Upload
others
View
42
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY
adalah salah satu daerah otonom setingkat propinsi yang ada di Indonesia.
Propinsi ini beribukota di Yogyakarta. Dari nama daerah ini yaitu Daerah
Istimewa Yogyakarta sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status
sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runtutan sejarah berdirinya
propinsi ini, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran
Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial
Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan,
baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten
Pakualaman. Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan
peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan
tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan
banyaknya pusat-pusat seni dan budaya.
Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak
lain adalah sebuah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram. Sebutan
2
Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam
kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar
kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini,
seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan,
yang terbaru, wisata malam.
Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran
kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai
pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta
terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia. Tidak
berlebihan bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia.
(http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/34/di-
yogyakarta. diakses pada tanggal 8 November 2014)
Sebagai ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota
Yogyakarta kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada,
seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota
pariwisata. Untuk itu sebagai kota yang memiliki potensi besar akan
kebudayaan dan sejarah pendidikan maupun sejarah perjuangan, salah satunya
ialah Taman Pintar yang berada di jantung kota Yogyakarta yang telah menjadi
icon yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan pelajar bila datang ke kota
Yogyakarta, selain taman pintar terdapat pula museum, museum itu sendiri
adalah tempat wisata sekaligus juga tempat pembelajaran tentang sejarah baik
itu sejarah pendidikan, peradaban, maupun sejarah perjuangan. Museum adalah
obyek yang patut di kunjungi terutama museum Memorial Jendral Besar H.M
3
Soeharto, Museum ini adalah museum termuda yang ada di Yogyakarta dan
dikelola oleh Yayasan Wangsa Manggala Yogyakarta, Tepatnya pada tanggal 8
juni 2013 di desa kemusuk. Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk
mengenang jasa-jasa Pak Harto dalam memperjuangkan kedaulatan negeri ini.
Museum Jendral Besar H.M Soeharto ini dibangun diatas lahan
seluas 3.620 m2, yang terdiri atas bangunan Joglo (seluas 600 m2), Rumah
Notosudiro-eyang buyut H.M. Soeharto (seluas 475 m2), Rumah Atmosudiro-
eyang H.M. Soeharto (seluas 250 m2) dan Petilasan tempat lahir H.M.
Soeharto (seluas 63 m2) selain itu dengan teknologi modern yang
diruangannya terdapat pembahasan secara digital dan miniatur – miniatur yang
menggambarkan perjuangan Jendral Besar H.M Soeharto dalam melawan
pemberontak gerakan 30 september maupun foto dokumentasi pertemuan
dengan pejabat luar negeri semasa kepemimpinannya (Sumber Data Sekertaris
dan Humas museum H.M Soeharto).
Sejak dibukannya pada bulan Maret tahun 2013, data jumlah
kunjungan wisatawan ke Museum Memorial Jendral Besar H.M Soeharto
menunjukan jumlah yang baik terbukti pada tahun 2013 dari bulan Maret
sampai Desember jumlah pengunjung museum sekitar 167.543 orang,
sedangkan pada tahun 2014 jumlah pengunjung yang telah didata pada bulan
Januari sampai Agustus tercatat 174.286 orang.
4
Tabel 1.1 Data Pengunjung Museum Memorial Jendral Besar H.M
Soeharto dari bulan Maret sampai Desember Tahun 2013
(Sumber : Sekertaris dan Humas Museum H.M Soeharto)
5
Tabel 1.2 Data Pengunjung Museum Memorial Jendral Besar H.M Soeharto
dari bulan Januari sampai Agustus Tahun 2014
(Sumber : Sekertaris dan Humas Museum H.M Soeharto)
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa minat wisatawan untuk
mengunjungi museum Jendral Besar H.M Soeharto relatif baik dalam dua
tahun berdirinya museum ini, Bentuk promosinya pun sampai saat ini
menggunakan neon box, brosur, booklest, situs website
(www.hmsoeharto.com) dan media sosial facebook dan twitter. Hal ini dapat
dimaklumi karena daya tarik wisata museum Jendral Besar H.M Soeharto
masih tergolong daya tarik wisata yang baru berkembang, di tahun berikutnya
menurut sekertariat dan humas Museum Jendral Besar H.M Soeharto
menargetkan jumlah pengunjung sebanyak-banyaknya kurang lebih dua kali
lipat dari jumlah pengunjung pada 2014, oleh sebab itu diperlukan adanya
aktifitas promosi pengelolaan yang tepat dan terarah agar dapat menarik minat
6
wisatawan untuk berkunjung di tahun berikutnya. (H.Gatot Subroto.
Wawancara, tgl 15-10-2014).
Telihat bawasanya pada tahun 2013 dan 2014 ada peningkatan
jumlah pengunjung, namun disisi lain museum ini baru berdiri pada
pertengahan tahun 2013, tentunya museum ini butuh lebih banyak lagi
pengunjung, hal ini menjadi acuan yang sangat menarik untuk diteliti,
bagaimana cara pihak museum melakukan aktifitas promosi untuk
meningkatkan jumlah pengunjung Museum Memorial Jendral Besar H.M
Soeharto. Museum Memorial Jendral Besar H.M Soeharto ini mudah diakses
dan dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum yang berada
di desa Kemusuk Bantul dan untuk berkunjung ke Museum Memorial Jendral
Besar H.M Soeharto ini pengunjung di gratiskan tanpa biaya masuk, jika
dibandingkan dengan obyek wisata lain, obyek wisata seperti museum jarang
diminati pengunjung terutama generasi muda, kurangnya kecintaan generasi
muda akan museum sejarah perjuangan khususnya museum Memorial Jendral
Besar H.M Soeharto agar tidak membuat sebagian sejarawan resah, padahal
dengan adanya obyek wisata seperti museum ini dapat menjadi media
informasi pengetahuan sejarah perjuangan yang merubah Indonesia sampai saat
ini.
Menurut peneliti pemilihan obyek penelitian Museum Memorial
Jendral Besar H.M Soeharto karena dilihat dari sejarahnya Pak Harto
merupakan sosok Presiden yang paling lama menjabat di negeri ini dan
berdirinya Museum Memorial Jendral Besar H.M Soeharto diatas tanah
7
kelahiranya sendiri, tentu saja hal ini dapat memperkenalkan desa kemusuk dan
banyak hal tentang pro dan kontra Presiden Soeharto selama jabatannya hingga
akhir jabatannya hal itu tentu peneliti sangat tertarik dengan adanya museum
tersebut. Museum memiliki potensi tinggi sebagai daya tarik wisata, namun
permasalahannya museum sering hanya ditempatkan dalam posisi yang tak
berbeda dengan art shop atau gallery, indah tetapi kurang informatif. Kalaupun
koleksinya cukup memadai, namun tampilan dan penyajiannya kurang
terkonsep membuatnya tidak mampu membangun ikatan emosional dengan
pengunjung. Namun di era modern saat ini, museum menjadi lebih terbuka
untuk umum sebagai tempat edukasi dan rekreasi bagi wisatawan.
Melihat bahwa promosi adalah salah satu usaha yang paling
signifikan dalam menarik minat pengunjung dan menambah wawasan dalam
sejarah di Indonesia khususnya sejarah yang ada di museum Memorial Jendral
Besar H.M Soeharto, Hal ini menarik untuk diteliti sehingga penulis
mengangkat judul tentang Aktifitas Promosi Yayasan Wangsa Manggala
Yogyakarta dalam upaya meningkatkan minat pengunjung Museum Memorial
Jendral Besar H.M Soeharto Tahun 2013-2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat suatu rumusan
masalah, yaitu: Bagaimana Aktifitas Prromosi Museum Memorial Jendral
Besar H.M Soeharto dalam upaya meningkatkan minat pengunjung tahun
2013-2014.
8
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan aktivitas
promosi untuk meningkatkan pengelolaan Museum Memorial Jendral Besar
H.M Soeharto untuk meningkatkan minat pengunjung.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang bermanfaat
dalam perkembangan ilmu komunikasi khsusnya yang berkaitan
dengan strategi promosi Museum Jendral Besar H.M Soeharto
dalam upaya meningkatkan minat pengunjung di Yogyakarta.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan masukan
bagi pihak Museum Jendral Besar H.M Soeharto dan bagi museum
yang lainnya dalam proses perencanaan dan evaluasi aktivitas
promosi dalam meningkatkan minat pengunjung.
E. Kerangka Teori
1. Promosi dalam bidang Pariwisata
Berdasarkan Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990,
pengertian wisata adalah “kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata” (Nyoman, 2006:16). Dari pengertian
9
tersebut mengandung beberapa unsur. Pertama, wisata merupakan kegiatan
perjalanan yang bersifat sementara, dalam arti tidak untuk tinggal menetap
yang dikunjungi tersebut. Kedua, kegiatan sukarela tersebut dilakukan secara
sukarela. Ketiga, tujuan perjalanan adalah untuk menikmati obyek dan daya
tarik wisata dan tidak untuk mencari nafkah atau mencari pekerjaan di tempat
yang dikunjungi tersebut.
Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subjek wisata yaitu
orang orang yang melakukan perjalanan wisata dan objek wisata yang
merupakan tujuan wisatawan. Bermacam-macam pendapat para ahli mengenai
pengertian pariwisata Wahab (dalam Hutauruk 1992:15) diantaranya:
a. Menurut Gamal Suwartono, SH
Kepariwisataan adalah suatu proses kepergian sementara dari
seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik
karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama,
kesehatan maupun kepentingan lain.
b. E. Guyer Freuler
Pariwisata merupakan fenomena dari jaman sekarang yang
didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan
alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan
berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari
10
pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta
penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan
c. A.J. Burkart dan S. Malik
Dalam bukunya yang berjudul “Tourism, Past, Present, and Future”,
berbunyi bahwa pariwisata adalah perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar
tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-
kegiatan mereka selama tinggal di tempat tujuan itu.
Dengan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya hiburan sebagai tempat untuk berekreasi seiring dengan adanya
kemajuan teknologi informasi. Maka Yayasan Wangsa Manggala Yogyakarta
harus benar – benar mampu memperlihatkan kualitas kinerja dan
kredibilitasnya dalam Membangun Museum Memorial Jendral H.M Soeharto.
Untuk itu Yayasan Wangsa Manggala Yogyakarta harus memiliki strategi
promosi yang tepat sasaran agar strategi promosi dapat berjalan dengan baik
maka diperlukan komunikasi promosi yang efektif. Strategi dalam hal ini
merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.
Dalam kegiatan promosi diperlukan strategi-strategi yang tepat agar
kegiatan promosi yang dilakukan sesuai dengan target yang ditentukan, strategi
promosi ini berkaitan dengan masalah perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
komunikasi persuasif dengan pelanggan dan adanya evaluasi terhadap strategi
promosi yang telah dilaksanakan (Effendi, 1997:7).
11
Pengertian strategi promosi menurut David W. Cravens, Pengertian
strategi promosi adalah:
Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi, dan pengendaliankomunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaranlainnya. Strategi promosi menggabungkan periklanan, penjualan,perseorangan, promosi penjualan, dan publisitas menjadi suatu programterpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan orang lain yangmempengaruhi keputusan membeli (Cravens, 1998 : 77).
Berdasarkan pengertian strategi promosi diatas maka dapat dipahami
bahwa, promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai
produk atau jasa dan meyakinkan para konsumen (wisatawan). Manajemen
pemasaran melihat adanya keuntungan menggabungkan komponen-komponen
promosi ke dalam suatu strategi terpadu untuk berkomunikasi dengan para
pengunjung dan orang lain yang mempengaruhi keputusan untuk berkunjung.
Karena setiap bentuk promosi mempunyai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan, strategi terpadu memasukan kelebihan-kelebihan tiap komponen
dalam mendesain bauran promosi yang berbiaya murah.
Promosi pariwisata adalah komunikasi dalam pemasaran pariwisata,
Promosi pariwisata memegang peran penting dalam mengendalikan pemasaran
pariwisata. Sebagai Museum yang baru berdiri, promosi Museum Memorial
Jendral Besar H.M Soeharto seharusnya berjalan dengan baik dan secara
berkesinambungan. Keberhasilan Promosi akan menghasilkan daya tarik dan
motivasi wisatawan untuk berkunjung dan mengeluarkan biaya di daerah
tujuan wisata yang mereka kunjungi. Sebelum melakukan kegiatan promosi
pariwisata ada baiknya memahami terlebih dahulu arti penting promosi
12
pariwisata, menurut Yoeti (1985:52) mengulas secara jelas mengenai arti
penting promosi dalam pariwisata yaitu:
a. Promotion, kegiatannya lebih banyak mencakup ;
mendistribusikan promotion materials, seperti film, slides,
advertisement, brochures, blooklets, leaflets, folders, melalui
bermacam-macam saluran (chanel) seperti : TV, radio, majalah,
bioskop, direct-mail baik pada “potential tourist” maupun
“actual tourist”, dengan tujuan mentransfer informasi dan
mempengaruhi calon-calon wisatawan untuk berkunjung kesuatu
daerah tujuan wisata.
b. Promotion, biasanya kegiatan utamanya adalah merencanakan
dan melaksanakan promosi, berupa :
1). advertising
2). Publikasi dengan macam-macam cara
3). Sales support, dengan mengeluarkan : brochures, leaflets,
booklets, folder dan lain-lain
4). Public relations, melalui mass-media yang sesuai untuk
masing-masing promotions materials yang ada.
c. Tujuan promotion, lebih banyak ditekankan untuk meningkatkan
penjualan. Promotion lebih banyak bersifat memberi tahu
tentang apa dan bagaimana suatu produk.
d. Promotion, lebih mengutamakan kegiatannya untuk membagi-
bagikan informasi dan meningkatkan penjualan.
13
e. Promotion, bertugas untuk mempromosikan produk yang telah
siap dijual.
f. Promotion, dimulai setelah proses produksi selesai.
g. Promotion, suatu upaya dalam memperkenalkan produk, tanpa
memperlihatkan syarat-syarat penjualan
Promosi wisata beranjak dari prediksi dan berkaitan dengan upaya
memicu kemungkinan penjualan wisata. Promosi wisata ini meliputi seluruh
kegiatan yang direncanakan termasuk dalam penyebaran informasi, iklan, film,
brosur, buku panduan, poster dan lain-lain. Promosi pariwisata adalah variabel
kunci dalam rencana strategi pemasaran pariwisata dan dapat dipandang
sebagai suatu unsur untuk menciptakan kesempatan – kesempatan menguasai
pasar. Unsur promosi yang digunakan disusun oleh lingkaran terutama oleh
keadaan atau kondisi permintaan wisatawan, (Gromang 2003: 151).
Menurut Yoeti (1996 :6) terdapat unsur-unsur bauran pemasaran dan
promosi pariwisata yaitu:
a. Campuran beberapa produk (product mix)
Product mix adalah bermacam-macam daya tarik yang
berhubungan dengan keramahan (amnesties) yang ditawarkan di
pasar yang diartikan sebagai serangkaian kesenangan, hiburan
dan kenikmatan hidup yang berkaitan dengan bermacam-macam
daya tarik yang akan ditawarkan di pasar, keramahantamahan.
b. Campuran sarana distribusi (Distribution Mix)
14
Distribution mix merupakan perantara yang beroprasi dalam
pasar, seperti travel agent, tour operator atau biro perjalanan
wisata (BPW), termasuk perusahaan angkutan pariwisata
(airlines, bus, taxi, dan train) yang secara bersama –sama
melayani wisatawan bila mereka membeli paket wisata yang
kemudian membawa mereka para wisatawan ke obyek – obyek
wisata.
c. Communication mix
Communication mix terdiri atas advertising, sales promotion,
personal selling, brochures pronting, publicity and trade
presentation.
d. Service mix
Service mix adalah susunan dari bermacam-macam pelayanan
yang disediakan dan direncanakan untuk membantu para
wisatawan dalam memperoleh kesenangan pada waktu mereka
berlibur.
2. Perencanaan Promosi
Setiap konsumen atau target audience memiliki karakteristik mental
maupun fisik yang berbeda-beda, oleh sebab itu sangat diperlukan sekali
perencanaan yang matang agar sebuah promosi dapat berhasil seperti yang
diharapkan, untuk itu diperlukan keputusan-keputusan yang mendukung dan
jelas, serta sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
15
Menurut Setiawan (dalam Hidayat, 2006:35) secara konvensional,
perencanaan didahului oleh analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluang,
bahaya atau resiko yang dihadapi.
Ada beberapa tahapan strategis yang harus dilakukan sebagai langkah
utama dalam melaksanakan kegiatan promosi, dijelaskan Kotler (2001:778)
dalam bukunya “Menagement Pemasaran : Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol” yaitu:
a. Mengidentifikasikan pasar yang dituju.
Segmen pasar yang di capai oleh Instansi dalam kampanye promosinya
harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis atau
psikografis.
b. Menentukan tujuan komunikasi.
Instansi hendaknya mengetahui tujuan apa yang hendak dicapai terlebih
dahulu dengan membuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang
hendak di capai lebih dahulu, apakah untuk menciptakan kesadaran,
pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian.
c. Merancang pesan.
Perusahaan perlu mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya pesan itu
harus mampu memberikan perhatian (attention─A), menarik (interest─I),
membangkitkan keinginan (desire─D) dan menghasilkan tindakan
(action─A), yang semuanya dikenal sebagai metode AIDA. Pesan yang
efektif harus dapat menyelesaikan empat masalah, yaitu: “HOW,”
“WHAT,” “WHEN,” dan “WHO.”
16
d. Memilih saluran komunikasi.
Instansi harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien untuk
membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi
personal dan nonpersonal.
e. Mengalokasikan total anggaran promosi.
Menetapkan anggaran sangatlah penting karena untuk menentukan
menggunakan media apa, juga tergantung pada anggaran yang tersedia.
Ataukah Instansi berorientasi pada pencapaian sasaran promosi yang akan
dicapai sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan.
f. Memutuskan mengenai bauran promosi.
Instansi dapat menggunakan tema berita yang berbeda pada masing-
masing kegiatan promosinya, sehingga instansi dapat menggunakan salah
satu atau kombinasi dari bauran promosi.
g. Mengukur hasil promosi.
Setelah melaksanakan rencana promosi, instansi harus mengukur
dampaknya pada audience target, apakah mereka mengenal atau
mengingat pesan-pesan yang diberikan. Berapa kali melihat pesan
tersebut, apa saja yang masih diingat bagaimana sikap mereka terhadap
produk atau jasa tersebut, dan sebagainya.
h. Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh proses komunikasi pemasaran.
Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi
yang tersedia untuk mencapai target audience, maka alat dan pesan
komunikasi perlu dikoordinasi. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan
17
menjadi lesu pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak
efektif lagi.
Dalam aktivitas promosi perusahaan perlu adanya langkah langkah
dalam promosi pariwisata, menurut Bambang Sunaryo dalam buku Kebijakan
Pembangunan Destinasi Pariwisata (2013: 183-187), menyebut beberapa
tahapan promosi pariwisata yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Segmen Target Pasar Wisatawan (segmentation)
Segmen pasar wisatawan merupakan proses mengkelompokan
wisatawan dalam beberapa kelompok segmentasi. Beberapa
karakteristik untuk memilih segmentasi pasar antara lain:
1. Segmen geografis : tempat tinggal atau wilayah untuk
mengetahui kebutuhan atau keinginannya.
2. Segmen demografis : umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
siklus kehidupan keluarga, pendidikan , ras, penghasilan,
agama dan kebangsaan.
3. Segmen Psikologis : umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
siklus kehidupan keluarga, pendidikan, ras penghasilan,
agama dan kebangsaan.
4. Segmen Prilaku Wisatawan : kenyamanan, asesbilitas,
prestise, keanekaragaman.
Setelah segmen pasar wisatawan telah teridentifikasi dengan
baik, selanjutnya penetapan sasaran pasar wisatawan, berikut
proses penetapan sasaran pasar wisatawan, antara lain adalah:
18
b. Pemilihan Jenis Wisatawan : pemilihan jenis wisatawan yang
dijadikan sasaran pasar sangat penting untuk dilakukan, baik
yang berupa kategori wisatawan individu maupun wisatawan
kelompok. Hal ini perlu dilakukan dengan cermat, karena
perbedaan jenis wisatawan akan memerlukan pendekatan
promosi yang berbeda pula. Kategori wisatawan individu dan
kelompok akan mempunyai prilaku yang berbeda dalam mencari
informasi dan memilih untuk mengkonsumsi suatu produk
wisata.
c. Evaluasi : secara priodik perlu dilakukan penilaian ulang
terhadap segmen-segmen pasar wisatawan yang dapat diakses
tersebut (tingkat pertumbuhan pasar, pesaing, dll)
d. Penyesuaian produk wisata : hasil keseluruhan analisis terhadap
segmen pasar wisatawan, harus ditindak lanjuti dengan
penyesuaian produk wisata yang akan dijual pada segmen pasar
yang akan dicapai.
e. Seleksi media: perlu melakukan seleksi media yang tepat atau
sesuai dengan segmen pasar wisatawan yang akan dicapai.
f. Desain materi periklanan : memilih desain materi periklanan
yang tepat untuk meraih segmen pasar wisatawan yang dipilih.
19
3. Tujuan Promosi Pariwisata
Pada dasarnya tujuan promosi pariwisata adalah memperkenalkan
produk dan jasa yang ada di tempat wisata sehingga dapat menimbulkan daya
tarik yang sebesar mungkin dengan harapan supaya orang akan banyak datang
untuk berkunjung ke Museum Memorial Jendral Besar H.M Soeharto, oleh
karena itu promosi sangat penting dilakukan. Dalam berbicara mengenai
promosi pariwisata, Promosi oleh Sulaksana (2005:109) Integreted Marketing
Communications didefinisikan sebagai kegiatan yang di maksud untuk
menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran
untuk memberikan informasi tentang keberadaannya untuk mengubah sikap
ataupun mendorong orang atau promosi merupakan unsur utama dalam
kampanye. Kaitannya dengan penelitian, maka promosi merupakan semua
kegiatan yang di lakukan oleh Yayasan Wangsa Manggala dan Pariwisata
Kabupaten Bantul yang di maksudkan untuk menyampaikan atau
mengkomunikasikan suatu bentuk pariwisata Sejarah kepada masyarakat
umum untuk memberi Informasi tentang sejarah kepemimpinan Pak Harto.
Aktivitas promosi yang dilakukan oleh Yayasan Wangsa Manggala
dan Pariwisata yaitu melalui proses langkah-langkah pokok sebagai landasan
acuan untuk pelaksanaan program kerja yang tidak bisa dipisahkan adalah
sebagai berikut
a. Faktor produk
b. Faktor pasar
c. Faktor pelanggan
20
d. Faktor anggaran
Empat faktor dalam perencanaan ini saling terkait dan tidak bisa
terlepas karena faktor-faktor tersebut yang menentukan keberhasilan Tujuan
promosi pariwisata yang akan dilaksanakan oleh Yayasan Wangsa Manggala
dan Pariwisata untuk melestarikan dan menumbuh kembali semangat
Nasionalisme tentang sejarah Bangsa Indonesia melalui salah satu Putra terbaik
Bangsanya.
Strategi oleh Uchana Efendi (1997:7) Ilmu Komunikasi teori dan
praktek, didefinisikan sebagai perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan yang berfungsi
sebagai taktik operasioanal dalam menjalankan rencana (management) yang
telah ditentukan. Kaitannya bahwa dalam promosi diperlukan strategi yang
tepat agar promosi yang dilakukan sesuai dengan target yang ditentukan,
strategi promosi ini berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
dan evaluasi terhadap strategi promosi yang telah dilaksanakan.
Strategi promosi yang digunakan oleh Yayasan Wangsa Manggala
dengan menggunakan dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan sejarah dan
pendekatan pariwisata. Hal ini tentunya didasarkan pada riwayat kepemimpinan
Pak Harto dalam memimpin Bangsa Indonesia. Konsep ini adalah konsep terbaik
yang dipilih sebab konsep ini dapat dijadikan kerangka pemikiran untuk
membahas masalah pelaksanaan strategi promosi pariwisata yang dilakukan
Yayasan Wangsa Manggala dalam meningkatkan minat pengunjung obyek wisata
Museum Memorial Jendral Besar H.M Soeharto.
21
Tujuan promosi sangatlah penting untuk ditetapkan terlebih dahulu
karena promosi dilakukan untuk mengetahui kemana arah yang akan dituju
sehingga tepat mengenai sasaran yang akan dicapai untuk mempromosikan
produk atau jasa yang dimiliki oleh pemilik wisata kepada wisatawan.
Beberapa tujuan dari promosi, antara lain :
a). Memodifikasi tingkah laku
Yaitu promosi berusaha merubah tingkah laku dan pendapat
seseorang serta memberikan kesan yang baik mengenai
promosi kelembagaan.
b). Memberitahu
Yaitu promosi sifatnya informatif, memberikan informasi
mengenai produk atau jasa, dan membangun citra suatu
perusahaan.
c). Membujuk
Yaitu promosi yang bersifat membujuk (persuasif) diharapkan
mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau
jasa dan juga dilakukan untuk memberikan kesan positif.
d). Mengingatkan
Promosi ini sifatnya mengingatkan dan dilakukan
mempertahankan brand image pada benak konsumen,
walaupun ada merek baru tetapi konsumen tetap percaya bahwa
produk yang dipilihnya dari dulu masih tetap bagus
dibandingkan dengan produk yang lain. Berusaha untuk
22
mempertahankan pembeli yang ada.
(Basu Swastha dan Irawan, 2002:353-355).
Dalam perkembangan pariwisata terdapat beberapa unsur pokok
yang harus diperhatikan dalam menjunjung pengembangan pariwisatra daerah
sebagai tujuan wisata. Beberapa unsur pokok tersebut sebagaimana menurut
Gamal Suwanto (2004:19 – 24) yaitu:
a. Obyek dan daya tarik wisata
Obyek dan daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi
pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata
baik berupa budaya, pengetahuan, alam, kesenian, dll.
b. Prasarana wisata
Prasarana wisata merupakan sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang mutlak dan sangat dibutuhkan oleh
wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti
jalan, listrik, air, terminal.
c. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah dan segala
sesuatu yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan
dalam menikmati perjalanan wisatanya.
d. Tata laksana atau infrastuktur
Tata laksana merupakan situasi yang mendukung fungsi sarana
dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan
23
maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah di bawah
tanah.
e. Masyarakat atau lingkungan
Masyarakat atau lingkungan merupakan lingkungan yang
berada di suatu obyek wisata dan lingkungan budaya yang
menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat.
Melalui kegiatan promosi dalam bidang pariwisata diharapkan
dapa menarik wisatawan untuk berkunjung di suatu obyek
wisata, sehingga wisatawan lebih mengetahui dan mengenal
obyek wisata yang akan dijadikan sebagai tempat kunjungan
dan diharapkan potensi-potensi yang dimiliki oleh tempat-
tempat wisata di kenal oleh masyarakat luas.
4. Bauran promosi Pariwisata
Setiap alat dalam bauran promosi memiliki keunikan dan
karakteristik masing-masing. Oleh karena itu perusahaan harus mencari
kombinasi bauran promosi yang tepat supaya kegiatan promosi yang dilakukan
menjadi efektif dan mendukung pariwisata untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Menurut Yoeti (1985 :142) Dalam menjalankan kegiatan promosi
kepariwisataan, ada instrumen promosi yang banyak digunakan dalam bidang
pariwisata yaitu:
24
a. Advertising (Periklanan)
Tugas utamanya adalah untuk melancarkan pekerjaan channel
yang ditunjuk (travel agen) dan dapat memudahkan kegiatan
personal selling pada masing-masing perantara. Dalam
kepariwisataan selain advertising melalui media masa juga
dikenal advertising lain yang mempunyai peran besar untuk
promosi pariwisata yaitu:
1. Outdoor travel advertising
Bersifat statis, biasanya hanya ditempatkan pada tempat-
tempat strategis di sepanjang jalan, mulai dari bandara,
terminal, stasiun, dan shopping center. Contohnya baleho,
poster, atau billboard.
Adapun menurut Lupiyoadi dalam Agustina Periklanan
merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal
(impersonal communication) yang digunakan oleh
perusahaan barang atau jasa.
Advertising atau periklanan memiliki peran, antara lain :
a) Memberi informasi secara panjang lebar dan
menerangkan produk jasa dalam tahap perkenalan.
b) Membujuk calon pelanggan sehingga menciptakan.
permintaan yang selektif akan merek tertentu.
c) Menjaga pelanggan agar tetap ingat terhadap produk atau
jasa.
25
d) Meyakinkan pelanggan bahwa mereka telah mengambil
pilihan yang tepat (Lupiyoadi 2001:121).
2. Point of sale advertising
Bentuk advertising yang pembuatannya disesuaikan dengan
tempat dimana pesan advertising dimuat. Biasanya jenis
advertising ini terbuat dari karton-karton yang dibentuk
dengan macam-macam cara yang diletakkan dimenja,
digantung, atau berupa ballpoint, map, atau yang lainnya.
Peran adverising dalam pariwisata sangatlah vital karena
memiliki banyak kegunaan, dalam hal ini kegunaan-
kegunaan advertising dalam pariwisata dijelaskan menurut
Seaton dan Bannett (1996:187) dalam Dasonta yaitu :
Creating awarness
Informing about special services
Creating a corporate image
Advertising a special offer
Providing information on special services or seasonal
deals
Direct selling to elicit direct response
Soliciting consumer information
Branding
Improving distribution
Overcoming negative attitudes
26
Improving employee and organizational morale
Reaching a new target audience
Providing a new use
Announcing a lunch or relaunch
Reinforcement/remainder advertising aimed to keep an
organization in people minds
Updating
Contributing to coorperative/partnership advertising
ventures
b. Sales support
Bantuan pada penjual dengan memberikan semua bentuk
promotion materials yang direncanakan untuk memberikan
kepda umum (travel trade) yang ditunuk sebagai perantara.
Sales support memiliki fungsi, antara lain :
1. Merupakan “channel of communication” antara perusahaan
industri kepariwisataan dengan jasa-jasa yang dihasilkan
perusahaan tersebut
2. Merupakan alat bantu yang efektif bagi seller seperti travel.
3. Sales support tidak lain adalah kegiatan yang mengadakan
kontrak pribadi secara langsung atau tidak langsung dengan
kostumer atau trade intermediaterials, dengan tujuan yaitu:
27
a). Memberi mereka info tentang service atau produk yang
tersedia atau disediakan, kualitas produk dan harga produk.
b). Membantu mereka dalam penjualan produk yang
tersedia agar sampai ke pemakai terakhir (ultimate
costumer).
c). Memberikan motivasi kepada mereka untuk melakukan
kegiatan penjualan dari produk atau service yang
dipromosikan.
Bentuk-bentuk dari sales support yang banyak digunakan
yaitu:
Brochures, merupakan publikasi cetakan yang
dengan menggunakan kertas yang relatif baik, lay-
out yang disusun menarik
Prospectus, merupakan selebaran yang kadang –
kadang dilipat dua, didesain agar lebih menarik.
Direct-mail materials, merupakan surat penawaran
yang dikirimkan pada potential sourist dengan
brochures, prospectus, folder, leaflet, dan lain
sebagainya.
Folder, merupakan suatu promotion material yang
dapat dilipat-lipat.
28
Leaflet, merupakan bentuk selebaran di mana
dicantumkan berbagai informasi dengan ringkas
tentang obyek yang dipromosikan.
Booklets, merupakan hampir sama menyerupai
gueed book. Pembuatanya biasanya ditanggung
bersama oleh beberapa sponsor yang ikut
mempromosikan produk dan service perusahaan.
Guide-book, merupakan buku yang memberikan
informasi tentang unit-unit usaha kepariwisataan
serta gambaran tourist destination secara singkat.
c. Public Relations
Komunikasi dalam public relations selain diupayakan untuk
memperoleh pendapat yang menguntungkan dari masyarakat,
juga diupayakan untuk mengubah sikap. Public relations
menurut Cutlip, Center dan Glen M. Broom, Effendy (1997 :
116) adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
mengidentifikasikan kebijakan dan tata cara seseorang atau
organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan
melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian
dan dukungan publik. Dalam bidang kepariwisatan fungsi
adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat atau orang
yang memerukan informasi tentang obyek-obyek wisata. Ada
29
beberapa bentuk publik relation yang banyak digunakan dalam
promosi kepariwisataan, yaitu : press releases, press
demonstration,press conferens, familiarization visits,
participation on fair exibition, travel documentary film or
cinema. Public relation sangat peduli dengan beberapa tugas
pemasaran, yaitu:
a) Membangun image
b) Mendukung aktifitas komunikasi lainnya
c) Mengatasi permasalahan dan isu yang ada
d) Memperkuat positioning perusahaan
e) Mengadakan launching untuk produk atau jasa baru.
Selanjutnya, Patrick Forsyth mendefinisikan promosi
penjualan sebagai ‘insentif yang cepat atau lambat menggerakan orang
untuk membeli atau mendapatkan, umumnya dalam jangka pendek,
baik dalam bentuk uang maupun barang (produk atau jasa). Adapun
tujuan utama dilakukan promosi penjualan adalah untuk merangsang
pembelian produk atau jasa di atas tingkatan sasaran dengan cara
meningkatkan nilai dalam pandangan pembeli atau pemakai.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni
penelitian yang berusaha memahami fenomena yang dialami oleh
30
subyek penelitian misalnya prilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain secara holistik serta dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa (Moleong, 2005:6). Dengan kata lain, penelitian ini
disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan
metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan
prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau
lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2006: 11). Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan
suatu bahasa memerlukan informan. Pendekatan yang melibatkan
masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang
bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang
utuh. Oleh karena itu, dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak
ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah informannya
ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.
2. Obyek Penelitia
Obyek yang diteliti pada penelitian ini adalah Museum Memorial
Jendral Besar H.M Soeharto yang berada di Desa Kemusuk, Sedayu,
Bantul, Yogyakarta.
3. Teknik Pengambilan informan
Kriteria informan yang diwawancarai dalam peneliti ini yaitu:
31
a. Pihak yang mengetahui bagaimana Yayasan Wangsa Manggala
Yogyakarta melakukan strategi promosi dalam meningkatkan
jumlah pengunjung Museum Memorial Jendral Besar H.M
Soeharto.
b. Pihak yang datang mengunjungi Museum Memorial Jendral Besar
H.M Soeharto.
Dengan adanya kriteria tersebut, maka informasi yang diambil
dalam penelitian adalah :
a. Widarto ( Bagian Promosi Dan Teknologi Museum
Memorial Jendral Besar H.M Soeharto)
b. H. Gatot Nugroho S.Pt ( Sekertariat dan Humas Museum
Memorial Jendral Besar H.M Soeharto)
c. Pengunjung Museum Memorial Jendral Besar H.M
Soeharto ( 2 orang ).
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui
interview (wawancara) dan dokumentasi.
a. Wawancara
Dalam penelitian kualitatif, wawancara mendalam (indepht
interview) biasanya dilakukan secara tidak berstruktur. Namun
demikian, peneliti boleh melakukan wawancara untuk penelitian
32
kualitatif secara berstruktur. Selama melakukan wawancara,
peneliti boleh menanyakan hal-hal yang berkenan:
Pengalaman dan perbuatan informan, yaitu apa yang telah
dikerjakan atau yang lazim dikerjakan.
Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran, atau pikiran
tentang sesuatu yang berkenaan dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
Perasaan, respon emosional, yakni apakah ia merasa cemas,
takut, senang, gembira, curiga, jengkel, dan sebagainya
tentang sesuatu.
Pengetahuan, fakta-fakta apa yang diketahui tentang
sesuatu yang diteliti.
Pengindraan yakni apa yang dilihat, didengar, diraba,
dikecap, atau diciumnya diuraikan secara deskriptif.
Latar belakang pendidikan dan hal-hal yang mencangkup
pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga dan hal
lainnya yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan
(Tohirin 2012, 63-64).
b. Dokumentasi
Dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu dokumentasi probadi
dan dokumentasi resmi.
Dokumen pribadi, seperti: buku harian yang dibuat oleh
subyek yang diteliti, surat pribadi yang dibuat dan diterima
33
oleh subyek yang diteliti dan otobiografi, yaitu riwayat
hidup yang dibuat sendiri oleh subyek peneliti atau
informan peneliti.
Dokumen resmi, seperti surat keputusan SK dan surat-surat
resmi lainnya. Data ini bisa dikumpulkan dengan cara
memfotokopi atau difoto menggunakan alat foto atau
kamera tangan. (Tohirin 2012, 68).
Dalam penelitian ini akan dilakukan dokumentasi terhadap obyek
yang diteliti, yaitu dokumen atau arsip-arsip yang berhubungan
dengan Museum Memorial Jendral Besar H.M Soeharto dan untuk
lebih memperkuat dan mendukung hasil penelitian yang diperoleh.
Dalam penelitian ini, dokumentasi memang penting digunakan
karena dapat mendukung dan menambahi bukti dari sumber-
sumber lain. Referensi yang digunakan dalam penelitian ini dapat
berupa foto, bentuk – bentuk alat promosi, dan data – data tertulis
yang berhubungan dengan kegiatan promosi.
5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data kualitatif,
data yang diperoleh diseleksi dengan menggunakan kriteria relevasi dengan
topik penelitian. Analisis data merupakan upaya mencari data menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan
34
menyajikan sebagian temuan bagi orang lain. (Muhajir, 1996 : 104). Untuk
menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, penulis
menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mewujudkan
bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian
deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan untuk menganalisa data
dalam hal ini, yaitu dengan menggunakan pola pikir induktif. Yaitu berangkat
dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian
temuan tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu
kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum.
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang
diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan
bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori
kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka macam
cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya
diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan,
pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap
menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas,
dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai alat
bantu analisis.
Menurut miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti
reduksi data , penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai
35
sesuatu yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada
saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar
yang membangun wawasan umum yang disebut analisis (Silalahi, 2009: 339).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup
transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan
triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan.
berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti:
a. Reduksi Data
Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Kegiatan reduksi data berlangsung terus-menerus, terutama selama
proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung atau selama
pengumpulan data. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi
tahapan reduksi, yaitu membuat ringkasan, mengkode, menelusuri
tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis
memo. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga
kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi.
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah
36
penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Jadi
dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan
ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi ketat,
melalui ringkasan atau uraian sigkat, menggolongkan dalam suatu
pola yang lebih luas, dan sebagainya.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam
penelitian kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan
informasi yang tersusun member kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan (Silalahi, 2009: 340).
Penyajian data yang sering digunakan untuk data kualitatif pada
masa yang lalu adalah dalam bentuk teks naratif dalam puluhan,
ratusan, atau bahkan ribuan halaman. Akan tetapi, teks naratif
dalam jumlah yang besar melebihi beban kemampuan manusia
dalam memproses informasi. Manusia tidak cukup mampu
memproses informasi yang besar jumlahnya, kecenderungan
kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke
dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif atau
konfigurasi yang mudah dipahami. Penyajian data dalam kualitatif
sekarang ini juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks,
grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang untuk
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
37
padu padan dan mudah diraih. Jadi, penyajian data merupakan
bagian dari analisis.
c. Menarik Kesimpulan
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan
verivikasi. Ketika kegiatan pengumpullan data dilakukan, seorang
penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat
keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-
mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci.
Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul bergantung pada
besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,
penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan,
kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana, tetapi sering kali
kesimpulan itu telah sering dirumuskan sebelumnya sejak awal.
6. Uji validitas data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain dluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Terdapat empat jenis triangulasi menurut (Patton, 2006 : 279):
38
a. Melakukan secara pengumpulan data yang berbeda pada
pertanyaannya yang sama
b. Menggunakan pekerja peneliti dan pewawancara yang berbeda
untuk menghindari bias pada satu orang yang bekerja sendiri.
c. Menggunakan beberapa metode dalam mengkaji program
d. Menggunakan presepektif yang berbeda atau teori dalam
menafsirkan sekumpulan data.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan
trigulasi data pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Menentukan cara pengumpulan data yang berbeda pada
pertanyaan yang sama.
2. Mengunakan persepektif yang berbeda atau teori dalam
menafsirkan sekumpulan data.