112
LAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA HASIL UJI COBA SOAL FISIKA KELAS IX DI SMP NEGERI 30 SAMARINDA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2010 HALAMAN PENGESAHAN Penilaian Hasil Belajar Fisika Page i Disusun Oleh : Nama : Jerriagustinus Nim : 0805035046 Progaram Studi : Pendidikan Fisika Reg.

Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

LAPORAN

PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA

HASIL UJI COBA SOAL FISIKA KELAS IX

DI SMP NEGERI 30 SAMARINDA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2010

HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Uji Coba Soal Fisika Kelas IX di SMP Negeri 30 Samarinda

Disusun oleh :

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page i

Disusun Oleh :

Nama : Jerriagustinus

Nim : 0805035046Progaram Studi : Pendidikan Fisika Reg. Pagi

Page 2: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Nama : Jerriagustinus

N I M : 0805035046

Prodi : Pendidikan Fisika (Reguler Pagi)

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Penilaian Hasil Belajar

Fisika yang dibina oleh Drs. Soetopo, M.Pd.

Samarinda, 22 November 2010

Mengetahui,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas terselesaikannya

laporan ini sebagai salah satu tugas yang di berikan oleh Bapak Drs. Soetopo

dalam mata kuliah Penilaian Hasil Belajar Fisika. Pada kesempatan ini penyusun

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page ii

Mahasiswa

Jerriagustinus

NIM. 0805035046

Page 3: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

1. Drs. Soetopo, M.Pd dan Drs. Johansyah, M.Pd yang telah memberikan

bimbingan dan mengarahkan penyusunan dari pelaksanaan tes uji coba

sampai penyusunaan laporan.

2. Murid-murid SMP Negeri 30 Samarinda, Bapak Hidayat Sapari, S.Pd selaku

guru pembimbing dan Bapak Drs. H. Syamsul Huda Kepala SMP Negeri 30

Samarinda.

3. Rekan-rekan Pendidikan Fisika khususnya angkatan 2008 yang banyak

membantu dan memberikan masukan selama penyusunan laporan ini.

Laporan penilaian hasil belajar ini merupakan suatu hasil analisa soal Fisika

yang telah diujicobakan di kelas IX semester I SMP Negeri 30 Samarinda.

Laporan ini bertujuan ingin mengetahui kelayakan suatu soal yang telah

diujicobakan kepada siswa dan merupakan salah satu alat untuk mengetahui

perkembangan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih ada kesalahan

dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi

semua kalangan, khususnya bagi penulis sendiri.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page iii

Samarinda, 22 November 2010

Penulis

Page 4: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang Kegiatan ......................................................................1

B. Tujuan Uji Coba ..................................................................................2

C. Rumusan Masalah .................................................................................2

D. Kegunaan Kegiatan ...............................................................................3

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................4

A. Pengertian Evaluasi .............................................................................4

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi .................................................................8

C. Prinsip-Prinsip Evaluasi .......................................................................12

D. Teknik Evaluasi ....................................................................................13

E. Prosedur Melaksanakan Evaluasi .........................................................15

BAB III. METODE UJI COBA ..............................................................................17

A. Metode Uji Coba ...................................................................................17

B. Populasi dan Sampel ............................................................................22

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...........................................................24

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................24

E. Teknik Analisis Data ............................................................................25

BAB IV. PENYUSUNAN TES ITEM ...................................................................33

BAB V. ANALISA DATA .....................................................................................46

BAB VI. PEMBAHASAN ......................................................................................66

BAB VII. PENUTUP ..............................................................................................69

A. Kesimpulan ............................................................................................69

B. Saran ......................................................................................................70

REFERENSI ...........................................................................................................71

LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................72

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page iv

Page 5: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan

Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri atas

beberapa komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi dalam

mencapai tujuan. Salah satu komponen tersebut adalah evaluasi. Evaluasi

dalam sistem pengajaran menduduki peranan yang sangat penting, karena

dengan evaluasi prestasi belajar siswa akan diketahui setelah meneyelesaikan

program belajar dalam kurun waktu tertentu, dapat diketahui ketepatan

metode mengajar yang digunakan dalam menyajikan pelajaran, serta dapat

diketahui tercapai atau tidaknya tujuan intruksional sebelimnya. Dengan

demikian, evaluasi berfungsi juga sebagai feedback (umpan balik) dalam

rangka memperbaiki proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan guru.

Dalam proses belajar mengajar yang terpenting ialah mengarah pada

tujuan pengajaran akan tetapi apapun subyeknya, mengajar bukan hanya

sekedar menolong siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan serta

ide yang tampak pada perkembangan tingkah lakunya.

Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan

pembelajaran, tentu mereka juga berkeinginan mengetahui proses dan hasil

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang

baik buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang guru

harus menyelanggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru

mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran sekaligus.

Mengingat begitu pentingnnya peranan dan fungsi evaluasi dalam

proses belajar mengajar, maka sebagai konsekuensi logis dari komitmen ini,

setiap guru dituntut untuk dapat memahami dan mampu menerapkan prinsip-

prinsip yang mendasari pelaksanaan evaluasi dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan evaluasi hasil belajar ini meliputi ; perencanaan, pelakasanaan,

dan sampai dengan proses pelaporan hasil evaluasi. Untuk itu dibutuhkan

pengetahuan teoritis mengenai evaluasi tersebut.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 1

Page 6: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Pelaksanaan evaluasi ini masih mengandalkan tingkat kelas untuk suatu

sekolah, dan digunakan soal berbentuk pilihan ganda guna untuk mengukur

hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa, sedangkan penyusunan soal-soal

butir bagi mahasiswa Pendidikan Fisika yang mengambil mata kuliah

Penilaian Hasil Belajar Fisika perlu dilaksanakan guna mengetahui

kemampuan mahasiswa dalam menganalisis soal yang telah diujikan pada

sekolah tertentu.

B. Tujuan Uji Coba

Tujuan dari pelaksanaan tes disekolah antara lain :

1. Untuk memenuhi Salah satu tugas mata kuliah “Penilaian Hasil Belajar

Fisika”.

2. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal

3. Untuk mengetahui validitas butir soal

4. Untuk mengetahui daya pembeda butir soal.

5. Sebagai umpan balik dari siswa untuk mengetahui kelemahan serta

kekurangan siswa dalam menguasi materi yang telah diajarkan.

6. Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam penulisan soal, dan

keterangan soal yang dibutuhkan bagi penyusun butir soal tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

pembuatan laporan ini adalah :

1. Bagaimana cara membuat soal-soal tes yang memenuhi kriteria penyusun

soal yang baik dan benar.

2. Sejauh mana kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes atau soal-soal

suatu mata pelajaran tertentu khususnya Fisika

3. Bagaimana mengelompokkan siswa berdasarkan status akademis dalam

suatu mata pelajaran tertentu.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 2

Page 7: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

D. Kegunaan Kegiatan

Adapun kegunaan kegiatan yang dilakukan :

1. Mahasiswa diharapkan memperoleh informasi mengenai hasil belajar yang

telah dicapai.

2. Mahasiswa dapat menyusun dan membuat soal yang baik dan benar,

sehingga dapat memenuhi syarat untuk diujikan kepada siswa.

3. Sebagai pengetahuan yang harus dan wajib diimiliki oleh mahasiswa

pendidikan sebagai seorang calon guru.

4. Melatih mahasiswa dengan program pengajaran yang sistematis dan

terencana dengan baik.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 3

Page 8: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Evaluasi

Dari segi harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation;

dalam bahasa Indonesia berarti: penilaian. Akar katanya adalah value; yang

dalam bahasa Indonesianya berarti: nilai. Dengan demikian secara harfiah,

evaluasi pendidikan (educational evaluation = Evaluasi Pendidikan).

Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar,

karena dengan evaluasi dapat ditentukan tingkat keberhasilan suatu program

sekaligus juga dapat diukur hasil-hasil yang dicapai oleh suatu program.

Evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai jarak antara

situasi yang ada dan situasi yang diharapkan untuk mendapatkan kejelasan

mengenai jarak yang menggambarkan situasi yang diharapkan. Dengan

demikian salah satu ciri yang penting dalam evaluasi adalah adanya kriteria

yang dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan mengenai objek yang

dievaluasi yakni evaluasi dapat diartikan sebagai proses pembanding situasi

yang ada dengan kriteria, karena evaluasi adalah suatu proses mendapatkan

informasi dan menggunakannya untuk menyusun suatu keputusan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pengukuran dan tes. Proses

penentuan angka-angka yang menggambarkan sifat seseorang, benda atau

suatu kejadian disebut pengukuran. Pengukuran dimungkinkan sekali tanpa

menggunakan tes. Sedang tes adalah proses untuk menilai sifat orang, benda

atau kejadian. Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh

Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): Evaluation refer to the act or

process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka

istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu

tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dengan

demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang terencana untuk

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 4

Page 9: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan

hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Pengertian evaluasi lebih ditekankan lagi dengan batasan sebagai proses

memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu

kriteria tertentu (Nana Sudjana,1990:3). Dengan berdasarkan batasan-batasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan

sebagai tes sistematis untuk menentukan nilai sesuatu berdasarkan kriteria

tertentu melalui penilaian.

Berbicara tentang pengertian istilah Evaluasi Pendidikan, di tanah air

kita, Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai

Evalusi Pendidikan sebagai berikut:

1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan

dengan tujuan yang telah ditentukan.

2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi

penyempurnaan pendidikan

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka apabila definisi tentang Evaluasi

Pendidikan itu dituangkan dalam bentuk bagan, kurang lebih adalah seperti

terlihat dibawah ini.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 5

Page 10: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Pengertian evaluasi lebih ditekankan lagi dengan batasan sebagai proses

memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu

kriteria tertentu (Nana Sudjana,1990:3). Dengan berdasarkan batasan-batasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan

sebagai tes sistematis untuk menentukan nilai sesuatu berdasarkan kriteria

tertentu melalui penilaian.

Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang

serupa dengan evaluasi , yaitu measurement atau pengukuran, assessment

atau penaksiran dan test. Ketiga istilah ini kadang-kadang sering digunakan

secara bergantian dan dianggap memiliki pengertian yang sama, padahal

ketiganya terdapat perbedaan. Measurement atau pengukuran diartikan

sebagai proses untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu (Wondt, Edwin

and G.W. Brown, 1957:1) dengan kata lain pengukuran adalah suatu usaha

untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan,

hal ini dapat diperoleh dengan jalan tes atau cara lain. Hasil pengukuran

belum banyak memiliki arti sebelum ditafsirkan dengan jalan

membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau patokan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Walaupun tidak semua proses evaluasi melalui pengukuran, seorang

calon guru atau guru harus tahu tentang pengukuran dan penilaian.

Pengukuran lebih menekankan kepada proses penentuan kuantitas sesuatu

melalui membandingkan hasil yang diperoleh dengan satuan ukuran tertentu,

sedangkan penilaian menekankan kepada proses pembuatan keputusan

terhadap sesuatu ukuran baik-buruk yang bersifat kualitatif. Pengukuran

dilakukan apabila kegiatan penilaian membutuhkannya, jika tidak dibutuhkan

maka pengukuran tidak perlu dilakukan. Sedangkan pengertian test lebih

ditekankan pada penggunaan alat pengukuran. Menurut Sumadi Suryabrata

“Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-

perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana pelaku

tes (testee) menjawab pertanyaan- pertanyaan atau melakukan perintah-

perintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 6

Page 11: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

membandingkannya dengan standar atau pelaku tes (testee) yang lain.”

(Sumadi Suryabrata, 1984:22)

Dilihat dari pengertian diatas, tes memiliki arti yang sama dengan

evaluasi dan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan

pengukuran. Adapun untuk membedakannya ialah:

Unsur-unsur pokok yang harus ada dalam kegiatan pengukuran

adalah:

1. adanya objek yang diukur

2. adanya tujuan pengukuran

3. adanya alat ukur

4. proses pengukuran, dan

5. hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif

Sedangkan unsur pokok dalam penilaian selain mencakup kegiatan

pengukuran mencakup pula :

1. adanya standar yang dijadikan pembanding

2. adanya proses perbandingan antara hasil pengukuran dengan standar

3. adanya hasil penilaian yang bersifat kualitatif.

Penelitian sendiri memiliki pengertian yang lebih luas daripada

evaluasi. Oleh karena itu evaluasi pendidikan dapat berfungsi sebagai bagian

dari penelitian yang sering disebut action research yaitu suatu proses

penelitian yang hasil-hasilnya selalu dipakai untuk memperbaiki pelaksanaan

proses, kemudian diadakan penelitian ulang, yang hasilnya dipakai

menyempurnakan lagi kegiatan tersebut.

Alasan diadakannya evaluasi dalam pendidikan diantaranya adalah

karena evaluasi memiliki dua kepentingan, yakni untuk mengetahui apakah

tujuan pendidikan telah tercapai dengan baik, dan yang kedua untuk

memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar-mengajar.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 7

Page 12: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Selanjutnya karena kegiatan evaluasi terhadap hasil belajar merupakan tugas

seorang pendidik profesional yang mana pekerjaan tersebut memerlukan

pendidikan lanjut dan latihan khusus, dan yang terakhir karena bila dilihat

dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan

manajemen yang mana salah satunya meliputi kegiatan controlling dan

evaluating, sehingga fungsi control dan evaluasi pada setiap proses termasuk

pendidikan.

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Tujuan evaluasi dalam pendidikan meliputi tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum evaluasi dalam pendidikan adalah:

1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai

bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh

para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam

jangka waktu tertentu.

2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang

telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu

tertentu (Muchtar Buchori, 1980:6)

3. Menentukan tindak lanjut hasil evaluasi, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta

strategi pelaksanaannya.

4. Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah

kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemerintah, masyarakat,

dan para orang tua siswa. Laporan disampaikan kepada pihak yang

berkepentingan, misalnya Kanwil Depdikbud, melalui petugas yang

menanganinya. Sedangkan pertanggungjawaban kepada masyarakat dan

orangtua disampaikan kepada masyarakat dan orangtua disampaikan

melalui laporan kemajuan belajar siswa (raport) pada setiap akhir program,

semester dan caturwulan.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 8

Page 13: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Dengan kemajuan belajar peserta didik dapat diketahui pula kedudukan

mereka dalam kelompoknya, dan dapat dipakai pula untuk mengadakan

perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa

depan mereka. Sedangkan dengan mengetahui efektifitas dan efisiensi

metode-metode yang digunakan, guru mendapatkan pelajaran untuk

menyempurnakan metode-metode yang sudah baik dan mengatasi

kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif.

Sedangkan tujuan evaluasi secara khusus dalam pendidikan adalah :

1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program

pendidikan. Tanpa adanmya evaluasi maka tidak mungkin timbul

kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untulk memperbaiki dan

meningkatkan prestasinya masing-masing.

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan peserta didik

3. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan

ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,

sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara

perbaikannya.

4. Untuk mengukur keberhasilan mereka baik secara individual maupun

kelompok.

Selain itu evaluasi juga bertujuan untuk melakukan diagnosis terhadap

kesulitan belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai upaya untuk

mengadakan perbaikan terhadap cara belajar dan mengajar yang ada, juga

untuk memperoleh informasi tentang potensi peserta didik sehingga

penempatannya dapat disesuaikan dengan bakat dan minatnya. Dapat juga

dipakai sebagai alat dalam mengadakan seleksi terhadap penerimaan siswa, dan

hasilnya berfungsi sebagai bahan dalam mengadakan bimbingan dan

penyuluhan. Bertujuan pula melakukan penilaian total terhadap pelaksanaan

kurikulum pada suatu lembaga pendidikan, sehingga dengan demikian dapat

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 9

Page 14: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

dilakukan usaha perbaikan, mencari faktor penghambat dan pendukung

terhadap pelaksanaan kurikulum.

Melalui evaluasi kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diukur

keberhasilannya secara operasional, sehingga dapat dilakukan penilaian

terhadap efektifitas kelembagaan pendidikan tersebut.

Menurut Sumadi Suryabrata, Ph.D, tujuan evaluasi pendidikan dapat

dikelompokkan dalam tiga klasifikasi, yaitu:

1. Klasifikasi berdasarkan fungsinya, yang mana bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan;

a. psikologik, evaluasi dapat dipakai sebgai kerangka acuan ke mana dia

harus bergerak menuju tujuan pendidikan

b. didaktik/instruksional, tujuan evaluasi memotivasi belajar kepada peserta

didik, memberikan pertimbangan dalam menentukan bahan pengajaran

dan metode mengajar serta dalam rangka mengadakan bimbingan-

bimbingan secara khusus kepada peserta didik

c. administrasi/manajerial, bertujuan untuk pengisian buku rapor,

menentukan indeks prestasi, pengisian STTB dan tentang ketentuan

kenaikan siswa.

2. Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan, tujuan evaluasi dapat

digunakan untuk:

a. keputusan individual

b. keputusan institusional

c. keputusan didaktik instruksional

d. keputusan-keputusan penelitian

3. Klasifikasi formatif dan sumatif

a. evaluasi formatif diperlukan untuk mandapatkan umpan balik guna

menyempurnakan perbaikan proses belajar mengajar.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 10

Page 15: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

b. evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program

pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar-

mengajar (akhir semester atau tahun ajaran).

Evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses, memiliki tiga macam

fungsi pokok yaitu:

1. Mengukur kemajuan

2. Menunjang penyusunan rencana dan,

3. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Fungsi Evaluasi pendidikan bila dilihat dari kepentingan masing-

masing pihak, dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Fungsi evaluasi pendidikan bagi guru, antara lain :

1. Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.

2. Mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam

kelompoknya.

3. Mengetahui kelemahan-kelemahan dalam cara belajar mengajar dalam

proses belajar mengajar.

4. Memperbaiki proses belajar mengajar.

5. Menentukan kelulusan peserta didik.

b. Fungsi evaluasi pendidikan bagi peserta didik, antara lain :

1. Mengetahui kemampuan dan hasil belajar

2. Memperbaiki cara belajar

3. Menumbuhkan motivasi dalam belajar

c. Fungsi evaluasi pendidikan bagi sekolah, antara lain:

1. Mengukur mutu hasil pendidikan

a. Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah

b. Membuat keputusan kepada peserta didik

c. Mengadakan perbaikan kurikulum

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 11

Page 16: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

d. Fungsi evaluasi pendidikan bagi orang tua peserta didik, antara lain :

1. Mengetahui hasil belajar anaknya

2. Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada

anaknya dalam usaha belajar

3. Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah pendidikan

lanjutan bagi anaknya

e. Fungsi evaluasi pendidikan bagi masyarakat dan pemakai jasa

pendidikan, antara lain:

1. Mengetahui kemajuan sekolah.

2. Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum

pendidikan pada sekolah tersebut.

3. Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya

membentuk lembaga pendidikan.

C. Prinsip-Prinsip Evaluasi

1. Keterpaduan

Evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan

intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran.

2. Keterlibatan peserta didik

Prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta

didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.

3. Koherensi

Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari

dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.

4. Pedagogis

Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan

sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi

motivator bagi diri siswa.

5. Akuntabel

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 12

Page 17: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan

pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orang tua

siswa, sekolah, dan lainnya.

D. Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non

Tes.

1. Teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok,

wawancara, pengamatan, riwayat hidup.

a. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam

bentuk angka. Angka-angka diberikan secara bertingkat dari anggka

terendah hingga angka paling tinggi. Angka-angka tersebut

kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan

terhadap angka yang lain.

b. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa

kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi

menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.

Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh

orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesioner tidak

langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat

dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak

dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat

dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila

ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi

kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah

daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si

penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada

jawaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah

daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan

jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang

ia ketahui.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 13

Page 18: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

c. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta

dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk

memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia

anggap sesuai.

d. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang

hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama,

wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan

untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia

diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah

wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun

pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk

menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.

e. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn

dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak

dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 2

macam yaitu :

(1) Observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan

kelompok yang diamati.

(2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok

yang diamati. Pengamat telah membuat list factor-faktor yang

telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem

yang terdapat dalam obejek pengamatan.

f. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data

dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup

objek evaluasi tersebut.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 14

Page 19: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :

a. tes diagnostic

b. tes formatif

c. tes sumatif

E. Prosedur Melaksanakan Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara

sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya

bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input,

proses dan out put.

Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur

tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak

mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses

pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi

pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi,

tujuan evaluasi, teknik apa yang hendak dipakai, siapa yang hendak

dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa

saja yang hendak digali, dsb)

b. Pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai

dengan tujuan)

c. Verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)

d. Pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau

kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistic atau non statistik,

apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual

atau dengan software (misal : SAS, SPSS )

e. Penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan

uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima

mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 15

Page 20: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak

hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul

maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 16

Page 21: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

BAB III

METODE UJI COBA

A. Metode Uji Coba

1. Metode Uji atau Tes

Untuk mengetahui hasil belajar dapat diketahui dengan dua

metode, yaitu dengan menggunakan metode uji atau tes dan metode

pengamatan atau observasi.

Yang akan dibicarakan berikut adalah penggunaan metode uji atau

tes. Metode ini adalah suatu cara evaluasi yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh siswa sehingga

menghasilkan suatu nilai yang menyatakan perilaku atau prestasi siswa.

Nilai ini kemudian dibandingkan dengan suatu acuan tertentu untuk

mengetahui makna hasil yang telah dicapai. Yang mana metode uji atau tes

ini di kalangan sekolah formal lazim disebut Tes Hasil Belajar.

Kata tes berasal dari bahasa latin yaitu testum yang berarti alat

untuk mengukur tanah. Dalam bahasa perancis kuno, kata tes berarti

ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak

serta logam lainnya. Sedangkan Sumadi Suryabrata, mengartikan tes

adalah “pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-

perintah yang harus dijalankan, yang mendasar harus begaimana testee

(peserta tes) menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-

perintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara

membandingkan dengan standar atau testee lainnya”.(Sumadi Suryabrata,

1984:22)

Sehingga dapat disimpulkan dari pengertian tes di atas, bahwa tes

adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang

ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk

itu. Atas dasar itu ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 17

Page 22: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan

untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif.

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian diatas, yaitu

istilah test, testing, tester dan testee, yang masing-masing memiliki

pengertian yang berbeda.

a. Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka

pengukuran dan penilaian.

b. Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya

pengukuran dan penilaian.

c. Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau eksperimentor yaitu

orang yang sedang melakukan percobaan.

d. Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes atau pihak yang sedang

dikenai percobaan.

Tes hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk.

Diantaranya adalah dengan tes tulis. Tes tulis termasuk dalam kelompok tes

verbal, yaitu tes yang soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa berupa

bahan tulisan. Tes ini kelebihannya dapat mengukur kemampuan sejumlah

besar peserta didik dalam tempat yang terpisah dalam waktu yang sama.

Dalam tes tulis, peserta didik relatif memiliki kebebasan untuk

menjawab soal, sebab tidak banyak pengaruh kehadiran peserta didik dalam

soal tersebut, sehingga secara psikologik peserta didik lebih bebas tidak

terikat. Namun demikian, karena soal sama, objektivitas hasil penilaian

lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada tes lisan atau tes tindakan.

Namun terdapat pula kekurangannya, antara lain belum tentu cocok

mengukur ranah psikomotor dan ranah afektif. Disamping itu apabila tidak

menggunakan bahasa yang tegas dan lugas dapat mengundang pengertian

ganda, yang berakibat data yang masuk salah, demikian pula dalam

mengambil kesimpulan.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 18

Page 23: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

2. Bentuk Tes objektif

Bentuk tes hasil belajar yang digunakan yaitu tes tulis yang itemnya

dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia, sehingga

peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab

benar maupun mereka yang menjawab salah. Kesamaan data inilah yang

memungkinkan adanya keseragaman analisis, sehingga subyektivitas

pendidik rendah, sebab unsur subyektifnya sulit berpengaruh dalam

menentukan skor jawaban.

Tes objektif memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Tes objektif dapat dijawab dengan cepat sehingga memungkinkan siswa

untuk menjawab banyak pertanyaan, karena butir-butir pertanyaannya

dapat dijawab dengan memilih alternatif jawaban yang tersedia atau

mengisi dengan beberapa kata atau lambang.

2. Keandalan nilai atau skor yang dicapai siswa dapat dijamin, karena butir-

butir soal tes objektif hanya mempunyai satu jawaban benar.

3. Proses pemberian skor hasil tes dapat dilaksanakan dengan cepat, yaitu

dengan mencocokkan hasil tes setiap siswa dengan kunci jawaban yang

telah dipersiapkan sebelumnya, apalagi jika pemberian skor dilaksanakan

dengan komputer.

Selain itu terdapat pula kelemahan-kelemahannya, yaitu:

1. Karena pada tes objektif tersedia alternatif-alternatif jawaban, maka

siswa yang tidak mengetahui pilihan jawaban yang benar akan

memberikan jawaban terkaan.

2. Metode uji dengan tes objektif membatasi siswa untuk menanggapi

permasalahan yang disajikan pada butir soal dengan bebas.

3. Apabila pemeriksaan atau pemberian skor hasil tes objektif dapat

dilaksanakan dengan cepat dan objektif , maka sebaliknya penyusunan

dan tata laksana penyiapan tes objektif itu memerlukan waktu dan biaya

banyak serta keahlian yang memadai.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 19

Page 24: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Ada empat ciri karakteristik dari tes sehingga tes tersebut dapat

dikatakan tes yang baik, yaitu :

1. Bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas.

2. Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut telah

memiliki reliabilitas.

3. Bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat objektif.

4. Bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat praktis dan ekonomis.

Dan terdapat pula beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di

dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan

instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah diberikan, atau

mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan

setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.

1. Harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan

sesuai dengan tujuan instruksional.

2. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang

representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan.

3. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat

bervariasi.

4. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk

memperoleh hasil yang diinginkan .

5. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan.

6. Dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa juga dapat

dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki

cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 20

Page 25: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

3. Teknik Penyusunan Soal Tes Hasil Belajar

Suatu tes hasil belajar dikatakan baik apabila materi yang tercantum

dalam soal-soalnya representatif dan mencakup seluruh materi pelajaran

yang diujikan. Untuk menjamin kerepresentatifan suatu tes, maka terlebih

dahulu harus disusun suatu perencanaan dengan memperhatikan tujuan

instruksional, rencana pengajaran, buku-buku pelajaran, dan buku rujukan

yang merupakan sumber belajar dan ketentuan-ketentuan lain.

Perencanaan semacam itu dituangkan dalam bentuk kisi- kisi tes.

a) Kisi-kisi soal, mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Ruang lingkup bahan tes, berupa pokok bahasan yang merupakan

sebagian atau keseluruhan dari bahan yang diujikan.

2. Proporsi jumlah butir soal untuk setiap pokok bahasan, yang

disesuaikan dengan luas, kedalaman dan pembobotan pokok bahasan

yang bersangkutan.

3. Jenjang kemampuan siswa yang dituntut untuk menjawab tiap butir

soal. Untuk ranah kognitif dikenal 6 jenjang kemampuan, yaitu:

1. Pengetahuan (C1)

2. Pemahaman (C2)

3. Penerapan (C3)

4. Analisis (C4)

5. Sintesis (C5)

6. Evaluasi (C6)

4. Macam dan jenis soal yang digunakan. Untuk tes objektif meliputi

benar-salah, pilihan berganda, melengkapi dan mencocokkan.

b) Format penyusunan butir soal, yang mana meliputi :

1. Jenjang pendidikan

2. Mata pelajaran

3. Bahan kelas/semester

4. Bentuk tes (objektif/uraian)

5. Aspek yang diukur

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 21

Page 26: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

6. Tujuan pembelajaran umum (TPU)

7. Pokok bahasan

8. Materi

9. Butir soal dan jawaban soal

10. Indikator

11. Keterangan soal

B. Populasi Dan Sampel

1. Pengertian Populasi dan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada

sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau

unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen

dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa

dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena

sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka

yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan

elemen atau unsur tadi.

Berbagai alasan yang masuk akal mengapa peneliti tidak

melakukan sensus antara lain adalah

(a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak

mungkin seluruh elemen diteliti;

(b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia,

membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen

penelitian;

(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih

reliabel daripada terhadap populasi. Misalnya, karena elemen

sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan

mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma

Sekaran, 1992);

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 22

Page 27: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

(d) demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap

seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya

untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk.

Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap

bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi,

maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara

pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik

pengambilan sampel .

Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau

benda, yang dijadikan obyek penelitian. Atau “Populasi merupakan

sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau

beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset

khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas

sebelum penelitian dilakukan.” (Santoso & Tjiptono, 2002, 79)

Elemen/unsur adalah setiap satuan populasi. Demikian, “ Sampel

adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya” . (Santoso &

Tjiptono, 2002, 80)

Syarat sampel yang baik :

Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili

sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran,

artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya

diukur. Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan.

2. Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”

(kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat

kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.

Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi. Cooper

dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no systematic

variance” yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran

yang disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau tidak

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 23

Page 28: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

diketahui, yang menyebabkan skor cenderung mengarah pada satu

titik tertentu.

3. Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat

presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana

estimasi kita dengan karakteristik populasi.

2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dan sampel adalah :

Populasi : SMP Negeri 30 Samarinda.

Sampel : Kelas IX

C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian uji coba soal ini dilaksanakan pada :

Hari : Senin

Tanggal : 22 November 2010

Pukul : 08.50 WITA

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Tempat : SMP Negeri 30 Samarinda (Kelas IX/Semester 5)

D. Teknik Pengumpulan Data

Agar data dapat dijaring dengan sebaik-baiknya pada saat penelitian

dilapangan maka peneliti menetapkan beberapa teknik pengumpulan data

yang akan dipakai dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Instrumen tes uji coba : uji coba dilaksanakan dengan banyaknya soal

yang diujikan adalah 20 soal pilihan ganda

b. Observasi yaitu di gunakan untuk menyaring data yang masih belum

terjaring melalui Tes Uji Coba.

c. Studi kepustakaan yaitu untuk mencari data dari sumber -sumber

kepustakaan (buku-buku, majalah, bulletin dll).

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 24

Page 29: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

E. Teknik Analisisn Data

Teknik pengumpulan data memenuhi beberapa persyaratan tes sebagai

berikut:

1. Validitas

Validitas dapat diartikan sebagai kesahihan, keabsahan. Validitas

adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik.

Penganalisisan terhadap tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat

dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

a. Pengujian Validitas Logis

b. Pengujian Validitas Empiris

Yang akan dibicarakan berikut ini adalah Pengujian Validitas Logis

Istilah “validitas logis “mengandung kata “logis” berasal dari kata

“logika”, yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas

logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunujuk pada kondisi bagi

sebuah instrument yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil

penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument

yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan

ketentuan yang ada. Sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya

membuat sebuah karangan, jika penulis sudah mengikuti aturan

mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik. Berdasarkan

penjelasann tersebut maka instrument yang sudah disusun berdasarkan

teori penyusunan instrument, secara logis sudah valid. Dari penjelasan

tersebut kita dapat memahami bahwa validitas logis dapat dicapai apabila

instrument disusun mengikuti ketentuan yang ada. Dengan demikian,

dapat di simpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi

langsung diperoleh sesudah instrument tersebut selesai disusun.

Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah

instrument, yaitu :

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 25

Page 30: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

1) Validitas isi (Content Validity)

Sebuah instrument menunjuk suatu kondisi sebuah

instrument yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang

dievaluasi. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam

kurikulum maka validitas ini sering juga disebut validitas

kurikuler.

2) Validitas konstrak (construct Validity)

Sebuah instrument menunjuk suatu kondisi sebuah instrument yang

disusun berdasarkan konstrak aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya

dievaluasi. Atau Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi

apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap

aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional

khusus.

c. Cara mengetahui validitas alat ukur

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai

dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes

tersebut dengan kriterium. Taknik yang digunakan untuk mengetahui

kesejajaran ada dua macam yaitu :

1. Teknik korelasi product moment

2. Teknik korelasi biserial

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik

korelasi biserial untuk menghitung validitas item. Rumus lengkapnya

adalah sebagai berikut :

r pbi=M p−M t

SD t √ pq

Dimana :

rpbi : koefisien validitas item.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 26

Page 31: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Mp : skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh peserta tes, yang

untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan

betul.

Mt : skor rata-rata dari skor total.

SDt: deviasi standar dari skor total.

p : proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap item

tes yang diuji validitasnya.

q : proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap item tes

yang diuji validitasnya (q = 1 - p )

Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka koefisien korelasi,

dengan kriteria sebagai berikut:

0,00 ≤ rpbi < 0,20 sangat rendah

0,20 ≤ rpbi < 0,40 rendah

0,40 ≤ rpbi <0,60 cukup

0,60 ≤ rpbi < 0,80 tinggi

0,80 ≤ rpbi ≤ 1,00 sangat tinggi

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu

tes dapat dikatakn mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian

relibilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau

seandainya hasil berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat

dikatakan tidak berarti.

a. Cara – cara mencari besarnya reliabilitas

Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketepatan ada

yang berada di luar tes (consistency external) dan pada tes itu

sendiri (consistency internal).

1) Metode bentuk paralel (equivalent)

2) Metode tes ulang (test-retest method)

3) Metode belah dua atau split-half method

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 27

Page 32: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode

belah dua atau split-half method dengan penggunaan rumus K-R.

20. Metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan

dicobakan satu kali. Oleh karena itu, disebut juga single-tes-single-

trial method untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus

digunakan rumus Spearman-brown sebagai berikut :

Penggunaan rumus K-R. 20 :

r11=( nn−1 )( S

t2−∑ pq

St2 )

(KR20)

Dimana :

r11 : koefisien reliabilitas tes.

N : banyaknya butir item.

1 : bilangan konstan.

St2 : varian total.

p : proporsi peserta tes yang menjawab benar

item tes yang bersangkutan.

q : proporsi peserta tes yang menjawab salah.

3. Taraf Kesukaran

Data hasil perhitungan untuk analisa derajat kesukaran dari tiap item

tes yang diujikan. Untuk menganalisa derajat kesukaran soal, pada

dasarnya hanya dibutuhkan satu langkah. Hanya saja langkah ini harus

dilakukan sebanyak jumlah item yang diujikan.

Untuk menentukan derajat kesukaran, yaitu P digunakan rumus:

P= BJS

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 28

Page 33: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Dimana :

P = Derajat Kesukaran

B & JS yang telah diketahui nilainya.

4. Daya Pembeda (Indeks Diskriminasi)

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu item tes hasil belajar

untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,

disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya

pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Cara untuk menentukan

daya pembeda (nilai D) untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil

(kurang dari 100) dan kelompok besar (100 orang ke atas ).

a. Untuk kelompok kecil

Untuk kelompok peserta tes dibagi dua sama besar, 50 %

kelompok atas dan 50 % kelompok bawah seluruh peserta tes,

dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu di bagi 2.

b. Untuk kelompok besar

Mengingat waktu dan biaya untuk menganalisa, maka untuk

kelompok besarnya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27%

skor teratas sebagai kelompok atas dan 27 % skor terbawah sabagai

kelompok bawah. Adapun cara menentukan Indeks Diskriminasi

adalah sebagai berikut :

D=BA

J A

−BB

J B

=PA−PB

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 29

Page 34: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

dimana : D : Indeks Diskriminasi

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yg menjawab

benar

PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda) Item

Besarnya Angka

Indeks Diskriminasi

Item (D)

Klasifikasi Interpretasi

Kurang dari 0,20 Poor

Butir item yang bersangkutan daya

pembedanya lemah sekali

(jelek), dianggap tidak memiliki

daya pembeda yang baik.

0,20 – 0,40 Satisfactory

Butir item yang bersangkutan telah

memiliki daya pembeda yang

cukup (sedang).

0,40 – 0,70 Good

Butir item yang bersangkutan telah

memiliki daya pembeda yang

baik.

0,70 – 1,00 Excellent

Butir item yang bersangkutan telah

memiliki daya pembeda yang

baik sekali.

Bertanda negatif -

Butir item yang bersangkutan daya

pembedanya negatif (jelek

sekali).

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 30

Page 35: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Akhirnya sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisisan mengenai

daya pembeda item tes hasil belajar tersebut adalah:

a. Butir-butir item yang sudah memiliki daya pembeda item yang baik

(satisfactory, good dan excellent) hendaknya dimasukkan dan dicatat

dalam buku bank soal tes hasil belajar. Butir-butir item tersebut pada

tes hasil belajar yang akan datang dapat dikeluarkan lagi, karena

kualitasnya sudah cukup memadai.

b. Butir-butir item yang daya pembedanya masih rendah (poor), ada dua

kemungkinan tindak lanjut, yaitu:

1) Ditelusuri untuk kemudian diperbaiki, dan setelah diperbaiki dapat

diajukan lagi dalam tes hasil belajar yang akan datang; kelak item

tersebut dianalisis lagi, apakah daya pembedanya meningkat atau

tidak.

2) Dibuang (didrop) dan untuk tes hasil belajar yang akan datang butir

item tersebut tidak akan dikeluarkan lagi.

c. Khusus butir-butir item yang angka indeks diskriminasi itemnya

bertanda negatif, sebaiknya pada tes hasil belajar yang akan datang

tidak usah dikeluarkan lagi, sebab butir item yang demikian itu

kualitasnya sangat jelek (peserta tes yang termasuk pandai lebih

banyak menjawab salah ketimbang peserta tes yang termasuk bodoh,

yang justru hanya sedikit saja yang jawabannya salah).

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 31

Page 36: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

5. Fungsi Distraktor

Berikut merupakan cara menganalisis fungsi distraktor untuk item nomor

1, 2 dst.

Dengan pola penyebaran jawaban item sebagaimana tergambar

pada tabel analisis di atas, maka dengan mudah diketahui, berapa

persen peserta tes yang telah terkecoh untuk memilih distraktor yang

dipasangkan pada item 1, 2 dst sampai dengan yang ingin dicari.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 32

No.Option

KeteranganA B C D

1 2 32* 1 2

* kunci jawaban2 0 4 0 33*

dst

Page 37: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

BAB IV

PENYUSUNAN ITEM TES

Kisi - Kisi Butir Soal Uji atau Tes

Aspek intelektual yang diukur

a. Ingatan

Merupakan kognitif rendah yang paling rendah, namun menjadi

prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Pada tingkat ini siswa dituntut

untuk tahu , ingat dan hafal sehingga dapat mengantarkan siswa ketingkat

berikutnya yaitu pemahaman.

b. Pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori yaitu pemahaman

terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi.

Pemhaman terjemah misalnya dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia,

mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah-Putih. Pemahaman

penafsiran misalnya menghubungkan grafik dengan kejadian,

menghubungkan dengan pokok dengan yang bukan pokok. Sementara

pemahaman ekstrapolasi misalnya memahami maksud yang tersirat dalam

suatu tulisan, membuat ramalan tentang tentang konsekuensi.

c. Penerapan

Merupakan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus atau

dengan kata lain aplikasi adalah merapkan abstraksi kedalam situasi baru.

Mengulang-ulang menerapkan abstraksi kesituasi lama akan beralih

menjadi pengetahuan hapalan atau keterampilan. Situasi baru terjadi bila

ada proses pemecahan masalah.

Karena uji coba soal pada jenjang pendidikan menengah pertama maka

ospek itelektual yang diukur hanya ketiga aspek kognitif tersebut diatas.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 33

Page 38: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Jenjang Sekolah : SMP

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : IX / I

Pokok Bahasan : Listrik Statis, Listrik Dinamis dan Energi dan Daya Listrik

Jumlah Soal : 20

Aloksi Waktu : 2 × 40 menit

TUJUAN

PEMBELAJARAN

NO.

SOALSOAL TK

BENTUK

SOALKUNCI JAWABAN

Dapat mengetahui

susunan partikel

subatom

1

Atom terdiri dari . . . . .

A. Inti yang selalu bergetar

B. Inti yang dikelilingi oleh proton

C. Inti yang dikelilingi oleh elektron

D. Inti yang dikelilingi oleh neutron

Md A

Atom terdiri dari inti atom (nekleon)

yang dikelilingi oleh elektron-elektron,

seperti Matahari dikelilingi oleh planet-

planet.

Jawaban : C

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 34

Page 39: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Dapat memahami sifat-

sifat muatan listrik5

Benda bermuatan listrik negative bila . . . . .

A. Jumlah elektron lebih banyak daripada jumlah

neutron

B. Jumlah proton lebih banyak daripada jumlah

elektron

C. Kekurangan elektron

D. Kelebihan elektron

Md A

Benda bermuatan listrik negatif bila

jumlah elektron lebih banyak daripada

jumlah proton, disebut juga kelebihan

elektron

Jawaban : D

Dapat menghitung

besar gaya listrik

3

Dua buah muatan listrik, masing-masing +Q

coulomb dan terpisah sejauh d, terjadi tolak-

menolak dengan gaya listrik sebesar F. Berapakah

besar gaya listrik jika jarak pisah antara kedua

muatan listrik menjadi 3d?

A.12

F

B.48

F

C.19

F

Sd AF ´=( d

d ´ )2

x F

¿( d3 d )

2

x F

¿( 13 )

2

x F

¿ 19

F

Jawaban : C

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 35

Page 40: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

D.24

F

Dapat membedakan

konduktor dan isolator4

Dibawah ini merupakan bahan yang tergolong

konduktor, kecuali . . . . .

A. Aluminium

B. Karet

C. Perak

D. Air

Md A

Perak, aluminium adalah bahan

konduktor yang baik dan air

merupakan bahan konduktor yang

jelek. Sedangkan karet merupakan

bahan isolator.

Jawaban : B

Dapat membedakan

jenis muatan listrik

yang diperoleh dengan

mengosokkan dua

benda berbeda jenis

6 Benda-benda bermuatan listrik dibawah ini yang

tolak-menolak adalah . . . . .

A. Sisir dengan kaca

B. Plastik dengan sisir

C. Ebonit dengan kaca

D. Plastik dengan kaca

Md A

Plastik/ebonit digosokkan dengan kain

wol menghasilkan muatan listrik

negatif. Kaca digosokkan dengan kain

sutra menghasilkan muatan listrik

positif. Sisir digosokkan dengan

rambut menghasilkan muatan listrik

negatif.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 36

Page 41: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Jawaban : B

Dapat menghitung

besar gaya listrik7

Dua muatan listrik yang terpisah 1 meter saling

tolak dengan gaya 9 newton. Berapakah gaya tolak

tersebut jika kedua muatan terpisah sejauh 3 meter?

A. 3 N

B. 1 N

C. 2 N

D. 4 N

Sk A

F '=( dd ' )

2

x F

¿( d3 d )

2

x9 N

¿ 19

x 9 N

¿1 N

Jawaban : B

Dapat menunjukkan

bahwabenda dapat

bermuatan listrik

dengan cara induksi

8

Contoh peristiwa yang membuktikan bahwa suatu

benda dapat diberi muatan listrik dengan cara

induksi adalah tertariknya potongan-potongan

kertas pada . . . . .

A. Penggaris platik yang telah digosok kain wol

B. Kaca yang telah diolesi cat yang masih basah

Sd A

Jika benda yang terbuat dari plastik

digosokkan dengan kain wol akan

menghasilkan muatanlistrik negatif,

sehingga dapat menarik potongan-

potongan kertas yang memiliki muatan

listrik positif.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 37

Page 42: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

C. Sisir platik yang diberi tegangan tinggi

D. Kayu yang telah digosok kain sustra

Jawaban : A

Dapat mengetahui

pengertian Elektroskop9

Elektroskop adalah sebuah alat yang digunakan

untuk . . . . .

A. Mengukur kuat arus listrik

B. Mengukur beda potensial listrik

C. Mendeteksi adanya muatan listrik pada suatu

benda

D. Memindahkan muatan listrik dari suatu benda

ke benda yang lainnya

Md A

Elektroskop adalah sebuah alat yang

digunakan untuk mengetahui apakah

benda bermuatan listrik atau tidak.

Jawaban : C

Dapat mengetahui

pengertian induksi

listrik

12

Yang dimaksud dengan induksi listrik adalah . . . . .

A. Pemberian muatan listrik pada suatu benda

netral

B. Pemisahan muatan positif dan muatan negative

pada sebuah benda karena didekati oleh benda

lain yang bermuatan

Md A Induksi listrik adalah pemisahan

muatan positif dan muatan negatif pada

sebuah benda yang semula netral

karena didekati benda lain yang

bermuatan.

Jawaban : B

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 38

Page 43: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

C. Pengurangan muatan listrik pada sebuah benda

D. Penetralan sebuah benda yang bermuatan

listrik

Dapat menghitung arus

listrik10

Muatan listrik 2 coulomb mengalir melalui seutas

kawat pengantar selama 4 detik. Jadi, arus listrik

yang mengalir dalam kawat tersebut adalah . . . . .

A. 13

A

B. 15

A

C. 12

A

D. 34

A

Sd A

Diketahui :

Q=2C

t=4 s

I=…?

I=Qt

¿ 24=1

2A

Jawaban : C

Dapat menghitung beda

potesial listrik

11 Berapakah beda potensial listrik yang harus

diberikan pada ujung seutas kawat yang memiliki

hambatan 5 ohm agar arus 3 Ampere dapat

mengalir melalui kawat . . . . .

Sd A Diketahui :

R=5 o hm

I=3 A

V=…?

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 39

Page 44: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

A. 10 volt

B. 11 volt

C. 15 volt

D. 13 volt

V=I x R

V=3 A x 5Ω

¿15 volt

Jawaban : C

Isolator dapat bersifat

sebagai konduktor2

Bahan isolator dapat berfungsi sebagai konduktor

bila . . . . .

A. Sedang memuai

B. Suhunya tinggi

C. Kuat arus kecil

D. Tegangannya tinggi

Md A

Isolator pada keadaan normal electron-

elektron terluar tidak bebas bergerak

karena diikat oleh gaya kuat sehingga

sukar mengalirkan arus electron. Tapi,

ketika diberi tegangan tinggi ini

mampu mengatasi gaya besar yang

mengikat elektron. Akibatnya,

electron-elektron terluar menjadi bebas

bergerak dan mampu mengalirkan arus

electron seperti halnya konduktor.

Jawaban :D

Dapat menghitung

besar daya listrik

20 Sebuah sekring dipasang pada tegangan 250 volt

menyebabkan arus mengalir 1 Ampere. Jadi, besar

daya listrik itu adalah . . . . .

A. 150 watt

Sd A Diketahui :

V=250 volt

I=1 A

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 40

Page 45: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

B. 220 watt

C. 250 watt

D. 125 watt

P=…?

P=V . I

¿250 x1

¿250 watt

Jawaban : C

Dapat menghitung g

energi listrik14

Sebuah setrika listrik 100 watt, 125 volt dipasang

pada tegangan yang tepat selama 3 menit.

Berapakah banyak energi listrik yang

dipergunakan . . . . .

A. 17.000 J

B. 18.000 J

C. 28.000 J

D. 30.000 J

Sd A

Diketahui :

P=100 watt

V=125 volt

t=3menit

W =…?

W =P x t

¿100 watt x 180 s

¿18.000 J

Jawaban : B

Dapat menghitung

angka penggunaan

15

Dalam sebuah rumah terdapat 4 lampu 20 W, 2

lampu 40 W dan sebuah TV 80 W. setiap hari

Sk A Daya total alat-alat listrik,

P=4 x 20W +2 x 40 W +1 x 80W

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 41

Page 46: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

energi listrik

dinyalakan 4 jam. Berapakah biaya yang harus

dibayarkan selama 1 bulan (30 hari), jika 1 kWh =

1000,-, dan biaya beban rumah tersebut adalah Rp

10.000,- . . . . .

A. Rp 18.000,-

B. Rp 19.360,-

C. Rp 17.500,-

D. Rp 20.000,-

¿80 W +80 W +80 W

¿240 W

1 bln=30 h r

t=30 x 4 jam

¿120 jam

Energy listrik yang digunakan adalah

W =P x t

¿ (240 W ) (120 jam )

¿( 2401000

kW ) (120 jam )

¿24 x 1,2 kW h

Ongkos penggunaan energi listrik

adalah

24 x 1,2 x Rp 10.000 /kW h

¿ Rp 9.360 ,−¿

Biaya total

¿ Rp 10.000+Rp 9.360

¿ Rp 19.360 ,−¿

Jawaban : B

Dapat membedakan 13 Disekitar lingkungan kita banyak menjumpai Sd A Karet dan plastik tidak dapat

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 42

Page 47: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

benda-benda yang

dapat menghantar arus

listrik dengan benda-

benda yang tidak dapat

mengantar arus listrik

benda-benda:

(1) Plastik (4) Karet

(2) Air (5) Tembaga

(3) Besi

Benda-benda tersebut yang dapat menghantarkan

arus listrik adalah . . . . .

A. (1), (2), (3)

B. (1), (3), (5)

C. (2), (3), (5)

D. (4), (3), (5)

E.

menghantarkan arus listrik. Air, besi

dan tembaga dapat menghantarkan arus

listrik.

Jawaban :C

Dapat menghitung kuat

arus16

Ketika tanganmu dalam keadaan kering (hambatan

= 125.000 ohm) menyentuh kedua terminal aki 12

volt. Efek apa yang kamu rasakan?

A. 0,6 mA

B. 0,2 mA

C. 0,5 mA

D. 0,1 mA

Sd A

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 43

Diketahui :

R = 125.000 ohm

V = 12 volt

I =…?

I = V/R

= 12 volt/ 125.000 ohm

= 0,1 mA

Jawaban : D

Page 48: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Dapat menghitung

energi listrk17

Sebuah solder listrik yang bertegangan 120 volt

dilalui oleh arus 3 ampere. Energi kalor yang

timbul setelah solder itu dialiri arus listrik selama

10 detik adalah . . . . .

A. 3600 J

B. 4500 J

C. 5500 J

D. 3500 J

Sd A

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 44

Diketahui :

I = 3 Ampere

V = 120 V

t = 10 s

W =…?

W = VIt

= 120 v x 3 A x 10 s

= 3600 J

Jawaban : A

Page 49: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

19

Perhatikan rangkaian listrik dibawah ini. Daya

listrik yang dihasilkan adalah . . . .

A. 160 watt

B. 180 watt

C. 190 watt

D. 110 watt

Sk A

18 Agus ingin mandi pagi dengan air hangat

menggunakan 80 liter air yang suhu awalnya10°C.

Ia memanaskan air ini sampai 30°Cdengan

menyalakan pemanas air 2 kW. Jadi lama waktu

yang harus Agus tunggu untuk mandi air hangat di

pagi hari adalah . . . . .

(kalor jenis air 4200 J kg- (°C)-1)

A. 50 menit

B. 53 menit

C. 56 menit

D. 60 menit

Sk A

Diketahui :

V =80 L = 80 dm3

Tetapkan :

Ρ = 1000 kg/m2 = 1 kg dm3

M = ρV

= (1 kg dm3)( 80 dm3)

= 80 kg

¿80 kg

Q = mc∆T

=(80 kg)(4200 J.kg-1(°C)-1)(30-10)°C

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 45

40 Ω

2

A

Diketahui :

I = 2 Ampere

V = 40 ohm

R =…?

P = I2R

= (2 A)2(40 ohm)

=160 ohm

Jawaban : A

Page 50: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

¿6720000

P=2 kW =2000 W

W =Pt=2000 t joule

W =Q

2000 t=6720000

t=67202

=3360 s=336060

menit

¿56 menit

Jawaban : C

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 46

TK (Tingkat Kesukaran)

Md : Mudah

Sd : Sedang

Sk : Sukar

Bentuk Soal

A : Melengkapi pilihan ( 4 atau 5 pilihan )

B : Hubungan antar hal

C : Tinjauan kasus

D : Asosiasi, pilihan ganda ( pilihan ganda kompleks )

E : membaca diagram

KETERANGAN :

C1 : Ingatan

C2: Pemahaman

C3 : Penerapan

C4 : Analisis

C5 : Sintesis

C6 : Evaluasi

Page 51: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 47

Page 52: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

BAB V

ANALISIS DATA

1. ValiditasUntuk menghitung validitas item dibuat terlebih dahulu tabel persiapan sebagai berikut.

TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN

VALIDITAS ITEM

No NamaItem soal

Xt Xt2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Alan Piterson 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 9 81

2 Anis Octavani 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 196

3 Ayub 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 100

4 Bryan Arianto 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 10 100

5 Evi Isnawati 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 9 81

6 Evi Soviani 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 100

7 Florence 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 10 100

8 Grace Novietrianita 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12 144

9 Greschela 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 9 81

10 Helen Ishak 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 12 144

11 Hendry Yoel 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9 81

12 Jumaiyati 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 144

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 48

Page 53: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

13 M. Rangga Hardani 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 11 121

14 M. Saleh Ibrahim 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 10 100

15 Meri Christina 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8 64

16 Meylina Age 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 8 64

17 Novi Yantinur 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 49

18 Ria Sulastri 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 8 64

19 Sabir 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 12 144

20 Simon Petrus 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 8 64

21 Sindi Maysarah 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 169

22 Susi Yanti Uwen 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 6 36

23 Ubang Marten 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6 36

24 Yeni Riska Sari 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 6 36

Np 13 11 2 9 8 6 4 23 12 12 16 12 14 10 24 4 18 5 9 17 229 2299

Np2 169 121 4 81 64 36 16 529 144 144 256 144 196 100 576 16 324 25 81 289

P 0,54 0,54 0,08 0,38 0,33 0,25 0,17 0,96 0,50 0,50 0,67 0,50 0,58 0,42 1,00 0,17 0,75 0,21 0,38 0,71

q 0,46 0,46 0,92 0,62 0,67 0,75 0,83 0,04 0,50 0,50 0,33 0,50 0,42 0,58 0,00 0,83 0,25 0,79 0,62 0,29

√ pq

1,08 1,08 0,29 0,78 0,70 0,58 0,45 4,90 1,00 1,00 1,42 1,00 1,38 0,72 0,00 0,20 1,73 1,73 0,78 1,56

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 49

Page 54: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji validitas item untuk 20

butir soal diatas yaitu sebagai berikut :

Langkah 1

Mencari mean dari skor total, yaitu Mt dengan menggunakan rumus :

M t=∑ X t

N

Telah diketahui ΣXt = 229 dan N = 24. Jadi:

M t=22924

=9,54

Langkah 2

Mencari deviasi standar total, yaitu SDt dengan menggunakan rumus:

SDt=√∑ Xt2

N−(∑ X t

N )2

Telah diketahui: ΣXt2 = 2299, ΣXt = 306 dan N = 24 . Jadi:

SDt=√ 229924

−( 22924 )

2

=√95,79−91,04=√7.75=2,18

Langkah 3

Mencari Mp untuk butir item nomor 1 sampai dengan nomor 24, yang untuk

meringkas pembicaraan, dituangkan dalam tabel sebagai berikut:

No. item

Mp Hasil

1 (14+10+9+10+10+12+9+12+9+11+10+13+6)/13 10,38

2 (9+10+10+9+10+9+12+11+10+12+6)/11 9,82

3 (8+12)/2 10,00

4 (9+14+10+12+12+9+11+10+12)/9 11,00

5 (14+12+9+12+10+8+13+6)/8 10,50

6 (14+9+12+8+13+6)/6 10,33

7 (10+11+8+6)/4 8,75

8 (9+14+10+10+9+10+10+12+12+9+12+11+10+8+8+7+8+12+8+13+6+6+6)/23 9,57

9 (9+10+10+10+10+12+12+12+11+10+8+12)/12 10,50

10 (14+10+10+12+9+12+11+10+8+8+12+13)/12 10,75

11 (14+10+10+9+10+10+12+12+12+8+8+7+8+12+8+13)/16 10,19

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 50

Page 55: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

12 (14+10+10+12+12+12+8+7+13+6+6+6)/12 9,67

13 (9+14+10+10+9+12+12+11+10+8+8+8+8+13)/14 10,14

14 (14+9+10+9+12+12+11+10+8+13)/10 10,80

15 (9+14+10+10+9+10+10+12+9+12+9+12+11+10+8+8+7+8+12+8+13+6+6+6)/24 9,54

16 (9+9+9+12)/4 9,75

17 (9+14+10+10+9+10+10+12+9+12+9+12+8+8+7+12+13+6)/18 10,00

18 (10+10+7+12+6)/5 9,00

19 (14+10+12+9+11+8+12+13+8)/9 10,78

20 (9+14+9+10+10+12+9+9+12+8+8+7+8+12+8+13+6)/17 9,65

Langkah 4

Mencari (menghitung) koefisien korelasi rpbi dari item soal nomor 1 sampai

dengan nomor 20, dengan menggunakan rumus:

r pbi=M p−M t

SD t √ pq

TABEL BANTU

UNTUK MENGHITUNG VALIDITAS ITEM

NOMOR 1 SAMPAI DENGAN 20

N0. Item ( M P−M t

SDt) √ p

qr pbi Keterangan

1 0,39 1.08 0,42 Valid

2 0,13 1,08 0,14 Invalid

3 0,21 0,92 0,19 Invalid

4 0,67 0,78 0,52 Valid

5 0,44 0,70 0,30 Valid

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 51

Page 56: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

6 0,36 0,58 0,20 Invalid

7 -0,36 0,45 -0,16 Invalid

8 0,01 4,90 0,05 Invalid

9 0,44 1,00 0,44 Valid

10 0,55 1,00 0,55 Valid

11 0,30 1,42 0,43 Valid

12 0,06 1,00 0,06 Invalid

13 0,28 1,38 0,39 Valid

14 0,58 0,72 0,42 Valid

15 0,00 0,00 0,00 Invalid

16 0,10 0,20 0,02 Invalid

17 0,21 1,73 0.37 Valid

18 -2,25 0,52 -1,17 Invalid

19 0,57 0,78 0,44 Valid

20 0,05 1,46 0,07 Invalid

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 52

Page 57: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 53

Page 58: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

2. Reliabilitas

Dalam melakukan uji coba , penulis menggunakan pendekatan Single-Test-Single-Trial Method, sehingga dalam

menentukan reliabilitas tes kali ini, penulis akan menggunakan rumus K-R. 20

TABEL PERHITUNGAN MENCARI REABILITAS

TES DENGAN RUMUS K-R. 20

No NamaItem soal

Xt Xt2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Alan Piterson 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 9 81

2 Anis Octavani 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 196

3 Ayub 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 100

4 Bryan Arianto 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 10 100

5 Evi Isnawati 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 9 81

6 Evi Soviani 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 10 100

7 Florence 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 10 100

8 Grace Novietrianita 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12 144

9 Greschela 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 9 81

10 Helen Ishak 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 12 144

11 Hendry Yoel 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9 81

12 Jumaiyati 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 144

13 M. Rangga Hardani 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 11 121

14 M. Saleh Ibrahim 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 10 100

15 Meri Christina 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8 64

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 54

Page 59: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

16 Meylina Age 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 8 64

17 Novi Yantinur 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 49

18 Ria Sulastri 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 8 64

19 Sabir 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 12 144

20 Simon Petrus 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 8 64

21 Sindi Maysarah 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 13

22 Susi Yanti Uwen 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 6 36

23 Ubang Marten 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6 36

24 Yeni Riska Sari 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 6 36

Np 13 11 2 9 8 6 4 23 12 12 16 12 14 10 24 4 18 5 9 17 229 2299

P 0,54 0,54 0,08 0,38 0,33 0,25 0,17 0,96 0,50 0,50 0,67 0,50 0,58 0,42 1,00 0,17 0,75 0,21 0,38 0,71

Q 0,46 0,46 0,92 0,62 0,67 0,75 0,83 0,04 0,50 0,50 0,33 0,50 0,42 0,58 0,00 0,83 0,25 0,79 0,62 0,29p.q 0,25 0,25 0,07 0,23 0,22 0,19 0,14 0,04 0,25 0,25 0,22 0,25 0,24 0,24 0,00 0,14 0,19 0,17 0,24 0.21 3,79

Σp.q

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 55

Page 60: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Dalam menggunakan formula K-R. 20 ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:

Langkah 1

Menentukan St2 dengan menggunakan rumus:

St2=

N ∑ Xt2−(∑ X t )

2

N 2

Telah diketahui: ΣXt2 = 2299 ; ΣXt = 229 ; N = 24. Jadi:

St2=

24 (2299 )−(229 )2

242 =55176−52441576

=2735576

=4,75

Langkah 2

Menentukan koefisien reliabilitas tes, yaitu r11 dengan menggunakan rumus:

r11=( nn−1 )( S

t2−∑ pq

St2 )

Telah diketahui: n = 15; St2 =3,81 ; Σpq = 2,93. Jadi:

r11=( 2020−1 )( 4,75−3,79

4,75 )=( 2019 )( 0,96

4,75 )=0,20

3. Derajat Kesukaran

Berikut akan disajikan data hasil perhitungan untuk analisa derajat

kesukaran dari tiap item tes yang diujikan. Untuk menganalisa derajat

kesukaran soal, pada dasarnya hanya dibutuhkan satu langkah. Hanya saja

langkah ini harus dilakukan sebanyak jumlah item yang diujikan.

Untuk menentukan derajat kesukaran, yaitu P digunakan rumus:

P= BJS

Dimana : B dan JS telah diketahui.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 56

Page 61: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Tabel Hasil Perhitungan Derajat Kesukaran

Untuk Item Nomor 1 Samapai Dengan Item Nomor 20

No.

itemB JS P= B

JSInterpretasi

1 13 24 0,54 Mudah

2 11 24 0,46 Sedang

3 2 24 0.08 Sukar

4 9 24 0,37 Sedang

5 8 24 0,33 Sedang

6 6 24 0,25 Sedang

7 4 24 0,17 Sukar

8 24 24 1,00 Mudah

9 12 24 0,50 Sedang

10 12 24 0,50 Sedang

11 16 24 0,67 Mudah

12 12 24 0,50 Sedang

13 14 24 0,58 Mudah

14 10 24 0,42 Sedang

15 24 24 1,00 Mudah

16 4 24 0,17 Sukar

17 18 24 0,75 Mudah

18 5 24 0,20 Sukar

19 9 24 0,37 Sedang

20 17 24 0,71 Mudah

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 57

Page 62: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

4. Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda tiap item, langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut:

Langkah 1

Membagi (mengelompokkan) peserta tes yang jumlahnya 24 orang tersebut, menjadi dua kelompok yaitu 12 orang kelompok

atas dan 12 orang kelompok bawah.

KELOMPOK ATAS

No

Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 910

11 12 13 1415

16 17 18 19 20 Skor

1 Anis Octavani 1 O O 1 1 1 O 1 O 1 1 1 1 1 1 O 1 O 1 1 142 Sindi Maysarah 1 O O O 1 1 O 1 O 1 1 1 1 1 1 O 1 O 1 1 133 Grace Novietrianita 1 O O 1 1 O O 1 1 O 1 1 1 O 1 O 1 O 1 1 124 Helen Ishak 1 O O 1 1 1 O 1 1 1 1 1 O 1 1 O 1 O O O 125 Jumaiyati O 1 O O O O O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 O O 1 126 Sabir O 1 1 1 O O O 1 1 1 1 O O O 1 O 1 1 1 1 127 M. Rangga Hardani 1 1 O 1 O O 1 1 1 1 O O 1 1 1 O O O 1 O 118 Ayub O 1 O 1 O O 1 1 1 O 1 1 1 O 1 O 1 O O O 109 Bryan Arianto 1 1 O O O O O 1 1 1 1 O 1 O 1 O 1 1 O O 1010 Evi Soviani 1 O O O O O O 1 1 O 1 1 O O 1 O 1 1 1 1 1011 Florence 1 1 O O O O O 1 1 1 1 O O 1 1 O 1 O O 1 1012 M. Saleh Ibrahim 1 1 O 1 1 O O 1 1 1 O O 1 1 1 O O O O O 10

9 7 1 7 5 3 2 12 10 9 10 7 8 7 1 1 10 3 6 7 136

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 58

Page 63: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

2KELOMPOK BAWAH

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor

1 Alan Piterson O 1 O 1 O O O 1 1 O O O 1 O 1 1 1 O O 1 9

2 Evi Isnawati 1 1 O O O O O 1 O O 1 O 1 1 1 O 1 O O 1 9

3 Greschela 1 1 O O 1 1 O O O O O O O 1 1 1 1 O O 1 9

4 Hendry Yoel 1 O O 1 O O O 1 O 1 O O O O 1 1 1 O 1 1 9

5 Meri Christina O O O O O O O 1 O 1 1 1 1 O 1 O 1 O O 1 8

6 Meylina Age O O 1 O O O O 1 O O 1 O 1 1 1 O 1 O O 1 8

7 Ria Sulastri O O O O O O O 1 1 1 1 O 1 O 1 O O O 1 1 8

8 Simon Petrus O O O O 1 1 1 1 O O 1 O 1 O 1 O O O O 1 8

9 Novi Yantinur O O O O O O O 1 O O 1 1 O O 1 O 1 1 O 1 7

10 Susi Yanti Uwen O 1 O O O O O 1 O O O 1 O O 1 O O 1 1 O 6

11 Ubang Marten 1 O O O 1 1 O 1 O O O 1 O O 1 O O O O O 6

12 Yeni Riska Sari O O O O O O 1 1 O O O 1 O O 1 O 1 O O 1 6

4 4 1 2 3 3 2 11 2 3 6 5 6 3 12 3 8 2 3 8 93

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 59

Page 64: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Langkah 2

Mencari (menghitung) Indeks Diskriminasi untuk 20 item tes hasil belajar

tersebut di atas.

Nomor

ItemBA BB JA JB PA=

BA

J A

PB=BB

J B

D = PA -

PB

1 9 4 12 12 0,75 0,33 0,42

2 7 4 12 12 0,58 0,33 0,25

3 1 1 12 12 0,08 0,08 0,00

4 7 2 12 12 0,58 0,17 0,41

5 5 3 12 12 0,42 0,25 0,17

6 3 3 12 12 0,25 0,25 0,00

7 2 2 12 12 0,17 0,17 0,00

8 12 11 12 12 1,00 0,92 0,08

9 10 2 12 12 0,83 0,17 0,66

10 9 3 12 12 0,75 0,25 0,50

11 10 6 12 12 0,83 0,50 0,33

12 7 5 12 12 0,58 0,42 0,16

13 8 6 12 12 0,67 0,50 0,17

14 7 3 12 12 0,58 0,25 0,33

15 12 12 12 12 1,00 1,00 0,00

16 1 3 12 12 0,08 0,25 -0,17

17 10 8 12 12 0,83 0,67 0,16

18 3 2 12 12 0,25 0,17 0,08

19 6 3 12 12 0,50 0,25 0,25

20 7 8 12 12 0,58 0,67 -0.09

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 60

Page 65: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Langkah 3

Memberikan penafsiran (interpretasi) mengenai kualitas daya pembeda

item yang dimiliki 20 item tes tersebut :

Nomor

itemD Klasifikasi Interprestasi

1 0,42 Satisfactory Sedang

2 0,25 Satisfactory Sedang

3 0,00 Poor Jelek

4 0,41 Good Baik

5 0,17 Poor Jelek

6 0,00 Poor Jelek

7 0,00 Poor Jelek

8 0,08 Poor Jelek

9 0,66 Good Baik

10 0,50 Good Baik

11 0,33 Satisfactory Sedang

12 0,16 Poor Jelek

13 0,17 Poor Jelek

14 0,33 Satisfactory Sedang

15 0,00 Poor Jelek

16 -0,17 - Jelek Sekali

17 0,16 Poor Jelek

18 0,08 Poor Jelek

19 0,25 Satisfactory Sedang

20 -0.09 - Jelek Sekali

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 61

Page 66: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

5. Fungsi Distraktor

Berikut ini analisis fungsi distraktor untuk item nomor 1 sampai dengan

item nomor 20.

No.

item

Pilihan JawabanKeterangan

A B C D

1 2 4 *13 5

*Kunci jawaban

2 4 4 5 *11

3 8 10 *2 4

4 3 *9 4 8

5 6 7 3 *8

6 6 *6 3 9

7 7 *4 6 7

8 *23 1 0 0

9 9 1 *12 2

10 1 6 *12 5

11 2 3 *16 3

12 8 *12 1 3

13 7 2 *14 1

14 3 *10 6 5

15 0 *24 0 0

16 8 5 7 *4

17 *18 1 1 4

18 5 5 *5 9

19 *9 12 0 3

20 0 6 *17 1

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 62

Page 67: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Dengan pola penyebaran jawaban item sebagaimana tergambar pada

tabel analisis di atas, maka dengan mudah diketahui, berapa persen peserta tes

yang telah terkecoh untuk memilih distraktor yang dipasangkan pada item

nomor 1 sampai dengan item nomor 20 yaitu:

a. Untuk item nomor 1, kunci jawabannya adalah C, sedangkan distraktornya

adalah A, B, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 2 orang berarti 2/24 × 100% = 8,33 %. (Tidak

berfungsi dengan baik)

Pengecoh B dipilih oleh 4 orang, berarti 4/24× 100% = 16,67 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 5 orang, berarti 5/24 × 100% = 23,83 % (Telah

berfungsi dengan baik).

b. Untuk item nomor 2, kunci jawabannya adalah D, sedangkan distraktornya

adalah A, B dan C.

Pengecoh A dipilih oleh 4 orang, berarti 4/24 × 100% = 16,67 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 4 orang, berarti 4/24 × 100% = 16,67 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 5 orang, berarti 5/24 × 100% = 20,83 % (Telah

berfungsi dengan baik).

c. Untuk item nomor 3, kunci jawabannya adalah B, sedangkan distraktornya

adalah A, C, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 8 orang, berarti 8/24 × 100% = 33,33 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 10 orang, berarti 10/24 × 100% = 41,67 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 4 orang, berarti 4/24 × 100% = 16,67 % (Telah

berfungsi dengan baik).

d. Untuk item nomor 4, kunci jawabannya adalah B, sedangkan distraktornya

adalah A, C, dan D.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 63

Page 68: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Pengecoh A dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 4 orang, berarti 4/24 × 100% = 16,67 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 8 orang, berarti 8/24 × 100% = 33,33 % (Telah

berfungsi dengan baik).

e. Untuk item nomor 5, kunci jawabannya adalah D, sedangkan distraktornya

adalah A, B dan C.

Pengecoh A dipilih oleh 6 orang, berarti 6/24 × 100% = 25,00 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 7 orang, berarti 7/24 × 100% = 29,17 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

f. Untuk item nomor 6, kunci jawabannya adalah B, sedangkan distraktornya

adalah A, C dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 6 orang, berarti 6/24 × 100% = 25,00 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 9 orang, berarti 9/24 × 100% = 37,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

g. Untuk item nomor 7, kunci jawabannya adalah B, sedangkan distraktornya

adalah A, C, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 7 orang, berarti 7/24 × 100% = 29,17 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 6 orang, berarti 6/24 × 100% = 25,00 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 7 orang, berarti 7/24 × 100% = 29,17 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 64

Page 69: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

h. Untuk item nomor 8, kunci jawabannya adalah A, sedangkan distraktornya

adalah B, C, dan D.

Pengecoh B dipilih oleh 1 orang, berarti 1/24 × 100% = 4,,17 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 0 orang, berarti 0/24 × 100% = 0,00 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 0 orang, berarti 0/24 × 100% = 0,00 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

i. Untuk item nomor 9, kunci jawabannya adalah C, sedangkan distraktornya

adalah A, B, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 9 orang, berarti 9/24 × 100% = 37,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 1 orang, berarti 1/24 × 100% = 4,17 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 2 orang, berarti 2/24 × 100% = 8,33 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

j. Untuk item nomor 10 kunci jawabannya adalah C, sedangkan

distraktornya adalah A, B, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 1 orang, berarti 1/24 × 100% = 4,17 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 6 orang, berarti 6/24 × 100% = 25,00 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 5 orang, berarti 5/24 × 100% = 20,83 % (Telah

berfungsi dengan baik).

k. Untuk item nomor 11, kunci jawabannya adalah C, sedangkan

distraktornya adalah A, B dan C.

Pengecoh A dipilih oleh 2 orang, berarti 2/24 × 100% = 8,33 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 65

Page 70: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Pengecoh D dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 13,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

l. Untuk item nomor 12, kunci jawabannya adalah B, sedangkan

distraktornya adalah A, C, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 8 orang, berarti 8/24 × 100% = 33,33 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 1 orang, berarti 1/24 × 100% = 4,17 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

m. Untuk item nomor 13, kunci jawabannya adalah C, sedangkan

distraktornya adalah A, B, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 7 orang, berarti 7/24 × 100% = 29,17 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 2 orang, berarti 2/24 × 100% = 8,33 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 1 orang, berarti 1/24 × 100% = 4,17 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

n. Untuk item nomor 14, kunci jawabannya adalah B, sedangkan

distraktornya adalah A, C, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 6 orang, berarti 6/24 × 100% = 25,00 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 5 orang, berarti 5/24 × 100% = 20,83 % (Telah

berfungsi dengan baik).

o. Untuk item nomor 15, kunci jawabannya adalah B, sedangkan

distraktornya adalah A, B, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 0 orang, berarti 0/37 × 100% = 0,00 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 66

Page 71: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Pengecoh C dipilih oleh 0 orang, berarti 0/37 × 100% = 0,00 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 0 orang, berarti 0/37 × 100% = 0,00 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

p. Untuk item nomor 16, kunci jawabannya adalah D, sedangkan

distraktornya adalah A, B dan C.

Pengecoh A dipilih oleh 8 orang, berarti 8/24 × 100% = 33,33 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 5 orang, berarti 5/24 × 100% = 20,83 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 7 orang, berarti 7/24 × 100% = 29,17 % (Telah

berfungsi dengan baik).

q. Untuk item nomor 17, kunci jawabannya adalah A, sedangkan

distraktornya adalah A, C, dan D.

Pengecoh B dipilih oleh 1 orang, berarti 8/24 × 100% = 33,33 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 1 orang, berarti 1/24 × 100% = 4,17 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 4 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

r. Untuk item nomor 18, kunci jawabannya adalah C, sedangkan

distraktornya adalah A, B, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 5 orang, berarti 5/24 × 100% = 20,83 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 5 orang, berarti 5/24 × 100% = 20,83 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 9 orang, berarti 9/24 × 100% = 37,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

s. Untuk item nomor 19, kunci jawabannya adalah A, sedangkan

distraktornya adalah B, C, dan D.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 67

Page 72: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Pengecoh B dipilih oleh 12 orang, berarti 12/24 × 100% = 50,00 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh C dipilih oleh 0 orang, berarti 0/24 × 100% = 0,00 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 3 orang, berarti 3/24 × 100% = 12,50 % (Telah

berfungsi dengan baik).

t. Untuk item nomor 20, kunci jawabannya adalah C, sedangkan

distraktornya adalah A, C, dan D.

Pengecoh A dipilih oleh 0 orang, berarti 0/37 × 100% = 0,00 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Pengecoh B dipilih oleh 6 orang, berarti 6/37 × 100% = 25,00 % (Telah

berfungsi dengan baik).

Pengecoh D dipilih oleh 1 orang, berarti 1/37 × 100% = 4,17 % (Tidak

berfungsi dengan baik).

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 68

Page 73: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

BAB VI

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan cara melakukan observsi ke SMP Negeri 30

Samarinda. Penulis mahasiswa diharapkan bisa memperoleh data dan informasi yang

berguna, untuk dapat melaporkan sudah sejauh mana tingkat perkembangan akademis

siswa yang ditinjau dari segi kognitif saja, tanpa segi afektif maupun psikomotorik,

karena observasi ini hanya melakukan uji coba soal hasil pembelajaran Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan SMP, dimana soal yang diujikan hanya mengandung jenjang

kognitif saja.

Setelah melakukan uji coba soal, mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan

analisa dari data yang telah diperoleh kemudian memberikan penilaian terhadap hasil

pembelajaran siswa. Analisis yang dilakukan meliputi pencarian nilai validitas item,

reliabilitas tes objektif, derajat kesukaran tiap item soal, daya pembeda (indeks

diskriminasi) item soal, serta fungsi distraktor. Dari perhitungan yang dilakukan

mahasiswa dapat mengetahui sejauh mana kualitas soal-soal yang diujicobakan dan

tingkat akademis siswa dalam kelas tersebut.

Pada penentuan validitas item soal dengan taraf signifikansi 5%, ternyata jumlah

item yang valid lebih sedikit daripada item yang invalid, yaitu 10 item valid dan 20 item

invalid. Hal ini mengindikasikan bahwa bisa dikatakan jika validitas tes hasil belajar itu

sendiri rendah karena butir item dengan tes hasil belajar memiliki hubungan yang erat.

Eratnya hubungan antara keduanya kiranya dapat dipahami dari kenyataan, bahwa

semakin banyak butir-butir item yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta tes, maka

skor total hasil tes tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit butir-butir

item yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta tes, maka skor total hasil tes itu akan

semakin rendah. Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa semakin besar

“dukungan” yang diberikan oleh butir-butir item (sebagai bagian tak terpisahkan dari tes)

terhadap tes hasil belajar (sebagai suatu totalitas), maka tes tersebut akan semakin dapat

menunjukkan “kemantapannya”. Sebaliknya, semakin kecil “dukungan” yang diberikan

oleh masing-masing butir item terhadap tes sebagai suatu totalitas, maka tes menjadi

“kurang mantap”. Apabila pernyataan tersebut kita kaitkan dengan validitas item yang

sedang kita bicarakan, maka dapat dipahami bahwa sebenarnya validitas tes itu akan

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 69

Page 74: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

sangat dipengaruhi oleh, atau sangat bergantung pada validitas yang dimiliki oleh

masing-masing butir item yang membangun tes tersebut. Makna yang terkandung dalam

pernyataan itu lebih lanjut adalah, bahwa validitas dari masing-masing butir item yang

membangun tes itu, akan dapat diketahui dengan jalan melihat besar kecilnya dukungan

yang diberikan oleh masing-masing butir item yang bersangkutan terhadap tes sebagai

keseluruhan.

Dalam melakukan analisa terhadap reliabilitas tes bentuk objektif, digunakan

pendekatan single test-single trial karena tes dilakukan sebanyak satu kali dengan soal

yang sama. Dalam penentuan nilai koefisien reliabilitas tes digunakan satu cara, yaitu

dengan menggunakan formula K-R20 dengan cara ini diperoleh koefisien reliabilitasnya

dengan nilai r11=0,20. Berdasarkan formula K-R20, maka reliabilitas tes ini memiliki

taraf yang rendah.

Dalam melakukan analisis terhadap derajat kesukaran item soal, ternyata

didapatkan hasil bahwa terdapat 7 soal mudah (35 %), 9 soal sedang (50 %) dan 4 soal

sukar (15 %). Hal ini sesuai dengan ekspektasi penulis dimana penulis telah menyusun

soal dengan penyebaran 35 % soal mudah, 50 % soal sedang dan 15 % soal sukar. Tetapi,

yang menjadi maslahnya bahwa ternyata soal-soal yang mungkin menurut penulis mudah

dikerjakan ternyata sebaliknya bagi siswa. Sehingga, letak penetapatan memudahan dan

kesukaran soal-soal yang disusun oleh penulis menjadi berbeda dengan hasil dari analisis

data yang telah diperoleh.

Sedangkan dalam melakukan analisis terhadap daya pembeda, didapatkan hasil

10 soal yang daya pembedanya rendah (poor), 5 soal yang daya pembedanya cukup

(satisfactory) dan terdapat 3 soal yang memiliki daya pembeda baik (good) dan tidak ada

soal yang memiliki daya pembeda yang sangat baik (Excellent).

Hal – hal penyebab dari tidak validnya (invalid) data hasil perhitungan

kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Penulis kurang berpengalaman dalam proses pembuatan soal-soal.

2. Kurang tepatnya dalam penggunaan kalimat pada soal-soal yang diujikan

sehingga menyebabkan siswa salah penertian/bingung dalam menjawab soal

yang diujikan.

3. Siswa kurang memahami materi yang akan diujikan

4. Kurangnya daya serap siswa pada saat proses pembelajaran sehigga pada saat

dilaksanakan Uji Coba Soal, siswa kurang mampu.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 70

Page 75: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

Penulis menyadari bahwa soal-soal yang diujikan belum memenuhi kriteria soal

yang baik dan kurangnya pengalaman dan kemampuan penulis dalam membuat soal,

sehingga hasil yang diperoleh tidak memenuhi kriteria seperti yang diinginkan.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 71

Page 76: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

BAB VII

PENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan observasi yang telah dilakukan dan analisis terhadap data

yang diperoleh, maka dapat diketahui kualitas dari soal-soal tersebut bahwa

soal-soal yang diujikan belum memenuhi kriteria soal yang baik. Adapun

hasil dari analisa data meliputi validitas item, reliabilitas tes, derajat

kesukaran, daya pembeda item dan fungsi distraktor adalah :

No.

item

Validitas

item

Reabilitas

item

Derajat

Kesukaran

Daya

Pembeda

Fungsi

Distraktor

1 Valid RendahMudah

Sedang Baik

2 Invalid Rendah Sedang Sedang Baik

3 Invalid Rendah Sukar Jelek Baik

4 Valid Rendah Sedang Baik Baik

5 Valid Rendah Sedang Jelek Baik

6 Invalid Rendah Sedang Jelek Baik

7 Invalid Rendah Sukar Jelek Baik

8 Invalid Rendah Mudah Jelek Tidak baik

9 Valid Rendah Sedang Baik Tidak baik

10 Valid Rendah Sedang Baik Tidak baik

11 Valid Rendah Mudah Sedang Baik

12 Invalid Rendah Sedang Jelek Baik

13 Valid Rendah Mudah Jelek Baik

14 Valid Rendah Sedang Sedang Baik

15 Invalid Rendah Mudah Jelek Tidak baik

16 Invalid Rendah SukarJelek sekali

Baik

17 Valid Rendah Mudah Jelek Baik

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 72

Page 77: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

18 Invalid Rendah Sukar Jelek Baik

19 Valid Rendah Sedang Sedang Baik

20 Invalid Rendah MudahJelek sekali

Tidak baik

B. Saran

Sebaiknya penulis lebih memperhatikan cara penyusunan soal yang

baik dan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, agar kriteria soal menjadi

lebih baik.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 73

Page 78: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

REFERENSI

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.

Jakarta.

Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Thoha, Chabib. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

M.Sc, Prof. DR. Sudjana, M.A. 2005. Metode Statistika .Tarsito. Bandung.

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 74

Page 79: Penelitian Hasil Belajar Fisika (PHBF)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Penilaian Hasil Belajar Fisika Page 75