17
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA OPERASI RUPTURE ANTERIOR CRUCIATUM LIGAMENT (ACL), LATERAL COLATERAL LIGAMENT(LCL) DAN MENISCUS MEDIAL DI RS ORTHOPEDI PROF. DR. R. SEOHARSO SURAKARTA Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi Oleh : ELVIRA LUCKINDA KRISNIAJATI J100 140 070 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

  • Upload
    others

  • View
    60

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA

OPERASI RUPTURE ANTERIOR CRUCIATUM LIGAMENT (ACL),

LATERAL COLATERAL LIGAMENT(LCL) DAN MENISCUS MEDIAL

DI RS ORTHOPEDI PROF. DR. R. SEOHARSO SURAKARTA

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Oleh :

ELVIRA LUCKINDA KRISNIAJATI

J100 140 070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum
INDOJAYA
Typewritten text
i
Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum
INDOJAYA
Typewritten text
ii
Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum
INDOJAYA
Typewritten text
iii
Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

1

ABSTRAK

PENTALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASKA OPERASI

RUPTUR ANTERIOR CRACIATUM LIGAMEN (ACL), LATERAL

CRACIATUM LIGAMEN (LCL), DAN MENISCUS MEDIAL DI RS.

ORTOPEDI PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

Latar belakang : Rupture ligament dan meniscus adalah sutu cidera olahraga

yang serig terjadi. Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus pasca operasi ruptur

Anterior cruciatum Ligament, Lateral Collateral Ligament, dan Meniscus medial

ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan pemahaman tentang ruptur

ligament dan meniscus dengan modalitas yang diberikan adalah infra red dan

terapi latihan.

Tujuan : untuk menegetahui penatalaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri,

odema, meningkatkan ligkup gerak sendi, kekuatan otot pada kasus pasca operasi

ruptur Anterior cruciatum Ligament, Lateral Collateral Ligament, dan Meniscus

medial mengunakan modalitas terapi latihan dan infra red.

Hasil : Setelah dilakukan fisioterapi 6 kali didapatkan hasil penurunan nyeri pada

nyeri diam T0: 3,0 cm, menjadi T6 : 0,6 cm ; nyeri tekan T0 : 6,6 cm menjadi T6 :

3,2 cm dan nyeri gerak T0 : 5,1 cm menjadi T6 : 2,7 cm. Penurunan odema knee

T0: 3 cm menjadi T6 : 1 cm. Peningkatan lingkup gerak sendi aktif dari T0 : S :

0o-20

o-55

o Menjadi T6 : S : 0

o-0

o-95

o. Peningkatan kekuatan otot ekstensor dari

T0 : 3 menjadi T6 : 4.

Kesimpulan : terapi latihan dan infra red dapat mengurangi nyeri dan bengkak,

meningkatkan ligkup gerak sendi, dan kekuatan otot.

Kata kunci : Ruptur Anterior cruciatum Ligament, Lateral Collateral Ligament,

dan Meniscus medial, terapi latihan dan infra red.

ABSTRACT

Background: rupture ligament and meniscus is frequent sport injury.

Physiotherapy management in postoperative ruptured cases Anterior cruciate

ligament, lateral collateral ligament, and medial Meniscus are intended to provide

information and understanding of ligament and meniscus rupture with the

modalities given are infra red and exercise therapy.

Objective: To determine the management of physiotherapy in relieving pain,

edema, increase joint ligkup, muscle strength in postoperative cases of ruptures

Anterior cruciate ligament, lateral collateral ligament, and medial Meniscus using

modality of exercise and infra-red therapy.

Result: After physiotherapy 6 times got result of decrease of pain in silent pain

T0: 3.0 cm, become T6: 0,6 cm; Tenderness T0: 6.6 cm to T6: 3.2 cm and motion

pain T0: 5.1 cm to T6: 2.7 cm. The decrease of knee knee decrease T0: 3 cm to

T6: 1 cm. Increased scope of active joint motion from T0: S: 0o-20

o-55

o Became

T6: S: 0o-0

o-95

o. Increased extensor muscle strength from T0: 3 to T6: 4.

Conclusions : exercise therapy and infra red can reduce pain and swelling,

increase joint ligkup motion, and muscle strength.

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

2

Keywords: Anterior cruciate ligament rupture, Lateral Collateral Ligament, and

medial Meniscus, exercise therapy and infra red.

1. PENDAHULUAN

Olahraga merupakan suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani dan rohani. Sehingga orang-orang sering menggunakan waktu

luang untuk berolahraga. Olahraga yang dipilih juga beragam seperti basket, voli,

lari, tenis, dan masih banyak lagi. Salah satu olahraga yang sering. dimainkan oleh

remaja yaitu voli. Karena voli dapat lebih mudah dipelajari. Dikarenakan tidak

berhati-hati, sering terjadi kecelakaan saat berolahraga. Kecelakaan dapat

mempengaruhi atlit tersebut. Akan ada perbedaan performa antara atlit sesudah

operasi dengan sebelum operasi. Hal ini dapat menyebabkan seorang atlit menjadi

kurang percaya diri.Kecelakaan dalam olahraga dapat menimbulkan cidera ringan

seperti sprain atau strain,tidak jarang terjadi cidera yang cukup serius seperti patah

tulang, cidera ligament dan meniscus, dsb.

Berdasarkan penelitian Kaiser (Hewet & Timoty, 2007) olahraga seperti

football, baseball, basket, volley, sepak bola dan sky terdapat 78% cidera anterior

cruciatum ligament menyertai dalam kegiatan. Resiko rupture ligament dan

meniscus lebih banyak terjadi pada wanita dengan perbandingan 1:5 karena faktor

anatomis, faktor hormonal selain itu wanita memiliki kelemahan sendi yang lebih

besar. Rupture ligament adalah robeknya jaringan yang menjaga kestabilan sendi

lutut. Ligamen yang sering putus adalah anterior cruciate ligament (ACL) dan

Lateral Collateral Ligament (LCL). Sedangkan rupture meniscus adalah putusnya

tulang rawan yang membantu mengurangi tekanan pada tulang. Tidak jarang

pasien juga mengalami salah satu atau dua sekaligus rupture meniscus.

Kecelakaan tersebut apabila tidak segera ditangani dengan baik dapat

memperparah keadaan. Operasi adalah jalan yang seering dianjurkan oleh dokter

untuk memperbaiki ligament dan meniscus yang robek atau putus.

Pada umumnya setelah mendapat tindakan medis (operasi) paisen akan

memiliki masalah seperti 1) lingkup gerak sendi berkurang, 2) nyeri pada lutut, 3)

gangguan berjalan, 4) kekuatan otot menurun. Beberapa teknik untuk membantu

meningkatkan kemampuan fisik dan aktivitas fungsional dengan optimal dengan

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

3

inframerah dan terapi latihan. Terapi latihan meliputi active movement, passive

movement, contrak relax dan hold relax.

Dilatar belakang adapun rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini

sebagai berikut : 1). Apakah Infra Red dan terapi latihan dapat mengurangi Nyeri

?, 2) Apakah terapi latihan dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS),

kekuatan otot, dan mengurangi odema ?

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah dengan judul

Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Pasca Operasi Ruptur Anterior Cruciate

Ligamen, Lateral Collateral Ligamen, dan Meniscus Medial Dextra ini yaitu :1).

Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi latihan dan infrared pada kasus Post

Operasi Ruptur Anterior Cruciate Ligamen, Lateral Collateral Ligamen, dan

Meniscus Medial dextra dikalangan fisioterapi, medis dan masyarakat.2).Untuk

mengetahui pengaruh Infra Red dan terapi latihan terhadap pengurangan nyeri,

pengurangan oedema, peningkatan kekuatan otot, peningkatan lingkup gerak

sendi, dan dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Post Operasi

Rupture Anterior Cruciate Ligament, Lateral Collateral Ligamen dan Meniscus

Medial Dextra

2. METODE PENELITIAN

2.1 Definisi Kasus

Anterior cruciatum Ligament adalah salah satu cidera olahraga yang sering

terjadi. Tujuan utama pengobatan untuk menstabilisasikan lutut, pemulihan fungsi

yang hilang dan pencegahan pengembangan osteoarthritis jangka panjang .(

Malhotra dkk, 2016). Ligament Collateral Lateral adalah ligament yang jarang

terjadi cidera dan biasanya terjadi akibat dari gerakan varus traumatis di seluruh

lutut (Kisner and Colby, 2007 ).Meniscus medial melekat erat pada kapsul sendi

serta anterior cruciatum ligament, posterior cruciatum ligament dan medial

collateral lateral (kisner and Colby, 2007).

2.2 Anatomi Terapan

Salah satu persendian yang paling besar dan kompleks karena memiliki banyak

sekali komponen pembentuk, sehingga cidera cidera yang terjadi sangat

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

4

bervariasi. Sendi lutut dibentuk oleh 4 macam komponen yaitu ligament, tulang,

tulang rawan, ligament dan tendon. Tulang yang membentuk sendi lutut yaitu

Femur, Tibia, dan Patella. Tulang rawan yang melindungi sendi yaitu meniscus.

Meniscus dibagi menjadi 2 bagian yaitu Meniscus Medial dan Meniscus Lateral.

Sendi lutut memiliki 4 ligament yaitu Anterior Cruciatum Ligament (ACL),

Posterior Cruciatum Ligament (PCL), Lateral Collateral Ligament (LCL), dan

Medial Collateral Ligament (MCL). Tendon yang membentuk yaitu Quadriceps

tendon dan Patella tendon. Otot yang membantu pergerakan yaitu M. quadriceps,

M. popliteus, M. hamstring, dan M. gastrocnemius.

Sendi lutut memiliki 2 derajat kebebasan gerak yaitu fleksi dan ekstensi

pada bidang sagital dengan sumbu gerakan medial lateral dan rotasi pada bidang

tranversal atau longituginal dengan sumbu gerak vertical. Pada gerakan close-

chain seperti berdiri dari kursi gerakan dari concave dan convex akan berlawanan

arah.

2.3 Etiologi

Cidera ACL,LCL dan meniscus medial sering terjadi karena olahraga.

Mekanisme ini biasanya mencakup valgus pada fleksi yang terlalu dalam dan

dikombinasi dengan rotasi atau hiperekstensi atau kedua-duanya. Mekanisme

cidera juga dapat dikategorikan sebagai tipe gaya putar atau tekan. Tipe gaya

tekan mung kin akan menimbulkan lebih banyak luka pada meniscus dan fraktur

osteochondral. Mekanisme yang sering terjadi yaitu gerakan berhenti yang tiba-

tiba dari kaki yang disertai gerakan berputar lutut secara tiba-tiba.

2.4 Patofisiologi

ACL mencegah translasi anterior tibia terhadap femur yang berfungsi untuk

meminimalisir terjadinya rotasi tibia. Fungsi sekunder dari ACL adalah untuk

mencegah posisi valgus dan varus pada lutut terutama saat ekstensi. Cedera ACL

menyebabkan perubahan kinematika pada lutut. Osteoarthritis merupakan

patologi yang terjadi karena penundaan rekontruksi yang terjadi pada lutut.

Sekitar 15 % dari kasus ACL menjalani Total Knee Replacment (TKR). (Maguire

et al., 2012)

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

5

LCL mencegah terjadinya unstabil pada sendi lutut. Fungsi sekunder dari

LCL adalah untuk mencegah agar sendi lutut tidak bergeser kedepan terutama saat

fleksi. Cidera LCL menyebabkan perubahan pada kinematika lutut. Meniscus

Medial mencegah terjadinya pergesekan tulang femur dan tibia. Gerakan

menekan dan bergeser pada lutut dapat mengakibatkan sendi bergesekan dan

menyebabkan tulang rusak.

2.5 Tanda dan gejala klinis

Penderita paska opeasi rupture ligament dan meniscus akan ditemui

berbagai tanda dan gejala yaitu pasien merasakan nyeri pada bagian lutut

haemoarthrosis yang terjadi karena pendarahan ligament. Adanya suara “POP”

dari lutut. Lutut akan terasa longgar atau tidak stabil. Terjadi pembekakan

terutama pada bagian lutut. Lutut terasa terkunci dan kaku. Terjadinya rupture

ligament dapat dikarenakan gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba dan gerakan

memutar.

2.6 Penataksanaan Studi Kasus

2.6.1 Identitas pasien

Pasien bernama Tn. H, Umur 28 Tahun, Jenis kelamin Laki-laki, Agama

Islam, Pekerjaan seorang guru Olahraga di SMA 1 Gorontalo, yang beralamatkan

di desa Kauman 6/3 Sine Ngawi Jawa Timur dengan nomer regrestasi medis

292119.

2.6.2 Keluhan Utama

Pasien merasa nyeri pada saat berjalan dengan Kruk disekirtar daerah

bekas luka, Lutut belum dapat ditekuk secara maksimal dan Kesulitan toileting

dan dressing.

2.6.3 Pemeriksaan Fisioterapi

Pemeriksaan fisioterapi berupa inspeksi (statis dan dinamis), palpasi,

perkusi, pemeriksaan gerak(gerak aktif, gerak pasif dan gerak melawan tahanan ),

nyeri, MMT, LGS dan antropometri.

2.6.4 Problematika Fisioterapi

Ditemukan Adanya nyeri pada bekas luka, nyeri gerak saat fleksi knee,

penurunan LGS dan penurunan kekuatan otot pada knee dextra.Pasien kesulitan

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

6

berjalan tanpa mengunakan 2 kruk, Keterbatasan melakukan dressing dan

toileting, dan Penurunan fungsional berjongkok.Pasien mampu bersosialisasi baik

dengan lingkungan masyarakat, dan Pasien belum mampu melakukan gerakan

solat berdiri.

2.6.5 Penatalaksanaan Fisioterapi

Interverensi yang dipakai sama dengan modalitas yang diberikan pada saat

terapi pertama yaitu Hold relax dan active assisted movement.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Nyeri

Dari pemeriksaan T1 (terapi hari pertama)- T6 (terapi hari keenam)

terdapat penurunan nyeri. Pada T1 nilai nyeri diam 3,0 yaitu nyeri ringan dan

T6 menurun menjadi 0,6 yaitu tidak nyeri. Untuk nyeri gerak pada T1 nyeri

bernilai 5,1 yaitu nyeri sedang dan T6 menurun menjadi 2,7 yaitu nyeri

ringan. Untuk nyeri tekan pada T1 6,6 yaitu nyeri berat dan T6 menurun

menjadi 3,2 yaitu nyeri ringan.

Grafik. 1 Evaluasi nyeri dengan VAS

Tabel 1 Evaluasi nyeri dengan VAS

Nyeri T1 T2 T3 T4 T5 T6

Nyeri diam 3,0 2,7 2,3 1,8 1,2 0,6

Nyeri tekan 5,1 4,6 4,1 3,6 3,1 2,7

Nyeri gerak 6,6 5,8 5,1 4,5 3,8 3,2

0

2

4

6

8

T1 T2 T3 T4 T5 T6

NIL

AI N

YER

I

TERAPI HARI KE-

EVALUSI NYERI

NYERI DIAM

NYERI GERAK

NYERI TEKAN

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

7

3.1.2 Odema kaki kanan

Dari pemeriksaan T1 (terapi hari pertama) – T6 (terapi hari ke enam)

terjadi penurunan odema. Odema diukur dengan patokan tuberositas tibia.

Untuk lingkar odema dari proximal 5 cm ke tuberositas tibia T1 : 38 cm

menjadi T6 : 36 cm. Untuk lingkar odema dituberositas tibia T1 : 36 menjadi

T6 : 34 cm. Untuk lingkar odema dari distal 5 cm ke tuberositas tibia T1 : 34

cm menjadi 32 cm. Sedangkan untuk lingkar odema dari distal 10 cm ke

tuberositas T1 : 40 cm menjadi T6 : 38 cm.

Grafik 2 Evaluasi lingkar segmen kanan

Tabel 2 Evaluasi lingkar segmen kanan

Titik T1 T2 T3 T4 T5 T6

Ke proksimal 5 cm

ke tuberositas tibia

38 38 38 37 37 36

Tuberositas tibia 36 36 36 35 35 34

Ke distal 5 cm ke

tuberositas tibia

34 34 34 33 33 32

Ke distal 10 cm ke

tuberositas tibia

40 40 40 39 39 38

3.1.3 Panjang tungkai kanan

Dari pemeriksaan T1 (terapi hari pertama) - T6 (terapi hari keenam) belum

terjadi perubahan. Pengukuran panjang tungkai bone lenght patokan

0

10

20

30

40

50

T1 T2 T3 T4 T5 T6

LIN

GK

AR

OD

EMA

TERAPI HARI KE-

LINGKAR ODEMA Ke proksimal 5 cmke TuberositasTibia

Tuberositas Tibia

Ke distal 5 cm dariTuberositas Tibia

Ke distal 10 cmdari TuberositasTibia

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

8

throkantor mayor ke tuberositas tibia T1 : 46 cm menjadi T6 : 46 cm. Untuk

pengukuran appearance lenght patokan umbilicus ke malleolus lateral

melewati patella T1 : 79 cm menjadi T6: 79 cm. Sedangkan untuk

pengukuran True lenght patokan SIAS ke malleolus medial melalui patella T1

: 76 cm menjadi T6 : 76 cm.

Grafik 3 Evaluasi panjang tungkai kanan

Tabel 4.3. Evaluasi panjang tungkai

T1 T2 T3 T4 T5 T6

Bone length 46 46 46 46 46 46

Apperance length 79 79 79 79 79 79

true lenght 76 76 76 76 76 76

3.1.4 Lingkup Gerak Sendi (LGS)

Dari pemeriksaan T1 (terapi hari pertama) -T6 (terapi hari keenam)

terdapat peningkatan LGS. Pada pemeriksaan LGS knee dekstra secara aktif

T1 : S : 0o-20

o-55

o meningkat menjadi T6 : S : 0

o-0

o-95

o. Sedangkan

pemeriksaan LGS knee dekstra secara pasif T1: S: 0o-10

o-65

o meningkat

menjadi T6 : S : 0o-0

o-100

o.

0

20

40

60

80

100

T1 T2 T3 T4 T5 T6

NIL

AI P

AN

JAN

G T

UN

GK

AI

TERAPI HARI KE-

PANJANG TUNGKAI

Bone Leght

Apperance leght

True leght

Page 13: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

9

Grafik 4 Evaluasi LGS knee secara aktif

Grafik 4.5 Evaluasi LGS knee secara pasif

Tabel 4 Evaluasi LGS Knee kanan

T1 T2 T3

Aktif S:0o-20

o-55

o S:0

o-18

o-68

o S:0

o-14

o-74

o

Pasif S:0o-10

o-65

o S:0

o-8

o-75

o S:0

o-5

o-84

o

T4 T5 T6

Aktif S: 0O-10

O-80

O S: 0

o-6

o-85

o S: 0

o-0

o-95

o

Pasif S: 0O-3

O-89

O S: 0

O-

0

O-93

o S: 0

o-0

o-100

o

3.1.5 Kekuatan Otot

Dari pemeriksaan T1 (terapi pertama) – T6 (terapi keenam) terdapat

peningkatan kekuatan otot ekstensor dan belum ada perubahan pada otot

lainnya. Pada pemeriksaan pada otot ekstensor dari T1 : 3 mengalami

peningkatan menjadi T6 : 4. Sedangkan otor M. fleksor – outer hamstring dan

M. fleksor inner hamstring belum mengalami perubahan yang signifikan.

0

50

100

T1 T2 T3 T4 T5 T6

NIL

AI L

GS

TERAPI HARI KE-

LGS KNEE AKTIF

Fleksi knee

Ekstensi knee

0

50

100

150

T1 T2 T3 T4 T5 T6

NIL

AI L

GS

TERAPI HARI KE -

LGS KNEE PASIF

Fleksi knee

Ekstensi knee

Page 14: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

10

Grafik 5 Evaluasi kekuatan otot

Tabel 4.6. Evalusi kekuatan otot

T1 T2 T3 T4 T5 T6

M. flexor-outer hamstring 3 3 3 3 3 3

M. flexor inner hamstring 3 3 3 3 3 3

ekstensor 3 3 3 3 3 4

3.2 Pembahasan

3.2.1 Nyeri

Nyeri yang terjadi pada post rekontruksi ACL, LCL dan meniscus

medial karena adanya bekas luka incise dan adanya ketegangan pada otot

tersebut. Ketengangan pada otot terjadi karena adanya kontraksi otot secara

terus menerus dan menimbulkan nyeri, pegal dan kesemutan. Pada grafik

pertama terdapat penurunan nyeri karena adanya spasme pada otot penggerak

knee. Penurunan nyeri ini terjadi karena inframerah yang membantu

merileksasikan otot dan terapi latihan yang membantu mengurangi ketegangan

otot dengan penguluran. Mekanisme kontraksi dan relaksasi pada otot tersebut

membuat otot relaksasi dan mempermudah penguluran.

3.2.2 Odema

Odema terjadi karena terjadinya peningkatan tekanan osmotic

interstisial atau penurunan tekanan osmotic plasma. (Effendi, 2009)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

T1 T2 T3 T4 T5 T6

NIL

AI M

MT

TERAPI HARI KE-

MMT KEKUATAN OTOT KNEE

M. flexor – outer hamstring

M. flexor – inner hamstring

ekstensor

Page 15: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

11

berdasarkan penurunan grafik 2 terdapat penurunan odema pada tungkai

penurunan ini terjadi karena adanya terapi latihan pada tungkai untuk

memperlancar sirkulasi darah. Meninggikan daerah yang mengalami oedema

lebih tinggi dari jantung dap at membantu untuk mengatasi oedema karena

untuk membantu pembuluh darah vena untuk mengembalikah darah di daerah

yang cidera kembali ke jantung.

3.2.3 Lingkup gerak sendi (LGS)

LGS terjadi karena adanya nyeri sehingga untuk mengerakan sendi

tersebut ada rasa takut. Pemberian latihan gerakan aktif dapat membantu

mengurangi nyeri. Ketika kita membatasi gerak sendi terlalu lama dapat

mengakibatkan penurunan ruang gerak sendir tersebut. Adanya penurunan

LGS dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan membatasi pekerjaan.

Berdasarkan grafik 4 terjadi peningkatan ruang gerak sendi. Latihan gerak aktif

dapat membantu mempertahankan sifat fisiologis otot yaitu elastis dan

kontraktilitas, hal ini dapat mencegah kekakuan sendi. (Apply, 2010)

3.2.4 Kekuatan otot

Penurunan kekuatan otot dipengaruhi oleh adanya nyeri yang terjadi

dan menyebabkan otot tersebut tidak teulur maksimal atau kontraksi maksimal.

Pemberian terapi latihan yan berfungsi untuk mengurangi nyeri yang ada, maka

ketika nyeri tersebut berkurang secar tidak langsung terjadi peningkatan

kekuatan otot. Hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi grafik 1,4, dan 5 yang

menimbulkan peningkatan.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pasien

bernama Tn H yang berjenis kelamin laki-laki dengan diagnosis rekontruksi

ACL,LCL, dan Meniscus medial mengunakan modalitas Infra Red dan terapi

latihan dapat disimpulkan bahwa modalitas yang penulis gunakan berpengaruh

terhadap :1. Adanya penurunan nyeri dan odema, 2. Meningkatnya LGS, 3.

Peningkatan kekuatan otot

Page 16: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

12

4.2 Saran

Pada kasus rekontruksi ACL, LCL, dan meniscus medial terapi dapat

dilakukan secara maksimal maka peran dan kerja sama dari fisioterapis serta tim

medis lainnya sangat lah penting. Selain itu hal-hal penting yang harus

diperhatikan yaitu : Sebaiknya sebagai seorang fisioterapis lebih tegas dalam

mendiagnosis agar ketika memberikan modalitas tepat. Fisioterapis harus

professional dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan yang baik

kepada pasien. Keluarga seharusnya lebih banyak memberikan motivasi kepada

pasien agar pasien lebih cepat sembuh. Ketika dirumah keluarga lebih

memberikan support dengan membantu terapi kepada pasien. Pasien lebih seing

latihan dirumah dengan bantuan atau sendiri ketika mau tidur atau saat longgar.

Pasien diedukasikan aktivitas apa yang tidak diperbolehkan seperti menendang

bola, menapak dengan beban dan diperbolehkan seperti menekuk dan meluruskan

lutut. Pasien diminta untuk selalu mengunakan alat bantu berjalan dan elastic

bandage agar tidak membebani kaki yang sakit karna dapat menghambat

penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Azza, Rohman. 2014. Range Of Motion. Fakultas Ilmu Kesehatan : Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Apply, A.G dan Solomon. 2010. Apley’s System of Ortopedics and Fractures. 9th

ed. London : Hodder Arnold.

Effendy, Ferry and Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Teori

dan praktek dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Hardjono J. 2012. Contract Relax Streaching. Diakses

http://www.esaunggul.ac.id/articel/pengaruh-penambahan-contract-relax-

streaching-pada-interverensi-interverensial-current-dan-ultrasound-

terhadap-pengurangan-nyeri-pada-sindroma-miofacial-otot-supraspinatus/

Hartanto, Andry And derek.2006. Kamus Kedokteran Dorlan. Edisi-29, Jakarta :

EGC.

Page 17: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PASCA …eprints.ums.ac.id/54469/18/naskah publikasi.pdf · penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi pasca operasi rupture anterior cruciatum

13

Hewet dan Timothy, 2007. Understanding Preventing Noncontact ACL Injuries.

United Of Amaerica : American Ortopaedis Sciery For Sport Medicine

Jongmohan S.2005. Textbook Of Electroterapy. New Delhi : Jaypee.

Kisner and Colby. 2007. Theraupetic Foundation And Thechnique. 5th

ed.

Philadelphia : F.A Davis Company.

Lippert L.S. 2011. Clical Kinesiology And Anatomy. Philadelphia : F.A Davis

Company

Moore, K.L. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. 5th

ed. Dialihbahasakan oleh

Hurniawati Hartanto. Jakarta : Penerbit Erlangga

Mushfique, M. 2016. Irsyad al-hadisth sirii ke 150: memanah, berenang, dan

berkuda. Diakses : http:// www.muftiwp.gov.my/index.php/ms-

my/perkhidmatan/ Irsyad-al-hadisth-siri-ke-150-memanah-berenang-dan

berkuda.

Paulsen dan Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Dialihbahasakan

oleh Brahm U Penerbit. Jakarta : EGC

Pearce. 2009. Anatomi Fisiologi Untuk Paramedic. Jakarta : Gramedia