9
PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR Rachmad Djatun Program Studi Pendidikan Khusus, Jurusan IP FKIP Universitas Sebelas Maret i: Jalan Pembangunan VI No. 61 Perum UNS, Jati, Jaten - Karanganyar HP 081548666411 Alamat korespondens , ABSTRACT PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR Rachmad Djatun Program Studi Pendidikan Khusus, Jurusan IP FKIP Universitas Sebelas Maret i: Jalan Pembangunan VI No. 61 Perum UNS, Jati, Jaten - Karanganyar HP 081548666411 Alamat korespondens , ABSTRACT This research is aimed at knowing the effectiveness of the implementation of inclusion program through the implementation of classroom teacher, visiting teacher, and counseling teacher program in public elementary school. The research was conducted at public elementary schools. The result of the research shows that the most effective model for implementing inclusion program in public elementary school is model 2, that is by implementing counseling teacher program (88.8%), followed by the implementation of visiting teacher program (66.6%) and the least is the implementation of classroom teacher program (33.3%). inclusion program, elementary school, counseling teacher program, learning problem Keywords: This research is aimed at knowing the effectiveness of the implementation of inclusion program through the implementation of classroom teacher, visiting teacher, and counseling teacher program in public elementary school. The research was conducted at public elementary schools. The result of the research shows that the most effective model for implementing inclusion program in public elementary school is model 2, that is by implementing counseling teacher program (88.8%), followed by the implementation of visiting teacher program (66.6%) and the least is the implementation of classroom teacher program (33.3%). inclusion program, elementary school, counseling teacher program, learning problem Keywords: (slow learner) - - - maupun yang berkesu litan belajar lainnya (Nasichin, 2002). Pelayanannya disesuaikan dengan ke- butuhan-kebutuhan khusus anak se cara individual dalam pembersamaan klasikal (Gunarhadi, 2001). Di samping itu, pelayanan anak berkebutuhan khu- sus di kelas reguler akan menumbuh kan sikap tolong menolong baik anak normal maupun anak berkesulitan belajar (Anton Sukarno, 2000). Oleh sebab itu, pendidikan in- klusi merupakan salah satu altematif dalam rangka melayani anak yang me- merlukan pelayanan pendidikan khu- sus. Agar pengembangan pendidikan inklusi dapat dilaksanakan secara efi- sien dan efektif, uji coba pengembang- an model layanan pendidikan inklusi perlu dilaksanakan secara bertahap. Dalam beberapa penelitian pen- dahuluan, diketahui bahwa tidak sedi- kit siswa yang setelah diadakan peme- PENDAHULUAN Pembangunan pendidikan di In- donesia memberi penekanan pada anak tidak mampu dan penyandang ca- cat (Anton Sukarno, 2000). Istilah pe- nyandang cacat pada anak di Indone- sia dikenal dengan anak luar biasa. Sa- lah satu jenis anak luar biasa adalah anak berkesulitan belajar. Anak kesu- litan belajar ada yang kemampuannya di atas rata-rata, bahkan orang jenius ada yang berkesulitan belajar waktu kecil. Anak Kesulitan belajar merupa- kan masalah yang baru dan perlu men- dapat penanganan. Pendidikan insklusi didefinisi kan sebagai sistem layanan pendi dikan bagi peserta didik yang membu tuhkan pelayanan pendidikan khusus di sekolah reguler (SD,SLTP, SMU, dan SMK). Peserta didik tersebut adalah mereka yang tergolong luar biasa, baik dalam arti kelainan lamban belajar - - - Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 163 Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 163

PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

  • Upload
    doandat

  • View
    227

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAIALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK

BERKESULITAN BELAJAR

Rachmad Djatun

Program Studi Pendidikan Khusus, Jurusan IP FKIP Universitas Sebelas Maret

i: Jalan Pembangunan VI No. 61 Perum UNS, Jati, Jaten - KaranganyarHP 081548666411

Alamat korespondens ,

ABSTRACT

PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAIALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK

BERKESULITAN BELAJAR

Rachmad Djatun

Program Studi Pendidikan Khusus, Jurusan IP FKIP Universitas Sebelas Maret

i: Jalan Pembangunan VI No. 61 Perum UNS, Jati, Jaten - KaranganyarHP 081548666411

Alamat korespondens ,

ABSTRACT

This research is aimed at knowing the effectiveness of the implementation of

inclusion program through the implementation of classroom teacher, visiting teacher, and

counseling teacher program in public elementary school. The research was conducted at

public elementary schools. The result of the research shows that the most effective model

for implementing inclusion program in public elementary school is model 2, that is by

implementing counseling teacher program (88.8%), followed by the implementation of

visiting teacher program (66.6%) and the least is the implementation of classroom

teacher program (33.3%).

inclusion program, elementary school, counseling teacher program, learning

problem

Keywords:

This research is aimed at knowing the effectiveness of the implementation of

inclusion program through the implementation of classroom teacher, visiting teacher, and

counseling teacher program in public elementary school. The research was conducted at

public elementary schools. The result of the research shows that the most effective model

for implementing inclusion program in public elementary school is model 2, that is by

implementing counseling teacher program (88.8%), followed by the implementation of

visiting teacher program (66.6%) and the least is the implementation of classroom

teacher program (33.3%).

inclusion program, elementary school, counseling teacher program, learning

problem

Keywords:

(slow learner) -

-

-

maupun yang berkesulitan belajar lainnya (Nasichin, 2002).Pelayanannya disesuaikan dengan ke-butuhan-kebutuhan khusus anak secara individual dalam pembersamaanklasikal (Gunarhadi, 2001). Di sampingitu, pelayanan anak berkebutuhan khu-sus di kelas reguler akan menumbuhkan sikap tolong menolong baik anaknormal maupun anak berkesulitanbelajar (Anton Sukarno, 2000).

Oleh sebab itu, pendidikan in-klusi merupakan salah satu altematifdalam rangka melayani anak yang me-merlukan pelayanan pendidikan khu-sus. Agar pengembangan pendidikaninklusi dapat dilaksanakan secara efi-sien dan efektif, uji coba pengembang-an model layanan pendidikan inklusiperlu dilaksanakan secara bertahap.

Dalam beberapa penelitian pen-dahuluan, diketahui bahwa tidak sedi-kit siswa yang setelah diadakan peme-

PENDAHULUANPembangunan pendidikan di In-

donesia memberi penekanan padaanak tidak mampu dan penyandang ca-cat (Anton Sukarno, 2000). Istilah pe-nyandang cacat pada anak di Indone-sia dikenal dengan anak luar biasa. Sa-lah satu jenis anak luar biasa adalahanak berkesulitan belajar. Anak kesu-litan belajar ada yang kemampuannyadi atas rata-rata, bahkan orang jeniusada yang berkesulitan belajar waktukecil. Anak Kesulitan belajar merupa-kan masalah yang baru dan perlu men-dapat penanganan.

Pendidikan insklusi didefinisikan sebagai sistem layanan pendidikan bagi peserta didik yang membutuhkan pelayanan pendidikan khusus disekolah reguler (SD,SLTP, SMU, danSMK). Peserta didik tersebut adalahmereka yang tergolong luar biasa, baikdalam arti kelainan lamban belajar

---

Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 163Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 163

Page 2: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

riksaan secara intensif, diketahui seba-gai anak yang termasuk berkelainan.Sampai tahun 1995/1996 jumlah anakyang memerlukan pendidikan luar bi-asa mencapai 43.161. Dari jumlah ini831 anak belajar di sekolah terpadu.Dari jumlah tersebut 758 di SD, 31 diSLTP dan 42 di SMU (Nurdin Ibrahim,2002) Munawir Yusuf dkk. (1994)dalam penelitiannya di KotamadyaSurakarta ditemukan jumlah ALB rata-rata tiap sekolah dasar sekitar 5% - 6%.Mereka ini umumnya tidak diketahuioleh guru kelas sehingga diperlakukansama dengan anak-anak normallainnya.

Penanganan pendidikan bagiALB di sekolah umum termasuk anakberkesulitan belajar dapat ditempuhdengan berbagai alternatif penerapanmodel, di antaranya adalah:(1) Modelguru kelas, model ini memanfaatkanguru kelas sekaligus sebagai gurupembimbing khusus bagi anak berke-sulitan belajar di kelasnya masing-masing. Untuk merealisasikannya, se-tiap guru kelas diberikan penatarankhusus mengenai ke-PLB-an denganharapan mereka dapat menanganianak berkesulitan belajar dengan baik,(2) Model guru kunjung ialah Guru SLBterdekat diminta bantuannya untuk me-ngunjungi SD-SD di sekitarnya, untukikut membantu menangani anak berke-sulitan belajar di SD umum tersebut.Kunjungan ini dapat dilakukan secarafleksibel sesuai dengan kebutuhan, (3)Model guru pembimbing khusus ialahguru lulusan Pendidikan Luar Biasayang ditugaskan untuk membantu me-layani anak berkesulitan belajar di se-kolah umum.

Ketiga model tersebut, sudahbarang tentu masing-masing mempu-nyai kelebihan dan kelemahan. Untukmengetahui mana yang paling efektifmaka perlu dilakukan penelitian.

METODE PENELITIANSesuai dengan tujuan peneliti-

an, yaitu ingin mengetahui efektivitaspelaksanaan pendidikan terpadu anta-ra yang menggunakan model guru kun-jung, guru pembimbing khusus, danpemanfaatan guru kelas, maka varia-bel penelitian ini terdiri atas :

Variabel bebas sebagai berikut:(1) Model guru kunjung (Model 1) ada-lah guru sekolah luar biasa (SLB) yangdiberikan tugas secara khusus diluartugas pokoknya sebagai guru SLB,untuk menangani anak berkesulitanbelajar di SD umum terdekat (yang ter-pilih sebagai sampel), dengan meng-adakan kunjungan ke SD yang ber-sangkutan dengan frekuensi 2 - 3 kalidalam satu minggu, setelah sebelum-nya mendapatkan program pendidik-an inklusi dari tim peneliti, (2) Modelguru pembimbing khusus (Model 2)adalah guru sekolah luar biasa (SLB)yang diberikan tugas secara khusus diluar tugas pokoknya sebagai guru SLB,untuk menangani anak berkesulitanbelajar di SD umum terdekat denganmengadakan kunjungan ke SD yangbersangkutan dengan frekuensi 2 - 3kali dalam satu minggu, setelah sebe-lumnya mendapatkan program pendi-dikan inklusi dari tim peneliti, (3) Modelguru kelas (Model 3) adalah guru kelasdi SD sampel yang di samping tugaspokoknya sebagai guru kelas bersang-kutan, juga diberikan tambahan tugasuntuk menjadi pembimbing khusus ba-gi anak berkesulitan belajar yang adadi kelas tersebut kepadanya menda-patkan program pelatihan pendidikaninklusi dari tim peneliti. Kelas yang di-maksud dalam penelitian ini hanya ke-las III, IV dan V (sampel kelas).

Adapun sebagai variabel ter-gantung adalah efektivitas penangan-an anak berkesulitan belajar ini di ukurdengan menggunakan indikator: (1)Proses Penanganan dan (2) Hasil Pe-nanganan ( ).out put

Pendidikan Inklusi di Sekolah....164

Page 3: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

Efektivitas pelaksanaan pendi-dikan inklusi diukur dari segi prosesdan hasil. Proses pendidikan, diukurberdasarkan kemampuan guru dalammelakukan identifikasi ,penyusunan dan pelaksanaan pro-gram IEP, evaluasi dan pengembang-an; sedangkan hasil diukur berdasar-kan peningkatan prestasi belajar siswaantara sebelum dan sesudah diberikanintervensi. Prestasi yang diambil dalampenelitian ini adalah prestasi belajarseluruh bidang studi (mata pelajaran)

assessment

di SD berdasarkan nilai rata-rata yangdicapai siswa pada Cawu I dan IItahun 2003 / 2004.

Penelitian ini termasuk jenispenelitian eksperimen, yakni uji cobamodel penanganan anak berkesulitanbelajar di Sekolah Dasar Umumantara Modell, Model 2 dan Model 3.Desain eksperimen yang digunakanadalah :

Secara sistematisdesain eksperimen tersebut dapatdilukiskan sebagai berikut :

Pre and Post Test DesignControl Group.

PRE TEST ………………..MODEL 1…………………….POST TEST

PRE TEST ………………..MODEL 2…………………….POST TEST

PRE TEST ………………..MODEL 3…………………….POST TEST

PRE TEST ………………..CONTROL..………………….POST TEST

Gambar 1. Peningkatan Pencapaian Prestasi Belajar

Al - A2, Al - A3, Al - A4, A2 - A3,. A2 - A4, A3 - A4

Gambar 2. Efektivitas Model Pelayanan

HASIL DAN PEMBAHASANKemampuan menyelenggara-

kan layanan khusus bagi ALB diukurdengan mengajukan seperangkat per-tanyaan yang berkaitan dengan layan-

an pendidikan, sosial, psikologis, danmedik, baik yang dilakukan secaralangsung oleh guru maupun yang ber-sifat perujukan. Hasilnya dapat digam-barkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Kemampuan Layanan Khusus bagi ALB

Berdasarkan hasil tersebut da-pat diketahui bahwa Guru Model 1 de-ngan skor 16 berarti tingkat efektivitas-

nya adalah 76,2 %. Guru Model 2 de-ngan skor 19 berarti tingkat efektivitas-nya mencapai 90,5 %. Guru Model 3

Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 165

Page 4: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

dengan skor 15, berarti tingkat efek-tivitasnya mencapai 71,4 %. Kesim-pulannya adalah Guru PembimbingKhusus tetap yang paling efektifdibanding dengan Guru Kunjung danGuru Kelas.

Dari hasil analisis secara kuali-tatif dan deskriptif seperti diuraikan dimuka dapat disimpulkan bahwa dilihatdari penyelenggaraan pendidikan in-klusi bagiALB di SD Umum, Guru Pem-bimbing Khusus (Model 2) memiliki ke-mampuan yang relatif lebih baik dariguru kunjung (Model 1) dan Guru Kelas(Model 3). Secara rasional Guru Pem-bimbing Khusus dilihat dari segi pen-

didikan, paling tinggi di antara ketigakelompok. Di samping lebih tinggi,juga relevansinya dengan masalahyang ditangani yaitu ALB, sangat re-levan. Hanya saja mereka lebih mis-kin dalam hal pengalaman praktis dibidang pendidikan.

Berdasarkan data yang adadari masing-masing guru selaku petu-gas eksperimen, setelah diadakanpengamatan, diskusi langsung de-ngan petugas dan berdasarkan datahasil tes khusus, dapat dilaporkan ha-silnya sebagai berikut : (1) mengenaikemampuan melakukan identifikasiALB diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Kemampuan Identifikasi terhadap ALB

No Teknik identifikasi yang diterapkan oleh guru Skor yang dicapai guru

SD 1 SD 2 SD 3

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Berdasarkan rapor siswaBerdasarkan tes prestasi belajarObservasi di dalam/di luar kelasWawancara kepada semua siswaDeteksi dini pada anak-anak tertentnuDeteksi dini kepada semua anakTes khusus tajam penglihatanTes khusus tajam pendengaranPemeriksaan ke profesionalWawancara ke orang tua siswaMengadakan case studyTelaah data pribadi siswa

313031220232

2236

333313332333

3336

313130110133

2036

Jumlah SkorSkor Maksimum

Berdasarkan hasil tersebut, de-ngan menggunakan standar skor mak-simaI masing-masing 36, maka dapatdisimpulkan bahwa : (1) Guru Model 1dengan skor 22, berarti tingkat penca-paian efektivitasnya adalah 61,11 %;(2) Guru Model 2 dengan skor 33, ber-arti tingkat pencapaian efektivitasnyaadalah 91,67 %; (3) Guru Model 3 de-ngan skor 20, berarti tingkat penca-paian efektivitasnya adalah 55,56 %.Dari gambaran tersebut dapat disim-

pulkan bahwa Guru PembimbingKhusus lebih efektif dari Guru Kun-jung dan Guru Kelas, dan Guru Kun-jung lebih efektif dari Guru Kelas.

Adapun kemampuan Menyu-sun Program IEP dengan mengguna-kan kriteria: menyusun IEP setiapanak, menyusun IEP secara kelom-pok, tidak menyusun IEP, berdasar-kan hasil analisis, dari masing-masingguru dapat dilaporkan sebagaiberikut: (1) Skor pencapaian Guru

Pendidikan Inklusi di Sekolah....166

Page 5: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

Model 1 = 5 (55,6%) (2) Skor penca-paian Guru Model 2 =7 (77,7%), (3)Skor pencapaian Guru Model 3 = 4(44,4%), (4) Skor maksimal untuk ma-sing-masing model adalah 9. Dengangambaran seperti tersebut dapatdisimpulkan bahwa Guru PembimbingKhusus lebih efektif dari Guru Kunjungdan Guru Kelas, dan Guru Kunjung le-

bih efektif dari Guru Kelas.mplikasi penyelengaraan

pendidikan inklusi terhadap pening-katan prestasi belajar bagi anak-anakbermasalah, dan perbedaan penga-ruh antara model 1, 2, dan 3, secarastatistik hasilnya dapat dilaporkansebagai berikut:

I

Tabel 3. Frekuensi Sampel yang Mengalami Perubahan Prestasi BelajarSetelah Diberikan Intervensi

Dari tabel di atas dapat dike-tahui bahwa dilihat secara keseluruhan,tampak bahwa ada perbedaan cukupberarti dalam hal perubahan prestasibelajar antara kelompok eksperimendibanding dengan kelompok kontrol.Jika yang tetap dan naik digabungkanakan terdapat angka perbandingan :ke-lompok eksperimen (62%) turun

(38%), sedangkan kelompok kontrol(46%) turun (54%). Angka inimenggambarkan bahwa penyeleng-garaan pendidikan inklusi denganberbagai model, mempunyai implika-si yang positif dalam meningkatkanprestasi belajar siswa bermasalah diSD.

Dilihat dari berbagai model

Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 167

Page 6: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

(antara Model 1, Model 2, dan Model 3),jika dibandingkan berdasarkan angka-angka perubahan prestasi belajar se-perti terlihat dalam tabel, dapat disim-pulkan : Untuk Model 1 diperoleh hasiljumlah siswa yang mengalami kenaik-an prestasi belajarnya adalah 62%,tetap 14% dan turun 24%. Jika antarayang tetap dan naik digabung sehinggamenjadi dua kategori: naik/tetap danturun, hasilnya adalah naik/tetap(76%), dan turun (24%). Kalau Model 1ini dibandingkan dengan kelompokkontrol, di mana kelompok kontrol yangturun prestasinya mencapai (52%).Nyata sekali bahwa peranan Guru Kun-jung sangat positif dalam meningkat-kan prestasi belajar bagi ALB yangmengikuti pendidikan inklusi di SD.Untuk Model 2 diperoleh hasil jumlahsiswa yang mengalami kenaikan pres-tasi belajarnya adalah (56%), tetap(11%), dan turun (33%). Dengan meng-gunakan dua Kategori: naik/tetap danturun, maka perbandingannya adalah(67%) dibanding (33%). Hasil ini jugasangat meyakinkan bahwa Sistem Gu-ru Pembimbing Khusus mempunyaisumbangan yang sangat berarti dalammeningkatkan hasil belajar ALB yangmengikuti pendidikan inklusi di SD.

Untuk Model 3 diperoleh hasiljumlah siswa yang mengalami kenaik-an prestasi belajarnya adalah (20%),tetap (20%), dan turun (60%). Jadi,angka ini menunjukkan bahwa peman-faatan Guru kelas sebagai tenaga khu-

sus dalam menangani bidang pendi-dikan luar biasa dengan sistem pendi-dikan inklusi bagi ALB di SD, sangatkurang efektif. Sebab, justru antarasiswa yang naik dengan yang turunprestasi belajarnya, banyak yang me-ngalami penurunan. Dibandingkandengan kelompok kontrol pun jugatampak bahwa model ini lebih jelekdari kelompok kontrol.

Berdasarkan temuan-temuantersebut, secara deskriptif menunjuk-kan bahwa, jika efektivitas pendidikaninklusi hanya dilihat dari perubahanprestasi belajar, maka model GuruKunjung dan Guru Pembimbing Khu-sus (Model 1 dan Model 2),menunjukkan hasil yang paling efektifdibanding model yang lain. Angka te-muan ini tidak bersifat kebetulan ka-rena setelah dibandingkan dengankelompok kontrol pun hasilnya nyata-nyata berbeda. Karena itu jika pen-didikan inklusi akan dikembangkan,dua model ini patut mendapatkan pri-oritas.

Hasil uji beda secara statistikbaik deskriptif maupun verifikatif,untuk mengetahui pengaruh pendi-dikan inklusi terhadap peningkatanprestasi belajar, dapat dilaporkansebagai berikut. Dari analisis statistikdeskriptif diperoleh rerata prestasibelajar seperti pada tabel di bawahini.

Tabel 4. Rerata Prestasi Belajar Siswa Pasca Eksperimen

Keterangan : Model I : Guru kunjung, Model II : Guru Pembimbing Khusus,Model III : Guru Kelas. Model IV : Kontrol

Pendidikan Inklusi di Sekolah....168

Page 7: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

Dari perhitungan di atas diper-oleh Fo = 10,850 dan p = 0,000. Jadi,Fo > Ft, maka Ho ditolak dalam tarafsignifikansi 1 %. Oleh karena itu dapatdisimpulkan bahwa perbedaan pres-tasi belajar Catur Wulan II antar kelasyang dijadikan model adalah signifikandalam taraf signifikansi 1 %. Dari ana-lisis tersebut di atas dapat diketahuibahwa Fo = 2,385 dan p = 0,094. JadiFo < Ft, maka Ho diterima dalam tarafsignifikansi 5 %. Oleh karena itu per-bedaan prestasi belajar Catur Wulan II

antarkelas adalah tidak signifikan da-lam signifikansi 5%; sedangkan perbe-daan prestasi belajar interaksi modeldan kelas diperoleh hasil Fo = 2,790dan p = 0,014%. Jadi, Fo > Ft, makaHo ditolak dalam taraf signifikansi 5%.Oleh karena itu perbedaan prestasibelajar Catur Wulan II interaksi modeldan kelas adalah signifikan dalamtaraf signifikansi 5%.

Dari uji beda dengan memper-gunakan teknik analisis t tes diperolehhasil seperti dalam tabel di bawah ini .

Tabel 5. Rangkuman Analisis Variansi AB untuk Prestasi Belajar SiswaPasca Uji Coba

Tabel 6. Rangkuman Uji - t

Keterangan :A1 : Guru Kunjung, A2 : Guru Pembimbing Khusus, A3 : Guru Kelas

A4 : Kontrol

Dari analisis tersebut di atasdapat diketahuhi bahwa (1) Perbe-daan prestasi belajar dengan modelguru kunjung dan guru pembimbingkhusus signifikan dalam taraf signifi-kansi 1%. Guru pembimbing khususlebih efektif dari guru kunjung, dan (2)Perbedaan prestasi belajar denganmodel guru kunjung dan guru kelas

signifikan dalam taraf signifikansi 1%.Selanjutnya (1) Perbedaan prestasibelajar antara model guru kunjung dankontrol tidak signifikan dalam taraf sig-nifikansi 5%, (2) Perbedaan prestasibelajar antara model guru pembimbingkhusus dan guru kelas tidak signifikandalam taraf signifikansi 5%. (3) Perbe-daan prestasi belajar antara model

Dari uji beda dengan teknik analisis variansi AB diperoleh hasil sepertidalam tabel di bawah ini.

Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 169

Page 8: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

guru pembimbing khusus dan kontrolsignifikan dalam taraf signifikansi 1%,(4) Model guru pembimbing khususlebih efektif daripada model kontrol.

Jika dilihat perbedaan prestasi

belajar antarmodel tiap kelas, makahasil analisis dengan t - tes adalah se-perti pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Rangkuman Analisis Uji t Antar Model Tiap Kelas

Keterangan :Model AI: Guru Kunjung, Model A2 :Guru Pembimbing Khusus, Model A3 :Guru Kelas, ModelA4 : Kontrol* : Signifikan 1%** : Signifikan 5%*** : Tidak Signifikan 5%.

Dari hasil analisis pada tabeltersebut di atas dapat diketahui bah-wa: Efektivitas model di kelas III : (1)Model guru kunjung dan kontrol, sertaguru pembimbing khusus dan guru ke-las sama efektifnya; (2) Model gurupembimbing khusus lebih efektif dari-pada guru kunjung; (3) Model guru ke-las lebih efektif daripada guru kunjung;(4) Model guru pembimbing khusus le-bih efektuf daripada model kontrol;dan (5) Model guru kelas lebih efektifdaripada model kontrol.

Efektivitas model di kelas IV : (1)Model guru kunjung dan guru pembim-bing khusus, serta guru kunjung danguru kelas sarna efektifnya, (2) Modelguru kunjung lebih efektif daripadamodel kontrol, (3) Model guru kelas le-

bih efektif daripada guru pembimbingkhusus, (4) Model guru pembimbingkhusus lebih efektif daripada modelkontrol, dan (5) Model guru kelas lebihefektif daripada model kontrol.

Efektivitas model di kelas V : (1)Model guru kunjung dan guru kelas,guru kunjung dan kontrol, serta guruKelas dan kontrol sama efektifnya, (2)Model guru pembimbing khusus lebihefektif daripada model guru kunjung,(3) Model guru pembimbing khusus le-bih efektif daripada guru kelas, (4) Mo-del guru pembimbing khusus lebihefektif daripada model kontrol, dan (5)Model guru kelas lebih efektif daripadamodel guru kontrol.

Peningkatan prestasi hasil pas-ca eksperimen yang dianalisis denganteknik statistik regresi diperoleh koefi-sien korelasi 0,582 dan sumbanganefektif 33,9%. Dari uji -F diperoleh Fo =71,284 dan p = 0,000. Dari uji - t diper-oleh t = 10,434. Oleh karena itu

pening-katan prestasi belajar sebesar33,9% adalah signifikan dalam tarafsignifikansi 1%.

o

Pendidikan Inklusi di Sekolah....170

Page 9: PENDIDlKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI ALTERNATIF ... · PDF fileALTERNATIF PELAYANAN PENDIDlKAN ANAK ... intervensi.Prestasiyangdiambildalam ... Dari hasil analisis secara kuali

KESIMPULAN DAN SARANDari hasil analisis secara kuali-

tatif dan deskriptif seperti diuraikan dimuka dapat disimpulkan bahwa dilihatdari penyelenggaraan pendidikan in-klusi bagi ALB di SD Umum, GuruPembimbing Khusus (Model 2) memi-liki kemampuan yang secara rasionallebih baik dari guru kunjung (Model 1)dan Guru Kelas (Model 3). Hal ini su-dah diduga sebelumnya karena mere-ka Guru Pembimbing Khusus dilihatdari segi pendidikan, paling tinggi diantara ketiga kelompok. Di sampinglebih tinggi, juga relevansinya denganmasalah yang ditangani, yaitu ALB sa-ngat relevan. Hanya saja mereka lebihmiskin dalam hal pengalaman praktisdi bidang pendidikan.

Berdasarkan hasil tersebut, de-ngan menggunakan standar skor mak-simal masing-masing 36, maka dapatdisimpulkan bahwa :(1) Guru Model 1 dengan skor 22, ber-

arti tingkat pencapaian efektivitas-nya adalah 61,11 %

(2) Guru Model 2 dengan skor 33, ber-

arti tingkat pencapaian efektivitas-nya adalah 91,67 %

(3) Guru Model 3 dengan skor 20, ber-arti tingkat pencapaian efektivitas-nya adalah 55,56 %. Dari gam-baran tersebut dapat disimpulkanbahwa Guru Pembimbing Khususlebih efektif dari Guru Kunjung danGuru Kelas, dan Guru Kunjung le-bih efektif dari Guru Kelas.

Berdasarkan temuan-temuantersebut, secara deskriptif menunjuk-kan bahwa, jika efektivitas pendidikaninklusi hanya dilihat dari perubahanprestasi belajar, maka model GuruKunjung dan Guru PembimbingKhusus (Model 1 dan Model 2), berda-sarkan penelitian ini, menunjukkanhasil yang paling efektif dibanding mo-del yang lain. Angka temuan ini tidakbersifat kebetulan karena setelah di-bandingkan dengan kelompok kontrolpun hasilnya nyata-nyata berbeda.Karena itu jika pendidikan inklusi akandikembangkan dua model ini patutmendapatkan prioritas.

DAFTAR PUSTAKA

,

.

“”,

“ ”,

Anton Sukarno. (2000). “Model Pelayanan Anak Berkesulitan Belajar Di SekolahDasar Negeri” , Tahun 10 No 1 Juni2000, Pusat Penelitian Rehabilitasi dan Remidiasi(PPRR) LembagaPenelitian UNS Surakarta.

Gunarhadi (2001). “Mengenal Pendekatan Inklusif dalam Pendidikan Luar Biasa”,, tahun 11 No 2 Desember 2001, Pusat

Penelitian Rehabilitasi dan Remidi (PPRR) Lembaga Penelitian UNSSurakarta.

Munawir Yusuf. dkk. (1994). Surakarta : UNS Press.

Nasichin. (2002). Kebijakan Direktorat PLB Tentang Layanan Pendidikan InklusiBagi Anak Berkebutuhan Pendidikan Khusus dan Berkesulitan Belajar

.

Nurdin Ibrahim. (2002). Pengembangan Sekolah Terpadu di Sekolah DasarTahun ke 8 No 036 Mei 2002, Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan NasionalJakarta.

Jurnal Rehabilitasi dan Remidiasi

.Jurnal Rehabilitasi dan Remidiasi

Pengantar Orthopedagogik

Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah di Universitas PendidikanIndonesia Bandung,Agustus 2002

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303Inovasi Pendidikan Jilid 8 No. 2, November 2007, ISSN 0216 - 1303 171