Author
surio-trisno
View
253
Download
1
Embed Size (px)
8/10/2019 Pendahuluan enzim
1/24
8/10/2019 Pendahuluan enzim
2/24
Penataan tertentu pada rantai samping asam amino suatu enzim di sisi
aktifnya menentukan tipe molekul yang bisa terikat dan bereaksi di situ. Biasanya
ada sekitar lima rantai samping seperti itu dalam enzim apapun. Selain itu, banyak
enzim yang memiliki molekul-molekul nonprotein kecil yang terhubung dengan
sisi aktif atau di dekatnya, yang menentukan spesifisitas substrat. Molekul-
molekul ini disebut kofaktor jika terikat secara kovalen. Dalam beberapa enzim,
ion logam tertentu diperlukan untuk aktivitasnya.
B. Kompleks Enzim-Substrat
Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya
bekerja pada satu reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat
harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat. Suatu enzim
mempunyai ukuran yang lebih besar daripada substrat. Oleh karena itu tidak
seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Hubungan antara
substrat dengan enzim hanya terjadi bagian atau tempat tetentu saja. Tempat atau
bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat diamati
bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif
mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat
mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada
bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap
substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap
substrat tertentu.
Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan
terjadinya kompleks enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang
aktif, yang bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan
telah terjadi. Secara sederhana sekali penguraian suatu senyawa atau substrat oleh
suatu enzim dapat digambarkan seperti berikut :
8/10/2019 Pendahuluan enzim
3/24
C.
Klasifikasi Enzim
Semua enzim diberi nama menurut sistem yang dirancang oleh komisi
Enzim (Enzym Commission, EC) dari International Union of Pure and applied
Chemystri (IUPAC), dan berdasarkan pada tipe reaksi yang dikatalis oleh enzim
tersebut. Setiap tipe enzim memiliki empat digit nomor EC yang spesifik, serta
nama yang kompleks namun jelas dan bisa menepis kebingungan tentang enzim-
enzim yang mengkatalis reaksi yang serupa tetapi tidak identik. Dalam
prakteknya, banyak reaksi yang dikenal dengan nama umum, yang biasanya
berasal dari nama reaktan utamanya yang spesifik, dengan ditambahkan akhiran
ase. Beberapa nama umum tidak memiliki akhiran ase, yang biasanya
merupakan enzim yang dipelajari dan diberi nama sebelum klasifikasi sistematik
enzim dibuat.
Contoh nama-nama enzim yang lazim yakni arginase, yang bekerja pada
arginin dan urease yang bekerja pada urea. Dua nama umum yang tidak lazim
yakni pepsin, suatu enzimproteolitik dalam jalur pencernaan (nomor EC 3.4.23.1)
dan rodanese (tiosulfat: sianida sulfurtransferase, EC 2.8.1.1), yang berada dalam
inti dan ginjal mamalia untuk mengkatalis penghilangan sianida dan tiosulfat dari
tubuh.
Digit pertama dalam nomor EC menunjukkan termasuk kelas mana enzim
tersebut, dari enam kelas utama yang ada.
Tabel Kelas-Kelas Utama Enzim :
Digit
Pertama
EC
Kelas Enzim Tipe Reaksi yang Dikatalis
1Oksidoreduktase Oksidasi-reduksi. Pendonor hydrogen atau
electron adalah salah satu substratnya
2Transferase Transfer gugus kimia dari bentuk umum A
X +
8/10/2019 Pendahuluan enzim
4/24
B A + B X
3Transferase Pemotongan hidrolitik pada C N, C O,
dan ikatan lainnya
4
Liase Pemotongan (bukan hidrolitik) pada C C,
C N, C O, dan ikatan lainnya,
meninggalkan ikatan rangkap; atau
alternatifnya yakni penambahan gugus pada
suatu ikatan rangkap
5Isomerase Perubahan penataan geometris (spasial) suatu
molekul
6
Ligase Ligasi (menghubungkan) dua molekul
dengan mengikutsertakan hidrolisis senyawa
yang memiliki G besar untuk hidrolisis
Digit kedua dalam nomor enzim EC menandakan sub-kelas; sedangkan
untuk hidrolase, digit kedua ini menandakan tipe ikatan target kerja enzim.
Tabel Subklasifikasi Hidrolase
8/10/2019 Pendahuluan enzim
5/24
8/10/2019 Pendahuluan enzim
6/24
D.
Faktor Perbedaan Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor :
1. Suhu
Sementara peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan reaksi yang akan
dikatalisis enzim, kenyataan ini hanya berlaku pada kisaran suhu yang sangat
terbatas. Kecepatan reaksi mula-mula meningkat seiring meningkatnya suhu
akibat peningkatan energi kinetik pada molekul-molekul yang bereaksi. Akan
tetapi, pada akhirnya, energi kinetik enzim akan melampaui rintangan energi
untuk memutuskan ikatan hidrogen dan hidrofobik yang lemah, yang
mempertahankan struktur sekunder-tersiernya. Pada suhu ini, terutama terjadi
denaturasi, disertai hilangnya ektivitas katalitik secara cepat. Kisaran suhu
suatu enzim akan mempertahankan konformasi yang stabil serta memiliki
kemampuan katalisis umumnya akan bergantung pada suhu sel tempat enzim
itu terdapat dan sedikit melebihi suhu sel tersebut. Enzim dari manusia, yang
mempertahankan suhu tubuh pada 37C, umumnya memperlihatkan stabilitas
hingga suhu setinggi 45-55C. Enzim dari mikroorganisme yang hidup di
dalam mata air panas alam atau pada tempat-tempat ventilasi hipertermal di
dasar samudera dapat tetap stabil pada suhu 100C atau lebih.
2. pH
Ketika aktivitas enzim diukur pada berbagai nilai pH, aktivitas optimal secara
khas terlihat di antara nilai-nilai pH 5 dan 9. Meskipu demikian, beberapa
enzim, misal pepsin, bekerja aktif pada nilai pH yang berada di luar kisaran
ini.
Bentuk kurva aktivitas pH ditentukan oleh :
1) Denaturasi enzim pada pH yang tinggi atau rendah
2) Perubahan pada status muatan enzim dan/atau substrat
Untuk enzim, pH dapat mempengaruhi aktivitas dengan mengubah struktur
atau dengan mengubah muatan residu fungsional pada peningkatan substrat
8/10/2019 Pendahuluan enzim
7/24
atau katalis. Untuk memberi gambaran, bayangkan sebuah enzim bermuatan
negatif (Enz -) yang bereaksi dengan substrat bermuatan positif (SH+) :
Enz- + SH+ EnzSH
Pada pH yang rendah, Enz- mengalami protonasi dan kehilangan muatan
negatifnya :
Enz- + H+ EnzH
Pada pH yang tinggi, SH+ mengalami ionisasi dan kehilangan muatan
positifnya :
SH+ S + H+
Karena, berdasarkan definisi untuk contoh ini, satu-satunya bentuk yang akan
berinteraksi adalah SH+ dan Enz-, nilai pH yang ekstrem akan menurunkan
konsentrasi efektif Enz- dan SH+, dan dengan demikian menurunkan
kecepatan reaksi.
3. Konsetrasi substrat
Dalam percobaan, pengaruh konsentrasi substrat pada laju reaksi enzim
dipelajari dengen mencatat kemajuan reaksi katalis enzim, dengan
menggunakan konsentrasi enzim yang tetap dan serangkaian konsentrasi
substrat yang berbeda-beda. Kecepatan awal (V0) diukur sebagai kemiringan
tangen dalam kurva kemajuan pada waktu t=0. Kecepatan awal ini digunakan,
karena bisa saja terjadi degradasi enzim selama reaksi atau inhibisi oleh
produk reaksi, sehingga menimbulkan hasil yang mungkin sulit untuk
ditafsirkan.
Katika [S] >> konsentrasi enzim, v biasanya berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim dalam campuran reaksi. Untuk kebanyakan enzim, v
adalah fungsi hiperbola dari [S]. Jika terdapat substrat-substrat lain (ko-
substrat), maka konsentrasinya biasanya dijaga tetap konstan selama
rangkaian percobaan dengan [S]yang bervariasi.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
8/24
4. Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi
enzim. Gambar berikut ini menunjukankan pengaruh konsentrasi enzim
terhadap kecepatan reaksi (V) atau aktivitas enzim. Data ini diperoleh dengan
menentukan jumlah miligram gula yang terbentuk pada waktu yang
ditentukan, dengan menggunakan enzim amilase pada berbagai konsentrasi
dan konsentrasi substrat yang sama pada pH optimum. Dalam hal ini substrat
yang digunakan dalam jumlah yang berlebih.
E. Inhibisi Enzim
Seringkali laju reaksi enzimatik dipengaruhi oleh zat-zat yang bukan merupakan
reaktan. Jika terdapat pengurangan laju yang disebabkan oleh suata senyawa,
maka senyawa tersebut dinamakan sebagai inhibitor. Penigkatan laju reaksi yang
disebabkan oleh suatu aktivator adalah kebalikan dari efek inhibitor. Dalam kaitandengan inhibitor, penting untuk membedakan antara efek yang diamati dalam
percobaan dengan mekanisme (atau model) untuk menjelaskan efek tersebut.
Terdapat tiga tipe dasar inhibisi, yang didefinisikan dalam istilah derajat inhibisi,
yakni :
Dengan Vo adalah laju reaksi awal tanpa inhibisi, dan Vi adalah laju reaksi awal
dengan adanya inhibisi.
1.
Inhibisi nonkompetitif murni dikatakan terjadi bila i tidak terpengaruh
oleh konsentrasi substrat
2. Inhibisi kompetitif terjadi bila i menurun pada saat konsentrasi substrat
meningkat
8/10/2019 Pendahuluan enzim
9/24
3.
Inhibisi antikompetitif atau unkompetitif terjadi bila i meningkat pada saat
konsentrasi substrat meningkat.
Selain tipe-tipe inhibisi di atas, terdapat juga inhibisi campuran, yang terjadi bila i
meningkat atau menurun pada saat konsentrasi substrat meningkat, tetapi besarnya
tidak sama seperti pada inhibisi kompetitif murni maupun antikompetitif.
Nyatanya, bisa ditunjukkan bahwa secara mekanis, inhibisi nonkompetitif adalah
suatu kasus khusus dari inhibisi campuran. Namun secara operasional, inhibisi
campuran adalah kombinasi dua tipe dasar dari tiga tipe di atas.
F. Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi memecah pati atau glikogen.
Senyawa ini banyak terdapat dalam hasil tanaman dan hewan. Amilase dapat
dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim, yaitu :
a. -amilase, yang memecah pati secara acak dari tengah atau dari bagian
dalam molekul, karenanya disebut endoamilase.
b. -amilase, yang menghidrolisis unit-unit gula dari ujung molekul pati,
karenanya disebut eksoamilase.
c. Glukoamilase, yang dapat memisahkan glukosa dari terminal gula non-
pereduksi substrat pati.
a. -Amilase
Enzim -amilase (-1,4 glukan-4-glukanhidrolase, EC 3.2.1.1.) terdapat
pada tanaman, jaringan mamalia, dan mikroba. -Amilase murni dapat
diperoleh dari berbagai sumber, misalnua dari malt (barley), ludah manusia,
8/10/2019 Pendahuluan enzim
10/24
dan pankreas. Dapat juga diisolasi dari aspergillus oryzae dan Bacillus
subtilis. Isolasi dan porcine (pemurnian enzim) dilakukan berdasar fraksi
dengan garam, juga dengan penggunaan panas selektif (biasanya 700,
15menit). Kemudian dilakukan pencampuran glikogen sehingga terjadi
kompleks enzim-glikogen.
Cara kerja -amilase terjadi melalui 2 tahap: pertama, degradasi amilosa
menjadi malyosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi
initerjadi sangat cepat dan diikuti dengan menurunnya viskositas dengan
cepat pula. yang kedua, relatif yang sangat lambat yaitu pembentukan glukosa
dan maltosa sebagai hasil akhir,dan caranya tidak acak. keduanya merupakan
kerja enzim -amilase pada amilosa saja.
Kerja -amilase pada molekul amilopektin akan menghasilkan glukos,
maltosa, dan berbagai jenis -limit dextrin, yaitu oligosakarida yang terdiri
dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6. Berat
molekul -amilase sekitar 50.000, setiap molekul mengandung 1 ion Ca++.
dengan filtrasi gel (Sephadex) dapat dipisahkan dua jenis -amilase, yaitu
yang cepat bergerak dengan BM 50.000 dan yang lambat dengan BM
100.000.
Enzim dengan BM 50.000 merupakan monomer enzim -amilase, enzim
dimer terjadi apabila ada ion zink tersebut. Aktivitas -amilase ditentukan
dengan mengukur hasil degradasi pati, biasanya dari penurunan kadar pati
yang larut atau dari kadar dekstrimnya dengan menggunakan substrat jenuh.
Hilangnya substrat dapat diukur dengan pengurangan derajat pewarnaan
iodium terhadap substrat. Seperti telah diketahui, pati yang mengandung
amilosa bereaksi dengan iodium akan berwarna coklat. disamping itu,
keaktifan -amilase dapat juga dinyatakan dalam berbagai cara, misalnya
dengan pengukuran viskositas dan jumlah pereduksi yang berbentuk.
Kinetika reaksi -amilase memang agak sulit , sebab sifat hidrolisisnya
beraneka-ragam terhadap berbagai substrat; apalagi bila hasil hidrolisis
pertama ternyata menjadi substrat baru bagi enzim yang sama sampai
menghasilkan maltosa dan triosa. Laju hidrolisis akan meningkat bila tingkat
8/10/2019 Pendahuluan enzim
11/24
polimerisasi menurun, dan laju hidrolisis akan lebih cepat pada rantai lurus.
hidrolisis amilosa akan lebih cepat daripada hidrolisis rantai yang bercabang
seperti amilopektin atau glikogen.
b. -Amilase
-Amilase (-1,4 glukan maltohidrolase, EC 3.2.1.2.) terdapat pada berbagai
hasil tanaman , tetapi tidak terdapat pada manusia dan mikroba. secara murni
telah dapat diisolasi dari kecambah barely, ubi jalar dan kacang kedelai.
Meskipun namanya -amilase, bukan berarti bahwa enzim tersebut memecah
ikatan glukosida -1,4. Enzim -amilase memecahkan ikatan glukosida -1,4
pada pati dan glikogen dengan membalikkan konfigurasi karbon anomeri
(C1) glukosa dari menjadi .
Karena perubahan konfigurasi dari ke itulah, amilase tersebut disebut -
amilase. Enzim -amilase tidak berdaya memecahkan ikatan -1,6 yang
terdapat pada amilopektin. Karenanya degradasi amilopektin dengan -
amilase tidak pernah sempurna, biasanya hanya dapat menghasilkan 50-60%
maltosa, sedang pada glikogen yang lebih banyak cabangnya dihasilkan
hanya 40-50 % maltosa.
Bagian yang tidak tercerna oleh amilase disebut limit dextrin. Secara teoretik,
polimer linier seperti halnya amilosa dapat didegradasi sempurna. Tetapi
kenyataannya tidak demikian, karena biasanya hanya tercapai degradasi 70-
90 %. Hal ini disebabkan selama pembuatan pati terjadi modifikasi terhadap
amilosa, misalnya terjadi oksidasi.
Cara hidrolisis ikatan -1,4 oleh -amilase terjadi secara bertahap, dari arah
luar atau ujung rantai gula yang bukan pereduksi. karena pemotongannya dari
arah luar, maka enzim tersebut disebut eksoamilase. Hidrolisis terjadi dengan
memotong 2 unit glukosa.
Enzim -amilase aktif pada pH 5,0-6,0. -amilase yang berasal dari barley
lebih tahan panas daripada -amilase. Molekul -amilase lebih berat dari BM
-amilase, tidak memerlukan ko-enzim baik dalam bentuk ko-faktor
8/10/2019 Pendahuluan enzim
12/24
inorganik maupun organik dan inaktivitasnya dengan pereduksi sulfhidril (p-
kloro merkuri benzoat) atau oleh oksidasi.
c. Glukoamilase
Glukoamilase memecah pati dari luar dengan mengeluarkan unit-unit glukosa
dari ujung bukan pereduksi polimer pati. Hasil reaksinya hanya glukosa,
sehingga dapat dibedakan dengan - dan -amilase. Secara komersial
diproduksi dariAspergillus danRhizopus, dapat memecah ikatan -1,3, -1,4.
Dengan pengaruh enzim glukoamilase posisi glukosa dapat diubah menjadi
, pH optimal 4-5 dan suhu optimal 50-60 C.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
13/24
BAB II
TUJUAN PERCOBAAN
1. Pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim amilase
Tujuan :
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu tertentu
sebanding dengan kenaikan suhu. Reaksi enzimatik mempunyai suhu
maksimum.
2. Pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzim
Tujuan :
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim
8/10/2019 Pendahuluan enzim
14/24
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim amilase
Reagen dan Bahan :
Liur, sumber amilase
Larutan pati 0,4 % mg/mL
Larutan iodium
Prosedur :
Tampung 2 mL air liur dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
Encerkan 10x dengan air suling
Siapkan 6 pasang tabung reaksi yang bersih dan kering. Tiap pasangan
tabung diberi tanda B untuk blanko dan U untuk uji.
Pipetkan ke dalam tiap-tiap tabung :
Larutan Tabung B Tabung U
Larutan pati 0,4 ml 0,4 ml
Diamkan 5 menit pada suhu masing-masing
Liur - 0,2 mL
Campur baik-baik, diamkan 1 menit
Larutan iodium (untuk suhu 60 dan 100
C dilakukan di luar penangas)
0,4 mL 0,4 mL
Ait suling 9,2 mL 9 mL
Segera baca serapan (A) pada panjang gelombang 680 nm. Hitung
selisih serapan (A) antara tabung B (A pada t = 0 menit ) dengan
tabung U dari tiap suhu.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
15/24
Keterangan :
-
pasangan pertama, ditempatkan dalam bejana berisi es (0 C).
- pasangan kedua ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya
dipertahankan 25 C.
-
pasangan ketiga ditempatkan di rak tabung reaksi, pada suhu ruang.
- pasangan keempat ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya
dipertahankan 37 C.
- pasangan kelima ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya
dipertahankan 60 C.
- pasangan keenam ditempatkan dalam bejana berisi air yang suhunya
dipertahankan 100 C.
-
Buatlah tabel berikut :
Suhu AB AU A/menit
0 C
25 C
Suhu ruang
37 C
60 C
100 C
-
Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi
enzimatik (v =A / menit) dengan suhu
2. Pengaruh Kadar Enzim terhadap Enzim terhadap Aktivitas Enzim
Reagen dan Bahan :
Liur sebagai sumber amilase.Tampung 2 ml liur dalam gelas kimia atau
tabung reaksi yang bersih dan kering.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
16/24
Larutan pati 0,4 mg/dl
Larutan iodium
Prosedur :
Encerkan liur 100x, 200x,300x,400x,500x dengan air suling.Siapkan 5
pasang tabung reaksi yang bersih dan kering.Tiap pasangan tabung diberi
tanda B untuk blanko dan U untuk uji.Pipetkan ke dalam tabung sesuai tabel
berikut :
Larutan Tabung B Tabung U
Larutan pati 0,4 ml 0,4 ml
Inkubasi pada suhu 37 C selama 5 menit
Liur yang diencerkan - 3 ml
Campurkan baik-baik, inkubasi 1 menit
Larutan iodium 0,4 ml 0,4 ml
Air suling 9,2 ml 6,2 ml
Segera baca serapan pada panjang gelombang 680 nm. Hitung selisih serapan
antara tabung B (A pada t = 0 menit) dengan tabung U dari tiap pengenceran
enzim.
Buatlah tabel sebagai berikut :
Pengenceran enzim AB AU V = A/menit
500x
250x
300x
200x
100x
8/10/2019 Pendahuluan enzim
17/24
Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik (v
=A / menit) dengan konsentrasi atau pengenceran enzim.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim Amilase
Larutan Tabung B Tabung ULarutan pati 0,4 ml 0,4 ml
Diamkan 5 menit pada suhu masing-masing
Liur - 0,2 ml
Campur baik-baik, diamkan 1 menit
Larutkan iodium (untuk
suhu 60 C dan 100 C
dilakukan di luar
penangas)
0,4 ml 0,4 ml
Air suling 9,2 ml 9 ml
Segera baca serapan (A) pada panjang gelombang 680 nm. Hitung selisih
serapan (A) antara tabung B (A pada t = 1 menit) dengan tabung U dari tiap
suhu
Tabel Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim Amilase
Suhu AB AU A/menit (V)
0 C 0,159 0,094 0,065
25 C 0,162 -0,012 0,174
Suhu Ruang 0,169 0,114 0,055
37 C 0,121 0,029 0,09260 C 0,161 0,003 0,158
100 C 0,173 0,172 0,001
8/10/2019 Pendahuluan enzim
18/24
Grafik Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim Amilase
Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengamati faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kecepatan aktivitas enzim. Salah satunya diamati pengaruh suhu
terhadap aktivitas enzim. Seperti telah diketahui bahwa tiap-tiap enzim melakukanaktivitasnya pada suhu optimum. Apabila kerja enzim berada pada suhu dibawah
suhu optimumnya maka aktivitas enzim menjadi lambat bahkan enzim dapat
menjadi inaktif, sebaliknya bila enzim bekerja pada suhu diatas suhu optimumnya,
untuk sementara dapat meningkatkan aktivitas enzim tetapi hal tersebut dapat
berubah menjadi penurunan kecepatan aktivitas ketika enzim yang juga termasuk
protein mengalami denaturasi. Pada umumnya enzim akan terdenaturasi pada
suhu di atas 60C.
Sebagai sumber enzim adalah saliva (air liur) dari manusia. Di salam
saliva manusia terdapat enzim -Amylase yang mempunyai fungsi sebagai
katalisator sistem pencernaan dan berperan dalam melakukan hidrolisis awal
makanan terutama yang mengandung pati. Larutan substrat yang digunakan
adalah pati, karena antara pati dan amilase memiliki hubungan dalam proses
pencernaan. Sedangkan larutan Iodium berperan sebagai indikator perubahan
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.2
0 25 Suhu
Ruang
37 60 100
Kecepatan
Suhu
Aktivitas Enzim
8/10/2019 Pendahuluan enzim
19/24
warna dari larutan uji yang spesifik untuk menguji adanya kandungan amilum dan
digunakan untuk membentuk larutan kompleks pada larutan pati.
Gambar. . Perubahan warna pada penambahan iodium
Larutan pati merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga untuk
melakukan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer larutan pati
harus dijadikan larutan kompleks agar menjadi berwarna dan dapat diukur
absorbansinya. Jika larutan pati tidak dikomplekskan maka tidak dapat diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer, karena larutan pati tersebut tidak
menyerap warna komplementer dari sinar putih sehingga tidak ada warna yang
diteruskan.
Pada suhu 0C, absorbansi pada blanko adalah 0,159 ; absorbansi pada uji
0,094 dan selisih serapan (A) yang diperoleh adalah 0,065. Pada suhu ini enzim
bekerja jauh dibawah suhu optimumnya, hal ini menyebabkan banyak enzim
berada dalam keadaan tidak aktif dan tidak terjadi tumbukan antara enzim dan
substrat sehinga kecepatan aktivitas enzim kecil.
Pada suhu 25C, absorbansi pada blanko adalah 0,162; absorbansi pada uji
-0,012 dan selisih serapan (A)yang diperoleh adalah 0,174. Peningkatan suhu
tersebut menyebabkan gerakan antara enzim dan substrat mulai mengalami
peningkatan yang dapat memungkinkan terjadinya tumbukan antara enzim dan
substrat membentuk kompleks ES.
Selanjutnya percobaan dilakukan pada suhu ruang dan hasil absorbansi
pada blanko adalah 0,205; absorbansi pada uji 0,021 dan selisih serapan (A)
yang diperoleh adalah 0,184. Kecepatan aktivitas enzim meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
20/24
Suhu terus dinaikan dan pada suhu 37C didapatkan kecepatan aktivitas
enzim yang paling tinggi dengan nilai absorbansi pada blanko adalah 0,121 ;
absorbansi pada uji 0,029 dan selisih serapan (A) 0,092. Suhu 37C merupakan
suhu optimum terhadap aktifitas enzim amilase. Pada suhu ini laju reaksi enzim
paling tinggi mengubah substrat dan merupakan hasil kesetimbangan antara laju
kenaikan aktivitas dan laju perusakan enzim.
Pada suhu 600C terjadi kenaikan absorbansi, sehingga mendapatkan kurva
yang tidak sesuai dengan teori, seharusnya terjadi penurunan Hal ini disebabkan
telalu lamanya tabung reaksi berada di luar penangas, sehingga diperkirakan suhu
dalam tabung berada di bawah 60 oC pada saat pencampuran sehingga tumbukan
antara enzim dan substrat mengalami penurun dan mendekati suhu optimum
sehingga menghasilkan laju reaksi yang meningkat.
Sedangkan pada suhu 1000C pada keadaan ini perbenturan antara enzim
dan substrat terus berlangsung namun keadaan ini tidak menambah laju reaksi
namun mengurangi laju reaksi ini disebabkan karena enzim mengalami denaturasi
sehingga pada kurva terjadi penurunan laju reaksi.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
21/24
Pengaruh Kadar Enzim terhadap Aktivitas Enzim Amilase
Larutan Tabung B Tabung ULarutan Pati 0,4 ml 0,4 ml
Inkubasi pada suhu 37 C selama 5 menit
Liur diencerkan - 0,2 ml
Campurkan baik-baik, inkubasi 1 menit
Larutan iodium 0,4 ml 0,4 ml
Air suling 9,2 ml 9 ml
Tabel Pengaruh Kadar Enzim terhadap Aktivitas Enzim Amilase
Pengenceran Enzim AB AU V = A/menit
500X 0,093 0,093 0
400X 0,090 0,082 0,008
300X 0,086 0,040 0,045
200X 0,091 0,065 0,026
100X 0,086 0,036 0,05
Grafik Pengaruh Kadar Enzim terhadap Aktivitas Enzim Amilase
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
500x 400x 300x 200x 100x
Kecepatan
Konsentrasi Enzim
Aktivitas Enzim
8/10/2019 Pendahuluan enzim
22/24
Konsentrasi enzim mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik. Pengaruh
konsentrasi enzim ini yaitu pembentukan produk, dimana makin besar konsentrasi
enzim makin banyak pula produk yang dihasilkan sehingga dapat dinyatakan
bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.
Pada percobaan pengaruh konsentrasi enzim ini, konsentrasi enzim
amylase dari air liur yang berbeda-beda didapatkan dari pengenceran larutan air
liur. Larutan air liur diencerkan menjadi 100x, 200x, 300x, 400x, 500x dan
konsentrasi yang di dapat yaitu 0 ; 0,008 ; 0,045; 0,026 dan 0,05. Dari konsentrasi
ini sebelum praktikum kita dapat memprediksikan jika laju reaksi akan mencapai
titik tertinggi pada konsentrasi 0,01 dan titik terendah pada konsentrasi 0,0017.
Dari hasil percobaan pengaruh konsentrasi enzim terlihat pada pergerakan
laju reaksi dari 0 , 0,008 dan 0,045 dimana laju reaksi semakin meningkat, namun
kondisi ini terus menurun pada konsentrasi 0,045 hingga konsentrasi 0,026.
Sehingga mendapatkan kurva yang tidak sesuai dengan teori yang seharusnya
kurva nya harus meningkat, beberapa factor yang mempengaruhi adalah
perbangdingan pengenceran volume yang tidak tetap, kesalahan penimbangan
kanji dalam pembuatan amilum, kesalahan perhitungan pada saat pengamatan,
kelebihan dan kekurangan dan kekurangan iodium sebagai indicator yang di
teteskan pada plat tetes, alat yang digunakan kurang streril.
Sedangkan pada pengenceran 100x dengan laju reaksi 0,05 terjadi
peningkatan lagi yang menurut kami sesuai dengan teori.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
23/24
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan maka dapat kami simpulkan yaitu enzim dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitu suhu,
aktivitas enzim semakin meningkat seiring bertambahnya suhu terlihat dari laju
reaksi namun aktivitasnya menurun setelah melewati suhu optimum. Faktor kedua
yaitu konsentrasi enzim, dimana semakin tinggi konsentrasi enzim semakin
banyak produk yang dihasilkan.
Selain itu dapat kami simpulkan bahwa enzim amylase bekerja
menghidrolis secara parsial larutan pati yang merupakan karbohidrat. Enzim
amylase bekerja maksimum pada pH 7 dan pada suhu 37 0C. sehingga dapat
dikatakan pH 7 merupakan pH optimum dalam kerja enzim amylase. Sedangakan
suhu 37 0C merupakan suhu optimum bagi enzim amylase dalam melaksanakan
kerjanya.
8/10/2019 Pendahuluan enzim
24/24