dan solusi yang dialami dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme terlihat sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 168: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

149

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 18 halaman 241.

Tabel 4.38 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus III Pertemuan 2

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 5,0 100% 2. Pengelolaan Kelas 5,0 100% 3. Penggunaan Media 5,0 100% 4. Pemanfaatan Waktu 4,5 90% Rerata 4,875 97,5%

Berdasarkan data pada tabel 4.38 guru sudah mampu

menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif meskipun belum

sempurna. Guru sudah mampu menumbuhkan semangat siswa

dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih antusias

mengikuti proses pembelajaran dan guru sudah dapat lebih dekat

dengan siswa. Guru sudah dapat mengajar secara demokratis dan

memberikan perlakukan yang sama kepada semua siswa tanpa ada

yang dibedakan, sehingga semua siswa dapat merasakan bahwa

mereka berada pada posisi yang sama dihadapan guru.

Pemanfaatan waktu dalam proses pembelajaran sudah semakin baik

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Guru

sudah dapat menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.

2) Siswa

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan siswa

masih menunjukan kekurangan yang memerlukan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya. Kekurangan tersebut terjadi pada tahap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 169: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

150

pelaksanaan proses belajar, tahap penilaian fase konstruktivisme

dan tahap wawancara.

a) Kekatifan Siswa dalam Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

12 halaman 229.

Tabel 4.39 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus III Pertemuan 2

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Kehadiran Siswa 5,0 100% 2. Keaktifan Siswa 4,5 90% 3. Bekerja Kelompok 5,0 100% 4. Menyelesaikan Tugas 5,0 100% Rerata 4,875 97,5%

Berdasarkan data pada tabel 4.39 hasil observasi yang

dilakukan untuk siswa sudah menunjukan peningkatan yang

cukup baik dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

Peningkatan cara berbicara siswa untuk menyampaikan

pendapatnya di depan kelas menggunakan bahasa yang baik

dan benar, siswa sudah mulai terbiasa untuk menyampaikan

pendapat mereka di depan kelas karena mereka sudah mulai

menyukai suasana belajar menggunakan pendekatan

konstruktivisme. Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan

tugas tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan dan hasil yang

mereka dapatkan semakin baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 170: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

151

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap

siswa dalam fase pendekatan konstrktivisme adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.40. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 3,68 92%

2 Eksplorasi 3,88 97%

3 Refleksi 3,64 91%

4 Aplikasi dan Diskusi

3,60 90%

A = nilai 31 - 40 (baik sekali)

B = nilai 21 - 30 (baik)

C = nilai 10- 20 (cukup baik)

Berdasarkan data pada tabel 4.40 hasil observasi yang

dilakukan dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang terdiri

dari keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan

fase aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan

sebagai berikut: (1) fase start, yaitu keaktifan dalam bertanya

dan menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran

yang akan dipelajari. Kekatifan siswa dalam fase ini sudah

mengalami peningkatan, siswa mulai terbiasa untuk menjawab

pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran dan menanyakan

hal yang belum jelas tentang materi dan tugas.; (2) fase

eksplorasi, yaitu keaktifan dalam bekerja kelompok. Observasi

yang dilakukan pada fase ini menunjukkan bahwa siswa sudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 171: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

152

aktif dalam menjalankan kegiatan eksplorasi. Semua siswa

terlihat aktif mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan

secara berkelompok. Tugas kelompok pun dikerjakan bersama-

sama meskipun LKS hanya terdapat satu dalam setiap

kelompok; (3) fase refleksi yaitu keaktifan siswa dalam

berdiskusi. Keaktifan siswa dalam mendiskusikan apa yang

telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi mengalami

peningkatan, siswa mulai berani berpendapat dan

menyampaikan pendapat mereka dengan kata-kata yang baik,

meskipun belum semua siswa lancar dalam menyampaikan

pendapatnya.; (4) fase aplikasi dan diskusi, yaitu keaktifan

siswa dalam mengeluarkan pendapat. Observasi dalam fase ini

menunjukkan siswa masih kurang aktif dalam kegiatan

berdiskusi, ada beberapa siswa yang belum berani

menyamapikan pendapatnya karena tidak memiliki rasa

percaya diri yang tinggi dan masih sulit untuk merangkai kata-

kata dalam menyampaikan pendapatnya.

c) Penilaian Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus III

pertemuan 2. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus III

pertemuan 2 pada lampiran 21 halaman 245.

Tabel 4.41. Frekuensi Nilai Siklus III Pertemuan 2 No Interval Frekuensi Persen 1 50-58 1 4% 2 59-66 2 8% 3 67-74 2 8% 4 75-82 4 16% 5 83-90 8 32% 6 91-100 8 32%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 172: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

153

Berdasarkan data pada tabel 4.41 menunjukan

frekuensi nilai siklus III pertemuan 2 ketuntasan belajar siswa

mengalami penurunan sebanyak 4% yaitu menjadi 84% atau

sebanyak 21 siswa yang tuntas belajar.

d) Tahap Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa sudah menyukai pelajaran matematika.

Kegiatan eksplorasi dan diskusi membuat mereka mulai

menyukai pelajaran matematika karena memberikan suasana

berbeda dalam proses pembelajaran matematika dibandingkan

sebelumnya, sehingga mereka mulai tertarik untuk mengikuti

proses pembelajaran dan aktif didalam pembelajaran matematika

tentang bangun ruang sederhana. Pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan konstruktivisme membuat nilai hasil

belajar siswa meningkat. Materi pelajaran yang mereka dapatkan

akan membekas dalam jangka waktu yang lama karena proses

menemukan konsep pembelajaran mereka temukan sendiri dari

hasil kegiatan eksplorasi dan diskusi.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul untuk

menyempurnakan rencana berikutnya. Berdasarkan analisis data pada

siklus III pertemuan 2, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

pada fase pendekatan konstruktivisme, yaitu pada fase start dengan

nilai rata-rata 3,68 atau 92%, yang menandakan siswa sudah aktif dalam

kegiatan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan

pada fase eksplorasi nilai rata-rata 3,88 atau 97% yang menandakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 173: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

154

bahwa siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang

dilakukan secara berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi

mencapai nilai 3,64 atau 91% yang berarti siswa sudah aktif dalam

kegiatan diskusi. Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai

nilai 3,6 atau 90% yang berarti siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi

dan menyimpulkan materi pelajaran.

Persentase hasil belajar menurun karena ada satu orang siswa

yang tidak berangkat, ketuntasan hasil belajar menjadi 84%, tetapi nilai

rata-rata siswa meningkat menjadi 83,95. Masih terdapat 4 siswa yang

belum tuntas belajar atau 16% dari jumlah siswa.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa mulai aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru

tentang materi pealajaran, namun mereka hanya menanyakan tugas

yang belum jelas, materi pelajaran tidak ditanyakan; (2) Siswa sudah

aktif dalam kegiatan ekslporasi yang dilakukan secara berkelompok,

namun siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas membuat gaduh

dikelas; (3) Siswa menjadi ragu dalam menyampaikan pendapatnya

karena ada beberapa siswa yang mengejek pendapat siswa lain; (4)

Keaktifan siswa dalam berdiskusi terlihat semakin baik, tetapi dalam

berdiskusi siswa terlihat gaduh karena mereka berebut ingin

menyampaikan pendapat.

Berdasarkan kendala yang dihadapi peneliti mengatasi dengan

solusi sebagai berikut: (1) Guru memberikan pertanyaan tentang materi

pelajaran agar siswa terpancing untuk menjawab, dari jawaban yang

belum jelas siswa lain akan menanyakan kembali kepada guru sehingga

siswa aktif dalam bertanya dan menjawab tentang materi pelajaran; (2)

Guru memberikan tugas kepada siswa yang sudah selesai mengerjakan

tugasnya untuk mengecek kembali pekerjaan mereka, sehingga tidak

membuat gaduh; (3) Guru mengingatkan siswa agar tidak mengejek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 174: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

155

pendapat dari siswa lain, karena kita harus menghormati pendapat orang

lain; (4) Guru menentukan siapa yang akan menyampaikan pendapatnya

terlebih dahulu dengan melihat siapa yang mengacungkan jari lebih

dulu agar tidak saling berebut untuk menyampaikan pendapatnya.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus III pertemuan 2, maka peneliti perlu melaksanakan

siklus III pertemuan 3 untuk memperbaiki keaktifan dan hasil belajar

siswa.

3. Siklus III Pertemuan 3

Kegiatan pada siklus III pertemuan 3 ini terdiri dari 4 tahap

tindakan yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap

observasi, dan tahap evaluasi.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan selanjutnya peneliti merancang

pelaksanaan pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada

pembelajaran matematika dalam bentuk kegiatan eksplorasi. Peneliti

memilih kegiatan tersebut karena dalam pendekatan konstruktivisme

terdapat fase eksplorasi yang dapat dilakukan secara berkelompok

maupun individu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan pembelajaran

secara aktif sehingga mendapatkan pengalaman yang dibangun sendiri

dan diharapkan pengalaman tersebut dapat membekas pada diri siswa

dalam waktu yang lama. Pelaksanaan siklus III Pertemuan 3 ini

direncanakan pada hari Jum’at tanggal 20 April 2012 di kelas IV SD

Negeri 3 Glempang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara

kolaborasi dengan teman sejawat.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus III Pertemuan 3 peneliti

menyiapkan langkah-langkah berikut: (1) Meminta ijin kepala sekolah

untuk melakukan penelitian; (2) Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran; (3) Menyiapkan media; (4) Membuat lembar penilaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 175: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

156

proses, lembar kerja siswa, dan evaluasi untuk siswa; (5) Meminta

kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer; (6) Membuat lembar

pengamatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah peneliti melakukan

perencanaan yang matang untuk melaksanakan tindakan agar tidak

keluar dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan tindakan

siklus III Pertemuan 3 ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran

matematika kelas IV pada hari jum’at tanggal 20 April 2012. Kegiatan

pelaksanaan terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal (± 10 menit)

Pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengecek kehadiran

siswa. Pada saat hari pelaksanaan penelitian berlangsung siswa

hadir semua. Sebelum masuk kegiatan inti pembelajaran, guru

melakukan tes penjajagan tentang materi mengkonstruksi bangun

ruang kubus dan balok dan memberikan acuan dalam pembelajaran

tersebut. Langkah selanjutnya guru memberikan apersepsi untuk

memancing pengetahuan siswa terhadap materi yang akan

diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan untuk memancing

pengetahuan siswa mengenai materi mengkonstruksi bangun ruang

kubus dan balok dan beberapa siswa diminta memberikan

pendapatnya mengenai materi tersebut tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 176: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

157

2) Kegiatan inti (± 35 menit)

Fase-fase pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan inti

yaitu berupa kegiatan: (a) fase start, dalam tes penjajagan siswa

diberi pertanyaan tentang cara mengkonstruksi bangun ruang kubus

dan balok; (b) fase eksplorasi, siswa bekerja kelompok

mengkonstruksi bangun ruang kubus dan balok menggunakan

jarring-jaring kubus dan balok; (c) fase refleksi siswa

mendiskusikan hasil temuan dari semua kelompok yang telah

dipresentasikan; (d) fase aplikasi dan diskusi, siswa diberi

kesempatan untuk menyimpulkan hasil kerja kelompok dan

berbagai temuan yang telah mereka temukan dalam kegiatan

eksplorasi.

c. Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan, tindakan guru dan siswa

serta kendala dan solusi yang dialami dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme terlihat sebagai berikut:

1) Guru

Berikut ini tabel hasil pengamatan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun daftar

nilai pengamatan kinerja guru pada lampiran 18 halaman 242.

Tabel 4.42 Analisis Lembar Observasi Guru Siklus III Pertemuan 3

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Fasilitator Pembelajaran 5,0 100% 2. Pengelolaan Kelas 5,0 100% 3. Penggunaan Media 5,0 100% 4. Pemanfaatan Waktu 4,7 94% Rerata 4,925 98,5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 177: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

158

Berdasarkan data pada tabel 4.42 guru sudah mampu

menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif. Guru sudah

mampu menumbuhkan semangat siswa dalam proses pembelajaran

sehingga siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran dan

guru sudah dapat lebih dekat dengan siswa. Guru sudah dapat

mengajar secara demokratis dan memberikan perlakukan yang

sama kepada semua siswa tanpa ada yang dibedakan, sehingga

semua siswa dapat merasakan bahwa mereka berada pada posisi

yang sama dihadapan guru. Pemanfaatan waktu dalam proses

pembelajaran sudah semakin baik sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan sebelumnya. Guru sudah dapat menjadi fasilitator dalam

proses pembelajaran.

2) Siswa

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus III pertemuan 3

tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan keaktifan

siswa dalam fase konstruktivisme yaitu sebagai berikut:

a) Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Berikut ini tabel hasil observasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan model konstruktivisme. Adapun

daftar nilai observasi siswa dalam pembelajaran pada lampiran

12 halaman 230.

Tabel 4.43 Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus III Pertemuan 3

No Indikator Rerata Persentase

(%) 1. Kehadiran Siswa 5,0 100% 2. Keaktifan Siswa 5,0 100% 3. Bekerja Kelompok 5,0 100% 4. Menyelesaikan Tugas 4,7 94% Rerata 4,925 98,5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 178: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

159

Berdasarkan data pada tabel 4.43 hasil observasi yang

dilakukan untuk siswa sudah menunjukan peningkatan yang

cukup baik dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

Peningkatan cara berbicara siswa untuk menyampaikan

pendapatnya di depan kelas menggunakan bahasa yang baik dan

benar, siswa sudah mulai terbiasa untuk menyampaikan

pendapat mereka di depan kelas karena mereka sudah mulai

menyukai suasana belajar menggunakan pendekatan

konstruktivisme. Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan

tugas tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan dan hasil yang

mereka dapatkan semakin baik. Keaktifan siswa dan hasil

belajar siswa sudah sesuai dengan yang diharapkan.

b) Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap

siswa dalam fase pendekatan konstrktivisme adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.44. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 3,8 95% A

2 Eksplorasi 3,84 96% A

3 Refleksi 3,72 93% A

4 Aplikasi dan Diskusi

3,64 84% A

A = nilai 31 - 40 (baik sekali)

B = nilai 21 - 30 (baik)

C = nilai 10- 20 (cukup baik)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 179: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

160

Berdasarkan tabel 4.44 hasil observasi yang dilakukan

dalam pelaksanaan fase konstruktivisme yang terdiri dari

keterampilan fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan fase

aplikasi dan diskusi terlihat kekurangan-kekurangan sebagai

berikut: (1) fase start, yaitu keaktifan dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran yang

akan dipelajari. Kekatifan siswa dalam fase ini sudah mengalami

peningkatan, siswa mulai terbiasa untuk menjawab pertanyaan

dari guru tentang materi pelajaran dan menanyakan hal yang

belum jelas tentang materi dan tugas.; (2) fase eksplorasi, yaitu

keaktifan dalam bekerja kelompok. Observasi yang dilakukan

pada fase ini menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam

menjalankan kegiatan eksplorasi. Semua siswa terlihat aktif

mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok. Tugas kelompok pun dikerjakan bersama-sama

meskipun LKS hanya terdapat satu dalam setiap kelompok; (3)

fase refleksi yaitu keaktifan siswa dalam berdiskusi. Keaktifan

siswa dalam mendiskusikan apa yang telah mereka temukan

dalam kegiatan eksplorasi mengalami peningkatan, siswa mulai

berani berpendapat dan menyampaikan pendapat mereka dengan

kata-kata yang baik; (4) fase aplikasi dan diskusi, yaitu

keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat. Observasi dalam

fase ini menunjukkan siswa aktif dalam kegiatan berdiskusi,

siswa terlibat aktif dalam kegiatan berdiskusi.

c) Hasil Belajar Siswa

Berikut ini tabel hasil belajar siswa dalam siklus III

pertemuan 3. Adapun daftar nilai hasil belajar siswa siklus III

pertemuan 3 pada lampiran 21 halaman 245.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 180: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

161

Tabel 4.45. Frekuensi Nilai Hasil Tes Siswa Siklus III Pertemuan 3

No Interval Frekuensi Persen 1 60-65 1 4% 2 66-71 1 4% 3 72-77 3 12% 4 78-83 3 12% 5 84-89 5 20% 6 90-95 5 20% 7 96-100 7 28%

Berdasarkan data pada tabel 4.45 menunjukan

frekuensi nilai siklus III pertemuan 3 ketuntasan belajar siswa

mengalami penurunan sebanyak 12% yaitu menjadi 96% atau

sebanyak 24 siswa yang tuntas belajar.

d) Tahap Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru

terhadap perwakilan dari dua siswa yang mendapat nilai

tertinggi dan dua siswa yang mendapat nilai terendah diperoleh

hasil bahwa siswa sudah menyukai pelajaran matematika.

Kegiatan eksplorasi dan diskusi membuat mereka mulai

menyukai pelajaran matematika karena memberikan suasana

berbeda dalam proses pembelajaran matematika dibandingkan

sebelumnya, sehingga mereka mulai tertarik untuk mengikuti

proses pembelajaran dan aktif didalam pembelajaran matematika

tentang bangun ruang sederhana. Pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan konstruktivisme membuat nilai hasil

belajar siswa meningkat. Materi pelajaran yang mereka dapatkan

akan membekas dalam jangka waktu yang lama karena proses

menemukan konsep pembelajaran mereka temukan sendiri dari

hasil kegiatan eksplorasi dan diskusi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 181: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

162

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilaksanakan. Berdasarkan analisis data pada siklus III pertemuan 3,

keaktifan siswa telah mengalami peningkatan pada fase pendekatan

konstruktivisme, yaitu pada fase start dengan nilai rata-rata 3,8 atau

95%, yang menandakan siswa sudah aktif dalam kegiatan tanya jawab

tentang materi yang akan dipelajari. Keaktifan pada fase eksplorasi nilai

rata-rata 3,84 atau 96% yang menandakan bahwa siswa sudah aktif

dalam mengikuti kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara

berkelompok. Keaktifan siswa pada fase refleksi mencapai nilai 3,72

atau 93% yang berarti siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi.

Keaktifan siswa fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai 3,64 atau 91%

yang berarti siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi dan

menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat 24 siswa yang tuntas belajar

atau 96 % dari jumlah siswa. Rata-rata kelas mencapai 87,6. Hasil

belajar siswa telah mengalami peningkatan dan siswa yang tidak tuntas

belajar jumlahnya 1 siswa atau 4% dari jumlah siswa.

Adapun kendala yang menghambat jalannya pelaksanaan

Pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

yang diterapkan di kelas IV SD Negeri 3 Glempang diantaranya: (1)

Siswa aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru tentang

materi pelajaran, namun dari beberapa siswa yang bertanya hanya

melanjutkan dari pertanyaan siswa lain; (2) Siswa sudah aktif dalam

kegiatan ekslporasi yang dilakukan secara berkelompok, namun siswa

yang sudah selesai terlebih dahulu mengerjakan tugas membuat gaduh

dikelas; (3) Siswa menjadi ragu dalam menyampaikan pendapatnya

karena ada beberapa siswa yang mengejek pendapat siswa lain; (4)

Keaktifan siswa dalam berdiskusi terlihat semakin baik, tetapi dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 182: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

163

berdiskusi siswa terlihat gaduh karena mereka berebut ingin

menyampaikan pendapat.

Berdasarkan kendala yang dihadapi peneliti mengatasi dengan

solusi sebagai berikut: (1) Guru memberikan memberikan penjelasan

kepada semua siswa tentang materi yang belum jelas agar siswa tidak

mengulang dengan pertanyaan yang sama; (2) Guru memberikan tugas

kepada siswa yang sudah selesai mengerjakan tugasnya untuk

mengecek kembali pekerjaan mereka, sehingga tidak membuat gaduh;

(3) Guru mengingatkan siswa agar tidak mengejek pendapat dari siswa

lain, karena kita harus menghormati pendapat orang lain; (4) Guru

menentukan siapa yang akan menyampaikan pendapatnya terlebih

dahulu dengan melihat siapa yang mengacungkan jari lebih dulu agar

tidak saling berebut untuk menyampaikan pendapatnya.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan

tindakan siklus III pertemuan 3, maka peneliti mengakhiri penelitian

karena keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari setiap

siklusnya dan ketuntasan hasil belajar siswa lebih dari 80%.

4. Kesimpulan Siklus III

a. Analisis Observasi Terhadap Guru

Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat. Observer

mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah

disediakan oleh peneliti. Adapun analisis hasil observasi guru oleh observer

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.46. Analisis Observasi Terhadap Guru Oleh Observer No Siklus Rata-rata

skor Persentase Keterangan

1 2 3

Siklus III Pertemuan 1 Siklus III Pertemuan 2 Siklus III Pertemuan 3

4,68 4,78 4,88

93,6% 95,6% 97,6%

A A A

Keterangan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 183: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

164

A = nilai 41 - 50 (baik sekali)

B = nilai 31- 40 (baik)

C = nilai 21- 30 (cukup baik)

D = nilai 10- 20 (kurang baik)

Dari tabel 4.46 pembelajaran sudah berlangsung dengan baik.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik dan sudah sesuai

langkah-langkah dalam pendekatan konstruktivisme. Skor rata-rata

yang diperoleh pada siklus III adalah 34,78 dengan klasifikasi A dan

presentase 95,6%. Dalam pembelajaran guru sudah dapat menjadi

fasilitator pembelajaran. Guru juga sudah mengajar dengan demokratis

dengan memperlakukan semua siswa secara sama. Guru juga sudah

dapat menggunakan waktu sesuai dengan yang telah direncanakan

dalam pembelajaran.

b. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Selain mengobservasi guru, penulis juga mengobservasi siswa.

Hasil observasi siswa oleh observer siklus III. Adapun analisis hasil

observasi siswa oleh observer adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 47. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

No Siklus III Rata2 skor Presentase Ket

1. Pertemuan 1 4,75 95% A 2. Pertemuan 2 4,87 97,4% A 3. Pertemuan 3 4,88 97,6% A

A = nilai 41 - 50 (baik sekali)

B = nilai 31 - 40 (baik)

C = nilai 21- 30 (cukup baik)

D = nilai 10 - 20 (kurang baik)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 184: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

165

Berdasarkan tebel 4.47 keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sudah cukup baik. Skor rata-rata yang diperoleh 4,83

dengan klasifikasi nilai A dan presentase 96,6%. Dalam pembelajaran

siswa sudah dilibatkan dalam pembelajaran. Kehadiran siswa dalam

pembelajaran mencapai 100% yang menandakan semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran sangat tinggi. Siswa juga sudah aktif dalam

kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok. Siswa juga

sudah baik dalam mengerjakan tugas kelompok, yang menandakan

bahwa kesadaran mereka terhadap tugas kelompok semakin meningkat.

c. Keaktifan Siswa dalam Fase Konstruktivisme

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap siswa dalam

fase pendekatan konstrktivisme adalah sebagai berikut:

Tabel 4.48. Ringkasan Hasil Analisis Keaktifan Siswa Tiap Fase Konstruktivisme

No Fase konstruktivisme

Rerata skor

Persentase keterangan

1 Start 3,63 90,75% A

2 Eksplorasi 3,85 96,25% A

3 Refleksi 3,6 90% A

4 Aplikasi dan Diskusi

3,53 88,25% A

A = nilai 31 - 40 (baik sekali)

B = nilai 21 - 30 (baik)

C = nilai 10- 20 (cukup baik)

Berdasarkan data dari tabel 4.48 hasil observasi keaktifan siswa

dalam fase start sudah mengalami peningkatan, nilai yang didapatkan

yaitu 3,63 dengan persentase 90,75% dan klasifikasi penilaian A.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 185: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

166

Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi yang

akan dipelajari sudah mengalami peningkatan. Siswa juga sudah mulai

berani menanyakan materi yang akan dipelajari dan menanyakan tugas

yang akan diselesaikan.

Keaktifan siswa dalam fase eksplorasi mencapai nilai 3,85

dengan persentase sebesar 96,25% dan klasifikasi nilai A. Siswa sudah

aktif dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok,

siswa mulai menyukai kegiatan eksplorasi dan mereka mengerjakan

LKS secara bersama-sama.

Kekatifan siswa dalam fase refleksi mencapai nilai 3,6 dengan

persentase sebesar 90% dan klasifikasi nilai A. hal ini menunjukkan

bahwa siswa aktif dalam mendiskusikan hasil temuan mereka dalam

kegiatan eksplorasi. Siswa berani berpendapat karena mempunyai rasa

percaya diri dan mereka tidak kesulitan dalam merangkai kata-kata

dalam menyampaikan pendapat mereka.

Keaktifan siswa dalam fase aplikasi dan diskusi mencapai nilai

3,35 dengan persentase sebesar 88,25% dan klasifikasi nilai A.

Keaktifan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan

yang diharapkan. Siswa tidak ragu untuk berpendapat karena memiliki

rasa percaya diri dan tidak kesulitan untuk merangkai kata-kata.

d. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa berhubungan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh

tes. Ringkasan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan

pendekatan konstruktivisme dapat dilihat pada tabel berikut ini :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 186: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

167

Tabel 4.49. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III No Siklus Kriteria (%) Rata- rata

nilai Tuntas Belum tuntas 1 2 3

Siklus III Pertemuan 1 Siklus III Pertemuan 2 Siklus III Pertemuan 3

88% 84% 96%

12% 16% 4%

83,8 83,95 87,6

Berdasarkan tabel 4.49 hasil belajar pada siklus III pertemuan 1

terdapat 22 siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata nilai siswa adalah

83,8. Pelaksanaan Siklus III Pertemuan 2 mengalami penurunan karena

terdapat seorang siswa yang tidak berangkat yaitu menjadi 21 siswa

yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 83,95. Pelaksanaan Siklus II

Pertemuan 3 mengalami kenaikan ketuntasan belajar menjadi 24 siswa

mendapatkan predikat tuntas dengan rata-rata perolehan nilai rata-rata

siswa adalah 87,6.

Peningkatan hasil belajar siswa, siklus III pertemuan 1, siklus III

pertemuan 2, dan siklus III pertemuan 3 dapat dilihat pada gambar 4.3

berikut ini:

75

80

85

90

95

100

siklus III/1 siklus III/2 siklus III/3

persentaseketuntasan belajar

Gambar 4.3. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar

Hasil belajar siklus III pertemuan 1 mengalami kenaikan hasil

belajar menjadi 88%. Pada Siklus III Pertemuan 2 mengalami

penurunan sebesar 4% karena ada satu orang siswa yang tidak

berangkat, sehingga ketuntasan belajar siswa menjadi 84%. Pada siklus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 187: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

168

III Pertemuan 3 ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar 12%

sehingga ketuntasan belajar menjadi 96%.

e. Hasil Wawancara Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa diperoleh bahwa

sebagian besar siswa sudah tertarik dan menyukai proses pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme. Siswa menyukai kegiatan

eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok karena kegiatan eksplorasi

jarang dilakukan sebelumnya. Siswa juga merasa dapat memahami materi

pelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, karena mereka menemukan

sendiri konsep materi pelajaran melalui kegiatan eksplorasi yang dilakukan

secara berkelompok. Siswa lebih senang dengan diskusi yang dilakukan

karena dapat bertukat pikiran dengan siswa lain.

f. Kendala dan Solusi

Kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat diatasi dengan solusi

yang tepat. Adapun kendala dan solusi siklus III yaitu: (1) Kendala yang

dihadapi yaitu siswa belum seluruhnya berani mengajukan pertanyaan

tentang materi pelajaran yang akan dipelajari pada awal pembelajaran atau

tentang hal-hal yang belum dimengerti mengenai materi pelajaran maupun

tugas kelompok dan tugas individu yang diberikan oleh guru, meskipun

sudah mengalami peningkatan. Solusi yang terapkan untuk mengatasi

kendala tersebut adalah guru berusaha untuk memotivasi seluruh siswa

agar mempunyai rasa percaya diri dan keberanian mengajukan pertanyaan

tentang materi pelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar

materi pelajaran untuk memancing keberanian siswa dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat mereka, guru memberikan penghargaan kepada

siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar agar siswa yang lain

termotivasi untuk menjawab pertanyaan guru; (2) Kendala yang dihadapi

adalah siswa sudah mengalami peningkatan yang baik dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru, baik tugas kelompok maupun tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 188: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

169

individu, sehingga hasil yang mereka capai semakin baik, meskipun belum

seluruh siswa aktif menyelesaikan tugas dan hasil yang mereka capai

belum maksimal. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut

adalah guru memberikan pengertian dan motivasi kepada siswa agar

tertanam rasa tanggung jawab pada diri mereka dalam mengerjakan tugas,

dan memberikan beberapa penghargaan terhadap siswa yang dapat

menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu agar siswa yang lain

termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan baik dan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan, sehingga hasil yang mereka capai juga

semakin baik; (3) Kendala yang dihadapi adalah siswa belum sepenuhnya

aktif dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi mencari sifat-sifat bangun

ruang balok, meskipun sudah ada peningkatan yang cukup baik. Solusi

yang diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru

memberikan kegiatan yang menarik dan tugas kelompok agar semua siswa

terlibat aktif dalam kegiatan eksplorasi dan kegiatan eksplorasi tidak

didominasi oleh beberapa anggota kelompok saja, melainkan semua

anggota kelompok aktif dalam kegiatan eksplorasi dan mendapatkan

pengetahuan baru yang dapat berakibat kepada meningkatnya hasil belajar

siswa; (4) Kendala yang dihadapi adalah keaktifan siswa dan hasil belajar

belum mencapai nilai maksimal meskipun sudah mulai ada peningkatan.

Solusi yang diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru

memperbaiki semua tindakan yang masih kurang dalam proses

pembelajaran demi meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan

siklus III, maka peneliti mengakhiri penelitian karena keaktifan siswa

meningkat dari setiap siklusnya dan ketuntasan hasil belajar siswa telah

mencapai lebih dari 80%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 189: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

170

E. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

1. Pelaksanaan Pembelajaran

Sebagai hasil dari pelaksanaan tindakan di siklus I, II, dan III, data

berupa pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam

proses pembelajaran. Adapun perincian data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.50. Perbandingan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Yang Dilakukan Siswa Oleh Observer

No Siklus Nilai Keterangan 1 Siklus 1 2,49 Cukup Baik 2 Siklus II 3,75 Baik 3 Siklus III 4,87 Sangat baik

Berdasarkan data pada tabel 4.50 data pelaksanan pembelajaran

yang dilakukan oleh siswa hasil dari observer dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme pada Siklus I adalah dengan nilai cukup baik

yaitu pada angka 2,49. Siklus II mengalami peningkatan dengan nilai baik

yaitu pada angka 3,75 hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan

pembelajaran sudah lebih baik dari sebelumnya. Siklus III terdapat

peningkatan dengan nilai sangat baik yaitu pada angka 4,87.

Keaktifan siswa dalam fase konstruktivisme dalam proses

pembelajaran juga semakin meningkat. Siswa yang terlihat semakin aktif

dalam fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan fase aplikasi dan

diskusi. Di bawah ini adalah gambar perbandingan keaktifan siswa dalam

fase konstruktivisme dalam proses pembelajaran akan disajikan pada

gambar 4.4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 190: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

171

Gambar 4.4. Perbandingan Penilaian Proses Siswa Saat Proses

Pembelajaran

Keaktifan siswa dalam fase konstruktivisme pada siklus I fase start

mendapat presentase 43,25%, pada siklus II naik menjadi 71%, dan pada

siklus III naik lagi menjadi 90,75%. Fase eklsplorasi pada siklus 1

mendapat presentase 52,25%, pada siklus 2 naik menjadi 81,25%, dan

pada siklus III naik lagi menjadi 96,25%. Fase refleksi pada siklus 1

mendapat presentase 46%, pada siklus II naik menjadi 68,25%, dan pada

siklus III naik lagi menjadi 90%. Fase aplikasi dan diskusi pada siklus I

mendapat persentase 41,75%, pada siklus II naik menjadi 68,75%, dan

pada siklus III naik lagi menjadi 88,25%.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan

konstruktivisme tidak hanya terjadi pada siswa. Kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme

juga terlihat selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Adapun

peningkatan tersebut dapat dilihat pada pada tabel 4.23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 191: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

172

Tabel 4.51. Perbandingan Kemampuan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran

No Siklus Nilai Keterangan 1 Siklus I 2,56 Cukup baik 2 Siklus II 3,48 Baik 3 Siklus III 4,78 Sangat baik

Berdasarkan data pada tabel 4.51 kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme

pada Siklus I adalah dengan nilai cukup baik yaitu pada angka 2,56 yang

didasari dari hasil observasi guru. Siklus II mengalami peningkatan dengan

nilai baik yaitu pada angka 3,48, hal ini menunjukan guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Siklus III

terdapat peningkatan dengan nilai sangat baik yaitu pada angka 4,78.

Peningkatan tersebut dikarenakan refleksi guru yang diberikan kemudian

dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga menyebabkan peningkatan

kinerja menjadi lebih baik.

2. Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa berhubungan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes.

Ringkasan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan

pendekatan konstruktivisme dapat dilihat pada tabel 4.52.

Tabel 4.52. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa

No. Uraian Belum Tuntas (<70) Tuntas (>70) Rata-

rata nilai Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1. Nilai Awal 22 88% 3 12%

52

2. Siklus I 12 48% 13 52% 63,2 3. Siklus II 4 16% 21 84% 80 4. Siklus III 1 4% 24 96% 87,6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 192: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

173

Berdasarkan tabel 4.52 diawali dengan kegiatan sebelum tindakan

yang menunjukan ketuntasan belajar siswa masih jauh dari harapan karena

hanya terdapat 3 siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata nilai siswa

adalah 52. Pelaksanaan Siklus I sudah mengalami peningkatan walaupun

masih jauh dari indikator ketuntasan yang diharapkan, terdapat 52% siswa

yang mendapatkan predikat tuntas belajar dijumpai pada 13 siswa dengan

nilai rata-rata semua siswa adalah 63,2. Pelaksanaan Siklus II juga

mengalami kenaikan ketuntasan belajar yang cukup signifikan menjadi 84%

atau 21 siswa mendapatkan predikat tuntas dengan rata-rata perolehan nilai

pada semua siswa adalah 80. Nilai tersebut sudah diatas kriteria ketuntasan

minimal yaitu 70. Pelaksanaan Siklus III mengalami kenaikan menjadi 96%

atau 24 siswa telah berada dalam ketuntasan belajar dengan rata-rata nilai

pada semua siswa adalah 87,6.

Peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan, Siklus I, Siklus II,

dan Siklus III dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini:

12%

52%

84%96%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

sebelum tindakan siklus 1 siklus II siklus III

persentase ketuntasan belajar

Gambar 4.5. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar

Awal sebelum tindakan terdapat 12% siswa mendapatkan ketuntasan

belajar sehingga diadakan tindakan Siklus I yang mengakibatkan mengalami

kenaikan hasil belajar sebesar 40% menjadi 52%. Pada Siklus II mengalami

kenaikan sebesar 24% sehingga ketuntasan belajar siswa menjadi 84%. Pada

Siklus III ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar 12% sehingga

ketuntasan belajar menjadi 100%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 193: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

174

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari 3

siklus penelitian, peneliti akan membahas beberapa hal sebagai berikut:

1. Proses Belajar

Proses belajar yang dimaksud adalah cara siswa dalam

mempelajari materi yang diajarkan, sehingga melalui proses tersebut siswa

mendapatkan pengetahuan yang lebih bermakna. Proses belajar

memerlukan keaktifan siswa dalam pelaksanaannya meskipun proses

tersebut tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami perubahannya. Proses

belajar yang dimaksud adalah berhubungan dengan cara siswa dalam

mengikuti fase start, fase eksplorasi, fase refleksi, dan fase aplikasi dan

diskusi yang nantinya membawa dampak positif untuk siswa yaitu

pemahaman dan keaktifan siswa bertambah.

Sebelum dilaksanakan tindakan sangat terlihat antusias siswa

yang sangat kurang, siswa seakan tidak peduli dengan materi yang

disampaikan oleh guru, siswa hanya menjadi pendengar yang baik di

dalam kelas sehingga kejenuhan siswa meningkat. Siswa tidak diikut

sertakan untuk bertindak aktif dan kreatif dalam kelas, sepanjang hari

siswa hanya duduk manis memperhatikan guru menyampaikan materi

yang kebanyakan menggunakan metode ceramah sehingga rasa percaya

diri dan cara bicara siswa tidak banyak mengalami peningkatan yang

seharusnya didapat siswa, karena masa anak SD merupakan masa yang

sangat baik untuk memunculkan percaya diri dan keaktifan diri siswa.

Tindakan yang akan dilakukan adalah untuk lebih meningkatkan

keaktifan dan meningkatkan cara belajar siswa dalam memproses

pembelajaran suatu materi yang diberikan. Kemampuan yang akan

ditingkatkan meliputi kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan dari

guru, bekerja kelompok dalam kegiatan eksplorasi, berdiskusi, dan

mengeluarkan pendapat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 194: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

175

Fase start merupakan tahap mencari tahu tentang seberapa jauh

pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari dalam rangka

menunjang proses pembelajaran yang akan dilakukan dan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Diawali

dengan tindakan pada Siklus I Pertemuan 1, cara siswa dalam mengikuti

fase start masih belum maksimal yang dibuktikan dengan perolehan nilai

rata-rata sebesar 1,32 . Peningkatan cara siswa dalam mengikuti fase start

terjadi pada Siklus I Pertemuan 2 dengan perolehan nilai rata-rata siswa

sebesar 1,64. Pelaksanaan fase start pada siklus I Pertemuan 3 juga

mengalami peningkatan yaitu dengan nilai rata-rata siswa sebesar 2,22.

Pelaksanaan fase start pada Siklus II Pertemuan 1 dengan nilai rata-rata

siswa mencapai 2,2. Siklus II Pertemuan 2 fase start ini juga mengalami

peningkatan, nilai rata-rata siswa menjadi 3,0. Fase start pada Siklus II

Pertemuan 3 mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata siswa menjadi

3,32. Fase start pada siklus III Pertemuan 1 mengalami pengingkatan

dengan nilai rata-rata siswa menjadi 3,4. Fase start pada Siklus III

Pertemuan 2 mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata siswa menjadi

3,68. Fase start pada siklus III Pertemuan 3 juga mengalami peningkatan

yaitu nilai rata-rata siswa menjadi 3,8.

Penilaian fase start dalam pendekatan konstruktivisme meliputi

keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi yang

akan dipelajari, dan bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Hal ini

sesuai dengan pendapat Muijs dan Reynold (2008) yang menyatakan

bahwa “didalam kegiatan fase start guru mungkin ingin mulai dengan

mengukur pengetahuan murid sebelumnya dan menetapkan berbagai

kegiatan. Guru dapat memulai dengan pertanyaan terbuka yang

mendorong murid untuk memberikan jawaban-jawaban terbuka dan

mendiskusikan tentang subyek ini,guru juga mengintroduksikan sebuah

situasi yang membingungkan atau mengejutkan, yang menyebabakan

murid bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui” (hlm. 105).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 195: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

176

Fase eksplorasi merupakan cara siswa untuk mencari tahu dan

memahami materi pelajaran dengan cara mereka sendiri, sehingga

pengetahuan yang didapat siswa adalah hasil dari cara mereka sendiri

untuk mencari tahu dan memahami materi, pemahaman materi bukan

berasal dari guru. Melalui kegiatan eksplorasi siswa diajak untuk lebih

mengenal konsep materi yang diberikan dan siswa diberi kebebasan dalam

menemukan pemecahan terhadap materi yang diberikan. Kegiatan

ekslporasi pada Siklus I Pertemuan 1 perolehan nilai rata-rata siswa adalah

1,75. Kegiatan ekslporasi pada Siklus I Pertemuan 2 perolehan nilai rata-

rata siswa adalah 2,12. Kegiatan ekslporasi pada Siklus I Pertemuan 3

perolehan nilai rata-rata siswa adalah 2,44. Kegiatan ekslporasi pada

Siklus II Pertemuan 1 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 2,96. Kegiatan

ekslporasi pada Siklus II Pertemuan 2 perolehan nilai rata-rata siswa

adalah 3,36. Kegiatan ekslporasi pada Siklus II Pertemuan 3 perolehan

nilai rata-rata siswa adalah 3,44. Kegiatan ekslporasi pada Siklus III

Pertemuan 1 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 3,84. Kegiatan

ekslporasi pada Siklus III Pertemuan 2 perolehan nilai rata-rata siswa

adalah 3,88. Kegiatan ekslporasi pada Siklus III Pertemuan 3 perolehan

nilai rata-rata siswa adalah 3,84 .

Mengenai kegiatan eksplorasi, Muijs dan Reynold (2008) yang

menyatakan bahwa “didalam kegiatan fase eksplorasi murid mengerjakan

kegiatan yang ditetapkan guru dalam fase 1. Kegiatan ini bersifat

eksploratik, melibatkan situasi atau bahan-bahan riil, dan memberikan

kesempatan untuk kerja kelompok” (hlm. 105).

Fase refleksi merupakan cara siswa untuk merefleksikan berbagai

temuan yang telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi dengan cara

mendiskusikannya dengan kelompok lain. Kegiatan refleksi pada Siklus I

Pertemuan 1 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 1,56. Kegiatan refleksi

pada Siklus I Pertemuan 2 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 1,8.

Kegiatan refleksipada Siklus I Pertemuan 3 perolehan nilai rata-rata siswa

adalah 2,16. Kegiatan refleksi pada Siklus II Pertemuan 1 perolehan nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 196: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

177

rata-rata siswa adalah 2,24. Kegiatan refleksi pada Siklus II Pertemuan 2

perolehan nilai rata-rata siswa adalah 3,0. Kegiatan refleksi pada Siklus II

Pertemuan 3 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 3,12. Kegiatan refleksi

pada Siklus III Pertemuan 1 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 3,44.

Kegiatan refleksipada Siklus III Pertemuan 2 perolehan nilai rata-rata

siswa adalah 3,64. Kegiatan refleksipada Siklus III Pertemuan 3 perolehan

nilai rata-rata siswa adalah 3,72 .

Penilaian fase refleksi dalam pendekatan konstruktivisme

meliputi keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan refleksi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Muijs dan Reynold (2008) yang menyatakan bahwa

kegiatan refleksi dalam fase ini murid diminta untuk menengok kembali

kegiatan-kegiatan itu dan menganalisis serta mendiskusikan apa yang telah

mereka kerjakan, baik dengan kelompok-kelompok lain atau dengan guru.

Guru dapat memberikan scaffolding yang bermanfaat selama fase ini,

melalui pertanyaan dan komentar yang dirancang untuk mengaitkan

eksplorasi itu dengan konsep kunci yang sedang dieksplorasi (hlm.105).

Fase aplikasi dan diskusi merupakan cara siswa untuk

mendiskusikan hasil temuan mereka dan menarik kesimpulan dari apa

yang telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi. Kegiatan aplikasi

dan diskusi pada Siklus I Pertemuan 1 perolehan nilai rata-rata siswa

adalah 1,44. Kegiatan aplikasi dan diskusi pada Siklus I Pertemuan 2

perolehan nilai rata-rata siswa adalah 1,56. Kegiatan aplikasi dan diskusi

pada Siklus I Pertemuan 3 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 2,16.

Kegiatan aplikasi dan diskusi pada Siklus II Pertemuan 1 perolehan nilai

rata-rata siswa adalah 2,0. Kegiatan aplikasi dan diskusi pada Siklus II

Pertemuan 2 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 3,04. Kegiatan aplikasi

dan diskusi pada Siklus II Pertemuan 3 perolehan nilai rata-rata siswa

adalah 3,2. Kegiatan aplikasi dan diskusi pada Siklus III Pertemuan 1

perolehan nilai rata-rata siswa adalah 3,36. Kegiatan aplikasi dan diskusi

pada Siklus III Pertemuan 2 perolehan nilai rata-rata siswa adalah 3,6.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 197: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

178

Kegiatan aplikasi dan diskusi pada Siklus III Pertemuan 3 perolehan nilai

rata-rata siswa adalah 3,64.

Penilaian fase aplikasi dan diskusi dalam pendekatan

konstruktivisme meliputi keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan

diskusi tentang apa yang telah mereka temukan dalam kegiatan eksplorasi

dan mengambil kesimpulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Muijs dan

Reynold (2008) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan ini guru meminta

seluruh kelas untuk mendiskusikan berbagai temuan dan menarik

kesimpulan. Kegiatan diskusi meminta semua siswa untuk mengeluarkan

pendapatnya agar diskusi berjalan dengan efektif (hlm. 105).

Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat membuat siswa lebih

aktif dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan pada keaktifan siswa

yang semakin meningkat pada setiap siklusnya, hal tersebut sesuai dengan

pendapat mengenai alasan penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran matematika yang disampaikan oleh Madden et al (1999)

yang menegaskan bahwa:

Sebuah program perbaikan mengajar dan belajar matematika yang menggunakan pendekatan konstruktivis untuk mengajar menunjukkan hasil-hasil positif dibanding sejumlah distrik sekolah yang berbeda. Perbandingan antara sekolah-sekolah yang menggunakan program itu dan sekolah-sekolah sebanding yang tidak menggunakannya menunjukkan efek-efek positif pada tes tersetandar. Tes-tes yang digunakan berbeda dari satu negara bagian ke negara bagian lain, tetapi disemua kasus anak-anak di sekolah yang mengikuti program itu secara rata-rata menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding sekolah-sekolah yang dimatched dengannya. Tes-tes yang berbeda difokuskan pada keterampilan-keterampilan tingkat tinggi (Muijs dan Reynolds, 2008: 108).

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perolehan yang dimiliki oleh seseorang

dalam memecahkan suatu masalah yang ada dan diwujudkan dengan nilai

sesuai dengan perolehan tersebut. Hasil belajar menentukan tuntas atau

tidak tuntasnya siswa dalam mengikuti pelajaran sesuai dengan indikator

yang ingin dicapai sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 198: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

179

keseriusan dari berbagai pihak untuk meningkatkan hasil belajar yang

maksimal.

Sebelum diadakan tindakan, terlebih dahulu diadakan tes awal

untuk mengetahui hasil belajar siswa dan situasi yang ada di dalam kelas.

Dari hasil tes awal yang dilakukan untuk 25 anak diketahui terdapat 22

siswa yang belum tuntas belajar yang dipersentasekan sebesar 88%,

sehingga hanya terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama

dengan KKM yang telah ditentukan yang dipersentasekan sebesar 12%.

Dari keterangan tersebut semakin memperkuat bahwa hasil belajar siswa

sebelum diadakan tindakan sangat memprihatinkan dan berada di bawah

KKM. Banyak siswa kurang tertarik terhadap apa yang disampaikan guru

sehingga peneliti harus mengadakan suatu inovasi untuk menggebrak

semangat siswa agar hasil belajar dapat menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

Peneliti melakukan tindakan pada Siklus I Pertemuan 1 dengan

langkah-langkah yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari pelaksanaan

tindakan tersebut ternyata cukup membawa dampak positif bagi siswa,

mereka cukup antusias mengikuti jalannya proses belajar yang diadakan

melalui kegiatan eksperimen meskipun pelaksanaan belum sesuai dengan

yang diharapkan baik dari segi siswa dan segi guru. Pada kegiatan ini,

terdapat 6 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM yang

telah ditentukan dan jika dipersentasekan sebesar 24%, masih terdapat 19

siswa yang hasil belajarnya di bawah standar ketuntasan minimal yang jika

dipersentasekan sebesar 76%. Dari data tersebut, terlihat pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme sudah

menunjukan hasil belajar yang meningkat walaupun belum sesuai dengan

indikator yang ditentukan, tetapi banyak siswa yang mulai tergugah

hatinya mengikuti pelajaran dengan aktif dan tidak lagi bermalas-malasan

ataupun tidak menyukai pelajaran yang disajikan. Dari kegiatan tersebut

maka akan dilakukan peningkatan pada tahap selanjutnya dengan

menempatkan siswa lebih aktif dan menyukai pelajaran Matematika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 199: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

180

Tindakan Siklus I Pertemuan 2 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan eksplorasi. Pada kegiatan

ini terlihat keikutsertaan siswa yang mulai aktif dalam kegiatan eksplorasi

yang dilakukan secara kelompok. Dari hasil yang diperoleh terdapat 9

siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan yang

dipersentasekan menjadi 36%, sedangkan jumlah siswa yang belum

mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak 16 siswa yang

dipersentasekan menjadi 64%. Hasil belajar tersebut cukup memuaskan

karena siswa mulai aktif belajar, terlihat semangat mereka dalam

mengikuti pelajaran yang disajikan. Siswa sangat antusias dalam

mengerjakan soal yang diberikan, jarang sekali dijumpai siswa yang

ngantuk di kelas saat diberikan soal untuk mereka. Pada pertemuan ini

terbukti dengan pendekatan konstruktivisme mampu membawa dampak

positif untuk siswa lebih aktif yang mengakibatkan peningkatan hasil

belajar. Untuk mengetahui peran siswa dalam pembelajaran yang lebih

baik dari sebelumnya, diadakan tindakan selanjutnya yang bertujuan agar

siswa mulai terbiasa melakukan kegiatan dengan pendekatan

konstruktivisme dan hasil yang diharapkan dapat diperoleh oleh siswa

dapat menjadi lebih baik lagi sesuai dengan KKM yang ditentukan.

Tindakan Siklus I Pertemuan 3 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan eksplorasi. Dari hasil yang

diperoleh terdapat 13 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yang

telah ditentukan yang dipersentasekan menjadi 52%, sedangkan jumlah

siswa yang belum mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak 12 siswa

yang dipersentasekan menjadi 48%.

Tindakan Siklus II Pertemuan 1 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran. Dari hasil

yang diperoleh terdapat 15 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

yang telah ditentukan yang dipersentasekan menjadi 60%, sedangkan

jumlah siswa yang belum mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak

10 siswa yang dipersentasekan menjadi 40%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 200: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

181

Tindakan Siklus II Pertemuan 2 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran. Dari hasil

yang diperoleh terdapat 18 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

yang telah ditentukan yang dipersentasekan menjadi 72%, sedangkan

jumlah siswa yang belum mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak 7

siswa yang dipersentasekan menjadi 28%.

Tindakan Siklus II Pertemuan 3 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran. Dari hasil

yang diperoleh terdapat 21 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

yang telah ditentukan yang dipersentasekan menjadi 84%, sedangkan

jumlah siswa yang belum mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak 4

siswa yang dipersentasekan menjadi 16%.

Tindakan Siklus III Pertemuan 1 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran. Dari hasil

yang diperoleh terdapat 22 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

yang telah ditentukan yang dipersentasekan menjadi 88%, sedangkan

jumlah siswa yang belum mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak 3

siswa yang dipersentasekan menjadi 12%.

Tindakan Siklus III Pertemuan 2 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran. Dari hasil

yang diperoleh terdapat 21 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

yang telah ditentukan yang dipersentasekan menjadi 84%, persentase

ketuntasan belajar siswa mengalami penurunan karena terdapat seorang

siswa yang tidak berangkat, sedangkan jumlah siswa yang belum

mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak 4 siswa yang

dipersentasekan menjadi 16%.

Tindakan Siklus III Pertemuan 3 dimulai dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran. Dari hasil

yang diperoleh terdapat 24 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

yang telah ditentukan yang dipersentasekan menjadi 96%, sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 201: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

182

jumlah siswa yang belum mendapatkan predikat tuntas belajar sebanyak 1

siswa yang dipersentasekan menjadi 4%.

Peran guru dalam pelaksanaan kegiatan juga sangat berpengaruh.

Guru berhasil menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan

menempatkan siswa lebih bebas untuk melakukan eksplorasi dan guru

berhasil mengurangi ketegangan siswa sehingga dengan leluasa

menyampaikan pendapat mereka tanpa ada rasa takut yang membebani

mereka.

Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa, hal ini sesuai dengan pendapat McDavin (1994)

menyatakan bahwa ”perbandingan secara eksplisit murid-murid yang

diajar dengan menggunakan metode-metode eksperiensial konstruktivis

dengan murid-murid yang diajar dengan metode ekspositorik (paparan)

tradisional menemukan bahwa kelompok eksperimental (eksperiensial)

menunjukkan hasil yang lebih baik secara signifikan pada postes daripada

kelompok kontrol (Muijs dan Reynolds, 2008: 108). Hal tersebut juga

sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Caprano (2001) yang

menyatakan bahwa ”murid-murid dikelas dengan guru-guru yang memiliki

keyakinan konstruktivis lebih kuat menunjukkan kinerja yang lebih baik di

dalam penyelesaian soal matematika” (Muijs dan Reynolds, 2008: 109).

Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar yang terjadi pada

setiap siklusnya, yang menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan

konstruktivisme dalam materi bangun ruang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran matematika tentang bangun ruang pada

siswa kelas IV.

Terbukti dengan pendekatan konstruktivisme mampu menciptakan

sebuah inovasi cara menyampaikan materi yang menyenangkan untuk

siswa yang mengakibatkan siswa menyukai pelajaran yang disampaikan

sehingga hasil belajar yang dicapai siswa berada di atas atau sama dengan

KKM yang berarti terdapat peningkatan hasil belajar dari sebelum

tindakan dan setelah diadakan tindakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 202: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

183

3. Kendala dan Solusi Pendekatan Konstruktivisme

Segala sesuatu yang digunakan sebagai metode atau media pasti

memiliki kendala dan solusi masing-masing karena tidak ada di dunia ini

yang sempurna. Kendala dan solusi dalam menggunakan pendekatan

konstruktivisme adalah sebagai berikut: 1) Kendala yang ditemui yaitu

siswa kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan tanya jawab, kerena guru

tidak memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membaca terlebih

dahulu materi yang akan dipelajari. Solusi yang diterapkan untuk

mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan tugas rumah berupa

tugas membaca materi yang akan dipelajari, agar mereka lebih aktif dalam

kegiatan tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari; (2) Kendala

yang ditemui yaitu siswa masih belum dapat menggunakan waktu yang

telah ditentukan dengan baik dalam mengerjakan kegiatan eksplorasi dan

masih banyak siswa yang bermain sendiri tanpa memperdulikan tugas

kelompok yang diberikan oleh guru, karena lembar pekerjaan siswa (LKS)

dalam satu kelompok hanya terdapat satu. Solusi yang diterapkan untuk

mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan batasan waktu dan

memandu jalannya kegiatan eksplorasi agar kegiatan eksplorasi berjalan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan selalu memberikan arahan

kepada seluruh siswa bahwa tugas kelompok menjadi tugas bagi semua

anggota kelompok ; (3) Kendala yang ditemui yaitu siswa belum

sepenuhnya aktif dalam kegiatan berdiskusi, masih banyak siswa yang

bermain sendiri pada waktu diskusi sedang berlangsung, sehingga diskusi

tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Solusi yang

diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memandu

kegiatan diskusi dan memberikan arahan kepada seluruh siswa agar

terlibat aktif dalam kegiatan diskusi dengan cara memberikan beberapa

pertanyaan yang memancing mereka untuk menyampaikan pendapatnya

dan guru juga memberikan beberapa penghargaan kepada siswa yang

berani menyampaikan pendapatnya agar siswa yang lain ikut

menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi (4) Kendala yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 203: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

184

ditemui yaitu masih banyak siswa yang belum berani menyampaikan

pendapatnya karena siswa belum mempunyai rasa percaya diri dan masih

kesulitan untuk merangkai kata-kata dalam menyampaikan pendapat

mereka. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah

guru berusaha memberikan arahan kepada seluruh siswa agar mereka

mempunyai rasa percaya diri yang tinggi sehingga mereka aktif dalam

menyampaikan pendapatnya, guru juga membantu siswa yang masih

kesulitan merangkai kata-kata dalam menyampaikan pendapatnya; (5)

Kendala yang ditemui yaitu guru masih kesulitan untuk menggali

informasi awal tentang materi yang akan dipelajari dari siswa karena siswa

jarang menjawab dan bertanya tentang materi pelajaran yang akan

dipelajari. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah

guru memberikan pertanyaan kepada semua siswa agar mereka terpancing

untuk menjawab pertanyaan guru dan bertanya tentang kegiatan atau

materi yang belum jelas, guru juga memberikan beberapa penghargaan

kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru agar siswa yang

lain juga ikut menjawab pertanyaan dari guru ; (6) Kendala yang ditemui

yaitu guru masih kesulitan untuk mengatur waktu dalam kegiatan

eksplorasi, karena siswa selalu melebihi waktu yang telah ditentukan

dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi, dan guru masih kesulitan untuk

menyadarkan siswa bahwa tugas kelompok menjadi tugas semua anggota

kelompok bukan tugas dari salah satu anggota kelompok. Solusi yang

diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memandu

jalannya kegiatan eksplorasi agar kegiatan eksplorasi berjalan sesuai

dengan yang telah direncanakan dan tidak melebihi waktu yang telah

ditentukan, guru selalu memberikan arahan kepada seluruh siswa agar

mereka mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama karena

merupakan tanggung jawab dari semua anggota kelompok; (7) Kendala

yang ditemui yaitu guru masih kesulitan untuk membimbing diskusi agar

berjalan sesuai dengan yang telah ditentukan, karena masih banyak siswa

yang belum terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. Solusi yang diterapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 204: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

185

untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan arahan kepada

seluruh siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan diskusi, sehingga kegiatan

diskusi berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan dan tidak

didominasi oleh beberapa orang saja; (8) Kendala yang ditemui yaitu guru

masih kesulitan untuk mengatur siswa dalam kegiatan diskusi dalam

menyimpulkan materi pelajaran, karena masih banyak siswa yang belum

berani menyampaikan pendapatnya didepan kelas. Solusi yang diterapkan

untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan arahan kepada

seluruh siswa agar mempunyai rasa percaya diri dalam menyampaikan

pendapat mereka didepan kelas, dan membantu siswa yang masih kesulitan

untuk merangkai kata-kata dalam menyampaikan pendapatnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 205: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

186

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas yang

berjudul ”Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Matematika Tentang Bangun Ruang Sederhana Pada Siswa Kelas IV SD

Negeri 3 Glempang Tahun Ajaran 2011/2012”, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan kontruktivisme yang diterapkan sesuai dengan

langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran, dengan ditandai keaktifan siswa

yang semakin meningkat pada setiap siklusnya. Keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran pada saat diadakan tindakan meningkat, siswa

menjadi lebih aktif, kreatif, produktif dan memiliki rasa percaya diri yang

tinggi. Hal ini ditunjukkan dari pelaksanaan penilaian keaktifan siswa

pada empat fase konstruktivisme yang mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Empat fase tersebut adalah: (1) Fase Start, pada Siklus I

mencapai 43,25% , pada Siklus II meningkat menjadi 71%, dan pada

Siklus III menjadi 90,75%; (2) Fase Eksplorasi, pada Siklus I mencapai

52,5%, pada Siklus II meningkat menjadi 81,25%, dan pada Siklus III

meningkat menjadi 96,25%; (3) Fase Refleksi, pada Siklus I mencapai

46%, kemudian pada Siklus II meningkat menjadi 69,75%, pada Siklus

III meningkat menjadi 90%; (4) Fase Aplikasi dan Diskusi, pada Siklus I

mencapai 41,75%, kemudian pada siklus II menjadi 68,75%, pada Siklus

III meningkat menjadi 88,25%. Hasil belajar siswa juga mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya dan lebih dari 80% siswa telah

memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu diatas nilai 70, pada

siklus I nilai rata-rata siswa 63,2 dengan persentase ketuntasan belajar

mencapai 52%, pada siklus II nilai rata-rata siswa 80 dengan persentase

186

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 206: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

187

ketuntasan belajar mencapai 84%, pada siklus III nilai rata-rata siswa

87,6 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 96%.

2. Kendala dan solusi yang ditemui dalam penggunaan pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang

sederhana antara lain: (1) Kendala yang ditemui yaitu siswa kurang aktif

dalam kegiatan tanya jawab. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi

kendala tersebut adalah guru memberikan tugas rumah berupa tugas

membaca materi yang akan dipelajari, agar mereka lebih aktif dalam

kegiatan tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari; (2) Kendala

yang ditemui yaitu siswa masih belum dapat menggunakan waktu yang

telah ditentukan dengan baik dalam mengerjakan kegiatan eksplorasi dan

masih banyak siswa yang bermain sendiri tanpa memperdulikan tugas

kelompok yang diberikan oleh guru, karena lembar pekerjaan siswa

(LKS) dalam satu kelompok hanya terdapat satu. Solusi yang diterapkan

untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan batasan waktu

dan memandu jalannya kegiatan eksplorasi agar kegiatan eksplorasi

berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan selalu

memberikan arahan kepada seluruh siswa bahwa tugas kelompok menjadi

tugas bagi semua anggota kelompok ; (3) Kendala yang ditemui yaitu

siswa belum aktif dalam kegiatan berdiskusi, masih banyak siswa yang

bermain sendiri pada waktu diskusi sedang berlangsung. Solusi yang

diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memandu

kegiatan diskusi dan memberikan pertanyaan yang memancing mereka

untuk menyampaikan pendapatnya; (4) Kendala yang ditemui yaitu masih

banyak siswa yang belum berani menyampaikan pendapatnya karena

siswa belum mempunyai rasa percaya diri dan masih kesulitan untuk

merangkai kata-kata dalam menyampaikan pendapat mereka. Solusi yang

diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan

arahan kepada seluruh siswa agar mereka mempunyai rasa percaya diri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 207: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

188

yang tinggi sehingga mereka aktif dalam menyampaikan pendapatnya,

guru juga membantu siswa yang masih kesulitan merangkai kata-kata

dalam menyampaikan pendapatnya; (5) Kendala yang ditemui yaitu guru

masih kesulitan untuk menggali informasi awal tentang materi yang akan

dipelajari dari siswa karena siswa jarang menjawab dan bertanya tentang

materi pelajaran yang akan dipelajari. Solusi yang diterapkan untuk

mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan pertanyaan kepada

semua siswa agar mereka terpancing untuk menjawab pertanyaan guru,

guru juga memberikan beberapa penghargaan kepada siswa yang dapat

menjawab pertanyaan dari guru agar siswa yang lain juga ikut menjawab

pertanyaan dari guru ; (6) Kendala yang ditemui yaitu guru masih

kesulitan untuk mengatur waktu dalam kegiatan eksplorasi. Solusi yang

diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memandu

jalannya kegiatan eksplorasi agar kegiatan eksplorasi berjalan sesuai

dengan yang telah direncanakan; (7) Kendala yang ditemui yaitu guru

masih kesulitan untuk membimbing diskusi agar berjalan sesuai dengan

yang telah ditentukan. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi kendala

tersebut adalah guru memberikan arahan kepada seluruh siswa agar

terlibat aktif dalam kegiatan diskusi; (8) Kendala yang ditemui yaitu guru

masih kesulitan untuk mengatur siswa dalam kegiatan diskusi dalam

menyimpulkan materi pelajaran, karena masih banyak siswa yang belum

berani menyampaikan pendapatnya didepan kelas. Solusi yang diterapkan

untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru memberikan arahan kepada

seluruh siswa agar mempunyai rasa percaya diri dalam menyampaikan

pendapat mereka didepan kelas, dan membantu siswa yang masih

kesulitan untuk merangkai kata-kata dalam menyampaikan pendapatnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 208: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

189

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, kiranya penelitian ini dapat ditindak

lanjuti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dalam penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran

Matematika tentang bangun ruang sederhana terhadap keaktifan dan hasil

belajar Matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sederhana.

Keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajarannya. Ini berarti

pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan yang baik digunakan

dalam pembelajaran Matematika tentang bangun ruang sederhana.

C. Saran

1. Bagi Guru

Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut, saran yang dapat

disampaikan oleh peneliti untuk guru yaitu penggunaan pendekatan

konstruktivisme dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran matematika tentang bangun ruang sederhana, keaktifan

siswa tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa semakin meningkat.

Hendaknya para guru dapat menggunakan pendekatan konstruktivisme

sesuai dengan lanhkah-langkah konstruktivisme, sehingga dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti yaitu untuk para siswa

adalah hendaknya siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik,

baik dalam kegiatan eksplorasi maupun diskusi, dan memiliki semangat

belajar yang tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 209: digilib.uns.ac.id/Penerapan-Model... · ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nurul Chujaemah NIM : X7210106 Jurusan/Program Studi: FKIP

190

3. Bagi Sekolah

Penelitian Tindakan Kelas ini perlu dilakukan pada subjek dan

tempat penelitian yang berbeda untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran

Matematika tentang bangun ruang sederhana pada siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti hendaknya lebih mengoptimalkan penggunaan

pendekatan konstruktivisme dalam pelaksanaan pembelajaran matematika

tentang bangun ruang sederhana agar tercipta pembelajaran yang lebih

baik dan sesuai dengan yang diharapkan dan keaktifan serta hasil belajar

siswa dapat meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user