Upload
others
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PADA
PERPUSTAKAN DAN ARSIP KOTA ADMINISTRASI JAKARTA
BARAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh
Riko
NIM. 1110025000064
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
ABSTRAK
Riko (NIM. 1110025000064). Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen pada
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat. Di bawah bimbingan
Ibu Fadhilatul Hamdani. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta
Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan
layanan teknis di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat yang
meliputi kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka. Fungsi-fungsi
manajemen yang dimaksud adalah planning, organizing, staffing, directing,
budgeting, dan controlling. Sedangkan layanan teknis yang dimaksud adalah
kegiatan pengadaan bahan pustaka dan pengolahan bahan pustaka. Penelitian
menggunakan metode pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data yang
digunakan melalui wawancara dan dokumentasi. Informan pada penelitian ini
adalah dua orang pustakawan yang ada di Perpustakaan dan Arsip kota
Administrasi Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi-fungsi
manajemen yang diterapkan di kasubdid pengadaan dan pengolahan sudah
melaksanakan fungsi organizing, staffing, actuating, budgeting dan controlling
kecuali fungsi planning. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penerapan
manajemen yang sudah dilaksanakan mencakup mendata informasi bahan pustaka
dan sumber pengadaan bahan pustaka (organizing), staf memiliki latar belakang
pendidikan yang sesuai, memiliki job description (staffing), pengarahan dilakukan
oleh kasubdid langsung (actuating), mendapat dana rutin dari pemerintah setiap
tahunnya (budgeting), pengawasan penggunaan dana dari pemerintah,
pengawasan dari kepala sekolah dan pengawasan dari kasubdid (controlling).
Kata kunci: manajemen, perpustakaan umum, layanan teknis
ABSTRACT
Riko (NIM. 1110025000054)
Implementation of Management Function at the Library and Archhives of West
Jakarta Administration.
This this research is conducted at the library and archives of West Jakarta
Administration. The purpose of this study is to determine the application of
acquisition management and processing management functions in technical services
activites at the Library and Archives of West Jakarta Administration. The scope of
this study covers management in planning, organizing, staffing, actuating, budgeting,
and controlling. The methods of data collection is techinal service in question is
acquisition department and processing departement. This study used qualitative
approach. The data collection technical that used in this research are interviews and
documentation. The informans ware two librarians of Library and Archives of West
Jakarta Administration. The conclusions from this study showed that the functions of
management applied in acquisition management and processing management has
been implemented the function of organizing, staffing, actuating, budgeting and
controlling except planning. The activities related the functions of management has
been implemented are acquisition source of library materials and recording the
information of library materials (organizing), staff have the appropriate educational
background, have job description (staffing), briefing given by head of subsection
(actuating), received regular funding from government every years (budgeting),
controlling the use of funds from government, controlling of the head of library,
controlling of the head of subsection (controlling).
Keywords: management, public libraries, technical services.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan taufik dan hidayah-Nya. Sesungguhnya karena kemurahan-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen pada Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam
Nabi besar Muhammad SAW, beserta segenap keluarganya dan para sahabatnya.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan
tulisan ini, penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan dan tantangan. Namun
berkat bantuan, dorongan, dan arahan dari berbagai pihak, maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi guna memenuhi persyaratan akademik pada program Strata
Satu (S1) Program Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung, secara khusus
penulis sampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak. Prof. Dr. Syukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Adab
dan Humaniora Periode 2014-2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Bapak Pungki Purnomo, MLIS. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN
Jakarta.
5. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Jakarta.
6. Ibu Fadhilatul Hamdani, M.Hum. selaku pembimbing skripsi penulis yang
dengan sabar memberikan saran, pengarahan dan bimbingannya kepada
penulis, baik pada saat studi maupun saat penyusunan skripsi.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya
dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan segala pengetahuan
dan ilmu kepada penulis.
8. Bapak Basuki E. Yunanto selaku kepala Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat
9. Ibu Fenty Afriyani dan Ibu Sertina Simimor selaku pustakawan dan informan
bagi penulis yang telah memberikan banyak informasi bagi penulis butuhkan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Segenap Staf Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terimakasih atas
kerjasamanya.
11. Kedua orang tua penulis, yaitu kepada almarhum ayah tercinta Suari dan Ibu
tersayang Mustati, skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian yang sudah
mendidik dan membesarkan saya sampai saat ini, semoga Allah SWT
membalas segala budi baik dan ketulusan sayang dan cinta kalian.
Terimakasih atas kesetian dalam mendampingi dan memberi dukungan moril
maupun materil serta do’a yang tidak ada henti-hentinya kepada penulis dalam
v
menyelesaikan studi. Kakak tercinta Robi dan adikku Rima Noprianti yang
senantiasa menjadi sumber motivasi bagi penulis, penyemangat, terimakasih
atas bantuan do’a kalian semoga kalian semua menjadi anak yang sholeh dan
sholehah yang dapat menjadi harapan orang tua, agama dan Negara amin.
12. Kepada ketua IKAJIP ardian arda dan beserta jajaran kepengurusan IKAJIP
terimaksih atas selama ini yang telah memberikan semangat dan motivasi.
Semoga kita tetap dapat menjalin hubungan silahturahmi.
13. Kakak-kakak senior Jipers angkatan 2008 Radit, Zihan, Lana. Semoga kita
tetap dapat menjalin hubungan silahturahmi.
14. Teman-teman angkatan 2010 Program Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora. Azoem, Aldri, Arga, Aufa, Ari, Bukhori, Febri, Kikim, Kibar,
Kiki, Lutfan, Luki, Oni, Zulfikar, Ima, Agis, Vidy, Rinda, Ilut, Gema, Vida,
dan seluruh keluarga besar IPI C terimakasih atas dukungan dan
kesetiakawanannya. Semoga kita semua berhasil dan sukses di masa yang
akan datang
15. Teman-teman jipers Angkatan 2011 eko, fahmi, iim, anggraeni, annisa,
jundiah, puti, amel, syarif, mutia, dona, marini, abi, amira, anong, chairunisa,
anisa, bamas, yuka dkk. Semoga kita tetap dapat menjalin hubungan
silaturahmi.
16. Adik-adik angkatan 2012 putra, azis, hafis, ihsan, panggih, roni, jose, iyunk,
hafis, gita, braja, ari, panggih. Semoga kita tetap dapat menjalin hubungan
silahturahmi.
17. Kepada para narasumber dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vi
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh Karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya
skripsi ini.
Jakarta, 5 Juli 2015
Penulis
Riko
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK …………………………………………………. ........................ i
ABSTRACT …………………………………… ........................................... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. .. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. . vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… . x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 10
D. Definisi Istilah .................................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum ........................................................................... 13
1. Pengertian Perpustakaan Umum .................................................. 13
2. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum ....................................... 15
3. Tujuan Perpustakaan Umum ........................................................ 16
B. Manajemen Perpustakaan Umum ........................................................ 18
1. Pengertian Manajemen Perpustakaan Umum .............................. 18
2. Fungsi-fungsi Manajemen ............................................................ 20
3. Kegiatan Layanan Teknis di Perpustakaan Umum ...................... 45
G. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 50
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 53
B. Sumber Data ........................................................................................ 53
1. Data Primer .................................................................................. 54
2. Data Sekunder .............................................................................. 54
C. Informan .............................................................................................. 54
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 55
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan Umum Jakarta Barat ........................................... 57
1. Fungsi dan Tugas Pokok .............................................................. 58
2. Visi dan Misi ................................................................................ 59
3. Struktur Organisasi ...................................................................... 38
4. Sumber Daya Manusia …………... .............................................. 40
5. Koleksi .................................................................................... 41
6. Gedung dan Ruang Perpustakaan ................................................. 60
7. Anggaran Perpustakaan ................................................................ 61
8. Kegiatan Perpustakaan ................................................................. 62
9. Keanggotaan ................................................................................. 63
10. Kegiatan Layanan Anak dan Remaja (Dewasa) ............................ 64
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 65
1. Pengadaan Bahan Perpustakaan ………………………… ............ 66
2. Pengolahan …………………… .................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 56
B. Saran .................................................................................... 57
ix
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. .. 58
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan sebagai rangkaian sejarah masa lalu, merupakan hasil budaya
umat manusia yang sangat tinggi. Dengan perpustakaan, harta dari masa lalu
dalam wujud karya sastra, buah pikiran, filsafat, teknologi, peristiwa-peristiwa
besar sejarah umat manusia, dan ilmu pengetahuan lainnya, dapat dipelajari,
dihayati, dan diungkapkan kembali pada masa sekarang. Melalui sumber bacaaan
dan ilmu pengetahuan di perpustakaan kita dapat meneruskan dan
mengembangkannya. Perpustakaan juga merupakan akar berpijak sekarang untuk
kemudian melangkah ke masa depan.1
Perpustakaan pada saat ini menjadi pusat informasi dan sumber ilmu
pengetahuan yang tidak habis-habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan.
Perpustakaan merupakan sarana belajar yang baik bagi setiap orang yang ingin
mengembangkan wawasannya, karena di perpustakaan tersedia banyak jenis buku
dan informasi.
Perkembangan ilmu perpustakaan dan teknologi yang semakin pesat saat ini,
sedikit banyak mempengaruhi perkembangan perpustakaan. Perpustakaan tentu
harus beradabtasi mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Sebagai sebuah
lembaga yang yang bertujuan untuk mengelola informasi dan juga
melestarikannya, perpustakaan tentu perlu dipersiapkan dan dikelola dengan baik
dan secara professional agar dapat memenuhi kepuasan pemustaka perpustakaan
di samping pula untuk mewujudkan sebuah perpustakaan yang unggul.
1 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 2
2
Penggunaan perpustakaan pada era sekarang ini sudah semakin banyak
dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini berhubungan dengan makin
berkembangnya perpustakaan, dan pelayanan pusat-pusat informasi. Semakin
banyak pula lapisan masyarakat yang ingin memanfaatkan perpustakaan, untuk
mengetahui lebih banyak informasi yang mereka inginkan. Hal ini sejalan dengan
cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
tersedianya salah satu perpustakaan, yang bisa dikunjungi oleh seluruh lapisan
masyarakat yaitu perpustakaan umum. Menurut Bung Hatta, perpustakaan ibarat
sumurnya ilmu pengetahuan. Karena di perpustakan akan diperoleh berbagai jenis
ilmu pengetahuan.2
Perpustakaan juga sebagai sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,
bukan untuk dijual.3 Dari definisi ini terdapat berbagai jenis perpustakaan dengan
spesifikasi pengguna yang berbeda. Sehingga secara garis besar apabila dilihat
dari keperluan informasi berbagai kelompok pembaca, maka paling tidak ada
empat jenis perpustakaan yaitu perpustakaan umum, perpustakaan khusus,
perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah.
Sulistyo Basuki menyatakan bahwa:
“Pada hakikatnya setiap perpustakaan memiliki sejarah yang berbeda-beda,
karena sejarahnya yang berbeda-beda itu, setiap perpustakaan mempunyai
tujuan, anggota, organisasi, dan kegiatan yang berlainan. Pengaruh lanjutan dari
perbedaan tujuan, organisasi induk, anggota, dan kegiatan ini ialah timbulnya
berbagai jenis perpustakaan.”4
2 Ibid, h. 3.
3 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2003), cet. ke-2, h. 3. 4 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia, 1991) h. 41
3
Salah satu jenis perpustakaan yang kemudian timbul dan berkembang ialah
perpustakaan umum. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang bertugas
untuk mengumpulkan, menyimpan , mengatur dan menyajikan bahan pustakanya
untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan dengan berbagai
jenis layanan, mulai dari layanan anak, layanan remaja dan dewasa. Perpustakaan
umum meliputi yang ada di provinsi, kabupaten/kota, kecamatan bahkan sampai
perpustakaan desa. Tujuan dan fungsi perpustakaan umum adalah memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi melalui bahan pustaka
serta membantu meningkatkan kualitas kehidupannya.
Pada Undang-Undang pasal 22 menyatakan bahwa, syarat dibentuknya
perpustakaan umum oleh pemerintah kota adalah bila koleksinya mendukung
pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan memfasilitasi terwujudnya
masyarakat pembelajar sepanjang hayat.5
Agar perpusatakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat,
diperlukan pengelolaan yang baik untuk mencapai tujuan perpustakaan.
Pengelolaan atau manajemen merupakan suatu proses penggunaan dan
pemanfaatan semua sumber daya yang dilakukan oleh pimpinan yang diarahkan
untuk mencapai target yang diharapkan, maka perpustakaan harus dikelola secara
tepat.
Dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 3, ditegaskan bahwa
perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi untuk meningkkatkan kecerdasan dan keberdayaan
5 Perpustakaan Nasional R.I, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
tentang perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I, 2009), h. 14.
4
bangsa.6 Perpustakaan akan dapat memenuhi fungsinya jika dikelola dengan baik.
Pengelolaan perpustakaan merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari
pengadaaan dan pengembangan koleksi bahan perpustakaan, pengolahan dan
pelayanan perpustakaan.
Pengadaaan dan pengembangan koleksi bahan perpustakaan merupakan
unsur yang sangat menentukan bagus atau tidaknya koleksi bahan pustaka yang
dimiliki oleh perpustakaan. Pengolahan bahan perpustakaan harus dilakukan oleh
pustakawan yang memiliki keahlian khusus. Karena dengan melakukan
pengolahan bahan pustaka secara benar, akan memudahkan pengguna dalam
mendapatkan informasi yang mereka perlukan, dan temu kembali akan lebih
mudah. Pelayanan perpustakaan bisa menjadi salah satu kriteria penentu banyak
tidaknya pengunjung yang datang ke perpustakaan.
Dengan pelayanan yang memuaskan yang disediakan oleh perpustakaan,
pengunjung akan datang kembali ke perpustakaan dan menggunakan koleksi serta
layanan yang disediakan perpustakaan, sehingga kepuasan pemustaka akan
tercapai. Salah satu kegiatan pengelolaan perpustakaan adalah tersedianya koleksi
bahan pustaka dan informasi yang siap dilayankan kepada pengunjung atau
masyarakat.
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi
akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang
memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya
pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Untuk mengelola sebuah
perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik, agar arah kegiatan
6 Ibid, h. 5.
5
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu juga
diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan dan mampu dilaksanakan secara
efektif.
Pengetahuan dasar dalam mengelola perpustakaan agar berjalan dengan baik
adalah ilmu manajemen, karena manajemen sangat diperlukan dalam berbagai
kehidupan dalam mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh suatu
organisasi dalam perpustakaan. Oleh karena itu dalam proses manajemen
diperlukan adanya proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penempatan staf (staffing), penggerakan (actuating), penganggran (budgeting) dan
pengawasan (controlling). Disamping itu manajemen juga dimaksudkan agar
organisasi yang terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas dan
pekerjaannya dengan baik dan benar.
Manajemen merupakan proses atau kerangka kerja yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan. Dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang
terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, apabila proses
tersebut tidak baik, maka proses manajemen secara keseluruhan tidak lancar, dan
proses pencapaian tujuan akan terganggu dan akan mengalami kegagalan dalam
pencapian tujuan tersebut.
Perencanaan (planning) merupakan suatu perumusan persoalan-persoalan
tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaaan yang hendak dilaksakan.
Perencanaan juga merupakan suatu persiapan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi.
6
Pengorganisasian (organizing) yaitu pengaturan setelah adanya perencanaan,
dalam hal ini akan diatur dan ditentukan tentang apa tugas dan pekerjaaannya
sesuai jenis, serta sifat pekerjaan yang sesuai dengan karakter kemampuan yang
dimiliki seseorang, juga demikian dapat dengan mudah diupayakan bagian yang
sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh seseorang dalam setiap organisasi. Dan
bisa mengatur setiap kegiatan sumber daya dengan tujuan agar terorganisir
dengan baik.
Pengisisan staf (staffing) adalah cara mengindentifikasi kebutuhan tenaga
kerja dengan cara mendaftar tenaga kerja yang ada, merekrut, memilih,
menempatkan, promosi, menilai, memberi imbalan dan melatih orang yang
diperlukan.
Penggerakan (actuating) pelaksanaan setelah perencanaan ada, dan telah
diatur tentang segala sesuatunya. Maka dapat digerakkan agar mereka mau dan
suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab
yang sesuai dengan perencanaan dan mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
Dalam hal ini diusahakan agar mereka jangan hanya menerima perintah saja dari
atasan, namun mereka juga harus bergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya
dengan kesadaran masing-masing seseorang.
Penganggaran (budgeting) adalah kegiatan atau proses penyusunan anggaran
(budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara
kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.
Pengawasan (controlling) yaitu pengendalian atau pegawasan. Walaupun
rencana yang dipersiapkan sudah ada dan sangat bagus, namun belum tentu
7
menjamin bahwa tujuan dengan sendirinya akan tercapai. Masih harus ada kendali
atau control apakah masing-masing seseorang telah tepat pada tempatnya, juga
cara mengerjakan dan waktunya apakah sudah sesuai atau belum. Sehingga
apabila terdapat kesalahan-kesalahan mungkin dapat diadakan perbaikan dengan
segera sehingga tujuan tercapai. Tugas pengawasan itu jangan disalah artikan
misalnya dengan mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Tugas pengawasan ini
sangat berat, karena setiap orang mengerti tentang fungsi pengawasan sehingga
apabila seseorang atau atasan yang menjalankan fungsi tersebut secara konsekuen
lalu sering kali dibenci. Namun pengawasan dilakukan agar penggerakan selalu
sesuai dengan rencana dan selalu mengarah pada tujuan yang telah ditentukan.
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki fungsi
untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat, melakukan penelitian tentang
minat baca dan mempromosikan layanan perpustakaan pada seluruh lapisan
masyarakat. Serta memiliki tujuan untuk mengembangkan minat baca bagi lapisan
masyarakat, berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani seluruh
masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya, Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat pun dituntut untuk dapat menyediakan bahan-bahan
pustaka yang berkualitas dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemustaka.
Proses pengadaan bahan pustaka yang termasuk di dalamnya adalah proses seleksi
bahan pustaka tentunya memainkan peran yang penting untuk mewujudkan hal
tersebut. Seleksi bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat harus benar-benar dilaksanakan secara cermat
mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh perpustakaan, sehingga bahan
8
pustaka yang diadakan haruslah bahan pustaka yang benar-benar dibutuhkan oleh
pemustaka. Pihak perpustakaan tentunya harus melakukan langkah-langkah yang
tepat untuk mengatasi persoalan pengadaan bahan pustaka tersebut karena bukan
hanya kuantitas bahan pustaka yang harus diperhatikan oleh pustakawan, kualitas
bahan pustaka pun haruslah dijadikan prioritas pustakawan saat pengadaan bahan
pustaka.
Perpustakaan dan Arsip Kota Admistrasi Jakarta Barat memiliki
keterbatasan dalam kegiatannya, namun dengan segala keterbatasan, Perpustakaan
dan Arsip ini harus tetap menjadikan para pengguna perpustakaan sebagai raja
yang membutuhkan informasi. Sebagai penyedia informasi para petugas harus
bisa memberikan segala informasi yang ada kepada pemustaka dengan maksimal
dengan mengembangkan program-program yaitu meliputi pengembangan koleksi
dan segala kegiatan-kegiatan yang dimiliki oleh perpustakaan keliling agar
terlaksananya pengelolaan yang dilakukan oleh Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat.
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat mempunyai tugas
pokok untuk melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kota Jakarta
Barat, namun apakah dalam pengelolaan atau dalam pencapaian tujuan
perpustakaan tersebut menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam
pelaksanaannya atau tidak, sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana
penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang
dilakukan Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis ingin meneliti tentang “Penerapan Fungsi-fungsi
9
Manajemen pada Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta
Barat.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kegiatan teknis di perpustakan terdiri atas dua, yaitu layanan teknis dan
layanan pemustaka. Layanan teknis meliputi kegiatan pengadaan, kegiatan
pengolahan dan kegiatan pelestarian bahan pustaka, sedangkan layanan
pemustaka meliputi kegiatan sirkulasi dan referensi.
Agar pembahasan skripsi ini tidak terlalu meluas, penulis memberikan
batasan masalah yang akan diteliti yaitu tentang pelaksanaan kegiatan layanan
teknis (kegiatan pengadaan dan kegiatan pengolahan) di Perpustakaan dan
Arsip Kota Adminstrasi Jakarta Barat dilihat dari penerapan fungsi-fungsi
manajemennya. Fungsi-fungsi manajemen yang penulis maksud adalah fungsi
planning, organizing, staffing, actuating, budgeting dan controlling.
2. Perumusan Masalah
Dengan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka dari itu masalah
pokok dalam penulisan skripsi ini yakni:
1) bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen pada pelaksanaan
kegiatan layanan teknis di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Barat?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Untuk mengetahui penerapan fungsi-fungsi manajemen saat pelaksanaan
kegiatan layanan teknis di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta
Barat.
Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat antara lain:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pengelola
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, agar tujuan
perpustakaan dapat tercapai.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu
perpustakaan, khususnya yang berkaitan dengan manajemen perpustakaan.
3. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
D. Definisi Istilah
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengontrolan sumber daya untuk sasaran secara efektif dan
efisien. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manjer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Elemen-elemen dalam
fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, staffing, penggerakan,
anggaran dan pengawasan.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik
sebagian maupun sepenuhnya, terbuka untuk masyarakat umum, tanpa membeda-
11
bedakan usia, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk
umum.7
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis dan demi mencapai pembahasan yang bersifat
kronologis sehingga memudahkan proses pemahaman isi, maka penulis
menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang: Latar Belakang, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metode Penelitian, Definisi Istilah, danSistematika
Penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini membahas tentang aspek apa saja yang penulis
tinjau berdasarkan literatur yang mengenai Perpustakaan
dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang penulis
gunakan pada Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Barat.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang profil Perpustakaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat dan hasil Penelitian dan
7 Sulistiyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), h.35.
12
pembahasan penelitian berdasarkan fakta yang ada
dilapangan.
Bab V Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian
dan saran dari penulis untuk Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat.
13
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan berasal dari kata „pustaka‟ yang berarti kitab, sedangkan arti
perpustakaan itu sendiri adalah:
a. Tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan
penggunaan koleksi buku dan sebagainya.
b. Koleksi buku, majalah, dan bahan pustaka lainnya yang disimpan untuk
dibaca, dipelajari, dibicarakan.
Dalam Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan,
menyebutkan pengertian “perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku
guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan
rekreasi para pemustaka”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah sebuah
lembaga tempat menyediakan sumber informasi yang dapat dimanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan pemustaka sesuai koleksinya.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan,
jenis perpustakaan ada lima yaitu perpustakaan nasional, perpustakaan umum,
perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan umum dalam melayani masyarakat tidak mengenal batasan.
Batasan yang dimaksud disini adalah sasaran layanan ditujukan untuk semua
14
anggota masyarakat sehingga penggunaannya pun bersifat heterogen baik suku,
bangsa, umur, jenis kelamin, agama, bahasa, ekonomi, status pekerjaan maupun
pendidikan. Perpustakaan umum terdiri dari perpustakaan provinsi sampai
desa/kelurahan.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku
pendidikan, dan sebagainya. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan
oleh masyarakat, untuk masyarakat dan didanai oleh masyarakat. Namun
demikian dalam banyak hal, perpustakaan umum banyak yang dilaksanakan
oleh pemerintah.1 Sedangkan menurut Sulistyo Basuki perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang dibiayai oleh dana umum, baik sebagian maupun
seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia,
jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan
layanan hanya untuk umum. Pendirian perpustakaan umum dibiayai oleh
pemerintah lokal, pemerintah pusat atau organisasi lain yang diberikan kuasa
menjalankannya.2
Pengertian dari perpustakaan umum kota/kabupaten adalah perpustakaan
yang kegiatannya diselenggarakan oleh pemerintah daerah, kabupaten atau
kotamadya yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan
perpustakaan di wilayah kabupaten atau kotamadya serta melaksanakan layanan
1 Zulfikar Zen dan Rachman Hermawan S, Etika Kepustakawanan (Jakarta: Sagung Seto,
2006), h. 30. 2 Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Banndung: Remaja Rosdakarya,
1994), h. 35.
15
perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, agama,
status sosial ekonomi dan gender.3
Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai perpusstakaan umum, secara
garis besar perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dibiayai oleh
dana umum dan layanan yang diselenggarakan pun terbuka bagi umum tanpa
memandang perbedaaan suku, bangsa, umur, jenis kelamin, agama, bahasa,
ekonomi, pekerjaan maupun status sosial lainnya.
2. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum memiliki tugas pokok, yaitu menyediakan, mengolah,
memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana
pemanfatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan
informasi dan bacaan.4
Untuk melaksanakan tugas pokok diatas, perpustakaan melaksanakan
fungsi antara lain sebagai berikut5:
a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
b. Penyedia bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui
pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain-lain.
c. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
d. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
e. Pendayagunaan koleksi.
3 Badan Standarisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia 7495: perpustakaan umum
kabupaten/kota (Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2009), h. 2. 4 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000), h. 6. 5 Ibid, h. 7.
16
f. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung
di perpustakaan maupun yang menggunakan telpon, faxmil dan lain-lain.
g. Permasyarakatan perpustakaan.
h. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
i. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh
masyarakat dan mitra kerja lainnya.
j. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan
bersama koleksi dan sarana/prasarana.
k. Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.
3. Tujuan Perpustakaan Umum
Misi utama perpustakaan umum yang dikaitkan dengan informasi,
pendidikan dan kebudayaan sebagai berikut:
a. Menciptakan dan memperkuat kebiasaan membaca di kalangan anak-
anak sejak usia dini.
b. Menciptakan individual dan pendidikan diri serta pendidikan formal
pada semua tingkat.
c. Menyediakan kesempatan bagi pengembangan kreasi pribadi.
d. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak dan anak muda.
e. Mempromosikan kesadaran akan warisan budaya, apresiasi seni,
keberhasilan ilmiah dan inovasi.
f. Menyediakan akses untuk kultural dari semua seni pertunjukan.
g. Membina dialog antar budaya dan menghormati keanekaragaman
budaya.
h. Menunjang tradisi lisan.
17
i. Menjamin akses bagi warganegara pada semua informasi komunitas.
j. Menyediakan jasa informasi yang cukup bagi perusahaan lokal, asosiasi
dan kelompok yang berkepentingan.
k. Memfasilitasi pengembangan keterampilan literasi informasi dan melek
komputer.
l. Membantu dan ikut serta dalam aktivitas dan program literasi bagi
semua kelompok umur dan memulai aktivitas tersebut bilamana perlu.
Dari misi tersebut, maka perpustakaan umum mempunyai empat tujuan
utama, yaitu6
a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca materi
perpustakaan yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah
kehidupan yang lebih baik.
b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi
mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
c. Membantu masyarakat dalam mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya, sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan
dengan bantuan materi perpustakaan. Fungsi ini sering disebut dengan
fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai
pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.
Pendidikan sejenis ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum,
karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata
6 Sulistyo Basuki, “Konsep Pengembangan Perpustakaan Umum Menuju Perpustakaan
Digital,” Visi Pustaka vol. 9, no. 2 (Agustus, 2007), h. 1.
18
kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan Nasioanal juga
terbuka untuk umum, namun untuk memanfaatkannya tidak selalu
terbuka langsung bagi perorangan, ada kalanya harus melalui agen
perpustakaan lain.
d. Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan
pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan
umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya
dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran
film, penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan,
kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
B. Manajemen Perpustakaan Umum
1. Pengertian Manajemen perpustakaan Umum
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia
informasi akan memiliki kinerja lebih baik apabila didukung dengan manajemen
yang memadai sehingga seluruh aktivitas organisasi akan mengarah pada upaya
pencapaian tujuan yang telah direncanakan, untuk itu perpustakaan harus
dikelola dengana konsep manajemen. Pertama kita harus memikirkan langkah-
langkah apa yang harus ditempuh ke arah suatu manajemen yang baik. Seperti
yang didefinisikan oleh Supriyanto bahwa:
“Manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah direncakan. Manajemen adalah keterampilan untuk
meramu komponen dan unsur yang terlibat dalam suatu system untuk
mencapai hasil atau tujuan yang direncanakan.”7
7 Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin, Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi
Perancangan Perpustakaan Digital (Jakarta: Kanisius 2008), h. 142.
19
Selain itu Sutarno menyatakan bahwa:
“Manajemen perpustakaan merupakan salah satu kajian tentang apa,
bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan, baik melalui teori maupun
praktik agar perpustakaan dapat dikelola dengan berdaya guna dan
berhasil guna, sehingga keberadaannya ditengah-tengah masyarakat
mampu meyeleksi, menghimpun, mengolah, memelihara sumber informasi
dan memberikan layanan serta nilai tambah bagi mereka yang
membutuhkannya.”8
Pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas tidak jauh berbeda, yaitu
menjelaskan bahwa manajemen merupakan cara bagaimana suatu organisasi
akan dapat melaksanakan tujuan yang akan dicapai, namun dalam pendapat
yang dikemukakan oleh Supriyanto lebih kepada bagaimana cara seseorang
memimpin menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan, usaha bagaimana pemimpin
melaksanakan fungsi manajemen dengan menggunakan sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan. Dan pendapat yang dikemukakan oleh Sutarno lebih
kepada menjelaskan manajemen merupakan salah satu kajian tentang apa,
bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan melalui teori maupun praktik agar
perpustakaan dapat dikelola, dengan berdaya guna dan berhasil guna. Inti dari
defenisi diatas yaitu menjelaskan bahwa manajemen merupakan bagaimana cara
suatu organisasi akan dapat melaksanakan tujuan yang akan dicapai, dengan
tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran dan keahlian.
Pengertian ini menekankan bahwa untuk mencapai tujuan perpustakaan
diperlukan sumber daya manusia dan sumber daya non manusia yang harus
dikelola melalui proses manajemen, yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan
8 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto,
2006), h. 3.
20
(controlling). Yang diharapkan mampu menghasilkan produk berupa barang dan
jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah suatu yang harus dijalankan untuk memenuhi
maksud atau mencapai tujuan., mengenai fungsi-fungsi manajemen ini terdapat
banyak sekali pandangan yang berbeda-beda satu sama lain mengenai
perumusannya. Namun pandangan menurut George R. Terry dalam bukunya
yang berjudul “Principlees of Management” yang merumuskan menjadi
perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing), staffing, penggerakan
(actuating), anggaran (budgeting) dan pengawasan (controlling).
Keenam manajemen yang dijalankan oleh perpustakaan umum juga
dijalankan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang perpustakaan, yang
menyatakan perpustakaan menerapkan prinsip manajemen yang mencangkup
perencanaan, pengorganisasian, staffing, penggerakan, anggaran, pengawasan,
pelaporan dan pengarahan.9 Untuk itu fungsi-fungsi manajemen akan dijabarkan
untuk diterapkan di dalam perpustakaan.
a. Perencanaan (Planning)
Pada oraganisasi seperti perpustakaan, perencanaan dilakukan oleh
seseorang kepala perpustakaan dengan dibantu para stafnya. Dalam
perencanaan yang dibuat perpustakaan, biasanya akan diperhitungkan cara-
cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan perpustakaan.10
Dapat
9 Tim Panitia Teknis Bidang Perpustakaan Standar Nasional Indonesia, Standar Nasional
Indonesia SNI Bidang Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional R. I, 2010), h. 6. 10
Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Bandung: Kencana, 2009) h.
11
21
dikatakan, rencana adalah tindakan-tindakan yang disusun untuk kemudian
dilaksanakan berdasarkan suatu tujuan tertentu. Perencanaan dapat
didefinisikan sebagai tahap menentukan:
1) Apa yang akan dilakukan?
2) Siapa yang melakukannya?
3) Dimana akan dilakukannya?
4) Kapan dilakukannya?
5) Bagaimana melakukannya?
6) Mengapa harus dilakukan?
Perencanaan menurut Stueart dalam bukunya “Library and
Information Management” adalah “Proses analitis atau cara pemakaian yang
meliputi penaksiran masa depan, menetapkan tujuan, mengembangkan
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut dan memilih sebuah cara
atau beberapa cara diantara alternatif-alternatif yang ada.”11
Perencanaan merupakan jantungnya kegiatan manajemen karena
keefektifannya mencerminkan setiap bagian dari proses pengembangan
organisasi.12
Sedangkan Sutarno NS menyatakan bahwa:
“Perencanaan yaitu perhitungan dan penentuan tentang apa yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana
11
Robert D. Stueart and Barbara B Moran, Library and Information Center Management
(Colorado: Liraries Unlimited, 2002), h. 67. 12
Ibid, h. 62.
22
menyangkut tempat, oleh siapa pelaku atau pelaksana, dan bagaimana tata
cara mencapai itu.”13
Selanjutnya Stoner juga menjabarkan bahwa:
“Perencanaan terbagi oleh tiga bagian yaitu (1) organisasi dapat
memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuannya, (2) Anggota organisasi dapat melanjutkan
kegiatan-kegiatan secara konsisten dengan tujuan dan prosedur yang
telah dipilih, (3) Kemajuan kearah tujuan dapat dipantau dan diukur,
sehingga tindakan yang benar dapat diambil apabila kemajuan itu
tidak memuaskan.”14
Pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas tidak jauh berbeda,
yaitu menjelaskan bahwa kegiatan yang direncanakan untuk
mengembangkan sebuah organisasi dalam melaksanakan sebuah tujuan yang
direncanakan. Namun dalam tiga pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
diatas, mempunyai perbedaan. Seperti definisi yang dikemukakan oleh
Stueart, perancangan dibuat untuk penaksiran masa depan, menetapkan
tujuan. Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Sutarno, perencanaan
merupakan cara bagaimana suatu organisasi, dapat menjalankan rencana
yang telah dibuat dengan menentukan tentang siapa pelaku atau pelaksana,
dan bagaimana tata cara mencapai tujuan tersebut. Dan definisi yang
dikemukakan oleh Stoner, perencanaan terbagi oleh tiga bagian yaitu (1)
bagaimana cara organisasi dapat memperoleh serta mengikat sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, (2) bagaimana anggota dapat
menjalankan kegiatan secara konsisten dengan tujuan dan prosedur yang
telah dipilih, (3) tugas pemimpin untuk memantau apabila tujuan yeng telah
ditentukan tidak memuaskan.
13
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan Umum: Suatu Pendekatan Praktik, h.135 14
James A.F Stoner and R. Edward Freeman, Management , Penerjemah Whelmus W.
Bakowatun (Jakarta, Intermedia, 1992), h. 13.
23
Seperti yang telah didefinisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah kegiatan yang direncanakan untuk mengembangkan
sebuah organisasi dalam melaksanakan sebuah tujuan yang direncanakan
dengan menentukan oleh siapa pelaku, atau pelaksana, dan tata cara
mencapai itu. Kegiatan itu dilakukan dengan kegiatan fungsi manajemen,
agar dalam pemilihan sumber daya manusia disuatu organisasi bisa sesuai
dengan tujuan yang telah direncanakan.
Dan diharapkan anggota organisasi dapat melaksanakan tugasnya
dengan konsisten, terhadap tujuan yang ditentukan dan perkembangan yang
mengarah kepada tujuan, diawasi dan diukur sehingga tindakan yang benar
dapat diambil jika perkembangan yang ada ternyata tidak memuaskan.
Perencanaan di perpustakaan memegang peranan penting karena
perencanaan merupakan panduan bagi pemimpin perpustakaan dalam
menjalankan perpustakaan. Rencana yang dibuat oleh perpustakaan
hendaknya tidak hanya menjadi sekedar arsip saja, sedapat mungkin setiap
orang yang terlibat dalam kegiatan perpustakaan, harus terlibat dalam proses
perencanaan.
Salah satu aset penting dalam perencanaan adalah pembuatan
keputusan (decision making), yaitu:
1) Merupakan suatu proses dengan langkah-langkah tertentu.
2) Dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi masalah.
3) Adalah proses menentukan satu pilihan alternatif.
4) Hanya dilakukan satu kali saja.
5) Mengandung suatu resiko
Tujuan pengambilan keputusan, yaitu:
24
1) Pencapaian tujuan organisasi secara lancar, mudah dan efisien.
2) Pemecahan masalah atas kendala yang dihadapi organisasi.15
Benar-benar baru dan belum terstruktur. Tidak ada prosedur yang pasti
dalam menangani masalah tersebut, baik karena belum pernah ditemukan
situasi yang sama sebelumnya, atau karena bersifat sangat kompleks atau
sangat penting.
Tujuan perencanaan yaitu:
1) Menyediakan arahan dan kerangka kerja perpustakaan yang akan
memandu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
2) Meningkatkan layanan perpustakaan melalui kontrol pelaksanaan
kegiatan, kontrol penggunaan anggaran.
3) Untuk memastikan pengembangan yang rasional dan efektif baik
bagi sumber-sumber informasi yang menjadi koleksi perpustakaan
maupun bagi pengembangan pelayanan kepada pemustaka.
4) Memungkinkan mengantisipasi kebutuhan sumber-sumber informasi
proyeksi keadaan di masa mendatang.
5) Memberikan pengalaman dan keahlian bagi pustakawan dalam
membuat perencanaan.16
1) Faktor Perencanaan
Faktor-faktor perencanaan yang dikemukakan Stueart ada lima,
yaitu:
a) Kerangka waktu (Time Frame)
Bagi perencanaan yang bagus dalam setiap programnya ada
tiga kategori dalam perencanaan terkait dengan jangka waktu, yaitu:
Rencana jangka pendek
Perencanaan ini melihat kepada sasaran yang lebih mudah
diwujudkan, karena proyeksi-proyeksi ekonomis yang diadakan
untuk menghitung sasaran jangka pendek lebih dapat dipercaya
15
Ayun Sriatmi, “Pengambilan Keputusan.” 16
John M. Ivancevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid 2, Edisi Ketujuh (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 159.
25
kebenarannya. Rencana jangka pendek lebih terperinci dengan
menyebutkan tahapan-tahapan kegiatan yang dapat dijadikan
pedoman dalam kegiatan keseharian di perpustakaan. Hal ini
dapat dimengerti sebab faktor-faktor ketidak pastian masih dapat
ditekan sampai batas yang paling rendah. Oleh sebab itu,
perencanaan ini sering disebut sebagai perencanaan kegiatan-
kegiatan operasional, karena rencana tadi dapat langsung
dilaksanakan.
Rencana jangka menengah (program 4 tahun)
Perencanaan ini merupakan jembatan antara rencana
operasional dan rencana jangka panjang. Disini pentahapan
pencapaian tujuan jangka panjang menjadi lebih jelas karena
sasaran dan tujuan pada semua sektor dapat dikoordinasikan dan
dilihat hubungannya satu sama lain. Rencana jangka menengah
memberikan arah dan meletakkan landasan yang kuat untuk
tahap perencanaan berikutnya. Dengan pedoman arah ini
kemudian dapat dirumuskan cara-cara atau rencana-rencana
tahunan yang dipadukan agar kegiatan pelaksanaan dapat
melangkah sesuai dengan arah yang ditentukan.
Rencana jangka panjang (program 8 tahun)
Rencana jangka panjang bersifat umum dan hanya
menyebutkan arah pengembangan atau visi dan misi
perpustakaan. Dengan rencana jangka panjang ini suatu
perpustakaan akan mengetahui kemana pembangunan
26
perpustakaan itu akan diarahkan. Hasil akhir dari pada
perencanaan jangka panjang ini akan merupakan gambaran
umum untuk tahap-tahap perencanaan sselanjutnya yang lebih
terperinci, yakni perencanaan jangka menengah dan tahunan.
b) Mengumpulkan dan Menganalisis Data (Collecting and
Analiyzing Data)
Tahap itu mencakup pengumpulan data sistematis mengenai
perpustakaan atau pusat informasi, aktivitasnya, staf, kegunaan, dan
pengguna selama jangka waktu tertentu, juga dari lingkungan
eksternal yang mempengaruhi apa yang ingin dilkukan organisasi
dan cara pelaksanaannya. Apabila ingi membuat rencana harus
diperhatikan sesuai dengan pengumpulan data sesuai dengan
perpustakaan mengenai aktivitasnya, staf, kegunaan dan pengguna.
c) Tingkat Perencanaan ( Levels Of Planning)
Setiap supervisor, koordinator, atau pemimpin tim, apapun
tingkat tanggung jawabnya dalam struktur organisasi harus
mempersiapkan perencanaan dalam dua tingkatan, yaitu didalam
organisasi untuk mengembangkan tujuan secara keseluruhan. Dalam
hal ini pemimpin berperan penting bagaimana cara merencanakan
atau menggerakkan organisasi dalam mengembangkan suatu tujuan
yang telah direncanakan.
d) Fleksibilitas (Flexibility)
Fleksibilitas atau kemampuan yang dimiliki oleh
organisasi/SDM dalam mencapai suatu tujuan dilihat dalam proses
27
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dan apabila
perencanaan tidak sempurna, perencanaan terus menerus ditinjau
ulang, direvisi dan diperbaharui.
e) Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan kunci sukses perencanaan, manajer
harus mendelegasikan wewenang dan membuat individu atau tim
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan perencanaan yang telah
dibuat.17
2) Unsur-Unsur Perencanaan
Sutarno menyatakan dalam buku yang berjudul “Tanggung Jawab
Perpustakaan dalam Mengembangkankan Masyarakat Informasi”
bahwa fungsi perencanaan mengharuskan manajer mengambil
keputusan. Mengenai empat elemen dasar perencanaan yaitu tujuan,
aksi, sumber daya dan implementasi.
a) Tujuan
Tujuan adalah menetapkan kondisi masa depan yang ingin
dicapai manajer. Tujuan sangat penting didalam perencanaan, karena
dalam menyusun rencana, sasaran, target dan tujuan masa depan
diwujudkan seperti apa, semestinya dirumuskan visi dan misinya
serta upaya pencapaiannya.18
17
Robert D. Stueart and Barbara B. Moran, Library and Information Center Management,
h. 69-71 18
Sutrano NS, Tanggung Jawab Perpustakaan dalam Mengembangkan Masyarakat
Informasi (Jakarta: Panta Rei, 2005), h. 161.
28
b) Aksi
Aksi merupakan kegiatan spesifik/tertentu yang direncanakan
untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
perpustakaan agar tujuan perpustakaan tersebut dapat tercapai secara
umum meliputi pengadaan, pengolahan, pelayanan dan sosialisasi.
Pengadaan bahan pustaka merupakan proses awal dalam
mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi. Hal-
hal pokok yang harus diterapkan yang berkaitan dengan
koleksi adalah menyusun rencana operasional, pengadaan
bahan pustaka, menghimpun atau mengumpulkan alat-alat
seleksi bahan pustaka, survey minat pustaka, survey bahan
pustaka, seleksi bahan pustaka juga meliputi pemesanan
penerimanaan, dan pengecekan bahan pustaka yang dipesan,
memberi cap kepemilikan perpustakaan, dan mencatat
koleksi yang datang.
Pengolahan atau Processing adalah pekerjaan yang dimulai
sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai penempatan
rak atau ditempat tertentu yang sudah disediakan untuk
kemudian dipakai oleh pemustaka. Kegiatan pengolahan
meliputi klasifikasi, katalogisasi, dan pembuatan kelengkapan
koleksi berupa pelabelan, slip buku, dan penyampulan.
Layanan perpustakaan keliling merupakan salah satu kegiatan
utama disetiap perpustakaan layanan tersebut merupakan
kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat.
29
Dan pustakawan harus memberikan layanan yang baik bagi
masyarakat. Hal ini merupakan barometer atau cerminan
keberhasilan penyelenggararaan perpustakaan. Berdasarkan
SNI Perpustakaan Kabupaten Kota yaitu layanan membaca,
layanan sirkulasi, layanan penelusuran informasi dan layanan
pengguna.
Sosialisasi. Istilah sosialisasi selalu dikatakan dengan upaya
promosi dan publikasi atau pengumuman, menjaring minat
dan respon masyarakat, mengembangkan kerjasama,
memberikan sesuatu yang berguna, mengembangkan upaya
mendekatkan dan membangun perpustakaan dan masyarakat
pengguna perpustakaan. Sosialisasi perpustakaan harus
dilakukan terus menerus agar masyarakat merasa diingat dan
tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan.
c) Sumber Daya
Sumber daya dibagi menjadi dua, yaitu sumber daya
perpustakaan yang merupakan segala kekayaan dan komponen
atau bagian perpustakaan dan sumber daya manusia yang
melaksanakan kegiatan di perpustakaan.
d) Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan meliputi penugasan dan
pengarahan personil untuk melaksanakan rencana yang ada.
Suatu perencanaan yang baik harus bersifat sebagai berikut, yakni:
30
1) Rasional
Perencanaan harus bersifat rasioanal, artinya harus dibuat
berdasarkan pemikiran-pemikiran dan perhitungan secara masak dan
bukan hasil khayalan sehingga dapat dibahas secara logis.
2) Lentur
Perencanaan harus bersifat lentur, artinya luwes, dimanapun dan
dalam keadaan bagaimanapun perencaaan itu dapat cocok, dapat
mengikuti dan dilaksanakan. Jadi, dapat diterapkan pada tempat, waktu
dan keadaan bagaimanapun juga.
3) Continue (terus menerus)
Perencanaan harus bersifat continue atau terus menerus. Ini berarti
bahwa perencanaan harus terus menerus dibuat dan bukan dibuat sekali
saja seumur hidup atau untuk selama-lamanya.19
b. Pengorganisasian (Organizing)
Apabila tahap perencanaan telah dilaksanakan, maka langkah
selanjutnya adalah pengorganisasian. Dalam pengorganisasian ditentukan
tenaga-tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana yang telah
disusun. Setelah menentukan tenaga yang dibutuhkan, kita harus
mengorganisasikannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Jadi,
mengorganisasikan berarti melengkapi program yang telah disusun dengan
susunan organisasi pelaksanaannya sehingga bisa dicapai hasil yang
maksimal.20
19
Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital (Tangerang: Afifa Pustaka, 2007), h. 41 20
Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital (Tangerang: Afifa Pustaka, 2007), 43-44
31
Perpustakaan adalah organisasi, berupa lembaga atau unit kerja yang
bertugas menghimpun koleksi pustaka dan menyediakannya bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan. Organisasi dapat didefinisikansebagai
kelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk
merealisasikan tujuan bersama.
Berdasarkan definisi tadi, jelaslah bahwa dalam suatu organisasi
minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan. Ketiga elemen
organisasi tersebut:
1) Sekelompok orang asing
Adanya sekelompok orang yang menggabungkan diri dengan suatu
ikatan norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang telah
dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya
dengan penuh tanggung jawab.
2) Interaksi dan kerjasama
Sekelompok tersebut saling mengadakan hubungan timbal balik,
saling memberi dan menerima, dan juga saling bekerjasama untuk
melahirkan dan merealisasikan maksud (purpose), sasaran (objective),
dan tujuan (goal).
3) Tujuan bersama
Sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerjasama
tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu, yaitu tujuan bersama dan
ingin direalisasikan.21
Dalam mengorganisasikan suatu perpustakaan, kepala perpustakaan
harus mengetahui dengan baik kemampuan masing-masing staf
perpustakaan sehingga dapat menempatkan mereka pada posisi/tugas yang
sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Kepala perpustakaan juga
harus mengetahui tugas apa yang sedang dikerjakan oleh para staf agar tidak
terjadi pembebanan tugas yang berlebihan kepada staf.
21
H.B. Siawanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 73-74
32
Kemudian kegiatan-kegiatan kerja yang erat hubungannya satu sama
lain dikumpulkan dalam satu kelompok, maka terdapat tiga kelompok
kegiatan, yaitu:
1) Kelompok pelayanan teknis
Terdiri atas semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan bahan
pustaka, meliputi pengadaan, pengolahan, dan pelestarian bahan pustaka.
2) Kelompok pelayanan pemustaka
Terdiri atas semua kegiatan kerja yang behubungan dengan jasa
layanan, meliputi layanan peminjaman, layanan referensi, dan layanan
informasi/penelusuran.
3) Kelompok administrasi
Terdiri atas semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan
administrasi di luar bidang kepustakawanan.22
Winardi mengemukakan pandangan bahwa ada lima (5) macam
langkah pokok proses pengorganisasian, yaitu:
1) Melaksanakan refleksi atau cerminan tentang rencana dan sasaran.
2) Menetapkan tugas-tugas pokok.
3) Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian.
4) Mengalokasikan atau memberikan sumber dan petunjuk-petunjuk
untuk tugas bagian tersebut.
5) Mengevaluasi hasil-hasil dan strategi pengorganisasian yang
diimplementasi atau yang dilaksanakan.23
c. Staffing
Staffing atau pengisian jabatan didefinisikan sebagai cara
mengindentifikasi kebutuhan tenaga kerja dengan cara mendaftar tenaga
22
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius,
1992) h. 61 23
J. Winardi, Teori dan Pengorganisasian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h.
24.
33
kerja yang ada, merekrut, memilih, menempatkan, promosi, menilai,
memberi imbalan dan melatih orang yang diperlukan. Dari daftar kegiatan
staffing ini jelas bahwa staffing atau pengisian jabatan merupakan tugas
yang tidak ringan bagi para manajer/kepala. Fungsi staffing ini juga sangat
erat dengan fungsi pengorganisasian.24
Tujuan program staffing adalah menempatkan staf yang tepat dalam
jumlah yang cukup, yang masing-masing mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan perpustakaan. Dengan
produktivitas staf yang tinggi secara tidak langsung akan menghemat
anggaran, karena dengan produktivitas yang tinggi akan memberikan hasil
yang maksimal pula. Sehingga anggaran yang dikeluarkan untuk staf dapat
dikembalikan oleh para staf dengan hasil yang memuaskan pimpinannya.
Sebaliknya, ketidak pastian ataupun kesalahan dalam pemilihan tenaga kerja
dapat mengakibatkan kekecewaan pemberi kerja atau institusi.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan produktif diperlukan
serangkaian kegiatan ,mulai dari perencanaan tenaga kerja, perekrutan,
seleksi, orientasi, pemindahan atau mutasi, latihan dan pengembangan, serta
penilaian prestasi. Kegiatan tersebut secara umum disebut staffing atau
pengisian jabatan.25
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pengisian jabatan
di perpustakaan, yaitu:
24
Soekarman, DKK, Standar Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2000), h.3. 25
Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1995), n.78.
34
1) Penyusunan keterangan ketenagaan (SDM/Sumber Daya Manusia)
Kebutuhan sumber daya manusia selalu berubah seiring dengan
perubahan jumlah pemustaka. Perpustakaan yang baik biasanya
mempunyai rencana ketenagaan/sumber daya manusia.
2) Rekrutmen
Rekrutmen dimaksudkan untuk menyediakan calon karyawan
dalam jumlah yang cukup besar sehingga perpustakaan dapat mnyeleksi
calon pegawai yng memenuhi syarat dan sesuai dengan kebutuhan.
3) Seleksi penempatan
Seleksi didefinisikan sebagai aktivitas untuk menguji calon
pegawai/pelamar.
4) Induksi atau orientasi
Bertujuan memberi tahu informasi dan situasi kerja bagi pegawai
baru, diadakan untuk mengurangi rasa gelisah bagi pegawai baru.
5) Pemindahan staf
Salah satu cara yang dilakukan untuk menghindari kejenuhan staf.
Pemindahan staf ada tiga macam, yaitu:
a) Mutasi dan rotasi
Mutasi dan rotasi kerja adalah memindahkan karyawan dari
jabatan yang satu ke jabatan yang lain dalam satu tingkatan
organisasi secara horizontal tanpa adanya peningkatan tanggung
jawab, kekuasaaan maupun hhak-hak dan kewajiban lainnya.
35
b) Promosi
Promosi adalah memberi kekuasaan dan tanggung jawab yang
lebih besar kepada pegawai bila dibandingkan dengan kekuasaan dan
tanggung jawab sebelumnya. Promosi adalah kenaikan
jabatan/pangkat dari jabatan yang lebih rendah ke jabatan lebih
tinggi.
c) Demosi
Demosi adalah menurunkan pangkat dan jabatan seseorang
pegawai atau memberi kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih
kecil dibandingkan dengan kekuasaan dan tanggung jawab
sebelumnya. Demosi merupakan kebalikan dari promosi
d) Latihan dan pengembangan staf
Setiap pegawai/pustakawan harus diberikan kesempatan untuk
mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan karena
perkembangan yang terus terjadi di luar lingkungan kerjanya.26
Tujuan pembinaan staf perpustakaan adalah:
1) Meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan sikap staf
perpustakaan.
2) Mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi pelayanan
perpustakaan.
3) Memperbaiki kinerja (performance) staf sejalan dengan peran
perpustakaan.27
Untuk pembinaan staf terdapat banyak kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a) Mengikuti pelatihan-pelatihan
26
Ibid, h. 78-79. 27
Sulistia dkk, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h.
5-7
36
Pelatihan bisa diberikan kepada perseorangan maupun
kelompok. Pelatihan bisa dilkukan dengan cara konsultasi, ceramah,
tugas magang, diskusi, latihan kerja, dan lain-lain.
b) Berpartisipasi dalam kegiatan formal
Mengikuti kegiatan profesional seperti seminar, lokakarya,
konferensi, dan lain-lain sangat penting untuk pembinaan staf, karena
pada pertemuan-pertemuan semacam ini banyak hal yang bisa
dibicarakan antara sesam perpustakaan.
c) Membaca
Staf perpustakaan harus banyak membaca dan luas bacaannya.
d. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan (actuating) dilaksanakan setelah adanya perencanaan dan
pengorganisasian. Fungsi ini merupakan penggabungan dari berapa fungsi
manajemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yang
meliputi kepemimpinan (leadership), pengarahan, komunikasi, pemberian
motivasi, dan penyediaan fasilitas. Penggerakan merupakan fungsi
manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan
anggota organisasi agar dapat bekerja demi meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja.
Pengarahan bersifat kompleks karena menyangkut manusia dan
berbagai tingkah laku manusia-manusia itu sendiri. Manusia sebagai
individu unik dan berbeda karena memiliki sifat, karakter, emosi, norma,
dan nilai sosial yang berbeda-beda. Ada 3 aspek penting dalam pengarahan
menurut Stueart dan Moran yaitu motivasi, kepemimpinan, dan komunikasi.
37
Agar pengarahan efektif, pemimpin harus mengetahui gaya
kepemimpinan apa yang dapat memotivasi anggotanya dan mereka harus
mengetahui gaya kepemimpinan yang paling baik untuk digunakan didalam
organisasinya. Kepemimpinan dalam manajemen terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
1) Kepemimpinan organisasi, bertujuan untuk menegakkan ketertiban
dan disiplin dalam organisasi.
2) Kepemimpinan pribadi, yang bersifat pendekatan kemanusiaan
dalam menghadapi bawahan. Tujuannya adalah menciptakan
kepercayaan bawahan terhadap atasan sehingga ada dukungan dari
pegawai kepada pemimpin.
3) Kepemimpinan tim kerja kolektif, yaitu kepemimpinan yang
merupakan perpaduan keduanya. Tunjuannya menegakkan kerja
sama atas dasar kesederajatan terhadap posisi dan tugas dengan
prinsip integritas. Kerja sama menjaga keutuhan secara menyeluruh
dan prinsip disiplin kerja agar semua anggota kelompok menjaga
mutu pekerjaan.28
Dan ketiga gaya kepemimpinan dalam manajemen seperti diatas
setidaknya pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan seperti
yang sudah dijelaskan. Dalam memberikan pengarahan dan motivasi
kepada suatu organisasi, yaitu dengan menerapkan gaya kepemimpinan
organisasi, bertujuan untuk menegakkan ketertiban dan disiplin dalam
organisasi. Kedua gaya kepemimpinan personal yang bersifat
pendekatan terhadap bawahan. Ketiga kepemimpinan yang merupakan
perpaduan keduanya, tujuannya menegakkan kerjasama atas dasar
kesederajatan terhadap posisi dan tugas. Demi tercapainya suatu tujuan
yang sudah direncanakan.
Komunikasi sangat menentukan proses manajemen. Hal ini sangat
wajar dan logis sebab manajemen hanya dapat berjalan melalui pikiran
28 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, h. 145-146.
38
dan kegiatan orang-orang didalam suatu organisasi. Untuk menjalin
hubungan antara pemimpin dan SDM didalam suatu organisasi harus ada
bentuk-bentuk komunikasi yang efektif guna menciptakan hubungan
kerjasama yang baik. Komunikasi mencakup seluruh aspek manajemen
sehingga komunikasi merupakan salah satu inti kepemimpinan.
Kemajuan suatu perpustakaan adalah hasil usaha bersama melalui
komunikasi. Tanpa komunikasi semua aktivitas organisasi akan kaku
dan perpustakaan tidak akan berjalan dengan optimal. Untuk itu
komunikasi memiliki beberapa sifat, yang dikemukakan oleh Sutarno
yaitu:
a) Top down atau vertikal kebawah anatara pemimpin kepada staf
yang berupa perintah, komando, intruksi, kebijakan, penjelasan,
dan informasi.
b) Bottom up atau vertikal keatas antara staf dengan pemimpin
misalnya laporan, informasi laporan, informasi, saran, masukan
atau usulan.
c) Horizontal antara sesama pemimpin atau antara sesama staf.
d) Cross communication lintas komunikasi antara staf dan pimpinan
dengan staf atau pemimpin yang lain yang bersifat silang.
Kesimpulan dari beberapa sifat yang dikemukakan oleh
Sutarno diatas bahwa dalam memberikan pengarahan dan motivasi
diperlukan komunikasi antara pemimpinan dan staf. Agar terjalin
kerjasama satu sama lain demi tercapainya suatu tujuan yang ingin
dicapai dalam organisasi.
39
Karena pemberian motivasi dan pengarahan dapat
mempengaruhi kinerja pegawai dan keefektifitasan organisasi.
Pemimpin memotivasi dengan menyediakan lingkungan kerja yang
mendukung pegawai untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan
organisasi. Untuk itu, motivasi bagi seseorang merupakan modal
utama untuk berprestasi karena akan memberikan dorongan bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu.
e. Anggaran (Budgeting)
Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran
(budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara
kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu
tertentu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan suatu lembaga.
Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk
merealisasikan rencana yang telah disusun. Ini melibatkan pimpinan tiap-
tiap unit organisasi. Pada dasarnya, penyusunan anggaran merupakan
negosiasi atau perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan
pimpinan di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu
penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi merupakan suatu pernyataan
tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber
dana.
Anggaran adalah sumber utama untuk menjalankan suatu
perpustakaan, karena tanpa adanya anggaran perpustakaan tidak mungkin
40
dapat berjalan dengan baik. Setiap perpustakaan harus membuat rencana
anggaran dan mengajukannya kepada lembaga induknya. Oleh semua itu
semua pustakawan harus ikut serta dalam merencanakan anggaran yang
diperlukan untuk mengoperasikan perpustakaan, paling tidak untuk
keperluan satu tahun.29
Selama penentuan anggaran, berbagai kebutuhan dan sumber
perpustakaan dapat ditinjau dan dinilai. Kepala perpustakaan harus menguji
kebutuhan perpustakaan atas dasar kontinuitas, artinya tidak terpaku pada
kegiatan per tahun. Kepala perpustakaan harus mampu membimbing,
mengarahkan, dan ikut serta dalam menentukan anggaran.
Unsur-unsur yang memerlukan anggaran antara lain:
1) Pegawai
a) Anggaran untuk membayar gaji.
b) Anggaran untuk membayar honarium.
c) Anggaran untuk membayar upah.
2) Gedung
a) Anggaran pemeliharaan gedung.
b) Anggaran untuk membayar langanan listrik dan air.
c) Anggaran untuk memelihara kebersihan .
d) Anggaran untuk pemasangan perabot dan peralatan.
3) Pengadaan barang
a) Anggaran untuk pengadaan buku, majalah, dan non-buku.
b) Anggaran untuk penjilidan dan percetakan.
c) Anggaran untuk pembelian alat tulis.
d) Anggaran untuk pos dan telepon.
4) Keperluan lain-lain
a) Anggaran untuk mengadakan perjalanan.
b) Anggaran untuk mengikuti konferensi.
29
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius,
1992), h. 62-63
41
c) Anggaran untuk ansuransi.30
f. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (Controlling) yaitu proses proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, dan
diimplementasikan bisa bejalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan yang dihadapi.31
Pengawasan dapat dilaksanakan pada proses perencanaan,
pengorganisasian, personalia, pengarahan dan penganggaran. Pengawasan
dimulai sejak proses perencanaan sampai dengan tahap akhir kegiatan dan
pencapaian tujuan. Pada pokoknya pengawasan adalah kegiatan yang
membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma, standar, atau rencana-rencana yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Fungsi Pengawasan pada dasarnya merupakan proses yang dilakukan
untuk memastikan agar apa yang telah direncanakan berjalan sebagaimana
mestinya. Pengawasan berfungsi untuk:
1) Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap staf yang diserahi
tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Mendidik para staf agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan.
30
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1991), h.
194. 31
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saleh, Pengantar Manajemen (Jakarta: Kencana,
2009), h. 8
42
3) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan,
kelalaian, dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak
diinginkan.
4) Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan
pekerjaan tidak mengalami hambatan dan menghindari
pemborosan.32
Pengawasan seringkali diartikan negatif yaitu mencari kesalahan staf
perpustakaan. Padahal yang dimaksudkan adalah menemukan hambatan
yang terjadi sehingga dapat diatasi.
Agar pengawasan berhasil baik, ada beberapa prinsip dasar yang harus
diterapkan, yaitu:
1) Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi
kesulitan dan bukan mencari kesalahan. Kepala perpustakaan harus
memfokuskan perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang
dihadapi oleh staf perpustakaan dan tidak semata-mata mencari
kesalahan. Jika terpaksa menunjukkan kekeliruan yang bersangkutan
secara sendiri bukan dihadapan orang banyak.
2) Bantuan dan bimbingan diberikan tidak secara langsung. Diupayakan
agar yang bersangkutan merasa mampu mengatasi sendiri, sedangkan
kepala perpustakaan hanya membantu. Hal ini sangat penting untuk
menimbulkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan
motivasi kerja.
32
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi Manajemen (Bandung: Remaja
Rosdakarya), h. 62.
43
3) Pengawasan yang dilakukan secara periodik. Artinya tidak
menunggu sampai terjadinya hambatan. Jika tidak ada hambatan,
kehadiran kepala perpustakaan akan menumbuhkan dukungan moral
bagi SDM perpustakaan atau staf lain yang sedang mengerjakan
tugas.
4) Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan. Suasana
kemitraan akan memudahkan SDM perpustakaan dan staf lainnya
menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga dapat segera
dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga menimbulkan
hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang
kompak.33
Macam-macam pengawasan, yaitu:
1) Pengawasan dari dalam organisasi (internal control)
Pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasan yang
dibentuk dalam organisasi itu sendiri.
2) Pengawasan dari luar organisasi (external control)
Pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasan dari luar
organisasi itu.
3) Pengawasan preventif
Pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan, yakni
pengawasan yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat rencana.
Misalnya dengan membuat peraturan-peraturan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan, sehingga dapat menghindari penyimpangan dalam
33
Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital (Tangerang: Afifa Pustaka, 2007), h. 47
44
kegiatan yang dilakukan. Biasanya pengawasan preventif ini dilakukan
oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan
dilakukan akan terdeteksi lebih awal.
4) Pengawasan represif
Pengawasan dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan.
Maksud diadakannya pengawasan represif ialah untuk menjamin
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.34
Metode pengawasan terdiri atas:
1) Pengawasan langsung
Apabila aparat pengawasan/pimpinan oraganisasi melakukan
pemeriksaaan langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
2) Pengawasan tidak langsung
Apabila aparat pengawasan/pimpinan organisasi melakukan
pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan hanya melalui laporan-laporan yang
masuk padanya.
3) Pengawasan formal
Pengawasan yang dilakukan secara formal oleh unit/aparat
pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan organisasinya atau
atasan dari pimpinan organisasi itu. Dalam pengawasan ini telah
ditentukan prosedur, hubungan, dan tata kerjanya.
34
Simbolan, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004),
h.62-65.
45
4) Pengawasan informal
Pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang
telah ditentukan. Pengawasan informal biasanya dilakukan oleh pejabat
pimpinan dengan melalui kunjungan yang tidak resmi (pribadi)
5) Pengawasan administratif
Pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian, dan
material.
6) Pengawasan teknis
Pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya
pemeriksaaan terhadap pengembangan gedung. Pemeriksaaan ini
meliputi jenis kuantitatif (jumlah) dan kualitatif (mutu) dan biaya yang
diperlukan.35
3. Kegiatan Layanan Teknis di Perpustakaan Umum
Di perpustakaan, layanan teknis merupakan layanan yang berada dibalik
layar. Artinya, layanan yang bertugas mempersiapkan bahan pustaka sedemikian
rupa sehingga siap untuk disajikan atau dilayankan di bagian layanan
pemustaka. Kelompok besar layanan teknis ini mencakup: pengadaan dan
pengolahan bahan pustaka.36
a. Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan sebagai salah satu rangkaian dari kegiatan pengembangan
koleksi. Tujuan akhir dari semua proses yang berkaitan dengan kebijakan
pengembangan koleksi adalah pengadaaan bahan pustaka itu sendiri.
35
Ibid, h. 65-69. 36
Sulistia dkk, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h.
32
46
Menurut istilah, pengadaan bahan pustaka adalah proses
penghimpunan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu
perpustakaan. Bahan pustaka yang diadakan oleh suatu perpustakaan
hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan yang
mutaakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani.37
Menurut Sutarno NS, pengadaan bahan pustaka di perpustakaan
merupakan langkah awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-
sumber informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka.38
Hal-hal yang harus ditetapkan berkaitan dengan pengadaan bahan
pustaka, yakni: 39
1) Menyusun rencana operasional pengadaan bahan pustaka, meliputi:
perumusan kebijakan tentang koleksi, mencakup pedoman,
peraturan, penekanan, penyediaan anggaran, menghimpun alat
seleksi bahan pustaka, seperti: katalog penerbit, bibliografi, bulletin,
abstrak, brosur penerbitan baru, dan lainnya.
2) Survei minat pembaca.
3) Survei bahan pustaka.
4) Membuat dan menyusun desiderata.
5) Menyeleksi bahan pustaka.
Ada beberapa cara dalam pengadaaan koleksi bahan pustaka,
diantaranya:
1) Pembelian baik langsung maupun melalui pihak ketiga.
37
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius,
1992), h. 71 38
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Samitra
Media Utama, 2004), h. 146 39
Ibid, h.147-149
47
2) Melakukan tukar menukar.
3) Mendapatkan bantuan/sumbangan.
4) Mengadakan seperti membuat fotokopi, membuat duplikasi, membuat CD,
dan lain sebagainya.
5) Menertbitkan, termasuk di dalamnya membuat kliping Koran.40
Beberapa aspek penting dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka
perpustakaan adalah:
1) Pemilihan bahan pustaka, perlu tidaknya suatu bahan pustaka bagi
pembaca pada umumnya, pimpinan lembaga, dan pendapat
pustakawan sendiri.
2) Verifikasi bahan pustaka, mencocokkan data bibliografi memakai alat
verifikasi, apakah suatu bahan pustaka masih dijual di pasaran atau
tidak.
3) Pemesanan atau pembelian.
4) Kedatangan buku, mencocokkan dengan faktur.
5) Inventarisasi buku ke dalam buku induk.41
Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian awal dari suatu proses
menyajikan informasi kepada pemustaka perpustakaan. Dengan mengadakan
bahan pustaka, perpustakaan dapat memenuhi keinginan pemustaka
perpustakaan akan sebuah informasi.42
b. Pengolahan Bahan Pustaka
Pengolahan bahan pustaka di perpustakaan adalah proses lanjutan dari
pengadaan bahan pustaka. Setelah bahan pustaka diadakan, perpustakaan
kemuadian mempersiapkan bahan pustakaagar dapat disajikan dan kemudian
digunakan oleh pemustaka perpustakaan.
40
Ibid, h. 149-150 41
Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), h. 3 42
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Samitra
Media Utama, 2004), h. 146
48
Pengolahan (processing) adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi
diterima di perpustakaan sampai penempatan di rak atau di tempat tertentu
yang telah disediakan. Untuk kemudian siap dipakai oleh pemustaka.43
Bahan pustaka perlu diolah sebelum disediakan bagi pemustaka,
berikut adalah pengolahan bahan pustaka yang tercetak: 44
1) Menyusun rencana operasional pengolahan bahan pustaka, meliputi:
menentukan sistem klasifikasi dan katalogisasi yang akan dipakai,
menentukan kebijakan otomasi dan penggunaan komputer dalam
mengolah, menyimpan dan menggunakan koleksi, merancang kartu-
kartu, slip buku dan formulir yang diperlukan.
2) Registrasi bahan pustaka: kegiatan mencatat bahan pustaka pada
buku induk dan sejenisnya atau secara elektronik ke pangkalan data
komputer.
3) Pengecapan atau stempel perpustakaan pada halaman tertentu,
biasanya dibubuhkan di bagian depan, di bagian tengah dan di bagian
belakang buku.
4) Klasifikasi, yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-
benda yang sama di suatu tempat. Selanjutnya, mengklasifikasi
adalah kegiatan menganalisis bahan pustaka dan menentukan notasi
yang mewakili subjek bahan pustaka dengan menggunakan system
klasifikasi tertentu.
43
Ibid, h. 151 44
Ibid, h. 151-158
49
5) Katalogisasi, merupakan proses mengkatalog koleksi bahan pustaka
di perpustakaan, seperti: buku, majalah, Koran, kliping, brosur dan
laporan.
6) Pembuatan kelengkapan bahan pustaka: kegaiatan menyiapkan dan
membuat kelengkapan pustaka agar pustaka itu siap dipakai, mudah
dipergunakan, dan untuk memelihara agar koleksi tetap dalam
kondisi baik. Kegiatan itu meliputi: pembuatan label buku, kartu
buku dan katalog buku, slip buku atau slip tanggal kembali, sampul,
untuk menjaga agar buku (koleksi) tetap berrsih dan tidak mudah
rusak.
7) Penyusunan koleksi (buku) di rak.
8) Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka.
Pengolahan bahan pustaka merupakan suatu proses mempersiapkan
bahan pustaka agar dapat disajikan bagi kepentingan pemustaka
perpustakaan, yang dimulai sejak bahan pustaka itu tiba di perpustakaan.
Setelah bahan pustaka itu tiba di perpustakaan, bahan pustaka kemudian
diolah dengan memperhatikan hal-hal yang ditentukan oleh perpustakaan
seperti, registrasi bahan pustaka, sistem klasifikasi yang digunakan untuk
mengklasifikasi bahan pustaka dan mengkatalogisasi bahan pustaka tersebut.
Setelah semua tahap dilalui, bahan pustaka kemudian disusun di rak yang
kemudian dapat langsung digunakan oleh pemustaka perpustakaan.
50
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan judul Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan, oleh Naoki, mahasiswa jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Jakarta pada tahun 2010.
Penelitian tersebut membahas mengenal ruang lingkup manajemen
perpustakaan seperti staf, koleksi, fasilitas, dan teknologi informasi dan
komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode
kualitatif deskriptif. Data-data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan
observasi, kemuidian yang menjadi sampel penelitian adalah para tenaga
perpustakaan. Yang menjadi responden penelitian adalah satu orang kepala
perpustakaan dan dua orang staf perpustakaan MAN 4. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui manajemen perpustakaan MAN. Dari penelitian tersebut
diketahui bahwa kegiatan manajemen di perpustakaan MAN 4 berdasarkan lima
fungsi dalam teori manajemen yaitu planning, organizing, staffing, leading dan
controlling belum berjalan dengan maksimal.
1. Perbedaan Terhadap Penelitian Sebelumnya
Perbedaan yang dilakukan oleh Naoki meneliti perpustakaan
madrasah/sekolah, sedangkan penelitian yang penulis teliti dilakukan di
perpustakaan umum. Dalam penelitiannya, Naoki melihat penerapan fungsi-
fungsi manajemen dari segi staf, koleksi, fasilitas, teknologi informasi dan
komunikasi. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan akan melihat penerapan
fungsi-fungsi manajemen dari kegiatan layanan teknis (pengadaan dan
pengolahan) yang dilakukan oleh perpustakaan.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala
atau fenomena.1 Mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya
yang terjadi di Perpustakaan dan Arsip kota Administrasi Jakarta Barat. Penelitian
deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
dihadapi pada situasi sekarang dengan tujuan utama membuat gambaran tentang
suatu keadaan secara objektif.2
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu
pendekatan yang memungkinkan penulis untuk memahami suatu gejala dengan
lebih mendalam dan lebih terperinci tanpa hambatan oleh batasan-batasan variabel
yang mampu mempengaruhi kedalaman dan kerincian informasi yang diperoleh
dari subjek.
B. Sumber Data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung, tanpa perantara,
dari sumbernya.3 Untuk mendapatkan data primer penulis melakukan
wawancara secara langsung dengan pihak pengelola perpustakaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat.
1Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah,Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Apilkasi , ed.1-7, (Jakarta: Rajawali Press,2012), h. 42 2 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian,( Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60
3 Yamin Martinis, Metodelogi Penelitian pendidikan dan sosial: Kuantitaif dan Kualitatif
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hal. 17.
52
2. Data Sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya.4 Penulis mendapatkan sumber dari study kepustakaan yang
menunjang penelitian ini seperti buku, jurnal dan dokumen-dokumen lain.
C. Informan
Dalam penelitian ini penulis langsung mencari informasi dengan
mewancarai ibu F dan ibu S selaku pihak pengurus Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat.
Pemilihan informan dalam penelitian ini adalah mereka yang dianggap
paham dan mengetahui tentang kajian yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan purposive sampling yaitu peneliti memilih orang-orang yang betul-
betul memiliki kriteria sebagai sampel penelitian yang penulis teliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Riset Kepustakaan (Library Research)
Dalam penelitian riset kepustakaan ini dengan mempergunakan dan
mempelajari buku-buku, literatur-literatur,artikel-artikel bermaksud untuk
mendapatkan gambaran tentang topik yang akan dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara:
4 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta : STIA-LAN, 2002), h. 87
53
a. Observasi, yaitu penulis mengamati secara langsung terhadap fenomena
yang diteliti.
b. Wawancara, yakni tanya jawab langsung dengan sumber-sumber yang
terkait dengan topik yang diteliti.
c. Dokumentasi, yaitu yang dilakukan untuk mencari data yang berupa
catatan, brosur, agenda dan sebagainya.
E. Teknik analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis data
kualitatif mengikuti konsep Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono
dalam bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”. Aktivitas dalam analisa data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada
setiap tahapan penelitian.5 Proses analisis data dilakukan dalam tiga tahap:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh penulis dari lapangan melalui observasi, wawancara
direkam dan dokumentasi yang jumlahnya cukup banyak. Penulis tulis dengan
rinci, kemudian perangkuman, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan
pada hal-hal yang yang berkaitan dengan penulis teliti. Dengan demikian data
yang telah direduksi dapat memberikan gambaran tentang bagaimana tingkat
Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen pada Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat.
2. Penyajian Data
Dalam penyajian data, penulis melakukan dalam bentuk tabulasi atau
tabel-tabel
5 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 37.
54
3. Penarikan Kesimpulan
Data-data yang telah diterangkan dan dijabarkan dalam bentuk narasi
kemudian penulis gunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan sejak awal.
55
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang dan Riwayat Singkat Perpustakaan Umum Jakarta
Barat
Perpustakaan umum kotamadya merupakan merupakan bagian dari
Perpustakaan Umum Pemerintah DKI Jakarta. Salah satu perpustakaan umum
milik Pemerintah Umum DKI Jakarta adalah Perpustakaan Umum Kota
Administrasi Jakarta Barat. Perpustakaan umum Jakarta Barat dibangun pada
tahun 1984 dan baru dimanfaatkan pada tahun 1985. Sejak berdirinya sampai
sekarang, Perpustakaan Umum Jakarta Barat telah mengalami kemajuan dalam
mendukung kegiatan formal dan informal.
Tujuan berdirinya Perpustakaan Umum Jakarta Barat adalah sebagai pusat
pembelajaran bagi masyarakat dengan sasarannya yaitu meningkatkan mutu
sumber daya masyarakat Jakarta dan sekitarnya pada umumnya dan masyarakat
Jakarta Barat khususnya.
Perpustakaan Umum Jakarta Barat yang dikepalai pertama kali oleh H.
Abdul Walid M, SH, memberikan layanan dan ruang baca. Seiring dengan
berjalannya waktu perpustakaan yang dikepalai oleh Basuki E. Yunanto sekarang
ini telah berkembang dengan kegiatan yang baru seperti bimbingan pengelolaan
perpustakaan, program-program yang meningkatkan masyarakat seperti program
konsolidasi, sosialisasi perpustakaan, pameran, promosi perpustakaan dan
sebagainya.
56
1. Fungsi dan Tugas Pokok
Keberadaan Perpustakaan Umum Jakarta Barat berfungsi untuk mengelola
dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan masyarakat setempat. Fungsi
terus berkembang menjadi sarana pendidikan non formal bagi masyarakat yang
kurang beruntung dalam memperoleh pendidikan formalnya sehingga
perpustakaan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah, maka Perpustakaan Umum
Jakarta Barat berfungsi sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan melaksanakan rencana kerja.
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA kantor.
c. Pemasyarakatan perpustakaan.
d. Pembinaan teknis urusan perpustakaan dan kearsipan di wilayah Jakarta
Barat.
e. Pelaksanaan layanan perpustakaan dan kearsipan di kota Administrasi
Jakarta Barat.
f. Pelaksanaan pengadaan bahan perpustakaan Kelurahan dan masyarakat.
g. Penyeleksian dan pelaksanaan deposit perpustakaan.
h. Pelaksanaan pelestarian, perawatan, serta penyimpangan bahan pustaka.
i. Pelaksanaan asistensi dalam rangka penilaian, pemindahan dan
penyusutan arsip.
j. Pelaksanaan pengolahan bahan pustaka.
k. Pengolahan kepegawaian, keuangan dan barang.
l. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan keruamahtanggaan.
m. Pelaksanaan informasi perpustakaan dan kearsipan.
57
n. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, perawatan
sarana prasarana kerja.
o. Penyiapan bahan laporan badan yang terkait dengan tugas dan fungsi.
p. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Perpustakaan Umum Jakarta Barat juga mempunyai tugas pokok, sesuai
dengan Keputusan Gubernur Privinsi Daerah No. 109 Tahun 2001 yaitu:
“Perputakaan Umum Kota Adiministrasi Jakarta Barat mempunyai tugas
melayani masyarakat umum dan kedinasan dalam bidan perpustakaan dan
informasi, pengembangan terhadap perpustakaan sekolah, kelurahan dan
kedinasan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat.”
2. Visi dan Misi
Perpustakaan umum mempunyai visi dan misi yaitu memajukan bangsa
dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan membangun
budaya baca melalui perpustakaan. Visi Perpustakaan Umum Jakarta Barat
adalah “Terwujudnya pelayanan prima dalam bidang perpustakaan dan arsip.”
Sedangkan misi Perpustakaan Umum Jakarta Barat adalah:
a. Mewujudkan tata kelola penyelenggaraan perpustakaan dan arsip yang
baik dengan menerapkan kaidah “Good Govarmance”.
b. Mengembangkan sarana dan prasarana perpustakaan dan arsip yang
bertaraf nasional dan internasioanal.
58
3. Struktur Organisasi
Organisasi Perpustakaan Umum Jakarta Barat, sebagaimana ditentukan
dalam Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 berada di bawah komando lini atau
vertical Kepala Perpustakaan Umum DKI Jakarta. Struktur Organisasi Kantor
Perpustakaan Umum Kota Administrasi Jakarta Barat:
a. Kepala Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya.
b. Sub Bagian Tata Usaha.
c. Sub Bidang Pelayanan.
d. Sub Bidang Pengembangan Koleksi.
e. Sub Bidang Pembinaan
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat:
a. Kepala Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Kantor
Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat bertanggung jawab secara
teknis administratif kepada Kepala Kantor Perpumda Provinsi DKI Jakarta
dan secara teknis operasional kepada Walikotamadya Jakarta Barat.
b. Sub bagian Tata Usaha, mempunyai tugas:
1) Melaksanakan surat menyurat kearsipan.
2) Melaksanakan urusan perlengkapan dan rumah tangga.
3) Melaksanakan urusan kepegawaian.
4) Melaksanakan urusan keuangan.
5) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi
59
c. Sub bidang Pelayanan, mempunyai tugas:
1) Mencatat anggota dan pengunjung perpustakaan.
2) Melaksanakan layanan bahan pustaka dan informasi.
3) Melaksanakan layanan audio visual.
4) Melaksanakan jaringan informasi.
5) Melaksanakan pemasyarakatan perpustakaan
d. Sub bagian Pengembangan Koleksi, mempunyai tugas:
1) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengolahan
kearsipan.
2) Menyiapkan bahan laporan Bidang Pengembangan Koleksi terkait
dengan tugas sub bidang Pengolahan.
3) Menerima, mengolah dan menyerahkan bahan perpustakaan.
4) Mengoordinasikan penyusunan laporan (kinerja, kegiatan dan
akuntabilitas) Bidang Pengembangan Koleksi.
5) Membantu pengadministrasian surat masuk Kantor Perpustakaan dan
Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat.
6) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi penerapan pengolahan
bahan perpustakaan pelaksanaan penganggaran dan/atau
penyelamatan bahan perpustakaan langka, arsip masyarakat yang
bernilai guna sejarah bagi daerah dan bangsa.
e. Sub bidang Pembinaan, mempunyai tugas:
1) Melakukan pengetikan naskah dinas yang berhungan dengan subdid
pembinaan.
60
2) Membantu melaksanakan kegiatan yang ada pada Dokumen
Pelaksanaan Anggaran.
3) Melakukan Pembinaan Pengelolaan ke sekolah-sekolah.
4) Melakukan pembinaan Perpustakaan Kelurahan.
5) Mendata dan memonitoring keberadaan perpustakaan kelurahan di
lingkukan Kota Administrasi Jakarta Barat.
6) Mendata dan memonitoring keberadaan Taman Bacaan Masyarakat
di lingkukan Kota Administrasi Jakarta Barat.
7) Membantu pendistribusian teknis yang diminta oleh perpustakan
kelurahan dan Taman Baca Masyarakat
Adapun struktur organisasi Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Barat dapat dilihat pada bagan berikut:
61
Bagan 1
Struktur Organisasi Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat
Kepala kantor
(Basuki E. Yunanto)
Kasubbag Tata Usaha
(Sukiman)
1. Suryati
2. Hamdan
3. Diki Lukman Hakim
4. Ahmad Sofian
5. Sugiarto
6. Nasrullah
Kasubbid Pembinaan (Heru
Septianto)
1. M. Rohid
2. Ridwan
Pengembangan
Koleksi (Tirta
Riyana)
1. Prio Pintadi
2. Fenty Afriyani
3. Muharromi
Kasubbid Pelayanan
(Sertina Simamora)
1. Sintha Arasyi H.
2. Rusman Panjaitan
3. A. Dimyati
4. Sri Mulyati
5. Fatahurrahman
6. Imam Musada
7. Juaedin Rudi
8. Indra Sofyan
9. Imansyah
Kelompok Jabatan Fungsional
1. Maryati
2. Gustomi
62
4. Sumber Daya Manusia
Tenaga yang ada pada Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta
Barat saat ini berjumlah 27 orang. Dari 27 orang tenaga ini memiliki latar
belakang pendidikan yang bebeda-beda dan tenaga kerja di Perpustakaan Umum
Jakarta Barat hanya satu orang yang belatar belakang pendidikan perpustakaan.
Seluruh karyawan yang bertugas di Kantor Perpustakaan Umum Jakarta Barat
merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Rincaian tenaga kerja di Kantor
Perpustakaan Umum Jakarta Barat, sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut pendidikan:
Pendidikan Stara 2 (S2) : 2 orang
Pendidikan Stara 1 (S1) : 7 orang
Diploma 3 (D3) : 1 orang
Pendidikan SLTA/sederajat : 15 orang
Jumlah : 27 orang
b. Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut golongan:
Golongan IV : 2 orang
Golongan III : 9 orang
Golongan II : 15 orang
Golongan I : 1 orang
Jumlah : 27 orang
Berikut ini adalah jumlah sumber daya manusia di Perpustkaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat:
63
Tabel I Jumlah SDM Perpustakaan Umum Jakarta Barat
Pendidikan
golongan
PNS
SD SLTP SLTA D3 S1 S2 Jumlah
IV - - - - 1 1 7
III - - 2 - 6 1 9
II - 1 13 1 - - 15
I - 1 - - - - 1
Jumlah - 2 15 1 7 2 27
5. Koleksi
Koleksi Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat setiap
tahun secara bertahap diadakan penambahan koleksi bahan pustaka berupa
buku-buku fiksi dan non fiksi, majalah, Koran, kliping, terbitan pemerintah dan
sebagainya. Koleksi tersebut terbagi atas:
a. Koleksi Umum
Yang dimaksud koleksi umum disini yaitu koleksi buku-buku yang
dapat dipinjam keluar atau dibawa pulang oleh anggota Perpustakaan Umum
Jakarta Barat.
b. Koleksi Khusus
Koleksi ini meliputi:
1) Buku-buku seperti kamus, ensiklopedi dan sebagainya.
2) Peta, globe.
3) Majalah dan surat kabar.
4) Kliping
64
Berikut jumlah koleksi bahan pustaka Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat:
Tabel 2
Data Koleksi Bahan Pustaka Tahun 2014
GOL JUMLAH
JUDUL EKS
000 370 1.183
100 406 1.575
200 956 3.896
300 904 3.473
400 277 758
500 443 1.405
600 1.365 4.924
700 376 1.167
800 466 1.272
900 542 1.987
FIKSI 3.407 13.987
REFERENSI 1.245 3.168
JUMLAH 10.757 38.793
6. Gedung dan Ruang Perpustakaan
Letak gedung Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat ini
cukup strategis, karena berlokasi di jalan besar dan berdekatan dengan sekolah
dasar serta perumahan penduduk. Lokasi Kantor Perpustakaan Umum
Kotamadya Jakarta Barat adalah jalan Tanjung Duren Barat No.36 telepon (021)
5664662 Jakarta Barat berdekatan dengan perguruan tinggi (Universitas
65
Tarumanegara, Universitas Trisakti, Universitas Kristen Krida Dwipayana,
Universitas Bina Nusantara, dan Universitas Esa Unggul) dan pusat
pembelanjaan (Mall Taman Anggrek dan Mall Citraland). Gedung dibangun di
atas tanah seluas 2500 m², dengan luas bangunan 5000 m².
Gedung ini bertingkat 4 lantai yang terdiri dari lantai 1: ruang interaktif
anak, ruang baca anak, ruang registrasi, toilet, mushola, gudang dan dapur.
Lantai II: ruang baca umum remaja/dewasa, cafeteria, ruang internet, ruang
referensi, ruang seminar/rapat, ruang tunggu, dan 5 kios pendidikan. Lantai III:
ruang pengolahan bahan pustaka, ruang staf dan toilet. Lantai IV: ruang arsip
dan toilet.
Gedung kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat keadaanya
sudah bagus, pada tahun 2012 dilaksanakan renovasi dikarenakan gedung lama
kantor tersebut tidak layak bagi keselamatan kerja dan keselamatan pengunjung
dikarenakan banjir dan perubahan kontruksi gedung membuat bangunan miring
±30 cm diatas permukaan tanah.
7. Anggaran
Untuk melaksanakan kegiatan perpustakaan, memerlukan dana yang tidak
sedikit, apalagi jika ingin mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Secara
keseluruhan, dana yang diperlukan dalam Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
Jakarta Barat dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
DKI Jakarta, yang tercantum dalam Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)
Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat, baik dalam kegiatan
rutin maupun kegiatan pembangunan melalui proyek Perpustakaan Umum
Kotamadya Jakarta Barat.
66
Semua anggaran kegiatan operasional dari dua sumber dana itu, yang
dikelola langsung oleh Perpustakaan Umum Jakarta Barat hanya anggaran rutin
saja, anggaran pembangunan dikelola langsung oleh pusat (Perpumda DKI
Jakarta).
8. Kegiatan Perpustakaan
Kegiatan rutin perpustakaan secara umum terdiri atas bagian pokok yaitu
bagian pengadaan, pengolahan dan pelayanan. Ketiga bagian ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan perpustakaan. Dibawah ini
rincian dari kegiatan tersebut:
a. Pengadaan
Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu fungsi utama
perpustakaan dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan informasi bagi
pemakai perpustakaan dan merupakan awal dari kegiatan perpustakaan.
Dalam pengadaan koleksi, Perpustakaan Umum Jakarta Barat melakukan
beberapa macam cara pengadaan bahan pustaka. Secara umum ada tiga cara
yang dilakukan melaluui membeli, hadiah dan serahan hasil seminar,
konfrensi
1) Pengolahan
Pengolahan koleksi merupakan tahap selanjutnya setelah memilih
dan pengadaan bahan pustaka. Sebelum data-data bahan pustaka dicatat
dalam buku induk, terlebih dahulu ditentukan notasi kelas koleksi
dengan pedoman DDC Ringkasan edisi ke 14 (Dewey Decimal
Classification 14), sedangkan untuk pendeskripsian bukunya
menggunakan AACR2.
67
2) Pelayanan
Pelayan Perpustakaan Umum Jakarta Barat menganut sistem
terbuka, artinya perpustakaan membolehkan pemustaka memilih secara
langsung buku yang diinginkan di rak. Jenis layanan perpustakaan yang
dilaksanakan oleh Perpustakaan Umum Jakarta Barat adalah:
a) Layanan sirkulasi remaja/dewasa.
b) Layanan sirkulasi anak-anak.
c) Layanan referensi.
d) Layanan internet.
e) Layanan audio visual.
f) Layanan interaktif anak.
g) Layanan mobil perpustakaan keliling
9. Keanggotaan
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat menyediakan
keanggotaan bagi anak-anak dan remaja/dewasa. Pengunjung remaja/dewasa
boleh membaca diruangan anak atau meminjam buku bila sudah menjadi
anggota tetapi keanggotaan mereka berbeda. Bagi anggota perpustakaan usia
sekolah dasar mendapat kartu anggota warna kuning dan hanya boleh meminjam
buku di layanan anak. Bagi anggota perpustakan remaja/dewasa boleh
meminjam buku di bagian layanan anak dan di bagian remaja/dewasa.
Jadwal berkunjung ke Perpustakaan dan Arsip dibuka setiap hari (Senin-
Minggu) mulai pukul 09.00–20.00 WIB (kecuali hari libur Nasional). Untuk
keanggotaan di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat bersifat
terbuka bagi seluruh masyarakat Jakarta, dengan persyaratan yang mudah:
68
a. Membawa lembar fotocopy KTP/Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa atau
Kartu Keluarga.
10. Kegiatan layanan anak dan remaja/dewasa
Pada ulasan di bawah ini akan disampaikan mengenai jenis-jenis layanan
untuk anak-anak dan remaja/dewasa di Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat:
a. Layanan Peminjaman Bahan Pustaka
Pada layanan peminaman bahan pustaka yang dapat meminjam adalah
yang telah menjadi anggota Perpustakaan Umum Jakarta Barat, pada
layanan anak dan remaja/dewasa disini peminjaman bahan pustakanya sama
dengan peminjaman koleksi pada umumnya.
b. Layanan Rujukan/Referensi
Koleksi rujukan merupakan koleksi yang tidak dapat dipinjamkan dan
hanya boleh dibaca di ruang perpustakaan. Perpustakaan Umum Jakarta
Barat ini telah memiliki koleksi rujukan hanya untuk anak-anak, koleksi
tersebut berada di ruang interaktif anak.sedangkan untuk dewasanya saat ini
belum memiliki koleksi rujukan.
c. Layanan Bercerita (storytelling)
Layanan mendongeng bertujuan unruk mendorong anak-anak untuk
membaca buku dengan cerita-cerita yang lebih beragam dan tertarik untuk
membaca sendiri setelah mendengar dongeng yang dibacakan. Layanan ini
dimaksudkan sebagai sarana promosi agar anak-anak sering berkunjug ke
perpustakaan. Layanan ini dilakukan biasanya saat ada kegiatan wajib
kunjung ke perpustakaan, tetapi kadang perpustakaan turun langsung ke
69
sekolah-sekolah atau lingkungan masyarakat. Sedangkan yang dibawakan
diambil dari koleksi yang berada di layanan anak dan layanan bercerita ini
dilakukan oleh storyteller dan petugas layanan.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil yang didapat penulis selama melakukan penelitian di
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat. Bab ini menjadi inti dari
penelitian yang penulis lakukan mengenai penerapan fungsi manajemen pada
pelaksanaan kegiatan layanan teknis di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Barat. Fungsi manajemen yang dimaksud adalah planning, organizing,
actuating, budgeting dan controlling. Sedangkan kegiatan layanan teknis yang
dimaksud adalah kegiatan pengadaan bahan pustaka dan pengolahan bahan
pustaka.
1. Pengadaan Bahan Pustaka
a. Perencanaan (planning)
Dalam sebuah perpustakaan, fungsi manajemen sangatlah penting
dilakukan guna untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang
diinginkan. Fakta dilapangan dari hasil wawancara yang penulis lakukan
dengan ibu S dalam kegiatan pengadaan di Perpustakaan dan Arsip ini
adalah penulis tidak melihat bahwa mereka telah melakukan fungsi
perencanaan untuk tahun berikutnya.1
Perencanaan adalah yaitu perhitungan dan penentuan tentang apa yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana menyangkut
1 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S pada tanggal 23 Februari 2015
70
tempat, oleh siapa pelaku atau pelaksana, dan bagaimana tata cara mencapai
itu.
Sedangkan menurut Sutarno NS, perencanaan itu adalah Proses analitis
atau cara pemakaian yang meliputi penaksiran masa depan, menetapkan
tujuan, mengembangkan alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut
dan memilih sebuah cara atau beberapa cara diantara alternatif-alternatif
yang ada.2
Jadi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diinginkan,
maka fungsi perencanaan ini sangatlah penting dalam sebuah perpustakaan,
karena fungsi perencanaan merupakan suatu kegiatan yang bisa memberikan
penilaian kepada pemustaka terhadap perpustakaan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dalam perpustakaan adalah berupa lembaga atau unit
kerja yang bertugas menghimpun koleksi pustaka dan menyediakannya bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu F, pada kegiatan pengadaan
di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, ada beberapa
kategori fungsi pengorganisasian yang penulis temukan pada kegiatan ini:
1. Mendata informasi bahan pustaka yang akan diadakan
Untuk mengadakan bahan pustaka, pihak perpustakaan sudah
menyebarkan angket terlebih dahulu kepada pemustaka. Gunanya untuk
mengetahui bahan pustaka apa saja yang dibutuhkan oleh pemustaka. Dari
2 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan Umum: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Samitra Media Utama, 2006) h.135
71
hasil penyebaran angket terhadap pemustaka hanya 30% saja yang diambil
untuk kegiatan pengadaan bahan pustaka.
Selain dari angket yang disebar kepada pemustaka, perpustakaan
menemukan judul-judul yang akan diadakan dengan cara menelusuri
internet. Kemudian perpustakaan melakukan penyeleksian bahan pustaka.
Tahap penyeleksian sebagai berikut:
1) Katalog Penerbit dari berbagai penerbit
Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam
dan luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul,
pengarang, tahun penerbit, harga buku dan sering pula menyertakan
anotasi atau deskripsi cakupan buku.
2) Bibliografi Nasional Indonesia
Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup
buku, bacaan anak-anak, majalah dan lain-lainnya.
3) Tinjauan buku-buku masa kini
4) Buku-buku terbaik, daftar yang direkomendasikan3
2. Sumber pengadaan bahan pustaka
Perpustakaan mendapatkan bahan pustaka dengan cara membeli dari
penerbit-penerbit, hibah dan hadiah pemerintah atau instansi-instansi.
Bahan pustaka yang dibeli berupa buku, majalah, novel, koran,
ensiklopedia dan lain-lain. Untuk mendapatkan bahan pustaka yang akan
dibeli, pihak perpustakaan menggunakan jasa rekanan atau pihak ketiga.4
3 Hasil wawancara dengan ibu S pada tanggal 23 februari 2015
4 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015
72
Dalam melakukan pengadaan bahan pustaka, pihak perpustakaan selalu
memperhatikan kualitas bahan pustaka yang sudah dipilih. Dijelaskan
oleh Ibu F hal-hal yang diperhatikan yaitu kualitas bahasa, kualitas
penerbit, kualitas pengarang, kualitas isi dan kualitas cetakannya,
sehingga pemustaka memiliki kesan yang kuat terhadap buku yang
mereka inginkan.5 Selain mengadakan buku-buku baru, Perpustakaan
dan Arsip juga mengadakan buku-buku lama yang sudah tersedia di
perpustakaan. Buku-buku itu diadakan kembali karena permintaaan atau
minat pemustaka terhadap buku tersebut masih cukup besar, sehingga
perpustakaan mengadakan kembali dengan buku yang sama.
Selain bahan pustaka berupa buku, perpustakaan juga mengadakan
bahan pustaka berupa ensiklopedi, majalah dan koran. Majalah yang
dilanggan oleh Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat
adalah Ayah Bunda, Majalah Pengusah Trubus, Majalah Kawanku,
Majalah Femina, Majalah Kartini, Majalah Gadis.
Dalam pengadaan bahan pustaka, perpustakaan menggunakan jasa
rekanan untuk membeli buku-buku yang dibutuhkan. Ibu F dan Ibu S
mengatakan bahwa alasan perpustakaan menggunakan jasa rekanan
untuk membeli buku dan bukan membeli sendiri adalah karena peraturan
dan sistem yang berlaku di Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Barat. Selain itu keuntungan yang didapat dengan menggunakan
jasa rekanan dalam hal pengadaan bahan pustaka, yakni dari segi
kemudahan dan kepraktisan. Dengan menggunakan jasa rekanan para
5 Hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015
73
staf perpustakaan tidak perlu repot-repot berkeliling ke toko buku atau
penerbit mencari buku yang ingin diadakan. Selain itu dengan
menggunakan jasa rekanan dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk
ongkos para staf yang membeli buku sendiri.6
Selain dari proses pemmbelian, bahan pustaka yang didapat oleh
perpustakaan juga berasal dari hadiah, baik itu dari institusi atau
lembaga lainnya seperti Perpustakaan Nasional dan kementrian yang
lain, yang semuanya diberikan secara gratis.
Semua hadiah dari pihak lain diterima oleh perpustakaan tanpa ada
pengecualian. Jadi meskipun pemustaka memberikan buku-buku yang
sudah lama akan tetap diterima oleh perpustakaan sebagai bentuk
penghargaan kepada pihak pemberi, agar pihak pemberi tidak merasa
kecewa. Selain buku dan hadiah, Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat juga membuat kliping Koran mengenai topik-
topik yang menarik dan bermanfaat bagi pemustaka.
Sedangkan menurut Sismanto, dalam pengorganisasian ditentukan
tenaga-tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana yang telah
disusun. Setelah menentukan tenaga yang dibutuhkan, kita harus
mengorganisasikannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
c. Staffing
Staffing adalah sebagai cara mengindentifikasi kebutuhan tenaga kerja
dengan cara memilih, menempatkan dan melatih orang yang diperlukan.
6 Hasil wawancara dengan ibu S dan F pada tanggal 9 Maret 2015
74
Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka di Perpustakaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat mempunyai sembilan orang staf. Diantara
Sembilan staf yang dimilikinya tersebut, hanya Ibu Sertina yang telah
menjadi pustakawan terampil di perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Barat. Sedangkan delapan orang staf lainnya berlatar belakang
pendidikan:
1) S1 perpustakaan : 2 orang
2) D3 perpustakaan : 2 orang
3) SMA : 4 orang
Alasan mengapa hanya Ibu Sertina yang sudah ditetapkan menjadi
pustakawan, sedangkan ada empat orang staf lainnya yang berlatar belakang
pendidikan perpustakaan namun belum ditetapkan sebagai pustakawan
adalah karena mereka belum mengajukan diri sebagai pustakawan. Syarat
untuk menjadi pustakawan salah satunya adalah mengajukan diri ke
Perpustakaan Nasional untuk diangkat sebagai pustakawan.
Meskipun kegiatan layanan teknis sudah berjalan, akan tetapi tidak ada
staf yang bertanggungjawab secara penuh dalam kegiatan pengadaan bahan
pustaka. Semua kegiatan di perpustakaan dilakukan bersama-sama, sehingga
tanggungjawab dalam kegiatan tersebut menjadi tanggung jawab bersama-
sama diantara staf perpustakaan. Pembagian tugas diantara staf perpustakaan
ada, akan tetapi tidak terlalu mendetail. Pembagian hanya secara sederhana,
yaitu staf yang bukan berlatar belakang ilmu perpustakaan akan lebih
berperan dalam kegitan layanan pemustaka (sirkulasi), sedangkan yang
75
berlatar belakang ilmu perpustakaan lebih dominan mengerjakan kegiatan-
kegiatan layanan teknis, seperti pengolahan bahan pustaka.
Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka semua staf ikut ambil
bagian, mulai dari seleksi bahan pustaka hingga bahan pustaka sudah
diadakan semua dilakukan secara bersama-sama. Sedangkan yang menjadi
penaggungjawab organisasi dalam kegiatan ini adalah Kepala Perpustakaan
dan bukan kesembilan staf tersebut. Akan tetapi mengenai teknis
pelaksanaannya, Kepala Perpustakaan tidak ikut berperan. Semua hal yang
berkaitan dengan teknis pelaksanaan kegiatan pengadaan bahan pustaka
seperti menyebarkan angket dan mencari judul buku, menjadi kewenangan
dari staf sepenuhnya tanpa campur tangan dari Kepala Perpustakaan.
d. Pengarahan (actuating)
Pengarahan dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka dilakukan oleh
Bapak Basuki sebagai Kepala Perpustakaan. Berdasarkan hasil wawancara,
Ibu F mengatakan bahwa:
“Biasanyanya pengarahan diberikan sebelum kegiatan pengadaan
bahan pustaka dilakukan. Pengarahan yang diberikan oleh Kepala
Perpustakaan berhubungan dengan anggaran yang tersedia. Kepala
Perpustakaan mengarahkan agar anggaran yang tersedia dapat digunakan
dengan baik agar bahan pustaka yang diadakan sesuai dengan kebutuhan
pemustaka. Sedangkan untuk teknis pengadaan bahan pustaka tetap menjadi
tanggungjawab seluruh staf perpustakaan.”7
Meskipun dalam struktur organisasi perpustakaan, Bapak Basuki
menjabat sebagai Kepala Perpustakaan, namun dalam pelaksanaannya
Bapak Basuki hanya ikut serta dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka.
7 Hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015
76
Oleh karena itu, Kepala Perpustakaan hanya memberikan pengarahan
kepada para staf perpustakaan dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka.
Pengarahan yang diberikan berkaitan dengan kegiatan non teknis,
seperti kinerja para staf. Sedangkan untuk teknisnya langsung diberikan
kepada kasubdid pelayanan.
Pengarahan yang diberikan oleh Bapak Basuki biasanya disertai
dengan motivasi agar para staf tetap semangat dalam bekerja. Dengan
adanya pemberian motivasi kepada para staf, pengaruhnya sangat besar
terutama pada kinerja para staf dalam bekerja. Para staf juga merasa
diperhatikan dengan adanya pengarahan dan pemberian motivasi dari
atasannya.
Menurut Sutarno NS, pengarahan adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan bagaimana cara mengarahkan anggota organisasi agar
dapat bekerja demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.8
Agar semua kagiatan berjalan dengan lancar dibutuhkan pengarahan
dari orang yang mengerti tentang perpustakaan, sehingga apa yang telah
direncanakan bisa dapat tercapai dan dilaksanakan sesuai dengan apa yang
diinginkan.
e. Anggaran (budgeting)
Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, Perpustakaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki alokasi anggaran yang rutin setiap
tahunnya. Besarnya anggaran untuk perpustakaan ditentukan oleh Anggaran
8 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, h. 145-146
77
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya. Anggaran tersebut,
umumnya selalu mengalami perubahan tiap tahunnya karena tergantung
dengan pengeluaran APBD.
Dari keseluruhan dana APBD yang cair untuk perpustakaan, dana yang
dialokasikan dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka sebesar 5-10%. Hal
ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ibu S, bahwa:
“Untuk masalah anggaran sih kita dapat dari Anggaran Pendapatan
Daerah (APBD) setiap tahunnya, tapi ibu nggak bisa kasih tau berapa dana
yang dikasih dari APBD secara keseluruhan. Biasanya sih kita
mengalokasikan dana dari APBD untuk pengadaan dan pengolahan bahan
pustaka 5-10% lah, karena kita mengikuti Undang-Undang yang ada”.9
Di dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan, dijelaskan bahwa perpustakaan mengalokasikan dana paling
sedikit 5% dari anggaran belanja operasional perpustakaan atau belanja
barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk perkembangan
perpustakaan.
Ketika ditanyakan kepada Ibu F, apakah mungkin anggaran akan
kurang atau lebih saat pembelian dilakukan? Beliau mengatakan hal itu tidak
mungkin terjadi, karena sebelumnya perpustakaan sudah mengetahui harga
buku dan majalah dari internet atau katalog-katalog penerbit yang dikirim ke
perpustakaan. Jadi semua buku dan majalah yang akan diadakan sudah
dipastikan dulu harganya dari internet atau katalog-katalog yang dikirimkan
tersebut.
9 Hasil wawancara dengan ibu S pada tanggal 28 februari 2015
78
f. Pengawasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S, penulis menemukan ada
beberapa kegiatan yang berhungan dengan fungsi pengawasan, yaitu:
1) Pengawasan penggunaan dana dari pihak pemerintah
Pengawasan dari pihak pemerintah dilakukan oleh Inspektorat. Inspektorat
mengawasi tentang penggunaan dana yang dikeluarkan dan buku-buku
yang diadakan apakah sesuai atau tidak dengan apa yang direncanakan.
Selain itu Inspektorat juga mengawasi tugas rutin perpustakaan yang
meliputi:
a) Pelaksanaan tugas rutin pengadaan bahan pustaka
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat berupa pemeriksaan
laporan pengadaan bahan pustaka yang dibuat oleh perpustakaan,
apakah sesuai dengan buku dan majalah yang diadakan atau tidak.
Atau dapat dikatakan apakah buku-buku yang tercantum dalam
daftar pengadaan bahan pustaka benar-benar tersedia di perpustakaan
atau tidak.
b) Penggunaan anggaran untuk pengadaan bahan pustaka
Pemeriksaan ini biasanya berupa kesesuaian harga dan jumlah buku
yang diadakan dan pemeriksaan kondisi fisik buku yang diadakan,
dan apakah sesuai dengan harga beli buku tersebut atau tidak
2) Pengawasan dari pimpinan perpustakaan
Pengawasan dari pimpinan perpustakaan diawasi oleh kepala
perpustakaan. Kepala perpustakaan mengawasi bagaimana kegiatan dan
79
kinerja para staf dalam melakukan tugasnya. Sehingga para staf pun
merasa diperhatikan oleh pimpinan mereka.
3) Pengawasan dari kasubdid.
Kasubdid mengawasi kegiatan teknis dan non teknis dalam kegiatan
pengadaan dan pengolahan. sehingga mengurangi akan adanya terjadi
kesalahan dalam kegiatan tersebut.10
Menurut Sulistyo Basuki, pengawasan adalah proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan yang dihadapi.11
Pada Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, fungsi
pengawasan sudah dilakukan dengan apa yang telah direncanakan. Sehingga
semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan benar.
2. Pengolahan Bahan Pustaka
a. Perencanaan (planning)
Seperti halnya kegiatan pada pengadaan bahan pustaka, berdasarkan
hasil wawancara dengan ibu S, penulis tidak menemukan fungsi
perencanaan pada kegiatan pengolahan bahan pustaka.
Menurut Sutarno NS, perencanaan yaitu perhitungan dan penentuan
tentang apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,
10
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S pada tanggal 23 Februari 2015
11 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1991), h.
194.
80
dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku atau pelaksana, dan
bagaimana tata cara mencapai itu.
Dari hasil wawancara dan fakta dilapangan yang penulis lakukan, tidak
adanya fungsi perencanaan disebabkan oleh kurangnya manajemen
pimpinan perpustakaan terhadap fungsi tersebut, sehingga akan berdampak
kurang bagus untuk kedepannya. Penulis juga beranggapan bahwa sebuah
perpustakaan akan lebih baik jika dipimpin oleh orang yang mengerti akan
perpustakaan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S, ada beberapa kegiatan
pengolahan yang dilakukan setelah bahan pustaka datang ke perpustakaan,
yaitu:
1. Mengecek kembali bahan pustaka yang datang ke perpustakaan.
Ketika buku-buku yang diadakan sudah sampai ke perpustakaan, pihak
perpustakaan mengecek kembali buku-buku yang sudah dibeli, apakah
sesuai atau tidak dengan yang dibeli.
2. Menentukan klasifikasi, deskripsi dan abstrak bahan pustaka
Setelah buku-buku dicek kembali, buku-buku langsung diberikan kepada
bagian kasubdid. Disini buku-buku yang baru akan ditentukan
klasifikasinya menggunakan DDC Terjemahan (Dewey Decimal
Classification) edisi 14 yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional,
sedangkan untuk deskripsi buku menggunakan AACR2 (Anglo American
Cataloguing Rules 2). Untuk abstrak buku biasanya dapat dilihat melalui
internet. Ibu F mengatakan bahwa:
81
“Untuk kegiatan pengolahan bahan pustaka kita semua mengerjakannya
bersama-sama, dari mulai mendeskripsikan dan mengklasifikasikan buku.
Dalam mengkalsifikasi buku kita menggunakan DDC Ringkasan edisi ke
14, sedangkan untuk mendeskripsikan buku kita menggunakan AACR 2.
Kita juga menambahkan label warna untuk masing-masing kelas biar
untuk memudahkan para pemustaka untuk mencari buku apa yang mereka
inginkan. Biasanya masing-masing staf akan mencari abstrak dari buku-
buku yang berlainan, lalu setelah semua abstrak dari buku-buku tersebut
terkumpul, abstrak tersebut akan langsung di-input.”12
3. Memasukkan data bahan pustaka ke dalam database
Setelah buku-buku sudah diklasifikasi, dideskripsi dan diberikan
abstraknya, tahap selanjutnya yaitu semua data buku-buku itu dimasukkan
ke dalam database. Sehingga buku-buku yang didata bisa langsung
diletakkan dirak sesuai dengan kelasnya masing-masing.13
Menurut H.B Siswanto, dalam mengorganisasikan suatu perpustakaan,
kepala perpustakaan harus mengetahui dengan baik kemampuan masing-
masing staf perpustakaan sehingga dapat menempatkan mereka pada
posisi/tugas yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Kepala
perpustakaan juga harus mengetahui tugas apa yang sedang dikerjakan oleh
para staf agar tidak terjadi pembebanan tugas yang berlebihan kepada staf.14
Pada Perpustakaan dan Arsip Jakarta Barat fungsi pengorganisasian
sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada. Kepala perpustakaan sudah
memberikan kepada orang yang tepat dalam kegiatan pengolahan ini.
12
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015
13 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S pada tanggal 23 februari 2015
14 H.B. Siawanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 73-74
82
b. Staffing
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan ibu F, penulis
menemukan ada beberapa kategori pada fungsi Staffing, yaitu:
1. Jumlah dan latar pendidikan staf
Pada kegiatan pengolahan ini, Perpustakaan dan Arsip Jakarta Barat
mmempunyai 9 orang staf untuk mengolah bahan pustaka yang ada.
Dengan latar pendidikannya:
S1 Perpustakaan : 3 orang
D3 Perpustakaan : 2 orang
SMA : 4 orang
2. Pembagian tugas
Untuk yang berlatar belakang ilmu perpustakaan bertanggungjawab pada
kegiatan klsifikasi dan deskripsi buku, karena mereka dianggap paham
akan masalah ini. Sedangkan yang bukan berlatar belakang ilmu
perpustakaan akan ditempatkan pada layanan sirkulasi. Secara keseluruhan
masing-masing staf sebenarnya sudah mengerti dan paham akan tugasnya
masing-masing.15
Staffing atau pengisian jabatan didefinisikan sebagai cara
mengindentifikasi kebutuhan tenaga kerja dengan cara mendaftar tenaga
kerja yang ada, merekrut, memilih, menempatkan, promosi, menilai,
memberi imbalan dan melatih orang yang diperlukan. Dari daftar kegiatan
staffing ini jelas bahwa staffing atau pengisian jabatan merupakan tugas
15
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015
83
yang tidak ringan bagi para manajer/kepala. Fungsi staffing ini juga sangat
erat dengan fungsi pengorganisasian.16
d. Pengarahan (actuating)
Ketika penulis melakukan wawancara dengan ibu F mengatakan
bahwa:
“kepala perpustakaan kita nggak mengerti akan kegiatan teknis
perpustakaan, karena beliau bukan berlatarbelakang ilmu perpustakaan.
Sehingga yang bertanggungjawab memberikan pengarahan untuk kegiatan
pengolahan diberikan kepada ibu Sertina, karena beliau merupakan
pustakawan disini”17
Dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka, Bapak Basuki tidak ikut
serta karena beliau tidak terlalu mengerti mengenai teknis pelaksanaan
kegiatan pengolahan bahan pustaka. Bapak Basuki hanya ikut serta dalam
kegiatan pengadaan bahan pustaka dengan menjadi penanggungjawab dalam
kegiatan pengadaan bahan pustaka dalam kegiatan tersebut. Sedangkan
kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat teknis pelaksanaannya, menjadi
tanggung jawab staf perpustakaan sepenuhnya. Oleh karena itu, Bapak
Basuki tidak memberikan pengarahan dalam kegiatan pengolahan bahan
pustaka, karena tidak mengerti dengan teknis pengolahan bahan pustaka dan
beliau bukan berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan.
Akan tetapi pengarahan dalam kegiatan ini, saat ini diberikan oleh Ibu
Sertina sebagai pengganti peran dari Bapak Basuki. Pengarahan diberikan
16
Soekarman, DKK, Standar Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2000), h.3
17 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 9 Maret 2015
84
terkait dengan teknis pelaksanaan pengolahan bahan pustaka dan motivasi
kepada staf.
Pengarahan (actuating) merupakan penggabungan dari berapa fungsi
manajemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yang
meliputi kepemimpinan (leadership), komunikasi, pemberian motivasi, dan
penyediaan fasilitas. Penggerakan merupakan fungsi manajemen yang
berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan anggota organisasi agar
dapat bekerja demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.18
Pada fungsi pengarahan ini, penulis menemukan bahwa kepala
perpustakaan tidak berperan penting dalam memberikan pengarahan pada
kegiatan pengolahan bahan pustaka ini, sehingga diberikan kepada layanan
kasubdid. pada umumnya sebuah perpustakaan yang baik akan dikelola
dengan manajemen yang baik dan benar. Sehingga perpustakaan juga
dikelola oleh orang yang mengerti akan perpustakaan.
e. Penganggaran (budgeting)
Dalam tahun terakhir ini, untuk memenuhi kebutuhan dalam kegiatan
pengolahan Perpustakaan juga mengadakan beberapa unit komputer, tag
RFID, pintu security gate, loker buat pengunjung dan lemari display. Pada
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Kota Jakarta Barat sudah
menggunakan sistem Radio Frequency Identifation (RFID). Sistem ini
memudahkan staf dan para pustakawan dalam mencari informasi suatu
produk, tempat, waktu atau transaksi dengan cepat tanpa adanya human eror
18
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, h. 145-146.
85
serta identifikasi dan security dalam perpustakaan. Dengan fitur RFID
tersebut bisa meningkatkan pengelolaan koleksi dan bisa membuat aktivitas
sirkulasi semakin cepat dan akurat dalam satu operasi. Dalam sistem temu
kembali data buku, perpustakaan menggunakan software Sipmarc.
Untuk kegiatan pengolahan bahan pustaka, kegiatan ini mempunyai
anggaran juga untuk membeli peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
mengolah buku, seperti gunting, isolatip, lem, kertas, plastik sampul, sudah
ada anggarannya. Berdasarkan hasil wawancara dari Ibu F bahwa:
“untuk anggaran pengadaan dan pengolahan kita alokasikan dana
dari APBD sekitar 5-10% , jadi dari anggaran yang diberikan APBD ke
perpustakaan kita bagikan untuk pengadaan dan pengolahan paling sedikit
sekitar 5-10%, hal ini juga berdasarkan Undang-Undang yang sudah
ditentukan.”19
f. Pengawasan (controlling)
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S, penulis menemukan ada
beberapa kegiatan yang berhungan dengan fungsi pengawasan, yaitu:
1. Pengawasan penggunaan dana dari pihak pemerintah
Pengawasan dari pihak pemerintah dilakukan oleh Inspektorat. Inspektorat
mengawasi tentang penggunaan dana yang dikeluarkan dan buku-buku
yang diadakan apakah sesuai atau tidak dengan apa yang direncanakan.
Selain itu Inspektorat juga mengawasi tugas rutin perpustakaan yang
meliputi:
a) Pelaksanaan tugas rutin pengadaan bahan pustaka
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat berupa pemeriksaan laporan
pengadaan bahan pustaka yang dibuat oleh perpustakaan, apakah sesuai
19
Hasil wawancara dengan ibu F pada tanggal 23 Januari 2015
86
dengan buku dan majalah yang diadakan atau tidak. Atau dapat dikatakan
apakah buku-buku yang tercantum dalam daftar pengadaan bahan pustaka
benar-benar tersedia di perpustakaan atau tidak.
b) Penggunaan anggaran untuk pengadaan bahan pustaka
Pemeriksaan ini biasanya berupa kesesuaian harga dan jumlah buku yang
diadakan dan pemeriksaan kondisi fisik buku yang diadakan, dan apakah
sesuai dengan harga beli buku tersebut atau tidak
2. Pengawasan dari pimpinan perpustakaan
Pengawasan dari pimpinan perpustakaan diawasi oleh kepala
perpustakaan. Kepala perpustakaan mengawasi bagaimana kegiatan dan
kinerja para staf dalam melakukan tugasnya. Sehingga para staf pun
merasa diperhatikan oleh pimpinan mereka.
3. Pengawasan dari kasubdid.
Kasubdid mengawasi kegiatan teknis dan non teknis dalam kegiatan
pengadaan dan pengolahan. sehingga mengurangi akan adanya terjadi
kesalahan dalam kegiatan tersebut.20
Menurut Sulistyo Basuki, pengawasan adalah proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan yang dihadapi.21
20
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S pada tanggal 23 Februari 2015
21 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1991), h.
194.
87
Pada Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, fungsi
pengawasan sudah dilakukan dengan apa yang telah direncanakan. Sehingga
semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan benar.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta
berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap data, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penerapan fungsi-fungsi manajemen di Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat pada kegiatan layanan teknis yaitu kegiatan
pengadaan dan kegiatan pengolahan sudah menerapkan fungsi-fungsi manajemen
walaupun belum berjalan dengan maksimal. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Pengadaan bahan pustaka
a. Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat tidak memiliki
perencanaan dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan pengadaan bahan
pustaka. Namun, perpustakaan sudah menentukan judul-judul buku atau
bahan pustaka yang akan diadakan untuk menjadi koleksi mereka dari
berbagai katalog penerbit-penerbit yang sudah dilanggan dan
berdasarkan hasil survey mereka terhadap pemustaka. Proses ini
dilaksanakan sebelum kegiatan pengadaan bahan pustaka. Terlebih lagi
pengadaan bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan tergantung
dari anggaran APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) DKI
Jakarta.
b. Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat memperoleh
bahan pustaka dengan beberapa cara, yakni: pembelian bahan pustaka
yang menggunakan jasa rekanan; bahan pustaka yang diperoleh dari
hadiah (baik perorangan maupun lembaga); perpustakaan mengajukan
89
permintaan bahan pustaka kepada pihak lain, seperti Perpustakaan
Nasional. Kliping artikel koran yang dibuat oleh staf Perpustakaan dan
Arsip Kotamadya Jakarta Barat.
c. Buku yang menjadi prioritas pengadaan di Perpustakaan dan Arsip
Kotamadya Jakarta Barat adalah buku-buku yang dibutuhkan terutama
buku yang belum ada di perpustakaan, buku yang banyak diminati dari
saran atau request pemustaka.
d. Kepala Perpustakaan menjadi penanggungjawab organisasi dalam
kegiatan pengadaan bahan pustaka. Sedangkan staf-staf perpustakaan
bertanggung jawab mengenai masalah teknis dalam kegiatan pengadaan
bahan pustaka.
e. Pengarahan dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka diberikan oleh
Kepala Perpustakaan. Pengarahan biasanya terkait dengan APBD yang
dialokasikan untuk Perpustakaan setiap tahunnya,maka dari itu Kepala
Perpustakaan memberi arahan pada staf-stafnya agar lebih selektif dalam
menentukan bahan pustaka yang tepat dan dibutuhkan oleh pemustaka.
f. APBD yang dialokasikan untuk perpustakaan setiap tahunnya pasti ada,
hanya saja nominalnya tidak bisa dipastikan atau tidak menentu. Dana
yang dialokasikan untuk pengadaan dan pengolahan paling sedikit 5%.
g. Pengawasan kegiatan pengadaan bahan pustaka dilakukan oleh
Inspektorat. Pengawasan meliputi pengawasan pelaksaan tugas rutin
perpustakaan dalam hal pengadaan bahan pustaka dan pengawasan
penggunaan APBD yang dialokasikan untuk perpustakaan.
90
2. Pengolahan bahan pustaka
a. Tidak ada perencanaan tertulis yang dibuat untuk kegiatan pengolahan
bahan pustaka. Kegiatan pengolahan bahan pustaka akan segera
dilakukan jika buku-buku yang telah diperoleh dari kegiatan pengadaan
bahan pustaka sudah tersedia di perpustakaan.
b. Tidak ada waktu khusus yang disediakan untuk kegiatan pengolahan
bahan pustaka. Kegiatan ini dilakukan para staf silih berganti sambil
melayani pemustaka di perpustakaan.
c. Semua staf mempunyai tanggungjawab yang sama untuk mengolah
bahan pustaka (mengklasifikasi, membuat deskripsi, menempel call
number, memberi stampel, menyampul buku dan membuat katalog
buku) secara bergantian.
d. Kegiatan pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan dan Arsip
Kotamadya Jakarta Barat menggunakan DDC Ringkasan (Dewey
Decimal Classification) edisi ke-14 sebagai pedoman untuk
mengklasifikasi buku. Sedangkan untuk pendeskripsian buku
menggunakan AACR 2 (Anglo American Cataloguing Rules 2).
e. Kepala Perpustakaan tidak memberikan memberikan pengarahan kepada
staf-stafnya dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka. Meskipun
Kepala Perpustakaan menganggap staf perpustakaan lebih paham
mengenai masalah teknis pelaksanaan pengolahan bahan pustaka. Akan
tetapi pengarahan tetap harus diberikan kepada staf perpustakaan
terutama dalam penentuan subjek dan klasifikasi bahan pustaka, agar
91
tidak terjadi kesulitan pada pemustaka dalam proses sistem temu
kembali.
f. Anggaran untuk kegiatan pengolahan bahan pustaka juga sudah
disiapkan setiap tahunnya
g. Pengawasan untuk kegiatan pengolahan bahan pustakapun tidak
dilakukan oleh pihak Inspektorat. Pengawasan tidak dilakukan karena
hasil dari kegiatan pengolahan bahan pustaka berupa deskripsi dan
klasifikasi buku yang tidak dapat dinilai dengan pasti atau jelas,
sehingga Isnpektorat menyerahkan sepenuhnya kepada para staf
perpustakaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari tempat penelitian,
berikut saran yang dapat penulis berikan:
1. Untuk menjadikan sebuah perpustakaan yang baik, maka harus dikelola oleh
orang yang paham tentang perpustakaan, karena jika dia tidak paham maka
akan kurangnya manajemen yang diterapkan dalam perpustakaan tersebut.
2. Pembagian tugas yang seharusnya jelas, staf mana yang bertugas dalam
pengolahan ataupun pelayanan. Karena khawatir salah satu akan
terbangkalai jika tidak ada yang memfokuskan dalam salah satu bidang, juga
khawatir akan terjadinya kekeliruan dan ketidak sepahaman antara staf yang
satu dan lainnya terutama dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka, yakni
penentuan subjek dan pengklasifikasian.
3. Laporan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan oleh perpustakaan harus
lebih diteliti, guna menjadi bahan evaluasi para staf perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta:
Universitas Terbuka, 1995
Badan Standarisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia 7495: perpustakaan
umum kabupaten/kota. Jakarta, Badan Standarisasi Nasional, 2009
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kualitatif: Teori
dan Apilkasi, ed.1-7, Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saleh, Pengantar Manajemen. Jakarta:
Kencana, 2009.
James A.F Stoner and R. Edward Freeman, Management, Penerjemah Whelmus
W. Bakowatun. Jakarta, Intermedia: 1992.
John, M, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid 2, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga, 2006.
Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus. Bandung, Kencana,
2009.
_____Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999.
Masry Simbolon, Maringan, Dasar-dasar Administrasi Manajemen. Bandung,
Remaja Rosdakarya,
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Umum. Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, 2000.
Perpustakaan Nasional R.I, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 tentang perpustakaan. Jakarta, Perpustakaan Nasional R.I, 2009
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
_____Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta:
STIA-LAN, 2002
Siswanto, H.B Pengantar Manajemen. Jakarta, Bumi Aksara, 2005
Simbolan, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta, Ghalia Indonesia,
2004.
Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital. Tangerang, Afifa Pustaka, 2007.
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta,
Kanisius, 1992.
Soekarman, DKK, Standar Perpustakaan Khusus. Jakarta, Perpustakaan Nasional
R.I, 2000.
Stueart, Robert D and Barbara B Moran, Library and Information Center
Management. Colorado: Liraries Unlimited, 2002.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2007.
Sulistia dkk, Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka,
2009.
Sulistyo Basuki, “Konsep Pengembangan Perpustakaan Umum Menuju
Perpustakaan Digital,” Visi Pustaka vol. 9, no. 2 (Agustus, 2007), h. 1.
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 2003.
_____Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta, Gramedia, 1991.
_____Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Banndung, Remaja
Rosdakarya, 1994.
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,
Samitra Media Utama, 2006
_____NS, Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
_____NS, Tanggung Jawab Perpustakaan dalam Mengembangkan Masyarakat
Informasi. Jakarta, Panta Rei, 2005.
Tim Panitia Teknis Bidang Perpustakaan Standar Nasional Indonesia, Standar
Nasional Indonesia SNI Bidang Perpustakaan. Jakarta, Perpustakaan Nasional
R.I, 2010
Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin, Teknologi Informasi Perpustakaan:
Strategi Perancangan Perpustakaan Digital. Jakarta, Kanisius, 2008.
Winardi, J, Teori dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009.
Yamin Martinis, Metodelogi Penelitian pendidikan dan sosial: Kuantitaif dan
Kualitatif. Jakarta, Gaung Persada Press, 2008.
Zulfikar Zen dan Rachman Hermawan S, Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung
Seto, 2006.
TRANSKIP WAWANCARA
Wawancara dengan Ibu S yang merupakan pustakawan di Perpustakaan dan
Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, tanggal 23 Februari 2015
P: Apakah Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat sudah
melakukan kegiatan layanan teknis seperti pengadaan dan pengolahan bahan
pustaka?
S: Sudah, disini pengadaan dan pengolahan bahan pustaka kita lakukan setiap
tahun
P: Apakah ada perencanaan khusus dalam kegiatan pengadaan dan pengolahan
bahan pustaka?
S: Nggak ada, tapi pas mau ngadain bahan pustaka kita rencanain dulu judul
buku-buku yang dibutuhkan oleh pemustaka. Untuk mengetahui apa saja yang
dibutuhkan oleh pemustaka kita sudah melakukan penyebaran angket terlebih
dahulu kepada pemustaka, kemudian buku-buku lama yang sering dipinjam
oleh pemustaka biasanya kita tambahkan lagi.
Klo dalam pengadaan bahan pustaka juga sama, kita gak ada rencana secara
tertulis. Kalau ada buku baru yang masuk ke kita langsung kita olah, dibuat
deskripsinya dengan menggunakan pedoman AACR2 dan untuk
pengklasifikasiannya kita menggunakan DDC Ringkasan edisi ke 14. Trus
dalam pengelompokan masing-masing kelas bahan pustaka kita disini
menambahkan label warna.
P: Bagaimana kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka di
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat?
S: Untuk kegiatan pengadaan bahan pustaka kita semuanya menggunakan jasa
rekanan bukan dibeli sendiri. Awalnya kita mengajukan apa saja yang akan
dibeli dengan hasil survey kita juga ke pemustaka-pemustaka, trus kita kasih
ke bagian pengembangan koleksi, trus dibayar oleh bagian administrasi.
Untuk pengolahannya sendiri, itu dilakukan setelah buku yang diadakan
sudah ada. Untuk membuat klasifikasi dan deskripsi bukunya kita lakukan
bersama-sama yang berlatar belakang ilmu perpustakaan. Yang bukan
berlatar belakang ilmu perpustakaan biasanya kerja di layanan sirkulasinya.
Nggak ada waktu khusus juga dalam pengolahan bahan pustaka.
P: Bagaimana proses kegiatan pengadaan dan pengolahan di Perpustakaan dan
Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat?
S: Untuk kegiatan pengadaan bahan pustaka pertama-tama kita mendaftarkan
katalog-katalog, kemudian kita seleksi buku-buku yang akan kita adakan.
Dalam penyeleksian kita melakukan survey dulu terhadap pemustaka dengan
menyebarkan angket, jadi kita kasih mereka angket gunanya untuk
mengetahui buku apa saja yang mereka minat dan inginkan. Kita juga
menyeleksi buku-buku yang belum ada di perpustakaan yang mana kita
anggap itu banyak kegunaannya bagi masyarakat. Untuk pembeliaannya kita
menggunakan jasa rekanan karena itu biasanya lebih murah dan lebih
praktis. Kita tidak perlu repot-repot mencari buku-buku yang kita inginkan
satu persatu. Dengan jasa rekanan juga kita bisa menghemat ongkos biaya
dari pada kita beli sendiri. Untuk pengadaan bahan pustaka yang berasal dari
hasil survey pemustaka, kita tidak membeli semua apa yang mereka inginkan.
Biasanya kita ambil 30% dari mereka dan 70% dari kita sendiri. Setelah buku
itu datang kepada kita, kita periksa lagi buku-buku yang kita beli apakah itu
sesuai dengan apa yang kita pesan atau tidak. Jika buku yang kita pesan tidak
sesuai dengan yang kita mau maka buku itu kita balikkan kembali dan ditukar
dengan buku yang kita mau. Setelah semuanya selesai baru buku itu kita olah.
Untuk kegiatan pengolahan, setelah datang buku yang kita pesan kita kasih
buku itu stampel identitas dan stampel kantor ini. Karena disini kita juga ada
layanan perpustakaan keliling dan Taman Baca masyarakat jadi kita punya
stampel itu ada empat, yaitu stampel identitas, perpustakaan, perpustakaan
keliling dan taman baca masyarakat. Setelah dikasih stampel baru kita
mengklasifikasi buku-buku yang ada sesuai dengan kelasnya masing-masing.
Kita mengklasifikasi buku itu menggunakan pedoman DDC Ringakasan edisi
ke 14 yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional. Sedangkan untuk
pendeskripsisan kita menggunakan pedoman AACR2. Setelah diklasifikasi dan
dideskrpsi, kita langsung input data-datanya ke dalam computer. Setelah
diinput kita kasih label nomor buku dan kita kasih warna dibelakang buku
guna untuk memudahkan penempatan buku dan sesuai dengan kelasnya
masing-masing. Untuk pewarnaan itu bukan dari kita sendiri, itu ada
pengeluaran khusus dari BPAD sendiri. Setelah semua itu selesai baru buku
itu kita chip disetiap buku. Jadi kita disini sudah menggunakan system RFID
(Radio Frequency Identification). Kegunaan chip tadi yaitu untuk memberi
identitas disetiap buku, kemudian lebih aman juga. Karena setelah kita kasih
chip disini juga kita punya sensor security yang berguna untuk mengurangi
keganjalan dalam perpustakaan. Maksudnya jika ada pemustaka mau pinjam
buku tanpa melalui proses maka sensor security tadi bisa berbunyi.
P: Siapa penanggung jawab untuk pengolahan bahan pustaka?
F: Dalam pengolahan kita semuanya bertanggungjawab, gak ada yang
bertanggungjawab secara khususnya. Sebenernya untuk pengolahan kita
sudah ditunjuk beberapa orang untuk mengklasifikasi bahan pustaka disini,
tapi temen-temen disini semuanya sudah mengerti karena jam terbangnya
sudah luas, selain itu juga kita sering ikut semiar-seminar tentang ilmu
perpustakaan agar kita paham dalam mengolah bahan pustaka. Tetapi
disini dari kita gak secara keseluruhan mengklasifikasi bahan pustaka, jadi
kita bagi-bagi kerjaaannya juga, ada yang mengolah da nada juga yang
menjaga perpustakaan. Disini semuanya tanggungjawabnya bersama-sama
dan kita mempunyai persepsi dalam pengolahan bahan pustaka, bukannya
mau merubah ketentuan yang ada tetapi misalnya ada hal-hal yang kita
temukan yang menurut kita itu sulit, kita sepakat bagaimana untuk
mempermudahkan para pemustaka dalam menemukan bahan koleksi yang
mereka mau.
P: apakah ada upaya dalam pengawasan bahan pustaka?
F: Pasti ada, disini kita sudah menggunakan system RFID yaitu penggati
barcode. Jadi setiap buku kan kita udah kasih chip didalamnya, kemudian
kita juga memasang pintu sensor security, jadi klo ada yang lewat dari pintu
itu dan dia membawa buku tanpa proses peminjaman maka otomatis ada bel
yang berbunyi. Selain itu kita juga memasang CCTV disetiap sudut ruangan
agar tidak terjadi keganjalan diruangan perpustakaan.
P: Apakah ada pengarahan dalam kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan
pustaka?
F: Pasti ada dong, setiap kegiatan pasti ada pengarahannya. Begitu pula
dengan kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka. Untuk
pengadaan biasanya Kepala Perpustakaan memberikan pengarahan terkait
dengan buku apa saja yang akan dibeli dengan sesuai apa yang dibutuhkan
oleh pemustaka, sedangkan untuk pengolahan Kepala Perpustakaan hanya
bisa memberi motivasi agar para stafnya bisa bekerja dengan baik lagi.
P: bagaimana pengarahan yang dilakukan Kepala Perpustakaan kepada
bawahannya?
F: biasanya kita diberikan arahan secara langsung oleh Kepala Perpustakaan.
Jika kita ada yang menyimpang kepala perpustakaan selalu menegor kita
secara langsung.
P: Dari mana anggaran yang didapat untuk kegiatan pengadaan dan
pengolahan?
F: Anggaran yang kita dapat semuanya dari APBD (Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah).
P: Berapa anggaran yang digunakan dalam kegiatan pengadaan dan pengolahan
bahan pustaka?
F: Untuk anggaran secara rinci kita tidak bisa kasih tau berapa nominalnya,
tetapi dana yang diberikan ke perpustakaan dari APBD dialokasikan untuk
pengadaan dan pengolahan paling sedikitnya 5-10%, karna kita ikut
berdasarkan Undang-Undang yang ada.
P: Apakah ada pengarahan dari kepala perpustakaan dalam kegiatan pengadaan
dan pengolahan bahan pustaka?
F: Pasti ada, biasanya dalam kegiatan pengadaan biasanya kepala
perpustakaan memberikan arahan yang berhubungan dengan anggaran.
Jadi kita harus menggunakan anggran sebaik mengkin dan apa yang ingin
kita adakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pemustaka.
Sedangkan dalam kegiatan pengolahan kepala perpustakaan hanya
memberikan motivasi kepada staf-staf yang ada tetapi untuk teknis
pengolahannya kepala perpustakaan tidak memberikan arahan apa-apa
karena kepala perpustakaan kita kurang mengerti didalam kegiatan teknis
itu.
P: Apakah ada pengaruh dari pengarahan yang diberikan oleh kepala
perpustakaan kepada para stafnya?
F: Iya pasti ada, karena dengan adanya pengarahan dari kepala perpustakaan,
para staf merasa diperhatikan sehinggga mereka menjadi semngat dalam
mengerjakan tugas-tugasnya. Dengan arahan dari kepala perpustakaan kita
juga harus lebih rajin kerjanya, karna klo gak kita akan ditegor lagi deh,,,
P: Siapa yang mengawasi kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka?
F: Kita disini diawasi oleh inspektorat dalam kegiatan pengadaan dan
pengolahan bahan pustaka. Biasanya yang diawasi oleh inspektorat
mengenai pelaksanaan tugas rutin pengadaan bahan pustaka dan
penggunaan anggaran untuk pengadaan bahan pustaka. Jadi disini
inspektorat ingin mengetahui laporan pengadaan yang dilakukan dan
kesesuaian harga dan jumlah buku yang diadakan.
TRANSKIP WAWANCARA
Wawancara dengan Ibu F, salah satu staf perpustakaan di Perpustakaan dan
Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, tanggal 9 Maret 2015.
P: Apakah ada denda bagi pemustaka yang tidak mengembalikan buku sesuai
dengan waktunya?
F: Tidak ada, karena kita tidak menjadikan perpustakaan ini untuk
menghasilkan uang, tetapi untuk yang telat dalam mengembalikan buku kita
kasih mereka hukuman yaitu pemustaka itu tidak boleh meminjam buku
selama sebulan.
P: Apakah buku yang didapat hanya dari hasil pembelian?
F: Tidak juga, selain dari pembelian kita juga biasanya dapat buku hadiah dari
Perpustakaan Nasional, kementrian yang bersifat gratis.
P: apakah buku dari pemberian akan semuanya diterima dan diolah?
F: kalau dari pemberian dan hadiah semuanya kita terima, jika gak diterima
nan ti kita gak dapet lagi dari mereka yang kasih, kita juga menghormati
mereka. Tapi untuk buku yang diolah dari hadiah kita seleksi lagi
kegunaannya.
P: Dalam pengadaan bahan pustaka, adakah selain buku yang dibeli?
F: selain buku yang kita beli kita juga membeli ensiklopedi majalah dan Koran.
Tetapi selain buku, kita tidak mengolah bahan tersebut. Untuk majalah juga
kita tidak meminjamkannya ke pemustaka. Kita juga membuat kliping dari
Koran-koran yang ada. Kita cari apa yang bagus untuk dibuat menjadi
kliping.
P: apakah ada pengawasan dari Kepala Perpustakaan dalam kegiatan
pengolahan?
F: Tidak ada. Kepala Perpustakaan disini tidak mengerti teknis pengolahan
bahan pustaka karena dia bukan dari ilmu perpustakaan. Paling tidak
Kepala Perpustakaan disini hanya melihat hasil dari pengolahan itu sendiri
tapi untuk teknisnya tidak ada. Kepala Perpustakaan hanya mengawasi
buku-buku yang dipesen sesuai rencana atau nggak, kemudian meminta
laporannya.
P: Ada berapa pustakawan yang ada di Perpustakaan dan Arsip Kota
Administrasi Jakarta Barat?
F: Kita disini mempunyai 2 pustakawan dan 1 orang arsip, tetapi mereka
semua merupakan pustakawan terampil. Pustakawan terampil yaitu
pustakawan yang bukan dari jurusan ilmu perpustakaan. Pustakawan
ahlinya belum ada.
KEGIATAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA
Kategori Sub Kategori Hasil Wawancara
ORGANIZING
untuk mendata informasi bahan pustaka yang akan diadakan Sumber pengadaan bahan pustaka
-menyebarkan angket kepada pemustaka -melihat data dari layanan sirkulasi, bahan pustaka apa saja yang sering dipinjam dan dibaca oleh pemustaka -penyeleksian bahan pustaka dengan melihat katalog dari penerbit-penerbit -realisasi usulan dari pemustaka hanya 30% -pembelian, hibah dan hadiah -untuk pembelian menggunakan jasa rekanan atau pihak ketiga -bahan pustaka yang diadakan novel, ensiklopedi, novel, klipping Koran.
STAFFING
Jumlah Staf dan latar pendidikan Job description
-ada 9 orang -S1, D3, dan SMA -masing-masing staf mengetahui pekerjaannya meskipun tidak tertulis -pembagian tugas sangat detail, yang berlatar belakang ilmu perpustakaan bertugas dilayanan teknis dan yang bukan bertugas pada layanan sirkulasi.
ACTUATING -Pengarahan -kepala perpustakaan tidak langsung memberikan pengarahan yang berkaitan dengan teknis -pengarahan dilakukan secara langsung
BUDGETING Dana Rutin dari Pemerintah Perolehan dana yang didapatkan oleh
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat dari APBD (Anggran Pendapatan Belanja Daerah) setiap tahunnya.
CONTROLLING
Pengawasan Penggunaan Keuangan Pengawasan dari Kepala Perpustakaan Pengawasan dari Kasubdid
Pengawasan penggunaan dana diawasi oleh Inspektorat dan Inspektorat juga mengawasi buku-buku yang dibeli sesuai atau tidak dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Pengawasan dari kepala perpustakaan kepada staf berkaitan dengan kinerja staf dan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Pengawasan tentang kegiatan pengolahan bahan pustaka yang berkaitan dengan pengklasifikasian dan pendeskripsian bahan pustaka
KEGIATAN PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA KATEGORI SUB KATEGOERI HASIL WAWANCA
ORGANIZING
Pengolahan saat Bahan Pustaka Datang
-Mengecek kembali bahan pustaka yang datang -Memasukkan data bahan pustaka ke dalam database -Menentukan klasifikasi dan mendeskripsikan bahan pustaka -Menggunakan pedoman DDC Terjemahan edisi 14 untuk mengklasifikasi dan AACR2 untuk mendeskripsi bahan pustaka
STAFFING
-Job Description
Staf yang berlatarbelakang Ilmu Perpustakaan ditempatkan pada kegiatan teknis pengolahan (pengklasifikasian dan pendeskripsian bahan pustaka). Sedangkan yang bukan dari Ilmu Perpustakaan lebih cenderung ke layanan teknis seperti layanan sirkulasi.
ACTUATING
-Pengarahan
Kepala Perpustakaan tidak memberikan pengarahan langsung tentang kegiatan teknis pengolahan. Pengarahan mengenai kegiatan pengolahan diberikan oleh Kasubdid
BUDGETING
-Dana Rutin dari Pemerintah
-Perolehan dana yang didapatkan oleh Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat dari APBD (Anggran Pendapatan Belanja Daerah) setiap tahunnya.
CONTROLLING
Pengawasan oleh Pemerintah Pengawasan oleh Kepala Perpustakaan Pengawasan oleh Kasubdid
-tidak ada pengawasan dari Inspektorat terkait dengan kegiatan teknis pengolahan bahan pustaka, yang diawasi oleh Inspektorat hanya tentang penggunaan dana. Kepala Perpustakaan mengawasi kegiatan yang dilakukan dan kinerja para stafnya. Pengawasan tentang kegiatan pengolahan bahan pustaka yang berkaitan dengan pengklasifikasian dan pendeskripsian dll.
Lampiran Kegiatan Pengolahan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti lahir di Munggu, Bangka Tengah, tanggal 30
Mei 1991, putra kedua dari almarhum Bapak Suari dan
Ibu Mustati. Peneliti bertempat tinggal di Jl. Daan
Mogot Raya Perum. Green Mansion GP. 2 No. 11
RT/RW: 001/003 Kelurahan Kedaung Kali Angke,
Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Menyelesaikan
pendidikannya di SDN 132 Tempilang, Bangka Barat.
Kemudian menamatkan sekolah menengah pertamanya di Pondok Pesantren
Bahrul Ulum Sungailiat, Bangka Induk. Lalu melanjutkan sekolah menengah
atasnya di SMA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang. Pada tahun 2010
melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada
Fakultas Adab dan Humaniora. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi
berjudul “Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen pada Perpustakaan dan Arsip
Kota Administrasi Jakarta Barat”. Peneliti pernah menjalankan praktek kerja
lapangan di bagian Arsip Kantor Pekerjaan Umum dan pernah melaksanakan
kuliah kerja nyata di Pulau Untung Jawa. Peneliti sekarang bekerja di SMK
Negeri 1 Bogor.