28

PENELITIAN INTERNAL

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENELITIAN INTERNAL
Page 2: PENELITIAN INTERNAL
Page 3: PENELITIAN INTERNAL

PENELITIAN INTERNAL

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI

DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN COKELAT SEBAGAI

PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN GARUT

DI CHOCODOT WORLD CASTLE, GARUT- JAWA BARAT

TIM PENGUSUL

Robiatul Adawiyah SST., M.Par (0313028901) Christin Setiawan,M.Par (0302058401)

Prajna Bala Wiradharma,M.Par (0312128503) Athiya Azzahra (1941010262)

Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Page 4: PENELITIAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao merupakan hasil perkebunan unggulan Indonesia karena produksi

kakao Indonesia merupakan ketiga terbesar di dunia. Salah satu daerah sentra

kakao adalah di Kabupaten Garut – Jawa Barat. Sayangnya, masyarakat masih

konvensional menjual kakao dalam bentuk biji. Oleh karena itu, dibutuhkan

introduksi teknologi berupa diversifikasi olahan berbasis kakao atau cokelat,

sehingga dapat dikembangkan sebagai oleh oleh khas yang mendukung

pengembangan kota Garut. Penelitian ini fokus pada hasil riset berupa teknologi

diversifikasi olahan berbasis cokelat, diantaranya dodol cokelat, minuman

cokelat dan lain-lain. Garut, merupakan kabupaten di wilayah Jawa Barat

bagian selatan ini memiliki udara yang sejuk dengan panorama alam

pegunungan yang rindang sebagai kawasan konservasi nasional. Tak

mengherankan julukan Swiss Van Java pun sejak lama tersematkan untuk

daerah berpenduduk 2,5 juta jiwa ini. Garut terkenal dengan kuliner khas, salah

satunya dodol. Namun, jika bosan dengan rasa dodol yang itu-itu saja, maka

coba sensasi perpaduan dodol dengan cokelat. Di kota Intan (Indah Tertib

Aman dan Nyaman) Garut terdapat galeri oleh-oleh khas

masyarakat Garut yang satu ini.

Chocodot World merupakan museum cokelat pertama kebanggaan warga

Garut. Museum ini bukan hanya menyajikan penganan dodol-cokelat,

melainkan juga berbagai pengetahuan mengenai cokelat, sejarah cokelat di

Indonesia, hingga perjalanannya sampai ke Kabupaten Garut. Bukan hanya itu,

Page 5: PENELITIAN INTERNAL

selain menikmati wisata edukasi, pengunjung menemukan pernak-pernik

suvenir khas Garut yang bisa dikoleksi. Bisnis Development PT. Tama Cokelat

Indonesia Asep Mausul membangun museum dan galeri cokelat tersebut untuk

menciptakan tujuan wisata di Kabupaten Garut. Selama ini, kawasan wisata di

kabupaten Garut hanya dihiasi wisata air hangat Cipanas, wisata pantai selatan

dengan ciri khas deburan ombaknya, wisata alam terbuka di kawasan

konservasi, hingga wisata kuliner yang tersebar hampir di setiap sudut Kota

Garut. Dengan demikian, kehadiran museum dan galeri cokelat, memberikan

alternatif baru dalam pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten Garut.

Selain itu, wahana edukasi yang digabung dengan wisata tersebut diharapkan

mampu memberikan inspirasi bagi pengunjung untuk menciptakan jenis usaha

baru. Dengan kreativitas, semua bisa dihasilkan. Dewasa ini sangat banyak

bermunculan industri ekonomi kreatif yang mana telah diberikan payung

hukum melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi

Kreatif. Dengan adanya Undang-Undang tersebut tentunya mendorong

masyarakat untuk berkreativitas memanfaatkan sumber-sumber yang ada demi

kesejahteraan masyarakat.

Diversifikasi adalah kegiatan atau tindakan untuk membuat sesuatu menjadi

lebih beragam atau tidak terpaku hanya pada satu jenis saja, di dalam dunia

bisnis, diversifikasi seringkali diidentikkan dengan ungkapan “Tidak menaruh

telur didalam satu keranjang”. Diversifikasi produk dilakukan oleh suatu

perusahaan sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk, sementara

produk lama secara ekonomis masih bisa dipertahankan. 17 Pengembangan

Page 6: PENELITIAN INTERNAL

produk merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi

kemungkinan perubahan produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat

memberikan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar, sehingga

memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dalam diversifikasi produk,

umumnya perusahaan berusa untuk menaikkan penjualan dengan cara

pengembangan produk baru. Dala melakukan pengembangan produk ini

terdapat beberapa faktor yang mendorong baik yang bersifat faktor intern

maupun ekstern.

Coklat adalah hasil olahan dari biji tanaman kakao (Theobrama

Cacao) yang tumbuh pertama kali di hutan hujan di Amerika Selatan

(Morganelli, 2006). Menurut Friberg (1996 : 875-876), cokelat berasal

dari buah kakao yang pada tahun 1728 seorang ahli botani dari Swedia

yang bernama Carolus Linnaeus telah memberikan nama genus untuk

tanaman cokelat ini dengan sebutan Theobroma cacao, yang artinya

Page 7: PENELITIAN INTERNAL

makanan dari dewa. 3000 tahun yang lalu, suku Olmec menemukan

coklat untuk pertama kali di wilayah Mesoamerican (Meksiko,

Guatemala, Honduras, sampai barat laut Costa Rica) tempat mereka

tinggal. Di Indonesia, tanaman kakao diperkenalkan oleh orang Spanyol

pada tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi Utara. Tahun 1967, produksi

kakao di Indonesia baru sebesar 1.233 ton, pada tahun 2003 sudah

bertambah menjadi 698.816 ton.

Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan

cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan, termasuk

Pangan Olahan Tertentu, Bahan Tambahan Pangan, Pangan Produk

Rekayasa Genetik dan Pangan Iradiasi (BPOM, 2016).

Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini akan menggali

Diversifikasi Produk Olahan Cokelat Sebagai Pengembangan Ekonomi

Kreatif Kabupaten Garut Di Chocodot World Castle, Garut- Jawa Barat.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas maka didapatkan identifikasi masalah sebagai

berikut:

a. Belum diketahuinya Diversifikasi Produk Olahan Cokelat sebagai

Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Garut Di Chocodot

World Castle, Garut – Jawa Barat.

Page 8: PENELITIAN INTERNAL

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

a. Seberapa besar Pengaruh Diversifikasi Produk Olahan Cokelat sebagai

Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Garut Di Chocodot World

Castle, Garut – Jawa Barat?

1.3 Tujuan Khusus

Berdasarkan permasalahan diatas tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh diversifikan produk olahan

cokelat sebagai bentuk pengembangan ekonomi kreaitf kota garut Di

Chocodot World Castle, Garut – Jawa Barat.

Page 9: PENELITIAN INTERNAL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

2.1.1 Diversifikasi Produk

Diversifikasi adalah kegiatan atau tindakan untuk membuat sesuatu menjadi

lebih beragam atau tidak terpaku hanya pada satu jenis saja, di dalam dunia bisnis,

diversifikasi seringkali diidentikkan dengan ungkapan “Tidak menaruh telur

didalam satu keranjang”. Diversifikasi produk dilakukan oleh suatu perusahaan

sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk, sementara produk lama

secara ekonomis masih bisa dipertahankan. 17 Pengembangan produk merupakan

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan

produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya pemuas serta daya

tarik yang lebih besar, sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dalam

diversifikasi produk, umumnya perusahaan berusa untuk menaikkan penjualan

dengan cara pengembangan produk baru. Dala melakukan pengembangan produk

ini terdapat beberapa faktor yang mendorong baik yang bersifat faktor intern

maupun ekstern.

Faktor intern yang mendorong pengembangan produk adalah:

a. Terjadinya kelebihan kapasitas dalam perusahaan yang perlu diperhatikan,

sehingga untuk menghindarinya perlu dilakukan penganalisisan

sebabsebabnya dan berusaha mencari penyelesaiannya dengan

pengembangan produk.

Page 10: PENELITIAN INTERNAL

b. Adanya hasil sampingan yang mungkin masih dapat dibuat dalam satu jenis

produk lain.

c. Adanya usaha untuk menggunakan bahan yang sudah ada dalam

memproduksi suatu produk yang mempunyai nilai yang tinggi.

Faktor ekstern yang mendorong pengembangan produk adalah:

a. Adanya persaingan yang dekat dengan produk saingan, dimana terlihat

produk saingan agak unggul.

b. Adanya usaha menjadi leader dalam jenis produk tertentu, di samping

untuk menaikkan pretise.

c. Adanya kemunduran dalam permintaan terhadap produk yang sudah ada,

terutama karena adanya perbedaan harga dengan produk lain yang lebih

murah. Akibatnya perlu dilakukan analisis mengapa dengan bahan baku

yang sama, tetapi produk jadinya mempunyain harga yang lebih murah.

Pelaksanaan strategi diversifikasi produk membutuhkan adanya penelitian

yang mendalam mengenai tiap produk yang akan diproduksi, sehingga diperoleh

keyakinan akan dapat diperoleh tingkat keuntungan yang diharapkan.

Pengembangan produk ini menyangkut penawaran produk baru atau produk yang

diperbaiki atau disempurnakan. Dengan mengadakan pengembangan produk,

perusahaan dapat memahami kebutuhan dan keinginan 31 pasar, serta melihat

kemungkinan penambahan atau perubahan ciri-ciri khusus atau tertentu dari

produk, menciptakan bebrapa tingkat kualitas atau mutu, atau menambah tipe

maupun ukuran untuk lebih dapat memuaskan dan memperoleh daya tarik yang

besar. Pada umumnya kegiatan pengembangan produk mempunyai hubungan erat

Page 11: PENELITIAN INTERNAL

dengan kegiatan inovasi, sehingga unsur-unsur teknologi memegang peranan yang

cukup menentukan dalam kegiatan pengembangan produk. Kegiatan

pengembangan produk merupakan suatu usaha yang direncanakan dan dilakukan

secara sadar untuk memperbaiki produk yang sudah ada atau menambah banyaknya

ragam produk yang dihasilkan dan dipasarkan.

Diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu:

a. Diversifikasi konsentris, dimana produk-produk baru yang diperkenakan

memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan

produk yang sudah ada. Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk

melakukan diversifikasi konsentris, yaitu mendirikan perusahan baru atau

bisa pula melalui marger dan akuisisi.

b. Diversifikasi horisontal, dimana perusahaan menambah produk-produk

baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual

kepada pelanggan yang sama.

c. Diversifikasi konglomerat, dimana produk-produk yang dihasilkan sama

sekali baru, tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun pasar,

serta melihat kemungkinan penambahan atau perubahan ciri-ciri khusus

atau tertentu dari produk, menciptakan bebrapa tingkat kualitas atau mutu,

atau menambah tipe maupun ukuran untuk lebih dapat memuaskan dan

memperoleh daya tarik yang besar.

Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu persahaan bila hanya

mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya.

Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan

Page 12: PENELITIAN INTERNAL

pejualan dan share pasarnya perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan

perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat

memberikan daya guna dan daaya pemuas serta daya tarik yang lebih besar.

2.1.2 Produk Olahan Cokelat

Kakao merupakan satu-satunya diantara 22 jenis marga Theobroma,

suku sterculiaceae yang diusahakan secara komersil. Dalam kajian ilmiah

kakao termasuk dalam divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae,

kelas Dicotyledoneae, bangsa Malvaves, suku Sterculiaceae, marga

Theobroma, dan jenis Theobroma cacao L. Tanaman kakao yang biasa

ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis forastero (bulk

cocoa atau kakao lindak), criolo (Fine cocoa atau kakao mulia), dan hibrida.

Musim panen kakao dapat dilakukan setelah buah berumur 5,5 – 6 bulan.

Tanaman Kakao (Theobroma Cacao) merupakan salah satu

komoditas perkebunan yang memiliki peran cukup penting bagi

perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,sumber

pendapatan dan devisa Negara (Kristanto 2015). Peran penting tersebut

dilihat dari posisi Indonesia yang merupakan produsen terbesr ketiga biji

kakao di dunia dengan estimasi produksi sebesar 450 ton pada tahun

2011/2012 (Rifin,2013). Pada tahun 2002 perkebunan kakao telah

menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu

kepala keluarga petani di Indonesia. Keberhasilan penanaman kakao

memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia.

Hal tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang para investor untuk

Page 13: PENELITIAN INTERNAL

mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari

agribisnis kakao (Kristanto 2015).

Untuk mengembangkan usaha dari agribisnis kakao maka diubahlah

kakao tersebut menjadi bentuk olahan produk. Olahan produk merupakan

hasil dari proses berubahnya bahan baku mentah atau setengah jadi menjadi

bahan siap konsumsi. Bahan baku biji kakao memiliki kandungan senyawa

yang aktif sebagai antioksidan yakni katekin 33-42%, leukosinidin 23-25%,

dan antosianin (Jinap,2004). Olahan produk yang berasal dari biji kakao

yaitu cokelat. Cokelat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk

Mesoamerika kuno sebagai minuman dan diberikan hanya pada saat hari

raya. Cokelat menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia.Cokelat

sudah menjadi primadona bagi semua golongan usia.Hal tersebut

dikarenakan cokelat memiliki cita rasa yang khas, teksturnya berbentuk

padat pada suhu kamar, cepat meleleh di mulut, menjadi cair dan terasa

lembut di lidah. Olahan cokelat pada umumnya dibuat dalam bentuk dark

chocolate dan milk chocolate. Akan tetapi kini cokelat tersebut semakin

divariasikan dengan mengolahnya menjadi olahan seperti minuman cokelat

, permen cokelat , cokelatbatang , dodol cokelat , dan brownies cokelat .

House Blend Coklat Indonesia merupakan salah satu sajian minuman

coklat khas Indonesia dengan cara mencampurkan beberapa jenis Single

Origin coklat dari seluruh Indonesia. Minuman coklat sudah dikenal sejak

dulu, dan trend minuman coklat ini sudah dibawa oleh bangsa Eropa

semenjak kedatangan mereka ke Indonesia, dan minuman coklat

Page 14: PENELITIAN INTERNAL

berkembang sangat pesat hingga sekarang ini.

Minuman coklat pada umumnya hanya memiliki rasa coklat saja yang

lebih dominan. Namun, ada beberapa jenis minuman coklat, yang memiliki

rasa – rasa lain selain dari rasa coklat itu sendiri, hal itu dapat kita rasakan

pada jenis – jenis single origin coklat khas Indonesia yang memiliki

bermacam – macam karakteristik rasa pada coklat.

2.1.3 Industri Ekonomi Kreatif

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi dan barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi lagi

(Kartasapoetra 2000). Industri dapat digolongkan menjadi menjadi 4 golongan yang

berdasarkan jumlah tenaga kerja, yaitu:

a. Industri Besar

Industri besar yaitu industri yang memiliki modal besar memiliki teknologi

modern, pembagian organisasi yang jelas dan memiliki tenaga kerja lebih dari

100 orang.

b. Industri Sedang

Industri sedang yaitu industri yang memiliki modal yang cukup besar, teknologi yang cukup modern, organisasi pembagian kerja jelas dan memiliki tenaga kerja antara 22-99 orang.

c. Industri kecil

Industri kecil yaitu industri modal besar dari industri rumah tangga, teknologi masih sederhana, pembagian kerja belum jelas dan memiliki tenaga kerja antar 5- 19 orang.

d. Industri rumah tangga

Industri rumah tangga yaitu industri dengan modal kecil, teknologi sederhana,

pembagian tugas dan tanggung jawab sama pada setiap orang, tenaga kerja

antara 1-4 orang. Industri rumah tangga merupakan penggolongan industri yang

Page 15: PENELITIAN INTERNAL

paling rendah bila dilihat dari segi jumlah tenaga kerja dan jumlah omset

penjualannya.

2.2 Rerangka Penelitian

Secara sederhana kerangka berpikir dari penelitian ini dapat

digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Page 16: PENELITIAN INTERNAL

Bagan 1. Kerangka Pemikiran

Industri Olahan Kakao Chocodot Garut

Input 1. Bahan baku

kakao 2. Bahan

pendukung 3. Tenaga Kerja

Proses Produksi

Biaya

Biaya Eksplisit 1. Sarana Produksi 2.Penyusutan

3. TKLK 4. Biaya Lain-lain (Kemasan, Listrik, air, sewa lahan)

Output

a.Chocomix

b.Chocomix classic

c.Chocomix tawa

d.Chocomix coffee

Chocomix ice

Cokelat batang (Chocobar)

Bakpia Cokelat

Harga

Biaya Implisit 1. Bunga Modal Sendiri

Penerimaan

Pendapatan

Nilai Tambah

Keuntungan

Page 17: PENELITIAN INTERNAL

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang dibahas, penelitian ini menggunakan

metode deskriptif korelasi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Pendekatan deskriptif menurut Sugiyono (2017:35) adalah:

"Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable

mandiri, baik hanya pada sat variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau

variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari

hubungan dengan variabel lain”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan

melihat derajat Diversifikasi Produk Olahan Cokelat sebagai Bentuk

Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Garut Di Chocodot World Castle,

Garut – Jawa Barat.

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan cara:

1. Menyebarkan kuesioner langsung di lokasi penelitian

2. Melakukan pengamatan langsung (area sekitar peneliti)

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu:

1. Data Primer

Menurut (Sugiarto, Hendratono, & Sudibyo, 2015) data primer merupakan

data yang didapat dari sumber pertama seperti halnya hasil wawancara atau

hasil pengisian kuesioner.

Page 18: PENELITIAN INTERNAL

2. Data Sekunder

Menurut (Sugiarto, Hendratono, & Sudibyo, 2015) data sekunder merupakan

data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah

lebih lanjut yang pada umumnya disajikan dalam bentuk table – table atau

diagram – diagram.

3.2 Analisis Data

Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji validitas

dan reliabilitas untuk menguji perangkat kuesioner, analisis data deskriptif,

uji nilai rata – rata.

3.2.1 Uji Validitas & Reliabilitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan

sejauhmana suatu alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian

mengukur apa yang ingin diukur (Sugiarto, Hendratono, & Sudibyo,

2015). Dalam uji validitas digunakan korelasi product moment

dengan mengkorelasikan data pada masing – masing pernyataan

terhadap skor total. Uji validitas dalam penelitian ini yaitu untuk

menggambarkan variabel Bauran Pemasaran (X) dan variabel

Keputusan Pembelian (Y). Untuk menguji validitas soal, peneliti

menggunakan program software SPSS 25.0 for Windows3.4.

3.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan dilakukan untuk mengetahui sampai

sejauh mana kuisioner diajukan dapat memberikan hasil yang tidak

berbeda jika dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang

Page 19: PENELITIAN INTERNAL

sama pada waktu yang berlainan. Dalam penelitian ini uji

realiabilitas dilakukan dengan meihat koefisien Cronbach’s Alpha

(α) dengan menggunakan bantuan SPSS 25.0 for windows.

Page 20: PENELITIAN INTERNAL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Statistika Deskriptif

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh

dengan cara survey dengan jumlah responden adalah 101 responden. Sebelum

melakukan analisis lebih lanjut, perlu diketahui bagaimana karakteristik responden

melalui statistika deskriptif. Karakteristik responden yang dianalisis dalam

penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan. Berikut merupakan

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Gambar 4.1

Karakteristik Jenis Kelamin

Gambar 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin. Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa sebesar 44% atau sejumlah 44

responden merupakan responden perempuan dan sisanya sebesar 56% atau

sejumlah 56 responden merupakan responden laki-laki. Sedangkan berdasarkan

karakteristik usia responden sebagai berikut.

Pria56%

Wanita44%

JENIS KELAMIN

Page 21: PENELITIAN INTERNAL

Gambar 4.2

Karakteristik Usia

Gambar 4.2 menunjukkan sebagian besar responden yaitu sejumlah 60 atau 60%

responden memiliki usia diantara 14 sampai 25 tahun. Selain itu, responden dengan

usia diantara 26 hingga 35 tahun juga cukup banyak yaitu sejumlah 39 responden.

Selanjutnya untuk responden dengan usia lebih dari 36 tahun sejumlah 1 responden.

Karakteristik responden yang lainnya dapat diketahui berdasarkan pekerjaan sesuai

Gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3

14-25 thn60%

26-35 thn39%

>36 thn1%

USIA

Mahasiswa39%

Karyawan Swasta

38%

PNS5%

Wirausaha13%

Lainnya5%

PEKERJAAN

Page 22: PENELITIAN INTERNAL

Karakteristik Pekerjaan

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang berstatus

sebagai mahasiswa/i lebih dominan yaitu sejumlah 39 responden. Sedangkan

responden bekerja sebagai karyawan swasta sejumlah 38 responden, bekerja

sebagai wirausaha sejumlah 13 responden, bekerja sebagai PNS sejumlah 5

responden dan lainnya sejumlah 5 responden.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu pernyataan atau

pertanyaan dari kuesioner. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui

konsistensi atau kestabilan dari jawaban responden. Uji validitas data ini dilakukan

terhadap masing-masing pertanyaan dalam variabel yang digunakan. Masing-

masing pertanyaan dilakukan perhitungan nilai korelasi terhadap nilai total.

Masing-masing pernyataan pada variabel diversifikasi olahan produk coklat

dikorelasikan dengan nilai total diversifikasi olahan produk coklat. Apabila nilai

koefisien korelasi lebih dari dari nilai r tabel, dimana pada penelitian ini nilai r tabel

dengan jumlah data 100 adalah 0,197, maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan

telah valid. Hasil pengujian validitas data diberikan pada Tabel 4.1. Hasil dari

pengujian validitas telah menunjukkan bahwa semua pernyataan pada variable

diversifikasi olahan produk coklat telah valid karena hasil nilai korelasi lebih besar

dari 0,196. Oleh karena itu, semua pernyataan digunakan dalam analisis selanjutnya

yaitu variabel diversifikasi olahan produk coklat sebanyak 21 pernyataan.

Tabel 4.1

Hasi Uji Validitas

Pernyataan Nilai korelasi Keterangan

Daya tahan produk Olahan Cokelat bertahan cukup lama 0,530 Valid Kemasan produk olahan cokelat terlihat menarik 0,517 Valid Harga produk olahan cokelat yang di tawarkan terjangkau 0,567 Valid

Harga produk olahan cokelat bersaing dengan produk cokelat lainnya 0,629 Valid

Penjual olahan cokelat sering mengadakan promosi dan inovasi baru 0,678 Valid

Page 23: PENELITIAN INTERNAL

Banyak Penjual olahan cokelat sudah memiliki akun media sosial untuk mempromosikan produknya 0,601 Valid

Konsumen dengan mudah memperoleh olahan cokelat di sekitar tempat tinggal anda 0,680 Valid

Suasana tempat berjualan Di Chocodot World Castle ramai dan menarik perhatian 0,633 Valid

Kebersihan tempat berjualan Di Chocodot World Castle sudah memadai 0,639 Valid

Penjual sudah melakukan inovasi pada produk olahan cokelat hingga menarik pembeli 0,577 Valid

Anda pernah membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan bentuk 0,663 Valid

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa 0,668 Valid

Ketersedian penjual produk di Chocodot World Castle masih kurang 0,765 Valid

Pengolahan produk cokelat di Chocodot World Castle masih sangat kuno, sehingga tidak efisien dan membutuhkan waktu yang lama

0,756 Valid

Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan kesukaan 0,768 Valid

Anda membeli Produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan Merek yang biasa anda beli 0,773 Valid

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan popularitas produk 0,706 Valid

Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan penilaian orang lain 0,694 Valid

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa yang di sajikan 0,673 Valid

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan tanggal kadaluarsa suatu produk 0,705 Valid

Anda tidak merasa puas dengan inovasi produk produk cokelat di Chocodot World Castle yang ada

0,539 Valid

Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi jawaban

pada setiap pertanyaan. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6, maka

pertanyaan yang digunakan telah reliable. Hasil uji reliabilitas dengan Cronbach’s

Alpha diberikan pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Reliability Statistics

Page 24: PENELITIAN INTERNAL

Cronbach's Alpha Jumlah Pertanyaan Keterangan

Diversifikasi Olahan

Produk Coklat 0,756 14 Reliable

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai

Cronbach's Alpha yang diperoleh lebih besar dari 0,6 pada variabel diversifikasi

olahan produk coklat. Sehingga dapat dinyatakan bahwa jawaban dari variabel

diversifikasi olahan produk coklat telah reliable.

C. Mean Variabel Diversifikasi Olahan Produk Coklat

Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dari jawaban responden berdasarkan

variabel diversifikasi olahan produk coklat yang diberikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Mean Variabel Diversifikasi Olahan Produk Coklat

Pernyataan Mean

Daya tahan produk Olahan Cokelat bertahan cukup lama 3,250 Kemasan produk olahan cokelat terlihat menarik 3,330 Harga produk olahan cokelat yang di tawarkan terjangkau 3,220

Harga produk olahan cokelat bersaing dengan produk cokelat lainnya 3,220

Penjual olahan cokelat sering mengadakan promosi dan inovasi baru 3,210

Banyak Penjual olahan cokelat sudah memiliki akun media sosial untuk mempromosikan produknya 3,220

Konsumen dengan mudah memperoleh olahan cokelat di sekitar tempat tinggal anda 3,170

Suasana tempat berjualan di Chocodot World Castle ramai dan menarik perhatian 3,300

Kebersihan tempat berjualan di Chocodot World Castle sudah memadai 3,290

Penjual sudah melakukan inovasi pada produk olahan cokelat hingga menarik pembeli 3,260

Anda pernah membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan bentuk 3,230

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa 3,250

Ketersedian penjual produk di Chocodot World Castle masih kurang 2,940

Page 25: PENELITIAN INTERNAL

Pengolahan produk cokelat di Chocodot World Castle masih sangat kuno, sehingga tidak efisien dan membutuhkan waktu yang lama

2,930

Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan kesukaan 3,200

Anda membeli Produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan Merek yang biasa anda beli 3,170

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan popularitas produk 3,110

Anda membeli produk produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan penilaian orang lain 2,970

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan cita rasa yang di sajikan 3,220

Anda membeli produk cokelat di Chocodot World Castle berdasarkan tanggal kadaluarsa suatu produk 3,090

Anda tidak merasa puas dengan inovasi produk produk cokelat di Chocodot World Castle yang ada

2,670

Pada penelitian ini, variabel diversifikasi olahan produk coklat menggunakan 21 pernyataan. Karakteristik jawaban responden berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab produk olahan coklat di Chocodot World Castle sudah beragam dan responden juga sudah puas dengan inovsi produk olahan coklat di Chocodot World Castle.

Page 26: PENELITIAN INTERNAL

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bauran

pemasaran terhadap keputusan pembelian di Chocodot World Castle. Jumlah

responden pada penelitian ini sejumlah 100 responden. Berdasarkan hasil analisis

diperoleh kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Hasil diversifikasi produk olahan cokelat di Chocodot World Castle, Garut –

Jawa Barat menyatakan bahwa pelanggan sudah puas dengan keanekaragaman

dan inovasi produk olahan cokelat di Chocodot World Castle ditunjukkan

dengan nilai rata-rata diatas 3,00.

B. Saran

Berdasarkan data dan informasi yang telah didapatkan, maka saran-sraan

yang terkait yaitu bagi pelaku industri kreatif harus berinovasi mengeluarkan

ide-ide baru dan meningkatkan kualitas produk olahan cokelat di Chocodot

World Castle Garut, dengan baik agar dapat bersaing dengan produk modern

atau di pasar global.

Mengupayakan promosi untuk meningkatkan penjualan dan keputusan

pembelian konsumennya, Chocodot pun harus mampu memaksimalkan

potensinya dalam memasarkan produk secara direct marketing melalui media

online, karena kurang menariknya website resmi, sosial media dan media

promosi, maka menjadi masalah keputusan pembelian dan penurunan

penjualan dari kelemahan manajerial dalam mengelola bauran produk dan

bauran promosi.

Page 27: PENELITIAN INTERNAL

DAFTAR PUSTAKA

Abdallah. 2016. Dark, White, or Milk? The Three Basic Chocolates. Diakses

melalui https://www.abdallahcandies.com/information/dark-white-or-

milk-the-three-basic-chocolates/ pada tanggal 25 Juli 2020.

Aquinus, T. 2019. Kakao Menjadi Kekuatan Ekspor Komoditas Unggulan

Pertanian Indonesia. Diakses melalui https://news.trubus.id/baca/28988/kakao-

menjadi-kekuatan-ekspor-komoditas-unggulan-pertanian-indonesia pada

tanggal 25 Juli 2020.

Caligiani, A., Marseglia, A., dan Palla, G. 2016. Cocoa: Production,

Chemistry, and Use. Encyclopedia of Food and Health. 185–190.

HSPH Harvard. Dark Chocolate. Diakses melalui

https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/food-features/dark-

chocolate/#:~:text=Dark%20chocolate%20contains%2050%2D90,in%20som

e%20form%2C%20and%20sugar. pada tanggal 25 Juli 2020.

Septianti, E. dan Arif, A.B. 2016. PENGARUH SUHU PEMASTAAN TERHADAP

RENDEMEN DAN KADAR LEMAK BUBUK KAKAO HASIL

PENGEMPAAN DARI BIJI KAKAO FERMENTASI DAN NON

FERMENTASI. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 13 (1) : 43 – 51.

Hartono (2011: 46), Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman

pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Kotler dan Amstrong (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

__________________ (2014), Principles of marketin. Edisi 12. Jilid

Page 28: PENELITIAN INTERNAL

1.Terjemahan.

ProQuest Dissertations and Theses.di akses pada website : http://ezproxy.um.edu.my/docview/305203456?accountid=28930 pada tanggal 05 April 2021.

Siregar, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Sugiarto, Hendratono, T., & Sudibyo, D. (2015). Metodologi Penelitian Hospitaliti & Pariwisata. Tangerang: Matana Publishing Utama.

Tjipjono, Fandy dan Gregorius Chandra. (2012), Pemasaran Strategik. Yogyakarta: BPFE.