109
i PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 4 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh La Nenti 10539 0503 08 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA Mei 2014

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

i

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN

KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 4 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

La Nenti

10539 0503 08

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Mei 2014

Page 2: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …
Page 3: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : La Nenti

Stambuk : 10539 0503 08

Program Studi : Strata Satu (S1)

Jurusan : Pendidikan Fisika

Dengan Judul : Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Kooperatif

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X

SMA Muhammadiyah 4 Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan TIM Penguji

adalah ASLI hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh

siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Maret 2014

Yang membuat pernyataan

La Nenti

Page 4: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a : La Nenti

Nim : 10539 0503 08

Jurusan : Pendidikan Fisika

Fakultas : keguruan dan ilmu pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya

menyusun sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi

saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada point 1, 2, dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Maret 2014

Yang Membuat Perjanjian

La Nenti

Page 5: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …
Page 6: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

v

Motto dan persembahan

Pedidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari

tua, tidak ada kekayaan yang melebihi akal dan tidak ada

kemelaratan yang melebihi kebodohan

Kesuksesan bukanlah karena kecerdasan semata,

melainkan karena besarnya kemauan dan kesungguhan

hati

Menuntut ilmu adalah untuk mencapai kemaksimalan

dalam ibadah kita kepada Allah SWT dan beribadah

bukanlah untuk mencapai kemaksimalan menuntut ilmu

Aku persembahkan karya sederhana buat :

orang tuaku, saudaraku yang tercinta atas segala keringat, desah

nafas, linangan air mata, untaian do’a serta jutaan pengorbanan

takternilai tuk mengais rezeki demi kesuksesan pendidikanku

Page 7: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT sang penentu

segalanya, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Salam dan Shalawat senantiasa tercurahkan kepada

Rasulullah Muhammad SAW juga kepada seluruh ummat beliau yang tetap

istiqamah dijalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan

tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.

Skripsi ini berjudul ”Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran

Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah 4 Makassar” yang diajukan sebagai syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun,

senantiasa penulis harapkan dari semua pihak sebagai bahan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada

kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda La Hilu dan Ibunda Wa Janu atas segala

cinta, kasih sayang, doa dan segala pengorbanannya untuk kesuksesan penulis.

Ucapan terima kasih dan penghargaan khusus yang sebesar-besarnya

kepada Ibu Dra. Hj. Rahmini Hustim, M.Pd dan Bapak Khaeruddin, S.Pd., M.Pd

Page 8: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

viii

Selaku pembimbing I dan Pembimbing II, yang dengan segala kesediaan,

perhatian, keikhlasan meluangkan waktunya untuk senantiasa membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

Selain itu, penulis ucapkan terima kasih pula yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Nurlina, S.Si., M.Pd dan Bapak Ma’ruf, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua dan

Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan bekal ilmu

pengetahuan sehingga penulis menyelesaikan studinya di perguruan tinggi ini.

5. Bapak Mujairil, S.S selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Makassar

yang telah memberikan izin melakukan penelitian dalam rangka penyusunan

skripsi.

6. Ibu Hasma Punriani, S.Pd, selaku guru bidang studi Fisika di SMA

Muhammadiyah 4 Makassar yang senantiasa membimbing penulis dan seluruh

siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar yang menjadi subjek

penelitian.

Page 9: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

ix

7. Kepada saudara-saudaraku tercinta La Remi, Tarmani, Noni, La tinti, Jamia,

Kasnawati, Dihama, dan Surati, serta saudara-saudara angkatku tercinta

Impian, Samani, dan Domi, atas semangat, dukungan, perhatian, kebersamaan

dan do’anya untuk penulis.

8. Teman-teman kelasku Irfan, Yadi, Myrha, Indri, Erna, Mega, Hesty, Tuti,

Milha, Andry, Mala, Renti, Mirna, Ina, Rahmi, Fatimah, Ifin, Aswang, Nenti,

Kafruddin, Bahar, Ichwal. Fani, Ririn, Ida, Badaria, Irma, Anti, Enal, Umar,

Iwan, Ino, dan seluruh rekan-rekan mahasiswa fisika khususnya angkatan

2008 tanpa terkecuali terimakasih atas kebersamaan, kerjasama, bantuan dan

motivasi yang diberikan. Semua perjalanan kita selama mahasiswa tak akan

terlupakan.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fisika serta seluruh civitas Fisika yang penulis tidak

bisa ditulis satu persatu, terima kasih atas motivasi, bantuan, kerelaan berbagi

ilmu dan pengalaman.

10. Sahabat-sahabatku Alamin SH, Hardin, Nopry, Ridwan, Idrus, Hulis, Dasria,

Mira, Marni, Arham, Daris, Karman. K, dan seluruh sahabatku tanpa

terkecuali yang selalu memberikan semangat dan dorongan pada penulis untuk

tetap tegar dalam melewati masa-masa kritis, selama penulis menempuh

kuliah sampai selesai semoga segala yang telah kita putuskan bersama

menjadi solusi yang terbaik dimasa depan.

11. Rekan-rekan anggota Formmula tanpa terkecuali yang selalu canda tawa

bersama terima kasih telah memberikan dorongan, motivasi, semangat, dan

Page 10: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

x

masukan dimasa-masa penyusunan skripsiku sehingga penulis dapat

menyelesaikannya.

12. Seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini

tidak mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya.

Akhirnya semoga Allah SWT menerima dan membalas segala amal

perbuatan pihak-pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa

tiada gading yang tak retak, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan Amin.

Billahi Fii Sabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Makassar, Maret 2014

Penulis

.

Page 11: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 . Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif .................................. 16

3.1 Kategori Nilai Hasil Belajar ...................................................................... 24

3.2 Kategori Tingkat N-Gain .......................................................................... 27

4.1 Statistik skor hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah

4 Makassar tahun ajaran 2013/2014 yang diajar dengan metode SQ3R

dalam pembelajaran kooperatif. ................................................................ 28

4.2 Kategorisasi Hasil Belajar Fisika Pada Pretest dan posttest ..................... 29

Page 12: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam menyelesaikan

masalah sehari-hari dan dalam upaya memahami ilmu pengetahuan lainnya.

Prestasi belajar Fisika siswa merupakan hasil yang mencerminkan kemampuan

dan kecakapan seorang siswa yang diperoleh melalui proses belajar Fisika.

Dalam pembukaan UUD 1945 terkandung amanat untuk mencerdaskan

bangsa, dan pemerintah perlu menyelenggarakan suatu sistem pengajaran

nasional. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan, misalnya melalui penyempurnaan kurikulum yaitu dengan

diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain

penyempurnaan kurikulum, pemerintah juga mengadakan berbagai penataran guru

mengenai proses belajar mengajar, kegiatan MGMP dan sosialisasi model

pembelajaran yang inovatif dan produktif melalui kegiatan seminar dan

pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh instansi terkait.

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas

utama guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan

untuk membelajarkan siswa. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran fisika

di SMA Muhammadiyah 4 Makassar masih kurang. Dominasi guru dalam proses

pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga

mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan

Page 13: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

2

sendiri pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Dengan kata

lain, pembelajaran fisika di kelas masih berpusat pada guru.

Berdasarkan hasil observasi di kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar

terlihat bahwa siswa sering tidak memperhatikan penjelasan guru pada saat

pembelajaran fisika, siswa tidak bersemangat belajar fisika di kelas, terdapat

siswa yang tidak membawa buku paket pelajaran fisika, dan catatan mereka

cenderung kurang rapi. Dari hasil observasi diperoleh bahwa di kelas X SMA

Muhammadiyah 4 Makassar masih menerapkan metode ceramah, diskusi dan

tanya jawab. Metode ini sesuai dengan tuntutan kurikulum, namun hasil belajar

yang diperoleh siswa masih di bawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal). Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa terhadap mata

pelajaran fisika masih rendah. Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa minat sangat

mendorong siswa untuk belajar. Jadi hasil belajar fisika sangat diperlukan siswa

untuk dapat menguasai pelajaran fisika itu sendiri.

Selain itu, terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan

guru. Hal ini terjadi karena siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas

tersebut. Siswa belum menyadari manfaat dari belajar fisika. Prestasi belajar fisika

dapat dilihat dari perolehan nilai siswa, misalnya nilai ulangan harian siswa.

Namun terkadang guru merasa kecewa dengan perolehan nilai ulangan harian

tersebut yang hanya mendapat daya serap kurang dari 50%.

Rendahnya prestasi belajar fisika siswa ini, juga disebabkan kurangnya

sumber belajar siswa. Misalnya buku pelajaran dan media yang digunakan dalam

Page 14: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

3

belajar. Buku paket fisika yang disediakan oleh sekolah hanya cukup untuk

setengah dari jumlah siswa di dalam kelas.

Pembelajaran fisika berlangsung, siswa difokuskan supaya mendapat

sebanyak mungkin pengetahuan dari guru. Dengan demikian, transfer informasi

yang sering dikenal dengan metode ceramah dianggap sebagai metode yang

efektif dalam menuangkan pengetahuan kepada siswa. Menurut I Gusti Ngurah

Pujawan (2005;345) metode ceramah sangat tidak sesuai dalam pembelajaran

fisika, karena konsep yang terkandung dalam fisika memiliki tingkat abstraksi

tinggi. Dengan metode ini siswa cenderung menghafal contoh-contoh yang

diberikan guru tanpa terjadi pembentukan konsepsi yang benar dalam struktur

kognitif siswa.

Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan

model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan peserta didik dan

memberi kesempatan peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara

maksimal. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran

kooperatif dengan metode SQ3R.

Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang

menekankan berpikir dan latihan bertindak demokratis, pembelajaran aktif,

perilaku kooperatif, dan menghormati perbedaan dalam masyarakat multibudaya.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran kooperatif dapat merubah peran guru dari

peran terpusat pada guru ke peran pengelola aktivitas kelompok kecil. Sehingga

dengan demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan peserta

didik akan semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan

Page 15: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

4

permasalahan yang dianggap sulit sekalipun. Beberapa peneliti yang terdahulu

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif menyimpulkan bahwa model

pembelajaran tersebut telah memberikan masukan yang berarti bagi sekolah, guru

dan terutama peserta didik dalam meningkatkan prestasi.

Di SMA Muhammadiyah 4 Makassar, guru belum mencoba metode

belajar SQ3R dalam menyampaikan pembelajaran fisika. Metode ini memberi

kesempatan siswa untuk belajar secara sistematis, efektif dan efisien dalam

menghadapi materi pelajaran. Siswa dapat berulang-ulang mempelajari materi

dengan tahap-tahap meneliti materi ajar (Survey), bertanya (Question),

membaca/mempelajari (Read), menuliskan kembali (Recite), dan meninjau

kembali (Review).

Untuk menyikapi persoalan tersebut, maka peneliti tertarik memilih judul

“Penerapan Metode SQ3R Dalam Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar.

B. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut diatas nampak bahwa permasalahan

yang terkait dengan topik penelitian ini sangat luas. Karena banyaknya

permasalahan yang ada, maka akan diadakan pembatasan masalah. Adapun

permasalahan penelitian ini akan difokuskan pada upaya meningkatkan hasil

belajar fisika pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar.

Page 16: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan

masalahnya adalah :

1. Seberapa besar hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar sebelum diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran

kooperatif?

2. Seberapa besar hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar setelah diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif?

3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA

Muhammadiyah 4 Makassar setelah diajar dengan metode SQ3R dalam

pembelajaran Kooperatif?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar sebelum diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran

kooperatif?

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar setelah diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif?

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA

Muhammadiyah 4 Makassar setelah diajar dengan metode SQ3R dalam

pembelajaran Kooperatif?

Page 17: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

6

4. Manfaat Penelitian

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah :

1. Temuan penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan pertimbangan

dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran.

2. Memberikan wacana bagi guru untuk menerapkan pembelajaran dengan

metode belajar SQ3R dalam pembelajaran kooperatif sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar fisika siswa dan kualitas pembelajaran fisika di

sekolah.

3. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh pengalaman secara

langsung dalam belajar fisika melalui penerapan metode belajar SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif.

Page 18: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Belajar

Belajar (Ratumanan, 2004;1) merupakan key term (istilah kunci) yang

paling penting dalam pendidikan. Dapat dikatakan bahwa tanpa belajar,

sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Karena demikian pentingnya belajar

maka tidak heran bila masalah-masalah belajar terus menjadi kajian menarik bagi

banyak ahli pendidikan. Menurut W.S.WINKEL (2004: 58) belajar merupakan

kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Menurut Morgan, et al

(Ratumanan, 2004;1) belajar dapat didefenisikan sebagai setiap perubahan tingkah

laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Ormond

(Ratumanan, 2004;2) mendeskripsikan adanya dua defenisi belajar yang berbeda.

Defenisi pertama menyatakan bahwa: belajar merupakan perilaku yang relative

permanent karena pengalaman. Defenisi kedua menyatakan bahwa: perubahan

yang relative permanent karena pengalaman.

Menurut Gagne (Ratumanan, 2004;70), belajar merupakan sesuatu yang

terjadi didalam benak seseorang, di dalam otaknya. Belajar juga merupakan

proses yang memungkinkan manusia memodifikasi tingkah laku secara

permanent, sehingga modifikasi yang sama tidak akan terjadi lagi pada situasi

yang baru. Menurut Slameto (Abdul Haling, 2007;1) belajar ialah suatu proses

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Page 19: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

8

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu aktivitas

yang menghasilkan perubahan prilaku dan mental yang relatif tetap sebagai

bentuk respon terhadap suatu situasi atau sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dari lingkungan.

2. Hasil Belajar Fisika

Sasaran dari kegiatan mengajar adalah hasil belajar. Hasil belajar

merupakan informasi kuantitatif yang menunjukkan sejauh mana tingkat

penguasaan materi yang telah diajarkan kepada siswa setelah proses belajar

mengajar yang dapat diperoleh melalui tes hasil belajar.

Belajar memberi hasil yang autentik melalui proses penyelidikan dan

penemuan, dimulai dengan hasrat untuk mencapai jawaban dari suatu soal dan

berlangsung dengan usaha eksperimental yang beraneka ragam guna memperoleh

pemecahan masalah itu. Belajar itu berhasil bila disadari telah ditemukan petunjuk

atau hubungan antara unsur-unsur dalam masalah itu sehingga diperoleh

pengetahuan atau wawasan. Pengetahuan dapat timbul dengan tiba-tiba, dapat

pula secara berangsur-angsur.

Ditinjau dari segi bahasa, hasil belajar diartikan sebagai hasil yang dicapai

seseorang yang ditunjukkan oleh apa yang telah digunakan sebagai alat ukur

untuk melihat tingkat keberhasilan setelah melakukan usaha tertentu.

Menurut (Sudjana, 2008) hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah

perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.

Page 20: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

9

Hasil belajar sifatnya relatif, maksudnya ketetapan hasil belajar belum bisa

menjamin seratus persen bahwa kalau hasil belajarnya tinggi maka seorang siswa

pasti pintar dan begitu juga sebaliknya. Sebab kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang hasil belajarnya tinggi namun

masih bodoh dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar dipengaruhi

oleh banyak faktor yaitu bahan yang dipelajari, lingkungan, sarana/ prasarana,

siswa dan guru

Dari uraian di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa hasil

belajar fisika adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengikuti

proses belajar fisika dalam kurun waktu tertentu yang diperoleh dari hasil

pengukuran lewat suatu alat ukur yaitu tes. Kemampuan menjawab tes sebagai

hasil pengukuran dapat berupa skor atau nilai merupakan salah satu indikator

keberhasilan yang dapat dicapai seseorang dalam usaha belajarnya.

3. Metode belajar SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)

Metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara

melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara

sistematis (Muhibbin Syah, 2013;201). Metode menurut Suryosubroto (1997;149)

adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin

tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Metode belajar merupakan suatu cara belajar konsisten yang digunakan untuk

menangkap informasi dan sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar (Syaiful

Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010;82-85).

Page 21: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

10

Metode belajar SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di

Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R ini semakin populer digunakan

orang karena bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan

belajar. Survey maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh

teks. Question maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relefan dengan teks.

Read maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Recite maksudnya menghafal setiap

jawaban yang ditemukan, Review maksudnya meninjau seluruh jawaban atas

pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga (Muhibbin Syah,

2013;130).

Menurut Soedarso (1991;59) dalam sistem SQ3R ini, sebelum membaca

terlebih dahulu kita survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang

akan kita baca. Lalu dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri

yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut. Dan dengan

mengutarakan isi bacaan dengan kata-kata sendiri, maka akan lebih mudah

menguasai dan mengingatnya lebih lama.

Metode belajar SQ3R memberi kemungkinan kepada para siswa untuk

belajar secara sistematis, efektif, dan efisien dalam menghadapi materi ajar.

Metode ini lebih efisien digunakan untuk belajar karena siswa dapat berulang-

ulang mempelajari materi ajar dari tahap : meneliti bacaan atau materi ajar

(Survey), bertanya (Question), membaca/mempelajari (Read),

menceritakan/menuliskan kembali (Recite) dan meninjau ulang (Review) (I Gusti

Ngurah Pujawan, 2005;347).

Page 22: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

11

Menurut Y.B Sudarmanto (1994;28-30) metode belajar SQ3R merupakan

salah satu pendekatan mempelajari buku, yang disajikan oleh Francis P Robinson

yang berhasil diterapkan di Ohio State University, juga di sekolah-sekolah

menengah. Langkah-langkah metode itu adalah Survey (survai: penelitian awal),

Question (permasalahan/pertanyaan), Read (membaca), Recite (pengulangan),

Review (peninjauan kembali).

Metode belajar SQ3R merupakan metode membaca yang ditujukan untuk

kepentingan studi yang terdiri atas lima tahap, yaitu survey, question, read, recite,

review (Tohirin, 2011;113-115). Langkah-langkah metode itu adalah:

a. Survey

Pada langkah yang pertama ini dilakukan penelaahan sepintas kilas terhadap

seluruh struktur buku untuk melihat gagasan-gagasan yang dapat diharapkan

dari buku tersebut. Dalam melakukan survey, dianjurkan menyiapkan pensil,

kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna kuning, hijau dan

sebagainya) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting

akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai untuk

memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan

pada langkah kedua. Jika tidak melakukan survey, pembaca tidak akan bisa

membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi.

b. Question

Question (bertanya) merupakan langkah kedua dari metode belajar SQ3R.

Langkah kedua ini adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas,

singkat, dan revelan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada

Page 23: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

12

langkah pertama. Sebaiknya, pertanyaan-pertaanyaan itu dicatat supaya

tidak lupa dan tidak membebani untuk selalu mengingat-ingat pertanyaan

sehingga dapat mengganggu konsentrasi pada waktu membaca.

c. Read

Langkah ketiga dari metode belajar SQ3R ini adalah reading (membaca).

Membaca merupakan tahap terpenting dari metode ini. Membaca secara

aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah

tersusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif juga berarti membaca yang

difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-

jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan yang telah disusun

pada langkah kedua.

d. Recite

Langkah keempat adalah menyebutkan atau menceritakan kembali jawaban-

jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Sedapat mungkin diupayakan

tanpa membuka catatan jawaban sebagaimana telah dituliskan dalam

langkah ketiga. Langkah ini dilakukan supaya pembaca dengan mudah

memperoleh ikhtisar dari apa yang dibaca. Jika sebuah pertanyaan tidak

terjawab, diusahakan tetap terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan

berikutnya. Demikian seterusnya, hingga seluruh pertanyaan, termasuk yang

belum terjawab, dapat diselesaikan dengan baik.

Page 24: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

13

e. Review

Pada langkah terakhir dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan

dan jawaban sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi

dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.

Dari uraian tentang metode belajar SQ3R di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa metode belajar SQ3R adalah salah satu metode yang

ditujukan untuk kepentingan studi dan pendekatan belajar yang terdiri atas lima

tahap, yaitu meneliti atau menelaah sepintas materi ajar (Survey), mengemukakan

pertanyaan (Question), membaca/mempelajari (Read), menceritakan/menuliskan

kembali (Recite) dan meninjau ulang (Review).

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam

orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras

atau suku yang berbeda (heterogen).

Pembelajaran kooperatif (coopertive learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif

adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu

kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati dalam Rusman, 2012: 203)

Page 25: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

14

Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakaukan

dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya dalam

Rusman, 2012;203). Tom V. Savege (dalam Rusman 2012;203) menegemukakan

bahwa cooperative learning adalah suatu pemdekatan yang menekankan kerja

sama dalam kelompok.

Cooperive learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa

bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya

terdiri dari 4-5 orang. Belajar cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil

dalam pembelajara yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok

tersebut (Johnson dalam Rusman, 2012;204).

Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif (Rusman, 2012;208) adalah

sebagai berikut:

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah berangggapan bahwa mereka sehidup dan

sepenanggungan bersama.

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti

milik mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

Page 26: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

15

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga

akan digunakan untuk semua anggota kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama dalam proses belajarnya.

g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sedangkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif (Rusman, 2012;208-209)

adalah sebagai berikut :

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan

rendah.

c. Bilamana mungkin angggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Menurut Roger dan David Johnson (Rusman, 2012;212) ada lima unsur

dasar dalam pembelajaran kooperatif (coopertive learning), yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung

pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja

kelompok ditentuukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh

karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling

ketergantungan.

Page 27: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

16

2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan

kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh

karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab

yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan

kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka

melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima

informasi dari anggota kelompok lain.

4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih

siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan

pembelajaran.

5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar

selanjutnya dapat bekerja sama denga lebih efektif.

Terdapat enam langkah-langkah atau tahapan dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran model kooperatif.

Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif :

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan

dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan

pentingnya topik yang akan dipelajari dan

memotivasi siswa belajar

Tahap 2

Menyajika Informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan

bacaan

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membimbing setiap kelompok agar melakukan

transisi secar efektif dan efisien

Page 28: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

17

Tahap 4

Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil be;lajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

Rusman (2012;211)

Strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir menjadi perhatian dan

dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995) mengemukakan

dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan penggunaan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus

dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,

pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar

berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan

bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama

ini memiiki kelemahan.

B. Kerangka Pikir

Mengajar merupakan suatu rangkaian peristiwa untuk mencapai suatu

tujuan dalam pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pemebelajaran merupakan

salah satu unsur yang paling penting dalam menentukan efektif tidaknya suatu

Page 29: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

18

pembelajaran. Hasil belajar di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

menyebabkannya perbedaan prestasi belajar antara siswa, antar kelas, maupun

antar sekolah. Oleh karena itu dirasa perlu adanya suatu pengorganisasian atau

kelompok kerja siswa, sehingga melalui pengorganisasian siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit. Selain itu guru harus

mempertimbangkan metode pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Salah satu metode yang digunakan yaitu metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif yang mana dimaksud untuk menggali konsep awal siswa

agar sesuai dengan konsep ilmiah melalui kerja kelompok, sehingga mereka dapat

membentuk atau membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan konsep yang

telah dimilikinya.

Untuk lebih jelasnya berikut ini divisualisasi kerangka pikirnya:

Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir

HASIL BELAJAR RENDAH

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

GURU SISWA

METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF

HASIL BELAJAR FISIKA

Page 30: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

19

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis yang dikemukakan di atas, maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut “Terdapat peningkatan hasil belajar fisika

siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar yang signifikan setelah diajar

melalui metode SQ3R dalam Pembelajaran Kooperatif dibandingkan sebelum

diajar melalui metode SQ3R dalam Pembelajaran Kooperatif.

Page 31: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen yang dilakukan

untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X

SMA Muhammadiyah 4 Makassar tahun ajaran 2013/2014 jika diajar dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan metode SQ3R. Untuk

maksud itu maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain pre-

test and post-test.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMA Muhammadiyah 4 Makassar.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas adalah metode belajar SQ3R dalam pembelajaran

Kooperatif

Variabel terikat adalah hasil belajar fisika.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang menggunakan desain

pre-test and post-test (Sugiyono. 2006:108) sebagai berikut:

X

Keterangan :

Page 32: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

21

= Observasi (sebelum diberi perlakuan/pre-test)

X = perlakuan

= Observasi (sesudah diberi perlakuan/post-test)

C. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, maka variabel penelitian perlu

didefenisikan secara operasional, yaitu sebagai berikut:

1. Metode Belajar SQ3R adalah salah satu pendekatan mempelajari buku yaitu

metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri atas

lima tahap, yaitu survey, question, read, recite, review.

2. Pembelajaran kooperatif (coopertive learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

3. Hasil belajar fisika adalah skor yang dicapai siswa dari tes hasil belajar yang

diberikan setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif dengan metode SQ3R.

D. Populasi dan Sampel

Subjek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Muhammadiyah 4 Makassar tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri atas satu kelas,

sekaligus sebagai sampel penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

tes hasil belajar fisika.

Page 33: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

22

Tes hasil belajar fisika dibuat sendiri oleh peneliti dalam bentuk pilihan

ganda dengan lima alternatif pilihan jawaban, dimana salah satu dari kelima

pilihan tersebut merupakan kunci jawaban, sedangkan pilihan jawaban yang lain

merupakan jawaban yang salah atau pengecoh yang terdiri dari 40 item soal,

dimana dalam soal yang dibuat mencakup yang selanjutnya

diujicobakan untuk melihat validitas dan reliabilitasnya. Pemberian skor pada

ujicoba instrumen adalah skor satu untuk tiap jawaban yang benar dan nol untuk

jawaban yang salah.

Pengujian validitas item tes untuk menentukan item-item tes yang valid

digunakan persamaan sebagai berikut:

=

(Arikunto, S.2005:79)

Keterangan :

= koefisien korelasi biserial

Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab benar item ke –i

Mt = Rerata skor total semua objek (responden)

Sd = standar deviasi total

P = proporsi jawaban yang benar item ke i

q = Proporsi jawaban yang salah untuk item ke i

Kriteria validitas yang digunakan untuk menentukan item-item tes yang

mempunyai tingkat validitas yang memadai atau memenuhi syarat untuk

digunakan ≥ pada taraf nyata 5 % .

Kemudian perhitungan reliabilitas tes didekati dengan rumus kuder dan

Richardson (KR-20) yang dirumuskan :

2

2

111 s

pqs

n

nr (Arikunto, S. 2005:100)

Page 34: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

23

Keterangan :

11r = Reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir pertanyaan

s2 = variansi total

p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

(proporsi subjek yang mendapat skor 1).

q = 1- p

pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti yang

telah diujicobakan untuk mengetahui validitas dan realibilitas sebelum digunakan

sebagai instrument. Instrument ini berupa pretest dan posttest, pretest diberikan

kepada siswa pada awal pertemuan (sebelum diberikan materi) kemudian posttest

diberikan pada pertemuan terakhir atau setelah materi selesai, yang juga terdiri

dari 23 item soal. Instrument untuk pretest sama dengan instrument yang

digunakan untuk posttest.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis inferensial

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar fisika

yang diperoleh siswa sebelum diajar dengan metode belajar SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif dan sesudah diajar dengan menggunakan metode belajar

SQ3R dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Page 35: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

24

keadaan sampel. Dalam hal ini digunakan skor rata-rata, standar deviasi, skor

tertinggi (maksimum), skor terendah (minimum), persentase peningkatan dan

distribusi frekuensi.

Untuk kategori penilaian hasil belajar digunakan teknik kategorisasi skala

lima yaitu pembagian tingkat penguasaan yang terbagi atas lima kategori, yaitu

Tabel 3.1 Kategori Nilai Hasil Belajar

Interval Nilai Keterangan

81 – 100 Sangat tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Sedang

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat rendah

(Riduwan, 2003: 41)

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian dasar-dasar analisis yaitu uji normalitas sebagai berikut :

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data dimaksudkan apakah data-data yang digunakan

terdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi

kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :

k

i Ei

EiOi

1

2

2 (Sudjana, 2005:273)

Page 36: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

25

Keterangan :

2 = Nilai Chi-kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi Harapan

k = Banyak kelas

Kriteria pengujian adalah jika 2

hitung lebih kecil

2 tabel maka

sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

b. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah

diajukan dalam hipotesis penelitian, maka dari itu digunakan uji-t dengan uji

satu pihak (uji pihak kanan) dengan alasan bahwa berdasarkan hipotesis yang

disusun sebelumnya bahwa terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa

kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar setelah diajar melalui Metode

belajar SQ3R dalam pembelajaran Kooperatif dibandingkan sebelum diajar

melalui Metode belajar SQ3R dalam pembelajaran Kooperatif. Hal ini sudah

sesuai dengan syarat uji pihak kanan yang menyatakan bahwa uji pihak kanan

digunakan apabila hipotesis (Ho) berbunyi lebih kecil atau sama dengan dan

hipotesis alternatifnya ( ) berbunyi lebih besar, yang dirumuskan sebagai

berikut:

melawan

Dimana:

= Skor rata-rata hasil belajar fisika siswa sebelum diajar dengan

metode belajar SQ3R dalam pembelajaran kooperatif.

= Skor rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar melalui metode

belajar SQ3R dalam pembelajarn kooperatif.

Teknik pengujian yang digunakan adalah uji t dengan α = 0,05

Page 37: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

26

21

12

11

nndsg

xxthitung

(Sudjana, 2005:239)

Dimana :

2

)1()1(

21

2211

nn

VnVndsg (Sudjana, 2005:208)

Keterangan :

1X = Rata-rata data pre-test

2X = Rata-rata data post-test

dsg = Nilai deviasi standar gabungan

1n = Banyaknya data kelas pretest

2n = Banyaknya data kelas post-test

1V = Varians data kelompok 1 (Sd1)2

2V = Varians data kelompok 2 (Sd2)2

Kriteria pengujian :

Tolak jika dengan dk = ( - 2) pada taraf

signifikan α = 0,05 sedangkan untuk harga-harga lainnya diterima.

Uji Gain

Uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil

belajar siswa antara sebelum dan setelah pembelajaran. Hal ini dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus uji Gain seperti berikut:

Keterangan:

g = gain

SPosttest = skor terkhir

SPretest = skor awal

SMax = skor ideal dari tes awal dan akhir

Page 38: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

27

Tabel 3.2 Kategori Tingkat N-gain (Maltzer, 2002)

Batasan Kategori

g>0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤0,7 Sedang

g<0,3 Rendah

Page 39: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan proses pengolahan data, baik yang menggunakan

analisis statistik deskriptif maupun yang menggunakan statistik inferensial.

Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan karakteristik

distribusi skor responden, sedangkan statistik inferensial digunakan untuk

pengujian hipotesis penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Hasil analisis deskriptif

Berikut ini dikemukakan hasil deskriptif pencapaian hasil belajar secara

umum siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar tahun ajaran 2013/2014

yang diajar dengan menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif .

Tabel 4.1 Statistik skor hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA

Muhammadiyah 4 Makassar tahun ajaran 2013/2014 yang

diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif.

Statistik Pretest Posttest

Ukuran sampel 18 18

Skor tertinggi 13 20

Skor terendah 6 13

Skor ideal 23 23

Standar deviasi 2,5 2,01

Skor rata-rata 9,61 16,94

Berdasarkan tabel data hasil belajar siswa di atas, memperlihatkan bahwa

skor tertinggi yang dicapai oleh siswa pada pretest yaitu 13 dan skor terendahnya

adalah 6. Sehingga skor rata-rata yang diperoleh adalah 9,61 dengan standar

Page 40: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

29

deviasi 2,5. Namun setelah diajar dengan menggunakan metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif pada (posttest), skor yang diperoleh meningkat dengan

skor tertinggi yang dicapai menjadi 20 dan skor terendah menjadi 13 sehingga

skor rata-rata yang diperoleh adalah 16,94 dengan standar deviasi menjadi 2,01.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E).

Jika skor hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar dianalisis dengan menggunakan skala lima sebagai kategorisasi pada

distribusi frekuensi maka dapat dibuat tabel distribusi sebagai berikut.

Tabel 4.2. Kategorisasi Hasil Belajar Fisika Pada Pretest dan posttest

Berdasarkan tabel 4.2 di atas pada pretest, terlihat bahwa tidak ada siswa

yang berada dalam kategori sangat rendah, 8 orang siswa dalam kategori rendah,

10 orang siswa dalam kategori sedang, dan tidak ada siswa yang berada pada

kategori tinggi dan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

belajar fisika siswa pada pretes termasuk kategori sedang. Sedangkan pada

posttest terlihat bahwa tidak terdapat siswa dalam kategori sangat rendah dan

rendah, terdapat 2 orang siswa dalam kategori sedang, 14 orang siswa dalam

kategori tinggi, dan 2 orang siswa dalam kategori sangat tinggi. Hal ini

Interval Nilai

Pretes

F

Posttest

F

Kategori Nilai

81 - 100 0 2 Sangat Tinggi

61 - 80 0 14 Tinggi

41 - 60 10 2 Sedang

21 - 40 8 0 Rendah

0 - 20 0 0 Sangat Rendah

Page 41: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

30

menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa pada posttest termasuk kategori

tinggi.

Lebih jelasnya dari tabel kategori di atas dapat disajikan melalui diagram

batang, sebagai berikut:

Gambar 4.1 Kategorisasi Hasil Belajar Fisika Pada Pretest dan posttest

Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Tinggi

2. Hasil analisis inferensial

a. Pengujian normalitas

Syarat yang harus diperoleh sebelum melakukan pengujian terhadap

hipotesis adalah melakukan pengujian normalitas. Untuk pengujian normalitas

data telah ditetapkan bahwa kriteria pengujian adalah data dikatakan

berdistribusi normal jika <

pada taraf signifikansi = 0,05

dengan dk = k – 3.

0

2

4

6

8

10

12

14

81-100 61-80 41-60 21-40 0-20

pretest

posttest

F

r

e

k

u

e

n

s

i

Page 42: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

31

1) Pengujian normalitas skor hasil belajar Fisika pada pretest

Berdasarkan kriteria pengujian data diperoleh bahwa = 2,5092

dan = 5,991. Karena

< , maka dapat disimpulkan bahwa

data skor hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar

pada pre-test berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf

signifikansi = 0,05. (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F).

2) Pengujian normalitas skor hasil belajar Fisika pada posttest

Dari hasil pengujian normalitas diperoleh bahwa = 1,1813

dan = 5,991 pada taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa data skor hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar pada posttest berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F).

b. Pengujian hipotesis

Pada penelitian ini pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji-t

berkorelasi uji pihak kanan untuk menguji kebenaran hipotesis. Hipotesis yang

akan diuji adalah:

Ho = Tidak terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa

kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar tahun ajaran 2013/2014

sebelum dengan setelah diajar menggunakan metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif.

H1 = Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas

X SMA Muhammadiyah 4 Makassar tahun ajaran 2013/2014 sebelum

Page 43: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

32

dengan setelah diajar menggunakan metode SQ3R pembelajaran

kooperatif.

Kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah H1 diterima jika thitung> ttabel, jika

thitung< ttabel maka HO diterima dengan taraf signifikan = 0,05.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan

uji-t berkorelasi uji pihak kanan seperti yang disajikan pada lampiran F,

diperoleh nilai thitung sebesar 9,98 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi

= 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 34 adalah sebesar 2,039.

Dari hasil analisis tersebut terlihat bahwa nilai thitung > ttabel (9,98 >

2,039). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1(H1 : µ1> µ2)

diterima dan HO ditolak, jadi terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar Fisika siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif.

B. Pembahasan

Dari data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika siswa yang

diperoleh pada posttest lebih tinggi dibandingkan pada pretest. Tingginya hasil

belajar Fisika siswa pada posttest cenderung disebabkan karena adanya pengaruh

pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran

kooperatif. Dengan menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif

siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis inferensial, diperoleh bahwa skor hasil belajar

siswa baik pretest maupun posttest berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Sedangkan pada pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel (9,98 > 2,037)

Page 44: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

33

sehingga jatuh pada daerah penerimaan H1 dalam hal ini pengajuan hipotesis

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan metode

SQ3R dalam pembelajaran kooperatif, yang menunjukkan adanya peningkatan

hasil belajar fisika.

Berdasarkan Perhitungan indeks gain (d) diperoleh bahwa indeks gain

tinggi sebanyak 1 orang siswa 0,7, indeks gain sedang sebanyak 17 orang siswa

dimana besarnya gain 0,3 < d < 0,7. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

hasil belajar Fisika siswa setelah diajar dengan menggunakan metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif, dengan kategori sedang.

Hal lain yang cenderung menyebabkan terjadinya peningkatan hasil

belajar fisika siswa pada posttest karena sebelum proses belajar mengajar di mulai

guru terlebih dahulu menjelaskan model yang di gunakan. Di mana dalam model

pembelajaran didiskusikan dan dikomunikasikan. Dengan tujuan agar siswa saling

berbagi kemampuan, saling berbagai berfikir kritis, saling menyampaikan

pendapat, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri

sendiri mapun teman lain. Dengan demikian siswa yang umumnya pasif

mendapatkan kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya, sehingga

mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada akhirnya dapat

meningkatkan mutu kualitas siswa. Selain itu guru juga menjelaskan secara rinci

hal-hal yang akan dilakukan nantinya sehingga siswa merasa tertarik dalam

mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktifitas yang dilakukan siswa di

Page 45: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

34

mana sebagian besar siswa memperhatikan informasi yang diberikan, membaca

buku, mengungkapkan pengetahuan awal mereka, serta berdiskusi dengan teman

kelompoknya.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa setelah diajar melalui metode

SQ3R dalam pembelajaran kooperatif dibandingkan sebelum diajar melalui

metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini juga menunjukkan bahwa

hipotesis yang telah disusun sebelumnya teruji kebenarannya di tempat penelitian.

Dengan demikian salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

hasil belajar fisika siswa adalah dengan memberikan metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif, khususnya pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar. Hasil Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Elok

Fariha Sari (2008) dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui

metode belajar Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Hasil penelitian ini juga didukung oleh

penelitian I Gusti Ngurah Pujawan (2005) Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode SQ3R dapat

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Dan hasil penelitain ini juga

didukung oleh penelitian Masykur, dkk (2006) Disimpulkan bahwa penerapan

metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar

dan keaktifan siswa pada pokok bahasan tata surya. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa langkah-langkah penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran

kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa sudah berhasil.

Page 46: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

35

Fakta empiris yang menunjukkan hasil penelitian senada dengan

pernyataan Slavin bahwa, penggunaan pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan

hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain

serta dapat meningkatkan harga diri. dan pembelajaran kooperatif dapat

merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan

mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari alasan tersebut, maka

pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat

memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiiki kelemahan.

Page 47: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

36

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar

sebelum diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif

termasuk dalam kategori sedang.

2. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar

setelah diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif

termasuk dalam kategori tinggi

3. Terdapat peningkatan hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA

Muhammadiyah 4 Makassar setelah diajar dengan metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif dengan kategori sedang.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, maka

saran yang dapat diajukan oleh penulis adalah:

1. Karena adanya peningkatan hasil belajar dari penggunaan pengajaran ini

maka disarankan kepada guru Fisika SMA Muhammadiyah 4 Makassar

maupun di sekolah-sekolah lain hendaknya lebih mempertimbangkan

Page 48: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

37

penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif, sebagai salah

satu strategi yang perlu dikembangkan dalam proses belajar mengajar.

2. Diharapkan kepada peneliti dibidang pendidikan di masa yang akan datang

agar melakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode SQ3R dalam

pembelajaran kooperatif ini pada materi dan sampel yang berbeda pula.

3. Kepada pemerintah (Dinas Pendidikan) agar hasil penelitian ini dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

di sekolah-sekolah.

Page 49: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2013. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan dan Penilaian Hasil

Belajar. Jakarta: Bina Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta

Sari, Elok Fariha. 2008. Penerapan Metode SQ3R Sebagai Upaya Untuk

Meningkatkan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Turi Kabupaten Sleman. (0nline), (http//:blogspot.com, diakses

28 Maret 2014)

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit

UNM.

Meltzer, D. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation And

Conceptual Learning Gains In Physics. American journal of physics.

Masykur, dkk. 2006. Penerapan Metode SQ3R Dalam Pembelajaran Kooperatif

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Tata Surya Pada

Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 4, No.2. (0nline),

(http://journal.unnes.ac.id, diakses 17 Mei 2013).

Pujawan, I Gusti Ngurah. 2005. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan Metode SQ3R Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi

Belajar Matematika Siswa SMP. (Online) (http://rulam

2012.blogspot.com, diakses 28 Maret 2014)

Ratumanan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Ambon: Unesa University Press.

Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta:

Bandung

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, Dan praktik. Bandung: Nusa

Media.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Page 50: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

Sugiyono. 2006. Metode Statistika. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Tohirin. 2011. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Page 51: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

82

C.1 VALIDASI INSTRUMEN

PENELITIAN

C.2 UJI VALIDASI INSTRUMEN

PENELITIAN

C.3 UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

PENELITIAN

Page 52: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

116

DOKUMENTASI

Page 53: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

38

A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

B. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Page 54: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMA MUHAMMDIYAH 4 MAKASSAR

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Semester II

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi waktu : 2 X 30 Menit (Pertemuan I )

Standar Kompetensi

3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optic

Kompetensi Dasar

3.1 . Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

Kognitif:

Kognitif produk

1. Menjelaskan fungsi bagian mata manusia

2. Menjelaskan penyebab cacat mata pada manusia dan cara

mengatasinya

3. Menjelaskan penggunaan lup untuk mata berakomodasi maksimum

dan mata tidak berakomodasi

Kognitif proses

1. Mampu menggambar jalannya sinar pada pembentukan bayangan

alat optik lup.

Afektif:

a. Karakter:

- Bekerja dengan teliti

- Bertanggung jawab

- Disiplin

Page 55: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

40

- Jujur

- Peduli

- Percaya diri

b. Keterampilan sosial:

- Bekerjasama

- Menyampaikan pendapat

- Mengajukan pertanyaan

- Menerima pendapat orang lain

A. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Produk:

Setelah proses pembelajaran siswa mampu:

Menjelaskan fungsi bagian mata manusia dan penyebab cacat mata

pada manusia dan cara mengatasinya.

Menjelaskan penggunaan lup untuk mata berakomodasi maksimum

dan mata tidak berakomodasi.

Mampu menggambar jalannya sinar pada pembentukan bayangan alat

optic lup

b. Proses

Selama proses pembelajaran siswa mampu:

- Setelah diberikan gambaran atau contoh yang berkaitan dengan

pembentukan bayangan pada lup dan kaca mata, maka peserta

didik dapat menghubungkan antara pembentukan bayangan pada

lup dan kaca mata.

2. Afektif:

a. Karakter

Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter; bekerja

dengan teliti, bertanggung jawab, disiplin, jujur, peduli, komunikatif, dan

percaya diri.

Page 56: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

41

b. Keterampilan sosial

Aktif menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, menerima

pendapat orang lain dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

B. Materi Pembelajaran

Mata Manusia dan Lup (Kaca Pembesar)

1) Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat

menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan

cara menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa

untuk menghasilkan bayangan objek yang dilihatnya.

Gambar mata manusia

2) Lup atau kaca pembesar sebenarnya merupakan lensa, seberapa besar

benda akan tampak, dan seberapa banyak detail yang bisa kita lihat

padanya, bergantung pada ukuran bayangan yang dibuatnya pada retina.

Hal ini, sebaliknya bergantung pada sudut yang dibentuk oleh benda pada

mata.

Gambar Lup

C. Metode Pembelajaran

1. Model : - Pembelajaran kooperatif

2. Metode : - SQ3R

Page 57: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

42

D. Langkah-langkah Kegiatan

Tahap kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Alokasi

waktu

Fase I:

Pendahuluan

Menyampaikan

tujuan dan

motivasi

Membuka mata pelajaran

dengan penyampaian salam

Mengecek

kehadiran/Mengabsen.

Siswa menjawab

salam.

Siswa menjawab

hadir.

10

Menit

Memotivasi/mengeksploita

si terhaadap siswa

- Mengapa ada Peserta

didik tidak dapat melihat

dengan jelas tulisan di

papan tulis ?

- Jenis alat optik apa yang

digunakan oleh seorang

tukang reparasi Jam ?

Prasarat pengetahuan :

- Ada berapa jenis lensa

kaca mata ?

- Apa sifat bayangan yang

dibentuk oleh lup ?

Menanggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan.

Fase II

Kegiatan Inti.

Guru membimbing peserta

didik dalam pembentukan

kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa laki-

laki dan perempuan yang

berbeda kemampuannya.

Menaggapi,

Mendengarkan dan

memperhatikan

40

Menit

Guru membagikan buku

siswa yang berisi konsep

Menaggapi,

Mendengarkan dan

Page 58: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

43

yang akan dipelajari memperhatikan

Siswa melakukan langkah-

langkah metode SQ3R

sesuai dengan petunjuk

guru:

Menaggapi,

Mendengarkan dan

memperhatikan

Memberikan contoh soal Siswa

memperhatikan

Memberikan soal latihan Siswa yang ditunjuk

menjawab soal yang

diberikan didepan

kelas(papan tulis)

Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

Siswa bertanya.

Guru meminta siswa untuk

memberikan contoh

penerapan pada mata

manusia dan lup

Perwakilan dari

siswa memberikan

contoh penerapan

mata manusia dan

lup

Memantapkan konsep

materi yang diajarkan.

Siswa

mendengarkan, dan

mencatat hal-hal

yang penting.

Fase III:

Penutup

Guru bersama siswa

menyimpulkan materi

pelajaran.

Guru memberikan tugas

rumah (PR) baik secara

individu maupun

kelompok.

Siswa yang ditunjuk

untuk

menyimpulkan

materi kepada

temannya.

Siswa mencatat

tugas yang diberikan

10

Menit

Page 59: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

44

Guru menutup pelajaran

dengan memberikan salam.

Siswa menjawab

salam.

Jumlah : 60

Menit

E. Sumber Belajar

a. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta. CV Teguh

Karya.

b. Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta. Phibeta

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian

Tes tertulis.

b. Bentuk instrument

Pilihan ganda.

Contoh instrument:

No. Instrumen Kunci Jawaban Skor

1 Lensa mata tidak dapat menjadi pipih sebagaimana mestinya,

sehingga bayangan benda jatuh didepan retina disebut ….

a. Hipermetropi

b. Presbiopi

c. Miopi

d. Astigmatisma

e. Katarak

C 1

2

Penderita astigmatisma dapat ditolong menggunakan kacamata

berlensa ….

a. Cembung

b. Silindris

c. Cekung

d. Konvergen

e. Bifocal

B

1

3 Alat yang dapat meperbesar sudut pandang sehingga benda-benda

kecil tampak lebih besar adalah ….

a. Mikroskop

b. Kacamata

c. Teleskop

d. Kamera

e. Lup

B

1

4 Sifat bayangan yang dibentuk oleh lup adalah ….

a. Maya, terbalik, diperbesar

b. Nyata, tegak, diperbesar

c. Maya, tegak, diperbesar

d. Nyata tegak, diperkecil

e. Maya, tegak, diperkecil

A 1

Page 60: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

45

Rubrik penilaian :

Aspek yang dinilai Skor

1. Siswa menjawab dengan benar 1

2. Siswa menjawab salah 0

3. Siswa tidak menjawab sama sekali -1

Makassar, Febriuari 2014

Mengetahui :

Guru Mata Pelajaran Peneliti

HASMAH PUNRIANI, S.Pd LA NENTI

NIP : NIM : 10539 0503 08

Page 61: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

46

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMA MUHAMMDIYAH 4 MAKASSAR

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Semester II

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi waktu : 2 X 30 Menit (Pertemuan II )

Standar Kompetensi

3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optic

Kompetensi Dasar

3.1 . Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

1. Kognitif:

Kognitif produk

1.Menjelaskan fungsi bagian mikroskop dan menggambar jalannya sinar

pada pembentukan bayangan mikroskop

2.Menghitung perbesaran bayangan pada mikroskop

3.Menggambar jalannya sinar pada teropong dan menentukan panjang

teropong

Kognitif proses

1. Mampu menggambar jalannya sinar pada pembentukan bayangan

mikroskop, teropong dan menentukan panjang teropong.

2. Afektif:

a. Karakter:

- Bekerja dengan teliti

- Bertanggung jawab

- Disiplin

- Jujur

- Peduli

Page 62: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

47

- Percaya diri

b. Keterampilan sosial:

- Bekerjasama

- Menyampaikan pendapat

- Mengajukan pertanyaan

- Menerima pendapat orang lain

A. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Produk:

Setelah proses pembelajaran siswa mampu:

Menjelaskan fungsi bagian mikroskop dan menggambar jalannya

sinar pada pembentukan bayangan mikroskop serta menghitung

perbesaran bayangan mikroskop

Menggambar jalannya sinar pada teropong dan menentukan

panjang teropong

b. Proses

Selama proses pembelajaran siswa mampu:

Menghitung perbesaran bayangan mikroskop

Menarik kesimpulan tentang bayangan mikroskop dan teropong

2. Afektif:

a. Karakter

Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter; bekerja

dengan teliti, bertanggung jawab, disiplin, jujur, peduli, komunikatif, dan

percaya diri.

b. Keterampilan sosial

Aktif menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, menerima

pendapat orang lain dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

B. Materi Pembelajaran

Mikroskop dan Teropong

Page 63: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

48

1). Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa objektif adalah lensa

yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa okuler

adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat.

Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga

jarak benda sangat kecil.

Gambar mikroskop

2). Teropong atau Teleskop adalah alat optic untuk mengamati benda yang

sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Perancangan memanfaatkan

dua sifat cahaya, yaitu dapat dibiaskan dan dipantulkan. Berdasarkan

kedua sifat cahaya tersebut, teropong dibedakan atas teropong bias dan

teropong pantul.

Gambar Teropong

C. Metode Pembelajaran

1. Model : - Pembelajaran kooperatif

2. Metode : - SQ3R

D. Langkah-langkah Kegiatan

Tahap kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Alokasi

waktu

Fase I:

Pendahuluan

Menyampaika

n tujuan dan

motivasi

Membuka mata pelajaran

dengan penyampaian salam

Mengecek

kehadiran/Mengabsen.

Siswa menjawab

salam. Siswa menjawab

hadir.

10

Menit

Memotivasi/mengeksploitasi

Menaggapi,

Mendengarkan

Page 64: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

49

terhaadap siswa

- Apa manfaat dari

mikroskop?

- Sebutkan jenis – jenis

teropong yang anda ketahui?

Prasarat pengetahuan :

- Apa sifat bayangan yang

dibentuk oleh mikroskop

dan teropong?

dan

memperhatikan.

Fase II

Kegiatan Inti.

Guru membimbing peserta

didik dalam pembentukan

kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa laki-laki

dan perempuan yang berbeda

kemampuannya.

Menaggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan

40

Menit

Guru membagikan LKS dan

buku siswa yang berisi konsep

yang akan dipelajari

Menaggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Siswa melakukan langkah-

langkah metode SQ3R sesuai

dengan petunjuk guru:

Menaggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Memberikan contoh soal Siswa

memperhatikan

Memberikan soal latihan Siswa yang

ditunjuk

menjawab soal

yang diberikan

didepan

kelas(papan

Page 65: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

50

tulis)

Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya.

Siswa bertanya.

Guru meminta siswa untuk

memberikan contoh

penerapan mikroskop dan

teropong

Perwakilan dari

siswa

memberikan

contoh

penerapan

mikroskop dan

teropong

Memantapkan konsep materi

yang diajarkan.

Siswa

mendengarkan,

dan mencatat

hal-hal yang

penting.

Fase III:

Penutup

Guru bersama siswa

menyimpulkan materi

pelajaran.

Guru memberikan tugas

rumah (PR) baik secara

individu maupun kelompok.

Guru menutup pelajaran

dengan memberikan salam.

Siswa yang

ditunjuk untuk

menyimpulkan

materi kepada

temannya.

Siswa mencatat

tugas yang

diberikan

Siswa

menjawab

salam.

10

Menit

Jumlah : 60

Menit

Page 66: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

51

E. Sumber Belajar

a. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta. CV Teguh

Karya.

b. Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta. Phibeta

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian

Tes tertulis.

b. Bentuk instrument

Pilihan ganda.

Contoh instrument:

No

.

Instrumen Kunci

Jawaban

Skor

1 Panjang tabung sebuah mikroskop adalah 21,4 cm. Mikroskop

tersebut mempunyai panjang focus objektif 4 mm dan okuler 5 cm.

Perbesaran total mikroskop untuk mata tak berakomodasi adalah …

kali

a. 50

b. 100

c. 150

d. 200

e. 250

D 1

2 Sebuah mikroskop majemuk tersusun atas dua buah lensa yang jarak

focus masing-masing adalah 10mm dan 50mm. Sebuah benda

diletakan 11 mm didepan lensa objektif. Jarak antara lensa objektif

dan lensa okuler adalah … cm

a. 14

b. 15

c. 16

d. 17

e. 18

C 1

3 Bayangan akhir yang dibentuk oleh teropong panggung adalah ….

a. Nyata, terbalik

b. Nyata, tegak

c. Maya, tegak,

d. Nyata, diperkecil

e. Maya, terbalik

B

1

4 Seseorang mengamati sebuah objek tanpa berakomodasi

menggunakan teropong panggung. Perbesaran yang dihasilkan oleh

teropong adalh 10kali. Focus objektif teropong adalah 20cm. Jarak

focus okulernya adalah … cm

a. -2

b. -3

c. 2

d. 3

e. 4

C 1

Page 67: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

52

Rubrik penilaian :

Aspek yang dinilai Skor

4. Siswa menjawab dengan benar 1

5. Siswa menjawab salah 0

6. Siswa tidak menjawab sama sekali -1

Makassar, Februari 2014

Mengetahui :

Guru Mata Pelajaran Peneliti

HASMAH PUNRIANI, S.Pd LA NENTI

NIP : NIM : 10539 0503 08

Page 68: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

53

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMA MUHAMMDIYAH 4 MAKASSAR

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Semester II

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi waktu : 2 X 30 Menit (Pertemuan III )

Standar Kompetensi

3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optic

Kompetensi Dasar

3.1 . Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

1. Kognitif:

Kognitif produk

Menjelaskan fungsi bagian-bagian kamera

Kognitif proses

Menjelaskan pembentukan bayangan pada kamera.

2. Afektif:

a. Karakter:

- Bekerja dengan teliti

- Bertanggung jawab

- Disiplin

- Jujur

- Peduli

- Percaya diri

Page 69: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

54

b.Keterampilan sosial:

- Bekerjasama

- Menyampaikan pendapat

- Mengajukan pertanyaan

- Menerima pendapat orang lain

A. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

a. Produk:

Setelah proses pembelajaran siswa mampu:

- Menjelaskan fungsi bagian bagian kamera.

b. Proses

Selama proses pembelajaran siswa mampu:

- Menjelaskan pembentukan bayangan pada kamera.

Afektif:

a. Karakter

Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter; bekerja

dengan teliti, bertanggung jawab, disiplin, jujur, peduli, komunikatif, dan

percaya diri.

b. Keterampilan sosial

Aktif menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, menerima

pendapat orang lain dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

B. Materi Pembelajaran

Kamera

Kamera mempunyai sebuah lensa positif sehingga prinsip kerjanya sama

dengan mata. Berkas cahaya yang masuk pada kamera akan dibiaskan

sehingga benda yang ditempatkan di depan lensa memberikan bayangan di

Page 70: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

55

belakang lensa. Bayangan ini nyata sehingga dapat ditangkap oleh film yang

berfungsi sebagai layar dengan ukuran bayangan diperkecil dan terbalik.

Gambar macam-macam kamera

C. Metode Pembelajaran

1. Model : - Pembelajaran kooperatif

2. Metode : - SQ3R

D. Langkah-langkah Kegiatan

Tahap kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Alokasi

waktu

Fase I:

Pendahuluan

Menyampaikan

tujuan dan

motivasi

Membuka mata pelajaran

dengan penyampaian salam

Mengecek

kehadiran/Mengabsen.

Siswa

menjawab

salam.

Siswa

menjawab

hadir.

10

Menit

Memotivasi/mengeksploitasi

terhaadap siswa

- Apa manfaat dari kamera ?

Prasarat pengetahuan :

- Apa bayangan yang

dibentuk oleh kamera?

Menaggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan

.

Fase II

Kegiatan Inti.

Guru membimbing peserta

didik dalam pembentukan

kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa laki-laki

dan perempuan yang berbeda

Menaggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan

40

Menit

Page 71: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

56

kemampuannya.

Guru membagikan LKS dan

buku siswa yang berisi konsep

yang akan dipelajari

Menaggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Siswa melakukan langkah-

langkah metode SQ3R sesuai

dengan petunjuk guru:

Menaggapi,

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Memberikan contoh soal Siswa

memperhatikan

Memberikan soal latihan Siswa yang

ditunjuk

menjawab soal

yang diberikan

didepan

kelas(papan

tulis)

Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya.

Siswa bertanya.

Guru meminta siswa untuk

memberikan contoh penerapan

pada kamera

Perwakilan dari

siswa

memberikan

contoh

penerapan pada

kamera

Memantapkan konsep materi

yang diajarkan.

Siswa

mendengarkan,

dan mencatat

hal-hal yang

Page 72: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

57

penting.

Fase III:

Penutup

Guru bersama siswa

menyimpulkan materi

pelajaran.

Guru memberikan tugas

rumah (PR) baik secara

individu maupun kelompok.

Guru menutup pelajaran

dengan memberikan salam

Siswa yang

ditunjuk untuk

menyimpulkan

materi kepada

temannya.

Siswa mencatat

tugas yang

diberikan

Siswa

menjawab

salam.

10

Menit

Jumlah : 60

Menit

E. Sumber Belajar

a. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta. CV Teguh

Karya

b. Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta. Phibeta

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik penilaian

Tes tertulis.

b. Bentuk instrument

Pilihan ganda.

Page 73: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

58

Contoh instrument:

No

.

Instrumen Kunci

Jawaban

Skor

1 Sebuah benda terletak 4m didepan kamera yang mempunyai

focus 4cm. Bayangan pada film akan diperkecil hingga … kali

a. 1/99

b. 1/100

c. 1/101

d. 1/200

e. 1/400

A 1

2 Bagian pada kamera yang berperan sama dengan retina mata

adalah ….

a. Kotak kedap suara

b. Celah diafragma

c. Film

d. Shutter

e. Lensa

C 1

Rubrik penilaian :

Aspek yang dinilai Skor

7. Siswa menjawab dengan benar 1

8. Siswa menjawab salah 0

9. Siswa tidak menjawab sama sekali -1

Makassar, februari 2014

Mengetahui :

Guru Mata Pelajaran Peneliti

HASMAH PUNRIANI, S.Pd LA NENTI

NIP : NIM : 10539 0503 08

Page 74: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

83

Lampiran C.1 Validasi Instrument Penelitian

Nomor

Item Mp Mt St p q pbi Interpretasi

1 22.38

21.17 5.998 0.542

0.458

0.219( pbi > rtabel) Tidak Valid

2 23.19

21.17 5.998 0.667

0.333

0.447( pbi > rtabel) Valid

3 22.58

21.17 5.998 0.792

0.208

0.456( pbi > rtabel ) Valid

4 24.56

21.17 5.998 0.667

0.333

0.796( pbi > rtabel ) Valid

5 23.25

21.17 5.998 0.667

0.333

0.488( pbi > rtabel ) Valid

6 20.45

21.17 5.998 0.458

0.542

-0.109( pbi < rtabel ) Tidak Valid

7 23.44

21.17 5.998 0.667

0.333

0.532( pbi > rtabel ) Valid

8 22.94

21.17 5.998 0.667

0.333

0.415( pbi < rtabel ) Valid

9 23.85

21.17 5.998 0.542

0.458

0.483( pbi > rtabel ) Valid

10 23

21.17 5.998 0.667

0.333

0.43( pbi < rtabel ) Valid

11 23.3

21.17 5.998 0.625

0.375

0.464( pbi < rtabel ) Valid

12 22.74

21.17 5.998 0.792

0.208

0.507( pbi > rtabel ) Valid

13 23.47

21.17 5.998 0.625

0.375

0.492( pbi < rtabel ) Valid

14 22

21.17 5.998 0.458

0.542

-0.127( pbi > rtabel ) Tidak Valid

15 20.8 21.17 5.998 0.417

0.583

-0.051( pbi > rtabel ) Tidak Valid

16 22.33

21.17 5.998 0.375

0.625

0.15( pbi > rtabel ) Tidak Valid

17 21

21.17 5.998 0.542

0.458

-0.03( pbi > rtabel ) Tidak Valid

18 25

21.17 5.998 0.583

0.417

0.752( pbi < rtabel ) Valid

Page 75: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

84

19 23.06

21.17 5.998

0.667 0.333

0.444( pbi < rtabel ) Valid

20 20.56

21.17 5.998 0.375

0.625

-0.078( pbi > rtabel ) Tidak Valid

21 22.88

21.17 5.998 0.708

0.292

0.443( pbi < rtabel ) Valid

22 21.4

21.17 5.998 0.417

0.583

0.033( pbi < rtabel ) Tidak Valid

23 20.33

21.17 5.998 0.375

0.625

-0.11( pbi < rtabel ) Tidak Valid

24 21.78

21.17 5.998 0.375

0.625

0.078( pbi > rtabel ) Tidak Valid

25 22.13

21.17 5.998 0.333

0.667

0.112( pbi > rtabel ) Tidak Valid

26 23.86

21.17 5.998 0.583

0.417

0.528( pbi > rtabel ) Valid

27 23.93

21.17 5.998 0.583

0.417

0.542( pbi > rtabel ) Valid

28 23.92

21.17 5.998 0.542

0.458

0.497( pbi < rtabel ) Valid

29 23

21.17 5.998 0.667

0.333

0.43( pbi > rtabel ) Valid

30 18.8

21.17 5.998 0.208

0.792

-0.2( pbi > rtabel ) Tidak Valid

31 19.75

21.17 5.998 0.167

0.833

-0.11( pbi > rtabel ) Tidak Valid

32 23.53

21.17 5.998 0.625

0.375

0.506( pbi > rtabel ) Valid

33 20

21.17 5.998 0.417

0.583

-0.163( pbi > rtabel ) Tidak Valid

34 24.86

21.17 5.998 0.583

0.417

0.724( pbi > rtabel ) Valid

35 25.69

21.17 5.998 0.542

0.458

0.815( pbi > rtabel ) Valid

36 25.21

21.17 5.998 0.583

0.417

0.794( pbi > rtabel ) Valid

37 23.62

21.17 5.998 0.542

0.458

0.441( pbi > rtabel ) Valid

38 20.5

21.17 5.998 0.333

0.667

-0.08( pbi > rtabel ) Tidak Valid

39 20.22

21.17 5.998 0.375

0.625

-0.12( pbi > rtabel ) Tidak valid

Page 76: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

85

40

20.89

21.17 5.998 0.375

0.625

-0.036( pbi < rtabel ) Tidak Valid

Keterangan: rtabel pada taraf signifikansi 5% = 0,404

Page 77: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

86

Lampiran C.2 Uji Validasi Instrumen Penelitian

1. Uji validitas item no. 2 dari 40 soal yang telah diteskan kepada 24 orang siswa,

dengan menggunakan rumus Koefisien Biseral:

(

)

Mean dari skor total (Mt) =

=

= 21,167 atau 21,17

Proporsi siswa yang menjawab benar

(p)

Proporsi siswa yang menjawab salah (q) = 1 – p = 1 – 0,667 = 0,333

Rata-rata siswa yang menjawab benar (Mp)

Mp =

=

= 23,19

Standar deviasi (St) 5,998

rpbi

Ket; penentuan valid atau dropnya suatu item adalah dengan membandingkan antara

rhitung dengan r product moment pada jumlah sampel N dan taraf kecepatann

jika rhitung rtabel maka dikatakan valid.

Page 78: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

87

Lampiran C.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder-

Richardson (KR- 20) sebagai berikut:

n = 24

s = 5,998

s2 = 35,97

(

) (

)

(

) (

)

(

) (

)

747

(reliabel cukup tinggi)

Table C.1 Kriteria tingkat reliabilitas item

Rentang Nilai Kategori

0,810-1,000 Tinggi

0,610-0,800 Cukup tinggi

0,410-0,600 Sedang

0,210-0,400 Rendah

0,000-0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2005;100)

Page 79: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

88

D. DATA HASIL PENELITIAN

Page 80: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

89

Lampiran D. Data Hasil Penelitian

Tabel. Data Skor Hasil Belajar Siswa

No Nama siswa Pretest Posttest

Skor Nilai Skor Nilai

1 Nurlia 10 43,5 18 78,3

2 Musdalifah Tauraja 13 56,5 20 87

3 ST Hardiyanti 10 43,5 18 78,3

4 ST Fatimah 13 56,5 18 78,3

5 Hariyati 12 52,2 17 73,9

6 Abdul Rahman 10 43,5 19 82,6

7 Firmansyah 13 56,5 18 78,3

8 Kamaruddin 7 30,4 17 73,9

9 Muh. Yusuf Ibrahim 6 26,1 15 65,2

10 Muh. Andi Wiranata 7 30,4 16 69,6

11 Syaidina Afiat 11 47,8 17 73,9

12 Eka 7 30,4 15 65,2

13 Marlina 8 34,8 14 60,9

14 ST Aisyah 6 26,1 13 56,5

15 Muh. Reza Mei Saputra 10 43,5 18 78,3

16 Muh. Fahri. R 9 39,1 16 69,6

17 Muh. Saddam Husein 12 52,2 18 78,3

18 Muh. Hidayatullah. K 9 39,1 17 73,9

Page 81: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

90

E.1 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL BELAJAR

E.2 ANALISIS PENGKATEGORIAN HASIL

BELAJAR

Page 82: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

91

Lampiran E.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar

A. Pretest

Skor tertinggi = 13

Skor terendah = 6

Skor ideal = 23

Jumlah sampel (n) = 18

Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 18

= 1 + 3,3 (1,26)

= 1 + 4,16

= 5,16 ≈ 5

Rentang data (R) = Skor tertinggi-Skor terendah

= 13 – 6

= 7

Panjang kelas =

=

=

= 1,4 ≈ 2 (dibulatkan)

Tabel E.1 Distribusi frekuensi pada pretest

Skor fi xi xi2

fi xi fi xi2

5 - 6 2 5,5 30,25 11 60,50

7 - 8 4 7,5 56,25 30 225

9 - 10 6 9,5 90,25 57 541,50

11- 12 3 11,5 132,25 34,5 396,75

13 - 14 3 13,5 182,25 40,5 546,75

Jumlah 18 173 1770,50

Rata-rata (X) = ∑

∑ =

= 9,61

Standar deviasi (S) = √∑

= √

Page 83: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

92

= √

= √

= 2,5

B. Posttest

Skor tertinggi = 20

Skor terendah = 13

Skor ideal = 23

Jumlah sampel (n) = 18

Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 18

= 1 + 3,3 (1,26)

= 1 + 4,16

= 5,16 ≈ 5

Rentang data (R) = Skor tertinggi-Skor terendah

= 20 – 13

= 7

Panjang kelas =

=

=

= 1,4

Tabel E.2 Distribusi frekuensi pada posttest

Skor fi xi xi

2 fi xi fi xi2

12-13 1 12,5 156,25 12,5 156,25 14-15 3 14,5 210,25 43,5 630,75 16-17 6 16,5 272,25 99 1633,5 18-19 7 18,5 342,25 129,5 2395,75 20-21 1 20,5 420,25 20,5 420,25

Jumlah 18 305 5236,5

Rata-rata (X) = ∑

∑ =

= 16,94

Page 84: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

93

Standar deviasi (S) = √∑

= √

= √

= √

= 2,01

Page 85: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

94

Lampiran E.2 Analisis Pengkategorian Hasil Belajar Fisika

Untuk kategori penilaian hasil belajar digunakan teknik kategorisasi skala

lima yaitu pembagian tingkat penguasaan yang terbagi atas lima kategori, yaitu :

Tabel E.3 Kategori Nilai Hasil Belajar

Interval Nilai Keterangan

81 – 100 Sangat tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Sedang

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat rendah

(Riduwan, 2003: 41)

Pengubahan skor Hasil belajar fisika ke bentuk nilai persentase di hitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%100xN

FP

Dengan : P = Nilai yang diperoleh (%)

F = Jumlah skor yang diperoleh

N = skor ideal

(Riduwan, 2003: 41)

Sehingga pengkategorian presentase hasil belajar dapat dilihat pada daftar

sebagai berikut:

Tabel E.4 Kategori persentase hasil belajar pretest

Interval Nilai

persentase (%)

Keterangan Frekuensi persentase

(%)

81 – 100 Sangat tinggi 0 0

61 – 80 Tinggi 0 0

41 – 60 Sedang 10 55,56

21 – 40 Rendah 8 44,44

0 – 20 Sangat Rendah 0 0

Page 86: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

95

Tabel E.5 Kategori persentase hasil belajar posttest

Interval Nilai

persentase (%)

Keterangan Frekuensi persentase

(%)

81 – 100 Sangat tinggi 2 11,11

61 – 80 Tinggi 14 77,78

41 – 60 Sedang 2 11,11

21 – 40 Rendah 0 0

0 – 20 Sangat Rendah 0 0

Page 87: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

96

F. ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL HASIL BELAJAR

Page 88: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

97

Lampiran F. Analisis Inferensial Hasil Belajar

Tabel F.1 Pengujian Normalitas hasil belajar pada pretest

Keterangan:

Kolom 1 : Kelas interval diperoleh dari skor terendah + panjang kelas, yaitu: 5 + 2

= 7+ 2 = 9, dst. Sehingga ditulis 5-6, 7- 8-dst

Kolom 2 : Batas kelas (BK) = 5 – 0,5 = 4,5 (BK1)

BK2 = BK1 + panjang kelas = 4,5 + 2 =6,5

BK3 = BK2 + panjang kelas = 6,5 + 2 = 8,5

BK4 = BK3 + panjang kelas = 8,5 + 2 = 10,5

BK5 = BK4 + panjang kelas = 10,5 + 2 =12,5

BK6 = BK5 + panjang kelas = 12,5 + 2 =14,5

Kelas

Interval

Batas

Kelas

Z batas

Kelas

Luas

Z

tabel

Luas

Interval Oi Ei i

ii

E

EO 2)(

1 2 3 4 5 6 7 8

4,5 -1,84 0,4671

5 - 6 0,1163 2 2,0934 0,0042

6,5 -1,04 0,3508

7 - 8 0,256 4 4,608 0.0802

8,5 -0,24 0,0948

9 - 10 0,3071 6 5,5278 0,0403

10,5 0,56 0,2123

11 - 12 0,2008 3 3,6144 0,1044

12,5 1,13 0,4131

13 - 14 0,0715 3 1,287 2,28

14,5 2,16 0,4846

i

ii

E

EO 2

2 )( 2,5092

Page 89: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

98

Kolom 3 : Zbatas kelas =

Z BK1 =

Z BK4 =

Z BK2 =

Z BK5 =

Z BK3 =

Z BK6 =

Kolom 4 : Ztabel (menggunakan table Z)

Kolom 5 : Luas Ztabel tb1 = Z-1,84– Z-1,04 Luas Ztabel tb4 = Z1,36– Z0,56

= 0,4671 – 0,3508 = 0,4131 - 0,2123

= 0,1163 = 0,2008

Luas Ztabel tb2 = Z-1,04 – Z-0,24 Luas Ztabel tb4 = Z2,16– Z1,36

= 0,3508 – 0,0948 = 0,4846 - 0,4131

= 0,256 = 0,0715

Luas Ztabel tb3 = Z0,56 + Z-0,24

= 0,2123 + 0,0948

= 0,3071

Kolom 6 : Frekuensi hasil pengamatan (Oi), yaitu banyaknya data yang termasuk

pada suatu kelas interval.

Kolom 7 : Frekuensi harapan (Ei) = n x Luas Ztabel

E1 = 18 x 0,1163 = 2,0934

E2 =18 x 0,256 = 4,608

E3 = 18 x 0,3071 = 5,5278

E4 = 18 x 0,2008 = 3,6144

E4 = 18 x 0,0715 = 1,287

Page 90: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

99

Kolom 8 : Nilai X2

=

2,28

Taraf signifikansi (α) = 0,05

2,50922 hitung

dk = k-3

= 5-3

= 2

α =0,05

2

tabel = =

=

991,52 tabel

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh = 2,5092 untuk

α = 0,05 dan dk = k – 3 = 5 – 3 = 2 maka diperoleh = 5,991. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa = 5,6908 < = 5,991 maka hasil

Page 91: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

100

belajar fisika yang diperoleh kelas X SMA Muhammadiyah 4 Makassar saat

pretest terdistribusi normal.

Tabel F.2 Pengujian Normalitas hasil belajar pada Posttest

Keterangan:

Kolom 1 : Kelas interval diperoleh dari skor terendah + panjang kelas, yaitu: 12 +

2 = 14 + 2 = 16,dst. Sehingga ditulis 12-13, 14- 15-dst

Kolom 2 : Batas kelas (BK) = 12 – 0,5 = 11,5 (BK1)

BK2 = BK1 + panjang kelas = 11,5 + 2 =13,5

BK3 = BK2 + panjang kelas = 13,5 + 2 = 15,5

BK4 = BK3 + panjang kelas = 15,5 + 2 = 17,5

BK5 = BK4 + panjang kelas = 17,5 + 2 =19,5

BK6 = BK5 + panjang kelas = 19,5 + 2 = 21,5

Kelas

Interval

Batas

Kelas

Z batas

kelas

Luas Z

tabel

Luas

Interval Oi Ei

i

ii

E

EO 2)(

11,5 -2,59 0,4952

12-13 0,0457 1 0,8226 0,0383

13,5 -1,64 0,4495

14-15 0,1946 3 3,5028 0,0722

15,5 -0,69 0,2549

16-17 0,3613 6 6,5034 0,039

17,5 0,27 0,1064

18-19 0,2824 7 5,0832 0,7228

19,5 1,22 0,3888

20-21 0,0962 1 1,7316 0,3091

21,5 2,17 0,4850

i

ii

E

EO 2

2 )( 1,1813

Page 92: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

101

Kolom 3 : Zbatas kelas =

Z BK1 =

Z BK4 =

Z BK2 =

Z BK5 =

Z BK3 =

Z BK6 =

Kolom 4 : Ztabel (menggunakan table Z)

Kolom 5 : Luas Ztabel tb1 = Z-2,29– Z-1,64 Luas Ztabel tb4 = Z1,22– Z0,27

= 0,4952 – 0,4495 = 0,3888 – 0,1064

= 0,0457 = 0,2824

Luas Ztabel tb2 = Z-1,64 – Z-0,69 Luas Ztabel tb4 = Z2,17–Z1,22

= 0,4495 – 0,2549 = 0,4850 - 0,3888

= 0,1946 = 0,0962

Luas Ztabel tb3 = Z-0,69+ Z0,27

= 0,2549 + 0,1064

= 0,3613

Kolom 6 : Frekuensi hasil pengamatan (Oi), yaitu banyaknya data yang termasuk

pada suatu kelas interval.

Kolom 7 : Frekuensi harapan (Ei) = n x Luas Ztabel

E1 = 18 x 0,0457 = 0,8226 E4 = 18 x 0,2824 = 5,0832

E2 =18 x 0,1946 = 3,5028 E5 = 18 x 0,0962 = 1,7316

E3 = 18 x 0,3613 = 6,5034

Page 93: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

102

Kolom 8 : Nilai X2

=

Taraf signifikansi (α) = 0,05

452,12 hitung

dk = k-3

= 5-3

= 2

α =0,05

2

tabel = =

=

991,52 tabel

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh = 1,1813 untuk

α = 0,05 dan dk = k – 3 = 5 – 3 = 2 maka diperoleh = 5,991

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa = 1,1813 < = 5,991

maka hasil belajar fisika yang diperoleh kelas X SMA Muhammadiyah 4

Makassar saat posttest terdistribusi normal.

Page 94: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

103

G.1 UJI HIPOTESIS

G.2 UJI GAIN

Page 95: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

104

LAMPIRAN G.1

PENGUJIAN HIPOTESIS

Tabel G.1. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menetapkan ada tidaknya perbedaan

antara skor hasil belajar fisika yang diajar dengan model pembelajaran siklus dan

pembelajaran secara konvensional.

H0 :1 = 2

H1 : 1 > 2

Data yang diperlukan dalam pengujian ini adalah:

x1 = 9,61

x2 = 16,94

n1 = 18

Responden Pretest

(X1)

Posttest

(X2) (X1)

2 (X2)

2 X1X2

1 10 18 100 324 180 2 13 20 169 400 260 3 10 18 100 324 180 4 13 18 169 324 234 5 12 17 144 289 204 6 10 19 100 361 190 7 13 18 169 324 234 8 7 17 49 289 119 9 6 15 36 225 90 10 7 16 49 256 112 11 11 17 121 289 187 12 7 15 49 225 105 13 8 14 64 196 112 14 6 13 36 169 78 15 10 18 100 324 180 16 9 16 81 256 144 17 12 18 144 324 216 18 9 17 81 289 153

jumlah 173 304 1761 5188 2978

Page 96: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

105

n2 = 18

S1 = 2,5

S2 = 2,01

S12

= 6,25

S22

= 4,04

Untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t dengan rumus :

21

21

11

nndsg

XXt hitung

(Sudjana, 1992:239)

Dimana:

dsg

2

11

21

2211

nn

VnVn (Sudjana, 1992:208)

=

21818

04,411825,6118

=

34

04,41725,617

= 34

68,6825,106

= 34

93,174

= 145,5

= 2,27

Page 97: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

106

Maka nilai t hitung adalah :

21

12

11

nndsg

XXt hitung

=

18

1

18

127,2

61,994,16

= 7491,0

33,7

= 9,78

dk = n1 + n2 -2

= 18 + 18 - 2

= 34

2 1

Maka

= 2,042 -

1

= 2,042 – 0,0028

= 2,039

ttabel = 2,039

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh t hitung > t tabel = 9,78 > 2,039 artinya

t hitung berada pada daerah penolakan H0 dengan H1 diterima.

Kriteria pengujian terima Ho jika –t1-1/2 < thitung < t1-1/2 didapat dari daftar

distribusi dengan dk = (n1 + n2-2) dan peluang (1-1/2 ). Untuk harga-harga t

lainnya ditolak.

Untuk taraf nyata = 0,05 dan dk = 34, maka t0,975(34) =2,039, sedangkan

thitung = 9,78, jadi tidak termasuk dalam daerah penerimaan sehingga hipotesis H0

Page 98: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

107

ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar fisika siswa sebelum di ajar dengan menggunakan

metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif dan setelah diajar menggunakan

metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif pada taraf nyata = 0,05. Hal ini

menunjukan adanya peningkatan hasil belajar fisika setelah diajar dengan

pembelajaran kooperatif metode SQ3R.

Page 99: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

108

LAMPIRAN G.2

UJI GAIN

Gain (g) =

Gain (g)

= 0,54 (indeks gain sedang)

Adapun kriteria interpertasi indeks gain yang dikemukakan oleh (Maltzer, 2002)

yaitu:

g > 0,7 (indeks gain tinggi)

0,3 ≤ g ≤ 0,7 (indeks gain sedang)

g < 0,3 (indeks gain rendah)

keterangan:

O1 = hasil pengukuran pretest

O2 = hasil pengukuran posttest

Page 100: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

109

Tabel G.2 Perhitungan Indeks Gain (d)

No O1 Gain (d) O2 Interpretasi

1 10 0,615 18 Gain sedang

2 13 0,7 20 Gain tinggi 3 10 0,615 18 Gain sedang

4 13 0,5 18 Gain sedang

5 12 0,45 17 Gain sedang

6 10 0,69 19 Gain sedang

7 13 0,5 18 Gain sedang

8 7 0,625 17 Gain sedang

9 6 0,529 15 Gain sedang

Besarnya"d"Gain Interpretasi Jumlah

10 7 0,562 16 Gain sedang

d > 0,7 Indeks gain tinggi 1

11 11 0,5 17 Gain sedang

0,3 < d < 0,7 Indeks gain sedang 17

12 7 0,5 15 Gain sedang

d < 0,3 Indeks gain rendah

13 8 0,4 14 Gain sedang

JUMLAH 18

14 6 0,412 13 Gain sedang

15 10 0,615 18 Gain sedang

16 9 0,5 16 Gain sedang

17 12 0,54 18 Gain sedang

18 9 0,57 17 Gain sedang

Berdasarkan Perhitungan indeks gain (d)

diperoleh bahwa indeks gain tinggi sebanyak 1

orang siswa dimana d > 0,7, indeks gain sedang

sebanyak 17 orang siswa dimana besarnya gain

0,3 < d < 0,7. Ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar fisika siswa setelah

diajar dengan metode SQ3R dalam pembelajaran

kooperatif.

Page 101: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

110

H.1 TABEL CHI-KUADRAT

H.2 TABEL r PRODUCT MOMENT

H.3 TABEL DISTRIBUSI t

H.4 TABEL DISTRIBUSI z

Page 102: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

111

TABEL H. 1

NILAI-NILAI CHI KUADRAT

dk Taraf Signifikansi

50% 30% 20% 10% 5% 1%

1 0,455 1,074 1,642 2,706 3,841 6,635

2 0,139 2,408 3,219 3,605 5,991 9,210

3 2,366 3,665 4,642 6,251 7,815 11,341

4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 13,277

5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 15,086

6 5,348 7,231 8,558 10,645 12,592 16,812

7 6,346 8,383 9,803 12,017 14,017 18,475

8 7,344 9,524 11,030 13,362 15,507 20,090

9 8,343 10,656 12,242 14,684 16,919 21,666

10 9,342 11,781 13,442 15,987 18,307 23,209

11 10,341 12,899 14,631 17,275 19,675 24,725

12 11,340 14,011 15,812 18,549 21,026 26,217

13 12,340 15,19 16,985 19,812 22,368 27,688

14 13,332 16,222 18,151 21,064 23,685 29,141

15 14,339 17,322 19,311 22,307 24,996 30,578

16 15,338 18,418 20,465 23,542 26,296 32,000

17 16,337 19,511 21,615 24,785 27,587 33,409

18 17,338 20,601 22,760 26,028 28,869 34,805

19 18,338 21,689 23,900 27,271 30,144 36,191

20 19,337 22,775 25,038 28,514 31,410 37,566

21 20,337 23,858 26,171 29,615 32,671 38,932

22 21,337 24,939 27,301 30,813 33,924 40,289

23 22,337 26,018 28,429 32,007 35,172 41,638

24 23,337 27,096 29,553 33,194 35,415 42,980

25 24,337 28,172 30,675 34,382 37,652 44,314

26 25,336 29,246 31,795 35,563 38,885 45,642

27 26,336 30,319 32,912 36,741 40,113 46,963

28 27,336 31,391 34,027 37,916 41,337 48,278

29 28,336 32,461 35,139 39,087 42,557 49,588

30 29,336 33,530 36,250 40,256 43,775 50,892

Page 103: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

112

TABEL I. 2

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

N Taraf Signif

N Taraf Signif

N Taraf Signif

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

0,997

0,950

0,878

0,811

0,754

0,707

0,666

0,632

0,602

0,576

0,553

0,532

0,514

0,497

0,482

0,468

0,456

0,444

0,433

0,423

0,413

0,404

0,396

0,388

0,999

0,990

0,959

0,917

0,874

0,834

0,798

0,765

0,735

0,708

0,684

0,661

0,641

0,623

0,606

0,590

0,575

0,561

0,549

0,537

0,526

0,515

0,505

0,496

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

0,381

0,374

0,367

0,361

0,355

0,349

0,344

0,339

0,334

0,329

0,325

0,320

0,316

0,312

0,308

0,304

0,301

0,297

0,294

0,291

0,288

0,284

0,281

0,279

0,487

0,478

0,470

0,463

0,456

0,449

0,442

0,436

0,430

0,424

0,418

0,413

0,408

0,403

0,398

0,393

0,389

0,384

0,380

0,376

0,372

0,368

0,364

0,361

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

125

150

175

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,266

0,254

0,244

0,235

0,227

0,220

0,213

0,207

0,202

0,195

0,176

0,159

0,148

0,138

0,113

0,098

0,088

0,080

0,074

0,070

0,065

0,062

0,345

0,330

0,317

0,306

0,296

0,286

0,278

0,270

0,263

0,256

0,230

0,210

0,194

0,181

0,148

0,128

0,115

0,105

0,097

0,091

0,086

0,081

Page 104: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

113

TABEL I. 3

NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t

untuk uji dua fihak (two tail test)

0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01

untuk uji satu fihak (one tail test)

dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

40

60

120

1,000

0,816

0,765

0,741

0,727

0,718

0,711

0,706

0,703

0,700

0,697

0,695

0,692

0,691

0,690

0,689

0,688

0,688

0,687

0,687

0,686

0,686

0,685

0,685

0,684

0,684

0,684

0,683

0,683

0,683

0,681

0,679

0,677

0,674

3,078

1,886

1,638

1,533

1,486

1,440

1,415

1,397

1,383

1,372

1,363

1,356

1,350

1,345

1,341

1,337

1,333

1,330

1,328

1,325

1,323

1,321

1,319

1,318

1,316

1,315

1,314

1,313

1,311

1,310

1,303

1,296

1,289

1,282

6,314

2,920

2,353

2,132

2,015

1,943

1,895

1,860

1,833

1,812

1,796

1,782

1,771

1,761

1,753

1,746

1,740

1,743

1,729

1,725

1,721

1,717

1,714

1,711

1,708

1,706

1,703

1,701

1,699

1,697

1,684

1,671

1,658

1,645

12,706

4,303

3,182

2,776

2,571

2,447

2,365

2,306

2,262

2,228

2,201

2,178

2,160

2,145

2,132

2,120

2,110

2,101

2,093

2,086

2,080

2,074

2,069

2,064

2,060

2,056

2,052

2,048

2,045

2,042

2,021

2,000

1,980

1,960

31,821

6,965

4,541

3,747

3,365

3,143

2,998

2,896

2,821

2,764

2,718

2,681

2,650

2,624

2,623

2,583

2,567

2,552

2,539

2,528

2,518

2,508

2,500

2,492

2,485

2,479

2,473

2,467

2,462

2,457

2,423

2,390

2,358

2,326

63,657

9,925

5,841

4,604

4,032

3,707

3,499

3,355

3,250

3,165

3,106

3,055

3,012

2,977

2,947

2,921

2,898

2,878

2,861

2,845

2,831

2,819

2,807

2,797

2,787

2,779

2,771

2,763

2,756

2,750

2,704

2,660

2,617

2,576

Page 105: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

114

Tabel H. Distribusi Z

Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar

Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359

0,1 0399 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0754

0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141

0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517

0,4 1154 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879

0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 21 0 2224

0,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2518 2549

0,7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852

0,8 2881 2910 2939 2697 2996 3023 3051 3078 3106 3133

0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3363 3389

1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621

1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 2810 3830

1,2 3949 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015

1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177

1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4263 4279 4292 4306 4319

1,5 4332 4345 4357 4370 4382 4391 4406 4418 4429 4441

1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545

1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633

Page 106: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

115

1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706

1,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767

2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817

2,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857

2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890

2,3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916

2,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936

2,5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952

2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964

2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974

2,8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981

2,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986

3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990

3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993

3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995

3,3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997

3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998

3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998

3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

Page 107: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

I. DOKUMENTASI

Page 108: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

PERSURATAN

Page 109: PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN …

RIWAYAT HIDUP

La Nenti, lahir di Wapulaka pada Tanggal 20 November

1991. Penulis adalah anak kedelapan dari 9 bersaudara, buah

hati pasangan La Hilu dan Wa Janu. Penulis mengawali

jenjang pendidikan di SD Negeri 1 Wapulaka, Kab. Buton

dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan ke MTs S Bahari dan berhasil menyelesaikan pendidikan

pada tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 4 Bau-bau dan berhasil keluar sebagai alumni pada

tahun 2008. Selanjutnya, pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di

Perguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Program studi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah

Makassar melalui jalur SPMB pada tahun tersebut dan selesai pada tahun 2014.