65
PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA KELAS V SD NEGERI TEGOWANU 3 KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : MOH. MUSLIM NIM : 093111442 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALI SONGO 2011

PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-moh... · Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui penerapan metode drill

  • Upload
    vohanh

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA KELAS V SD

NEGERI TEGOWANU 3 KECAMATAN KARANGAWEN

KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

MOH. MUSLIM

NIM : 093111442

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALI SONGO

2011

ii

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi

ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 22 Juni 2011

Deklator

Moh. Muslim

NIM. 093111442

iii

DEPARTEMEN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Raya Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295

Semarang, 17 Syawal 1432 H.

16 September 2011 M.

PENGESAHAN

Skipsi Saudari : Moh. Muslim

NIM : 093111442

Judul : PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA

KELAS V SD NEGERI TEGOWANU 3 KECAMATAN

KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010 /

2011

Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri

Walisongo (IAIN) Semarang pada tanggal :

16 September 2011

Dan dinyatakan LULUS serta dapat diterima sebagai pelengkap untuk mengakhiri program

Pendidikan Strata (S.1) dan yang bersangkutan berhak menyandang Gelar Sarjana Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah.

Dewan Sidang

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. A. Ismail, M.Ag. Drs. Ikhrom, M. Ag

NIP. 197110211994031002 196503291994031002

Penguji

Drs. H. Sholihin. M Ag Fahrurrozi, M. Ag

196005241992031001 196912201995031001

Pembimbing

Drs. H. Shodiq, M. Ag.

NIP. 196812051994031003

iv

DEPARTEMEN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Raya Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 5 (lima) Eks. Semarang, 22 Juni 2011

Hal : Naskah Skripsi

a.n Sdr. : Moh. Muslim

NIM : 093111442 Kepada

Yth. Dekan Fak. Tarbiyah

IAIN Walisongo

Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka kami menyatakan bahwa

naskah sekripsi saudara:

Nama : Moh. Muslim

NIM : 09311142

Jurusan : PAI

Judul Skripsi : Penerapan Metode Drill Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan

Membaca Al-Qur’an Siswa kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan

Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010/2011.

Sudah selesai proses pembimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut

dapat dimunaqosahkan.

Demikian atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Drs. H. Shodiq, M. Ag.

NIP. 196812051994031003

v

ABSTRAKSI

Moh. Muslim (NIM : 093111442 ). Penerapan Metode Drill Sebagai Upaya Peningkatan

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan

Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: Program

Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011.

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui penerapan metode drill dalam

pembelajaran PAI pada materi al-Qur’an di SD Negeri Tegowanu 3 Karangawen Demak, 2)

Untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an pada peserta didik melalui penerapan

metode drill dalam pembelajaran PAI pada materi al-Qur’an.

Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode pengumpulan datanya

melalui metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang hasil tes siswa, keadaan guru, keadaan peserta

didik, kurikulum PAI, dan sebagainya. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan

dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh

peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Tes dilaksanakan di kelas V

(lima) SDN Tegowanu Karangawen Demak.

Tes dilaksanakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa selama proses

pembelajaran, baik dalam siklus I maupun siklus II dan selanjutnya sampai selesainya

penelitian tindakan kelas yang direncanakan, instrumennya berupa tes lisan yaitu membaca

al-Qur’an yang telah dirancang bersama oleh peneliti dengan kolaborator dalam penelitian

ini.

Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis, dan hasil analisis tersebut

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca siswa dari sebelum

diterapkan metode drill dan sesudah diterapkannya metode drill.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Mudah – mudahan kajian yang sangat sederhana ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Shalawat serta salam

penulis panjatkan kepada nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafaatny di hari

kiyamat kelak.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Namun penulis beharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk diajukan guna

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) fakultas Tarbiyah di IAIN Walisongo Semarang.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini banyak pihak yang yang ikut membantu.

Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. Selaku ketua dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Bapak Drs. H. Shodiq, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, mencurahkan tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada

penulis selama menempuh studi di fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

5. Bapak pimpinan perpustakaan IAIN Walisongo yang telah memberikan layanan

kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini

vii

6. Bapak Suradi, S. Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Tegowanu 3 Karangawen

Demak yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian

7. Ibu Munjainah selaku guru kelas V (lima) SD Negeri Tegowanu 3, segenap dewan

guru SD Negeri Tegowanu 3 dan staf TU yang telah berkenan memberikan informasi

kepada penulis

8. Istri beserta anak-anak tercinta yang telah memberikan dorongan baik moral maupun

material, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

9. Teman – teman seangkatan yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya

dan memberikan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

10. Semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu penyusunan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan

serta bagi pengembangan pengetahuan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Semarang, 22 Juni 2011

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................ iii

NOTA PEMBIMBING ..................................................................... iv

ABSTRAKSI ..................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................. 5

C. Rumusan Masalah ................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ................................................. 8

BAB II : PENERAPAN METODE DRIL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN

A. Metode Drill .............................................................. 11

1. Pengertian Metode Drill ........................................ 11

2. Tujuan Metode Drill .............................................. 13

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill ............... 13

4. Cara memaksimalkan Penggunaan Metode Drill .. 16

5. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Drill .............. 17

6. Langkah-langkah Metode Drill ............................... 18

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an .............................. 19

1. Pengertian kemampuan Membaca Al-Qur’an ........ 19

2. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an .......... 25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-

Qur’an .................................... ......... 27

ix

C. Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-

Qur’an ..................... ..... 28

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 32

C. Instrumen Penelitian ................................................... 36

D. Pengumpulan Data Penelitian ...................................... 38

E. Analisis Data Penelitian .............................................. 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data Penelitian Persiklus ................................ 41

B. Pembahasan .................................................................. 50

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 53

B. Saran ............................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,

bertakwa berahlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber

utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman1.

Sedangkan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan dan keseimbangan antara: a) Hubungan manusia dengan Allah SWT

b) Hubungan manusia dengan sesama manusia c) Hubungan manusia dengan

dirinya sendiri d) Hubungan manusia denagn makhluk lain dan lingkungannya.

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi

lima unsur pokok, yaitu: a) Al-qur’an b) Aqidah c) Syari’ah d) Akhlak e) Tarikh.

Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) penekanan diberikan kapada beberapa

unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, dan al-Qur’an2. Dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini penulis akan mefokuskan pada pembelajaran al-Qur’an dengan

menggunakan metode drill. Hal tersebut mempunyai tujuan bahwa dengan

diterapkannya metode drill dalam pembelajaran al-Qur’an dapat meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam membaca al-Qur’an.

Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang maksimal

diperlukan cara penyampaian yang baik, yang biasa disebut dengan metode

1 Prof. DR. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2005),

Cet. IV, hlm. 21

2 Prof. DR. Ramayulis, op.cit. hlm. 22

2

mengajar. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan

tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Selain itu bisa

juga disebut sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau

menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas.

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru

dan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang

ditetapkan. Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran agama

Islam harus dijabarkan kedalam metode pembelajaran yang bersifat prosedural3.

Tugas utama guru salah satunya adalah mendidik dan membimbing peserta

didik untuk belajar serta mengembangkan potensi dirinya. Di dalam

melaksanakan tugasnya, guru hendaknya dapat membantu siswa dalam

memberikan pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai

individu yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat. Sehungga

peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah, diantaranya yaitu memberi bekal kepada peserta

didik untuk bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Kemampuan

membaca al-Qur’an ini tidak hanya untuk di dunia saja, tetapi juga untuk bekal di

akhirat kelak.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran sangat

ditentukan oleh pemahamannya terhadap komponen-komponen mengajar dan

kemampuan menerapkan atau mengatur sejumlah komponen pembelajaran secara

efektiv.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Salah

satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan

3 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran, Cet. V, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2008,

hlm. 135

3

penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk muncapai tujuan

pengajaran. Penentuan dan pemilihan metode ini didasari adanya metode-metode

tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas

bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang kesesuaian dengan

perumusan tujuan intruksional khusus. Dalam penggunaan metode terkadang

harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah peserta didik

mempengaruhi metode. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan

pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah

dirumuskan4. Penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan

pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan dengan metode. Cukup

banyak bahan pelajaran yang terbuamg sia-sia hanya karena penggunaan metode

yang kurang tepat, yaitu hanya menurut kehendak guru sendiri dan mangabaikan

kebutuhan peserta didik. Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa

memperhatikan pemakaian metode akan mempersulit guru dalam mencapai

tujuan pengajaran.

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh

guru dan pengguanannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya

bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar.

Metode drill atau biasa disebut dengan metode latihan merupkan suatu cara

mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan – kebiasaan tertentu. Juga

sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.5 Metode ini

4Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; PT.

Rineka Cipta, 2002), hlm. 19

5 Ibid., hlm. 108

4

bisa berjalan efektiv apabila guru mampu menerapkan metode drill dengan

memperhatikan langkah-langkahnya.

Berangkat dari konsepsi dalam kegiatan belajar mengajar ternyata tidak

semua peserta didik memiliki daya serap yang optimal, maka perlu strategi belajar

mengajar yang tepat. Metode adalah salah satu jawabannya. Menurut Dr.

Roestiyah sebagaimana dikutip Anissatul Mufarrokah dalam bukunya Strategi

Belajar Mengajar, menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar guru harus

memiliki strategi agar peserta didik dapat belajar efektif dan efisisen serta

mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu untuk memiliki strategi ini

adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau bisa disebut metode

mengajar.6

Al-Qur’an sebagai pedoman dan tuntunan hidup umat manusia sangat

penting untuk dikaji, dipahami, dan dihayati sekaligus diamalkan bagi umat

manusia khususnya umat muslim, agar dapat terhindar dari segala bahaya tipu

muslihat syaitan. Sebagaimana hal tersebut al-Qur’an juga mempunyai fungsi

pokok yaitu sebagai pedoman utama dalam mengambil keputusan setiap masalah.

Setiap mukmin yakin bahwa membaca al-Qur’an merupakan amalan yang

sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang

dibacanya merupakan kitab suci Ilahi. Al-qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi

orang Islam baik dikala senang maupun susah, dikala gembira maupun sedih.

Malahan membaca al-Qur’an bukan saja menjadi amal dan ibadah tetapi juga

menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.

Al-Qur’an diturunkan tidak sekedar untuk dibaca dalam arti pelafalan kata

dan kalimat-kalimatnya saja, tetapi yang paling penting adalah pemahaman,

penghayatan dan pengamalannya. Kemukjizatan al-Qur’an antara lain terletak

6 Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, (yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 82

5

pada segi bahasa dan kandungannya, yang akan nampak dan terasa manfaat

kemukjizatannya ini apabila mampu memahami dan mengamalkannya secara

utuh dan konsisten. Jadi kehebatan al-Qur’an, kesempurnaan, keterlurusan,

keterbaikan, dan jaminannya untuk mengantarkan manusia pada kehidupan yang

bahagia hanya akan nyata dan terasa apabila dicoba dan benar-benar diupayakan

pengaktualisasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam memahami dan menghayati (belajar) isi kandungan al-Qur’an

dibutuhkan juga pemahaman baca tulis al-Qur’an yang baik, karena pemahaman

baca tulis al-Qur’an menjadi syarat penting yang harus dikuasai dalam mengkaji

dan memahami materi ayat-ayat al-Qur’an.

Dengan adanya penerapan metode drill dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) pada materi al-Qur’an diharapkan peserta didik dapat lebih

mudah paham dalam menerima materi tentang al-Qur’an, terutama dalam

peningkatan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.

Dari keterangan di atas terdapat beberapa fakta bahwa dalam proses

pembelajaran guru adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh, untuk

mencapai tujuan pembelajaran guru harus melaksanakan tugasnya dengan baik,

dan guru harus memiliki strategi pembelajaran yang efektif serta efisien.

B. Pembatasan Masalah

Peserta didik di SD Negeri Tegowanu 3 merupakan peserta didik yang

beragam dan berlatar belakang yang berbeda, mereka memiliki tingkat kecerdasan

dan kemampuan menerima pelajaran yang berbeda. Ada yang mudah menerima

hanya dengan penyampaian materi saja, tetapi ada juga yang sulit menerima

materi pelajaran hanya dengan penyampaian materi saja, untuk memudahkan

peserta didik dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru peneliti mencoba

menerapkan metode drill dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

6

pada materi al-Qur’an, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik dalam membaca al-Qur’an.

Dan untuk menghindari perluasan masalah yang peneliti bahas dalam

penelitian ini, maka penulis memberi batasan masalah dalam penulisan ini.

Masalah yang akan penulis bahas yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan Metode Drill

Penerapan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mempunyai arti

pemasangan, pengenaan, perihal mempraktikkan.7

Metode drill berasal dari dua kata, yaitu metode dan drill. Metode Secara

etimologis (bahasa) metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu Methodos. Kata

ini terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang beratimelalui atau melewati,

dan hodos yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan

yang dilalui untuk mencapai tujuan. sedangkan bila ditinjau dari segi

terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh

oleh seseoarang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan

atau periagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnnya8. Selain

itu ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk

menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi

pengembangan disiplin ilmu. Sedangkan drill berarti latihan, metode drill

adalah metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan sebanyak-

banyaknya kepada peserta didik untuk berlatih ketrampilan9.

7 Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Semarang: Aneka

Ilmu, 2008), Cet. III, hlm. 809

8 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2008),

hlm. 7 9 Mustopa Halmar, Strategi Belajar Mengajar, (Semarang: Unissula Press, 2008), hlm. 73

7

Maka yang dimaksud dengan penerapan metode drill adalah mempraktikkan

cara pembelajaran dengan menyajikan bahan pelajaran melalui jalan melatih

peserta didik agar menguasai pelajaran dengan terampil.

2. Peningkatan

Peningkatan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah proses,

perbuatan, cara meningkatkan usaha.10

Yang dimaksud dengan peningkatan disini adalah adanya perbedaan yang

lebih baik setelah diterapkannya suatu metode yang baru, yaitu metode drill

atau metode latihan.

3. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Kemampuan memiliki makna kesanggupan, kekuatan untuk melakukan

sesuatu.11 Sedangkan membaca adalah aktivitas melihat serta memahami isi

dari apa yang tertulis dengan melisankan atau dalam hati, mengeja atau

dengan melafalkan apa yang tertulis.12 Al-Qur’an secara etimologis berarti

bacaan atau yang dibaca, berasal dari kata qara’a yang berarti membaca.13

Sedangkan secara terminologi al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Agama

Islam merupakan wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

10 Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Op. Cit., hlm. 820

11Ibid., hlm. 546

12 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 14

13 Muslim Nurdin, dkk., Moral dan Kognisi Islam, (Bandung: Alfabeta, 1993), hlm. 49

8

Muhammad melalui malaikat Jibril yang sampai kepada kita secara

mutawatir14 yang membacanya merupakan ibadah.

Adapun yang dimaksud dengan kemampua membaca al-Qur’an adalah

kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan melakukan aktivitas kompleks yang

mencakup fisik dan mental dalam memahami dan mengerti sumber utama

ajaran Agama Islam dengan melalui kegiatan melisankan pada suatu simbol-

simbol huruf.

C. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana Penerapan Metode Drill

Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Peserta Didik

Kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.

Kemudian penulis kembangkan melalui beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode drill dalam pembelajaran PAI materi al-Qur’an

di SD Negeri Tegowanu 3 Karangawen Demak?

2. Bagaimana hasil pembelajaran dari penerapan metode drill dalam materi al-

Qur’an di SD Negeri Tegowanu 3 Karangawen Demak?

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan hasilnya nanti akan

dapat membantu memberi sumbangan pemikiran kepada:

1. Guru

14 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam ,(Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve, 2002). Cet. 10, hlm. 249

9

a. Dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang peningkatan kemampuan

membaca al-Qur’an peserta didik kelas V SD Negeri Tegowanu 3 tahun

pelajaran 2010/2011 melalui penerapan metode drill

b. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam tentang peningkatan kemampuan membaca al-

Qur’an peserta didik kelas V SD Negeri Tegowanu 3 tahun pelajaran

2010/2011

c. Dapat memotivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai

upaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran

d. Dapat lebih meningkatkan rasa percaya diri bagi guru karena mampu

melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan prakasa sendiri

2. Peserta Didik

a. Dapat mengatasi kesulitan dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam tentang peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an peserta

didik kelas V SD Negeri Tegowanu 3 tahun pelajaran 2010/2011

b. Dapat meningkatkan prestasi peserta didik dalam pembelajaran mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang peningkatan kemampuan

membaca al-Qur’an peserta didik kelas V SD Negeri Tegowanu 3 tahun

pelajaran 2010/2011 melalui penerapan metode drill

c. Dapat memacu peserta didik dalam belajar agar lebih giat terutama dalam

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang peningkatan kemampuan

membaca al-Qur’an bagi peserta didik kelas V SD Negeri Tegowanu 3

3. Sekolah

10

a. Dapat memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran dan peningkatan

prestasi bagi SD Negeri Tegowanu 3

b. Dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas

sebagai upaya perbaikan pembelajaran di SD Negeri Tegowanu 3

c. Sebagai acuan bagi para peneliti lain yang tertarik akan masalah pembelajaran

ini sehingga dapat diterapkan atau dikembangkan di sekolah lain

11

BAB II

PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN

A. Metode Drill

1. Pengertian Metode Drill

Landasan metode drill terdapat dalam sebuah hadis yang berbunyi :

�.-� $,� +(* (# )' #هدأ$# " َ � اذا ���� ���أ

Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw, ketika bersabda,mengulangi

kalimatnya tiga kali, sehingga mereka (sohabat) paham. Metode drill berasal dari dua kata, yaitu metode dan drill. Metode

Secara etimologis (bahasa) metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

Methodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang beratimelalui

atau melewati, dan hodos yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki

arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. sedangkan bila ditinjau

dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan yang

ditempuh oleh seseoarang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam

lingkungan atau periagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan

lainnnya1.

Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang

berarti langkah - langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu

pekerjaan2. Apabila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu harus

diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap

mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah,

efektif dan dapat dicerna dengan baik. Selain itu ada pula yang mengatakan

bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan

1 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2008), hlm. 7

2 Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. VI, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm.184

12

menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu. Sedangkan

drill berarti latihan, metode drill adalah metode mengajar dimana guru

memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk

berlatih ketrampilan3.

Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain dalam

buku yang berjudul Strategi Belajar Menagajar menjelaskan bahwa metode

latihan merupkan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan

kebiasaan – kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara

kebiasaan-kebiasaan yang baik.4

Metode drill biasa disebut dengan latihan, namun istilah latihan sering

disamakan artinya dengan istilah ulangan. Padahal maksudnya berbeda,

latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi

milik peserta didik dan dikusai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah

untuk sekedar mengukur sejauhmana peserta didik telah menyerap pelajaran

tersebut5.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan

melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Atau bisa juga diartikan

bahwa metode drill atau biasa disebut dengan metode latihan adalah suatu

cara pembelajaran yang lebih mengutamakan suatu ktrampilan, dalam

penelitian ini yang dimaksud dengan ktrampilan adalah kemempuan peserta

didik dalam membaca al-Qur’an.

Dari segi pelaksanaanya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan

pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian dengan tetap dibimbing oleh

guru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

3 Mustopa Halmar, Strategi Belajar Mengajar, (Semarang: Unissula Press, 2008), hlm. 73 4 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; PT.

Rineka Cipta, 2002), hlm. 108 5 Ismail, opcit., hlm. 21

13

2. Tujuan Metode Drill

Tujuan metode drill adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan,

ketrampilan, tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya

secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap

dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.6

Strategi belajar mengajar teknik metode drill biasanya dipegunakan

untuk tujuan agar siswa7:

a. Memiliki ktampilan motoris atau gerak, seperti menghafal kata-kata,

menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda, melaksanakan

gerak dalam olah raga

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,

menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak,

mengenal benda, atau bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti,

ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal

lain, seperti sebab akibat banjir – hujan, penggunaan lambang atau simbol

di dalam peta dan lain-lain

Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari

metode drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental

untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunai kelebihan, juga

tidak dapat disangkal bahwa metode ini juga mempunyai beberapa

kelemahan. Diantara kelebihan metode drill yaitu:

a. Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis,

6 Pasaribu, IL dan B. Simandjuntak, Ditaktik dan Metodik, (Bandung: tarsito, 1986) hlm. 112 7 Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, (jakarta; Bina Aksara, 1985), hlm. 125

14

melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

b. peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian,

penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan

sebagainya.

c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan.

d. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan ketrampilan dalam melakukan

sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya

e. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil

dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna

kelak dikemudian hari.

f. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang

disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan

tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.

Sedangkan kelemahan metode drill diantaranya yaitu:

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak

dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

b. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat

menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan

pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada

pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses

berfikir secara logis.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik

melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus

peserta didik bertindak secara otomatis.

15

d. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana

peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh guru8.

Tidak jauh beda dengan kelebihan dan kelemahan metode drill yang

penulis peroleh dari internet, penulis juga menemukan kelebihan dan

kelemahanm menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain

dalam buku yang berjudul Strategi Belajar Menagajar juga menyebutkan

beberapa kelebihan dan kelemahan metode latihan. Diantara kelebihannya

yaitu:

a. Untuk memperoleh kecakapan motoris

b. Untuk memperoleh kecakapan mental

c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat

d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta

kecepatan pelaksanaan

e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi

dalam pelaksanaannya

f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang

kompleks

Sedangkan kelemahannya yaitu:

a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa

kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

8 http//www.hardja-sapoetra.co.cc, diakses 31 Mei 2011

16

c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton, mudah membosankan

d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis

e. Dapat menimbulkan verbalisme9

Dengan melihat kelebihan dan kekurangan metode drill di atas

menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar memang tidak ada satu

pun metode yang baik dan sempurna, untuk dapat menggunakan metode

dengan baik maka guru harus mengkombinasikan metode yang satu dengan

metode yang lainnya.

4. Cara Memaksimalkan Penggunaan Metode Drill

Tidak ada penggunaan satu metode yang baik untuk digunakan dalam

pembelajaran, karena masing-masing metode selain memiliki kelebihan juga

memiliki kelemahan, begitu juga dengan metode drill. Tetapi ada beberapa

cara untuk mengatasi kelemahan metode drill, diantaranya yaitu:

a. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat

motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.

b. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang

mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang

harus dikuasai.

c. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada

latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan

perbaikan, lalu penyempurnaan.

d. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari

9 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 108

17

hal-hal yang bersifat keterpaksaan.

e. Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang

keduanya harus dimiliki oleh peserta didik10.

5. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Drill

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat

latihan ini kurang mengembangkan bakat/ inisiatif siswa untuk berpikir, maka

hendaknya memperhatikan tingkat kewajaran dari metode ini.11

a. Latihan, wajar dilakukan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti

menulis, permainan, pembuatan, dan lain-lain

b. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan

rumus-rumus

c. Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik,

simbul peta, dan lain-lain

Prinsip penggunaan metode latihan adalah sebagai berikut12:

a. Peserta didik diberi pengertian secukupnya sebelu mereka melaksanakan

latihan. Jadi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi

membaca al-Qur’an guru tidak boleh monoton menggunakan metode drill

saja, tetapi guru harus menggunakan metode yang lain, seperti metode

ceramah. Metode ceramah ini digunakan untuk memberi pengarahan atau

pengertian kepada peserta didik sebelum mereka melaksanakan latihan

yang diberikan oleh guru.

10 http//www.hardja-sapoetra.co.cc, diakses 31 Mei 2011 11 Drs. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Sinar Baru

algensindo Offset, 2010), hlm. 87 12 Mustopa Halmar, opcit., hlm. 74

18

b. Latihan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga menjadi kebiasaan.

Dalam metode drill peserta didik tidak dituntut untuk latihan dalam waktu

yang lama, tetapi peserta didik dianjurkan untuk latihan yang terus

menerus sehingga bisa menjadi kebiasaan.

c. Disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Setiap peserta

didik mempunyai taraf perkembangan yang berbeda-beda, jadi guru tidak

boleh memaksakan kehendaknya sendiri, melainkan harus memperhatikan

keadaan peserta didiknya.

d. Latihan dimulai dari materi yang mudah sampai materi yang sulit. Untuk

memperlancar atau mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) guru harus menggunakan

beberapa strategi, diantaranya yaitu memberikan materi yang mudah

terlebih dahulu kemudian materi yang sulit.

e. Sesuai dengan materi pembelajaran. Guru merupakan salah satu fasilitator

yang paling dominan dalam proses pembelajaran. Namun demikian guru

tidak boleh sembarangan menyuruh peserta didik untuk melakkan suatu

latihan, tetapi guru harus menyesuaikan latihan dengan materi yang sesuai.

6. Langkah-langkah Metode Drill

Agar metode drill dapat efektiv dan berpengaruh positif terhadap

pembelajaran al_Qur’an, guru hendaknyamemperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

a. Metode drill diberikan hanya pada bahan atau tindakan yang bersifat

otomatis

b. Sebelum latihan dimulai, siswa hendaknya diberi pengertian yang

mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa yang harus

dikuasai

19

c. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, kalau pada

latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru mengadakan perbaikan,

lalu penyempurnaan

d. Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan, ingathukum joss, 5 x 2

lebih baik dari 2 X 5, artinya 5 kali latihan dua jam lebih baik dari 2 kali

tapi 5 jam. Peserta didik harus mengetahui bahwa latihan itu mempunyai

nilai guna dalam hidupnya

e. Sifat latihan, yang pertama harus bersifat ketetapan yang kemudian

kecepatan dan akhirnya kedua-duanya dimiliki peserta didik.13

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai pedoman dan tuntunan hidup umat manusia sangat

penting untuk dikaji, dipahami, dan dihayati sekaligus diamalkan bagi umat

manusia khususnya umat muslim, agar dapat terhindar dari segala bahaya tipu

muslihat syaitan. Sebagaimana hal tersebut al-Qur’an juga mempunyai fungsi

pokok yaitu sebagai pedoman utama dalam mengambil keputusan setiap

masalah.

Setiap mukmin yakin bahwa membaca al-Qur’an merupakan amalan

yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang

dibacanya merupakan kitab suci Ilahi. Al-qur’an adalah sebaik-baik bacaan

bagi orang Islam baik dikala senang maupun susah, dikala gembira maupun

sedih. Malahan membaca al-Qur’an bukan saja menjadi amal dan ibadah

tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.

Dalam ajaran Islam, bukan membaca al-Qur’an saja yang menjadi

ibadah dan amal yang mendatangkan pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan

13 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2005), hlm. 282

20

bacaan al-Qur’an pun akan menjadi amalan shalih. Firman Allah dalam al-

Qur’an menyebutkan sebagai berikut:

# sŒ Î)uρ � Ì̃� è% ãβ# u ö�à) ø9 $# (#θ ãè ÏϑtGó™$$ sù …çµ s9 (#θçF ÅÁΡr& uρ öΝ ä3ª=yè s9 tβθ çΗxqö� è? ∩⊄⊃⊆∪

Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan

perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al-A’raf:204)14

Inilah indahnya Agama Islam, hanya dengan mendengarkan bacaan al-

Qur’an saja dengan baik, dapat menenangkan jiwa yang gelisah dan

melunakkan hati yang keras dan mendatangkan hidayah, hal inilah dalam ayat

tersebut dinamakan dengan rahmat. Dengan demikian membaca dan

mempelajari al-Qur’an akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Al-Qur’an diturunkan tidak sekedar untuk dibaca dalam arti pelafalan

kata dan kalimat-kalimatnya saja, tetapi yang paling penting adalah

pemahaman, penghayatan dan pengamalannya. Kemukjizatan al-Qur’an

antara lain terletak pada segi bahasa dan kandungannya, yang akan nampak

dan terasa manfaat kemukjizatannya ini apabila mampu memahami dan

mengamalkannya secara utuh dan konsisten. Jadi kehebatan al-Qur’an,

kesempurnaan, keterlurusan, keterbaikan, dan jaminannya untuk

mengantarkan manusia pada kehidupan yang bahagia hanya akan nyata dan

terasa apabila dicoba dan benar-benar diupayakan pengaktualisasiannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam memahami dan menghayati (belajar) isi kandungan al-Qur’an

dibutuhkan juga pemahaman baca tulis al-Qur’an yang baik, karena

pemahaman baca tulis al-Qur’an menjadi syarat penting yang harus dikuasai

dalam mengkaji dan memahami materi ayat-ayat al-Qur’an. Sebagaimana

14 R.H.A. Soenarjo, Al-qur’an dan Terjemahnya , (Jakarta: Depag RI, 1989), hlm. 256

21

perintah Allah yang tercantum dalam al-Qur’an dan yang dijelaskan dalam

hadits Rasulullah SAW berikut ini:

ù& t�ø%$# ÉΟ ó™$$Î/ y7 În/ u‘ “Ï% ©!$# t,n=y{ ∩⊇∪ t, n=y{ z≈ |¡ΣM}$# ô ÏΒ @, n=tã ∩⊄∪

ù& t�ø%$# y7 š/ u‘ uρ ãΠ t� ø. F{$# ∩⊂∪ “Ï%©!$# zΟ ‾=tæ ÉΟ n=s) ø9 $$ Î/ ∩⊆∪ zΟ‾=tæ z≈|¡Σ M}$# $ tΒ óΟ s9 ÷Λs>÷è tƒ ∩∈∪

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.15

su kvد ا� e� sotا : d#ل ا�p fq,r+ اo�$ e� و�l$ k$ :��m#ن ا�j$ k#ن رfg ا,$ e� d#ل ��w,rوإ �# ا kuyrا fz ��-ju)رى#|qrروا{ ا(

“Dari Ustman bin Affan berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW.: barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka ia dikaruniai kefahaman

Agama, dan sesungguhnya ilmu pengetahuan itu hanya dapat diperoleh

dengan belajar”16. (HR. Bukhari)

Ayat dan hadits tersebut merupakan perintah dan anjuran dari Allah

SWT yang ditujukan kepada umat manusia khuusnya umat Islam untuk

senantiasa belajar membaca, karena dengan membaca (al-Qur’an) manusia

akan semakin bertambah luas ilmu pengetahuan dan wawasannya.

M. Quraisy shihab menyatakan bahwa: “ perintah membaca

merupakan sesuatu yang paling berharga yang pernah dan dapat diberikan

kepada umat manusia. Membaca dalam aneka maknanya adalah syarat

membangun peradaban.17

15 Ibid., hlm. 1079 16 Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Semarang;

Thaha Putra), hlm. 26 17 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), hlm.6

22

Perintah belajar bukan hanya terbatas pada ruang dan waktu. Artinya

kewajiban belajar tidak hanya terbatas pada perbedaan jenis kelamin, tingkat

usia, tingkat materi dan lain sebagainya. Semua berkewajiban

melaksanakannya karena pendidikan Islam menganut faham belajar sepanjang

hayat. Bahkan ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa belajar

merupakan jihad di jalan Allah SWT, karena dengan belajar kemajuan bangsa

dan Agama akan dapat tercapai.

Setelah mengetahui sepintas tentang keunggulan al-Qur’an serta

manfaatnya maka perlu diuaraikan juga tentang pengertian kemampuan

membaca al-Qur’an.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan dapat berarti

kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.18 Sedangkan membaca diartikan

sebagai aktivitas melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan

melisankan atau dalam hati, mengeja atau dengan melafalkan apa yang

tertulis.19

Dalam al-Qur’an, yang dijelaskan oleh M. Quraish Shihab kata

membaca berasal dari bahasa Arab “qara’a yang terulang sebanyak tiga kali

dalam al-Qur’an.20

1. al-Qur’an surat al-Isra’ : 14

ù& t�ø%$# y7 t6≈ tGÏ. 4’s∀x. y7Å¡ ø�uΖÎ/ tΠ öθ u‹ø9 $# y7 ø‹n=tã $Y7ŠÅ¡ ym ∩⊇⊆∪

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab

terhadapmu".21

18 W.J.S. Poerdarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai pustaka, 1982), hlm.

628 19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 14 20 M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm.168 21 R. H. A. Soenarjo, opcit., hlm. 426

23

2. al-Qur’an surat al-‘alaq : 1

ù& t�ø%$# ÉΟ ó™$$Î/ y7 În/ u‘ “Ï% ©!$# t,n=y{ ∩⊇∪

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”.22

3. al-Qur’an surat al-‘alaq : 3

ù& t�ø%$# y7 š/ u‘ uρ ãΠ t� ø. F{$# ∩⊂∪

“Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah”23

Lebih lanjut M. Quraish Shihab membedakan antara membaca yang

berakar kata qara’a dengan tala tilawatan , dimana kata terakhir ini

digunakan untuk obyek bacaan-bacaan yang sifatnya suci dan pasti benar

(misal al-Qur’an). Sedangkan kata qara’a mengandung pengertian yang

masih luas yaitu obyek bacaan yang datangnya dari Allah SWT atau dapat

dari lainnya.24

Dan al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan oleh Allah

SWT, kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi umat

manusia sekaligus menjadi sumber nilai-nilai keislaman dan norma-norma

hidup bermasyarakat disamping al-sunnah, yang terdiri dari 30 juz, 114 surat

dan 6.236 ayat.25

Dengan demikian membaca al-Qur’an yang dimaksud adalah aktivitas

melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau

dalam hati, mengeja atau dengan melafalkan apa yang tertulis, berkenaan

dengan sumber utama ajaran Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT

22 Ibid., hlm. 1079 23 Ibid 24 M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 168 25 M. Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir, (Jakarta: Bulan

Bintang, 19890, hlm. 57

24

kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, yang sampai

kepada kita secara mutawatir.

Dengan bertolak dari definisi di atas maka yang dimaksud dengan

kemampuan membaca al-Qur’an adalah aktivitas kompleks yang mencakup

fisik dan mental untuk digunakan melihat tulisan dan mengerti serta dapat

melisankan apa yang tertulis di dalam al-Qur’an.

Perintah membaca dalam Islam merupakan perintah yang paling

berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena, membaca

merupakan jalan yang dapat menghantarkan manusia mencapai derajat

kemanusiaan yang paling tinggi. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan

bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban.

Alangkah baiknya perintah belajar membaca ini bila dimulai sejak

dini, karena membaca merupakan komponen utama dalam memahami dan

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan, sehingga dengan membaca orang

akan bertambah informasi-informasi yang dapat menambah wawasan

pengetahuan.

Menurut Mulyono Abdurrahman yang mengambil pendapatnya

Lenner menyebutkan bahwa:

“Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kendala dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar”.26

Demikian juga dengan belajar membaca al-Qur’an, seharusnya juga

dimulai sedini mungkin, karena dengan mulai belajar al-Qur’an sedini

mungkin, anak masih banyak kesempatannya untuk melakukan segala

26 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), hlm. 200

25

aktivitas yang berkenaan dengan pengetahuan belajar al-Qur’an. Hal ini

bertujuan agar anak mulai tertanam dihatinya nilai-nilai ajaran- ajaran Islam

dan perhatiannya terhadap kecintaan dalam mempelajari al-Qur’an sejak

masih kecil, sehingga dewasanya nanti anak akan terhindar dari hal-hal yang

dapat merugikan dirinya maupun orang lain.

Membaca al-Qur’an dalam Islam tergolong amalan yang banyak

mendatangkan manfaat dan kebaikan di dunia maupun di akhirat kelak bagi

orang yang melakukannya. Kebaikan di dunia bagi orang yang membaca al-

Qur’an dapat terhindar dari segala godan syaitan yang akan menyesatkan

hidupnya di dunia, sedangkan kebaikan di akhirat adalah orang yang banyak

membaca al-Qur’an akan mendapat pembelaan di akhirat kelak.

2. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Merumuskan indikator merupakan bagian penting dalam proses

pembelajaran. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar

yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan

karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator

digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Dalam pengembangan indikator, setiap kompetensi dasar

dikembangkan menjadi beberapa indikator. Indikator menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diukur atau observasi. Tingkat kata dalam indikator

lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam kometensi dasr maupun

standar kompetensi. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan

kepentingan, kesinambungan, kesesuaian dan kontekstual. Keseluruhan

indikator dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda, perilaku,

berfikir, dan bertindak secara konsisten.

26

Demikian pula dalam proses pembelajaran membaca al-Qur’an perlu

dirumuskan indikator pembelajaran. Indikator yang dirumuskan ini menjadi

acuan dalam melihat keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian.

Adapun indikator dari kemampuan siswa membaca al-Qur’an adalah

sebagai berikut:

1. Siswa mampu melafalkan bacaan al-Quran.

Dalam proses pembelajaran membaca al-Qur’an sebagai langkah

awal, langkah yang diutamakan adalah dengan cara melafalkan. Dalam hal

ini siswa mampu melafalkan bacaan al-Qur’an yang menjadi materi

pembelajaran. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa al-Qur’an

dinarasikan dalam bahasa Arab, sehingga membutuhkan ketrampilan

pelafalan yang khusus. Siswa mengikuti pelafalan yang dilakukan oleh

guru. Pada tahap selanjutnya pelafalan sebagai bagian dari proses

membaca masih tetap perlu mendapatkan perhatian. Karena meski siswa

telah mampu membaca teks arabnya, namun pelafalannya belum tentu

baik dan benar sesuai dengan makhrojnya.

Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran melafalkan

ini diusahakan siswa mampu; a) melafalkan ayat-ayat al-Qur’an yang

dianjurkan oleh guru dengan baik dan benar. b) melafalkan ayat-ayat al—

Qur’an berdasarkan kemampuan membaca dengan lancar, fasih, dan

sesuai makharijul huruf.

2. Siswa mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah

tajwid.

Kelajutan dari indikator di atas adalah siswa telah terampil dan

mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. khusus untuk al-

Qur’an, siswa mampu membaca sesuai dengan kaidah tajwid.

Dengan demikian indikator ketercapaiannya dalam proses

pembelajaran membaca pada tingkat ini siswa mampu; a) membaca al-

Qur’an dengan lancar dan fasih sesuai makharijul hurufny, b) membaca al-

27

Qur’an dengan lancar, fasih, sesuai makharijul hurufnya dan sesuai

dengan kaidah tajwid.27

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Dalam membaca al-Qur’an tidak boleh sembarang dan gegabah, ada

syarat-syarat tertent yang perlu diperhatikan oleh setiap pembaca yang disebut

adab membaca al-Qur’an, jika tidak mampu melaksanakan semua minimal

sebagaian besar sudah dapat melakukannya. Oleh karena itu ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca al-Qur’an,

diantaranya yaitu28:

1. Tartil dalam membaca al-Qur’an

Tartil membaca al-Qur’an adalah membaca al-Qur’an dengan bacaan

pelan-pelan dan terang serta memberikan kepada setiap huruf hak-haknya

seperti membaca panjang dan idgham. Dalam hal ini adalah membaguskan

bacaan huruf/ kalimah/ ayat-ayat secara perlahan-lahan atau tidak tergesa-

gesa, satu persatu, tidak bercampur aduk ucapannya, teratur, terang dan

sesuai dengan hukum ilmu-ilmu tajwid.

2. Ketepatan pada tajwid

Tajwid adalah ilmu yang memberikan kepada huruf akan hak-hak

dan tertibnya, mengembalikan huruf pada makhraj dan asalnya, serta

menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa

berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan.29 Dengan demikian

ketepatan pada tajwid dapat diukur dengan betul dan tidaknya pelafalan

huruf-huruf al-Qur’an, yang berkaitan dengan tempat berhenti, panjang

pendeknya bacaan huruf, dan lain sebagainya.

27 Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta: Depag RI, 2009), hlm. 92 28 Abdul Mujab, “Studi Komparasi Kemampuan Membaca al-Qur’an Antara Siswa yang

Belajar di TPQ dengan yang Tidak belajar di TPQ Pada Kelas VI MI Al-Wathaniyyah 02 Tlogosari

Wetan Pedurubgan Semarang, ( Semarang: IAIN Walisongo, 2006), hlm. 28 29 Manna Khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS., (Jakarta: Pustaka

Litera Antar Nusa, 2001), hlm. 265

28

Tajwid sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah

tertentu yang harus dipedomani dalam pelafalan huruf-huruf dari

makhrajnya disamping harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf

dengan yang sebelum dan sesudahnya dalam cara pelafalannya. Oleh

karena itu ia tidak dapat diperoleh hanya sekedar dipelajari namun juga

harus melalui latihan, praktik dan menirukan orang lain yang sudah baik

ucapannya.

3. Ketepatan pada Makhrajnya

Ketepatan pada makhraj dapat diukur dari betul atau tidaknya

mengeluarkan huruf-huruf hijaiyah pada makhrajnya. Setiap huruf

hijaiyah mempunyai tempat berbeda-beda, sehingga bila ingin

melafalkannya membutuhkan kejelian dan pemahaman sifat-sifat tersebut.

C. Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Metode drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan dari

suatu kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid.

Metode ini merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan

kebaiasaan-kebiasaa tertentu. Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan ketrampilan latihan

tentang sesuatu yang dipelajati. Dengan melakukannya secara praktis

pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan. Dengan demikian

metode ini tidak hanya sekedar latihan secara mekanis, bukan asal mengulang,

tetapi melaksanakan dengan pengertian dan mempunyai tujuan tertentu.

Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang maksimal

diperlukan cara penyampaian yang baik, yang biasa disebut dengan metode

mengajar. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan

tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Selain itu bisa

29

juga disebut sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau

menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Salah

satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan

penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk muncapai tujuan

pengajaran. Penentuan dan pemilihan metode ini didasari adanya metode-metode

tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru

dan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang

ditetapkan. Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran agama

Islam harus dijabarkan kedalam metode pembelajaran yang bersifat prosedural30.

Menurut Syaiful bahri dan Aswan Zein dalam Strategi Belajar Mengajar

disebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-

unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah ditinggalkan adalah memahami

kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi

keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas

bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang kesesuaian dengan

perumusan tujuan intruksional khusus. Dalam penggunaan metode terkadang

harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah peserta didik juga

mempengaruhi metode. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan

pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah

30 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran, Cet. V, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008),

hlm. 135

30

dirumuskan31. Penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan

pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan dengan metode. Cukup

banyak bahan pelajaran yang terbuamg sia-sia hanya karena penggunaan metode

yang kurang tepat, yaitu hanya menurut kehendak guru sendiri dan mangabaikan

kebutuhan peserta didik. Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan

pemakaian metode akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan pengajaran.

Menurut Winarno Surahmad sebagaimana dikutip oleh Anissatul

Mufarrokah dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar mengatakan bahwa

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.

Diantaranya yaitu, kondisi peserta didik, tujuan yang akan dicapai, situasi

kegiatan belajar mengajar, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru, dan bidang

studi atau mata pelajaran32.

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh

guru dan pengguanannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya

bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar.

Dalam proses pembelajaran yang baik hendaknya menggunakan metode

secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain sesuai dengan situasi

dan kondisi, karena masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan33.

Diantara metode tersebut adalah metode drill.

Tujuan diterapkannya metode drill dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) pada materi membaca al-Qur’an diharapkan bisa memberi

peningkatan terhadap kemampuan peserta didik dalam membaca al-Qur’an.

31 Syaiful Bahri dan Aswan Zein, opcit., hlm. 19 32 Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, (yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 82 33 Ismail, opcit., hlm. 19

31

Penulis lebih memilih menerapkan dengan metode drill dengan alasan bahwa

metode ini dianggap metode yang paling tepat untuk diterapkan pada materi

membca al-Qur’an. Karena dengan metode drill atau biasa disebut dengan metode

latihan peserta didik bisa memanfaat kan waktu belajar mereka untuk berlatih

membaca al-Qur’an, jika latihan tersebut dilakukan terus menerus maka akan

mendapatkan hasil yang baik, karena peserta didik sudah terbiasa dengan latihan

membaca al-Qur’an yang baik dan benar yang disampaikan oleh guru.

Metode drill adalah metode mengajar dimana guru memberikan

kesempatan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk berlatih ketrampilan,

misalnya ketrampilan melafalkan kata-kata, ketrampilan melaksanakan gerakan,

ketrampilan menulis, ketrampilan menghafal, ketrampilan membaca, dan lain

sebagainya34. Berangkat dari teori tersebut maka penulis mengadakan penelitian

Tindaan Kelas dengan menggunakan metode drill dalam pembelajarn Pendidikan

agama Islam untuk meningkatkan kemampuan embaca al-qur’an siswa kelas V

(lima) di SD Negeri Tegowanu 3 kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.

Penerapan metode drill pada pembelajaran Pendidikan agama Islam (PAI)

untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an memiliki arti bahwa

dengan diterapkannya metode drill pada materi membaca al-Qur’an dapat

memberikan hasil yang lebih baik.

34 Mustopa Halmar, opcit., hlm. 73

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat

untuk melakukan sesuatu, dan “penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari,

mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Sedangkan menurut Mardalis metode adalah suatu cara teknis yang

dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu diartikan sebagai

uapaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-

fakta dan prinsip-prinsip dengan sadar hati dan sistematis untuk mewujudkan

kebenaran1.

Jadi metode penelitian ini adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang

dilakukan secara berencana dan sistematis guna mendapatkan suatu pemecahan

terhadap masalah yang diajukan.

Adapun dalam penelitian ini rencana pemecahan bagi persoalan yang

diselidiki antara lain :

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk penelitian kualitatif

dalam bentuk penelitian tindakan kelas Classroom action Research (CAR).

Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu

sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga

kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang

dapat diterangkan.

1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakaan caraa dan atau aturan metodologi tertentu untuk

1 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, PT. Bumi Aksara, Jakarta,

1995, hlm. 24

33

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengajaa

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian

ssiklus kegiatan siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal

dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah

kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran dari guru yang sama pula.

Memang menurut pengertian lama (tetapi salah) kelas adalah

sebuah ruangan tempat guru mengajar dan untuk siswa yang sedang

belajar. Untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara

luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru mengajar” tersebut perlu

ada penjelasan yang lebih rinci.

Menurut pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan,

tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Dengan demikian,

penelitian tindaakn kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruangan kelas,

tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang

sedang belajar. Peristiwanya dapt terjadi di laboratorium, perpustakaan,

di lapangan olahraga, di tempat kunjungan, atau tempat lain, yaitu

tempat di mana siswa sedang berkerumun belajar tentang hal yang sama,

dari seorang guru atau fasilitator yang sama. Ciri bahwa seorang anaak

sedang dalam keadaan belajar adalaah otaknya aktif berpikir, mencerna

bahan yang sedang dipelajari. Jangan sampi guru terkecoh, kelihatannya

anak duduk manis tetapi, perhatiannya kelain tempat. Oleh karena itu,

sekali-sekali guru harus mengadakan pengecekan, apakah siswa

melamun, bermain, atau berpikir mengikuti pelajaran.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu

(1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakaan kelas merupakan suatu pencernaan terhadap

34

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan

oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kata

kelas yang kemudiaan membentuk istilah Penelitian Tindakan Kelas

memang berasal dari barat dengan istialah Classroom Action Research

(CAR).

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan penulis

didasarkan pada beberapa alasan seperti di bawah ini :

1. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memperbaiki proses

pembelajaran di dalam kelas yang diampu oleh penulis.

2. Tindakan yang berupa penerapan metode drill yang dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an siswa.

3. Untuk menciptakan proses belajar yang kreatif dan menyenangkan

bagi peserta didik.

4. Dengan tindakan penerapaan metode drill diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kompetensi Dasar

membaca QS. Al Ma’un dan Al Fiil

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kec.

Karangawen Kab. Demak pada semester genap tahun pelajaran

2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini selama kurang

lebih sebulan, yaitu :

a. Selasa, 8 Maret 2011 pelaksanaan prasiklus

b. Selasa, 15 Maret 2011 pelaksanaan siklus I

c. Selasa 22 Maret 2011 pelaksanaan siklus II

35

3. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang diteliti : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kompetensi Dasar : Membaca QS. Al Ma’un dan QS. Al Fiil

4. Karasteristik Siswa

a. Jumlah siswa 22, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa

perempuan.

b. Usia berkisar 11 sampai 15 tahun

c. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi 22,7% (5 siswa), siswa yang

memiliki kemampuan sedang 50% (11 siswa), siswa yang memilki

kemampuan rendah 27,3% (6 siswa).

d. Pada dasarnya pekerjaan orang tua wali murid tani, buruh, dan

swasta.

e. Rata-rata tempat tinggal siswa 1 kampung dengan SD dan jarak

terjauh siswa dengan SD 1 Km.

Untuk mempermudah penelitian tindakan kelas penulis menyusun

jadwal pelaksanaan sebagai berikut :

Tabel 1

Jadwal Penelitian

No Hari/Tanggal Mapel Waktu Kegiatan

1 Selasa, 8 Maret 2011 PAI 07.00 – 08.45 Pra Siklus

2 Selasa, 15 Maret 2011 PAI 07.00 – 08.45 Siklus

3 Selasa 22 Maret 2011 PAI 07.00 – 08.45 Siklus

36

C. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa

Untuk mengetahui seajauhmana siswa mampu membaca al-Qur’an

dengan baik dan benar maka dibutuhkan instrumen penelitian. Instrumen

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa

No

Nama Siswa

Aspek yang dinilai Jumlah

Nilai

Nilai

Rata-rata Tajwid Lancar

1 Angga Indra Stiawan

2 M. Sholih

3 Reo Yan Pratama

4 Ana Shadiqul Fauziyah

5 Bagus Luhur Pamungkas

6 Bidayatur Rizkiyah

7 Diana Dewi Kartika

8 Dwi Saputro

9 Fathur Rahman

10 Fathur Rowi

11 Jannatul Khoiriyah

12 Khoiril Anam

37

13 Lilik wahyudi

14 Marwanto

15 Saiful Bahri

16 Naufal Muzaki

17 Pramusinta Dyah

18 Tiara Anisatun

19 Ulil Khoirul Rohim

20 Yunisa Asfarita

21 Yu Kartika Sari

22 Bayu Aji Setiyawan

2. Instrumen Pengumpulan Data Melalui Wawancara

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

penulis mencari data dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak

terkait, dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan guru kelas V

(lima). Dalam wawancara tersebut penulis mengajukan beberapa

pertanyaan di bawah ini, dan hasilnya sebagaimana terlampir:

1. Sejak kapan Ibu menjadi guru kelas V(lima)?

2. Apa latar belakang pendidikan Ibu?

3. Bagaimana menurut ibu pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas V

(lima)?

4. Bagaimana hasil atau nilai dari pembelajaran PAI kelas V (lima)

sebelum diterapkan metode drill?

5. Bagaimana hasil pembelajaran PAI kelas v (lima) setelah

diterapkannya metode drill?

38

3. Instrumen Pengumpulan Data Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu metode untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, notulen, buku, surat kabar, majalah,

transkip, agenda, dan sebagainya2. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang hasil tes siswa, keadaan guru, keadaan peserta

didik, kurikulum PAI, dan sebagainya. Tes merupakan suatu teknik atau

cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran,

yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pertanyaan atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik

untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Tes dilaksanakan di kelas

V (lima) SDN Tegowanu Karangawen Demak.

Tes dilaksanakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa selama

proses pembelajaran, baik dalam siklus I maupun siklus II dan

selanjutnya sampai selesainya penelitian tindakan kelas yang

direncanakan, instrumennya berupa tes lisan yaitu membaca al-Qur’an

yang telah dirancang bersama oleh peneliti dengan kolaborator dalam

penelitian ini.

D. Pengumpulan Data Penelitian

Untuk memperoleh data di lapangan penulis menggunakan metode

sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis3.

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang penerapan

metode drill sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca Al

2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktek, Edisi

Revisi, Jakarta, Bumi Aksara, 2001, hlm.143

3 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta,

Bumi Aksara, 2001,hlm. 30

39

Qur’an di SD Negeri Tegowanu 3 secara langsung dalam kurun waktu

penelitian yang tersedia.

2. Metode Interview (wawancara)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberi jawaban atas

pertanyaan itu4. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan secara lisan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang

terkait.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode untuk mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, notulen, buku, surat kabar,

majalah, transkip, agenda, dan sebagainya5. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang hasil tes siswa, keadaan guru, keadaan peserta

didik, dan kurikulum PAI.

Selain data di atas penulis juga mengumpulkan data kuantitatif

berupa daftar nilai ulangan formatif yang dilakukan setelah selesai

proses pembelajaran.

E. Analisis Data Penelitian

Untuk mengetahui keefektifan tindakan yang dilakukan penulis

dalam pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang terkumpul

berbentuk kata-kata atau gambaran sehingga tidak menekankan pada angka,

karena penelitian ini dilakukan kondisi alamiah.

Dalam analisis data ini peneliti menganalisis bahwa dengan

digunakannya metode drill dapat meningkatkan kemampuan membaca al

4 Prof. DR. Lexy J. Moleong, MA, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi,

Bandung, PT Remaja Rosda Karya Offset, 2007, hlm. 186

5 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktek, Edisi

Revisi, Jakarta, Bumi Aksara, 2001, hlm.143

40

Qur’an peserta didik kelas V SD Negeri Tegowanu 3. Karena dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada materi Al Qur’an peserta

didik diharapkan mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar,

karena metode drill merupakan metode latihan yang diulang-ulang, sehingga

dapat mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran

yang sesuai.

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Hasil Pra Siklus

Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan, proses pembelajaran

dilaksanakan secara konvensional. Dalam hal ini guru hanya sekedar

ceramah yang monoton sehingga cenderung membosankan bagi peserta

didik, tidak banyak melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Peserta didik hanya dijadikan sebagai obyek yang harus menerima ilmu

dari guru bagaikan anak burung yang hanya menunggu diberi makan oleh

induknya. Guru mendominasi proses pembelajaran, karena beranggapan

bahwa dirinya paling pandai dan peserta didik dianggap masih kosong.

Kondisi demikian yang menyebabkan hasil belajar rendah dan prosentase

ketuntasannya juga sedikit seperti tampak pada daftar berikut.

Tabel 3

Daftar Nilai Pra Siklus

No Nama L/P KKM Nilai T TT

1 Angga Indra Setiawan L 60 50 �

2 Muhammad soleh L 60 60 �

3 Reo Jamratama L 60 50 �

4 Ana Sodiqul Fauziah P 60 50 �

5 Bagus Luhut Pamungkas L 60 60 �

6 Bidayatur Rizkiyah P 60 60 �

7 Diana Dewi Kartika P 60 50 �

8 Dwi Saputro L 60 60 �

9 Fadlur Rohman L 60 70 �

10 Fathur Rowi L 60 70 �

11 Janatul Khoiriyah P 60 60 �

42

12 Khoiril Anam L 60 70 �

13 Lilik Wahyudi L 60 70 �

14 Marwanto L 60 50 �

15 Saiful Bahri L 60 70 �

16 Naufal Muzaki L 60 70 �

17 Pramusinta Diyah P 60 70 �

18 Tiara Anisatun P 60 70 �

19 Ulil Khoiril Rohim L 60 80 �

20 Yunisa Asfarifa P 60 70 �

21 Yukartika Sari P 60 50 �

22 Bayu Aji Setiawan L 60 70 �

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas adalah 57,14,

peserta didik yang tuntas 6 anak dan yang belum tuntas 16 anak. Dari hasil

belajar yang demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran belum

berhasil maka sudah sepantasnya bila akhirnya penulis mengadakan

perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan tindakan kelas berupa

penerapan metode drill.

2. Hasil Siklus I

a. Hasil Perencanaan

Perbaikan pembelajaran siklus I diawali dengan memperhatikan

temuan data berupa hasil penilaian sebelum dilakukan tindakan

perbaikan.

Hasil kajian data tersebut memberi arah bagi peneliti untuk

menentukan tindakan yang dipandang perlu guna membantu

memperbaiki pembelajaran. Rencana pada siklus I dititik beratkan

pada pemilihan metode diskusi, penyampaian materi secara sistematis

dan bervariasi serta berusaha memotivasi siswa agar lebih aktif dalam

proses pembelajaran untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan.

43

b. Hasil pelaksanaan

Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat

dari analisis tes formatif, tabel datu daftar nilai sebagai berikut :

Tabel 4

Analisis Tes Formatif

Selasa, 15 Maret 2011

Jml

Siswa

Nilai yang diperoleh Jml

Nilai

Rata-

Rata 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

22 - - - - 4 7 8 3 - - 1420 64

Melihat analisis tes formatif ternyata masih ada 4 siswa yang belum

tuntas dan yang tuntas 18 siswa.

Tabel 5

Prestasi Belajar Siklus I

Nilai Jumlah Siswa Presentase

Belum Tuntas ≤ 55 4 18,1%

Tuntas ≥ 60 18 81,8%

Tabel 6

Daftar Nilai Siklus I

No Nama Siswa L/P Nilai T TT

Urut Induk

1 761 Angga Indra Setiawan L 50 �

2 771 Muhammad soleh L 60 �

3 774 Reo Jamratama L 50 �

4 785 Ana Sodiqul Fauziah P 50 �

5 786 Bagus Luhut Pamungkas L 60 �

6 787 Bidayatur Rizkiyah P 60 �

44

7 788 Diana Dewi Kartika P 50 �

8 789 Dwi Saputro L 60 �

9 790 Fadlur Rohman L 70 �

10 791 Fathur Rowi L 70 �

11 793 Janatul Khoiriyah P 60 �

12 794 Khoiril Anam L 70 �

13 795 Lilik Wahyudi L 70 �

14 796 Marwanto L 60 �

15 797 Saiful Bahri L 80 �

16 798 Naufal Muzaki L 70 �

17 799 Pramusinta Diyah P 70 �

18 802 Tiara Anisatun P 70 �

19 803 Ulil Khoiril Rohim L 80 �

20 804 Yunisa Asfarifa P 80 �

21 805 Yukartika Sari P 60 �

22 806 Bayu Aji Setiawan L 70 �

Jumlah Nilai 1420

Rata-rata 64

Prosentase Tuntas/Tidak

Tuntas

81,8% 18,1%

c. Hasil Pengamatan

Hasil observasi kegiatan siswa dan guru sebagai berikut.

Tabel 7

Kegiatan Siswa Siklus I

No Kegiatan yang diamati Prosentase

Komentar Baik Sedang Kurang

1 Perhatian siswa terhadap

materi pelajaran 60% 25% 15%

Ada

sejumlah

45

2 Keberanian siswa dalam

bertanya 55% 25% 20%

siswa

yang pasif

3 Semangat siswa dalam

mengikuti pelajaran 60% 20% 20%

4 Kesungguhan siswa dalam

membaca 55% 25% 20%

5 Kesungguhan menjawab

pertanyaan guru 60% 20% 20%

6 Keaktifan siswa 55% 25% 20%

Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran laporan

Tabel 8

Kegiatan Guru Siklus I

No Kegiatan yang diamati B S K Komentar

1 Perhatian terhadap materi pelajaran V - - Guru harus

meningkatkan

semua aspek

2 Penelolaan kelas - -

3 Penggunaan metode - - V

4 Penggunaan alat pelajaran - - V

5 Pemberian latihan soal - - V

6 Pemberian contoh - V -

7 Penggunaan media pembelajaran - - V

8 Semangat dan antusias guru - V -

9 Pemberian motivasi dan semangat pada

siswa

V - -

10 Penggunaan waktu V - -

46

d. Hasil Refleksi

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I siswa kelas V

SDN Tegowanu 3 Kec. Karangawen Kab. Demak tahun pelajaran

2010/2011, menunjukkan peningkatan dalam penguasaan materi

membaca Al Qur’an, juga adanya peningkatan keaktifan siswa selama

proses pembelajaran dan peningkatan keberanian siswa untuk bertanya

dan menjawab pertanyaan.

Namun masih perlu penyempurnaan dan perbaikan pada siklus II,

karena 22 siswa yang mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 18 siswa,

sedangkan yang mendapat nilai 60 ke bawah 4 siswa.

3. Hasil Siklus II

a. Hasil Perencanaan

Perbaikan pembelajaran siklus II ini difokuskan pada penyelesaian

materi pembelajaran yang belum terselesaikan dan peningkatan

pemahaman siswa terhadap keseluruhan materi tentang membaca Al

Qur’an dengan menerapkan metode drill.

Hasil perencanaan sesuai dengan yang disusun oleh peneliti.

b. Hasil pelaksanaan

Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dapat dilihat

dari analisis tes formatif yang dilaksanakan hari Selasa tanggal 22

Maret 2011, tabel dan daftar nilai sebagai berikut :

Tabel 9

Analisis Tes Formatif

Jml

Siswa

Nilai yang diperoleh Jml

Nilai

Rata-

Rata 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

22 - - - - 1 4 10 4 3 - 1580 71,8

Melihat hasil analisis tes formatif siklus II menunjukkan bahwa siswa

kelas V SDN Tegowanu 3 Karangawen Demak tahun pelajaran

47

2010/2011, sejumlah 19 siswa telah tuntas belajar terhadap materi

membaca Al Qur’an (QS. Al Fiil)

Tabel 10

Prestasi Belajar Siklus II

Nilai Jumlah Siswa Presentase

Belum Tuntas ≤ 55 1 4,5%

Tuntas ≥ 60 21 95%

Tabel 11

Daftar Nilai Siklus II

No Nama Siswa L/P Nilai T TT

Urut Induk

1 761 Angga Indra Setiawan L 70 �

2 771 Muhammad soleh L 70 �

3 774 Reo Jamratama L 50 �

4 785 Ana Sodiqul Fauziah P 60 �

5 786 Bagus Luhut Pamungkas L 60 �

6 787 Bidayatur Rizkiyah P 60 �

7 788 Diana Dewi Kartika P 60 �

8 789 Dwi Saputro L 70 �

9 790 Fadlur Rohman L 80 �

10 791 Fathur Rowi L 80 �

11 793 Janatul Khoiriyah P 80 �

12 794 Khoiril Anam L 70 �

13 795 Lilik Wahyudi L 90 �

14 796 Marwanto L 70 �

15 797 Saiful Bahri L 90 �

16 798 Naufal Muzaki L 80 �

17 799 Pramusinta Diyah P 70 �

48

18 802 Tiara Anisatun P 70 �

19 803 Ulil Khoiril Rohim L 90 �

20 804 Yunisa Asfarifa P 70 �

21 805 Yukartika Sari P 70 �

22 806 Bayu Aji Setiawan L 70 �

Jumlah Nilai 1580

Rata-rata 71,8

Prosentase Tuntas/Tidak

Tuntas

95% 4,5%

c. Hasil Pengamatan

Hasil observasi kegiatan siswa dan guru sebagai berikut.

Tabel 12

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No Kegiatan yang diamati Prosentase

Komentar Baik Sedang Kurang

1 Perhatian siswa terhadap

materi pelajaran 80% 15% 5%

Masih ada

satu, dua

siswa yang

pasif

2 Keberanian siswa dalam

bertanya 80% 15% 5%

3 Semangat siswa dalam

mengikuti pelajaran 85% 10% 5%

4 Kesungguhan siswa dalam

membaca 85% 10% 5%

5 Kesungguhan menjawab

pertanyaan guru 75% 20% 5%

6 Keaktifan siswa 80% 15% 5%

Hasil pelaksanaan observasi siklus II secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran laporan

49

Tabel 13

Hasil Obervasi Kegiatan Guru Siklus II

No Kegiatan yang diamati B S K Komentar

1 Perhatian guru terhadap materi �

Kinerja

guru sudah

baik

2 Pengolaan kelas

3 Penggunaan metode �

4 Penggunaan alat pelajaran �

5 Pemberian latihan soal �

6 Pemberian contoh �

7 Penggunaan media

pembelajaran

8 Semangat dan antusias guru

dalam mngajar

9 Pemberian motivasi dan

semangat terhadap siswa

10 Penggunaan waktu �

d. Hasil Refleksi

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II siswa kelas V

SDN Tegowanu 3 Kec. Karangawen Kab. Demak tahun pelajaran

2010/2011, menunjukkan hasil yang memuaskan dalam penguasaan

materi membaca Al Qur’an melalui metode drill. Ini diketahui dari

hasil tes formatif siklus II seluruh siswa telah tuntas dengan nilai rata-

rata 71,8, walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor ekonomi orang tua

menengah ke bawah dan kurangnya perhatian belajar dari keluarga.

50

B. Pembahasan

1. Pra Siklus

Sudah dijelaskan di depan bahwa alasan dilaksanankannya

penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya kemampuan membaca al-

Qur’an siswa kelas V dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI), yaitu berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

kelas adalah 57,14, peserta didik yang tuntas 6 anak dan yang belum tuntas

16 anak. Dari hasil belajar yang demikian dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran belum berhasil maka sudah sepantasnya bila akhirnya

penulis mengadakan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan

tindakan kelas berupa penerapan metode drill.

Pemilihan metode drill ini didasarkan dengan alasan bahwa materi

Pendidikan Agama Islam harus diberikan secara variasi dan

menyenangkan sehingga dapat mengurangi kejenuhan dan verbalisme.

Juga dengan dilaksanakannya metode drill proses pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran akan lebih berkesan secara mendalam

sehingga membentuk ketrampilan yang sempurna. Metode drill belum

pernah dilakukan di SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen

kabupaten Demak, sehingga penulis menganggap bahwa pembelajaran

seperti ini akan lebih menarik bagi peserta didik, khususnya kelas V

(lima).

2. Siklus I

Berdasarkan pengolahan data dan diskusi teman sejawat sebelum

perbaikan pembelajaran mata pelajaran pendidkan agama Islam dengan

materi membaca al Qur’an kelas V SDN Tegowanu 3 Kecamatan

karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2010/2011 dari 22 siswa

yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai 60 ke atas hanya 14 siswa

atau 63,6% dan yang belum tuntas ada 8 siswa atau 36%.

Oleh sebab itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran untuk

memperbaiki proses pembelajaran peneliti mengadakan perbaikan

51

pembelajaran dengan menggunakan pola Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).

Pada perbaikan pembelajaran siklus II peneliti menerapkan metode

Drill sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca Al Qur’an.

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat dan

dinyatakan ada peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas dengan nilai 60

ke atas yang semula 14 siswa atau 63,6% menjadi 18 siswa atau 81,8%.

3. Siklus II

Dalam perbaikan pembeljaran siklus II, perbaikan pembelajaran

difokuskan pada penyelesaian materi yang belum terselesaikan dan

peningkatan siswa terhadap materi membaca Al Qur’an dengan metode

drill.

Hasil pelaksanaan perbaikan siklus II hasil tes menunjukkan hasil

yang sangat memuaskan yaitu dari 22 siswa yang mencapai ketuntasan

atau mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 21 siswa (95,4%0, sedangkan

yang belum tuntas atau yang mendapat nilai 60 ke bawah sebanyak 1

siswa (4,5%) dan nilai rata-rata 71.

Perubahan hasil pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran

(pra siklus), siklus I dan siklus II dapat dirangkum sebagai berikut :

Tabel 14

Nilai Hasil Perbandingan Persiklus

Siklus Nilai Rata-rata Tuntas Belum Tuntas

Pra Siklus 60 14 siswa (63,6%) 8 siswa (36,3%)

Siklus I 64 18 siswa (81,8%) 4 siswa (18,1%)

Siklus II 71 21 siswa (95,4%) 1 siswa (4,5%)

52

Pada akhir siklus II semangat belajar siswa meningkat dari siklus I 60%

menjadi 85%, keaktifan siswa meningkat dari 55% menjadi 75%. Dengan

demikian hasil yang diperoleh pada akhir siklus II sudah sesuai dengan

apa yang diharapkan dan tujuan pembelajaran sudah tercapai.

53

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus

disimpulkan bahwa penerapan metode drill dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan materi membaca Al Qur’an upaya peningkatan kemampuan membaca

Al Qur’an siswa kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten

Demak tahun pelajaran 2010/2011.

Peningktan hasil belajar sebelum perbaikan, siswa yang mendapat nilai 60 ke

atas ada 14 siswa (63%) dari 22 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I ada

peningkatan siswa mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 18 siswa (81%) dari 22 siswa.

Selanjutnya pada perbaikan pembelajaran siklus II ada peningkatan yang bagus yaitu

siswa yang mendapat nilai 60 ke atas atau tuntas sebanyak 21 siswa (95%).

B. Saran

Agar pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih meningkat, guru

hendaknya lebih mengembangkan kreatifitas dalam mengajar siswa, diantaranya

dalam pemilihan metode, penggunaan media pembelajaran serta langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dibuat secara sistematis dan seterusnya.

C. Tindak Lanjut

1. Penelitian Tindakan Kelas hendaknya dapat dikembangkan pada kelas yang lain

2. Kolaborasi antar sesame guru perlu dikembangkan sehingga profesionalisme guru

dapat meningkat

3. Menyampaikan laporan ini pada forum KKG PAI untuk dijadikan bahan diskusi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008

Abdul Mujab, “Studi Komparasi Kemampuan Membaca al-Qur’an Antara Siswa

yang Belajar di TPQ dengan yang Tidak belajar di TPQ Pada Kelas VI MI Al-

Wathaniyyah 02 Tlogosari Wetan Pedurubgan Semarang, Semarang, IAIN

Walisongo, 2006

Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis, Jakarta, Depag RI, 2009

Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari,

Semarang, Thaha Putra

Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, Cet. 1, Yogyakarta, Teras, 2009

B Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Rieneka Cipta, 1997

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1993

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam , Cet. 10, Jakarta, PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2002

Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cet. III,

Semarang, Aneka Ilmu, 2008

Halmar, Mustopa, Strategi Belajar Mengajar, Semarang, Unissula Press, 2008

Ismail, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis Paikem, Cet. Ke-4,

Semarang, Rasail Media Group, 2009

Lexy j. Moleong, Prof, Dr, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2007

Manna Khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS., Jakarta, Pustaka

Litera Antar Nusa, 2001

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta, PT. Bumi Aksara,

1995

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta, Rineka

Cipta, 1999

Muslim Nurdin, dkk., Moral dan Kognisi Islam, Bandung, Alfabeta, 1993

M. Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir, Jakarta,

Bulan Bintang, 1989

M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Bandung, Mizan, 1996

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru

algensindo Offset, 2010

Pasaribu, IL dan B. Simandjuntak, Ditaktik dan Metodik, Bandung, Tarsito, 1986

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. Ke-IV, Jakarta: Kalam Mulia,

2005

--------, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. VI, Jakarta, Kalam Mulia, 2008

Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Bina Aksara, 1985

Soenarjo, Al-qur’an dan Terjemahnya , Jakarta, Depag RI, 1989

Suharsini Arikunto, Prof, Dr, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi

Aksara, 2001

-------, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktek, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

Sugiyono, prof, Dr, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. Ke-7, Bandung, Alfabeta,

2009

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi belajar Mengajar, Cet. Ke-2,

Jakarta, Rieneka Cipta, 2002

W.J.S. Poerdarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1982

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Cet. Ke-4, Jakarta,

Gaung Persada, 2006

http//www.hardja-sapoetra.co.cc, diakses 31 Mei 2011

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Moh. Muslim

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Demak, 15 Agustus 1958

3. Alamat Rumah : Brambang, Karangawen, Demak

4. No. HP : 081 575 578 151

5. Email : [email protected]

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

1. SDN SOKA lulus tahun 1972

2. PGA 4 Tahun Karangawen lulus tahun 1976

3. PGA 6 Tahun Karangawen lulus tahun 1979

4. IAIN (DII) Walisongo lulus tahun 1995

Semarang, 22 Juni 2011

Moh. Muslim

NIM : 095111442