PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    1/11

     IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN DPRD DALAM PELAKSANAAN

     PEMBANGUNAN DI KABUPATEN MERAUKE

    THE IMPLEMENTATION OF THE MONITORING FUNCTION OF PEOPLE'SREPRESENTATIVE COUNCIL IN THE DEVELOPMENT OF MERAUKE

    REGENCY

    1 Leonardus Mahuse.

    2T.T. Andi Lolo,

    3Sultan Suhab

    1 Mahasiswa PPW, Pascasarjana Universitas hasanuddin Makassar2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas hasanuddin

    3 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas hasanuddin

    Alamat Korespondensi:

    Leonardur MahuseSekertariat Gedung DPRD Merauke

    Makassar 99336HP. O8134423600

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    2/11

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi

     pengawasan DPRD Kabupaten Merauke terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Merauke. Penelitianini dilaksanakan di DPRD Kabupaten Merauke. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Informan kunci

    terdiri dari 6 orang serta informan tambahan 3 orang tokoh masyarakat. Keenam informan utama adalah para

    ketua dari fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai PD, Fraksi Gerindra, Fraksi Perjuangan Nasional, Fraksi Keadilandan Nurani Sejahtera, dan Fraksi Kebangkitan Bangsa. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif

    dengan melihat fungsi pengawasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pengawasan DPRD KabupatenMerauke dalam pelaksanaan pembangunan di kabupaten Merauke.Hasil penelitian menunjukan bahwa DPRD

    Kabupaten Merauke telah cukup menjalankan fungsinya dalam pengawasan pelaksanaan pembangunan diKabupaten Merauke, tetapi perlu adanya suatu instrument standar pelayanan publik yang dimiliki pemerintahKabupaten Merauke sehingga pelayanan pengawasan mengacu pada suatu standar layanan yang baku.

    Kata kunci : fungsi pengawasan, faktor-faktor yang mempengaruhi.

     ABSTRACT

    This study aims to find out and analyse the factors influencing the implementation of the monitoring function of People's Representative Council of Merauke Regency in the development of the regency. The research was

    conducted in the People's Representative Council of Merauke Regecy, Sota District, Merauke Regency as adescriptive qualitative study. There were 6 key informants and 3 community leaders as additional informants.

    The key informants were the heads of Fraksi Partai Golkar (Golkar Party Fraction), Fraksi Partai PD

    (Democratic Party Fraction), Fraksi Gerindra (Gerindra Fraction), Fraksi Perjuangan Nasional (NationalStruggle Fraction), Fraksi Keadilan dan Nurani Sejahtera (the Fraction of Justice and Wealthy

    Consciousness), and Fraksi Kebangkitan Bangsa (National Resurgence Fraction). The data analysis wasconducted by using the descriptive qualitative analysis by reviewing the monitoring function, and the factors

    influencing the moitoring function.The results reveal that the People's Representative Council of Merauke

     Regency has done its function in monitoring the development of Merauke Regency. However, it is necessary tomake public service standard instrument so that the service monitoring can be conducted by referring to the

     standard.

     Keywords: monitoring function, influential factors

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    3/11

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    4/11

    controlling atau pengawasan atas jalannya pemerintahan daerah sehingga tidak

    menyimpang dari amanat dan aspirasi rakyat. Dalam rangka melakukan controlling

    terhadap jalannya pemerintahan itu, DPRD mempunyai beberapa hak, yaitu hak

    meminta pertanggungjawaban Kepala Daerah, hak meminta keterangan, hak

    mengadakan penyelidikan, hak amandemen, hak mengajukan pernyataan pendapat, hak

    inisiatif, dan hak anggaran. Pengawasan merupakan fungsi yang paling sensitif yang

    harus dilakukan DPRD yang mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 untuk mengontrol

    segala bentuk kebijakan Kepala Daerah.

    Dari latarbelakang masalah di atas maka dapatlah dirumuskan

     permasalahan pokok dalam penelitian ini sebagai berikut: a). Sejauh mana pelaksanaan

    fungsi pengawasan pada DPRD Kabupaten Merauke terhadap pelaksanaan

     pembangunan di Kabupaten Merauke? b). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi

    kinerja pengawasan pada DPRD Kabupaten Merauke? Berdasarkan latar belakang dan

     permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan pokok yang ingin dicapai melalui

     penelitian ini adalah: a,).Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan fungsi

     pengawasan DPRD Kabupatan Merauke terhadap pelaksanaan pembangunan di

    Kabupaten Merauke. b)..Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi

     pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Merauke terhadap pelaksanaan

    Pembangunan di Kabupaten Merauke.

    METODE

     Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya deskriptif.

    Diharapkan bahwa temuan-temuan empiris dapat dideskripsikan secara lebih rinci, jelas dan

    akurat terutama berbagai hal yang memperlihatkan peran implementasi fungsi pengawasan

    DPRD Kabupaten Merauke dalam rangka pengawasan pembangunan. Temuan-temuan

    empiris untuk dideskripsikan secara rinci, jelas dan akurat dengan pengetahuan teoritis untuk

    menemukan obyektifitas hasil kerja DPRD Kabupaten Merauke yang diselaraskan dengan

    kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah didalam mewujudnyatakan hasil-hasil

     pembangunan bagi masyarakat. 

     Lokasi Penelitian.

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    5/11

      Penelitian ini berlokasi di DPRD Kabupaten Merauke. Dengan pertimbangan bahwa

     penulis ingin mengetahui lebih lanjut implementasi fungsi pengawasan DPRD terhadap

     pelaksanaan pembangunan Di Kabupaten Merauke. 

     Jenis dan Sumber Data

    Jenis datanya adalah data primer dan sekunder. Data primer yang diproses diperoleh

    dari 6 orang narasumber yang mewakili 6 fraksi di DPRD Kabupaten Meraukedan 3 tokoh

    masyarakat . Data primer juga diperoleh dari pengamatan atau observasi dan pengalaman

    selama menjadi anggota DPRD Kabupaten Merauke. Data sekunder merupakan data yang

    diperoleh dari data yang laporan atau data yang telah dipublikasikan. Data sekunder berupa

    data wilayah, kependudukan, data social ekonomi Kabupaten Merauke, Data Jumlah Pemilih

    dan Suara sah dalam Pemilihan Legislatif DPRD Kabupaten Merauke periode 2009-2014,

    data personalia anggota DPRD Kabupaten Merauke periode 2009-2014. 

     Informan Pokok

    Pada penelitian ini yang menjadi informan pokok adalah anggota DPRD di

    Kabupaten Merauke sebanyak 6 orang dan 3 tokoh masyarakat. Informan pokok tersebut

     berasal dari enam fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Merauke.Keenam fraksi tersebut

    adalah sebagai berikut : Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, Fraksi Gerindra, Fraksi Perjuangan

     Nasional, Fraksi Keadilan dan Nurani Sejahtera dan Fraksi Kebangkitan Bangsa.

    Teknik Pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu melalui wawancara langsung

    dengan Anggota DPRD mengenai indikator dan instrumen penelitian yang terkait dalam

    implementasi fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Merauke. Wawancara dilakukan dengan

    menggunakan pedoman pertanyaan yang telah disusun. Selain wawancara, pengumpulan data

    dalam penelitian ini juga dilakukan dengan metode pustaka dimana menggunakan data-data

    sekunder dengan menggunakan laporan-laporan sebagai data pendukung penelitian ini.

     Metode Analisis

    Data yang berhasil dikumpulkan peneliti, diolah dan dianalisis dengan menggunakan

    teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif diartikan sebagai usaha analisis

     berdasarkan kata-kata yang disusun dalam bentuk teks yang diperluas. Data yang dianalisis

    adalah hasil pengamatan dan wawancara yang telah dituangkan dalam catatan. Data dalam

    catatan inilah yang akan dianalisis secara kualitatif, dalam arti bahwa data yang akan

    disajikan berupa narasi.

    Implementasi dirumuskan sebagai pelaksanaan dan pengendalian atau tindakan

    kebijaksanaan sampai dicapainya hasil kebijaksanaan tersebut. (Wahab, 2002) proses

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    6/11

    implementasi kebijaksanaan merupakan keseluruhan dari kegiatan yang berkaitan

     pelaksanaan suatu kebijakan Negara. Sering kali kata implementasi digunakan dalam

     berbagai pembicaraan, yang maknanya sangat sulit disusun dalam suatu defenisi yang dapat

    mewakili makna yang sebenarnya dari kata implementasi itu. Menurut pendapat (Sutarto

    1981)) pengertian implementasi adalah merupakan usaha secara rasional untuk melaksanakan

    atau menerpakan kebijakan yang sebenarnya. Lebih lanjut( Syukur, 1987)   Implementasi

    adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah sebuah rencana dan

    kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusa, langkah-langkah yang

    strategis maupun oprasional yang ditetapkan guna mewujudkan suatu program atau

    kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dan program yang ditetapkan

    semula. Defenisi diatas menunjukkan bahwa implementasi atau pelaksanaan merupakan

    aspek oprasional dari rencana atau penerapan berbagai program yang telah disusun

    sebelumnya, mulai dari penetapan sampai pada hasil yang dicapai sebagai tujuan semula.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

     DPRD dalam Perspektif Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004

     Pengertian DPRD

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah bagian dari pemerintahan daerah

     bersama dengan Pemerintah Daerah. (Pasal 1 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004). 

     Kedudukan DPRD

    DPRD merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai

    Lembaga Pemerintahan Daerah. 

    DPRD sebagai unsur Lembaga Pemerintahan Daerah memiliki tanggungjawab yang sama

    dengan Pemerintah Daerah dalam membentuk Peraturan Daerah untuk kesejahteraan rakyat.

    Fungsi DPRD

    .Legislasi Diwujudkan dalam membentuk Peraturan Daerah bersama Kepala Daerah.

    Anggaran Diwujudkan dalam menyusun dan menetapkan APBD bersama Pemerintah

    Daerah.

    Pengawasan Diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-undang,

    Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah

    Daerah.

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    7/11

    Tugas dan Wewenang DPRD 

    Membentuk Peraturan Daerah yang dibahas dengan Kepala Daerah untuk mencapai

    tujuan bersama,Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama dengan

    Kepala Daerah, Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan

     peraturan perundang-undangan lainnya, Keputusan Kepala Daerah, Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah, kebijakan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Program

    Pembangunan Daerah, dan Kerjasama Internasional di daerah, Mengusulkan pengangkatan

    dan pemberhentian Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri

    Republik Indonesia melalui Gubernur,

     Kewajiban DPRD

    Mengamalkan Pancasila, Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945, serta mentaati segala peraturan perundang-undangan, Melaksanakan

    kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Mempertahankan dan

    memelihara kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

    Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah Menyerap, menghimpun,

    menampung dan menindak-lanjuti aspirasi masyarakat,

    Tugas pimpinan DPRD

    Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan,

    Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan Wakil Ketua,

    Menjadi juru bicara DPRD, Melaksanakan dan memasyarakatkan putusan DPRD,

    Mengadakan konsultasi dengan Bupati dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan

     putusan DPRD,

    Fungsi Pengawasan DPRD

    Dalam konteks lembaga politik, fungsi pengawasan yang dijalankan DPRD

    merupakan bentuk pengawasan politik yang lebih bersifat strategis dan bukan administratif.

    Hal ini membedakan fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD dengan fungsi pengawasan

    yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan dan publik lainnya. Fungsi pengawasan DPRD

    lebih bersifat politis strategis menyangkut pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan

    daerah secara umum. Fungsi pengawasan DPRD lebih bersifat politis strategis menyangkut

     pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan daerah secara umum. Pengawasan pada

    konteks disini bukanlah pengawasan yang bersifat teknis adsminitratif yang berkaitan dengan

     pelaksanaan administrasi pemerintahan dan pembangunan daerah. Pengawasan DPRD juga

    dapat berlangsung pada berbagai tingkatan kebijakan, program, proyek maupun kasus yang

    ada di daerah. Dengan demikian dalam menjalankan fungsi pengawasan DPRD didasarkan

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    8/11

     pada rencana yang dilengkapi dengan standar atau ukuran yang jelas untuk menentukan

    sebuah kegiatan lembaga atau kebijakan publik “berhasil ”, “ gagal ”, atau “menyimpang ”

    dalam pelaksanaan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa fungsi pengawasan DPRD tidak

    sekedar bersifat observatif, melainkan juga bersifat korektif untuk menjamin pencapaian

    tujuan.

    Penyusunan RAPBD cenderung pada pendekatan yang bersifat

    kesepakatan-kesepakatan antara pihak eksekutif dan legislatif yang kurang sesuai dengan

     prinsip anggaran berbasis kinerja. Pada tahapan pelaksanaan APBD pengawasan yang

    dilakukan melalui kegiatan monitoring ke lapangan dan rapat kerja (evaluasi) ternyata masih

    mengalami kendala teknis maupun kendala yuridis, sementara pengawasan terhadap laporan

     pertanggungjawaban (LPJ) Bupati sebagai tindakan evaluasi terdapat perbedaan aspek politik

    dalam mempertahankan kredibilitas penguasa demi eksistensi kepemimpinannya dan

    mengabaikan aspek teknis yang semestinya diarahkan pada pengelolaan dan pemanfaatan

    APBD untuk mengukur hasil kinerja aparatur (eksekutif) dalam rangka mewujudkan

     pemerintahan yang baik. 

    Faktor Penyebab Lemahnya Fungsi Pengawasan DPRD

    Anggota DPRD terpilih pada kenyataannya belum optimal melakukan pengawasan.

    Penyebab hal ini terutama karena sistem partai yang terpusat membuat anggota DPRD

    menjadi lebih berpihak kepada partai sebagai sumber legitimasi daripada berpihak pada

     pemilih dan masyarakat. tidak heran apabila banyak Perda yang lahir tanpa memikirkan

    kepentingan rakyat namun terkesan sebatas kesepakatan antara eksekutif dan legislatif.

    DPRD sebagai lembaga faktor–faktor lain yang menyebabkan lemahnya fungsi pengawasan

    DPRD antara lain; a). Rendahnya kualitas sumber daya manusia; b). Lemahnya kemampuan

    manajerial atau kepemimpinan; c). Lemahnya faktor dukungan (control) masyarakat; d).

    Keterbatasan dana; e). Rendahnya komitmen atau motivasi anggota DPRD.

     Kebijakan Pembangunan Daerah

    Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Merauke yang telah ditetapkan

    untuk tahun 2005 – 2010 yaitu : a). Pendekatan pelayanan masyarakat ( service people

    approach) melalui penataan manajemen birokrasi pelayanan masyarakat dan subsidi bantuan

     biaya masyarakat tidak mampu; b). Pengembangan kampung agropolitan (agropolitan village

    development ) melalui pengembangan potensi unggulan yang memiliki nilai pasar; c).

    Pengembangan wilayah terpadu ( Integrated regional development ) melalui pengembangan

     potensi sumberdaya manusia (human resources development), peningkatan pelayanan dan

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    9/11

    derajat kesehatan masyarakat, pembangunan infrastruktur wilayah (jaringan jalan dan

     jembatan, irigasi dan drainase, perumahan dan permukiman, air bersih, listrik dan

    telekomunikasi, pengembangan potensi pariwisata dan potensi budaya daerah sebagai

    khasanah budaya bangsa, peningkatan stabilitas wilayah serta upaya peningkatan wilayah

    administratif kawasan selatan menjadi salah satu Provinsi di Tanah Papua; e). Pengembangan

    kota satelit ( growth center ) melalui pembangunan sarana prasarana wilayah sebagai

     penunjang pengembangan potensi masing-masing wilayah; f). Pengembangan ekonomi lokal

    melalui pemanfaatan potensi sumber daya pertanian, kehutanan, jasa dan penataan jaringan

     produksi, distribusi serta pasar lintas wilayah;

    Sebagai mitra kerja pemerintah daerah dan berbagai lembaga publik lainnya, maka

    DPRD memiliki tiga fungsi utama yakni penganggaran, legislasi dan pengawasan. Untuk

     pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut maka DPRD sebagai wakil rakyat di daerah perlu peka

    dan tanggap terhadap proses manajemen tata pemerintahan di daerah, khususnya terhadap

    dokumen-dokumen perencanaan pembangunan daerah. Hal ini penting, karena ketika akan

    mengimplementasikan fungsi-fungsi DPRD, maka anggota dewan harus mengerti, mengenal

    dan memahami akan setiap proses manajemen tata pemerintahan yang dijalankan.

    Pengimplementasian fungsi pengawasan DPRD akan dilakukan terhadap implementasi

     program pembangunan daerah dan berdasarkan sinergisitas yang dibangun antara DPRD

    maupun Pemda itu, akan menghasilkan berbagai rekomendasi kebijakan terhadap

     pembangunan daerah. Hal ini akan berdampak pada pembuatan dokumen perencanaan

     pembangunan daerah pada tahun atau periode berikutnya, dan hal tersebut akan menjadi

    siklus positif dalam perencanaan pembangunan.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya deskriptif.

    Diharapkan bahwa temuan-temuan empiris dapat dideskripsikan secara lebih rinci, jelas dan

    akurat terutama berbagai hal yang memperlihatkan peran implementasi fungsi pengawasan

    DPRD Kabupaten Merauke dalam rangka pengawasan pembangunan. Temuan-temuan

    empiris untuk dideskripsikan secara rinci, jelas dan akurat dengan pengetahuan teoritis untuk

    menemukan obyektifitas hasil kerja DPRD Kabupaten Merauke yang diselaraskan dengan

    kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah didalam mewujudnyatakan hasil-hasil

     pembangunan bagi masyarakat.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan pembahasan pada bagian-bagian sebelumnya dapat disimpulkan

     beberapa hal sebagai berikut : a). DPRD Kabupaten Merauke telah menjalankan fungsinya

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    10/11

    dalam pengawasan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Merauke. b). Dalam

    menjalankan fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Merauke tidak saja menggunakan media

    formal di dewan tapi juga melalui media informal, c). Kompetensi anggota DPRD Kabupaten

    Merauke, dukungan masyarakat, komitmen dan motivasi serta sistem pengkaderan dalam

     partai politik merupakan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan melaksanakan fungsi

     pengawasan dewan, d). Belum adanya suatu model standar pengawasan yang baik

    mengakibatkan pengawasan menjadi tidak terarah, sporadis dan hanya mengikuti

     perkembangan permasalahan di masyarakat sehingga menimbulkan kerentanan dalam

    kompromi-kompromi politik antara legislative dan eksekutif, e). Fungsi pengawasan DPRD

    masih tetap diperlukan untuk memelihara akuntabilitas publik dan menjamin pemerintah

    daerah dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan perundang undangan yang

     berlaku dan untuk lebih efektif peran serta masyarakat dan kerjasama dengan organisasi

    kemasyarakatan serta media masa perlu ditingkatkan.

    Babarapa hal yang dapat disarankan sebagai bagian dari penelitian ini adalah sebagai

     berikut : a). Anggota DPRD Kabupaten Merauke perlu lebih kreatif memanfaat media

    komunikasi yang ada dalam rangka menjaring informasi dan aspirasi masyarakat khususnya

    terkait dengan pelaksanaan fungsi pengawasannya, b). Peningkatan kualitas sumber daya

    anggota DPRD Kabupaten Merauke perlu terus dilakukan baik melalui peningkatan

     pendidikan akademiknya maupun melalui pendidikan-pendidikan non formal seperti

     pelatihan dan lain-lain, c). Dukungan masyarakat yang sudah diberikan perlu terus dipelihara

    dan dibina agar komunikasi legislatif dengan masyarakat dapat membantu fungsi pengawasan

    DPRD, d). Komitmen dan motivasi anggota DPRD Kabupaten Merauke harus terus dijadikan

     penggugah untuk berkarya dan berbakti bagi bangsa dan Negara serta rakyat, e). Perlu

    disusun suatu bentuk standar pengawasan yang baik oleh dewan dan juga Pemerintah

    Kabupaten Merauke perlu menetapkan standar pelayanan ke masyarakat agar pelayanan

    dapat lebih terjamin dan dapat dijadikan acuan oleh DPRD untuk membuat instrumen

     pengawasan kegiatan pelayanan publik.

  • 8/19/2019 PENELITIAN MAHASISWA Ttg Fungsi DPRD untuk Pengawasan

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    Amirin, Tatang M. (1990). Menyusun Rencana Penelitian, Rajawali, Jakarta.

    Djojosoekarto Agung, Dwijowiyoto R., I Ketut Putra Erawan, Yasadhana V., (2004).

    Akuntabilitas Publik dan Fungsi Pengawasan DPRD.  Sekretariat Nasional ADEKSI dan Konrad Adenauer Stiffung , Jakarta

    Kartasasmita, G. (1995). Pembangunan Untuk Rakyat. CIDES , Jakarta.

    Komaruddin, (1979). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yayasan Reikasindo, Jakarta

    Poerwadamita, (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Lembaga Penerbit Ul-Press,

    Jakarta.

    Siagian, S.P. (1992). Administrasi Pembangunan : Konsep, Dimensi, dan Strateginya.

     Bumi Aksara, Jakarta.

    Sujanto, (1991). Cakrawala otonomi daerah. Sinar Grafika, Jakarta.

    Romli, Lili,( 2007 ). Potret Otonomi Daerah Dan wakil Rakyat ditingkat lokal.  Pustaka

     Pelajar bandung. 

    Undang-Undang Otonomi Daerah nomor 22 Tahun 1999.

     Pemerintahan Daerah, Jakarta

    Undang-Undang nomor 25 Tahun 1999. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,

    Jakarta

    Undang-Undang RI nomor 32 Tahun 2004. Pemerintahan Daerah, Jakarta

    Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2008. Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Jakarta