104
i PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN BEDA AGAMA DI DESA KENTENG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : ATIKAH AINUR RAHMAH NIM. 23010160062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

i

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA

PERNIKAHAN BEDA AGAMA DI DESA KENTENG

KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

ATIKAH AINUR RAHMAH

NIM. 23010160062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2020

Page 2: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

ii

Page 3: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

iii

Page 4: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

iv

Page 5: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

v

Page 6: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

vi

MOTTO

ا شؼىبا وقبائو ىخؼاسفى ن رمش وأثى وجؼي ن أها ٱىاس إا خيق

خبش ػي ٱلل إ ن أحقى ػذ ٱلل ن أمش إ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu

di sisi Allah ialah orang yang paling takwa

di antara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Mengenal.”

(Q.S. Al-Hujarat: 13)

Page 7: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT dan segenap ketulusan

hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kesehatan, keselamatan dan

kemudahan yang tiada terhitung nilainya.

2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh tercinta, yang tidak

pernah lelah menyayangi dan membimbingku, memotivasi dan mendoakan

setiap langkahku. Terimakasih ayah dan ibu cahaya dalam hidupku, takkan

pernah mampu ku membalas cinta kasihmu.

3. Bapak Juz‟an, M. Hum selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar

mengarahkan, membimbing, dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

4. Kakak-kakakku Mas Nur Sodiq dan Mbak Faiz terimakasih telah

memotivasi dan tak pernah lelah memberiku semangat juang untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Adik-adikku Zaky, Lubna, Aghna, Alexa, yang telah menjadi penyemangat

bagiku.

6. Yang terkasih Bahtiyar Hamzah, terimakasih telah menjadi kebahagiaan

dalam hidupku, yang selalu membimbing, memotivasi dan menemani serta

memberikan semangat baik dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

viii

7. Sahabatku Mila Nayla dan Fika Fariha, terimakasih telah menjadi sahabat

yang asik, yang selalu bersama dari maba sampai sekarang. Mari tetap

berteman, selamat berproses.

8. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2016, khususnya PAI B, yang

telah menjadi teman baik selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

Page 9: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi

Agung Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya

yang menjadi suri tauladan bagi kita.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses

penulisan skripsi banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena

keterbatasan dan kemampuan yang belum sempurna. Namun berkat adanya

bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, syukur Alhamdulillah

skripsi ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Program Studi pendidikan Agama

Islam IAIN Salatiga.

4. Bapak Juz‟an, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta dukungannya untuk mengarahkan

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

x

Page 11: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

xi

ABSTRAK

Rahmah, Atikah Ainur. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Pernikahan

Beda Agama di Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan. Pembimbing: Juz‟an, M. Hum.

Kata Kunci: pendidikan agama Islam, keluarga pernikahan beda agama

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan agama

Islam dalam keluarga pernikahan beda agama. Yakni dengan cara meneliti

bagaiman pelaksanaan pendidikan agama Islam, aktivitas keagamaan, serta

problem pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yang dilakukan di Desa

Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Pelaksanaannya dengan

menggunakan metode pendekatan kualitatif dekriptif analisis yang menggunakan

prosedur observasi, wawancara, serta dokumentasi.

Hasil penelitian dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam

keluarga pernikahan beda agama meliputi: (1) Pelaksanaan pendidikan agama

Islam dalam keluarga pernikahan beda agama, yaitu dengan cara mengajarkan

nilai-nilai dalam ajaran Islam kepada keluarga khususnya kepada anak. (2)

Aktivitas keagamaan dari masing-masing anggota keluarga yang berbeda agama

tetap dapat berjalan dengan semestinya, perbedaan agama tidak menjadi

penghalang mereka untuk melaksanakan aktivitas keagamaan. (3) Problem

pendidikan agama Islam dalam keluarga pernikahan beda agama terdapat pada

anak yang merasa bimbang dan ragu dalam menentukan agama apa yang akan

dianutnya, serta dalam keluarga tidak dapat melaksanakan aktivitas keagamaan

secara bersama-sama.

Page 12: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN LOGO .............................................................................................. ii

NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI .......................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 9

Page 13: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .............................................................................. 11

1.Pendidikan Agama Islam ............................................................ 11

2.Pernikahan .................................................................................. 17

3. Keluarga .................................................................................... 21

4. Pernikahan Beda Agama ........................................................... 23

5. Perbedaan Nilai-nilai ................................................................. 32

B. Kajian Terdahulu ............................................................................. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................... 40

B. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 41

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 41

D. Sumber Data ................................................................................... 42

E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 43

F. Analisis Data ................................................................................... 44

G. Tahap-tahap Penelitian ................................................................... 45

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data ................................................................................... 47

1. Profil Desa Kenteng .................................................................. 47

2. Profil Subjek Penelitian ............................................................. 53

B. Temuan Penelitian ........................................................................... 54

1. Terjadinya Pernikahan Keluarga Beda Agama ......................... 54

Page 14: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

xiv

2. Aktivitas Keagamaan dalam Keluarga Beda Agama ................ 60

3. Problem Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Beda Agama

.................................................................................................. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 68

B. Saran ................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Desa Kenteng

Gambar 1 Wawancara dengan keluarga Bapak Misrianto

Gambar 2 Wawancara dengan keluarga Ibu Munawaroh

Gambar 3 Kegiatan keagamaan Rohmatul Awaliyah di wihara

Page 16: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kewilayahan Desa Kenteng

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 4.4 Sarana Peribadatan Desa Kenteng

Tabel 4.5 Sarana Pendidikan Desa Kenteng

Page 17: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Hasil Wawancara

3. Foto Hasil Wawancara

4. Daftar Riwayat Hidup

5. Daftar Nilai SKK

6. Lembar Konsultasi

Page 18: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian terpenting dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu

kebutuhan, fungsi dan sosial, pencerahan, bimbingan, sarana pertumbuhan

yang mempersiapkan dan membuka serta membentuk disiplin hidup

(Alim, 2006: 8).

Chabib Thoha dan Abdul Mu‟thi mengatakan bahwa pendidikan

agama Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai

agama Islam melalui kegiatan bimbingan dan pengajaran atau latihan

dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain (Samrin,

2015: 105).

Agama bukanlah sekedar tindakan-tindakan ritual seperti sholat

dan membaca doa semata, tetapi lebih dari itu, agama merupakan

keseluruhan tingkah laku manusia yang terpuji yang dilakukan demi

memperoleh ridho atau perkenaan Allah. Agama dengan kata lain,

meliputi keseluruhan tingkah laku manusia dalam hidup ini, yang mana

tingkah laku tersebut membentuk keutuhan manusia berbudi luhur

(akhlaqul karimah) atas dasar percaya/iman kepada Allah dan

tanggungjawab pribadi di hari kemudian (Majid, 1997: 123).

Page 19: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

2

Pendidikan disini tidak pasti selamanya dimaknai dengan belajar di

dalam kelas (pendidikan jalur formal), karena ia hanya memberikan

semacam landasan kepada manusia. Proses belajar yang sesungguhnya

ialah di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat tatkala manusia

berhubungan satu dengan yang lainnya (pendidikan jalur non formal) dan

dimulai pertama dan terutama sekali di rumah/keluarga (jalur informal).

Dalam masyarakat itulah, setiap individu manusia belajar mengenai hidup

dan bagaimana cara mengatasi problematika kehidupan. Bagi orang tua

mendidik anaknya adalah suatu yang tak dapat dihindari, karena ia adalah

kodrat. Dalam doktrin Islam, peran ini sangat gamblang dijelaskan oleh

Allah dalam Al-Quran bahwa orang tua adalah pihak yang paling

bertanggungjawab terhadap pembinaan dan pendidikan anak-anak mereka

(Hamzah, 2015: 54). Dalam surat At-Tahrim ayat 6 Allah berfirman:

اسا وقىدها اىاس واىحجاسة وأهين فضن ىا قىا أ آ ا أها اىز

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu”

Dilihat dari ayat di atas bahwa Allah memperingatkan kepada

umatnya untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga kita dari siksa api

neraka dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi apa-apa yang

menjadi larangan-Nya.

Keluarga selaku pendidikan utama merupakan pihak yang paling

bertanggungjawab terhadap anak-anaknya. Keluarga hendaknya senantiasa

memperhatikan dan membimbing anak-anaknya, khususnya bimbingan

Page 20: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

3

dan pendidikan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan agama

yang akan menjadi pondasi dalam menjalankan kehidupannya. Dalam

tataran yang lebih luas, pemahaman di atas menyiratkan dengan jelas

bahwa keluarga mempunyai tanggungjawab dalam pembangunan sumber

daya manusia termasuk melalui pembinaan anak-anaknya terkait dengan

penumbuhan nilai-nilai seperti takwa kepada Tuhan, jujur, disiplin, dan

memiliki etos kerja yang tinggi (Prahara, 2016: 20).

Pendidikan dalam keluarga akan membentuk karakter nilai-nilai

agama pada anak. Peran keluarga dalam membimbing anak akan sangat

menentukan sikap ke depan karena keluarga adalah wadah pertama dan

utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan keluarga

memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama dan

kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang

diperlukan anak untuk dapat berperan dalam keluarga (Ahid, 2010: 100).

Namun realitasnya, Indonesia adalah negara majemuk dengan

berbagai keanekaragaman suku, budaya, dan agama. Akan tetapi, bukan

berarti dengan perbedaan yang ada di negara ini lantas menjadikan

masyarakat Indonesia terpecah belah, justru dengan perbedaan inilah yang

menjadikan masyarakat Indonesia yang rukun dengan memegang teguh

semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yaitu Berbeda-beda tetapi tetap satu.

Kerukunan akan terus terjalin dengan baik apabila terdapat sikap toleransi

dalam diri masyarakat. Dalam kondisi masyarakat dengan

keanekaragaman suku, budaya, dan agama maka tidak menutup

Page 21: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

4

kemungkinan jika masyarakat satu dengan yang lain bergaul dengan latar

belakang agama yang berbeda.

Pada posisi seperti ini, ketertarikan pria atau wanita yang berbeda

agama mungkin terjadi dan ketertarikan tersebut bisa berujung pada

pernikahan yang hampir pasti tidak terelakkan. Dengan kata lain,

persoalan pernikahan antar agama hampir pasti terjadi pada setiap

masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Pernikahan beda agama

merupakan salah satu akibat dari interaksi sosial yang terbina dalam

masyarakat majemuk. Pernikahan beda agama pada dasarnya terbentuk

dari ikatan pernikahan atau perkawinan yang dilangsungkan antar

pasangan yang berbeda agama satu sama lain. Perkawinan adalah sebuah

akad yang mengikat kedua belah pihak yang setara yaitu laki-laki dan

perempuan yang masing-maasing telah memenuhi persyaratan berdasarkan

hukum yang berlaku atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak

untuk membentuk keluarga (Kamal dan Mulia, 2003: 1).

Pendidikan agama yang baik dari orang tua akan membentuk

perilaku dan moral anak yang akan mengantarkannya dalam menjalani

kehidupan yang baik pula. Menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada

anak sangatlah diperlukan agar nantinya akan memberi pengaruh positif

terhadap anak. Dimulai dengan pembiasaan hal-hal baik sejak dini untuk

senantiasa menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-

Nya.

Page 22: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

5

Pelaksanaan pendidikan agama Islam terhadap anak tidak akan

menjadi masalah bagi keluarga yang sama agamanya. Namun, apabila

terjadi dalam keluarga beda agama maka masalah-masalah itu pasti akan

muncul. Dalam keluarga beda agama sudah pasti akan ada problem

tersendiri terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga

dari pernikahan tersebut.

Penelitian ini ditujukan kepada keluarga beda agama yang berada

di Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, yang mana di

desa ini sebagian masyarakatnya menganut agama non muslim serta

terjadi pernikahan antar agama. Berdasarkan kondisi di atas, penulis

tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang “Pendidikan Agama

Islam Dalam Keluarga Pernikahan Beda Agama Di Desa Kenteng

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020”.

B. Fokus Penelitian

Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka perlu masalah

yang luas ini difokuskan agar dalam pelaksanaan penelitian menjadi jelas.

Adapun fokus masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Mengapa pernikahan beda agama dapat terjadi di Desa Kenteng

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana aktivitas keagamaan dalam keluarga pernikahan beda

agama di Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang?

Page 23: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

6

3. Bagaimana problem pendidikan agama Islam dalam keluarga

pernikahan beda agama di Desa Kenteng Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui terjadinya pernikahan beda agama di Desa Kenteng

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui aktivitas keagamaan dalam keluarga pernikahan

beda agama di Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang.

3. Untuk mengetahui problem penerapan model pendidikan agama Islam

dalam keluarga pernikahan beda agama di Desa Kenteng Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang

sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan Islam, khususnya

pendidikan dalam keluarga beda agama.

Page 24: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

7

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca

mengenai pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga

beda agama.

b. Memberi masukan dan menambah wawasan bagi para pembaca

mengenai problematika dalam pelaksanaan pendidikan agama

Islam dalam keluarga beda agama.

E. Penegasan Istilah

1. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama adalah usaha yang lebih khusus ditekankan

untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani

lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran agama (Achmadi, 1992: 103).

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan

asuhan terhadap peserta didik agar nantinya setelah selesai dari

pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam secara

keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuan pada

akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan ajaran agama Islam

yang dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya, dapat mendatangkan

keselamatan dunia dan akhirat (Samrin, 2015: 105-106).

Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk memahami ajaran-

ajaran Islam, merasa senang dengan agama Islam, sehingga dalam

Page 25: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

8

pelaksanaannya kita bisa menjalankan dengan hati yang ikhlas dan

khusyu‟ mencari ridha Allah Swt.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah

suatu usaha khusus untuk mengembangkan diri seseorang agar lebih

dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara keseluruhan

untuk bekal dalam menjalankan kehidupannya.

2. Pernikahan Beda Agama

Pengertian perkawinan menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa (UU No. 1, 1974).

Pernikahan beda agama diatur dalam surat Al-Baqoroh :221 yang

menerangkan larangan untuk menikahi orang musyrik sampai mereka

beriman. Pernikahan beda agama dalam Islam pada dasarnya dilarang.

Akan tetapi terdapat pengecualian apabila pasangan laki-laki adalah

seorang mukmin dan pasangan perempuan adalah ahli, pada pasangan

semacam inilah para ulama‟ berbeda pendapat dalam menghukumi.

Pernikahan beda agama yang melibatkan penganut agama Budha

diperbolehkan, asal pengesahannya dilakukan menurut tata cara agama

Budha, meski calon mempelai yang bukan agama Budha tidak

diharuskan untuk masuk agama Budha tapi dalam ritualnya kedua

Page 26: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

9

mempelai wajib mengucapkan atas nama Sang Budha, Dharma, dan

Sangka (Monib dan Kholis, 2008: 117).

Jatuh cinta dapat terjadi kepada siapa saja, pada orang yang

berbeda warna kulit, ras, etnis, suku, termasuk agama. Dalam

penelitian ini adalah pernikahan dua orang yang berbeda agama. Jadi,

pernikahan beda agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki yang beragama Islam

(muslim) dan perempuan yang bukan Islam (non muslim) atau

sebaliknya.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab terperinci

pada tiap babnya. Penulis akan menguraikannya secara sistematis sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN meliputi: Latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA meliputi: Landasan teori (telaah teoritik

mengenai model pendidikan agama Islam dalam keluarga pernikahan beda

agama), dan kajian pustaka (kajian peneliti terdahulu yang sesuai dengan

topik penelitian).

Page 27: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

10

BAB III METODE PENEITIAN meliputi: Jenis penelitian, kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan daata,

analisis data, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN meliputi: Paparan data dan temuan penelitian.

BAB V PENUTUP yang terdiri dari uraian kesimpulan dan saran.

Page 28: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogy”, yang

mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah

diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan

menjemput dinamakan “paedagogos”. Dalam bahasa Romawi,

pendidikan diistilahkan dengan “educate” yang berarti

mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa

Inggris, pendidikan diistilahkan “to educate” yang berarti

memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006: 19).

Sebagaimana diungkapkan oleh Anton M. Moeliono dkk

(1991: 232), pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata

laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Dalam Undang Undang RI tentang SISDIKNAS nomor 20

tahun 2003 Bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

Page 29: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

12

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia,

dan mengamalkan ajaran agama Islam sebagai bimbingan

pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman (Ramayulis,

2005: 21).

Menurut Zakariah Darajat, pendidikan agama Islam ialah

usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak

setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan

ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.

Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, pendidikan agama Islam adalah

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Majid

dan Andayani, 2004: 130).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis

menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha

sadar dalam merubah sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang sebagai proses mendewasakan manusia melalui

bimbingan pengajaran latihan untuk mengembangkan fitrah

keberagamaan peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual

Page 30: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

13

keagamaan, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran

agama Islam.

b. Dasar Pendidikan Islam

Dasar yaitu landasan atau fondamen tempat bepijak atau

tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kukuh berdiri. Dasar

pendidikan Islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas

agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh

karena timpaan kencang ideologi yang muncul baik sekarang

maupun yang akan datang. Dengan adanya dasar ini, maka

pendidikan Islam akan tegak berdiri dan tidak mudah diombang-

ambingkan oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun

mempengaruhinya.

Berikut dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam di

Indonesia: (Zuhairini, 1983: 21-24).

1) Dasar Yuridis

Dasar yuridis yaitu dasar pelaksanaan pendidikan agama

Islam yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang

secara langsung maupun tidak langsung, dapat dijadikan

pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama Islam di

sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga formal di Indonesia.

Dasar operasional yaitu terdapat dalam TAP MPR No.

IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam TAP MPR

Page 31: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

14

No. IV/MPR/1978. Ketetapan TAP MPR No. II/MPR/1983,

diperkuat oleh TAP MPR No. II/MPR/1988 TAP MPR No.

II/MPR/1993 tentang garis-garis besar haluan negara yang pada

pokoknya menyatakan bahwa pelaksana pendidikan agama

secara langsung dimasukkan dalam kurikulum sekolah-sekolah

formal, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

2) Dasar Religius

Dasar religius yaitu dasar yang bersumber dari ajaran

agama Islam yang tertera dalam ayat al-Quran maupun hadits.

Menurut ajaran Islam melaksanakan pendidikan agama Islam

merupakan perintah dari Allah ibadah kepada-Nya.

Diantara ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan adanya

perintah tersebut adalah:

a) Q.S an-Nahl: 125

ىػظت اىحضت ادع إىى ت واى صبو سبل باىحن وجادىه

أحض صبيه باىخ ه ضو ػ ب سبل هى أػي وهى إ

هخذ باى أػي

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan

cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk” (Q.S an-Nahl: 125).

Page 32: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

15

b) Q.S ali-Imron: 104

هى ؼشوف و باى شو ش وأ إىى اىخ ت ذػى أ ن وىخن

نش اى وأوه ػ فيحى اى ئل ه

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung”( Q.S ali-Imron: 104) .

3) Dasar Sosial Psikologi

Semua manusia dalam hidupnya di dunia ini selalu

membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut

agama, mereka merasakan dalam jiwanya ada suatu perasaan

yang mengakui adanya dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka

berlindung dan tempat mereka meminta pertolongan. Bagi

orang muslim, diperlukan adanya pendidikan Islam agar dapat

mengarahkan fitrah mereka ke arah yang benar, sehingga

mereka akan dapat mengabdi dan beribadah sesuai ajaran

agama Islam.

c. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan adalah membimbing dan membentuk

manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat

beribadah, dan berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan gerak dalam

kehidupan setiap muslim mulai dari perbuatan, perkataan, dan

Page 33: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

16

tindakan apa pun yang dilakukan dengan nilai mencari ridha Allah,

memenuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya

adalah ibadah. Maka untuk melaksanakan semua tugas kehidupan

itu, baik bersifat pribadi maupun sosial perlu dipelajari dan

dituntun dengan iman dan akhlak terpuji. Dengan demikian,

identitas muslim akan tampak dalam semua aspek kehidupannya

(Roqib, 2009: 31).

Pendidikan Islam bertujuan menumbuhkan pola

kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan,

kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indera. Pendidikan ini

harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik

aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun

bahasanya (secara perorangan maupun secara kelompok).

Pendidikan ini mendorong semua aspek tersebut kearah keutamaan

serta pencapaian kesempurnaan hidup (Baihaqi, 2000: 43).

Dasar untuk itu semua terdapat dalam firman Allah dalam

Q.S. al-An‟am ayat 162:

صلح قو إ سب اىؼاى اح لل حاي و وضن و

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,

hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta

alam” (Q.S. al-An‟am: 162).

Tujuan akhir pendidikan agama Islam adalah membina

manusia agar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah baik

secara individu maupun komunal dan sebagai umat seluruhnya.

Page 34: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

17

Karena penciptaan jin dan manusia oleh Allah adalah untuk

menjadi hamba-Nya yang beribadah kepada-Nya (Baihaqi, 2000:

44).

Allah Swt. menjelaskan hal ini melalui firman-Nya dalam

Q.S az-Dzariat ayat 56:

ش إل ىؼبذو وال ا خيقج اىج و

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Q.S az-Dzariat: 56).

2. Pernikahan

a. Pengertian Pernikahan

Pernikahan merupakan perintah Allah Swt. firman Allah

dalam Q.S an-Nisa‟ ayat 3:

اىضاء ا طاب ىن نحىا فا

“maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi” (Q.S an-

Nisa‟: 3).

Kemudian nabi Muhammad bersabda mengenai perintah

menikah:

اىب ن اصخطاع باب ؼشش اىش ج فئه أغض ا اءة فيخزو

فئه ىه وجاء ى ه باىص ضخطغ فؼي ى ىيفشج و ىيبصش وأحص

“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian

yang sudah mampu untuk menikah, maka segeralah

menikah, karena nikah akan lebih menundukkan

Page 35: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

18

pandangan dan lebih menjaga kehormatan.” (Muttafaqun

alaihi).

Perkawinan merupakan salah satu perintah agama kepada

yang mampu untuk segera melaksanakannya. Karena perkawinan

dapat mengurangi kemaksiatan, baik dalam bentuk penglihatan

maupun dalam bentuk perzinaan. Orang yang berkeinginan

melakukan perkawinan tetapi belum mempunyai persiapan bekal

(fisik dan non fisik) dianjurkan nabi Muhammad saw untuk

berpuasa. Orang berpuasa akan memiliki kekuatan atau penghalang

dari berbuat tercela yang sangat keji, yaitu perzinaan (Ali, 2009:

7).

Dalam bahasa Indonesia perkawinan berasal dari kata

“kawin” yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan

lawan jenis: melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh.

Perkawinan disebut juga “pernikahan”, yang berasal dari kata

nikah yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling

memasukkan dan digunakan untuk arti bersetubuh (iwathi). Kata

“nikah” dipergunakan untuk arti persetbuhan (coitus), juga untuk

arti kata akad nikah (Ghozali, 2008: 7).

Dalam literatur Islam, yang sesungguhnya semata-mata

merupakan keturunan dari istilah yang digunakan al-Quran dan

hadits, perkawinan lazim diistilahkan dengan sebutan an-nikah

atau at-tazwij. Secara literer, nikah (kawin) artinya berkumpul atau

Page 36: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

19

berhimpun (adh-dhamm wa al-jam‟), di samping juga berarti

besetubuh dan akad sekaligus (al-wath‟ wa al-aqad) yang lazim

diistilahkan dengan ungkapan akad pernikahan/akad perkawinan

(„aqad an-nikah au „aqad at-tazwij) (Suma, 2015: 18).

b. Rukun Nikah:

Berikut terdapat beberapa rukun dan syarat perkawinan

dalam Islam sehingga menyebabkan halalnya seorang laki-laki dan

perempuan untuk melangsungkan hubungan intim

(bercampur/bersetubuh), yaitu (Hasan, 2003: 55) :

1) Calon mempelai pria

2) Calon mempelai wanita

3) Wali nikah

4) Saksi nikah

5) Ijab dan qabul.

c. Syarat Pernikahan:

1) Syarat calon mempelai pria; laki-laki, beragama Islam, baligh,

berakal, jelas orangnya, dapat memberikan persetujuan, dan

tidak terdapat halangan perkawinan seperti tidak dalam

keadaan ihram atau umrah.

2) Syarat calon mempelai wanita; perempuan, beragama Islam,

jelas orangnya, dapat dimintai persetujuan, dan tidak terdapat

halangan perkawinan (wanita yang haram dinikahi seperti

karena masih mahram, dan saudara sepersusuan).

Page 37: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

20

3) Syarat wali nikah; laki-laki, dewasa, dan mempunyai hak

perwalian.

4) Syarat saksi nikah; minimal dua orang laki-laki, hadir dalam

ijab dan qabul, dapat memahami maksud akad, beragama

Islam, dan dewasa.

5) Syarat ijab qabul; ada ijab (pernyataan) mengawinkan dari

pihak wali nikah, ada qabul (pernyataan) menerima dari pihak

calon suami.

6) Memaknai kata-kata “nikah”, “tazwij”atau terjemahannya

seperti “kawin”, antara ijab dan qabul bersambungan tidak

boleh putus, orang yang terikat dalam ijab tidak senang dalam

keadaan haji dan umrah, dan majelis ijab dan qabul itu harus

dihadiri paling kurang empat orang yaitu calon mempelai pria

atau wakilnya, wali dari calon mempelai wanita atau wakilnya,

dan dua orang saksi.

d. Tujuan Pernikahan

Adapun tujuan dari pernikahan adalah untuk memenuhi

petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis,

sejahtera, dan bahagia. Menurut Imam al Ghozali yang dikutip oleh

Abdul Rohman Ghozali, tujuan pernikahan adalah (Ghozali, 2003:

22):

1) Mendapatkan dan melangsungkan keturunan

Page 38: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

21

2) Memenuhi hajat manusia untuk menyalurkan syahwat dan

menumpahkan kasih sayang

3) Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan

dan kerusakan

4) Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab

menerima hak serta kewajiban dan untuk memperoleh harta

kekayaan yang halal

5) Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang

tentram atas dasar cinta dan kasih sayang.

3. Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan sebuah intuisi yang terbentuk karena

ikatan perkawinan. Pada dasarnya keluarga itu adalah sebuah

komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran untuk hidup bersama

dalam satu atap sebagai suami istri dan saling interaksi serta

berpotensi mempunyai anak sehingga membentuk komunitas baru

yang disebut keluarga. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni

merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan

anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat

tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia

(Djamarah, 2004: 16-17).

Page 39: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

22

Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi

pertumbuhan dan pengembangan anak. Jika suasana dalam

keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh

dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan

anak tersebut ( Darajat, 1995: 47).

b. Tugas Pokok Pendidikan dalam Keluarga

Hadari Nawawi menjelaskan tugas pokok pendidikan di

keluarga sebagai beikut (Nawawi, 1993: 186):

1) Membantu anak-anak memahami posisi dan peranannya

masing-masing sesuai dengan jenis kelaminnya, agar mampu

saling menghormati dan saling menolong dalam melaksanakan

perbuatan baik yang diridai Allah Swt.

2) Membantu anak didik mengenal dan memahami nilai-nilai atau

norma-norma yang mengatur kehidupan berkeluarga,

bertetangga, dan bermasyarakat serta mampu melaksanakannya

untuk memperoleh rida Allah Swt.

3) Mendorong anak untuk mencari ilmu dunia dan ilmu agama

agar mampu merealisasikan dirinya sebagai suatu diri individu

dan sebagai anggota masyarakat yang beriman

4) Membantu anak-anak memasuki kehidupan bermasyarakat

setahap demi setahap melepaskan diri dari ketergantungan pada

Page 40: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

23

orangtua dan orang dewasa lainnya, serta mampu bertanggung

jawab

5) Membantu dan memberi kesempatan serta mendorong anak-

anak mengerjakan sendiri dan berpartisipasi dalam

melaksanakan kegiatan keagamaan, untuk memperoleh

pengalaman sendiri secara langsung.

Di lingkungan keluarga, orangtua dan orang dewasa lainnya

perlu membantu anak dalam menghayati dan mengamalkan ajaran

Islam, setahap demi setahap sesuai dengan masa perkembangan

anak-anak. Oleh karena itu, pendidikan keluarga menjadi sangat

penting.

4. Pernikahan Beda Agama

a. Pengertian Pernikahan Beda Agama

Nikah adalah akad atau ikatan, karena dalam suatu proses

pernikahan terdapat ijab (pernyataan penyerahan dari pihak

perempuan) dan qabul (pernyataan penerimaan dari pihak laki-

laki). Selain itu, nikah juga bisa diartikan sebagai bersetubuh.

Adapun menurut syara‟, nikah adalah akad serah terima antara

laki-laki dan perempuan dengan tujuan saling memuaskan satu

sama lainnya dan untuk membentuk sebuah bahtera rumah tangga

yang sakinah serta masyarakat yang sejahtera (Tihami, 2009: 6).

Page 41: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

24

Pernikahan beda agama merupakan suatu pernikahan yang

dilakukan oleh orang-orang yang memeluk agama dan kepercayaan

yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Pengertian

pernikahan beda agama menurut Rusli, SH dan R. Tama, SH

menyatakan bahwa pernikahan antar agama merupakan ikatan lahir

dan batin antara seorang pria dan wanita yang karena beda agama

menyebabkan tersangkutnya dua peraturan yang berlainan

mengenai syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan pernikahan sesuai

agamanya masing-masing, dengan tujuan untuk membentuk

keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa. Sedangkan menurut Abdurrahman, menyatakan bahwa

pernikahan antar agama yaitu suatu pernikahan yang dilakukan

oleh orang-orang yang memeluk agama dan kepercayaan yang

berbeda satu dengan yang lainnya (Laela dkk, 2016: 121).

Berdasarkan ajaran Islam, kehidupan suami istri akan

terwujud apabila suami istri memiliki keyakinan agama yang sama,

karena keduanya berpegang teguh untuk melaksanakan satu ajaran

agama. Namun sebaliknya, apabila suami istri berbeda agama,

maka akan timbul berbagai kesulitan di lingkungan keluarga,

misalnya dalam hal pelaksanaan ibadah, pendidikan agama pada

anak, pembinaan tradisi keagamaan, hingga pola aktivitas

keagamaan, dan lain sebagainya.

b. Pernikahan Beda Agama Menurut Hukum Islam

Page 42: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

25

Dalam Islam terdapat tiga macam hukum mengenai

masalah pernikahan beda agama, yaitu:

1) Pernikahan antara perempuan muslimah dengan laki-laki non

muslim

Semua ulama telah sepakat bahwa perempuan muslimah

tidak diperbolehkan (haram) nikah dengan laki-laki non

muslim, baik ahli kitab maupun musyrik (Suhadi, 2006: 36).

Adapun dalil yang menjadi dasar hukum untuk larangan

pernikahan antara perempuan muslimah dengan laki-laki non

muslim yaitu terdapat dalam Firman Allah Q.S al-Baqarah ayat

221:

ششماث حخى نحىا اى ول ح ششمت وىى ؤ ش ت خ ؤ ت ول

حخى أػجبخن ششم نحىا اى ىا ول ح ششك ؤ ش خ ؤ وىؼبذ

إىى اىاس ئل أوه وىى أػجبن غفشة ذػى ذػى إىى اىجت واى وللا

بئره خزمشو آاحه ىياس ىؼيه وب

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik,

sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak

yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia

menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-

orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum

mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih

baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.

Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke

surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah

Page 43: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

26

menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)

kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”

(Q.S al-Baqarah: 221).

2) Pernikahan antara laki-laki muslim dengan perempuan musyrik

Para ulama sepakat mengharamkan laki-laki muslim nikah

dengan perempuan penyembah berhala (musyrik). Perempuan

musyrik disini mencakup perempuan penyembah berhala (al-

watsaniyyah), ateis (zindiniyyah), perempuan yang murtad,

penyembah api, dan penganut aliran libertine (al-ibahah)

seperti faham wujudiyah (Suhadi, 2006: 37)

3) Pernikahan antara laki-laki muslim dengan perempuan ahli

kitab

Pada dasarnya laki-laki muslim diperbolehkan (halal)

menikahi perempuan ahli kitab berdasar pengkhususan, yang

terdapat dalam Q.S al-Maidah: 5. Pengertian ahli kitab disini

mengacu pada dua agama besar rumpun sementik sebelum

Islam, yaitu Yahudi dan Nasrani. Allah berfirman dalam Q.S

al-Maidah ayat 5:

باث اىط أحو ىن و اىى ن وطؼا أوحىا اىنخاب حو ىن اىز طؼا

أوحىا اىنخاب حو ىه اىز حصاث اث واى ؤ اى حصاث واى

ول ضافح ش غ حص أجىسه ىه خ إرا آح قبين خخزي

أخذا اىخاصش خشة يه وهى ف ا فقذ حبط ػ ا نفش بال و

Page 44: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

27

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik.

Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu

halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka.

(Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan

diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang

menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al

Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin

mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud

berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.

Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima

hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari

kiamat termasuk orang-orang merugi” (Q.S al-Maidah: 5).

Surat al-Maidah ayat 5, dalam ayat tersebut terdapat

pernyataan bahwa laki-laki diperbolehkan menikah dengan

seorang perempuan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani). Sehingga

dengan hal ini memunculkan beberapa pendapat dari para

ulama.

Pendapat pertama dari Imam Abu Hanifah dan Imam

Ahmad bin Hambal. Menurut mereka meskipun perempuan

tersebut beragama Yahudi atau Nasrani, maka boleh dinikahi.

Kemudian pendapat Said Muhammad Rasyid Ridha, beliau

membedakan secara mutlak kepada laki-laki muslim untuk

menikahi perempuan ahli kitab karena asal perkawinan itu

adalah ibadah (halal/boleh) dan kita hanya dilarang kawin pada

perempuan-perempuan yang haram untuk dinikahi (Huzaimah,

2005: 156).

Page 45: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

28

Pendapat yang kedua adalah pendapat yang membolehkan

dengan syarat, yaitu pendapat Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad.

Menurut mereka laki-laki muslim boleh menikahi perempuan

Yahudi atau Nasrani dengan syarat ibu bapak perempuan itu

harus orang Yahudi atau Nasrani juga. Jika ayah dan ibu

mereka adalah penyembah berhala bukan ahli kitab

(Taurat/Injil), maka tidak boleh menikahi perempuan itu

(Huzaimah, 2005: 156).

Pendapat ketiga, haram secara mutlak menikahi wanita ahli

kitab. Hal ini sebagaimana pendapat Ibnu Abbas dalam

memahami kedua ayat tersebut (al-Baqarah: 221 dan al-

Maidah: 5). Ibnu Abbas mengatakan, Rasulullah saw telah

melarang menikahi seluruh wanita kecuali yang beriman dan

berhijrah, serta mengharamkan wanita dari agama manapun

kecuali Islam, sebagaiman firman Allah “barang siapa yang

kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam)

maka hapuslah amalannya” (Q.S al-Maidah: 5).

Rasululah pun mendorong umatnya agar menikahi laki-laki

atau perempuan yang seagama (Islam), yang ditegaskan dalam

sabda Rasulullah

“Wanita dinikah karena empat faktor; karena harta, karena

keturunan, karena kecantikan, dan karena agamanya.

Hendaklah memilih karena agama, sehingga kamu akan

Page 46: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

29

memperoleh kemenangan”. (Shahih Bukhari, II: 219,

Shahih Muslim, I: 623).

Dengan demikian, maka hendaklah seorang laki-laki

menikahi wanita yang baik agamanya, begitu pula dengan

sebaliknya. Karena menikah dengan yang seagama lah yang

hanya akan membawa kita ke dalam kebahagiaan.

c. Pernikahan Beda Agama Menurut Agama-agama di Indonesia

1) Pandangan Agama Budha

Menurut Siaga Agung Indonesia, pernikahan beda agama

yang melibatkan penganut agama Budha diperbolehkan, asal

pengesahannya dilakukan menurut tata cara agama Budha,

meski calon mempelai yang bukan agama Budha tidak

diharuskan untuk masuk agama Budha tapi dalam ritualnya

kedua mempelai wajib mengucapkan atas nama Sang Budha,

Dharma, dan Sangka (Monib dan Kholis, 2008: 117).

Tujuan perkawinan menurut agama Budha adalah untuk

membentuk suatu keluarga (rumah tangga yang diberkahi oleh

Sanghyang Adi Budha/Tuhan Yang Maha Esa, para Budha dan

para Bodhisatwa-Mahasatwa) (Handikusuma, 2003: 25).

Syarat-syarat perkawinan menurut hukum Budha adalah

kedua mempelai harus saling menyetujui dan cinta mencintai,

di antara keduanya tidak ada hubungan darah atau hubungan

susuan, diantara mereka tidak terikat tali perkawinan dengan

Page 47: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

30

orang lain, sehingga perkawinan menurut agama Budha harus

sama-sama yakin kepada sang Tri Ratna (tiga ajaran pokok

yaitu: Buddha sebagai guru, Dharma sebagai penunjuk

kebenaran, dan sangha sebagai pengawal dan pengajar).

2) Pandangan Agama Hindu

Agama Hindu secara tegas memberikan ketentuan syarat-

syarat dan menentkan larangan perkawinan orang Hindu

dengan pemeluk agama lain. Menurut agama Hindu

perkawinan hanya sah jika dilaksanakan upacara suci

pernikahan oleh pedande. Pedande hanya mau melaksanakan

upacara pernikahan jika kedua calon pengantin beragama

Hindu. Jika perkawinan orang Hindu yang tidak memenuhi

syarat maka dapat dibatalkan. Pedande tidak mungkin

memberkati atau menyelenggarakan upacara perkawinan antara

mereka yang berbeda agama. Asas perkawinan harus disahkan

menurut agama, yaitu dengan cara melakukan wiwahahoma

(ikatan suci seumur hidup menjadi suami istri) dikedepankan di

dalam sistem perkawinan Hindu, yang menyatakan bahwa

suatu perkawinan yang tidak disahkan menurut agama dengan

melakukan upacara suci menyebabkan ia jatuh hina, anaknya

tidak diakui sah sebagai pewaris yang sederajat dengan orang

tua atau dengan kata lain akibat dari perkawinan itu tidak

diakui sah menurut hukum agama (Ichtiyanto, 2003: 135).

Page 48: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

31

3) Pandangan Agama Kristen Protestan

Perkawinan menurut Protestan adalah persekutuan hidup

meliputi keseluruhan hidup yang menghendaki laki-laki dan

perempuan menjadi satu. Satu dalam kasih Tuhan, satu dalam

mengasihi, satu dalam kepatuhan, satu dalam menghayati

manusia, dan satu dalam memikul beban pernikahan

(Ichtiyanto, 2003: 132).

Gereja Kristen menganjurkan kepada umatnya mencari

pasangan hidup yang seagama dengan mereka. Tetapi karena

menyadari bahwa umatnya hidup bersama-sama dengan

pemeluk agama lain, maka gereja tidak melarang umatnya

menikah dengan orang-orang yang bukan beragama Kristen.

Perkawinan campuran antara pemeluk agama yang berbeda

dapat dilangsungkan di gereja menurut hukum gereja Kristen

apabila calon mempelai yang bukan beragama Kristen bersedia

membuat pernyataan bahwa dia tidak keberatan perkawinannya

dilaksanakan di gereja (Ichtiyanto, 2003: 133).

4) Pandangan Agama Kristen Katolik

Perkawinan menurut Katolik adalah persekutuan hidup

antara seorang pria dan seorang wanita yang terjadi karena

persetujuan pribadi, yang tidak dapat ditarik kembali dan harus

diarahkan kepada saling mencintai sebagai suami istri kepada

pembangunan keluarga dan oleh karenanya menuntut kesetiaan

Page 49: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

32

yang sempurna dan tidak mungkin dibatalkan lagi oleh

siapapun kecuali oleh kematian (Laela dkk, 2016: 126).

Perkawinan antara seorang yang beragama Katolik dengan

seorang yang bukan beragama Katolik baru dapat dilakukan

jika ada dispensasi dari ordinaris wilayah atau uskup, tetapi

meskipun demikian gereja Katolik realistis memandang

perkawinan beda agama, sehingga dalam Katolik uskup dapat

memberikan dispensasi dengan memperbolehkan seorang

Katolik menikah dengan agama lain (Ichtiyanto, 2003: 130).

5. Perbedaan Nilai-nilai

Kehidupan dalam sebuah keluarga (seorang suami-istri) akan dapat

terwujud bila mereka memiliki keyakinan yang sama, karena keduanya

berpegang teguh untuk melaksanakan satu ajaran agama. Tetapi

sebaliknya, apabila sepasang suami istri berbeda agama, maka akan

timbul berbagai perbedaan di lingkungan keluarga, misalnya dalam hal

aqidah, beribadah, nilai halal-haram, suci dan najis ketika hendak

melaksanakan ibadah (solat), hingga pembinaan keagamaan dan

sebagainya.

Pernikahan beda agama sudah sepatutnya sebagai suatu hal untuk

dihindari, karena dalam agama manapun sudah jelas dilarang karena

menyalahi aturan-aturan yang ada dalam agama tersebut. Seiring

dengan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, maka

Page 50: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

33

permasalahan yang muncul pun semakin kompleks pula. Pernikahan

yang sering menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat salah

satunya yaitu mengenai pernikahan beda agama. Dengan beragamnya

agama yang ada di Indonesia maka tidak menutup kemungkinan akan

terjadinya suatu pernikahan beda agama.

Keluarga sebagai pendidikan yang pertama dan utama dalam

mendidik dan mengarahkan seorang anak agar menjadi pribadi yang

lebih baik dan taat beragama. Unsur dasar pendidikan utama meliputi:

yang memberi yaitu pendidikan memberi pengajaran yang baik kepada

orang lain dan orang lain tersebut menerimanya; tujuan pendidikan

yang baik; cara atau jalan yang baik; dan konteks yang positif yaitu

suatu konteks yang berupaya menyisihkan negatif dan merubahnya

menjadi positif (Muhadjir, 1987: 1). Dari unsur-unsur tersebut dapat

dirumuskan pendidikan sebagai aktivitas interaksi antara pendidik dan

subjek pendidik untuk mencapai tujuan yang baik dengan cara yang

baik pula dalam konteks hal yang positif.

Dalam setiap agama telah banyak mengajarkan hal-hal positif yang

harus kita patuhi dan laksanakan. Tidak hanya dalam agama Islam

saja, agama lain pun mengajarkan hal-hal kebaikan yang sama. Berikut

terdapat beberapa perbedaan nilai-nilai dalam setiap agama:

a. Aqidah

Aqidah atau tauhid yang mana berkaitan dengan upaya kita

dalam memahami dan meyakini adanya Allah dengan segala sifat

Page 51: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

34

dan perbuatan-Nya. Berikut macam-macam tauhid dalam Islam

yaitu: pertama Tauhid Rububiyah, berarti percaya bahwa Allah lah

satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan

takdir-Nya ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan

alam dengan sunah-sunah-Nya (Muhammad, 1998: 141). Yang

kedua Tauhid Uluhiyah, berarti meyakini bahwa Allah satu-

satunya dzat yang berhak untuk disembah. Tauhid ini merupakan

implementasi dari kalimat tauhid “la ilaha ilallah” yaitu

mengesakan Allah Swt. dengan semua jenis ibadah, sepeerti: doa,

sholat, takut, mengharap dan sebagainya (Misbah, 1996: 27-28).

Yang ketiga yaitu Tauhid al-Asma‟ wa al-Sifat, artinya pengakuan

dan kesaksian yang tegas atas semua nama dan sifat Allah yang

sempurna dan termaktub dalam al-Quran dan sunnah Rasulullah

Saw.

Iman adalah bagaimana cara kita meyakini adanya Tuhan,

bagaimana kita meyakini bahwa Allah Swt. Tuhan semesta alam,

Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam kita diajarkan bagaimana

beriman kepada Allah dengan cara meyakini dalam hati,

mengucapkan dengan lisan, dan amalkan dengan perbuatan.

b. Ibadah

Perbedaan-perbedaan pelaksanaan ibadah dalam setiap

agama sudah menjadi hal yang biasa di lingkungan masyarakat kita

yang beragam. Kerap kali kita melihat teman kita, saudara kita,

Page 52: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

35

tetangga kita yang melakukan ibadah sesuai dengan cara dan

aturan agama mereka masing-masing.

Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat,

dan haji (bagi yang mampu) memiliki tata cara tersendiri ketika

kita hendak melaksanakannya. Seperti hal nya dengan ajaran

agama Islam, dalam agama lain pun juga memiliki tata cara dalam

pelaksanaan ibadah nya. Contoh: dalam ajaran agama Budha

terdapat berbagai macam puasa yaitu puasa yang dimulai dari

pukul 00.00 malam hingga pukul 12.00 siang, lalu ada pula puasa

yang dilakukan tidak boleh memakan apapun, tetapi diperbolehkan

untuk meminum air. Dalam Islam sendiri pun juga terdapat

berbagai macam puasa, seperti puasa wajib yaitu puasa ramadhan

(puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadhan) dan puasa-puasa

sunah lainnya, seperti puasa dzulhijjah dan arafah, puasa

muharram, puasa pada hari senin dan kamis, dan sebagainya. Maka

dari itu, dapat kita ketahui bahwa cara pelaksanaan ibadah agama

satu dengan yang lain memiliki perbedaan, meskipun dalam setiap

agama memiliki tujuan yang sama yaitu beribadah dengan mencari

ridha dari Tuhan, ridha dari Allah Swt.

c. Kebersihan

Bermula dari kebesihan, di dalam agama Islam sendiri

kebersihan merupakan sebagian dari iman. Seperti dalam hadis

yang menjelaskan bahwa kebersihan itu adalah bagian dari iman.

Page 53: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

36

Karena kesucian atau kebersihan merupakan syarat sahnya sholat.

Baik suci dari hadas kecil yang dapat dihilangkan dengan

berwudhu, maupun sucidari hadas besar dan najis yang harus

dihilangkan dengan mandi besar.

Thaharah atau kesucian merupakan syarat untuk

melaksanakan ibadah, sehingga umat muslim yang sedang dalam

keadaan kotor tidak sah ibadahnya, karena kebersihan ada dalam

Islam. Berdasarkan pembagiannya terdapat 3 macam najis dalam

Islam yaitu: pertama najis ringan (mukhaffafah), najis yang berasal

dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali

air susu ibunya. Cara membersihkan dari najis ini cukup dengan

memercikkan air ke bagian yang terkena najis kemudian berwudhu

ketika akan melaksanakan sholat. Yang kedua yaitu najis sedang

(mutawassitah), najis yang berasal dari kotoran atau air

kencing,cara membersihkannya yaitu dengan membasuh atau

menyiram dengan air bersih hingga najis tersebut hilang. Yang

ketiga yaitu najis berat (mughalladhah), najis yang berasal dari air

liur anjing atau babi. Cara membersihkannya yaitu dengan

menghilangkan barang najisnya terlebih dahulu lalu mencucinya

dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya tanah atau

debu.

Dari macam najis di atas menjelaskan bahwa kesucian

dalam agama Islam sangatlah penting, karena kotoran sekecil

Page 54: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

37

apapun akan menghalangi langkah kita dalam beribadah. Dalam

agama lain pun dijelaskan bahwa membersihkan diri juga

dilakukan, misalnya dalam Islam disebut dengan berwudhu,

mereka juga mempunyai tata cara membersihkan diri dari kotoran.

Contoh ketika seorang perempuan sedang dalam masa haid

(menstruasi) maka wajib hukumnya bila ia adalah seorang

perempuan muslimah maka harus mensucikan diri dari hadas besar

tersebut dengan cara mandi besar. Kemudian ada yang

beranggapan bahwa dalam agama lain tidak ada cara khusus dalam

mensucikan diri, melainkan mereka hanya membesihkan kotoran

tersebut, seperti contoh dalam agama Kristen, terdapat sebagian

yang beranggapan bahwa yang membuat najis adalah perbuatan

dosa yang melanggar perintah Tuhan, dan cara menghilangkannya

adalah dengan bersungguh-sungguh dalam berdoa memohon

ampunan atas dosa tersebut dan bertaubat. Maka dari itu, dalam

setiap agama mempunyai cara atau aturan sendiri dalam

mensucikan diri dari najis atau kotoran.

Begitu pula dengan makanan atau minuman yang

dihalalkan dan diharamkan pada tiap-tiap agama pun berbeda.

Dalam Islam sudah jelas terdapat kriteria makanan dan minuman

yang halal dan haram, seperti diharamkannya makanan dari hasil

curian, dari bangkai binatang (kecuali bangkai ikan dan belalang),

hingga daging babi dan daging anjing yang diharamkan. Namun di

Page 55: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

38

dalam ajaran agama lain memiliki perbedaan, contoh dalam agama

Kristen dan Budha diperbolehkan mengkonsumsi daging babi

maupun daging anjing, karena dalam setiap agama memiliki

aturan-aturan yang berlaku bagi umat mereka.

B. Kajian Terdahulu

1. Skripsi yang ditulis oleh Masdi Pendri, mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul

Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Berbeda Agama (Studi

Kasus Pada Lima Keluarga Berbeda Agama di Dusun Ngandong-

Tritis, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah lima

keluarga dengan berbeda agama, pendidikan agama Islam ditengah

keluarga merupakan masalah tersendiri baik bagi orangtua maupun

anak yang berbeda keyakinan.

2. Skripsi yang ditulis oleh Mir‟atul Khasanah, mahasiswa jurusan

Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga Tahun 2018, dengan judul

“Penanaman Nilai-nilai Toleransi Pada Keluarga Beda Agama di Desa

Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung”. Penelitian ini

adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara

Page 56: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

39

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian yang berisikan

untuk mengetahui penanaman sikap toleransi pada keluarga beda

agama di Desa Getas.

3. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Alif Haban, mahasiswa Fakultas

Syariah IAIN Salatiga tahun 2016, dengan judul “Keharmonisan

Keluarga (Studi Tiga Keluarga di Perumahan Manggisan Indah

Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo)”.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif-

analitis. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara

observasi dan wawancara mendalam serta dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini

berisikan tentang kelurga beda agama yang mampu bertahan dengan

harmonis meskipun menjalankan aktivitas keagamaan yang berbeda.

Page 57: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala dan peristiwa atau kejadian-kejadian yang

terjadi di lapangan yang datanya berupa kata-kata yang diolah secara

deskripsi (Alfianka, 2016: 22) dengan menyajikan gambaran tentang

Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Pernikahan Beda Agama.

Menurut Setyosari dalam buku (Agustinova, 2015: 9) penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode observasi,

wawancara (interview), analisis isi, dan metode pengumpulan data lainnya

untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek.

Tujuan pendekatan deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan

apa-apa yang saat ini berlaku. Dimana didalamnya terdapat upaya untuk

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan

kondisi-kondisi yang saat ini sedang terjadi atau belum ada. Dengan kata

lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi

mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitannya antara variabel-variabel

yang ada. Penelitian ini tidak menguji pada hipotesa atau tidak

menggunakan hipotesa, melainkan hanya menggunakan deskripsi

Page 58: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

41

informasi apa yang ada sesuai dengan variabel-variabel yang sudah

diamati dan diteliti (Moleong, 2007: 6).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field

research (penelitian lapangan) yang bermaksud untuk mengetahui data

responden secara langsung dari lapangan, yakni suatu penelitian yang

bertujuan mengetahui situasi atau keadaan sebenarnya tentang Pendidikan

Agama Islam dalam Keluarga Pernikahan Beda Agama di Desa Kenteng.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti betindak sebagai pengumpul data dan

sebagai instrumen aktif dalam upaya pengumpulan data-data di lapangan.

Peneliti menggunakan instrumen berupa wawancara sebagai sumber data

yang valid serta berbagai bentuk alat-alat bantu berupa dokumen yang

digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian yang berfungsi

sebagai instrumen pendukung. Untuk memperoleh data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini maka peneliti hadir langsung di lapangan

sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti,

sehingga keterlibatan peneliti dengan informan secara langsung hingga

memperoleh data-data yang diperlukan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Page 59: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

42

Lokasi yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini berada di

Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Penelitian

ini dilaksanakan di kediaman masing-masing informan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu

pada bulan Oktober 2019 sampai penulisan skripsi ini selesai.

D. Sumber Data

Peneliti mengambil sumber data yang berasal dari data primer dan

sekunder yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan

melalui wawancara dengan pihak-pihak informan sebagai sumber

utama. Wawancara dilakukan langsung kepada orang tua dalam

keluarga beda agama di Desa Kenteng.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber kedua

sebagai data pendukung yang dapat diperoleh dari literatur-literatur

kepustakaan seperti buku, jurnal, hasil studi, dokumen-dokumen dan

lain-lain yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini yaitu

mengenai Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Pernikahan Beda

Agama.

Page 60: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

43

E. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan

prosedur pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah metode penelitian yang menggunakan cara

pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian.

Metode observasi umumnya untuk jenis penelitian yang berusaha

memberikan gambaran mengenai peristiwa apa yang terjadi di

lapangan (Muliawan, 2014: 62).

Observasi ini dilakukan dengan melakukan serangkaian

pengamatan melalui indera penglihatan dan pendengaran secara

langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik observasi pasif, dimana observasi bisa dilakukan

secara langsung maupun tidak langsung.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah teknik penelitian yang menggunakan teknik

tanya jawab antara peneliti dengan objek yang diteliti (Muliawan,

2014: 65).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara mendalam yang

diarahkan pada masalah tertentu dengan para informan yang sudah

dipilih untuk mendapatkan data yang diperlukan yaitu Pendidikan

Agama Islam dalam Keluarga Pernikahan Beda Agama di Desa

Kenteng.

Page 61: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

44

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif (Sugiyono, 2016: 240).

Pada penelitian ini, peneiti mengumpulkan dokumen-dokumen

terkait dengan penelitian Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

Pernikahan Beda Agama yang diantaranya berupa dokumentasi foto.

F. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan penelitian ini

selanjutnya dianalisis supaya bisa diambil suatu kesimpulan atau

pengertian. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu metode analisis deskriptif. Sugiyono berpendapat bahwa analisis data

dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum di lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai di lapangan. (Sugiyono, 2011: 245).

Analisis data ini bertujuan untuk menyempitkan dan membatasi

penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang teratur dan tersusun

rapi.

Page 62: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

45

G. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang ditempuh adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Sebelum ke Lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti mencakup observasi

lapangan dan permohonan izin kepada subjek yang diteliti, konsultasi

fokus penelitian, dan penyusunan usulan penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan pendidikan agama Islam dalam keluarga pernikahan beda

agama di Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

Data tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Tahap ini meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui

observasi, dokumen, maupun wawancara mendalam mengenai

pendidikan agama Islam dalam keluarga pernikahan beda agama di

Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Kemudian

dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang

diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara

mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data

sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk

Page 63: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

46

memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam

memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

4. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua

rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.

Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen

pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan

tersebut dengan penulisan skripsi yang sempurna. Langkah terakhir

melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

Page 64: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

47

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Profil Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

a. Letak Geografis Desa Kenteng

Desa Kenteng terletak di Kecamatan Susukan, Kabupaten

Semarang dengan batas sebelah utara yaitu Desa Kemetul, sebelah

selatan yaitu Desa Duren Kecamatan Tengaran, dan sebelah barat

yaitu Cukil Kecamatan Tengaran, serta sebelah timur dengan Desa

Koripan. Wilayah Desa Kenteng terdiri dari 7 Dusun, 7 RW, dan

30 RT yaitu:

Tabel 4.1

Kewilayahan Desa Kenteng

No Nama Dusun Jumlah RW Jumlah RT

1 KRAJAN 1 6

2 SUKOREJO 1 3

3 TEGALSARI 1 4

4 NITEN 1 4

5 TALOK 1 5

6 KRAGOAN 1 4

7 DALAMAN 1 4

JUMLAH 7 30

Page 65: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

48

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam peta sebagai berikut:

Gambar 4.1

Peta Desa Kenteng

b. Visi dan Misi Desa Kenteng

VISI: Kenteng membangun Masyarakat Agamis Berwawasan

Mandiri dan Tangguh berbasis pada usaha Pertanian, Perikanan

dan Peternakan menjadi desa yang Maju dan Sejahtera

(KENTENG MAWAS DARMA).

MISI:

1) Mendorong serta mendukung berbagai kegiatan keagamaan

yang ada di masyarakat.

2) Membangun dan mendorong terciptanya pendidikan yang

murah, berkualitas dan mudah diakses oleh semua warga.

3) Menggali sumber-sumber pandapatan potensial desa yang

ditujukan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Page 66: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

49

4) Membangun industri kecil dan menengah serta kerajinan rakyat

yang bertumpu pada potensi ekonomi daerah.

5) Membangun serta mendorong kemitraan dalam upaya

pengembangan terutama dalam bidang pertanian, perikanan

dan peternakan.

6) Menjamin terciptanya pembangunan yang berkelanjutan

dengan memperhatikan aspek kebencanaan.

7) Meningkatkan dan mendorong sikap masyarakat yang

bertanggung jawab, ramah dan mandiri.

8) Menumbuhkan semangat gotong royong masyarakat dalam

membangun desa.

9) Mendorong keikutsertaan masyarakat dalam berbagai program

desa baik dari aspek perencanaan maupun pelaksanaan.

c. Struktur Pemerintahan Desa Kenteng

1) Kepala Desa : M. Mujib

2) Sekretaris Desa : M. Ngainun Najib

3) Kasi Umum : Turmudi

4) Kasi Keuangan : Sarwono

5) Kaur Pembangunan : Sugiyono

6) Kaur Pemerintahan : Muhsin

7) Kaur Kesra : Darmadi

8) Kadus Krajan : Sujarwo

9) Kadus Sukorejo : Mahfud

Page 67: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

50

10) Kadus Tegalsari : Supangat

11) Kadus Niten : Suwanto

12) Kadus Talok : Komarudin

13) Kadus Kragoan : Sarno

14) Kadus Dalaman : Ari Sektiono

d. Keadaan Penduduk

Adapun keadaan penduuduk Desa Kenteng Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang dilihat dari data monografi selama

kurun waktu tahun 2018 dan 2019 di bawah ini yang sudah dapat

dipahami dengan tabel-tabel klarifikasi berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 tahun 46 154 200

5-9 tahun 194 178 372

0-14 tahun 182 178 360

5-19 tahun 153 170 323

20-24 tahun 173 163 336

25-29 tahun 200 192 392

30-34 tahun 219 218 437

35-39 tahun 238 276 514

40-44 tahun 215 190 405

Page 68: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

51

Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

45-49 tahun 191 214 405

50-54 tahun 167 172 339

55-59 tahun 136 145 281

60-64 tahun 105 102 207

65-69 tahun 84 80 164

70-74 tahun 53 75 128

75 ke atas 28 164 192

Jumlah 2604 2671 5275

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Agama

Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

Islam 2311 2355 4666

Kristen 6 8 14

Buddha 287 308 595

Hindu 0 0 0

Konghucu 0 0 0

Jumlah 2604 2671 5275

Page 69: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

52

Tabel 4.4

Sarana Peribadatan Desa Kenteng

No Sarana Ibadah Jumlah

1. Masjid 8 buah

2. Mushola 28 buah

3. TPA/TPQ 3 buah

4. Vihara 3 buah

Jumlah 42 buah

Tabel 4.5

Sarana Pendidikan Desa Kenteng

No Sarana Pendidikan Jumlah

1. TK/RA 5 buah

2. SD 2 buah

3. MI 2 buah

4. MTs 1 buah

5. SMA 1 buah

6. SMK 2 buah

7. Pondok Pesantren 3 buah

Jumlah 16 buah

Page 70: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

53

e. Data Narasumber Keluarga Beda Agama

No Agama Suami Agama Istri Agama Anak Usia

1. Islam Budha Islam 48/42/10 tahun

2. Budha Islam Islam 42/32/10 tahun

3. Islam Budha Budha 48/43/21 tahun

2. Profil Subjek Penelitian

a. Profil Keluarga Bapak Misrianto

Bapak Misrianto (48 tahun) dan Ibu Sukini (42 tahun) yang

bertempat tinggal di Dusun Niten, Desa Kenteng adalah sepasang

suami istri. Keduanya telah dikaruniai seorang anak perempuan

bernama Lidya Kasih (10 tahun), yang sekarang duduk di bangku

sekolah dasar kelas 5.

b. Profil Keluarga Bapak Joko Wahyono

Bapak Joko Wahyono (42 tahun) dan Ibu Munawaroh (32

tahun) yang bertempat tinggal di Dusun Tegalsari, Desa Kenteng,

keduanya adalah sepasang suami istri dan telah dikaruniai dua

anak, yang pertama seorang perempuan berusia 10 tahun, yang

kedua seorang laki-laki yang berusia 2 tahun. Bapak Joko bekerja

di bengkel, sedangkan Ibu Munawaroh bekerja sebagai penjahit

dan ibu rumah tangga.

Page 71: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

54

c. Profil Keluarga Bapak Arwoko

Bapak Arwoko (48 tahun) dan Ibu Wagiyem (43 tahun)

yang bertempat tinggal di Dusun Sukorejo, Desa Kenteng,

keduanya adalah sepasang suami istri dan telah dikaruniai seorang

anak perempuan bernama Rohmatul Awaliyah (21 tahun) yang

sekarang duduk di bangku kuliah di Universitas Ngudi Waluyo.

B. Temuan Penelitian

Setelah dilakukan observasi dan wawancara terhadap keluarga

beda agama di Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

ditemukan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Terjadinya pernikahan beda agama.

Bapak Misrianto yang menganut agama Islam menikah

dengan Ibu Sukini yang beragama Budha, keduanya memutuskan

untuk menjalin sebuah hubungan pernikahan karena faktor suka

sama suka, sehingga meskipun mereka berbeda keyakinan, namun

mereka tetap melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu

pernikahan. Keduanya melaksanakan pernikahan sesuai ajaran

agama Budha, dengan alasan sang Istri adalah seorang pengurus

wihara, lalu Bapak Misrianto memutuskan untuk kembali ke

agama Islam.

Bapak Misrianto kadang bekerja di Jakarta sebagai penjual

buah, kemudian ia kembali ke Desa lagi sebulan sekali, sedangkan

Page 72: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

55

Ibu Sukini sebagai Ibu Rumah Tangga serta menjadi pengurus

wihara Karuna Phala yang terletak di Dusun Niten.

Bapak Joko dan Ibu Munawaroh memutuskan untuk

menikah dikarenakan dulu Bapak Joko bekerja di tempat yang

dekat dengan rumah Ibu Munawaroh, yaitu di daerah Tingkir.

Kemudian keduanya memutuskan untuk tinggal di Dusun

Tegalsari, Desa Kenteng. Bapak Joko yang menganut agama

Budha menikah dengan Ibu Munawaroh yang beragama Islam,

keduanya tetap melangsungkan pernikahan sesuai ajaran Islam

untuk mempermudah proses pernikahan meskipun berbeda

keyakinan. Lalu Bapak Joko memutuskan untuk kembali ke agama

Budha.

Bapak Arwoko berasal dari Magelang yang menganut

agama Islam menikah dengan Ibu Wagiyem dari Desa Kenteng

yang beragama Budha. Keduanya memutuskan untuk menikah

karena suka sama suka dan bertemu pada saat sedang bekerja.

Keduanya melangsungkan pernikahan sesuai ajaran Islam, lalu Ibu

Wagiyem kembali ke agama Budha setelah pernikahannya

Pernikahan beda agama dapat terjadi karena adanya

interaksi sosial antar masyarakat yang majemuk, dengan

keanekaragaman suku, budaya, serta agama. Karena rasa kerelaan

serta atas dasar suka sama suka, maka hal ini sangat mungkin

sekali untuk terjadi pernikahan beda agama. Sebagaimana yang

Page 73: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

56

telah diketahui dalam dasar hukum serta dalil dalam al-Quran yang

sudah dijelaskan dilarangnya pernikahan beda agama, namun hal

ini masih terjadi pada sebagian masyarakat di Desa Kenteng.

2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Beda Agama

a. Keluarga Bapak Misrianto.

Di keluarga Bapak Misrianto, perbedaan agama bukan lah

suatu hal yang aka menjadi penghalang sebuah keharmonisan

rumah tangga mereka. Bapak Misrianto dan Ibu Sukini saling

mendukung dan mengingatkan satu sama lain meskipun berbeda

keyakinan. Ibu Sukini yang menganut agama Budha tidak pernah

memaksakan anaknya untuk mengikuti ajaran agama yang di

anutnya, daripada itu Ibu Sukini mengarahkan anaknya untuk

mengikuti ajaran Islam seperti bapaknya, sebagaimana yang

diutarakan oleh Ibu Sukini:

“Untuk setiap aktivitas keagamaan, misalnya sekarang ini

sedang puasa bulan rajab, ya saya ajarkan buat puasa meskipun

saya tidak tahu caranya bagaimana, tetapi saya tetap

membangunkan anak saya sahur, saya masak kan untuk buka

puasa. Yang penting anak saya, saya ajarkan ke jalan yang benar.

Semua agama bagus, pada dasarnya seorang anak dari kecil yang

berpondasi agama kuat, saya yakin buat pegangan nya di masa

depan.”

Begitu pula dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam

oleh Bapak Misrianto, seperti yang diutarakan beliau:

Page 74: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

57

“Walaupun beda keyakinan tapi kita tetap nuntun ke arah

yang baik, misalnya ketika waktu sholat ya meskipun beda agama

ya tetap mengingatkan untuk sholat, walaupun anak kadang malah

mainan hp, waktu sholat ya kadang sampai ngejar-ngejar. Ya itu

salah satu contoh penanaman ajaran Islam di keluarga ini. Saya

menanamkan pada anak saya sholat, ngaji, ya walaupun anak saya

ngaji di TPA. Tapi tetap kami mengarahkan ke anak hal-hal

keagamaan.”

Dari keluarga Bapak Misrianto dan Ibu Sukini ini, sudah

jelas bahwa cara mereka melaksanakan pendidikan agama Islam

dalam keluarga adalah dengan mengarahkan dan membimbing

sejak dini, mereka bersepakat bahwa anak mereka di arahkan saja

ke agama Islam, dengan keyakinan dan ikhlas hati, meskipun di

dalam keluarga terdapat perbedaan keyakinan.

b. Keluarga Bapak Joko Wahyono

Di keluarga Bapak Joko Wahyono, sudah disepakati dari

awal bahwa untuk pengajaran pendidikan agama anak sepenuhnya

di serahkan pada Ibu Munawaroh. Karena disini Bapak Joko yang

menganut agama Budha, dulu bapak Joko telah bersedia masuk

agama Islam karena menikah dengan Ibu Munawaroh, tetapi

setelah dua tahun pernikahan, Bapak Joko kembali menganut

agama Budha. Dan anak-anaknya mengikuti Ibu Munawaroh, yaitu

menganut agama Islam. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh

Bapak Joko:

Page 75: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

58

“Karena telah menjadi kesepakatan di awal ya, jadi untuk

masalah agama anak-anak sudah ikut dengan istri saya. Saya juga

tidak memaksakan anak saya untuk ikut agama saya. Karena

semua agama itu baik, semua menuju pada satu tujuan. Jadi ya

kalau pun saya beda dengan anak-anak dan istri saya ya tidak

apa-apa. Kita hanya beda keyakinan, kita tetap saling

mengingatkan satu sama lain.”

Begitu pula dengan cara penanaman pendidikan agama

Islam oleh Ibu Munawaroh, seperti yang diutarakan beliau:

“Saya itu kalau sama anak-anak dari kecil sudah saya

ajarkan untuk saling menghormati, meskipun bapaknya beda

agama ya tetap saya suruh untuk menghormati dan menyayangi

bapaknya. Saya ajar kan bahwa dalam Islam itu harus

menghormati dan berbakti pada kedua orang tuanya. Saya juga

ajarkan untuk berbahasa krama kepada yang lebih tua, saya

arahkan untuk sholat, ngaji, puasa. Saya sering bilang, meskipun

bapak tidak sholat, itu tidak apa-apa, karena kita mempunyai

keyakinan masing-masing, dan keyakinan saya, saya tanamkan

pada anak-anak untuk belajar Islam, sholat, ngaji, puasa dan

sebagainya.”

Dari keluarga Bapak Joko Wahyono dan Ibu Munawaroh,

dapat disimpulkan bahwa cara menanamkan pendidikan agama

Islam dalam keluarga adalah melalui seorang Ibu. Ibu Munawaroh

menanamkan pendidikan agama Islam sejak dini kepada anak-anak

dengan cara mengarahkan untuk mempelajari ajaran Islam. Untuk

Page 76: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

59

menghormati sang ayah meskipun dalam keluarga ini terdapat

perbedaan keyakinan.

c. Keluarga Bapak Arwoko

Di keluarga Bapak Arwoko dan Ibu Wagiyem, pada

awalnya mereka sudah sepakat untuk mengarahkan anak kepada

ajaran Islam. Bapak Arwoko yang menganut agama Islam selalu

menanamkan ajaran Islam kepada keluarga nya. Dari anaknya yang

masih kecil, Bapak Arwoko selalu berusaha dengan cara seperti

membelikan iqra‟ untuk latihan membaca huruf arab anaknya,

dilatih caranya mengaji, diajak ke masjid untuk sholat hingga

berniat untuk menyekolahkan anaknya di Madrasah „Ibtidaiyah

(MI). Namun, setelah diperhatikan oleh Bapak Arwoko, ternyata

anaknya memang tidak sejalan, anaknya seperti enggan untuk

berkeyakinan sama dengan Bapak Arwoko, sehingga Bapak

Arwoko akhirnya menerima keputusan sang anak untuk masuk

agama Budha. Sebagaimana yang diutarakan oleh Rohmatul

Awaliyah, putri dari Bapak Arwoko:

“Iyaa, waktu kecil aku pernah diajari sedikit tentang

agama Islam, pernah diajak ke masjid buat sholat, pernah mau

dimasukkin ke MI, diajarin mengaji sama baca surat al-fatihah.

Tapi nggak jadi, aku memutuskan buat masuk agama Budha. Tapi

bukan karena paksaan, tapi karena memang dari hati sudah

terpanggil untuk masuk ajarab Budha sama kayak Ibu. Aku sendiri

yang memilih agama, bukan karena dipaksa. ”

Page 77: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

60

Dari keluarga Bapak Arwoko, dapat disimpulkan bahwa

cara menanamkan pendidikan agama Islam pada keluarga tidak

dapat diterima, karena keyakinan dari hati yang tidak dapat di

ubah. Di dalam keluarga Bapak Arwoko sudah tidak ada lagi

penanaman pendidikan agama Islam dalam keluarga, mereka hanya

saling menghormati dan mendukung aktivitas keagamaan dari

masing-masing agama. Namun, perbedaan ini tidak lantas menjadi

penghalang keharmonisan keluarga, justru dengan adanya

perbedaan ini, saya melihat bahwa mereka selalu bahagia

meskipun dengan keyakinan yang berbeda.

3. Aktivitas keagamaan dalam keluaarga beda agama (sholat, ngaji,

puasa, sekolah minggu, ibadah pagi, ibadah rutin).

Perbedaan tidak menjadi penghalang untuk mereka tetap

melaksanakan aktivitas keagamaan masing-masing. Seperti dalam

keluarga Bapak Misrianto, anaknya yang menganut agama Islam

diarahkan untuk tetap beribadah oleh ibunya, meskipun ibunya

beragama Budha. Sebagaimana yang diutarakan oleh Ibu Sukini:

“Saya itu memang beda dengan anak dan suami saya, tapi

saya tidak apa-apa dan tidak cemburu, justru saya malah sering

mengingatkan mereka buat sholat, membangungan untuk sholat

subuh, dan mengantarkan anak saya ngaji ke TPA.”

“Saya itu juga pengurus wihara Karuna Phala, jadi setiap

ada acara di wihara ya saya harus datang. Seperti kemarin hari

Page 78: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

61

sabtu ada kegiatan ibadah rutin di wihara lha saya lupa, terus

anak saya yang mengingatkan. Mak... kok gak ke wihara.

Langsung saya bergegas berangkat ibadah rutin karena sudah

diingatkan anak saya.”

Sama halnya dengan keluarga Bapak Joko Wahyono, dalam

keluarga ini peran ibu (Ibu Munawaroh) yang lebih dominan lah

dalam mengurus agama di rumah tangga mereka. Karena

kesepakatan dari keduanya, Ibu Munawaroh lah yang sering

mengajarkan dalam hal keagamaan Islam seperti sholat, mengaji,

dan puasa. Meskipun kedua anaknya belajar mengaji di TPA,

namun Ibu Munawaroh juga berperan dalam membantu anak-

anaknya pada masalah keagamaan.

Kemudian berbeda halnya dalam keluarga Bapak Arwoko,

dalam keluarga ini tidak ada aktivitas keagamaan Islam karena

anak dan istri Bapak Arwoko yang menganut agama Budha.

Kecuali Bapak Arwoko, beliau hanya melaksanakan aktivitas

keagamaan seperti biasa. Seperti yang diungkapkan oleh Rohmatul

Awaliyah, putri Bapak Arwoko:

“Kalau pas bulan puasa, ya bapak puasa sendiri. Karena di

keluarga ini rata-rata Budha. Karena aku tinggal sama nenek, dan

nenek juga Budha, jadi ya bapak puasa sendiri. Tapi aku tetap

menghormati, aku memang tidak ikut puasa, tapi aku tidak makan

sembarangan di depan bapakku yang sedang puasa. Karena bapak

kadang kerja, jadi ya kalau di rumah aku makan seperti biasa.

Misalnya pas waktu sholat ya bapak sholat sendiri, kalau pas aku

Page 79: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

62

ada ibadah di wihara ya aku juga berangkat ke wihara sendiri.

Bapak juga tidak pernah gimana-gimana, kalau pas ke wihara

kadang aku juga diantar pas tidak ada motor. Tapi dalam keluarga

kami tetap saling mendukung, kami tidak pernah melarang

aktivitas keagamaan kami.”

Dari data yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa

Aktivitas keagamaan dalam keluarga beda agama tetap dapat

berjalan, meskipun terdapat perbedaan keyakinan, mereka saling

mengingatkan dan bukan melarang. Karena sebagai makhluk sosial

kita harus menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Perbedaan

tidak lantas menjadi penghalang untuk keharmonisan sebuah

keluarga.

4. Sikap toleransi dan sosialisasi dengan masyarakat dalam keluarga beda

agama.

Sikap toleransi dalam keluarga beda agama ini terbukti dari mereka

yang tetap saling mendukung dan mengingatkan satu sama lain,

menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan mereka. Karena

mereka menyadari bahwa mereka adalah keluarga yang saling

mendukung satu sama lain.

Dari ketiga keluarga (Bapak Misrianto, Bapak Joko, dan Bapak

Arwoko) bahwa dalam keluarga mereka saling menghormati dan

menghargai sesama anggota keluarga. Tidak hanya dengan anggota

keluarga saja, tetapi juga kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan

Page 80: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

63

dengan adanya penghargaan yang diberikan kepada Desa Kenteng,

yang saat itu khususnya di Vihara Karuna Phala yang sempat didatangi

oleh pihak dari kabupaten Semarang, karena menjadi Desa yang

memiliki sikap toleransi dengan saling menghormati dan menghargai

yang baik. Meskipun di Desa ini terdapat perbedaan agama, namun

Desa ini tetap rukun dan damai, sesama antar warga dengan perbedaan

keyakinan pun saling menghormati dan membantu kegiatan

keagamaan masing-masing.

Desa Kenteng adalah salah satu Desa yang sudah melaksanakan

Deklarasi Desa Anti Intoleransi, Anti Radikalisme, dan Anti

Terorisme, yang dihadiri oleh ratusan santri, warga, hingga

maasyarakat umum yang dilaksanakan di Lapangan Kenteng pada hari

Kamis 5 Desember 2019 lalu.

“Memang presentase agama terbanyak adalah muslim. Namun kita

juga punya wihara. Warga selalu upayakan damai. Apalagi di hari

besar kami selalu tukar peran untuk saling membantu. Semua inisiatif

dari warga sendiri.” Ungkap Kepala Desa (M. Mujib, kamis 5/12).

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap

toleransi dalam keluarga maupun toleransi dan sosial dengan

masyarakat di Desa Kenteng ini sudah sangat baik. Warga selalu

menciptakan suasana yang kondusif antar umat beragama, saling

membantu dan menghormati.

Page 81: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

64

5. Problem pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama.

a. Rendahnya pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama

Tidak dapat dipungkiri dalam keluarga beda agama sudah

pasti minim dalam hal pendidikan agama Islam. Karena peran

kedua orang tua sudah pasti tidak utuh dalam pengajaran. Seperti

yang terjadi dalam keluarga Bapak Misrianto, yang diutarakan oleh

Ibu Sukini sebagai berikut:

“Ya saya sebagai Ibu memang kurang dalam hal mendidik

keagamaan pada anak saya. Karena saya dan suami dan anak

saya memang beda. Bahkan saya tidak mengerti harus

mengajarkan kepada anak saya bagaimana, sholat saja saya tidak

tahu tata cara nya yang benar, ya anak saya selain diajari bapak

nya ya saya antarkan ke guru ngaji biar dikasih tahu caranya

sholat dan ngaji yang benar. Karena bapaknya kan kadang kerja

diluar kota, jadi kalau pas tidak di rumah ya anak saya ngaji di

TPA, sama kalau belajar sholat ya dengan guru ngaji itu. Pernah

saya tanya sama guru ngaji nya, gimana sholat anak saya,

ternyata ya sudah benar. Untuk anak seumuran segitu ya sudah

baik sholatnya, ya saya senang mendengarnya.”

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa problem

dalam keluarga beda agama memang sangat rendah pendidikan

agama Islam. Bahkan seperti dalam keluarga Bapak Arwoko yang

sama sekali tidak ada pendidikan agama Islam, hal ini dikarenakan

faktor perbedaan agama dalam keluarga. Memang sangat

disayangkan karena keluarga adalah pendidik pertama bagi anak,

dan keluarga lah sumber utama pendidikan agama.

Page 82: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

65

b. Anak merasa ragu dalam memilih agama yang akan dianutnya

Problem dalam hal ini terjadi pada keluarga Bapak

Arwoko, dimana pada saat anaknya masih kecil kedua orangtua

nya dan bahkan neneknya saling memberikan pengajaran

keagamaan mereka masing-masing kepada anaknya. Dengan

munculnya problem ini, anaknya merasa bimbang dan ragu dalam

memilih agama apa yang akan dianutnya. Hingga akhirnya sang

anak memutuskan untuk menganut agama Budha.

c. Tidak dapat melaksanakan aktivitas keagamaan secara bersama-

sama.

Problem yang muncul dalam keluarga beda agama yaitu

saat pelaksanaan keagamaan baik dalam aktivitas ibadah sehari-

hari maupun pada saat hari tertentu (hari raya) masing-masing

agama tidak dapat dilaksanakan bersama-sama. Suami yang

seharusnya menjadi imam bagi anak dan istrinya tidak bisa

melaksanakan karena faktor perbedaan agama dalam keluarga ini.

“Aku dulu juga sempat merasa bingung harus bagaimana,

ikut siapa, tapi ternyata aku mendapat jalan petunjuk untuk masuk

Budha. Ya kadang aku juga merasa ingin seperti teman-teman

yang bisa ibadah bareng-bareng dengan keluarga, tapi karena di

keluarga kami berbeda keyakinan, ya memang kami menjalankan

aktivitas keagamaan masing-masing”. Ungkap Rohmatul

Awaliyah.

Page 83: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

66

Seperti yang terjadi pada keluarga Bapak Arwoko, putrinya

mengungkapkan bahwa ia juga pernah merasa ingin seperti teman-

temannya yang bisa melaksanakan ibadah bersama dengan

keluarganya, namun karena perbedaan keyakinan ini mereka harus

melaksanakan aktivitas keagamaan mereka masing-masing.

Namun hal tersebut dapat teratasi dengan rasa penerimaan

dan keikhlasan dari masing-masing anggota keluarga yang tetap

memberikan dukungan dengan cara bersikap toleransi saling

menghargai dan menghormati terhadap sesama anggota keluarga

meskipun mereka melaksanakan aktivitas keagamaan secara

terpisah.

6. Rekomendasi Penelitian

Pentingnya pernikahan dengan yang sama agamanya menjadi salah

satu hal yang perlu kita ketahui. Pernikahan yang sah dalam Islam

yang memenuhi ketentuan rukun dan syaratnya. Pernikahan bukan

hanya karena hal penyatuan dua hati yang berbeda, namun pernikahan

juga menyatukan dua hati yang seiman. Karena dalam pernikahan

memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk membentuk sebuah keluarga

yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Iman yang kuat merupakan syarat utama dari keluarga yang

sakinah, mawaddah, dan warahmah. Karena iman merupakan modal

Page 84: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

67

pokok yang harus dimiliki dalam hati oleh setiap pasangan suami istri.

Yang kedua adalah tanggung jawab, setiap anggota keluarga harus

memiliki rasa tanggung jawab pada keluarga yang mereka bina.

Suami, istri, bahkan anak memiliki peran dan tanggung jawab mereka

masing-masing. Sikap saling menghargai dan menghormati antar

sesama anggota keluarga, karena perbedaan dan perdebatan adalah

sebuah hal yang wajar dalam keluarga, maka dari itu kita harus

berusaha lebih bijak dalam menyikapinya.

Konflik-konflik yang terjadi dalam sebuah keluarga sudah sangat

wajar terjadi, dalam keluarga pernikahan beda agama ini juga sangat

mungkin sekali terjadi konflik antar sesama anggota keluarga, namun

dalam penelitian kali ini, konflik khusus atau perdebatan-perdebatan

mengenai agama tidak terjadi dalam keluarga ini. Dari subjek

penelitian tiga keluarga di atas, sangat luar biasa sekali, sikap rasa

toleransi, saling menghormati dan menghargai sesama anggota

keluarga sangat tinggi. Sangat jarang bagi mereka, dan bahkan tidak

pernah terjadi konflik khusus mengenai perbedaan agama dalam

keluarga mereka. Namun, tidak menutup kemungkinan pada keluarga

pernikahan beda agama yang lain dapat terjadi konflik dalam keluarga

mereka. Maka jadikan konflik atau permasalahan dalam keluarga

sebagai tali yang lebih mengeratkan kedekatan kita, saling mengalah

dan memaafkan bukan sebuah hal yang berat untuk dilakukan.

Page 85: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang telah dilaksanakan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pernikahan beda agama dalam tiga keluarga di Desa Kenteng ini

terjadi karena adanya interaksi sosial antar masyarakat yang majemuk,

dengan keanekaragaman suku, budaya, bahkan agama. Karena rasa

kerelaan serta atas dasar suka sama suka, maka hal ini sangat mungkin

sekali untuk terjadi pernikahan beda agama. Dengan adanya penelitian

dalam keluarga pernikahan beda agama ini, maka dapat diketahui

bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga ini

mengajarkan nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran agama Islam

dengan cara mengarahkan serta membimbing sejak dini untuk saling

menghormati, saling menghargai, berbakti kepada orang tua, serta cara

melaksanakan ibadah dan kewajiban mereka sebagai umat beragama

dengan baik dan penuh tanggung jawab.

2. Aktivitas keagamaan yang diterapkan dalam tiga keluarga beda agama

di Desa Kenteng ini sudah cukup baik, aktivitas keagamaan yang

meliputi: sholat, mengaji, belajar di TPA bagi yang beragama Islam.

Untuk mereka yang beragama Budha aktivitas keagamaan meliputi:

ibadah pagi, ibadah rutin setiap hari sabtu, sekolah minggu di wihara

Page 86: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

69

setempat. Mereka melaksanakan aktivitas keagamaan masing-masing

sesuai ajaran agama yang dianutnya tanpa pemaksaan dan saling

mendukung serta menghormati.

3. Problem pendidikan agama Islam dalam tiga keluarga beda agama di

Desa Kenteng ini adalah rendahnya pendidikan agama Islam dalam

keluarga, karena tidak menutup kemungkinan bahwa peran kedua

orangtua yang tidak utuh dalam pengajaran pendidikan agama kepada

anak. Keraguan anak dalam menentukan agama yang akan dianutnya,

disini terbukti pada penelitian di atas yang mana anak merasa ragu dan

bimbang antara ia menyayangi sang ayah yang sudah mengajaknya

untuk ikut ajaran agama sang ayah atau ia memilih kata hatinya sendiri

untuk memilih agama yang akan dianutnya. Yang terakhir, sangat

disayangkan dalam hal pelaksanaan aktivitas keagamaan yang tidak

dapat dilaksanakan secara bersama-sama, hal ini terbukti pada

penelitian di atas yaitu ada rasa keinginan seperti keluarga yang lain

untuk bisa melaksanakan aktivitas keagamaan secara bersama, seperti

merayakan hari raya bersama, sholat berjamaah, sahur dan puasa yang

dilakukan bersama, serta beribadah ke wihara bersama keluarga secara

utuh.

Page 87: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

70

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan menganalisa hasil yang

didapatkan dari observasi dan wawancara, peneliti bermaksud memberikan

saran bagi objek penelitian. Adapun beberapa saran dari peneliti yaitu:

keluarga adalah pendidikan utama bagi anak mengenai hal apapun

termasuk pendidikan agama. Anak sangat membutuhkan pendidikan dasar

agama dari keluarga, maka dari itu didiklah anak dan keluarga sejak dini

mengenai agama Islam.

Page 88: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

71

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Additya

Media.

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: CALPULIS.

Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Alfianka, Ninit. 2016. Metode Penelitian Bahasa Indonesia. Yogyakarta:

Deepublish.

Ali, Zainudin. 2009. Hukum Perdata Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Muzayyin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

ASM, H.U Saifuddin. 2005. Membangun Keluarga Sakinah, Tanya Jawab

Seputar Keluarga dan Solusinya. Tanggerang: Qultum Media.

Baihaqi, A. 2000. Mendidik Anak dalam Kandungan Menurut Ajaran Islam.

Jakarta: Darul Ulum Press.

Darajat, Zakiyah. 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga. Bandung: CV

Rohanna.

Djamarah. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Ghozali. 2003. Fiqh Munakahat. Jakarta: Prenada Media Group

______.2008. Fiqh Munakahat cet-3. Jakarta: Kencana.

Page 89: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

72

Hamzah, Nur. 2015. Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Jurnal At-Turats. Vol.

9. No. 2. (Desember) IAIN Pontianak.

Handikusuma, Hilman. 1990. Hukum Perkawinan Indonesia Menurut

Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama. Bandung: Mandar Maju.

. 2003. Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan,

Hukum Adat, Hukum Agama cet ke-II. Bandung: Mandar Maju.

Hasan, M. Ali. 2003. Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam. Jakarta:

Pernanda Media Group.

Huzaimah, Tahido Yanggo. 2005. Masail Fiqqiyah, Kajian Hukum Islam

Kontemporer. Bandung: Angkasa.

Ichtiyanto. 2003. Perkawinan Campuran dalam Negara Republik Indonesia.

Jakarta: Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI.

Kamal, Zainal dan Musdah Mulia. 2003. Penafsiran Baru Islam Atas Pernikahan

Antar Agama. Salatiga: Percik Salatiga.

Laela, Ana F. CH; Ken Ismi Rozana; dan Shifa Khilwiyatul Muthi‟ah. 2016. Fikih

Perkawinan Beda Agama Sebagai Upaya Harmonisasi Agama: Studi

Perkawinan Beda Agama di Jember. Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi

Keagamaan. Vol. 4. No. 1 (Agustus) hlm. 126.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Majid, Nurcholis. 1997. Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina.

Misbah, Muhammad Taqi. 1996. Monoteisme Tauhid Sebagai Sistem Nilai dan

Akidah Islam. Jakarta: Lentera.

Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 90: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

73

Monib, Much dan Ahmad Nur Kholis. 2008. Kado Nikah Bagi Pasangan Nikah

Beda Agama. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Muhadjir, Noeng.1987. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori

Pendidikan Edisi IV, cet. 1. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakarya.

Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan. 1998. Pengantar Studi Aqidah Islam ,

penerjemah: Ibrahim. Jakarta: Pustaka Ilmu.

Muliawan, Jasa Unggah. 2014. Metodologi Penelitian Dengan Studi Kasus.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Prahara, Erwin Yudi. 2016. Pengaruh Pendidikan Agama Pada Anak Dalam

Keluarga Beda Agama Di Desa Klepu Sooko Ponorogo. Jurnal Cendekia.

Vol. 14. No. 1. (Januari) STAIN Ponorogo.

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif

di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Yogyakarta.

Samrin. 2015. Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia. Jurnal Al-Ta‟dib. Vol. 8. No. 1. (Januari-Juni) IAIN Kediri.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabet.

. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabet.

Suhadi. 2006. Kawin Lintas Agama. Yogyakarta: LKIS.

Page 91: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

74

Suma, Muhammad Amin. 2015. Kawin Beda Agama di Indonesia telaah Syariah

dan Quran. Jakarta: Lentera Hati.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Tihami. 2009. Fikih Munakahat. jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha

Nasional.

Undang Undang RI tentang SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Page 92: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 93: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

76

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana cara menanamkan pendidikan agama Islam dalam keluarga

anda ?

2. Karena terdapat perbedaan agama dalam keluarga ini, apa agama anak

anda ? apakah anda memberi kebebasan kepada anak anda untuk memilih

agama apa yang akan dianutnya ?

3. Bagaimana aktivitas keagamaan dalam keluarga anda ?

4. Apa problematika yang dihadapi dalam menanamkan pendidikan agama

Islam pada keluarga anda ?

5. Bagaimana cara menanamkan toleransi dalam keluarga anda ?

Page 94: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

77

Hasil Wawancara

Nama : Bapak Misrianto dan Ibu Sukini

Alamat : Dusun Niten, Desa Kenteng

Waktu : Rabu, 4 Maret 2020

Hasil Wawancara:

1. Penanaman pendidikan agama Islam dalam keluarga lebih saya arahkan

untuk mengikuti bapaknya menganut agama Islam, saya arahkan anak saya

ke jalan yang baik. Semua agama pada dasarnya baik, namun saya lebih

mengarahkan anak saya ke Islam, meskipun saya tidak tahu caranya yang

benar bagaimana, yang penting selalu saya arahkan ke dalam nilai-nilai

pengajaran Islam.

2. Anak saya menganut agama Islam, sejak kecil sudah kami putuskan biar

anak saya ikut Islam saja, meskipun saya ini penganut Budha dan bahkan

pengurus wihara, saya dan bapaknya lebih mengarahkan ke Islam. Tidak

ada paksaan, anak saya juga memang lebih cenderung ke Islam daripada

ke agama saya.

3. Ya kami menjalankan aktivitas agama sendiri-sendiri, kita memang saling

menghormati setiap aktivitas agama kita, ketika anak dan suami saya

sholat, ya saya ke wihara. Aktivitas agama dalam keluarga kami berjalan

dengan baik, tidak ada larangan dan saling mendukung.

4. Problematikanya ya memang saya tidak bisa mengajari anak saya

pendidikan agama, maka dari itu saya antarkan anak saya agar mengikuti

Page 95: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

78

pembelajaran di TPA. Dan kadang kalau sedang ada aktivitas keagamaan

di wihara, atau anak saya sedang ada aktivitas keagamaan nya, kami tidak

bisa melaksanakannya bersama-sama. Saya ya ke wihara sendiri, anak

saya juga dengan aktivitas keagamaannya sendiri.

5. Toleransi dalam keluarga kami mengalir begitu saja, kami tidak pernah

memperdebatkan agama kami masing-masing, kalau salah satu dari kita

lupa melaksanakan ibadah, kami saling mengingatkan.

Page 96: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

79

Nama : Bapak Joko Wahyono dan Ibu Munawaroh

Alamat : Dusun Tegalsari, Desa Kenteng

Waktu : Rabu, 4 Maret 2020

Hasil Wawancara

1. Saya memberi pengajaran kepada anak saya bagaimana cara menghormati

kedua orangtua, menghormati bapaknya meskipun berbeda agama. Karena

sudah kesepakatan di awal anak-anak ikut ke agama saya agama Islam,

jadi ya saya arahkan anak saya untuk sholat, ngaji, saya latih puasa dan

saya ajarkan bagaimana menghormati orang yang lebih tua, ya saya

ajarkan tata krama, berbicara sopan, saya latih yang bisa saya ajarkan saja.

2. Kalau anak saya ikut agama Islam, bukan dengan pemaksaan, memang

sudah kesepakatan di awal pernikahan bahwa untuk agama anak-anak

nanti ikut Islam, dengan kerelaan dan keihlasan dari masing-masing kami.

3. Aktivitas keagamaan ya seperti biasanya, kalau waktu sholat ya sholat,

waktu ngaji ya ngaji, kalau anak saya kadang suka ngejar-ngejar dulu

kalau mau berangkat ke TPA. Memang kami tidak bisa melaksanakan

aktivitas agama bersama-sama.

4. Problematikanya ya anak saya memang kadang bingung, kadang seperti

mau ikut bapaknya mau ikut ibunya. Tapi karena kami memutuskan untuk

mengarahkan ke agama Islam, jadi ya saya arahkan, saya bimbing ke

agama Islam, saya masukkan ke TPA.

Page 97: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

80

5. Kalau toleransi dalam keluarga sudah pasti kami saling mendukung, kami

tidak mempermasalahkan agama satu sama lain, ketika bapaknya ada

kegiatan di wihara, ya tidak apa-apa. Kadang kita juga membantu acara

kegiatan keagamaan kami. Ketika Idul Fitri, bapaknya juga ikut

merayakan dan maaf-maafan ke tetangga-tetangga dan keluarga.

Page 98: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

81

Nama : Rohmatul Awaliyah (keluarga Bapak Arwoko dan Ibu Wagiyem)

Alamat : Dusun Sukorejo, Desa Kenteng

Waktu : Rabu, 4 Maret 2020

Hasil Wawancara

1. Sebenarnya tidak ada pendidikan agama Islam dalam keluargaku, kami

memang sudah masing-masing dalam urusan agama, bukan berarti kami

sudah tidak saling mempedulikan, hanya saja memang setiap manusia

mempunyai pilihannya, dan kami saling menghormati akan hal itu. Waktu

dulu aku masih kecil, aku memang diajari bapakku untuk baca iqra‟, aku

diajak ke masjid, dan hampir dimasukkan ke MI. Namun, mungkin

bapakku akhirnya tahu kalau aku tidak minat untuk hal itu. Dan aku sudah

menentukan pilihan untuk ke agama Budha.

2. Tidak ada paksaan sama sekali, memang aku sempat untuk diarahkan ke

Islam, aku juga tahu kok sebenarnya kan orangtua juga ingin anaknya ke

jalan yang baik. Dan waktu itu, memang aku memutuskan untuk ikut

agama Budha. Dan orangtua dan keluarga juga sudah ikhlas dan rela,

karena setiap agama itu baik, saling mengasihi, jadi ya dalam keluarga

kami memang mempunyai pilihan kami sendiri.

3. Ya kami menjalankan aktivitas keagamaan kami masing-masing, tidak

seperti keluarga lainnya yang bisa sholat berjamaah bersama atau pergi ke

wihara bersama hehe, tapi ya tidak apa-apa. Yang penting kami saling

Page 99: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

82

mendukung dan tidak melarang dalam melaksanakan aktivitas keagamaan

kami masing-masing.

4. Problematikanya dulu sempat ada ya waktu aku memilih untuk masuk

agama Budha itu, memang sempat ada sedikit masalah ya karena bapakku

menginginkan aku untuk masuk agama Islam, namun seinring berjalannya

waktu kami saling mengerti dan menghormati pilihan agama kita masing-

masing. Aku dulu juga sempat merasa bingung harus bagaimana, ikut

siapa, tapi ternyata aku mendapat jalan petunjuk untuk masuk Budha. Ya

kadang juga merasa ingin seperti teman-teman yang bisa ibadah bareng-

bareng dengan keluarga, tapi karena di keluarga kami berbeda keyakinan,

ya memang kami menjalankan aktivitas keagamaan masing-masing.

5. Toleransi dalam keluarga kami ya seperti itu tadi, tidak ada larangan.

Kalau dulu waktu belum ada motor dan aku juga belum bisa naik motor,

aku juga diantar bapakku ke wihara. Ketika bapakku puasa aku juga tidak

makan sembarangan di depannya, kadang malah juga aku ikut puasa.

Kami saling menghormati dan menghargai pilihan agama kita masing-

masing.

Page 100: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

83

Foto Hasil Wawancara

Gambar 1 Gambar 2

Wawancara dengan keluarga Bapak Wawancara dengan keluarga Ibu

Misrianto Munawaroh

Gambar 3

Kegiatan keagamaan Rohmatul Awaliyah di wihara

Page 101: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

84

Page 102: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

85

Page 103: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

86

Page 104: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA PERNIKAHAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8282/1/ATIKAH AINUR RAHMA… · 2. Kedua orang tua, Bapak Sugiyarto dan Ibu Siti Shobiroh

87