Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH BINA KELUARGA MANDIRI (BKM) TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN
PERAWATAN PADA IBU POSTNATAL
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajatSarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
SRI AYU RAHAYU S PANEO
20100320155
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Publikasi
PENGARUH BINA KELUARGA MANDIRI (BKM) TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN
PERAWATAN PADA IBU POSTNATAL
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal:
15 Juli 2014
Oleh
Sri Ayu Rahayu S. Paneo
20100320155
Pembimbing dan Penguji:
Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC (...............................)
dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG., M.Kes (................................)
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC)
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta:
Nama : Sri Ayu Rahayu Paneo
No. Mahasiswa : 20100320155
Judul : Pengaruh Bina Keluarga Mandiri (BKM)
terhadap kemandirian keluarga dalam
melakukan perawatan pada ibu postnatal
Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang
bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama
pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum
Yogyakarta, 15 Juli 2014
Pembimbing Mahasiswa
Sri Sumaryani., Ns., M.Kep.,Sp.Mat Sri Ayu Rahayu Paneo
*) Coret yang tidak perlu
iii
The Influences of Bina Keluarga Mandiri (BKM) to Independence of Family do a Postnatal Care to Postnatal Mother
Sri Ayu Rahayu S. Paneo1, Sri Sumaryani2, Alfaina Wahyuni3
Student Research Project, School of Nursing, Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Yogyakarta, 2014
ABSTRACT
Background: Maternal Mortality Ratio (MMR) is a important indicator to measurement the degree of public health in Indonesia. MMR in Indonesia in 2012 year has a significant increase from last year’s amount 359/100.000 live birth. Postnatal infection be a one of causes given a increase off Maternal Mortality Ratio (MMR) in Indonesia. In Indonesia postnatal care has not been watch. Therefore with do approachment by Family Centered Maternity Care concept, hopely the family can be a close partner can give the care independently to mother with in postnatal period. This caring independently can to teach and give by the program of Bina Keluarga Mandiri (BKM). The purpose of this study to determine the influence of Bina Keluarga Mandiri (BKM) to independently of family do a Postnatal Care to mother in the Wonosari I Gunung Kidul, Yogyakarta community health center.
Method: This type of research is experimental research, the prospective design and design post test with control group. Number of samples 30 respondents, 15 respondents divided into an experimental group and a control group of 15 respondents drawn with purposive sampling method. Statistical tests using Mann-Whitney with a significance level of p< 0,05 level.
Results: showed that comparison of the difference in levels of independence of family in the experimental and control groups obtained p= 0.000 indicates a significant difference between the both of research group.
Conclusion: Program of Bina Keluarga Mandiri (BKM) affect the independently of family in the experimental group were significantly p<0.05 compared to the control group who were given booklets about postnatal care.
Key Words : Bina Keluarga Mandiri, Family, Postnatal Care, Independently of Family
1 Nursing Student, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta2 Lecturer at Maternity Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta3 Lecturer of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta
iv
A. PENDAHULUAN
Angka kematian Ibu (AKI) menjadi indikator yang sangat penting
dalam menilai derajat kesehatan ibu yang ada di Indonesia. Berdasarkan
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 analisis
angka kematian Ibu (MMRatio) terhitung 228/100.000 kelahiran hidup,
namun survey lima tahun terakhir berdasarkan data SDKI tahun 2012
didapatkan peningkatan angka yang sangat tinggi menjadi 359/100.000
kelahiran hidup. Angka ini meningkat secara signifikan dan masih
belum mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) untuk
Indonesia tahun 2015 yakni menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Kementerian kesehatan RI (2011) menyebutkan bahwa AKI
Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di Asia, sehingga
mengenali beberapa penyebab kematian Ibu dan melakukan pencegahan
adalah hal yang terpenting. Salah satu penyebab utama dari tingginya
angka kematian maternal ini adalah kurangnya perhatian terhadap
kesehatan ibu dalam hal perawatan diri ibu selama periode postnatal
(SDKI 2012).
Perawatan postnatal memberikan efek yang sangat besar apabila
tidak diketahui dan dilakukan sepenuhnya oleh ibu yang berada dalam
periode setelah melahirkan. World Health Organizations (WHO) dalam
bukunya yang berjudul Opportunities for Africa’s Newborns (2011)
menyebutkan bahwa dampak yang terjadi pada ibu apabila tidak
mendapatkan pengetahuan tentang perawatan postnatal adalah ibu dapat
mengalami kejadian seperti perdarahan yang sebagian besar terjadi di
periode 24 jam setelah melahirkan diikuti oleh kejadian infeksi nifas
yang biasanya terjadi di enam minggu periode postnatal dan kurangnya
pengetahuan ibu dalam mendeteksi komplikasi kehamilan secara cepat
sehingga rujukan ke fasilitas kesehatan pun mengalami keterlambatan
(Wulandari & Ambarwati, 2012).
1
Agar semua ibu postnatal mendapatkan pelayanan perawatan
postnatal, untuk itu peneliti menawarkan sebuah metode terbaru yakni
metode Bina Keluarga Mandiri (BKM). Metode ini menyerupai konsep
family centered maternity care dimana peneliti memfokuskan pada
keluarga yang merupakan mitra terdekat ibu dalam memberikan
perawatan postnatal dasar kepada ibu yang berada dalam periode
postnatal. Peneliti memberikan tindakan berupa paket edukasi dan
pembinaan terhadap keluarga dalam melakukan perawatan postnatal
dasar secara mandiri. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan dan kemandirian keluarga dalam merawat ibu nifas
dengan tujuan utama untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
dihasilkan selama dua hari atau lebih pada periode paska melahirkan.
Konsep dari metode Bina Keluarga Mandiri ini dilatarbelakangi
oleh model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh Dorothea
Orem, dimana Orem mengemukakan bahwa self care atau perawatan
mandiri sangat dibutuhkan oleh individu guna mempertahankan
kehidupan yang sehat dan sejahtera, baik dalam keadaan sehat maupun
sakit.
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan bahwa keluarga merupakan
mitra terdekat ibu dalam melakukan perawatan secara mandiri guna
mempertahankan kehidupan yang sejahtera baik dalam keadaan sehat
maupun sakit sementara fenomena yang ada menyebutkan keluarga
belum sepenuhnya peduli terhadap anggota keluarga yang beresiko
memiliki masalah kesehatan maka peneliti ingin mengetahui : “Apakah
ada pengaruh metode Bina Keluarga Mandiri (BKM) terhadap
kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan postnatal pada Ibu
postnatal”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh program Bina Keluarga Mandiri (BKM) terhadap
kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan pada ibu postnatal..
2
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Diketahuinya tingkat kemandirian keluarga dalam melakukan
perawatan postnatal saat post test pada kelompok intervensi
b. Diketahuinya tingkat kemandirian keluarga dalam melakukan
perawatan postnatal saat post test pada kelompok control
c. Diketahuinya perbedaan tingkat kemandirian keluarga dalam
melakukan perawatan postnatal pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi
B. METODE
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Experiment dengan
rancangan “post test with control group” dan pendekatan prospektif.
Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Kedua kelompok perlakuan
diawali dengan pemberian intervensi berupa pembinaan keluarga setelah
itu peneliti melakukan pengukuran (post-test). Peneliti mengukur
kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan pada ibu postnatal
yang diberikan peneliti melalui pembinaan dalam keluarga sebagai
kelompok eksperimen, dan peneliti juga mengukur kemandirian
keluarga dalam melakukan perawatan pada ibu postnatal yang tidak
diberikan perlakuan sebagai kelompok kontrol. Setelah itu,
dibandingkan kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan
postnatal pada kedua kelompok tersebut (Nursalam, 2013). Populasi
dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki ibu hamil trimester
III yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Wonosari I sebanyak
98 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota keluarga
terdekat ibu hamil. Peneliti melakukan pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan Purposive Sampling.
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 30 orang.
Kemudian peneliti membagi sampel tersebut menjadi kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.. Adapun kriteria Inklusi: anggota
3
keluarga terdekat dengan pendidikan terakhir minimal SD, anggota
keluarga terdekat yang bisa Bahasa Indonesia, dan anggota keluarga
terdekat yang memiliki Hari Perkiraan Lahir (HPL) sesuai dengan waktu
penelitian yakni bulan Februari-Mei 2014, dan anggota keluarga yang
melakukan persalinan pervaginam. Kriteria Eksklusi: anggota keluarga
terdekat yang tidak mengikuti jalannya penelitian, dan anggota keluarga
terdekat yang memiliki ibu postnatal meninggal dunia setelah
melahirkan atau telah meninggal dunia dalam periode postnatal.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Febuari-Mei 2014. Variabel
penelitian terdiri dari variabel bebas dalam penelitian ini adalah Bina
Keluarga Mandiri (BKM) dan variabel terikat dalam penelitian ini
adalah perawatan postnatal (PNC). Analisa data yang digunakan berupa
Analisis Univariat yang akan dicari proporsi dari semua variabel terikat,
yaitu: proporsi tingkat kemandirian responden, proporsi usia anggota
keluarga, pekerjaan anggota keluarga, penghasilan anggota keluarga,
pendidikan anggota keluarga dan hubungan anggota keluarga dengan
ibu. Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk melihat
analisis selisih tingkat kemandirian keluarga di kelompok kontrol dan
kelompok intrevensi menggunakan Mann Whitney Test.
C. HASIL PENELITIAN
1. Distribusi Frekuensi Tingkat kemandirian keluarga pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Tabel 5Distribusi Frekuensi Kemandirian Keluarga Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol pada Akhir (postest) (n=15)
Tingkat Kemandirian
Keluarga
Intervensi KontrolPost Test Post Test
N % N %KM I - - 1 6,7KM II 2 13,3 13 86,7KM III 12 80,0 1 6,7KM IV 1 6,7 - -Jumlah 15 100 15 100
4
Tabel 5 menunjukan bahwa tingkat kemandirian keluarga di
kelompok eksperimen yang paling dominan adalah kemandirian
keluarga tingkat III (80.0%) hal ini mengalami perbedaan yang
signifikan apabila dibandingkan dengan tingkat kemandirian
keluarga di kelompok kontrol yang paling dominan adalah
kemandirian keluarga tingkat II (86,7).
2. Hasil analisa selisih tingkat kemandirian keluarga pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Tabel 6
Hasil analisis Mann-Whitney Test perbedaan tingkat kemandirian
keluarga Post Test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Postest
N Mean Z Std.deviation
Std.error mean
Assymp. Sig. (2-tailed)
Intervensi 15 27.8000 3.07525 .794030.000- 4.602
Kontrol 15 14.6667 4.23703 1.09400
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 8, telah dilakukan Mann-Whitney Test dan
diperoleh nilai P=0,000 (P<0.05) yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kemandirian
keluarga saat post test pada kelompok intervensi yang diberikan
pembinaan tentang kemandirian keluarga dalam melakukan
perawatan pada ibu di periode postnatal dan kelompok kontrol
yang hanya diberikan Booklet tentang perawatan postnatal.
3. PEMBAHASAN
1. Gambaran tingkat kemandirian keluarga di kelompok intervensi
dan kelompok kontrol dan hasil pengujian hipotesis
a. Distribusi Frekuensi Tingkat kemandirian keluarga
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
5
Berdasarkan tabel 5. menunjukkan bahwa pada kelompok
intervensi tingkat kemandirian keluarga berada di tingkat
kemandirian III sebanyak 12 keluarga (80,0%) hal ini sangat jauh
berbeda apabila dibandingkan dengan tingkat kemandirian
keluarga yang ada di kelompok kontrol yang berada di tingkat
kemandirian II sebanyak 13 keluarga (86,7%). Peneliti berasumsi
bahwa perbedaan tingkat kemandirian ini dipengaruhi oleh
pengetahuan keluarga itu sendiri dimana untuk kelompok
intervensi setelah dilakukan pembinaan para anggota keluarga
tidak hanya melakukan perawatan dasar postnatal saja tapi para
anggota keluarga juga telah memanfatkan pelayanan kesehatan
secara aktif dalam rangka memenuhi kebutuhan ibu di periode
postnatal. Hal yang berbeda dengan tingkat kemandirian yang
ditemui di kelompok kontrol, karena para anggota keluarga tidak
mendapatkan pembinaan hanya berupa pemberian booklet saja
jadi para anggota keluarga hanya melakukan perawatan sederhana
saja tanpa memanfaatkan pelayanan kesehatan dan tidak
melakukan tindakan promotif serta preventif sehingga didapatkan
tingkatan kemandirian di kelompok kontrol adalah KM II.
Asumsi peneliti didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Dorothea Orem tentang Self Care yang mengatakan wujud
perilaku seseorang dalam menjaga kehidupan, kesehatan dan
perkembangan serta kehidupan di sekitar adalah sebuah respon
dari kebutuhan individu. Orem mengatakan perawatan dalam diri
individu akan terbentuk apabila ia mendapatkan stressor atau
dukungan dari diri sendiri dan dari lingkungan luar.
b. Hasil analisa selisih tingkat kemandirian keluarga pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
6
Berdasarkan hasil uji pada tabel 6, untuk membandingkan
efektifitas pengaruh Bina Keluarga Mandiri pada kelompok
intervensi yang mendapatkan pembinaan dan kelompok kontrol
yang tidak mendapatkan pembinaan diperoleh hasil bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kemandirian
keluarga pada kelompok intervensi yang diberikan pembinaan
tentang perawatan postnatal dengan kelompok kontrol yang hanya
membaca booklet tentang perawatan postnatal (P=0,000<0,05).
Tingkat kemandirian keluarga memiliki perbedaan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol, Hal ini menunjukkan
bahwa pembinaan pada anggota keluarga terdekat memberikan
pengaruh dalam meningkatkan kemandirian keluarga untuk
melakukan perawatan secara mandiri. Analisis peneliti bahwa
program bina keluarga mandiri ini dapat berpengaruh dikarenakan
responden mendapatkan pembinaan yang didasarkan pada
peningkatan pengetahuan dan perilaku dalam mendukung
kesehatan ibu yang didapatkannya dari peneliti dan assisten
peneliti baik dari penjelasan, demonstrasi maupun dari booklet.
Hal ini jelas berbeda apabila dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang tidak mendapatkan pembinaan secara langsung dan
hanya mendapatkan booklet.
Analisis peneliti bahwa keberhasilan pembinaan tentang
perawatan postnatal terhadap kemandirian keluarga dipengaruhi
oleh adanya motivasi serta keinginan penuh dari anggota keluarga
dalam merawat dan memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang
lain. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Puji dkk (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi dengan praktek perawatan payudara
secara mandiri selama hamil.
7
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pembinaan ini
adalah metode Bina Keluarga Mandiri itu sendiri. Peneliti
menganalisis bahwa program Bina Keluarga Mandiri merupakan
suatu promosi kesehatan dengan metode pendekatan pada anggota
keluarga terdekat yang bertujuan untuk membentuk perubahan
perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh motivasi keluarga
tersebut dalam meningkatkan kesehatan keluarganya. Analisis
peneliti didukung oleh teori dari Family Centered Maternity Care
oleh Indriyani (2013) yang menyatakan bahwa program tersebut
merupakan suatu pendekatan dimana keberhasilannya bergantung
pada kerjasama antara klien, keluarga dan tenaga kesehatan. Hasil
penelitian studi kualitatif yang dilakukan oleh Jimenez et al
(2010) juga menyatakan bahwa Family Centered Maternity Care
memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan perilaku
kesehatan dari ibu hamil hingga melahirkan, dimana dalam
penerimaan informasi dan segala bentuk kebutuhan oleh klien
didukung sepenuhnya oleh keluarga dan peran keluarga yang kini
beralih menjadi care giver.
Analisis peneliti, dengan adanya Bina Keluarga Mandiri dapat
melatih dan membina para anggota keluarga terdekat dalam
memberikan perawatan secara mandiri pada ibu postnatal dan
berpengaruh terhadap kemandirian keluarga dalam melakukan
perawatan postnatal. Asumsi ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Maharani (2012) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap
kemandirian ibu postnatal dalam melakukan perawatan diri, hal
ini disebabkan oleh tingginya tingkat kepedulian anggota keluarga
terhadap kesehatan anggota keluarganya.
4. SARAN DAN KESIMPULAN
1. Kesimpulan
8
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Tingkat kemandirian keluarga pada kelompok intervensi saat
dilakukan postest adalah tingkat kemandirian III sebanyak 12
keluarga (80,0%)
b. Tingkat kemandirian keluarga pada kelompok kontrol saat
dilakukan postest adalah tingkat kemandirian II sebanyak 13
keluarga (86,7%)
c. Hasil perbandingan efektivitas antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menunjukan bahwa tidak perbedaan yang
signifikan antara tingkat kemandirian keluarga pada kelompok
intervensi yang diberikan pembinaan tentang perawatan
postnatal dibandingakan dengan kelompok kontrol yang hanya
diberi bookle dengan nilai signifikansi Pvalue = 0.000 (P<0.05)
2. Saran
a. Bagi Masyarakat : program ini dapat dikembangkan dan
diimplementasikan agar dapat meningkatkan kesehatan ibu di
periode postnatal
b. Bagi anggota keluarga hendaklah dapat memenuhi kemandirian
tingkat IV yakni dapat melakukan kemandirian secara aktif,
disertai dengan tindakan promotif dan preventif.
c. Bagi Perawat : Pembinaan keluarga ini dapat diteruskan dan
dapat diikut sertakan dalam pelayanan kunjungan nifas untuk
perawat komuitas yang terjun langsung di masyarakat dan dapat
diberikan tidak hanya pada ibu dengan resiko tinggi komplikasi
persalinan tapi bagi semua ibu postnatal
d. Bagi peneliti lain : Perlu dikembangkan kedepannya terkait
program pembinaan keluarga dengan metode yang lebih menarik
minat keluarga untuk mengikuti.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Diakses 30 Oktober 2013 dari www.datastatistik-indonesia.com.
Indriyani, D. (2013). Aplikasi Konsep & Teori Keperawatan Maternitas “Postpartum Dengan Kematian Janin”. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jimenez., V., Klein., M.C., Hivon. M., Mason. C., (2010). A Mirage of Change: Family-Centered Maternity Care in Practice., Issue in Perinatal Care. Diakses pada tanggal 26 Mei 2014
Kumboyono., Yuliatun, L., Fauziah,N. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kemandirian dalam Merawat Diri pada Ibu Postpartum dengan Persalinan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Tentara dr.Soepraoen Malang. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Brawijaya, Malang. Diakses pada tanggal 12 November 2013 dari http://www. old.fk.ub.ac.id
Maharani., Lestari, W., Elita, V. (2012). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Postpartum Normal Dalam Melakukan Perawatan Diri. Karya Tulis Ilmiah, Pekanbaru. Diakses pada tanggal 12 November 2013 dari http://www. http://simlitabmas.dikti.go.id/
Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Puji., Heryanto, A., & N., Nikmatul, K. (2007). Hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan pratek perawatan payudra selama hamil di wilayah kerja puskesmas guntur II. Di akses pada tanggal 12 November 2013 dari http://jtptunimus-gdl-s1-2008-pujirahayu-261-1-abstrk.pdf
WHO. (2011). Opportunities for Africa’s Newborns. Diakses pada12 November 2013 dari www.who.int/pmnch/media/publications/oanfull report .pdf
Wulandari, D. & Ambarwati, E. R. (2012). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press
11