83
iii PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh : NURUL RIZKILLAH POMALINGO 1113046000004 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H

PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

iii

PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL

ZAKAT NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

NURUL RIZKILLAH POMALINGO

1113046000004

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

iii

Page 3: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Kamis, 31 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:

1. Nama : Nurul Rizkillah Pomalingo

2. NIM : 1113046000004

3. Jurusan : Ekonomi Syariah (Manajemen Zakat)

4. Judul Skripsi : Penerapan Manajemen Zakat Pada Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Provinsi Sulawesi Utara

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Mei 2018

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.

NIP.19751201 200501 1 5005 (……..…..………)

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, Lc, M.A.

NIP. 19731215 200501 1 002 (…………………)

3. Pembimbing : Dr. Isnawati Rais, M.A.

NIP. 19571027 198503 2 001

(…………....……)

4. Penguji I : Prof. Dr. H. M. Abduh Malik

NIP. 150094391 (…………....……)

5. Penguji II : Mu‟min Roup, M.A.

NIP. 19700416 199703 1 004 (………..…..……)

Page 4: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurul Rizkillah Pomalingo

NIM : 1113046000004

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah.

Jakarta, 31 Mei 2018

Nurul Rizkillah Pomalingo

Page 5: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

iv

Page 6: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Nurul Rizkillah Pomalingo

Tempat, Tanggal Lahir : Toli-toli, 30 Juli 1996

Alamat : Perumahan Bumi Dian Indah, Blok B

Nomor 23, Lingkungan III, RT/RW

005/003, Kelurahan Girian Weru Dua,

Kecamatan Girian, Kota Bitung, Provinsi

Sulawesi Utara.

Telepon : 0896-6955-3400

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

- SD : SD Negeri Pembina Toli-toli (2001 – 2006)

SD 7/83 Inpres Girian Weru Dua (2006 – 2007)

- SMP : SMP Negeri 1 Kota Bitung (2007 – 2010)

- SMA : MAN Model Manado (2010 – 2013)

- S1 : FEB, UIN Jakarta (2013 – 2018)

III. PENGALAMAN ORGANISASI

- Wakil Ketua HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) Muamalat

UIN Jakarta 2014/2015

- Anggota PP (Pemberdayaan Perempuan) HMI Komfaksy Cabang

Ciputat

- Anggota PSDMO (Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Organisasi) C.O.I.N.S (Center for Islamic Economic Study) 2014/2015

- Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan KOHATI Cabang Ciputat

(2016/2017)

- Anggota Bidang Pemberdayaan Perempuan HMI Cabang Ciputat

(2016/2017)

- Anggota Bidang Pecinta Alam LEPPAMI Cabang Ciputat (2016/2017)

- Direktur Bidang Keuangan LEPPAMI Cabang Ciputat (2018/2019)

- Asisten Mentor Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan

(OPAK) BEM FSH UIN Jakarta 2014

- Bendahara Kegiatan LK 1 gelombang 3 HMI Komfaksy Cabang

Ciputat

- Ketua OSIS MAN Model Manado 2012/2013

- PASKOBRAKA Kota Manado 2012

Page 7: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

vi

Implementation Of Zakat Management at Zakat National Institution

(BAZNAS) North Sulawesi Province

ABSTRACT

This research aims to analyze the implementation of zakat management in

BAZNAS North Sulawesi Province based on the applicable regulations and the

management of zakat in BAZNAS of North Sulawesi Province. The

implementation of zakat management are includes planning, organizing, actuating

and controlling under review of Law Number 23 Year 2011, Government

Regulation Number 14 Year 2014, Presidential Instruction and also the other of

BAZNAS law approach. This research uses descriptive-qualitative writing method

and data collection by interview method, direct observation and documentation.

The results show that zakat management in BAZNAS North Sulawesi

Province is applied good enough to socialize zakat management institution in

North Sulawesi and increase the awareness of Muslims in paying zakat, there are

(a) Planning includes structural formation, plan of collection and distribution

plan; (b) Organizing is arranged based on Regulation of BAZNAS Number 03

Year 2014, with human resources that according to criteria of requirements that

applied; (c) actuating by carrying out to operational steps that applied and build

cooperation with institutions and the government of city; (d) Control by carrying

out the task of BAZNAS that responsible to the Governor and Ministry of

Religious Affairs in the form of internal audit for six months once. In reporting

BAZNAS North Sulawesi Province has not implemented accounting procedures in

accordance with PSAK 109 due to lack of competent human resources in

accounting of zakat and BAZNAS North Sulawesi province has not been able to

do recruitment in that field. In the management of zakat, BAZNAS North Sulawesi

Province is considered quite effective because the distribution that occurs reaches

50% - 60% with an increasing percentage of annually.

Keywords : Zakat, Management of Zakat, BAZNAS North Sulawesi Province,

BAZNAS Regulation, POAC, Law Number 23 Year 2011.

Advisors : Dr. Isnawati Rais, MA.

Page 8: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

vii

Penerapan Manajemen Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Provinsi

Sulawesi Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan manajemen zakat

pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan pada peraturan yang berlaku

dan pengelolaan zakat pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara. Penerapan

manajemen zakat ini meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling) yang

ditinjau berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014, Instruksi Presiden dan Peraturan-Peraturan

BAZNAS lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penulisan deskriptif-

kualitatif dan pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi langsungd

dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen zakat pada BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara diterapkan cukup baik untuk mensosialisasikan lembaga

pengelolaan zakat di Sulawesi Utara dan meningkatkan kesadaran umat Islam

dalam membayar zakat dengan cara (a) Perencanaan meliputi pembentukka

struktural, rencana penghimpunan dan rencana pendistribusian; (b)

Pengorganisasian disusun berdasarkan Peraturan BAZNAS Nomor 03 Tahun

2014, dengan SDM yang memenuhi kriteria persyaratan yang diterapkan; (c)

Pelaksanaan dengan menjalankan langkah-langkah operasional yang ditetapkan

dan menjalin kerjasama dengan dengan berbagai lembaga dan pemerintah Kota;

(d) Pengendalian dengan melaksanakan tugas BAZNAS yang bertanggungjawab

kepada Gubernur dan Kementerian Agama berupa auditing internal selama enam

bulan sekali. Dalam pelaporannya BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara belum

melaksanakan prosedur akuntansi sesuai PSAK 109 dikarenakan kurangnya SDM

yang berkompeten pada akuntansi zakat dan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

belum mampu melakukan perekrutan pada bidang tersebut. Pada pengelolaannya

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara dinilai cukup efektif karena pendistribusian

yang terjadi mencapai 50% - 60% dengan persentasi penghimpunan yang

meningkat setiap tahunnya.

Kata kunci : Zakat, Manajemen Zakat, BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara,

Peraturan BAZNAS, POAC, Undang-Undang.

Pembimbing : Dr. Isnawati Rais, MA.

Page 9: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan curhatan rahmat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai tanda akhir dari studi S1 yang penulis tempuh

dengan judul “Penerapan Manajemen Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional

Provinsi Sulawesi Utara”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak yang telah membantu dan

berkontribusi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi terutama

kepada:

1. Bapak Arif Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si. dan Ibu Tini Anggraeni, ST., M.Si

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak AM. Hasan Ali, MA. dan Bapak Abdurrouf, Lc., MA., selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Isnawati Rais, MA., selaku Dosen pembimbing skripsi yang

lembut dan baik hati serta ikhlas dan sabar dalam memberikan bimbingan

dan arahan kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar yang telah mendidik penulis dengan penuh

dedikasi dan ketekunan.

Page 10: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

ix

7. Kepada pihak BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, terutama Ibu Lutvia

Alwi yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk dapat

diwawancara dan memberikan data yang diperlukan.

8. Keluarga tercinta, terutama Alm. H. Irfan Pomalingo, SH. (Ayah), Hj.

Lutfiah Mamonto, S.Hi. (Ibu), Hj. Haeriah Djaelani (Nenek), Jamila

Mamonto (Tante) dan Nazar Irfiawan Pomalingo, S.Hi. (Kakak Kandung)

yang tiada hentinya memberikan do‟a, kepercayaan serta ridho dalam

setiap aktivitas yang penulis lakukan selama merantau.

9. Sahabat seperjuangan selama kuliah Nina, Rahma, Keke, Almas, Asri,

Tsiqah, Tata, Ana dan Dara. Sahabat seperjuangan dalam berorganisasi

Wirda, Matin, Aam, Dendi dan Rendy. Para senior yang tak lelah dalam

memberikan saran Bang Qari, Kak Kevin dan Kak Sena. Para Adik

seperantauan Amalia, Faa Izah, dan Conita. Terima kasih kepada kalian

yang memberikan warna kepada kehidupan penulis.

10. Teman-teman ditempat penulis berhimpun HMI Komfaksy, KOHATI

Komfaksy, HMI Cabang Ciputat , KOHATI Cabang Ciputat, LEPPAMI

Cabang Ciputat, COINS, HMPS Muamalat, IPRA Manado. Terima kasih

atas setiap pengalaman yang kalian bagikan bersama penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena ini penulis

mengharapkan segala bentuk saran dan kritikan yang membangun. Semoga skripsi

ini bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 11 April 2018

Penulis

Page 11: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6

D. Metodologi Penelitian .................................................................................. 7

E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 8

BAB II ................................................................................................................... 10

TINJAUAN TEORITIS ........................................................................................ 10

A. Zakat ........................................................................................................... 10

1. Pengertian Zakat ..................................................................................... 10

2. Macam-Macam Zakat ............................................................................. 11

3. Kriteria Penerima Zakat (Mustahik) ....................................................... 14

4. Penghimpunan Zakat .............................................................................. 16

5. Pendayagunaan Zakat ............................................................................. 18

B. Manajemen Zakat ....................................................................................... 20

1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen .................................... 20

2. Pengaturan Manajemen Zakat di Indonesia ........................................... 28

C. Review Studi Terdahulu ............................................................................. 38

D. Kerangka Teori........................................................................................... 39

BAB III ................................................................................................................. 40

Page 12: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

xi

GAMBARAN UMUM BAZNAS PROVINSI SULAWESI UTARA ................. 40

A. Sejarah, Visi-Misi dan Struktur Organisasi ............................................... 40

B. Pengelolaan Zakat di BAZNAS SULUT ................................................... 42

BAB IV ................................................................................................................. 49

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN ZAKAT PADA BAZNAS PROVINSI

SULAWESI UTARA ............................................................................................ 49

A. Manajemen Zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara .......................... 49

1. Perencanaan (Planning) ......................................................................... 49

2. Pengorganisasian (Organizing) .............................................................. 54

3. Pergerakan (Actuating) ........................................................................... 55

4. Pengawasan (Controlling) ...................................................................... 58

B. Pengelolaan Zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara ......................... 58

1. Pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat. ................... 58

2. Laporan dan Pertanggungjawaban Pengumpulan, Pendistribusian dan

Pendayagunaan Dana Zakat ........................................................................... 62

BAB V ................................................................................................................... 66

PENUTUP ............................................................................................................. 66

A. Kesimpulan ................................................................................................ 66

B. Saran ........................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 71

Page 13: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa awal pemerintahan Islam, zakat dikumpulkan dalam bentuk

tunai, hasil peternakan, dan hasil pertanian.1

Rasulullah SAW menggunakan

instrumen zakat sebagai penerimaan negara dan dikelola oleh Baitul Maal.

Pengumpulan zakat diserahkan kepada pengumpul zakat dan setiap orang

terlatih dalam pengumpulan zakat. Setiap perhitungan yang ada disimpan

dan diperiksa sendiri oleh Rasulullah SAW dan menyita setiap hadiah yang

diterima oleh para pengumpul zakat, sekaligus memberikan teguran

kepadanya.2

Pada zaman itu, zakat dikoordinasi melalui manajemen oleh

suatu lembaga, yaitu Baitul Maal sebagai lembaga pengelola zakat.

Bersanding pada pengelolaan zakat Masa Rasulullah SAW,

pengelolaan zakat di Indonesia diatur oleh pemerintah. Pemerintah di bawah

pimpinan B.J Habibie dan DPR mengeluarkan regulasi yaitu Undang-

Undang Nomor 38 Tahun 1999.3

Tujuannya untuk membentuk pranata

agama dan memberikan kontribusi untuk mensejahterakan rakyat. Undang-

Undang ini membahas mengenai pengelolaan zakat di Indonesia mulai dari

organisasi pengelolaan zakat, pengumpulan, pendayagunaan zakat, hingga

pengawasan dalam pengelolaannya.

Organisasi Pengelolaan Zakat yang dimaksud ialah Badan Amil

Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ dibentuk oleh

pemerintah yang bertugas untuk mengumpulkan, mendistribusikan, dan

mendayagunakan zakat sesuai ketentuan agama.4

BAZ memiliki kedudukan

1 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,

(Depok: Gramata Publishing, 2005), h. 78 2 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,

(Depok: Gramata Publishing, 2005), h. 79 – 88 3 Sepky Mardian, Pengelolaan Zakat di Indonesia: Perspektif Sejarah dan Regulasi, (Aceh:

Jurnal Hukum Islam Volume I No. 2, 2012), h. 309 4 Pasal 8 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat

Page 14: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

2

di daerah nasional, provinsi, kabupaten / kota, dan kecamatan. Dan LAZ

merupakan lembaga zakat yang dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh

pemerintah,5

seperti BAZ, LAZ dapat membentuk kedudukan pada masing-

masing daerah. Kedua lembaga zakat tersebut berdiri secara independen dan

bertanggung jawab kepada pemerintah.

Seiring berjalanya pengelolaan zakat oleh BAZ dan LAZ di

Indonesia, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 mengalami amandemen

oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Diperlukan amandemen

karena Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 sudah tidak dapat dijadikan

landasan dalam mengelola zakat berkaitan dalam perihal sistem dan

manajemen.6

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 membahas mengenai

pengelolaan zakat, mulai dari organisasi yang mengelola, sumber daya

manusia hingga syarat serta pembagian harta zakat itu sendiri. Kemudian

untuk menyesuaikan hadirnya amandemen tersebut, BAZ perlu melakukan

perubahan nama menjadi BAZNAS tetapi belum semua lembaga melakukan

perubahan tersebut.

Undang-undang ini juga menjelaskan mengenai tugas dan fungsi

organisasi pengelola zakat dalam hal ini Badan Amil Zakat (BAZ) dan

Lembaga Amil Zakat (LAZ), sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 6

BAZNAS merupakan Lembaga yang berwenang melakukan tugas

pengelolaan zakat secara Nasional. Dalam tugasnya sebagai organisasi

pengelolaan zakat, BAZNAS harus bisa menjalankan manajemen secara

baik layaknya organisasi. Dalam keanggotaannyapun BAZNAS diatur pada

pasal 8 mengenai jumlah anggota, persyaratan, hingga unsur-unsur yang

terdapat didalamnya.

Untuk membentuk pengelolaan zakat terkoordinasi dan terpadu,

BAZ dan LAZ wajib mengikuti amandemen peraturan pengelolaan zakat

5 Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat

6 Heru Susetyo, Selamatkan Gerakan Zakat, (Jakarta: Koalisi Masyarakat Zakat

(KOMAZ), 2012), h.

Page 15: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

3

tersebut. Berdasarkan amandemen undang-undang tersebut, BAZ berganti

nama menjadi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga

yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. BAZNAS dapat

membentuk Unit Pengumpulan Zakat (UPZ), yaitu satuan organisasi yang

dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat. Di dalam

amandemen tersebut juga diatur manajemen yang bersifat baku dan rigid

untuk BAZNAS dan LAZ dalam mengelola zakat, seperti aturan

pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan yang terdapat pada pasal

21 hingga pasal 28. Untuk pelaporan BAZNAS dan LAZ diatur pada pasal

29 yang menjelaskan bahwa BAZNAS dan LAZ menyampaikan laporan

pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan

lainnya secara berkala kepada Menteri untuk BAZNAS, pemerintah daerah

untuk BAZNAS Provinsi atau Kabupaten/Kota dan LAZ setempat. Secara

berkala yang dimaksud kemudian dijelaskan dalam Peraturah Pemerintah

Nomor 14 tahun 2014, selama 6 bulan sekali dengan sistem pencatatan

laporan keuangan yang diatur pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) Nomor 109.

Akhir 2015, BAZNAS di Indonesia baru berdiri di 19 lembaga dari

34 provinsi. Sementara, di tingkat kabupaten / kota, baru berdiri 79

lembaga dari 476 kabupaten/kota.7

Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi

Utara yang mempunyai BAZ bernama BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara.

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara adalah badan amil zakat dan

infak/sedekah yang berada dibawah naungan pemerintah provinsi. Badan ini

telah resmi berdiri sejak tanggal 04 April 2011 berdasarkan pada Surat

Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Nomor 98 Tahun 2011 dan

Keputusan Menteri Agama Nomor 118 Tahun 2011. BAZNAS SULUT

merupakan Organisasi Pengelola Zakat yang sah sesuai UU No. 38 Tahun

7 Retno Wulandhari, “Baznas Diminta Optimalkan Pengelolaan Zakat” Republika Online,

artikel diakses pada 31 Januari 2017 pukul 15:15 dari http://tinyurl.com/zqkd4w2

Page 16: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

4

1999 yang telah direvisi dengan UU No. 23 Tahun 2011 tentang pegelolaan

zakat yang mempuyai tugas mengumpulkan, mendistribusikan, dan

mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Berangkat dari

kesadaran akan problematika umat Islam yang begitu kompleks di mana

jumlah penduduk umat Muslim di Provinsi Sulawesi Utara menduduki

posisi terbanyak kedua dengan jumlah 701.700 jiwa dengan posisi terbanyak

pertama pada umat Kristen dengan 1.444.141 jiwa8. Jika kita bandingkan

jumlah penduduk muslim pada Provinsi Jawa Barat yang mencapai 40,9 juta

jiwa memiliki potesi zakat sebesar 17,6 triliun, maka melihat tidak sedikit

umat Islam yang berada di daerah ini, Ketua BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara dalam wawancaranya menyatakan bahwa potensi zakat di Sulawesi

Utara mencapai 60 Milyar. Maka dari itu Badan Amil Zakat Provinsi

Sulawesi Utara memposisikan diri dalam kegiatannya menghimpun dana-

dana zakat, infak, sedekah, wakaf, dan dana halal lainnya dari kaum

muslimin baik perorangan, instansi dan perusahaan kemudian

menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya.9

Untuk membantu penghimpunan zakat, BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara membentuk UPZ diberbagai instansi yang ada. Jumlah UPZ yang

telah dibentuk sebanyak 33 unit yang terdiri dari kantor instansi setempat,

kantor badan usaha milik daerah provinsi, perusahan swasta, perguruan

tinggi, pendidikan menengah, dan instansi pendidikan lainnnya.

Dari data yang penulis dapatkan, BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

selama masa berdirinya penghimpunan dana zakat BAZNAS SULUT

menghimpun dari beberapa perusahaan atau instansi dan juga masyarakat

umum tetapi dengan jumlah yang masih sedikit. Seperti pada tahun 2015

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara mengumpulkan dana ZIS dari muzakki

8 Badan Pusat Statistik, Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2013, diakses pada

tanggal 17 Januari 2017 pukul 09.56 9 Sabrina Shahnaz, ”Penerapan PSAK 109 tentang Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat,

Infaq/Sedekah pada ABZNAS Provonsi Sulawesi Utara”, dalam Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,

Volume 16 No. 1 Tahun 2016 (Manado: UNSRAT, 2016), h. 450

Page 17: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

5

sebanyak 100 orang dan 37 lembaga dengan total penghimpunan dana ZIS

sebanyak Rp. 668.339.903,- . Sedangkan pada tahun 2016 mengumpulkan

dana ZIS dari muzakki sebanyak 159 orang dan 33 lembaga dengan total

penghimpunan dana ZIS sebanyak Rp. 317.165.728,- masih merupakan

angka yang sangat kecil bahkan tidak menyentuh 1% jika dilihat dari

jumlah penduduk umat Islam yang ada di Sulawesi Utara sebanyak 701.700

jiwa. Tidak hanya kekurangan dari segi penghimpunan dan pendayagunaan,

dari segi pelaporan keuangan, laporan keuangan yang disajikan oleh pihak

BAZNAS SULUT belum sesuai dengan PSAK 109, dari informasi yang

penulis dapatkan pihak BAZNAS SULUT sampai saat ini tidak memiliki

sumber daya yang faham mengenai akuntansi zakat yang sesuai dengan

PSAK 109. Mereka juga tidak mempunyai pengarsipan secara lengkap

berupa soft file laporan keuangan. Baik secara penghimpunan dan

pendayagunaan BAZNAS SULUT belum sesuai dengan Undang-Undang

No 23 Tahun 2011, mengingat hal tersebut penulis ingin mengetahui

bagaimana manajemen zakat yang telah dilaksanakan dan apakah

manajemennya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dari pemaparan latar belakang diatas, untuk melihat bagaimana

penerapan manajemen zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Penerapan

Manajemen Zakat pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.

1. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup dalam penelitian ini,

serta mencegat terjadinya penyimpangan dalam peulisan, maka penulis

membatasi penelitian ini hanya pada masalah pen erapan manajemen

zakat pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

Page 18: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

6

2. Perumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang dan pembatasan permasalahan di

atas, maka perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini,

sebagai berikut :

a) Bagaimana penerapan manajemen zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi

ditinjau dari peraturan yang berlaku ?

b) Bagaimana pengelolaan zakat pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini :

a) Untuk mengetahui manajemen zakat pada BAZNAS Provinsi

Sulawesi Utara ditinjau dari peraturan yang berlaku.

b) Untuk mengetahui pengelolaan zakat pada BAZNAS Provinsi

Sulawesi Utara.

2. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

:

a) Akademisi

Untuk menambah khazanah pengetahuan, melengkapi dan

memberikan informasi yang berharga mengenai manajemen zakat

yang sesuai dengan syariat Islam.

b) Praktisi

Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada

praktisi dalam mengevaluasi manajemen zakat .

c) Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat, serta memberikan informasi

yang bermanfaat dalam bidang manajemen khususnya mengenai

manajemen zakat.

Page 19: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

7

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif dengan jenis metode deskriptif, yakni kegiatan yang meliputi

pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut

keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitan. 10

Dengan jenis penelitin Studi Kasus (Case Study) yakni satu metodeologi

penelitian yang menggunakan bukti empiris (bukan hasil eksperimen

laboratorium) untuk membuktikan apakah suatu teori dapat

diimplementasikan pada suatu kondisi atau tidak.11

Dimana dari

penelitian ini meghasilkan dara deskriptif dan tertuis dengan informasi

dari instansi terkait dalam objek penelitian. Maka dari itu sumber utama

penelitian ini adalah penelitian langsung ke lapangan (BAZNAS Provinsi

Sulawesi Utara). Dalam penyajian dan penyusunan skripsi ini, penulis

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara yaitu suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam

proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang

berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi.12

Dalam hal ini

wawancara dilakukan kepada pihak terkait yaitu pengurus

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

b. Studi Dokumentasi yaitu segala sesuatu materi dalam bentuk

tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah

segala catatan baik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy)

meupun elektronik (softcopy). Dalam hal ini studi dokumentasi yang

dilakukan ialah buku-buku pustaka, undang-undang yang berkenaan

dengan Manajemen Zakat serta laporan pertanggungjawaban

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

10

Consuelo G. Sevilla dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia, 1993), h. 71 11

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif (Dasar-Dasar), (Jakarta, PT Indeks, 2012), h. 115 12

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,

1989)

Page 20: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

8

2. Teknik Analisis Data

Terknik analisis data yang penelitia gunakan adalah metode analisis

kualitatif deskriptif. Setelah data diperoleh dari kegiatan wawancara dan

studi dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah analisa dan

pengolahan data. Analisis data merupakan proses (description) dan

penyusunan transkip interview. Data-data yang telah terkumpul dianalisis

dalam terminologi dan kesimpulan deskriptif.

E. Sistematika Penulisan

Merujuk pada uraian di atas dan metode penelitian yang digunakan

serta dalam rangka memudahkan penulisan skripsi maka pembahasan dalam

skripsi ini di bagi menjadi lima bab yang disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi awal dalam

penulisan skripsi ini. Penulis menjabarkan sekilas mengenai latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat, review studi terdahulu,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini diuraikan landasan teori dan pembahasan mengenai

zakat yang meliputi pengertian zakat, macam-macam zakat, tujuan

dan hikmah zakat, penghimpunan dan pendayagunaan zakat.

Kemudian manajemen zakat meliputi pengertian manajemen,

fungsi manajemen dan pengaturan manajemen di Indonesia. Hal

tersebut dibahas untuk memberikan gambaran yang lebih elas

mengenai permasalahan yang penulis bahas dalam penulisan ini.

Page 21: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

9

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI

Dalam bab ini penulis MEMAPARKAN MENGENAI PROFIL

baznas Provinsi Sulawesi Utara, yang terdiri dari sejarah singkat

berdirinya, Visi dan Misi, serta Struktur Organisasi dna

Pengelolaan Zakat. Pembahasan ini bertujuan untuk mengenal

onjek penulisan yang akan dituju.

BAB IV EVALUASI HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas hasil penulisan tentang manajemen di

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara ditinjau dari peraturan yang

berlaku dana manajemen Zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara. Bab ini merupakan poin utama penulis dalam penelitian ini

sebelum diberikan kesimpulan pada pembahasan berikutnya.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis uraikan kesimpulan dari hasil penulisan yang

telah dilakukan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, serta

memberikan solusi atas permasalahan dari masalah rumusan

masalah yang dipaparkan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan

penerapan manajemen zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

dan manajemen ditinjau dari peraturan yang berlaku lebih lanjut.

Page 22: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Zakat

1. Pengertian Zakat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) zakat diartikan

sebagai jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang

beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak

menerimanya yaitu fakir miskin dan sebagainya menurut ketentuan yang

telah ditetapkan oleh syarak.1

Zakat menurut bahasa berarti bertambah dan berkembang. Karena

itu, setiap yang bertambah jumlahnya dan berkembang ukurannya, ia bias

disebutkan zakat. Ada ungkapan zakkâ az-zar‟u, yang berarti tanaman itu

berkembang dan menjadi baik.2 Zakat ialah nama atau sebutan dari sesuatu

hak Allah Ta‟ala yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin,

dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh

berkat, membersihkan serta mensucikan jiwa dan memupuknya dengan

berbagai kebajikan.3 Sebagaimana dalam Firman Allah SWT QS. At-

Taubah: 103 yang berbunyi :

خز ن علي صل نتا ي تزك صذقحتطشن ن ل أه ... هي

“Pungutlah zakat dari harta benda meraka, yang akan membersihkan dan

menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.”

Menurut terminologi syariat, zakat adalah kewajiban atas harta

tertentu, untuk kelompok tertentu, dan dalam waktu tertentu pula. Jadi bisa

diartikan bahwa zakat adalah nama atau sebutan dari sesuatu (hak Allah

SWT) yang dikeluarkan seseorang kepada orang-orang yang berhak

menerimanya. Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan

1 Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), hlm. 1279 2 Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Fiqih Zakat Kontemporer, 2011, (Solo: Al-

Qowwam, 2011),h. 11 3 Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h. 3

Page 23: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

11

untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa, dan memupuk berbagai

kebaikan.4 Zakat juga merupakan salah satu tiang pokok ajaran Islam. Di

dalam Al-Qur‟an amat banyak disebutkan perintah zakat dalam

serangkaian kalimat dengan perintah shalat, sebagaimana dalam QS. Al-

Mujadalah : 13

تابٱلله علا تف لن فئر ت صذق كن ى ج ييذي هاتي أىتقذ تن فق ءأش

ع ٱلله سسلۥ ٱلله أطيعا ج ك ٱلزه ءاتا ج ل ٱلصه فأقيوا كن لي

ولى تواتع ٣١خثيش

“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan

sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika

kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu

maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan

Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Zakat adalah cambuk ampuh yang membuat zakat tidak

hanya menciptakan pertumbuhan material dan spiritual bagi orang-orang

miskin, tetapi juga mengembangkan jiwa dan kekayaan orang-orang kaya.

5

Zakat adalah sistem sosial, karena ia berfungsi menyelamatkan

masyarakat dari kelemahan baik karena bawaan ataupun karena keadaan,

menanggulangi berbagai bencana dan kecelakaan, memberikan santunan

kemanusiaan yang berada menolong yang tidak punya, yang kuat

membantu yang lemah, memperkecil perbedaan antara si kaya dan si

miskin.6

2. Macam-Macam Zakat

Secara umum zakat terbagi menjadi dua, yaitu :

4 Al-Furqon Hasbi, 125 Masalah Zakat, (Solo: Tiga Serangkai, 2008), h. 13

5 Yusuf Qardhawi. Penerjemah Salmah Harun, dkk. Hukum Zakat, Jakarta:Litera Antar

Nusa dan Mizan, 1996, cet. 2, h. 35 6 Yusuf Qardhawi. Penerjemah Salmah Harun, dkk. Hukum Zakat, Jakarta:Litera Antar

Nusa dan Mizan, 1996, cet. 2, h. 118

Page 24: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

12

a. Zakat Harta (Maal)

Zakat harta atau Maal adalah zakat yang diwajibkan Allah

SWT terhadap kaum muslimin yang telah memiliki harta mencapai

nisab atau haul serta syarat-syarat yang lainnya. Diantara harta yang

wajib dikeluarkan zakatnya adalah emas dan perak, sebagaimana

firman-Nya,

لهزييٱ زى حٱلزهةٱيك فضه ل سثيل في يفقا ل ٱ لله

نفث ش ش ١٣تعزابألين

“… Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, maka beri tahukanlah kepada

mereka, (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih.” (QS.

At-Taubah : 34)

Allah juga mewajibkan zakat hasil pertanian, sebagaimana

firman-Nya pada QS. Al-An-am : 141, yang berbunyi :

لهزي ٱ ت شش هع ش غي ت شش ع هه ت جه لٱأشأ عٱلهخ س لزه

تلفاأكل تىٱۥهخ ي اىٱلزه هه كلاهيثوشلش ثشهتش غي ا ث

إرا ۦ هتش

ءاتاحقه وش محصادۥأث لۦ ي إها شف ۥت شفييٱليحة و ٣٣٣ل

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang yang

berjunjung dan yang tidak berujung, pohon kura, tanam-tanaman

yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa

(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlan dari

buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berubah, dan

tunaikanlah haknya di ahri memetik hasilnya (dengan disedekahkan

kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai yang berlebih-lebihan.”

Allah juga mewajibkan zakat atas semua penghasilan seorang

muslim jika telah mencapai nishab, yaitu yang disebut zakat profesi.

Hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 267

Page 25: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

13

ا يلهزييٱي أي ه لكن ا شج أخ ا هوه تن ث ك ها ت هيطيث أفقا ا ءاه

ض ٱ س وال لتيوه خثيثٱتنتل ل تفقى وضا ه أىتم إله اخزي

اٱفي لو ع ٱأىه ٧٦٢حويذي غلله

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalah

Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian

dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah

kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan

daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mampu mengambilnya

melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”

Demikian pula harta-harta lainnya yang bernilai ekonomis bila

telah sampai nisab-nya.7

b. Zakat Fitrah

Zakat fitrah atau zakatun nafsi (zakat jiwa), telah secara massal

dilaksanakan oleh umat Islam, dengan melalui amil yang dibentuk

oleh lembaga-lembaga dakwah, atau langsung oleh wajib zakat pada

mustahiknya. Terdapat dua pendapat di antara ulama, salah satu

pendapat ialah bahwa zakat fitrah itu tidak boleh untuk keperluan

lain, kecuali untuk fakir dan miskin, agar pada hari raya mereka ikut

bergembira ria. Oleh karena itu, siapa yang menunaikannya sebelum

shalat Idul Fitri merupakan zakat yang makbul, tetapi yang

membayarkannya sesudahnya, sama nilainya dengan sedekah biasa.8

Zakat fitrah diwajibkan pada tahun kedua Hijriah, yaitu tahun

diwajibkannya puasa bulan Ramadhan untuk mensucikan orang yang

berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak ada gunanya,

7 Al-Firqon Habsi, 125 Masalah Zakat, (Tiga Serangkai: Solo 2008), h. 80

8 Syukri Ghozali, dkk, Pedoman Zakat 9 Seri, (Proyek Peningkatan Sarana Keagamaan

Islam, Zakat dan Wakaf: Jakarta 1997), h. 190

Page 26: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

14

untuk memberi makan kepada orang-orang miskin dan mencukupkan

mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada Hari Raya.9

3. Kriteria Penerima Zakat (Mustahik)

Kriteria yang berhak menerima zakat terbagi kedalam 8 asnaf,

sebagaimana yang tertera dalam QS. At-Taubah : 60

تٱإهوا ذق لصه فقشا ء كييٱلل و ولييٱل ع ل ا وؤلهفحٱعلي فيل قلتن

قابٱ شهييٱلش م فيسثيلل ٱ يٱلله ثيل ٱت ه يل هٱفشيضحه ٱلله علينلله

٦٦حكين

Yang artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-

orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para

mu‟allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-

orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang

dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan

AllahMaha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Dari ayat Al-Qur‟an diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud

dengan kedelapan asnaf tersebut ialah sebagai berikut10

:

a. Fakir dan Miskin, yaitu orang-orang yang berada dalam kebutuhan

dan tidak mendapatkan apa yang mereka perlukan.11

Imam Maliki,

Imam Hanbali dan Imam Syafi‟i sepakat berpendapat bahwa yang

termasuk dalam kriteria fakir dan miskin, yaitu :

1) Mereka yang tidak punya harta dan usaha samasekali;

9 Yusuf Qardhawi. Penerjemah Salmah Harun, dkk. Hukum Zakat, Jakarta:Litera Antar

Nusa dan Mizan, 1996, cet. 2, h. 921 10

Yusuf Qardhawi. Penerjemah Salmah Harun, dkk. Hukum Zakat, Jakarta:Litera

Antar Nusa dan Mizan, 1996, cet. 2,,h. 514 11

Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h.86

Page 27: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

15

2) Mereka yang punya harta dan usaha tapi tidak mencukupi untuk

diri dan keluarganya, yaitu penghasilannya tidak memenuhi

separuh atau kurang dari kebutuhan;

3) Mereka yang mempunyai harta atau usaha yang hanya dapat

mencukupi separuh atau lebih kebutuhan untuk diri dan

tanggungannya, tapi tidak buat seluruh kebutuhan.

b. Pengurus-Pengurus Zakat („Amilin), yaitu orang-orang yang

ditugaskan oleh Imam, kepala pemerintahan atau wakilnya, untuk

mengumpulkan zakat, jadi pemungut-pemungut zakat, termasuk para

penyimpan, pengembala-pengembala ternak dan yang mengurus

administrasinya.12

c. Orang-Orang Mu‟allaf, yaitu orang-orang yang diusahakan

merangkul dan menarik, serta mengukuhkan hati mereka dalam

keislaman disebabkan belum mantapnya keimanan mereka atau buay

menolak bencana yang mungkin mereka lakukan terhadap kaum

Muslimin, dan mengambil keuntungan yang mungkin dimanfaatkan

untuk kepentingan mereka.13

d. Untuk (memerdekakan) budak (Riqab), yaitu dalam golongan yang

tercakup budak mukatab, yakni yang telah dijanjikan oleh tuannya

akan merdeka bila telah melunasi harga dirinya yang telah ditetapkan,

dan budak-budak biasa. Budak-budak mukatab dibantu dengan harta

zakat untuk membebaskan mereka dari belenggu perbudakan, sedang

budak-budak biasa dibeli dengan harta itu lalu dibebaskan.14

e. Orang-orang yang berhutang (Gharimin), yaitu orang-orang yang

berhutang dan sukar untuk membayarnya. Mereka bermacam-macam.

Diantaranya orang yang memikul hutang untuk mendamaikan

sengketa, atau menjamin hutang orang lain hingga harus

12

Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h. 91 13

Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h. 94 14

Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h. 98

Page 28: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

16

membayarnya dengan menghabiskan hartanya. Atau orang yang

terpaksa berhutang karena membutuhkannya untuk keperluan hidup

dan membebaskan dirinya dari maksiat. Maka semua mereka boleh

menerima zakat yang cukup untuk melunasi hutang.15

f. Untuk dijalan Allah (Fii Sabilillah), Sabilillah ialah jalan yang

menyampaikan kepada keridhaan Allah, baik berupa ilmu maupun

amal. Dan para Jumhur Ulama berpendapat bahwa yang dimaksudkan

ialah berperang, dan jatah sabilillah itu diberikan kepada sukarelawan

yang tidak mendapatkan gaji dari pemerintah.16

g. Ibnu Sabil, yakni para Ulama sepakat bahwa para musafir yang

terputus dari negerinya, diberi bagian zakat yang akan dapat

membantu mencapai tujuannya, jika tidak sedikitpun dari hartanya

yang terssa, disebabkan kemiskinan yang dialaminya.17

4. Penghimpunan Zakat

Pengertian penghimpunan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah suatu proses atau cara perbuatan menghimpun

(mengumpulkan). Dalam hal ini penghimpunan diterapkan oleh individu

atau kelompok dalam upaya-upaya kordinasi untuk mencapai suatu tujuan.

Penghimpunan dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat dan sumberdaya lainnya dari

masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun

pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan

kegiatan operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai

tujuannya.18

15

Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h. 99 16

Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h. 101 17

Sayid Sabiq, Penerjemah Mahyudin Syaf. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Alma‟arif,

1978, cet I, h. 102 18

April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat, (TERAS:

Yogyakarta, 2009), h. 4

Page 29: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

17

Menghimpun dana adalah sebuah proses yang terdiri dari dua

tahap. Tahap pertama, menunjukkan kepada calon muzakki bahwa ada

kebutuhan penting yang dapat anda penuhi melalui kegiatan anda. Tahap

kedua, meyakinkan calon muzakki agar mau menyumbangkan dan

menunjukkan alasan-alasan mengapa kegiatan tersebut dianggap penting.19

Dalam penghimpunan zakat, dalam hal ini yang bertugas untuk

mengumpulkan zakat ialah pada amil. para „amil zakat mempunyai tugas

dalam pengaturan zakat. Berawal dari mendata orang-orang yang wajib

zakat, menghitung jumlah harta yang wajib dizakatkan, mendata mustahik

kemudian menggolongkannya kedalam beberapa asnaf, mencatat

kebutuhan mustahik, serta berapa besar biaya yang dapat mencukupi

kebutuhannya.

Pada setiap organisasi pengelola zakat, para „amil termasuk dalam

divisi penghimpunan dan pendayagunaan. Peran fungsi dan tugas divisi

atau bidang penghimpunan, memang dikhususkan mengumpulkan dana

zakat, infaq, sedekah dan wakaf dari masyarakat. Dalam melaksanakan

aktivitas penghimpunan dana tersebut, para „amil dapat menyelenggarakan

berbagai kegiatan dengan kemampuan tim dalam mengembangkan

program.20

Kegiatan penghimpunan sesungguhnya terletak pada dua hal,

yaitu :21

a. Penggalangan Dana

Pada bidang ini, kegiatan yang dilakukan lebih mengarah pada

muzakki. Diantara kegiatan dan layanan yang dapat dilakukan dalam

penggalangan dana ialah sebagai berikut :

1) Promosi, penyadaran zakat harus dilakukan dengan terus menerus

sebagai proses yang tidak pernah selesai.

2) Kerjasama program, menawarkan program untuk kerjasama

dengan lembaga atau perusahaan lain. Pilihlan program yang

19

Michael Norton, Menggalang Dana, (Yayasan Obor Indonesia dan Kemitraan Untuk

Pembaruan Tata Pemerintah di Indonesia: Jakarta, 2002), h. 15 20

Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Institus Manajemen Zakat: Jakarta, 2007), h. 189 21

Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Institus Manajemen Zakat: Jakarta, 2007), h. 190

Page 30: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

18

masterpiece (konseptor) yang diyakini bisa menarik perusahaan

untuk bekerjasama.

3) Seminar dan diskusi

4) Pemanfaatan rekening Bank untuk memudahkan muzakki

menyalurkan zakatnya. 22

b. Layanan jemput zakat, layanan ini dikhususkan kepada para muzakki

yang tidak dapat mengantarkan dana zakat secara langsung

dikarenakan kesibukan, maka „amil dapat langsung mendatangi para

muzakki yang dimaksudkan. Layanan ini bertujuan untuk

memudahkan muzakki untuk membayar zakat

c. Layanan muzakki yang lain adalah costumer care atau dalam lembaga

disebut customer service. Tugas yang dilakukan layanan muzakki,

diantaranya :

1) Data muzakki, data muzakki harus didokumentasikan, data ini

diperoleh dari berbagai sumber diantaranya bukti transfer Bank,

dari kwitansi para muzakki yang datang langsung dan dari surat-

surat.

2) Keluhan dari muzakki, mitra kerja atau masyarakat umum

3) Follow up keluhan. 23

5. Pendayagunaan Zakat

Pendayagunaan berasal dari kata “daya” yang artinya kemampuan

untuk mekakukan sesuatu atau tindakan, dan kata ”guna” yang berarti

manfaat. Adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu :

a. Pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.

b. Pengusaha (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas

dengan baik.

22

Erie Sudewo, Manajemen Zakat, (Institus Manajemen Zakat: Jakarta, 2007), h. 190-191 23

Erie Sudewo, Manajemen Zakat, (Institus Manajemen Zakat: Jakarta, 2007), h. 203

Page 31: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

19

Maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah bagaimana

cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar

serta lebih baik. Disinilah aplikasi pendayagunaan dana zakat, bagaimana

zakat yang dikeluarkan oleh wajib zakat itu dapat berfungsi sebagai ibadah

baginya dan sekaligus dapat juga berlaku sebagai dana sosial yang

dimanfaatkan untuk kepentingan mengatasi berbagai masalah

kemasyarakatan. Misalnya dengan memberikan bantuan dana kepada

mustahik yang dikategorikan sebagai fakir miskin.24

Adapun pendayagunaan berarti usaha atau kegiatan yang saling

berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat

secara baik, tepat, terarah sesuai dnegan tujuan zakat itu disyariatkan.25

Ada dua bentuk penyaluran dana zakat, yaitu :

a. Zakat dibesikan langsung kepada mustahik. Dalam hal ini bahwa

penyaluran kepada mustahik tidak disertai target terjadinya

kemandirian ekonomi (pemberdayaan mustahik)

b. Zakat disalurkan dengan produktif (pemberdayaan), yaitu penyaluran

zakat yang disertai dengan merubah keadaan penerima (lebih

dikhususkan kepada golongan fakir miskin) dan kategori mustahik

menjadi muzakki.26

Menurut M. Daud Ali, pemanfaatan atau pendayagunaan zakat dapat

digolonngka kedalam empat kategori, sebagai berikut :

a. Pendayagunaan zakat yang konsumtif tradisional sifstnya. Dalam

kategori ini zakat dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya

untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan, seperti zakat

fitrah yang diberikan kepada fakir-miskin untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari atau zakat harta yang diberikan kepada korban bencana

alam.

24

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (UI Press: Jakarta, 2007),

h. 69 25

Hamid Abidin, Reinterpretasi Pendayagunaan Zakat, (Piramedia: Jakarta, 2004), h. 8 26

Lili Briadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 25

Page 32: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

20

b. Pendayagunaan zakat konsumtif kreatif. Maksudnya zakat yang

diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa dan lain-lain.

c. Pendayagunaan zakat produktif tradisional. Zakat yang diberikan

dalam bentuk barang-barang produktif, misalnya kambing, sapi, mesin

jahit, alat-alat pertukangan dan sebagainya.

d. Pendayagunaan zakat produktif kreatif. Pendayagunaan zakat yang

diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk

membangun suatu proyek sosial maupun untuk membantu atau

menambah modal seseorang pedagang atau pengusaha kecil.27

B. Manajemen Zakat

1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen

a) Pengertian Manajemen

Jika ditinjau pengertian manajemen secara etimologi (bahasa)

kata “manajemen” berasal dari bahasa Inggris “manage, to manage”

yang artinya pengatur, mengurus dan mengelola.28

Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti :

a. Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk mencapai

sasaran.

b. Pimpinan yang bertanggungawab atas jalannya perusahaan.

Sementara pada sumber lain yang dikemukakan oleh Stoner,

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organnisasi dan

penggunaan sumber daya –sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.29

Sedangkan secara terminollogi terdapat banyak definisi yang

dikemukakan para ahli, diantaranya :

27

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 62-63 28

Jhon M. Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris dan Bahasa Indonesia, (Gramedia:

Jakarta, 1997), Cet. Ke-24, h. 72 29

Hani Handoko, Manajemen, (BPFE Yogyakarta: Yogyakarta, 2014), h. 2

Page 33: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

21

Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni

melaksanakan segala sesuatu melalui manusia. Secara fungsional,

manajemen bermakna kegiatan pengukuran suatu jumlah secara

berkala dan melakukan perubahan rencana awal, atau suatu kumpulan

kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu, dengan atau tanpa rencana.30

Nickles Mc Hugh, mengartikan manajemen adalah sebuah

proses yang dilakuka untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui

rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya

organisasi lainnya.31

Manajemen adalah proses yang dilakukan oleh individu maupun

kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mengenai ini

pun sebenarnya belum ada keseragaman pendapat segolongan

mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan sebagian lagi

mengatakan bahwa manajemen adalah seni. Maka sebenarnya kedua

pendapat tersebut mengandung kebenaran yang sama.

Griffin menetapkan bahwa manajemen mencakup empat fungsi,

yaitu Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

kepemimpinan (leading), pengawasan (controlling).

Jika menyimak definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

manajemen, yaitu :

a. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

b. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.

c. Manajemen merupakan serangkaian proses yang sistematis dan

terkoordinasi.

d. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan

tanggungjawab.

e. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.

f. Manajemen hanya alat untuk mencapai tujuan.

30

Jan Hoesada, Taksonomi Ilmu Manajemen, (Andi Offset: Yogyakarta, 2012), h. 52 31

Ernie T, Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Kencana: Jakarta, 2005), h.

6

Page 34: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

22

b) Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang

dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing

dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanannya.32

Seorang Prancis, Henro Fayol, menetapkan bahwa manajemen

mencakup lima fungsi, Perencanaan (planning), Pengorganisasian

(Organizing), Memimpin (leading), Mengoordinasi (Co-ordinating),

dan Pengendalian (controlling).33

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan ialah menetapkan pekerjaan yang harus

dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang

digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan

keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif

keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi

dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola dari himpunan

tindakan untuk masa depan.34

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat

tahap, sebagai berikut :35

1) Tahap pertama, menetapkan tujuan atau serangkaian

tujuan.

2) Tahap kedua, merumuskan keadaan saat ini.

3) Tahap ketiga, mengidentifikasikan segala kemudahan dan

hambatan.

4) Tahap keempat, mengembangkan rencana atau

serangkaian kegiatan untuk pecapaian tujuan.36

32

Ernie T, Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Kencana: Jakarta, 2005), h. 8 33

Jan Hoesada, Taksonomi Ilmu Manajemen, (Andi Offset: Yogyakarta, 2012), h. 52 34

Goerge R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (PT. Bumi Aksara: Jakarta, 2013), cet ke- 12, h.

17 35

Hani Handoko, Manajemen, (BPFE Yogyakarta: Yogyakarta, 2014), h. 79 36

Hani Handoko, Manajemen, (BPFE Yogyakarta: Yogyakarta, 2014), h. 79

Page 35: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

23

Dalam pengelolaan zakat, rencana strategis merupakan suatu

unsur yang tidak dipisahkan. Ada beberapa pertimbangan tentang

hal tersebut yakni pertama adalah masalah kepercayaan. Di dalam

masyarakat kita, kepercayaan menjadi barang asing dan mahal.

Kepercayaan tidak bisa diukur dengan kata-kata, apalagi dari orang

yang ingin dikatakan dapat dipercaya. Orang-orang yang

mengelola zakat adalah salah satu kuncinya. Lembaga zakat akan

dapat dipercaya jika pengelolaannnya benar-benar sesuai dengan

kemauan masyarakat, yakni lembaga yang jujur, amanah dan

profesional.

Pertimbangan yang kedua adalah masyarakat. Masyarakat

memiliki lohika sendiri dalam menilai organisasi. Secara sosial,

zakat merupakan bentuk ibadah yang memiliki hubungan nyata

dengan masyarakat. Kewajiban zakat akan tetap ada walau tidak

ada lembaga yang mawadahinya. Namun, zakat menuntut

tumbuhnya lembaga-lembaga zakat yang memiliki integritas tinggi

dengan harapan lembaga zakat tidak hanya memberikan santunan,

akan tetapi dapat merumuskan metode penanggulangan kemiskinan

secara terencana.37

Pertimbangan ketiga adalah pemeliharaan. Masyarakat kita

tergolong senang mendirikan organisasi, namun agak segan

memeliharanya. Apalagi, kita tidak jarang memmiliki keinnginan

untuk segera memetik hasilnya dalam waktu singkat. Oleh karena

itu, kepanitiaan muncul dimana-mana tanpa perlu perencanaan

yang rumit karena panitia akan bubar saat kegiatan selesai. Melihat

kondisi semacam ini, lembaga zakat aka sulit berkembang karena

tidak akan ada perencanaan jangka menengah apalagi jangka

panjang.

Dengan mencermati tiga pertimbangan diatas, organisasi

zakat harus memprioritaskan perencanaan strategis ketimbang

37

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (UIN-malang Press: Malang, 2007), h. 81-82

Page 36: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

24

perencanaan berdasarkan waktu perencanaan strategis akan

memungkinkan lembaga zakat untuk berkreasi secara aktif dan

mampu merespon kondisi masyarakat yang cepat berubah.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasianadalah cara yang ditempuh oleh sebuah

lembaga untuk mengatur kinerja lembaga termasuk para

anggotanya. Pengorganisasian tidak lepas dari koordinasi, yang

sering didefinisikan sebagai upaya penyatuan sikap dan langkah

dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.

Disamping itu, koordinasi harus berjalan dengan lancar jika

menginginkan semua anggota melakukan tugas sesuai dengan

kewajibannya. Koordinasi sangat perlu dilakukan sesering mungkin

sesuai degan kebutuhan untuk menghindari perilaku anggota yang

berjalan dengan kemauannya sendiri. Koordinasi bisa berbentuk

pemantapan visi dan misi lembaga yang barangkali belum terlalu

dipahami oleh setiap anggota. Koordinasi akan memegang peranan

penting untuk menjaga kesolidan sebuah organisasi.38

Koordinasi menurut Sudewo, melibatkan beberapa faktor

sebagai berikut :

1) Pimpinan

Dalam sebuah organisasi, termasuk lembaga zakat, sedikit

banyak akan tergantung kepda pimpinannya. Oleh sebab itu,

koordinasi harus melibatkan pimpinan agar diketahui kemana

arah organisasi yang diinginkan pimpinan. Walaupun begitu,

pimpinan tidak bisa dengan seenaknya memaksa kehendak

kapada anggotanya. Justru dengan koordinasi inilah akan

hilang penyumbat kebuntuhan komunikasi antaha pimpinan

dan bawahan.

38

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (UIN-malang Press: Malang, 2007), h. 83

Page 37: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

25

2) Kualitas Anggota

Disamping pemimpin, sebuah organisasi sangat

membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Kapasita anggota akan menjadi unsur penting dalam

membangun citra (image) organisasi. Potensi beragam dari

pada anggota lembaga tersebut akan menghasilkan kekuatan

besar bila dikoordinir dengan baik. Sebaliknya walaupun

sebuah lembaga diisi dengan orang-orang yang kompeten

dibidangnya, namun tidak dikoordinir dengan baik, maka

potensi yang dimiliki akan tenggelam.

3) Sistem

Sistem yang baik akan menjadikan sebuah organisasi lebih

lama bertahan hidup. Sistem ini antara lain meliputi struktur

organisasi, pebagian kerja, mekanisme birokrasi, sistem

komunikasi, dan transparansi anggaran. Jika semua sistem

berjalan dengan baik, tentu lembaga itu akan mudah meraih

kesuksesan.

Untuk membentuk sistem yang ideal diperlukan beberapa

syarat, diantaranya adanya kesadaran bersama dalam lembaga

itu bahwa sistem merupakan bagian penting dalam perjalanan

organisai. Agar sistem itu dapat dilaksanakan secara maksimal,

perlu kerjasama yang utuh antar komponen organisasi

sehingga sistem yang dibuat sesuai dengan aspirasi anggota.

Dengan terlibatnya anggota organisasi dalam menentukan

sistem yang berlaku, maka pembenahan sistem akan mudah

dilakukan, tanpa akan menimbulkan konflik internal. Ketika

prosedur sistem telah disahkan, naka seluruh anggota

organisasi akan terikat dengen kesepakatan yang dibuat.

Page 38: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

26

Sistem menjadi acuan yang harus ditaati oleh semua anggota

organisasi.39

c. Penggerakkan/Pelaksanaan (actuating)

Actuating, atau disebut juga penggerakkan atau gerak aksi

mencakup kegiatan yang dilakukan seseorang manajer untuk

mengawali dan melanjutkan kegitan yang ditetapkan oleh unsur

peren.

Pelaksanaan dalam sebuah manajemen adalah aktualisasi

perencanaan yang dicanangkan oleh organisasi, sedangkan

pengarahan adalah proses penjagaan agar pelaksanaan program

kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dalam pelaksaan

ada beberapa komponen yang sangat diperlukan, diantaranya

adalah motivasi, komunikasi dan kepemimpinan.40

Motivasi akan memunculkan semangat bekerja dan pantangg

menyerah saat menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.

Untuk memotivasi anggota organisasi, perlu dibangun sikap

kebersamaan dan keterbukaan sehingga anggota baru yang mausk

sekalipun akan merasa menjadi bagian utuh yang diharapkan

kiprahnya. Dalam lembaga zakat seperti pengalaman Dompet

Dhuafa Republika, ada beberapa jurus untuk memotivasi anggota

organisasi, antara lain :

1) Pengelola zakat adalah mitra muzakki. Amil zakat bertugas

untuk berdakwah kepada para muzakki untuk berzakat. Ini

adalah perbuatan mulia yang tergolong dakwah, apalagi jika

sukses mengajak muzakki untuk berzakat, tentu pahalanya

berlipat ganda.

2) Setelah mengumpulkan zakat, tugas amil adalah

mendayagunakan secara benar. Apabila tugas kedua ini

dilakukan dengan penuh tanggung jawab, seperti penyaluran

39

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (UIN-malang Press: Malang, 2007), h. 84-85 40

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (UIN-malang Press: Malang, 2007), h. 86

Page 39: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

27

zakat kepada yang berhak pada waktu yang tepat dan dengan

metode yang tepat. Pemberian kepada para pengungsi di

penampungan darurat akan lebih bermakna jika dilakukan

secara cepat dan tepat sasaran. Ini adalah ladang amal bagi

amil untuk bekerja giat dan penuh semangat.

3) Transparansi antaranggota. Unsur ini penting dalam rangka

meningkatkan loyalitas dan kepercayaa amil terhadap lembaga

yang digelutinya. Dengan demikian, tidak ada amil yang

merasa dikerjai atau dijadikan sapi perah oleh lembaganya.

Amil akan bekerja optimal sedangkan muzakki akan percaya

dan puas atas kinerja amil karena zakatnya telah disampaikan

kepada yang berhak.

d. Pengawasan (controlling)

Mencakup kelanjutan tugas unntuk melihat apakah kegiatan-

kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan

dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan

diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada

berbagai cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk merubah

rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau

merubah wewenang; tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan

melalui manusianya. Orang yang bertanggungjawab atas

penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari dan

mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang sudah

atau akan dilaksanakan.41

Griffin menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan dan fungsi

pengawasan yakni, adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan,

meminimumkan biasa dan mengantisipasi kompleksitas dari

organisasi.

41

Goerge R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (PT. Bumi Aksara: Jakarta, 2013), cet ke- 12, h.

18

Page 40: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

28

Adaptasi lingkungan42

, tujuan pertama dari fungsi

pengawasan adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi dilingkungan perusahaan, baik lingkungan

yang bersifat internal maupun lingkungan eksternal.

Meminimumkan kegagalan,43

tujuan kedua dari fungsi pengawasan

adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi misalnya,

perusahaan berharap kegagalan seminimal mungkin.

Meminimumkan biaya, tujuan ketiga dari fungsi pengawasan ialah

meminimumkan biaya melalui penetapan standar tertentu dalam

meminimumkan kegagalan dalam produksi misalnya, akan dapat

meminimumkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Antisipasi kompleksitas organisasi, tujuan terakhir dari fungsi

pengawasan adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai

kegiatan organisasi yang kompleks.44

2. Pengaturan Manajemen Zakat di Indonesia

a) Organisasi Pengelola Zakat

Organisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergeran di

bidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah. Pada zaman

Rasulullah SAW, dikenal sebuah lembaga yang disebut baitul

maal. Baitul Maai ini memiliki tugas dan fungsi mengelola

keuangan Negara. Sumber pemasukannya berasal dari dana zakat,

infaq, ghanimah, dan lain-lain. Sedangkan penggunaannya untuk

asnaf mustahik yang telah ditentukan, untuk kepentingan dakwah,

pendidikan, pertahanan, kesejahteraan sosial, pembuatan infra

struktur, dan lain-lain.45

42

Ernie T, Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Kencana: Jakarta, 2005), h. 318 43

Ernie T, Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Kencana: Jakarta, 2005), h. 319 44

Ernie T, Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Kencana: Jakarta, 2005), h. 320 45

Ahmad Juwaini, Catatan Kritis Undang-Undang Pengelolaan Zakat, (Info Zakat; Jakarta,

2012), h. 30

Page 41: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

29

Pengelolaan zakat di Indonesia saat ini ada dua bentuk, yaitu

pengelolaan zakat oleh pemerintah yakni Badan Amil Zakat

Nasional (BAZ) dan lembaga pengelolaan zakat non pemerintah

yakni Lembaga Amil Zakat (LAZ) dibentuk oleh masyarakat dan

mendapatkan pengukuhan dari pemerintah setelah memenuhi

kriteria dan persyaratan yang teleh ditetapkan.46

Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, apalagi

yang memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa

keuntungan, antara lain :

Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar

zakat. Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik

zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para

muzakki. Ketiga, untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta

sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala

prioritas yang ada pada suatu tempat. Keempat, untuk

memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan

pemerintahan yang islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan

langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun secara hukum

syariah adalah sah, akan tetapi disamping akan terabaikannya hal-

hal tersebut diatas, juga hikmah dan fungsi zakat, terutama yang

berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit diwujudkan.47

Dalam pasal 7 ayat (3) Undang-Undang No. 23 Tahun 2011,

dijelaskan bahwa dalam melaksanakannya tugasnya BAZNAS

sebagai pengelola zakat, BAZNAS menyelenggarakan fungsi

peranan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,

pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat, pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat, dan pelaporan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan pengelolaan zakat.

46

Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Managemen Zakat, (Wahana Kardofa: Jakarta, 2012), h. 38 47

Didin Hafiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002), h. 126

Page 42: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

30

Dalam pasal 7 ayat (3) Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

juga dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya BAZNAS

wajib melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara tertulis kepada

Presiden melalui Menteri dan kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 Tahun.

Keanggotaan BAZNAS juga dijelaskan dalam pasal 8

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 bahwa BASNAS dipimpin

oleh ketua dan seorang wakil ketua, yang terdiri dari 11 (sebelas)

orang anggota terdiri atas 8 (delapan) orang dari unsur masyarakat

dan 3 (tiga) orang dari unsur pemerintah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. BAZNAS,

BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota dapat

membentuk UPZ pada tingkat instansi pemerintah, badan usana

milik negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, dan

perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta dapat

membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama

lainnya, dan tempat lainnnya.48

Prosedur Unit Pengumpul Zakat (UPZ) kemudian diatur pada

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

. UPZ dijelaskan pada Bagian Keempat, pada pasal 46. Pada bagian

ini dijelaskan bahwa tugas UPZ ialah membantu pengumpulan

zakat oleh BAZNAS setempat dan kemudian menyetorkannya ke

BAZNAS yang menaungi UPZ tersebut. Kemudian mengenai

pembentukkan dan tata kerja UPZ diatur pada Peratura BAZNAS

Nomor 2 tahun 2016.

b) Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi Pengelola Zakat

BAZNAS dan LAZ yang dulunya sejajar dan sama dalam tugas

dan fungsi kini berbeda. Secara tegas dalam pasal 6 Undang-Undang

48

Pasal 16, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Republik Indonesia

Page 43: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

31

Zakat (UU No. 23 Tahun 2011) mengatur tentang tugas BAZNAS,

yakni BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan

pengelolaan zakat secara nasional. Sementara pada pasal 7 Undang-

undang zakat tersebut mengatur fungsi BAZNAS dalam pengelolaan

zakat secata nasional, yakni menyelenggarakan fungsi :

1) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat

2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat

3) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat

4) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan

zakat

Sedangkan LAZ memiliki peran yang tidak jauh berbeda dengan

tugas pokok sebelumnya, yaitu mengumpulkan, mendistribusiakan,

dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama namun

cenderung bersifat membantu BAZNAS.49

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam

kegiatan manajemen di BAZNAS dan LAZ, terdapat lima macam

kegiatan untuk mengelola zakat. Kelime kegiatan tersebut yakni

merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, melaporkan, dan

mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan undang-undang.

a. Perencanaan Pengumpulan, Pendistribusian, dan

Pendayagunaan

Dalam pengumpulan zakat, perencanaan dilakukan sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Peraturan dalam hal ini Undang-

Undang No. 23 Tahun 2011 mengatur mekanisme pengumpulan

zakat oleh BAZ dan LAZ, sebagai berikut :

49

Pasal 17 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Page 44: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

32

Pasal 21

(1) Dalam rangka pengumpulan zakat, muzakki melakukan

penghitungan sendiri atas kewajiban zakatnya.

(2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri kewajiban

zakatnya, muzaki dapat meminta bantuan BAZNAS.

Pasal 22

Zakat yang dibayarkan oleh muzakki kepada BAZNAS atau LAZ

dikurangkan dari penghasilan kena pajak.

Pasal 23

(1) BAZNAS atau LAZ wajib memberikan bukti setoran zakat

kepada setiap muzakki

(2) Bukti setoran sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

Dapat dijelaskan bahwa muzakki sebagai pemberi zakat,

menghitung sendiri zakat yang harus dikeluarkan, berdasarkan

nishar harta (jumlah minimum harta zakat) dan haul (batas

kewajiban berzakat). Apabila dalam kesulitan muzakki dapat

meminta bantuan kepada „amil zakat yang ada di BAZNAS atau

LAZ.

Dalam BAZNAS, pengumpulan dan pendayagunaan zakat

dikelola oleh Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II. Wakil Ketua I

bertugas menyusun strategi pengumpulan zakat, pengelolaan dan

pengembangan data muzakki, dan lainnya.50

Wakil Ketua II

sebagai Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan menyusun

RKAT (Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan), dan tugas lainnya

seperti pengelolaan data mustahik, penyusunan strategi

pendayagunaan zakat, dan sebagainya. 51

Segala tugas bidang

50

Peraturan BAZNAS Nomor 3 Tahun2 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil

Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota 51

Pasal 40 Peraturan BAZNAS Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Amil Zakat nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota

Page 45: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

33

pengumpulan zakat ini berupaya agar muzakki dapat kembali

berzakat.

Dalam pendayagunaan zakat, diatur juga dalam mekanisme

mekanisme perencanaan yang tidak menyimpang dari peraturan

pengelolaan zakat. Zakat yang didapat kan dari muzakki dikelola

oleh BAZNAS dan LAZ untuk kegiatan yang bersifat konsumtif

dan produktif. Mekanisme tersebut terteda dalam Undang-

Undang No. 23 Tahun 2011, yang berbunyi :

Pasal 27

(1) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam

rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas

umat.

(2) Pendayagunaan untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik

terpenuhi

Zakat untuk usaha produktif dimaksudkan untuk perubahan

ekonomi umat Islam, seperti peningkatan pendapatan,

peningkatan taraf hidup dan lainnya. Hal ini sebagai bentuk

transformasi dari mustahik tahun ini kepada muzakki tahun depan.

Dengan zakat, diharapkan muzakki dapat membangun

perekonomian secara mandiri dan dapat menjadi muzakki yang

dapat memberikan sebagian berkah hasil zakat yang didapatkan

kepada mustahik lainnya.

b. Pelaksanaan Pengumpulan, Pendistribusian dan

Pendayagunaan Zakat

Dalam pelaksanaannya, BAZNAS diantu oleh Unit

Pengumpul Zakat (UPZ). UPZ adalah satuan organisasi yang

dibentuk untuk membantu mengumpulkan zakat.52

Pembentukan

UPZ di dinas-dinas pemerintahan dan non-pemerintahan

dilakukan melalui sarana dan prasarana BAZNAS. Setelah

52

Pasal 1 Poin 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Page 46: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

34

dikumpukan, zakat didistribusikan kepada mustahik. Mekanisme

tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2011, pada :

Pasal 25

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan

syari‟at Islam

Pasal 26

Pendistribusian zakat sebagaimana dimaksud pada pasal 25,

dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan

prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan.

Pendistribusian zakat haruslah sesuai syari‟ah seperti tidak

menggunakan bunga bank dan mengutamakan skala prioritas.

Menurut Imam Syafi‟i, Imam An-Nasa‟i, Abu Hanifah dan Imam

malik, memprioritaskan kepada fakir miskin sehingga tercukupi

kebutuhannya adalah jauh lebih baik daripada membagikannya

dalam jumlah yang sangat sedikit kepada seluruh asnaf.53

Maka,

yang dimaksud dengan skala prioritas adalah mengutamakan

mustahik terbanyak untuk memenuhi kebutuhan primernya di

wilayah BAZNAS dan UPZ.

BAZNAS dan LAZ dapat memberikan bantuan kepada

mustahik apabila telah terpenuhi kebutuhan konsumtif mustahik

yang didistribusikan sebalumnya, disamping itu, zakat

didayagunakan untuk menambah pendapatan mustahik dan harus

mempunyai perkembangan melalui pendampingan. Jadi, sebelum

mendayagunakan zakat, pendistribusian sudah tidak bermasalah

lagi dan harus bisa melakukan pendampingan.

c. Pengawasan Pengumpulan, Pendistribusian, dan

Pendayagunaan Zakat

Mekanisme dalam pengawasan pengelolaan zakat tersebut

diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2011, pada :

53

Didin Hafiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002), h. 135

Page 47: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

35

Pasal 34

(1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupeten/Kota,

dan LAZ sesuai dengan kewenangannya.

(2) Gubernur dan Bupati/Walikota melaksanakan pembinaan dan

pengawasan terhadap BAZNAS, BAZNAS Provinsi,

BAZNAS Kabupeten/Kota, dan LAZ sesuai dengan

kewenangannya.

(3) Pembinaan yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi

fasilitas, sosialisasi dan edukasi.

Pasal 35

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam pembinaan dan

pengawasan terhadap BAZNAS dan LAZ.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam rangka:

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan

zakat melalui BAZNAS dan LAZ, dan

b. Memberikan saran untuk peningkatan kinerja BAZNAS

dan LAZ.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam bentuk :

a. Akses terhadap informasi tentang pengelolaan zakat yang

dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ, dan

b. Penyampaian informasi apabila terjadi penyimpangan

dalam pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS

dan LAZ.

Pengawasan pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan zakat dapat dilakukan oleh, pemerintah dan

masyarakat. Pemerintah memberikan evaluasi dengan

Page 48: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

36

memberikan fasilitas terhadap operasional zakat, akses untuk

sosialisasi dan pengajaran manajemen zakat yang baik.

Masyarakat juga dapat mengkritik kinerja BAZNAS dan LAZ dan

menyampaikan informasi penyimpangan pengelolaan kepada

pemerintah.

d. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pengumpulan,

Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat

BAZNAS mempunyai tanggungjawab dalam melaporkan

pengelolaan zakat mereka. Mekanisme pelaporannya diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014, pada :

Pasal 71

(1) BAZNAS Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan

pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial

keagamaan kepada BAZNAS Provinsi dan Bupati/Walikota

setiap 6 (enam) bulan atau akhir tahun.

(2) BAZNAS Provinsi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan

pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan

kepada BAZNAS dan Gubernur setiap 6 (enam) bulan atau

akhir tahun.

Pasal 72

(1) BAZNAS wajib menyampaikan laporan pelaksanaan

pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan

kepada Menteri setiap 6 (enam) bulan atau akhir tahun.

(2) Selain laporan akhir tahun, BAZNAS juga wajib

menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya secara tertulis

kepada Presiden melalui Menteri dan Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun.

Page 49: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

37

Pasal 75

(1) Laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan

dana sosial keagamaan lainnya, sebagaimana dimaksud dalam

pasal 71, 72, dan 73 harus diaudit syari‟ah dan keuangan.

(2) Audit syari‟ah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

oleh akuntan publik.

(3) Audit keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

oleh akuntan publik.

(4) Laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan

dana sosial keagamaan lainnya yang telah diaudit syari‟ah

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)

disampaikan kepada BAZNAS.

Pasal 76

Laporan sebagimana dimaksud dalam pasal 71, 72, dan 73 memuat

akuntabilitas dan kinerja pelaksanaan pengelolaan zakat, infak,

sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya.

Dalam mekanisme di atas, BAZNAS dan LAZ disetiap

tatarannya wajib memberikan laporan pelaksanaan kepada

pemerintah daerah, khusus BAZNAS Pusat kepad Menteri

sedikitnya setahun sekali. Laporan-laporan tersebut wajib

dilaksanakan BAZNAS sebagai bentuk pertanggungjawaban

terhadap pemerintah daerah dan masyarakat. Wujud

pertanggungjawaban terletak pada laporan pelaksanaan dan laporan

keuangan. Semua laporan tersebut berlandaskan pada akuntabilitas

dan peningkatan kualitas kinerja pada BAZNAS dan LAZ setelah

diaudit.

Page 50: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

38

C. Review Studi Terdahulu

Penelitian ini membahas mengenai penerapan manajemen zakat pada

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, pada penelitian sebelumnya sudah ada

yang meneliti mengenai penerapan manajemen zakat pada organisasi

pengelola zakat yang ada dibeberapa daerah, seperti :

1. Abdul Aziz

Penilian ini berjudul Manajemen Zakat pada Lembaga

Kemanusiaan Pos keadilan Pedui Umat (PKPU) dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Umat. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014,

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I.) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penilitian ini bertujuan

untuk mengetahui proses penghimpunan zakat yang dilakukan oleh

LAZ PKPU dan mengetahui hasil pendayagunaan dana zakat dalam

meningkatkan kesejahteraan umat.

Persamaan penelitian ini terdapat pada analisis mengenai

penerapan manajemen yang ada di organisasi pengelola zakat.

Perbedaan penelitian terdapat pada objek yang diteliti, penulis

meneliti ke BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara dan memfokuskan

kepada fungsi-fungsi manajemen.

2. Dewi Sri Indriati

Penelitian ini berjudul Efektivitas Pendayagunaan Zakat di

Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini adalah disertasi pada Program

Pascasarjana UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaiana profesionalisme BAZNAS dalam pengelolaan

zakat di Provinsi Sulawesi Utara dan seperti apa dampak partisipasi

umat Islam dalam membayar zakat di Provinsi Sulawesi Utara.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa efektivitas zakat

belum maksimal karena jumlah dana yang terkumpul sedikit

dibandingkan potensi zakat yang besar. Peran BAZNAS dikatakan

belum maksimal dalam mensosialisasikan zakat. Serta pengawasan

yang belum optimal.

Page 51: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

39

Persamaan pada penelitian ini terdapat pada objek penelitian

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara. Perbedaan penelitian ini dimana

penulis meneliti mengenai manajemen zakat secara organisasi yang

diterapkan pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

D. Kerangka Teori

Penerapan manajemen zakat tidak lepas dari konsep manajemen itu sendiri

karena dalam segala hal kita tak lepas dari hal tersebut. Maka manajemen zakat

dapat ditinjau dari pengertian dan fungsi manajemen itu sendiri yakni

Planning, Organizing, Actuating and Controling. Kemudian ditinjau dari

undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan BAZNAS yang mengatur

tentang manajemen zakat.

Penerapan Manajeman Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional

Sulawesi Utara

Manajemen Zakat

Pengertian dan

Fungsi Manajemen

Pengelolaan Zakat

Planning

Organizing

Actuating

Controling

Undang-undang,

Peraturan

Pemerintah,

Peraturan BAZNAS

dan peraturan yang

berlaku

Page 52: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

40

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS PROVINSI SULAWESI UTARA

A. Sejarah, Visi-Misi dan Struktur Organisasi

1. Sejarah Berdirinya BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

Sebelum adanya perubahan Undang-Undang no.38 Tahun 1999,

Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) terdiri dari Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS), BAZDA pada tingkat Provinsi, BAZDA Kabupaten dan

BAZDA Kecamatan (BAZDA).

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan satu lembaga

pengelola zakat yang berdomisili dan berkedudukan di ibu kota negara

(jakarta). Secara umum, Badan Amil Zakat Nasional menjadi sentral

informasi dan koordinasi bagi semua lembaga pegelola zakat yang ada di

indonesia, termasuk seluruh umat Islam yang ingin mengetahui berbagai

hal berkaitan dengan pelaksanaan zakat. Demikian pula pada BAZDA

yang ada pada tingkat Provinsi, Kabupaten dan juga Kecamatan.

Setelah adanya perubahan undang-undang Nomor 23 Tahun 2011

tentang pengelolaan zakat, Sebagiamana termaktub pada pasal 5 UU no 23

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bahwa untuk melaksanakan

pengelolan zakat pemerintah membentuk Badan Aml Zakat Nasional

(BAZNAS) yang berkedudukan di ibu kota Negara (Jakarta), BAZNAS

yang berkedudukan di Provinsi dan BAZNAS yang berkedudukan di

Kabupaten/Kota. Dengan demikian tidak ada lagi istilah BAZDA.1

Badan Amil Zakat Provinsi Sulawesi Utara adalah badan amil zakat

dan infak/sedekah yang berada dibawah naungan pemerintah. Badan ini

telah resmi berdiri sejak tanggal 04 April 2011, dengan keputusan

Gubernur Sulawesi Utara Nomor 98 dan merupakan Organisasi Pengelola

Zakat yang sah sesuai UU No. 38 Tahun 1999 yang telah direvisi dengan

UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yang mempuyai tugas

1 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 5

Page 53: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

41

41

mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai

dengan ketentuan agama. Berangkat dari kesadaran akan problematika

ummat islam yang begitu kompleks, Badan Amil Zakat Provinsi Sulawesi

Utara memposisikan diri dalam kegiatannya menghimpun dana-dana

zakat, infak, sedekah, wakaf, dan dana halal lainnya dari kaum muslimin

baik perorangan, instansi dan perusahaan kemudian menyalurkannya

kepada yang berhak menerimanya. 2

2. Struktur Organisasi

3. Visi dan Misi

Visi Badan Amil Zakat Provinsi Sulawesi Utara adalah terwujudnya

BAZNAS SULUT menjadi badan amil yang amanah, transparan, dan

akuntabel.

2 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 5

Page 54: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

42

42

Badan amil zakat provinsi SULUT memiliki tiga misi penting untuk

mencapai tujuannya, ketiga misi tersebut sebagai berikut:3

1. Mewujudkan Kesadaran Kolektif Umat Islam dalam Memahami

Konsep Zakat secara paripurna.

2. Membentuk program pendayagunaan untuk mencetak insan yang

produktif, inovatif, dan mandiri menuju hidup sejahtera lahir dan

batin.

3. Merubah Mustahik menjadi Muzakki.

B. Pengelolaan Zakat di BAZNAS SULUT

1. Prosedur Penghimpunan dan Pendayagunaan Dana Zakat pada

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

Dalam proses penghimpunan dan pengelolaan zakat, infak dan

sedekah, dana yang terhimpun tentunya berasal dari orang-orang yang

telah mampu membayar zakat seperti warga masyarakat Provinsi

Sulawesi Utara, instansi, dan perusahaan-perusahaan. Penghimpunan

dana zakat, infak/sedekah, serta dana-dana lainnya pada BAZNAS

dilakukan dengan beberapa cara antara lain, muzakki atau donator

menyerahkan langsung donasinya ke BAZNAS terdekat, ada juga yang

melalui layanan jemput zakat, dan layanan transfer rekening zakat di

bank-bank tertentu seperti Bank Muamalat, Bank SULUT, Bank BRI

Syariah, dan Mandiri Syariah. Sistem penyaluran melalui bank,

muzakki menyampaikan kepada pihak BAZNAS atas niatnya untuk

menyalurkan zakatnya, selanjutnya pihak BAZNAS mengarahkan

muzakki untuk menyalurkannya di rekening yang telah ditentukan,

kemudian setelah mentransfer, muzakki mengkonfirmasikan kembali ke

pihak BAZNAS.

Selain itu BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara menghimpun

beberapa sumber dana, yang digolongkan sebagai berikut.

3 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 7

Page 55: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

43

43

a. Zakat fitrah, yakni zakat yang diterima dari muzakki setiap bulan

Ramadhan berupa beras. Penyaluran zakat ini tidak disebar secara

meluas, karena sangat terikat dengan waktu penyaluran yang

membutuhkan kecepatan. Hal tersebut dilakukan secara cepat dan

tepat, sebab di dalam zakat ini masalah waktu akan mendukung

dikategorikannya suatu dana atau benda sebagai zakat atau tidak,

jika telah melewati masa Ramadhan, maka dianggap sebagai donasi

sedekah.

b. Zakat Maal, yakni berupa zakat yang pemanfaatannya tidak

ditentukan oleh muzakki selama pemanfaatnya tidak keluar dari

asnaf mustahiq.. BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara menetapkan cara

penghitungan untuk zakat profesi dengan menghitung total

penghasilan muzakki dalam satu bulan kemudiaan dikurangkan

dengan pengeluaran pokok, dari hasil ini selanjutnya dikali 12 bulan

untuk menentukan mencapai nishab yaitu sebesar 85 gram emas

dengan harga pasar saat ini. Jika harta muzakki mencapai nishab

tersebut maka wajib untuk diambil zakatnya sebesar 2.5%.

c. Infak/sedekah, yakni dana internal yang mengelola dana jama‟ah

atau kader BAZNAS dan dana umum yang diberikan oleh orang-

orang umum (bukan kader). Dana dari donator yang diterima

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara yang pemanfaatannya menjadi

wewenang penuh manajemen BAZNAS sesuai dengan program-

program yang telah dibuat oleh BAZNAS. Sebagaimana sistem

manajemennya, bahwa dana yang terkumpul dari donator umum

yang tersebar dari berbagai kalangan ini dikelola pemanfaatanya

untuk pembiayaan dan pengelolaan dakwah Islam dan juga

pemanfaatan untuk sosial kemanusiaan.

d. Dana Solidaritas Kemanusiaan, yakni sumbangan yang diterima

BAZNAS sehubungan musibah, seperti peperangan dan bencana

alam yang menimpa masyarakat atau suatu kondisi tidak normal

yang menimpa seorang yang untuk memulihkannya perlu bantuan

Page 56: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

44

44

pihak lain. Penghimpunan dana solidaritas kemanusiaan ini

berlangsung di berbagai tempat dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

BAZNAS. Dilakukan oleh individu ataupun kelompok organisasi

atau majelis taklim dan perkumpulan lainnya.

2. Pendayagunaan dan Pendistribusian Dana ZIS pada BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara

Pendayagunaan adalah pemanfaatan dana yang dilaksanakan oleh

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara. Dalam pendayagunaan dana ZIS

serta dana lainnya, BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara tetap

memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Al-Qur‟an

dan Hadits sebagai landasan dalam bertindak. Pendistribusian dana zakat

tersebut dibagikan kepada 8 asnaf mustahiq sesuai dengan ketentuan

syari‟at dalam QS. At-Taubah:60 yaitu fakir, miskin, amil, muallaf,

memerdekan budak, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

BAZNAS provinsi Sulawesi Utara sebagai lembaga amal dari

ummat untuk ummat akan memaksimalkan peran kontribusinya melalui

lima bidang programnya yakni Program Sulawesi Utara Makmur,

Sulawesi Utara Cerdas, Sulawesi Utara Sehat, Sulawesi Utara Taqwa,

dan Sulawesi Utara Peduli.4

a. Program Sulawesi Utara Makmur

Program ini bergerak dibidang ekonomi mikro / kecil dengan

beberapa jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut.

1) Modal Berkah

Kegiatan modal berkah atau singkatan dari modal bergulir

untuk ekonomi ummah adalah program yang digulirkan untuk

produk usaha kecil / mikro dari kaum dhuafa.

2) Modal Mandiri

Penyaluran modal berupa uang tunai yang seorang pengelola

usaha kecil dengan pertimbangan karena lokasi dan atau jenis

4 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 8

Page 57: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

45

45

usaha dimungkinkan tidak dapat bergabung dengan beberapa usaha

mikro kecil lainnya untuk mendapatkan bantuan penyaluran modal.

3) Modal Berupa Perlengkapan / Peralatan Kerja

Program ini ditujukan untuk bantuan modal berupa perlatan /

perlengkapan kerja kepada kelompok atau perorangan pengelola

usaha kecil mikro seperti : Mesin skap listrik, katinting, belanga,

kompor dll sesuai dengan pengelola usaha kecil.

b. Program Sulawesi Utara Cerdas5

Bantuan biaya pendidikan, jenis program ini ditawarkan kepada

peserta didik baik di tingkat SD, SMP, SMU maupun di tingkat

Perguruan Tinggi. Adapun persyartan peseta tunjangan biaya

pendidikan, yaitu sebagai berikut:

a. Siswa/Mahasiswa muslim yang berkeinginan kuat untuk

bersekolah/kuliah tapi mengalami kesulitan biaya pendidikan.

b. Peserta didik muslim yang berpartisipasi diberbagai jenjang

pendidikan tanpa melihat tingkat kemampuan sosial mereka, untuk

menciptakan siswa/mahasiswa yang cinta ilmu pengetahuan.

c. Program Sulawesi Utara Sehat6

Program ini adalah kegiatan dibidang kesehatan yang diberikan

atau disalurkan kepada kaum dhuafa.

1) Program Rumah Layak Huni

Program ini diberikan kepada mustahik atas usulan pengurus

UPZ instansi pemerintah atau perusahaan swasta yang melalui

survey dari pengurus BAZNAS SULUT bagi kaum dhuafa yang

memiliki rumah tinggal yang tidak layak huni.

2) Program Mobil Ambulance Untuk Ummat

Kegiatan dibidang pelayanan kesehatan masyarakat

khususnya umat Islam dari BAZNAS Prov.Sulut dengan

menyiapkan Mobil Ambulance di sekretariat BAZNAS SULUT

5 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 9

6 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 10

Page 58: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

46

46

3) Program “Pengobatan Untuk Mustahik

Kegiatan ini diberikan kepada mustahik oleh pengurus

BAZNAS SULUT baik secara mandiri oleh BAZNAS SULUT

ataupun bekerjasam dengan pihak-pihak lain (ikatan dokter

indonesia, dll) untuk memberikan pengobatan secara cuma-cuma

kepada kaum dhuafa.

d. Program Sulawei Utara Taqwa 7

Program BAZNAS SULUT ini adalah kegiatan disegmen

keagamaan dengan beberapa jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut.

1) Kegiatan Ulama/ mubaligh sahabat BAZNAS SULUT untuk

bekerjasama dengan para ulama dan mubaligh yang berada di

Provinsi Sulawesi Utara untuk bersama-sama memberikan

kesadaran kepada umat Islam untuk dapat melaksanakan kewajiban

memberikan/menyalurkan ZIS melalui Ceramah, Khotbah atau

Diskusi dll.

2) Kegiatan Imam/BTM Mitra BAZNAS SULUT, Program ini

ditujukan untuk membumikan program BAZNAS Prov.Sulut

dikalangan jemaah masjid yang berada dikota / kabupaten yang

berada di Provinsi Sulawei Utara. Adapaun kegiatan yang akan

direncankan yaitu pembentukan kelompok-kelompok peduli zakat

dikalanagan jamaah masjid.

3) Kegiatan pelajar peduli Infaq , kegiatan ini berfokus pada kalangan

pelajar dan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan secara dini

dikalangan mereka dalam bidang perzakatan.

e. Program Sulawei Utara Peduli8

Program BAZNAS SULUT dengan jenisnya sebagai berikut:

1) Program RAZNAS BAZNAS SULUT adalah singkatan dari Beras

dari BAZNAS SULUT . Kegiatan atau penyaluran ini disiapkan

7 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 11

8 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keuangan Dana ZIS dan DSKL Tahun 2016, h. 12

Page 59: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

47

47

untuk penyaluran beras demi kebutuhan makanan kaum dhuafa

yang disalurkan secara massal; dan

2) Program Sembako for Dhuafa adalah kegiatan untuk penyaluran

sembako antara lain beras, minyak kelapa, ikan kaleng, telur,

sabun, teh, dll. Kepada kaum dhuafa.

3) Program Bencana Alam/Kebakaran. Program ini untuk membantu

korban bencana alam seperti, banjir, tanah longsor serta kebakaran

Dari kelima program kerja diatas, pendistribusian dana zakat yang telah

dilaksanakan para tahun 2016, tercatat sebagai berikut :

JENIS PROGRAM KETERANGAN JUMLAH

PROGRAM SULUT MAKMUR

Bantuan Modal Produktif 138 Orang Rp 148.500.000

Bantuan Peralatan Kerja 9 Orang Rp 23.400.000

PROGRAM SULUT CERDAS

Bantuan Biaya Pendidikan SD/MI 2 Orang Rp 1.934.000

Bantuan Biaya Pendidikan SMP/MTs 7 Orang Rp 16.155.000

Bantuan Biaya Pendidikan SLTA/MA 13 Orang Rp 26.850.000

Bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa 16 Orang Rp 52.595.000

PROGRAM SULUT SEHAT

Bantuan Biaya Kesehatan 9 Orang Rp 26.500.000

Sunatan Massal Rp 69.040.000

PROGRAM SULUT TAQWA

Bantuan Perbaikan Sekolah 3 Unit Rp 20.000.000

Santunan Panti Asuhan Rp 39.000.000

Bantuan Perbaikan Masjid 5 Masjid Rp 62.137.500

PROGRAM SULUT PEDULI

Bantuan Biaya Hidup 35 Orang Rp 20.950.000

bantuan Kepada Ibnu Sabil 5 Orang Rp 4.850.000

Bantuan Paket Sembako Ramadhan 350 Orang Rp 137.500.000

Bantuan Bencana Alam Rp 27.750.000

Perbaikan Rumah Sederhana 4 Unit Rp 16.944.500

JUMLAH Rp 694.106.000 Tabel 4.1. Laporan Penyaluran Dana ZIS Tahun 2016

Pada tabel diatas menunjukkan Dana ZIS pada tahun 2016 tersalurkan

sebesar Rp. 694.106.000. Bantuan banyak diberikan kepada dhuafa dalam

Page 60: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

48

48

aspek Bantuan Modal Produktif, sedangkan untuk bantuan biaya pendidikan

masih tergolong sedikit. Untuk meningkatkan perekonomian para mustahik,

BAZNAS Prov. Sulawesi Utara akan mengoptimalkan Program SULUT

Makmur, melihat dampak dari program ini dapat terkendali. Kemudian

memasifkan Program SULUT Cerdas agar mengoptimalkan bantuan bagi

pelajar yang kurang mampu membayar biaya pendidikan.

Page 61: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

49

BAB IV

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN ZAKAT PADA BAZNAS

PROVINSI SULAWESI UTARA

A. Manajemen Zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang baik dalam manajemen zakat harus berdasarkan

pada peraturan yang berlaku, hal tersebut menjadi penting dalam kegiatan

pengelolaan zakat. Berawal dari perencanaan struktural organisasi,

penghimpunan, hingga pendistribusian harus berpijak kepada peraturan

yang telah dibuat. Berikut proses perencanaan yang telah dilakukan oleh

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

a. Pembentukan Struktural

Para calon pimpinan dan anggota BAZNAS Prov. SULUT akan

menjalankan tugas sebagai pengelola zakat di Sulawesi Utara. Untuk itu

dibutuhkan persyaratan khusus untuk menjadi pengurus BAZNAS,

selain persyaratan wajib yang tertera di UU No. 23 tahun 2011, yakni

persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh calon pengurus BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara :

1) Pengetahuan Agama Islam dan Hukumnya;

2) Pengetahuan Zakat;

3) Pengelolaan Manajemen dan Administrasi.

Pembentukkan struktural pada BAZNAS Provinsi diatur dalam

Peraturan BAZNAS No. 01 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara

Pengajuan Pertimbangan Pengangkatan/Pemberhentian Pimpinan

BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota. Berdasarkan

peraturan tersebut Gubernur Provinsi Sulawesi Utara membentuk Tim

Seleksi Pemilihan Pengurus BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara. Tim

seleksi tersebut kemudian memberikan pemberitahuan kepada para

Pimpinan Ormas Islam, Pimpinan Majelis Taklim, Pimpinan Lembaga

Page 62: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

50

Keagamaan, serta Ketua Badan Ta‟mir Masjid mengenai pembentukkan

pengurus BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara. Adapun beberapa tahap

yang perlu dilalui dalam proses seleksi ini, yaitu :

1) Pendaftaran

2) Seleksi Administrasi

3) Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi

4) Seleksi Kapabilitas dan Kompetensi

5) Pengumuman Hasil Akhir

Seleksi Kapabilitas dan Kompetensi merupakan proses terakhir

dalam seleksi ini. Mereka yang dinyatakan luluslah masuk sebagai

anggota BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara periode selanjutnya. Tahap

selanjutnya ialah pemilihan struktur pimpinan berdasarkan pasal 8

Peraturan BAZNAS No. 01 Tahun 2014 akan dipilih 5 (lima) calon

Pimpinan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Gubernur melalui usulan tim

seleksi, sesuai dengan Peraturan BAZNAS No. 01 Tahun 2014 calon

pimpinan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara harus segera dilantik

selambat-lambatnya 15 hari kerja sejak diterimanya Surat Pertimbangan

Pengangkatan Pimpinan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

b. Rencana Penghimpunan

Setelah di SK-kan oleh Gubernur, pengurus BAZNAS Provinsi

Sulawesi Utara melakukan perencanaan untuk proses pengelolaan zakat

yang akan dilaksanakan setiap tahunnya. Pada tahap ini para pimpinan

mengikuti yang namanya BAKORNAS dengan menyiapkan Rencana

Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) di BAZNAS Pusat, untuk

menentukan rancangan program kerja selama satu tahun yang kemudian

program-program tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada di

Sulawesi Utara.

Untuk proses awal penghimpunan zakat, BAZNAS Provinsi

Sulawesi Utara melakukan pendataan dan pengklasifikasian terhadap

Page 63: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

51

muslim yang wajib zakat (muzakki), penghimpunan dana zakat, dan

penerima dana zakat (mustahik).1

1) Muzakki: Berdasarkan Intruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat,

tahap awal untuk menghimpun dana zakat ialah dengan

melakukan pendataan calon muzakki, baik yang bekerja

disebuah instansi ataupun tidak. Untuk calon muzakki yang

berada di instansi, dalam mempermudah pendataan dan

penghimpunan maka didirikan UPZ disetiap unit instansi yang

bekerjasama. Sedangkan bagi calon muzakki yang berada di

luar instansi kerjasama, dilakukan dengan cara membuka stand-

stand dibeberapa titik di tempat umum. Melalui UPZ dan

stand-stand inilah para calon muzakki akan mendapatkan

informasi mengenai pembayaran zakat, serta membantu dalam

penghimpunan harta yng hendak dizakatkan. Berikut data

jumlah muzakki yang dihimpun

dari tahun 2013- 2016.2

2) Penghimpunan Dana Zakat: BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

menghimpun zakat maal dan zakat fitrah. Untuk

pendayagunaannya, akan dibagi menjadi dua yakni zakat

produktif dan zakat konsumtif yang nantinya akan

didistribusikan melalui program-program kerja yang ada.

3) Penerima dana zakat (mustahik): BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara mendistribusikan zakat kepada 6 dari 8 asnaf, yakni fakir,

1 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Lutvia Alwi, SH., Jakarta, 23 November 2017

2 Pusat Kajian Strategis BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2017,(PUSKAS BAZNAS: Jakarta,

2016), h.40

Tahun Muzakki

2014 117

2015 583

2016 640

Page 64: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

52

miskin, „amilin, mu‟allaf, fii sabilillah, ibnu sabil. dalam proses

pendataan mustahik, BAZNAS SULUT bekerjasama dengan

UPZ, BAZDA dan Dinas Sosial.3

c. Rencana Pendistribusian

Pasal 15 Ayat (a) PERBAZNAS No. 03 tahun 2014 menyebutkan

salah satu fungsi BAZNAS yakni penyusunan strategi pendistribusian

dan pendayagunaan zakat. Strategi BAZNAS SULUT tersebut dalam

hal ini ialah penyusunan program kerja. Program kerja tersebut

merupakan turunan dari BAZNAS pusat yang disahkan pada

BAKORNAS dan kemudian disesuaikan dengan kondisi yang ada di

Sulawesi Utara. Penentuan sasaran dan jangka waktu pelaksanaan

kemudian disusun untuk menyesuaikan program kerja yang ada.

1) Penentuan Sasaran

Penentuan sasaran pada setiap program kerja BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi

lembaga. Penentuan sasaran dilakukan untuk menggali potensi

zakat, mengelola harta/zakat, mendistribusikan zakat kepada

mustahiq secara proporsional, serta mendayagunakan dana zakat

yang ada di Sulawesi Utara. Berikut penentuaannya pada setiap

program kerja.

a) Program SULUT Makmur

Program ini ialah untuk meningkatkan perekonomian

mustahik, seperti mendirikan kelompok usaha kecil/mikro dari

kaum dhuafa, kemudian menyalurkan modal berupa uang tunai

bagi para pengusaha kecil, serta bantuan peralatan/perlengkapan

kerja kepada kelompok atau perorangan pengelola usaha

kecil/mikro.

b) Program SULUT Cerdas

Program ini ditujukan kepada para peserta didik yang

kurang mampu baik ditingkat SD, SMP, SMA‟Sederajat

3 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Lutvia Alwi, SH., Jakarta, 23 November 2017

Page 65: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

53

maupun ditingkat perguruan tinggi. Seperti pembayaran SPP

atau biaya untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak

mampu dijangkau oleh peserta didik.

c) Program SULUT Sehat

Program ini disalurkan kepada kaum dhuafa, berupa Rumah

Layak Huni dan program Pengobatan untuk Umat di mana

BAZNAS bekerja sama dengan pihak-pihak lain IDI (Ikatan

Dokter Indonesia) untuk memberikan pengobatan secara gratis

kepada kaun dhuafa.

d) Program SULUT Taqwa

Sasaran dari program ini ialah seluruh umah muslim yang

ada di Sulawesi Utara untuk memberikan pemahaman mengenai

pentingnya berzakat. Kemudian membaginya kedalam beberapa

kalangan, berupa Jamaah masjid yang ada di Kota/Kabupaten di

Sulawesi Utara, pembentukkan kelompok-kelompok peduli

zakat. Serta para kalangan pelajar dan mahasiswa untuk

melaksanakkan kegiatan secara dini dikalangan mereka dalam

bidang perzakatan.

e) Program SULUT Peduli

Program ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan

kaum dhuafa dengan menyediakan kebutuhan makanan berupa

penyaluran beras, dan penyaluran sembako.

2) Jangka Waktu

Setiap Program yang dijalankan, BAZNAS Provinsi tidak

menentukan batas waktu tertentu, dikarenakan dalam pendistibusian

dan penyaluran dana bergantung pada penghimpunan yang dilakukan

oleh BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kecamatan dan UPZ. Dalam

menunjang program kerja BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara menerima

proposal pengajuan bantuan dari UPZ maupun proposal bantuan

individu, sebanyak 5 proposal perharinya. Proposal-proposal yang

masuk kemudian dibagikan kedalam skala prioritas, dan diproses dalam

Page 66: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

54

jangka waktu yang ditentukan mulai dari melaksanakana survei yang

dilakukan oleh pihak BAZNAS itu sendiri hingga penyaluran bantuan

kepada pihak yang membutuhkan.4

2. Pengorganisasian (Organizing)

Penyusunan struktur organisasi BAZNAS Provinsi diatur dalam

PERBAZNAS No. 03 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja

BAZNAS Provinsi dan BAZNAS kabupaten/Kota. Peraturan tersebut

menjelaskan setiap unsur yang ada, seperti Ketua, Wakil Ketua, Bidang

Pengumpulan, Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Bidang

perencanan Keuangan dan Pelaporan, serta Bidang Administrasi, SDM dan

Umum.

Berdasarkan peraturan tersebut BAZNAS SULUT menyusun struktur

organisasi kepengurusan sebagai berikut.

a. Ketua, H. Abid Takalamingan, S.Sos., M.H.

Tugas ketua ialah memimpin pelaksanaan tugas BAZNAS Provinsi

Sulawesi Utara

b. Wakil ketua I Bidang Pengumpulan, Hj. Lutvia Alwi, S.H., M.H.

dengan Kepala Bidang Fauzy Suleman, SE.

Bidang Pengumpulan bertugas untuk melaksanakan pengelolaan

pengumpulan zakat di Sulawesi Utara. Selama masa bertugas tiga tahun

terakhir, penghimpunan dana zakat, infaq/sedekah selalu mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Bidang ini merupakan bidang yang

menjadi tugas utama dalam awal kegiatan pengelolaan zakat. Jika

penghimpunan selalu meningkat maka potensi banyaknya mustahik

menerima zakat juga ikut meningkat.

c. Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Drs. H.

Anwar Sandiah dengan Kepala Bidang Pepen Erisman, S. HI.

Bidang ini bertugas untuk menyusun strategi pendistribusian dan

pendayagunaan di Sulawesi Utara, mengembangkan data mustahik,

4 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Lutvia Alwi, SH., Jakarta, 23 November 2017

Page 67: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

55

membangun koordinasi dengan beberapa lembaga, ORMAS Islam

untuk mendistribusikan dana zakat. Bidang ini juga dapat dikatakan

cukup efektif dalam mendistribusikan dana zakat karena presentasi

pendayagunaan zakat setiap tahunnya mengalami peningkatan.

d. Wakil Ketua III, bidang perencanaan keuangan dan pelaporan, H,

Alpian Djapai, BA. dengan kepala bidang Ramadan Rusi, S. Kom.

Bidang ini bertugas untuk penyusunan rencana tahunan BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara, mengelola keuangan, melaksanaan sistem

akuntansi, menyusun laporan keuangan dan laporan akuntabilitas

kinerja BAZNAS SULUT. Pelaporan pengelolaan dana ZIS pada

lembaga ini dapat dikatakan transparan, namun belum maksimal dalam

penyusunan laporan keuangan, dikarenakan belum sesuai dengan

standar PSAK 109.

e. Wakil Ketua IV, bidang administrasi, SDM, dan Umum, Mustafa

Marhaba, dengan kepala bidang Muh. Ali Murtadho.

Bidang ini bertujuan untuk menyusun strategi pengelolaan pada „amil di

BAZNAS SULUT, melaksanakan perencanaan, perekrutan dan

pengembangan „amil, administrasi perkantoran, serta memberikan

rekomendasi pembukaan perwakilan LAZNAS di Sulawesi Utara.

3. Pergerakan (Actuating)

Dalam menjalankan manajemem zakat, setiap unsur yang ada di

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara bergerak secara berdampingan. Setiap

unsur pimpinan yang ada bekerjasama dengan unsur pelaksana untuk

menjalankan setiap program kerja yang tertera pada Rapat Kerja Anggaran

Tahunan (RKAT).5 Langkah-langkah dalam pelaksanaan sebagai berikut :

a. Langkah Operasional

Dalam menjalankan tugasnya BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

memiliki langkah operasional yang dimana bertujuan untuk

meningkatkan kepercayaan muzakki agar dapat terus membayar zakat.

5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Lutvia Alwi, SH., Jakarta, 23 November 2017

Page 68: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

56

Langkah tersebut tertuang dalam visi BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara ya kni Amanah, Transparan dan Akuntable. BAZNAS Provinsi

Sulawesi Utara melakukan pengelolaan dana ZIS berdasarkan ketentuan

sya‟riah dengan menghimpun dan menyalurkan kepada mereka yang

berhak dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dari 8 asnaf yang

ditetapkan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara hanya menyalurkan

kepada 6 asnaf saja, kecuali Riqab dan Gharimin. Berikut penyaluran

dana ZIS kepada penerima manfaat per-asnaf dari tahun 2014 – 2016.

No Asnaf 2014 2015 2016

1 Fakir-Miskin 1233 888 707

2 Muallaf 100 91 115

3 Fii Sabilillah 15 20 30

4 Ibnu Sabil 6 4 5

Jumlah 1354 1003 857

Tabel 4.2. Penerima manfaat per-asnaf dari tahun 2014-2016

Tabel diatas menunjukkan adanya penurunan penyaluran pada

asnaf fakir-miskin, sedangkan terjadi fluktuatif pada asnaf yang lain.

Terjadinya penurunan jumlah asnaf yang diberikan setiap tahunnya

terhitung 3414 mustahik yang menerima dana ZIS, sedangkan tercatat

penduduk miskin berjumlah 200.350 jiwa. Hal tersebut menunjukkan

masih belum maksimalnya BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

mendayagunakan dana ZIS.

b. Menjalin Kerjasama

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 dan InPres No. 03 Tahun

2014 membahas mengenai kerjasama BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara dengan berbagai pihak dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan

zakat.

1) Bekerjasama dengan BAZDA dan Instansi

Bentuk kerjasama yang terjadi antara BAZNAS Provinsi

dengan BAZDA dan Instansi ialah melakukan sosialisasi dan

penyebarluasan informasi mengenai zakat kepada seluruh

Page 69: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

57

masyarakat muslim didaerah sekitar dan para pegawai muslim di

Instansi-instansi yang bekerjasama. Kemudian memfasilitasi

masyarakat muslim di daerah sekitar dan pegawai muslim yang di

lingkungan Instansi kerjasama untuk membayar zakat di BAZNAS

Provinsi SULUT.

Menjalin kerjasama tersebut untuk mengoptimalkan

pengelolaan zakat berawal dari pengumpulan hingga

pendayagunaan zakat, BAZNAS Provinsi Sulawasi Utara

melakukan kepanjangan tangan dengan BAZDA Kabupaten/Kota,

yakni BAZDA Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow

Selatan, Kab. Sangihe, Kota Manado dan Kota Tomohon. Selain

BAZDA, BAZNAS Provinsi juga bekerjasama dengan Unit

Pengumpulan Zakat (UPZ) dalam upaya mengumpulkan zakat.

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara mendirikan UPZ dibeberapa

Instansi kerjasama sebanyak 33 unit yang terdiri dari berbagai

lembaga mulai dari Institusi Pemerintah, berupa UPZ Kantor

Pemerintah Provinsi Sulut, Inspektorat Sulut, Dinas Sosial Prov.

Sulut, Dinas Tenaga Kerja dan Transportasi, Badan Kesbangpol,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Sulut serta Kantor

Wilayah Kementrian Agama Prov. Sulut dan masih banyak lagi.

UPZ dlam Institusi Perdidikan juga berupa UPZ MAN Model

Manado, IAIN Manado, RA Nurul Hidayah, MTs Negeri Manado,

FIB Unsrat Manado dan Institusi lainnya, UPZ PT. Angkasa Pura I

Bandara Manado, PT. Asuransi, hingga UPZ perhotelan didirikan

untuk membantu dalam upaya penghimpunan dana zakat.

2) Bekerjasama dengan Gubernur dan Pemerintah Provinsi

Mengacu pada InPres No. 03 Tahun 2014 tentang Optimalisasi

Pengumpulan Zakat di Kementerian/lembaga, Sekretariat Jendral

Lembaga Negara, Sekretariat Jendral Komisi Negara, Pemerintah

Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah

melalui BAZNAS menyampaikan bahwa setiap instansi dapat

Page 70: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

58

berkoordinasi dan memfasilitasi dalam pengumpulan zakat bagi

pegawai muslim. Berdasarkan pasal 31 ayat (1) UU No. 23 Tahun

2011, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara juga membantu

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara untuk menunjang kegiatan

operasional dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) yang diajukan sesuai dengan Rencana Kerja Badan

Pelaksana BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

4. Pengawasan (Controlling)

Setelah melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta

penyelenggraan dalam mengelola zakat, untuk memperhatikan setiap

proses pengelolaan agar berjalan secara terstruktur dengan baik juga di

lakukan controlling atau pengawasan.

Dalam melaksanakan tugasnya BAZNAS Provinsi Sulawei Utara

bertanggungjawab kepada Gubernur dan Kementerian Agama.. Maka

dari itu, dalam proses pengawasan terhadap BAZNAS SULUT, setiap

enam bulan sekali diadakan namanya auditing internal yang dilakukan

oleh satuan audit internal guna menganalisis setiap bentuk laporan yang

disediakan oleh para pimpinan BAZNAS. Kemudian melakukan evaluasi

kinerja BAZNAS Provinsi setiap tahunnya.

B. Pengelolaan Zakat di BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

1. Pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat.

Selama proses pengumpulan, BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

dibantu oleh UPZ-UPZ yang tersebar dibeberapa instansi yang ada di

Sulawesi Utara sebagaimana yang penulis telah tuliskan sebelumnya.

Proses pengumpulan dana ZIS dilakukan oleh „amil dengan berbagai cara

mulai dari pengumpulan dana dari UPZ, muzakki secara individu,

penjemputan hingga melalui rekening bank oleh para muzakki.

Pendistribusian dan pendayagunaan dilakukan secara bertahap, dengan

beberapa program kerja yang diutamakan berupa SULUT Makmur,

Page 71: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

59

Rp-

Rp100,000,000

Rp200,000,000

Rp300,000,000

Rp400,000,000

Rp500,000,000

Rp600,000,000

Rp700,000,000

Rp800,000,000

Rp900,000,000

2014 2015 2016

zakat maal

Infak/Sedekah

Dana Bagi Hasil

Dana Bantuan

SULUT Cerdas dan SULUT Peduli, semuanya dilaksanakan sesuai dengan

kebutuhan bagi pada mustahik. Pendayagunaan dana ZIS dikatakan cukup

maksimal, merujuk dari laporan keuangan BAZNAS SULUT Tahun 2016

yang penulis dapatkan, pendayagunaan dana ZIS yang terealisasi 52% dari

hasil penghimpunan dana ZIS dan beberapa bantuan dana dari LAZIS PLN

dan BAZNAS Pusat. Total penerimaan dana yang didapatkan sebesar Rp.

1.887.237.839,39 sedangkan total pengeluaran pada tahun 2016 sebesar

Rp. 967.702.092.08 maka saldo yang tersisa sejumlah Rp. 919.535.748,31.

Tabel 4.3. Penghimpunan Dana dari tahun 2014-2016

Gambar 4.1. Grafik Penghimpunan Dana dari tahun 2014-2016

Pada tabel dan gambar di atas, menjelaskan penghimpunan zakat maal

dan dana bantuan yang dilakukan oleh BAZNAS SULUT pada tahun 2014

sampai 2016 terjadi peningkatan selama tiga tahun. Terjadi peningkatan

PENGHIMPUNAN

Jenis Dana Tahun

2014 2015 2016

Zakat Maal - Penghasilan Rp. 581.310.684 Rp. 619.094.433 Rp. 642.963.766

Infak/Sedekah Rp. 100.325.000 Rp. 49.245.470 Rp. 174.201.962

Dana Bagi Hasil Rp. 4.556.364 Rp. 4.480.256 Rp. 2.141.220

Dana Bantuan Rp. 100.000.000 Rp. 200.000.000 Rp. 849.800.000

Jumlah Rp. 786.192.048 Rp. 872.820.159 Rp. 1.669.106.948

Page 72: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

60

yang signifikan pada dana bantuan di tahun 2016, pada tahun ini BAZNAS

SULUT mendapatkan bantuan dari LAZIS PLN sebesar Rp. 75.000.000

dan bantuan beasiswa dari BAZNAS Pusat sebesar Rp. 774.800.000.

Kemudian tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada penghimpunan

zakat maal, selama tiga tahun terakhir meningkat sebanyak 20-35juta

hingga tahun 2016. Berbeda pada penghimpunan dana Infaq/Sedekah yang

mengalami penurunan pada tahun 2015 hingga mencapai 50% (Rp.

49.245.470) yang kemudian meningkat pada tahun 2016 mencapai Rp.

174.201.962. tabel dan gambar di atas juga menjelaskan bahwa pada tahun

2016 terjadinya peningkatan, hal ini juga dikarenakan bergantinya

kepengurusan dalam BAZNAS SULUT yang kemudian terjadi beberapa

inovasi dalam sistem penghimpunan dan pendayagunaan zakat.

Penghimpunan ini dikatakan masih jauh dari jumlah potensi zakat yang

ada di Sulawesi Utara yang mencapai 60 milyar. BAZNAS SULUT harus

melakukan inovasi yang lebih untuk menghimpun zana ZIS kedepannya

Tabel 4.4. Pendayagunaan Dana dari tahun 2014-2016

PENDAYAGUNAAN

Program Kerja Tahun

2014 2015 2016

SULUT MAKMUR Rp. 78.574.000 Rp. 112.696.000 Rp. 171.900.000

SULUT CERDAS Rp. 43.975.000 Rp. 82.508.000 Rp. 97.534.000

SULUT SEHAT Rp. 9.000.000 Rp. 45.300.000 Rp. 95.540.000

SULUT TAQWA Rp. 172.051.827 Rp. 43.566.000 Rp. 291.590.455

SULIT PEDULI Rp. 280.619.300 Rp. 340.552.817 Rp. 207.994.500

JUMLAH Rp. 584.220.127 Rp. 624.622.817 Rp. 864.558.955

Page 73: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

61

Rp-

Rp50,000,000

Rp100,000,000

Rp150,000,000

Rp200,000,000

Rp250,000,000

Rp300,000,000

Rp350,000,000

Rp400,000,000

2014 2015 2016

SULUT MAKMUR

SULUT CERDAS

SULUT SEHAT

SULUT TAQWA

SULIT PEDULI

Gambar 4.2. Grafik Pendayagunaan Dana dari tahun 2014-2016

Pada tabel dan gambar diatas menjelaskan pendayagunaan dana

ZIS dan dana bantuan yang disebarkan melalui program kerja. Terjadi

peningkatan pada program SULUT MAKMUR, SULUT CERDAS dan

SULUT SEHAT selama tahun 2014-2016. Sedangkan pendayagunaan

pada program lain terjadi fluktuatif yakni pada SULUT TAQWA dan

SULUT PEDULI. Apabila diakumulasikan setiap tahunnya, jumlah

pendayagunaan dana ZIS mengalami peningkatan. Namun melihat dari

jumlah penghimpunan BAZNAS SULUT pada tahun 2016 selisih

dengan jumlah pendayagunaan tahun 2016 mencapai 50% (Rp.

804.547.993) , yang artinya dana ZIS pada tahun tersebut hanya dapat

didistribusikan setengah dari jumlah yang dihimpun, dibandingkan

dengan tahun 2014-2015 selisih mencapai 10% dari jumlah

penghimpunan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurang maksimalnya

pendayagunaan dana ZIS yakni, kurangnya pendataan kepada mustahik

di beberapa daerah yang jauh dari pusat kota, serta paradigma

masyarakat muslim yang menganggap BAZNAS merupakan Organisasi

Masyarakat (ORMAS) yang dibentuk oleh tokoh-tokoh muslim

Sulawesi Utara, yang pada nyatanya BAZNAS ialah lembaga resmi

yang dilindungi oleh Undang-Undang, kemudian keterbatasan jumlah

Page 74: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

62

„amil yang ada di BAZNAS SULUT juga menjadi faktor belum

maksimalnya pendayagunaan dana ZIS, pihak BAZNAS SULUT belum

mampu untuk melakukan perekrutan kembali untuk „amil yang

berkualitas dan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai

pengelolaan dana ZIS, hal ini dikarenakan pihak BAZNAS SULUT

memiliki keterbatasan dalam biaya operasional.6 Keterbatasan biaya

operasional ini tidak hanya menjadi tanggungjawab BAZNAS dalam

hal ini hak „amil, tetapi juga tanggungjawab pemerintah daerah, karena

dalam menjalankan tugasnyaa, BAZNAS Provinsi dan BAZNAS

Kabupaten/kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah dan Hal „Amil.7

2. Laporan dan Pertanggungjawaban Pengumpulan, Pendistribusian

dan Pendayagunaan Dana Zakat

Pada umumnya dana yang diterima organisasi pengelolaan zakat

tidak terlepas dari realisasi keimanan seseorang terhadap syariat Islam.

Oleh karena itu, muzakki merasa perlu mengetahui aliran dana dan

kinerja lembaga tersebut. Apakah sumber dana yang mereka serahkan

telah digunakan secara benar atau tidak.

Akuntabilitas merupakan hal yang kerap dituntut muzakki dari

sebuah lembaga publik. Untuk itu, BAZ dan LAZ harus melaporkan

kinerja dan laporan keuangan kepada muzakki. Demikian halnya pada

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, wajib untuk melaporkan kinerja dan

posisi keuangan serta laporan penerimaan dan penyaluran zakat dan

infak/sedekah kepada para muzakki. Tidak hanya kepada muzakki,

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara harus menyediakan laporan

keuangan kepada BAZNAS Pusat dan Pemerintah Daerah secara

berkala.8

Pada pelaporannya akan dilakukan pengauditan setiap 6 bulan

sekali, dalam hal ini terdapat audit internal dan audit syariah. Namun

6 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Lutvia Alwi, SH., Jakarta, 23 November 2017

7 Pasal 31 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

8 Pasal 29 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

Page 75: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

63

pengauditan yang seharusnya sudah harus dilakukan oleh kementerian

agama belum sempat terlaksana pada tahun 2017. Selain belum diaudit,

laporan keuangan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara sebelum

dilakukan penerapan PSAK No.109 barulah berupa laporan penerimaan

dan penyaluran dana zakat. Walaupun ini sudah bisa memberikan

informasi kepada pihak yang membutuhkan namun tetap perlu

diberlakukannya PSAK No. 109. Hal ini demi menunjang eksistensi

dimata pemerintahan dan para muzakki menjaga akuntabilitas keuangan

dan guna mencapai visi dan misi BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara.

Berdasarkan PSAK No.109 maka BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara harus memiliki lima laporan komprehensif, yaitu laporan posisi

keuangan yang bertujuan menyediakan informasi mengenai asset,

kewajiban, dan saldo dana serta informasi mengenai hubungan di antara

unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Laporan perubahan dana yang

bertujuan menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan

peristiwa lain yang mengubah jumlah saldo dana. Laporan perubahan

aset (aset lancar dan tidak lancar) untuk mengetahui nilai dari aset yang

dimiliki. Laporan arus kas yang bertujuan menyajikan informasi

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Dan

catatan atas laporan keuangan yang menampilkan keterangan-

keterangan atas laporan keuangan.9

Beberapa macam perbedaan sebelum diterapkannya pencatatan

laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 109 tentang akuntansi zakat,

infak/sedekah pada Badan Amil Zakat Provinsi SULUT, antara lain

sebagai berikut.

9 Sabrina Shahnaz, “Penerapan PSAK No. 109 tentang Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat,

Infaq/Sedekah pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara”, (Manado: Skripsi di Universutas Sam

Ratulangi Manado, 2016), h. 70

Page 76: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

64

Pencatatan oleh

BAZNAS SULUT

Pencatatan menurut

PSAK No.109

Setelah Penerapan PSAK

No.109

Semua pemasukan

dana yang masuk,

diakui dan dicatat

sebagai penambah

dana zakat.

Setiap pemasukan dana

yang masuk, diakui dan

dicatat berdasarkan

jenisnya (Dana zakat,

dana infak/sedekah,dana

nonhalal, dan dana

amil).

Mencatat dana yang masuk

berdasarkan jenisnya.

Dalam hal ini, terdapat dua

jenis yaitu dana zakat dan

dana nonhalal.

Mencatat transaksi

penerimaan

mengguakan table real

time donasi.

Mencatat transaksi

dalam bentuk jurnal

sebagai acuan dalam

pembuatan laporan

keuangan.

Melakukan pencatatan

dalam bentuk jurnal

berdasarkan transaksi yang

terjadi.

Mengakui pendapatan

bunga dari Bank

Konvensional sebagai

dana zakat.

Mengakui pendapatan

bunga dari Bank

Konvensional sebagai

dana nonhalal.

Mencatat jurnal

penambahan dana nonhalal

dari pendapatan bunga

pada Bank Konvensional.

Tabel 4.5 Perbedaan Pencatatan BAZNAS SULUT dan PSAK No. 109

Pada tabel diatas dapat terlihat bagaimana perbandingan antara

pencatatan yang dilakukan oleh BAZNAS Provinsi SULUT dan

pencatatan menurut aturan PSAK No. 109. Dari sini bisa terlihat tiga

perbedaan yang signifikan antara pencatatan pada BAZNAS Provinsi

SULUT dan pencatatan menurut PSAK No. 109.

Pertama, pihak BAZNAS mengakui semua penerimaan yang terjadi

sebagai penambah dana zakat. Sedangkan menurut PSAK No. 109, ada

4 jenis dana yang diakui yaitu dana zakat, dana infak/sedekah, dana

amil, dan dana nonhalal. Kedua, pihak BAZNAS hanya melakukan

sistem pencatatan menggunakan “Table Realtime Donasi” yang berupa

buku kas penerimaan dan penyaluran dana zakat yang dicatat setiap

terjadinya transaksi. Sedangkan untuk membuat laporan keuangan yang

sesuai dengan PSAK No. 109, di perlukannya pencatatan double entry

berupa jurnal umum. Ketiga, BAZNAS mengakui pendapatan bunga

dari bank konvensional sebagai penambah dana zakat. Sedangkan

menurut PSAK No. 109, semua penerimaan dari kegiatan yang tidak

sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau

Page 77: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

65

bunga yang berasal dari bank konvensional diakui sebagai dana

nonhalal.

Page 78: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhirs skripsi ini, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan

berdasarkan pada bab pembahasan diatas, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan fungsi manajemen pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

yang dimulai dari perencanaan terlaksana dengan menentukkan sasaran,

asumsi penghitungan, serta jangka waktu yang merupakan tolak ukur

dalam menjalankan sistem manajemen selama satu tahun kedepan. Serta

menentukkan visi, misi dan tujuan organisasi sehingga BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara dapat melaksanakan berbagai fungsi manajemen

lainnya untuk mewujudkan sasaran organisasi yang telah ditentukkan.

Kemudian dalam pengorganisasian, BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

memiliki struktur organisasi yang terdiri dari ketua dan wakil ketua

sebagai unsur pimpinan dan Bidang Pengumpulan, Bidang

Pendistribusian dan Pendayagunaan, Bidang Perencanaan Keuangan dan

Pelaporan, serta Bidang Administrasi, SDM dan Umum sebagai Unsur

pelaksana. Pada pelaksanaannya para pimpinan mengikuti yang namanya

Rapat Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) bersama BAZNAS Pusat yang

kemudian dilaksanakan oleh unsur pelaksana yang ada di BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara. Dalam hal pengendalian, pihak BAZNAS

Provinsi Sulawesi Utara berupaya meningkatkan kepercayaan dan

memudahkan muzakki dalam membayar zakat dan memperbaiki

penyimpangan dengan melaksanakan tanggungjawab pelaporan kepada

kementerian agama.

2. Dalam pendistribusiannya, BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara dinilai

cukup efektif dilihat dari persentasi pendayagunaan dana zakat yang

melebihi 50% jumlah penghimpunan. Namun masih jauh dari persentasi

potensi zakat yang ada di Sulawesi Utara. Beberapa kekurangan terdapat

Page 79: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

67

pada pendataan mustahik dan muzakki yang belum menyeluruh serta

SDM yang memumpuni untuk mengelola dana ZIS. Kemudian, pada

pelaporan keuangan BAZNAS SULUT, standar yang harus diterapkan

ialah PSAK No. 109, namun hingga tahun 2016 pencatatan laporan

keuangan yang diberlakukan hanyalah berupa laporan penerimaan dan

pendayagunaan zakat saja, tidak adanya SDM yang memahami mengenai

pencatatan laporan keuangan zakat menjadi faktor utama belum

diberlakukannya pencatatan sesuai PSAK No. 109.

B. Saran

Adapun saran yang penulis ajukan untuk mengoptimalkan penerapan

manajemen zakat pada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, sebagai berikut :

1. Untuk BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, diharapkan dapet

mengoptimalkan pengumpulan, pendistribusian serta pendayagunaan

dana ZIS, seperti dengan melakukan pencatatan yang akurat mengenai

daftar mustahik, meningkatkan kinerja para „amil yakni dengan mengirim

minimal 2 „amil untuk mengikuti Pelatihan „Amil Zakat yang dilakukan

oleh BAZNAS setiap tahunnya, meningkatkan sosialisasi mengenai

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara bekerjasama dengan Bimbingan

Masyarakat Islam (BIMAS) Kementerian Agama, Majelis Ulama

Indonesia, serta organisasi-organisasi masyarakat Islam lainnya.

2. Untuk Proses Pendayagunaan dana ZIS, BAZNAS Provinsi Sulawesi

Utara harus lebih memfokuskan pendistibusian dengan zakat produktif,

untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat agar dapat meningkatkan

ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Tentunya dengan tetap

memberikan pembinaan kepada para mustahik untuk dapat mengelola

dan mempertahankan usaha yang dibangun, serta dapat bersaing dengan

pebisnis yang lain.

3. BAZNAS Provinsi Sukawesi Utara juga harus meningkatkan koordinasi

dengan pihak BAZDA yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, agar daerah-

daerah yang terpencil dapat lebih terjangkau dengan baik dan

mendapatkan data mustahik yang lebih akurat.

Page 80: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

68

4. Pencatatan laporan keuangan BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara harus

segera dilakukan perubahan mengikuti standar yang berlaku yakni PSAK

No. 109, dengan merekrut SDM yang memahami mengenai Akuntansi

Laporan Keuangan Zakat, atau mengirim SDM pada bidang pelaporan

untuk mengikuti pelatihan mengenai Pencatatan laporan keuangan zakat.

5. Untuk Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat

berkoordinasi dengan baik mengenai dana bantuan untuk membantu

kegiatan operasional BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, melihat pada

tahun 2016 pemerintah daerah tidak memberikan bantuan operasional

kepada BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara. Bantuan operasional yang

dimaksud, diatur pada pasal 31 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun

2011 bahwa untuk menjalankan tugasnya, BAZNAS Provinsi dibiayai

dengan Anggaran Pendapatan da Belanja Daerah dan hak „Amil.

Page 81: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

69

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Hamid, Reinterpretasi Pendayagunaan Zakat, Jakarta: Piramedia, 2004.

Amalia Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga

Kontemporer, Depok: Gramata Publishing, 2005.

Banyah Oneng Nurul, Total Quality Managemen Zakat, Jakarta: Wahana Kardofa,

2012.

BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara, Laporan Keungan Dana ZIS dan DSKL,

Manado: 2016.

Briadi Lili, dkk, Zakat dan Wirausaha, Jakarta: CED, 2005.

Daud Ali Mohammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press,

2007.

Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2005

Echol Jhon M dan Hasan Sadily, Kamus Inggris dan Bahasa Indonesia, Jakarta/;

Gramedia, 1997.

Ghozali Syukri, dkk. Pedoman Zakat 9 Seri, Jakarta : Proyek Peningkatan Sarana

Keagamaan Islam, Zkaat dan Wakaf, 1997

Hafiduddin Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani,

2002.

Handoko Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2014.

Hasbi Al-Furqon, 125 Masalah Zakat, Solo : Tiga Serangkai, 2008.

Hoesada Jan, Taksonomi Ilmu Manajemen, Yogyakarta: Andi Offset, 2012.

Juwaini Ahmad, Catatan Kritis Undang-Undang Pengelolaan Zakat, Jakarta: Info

Zakat, 2012.

Mardian Sepky, Pengelolaan Zakat di Indonesia: Perspektif Sejarah dan

Regulasi, Aceh: Jurnal Hukum Islam Volume I No. 2, 2012.

Page 82: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

70

Norton Michael, Manggalang Dana, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan

Kemitraan Untuk Pembaruan Tata Pemerintah di Indonesia, 2002.

Peraturan BAZNAS Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi da Tata Kerja

Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional

Kabupaten/Kota.

Purwanto April, Manajemen Fundrising Bagi Organisasi Pengelola Zakat,

Yogyakarta: TERAS, 2009

Qardhawi. Yusuf Hukum Zakat. (Jakarta:Litera Antar Nusa, 1896).

Sangarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survai, Jakarta :

LP3ES, 1989.

Sarosa, Samiaji Penelitian Kualitatif (Dasar-Dasar), Jakarta : PT Indeks, 2012.

Sevilla, Consuelo, dkk. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : Penerbit

Universitas Indonesia, 1993.

Shahnaz Sabrina, ”Penerapan PSAK 109 tentang Pelaporan Keuangan Akuntansi

Zakat, Infaq/Sedekah pada ABZNAS Provonsi Sulawesi Utara”, dalam

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No. 1 Tahun 2016, Manado:

UNSRAT, 2016.

Shalih Al-Utsaimin Muhammad, Fiqih Zakat Kontemporer, Solo : Al.Qowam,

2011.

Sudewo Eri, Manajemen Zakat, Jakarta: Institusi Manajemen Zakat, 2007.

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, Malang, UIN-Malang Press,

2007.

Susetyo Heru, Selamatkan Gerakan Zakat, Jakarta: Koalisi Masyarakat.

T Ernie, Sule, dkk, Pengantar Manajemen, jakarta: Kencana, 2005.

Terry Goerge R., Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat.

Page 83: PENERAPAN MANAJEMAN ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40405/1/NURUL... · Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Rizkillah

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN