5

Click here to load reader

Pencegahan dan pengobatan MAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MAS (Motile Aeromonas Septicemia) penyakit ikan air tawar disebabkan oleh bakteri A. hydrophila

Citation preview

Page 1: Pencegahan dan pengobatan MAS

Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Pada Budidaya Ikan Air Tawar

Noorkomala Sari

1506 100 018

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Abstrak

Beberapa kasus serangan wabah penyakit ikan air tawar yang terjadi pada masa lalu telah menimbulkan kerugian yang tidak kecil. Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan penyebab penyakit haemorrhagic septicaemia yang juga disebut sebagai MAS (Motile Aeromonas Septicaemia), ditandai dengan adanya luka di permukaan tubuh, lokal hemorrhagi terutama pada insang, borok, abses, exopthalmia dan perut kembung. Kemampuan menimbulkan penyakit dari bakteri Aeromonas hydrophila cukup tinggi sehingga mengakibatkan kerugian produksi yag tidak sedikit. Makalah ini bertujuan untuk membahas pencegahan dan pengobatan penyakit MAS sehingga penyebaran penyakit ini dapat dihindari dan mencapai target produksi sesuai dengan yang diharapkan.

Kata kunci : Aeromonas hydrophila, MAS, penyakit, pencegahan, pengobatan

1. Pendahuluan Budidaya ikan air tawar yang berpotensi

besar dihadapkan oleh beberapa kendala. Salah satu kendala penyebab kegagalan budidaya ikan air tawar adalah penyakit.

Menurut Kordi K (2004) timbulnya serangan wabah penyakit tersebut pada dasarnya sebagai akibat terjadinya gangguan keseimbangan antar interaksi ikan, lingkungan yang tidak menguntungkan dan berkembangnya patogen penyebab penyakit.

Penyakit yang menyerang ikan tropis tawar pada umumnya adalah bakteri. Infeksi bakteri biasanya timbul apabila ikan menderita stres. Kematian banyak terjadi pada ikan yang menderita stres karena serangan bakteri yang menyebabkan infeksi.

Bakteri Aeromonas hydrophila salah satu bakteri yang mengakibatkan penyakit dan mampu menyebabkan kegagalan budidaya ikan

air tawar. Bakteri ini menyerang berbagai jenis ikan air tawar seperti Lele Dumbo, (Clarius glariepinus), Ikan mas (Cyprinus carpio), Gurami (Osphronemus gouramy) dan Udang Galah (Macrobracium rusenbergil). Bakteri A. hydrophila dapat menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian tinggi (80-100%) dalam waktu 1-2 minggu (Purwaningsih, 2007)

Dilaporkan pada tahun 1980, wabah penyakit yang disebabkan Aeromonas Hydrophila menyebabkan kematian 82.288 ikan di Jawa Barat. Selain itu, pada tahun 2005 sebanyak 47 ton ikan gurame dan 2,1 juta ekor benih gurame yang siap dipasarkan mati disebabkan penyakit serupa di Lubuk Pandan, Sumatra Barat (Anonim1, 2009).

2. Bakteri Aeromonas hydrophila

Pada mulanya Aeromonas hydrophila dikenal dengan nama Bacilus hydrophilus

Page 2: Pencegahan dan pengobatan MAS

fuscus. Bakteri ini pertama kali diisolasi dari kelenjar pertahanan katak yang mengalami perdarahan septisemia. Pada tahun 1936, Kluiver dan Van Niel telah mengelompokkan genus Aeromonas. Selanjutnya pada tahun 1984, Popoff telah memasukan genus Aeromonas ke dalam famili Vibrionaceae (Anonimous 2004a diacu dalam Yudha 2005). Mikroorganisme ini secara normal dapat ditemukan dalam lingkungan perairan (Blair et al. 1999 diacu dalam Robinson et al. 2000). Aeromonas hydrophila diisolasi dari manusia dan binatang sampai dengan tahun 1950. Bakteri ini memiliki nama sinonim A. formicans dan A. liquefaciens (Sismeiro et al. 1998).

Berikut adalah klasifikasi Aeromonas hydrophila (Holt et. al. 1998): Filum : Protophyta Kelas : Schizomycetes Ordo : Pseudanonadeles Family : Vibrionaceae Genus : Aeromonas Spesies : Aeromonas hydrophila

Aeromonas hydrophila merupakan bakteri heterotrophic unicellular, tergolong protista prokariot yang dicirikan dengan adanya membran yang memisahkan inti dengan sitoplasma. Bakteri ini biasanya berukuran 0,7-1,8 x 1,0-1,5 !m dan bergerak menggunakan sebuah polar flagel (Kabata 1985). Hal ini diperkuat oleh Krieg dan Holt (1984) yang menyatakan bahwa Aeromonas hydrophila bersifat motil dengan flagela tunggal di salah satu ujungnya. Bakteri ini berbentuk batang sampai dengan kokus dengan ujung membulat, fakultatif anaerob, dan bersifat mesofilik dengan suhu optimum 20 - 30 ºC (Kabata 1985).

Aeromonas hydrophila bersifat gram negatif, oksidasi positif dan katalase positif (Krieg dan Holt 1984). Bakteri ini juga mampu memfermentasikan beberapa gula seperti glukosa, fruktosa, maltosa, dan trehalosa. Hasil fermentasi dapat berupa senyawa asam atau senyawa asam dengan gas. Pada nutrient agar,

setelah 24 jam dapat diamati koloni bakteri dengan diameter 1-3 mm yang berbentuk cembung, halus dan terang (Isohood dan Drake 2002).

Aeromonas hydrophila merupakan bakteri yang secara normal ditemukan dalam air tawar. Infeksi Aeromonas hydrophila dapat terjadi akibat perubahan kondisi lingkungan, stress, perubahan temperatur, air yang terkontaminasi dan ketika host tersebut telah terinfeksi oleh virus, bakteri atau parasit lainnya (infeksi sekunder), oleh kerena itu bakteri ini disebut dengan bakteri yang bersifat patogen oportunistik (Dooley et al. 1985).

Bakteri ini dapat bertahan dalam lingkungan aerob maupun anaerob dan dapat mencerna material-material seperti gelatin dan hemoglobin. Aeromonas hydrophila resisten terhadap chlorine serta suhu yang dingin (faktanya Aeromonas hydrophila dapat bertahan dalam temperatur rendah ± 4 ºC), tetapi setidaknya hanya dalam waktu 1 bulan (Krieg dan Holt 1984). Austin (1993) menambahkan bahwa sebagian besar isolat Aeromonas hydrophila mampu tumbuh dan berkembangbiak pada suhu 37 oC dan tetap motil pada suhu tersebut. Disamping itu, bakteri Aeromanas hydrophila mampu tumbuh pada kisaran pH 4,7-11,0 (Cipriano et al. 1984 diacu dalam Fauci 2001).

Aeromanas hydrophila menyebabkan penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) atau penyakit bercak merah. Bakteri ini menyerang berbagai jenis ikan air tawar seperti lele dumbo, (Clarius glariepinus), ikan mas (Cyprinus carpio), gurami (Osphronemus gouramy) dan udang galah (Macrobracium rusenbergil) dan dapat menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian tinggi (80-100%) dalam waktu 1-2 minggu. Pengendalian bakteri ini sulit karena memiliki banyak strain dan selalu ada di air serta dapat menjadi resisten terhadap obat-obatan (Kamiso dan Triyanto 1993).

Page 3: Pencegahan dan pengobatan MAS

3. Gejala Penyakit MAS Salah satu jenis ikan air tawar, lele yang

terkena bakteri ini mengalami gejala warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air (Anonim2, 2009).

Menurut Sugianti (2005) gejala yang menyertai serangan bakteri ini antara lain ulser yang berbentuk bulat/tidak teratur dan berwarna merah keabu-abuan, inflamasi dan erosi di dalam rongga dan di sekitar mulut seperti penyakit mulut merah (red mouth disease). Tanda lain adalah haemorhagi pada sirip dan eksopthalmia (pop eye) yaitu mata membengkak dan menonjol (Nitimulyo et al., 1993). Selain itu ciri-ciri lainnya adalah pendarahan pada tubuh, sisik terkuak, borok, nekrosis, busung, dan juga ikan lemas sering di permukaan atau dasar kolam (Dana dan Angka, 1990).

4. Pencegahan Penyakit MAS Lingkungan harus tetap bersih, termasuk

kualitas air harus baik (Anonim2, 2009). Berikut adalah standarisasi budidaya Lele dalam mencegah perkembangan Bakteri A. hydrophila. Tanah yang baik untuk pembuatan kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Mutu air yang digunakan untuk perkolaman harus memenuhi syarat sebagai berikut: Idealnya untuk tumbuh dan berkembangbiak ikan dalam kolam ialah : Oksigen sebanyak 0,3 ppm, Karbondioksida kurang dari 12,8 mg/liter, Amoniak terikat 147,29 – 157,56 mg/liter. Keasaman air ideal antara pH 6,5-9., suhu 200C, dengan suhu optimal antara 25-280C. Sedangkan untuk pembentukan larva diperlukan kisaran suhu antara 26- 300C dan untuk pemijahan 24-280C (Anonim3, 2009).

Selain pengaturan manajemen kualitas air diperlukan juga pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan atau sistem imun. Pada tahun 1993 dihasilkan vaksin Hydrovet yang bertujuan untuk menanggulangi penyakit ikan

yang disebabkan oleh serangan bakteri A. hydrophila (Kordi K, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vaksin berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap peningkatan titer antibodi lele dumbo yang diberi vaksin (Olga, 2009). 5. Pengobatan Penyakit MAS

Penanggulangan bakteri Aeromonas dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotic melalui perendaman, penyuntikan atau dicampur dengan pakan. Perendaman dilakukan dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30-60 menit atau 3-5ppm selama 12-24 jam. Larutan 5-10 ppm selama selama 12-24 jam, Oxytetracycline 5 ppm selama 24 jam, Imequil 5 ppm selama 24 jam, 5-8 m3 air untuk waktu yang tidak terbatas (Kordi K, 2004)

Pengobatan dapat dilakukan melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari. (Anonim2, 2009).

Sedangkan penanngulangan dengan cara penyuntikan dilakukan dengan Oxytetracycline 20-40 mg/kg ikan, Kanamycin 20-40 mg/kg ikan atau Streptomycine 20-60 mg/kg ikan (Kordi K, 2004).

Pemberantasan penyakit yang disebabkan Aeromonas hydrophila, umumnya petani dan pengusaha budidaya menggunakan formalin (Hidayah, 2009). Dan penggunaan alternatif menggunakan perasan temulawak untuk pengobatan penyakit ikan konsentrasi optimum perasan temulawak untuk menurunkan konsentrasi bakteri dalam medium uji, yaitu pada konsentrasi perasan temulawak 0,01 v/v atau 10-2. (Hidayah, 2009).

Bagian dari tumbuhan mahoni (daun, biji dan bunga) yang berpotensi paling besar dalam menghambat atau membunuh bakteri A. Hydrophila (Susanti, 2009). Selain itu, salah satu tanaman herbal yang berkhasiat obat adalah

Page 4: Pencegahan dan pengobatan MAS

meniran (Phyllantus niruri) (Zainun, 2009), ekstrak daun biji (Psidium Guajava) (Kiki, 2005), sirih (Piper betle) dan sambiloto (!"#$%&$'()*+,('"*-./'0'1!"#$%&'()&*!+,,-./

6. Kesimpulan

Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan penyebab penyakit haemorrhagic septicaemia yang juga disebut sebagai MAS (Motile Aeromonas Septicaemia) dapat dicegah dengan melakukan kontrol secara rutin kualitas perairan untuk mencegah penyebaran patogen dan pemberian vaksinasi. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai antibiotik melalui perendaman, penyuntikan atau dicampur dengan pakan. Antibiotik yang digunakan antara lain Terramycine!"Sulphonamid" Oxytetracycline, Kanamycin Streptomycine. Perendaman dengan PK, Nitrofuran!" Baytril atau dengan alternative tanaman herbal ekstrak daun jambu biji, sambiloto, sirih, temulawak, meniran dan mahoni."

Daftar pustaka:

Anonim1,2009. Alternatif Obat Untuk Penyakit Ikan. Diakses dari http://migroplus.com pada tanggal 28 Desember 2009 Pukul 18.00 WIB

Anonim2.2009. Hama dan Penyakit Ikan Lele. Diakses dari http://1001peluangusaha.wordpress.com pada tanggal 28 Desember 2009 Pukul 15.00 WIB

Anonim3. 2009. Standar Operasi dan proses Budidaya Ikan Lele. Diakses dari http://r1organik.com pada tanggal 28 Desember 2009 Pukul 17.00 WIB

Anonim4, 2009. Aeromonas hydrophila. Diakses dari http://Veterinarian Journey.com pada tanggal 28 Desember 2009 Pukul 18.15 WIB

Austin B. 1988. Marine Microbiology. Cambridge University Press. Cambridge. England 222p

0'('*! 0/! 0'(! #/1/! 2(%3'/! 455,/! 6'7'8'9!:;(<'3&)! :'='7&)! >'(! ?'3);=&! :'>'!&3'(! '&=)'@'=! 7;=)'! A'='!:;('(%%$8'(%'((<'/! B'8/C! 4,! D! +E/!!"#$%&%'() *+,%'-".-$%#'-/) 00)!+'1-2%3) 02-') &-') 4&-'(/! F'8'&!G;(;8&)&'(! G;=&3'('(! 2&=!H'@'=*FI%I=/!++J!9'8/

Hidayah, Miftahul. 2009. Uji Aktivitas Antimikroba Perasan Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) untuk Pemulihan Ikan Lele (Clarias gariepinus) Terinfeksi Aeromonas hydrophila. Skripsi Program Studi Biologi SITH. Bandung

Holt, J.G.,N.R Kneg, P.H.A Sneath J.S Haley and S.T William.1998. Bergey’s Manual of Determinant Bacteriolgy. Ninth Edition. Wiliam and Wilkins A. Waterly Company. USA

Kiki. 2005. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Polar Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Terhadap Infeksi Aeromonas hydrophila. Skripsi Program Studi Biologi ITS. Surabaya

Kordi, K dan H. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. PT Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara. Jakarta

Page 5: Pencegahan dan pengobatan MAS

K&)&L$8<I*! M/B/*! N/O/F/! 1;8I(I*! >'(! 2/! #'=I(I/!455E/!5+$2"%6$%)7-,-)&-')!+'1-2%3)02-') 8-"-'3%'-) 9#/#'(-') :-23+"%):;2;) </! G$7')! M'='()&('! G;=)'(&'(/!P'3'=)'/

Olga. 2009. Pengendalian Penyakit Mas (Motile Aeromonas Septicemia) Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Melalui Vaksinasi. Skripsi Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta

Purwaningsih, Uni dan Suwidah. 2007. Kerusakan Jaringan pada Ikan Kancra ( Tor sp.) akibat Infeksi Artificial Bakteri Aeromonas hydrophila. Prosiding Seminar Nasional Perikanan UGM 2007. Yogyakarta

Sugianti, Budi. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional dalam Pengendalian Penyakit Ikan. Makalah Falsafah Sains IPB. Bogor

Susanty, Henny. 2009. Penggunaan Ekstrak Tumbuhan Mahoni (Swieteniamahagoni Jack) unntuk Mengobati Ikan Patin (Pangasius hypophtalmus) Yang Terserang Bakteri Aeromonas hydrophila

Zainun, Zakki. 2009. Daya hambat Meniran (Phyllantus niruri) terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila Secara Invitro. Teknisi Litkayasa pada Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar, Sukabumi.

"

"